PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, UPAH MINIMUM REGIONAL, INFLASI, DAN INVESTASI TERHADAP JUMLAH PENGANGGURAN DI DIY TAHUN 1986-2015 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Ekonomi
Oleh : Nina Cahyani 121324026
PROGAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI JURUSAN PENDIDIDKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERSEMBAHAN Karya ini kupersembahkan untuk: Allah SWT atas segala Rahmat dan Hidayah-Nya dan juga atas Kuasa-Nya sehingga skripsi ini bisa diselesaikan.
Kedua orangtuaku Bapak Hardiyanto dan Ibu Sri Rumiyati yang telah banyak memberi support dan juga doa dari awal kuliah hingga selesai.
Kakakku Jimmy Santoso yang juga selalu memberi support dan doa,
Saudara sepupuku Sri Purwidiati, Wuri Puji Astuti, Ayu Cahyani, Nidia Lestari yang selalu memberi semangat.
Made Yoga Jayanti yang selalu menjadi teman setia dari awal kuliah.
Sahabatku Cipluk, Kity, Erlin, Vidia, Anggi, Hesti, Yani yang selalu memberi dukungan, bantuan, dan menjadikan hari-hari selama kuliah menjadi lebih berwarna.
Seluruh teman-teman angkatan Pendidikan Ekonomi 2012 Kupersembahkan karya ini untuk almamaterku: Universitas Sanata Dharma
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MOTTO
“Untuk mendapatkan kesuksesan, keberanian harus lebih besar daripada ketakutanmu”
“Orang yang kuat bukan yang banyak mengalahkan orang dengan kekuatannya. Orang yang kuat hanyalah yang mampu menahan dirinya disaat marah” (HR. Al Bukhari no. 6114 dan Shahih Muslim)
“Sedikit Pengetahuan yang berperan bernilai jauh lebih baik daripada banyak pengetahuan namun terputus” (Khalil Kibran)
“Kemarin hanyalah ingatan hari ini, dan besok adalah impian hari ini” (Khalil Kibran)
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, UPAH MINIMUM REGIONAL, INFLASI, DAN INVESTASI TERHADAP JUMLAH PENGANGGURAN DI DIY TAHUN 1986-2015 Nina Cahyani Universitas Sanata Dharma 2016 Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh pertumbuhan ekonomi, upah minimum regional, inflasi, dan investasi terhadap jumlah pengangguran di DIY tahun 1986-2015. Penelitian ini merupakan penelitian ex post facto. Data yang dikumpulkan merupakan data sekunder, meliputi pertumbuhan ekonomi, upah minimum regional, inflasi, investasi, dan jumlah pengangguran. Data dikumpulkan dengan teknik dokumentasi yang bersumber dari Badan Pusat Statistika DIY, Badan Koordinasi Penanaman Modal, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi DIY, dan Bank Indonesia. Data dianalisis dengan menggunakan regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) pertumbuhan ekonomi tidak berpengaruh terhadap jumlah pengangguran di DIY tahun 1986-2015; 2) upah minimum regional berpengaruh positif terhadap jumlah pengangguran di DIY tahun 1986-2015; 3) inflasi berpengaruh positif terhadap jumlah pengangguran di DIY tahun 1986-2015; dan 4) investasi berpengaruh negatif terhadap jumlah pengangguran di DIY tahun 1986-2015. Kata kunci: pertumbuhan ekonomi, upah minimum regional, inflasi, investasi, dan jumlah pengangguran.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT THE EFFECT OF ECONOMIC GROWTH, REGIONAL MINIMUM WAGE, INFLATION, AND INVESTMENT TO THE NUMBER OF UNEMPLOYMENT IN DIY DURING 1986-2015 Nina Cahyani Universitas Sanata Dharma 2016 The research aims to examine and analyze the effect of economic growth, regional minimum wage, inflation, and investment to the number of unemployment in DIY during 1986-2015. This research is an ex post facto design. The data is secondary data, cover economic growth, regional minimum wage, inflation, investment, and number of unemployment. Data collection technique is documentation which is from Badan Pusat Statistika DIY (BPS-Statistics Indonesia), Investment Coordinating Board, Departement of Manpower and Transmigration DIY, and Bank Indonesia. The data was analyzed using multiple linier regression. The result of the study indicated that: 1) economic growth does not influence to the number unemployment in DIY during 1986-2015; 2) regional minimum wage has positive influence on the number unemployment in DIY during 1986-2015; 3) inflation has positive influence on the number unemployment in DIY during 1986-2015; and 4) investment has negative influence on the number unemployment in DIY during 1986-2015. Keywords: economic growth, regional minimum wage, inflation, investment, and unemployment.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi Robbil’alamin. Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan hidayah-Nya yang selalu tercurah sehingga skripsi dengan judul Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Upah Minimum Regional, Inflasi, dan Investasi Terhadap Jumlah Pengangguran di DIY Tahun 1986-2015 dapat diselesaikan. Skripsi ini ditulis dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ilmu Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma. Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih atas segala bantuan dan petunjuk yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, kepada yang terhormat: 1.
Bapak Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan serta Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2.
Bapak Ig. Bondan Suratno, S.Pd., M.Si. selaku ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Sosial Universitas Sanata Dharma.
3.
Ibu Dra. C. Wigati Retno Astuti, M.Si., M.Ed. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Ekonomi.
4.
Bapak Y.M.V. Mudayen, S.Pd., M.Sc. selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dan banyak membimbing sampai skripsi ini selesai. x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5.
Seluruh Bapak dan Ibu Dosen yang telah banyak memberikan pengetahuan selama proses perkuliahan.
6.
Ibu Christina Kristiani selaku tenaga administrasi Pendidikan Ekonomi yang selalu membantu dan memberikan informasi akademik selama proses perkuliahan.
7.
Kedua orang tuaku, Bapak Hardiyanto dan Ibu Sri Rumiyati yang telah banyak memberikan support dan juga doa selama kuliah.
8.
Kakakku Jimmy Santoso yang juga selalu mendukung dan memberikan nasihat selama kuliah.
9.
Seluruh sahabatku Pendidikan Ekonomi Angkatan 2012 yang banyak memberi dukungan dan kenangan selama perkuliahan.
10. Semua pihak yang telah memberikan dukungan dan motivasi kepada saya selama menempuh perkuliahan dari awal hingga penyusunan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa masih banyak kesalahan dan kekurangan dalam skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat sebagaimana mestinya.
Yogyakarta, 14 Desember 2016
Nina Cahyani
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................. ii HALAMAN PENGESAHAN..................................................................................iii HALAMAN PERSEMBAHAN.............................................................................. iv HALAMAN MOTTO.............................................................................................. v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA.................................................................. vi LEMBAR
PERNYATAAN
PERSETUJUAN
PUBLIKASI
KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS...............................................vii ABSTRAK................................................................................................................ viii ABSTRACT............................................................................................................... ix KATA PENGANTAR..............................................................................................x DAFTAR ISI .......................................................................................................... xii DAFTAR TABEL .................................................................................................. xvi DAFTAR GRAFIK..................................................................................................xvii DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................xviii BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1 A. Latar Belakang..............................................................................................1 B. Batasan Masalah........................................................................................... 8 C. Rumusan Masalah.........................................................................................8 D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional...............................................9 E. Tujuan Penelitian.......................................................................................... 10 F. Manfaat Penelitian.........................................................................................11 xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II KAJIAN PUSTAKA...................................................................................12 A. Pengangguran............................................................................................... 12 1. Pengertian Pengangguran.......................................................................12 2. Jenis-Jenis Pengangguran.......................................................................14 3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengangguran................................17 4. Dampak Pengangguran.......................................................................... 19 B. Pertumbuhan Ekonomi................................................................................. 21 1. Pengertian Pertumbuhan Ekonomi.........................................................21 2. Teori-Teori Pertumbuhan Ekonomi....................................................... 24 3. Faktor-Faktor Pertumbuhan Ekonomi....................................................32 C. Upah Minimum Regional............................................................................. 34 1. Pengertian Upah Minimum Regional.....................................................34 2. Jenis-Jenis Upah.....................................................................................36 3. Peranan Upah......................................................................................... 38 4. Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Upah............................................ 40 D. Inflasi............................................................................................................ 42 1. Pengertian Inflasi....................................................................................42 2. Jenis-Jenis Inflasi................................................................................... 44 3. Faktor Penyebab Inflasi..........................................................................46 4. Dampak Inflasi....................................................................................... 47 5. Kebijakan Mengatasi Inflasi...................................................................49 E. Investasi........................................................................................................ 50 1. Pengertian Investasi................................................................................50
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Jenis-Jenis Investasi............................................................................... 51 3. Prosedur Investasi.................................................................................. 53 F. Hasil Penelitian Terdahulu............................................................................ 56 G. Kerangka Berfikir......................................................................................... 57 H. Hipotesis Penelitian...................................................................................... 60 BAB III METODE PENELITIAN......................................................................... 62 A. Jenis Penelitian................................................................................. 62 B. Jenis Data dan Sumber Data............................................................. 62 1. Jenis Data............................................................................................... 62 2. Sumber Data...........................................................................................63 C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional...................................63 1. Variabel Penelitian ............................................................................... 63 2. Definisi Operasional...............................................................................63 D. Teknik Pengumpulan Data............................................................... 65 E. Teknik Analisis Data.........................................................................65 1. Uji Prasyarat...........................................................................................66 a. Uji Normalitas.....................................................................................66 b. Uji Linieritas.......................................................................................67 2. Uji Asumsi Klasik.................................................................................. 68 a. Uji Multikolinieritas........................................................................... 68 b. Uji Heteroskedastisitas....................................................................... 68 c. Uji Autokorelasi..................................................................................69 3. Pengujian Hipotesis................................................................................70
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
a. Uji Keterandalan Model......................................................................70 b. Uji Koefisien Regresi......................................................................... 71 c. Koefisien Determinasi........................................................................ 73 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..................................... 75 A. Deskripsi Data.................................................................................. 75 B. Analisis Data.....................................................................................86 1. Uji Prasyarat.............................................................................................86 a. Uji Normalitas......................................................................................86 b. Uji Linieritas........................................................................................ 87 2. Uji Asumsi Klasik....................................................................................88 a. Uji Multikolinieritas.............................................................................88 b. Uji Heteroskedastisitas.........................................................................90 c. Uji Autokorelasi................................................................................... 91 3. Pengujian Hipotesis................................................................................. 92 a. Uji Keterandalan Model.......................................................................92 b. Uji Koefisien Regresi...........................................................................94 c. Koefisien Determinasi..........................................................................96 C. Pembahasan.......................................................................................97 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...................................................................105 A. Kesimpulan....................................................................................... 105 B. Saran................................................................................................. 107 DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................109 LAMPIRAN............................................................................................................. 112
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1
Deskrispi Data Penelitian........................................................................76
Tabel 4.2
Hasil Pengujian Normalitas.................................................................... 86
Tabel 4.3
Hasil Pengujian Linieritas.......................................................................87
Tabel 4.4
Hasil Pengujian Multikolinieritas........................................................... 88
Tabel 4.5
Hasil Pengujian Heteroskedastisitas....................................................... 90
Tabel 4.6
Hasil Pengujian Autokorelasi................................................................. 92
Tabel 4.7
Hasil Uji Keterandalan Model (Uji F).................................................... 93
Tabel 4.8
Hasil Uji Regresi.....................................................................................94
Tabel 4.9
Hasil Pengujian Koefisien Determinasi..................................................96
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1
Jumlah Pengangguran Terbuka di DIY Tahun 1986-2015....................77
Grafik 4.2
Laju Pertumbuhan Ekonomi DIY Tahun 1986-2015............................ 79
Grafik 4.3
Nilai Upah Minimum Regional DIY Tahun 1986-2015....................... 81
Grafik 4.4
Inflasi Tahunan DIY Tahun 1986-2015................................................ 82
Grafik 4.5
Investasi di DIY Tahun 1986-2015....................................................... 85
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Data Penelitian........................................................................................................... 112 Hasil Regresi Berganda..............................................................................................113 Hasil Uji Prasyarat Regresi........................................................................................114 1. Uji Normalitas................................................................................... 114 2. Uji Linieritas......................................................................................114 Hasil Uji Asumsi Klasik............................................................................................ 115 1. Uji Multikolinieritas...................................................................................... 115 2.
Uji Heteroskedastisitas................................................................................ 115
3. Uji Autokorelasi............................................................................................ 116 Hasil Pengujian Hipotesis.......................................................................................... 117 1. Uji Keterandalan Model................................................................................ 117 2. Uji Koefisien Regresi.................................................................................... 117 3. Koefisien Determinasi................................................................................... 118
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia tergolong negara yang masih “muda” yang sedang dalam proses pertumbuhan atau dengan kata halus disebut “sedang membangun” atau “developing country”. Dunia ekonomi Indonesia masih dalam masa transisi (peralihan) dari masyarakat tradisional menuju masyarakat industri modern. Dalam hal jumlah penduduk, Indonesia merupakan negara nomor empat yang terbesar di dunia, tetapi dalam hal taraf hidup rakyat, persoalan ekonomi masih merupakan tantangan yang berat: bagaimana menyediakan cukup makanan, obat-obatan, pendidikan, dan pekerjaan untuk lebih dari 200 juta penduduk (Gilarso, 2002: 32). Pengangguran adalah jumlah tenaga kerja dalam perekonomian yang secara aktif mencari pekerjaan tetapi belum memperolehnya (Sukirno, 2004: 28). Pengangguran dapat dibedakan menjadi dua menurut jam kerjanya yaitu pengangguran terbuka dan setengah pengangguran. Pengangguran terbuka adalah pengangguran yang menyangkut orang tidak bekerja sama sekali dan berusaha memperoleh pekerjaan. Sedangkan setengah pengangguran dapat dibedakan menjadi dua yaitu setengah pengangguran kentara dan setengah pengangguran tidak kentara. Setengah pengangguran kentara adalah mereka yang bekerja kurang dari 35 jam per minggu, sedangkan setengah pengangguran tidak kentara adalah mereka yang produktivitas kerja dan pendapatannya rendah.
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2
Pengangguran merupakan salah satu masalah yang kompleks karena dapat dipengaruhi dan mempengaruhi oleh banyak faktor yang saling berinteraksi. Apabila pengangguran tersebut tidak segera diatasi maka akan menimbulkan kerawanan sosial, dan berpotensi mengakibatkan kemiskinan (Badan Pusat Statistika, 2007). Besarnya angka pengangguran dapat dikatakan sangat penting dalam mengukur keberhasilan pembangunan ekonomi. Hal ini dikarenakan pengangguran merupakan salah satu indikator untuk menunjukkan tingkat kesejahteraan akibat dari pembangunan ekonomi. Pada hakekatnya, pembangunan ekonomi adalah serangkaian usaha dan kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, memperluas lapangan kerja, memeratakan distribusi pendapatan masyarakat, meningkatkan hubungan ekonomi regional dan melalui pergeseran kegiatan ekonomi dari sektor primer ke sektor sekunder dan tersier (PDRB, 2016: 3). Menurut Mankiw (2001:120), salah satu alasan mengapa suatu negara selalu menghadapi pengangguran adalah pencari kerja. Pencari kerja (job search) adalah proses pencocokan pekerja dengan pekerjaan yang tepat. Pekerja-pekerja diberhentikan akan segera menemukan pekerjaan baru yang sesuai untuk mereka. Namun dalam kenyataannya, setiap pekerja memiliki selera serta keahlian berbeda, pekerjaan memiliki atribut-atribut yang berlainan, serta informasi menyangkut kandidat dan lowongan kerja tidak tersebar ke semua perusahaan dan rumah tangga dalam perekonomian. Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan Provinsi di Indonesia yang terletak di bagian selatan Pulau Jawa. DIY memiliki berbagai predikat,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3
antara lain: predikat sebagai kota pelajar berkaitan dengan sejarah dan peran kota ini dalam dunia pendidikan di Indonesia. DIY memiliki banyak sekolah atau perguruan tinggi dari berbagai jenjang. Sehingga, DIY terdapat banyak mahasiswa dan pelajar dari seluruh daerah di Indonesia. Selain itu, DIY juga disebut sebagai kota pariwisata, dimana DIY merupakan daerah tujuan wisata terbesar kedua setelah Bali. Hal tersebut diharapkan mampu memicu adanya perekonomian yang lebih baik lagi di DIY dan mampu menciptakan lebih banyak lapangan pekerjaan, sehingga dapat mengurangi angka pengangguran. Jumlah angka pengangguran di DIY dari tahun 2011-2015 mengalami naik turun (berfluktuatif). Pada tahun 2013 jumlah pengangguran mencapai
63.172
orang,
mengalami
penurunan
dibanding
jumlah
pengangguran tahun 2012 sebesar 77.397 orang. Persebaran angka pengangguran tahun 2015 terbesar terdapat di Kabupaten Sleman yang mencapai 19.406 orang, urutan kedua yaitu Bantul sebesar 16.632 orang, Kota Yogyakarta 13.702 orang, Gunung Kidul 7.385 orang, dan Kulon Progo 6.764 orang (http://jogjadaily.com). Angka persebaran jumlah pengangguran di DIY menunjukkan bahwa jumlah pengangguran daerah perkotaan lebih besar dari pada daerah pedesaan. Hal tersebut terjadi karena beragamnya lapangan pekerjaan dan meningkatnya pusat perekonomian sehingga angkatan kerja baru cenderung mencari pekerjaan, pindah atau mondok di perkotaan, sedangkan di pedesaan jumlah pengangguran lebih rendah karena penduduk pedesaan biasanya tidak terlalu selektif memilih lapangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4
pekerjaan dan akan melakukan kegiatan apa saja walau hanya sebagai pekerja keluarga, pekerja bebas pertanian dan sebagian masih bertahan di pedesaan dengan berusaha mencari pekerjaan dengan cara melaju ke perkotaan, apalagi didukung kemudahan kepemilikaan kendaraan bermotor dan semakin baiknya infrastruktur. Karena permasalahan pengangguran hal yang kompleks untuk dibahas dan merupakan hal yang penting, karena dapat dikaitkan dengan beberapa indikator, yaitu diantaranya pertumbuhan ekonomi, Upah Minimum Regional, investasi, dan inflasi. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang penting dalam menilai kinerja suatu perkonomian, terutama untuk melakukan analisis tentang hasil pembangunan ekonomi yang telah dilaksanakan. Ekonomi dikatakan mengalami pertumbuhan apabila produksi barang dan jasa meningkat dari tahun sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi menunjukkan sejauh mana aktivitas perekonomian dapat menghasilkan tambahan pendapatan
atau
kesejahteraan
masyarakat
pada
periode
tertentu.
