ANALISIS PENGARUH PROGRAM SPP PNPM MANDIRI PEDESAAN TERHADAP PENGEMBANGAN USAHA KELOMPOK PEREMPUAN (Studi Kasus di Kecamatan Meurah Mulia)
Umaruddin Usman Dosen Pada Fakultas Ekonomi Universitas Malikussaleh
ABSTRACT The study is “Analyzing Effect of SPP PNPM Mandiri Pedesaan Program in supporting the quality of life for women group enterprineur’s ( Study in Kecamatan Meurah Mulia).” The data is used in this research was primer data through was divided the questioner to 76 respondens whose as sampel at women group in Kecamatan Meurah Mulia. Based on the findings of this research, it is indicated that SPP PNPM Mandiri Pedesaan Program has correlation as 0,617 (61,7%) with the quality of life for women group enterprineur’s in Kecamatan Meurah Mulia. It sis caused the SPP PNPM Mandiri Pedesaan Program is special the program that was funding to supporting for women group enterprineur’s. Besides the SPP PNPM Mandiri Pedesaan Program has effect as 0,381 (38,1%) to supporting the quality of life for women group enterprineur’s and residue was effect by another variables that out of this research his is due to the efforts of women's groups are not all the group running smoothly . In this study also looks at 15.79 % which is a farm business capital turnover requires a relatively long time , and also at 7.89% is vegetable traders , the risks faced by the larger group because when vegetables are not sold then this group will incur a loss . hypothesis testing , the results of t - count > t table is 6.743 > 1.66515 means Ho is rejected and Ha accepted meaning SPP program PNPM rural significant effect on the business development group of women in the District Meurah Majesty for the specific purpose of PNPM Rural SPP activity is to : (1) Speed up the process of meeting the needs of business or social funding base , (2) Providing opportunities women improve household economy through funding of business opportunities, and (3) institutional strengthening Encouraging savings and loans by women . Key words : SPP PNPM Mandiri Pedesaan Program, Enterprineur Supporting
LATAR BELAKANG Dalam menghadapi persaingan dunia usaha yang semakin ketat. Sekarang ini seorang wirausaha dituntut untuk dapat mengembangkan usaha, supaya usahanya dapat maju dan besar serta menjadi pengusaha yang sukses. Definisi pengembangan usaha itu sendiri adalah terdiri dari sejumlah tugas dan proses yang pada umumnya bertujuan untuk
mengembangkan dan
mengimplementasikan peluang pertumbuhan usaha. Tetapi pada kenyataanya untuk mengembangkan usaha yang pada awalnya dimulai dari nol besar atau baru memulai usaha sangatlah sulit. Banyak hambatan-hambatan yang dihadapi seperti kekurangan modal dan lain-lain. Gambaran di atas merupakan salah satu permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat di Kecamatan Meurah Mulia. Masyarakat daerah ini secara umum bekerja sebagai petani, sangat sedikit diatara masyarakat yang mempunyai usaha lain untuk meningkatkan pendapatan keluarga sehingga daerah tersebut sampai saat ini masih banyak terdapat keluarga-keluarga miskin. Permasalahan kemiskinan yang cukup kompleks membutuhkan intervensi
semua pihak secara bersama dan
terkoordinasi. Namun penanganannya selama ini cenderung parsial dan tidak berkelanjutan. Peran dunia usaha dan masyarakat
pada
umumnya juga belum optimal. Kerelawanan sosial dalam
kehidupan masyarakat yang dapat menjadi sumber penting pemberdayaan dan pemecahan akar permasalahan kemiskinan juga mulai luntur. Untuk itu diperlukan perubahan yang bersifat sistemik dan
menyeluruh
dalam
upaya
penanggulangan
kemiskinan.
Kemiskinan
merupakan
ketidakmampuan memenuhi kebutuhan pokok seperti sandang, pangan dan papan. Selain itu juga ketiadaan akses terhadap kebutuhan hidup dasar lainnya seperti kesehatan, sanitasi, air bersih dan transportasi”. (Suharto, 2006:7). Modal usaha merupakan faktor utama bagi kelompok perempuan di Kecamatan Meurah Mulia dalam pengembangan usahanya. Kekurangan modal usaha kerap kali menjadi hambatan dan kendala bagi mereka dalam menjalankan roda kegiatan karena dengan modal yang kecil masyarakat tidak mampu memenuhi permintaan konsumen dalam bentuk paket besar. Sebagai upaya untuk menghindari usahanya menurun, diantara kelompok-kelompok perempuan di Kecamatan Meurah Mulia mengambil cara pintas dan cepat dengan meminta permodalan dana atau kredit usaha kepada rentenir atau lindah darat. Banyak dari pengusaha atau pedagang kecil ini tidak terlalu memperhatikan persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi kepada si rentenir sebelum meminjam sejumlah uang atau modal karena kebutuhan yang sangat mendesak. Pada akhirnya pengusaha mikro dan pedagang kecil ini terjerat hutang yang makin lama makin bertambah banyak serta bunga pinjamannya menjadi tinggi karena belum dapat atau tidak dapat melunasi apa saja yang menjadi kewajiban dan tanggung jawab atas perjanjian terhadap rentenir tersebut sesuai tempo waktu yang telah ditetapkan. Akhirnya berdampak negatif pada hasil bidang usahanya yang lama kelamaan
