UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI MEDAN
ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, INVESTASI, DAN JUMLAH INDUSTRI TERHADAP PENYEDIAAN KESEMPATAN KERJA DI SUMATERA UTARA
SKRIPSI
Diajukan Oleh :
JUNI ASHARI NASUTION 040501093 EKONOMI PEMBANGUNAN
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Medan 2009
Juni Ashari Nasution : Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Dan Jumlah Industri Terhadap Penyediaan Kesempatan Kerja Di Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI MEDAN
PENANGGUNG JAWAB SKRIPSI
Nama
: JUNI ASHARI NASUTION
NIM
: 040501093
Departemen
: EKONOMI PEMBANGUNAN
Judul Skripsi
: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, INVESTASI, DAN JUMLAH INDUSTRI TERHADAP PENYEDIAAN KESEMPATAN KERJA DI SUMATERA UTARA
Tanggal ...............................
Pembimbing,
( Drs. Rujiman, MA ) NIP. 131127371
Juni Ashari Nasution : Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Dan Jumlah Industri Terhadap Penyediaan Kesempatan Kerja Di Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI MEDAN
BERITA ACARA UJIAN Hari
:
Tanggal
:
Nama
: JUNI ASHARI NASUTION
NIM
: 040501093
Departemen
: EKONOMI PEMBANGUNAN
Judul Skripsi
: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, INVESTASI, DAN JUMLAH INDUSTRI TERHADAP PENYEDIAAN KESEMPATAN KERJA DI SUMATERA UTARA
Maret 2009
Ketua Departemen,
Pembimbing Skripsi,
(Wahyu Ario Pratomo, S.E, M.Ec) NIP. 132206574
Penguji I
(
Ilyda Sudardjad, Msi NIP.
(
Drs. Rujiman, MA ) NIP. 131127371
Penguji II
)
( Rahmad Sumanjaya, Msi ) NIP.
Juni Ashari Nasution : Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Dan Jumlah Industri Terhadap Penyediaan Kesempatan Kerja Di Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI MEDAN
PERSETUJUAN ADMINISTRASI AKADEMIK
Nama
: Juni Ashari Nasution
NIM
: 040501093
Departemen
: Ekonomi Pembangunan
Judul Skripsi
: ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, INVESTASI, DAN JUMLAH INDUSTRI TERHADAP PENYEDIAAN KESEMPATAN KERJA DI SUMATERA UTARA
Tanggal ...............................
Ketua Departemen,
(Wahyu Ario Pratomo, S.E, M.Ec) NIP. 132206574
Tanggal ...............................
Dekan,
(Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec) NIP. 131285985
Juni Ashari Nasution : Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Dan Jumlah Industri Terhadap Penyediaan Kesempatan Kerja Di Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
Abstract All country want to reach a high economic growth and labor absorption. Especially for labor force, the government must have the right policy in economic to make a high labor absorption, because a high labor absorption can descripe the progress of a country. In North Sumatera, the human resources development still under standar. The implementing of the investment still can not create a high economic growth and human resources development. The main object this research is to reveal the influence economic growth, investment, and amount of industry to the labor absorption. For analyzing the influence of economic growth, investment, and amount of industry to the labor absorption is used OLS method. The source data comes from BPS-Statistics of Sumatera Utara Province, Bank Indonesia branch of Medan, and others sources references that relate to this research. The data of labor force in this research is time series on North Sumatera during 1986 – 2006 (21 years). This research is hoped be able to give the description of information accurately about the influence of economic growth, investment, and amount of industry to labor absorption in North Sumatera. Estimation technique in this research result that independent variable has a significant effect for labor absorption. The result of the research shows that the economic growth, investment, and amount of industry give a significance influence to the labor absorption with a determinant coefficient (R2) 80%. Economic growth gives the positive and significance influence to the labor absorption. Investment gives the positive and significance influence to the labor absorption. Amount of industry gives the positive and significance influence to the labor absorption.
Juni Ashari Nasution : Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Dan Jumlah Industri Terhadap Penyediaan Kesempatan Kerja Di Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
KATA PENGANTAR
Alhamdulillaahi Rabbil‘alamin tak terhingga Penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala kesempatan, karunia, dan hidayah-Nya yang sangat berarti, sehingga Penulis bisa menyelesaikan studi dengan skripsi yang berjudul “Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, dan Jumlah Industri terhadap Penyediaan Kesempatan Kerja Sumatera Utara”. Dan juga shalawat berangkaikan salam buat junjungan umat Nabi Besar Muhammad SAW yang sama-sama kita harapkan syafaatnya di hari akhir kelak. Dalam penulisan skripsi ini, Penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak, baik materi maupun nonmateri. Oleh karena itu, pada kesempatan ini Penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah meluangkan waktunya memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu kepada: 1. Kedua orang tua Penulis yang tercinta, Ayahanda H. Abdul Munir Nasution dan Ibunda Hj. Leliwati Harahap yang selalu dan senantiasa mencurahkan kasih sayangnya, memandu ke jalan yang benar, menyalakan api semangat dan menjaganya agar tak pernah padam, serta aliran do’a restu yang takkan pernah terhenti kepada Penulis sepanjang hayat. 2. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. 3. Bapak Wahyu Ario Pratomo, SE, M.Ec, selaku Ketua Departemen Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. 4. Bapak Prof. Dr. Sya’ad Afifuddin, M.Ec., selaku Dosen Wali yang telah membimbing Penulis selama masa perkuliahan.
Juni Ashari Nasution : Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Dan Jumlah Industri Terhadap Penyediaan Kesempatan Kerja Di Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
5. Bapak Drs. Rujiman, MA. selaku Dosen Pembimbing yang penuh keikhlasan menyisihkan
waktu,
tenaga,
dan
pikirannya
untuk
membimbing
Penulis
menyelesaikan skripsi dengan baik. 6. Ibu Ilyda Sudardjad, Msi dan Bapak Rahmad Sumanjaya, Msi selaku Dosen Pembanding I dan Dosen Pembanding II, yang telah banyak memberi saran yang sangat berharga. 7. Seluruh dosen dan pegawai administrasi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, khususnya Departemen Ekonomi Pembangunan, yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan kemudahan kepada penulis selama mengikuti perkuliahan hingga selesainya skripsi ini. 8. Staf dan pegawai BI cabang Medan dan BPS Sumatera Utara yang telah menyediakan data penelitian, sehingga memberikan kemudahan bagi Penulis. Juga kepada para penulis buku, jurnal, artikel, dan opini yang telah menyediakan literatur yang sangat berarti. Jangan berhenti berkarya. 9. Abang dan adik-adikku tercinta Dodi Rinaldi SE, Chandra Riski, Soni Sahputra, Marito, Doli Martua, dan Randi Yusuf. Terima kasih atas segala bantuan dan bimbingannya serta telah menjadi teladan yang baik. 10. Sahabat sekaligus rekan kerjaku Dani. Rekan-rekan seperjuangan di Jurusan Ekonomi Pembangunan Adi, Novridho, Fi’i, Herman, Bogel, Lindi, Wiman, Ibel, Azie, tya, Kiki, Devi, Aziz, Serly, Anita, Doly, monik, Asep, Liza, dll. Rekan-rekan Pemerintahan Mahasiswa M. Iqbal Hrp, Musdar, Dede, Mizan, Saufi, Rahmat Yan, Rahmad M. Noor, dll. Kawan-kawan Himpunan Mahasiswa Islam Sidqi, Uli, Santi, Dewi, dll. 11. Teman, rekan, sahabat, saudara, keluarga, dan semua nyawa yang telah dan selalu menemani, mewarnai kehidupan dan mendewasakan Penulis, memberikan inspirasi Juni Ashari Nasution : Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Dan Jumlah Industri Terhadap Penyediaan Kesempatan Kerja Di Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
serta meneriakkan bahwa “aku bisa” yang tidak mungkin dapat disebutkan satu persatu. Penulis menyadari bahwa isi skripsi ini sangat jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, Penulis dengan segala keterbatasannya sangat mengharapkan saran yang konstruktif, sehingga karya lain dari Penulis di masa yang akan datang jauh lebih baik. Semoga Allah SWT membalas segala kebaikan dan pengorbanan yang telah diberikan kepada Penulis. Akhirul kalam, semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca sekalian.
Medan,
Maret 2009 Penulis,
JUNI ASHARI NASUTION
Juni Ashari Nasution : Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Dan Jumlah Industri Terhadap Penyediaan Kesempatan Kerja Di Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
DAFTAR ISI Halaman ABSTRACT .......................................................................................................
i
KATA PENGANTAR .......................................................................................
ii
DAFTAR ISI .....................................................................................................
v
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... viii DAFTAR TABEL .............................................................................................
ix
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................
x
BAB I
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ..............................................................................
1
1.2 Perumusan Masalah .......................................................................
5
1.3 Hipotesis .......................................................................................
5
1.4 Tujuan Penelitian ...........................................................................
6
1.5 Manfaat Penelitian .........................................................................
6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penyerapan Tenaga Kerja ..............................................................
7
2.2 Pertumbuhan Ekonomi ...................................................................
9
2.2.1 Teori Petumbuhan Ekonomi................................................ 10 2.2.1.1 Teori Perumbuhan Ekonomi Adam Smith ……....... 11 2.2.1.2 Teori Pertumbuhan Ekonomi David Richardo .......... 14 2.2.1.3 Teori Pertumbuhan Ekonomi Schumpeter ................. 15 2.2.1.4 Teori Pertumbuhan Ekonomi David Solow ............... 17 2.2.1.5 Teori Pertumbuhan Ekonomi Kaldor ......................... 18 2.2.1.6 Teori Pertumbuhan Ekonomi Simon Kusnetz ........... 19 Juni Ashari Nasution : Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Dan Jumlah Industri Terhadap Penyediaan Kesempatan Kerja Di Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
2.2.2 Faktor-Faktor Pertumbuhan Ekonomi .....………...………... 20 2.3 Investasi ......................................................................................... 21 2.3.1 Jenis-Jenis Investasi ............................................................ 22 2.3.2 Fakto-Faktor yang Mempengaruhi Investasi........................ 23 2.4 Jumlah Industri .............................................................................. 26 2.4.1 Teori Industrialisasi ............................................................ 27 2.4.2 Strategi Industrialisasi ......................................................... 28 2.4.3 Klasifikasi Industri ............................................................. 29 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian . ............................................................ 33 3.2 Jenis dan Sumber Data .................................................................. 33 3.3 Metode dan Tekhnik Pengumpulan Data ........................................ 33 3.4 Pengolahan Data ............................................................................ 33 3.5 Model Analisis Data ...................................................................... 34 3.6 Uji Kesesuaian (Test of Goodness of Fit) ...................................... 35 3.6.1 Koefisien Determinasi (R-Square) ........................................ 35 3.6.2 Uji Parsial (T-Test)............................................................... 35 3.6.3 Uji Serempak (F-Statistik) .................................................... 37 3.7 Uji Asumsi Klasik ......................................................................... 38 3.7.1
Multikolinearitas ................................................................. 38
3.7.2
Autokorelasi ....................................................................... 39
3.8 Defenisi Operasional Variabel ……………………………………… 42 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Provinsi Sumatera Utara .................................... 43 4.1.1 Kondisi Geografis ............................................................... 43 Juni Ashari Nasution : Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Dan Jumlah Industri Terhadap Penyediaan Kesempatan Kerja Di Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
4.1.2 Kondisi Iklim dan Topografi ............................................... 44 4.1.3 Kondisi Demografi ............................................................. 44 4.1.4 Potensi Wilayah .................................................................. 44 4.1.5 Kebijakan Pembangunan........................................................ 46 4.2 Perkembangan Ekonomi Sumatera Utara ....................................... 47 4.2.1 Struktur Ekonomi................................................................ 47 4.2.2 PDRB Perkapita .................................................................. 52 4.3 Perkembangan Kesempatan Kerja di Sumatera Utara ..................... 53 4.4 Perkembangan Investasi di Sumatera Utara .................................... 56 4.4.1 Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) Penanaman Modal Asing (PMA) .................................... 56 4.5 Perkembangan Jumlah Industri di Sumatera Utara .......................... 60 4.6 Analisis Data .................................................................................. 70 4.6.1 Interpretasi Model................................................................ 72 4.6.2 Uji Kesesuaian (Test of Goodness of Fit) ............................ 73 4.6.3 Uji Asumsi Klasik ............................................................... 78 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ................................................................................... 81 5.2 Saran .............................................................................................. 81 DAFTAR PUSTAKA
Juni Ashari Nasution : Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Dan Jumlah Industri Terhadap Penyediaan Kesempatan Kerja Di Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar
Judul
2.1
Hubungan Tingkat Bunga dan Investasi.……………………..
24
3.1
Kurva Uji t Statistik . .............................................................
36
3.2
Kurva Uji f Statistik…………………………………………..
38
3.3
Kurva D-W Statistik………………………………………….
42
4.1
Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara ..................................
51
4.2
Jumlah Kesempatan Kerja di Sumatera Utara .........................
55
4.3
Perkembangan PMDN dan PMA ............................................
59
4.4
Jumlah Industri di Sumatera Utara .........................................
62
4.5
Jumlah Perusahaan Industri Besar dan Sedang .......................
65
4.6
Jumlah Output Besar dan Sedang Menurut Golongan Industri ..................................................................
4.7
Hal
66
Nilai Input Besar dan Sedang Menurut Golongan Industri ..................................................................
70
4.8
Kurva Uji t Statistik Pertumbuhan Ekonomi.............................
74
4.9
Kurva Uji t Statistik Investasi...................................................
75
4.10
Kurva Uji t Statistik Jumlah Industri........................................
76
4.11
Kurva Uji f Statistik..................................................................
77
4.12
Uji D-W Statistik......................................................................
80
Juni Ashari Nasution : Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Dan Jumlah Industri Terhadap Penyediaan Kesempatan Kerja Di Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
DAFTAR TABEL
No. Tabel
Judul
1.1
PDRB ADH Berlaku dan ADH Konstan
Hal
Sumatera Utara Tahun 2000 – 2006.............................……..
3
2.1
Klasifikasi Industri Menurut Tenaga Kerja.............................
30
2.2
Penggolongan Industri menurut ISIC.....................................
31
3.1
Kriteria Pengambilan Keputusan D-W Test…………………
41
4.1
Struktur Ekonomi Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 1999 – 2006 (%)...................................
49
4.2
Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara..................................
50
4.3
PDRB ADH Berlaku dan ADH Konstan Sumatera Utara Tahun 2000 – 2006.......................................
4.4
Jumlah Kesempatan Kerja di Sumatera Utara Tahun 1986 -2006 ....................................................................
4.5
52
54
Perkembangan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA) di Sumatera Utara Tahun1986-2006.......................................................................
58
4.6
Jumlah Industri di Sumatera Utara Tahun 1986 – 2006...…….
61
4.7
PDRB Sektor Industri Pengolahan Sumatera Utara ADHB Menurut Sub Sektor Tahun 2000 – 2004 (Milliar Rupiah)...…
4.8
Jumlah Perusahaan Industri Besar dan Sedang di Sumatera Utara Tahun 2002 – 2005.......……………………
4.9
4.11
66
Jumlah Output Besar dan Sedang Menurut Golongan Industri di Sumatera Utara Tahun 2002 – 2005 (Milliar Rupiah)...........
4.10
64
67
Nilai Input Besar dan Sedang Menurut Golonga Industri di Sumatera Utara Tahun 2002 -2005 (MilliarRupiah)..............
69
Kriteria Pengambilan Keputusan D-W Test…………………..
79
Juni Ashari Nasution : Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Dan Jumlah Industri Terhadap Penyediaan Kesempatan Kerja Di Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
DAFTAR LAMPIRAN
No. LAMPIRAN
1
: Data Variabel Dependen dan Indepanden
2
: Hasil Regresi Linear Berganda
3
: Uji Multikolinearitas
Juni Ashari Nasution : Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Dan Jumlah Industri Terhadap Penyediaan Kesempatan Kerja Di Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu indikator yang sangat penting dalam melakukan analisis pembangunan ekonomi yang terjadi pada suatu negara karena pertumbuhan ekonomi menunjukkan seberapa jauh aktivitas perekonomian menghasilkan dan bertambahnya pendapatan masyarakat pada suatu periode tertentu. Untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi sangat didukung oleh sumber daya yang potensial. Jumlah penduduk sebagai sumber daya manusia merupakan sumber daya potensial bagi suatu negara. Dalam GBHN tahun 1978 dinyatakan : “jumlah penduduk yang sangat besar, apabila dapat dibina dan diarahkan sebagai tenaga kerja yang efektif merupakan pembangunan yang besar dan sangat menguntungkan bagi usaha-usaha pembangunan disegala bidang” (bab II, hal 45). Dari kutipan GBHN tersebut, jelas bahwa hal ini sangat penting dikemukakan, tidak saja keterbatasan dana, tetapi juga sebagai landasan yang kuat bagi partisipasi masyarakat dalam pembangunan nasional. Tingkat keberhasilan perekonomian suatu negara yang telah dicapai dapat diukur melalui konsep kesempatan kerja yang dapat diciptakan atau dihitung dari orang yang berhasil mendapat pekerjaan. Akan tetapi masalah penduduk dan lapangan pekerjaan selalu menjadi masalah yang rumit. Masalah ini langsung atau tidak langsung menyangkut pertanyaan, sampai sejauhmana proses pembangunan dinikmati oleh sebagian masyarakat dan sampai sejauhmana bangsa kita berpartisipasi sebagai pelaksana aktif dalam usaha kearah kemajuan.
