JEB 17 Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 229 - 256
Volume 1, Nomor 2, September 2016
ANALISIS PENGARUH JUMLAH INDUSTRI BESAR DAN UPAH MINIMUM TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI KOTA SURABAYA Foengsitanjoyo Trisantoso Julianto1, Suparno2 Alumni Fakultas Ekonomi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya1 Dosen Fakultas Ekonomi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 2
[email protected],
[email protected] ABSTRAK Summary The study entitled "Analysis of Effect of Number of Large and Minimum Wages Against Economic Growth in Surabaya" aims to determine the effect of the number of large industrial and minimum wages to economic growth in the city of Surabaya and also to determine which variable most dominant influence in economic growth in the city Surabaya. The types and sources of data used quantitative approach with secondary data time series observations in the period 2009-2013. The research variables consist of the dependent variable is economic growth (Y). The independent variable is the number of large industries (X1), the minimum wage (X2). Tools data analysis using multiple linear regression, t-test, f and the coefficient of determination. Based on the results of multiple linear regression analysis obtained the following results: Y = 8.898 + 0,511X1 0,310X2 + e +. From the results obtained by multiple linear regression analysis of multiple determination coefficient (R2) of 0.513, or 51.3%, and also the value of Fhitung 24.375> Ftable 19,000 with significance 0.039 <0.05. While tcount (X1) of 6.074> ttabel 4.3027 with a significance of 0.026 <0.05, thitung (X2) of 4.519> 4.3027 ttabel with significance 0.046 <0.05. The conclusion of this study showed that the number of large industrial and minimum wages affect the economic growth in the city of Surabaya. While most dominant variable in economic growth in the city of Surabaya is a variable number of big industry because it has a partial determination coefficient (r2) of 0.5358. Keywords: Number of Large, Minimum Wage, Economic Growth Pendahuluan
yang penting. Perindustrian memungkinkan
Pesatnya pertumbuhan industri di pasar
perekonomian kita berkembang pesat dan
global maupun pasar domestik berdampak pada
semakin baik, sehingga membawa perubahan
meningkatnya persaingan diantara industri–
dalam struktur perekonomian nasional.
industri tersebut. Berbagai risiko, baik risiko
Di Indonesia, kegiatan pembangunan
yang rendah maupun risiko yang tinggi juga
ditunjang oleh tumbuhnya
berbagai jenis
harus dihadapi oleh perusahaan, kondisi inilah
industri
jenis
yang
Sekarang ini, banyak negara-negara di dunia
memicu
pertumbuhan
ekonomi
di
Indonesia. Industri
dengan
berbagai
kegiatan
terus berupaya untuk menumbuhkan ekono(perindustrian)
di
Indonesia
minya. Langkah yang diambil yaitu dalam
merupakan salah satu komponen perekonomian
masalah industri. Industri memang menjadi 229
JEB 17 Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 229 - 256 faktor
fenomenal
untuk
Volume 1, Nomor 2, September 2016
menunjang
gaji atau upah. Berikut adalah data upah
perdagangan. Mereka saling bersaing untuk
minimum di kota Surabaya, adalah :
mendapatkan tempat di pasar global. Karena di
Tabel Data Pertumbuhan Upah Minimum Kota Surabaya
dalam pasar global itu sendiri terjadi perdagangan bebas dari dan tentang suatu negara.
Tahun
2009
Salah satu hal yang mendukung ialah sektor
Upah Minimum
15.58% 16.93% 18.30% 20.63% 28.56%
2010
2011
2012
2013
Sumber : Badan Pusat Statistik kota Surabaya
industrialisasi.
Dari data UMK tahun
Dengan sedikit penjelasan diatas bahwa
2009-2013
diatas
kota Surabaya merupakan salah satu pintu
terlihat bahwa pertumbuhan Upah Minimum
gerbang perdagangan utama di wilayah Jawa
di
Timur, maka pastilah banyak industri-industri
dalam setiap tahun.
kota Surabaya mengalami peningkatan
yang mulai bermunculan di kota Surabaya,
Dengan semakin bertambahnya lapa-
terutama industri-industri besar yang siap untuk
ngan pekerjaan, maka tenaga kerja yang
berproduksi
terserap di
untuk
memenuhi
kebutuhan
kota
Surabaya
pun semakin
permintaan pasar dari daerah Jawa Timur.
meningkat berikut adalah data pertumbuhan
Berikut adalah data jumlah industri besar di
ekonomi di kota Surabaya, yaitu :
kota Surabaya yaitu :
Tabel Data Pertumbuhan Ekonomi Kota Surabaya
Tabel Data Pertumbuhan Jumlah Industri Besar Kota Surabaya Tahun
2009
2010
2011
2012
18.94%
20.09%
20.79%
22.65%
198
214
227
235
256
2009
Pertumbuhan Ekonomi
5.53% 7.09%
Besar
upah
2012
2013
7.56%
7.62%
7.34%
minimum
kota,
dan
pertumbuhan
ekonomi yang mengalami peningkatan dan
Sumber : Dinas Perdagangan dan Perindustrian kota
2011
Perkembangan jumlah industri besar,
Jumlah Industri
2010
Sumber : Badan Pusat Statistik kota Surabaya
2013
17.53%
Tahun
Surabaya
Ini
menandakan
penurunan seperti data yang ada di Tabel
bahwa
perkembangan pertumbuhan jumlah industri
Tinjauan pustaka
besar di kota Surabaya mengalami peningkatan.
Hasil Penelitian Terdahulu
Untuk memenuhi kebutuhan ekonomi
Hasil temuan dari penelitian-penelitian
yang semakin banyak dan biaya hidup yang semakin
meningkat,
maka
setiap
terdahulu memberikan
orang
sumbangsih penge-
tahuan yang luas mengenai faktor-faktor yang
membutuhkan pekerjaan untuk mendapatkan
mempengaruhi 230
pertumbuhan
ekonomi.
JEB 17 Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 229 - 256
Volume 1, Nomor 2, September 2016
Penelitian terdahulu tersebut dapat dilihat di tabel dibawah ini; Tabel Penelitian Terdahulu Peneliti Judul Penelitian
Pengertian Industri
Variabel
Variabel
Independent
Dependent Penelitian Variabel
Hasil
Industri adalah sekumpulan usaha-usaha yang sejenis dalam menghasilkan produksi
pengangguran
barang maupun jasa.Adapun pengertian industri
berpengaruh negatif
menurut para ahli yaitu sebagai berikut :
dan
signifikan terhadap
PENGANGGURAN
pertumbuhan
DAN
ekonomi
INFLASI
Industri adalah semua kegiatan manusia dalam
di
bidang ekonomi yang produktif / menghasilkan
Kabupaten
TERHADAP
barang dan uang.
Trenggalek
PERTUMBUHAN Rovia
Menurut George T. Renner (2004),
PENGARUH
PENGANGGURAN PERTUMBUHAN Variabel DI
EKONOMI
Nugrahani KABUPANATEN
Menurut
I Made
Sandi
(2002),
DAN INFLASI EKONOMI inflasi
industri adalah usaha untuk memproduksi
berpengaruh
Pramesthi TRENGGALEK
positif
dan
barang jadi dengan bahan baku atau bahan
signifikan
mentah melalui proses produksi penggarapan
terhadap pertumbuhan ekonomi
dalam jumlah besar sehingga barang tersebut
di
dapat
Kabupaten Trenggalek
diperoleh
INVESTASIPERTUMBUHAN Hasil
Tiurma INVESTASI
DAN DAN TENAGA EKONOMI pengujian
TENAGA
KERJA KERJA
bersama-
PERTUMBUHAN
sama
EKONOMI
menunjukkan
INDONESIA
DI
serendah
beberapa
pengertian
industri
yang di ambil dari berbagai sumber dan teori –teori terdahulu yang masih di pakai saat ini
secara
TERHADAP
harga
mungkin tetapi dengan mutu setinggi-tingginya. Ada
Manalu, PENGARUH
dengan
yang telah menjadi kesepakatan umum
bahwa
untuk
dijadikan
sebagai
acuan
investasi
pengambilan kesimpulan tentang pengertian
PMDN,
industri.
tenaga kerja, pengeluaran
Pengertin industri menurut ilmu ekonomi:
pemerintah
a. Ekonomi Makro
berpengaruh
Industri
positif terhadap
adalah
suatu
proses yang
dilakukan oleh perusahaan dalam menciptakan
pertumbuhan
produk yang memiliki nilai tambah.
ekonomi
231
JEB 17 Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 229 - 256
Volume 1, Nomor 2, September 2016
b. Ekonomi Mikro
Penggolongan Sektor Industri
Industri adalah sekumpulan perusahaan
Sektor
industri
dapat
digolongkan
yang melakukan kegiatan yang sejenis atau
menjadi beberapa jenis, tapi yang utama sektor
menghasilkan barang–barang yang homogen.
industri dibagi menjadi tiga yaitu industri besar, industri sedang, dan industri kecil seperti
Menurut UU RI tahun 1984 pasal 1 tentang
prindustrian
mengatakan
berikut:
bahwa
1.
industri adalah:
Industri besar
“Kegiatan ekonomi yang mengolah
Industri besar sendiri dapat diartikan, yaitu
bahan mentah, bahan baku, barang setengah
industri dengan jumlah tenaga kerja lebih dari
jadi, atau barang jadi, atau barang jadi
100 orang. Ciri industri besar adalah memiliki
menjadi barang yang bernilai ekonomi yang
modal besar yang dihimpun secara kolektif
lebih tinggi untuk penggunaanya, termasuk
dalam bentuk pemeliharaan saham, tenaga
kegiatan rancang bangun dan perekayasaan
kerja harus memiliki keterampilan khusus, dan
industri.” (UU RI No. 5 tahun 1984).
pemimpin perusahaan dipilih melalui uji ke-
Sedangkan
menurut
Badan
mampuan dan kelayakan (fit and profer test).
