ANALISIS GENDER DALAM KEGIATAN EKONOMI PRODUKTIF POS PEMBERDAYAAN KELUARGA (POSDAYA) (Kasus Desa Cihideung Udik Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor Jawa Barat)
FIFA ROHMA RAHAYU
DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA* Dengan ini saya menyatakan skripsi berjudul Analisis Gender dalam Kegiatan Ekonomi Produktif Program Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya) Kasus Desa Cihideung Udik Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor Jawa Barat adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, September 2014 Fifa Rohma Rahayu NIM I34100071
ABSTRAK FIFA ROHMA RAHAYU. Analisis Gender dalam Kegiatan Ekonomi Produktif Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya) Kasus Desa Cihideung Udik Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor Jawa Barat. Dibimbing oleh SITI SUGIAH MUGNIESYAH Posdaya merupakan forum diskusi yang dapat digunakan sebagai wadah pengembangan masyarakat melalui keluarga. Keluarga merupakan basis antara laki-laki dan perempuan dalam memenuhi fungsi keluarga, sementara gender digunakan sebagai tempat menyetarakan peran dan status antara laki-laki dan perempuan. Penelitian ini menemukan bahwa mayoritas peserta ketegori rumah tangga baik pada Peserta Laki-laki maupun Peserta Perempuan memiliki akses rendah terhadap Kegiatan Ekonomi Produktif Posdaya Eka Mandiri (KEP Posdaya EM). Kondisi tersebut berpengaruh terhadap Tingkat Kontrol peserta yang rendah pula. Dalam hal Partisipasi, Peserta Laki-laki memiliki Tingkat Partisipasi sedang, adapun pada Peserta Perempuan Tingkat Partisipasi masih rendah. Hal tersebut berpengaruh pada Tingkat Manfaat peserta pada kedua kategori rumah tangga yang tergolong rendah. Pada penelitian ini ditemukan bahwa status dalam kelompok peserta masih tergolong sedang. Penelitian ini juga menemukan bahwa KEP Posdaya EM mampu memenuhi kebutuhan praktis maupun kebutuhan strategis gender. Kata Kunci: gender, Kegiatan Ekonomi Produktif, Posdaya
ABSTRACT FIFA ROHMA RAHAYU. An analysis Gender in Productive Economic Activities of Family Empowerment Program (Posdaya) Case Cihideung Udik Village, CiampeaSub-district, Bogor District, West Java. Supervised by SITI SUGIAH MUGNIESYAH Posdaya is the discussion that can be used as a community development way through family. Families are basis between male and female in fulfilling function family, while gender is used as equalizes the role and status between men and women. This research found that the majority participants household category,both on male householdor female household have access to the activities of low economical productive PosdayaEkaMandiri. The condition influented the control participants which is also low. In terms of participation, malehousehold exhibited that it has medium level on participation, and the women household participationlevel is still low. It impacted on the level of benefits participants in both category householdwhich is appertain low. In this research was found that in each groups of participant is appertain medium. This research also found that Productive Economic Activities Posdaya Eka Mandiriable to fulfill practical needs and strategic gender. Key words: Gender , Productive Economic Activities, Posdaya
ANALISIS GENDER DALAM KEGIATAN EKONOMI PRODUKTIF POS PEMBERDAYAAN KELUARGA (POSDAYA) (Kasus Desa Cihideung Udik Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor Jawa Barat)
FIFA ROHMA RAHAYU
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat pada Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat
DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014
Judul Skripsi : Analisis Gender dalam Kegiatan Ekonomi Produktif Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya) Kasus Desa Cihideung Udik Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor Jawa Barat Nama : Fifa Rohma Rahayu NIM : I34100071
Disetujui oleh
Ir. Siti Sugiah Mugniesyah, M.S. Pembimbing
Diketahui oleh
Dr. Ir. Siti Amanah, M.Sc. Ketua Departemen
Tanggal Lulus:
PRAKATA Puji syukur penulis haturkan kepada Allah SWT yang senantiasa memberi rahmat dan karunia sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Analisis Gender dalam Kegiatan Ekonomi Produktif Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya) (Kasus di Desa Cihideung Udik Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat) dengan lancar. Fokus penelitian ini adalah studi evaluasi Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya) menggunakan perspektif gender yang memperhatikan kesetaraan peranan dan status baik bagi laki-laki maupun perempuan. Penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Ir. Siti Sugiah Mugniesyah, MS sebagai dosen pembimbing yang telah memberikan arahan, bimbingan, kritikan, berbagi pengalaman, curahan waktu dan tenaga selama proses penulisan skripsi. 2. Orang tua penulis Bapak Suparlan dan Ibu Rahmawati serta adik penulis Irawan Sutra yang tidak ada hentinya mendo’akan, memberi dukungan moril dan materil, semangat dan motivasi pada penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan baik. 3. Kepada Kepala Desa Cihideung Udik yang telah memberikan izin kepada penulis melakukan penelitian sehingga penelitian berjalan dengan lancar. 4. Kepada pengurus Posdaya Eka Mandiri dan masyarakat desa Cihideung Udik, khususnya Bapak Iyang, Ibu Pipih, Ibu Atikah, Bunda Euis, Bapak Sama, dan Bapak Adi Dadang serta seluruh pihak yang mendukung dalam penyusunan skripsi yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. 5. Sahabat Seperjuangan, khususnya Azizah Trisna Jayanti, Baiq Rina Apriani, Widi Astuti, Rahmawati, Nofitri, Arini, Zulmiziar, Kak Yanti Arianti, Arini serta tema yang selalu memberi semangat dan bantuan pada penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi. 6. Sahabat, khususnya Salma Neni, Azizah Nursalamah, teman-teman SKPM (Eva Masrivah dan Rika Mutmainah) dan seluruh teman SKPM angakatan 47 yang saling memberikan semangat dan dukungan untuk bersama-sama menyelesaikan penulisan skripsi dengan lancar.
Bogor, September 2014
Fifa Rohma Rahayu
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL .................................................................................................. ix DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xi DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xi PENDAHULUAN .................................................................................................. 1 Latar Belakang .................................................................................................... 1 Perumusan Masalah ............................................................................................. 3 Tujuan Penelitian ................................................................................................. 4 Manfaat Penelitian ............................................................................................... 4 TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................................... 5 Kerangka Pemikiran .......................................................................................... 13 Definisi Operasional .......................................................................................... 16 PENDEKATAN LAPANG ................................................................................... 20 Metode Penelitian .............................................................................................. 20 Lokasi dan Waktu .............................................................................................. 20 Teknik Sampling ............................................................................................... 21 Teknik Pengumpulan Data ................................................................................ 21 Teknik Pengolahan dan Analisis Data ............................................................... 