Juni Ashari Nasution : Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Dan Jumlah Industri Terhadap Penyediaan Kesempatan Kerja Di Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
Kebijakan-kebijakan yang sangat dibutuhkan dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi yang tinggi, kestabilan ekonomi, dan penciptaan lapangan kerja bagi seluruh rakyat Indonesia. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan tidak disertai dengan perbaikan struktur perekonomian yang lebih kokoh dapat menyebabkan ketidakstabilan ekonomi dalam negeri dan tingkat inflasi yang sangat tinggi. Kondisi perekonomian dengan tingkat ekonomi yang tinggi dapat menyebabkan perubahan-perubahan dalam output dan kesempatan kerja Posisi strategis wilayah Sumatera Utara yang terletak dalam jalur perdagangan internasional membawa keuntungan tersendiri dalam menyokong perekonomian daerah. Struktur perekonomian Sumatera Utara sejak 1994 telah bergeser dari sektor pertanian menuju sektor industri pengolahan. Hal ini ditandai dengan peranan sektor industri semakin besar. Akan tetapi pada saat terjadi krisis ekonomi tahun 1998 menyebabkan peranan sektor pertanian kembali meningkat dimana pada tahun 1997 peranan sektor pertanian 24,71% dan hingga tahun 2002 cenderung meningkat menjadi 30,23%, kemudian tahun 2004 kembali meningkat sebesar 27,71%. PDRB perkapita Sumatera Utara pada tahun 2000 sebesar 6.006,1. Apabila dilihat menurut harga berlaku, angka tersebut dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Pertumbuhan tertinggi terjada pada tahun 2003 yaitu sebesar 13,88% sampai dengan tahun 2004 PDRB perkapita Sumatera Utara atas dasar harga berlaku 9.741,6 tumbuh 12,33% dibanding tahun sebelumnya (2003) yang sebesar 8.672,1. Pada tahun 2005 pertumbuhan PDRB mengalami penurunan menjadi 9,18% meskipun nilai naik menjadi 11.326,5. Perhatikan tabel dibawah ini.
Juni Ashari Nasution : Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Dan Jumlah Industri Terhadap Penyediaan Kesempatan Kerja Di Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
Tabel 1.1 PDRB ADH Berlaku dan ADH Konstan Sumatera Utara Tahun 2000-2006 ADH Berlaku Nilai (000 Rp.)
ADH Konstan
Pertumbuhan (%)
Nilai (000 Rp.)
Pertumbuhan (%)
2000
6.006,1
-
6.006,1
-
2001
6.813,2
13,44
6.175,7
2,82
2002
7.614,8
11,77
6.385,1
3,39
2003
8.672,1
13,88
6.609,3
3,51
2004
9.741,6
12,33
6.873,4
4,00
2005
11.326,5
9,18
7.130,6
5,78
2006
12.718,2
10,45
7.385,2
6,13
Sumber : Badan Pusat Statistik Sumatera Utara
Sementara itu jika dilihat perhitungan atas dasar harga konstan 2000, dimana pada perhitungan ini pengaruh kenaikan harga (inflasi) sudah dihilangkan, maka pada periode 2001-2004 peningkatan yang terjadi relatif stabil. Pertumbuhan yang terjadi dari tahun ke tahun menunjukkan peningkatan. Tahun 2004 pertumbuhan PDRB perkapita naik menjadi 4% lebih baik dibanding tahun 2003 sebesar 3,51%. Demikian pula pertumbuhan tahun 2003 lebih baik dari pertumbuhan tahun 2001. Sementara itu pertumbuhan tahun 2005 menjadi 5,78%. Keynes mengatakan masalah investasi baik ditinjau dari penentuan jumlahnya maupun kesempatan untuk melakukan investasi itu sendiri didasarkan pada konsep Marginal Eficiency of Capital (MEC). MEC merupakan tingkat keuntungan yang diharapkan dari investasi yang dilakukan (Return of Investment). Juni Ashari Nasution : Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Dan Jumlah Industri Terhadap Penyediaan Kesempatan Kerja Di Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
Hubungan antara MEC, investasi, dan tingkat bunga dapat dilihat dari MEC sebagai garis yang menurun, dimana garis ini memperlihatkan jumlah investasi yang dilakukan pada setiap tingkat bunga yang berlaku. Sementara itu, jumlah industri di Sumatera Utara terus berkembang. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Sumatera Utara menyebutkan bahwa jumlah usaha industri pada tahun 2004 tercatat sebanyak 929 perusahaan, jumlah ini menunjukkan peningkatan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebanyak 919 perusahaan. Sebagian besar industri ini termasuk pada industri makanan, minuman, dan tembakau yang jumlahnya mencapai 384 perusahaan dan kemudian diikuti oleh golongan industri kimia, batu bara, karet, dan plastik sebanyak 174 perusahaan, dan sisanya 133 perusahaan diikuti oleh industri kayu dan perabot rumah tangga. Berdasarkan uraian diatas, penulis mencoba menganalis atau melihat perkembangan kesempatan kerja dihadapkan dengan pertumbuhan ekonomi, investasi, dan jumlah industri di Sumatera Utara. Untuk maksud tersebut, maka penulis melakukan penelitian dengan judul “Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, dan Jumlah Industri terhadap Penyediaan Kesempatan Kerja di Sumatera Utara”.
1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian sebelumnya, penulis membuat perumusan masalah sebagai berikut: a. Bagaimana pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap penyediaan kesempatan kerja di Sumatera Utara? b. Bagaimana pengaruh investasi terhadap penyediaaan kesempatan kerja di Sumatera Utara?
Juni Ashari Nasution : Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Dan Jumlah Industri Terhadap Penyediaan Kesempatan Kerja Di Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
c. Bagaimana pengaruh jumlah industri terhadap penyediaan kesempatan kerja di Sumatera Utara?
1.3 Hipotesis Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka penulis membuat hipotesis sebagai berikut: a. Ada pengaruh positif pertumbuhan ekonomi terhadap penyediaan kesempatan kerja di Sumatera Utara. b. Ada pengaruh positif investasi terhadap penyediaan kesempatan kerja di Sumatera Utara. c. Ada pengaruh positif jumlah industri terhadap penyediaan kesempatan kerja di Sumatera Utara. 1.4 Tujuan Penelitian Penulisan skripsi ini memiliki beberapa tujuan, yaitu: 1. Untuk mengetahui pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap penyediaan kesempatan kerja di Sumatera Utara. 2. Untuk mengetahui pengaruh investasi terhadap penyediaan kesempatan kerja di Sumatera Utara. 3. Untuk mengetahui pengaruh jumlah industri terhadap penyediaan kesempatan kerja di Sumatera Utara. 1.5 Manfaat Penelitian Ada beberapa manfaat yang diharapkan dari penelitian ini, diantaranya: 1. Guna memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana ekonomi.
Juni Ashari Nasution : Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Dan Jumlah Industri Terhadap Penyediaan Kesempatan Kerja Di Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
2. Sebagai bahan studi atau literatur bagi mahasiswa yang ingin mengetahui tentang pengaruh pertumbuhan ekonomi, investasi, jumlah industri terhadap penyediaan kesempatan kerja di Sumatera Utara. 3. Sebagai pelengkap sekaligus pembanding hasil-hasil penelitian dengan topik yang sama yang sudah ada sebelumnya. 4. Sebagai tambahan wawasan bagi penulis dalam kaitannya dengan disiplin ilmu yang penulis tekuni. 5. Sebagai bahan masukan atau pemikiran bagi instansi yang terkait dalam mengambil keputusan.
Juni Ashari Nasution : Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Dan Jumlah Industri Terhadap Penyediaan Kesempatan Kerja Di Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 PENYERAPAN TENAGA KERJA Pada negara yang sedang berkembang umumnya masalah pengangguran merupakan masalah yang sulit dipecahkan sampai saat ini, karena masalah pengangguran menyebabkan tingkat pendapatan nasional dan tingkat kemakmuran masyarakat tidak mencapai potensi yang maksimal. Seperti halnya yang terjadi di Indonesia, pemerintah mengupayakan berbagai jalan keluar untuk dapat mengatasi pengangguran baik di perkotaan maupun di pedesaan. Proses dari usaha untuk menciptakan tenaga kerja yang merupakan topik dalam penelitian ini dapat diwujudkan apabila pembinaan dan pengembangan industri-industri kecil dapat berjalan dengan semestinya. Berbagai upaya dilakukan pemerintah untuk dapat mendorong perekonomian rakyat. Pengertian dari penyerapan itu sendiri diartikan cukup luas, menyerap tenaga kerja maknanya menghimpun orang atau tenaga kerja pada suatu lapangan usaha sesuai dengan kebutuhan usaha itu sendiri. Dalam ilmu ekonomi seperti kita ketahui faktor-faktor produksi adalah tanah, modal, tenaga kerja, dan keahlian. Salah satu faktor tersebut adalah tenaga kerja yang mempunyai keahlian dan keterampilan agar dapat meningkatkan sektor industri. Sementara modal utama yang dibutuhkan adalah sumber daya manusia. Juni Ashari Nasution : Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Dan Jumlah Industri Terhadap Penyediaan Kesempatan Kerja Di Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
Menurut Siagian (1995) sumber daya manusia dan kekayaan alam yang melimpah tidak banyak artinya tanpa dikelola manusia dengan baik, maksudnya sumber daya lainnya dan kekayaan alam akan sangat berarti apabila telah digunakan manusia tidak hanya bagi kepentingan diri sendiri tetapi juga demi kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan”. Tenaga kerja yang ada banyak yang tidak siap pakai sehingga lapangan kerja yang ada tidak bisa menyerap tenaga kerja yang tidak sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan. Disinilah perlunya peranan pemerintah dalam mengatasi hal tersebut melalui pembinaan dan pelatihan bagi tenaga kerja agar dapat meningkatkan kualitas kerja. Sementara itu, harus ada pengembangan industri yang dapat menyerap tenaga kerja sesuai dengan yang diharapkan. Selanjutnya dari uraian diatas dijelaskan, melalui bantuan peningkatan lunak dapat memotivasi pengetahuan, keterampilan dan wawasan pandangan yang luas sehingga mempermudah proses penyerapan tenaga kerja yang dibutuhkan. Masalah penyerapan tenaga kerja ini juga tidak terlepas dari kesempatan kerja yang tersedia ditengah-tengah masyarakat. Ketidak seimbangan antara penawaran kerja dengan pasar kerja akan menimbulkan pengangguran. Mengingat kesempatan kerja yang terbatas tersebut maka pemerintah mengupayakan penciptaan lapangan kerja yang nantinya dapat menampung tenaga kerja sehingga mengurangi tingkat pengangguran yang ada ditengah-tengah masyarakat dengan menciptakan usaha-usaha pada bidang industri yang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Dengan tumbuh dan berkembangnya industri maka dampaknya akan sangat luas terhadap penyerapan tenaga kerja. Peningkatan sumber daya manusia yang lambat tentunya akan menghambat perkembangan industri tersebut. Merupakan tugas dan tanggung jawab masyarakat bersama dengan pemerintah untuk menciptakan lapangan pekerjaan serta berpartisipasi menunjang program pemerintah dalam peningkatan taraf hidup yang adil dan merata. Juni Ashari Nasution : Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Dan Jumlah Industri Terhadap Penyediaan Kesempatan Kerja Di Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
2.2 PERTUMBUHAN EKONOMI Pertumbuhan ekonomi seharusnya diukur dengan istilah yang riil. Istilah pertumbuhan ekonomi merujuk pada suatu kelompok keseluruhan konsep dengan arti yang berbeda-beda : 1. Pertumbuhan ekonomi dapat didefinisikan sebagai pertambahan arus modal total out put ekonomi suatu negara atau wilayah selama satu periode tertentu. 2. Pertumbuhan ekonomi dapat didefinisikan sebagai pertambahan perkapita atau pertenagakerja. Pertambahan output perkapita atau pertenagakerja menunjukkan indikasi yang lebih baik tentang ekonomi dari pada peningkatan yang tidak seberapa dari total output yang diproduksi. 3. Pertumbuhan ekonomi dapat didefinisikan sebagai pertambahan konsumsi perkapita. 4. Pertumbuhan ekonomi dapat didefinisikan sebagai pertambahan kesejahteraan pribadi. 5. Pertumbuhan ekonomi dapat didefinisikan sebagai perubahan dalam struktur ekonomi. 6. Pertumbuhan ekonomi dapat didefinisikan sebagai suatu rangkaian tahap yang dilalui oleh negara dalam pembangunan ekonomi. Semua definisi pertumbuhan ekonomi tersebut memiliki kegunaan masing-masing. Sebagai contoh : pertambahan output perkapita memungkinkan suatu peningkatan standar hidup, dan pertambahan dalam konsumsi dan kesejahteraan perkapita menunjukkan peningkatan nyata dari standar hidup. Definisi struktur dan tingkat ekonomi sangat penting
Juni Ashari Nasution : Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Dan Jumlah Industri Terhadap Penyediaan Kesempatan Kerja Di Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
untuk mencapai suatu pandangan yang berarti tentang keseluruhan proses pembangunan diseluruh daerah. Menurut Sukirno (2006) pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan output perkapita dalam jangka panjang. Tekanannya adalah pada tiga aspek, yaitu : proses, out put perkapita, dan jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi adalah suatu “proses”, bukan gambaran ekonomi sesaat. 2.2.1 Teori Pertumbuhan Ekonomi Teori pertumbuhan ekonomi bisa didefinisikan sebagai penjelasan mengenai faktorfaktor apa yang menyebabkan kenaikan output perkapita dalam jangka panjang dan penjelasan bagaimana faktor-faktor tersebut berinteraksi satu sama lain sehingga terjadi proses pertumbuhan. Jadi teori ekonomi adalah suatu “ceritera” yang logis mengenai bagaimana proses pertumbuhan itu terjadi. Didalam ilmu ekonomi terdapat banyak teori pertumbuhan ekonomi, diantaranya adalah : 1. Teori-teori klasik yang mencakup teori pertumbuhan ekonomi Adam Smith, David Ricardo, dan Schumpeter. 2. Teori-teori modern yang mencakup : a. Teori pertumbuhan Neo-Keynes yaitu HaroldDomar. b. Teori pertumbuhan Neo-klasik yaitu Robert Solow, Kaldor dan Kusnetz. 2.2.1.1 Teori Pertumbuhan Ekonomi Adam Smith Adam Smith (1723 - 1790) didalam bukunya An Inquiry Into the Nature and Cause of Wealth of Nations (1776) mengemukakan bagaimana perekonomian kapitalis tumbuh. Teori Juni Ashari Nasution : Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Dan Jumlah Industri Terhadap Penyediaan Kesempatan Kerja Di Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
Adam Smith sering dianggap sebagai awal dari pengkajian masalah pertumbuhan secara sistematik. Menurut teori Adam Smith ada dua aspek utama dalam pertumbuhan ekonomi, yaitu : 1. Pertumbuhan output (GDP) total. Smith melihat sistem produksi suatu negara terdiri dari tiga unsur pokok, unsur tersebut adalah : a. Sumber-sumber alam yang tersedia (faktor produksi tanah). b. Sumber-sumber manusiawi atau jumlah penduduk. c. Stok barang kapital yang ada. Menurut Smith sumber-sumber alam yang tersedia merupakan wadah yang paling mendasar dari kegiatan produksi pada suatu masyarakat. Jumlah sumber-sumber alam yang tersedia merupakan batas maksimal dari pertumbuhan ekonomi tersebut. Artinya selama sumber-sumber ini belum dimanfaatkan sepenuhnya, yang memegang peranan dalam proses produksi adalah dua unsur produksi yang lain yaitu jumlah produksi dan stok kapital yang ada. Dua unsur inilah yang akan menekankan besarnya output masyarakat dari tahun ke tahun. Tetapi apabila output terus meningkat, sumber-sumber alam akhirnya akan dimanfaatkan sepenuhnya dan pada tahap ini sumber-sumber alam akan membatasi output. Unsur yang kedua adalah sumber-sumber manusiawi atau jumlah penduduk, dalam proses pertumbuhan output unsur ini dianggap mempunyai peranan yang pasif, dalam arti bahwa jumlah penduduk akan menyesuaikan diri dengan kebutuhan akan tenaga kerja dari masyarakat tersebut.