Pertumbuhan ekonomi yang terus mengalami peningkatan menggambarkan bahwa perekonomian berkembang dengan baik. Pertumbuhan ekonomi melalui PDRB yang meningkat, diharapkan dapat menyerap tenaga kerja di DIY, karena dengan kenaikan pendapatan pemerintah mampu meningkatkan kapasitas produksi. Berdasarkan Badan Pusat Statistika laju pertumbuhan ekonomi DIY pada tahun 2010 sebesar 4,48%. Pada tahun 2011, laju pertumbuhan ekonomi DIY sebesar 5,17%, mengalami peningkatan sebesar 0,69%. Pada tahun 2012, laju pertumbuhan ekonomi DIY sebesar 5,32%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5
Pada tahun 2013, laju pertumbuhan ekonomi DIY sebesar 5,40%. Pada tahun 2014, laju pertumbuhan ekonomi DIY yaitu sebesar 5,20%. Pada tahun 2015, laju pertumbuhan ekonomi DIY sebesar 4,24% (DIY dalam Angka, Badan Pusat Statistika. 2015). Faktor lain yang mempengaruhi jumlah penganguran adalah Upah Minimum Regional (UMR). Upah Minimum Regional (UMR) merupakan standar upah minimal yang harus dibayarkan oleh pengusaha atau perusahaan kepada karyawan/ buruh/ pegawai sesuai dengan tingkat kebutuhan hidup minimum yang layak (KHL) yang berlaku di provinsi yang bersangkutan. Selain itu, upah merupakan kompensasi yang diterima oleh satu unit tenaga kerja yang berupa jumlah uamg yang dibayarkan kepadanya (Mankiw, 2000:133). Penetapan UMR yang dilakukan pemerintah pada suatu wilayah akan memberikan pengaruh terhadap besarnya jumlah pengangguran yang ada, dimana dapat berpengaruh positif atau negatif. Dampak positif dari penetapan upah dilihat dari penawaran tenaga kerja dimana kenaikan tingkat upah akan menyebabkan penawaran tenaga kerja meningkat, sehingga jumlah pengangguran akan berkurang. Sedangkan dampak negatifnya yaitu dilihat dari sisi permintaan, semakin tinggi besarnya upah yang ditetapkan oleh pemerintah maka hal tersebut akan berakibat pada penurunan jumlah orang yang bekerja pada wilayah tersebut. Agustina ( Kaufman dan Hotchkiss, 1999) mengemukakan bahwa semakin tinggi upah yang ditetapkan maka akan berpengaruh pada peningkatan biaya output yang harus dikeluarkan oleh suatu perusahaan. Akibatnya suatu perusahaan akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6
melakukan efesiensi terhadap produksi dengan cara mengurangi jumlah tenaga kerjanya. Berdasarkan data yang ada menunjukkan Upah Minimum Regional yang diterima oleh penduduk di DIY,
dari tahun 1986 hingga tahun 2015
upah yang ditetapkan oleh pemerintah menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan. Tahun 1986, Upah Minimum Regional yang ditetapkan adalah 35.000 rupiah per bulan, hingga tahun 2015 upah tersebut meningkat tanpa mengalami penurunan yaitu mencapai 1.182.510 rupiah per bulan. Peningkatan UMR tersebut diikuti pula dengan jumlah pengangguran yang mengalami fluktuasi selama periode waktu tersebut. Faktor berikutnya yang mempengaruhi jumlah pengangguran adalah inflasi. Inflasi merupakan suatu proses kenaikan harga-harga yang berlaku dalam suatu perekonomian. Sedangkan tingkat inflasi adalah persentasi kenaikan harga-harga barang dalam periode waktu tertentu (Sadono Sukirno, 2008). Semakin tingginya tingkat inflasi yang terjadi dapat berakibat pada tingkat pertumbuhan ekonomi yang menurun, sehingga akan terjadi peningkatan jumlah pegangguran. Berdasarkan Badan Statistika DIY, tingkat inflasi DIY pada tahun 2010 sebesar 7.38%, 2011 sebesar 3.88%, 2012 sebesar 4.31%. 2013 sebesar 7.32%, 2014 sebesar 7.32%, dan tahun 2015 sebesar 6.59% (DIY dalam angka, BPS 2015). Adanya inflasi yang tinggi atau perekonomian suatu daerah terus mengalami kemunduran para investor takut untuk menginvestasikan modalnya, karena keamanan dan stabilitas ekonomi kurang menyakinkan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7
akibatnya kesempatan kerja yang terbuka lewat penanaman modal ikut berpindah ke tempat lain, maka kesempatan kerja bagi penduduk DIY akan berkurang. Investasi tidak hanya menciptakan permintaan, tetapi juga memperbesar kapasitas produksi. Artinya dengan semakin besar kapasitas produksi maka akan membutuhkan tenaga kerja yang semakin besar pula, dengan asumsi full employment. Hal tersebut karena investasi merupakan penambahan faktor-faktor produksi, yang mana salah satu dari faktor produksi adalah tenaga kerja. Dengan begitu perekonomian secara keseluruhan dapat menyerap tenaga kerja yang sebanyak-banyaknya, sehingga partisipasi angkatan kerja akan semakin meningkat pula. Status permodalan perusahaan industri bisa berasal dari penanaman modal dalam negeri (PMDN), penanaman modal asing (PMA), dan non fasilitas. Berdasarkan Badan Statistika DIY, PMDN tahun 2011 sebesar 2,31 triliun rupiah, PMA 2011 sebesar 3,87 triliun rupiah, PMDN 2012 sebesar 2,80 triliun rupiah, PMA 2012 sebesar 4,72 triliun rupiah, PMDN 2013 sebesar 2,86 triliun rupiah, PMA 2013 5,20 triliun rupiah, PMDN 2014 sebesar 3,56 triliun rupiah, PMA 2014 sebesar 5,95 triliun rupiah, dan PMDN 2015 sebesar 3,95 triliun rupiah, serta PMA 2015 sebesar 7,27 triliun rupiah (DIY dalam angka, BPS 2015). Dari uraian latar belakang ini setidaknya menjadikan alasan mengapa pertumbuhan ekonomi, upah minimum regional (UMR), inflasi, dan investasi mempengaruhi tingkat penganggguran di Daerah Istimewa Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8
B. Batasan Masalah Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah pengangguran baik dari segi makro maupun mikro sangat banyak yang tidak dapat dibahas secara keseluruhan. Agar pembahasan tidak menyimpang dari pokok permasalahan yang sebenarnya, maka peneliti memberi pembatasan masalah. Batasan masalah ini memuat faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah pengangguran di DIY tahun 1986-2015. Adapun faktor yang mempengaruhi jumlah pengangguran dalam penelitian ini adalah: 1.
Pertumbuhan ekonomi
2.
Upah minimum regional
3.
Inflasi
4.
Investasi
C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti dapat merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Apakah
ada
pengaruh
pertumbuhan
ekonomi
terhadap
jumlah
pengangguran di Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 1986-2015 ? 2. Apakah ada pengaruh tingkat upah minimum regional terhadap jumlah pengangguran di Daerah Istimewa Yogyakarta
tahun 1986-2015 ?
3. Apakah ada pengaruh inflasi terhadap jumlah pengangguran di Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 1986-2015 ?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9
4. Apakah ada pengaruh investasi terhadap jumlah pengangguran di Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 1986-2015 ?
D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012: 38). Variabel-variabel dan definisi operasional dalam penelitian ini adalah: 1. Pengangguran (Y) adalah jumlah penduduk dalam angkatan kerja yang tidak memiliki pekerjaan dan sedang mencari pekerjaan di DIY tahun 1986-2015 yang diukur dalam jumlah orang. 2. Pertumbuhan Ekonomi (X1) adalah proses kenaikan output per kapita diproksi dengan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) DIY dalam kurun waktu satu tahun yang dinyatakan dalam satuan persen. 3. Upah Minimum Regional (X2) adalah standar minimum yang digunakan oleh para pengusaha atau pelaku industri untuk memberikan upah kepada pegawai, karyawan atau buruh di dalam lingkungan usaha atau kerjanya pada suatu Kabupaten/Kota yang berlaku di DIY yang dinyatakan dalam satuan rupiah. 4. Inflasi (X4) adalah proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus menerus (continue) pada periode waktu tertentu. Tingkat inflasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah rata-rata tingkat inflasi yang terjadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10
di DIY berdasarkan tahun kalender pada periode satu tahun tertentu dengan satuaan persen. 5. Investasi (X3) adalah total dana yang dikeluarkan untuk Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA) di DIY serta dinyatakan dalam satuan rupiah.
E. Tujuan Penelitian Berdasarkan pada rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Mengetahui ada tidaknya pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap jumlah pengangguran di Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 1986-2015. 2. Mengetahui ada tidaknya pengaruh jumlah upah minimum regional terhadap tingkat pengangguran di Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 1986-2015. 3. Mengetahui ada tidaknya pengaruh inflasi terhadap jumlah pengangguran di Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 1986-2015. 4. Mengetahui
ada
tidaknya
pengaruh
investasi
terhadap
jumlah
pengangguran di Daerah Istimewa Yogyakarta tahun1986-2015.
F. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang memerlukan, antara lain: 1. Bagi Dinas Pemerintah Daerah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11
Diharapkan penelitian ini memberikan gambaran jumlah pengangguran dari tahun 1986-2015 sehingga memberikan masukkan dalam membuat kebijakan mengurangi jumlah pengangguran. 2. Bagi Universitas Sanata Dharma Semoga penelitian ini bermanfaat untuk memperluas wawasan dan memberikan informasi tentang jumlah pengangguran di DIY dari tahun 1986-2015. 3. Bagi Masyarakat Luas Sebagai salah satu sumber informasi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah pengangguran terutama terkait pertumbuhan ekonomi, upah minimum regional, inflasi, dan investasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengangguran 1. Definisi Pengangguran Pengangguran
merupakan
sumber
daya
yang
terbuang.
Pengangguran memiliki kontribusi terhadap pendapatan nasional. Pengangguran adalah jumlah tenaga kerja dalam perekonomian yang secara aktif mencari pekerjaan tetapi belum memperolehnya (Sukirno, 2004: 28). Pengangguran
adalah
masalah
makroekonomi
yang
mempengaruhi manusia secara langsung dan merupakan yang paling berat. Bagi kebanyakan orang, kehilangan pekerjaan berarti penurunan standar kehidupan dan tekanan psikologis. Jadi tidaklah mengejutkan jika pengangguran menjadi topik yang sering dibicarakan dalam perdebatan politik dan politisi sering mengklaim bahwa kebijakan yang mereka tawarkan akan membantu menciptakan lapangan kerja (Mankiw, 2003: 150). Menurut Nanga (2001: 253), pengangguran (unemployment) merupakan kenyataan yang dihadapi tidak saja oleh negara-negara sedang
berkembang
(developing
countries).
Secara
umum,
pengangguran didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana seseorang yang tergolong dalam kategori angkatan kerja (labor force) tidak memiliki pekerjaan dan secara aktif sedang mencari pekerjaan.
12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13
Seseorang yang tidak bekerja, tetapi secara aktif mencari pekerjaan tidak dapat digolongkan sebagai pengangguran. Selain itu, menurut Sukirno (2000: 472), pengangguran diartikan sebagai suatu keadaan dimana seseorang yang tergolong dalam angkatan kerja ingin mendapatkan pekerjaan tetapi belum memperolehnya. Tingkat pengangguran dapat diketahui besar kecilnya melalui dua pendekatan antara lain sebagai berikut: a. Pendekatan angkatan kerja Besar kecilnya tingkat pengangguran dihitung berdasarkan presentase dari perbandingan jumlah antara orang yang menganggur dan jumlah angkatan kerja.
b. Pendekatan pemanfaatan tenaga kerja Untuk menentukan besar kecilnya tingkat pengangguran didasarkan pada pendekatan pemanfaatan tenaga kerja antara lain: 1) Bekerja penuh yaitu orang-orang yang bekerja penuh atau jam kerjanya mencapai 35 jam per minggu. 2) Setengah menganggur yaitu mereka yang bekerja, tetapi belum dimanfaatkan secara penuh, artinya jam kerja mereka dalam seminggu kurang dari 35 jam (Murni, 2006: 198).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14
2. Jenis-Jenis Pengangguran Menurut Gilarso (2001: 208), pengangguran dapat dibedakan menjadi empat kelompok yaitu: a. Pengangguran penuh/terbuka Yaitu orang yang termasuk angkatan kerja tetapi tidak bekerja dan tidak mencari pekerjaan (open unemployment). b. Setengah pengangguran terpaksa (involuntary under-employment) Orang yang bekerja kurang dari 35 jam seminggu karena suatu sebab diluar kemauannya. Mereka tidak atau belum berhasil memperoleh pekerjaan sekalipun mereka mencari dan bersedia menerima pekerjaan dengan upah lebih rendah dari tingkat yang diharapkan. c. Setengah pengangguran sukarela (voluntary un-employment) Yaitu mereka yang memilih lebih baik menganggur daripada menerima pekerjaan yang dirasa tidak sesuai dengan pendidikannya atau dengan upah yang lebih rendah dari tingkat yang diharapkan. d. Orang yang bekerja kurang dari yang sebenarnya dapat dikerjakan dengan keterampilan atau pendidikan yang dimiliknya. Dewasa ini biasa
disebut
“pengangguran
terdidik”.
Ternyata
variabel
nonekonomi turut memberikan andil dalam memunculkan masalah pengangguran. Hasil pembangunan, khususnya pendidikan telah mengubah aspirasi generasi muda terdidik terhadap pekerjaan. Di kota jumlah pengangguran yang naik cukup tajam adalah pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15
golongan pencari kerja yang berpendidikan sekolah lanjutan sampai perguruan tinggi. Menurut sebab terjadinya, pengangguran dapat dibagi menjadi empat yaitu: a. Pengangguran konjungtural Yaitu jenis pengangguran yang disebabkan oleh adanya gelombang konjungtur, karena adanya kelesuan atau kemunduran kegiatan ekonomi nasional. Jika permintaan masyarakat lesu dan barang tidak laku, produksi dikurangi (atau paling tidak akan bertambah) sehingga pemakaian faktor produksi akan dikurangi yang berarti terjadi pengangguran. b. Pengangguran struktural Terjadi karena masalah dari segi penawaran, kalau masyarakat masih kekurangan perusahan industri, kekurangan prasarana, kurang modal, kurang keahlian, dan sebagainya, maka produksi tidak bisa ditingkatkan dan banyak faktor produksi yang tidak terpakai. Pengangguran jenis ini dapat juga terjadi kalau ada pengagantian teknologi, misalnya pemakaian mesin-mesin di pabrik rokok menggeser pemakaian tenaga kerja manusia. Pemakaian alat transportasi bermesin menggeser angkutan becak. Pabrik tekstil mematikan usaha pertenunan kecil-kecilan di desa. Ini disebut pengangguran teknologis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16
c. Pengangguran musiman Yaitu jenis pengangguran yang terjadi secara berkala karena pengaruh musim. Misalnya di sektor pertanian, pekerjaan paling padat adalah musim tanam dam musim panen, tetapi di masa selang antara musim tanam dan panen banyak terjadi pengangguran. Pada waktu musim giling, pabrik gula bekerja siang-malam. Tetapi selesai masa giling, para pekerja disuruh pulang. Pengangguran di pedesaan sering disebut juga pengangguran tersembunyi atau tak kentara (disguised unemployment) karena kelihatannya ada saja yang dikerjakan tetapi seandainya mereka tidak ikut bekerja, produksi tidak akan berkurang. d. Pengangguran friksional Pengangguran ini bisa disebut juga pengangguran transisional (peralihan) terjadi karena adanya perpindahan tenaga kerja dari sektor atau pekerjaan yang satu ke sektor/pekerjaan yang lain. Misalnya, terjadinya perpindahan tenaga kerja dari sektor pertanian ke sektor industri atau keluar dari jenis pekerjaan yang satu tetapi belum mendapat pekerjaan baru. Proses perpindahan itu selain memerlukan waktu, juga memerlukan penyesuaian (perlu latihanlatihan keterampilan teknis untuk bidang yang baru). Jenis pengangguran ini dalam negara-negara industri pun dianggap normal selama tidak melebihi sekitar 3-5 %. Jadi, “full employment” tidak berarti 100 % tetapi sekitar 95 % dari angkatan kerja yang bekerja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengangguran a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) merupakan rancangan seluruh pendapatan suatu negara dan seluruh pengeluaran untuk pembangunan dalam satu tahun. Sebuah rumah tangga mencapai pendapatan selama satu tahun yang berlangsung dari hasil penjualan jasa atas faktor-faktor produksi yang dimilikinya, dan atas pendapatan yang diterima digunakan untuk membeli barang atau jasa kembali. Hubungan secara tidak langsung dari pemerintah mengenai pendapatan adalah bahwa pemerintah memperoleh pendapatan atau hasil melalui progam pemerintah diantaranya pajak. Hasil pajak tersebut, pemerintah mengeluarkan pendapatan atau mengeluarkan biaya untuk membangun sarana dan prasarana masyarakat. Menurut Setiawan (2005) Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara sangat mempengaruhi tingkat kesejahteraan rakyat. Selain itu, penerimaan
dan
belanja
negara
dapat
mengurangi
tingkat
pengangguran. Bila pendapatan pemerintah besar, pendapatan tersebut nantinya akan digunakan untuk biaya-biaya pembangunan seperti jalan raya, rumah sakit, jembatan, dan sebagainya, sehingga membutuhkan tenaga kerja untuk menjalankan proyek tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18
b. Jumlah penduduk Pertumbuhan penduduk adalah bertambah atau berkurangnya jumlah penduduk di suatu daerah atau negara dalam kurun waktu tertentu. Menurut Alghofari (2010), bahwa kenaikan jumlah penduduk yang dialami Indonesia mengakibatkan kenaikan jumlah angkatan kerja. Akan tetapi, kenaikan jumlah angkatan kerja tersebut tidak dibarengi oleh meningkatnya kesempatan kerja, akibatnya angkatan kerja yang jumlahnya bertambah tersebut tidak dapat didistribusikan ke lapangan pekerjaan. Hal ini akan berdampak pada jumlah pengangguran yang terus bertambah. c. Produktivitas tenaga kerja Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor produksi yang sangat strategis peranannya, berbeda kedudukannya dari faktorfaktor produksi lainnya, karena sumber daya manusia mempunyai kedudukan sebagai subjek dan objek pembangunan. Salah satu tujuan pembangunan adalah mengurangi pengangguran, dengan sendirinya dapat menambah lapangan kerja bagi masyarakat serta dapat meningkatkan pendapatan masyarakat tersebut.
Rendahnya
produktivitas tenaga kerja di Indonesia ini, telah berdampak terhadap kinerja serta kepercayaan para investor untuk menggunakan jasa tenaga 86 kerja Indonesia. Oleh karena itu, produktivitas tenaga kerja sangat menentukan kondisi permintaan tenaga kerja itu sendiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19
Sehingga produktivitas yang rendah akan membuat perusahaan memutuskan hubungan kerja dengan para tenaga kerja. Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) ini tentunya akan meningkatkan jumlah pengangguran. Menurut Todaro (2003: 404) yang mempengaruhi produktivitas adalah modal manusia yang meliputi
pendidikan
dan
kesehatan.
Keduanya
adalah
hal
fundamental untuk membentuk kapabilitas manusia yang lebih luas yang berada pada inti makna pembangunan. Menurut Zulhanaf, dkk (Bellante dan Jackson, 2000), produktivitas akan mengalami peningkatan manakala penggunaan terhadap tenaga kerja mengalami peningkatan.
Peningkatan
penggunaan
tenaga
kerja
akan
menurunkan jumlah pengangguran. Begitu sebaliknya, apabila produktivitas mengalami penurunan maka penggunaan terhadap tenaga kerja juga akan mengalami penurunan. 4. Dampak Pengangguran Menurut Sukirno (2000: 514) dampak buruk pengangguran dibedakan dalam dua aspek yaitu: a. Dampak penganguran terhadap perekonomian Tingkat pengangguran yang relatif tinggi memungkinkan masyarakat mencapai pertumbuhan ekonomi yang teguh. Hal ini dapat dengan jelas dilihat dari memperlihatkan berbagai dampak buruk yang bersifat ekonomi yang ditimbulkan oleh masalah pengangguran. Dampak buruk tersebut dibedakan sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20
1) Pengangguran
menyebabkan
masyarakat
tidak
dapat
memaksimumkan kesejahteraan yang mungkin dicapainya. Pengangguran
menyebabkan
pendapatan
nasional
yang
sebenarnya (actual output) dicapai lebih rendah daripada pendapatan nasional potensi (potential output). Keadaan ini berarti tingkat kemakmuran masyarakat yang dicapai lebih rendah dari pada tingkat yang mungkin dicapainya. 2) Pengangguran menyebabkan pendapatan pajak (tax revenue) pemerintah berkurang. Pengangguran yang diakibatkan oleh tingkat kegiatan ekonomi yang rendah, pada giliranya akan menyebabkan pendapatan yang diperoleh pemerintah akan semakin sedikit. Dengan demikian, pengangguran yang tinggi akan mengurangi kemampuan pemerintah dalam menjalankan berbagai kegiatan pembangunan. 3) Pengangguran
tidak
menggalakkan
pertumbuhan
ekonomi.
Pengangguran menimbulkan dua akibat buruk kepada sektor swasta. Pertama, pengangguran tenaga kerja biasanya akan diikuti pula dengan kelebihan kapasitas mesin-mesin perusahaan. Keadaan ini jelas tidak akan mendorong perusahaan untuk melakukan
investasi
dimasa yang
akan
datang.
Kedua,
pengangguran yang diakibatkan kelesuan kegiatan perusahaan menyebabkan keuntungan berkurang. Keuntungan yang rendah mengurangi keinginan perusahaan untuk melakukan investasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21
b. Dampak pengangguran terhadap individu dan masyarakat Pengangguran akan mempengaruhi kehidupan individu dan kehidupan sosial dalam masyarakat. Beberapa dampak sosial yang diakibatkan oleh pengangguran adalah: 1) Pengangguran menyebabkan kehilangan mata pencarian dan pendapatan. 2) Pengangguran dapat menyebabkan kehilangan keterampilan. Keterampilan dalam mengerjakan suatu pekerjaan hanya dapat dipertahankan apabila keteampilan tersebut digunakan praktik. 3) Pengangguran dapat menimbulkan ketidakstabilan sosial dan politik. Kegiatan ekonomi yang lesu dan pengangguran yang tinggi dapat menimbulkan rasa tidak puas masyarakat kepada pemerintah.
