ANALISIS PEMANFAATAN BANTUAN MODAL USAHA EKONOMI PRODUKTIF PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN KELUARGA Sulistya Rini Pratiwi Fakultas Ekonomi, Universitas Borneo Tarakan Emai:
[email protected] Abstraksi : Tujuan penelitian ini adalah identifikasi dan analisis korelasi bantuan modal usaha terhadap pendapatan keluarga serta identifikasi dan analisis tingkat keberhasilan pelaksanaan pemanfaatan bantuan modal usaha terhadap peningkatan pendapatan keluarga. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Analisis Korelasi dan Metode Analisis Deskriptif Dengan analisis ini hasil yang dicapai adalah tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara variabel Bantuan Modal dengan Pendapatan sesudah menerima manfaat bantuan mosal usaha. Hal ini dikarenakan, besarnya bantuan modal yang sama banyak, tidak dikondisikan dengan proporsi pendapatan penerima bantuan modal dan Standar deviasi pendapatan sebelum menerima lebih kecil daripada pendapatan sesudah menerima bantuan modal. Hal ini menunjukkan bahwa program pemanfaatan bantuan modal usaha telah berjalan dengan baik. Kata Kunci: Bantuan Modal, .Kemiskinan, Pendapatan Keluarga, PNPM. PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan kemiskinan yang kompleks membutuhkan intervensi semua pihak secara bersama dan terkoordinasi. Melalui Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri dirumuskan mekanisme upaya penanggulangan kemiskinan yang melibatkan unsur masyarakat, mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, hingga pemantauan dan evaluasi. Melalui proses pembangunan partisipatif, kesadaran dan kemandirian masyarakat, terutama masyarakat miskin dapat ditumbuhkembangkan sehingga mereka bukan sebagai objek melainkan subjek penanggulangan kemiskinan. Di Kota Tarakan Dana Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) baik dari dana APBN maupun APBD digunakan untuk pemberdayaan bidang lingkungan, bidang sosial dan bidang ekonomi. Bidang ekonomi memberikan pinjaman modal usaha bagi masyarakat miskin produktif sejumlah 2.215 orang (BPS, 2002). Melalui pendekatan kelembagaan masyarakat dan penyediaan dana bantuan langsung ke masyarakat kelurahan sasaran, diharapkan PNPM Mandiri mampu mendorong dan memperkuat partisipasi serta kepedulian masyarakat setempat secara terorganisir dalam menanggulangi kemiskinan. Artinya, Program penanggulangan kemiskinan berpotensi sebagai “gerakan masyarakat”, yakni; dari, oleh dan untuk masyarakat.
i
Permasalahan Berdasarkan pada latar belakang masalah sebagaimana dijelaskan di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : 1. Bagaimana korelasi pemanfaatan bantuan modal usaha terhadap pendapatan keluarga ? 2. Bagaimana tingkat keberhasilan pelaksanaan pemanfaatan bantuan modal usaha terhadap peningkatan pendapatan Keluarga ? TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI Landasan Teori Upaya Penanggulangan Kemiskinan Upaya penanggulangan kemiskinan di Indonesia sekarang ini juga merupakan bagian dari upaya mewujudkan MDGs. Menurut analis kampanye dan dan advokasi MDGs di Indonesia, Siahaan, pencapaian MDGs Indonesia bagaikan potret bercampur. Di satu sisi, beberapa sasaran, seperti pengurangan kemiskinan, telah on track. Namun kinerja dalam pengentasan rakyat miskin tetap menjadi masalah. Selama periode 1990-2010, kemiskinan hanya turun 1 %. Menanggulangi kelaparan dan kemiskinan adalah tujuan pertama dari MDGs. Sebagai negara yang turut menyepakati KTT Millenium, Indonesia menetapkan target-target yang ingin dicapai pada tahun 2015, yaitu menanggulangi kemiskinan dan kelaparan, mencapai pendidikan dasar untuk semua, mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan, menurunkan angka kematian anak, meningkatkan kesehatan ibu, memerangi HIV/AIDs Malaria dan penyakit menular lainnya dan memastikan kelestarian lingkungan hidup (MDGs, 2007). Menurut Siahaan, berdasarkan garis kemiskinan nasional, pada tahun 1990 kemiskinan 15,1 % (27,2 juta orang miskin) dan pada tahun 2009 kemiskinan 14,15 % (32,5 juta orang miskin), sementara tahun 2010 sekitar 31,7 juta orang miskin. Memang ada penurunan karena saat krisis tahun 1998 kemiskinan sempat mencapai 24 %. Hanya saja penurunan tidak cukup kencang dalam waktu 11 tahun. Dari data tersebut dapat diinterpretasikan bahwa upaya penanggulangan kemiskinan di Indonesia berjalan lamban, dan pemerintah belum berhasil mengentaskan masyarakat miskin dari jurang kemiskinan dan penderitaannya. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri PNPM Mandiri adalah program nasional penanggulangan kemiskinan terutama yang berbasis pemberdayaan masyarakat. Pengertian yang terkandung mengenai PNPM Mandiri adalah (PNPM-Mandiri) : 1. PNPM Mandiri adalah program nasional dalam wujud kerangka kebijakan sebagai dasar dan acuan pelaksanaan program-program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat. PNPM Mandiri dilaksanakan melalui harmonisasi dan pengembangan sistem serta mekanisme dan prosedur program, penyediaan pendampingan dan pendanaan stimulan untuk mendorong prakarsa dan inovasi masyarakat dalam upaya penanggulangan kemiskinan yang berkelanjutan. 2. Pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk menciptakan/meningkatkan kapasitas masyarakat, baik secara individu maupun berkelompok, dalam memecahkan berbagai persoalan terkait upaya peningkatan kualitas hidup,
ii
kemandirian dan kesejahteraannya. Pemberdayaan masyarakat memerlukan keterlibatan yang besar dari perangkat pemerintah daerah serta berbagai pihak untuk memberikan kesempatan dan menjamin keberlanjutan berbagai hasil yang dicapai. Tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan Program PNPM Mandiri ini adalah : 1. Tujuan Umum, meningkatnya kesejahteraan dan kesempatan kerja masyarakat miskin secara mandiri. 2. Tujuan Khusus 1) Meningkatnya partisipasi seluruh masyarakat, termasuk masyarakat miskin, kelompok perempuan, komunitas adat terpencil dan kelompok masyarakat lainnya yang rentan dan sering terpinggirkan ke dalam proses pengambilan keputusan dan pengelolaan pembangunan. 2) Meningkatnya kapasitas kelembagaan masyarakat yang mengakar, representatif dan akuntabel. 3) Meningkatnya kapasitas pemerintah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat terutama masyarakat miskin melalui kebijakan, program dan penganggaran yang berpihak pada masyarakat miskin (pro-poor) 4) Meningkatnya sinergi masyarakat, pemerintah daerah, swasta, asosiasi, perguruan tinggi, lembaga swadaya masyarakat, organisasi masyarakat dan kelompok perduli lainnya untuk mengefektifkan upaya-upaya penanggulangan kemiskinan. 5) Meningkatnya keberadaan dan kemandirian masyarakat serta kapasitas pemerintah daerah dan kelompok perduli setempat dalam menanggulangi kemiskinan di wilayahnya. 6) Meningkatnya modal sosial masyarakat yang berkembang sesuai dengan potensi sosial dan budaya serta untuk melestarikan kearifan lokal. 7) Meningkatnya inovasi dan pemanfaatan teknologi tepat guna, informasi dan komunikasi dalam pemberdayaan masyarakat. Strategi dasar PNPM Mandiri terdiri atas : 1) Mengintensifkan upaya-upaya pemberdayaan untuk meningkatkan kemampuan dan kemandirian masyarakat. 2) Menjalin kemitraan yang seluas-luasnya dengan berbagai pihak untuk bersama-sama mewujudkan keberdayaan dan kemandirian masyarakat. 3) Menerapkan keterpaduan dan sinergi pendekatan pembangunan sektoral, pembangunan kewilayahan dan pembangunan partisipatif. PNPM Mandiri melakukan prinsip-prinsip, yaitu Bertumpu pada pembangunan manusia, Otonomi, Desentralisasi, Berorientasi pada masyarakat miskin, Partisipasi, Kesetaraan dan keadilan gender, Demokratis, Transparansi dan akuntabel, Prioritas, Kolaborasi, Keberlanjutan dan Sederhana. Kesejahteraan Keluarga Kriteria yang digunakan untuk mengukur tingkat kesejahteraan keluarga menurut Peraturan Pemerintah no 27 tahun 1994 tentang Pengelola Perkembangan Kependudukan sebagaimana berikut :
iii
1) Keluarga pra sejahtera adalah keluarga yang belum dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal seperti kebutuhan akan pangan, sandang, papan dan kesehatan. 2) Keluarga sejahtera I adalah keluarga – keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal, tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan sosial Psikologisnya seperti kebutuhan akan pendidikan, interaksi dalam keluarga, interaksi antar lingkungan tempat tinggal dan transportasi 3) Keluarga sejahtera tahap II adalah keluarga – keluarga yang disamping telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya, juga telah dapat memenuhi kebutuhan sosial Psikologisnya, tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan pengembangannya, seperti untuk menabung dan memperoleh informasi. 