a
ANALISIS PENERAPAN SISTEM INFORMASI AKADEMIK (SIAKAD) ONLINE DI UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA SKRIPSI
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Sosial pada Konsentrasi Kebijakan Publik Program Studi Ilmu Administrasi Negara
Oleh: ISMATULLAH NIM. 6661091998
ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA 2014 a
i
a
a
ii
a iii
a
a iv
a
a v
a
a vi
“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat” (Al Mujadalah (58):11)
Skripsi ini aku dedikasikan untuk : Kedua Orang Tuaku(Rahmah dan Saiman), Kakak-kakak Ku (Jumanti, Asmari,S.Pdi, Hadari, Hajali, Sarwati, Samturi, dan Humaedi,S.Pdi), dan Keluarga Besar Yang Tulus Mencintaiku
a
a
vii
ABSTRAK Ismatullah, 6661091998. 2014. Analisis Penerapan Sistem Informasi Akademik (SIAKAD) Online Di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Program Studi Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Dosen Pembimbing I: Titi Stiawati, S.Sos.,M.Si, Dosen Pembimbing II: Arenawati, S.Sos., M.Si. Kata Kunci: Implementasi, Electronic Government Fokus Penelitian ini adalah mengukur penerapan sistem informasi akademik (SIAKAD) online di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Dengan rumusan masalah nya yaitu bagaimanakah penerapan sistem informasi akademik (SIAKAD) online di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis penerapan sistem informasi akademik (SIAKAD) online di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang lebih baik. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan pendekatan deksriptif, populasi dalam penelitian ini adalah Civitas Akademika (Mahasiswa dan dosen) Untirta sebanyak 14.010 orang, dengan jumlah sampel sebanyak 266 responden. Teori yang digunakan adalah teori yang diungkapkan oleh United Nation dalam Budiati (2003:21) yang terdiri dari tujuh indikator yaitu : kerangka hukum, infrastruktur, kekuatan modal SDM, koordinasi, privasi, keamanan, pelayanan kepada mahasiswa dan dosen. Pengumpulan data dilakukandengancaraobservasi, wawancara dan penyebaran angket. Teknik sampling menggunakan teknik proportional cluster random sampling, sedangkan untuk menganalisis data menggunakan uji hipotesis t-test satu sampel, berdasar kan skor yang didapat pada hasil penelitian, menunjukan bahwa penerapan sistem informasi akademik (SIAKAD) online di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa baru mencapai angka sebesar 68,86% dari angka minimal yang dihipotesiskan sebesar 75%. Dengan demikian dapat diketahui bahwa penerapan sistem informasi akademik (SIAKAD) online di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dalam kategori baik. Saran peneliti dalam penerapan SIAKAD online Di Untirta agar koordinasi antara dosen dan Mahasiswa dengan Pegawai Pusdainfo Untirta harus ditingkatkan lebih baik lagi, Pusdainfo Untirta harus meningkatkan dan menambah sarana teknologi informasi dalam menunjang penerapan SIAKAD online, dan harus melakukan pelatihanpelatihan untuk meningkatkan kompetensi bagi para pegawai Pusdainfo mengenai teknologi informasi dan komunikasi (TIK) agar penerapan SIAKAD online lebih baik lagi.
a
a
viii
ABSTRACT
Ismatullah. 6661091998. 2014. An Analysis The Implementation Of Academic Information System (SIAKAD) Online At Sultan Ageng Tirtayasa University. Public Administration Study Program, a Course of Study the Faculty of Social Science and Politics. Supervisor I: Titi Stiawati, S.Sos., M.Si, Supervisor II: Arenawati, S.Sos., M.Si. Keywords: Academic Information System, Electronic Government, implementation This research focused on measure the application of information system (SIAKAD) academic online in Sultan Ageng Tirtayasa University. The research objective is to know how to draft application of academic system information (SIAKAD) online at Sultan Ageng Tirtayasa University. The purpose of this research is to find out the application of Academic information system (SIAKAD) online at Sultan Ageng Tirtayasa University was better. The researcher has been using quantitive method combined with the descriptive approach. The population in this research are students and Lecturers of Untirta. Untirta has about 14.010 students, the researcher took 266 respodents for the samples. According to theory expressed by the United Nation in Budiati (2003:21) comprising seven indicators including: legal framework, infrastructure, the strength of human capital, coordination, privacy, security, civil service (service to students and Lecturer). The researcher has been collecting the data by using observation, interview and spread of the now. Sampling techniques used proportional technique with clusters random sampling, to analyze the data used hypothesis test, based on t-test one samples groundless right score which acquired at the research showed that the implementation of information academic (SIAKAD) online in Sultan Ageng Tirtayasa University reached out the figure about 68,86% of minimal number that is hypothesized amounting to 75%. This can be known that the implementation of information system (SIAKAD) academic online at Sultan Ageng Tirtayasa University was good. The researcher recommend for the good implementation of (SIAKAD) online at Untirta are the data centre (Pusdainfo) should coordination with faculty and the students involved, not only that the data centre should increase and add more information for the university members, better if Pusdainfo formulated training to increase the competency for the Pusdainfo employees for better Siakad.
a
a
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur total semuanya milik Allah SWT, yang senantiasa memberikan rahmat dan karunia-Nya
kepada kita semua. Shalawat dan salam
senantiasa tercurah kepada junjungan kita Nabi Muahammad SAW, kepada keluarga, sahabat, kita semua. Takzim saya kepada kedua orang tua saya yang selalu sabar dan senantiasa mencintai saya. Hasil penelitan yang selanjutnya dinamakan skripsi ini diajukan untuk memenuhi satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana sosial pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (UNTIRTA) dengan judul ”Analaisis Penerapan Sistem Informasi Akademik (SIAKAD) Online Di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa”. Peneliti menyampaikan rasa terima kasih tak terhingga kepada pihak-pihak berikut: 1. Yth. Bapak Prof. H. Sholeh Hidayat., M.Pd,. Rektor Universitas Sultan Ageng Tirtayasa 2. Yth. Bapak DR. Agus Sjafari, M.Si., Dekan FISIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa 3. Yth. Bapak Kandung Sapto Nugroho, S.Sos.,M.Si., Wakil Dekan I FISIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa 4. Yth. Ibu. Mia Dwiana W. M.Ikom., Wakil Dekan II Fisip Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
a
ii
5. Yth. Bapak Gandung Ismanto, S.Sos,. MM., Wakil Dekan III FISIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa 6.
Yth. Ibu. Rina Yulianti, S.IP., M.Si., Ketua Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
7. Yth. Bapak Anis Fuad, S.Sos., M.Si Sekretaris Jurusan Ilmu Administrasi Negara FISIP Untirta 8. Yth. Ibu. Titi Stiawati, S.Sos., M.Si., Dosen Pembimbing I Skripsi yang juga menjadi dosen pembimbing akademik peneliti selama 5 tahun perjalanan menimba ilmu di Jurusan Ilmu Administrasi Negara FISIP Untirta yang senantiasa memberikan saran dan motivasi. 9. Yth. Ibu. Arenawati, S.Sos., M.Si., Dosen Pembimbing II Skripsi 10. Yth. Bapak Abdul Hamid, Bapak Anis Fuad, Bapak Maulana Yusuf, Bapak Gandung Ismanto, Bapak Hasuri, Bapak Farid, Ibu Listyaningsih, Ibu Yeni, Ibu Titi Stiawati, Bapak Deden Haris, Bapak Julianis Cadith, Bapak Agus Sjafari, Ibu Rina Yulianti, Ibu Ema, Bapak Suwaib Amirudin, Bapak Agus Bapak Asnawi, Ibu Rahmawati, Bapak Beny, Bapak Hidayat, Ibu Rini, Pak Kris, Pak Leo, Ibu Arenawati, Bapak Eki, Bapak Hasni, Bapak Enjang, seluruh civitas akademika FISIP Untirta yang namanya tak dapat saya sebutkan satu persatu. 11. Yth. Bapak Muhammad Adha Ilhami, ST., MT.Kepala Pusda Info Universitas Sultan Ageng Tirtayasa 12. Teman-teman kelas G NR angkatan 2009/2010
a iii
13. Semua pihak yang telah membantu peneliti hingga selesainya skripsi ini. Peneliti sangat menyadari bahwa terdapat banyak kekurangan dari apa yang telah coba peneliti paparkan dan urai dalam penelitian ini. Maka dari itu, dengan segala keterbukaan, kerendahan hati, dan juga kelapangan dada, peneliti bersedia menerima segala masukan, baik itu saran ataupun kritik yang dapat membangun peneliti dalam melangkah dan memutuskan, serta membuat karya lebih baik dan lebih bermanfaat lagi untuk kemudian hari.
Serang, Juli 2014
Peneliti
a
iv
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS LEMBAR PERSETUJUAN LEMBAR PENGESAHAN MOTTO DAN HALAMAN PERSEMBAHAN ABSTRAK ABSTRAC KATA PENGANTAR ............................................................................................. i DAFTAR ISI ............................................................................................................ iv DAFTAR TABEL.................................................................................................... vi DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... vii DAFTAR DIAGRAM ............................................................................................. viii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1.2 Identifikasi Masalah ............................................................................. 1.3 Batasan Masalah …………………………………….... ..................... 1.4 Rumusan Masalah ............................................................................... 1.5 Tujuan Penelitian ................................................................................ 1.6 Manfaat Penelitian ............................................................................... 1.7 Sistematika Penulisan ..........................................................................
1 6 7 7 8 8 9
BAB II DESKRIPSI TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Deskripsi Teori .................................................................................... 2.1.1 Pengertian Implementasi .......................................................... 2.1.2 Konsep Electronic Government ............................................... 2.1.3 Manfaat Electronic Government .............................................. 2.1.4 Tujuan Electronic Government ................................................ 2.1.5 Pengertian SIAKAD Online..................................................... 2.1.6 Penelitian Terdahulu ................................................................ 2.2 Kerangka Berfikir ................................................................................ 2.3 Hipotesis Penelitian ............................................................................
15 15 18 26 29 34 38 42 45
a
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian ............................................................................... 3.2 Instrumen Penelitian ............................................................................ 3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ........................................................... 3.4 Sumber Data Yang Diperlukan ............................................................ 3.5 Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 3.6 Uji Validitas dan Relibilitas Data ........................................................ 3.7 Metode Analisis Data........................................................................... 3.8 Lokasi dan Jadwal Penelitian ...............................................................
v
46 47 49 51 52 52 54 55
BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Obyek Penelitian ................................................................. 57 4.1.1. Profil Universitas Sultan Ageng Tirtayasa ............................ 57 4.1.2. Profil Pusat Data dan Informasi ............................................ 59 4.1.3. Struktur Organisasi Pusdainfo Untirta ................................... 62 4.1.4. Visi dan Misi Pusdainfo Untirta ............................................ 63 4.2 Pengujian Persyaratan Statistik ............................................................ 64 4.2.1 Uji Validitas Instrumen ......................................................... 64 4.2.2 Uji Realibilitas Instrumen...................................................... 66 4.3 Deskripsi Data ....................................................................................... 68 4.3.1 Identitas Responden............................................................... 68 4.3.2 Analisis Data ......................................................................... 71 4.3.3 Deskripsi Analisis Data ......................................................... 73 4.3.4 Analisis Penerapan SIAKAD online Pada Faktultas………. 121 4.4 Pengujian Hipotesis.............................................................................. 131 4.5 Interpretasi Hasil Penelitian……………………………………….......135 4.6 Pembahasan…………………………………………………………....136 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan…………………………………………………………...146 5.2 Saran………………………………………………………………….147 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1.1 Tabel 1.2 Tabel 2.1 Tabel 3.1 Tabel 3.2 Tabel 3.3 Tabel 3.4 Tabel 4.1 Tabel 4.2 Tabel 4.3 Tabel 4.4 Tabel 4.5
Tingkat Penerapan SIAKAD Online ………………………………. 4 Tingkat Kepuasan Atas Penerapan SIAKAD Online ……………... 6 Perbandingan Penelitian Terdahulu dengan penelitian sekarang….... 38 Operasional Variabel………………………………………………... 48 Skoring Item Instrumen……………………………………………... 49 Perhitungan Sampel…..…………………………………………….. 50 Waktu Penelitian….………….…………………………………….. 56 Jumlah Fakultas dan Jurusan….……………….………………….... 60 Hasil Uji Validitas………………………….………………………. 65 Hasil Uji Realibiltas.……………………….….……………………. 67 Reability Statisticse.……………………….……….……………...... 67 Skor Hasil Kuesioner Berdasarkan Indikator..……………………… 145
a vii
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1 Gambar 4.1 Gambar 4.2
Bagan Kerangka Berpikir…………………..…………………… Struktur Organisasi Pusdainfo Untirta..……..…………………... Kurva Penerimaan dan Penolakan Hipotesis Uji Hipotesis Pihak Kanan ………..…………………....………
44 59 134
viii
DAFTAR DIAGRAM Halaman Diagram 4.1 Diagram 4.2 Diagram 4.3 Diagram 4.4 Diagram 4.5 Diagram 4.6 Diagram 4.7
Diagram 4.8
Diagram 4.9
Diagram 4.10
Diagram 4.11 Diagram 4.12 Diagram 4.13
Diagram 4.14
Diagram 4.15
Diagram 4.16 Diagram 4.17 Diagram 4.18
Jenis Kelamin Responden…….…………………………………… Berdasarkan Tahun Angkatan Masuk……………………………... Berdasarkan Status Responden……………………………………. Tanggapan Responden Mengetahui SOP SIAKAD Online Di Untirta……………………………………………………………... Tanggapan Responden Mengerti SOP SIAKAD Online Di Untirta. Tanggapan Responden Memahami SOP SIAKAD Online Di Untirta…………………………………………………………….... Tanggapan Responden Penampilan (Display) Portal Akademik atau SIAKAD Online Menarik Pengguna Layanan (Mahasiswa dan Dosen)………………………………………………………… Tanggapan Responden Menu Layanan Portal Akadmik (SIAKAD) Online Sesuai dengan kebutuhan Mahasiswa dan Dosen………………………………………………………………. Tanggapan Responden Mengenai Fasilitas Sarana Komputer Yang Ada Memadai Dalam Mendukung Penerapan SIAKAD Online Di Untirta…………………………………………………... Tanggapan Responden Mengenai Pengadaan Sarana Atau Fasilitas Komputer Di tiap-tiap Gedung Perkuliahan Atau Gedung Fakultas Dalam Menunjang Penerapan SIAKAD Online Di Untirta………. Tanggapan Responden Mengenai Koneksi Internet Dalam Mengakses Portal Akademik Tanpa Hambatan…………………… Tanggapan Responden Mengenai Ketersediaan Wifi Dikampus Untirta Sudah Baik………………………………………………… Tanggapan Responden Mengenai Ketersediaan Aplikasi Dalam Layanan Sistem Informasi Akademik (SIAKAD) Online Sudah Memadai………………………………………...…………………. Tanggapan Responden Mengenai Adanya Pemanfaatan Aplikasi Virtual Class (Seperti Diskusi Online, File Sharing, Agenda Pribadi, Materi Kuliah Dan Lain-Lain…………………………….. Tanggapan Responden Mengenai Penggunaan Aplikasi Layanan Academic (Seperti KRS, KHS, Transkip Nilai, Informasi Akademik, Workshop dan lain-lain………………………………... Tanggapan Responden Mengenai Jumlah Pegawai Pusdainfo Untirta Dalam Memberikan Layanan SIAKAD Sudah Memadai…. Tanggapan Responden Mengenai Adanya Penambahan Jumlah Pegawai Pusdainfo Untirta Dalam Memberikan Pelayanan……….. Tanggapan Responden Mengenai Pegawai Pusdainfo Untirta
69 70 71 74 76 77
79
81
83
85 87 89
90
92
93 95 96 98
a ix
Diagram 4.19
Diagram 4.20 Diagram 4.21
Diagram 4.22
Diagram 4.23
Diagram 4.24 Diagram 4.25 Diagram 4.26 Diagram 4.27
Diagram 4.28 Diagram 4.29 Diagram 4.30 Diagram 4.31 Diagram 4.32
Diagram 4.33 Diagram 4.34
Diberikan Pelatihan dan Pengembangan Kompetensi……………... Tanggapan Responden Mengenai Mahasiswa dan Dosen Diberikan Workshop dan Pelataihan Peggunaan dan Pemanfaatan SIAKAD Online …………………………………………………... Tanggapan Responden Mengenai Pegawai Pusdainfo Untirta Akurat Dalam Memberikan Informasi Kepada Pengguna Layanan. Tanggapan Responden Mengenai Adanya Inovasi-Inovasi Terhadap Penyediaan Layanan SIAKAD Online Oleh Pegawai Pusdainfo Untirta…………………………………………………... Tanggapan Respoden Mengenai Adanya Inovasi-Inovasi Terhadap Penyediaan Layanan SIAKAD Online Oleh Pegawai Pusdainfo Untirta……………………………………………………………… Tanggapan Responden Mengenai Sinkronisasi Antara Dosen Dan Mahasiswa Dengan Pusdainfo Untirta Terkait SIAKAD Online Sudah Baik………………………………………………………… Tanggapan Responden Mengenai Ketepatan Waktu Pegawai Pusdainfo Mempublikasikan Nilai Akademik…………………….. Tanggapan Responden Mengenai Kesesuian Hasil Input Nilai a Akademik Oleh Pusdainfo Terjamin Dengan Baik………………... Tanggapan Responden Mengenai Privasi Kode Akses Tunggal Terjamin Baik Oleh Pegawai Pusdainfo Untirta…………………... Tanggapan Responden Mengenai Pengguna Layanan Mudah Dan Cepat Dalam Mendapatkan Kode Akses Yang Hilang ataupun Sulit Masuk Dalam Membuka Portal Akademik………………….. Tanggapan Responden Mengenai Website Portal Akademik Bebas Dari Peretas………………………………………………………... Tanggapan Responden Terkait Jaminan Keamanan Data-Data Akademik Oleh Pusdainfo Untirta………………………………… Tanggapan Responden Mengenai Jaminan Keamanan Para Pengguna Layanan Siakad Online Oleh Pusdainfo Untirta………... Tanggapan Responden Mengenai SIAKAD online Mudah dan Praktis Bagi Pengguna Layanan…………………………………… Tanggapan Responden Mengenai Keberadaan Siakad Online Bagi Pengguna Layanan, Cepat Dalam Memberikan Data-Data Akademik…………………………………………………………... Tanggapan Responden Mengenai Adanya Penambahan Layanan SIAKAD Online …………………………………………………... Tingkat Penerapan SIAKAD Online Berdasarkan Indikator Di Untirta……………………………………………………………….
99 101
102
104
105 107 108 110
111 112 114 115 116
117 120 145
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) di perguruan tinggi merupakan hal penting yang mesti ada dalam meningkatkan mutu kualitas pendidikan bagi mahasiswa, dosen dan pegawai, Agar dapat bersaing dengan kampus-kampus diseluruh Indonoseia baik dengan perguruan tinggi swasta maupun perguruan tinggi negeri. Mau tidak mau penggunaan teknologi informasi sudah menjadi suatu keharusan dan tuntutan yang tidak bisa ditawar lagi bagi perguruan tinggi, Jika tidak mau tertinggal dengan perguruan tinggi yang lainnya. Itulah sebabnya, manajemen pengelolaan perguruan tinggi dewasa ini memanfaatkan teknologi informasi. Karena penggunaan teknologi informasi dan komunikasi ternyata berdampak lebih efektif, efisien dan optimal dibanding dengan cara-cara manual. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (UNTIRTA) sebagai salah satu institusi pendidikan tinggi negeri di Banten, dalam hal ini dibawah naungan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Nasional Republik Indonesia merupakan salah satu kampus negeri yang sengaja di dirikan sebagai pencetak sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas tatkala pemerintahan Provinsi Banten dimekarkan dari induknya
1
2
Provinsi Jawa Barat, sebagai konsekuensi logis diterapkannya undang-undang (UU) Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Dalam rangka memberikan pelayanan dan peningkatan mutu yang baik kepada mahasiswa dan dosen sebagaimana tercantum dalam rencana setrategi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa tahun 2011-2014, Untirta membuat website www.untirta.ac.id. Salah satu bagian layanan situs tersebut berupa Sistem Informasi Akademik (SIAKAD) Online di www.siakad.untirta.ac.id yang dikelola oleh UPT Pusat Data dan Informasi (PUSDAINFO) Untirta. Sistem Informasi Akademik (SIAKAD) Online ini dimulai sejak tahun 2008 yang sengaja dibentuk guna menjawab kebutuhan tuntutan perkembangan jaman bagi perguruan tinggi, dalam meningkatkan pelayanan yang baik kepada mahasiswa dan dosen, dengan sistem yang terkomputerisasi guna peningkatan kinerja, kualitas daya saing dan SDM yang mumpuni. Sistem informasi akademik (SIAKAD) Online/Portal Akademik sangat membantu dalam pengolahan data nilai mahasiswa, mata kuliah, data staf pengajar (dosen) serta administrasi fakultas/jurusan yang sifatnya masih manual untuk dikerjakan dengan sistem yang terkomputerisasi dengan memanfaatkan software tertentu, agar mampu mengefektifkan waktu dan menekan biaya operasional. Namun, seiring perjalan waktu dari tahun 2008 hingga sekarang beberapa permasalahan yang timbul terkait dengan penggunaan dan penerpan SIAKAD Online di Untirta, berdasarkan pengamatan peneliti, observasi, dan wawancara dengan
3
beberapa mahasiswa dosen, serta publikasi penelitian sebelumnya, penerapan SIADAK Online di Untirta menunjukan gejala sebagai berikut : Pertama, sistem jaringan sering kali mengalami gangguan, dikarenakan kuota/kapasitas band width, kecepatan, serta koneksi yang terbatas dan banyaknya jumlah mahasiswa yang mengakses Portal SIAKAD Online menjelang masa pengisian Kartu Rencana Studi (KRS) dan untuk melihat Kartu Hasil Studi. Walaupun Portal Akademik bisa dibuka tapi prosesnya lambat, harus menunggu lama.Serta sering terjadinya kerancuan daftar mata kuliah (MK) yang akan dikontrak oleh mahasiswa yang seharusnya mata kuliah tersebut bisa dikontrak di semester gasal namun tidak ada, bahkan yang muncul mata kuliah disemester genap. Menurut Aat Syafaat mahasiswa Ilmu Adminstrasi Negara semester 7 pada hari selasa tanggal 3 februari tahun 2014 pukul 14.00 WIB, mengatakan: “Merasa kesulitan untuk mengontrak ulang mata kuliah disemester bawah karena tidak ada dalam portal siakad online, dan terpaksa harus datang ke pegawai Pusdainfo untuk mengkonfirmasi ulang terkait mata kuliah yang akan dikontrak untuk dimsaukan dalam kartu rencana studi”. Kedua, tidak tersedianya sarana komputer dalam mengakses Portal Akademik/Siakad Online ditiap-tiap gedung perkuliahan maupun di gedung fakultas yang bisa digunakan mahasiswa kapanpun sebagai bentuk pelayanan yang prima kepada mahasiswa. walaupun dulu sebenarnya sarana komputer/fasilitas tersebut sempat disediakan oleh Pusda Info/Kampus, namun saat ini keberadaannya tidak ada.
4
Berdasarkan pengakuan Elva Sovia mahasiswa Biologi semester 5, “Pusdainfo Untirta seharusnya menyediakan sarana komputer gratis yang bisa digunakan oleh mahasiswa didalam tiap gedung perkuliahan, bahkan bila perlu ada tiap lantai gedung, agar memudahkan mahasiswa dalam mengakses informasi dan proses pengisian KRS ”. Ketiga, tidak dimanfaatkannya fitur dan item-item/forum layanan dalam portal akademik/siakad online oleh mahasiswa dan dosen dalam menunjang proses akademik, seperti layanan menu forum diskusi, menu informasi pengumuman (akademik, beasiswa dan workshop), dan belum maksimalnya pemanfaatan menu virtual class (materi kuliah, pengumuman, tugas kuliah, diskusi online, agenda kelas, agenda pribadi, file sharing dan refrensi). Selain itu, buku panduan penggunaan portal akademik yang sudah diterbitkan dalam bentuk soft file digital jarang diketahui dan dibaca oleh mahasiswa, karena ditempatkan dalam portal siakad online yang kurang strategis. Keempat, Sampai saat ini penggunaan Portal akademik oleh dosen hanya sebatas untuk menginput nilai.penggunaan SIAKAD Online belum dimanfaatkan sebagai media e-Learning atau pembelajaran jarak jauh oleh mahasiswa dan dosen untuk membantu dalam kegiatan perkuliahan dan pembelajaran. Kelima, berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati mengenai tingkat penerapan SIAKAD Online di Untirta pada tahun 2012 menurut mahasiswa dan dosen sebagaimana berikut:
5
NO 1 2 3
Tabel 1.1 Tingkat Penerapan SIAKAD Online KATEGORI MAHASISWA DOSEN Buruk/Jelek 10 5 Sedang 47 3 Baik 5 1 Total 82 9
Sumber: Rahmawati, Jurnal Administrasi Publik Volume 3, Nomor 1, juni 2012 Berdasarkan tabel diatas sebagian besar sebanyak 47 responden/mahasiswa menyatakan bahwa penerapan SIAKAD online di Untirta selama ini masuk kategori sedang dari jumlah responden 82 orang. Menurut mahasiswa untuk bisa melihat nilai matakuliah dari tempat tinggalnya, tanpa harus datang kekampus. Di samping itu pula, SIAKAD online memudahkan mahsiswa untuk melakukan kontrak perkuliahan dari jauh meskipun kadang-kadang portal akademik sulit dibuka atau meskipun bisa dibuka biasanya loadingnya lama atau waktu untuk mengaksesnya lamaa. Demikian pula menurut dosen, bahwa penerapan SIAKAD onlinie sudah memudahkan dosen untuk dapat menginput nilai dimana saja, tidak harus dikampus. Sementara responden yang menyatakan penerapan SIAKAD online berada pada kategori rendah atau buruk sebanyak 10 responden dari 82 mahasisa, dikarenakan selama ini portal akademik hanya digunakan untuk melihat nilai dan kontrak perkuliahan semata, sementara portal akademik/SIAKAD online banyak item-item/forum layanan yang tidak berfungsi, bahkan portal akademik Untirta seringkali hanya bisa dibuka atau diakses menjelang pengisian KRS saja atau tidak
6
bisa digunakan setiap saat. Kualitas internet dari segi kecepatan juga dirasakan sangat lambat dalam mengakses portal akademik. Responden dosen menyatakan bahwa koneksi jaringan sering terputus, kapasitas download dan upload yang terbatas bahkan sering kali portal akademik tidak bisa dibuka, sementara proses pemeliharaan yang lambat jelas tidak mendukung untuk aktifitas pembelajaran yang seharusnya sudah menggunakan teknologi yang baik. Sedangkan dalam penelitian yang sama mengenai tingkat kepuasan atas penerapan SIAKAD Online di Untirta dalam menunjang kegiatan perkuliahan atau pembelajaran menunjukan tingkat sebagai berikut: Tabel 1.2 Tingkat Kepuasan Atas Penerapan SIAKAD Online NO 1 2 3
KATEGORI Tidak Puas Kurang Puas Puas Total
MAHASISWA 25 48 9 82
DOSEN 2 5 2 9
Sumber: Rahmawati, Jurnal Administrasi Publik Volume 3, Nomor 1, juni 2012
Berdasarkan tabel di atas bahwa selam ini pelayanan yang dirasakan dengan penggunaan SIAKAD Online kurang memuaskan. Hal ini dikarenakan koneksi jaringan yang lambat, sering terputus, kapasitas internet yang terbatas dan terkadang portal akademik tidak bisa diakses setiap saat. Selama ini mahasiswa hanya menggunakan SIAKAD Online/Portal Akademik untuk melihat nilai/KHS dan melakukan kontrak perkuiahan/KRS.