21 KEADAAN UMUM DESA CIHIDEUNG UDIK ............................................... 22 Kondisi Geografis dan Luas Wilayah ............................................................... 22 Kelembagaan ..................................................................................................... 27 Sarana dan Prasarana ......................................................................................... 27 Sejarah dan Stuktur Organisasi Posdaya Eka Mandiri di Desa Cihideung Udik ........................................................................................................................... 29 Pelaksanaan Posdaya Eka Mandiri di Desa Cihideung Udik ............................ 31 Bidang Kesehatan .............................................................................................. 31 PROFIL RUMAH TANGGA PESERTA RUMAH TANGGA KEGIATAN EKONIMIS PRODUKTIF POSDAYA EKA MANDIRI DI DESA CIHIDEUNG UDIK ..................................................................................................................... 35 Karakteristik Individu ........................................................................................ 35 Status Perkawinan ............................................................................................. 40
Karakteristik Rumah tangga Peserta KEP Posdaya EM .................................... 41 PROFIL SUMBER DAYA, PENGELOLAAN KEGIATAN, DAN PERANAN KELOMPOK EKONOMIS PRODUKTIF POSDAYA EKA MANDIRI ........... 46 Tingkat Bantuan Dana ....................................................................................... 46 Pengelolaan Posdaya EM ................................................................................... 47 Peranan Kelompok ............................................................................................. 48 Kesimpulan ........................................................................................................ 49 DINAMIKA GENDER DALAM KEGIATAN EKONOMI PRODUKTIF POSDAYA EKA MANDIRI ................................................................................ 50 Tingkat Akses Peserta KEP Posdaya EM terhadap Komponen Podaya ........... 50 Tingkat Kontrol Peserta Peserta Laki-laki dan Peserta Peserta Perempuan terhadap Komponen KEP Posdaya EM ............................................................. 50 Tingkat Partisipasi Peserta Peserta Laki-laki dan Peserta Peserta Perempuan terhadap Komponen KEP Posdaya EM ............................................................. 51 Tingkat Manfaat Peserta Peserta Laki-laki dan Peserta Peserta Perempuan terhadap Komponen KEP Posdaya EM ............................................................. 52 Kesimpulan ........................................................................................................ 53 HUBUNGAN ANTAR PEUBAH-PEUBAH GENDER DALAM KEGIATAN EKONOMI PRODUKTIF ..................................................................................... 54 Hubungan Sumber daya Individu dengan Tingkat Akses dan Kontrol Peserta KEP Posdaya EM Peserta Laki-laki dan Peserta Perempuan ............................ 54 Hubungan Sumber daya Rumah tangga dengan Tingkat Partisipasi Peserta KEP Posdaya EM Peserta Laki-laki dan Peserta Perempuan..................................... 58 Hubungan Sumber daya KEP Posdaya dengan Tingkat Akses dan Kontrol Peserta KEP Posdaya EM Peserta Laki-laki dan Peserta Perempuan ............... 61 Hubungan Sumber daya KEP Posdaya dengan Tingkat Partisipasi dan Tingkat Manfaat Peserta KEP Posdaya EM Peserta Laki-laki dan Peserta Perempuan . 62 Hubungan Peran Kelompok Posdaya dengan Tingkat Akses dan Tingkat Kontrol Peserta KEP Posdaya EM Peserta Laki-laki dan Peserta Perempuan .. 63 Hubungan Peran Kelompok Posdaya dengan Tingkat Partisipasi Peserta KEP Posdaya EM Peserta Laki-laki dan Peserta Perempuan..................................... 64 Pemenuhan Kebutuhan Gender.......................................................................... 65 Kesimpulan ........................................................................................................ 66 KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................. 67 Kesimpulan ........................................................................................................ 67
Saran .................................................................................................................. 68 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 69 RIWAYAT HIDUP ............................................................................................... 76 LAMPIRAN
13
RIWAYAT HIDUP
15
DAFTAR TABEL 1 Pemanfaatan lahan di Desa Cihideung Udik, tahun 2014 ........................... 23 2 Pemanfaatan tanah kas desa sebagai sarana dan fasilitas pelayanaan masyarakat, tahun 2014 .............................................................................. 23 3 Jumlah penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin desa Cihideung Udik, tahun 2014 ...................................................................... 24 4 Jenis pekerjaan sebagai mata pencaharian penduduk Desa Cihideung Udik, Tahun 2014 ....................................................................................... 25 5 Tingkat pendidikan penduduk Desa Cihideung Udik, Tahun 2014 ............ 26 6 Distribusi anggota rumah tangga peserta KEP Posdaya EM di Desa Cihideung Udik menurut kategori rumah tangga, kelompok umur dan jenis kelamin, Tahun 2014 (dalam persen) ................................................ 36 7 Distribusi anggota rumah tangga peserta KEP Posdaya EM di Desa Cihideung Udik menurut kategori rumahtanga, tingkat pendidikan formal, non-formal dan jenis kelamin, tahun 2014 (dalam persen) ........... 37 8 Distribusi anggota rumah tangga peserta KEP Posdaya EM di Desa Cihideung Udik menurut kategori rumah tangga, jenis pekerjaan dan jenis kelamin, tahun 2014 (dalam persen) .................................................. 39 9 Distribusi anggota rumah tangga peserta KEP Posdaya EM di Desa Cihideung Udik menurut kategori rumah tangga, status pekerjaan dan jenis kelamin, tahun 2014 (dalam persen) .................................................. 39 10 Rata-rata kepemilikan benda berharga pada rumah tangga peserta KEP Posdaya EM menurut kategori rumah tangga di Desa Cihideung Udik, Tahun 2014 ....................................................................................... 41 11 Rata-rata kepemilikan ternak pada rumah tangga peserta KEP Posdaya EM menurut kategori rumah tangga di Desa Cihideung Udik , Tahun 2014 ...................................................................................... 42 12 Persentase tipologi keluarga pada rumah tangga Peserta KEP Posdaya EM di Desa Cihideung Udik , Tahun 2014 ............................................ 43 13 Rata-rata curahan waktu kerja produktif dan reproduktif pada rumah tangga peserta KEP Posdaya EM menurut kategori rumah tangga di Desa Cihideung Udik , Tahun 2014 ........................................................... 44 14 Persentase status dalam kelompok/kelembagaan pada rumah tangga peserta KEP Posdaya EM di Desa Cihideung Udik berdasarkan jenis kelamin, Tahun 2014 .................................................................................. 44 15 Persentase jumlah pinjaman pada rumah tangga peserta KEP Posdaya EM di Desa Cihideung Udik, Tahun 2014 ................................................. 46
