ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, UPAH MINIMUM, DAN INVESTASI TERHADAP JUMLAH PENGANGGURAN DI KABUPATEN GRESIK
JURNAL ILMIAH
Disusun oleh : Aditya Barry Kurniawan 105020107111035
JURUSAN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2014
Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Upah Minimum, dan Investasi Terhadap Jumlah Pengangguran di Kabupaten Gresik Aditya Barry Kurniawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Email :
[email protected] Dosen Pembimbing : Drs. Mochamad Affandi, SU. ABSTRAK Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui pengaruh pertumbuhan ekonomi, upah minimum, dan investasi terhadap jumlah pengangguran di Kabupaten Gresik.Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif dengan model regresi linier berganda.Uji statistik yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan software eviews 6.0. Data yang digunakan dalam penelitian ini ada data time series selama 10 tahun. Dari hasil persamaan regresi tersebut menunjukan bahwa pertumbuhan ekonomi, upah minimum, investasi mempunyai pengaruh terhadap jumlah pengangguran di Kabupaten Gresik. Hal tersebut dapat dibuktikan pada tingkat kepercayaan 95%, semua variabel bebas yakni pertumbuhan ekonomi, upah minimum, dan investasi secara simultan mempunyai pengaruh signifikan terhadap terhadap jumlah pengangguran di Kabupaten Gresik. Hasil penelitian pada model pertama menunjukkan variabel pertumbuhan ekonomi (X 1) terhadap variabel jumlah pengangguran (Y) diperoleh nilai signifikansi sebesar 0.0445 < 0,05 dengan nilai koefisien bertanda negatif sebesar 4361.485 yang menyatakan bahwa setiap kenaikan pertumbuhan ekonomi sebesar 1 % (persen) maka jumlah pengangguran akan menurun sebesar 4361.485 orang/jiwa di Kabupaten Gresik. Pada model kedua menunjukkan variabel upah minimum (X2) terhadap variabel jumlah pengangguran (Y) diperoleh nilai signifikansi sebesar 0.0015 < 0,05 dengan nilai koefisien bertanda positif sebesar 0.029252 yang menyatakan bahwa setiap kenaikan upah minimum sebesar Rp. 1,- maka jumlah pengangguran akan meningkat sebesar 0.029252 orang/jiwa di Kabupaten Gresik. Pada model ketiga menunjukkan variabel investasi (X3) terhadap variabel jumlah pengangguran (Y) diperoleh nilai signifikansi sebesar 0.0093 < 0,05 dengan nilai koefisien bertanda negatif sebesar 0.004904 yang menyatakan bahwa setiap kenaikan investasi sebesar Rp. 1 juta maka jumlah pengangguran akan menurun sebesar 0.004904 orang/jiwa di Kabupaten Gresik.
Kata Kunci :Jumlah Pengangguran, Pertumbuhan Ekonomi, Upah Minimum, Investasi.