Pusat
Statistik, pengertian industri adalah Suatu
2.
proses perubahan bahan dasar menjadi barang
Industri sedang yaitu industri yang meng-
jadi / dari barang yang kurang nilainya menjadi
gunakan tenaga kerja sekitar 20 sampai 99
lebih tinggi nilainya dengan maksud sebagian
orang. Ciri idustri sedang memiliki modal yang
atau
cukup/sedang sampai besar, sedangkan tenaga
seluruh
hasilnya
untuk
dijual
atau
kerja yang memiliki keterampilan tertentu
memperoleh pendapatan atau keuntungan. Sehingga
dapat
ditarik
Industri sedang
dan pimpinan perusahaan memiliki kemampuan
kesimpulan
bahwa pengertian industri adalah kumpulan
manajerial tertentu.
dari berbagai aktivitas yang sejenis dan
3.
memproduksi barang atau jasa dengan meng-
Industri yang jumlah karyawan/tenaga kerja
gunakan tenaga kerja serta peralatan lainnya
berjumlah antara 5–19 orang. Modal relatif
untuk merubah barang agar dapat mempunyai
kecil karena modal disediakan oleh seorang
nilai ekoomi lebih tinggi dalam penggunaaanya.
pemilik
atau
modal,
tenaga
Industri kecil
sekelompok kerjanya
kecil berasal
pemilik dari
lingkungan sekitar atau masih ada hubungan saudara. 232
JEB 17 Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 229 - 256 Peranan
Sektor
Industri
Volume 1, Nomor 2, September 2016 pemerintahan
Dalam
adalah
industri
substitusi impor (ISI). ISI ini mengharapkan
Pembangunan Ekonomi Proses
ORBA
industrialisasi
dan
pemba-
bisa menghasilhan barang-barang baru didalam
ngunan industri ini sebenarnya merupakan
negeri yang semula di impor setelah
satu
substitusi impor ini berhasil, baru kemudian
jalur
kegiatan
untuk
meningkatkan
kesejahtraan rakyat dalam arti tingkat hidup
sebagian
yang lebih maju maupun taraf hidup yang lebih
substitusi impor ini memegang peranan penting
bermutu. Dengan kata lain pembangunan
dalam mengenalkan barang-barang baru yang
industri itu merupakan suatu fungsi dari tujuan
dulunya diimpor dan kemudian dihasilkan
pokok kesejahtraan rakyat bukan merupakan
sendiri.
kegiatan yang mandiri untuk hanya sekedar
Alasan untuk mengadakan ISI ini sebe-
mencapai fisik saja.
narnya
Industrialisasi usaha untuk
tidak
meningkatkan
terlepas mutu
dari
optimal
sumberdaya
sumber
alam
berbeda-beda
diekspor.
Jadi
antara suatu negara
ini dijelaskan beberapa alasan penting: 1. ISI ini dilakukan untuk mengurangi atau
dan
menghemat penggunaan devisa.
sumberdaya lainnya. Hal ini berarti pula sebagai suatu usaha untuk
produknya
dengan negara lain, namun demikian. Berikut
daya manusia dan kemampuan memanfaatkan secara
hasil
2. Dengan adanya isi ini biasanya pemerintah
meningkatkan
melakukan proteksi terhadap dengan cara
produktivitas tenaga manusia disertai untuk
pembatasan barang impor terseut tentu
meluaskan ruang lingkup kegiatan manusia.
saja
Dengan demikaian dapat diusahakan secara
barang impor,
“vertikal” semakin besarnya
akan mengurangin
jumlah barang-
3. ISI ini bisa dimaksudkan untuk segera dapat
nilai tambah pada kegiatan ekonomi dan
memenuhi kebutuhan sendiri akan berbagai
sekaligus secara “horizontal” semakin luasnya
barang industri dan juga karena semangat
lapangan kerja produktif bagi penduduk yang
kemerdekaan yang timbul di NSB.
semakin bertambah.
4.
Alasan
lain
mengembangkan
bagi
ISI
kegiatan
adalh
untuk
ekonomi
dalam
Strategi Pengembangan Industri
negeri.
A. Industri Substitusi Impor (ISI)
Dalam pelaksanaan kebijaksanaan ISI ini ada
Salah satu strategi industrialisasi yang dilaksanakan
di
indonesia,
sejak
berbagai masalah yang dihadapi oleh
zaman
NSB yang melaksanakannya. 233
JEB 17 Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 229 - 256
Volume 1, Nomor 2, September 2016
1) kualitas barang yang rendah ini akan sulit
3. Pengembangan industri kecil
untuk diekspor. Dengan demikian. ISI ini
4. Pengembangan industri pengolahan hasil
bukanya menghemat penggunaan devisa tetapi
pertanian (agroindustri)
juga menurun penggunaan ekspor.
5. Peningkatan penguasaan dan penyebaran
2) Biaya produksi, pada tahap awal in
tekhnologi
dustrialisasi biasanya dibutuhkan biaya yang
6. Pengembangan langkah penunjang
sangat besar yang dgunakan untuk mendidik tenaga
kerja,
membeli
Pada dasarnya tumbuh dan kembangnya
mesin-mesin,dan
setiap negara sejalan dengan kebutuhan akan
membeli bahan-bahan baku yang dibutuhkan
pergerakan
sangat banyak.
industrialisasi dianggap sebagai jalan untuk
B. Industri Promosi Ekspor (IPE) Menurut
Anne
Krueger
sektor
memacu
industri.
laju
Maka keluar
pembangunan
ekonomi di negara-negara berkembang. Setiap Wakil
peningkatan daya beli pada setiap sektor
presiden bank dunia, ada 4 faktor yang dapat
merupakan rangsangan bagi pembangunan
menerangkan
sektor industri pula.
mengapa
(1978).
strategi
indus-
trialisasi promosi ekspor dapat mendorong pertumbuhan
ekonomi
yang
lebih
pesat
Upah Minimum Kerja
ketimbang strategi substitusi impor, ke empat
Upah Minimum adalah suatu standar
faktor tersebut adalah:
minimum yang digunakan oleh para pengusaha
1. Kaitan sektor pertanian dengan sektor
atau pelaku industri untuk memberikan upah
industri
kepada pekerja di dalam lingkungan usaha
2. Skala ekonomis
atau kerjanya. Karena pemenuhan kebutuhan
3. Persaingan
yang layak di setiap propinsi berbeda-beda,
4. Kekurangan Devisa
maka disebut Upah Minimum Propinsi. Upah minimum adalah suatu peneri-
Pola Pengembangan Industri Langkah-langkah
pokok
dalam
maan bulanan (terendah) sebagai imbalan dari pola
pengusaha
kepada karyawan untuk suatu
pengembangan industri adalah:
pekerjaan atas jasa yang telah atau akan
1.
dilakukan dan dinyatakan atau dinilai dalam
Pengembangan industri yang berorientasi
pasar
uang
2. Pendalaman dan penguatan sektor industri 234
yang
ditetapkan
atas
dasar
suatu
JEB 17 Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 229 - 256 persetujuan
atau
peraturan
Volume 1, Nomor 2, September 2016
perundang-
keempat teori upah-efisiensi ini secara rinci
undangan serta dibayarkan atas dasar suatu
berbeda,
perjanjian kerja antara pengusaha dengan
menyuarakan topik yang sama: karena peru-
karyawan termasuk tunjangan, baik karyawan
sahaan beroperasi lebih efisien jika mem-
itu
keluarganya.
bayar pekerjanya dengan upah yang tinggi,
Sebagaimana yang telah diatur dalam PP No.
maka perusahaan dapat menganggap bahwa
8/1981 upah minimum
ditetapkan secara
memertahankan upah di atas tingkat yang
minimum regional, sektor regional maupun sub
menyeimbangkan penawaran dan permintaan
sektoral, meskipun saat ini baru upah minimum
adalah menguntungkan.
sendiri
maupun
untuk
namun
teori-teori
tersebut
regional yang dimiliki oleh setiap daerah. Dalam hal ini upah minimum adalah terdiri dari
Pertumbuhan Ekonomi
upah pokok dan tunjangan tetap.
Menurut Prof. Simon Kuznets (dalam
Teori upah efisiensi (efficiency-wage)
Jhingan, 2000: 57), pertumbuhan ekonomi
menyatakan upah yang tinggi membuat pekerja
adalah kenaikan jangka panjang kemampuan
lebih produktif. Jadi, meskipun pengurangan
suatu negara untuk menyediakan semakin
upah
banyak jenis barang-barang ekonomi bagi para
akan
menurunkan
tagihan
upah
perusahaan, itu juga akan menurunkan produk-
penduduknya.
tivitas pekerja dan laba perusahaan.
komponen utama, yaitu pertama, pertumbuhan
Teori
upah-efisiensi
menyatakan
bahwa
meningkatkan
yang
upah
upaya
ini
memiliki
3
keempat
ekonomi suatu bangsa terlihat dari mening-
tinggi
katnya secara terus-menerus persediaan barang;
yang
pekerja.