16 Persentase pola kepemimpinan pada pengurus KEP Posdaya EM di Desa Cihideung Udik, Tahun 2014............................................................. 48 17 Tingkat akses peserta Peserta Laki-laki dan Peserta Perempuan terhadap komponen KEP Posdaya EM di Desa Cihideung Udik, Tahun 2014 ................................................................................................. 50 18 Tingkat kontrol peserta Peserta Laki-laki dan Peserta Perempuan terhadap komponen KEP Posdaya EM di Desa Cihideung Udik, Tahun 2014 ................................................................................................. 51 19 Tingkat partisipasi peserta Peserta Laki-laki dan Peserta Perempuan terhadap komponen KEP Posdaya EM di Desa Cihideung Udik, Tahun 2014 ................................................................................................. 52 20 Tingkat manfaat peserta Peserta Laki-laki dan Peserta Perempuan terhadap komponen KEP Posdaya EM di Desa Cihideung Udik, Tahun 2014 ................................................................................................. 53 21 Tingkat akses dan tingkat kontrol Peserta Peserta Laki-laki dan Peserta Perempuan terhadap Komponen KEP Podaya EM di desa Cihideung Udik menurut Tingkat Pendidikan dan Status Bekerja, Tahun 2014 ................................................................................................. 54 22 Tingkat partisipasi dan tingkat manfaat peserta Peserta Laki-laki dan Peserta Perempuan terhadap komponen KEP Podaya EMdi desa Cihideung Udik menurut tingkat pendidikan dan status bekerja, Tahun 2014 ................................................................................................. 56 23 Tingkat akses dan tingkat kontrol Peserta Peserta Laki-laki dan Peserta Perempuan terhadap Komponen KEP Podaya EM di desa Cihideung Udik menurut Tingkat Pendidikan dan Status Bekerja, Tahun 2014 ................................................................................................. 57 24 Tingkat partisipasi dan tingkat manfaat Peserta Peserta Laki-laki dan Peserta Perempuan terhadap Komponen KEP Podaya EM di desa Cihideung Udik menurut sumber daya rumah tangga, Tahun 2014 ........... 60 25 Tingkat akses dan tingkat kontrol Peserta Peserta Laki-laki dan Peserta Perempuan terhadap komponen KEP Podaya EM di desa Cihideung Udik menurut jumlah bantuan (X7), Tahun 2014 ..................... 61 26 Tingkat partisipasi dan tingkat manfaat peserta Peserta Laki-laki dan Peserta Perempuan terhadap komponen KEP Podaya EM di desa Cihideung Udik menurut jumlah bantuan (X7), Tahun 2014 ..................... 62 27 Tingkat akses dan tingkat kontrol Peserta Peserta Laki-laki dan Peserta Perempuan terhadap komponen KEP Podaya EM di desa Cihideung Udik menurut pola kepemimpinan (X10), Tahun 2014 ............ 63 28 Tingkat partisipasi dan tingkat manfaat Peserta Peserta Laki-laki dan Peserta Perempuan terhadap komponen KEP Podaya EM di desa Cihideung Udik menurut pola kepemimpinan (X10), Tahun 2014 ............ 64 29 Persentase pemenuhan kebutuhan praktis gender terhadap Komponen KEP Posdaya EM di Desa Cihideung Udik, Tahun 2014........................... 65
DAFTAR GAMBAR
1 Kerangka pemikiran hubungan variabel dependen dan variabel independen dalam analisis gender dalam Kegiatan Ekonomi Produktif Posdaya ....................................................................................................... 15 2 Struktur kepengurusan Posdaya Eka Mandiri Desa Cihideung Udik Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor ..................................................... 30 3 Persentase anggota rumah tangga peserta KEP Posdaya EM di Desa Cihideung Udik menurut status perkawinan dan jenis kelamin ................. 40
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 2 Jumlah skor variabel pengaruh dan variabel terpengaruh ........... 72 Lampiran 3 Foto-foto kegiatan ........................................................................ 75
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang Sebagai Negara Berkembang, Indonesia sedang melakukan berbagai program pembangunan untuk mengentaskan kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. BPS (2013) melaporkan bahwa pada September 2012 menunjukkan penduduk miskin di Indonesia mencapai 28.59 juta orang atau 11.66 persen dari total penduduk Indonesia. Menurut lokasinya, BPS menyatakan terhadap total penduduk Indonesia, penduduk miskin yang ada dikota sebesar 8,60 persen. Adapun di desa sebanyak 14.70 persen atau lebih tinggi sebanyak 6.10 persen dari penduduk miskin di kota. Persentase penduduk miskin di Jawa masih sebesar 11,31 persen. Data tersebut tidak dapat memberikan gambaran mengenai fenomena gender karena tidak terpilah jenis kelamin antara laki-laki dan perempuan. Haryono memberi gagasan mengenai Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya) untuk pembangunan melalui pemberdayaan keluarga pada Tahun 2006 guna pencapaian pembangunan secara berkelanjutan. Muljono, Mintarti, dan Dewi (2012) menyatakan pembangunan pro rakyat dalam hal ini adalah Posdaya difokuskan pada upaya penanggulangan kemiskinan berbasis keluarga, pemberdayaan masyarakat dan pemberdayaan ekonomi mikro dan kecil. Hal tersebut guna mencapai keadilan untuk anak, perempuan, ketenagakerjaan, hukum, dan kelompok miskin yang termarjinalkan. Adapun dalam Posdaya tersebut sebagai wahana pemenuhan delapan fungsi keluarga diantaranya fungsi lingkungan, fungsi pendidikan, fungsi agama, fungsi kesehatan, dan fungsi ekonomi. Selanjutnya, landasan hukum Posdaya tercantum dalam UU No. 11/2009 Pasal 12 tentang Kesejahteraan Sosial yang menyebutkan bahwa pemberdayaan sosial dimaksudkan untuk memberdayakan seseorang, keluarga, kelompok, dan masyarakat agar mampu memenuhi kebutuhan secara mandiri. Selain itu, landasan hukum Posdaya juga berada pada Inpres No.3/2010 tentang Pembangunan yang Berkeadilan dengan substansi pembangunan pro rakyat, keadilan untuk semua dan mencapai tujuan Millenium Development Goals (MDGs). Berdasarkan Inpres No.3/2010 ini, Posdaya sebagai kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam empat bidang yaitu pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan lingkungan. Terdapat berbagai program pemberdayaan guna mengentaskan kemiskinan pada bidang ekonomi Posdaya diantaranya simpan pinjam/tabungan Posdaya, arisan, koperasi berbadan hukum, dan pembiayaan/kredit. Mengingat berbagai kebijakan pemerintah, program pembangunan bertujuan sebagai salah satu cara untuk menanggulangi kemiskinan harus memperhatikan perspektif gender. Keluarga merupakan unit terkecil pada sistem masyarakat yang berfungsi memenuhi kebutuhan keluarga. Tujuan pembentukan keluarga adalah untuk mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh anggota keluarga. Mugniesyah et.al (2007) mengemukakan dalam Cross cutting gender issues gender merupakan konsep yang berkaitan dengan peran antara laki-laki dan perempuan (anak cacat/normal, anak berdasarkan perkembangannya-balita, anak remaja, dewasa
2
atau lansia). Relasi gender memandang hubungan antara laki-laki dan perempuan berkaitan dengan pembagian peran yang dijalankan masing-masing pada berbagai tipe dan struktur keluarga (keluarga miskin/kaya, keluarga desa/ kota, keluarga lengkap/tunggal, keluarga punya anak/tidak punya anak, keluarga pada berbagai tahapan life cycle dan keluarga petani/nelayan). Berbagai masalah mengenai gender dan keluarga diantaranya adalah masih terjadi ketimpangan gender atau ketidakseimbangan kemitraan gender yang sempurna dalam tingkat masyarakat yang dibuktikan dengan minimnya perempuan menduduki struktur organisasi ekonomi dan organisasi masyarakat. Maka penting melakukan penelitian mengenai relasi gender pada keluarga miskin. Penelitian terdahulu banyak yang mengkaji tentang Posdaya, namun demikian sebagian besar penelitian tersebut belum mengintegrasikan perspektif gender secara komprehensif. Ernawati (2011) melakukan penelitian yang fokus pada faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi efektifitas komunikasi dalam sosialisasi program Posdaya. Penelitian ini bersifat netral gender karena tidak membedakan antara peserta laki-laki dan perempuan sebagai subyeknya. Penelitian Muljono, Burhanuddin, dan Bakhtiar (2009) dengan judul penelitian upaya