Juni Ashari Nasution : Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Dan Jumlah Industri Terhadap Penyediaan Kesempatan Kerja Di Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
Unsur yang ketiga adalah stok capital yaitu yang secara aktif menentukan tingkat output. Smith memang memberikan peranan sentral kepada pertumbuhan stok capital atau akumulasi capital dalam pertumbuhan output. 2. Pertumbuhan penduduk Aspek kedua dari pertumbuhan ekonomi adalah pertumbuhan penduduk. Disebut bahwa penduduk bersifat “pasif” dalam proses pertumbuhan output, yang berarti bahwa dalam jangka panjang berapun jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan oleh proses produksi akan tersedia melalui pertumbuhan penduduk. Smith mempunyai teori pertumbuhan penduduk yang tidak banyak berbeda dengan teori kependudukan Thomas Maltus meskipun Smith lebih dahulu mengemukannya dari Thomas Maltus. Menurut Smith, penduduk meningkat apabila tingkat upah yang berlaku lebih tinggi dari tingkat upah subsistensi, yaitu tingkat upah yang pas-pasan untuk seseorang agar bisa mempertahankan hidupnya. Apabila tingkat upah berada diatas tingkat upah subsistensi, maka orang-orang akan kawin pada usia muda, kematian anak-anak berkurang, dan jumlah kelahiran bertambah. Sebaliknya jumlah penduduk akan berkurang apabila tingkat upah yang berlaku jauh dibawah tingkat upah subsistensi. Dalam keadaan ini kematian anak-anak akan meningkat dan banyak perkawinan ditunda. Smith mengatakan bahwa “harga” tenaga manusia ditentukan oleh tarik menarik antara kekuatan permintaan dan penawaran. Posisi stasioner Akhirnya setiap perekonomian akan sampai pada posisi stasionernya. Pada posisi ini capital dan output tidak lagi tumbuh, permintaan tenaga kerja tidak naik, dan tingkat upah akan tertekan turun sampai pada tingkat upah subsistensi. Pada posisi stasioner nampaknya Juni Ashari Nasution : Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Dan Jumlah Industri Terhadap Penyediaan Kesempatan Kerja Di Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
memang bukan suatu keadaan yang menarik, segalanya serba madeg. Jumlah penduduk yang mati sama dengan jumlah penduduk yang lahir, tingkat upah berada pada tingkat subsistensi dan tidak bisa diharapkan membaik, investasi digunakan hanya untuk mengganti kapital yang rusak. Ini semua terjadi karena perekonomian sudah mencapai perkembangan yang maksimal bila didukung oleh sumber-sumber alam yang ada. 2.2.1.2 Teori Pertumbuhan Ekonomi David Ricardo Ricardo
mengemukakan
pertumbuhan
ekonomi
klasik
yang
mengalami
pengembangan lebih lanjut. Garis besar proses pertumbuhan dan kesimpulan-kesimpulan umum yang ditarik oleh Ricardo tidak terlalu berbeda dengan teori Adam Smith. Ricardo menganggap bahwa faktor produksi tanah (sumber daya alam) tidak bisa bertambah sehingga akhirnya bertindak sebagai pembatas dalam proses pertumbuhan. Aspek-aspek proses pertumbuhan menurut Ricardo memiliki ciri sebagai berikut : a. Tanah terbatas jumlahnya. b. Tenaga kerja (penduduk) yang meningkat atau menurun sesuai dengan tingkat upah apakah diatas atau dibawah tingkat upah minimal (upah alamiah). c. Akumulasi kapital terjadi apabila tingkat keuntungan yang diperoleh pemilik kapital berada diatas tingkat keuntungan minimal yang diperlukan untuk menarik mereka melakukan investasi. d. Dari waktu ke waktu terjadi kemajuan teknologi. e.
Sektor pertanian dominan.
Juni Ashari Nasution : Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Dan Jumlah Industri Terhadap Penyediaan Kesempatan Kerja Di Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
Satu-satunya
harapan
untuk
meningkatkan
perekonomian
adalah
adanya
kemungkinan kemajuan teknologi. Kemajuan teknologi meningkatkan produktivitas tenaga kerja dan kapital. Jadi dengan adanya teknologi, the law of diminishing return bisa diperlambat dan kemerosotan tingkat upah dapat ditekan. Dalam posisi pertumbuhan ekonomi menurut Ricardo ada dua kekuatan dinamis yang tarik menarik, yaitu : a. The law of diminishing return. b. Kemajuan teknologi. Diantara keduanya yang paling dominan adalah the law of diminishing return. Adanya keterbatasan faktor produksi tanah akan membatasi pertumbuhan ekonomi suatu negara. Suatu negara hanya bisa tumbuh sampai batas yang dimungkinkan oleh sumber daya alam yang dimilki negara tersebut. The law of deminishing return berbunyi : apabila salah satu input tetap, sedang inputinput lainnya ditambah penggunaanya maka tambahan output yang dihasilkan dari setiap unit tambahan input tersebut mula-mula naik, akan tetapi kemudian seterusnya menurun apabila inputnya terus ditambah. 2.2.1.3 Teori Pertumbuhan Ekonomi Schumpeter Schumpeter berpendapat bahwa motor penggerak pembangunan ekonomi adalah suatu proses yang ia beri nama inovasi, dan pelakunya adalah para wiraswasta, inovator, atau entrepreneur. Kemajuan ekonomi menurut Schumpeter dianggap sebagai peningkatan output masyarakat yang disebabkan oleh semakin banyaknya jumlah faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi masyarakat tanpa adanya perubahan cara atau teknologi Juni Ashari Nasution : Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Dan Jumlah Industri Terhadap Penyediaan Kesempatan Kerja Di Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
produksi itu sendiri. Pertumbuhan penduduk dan akumulasi kapital yang berasal dari tabungan rutin masyarakat. Inovasi adalah suatu hal yang sangat penting dalam teori Schumpeter. Dikatakan bahwa inovasi mempunyai tiga pengaruh, yaitu : pertama, diperkenalkannya teknologi baru. Kedua, inovasi menimbulkan keuntungan lebih yang merupakan sumber dana penting bagi akumulasi modal atau kapital. Ketiga, inovasi pada tahapan selanjutnya akan menimbulkan imitasi yaitu adanya pengusaha yang meniru teknologi baru tersebut. Ada lima macam yang oleh schumpeter dimasukkan sebagai inovasi, yaitu : a. Diperkenalkannya produk baru. b. Diperkenalkannya cara berproduksi yang baru. c. Pembukaan daerah-daerah pasar baru. d. Penemuan sumber-sumber bahan mentah baru. e. Perubahan organisasi industri sehingga meningkatkan efisiensi industri. Kunci dalam proses inovasi adalah terdapatnya lingkungan yang menunjang terjadinya inovasi tersebut. Schumpeter berpendapat bahwa sistem kapitalis dan kebebasan berusaha yang didukung oleh lembaga sosial politik yang sesuai merupakan yang paling subur bagi timbulnya inovator dan inovasi. Hanya dalam sistem inilah menurut schumpeter semangat berinovasi paling kuat. Tetapi disamping itu harus ada dua faktor lain yang menunjang terlaksananya inovasi itu. Dua faktor itu adalah : 1. Adanya ide-ide baru yang bermunculan.
Juni Ashari Nasution : Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Dan Jumlah Industri Terhadap Penyediaan Kesempatan Kerja Di Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
2. Adanya sistem perkreditan yang menyediakan dana bagi para entrepreneur untuk merealisasikan ide-ide tersebut sehingga menjadi sesuatu yang nyata dalam perekonomian. Sistem perkreditan merupakan faktor penunjang terwujudnya inovasi. Dengan adanya sistem perkreditan para calon inovator mendapatkan kesempatan yang lebih luas mewujudkan idenya. Sistem perkreditan mempertemukan mereka yang membutuhkan dana dengan yang kelebihan dana, sehingga memperlancar terwujudnya inovasi yang kemudian akan berperan penting dalam pembangunan dan pertumbuhan ekonomi. 2.2.1.4 Teori Pertumbuhan Ekonomi Robert Solow Teori ini dikemukakan oleh Solow pada tahun 1956 dan merupakan penyempurnaan dari teori klasik sebelumnya. Fokus pembahasan pertumbuhan neo klasik adalah akumulasi stok barang modal dan keterkaitannya dengan keputusan masyarakat untuk menabung atau untuk melakukan investasi. Kesimpulan pokok dalam analisis Solow adalah bahwa pertumbuhan ekonomi mengandung ciri yang stabil dalam pola keadaan ekuilibrium. Asumsi-asumsi penting dalam model Solow antara lain : 1. Tingkat teknologi dianggap konstan (tidak ada kemajuan teknologi). 2. Tingkat depresi dianggap konstan. 3. Tidak ada perdagangan luar negeri atau aliran keluar masuk barang modal. 4. Tidak ada sektor pemerintah. 5. Tingkat pertambahan penduduk (tenaga kerja) dianggap konstan. 6. Untuk mempermudah analisis, dapat ditambahkan asumsi bahwa seluruh penduduk bekerja sehingga jumlah penduduk sama dengan jumlah tenaga kerja. Juni Ashari Nasution : Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Dan Jumlah Industri Terhadap Penyediaan Kesempatan Kerja Di Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
2.2.1.5 Teori Pertumbuhan Ekonomi Nicholas Kaldor Dalam perkembangan pemikiran Kaldor mengenai masalah pertumbuhan ekonomi, perhatiannya semakin ditujukan kepada masalah-masalah konkrit yang berjalan dalam masa yang panjang, sekitar lima puluh tahun atau lebih. Pandangan Kaldor tentang proses pertumbuhan ekonomi jangka panjang diarahkan pada pertumbuhan sektoral yang mencakup sektor komoditi primer dan sektor sekunder (industri dan konstruksi). Sedangkan kegiatan di sektor tertier (jasa) dianggap sebagai fungsi dari perkembagan industri. Menurut Kaldor, Peningkatan produktivitas tenaga kerja memerlukan investasi yang berkenaan dengan mekanisme teknik produksi. Hal ini brarti bertambahnya modal per tenaga kerja. Investasi bukan menjadi sebab bagi pertumbuhan produksi, melainkan sebaliknya pertumbuhanlah yang memungkinkan pengerahan investasi. 2.2.1.6 Teori Pertumbuhan Ekonomi Simon Kusnezt Dalam teori pertumbuhan ekonomi, Kusnetz menekankan diadakannya identifikasi, pemantauan, dan pengkajian mengenai penomena pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi yang dimaksud Kusnetz ditandai oleh tiga ciri pokok : 1. Laju pertumbuhan pendapatan perkapita. 2. Persebaran (distribusi) angkatan kerja menurut sektor kegiatan produksi yang menjadi sumber nafkahnya. 3. Pola persebaran penduduk. Sebelum era pertumbuhan ekonomi, kegiatan ekonomi para penduduk terpusat di sektor primer yang bersifat ekstraktif (pertanian, perikanan, dan pertambangan). Proses pertumbuhan ekonomi sejak itu ditandai dengan bertambahnya berbagai jenis industri. Dalam Juni Ashari Nasution : Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Dan Jumlah Industri Terhadap Penyediaan Kesempatan Kerja Di Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
pandangan Kusnetz era pertumbuhan ekonomi tidak hanya ditandai oleh peran industri manufaktur dan konstruksi tetapi juga modernisasi teknologi di bidang pertanian dan bidang produksi primer pada umumnya, selain itu kini semakin menonjol peranan pemasaran dan teknologi komunikasi. 2.2.2 Faktor-Faktor Pertumbuhan Ekonomi Ada
beberapa
faktor
pertumbuhan
ekonomi
yang
mempengaruhi
tingkat
perekonomian suatu negara. Faktor-faktor pertumbuhan ekonomi tersebut dibagi dalam dua kelompok besar, yaitu : 1. Faktor ekonomi. a. Sumber daya alam. b. Akumulasi modal. c. Organisasi. d. Kemajuan teknologi. e. Pembagian kerja. f. Skala produksi.
2. Faktor non ekonomi Selain faktor ekonomi, yang dapat mempengaruhi tingkat pertumbuhan ekonomi ada juga faktor non ekonomi yang dapat mempengaruhi laju pertumbuhan ekonomi, yaitu : a. Faktor sosial.
Juni Ashari Nasution : Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Dan Jumlah Industri Terhadap Penyediaan Kesempatan Kerja Di Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
b. Manusia. c. Politik. d. Administrasi .
2.3 INVESTASI Secara umum investasi meliputi pertambahan barang dan jasa dalam masyarakat seperti pertambahan mesin-mesin baru, pembuatan jalan baru, pembukaan lahan baru, dan sebagainya. Menurut Sukirno (2004), investasi didefinisikan sebagai pengeluaran untuk membeli barang-barang modal dan peralatan-peralatan produksi dengan tujuan untuk mengganti dan terutama menambah barang-barang modal dalam perekonomian yang akan digunakan untuk memproduksi barang dan jasa dimasa yang akan datang. Dengan kata lain, dalam teori ekonomi, investasi berarti kegiatan perbelanjaan untuk meningkatkan kapasitas produksi dalam perekonomian. Dalam kaitannya dengan perusahaan dimana perusahaan tersebut melakukan investasi untuk mendapatkan profit sebesar-besarnya, dimana dana investasi tersebut salah satunya bersumber dari dana masyarakat yang ditabung pada lembaga-lembaga keuangan, maka Deliarnov (1995) mengemukakan bahwa investasi merupakan pengeluaran perusahaan secara keseluruhan yang mencakup pengeluaran untuk membeli bahan baku atau material, mesinmesin dan peralatan pabrik serta semua modal lain yang diperlukan dalam proses produksi, keperluan untuk bangunan kantor, bangunan tempat tinggal karyawan dan bangunan konstruksi lainnya, juga perubahan nilai stok atau barang cadangan sebagai akibat perubahan jumlah dan harga. Juni Ashari Nasution : Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Dan Jumlah Industri Terhadap Penyediaan Kesempatan Kerja Di Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
Dari beberapa pendapat diatas tentang investasi, maka dapat disimpulkan bahwa investasi merupakan pengeluaran sejumlah uang dari investor atau pengusaha guna membiayai kegiatan produksi untuk mendapatkan keuntungan dimasa yang akan datang 2.3.1 Jenis-Jenis Investasi Jenis-jenis investasi berdasarkan pelaku investasi dibagi dua, yaitu : a. Investasi Otonom (Antonomous Investment) Investasi Otonom adalah investasi yang besar kecilnya tidak dipengaruhi oleh pendapatan nasional. Artinya tinggi rendahnya pendapatan nasional tidak menentukan jumlah investasi yang dilakukan oleh suatu perusahaan. Investasi ini dilakukan oleh pemerintah (public investment), karena disamping biayanya sangat besar, investasi ini juga tidak memberikan keuntungan maka pihak swasta tidak dapat melakukan investasi jenis ini disebabkan oleh tidak adanya keuntungan yang diperoleh secara langsung. Contoh : investasi bendungan untuk saluran irigasi akan dapat meningkatkan produksi hasil pertanian tetapi tidak memberi keuntungan langsung kepada pemerintah. Selain itu pembukaan dan pembangunan sarana dan prasarana jalan juga merupakan investasi otonom. Dengan dibukanaya prasarana jalan akan dapat meningkatkan aktivitas perekonomian daerah terisolir. b. Investasi Dorongan (Induced Investment)
Juni Ashari Nasution : Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Dan Jumlah Industri Terhadap Penyediaan Kesempatan Kerja Di Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
Investasi Dorongan adalah investasi yang besar kecilnya sangat dipengaruhi oleh tingkat pendapatan, baik itu pendapatan daerah ataupun pendapatan nasional. Investasi ini dilakukan karena adanya pertambahan permintaan akibat dari pertambahan pendapatan. Jelasnya apabila pendapatan bertambah maka pertambahan permintaan tersebut akan digunakan untuk tambahan konsumsi, oleh karena itu akan muncul pabrik baru atau perluasan pabrik lama untuk dapat memenuhi pertambahan permintaan tersebut. 2.3.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Investasi a. Tingkat Bunga Tingkat bunga sangat berperan dalam menentukan tingkat investasi yang terjadi pada suatu negara. Apabila tingkat bunga rendah maka tingkat investasi yang terjadi akan tinggi karena kredit dari bank masih menguntungkan melakukan investasi. Sebaliknya apabila tingkat bunga tinggi maka investasi rendah karena kredit dari bank tidak menguntungkan. Keynes mengatakan masalah investasi baik ditinjau dari penentuan jumlahnya maupun kesempatan untuk melakukan investasi itu sendiri didasarkan pada konsep Marginal Eficiency of Capital (MEC). MEC merupakan tingkat keuntungan yang diharapkan dari investasi yang dilakukan (Return of Investment). Hubungan antara MEC, investasi, dan tingkat bunga dapat dilihat dari MEC sebagai garis yang menurun, dimana garis ini memperlihatkan jumlah investasi yang dilakukan pada setiap tingkat bunga yang berlaku. Tingkat Suku Bunga
Juni Ashari Nasution : Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Dan Jumlah Industri Terhadap Penyediaan MEC1 Kesempatan Kerja Di Sumatera i1 Utara, 2009. USU Repository © 2009
i2
MEC2
Gambar 2.1 Hubungan tingkat bunga dan investasi
Keterangan : Gambar diatas memperlihatkan bahwa pada tingkat bunga i1, tingkat investasi yang terjadi adalah I1 yang menghasilkan titik MEC1. Pada tingkat bunga i2, tingkat investasi adalah I2 sedang MEC akan menurun pada posisi MEC2. a. Peningkatan Aktivitas Perekonomian. Harapan adanya peningkatan aktivitas perekonomian pada masa yang akan datang merupakan salah satu faktor penentu untuk mengadakan investasi atau tidak. Kalau ada perkiraan akan terjadi peningkatan aktivitas perekonomian pada masa yang akan datang walaupun tingkat bunga lebih besar dari tingkat MEC (sebagai penentu investasi), investasi mungkin akan tetap dilakukan oleh investor yang jeli melihat peluang meraih keuntungan yang lebih besar dimasa yang akan datang. b. Kestabilan Politik Suatu Negara Kestabilan politik suatu negara merupakan suatu pertimbangan yang sangat penting untuk mengadakan investasi karena dengan stabilnya politik negara yang bersangkutan terutama penanaman modal asing (PMA), tidak akan ada resiko perusahaannya dinasionalisasikan oleh negara tersebut. Juni Ashari Nasution : Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Dan Jumlah Industri Terhadap Penyediaan Kesempatan Kerja Di Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
c. Kemajuan Teknologi Kemajuan teknologi akan meningkatkan efisiensi produksi dan mengurangi biaya produksi. Dengan demikian kemajuan teknologi yang berlaku diberbagai kegiatan ekonomi akan mendorong lebih banyak investasi semakin besar biaya yang diperlukan untuk melakukan perombakan dalam melakukan teknologi yang digunakan, semakin banyak investasi yang akan dilakukan.