7
Berdasarkan
permasalah-permasalahan
diatas,
maka
penulis
ingin
mengeksplorasi secara mendalam mengenai “Analisis Penerapan Sistem Informasi Akademik (SIAKAD) Online di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa”.
1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan Latar belakang masalah di atas, maka identifikasi masalah yang dapat diambil yaitu sebagai beriktut: 1.
Sistem jaringan sering kali mengalami gangguan disetiap awal pengisian kartu rencana studi (KRS)
2.
Tidak tersedianya sarana komputer disetiap gedung perkuliahan dan Fakultas yang bisa diakses oleh mahasiswa secara gratis.
3.
Tidak dimanfaatkannya fitur, dan item-item/forum layanan dalam Portal Akademik/Siakad Online dalam menunjang proses akademik
4.
Kualitas pelayanan SIAKAD Online yang dirasakan dengan penggunaan SIAKAD Online kurang memuaskan atau masih rendah.
5.
Tingkat penerapan SIAKAD Online dalam penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati saat ini kondisinya dalam kategori masih rendah atau kurang memadai.
8
1.3 Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah peneliti membatasi masalah dan agar penelitian ini tidak menyimpang dari tujuan dan manfaat, maka penelitian ini terfokus pada objek penelitian, yaitu menganalisis Penerapan Sistem Informasi Akademik (SIAKAD) Online di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
1.4 Perumusan Masalah Dari permasalahan di atas maka rumusan masalah yang dapat disimpulkan adalah Bagaimanakah Penerapan Sistem Informasi Akademik (SIAKAD) Online di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa?
1.5 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis Penerapan Sistem Informasi Akademik (SIAKAD) Online di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang lebih baik.
1.6 Manfaat Penelitian Sebuah penelitian dilakukan untuk dapat digeneralisasikan dan diharapkan memberikan feedback atau manfaat yang baik bagi bidang yang berhubungan dengan penelitian ini. Maka, manfaat yang ingin di peroleh dalam penelitian berjudul
9
Analisis Penerapan Sistem Informasi Akademik (SIAKAD) Online Di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi Peneliti Sebagai sarana penerapan ilmu pengetahuan yang selama ini peneliti dapatkan dan pelajari dalam perkuliahan di kelas. Selain itu, penelitian ini juga sebagai sarana latihan untuk menulis karya ilmiah, serta melakukan penelitian secara langsung terhadap pemasalahan yang akan diteliti. Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah: a. Manfaat Teoritis Untuk menambah kajian secara teoritis dalam penelitian ini sehingga akan memperkaya keilmuan. b. Manfaat Praktis Dapat membantu dan memberikan masukan bagi Sumber Daya Manusia (SDM) di Pusat data dan informasi (Pusda Info) Untirta agar penepan SIAKAD Online lebih baik lagi. 2. Bagi Mahasiswa Mengetahui seberapa besar tentang kondisi sebenarnya Penerapan Sistem Informasi Akademik (SIAKAD) Online di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
10
1.7 Sistematika Penulisan Adapun sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Latar belakang masalah menggambarkan situasi, kondisi, ruang lingkup, dankedudukan permasalahan yang akan diteliti dalam bentuk uraian secara deduktif, dari ruang lingkup yang paling umum hingga menukik kemasalah yang lebih spesifik, yang relevan dengan judul penelitian. Pada bagian ini juga digambarkan apa yang diharapkan sebagai hasil penelitian. 1.2 Identifikasi Masalah Identifikasi masalah adalah masalah-masalah yang muncul yang berkaitan dengan tema/topik/judul penelitian atau dengan variabel yang akan diteliti. Identifikasi masalah dapat diajukan dalam bentuk pertanyaan atau pernyataan. 1.3 Batasan Masalah Pembatasan masalah dalam penelitian diperlukan untuk lebih mempersempit masalah yang akan diteliti. Batasan masalah penelitian akan memuat objek penelitian, subjek penelitian, dan lokus penelitian secara jelas. 1.4 Rumusan Masalah Rumusan masalah penelitian menjawab pertanyaan “Apa yang akan diselesaikan peneliti dalam melakukan penelitian ini”. Dalam bagian ini,
11
masalah penelitian dikemukakan dalam bentuk pertanyaan yang dirumuskan secara tajam yang ingin dicari jawabannya dalam penelitian ini. 1.5 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian mengungkapkan tentang apa yang akan diselesaikan dan dicapai dalam penelitian terhadap permasalahan yang telah dirumuskan sebelumnya. Isi dan rumusan tujuan penelitian sejalan dengan isi dan rumusan masalah. 1.6 Manfaat Penelitian Pada bagian ini dikemukakan apa yang menjadi kegunaan hasil penelitian, baik manfaat teoritis dan manfaat praktis dari diadakannya penelitian.
1.7 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan menjelaskan tentang isi bab per bab secara singkat dan jelas.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Deskripsi Teori Deskripsi teori mengkaji beberapa teori yang relevan dengan permasalahan dan variabel penelitian, kemudian menyusunnya secara teratur untuk digunakan dalam merumuskan masalah sehingga akan diperoleh konsep penelitian yang jelas.
12
2.2 Kerangka Berpikir Kerangka berpikir menggambarkan alur pikiran peneliti sebagai kelanjutan dari deskripsi teori. 2.3 Hipotesis Penelitian Hipotesis penelitian dirumuskan berdasarkan observasi dan pengumpulan data di lapangan, kajian teori, dan kerangka berpikir peneliti. Hipotesis penelitian merupakan jawaban sementara terhadap permasalahan yang akan diteliti dan akan diuji kebenarannya.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian menjelaskan metode yang dipergunakan dalam penelitian. 3.2 Instrumen Penelitian Instrumen penelitian menjelaskan tentang proses penyusunan dan jenis alat pengumpul data yang digunakan, proses pengumpulan data, dan teknik penentuan kualitas instrumen. 3.3 Populasi dan Sampel Pada sub bab ini dijelaskan mengenai wilayah generalisasi atau populasi penelitian, penetapan besar sampel, dan teknik pengambilan sampel.
13
3.4 Teknik Pengolahan dan Analisis Data Sub bab ini menjelaskan teknik analisa beserta rasionalisasinya. Teknik analisis data harus sesuai dengan sifat data yang diteliti. 3.5 Lokasi dan Jadwal Penelitian Menjelaskan tentang lokasi dan jadwal penelitian tersebut dilaksanakan.
BAB IV HASIL PENELITIAN 4.3 Deskripsi Obyek Penelitian Menjelaskan objek penelitian yang meliputi lokasi penelitiansecara jelas, struktur organisasi dari populasi atau sampel yang telah ditentukanserta hal lain yang berhubungan dengan obyek penelitian. 4.4 Deskripsi Data Menjelaskan hasil penelitian yang telah diolah dari data mentah dengan menggunakan teknik analisa data kuantitatif yang relevan. 4.5 Pengujian Persyaratan Statistik Melakukan pengujian terhadap persyaratan statistik dengan menggunakan uji statistik tertentu. 4.6 Pengujian Hipotesis Melakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan teknik analisa statistik, dimana hasil analisa tersebut adalah teruji tidaknya hipotesis nol penelitian.
14
Hasil perhitungan akhir statistik disajikan dalam diagram pie, sedangkan perhitungan selengkapnya disajikan dalam lampiran. 4.7 Interpretasi Hasil Penelitian Melakukan interpretasi atau penafsiran terhadap hasil akhir pengujian hipotesis. Kendatipun hasil analisis statistik itu sendiri sudah merupakan suatu kesimpulan, namun belum memadai tanpa ada interpretasi yang dikaitkan dengan rumusan masalah. 4.8 Pembahasan Melakukan pembahasan lebih lanjut terhadap hasil analisis data. Terhadap hipotesis yang diterima barangkali tidak ada persoalan, tetapi terhadap hipotesis yang ditolak harus diberikan berbagai dugaan yang menjadi penyebabnya.
BAB V PENUTUP 5.3 Kesimpulan Menyimpulkan hasil penelitian secara jelas, singkat, mudah dipahami, dan harus sejalan dengan permasalahan serta hipotesis penelitian. 5.4 Saran Berisi tindak lanjut dari sumbangan penelitian terhadap bidang yang diteliti, baik secara teoritis maupun praktis.
15
DAFTAR PUSTAKA Berisi daftar referensi yang digunakan dalam penyusunan laporan penelitian skripsi.
LAMPIRAN Berisi daftar dokumen-dokumen yang menunjang data penelitian.
BAB II DESKRIPSI TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN
2.1 Deskripsi Teori Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya, peneliti menggunakan beberapa istilah yang berkaitan dengan masalah penelitian. Untuk itu pada bab ini peneliti menggunakan beberapa teori yang mendukung masalah dalam penelitian. Teori dalam ilmu administrasi merupakan mempunyai peranan yang sama dalam ilmu-ilmu lainnya, yaitu berfungsi untuk menjelaskan dan menjadikan panduan dalam penelitian. Dengan penggunaan teori akan ditemukan cara yang tepat untuk mengelolah sumber daya, waktu yang singkat untuk menyelesaikan pekerjaan dan alat yang tepat untuk mempermudah pekerjaan.
2.1.1 Pengertian Implementasi Menurut kamus besar bahasa Indonesia secara etimologis implementasi sebenarnya berasal dari bahasa inggris, yaitu dari kata to implement yang artinya pelaksanaan; penerapan (Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Nasional, 2005: 4527). Sedangkan menurut Susilo (2007:147) implementasi merupakan suatu penerapan ide, konsep, kebijakan atau inovasi dalam suatu tindakan praktis sehingga
16
17
memberikan dampak, baik perubahan pengetahuan, keterampilan maupun nilai, dan sikap. Menurut kamus Webster dalam Wahab (2005:64) mengartikan implementasi sebagai “to provide the means for carrying out, to give practica effect to”. Berarti implementasi adalah menyediakan sarana untuk melaksanakan kebijakan dan dapat menimbulkan dampak atau akibat terhadap sesuatu. Sedangkan menurut Pressman dan Wildavsky dalam Wahab (2005:65) menyatakan bahwa sebuah kata kerja mengimplementasikan itu sudah sepantasnya terkait langsung dengan kata benda kebijaksanaan. Sementara itu Lester dan Stewart dalam Agustino (2007:176) menyatakan bahwa : “Implementasi sebagai suatu proses dan suatu hasil (output) keberhasilan suatu implementasi dapat diukur atau dilihat dari proses dan pencapaian tujuan hasil akhir (Output) yaitu tercapai atau tidaknya tujuan-tujuan yang ingin diraih”.
McLeod (2004:144) mengungkapkan bahwa definisi implementasi adalah kegiatan memperoleh dan mengintegrasikan sumber daya fisik dan konseptual yang menghasilkan suatu sistem yang bekerja. Maksud dari definisi diatas yaitu bahwa suatu kegiatan yang didukung dengan sumber daya manusia yang handal dan infrastruktur yang memadai akan menghasilkan suatu sistem yang berjalan dengan
18
baik. Lebih lanjut menurut Mcleod, ada beberapa langkah dalam penerapan implementasi agar berjalan denga baik, sebagai berikut : 1. Merencanakan penerapan, sebelum sistem baru dijalankan manajer dan spesialis informasi harus memahami dengan baik pekerjaan yang diperlukan untuk menjalankan sistem baru; 2. Mengumpulkan penerapan, penerapan diumumkan kepada pegawai dengan cara yang sama seperti pada penelitian sistem. Tujuan pengumuman ini adalah menginformasikan pegawai mengenai keputusan untuk menerapkan sistem baru; 3. Mendapatkan sumber daya perangkat keras; 4. Mendapatkan sumber daya perangkat lunak, memutuskan untuk menciptakan sendiri perangkat lunak aplikasinya, programmer, menggunakan dokumentasi yang digunakan oleh analis sistem sebagai titik awal; 5. Menyediakan database, mengola database bertanggungjawab untuk semua kegiatan yang berhubungan dengan data, dan ini mencakup persiapan database; 6. Menyiapkan fasilitas fisik, perangkat keras dari sistem baru tidak sesuai dengan fasilitas yang ada perlu dikontruksi baru atau perombakan; 7. Mendidik peserta dan pemakai, pegawai harus dididik tentang peran meraka dalam sistem. Pendidikan ini harus dijadwalkan jauh setelah siklus hidup dimulai, tepat sebelum bahan-bahan yang dipelajari mulai diterapkan; 8. Meyiapkan usulan custover, proses menghentikan penggunaan sistem lama memulai penggunaan sistem baru. Ketika sudah jelas bahwa seluruh pekerjaan pengembangan hampir menuju akhir, tim proyek merekomendasikan pada manajer agar dilaksanakan custover. Usulan ini dapat berbentuk memo atau laporan lisan; 9. Menyetujuai atau menolak masukan ke sistem baru; 10. Masuk ke sistem baru.
Sedangkan menurut Grindle dalam Agustino ((2006:154), mengutarakan tentang keberhasilan implementasi diantaranya sebagai berikut :
19
“Pengukuran keberhasilan implementasi dapat dilihar dari proses dengan mempertanyakan apakah pelaksanaan program sesuai dengan yang telah ditentukan, yaitu melihat action programmer dari individual project dan yang kedua apakah tujuan program tujuan tersebut tercapai”. Selain itu menurut Nugroho (2007), terdapat aspek-aspek implementasi yaitu: 1. Teknis dan infrastruktur : a. Penyediaan perangkat keras (kmputer terminal, server, dsb) b. Pemasangan jaringan komputer (LAN maupun internet) c. Pengembangan aplikasi (Software) sistem-sistem informasi 2. Perubahan-perubahan prosedur birokrasi : a. Perubahan tatalaksana diperlukan untuk memaksimalkan dukungan TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) b. Ditunjukan dalam bentuk Standar Operating Procedur (SOP) atau termuat dalam tupoksi SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) seperti : 1. Bagi SKPD : pedoman dalam menjalankan layanan 2. Bagi Masyarakat : pedoman dalam menggunakan layanan 3. Pemberdayaan SDM a. Operator, Pemahaman tentang cara mengoperasikan aplikasi dan menjalankan prosedur-prosedur terkait b. Pejabat terkait, pemahaman tentang sistem baru dalam perspektif pelayanan publik/kordinasi antar instansi c. Dukungan SDM teknis, untuk melakukan perawatan dan pemeliharaan secara rutin 4. Operasional pemeliharaan sistem a. Penjamin tingkat pelayanan (quality of service), konsep “pelayanan prima” - Standar pelayanan - Monitoring dan evaluasi - Peningkatan secara berkelanjutan b. Pengamanan sistem komputer - Virus dan gangguan-ganguan dari luar - Pengaksesan data olah pihak-pihak yang tidak berhak - Pengamanan juga perlu dari sistem internal Menurut Rokhman (2008), mendefinisikan implementasi e-Government adalah sebagai upaya untuk meningkatkan efisiensi, efektifitas, transparancy, dan
20
akuntabilitas penyelenggaran pemerintahan diperlukan pemanfaatn teknologi informasi dan komunikasi dalam pemerintahan.
2.1.2 Konsep Electronic Government World Bank memberikan definisi dari istilah e-Government yaitu penggunaan teknologi inforamsi oleh badan-badan pemerintah yang memiliki kemampuan untuk mewujudkan hubungan dengan warga negara, pelaku bisnis, dan lembaga-lembaga pemerintahan yang lain. Sedangkan konsep yang disusun oleh EZ Gov, selaku konsultan dalam penerapan e-government memiliki pengertian penyederhanaan praktek pemerintahan dengan menggunakan teknologi inforamsi dan komunikasi. (Rifaiza, 2007:54). Teknologi ini dapat mempunyai tujuan yang beragam, antara lain: pemberian layanan pemerintahan yang baik kepada warganya, peningkatan interaksi dengan dunia usaha dan industri, pemberdayaan masyarakat melalui akses informasi, atau manajemen pemerintahan yang lebih efisien, hasil yang diharapkan dapat berupa pengurangan
korupsi,
peningkatan
transparansi,
peningkatan
kenyamanan,
pertambahan pendapatan dan pengurangan biaya. Penerapan inisiatif penerapan e-government di Indonesia yang diperkenalkan melalui Intruksi Presiden No. 06/2001 tanggal 24 April 2001 tentang Telematika (Telekomunikasi, Media, dan Informatika) yang menyatakan bahwa aparat pemerintah harus menggunakan teknologi telematika untuk mendukung good
21
governance dan percepatan proses demokrasi. Melalui proses tersebut, pemerintah dapat mengoptimalisasikan sekat-sekat organisasi dan birokrasi, serta membentuk jaringan sistem manajemen dan proses kerja yang memungkinkan instansi-instansi pemerintah bekerja secara terpadu untuk menyederhanakan akses ke semua informasi dan layanan publik yang harus disediakan oleh pemerintah. Dalam Inpres No. 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional pengembangan e-government, e-government tersebut merupakan upaya untuk mengembangkan penyelenggaraan pemerintahaan yang berbasis menggunakan elektronika dalam rangka upaya meningkatkan kualitas layanan publik secara efektif dan
efisien.
Pengertian
electronic
egovernment
(e-Governmetn)
“Penyelenggaraan pemerintah berbasis elektronik (teknologi
adalah:
informasi
dan
komunikasi) untuk meningkatkan kinerja pemerintah dalam hubungannya dengan masyarakat, komunitas bisnis, dan kelompok terkait lainnya menuju good governance”. Lebih lanjut Wibisono dan Sulitianingsih dalam artikelnya yang berjudul The Development of E-Governmetn in Indonesia mengatakan bahwa : “E-Government is the use of ICT by government in the administrations proces and its service delivery. E-Government referst to the use ICT, such wide area network, the internet, and mobile computing, by government agensias to improve their service”. E-Government dipakai oleh teknologi informasi dan komunikasi melalui pemerintahan di dalam proses administrasi dan pengantar jasa. E-Government suka dipakai oleh teknologi informasi dan komunikasi, seperti wilayah jaringan yang luas,
22
internet, dan komputerisasi, mobile melalui agensi pemerintah untuk meningkatkan kualitas pelayanan. Menurut OECD (Organizational Economic of Community Development) dalam Budiati (2003:11) menyatakan bahwa : “e-Government is internet delivery in other internet-base activity sucs as econsultation: e-government is equated is to teh use of ICT in government with a focus on the delivery of services and processing and all government actifity: and finally, e-government is the capacity to transform public administration through the use ICTs. Pernyataan tersebut diatas mengatakan bahwa e-Government adalah penghantar jasa internet dan kegiatan lainnya berdasarkan Internet, seperti eConsultation, e-Government, merupakan kesamaan kegunaan teknologi informasi dan komunikasi dalam pemerintahan dengan fokus penghantar jasa dan proses dan seluruh aktifitas pemerintah: dan terakhir, e-Government merupakan kapasitas untuk mentransformasikan administrasi publik melalui teknologi informasi dan komunikasi. Menurut Holmes (Juni, 2007) mendefinisikan e-Government sebagai berikut “Kegunaan teknologi informasi untuk memberikan atau menyajikan pelayanan kepada publik dengan lebih nyaman, beroreantasi pada konsumen, mengefektifkan biaya, dan secara keseluruhan merupakan cara yang lebih baik dari kemaren.” Wascoft (pejabat senior asian development bank) dalam Rifaiza (2007), mendefinisikan e-Government sebagai berikut: “e-Government adalah menggunakan teknologi informasi dan komunikasi (ICT) untuk mempromosikan pemerintahan yang lebih efisien dan
23
penekanan biaya yang lebih efektif, kemudahan fasilitas layanan pemerintah serta memberikan akses informasi terhadap masyarakat umum, dan membuat pemerintah lebih bertanggungjawab kepada masyarakat”.
Menurut Sosiawan (2007), mendefinisikan e-Government sebagai berikut: “Proses pemanfaatan teknologi informasi sebagai alat untuk membantu menjalankan sistem pemerintahan secara lebih efektif. Karena itu, ada dua hal utama dalam pengertian e-Government, yang pertama adalah penggunaan teknologi ifnormasi (salah satunya adalah internet) sebagai alat bantu, dan yang kedua, tujuan pemanfaatannya sehingga pemerintah dapat berjalan secara lebih efisien”. Pengertian e-Government sebenarnya tidak hanya sebatas pada pengertian yang telah disebutkan diatas, karena masing-masing Negara pun menerapkan konsep e-Government yang memiliki pengertian berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan dan keadaan dari Negara tersebut. Adapun ada beberapa faktor yang menjadi menyebabkan definisi e-Government itu beragam, Sosiawan (2007), diantaranya beberapa prinsip sebagai berikut: 1. Konsep e-government memiliki prinsip-prinsip dasar yang umum, tetapi karena setiap Negara implementasi atau penerapanyya berbeda-beda, maka konsep e-government pun menjadi beraneka ragam. 2. Wahana aplikasi e-government sangat lebar mengingat sedemikian banyaknya tugas dan tanggunjawab pemerintah sebuah Negara yang berfungsi untuk mengatur masyarakatnya melalui berbagai jenis interaksi dan trnasaksi. 3. Pengertian dan penerapan e-Government di sebuah Negara tidak dapat dipisahkan dengan kondisi internal baik secara makro maupun mikro dari Negara yang bersangkutan, sehingga pemahamannya terangat sangat ditentukan oleh sejarah, sejarah, budaya, pendidikan, pandangan politik, kondisi ekonomi dari sebuah Negara yang bersangkutan.
24
Menurut Heeks dan Djunaedi (2002:49), e-Government diartikan sebagai pemanfaatan ICT untuk mendukung pemerintahan yang baik (good governance). Lebih lanjut dijelaskan bahwa e-Government mencakup : a.
e-Administration: untuk memperbaiki proses pemerintahan dengan menghemat biaya, dengan mengolah kinerja, dengan membangun koneksi strategis dalam pemerintah sendiri, dan dengan menciptakan pemberdayaan; b. e-Citizen and e-Service: mengubungkan warga masyarakat dengan pemerintah dengan cara berbicara dengan warga dan mendukung akuntabilitas, dengan warga dan mendukung demokrasi, dan dengan meningkatkan layanan publik. c. e-Society: membangun interkasi diluar pemerintah degan bekerja secara baik dengan pihak bisnis, dengan mengembangkan masyarakat, dengan membangun kerjasama dengan pemerintah, dan dengan membangun masyarak madani.
Melengkapi kiat-kiat diatas, menurut Accenture dalam Djunaedi (2005:53), ada lima karakteristik e-Government yang unggul, yaitu : 1. Visi dan implementasi: mempunyai visi sejak awal dan mekanisme implementasi yang baik/tepat. 2. Beroreantasi kepada pengguna/warga masyarakat: pada umumnya diawal pengembangan e-government, informasi dipublikasikan yang disusun dan diorganisasikan dengan mempertimbangkan cara pemerintah bekerja dan meberikan layanan secara fisik. Pada e-Government yang unggul, layanan kepada publik atau warga masyarakat dirancang dengan mempertimbangkan kemauan dan cara berfikir lembaga pemerintah. Dalam berkomunikasi dengan pemerintah lewat e-government, Masyarakat tidak perlu tahu struktur organisasi dan tata laksana pemerintah. Missal: untuk aplikasi-aplikasi lainnya (tidak perlu instansi yang mengurusnya lalu mengklik tombol instansi tersebut). 3. Menggunakan manajeman hubungan masyarakat (customer relationship manajement/CRM). Humas pemerintah bergeser fungsinya bagaikan humas dalam perusahaan jasa dengan menggunakan teknik-teknik manjamen informasi pengguna jasa, pemasaran, meminimalkan duplikasi informasi dan pembuatan profil perilaku pengguna jasa dalam rangka memprediksi kebutuhan dimasa depan;
25
4. Volume dan kompleksitas/kerumitan: mampu menangani volume informasi yang besar dengan kompleksitas tinggi (tapi masih nyaman dan nampak sederhana namun tidak rumit bagi pengguna); 5. Penggunaan portal sebagai satu pintu masuk: memudahkan pengguna/warga masyarakat dengan tidak perlu mengunjungi situs tiap instansi, cukup satu situs sebagai pintu masuk (portal) untuk mendapatakan layanan yang diperlukan. Sedangkan, strategi e-Government berdasarkan Inpres No. 3 Tahun 2003 bahwa : Tahap 1 - persiapan pembuatan situsweb sebagai media informasi dan komunikasi kepada setiap lembaga. Tahap 2 - pematangan, yaitu pembuatan web portal informasi publik yang bersifat interaktif. Tahap 3 - pemantapan, yaitu pembuatan web portal yang bersifat transaksi elektronis layanan publik. Tahap 4 - pemanfaatan, yaitu pembuatan aplikasi untuk layanan Government to Government (G2G), Government to Bussines (G2B), Government to Costumers (G2C). Menurut kebijakan dan strategi pengembangan e-Government Kementriann Komunikasi dan Informasi pencaapaian tujuan strategis e-Government perlu dilaksanakan melalui 6 (enam) strategi yang berkaitan erat, yaiut : 1) Mengembangkan sistem pelayanan yang handal dan terpercaya, serta jangkauan oleh masyarakat luas; 2) Menata sistem manajemen dan proses kerja pemerintah dan pemeritah daerah otonomi secara holistik. 3) Memanfaatkan teknologi informasi secara optimal; 4) Meningkatkan peran serta dunia usaha dan mengembangkan industri telekomunikasi dan teknologi inforamsi; 5) Mengembangkan kapasitas SDM baik pemerintah maupun pemerintah daerah otonom, disertai dengan meningkatkan e-literacy masyarakat; 6) Melaksanakan pengembangan secara sistemik melalui tahapan-tahapan yang realistis dan terukur.