A. PENDAHULUAN Pada masa sekarang masalah ketenagakerjaan atau pengangguran adalah masalah yang sering dihadapi oleh semua negara di dunia khususnya negara seperti Indonesia. Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbanyak ke 4 berdasarkan data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) dengan jumlah penduduk pada tahun 2010 kurang lebih mencapai 237.641 juta jiwa. Jika tidak tersedia lapangan kerja yang memadai dengan jumlah penduduk sebanyak itu maka akan sulit untuk mendapatkan pekerjaan. Menurut Witjaksono (2009) berpendapat bahwa pembangunan ekonomi sebagai proses pembangunan yang dilaksanakan oleh suatu darah atau negara dalam rangka memakmurkan warga negara atau penduduk daerah setempat. Pembangunan ekonomi dapat dilihat dan diukur dengan cara membandingkan jumlah produksi barang dan jasa dengan tahun sebelumnya. Terdapat beberapa hal yang perlu dimiliki dalam proses pembangunan ekonomi tersebut, contohnya seperti sumber daya manusia (SDM), sumber daya alam (SDA), dan teknologi. Sumber daya manusia merupakan faktor input dalam proses produksi pendapatan nasional, jadi artinya semakin besar jumlah tenaga kerja semakin besar pendapatan nasional dan semakin tinggi pertumbuhan ekonomi (Khusaini,2007). Terdapat hal yang selalu menjadi suatu persoalan dan yang harus diselesaikan dalam perekonomian negara Indonesia, contohnya jumlah penduduk yang bertambah semakin banyak setiap tahunnya akan berakibat bertambahnya jumlah angkatan kerja, dengan kata lain jumlah orang yang mencari pekerjaan juga akan meningkat. Di era globalisasi seperti sekarang ini, tenaga kerja yang mempunyai skill dan ketrampilan merupakan potensi sumber daya manusia yang sangat dibutuhkan. Badan Pusat Statistik nasional mendefinisikan bahwa penduduk usia kerja adalah penduduk berumur 15 tahun ke atas, sedang bekerja adalah kegiatan yang dilakukan seseorang dengan maksud memperoleh atau membantu memperoleh pendapatan atau keuntungan, paling sedikit satu jam (tidak terputus) dalam seminggu yang lalu. Penduduk usia kerja tersebut terbagi dalam angkatan kerja yang mencakup bekerja dan mencari kerja serta bukan angkatan kerja terdiri dari sekolah, mengurus rumah tangga. Namun dari pengertian dan pemahaman hal tersebut, nampaknya “pengangguran” menjadi dilemetika pembahasan yang selalu diperbincangkan dan menarik untuk ditelusuri berkaitan dengan pengaruhnya menghambat pertumbuhna ekonomi suatu negara. Entah itu di daerah yang maju akan industri, daerah pedalaman yang masih belum terfasilitasi oleh infrastruktur maupun daerah-daerah berkembang lain yang ada di Indonesia. B. TINJAUAN PUSTAKA Ketenagakerjaan Berikut terdapat beberapa penjelasan mengenai ketenagakerjaan : 1. Berdasarkan UU no. 13 Tahun 2003, ketenagakerjaan adalah segala hal yang berhubungan dengan tenaga kerja pada waktu sebelum, selama, dan sesudah masa kerja. 2. Simanjuntak (1985:3) menjelaskan bahwa angkatan kerja atau labor force terdiri dari dua golongan, (1) golongan yang bekerja (2) golongan yang mengurus rumah. Kelompok bukan angkatan kerja terdiri dari tiga golongan, (1) golongan yang bersekolah, (2) golongan yang mengurus rumah, (3) golongan lain-lain. 3. Simanjuntak (1985), bahwa bukan angkatan kerja terdiri dari tiga golongan ; (1) golongan yang masih bersekolah, yaitu mereka yang kegiatannya hanya atau terutama bersekolah, (2) golongan yang mengurus rumah tangga, yaitu mereka yang mengurus rumah tangga tanpa memperoleh upah, (3) golongan lain-lain, yaitu penerima pendapatan (tunjangan pensiun, bunga atas simpanan) dan mereka yang hidupnya tergantung pada orang lain (lansia, cacat, dalam penjara, dan sakit kronis). Permintaan Tenaga Kerja Afrida (2003:42), permintaan adalah hubungan antara tingkat (yang dilihat dari perspektif seorang majikan adalah harga tenaga kerja) dan kuantitas tenaga kerja yang dikehendaki oleh majikan untuk dipekerjakan. Secara khusus kurva permintaan menggambarkan jumlah maksimum