2.4 JUMLAH INDUSTRI Menurut UU no 5 tahun 1984, industri adalah kegiatan ekonomi mengolah bahan mentah menjadi bahan baku, bahan setengah jadi, atau barang jadi dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya, termasuk rancang bangunan dengan rekayasa industri. Menurut Dumairy tahun 1996, industri mempunyai dua pengertian. Pertama : industri merupakan himpunan perusahaan-perusahaan penghasil kertas. Kedua : industri adalah sektor ekonomi yang di dalamnya terdapat kegiatan produktif yang mengolah bahan mentah menjadi barang setengah jadi atau barang jadi. Dalam istilah ekonomi, industri juga mempunyai dua pengertian yaitu pengertian secara luas dan pengertian secara sempit. Dalam pengertian secara luas, industri mencakup semua usaha atau kegiatan dibidang ekonomi yang bersifat produktif. Sedang pengertian secara sempit, industri adalah suatu kegiatan yang mengubah suatu barang dasar secara mekanis, kimia, atau dengan tangan sehingga menjadi barang jadi atau setengah jadi. Sedang menurut Badan Pusat Statistik (BPS) industri adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan mengubah barang jadi dan barang yang kurang nilainya menjadi barang yang lebih nilainya.
Juni Ashari Nasution : Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Dan Jumlah Industri Terhadap Penyediaan Kesempatan Kerja Di Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
Menurut Kartasapoetra (1987) dalam bukunya yang berjudul “Pembentukan Perusahaan Industri”, pengertian industri adalah suatu kegiatan ekonomi yang mengubah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi, atau barang jadi sehingga menjadi barang dengan nilai yang lebih penggunaannya. Dalam pengertian lain, industri adalah suatu aktivitas yang mengubah bahan baku menjadi barang setengah jadi dengan tujuan untuk dijual. Berdasarkan pengertian tersebut, kita dapat memahami bahwa industri merupakan salah satu kegiatan ekonomi manusia yang sangat penting. Melalui kegiatan industri akan dihasilkan berbagai kebutuhan manusia mulai dari peralatan sederhana sampai peralatan modern. Jadi pada dasarnya kegiatan itu lahir untuk memenuhi kebutuhan manusia. Dengan kata lain industri telah dikenal sejak zaman dahulu walaupun pada awal perkembangannya masih sangat sederhana dan terbatas hanya untuk memenuhi kebutuhan sendiri dan dalam lingkup yang terbatas. Pembangunan ekonomi di suatu negara dalam periode jangka panjang akan membawa perubahan mendasar dalam struktur ekonomi negara tersebut. Dimana dimulai dari ekonomi tradisional yang dititik beratkan pada sektor pertanian, menuju perekonomian modern yang didominasi oleh sektor industri. Menurut Kuznets, perubahan struktur ekonomi pada umumnya disebut transformasi struktural dan dapat didefinisikan sebagai rangkaian perubahan dalam komposisi permintaan, perdagangan luar negeri (ekspor dan impor), produksi, dan penggunaan faktor produksi seperti tenaga kerja dan modal yang diperlukan guna mendukung pembangunan dan pertumbuhan ekonomi. 2.4.1 Teori Industrialisasi Seluruh negara di dunia melakukan proses industrialisasi untuk menjamin pertumbuhan ekonomi (Chenery, 1986). Hal ini menujukkan bahwa sektor industri telah dipercaya oleh seluruh dunia sebagai satu-satunya leading sektor sebab sektor ini banyak Juni Ashari Nasution : Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Dan Jumlah Industri Terhadap Penyediaan Kesempatan Kerja Di Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
memiliki kelebihan dibanding sektor pertanian. Kelebihan itu antara lain produksinya yang mempunyai dasar tukar (term of trade) yang tinggi, nilai tambah yang besar, bagi pengusaha mempunyai keuntungan yang besar, dan prose produksinya lebih bisa dikendalikan oleh manusia. Industrialisasi di setiap negara mempunyai corak yang berbeda-beda, dalam implementasinya ada empat teori yang dilaksanakan oleh beberapa negara yang melandasi industrialisasi (Dumary, 1996). Adapun ke empat teori tersebut adalah : 1. Keuntungan Komparatif (Comparative advantage). Jenis industri yang dikembangkan oleh negara yang menganut teori ini adalah industri yang merupakan keunggulan komparatif negara tersebut. 2. Keterkaitan Industri (Industrial Linkage). Jenis industri yang dikembangkan oleh negara yang menganut teori ini adalah industri yang mempunyai keterkaitan yang luas dengan sektor-sektor ekonomi lainnya. 3. Penciptaan Kesempatan Kerja (Employment Creation). Jenis industri yang dikembangkan oleh negara yang menganut teori ini adalah industri yang mempunyai penyerapan tenaga kerja dalam jumlah besar. 4. Loncatan Teknologi (Tecnology Jump). Jenis industri yang dikembangkan oleh negara yang menganut teori ini adalah industri yang mempunyai teknologi tinggi sehingga akan terjadi alih ekonomi bagi sektor-sektor lain. 2.4.2 Strategi Industrialisasi Menurut Dumary tahun 1996, ada dua strategi industrialiasi yakni : 1. Substitusi Impor (Import Subtitution). Strategi ini disebut strategi kedalam atau inwared looking strategy yaitu industrialisasi yang mengutamakan pengembangan Juni Ashari Nasution : Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Dan Jumlah Industri Terhadap Penyediaan Kesempatan Kerja Di Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
jenis-jenis industri untuk menggantikan kebutuhan akan impor barang-barang sejenis. Pelaksanaannya dalam dua tahap. Pertama : terlebih dahulu mengembangkan industri barang-barang konsumsi. Kedua : menggalakkan pengembangan industri hulu seperti industri baja dan aluminium. Salah satu ciri yang menonjol dalam strategi ini adalah pelaksaannya disertai dengan tingkat proteksi yang tinggi, baik tarif bea masuk maupun pajak barang impor. 2. Promosi ekspor (Export Promotion). Strategi ini mengutamakan pengembangan jenis industri yang menghasilkan produk-produk ekspor. Syarat utamanya adalah tingkat proteksi yang rendah disertai dengan insentif dalam meningkatkan ekspor. Dalam melaksanakan strategi industrialisasi menggunakan indikator peranan industri dalam pembentukan PDRB bagi suatu daerah. Antara suatu tahap dengan tahap lain perubahannya bersipat perlahan dan berkesinambungan berdasarkan besarnya sumbangan atau bagian nilai tambah sektor indstri terhadap PDRB.
2.4.3 Klasifikasi Industri Berdasarkan data BPS Sumatera Utara, Industri dibagi dalam empat golongan dengan didasarkan atas banyaknya jumlah tenaga kerja tanpa melihat alat yang digunakan dalam proses produksinya. Ke empat golongan tersebut adalah : Tabel 2.1 Klasifikasi Industri Menurut Tenga Kerja No
Klasifikasi Industri
Jumlah Tenaga Kerja
1
Industri Rumah Tangga
1–4
2
Industri Kecil
5 – 19
3
Industri Sedang
20 – 99
Juni Ashari Nasution : Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Dan Jumlah Industri Terhadap Penyediaan Kesempatan Kerja Di Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
4
Industri Besar
100 atau lebih
Sumber : Badan Pusat Statistik Sumatera Utara (2006)
Menurut Julian Luthan (1997) dalam bukunya yang berjudul “Beberapa Aspek Ketenagakerjaan Perusahaan Kecil di Indonesia”, Industri dapat dibagi kedalam empat bagian yaitu : 1. Industri Besar yaitu industri yang menggunakan mesin dengan jumlah tenaga kerja 50 orang atau lebih. 2. Industri Sedang yaitu industri yang menggunakan mesin dengan jumlah tenaga kerja 5-49 orang 3. Industri Kecil yiaitu ndustri yang menggunakan mesin dengan jumlah tenaga kerja 14 orang 4. Industri Rumah Tangga yaitu suatu usaha pembentukan atau pengubahan suatu barang menjadi barang lain yang nilainya lebih tinggi dan tidak menggunakan tenaga kerja yang dibayar, misalnya istri membantu suami dalam usaha atau kegiatan industri keluarga. Industri dapat digolongkan berdasarkan beberapa sudut tinjauan atau beberapa pendekatan. Di Indonesia digolongkan berdasarkan kelompok komoditas, skala usaha, dan berdasarkan arus produksinya. Penggolongan yang paling universal adalah berdasarkan International Standart of Industrial Clasification (ISIC) yaitu berdasarkan kelompok komoditas. Tabel 2.2 Penggolongan Industri Menurut ISIC
Juni Ashari Nasution : Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Dan Jumlah Industri Terhadap Penyediaan Kesempatan Kerja Di Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
KODE
KELOMPOK INDUSTRI
31
Industri makanan, minuman, dan tembakau.
32
Industri tekstil, pakaian jadi, dan kulit.
33
Industri kayu dan barang-barang dari kayu termasuk perabotan rumah tangga.
34
Industri kertas dan barang-barang dari kertas, percetakan dan penerbitan.
35
Industri kimia dan barang-barang dari bahan kimia, minyak bumi, batu bara, karet, dan plastik.
36
Industri barang galian bukan logam, kecuali minyak bumi dan batu bara.
37
Industri logam dasar.
38
Industri barang dari logam.
39
Industri pengolahan lainnya.
Sumber : Kantor Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Pengelompokan sektor industri di Indonesia dibedakan menjadi dua. Pertama : pembagian sektor industri pengolahan berdasarkan jenis produk yang dihasilkan. Berdasarkan pengelompokan ini sektor industri pengolahan dibagi menjadi sembilan subsektor. Kedua : pembagian sektor industri pengolahan berdasarkan banyaknya tenaga kerja. Dengan pengelompoakan ini subsektor penggolongan menjadi empat subgolongan yaitu : industri besar, industri sedang, industri kecil, dan industri rumah tangga. Untuk keperluan perencanaan anggaran negara dan analisis pembangunan, pemerintah membagi sektor pengolahan menjadi tiga subsektor yaitu : 1. Subsektor industri pengolahan non migas 2. Subsektor pengilangan minyak 3. Subsektor pengolahan gas alam cair
Juni Ashari Nasution : Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Dan Jumlah Industri Terhadap Penyediaan Kesempatan Kerja Di Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
Sedangkan untuk pengembangan sektor industri itu sendiri berkaitan dengan administrasi Departemen Perindustrian dan Perdagangan digolongkan atas hubungan arus produk yaitu : 1. Industri hulu yang terdiri dari : -
Industri kimia dasar
-
Industri mesin, logam dasar, dan elektronika
2. Industri hilir yang terdiri dari : -
Aneka industri
-
Industri kecil
BAB 3 METODE PENELITIAN
Metode penelitian merupakan langkah dan prosedur yang akan dilakukan dalam pengumpulan data atau informasi empiris guna memecahkan permasalahan dan menguji hipotesis penelitian. 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Juni Ashari Nasution : Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Dan Jumlah Industri Terhadap Penyediaan Kesempatan Kerja Di Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
Ruang lingkup penelitian ini adalah pertumbuhan ekonomi, investasi, dan jumlah industri serta kesempatan kerja di Sumatera Utara periode 1986-2006. 3.2 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan adalah data sekunder yang bersifat time series dengan kurun waktu 1986-2006. Sumber data berasal dari Badan Pusat statistik (BPS) Sumatera Utara, Bank Indonesia (BI) cabang Medan serta sumber-sumber lain yang berhubungan dengan penelitian. 3.3 Metode dan Teknik Pengumpulan Data Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode tidak langsung (indirect method), yakni dengan menggunakan data sekunder. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan melakukan pencatatan langsung dari berbagai bahan kepustakaan seperti tulisan ilmiah, jurnal, artikel, laporan, dan sebagainya. 3.4 Pengolahan Data Untuk mengolah data penelitian digunakan program E-Views 4.1.
3.5 Model Analisis Data Dalam menganalisis pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat, digunakan alat analisis ekonometrika yaitu meregresikan variabel-variabel yang ada dengan metode OLS (Ordinary Least Square). Pengaruh pertumbuhan ekonomi, investasi, dan jumlah industri terhadap kesempatan kerja di Sumatera Utara dinyatakan dalam fungsi berikut: Y = f (X1,X2,X3)……………………………………………………………(1) Dengan spesifikasi model sebagai berikut: Y= α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + µ…………………………………………….(2) Dimana: Juni Ashari Nasution : Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Dan Jumlah Industri Terhadap Penyediaan Kesempatan Kerja Di Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
Y
= Kesempatan Kerja ( jiwa)
α
= Konstanta / intercept
β1,β2,β3
= Koefisien regresi
X1
= Pertumbuhan ekonomi (milliar rupiah)
X2
= Investasi (milliar rupiah)
X3
= Jumlah industri (unit)
µ
= Term of error
Bentuk hipotesisnya sebagai berikut:
∂Y > 0 , artinya jika terjadi kenaikan pada X1 (pertumbuhan ekonomi) maka Y (kesempatan ∂X 1 kerja di Sumatera Utara) akan mengalami kenaikan, ceteris paribus.
∂Y > 0 , artinya jika terjadi kenaikan pada X2 (investasi) maka Y (kesempatan kerja di ∂X 2 Sumatera Utara) akan mengalami kenaikan, ceteris paribus.
∂Y > 0 , artinya jika terjadi kenaikan pada X3 (jumlah industri) maka Y (kesempatan kerja ∂X 2 di Sumatera Utara) akan mengalami kenaikan, ceteris paribus. 3.6 Uji Kesesuaian (Test of Goodness of Fit) Ukuran Goodness of Fit ini menceminkan seberapa besar variasi dari regresand (Y) dapat diterangkan oleh regressor (X) atau dengan kata lain seberapa dekatkah garis regresi yang terestimasi dengan data. 3.6.1 Koefisien Determinasi (R2)
Juni Ashari Nasution : Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Dan Jumlah Industri Terhadap Penyediaan Kesempatan Kerja Di Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
Koefisien determinasi dilakukan untuk melihat seberapa besar variasi variabelvariabel independen secara bersama-sama mampu memberi penjelasan mengenai variasi variabel dependen. Nilai R2 digunakan antara 0 sampai 1 (0
(bi − b) Sbi
Keterangan : bi
= Koefisien variabel independen ke-i
b
= Nilai hipotesis nol
Sbi
= Simpangan baku dari variabel independen ke-i
Hipotesis : H0 : β = 0 Ha : β ≠ 0 Kriteria Pengambilan Keputusan: H0 diterima apabila t-hitung < t-tabel artinya variabel independen secara parsial tidak berpengaruh nyata terhadap variabel dependen. Ha diterima apabila t-hitung > t-tabel artinya variabel independen secara parsial berpengaruh nyata terhadap variabel dependen.
