ANALISIS PENAWARAN JAGUNG UNTUK PAKAN AYAM RAS DI KABUPATEN LIMA PULUH KOTA Mukhlis1) ABSTRACTS This research is based on fluctuative production and planting area of corn in Lima Puluh Kota Regency. Corn production in 2007 was 10849.35 tonnes. In the same year the needs of corn for chicken feed is 92.628.75 tonnes in 2007 so the demand for corn that can be met only by 11.71%, this is one of them caused by the decline in planting area of corn in 2001 which resulted in a decline in production corn. The purpose of this research are: 1) To determine the number of corn supply as chicken feed in Lima Puluh Kota Regency. 2) To analyze what factors are affecting the supply of corn as chicken feed in Lima Puluh Kota Regency. The results of research showed: 1) Average growth of total supply of corn for chicken feed is 4,32% per year, while the average number of corn supply for chicken feed was 17.678,06 tonnes per year, 2) The factors which significantly influence on the supply of corn in Lima Puluh Kota Regency was the price of fertilizer, maize land and the agricultural technology.
Keywords: Supply analysis, Corn, Chicken feed
PENDAHULUAN Produksi jagung di Kabupaten Lima Puluh Kota, menunjukkan angka yang fluktuatif baik dari sisi areal pertanaman maupun produksinya, akan tetapi produktivitasnya selalu mengalami peningkatan. Produksi pada tahun 2007 adalah 10.849,35 ton (Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Lima Puluh Kota, 2007). Pada tahun yang sama populasi ternak ayam ras adalah 4.597.448 ekor, jagung yang dibutuhkan perharinya adalah 92.628.75 ton sehingga pada tahun 2007 permintaan jagung yang dapat dipenuhi hanya sebesar 11,71 % (Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Lima Puluh Kota, 2007). Kondisi tersebut menunjukkan belum terpenuhinya kebutuhan akan jagung untuk 1Staf
Pengajar Program Studi Agribisnis Pertanian Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh
pakan ayam ras di Kabupaten Lima Puluh Kota, hal ini salah satunya disebabkab oleh terjadinya penurunan areal tanam jagung tahun 2001 yang berdampak terhadap terjadinya penurunan produksi jagung tersebut. Sehingga pada tahun 2005 areal tanam jagung hanya 1.882 ha dengan produksi 9.918,14 ton (Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Lima Puluh Kota, 2007). Kabupaten Lima Puluh Kota merupakan sentra peternakan unggas di Propinsi Sumatera Barat, terutama ternak ayam ras. Populasi ternak ayam ras pada tahun 2007 tercatat lebih dari 4 juta ekor yang kesemuanya membutuhkan jagung sebagai bahan pakan utama, dimana dibutuhkan sebanyak lebih kurang 93 juta ton jagung setiap tahunnya. Diperkirakan dari tahun ke tahun jumlah peternak ayam ras mengalami
JURNAL PENELITIAN LUMBUNG,Vol. 10, No. 2, Juli 2011
kenaikan, maka jumlah ayam ras juga akan bertambah. Dengan demikian jumlah permintaan akan jagung dipastikan akan bertambah (Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Lima Puluh Kota, 2007).
kurva yang menunjukkan hubungan antara harga suatu barang tertentu dan jumlah barang yang ditawarkan. Penawaran suatu barang dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu : harga barang itu sendiri, harga barang lain yang berkaitan, harga faktor produksi (harga input), dan tingkat teknologi.
Yoserizal (1999), mengatakan bahwa permintaan terhadap komoditi jagung sebagai salah satu bahan pakan ternak unggas akan terus meningkat adalah akibat pesatnya pertumbuhan perusahaan di bidang perunggasan, baik untuk industri sebagai penyedia pakan terutama untuk pakan pada peternakan unggas yang bersifat komersial maupun yang non komersial. Untuk bisa memenuhi permintaan akan jagung diharapkan produksi/penawaran jagung juga harus ditingkatkan.