26
Selain itu, menurut Indrajit (2005:18) paling tidak ada 6 (enam) komponen penting yang harus diperhatikan dalam menerapkan e-Government masing-masing diantaranya : 1) Content Development, menyangkut pengembangan aplikasi (perangkat lunak), pemilihan standar teknis, penggunaan bahasa pemograman, spesifikasi sistem basis data, kesepakatan user interface, dan lain sebagainya; 2) Competency Building, menyangkut pengadaan SDM pelatihan dan pengembangan komptensi maupun keahlian seluruh jajaran sumber daya manusia diberbagai lini pemerintahan; 3) Connectifity, menyangkut ketersedian infrastruktur komunikasi dan teknologi dilokasi e-Government diterapkan; 4) Cyber Laws, menyangkut keberadaan kerangka dan perangkat hukum yang telah diberlakukan terkait dengan seluk beluk aktifitas eGovernment; 5) Citizen Interfaces, menyangkut pengadaan SDM dan pengembangan berbagai kanal akses (multi acses chanel) yang dapat digunakan oleh seluruh masyarakat dan stakeholder e-Government dimana saja dan kapan saja mereka inginkan; 6) Capital, menyangkut permodalan proyek e-Governmentterutama yang berkaitan dengan biaya setelah selesai proyek dilakukan seperti untuk keperluan pemeliharaan dan perkembangan, disini tim harus memikirkan jenis-jenis pendatan (venue modal) yang mungkin untuk diterapkan di pemerintah. Berdasarkan Keputusan Menteri Komunikasi dan Informatika bahwa objek layanan aplikasi e-Government dapat dibedakan dalam 3 (tiga) kategeri, yaitu : 1) Government to Government (Pemerintah untuk Pemerintah) Aplikasi e-Government dalam kategori ini menangani masalah dalam layanan antar instansi pemerintah dan/atau antar Negara. Berbagai layanan dapat diberikan oleh berbagai satu instansi pemerintah pada instansi pemerintah yang lain sesuai dengan tugas dan fungsi instansi tersebut atau sesuai dengan kebutuahan koordinasi antar instansi. Pada umumnya aplikasi Government to Government bekerja diatas satu jaringan data yang disebut sebagai internet yaitu jaringan data yang digunakan untuk keperluan internal instansi pemerintah. Beberapa contoh aplikasi Government to Government, yaitu :
27
a. Koordinasi dan konsolidasi anggaran; b. Koordinasi kepegawaian; c. Koordinasi kegiatan bidang ekonomi; d. Koordinasi bidang politik dan keamanan. 2) Government to Citizen (Pemerintah untuk Masyarakat) Aplikasi e-Government dalam kategori ini menangani masalah yang berkaitan dengan layanan masyarakat luas, baik warga Negara Indonesia maupun warga Negara asing. Beberapa contoh aplikasi Government to Citizen antara lain : a. Kependudukan b. Keimigrasian c. Akta nikah 3) Government to Bussines (Pemerintah untuk Pihak Bisnis) Aplikasi e-Government dalam kategori ini menangani masalah yang berkaitan dengan layanan pada sektor usaha, sektor usaha pada umumnya dapat berupa berbagai jenis dan bentuk usaha komersial baik nasional maupun asing. Beberapa contoh aplikasi Government to Bussines antara lain : a. Pembayaran pajak b. Perijinan usaha c. Pengadaan barang dan jasa (e-procurement.
Dari berbagai definisi
e-Government diatas, maka penerapan sistem
informasi akademik (SIAKAD) Online merupakan suatu pemanfaatan dan pendayagunaan teknologi informasi dan komunikasi secara online dengan menggunakan internet atau perangkat lainnya yang dikelola Pusda Info Untirta untuk mentransformasikan informasi kepada mahasiswa, dosen dan pihak-pihak yang berkepentingan dalam meningkatkan efisiensi dan efektifitas pelayanan akademik selama proses belajar mengajar dikampus.
28
2.1.3 Manfaat e-Government Adapun pemanfaatan teknologi informasi pada umumnya ditinjau dari seluruh aspek (Kementrian Informasi dan Komunikasi : 2002) sebagai berikut : 1.
2.
3.
4.
5.
e-Ledership, aspek ini berkaitan dengan prioritas dan inisiatif Negara didalam mengantisipasi dan memanfaatkan kemajuan teknologi dan informasi. Infrastruktur jaringan dan infromasi, aspek ini berkaitan dengan aspek infrastrukur telekomunikasi serta akses, kualitas, lingkup biaya, dan biaya jasa akses. Pengelolaan informasi, aspek ini berkaitan dengan kualitas dan keamanan pengelolaan informasi, mulai dari pembentukan, pengolahan, penyimpanan, sampai penyaluran dan distribusinya. Lingkungan bisnis, aplikasi ini berkaitan dengan kondisi pasar, sistem perdagangan dan regulasi yang membentuk konteks bagi perkembangan bisnis teknologi informasi, terutama yang mempengaruhi kelancaran aliran informasi antar pemerintah dengan masyarakat dan dunia usaha, antar badan usaha, antar badan usaha dengan masyarakat, dan antar masyarakat. Masyarakat dan sumber daya manusia, aspek ini berkaitan dengan aspek difusi teknologi informasi didalam kegiatan masyarakat baik perorangan maupun organisasi, serta sejauh mana teknologi informasi disosialisasikan kepada masyarakat melalui proses pendidikan.
Lebih lanjut Al Gore dan Toni Blair dalam (Adrianto, 2007:46) menjelaskan manfaat yang akan diperoleh dengan adanya e-Government ini ialah : 1.
2.
3.
4.
Memberikan kualitas pelayanan kepada stakeholder-nya (masyarakat, kalangan usahawan dan industri) terutama dalam kinerja efektifitas dan efisiensi diberbagai kehidupan Negara. Meningkatkan transparansi, kontrol, dan akuntabilitas penyelenggaraan kepemerintahan dalam rangka penerapan konsep good corporate governance; Menguras secara siginifikan total biaya administrasi, relasi, dan interaksi yang dikelurkan oleh pemerintah dan stakeholder-nya untuk keperluan aktifitas sehari-hari; Memberikan peluang pemerintah untuk mendapatkan sumber-sumber pendapatan yang baru melalui interaksinya dengan pihak-pihak berkepentingan.
29
5.
6.
Mencipatakan suatu lingkungan masyarakat baru yang dapat menjawab berbagai permasalahan yang dihadapi secara cepat dan sejalan dengan perubahan global dan tren yang ada. Memberdayakan masyarakat dan pihak-pihak lain sebagai mitra pemerintah dalam proses pengambilan keptusan (kebijakan publik) secara merata dan demokratis.
Sementara menurut Indrajit (2005:61) ada 4 (empat) konsep yang berlaku dalam e-Government itu sendiri, konsep-konep tersebut adalah : 1.
Government to Citizen Dimana pemerintah membangun dan menerapkan berbagai portofolio berbagai teknologi informasi dengan tujuan utama untuk memperbaiki hubungan interaksi dengan masyarakat. 2. Government to Bussines Satu tugas dari sebuah pemerintah adalah membentuk lingkungan bisnis yang kondusif agar roda perekonomian sebuah Negara dapat berjalan sebagaimana mestinya. Contohnya adalah proses tender proyek-proyek pemerintah yang melibatkan pihak swasta. 3. Government to Government Kebutuhan interaksi antara satu pemerintah dengan pemerintahan lainnya setiap hari tidak berkisar hanya pada hal-hal yang berbau diplomasi semata, namun lebih jauh lagi untuk memperlancar kerjasama. 4. Government to Employees Akhirnya aplikasi e-Government juga diperntukan untuk meningkatkan kinerja dan kesejahteraan pegawai dan karyawan pemerintah yang bekerja disejumlah institusi sebagai pelayan masyarakat. E-Government ini banyak membawa manfaat, antara lain : 1.
2.
Pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat, informasi dapat disediakan selama 24 jam sehari, 7 hari dalam seminggu tanpa harus menunggunya dibukanya kantor. Informasi dapat dicari dari kantor, rumah tanpa harus secara fisik, datang kekantor pemerintahan. Peningkatan hubungan antar pemerintah, pelaku bisnis, dan masyarakat umum. Adanya keterbukaan (transparansi) maka diharapkan hubungan antara berbagai pihak menjadi lebih baik. Keterbukaan ini menghilangkan saling curiga dan kesalah dari semua pihak.
30
3.
4.
Pemberdayaan masyarakat melalui informasi yang mudah diperoleh. Dengan adanya informasi yang mencukupi masyarakat akan belajar untuk dapat menentukan pilihannya. Sebagai contoh, data-data tentang skolahan (jumlah kelas, daya tampung murid, passing grade dan sebagainya) dapat ditampilkan secara online dan digunakan oleh orang tua untuk memilihkan sekolah yang pas untuk anaknya. Pelaksanaan pemerintah yang lebih efisien, sebagai contoh, kordinasi pemerintahan dapat dilakukan melalui emailing atau video conferencing. Bagi Indonesia yang luas areanya sangat besar, hal ini sangat membantu. Tanya jawab, diskusi antara pemimpin daerah dapat dilakukan tanpa kesemuanya harus berada pada lokasi fisik yang sama. Tidak lagi semua harus terbang ke Jakarta untuk pertemuan yang hanya berlangsung satu, dua jam misalnya (Raharjo, 2001:1).
Nugroho (2007:42) menjelaskan bahwa pihak-pihak dalam e-Government (stakeholder) adalah berbagai pihak yang merasa berkepentingan, baik langsung maupun tidak langsung terhadap penyelenggaraan e-Government antara lain: 1.
2.
3.
4.
5.
Pemerintahan Pihak pertama yang menjadi stakeholder adalah pemerintah itu sendiri, baik yang berada ditingkat pusat maupun daerah. Perguruan Tinggi Perguruan Tinggi merupakan pusat tenaga ahli dan ilmu pengetahuan diberbagai bidang dalam sebuah Negara. Industri Swasta Hasil riset dari Perguruan Tinggi biasanya dibeli dan dikembangkan oleh industri untuk menghasilkan berbagai produk teknologi informasi dan komunikasi yang secara masal diproduksi dan diperdagangkan ke berbagai pihak yang membutuhkan. Lembaga Non Komersial Pihak keempat adalah berbagai lembaga non komersial semacam Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), yayasan, penghimpunan, asosiasi, dan institusi non profit lainnya yang akan berfungsi sebagai pemantau dan evaluator dari implementasi e-Government. Masyarakat Merupakan subjek penting yang pada akhirnya akan merasakan manfaat e-Government. Sehingga yang menilai berhasil atau tidaknya sebuah implementasi e-Government adalah masyarakat/pelanggan. Konteks masyarakat ini pun dapat diperluas termasuk elemen diatas karena elemen tersebut pun bernaung dalam sebuah Negara.
31
Dari uraian di atas, maka manfaat pada penerapan Sistem Informasi Akademik (SIAKAD) Online di Untirta adalah meningkatkan kualitas pelayanan yang diberikan Pusda Info Untirta kepada Mahasiswa dan Dosen, penghematan biaya, mempermudah kegiatan belajar mengajar atau akademik dan mempercepat pelayanan secara efektif dan efisien.
2.1.4 Tujuan e-Government Setiawati (2007:33) mengungkapkan bahwa tujuan dari penerapan eGovernment adalah sebagai berikut: “Konsep e-Government diterapkan dengan tujuan bahwa hubungan pemerintah baik dengan masyarakat maupun dengan pelaku bisnis dapat berlangsung secar efisien, efektif, dan ekonomis. Hal ini perlukan mengingat dinamsinya gerak masyarakat pada saat ini, sehingga pemerintah harus menyesuaikan fungsinya dalam Negara, agar masyarakat dapat menikmati haknya dan menjalankannya kewajibannya dengan aman dan nyaman, yang kesemuanya itu dapat dicapai dengan pembenahan sistem dari pemerintah itu sendiri. Selain itu tujuan dari penerapan e-Government adalah untuk mencapai suatu pemerintahan yang baik”. Menurut Nugroho (2007:47) tahapan perkembangan implementasi eGovernment di Indonesia dibagi menjadi 4 (empat) tahap, yaitu : 1.
2.
3.
Web Presence (memunculkan website daerah di internet, dalam tahap ini, informasi dasar yang dibutuhkan masyarakat ditampilkan dalam website pemerintah); Interaction (website daerah yang menyediakan fasilitas interaksi antar masyarakat dan pemerintah daerah, dalam tahap ini informasi yang ditampilkan lebih berfariasi seperti fasilitas dowload dan komunikasi dari pelayanan publik dari pemerintah); Transaction (website daerah yang selain memiliki fasilitas interaksi dilengkapi dengan fasilitas transaksi pelayanan publik dari pemerintah);
32
4.
Transformation (dalam hal ini pelayanan pemerintah meningkat dengan secara terintegrasi, tidak hanya menghubungkan pemerintah dengan masyarakat tetapi juga dengan organisasi lain yang terkait (pemerintah ke antar pemerintah, sektor non pemerintah, sektor swasata).
Hasibuan (2008:67) menerangkan didalam pengembangan e-Government di Indonesia, e-Government juga menghadapai berbagai macam kendala antara lain: 1. 2. 3. 4.
Masih rendahnya kesadaran (awarenes) dalam mengambil keputusan telematika; Langkanya SDM yang berkualitas; Masih minimnya infrastruktur telekomunikasi; Tarif internet yang masih mahal.
Menurut Supangkat (2007:55) menerangkan tentang hambatan-hambatan dalam pengimplementasian e-Government di Indonesia sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Komitmen pemerintah dalam integrasi dan transparansi publik; Belum adanya budaya berbagi informasi Belum adanya budaya dokumentasi yang tertib; Resitensi terhadap perubahan; Kelangkaan SDM yang mahal; Infrastruktur yang belum memadai dan mahal; Tempat akses yang terbatas
Menurut Organization Economic Of Community Development (OECD) dalam Budiati (2004:21) menyatakan bahwa ada empat 4 faktor utama dalam penerapan e-Government: 1.
2.
Vision of polical will is divided into leadership, commitment and integration (visi atau keinginan yang terbagi menjadi kepemimpinan, komitemen dan integritas); Common frameworks, is divided inter-agency collobaration and financing (kerangka kerja yang terbagi menjadi kolaborasi antar keungan);
33
3.
4.
Costumer focus, is devided into acces choice, citizen angagment and privacy (fokus kepada pelanggan yang terbagi akses, pilihan, penampilan masyarakat, dan rahasia); Responsibility is divided into accountability, monitoring and evaluation (pertanggungjawaban yang terbagi dalam akuntabilitas, monitoring dan evaluasi).
Sedangkan menurut United Nation dalam Budiati (2003:21), menyatakan bahwa ada 7 faktor kunci dalam penerapan e-Government yaitu : 1.
2. 3. 4. 5.
6.
7.
Legal Framwork, berkaitan dengan produk hukum dan keberadaan peraturan-peraturan yang memberi arah dan mendorong pemanfaatan eGovernment; Infrastruktur, yang berkaitan dengan sarana dan prasarana yang mendukung pemanfaatan e-Government; The Sthrength of Human Capital, berkaitan dengan pengadaan SDM dalam mendukung pelaksanaan e-Government; Coordination, berkaitan dengan kordinasi dalam mendukung pelaksanaan e-Government; Privacy, salah satu prinsip yang penting karena menyangkut kepercayaan masyarakat terhadap data-data dan informasi yang mereka berikan. Adanya privasi yang terlindung akan memberikan rasa aman pada masyarakat dan mendapatkan layanan online dan sekaligus dapat mendorong paritisipasi yang lebih besar dari mereka; Security, aspek keamanan berhubungan dengan bagaiman dukumen, file, dan berbagai informasi hanya bisa diakses oleh orang yang berhak. Aspek keamanan data menjadi faktor penting pengembangan eGovernment, karena kalau saja informasi atau data disalahgunakan akan menimbulkan gejolak negatif yang tidak diinginkan; Civil Service, berkaitan dengan pelayanan yang diberikan oleh pemerintah kepada masyarakat melalui pemanfaatan e-Government.
Karena penerapan e-Government membutuhkan dukungan dari berbagai pihak, pelaksanaanya memerlukan strategi yang terkelola dengan baik. Secara internal, e-Government pelu didukung oleh inrfastruktur yang memadai dan sumber daya yang kuat, dan secara eksternal perlu partisipasi dari masyarakat secara penuh.
34
Adapun beberapa strategi kesuksesan implementasi e-governmentmenurut Richardus Eko Indrajit (2005: 84-85)adalah sebagaimana berikut: 1.
2.
3. 4.
Membangun kepercayaan publik yang dilakungan dengan hal, yaitu: Privacy, masalah keamanan data dan prinsip otentifikasi dengan memberikan pasword dan personalidentificationnumber (PIN) Memperluas kerjasama dengan berbagai pihak, diantaranya: pertama, kerjasama dengan pihak-pihak swasta, terutama yang berhubungan dengan teknologi informasi. Kedua, kerjsama dengan berbagai departemen dan organisasi pemerintah untuk menjamin bahwa standar yang mereka bangun bisa saling terintegrasi antara satu dengan yang lain. Ketiga, kerjasama pembangunan sistem informasi secara nasional. Hal ini terkait dengan program e-government. Penerapan e-Governmentharus terpusat pada kepentingan pelanggan. Membangun kapasitas organisasi agar bisa menyesuaikan dengan perkembangan. Ada dua point penting dalam hal ini: pertama, penyediaan infrastruktur yang memadai, yang dalam hal ini infrastruktur telekomunikasi, hukum, dan juga sistem aplikasi. Adanya infrastuktur yang kuat akan menjadi dasar untuk memudahkan proses implementasi lebih lanjut. Kedua, peningkatan kualitas sumber daya staf dengan mengadakan berbagai pelatihan dan peningkatkan kemampuan mereka.
Untuk
membangun
e-Government
sesuai
dengan
tujuannya,
yaitu
memberikan kualitas layanan yang lebih baik kepada masyarakat, Booz Allen dan Hamilton menyarankan 8 (delapan) strategi e-Government: 1.
2. 3.
4.
Perencanaan strategi secara keseluruhan. Kombinasikan antara perencanaan dari sisi strategis dan detail operasionalnya di lapangan. Perencanaan akan membantu proses implementasi baik dari sisi pengembangan teknologi maupun kesiapan sumber daya. Harus ada struktur tanggung jawab yang jelas untuk menjamin pelaksanaan dan implementasi sesuai rencana. Bangun rencana aksi jangka panjang. Rencana aksi jangka panjang termasuk perencanaan strategis, aksi operasional di lapangan hinga parameter kesuksesan. Implementasi dari sisi teknologi hampir pasti memerlukan tahapan-tahapan pelaksanaan, dan faktor lain yang dipikirkan adalah pembiayaan dalam jangka panjang. Perbandingan pelaksanaan e-government secara internasional. Dengan melakukan proses perbandingan, akan lebih memudahkan bagi proses
35
5.
6.
7.
8.
adaptasi dan penyesuaian perencanaan yang disesuaikan dengan kondisi secara lokal. Standarisasi dalam berbagai hal. Standarisasi ini menyangkut prosedur dan juga pembangunan sistem aplikasi. Karena e-governmentakan melibatkan berbagai sektor dan departemen dalam pemerintahan, standarisasi menjadi faktor dan memungkinkan adanya pertukaran data. Orientasi pada pengguna. Tidak bisa dipungkiri, bahwa e-government membutuhkan partisipasi penuh dari masyarakat sebagai pengguna. Oleh karena itu pengembangan sistem informasi yang akan dilaksanakan haruslah beroreantasi pada kemudahan dan kenyamanan masyarakat dalam menggunakannya. Integrasi dan keterlibatan penuh dari staf dan seluruh pegawai. Mereka perlu mendapatkan pelatihan yang memadai, dan ada insentif yang diukur berdasarkan kesuksesan pelaksanaan e-government di lapangan. Keterlibatan pegawai menjadi mutlak karena sebaik apapun sistem aplikasi yang dijalankan tidak akan mempunyai manfaat penuh tanpa keterlibatan mereka. Kerjasama dengan berbagai pihak, baik pemerintah maupun swasta. eGovernment adalah proses yang sangat besar yang membutuhkan partisipasi dari berbagai kalangan. Pemerintah akan sulit menjalankan program e-Government tanpa partisipasi penuh dari masayarakat. Karena itu kerjasama dengan berbagai pihak terutama yang terkait secara teknis perlu dilakukan.
Dari berbagai teori-teori diatas, peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa penerapan Sistem Informasi Akademik (SIAKAD) Online di Untirta secara garis besar merupakan kemampuan organisasi dalam pemanfaatan teknologi informasi dengan menggunakan segala sumber daya yang ada secara tepat guna mencapai tujuan organisasi tersebut dalam bentuk interaksi diantara mahasiswa, dosen, Pusda Info Untirta dan pihak-pihak lain yang berkepentingan terhadap penggunaan SIAKADonline dalam proses menunjang efektifitas dan efesiensi kinerja organisasi dan mempermudah proses akademik untuk meningkatkan pelayanan yang prima.
36
2.1.5
Pengertian SIAKAD Online Sistem Informasi Akademik merupakan sistem yang mengolah data dan
melakukan proses kegiatan akademi yang melibatkan antara mahasiswa, dosen, administrasi
akademik,
keuangan
dan
data
atribut
lainnya.
Sistem informasi Akademik melakukan kegiatan proses administrasi mahasiswa dalam melakukan kegiatan administrasi akademik, melakukan proses pada transaksi belajar-mengajar antara dosen dan mahasiswa, melakukan proses administrasi akademi baik yang menyangkut kelengkapan dokumen dan biaya yang muncul pada kegiatan registrasi ataupun kegiatan operasional harian administrasi akademik. (http://sisteminformasiakademik.wordpress.com )
Menurut Siakad Online (2014) (Sistem Informasi Akademik - Online) adalah Suatu sistem Informasi Akademik yang dibangun untuk memberikan kemudahan kepada pengguna dalam kegiatan administrasi akademik kampus secara online, seperti proses Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB), pembuatan kurikulum, pembuatan jadwal kuliah, pengisian Kartu Rencana Studi (KRS), pengisian nilai, pengelolaan data dosen & mahasiswa. Sistem ini juga dapat berfungsi sebagai pendukung untuk analisis data dalam menentukan keputusan Kampus. Sedangkan menurut Rahmawati (2012:16-17)Sistem Informasi Akademik (SIAKAD) online secara khusus dirancang untuk memenuhi kebutuhan Perguruan Tinggi yang menginginkan layanan pendidikan yang terkomputerisasi untuk meningkatkan kinerja, kualitas SDM yang dihasilkannya.Sistem Infromasi Akademik
37
(SIAKAD) sangat membantu dalam pengelolaan data nilai mahasiswa, matakuliah, data staf pengajar (dosen) serta administrasi fakultas/jurusan yang sifatnya masih manual untuk dikerjakan dengan bantuan Software agar mampu mengefektifkan waktu dan menekan biaya operasional.Sistem informasi akademik juga tela disesuaikan dengan kebutuhan Perguruan Tinggi termasuk laporan EPSBED (Evaluasi Program Studi Berbasiskan Evaluasi Diri) yang diserahkan kepada DIKTI setiap semester secara otomatis.
Adapaun Kelebihan dari Sistem Informasi Akademik (SIAKAD) Online adalah sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. 5.
Gratis dan minim investasi/modal Aplikasinya nyaman dan sesuai kebutuhan setiap pengguna Skalabilitas tinggi, aman, handal, mudah dan cepat diimplementasikan Satu login pengguna untuk akses seluruh layanan yang tersedia Fleksibel dan uptodate mengikuti perkembangan aturan pendidikan di Indonesia. (http://siakad-online.com) Untuk keunggulan Sistem Informasi Akademik anatara lain:
1.
2.
3.
User Friendly Disain tampilan dan menu-menu Sistem Informasi Akademik mudah dioperasikan dengan tidak menghilangkan informasi penting yang ingin disampaikan. Sesuai dengan kebutuhan Perguruan Tinggi Sistem informasi akademik dirancang untuk mengakomodasi kebutuhan sistem akademik pada Perguruan Tinggi seperti sistem pengambilan mata kuliah, format transkrip nilai, pengelolaan data mahasiswa dan dosen, pengelolaan program studi dan lain-lain. Kompatibel dengan laporan DIKTI (SK-034) Sistem informasi akademik dapat mengakomodir kebutuhan pembuatan laporan EPSBED (Evaluasi Program Studi Berbasiskan Evaluasi Diri) SK-034 dari DIKTI. sehingga laporan ke DIKTI setiap semester dapat dibuat dengan cepat karena diambil dari transaksi kegiatan harian instansi anda.
38
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Menekan Biaya Operasional Sistem informasi akademik terbukti efektif memangkas biaya operasional pengelolaan data akademik terutama dalam hal efektifitas kerja dan biaya untuk alat tulis kantor (ATK). Berbasis Web/Jaringan Sistem informasi akademik dapat digunakan dalam sebuah jaringan lokal (LAN) maupun internet sehingga memudahkan koordinasi dan efektif kerja. Bebas biaya lisensi untuk komputer client Biaya lisensi software hanya dikenakan pada komputer server. User berhak/dibebaskan menggunakan komputer client tanpa dibebani biaya tambahan, berapapun jumlah komputer client yang digunakan. Dikembangkan secara Konsisten Sistem informasi akademik dikembangkan secara ber kesinambungan dan konsisten demi meningkatkan kemampuannya terutam dalam penyesuaian dengan versi terbaru dari sistem laporan EPSBED ke DIKTI Perbaikan Bug/Error melalui jarak jauh Adanyajaminan bug program (jika ditemukan gangguan) akan ditangani dan perbaiki dengan segera, walaupun lokasi instansinya jauh dari kantor, Update perbaikan bug akan segera di upload server trac oleh penyedia jasa. Fiturnya Lengkap Sistem informasi akademik memberikan kemudahan dalam mengelola seperti data dosen, data mahasiswa, data alumni, data mata kuliah, data nilai, mahasiswa, transkrip nilai, dll. (http://sisteminformasiakademik.wordpress.com )
Penerapan Sistem Informasi Akademik (SIAKAD) online bermanfaat sebagaimana berikut: 1.
2.
3.