Definisi
Teori
kedua, teknologi maju merupakan faktor dalam
ini
mengaskan bahwa perusahaan tidak dapat
pertumbuhan
memantau
para
derajat pertumbuhan kemampuan dalam penye-
pekerja, dan para pekerja harus memutuskan
diaan aneka macam barang kepada penduduk;
sendiri sejauh mana mereka akan bekerja keras.
ketiga, penggunaan teknologi secara luas dan
Semakin tinggi upah, semakin besar kerugian
efisien memerlukan adanya penyesuaian di
bagi pekerja bila mereka sampai dipecat.
bidang kelembagaan dan ideologi sehingga
Dengan membayar upah yang lebih tinggi,
inovasi yang dihasilkan oleh ilmu pengetahuan
perusahaan memotivasi lebih banyak pekerja
umat manusia dapat dimanfaatkan secara tepat.
dengan
sempurna
upaya
ekonomi
yang
menentukan
Sukirno (2000), pertumbuhan ekonomi
agar tidak bermalas- malasan dengan demikian berarti
meningkatkan produktifitas mereka. Meskipun 235
perkembangan
kegiatan
dalam
JEB 17 Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 229 - 256
Volume 1, Nomor 2, September 2016
perekonomian yang menyebabkan barang dan
internasional
jasa
yang
bertambah
diproduksi dan
meningkat.
sangat
besar
pengaruhnya
dalam
masyarakat
terhadap proses pertumbuhan. Hubungannya
kemakmuran
masyarakat
adalah pertama, bahwa suatu negara dapat
Dengan
untuk
meminjam atau meminjamkan dana sebagai
menentukan tingkat pertumbuhan ekonomi
bagian dari proses pertumbuhannya. Kedua,
yang
pendapatan
pertumbuhan mempunyai keterkaitan dengan
nasional riil menurut harga tetap yaitu pada
pola perdagangan dari suatu negara dan
harga-harga yang berlaku ditahun dasar yang
jangkauannya sampai dimana ia dapat meng-
dipilih. Jadi pertumbuhan ekonomi mengukur
impor perubahan teknologi yang terjadi di
prestasi
bagian lain.
dicapai
dari
perlu
demikian
dihitung
perkembangan
suatu
per-
ekonomian. Karena itu konsep yang sesuai dengan pertumbuhan ekonomi adalah GDP
Metode penelitian
dengan harga konstan.
Jenis Penelitian
GDP
adalah nilai
barang-barang dan jasa-jasa yang diproduk-
Jenis penelitian yang digunakan untuk
sikan di dalam negara tersebut dalam satu tahun
menganalisa pengaruh antara variabel jumlah
tertentu (Sukirno, 1994).
industri besar, upah minimum kabupaten/kota
Menurut
Boediono
(1999:8),
per-
terhadap
pertumbuhan
ekonomi
adalah
tumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan
penelitian eksplanasi. Penelitian eksplanasi ini
output dalam jangka panjang. Pengertian ini
merupakan cabang dari applied research yang
mencakup tiga aspek, yaitu proses, output
menggunakan
pendekatan
perkapita, dan jangka panjang. Boediono
Penelitian
ini
(1999:1-2) juga menyebutkan secara lebih
menjelaskan suatu generalisasi sampel terhadap
lanjut bahwa Pertumbuhan ekonomi juga
populasinya dan menjelaskan hubungan atau
berkaitan dengan kenaikan ”output perkapita”.
pengaruh antara satu variabel dengan variabel
Dalam pengertian ini, teori tersebut harus
yang lain, yang diukur menggunakan statistik
mencakup teori mengenai pertumbuhan GDP
inferensial (Bungin, 2009). Penelitian ini
dan teori mengenai pertumbuhan penduduk.
bertujuan untuk menyelidiki
2.2.10
sebab akibat antara faktor tertentu yang
Pertumbuhan
Ekonomi
Dalam
Perekonomian Terbuka Dalam ekonomi
yang
mungkin
kenyataannya, terjadi
menjadi
dimaksudkan
penyebab
untuk
kemungkinan
gejala
yang
diselidiki. Menurut Sugiyono (2011) “desain
pertumbuhan
dalam
jenis
kuantitatif.
konteks
kausal 236
adalah
penelitian
yang
bertujuan
JEB 17 Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 229 - 256
Volume 1, Nomor 2, September 2016
menganalisis hubungan sebab – akibat antara
dokumentasi atau data laporan yang telah
variabel
tersedia (Azwar, 2001).
independen
mempengaruhi)
(variabel
dan
yang
variabel
dependen
(variabel yang dipengaruhi).
Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan salah
Definisi Variabel dan Definisi Operasional Dalam
penelitian
ini,
satu
aspek
yang
berperan
dalam
definisi
kelancaran dan keberhasilan suatu penelitian.
operasional variabel yang akan digunakan
Pengumpulan data dilakukan untuk mem-
adalah sebagai berikut :
peroleh informasi yang dibutuhkan dalam
1.
rangka mencapai tujuan penelitian.
Variabel independen pertama X1 yaitu
jumlah industri besar
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini
2.
yaitu dengan mencari data ke
Variabel independen kedua X2 yaitu upah
minimum kota
Badan Pusat Statistik dan Dinas Perindustrian
3.
dan Perdagangan kota Surabaya.
Variabel dependen (Y) yaitu pertumbuhan
ekonomi Kerangka Konseptual / Model Analisis Berdasarkan landasan teori diatas, maka
Jenis Data Untuk
jenis
adalah data
data
kuantitatif,
yang yaitu
kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat
digunakan data
ditunjukkan dengan gambar berikut :
yang
Gambar Kerangka Konseptual
diukur dalam suatu skala numerik (angka), dan biasanya menggunakan sampel yang lebih banyak, serta menggunakan pertanyaan
Jumlah Industri Besar (X1)
atau observasi terstruktur (Kuncoro, 2003).
Sumber Data
Pertumbuhan Ekonomi (Y)
Sumber data yang digunakan dalam Upah Minimu m (X2)
penelitian ini yaitu data sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh lewat pihak lain, tidak langsung diperoleh dari peneliti sekunder
dari
subjek biasanya
penelitiannya.
Data
berwujud
data 237
JEB 17 Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 229 - 256
Volume 1, Nomor 2, September 2016
Proses Pengolahan Data
a. Korelasi positif
Analisis Regresi Linear Berganda
Korelasi positif terjadi apabila perubahan pada
Menurut
p.560),
variabel yang satu diikuti dengan perubahan
analisa regresi adalah prosedur yang fleksibel
variabel yang lain dengan arah yang sama
untuk menganalisa hubungan antara variabel
(berbanding lurus). Artinya jika variabel yang
dependen
lebih
satu meningkat, maka akan diikuti dengan
variabel independen. Analisa regresi linear
peningkatan variabel yang lain, demikian
berganda
sebaliknya.
dan
Mallhotra
satu
digunakan
(2012,
variabel atau
jika terdapat dua atau
lebih variabel bebas. Dari analisa regresi linear
b. Korelasi negatif
berganda
akan
diketahui
Korelasi negatif terjadi apabila perubahan
pengaruh
antara
variabel
seberapa bebas
besar
terhadap
pada variabel
variabel terikat. Persamaan
yang satu diikuti dengan
perubahan variabel yang lain dengan arah yang analisa
regresi
linear
berlawanan (berbanding terbalik). Artinya jika
berganda untuk penelitian ini adalah sebagai
variabel yang satu meningkat, maka akan
berikut :
diikuti dengan penurunan variabel yang lain,
Y = a + b1X1 + b2X2 +€
demikian sebaliknya.
Keterangan :
c. Korelasi nihil
Y
: variabel pertumbuhan ekonomi
Korelasi nihil terjadi apabila perubahan pada
a
: konstanta
variabel yang satu diikuti dengan perubahan
b
: koefisien regresi
variabel yang lain dengan arah yang tidak
X1
: variabel jumlah industri
teratur (acak). Artinya jika variabel yang satu
X2
: variabel upah minimum kota
meningkat, kadang diikuti dengan peningkatan variabel
3.10.2 Analisa Koefisien Korelasi (R) Menurut
Malhotra
(2004,
Tabel Interpretasi Koefisien Korelasi
mengetahui tingkat kekuatan hubungan antara bebas
dengan
variabel
kadang diikuti
penurunan variabel yang lain.
p.497),
analisa koefisien korelasi digunakan untuk
variabel
yang lain tetapi
terikat.
Suliyanto (2005, p.52), menyatakan bahwa ada 3 jenis hubungan dalam analisa koefisien korelasi, yaitu :
238
Interval Koefisien
Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199
Sangat rendah
0,20 – 0,399
Rendah
0,40 – 0,599
Sedang
0,60 – 0,799
Kuat
0,80 – 1,000
Sangat Kuat
JEB 17 Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 229 - 256
Volume 1, Nomor 2, September 2016 2. Menentukan nilai kritis (Ftabel)
Analisa Koefisien Determinasi (R2)
Dipilih level of significant (α) = 5% (0,05)
Koefisien determinasi berganda adalah teknik
analisa
yang
digunakan
Derajat bebas pembilang (dF1) = k
untuk
mengetahui pengaruh dari variabel bebas
Derajat bebas pembagi (dF2) = n - k - 1
terhadap variabel terikat. Menurut Malhotra
3. Nilai statistik (Fhitung)
(2004, p.515),
4. Kriteria perhitungan H0 ditolak dan Ha diterima apabila Fhitung >
Nilai R2 bervariasi dari 0 sampai 1,
Ftabel
yang artinya jika R2 = 1, maka variabel bebas memberikan
pengaruh
terhadap
H0 diterima dan Ha ditolak apabila Fhitung <
variabel
Ftabel
terikat. Namun jika R2 = 0, maka variabel bebas tidak memberikan pengaruh terhadap
Uji “t”
variabel terikat. Jika nilai R2 semakin tinggi
Uji T merupakan metode pengujian
atau mendekati angka 1, maka model yang
dalam
digunakan semakin baik.
menguji besarnya pengaruh semua variabel
statistik
yang
digunakan
untuk
bebas secara parsial terhadap variabel terikat. Uji T dalam penelitian ini berguna untuk
Uji F (Uji Simultan)
menguji apakah variabel jumlah industri,upah
Uji F digunakan untuk mengetahui apakah adanya pengaruh yang signifikan antara
minimum
variabel bebas terhadap variabel terikat. Dalam
berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di
penelitian ini, Uji F dilakukan untuk menge-
kota Surabaya.
tahui hubungan antara jumlah industri, upah
Langkah–langkah melakukan Uji T adalah
minimum
sebagai berikut :
kabupaten/kota
terhadap
per-
tumbuhan ekonomi di kota Surabaya. Untuk
melakukan Uji
F,
kabupaten/kota
secara
parsial
1. Merumuskan hipotesa statistik H0 : bi = 0, berarti variabel bebas (Xi) tidak
langkah-
langkah yang dapat dilakukan adalah sebagai
berpengaruh
berikut :
terikat (Y).