4) Keluarga sejahtera tahap III adalah keluarga – keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh kebutuhan dasar, sosial spologis dan pengembangan keluarganya, tetapi belum dapat memberikan sumbangan yang teratur bagi masyarakat, seperti sumbangan materi dan berperan aktif dalam kegiatan kemasyarakatan. 5) Keluarga sejahtera III plus adalah keluarga – keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh kebutuhan dasar, sosial spokologis dan pengembangan keluarganya, tetapi belum dapat memberikan sumbangan yang teratur dan berperan aktif dalam kegiatan kemasyarakatan serta memiliki kepedulian sosial yang tinggi. Tinjauan Pustaka Harrison (1996) mengkaji masalah perkembangan kegiatan promosi di Inggris dengan bantuan modal usaha. Perkembangan dan dampak sejumlah pemberdayaan sektor swasta dan publik untuk merangsang aliran bantuan modal ventura untuk usaha informal modal ventura di Inggris. Perkembangan kegiatan ekonomi dengan bantuan modal usaha tidak berjalan dengan baik, hal ini dikarenakan ketidaklengkapan informasi sebagai kunci untuk inefisiensi di pasar modal ventura informal dan pengembangan dimulai dari sektor bawah, penyediaan jasa pengenalan usaha berupa biaya efektif. Estiningsih (2010), dalam pemanfaatan bantuan modal usaha ekonomi di Kabupaten Wonogiri. Dari hasil pengamatan untuk tingkat pendapatan masyarakat penerima manfaat bantuan modal usaha ekonomi produktif sebelum dan sesudah mereka menerima dan memanfaatkan bantuan modal usaha, sebagian besar mengalami peningkatan. Pemanfaatan bantuan modal usaha ekonomi produktif sebesar 75,40% lebih dari 70%, dan pengembalian bantuan modal bantuan usaha dalam proses pengguliran dana sebesar 93,69% lebih dari 90%. Judul dan metode penelitian terkait seperti disebutkan pada tabel berikut :
iv
No 1
2
3
4
5
6
Tabel 1 Studi Tentang Pemanfaatan Bantuan Modal Usaha Ekonomi Produktif Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Dalam Meningkatkan Pendapatan Keluarga Peneliti, Judul dan Tahun Metode Analisis Hasil/Kesimpulan Analisis Deskriptif Perkembangan kegiatan ekonomi dengan Harrison Developments in The Kualitatif bantuan modal usaha tidak berjalan dengan Promotion of Informal baik, hal ini dikarenakan ketidaklengkapan Venture Capital in The UK informasi sebagai kunci untuk inefisiensi di (1996) pasar modal ventura informal dan pengembangan dimulai dari sektor bawah , penyediaan jasa pengenalan usaha berupa biaya efektif. Analisis Deskriptif Studi ini menyatakan bahwa bantuan modal Mason & Harrison Barriers To Investment In The Kualitatif belum terlaksana dengan efektif. Informal Venture Capital Sector (2002) Analisis Deskriptif Hasil penelitiannya menghasilkan tiga Klonowski Executive Insight Venture Kualitatif dan kesimpulan. Pertama, pembiayaan modal Capital as a Method of Kuantitatif ventura terus menjadi besar sumber modal Financing Enterprise untuk perusahaan yang berkembang di Development in Central and daerah. Kedua, Polandia adalah pemimpin Eastern Europe pasar di wilayah dalam kegiatan modal (2006) ventura seperti yang dijelaskan secara statistik. Dan terakhir, negara-negara CEE tidak dapat diperlakukan sebagai blok homogen. Analisis Deskriptif Menunjukan bahwa dana pinjaman sebagai Andrianto Pemanfaatan Dana Pinjaman modal usaha ekonomi kepada masyarakat Program Pengembangan ternyata belum dimanfaatkan dengan Kecamatan Dalam Upaya maksimal sebagai modal pengembangan Meningkatkan Pendapatan usaha sehingga upaya peningkatan Keluarga pendapatan masyarakat tidak berjalan (2003) dengan baik.
Paraibabo Manfaat Bantuan Modal Usaha Terhadap Peningkatan Pendapatan Peserta Program Melalui Program Pengembangan Kecamatan Di Kabupaten Sorong Tahun 2006 (2008) Manson Public Policy Support For The Informal Venture Capital Market In Europe: A Critical Review
Analisis Deskriptif
Hasil penelitian memiliki kenaikan pendapatan masyarakat peserta program sangat signifikan rata-rata per tahun sebesar Rp. 595.833,-
Analisis Kualitatif Deskriptif
- Studi ini memetakan bentuk Intervensi terhadap sector publik - Perlunya intervensi sector public dalam pengembangan yang lebih tepat sasaran. - Bentuk intervensi berkembang dari
v
(2009)
pendekatan supply menggunakan pajak menjadi pendekatan melalui intermediasi Proses pemberdayaan masyarakat partisipatoris yang melalui PNPM-Mandiri, berdampak positif terhadap penurunan kemiskinan di kelurahan Demangan.