yang dikenhendaki seorang pembeli untuk membelinya pada setiap kemungkinan harga dalam jangka waktu tertentu. Gambar 1 Kurva Permintaan Tenaga Kerja
Sumber :Afrida (2003:43) Gambar kurva 1 menggambarkan jumlah maksimum tenaga kerja yang seorang pengusaha bersedia untuk mempekerjakannya pada setiap kemungkinan tingkat upah dalam jangka waktu tertentu (Afrida, 2003:42). Penawaran Tenaga kerja Menurut Afrida (2003:64), penawaran dalam hal tenaga kerja adalah suatu hubungan antara tingkat upah dengan jumlah tenaga kerja yang para pemilik tenaga kerja siap untuk menyediakannya. Jika seseorang menwarkan tenaga kerja, maka sesungguhnya yang ditawarkan adalah waktu. Waktu yang sudah disepakati akan diisi aktifitas yang biasanya dirinci dalam suatu kesepakatan kerja. Sehingga satuan hitung bagi tenaga kerja sebenarnya bukan jumlah orang, tetapi waktu. Pengangguran Simanjuntak (1985:5), pengangguran adalah orang yang tidak bekerja sama sekali atau bekerja kurang dari dua hari selama seminggu sebelum pencacahan dan berusaha memperoleh pekerjaan. Menurut Afrida (2003:134) istilah penganggur merupakan terjemahan dari unemployed, namun agar dapat diartikan penganggur, terdapat syarat yang harus dipenuhi. Syarat itu adalah ia harus akif mencari pekerjaan, sehingga lebih layak dikategorikan sebagai pencari kerja. Menurut Afrida (2003:134), Pada dasarnya orang mengatakan bahwa penyebab dari adanya pengangguran adalah ketidak seimbangnya antara penawaran tenaga kerja dengan permintaan tenaga kerja. Sebagian tenaga kerja yang menawarkan tenaganya mencaari pekerjaan dan berhasil medapatkannya (employ) sisanya yang gagal atau belum mendapatkan pekerjaan dapat dikategorikan sebagai penganggur, asal ia masih mencari pekerjaan. Pertumbuhan Ekonomi Putong (2002:252) berpendapat bahwa “pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan pendapatan nasional secara berarti (dengan meningkatnya pendapatan perkapita) dalam suatu periode perhitungan tertentu”.Schumpeter dalam (Putong, 2002:252) berpendapat bahwa pertambahan output (pendapatan nasional) yang disebabkan oleh pertambahan alami dari tingkat pertambahan penduduk dan tingkat tabungan. Sukirno (2004), pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat. Dengan demikian untuk menentukan tingkat pertumbuhan ekonomi yang dicapai perlu dihitung pendapatan nasional riil menurut harga tetap yaitu pada harga-harga yang berlaku ditahun dasar yang dipilih. Jadi pertumbuhan ekonomi mengukur prestasi dari perkembangan suatu perekonomian.Karena itu konsep yang sesuai dengan
pertumbuhan ekonomi adalah GDP dengan harga konstan. GDP adalah nilai barang-barang dan jasa-jasa yang diproduksikan di dalam negara tersebut dalam satu tahun tertentu (Sukirno, 1994). Hubungan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Pengangguran Penelitian yang telah dilakukan oleh Okun (1980) dalam Dornbusch (1992)di Amerika Serikat yang lebih dikenal dengan Hukum Okun. Teori ini menjelaskan hubungan antara pertumbuhan ekonomi dengan pengangguran. Arthur Okun dalam Putong(2002) berpendapat bahwa “ apabila GNP tumbuh sebesar 2,5% diatas trendnya, yang telah dicapai pada tahun tertentu, tingkat