menjadi kurang produktif dan menurun bahkan akan dapat mematikan usahanya sendiri atau gulung tikar. Sehubungan dengan fenomena di atas pemerintah tidak henti-hentinya membuat kebijakan dalam rangka meningkatkan kualitas hidup, kemandirian dan kesejahteraan masyarakat. Salah satu kebijakan tersebut yaitu melalui program simpan pinjam untuk kelompok perempuan (SPP) PNPM Mandiri Pedesaan. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) adalah program untuk mempercepat penanggulangan kemiskinan secara terpadu dan berkelanjutan. Tujuan Umum PNPM Mandiri Pedesaan adalah meningkatkan kesejahteraan dan kesempatan kerja masyarakat miskin di pedesaan dengan mendorong kemandirian dalam pengambilan keputusan dan pengelolaan pembangunan. (Tim Pengendali, 2007: 12). PNPM Mandiri Pedesaan ini terdapat berbagai program yang ditawarkan pemerintah, salah satunya yaitu pemberian dana bergulir bagi kaum perempuan, yaitu Simpan Pinjam untuk Kelompok Perempuan (SPP). Pada prinsipnya SPP merupakan upaya pemerintah untuk membantu memberdayakan masyarakat khususnya bagi perempuan, yang bertujuan untuk mempercepat penanggulangan kemiskinan secara nasional melalui pemberian dana bergulir untuk pengembangan kegiatan usaha produktif guna meningkatkan taraf hidup masyarakat, dimana apabila program ini berhasil, maka akan berdampak pada komunitas penduduk, serta kaum perempuan dapat lebih mandiri dan mampu menjadi penyokong kesejahteraan keluarga (Tim Pengendali, 2007: 15). Terkait dana bergulir dan kredit mikro untuk mengembangkan kegiatan ekonomi masyarakat miskin yang pengelolaannya lebih banyak diberikan pada kaum perempuan biasanya disebut juga Simpan Pinjam Perempuan (SPP). SPP sebagai usaha simpan pinjam merupakan suatu program yang diharapkan mampu memecahkan persoalan di tingkat masyarakat, yang pengelolaannya diserahkan kepada perempuan sebagai bagian yang juga bertanggungjawab pada perekonomian keluarga di pedesaaan. Program Simpan Pinjam Perempuan ini dilatar belakangi oleh masalah ataupun persoalan yang dihadapi oleh masyarakat. Dalam kerangka pemberdayaan perempuan, program Simpan Pinjam Perempuan ini diharapkan adanya perubahan kondisi di dalam masyarakat, khususnya anggota kelompok itu sendiri. Dimana dengan adanya pengelolaan yang baik terhadap dana simpan pinjam perempuan ini di dalam kelompok, diharapkan program Simpan Pinjam Perempuan mampu menjadi alat dalam meningkatkan pendapatan masyarakat. Namun yang menjadi persoalan apakah dengan adanya bantuan SPP kepada kelompok perempuan-perempuan di Kecamatan Meurah Mulia dapat mengembangkan usaha mereka? Pertanyaan ini adalah suatu masalah yang perlu ditindak lanjuti dan mencari jawabannya.
Berdasarkan uraian diatas yang telah dikemukakan, maka penelitian ini harus di uji apakah program SPP PNPM Mandiri Pedesaan berpengaruh terhadap pengembangan usaha kelompok perempuan di Kecamatan Meurah Mulia? Dan seberapa besar pengaruh SPP PNPM Mandiri Pedesaan terhadap pengembangan usaha kelompok perempuan di Kecamatan Meurah Mulia?
TINJAUAN TEORITIS PNPM Mandiri adalah program nasional dalam wujud kerangka kebijakan sebagai dasar dan acuan pelaksanaan program-program
penanggulangan kemiskinan
berbasis
pemberdayaan
masyarakat. PNPM Mandiri dilaksanakan melalui harmonisasi dan pengembangan system serta mekanisme dan prosedur program, penyediaan pendampingan, dan pendanaan stimulan untuk mendorong prakarsa dan inovasi masyarakat dalam upaya penanggulangan kemiskinan secara berkelanjutan (Tim Pengendali, 2007:11). Dan diprioritaskan pada desa-desa tertinggal. Strategi penanggulangan kemiskinan dilakukan melalui perubahan perilaku masyarakat, yakni dengan pendekatan pemberdayaan atau proses pembelajaran masyarakat dan penguatan kapasitas untuk mengedepankan peran pemerintah daerah dalam mengapresiasi dan mendukung kemandirian masyarakat. Hal ini sesuai dengan pengertian pemberdayaan masyarakat yang dikemukakan oleh Tim Pengendali PNPM Mandiri, sebagai upaya untuk menciptakan/meningkatkan kapasitas masyarakat, baik secara individu maupun kelompok dalam memecahkan berbagai persoalan terkait
upaya
peningkatan kualitas
hidup,
kemandirian,
dan kesejahteraanya.
Pemberdayaan masyarakat memerlukan keterlibatan yang lebih besar dari perangkat pemerintah daerah serta berbagai pihak untuk memberikan kesempatan dan menjamin keberlanjutan berbagai hasil yang dicapai. (Tim Pengendali, 2007:11) Dana bergulir diberikan kepada kecamatan dari pusat dan tidak perlu dikembalikan ke pusat, dan bukan dihibahkan kepada masyarakat kecamatan. Dana tersebut akan dibagikan kepada masyarakat sebagai modal usaha yang akan digulirkan dan harus dikembalikan kepada pemerintah kecamatan. Program PNPM Mandiri Pedesaan memiliki tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum nya adalah meningkatnya kesejahteraan dan kesempatan kerja masyarakat miskin di pedesaan dengan mendorong kemandirian dalam pengambilan keputusan dan pengelolaan pembangunan. Sementara itu, tujuan khusus dari PNPM Mandiri Pedesaan yaitu : (1) meningkatnya partisipasi seluruh masyarakat, khususnya masyarakat miskin dan atau kelompok perempuan, dalam pengambilan keputusan perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan pelestarian pembangunan; (2) melembagakan pengelolaan pembangunan partisipatif dengan mendayagunakan sumber daya lokal; (3) mengembangkan kapasitas pemerintahan desa dalam memfasilitasi pengelolaan pembangunan partisipatif; (4) menyediakan prasarana sarana sosial dasar dan ekonomi yang diprioritaskan oleh
masyarakat;
(5) melembagakan pengelolaan dana bergulir; (6) mendorong terbentuk dan