Jagung (Zea mays. L) merupakan komoditas palawija, termasuk sub sektor tanaman pangan dan jagung adalah salah satu komoditas yang potensial yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan pangan dan bahan baku pakan ternak (Sarasutha, 2002 ). Sebagai bahan pangan, jagung mengandung ; 70 % pati, 10 % protein, dan 5 % lemak, sebagai bahan baku untuk pakan ternak, komposisi pakannya terdiri dari 46 % jagung. Secara nasional penggunaan jagung pada tahun 1980 adalah 93,99 % untuk konsumsi dan untuk pakan 6,01 %, sedangkan pada tahun 2004 penggunaan jagung telah berkembang yaitu untuk pakan 40,29 % dan konsumsi 37,01% serta industri pangan 22,71 % (Departemen Pertanian 2005).
Permasalahan dalam penelitian adalah 1) Berapa besar jumlah penawaran jagung sebagai bahan pakan ayam ras di Kabupaten Lima Puluh Kota, 2) Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi penawaran jagung sebagai bahan pakan ayam ras di Kabupaten Lima Puluh Kota Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) Untuk mengetahui jumlah penawaran jagung sebagai bahan pakan ayam ras di Kabupaten Lima Puluh Kota. 2) Untuk menganalisis faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi penawaran jagung sebagai bahan pakan ayam ras di Kabupaten Lima Puluh Kota.
Untuk memacu pertumbuhan produksi jagung guna memenuhi kebutuhan jagung sebagai bahan pakan, pemerintah telah mencanangkan program percepatan produksi jagung Hibrida dan Komposit. Program tersebut menekankan pada perluasan areal tanam/panen dan peningkatan intensitas pertanaman (IP), upaya ini mulai dengan merintis masa tanam 1996/1997 (Sekretariat Badan Pengendali Bimas, 1996).
Menurut Sukirno (2003), penawaran adalah jumlah barang yang ditawarkan untuk dijual pada berabagai tingkat harga dalam suatu pasaran atau tempat pada waktu tertentu. Kurva penawaran merupakan suatu
Berdasarkan proyeksi Swastika, Hadi dan Ilham (2002) dalam Susanto dan Sirappa 136
Mukhlis,Analisis Penawaran Jagung.............................
(2005), Peningkatan produktivitas memberikan kontribusi yang dominan (0,85 % pertahun) sementara areal panen hanya meningkat 0,36 % per tahun. Dilain pihak, permintaan jagung untuk industri pakan meningkat cukup pesat dengan laju 4 % pertahun. Sehingga defisit meningkat 15 % pertahun. Jika pada tahun 1999 defisit jagung mencapai 1,67 juta ton, maka pada tahun 2010 defisit diperkirakan mencapai 6,03 juta ton.
pengambilan sampel dalam penelitian ini, menggunakan metode ”Proportionate Stratified Random Sampling” (Sugiyono, 2000). Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah: 1) Data primer diperoleh dari petani responden atau petani sampel dengan melalui metode wawancara berdasarkan daftar pertanyaan/kuisioner yang telah disiapkan terlebih dahulu, 2) Data sekunder diperoleh dari berbagai instansi yang ada kaitannya dengan penelitian ini, disamping itu juga informasi dari berbagai pihak.
METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan di daerah Kabupaten Lima Puluh Kota, dimana daerah ini merupakan daerah sentra (produsen terbesar) ayam ras di Propinsi Sumatera Barat. Sedangkan waktu penelitiannya selama ± 6 bulan, mulai bulan Juni – November 2008.