7
Munjazi Pemberdayaan Masyarakat Untuk Mengurangi Kemiskinan Melalui Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (Pnpm)-Mandiri (2009)
Analisis Kualitatif Deskriptif
8
Estiningsih Pemanfaatan Bantuan Modal Usaha Ekonomi Produktif Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Dalam Meningkatkan Pendapatan Keluarga (2010)
Analisis Deskriptif Logical Frame Work
Hasil pengamatan untuk tingkat pendapatan masyarakat pemanfaat bantuan modal usaha ekonomi produktif sebelum dan sesudah mereka menerima dan memanfaatkan sebagai modal usaha, sebagian besar mengalami peningkatan. Menunjukkan bahwa pemanfaatan bantuan modal usaha ekonomi produktif sebesar 75,40% lebih dari 70%, dan pengembalian bantuan modal bantuan usaha dalam proses pengguliran dana sebesar 93,69% lebih dari 90%
9
Rahmatika Analisis Efektifitas Program Pinjaman Dana Bergulir Pada Unit Pengelola Kegiatan (Upk) Pnpm Mandiri Dan Kelompok Simpan Pinjam Perempuan (Spp) Di Kecamatan Situjuh Limo Nagari Kabupaten Lima Puluh Kota Tahun 2008-2010 (2011) Oktavia Dampak PNPM-MP Terhadap Pengembangan Usaha Kelompok Masyarakat (Studi Kasus: Peserta KSM (Kelompok Swadaya Masyarakat) Pengguna dana bergulir di Kelurahan Sungai Sapih, Kecamatan Kuranji, K ota Padang) (2011)
Analisis Deskriptif Kualitatif dan Kuantitatif
Efektifitas Pengelolaan dana bergulir dipengaruhi oleh 3 hal yaitu Unit Pengelola Kegiatan (UPK) sebagai pengelola dan penyalur seluruh dana bergulir di tingkat kecamatan, aturan dan prosedur atau mekanisme perguliran, serta pemanfaat langsung berupa kelompok peminjam sebagai pengelola dan penyalur dana bergulir kepada anggotanya.
Labombang Dampak Pembangunan Infrastruktur Perdesaan
Analisis Kualitatif Deskriptif
10
11
Analisis Kualitatif Deskriptif
Hasil analisis menyatakan bantuan ini belum optimal. Ditemukan adanya penyimpangan pemanfaatan dana yang mengakibatkan tidak mampu memberikan manfaat dalam meningkatkan perekonomian masyarakat. Keterlibatan RTM di Kelurahan Sungai Sapih belum sepenuhnya.
Pada masyarakat miskin di desa berdampak pada, Peningkatan pendapatan masyarakat, pendidikan
vi
Pada Program Pnpm Mandiri Perdesaan Di Kabupaten Toli Toli (2011)
masyarakat, Kesehatan, Perubahan pola pikir masyarakat. Dampak terhadap kelembagaan di desa, Fungsi dan peran pemerintah lokal menjadi efektif, Pelembagaan terhadap pembangunan partisipatif, Peningkatan kualitas sarana dan prasarana sosial dasar dan ekonomi masyarakat.
Sumber : Hasil penelitian sebelumnya, 2012. Kerangka Pikir Penelitian Bantuan PNPM Mandiri disalurkan melalui suatu lembaga swadaya masyarakat yang dibentuk dan ditetapkan sendiri oleh masyarakat sesuai dengan proses dan prosedur PNPM Mandiri. Yang berhak mendapat bantuan adalah penduduk yang miskin anggota kelompok usaha ekonomi produktif dan ditentukan atas kesepakatan seluruh anggotanya melalui mekanisme PNPM Mandiri. Keberhasilan upaya peningkatan pendapatan keluarga oleh masyarakat penerima bantuan modal usaha ekonomi produktif program PNPM Mandiri melalui pemanfaatan bantuan modal untuk mengembangkan usaha ekonomi produktif masyarakat yang ditandai dengan terjadinya perubahan kondisi masyarakat sebelum dan sesudah mereka menerima dan memanfaatkan bantuan modal tersebut.