pengagguran akan turun sebesar 1%” yang artinya semakin tingginya pertumbuhan ekonomi, maka akan mengurangi jumlah pengangguran. Karena pertumbuhan ekonomi tersebut lebih berorientasi pada padat karya, yang berarti proses produksi lebih menggunakan tenaga manusia daripada tenaga mesin. Upah Minimum Berdasarkan UU No.13 Tahun 2003, Upah adalah hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja/buruh yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan perundang-undangan, termasuk tunjangan bagi pekerja/buruh dan keluarganya atas suatu pekerjaan dan/atau jasa yang telah atau akan dilakukan. Gilarso dalam Alghofari (2010) menyebut upah sebagai balas karya untuk faktor produksi tenaga kerja manusia (dalam arti luas, termasuk gaji, honorarium, uang lembur, tunjangan, dsb). Masih menurut Gilarso upah dibagi menjadi dua, yaitu: upah nominal (sejumlah uang yang diterima) dan upah riil (jumlah barang dan jasa yang dapat dibeli dengan upah uang itu). Hubungan Upah Minimum Terhadap Pengangguran Hubunganantara upah minimum dengan penganggurandapat dijelaskan melalui teori kekakuan upah, dimana Upah tidak selalu bisa fleksibel atau tidak bisa melakukan penyesuaian sampai penawaran tenaga kerja sama dengan permintaannya. Hal ini berarti nilai dari upah minimum ini selalu berada diatas keseimbangan pasar tenaga kerja. Pada daarnya tuntutan kenaikan UMK pada tiap kota setiap tahunnya yang dilihat dari PDRB nya yang dimaksudkan untuk meningkatkan taraf kesejahteraan kaum buruh, tetapi hal itu berdampak pada berpengaruh negatif terhadap penyerapan tenaga kerja. Itu disebabkan karena apabila upah minimum meningkat, maka biaya produksi yang dikeluarkan oleh perusahaan akan semakin meningkat, sehingga perusahaan merespon hal tersebut dengan melakukan inefisiensi pada perusahaan. Kebijakan yang diambil adalah pengurangan tenaga kerja guna mengurangi biaya biaya produksi, sehingga ini berarti terjadi PHK dan pengangguran menjadi bertambah. Investasi Suparmono (2002:86), investasi merupakan pengeluaran perusahaan untuk penyelenggaraan kegiatannya, yaitu menghasilkan barang dan jasa. Dalam prakteknya pengeluaran perusahaan tersebut digunakan untuk membeli faktor-faktor produksi, seperti tenaga kerja, mesin, tanah, dan bangunan. SedangkanRahardja & Manurung (2005:65), mempertajam definisi investasi sebagai pengeluaran-pengeluaran yang meningkatkan stok barang modal (capital stock). Stok barang modal (barang modal tersedia) adalah jumlah barang modal dalam suatu perekonomian, pada satu saat tertentu. Dari kedua pernyataan diatas maka dapat disimpulkan bahwa investasi adalah pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh faktor-faktor produksi yang bertujuan untuk memproduksi barang maupun jasa. Hubungan Investasi Terhadap Pengangguran Hubunngan antara Investasi dengan pengangguran dapat dilihat berdasarkan Teori Harrod Domar (Mulyadi, 2003), dalam teorinya berpendapat bahwa investasi tidak hanya menciptakan permintaan, tetapi juga memperbesar kapasitas produksi. Artinya dengan semakin besar kapasitas produksi maka akan membutuhkan tenaga kerja yang semakin besar pula. Dengan asumsi full employment. Ini karena investasi merupakan penambahan faktor-faktor produksi, yang mana salah satu dari faktor produksi adalah tenaga kerja. Dengan begitu perekonomian secara keseluruhan dapat menyerap tenaga kerja yang sebanyak-banyaknya, sehingga partisipasi angkatan kerja akan semakin meningkat pula.