Metode Analisa Data yang dipakai dalam penelitian adalah: 1) Untuk mengetahui jumlah penawaran jagung dilakukan dengan cara meminta data sekunder pada Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura serta Badan Pusat Statistik Kabupaten Lima Puluh Kota, 2) Untuk menganalisis faktorfaktor yang diduga berpengaruh terhadap penawaran jagung di Kabupaten Lima Puluh Kota digunakan analisa kuantitatif. Analisa kuantitatif yang digunakan adalah Analisa Regresi Llinier Berganda dan dilanjutkan dengan uji F. Model spesifik yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
Pemilihan daerah penelitian dilakukan dengan cara purposive methode atau sengaja (Sugiyono, 2000). Terpilih tiga Kecamatan yaitu Kecamatan Mungka, kecamatan Guguak dan Kecamatan Payakumbuh Populasi peternak ayam ras di Kabupaten Lima Puluh Kota memiliki jumlah ternak yang dipeliharanya berbeda-beda. Populasi seperti ini dinamakan populasi berstrata, maka sampel yang harus diambil juga berstrata berdasarkan jumlah ternak yang dimiliki dan dapat digolongkan menjadi dua golongan yaitu peternak besar dan peternak kecil, yaitu peternak besar adalah peternak yang mengusahakan ternak ayam ras lebih dari 5000 ekor, sedangkan peternak kecil adalah peternak yang mengusahakan ternak ayan ras kurang dari 5000 ekor. Maka
QDJG = a0 + a1PDJG + a2PDD + a3PIN + a4LLJG + a5TEK dimana : QSJG = Penawaran jagung - PDJG = Harga jagung PDD = Harga dedak - PIN = Harga pupuk LLJG = Luas lahan jagung – TEK = Tingkat teknologi pertanian 137
JURNAL PENELITIAN LUMBUNG,Vol. 10, No. 2, Juli 2011
data hasil survey beserta perhitungan permintaan jagung, maka dapat diperoleh jumlah penawaran dan permintaan jagung untuk pakan ayam ras di Kabupaten Limapuluh Kota. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 1.
HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Jumlah Penawaran Jagung Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura, Badan Pusat Statistik dan Dinas Peternakan Kabupaten Limapuluh Kota serta
Tabel 1. Jumlah Penawaran Jagung untuk Pakan Ayam Ras di Kabupaten Limapuluh Kota Tahun 1993 – 2007 Tahun 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007
Jumlah Penawaran Jagung 13,796.00 17,041.00 13,792.00 15,349.00 17,671.00 34,589.00 17,519.00 20,374.70 19,858.93 27,369.88 17,112.56 19,293.47 9,918.14 10,636.93 10,849.35
Jumlah Permintaan Jagung 5,287.92 14,931.81 13,085.29 13,463.32 7,118.43 10,144.54 11,402.15 29,968.87 38,760.98 57,056.37 72,049.95 73,581.33 74,677.51 81,830.08 82,946.93
perkembangan luas lahan dan tingkat teknologi pertanian di Kabupa-ten Limapuluh Kota. Adapun faktor-faktor yang dapat berpengaruh terhadap penawaran jagung di Kabupaten Limapuluh Kota yang dianalisis dengan sistem regresi linier berganda disajikan dalam Tabel 1.
Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penawaran Jagung Perkembangan penawaran jagung di Kabupaten Limapuluh Kota dipenga-ruhi oleh perkembangan harga jagung, perkembangan harga dedak, perkembangan harga pupuk, 138
Mukhlis,Analisis Penawaran Jagung.............................
Tabel 1. Hasil analisis regresi linier berganda pendugaan fungsi penawaran jagung di Kabupaten Limapuluh Kota. NO
Variabel
db
1 KONSTANTA 1 2 PDJG 1 3 PDD 1 4 PIN 1 5 LLJG 1 6 TEK 1 2 R = 0,948 F hitung = 32,68 Keterangan : Variabel terikat F tabel (0,05) t tabel (0,05) * nyata pada
Parameter Dugaan -8488,946 -0,712 -32,223 4,962* 2,953* 6045,760*
Standar Kesalahan 4207,202 5,569 14,366 3,877 ,259 927,445
T hitung -2,018 -0,128 -2,243 1,280 11,420 6,519
: Penawaran jagung (ton) : 3,48 : 1,833 : 0,05
Hasil analisis menunjukkan nilai F hitung yang diperoleh sebesar 32,68, dimana F tabel (5,9) (0,05) adalah 3,48, artinya bahwa nilai F hitung > F tabel. Hal ini menunjukkan bahwa semua variabel bebas yang dianalisis berpengaruh nyata terhadap penawaran jagung. Koefesien determinasi yang diperoleh dari hasil analisis sebesar 0,948, artinya bahwa 94,80 % dari variabel penawaran jagung di Kabupaten Limapuluh Kota dapat dijelaskan oleh variabel-variabel bebas yang ada dalam model. Sedangkan sisanya 5,20 % dijelaskan oleh variabelvariabel lain yang tidak dimasukkan dalam model. Dari hasil pengujian model yang dipakai di atas, maka dapat disimpulkan bahwa model yang digunakan dalam fungsi penawaran jagung di Kabupaten Limapuluh Kota dapat diterima sebagai model yang baik.