Korelasi & Deskriptif Bantuan Modal Usaha Setelah
Sebelum Gambar 1 Skema Kerangka Pikir Penelitian
Pendapatan
Menganalisis proses pemberian bantuan modal usaha ekonomi produktif Program PNPM Mandiri melalui pemanfaatan dana pinjaman modal usaha yang mereka terima, maka perlu diadakan suatu penelitian. Analisis terhadap data dan informasi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah dengan membandingkan pendapatan masyarakat sebelum dan sesudah mereka menerima bantuan modal usaha ekonomi produktif.
vii
METODOLOGI PENELITIAN Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di Kota Tarakan, dengan 4 Kecamatan dan 20 kelurahan. Empat kecamatan tersebut adalah Kecamatan Tarakan Utara, Tarakan Barat, Tarakan Timur, dan Tarakan Tengah. Dari ke dua puluh kelurahan tersebut, penelitian hanya dilakukan di empat (4) kelurahan. Yaitu Kelurahan Juatan Permai, Kelurahan Juata Laut, Kelurahan Juata Kerikil, dan Kelurahan Sebengkok. Karena di empat kelurahan banyak terdapat RTM yang mendapatkan bantuan modal usaha produktif. Sumber dan Jenis Data Data yang diperoleh dari data yang dihimpun dalam kegiatan penelitian ini meliputi data sekunder. Data sekunder dihimpun dari berbagai instansi terkait seperti Badan Pusat Statistik (BPS), Kecamatan dan kelurahan/ lokasi studi. Data sekunder yang diperlukan dalam penelitian ini antara lain : 1. Data pendapatan masyarakat sebelum dan sesudah menerima manfaat bantuan modal usaha 2009 dan 2011. 2. Data rekapitulasi pemberian pinjaman 2010. 3. Tarakan dalam angka 2011. Metode Analisis Data Metode Analisis Korelasi Korelasi bermanfaat untuk mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel (kadang lebih dari dua variabel) dengan skala-skala tertentu, misalnya Pearson data harus berskala interval atau rasio; Spearman dan Kendal menggunakan skala ordinal; Chi Square menggunakan data nominal. Kuat lemah hubungan diukur diantara jarak (range) 0 sampai dengan 1. Korelasi mempunyai kemungkinan pengujian hipotesis dua arah (two tailed) (Usman, et all, 2009: 45). Untuk tingkat signifikan dan koefisien korelasi yang dihasilkan dengan membandingkan nilai rs hitung dan rs tabel dimana telah ditentukan daerah penerimaan dan penolakan yaitu : Hipotesis: H0 = Tidak hubungan antara pendapatan dengan bantuan modal Ha = Ada hubungan antara pendapatan dengan bantuan modal Ha diterima : rs dihitung > rs tabel, Ha ditolak : rs hitung < rs tabel H0 diterima : rs dihitung < rs tabel, Ho ditolak : rs hitung > rs tabel Metode Analisis Deskriptif Untuk identifikasi dan analisis tingkat keberhasilan pelaksanaan bantuan modal usaha terhadap peningkatan pendapatan keluarga, menggunakan analisis deskriptif. Fungsi analisis deskriptif adalah untuk memberikan gambaran umum tentang data yang telah diperoleh. Gambaran umum ini bisa menjadi acuan untuk melihat karakteristik data yang diperoleh (Siagian & Sugiarto, 2002: 67). Juga digunakan analisis Uji Beda 2 Rata-rata berpasangan. Merupakan salah satu teknik statistik parametrik, yang digunakan untuk mengetahui perbedaan
viii
pendapatan sebelum dan sesudah menerima manfaat bantuan modal. Rumus Uji Beda Dua Rata-rata berpasangan (Boedijoemono, 2007: 78): 𝑡=
̅ D 𝑆𝐷 ( ) √𝑁
𝑆𝐷 = √
̅) ∑(𝐷 − 𝐷 𝑛−1
2