1. Merumuskan hipotesa statistik
Ha : bi ≠ 0, berarti variabel bebas (Xi)
H0 : b1, b2= 0, berarti variabel–variabel
berpengaruh
bebas (X1, X2) secara berganda berpengaruh
terikat (Y).
signifikan terhadap variabel terikat (Y). 239
signifikan
signifikan
terhadap
variabel
terhadap variabel
JEB 17 Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 229 - 256
Volume 1, Nomor 2, September 2016
2. Menentukan nilai kritis (ttabel)
dalam nilai Produk Domestik Regional Bruto
Dipilih level of significant (α / 2) = 5% / 2
(PDRB).
(0,025) Derajat bebas pembagi (dF) = n – k – 1
Di sektor pariwisata, surabaya memiliki
3. Nilai statistik t (hitung)
objek
wisata
alam
Kebun
Binatang
4. Kriteria perhitungan
Wonokromo dan Pantai Kenjeran. Kota ini
H0 ditolak dan Ha diterima apabila t hitung > t
juga mempunyai banyak wisata sejarah dari
tabel
kenangan Soerabaja Tempo Doeloe , gedung-
H0 diterima dan Ha ditolak apabila t hitung < t
gedung tua peninggalan zaman belanda dan
tabel
jepang salah satunya adalah Hotel Oranje atau Yamato. Disamping dianugerahi wisata sejarah, surabaya juga kaya akan wisata belanja.
Keadaan umum kota surabaya Surabaya
secara
geografis
berada
Sebagai kota perdagangan, surabaya memiliki
pada 07˚09`00“ – 07˚21`00“ Lintang Selatan
cukup banyak pusat perbelanjaan dan mal.
dan 112˚36`- 112˚54` Bujur Timur. Luas
Kesenian tradisional di Kota Surabaya turnbuh
wilayah Surabaya meliputi daratan dengan luas
dan berusaha untuk tetap dilestarikan. Bentuk
333,063 km² dan lautan seluas 190,39 km².
kesenian tradisional kota ini banyak ragamnya.
Sebagai kota metropolitan, Surabaya
Ada seni tari, seni musik dan seni panggung.
menjadi pusat kegiatan perekonomian di daerah
Ludruk, Gending Jula Juli Suroboyo, tari
Jawa Timur dan sekitarnya. Sebagian besar
Remo, Kentrung, Okol, Seni Ujung, Besutan,
penduduknya bergerak dalam bidang jasa,
upacara Loro Pangkon, tari Lenggang Suroboyo
industri, dan perdagangan sehingga jarang
dan tari Hadrah.
ditemukan
lahan
Banyak
Surabaya merupakan salah satu pintu
perusahaan besar yang berkantor pusat di
gerbang perdagangan utama di wilayah Jawa
Surabaya, seperti PT Sampoerna Tbk, Maspion,
Timur. Dengan segala potensi, fasilitas, dan
Wing's
PAL.
keunggulan geografisnya Surabaya memiliki
Kawasan industri di Surabaya diantaranya
potensi ekonomi yang sangat besar. Sektor
Surabaya Industrial Estate Rungkut (SIER)
primer, sekunder, dan tersier di kota ini sangat
dan Margomulyo. Sektor industri pengolahan
mendukung
dan perdagangan yang mencakup juga hotel
sebutan Surabaya sebagai kota perdagangan
dan restoran, merupakan kontributor utama
dan ekonomi. Bersama-sama sektor swasta saat
kegiatan ekonomi surabaya yang tergabung
ini,
Group,
persawahan.
Unilever,
dan
PT
240
kota
untuk
Surabaya
semakin
telah
memperkokoh
mempersiapkan
JEB 17 Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 229 - 256 sebagai
kota
Pembangunan
dagang
international.
pendidikan yang mengalami perkembangan
kesiapan
pesat. Industri-industri utamanya antara lain
Surabaya sebagai bagian dari kegiatan ekonomi
pembuatan kapal, alat- alat berat, pengolahan
dunia secara transparan dan kompetitif. Sebagai
makanan dan agrikultur, elektronik, perabotan
kota besar, Surabaya telah memposisikan diri
rumah tangga serta kerajinan tangan. Sektor
sebagai pusat konsentrasi industri. Surabaya
perdagangan mampu menyumbang 29,50%
berpotensi, baik secara langsung, sebagai pusat
pada tahun 1991 dan terus meningkat menjadi
pengembangan Jawa Timur di masa mendatang.
33,86% pada tahun 2001 dari PDRB Surabaya.
Kehadiran berbagai industri yang meliputi
Dengan
industri logam dasar, kimia dasar, tekstil,
perdagangan, Surabaya merupakan jembatan
industri makanan dan minuman, serta argo
penghubung timbal balik antara produsen
based industri lainnya, yaitu industri yang
dengan
mengolah hasil-hasil pertanian dalam arti luas,
industri diupayakan juga mencakup pada
seperti halnya dari sub sektor perikanan,
pengembangan industri rumah tangga, industri
peternakan, sayur-mayur, buah-buahan dan
kecil dan industri menengah. Saat ini, di
lainnya.
Surabaya diperkirakan terdapat 11.142 pabrik
modern
Sedangkan
dan
fasilitas
Surabaya adalah pusat perdagangan dan
per-
ekonomian
gedung
Volume 1, Nomor 2, September 2016
merupakan
jenis
industri
yang
mengemban
konsumen.
sebagai
Pembangunan
tertuju
pelayanan
Pemerintah Surabaya berusaha memperbaiki
umum/masyarakat yang meliputi jalan tol,
kesejahteraan tenaga kerja dengan menye-
jembatan Suramadu
dan
suaikan UMR dengan Kebutuhan
Seiring
perkembangan
dengan
lain
Surabaya memang
berusaha
tumbuhnya
besar
sebagainya. kota,
Minimum
(KFM).
tenaga
bidang
yang
bisnis/kegiatan
309.223
kota
mencakup nilai investasi mega proyek lebih pada
menyerap
fungsi
Kenaikan
kerja.
Fisik UMR
mengindari
alangkah lebih baik bisa mengurangi unjuk rasa
yang memiliki
dan pemogokan yang bisa menghambat proses
potensi polusi. Arah Surabaya difokuskan
industrialisasi. Surabaya sebagai permukiman
sebagai kota jasa dan perdagangan, dan bukan
pantai adalah pintu keluar dan masuk bagi
kota
untuk
hinterland yang subur dan kaya hasil bumi,
tempat
telah menjadikannya sebuah kota dagang.
pergudangan yang tidak beresiko terhadap
Indikasi kota Surabaya sebagai kota dagang
polusi. Sekalipun demikian, sejumlah wilayah
semakin
masih terdapat industri.
pemerintahan Belanda mengeluarkan peraturan
industri
industri.
selanjutnya
Wilayah
digantikan
industri sebagai
241
nyata
ketika
pada
tahun
1870
JEB 17 Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 229 - 256
Volume 1, Nomor 2, September 2016
tentang gula dan agraria yang memberikan
Genteng, Pasar Tunjungan, Pasar Blauran.
kemudahan bagi pihak swasta untuk dapat
Memasuki tahun 2000, pemerintah mulai
menyewa
merancang dan menetapkan Central Business
tanah
bagi keperluan pengem-
bangan usaha. Implikasinya adalah lahirnya
District (CBD).
kantor-kantor dagang serta bank-bank secara
Pada perkembangan selanjutnya, daerah-
formal mendukung pengembangan kegiatan
daerah perdagangan tersebut kini menjadi
usaha, seperti Handels Masts (1824), De
pusat-pusat perbelanjaan modern, yang dapat
Javasche Bank (1828), Firma Fraser Eeaton &
digolongkan menurut fungsinya yaitu:
Co (1835), Ned.Insche Escompto Mij (1857),
1. Pusat perbelanjaan kebutuhan bahan pokok
Lindeteves Stokvis. Umumnya berlokasi di
dan pakaian/distribusi: Pasar Pabean
kawasan permukiman orang Eropa di seputar
Pasar Keputran
Jembatan Merah dan meluas ke arah selatan
Kembang Jepun
sampai ke arah Alon-alon Contong (1905).
2. Pusat perbelanjaan barang umum dengan
Perdagangan menengah dan kecil biasanya
tujuan wisata: Pasar Turi
dipegang oleh kelompok masyarakat keturunan
Pasar Blauran
China dan penduduk lokal tradisional. Daerah
Pasar Atom
tempat perdagangan oleh masyarakat keturunan
Plasa Jembatan Merah
China menempati daerah pecinan, di sekitar Jl.