C. METODE PENELITIAN Ruang Lingkup Ruang lingkup penelitian ini adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh pertumbuhan ekonomi, upah minimum, dan investasi terhadap pengangguran penelitian ini dilakukan pada tahun 2013 di Kabupaten Gresik dengan menggunakan data selama 10 tahun yaitu mulai tahun 2003 – 2012. Jenis Data Dan Sumber Data Dalam Penelitian ini jenis data yang digunakan merupakan data sekunder yang mana data tersebut sudah tertulis maupun yang sudah di publikasikan oleh daerah, dan terdapat data sekunder yang belum dipublikasikan media sosial sehingga data tersebut di peroleh dengan adanya rekomendasi pengantar dari pihak kampus untuk memperoleh data sekunder yang dibutuhkan penelitian, adapun data yang diperlukan adalah : Jumlah Pengangguran, Pertumbuhan Ekonomi, Upah Minimum Kabupaten, dan Investasi kabupaten Gresik tahun 2003 – 2012. Sumber data utama dalam penelitian ini diperoleh dari : 1. Kantor Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Gresik data yang digunakan adalah jumlah pengangguran dan upah minimum kabupaten selama 2003 – 2012. 2. Kantor Bappeda data yang digunakan adalah data pertumbuhan ekonomi Kabupaten gresik selama 2003-2012. 3. Kantor Dinas Perijinan dan Penanaman Modal Kabupaten Gresik data yang digunakan adalah data investasi Kabupaten Gresik selama 2003-2012. Metode Analisis Data Dalam penelitian ini metode analisis data menggunakan regresi linear berganda bertujuan untuk menjelaskan hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat.Sehingga dapat mengetahui seberapa besar pengaruhpertumbuhan ekonomi, upah minimum, dan investasi terhadap jumlah pengangguran digunakan satu model. Uji Hipotesis untuk menguji pengaruh secara simultan anatara variabel bebas terhadap variabel terikat maka diperlukan uji F, sedangkan untuk mengetahui pengaruh per variabel dilakukan pengujian parsial yang menggunakan uji t dan Uji Koefesien Determinasi (R²) digunakan untuk mengetahui sebarapa jauh model dalam menerangkan variabel dependen adanya variasi variabel independen. Uji Asumsi Klasik terdapat uji Normalitas, Uji Multikolinearitas, Uji Autokorelasi, dan Uji Heterokedastisitas.Masing – masing uji asumsi klasik dilakukan untuk mengetahui lolos atau tidaknya didalam data tersebut. D. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Jumlah Pengangguran Dengan nilai probabilitas sebesar 0,0445 atau lebih kecil dari nilai alpha (0,0445 < 0,05) artinya bahwa variabel pertumbuhan ekonomi secara parsial signifikan memengaruhi jumlah pengangguran di Kabupaten Gresik dengan nilai koefisien sebesar -4361,485 yang artinya bahwa terdapat hubungan antara pertumbuhan ekonomi terhadap jumlah pengangguran yang bersifat negative, yaitu ketika pertumbuhan ekonomi mengalami kenaikan 1 % (persen) maka akan menyebabkan berkurangnya jumah pengangguran sebanyak 4361,485 orang/jiwa. Dengan asumsi nilai konstanta sama dengan nol dan variabel bebas lainnya dianggap tetap (caterisparibus). Hal ini sesuai dengan teori dari hukum okun yang menyatakan bahwa terdapat hubungan negative antara pertumbuhan ekonomi dengan jumlah pengangguran dan juga sesuai dengan yang dinyatakan oleh Arsyad dalam Nainggolan (2009) bahwa pertumbuhan ekonomi secara langsung dan tidak langsung dapat menciptakan lapangan pekerjaan. Kontribusi pertumbuhan ekonomi Kabupaten Gresik hampir sebagian besar berasal dari sektor industry, hal ini karena Kabupaten Gresik merupakan salah satu daerah industry yang ada di Jawa Timur. Sehingga sektor industry ini mempunyai kontribusipenyerapan tenaga kerja yang tinggi yang pada akhirnya akan mengurangi jumlah pengangguran yang ada di Kabupaten Gresik.