Integrasi Data Siakad Online mengelola seluruh data secara terintegrasi sehingga data akan selalu uptodate / realtime dan selalusiap untuk digunakan, serta mengurangi kemungkinan duplikasi data karena siakad Online menggunakan sistem basis data terpusat. Pusat Informasi Dengan respon email otomatis, Penerimaan Mahasiswa Baru PMB online, penjadwalan kelas, KRS online, dan penilaian secara online / realtime maka semua berita atau pengumuman Siakad onlineakan menjadi pusat informasi yang senantiasa menjadi kebutuhan bagi seluruh civitas kampus. Rekam Kegiatan Kampus SIAKAD online memberikan kemudahan kepada para pengguna untuk senantiasa dapat memantau perkembangan setiap kegiatan yang ada didalam
39
4.
kampus, mulai dari proses penerimaan mahasiswa baru (PMB), KRS, Proses perkuliahan dan penilaian, sehingga setiap prosesnya dapat dilakukan secara efektif dan efisien. Media Komunitas Pengguna Dengan email terpadu. fiturchating, forum dll, SIAKAD Online memberikan fasilitas media komunikasi kepada seluruh pengguna, diantaranya mahasiswa, dosen, staff akademik, staff PMB, staff keuangan, atau bahkan admin sistem dan pimpinan untuk senantiasa saling berkomunikasi. (http://siakadonline.com) Beberapa keuntungan yang dapat diperoleh dengan penerapan Sistem
Informasi Akademik ini adalah : 1. Kemudahan bagi mahasiswa untuk memperoleh informasi tanpa harus melakukan interaksi langsung dengan bagian administrasi karena informasi tersebut dapat diperoleh dengan melakukan pencarian data melalui komputer yang terkoneksi secara intranet ataupun internet. 2. Kemudahan bagi bagian administrasi dikarenakan berkurangnya interaksi secara langsung dan lebih dilakukan interaksi terhadap data-data yang diinputkan oleh mahasiswa yang merupakan kebutuhan untuk proses pengolahan data. 3. Penyimpanan data yang terstruktur dikarenakan Sistem Informasi Akademik menggunakan database yang tersimpan didalam komputer. 4. Updating informasi antara bagian administrasi akademik maupun dengan bagian keuangan yang merupakan validasi untuk status mahasiswa sehingga dapat melakukan kegiatan belajar mengajar , dimana terjadi interaksi data secara langsung tanpa memerlukan update data secara manual. Update data dari Sistem Keuangan dan Sistem Akademik merupakan proses penting dimana proses ini mengupdate status mahasiswa dalam interval waktu tertentu. 5. Kemudahan bagi pengajar untuk melakukan kegiatan belajar mengajar dimana pada komponen Front End Web dan komponen Back End Web dapat membantu para pengajar untuk menyampaikan informasi secara on-line dan menerima informasi secara on-line dari mahasiswa. 6. Pada sistem ini dapat mereduksi waktu yang dilakukan pada Sistem Akademik secara manual. 7. Pengolahan data keuangan yang lebih efektif dengan menggunakan aplikasi yang dapat mendukung proses keuangan dan proses kepegawaian.(http://sisteminformasiakademik.wordpress.com )
40
2.1.6 Penelitian Terdahulu Dalam penelitian terdahulu ini dimaksudkan untuk memberikan keterangan atau penjelasan mengenai kajian penelitian yang pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya yanga diambil dari Skripsi dan Jurnal Penelitian untuk dibandingkan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti sekarang. Adapun untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 2.1 Perbandingan Penelitian Terdahulu Dengan Penelitian Sekarang
NO
ITEM
1
Judul
2
Tahun
3
Tujuan Penelitian
Penelitian Sebelumnya: Wawis Nawawis Pengaruh Kulitas Pelayanan Administrasi Akademik Online Terhadap Kepuasan Mahasiswa (Studi pada Pusdainfo Untirta) 2010 Untuk megetahui seberapa besar pengaruh kualitas pelayanan administrasi akademik online terhadap kepuasan mahasiswa pada Pusdainfo Untirta dan factor-faktor apa saja yang mempengaruhi ketidakpuasan
Penelitian Sebelumnya: Rahmawati Analisis Penerapan Sistem Informasi Akademik (SIAKAD) Online Di Universtias Sultan Ageng Tirtayasa
Penelitian Saat ini: Ismatullah
2012 Untuk mengukur penerapan SIAKAD online Di Untirta
2014 Untuk mengukur Penerapan SIAKAD online Di Untirta yang lebih baik
Analisis Penerapan Sistem Informasi Akademik (SIAKAD) Online Di Universtias Sultan Ageng Tirtayasa
41
terhadap pelayanan administrasi akademik online oleh Pusdainfo Untirta Kualitas Pelayanan dan Kepuasan 4
Teori
5
Metode / Paradigma
6
Hipotesis (Kuantitatif)
7
Hasil Penelitian/ Kesimpulan
8
Persamaan
Kuantitatif dengan pendekatan asosiatif Terdapat pengaruh yang signifikan antara kualitas pelayanan administrasi akademik online terhadap kepuasan mahasiswa (Studi pada Pusdainfo Untirta) Terdapat pengaruh yang signifikan antara kualitas pelayanna administrasi akademik online terhadap kepuasan mahasiswa, dengan koefisien korelasi product moment sebesar 0,696% atau dapat dikatakan mempunyai tingkat hubungan yang kuat Mengukur tentang penerapan
Keunggulan dari penggunaan Sistem Informasi Akademik
Kuantitatif dengan pendekatan deskriptif Penerapan SIAKAD Online Di Untirta kurang dari 75% dari yang diharapkan 100%.
Penerapan electronic Government menurut United Nation dalam Budiati (2003:21) Kuantitatif dengan pendekatan deskriptif Penerapan SIAKAD Online Di Untirta kurang dari 75% dari yang diharapkan 100%.
Penerapan sistem informasi akademik (SIAKAD) online di Untirta masih rendah atau kurang memadai serta kepuasan responden atas penerapan sistem informasi akademik (SIAKAD) online di Untirta masih rendah Mengukur tentang penerapan
Mengukur tentang penerapan
42
9
10
11
Perbedaan
Kritik
Sumber
SIAKAD online Di Untirta Menggunakan metode korelasi Product Moment dengan derajat kesalahan 5%, jumlah populasi sebanyak 9.436 orang dan sampel sebanyak 100 orang
SIAKAD online Di Untirta Menggunakan rumus Slovin dengan derajat kesalahan 10%, jumlah populasi sebanyak 3651 orang dan sampel sebanyak 97 orang
Kinerja pegawai Pusdainfo harus lebih ditingkatkan lagi agar lebih maksimal dalam memberikan pelayanan, peningkatan fasilitas sarana pendukung layanan sistem administrasi akademik online, dan melakukan pelatihan-pelatihan bagi pegawai Pusdainfo Untirta http://repository.fis ip-untirta.ac.id/
Jaringan wireless diperbaiki dan diperbanyak, kuota internet ditambah, siakad dapat diakses setiap saat,
SIAKAD online Di Untirta Menggunakan rumus tabel Issac dan Michael dengan tingkat kesalahaan sebesar 10% , jumlah populasi sebanyak 14.010 orang dan jumlah sampel sebanyak 266 orang
Jurnal Administrasi Data Pulbik (JAP) pribadi volume 3 nomor 1 tahun 2012
penelitian
Berdasarkan tabel 2.1 diatas mengenai penelitian terdahulu yang dalakukan oleh Rahmawati, tentang Analisis Penerapan Sistem Informasi Akadamik (SIAKAD) Online Di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa tahun 2012 menggambarkan hasil penelitiannya sebagaimana berikut:
43
“Penerapan sistem informasi akademik (SIAKAD) online di Untirta masih rendah atau kurang memadai serta kepuasan responden atas penerapan sistem informasi akademik (SIAKAD) online di Untirta masih rendah.Hal ini dikarenakan koneksi jaringan yang sering terputus atau lambat, belum didukung dngan sarana dan prasarana seperti modem broadband hotspot dengan jangkauan yang luas, quota downloud yang rendah dan portal akademik tidak bisa diakses setiap saat. Selain itu beberapa item yang ada dalam portal/SIAKAD tidak bisa digunakan dalam mendukung aktifitas belajar mengajar baik bagi mahasiswa maupun dosen. Belum lagi jaminan keamanan atas username dan password, terutama dosen yang bisa diakses oleh oknum mahasiswa untuk mengubah nilai yang sudah diupload”.
Sedangkan berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Wawis Nawawis Mahasiswa Ilmu Administrasi Negara tahun 2010 tentang Pengaruh Kualitas Pelayanan Adminstrasi Akademik Online Terhadap Kepuasan Mahasiswa (Studi Pada Pusat Data dan Informasi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa) dengan menggunakan Metode Penelitian Kuantitatif Deskriptif, dengan tujuan untuk menganalisis dan mendeskripsikan seberapa besar pengaruh kualitas pelayanan administrasi akademik online terhadap kepuasan mahasiswa dan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi ketidakpuasan mahasiswa terhadap pelayanan administrasi akademik online oleh pusat data dan informasi (Pusdainfo) Universitas Sultan Ageng tirtayasa menjelaskan sebagaimana berikut: 1. Terhadap pengaruh yang signifikan antara kulitas pelayanan administrasi akademik online terhadap kepuasan mahasiswa, dengan nilai koefisien korelasi prodact moment sebesar 0,696 atau dapat dikatakan mempunyai tingkat hubungan yang kuat. Kemudian koefisien detrminasi sebesar 48,40 kontribusi variabel X (kualitas Pelayanan Administrasi Akademik Online) terhadap variabel Y (Kepuasan Mahasiswa) sedangkan sisanya sebesar 51,60% ditentukan oleh faktor lain, dan nilai uji signifikansi sebesar
44
9,594, hal ini menunjukan bahwa hipotesis yang diterima adalah hipotesis alternative (Ha). 2. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi ketidakpuasan mahasiswa terhadap pelayanan administrasi akademik online oleh Pusdainfo Serang antara lain: Pertama, Kurangnya sarana penunjang teknologi informasi yang ada di Unirta seperti, kurangnya sarana komputer disetiap fakultas, dan gedung-gedung perkuliahan bahkan tidak ada sama sekali, Kedua, pengolahan jaringan internet belum maksimal, dimana ketika mahasiswa ingin melakukan registrasi online akses data lambat dan bahkan akses data tidak berjalan sama sekali. Ketiga, masih belum lengkapnya data-data yang ada di portal sistem informasi akademik (SIAKAD) Untirta dan bahkan belum diperbaharuinya katagori informasi akademik yang belum diperbaharui. Keempat, Kinerja pegawai Pusdainfo masih belum maksimal antara lain: Pegawai Pusdainfo kurang tanggap, kurang cepat dan kurang merespon keluhan-keluhan mahasiswa apabila terjadi kendala atau masalah dalam proses pelayanan administrasi akademik dikantor Pusdainfo Untirta masih berbelit-belit serta pegawai Pusdainfo sulit dihubungi.
2.2 Kerangka Berfikir Penerapan teknologi informasi di perguruan tinggi merupakan salah satu bentuk dari perubahan paradigma dalam rangka untuk meningkatkan kinerja, kualitas pelayanan, daya saing dan kualitas SDM yang dihasilkannya. Terutama kepada mahasiswa, dosen dan civitas akademika agar dalam proses registrasi atau kegiatan belajar dan mengajar mahasiswa lebih efektif dan lebih efisien. Dalam kaitan penggunaan teknlogi informasi terhadap penerapan sistem informasi akademik (SIAKAD) Online Di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Berdasarkan dari latar belakang masalah, identifikasi masalah dan perumusan masalah yang telah peneliti uraikan sebelumnya, maka untuk mengetahui penerapan
45
sistem informasi akademik (SIAKAD) online Di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, maka peneliti menggunakan indikator dari United Nation dalam Budiati (2003:21), bahwa dalam penerapan e-Government mengandung tujuh indikator yaitu : Legal Framwork, berkaitan dengan produk hukum dan keberadaan peraturan-peraturan yang memberi arah dan mendorong pemanfaatan e-Government. Infrastruktur, yang berkaitan dengan sarana dan prasarana yang mendukung pemanfaatan eGovernment.The Strength of Human Capital, berkaitan dengan pengadaan SDM dalam mendukung pelaksanaan e-Government. Coordination, berkaitan dengan kordinasi dalam mendukung pelaksanaan e-Government. Privacy, salah satu prinsip yang penting karena menyangkut kepercayaan masyarakat terhadap data-data dan informasi yang mereka berikan. Adanya privasi yang terlindung akan memberikan rasa aman pada masyarakat dan mendapatkan layanan online dan sekaligus dapat mendorong paritisipasi yang lebih besar dari mereka. Security, aspek keamanan berhubungan dengan bagaiman dukumen, file, dan berbagai informasi hanya bisa diakses oleh orang yang berhak. Aspek keamanan data menjadi faktor penting pengembangan e-Government, karena kalau saja informasi atau data disalahgunakan akan menimbulkan gejolak negatif yang tidak diinginkan. Civil Service, berkaitan dengan pelayanan yang diberikan oleh pemerintah kepada masyarakat melalui pemanfaatan e-Government. Untuk lebih jelasnya kerangka berfikir ini dapat dilihat melalui bagan berikut ini
46
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berfikir Analisis Penerapan Sistem Informasi Akademik (SIAKAD) Online Di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Masalah: 1. Sistem jaringan sering kali mengalami gangguan disetiap pengisian kartu rencana studi (KRS) 2. Tidak tersedianya sarana komputer disetiap gedung perkuliahan dan Fakultas yang bisa diakses oleh mahasiswa secara gratis. 3. Tidak dimanfaatkannya fitur, dan item-item/forum layanan dalam Portal Akademik/Siakad Online dalam menunjang proses akademik 4. Kualitas pelayanan SIAKAD Online yang dirasakan dengan penggunaan SIAKAD Online kurang memuaskan atau masih rendah. 5. Tingkat penerapan SIAKAD Online saat ini dalam kategori sedang.
Pengguna SIAKAD Online (Mahasiswa dan Dosen Untirta)
Penyelenggara SIAKAD Online (Pusda Info Untirta)
Indikator Penerapan E-Government: 1. Legal Framwork(Keranga Hukum) 2. Infrastructur(Infrastruktur) 3. The Strength of Human Capital(Kekuatan Modal SDM) 4. Coordination(Koordinasi) 5. Privacy(Privasi) 6. Security(Keamanan) 7. Civil Service (Pelayanan kepada mahasiswa dan Dosen) United Nation dalam Budiati (2003:21)
Untuk MengetahuiPenerapan Sistem Informasi Akademik (SIAKAD) Online di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Yang Lebih Baik.
47
2.3 Hipotesis Penelitian Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan diatas, peneliti memiliki hipotesis sebagai berikut: “Analisis Penerapan Sistem Informasi Akademik (SIAKAD) Online Di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa adalah kurang dari 75% dari yang diharapkan 100%. Dari penjabaran diatas, maka dapat disimpulkan bahwa: Ho: µ< 75% Hal ini berarti hipotesis deskriptif atau hipotesis nol dari penelitian analisis penerapan sistem informasi akademik (SIAKAD) online di Untirta adalah tercapai (lebih rendah atau sama dengan) 75% dari yang diharapkan. Ha: µ> 75% Hal ini berarti hipotesis kerja dari penelitian ini adalah analisis penerapan sistem informasi akademik (SIAKAD) online di Untirta adalah (lebih tinggi atau sama dengan) 75% dari yang diharapkan. Merujuk dua hipotesis tersebut, maka peneliti mengambil salah satu hipotesis untuk penelitian skripsi ini bahwa: Ho: µ< 75% Hal ini berarti hipotesis deskriptif atau hipotesis nol dari penelitian analisis penerapan sistem informasi akademik (SIAKAD) online di Untirta adalah tercapai (lebih rendah atau sama dengan) 75% dari yang diharapkan.
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian Menurut Husaini Usman & Purnomo Setiadi (2006:42) Metode adalah suatu prosedur atau cara untuk mengetahui sesuatu, yang mempunyai langkah-langkah sistemaits. Sedangkan metodologi adalah suatu pengkajian dalam mempelajari peraturan-peraturan suatu metode.Jadi mendefinisikan metode penelitian adalah suatu pengkajian dalam mempelajari peraturan-peraturan yang terdapat dalam penelitianpenelitian. Menurut Sugiyono (2005:1) metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan definisi tersebut terdapat empat kata kunci yang harus diperhatikan yaitu cara ilmiah, tujuan dan kegunaan. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yaitu rasional, empiris, dan sistematis. Rasional berarti kegiatan itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaran manusia. Empiris berarti cara-cara itu dapat diamati oleh indera manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-cara yang digunakan. Sistematis berarti proses yang digunakan dalam penelitian itu mengguanakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis. Sedangkan menurut
48
49
Irawan (2005:4), metode penelitian adalah totalitas cara yang digunakan peneliti untuk menemukan kebenaran ilmiah. Untuk menemukan jawaban-jawaban dalam masalah-masalah, tujuan dan manfaat yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka metode penelitian yang berjudul “Analisis Penerapan Sisten Informasi Akademik (SIAKAD) Online Di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa” ini adalah metode penelitian kuantitatif deskriptif. Menurut Sugiyono (2005:8), Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
3.2 Instrumen Penelitian Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus ada alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan insrtumen penelitian (Sugiyono, 2005:14). Jadi instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati, dari instrumen penelitian tersebut nanti akan disajikan beberapa pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk di jawab yang dikenal sebagai kuesioner. Untuk mempermudah dalam menemukan
50
jawaban atas masalah yang telah diuraikan, berikut ini peneliti sajikan operasional variabel dalam bentuk kisi-kisi instrumen adalah sebagai berikut: Tabel 3.1 Operasional Variabel Variabel
Indikator Legal Framework (Kerangka Hukum)
Infrastructure (Infrastruktur)
Penerapan EGovernment Menurut United Nation dalam Budiati (2003: 21)
The Strength of Human Capital (Kekuatan Modal SDM) Coordination (Koordinasi)
Sub Indikator
Butir
1. Keberadaan pedoman standar operating procedur (SOP)
1,2,3
1. Fitur (display) portal akademik (siakad online) 2. Ketersediaan sarana (misalnya komputer) 3. Ketersedian jaringan internet/konektivitas yang memadai 4. Aplikasi layanan Siakad online
4,5,6,7,8, 9,10,11, 12
1. Jumlah Pegawai Pusdainfo 2. Pelatihan serta pengembangan kompetensi SDM 3. Profesionalitas pegawai
1. Sinkronisasi antara pengguna dan penyedia layanan 2. Kesesuaian penginputan data akademik
Privacy (Privasi)
1. Kode akses tunggal atau password
Security (Keamanan)
2. Gangguan peretas web portal akademik dari oknum tertentu 3. keamanan data-data akademik
Civil Service (Pelayanan kepada mahasiswa dan dosen)
1. Kegunaan siakad online 2. Harapan yang diinginkan oleh pengguna layanan
Skala
13,14,15, 16,17,18, 19,20 Likert 21,22,23
24,25
26,27,28
29,30&3 1
51
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk kuesioner, dengan satu variabel yaitu Penerapan E-Government dalam hal ini adalah SIAKAD Online. Sedangkan skala pengukuran instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Skala Likert. Skala Likert yang digunakan untuk mengukur sikap,pendapat,dan persepsi
seseorang
atau
kelompok
(Sugiyono,2007:107). Kemudian
orang
tentang
fenomena
sosial
Indikator tersebut dijadikan titik tolak untuk
menyusun item-item instrumen dalam bentuk pertanyaan. Jawaban setiap item instrument memiliki tingkatan nilai dari sangat positif sampai sangat negatif. Dan untuk keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban dari setiap item instrument diberi skor sebagai berikut : Tabel 3.2 Skoring Item Instrumen Jenis Jawaban
Skor
Sangat Positif
4
Positif
3
Negatif
2
Sangat Negatif
1
Sumber: Diadaptasi dari skor kategori Likert skala 4
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian Populasi menurut Sugiyono (2007:90) adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
52
ditetapkan peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Populasi adalah jumlah total dari seluruh unit atau elemen di mana penyelidik tertarik. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah civitas akademika (dosen dan mahasiswa) Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Serang Banten, adapun jumlah populasi penelitian ini adalah 14.010 orang. Sampel penelitian adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan obyek yang diteliti dan diambil dengan mengunakan teknik tertentu. Sampel juga berarti sebagian dari populasi, atau kelompok kecil yang diamati. Dengan menggunakan tabel Issac dan Michael dengan tingkat kesalahaan sebesar 10% maka jumlah sampel dalam penelitian adalah sebanyak 266 responden. Kemudian teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan teknik proportional cluster random sampling, dimana sampel dalam penelitian ini dihitung berdasarkan ketentuan besaran sampel atas besaran populasi. Dikatakan proportional cluster random sampling karena populasi terdiri dari sub populasi yang tidak homogen, dan tiap-tiap populasi akan diwakili sesuai dengan proporsinya masing-masing dalam penelitian. Jadi pada pokoknya yaitu mengambil sampel dari tiap-tiap sub populasi dengan memperhitungkan besar kecilnya sub populasi, sehingga nantinya jumlah sampel yang akan diambil akan menghasilkan sampel yang representatif (Sugiyono, 2005: 99).
53
Tabel 3.3 Perhitungan Sampel
No
Area
Jumlah Mahasiswa dan Dosen
Perhitungan
Hasil
Hasil Akhir
4.282
4.282 100% 30,56% 266 14.010
81,2
81
2.707 100% 19,32% 266 14.010
51,39
51
48,11
48
27.71
28
26.86
27
21.07
21
9,53
10
1
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
2
Fakultas Ekonomi
2.707
3
Fakultas Teknik
2.534
4
Fakultas Pertanian
1.460
2.534 100% 18,08% 266 14.010 1.460 100% 10,42% 266 14.010
1.415
1.415 100% 10,47% 266 14.010
5
6 7
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Fakultas Hukum Dosen Jumlah
1.110 502
1.110 100% 8,27% 266 14.010 502 100% 3,58% 266 14.010
14.010
266
Sumber: Pusdainfo Untirta tahun 2014
Dari perhitungan sampel di atas, maka peneliti mengambil sampel sebanyak 266 sampel yang tersebar diseluruh cluster. Sedangkan cara pengambilan sampel tersebut, peneliti menentukannya secara acak.
54
3.4 Sumber Data Yang Diperlukan Dalam Penelitian ini data yang diperoleh atau digunakan dapat dikelompokan menjadi 2 sumber data sebagai berikut: 1.
Data Primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari sumbernya (sampel atau responden) dengan menggunakan teknik pengumpulan data tertentu. Data primer dapat diperoleh melalui wawancara maupun observasi langsung.
2.
Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh melalui sumber artikel-artikel (tentang e-government) dan gambar-gambar. Yang dapat berbentuk buku-buku, dokumen dan data elektronik (website)
3.5 Teknik Pengumpulan Data Ada beberapa teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti, yaitu : 1.
Observasi, serangkaian pengumpulan data yang dilakukan secara langsung terhadap objek atau objek penelitian melalui mata, telinga, dan perasaan dengan melihat fakta-fakta dari objek yang diteliti.
2.
Wawancara terstruktur dengan instrumennya berupa kuesioner, yaitu mengumpulkan data dan informasi yang dilakukan dengan memberi seperangkat pertanyaan kepada responden untuk dijawab. Dalam hal ini angket diberikan kepada mahasiswa dan dosen Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang terpilih sebagai sampel.
55
3.
Studi kepustakaan, yaitu studi atau teknik pengumpulan data dengan cara memperoleh atau mengumpulkan data dari berbagai refrensi yang relevan maupun jurnal ilmiah.
3.6 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Uji validitas digunakan untuk sah atau valid tidaknya suatu kuesioner, validitas instrument menggambarkan bahwa suatu instrument benar-benar mampu mengukur variabel-variabel yang akan diukur dalam penelitian serta mampu menunjukan tingkat kesesuaian antar konsep dan hasil pengukuran. Rumus uji validitas ini adalah:
n∑xy– (∑x)( ∑y) rxy = √ {n∑X2 – (∑x)2 }{n∑y2 – (∑y)2 }
Keterangan: r
= Koefisien korelasi product moment
Σx
= Jumlah nilai dalam sebaran x
Σy
= Jumlah nilai dalam sebaran y
Σxy = Jumlah hasil kali nilai x dan y yang berpasangan Σx2
= Jumlahnilai yang dikuadratkan dalan sebaran x
Σy2
= Jumlahnilai yang dikuadratkan dalam sebaran y
n
= Jumlah sampel
56
Reliabilitas berasal dari kata bahasa inggris rely, yang berarti percaya dan reliable yang artinya dapat dipercaya. Dengan demikian reliabilitas dapat diartikan sebagai keterpercayaan (Purwanto, 2007:191). Pengujian reliabilitas instrumen yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik Alpha Cronbach, yaitu penghitungan yang dilakukan dengan menghitung rata-rata interkorelasi diantara butir-butir pertanyaan dalam kuesioner, variabel dikatakan reliabel jika niali alphanya lebih dari 0.6 (Purwanto, 2007:181). Dengan dilakukan uji reliabilitas maka akan menghasilkan suatu instrumen yang benar-benar tepat/akurat dan mantap. Apabila koefisien reliabilitas instrumen yang dihasilkan lebih besar berarti instrumen tersebut memiliki reliabilitas yang cukup baik. Rumus Alpha Cronbach, sebagai berikut :
k
∑ σb ²
1-
r11 = k–1
∑ σ1²
Keterangan: r
= Reliabilitas instrumen
k
= Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
∑σb² = Jumlah varians butir σ1²
= Varians total
57
3.6
Metode Analisis Data Analisis data merupakan upaya untuk menyederhanakan dan menyajikan
data dengan mengelompokan dalam suatu bentuk agar mudah dipahami dan selanjutnya dipersentasikan. Dalam hal ini peneliti menggunakan analisis data kuantitatif yang diperlukan adanya penghitungan matematis atau statistik sebagai alat bantu analisis. Adapun teknis analisis data yang digunakan dalam melakukan penelitian ini adalah statistik deskriptif. Dimana statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau genaralisasi. Karena bentuk hipotesisnya adalah deskriptif maka teknik uji untuk hipotesisnya adalah dengan menggunakan rumus ttes (untuk satu variabel atau satu sampel). Berikut adalah rumus pengujian hipotesis deskriptif yang diajukan dalam penelitian ini yang menggunakan t-test (Uji T) sebagaimana berikut:
X -µ0 t = S √n
Keterangan:
58
t = Nilai t yang dihitung, selanjutnya disebut t hitung X
= Nilai rata-rata x
µ0
= Nilai yang dihipotesiskan
S
= Simpangan baku sampel
n
= Jumlah anggota sampel
3.7 Tempat dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini bertempat Di Kampus Universitas Sultan Ageng Tirtayasa UPT PUSDA INFO. Alamat : Jl Raya Jakarta KM. 4 Pakupatan Serang – Banten Telp. (0254) 280330, Fax (0254) 8488143, Website: www.untirta.ac.id. Adapaun jadwal penelitian peneliti dapat dilihat pada tabel berikut ini:
59
Tabel 3.4 Waktu Penelitian
WAKTU PELAKSANAAN Agustus 2013 – Juli 2014 No.