berkembangnya kerjasama antar desa; serta 7) mengembangkan kerjasama antar pemangku kepentingan dalam upaya penanggulangan kemiskinan pedesaan. Adapun bentuk kegiatan SPP PNPM adalah memberikan dana pinjaman sebagai tambahan modal kerja bagi kelompok kaum perempuan yang mempunyai pengelolaan dana simpanan dan pengelolaan dana pinjaman. Pelaksanaan Program SPP PNPM diawali dengan MAD (Musyawarah Antar Desa) Sosialisasi. Pada MAD Sosialisasi dilakukan sosialisasi ketentuan dan persyaratan untuk kegiatan SPP PNPM sehingga pelaku-pelaku di tingkat desa memahami adanya kegiatan SPP PNPM dan dapat dimanfaatkan. Setelah dilaksanakannya MAD Sosialisasi, dilaksanakan Musdes (Musyawarah desa) Sosialisasi agar pelaku di tingkat desa yang terdiri dari TPK (Tim Pengelola Kegiatan) dan TKD (Tim Koordinator Desa) melakukan persiapan untuk proses lanjutan. Kemudian, dilanjutkan dengan Musyawarah Dusun untuk mengidentifikasi kelompok peserta SPP PNPM, peta sosial dan rumah tangga miskin, serta mengidentifikasi kebutuhan pemanfaat. Musyawarah Desa dan Musyawarah Khusus Perempuan (MKP) dilaksanakan setelah Musyawarah Dusun. Pada MKP akan dilakukan penetapan dan penulisan usulan yang didalamnya terdapat sekilas mengenai kondisi kelompok SPP PNPM, gambaran kegiatan dan rencana yang akan dilaksanakan, penulisan usulan, MKP serta daftar calon pemanfaat untuk dana yang diusulkan. Selain penetapan dan penulisan usulan, pada MKP juga dilaksanakan verifikasi formulir, penilaian pada kegiatan, dan penilaian kategorisasi kelompok oleh pihak Kecamatan (Tim Pengendali, 2007:13). Pengembangan usaha adalah ”Tugas dan proses persiapan analitis tentang peluang pertumbuhan potensial, dukungan dan pemantauan pelaksanaan peluang pertumbuhan usaha, tetapi tidak termasuk keputusan tentang strategi dan implementasi dari peluang pertumbuhan usaha”. Dalam hal ini perusahaan dapat memanfaatkan satu sama lain keahlian, teknologi atau kekayaan intelektual untuk memperluas kapasitas mereka untuk mengidentifikasi, meneliti, menganalisis dan membawa ke pasar bisnis baru dan produk baru, pengembangan bisnis berfokus pada implementasi dari rencana bisnis strategis melalui ekuitas pembiayaan, akuisisi/divestasi teknologi, produk, dan lain. Pengembangan usaha memiliki tingkat yang berbeda. Level atau tingkatan tersebut menjadi produk, komersial dan korporasi. Berikut ini akan dijelaskan tentang tingkatan- tingkatan yang ada pada pengembangan usaha yaitu : Tingkat Produk, Tingkat Komersial, dan Tingkat Korporasi. Pengertian modal menurut Brigham (2006:62) “modal ialah jumlah dari utang jangka panjang, saham preferen, dan ekuitas saham biasa, atau mungkin pos-pos tersebut plus utang jangka pendek yang dikenakan bunga”. Menurut Munawir (2001:116) fungsi modal kerja diantaranya yaitu :
1.
Melindungi perusahaan terhadap krisis modal kerja karena turunnya nilai dari aktiva lancar.
2.
Memungkinkan untuk membayar kewajiban-kewajiban tepat pada waktunya.
3.
Menjamin dimilikinya kredit standing perusahaan semakin besar dan memungkinkan bagi perusahaan untuk menghadapi bahaya atau kesulitan keuangan yang terjadi.
4.
Memungkinkan untuk memiliki persediaan dalam jumlah yang cukup untuk melayani konsumen.
5.
Memungkinkan bagi perusahaan untuk dapat beroperasi yang lebih efisien karena tidak ada kesulitan untuk memperoleh barang atau jasa yang dibutuhkan.
6.
Memungkinkan bagi perusahaan untuk memberikan syarat kredit yang lebih menguntungkan bagi pelanggan. Abdurrachman (1991:518) menyatakan bahwa pendapatan adalah uang, barang-barang,
materi atau jasa-jasa yang diterima selama satu jangka waktu tertentu, biasanya merupakan hasil dari pemakaian kapital, pemberian jenis-jenis perseorangan atau kedua-duanya. Pendapatan adalah upah, gaji, sewa tanah, deviden, pembayaran bunga, pensiun dan gaji tahunan. Sedangkan pemberdayaan pada dasarnya merupakan suatu proses yang dijalankan dengan kesadaran dan partisipasi penuh dari para pihak untuk meningkatkan kapasitas dan kapabilitas masyarakat sebagai sumber daya pembangunan agar mampu mengenali permasalahan yang dihadapi dalam mengembangkan dan menolong diri menuju keadaan yang lebih baik, mampu menggali dan memanfaatkan sumberdaya yang tersedia untuk kepentingan diri dan kelompoknya, serta mampu mengeksistensikan diri secara jelas dengan mendapat manfaat darinya. Pemberdayaan adalah sebuah ”proses menjadi”, bukan ”proses instan”. Sebagai proses, pemberdayaan mempunyai tiga tahapan yaitu penyadaran, pengkapasitasan, dan pendayaan. Realisasi proses pemberdayaan dalam program pengentasan kemiskinan pada PNPM Mandiri perdesaan dilaksanakan melalui kegiatan pembelajaran, pelatihan dan pendampingan oleh fasilitator kelurahan dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran, pemahaman dan partisipasi warga masyarakat, sehingga dapat menumbuhkan sikap kemandirian masyarakat dalam mengatasi permasalahannya termasuk pembangunan yang diinginkan. Penelitian yang dilakukan oleh Bukhari (2009), bahwasanya program PNPM Mandiri Pedesaan sangat berpengaruh terhadap kesejahteraan masyarakat di Kecamatan Tanah Luas. Salah satu program PNPM Mandiri Pedesaan tersebut yang sedang berjalan adalah program dana bergulir. Perbedaan penelitian terdahulu dengan penulis adalah pada peneliti terdahulu lebih terfokus pada kesejahteraan masyarakat, sementara penulis pada pengembangan usaha kelompok perempuan. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Muliana (2010), Pemberdayaan masyarakat melalui program PNPM Mandiri Pedesaan
dalam mengentaskan kemiskinan merupakan suatu
progam yang berorientasi pada otonomi masyarakat lokal dimana mereka diberikan ilmu pengetahuan, ketrampilan, dan bantuan dana simpan pinjam dengan harapan jumlah kemiskinan di Kecamatan Samudera dapat dikurangi dan masyarakat di kecamatan tersebut manjadi masyarakat yang mandiri. Perbedaan peneliti terdahulu dengan penulis adalah pada penelitian terdahulu difokuskan pada pengentasan kemiskinan dan penulis pada pengembangan usaha. Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah : H0 : Program SPP PNPM Mandiri Pedesaan tidak berpengaruh terhadap pengembangan usaha kelompok perempuan. Ha : Program SPP PNPM Mandiri Pedesaan berpengaruh terhadap pengembangan usaha kelompok perempuan.