B. Pertumbuhan Ekonomi 1. Pengertian Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator kinerja yang menggambarkan hasil-hasil pembangunan yang dicapai, khususnya dalam bidang ekonomi. Indikator ini penting bagi daerah, karena dapat digunakan sebagai bahan evaluasi keberhasilan pembangunan yang telah dicapai,
maupun
sebagai
dasar
perencanaan
dan
pengambilan
kebijakkan di masa yang akan datang. Selain itu, pertumbuhan ekonomi sering dijadikan indikator utama karena memberikan implikasi pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22
kinerja perekonomian pembangunan ekonomi lainnya. Pertumbuhan ekonomi merefleksikan perkembangan aktivitas perekonomian suatu daerah.
Semakin
tinggi
pertumbuhan
ekonomi
suatu
daerah
menunjukkan semakin berkembangnya aktivitas perekonomian, baik aktivitas produksi, konsumsi, investasi, maupun perdagangan di daerah tersebut yang kemudian berdampak pada penyerapan tenaga kerja (BPS Provinsi DIY). Menurut Putong (2009: 391), pertumbuhan ekonomi adalah
kenaikan
pendapatan
nasional
secara
berarti
(dengan
meningkatnya pendapatan pekerjaan) dalam suatu periode perhitungan tertentu. Pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai kenaikan GDP (Gross Domestic Product) tanpa memandang bahwa kenaikan itu lebih besar atau lebih kecil dari pertumbuhan penduduk dan tanpa memandang apakah ada perubahan dalam struktur ekonominya (Suryana, 2000: 5). Apapun istilah dan definisi, yang pasti adalah bahwa pertumbuhan ekonomi mengkaitkan dan menghitung antara tingkat pendapatan nasional dari satu periode ke periode berikutnya. Angka pertumbuhan ekonomi umumnya dalam bentuk prosentase dan bernilai positif, tapi juga mungkin saja bernilai negatif (misalkan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 1998 minus sekitar 4%-6%). Negatifnya pertumbuhan ekonomi tentu saja disebabkan adanya penurunan yang lebih besar dari pendapatan nasional tahun berikutnya dibandingkan dengan tahun sebelumnya (Putong, 2009).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23
Menurut pandangan ahli-ahli ekonomi klasik ada empat faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, yaitu jumlah penduduk, jumlah stok barang-barang modal, luas tanah dan kekayaan alam, serta tingkat teknologi yang digunakan. Walaupun menyadari bahwa pertumbuhan ekonomi tergantung kepada banyak faktor, ahli-ahli ekonomi klasik terutama menitikberatkan perhatiannya kepada pengaruh pertambahan penduduk kepada pertumbuhan ekonomi (Sukirno, 2008). pertumbuhan
ekonomi
berarti
perkembangan
kegiatan
dalam
perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa diproduksi dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat. Dengan demikian untuk menentukan tingkat pertumbuhan ekonomi yang dicapai perlu dihitung pendapatan riil menurut harga tetap yaitu pada hargaharga yang berlaku ditahun dasar yang dipilih. Jadi pertumbuhan ekonomi mengukur prestasi dari perkembangan suatu perekonomian. Oleh karena itu konsep yang sesuai dengan pertumbuhan ekonomi adalah GDP dengan harga konstan. GDP adalah nilai barang-barang dan jasa-jasa yang diproduksikan di dalam negara tersebut dalam satu tahun tertentu (Sukirno, 2008). Sedangkan Produk Nasional Bruto nilai barang dan jasa yang dihitung dalam pendapatan nasional hanyalah barang dan jasa yang diproduksikan oleh faktor-faktor produksi yang dimiliki oleh warga negara dari negara yang pendapatan nasionalnya dihitung (Sukirno, 2008).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24
2. Teori Pertumbuhan Ekonomi a. Teori Klasik 1) Adam Smith Adam Smith dalam bukunya An Inquiry Into The Principle and Causes of The Wealth of
Nation
(1776)
ia
mengemukakan tentang proses pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang secara sistematis. Inti dari proses pertumbuhan ekonomi menurut Smith dibedakan menjadi dua aspek utama yaitu: a)
Pertumbuhan output total Unsur pokok dari sistem produksi suatu negara menurut Smith ada tiga yaitu: 1) Sumber daya alam yang tersedia (atau faktor produksi “tanah”). Menurut Adam Smith, sumber daya alam yang tersedia merupakan wadah yang paling mendasar dari kegiatan produksi suatu masyarakat. Jumlah sumber daya alam yang tersedia merupakan “batas maksimum” bagi pertumbuhan suatu perekonomian. 2) Sumber daya insani (atau jumlah penduduk). Sumber daya insani (jumlah penduduk) mempunyai peranan yang
pasif
dalam
proses
pertumbuhan
output.
Maksudnya, jumlah penduduk akan menyesuaikan diri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25
dengan kebutuhan akan tenaga kerja dari suatu masyarakat. 3) Stok barang modal yang ada. Stok modal, menurut Smith, merupakan unsur produksi yang secara aktif menentukan tingkat output. Peranannya sangat sentral dalam proses pertumbuhan output. Jumlah dan tingkat pertumbuhan output tergantung pada laju pertumbuhan stok modal (sampai “batas maksimum” dari sumber alam). b) Pertumbuhan penduduk Menurut Adam Smith, jumlah penduduk akan meningkat jika tingkat upah yang berlaku lebih tinggi dari tingkat upah subsisten yaitu tingkat upah yang pas-pasan untuk hidup. Jika tingkat upah di atas tingkat subsisten, maka orang-orang kawin pada umur muda, tingkat kematian menurun, dan jumlah kelahiran meningkat. Sebaliknya jika tingkat upah yang berlaku lebih rendah dari tingkat upah subsisten, maka jumlah penduduk akan menurun. Tingkat upah yang berlaku, menurut Adam Smith, ditentukan oleh tarik-menarik antara kekuatan permintaan dan penawaran tenaga kerja. Tingkat upah yang tinggi dan meningkat jika permintaan akan tenaga kerja (DL) tumbuh lebih cepat daripada penawaran tenaga kerja (SL). Sementara itu permintaan akan tenaga kerja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26
ditentukan oleh stok modal dan tingkat output masyarakat. Oleh karena itu, laju pertumbuhan permintaan akan tenaga kerja ditentukan oleh laju pertumbuhan stok modal (akumulasi modal) dan laju pertumbuhan output. 2) David Ricardo Garis besar proses pertumbuhan dan kesimpulankesimpulan dari Ricardo tidak jauh berbeda dengan teori Adam Smith. Tema dari proses pertumbuhan ekonomi masih pada perpacuan antara laju pertumbuhan penduduk dan laju pertumbuhan output. Selain itu Ricardo juga menganggap bahwa jumlah faktor produksi tanah (sumber daya alam) tidak bisa bertambah sehingga akhirnya menjadi faktor pembatas dalam proses pertumbuhan suatu masyarakat. Teori ini diungkapkan pertama kali dalam bukunya yang berjudul The Principles of Political Economy and Taxation yang diterbitkan pada tahun 1917. Dengan terbatasnya luas tanah, maka pertumbuhan penduduk (tenaga kerja) akan menurunkan produk marginal yang kita kenal dengan istilah the law of diminishing returns. Selama buruh yang dipekerjakan pada tanah tersebut bisa menerima tigkat upah di atas tingkat upah alamiah, maka penduduk (tenaga kerja) akan terus bertambah, dan hal ini akan menurunkan lagi produk marginal tenaga kerja dan pada gilirannya akan menekankan tingkat upah ke bawah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27
Menurut Ricardo, peranan akumulasi modal dan kemajuan
teknologi
adalah
cenderung
meningkatkan
produktivitas tenaga kerja, artinya, bisa memperlambat bekerjanya the law of diminishing returns yang pada gilirannya akan memperlambat pula penurunan tingkat hidup ke arah tingkat hidup minimal. Inilah inti dari proses pertumbuhan ekonomi (kapitalis) menurun Ricardo. 3) Thomas Robert Malthus Teori pertumbuhan penduduk yang menyatakan bahwa “pertumbuhan penduduk menurut deret ukur dan pertumbuhan ekonomi menurut deret hitung”. Maksudnya adalah bahwa jumlah penduduk akan berkembang lebih cepat daripada pertumbuhan ekonomi sehingga mengakibatkan upah tenaga kerja menjadi sangat murah dan hanya cukup untuk biaya hidup sehari-hari (subsistensi). b. Teori Neo Klasik 1) Robert Sollow Menurut teori ini, pertumbuhan ekonomi tergantung kepada
pertambahan
penyediaan
faktor-faktor
produksi
(penduduk, tenaga kerja, dan akumulasi modal) dan tingkat kemajuan teknologi. Pandangan ini didasarkan kepada anggapan yang mendasari analisis Klasik, yaitu perekonomian akan tetap mengalami tingkat pengerjaan penuh (full employment) dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28
kapasitas peralatan modal akan tetap sepenuhnya digunakan sepanjang
waktu.
Dengan
kata
lain,
sampai
di
mana
perekonomian akan berkembang tergantung pada pertambahan penduduk, akumulasi kapital, dan kemajuan teknologi. 2) Roy Forbes Harrod dan Evesy D. Domar Domar mengemukakan teorinya tersebut pertama kali tahun 1947 dalam jurnal American Economic Review, sedangkan Harrod telah mengemukakannya pada tahun 1939 dalam Economic Journal teori Harrod-Domar ini merupakan perluasan dari analisis Keynes mengenai kegiatan ekonomi secara nasional dan masalah tenaga kerja. Analisis Keynes dianggap kurang lengkap karena tidak membicarakan masalah-masalah ekonomi jangka panjang. Sedangkan teori Harrod-Domar ini menganalisis syarat-syarat yang diperlukan agar perekonomian bisa tumbuh dan berkembang dalam jangka panjang. Dengan kata lain, teori ini berusaha menunjukkan syarat yang dibutuhkan agar perekonomian bisa tumbuh dan berkembang dengan mantab (Steady growth). Teori Harrod-Domar ini mempunyai beberapa asumsi yaitu: a) Perekonomian dalam keadaan pengerjaan penuh dan barangbarang modal yang terdiri dalam masyarakat digunakan secara penuh.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29
b) Perekonomian terdiri dari 2 sektor yaitu sektor rumah tangga dan sektor perusahaan, berarti pemerintah dan perdagangan luar negeri tidak ada. c) Besarnya tabungan masyarakat adalah proposional dengan besarnya pendapatan nasional, berarti fungsi tabungan dimulai dari titik nol. d) Kecenderungan untuk menabung. c. Teori Modern Teori pertumbuhan ekonomi modern yang dikemukakan oleh Walt Whitman Rostow merupakan garda depan dari linier stage of growth theory. Rostow membangi proses pertumbuhan ekonomi suatu negara menjadi lima tahap yaitu: 1) Perekonomian tradisional Perekonomian pada masyarakat tradisional cenderung bersifat subsisten. Pemanfaatan teknologi dalam sistem produksi masih sangat terbatas. Dalam perekonomian semacam ini sektor pertanian memegang peranan penting. Masih rendahnya pemanfaatan teknologi dalam proses produksi menyebabkan barang-barang yang diproduksi sebagian besar besar adalah komoditas pertanian dan bahan mentah lainnya. Struktur sosial kemasyarakatan dalam sistem masyarakat seperti ini bersifat berjenjang. Kemampuan penguasaan sumber daya yang ada sangat dipengaruhi oleh hubungan darah dan keluarga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30
2) Prakondisi tinggal landas Tahap kedua dari proses pertumbuhan Rostow ini pada dasarnya merupakan proses transisi dari masyarakat agraris menuju masyarakat industri. Sektor industri mulai berkembang di samping sektor pertanian yang masih memegang peranan penting dalam perekonomian. Tahap kedua ini merupakan tahap yang
menentukan
bagi
persiapan
menuju
tahap-tahap
pembangunan berikutnya yang menentukan, yaitu tahap tinggal landas.
Sebagian
memenuhi
tahapan
berfungsi
persyarat-prasyarat.
mempersiapkan
Pertumbuhan
dan
swadaya,
diperlukan adanya semangat baru dari masyarakat. Pada tahap ini, perekonomian mulai bergerak dinamis, industri-industri bermunculan, perkembangan teknologi yang pesat, dan lembaga keuangan resmi sebagai penggerak dana masyarakat mulai bermunculan, serta terjadi investasi besar-besaran terutama pada industri manufaktur. 3) Tinggal landas Tinggal landas merupakan tahap yang menentukan dalam keseluruhan proses pembangunan bagi kehidupan masyarakat. Tinggal landas didefinisikan sebagai tiga kondisi yang saling berkaitan sebagai berikut: a) Kenaikan laju investasi produktif antara 5-10% dari pendapatan nasional;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31
b) Perekembangan salah satu atau beberapa sektor manufaktur penting dengan pertumbuhan tinggi; c) Hadirnya secara cepat kerangka politik, sosial, dan institusional yang menimbulkan hasrat ekspansi di sektor modern, dan dampak eksternalnya akan memberikan daya dorong pada pertumbuhan ekonomi. 4) Tahap menuju kedewasaan Tahap ini ditandai dengan penerapan secara efektif teknologi modern terhadap sumber daya yang dimiliki. Tahapan ini merupakan tahapan jangka panjang di mana produksi dilakukan secara swadaya. Tahapan ini juga ditandai dengan munculnya beberapa faktor penting yang baru. Pada saat negara pada tahap kedewasaan teknologi, terdapat tiga perubahan penting yang terjadi yaitu: tenaga kerja berubah dari tidak terdidik menjadi terdidik, perubahan watak pengusaha dari pekerja keras dan kasar berubah menjadi manajer efesien yang halus dan sopan, masyarakat jenuh terhadap industrialisasi dan menginginkan perubahan lebih jauh. 5) Tahap konsumsi massa tinggi Tahap konsumsi tingkat tinggi merupakan tahap akhir dari tahapan pembangunan yang dikemukakan oleh Rostow. Pada tahap ini akan ditandai dengan terjadinya migrasi besar-besaran dari masyarakat pusat perkotaan ke pinggiran kota, akibat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32
pembangunan pusat kota sebagai sentral bagi tempat bekerja. Penggunaan alat transportasi pribadi maupun yang bersifat transportasi umum seperti halnya kereta api merupakan suatu hal yang sangat dibutuhkan. Pada fase ini terjadi perubahan orientasi dari pendekatan penawaran menuju ke pendekatan permintaan dalam sistem produksi yang dianut. Sementara itu terjadi pula pergeseran perilaku ekonomi yang semula lebih banyak menitikberatkan pada sisi produksi, kini beralih ke sisi konsumsi. 3. Faktor-Faktor Pertumbuhan Ekonomi Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi adalah: a. Faktor sumber daya manusia Sama halnya dengan proses pembangunan, pertumbuhan ekonomi juga dipengaruhi oleh SDM. Sumber daya manusia merupakan faktor terpenting dalam proses pembangunan, cepat lambatnya proses pembangunan tergantung kepada sejauh mana sumber daya manusianya selaku subjek pembangunan memiliki kompetensi yang memadai
untuk
melaksanakan
proses
pembangunan
dengan
membangun infrastruktur di daerah-daerah. b. Faktor sumber daya alam Sebagian besar negara berkembang bertumpu kepada sumber daya alam dalam melaksanakan proses pembangunannya. Namun, sumber daya alam saja tidak menjamin keberhasilan proses pembanguan ekonomi, apabila tidak didukung oleh kemampaun sumber daya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33
manusianya dalam mengelola sumber daya alam yang tersedia. Sumber daya alam yang dimaksud dinataranya kesuburan tanah, kekayaan mineral, tambang, kekayaan hasil hutan dan kekayaan laut. c. Faktor ilmu pengetahuan dan teknologi Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat mendorong adanya percepatan proses pembangunan, pergantian pola kerja yang semula menggunakan tangan manusia digantikan oleh mesin-mesin canggih berdampak kepada aspek efisiensi, kualitas dan kuantitas
serangkaian
aktivitas
pembangunan
ekonomi
yang
dilakukan dan pada akhirnya berakibat pada percepatan laju pertumbuhan perekonomian. d. Faktor budaya Faktor
budaya
memberikan
dampak
tersendiri
terhadap
pembangunan ekonomi yang dilakukan, faktor ini dapat berfungsi sebagai pembangkit atau pendorong proses pembangunan tetapi dapat juga menjadi penghambat pembangunan. Budaya yang dapat mendorong pembangunan diantaranya sikap kerja keras dan kerja cerdas, jujur, ulet, dan sebagainya. Adapun budaya yang dapat menghambat proses pembangunan diantaranya sikap anarkis, egois, boros, KKN, dan sebagainya. e. Faktor sumber daya modal Sumber daya modal dibutuhkan manusia untuk mengolah SDA dan meningkatkan kualitas IPTEK. Sumber daya modal berupa barang-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34
barang modal sangat penting bagi perkembangan dan kelancaran pembangunan ekonomi karena barang-barang modal juga dapat meningkatkan produktivitas
C. Upah Minimum Regional 1. Pengertian Upah Minimum Regional Upah adalah pendapatan yang diterima tenaga kerja dalam bentuk uang, yang mencakup bukan hanya komponen upah atau gaji, tetapi juga lembur dan tunjangan-tunjangan yang diterima secara rutin/ reguler (tunjangan transport, uang makan dan tunjangan lainnya sejauh diterima dalam bentuk uang), tidak termasuk Tunjangan Hari Raya (THR), tunjangan bersifat tahunan, kwartalan, tunjangan-tunjangan lain yang bersifat tidak rutin dan tunjangan dalam bentuk natural (BPS, 2008). Menurut Gilarso (2003) balas karya untuk faktor produksi tenaga kerja manusia disebut upah (dalam arti luas, termasuk gaji, honorium, uang lembur, tunjangan, dsb). Masih menurut Gilarso upah biasanya dibedakan manjadi dua, yaitu upah nominal (sejumlah uang yang diterima) dan upah riil (jumlah barang dan jasa yang dapat dibeli dengan upah uang itu). Upah dalam arti sempit khusus dipakai untuk tenaga kerja yang bekerja pada orang lain dalam hubungan kerja (sebagai karyawan/buruh). Di Indonesia banyak orang berusaha sendiri dan tidak memperhitungkan “upah” untuk dirinya sendiri. Tetapi dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35
analisis ekonomi, besar kecilnya balas karya mereka sebagai tenaga kerja seharusnya ikut diperhitungkan. Tingkat upah disebut juga taraf balas karya rata-rata yang berlaku umum dalam masyarakat untuk segala macam pekerjaan. Tingkat upah ini dapat diperhitungkan per jam, hari, minggu, bulan atau tahun (Gilarso, 2003). Upah Minimum Regional merupakan standar upah minimal yang harus dibayarkan oleh pengusaha/ perusahaan kepada karyawan/ buruh/ pegawai sesuai dengan tingkat kebutuhan hidup minimum yang layak (KHL) yang berlaku di provinsi yang besangkutan. Tujuan utama penetapan upah minimum adalah untuk menjaga daya beli penduduk akibat adanya kenaikan harga atau inflasi. Penentuan UMP dilakukan oleh Dewan Pengupahan Daerah yang terdiri dari perwakilan birokrat, akademisi dan serikat pekerja melalui survei kebutuhan hidup minimum yang dilakukan setiap tahun. UMP DIY diambil dari nilai Upah Minimum Kabupaten (UMK) yang terendah di DIY yakni UMK Kabupaten Gunung Kidul (BPS DIY, 2014: 19). Menurut Keynes secara makro, penurunan tingkat upah akan menurunkan daya beli masyarakat. Turunnya daya beli masyarakat akan menurunkan tingkat pengeluaran dan berakibat pada turunnya tingkat harga barang dan jasa. Turunnya permintaan terhadap barang dan jasa akibat lemahnya daya beli masyarakat akan berakibat pada penurunan kapasitas produksi yang artinya pengangguran jumlah tenaga kerja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36
Dengan demikian, penurunan tingkat upah tidak dapat menciptakan penggunaan tenaga kerja penuh (full employment). Upah Minimum regional memiliki dampak besar terhadap pengangguran di usia muda. Upah keseimbangan para pekerja usia muda cenderung turun karena mereka adalah anggota angkatan kerja yang belum terdidik dan kurang berpengalaman, sehingga mereka cenderung memiliki produktivitas marginal yang rendah. UMP menjadi isu yang sensitif karena dalam realita tidak semua perusahaan mau dan mampu melakukan pembayaran upah sesuai dengan ketentuan, sementara nilai UMP yang ditetapkan dinilai masih jauh dari kebutuhan hidup minimum yang layak dari sisi pekerja. 2. Jenis-Jenis Upah Menurut Gilarso (2001: 216), sistem upah dibagi menjadi enam, yaitu: a. Upah menurut prestasi (upah potongan) Upah menurut prestasi adalah besarnya balas karya langsung dikaitkan dengan prestasi kerja karena besarnya upah tergantung dari banyak sedikitnya hasil yang bisa dicapai dalam waktu tertentu. Cara ini hanya dapat diterapkan kalau hasil kerja bisa diukur secara kuantitatif (dengan memperhitungkan kecepatan mesin, kualitas bahan yang dipakai, dll).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37
b. Upah waktu Upah waktu merupakan besar upah yang ditentukan atas dasar lamanya waktu pekerja melakukan pekerjaan bagi majikan. Bisa dihitung per jam, per hari, per minggu atau per bulan. Sistem ini terutama dipakai untuk jenis pekerjaan yang hasilnya sukar dihitung per potong. c. Upah borongan Upah borongan adalah balas jasa yang dibayar untuk suatu pekerjaan yang diborongkan. Cara memperhitungkan upah ini kerap kali dipakai pada suatu pekerjaan yang diselesaikan oleh suatu kelompok kerja. Untuk seluruh pekerjaan ditentukan suatu balas karya, yang kemudian dibagi-bagi antara para pelaksana. Misalnya, untuk pembangunan gedung, pembuatan sumur, dan lain-lain. d. Upah premi Cara ini merupakan kombinasi dari upah waktu dan upah borongan. Upah dasar untuk prestasi “normal” berdasarkan waktu atau jumlah hasil. Apabila seorang karwayan mencapai prestasi yang lebih dari itu, ia diberi “premi”. Premi dapat juga diberikan, misalnya untuk penghematan waktu, penghematan bahan, kualitas produk yang baik, dan sebagainya. Dalam perusahaan modern patokan untuk prestasi minimal ditentukan secara ilmiah berdasarkan Time and Motion Study.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38
e. Upah “bagi hasil” “Bagi hasil” merupakan cara yang biasa di bidang pertanian dan dalam usaha keluarga, tetapi juga dikenal di luar kalangan itu. Misalnya, karyawan/ pelaksana diberi bagian dari keuntungan bersih, direksi sebuah PT mendapat tatieme, bahkan kaum buruh dapat diberi saham dalam PT tempat mereka bekerja sehingga kaum buruh ikut menjadi pemilik perusahan. f.