Pengaruh Upah Minimum Terhadap Jumlah Pengangguran Dengan nilai probabilitas sebesar 0,0015 atau lebih kecil dari nilai alpha (0,0015 <0,05) artinya bahwa variabel upah minimum kota/kabupaten secara parsial signifikan memengaruhi jumlah pengangguran di Kabupaten Gresik dengan nilai koefisien sebesar 0,029252 yang artinya bahwa terdapat hubungan antara upah minimum kabupaten terhadap jumlah pengangguran yang bersifat positif atau searah, yaitu ketika upah minimum kabupaten mengalami kenaikan Rp. 1,akan menyebabkan bertambahnya jumah pengangguran sebanyak 0,029252 orang/jiwa. Dengan asumsi nilai konstanta sama dengan nol dan variabel bebas lainnya dianggap tetap (caterisparibus). Hal ini sesuai dengan teori kekakuan upah, dimana upah tidak selalu bisa fleksibel atau tidak bisa melakukan penyesuaian sampai penawaran tenaga kerja sama dengan permintaannya. Hal ini berarti nilai dari upah minimum ini selalu berada diatas keseimbangan pasar tenaga kerja. Pada dasarnya tuntutan kenaikan upah mimimum pada tiap kota/kabupaten setiap tahunnya yang dilihat dari PDRB nya yang dimaksudkan untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan kaum buruh, tetapi hal itu berdampak pada berpengaruh negative terhadap penyerapan tenaga kerja. Itu disebabkan karena apabila upah minimum meningkat, maka biaya produksi yang dikeluarkan oleh perusahaan akan semakin meningkat, sehingga perusahaan merespon hal tersebut dengan melakukan inefisiensi pada perusahaan. Kebijakan yang diambil adalah pengurangan tenaga kerja guna mengurangi biaya biaya produksi, sehingga ini berarti terjadi PHK dan pengangguran menjadi bertambah. Ini juga sejalan dengan teori permintaan tenaga kerja, dimana jika tingkat upah tinggi atau dinaikkan akan berakibat turunnya permintaan tenaga kerja atau dengan kata lain penyedia lapangan kerja akan meminta lebih sedikit tenaga kerja dibandingkan sebelumnya. Akhirnya berakibat jumlah pengangguran semakin bertambah. Pengaruh Investasi Terhadap Jumlah Pengangguran Dengan nilai probabilitas sebesar 0.0093 atau lebih kecil dari nilai alpha (0.0093< 0,05) berarti bahwa variabel investasi penanaman modal dalam negeri secara parsial signifikan memengaruhi jumlah pengangguran di Kabupaten Gresik, dengan koefisien -0.004904 yang berarti bahwa hubungan antara investasi penanaman modal dalam negeri dengan jumlah pengangguran di Kabupaten Gresik bersifat negative, yaitu ketika investasi mengalami kenaikan sebebsar Rp. 1 juta maka akan menurunkan jumlah pengangguran sebanyak 0.004904 orang/jiwa. Dengan asumsi nilai konstanta sama dengan nol dan variabel bebas lainnya dianggap tetap (caterisparibus). Hal ini sesuai dengan Teori Harrod Domar (Mulyadi, 2003), yang dalam teorinya berpendapat bahwa investasi tidak hanya menciptakan permintaan, tetapi juga memperbesar kapasitas produksi. Artinya dengan semakin besar kapasitas produksi maka akan membutuhkan tenaga kerja yang semakin besar pula. Selain itu juga sesuai dengan Afrida (2003), yang menyatakan bahwa pengeluaran investasi memeberikan peluang untuk tumbuhnya kesempatan kerja, bila permintaan terhadap barang dan jasa lesu, maka pada gilirannya timbul pula kelesuan pada permintaan tenaga kerja.Dalam hal ini invesatasi dibagi menjadi dua bagian yaitu Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) danPenanaman Modal Asing (PMA). E. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh pertumbuhan ekonomi, upah minimum, daninvestasi terhadap jumlah pengangguran di Kabupaten Gresik selama kurun waktu 2003-2012.Berdasarkan uraianhasil penelitian dan pembahasan maka dapat ditarik kesimpulan dari penelitian adalah: 1. Dari hasil regresi berganda menunjukkan bahwa ketiga variabel bebas berpengaruh signifikan secara parsial dansimultan terhadap variabel pengangguran. 2. Variabel pertumbuhan ekonomi dan investasi berpengaruh negative terhadap variabel pengangguran 3. Variabel upah minimum berpengaruh posistif terhadap variabel pengangguran.