pemberdayaan masyarakat dan pengentasan kemiskinan melalui model Posdaya (Pos Pemberdayaan Keluarga) menunjukkan hasil kinerja Posdaya baik ditinjau dari beberapa faktor yaitu persepsi masyarakat terhadap bentuk intervensi luar yang semula dianggap berupa bantuan dana dan materi kini berubah menjadi bantuan berupa ide, gagasan, kegiatan sosial, dan cara kerja pemberdayaan. Selain itu, dengan adanya Posdaya semakin banyak warga yang aktif menjadi kader dan seluruh masyarakat aktif mengikuti kegiatan sosial. Namun demikian, tidak dijelaskan secara lebih mendalam pembahasan mengenai evaluasi kinerja Posdaya dalam mengentaskan kemiskinan yang mana merupakan salah satu program Posdaya di bidang ekonomi. Penelitian ini juga netral gender karena tidak memperhatikan relasi antara laki-laki dan perempuan dalam masingmasing kegiatan Posdaya. Naufal (2009) mengkaji tentang evaluasi program Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya). Tujuan peneliti melakukan penelitian ini adalah mengidentifikasi pelaksanaan Posdaya, mengidentifikasi faktor penghambat dan pendukung pelaksanaan Posdaya dan menganalisis input, proses, output, dan dampak dalam program Posdaya. Fokus dari penelitian ini adalah mengevaluasi pelaksanaan program Posdaya tanpa memperhatikan relasi antara laki-laki dan perempuan sebagai subyeknya. Hasil dari penelitian ini menunjukkan pelaksanaan program Posdaya berjalan baik. Peserta program merasa sangat terbantu terutama pada bidang pedidikan dan kegiatan kesehatan. Adapun bidang ekonomi nampaknya belum signifikan dirasakan manfaatnya oleh subyek yang diteliti. Faktor pendukung program Posdaya diantaranya adalah gotong-royong yang tinggi, rasa kebersamaan yang kuat, lamanya tinggal, dan kesiapan Sumber daya Manusia (SDM). Faktor penghambat pelaksanaan program tersebut karena belum adanya dukungan dari instansi, semua masyarakat belum mengetahui adanya Posdaya, dan keterbatasan waktu. Pada penelitian ini tidak memperhatikan relasi gender sehingga tidak tergambar fenomena gender pada evaluasi program Posdaya tersebut. Merujuk pada Mugniesyah et al. (2007) dalam keluarga menjalankan fungsi ekonomi keluarga, sementara di pihak lain salah satu bidang pemberdayaan
3
dalam Posdaya adalah bidang ekonomi, sehubungan dengan itu perlu penelitian tentang Analisis Gender dalam Kegiatan Ekonomi Produktif Posdaya di Bogor. Sehubungan dengan Posdaya memiliki program ekonomi produktif berupa simpan pinjam/tabungan Posdaya yang dapat membantu keluarga dalam meminjamkan modal usaha dan pemenuhan kebutuhan. Posdaya merupakan forum pemberdayaan keluarga, dimana keluarga merupakan basis antara laki-laki dan perempuan dalam pengelolaan urusan rumah tangga. Hal tersebut menjadi penting meneliti bagaimana pengaksesan program Ekonomis Produktif (KEP) Posdaya Eka Mandiri dalam rumah tangga pemanfaat simpan pinjam/tabungan Posdaya berbasis analisis gender? Perumusan Masalah Merujuk pada Suyono dan Haryono (2009) bahwa Kegiatan Ekonomi Produktif Posdaya yang awalnya kewirausahaan ditujukan pada keluarga muda yang mempunyai anak balita atau keluarga yang mempunyai anak dibawah usia 15 tahun. Di pihak lain masyarakat perdesaan merupakan masyarakat yang heterogen baik secara individu maupun rumah tangga. Sehubungan dengan itu, bagaimanakah profil kelembagaan dan penyelenggaraan Posdaya Eka Mandiri? Selanjutnya, bagaimanakah sumber daya individu dan sumber daya keluarga peserta Posdaya Eka Mandiri Mengingat target Posdaya adalah keluarga, dan keluarga terdiri dari sejumlah individu yang menjalankan sejumlah peranan untuk memenuhi fungsi keluarga, sehubungan dengan itu, apakah sumber daya individu dan sumber daya keluarga berhubungan dengan empat dimensi pada analisis gender dalam Kegiatan Ekonomi Produktif Posdaya Eka Mandiri? Kegiatan Ekonomi Produktif mencakup kegiatan pembinaan pendampingan Posdaya. Merujuk pada Buku Pedoman Posdaya oleh Suyono dan Haryanto (2009) bahwa peranan unsur-unsur dalam pembangunan Posdaya salah satunya adalah terlibatnya aparatur pemerintah dan lembaga masyarakat. Bersamaan dengan itu, bagaimanakah pendampingan yang dilakukan oleh lembaga, institusi, dan aparatur pemerintah dalam Kegiatan Ekonomi Produktif Posdaya? Posdaya adalah kelembagaan yang melibatkan kelompok keluarga dalam setiap kegiatanya, sehubungan dengan itu apakah sumber daya posdaya berhubungan dengan empat dimensi analisis gender dalam hal ini akses, kontrol, partisipasi, dan manfaat pada Kegiatan Ekonomi Produktif Posdaya? Selanjutnya, bagaimanakah peranan kelompok dalam Kegiatan Ekonomi Produktif Posdaya tersebut yang mencakup pola kepemimpinan? Merujuk pada Surbakti dkk (2001) dalam Mugniesyah et al. (2007) terdapat empat dimensi analisis gender, yakni akses, kontrol, partisipasi, dan manfaat. Sehubungan dengan itu, bagaimanakah akses, kontrol, partisipasi dan manfaat anggota keluarga terhadap Kegiatan Ekonomi Produktif Posdaya Eka Mandiri? Selanjutnya, Moser (1993) dalam Mugniesyah (2006) menggunakan konsep guna menganalisis pengaruh dari manfaat yang dapat dipenuhi oleh program-program pembangunan yang dikenal sebagai pemenuhan kebutuhan praktis gender (practical gender needs) dan strategis gender (strategical gender needs). Sehubungan dengan hal itu, apakah Kegiatan Ekonomi
4
Produktif Posdaya Perdesaan mampu memenuhi kedua kategori kebutuhan gender tersebut? Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhinya?
Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian dengan judul Analisis Gender dalam Kegiatan Ekonomi Produktif Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya) kasus Posdaya Eka Mandiri Desa Cihideung Udik Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor ini adalah : 1. Mengidentifikasi profil kelembagaan dan penyelenggaraan Posdaya Eka Mandiri 2. Mengidentifikasi sumber daya individu dan sumber daya keluarga peserta Posdaya Eka Mandiri 3. Menganalisis sumber daya individu dan sumber daya rumah tangga berhubungan dengan empat dimensi pada analisis gender dalam Kegiatan Ekonomi Produktif Posdaya Eka Mandiri 4. Menganalisis pendampingan yang dilakukan dari berbagai instansi dan lembaga pada Kegiatan Ekonomi Produktif Posdaya Eka Mandiri 5. Menganalisis sumber daya Posdaya dan peranan kelompok dalam Kegiatan Ekonomi Produktif Posdaya Eka Mandiri 6. Menganalisis akses, kontrol, partisipasi, dan manfaat anggota rumah tangga terhadap Kegiatan Ekonomi Produktif Posdaya Eka Mandiri. 7. Menganalisis Kegiatan Ekonomi Produktif pada Posdaya Eka Mandiri dalam memenuhi kebutuhan praktis dan kebutuhan strategis gender peserta simpan pinjam Posdaya
Manfaat Penelitian Secara khusus kegunaan dari penelitian ini bagi peneliti adalah untuk menambah pengetahuan yang berkaitan dengan analisis gender dalam Kegiatan Ekonomi Produktif Posdaya Eka Mandiri di Desa Cihideung Udik Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor yang diperlukan sebagai bahan penelitian dan skripsi peneliti guna memenuhi syarat kelulusan sebagai sarjana pada Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor. Secara umum, kegunaan penelitian ini adalah menambah pengetahuan dan hasil penelitian terkait evaluasi program Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya) sesuai analisis gender untuk pemberdayaan masyarakat.
5
TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Posdaya Menurut Suyono dan Haryanto (2009) Posdaya merupakan suatu forum silaturahmi advokasi, komunikasi, informasi, edukasi, sekaligus bisa dikembangkan menjadi wadah koordinasi kegiatan penguatan fungsi-fungsi keluarga secara terpadu. Posdaya merupakan wahana pemberdayaan delapan fungsi keluarga secara terpadu. Fungsi tersebut utamanya adalah agama atau Ketuhanan Yang Maha Esa, fungsi budaya, fungsi perlindungan, fungsi reproduksi dan kesehatan, fungsi pendidikan pendidikan, fungsi ekonomi atau wirausaha, dan fungsi lingkungan. Sesuai dengan pengertian tersebut, maksud dari Posdaya adalah sebagai wadah bagi semua anggota keluarga dengan bidang garapan lebih luas. Posdaya tempat menempa kebersamaan, kepedulian sesama anak bangsa dan perhatian nyata untuk saling mengulurkan tangan dan saling membantu dalam hal pemberdayaan. Diharapkan Posdaya dapat menjadi wahana bersama untuk pemberdayaan, menambah wawasan, pengetahuan dan keterampilan dalam meningkatkan fungsi-fungsi keluarga, sehingga setiap keluarga dapat meningkatkan kualitas kehidupannya. Lebih lanjut Suyono dan Haryanto (2009) mengemukakan dalam hal-hal tertentu, Posdaya juga menjadi wadah pelayanan keluarga secara terpadu yaitu pelayan pengembangan keluarga secara berkelanjutan, dalam berbagai bidang, utamanya agama, pendidikan, kesehatan, wirausaha, dan lingkungan hidup, sehingga keluarga secara harmonis bisa tumbuh mandiri di desa. Selanjutnya, dijelaskan bahwa dalam Posdaya tergolong menjadi empat bidang yaitu: 1. Bidang ekonomi dengan cara mendorong keluarga bergabung dalam kelompok-kelompok usaha dan pelatihan kewirausahaan 2. Bidang pendidikan, sasaran utamanya adalah anak-anak dibawah usia 15 tahun agar dapat bersekolah sebagai bagian dari wajib belajar 9 tahun. 3. Bidang kesehatan dengan tujuan agar keluarga melakukan pembinaan dan pola hidup bergizi 4. Bidang lingkungan tujuannya adalah agar keluarga dapat memanfaatkan mengolah pekarangan kosong. Sebagaimana pengertian di atas, tujuan dari Posdaya menurut Suyono dan Haryanto (2009) antara lain adalah 1. Dihidupkannya dukungan sosial budaya atau social capital seperti budaya hidup gotong-royong dalam masyarakat untuk saling peduli sesama anak bangsa, saling tolong menolong antar keluarga dengan keluarga lain, saling mengulurkan bantuan pemberdayaan secara terpadu atau bersama-sama memecahkan masalah kehidupan yang komplek. Kegiatan tersebut dilaksanakan melalui wadah atau forum yang memberi kesempatan setiap keluarga untuk saling asah, asih, dan asuh dalam memenuhi kebutuhan membangun keluarga bahagia dan sejahtera 2. Terpeliharanya infrastuktur sosial kemasyarakatan yang terkecil dan solid, yaitu keluarga, yang dapat menjadi perekat atau kohesi sosial,
6
sehingga tercipta suatu kehidupan yang rukun, damai dan memiliki dinamika yang tinggi 3. Terbentuknya lembaga sosial dengan keanggotaan dan partisipasi keluarga di desa atau kelurahan dinamis dan menjadi wadah atau wahana partisipasi sosial, dimana setiap keluarga dapat memberi dan menerima pembaharuan yang bisa membantu proses pembangunan kehidupan keluarga dengan mulus dan sejuk. Kegiatan Ekonomi Posdaya Kegiatan ekonomi pada Posdaya diarahkan pada pemberdayaan fungsi kewirausahaan. Menurut Suyono dan Haryono (2009) sasaran utama dari program ini adalah keluarga muda yang mempunyai anak balita atau keluarga yang mempunyai anak dibawah usia 15 tahun, tujuannya adalah agar keluarga dengan anak-anak masih kecil tersebut memperoleh pemberdayaan dalam bidang wirausaha sehingga semakin mempunyai akses terhadap kesempatan kerja yang terbuka. Mendorong agar keluarga kecil tersebut mulai berusaha dan bergabung dengan kelompok usaha mikro dan kecil. Selain itu juga memasilitasi berbagai pelatihan kewirausahaan serta dukungan pendampingan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Selanjutnya, pada aspek ekonomi ini Posdaya juga mengusahakan kerjasama dengan bank atau lembaga keuangan dengan tujuan agar keluarga muda dan remaja yang siap berusaha memperoleh bantuan pendanaan, baik memulai pengusaha yang menampung penitipan untuk magang, atau perluasan usaha yang menguntungkan untuk masa depan keluarga tersebut. Muljono, Mintarti, dan Dewi (2012) menyebutkan bahwa pada bidang ekonomi Posdaya terdapat usaha simpan pinjam atau LKM (Lembaga Keuangan Mikro) yang memungkinkan warga dapat meminjam dana pada Posdaya. Modal LKM tersebut berasal dari warga sendiri dengan menabung rutin tiap bulan di Posdaya dan berbagai dana tambahan LKM dari program Pemda maupun Perbankan. Merujuk pada hasil penelitian yang dilakukan oleh Saleh, Rokhani, dan Bahtiar (2013) menyatakan kondisi kekinian kinerja Posdaya pada aspek ekonomi terdiri dari 18 unit. Adapun 18 unit tersebut pada kegiatan perekonomian diantaranya adalah arisan, simpan pinjam/tabungan Posdaya, dan home industry. Kekuatan pendukung dalam kegiatan kewirausahaan sosial, aspek ekonomi berkontribisi sebesar 57.05 persen. Karakteristik Unit Pengambil Keputusan Sebagaimana dikemukakan oleh Rogers dan Shoemaker (1971) yang dikutip oleh Mugniesyah (2006) bahwa dalam proses keputusan inovasi terdapat variabel karakteristik unit pengambilan keputusan yang terdiri dari karakteristik sosial, variabel-variabel kepribadian, dan perilaku komunikasi. Selanjutnya, Hassinger dalam Mugniesyah (2006) mengemukakan individu-individu akan jarang mendedahkan diri mereka terhadap suatu inovasi kecuali mereka merasa membutuhkan, bahkan kalau individu didedahkan kepada inovasi, inovasi tersebut hanya akan sedikit berpengaruh, kecuali individu tersebut memandang bahwa
7
inovasi tersebut relevan dengan kebutuhannya dan konsisten dengan sikap dan kepercayaannya. Selanjutnya, pada kelompok atau lembaga tertentu dalam proses pengambilan keputusan dipengaruhi oleh peran pemimpin. Menurut Lippit dan White dalam Applebeum (1973:74) yang dikutip oleh Mugniesyah (1986) bahwa tipe-tipe kepemimpinan yang dikembangkan oleh pemimpin dalam mencapai tujuan kelompok mencakup kepemimpinan otoriter, demokratis, dan laissez faire. Pengertian Gender Gender merupakan suatu bentuk atau suatu konstruksi sosial mengenai perbedaan peran, fungsi, serta tanggung jawab antara laki-laki dan perempuan serta bagaimana laki-laki berperilaku maskulin dan perempuan berperilaku feminin menurut budaya yang berbeda-beda. Secara lebih luas analisis yang mempengaruhi diantaranya akses dan kontrol, partisipasi, dan pembagian kerja antara laki-laki dan perempuan. Gender mengacu pada perbedaan peran sosial serta tanggungjawab perempuan dan laki-laki pada perilaku dan karakteristik yang dipandang tepat untuk perempuan dan laki-laki dan pandangan tentang bagaimana beragam kegiatan yang mereka lakukan seharusnya dinilai dan dihargai. Konsep gender menurut Fakih (1996) adalah suatu sifat yang melekat pada kaum laki-laki maupun perempuan yang dikonstruksi secara sosial maupun kultural. Gender diartikan sebagai konsep sosial yang melakukan pembedaaan (dalam arti: memilih atau memisahkan) peran antara laki-laki dan perempuan. Perbedaan fungsi dan peran antara laki-laki dan perempuan itu tidak ditentukan karena antara keduanya terdapat perbedaan biologis atau kodrat, tetapi dibedakan menurut kedudukan, fungsi dan peranan masing-masing dalam berbagai bidang kehidupan dan pembangunan (Handayani dan Sugiarti 2002). Mugnisyah et al. (2007) menyatakan struktur pekerja wanita jika ditinjau dari sektor pekerjaan, wanita cenderung selain bekerja dalam pertanian, bekerja dalam industri, perdagangan, dan jasa. Perdagangan barangkali merupakan kegiatan paling penting bagi wanita di Jawa Barat, meskipun tidak seluas wanita di Jawa Tengah dan Jawa Timur, pria juga dipekerjakan di lapangan-lapangan tersebut, namun disamping itu mereka memiliki akses lebih mudah untuk bekerja dalam bidang konstruksi dan transportasi serta sektor-sektor yang mengalami perubahan besar. Sayogyo (1985) menyatakan mengurus rumah tangga merupakan pekerjaan rumah tangga yang perlu di tempatkan wajar (memasak, membersihkan rumah, mengurus anak, dan lain sebagainya) meskipun tidak menyumbang penghasilan langsung. Pekerjaan ini memberikan dukungan bagi anggota rumah tangga lain (pencari nafkah) untuk memanfaatkan peluang bekerja. Dengan demikian, penting memperhatikan rumah tangga pedesaan dengan mengungkap berbagai kesulitan yang dihadapi wanita di pedesaan dalam rumah tangganya, dalam pasaran tenaga kerja serta dalam masyarakat luas. Selanjutnya, Mugniesyah (1986) mengemukakan tingkat curahan waktu pemimpin wanita dalam pekerjaan rumah tangga adalah banyaknya jumlah waktu yang digunakan pemimpin wanita dalam beragam kegiatan rumah tangga untuk waktu satu hari lalu. Adapun tingkat curahan waktu pemimpin wanita dalam pembangunan desa adalah banyaknya