Peraturan gaji pegawai negeri Gaji pegawai negeri sipil (PGPS) berdasarkan dua prinsip pendidikan dan masa kerja. Setiap orang yang diangkat sebagai pegawai negeri mendapat gaji pokok yang ditentukan oleh golongan dan masa kerja.
3. Peranan Upah a. Bagi karyawan atau buruh, upah merupakan prioritas utama di dalam perjanjian kerja, karena: 1) Upah merupakan penghasilan yang bisa digunakan sebagai alat pemuas kebutuhan. 2) Upah merupakan petunjuk tinggi rendahnya standar hidup karyawan. 3) Upah menunjukkna status bagi karyawan sebagai anggota masyarakat. Semakin tinggi upah karyawan maka semakin tinggi pula statusnya dalam bermasyarakat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39
4) Upah mencerminkan besar kecilnya sumbangan yang diberikan karyawan bagi organisasi, dan penting tidaknya jabatan yang dipegangnya. b. Ditinjau dari pemerintah 1) Upah merupakan salah satu unsur pokok dalam menghitung dan menentukan biaya produksi. Kelangsungan hidup suatu negara tidak pernah lepas dari unsur ini. Negara dengan ringkat upah yang
tinggi
akan
dapat
mengembangkan
kelangsungan
pembangunan yang ada di dalamnya untuk kepentingan bangsa. 2) Besar kecilnya upah mempengaruhi kesediaan para investor atau penanaman modal baik dalam dalam negeri maupun luar negeri untuk menanamkan modalnya di Indonesia. c. Dilihat dari segi masyarakat kecil, upah akan mencerminkan tingkat kemakmuran dari masyarakat tersebut. Tiap kenaikan upah biasanya akan menambah kemakmuran masyarakat. Hal ini menyebabkan pemerintah memiliki sumber dana yang lebih besar untuk membangun fasilitas yang dibutihkan oleh masyarakat, misalnya: jalan, stasiun, jembatan, rumah sakit, dan lain-lain. d. Bagi serikat buruh, upah merupakan salah satu tujuan pokok perjuangannya, dan dibutuhkan untuk kelangsungan organisasi. Apabila tingkat upah menurun, maka serikat buruh tidak berhasil memperjuangkan organisasinya. Akibatnya buruh menjadi apatis dan tidak percaya lagi terhadap organisasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40
e. Dalam hubungannya dengan produktivitas kerja, upah berperan sebagai motivator untuk meningkatkan produktivitas kerja. Selain itu, perlu diingat bahwa apabila perusahaan mampu meningkatkan produktivitas karyawan, maka dengan membayar upah yang tinggi belum tentu merupakan suatu kerugian bagi perusahaan, bahkan bisa menjadi keuntungan bagi perusahaan (Setiawan, 2005: 35). 4. Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Upah Menurut Gilarso (2001: 214), mengemukakan bahwa ada berbagai faktor penting yang mempengaruhi tinggi rendahnya tingkat upah di Indonesia, yaitu: a.
Tingkat harga Dalam masyarakat modern (yang sudah biasa memakai uang), tingkat upah terutama berhubungan erat dengan tingkat harga. Apabila harga-harga kebutuhan hidup naik, kaum buruh dan para pegawai akan menuntut agar gaji-gaji disesuaikan dan tingkat upah akan naik. Sebalinya, kenaikan upah/gaji dapat meyebabkan (atau memperhebat) kenaikan harga (inflasi). Hal tersebut dapat terjadi baik karena (dari segi produsen) kenaikan upah menaikan biaya produksi, berarti menaikkan harga, maupun karena (untuk para konsumen) kenaikan upah memperbesar penghasilan/ daya beli dan pembelanjaan masyarakat. Hal ini dikenal dengan istilah “spiral upah-harga”, dan sudah berkali-kali kita alami di Indonesia berhubungan dengan kenaikan gaji pegawai negeri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41
b. Produktivitas kerja Dari pihak para pengusaha pertimbangan terpenting dalam menentukan upah/gaji adalah prestasi kerja atau produktivitas (marginal). Bila produktivitas tenaga kerja rendah, upah akan rendah pula. Produktivitas kerja sangat dipengaruhi oleh banyak sedikitnya faktor-faktor produksi lain yang membantu, khususnya mesin-mesin dan peralatan canggih serta teknik produksi yang dipakai. c. Struktur ekonomi nasional Struktur ekonomi dan taraf perkembangannya ikut mempengaruhi tingkat upah yang berlaku dalam masyarakat. Misalnya, pertambahan penduduk yang tidak dapat ditampung lagi di sektor pertanian, masih kurangnya industri, banyaknya pengangguran (kelebihan tenaga tak terdidik) bersamaan dengan kekurangan tenaga ahli, masih sulitnya komunikasi dan transportasi, perbedaan-perbedaan lokal, daerah dan kota (Jakarta dan luar Jakarta), juga perbedaan antara swasta dan negeri, antara pribumi dan nonpribumi, antara perusahaan nasional dan perusahaan asing. d. Peraturan pemerintah Banyak hal yang diatur oleh pemerintah dengan undang-undang dan peraturan, misalnya mengenai upah minimum, keharusan membayar upah lembur, dan terutama peraturan gaji pegwai negeri yang menjadi patokan untuk banyak perusahaan swasta juga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42
e. Keadilan dan perikemanusian Bila seorang karyawan telah mencurahkan tenaga dengan sebaikbaiknya, ia berhak menerima upah yang sekurang-kurangnya cukup untuk hidup layak dengan keluarganya. Ini tuntutan keadilan. Di banyak perusahaan, upah uang (nominal) dilengkapi dengan tunjangan-tunjangan (beras, pakaian kerja, perumahan) dan fasilitasfasilitas lainnya, seperti rumah dinas, penjemputan, dan sebagainya sehingga upah rill lebih tinggi.
D. Inflasi 1. Pengertian Inflasi Suatu negara dikatakan berhasil mencapai stabilitas harga apabila inflasi di negara tersebut dijaga pada tingkat yang rendah. Inflasi adalah naiknya harga barang dan jasa umum secara berkelanjutan (Hartono, 2006). Menurut Putong (2009: 256), inflasi adalah naiknya harga-harga komoditi secara umum yang disebabkan oleh tidak sinkronnya antara progam sistem pengadaan komoditi (produksi, penentuan harga, persetakan uang, dan lain sebagainya) dengan tingkat pendapatan yang dimiliki masyarakat. Sebenarnya inflasi bukan masalah yang terlalu berarti apabila keadaan tersebut diiringi oleh tersedianya komoditi yang diperlukan secara cukup dan ditimpali dengan naiknya tingkat pendapatan yang lebih besar dari % tingkat inflasi tersebut (daya beli masyarakat meningkat lebih besar dari tingkat inflasi). Menurut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43
Gilarso (2002: 200) inflasi dapat dirumuskan sebagai kenaikan harga umum, yang bersumber pada terganggunya keseimbangan antara arus kas dan arus barang. Di
Indonesia
stabilitas
harga
lebih
ditekankan
pada
pengendalian inflasi. Oleh karena itu, Badan Pusat Statistik (BPS) menggunakan Indeks Harga Konsumen (IHK) untuk mengukur laju inflasi. IHK dihitung dari survei biaya hidup seluruh kota di Indonesia dan meliputi 249-353 jenis komoditas. Sejak tahun 1996 semua komoditas ini diagregasikan ke dalam tujuh kelompok (Hartono, 2006), yaitu: a.
Bahan makanan
b.
Makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau
c.
Perumahan,air, listrik, gas, dan bahan bakar
d.
Sandang
e.
Kesehatan
f.
Pendidikan, rekreasi, serta olah raga
g.
Transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan Menurut Dernburg dan Karyaman Muchtar (1992), inflasi dapat
dikaitkan secara langsung dengan besarnya pengangguran yang terjadi. Hal ini dapat diketahui pada kaitan antara tingkat inflasi (upah) dengan tingkat pengangguran yang ditunjukkan dengan kurva phillips. Pada awalnya, kurva Phillips memberikan gambaran kasar mengenai kausalitas proses inflasi. Rendahnya tingkat pengangguran dianggap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44
memiliki keterkaitan dengan ketatnya pasar tenaga kerja dan tingginya tingkat pendapatan dan permintaan dari konsumen. Kurva Phillips juga memberikan gagasan mengenai pilihan (trade off) antara pengangguran dan inflasi. Jika tingkat inflasi yang diinginkan adalah rendah, maka akan terjadi tingkat pengangguran yang sangat tinggi. Sebaliknya, jika tingkat inflasi yang diinginkan tinggi, maka akan terjadi tingkat pengangguran yang relatif rendah. 2. Jenis-Jenis Inflasi a. Menurut sifatnya Menurut Putong (2009) berdasarkan sifatnya inflasi dibagi menjadi 3 kategori utama yaitu: 1) Inflasi merayap atau rendah (creeping inflation) Yaitu inflasi yang besarnya kurang dari 10% pertahun. 2) Inflasi menengah (galloping inflation) Yaitu inflasi yang besarnya antara 10-30 % pertahun. Inflasi ini biasanya ditandai oleh naiknya harga-harga secara cepat dan relatif besar. Angka inflasi pada kondisi ini biasanya disebut inflasi 2 digit, misalnya 15 %, 20 %, 30 %, dan sebagainya. 3) Inflasi berat (high inflation) Yaitu inflasi yang besarnya antara 30-100 % pertahun. Dalam kondisi ini harga-harga secara umum naik dan bahkan menurut istilah rumah tangga harga berubah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45
4) Inflasi sangat tinggi (hyper inflation) Yaitu inflasi yang ditandai oleh nainya harga secara drastis hingga mencapai 4 digit (di atas 100 %). Pada kondisi ini masyarakat tidak ingin lagi menyimpan uang, karena nilainya merosot sangat tajam, sehingga lebih baik ditukarkan dengan barang. b. Berdasarkan sebabnya 1) Inflasi tarikan (Demand Pull Inflation) Inflasi ini timbul karena adanya permintaan keseluruhan yang tinggi disatu pihak, dipihak lain kondisi produksi telah mencapai kesempatan kerja penuh (full employment), akibatnya adalah sesuai dengan hukum permintaan, bila permintaan banyak sementara penawaran tetap maka harga akan naik. Apabila berlangsung secara terus menerus akan mengakibatkan inflasi yang berkepanjangan, oleh karena itu untuk mengatasinya diperlukan adanya pembukaan kapasitas produksi baru dengan penambahan tenaga kerja baru. 2) Inflasi dorongan (Cost Push Inflation) Inflasi ini disebabkan turunnya produksi karena naiknya biaya produksi (naiknya biaya produksi dapat terjadi karena tidak efiseinnya perusahaan, nilai kurs mata uang negara yang bersangkutan jatuh/menurun, kenaikan harga bahan baku industri, adanya tuntutan kenaikan upah dari serikat buruh yang kuat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46
Akibat naiknya biaya produksi maka dua hal yang bisa dilakukan oleh produsen yaitu: pertama, langsung menaikan harga produknya denga jumlah penawaran yang sama, atau harga produknya naik (karena tarik menarik permintaan dan penawaran) karena penurunan jumlah produksi (Putong, 2009). c. Berdasarkan asalnya Berdasarkan asalnya inflasi dibagi menjadi dua (Putong, 2009): 1) Inflasi yang berasal dari dalam negeri (domestic inflation) Timbul karena terjadinya defisit dalam pembiayaan dan belanja negara yang terlihat pada anggaran belanja negara. Cara mengatasinya pemerintah biasanya akan mencetak uang baru. 2) Inflasi yang berasal dari luar negeri Negara-negara yang menjadi mitra dagang suatu negara mengalami inflasi yang tinggi, dapatlah diketahui bahwa hargaharga barang dan juga ongkos produksi relatif mahal, sehingga bila terpaksa negara lain harus mengimpor barang tersebut maka harga jualnya di dalam negeri akan bertambah mahal. 3. Faktor Penyebab Inflasi Kenaikan harga umum yang disebut inflasi, yang dikaitkan dengan terganggunya keseimbangan antara arus kas dan arus barang dapat berasal dari empat faktor (Gilarso, 2002: 203) :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47
a. Segi produksi atau arus barang (supply) Misalnya, karena adanya perang, panen gagal, ada hama/banjir/ bencana alam, kemacetan transportasi, perubahan teknik produski, dan sebagainya. b. Segi permintaan (demand) Terjadi adanya kelebihan (atau kekurangan) permintaan masyarakat, misalnya karena adanya perubahan selera konsumen atau mode (C), perubahan tiingkat investasi akibat perkembangan teknologi (I), defisit APBN (G), ekspor lebih besar (atau lebih kecil) dari pada impor (Xn), permintaan dan pembelanjaan yang optimis (atau pesimis). c. Segi harga Misalnya karena kenaikan gaji pegawai negeri yang disusul (biasanya didahului) oleh kenaikan harga dan tingkat upah di sektor swasta dapat juga karena kenaikan harga bahan-bahan dasar, misalnya karena penetapan harga BBM yang merambat ke semua sektor lain, penetapan kenaikan tarif penganggutan umum, tarif dasar listrik. Kenaikan kurs valuta asing yang mempengaruhi harga semua barang impor dan menjalar ke semua sektor lainnya, juga yang tidak ada hubungannya dengan impor.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48
d. Segi uang Misalnya ekspansi jumlah uang beredar oleh pengeluaran pemerintah yang lebih cepat daripada yang dapat diresap oleh dunia usaha dan masyarakat. 4. Dampak Inflasi Menurut Gilarso (2002:206), berdasarkan pendapat banyak pembisnis bahwa inflasi yang lunak (disebut mild inflation atau creeping inflation, artinya 2-5 %
per tahun) itu “tidak apa-apa”, bahkan justru
dapat merangsang dunia usaha untuk memperluas produksinya sehingga dapat menciptakan lapangan kerja. Tetapi kalau laju inflasi lebih dari 5 %, apalagi kalau di atas 10 % (double digit), akibatnya tidak baik. 1) Masa inflasi masyarakat cenderung enggan menabung dan juga enggan menyimpan uang kas, sebab nilai riil terus merosot. Orangorang kaya lebih senang menyimpan kekayaannya dalam bentuk barang (rumah, tanah, emas, dollar). Hal ini mendorong munculnya spekulasi perdagangan dan dapat menciptakan inflasi yang jauh lebih parah. 2) Adanya kenaikan harga umum juga menyebabkan biaya produksi meningkat, akibatnya harga-harga barang ekspor menjadi mahal sehingga ekspor kita semakin sulit bersaing di pasar internasional. Sebaliknya impor relatif murah, yang mendorong meningkatnya impor, hal tersebut mampu memberatkan neraca pembayaran dan merugikan produsen dalam negeri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49
3) Inflasi menyebabkan nilaii rill uang merosot, akibatnya orang dengan penghasilan tetap daya belinya semakin menurun, orang yang meminjamkan uang (debitor) akan rugi. 4) Kenaikan harga berbagai macam barang tidak berjalan dengan laju yang sama. Hal ini menguntungkan bagi pihak-pihak yang memiliki faktor produksi atau barang yang mengalami kenaikan harga paling tinggi. Dengan demikian inflasi akan memperburuk distribusi pendapatan (yang kaya semakin kaya yang miskin semakin miskin) dan menjauhkan tercapainya keadilan sosial seperti yang dicitacitakan. 5. Kebijakan Mengatasi Inflasi a.
Kebijakan moneter Kebijakan moneter adalah kebijakan pemerintah melalui Bank Sentral yang bertujuan menjaga kestabilan moneter untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Instrumen-instrumen yang biasa digunakan dalam kebijakan moneter melalui Bank Sentral untuk mengatasi masalah inflasi adalah sebagai berikut: 1) Operasi pasar terbuka (open market operation), yaitu usaha untuk memberikan keselamatan kepada masyarakat untuk membeli atau menjual surat-surat berharga milik negara. Kegiatan penjualan suratr berharga ini akan mengurangi cadangan wajib bank umum. Dengan demikian, jumlah uang beredar di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50
masyarakat akan berkurang dan kenaikan harga pun dapat ditekan. 2) Kebijakan tingkat suku buku diskonto, yaitu kebijakan dengan mengubah tingkat suku bunga diskonto yang harus dibayar oleh bank umum atas dana pinjaman dari bank sentral. Kenaikan suku bunga diskonto akan menyebabkan naiknya suku bunga kredit masyarakat. Sehingga kredit investasi yang diberikan akan turun. Turunnya kredit investasi berakibat pula pada menurunnya pendapatan nasional, dan berpengaruh terhadap turunnya permintaan agregat yang pada akhirnya harga-harga barang pun akan turun, 3) Kebijakan cadangan wajib, yaitu kebijakan dalam menetapkan cadangan wajib bagi bank umum di bank sentral. 4) Kebijakan kredit selektif, yaitu kebijakan yang berkaitan bank umum dalam menyalurkan kredit kepada nasabah (masyarakat). b. Kebijakan fiskal Kebijakan fiskal adalah kebijakan yang berkaitan dengan pengaturan pengeluaran pemerintah dan perpajkan yang secara langsung mempengaruhi permintaan total dan mempengaruhi harga. Kebijakan fiskal dapat ditempuh melalui tiga cara, yaitu: 1) Meningkatkan penerimaan pajak 2) Mengurangi pengeluaran pemerintah 3) Mengadakan pinjaman pemerintah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51
c. Kebijakan non moneter (kebijakan riil) Kebijakan yang dilakukan dengan cara menaikan hasil produksi, kebijakan upah, dan adanya pengawasan harga.