Keterangan: t = Nilai t hitung ̅ D = Rata-rata selisih pengukuran variable x dan y SD = Standar Deviasi selisih pengukuran variable x dan y N = Jumlah sampel Hipotesis: H0 = Rata-rata kedua variable sama (identik) Ha = Rata-rata kedua variable tidak sama (tidak identik) H0 diterima : t-hitung < t-tabel, Ha ditolak (tidak berbeda secara signifikan) Ha diterima : t-hitung > t-tabel, Ho ditolak ( berbeda secara signifikan) HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Kemiskinan di Kota Tarakan Persentase penduduk miskin di Kota Tarakan jauh lebih rendah dibandingkan dengan persentase penduduk miskin di wilayah Kalimantan Utara. Dari hasil pendataan terakhir Badan Pusat Statistik Kota Tarakan mencatat angka kemiskinan di Tarakan mencapai 10,25% dan angka ini termasuk terendah di kawasan utara Kalimantan Timur, yaitu sebanyak 6.882 rumah tangga yang tercatat sebagai penduduk miskin di Kota Tarakan. Dan kawasan Tarakan Barat yang merupakan merupakan jumlah terbanyak angka kemiskinannya, yaitu mencapai 2.292 rumah tangga. Tercatat angka kemiskinan di Nunukan sekitar 12,45%, Tana Tidung 13,89%, Bulungan 14,58%, dan Malinau 15,3%. (BPS, 2011). Identifikasi Dan Analisis Korelasi Bantuan Modal Usaha Terhadap Pendapatan Keluarga Analisis Korelasi Bantuan Modal Usaha Terhadap Pendapatan Sebelum Memanfaatkan Bantuan Modal Usaha Dari Analisis Korelasi Pearson, hasil menunjukkan bahwa kedua variabel, yaitu Bantuan Modal Usaha dengan variabel Pendapatan sebelum menerima bantuan modal usaha, adalah tidak berkorelasi. Dengan taraf signifikansi (α ) 5%, besarnya r tabel adalah 0,1381, lebih besar dari pada r hitung, yaitu 0. Maka H0 diterima dan Ha ditolak. Artinya tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara variabel Bantuan Modal Usaha dengan Pendapatan sebelum menerima bantuan modal. Hal ini dikarenakan, penerima belum merasakan manfaat bantuan modal usaha. Analisis Korelasi Bantuan Modal Usaha Terhadap Pendapatan Sesudah Memanfaatkan Bantuan Modal Usaha ix
Dari Analisis Korelasi Pearson, hasil menunjukkan bahwa kedua variabel, yaitu Bantuan Modal Usaha dengan variabel Pendapatan sesudah menerima bantuan modal usaha, adalah tidak berkorelasi. Dengan taraf signifikansi (α ) 5%, besarnya r tabel adalah 0,1381, lebih besar dari pada r hitung, yaitu 0. Maka H0 diterima dan Ha ditolak. Artinya tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara variabel Bantuan Modal dengan Pendapatan sesudah menerima manfaat bantuan mosal usaha. Hal ini dikarenakan, besarnya bantuan modal yang sama banyak, tidak dikondisikan dengan proporsi pendapatan penerima bantuan modal. Identifikasi Dan Analisis Tingkat Keberhasilan Pelaksanaan Bantuan Modal Usaha Terhadap Peningkatan Pendapatan Keluarga. Analisis Uji Beda Dua Rata-Rata Dengan taraf signifikansi (α ) 5%, besarnya t tabel adalah 1,812461, lebih besar dari pada t hitung, yaitu 0. Maka H0 diterima. Artinya tidak ada perbedaan antara Pendapatan sebelum menerima bantuan modal dan Pendapatan sesudah menerima bantuan modal. Atau bantuan modal usaha tidak berpengaruh nyata terhadap peningkatan pendapatan penerima. Analisis Deskriptif Identifikasi tingkat keberhasilan pelaksanaan program pelaksanaan bantuan modal terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat penerima manfaat, dapat diketahui dengan analisis deskriptif. Rata-rata pendapatan masyarakat penerima sebelum menerima manfaat bantuan modal sebesar Rp.1.579.363. Sedangkan untuk pendapatan masyarakat penerima sesudah menerima manfaat bantuan modal sebesar Rp.1.829.363. Nilai median pendapatan sebelum menerima bantuan modal adalah 1.750.000, artinya nilai pendapatan berada di ukuran pendapatan sebesar Rp.1.750.000. Dan nilai median pendapatan sesudah menerima bantuan modal adalah 2.000.000, artinya nilai pendapatan sesudah menerima bantuan modal berada di ukuran pendapatan sebesar Rp.2.000.000,00. Pada variabel Pendapatan Sebelum menerima bantuan modal, nilai Maximum sebesar 2.700.000. Artinya, pendapatan tertinggi masyarakat penerima, sebelum menerima bantuan modal adalah sebesar Rp.2.700.000,00. Dan untuk pendapatan tertinggi masyarakat penerima, sesudah menerima bantuan modal adalah sebesar Rp.2.950.000,00. Sedangkan nilai Minimum Pendapatan sebelum menerima bantuan modal, adalah 750.000. Artinya, pendapatan terendah masyarakat