Kabupaten Limapuluh Kota adalah sebagai berikut : Harga Jagung Harga jagung secara jelas menunjukkan pengaruh yang tidak nyata terhadap penawaran jagung di Kabupaten Limapuluh Kota. Hal ini berarti bahwa pening-katan ataupun penurunan jumlah penawaran jagung di Kabupaten Limapuluh Kota tidak dipengaruhi oleh besar kecilnya penurunan maupun peningkatan harga jagung di Kabupaten Limapuluh Kota. Hal ini wajar karena petani atau produsen jagung yang ada di Kabupaten Limapuluh Kota kurang berminat untuk membudidayakan jagung terutama jagung untuk panen tua sebagai pakan ternak ayam ras, kondisi ini disebabkan karena ketidakmampuan petani untuk mengen-dalikan hama dan penyakit jagung dan petani lebih berminat menanam
Berdasarkan hasil uji t, faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran jagung di 139
JURNAL PENELITIAN LUMBUNG,Vol. 10, No. 2, Juli 2011
jagung untuk panen muda yang dianggap lebih menguntungkan.
petani menjadi termotivasi untuk mengusahakan dan memeliharan tanaman jagungnya supaya dapat tumbuh dengan baik yang akhirnya dapat meningkatkan produksi.
Harga Dedak Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa harga dedak secara jelas tidak berpengaruh secara nyata terhadap penawaran jagung di Kabupaten Limapuluh Kota. Hal ini berarti bahwa peningkatan ataupun penurunan jumlah penawaran jagung di Kabupaten Limapuluh Kota tidak dipengaruhi oleh besar kecilnya penurunan maupun peningkatan harga dedak di Kabupaten Limapuluh Kota. Kondisi ini terjadi karena dedak hanya sebagai pakan pelengkap dalam ransum makanan ternak ayam ras yang apabila harganya naik atau turun ternyata kurang atau tidak memberikan pengaruh apa-apa terhadap penawaran jagung untuk pakan ayam ras di Kabupaten Limapuluh Kota.
Luas Lahan Jagung Variabel luas lahan jagung setelah dianalisis menunjukkan pengaruh yang sangat nyata dan mempunyai hubungan positif terhadap penawaran jagung di Kabupaten Limapuluh Kota pada taraf nyata 0,05, dimana koefisien regresinya sebesar 2,95. Artinya adalah kenaikan luas lahan jagung seluas 1 ha akan mening-katkan jumlah penawaran jagung di Kabupaten Limapuluh Kota sebesar 2,95 ton dengan asumsi ceteris paribus dan begitu sebaliknya. Hal ini jelas bahwa tujuan produsen dalam menambah luas lahan adalah untuk meningkatkan produksi dan produsen menganggap bahwa luas lahan merupakan salah satu modal yang sangat berpengaruh dalam meningkatkan produksi dan penambahan luas lahan merupakan salah satu faktor penentu dalam peningkatan produksi jagung.