Saran Dari hasil pengujian yang telah dilakukan ada beberapa saran yang dapat diberikan sebagai berikut: 1. Apabila melihat beberapa tahun terakir iini kinerja ekonomi Pemerintah Kabupaten Gresik terbukti baik, ini terlihat dari tingginya pertumbuhan ekonomi dan semakin meningkatnya PDRB, tetapi hal itu seharusnya juga diimbangi dengan semakin tingginya juga kesejahteraan masayarakat. Karena itu pemerintah diharapkan mampu untuk dapat lebih memaksimalkan sektor yang menjadi keunggulan di Kabupaten Gresik yaitu sektor industry dengan lebih mengoptimalkan sektor tersebut tenaga kerja dapat terserap lebih banyak dan tentunya akan mengurangi jumlah pengangguran yang ada di Kabupaten Gresik. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan menambah jumlah investasi di sektor industry ini. Semakin besar investasi di sektor industry maka akan membuat sektor tersebut tumbuh. Sektor tersebut dikatakan tumbuh apabila produksi barang dan jasa meningkat dari tahun sebelumnya. Terjadinya pertumbuhan tersebut dari sisi produksi akan memerlukan tenaga kerja produksi. 2. Upah minimum yang naik setiap tahunnya tentu akan memberatkan pengusaha, jika tidak diimbangi oleh produktivitas dari pegawai atau pun buruh. Sehingga pabrik akan mengurangi pegawai atau pun buruh agar dapat mengurangi beban biaya produksi. Karena itu pemerintah Kabupaten Gresik diharapkan lebih mendukung program berwirausaha. 3. Dalam hal investasi pemerintah diharapkan mampu menarik para investor untuk menanam modal karena ketersediaan lapangan pekerjaan dipengaruihi oleh investas dan juga pemerintah harus lebih tegas mengenai peraturan pemerintah mengenai penggunaan mesin dalam prosen produksi, agar lebih menggunakan tenaga manusia kecuali diluar kemampuan manusia agar tenaga kerja dapat lebih terserap secara maksimal. Cara yang bisa dilakukan untuk menciptakan suasana investasi yang kondusif adalah (1) meningkatkan pelayanan perijinan daerah melalui sistem pelayanan tunggal atas ijin-ijin lokasi dan pembebasan hak atau pembelian tanah. (2) Penyediaan data potensi Kabupaten Gresik dalam bentuk profil investasi serta profil proyek. (3) Penyediaan lokasi wilayah atau kawasan industry untuk memudahkan perencanaan dan penyediaan prasarana atau upaya pengendalian pencemaran limbah. (4) Penyediaan sarana dan prasarana fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan investor. (5) pemerintah dapat membuat kebijakan yang meringankan beban pajak bagi investor yang ingin menanamankan modalnya dengan tenaga manusia sebagai proses produksi. Daftar Pustaka Afrida. 2003. Ekonomi Sumber Daya Manusia. Jakarta: Ghalia Indonesia. Alghofari, Farid. 2010. Analisis Tingkat Pengangguran di Indonesia Tahun 1980-2007. Jurnal Pengangguran, Vol.1, (No. 1). Dornbusch dan Fischer. 1992.Makroekonomi, Edisi Keempat.Jakarta: Erlangga Khusaini. 2007. Pendidikan dan Pertumbuhan Ekonomi. http://www.sman7 tangerang.sch.id/artikel%20ekonomi/khusaii_dik-ekon.doc. Diakses tanggal 19 Oktober 2013. Mulyadi. 2003. Ekonomi Sumber Daya Manusa Dalam Perspektif Pembangunan. Jakarta: Raja Grafindo Persada Nainggolan, Indra Oloan. 2009. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja pada Kabupaten/Kota di Propinsi Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/7180/1/10E0087.pdf. Diakses tanggal 19 Oktober 2013. Putong, Iskandar. 2002. Pengantar Ekonomi Mikro & Makro. Jakarta : Ghalia Indonesia. Rahardja, Pratama dan Manurung, Mandala. 2005. Teori Ekonomi Makro Suatu Pengangtar, Edisi ketiga. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Simanjuntak. 1985. Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia. Jakarta: LPFE -UI.
Sukirno, Sadono. 1994. Pengantar Teori Ekonomi Makro. Jakarta: PT RajaGrafindo Sukirno, Sadono. 2004. Makro Ekonomi. Edisi Ketiga. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Suparmono. 2002. Pengantar Ekonomika Makro Teori Soal dan Penyelesiannya. Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan (UPP) AMP YKPN. Undang-Undang Republik Indonesia No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. 2003.. Jakarta. http://www.bpkp.go.id/uu/filedownload/2/40/258.bpkp. Diakses tanggal 11 November 2013.