8
waktu yang digunakan pemimpin wanita dalam kegiatan mencari nafkah, kegiatan sosial dan pendidikan. Fakih (1996) juga mengemukakan dalam agenda diskursus pada pendekatan gender dilakukan pembangunan program WID (Women in Development). Agenda utama dari WID adalah bagaimana melibatkan kaum perempuan dalam kegiatan pembangunan. Adapun asumsi dari program tersebut adalah penyebab keterbelakangan perempuan karena mereka tidak berpartisipasi dalam pembangunan. Namun Fakih menyatakan program tersebut sebenarnya agenda dari negara dunia pertama untuk melakukan penindasan perempuan pada dunia ketiga. Dari kritikan keras terkait WID ini muncullah program GAD (Gender and Development). Moser (1993) menyatakan dalam GAD menelaah dimensi perempuan dalam program pembangunan adalah individu dengan responden lakilaki dan perempuan. Fokus dari konsep ini adalah relasi gender antara laki-laki dan perempuan dalam pemenuhan kebutuhan praktis dan kebutuhan strategis. Kebutuhan praktis fokus pemenuhan kebutuhan perempuan dalam jangka pendek dengan cara meringankan beban perempuan. Adapun kebutuhan strategis fokus pada meningkatnya posisi perempuan sehingga mencapai kesetaraan dalam jangka panjang. Mugniesyah et al. (2004a) menyatakan kesetaraan gender (Gender Equality) merupakan suatu konsep yang menyatakan laki-laki dan perempuan keduanya memiliki kebebasan untuk mengembangkan kemampuan personal mereka dan membuat pilihan-pilihan tanpa pembatasan oleh seperangkat stereotype, prasangka dan peranan gender yang kaku. Perbedaan perilaku, aspirasi dan kebutuhan perempuan dan laki-laki dipertimbangkan, dinilai, dan didukung secara setara bukan berarti bahwa laki-laki dan perempuan menjadi sama, akan tetapi hak-hak, tanggung jawab, dan kesempatan mereka tidak ditentukan karena mereka terlahir sebagai laki-laki dan perempuan. Gender dan Keluarga Keluarga merupakan unit terkecil dalam sistem masyarakat. Menurut Mattessich dan Hill (Zeitlin 1995) dalam Puspitawati (2012) keluarga merupakan suatu kelompok yang berhubungan kekerabatan, tempat tinggal atau hubungan emosional yang sangat dekat dan memperlihatkan empat hal yaitu interdepensi intim, memelihara batas-batas yang terseleksi, mampu untuk beradaptasi dengan perubahan dan memelihara identitas sepanjang waktu, dan melakukan tugas-tugas keluarga. Sebagaimana dinyatakan BKKBN (1996) dalam Puspitawati (2012) bahwa fungsi keluarga adalah pemenuhan kebutuhan fisik dan nonfisik yang terdiri atas fungsi keagamaan, fungsi sosial, fungsi budaya, fungsi cinta kasih, fungsi perlindungan, fungsi reproduksi, fungsi sosialisasi dan pendidikan, fungsi ekonomi, dan fungsi pembinaan lingkungan. Puspitawati (2012) menyatakan kemitraan gender dalam pembagian kerja peran keluarga adalah pembagian peran suami dan istri untuk mengerjakan aktifitas kehidupan keluarga yang menunjukkan transparansi penggunaan sumber daya, terbentuknya rasa saling ketergantungan berdasarkan kepercayaan dan saling menghormati, akuntabilitas dalam menggunakan sumber daya keluarga, dan terselenggaranya kehidupan keluarga yang stabil, harmonis, dan teratur. Pada konsep gender dan keluarga pembagian peran antara laki-laki dan perempuan
9
bertujuan untuk mendistribusikan tugas dalam rangka menjaga efisiensi dan keseimbangan sistem keluarga dan masyarakat. Menurut White dalam Sitorus (1989) tahapan ekspansi demografis antar rumah tangga akan membawa konsekuensi perbedaan dalam hal struktur internal (ukuran dan komposisi keanggotaan) rumah tangga. Dalam hal ini mengikuti pemikiran White maka tipologi keluarga terdapat empat tahapan ekspansi demografis rumah tangga, takni: 1. Tahap dini: anak tertua yang hidup berusia 0-9 tahun 2. Tahap tengah: anak tertua yang hidup berusia 10-14 tahun 3. Tahap lanjut: anak tertua yang hidup berusia 15 tahun keatas, dan 4. Tahap penyebaran: satu orang anak atau lebih anak sudah berumah tangga sendiri Teknik Analisis Gender Teknik analisis gender digunakan untuk mengetahui masalah, kesenjangan, latar belakang terjadinya kesenjangan dari aspek akses, kontrol, partisipasi dan manfaat antara laki-laki dan perempuan dapat menggunakan Gender Analysis Pathway (GAP). Menurut Surbakti dkk dalam Mugniesyah et al. (2007) analisis gender merupakan langkah awal dalam penyusunan tujuan pembangunan yang responsif gender. Dinyatakan lebih lanjut bahwa guna mengidentifikasi ada tidaknya kesenjangan gender, analisis gender tersebut harus memperhatikan empat faktor utama di bawah ini: 1. Akses atau kesempatan antara laki-laki dan perempuan sama atau mengalami kesenjangan 2. Kontrol atau pola kekuasaan antara laki-laki dan perempuan 3. Partisipasi yaitu bagaimana laki-laki dan perempuan berpartisiapasi atau berperan aktif dalam program pembangunan 4. Manfaat yang diterima antara laki-laki dan perempuan sama atau mengalami kesenjangan dari hasil pembangunan. Teknik Analisis Harvard atau Gender Framework Analysis (GFA), yaitu suatu analisis yang digunakan untuk melihat suatu profil gender dari suatu kelompok sosial dan peran gender dalam proyek pembangunan. Teknik analisis ini dirancang sebagai landasan untuk melihat suatu profil gender dari suatu kelompok sosial. Kerangka ini tersusun dari empat elemen pokok, yaitu a) profil aktivitas, b) pengelolaan politik, c) analisis proyek, dan d) analisis yang mempengaruhi faktor-faktor akses dan kontrol. Adapun Teknik Analisis Moser menekankan pada perencanaan gender bersifat teknis dan politis dengan tujuan memperoleh nilai yang sama antara laki-laki dan perempuan dalam pola pembagian kerja pada masa sekarang Prasodjo (2003) dalam Haryanto (2008). Dari teknik analisis tersebut dapat dikatakan peranan perempuan dalam pengembangan dan pengelolaan perlu diperhatikan. Kondisi ini menunjukkan peranan perempuan sebagai pelaku ekonomi tidak boleh diabaikan, bahkan diperlukan dukungan teknologi untuk menunjang peranan perempuan dalam kegiatan sosial dan ekonomi agar para perempuan dapat mengalokasikan waktunya lebih banyak pada kegiatan produktif tanpa meninggalkan peranannya pada kegiatan domestik.
10
Sebagaimana menurut Mugniesyah et al. (2004b) teknik analisis gender merupakan pengujian secara sistematis terhadap peranan-peranan, hubunganhubungan, dan proses-proses yang memusatkan perhatiannya pada ketidakseimbangan kekuasaan, kesejahteraan dan beban kerja antara laki-laki dan perempuan di semua masyarakat. Teknik tersebut dapat diterapkan terhadap proses pembangunan, khususnya untuk melihat bagaimana kebijakan pada program pembangunan mempunyai dampak yang berbeda pada laki-laki dan perempuan. Tingkat analisis gender dapat dilakukan diberbagai tingkat, salah satunya adalah keluarga/rumah tangga. Pada tingkat ini maka mempelajari pembagian kerja antara laki-laki dan perempuan dalam beragam peranan baik reproduktif, produktif, dan pengelolaan masyarakat, akses dan kontrol anggota keluarga laki-laki dan perempuan terhadap beragam sumber daya (aset produksi, anak, pendidikan, dan harta), serta alokasi/distribusi ekonomi diantara anggota keluarga/rumah tangga. Pemenuhan kebutuhan gender dalam pembangunan menurut Moser (1993) dalam Mugniesyah et al. (2004) terdiri dari kebutuhan praktis gender dan kebutuhan strategis gender. Kebutuhan praktis gender merupakan respon terhadap suatu kebutuhan yang mendesak yang diformulasikan dari kondisi nyata/kongkrit. Berasal dari posisi peranan dalam pembagian kerja gender (peranan perempuan) yang tidak menentang posisi subordinasi perempuan dan berhubungan dengan peranan-peranan reproduktif dan produktif perempuan. Kebutuhan praktis gender mencakup: 1. Penyediaan air 2. Pelayanan kesehatan 3. Kegiatan pencarian nafkah bagi rumahtangga 4. Pelayanan