E. Investasi 1. Pengertian Investasi Majunya teknik produksi, peranan faktor produksi “modal” menjadi semakin penting. Untuk produksi modern diperlukan bangunan pabrik, mesin-mesin, dan alat-alat serta bahan-bahan yang disebut barang-barang produksi atau barang modal. Barang modal ini dihasilkan oleh Rumah Tangga Produsen (RTP), tetapi tidak dijual kepada Rumah Tangga Konsumen (RTK) karena tidak dimaksudkan untuk konsumsi, melainkan untuk dipakai dalam proses produksi di RTP. Jadi, barangbarang produksi dijual kepada (dibeli oleh) para produsen di RTP. Pengeluaran RTP untuk membeli barang-barang produksi disebut investasi (disingkat dengan huruf I) atau istilah resminya pembentukan modal (Bruto) dalam negeri (Gilarso, 2002: 54). Menurut Hartono (2006: 257), investasi adalah komponen kedua dari pengeluaran agrerat. Pengeluaran investasi (I) adalah pembelian barang kapital baru seperti mesin-mesin, pabrik dan peralatan untuk menambah stok barang kapital yang telah ada. Investasi dapat dinyatakan dalam bentuk investasi bruto atau investasi neto. Investasi bruto sendiri adalah investasi neto ditambah dengan penyusutan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52
2. Jenis-Jenis Investasi Teori Investasi dalam ilmu ekonomi menyebutkan tiga macam investasi (Putong, 2009) yaitu: a. Investasi Tetap Bisnis yang mencakup struktur dan peralatan yang dibeli oleh perusahaan. b. Investasi
Persediaan
yang
mencakup
barang-barang
yang
ditempatkan di gudang seperti bahan perlengkapan, barang setengah jadi dan barang jadi. c. Investasi Perumahan yang mencakup perumahan baru yang dibeli untuk ditempati dan yang dibeli oleh pemodal untuk disewakan. Menurut Noor (2015: 252), berdasarkan jenisnya investasi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: a. Investasi langsung (direct investment) Investasi pada faktor produksi yang menghasilkan aneka barang dan jasa untuk keperluan konsumsi masyarakat, atau dikenal juga dengan investasi pada sektor riil. b. Investasi tidak langsung (indirect investment) Investasi yang bukan pada faktor produksi, melainkan pada sektor keuangan (financial investment), seperti deposito, beli saham, obligasi yang menghasilkan jasa keuangan, seperti deposito beli saham, beli obligasi, reksadana, Sertifikat Bank Indonesia, Surat Utang Negara, dan investasi pada surat berharga lainnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53
Menurut Noor (2015: 49), berdasarkan sumber daya terdapat dua macam investasi, yaitu: a. Investasi publik atau investasi oleh negara Yaitu investasi yang dilakukan oleh negara atau sumber daya investasi tersebut berasal dari milik atau kekayaan negara. Dalam pelaksanaannya, investasi oleh negara dilakukan oleh pemerintah untuk membangun sarana dan prasarana (infrastruktur) guna memenuhi kebutuhan masyarakat. Investasi dengan karakteristik ini bersifat nirmala atau non-profit, seperti pembangunan sekolah, rumah sakit, jalan, bandara, dll. b. Investasi swasta Yaitu investasi yang dilakukan oleh masyarakat khususnya pengusaha, dengan tujuan mendapatakan manfaat berupa laba. Jenis investasi ini bisa dilakukan oleh, usaha mikro atau rumah tangga, Usaha Kecil Menengah (UKM), usaha besar seperti PMDN maupun PMA. 3. Prosedur Investasi Prosedur investasi secara umum telah ditetapkan oleh peraturan dan perundang undangan yang dikeluarkan oleh Keputusan Presiden Nomor 75 Tahun 1995, Peraturan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 4 Tahun 2013, dan peraturan yang dikeluarkan oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal dan Penanaman Modal. Selain itu,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54
pemerintah daerah DIY menetapkan kebijakan terkait kemudahan investasi guna mendorong meningkatkannya investasi di DIY, yaitu: a. Pelayanan 1 pintu KP2TSP Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu Satu Pintu (KP2TSP) di DIY siap memberikan pelayanan terpadu satu pintu bagi para investor. Salah satu fasilitasnya adalah Klinik Investasi yang membantu investor dalam hal memberikan sarana kemudahan dan mengurus perizinan, dan layanan berkelanjutan investasi di DIY. b. Penanganan permasalahan penanaman modal Membantu memfasilitasi dan memediasi para investor dalam mengatasi dan mencari solusi permasalahan penanaman modal yang ditemui oleh para Investor, baik masalah perizinan, masalah bahan baku, masalah tenaga kerjaan dan sebagainya. c. Insentif dan Kemudahan investasi Pemerintah DIY membuka peluang luas untuk investasi dengan memberikan aneka insentif dan kemudahan penanaman modal yang dituangkan dalam Peraturan Daerah (PERDA) nomor 4 tahun 2013 tentang pemberian insentif dan kemudahan penanaman modal. Adapun tahapan melakukan investasi yang dikeluarkan Badan Koordinasi Penanaman Modal dan Penanaman Modal DIY, yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55
Gambar 2.1 Tahapan Investasi
4. Manfaat Investasi Menurut Noor (2015: 47), beberapa manfaat dari investasi adalah: a. Investasi yang bermanfaat untuk umum (publik), investasi yang bermanfaat bagi kepentingan publik atau masyarakat umum, karena investasi menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat. b. Investasi
yang
bermanfaat
untuk
kelompok
tertentu
dan
pribadi/rumah tangga. Contohnya, bermanfaat untuk usaha skala rumah tangga guna menambah pendapatan per kapita.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56
F. Hasil Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian terdahulu yang dijadikan referensi untuk penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Penelitian oleh Marcelinnus Candra Setiawan (2005), yang berjudul “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Jumlah Pengangguran di Indonesia Tahun 1983-2003”. Metode analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis mengenai pengaruh masing-masing variabel tingkat inflasi, belanja pemerintah, PDB, upah terhadap jumlah pengangguran memakai analisis regregsi berganda. Hasil yang didapat dari penelitian ini adalah bahwa tingkat inflasi berpengaruh negatif terhadap jumlah pengangguran di Indonesia tahun 1983-2003. Untuk belanja pemerintah, PDB dan upah masing-masing berpengaruh positif terhadap jumlah pengangguran Indonesia tahun 1983-2003. Sedangkan tingkat inflasi, belanja pemerinh, PDB dan upah secara bersama-sama pengaruh positif terhadap jumlah pengangguran Indonesia tahun 1983-2003. 2. Penelitian oleh Roby Cahyadi Kurniawan (2013), yang berjudul “Analisis Pengaruh PDRB, UMK, dan Inflasi Terhadap Tingkat Pengangguran Terbuka di Kota Malang Tahun 1980-2011”. Analisis data pada penelitian ini menggunakan Metode Regresi Linear Berganda. Uji hipotesis menggunakan pengujian secara parsial (uji t), simultan (uji F) dan Uji Koefisien Determinasi (R2). Data-data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data PDRB, Upah, Inflasi, Investasi, Tingkat Bunga, Jumlah Industri dan Pengangguran terbuka di Kota Malang Tahun 1980 –
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 57
2011.
Hasil
penelitian
menunjukkan
pengaruh
PDRB
terhadap
pengangguran terbuka memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap pengangguran terbuka. Hasil pengujian pengaruh UMK terhadap pengangguran terbuka diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,09 < 0,10. Hal tersebut menyatakan bahwa UMK memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap pengangguran terbuka. Hasil pengujian pengaruh Inflasi terhadap pengangguran terbuka diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,078 < 0,10. Hal menyatakan bahwa inflasi memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap pengangguran terbuka. Hasil pengujian pengaruh Investasi terhadap pengangguran terbuka diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,01. Hal ini berarti bahwa investasi memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap pengangguran terbuka. Hasil pengujian pengaruh Tingkat Bunga terhadap pengangguran terbuka diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,015 < 0,05. Hal ini berarti bahwa Tingkat Bunga memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap pengangguran terbuka. Hasil pengujian pengaruh Jumlah Industri terhadap pengangguran terbuka diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,004 < 0,01. Hal ini berarti bahwa Jumlah Industri memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap pengangguran terbuka.
G. Kerangka Berfikir Pertumbuhan
ekonomi
melalui
penambahan
PDRB
akan
berpengaruh terhadap jumlah pengangguran. Setiap adanya peningkatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58
terhadap presentase pertumbuhan ekonomi diharapkan akan menyerap tenaga kerja. Pertumbuhan ekonomi yang berorientasi pada padat karya, akan memberikan peluang dan kesempatan kerja yang lebih besar terhadap pekerja, sehingga jumlah pengangguran dapat berkurang. Sebaliknya, bila pertumbuhan ekonomi turun (apalagi negatif) maka semakin besarlah tingkat pengangguran. Besaran upah akan mempengaruhi jumlah pengangguran melalui permintaan dan penawaran tenaga kerja. Besaran upah dapat memiliki hubungan positif atau negatif terhadap jumlah pengangguran. Hal ini terjadi karena upah minimum yang diterima adalah upah terendah yang akan diterima oleh pencari kerja. Hal tersebut akan mempengaruhi seseorang untuk menganggur dalam waktu tertentu untuk mencari pekerjaan terbaik dan tentunya dengan upah yang lebih tinggi. Jika tenaga kerja menetapkan upah tertentu sebagai upah minimum yang diterima dan seluruh upah yang ditawarkan besarnya di bawah besaran upah tersebut, maka seseorang akan menolaknya. Sebaliknya, pada pihak pengusaha, jika penetapan upah minimum yang tinggi akan menyebabkan jumlah pengangguran akan bertambah, karena perusahaan akan mengambil kebijakan efisiensi biaya produksi dengan mengurangi jumlah tenaga kerja. Besaran yang digunakan untuk mengukur jumlah pengangguran yang dilakukan adalah dengan melihat besaran upah per provinsi dalam satu tahun. Investasi sangat penting untuk kemajuan ekonomi, karena dengan tingginya tingkat investasi akan meningkatkan produksi dan pendapatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 59
sehingga dapat menampung lebih banyak tenaga kerja. Realisasi investasi dapat mempengaruhi amgka pengangguran, semakin tinggi angka investasi yang dapat direalisasikan. Terlebih jika investasi pada sektor padat karya (industri) akan mempercepat penyerapan tenaga kerja. Selain itu, jika ada suatu industri hampir bangkrut, tetapi dengan adanya penanaman modal berupa investasi maka perusahaan tersebut tidak akan melakukan PHK besar-besaran, sehingga jumlah pengangguran dapat lebih ditekan. Tingkat inflasi dapat memiliki hubungan positif atau negatif terhadap besarnya jumlah pengangguran yang terjadi. Peningkatan pada inflasi akan menyebabkan peningkatan jumlah pengangguran, karena inflasi akan menurunkan tingkat investasi. Sedangkan, menurut teori A.W. Philips inflasi memberikan pengaruh positif terhadap jumlah pengangguran, karena berdasarkan asumsi bahwa inflasi merupakan cerminan dari adanya kenaikan agregat. Naiknya permintaan agregat, berdasarkan teori permintaan yaitu: permintaan naik, harga akan naik pula. Tingginya harga (inflasi) maka untuk memenuhi permintaan tersebut produsen akan meningkatkan kapasitas produksinya dengan menambah tenaga kerja (tenaga kerja merupakan satusatunya input yang dapat meningkatkan output). Peningkatan permintaan tenaga kerja, maka dengan naiknya harga-harga pengangguran berkurang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60
Gambar 2.2 Kerangka Berfikir
X1 Pertumbuhan Ekonomi
X2 Upah Minimum Regional
Y Tingkat Pengangguran
X3 Inflasi
X4 Investasi
Berdasarkan gambar, penelitian ini mencoba mendeskripsikan jumlah pengangguran di Provinsi Yogyakarta dilihat dari hubungannya terhadap pertumbuhan ekonomi, upah minimum regional, inflasi, dan investasi.
H. Hipotesis Penelitian Hipotesis merupakan jawaban sementara atau kesimpulan sementara yang diambil untuk menjawab permasalahan yang terdapat dalam penelitian. Berdasarkan permasalahan di atas maka hipotesis yang diajukan sebagai berikut: 1. Terdapat pengaruh negatif dan signifikan pertumbuhan ekonomi terhadap jumlah pengangguran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61
2. Terdapat pengaruh negatif dan signifikan upah minimum regional terhadap jumlah pengangguran. 3. Terdapat pengaruh positif dan signifikan inflasi terhadap jumlah pengangguran. 4. Terdapat pengaruh negatif dan signifikan investasi terhadap jumlah pengangguran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian ex post facto, yaitu penelitian yang menunjukkan bahwa penelitian tersebut dilakukan sesudah perbedaan-perbedaan
dalam
variabel
bebas
tersebut
terjadi
karena
perkembangan kejadian itu secara alami (Furchan, 1982: 382). Jenis penelitian ini dianggap sangat mendukung untuk memecahkan dan menggambarkan persoalan yang sudah disampaikan terlebih dahulu.
B. Jenis Data dan Sumber Data 1. Jenis Data Jenis data dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber tidak langsung, biasanya berupa data dokumentasi dan arsip-arsip resmi (Azwar, 1998 dalam Mulyaningsih, 2004: 38). Data sekunder yang digunakan yaitu data time series. Data time series adalah serangkaian nilai pengamatan dari suatu variabel dikumpulkan berdasarkan waktu yang berbeda-beda (Gujarati, 2003: 25). Teknik pengumpulan data yang diperoleh yaitu dari sumber-sumber literatur dan arsip-arsip yang dimiliki dan literatur yang berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengangguran di Daerah Istimewa Yogyakarta.
62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 63
2. Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data yang sudah diolah menjadi suatu informasi. Dalam penelitian ini data diperoleh dari Badan Pusat Statistika, Badan Koordinasi Penanaman Modal, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi, jurnal dan literatur yang mendukung.
C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian a. Variabel Bebas Variabel
bebas
adalah
variabel
yang
diduga
secara
bebas
berpengaruh terhadap variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pertumbuhan ekonomi (X1), tingkat upah minimum regional (X2), investasi (X3), inflasi (X4). b. Variabel Terikat Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Variabel terikat dari penelitian ini adalah tingkat pengangguran (Y). 2. Definisi Operasional a. Pengangguran (Y) adalah jumlah penduduk dalam angkatan kerja yang tidak memiliki pekerjaan dan sedang mencari pekerjaan di DIY tahun 1986-2015 yang diukur dalam satuan persen. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengangguran tahunan yang dilaporkan oleh Badan Pusat Statistika DIY periode 1986-2015.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 64
b. Pertumbuhan Ekonomi (X1) adalah proses kenaikan output per kapita diproksi dengan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) DIY dalam kurun waktu satu tahun yang dinyatakan dalam satuan persen.
Data
yang
digunakan
dalam
penelitian
ini
adalah
pertumbuhan ekonomi tahunan yang dilaporkan oleh Badan Pusat Statistika DIY periode 1986-2015. c. Upah Minimum Regional (X2) adalah standar minimum yang digunakan oleh para pengusaha atau pelaku industri untuk memberikan upah kepada pegawai, karyawan atau buruh di dalam lingkungan usaha atau kerjanya pada suatu Kabupaten/Kota yang berlaku di DIY yang dinyatakan dalam satuan rupiah. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah upah minimum regional tahunan yang dilaporkan oleh Badan Pusat Statistika DIY dan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi DIY periode 1986-2015. d. Inflasi (X3) adalah proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus menerus (continue) pada periode waktu tertentu. Tingkat inflasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah rata-rata tingkat inflasi yang terjadi di DIY berdasarkan tahun kalender pada periode satu tahun tertentu dengan satuaan persen. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah inflasi tahunan yang dilaporkan oleh Badan Pusat Statistika DIY periode 1986-2015. e. Investasi (X4) adalah total dana yang dikeluarkan untuk Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 65
di DIY serta dinyatakan dalam satuan rupiah. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah investasi tahunan yang dilaporkan oleh Badan Pusat Statistika DIY dan BKPM DIY periode 1986-2015.
D. Teknik Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder dari Badan Pusat Statistika (BPS), Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi DIY, dan sumber-sumber lain yang relevan, yang meliputi data pertumbuhan ekonomi, upah minimum regional, investasi (PMDN dan PMA), inflasi, dan jumlah pengangguran tahun 1986-2015.
E. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linear berganda. Regresi berguna dilakukan terhadap model lebih dari satu variabel bebas, untuk diketahui pengaruhnya terhadap variabel terikat. Dalam menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah pengangguran di DIY, digunakan model: P = a + PE + UMR + INF + INV + e Keterangan: P
: Jumlah pengangguran di DIY
a
: Konstanta
PE
: Pertumbuhan ekonomi (%)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 66
UMR
: Upah minimum regional di DIY (rupiah)
INF
: Tingkat inflasi di DIY (%)
INV
: Investasi di DIY
e
: Standar error
1. Uji Prasyarat Dalam analisis regresi linear berganda perlu melakukan uji prasyarat analisis regresi berganda, sehingga persamaan garis regresi yang diperoleh benar-benar dapat digunakan untuk memprediksi variabel dependen. Uji prasyarat tersebut meliputi: a. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diambil berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Ada beberapa teknik yang dapat digunakan untuk menguji normalitas data, salah satunya adalah teknik Kolmogorov-Smirnov. Uji normalitas dengan teknik Kolmogorov-Smirnov dilakukan dengan menghitung A1, yaitu nilai maksimum dari selisih antra kumulatif proporsi (KP) dan harga Z tabel pada batas bawah. Tes Kolmogorov-Smirnov memusatkan perhatian pada penyimpangan (deviasi) terbesar. Harga Fo (X) - Sn terbesar dinamakan deviasi maksimum. Adapun rumus uji KolmogorovSmirnov untuk normalitas sebagai berikut (Ghozali, 2001: 36): D =Max | FO (Xi) - SN (Xi) |
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 67
Keterangan: D
: Deviasi Maksimum
FO (Xi)
: Fungsi frekuensi kumulatif yang ditentukan
SN (Xi)
: Distribusi frekuensi kumulatif yang diobservasi
Distribusi data dinyatakan normal jika nilai asymp signifikasi > 0,05, sebaiknya jika distribusi data tidak normal jika nilai asymtot signifikasi < 0,05. b. Uji Linieritas Uji linieritas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel mempunyai hubungan yang linear atau tidak secara signifikan. Uji ini biasanya digunakan sebagai prasyarat dalam analisis korelasi atau regresi linear. Pengujian pada SPSS dengan menggunakan Test for Linearity dengan pada taraf signifikansi 0,05. Dua variabel dikatakan mempunyai hubungan yang linear bila signifikansi kurang dari 0,05. Uji linieritas yang digunakan dalam penelitian ini yaitu uji F. Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas secara bersama-sama (simulatan) tehadap variabel terikat. Signifikan berarti hubungan yang terjadi dapat berlaku untuk populasi. Hasil uji F dilihat dalam tabel ANOVA dalam kolom signifikansi. Jika menggunakan taraf siginfikan 5 % (0,05), nilai probabilitas < 0,05 maka dapat dikatakan terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-sama antar variabel bebas terhadap variabel terikat. Namun,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 68
jika nilai sigifikansi > 0,05 maka tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-sama antar variabel bebas terhadap variabel terikat. 2. Uji Asumsi Klasik a. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas dilakukan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Jika
terjadi
korelasi,
maka
dinamakan
terdapat
problem
multikolinearitas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independent. Uji multikolinearitas pada penelitian dilakukan dengan matriks korelasi. Pengujian ada tidaknya gejala multikolinearitas dilakukan dengan meperhatikan nilai matriks korelasi yang dihasilkan pada saat pengolahan data serta nilai VIF (Variance Inflation Factor) dan Tolerance-nya. Apabila nilai matriks korelasi tidak ada yang lebih besar dari 0,5 maka dapat dikatakan data yang akan dianalisis terlepas dari gejala multikolinearitas. Kemudian apabila nilai VIF berada dibawah 10 dan nilai Tolerance mendekati 1, maka diambil kesimpulan bahwa model regresi tersebut tidak terdapat problem multikolinearitas. b. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69
atau dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homokedastisitas. Dan jika varians berbeda maka disebut heteroskedastisitas.