H0 diterima
Juni Ashari Nasution : Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Dan Jumlah Industri Terhadap Penyediaan Kesempatan Kerja Di Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
Ha diterima
Ha diterima
0 Gambar 3.1 Kurva Uji t Statistik
3.6.3 F-Statistik (Uji Serempak) F-statistik (Uji Serempak) diperlukan untuk mengetahui hubungan antara seluruh variabel independen secara serempak (bersama-sama) terhadap variabel independen. Rumus T-test : F − hitung =
R2 / k −1 (1 − R 2 ) / n − k
Keterangan : k
= jumlah variabel independen
R2
= koefisien determinasi
n
= jumlah sampel
Hipotesis : H0 : β1 = β 2 = 0 Ha : β1 ≠ β 2 ≠ 0 Kriteria Pengambilan Keputusan: H0 diterima apabila F-hitung < F-tabel, artinya variabel independen secara bersamasama tidak berpengaruh nyata terhadap variabel dependen Ha diterima apabila F-hitung > F-tabel, artinya variabel independen secara bersamasama berpengaruh nyata terhadap variabel dependen. Juni Ashari Nasution : Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Dan Jumlah Industri Terhadap Penyediaan Kesempatan Kerja Di Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
H0 diterima Ha diterima
0 Gambar 3.2 Kurva Uji F Statistik
3.7 Uji Asumsi Klasik Asumsi klasik merupakan asumsi yang digunakan untuk membuat estimasi atau perkiraan, pengujian hipotesis, dan ramalan interval nilai variabel terikat (Y). 3.7.1 Multikolinearitas Multikolinearitas adalah suatu fenomena yang terjadi pada model regresi jika dua atau lebih variabel independen cenderung berubah dengan pola yang sama. Variabel-varabel tersebut biasanya punya hubungan yang sangat erat dan tidak mungkin dianalisis secara terpisah pengaruhnya terhadap variabel dependen. Ada tidaknya multikolinearitas dapat ditandai dengan : a. Standar error tidak terhingga b. R2 sangat tinggi akan tetapi t-statistik berubah tanda dan tidak signifikan c. Tidak ada satupun t-statistik yang signifikan pada α = 10%, α = 5%, α = 1%. Pengaruh multikolineritas terhadap nilai taksiran : a. Nilai-nilai koefisien tidak mencerminkan nilai yang benar. b. Karena standar errornya tinggi maka kesimpulan tidak dapat diambil melalui t-test. c. T-test tidak dapat dipakai untuk menguji keseluruhan hasil taksiran. d. Tanda yang diharapkan pada hasil taksiran koefisien akan bertentangan menurut teori. Juni Ashari Nasution : Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Dan Jumlah Industri Terhadap Penyediaan Kesempatan Kerja Di Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
Untuk mengatasinya dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: a. Salah satu variabel independen jangan diikutsertakan dalam menaksir model. Tetapi harus diperhatikan mungkin variabel tersebut secara teori berhubungan terhadap variabel dependen maka hasil taksiran akan menjadi bias. b. Mendefinisikan kembali variabel-variabel tersebut. c. Penambahan data-data. 3.7.2 Autokorelasi Istilah autokorelasi dapat didefinisikan sebagai korelasi disturbance error antara anggota serangkaian observasi yang diurutkan menurut waktu (seperti dalam data deretan waktu) atau ruang (seperti dalam data cross-sectional). Model regresi linear klasik mengasumsikan autokorelasi tidak terdapat di dalamnya disturbansi atau gangguan ui (Gujarati, 1999: 201). Dilambangkan dengan : E(uiuj) = 0
i≠j
Faktor-faktor yang menyebabkan autokorelasi terjadi : a. Spatial autokorelation Biasanya terjadi pada data cross section. Fluktuasi atau perubahan aktivitas kegiatan ekonomi dari satu daerah akan mempengaruhi kegiatan ekonomi daerah terdekat karena ada keterkaitan ekonomi antara daerah tersebut. b. Pengaruh yang berkelanjutan (Prolonged Influence of Shocks) Hal ini sering terjadi pada time series data, yaitu faktor bencana alam dan faktor lain yang sangat mempengaruhi kegiatan ekonomi sehingga akan terasa pada periode berikutnya. c. Inersia (Psychological Conditioning)
Juni Ashari Nasution : Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Dan Jumlah Industri Terhadap Penyediaan Kesempatan Kerja Di Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
Yaitu tindakan-tindakan atau pengaruh masa lalu yang akan masih mengganggu kegiatan atau aktivitas selanjutnya misalnya peningkatan suku bunga, pajak dan lainlain. d. Manipulasi data Yaitu adanya interpolasi data atau penambahan data. e. Bias spesifikasi (Mis Specification) Hal ini terjadi karena tidak disertakannya variabel independen yang berhubungan di mana variabel independen tersebut sebenarnya turut mempengaruhi variabel dependen.
D-W Test (Uji Durbin-Watson) D-W test digunakan untuk mengetahui apakah dalam model terdapat autokorelasi ataupun antara disturbance error-nya. 1
DW * =
∑ (e
1
t −2
− et −1 ) 2
n
∑ (et
2
)
t −1
Tabel 3.1 Kriteria Pengambilan Keputusan D-W Test Nilai D-W Berdasarkan Estimasi Kesimpulan Model Regresi Juni Ashari Nasution : Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Dan Jumlah Industri Terhadap Penyediaan Kesempatan Kerja Di Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
(4-D.W.L)
Tolak H0. Terdapat serial korelasi negatif di antara disturbance error.
(4-DWU)
Tidak ada kesimpulan.
2
Terima H0.
DWU
Terima Ha.
DWL
Tidak ada kesimpulan.
0
Tolak H0. Terdapat serial korelasi positif di antara disturbance terms.
Bentuk hipotesis dari uji D-W sebagai berikut: H0 : p = 0 → tidak ada serial korelasi H0 : p ≠ 0 → ada serial korelasi
Gambar 3.3 Kurva D-W Statistik
3.8 Definisi Operasional Variabel 1. Tenaga kerja adalah jumlah penduduk yang bekerja di Sumatera Utara berusia 15-64 tahun. Juni Ashari Nasution : Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Dan Jumlah Industri Terhadap Penyediaan Kesempatan Kerja Di Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
2. Pertumbuhan ekonomi merupakan proses peningkatan barang dan jasa dalam kegiatan ekonomi masyarakat diproxy dengan PDRB harga berlaku (dalam rupiah). 3. Investasi adalah banyaknya modal yang ditanamkan pada beberapa jenis usaha baik dalam bentuk penanaman modal asing maupun penanaman modal dalam negeri (dalam rupiah). 4. Jumlah industri merupakan jumlah semua usaha atau kegiatan ekonomi yang bersifat produktif (dalam unit).
BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Provinsi Sumatera Utara Juni Ashari Nasution : Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Dan Jumlah Industri Terhadap Penyediaan Kesempatan Kerja Di Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
4.1.1 Kondisi Geografis Provinsi Sumatera Utara berada di bagian barat Indonesia, terletak pada garis 1º - 4º LU dan 98º - 100º BT. Letak provinsi ini sangat strategis karena berada pada jalur perdagangan internasional dan berdekatan dengan Malaysia dan Singapura serta diapit oleh tiga provinsi dengan batas-batas sebagai berikut: a. Sebelah utara berbatasan dengan Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam. b. Sebelah selatan berbatasan dengan Propinsi Sumatera Barat dan Riau. c. Sebelah barat berbatasan dengan Samudera Hindia. d. Sebelah timur berbatasan dengan Selat Malaka. Luas daratan Provinsi Sumatera Utara sekitar 71680,68 km2, sebagian besar berada di Pulau Sumatera dan sebagian lainnya berada di Pulau Nias, Pulau-pulau Batu, serta beberapa pulau kecil, baik di bagian barat maupun timur pantai Pulau Sumatera. Berdasarkan kondisi letak dan kondisi alam, Sumatera Utara terbagi dalam tiga kelompok wilayah yaitu Pantai Barat (terdiri dari Tapanuli Selatan, Tapanuli Tengah, Sibolga, dan Nias), Dataran Tinggi (terdiri dari Tapanuli Utara, Simalungun, Pematang Siantar, Karo, dan Dairi), serta Pantai Timur (terdiri dari Medan ,Binjai, Langkat, Tebing Tinggi, Asahan, Tanjung Balai, dan Labuhan Batu).
4.1.2 Kondisi Iklim dan Topografi Provinsi Sumatera Utara tergolong ke dalam daerah beriklim tropis karena letaknya dekat dengan garis khatulistiwa. Curah hujannya berkisar antara 1.800 - 4.000 mm per tahun dan suhu udara antara 12,40 – 34,20 C. Ketinggian permukaan daratan Sumatera Utara bervariasi, sebagian daerahnya datar, hanya beberapa meter di atas permukaan laut dengan suhu bisa mencapai 34,20 C. Sebagian lagi merupakan daerah berbukit dengan kemiringan yang landai dan beriklim sedang. Sementara itu, bagian yang terakhir merupakan daerah Juni Ashari Nasution : Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Dan Jumlah Industri Terhadap Penyediaan Kesempatan Kerja Di Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
tinggi yang ketinggiannya mencapai 2.300 m di atas permukaan laut dengan suhu udara minimalnya bisa menyentuh 13,40 C. 4.1.3 Kondisi Demografi Propinsi Sumatera Utara merupakan propinsi keempat terbesar dalam jumlah penduduknya di Indonesia setelah Propinsi Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah. Dihuni oleh berbagai suku seperti Batak, Melayu, Aceh, Minangkabau, dan Jawa serta menganut berbagai agama seperti Islam, Hindu, Budha, Kristen dan berbagai aliran kepercayaan lainnya. Berdasarkan hasil sensus penduduk tahun 2000, jumlah penduduk Sumatera Utara sebesar 11,506 juta jiwa. Dari jumlah tersebut sebanyak 57,36 % tinggal di daerah pedesaan dan sisanya 42,64 % tinggal di daerah perkotaan. Sedangkan pada tahun 2006, jumlah penduduk Sumatera Utara telah mencapai 12,643 juta jiwa dengan kepadatan penduduk 176 km2. Dari jumlah tersebut sebanyak 55,89 % berada di wilayah pedesaan. 4.1.4 Potensi Wilayah Wilayah Sumatera Utara memiliki potensi lahan yang cukup luas dan subur untuk dikembangkan menjadi areal pertanian yang dapat menunjang pertumbuhan ekonomi. Sebagian besar dari wilayah ini merupakan areal pertanian. Disamping itu, Sumatera Utara juga memiliki wilayah perairan yang cukup luas seperti sungai, laut, dan danau, yang secara ekonomi memiliki potensi untuk dikembangkan. Wilayah perairan tersebut dapat digunakan sebagai sarana perhubungan dan perikanan. Sementara itu, keindahan alamnya merupakan potensi untuk sektor lainnya seperti industri, perdagangan, jasa, dan lain-lain. Bahan-bahan galian dan tambang seperti kapur, belerang, pasir kuarsa, kaolin, diatone, emas, batu bara, serta minyak dan gas bumi juga banyak terkandung di wilayah Sumatera Utara. Juga terdapat budidaya pangan dan budidaya ekspor dari perkebunan, tanaman pangan, peternakan, perikanan, dan kehutanan.
Juni Ashari Nasution : Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Dan Jumlah Industri Terhadap Penyediaan Kesempatan Kerja Di Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
Kegiatan perekonomian yang terpenting di Sumatera Utara adalah di sektor pertanian yang menghasilkan bahan pangan dan komoditi ekspor seperti dari perkebunan, tanaman pangan, peternakan, perikanan dan kehutanan. Sedangkan industri yang berkembang di Sumatera Utara adalah industri pengolahan yang menunjang sektor pertanian, industri yang memproduksi barang-barang kebutuhan dalam negeri dan ekspor, meliputi industri logam dasar, aneka industri kimia dasar, industri kecil dan kerajinan. Posisi strategis wilayah Sumatera Utara yang terletak dalam jalur perdagangan internasional membawa keuntungan tersendiri dalam menyokong perekonomian daerah. Hal ini juga ditunjang oleh adanya berbagai pelabuhan udara seperti pelabuhan udara Polonia, Pinang Sori, Binaka, Aek Godang, dan pelabuhan laut Belawan, Sibolga, Gunung Sitoli, Tanjung Balai, Teluk Bitung, Kuala Tanjung, dan Labuhan Bilik. Disamping fasilitas pelabuhan ini, sektor jasa berkaitan dengan fasilitas perbankan dan jasa-jasa perdagangan lainnya serta komunikasi seperti perhubungan darat, telepon, teleks, faksmili, pos, dan giro telah cukup berkembang dan mampu mencapai sebagian besar wilayah Sumatera Utara. Kota Medan sebagai ibukota propinsi daerah tingkat I Sumatera Utara, disamping sebagai salah satu pusat pengembangan wilayah Sumatera Utara sekaligus juga sebagai pusat pengembangan wilayah pembanguan kelompok Sumatera. Memilki fasilitas komunikasi, perbankan, dan jasa-jasa pembangunan lainnya yang mampu mendorong pertumbuhan ekonomi wilayah belakangnya. Di Sumatera Utara juga terdapat lembaga-lembaga pendidikan dan penelitian seperti perguruan tinggi, balai penelitian, dan balai latihan kerja yang mampu membentuk sumber daya manusia yang terdidik dan terampil serta hasil-hasil penelitian yang berguna bagi pembangunan daerah. 4.1.5 Kebijakan Pembangunan
Juni Ashari Nasution : Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Dan Jumlah Industri Terhadap Penyediaan Kesempatan Kerja Di Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
Sejak Juni 1993, kebijakan pembangunan propinsi Sumatera Utara sebagaimana digariskan pada pola dasar pembangunan daerah Sumatera Utara yang merupakan penjabaran GBHN 1993 dan Repelita VI bertujuan untuk memantapkan otonomi daerah yang nyata, dinamis, serasi, dan bertanggung jawab serta meratanya pembangunan daerah dan hasilhasilnya dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Selain itu juga meningkatkan taraf hidup, kecerdasan, dan meletakkan dasar yang kuat untuk tahap pembangunan berikutnya, meningkatkan peran serta dan tanggung jawab masyarakat dalam pertumbuhan ekonomi. Dalam upaya meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi, Pembangunan daerah Sumatera Utara senantiasa diarahkan sejalan dengan tujuan pembangunan nasional yaitu dalam upaya mewujudkan pembangunan nasional yang seutuhnya berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Skala prioritas pembangunan daerah Repelita VI ditetapkan pembangunan sektor industri sebagai prioritas pertama yang diikuti pertanian dan pariwisata sebagai sektor kedua dan ketiga. Sedangkan sektor lainnya dibangun secara seimbang pada Pelita V. Titik berat pembangunan Sumatera Utara sesuai dengan prioritas pembangunan nasional adalah bidang ekonomi dengan prioritas sektor industri, pertanian, dan pariwisata.