Plasa Tunjungan
Kembang Jepun. Sedangkan daerah tempat
Mal Galaxi
perdagangan masyarakat lokal mengelompok
Siola
menjadi satu dengan hunian dengan daerah
Giant Supermarket
hunian dan kemudian menghilang pada tahun
3. Pusat perbelanjaan alat elektronik: Tanjung
1900-an. Sementara itu pembangunan fasilitas
Anom
perdagangan ritel dalam bentuk pertokoan dan
Mangga Dua
perpasaran secara formal terlihat ditingkatkan
Mal THR
pada saat pemerintahan Gemeente Soerabaia
World Trade Centre (WTC) Tunjungan
berjalan hingga tahun 1940 dan Surabaya mulai
Centre
diperluas ke arah selatan. Fasilitas perdagangan
Sektor perdagangan telah menyerap sedikitnya
yang tampak terbangun pada masa Gemeente
1.394.141 tenaga kerja, yang bekerja pada
Soerabaia antara lain, Tunjungan (shopping
109.132 unit pedagang non-formal dan 58.686
street), Pasar Pabean, Pasar Pegirian, Pasar
unit pedagang formal. 242
JEB 17 Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 229 - 256
Volume 1, Nomor 2, September 2016
Kembang Jepun dulunya adalah kawasan
dinamis. Pada zaman pendudukan Jepang lah
bisnis
nama Kembang Jepun menjadi terkenal, ketika
utama
dan
pusat
kota Surabaya.
Walaupun bukan menjadi yang utama, kawasan
banyak serdadu
ini tetap menjadi salah satu sentra bisnis hingga
teman-teman wanita (kembang) di sekitar
saat ini. Kawasan ini terkenal sebagai pusat
daerah ini. Pada era di mana banyak pedagang
perdagangan grosir, yang kemudian dikenal
Tionghoa menjadi bagian dari napas dinamika
sebagai CBD (central business district) I Kota
Kembang Jepun, sebuah Gerbang kawasan
Surabaya. Kembang Jepun mempunyai sejarah
yang bernuansa arsitektur Tionghoa pernah
panjang, sepanjang perjalanan Kota Surabaya.
dibangun di sini. Banyak fasilitas hiburan
Perjalanannya
penuh
dengan
rona-rona,
didirikan, bahkan ada yang masih bertahan
sesuai
yang dilukiskan
zamannya.
hingga kini, seperti Restoran Kiet Wan Kie.
warna
Sejak zaman Sriwijaya, kawasan di sekitar
Jepang (Jepun)
Surabaya
merupakan
memiliki
kota
yang
Kembang Jepun menjadi tempat bermacam
kondusif dalam iklim usaha dan perdagangan
bangsa tinggal. Banyak pedagang asing yang
serta didukung oleh sarana prasarana yang
menambatkan kapalkapalnya di
memadai. Ini ditunjukan dari sektor utama
lokasi
di
mana kemudian menjadi Kota Surabaya. Di
penopang
situ pulalah, perjalanan sejarah menorehkan
sektor
garis membujur dari timur ke barat kota, Jalan
mengkontribusi sebesar 38,96% dan merupakan
Kembang Jepun. Tegak lurus dengan Kalimas,
sektor yang menyumbang Produk Domestik
jalan ini juga menjadi ikon Kota Surabaya yang
Regional
silih berganti
dibandingkan dengan sektor yang lain. Kota
tampil
membawa perannya.
perekonomian
Perdagangan,
Bruto
Surabaya
Hotel
(PDRB)
dan
seperti Restoran
paling
besar
Pada zaman Belanda, pemerintahan saat itu
Surabaya dengan penduduk
membagi kawasan menjadi Pecinan di selatan
sebanyak 2,9 juta jiwa merupakan pasar dan
Kalimas, kampung Arab dan Melayu di Utara
potensi ekonomi yang potensial. Sektor lain
kawasan itu, dengan Jalan Kembang Jepun
penopang ekonomi Surabaya terdiri sektor
sebagai pembatasnya. Bangsa Belanda sendiri
Industri Pengolahan dengan kontribusi sebesar
tinggal di Barat Kalimas yang kemudian
27,21%, sektor Listrik, Gas dan Air Bersih
mendirikan komunitas "Eropa Kecil". Jalan
sebesar
3,29%,
sektor
Kembang
6,68%,
sektor
Pengangkutan
Jepun
dulunya
dinamakan
Handelstraat (handel berarti perdagangan, straat
Komunikasi
artinya jalan), yang kemudian tumbuh sangat
Pertambangan 243
sebesar dan
lebih kurang
Kontruksi
10,40%, Penggalian
sebesar dan Sektor (0,01%),
JEB 17 Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 229 - 256
Volume 1, Nomor 2, September 2016
sedangkan Sektor Pertanian hanya (0,07%).
Sebagai pusat pemerintahan dan pusat
Perkembangan yang terjadi dalam sektor-sektor
perekonomian,
penggerak perekonomian kota tidak terlepas
pertumbuhan ekonomi yang cukup cepat.
dari adanya dukungan
yang
Pada tahun 2009 laju pertumbuhan ekonomi
dari
Surabaya mencapai 5,04%, lebih besar dari laju
Pertumbuhan
pertumbuhan Jawa Timur yang hanya 5,01%.
ekonomi Surabaya tahun 2010 sebesar 7,09%
Dalam kurun waktu tahun 2005-2009, tingkat
masih
dengan
inflasi di Surabaya cenderung mengalami
pertumbuhan ekonomi Jawa Timur (6,67%) dan
penurunan. Pada tahun 2005 tingkat inflasi
Nasional (6,1%). Hal ini menunjukkan bahwa
Surabaya mencapai 14,21%. Tahun 2006 turun
kinerja ekonomi di Kota Surabaya membaik di
menjadi 6,71 dan 6,27% tahun 2007. Tahun
tengah isu gejolak ekonomi global. Selain itu,
2008, inflasi kota Surabaya kembali naik
dampak positif sebagai kota perdagangan
menjadi 8,73% dan tahun 2009 turun sangat
terbesar kedua setelah DKI Jakarta, daya beli
rendah menjadi 3,39%. Naiknya inflasi tahun
masyarakat di sini cukup tertolong dengan
2008 disinyalir karena meningkatnya harga
adanya persaingan
sehingga
minyak dunia sehingga menyebabkan tekanan
masyarakatnya dapat mengkonsumsi barang
inflasi meningkat. Sedangkan turunnya inflasi
atau jasa yang lebih murah dibandingkan
pada tahun 2009 karena pertumbuhan ekonomi
dengan daerah lainnya.
global yang melambat dan cenderung membaik
kondusif
serta
Pemerintah
dukungan
Kota
lebih
masyarakat penuh
Surabaya.
tinggi
dibandingkan
antar
usaha,
Surabaya
memiliki
laju
Domestik
pada tahun 2009. Bila kita melihat dari nilai
Regional Bruto (PDRB) yang mencapai Rp.
PDRB, laju pertumbuhan ekonomi serta tingkat
181,65 Triliun di tahun 2009, Surabaya
inflasi kota Surabaya yang cukup stabil sampai
merupakan
dalam
dengan tahun 2009, dapat kita simpulkan
pembentukan PDRB Jawa Timur dengan
bahwa Surabaya memiliki perekonomian yang
kontribusi
yang
cukup sehat. Tidak salah bila Surabaya menjadi
menjadi penyumbang PDRB terbesar berasal
kota tujuan investasi bagi para investor baik
dari sektor perdagangan, hotel dan restoran
yang berasal dari dalam maupun luar negeri.
Dengan
dengan
jumlah
Produk
pendukung
sebesar
kontribusi
utama
26,55%.
Sektor
sebesar
39,14%.
Perkembangan
perekonomian
dunia
Penyumbang terbesar kedua terhadap PDRB
sejak terjadinya krisis subprime mortgage di
Kota Surabaya berasal dari sektor industri
pasar keuangan Amerika Serikat tahun 2008
pengolahan yang mencapai 28,70%.
masih cenderung berfluktuasi hingga saat ini. 244
JEB 17 Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 229 - 256
Volume 1, Nomor 2, September 2016
Meskipun sempat terjadi pemulihan global di
kontribusi ekonominya, sektor perdagangan
tahun 2010, akan tetapi beban utang negara-
hotel dan restoran (PHR) masih
negara
menyebabkan
kontributor utama pembentuk PDRB Kota
kembali menghadapi
Surabaya. Sektor lainnya yang juga memberi
tantangan serius di tahun 2011. Selain itu,
peranan besar pada PDRB adalah sektor
bencana tsunami dan reactor nuklir yang
industri pengolahan serta sector pengangkutan
terjadi di Jepang pada triwulan awal 2011
dan komunikasi. Kontribusi dari ketiga sektor
telah mengganggu produksi dan perdagangan
ekonomi
sehingga
mencapai
di
kawasan
perekonomian
Pada
dunia
Eropa
mengalami
kontraksi
ekonomi.
kenyataannya, perekonomian nasional
76,21%.