Salah
satu
cara
untuk
mendeteksi
heteroskedastisitas adalah dengan Uji Glejser, untuk melihat apakah ada tidaknya masalalah heteroskedastisitas, dengan ketentuan jika signifikansi antara variabel independen dengan nilai absolut residualnya > 0,05, maka tidak ada masalah heteroskedastisitas. Sebaliknya, jika nilai signifikansinya < 0,05, maka terdapat masalah heteroskedastisitas. Selain itu, cara lain dengan melihat grafik scatter plot antara nilai prediksi variabel terikat dan nilai residualnya. c. Uji Autokorelasi Autokolerasi adalah keadaan dimana variabel gangguan pada periode tertentu berkorelasi dengan variabel pada periode lain, dengan kata lain variabel gangguan tidak random. Faktor-faktor yang menyebabkan autokorelasi antara lain kesalahan dalam menentukan model, penggunaan lag pada model, dan atau memasukkan variabel yang penting. Akibat dari adanya autokorelasi adalah parameter yang diestimasi menjadi bias dari variannya minimum, sehingga tidak efisien (Gujarati, 2003). Untuk menguji ada atau tidaknya gejala autokolerasi digunakan Uji Run Test. Jika nilai Asymp. Sig (2-tailed) > 0,05, maka tidak terdapat masalah autokolerasi. Sebaliknya, jika nilai Asymp. Sig (2tailed) < 0,05, maka terdapat masalah autokolerasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 70
3. Pengujian Hipotesis Uji signifikansi merupakan prosedur yang digunakan untuk menguji kebenaran atau kesalahan dari hasil hipotesis nol dari sampel. Ide dasar yang melatarbelakangi pengujian signifikanasi adalah uji statistik (estimator) dari distribusi sampel dari suatu statistik di bawah hipotesis nol. Keputusan untuk mengolah H0 dibuat berdasarkan nilai uji statistik yang diperoleh dari data yang ada (Gujarati, 2003). a. Uji Keterandalan Model (Uji F) Uji ini dilakukan untuk menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel independen. Selain itu, juga digunakan untuk mengetahui ketepatan model regresi yang dipilih. Pengujian dilakukan dengan menggunakan uji distribusi F, yaitu dengan membandingkan antara nilai F tabel dengan F hitung. Sehingga, dapat dilakukan uji signifikansi dengan hipotesis: Ho: Tidak ada pengaruh yang signifikan antara pertumbuhan ekonomi, upah minimum regional, inflasi dan investasi terhadap jumlah pengangguran di DIY tahun 1986-2015. Ha: Terdapat pengaruh yang signifikan antara pertumbuhan ekonomi, upah minimum regional, inflasi dan investasi terhadap jumlah pengangguran di DIY tahun 1986-2015. Kriteria pengujian hipotesis dengan uji F sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 71
Dari regresi pengaruh pertumbuhan ekonomi, upah minimum regional, inflasi dan investasi terhadap jumlah pengangguran di DIY tahun 1986-2015 menggunakan taraf keyakinan 95 persen (α = 5 persen). ● Jika Fhitung > Ftabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya semua variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat. ● Jika Fhitung < Ftabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya semua variabel bebas tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat. b. Uji Koefisien Regresi Uji ini bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh satu variabel bebas secara individual dalam menjelaskan variasi variabel tak bebas. Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut: H0 : 1= 0 Ha : 1 > 0 atau Ha : 1 < 0 Untuk menguji kedua hipotesis ini digunakan nilai statistik t, yaitu: T: 0/0 Dimana adalah deviasi standar yang diperoleh dari 2 = SSE/ n-k. Dimana n adalah jumlah observasi. K adalah jumlah parameter termasuk konstanta, dengan demikian keputusan yang diambil adalah: 1)
Pertumbuhan ekonomi terhadap jumah pengangguran di DIY tahun 1986-2015 Ho : pertumbuhan ekonomi tidak berpengaruh signifikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 72
terhadap jumlah pengangguran di DIY tahun 1986-2015. Ha : pertumbuhan ekonomi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap jumlah pengangguran di DIY tahun 1986-2015. 2)
Upah Minimum Regional terhadap jumah pengangguran di DIY tahun 1986-2015 Ho : Upah Minimum Regional tidak berpengaruh signifikan terhadap jumlah pengangguran di DIY tahun 1986-2015. Ha : Upah Minimum Regional berpengaruh negatif dan signifikan terhadap jumlah pengangguran di DIY tahun 1986-2015.
3)
Inflasi terhadap jumah pengangguran di DIY tahun 1986-2015 Ho : inflasi tidak berpengaruh signifikan terhadap jumlah pengangguran di DIY tahun 1986-2015. Ha : inflasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap jumlah pengangguran di DIY tahun 1986-2015.
4)
Investasi terhadap jumah pengangguran di DIY tahun 19862015 Ho : investasi tidak berpengaruh signifikan terhadap jumlah pengangguran di DIY tahun 1986-2015. Ha : investasi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap jumlah pengangguran di DIY tahun 1986-2015.
Adapun kriteria pengujian hipotesisnya adalah: 1) Dengan membandingkan nilai T hitung dengan T tabel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 73
●
Jika thitung < nilai ttabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak
●
Jika thitung > nilai ttabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima
2) Dengan membandingkan angka probabilitas signifikansi ●
Jika angka probabilitas signifikansi < 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak.
●
Jika angka probabilitas signifikansi < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima.
c. Koefisien Determinasi (R2 ) Koefisien determinasi (R2 ), baik dalam kasus regresi dengan menggunakan dua variabel maupun lebih biasanya merupakan ukuran yang menggambarkan seberapa besar variasi dalam variabel tak bebas (Y) mampu dijelaskan oleh variasi variabel bebas (X). Untuk mengetahui nilai R2, maka perlu memperhatikan persamaan: Yi Yiˆ uˆi
Dari persamaan tersebut dengan mengkuadratkan kedua sisi dan menjumlahkannya untuk semua sampel, maka akan diperoleh:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 74
Besaran R2 yang didefinisikan tersebut dikenal dengan koefisien determinasi dan biasanya digunakan untuk mengukur kebaikan-sesuai suatu garis regresi. Adapun ciri ataupun sifat dasar dari R2 adalah: 1)
nilai merupakan R2 besaran non negatif
2)
nilai adalah terletak 0 ≤ R2 ≤ 1. Suatu nilai R2 sebesar 1 berarti suatu kesesuaian sempurna. Sedangkan nilai R2 yang bernilai nol berarti tidak ada hubungan antara variabel tak bebas dengan variabel yang menjelaskan (variabel bebas).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Daerah Istimewa Yogyakarta adalah Daerah Istimewa setingkat provinsi di Indonesia yang terletak di bagian selatan Pulau Jawa, dan berbatasan dengan Provinsi Jawa Tengah dan Samudera Hindia. Daerah Istimewa yang memiliki luas 3.185,80 km2 ini terdiri atas satu kotamadya, dan empat kabupaten (Gunung Kidul, Bantul, Kulon Progo, dan Sleman), yang terbagi lagi menjadi 78 kecamatan, dan 438 desa/kelurahan. Menurut sensus penduduk 2015 memiliki populasi 3.679.176 jiwa dengan proporsi 1.818.832 laki-laki, dan 1.860.344 perempuan, serta memiliki kepadatan penduduk sebesar 1.155 jiwa per km. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series berdasarkan laporan tahunan dari BPS, BI, dan BKPM dari tahun 1986-2015. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah jumlah pengangguran. Variabel independen dalam penelitian ini adalah pertumbuhan ekonomi, upah minimum regional, inflasi dan investasi di DIY tahun 1986-2015. Deskripsi data variabel dependen dan independen akan disajikan secara rinci, sebagai berikut:
75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 76
Tabel 4.1 DATA PENELITIAN Tahun 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Upah Minimum Inflasi Regional (%) (Rupiah) 7.76 35.000 4.00 4.07 42.825 4.32 6.00 47.800 2.05 6.27 50.250 3.03 4.57 55.750 10.05 5.19 63.400 10.09 6.94 69.850 6.26 7.52 76.500 9.93 8.11 86.750 11.30 8.09 90.250 6.47 7.79 96.000 5.66 3.53 106.500 7.33 -11.28 122.500 54.45 2.96 130.000 17.47 4.01 194.500 7.03 4.26 237.500 8.36 4.56 321.750 10.11 4.58 360.000 7.02 5.12 365.000 6.82 4.73 400.000 14.98 3.70 460.000 10.40 4.31 500.000 7.99 3.03 586.000 9.88 4.43 700.000 2.93 4.48 745.694 7.38 5.17 808.000 3.88 5.32 892.660 4.31 5.40 947.114 7.32 5.20 988.500 7.32 4.24 1.182.510 6.59
Jumlah Pertumbuhan Pengangguran Ekonomi (%) 30.706 28.773 37.557 35.794 32.955 31.131 37.186 33.832 61.296 61.010 60.760 62.106 56.088 59.336 60.021 89.134 90.436 100.818 113.560 140.450 117.948 115.200 107.529 121.046 109.358 84.494 77.397 63.172 67.418 80.245
Investasi (PMA+PMDN) (Juta Rupiah 959.764 961.732 952.440 941.926 1.045.663 1.448.790 1.122.340 1.048.812 1.432.512 1.354.881 1.852.587 2.124.087 2.214.623 2.333.200 2.878.574 2.976.214 2.921.496 3.650.396 3.921.236 4.094.742 4.024.666 4.079.700 4.221.888 4.390.645 4.580.970 6.423.578 7.056.066 8.067.770 9.524.400 11.223.403
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 77
1. Deskripsi Pengangguran Pengangguran dalam penelitian ini dilihat dari jumlah pengangguran terbuka tahun 1986-2015. Grafik 4.1 Jumlah Pengangguran Terbuka di DIY Tahun 1986-2015
Berdasarkan grafik di atas, terlihat bahwa jumlah pengangguran per tahun di DIY cenderung fluktuatif dari tahun 1986-2015. Dari tahun 1986 hingga 2005 jumlah pengangguran di DIY cenderung meningkat Terkait masalah ketenagakerjaan, melemahnya permintaan domestik dan berbagai kendala yang timbul dalam proses produksi sebagai dampak krisis moneter memberikan pengaruh bagi kondisi kesempatan kerja di DIY yang menyebabkan sebagian perusahaan mengurangi produksi. Hal tersebut mendorong berkurangnya permintaan terhadap tenaga kerja ditandai dengan terjadinya PHK. Pengangguran di DIY selama periode 2005-2015 memiliki pola yang berfluktuasi pada kisaran 140.450-67.418 orang dan memiliki kecenderungan yang semakin menurun. Pada tahun 2005 jumlah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 78
pengangguran meningkat tajam hingga 140.450 orang sebagai dampak dari keputusan pemerintah untuk menaikkan harga BBM di tahun 2005 yang memberi tekanan negatif terhadap kondisi perekonomian DIY secara makro. Pada tahun berikutnya, secara bertahap jumlah pengangguran di DIY semakin menurun hingga mencapai 67.418 orang. Jumlah pengangguran pada tahun 2014 hingga tahun 2015 mengalami lonjakan dari 67.418 orang pada 2014, melonjak menjadi 80.245
orang
pada
akhir
2015.
Penyebab
terjadinya
lonjakan
pengangguran tersebut yaitu karena terjadi perlambatan ekonomi. Selain itu, jumlah lulusan sekolah bertambah setiap tahun tetapi lapangan pekerjaan cenderung tetap bahkan berkurang. Pengangguran di DIY menjadi problematika sosial yang cukup serius karena karakter pengangguran DIY menyangkut sebagian tenagatenaga profesional dengan tingkat pendidikan tinggi. Berbagai upaya dilakukan pemerintah DIY untuk mengruangi jumlah pengangguran, salah
satu
cara
untuk
mengatasi
masalah
kependudukan
dan
ketenagakerjaan adalah dengan mengadakan program transmigrasi. Selain itu, progam terkait dengan UKM juga mampu dalam mengurangi jumlah pengangguran di DIY saat ini. 2. Deskripsi Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator kinerja yang menggambarkan hasil-hasil pembangunan yang dicapai, khususnya dalam bidang ekonomi. Pertumbuhan ekonomi itu sendiri merupakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 79
kenaikan output dalam jangka panjang yang diukur dengan melihat PDRB. Permasalahan yang dihadapi perekonomian DIY menyangkut dampak
yang
ditimbulkan
dari
krisis
finansial
yang
melanda
perekonomian Indonesia mengakibatkan potensi penurunan pertumbuhan pada sektor jasa, perdagangan, pendidikan, hotel dan restoran yang pada akhirnya mengakibatkan pertumbuhan ekonomi menurun. Sehingga, hal tersebut berpengaruh terhadap daya beli masyarakat dan mempengaruhi pengeluaran konsumsi yang beresiko terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK). Grafik 4.2 Laju Pertumbuhan Ekonomi DIY Tahun 1986-2015
Berdasarkan grafik di atas, laju pertumbuhan ekonomi DIY selama periode 1986-2015 memiliki pola yang cukup berfluktuatif. Setelah mengalami kontraksi yang cukup besar di tahun 1998 yaitu pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 80
level -11,28 persen, secara bertahap perekonomian DIY mulai pulih yang ditunjukkan oleh laju pertumbuhan ekonomi hingga mencapai 5,12 persen di tahun 2004. Meskipun masih tumbuh positif, perekonomian DIY kembali mengalami perlambatan dan hanya mampu tumbuh 3,7 persen di tahun 2006 sebagai imbas dari kenaikan harga BBM di tahun 2005 dan dampak bencana gempa bumi yang melanda DIY pada bulan Mei 2006. Selama tahun 2009, perekonomian juga mengalami perlambatan dari 5,03 persen menjadi 4,43 persen sebagai imbas dari krisis finansial yang melanda beberapa negara tujuan ekspor terutama Amerika Serikat dan Eropa. Krisis ini berpengaruh besar terhadap sektor industri pengolahan yang berbasis ekspor. Selama tahun 2010 sampai 2013 perekonomian secara perlahan kembali membaik yang ditandai oleh laju pertumbuhan ekonomi yang mencapai 5,40 persen. Tetapi, pada tahun 2014 hingga 2015 laju pertumbuhan ekonomi mengalami penurun kembali yaitu 5,20 persen untuk tahun 2014 dan 4,24 untuk tahun 2015. 3. Deskripsi Upah Minimum Regional Upah minimum regional (UMR) merupakan standar upah minimal yang harus dibayarkan oleh pengusaha/ perusahaaan kepada karyawan/ buruh/ pegawai sesuai dengan tingkat kebutuhan hidup minimum yang layak (KHL) yang berlaku di provinsi yang bersangkutan. Tujuan utama penetapan upah minimum adalah untuk menjaga daya beli penduduk akibat adanya kenaikan harga atau inflasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 81
Penetapan upah minimum dilakukan di tingkat provinsi atau di tingkat kabupaten/kotamadya, dimana Gubernur menetapkan besaran upah
minimum
Kabupaten/Kotamadya
propinsi (UMK),
(UMP)
atau
berdasarkan
upah usulan
minimum dari
Komisi
Penelitian Pengupahan dan Jaminan Sosial Dewan Ketenagakerjaan Daerah (sekarang Dewan Pengupahan Provinsi atau Kab/Kota) dengan mempertimbangkan; kebutuhan hidup pekerja, indeks harga konsumen, pertumbuhan ekonomi, kondisi pasar kerja, dan lain-lain. Grafik 4.3 Nilai Upah Minimum Regional Provinsi DIY, 1986-2015
Berdasarkan grafik di atas, terlihat bahwa upah minimal memiliki trend yang mengalami peningkatan dari tahun 1986-2015. Upah minimum regional DIY mengalami peningkatan yang cukup signifikan sejak memasuki tahun 2000, dari tahun sebelumnya Rp 130.000 menjadi Rp 194.5000. Peningkatan di tahun 2000 tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 82
didukung oleh kenaikan harga atau inflasi yang tinggi, sehingga pemerintah meningkatkan standar upah sesuai dengan tingkat kebutuhan hidup minimum yang layak. Pada tahun 2013, upah minimum regional DIY secara nominal ditetapkan Rp 947.114 per bulan dan meningkat menjadi Rp 1.182.510 di tahun 2015. Secara nominal upah minimum regional dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan peningkatan, meskipun dari sisi KHL cenderung berflutuaksi dan sangat tergantung pada tingkat harga berlaku. 4. Deskripsi Inflasi Inflasi adalah suatu keadaan dalam suatu perekonomian di mana terjadi kenaikan harga barang-barang dalam kurun waktu tertentu. Grafik 4.4 Inflasi Tahunan DIY, 1986-2015 (Persen)
Berdasarkan grafik di atas, pola perkembangan inflasi DIY selama periode 1986-2015 sangat berfluktuasi. Secara umum, inflasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 83
DIY mencapai level tertinggi pada tahun 1998 yaitu sebesar 54,45 persen sebagai dampak dari krisis ekonomi 1997/1998. Pasca terjadi krisis ekonomi tahun 1998, inflasi di DIY mengalami kenaikan sebesar 14,98 persen sebagai dampak dari kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM sebanyak dua kali di tahun 2005 dengan besaran kenaikan di atas 100 persen. Kebijakan ini memicu kenaikan harga barang dan jasa pada kelompok transportasi dan secara tidak langsung juga mendorong inflasi pada kelompok pengeluaran yang lainnya. Pada tahun 2006 dan 2007 tingkat harga secara umum juga tetap meningkat meskipun dari sisi besaran inflasinya sedikit menurun hingga mencapai 10,40 persen di tahun 2006 dan 7,99 persen di tahun 2007. Selama tahun 2008 inflasi tercatat sebesar 9,88 persen. Tingginya inflasi tersebut disebabkan oleh kenaikan harga BBM yang terjadi di akhir bulan Mei 2008 serta kebijakan konversi minyak ke elpiji yang mendorong meningkatnya harga-harga jasa transportasi dan energi. Laju inflasi selama tahun 2009 di DIY mencapai 2,93 persen dan angka ini menjadi yang terkecil sejak tahun 1998. Penyebabnya adalah adanya kebijakan pemerintah yang menurunkan harga BBM hingga 2 kali, yaitu pada bulan Desember 2008 dan Januari 2009, sehingga berakibat pada turunnya tarif angkutan umum dan stabilnya harga kebutuhan pokok masyarakat. Pada tahun 2010 laju inflasi kembali mengalami kenaikan yaitu, mencapai 7,38 persen. Melonjaknya harga bahan makanan pokok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 84
sebagai akibat pergantian musim yang tidak menentu di tahun 2010 merupakan pemicu utama terjadinya inflasi di DIY. Komoditas beras dan cabe merupakan komoditas yang memberikan pengaruh cukup besar terhadap inflasi di DIY pada kurun waktu tersebut. Selama tahun 2011, inflasi di DIY mengalami penurunan. Hal tersebut dikarenakan harga barang dan jasa kebutuhan rumah tangga relatif stabil. Kondisi hargaharga komoditi selama tahun 2012 relatif stabil dan dapat dilihat dari inflasi tahunan yang mencapai 4,31 persen. Pada tahun 2013 hingga 2015 laju inflasi kembali menguat hingga mencapai 7,32 persen untuk tahun 2013 dan 6,59 persen untuk tahun 2015. 5. Deskripsi Investasi Investasi adalah pengorbanan materi maupun non materi pada masa sekarang untuk memperoleh pendapatan di masa yang akan datang. Menurut pelakuya investasi dikelompokkan menjadi 3, yaitu pemerintah, perusahaan (terdiri dari perusahaan yang difasilitasi dan tidak difasilitasi), serta rumah tangga. Data investasi perusahaan yang tersedia dan dapat digunakan sebagai bahan perencanaan adalah rencana dan realisasi penanaman modal dalam negeri (PMDN) dan penanaman modal asing (PMA) yang merupakan kelompok investasi yang difasilitasi yang dilaporkan oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah. Dalam skala nasional DIY termasuk salah satu daerah tujuan utama
(destinasi)
pariwisata,
sehingga
cukup
potensial
untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 85
pengembangan kegiatan hotel restoran. Hal ini mendorong minat para investror dosmetik untuk berinvestasi pada sektor yang berkaitan dengan pariwisata. Sementara, industri tekstil menjadi pendukung tumbuh pesatnya industri batik yang merupakan produk andalan DIY, terutama pasca penetapan batik sebagai karya seni tradisional Indonesia. Investasi jasa lainnya yang berkembang di DIY terutama terkait jasa pendukung perkembangan dunia pendidikan. Berdasarkan data yang diperoleh dari BKPM DIY, Badan Pusat Statistika dan Bank Indonesia, nilai realisasi PMA dan realisasi PMDN DIY dalam kurun periode waktu dari 1986-2015, dapat dilihat dalam grafik berikut ini: Grafik 4.5 Investasi di DIY, 1986-2015 (Juta Rupiah)
Berdasarkan grafik di atas, tingkat invetasi di DIY mengalami naik turun pada tahun 1986-2010. Hal tersebut disebabkan bahwa iklim
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 86
investasi di DIY tahun 1986-2010 tidak stabil. Pada tahun 2011-2015 investasi di DIY terus mengalami peningkatan yang cukup signifikan, yaitu mencapai Rp 11,2 triliun. Investor baik dalam negeri maupun luar negeri kebanyak lebih berminat untuk berinvestasi di sektor-sektor yang berbasis parwisata. Kinerja pariwisata yang terus menunjukkan peningkatan dari sisi jumlah kunjungan menjadi daya tarik investasi di sektor-sektor tersebut.