perumahan dan kebutuhan dasar 5. Penyediaan pangan untuk keluarga Selanjutnya, pemenuhan kebutuhan strategis gender diformulasikan dari suatu analisis subordinasi perempuan dalam masyarakat. Jika dilakukan, harus membawa pada transformasi pembagian kerja gender yang menentang sifat hubungan antara laki-laki dan perempuan dengan tujuan menghilangkan subordinasi perempuan. Cakupan kebutuhan strategis gender: 1. Penghapusan pembagian kerja berdasarkan jenis kelamin 2. Pengentasan semua beban kerja domestik dan pengusahaan anak 3. Menghilangkan bentuk-bentuk diskriminasi kelembagaan seperti akses terhadap lahan sendiri 4. Akses terhadap kredit dan sumberdaya lain 5. Kebebasan memilih terhadap pengasuhan anak 6. Menghargai perlawanan terhadap tindak kekerasan dan kontrol laki-laki terhadap perempuan. Hasil-hasil Studi Posdaya Penelitian yang dilakukan oleh Ernawati (2011) fokus pada faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi komunikasi pendampingan pada Posdaya. Hasil dari penelitian ini menunjukkan pada bidang ekonomi, karakteristik masyarakat tidak menentukan pandangan terhadap efektifitas ekonomi. Dijelaskan bahwa komunikasi yang dibangun oleh kader mampu menggugah masyarakat
11
untuk mengikuti kegiatan pelatihan dan sosialisasi, namun tidak dianalisis secara lebih dalam mengenai metode komunikasi yang paling tepat. Penelitian ini bersifat netral gender karena tidak memperhatikan relasi antara laki-laki dan perempuan dalam penerapan program pelatiahan Posdaya. Naufal (2009) melakukan penelitian dengan judul Evaluasi Program Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya). Peneliti tidak melakukan analisis relasi antara laki-laki dan perempuan sehingga tidak dapat menggambarkan fenomena gender dalam evaluasi program Posdaya tersebut. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan menggunakan kuisioner dalam pengumpulan datanya. Selain itu, peneliti juga menggunakan pendekatan kualitatif dengan melakukan wawancara mendalam. Hasil penelitian menunjukkan evaluasi program posdaya berjalan dengan baik dan dirasa oleh responden memberi banyak manfaat terutama pada bidang pendidikan dan kesehatan. Adapun bidang ekonomi dirasa belum signifikan manfaatanya bagi responden. Warga lebih banyak mengikuti program kesehatan yakni sebesar 46 persen, sedangkan pada bidang pendidikan sebesar 32 persen, pada bidang ekonomi peserta yang mengikuti 24 persen lebih sedikit dibanding bidang kesehatan. Hal tersebut menunjukkan minat anggota Posdaya dalam bidang ekonomi masih relatif rendah sehingga belum dapat mengatasi masalah kemiskinan. Muljono, Burhanuddin, dan Virianita (2013) telah melakukan studi penelitian mengenai pemetaan perkembangan Pos Pemberdayaan Keluarga (Podsaya) untuk meningkatkan kualitas program pemberdayaan masyarakat. Pemetaan tersebut diperoleh dari akumulasi jumlah skor kinerja Posdaya untuk setiap aspek yang dinilai, yaitu aspek kesekretariatan, aspek kemitraan, aspek pendidikan, aspek ekonomi, aspek kesehatan, dan aspek lingkungan. Analisis yang digunakan adalah analisis SWOT. Namun demikian, dalam penelitian ini tidak dilakukan analisis secara lebih dalam terkait perkembangan Posdaya. Hasil penelitian tersebut menunjukkan medan kekuatan (faktor pendorong dan penghambat) pada Posdaya terdiri dari lima bidang, yakni bidang ekonomi, bidang pendidikan, bidang kesehatan, dan bidang lingkungan. Faktor pendorong pada bidang ekonomi yang paling kuat adalah kegiatan usaha berbasis sumber daya lokal sedangkan faktor penghambat paling kuat adalah usaha tersebut belum dikenal oleh pasar. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat diintepretasi bahwa kegiatan ekonomi yang paling banyak dilakukan oleh Posdaya adalah home industry dengan persentase sebesar 76 persen. Adapun tabungan Posdaya/simpan pinjam dengan persentase 48 persen atau lebih kecil 28 persen dari kegiatan ekonomi berupa home industry. Jika dibandingkan dengan capaian kinerja dari berbagai bidang yang ada dalam Posdaya, aspek ekonomi hanya mencapai 10.84 persen saja. Berbeda dengan aspek kesekretariatan yang mampu mencapai 27.11 persen atau 16.27 persen lebih tinggi dari aspek ekonomi. Penelitian ini tidak responsif gender karena tidak memperhatikan relasi antara laki-laki dan perempuan. Saleh, Rokhani, dan Bahtiar (2013) melakukan penelitian mengenai Pengembangan Modal Sosial dan Kewirausahaan Sosial melalui Posdaya. Tujuan dari penelitian tersebut meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui mutu program pemberdayaan masyarakat, paling tidak pada wilayah-wilayah Posdaya tersebut dibentuk. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan Focus Group Discussion (FGD), wawancara mendalam,
12
pengamatan, data sekunder, dan wawancara dengan kuisioner. Penelitian ini masih bersifat netral gender karena relasi antara laki-laki dan perempuan tidak diteliti sehingga tidak dapat menunjukkan peningkatan kesejahteraan yang terpilah gender. Padahal dalam hasil penelitian dinyatakan bahwa jenis kelamin perempuan lebih banyak dibanding laki-laki. Jumlah responden perempuan sebanyak 138 responden, adapun responden laki-laki sebanyak 61 orang. Hal tersebut seharusnya menjadi fenomena yang menarik untuk diteliti. Pada hasil penelitian ini disebutkan bahwa terdapat level perkembangan Posdaya berdasarkan pada tingkat partisipasi masyarakat terhadap program Posdya dalam keberlangsungan program. Adapun kategori tersebut dibagi menjadi 5 level yaitu Inovatif (level 5), Kreatif (level 4), Produktif (level 3), Dinamis (level 2), dan Potensial (level 1). Dalam mengidentifikasi kondisi kekinian Posdaya peneliti mengkaji dari beberapa aspek, diantaranya aspek pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan lingkungan. Adapun kondisi kekinian program ekonomi dapat dilaporkan bahwa kinerja Posdaya pada aspek ini terdiri dari 18 unit, diantaranya arisan, tabungan Posdaya/Simpan pinjam, koperasi berbadan hukum, home industry, pelatihan/magang/pembinaan ekonomi, pemasaran, pengolahan, pembiayaan/kredit, kemitraan, kelompok tani, dan kelompok wanita tani. kerjasama tersebut yang menjadi mitra didominasi oleh lembaga pemerintahan yaitu mencapai 40 persen. Pada lembaga keuangan, lembaga pendidikan, dan lembaga sosial masing-masing mencapai frekuensi 28.75 persen. Bentuk kerjasama yang terjadi bersifat informal. Penelitian ini juga menganalisis pada variabel yang sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Saleh, Rokhani, dan Bahtiar (2013) diatas. Hasilnya menunjukkan kondisi kekinian Posdaya pada aspek ekonomi yang paling berkembang adalah home industry yaitu dengan persentase 75 persen, adapun program tabungan Posdaya/simpan pinjam 15 persen lebih rendah dari persentase home industry. Sehubungan dengan dukungan eksternal terhadap empat aspek yang diteliti, dukungan terbesar pada pilar kesehatan yaitu dengan nilai 64.63. Pada aspek ekonomi hanya bernilai 58.12 atau selisih 6.51 dari nilai aspek kesehatan. Pada tahun yang sama, Saharuddin, Sadono, dan Virianita (2013) melakukan penelitian tentang respon masyarakat terhadap forum pemberdayaan masyarakat dengan Model Posdaya. Adanya Posdaya dinilai persepsi secara positif oleh masyarakat. Masyarakat juga memberikan sikap positif dengan adanya Posdaya sebagai forum diskusi untuk memberdayakan masyarakat. Dari hasil penelitian dikatakan bahwa muncul kesadaran kritis dari masyarakat meskipun masih kecil, terutama pada dua bidang yaitu bidang pendidikan dan kesehatan. Hasil penelitian tersebut menunjukkan keaktifan anggota dalam aspek ekonomi hanya sebesar 28.1 persen atau lebih rendah 10.7 persen jika dibandingkan dengan aspek kesehatan. Adapun pada persepsi responden menurut aspek ekonomi menunjukkan daya serap tenaga kerja bertambah hanya sebesar 20 persen. Persepsi responden terbesar justru semakin banyak memberi manfaat bagi warga dengan persentase 35.63 persen, disusul dengan persepsi responden aspek ekonomi Posdaya ini meningkatkan kualitas komunikasi antar warga yakni sebesar 33.14 persen. Hal tersebut menunjukkan belum ada tindakan ekonomis produktif yang nyata dapat menanggulangi kemiskinan. Terlihat dari 16 komponen persepsi yang ditanyakan pada responden tidak ada satupun aksi kegiatan guna mengentaskan kemiskinan. Adapun nilai keberdayaan aspek