KEGIATAN
1 2 3
Observasi Awal Pengajuan Judul Perizinan dan Observasi Pengumpulan Data Bimbingan Penyusunan Proposal Seminar Proposal Revisi Proposal Penyebaran Kuesioner Pengolahan dan Analisis Data Sidang Skripsi Revisi Skripsi
4 5 6 7 8 9 10 11 12
`
Agt „13
Spt „13
Okt „13
Nov „13
Des „13
Jan „14
Feb „14
Mrt„ 14
Apr „14
Mei „14
Jun „14
Jul „14
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1 Deskripsi Objek Penelitian 4.1.1 Profil Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dimulai dengan berdirinya Yayasan Pendidikan Tirtayasa pada tanggal 1 Oktober 1980 berdasarkan Akte Notaris No: 1 Tahun 1980, kemudian dilakukan penyempurnaan dan dikukuhkan kembali dengan akte Notaris Ny. R.Arie Soetardjo, Nomor 1, Tanggal 3 Maret 1986.Kata Tirtayasa (Bahasa Sansekerta yang berarti air mengalir) diambil dari nama Pahlawan Nasional yang berasal dari Banten, yaitu Sultan Ageng Tirtayasa (Kepres RI Nomor: 045/TK/1070). Nama Asli Sultan Ageng Tirtayasa adalah Abul Fatih Abdul Fatah, pewaris ke-IV tahta Kesultanan Banten. Sultan Ageng Tirtayasa dianugerahi tanda jasa Pahlawan Nasional karena dengan gigih menentang penjajahan Belanda dan berhasil membawa kejayaan dan keemasan Kesultanan Banten.
Langkah awal Yayasan Pendidikan Tirtayasa mendirikan Sekolah Tinggi Ilmu Hukum (STIH) pada tahun 1981 disusul dengan pendirian Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) pada tahun 1982. Berbarengan dengan pendirian STKIP, Yayasan Krakatau Steel Cilegon mendirikan Sekolah Tinggi Teknik (STT) yang selanjutnya STT bergabung dengan Yayasan
60
61
Pendidikan Tirtayasa untuk persiapan berdirinya Universitas Tirtayasa SerangBanten.
Universitas Tirtayasa Serang Banten merupakan penggabungan dari STIH, STT dan STKIP berdasarkan Surat Keputusan Mendikbud RI Nomor; 0596/0/1984, tanggal 28 November 1984, maka berubahlah status masingmasing sekolah tinggi menjadi Fakultas Hukum (FH), Fakultas Teknik (FT), dan Fakultas Ilmu Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP). Seiring dengan harapan masyarakat Banten, dari tahun ke tahun Universitas Tirtayasa mengembangkan pendirian fakultas dan program studi baru ditandai dengan berdirinya Fakultas Pertanian berdasarkan Surat Keputusan Mendikbud RI Nomor: 0123/0/1989, tanggal 8 Maret 1989, dan Fakultas ekonomi dengan Surat Keputusan Mendikbud Nomor: 0331/0/1989, tanggal 30 Mei 1989.
Perubahan sosial politik yang terjadi di Indonesia telah ikut mempengaruhi perubahan yang terjadi pada Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Didasari oleh perkembangan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa sebagai Perguruan Tinggi Swasta yang kurang signifikan dan spirit era reformasi telah mendorong Pimpinan Universitas dan para Pimpinan Fakultas di lingkungan Universitas Tirtayasa serta Pengurus Yayasan Pendidikan Tirtayasa dan dukungan para tokoh Banten mengusulkan penegerian Universitas Sultan Ageng Tirtayasa kepada pemerintah pusat melalui Departemen Pendidikan Nasional.
62
Selanjutnya pada tanggal 13 Oktober 1999 keluarlah Keppres RI Nomor; 130/1999 tentang Persiapan Perguruan Tinggi Negeri Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Atas kerja keras dan kesungguhan dari pimpinan Untirta dan pengurus Yayasan maka pada tahun 2001 berdasarkan Keputusan Presiden RI Nomor: 32 tanggal 19 Maret 2001 Universitas Sultan Ageng Tirtayasa secara resmi ditetapkan menjadi Perguruan Tinggi Negeri definitif.
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa sebagai perguruan tinggi negeri yang baru terus berupaya melakukan perubahan-perubahan dan perbaikanperbaikan,
baik
dibidang
kelembagaan,
akademik,
maupun
dibidang
kemahasiswaan dan kerjasama. Perubahan mendasar di bidang organisasi dan tata kerja adalah dengan ditetapkannya Keputusan Mendiknas Nomor 023/J43/d.1/SK/IV/2003 dan Statuta Universitas Sultan Ageng Tirtayasa berdasarkan Keputusan Mendiknas Nomor 10 tahun 2007. Demikian pula perubahan dan perbaikan dibidang akademik khususnya pendirian fakultas dan jurusan-jurusan
baru,
pembangunan
sarana
dan
prasarana
pendidikan,
pengembangan dan peningkatan kualitas dosen dan tenaga pendidikan lainnya, pengembangan ICT untuk menunjang pendidikan dan pelayanan akademik prima, pengembangan dan peningkatan sarana perpustakaan menuju e-library dan e-jurnal penguatan atmosfer akademik di kampus, serta peningkatan kualitas pendidikan melalui sistem penjaminan mutu dan evaluasi diri (Quality Assurance and Self evaluation).
63
4.1.2 Profil Pusat Data dan Informasi (Pusdainfo)
UPT. Pusat Data dan Informasi Untirta yang didirikan berdasarkan KEPMENDIKNAS RI Nomor: 124/0/2004 tanggal 7 Oktober 2004 tentang SOTK adalah lembaga menjadi pusat informasi yang unggul dalam pengembangan, pengolahan data dan pendidikan berbasis teknologi informasi di Indonesia. UPT. Pusat Komputer atau disingkat PUSKOM (nama awalnya) adalah sebagai ujung tombak dalam mengaplikasikan SIM akademik berbasis teknologi cyber universityuntuk akses publik dan internet, menyelenggarakan kegiatan pembelajaran berbasis teknologi education.
Saat ini UPT Pusat Komputer telah berubah namanya menjadi UPT Pusat Data dan Informasi dimana tantangan dan permasalahannya sudah berubah dan menjadi lebih kompleks. Sebagai informasi bahwa, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa saat ini telah memiliki 6 Fakultas dan 1 Pascasarjana. Jumlah program studi S1 saat ini berjumlah 22 program studi, 4 program studi D3, dan 3 program studi S2. Tercatat pada semester ganjil 2012/2013 jumlah mahasiswa aktif Untirta telah mencapai angka 13.384 dan ditambah dengan jumlah mahasiswa pascasarjana. Penyelenggaraan proses akademik, administrasi, keuangan, dan kepegawaian menjadi hal yang harus diperhatikan dan mulai disadari akan pentingnya integrasi data. Permasalahan sering terjadi perbedaan data antar unit
64
kerja yang bergerak di bidang akademik dan keuangan merupakan salah satu permasalahan yang disebabkan karena tidak adanya integrasi data.
Tabel 4.1 Jumlah Fakultas dan Jurusan No
Fakultas
Jurusan
1
Fakultas Hukum
1. Ilmu Hukum
2
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
1. 2. 3. 4. 5. 6.
PGSD PGPAUD Diksastrasia Bahasa Inggris Matematika Biologi
3
Fakultas Teknik
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Teknik Mesin Teknik Elektro Teknik Sipil Teknik Kimia Teknik Industri Teknik Metalurgi
4
Fakultas Pertanian
1. Agribisnis 2. Agroteknologi 3. Perikanan
5
Fakultas Ekonomi
1. Manajemen 2. Akuntansi 3. Ekonomi Pembangunan
6
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
1. Administrasi Negara 2. Komunikasi
Sumber : Pusdainfo Untirta Tahun 2014
65
Jumlah program studi yang demikian banyak dengan jumlah mahasiswa yang
semakin
meningkat,
maka
pengelolaan
dan
pelayanan
secara
terkomputerisasi dan berbasis online sudah menjadi hal yang mutlak. Pengelolaan konvensional dengan metode antrian dan pencatatan manual akan menyebabkan effort yang sangat besar dan antrian yang sangat panjang.
Implementasi Sistem Manajemen berbasis teknologi informasi dan komunikasi
diharapkan
mampu
memberikan
dukungan
bagi
pengelola
universitas, termasuk di dalamnya pengambilan keputusan strategis, secara cepat, akurat dan efisien. Selain hal ini, makin banyaknya jumlah dosen dan makin meningkatnya jenjang pendidikan dosen, membuat makin besarnya tuntutan akan akses informasi dan komunikasi yang handal dan reliable ke depannya. Kondisi geografis Untirta sendiri saat ini terpisah antara Untirta Kampus Serang dengan Untirta Kampus Cilegon (Fakultas Teknik). Ini sedikit banyak menjadikan hambatan dalam permasalahan komunikasi dan kordinasi. Oleh karenanya, solusi pastinya adalah implementasi teknologi informasi dan komunikasi.
Dengan teknologi informasi dan komunikasi sesungguhnya saat ini sudah tidak adalagi hambatan atau batasan yang dibatasi oleh ruang dan waktu. Paradigma sistem informasi yang tertutup dan berdiri sendiri, sudah saatnya harus dihilangkan dan diganti dengan paradigma keterbukaan informasi dan integrasi data.
66
4.1.3 Struktur Organisasi Pusdainfo Untirta
Pada saat ini Pusdainfo Untirta dikepali oleh Bapak Muhammad Adha Ilhami, ST., MT. yang dibantu oleh seorang Sekretaris dan bagian-bagian yang telah diklasifikasikan berdasarkan tiap fakultas yang ada di Untirta. Berikut ini Struktur Organisasi yang ada Di Pusdainfo Untirta:
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Pusdainfo Untirta KEPALA PUSDAINFO
SEKERTARIS
FISIP
FH
FE
FT
FKIP
FP
Sumber: Pusdainfo Untirta Tahun 2014
4.1.4 Visi dan Misi Pusdainfo Untirta
Adapun visi dan misi Pusdainfo Universitas Sultan Ageng Tirtayasa adalah sebagaimana berikut:
67
Visi : Mewujudkan Untirta sebagai Smart Modern Campus yang dapat menjadi kebanggaan masyarakat Banten, maju, bermutu, dan berkarakter.
Misi : 1. Mengembangkan teknologi informasi dan komunikasi untuk mendukung tugas manajemen menuju Untirta yang maju, bermutu, dan berkarakter dalam kebersamaan. 2. Mengembangkan teknologi informasi dan komunikasi yang mampu memunculkan potensi keunggulan Untirta. 3. Mengembangkan teknologi informasi dan komunikasi dalam upaya untuk meningkatkan kinerja Untirta dalam fungsi layanan.
4.2 Pengujian Persyaratan Statistik 4.2.1 Uji Validitas Instrumen Dalam penelitian ini, hal yang pertama kali dilakukan adalah melakukan uji validitas instrumen. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Uji validitas digunakan untuk mengetahui sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Kevaliditasan suatu instrumen menggambarkan bahwa suatu instrumen benarbenar mampu mengukur variabel-variabel yang akan diukur dalam penelitian serta mampu menunjukan tingkat kesesuaian antar konsep dan hasil pengukuran.
68
Untuk mengetahui apakah setiap butir dalam instrumen yang telah dibuat itu valid atau tidak valid, dapat diketahui dengan cara mengkorelasikan antara skor butir dengan skor total. Dengan menggunakan rumus Pearson Product Moment sebagai berikut: Rumus Korelasi Product Moment
n xy x y
rxy =
n x x n y y 2
2
2
2
Keterangan : r
= Besarnya korelasi product moment
n
= Jumlah sampel
∑x
= Jumlah skor dalam sebaran x
∑y
= Jumlah skor dalam sebaran y
∑xy
= Jumlah hasil kali skor x dan y yang berpasangan
∑x2
= Jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran x
∑y2
= Jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran y
Dikatakan valid jika rhitung > rtabel, dimana rtabel telah ditentukan sebesar 0,148 dengan taraf signifikasi sebesar 10%. Dengan jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 266 responden. Dari pengujian di atas maka didapatkan hasil sebagai berikut:
69
Tabel 4.2 Hasil Uji Validitas (Menggunakan SPSS v.16) No
r hitung
r table
Keterngan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
0,220 0,256 0,351 0,391 0,391 0,386 0,496 0,548 0,504 0,535 0,427 0,421 0,412 0,313 0,316 0,473 0,542 0,574 0,498 0,558 0,550 0,602 0,447 0,472 0,429 0,542 0,507 0,406 0,482 0,539 0,429
0,148 0,148 0,148 0,148 0,148 0,148 0,148 0,148 0,148 0,148 0,148 0,148 0,148 0,148 0,148 0,148 0,148 0,148 0,148 0,148 0,148 0,148 0,148 0,148 0,148 0,148 0,148 0,148 0,148 0,148 0,148
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Sumber : Hasil Penelitian Lapangan 2014
70
Berdasarkan hasil uji validitas yang tercantum dalam tabel 4.2 menunjukkan bahwa seluruh responden yang berjumlah 266 orang dapat menjawab seluruh pertanyaan yang peneliti berikan sebanyak 31 instrumen yang dapat dikatakan valid. Dengan demikian ke 31 instrumen ini dapat digunakan dalam penelitian dan dapat diolah dalam analisis berikutnya. 4.2.2 Uji Reliabiltas Instrumen Uji reliabilitas digunakan untuk menetapkan apakah instrumen yang ada dalam hal ini adalah kuesioner dapat digunakan lebih dari satu kali, paling tidak oleh responden yang sama. Uji reliabilitas untuk alternatif jawaban lebih dari dua, menggunakan uji Alpha Cronbach. Rumusnya dapat ditulis sebagai berikut:
Rumus Alpha Cronbach adalah sebagai berikut : Dimana : n
= Jumlah butir
Si²
= Variasi butir
St²
= Variasi total Dikatakan reliable menurut Siegel, jika r 11> rtabel, dimana rtabel telah
ditentukan sebesar 0,6. Dengan menggunakan teknik perhitungan spss, diperoleh hasil sebagai berikut :
71
Tabel 4.3 Hasil Uji Reliabilitas (Menggunakan SPSS v. 16) Case Processing Summary N Cases
Valid Excluded
a
Total
% 265
99.6
1
.4
266
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Tabel 4.4 Reability Statisticse Cronbach's Alpha
N of Items .868
31
Nilai di atas menunjukkan bahwa rhitung > rtabel atau 0,868>0,6. Sehingga dapat diberikan kesimpulan bahwa, butir instrumen penelitian ini adalah reliable. Berdasarkan uji validitas dan uji reliabilitas yang telah dilakukan, maka instrument dapat digunakan untuk pengukuran dalam rangka pengumpulan data dalam penelitian ini.
72
4.3 Deskripsi Data 4.3.1 Identitas Responden
Responden dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa aktif dan Dosen Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yakni sebanyak 14.010 orang. Dengan menggunakan rumus Issac dan Michele dengan tingkat kesalahan sebesar 10% maka jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 266 orang. Kemudian teknik pengambilan sample yang digunkan dalam penelitian ini adalah dengan teknik pengambilan sampel proportional cluster random sampling, dimana sampel dalam penelitian ini dihitung berdasarkan ketentuan besaran sampel atas besaran populasi. Dikatakan
proportional cluster random sampling karena
populasi akan diwakili sesuai dengan porsinya masing-masing dalam penelitian. Jadi pada pokoknya yaitu mengambil sampel dari tiap-tiap sub populasi dengan memperhitungkan besar kecilnya sub populasi, sehingga nantinya jumlah sampel yang akan diambil akan menghasilkan sampel yang representatif.
Dalam mengisi kuesioner, responden diminta untuk memberikan identitas diri sebagai penunjang data, dimana identitas diri meliputi Jenis Kelamin, status, dan Angkatan/tahun masuk.
73
Diagram 4.1 Jenis Kelamin Responden
PEREMPUA N 48%
LAKI-LAKI 52%
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
Sumber : Hasil Penelitian Lapangan Tahun 2014
Dari diagram 4.1di atas dapat diketahui bahwa 139 responden (52%) adalah responden berjenis kelamin laki-laki, 127 responden (48%) adalah berjenis kelamin perempuan. Hasil pengumpulan dan olah data hasil kuesioner menunjukan bahwa responden yang terpilih pada penelitian mengenai Analisis Penerapan Sistem Informasi Akademik (SIAKAD) Online Di Universitas Sultan Ageng Tirtayasaa yang paling banyak adalah berjenis kelamin laki-laki, dengan selisih perbedaan 4% dari responden berjenis kelamin perempuan.
74
Diagram 4.2 Responden Berdasarkan Tahun Angkatan Masuk DOSEN 9%
2009 12%
2013 21%
2010 20%
2011 17%
2012 21% 2009
2010
2011
2012
2013
DOSEN
Sumber : Hasil Penelitian Lapangan Tahun 2014
Dari diagram 4.2 di atas dapat diketahui bahwa 31 responden (12%) adalah responden dari angkatan 2009, 52 responden (20%) dari angkatan 2010, 46 responden (17%) dari angkatan 2011, 56 responden (21%) dari angkatan 2012, 56 responden (21%) dari angkatan 2013, 25 responden (9%) berasal dari dosen. Hasil pengumpulan dan olah data hasil kuesioner menunjukan bahwa responden paling banyak adalah angkatan 2012 dan 2013 dengan kesamaan jumlah yang sama, dan yang paling rendah adalah berasal dari responden dosen dan angkatan 2009.
75
Diagram 4.3 Berdasarkan Status Responden STATUS DOSEN 9%
STATUS MAHASIS WA 91%
Sumber : Hasil Penelitian Lapangan Tahun 2014
Dari diagram 4.3 di atas dapat diketahui bahwa 241 responden (91%) adalah responden dengan status responden mahasiswa, sedangkan 25 responden (9%) adalah responden dengan status dosen. Jadi, dapat disimpulkan responden paling banyak dalam penelitian ini berstatus mahasiswa.
4.3.2 Analisis Data Pada analisis data ini peneliti akan mendeskripsikan data dari hasil penyebaran angket kepada Mahasiswa dan Dosen Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
Hal
ini
dimaksudkan
untuk
mengetahui
jawaban
mereka
mengenaiPenerapan Sistem Informasi Akademik (SIAKAD) Online
Di
76
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Dengan meggunakan data variabel, dimana dalam peneliti menggunakan teori Implementasi electronic government. Menurut United Nation dalam Budiati (2003:21), menyatakan bahwa ada 7 faktor kunci dalam penerapan e-Government, dalam hal ini untuk mengetahui secara nyata mengenai penerapan SIAKAD Online Di Untirta, diantaranya adalah sebagai berikut: 1.
Legal Framwork (Kerangka Hukum) Berkaitan dengan produk hukum dan keberadaan peraturan-peraturan yang memberi arah dan mendorong pemanfaatan e-Government.
2.
Infrastructur (Infrastruktur) Yang berkaitan dengan sarana dan prasarana yang mendukung pemanfaatan e-Government.
3.
The Strength of Human Capital (Kekutan Modal SDM) Berkaitan dengan pengadaan SDM dalam mendukung pelaksanaan eGovernment.
4.
Coordination (Koordinasi) Berkaitan dengan kordinasi dalam mendukung pelaksanaan
e-
Government. 5.
Privacy (Privasi) Salah satu prinsip yang penting karena menyangkut kepercayaan masyarakat terhadap data-data dan informasi yang mereka berikan.
77
Adanya privasi yang terlindung akan memberikan rasa aman pada masyarakat dan mendapatkan layanan online dan sekaligus dapat mendorong paritisipasi yang lebih besar dari mereka. 6.
Security (Keamanan) Aspekkeamanan berhubungan dengan bagaiman dukumen, file, dan berbagai informasi hanya bisa diakses oleh orang yang berhak. Aspek keamanan data menjadi faktor penting pengembangan e-Government, karena
kalau
saja
informasi
atau
data
disalahgunakan
akan
menimbulkan gejolak negatif yang tidak diinginkan; 7.
Civil Service (Pelayanan Kepada Mahasiswa dan Dosen) Berkaitan dengan pelayanan yang diberikan oleh pemerintah kepada masyarakat melalui pemanfaatan e-Government.
4.3.3
Deskripsi Analisis Data 4.3.3.1 Pernyataan yang berkaitan dengan Legal Framwork Kerangka Hukum) Hasil Jawaban Responden, terdapat tiga pernyataan yang berhubungan dengan indikator Legal Framwork (Kerangka Hukum),antara lain : Pertama, jawaban responden dari pernyataan anda mengetahui adanya pedoman standar oprasional prosedur (SOP) sistem informasi akademik (SIAKAD) online di Untirta. Didapatkan data hasil penelitian :
78
Diagram 4.4 Tanggapan Responden Mengetahui SOP SIAKAD Online Di Untirta
Tidak Setuju 17%
Sangat Tidak Setuju 1%
Sangat Setuju 26%
Setuju 56% Sumber : Hasil Penelitian Lapangan Tahun 2014
Berdasarkan diagram 4.4 di atas, hasil jawaban responden untuk pernyataan tersebut adalah yang menjawab sangat setuju 69 (26%), setuju 149 (56%), tidak setuju 46 (17%), dan yang menjawab tidak setuju 1 responden (1%).
Dari hasil jawaban di atas, responden yang menjawab setuju merupakan jawaban terbanyak bahwa mahasiswa dan dosen mengetahui keberadaan standar operasional (SOP) sistem informasi akademik (SIAKAD) online Di Untirta yang dibuat oleh Pusat Data dan Informasi (PUSDAINFO) Untirta dalam mengakses dan menggunakan portal akademik, sebagai panduan pada saat akan membuka portal akademik, guna mempermudah
79
mahasiswa dan dosen untuk keperluan akademik berupa pengisian KRS, cetak KHS, input nilai dan penggunaan aplikasi-aplikasi yang ada dalam portal akademik.
Sedangkan mahasiswa dan dosen yang menjawab tidak setuju, menilai tidak mengetahui keberadaan standar operasional (SOP) sistem informasi akademik (SIAKAD) online Di Untirta yang dibuat oleh Pusat Data dan Informasi (PUSDAINFO) dalam portal akademik. Karena keberadaan panduan penggunaa
SIIAKAD Online berada dipaling pojok web portal
akadmik, sehingga penggunatidak dapat melihat dan ahirnya enggan untuk membuka dan melihatnya.
Kedua, jawaban responden dari pernyataan anda mengerti adanya standar operasional (SOP) sistem informasi akademik (SIAKAD) online Di Untirta yang dibuat oleh Pusat Data dan Informasi (PUSDAINFO) Untirta. Didapatkan data hasil penelitian:
80
Diagram 4.5 Tanggapan Responden Mengerti SOP SIAKAD Online Di Untirta
Tidak Setuju 21%
Sangat Tidak Setuju 1%
Sangat Setuju 18%
Setuju 60%
Sumber : Hasil Penelitian Lapangan Tahun 2014
Berdasarkan diagram 4.5 di atas, hasil jawaban responden dari pernyataan tersebut adalah yang menjawab sangat setuju 47 responden (18%), setuju 158 responden (60%), menjawab tidak setuju 57 responden (21%), dan menjawab sangat tidak setuju sebanyak 2 responden (1%). Dari hasil jawaban di atas, mayoritas responden menjawab setuju, mereka yang menjawab setuju adalah mereka yang memang sudah terbiasa menggunakan teknologi informasi dan komunikasi (internet) dan tidak kaget lagi ketika harus berurusan dengan penggunaan teknologi internet (portal
81
akadmik), jadi mereka tidak heran lagi dalam menggunakan dan memanfaatkan portal akademik berbasis online secara maksimal. Sedangkan bagi responden yang menjawab tidak setuju adalah merekayangtidak mengetahui panduan penggunaan portal akademik, belum terbiasa dalam menggunakan teknologi informasi (TIK) dalam hal ini yang berkaita dengan internet terutama bagi mahasiswa baru ataupun dosen yang belum mahir menggunakan teknologi, mereka juga menggunakan dan memanfaatkan portal akademik sebatas untuk menginput kartu rencana studi (KRS), mencetak kartu hasil studi (KHS/transkip nilai), dan menginput nilai mata kuliah mahasiswa saja.
Ketiga, jawaban responden dari pernyataan Mahasiswa dan Dosen Universitas Sultan Ageng Tirtayasa memahami adanya standar operasional (SOP) sistem informasi akademik (SIAKAD) online Di Untirta. Didapatkan data hasil penelitian :
82
Diagram 4.6 Tanggapan Responden Memahami SOP SIAKAD Online Di Untirta
Tidak Setuju 27%
Sangat Tidak Setuju 1%
Sangat Setuju 16%
Setuju 56% Sumber : Hasil Penelitian Lapangan Tahun 2014 Berdasarkan diagram 4.6 diatas, hasil jawaban responden untuk pernyataan tersebut adalah yang menjawab sangat setuju 42 responden (16%), setuju149 responden (56%), menjawab tidak setuju 71 responden (27%) dan yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 2 responden (1%). Dari hasil jawaban tersebut dapat dijabarkan mayoritas responden menyatakan setuju bahwa mereka memahami adanya standar operasional (SOP) sistem informasi akademik (SIAKAD) online yang dibuat oleh Pusat Data dan Informasi (PUSDAINFO) Untirta. Dalam hal ini mereka adalah orang-orang yang sudah pandai dan terbiasa menggunakan teknologi internet, karena mereka juga sudah mengatahui dan mengerti adanya SOP penggunaan
83
SIAKAD online yang berada di web portal akademik. Mereka beranggapan teknologi internet sudah tidak asing lagi dan juga sudah menjadi salah satu kebutuhan yang sangat urgent, baik baik sekedar untuk mencari informasi maupun untuk membantu mahasiswa maupun dosen dalam proses perkuliahan/pembelajaran dikampus. Sedangkan responden yang menjawab tidak setuju adalah mereka yang tidak mengetahui sekaligus tidak mengerti adanya standar operasional (SOP) sistem informasi akademik (SIAKAD) online dalam web portal akademik, tidak terbiasa menggunakan teknologi internet ataupun gagap teknologi (gaptek), mengetahui panduan penggunaan portal akademik namun mereka malas untuk membaca untuk memahami dalam menggunakan portal akademik, karena walaupun mereka mengerti dan memahami aplikasi-aplikasi seperti file sharing dan forum diskusi yang ada dalam web portal akademik tidak bisa dimanfaatkan. 4.3.3.2 Pernyataan Yang Berkaitan Dengan Inrastructure (Infrastruktur) Hasil jawaban responden, terdapat sembilan pernyataan yang berhubungan dengan inrastructure (infrastruktur), antara lain: Pertama, jawaban responden dari pernyataan penampilan (display) portal akademik (SIAKAD) online menarik pengguna layanan (mahasiswa dan dosen), di dapat data hasil penelitian :
84
Diagram 4.7 Tanggapan Responden Penampilan (Display) Portal Akademik atau SIAKAD Online Menarik Pengguna Layanan (Mahasiswa dan Dosen) Sangat Tidak Setuju 7%
Sangat Setuju 9%
Tidak Setuju 42%
Setuju 42%
Sumber : Hasil Penelitian Lapangan Tahun 2014
Berdasarkan diagram 4.7 diatas, hasil jawaban responden untuk pernyataan tersebut adalah yang menjawab sangat setuju 24 responden (9%), setuju 112 responden (42%), menjawab tidak setuju 111 responden (42%) dan yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 18 responden (7%). Dari hasil jawaban tersebut dapat dijabarkan mayoritas responden menyatakan setuju mengenaipenampilan (display) portal akademik atau SIAKAD Online menarik pengguna layanan (Mahasiswa dan Dosen), responden menilai dikarenakan Pusdainfo Untirta sengaja merancang portal akademik dengan desain yang cerah, simpel dan menarik. Sehingga
85
mahasiswa dan dosen tidak bosan ketika hendak mengakses portal akademik dari manapun dan dengan media apapun. Inipun menunjukan, bahwa port akademik tak hanya sekedar dimanfaatkan untuk mengontrak kartu rencana studi (KRS), maupun mencetak kartu hasil studi (KHS), dan menginput nilai mahasiswa.