B. Analisis Data 1. Uji Prasyarat a.
Uji Normalitas Uji Normalitas digunakan untuk melihat apakah nilai residual
terdistribusi normal atau tidak. Untuk menentukan data berdistribusi normal atau tidak, dapat dilihat pada output hasil pengujian normalitas (SPSS 16.00) di bawah ini: Tabel 4.2 Hasil Pengujian Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N Normal Parametersa
30 Mean Std. Deviation
Most Extreme Differences
.0000000 1.41135358E4
Absolute
.086
Positive
.086
Negative
-.059
Kolmogorov-Smirnov Z
.474
Asymp. Sig. (2-tailed)
.978
a. Test distribution is Normal. Sumber: data BPS, BKPM, dan BI, diolah 2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 87
Berdasarkan output di atas, diketahui bahwa nilai Asymp Sig. (2tailed) adalah 0,978, sehingga nilai Asymp Sig. (2-tailed) lebih besar dari nilai signifikasi (0,05), maka dapat disimpulkan bahwa data dan residu berdistribusi normal. b. Uji Linieritas Uji Linieritas digunakan untuk mengetahui apakah antara variabel bebas dan terikat mempunyai hubungan linier atau tidak. Hasil pengujian linieritas dapat dilihat pada output (SPSS 16.00) di bawah ini:
Tabel 4.3 Uji Linieritas ANOVAb Model 1
Sum of Squares
Regression Residual Total
df
Mean Square
2.444E10
4
6.111E9
5.777E9
25
2.311E8
3.022E10
29
F 26.446
Sig. .000a
a. Predictors: (Constant), Investasi, Inflasi, Pertumbuhan_Ekonomi, UMR b. Dependent Variable: Pengangguran Sumber: data BPS, BKPM, dan BI, diolah 2016
Berdasarkan output di atas diperoleh F hitung sebesar 26,446 dengan probabilitas sebesar 0,000. hasil F hitung tersebut kemudian dibandingkan dengan F tabel dengan menggunakan taraf signifikansi 0,05, sehingga diperoleh F tabel sebesar 2,76. jadi, F hitung (26,446 > F tabel (2,76), sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel pertumbuhan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 88
ekonomi, Upah Minimum Regional (UMR), inflasi, dan investasi memiliki hubungan yang linier dengan variabel jumlah pengangguran.
2.
Uji Asumsi Klasik a. Uji Multikolinearitas Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adamya korelasi atau hubungan antar variabel bebas (independen). Pengujian Multikolinearitas menggunakan SPSS dengan menggunakan analisa collinearity statistics. Berdasarkan hasil analisis yang digunakan, jika nilai variance inflation factor (VIF) tidak lebih dari 10 dan nilai tolerance mendekati 1, maka model dapat dikatakan terbebas dari multikolinearitas. Hasil pengujian multikolineraitas dapat dilihat pada output di bawah ini: Tabel 4.4 Hasil Pengujian Multikolinearitas Coefficientsa Collinearity Statistics Model 1
Tolerance
VIF
Pertumbuhan_Ekonomi
.934
1.071
UMR
.245
4.076
Inflasi
.755
1.324
Investasi
.254
3.934
a. Dependent Variable: Pengangguran Sumber: data BPS, BKPM, dan BI, diolah 2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 89
Berdasarkan hasil collinearity statistics di atas, terlihat bahwa variabel pertumbuhan ekonomi (X1) memiliki tolerance sebesar 0,934 dan nilai variance inflation factor (VIF) sebesar 1,071. Karena nilai VIF untuk variabel pertumbuhan ekonomi di bawah 10 dan nilai tolerance mendekati
angka
1,
mka
dapat
disimpulkan
bahwa
variabel
pertumbuhan ekonomi tidak mempunyai persoalan dengan variabel bebas lainnya atau dengan kata lain tidak terjadi multikolinearitas. Variabel Upah Minimum Regional (X2), dari hasil output di atas (Collinearity Statistics) diperoleh nilai VIF (variance inflation factor) sebesar 4,076 yang berarti VIF < 10. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa variabel Upah Minimum Regional (UMR) tidak mempunyai korelasi dengan variabel bebas lainnya atau dengan kata lain tidak terjadi multikolinearitas. Variabel inflasi (X3), dari hasil output di atas (Collinearity Statistics) diperoleh nilai VIF (variance inflation factor) sebesar 1,324 yang berarti VIF < 10. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa variabel Inflasi tidak mempunyai korelasi dengan variabel
bebas
lainnya
atau
dengan
kata
lain
tidak
terjadi
multikolinearitas. Selanjutny untuk variabel investasi (X4), dari hasil output di atas (Collinearity Statistics) diperoleh nilai VIF (variance inflation factor) sebesar 4,934 yang berarti VIF < 10. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa variabel investasi tidak mempunyai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 90
korelasi dengan variabel bebas lainnya atau dengan kata lain tidak terjadi multikolinearitas. Syarat adanya multikolinearitas adalah nilai VIF lebih besar dari 10. karena nilai VIF dari keempat variabel tidak ada yang lebih besar dari 10, maka berdasarkan analisis di atas dapat disimpulkan bahwa dari empat variabel bebas (pertumbuhan ekonomi, UMR, inflasi, investasi) tidak mengalami multikolinearitas. b. Uji Heteroskedastisitas Pengujian Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Untuk mendeteksi ada tidaknya masalah heteroskedastisitas digunakan Uji Glejser dengan cara meregresikan nilai absolut residual terhadap variabel independen. Jika nilai signifikansi antara variabel independen dengan nilai absolutnya > 0,05, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Hasil output untuk pengujian heteroskedastisitas sebagai berikut: Tabel 4.5 Hasil Uji Heteroskedastisitas Coefficientsa
Model 1 (Constant)
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
5910.345
4794.242
920.643
495.894
-.007
Beta
t
Sig.
1.233
.229
.355
1.857
.075
.009
-.287
-.770
.449
451.509
574.538
.167
.786
.439
3.452E-7
.000
.132
.359
.722
Pertumbuhan_Ekonomi UMR Inflasi Investasi
Unstandardized
a. Dependent Variable: ABS_RES
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 91
Berdasarkan output di atas, terlihat bahwa nilai signifikansi dari disimpulkan bahwa dalam model regresi tidak terdapat masalah heteroskedastisitas. Untuk variabel Upah Minimum Regional (UMR) terlihat nilai signikansi sebesar 0,449 yang berarti lebih besar dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi tidak terdapat masalah heteroskedastisitas. Nilai signifikansi dari variabel inflasi yaitu sebesar 0,439 > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi tidak terdapat masalah heteroskedastisitas. Selanjutnya nilai signifikansi variabel investasi sebesar 0,722 > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi tidak terdapat masalah heteroskedastisitas. Berdasarkan analisi di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi dari keempat variabel bebas (pertumbuhan ekonomi, UMR, inflasi, dan investasi) tidak terdapat masalah heteroskedastisitas. c. Uji Autokorelasi Uji Autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik autokorelasi yaitu korelasi yang terjadi antara residual pada satu pengamatan dengan pengamatan lain pada model regresi. Uji statistik yang digunakan untuk mendeteksi masalah autokorelasi adal Run Test, dengan kriteria jika nilai Asymp. Sig. (2tailed) di atas 0,05, maka tidak terdapat masalah autokorelasi. Hasil pengujian autokorelasi dapat dilihat pada ouput di bawah ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 92
Tabel 4.6 Hasil Uji Autokorelasi Runs Test Unstandardized Residual Test Valuea
-2067.25821
Cases < Test Value
15
Cases >= Test Value
15
Total Cases
30
Number of Runs
12
Z Asymp. Sig. (2-tailed)
-1.301 .193
a. Median Sumber: data BPS, BKPM, dan BI, diolah 2016
Berdasarkan output di atas, terlihat bahwa nilai Asymp. Sig. (2tailed) sebesar 0,193 dan lebih besar dari 0,05. sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini tidak mengalami masalah autokorelasi.
3.
Uji Kelayakan Model a.Uji Keterandalan Model (Uji F) Uji F digunakan untuk menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Selain itu, juga digunakan untuk mengetahui ketepatan model regresi yang dipilih.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 93
Dari regresi pengaruh pertumbuhan ekonomi, upah minimum regional, inflasi dan investasi terhadap jumlah pengangguran di DIY tahun 1986-2015 menggunakan taraf keyakinan 95 persen (α = 5 persen). Ho: Tidak ada pengaruh yang signifikan pertumbuhan ekonomi, upah minimum
regional,
inflasi
dan
investasi
terhadap
jumlah
pengangguran di DIY tahun 1986-2015. Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan pertumbuhan ekonomi, upah minimum
regional,
inflasi
dan
investasi
terhadap
jumlah
pengangguran di DIY tahun 1986-2015. Kriteria pengujian hipotesis dengan Uji F sebagai berikut : ●
Jika Fhitung > Ftabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya semua variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat.
●
Jika Fhitung < Ftabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya semua variabel bebas tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat.
Hasil pengujian hipotesis simultan dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 4.7 Hasil Uji F ANOVAb Model 1
Sum of Squares Regression Residual Total
df
Mean Square
2.444E10
4
6.111E9
5.777E9
25
2.311E8
3.022E10
29
F 26.446
Berdasarkan output atas, diperoleh Fhitung a. Predictors: (Constant),hasil Investasi, Inflasi,diPertumbuhan_Ekonomi, UMRsebesar b.dengan Dependent Variable: Pengangguran probabilitas 0,000 dan
Sig. .000a
26,446
Ftabel sebesar 2,76. Jadi, Fhitung lebih besar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 94
dari Ftabel (26,446 > 2,76), sehingga dapat disimpulkan bahwa semua variabel bebas (pertumbuhan ekonomi, upah minimum regional, inflasi dan investasi) secara simultan memiliki hubungan signifikan dengan variabel jumlah pengangguran. b.Regresi Berganda Hasil regresi berganda dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.8 Hasil Regresi Berganda Coefficients a
Model
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
1(Constant)
Std. Error
26414.099
8582.213
398.461
887.704
.128
Inflasi Investasi
Pertumbuhan_Ekonomi
Beta
t
Sig.
3.078
.005
.041
.449
.657
.017
1.367
7.742
.000
2629.765
1028.485
.257
2.557
.017
-1.055E-5
.000
-1.064
-6.137
.000
UMR
a. Dependent Variable: Pengangguran
Hasil persamaan regresi berganda dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Y = 26414,099 + 398,461 X1 + 0,128 X2 + 2629,765 X3 - 1,055 X4 + e Keterangan: Y = Jumlah Pengangguran X1
= Pertubuhan Ekonomi
X2
= Upah Minimum Regional
X3
= Inflasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 95
X4
= Investasi
e = error term Adapun penjelasan hasil regresi dari masing-masing variabel adalah sebagai berikut: 1) Pertumbuhan Ekonomi Pada kolom signifikansi menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi memiliki nilai signifikansi 0,657 dan berada di atas 0,05. karena Sig > 0,05 (0,657 > 0,05), maka Ho diterima dan Ha ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan ekonomi tidak berpengaruh signifikan terhadap jumlah pengangguran di DIY tahun 1986-2015. 2) Upah Minimum Regional Pada kolom signifikansi menunjukkan bahwa upah minimum regional memiliki nilai signifikansi sebesar 0,000 dan berada di bawah 0,05 (0,000 < 0,05), maka Ho ditolak dan Ha diterima. Selain itu, UMR memiliki koefisien beta sebesar 1,367, artinya jika upah minimum regional naik satu satuan, maka jumlah pengangguran akan naik sebesar 1,367. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa upah minimum regional berpengaruh positif dan signifikan terhadap jumlah penganguran di DIY tahun 1986-2015. 3) Inflasi Pada kolom signifikansi menunjukkan bahwa inflasi memiliki nilai signifikansi sebesar 0,017 dan berada di bawah 0,05 (0,017 < 0,05), maka Ho ditolak dan Ha diterima. Selain itu, inflasi memiliki koefisien beta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 96
sebesar 0,257, artinya jika inflasi naik satu satuan, maka jumlah pengangguran akan naik sebesar 0,257. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa inflasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap jumlah penganguran di DIY tahun 1986-2015. 4) Investasi Pada kolom signifikansi menunjukkan bahwa investasi memiliki nilai signifikansi sebesar 0,000 dan berada di bawah 0,05 (0,000 < 0,05), maka Ho ditolak dan Ha diterima. Selain itu, investasi memiliki koefisien beta sebesar -1,064, artinya jika investasi naik satu satuan, maka jumlah pengangguran akan menurun sebesar -1,064. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa investasi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap jumlah penganguran di DIY tahun 1986-2015. c.
Koefisien Determinasi Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen. Nilai koefisien determinasi dapat diukur dengan R square, sebagai berikut:
Tabel 4.9 Hasil Pengujian Koefisien Determinasi Model Summaryb
Model 1
R .899a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
R Square .809
.778
15200.74328
a. Predictors: (Constant), Investasi, Inflasi, Pertumbuhan_Ekonomi, UMR b. Dependent Variable: Pengangguran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 97
Hasil perhitungan koefisien determinasi dengan mengunakan SPSS menunjukkan bahwa nilai R square sebesar 0,809. Hal ini berarti bahwa pertumbuhan ekonomi, upah minimum regional, inflasi dan investasi secara bersama-sama memiliki pengaruh sebesar 80,9 persen terhadap jumlah pengangguran di DIY tahun 1986-2015. sedangkan, sisanya 19,1 persen dipengaruhi oleh variabel lainnya.
C. Pembahasan Berdasarkan
tabel
4.7
interpetasi
hasil
regresi
pengaruh
pertumbuhan ekonomi, upah minimum regional, inflasi dan investasi terhadap jumlah pengangguran di DIY tahun 1986-2015, sebagai berikut: 1. Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Jumlah Pengangguran di DIY Tahun 1996-2015 Hasil
pengujian
hipotesis
pertama
tentang
pengaruh
pertumbuhan ekonomi terhadap jumlah pengangguran di DIY tahun 1986-2015 tidak berpengaruh signifikan. Berdasarkan uji hipotesis parsial diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,657 yang lebih besar dari 0,05. Dengan demikian Ho diterima dan Ha ditolak yang berarti pertumbuhan ekonomi tidak berpengaruh signifikan terhadap jumlah pengangguran di DIY tahun 1986-2015. Hasil ini tidak sesuai dengan hipotesis
yang
ada,
menyatakan
bahwa
pertumbuhan
berpengaruh dan signifikan terhadap pengangguran.
ekonomi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 98
Pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan total output suatu perekonomian. Jika output tumbuh lebih cepat daripada jumlah penduduk, output per kapita meningkat dan standar kehidupan terangkat. Ketika perekonomian tumbuh, perekonomian memproduksi lebih banyak daripada yang diinginkan oleh masyarakat. Masyarakat pedesaan dan agraris pun berubah menjadi masyarakat industri modern akibat pertumbuhan ekonomi dan meningkatnya output per kapita. Artinya, melalui pertumbuhan ekonomi standar kehidupan membaik, tetapi pertumbuhan membawa perubahan. Pertumbuhan ekonomi dapat dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu berkat adanya kemajuan teknologi, pengembangan mesin, dan akuisisi pengetahuan, masyarakat belajar memproduksi hal-hal baru sekaligus memproduksi hal-hal lama dengan lebih baik. Dengan menerapkan teknologi baru dan metode produksi yang lebih baik, dalam suatu perusahaan memilih menggunakan teknologi demi mengurangi biaya produksi dengan mengganti tenaga kerja dengan teknologi atau mesin. Hal ini disebut dengan industri padat modal. Industri padat modal merupakan indutri yang dalam proses produksinya cenderung menekankan dan tergantung pada penggunaan mesin-mesin dibandingkan dengan penggunaan tenaga kerja manusia. Industri ini menggunakan teknologi tinggi. Industri padat modal industri yang hanya dijalankan oleh perusahaan besar. Contoh industri padat modal di DIY adalah CV. Karya Hidup Sentosa (Traktor Quick). CV Karya Hidup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 99
Sentosa berhasil menjadi sebuah perusahaan swasta nasional terbesar dalam industri traktor tangan di Indonesia, dan merupakan perusahaan penyumbang pajak terbesar di DIY. Perusahaan ini dalam produksinya selain menggunakan mesin-mesin berteknologi tinggi, perusahaan juga merekrut sumber daya manusia berkualitas secara selektif serta CV Karya Hidup Sentosa juga mendatangkan ahli-ahli dari luar negeri. Sistem padat modal mengandalkan penggunaan mesin dalam kinerja industri. Penggunaan mesin dalam industri dan mengurangi jumlah pekerja manusia membuat kesempatan kerja menurun sehingga meningkatnya jumlah pengangguran. Kalaupun sistem padat modal ini membuka kesempatan kerja, pekerja yang dibutuhkan pun pasti tenaga yang ahli dalam bidang pengaturan mesin-mesin industri. Namun, di beberapa kasus, sistem padat modal bisa saja meningkatkan kesempatan kerja karena modal yang terpenuhi dengan baik. Akan tetapi, kalaupun kesempatan kerja itu terbuka, sifatnya akan sangat kompetitif dan terbatas. Jadi, pertumbuhan ekonomi yang baik di suatu daerah belum tentu berpengaruh terhadap jumlah pengangguran. Sebab, adanya industri padat modal juga mampu mendorong pertumbuhan ekonomi. 2. Pengaruh Upah Minimum Regional Terhadap Jumlah Pengangguran di DIY Tahun 1996-2015 Hasil pengujian hipotesis yang kedua tentang pengaruh upah minimum regional terhadap jumlah pengangguran di DIY tahun 19862015 menunjukkan bahwa berpengaruh positif dan signifikan. Pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 100
kolom signifikansi menunjukkan bahwa upah minimum regional memiliki nilai signifikansi sebesar 0,000 dan berada di bawah 0,05 (0,000 < 0,05), maka Ho ditolak dan Ha diterima. Selain itu, UMR memiliki koefisien beta sebesar 1,367, artinya jika upah minimum regional naik satu satuan, maka jumlah pengangguran akan naik sebesar 1,367. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa upah minimum regional
berpengaruh
positif
dan
signifikan
terhadap
jumlah
penganguran di DIY tahun 1986-2015. Peningkatan
upah
minimum
regional
tidak
selamanya
membawa dampak positif bagi tenaga kerja. Jika tingkat upah minimum disuatu daerah tergolong tinggi dalam realita tidak semua perusahaan mau dan mampu melakukan pembayaran upah sesuai dengan ketentuan. Menurut Case dan Fair (2006: 256) bahwa peningkatan upah dapat mengakibatkan perusahaan mensubstitusikan tenaga kerja dengan modal sehingga menyebabkan kuantitas tenaga kerja yang diminta menurun. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan hukum permintaan pasar tenaga kerja, yaitu: Jika upah pasar turun, kuantitas tenaga kerja yang diminta akan naik. Jika upah pasar naik, kuantitas tenaga kerja yang diminta akan turun. Berdasarkan data upah minimum regional DIY tahun 1986 menunjukkan bahwa kenaikan upah minimum regional dari tahun ke tahun tidak memberikan dampak terhadap pengurangan jumlah pengangguran. Hal ini disebabkan, perusahaan membatasi dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 101
merekrut tenaga kerja agar mengurangi biaya modal. Sehingga kenaikan upah minimum regional secara tidak langsung mengakibatkan bertambahnya jumlah pengangguran. 3. Pengaruh Inflasi Terhadap Jumlah Pengangguran di DIY Tahun 1996-2015 Pada kolom signifikansi menunjukkan bahwa inflasi memiliki nilai signifikansi sebesar 0,017 dan berada di bawah 0,05 (0,017 < 0,05), maka Ho ditolak dan Ha diterima. Selain itu, inflasi memiliki koefisien beta sebesar 0,257, artinya jika inflasi naik satu satuan, maka jumlah pengangguran akan naik sebesar 0,257. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil hipotesis ketiga yaitu inflasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap jumlah penganguran di DIY tahun 19862015. Berdasarkan hasil analisis data, antara inflasi dan jumlah pengangguran di DIY tidak sejalan dengan teori Philips yang dikemukakan oleh A. W. Philips. Teori Philips dalam Case dan Fare (2006: 229) menyatakan bahwa hubungan antara tingkat pengangguran dan tingkat inflasi adalah negatif. Jika tingkat inflasi tinggi, maka pengangguran akan menjadi rendah. Atau sebaliknya, penganggguran akan menjadi tinggi jika perekonomian suatu negara mengalami inflasi yang rendah. Pengaruh inflasi dan jumlah pengangguran berdasarkan hasil analisis data tidak sejalan dengan teori Philips, karena teori tersebut tidak berlaku di negara-negara berkembang seperti di Indonesia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 102
khususnya di Provisni DIY. Hal ini disebabkan karena Philips menggunakan asumsi untuk teorinya bahwa inflasi sangat dipengaruhi oleh agregat demand atau permintaan agregat, padahal di negara-negara berkembang utamannya di Indonesia infalsi lebih dipengaruhi oleh biaya produksi. Jika menurut Philips saat terjadi inflasi, perusahaan akan berupaya meningkatkan outputnya demi memenuhi kebutuhan pasar, asumsi permintaan agregat, sehingga perusahaan akan berupaya meningkatkan sumber daya manusia atau tenaga kerja demi memenuhi kebutuhan masyarakat. Akibatnya jumlah pengangguran akan menurun, karena dianggap dalam jangka pendek nilai nominal yang dibayarkan perusahaan kepada tenaga kerja tetap namun nilai riil upah yang dibayarkan tersebut menurun. Akan tetapi berbeda dengan negara berkembang seperti Indonesia khususnya di DIY, inflasi terjadi karena meningkatnya biaya produksi, sehingga secara tidak langsung harga bahan pokok untuk memenuhi output atau permintaan pasar juga meningkat. Sehingga, perusahaan akan berupaya menekan biaya produksi guna efesiensi perusahaan, akibatnya demi menjaga efesiensi tersebut salah satu cara yang bisa ditempuh oleh perusahaan adalah mengurangi tenaga kerja dan menggantinya
dengan
mesin.