penerima, sebelum menerima bantuan modal adalah Rp.750.000,00. Dan pendapatan terendah masyarakat penerima, sesudah menerima bantuan modal adalah sebesar Rp.1.000.000,00. Standar deviasi pendapatan sebelum menerima sama dengan pendapatan sesudah menerima bantuan modal. Hal ini menunjukkan bahwa program pemanfaatan bantuan modal usaha setidaknya telah berjalan dengan baik. Nilai skewness pendapatan sebelum menerima bantuan modal dan pendapatan sesudah menerima bantuan modal adalah yaitu sebesar -0,050814 (keduanya skewness negatif), sedangkan untuk bantuan modal not available. Berdasarkan ukuran kurtosis variabel pendapatan sebelum dan sesudah menerima bantuan modal
x
adalah menjulang (kurtosis positif). Artinya, pendapatan masyarakat penerima sebelum dan sesudah menerima bantuan lebih terkonstreasi pada pendapatan yang rendah atau sebagian pendapatan masyarakat penerima manfaat bantuan modal adalah rendah. Sedangkan untuk bantuan modal relatif homogen atau tidak terlalu jauh berbeda dengan jumlah terbesar bantuan modal (tidak berdistribusi normal). Nilai Sum pada pendapatan sebelum menerima bantuan modal adalah 24.800.000.000, artinya pendapatan sebelum menerima bantuan modal secara total adalah sebesar Rp.24.800.000.000,00. Dan nilai Sum pada variabel pendapatan sesudah menerima bantuan modal sebesar 28.700.000.000. Artinya, total pendapatan masyarakat penerima manfaat sesudah menerima bantuan modal usaha adalah sebesar Rp.28.700.000.000,00. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Dari hasil analisis identifikasi korelasi bantuan modal usaha terhadap pendapatan keluarga, baik yang sebelum memanfaatkan maupun yang sesudah memanfaatkan bantuan modal, hasil menunjukkan bahwa kedua variable adalah tidak berkorelasi. Untuk variable bantuan modal usaha dengan pendapatan sebelum, dikarenakan penerima belum merasakan manfaat bantuan modal usaha. Sedangkan untuk variable bantuan modal dan pendapatan sesudah menerima dikarenakan besarnya bantuan modal yang sama banyak, tidak dikondisikan dengan proporsi pendapatan penerima bantuan. 2. Dari hasil analisis identifikasi tingkat keberhasilan pelaksanaan bantuan modal usaha, menunjukkan bahwa rata-rata pendapatan masyarakat penerima sebelum menerima manfaat bantuan modal sebesar Rp.750.000, sedangkan sesudah menerima manfaat bantuan modal sebesar Rp.1.000.000. Secara keseluruhan, hasil menunjukkan bahwa program pelaksanaan bantuan modal secara efektif dapat meningkatkan tingkat pendapatan masyarakat penerima bantuan modal, walaupun tidak secara signifikan berpengaruh nyata terhadap peningkatan pendapatan penerima. Saran Saran Bagi Pemerintah 1) Sebaiknya Pemerintah juga dapat fokus pada keberadaan dan keberlanjutan sistem pengelolaan kegiatan pasca proyek masih perlu ditingkatkan efektivitasnya di tingkat masyarakat dan pemerintahan desa. 2) Untuk mengatasi berbagai masalah yang terjadi dalam pelaksanaan bantuan modal, maka perlu sosialisasi yang lebih itensif baik melalui jalur formal maupun informal kepada masyarakat untuk menjelaskan maksud dan tujuan pemberian bantuan serta kriteria penerima bantuan. 3) Perlu diperbanyak jenis bantuan untuk keluarga miskin yang menunjang proses produktivitas yang menjadi bidang pekerjaan utama masyarakat miskin, yaitu jenis bantuan sarana irigasi dan sarana air bersih. 4) Memberikan dukungan biaya operasional untuk pelaksanaan program bantuan modal yang bersumber dari Pemerintah Daerah yang masih sangat minim.
xi
Saran Bagi Penerima Bantuan Modal 1) Hendaknya masyarakat bisa bekerja sama dengan pemerintah agar hasil yang hendak dicapai sesuai dengan tujuan yang telah direncanakan sebelumnya. 2) Hendaknya masyarakat bisa bekerja sama dengan anggota masyarakat lain agar mereka bisa mengembangkan usaha.