Sektor
tahun
2012
lainnya
yang
listrik, gas dan air bersih.
berlangsung
Peningkatan nilai PDRB ADHK Kota
hingga saat ini. Hal itu terbukti dengan
Surabaya sejalan dengan peningkatan nilai
tingginya pertumbuhan ekonomi Indonesia di
PDRB yang dihitung berdasarkan harga berlaku
tahun 2011 yang mengalami peningkatan
(ADHB). Jika angka PDRB ADHB
hingga mampu tumbuh 6,5 persen. Bayang-
2011 sebesar Rp235.034.299,43 juta maka
bayang dampak krisis utang yang terjadi di
nilai
Amerika Serikat dan Eropa tidak berdampak
2012 sebesar Rp264.335.620,09 juta atau
terlalu signifikan pada perekonomian nasional
meningkat 12,47% dibandingkan tahun 2011.
dikarenakan cukup
masih
sepanjang
memiliki peningkatan kontribusi adalah sektor
masih cukup kuat untuk menghadapi dampak krisis global yang
tersebut
menjadi
permintaan
kuat
untuk
domestik
kumulatif
tahun
PDRB hingga akhir tahun
masih
Posisi Surabaya sebagai kota per-
menahan perlambatan
dagangan dan jasa semakin terlihat dari
yang terjadi di sisi eksternal. Sejalan dengan
besarnya
perekonomian
Hotel dan Restoran (PHR) dalam PDRB
Kota
nasional, kinerja
Surabaya
dilihat
dari
ekonomi
dan
Surabaya
yang
konstan
di
juga
Perdagangan,
Kota Surabaya. Hal ini terlihat pada tahun 2012
peningkatan pertumbuhan
dimana peranan sektor PHR dalam PDRB
Kota
ADHB Kota Surabaya mencapai 44,46%.
dihitung berdasarkan harga
Selain itu sektor pengangkutan dan komunikasi
tahun
sebesar
serta sektor keuangan, persewaan dan jasa
Rp94.471.049,66 juta. Kemudian pada tahun
perusahaan peranannya semakin meningkat
2012
meningkat
setiap tahun. Kontribusi dari masing-masing
mencapai Rp101.671.633,57 juta. Ditinjau dari
sektor tersebut di tahun 2012 ini mencapai
nilai
PDRB
PDRB.
baik
sektor
yang
nilai
sangat
ekonomi
kontribusi
PDRB
2011
ADHK
245
JEB 17 Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 229 - 256 10,17% dan 6,07%.
Volume 1, Nomor 2, September 2016
Jumlah peranan dari
dikonsumsi diimpor dari daerah lain di luar
ketiga sektor tersebut hingga saat ini mencapai
Surabaya. Selain itu beberapa kebijakan-
60,70%. Hal ini juga menandakan aktivitas
kebijakan pemerintah pusat juga mendorong
bidang jasa yang makin menguat di Kota
inflasi. Di tahun 2011 angka inflasi Kota
Surabaya. Di sisi lain, industri pengolahan
Surabaya
perlahan-lahan mulai menurun kontribusinya,
menjadi 4,39% di tahun 2012. Meskipun terjadi
namun tetap menjadi sektor tertinggi kedua
inflasi yang bersumber dari faktor musiman,
dalam pembentukan PDRB Kota Surabaya
seperti biaya sekolah terkait dengan dimulainya
dengan nilai kontribusi sebesar 21,71%.
tahun ajaran baru, serta meningkatnya harga
Perkembangan laju inflasi Indonesia selama
tahun
pokok
dan
masyarakat
menurun
sehubungan
dengan adanya hari besar keagamaan (Puasa,
dipengaruhi oleh volatilitas harga komoditas
Idul Fitri, Natal, dan Tahun Baru), namun
energi dan bahan pangan di pasar internasional.
angkanya dapat dikendalikan selaras dengan
Volatilitas
di
minimnya kebijakan pemerintah di bidang
muncul karena adanya
harga serta terjaganya pasokan bahan pangan
harga
komoditas
internasional
gangguan
produksi
produsen
terakhir
kebutuhan
4,72%
sangat
pasar
beberapa
sebesar
sebagai
di
tersebut
negara-negara
dan energi.
dampak anomali iklim,
Ditinjau dari PDRB perkapitanya, pada
bencana alam, dan konflik geopolitik. Adanya
tahun
gangguan
mendorong
juta/jiwa/tahun. Kemudian di tahun 2012
peningkatan tekanan output gap di pasar
jumlahnya menjadi Rp32,53 juta/jiwa/tahun
internasional yang pada akhirnya berdampak
dikarenakan adanya penambahan penduduk dari
pada
komoditas
3,02 juta jiwa (2011) menjadi 3,13 juta jiwa.
sejenis di pasar dalam negeri. Hal yang sama
Peningkatan nilai PDRB perkapita ini secara
juga terjadi pada inflasi di Kota Surabaya yang
umum menandakan adanya
lebih banyak disebabkan oleh faktor eksternal,
tingkat pendapatan masyarakat yang lebih
dikarenakan
baik, sejalan dengan pertumbuhan ekonomi
produksi
timbulnya
tersebut
gejolak
posisinya
harga
sebagai
kota
perdagangan yang lebih sering digunakan
2011
nilainya
sebesar
Rp31,24
kota Surabaya yang masih cukup tinggi
sebagai jalur distribusi perdagangan dari dan
Jumlah investasi PMDN kota Surabaya
keluar Surabaya. Di sisi lain, sektor pertanian di
dari tahun ke tahun mengalami peningkatan.
Surabaya juga mulai menurun kinerjanya
Pada tahun 2009 dengan proyek berjumlah 10
sehingga
proyek
sebagian
besar
komoditas
yang 246
Surabaya
mendapatkan
investasi
JEB 17 Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 229 - 256
Volume 1, Nomor 2, September 2016
sebesar Rp. 213.548.500.000 nilai yang masih
meningkat
sedikit untuk suatu
Dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi
kota
besar
seperti
dari
tahun-tahun
sebelumnya.
Surabaya. Nilai investasi terbesar terdapat
otomatis akan menarik
pada sektor industri karet, barang dari karet
para investor untuk menanamkan modalnya di
dan plastik dengan hampir sebesar 41,11%.
Surabaya dan Pada tahun 2012 ini investasi
Lokasi yang paling diminati pada tahun ini
PMDN
berada didaerah Tandes.
Rp.4.396.363.620.332,
Pada tahun 2010 Investasi PMDN naik sebesar
Rp.
87.959.697.722
sebelumnya
sebesar
dari
yang
diperoleh Surabaya
sebesar
jumlah yang cukup
besar bila dibandingkan dengan tahun-tahun
tahun
sebelumnya dengan proyek sebanyak 9 proyek.
Rp.213.548.500.000
Sektor
yang
paling
dominan
dalam
menjadi Rp. 301.508.197.722 dengan proyek
memberikan
sebesar 5 proyek. Nilai investasi terbesar
telekomunikasi yang jumlahnya hampir lebih
terdapat
dari setengah dari jumlah seluruhnya yaitu
pada
sektor
industri
kendaraan
bermotor, trailer dan semi trailer sebesar
nilai
terbesar
adalah
sektor
sebesar 82,16%.
43,79% dengan lokasi yang paling diminati adalah daerah tandes karang pilang dan
Hasil penelitian dan Pembahasan
rungkut. Sedangkan pada tahun 2011 dengan
Kota
Surabaya
memang
memiliki
jumlah proyek yang paling banyak dari periode
potensial untuk dijadikan kawasan industri
tahun 2009-2012 yaitu sebanyak 12 proyek,
besar. Dengan lokasi geografis yang strategis,
jumlah
dan sumber daya manusia yang memadai
investasinya
juga
mengalami
peningkatan yang cukup banyak yaitu sebesar
adalah
Rp. 725.625.178.209 dengan nilai investasi
industri besar di Kota Surabaya setiap tahunnya
terbanyak terdapat pada sektor industri karet,
pun terus meningkat hal ini di tunjukkan oleh
barang dari karet dan plastik dan lokasi
data tahun tahun 2009 jumlah industri besar
yang paling diminati berada didaerah karang
mencapai 17.52% , tahun 2010 mencapai
pilang.
18.94% ,kemudian tahun 2012 adalah 20.79% Pada tahun 2012 Surabaya mengalami
pertumbuhan ekonomi
menjadi
beberapa
alasan.
Jumlah
serta tahun 2013 mencapai 22.65%. Jumlah
yang sangat pesat.
industri besar yang terus meningkat setiap
Dengan kemampuan otonominya yang semakin
tahunnya menunjukkan bahwa tidak sedikit
lebih
jumlah tenaga kerja yang terserap di dalamnya.
baik
perbaikan
dibuktikan dalam
bidang
dengan
berbagai
keuangan
yang
Oleh karena itu jumlah industri besar di Kota 247
JEB 17 Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 229 - 256
Volume 1, Nomor 2, September 2016
Surabaya ini di jadikan obyek penelitian
nilai Upah Minimum maka kedua komponen
sebagai variabel X1.
ini dapat memicu bertambahnya jumlah tenaga
Kota Surabaya sebagai ibu Kota di
kerja yang kemudian juga akan memicu
Propinsi Jawa Timur menjadi salah satu jalur
naiknya tingkat konsumsi masyarakat sebagai
bagi para penduduk yang melakukan urbanisasi
mana yang di kemukakan oleh Sudarsono
sebagaian besar penduduk Kota Surabaya
(1988:35) yang menyatakan bahwa permintaan
adalah pendatang baik mereka yang datang dari
akan tenaga kerja di pengaruhi oleh tingkat
Kota lain ataupun dari pelosok wilayah sekitar
upah dan faktor lain adalah permintaan akan
Surabaya sendiri.
barang-barang
hasil
produksi.