Dalam
artian,
perusahaan
harus
mengurangi tenaga kerjanya dengan cara memutus hubungan tenaga kerja (PHK).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 103
4. Pengaruh Investasi Terhadap Jumlah Pengangguran di DIY Tahun 1996-2015 Hasil pengujian hipotesis keempat tentang pengaruh investasi terhadap jumlah pengangguran di DIY tahun 1996-2015 menunjukkan bahwa bepengaruh signifikan. Berdasarkan pada kolom signifikansi menunjukkan bahwa investasi memiliki nilai signifikansi sebesar 0,000 dan berada di bawah 0,05 (0,000 < 0,05), maka Ho ditolak dan Ha diterima. Selain itu, investasi memiliki koefisien beta sebesar -1,064, artinya jika investasi naik satu satuan, maka jumlah pengangguran akan menurun sebesar -1,064. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa investasi
berpengaruh
negatif
dan
signifikan
terhadap
jumlah
penganguran di DIY tahun 1986-2015. Investasi merupakan salah satu komponen yang penting dalam pembangunan ekonomi karena investasi mempunyai keterkaitan dengan keberlangsungan kegiatan ekonomi di masa yang akan datang. Dengan melakukan investasi diharapkan kapasitas produksi dapat ditingkatkan, yang berarti peningkatan output. Output diartikan sebagai seluruh nilai produk barang dan jasa yang mampu dihasilkan oleh berbagai sektor produksi. Dengan kata lain, output merupakan “keluaran” atau hasil yang diperoleh dari pendayagunaan seluruh faktor produksi baik berbentuk barang atau jasa seperti: tanah, tenaga kerja, modal dan kewiraswastaan. Dari segi ekonomi nasional, output merupakan nilai dari seluruh barang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 104
dan jasa yang dihasilkan oleh faktor-faktor produksi domestik dalam suatu periode tertentu. Pengembangan skala produksi melalui investasi akan menaikkan permintaan tenaga kerja yang terlibat dalam proses produksi. Fungsi ini akan mengatasi masalah pengangguran yang dari tahun ke tahun menjadi problem utama dibidang ketenagakerjaan. Berdasarkan hasil analisis data, variabel investasi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap jumlah pengangguran. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori. Menurut Sukirno (2000), kegiatan investasi memungkinkan suatu masyarakat terus menerus meningkatkan kegiatan ekonomi dan kesempatan kerja, meningkatkan pendapatan nasional dan meningkatkan taraf kemakmuran masyarakat. Meningkatnya kesempatan kerja atau terbukanya lapangan usaha yang luas mampu menyerap lebih banyak tenaga kerja yang ada, sehingga dapat mengurangi jumlah pengangguran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 105
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan tentang pengaruh variabel pertumbuhan ekonomi, upah minimum regional, inflasi, dan investasi terhadap jumlah pengangguran di DIY tahun 1986-2015, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Variabel pertumbuhan ekonomi tidak berpengaruh signifikan terhadap jumlah pengangguran di DIY tahun 1986-2015. Hal tersebut terlihat dari nilai signifikansi 0,675 > 0,05. Hal ini dikarenakan salah satu faktor pendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi yang ada di DIY adalah adanya industri padat modal. Dimana sistem padat modal mengandalkan penggunaan mesin dalam kinerja industri. Penggunaan mesin dalam industri dan mengurangi jumlah pekerja manusia membuat kesempatan kerja menurun sehingga meningkatnya jumlah pengangguran. 2. Variabel Upah Minimum Regional (UMR) mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap jumlah pengangguran di DIY tahun 1986-2015. Hal tersebut terlihat dari koefisien beta 1,367 dan signifikansi 0,000 < 0,05. Karena kenaikan Upah Minimum Regional tidak selalu berdampak baik terhadap pengurangan jumlah pengangguran. Hal ini disebabkan perusahaan membatasi dalam merekrut tenaga kerja agar mengurangi biaya modal. Sehingga kenaikan upah minimum regional secara tidak langsung mengakibatkan bertambahnya jumlah pengangguran. Pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 106
umumnya perusahaan atau industri dengan skala kecil belum tentu mampu memberikan upah terhadap tenaga kerjanya sesuai dengan UMR yang ditetapkan. 3. Variabel inflasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap jumlah pengangguran di DIY tahun 1986-2015. Hal tersebut terlihat dari koefisien beta 0,257 dan signifikansi 0,017 < 0,05. Karena inflasi terjadi karena meningkatnya biaya produksi, sehingga secara tidak langsung harga bahan pokok untuk memenuhi output atau permintaan pasar juga meningkat. Sehingga, perusahaan akan berupaya menekan biaya produksi guna efesiensi perusahaan, akibatnya demi menjaga efesiensi tersebut salah satu cara yang bisa ditempuh oleh perusahaan adalah mengurangi tenaga kerja. 4. Variabel investasi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap jumlah pengangguran di DIY tahun 1986-2015. Hal tersebut terlihat dari koefisien beta -1,064 dan signifikansi 0,000 < 0,05. Artinya, jika investasi naik satu satuan, maka jumlah pengangguran akan menurun sebesar -1,064. Kegiatan investasi memungkinkan suatu masyarakat terus menerus meningkatkan kegiatan ekonomi dan kesempatan kerja, meningkatkan pendapatan nasional dan meningkatkan taraf kemakmuran masyarakat. Meningkatnya kesempatan kerja atau terbukanya lapangan usaha yang luas mampu menyerap lebih banyak tenaga kerja yang ada, sehingga dapat mengurangi jumlah pengangguran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 107
B. Saran Berdasarkan hasil penelitia dan kesimpulan di atas, maka saran yang dapat diberikan dari hasil penelitian ini adalah: 1. Dalam rangka mengurangi jumlah pengangguran di DIY, pemerintah perlu memperhatikan pertumbuhan ekonomi yang terkait dengan pertumbuhan ekonomi yang berorientasi pada industri padat modal. Pemerintah dan pengusaha harus bisa membuat kebijakan tentang pemberdayaan sumber daya manusia. Misalnya pengembangkan UMKM. Selain itu, dari pihak masyarakat juga harus mampu berinovatif dalam menciptakan lapangan pekerjaan baru yang menyesuaikan dengan perkembangan jaman dimana penggunaan teknologi lebih mendominasi. Contohnya, penjualan tiket transportasi yang dijual secara online. 2. Perlu adanya peningkatan kualitas tenaga kerja dengan mengembangkan sistem keterpaduan antara pendidikan dan keterampilan yang sepadan dengan kebutuhan tenaga kerja, sehingga mampu meningkatkan posisi penawaran tenaga kerja. Misalnya, diadakan pelatihan-pelatihan bagi masyarakat pedesaan, seperti menjahit, pengenalan teknologi (internet, komputer). 3. Terkait investasi, pemerintah perlu memperhatikan tumbuhkembangnya industri kecil dan rumah tangga (IKRT), karena IKRT cenderung mampu menyerap banyak tenaga kerja. Kecenderungan menyerap tenaga kerja umumnya membuat IKRT juga intensif dalam menggunakan sumber daya alam lokal. IKRT lebih sering berada di pedesaan, sehingga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 108
pertumbuhan IKRT akan menimbulkan dampak positif terhadap peningkatan jumlah tenaga kerja. 4. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan untuk menambah variabel ekonomi lainnya
yang
dapat
menjelaskan
pengaruhnya
terhadap
jumlah
pengangguran di DIY, seperti belanja pemerintah, tingkat pendidikan. Sehingga dapat membantu pemerintah DIY dalam pengambilan kebijakan terkait pengurangan jumlah pengangguran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA Mustika, Agustina C. 2010. Analisis Tingkat Pengangguran dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi di Kota Semarang. Skripsi.FE UNDIP Semarang. Alghofari, Farid. (2010). Analisis Tingkat Pengangguran Di Indoneisa Tahun 1980-2007. Kumpulan Skripsi UNDIP: Semarang. Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. BPS,
berbagai publikasi angkatan kerja dan data inflasi. Diakses dari http://yogyakarta.bps.go.id diakses pada tanggal 30 Juli 2016.
Badan Pusat Statistika. 1986. DIY Dalam Angka. Yogyakarta: BPS. Badan Pusat Statistika. 1990. DIY Dalam Angka. Yogyakarta: BPS. Badan Pusat Statistika. 2000. DIY Dalam Angka. Yogyakarta: BPS. Badan Pusat Statistika. 2005. DIY Dalam Angka. Yogyakarta: BPS. Badan Pusat Statistika. 2007. DIY Dalam Angka. Yogyakarta: BPS. Badan Pusat Statistika. 2008. DIY Dalam Angka. Yogyakarta: BPS. Badan Pusat Statistika.2010. DIY Dalam Angka. Yogyakarta: BPS. Badan Pusat Statistika. 2012. DIY Dalam Angka. Yogyakarta: BPS. Badan Pusat Statistika. 2014. DIY Dalam Angka. Yogyakarta: BPS. Badan Pusat Statistika. 2015. DIY Dalam Angka. Yogyakarta: BPS Case, Karl E. & Fair. Ray C. 2007. Prinsip-Prinsip Ekonomi Jilid 1. Edisi Kedelapan. Jakarta: Penerbit Erlangga. Case, Karl E. & Fair. Ray C. 2007. Prinsip-Prinsip Ekonomi Jilid 2. Edisi Kedelapan. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Gilarso, T. (2001). Pengantar Ilmu Ekonomi Mikro. Yogyakarta: Kanisius. Gilarso, T. (2002). Pengantar Ilmu Ekonomi Makro. Yogyakarta: Kanisius. Hartono, Tony. (2006). Mekanisme Ekonomi: Dalam Konteks Ekonomi Indonesia. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
109
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 110
Iswanto, Dyan Ari. (2010). Pertumbuhan Ekonomi Dan Pengangguran Validitas Hukum OKUN Di INdonesia. Skripsi Sarjana Ekonomi Universitas Brawijaya: Malang. Jhingan, M.L. 1993. Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Kuncoro, Mudrajad. 1997. Ekonomika Pembangunan: Teori, Masalah, dan Kebijakan. Yogyakarta: UPP STIM YKPN. Kuncoro, Mudrajad. (2013). Mudah Memahami dan Menganalisis: Indikator Ekonomi. Yogyakarta: UPP STIM YKPN. Lincon, Arsyad. 1992. ekonomi Pembangunan. Yogyakarta: UPP STIM YKPN Mankiw, Gregory N. 2001. Pengantar Ekonomi. Jakarta: Erlangga. Mankiw, Gregory N. 2006. Principles of Economics: Pengantar Ekonomi Mikro. Jakarta: Erlangga. Murni, Asfia. (2006). Ekonomi Makro. Jakarta: PT Refika Aditama. Mustika, Agustina CD. (2010). Analisis Tingkat Pengangguran dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya di Kota Semarang. Kumpulan Skripsi UNDIP: Semarang. Nanga, Muana. (2001). Makro Ekonomi Teori, Masalah dan Kebijakan. Jakarta: Raja Grafindo Persada Noor, H.F. 2015. Ekonomi Publik: Ekonomi untuk Kesejahteraan Rakyat. Jakarta: PT. Indeks. Noor, Juliansyah. (2011). Metode Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah. Jakarta: Kencana. Samuelso, Paul A. & Nordbaus, William D. 1993. Mikro Ekonomi. Keempatbelas. Jakarta: Erlangga. Samuelso, Paul A. & Nordbaus, William D. 1994. Makro Ekonomi. Keempatbelas. Jakarta: Erlangga. Santoso, Singgih. 2010. Statistika Parametrik: Konsep dan Aplikasi dengan SPSS. Jakarta: Elex Media Komputindo.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 111
Setiawan, Marcelinus Candra (2005). “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Jumlah Pengangguran Di Indonesia Tahun 1983-2003”. Skripsi SI. FKIP Universitas Sanata Dharma: tidak diterbitkan. Setyowati, Endang. (2011). Model Dinamis Pertumbuhan Ekonomi, Inflasi, dan Pengangguran Di Indonesia. JUrnal Ekonomi dan Bisnis. 5, (3), 221-235.
Siregar, Syofian. 2013. Statistika Parametrik Untuk Penelitian Kuantitatif Dilenkapi Perhitungan Manual Dan Aplikasi SPSS Versi 17. Jakarta: PT Bumi Aksara. Statistika Daerah Istimewa Yogyakarta 2014. Laporan Perekonomian. Sugiyono, 2012. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Sukirno, Sadano. 2004. Mikro Ekonomi: Teori Pengantar. Jakarta: PT RajaGrafindo. Todaro, Michael P. 2003. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga. Edisi Kesebelas. Jakarta: Erlangga. Todaro, Michael P. 2011. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga. Jakarta: Erlangga. Produk Domestik Regional Bruto. 106. Laporan Perekonomian. Yogyakarta. Putong, Iskandar. (2009). Economics: Pengantar Mikro dan Makro. Jakarta: Mitra Wacana Media. Widarjono, Agus. 2013. Ekonometrika: Pengantar dan Aplikasinya. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 113
DATA PENELITIAN Upah Minimum Inflasi Regional (%) (Rupiah) 7.76 35.000 4.00 4.07 42.825 4.32 6.00 47.800 2.05 6.27 50.250 3.03 4.57 55.750 10.05 5.19 63.400 10.09 6.94 69.850 6.26 7.52 76.500 9.93 8.11 86.750 11.30 8.09 90.250 6.47 7.79 96.000 5.66 3.53 106.500 7.33 -11.28 122.500 54.45 2.96 130.000 17.47 4.01 194.500 7.03 4.26 237.500 8.36 4.56 321.750 10.11 4.58 360.000 7.02 5.12 365.000 6.82 4.73 400.000 14.98 3.70 460.000 10.40 4.31 500.000 7.99 3.03 586.000 9.88 4.43 700.000 2.93 4.48 745.694 7.38 5.17 808.000 3.88 5.32 892.660 4.31 5.40 947.114 7.32 5.20 988.500 7.32 4.24 1.182.510 6.59
Jumlah Pertumbuhan Tahun Pengangguran Ekonomi (%) 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
30.706 28.773 37.557 35.794 32.955 31.131 37.186 33.832 61.296 61.010 60.760 62.106 56.088 59.336 60.021 89.134 90.436 100.818 113.560 140.450 117.948 115.200 107.529 121.046 109.358 84.494 77.397 63.172 67.418 80.245
Investasi (PMA+PMDN) (Juta Rupiah 959.764 961.732 952.440 941.926 1.045.663 1.448.790 1.122.340 1.048.812 1.432.512 1.354.881 1.852.587 2.124.087 2.214.623 2.333.200 2.878.574 2.976.214 2.921.496 3.650.396 3.921.236 4.094.742 4.024.666 4.079.700 4.221.888 4.390.645 4.580.970 6.423.578 7.056.066 8.067.770 9.524.400 11.223.403
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 114
HASIL REGRESI BERGANDA Coefficients a Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
Std. Error
26414.099
8582.213
398.461
887.704
.128
Inflasi Investasi
Pertumbuhan_Ekonomi UMR
a. Dependent Variable: Pengangguran
Coefficients Beta
t
Sig.
3.078
.005
.041
.449
.657
.017
1.367
7.742
.000
2629.765
1028.485
.257
2.557
.017
-1.055E-5
.000
-1.064
-6.137
.000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 115
HASIL UJI PRASYARAT REGRESI
UJI NORMALITAS One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N
30
Normal Parametersa
Mean
.0000000
Std. Deviation Most Extreme Differences
1.41135358E4
Absolute
.086
Positive
.086
Negative
-.059
Kolmogorov-Smirnov Z
.474
Asymp. Sig. (2-tailed)
.978
a. Test distribution is Normal.
UJI LINIERITAS ANOVAb Model 1
Sum of Squares Regression Residual Total
df
Mean Square
2.444E10
4
6.111E9
5.777E9
25
2.311E8
3.022E10
29
a. Predictors: (Constant), Investasi, Inflasi, Pertumbuhan_Ekonomi, UMR b. Dependent Variable: Pengangguran
F 26.446
Sig. .000a
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 116
HASIL UJI ASUMSI KLASIK UJI MULTIKOLINIERITAS Coefficientsa Collinearity Statistics Model 1
Tolerance
VIF
Pertumbuhan_Ekonomi
.934
1.071
UMR
.245
4.076
Inflasi
.755
1.324
Investasi
.254
3.934
a. Dependent Variable: Pengangguran
UJI HETEROSKEDASTISITAS Coefficientsa Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant) Pertumbuhan_Ekonomi UMR Inflasi Investasi
a. Dependent Variable: ABS_RES
Std. Error
5910.345
4794.242
920.643
495.894
-.007
Coefficients Beta
t
Sig.
1.233
.229
.355
1.857
.075
.009
-.287
-.770
.449
451.509
574.538
.167
.786
.439
3.452E-7
.000
.132
.359
.722
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 117
UJI AUTOKORELASI Runs Test Unstandardized Residual Test Valuea
-2067.25821
Cases < Test Value
15
Cases >= Test Value
15
Total Cases
30
Number of Runs
12
Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Median
-1.301 .193
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 118
HASIL PENGUJIAN HIPOTESIS
UJI KETERANDALAN MODEL ANOVAb Model 1
Sum of Squares Regression
Mean Square
F
2.444E10
4
6.111E9
5.777E9
25
2.311E8
3.022E10
29
Residual Total
df
Sig.
26.446
.000a
a. Predictors: (Constant), Investasi, Inflasi, Pertumbuhan_Ekonomi, UMR b. Dependent Variable: Pengangguran
UJI KOEFISIEN REGRESI Coefficients a Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
Std. Error
26414.099
8582.213
398.461
887.704
.128
Inflasi Investasi
Pertumbuhan_Ekonomi UMR
a. Dependent Variable: Pengangguran
Coefficients Beta
t
Sig.
3.078
.005
.041
.449
.657
.017
1.367
7.742
.000
2629.765
1028.485
.257
2.557
.017
-1.055E-5
.000
-1.064
-6.137
.000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 119
KOEFISIEN DETERMINASI
Model Summaryb
Model 1
R .899a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
R Square .809
.778
15200.74328
a. Predictors: (Constant), Investasi, Inflasi, Pertumbuhan_Ekonomi, UMR b. Dependent Variable: Pengangguran