Sedangkan untuk responden yang menjawab tidak setuju memiliki persentase yang sama dengan yang menjawab setuju, bahwa portal akademik tidak menarik bagi pengguna layanan, karena mereka menganggap desain portal akademik masih terlalu kaku dan biasa-biasa saja. Ini menunjukan bahwa pengguna layanan mengharapkan portal akademik harus dirancang kembali supaya pengguna layanan merasa tertarik dan tidak bosan ketika hendak mengakses web portal akademik.
Kedua, Jawaban responden mengenai menu layanan portal akadmik (SIAKAD) online sesuai dengan kebutuhan Mahasiswa dan Dosen, di dapat data hasil penelitian :
86
Diagram 4.8 Tanggapan Responden Menu Layanan Portal Akadmik (SIAKAD)Online Sesuai dengan kebutuhan Mahasiswa dan Dosen
Tidak Setuju 28%
Sangat Tidak Setuju 6%
Sangat Setuju 10%
Setuju 56%
Sumber : Hasil Penelitian Lapangan 2014 Berdasarkan diagram 4.8 diatas, hasil jawaban responden untuk pernyataan tersebut adalah yang menjawab sangat setuju 27 responden (10%), setuju 149 responden (56%), menjawab tidak setuju 74 responden (28%) dan yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 15 responden (6%). Dari hasil jawaban tersebut dapat dijabarkan mayoritas responden menjawab setuju dengan nilai paling tinggi, responden berpendapat bahwamenu layanan portal akadmik (SIAKAD)online sesuai dengan
87
kebutuhan mahasiswa dan dosen, karena mengontrak mata kuliah, melihat serta mencetak hasil nilai perkuliahan, dan menginput nilai mahasiswa tidak lagi dilakukan secara manual melainkan berbasis online. Selain itu juga, banyak menu layanan yang bermanfaat bagi mahasiswa dan dosen seperti forum diskusi yang bisa dilakukan tidak harus bertatap muka, file sharing untuk menyimpan materi perkuliahan dosen, maupun untuk melihat materi kuliah yang ada dalam portal akademik.
Sedangkan responden yang menjawab tidak setuju adalah mereka beranggapan bahwa menu layanan portal akademik (SIAKAD) online tidak sesuai dengan kebutuhan mahasiswa dan dosen, karena banyak menu layanan portal akademik seperti menu diskusionlinetidak dapat dimanfaakan,file sharing yang jarang ada mengunggah dokumen untuk menyimpan materi perkuliahan oleh dosen atau oleh mahasiswa untuk saling berbagi referensi, menu refrensi jarang ada dosen yang menggunakan untuk membantu mahasiswa mencari refrensi tambahan materi perkuliahan, dan menu-menu lain yang belum bisa digunakan dan dimanfaatkan secara maksimal baik oleh dosen maupun oleh mahasiswa. Inilah yang menyebabkan mahasiswa dan dosen berpendapat bahwa menu layanan portal akademik tidak sesuai dengan kebutuhan mahasiswa.
88
Ketiga, jawaban responden dari pernyataan fasilitas sarana komputer yang ada diruang gedung PUSDAINFO Untirta sudah memadai dalam penerapan sistem informasi akademik (SIAKAD) online Di Untirta, di dapat data hasil penelitian :
Diagram 4.9 Tanggapan Responden Mengenai Fasilitas Sarana Komputer Yang Ada Memadai Dalam Mendukung Penerapan SIAKAD Online Di Untirta
Sangat Tidak Setuju 11%
Sangat Setuju 6% Setuju 28%
Tidak Setuju 55%
Sumber : Hasil Penelitian Lapangan 2014 Berdasarkan diagram 4.9 diatas hasil jawaban responden untuk pernyataan tersebut adalah yang menjawab sangat setuju 17 responden (6%), setuju 74 responden (28%), menjawab tidak setuju 146 responden (55%) dan yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 28 responden (11%).
89
Dari
hasil
jawaban
tersebut
dapat
dijabarkan
mayoritas
respondenmenjawab tidak setuju, hal ini menunjukan bahwa fasilitas atau sarana komputer dalam menunjang penerapan sistem informasi akademik (SIAKAD) online Di Untirta belum memadai, karena fasilitas komputer tersebut hanya berada digedung Pusdainfo Untirta saja, sedangkan digedunggedung perkuliahan dan gedung fakultas tidak ada sama sakali. Ini menyebabkan mahasiswa tidak dengan mudah mengakses web portal akademik ataupun mengakses informasi lain yang berkaitan dengan perkuliahan secara mudah dan cepat dapat dilakukan ketika berada digedung perkuliahan maupun digedung fakultas, mahasiswa dan dosen harus mengunjungi gedung pusdainfo maupun datang ke warnet terlebih dahulu.
Keempat, jawaban responden adanya rencana pengadaan sarana atau fasilitas komputer ditiap-tiap gedung perkuliahan atau gedung fakultas dalam menunjang penerapan SIAKAD Online Di Untirta, didapat data hasil penelitian :
90
Diagram 4.10 Tanggapan Responden Mengenai Pengadaan Sarana Atau Fasilitas Komputer Ditiap-tiap Gedung Perkuliahan Atau Gedung Fakultas Dalam Menunjang Penerapan SIAKAD Online Di Untirta
Sangat Tidak Setuju 19%
Sangat Setuju 30%
Tidak Setuju 26% Setuju 25%
Sumber : Hasil Penelitian Lapangan 2014 Berdasarkan diagram 4.10 diatas, hasil jawaban responden untuk pernyataan tersebut adalah yang menjawab sangat setuju 78 responden (30%), setuju 67 responden (25%), menjawab tidak setuju 70 responden (26%) dan yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 49 responden (19%). Dari hasil jawaban tersebut dapat dijabarkan mayoritas responden menjawab
setuju
dan
bahkan
yang
paling
tinggi
persentasenya
menjawabsangat setuju, adanya rencana pengadaan sarana atau fasilitas komputer ditiap-tiap gedung perkuliahan atau gedung fakultas dalam
91
menunjang penerapan SIAKAD Online Di Untirta. Karena mereka beranggapan sesuai dengan realitas yang ada bahwa sarana atau fasilitas komputer yang ada Di Untirta tidak memadai dalam mendukung sekaligus menunjang mahasiswa dan dosen dalam penerapan SIAKAD Online Di Untirta, inipun sejalan dengan yang diharapkan mahasiswa dan dosen, bahwa dalam hal ini Pusdainfo Untirta harus melakukan pengadaan sarana/fasilitas komputer di tiap gedung perkuliahan dan gedung fakultas. Jadi wajar kenapa mahasiswa menginginkan adanya pengadaan fasilitas komputer ditiap gedung perkuliahan, karena fasilitas komputer ini merupakan kebutuhan mendasar mahasiswa dan dosen yang harus dipenuhi pihak kampus dalam hal ini yang menjad penanggung jawab adalah Pusdainfo Untirta.
Sedangkan responden yang menjawab tidak setuju mempunyai pandangan bahwa rencana pengadaan fasilitas komputer dalam menunjang penerapan SIAKAD Online adalah sebuah pemborosan anggaran karena tidak akan bertahan secara lama seperti yang pernah ada digedung fakultas karena tidak berfungsi dan rawan terhadap adanya indikasi korupsi jika pengadaan komputer ini jadi diadakan. Inilah yang menyebabkan mereka tidak setuju adanya pengadaan sarana fasilitas komputer ditiap gedung perkuliahan dan gedung fakultas dalam menunjang penerapan SIAKAD Online Di Untirta.
92
Kelima, jawaban responden dari pernyataan mengenai koneksi internet dalam mengakses portal akademik tanpa hambatan, didapatkan data hasil penelitian :
Diagram 4.11 Tanggapan Responden Mengenai Koneksi Internet Dalam Mengakses Portal Akademik Tanpa Hambatan
Sangat Tidak Setuju 22%
Sangat Setuju 24%
Setuju 18% Tidak Setuju 36%
Sumber : Hasil Penelitian Lapangan 2014 Berdasarkan diagram 4.11 diatas, hasil jawaban responden untuk pernyataan tersebut adalah yang menjawab sangat setuju 64 responden (24%), setuju 47 responden (18%), menjawab tidak setuju 95 responden (36%) dan yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 47 responden (22%).
93
Dari hasil jawaban tersebut dapat dijabarkan mayoritas responden menjawab tidak setuju, ini menunjukan bahwa koneksi internet masih sering mengalami hambatan dan gangguan, seperti sering terjadinya gangguan web portal akademik pada saat menjelang pengisian dan mencetak kartu rencana studi (KRS) atau kartu hasil studi ((KHS), karena terlalu banyak yang mengakses portal akademik, server masih sering mengalami gangguan dan kuota bandwidth yang masih terbatas.
Sedangkan responden yang menjawab sangat setuju adalah mereka yang beranggapan bahwa koneksi internet dalam mengakses portal akademik tanpa hambatan dan gangguan karena mengakses tanpa menggunakan wifi yang disediakan oleh Pusdainfo Untirta. Namun responden yang menjawab sangat tidak setuju sebesar 22%, hal ini menunjukan benar-benar bahwa koneksi internet dalam mengakses portal akademik sangat buruk.
Keenam, jawaban responden dari pernyataan ketersediaan wifi dikampus sudah baik, didapatkan data hasil penelitian :
94
Diagram 4.12 Tanggapan Responden Mengenai Ketersediaan Wifi Dikampus Untirta
Sangat Tidak Setuju 30%
Sangat Setuju 7% Setuju 16%
Tidak Setuju 47% Sumber : Hasil Penelitian Lapangan 2014 Berdasarkan diagram 4.12 diatas, hasil jawaban responden untuk pernyataan tersebut adalah yang menjawab sangat setuju 64 responden (7%), setuju 47 responden (16%), menjawab tidak setuju 95 responden (47%) dan yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 47 responden (30%).
Dari hasil jawaban tersebut dapat dijabarkan mayoritas responden menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju bahwa ketersediaan wifi Di Untirta belum baik (masih buruk), ini menunjukan bahwa ketersediaan wifiDi Untirta terbatas karena tidak semua mahasiswa dan dosen bisa mengakses portal akademik ataupun internet secara mudah dan gratis karena harus terdaftar lebih dahulu dan berbayar, masih sering mengalami hambatan dan gangguan,
95
seperti sering terjadinya gangguan web portal akademik pada saat registrasi online menjelang pengisian dan mencetak kartu rencana studi (KRS) atau kartu hasil studi ((KHS), karena terlalu banyak yang mengakses portal akademik, server masih sering mengalami gangguan dan kuota bendwidth yang masih terbatas pula.
Ketujuh, jawaban responden dari pernyataan ketersediaan aplikasi dalam layanan sistem informasi akademik (SIAKAD) online sudah memadai dalam menunjang penerapan SIAKAD Online Di Untirta, didapatkan data hasil penelitian :
Diagram 4.13 Tanggapan Responden Mengenai Ketersediaan Aplikasi Dalam Layanan Sistem Informasi Akademik (SIAKAD) Online Sudah Memadai
Sangat Tidak Setuju 11%
Sangat Setuju 4%
Setuju 35%
Tidak Setuju 50% Sumber : Hasil Penelitian Lapangan 2014
96
Berdasarkan diagram 4.13 diatas, hasil jawaban responden untuk pernyataan tersebut adalah yang menjawab sangat setuju 11 responden (4%), setuju 94 responden (35%), menjawab tidak setuju 132 responden (50%) dan yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 28 responden (11%). Dari hasil jawaban tersebut dapat dijabarkan mayoritas responden menjawab tidak setuju dengan nilai persentase paling tinggi sebesar 50%, responden berpendapat bahwa menu aplikasi portal akadmik (SIAKAD)online tidak memadai, ini dikarenakan aplikasi e-learning yang ada dalam portal akademik tidak bisa digunakan dan dimanfaatkan oleh mahasiswa dan dosean sebagai media pembelajaran secara digital/online. Kemudian aplikasi diskusi online juga jarang digunakan pula.
Sedangkan responden yang menjawab setuju adalah mereka beranggapan bahwa aplikasi portal akademik (SIAKAD) online sangat bermanfaat apabila digunakan dalam proses selama perkuliahan/pembelajaran dikampus. Karena dapat membantu mahasiswa dalam menyelesaikan proses studinya.
Kedelapan, jawaban responden dari pernyataan adanya pemanfaatan aplikasi virtual class (seperti diskusi online, file sharing, agenda pribadi, materi kuliah dan lain-lain) dalam layanan sistem informasi akademik (SIAKAD) online, didapatkan data hasil penelitian :
97
Diagram 4.14 Tanggapan Responden Mengenai Adanya Pemanfaatan Aplikasi Virtual Class (Seperti Diskusi Online, File Sharing, Agenda Pribadi, Materi Kuliah Dan Lain-Lain)
Sangat Tidak Setuju 14%
Sangat Setuju 13%
Setuju 36% Tidak Setuju 37% Sumber : Hasil Penelitian Lapangan 2014 Berdasarkan diagram 4.14 diatas,
hasil jawaban responden untuk
pernyataan tersebut adalah yang menjawab sangat setuju 33 responden (13%), setuju 96 responden (36%), menjawab tidak setuju 99 responden (37%) dan yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 37 responden (14%). Dari hasil jawaban tersebut dapat dijabarkan responden lebih dominan menjawab tidak setuju, hal ini menunjukan bahwa mahasiswa dan dosen belum menggunakan dan memanfaatan secara maksimal aplikasi virtual class
98
(seperti diskusi online, file sharing, agenda pribadi, materi kuliah dan lainlain) yang ada dalam web portal akademik (SIAKAD) online. Sedangkan responden yang menjawab setuju adalah mereka yang menyatakan bahwa mereka telah menggunakan dan memanfaatkan secara maksimal aplikasi virtual class (seperti diskusi online, file sharing, agenda pribadi, materi kuliah dan lain-lain) dalam web portal akademik, mengingat banyaknya manfaat dari aplikasi ini selama proses pembelajaran dikampus.
Diagram 4.15 Tanggapan Responden Mengenai Penggunaan Aplikasi Layanan Academic (Seperti KRS, KHS, Transkip Nilai, Informasi Akademik, Workshop dan lain-lain)
Tidak Setuju 13%
Sangat Tidak Setuju 3%
Setuju 62% Sumber : Hasil Penelitian Lapangan 2014
Sangat Setuju 22%
99
Berdasarkan diagram 4.15 diatas,
hasil jawaban responden untuk
pernyataan tersebut adalah yang menjawab sangat setuju 58 responden (22%), setuju 164 responden (62%), menjawab tidak setuju 35 responden (13%) dan yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 8 responden (3%). Dari hasil jawaban tersebut dapat dijabarkan responden lebih dominan menjawab setuju, hal ini menunjukan bahwa mahasiswa dan dosen lebih sering menggunakan dan memanfaatan secara maksimal aplikasi layanan academic (seperti KRS, KHS, transkip nilai, informasi akademik, workshop dan lainlain) dalam web portal akademik (SIAKAD) online. Jawaban ini diperkuat dari observasi dan wawancara dilapangan bahwa mahasiswa memang lebih dominan menggunakan aplikasi layanan academic seperti KRS, KHS dan transip nilai dari pada aplikasi-aplikasi layanan yang ada.
4.3.3.3 Pernyataan yang berkaitan DenganThe Strenght of Human Capital (Kekuatan Modal SDM)
Hasil
Jawaban
Responden,
terdapat
tujuh
pernyataan
yang
berhubungan dengan dengan The Strenght of Human Capital (Kekuatan Modal SDM), antara lain :
Pertama, jawaban responden dari pernyataan jumlah Pegawai Pusdainfo Untirta dalam memberikan layanan SIAKAD sudah memadai, didapatkan data hasil penelitian :
100
Diagram 4.16 Tanggapan Responden Mengenai Jumlah Pegawai Pusdainfo Untirta Dalam Memberikan Layanan SIAKAD Sudah Memadai Sangat Tidak Setuju 6%
Sangat Setuju 5%
Setuju 40%
Tidak Setuju 49%
Sumber : Hasil Penelitian Lapangan 2014 Berdasarkan diagram 4.16 diatas,
hasil jawaban responden untuk
pernyataan tersebut adalah yang menjawab sangat setuju 13 responden (5%), setuju 107 responden (62%), menjawab tidak setuju 129 responden (49%) dan yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 16 responden (6%). Dari hasil jawaban tersebut dapat dijabarkan mayoritas responden menjawab tidak setuju, mereka berpendapat bahwa jumlah Pegawai Pusdainfo Untirta yang ada saat ini dalam memberikan layanan SIAKAD jumlahnya tidak/belum memadai dalam melayani mahasiswa dan dosen yang ada pada saat ini.
101
Sedangkan responden yang menjawab setuju menilai jumlah Pegawai Pusdainfo Untirta saat ini sudah memadai dan mencukupi dalam memberikan pelayanan kepada mahasiswa dan dosen, terutama dalam memberikan layanan SIAKAD online.
Kedua, jawaban responden dari pernyataan adanya penambahan jumlah pegawai Pusdainfo Untirta dalam memberikan pelayanan, didapatkan data hasil penelitian :
Diagram 4.17 Tanggapan Responden Mengenai Adanya Penambahan Jumlah Pegawai Pusdainfo Untirta Dalam Memberikan Pelayanan
Tidak Setuju 26%
Sangat Tidak Setuju 2%
Sangat Setuju 18%
Setuju 54% Sumber : Hasil Penelitian Lapangan 2014
102
Berdasarkan diagram 4.17 diatas,
hasil jawaban responden untuk
pernyataan tersebut adalah yang menjawab sangat setuju 47 responden (18%), setuju 144 responden (54%), menjawab tidak setuju 68 responden (26%) dan yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 5 responden (2%). Dari hasil jawaban tersebut dapat dijabarkan mayoritas responden menjawab setuju, mereka menilai bahwa jumlah pegawai Pusdainfo Untirta dalam memberikan pelayanan kepada mahasiswa dan dosen harusadanya penambahan jumlah pegawai dari sisi kuantitas, agar pelayanan tidak terhambat ketika ada petugas/pegawai yang tidak masuk kerja karena berhalangan.
Sedangkan responden yang menjawab setuju menilai jumlah pegawai Pusdainfo Untirta saat ini sudah memadai dan mencukupi dalam memberikan pelayanan kepada mahasiswa dan dosen, terutama dalam memberikan layanan SIAKAD online.
Ketiga, jawaban responden dari pernyataan untuk meningkatkan pelayanan dan kualitas SDM pegawai Pusdainfo Untirta diberikan pelatihan dan pengembangan kompetensi, didapatkan data hasil penelitian:
103
Diagram 4.18 Tanggapan Responden Mengenai Pegawai Pusdainfo Untirta Diberikan Pelatihan dan Pengembangan Kompetensi
Tidak Setuju 11%
Sangat Tidak Setuju 2% Sangat Setuju 43%
Setuju 44%
Sumber : Hasil Penelitian Lapangan 2014 Berdasarkan diagram 4.18 diatas,
hasil jawaban responden untuk
pernyataan tersebut adalah yang menjawab sangat setuju 47 responden (43%), setuju 144 responden (44%), menjawab tidak setuju 68 responden (11%) dan yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 5 responden (2%). Dari hasil jawaban tersebut dapat dijabarkan mayoritas responden menjawab setuju dan sangat setuju dengan selisi 1% dari responden yang menjawab setuju, mereka menilai bahwa Pegawai Pusdainfo Untirta sangat perlu untuk diberikan pelatihan dan pengembangan kompetensi untuk
104
meningkatkan pelayanan kepada pengguna layanan dan dalam rangka meningkatkan kualitas SDM Pegawai Pusdainfo Untirta.
Sedangkan
responden
yang
menjawab
tidak
setuju
mereka
berpendapat pegawai Pusdainfo Untirtatidak perlu lagi mendapatkan pelatihan dan
pengembangan
kompetensi
karena
dianggap
sudah
mumpuni
dibidangnya.
Keempat, jawaban responden dari pernyataan Pegawai Pusdainfo Untirta memberikan workshop dan pelatihan mengenai penggunaan dan pemanfaatan sistem informasi akademik (SIAKAD) online, didapatkan data hasil penelitian: Diagram 4.19 Tanggapan Responden Mengenai Mahasiswa dan Dosen Diberikan Workshop dan Pelataihan Peggunaan dan Pemanfaatan SIAKAD Online Sangat Tidak Setuju 4%
Tidak Setuju 21%
Setuju 41% Sumber : Hasil Penelitian Lapangan 2014
Sangat Setuju 34%
105
Berdasarkan diagraml 4.19 diatas,
hasil jawaban responden untuk
pernyataan tersebut adalah yang menjawab sangat setuju 89 responden (34%), setuju 108responden (41%), menjawab tidak setuju 56 responden (21%) dan yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 12 responden (4%). Dari hasil jawaban tersebut dapat dijabarkan mayoritas responden menjawab setuju dan bahkan menjawab sangat setuju mahasiswa dan dosen diberikan workshop dan pelatihan oleh Pusdainfo Untirta mengenai pentingya penggunaan dan pemanfaatan sistem informasi akademik (SIAKAD) online. Mengingat tidak semua mahasiswa memahami dengan baik penggunaan dan pemanfaatan SIAKAD online. Karena selama ini pemanfaatan SIAKAD online kurang maksimal baik oleh mahasiswa maupun dosen. Selain itu juga masih ada mahasiswa yang kebingungan terutama mahasiswa baru (MABA) yang baru masuk ke Untirta.
Sedangkan
responden
yang
menjawab
tidak
setuju
mereka
berpendapat bahwa mereka sudah terbiasa dan tidak kebingunan dengan penggunaan teknologi internet. Jadi mereka menolak diberikan pelatihan dan workshop oleh pegawai Pusdainfo.
Kelima, jawaban responden dari pernyataan Pegawai Pusdainfo Untirta akurat dalam memberikan informasi kepada pengguna layanan, didapatkan data hasil penelitian:
106
Diagram 4.20 Tanggapan Responden Mengenai Pegawai Pusdainfo Untirta Akurat Dalam Memberikan Informasi Kepada Pengguna Layanan Sangat Tidak Setuju 7%
Sangat Setuju 12%
Setuju 46%
Tidak Setuju 35%
Sumber : Hasil Penelitian Lapangan 2014 Berdasarkan diagram 4.20 diatas,
hasil jawaban responden untuk
pernyataan tersebut adalah yang menjawab sangat setuju 32 responden (12%), setuju 123 responden (46%), menjawab tidak setuju 92 responden (35%) dan yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 18 responden (7%). Dari hasil jawaban tersebut dapat dijabarkan responden yang menjawab tidak setuju 92 responden (35%), mereka menilai bawha Pusdainfo Untirta belum akurat dalam memberikan informasi kepada mahasiswa dan dosen mengenai jadwal registrasi pembayaran SPP, biodata mahasiswa, dan info-info penting lain yang dibutuhkan mahasiswa dan dosen terkait kegiatan
107
perkuliahan/agenda akademik. Selain itu juga Pegawai Pusdainfo Untirta jarang melakukan update atau pembaharuaninformasi dalam web portal akademik, sehingga mengakibatkan ada beberapa mahasiswa yang dicutikan karena terlambat melakukan registrasi ulang. Sedangkan responden yang menjawab setuju merupakan jawaban mayoritas tertinggi bahwa pegawai Pusdainfo Untirta sudah akurat dalam memberikan informasi hasil studi selama satu semester dalam bentuk kartu hasil studi (KHS) atau transkip nilai. Keenam, jawaban responden dari pernyataan adanya inovasi-inovasi terhadap penyediaan layanan SIAKAD online oleh pegawai Pusdainfo Untirta, didapatkan data hasil penelitian:
Diagram 4.21 Tanggapan Responden Mengenai Adanya Inovasi-Inovasi Terhadap Penyediaan Layanan SIAKAD Online Oleh Pegawai Pusdainfo Untirta Sangat Tidak Setuju 5%
Tidak Setuju 38%
Sangat Setuju 19%
Setuju 38%
Sumber : Hasil Penelitian Lapangan 2014
108
Berdasarkan diagram 4.2l diatas,
hasil jawaban responden untuk
pernyataan tersebut adalah yang menjawab sangat setuju 50 responden (19%), setuju 101 responden (38%), menjawab tidak setuju 100 responden (38%) dan yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 14 responden (5%). Dari hasil jawaban di atas, mayoritas responden menjawab setuju, mereka yang menjawab setuju adalah mereka menilai bahwa adanya inovasiinovasi pelayanan yang dilakukan oleh Pegawai Pusdainfo dalam layanan SIAKAD online. Namun disisi lain responden yang menjawab tidak setuju menilai bahwa pegawai Pusdainfo belum melakukan inovasi-inovasi terbaru dalam memberikan pelayanan dalam layanan SIAKAD online, itu terbukti dalam web portal akademik (SIAKAD) tidak ada perubahan-perubahan yang signifikan selama penerapan SIAKAD online.