4.2 PERKEMBANGAN EKONOMI SUMATERA UTARA Gambaran perekonomian Sumatera Utara pada tahun 2005 selain dipengaruhi oleh faktor internal juga dipengaruhi oleh lingkungan eksternal. Terjadi bencana alam, gempa bumi, dan Tsunami dipenghujung tahun 2004 yang melanda Nanggroe Aceh Darussalam dan sebagian daerah Sumatera Utara telah memberikan dampak yang cukup berarti bagi perekonomian Sumatera Utara. Demikian juga dengan kebijakan kenaikan bahan bakar minyak (BBM) pada bulan Maret dan Oktober 2005 memberikan andil dalam perekonomian
Juni Ashari Nasution : Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Dan Jumlah Industri Terhadap Penyediaan Kesempatan Kerja Di Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
Sumatera Utara. Beberapa indikator menunjukkan indikasi yang kurang menggembirakan seperti inflasi dan nilai tukar rupiah. 4.2.1 Struktur Ekonomi Struktur perekonomian Sumatera Utara sejak 1994 telah bergeser dari sektor pertanian menuju sektor industri pengolahan. Hal ini ditandai dengan peranan sektor industri semakin besar. Akan tetapi pada saat terjadi krisis ekonomi tahun 1998 menyebabkan peranan sektor pertanian kembali meningkat dimana pada tahun 1997 peranan sektor pertanian 24,71% dan hingga tahun 2002 cenderung meningkat menjadi 30,23%, kemudian tahun 2004 kembali meningkat sebesar 27,71%. Meningkatnya permintaan akan produk barang jadi atau setengah jadi baik regional maupun nasional dan internasional telah mendorong peranan serta industri pengolahan menjadi peringkat utama dalam pembentukan PDRB sejak tahun 1994. Namun sejak krisis moneter tahun tahun 1998 peranan sektor industri kembali menempati peringkat kedua setelah sektor pertanian, dimana pada tahun 1999 menurun menjadi 27,13% dan hingga tahun 2003 menjadi 23,83% tetapi pada tahun 2004 kembali meningkat sebesar 27,50%. Selanjutnya sektor-sektor lain yang cukup tinggi peranannya dalam pembentukan PDRB pada tahun 2004 secara berturut-turut adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 18,91%. Selanjutnya sektor jasa memberikan kontribusi sebesar 7,88%, sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar 5,95%, sektor bangunan sebesar 4,61%, sektor pertambangan sebesar 1,49%, dan kontribusi paling kecil diberikan oleh sektor listrik, gas, dan air bersih sebesar1,42%. Sementara pada tahun berikutnya banyak sektor yang mengalami penurunan seperti sektor pertanian, pertambangan, keuangan dan jasa. (lihat tabel 4.1). Tabel 4.1 Struktur Ekonomi Menurut Lapangan Usaha Juni Ashari Nasution : Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Dan Jumlah Industri Terhadap Penyediaan Kesempatan Kerja Di Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2000-2006 (%) No
Sektor
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
1
Pertanian
30,30
30,67
30,23
28,23
27,71
23,98
21,24
2
Pertambangan
1,74
1,60
1,65
1,55
1,49
1,23
1,15
3
Industri
26,65
26,51
26,33
25,83
27,70
25,47
24,58
4
Listrik, gas, air bersih Konstruksi
0,92
1,01
1,22
1,38
1,42
1,23
1,17
4,13
4,22
4,19
4,27
4,61
5,82
6,25
Perdagangan, hotel, dan restoran Angkutan, komunikasi Keuangan dan jasa Perusahaan jasa PDRB tanpa migas PDRB dengan migas
19,24
18,92
19,01
19,06
18,91
18,69
18,19
5,55
5,64
5,61
5,82
5,95
8,44
9,87
4,14
4,16
4,29
4,29
4,53
5,98
7,15
7,32
7,27
7,42
7,86
7,88
9,15
10,56
96,66
98,80
98,82
98,94
99,00
99,24
99,78
100
100
100
100
100
100
100
5 6
7 8 9 10 11
Sumber : Badan Pusat Statistik Sumatera Utara
Tabel 4.2 Juni Ashari Nasution : Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Dan Jumlah Industri Terhadap Penyediaan Kesempatan Kerja Di Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
Pertumbuhan Ekonomi di Sumatera Utara Tahun 1986-2006 (milliar rupiah) Tahun
Pertumbuhan Ekonomi
1986
4679,19
1987
6210,41
1988
7670,41
1989
9039,42
1990
10390,76
1991
11724,69
1992
13826,46
1993
15660,38
1994
21701,07
1995
24630,52
1996
28173,13
1997
34006,27
1998
50705,97
1999
61957,56
2000
68260,77
2001
78501,35
2002
88117,56
2003
96233,39
2004
98355,68
2005
104308,51
2006
97330,11
Sunber : Badan Pusat Statistik Sumatera Utara
Juni Ashari Nasution : Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Dan Jumlah Industri Terhadap Penyediaan Kesempatan Kerja Di Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
Milliar Rupiah
Tahun
Grafik 4.1 Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara 1986 - 2006
Pertumbuhan ekonomi di Sumatera Utara dari tahun ke tahun mengalami peningkatan sejak tahun 1986. Pada tahun tersebut pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara sekitar Rp 4.679,19 miliar. Sementara pada tahun 1990 mencapai Rp 10.390,76 miliar dimana pada saat itu Indonesia mengalami peningkatan pertumbuhan ekonomi yang signifikan. Peningkatan pertumbuhan ekonomi pada tahun 1993 – 1994 sangat luar biasa karena mencapai lebih dari Rp 5 miliar dari Rp 15.660,38 miliar pada tahun 1993 menjadi Rp 21.701,07 miliar tahun 1994. Meskipun Indonesia dilanda krisis moneter pada tahun 1997 – 2000 tetapi pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara tetap meningkat yang pada awal krisis (1997) sekitar Rp 34.006,27 miliar, di tahun 2000 menjadi Rp 68.260,77 miliar hanya saja daya beli masyarakat pada saat krisis moneter di Sumatera Utara menjadi turun. Pada tahun-tahun berikutnya mengalami peningkatan secara terus menerus sampai mencapai Rp 104.308,46 miliar pada tahun 2005. Hanya saja pada tahun 2006 angka ini turun menjadi Rp 97.330,11 miliar. Juni Ashari Nasution : Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Dan Jumlah Industri Terhadap Penyediaan Kesempatan Kerja Di Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
4.2.2 PDRB Perkapita PDRB perkapita merupakan gambaran rata-rata pendapatan yang diterima oleh setiap penduduk sebagai hasil dari proses produksi. PDRB perkapita diperoleh dengan cara membagi total nilai PDRB dengan jumlah penduduk pertengahan tahun. Pada tabel 4.3 menyajikan PDRB perkapita atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga konstan 2000 dari tahun 2000-2006. PDRB Perkapita =
Total Nilai PDRB Jumlah Penduduk Pertengahan Tahun
Tabel 4.3 PDRB ADH Berlaku dan ADH Konstan di Sumatera Utara Tahun 2000-2006 Tahun
ADH Berlaku Nilai (000 Rp.)
ADH Konstan
Pertumbuhan (%)
Nilai (000 Rp.)
Pertumbuhan (%)
2000
6.006,1
-
6.006,1
-
2001
6.813,2
13,44
6.175,7
2,82
2002
7.614,8
11,77
6.385,1
3,39
2003
8.672,1
13,88
6.609,3
3,51
2004
9.741,6
12,33
6.873,4
4,00
2005
11.326,5
9,18
7.130,6
5,78
2006
12.718,2
10,45
7.385,2
6,13
Sumber : Badan Pusat Statistik Sumatera Utara
PDRB perkapita Sumatera Utara pada tahun 2000 sebesar 6.006,1 miliar. Apabila dilihat menurut harga berlaku, angka tersebut dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Pertumbuhan tertinggi terjada pada tahun 2003 yaitu sebesar 13,88% sampai dengan tahun 2004 PDRB perkapita Sumatera Utara atas dasar harga berlaku 9.741,6 miliar tumbuh Juni Ashari Nasution : Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Dan Jumlah Industri Terhadap Penyediaan Kesempatan Kerja Di Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
12,33% dibanding tahun sebelumnya (2003) yang sebesar 8.672,1 miliar. Namun pada tahun 2005 nilai PDRB meningkat menjadi 11.326,5 miliar tetapi persentase pertumbuhannya turun menjadi 9,18% dikarenakan oleh pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi sekitar 12.326.678 jiwa. Sementara itu jika dilihat perhitungan atas dasar harga konstan 2000, dimana pada perhitungan ini pengaruh kenaikan harga (inflasi) sudah dihilangkan, maka pada periode 2001-2004 penigkatan yang terjadi relatif stabil. Pertumbuhan yang terjadi dari tahun ke tahun menunjukkan penigkatan. Tahun 2004 pertumbuhan PDRB perkapita naik menjadi 4% lebih baik dibanding tahun 2003 sebesar 3,51%. Demikian pula pertumbuhan tahun 2003 lebih dari pertumbuhan tahun 2001. Pada tahun 2005 persentase pertumbuhannya mencapai 5,78% dengan tingkat pertumbuhan PDRB sekitar 7.130,6 miliar.
4.3 PERKEMBANGAN KESEMPATAN KERJA DI SUMATERA UTARA kesempatan kerja merupakan unsur yang sangat penting dalam meningkatkan perekonomian suatu wilayah dan tenaga kerja juga merupakan proses yang paling utama dalam suatu produksi barang dan jasa serta mengatur sarana produksi untuk menghasilkan barang dan jasa tersebut. Tenaga kerja merupakan bagian penting dari penduduk dimana pertumbuhan tenaga kerja sejalan dengan pertumbuhan penduduk.
Juni Ashari Nasution : Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Dan Jumlah Industri Terhadap Penyediaan Kesempatan Kerja Di Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
Tabel 4.4 Jumlah Kesempatan Kerja Sumatera Utara Tahun 1986-2006 Tahun
Kesempatan Kerja (jiwa)
1986
3498606
1987
3950504
1988
4002435
1989
4318792
1990
3820329
1991
4726201
1992
4099809
1993
4193152
1994
4318993
1995
4931980
1996
4575651
1997
4642766
1998
4855296
1999
5037500
2000
4947539
2001
4928353
2002
4835793
2003
5008214
2004
4870829
2005
4902733
2006
5491696
Sunber : Badan Pusat Statistik Sumatera Utara
Juni Ashari Nasution : Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Dan Jumlah Industri Terhadap Penyediaan Kesempatan Kerja Di Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
Jiwa
Tahun
Grafik 4.2 Jumlah Kesempatan Kerja 1986 – 2006 Sesuai dengan tabel diatas, pada tahun 1986 pertumbuhan penduduk di wilayah Sumatera Utara sebesar 3.498.606 jiwa, jumlah ini terus meningkat sampai pada tahun 1989 yang mencapai 4.318.792 jiwa, kemudian pada tahun 1990 kesempatan kerja mengalami penurunan menjadi 3.820.329 jiwa tetapi pada tahun berikutnya terus meningkat sampai mencapai 4.726.201 jiwa. Pada tahun 1997, akibat krisis moneter jumlah ini menurun kembali menjadi 4.642.766 jiwa, hal ini tidak berlangsung lama karena pada tahun 2000 kembali meningkat hanya saja pada tahun-tahun berikutnya kembali mengalami penurunan tetapi dengan jumlah penurunan yang tidak terlalu besar samapai pada tahun 2003 mengalami kenaikan kembali menjadi 5.008.214 jiwa. Sementara pada tahun 2005 mengalami penurunan menjadi 4.902.733 jiwa
4.4 PERKEMBANGAN INVESTASI SEKTOR INDUSTRI SUMATERA UTARA
Juni Ashari Nasution : Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Dan Jumlah Industri Terhadap Penyediaan Kesempatan Kerja Di Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
Dalam kegiatan investasi di Indonesia dikenal dengan adanya Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA). adapun dasar penanaman modal ini adalah undang-undang yang berlaku di Indonesia antara lain : •
Undang-undang no 1 tahun 1967 tentang penanaman modal asing (PMA).
•
Undang-undang no 6 tahun 1986 tentang penanaman modal dalam negeri (PMDN).
4.4.1 Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA) Modal dalam negeri adalah bagian dari kekayaan masyarakat Indonesia, baik yang dimiliki oleh negara maupun swasta nasional dan swasta asing yang berdomisili di Indonesia, yang disisihkan atau disediakan guna menjalankan sesuatu usaha sepanjang modal tersebut tidak diatur ketentuan pasal 2 undang-undang no 1 tahun 1967 tentang penanaman modal asing (PMA) mengenai pengertian modal asing (Wijaya, I. G. Rai. 2005 : 23). Berdasarkan pengertian di atas dapat dikatakan bahwa penanaman modal dalam negeri (PMDN) adalah penggunaan kekayaan baik secara langsung atau tidak langsung untuk menjalankan suatu usaha berdasarkan undang-undang permodalan. Berdasarkan tabel di bawah dapat dilihat perkembangan PMDN di Sumatera Utara periode 1986 sampai pada tahun 1993 mengalami kenaikan yaitu dari 832296.36 sampai pada 527834.1 dan mengalami penurunan pada tahun berikutnya sampai tahun 1998. Pada 19971998 ini PMDN mengalami penurunan yang cukup tajam dari 146900.05 sampai pada 80063.6 hal ini dikarenakan kondisi perekonomian Indonesia pada masa itu cukup sulit dan tidak didukung oleh faktor-faktor non ekonomi sehingga mengalami penurunan yang signifikan dari tahun sebelumnya. Pada saat yang sama, kondisi politik dan keamanan di Indonesia tidak stabil serta kondisi fisikologis bangsa Indonesia yang labil sehingga keadaaan ini dianggap tidak aman untuk menanam modal. Padahal sangat diharapkan dalam PMDN
Juni Ashari Nasution : Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Dan Jumlah Industri Terhadap Penyediaan Kesempatan Kerja Di Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
tersebut dapat menyerap tenaga kerja untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia baik langsung maupun tidak langsung. Setelah periode berikutnya, bangsa Indonesia berusaha memperbaiki kondisi perekonomian sehingga angka PMDN mulai menuju arah perbaikan secara perlahan. Hal ini ditandai dengan kenaikan angka PMDN periode 1999-2004 yaitu dari 110627.37 – 273968.66. Sementara pada tahun 2006 pertumbuhan PMDN di Sumatera Utara meningkat menjadi 746904.37 hal ini dikarenakan kondisi perekonomian Indonesia pada umumnya telah stabil yang memiliki dampak positif bagi daerah. Tabel 4.5 Perkembangan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA) di Sumatera Utara Tahun 1986 – 2006 Tahun 1986
Perkembangan PMDN (Milliar Rupiah) 13229,636
Perkembangan PMA (Milliar Rupiah) 72734,062
1987
12711,250
53476,817
1988
29777,990
54557,941
1989
12580,580
59872,631
1990
32787,160
48854,945
1991
39544,270
40805,779
1992
19951,641
10731,070
1993
52763,417
46227,123
1994
35899,343
27786,001
1995
35371,959
82572,596
1996
23485,946
48324,708
1997
14690,005
39828,637
1998
8006,368
28063,071
1999
11062,737
53192,890
2000
32548,213
71277,080
2001
50174,471
34679,317
Juni Ashari Nasution : Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Dan Jumlah Industri Terhadap Penyediaan Kesempatan Kerja Di Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
2002
83664,478
33517,533
2003
47155,592
70923,715
2004
27396,866
25534,933
2005
14300,885
48488,600
2006
74690,437
41382,438
Sumber : Badan Pusat Statitik Sumatera Utara Milliar Rupiah
Tahun
Grafik 4.3 Perkembangan PMDN dan PMA 1986 - 2006 Sementara itu, penanaman modal asing (PMA) mencakup penanaman modal asing secara tidak langsung yang dilakukan berdasarkan ketentuan undang-undang no 1 tahun 1967 dan digunakan dalam menjalankan perusahaan di Indonesia. Artinya pemilik modal menanggung segala resiko dalam PMA tersebut (Wijaya. I. G. Rai. 2005 : 25). Menurut Rai modal asing adalah alat pembayaran luar negeri yang tidak merupakan bagian dari kekayaan devisa Indonesia, yang dengan persetujuan pemerintah digunakan untuk pembiayaan perusahaan di Indonesia. pada tabel di atas dapat dilihat sebelum krisis nilai PMA terus mengalami penigkatan sampai puncaknya pada tahun 1995 sebesar Rp 825725,96. Namun pada tahun 1997, setelah Indonesia mengalami inflasi yang tinggi, faktor ekonomi dan non ekonomi yang tidak Juni Ashari Nasution : Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Dan Jumlah Industri Terhadap Penyediaan Kesempatan Kerja Di Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
mendukung mengakibatkan turunnya minat investor asing untuk menanamkan modalnya di Indonesia sehingga mengakibatkan nilai PMA turun menjadi sebesar Rp 398286,37. Pada tahun 1999, PMA mengalami kenaikan menjadi Rp 531928,90, kemudian pada tahun 2000 meningkat sebesar Rp 712770,80 dan turun lagi pada tahun 2002. sementara pada tahun 2003 mengalami peningkatan sebesar Rp 709237,15. Pada tahun-tahun berikutnya terjadi fluktuasi naik-turun, hal ini dapat dilihat pada tabel di atas.
4.5 PERKEMBANGAN JUMLAH INDUSTRI DI SUMATERA UTARA Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Sumatera Utara menyebutkan bahwa jumlah usaha industri pada tahun 2004 tercatat sebanyak 929 perusahaan, jumlah ini menunjukkan peningkatan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebanyak 919 perusahaan. Sebagian besar industri ini termasuk pada industri makanan, minuman, dan tembakau yang jumlahnya mencapai 384 perusahaan dan kemudian diikuti oleh golongan industri kimia, batu bara, karet, dan plastik sebanyak 174 perusahaan, dan sisanya 133 perusahaan diikuti oleh industri kayu dan perabot rumah tangga. Dapat kita lihat pada tabel di bawah ini.