Hal
ini
Melakukan urbanisasi bagi sebagaian
menunjukkan bahwa semakin tingginya tingkat
masyarakat desa dengan harapan memperbaiki
upah pada tenaga kerja maka akan memicu
perekonomiaan keluarga merupakan salah satu
tingkat konsumsi masyarakat di mana hal ini
alasan mereka, karena upah atau gaji di ibu
akan mendorong laju pertumbuhan ekonomi.
kota cukup besar di bandingkan dengan daerah
Pertumbuhan ekonomi di Kota Surabaya terus
asal mereka, namun memang tidak dapat di
mengalami peningkatan terlihat pada data tahun
pungkiri bahwa upah atau gaji di ibu kota
2009 pertumbuhan ekonomi mencapai 5.53% ,
memang besar jika di bandingkan dengan
pada tahun berikutnya yaitu tahun 2010 naik
daerah tingkat Kabupaten hal ini di tunjukkan
menjadi 7.09% , dan tahun 2011 mencapai
oleh
Surabaya
7.56% , serta tahun 2012 naik menjadi 7.62%
mempunyai Upah Minimum sebesar 15.58% ,
dan pada tahun 2013 adaah 7.34%. Oleh
dan pada tahun 2010 Upah Minimum naik
karena itu pertumbuhan ekonomi di jadikan
sebesar 16.93% serta pada tahun 2011 Upah
obyek penelitian sebagai variabel Y.
data
tahun
2009
Kota
Minimum naik menajadi 18.30% , kemudian Upah Minimum naik pada tahun 2012 menjadi 20.63%
serta
pada
tahun
2013
Analisis Model
Upah
Pengolahan data dalam proses penelitian
Minimum naik hingga mencapai 28.56%. Oleh karena itu kenaikan jumlah
ini
Upah
berganda,
Minimum
juga dijadikan
obyek
menggunakan
analisis
berdasarkan
data
regresi dan
linier dengan
menggunakan perhitungan program SPSS 16.0,
penelitian sebagai variabel X2.
hasil perhitungan ditunjukkan dalam tabel di
Bertambahnya jumlah industri besar
bawah ini.
yang kemudian di ikuti oleh semakin tingginya 248
JEB 17 Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 229 - 256
Volume 1, Nomor 2, September 2016
Berikut uraian data variabel jumlah
minimum (X2) mempunyai pengaruh yang
industri besar dan variabel upah minimum
positif terhadap pertumbuhan ekonomi di kota
terhadap variabel pertumbuhan ekonomi dan
Surabaya.
data hasil perhitungan yang dianalisa terhadap
Variabel
Jumlah
Industri
(X1)
variabel yang di uji selama lima tahun yaitu
mempunyai
dari tahun 2009 hingga tahun 2013.
pertumbuhan ekonomi di kota Surabaya sebesar
Tabel Data Jumlah Industri Besar (X1), Upah Minimum (X2) dan Pertumbuhan Ekonomi (Y) Di kota Surabaya Tahun 2009-2013
pengaruh
positif
terhadap
0,511. Hal ini menunjukkan bahwa setiap perubahan variabel jumlah industri besar satusatuan akan mengakibatkan perubahan variabel
Pertumbuhan
Pertumbuhan
pertumbuhan ekonomi sebesar 0,511 dengan
Industri
Upah
Ekonomi
arah yang sama atau searah bila variabel bebas
Besar
Minimum
2009
198
948.500
5.53%
2010
214
1.031.500
7.09%
2011
227
1.115.000
7.56%
2012
235
1.257.000
7.62%
2013
256
1.740.000
7.34%
Tahun
Pertumbuhan Jumlah
lainnya konstan. Untuk variabel upah minimum (X2) mempunyai pengaruh yang positif terhadap pertumbuhan ekonomi di kota Surabaya yaitu
Sumber: Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Surabaya dan Badan Pusat Statistik kota Surabaya Tabel Data Koefisien Regresi Linier Berganda
sebesar 0,310. Hal ini menunjukkan bahwa setiap perubahan variabel upah minimum satusatuan akan mengakibatkan perubahan terhadap
Variabel
Koefisien Regresi (β)
Konstanta
8,898
Jumlah Industri Besar (X1)
0,511
arah yang sama atau searah bila variabel bebas
Upah Minimum (X2)
0,310
lainnya konstan.
pertumbuhan ekonomi sebesar 0,310 dengan
R Square : 0,513
a.
Analisis R square :
Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa :
Dari tabel diatas dapat digunakan untuk
Koefisien
menyusun model persamaan regresi linier
Determinasi Berganda R square
sebesar 0,513. Hal ini berarti bahwa besarnya
berganda sebagai berikut :
pengaruh variabel
Y = b0 + b1X1 + b2X2 + e
bebas
jumlah
industri
besar (X1), upah minimum (X2) secara
Y = 8,898 + 0,511X1 + 0,310X2 + e
bersama-sama berpengaruh terhadap variabel
Dari persamaan regresi linier berganda
terikat pertumbuhan ekonomi adalah sebesar
diatas, dapat diketahui bahwa kedua variabel
0,513 atau 51,3%. Sedangkan sisanya sebesar
bebas yaitu jumlah industri besar (X1), upah 249
JEB 17 Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 229 - 256
Volume 1, Nomor 2, September 2016
48,7% dipengaruhi oleh variabel lain diluar
4.
model penelitian ini.
Ho
b.
Kurva daerah penerimaan atau penolakan
Melakukan uji F (Uji pengaruh Gambar
simultan)
Kurva Uji F Pembuktian Hipotesis
Tabel Hasil Uji F Keterangan
Nilai
Sig.
F hitung
24,375
0,039
Dari
tabel
diatas,
dapat
digunakan Daerah Penolakan
untuk pengujian hipotesis dengan langkalangkah sebagai berikut : 1.
Daerah Penerimaan H0
Merumuskan Hipotesis secara statistic
Ho : b1,b2 = 0
Dugaan tidak ada pengaruh
signifikan secara Bersama-sama
variabel
bebas
terhadap 24,375
19,000
variabel terikat. Ha : b1,b2 ≠ 0
Dugaan ada pengaruh
Penjelasan
signifikan secara Bersama-sama
Dari gambar diatas, maka dapat variabel
bebas
terhadap
diketahui
bahwa
F hitung
terletak pada
variabel terikat.
daerah penolakan Ho atau F hitung (24,375) >
2.
F tabel (19,000) sehingga Ho ditolak dan Ha
F tabel
Nilai F tabel ditentukan sebagai berikut :
diterima Hal ini didukung pula dengan tingkat
Degree of Freedom numerator = df1 = 2
kesalahan prediksi / meramal sebesar 0,039
Degree of Freedom denominator = df2 = 2
yang nilainya lebih kecil dari 0,05 atau 5%.
Tingkat signifikansi sebesar 5% atau 0,05
Dari pengujian diatas maka diketahui
Maka diperoleh nilai F tabel sebesar 19,000
bahwa hipotesis pertama yang telah diajukan
3.
peneliti
Kriteria Pengujian,
terbukti
kebenarannya.
Sehingga
Jika = F hitung > F tabel, maka Ho ditolak dan
hipotesis yang menyatakan
Ha diterima Jika = F hitung < F tabel, maka Ho
industri besar (X1), upah minimum (X2)
diterima dan Ha ditolak Atau Ho diterima jika
secara
signifikansi F > 0,05 dan Ho ditolak Atau Ha diterima jika signifikansi F < 0,05 250
bahwa
jumlah
JEB 17 Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 229 - 256
Volume 1, Nomor 2, September 2016
bersama-sama berpengaruh terhadap variabel terikat
pertumbuhan
Surabaya,
ekonomi
didukung
atau
di
Gambar Kurva Uji “t”
kota
terbukti
Variabel Jumlah Industri Besar (X1)
kebenarannya. Pengujian Hipotesis Kedua (Uji t) Tabel Hasil Uji “t” Variabel
t hitung
Sig.
Jumlah industri besar
6,074
0,026
4,519
0,046
Daerah Penolakan H0
Daerah Penolaka n H0
(X1) Upah minimum (X2)
Daerah Penerimaan H0
Dari tabel diatas dapat digunakan untuk
pengujian
hipotesa
kedua
dengan
-4,3027
0
Dari gambar diatas
langkah-langkah sebagai berikut :
4,30 27 dapat
6,074
diketahui
Merumuskan hipotesis secara statistik Ho:
bahwa t hitung untuk variabel Jumlah Industri
Dugaan tidak ada pengaruh signifikan secara
Besar (X1) terletak pada daerah penolakan Ho
parsial variabel bebas terhadap bariabel terikat
atau t hitung (6,074) > t tabel (4,3027),
Ha: Dugaan ada pengaruh signifikan secara
sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini
parsial variabel bebas terhadap variabel terikat
didukung
pula
2.
meramal
(sign)
1.
t tabel
dengan sebesar
tingkat 0,026
kesalahan <
0,05
besarnya nilai t tabel ditentukan sebagai
ataupun 5 persen. Jadi dapat
berikut:
dikatakan bahwa variabel jumlah industri
df
= n - k – 1 = 5 - 2 - 1 = 2%
besar
α
=
signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi di
= 2,5 % atau 0,025
Maka diperoleh nilai t tabel sebesar 4,3027 3.
mempunyai
kota Surabaya (Y).
kriteria pengujian
Jika = t hitung > t tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima Jika = t hitung < t tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak Atau Ho diterima jika signifikansi t > 0,05 dan Ho ditolak Atau Ha diterima jika signifikansi t < 0,05 4.
(X1)
kurva daerah penerimaan dan penolakan
Ho 251
pengaruh
yang
JEB 17 Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 229 - 256
Volume 1, Nomor 2, September 2016 Dari tabel diatas dapat diketahui
Gambar Kurva Uji “t” Variabel Upah Minimum
bahwa nilai koefisien determinasi parsial (r2)
(X2)
variabel Jumlah Industri Besar (X1) sebesar 0,5358
Daerah Penolaka n H0
lebih
besar
dari
nilai
koefisien
determinasi parsial (r2) variabel upah minimum
Daerah Penolaka n H0
(X2) yaitu sebesar 0,4264. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa variabel Jumlah Industri
Daerah Penerimaan H0
Besar
(X1)
mempunyai
merupakan pengaruh
variabel
paling
besar
yang atau
dominan terhadap Pertumbuhan Ekonomi di -4,3027
0
4,3027
kota Surabaya (Y).