Ketujuh, jawaban responden dari pernyataan Pegawai Pusdainfo Untirta ramah dan sopan dalam memberikan pelayanan, didapatkan data hasil penelitian:
109
Diagram 4.22 Tanggapan Respoden Mengenai Adanya Inovasi-Inovasi Terhadap Penyediaan Layanan SIAKAD Online Oleh Pegawai Pusdainfo Untirta
Tidak Setuju 29%
Sangat Tidak Setuju 7%
Sangat Setuju 15%
Setuju 49%
Sumber : Hasil Penelitian Lapangan 2014 Berdasarkan diagram 4.22 diatas,
hasil jawaban responden untuk
pernyataan tersebut adalah yang menjawab sangat setuju 39 responden (15%), setuju 130 responden (49%), menjawab tidak setuju 78 responden (29%) dan yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 18 responden (7%). Dari hasil jawaban di atas, mayoritas responden menjawab setuju, bahwa pegawai Pusdainfo Untirta ramah dan sopan dalam memberikan pelayanan kepada Mahasiswa dan Dosen. Sedangkan responden yang menjawab tidak setuju menempati peringkat kedua sebesar 29%, mereka beranggapan pegawai pusdainfo untirta belum ramah dan sopan dalam
110
memberikan pelayanan, mahasiswa masih ada yang mendapatkan perlakuan yang kurang menyenangkan seperti diabaikan dalam menerima pelayanan. 4.3.3.4 Pernyataan Yang Berkaitan DenganCoordination (Koordinasi) Hasil jawaban responden, terdapat tiga pernyataan yang berhubungan dengan Dengan Coordination (Koordinasi), antara lain : Pertama, jawaban responden dari pernyataan sinkronisasi antara dosen dan mahasiswa dengan Pusdainfo Untirta terkait SIAKAD online sudah baik, di dapat data hasil penelitian :
Diagram 4.23 Tanggapan Responden Mengenai Sinkronisasi Antara Dosen Dan Mahasiswa Dengan Pusdainfo Untirta Terkait SIAKAD Online Sudah Baik Sangat Tidak Setuju 10%
Sangat Setuju 8% Setuju 27%
Tidak Setuju 55%
Sumber : Hasil Penelitian Lapangan 2014
111
Berdasarkan diagram 4.23 diatas,
hasil jawaban responden untuk
pernyataan tersebut adalah yang menjawab sangat setuju 21 responden (8%), setuju 72 responden (27%), menjawab tidak setuju 146 responden (55%) dan yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 25 responden (10%). Dari hasil jawaban di atas, mayoritas responden menjawab setuju, bahwa sinkronisasi antara dosen dan mahasiswa dengan Pusdainfo terkait SIAKAD online belum baik, diakarenakan masih belum sinkronnya beberapa nilai mata kuliah yang telah diinput oleh dosen banyak yang berubah tidak sesuai dengan yang diharapkan mahasiswa dan dosen, dalam hali mahasiswa merasa dirugikan karena nilai yang didapat tidak sesuai, Kemudian profil/biodata mahasiswa juga tidak seuai dan tidak lengkap.
Sedangkan responden yang menjawab setuju menempati peringkat kedua sebesar
27%, mereka beranggapan sinkronisasi antara dosen dan
mahasiswa dengan pegawai Pusdainfo Untirta sudah berjalan dengan baik, walaupun terkadang masih ada keterlambatan dari Pusdainfo atau dosen mempublikasikan nilai diweb portal akademik.
Kedua, jawaban responden dari pernyataan Pegawai Pusdainfo Untirta tepat waktu dalam memberikan hasil input nilai akademik, di dapat data hasil penelitian :
112
Diagram 4.24 Tanggapan Responden Mengenai Ketepatan Waktu Pegawai Pusdainfo Mempublikasikan Nilai Akademik Sangat Tidak Setuju 10%
Sangat Setuju 9%
Setuju 42% Tidak Setuju 39%
Sumber : Hasil Penelitian Lapangan 2014 Berdasarkan diagram 4.24 diatas, hasil jawaban responden untuk pernyataan tersebut adalah yang menjawab sangat setuju 24 responden (9%), setuju 111 responden (42%), menjawab tidak setuju 104 responden (39%) dan yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 25 responden (10%). Dari hasil jawaban di atas, mayoritas responden menjawab setuju, bahwa Pegawai Pusdainfo Untirta sudah tepat waktu dalam menginput /mempublikasikan hasil nilai kepada mahasiswa, dikarenakan pegawai
113
Pusdainfo Untirta sudah memberikan kemudahan pada dosen untuk langsung menginput nilai tanpa langsung diberikan kepada Pusdainfo terlebih dahulu.
Ketiga, jawaban responden dari pernyataan kesesuian hasil input nilai akademik oleh Pusdainfo terjamin dengan baik, di dapat data hasil penelitian :
Diagram 4.25 Tanggapan Responden Mengenai Kesesuian Hasil Input Nilai Akademik Oleh Pusdainfo Terjamin Dengan Baik
Tidak Setuju 35%
Sangat Tidak Setuju 7%
Sangat Setuju 9%
Setuju 49% Sumber : Hasil Penelitian Lapangan 2014 Berdasarkan diagram 4.25 diatas,
hasil jawaban responden untuk
pernyataan tersebut adalah yang menjawab sangat setuju23 responden (9%), setuju 131 responden (49%), menjawab tidak setuju 92 responden (35%) dan yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 18 responden (7%).
114
Dari hasil jawaban di atas, mayoritas responden menjawab setuju, bahwakesesuian hasil input nilai akademik oleh Pusdainfo terjamin dengan baik, ini menunjukn hasil nilai yang diperoleh mahasiswa sudah sesuai dengan yang diperoleh dari dosen selama menempuh dan mengontrak mata kuliah yang diambil. Sedangkan responden yang menjawab tidak setuju 92 responden atau sekitar 35%) adalah mereka yang menyatakan bahwa mereka masih ada beberapa mata kuliah yang berubah pada saat mencetak kartu hasil studi (KHS) atau transkip nilai dari nilai B menjadi C, begitupun sebaliknya. Ini menunjukan keseuaian hasil input nilai akademik belum begitu terjamin dengan baik.
4.3.3.5 Pernyataan Yang Berkaitan Dengan Privacy (Privasi) Hasil jawaban responden, terdapat tiga pernyataan yang berhubungan dengan Privacy (Privasi), antara lain : Pertama, jawaban responden dari pernyataan privasi kode akses tunggal terjamin baik oleh Pegawai Pusdainfo Untirta, di dapat data hasil penelitian :
115
Diagram 4.26 Tanggapan Responden Mengenai Privasi Kode Akses Tunggal Terjamin Baik Oleh Pegawai Pusdainfo Untirta
Tidak Setuju 14%
Sangat Tidak Setuju 3%
Sangat Setuju 21%
Setuju 62% Sumber : Hasil Penelitian Lapangan 2014 Berdasarkan diagram 4.26 diatas,
hasil jawaban responden untuk
pernyataan tersebut adalah yang menjawab sangat setuju 57 responden (21%), setuju 16 responden (62%), menjawab tidak setuju 36 responden (14%) dan yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 8 responden (3%). Dari hasil jawaban di atas, mayoritas responden menjawab setuju, bahwa privasi kode akses tunggal terjamin baik oleh Pegawai Pusdainfo Untirta, dan apabila hilang atau lupa pun mahasiswa atau dosen dapat langsung meminta kembali dengan mudah ke Pusdainfo lagi. Jadi dapat disimpulkan privasi kode akses tunggal sangat terjamin dengan baik.
116
Kedua, jawaban responden dari pernyataan pengguna layanan mudah dan cepat dalam mendapatkan kode akses yang hilang ataupun sulit masuk dalam membuka portal akademik,di dapat data hasil penelitian : Diagram 4.27 Tanggapan Responden Mengenai Pengguna Layanan Mudah Dan Cepat Dalam Mendapatkan Kode Akses Yang Hilang ataupun Sulit Masuk Dalam Membuka Portal Akademik Sangat Tidak Setuju 4%
Sangat Setuju 18%
Tidak Setuju 30%
Setuju 48%
Sumber : Hasil Penelitian Lapangan 2014 Berdasarkan diagram 4.27 diatas, hasil jawaban responden untuk pernyataan tersebut adalah yang menjawab sangat setuju47 responden (18%), setuju 127 responden (48%), menjawab tidak setuju 79 responden (30%) dan yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 12 responden (3%).
117
Dari hasil jawaban di atas, mayoritas responden menjawab setuju, bahwapengguna layanan sangat mudah dan cepat dalam mendapatkan kode akses yang hilang ataupun sulit masuk dalam membuka portal akademik, ini menunjukan Pusdainfo Untirta tidak mempersulit mahasiswa maupun dosen dalam mendapatkan kode akses yang hilang ataupun sulit masuk dalam web portal akademik.
4.3.3.6 Pernyataan Yang Berkaitan Dengan Security (Keamanan) Hasil jawaban responden, terdapat tiga pernyataan yang berhubungan dengan Security (Keamanan), antara lain : Pertama, jawaban responden dari pernyataan Website portal akademik bebas dari peretas, didapat data hasil penelitian : Diagram 4.28 Tanggapan Responden Mengenai Website Portal Akademik Bebas Dari Peretas
Tidak Setuju 25%
Sangat Tidak Setuju 7%
Sangat Setuju 11%
Setuju 57% Sumber : Hasil Penelitian Lapangan 2014
118
Berdasarkan diagram 28 diatas,
hasil jawaban responden untuk
pernyataan tersebut adalah yang menjawab sangat setuju28 responden (11%), setuju 151 responden (57%), menjawab tidak setuju 67 responden (25%) dan yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 19 responden (7%). Dari hasil jawaban di atas, mayoritas responden menjawab setuju, bahwawebsite portal akademik bebas dari peretas, ini menunjukan web portal akademik kondisinya baik-baik saja tidak ada gangguan dari luar yang coba mengotak-atik web ataupun mencuri data-data yang ada.
Sedangkan yang menjawab tidak setuju 67 responden sekitar 25% menyatakan web portal kademik tidak bebas dari web portal akademik, itu dibuktikan web portal akademik pernah terjadi ada oknum yang melakukan perubahan nilai kartu hasil studi (KHS) ataupun transkip nilai. Jadi kesimpulannya, Pegawi Pusdainfo harus lebih mengantisipasi web portal akademik supaya tidak ada lagi peretas yang masuk dalam web portal akademik.
Kedua, jawaban responden dari pernyataan terkait jaminan keamanan data-data akademik oleh Pusdainfo Untirta, didapat data hasil penelitian :
119
Diagram 4.29 Tanggapan Responden Terkait Jaminan Keamanan Data-Data Akademik Oleh Pusdainfo Untirta
Tidak Setuju 17%
Sangat Tidak Setuju 2%
Sangat Setuju 14%
Setuju 67% Sumber : Hasil Penelitian Lapangan 2014 Berdasarkan diagram 4.29 diatas,
hasil jawaban responden untuk
pernyataan tersebut adalah yang menjawab sangat setuju38 responden (14%), setuju 178 responden (67%), menjawab tidak setuju 44 responden (17%) dan yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 5 responden (2%).Dari hasil jawaban di atas, mayoritas responden menjawab setuju, bahwaterkait jaminan keamanan data-data akademik oleh Pusdainfo Untirta sangat terjamin baik.
Ketiga, jawaban responden dari pernyataan terkait jaminan keamanan para pengguna layanan SIAKAD online oleh Pusdainfo Untirta, didapat data hasil penelitian :
120
Diagram 4.30 Tanggapan Responden Mengenai Jaminan Keamanan Para Pengguna Layanan Siakad Online Oleh Pusdainfo Untirta
Tidak Setuju 15%
Sangat Tidak Setuju 1%
Sangat Setuju 16%
Setuju 68% Sumber : Hasil Penelitian Lapangan 2014
Berdasarkan diagram 4.30 diatas, hasil jawaban responden untuk pernyataan tersebut adalah yang menjawab sangat setuju43 responden (16%), setuju 181 responden (68%), menjawab tidak setuju 39 responden (15%) dan yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 2 responden (1%). Dari hasil jawaban di atas, mayoritas responden menjawab setuju, bahwaterkait jaminan keamanan bagi para pengguna layanan SIAKAD online Untirta sangat terjamin baik.
oleh Pusdainfo
121
4.3.3.7 Pernyataan Yang Berkaitan Dengan Civil Service
(Pelayanan
Kepada Mahasiswa dan Dosen) Hasil jawaban responden, terdapat empatpernyataan yang berhubungan dengan civil service (pelayanan kepada mahasiswa dan dosen), antara lain : Pertama, jawaban responden dari pernyataan SIAKAD online mudah dan praktis bagi pengguna layanan, didapat data hasil penelitian : Diagram 4.31 Tanggapan Responden Mengenai SIAKAD Online Mudah dan Praktis Bagi Pengguna SIAKAD Online Mudah Layanan
Tidak Setuju 20%
Sangat Tidak Setuju 2%
Sangat Setuju 19%
Setuju 59%
Sumber : Hasil Penelitian Lapangan 2014 Berdasarkan diagram 4.31 diatas, hasil jawaban responden untuk pernyataan tersebut adalah yang menjawab sangat setuju 51 responden (19%),
122
setuju 156 responden (59%), menjawab tidak setuju 52 responden (20%) dan yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 6 responden (2%). Dari hasil jawaban di atas, mayoritas responden menjawab setuju, bahwaSIAKAD Onlinesangat mudah dan praktis bagi pengguna layanan, karena dapat diakses dari manapun dan kapanpun, tanpa harus datang kekampus.
Kedua, jawaban responden dari pernyataan keberadaan SIAKAD online bagi pengguna layanan, cepat dalam memberikan data-data akademik, didapat data hasil penelitian : Diagram 4.32 Tanggapan Responden Mengenai Keberadaan Siakad Online Bagi Pengguna Layanan, Cepat Dalam Memberikan Data-Data Akademik
Tidak Setuju 24%
Sangat Tidak Setuju 2%
Sangat Setuju 14%
Setuju 60% Sumber : Hasil Penelitian Lapangan 2014 Berdasarkan diagram 4.32 diatas, hasil jawaban responden untuk pernyataan tersebut adalah yang menjawab sangat setuju36 responden (14%),
123
setuju 159 responden (60%), menjawab tidak setuju 64 responden (24%) dan yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 6 responden (2%). Dari hasil jawaban di atas, mayoritas responden menjawab setuju, bahwa dengan keberadaan SIAKAD online bagi pengguna layanan,
sangat cepat dalam
memberikan data-data akademik, tanpa harus menunggu lama-lama karena bisa langsung melihat diweb portal akademik. Ketiga, jawaban responden dari pernyataan adanya perbaikan untuk pelayanan pelayanan SIAKAD online oleh Pusdainfo Untirta,didapat data hasil penelitian :
Diagram 4.33 Tanggapan Responden Mengenai Adanya Perbaikan Untuk Pelayanan Pelayanan SIAKAD Online Oleh Pusdainfo Untirta
Tidak Setuju 11%
Sangat Tidak Setuju 3%
Sangat Setuju 39%
Setuju 47% Sumber : Hasil Penelitian Lapangan 2014
124
Berdasarkan diagram 4.33 diatas, hasil jawaban responden untuk pernyataan tersebut adalah yang menjawab sangat setuju 104 responden (39%), setuju 124 responden (47%), menjawab tidak setuju 29 responden (11%) dan yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 8 responden (3%).
Dari hasil jawaban di atas, mayoritas responden menjawab setuju dan sangat setuju, bahwa mereka menginginkan adanya perbaikan untuk pelayanan SIAKAD online oleh pegawai Pusdainfo Untirta, mereka beranggapan pegawai pusdainfo selama ini belum maksimal dalam memberikan pelayanan kepada mahasiswa dan dosen, seperti kurang cepat tanggap ketika web portal akademik mengalami gangguan atau kurang ramahnya pelayanan kepada pengguna layanan.
Dengan keberadaan SIAKAD online bagi pengguna layanan, sangat cepat dalam memberikan data-data akademik, tanpa harus menunggu lamalama karena bisa langsung melihat diweb portal akademik.
Keempat, jawaban responden dari pernyataan adanya penambahan layanan SIAKAD online penelitian :
dalam web portal akademik,didapat data hasil
125
Diagram 4.34 Tanggapan Responden Mengenai Adanya Penambahan Layanan SIAKAD Online
Tidak Setuju 15%
Sangat Tidak Setuju 2%
Sangat Setuju 42%
Setuju 41%
Sumber : Hasil Penelitian Lapangan 2014
Berdasarkan diagram 4.34 diatas, hasil jawaban responden untuk pernyataan tersebut adalah yang menjawab sangat setuju 110 responden (42%), setuju 108 responden (41%), menjawab tidak setuju 39 responden (15%) dan yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 7 responden (2%).
Dari hasil jawaban di atas, mayoritas responden menjawab setuju dan bahkan sangat setuju, bahwa mereka menginginkan adanya penambahan layanan baru dalam SIAKAD online oleh pegawai Pusdainfo Untirta.
126
Merekaberanggapan bahwa dalam web portal akademik tidak ada perubahanperubahan dari tahun ketahun.
4.3.4
Pandangan Penerapan Siakad Online Berdasarkan Fakultas 1. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jumlah responden pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan adalah sebanyak 84 responden, dengan perhitungan sebagai berikut 4.412 : 14.010 x 100 = 31,49 x 266 = 83,76 dibulatkan menjadi 84. Dibawah ini adalah hasil analisis pencapaian bedasarkan indikator dalam penerapan sistem informasi akademik (SIAKAD) online Di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Untirta : Tabel. 4.5 Indikator Pandangan Penerapan SIAKAD Online Di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Untirta No 1 2 3 4 5 6 7
Indikator
Nilai % Legal Framwork (Kerangka Hukum) 72,81% Infrastructure (Infrastruktur) 62,26% The Strength of Human Capital(Kekuatan 40,11% Modal SDM) Coordination (Koordinasi) 62,30% Privecy (Privasi) 70,98% Security (Keamanan) 72,52% Civil Service (Pelayanan Kepada 76,04% Mahasiswa dan Dosen)
Sumber: Hasil Penelitian Lapangan Tahun 2014
127
Berdasarkan tabel diatas, indikator pencapaian paling tinggi penerapan sistem informasi akademik (SIAKAD) online Di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universtias Sultan Ageng Tirtayasa adalah indikator civil service (pelayanan kepada mahasiswa dan dosen) yakni mencapai 76,04%, ini menunjukan bahwa secara umum pelayanan yang dilakukan oleh Pusdainfo Untirta jika dilihat dari indikator ini, nilai pencapaian penerapan SIAKAD online sudah baik/tinggi. Untuk pencapaian indikator yang paling rendah dalam penerapan SIAKAD online Di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Untirta adalah indikator the strength of human capital(kekuatan modal sdm) yakni 40,11%, ini menandakan bahwa penerapan SIAKAD online masih belum baik (buruk) jika dilihat dari indikator the strength of human capital (kekuatan modal sdm), sepertipelayanan yang masing kurang ramah dan sopan, kompetensi pegawai yang masih rendah, dan jumlah pegawai Pusdainfo Untirta yang belum memadai (minim). Adapun tingkat penerapan SIAKAD Online di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan berdasarkan perhitungan yang diperoleh, maka skor ideal yang didapat 4 x31 x 84 = 10.416 (4 = nilai tertinggi dari item pernyataan yang ada dalam Skala Likert, 31 = jumlah item pernyataan yang ada, 84 = jumlah sampel yang ada.
Dilakukan perbandingan dengan data yang
diperoleh dilapangan yakni 7.126 : 10 416 x 100% = 68,41%, jadi dapat
128
disimpulkan bahwa penerapan SIAKAD online di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan adalah dalam kategori baik sebesar 68,41%.
2. Fakultas Ekonomi Jumlah responden pada Fakultas Ekonomi adalah sebanyak 53 responden, dengan perhitungan sebagai berikut 2.795 : 14.010 x 100 = 19,95 x 266 = 53,0 di bulatkan menjadi 53. Dibawah ini adalah hasil analisis pencapaian bedasarkan indikator dalam penerapan sistem informasi akademik (SIAKAD) online Fakultas Ekonomi Untirta : Tabel. 4.6 Indikator Pandangan Penerapan SIAKAD Online Di Fakultas Ekonomi Untirta No 1 2 3 4 5 6 7
Indikator
Nilai % Legal Framwork (Kerangka Hukum) 76,88% Infrastructure (Infrastruktur) 59,64% The Strength of Human Capital(Kekuatan 69,60% Modal SDM) Coordination (Koordinasi) 59,90% Privecy (Privasi) 70,04% Security (Keamanan) 70,12% Civil Service (Pelayanan Kepada 75,82% Mahasiswa dan Dosen)
Sumber: Hasil Penelitian Lapangan Tahun 2014 Berdasarkan tabel diatas, indikator pencapaian paling tinggi penerapan sistem informasi akademik (SIAKAD) online Di Fakultas Ekonomi (FE)
129
Universtias Sultan Ageng Tirtayasa adalah indikator legal framwork (kerangka hukum) yakni mencapai 76,88%, ini menunjukan bahwa secara umum mahasiswa dan dosen Fakultas Ekonomi Untirta sudah cukup baik mengetahui, mengerti dan memahami standar operasional prosedur (SOP) penerapan sistem informasi akademik (SIAKAD) online Di Untirta jika dilihat dari indikator ini. Untuk pencapaian indikator yang paling rendah dalam penerapan SIAKAD online Di Fakultas Ekonomi Untirtaadalah indikator infrastructure (infrastruktur) yakni 59,64%. ini menandakan bahwa penerapan SIAKAD online masih belum baik (buruk) jika dilihat dari indikator 59,64%, seperti tidak adanya sarana komputer ditiap gedung fakultas dan perkuliahan, koneksi internet yang lambat, dan fasilitas layanan SIAKAD online yang jarang jarang digunakan. Adapun tingkat penerapan SIAKAD online di Fakultas Ekonomi berdasarkan perhitungan yang diperoleh, maka skor ideal yang didapat 4 x 31 x 53 = 6.572 (4 = nilai tertinggi dari item pernyataan yang ada dalam Skala Likert, 31 = jumlah item pernyataan yang ada, 53 = jumlah sampel yang ada. Dilakukan perbandingan dengan data yang diperoleh dilapangan yakni 4.427 : 6.572 x 100% = 67%, jadi dapat disimpulkan bahwa tingkat penerapan SIAKAD online di Fakultas Ekonomi adalah dalam kategori baik atau sudah tinggi sebesar 67%,
130
3. Fakultas Teknik Jumlah responden pada Fakultas Teknik adalah sebanyak 50 responden, dengan perhitungan sebagai berikut 2.662 : 14.010 x 100 = 19,00 x 266 = 50,5 di bulatkan menjadi 50. Dibawah ini adalah hasil analisis pencapaian bedasarkan indikator penerapan sistem informasi akademik (SIAKAD) online Fakultas Teknik Untirta :
Tabel. 4.7 Indikator PandanganPenerapan SIAKAD Online Di Fakultas Teknik Untirta No 1 2 3 4 5 6 7
Indikator
Nilai % Legal Framwork (Kerangka Hukum) 71,5% Infrastructure (Infrastruktur) 65,27% The Strength of Human Capital(Kekuatan 72,78% Modal SDM) Coordination (Koordinasi) 64,66% Privecy (Privasi) 77% Security (Keamanan) 74,66% Civil Service (Pelayanan Kepada 77,75% Mahasiswa dan Dosen)
Sumber: Hasil Penelitian Lapangan Tahun 2014 Berdasarkan tabel diatas, indikator pencapaian paling tinggi penerapan sistem informasi akademik (SIAKAD) online Di Fakultas Tekniki (FT) Universtias Sultan Ageng Tirtayasa adalah indikator civil service (pelayanan kepada mahasiswa dan dosen) yakni mencapai 77,75%. Untuk pencapaian
131
indikator yang paling rendah dalam penerapan SIAKAD online Di Fakultas Teknik Untirtaadalah indikator coordination (koordinasi) yakni 64,66%. Adapun tingkat penerapan Siakad Online di Fakultas Teknik berdasarkan perhitungan yang diperoleh, maka skor ideal yang didapat 4 x 31 x 50 = 6.200 (4 = nilai tertinggi dari item pernyataan yang ada dalam Skala Likert, 31 = jumlah item pernyataan yang ada, 53 = jumlah sampel yang ada. Dilakukan perbandingan dengan data yang diperoleh dilapangan yakni 4.389 : 6.200 x 100% = 70,79%, jadi dapat disimpulkan bahwa tingkat penerapan SIAKAD online di Fakultas Teknik adalah dalam kategori baik atau sudah tinggi sebesar 70,79%, 4. Fakultas Pertanian Jumlah responden pada Fakultas Pertanian adalah sebanyak 29 responden, dengan perhitungan sebagai berikut 1.514 : 14.010 x 100 = 10,80 x 266 = 28,7 di bulatkan menjadi 29. Dibawah ini adalah hasil analisis pencapaian bedasarkan indikator dalam penerapan sistem informasi akademik (SIAKAD) online Fakultas Pertanian Untirta :
Tabel. 4.8 Indikator Pandangan Penerapan SIAKAD online Di Fakultas Pertanian Untirta
132
No 1 2 3 4 5 6 7
Indikator
Nilai % Legal Framwork (Kerangka Hukum) 76,43% Infrastructure (Infrastruktur) 61,30% The Strength of Human Capital(Kekuatan 68,71% Modal SDM) Coordination (Koordinasi) 66,95% Privecy (Privasi) 75% Security (Keamanan) 75% Civil Service (Pelayanan Kepada 73,92% Mahasiswa dan Dosen)
Sumber: Hasil Penelitian Lapangan Tahun 2014 Berdasarkan tabel diatas, indikator pencapaian paling tinggi penerapan sistem informasi akademik (SIAKAD) online Di Fakultas Pertanian Universtias Sultan Ageng Tirtayasa adalah indikator legal framwork (kerangka hukum) yakni mencapai 76,43%. Untuk pencapaian indikator yang paling rendah dalam penerapan SIAKAD online Di Fakultas Pertnaian Untirta adalah indikator infrastructure (infrastruktur) yakni 61,30%. Adapun tingkat penerapan Siakad Online di Fakultas Pertanian berdasarkan perhitungan yang diperoleh, maka skor ideal yang didapat 4 x 31 x 29 = 3.596 (4 = nilai tertinggi dari item pernyataan yang ada dalam Skala Likert, 31 = jumlah item pernyataan yang ada, 53 = jumlah sampel yang ada. Dilakukan perbandingan dengan data yang diperoleh dilapangan yakni 2.475 : 3.596 x 100% = 68,82%, jadi dapat disimpulkan bahwa tingkat penerapan
133
SIAKAD online di Fakultas Pertanian adalah dalam kategori baik atau sudah tinggi sebesar 68,82%.
5. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jumlah responden pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik adalah sebanyak 28 responden, dengan perhitungan sebagai berikut 1.467 : 14.010 x 100 = 10,47 x 266 = 27,8 di bulatkan menjadi 28. Dibawah ini adalah hasil analisis pencapaian bedasarkan indikator dalam penerapan sistem informasi akademik (SIAKAD) online Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Untirta : Tabel. 4.9 Indikator Pandangan Penerapan SIAKAD Online Di FakultasIlmu Sosial dan Ilmu Politik Untirta No 1 2 3 4 5 6 7
Indikator
Nilai % Legal Framwork (Kerangka Hukum) 71,72% Infrastructure (Infrastruktur) 61,21% The Strength of Human Capital(Kekuatan 67,94% Modal SDM) Coordination (Koordinasi) 57,73% Privecy (Privasi) 68,75% Security (Keamanan) 67,56% Civil Service (Pelayanan Kepada 76,56% Mahasiswa dan Dosen)
Sumber: Hasil Penelitian Lapangan Tahun 2014
134
Berdasarkan tabel
diatas, indikator pencapaian paling tinggi
pandangan penerapan sistem informasi akademik (SIAKAD) online Di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universtias Sultan Ageng Tirtayasa adalah indikator civil service (pelayanan kepada mahasiswa dan dosen) yakni mencapai 76,56%. Untuk pandangan indikator yang paling rendah dalam penerapan SIAKAD online Di Fakultas Fisip Untirtaadalah indikator infrastructure (infrastruktur) yakni 61,21%. Adapun tingkat penerapan SIAKAD online Di Fisip Untirta berdasarkan perhitungan yang diperoleh, maka skor ideal yang didapat 4 x 31 x 28 = 3.472 (4 = nilai tertinggi dari item pernyataan yang ada dalam Skala Likert, 31 = jumlah item pernyataan yang ada, 28 = jumlah sampel yang ada. Dilakukan perbandingan dengan data yang diperoleh dilapangan yakni 2.306 : 3.472
x 100% = 66,40%, jadi dapat disimpulkan bahwa pandangan
penerapan SIAKAD online di Fakultas Fisip Untirta adalah dalam kategori baik sebesar 66,40%. 6. Fakultas Hukum Jumlah responden pada Fakultas Hukum adalah sebanyak 22 responden, dengan perhitungan sebagai berikut 1.160 : 14.010 x 100 = 8,27 x 266 = 21,9 di bulatkan menjadi 22. Dibawah ini adalah hasil analisis pencapaian bedasarkan indikator dalam penerapan sistem informasi akademik (SIAKAD) online Fakultas Hukum (FH) Untirta :
135
Tabel. 4.10 Indikator Pandangan Penerapan SIAKAD Online Di Fakultas Hukum No 1 2 3 4 5 6 7
Indikator
Nilai % Legal Framwork (Kerangka Hukum) 78,40% Infrastructure (Infrastruktur) 66,03% The Strength of Human Capital(Kekuatan 72,40% Modal SDM) Coordination (Koordinasi) 58,33% Privecy (Privasi) 76,70% Security (Keamanan) 71,21% Civil Service (Pelayanan Kepada 78,97% Mahasiswa dan Dosen)
Sumber: Hasil Penelitian Lapangan Tahun 2014 Dari tabel diatas indikator pencapaian paling tinggi penerapan sistem informasi akademik (SIAKAD) online Di Fakultas Hukum Universtias Sultan Ageng Tirtayasa adalah indikator civil service (pelayanan kepada mahasiswa dan dosen) yakni mencapai 78,97%. Untuk pencapaian indikator yang paling rendah dalam penerapan SIAKAD online Di Fakultas Hukum Untirtaadalah indikator coordination (koordinasi) yakni 58,33%. Adapun tingkat penerapan SIAKAD online di Fakultas Hukum Untirta berdasarkan perhitungan yang diperoleh, maka skor ideal yang didapat 4 x 31 x 22 = 2.728 (4 = nilai tertinggi dari item pernyataan yang ada dalam Skala Likert, 31 = jumlah item pernyataan yang ada, 22 = jumlah sampel yang ada. Dilakukan perbandingan dengan data yang diperoleh dilapangan yakni 1931 : 2.728 x 100% = 70,78%, jadi dapat disimpulkan bahwa tingkat penerapan
136
SIAKAD online di Fakultas Hukum Untirta adalah dalam kategori baik atau sudah tinggi sebesar 70,78%. Berdasarkan hasil pengolahan kuesioner dan pemaparan diatas, maka total tingkat penerapan SIAKAD online ditiap-tiap fakultas, ditunjukan pada tabel berikut ini: Tabel. 4.11 PandanganPenerapan SIAKAD OnlineBerdasarkan Fakultas Di Untirta No
Fakultas
Nilai %
1
Keguruan dan Ilmu Pendidikan
2
Ekonomi
3
Teknik
70,79%
4
Pertanian
68,82%
5
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
66,40%
6
Hukum
70,78%
68,41% 67 %
Sumber: Hasil Penelitian Lapangan Tahun 2014 Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa pandangan penerapan SIAKAD online berdasarkan fakultas Di Untirta yang paling rendah dalam memberikan pandangan penerapan SIAKAD online adalah Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) 66,40%, sedangakan pandangan penerapan SIAKAD online yang paling tinggi diberikan oleh Fakultas Teknik Untirta sebesar 70,79%.
137
4.4
Pengujian Hipotesis Dalam
peneletian ini mengenai penelitian Analisis Penerapan Sistem
Informasi Akademik (SIAKAD) Online Di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, peneliti mempunyai hipotesis sebagai berikut : “Penerapan Sistem Informasi Akademik (SIAKAD) Online Di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa adalah kurang dari 75% dari yang diharapkan 100%. Dari penjabaran diatas, maka dapat disimpulkan bahwa: Ho: µ< 75% Hal ini berarti hipotesis deskriptif atau hipotesis nol dari penelitian penerapan sistem informasi akademik (SIAKAD) online di Untirta adalah tercapai (lebih rendah atau sama dengan) 75% dari yang dharapkan. Ha: µ> 75% Hal ini berarti hipotesis kerja dari penelitian ini adalah penerapan sistem informasi akademik (SIAKAD) online di Untirta adalah (lebih tinggi atau sama dengan) 75% dari yang diharapkan. Merujuk dua hipotesis tersebut, maka peneliti mengambil salah satu hipotesis untuk penelitian skripsi ini bahwa: Ho: µ< 75% Hal ini berarti hipotesis deskriptif atau hipotesis nol dari penelitian analisis penerapan sistem informasi akademik (SIAKAD) online di Untirta adalah tercapai (lebih rendah atau sama dengan) 75% dari yang diharapkan.
138
Pengujian hipotesis dimaksudkan untuk mengetahui tingkat signifikasi dari hipotesis yang diajukan. Berdasarkan metode peneletian, maka pada tahap pengujian hipotesis penelitian ini, peneliti menggunakan rumus t-test atau satu variable. Adapun perhitungan pengujian hipotesis tersebut yaitu sebagai berikut: Berdasarkan penelitian yang diperoleh, maka skor ideal yang diperoleh adalah 4 x 31 x 266 = 32984 (4 = nilai tertinggi dari item pernyataan yang ada menurut Skala Likert, 31 = jumlah item pernyataan yang ada, dan 266 = jumlah sampel yang ada). Sehingga nilai item atau rata-rata pada skor ideal dengan instrumen mahasiswa adalah 32984 : 266 = 124 Sehingga untuk Analisis Penerapan Sistem Informasi Akademik (SIAKAD) Online Di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, nilai yang dihipotesiskan tertinggi mencapai 75% dari yang diharapkan. Hipotesis statistiknya dapat ditulis dengan rumus : Ho: µ ≤ 75% ≤ 0,75 x 32984 : 266 = 93 Ha: µ > 75% >0,75 x 32984 : 266 = 93 Diketahui: 22654 X=
= 85,16 266
µ0 = 93 s = 10,77 Ditanya: t ?
139
Jawab: t =
x s n
=
85,16– 93 10,77 √266 =
- 7,84 10,77 √266
=
- 7,84 0,660
=
-11,878
Nilai thitung tersebut selanjutnya dibandingkan dengan nilai t tabel dengan derajat kebebasan (dk) = (n – 1) = ( 266 – 1) = 265 dan taraf kesalahan
= 10% untuk uji
satu pihak kiri, didapat nilai ttabel yaituKarena nilai thitung lebih kecil dari pada nilai ttabel (-11,878<1,285) dan jatuh pada daerah penerimaan Ha, maka hipotesis nol (Ho) diterima dan hipotesis kerja (Ha) ditolak. Dari perbandingan jumlah data yang terkumpul dengan skor ideal, ditemukan bahwa Penerapan Sistem informasi Akademik (SIAKAD) Online Di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, yaitu:
140
22654 x 100 % = 68,68% 32984 Jadi, hipotesis yang menyatakan bahwa Penerapan Sistem Informasi Akademik (SIAKAD) Online Di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa sebesar 68,68%. Daerah penolakan Ho Daerahpenerimaan Ho
-11,878
1,285
Gambar 4.2 Kurva Penerimaan dan Penolakan Hipotesis Uji Hipotesis Pihak Kanan
Berdasarkan gambar diatas, terlihat bahwa t hitung ternyata jatuh pada daerah penerimaan Ho, dengan demikian Ho diterima dan Ha ditolak.
4.5
Interpretasi Hasil Penelitian Penelitian dengan judul Analisis Penerapan Sistem Informasi Akademik
(SIAKAD) Online Di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa bahwa hal yang terpenting adalah menjawab rumusan masalah yang telah dibuat peneliti pada awal penelitian.
141
Rumusan tersebut adalah “Bagaimanakah Penerapan Sistem Informasi Akademik (SIAKAD) Online Di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa”. Untuk menjawab rumusan masalah dalam penelitian ini, kita dapat melihat dari pembahasan yang memaparkan pengujian hipotesis dengan menggunakan rumus t test satu sampel dengan menguji pihak kanan bahwa harga t hitung lebih kecil (<) dari harga t tabel dan hal itu dapat diartikan bahwa Ho diterima dan Haditolak. Karena hasil pengujian hipotesis mencapai 68,68% dari angka yang diharapkan 75%. Sehingga dapat dijelaskan bahwa “Hasil Penerapan Sistem Informasi Akademik (SIAKAD) Online Di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa mencapai angka 68,68%” dari angka minimal yang dihipotesiskan yaitu 75%, ini artinya tingkat Penerapan Sistem Informasi Akademik (SIAKAD) Online Di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa sudah baik. Namun masih dibawah nilai yang dihipotesiskan hal tersebut dapat dilihat pada kategori berikut: Kategori instrumen: Tidak baik 8246
Kurang baik 16492
Baik 24738
Sangat baik 32984
22654 Nilai 22654 termasuk dalam kategori interval kurang baik dan baik, maka hasil di atas masuk dalam kategori baik karena lebih mendekati kategori baik.
142
4.6
Pembahasan Analisis Penerapan Sistem Infomasi Akademik (SIAKAD) Online Di
Universitas Sultan Ageng Tirtyasa menunjukan hasil yang berbeda-beda. Dilihat dari teori yang digunakan pada penelitian ini yaitu menggunakan teori United Nation dalam Budiati (2003:21) tentang faktor kunci dalam penerapan e-Government yang mempunyai tujuh indikator yang berguna mengukur bagaimana penerapan sistem infomasi akademik (SIAKAD) OnlineDi Universitas Sultan Ageng Tirtyasa, apakah sudah tinggi atau masih rendah, yang diantaranya adalah Legal Framwork, Infrastructure, Coordination, Privecy, Security, dan Civil Service. 1.
Indikator Legal Framwork (Kerangka Hukum) Indikator legal framwork (kerangka hukum) berkaitan dengan produk hukum dan keberadaan peraturan-peraturan yang memberi arah dan mendorong pemanfaatan e-Government, dalam hal ini adalah Mahasiswa dan Dosen mengetahui, mengerti dan sekaligus juga memahami standar operasional prosedur (SOP) pemanfaatan SIAKAD online Di universitas Sultan Ageng Tirtayasa.Dari hasil pengolahan data yang dalam indikator penelitian ini memuat 3 butir instrumen pernyataan untuk indikator legal framwork didapatkan hasil Hasil tersebut diperoleh dari skor ideal dari indikator legal framwork adalah 4 x 266 x 3 = 3192 (4 = nilai dari setiap jawaban pernyataan yang diajukan pada responden, kriteria skor berdasarkan pada skala Likert, 266 = jumlah sampel yang dijadikan responden, 4 = jumlah pernyataan yang ada pada indikator legal framwork. Setelah menemukan skor ideal kemudian
143
dibagikan dengan skor riil yang diisi oleh responden yaitu sebesar 2366 : 3192 = 0,74123 x 100 = 74,12 %. Hal ini dapat diartikan bahwa penerapan sistem informasi akademik (SIAKAD) online Di Universitas Sultan Ageng Tirtyasa sudah baik (sukses) bila dilihat dari indikator legal framework (kerangka hukum). Sebagaimana tertera dalam kategori berikut ini: Tidak baik 798
Kurang baik 1596
Baik 2394
Sangat baik 3192
2366 Nilai 2366 termasuk dalam interval kurang baik dan baik, maka masuk dalam kategori baik karena lebih mendekati kategori baik. 2.
Indikator Infrastructure (Infrastruktur) Indikator infrastructure (infrastruktur)yang berkaitan dengan sarana dan prasarana yang mendukung pemanfaatan e-Government, dalam hal ini adanya ketersediaan sarana dan prasaran yang mendukung pemanfaatan SIAKAD Online Di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Dari hasil pengolahan data yang dalam indikator penelitian ini memuat 9 butir instrumen pernyataan, untuk indikator infrastructure (infrastruktur) didapatkan hasil tersebut diperoleh dari skor ideal dari indikator Infrastrukturadalah 4 x 266 x 9 = 9576 (4 = nilai dari setiap jawaban pernyataan yang diajukan pada responden, kriteria skor berdasarkan pada skala Likert, 266 = jumlah sampel yang dijadikan responden, 9 = jumlah pernyataan yang ada pada indikator Infrastruktur). Setelah
144
menemukan skor ideal kemudian dibagikan dengan skor riil yang diisi oleh responden yaitu sebesar 5976 : 9576 = 0,62406 x 100 = 62,40 %. Hal ini dapat diartikan bahwa Penerapan Sistem Informasi Akademik (SIAKAD) Online Di Universitas Sultan Ageng Tirtyasa berjalan baik bila dilihat dari indikator infrastruktur (infrastruktur). Sebagaimana tertera dalam kategori berikut ini: Tidak baik 2394
Kurang baik 4788 7182
Baik
Sangat baik 9576
5976 Nilai 5976 termasuk dalam interval kurang baik dan baik, maka masuk dalam kategori baik karena lebih mendekati kategori baik. 3.
Indikator The Strength of Human Capital(Kekutan Modal SDM) Indikator the strength of human capital(kekutan modal SDM) merupakan indikator yang mana didalamnya untuk mengukuryang berkaitan dengan pengadaan SDM dalam mendukung pelaksanaan e-Government, dalam hal ini penerapan sistem informasi akademik (SIAKAD) online Di Universtias Sultan Ageng Tirtayasa. Dari hasil pengolahan data yang dalam indikator penelitian ini memuat 7 butir instrumen pernyataan untuk indikator the strength of human capital didapatkan hasil tersebut diperoleh dari skor ideal dari indikator the strength of human capital(kekutan modal SDM) adalah 4 x 266 x 7 = 7448 (4 = nilai dari setiap jawaban pernyataan yang diajukan pada responden, kriteria skor
berdasarkan pada skala Likert, 266 = jumlah sampel yang dijadikan
145
responden, 7 = jumlah pernyataan yang ada pada indikator strength of human capital). Setelah menemukan skor ideal kemudian dibagikan dengan skor riil yang diisi oleh responden yaitu sebesar 5237 : 7448 = 0,70314 x 100 = 70,31 %. Hal ini dapat diartikan bahwa Penerapan Sistem Informasi Akademik (SIAKAD) Online Di Universitas Sultan Ageng Tirtyasa berjalan baik bila dilihat dari indikator strength of human capital. Sebagaimana tertera dalam kategori berikut ini: Tidak baik 1862
Kurang baik 3724
Baik 5586
Sangat baik 7448
5237 Nilai 5237 termasuk dalam interval kurang baik dan baik, maka masuk dalam kategori baik karena lebih mendekati kategori baik. 4.
Indikator Coordination (Koordinasi) Indikator
coordination(koordinasi)berkaitan
dengan
koordinasi
dalam
mendukung pelaksanaan e-Government, dalam hal ini koordinasi mahasiswa dan dosen dengan Pusdainfo Untirta dalam mendukung pelaksanaan penerapan sistem informasi akademik (SIAKAD) online Di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Dari hasil pengolahan data yang dalam indikator penelitian ini memuat 3 butir instrumen pernyataan untuk indikator coordination (koordinasi) didapatkan hasil tersebut diperoleh dari skor ideal dari indikator coordination
146
(koordinasi) adalah 4 x 266 x 3 = 3192 (4 = nilai dari setiap jawaban pernyataan yang diajukan pada responden, kriteria skor berdasarkan pada skala Likert, 266 = jumlah sampel yang dijadikan responden, 3 = jumlah pernyataan yang ada pada indikator peduli pada stakholder). Setelah menemukan skor ideal kemudian dibagikan dengan skor riil yang diisi oleh responden yaitu sebesar 1978 : 3192 = 0,61967 x 100 = 61,96%. Hal ini dapat diartikan bahwa Penerapan Sistem Informasi Akademik (SIAKAD) Online Di Universitas Sultan Ageng Tirtyasa berjalan baik bila dilihat dari indikator koordinasi. Sebagaimana tertera dalam kategori berikut ini: Tidak baik 798
Kurang baik 1596
Baik 2394
Sangat baik 3192
1978 Nilai 1978 termasuk dalam interval kurang baik dan baik, maka masuk dalam kategori baik karena lebih mendekati kategori baik. 5.
Indikator Privacy(Privasi) Indikator privacy (privasi) merupakansalah satu prinsip yang penting karena menyangkut kepercayaan mahasiswa dan dosen terhadap data-data dan informasi yang mereka berikan. Adanya privasi yang terlindung akan memberikan rasa aman pada pengguna layanan dan mendapatkan layanan online dan sekaligus dapat mendorong paritisipasi yang lebih besar dari mereka.
147
Dari hasil pengolahan data yang dalam indikator penelitian ini memuat 2 butir instrumen pernyataan untuk indikator privasi didapatkan hasil tersebut diperoleh dari skor ideal dari indikator privasi adalah 4 x 266 x 2 = 2128 (4 = nilai dari setiap jawaban pernyataan yang diajukan pada responden, kriteria skor
berdasarkan pada skala Likert, 266 = jumlah sampel yang dijadikan
responden, 2 = jumlah pernyataan yang ada pada indikator privasi). Setelah menemukan skor ideal kemudian dibagikan dengan skor riil yang diisi oleh responden yaitu sebesar 1545 : 2128 = 0,639772603 x 100 = 72,60 %. Hal ini dapat diartikan bahwa Penerapan Sistem Informasi Akademik (SIAKAD) Online Di Universitas Sultan Ageng Tirtyasa berjalan baik bila dilihat dari indikator privacy (privasi). Sebagaimana tertera dalam kategori berikut ini:
Tidak baik 532
Kurang baik 1064
Baik 1596
Sangat baik 2128
1545 Nilai 1545 termasuk dalam interval kurang baik dan baik, maka masuk dalam kategori baik karena lebih mendekati kategori baik. 6.
Indikator Security (Keamanan) Indikator security (keamanan) merupakan aspek keamanan berhubungan dengan bagaimana dukumen, file, dan berbagai informasi hanya bisa diakses oleh orang yang berhak. Aspek keamanan data menjadi faktor penting
148
pengembangan e-Government, karena kalau saja informasi atau data disalahgunakan akan menimbulkan gejolak negatif yang tidak diinginkan. Dari hasil pengolahan data yang dalam indikator penelitian ini memuat 3 butir instrumen pernyataan untuk indikator security (keamanan) didapatkan hasil tersebut diperoleh dari skor ideal dari indikator security (keamanan) adalah 4 x 266 x 3 = 3192 (4 = nilai dari setiap jawaban pernyataan yang diajukan pada responden, kriteria skor berdasarkan pada skala Likert, 266 = jumlah sampel yang dijadikan responden, 3 = jumlah pernyataan yang ada pada indikator keamanan). Setelah menemukan skor ideal kemudian dibagikan dengan skor riil yang diisi oleh responden yaitu sebesar 2301 : 3192 = 0,72086 x 100 = 72,08 %. Hal ini dapat diartikan Penerapan Sistem Informasi Akademik (SIAKAD) Online Di Universitas Sultan Ageng Tirtyasa berjalan baik bila dilihat dari indikator security(keamanan).Sebagaimana tertera dalam kategori berikut ini: Tidak baik 798
Kurang baik 1596
Baik 2394
Sangat baik 3192
2301 Nilai 2301 termasuk dalam interval kurang baik dan baik, maka masuk dalam kategori baik karena lebih mendekati kategori baik. 7.
Indikator Civil Service (Pelayanan Kepada Mahasiswa dan Dosen)
149
Indikator civil service (pelayanan kepada mahasiswa dan dosen) merupakan berkaitan dengan pelayanan yang diberikan oleh pemerintah kepada masyarakat melalui pemanfaatan e-Government, dalam hal ini pelayanan yang diberikan oleh Pusdainfo Untirta kepada Mahasiswa dan Dosen. Dari hasil pengolahan data yang dalam indikator penelitian ini memuat 4 butir instrumen pernyataan untuk indikator Civil Service didapatkan hasil tersebut diperoleh dari skor ideal dari indikator civil service adalah 4 x 266 x 4 = 4256 (4 = nilai dari setiap jawaban pernyataan yang diajukan pada responden, kriteria skor berdasarkan pada skala Likert, 266 = jumlah sampel yang dijadikan responden, 4 = jumlah pernyataan yang ada pada indikator civil service). Setelah menemukan skor ideal kemudian dibagikan dengan skor riil yang diisi oleh responden yaitu sebesar 3251 :4256 = 0,76386 x 100 = 76,38 %. Hal ini dapat diartikan bahwa Penerapan Sistem Informasi Akademik (SIAKAD) Online Di Universitas Sultan Ageng Tirtyasa berjalan baik bila dilihat dari indikator civil service (pelayanan kepada mahasiswa dan dosen). Sebagaimana tertera dalam kategori berikut ini: Tidak baik 1064
Kurang baik 2128
Baik 3192
Sangat baik 4256
3251 Nilai 3251 termasuk dalam interval baik dan sangat baik, maka masuk dalam kategori baik karena lebih mendekati kategori baik.
150
Berdasarkan
perhitungan
pada
setiap
indikator
diatas,
dapat
disimpulkan bahwa tingkat persetujuan responden terhadap indikator penelitian yaitu indikator legal framwork (kerangka hukum) sejauh ini baru mencapai 74,12%, indikator infrastructure (infrastruktur) 62,40%, the strength of human capital (kekutan modal SDM) 70,31%, indikator coordination (koordinasi) 661,96%, indikator privacy (privasi) 72,60%, indikator security (keamanan) 72,08%, civil service (pelayanan kepada mahasiswa dan dosen) 76,38%.
Dari masing-masing tingkat persetujuan tersebut dapat diartikan bahwa penerapan Sistem Informasi Akademik (SIAKAD) Online Di Universitas Sultan Ageng Tirtyasa, dilihat dari tujuh indikator yang diantaranya legal framwork (kerangka hukum), infrastructure (infrastruktur), the strength of human capital (kekutan modal SDM), coordination (koordinasi), privacy (privasi), security( keamanan), civil service (pelayanan kepada mahasiswa dan dosen), dapat dikatakan bahwa masuk kategori baik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dibawah ini :
Berdasarkan hasil kuesioner dan pemaparan di atas, maka total skor pada tiap-tiap indikator dalam penelitian ini, dimana menggunakan tujuh inidkator Penerapan e-government yang terdapat dalam United Nation dalam
151
Budiati, dalam hal ini penerapan SIAKAD Online ditunjukkan pada diagram berikut:
Diagram 4.12
Tingkat Penerapan SIAKAD Online Berdasarkan Indikator Di Untirta
90 80 70
74.12
72.6
70.31 62.4
Percent
60 50
40 30 20 10 0
Sumber: Penelitian tahun 2014
61.96
72.08
76.38
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilaksanakan dapat diambil kesimpulan bahwa hasil Penerapan Sistem Informasi Akademik (SIAKAD) Online Di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dalam pencapaiannya di lapangan sebesar 68,68% dari yang diharapkan, ini berarti ketercapaian lebih kecil dari hipotesis awal yakni 75%. Hal ini didapat berdasarkan pada hasil penghitungan perbandingan antara jumlah data yang terkumpul dengan skor ideal. Adapun pandangan penerapan SIAKAD online berdasarkan fakultas Di Untirta yang paling rendah dalam memberikan pandangan penerapan SIAKAD online oleh Pusdainfo Untirta adalah Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) sebesar 66,40%, dan pandangan penerapan SIAKAD online yang paling tinggi adalah dari Fakultas Teknik Untirta sebesar 70,79%. Dilihat dari semua indikator yang paling rendah tingkat penerapan SIAKAD online Di Untirta yakni indikator coordination sebesar 61,96% dan indikator infrastructure sebesar 62,40%, dari data yang didapatkan di lapangan memang belum maksimalnya berbagai hal, diantaranya:
152
153
1. Koordinasi antara dosen dan Mahasiswa dengan Pegawai Pusdainfo masih lemah mengenai input nilai dan data mahasiswa, salah satu akibatnya akibatnya publikasi nilai sering mengalami keterlambatan. 2. Terbatasnya fasilitas teknologi informasi seperti sarana komputer yang ada di Pusdainfo Untirta, baik ditiap gedung perkuliahan maupun digedung fakultas bahkan keberadaannya tidak ada. 3. Koneksi internet dalam mengakses portal akademik sering mengalami gangguan dan hambatan bahkan akses data tidak berjalan sama sekali setiap melakukan registrasi online. 4. Web portal akademik jarang diperbaharui (update) terutama kategori informasi akademik yang jarang diperbaharui, sehingga mengakibatkan mahasiswa mengalami ketidakpastian memperoleh info-info akademik.
Atas dasar kesimpulan di atas, peneliti menyimpulkan bahwasanya Penerapan Sistem Informasi Akademik (SIAKAD) Online Di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa sudah tergolong baik.
5.2 Saran Dari kesimpulan yang dapat dihasilkan beberapa saran dari penulis terhadap Penerapan Sistem Informasi Akademik (SIAKAD) Online Di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa adalah sebagai berikut :
154
1. Koordinasi antara dosen dan Mahasiswa dengan Pegawai Pusdainfo harus ditingkatkan lebih baik lagi, agar tidak terjadi keterlambatan dalam publikasi nilai dan memberikan info-info akademik. 2. Pihak kampus Untirta dalam hal ini Pusat Data dan Informasi harus meningkatkan dan menambah sarana teknologi informasi seperti penambahan server yang hanya baru ada satu,dan penambahan sarana komputer ditiap gedung perkuliahan dan gedung fakultas dalam menunjang penerapan sistem informasi akademik (SIAKAD) online, yang dapat diajukan kepada Rektor Untirta melalui Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Wakil Rektor II bidang Keuangan. 3. Pusdainfo Untirta harus melakukan pelatihan e-learning untuk dosen dan mahasiswa, sedangkan untuk meningkatkan kompetensi bagi para pegawai Pusdainfo harus melakukan pelatihan mengenai teknologi informasi dan komunikasi (TIK) agar penerapan SIAKAD online lebih baik lagi.