METODE PENELITIAN Populasi dalam penelitian ini adalah desa yang mempunyai kegiatan SPP dari program PNPM Mandiri Pedesaan yang ada dalam wilayah Kecamatan Meurah Mulia. Adapun jumlah penerima dana SPP PNPM Mandiri Pedesaan di Kecamatan Meurah Mulia adalah sebagai berikut: Tabel 1 Jumlah Penerima Dana SPP PNPM Mandiri Pedesaan NO 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
NAMA GAMPONG Pulo Blang Beuringen Leubok Tuwe Baroh Kuta Bate Blang Reuma Ceubrek Saramaba Jungka Gajah Paya Kambuk Paya Itek Jumlah
Jumlah 22 18 10 9 11 8 11 13 10 10 122
Sumber : PJOK PNPM Mandiri Pedesaan Kecamatan Meurah Mulia (2013)
Berdasarkan tabel diatas jumlah populasi dari sepuluh desa di Kecamatan Meurah Mulia Kabupaten Aceh Utara adalah 122 orang. Sampel dalam penelitian ini penulis menggunakan rumus yang disarankan oleh Slovin dalam Nawawi (2010:53). Jadi jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 76 sampel. Adapun rumus Slovin adalah sebagai berikut:
Dimana,
n = Jumlah Sampel N= Jumlah Populasi e = Nilai Kritis yang digunakan yaitu 7,5%
Sumber data penelitian ini dilakukan secara langsung ke lapangan
atau
ke objek
penelitian, dalam pengumpulan data primer instrumen yang penulis gunakan adalah : Questioner yaitu daftar pertanyaan yang diberikan langsung kepada responden, dalam penelitian ini yaitu masyarakat-masyarakat gampong di Kecamatan Meurah Mulia yang telah dipilih sebagai sampel penelitian. Kemudian melakukan wawancara dengan responden yang terkait dengan masalah yang diteliti. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu program SPP (X) sebagai variabel independent, sedangkan pengembangan usaha (Y) sebagai variable dependent. Metode analisa data dalam penelitian ini akan menjelaskan pengaruh program SPP PNPM Mandiri pedesaan terhadap pengembangan usaha kelompok perempuan di Kecamatan Meurah Mulia.
Data yang diperoleh dari responden kemudian dikelompokkan berdasarkan variabel
kemudian dianalisis menggunakan regresi linear sederhana dengan bantuan program SPSS untuk mengetahui pengaruh program SPP PNPM Mandiri pedesaan terhadap pengembangan usaha kelompok perempuan di Kecamatan Meurah Mulia. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan regresi linear sederhana, dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Keterangan : Y = pengembangan usaha = harga konstan b = angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka peningkatan ataupun penurunan variabel. X = program SPP PNPM Mandiri pedesaan. = nilai kesalahan (error) Sebelum dilakukan uji hipotesis terlebih dahulu dilakukan uji kualitas data terhadap data yang didapat. Adapun yang digunakan dalam pengujian kualitas data adalah uji reliabilitas dan uji validitas. Setelah uji kualitas data dilakukan kemudian dilakukan uji asumsi klasik terhadap data yang didapat. Uji asumsi klasik dilakukan agar nilai parameter penduga sahih dan tidak bias. Uji asumsi klasik yang dilakukan adalah uji normalitas.
HASIL PENELITIAN Frekuensi jenis usaha responden dalam penelitian ini dikelompokkan kedalam 9 kategori yaitu pedagang sayuran, pedagang sembako, usaha ternak unggas, pedagang kue, kredit pakaian, usaha bordir, usaha menjahit, pedagang warung kopi, dan lain-lain. Tabel 2 Jenis-Jenis Usaha Penerima Dana SPP PNPM Mandiri Pedesaan No Jenis Usaha Frekuensi Persentase 1. Pedagang sayuran 6 7,89 2. Pedagang Sembako 10 13,17 3. Usaha Ternak Unggas 12 15,79 4. Pedagang Kue 9 11,84 5. Kredit Pakaian 6 7,89 6. Usaha Bordir 15 19,74 7. Usaha Menjahit 5 6,58 8. Pedagang Warung Kopi 7 9,21 9. Lain-lain 6 7,89 76 100 Jumlah Sumber : Hasil Kuesioner, 2013 (Data Diolah)
Berdasarkan keterangan pada tabel diatas dapat diketahui frekuensi jenis usaha terbanyak adalah usaha bordir berjumlah 15 responden
(19,74%) kemudian diikuti usaha ternak unggas
sebanyak 12 responden (15,79%), pedagang sembako 10 responden (13,17%), pedagang kue sebanyak 9 responden (11,84%), pedagang warung kopi 7 responden (9,21%), kemudian pedagang sayuran, kredit pakaian, dan lain-lain masing-masing 6 responden (7,89%) dan usaha menjahit 5 responden (6,58%). Paparan Variabel Penelitian, deskripsi penelitian adalah hasil penelitian yang menjelaskan mengenai pengaruh program SPP PNPM Mandiri Pedesaan terhadap pengembangan usaha kelompok perempuan di Kecamatan Meurah Mulia berdasarkan tanggapan kelompok perempuan sebagai kelayakan responden dalam memberikan informasi terhadap kuesioner yang diajukan sesuai tingkat substansi pemahaman responden. Tanggapan Responden terhadap program SPP PNPM Mandiri Pedesaan (X) Program SPP PNPM Mandiri Pedesaan
merupakan kegiatan pemberian dana bergulir
kepada kelompok perempuan dalam mengembangkan usaha kelompok perempuan. Untuk jelasnya dapat dilihat tanggapan responden pada Tabel 3 berikut:
Tabel 3 Tanggapan Responden mengenai Program SPP PNPM Mandiri Pedesaan (X) No.