Harga Pupuk Setelah dianalisis variabel harga pupuk, terlihat adanya pengaruh yang nyata dan mempunyai hubungan positif terhadap penawaran jagung di Kabupaten Limapuluh Kota pada taraf nyata 0,05, dimana koefisien regresinya sebesar 4,96. Artinya adalah kenaikan harga pupuk sebanyak Rp 1,- akan meningkatkan jumlah penawaran jagung di Kabupaten Limapuluh Kota sebesar 4,96 ton dengan asumsi faktor-faktor yang lain dianggap tetap (ceteris paribus) begitu pula sebaliknya. Hal ini disebabkan karena kenaikan harga pupuk memerlukan tambahan biaya pemupukan sehingga untuk bisa menutupi tambahan biaya tersebut
Tingkat Teknologi Pertanian Teknologi pertanian dalam hal ini adalah tingkat produktivitas lahan menunjukkan pengaruh yang sangat nyata dan mempunyai hubungan positif terhadap penawaran jagung di Kabupaten Limapuluh Kota pada taraf nyata 0,05, dimana koefisien regresinya 6045,760. Hal ini berarti peningkatan produktivitas lahan sebesar 1 Ton/Ha akan menyebabkan terjadinya peningkatan jumlah 140
Mukhlis,Analisis Penawaran Jagung.............................
penawaran jagung di Kabupaten Limapuluh Kota sebesar 6045,76 ton dengan asumsi ceteris paribus dan begitu sebaliknya, karena semakin tinggi tingkat produktivitas lahan semakin tinggi pula produksi yang dihasilkan dan dengan teknologi tinggi diharapkan menurunkan biaya rata-rata produksi.
2.
Untuk dapat memberikan tambahan informasi bagi pengembangan komoditi jagung terutama bagi Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura dalam hal meningkatkan motivasi petani untuk membudidayakan jagung, maka diperlukan penelitian lebih lanjut tentang “analisis pendapatan usahatani dan pemasaran jagung di Kabupaten Limapuluh Kota”
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan DAFTAR PUSTAKA Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan sesuai dengan tujuan dari penelitian, dapat ditarik beberapa kesimpulan, yakni: 1) Jumlah penawaran jagung untuk pakan ayam ras di Kabupaten Limapuluh Kota pada tahun 2007 sebesar 10.849,35 ton, 2) Faktor-faktor yang berpengaruh secara nyata terhadap penawaran jagung di Kabupaten Limapuluh Kota adalah harga pupuk, luas lahan Jagung dan tingkat teknologi pertanian. Sedangkan harga jagung dan harga dedak tidak berpengaruh secara nyata.
Departemen Pertanian. 2005. Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Jagung Badan Penelitian dan Pengambangan Pertanian. Departemen Pertanian, Jakarta. Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Limapuluh Kota, 2007. Statistika Peternakan. Dinas Tanaman Pangan Kabupaten Limapuluh Kota, 2007. Laporan Tahunan. Sugiyono, 2000. Statistika untuk Penelitian. Alfabeta. Bandung.
Saran 1.
Sarasutha, I.G.P. 2002. Kinerja Usaha Tani dan Pemasaran Jagung di Sentra Produksi. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 21 (2) 39-47.
Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Lima Puluh Kota diharapkan untuk meningkatkan peranannya terhadap komoditi jagung terutama untuk pakan ayam ras. Dimana selama ini peternak mendapatkan pasokan jagung dari luar daerah Kabupaten Limapuluh Kota.
Sekretariat Badan Pengendali BIMAS. 1996, Gerakan Kemitraan Petani Jagung Dengan Pengusaha Pakan Ternak. Terobosan Percepatan Peningkatan Produksi Jagung Hibrida dan Komposit. 1996/1997. Jakarta. 141
JURNAL PENELITIAN LUMBUNG,Vol. 10, No. 2, Juli 2011
Sukirno, Sudono. 2003. Mikro Ekonomi. Edisi 3. PT.Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Yoserizal. 1999. Teknik Penyusunan dan Pemberian Pakan serta Pakan Alternatif Untuk Ayam Ras. Makalah (Tidak dipublikasikan), Bahan pelatihan bagi peternak ayam ras Kabupaten Limapuluh Kota.
Susanto, Andriko Noto dan Sirappa, MP. 2005. Prospek dan Strategi Pengembangan Jagung Untuk Mendukung Ketahanan Pangan di Maluku. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian. Maluku.
142