Juni Ashari Nasution : Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Dan Jumlah Industri Terhadap Penyediaan Kesempatan Kerja Di Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
Tabel 4.6 Jumlah Industri di Sumatera Utara Tahun 1986 – 2006 Tahun
Jumlah Industri (unit)
1986
759
1987
798
1988
883
1989
962
1990
963
1991
875
1992
1001
1993
1058
1994
1107
1995
1146
1996
1158
1997
1106
1998
1017
1999
1007
2000
1001
2001
958
2002
947
2003
919
2004
929
2005
935
2006
1056
Sumber : Badan Pusat Statitik Sumatera Utara Juni Ashari Nasution : Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Dan Jumlah Industri Terhadap Penyediaan Kesempatan Kerja Di Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
Unit
Tahun
Grafik 4.4 Jumlah Industri di Sumatera Utara 1986 - 2006
Sepanjang tahun 2004 pertambahan penyerapan tenaga kerja terbesar ada pada industri logam dasar. Ini mrupakan kesempatan yang dapat dimanfaatkan oleh pemerintah membuka lapangan kerja dengan cara mendirikan perusahaan sejenis atau mengundang investor untuk menanamkan modal pada industri tersebut. Kinerja sektor industri dapat diukur dari besarnya biaya input, nilai output, dan nilai tambah. Biaya input adalah biaya yang dikeluarkan industri dalam menjalankan proses produksinya. Nilai output adalah nilai dari output yang dihasilkan dari industri tersebut. Nilai tambah adalah selisih antara biaya input dan nilai output yang merupakan ukuran menghitung PDRB pada suatu daerah. Krisis yang melanda Indonesia dan tentunya Sumatera Utara membuat sektor industri Sumatera Utara terpuruk hingga mengalami penurunan nilai tambah pada tahun 1998. Sektor
Juni Ashari Nasution : Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Dan Jumlah Industri Terhadap Penyediaan Kesempatan Kerja Di Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
industri sangat membutuhkan modal dari para investor baik lokal maupun internasional untuk menggiatkan kegiatan produksinya. Sebelum krisis ekonomi pada tahun 1994, sektor industri berhasil menggeser sektor pertanian pada urutan pertama dalam pembentukan PDRB Sumatera Utara. Akan tetapi peranan sektor industri ini menurun dan kembali pada posisi kedua, sementara sektor pertanian kembali pada posisi pertama. pada tahun 1998, sektor industri kembali mengungguli sektor pertanian hanya saja pada tahun 1999 turun kembali pada posisi kedua. pada tahun 2004 kontribusi sektor industri kembali naik menjadi 25.36%, peningkatan ini terutama disebabkan oleh kenaikan subsektor industri non migas. Subsektor non migas memberikan andil yang paling besar yaitu sekitar 99.30% dari keseluruhan nilai tambah sektor industri pengolahan di Sumatera Utara tahun 2004. Sedang sisanya 0.70% merupakan sumbangan subsektor industri migas. Besarnya sumbangan subsektor industri non migas berasal dari industri makanan, minuman, dan tembakau sebesar 55.57%. Industri non migas yang lain, yang memilki sumbangan yang cukup besar adalah industri pupuk, kimia, dan barang dari karet serta industri logam dasar seperti besi dan baja yang memberikan sumbangan masing-masing sebesar 18.41% dan 9.69%. Perhatikan tabel di bawah ini.
Juni Ashari Nasution : Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Dan Jumlah Industri Terhadap Penyediaan Kesempatan Kerja Di Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
Tabel 4.7 PDRB Sektor Industri Pengolahan Sumatera Utara ADHB Menurut Subsektor Tahun 2002 – 2006 (Milliar Rupiah)
Sub Sektor
2002
2003
2004
2005
2006
Industri migas
90.49 (0.53)
105.7 (0.54)
166.37 (0.78)
190.24 (0.73)
210.97 (0.78)
- Pengilangan minyak bumi
90.49 (0.53)
105.7 (0.54)
166.37 (0.78)
190.24 (0.73)
210.97 (0.78)
-
-
-
-
-
16.836.29 (99.47)
19.421.99 (99.46)
21.087.24 (99.27)
25.941.73 (99.27)
29.735.92 (99.30)
10.123.59 (59.81)
12.230.22 (62.63)
12.272.00 (57.74)
14.648.09 (56.50)
16.695.15 (55.75)
- Tekstil, barang dari kulit, dan alas kaki
112.82 (0.67)
111.22 (0.57)
129.57 (0.61)
135.80 (0.52)
152.77 (0.51)
- Barang dari kayu dan hasil hutan lainnya
1.047.73 (6.19)
1.106.91 (5.67)
1.311.62 (6.17)
1.412.77 (5.41)
1.594.41 (5.32)
171.31 (1.01)
150.25 (0.77)
157.75 (0.74)
276.99 (0.91)
278.36 (0.93)
3.189.70 (18.84)
3.305.15 (16.93)
3.994.28 (18.79)
5.094.28 (14.50)
5.512.28 (18.41)
- Semen dan barang bahan bukan logam
671.21 (3.97)
891.09 (4.56)
1.089.96 (5.13)
1.380.77 (5.28)
1.490.26 (5.49)
- Logam dasar besi dan baja
977.64 (5.78)
1.086.24 (5.56)
1.417.80 (6.67)
2.075.71 (7.94)
2.902.04 (9.69)
- Alat angkat mesin dan peralatan
317.35 (3.06)
314.25 (2.63)
682.65 (3.21)
921.10 (3.52)
1.265.91 (3.36)
- Barang lainnya
24.94 (0.15)
26.67 (0.16)
31.60 (0.19)
35.64 (0.23)
44.60 (0.30)
16.926.78 (100.00)
19.527.74 (100.00)
21.253.61 (100.00)
26.731.97 (100.00)
29.946.85 (100.00)
- Gas alam cair Industri non migas
- Industri makanan, dan tembakau
minuman,
- Kertas dan barang cetakan
- Pupuk kimia dan barang dari karet
Industri pengolahannya
Sumber : Badan Pusat Statistik Sumatera Utara
Juni Ashari Nasution : Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Dan Jumlah Industri Terhadap Penyediaan Kesempatan Kerja Di Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
Penigkatan jumlah industri besar sedang di Sumatera Utara sebagaimana diketahui berdasarkan data yang diperoleh tahun 2004 mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan pada tahun 2003. Sebagian besar industri ini termasuk pada golongan industri 31 (makana, minuman, dan tembakau) yang jumlahnya sampai 384 perusahaan. selain golongan 31, industri besar sedang lainnya yang banyak terdapat di Sumatera Utara adalah golongan 35 (kimia, batu bara, karet, dan plastik) yang jumlahnya ada 133 perusahaan. untuk mengetahui lebih lengkap mengenai jumlah industri besar sedang yang ada di Sumatera Utara dapat dilihat dibawah ini.
Milliar Rupiah
Tahun
Grafik 4.5 Jumlah Perusahaan Industri Besar dan Sedang di Sumatera Utara Tahun 2002 - 2006
Juni Ashari Nasution : Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Dan Jumlah Industri Terhadap Penyediaan Kesempatan Kerja Di Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
Tabel 4.8 Jumlah Perusahaan Industri Besar dan Sedang di Sumatera Utara Tahun 2002 -2006 (Unit) No
Golongan Industri
2002
2003
2004
2005
2006
31
Industri makanan, minuman, dan tembakau Industri tekstil, pakaian jadi, dan kulit. Industri kayu dan perabotan rumah tangga. Industri kertas, percetakan dan penerbitan. Industri kimia, batu bara, karet,dan plastik. Industri barang galian bukan logam, kecuali minyak bumi dan batu bara. Industri logam dasar.
387
379
384
470
472
55
55
55
53
53
136
131
133
131
127
32
32
32
38
45
174
174
174
189
193
34
32
32
38
38
16
13
13
12
12
Industri barang dari logam, Mesin, perlengkapannya. Industri pengolahan lainnya.
91
86
87
90
93
22
17
19
35
40
947
919
929
1056
1073
32 33 34 35 36
37 38 39
Jumlah Sumber : Badan Pusat Statistik Sumatera Utara
Berdasarkan nilai output yang dihasilkan, golongan 31 (makanan, minuman, dan tembakau) menunjukkan penurunan terhadap output industri besar sedang di Sumatera Utara, dimana nilai yang dihasilkan sebesar 24.31 trilliun rupiah atau sekitar 59.29% output industri besar sedang. Penghasil output terbesar kedua adalah golongan industri 35 (Industri kimia, batu bara, karet, dan plastik) yaitu sebesar 7.13 trilliun rupiah atau sebesar 12.39% dari keseluruhan nilai output. Menyusul golongan industri 37 (Industri logam dasar) sebesar Juni Ashari Nasution : Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Dan Jumlah Industri Terhadap Penyediaan Kesempatan Kerja Di Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
3.28% trilliun rupaih, serta golongan industri 34 (Industri kertas, percetakan dan penerbitan) sebesar 1.78 trilliun rupiah, besarnya persentase masing-masing golongan industri tersebut adalah 8% dan 6.12%. Output terkecil dihasilkan oleh industri pengolahan lainnya sebesar 0.05%.
Tabel 4.9 Jumlah Output Besar Sedang Menurut Golongan Industri di Sumatera Utara Tahun 2002 – 2006 (Milliar Rupiah) No
Golongan Industri
2002
2003
2004
2005
2006
31
Industri makanan, minuman, dan tembakau Industri tekstil, pakaian jadi, dan kulit. Industri kayu dan perabotan rumah tangga. Industri kertas, percetakan dan penerbitan. Industri kimia, batu bara, karet, dan plastik. Industri barang galian bukan logam, kecuali minyak bumi dan batu bara. Industri logam dasar.
25.753,47
23.880,21
24.312,74
27.673,31
28.731,43
385,49
178,50
331,67
127,85
129,79
2.286,49
2.298,17
2.511,06
3.071,39
3.326,94
3.700,12
1.737,93
1.781,55
1.596,22
1.680,55
5.959,32
6.911,17
7.132,55
10.466,41
11.275,17
633,06
738,12
795,32
959,92
1.253,48
4.141,33
2.725,51
3.280,90
6.064,75
6.143,45
Industri barang dari logam, mesin, perlengkapannya. Industri pengolahan lain
1.440,32
658,42
842,44
1.320,59
1.580,95
27,40
15,59
26,15
26,44
27,12
40.999,65
39.143,91
41.608,97
51.306,88
54.148,88
32 33
34
35 36
37 38
39
Jumlah
Sumber : Badan Pusat Statistik Sumatera Utara
Juni Ashari Nasution : Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Dan Jumlah Industri Terhadap Penyediaan Kesempatan Kerja Di Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
Milliar Rupiah
Tahun
Grafik 4.6 Jumlah Output Besar dan Sedang Menurut Golongan Industri di Sumatera Utara 2002 -2006 Secara umum output golongan industri mengalami peningkatan pada tahun 2004. Output industri besar sedang 41 trilliun rupiah atau naik sebesar 4.76% dari tahun 2003 yang berjumlah sebesar 39.14 trilliun rupiah. Hal ini mencerminkan adanya perbaikan ekonomi pada sektor industri khususnya industri besar dan sedang karena tahun sebelumnya terjadi penurunan nilai output. Sementara itu, besarnya biaya input yang digunakan dalam proses produksi dapat dilihat pada tabel di bawah. Sama halnya dengan nilai output, kelompok industri yang paling besar menggunakan biaya input adalah golongan industri 31 (makanan, minuman, dan tembakau) yaitu sebesar 19.23 trilliun rupiah atau 67.28% dari keseluruhan input industri besar sedang pada tahun 2004. Golongan industri 35 (Industri kimia, batu bara, karet, dan plastik) menyusul diurutan kedua dengan biaya input sebesar 4.91 trilliun rupiah atau sekitar 17.19%.
Juni Ashari Nasution : Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Dan Jumlah Industri Terhadap Penyediaan Kesempatan Kerja Di Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
Tabel 4.10 Nilai Input Industri Besar dan Sedang Menurut Golongan Industri di Sumatera Utara Tahun 2002 – 2006 (Milliar Rupiah) No
Golongan Industri
2002
2003
2004
2005
2006
31
Industri makanan, minuman, dan tembakau Industri tekstil, pakaian jadi, dan kulit. Industri kayu dan perabotan rumah tangga. Industri kertas, percetakan dan penerbitan. Industri kimia, batu bara, karet, dan plastik. Industri barang galian bukan logam, kecuali minyak bumi dan batu bara. Industri logam dasar. Industri barang dari logam, mesin, dan perlengkapannya. Industri pengolahan lainnya. Jumlah
19.885,17
19.104,67
19.227,14
20.200,89
21.502,34
327,62
114,54
225,71
75,16
89,75
181,10
1.196,07
1.275,15
1.702,41
1.956,32
286,93
394,93
429,33
711,35
896,57
1.164,27
4.816,33
4.192,68
7.551,23
8.251.79
122,73
232,97
288,56
649,60
780,51
2.992,82
1.183,83
1.590,49
4.761,37
5.763,98
1.195,53
411,93
586,87
875,26
992,67
15,42
8,03
10,22
11,30
12,37
30.171,76
27.552,80
28.576.15
36 538,57
40.246,05
32
33
34
35
36
37 38
39
Sumber : Badan Pusat Statistik Sumatera Utara
Juni Ashari Nasution : Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Dan Jumlah Industri Terhadap Penyediaan Kesempatan Kerja Di Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
Milliar Rupiah
Tahun
Grafik 4.7 Nilai Input Besar dan Sedang Menurut Golongan Industri di Sumatera Utara Tahun 2002 - 2006
4.6 Analisis Data Dalam bab ini penulis mencoba untuk membuat suatu analisis dan evaluasi yang merupakan hasil interpretasi dari data-data yang telah diperoleh. Untuk menganalisis data di atas, penulis menggunakan model analisis kuantitatif dengan menggunakan regresi linear berganda, yaitu : Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 +µ
Dimana : Y
= Kesempatan Kerja (jiwa)
α
= Konstanta
β1,β2,β3
= Koefisien regresi
X1
= Pertumbuhan Ekonomi (milliar rupiah)
X2
= Investasi (milliar rupiah)
X3
= Jumlah Industri (unit)
µ
= Term of error
Juni Ashari Nasution : Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Dan Jumlah Industri Terhadap Penyediaan Kesempatan Kerja Di Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
Dari kegiatan pengolahan data dengan menggunakan program Eviews 4.1 metode OLS, diperoleh hasil estimasi sebagai berikut: Y
= 2346,184 + 10,43071X1 + 0,452595X2 + 17,58277X3
Standard error
(6184,909)
(1,679575)
(0,228285)
(1,788993)
t-statistik
(3,793401)
(6,210329)
(3,230393)
(3,037277)
R2
= 0,809437
Adjusted R2
= 0,796984
F-statistik
= 77,88916
D-W Statistik
= 2,421568
Probabilitas
= 0,00001
4.6.1 Interpretasi Model Berdasarkan hasil regresi linear berganda dengan menggunakan program Eviews 4.1 diperoleh estimasi sebagai berikut : Y = 2346,184 + 10,43071X1 + 0,452595X2 + 17,58277X3 Dari hasil estimasi di atas, pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dapat dijabarkan sebagai berikut: a. Pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan dengan tingkat kepercayaan 99% terhadap penyediaan kesempatan kerja di Sumatera Utara. Nilai koefisien X1 sebesar 10,43071 . Artinya, apabila pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara naik sebesar 1 milliar, maka kesempatan kerja di Sumatera Utara akan mengalami kenaikan sebesar 10 jiwa, ceteris paribus. Hasil estimasi sesuai dengan hipotesis awal per tahun. b. Investasi di Sumatera Utara mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan dengan tingkat kepercayaan 99% terhadap penyediaan kesemaptan kerja di Sumatera Utara. Nilai koefisien X2 sebesar 0,452595. Artinya, apabila investasi naik sebesar 1 milliar, maka kesempatan kerja di Sumatera Utara akan mengalami Juni Ashari Nasution : Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Dan Jumlah Industri Terhadap Penyediaan Kesempatan Kerja Di Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
kenaikan sebesar 4 jiwa, ceteris paribus. Hasil estimasi sesuai dengan hipotesis awal per tahun c. Jumlah industri di Sumatera Utara mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan dengan tingkat kepercayaan 99% terhadap kesempatan kerja di Sumatera Utara. Nilai koefisien X3 sebesar 17,58277. Artinya, apabila jumlah industri naik sebesar 1 unit maka kesempatan kerja di Sumatera Utara akan mengalami kenaikan sebesar 17 jiwa ceteris paribus. Hasil estimasi sesuai dengan hipotesis awal per tahun. 4.6.2 Uji Kesesuaian (Test of Goodness of Fit) a. Koefisien Determinasi (R2) Dari hasil regresi didapat nilai R2 sebesar 0,809437. Hal ini menggambarkan bahwa variabel-variabel independen secara bersama-sama mampu
memberi
penjelasan mengenai variabel dependen sebesar 80% atau 0,80. Sedangkan sisanya sebesar 20% lagi, dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model atau dijelaskan dalam term of error (µ)
b. Uji t-Statistik (Uji Parsial) Untuk mengetahui apakah variabel pertumbuhan ekonomi (X1), investasi (X2), dan kesemptan kerja (X3) mempengaruhi penyediaan kesempatan kerja di Sumatera Utara (Y), dapat diketahui melalui uji t-statistik sebagai berikut: 1) Pertumbuhan ekonomi (X1) Hipotesa: H0 : β1 = 0 Juni Ashari Nasution : Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Dan Jumlah Industri Terhadap Penyediaan Kesempatan Kerja Di Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
Ha : β2 ≠ 0 df = n-k-1 = 21-3-1 = 17 Kriteria pengambilan keputusan: H0 diterima, jika -t-hitung > -t-tabel. Ha diterima, jika -t-hitung < -t-tabel. α = 10% ½ α = 0,05 t-tabel = 1,740 t-hitung = 6,210329 Berdasarkan hasil penghitungan diketahui bahwa t-hitung > t-tabel, dengan demikian Ha diterima. Artinya, pertumbuhan ekonomi (X1) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kesempatan kerja di Sumatera Utara (Y) pada tingkat kepercayaan 90% ( α = 10% ).