4,519
Dari gambar diatas dapat diketahui bahwa t
Pembahasan Hasil Penelitian
hitung untuk Variabel Upah Minimum (X2)
Berdasarkan hasil uji F diketahui nilai F
terletak pada daerah penolakan Ho atau t hitung
hitung 24,375 > F tabel (19,000) dengan
(4,519) > t tabel (4,3027), sehingga Ho ditolak
memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,039
dan Ha diterima. Hal ini didukung pula dengan
lebih kecil dari 0,05 atau 5%. Maka dengan
tingkat kesalahan meramal (sign) sebesar 0,046
demikian model regresi dapat dipakai untuk
lebih kecil dari taraf signifikansi sebesar 0,05
memprediksikan Pertumbuhan Ekonomi
atau 5%. Jadi dapat dikatakan bahwa variabel
kota Surabaya. Atau dengan kata lain dapat
Upah Minimum (X2) mempunyai pengaruh
dikatakan bahwa Jumlah Industri Besar (X1)
yang
dan Upah Minimum (X2) secara bersama-sama
signifikan
terhadap
Pertumbuhan
Ekonomi di kota Surabaya (Y).
berpengaruh signifikan terhadap Pertumbuhan
Tabel Nilai Parsial Variabel
Parsial
di
Ekonomi di kota Surabaya (Y). Sedangkan melalui uji “t” dapat
Determinasi Parsial
diketahui variabel independen mana saja yang Jumlah Industri Besar 0,732
0,5358
berpengaruh signifikan secara parsial terhadap
(X1) Upah Minimum (X2)
0,653
0,4264
Pertumbuhan Ekonomi di kota Surabaya, untuk variabel Jumlah Industri Besar (X1), t hitung (6,074) > t tabel (4,3027) dengan 252
JEB 17 Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 229 - 256
Volume 1, Nomor 2, September 2016
memiliki tingkat kesalahan meramal (sign) sebesar 0,026 < 0,05 atau
Simpulan 1.
Dari uji F diketahui bahwa hipotesis yang
5 persen. Jadi dapat dikatakan bahwa variabel
diajukan oleh peneliti didukung atau terbukti
Jumlah
kebenarannya, dengan kata lain dapat dikatakan
Industri
pengaruh
Besar
yang
(X1)
mempunyai
signifikan
bahwa Jumlah Industri Besar
terhadap
(X1)
dan
Upah Minimum (X2) secara bersama-sama
Pertumbuhan Ekonomi di kota Surabaya. Untuk variabel Upah Minimum (X2) t
berpengaruh signifikan terhadap Pertumbuhan
hitung (4,519) > t tabel (4,3027) dengan
Ekonomi di kota Surabaya.
memiliki tingkat kesalahan meramal (sign)
Hal ini terbukti dengan nilai F hitung (24,375)
sebesar 0,046 < 0,05 atau 5 persen. Jadi
> F tabel (19,000) dengan memiliki tingkat
dapat
signifikan sebesar 0,039 lebih kecil dari 0,05
dikatakan
bahwa
variabel
Upah
atau 5%.
Minimum (X2) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi di
2.
Dari variabel
kota Surabaya.
uji
independen
“t”
dapat
mana
diketahui saja
yang
dapat
berpengaruh signifikan secara parsial terhadap
diketahui bahwa nilai koefisien determinasi
variabel terikat yaitu Pertumbuhan Ekonomi di
parsial (r2) variabel Jumlah Industri Besar (X1)
kota Surabaya, untuk variabel Jumlah Industri
Dari
perhitungan
diatas
Besar, t hitung (6,074) > t tabel (4,3027)
sebesar 0,5358 lebih besar dari nilai koefisien determinasi
parsial
(r2)
dengan memiliki tingkat kesalahan meramal variabel
Upah
(sign) sebesar 0,026 < 0,05 atau 5 persen. Jadi
Minimum (X2) yaitu sebesar 0,4264. Dengan
dapat dikatakan bahwa variabel Jumlah Industri
demikian dapat dikatakan bahwa variabel
Besar
Jumlah Industri Besar (X1) merupakan variabel
(X1)
mempunyai
pengaruh
yang
signifikan secara parsial terhadap Pertumbuhan
yang mempunyai pengaruh paling besar atau
Ekonomi di kota Surabaya (Y).
dominan terhadap Pertumbuhan Ekonomi di
Untuk variabel Upah Minimum (X2), t
kota Surabaya (Y).
hitung (4,519) > t tabel (4,3027) dengan
Dari hasil penelitian dapat diketahui
memiliki tingkat kesalahan meramal (sign)
bahwa variabel Jumlah Industri Besar maupun
sebesar 0,046 < 0,05 atau 5 persen. Jadi dapat
Upah Minimum mempunyai pengaruh yang
dikatakan bahwa variabel Upah Minimum
signifikan secar parsial terhadap Pertumbuhan
(X2) mempunyai pengaruh
Ekonomi di kota Surabaya. 253
JEB 17 Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 229 - 256 yang
signifikan
secara
parsial
Volume 1, Nomor 2, September 2016
terhadap
investor
ataupun
orang
yang
ingin
Pertumbuhan Ekonomi di kota Surabaya
membuka perusahaan industri besar di kota
(Y).
Surabaya sehingga apabila bertambahnya
3.
Variabel Jumlah Industri Besar (X1)
jumlah industri besar di kota Surabaya
merupakan
maka akan membawa dampak positif pada
pengaruh
variabel
yang
paling besar
mempunyai
Pertumbuhan Ekonomi di kota Surabaya.
atau dominan
terhadap Pertumbuhan Ekonomi di kota
Dari uji secara
bersama-sama
Surabaya
bahwa
variabel
(Y).
karena
nilai
koefisien
kedua
bebas
Minimum
Industri Besar (X1) sebesar 0,5358 lebih
signifikan secara bersama-sama terhadap
besar dari nilai koefisien determinasi
Pertumbuhan
Ekonomi
parsial (r2) variabel Upah Minimum (X2)
Surabaya
ditengah
kota
yang mempunyai pengaruh paling besar
ataupun
karena
Saran
itu
sehingga
1. Dari uji secara bersama-sama diketahui
memenuhi
kedua variabel bebas Jumlah
pemerintah
berbondong-
tingkat
harus
upah
pekerja
terus
minimum
mampu
kebutuhan ekonomi
untuk mereka.
Ekonomi
berdasar
pada
kenaikan Upah Minimum sehingga ditengah
(Y), dari sini dapat disimpulkan bahwa
ketidakstabilan ekonomi pemerintah harus
adanya
yang terjadi
para
Pertumbuhan
Pertumbuhan Ekonomi di kota Surabaya
ekonomi
pulau
terlihat juga bahwa salah satu faktor
signifikan secara bersama-sama terhadap
pertumbuhan
luar
Dari perhitungan yang telah dilakukan maka
Industri Besar (X1) memiliki pengaruh
ingin
dan
memenuhi kebutuhan ekonomi mereka, oleh
menyesuaikan
pemerintah
kesulitan
bondong untuk mencari pekerjaan untuk
Pertumbuhan
Ekonomi di kota Surabaya (Y).
apabila
kota
penduduk maupun yang datang dari luar
Industri Besar (X1) merupakan variabel
bahwa
di
ada di kota Surabaya baik yang asli
dapat dikatakan bahwa variabel Jumlah
terhadap
pengaruh
ketidakstabilan ekonomi masyarakat yang
yaitu sebesar 0,4264. Dengan demikian
dominan
(Y),
memiliki
Upah
determinasi parsial (r2) variabel Jumlah
atau
(X2)
diketahui
terus
di
menyesuaikan
Upah
Minimum
sehingga akan membawa dampak positif
kota Surabaya, maka pemerintah harus lebih
terhadap Pertumbuhan Ekonomi di kota
berusaha dalam mencari dan memudahkan
Surabaya. 254
JEB 17 Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 229 - 256
Volume 1, Nomor 2, September 2016 Kabupaten/Kota. Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta.
Daftar Pustaka Arsyad,
Lincoln, (1999), Pengantar Perencanaan dan Pembangunan Ekonomi, Yogyakarta: BPFE.
Penerbitan Yogyakarta.
Arsyad, Lincolyn. 1997. Ekonomi Pembangunan, Edisi Ketiga, Penerbit : Badan Badri, Juarsa. 2008. Analisis Potensi Dan Pertumbuhan Ekonomi Daerah Kabupaten Solok. Dosen STIE El Hakim
YPKN.
Rosdiana, Novia. 2013. Kontribusi Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja dan Investasi Daerah Pemerintah Kota Surabaya. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya
Bps.go.id/
Sugiyono 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung, Alfabeta Suliyanto. 2005. Metode Riset Bisnis. Bandung : Alfabeta Sumitro, Djojohadikusumo. 1987. Dasar Teori Ekonomi Pertumbuhan dan Pembangunan. Bagian Penerbitan : LP3ES. Jakarta. Todaro, M. P. 2004. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga. Edisi Kedelapan. Erlangga. Jakarta.
Bungin, Burhan. 2009. Penelitian Kualitatif. Jakarta : Kencana. Dinas Perindustrian dan Perdagangan kota Surabaya Dumairy.
STIE
(1997). Perekonomian Indonesia, Cetakan ketiga, Jakarat: Penerbit Erlangga.
Istifaiyah, Lailatul. 2015. Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Upah Minimum Dan Pengangguran Terbuka Terhadap Tingkat Kemiskinan (Studi Kasus Gerbangkertasusila Tahun 20092013). Jurusan Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang.
Zasriati, Masrida. 2014. Analisis Pengaruh Belanja Modal Terhadap Indeks Pembangunan Manusia Dan Pertumbuhan Ekonomi di Pemerintah Provinsi Jambi. Dosen sekolah tinggi ilmu ekonomi Sakti Alam Kerinci.
Jhingan, 2000. Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan, Jakarta : Rajawali Press. Masli, Lili. 2008. Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi dan Ketimpangan Regional Antar Kabupaten/Kota di Propinsi Jawa Barat Octavianingrum, Denty. 2015. Analisis Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja, Dan Tingkat Pendidikan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Daerah Istimewa Yogyakarta: Studi 5 255