Butir Soal
SS (%)
S (%)
KS (%)
TS (%)
STS (%)
Jumlah (%)
1
1
46,1
43,4
9,2
1,3
0
100
2
2
48,8
43,4
2,5
5,3
0
100
3
3
50
43.4
1,3
5,3
0
100
4
4
48,8
44,6
0
6,6
0
100
5
5
46,1
48,6
5,3
0
0
100
6
6
48,8
38,1
13,1
0
0
100
7
7
50
40
2,2
7,8
0
100
8
8
50
39,5
2,7
7,8
0
100
9
9
48,7
40,8
2,6
7,8
0
100
10
10
50
39,5
2,7
7,8
0
100
Sumber : Hasil Kuesioner, 2013 (Data Diolah)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase tanggapan responden mengenai Program SPP PNPM Mandiri Pedesaan terlihat pada butir pertanyaan pertama yang mana Program PNPM Mandiri Pedesaan memudahkan masyarakat dalam meminjam dana SPP.yaitu 46,1% responden memberi jawaban sangat setuju, 43,4% memberi jawaban setuju, 9,2% memberi jawaban kurang setuju dan 1,3% dengan jawaban tidak setuju. Pertanyaan kedua yaitu pengambilan dana SPP tidak membutuhkan surat jaminan. Tanggapan responden terhadap pertanyaan tersebut adalah 48,8% responden memberi jawaban sangat setuju, 43,4% memberi jawaban setuju, 2,5% memberi jawaban kurang setuju dan 5,3% dengan jawaban tidak setuju. Pertanyaan ketiga yaitu kelompok
perempuan hanya
mengembalikan angsuran pinjaman pada ketua kelompok. Jawaban responden untuk pertanyaan tersebut adalah 50% responden memberi jawaban sangat setuju, 43,4% memberi jawaban setuju, 1,3% memberi jawaban kurang setuju dan 5,3% dengan jawaban tidak setuju. Pertanyaan keempat yang mana Pemberian dana SPP kepada kelompok perempuan sebagai bentuk pemberdayaan masyarakat miskin. Jawabannya adalah 48,8% responden memberi jawaban
sangat setuju, 44,6% memberi jawaban setuju, dan 6,6% dengan jawaban tidak setuju. Pertanyaan kelima yaitu Keberadaan SPP di tengah-tengah masyarakat Kecamatan Meurah Mulia merupakan sebuah rasionalisasi berjalannya roda perekonomian di sektor usaha menengah ke bawah. Tanggapan responden untuk pertanyaan tersebut adalah 46,1% responden memberi jawaban sangat setuju, 48,6% memberi jawaban setuju, dan 5,3% memberi jawaban kurang setuju. Tanggapan responden untuk pertanyaan keenam bahwa program SPP PNPM Mandiri Pedesaan
akan
memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi pertumbuhan ekonomi serta perkembangan seluruh anggota keluarga adalah 48,8% responden memberi jawaban sangat setuju, 38,1% memberi jawaban setuju, 13,1% memberi jawaban kurang setuju. Pertanyaan ketujuh yaitu Melalui program SPP PNPM Mandiri Pedesaan kelompok perempuan di Kecamatan Meurah Mulia dapat mengembangkan usahanya kearah yang lebih baik. Jawaban responden untuk pertanyaan tersebut adalah 50% responden memberi jawaban sangat setuju, 40% memberi jawaban setuju, 2,2% memberi jawaban kurang setuju dan 7,8% dengan jawaban tidak setuju. Pertanyaan kedelapan tentang Program SPP PNPM Mandiri Pedesaan sebagai bentuk bantuan terhadap pengembangan usaha. Jawaban responden untuk pertanyaan tersebut adalah 50% responden memberi jawaban sangat setuju, 39,5% memberi jawaban setuju, 2,7% memberi jawaban kurang setuju dan 7,8% dengan jawaban tidak setuju. Program SPP PNPM Mandiri Pedesaan akan berkembang melalui angsuran anggota kelompok
adalah butir pertanyaan yang kesembilan. Adapun
tanggapan responden untuk
pertanyaan ini adalah 48,7% responden memberi jawaban sangat setuju, 40,8% memberi jawaban setuju, 2,6% memberi jawaban kurang setuju dan 7,8% dengan jawaban tidak setuju. Pertanyaan kesepuluh yaitu Program SPP PNPM Mandiri Pedesaan hanya diberikan kepada perempuan yang mempunyai usaha agar dana yang diberikan dapat dikembangkan.
Jawaban responden untuk
pertanyaan tersebut adalah 50% responden memberi jawaban sangat setuju, 39,5% memberi jawaban setuju, 2,7% memberi jawaban kurang setuju dan 7,8% dengan jawaban tidak setuju. Dari semua butir pertanyaan tidak satupun responden yang member tanggapan atau jawaban sangat tidak setuju. Sedangkan tanggapan responden terhadap pengembangan usaha yang merupakan variabel terikat dalam penelitian ini yang ditandai dengan simbol (Y). Seperti halnya pada variabel bebas, untuk variabel terikat (pengembangan usaha) penulis juga mengajukan pertanyan kepada responden sebanyak 10 pertanyaan. Adapun persentase tanggapan responden untuk pertanyaan terlihat pada tabel 4 dibawah ini.
Tabel 4 Tanggapan Responden Mengenai Pengembangan Usaha (Y)
1
SS (%) 50
S (%) 38,2
KS (%) 11,8
TS (%) 0
STS (%) 0
Jumlah (%) 100
2
2
48,7
40,1
6,5
4,7
0
100
3
3
47,3
48,7
1,3
2,7
0
100
4
4
45,98
44,6
1,32
6,6
0
100
5
5
46,1
48,6
5,3
0
0
100
6
6
48,8
38,1
13,1
0
0
100
7
7
50
40
2,2
7,8
0
100
8
8
50
38,2
3,9
7,9
0
100
9
9
48,7
40,8
2,6
7,8
0
100
10
10
47,3
44,6
0
6,6
0
100
No.