Ha diterima
Ha diterima H0 diterima
-1,740
0
1,740 6,210
Gambar 4.8 Uji t-Statistik Pertumbuhan Ekonomi
2) Investasi (X2) Hipotesa: H0 : β1 = 0 Ha : β2 ≠ 0 Juni Ashari Nasution : Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Dan Jumlah Industri Terhadap Penyediaan Kesempatan Kerja Di Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
df = n-k-1 = 21-3-1 = 17 Kriteria pengambilan keputusan: H0 diterima, jika -t-hitung > -t-tabel. Ha diterima, jika -t-hitung < -t-tabel. α = 1% ½ α = 0,005 t-tabel = 2,898 t-hitung = 3,230393 Berdasarkan hasil penghitungan diketahui bahwa t-hitung > t-tabel, dengan demikian Ha diterima. Artinya, investasi (X2) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kesempatan kerja di Sumatera Utara (Y) pada tingkat kepercayaan 99% ( α = 1% ).
Ha diterima
Ha diterima H0 diterima
-2,898
0
2,898 3,230
Gambar 4.9 Uji t-Statistik Investasi 3) Jumlah industri Hipotesa: H0 : β1 = 0 Ha : β2 ≠ 0 df = n-k-1 = 21-3-1 = 17 Juni Ashari Nasution : Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Dan Jumlah Industri Terhadap Penyediaan Kesempatan Kerja Di Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
Kriteria pengambilan keputusan: H0 diterima, jika -t-hitung > -t-tabel. Ha diterima, jika -t-hitung < -t-tabel. α = 1% ½ α = 0,005 t-tabel = 2,898 t-hitung = 3,037277 Berdasarkan hasil penghitungan diketahui bahwa t-hitung > t-tabel, dengan demikian Ha diterima. Artinya, jumlah industri (X3) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kesempatan kerja di Sumatera Utara (Y) pada tingkat kepercayaan 99% ( α = 1% ).
Ha diterima
Ha diterima H0 diterima
-2,898
0
2,898 3,0372
Gambar 4.10 Uji t-Statistik Jumlah Industri
c. Uji F-Statistik (Uji Serempak) Untuk mengetahui apakah variabel pertumbuhan ekonomi, investasi, dan jumlah industri secara bersama-sama mempengaruhi penyediaan kesempatan kerja di Sumatera Utara, dapat diketahui melalui F-test. Hipotesa: Juni Ashari Nasution : Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Dan Jumlah Industri Terhadap Penyediaan Kesempatan Kerja Di Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
H0 : β1 = 0 Ha : β2 ≠ 0 Kriteria pengambilan keputusan: H0 diterima, jika -f-hitung > -f-tabel. Ha diterima, jika -f-hitung < -f-tabel. α = 1% N1 = k-1 = 3-1 = 2 N2 = n-k = 21-2 = 19 F-tabel = 5,93 F-hitung = 17,88916 Berdasarkan hasil penghitungan diketahui bahwa f-hitung > f-tabel, dengan demikian Ha diterima. Artinya, pertumbuhan ekonomi (X1), investasi (X2), dan jumlah industri (X3) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap penyediaan kesempatan kerja di Sumatera Utara (Y) pada tingkat kepercayaan 99% ( α = 1% ).
H0 diterima
Ha diterima
0
5,93
17,88916
Gambar 4.11 Kurva Uji F Statistik
Juni Ashari Nasution : Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Dan Jumlah Industri Terhadap Penyediaan Kesempatan Kerja Di Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
4.6.3 Uji Asumsi Klasik a. Multikolinearitas Multikolinearitas yaitu adanya korelasi yang kuat diantara variabel independen dalam
suatu
model estimasi.
Dalam penelitian
ini tidak
terdapat
adanya
multikolinearitas. Ini terlihat dari setiap koefisien determinasi (R2) sesuai hipotesis yang tidak terlalu tinggi, F-hitung yang tidak terlalu tinggi, dan nilai t-hitung semua signifikan. Model analisis: Y= α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + µ Hasil pengujian terhadap antarvariabel independen: X1 = α + β2X2 + β3X3 + µ………………………………………….1) R2 = 0.354201; F-statistik = 5.515759 X2 = α + β1X1 + β3X3 + µ………………………………………….2) R2 = 0.578687; F-statistik = 7.768664 X3 = α + β1X1 + β2X2 + µ………………………………………….3) R2 = 0.342866; F-statistik = 4.403068 Dari hasil pengujian terhadap sesama variabel independen terlihat bahwa koefisien R2 dari hasil regresi masing-masing persamaan 1), 2), dan 3) lebih kecil daripada koefisien R2 hasil regresi variabel independen terhadap variabel dependen. Demikian juga halnya dengan koefisien F-statistik. Hal ini menunjukkan bahwa di dalam model estimasi tidak ditemukan adanya multikolinearitas. Artinya, tidak terdapat korelasi yang kuat di antara variabel independen dalam suatu model estimasi. Juni Ashari Nasution : Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Dan Jumlah Industri Terhadap Penyediaan Kesempatan Kerja Di Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
b. Autokorelasi Autokorelasi dapat diketahui melalui Uji Durbin-Watson (D-W Test), yaitu pengujian yang digunakan untuk menguji ada atau tidak adanya korelasi serial dalam model astimasi atau untuk mengetahui apakah di dalam model yang digunakan terdapat autokorelasi diantara variabel-variabel yang diamati. Langkah-langkah yang akan dilakukan dalam Uji D-W sebagai berikut: 1) Menentukan hipotesis yang akan diuji. 2) Penentuan level pengujian, dimana α = 1%. 3) Penentuan statistik pengujian Durbin-Watson.
Tabel 4.11 Kriteria Pengambilan Keputusan D-W test Nilai D-W berdasarkan estimasi
Kesimpulan
Model Regresi (4-D.W.L)
Tolak H0. Terdapat serial korelasi negatif diantara disturbance error.
(4-DWU)
Tidak ada kesimpulan.
2
Terima H0.
DWU
Terima Ha.
DWL
Tidak ada kesimpulan.
0
Tolak H0. Terdapat serial korelasi positif diantara disturbance terms.
Hipotesis H0 : Dw = 0 → tidak ada serial korelasi Juni Ashari Nasution : Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Dan Jumlah Industri Terhadap Penyediaan Kesempatan Kerja Di Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
Ha : Dw ≠ 0 → ada serial korelasi • α = 1%, k = 3, n = 21, maka;
•
dl = 0,803
4 – dl = 3,197
du = 1,408
4 – du = 2,592
D-W statistik = D-W stat = 2,421 berarti du < D-W < 4-du (1,408 < 2 > 2,421)
Tidak ada kesimpulan
Autokorelasi (+)
Autokorelasi (-) H0 diterima (tidak autokorelasi)
0 0,803 ρ =1
1,408
2 ρ =0
2,421
2,592
3,197
ρ = −1
4
Gambar 4.12 Uji D-W Statistik Kesimpulan: tidak ada autokorelasi Berdasarkan hasil regresi, D-W statistik = 2,421. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat autokorelasi pada data tersebut karena berada diantara du < D-W < 4-du (1,471 < 2,421 < 2,592), dengan α = 1% atau tingkat kepercayaan 99%
Juni Ashari Nasution : Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Dan Jumlah Industri Terhadap Penyediaan Kesempatan Kerja Di Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan Dari hasil analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu: a. Pertumbuhan ekonomi mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap penyediaan kesempatan kerja di Sumatera Utara dengan tingkat kepercayaan 99%. b. Investasi mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap penyediaan kesempatan kerja di Sumatera Utara dengan tingkat kepercayaan 99%. c. Jumlah industri mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap penyediaan kesempatan kerja di Sumatera Utara pada tingkat kepercayaan 99%.
5.2 Saran Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh, maka penulis mengajukan beberapa saran yang diharapkan dapat menambah kesempatan kerja di Sumatera Utara pada masa yang akan datang, yaitu: a. Sumatera Utara memiliki tenaga kerja yang berlimpah, namun kelebihan tersebut tidak diiringi dengan produktivitas yang tinggi. Oleh sebab itu, mereka perlu
Juni Ashari Nasution : Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Dan Jumlah Industri Terhadap Penyediaan Kesempatan Kerja Di Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
diberikan motivasi, penyuluhan, dan bimbingan yang lebih intensif lagi, sehingga produktivitas dapat ditingkatkan dengan signifikan. b. Pengembangan sektor industri baik industri kecil, sedang, dan besar harus terus dikaji dan disempurnakan agar peranannya lebih efektif terutama menciptakan kesempatan kerja di Sumatera Utara. c. Dana investasi yang diperoleh hendaknya dipergunakan secara optimal untuk mengembangkan industri sehingga dapat memperbesar kesempatan kerja bagi masyarakat sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara. d. Sebelum membuat kebijakan, pemerintah seharusnya terjun langsung ke lapangan dan berkonsultasi dengan para stekholder mengenai fakta yang terdapat di lapangan serta solusi yang harus dibuat untuk mengatasi masalah tersebut. e. Bagi peneliti-peneliti lain yang ingin melakukan penelitian dengan topik yang sama, agar memasukkan variabel-variabel lain dalam penelitiannya dan menambah periode waktu penelitian. Dengan demikian, penelitian selanjutnya akan jauh lebih komprehensif.
Juni Ashari Nasution : Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Dan Jumlah Industri Terhadap Penyediaan Kesempatan Kerja Di Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
DAFTAR PUSTAKA
Arief, Sritua. 1993. Metode Penelitian. Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press). Bakir, Zainab. 1989. Angkatan Kerja di Indonesia. Jakarta : Penerbit CV. Rajawali. Badan Pusat Statistik. Sumatera Utara Dalam Angka. 1986 - 2007. Boediono. 2001. Teori Pertumbuhan Ekonomi Edisi I. Yogyakarta : BPFE-UGM. Budianto, Eka. 1999. Moral Industri, Laporan, dan Renungan. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan. Deliarnov. 1995. Pengantar Ekonomi Makro. Jakarta : Erlangga. Departemen Perindustrian dan Perdagangan, Penggolongan Industri, 2006 Dumairy. 1996. Industrialisasi Indonesia, Analisis, dan Catatan Kritis. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan. Elfindri, Nasir Bachtiar. 2004. Ekonomi Ketenagakerjaan. Padang : Penerbit Universitas Andalas. Gujarati, Damodar diterjemahkan oleh Sumarno Zain. 1999. Ekonometrika Dasar. Jakarta : Penerbit Erlangga. Jhingan, M. L. 2007. Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Kartasapoetra. 1987. Dasar Teori Ekonomi, Pertumbuhan dan Ekonomi Pembangunan. Jakarta : Pustaka LP3S. Luthan, Julian. 1997. Beberapa Aspek Ketenagakerjaan Perusahaan Kecil di Indonesia. Jakarta : UI-Press Mankin, Grogory. 2000. Teori Ekonomi Makro. Edisi Keempat. Jakarta : Penerbit Air Langga Juni Ashari Nasution : Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Dan Jumlah Industri Terhadap Penyediaan Kesempatan Kerja Di Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
Mark Skonsen. 2005. Sang Maestro Teori-Teori Ekonomi Modern. Indonesia : Prenada Media Group. Mc Eachern, William. 2000. Ekonomi Mikro. Jakarta : Salemba Empat. Raharjo, Muhammad. 1986. Transformasi Pertanian, Industrialisasi, dan Kesempatan Kerja. Jakarta : UI-Press. Siagian, Sondang P. 1995. Ekonomi Ketenagakerjaan. Jakarta : Pustaka LP3S Simanjuntak J, Payaman. 2001. Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia. Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI. Subri, Mulyadi. 2006. Ekonomi Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Sukirno, Sadono. 2004. Makroekonomi Teori Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. ______________. 2006. Ekonomi Pembangunan : Proses, Masalah, dan Dasar Kebijakan. Jakarta : Kencana. Syahrir. 1990. Analisis Ekonomi Indonesia. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. Todaro, michael P. 2003. Economic Development, Jakarta : Salemba Empat.
Juni Ashari Nasution : Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Dan Jumlah Industri Terhadap Penyediaan Kesempatan Kerja Di Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
Lampiran 1: Data Statistik Kesempatan Kerja Sumatera Utara (Y), Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara (X1), Investasi Sumatera Utara (X2), dan Jumlah Industri Sumatera Utara (X3).
Tahun 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003
Kesempatan Kerja (jiwa) Y 3498606 3950504 4002435 4318792 3820329 4726201 4099809 4193152 4318993 4931980 4575651 4642766 4855296 5037500 4947539 4928353 4835793 5008214
Pertumbuhan Ekonomi (milliar rupiah) X1
Investasi (milliar rupiah)
4679,19
85963,698
6210,41
66188,067
7670,41
84335,932
9039,42
72453,211
10390,76
81642,105
11724,69
80350,049
13826,46
30682,711
15660,38
98990,541
21701,07
63685,344
24630,52
43944,555
28173,13
71810,654
34006,27
54518,642
50705,97
36069,439
61957,56
64255,627
68260,77
103825,293
78501,35
84835,788
88117,56
117182,011
96233,39
118079,307
X2
Jumlah Industri (unit) X3 759 798 883 962 963 875 1001 1058 1107 1146 1158 1106 1017 1007 1001 958 947 919
Juni Ashari Nasution : Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Dan Jumlah Industri Terhadap Penyediaan Kesempatan Kerja Di Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
2004 2005 2006
4870829 4902733 5491696
96355,68
52931,799
104308,5 93330,11
32489,485 116072,875
929 935 1 056
Sumber : BI Cabang Medan, BPS Sumatera Utara
Lampiran 2 : Hasil Regresi Linear Berganda Dependent Variable: Y Method: Least Squares Date: 12/06/08 Time: 00:50 Sample: 1986 2006 Included observations: 21 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C X1 X2 X3
2346.184 10.43071 0.452595 17.58277
6184.909 1.679575 0.228285 1.788993
3.793401 6.210329 3.230393 3.037277
0.0015 0.0000 0.0025 0.0074
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood Durbin-Watson stat
0.809437 0.796984 264677.8 1.190212 -289.7906 2.421568
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion F-statistic Prob(F-statistic)
45694.02 49752.21 27.98006 28.17901 77.88916 0.000017
Juni Ashari Nasution : Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Dan Jumlah Industri Terhadap Penyediaan Kesempatan Kerja Di Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
Lampiran 3 : Multikolinearitas Dependent Variable: Pertumbuhan Ekonomi Method: Least Squares Date: 12/06/08 Time: 02:39 Sample: 1986 2006 Included observations: 21 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C X2 X3
-16036.79 0.030202 38.40588
86713.25 0.031235 80.73362
-0.184940 0.966928 0.475711
0.8553 0.3464 0.6400
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood Durbin-Watson stat
0.354201 0.305888 37143.43 2.481310 -249.1525 0.182028
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion F-statistic Prob(F-statistic)
44070.65 36232.95 24.01453 24.16374 5.515759 0.605608
Juni Ashari Nasution : Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Dan Jumlah Industri Terhadap Penyediaan Kesempatan Kerja Di Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
Dependent Variable: Investasi Method: Least Squares Date: 12/06/08 Time: 02:40 Sample: 1986 2006 Included observations: 21 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C X1 X3
1155673. 1.634872 494.2274
577575.7 1.690791 586.2468
2.000903 0.966928 0.843036
0.0607 0.3464 0.4103
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood Durbin-Watson stat
0.578687 0.423681 273277.5 1.345212 -291.0622 2.072704
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion F-statistic Prob(F-statistic)
743003.4 270098.1 28.00593 28.15514 7.768664 0.478262
Juni Ashari Nasution : Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Dan Jumlah Industri Terhadap Penyediaan Kesempatan Kerja Di Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
Dependent Variable: Jumlah Industri Method: Least Squares Date: 12/06/08 Time: 02:41 Sample: 1986 2006 Included observations: 21 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C X1 X2
1023.618 0.005323 7.697235
72.13609 0.027680 9.121305
14.19010 0.475711 0.843036
0.0000 0.6400 0.4103
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood Durbin-Watson stat
0.342866 0.303483 107.7651 209039.9 -126.4582 0.499295
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion F-statistic Prob(F-statistic)
980.7619 104.4992 12.32935 12.47857 4.403068 0.674150
Juni Ashari Nasution : Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Dan Jumlah Industri Terhadap Penyediaan Kesempatan Kerja Di Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Juni Ashari Nasution
NIM
: 040501093
Departemen
: Ekonomi Pembangunan
Fakultas
: Ekonomi
Adalah benar telah membuat skripsi ini guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dengan judul: “Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, dan Jumlah Industri Terhadap Penyediaan Kesemaptan Kerja di Sumatera Utara”. Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya untuk dapat dipergunakan seperlunya
Medan,
Februari 2009
Yang Membuat Pernyataan
Juni Ashari Nasution : Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Dan Jumlah Industri Terhadap Penyediaan Kesempatan Kerja Di Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
(Juni Ashari Nasution) NIM. 040501093
Juni Ashari Nasution : Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Dan Jumlah Industri Terhadap Penyediaan Kesempatan Kerja Di Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009