DAFTAR PUSTAKA Adi,Isbandi Rukminto,2001, Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat Miskin dan Intervensi Komunitas, Fakultas Ekonomi UI, Jakarta Alston, Margaret and Wendy Bowless,1998, Sampling in Research for Social Workers An Introducting to Methods, Allen and Unwin, Australia. Amartya Sen, 1999. "The Possibility of Social Choice," American Economic Review, American Economic Association, vol. 89(3), pages 349-378. Andrianto, Wahyudi 2003, “Pemanfaatan Dana Pinjaman Program Pengembangan Kecamatan Dalam Upaya Meningkatkan Pendapatan Keluarga”, Tesis, Program Pasca sarjana UI, Jakarta. Arsyad,Licolin, 1997, Ekonomi Pembangunan, STIE YKPN, Yogyakarta. Azwar, S, 2002, Metode Penelitian, Pustaka Pelajar, Yogyakarta. Badan Pusat Statistik, 2002, Dasar – Dasar Analisa Kemiskinan, BPS, Jakarta. Badan Pusat Statistik, 2011, Kota Tarakan Dalam Angka, BPS, Tarakan. Bappenas, 2008, Laporan Perkembangan Pencapaian Millennium Development Goals Indonesia 2007, Jakarta. Boedijoemono, Nugroho, 2007, Pengantar Statistika Ekonomi dan Bisnis Jilid 1(Deskriptif), YKPN, Yogyakarta. Chambers, R, 1996, The PRA Revolution In: Institute of Development Studies, Introductory PRA Methodology Pack, London. Estiningsih, Dwi, 2010, Pemanfataan Bantuan Modal Usaha Ekonomi Produktif Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Dalam Meningkatkan Pendapatan Keluarga, Tesis, UNS, Surakarta. Harrison, R. and Mason, C., 1996, Developments in The Promotion of Informal Venture Capital in The UK, International Journal of Enterprenuerial Behaviour & Research, Vol. 2 No. 2. xii
Klonowski, Derek, 2006, Executive Insight Venture Capital as a Method of Financing Enterprise Development in Central and Eastern Europe, International Journal of Emerging Markets, Vol. 1 No. 2. Korten, David. C., 2001, Menuju Abad Ke 21: Tindakan Sukarela dan Agenda Global, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta. Kuncoro, Mudrajad, 2000, Ekonomi Pembangunan, Yogyakarta, Akademi Manajemen Perusahaan, YKPN, Yogyakarta. Labombang, Mastura, 2011, Dampak Pembangunan Infrastruktur Perdesaan Pada Program Pnpm Mandiri Perdesaan Di Kabupaten Toli Toli, Jurnal Mekanika Teknik XIII No 1 Januari 2011, Palu. Laderchi, C. R, et all, , 2003, “Does it matter that we do not agree on the definition of poverty? A comparison of four approaches”, Oxford Development Studies, Vol. 31, No. 3, pp. 257. Manson, R.D & Douglas A. Lind. 1996. Teknik Statistik Untuk Bisnis dan Ekonomi. Penerbit Erlangga, Jakarta.
Manson, Colin M. & Harrison, Richard T., 2002, Barriers To Investment In The Informal Venture Capital Sector, Entrepreneurship & Regional Development Journal No 14 pp: 271 – 287, Published by Taylor And Fransic Group. Manson, Colin M., 2009, Public Policy Support For The Informal Venture Capital Market In Europe: A Critical Review, International Small Business Journal Vol 27. Moeljanto, 1993, Pembangunan Daerah dan Pemberdayaan Masyarakat, PT. Remaja Rosdakaya, Bandung. Mubyarto, 1987, Pemberdayaan Ekonomi Rakyat, Aditya Media, Yogyakarta. Munzaji, Syukron, 2009, Pemberdayaan Masyarakat Untuk Mengurangi Kemiskinan Melalui Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (Pnpm)-Mandiri, Skripsi, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Tidak Dipublikasi.
Oktavia, Lola, 2011, Dampak PNPM-MP Terhadap Pengembangan Usaha Kelompok Masyarakat (Studi Kasus: Peserta KSM (Kelompok Swadaya Masyarakat) Pengguna dana bergulir di Kelurahan Sungai Sapih, Kecamatan Kuranji, K ota Padang), Skripsi, Universitas Andalas Padang, Tidak Dipublikasikan.
xiii
Paraibabo, Philipus E. R., 2008, Manfaat Bantuan Modal Usaha Terhadap Peningkatan Pendapatan Peserta Program Pengembangan Kecamatan di Kabupaten Sorong Tahun 2006, Tesis, UGM, Yogyakarta. Peraturan Pemerintah No 27 Tahun 1994 Tentang Pengelolaan Perkembangan Kependudukan. Prijono, dkk, 1996, Pemberdayaan: Konse, Kebijakandan Implementasi, CSIS, Jakarta. Rahmatika, 2011, Analisis Efektifitas Program Pinjaman Dana Bergulir Pada Unit Pengelola Kegiatan (Upk) Pnpm Mandiri Dan Kelompok Simpan Pinjam Perempuan (Spp) Di Kecamatan Situjuh Limo Nagari Kabupaten Lima Puluh Kota Tahun 2008-2010, Skripsi, Universitas Andalas Padang, Tidak
Dipublikasikan. Seers, Dudley (1969) 'The Meaning of Development', International Development Review 11(4): 2–6. Siagian, Dergibson, & Sugiarto. 2002, Metode Statistika untuk Bisnis dan Ekonomi,PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Supriatna, Tjahya, 1997, Birokrasi Pemberdayaan dan Pengentasan Kemiskinan, Bandung, Humanlora Utama Press, Bandung. Sumodiningrat, Gunawan,(1998), Membangun Perekonomian Rakyat, Pustaka Pelajar, Yogyakarta. Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskkinan, 2007, Pedoman Umum PNPM, Kementrian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat, Jakarta. Usman, Husaini, et.al, 2009, Pengantar statistik, Bumi Aksara, Jakarta.
xiv
xv