Butir Soal
1
Sumber : Hasil Kuesioner, 2013 (Data Diolah)
Berdasarkan tabel 4 frekuensi dan persentase tanggapan responden mengenai pengembangan usaha menunjukan bahwa butir soal nomor satu yaitu dalam pengembangan usaha bentuk modal yang diharapkan adalah uang. Tanggapan responden untuk soal tersebut sangat setuju sebesar 50%, setuju 38,2%, dan kurang setuju 11,8%. Butir soal nomor dua yaitu hal yang menjadi pertimbangan dalam meminjam uang untuk pengembangan usaha adalah bunga yang rendah frekuensi tanggapan responden sangat setuju 48,7%, setuju 40,1%, kurang setuju 6,5%, dan tidak setuju 4,7%. Butir soal nomor tiga untuk pengembangan usaha, apakah ibu akan mencoba jenis usaha lain? Jawaban responden terhadap butir soal nomor tiga yaitu sangat setuju 47,3%, setuju 48,7%, kurang setuju 1,3%, dan tidak setuju 2,7%. Soal nomor empat dalam pengembangan usaha masalah yang paling rentan dihadapi adalah modal kerja. Tanggapan responden sangat setuju 47,3%, setuju 44,6%, dan tidak setuju 6,6%. Soal nomor lima yaitu setelah ada pinjaman dana, usaha kelompok perempuan di Kecamatan Meurah Mulia semakin berkembang. jawaban responden 46,1% sangat setuju, setuju 48,7%, kurang setuju 5,3%. Soal nomor enam mengenai pendapatan usaha kelompok perempuan terjadi peningkatan setelah menerima dana dana bantuan,
tanggapan responden sangat setuju
48,8%, setuju 38,1%, dan kurang setuju 13,1%. Butir soal nomor tujuh yaitu alasan kegagalan dalam pengembangan usaha adalah karena modal usaha. Jawaban responden untuk soal nomor tujuh sangat setuju 50%, setuju 40%, kurang setuju 2,2%, dan tidak setuju 7,8%. Soal nomor delapan yaitu setelah menjalankan usaha kelompok
perempuan dapat membantu pendapatan keluarga. Tanggapan responden untuk soal nomor delapan yaitu sangat setuju 50%, setuju 38,2%, kurang setuju 3,9%, dan tidak setuju 7,9%. Soal nomor sembilan yaitu keberhasilan usaha karena adanya persatuan dalam kelompok perempuan, jawaban responden sangat setuju 48,7%, setuju 40,8%, kurang setuju 2,6%, dan tidak setuju 7,8%. Soal nomor sepuluh yaitu strategi dalam pengembangan usaha adalah kerja keras, disiplin, dan jujur. Jawaban responden sangat setuju 47,3%, setuju 44,6%, dan tidak setuju 6,6%. Uji validitas digunakan untuk mengukur sah/valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu koesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Valid tidaknya suatu instrumen dapat dilihat dari nilai koefisien korelasi antara skor item dengan skor totalnya pada taraf signifikansi 5%, item-item yang tidak berkorelasi secara signifikasi dinyatakan gugur. Untuk r-tabel, penulis menggunakan tabel r product moment yaitu untuk 76 responden adalah 0,223. Tabel 5 Uji validitas variabel (X) No. 1 2 3 4 5 6 7 8
No. Kuesioner 2 3 5 6 7 8 9 10
r-hitung 0,278 0.229 0.285 0.259 0.635 0.699 0.548 0.699
r-tabel 0,223 0,223 0,223 0,223 0,223 0,223 0,223 0,223
Validitas Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Sumber : Data Primer ( Diolah) 2013
Berdasarkan tabel 5 di atas, dari 10 kuesioner nomor 1 dan nomor 4 ditemukan tidak valid sehingga item soal untuk nomor tersebut dinyatakan gugur. Dinyatakan tidak valid karena rhitung < rtabel. Sementara soal nomor 2,3,5,6,7,8,9, dan 10 adalah valid karena rhitung > rtabel..
No 1 2 3 4 5 6 7 8
Tabel 6 Uji validitas variabel (Y) No. Kuesioner r-hitung r-tabel 0,223 2 0.331 0,223 3 0.500 0,223 4 0.239 0,223 5 0.469 0,223 6 0.294 0,223 7 0.374 0,223 8 0.559 0,223 10 0.487
Sumber : Data Primer ( Diolah) 2013
Validitas Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Berdasarkan tabel 6 di atas, dari 10 butir kuesioner nomor 1 dan nomor 9 ditemukan tidak valid sehingga item soal untuk nomor tersebut dinyatakan gugur, dinyatakan tidak valid karena rhitung < rtabel. Sementara soal nomor 2,3, 4,5,6,7,8, dan 10 adalah valid karena rhitung > rtabel. Setelah pengujian validitas, hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 10 kuesioner untuk variabel (X) yang valid hanya 8 butir kuesioner dan yang tidak valid terdiri dari 2 butir kuesioner dan untuk variabel (Y) yang valid 8 butir kuesioner dan yang tidak valid terdiri dari 2 butir kuesioner. Jadi untuk variabel (X) dan variabel (Y) masing-masing yang valid sebanyak 8 butir kuesioner. Uji Reliabilitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama, dimana hasilnya ditunjukkan oleh sebuah indeks yang menunjang seberapa jauh suatu alat ukur dapat diandalkan.
Untuk menilai kehandalan kuesioner yang
digunakan, maka dalam penelitian ini mengunakan uji reliabilitas dengan menggunakan SPSS. dan dengan berdasarkan Cronbach Alpha yang lazim digunakan untuk menguji kuesioner. Tabel 7 Uji Reliabilitas No.
Variabel
1.
Program SPP PNPM Mandiri Pedesaan ( X ) Pengembangan Usaha ( Y )
2.
Jumlah Responden
Butir Soal
Cronbach’s Alpha
76
8
0,552
76
8
0,291
Sumber : Data Primer ( Diolah) 2013
Berdasarkan tabel diatas, tingkat reliabilitas dari kuesioner tentang pengaruh program SPP PNPM Mandiri Pedesaan terhadap pengembangan usaha kelompok perempuan di Kecamatan Meurah Mulia adalah untuk variabel (X) sebesar 0,552 dan variabel (Y) yaitu 0,291. Menurut (Sugiono, 2007:121) bila korelasi positif dan signifikan, maka intrumen dapat dinyatakan reliabel dan menyatakan bahwa koefisien yang diterima di atas 0. Jadi berdasarkan hasil yang didapatkan diatas, maka kuesioner dinyatakan reliabel. Uji normalitas bertujuan untuk melihat apakah nilai residual terdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas diuji dengan statistik non parametik yaitu uji Kolmogorof Smirnov (K-S), dengan kriteria pengambilan keputusan didasarkan pada besaran nilai Kolmogorof Smirnov (K-S) Z dan Asymp Sig (2-tailed), variabel dinyatakan terdistribusi secara normal jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 pada signifikansi 95% (Ghozali, 2005:111).
Tabel 8 Uji Normalitas Data Asym. Sig (p-value)
No
Nama Variabel
1.
Program SPP PNPM Mandiri Pedesaan ( X ) Pengembangan Usaha Y)
2
Kondisi
Keterangan Distribusi Data
0,083
P > 0,05
Normal
0,066
P > 0,05
Normal
Sumber : Data Primer ( Diolah) 2013
Berdasarkan tabel di atas, hasil pengujian menunjukksan bahwa probabilitas (sig) dari nilai program SPP PNPM Mandiri Pedesaan 0,083 > 0,05 berarti variabel X berdistribusi normal dan probabilitas (sig) dari nilai pengembangan usaha 0,066 > 0,05 artinya variabel Y berdistribusi normal. Hasil Regresi Linear Sederhana, Untuk mengetahui pengaruh program SPP PNPM Mandiri Pedesaan (X) terhadap pengembangan usaha (Y) kelompok perempuan di Kecamatan Meurah Mulia penulis menggunakan uji regresi linear sederhana. Analisis regresi linear sederhana dilakukan dengan menggunakan bantuan Program SPSS. Hasil penelitian terlihat pada tabel 9 dibawah ini : Tabel 9 Hasil Uji Statistik Koefisien Regresi t-hitung 15.574 6.951
Variabel Independent Konstanta Program SPP PNPM 0,434 Mandiri Pedesaan R = 0,617 = 61,7% Square R = 0,381 = 38,1%
6.743 thitung t tabel Sig t
Signifikansi 0,000 0,000
= 6.743 = 1.66515 = 0,000
Sumber : Data Primer ( diolah), 2013
Berdasarkan tabel 9 di atas, persamaan regresi linear sederhana dapat dirumuskan sebagai berikut : Y = 15.574 + 0,434X Dari persamaan di atas dapat dijelaskan bahwa Nilai konstanta sebesar 15.574 artinya jika program PNPM Mandiri Pedesaan dianggap konstan, maka nilai rata-rata pengembangan usaha di Kecamatan Meurah Mulia sebesar 15,574%. Koefisien regresi sebesar 0,434 berarti jika program SPP PNPM Mandiri Pedesaan meningkat 100%, maka pengembangan usaha akan meningkat sebesar 43,4%. Adapun nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0,617 (61,7%) artinya sangat erat hubungannya (korelasi) antara Program SPP PNPM Mandiri Pedesaan dengan pengembangan usaha kelompok perempuan di Kecamatan Meurah Mulia. Koefisien determinasi (RSquare) sebesar 0,381 (38,1%)
artinya Program SPP PNPM Mandiri Pedesaan memiliki kemampuan dalam menjelaskan pengaruhnya terhadap pengembangan usaha kelompok perempuan di Kecamatan Meurah Mulia. Sedangkan sisanya sebesar 61,9% (100% - 38,1%) dipengaruhi oleh variabel lain diluar model penelitian ini. Pengujian Hipotesis, Berdasarkan tabel 4.14 di atas, uji-t diperoleh untuk Program SPP PNPM Mandiri Pedesaan sebesar 6.743 dengan tingkat signifikansi 0,000. Nilai ttabel pada tingkat kepercayaan 95% (α = 5% /2 = 25%) dan df = n-k-1 ( 76-1-1=74) diperoleh nilai ttabel sebesar 1.66515 dan nilai t-hitung sebesar 6.743. Dengan demikian t-hitung > ttabel yaitu 6.743 > 1.66515 artinya H0 ditolak dan Ha diterima yang berarti
program SPP PNPM Mandiri pedesaan berpengaruh
signifikan terhadap pengembangan usaha kelompok perempuan di Kecamatan Meurah Mulia. Pembahasan, Berdasarkan hasil pengujian di atas bahwa jika program PNPM Mandiri Pedesaan meningkat, maka pengembangan usaha kelompok perempuan akan meningkat juga. Kenyataan ini membuktikan bahwa implementasi program SPP PNPM Mandiri Pedesaan
di
Kecamatan Meurah Mulia telah memberikan hasil dan dampak positif terhadap kaum perempuan khususnya perempuan rumah tangga miskin dalam pengembangan usaha kelompok. Namun dalam implementasi Program SPP PNPM Mandiri Pedesaan di Kecamatan Meurah Mulia tidak selamanya mulus seperti yang diharapkan, masih terjadi kendala-kendala di dalam masyarakat penerima dana simpan pinjam tersebut. Kenyataan yang terjadi dalam masyarakat telah membuktikan bahwa dari 25 kelompok penerima dana SPP PNPM Mandiri Pedesaan hanya 10 kelompok yang masih berkembang, sementara 15 kelompok lainnya hanya berjalan sementara waktu saja karena disebabkan faktor-faktor penghambat lainnya seperti dana tersebut tidak digunakan untuk modal usaha, usaha yang tidak tepat sasaran, dan lain sebagainya. Hasil di atas menunjukkan bahwa Program SPP PNPM Mandiri mempunyai pengaruh yang positif terhadap pengembangan usaha kelompok perempuan di Kecamatan Meurah Mulia walaupun pengaruhnya masih dalam persentase yang masih kecil atau lemah. Hal ini disebabkan dalam usaha kelompok perempuan tidak semua kelompok berjalan dengan lancar. Dalam penelitian ini juga terlihat sebesar 15,79% adalah usaha peternakan, dalam usaha tersebut perputaran modal membutuhkan waktu yang relatif lama sehingga pendapatan yang diperoleh oleh kelompok perempuan juga lebih sedikit dari pedagang kelontong. Kemudian sebesar 7,89% adalah pedagang sayur, resiko yang dihadapi oleh kelompok tersebut lebih besar karena disaat sayur tidak terjual maka kelompok ini akan mengalami kerugian. Di samping itu kelompok perempuan penerima dana SPP dari PNPM Mandiri Pedesaan belum mempunyai manajemen yang bagus tentang pemasaran
sehingga masih ada kendala dan hambatan yang dihadapi dilapangan yang mengakibatkan usaha kelompok belum berkembang secara maksimal. Sehubungan dengan pengujian hipotesis bahwa program SPP PNPM Mandiri pedesaan berpengaruh positif terhadap pengembangan usaha kelompok perempuan di Kecamatan Meurah Mulia. Sebagaimana telah dikemukakan bahwa program PNPM Mandiri merupakan kegiatan pemberian permodalan untuk kelompok perempuan yang mempunyai kegiatan simpan pinjam. Tujuan umum kegiatan SPP ini adalah untuk: (1) mengembangkan potensi kegiatan simpan pinjam pedesaan, kemudahan akses pendanaan usaha skala mikro; (2) pemenuhan kebutuhan pendanaan sosial dasar, dan memperkuat kelembagaan kegiatan kaum perempuan dan mendorong penanggulangan Rumah Tangga Miskin (RTM). Sedangkan tujuan khusus dari kegiatan ini yaitu : (1) mempercepat proses pemenuhan kebutuhan pendanaan usaha ataupun sosial dasar, (2) memberikan kesempatan kaum perempuan meningkatkan ekonomi rumah tangga melalui pendanaan peluang usaha, dan (3) mendorong penguatan kelembagaan simpan pinjam oleh kaum perempuan (Tim Pengendali PNPM Mandiri, 2007: 15).
KESIMPULAN Hasil penelitian ini membuktikan bahwa program SPP PNPM Mandiri pedesaan berpengaruh signifikan terhadap pengembangan usaha kelompok perempuan di Kecamatan Meurah Mulia karena tujuan khusus dari kegiatan SPP PNPM Mandiri Pedesaan adalah untuk; (1) Mempercepat proses pemenuhan kebutuhan pendanaan usaha ataupun sosial dasar, (2) Memberikan kesempatan kaum perempuan meningkatkan ekonomi rumah tangga melalui pendanaan peluang usaha, dan (3) Mendorong penguatan kelembagaan simpan pinjam oleh kaum perempuan.
SARAN Proses dan pelaksanaan PNPM Mandiri Pedesaan khususnya Simpan Pinjam Perempuan di Kecamatan Meurah Mulia tentunya masih memiliki hambatan-hambatan dan kekurangan yang perlu segera diperbaiki. Masukan-masukan dan kritik yang dapat disampaikan oleh penulis mengenai Proses dan pelaksanaan PNPM Mandiri Pedesaan khususnya Simpan Pinjam Perempuan di Kecamatan Meurah Mulia yaitu : (1) Perlu adanya koordinasi dan komunikasi yang baik antara pihak-pihak pelaksana, baik dari tingkat propinsi, kabupaten, kecamatan hingga tingkat desa sehingga tidak terjadi penghambatan dalam hal pelaksanaan kegiatan di tingkat desa. (2) Ada baiknya jika pemerintah dalam hal ini Direktorat Jenderal Pemberdayaan Masyarakat dan Desa sering-sering melaksanakan program seperti ini sehingga, dapat menumbuhkembangkan kesadaran masyarakat agar lebih berusaha untuk mengembangkan usahanya dan memberdayakan dirinya untuk
meningkatkan taraf hidup mereka sendiri. Selain itu, pemerintah juga seharusnya lebih mempertimbangkan persyaratan-persyaratan yang akan diberikan kepada masyarakat untuk mengikuti program SPP ini sehingga sasaran program SPP ini, dalam hal ini masyarakat rumah tangga miskin tidak merasa terbebani dengan syarat-syarat yang kadang justru membebani mereka. (3) Kebijakan pemberdayaan perempuan dalam pembangunan melalui kegiatan SPP-PNPM Mandiri, perlu dilanjutkan dan ditingkatkan pelaksanaannya, termasuk alokasi dana PNPM Mandiri Pedesaan untuk kegiatan SPP yang ditentukan maksimal 25% dari dana PNPM Mandiri kecamatan, perlu dipertimbangkan untuk ditingkatkan lagi. (4) Kepada masyarakat khususnya kaum perempuan yang meminjam dana SPP PNPM Mandiri pedesaan agar benar-benar menggunakan dana tersebut sebagai modal usaha dan juga bagi pihak peminjam agar kedepan tidak hanya terbatas pada kegiatan simpan dan meminjam uang saja, tetapi lebih dari itu, yakni dapat dipergunakan untuk memberdayakan kelompok dalam menggali potensi unggulan apa yang dimiliki desa mereka dan apa yang bisa dikembangkan.
REFERENSI Abdurrachman. (1991). Ensiklopedia Ekonomi Keuangan Perdagangan (Inggris Indonesia). Jakarta:Pradnya Paramita. Bukhari, (2009). Pengaruh program PNPM Mandiri Pedesaan terhadap kesejahteraan masyarakat (Studi kasus di Kecamatan Tanah Luas) Skripsi: Universitas Malikussaleh. Brigham, Eugene F and Joel F.Houston,(2006). Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, alih bahasa Ali Akbar Yulianto, Buku satu,Edisi sepuluh, Jakarta: PT. Salemba Empat. Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS, Semarang : Universitas Diponegoro. Munawir, (2001), Analisis Laporan Keuangan, Yogyakarta: Liberty. Muliana, (2010). Pemberdayaan masyarakat melalui program PNPM Mandiri Pedesaan terhadap pengentasan kemiskinan (Studi kasus di Kecamatan Samudera). Skripsi: Universitas Malikussaleh. Nawawi, Hadari, 2010, Metode penelitian bidang sosial, Gajah Mada, University press; Yogyakarta Sugiono. (2007). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D, Cet XIV, Bandung: Alfabeta Suharto, Edi, (2006). Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat. Bandung: Refika Aditama. Tim Pengendali PNPM Mandiri. (2007). Pedoman Umum. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri. Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan. Jakarta : Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Sosial.