13
ekonomi paling besar adalah akses terhadap informasi yaitu sebesar 30.63 persen. Akses permodalan lebih rendah 3.75 persen dari akses terhadap informasi, adapun komponen keberdayaan paling rendah adalah akses terhadap pasar yaitu sebesar 17.50 persen atau selisih 13.13 persen dari akses terhadap informasi. Penelitian ini juga bersifat netral gender karena tidak menganalisis relasi antara laki-laki dan perempuan. Penelitian mutakhir mengenai Posdaya berikutnya dilakukan oleh Sadono, Saharuddin, dan Yusalina (2013) dengan judul Hubungan antara Pola Pendampingan dengan Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap Program Posdaya. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan menganalisis pola pendampingan Posdaya, kepuasan Posdaya terhadap pola pendampingan, dan tingkat kepuasan terhadap unsur-unsur pendampingan. Hasil penelitian tersebut menunjukkan pola pendampingan yang dilakukan Posdaya kepada pengurus mengacu pada unsur pendampingan yaitu pemungkinan, penguatan, perlindungan, penyokongan, pemeliharaan, frekuensi pendampingan, waktu pendampingan, dan biaya pendampingan. Kepuasan pengurus Posdaya terhadap pola pendampingan memiliki nilai tingkat kesesuaian di atas 80 persen. Hal tersebut menunjukkan Posdaya sudah puas dengan pola pendampingan. Pada bidang ekonomi pengurus merasa cukup puas dengan program dalam bidang tersebut. Adapun pada bidang ekonomi, anggota Posdaya tersebut menyatakan rasa kurang puas terhadap program. Hal tersebut menunjukkan perbedaan dengan yang dirasakan oleh pengurus. Hasil penelitian juga menyatakan pendampingan yang dilakukan oleh Posdaya telah cukup dirasakan manfaatnya oleh masyarakat, baik pengurus maupun anggota. Manfaat penting yang dirasakan oleh masyarakat tersebut meliputi bertambahnya kesempatan pendidikan yang murah bagi anak usia dini, peningkatan pelayanan kesehatan balita dan lansia, berkembangnya kreatifitas produk dengan bahan lokal, penghijauan, dan pemanfaatan limbah pertanian. Namun demikian, bidang ekonomi yang seharusnya menjadi pilar utama pemberdayaan masyarakat dalam pengentasan kemiskinan justru belum mencapai kepuasan bagi banyak pihak. Bahkan tidak ada analisis secara lebih dalam terkait kegiatan ekonomi yang dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas hidup peserta Posdaya sekaligus dapat mengurangi angka kemiskinan. Penelitian ini juga tidak memperhatikan relasi antara laki-laki dan perempuan sehingga bersifat netral gender. Kerangka Pemikiran Penelitian ini menggunakan acuan konsep, pendekatan-pendekatan Gender, Gender dan Keluarga, dan Program Ekonomis Produktif Posdaya sehingga, dapat diintegrasikan menjadi kajian tentang Analisis Gender dalam Kegiatan Ekonomi Produktif pada Posdaya. Analisis Gender dalam Kegiatan Ekonomi Produktif Posdaya Eka Mandiri selanjutnya disingkat KEP Posdaya EM Desa Cihideung Udik Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor ini dilakukan dengan merujuk sejumlah konsep yang berhubungan dengan lingkup gender dan pembangunan dan teknik analisis gender yang dikemukakan oleh Surbakti dkk dalam Mugniesyah et al. (2007). Berbasis pada konsep gender, pendekatan Teknik Analisis Gender, dan penilaian atas pemenuhan kebutuhan gender menurut Moser dalam Mugniesyah et al (2004)
14
dalam penelitian yang berjudul Analisis Gender dalam KEP Posdaya EM di Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor ini terdapat empat variabel dependen yakni Tingkat Akses terhadap KEP Posdaya Eka Mandiri (Y1), Tingkat Kontrol terhadap KEP Posdaya Eka Mandiri (Y2), Tingkat Partisipasi terhadap KEP Posdaya Eka Mandiri (Y3), Tingkat Manfaat terhadap KEP Posdaya Eka Mandiri (Y4), dan Pemenuhan Kebutuhan Gender (Y5). Merujuk pada BPS 1980 bahwa dalam status bekerja dan jenis bekerja digunakan untuk mengetahui profil individu pada rumah tangga. Kegiatan Ekonomi Produktif (KEP) Posdaya Eka Mandiri keanggotannya merupakan individu dalam rumhatangga/keluarga. Selanjutnya, berdasarkan penjajakan lapang yang telah dilakukan, maka variabel sumber daya individu yang diduga mempengaruhi adalah Tingkat Pendidikan (X1) dan Status Bekerja (X2). Mengingat bahwa Posdaya merupakan program yang memberdayakan dalam unit keluarga dan keluarga merupakan arena para anggotanya mengembangkan relasi gender dalam konteks peranan domestik, produktif, dan pengelolaan masyarakat. Merujuk pada Mugniesyah et al. (2004) bahwa analisis gender dapat dilakukan pada tingkat keluarga/rumah tangga. Sehubungan dengan itu, pada faktor sumber daya keluarga/rumah tangga yang diduga berhubungan dengan gender terhadap pengaksesan simpan pinjam/tabungan Posdaya adalah Tipologi keluarga (X3), Curahan Waktu dalam Kerja Domestik (Reproduktif) (X4), Curahan Waktu dalam Kerja Produktif (X5), dan Status dalam Kelompok atau Kelembagaan (X6). Merujuk pada Saharuddin et al. (2013) yang menyatakan pendampingan dan sosialisasi yang dilakukan posdaya merupakan unsur yang paling penting dalam suatu program intervensi. Adapun sosialisasi adalah bagian dari kegiatan intervensi yang bertujuan untuk memberikan pemahaman secara komprehensif tentang gagasan-gagasan baru. Sesuai dengan konsep Posdaya, pencapaian tujuan dari Posdaya diduga dipengaruhi oleh input sumber daya simpan pinjam/tabungan Posdaya dan Pendampingan oleh pendamping Posdaya, yakni: Tingkat Bantuan Dana (X7) dan Freuensi Kunjungan Pendamping (X8). Sebagaimana konsep Posdaya adalah suatu program inovasi dari pemerintah untuk menyejahterakan masyarakat. Sehubungan dengan ini, sumber daya Posdaya yang diduga mempengaruhi adalah Tingkat Kemudahan Bantuan (X9). Disamping itu pada Posdaya terdapat kelompok-kelompok dalam menjalankan seluruh aktifitas atau kegiatannya, maka diduga variabel yang berpengaruh pada Peranan Kelompok adalah Pola Kepemimpinan (X10). Merujuk pada Moser (1993) dalam Mugniesyah et al. (2004b) arahan kesetaraan gender guna memenuhi kebutuhan gender dalam pembangunan. Adapun kebutuhan gender tersebut adalah kebutuhan praktis dan kebutuhan strategis. Kebutuhan praktis gender digunakan untuk merespon terhadap kebutuhan yang mendesak dengan memperhatikan peranan dalam pembagian kerja gender. Kebutuhan strategis gender bertujuan untuk menghilangkan subordinasi perempuan dan mampu meningkatkan partisipasi antara laki-laki dan perempuan dalam kelembagaan. Selanjutnya, tujuan Posdaya menurut Suyono dan Haryanto (2009) adalah memberdayakan keluarga melalui pembanguan pro rakyat Sehubungan dengan itu, KEP Posdaya Eka Mandiri diduga memenuhi kebutuhan gender (Y5).
Y5. Pemenuhan Kebutuhan Gender Y5.1 Kebutuhan Praktis Gender Y5.2 Kebutuhan Strategis Gender
Tingkat Kesetaraan Gender Y1. Tingkat Akses terhadap KEP Posdaya Eka Mandiri Y1.1 Tingkat akses dalam kegiatan tabungan Posdaya Y1.2 Tingkat akses dalam kegiatan simpan pinjam Posdaya Y1.3 Tingkat akses dalam kegiatan konsumer Posdaya Y2. Tingkat Kontrol terhadap KEP Posdaya Eka Mandiri Y2.1 Tingkat kontrol dalam kegiatan tabungan Posdaya Y2.2 Tingkat kontrol dalam kegiatan simpan pinjam Y2.3 Tingkat kontrol dalam kegiatan konsumer Y3. Tingkat Partisipasi terhadap KEP Posdaya Y3.1 Tingkat partisipasi dalam kegiatan KEP dan Non-KEP Posdaya Y3.2 Tingkat parisipasi dalam kegiatan luar Posdaya Y4. Tingkat Manfaat terhadap KEP Posdaya Y2.1 Tingkat manfaat dalam kegiatan tabungan Posdaya Y2.2 Tingkat manfaat dalam kegiatan simpan pinjam Y2.3 Tingkat manfaat dalam kegiatan konsumer Peranan Kelompok X10. Pola Kepemimpinan
X9. Tingkat Kemudahan memperoleh pinjaman
Sumberdaya Simpan Pinjam Posdaya
X8. Frekuensi Kunjungan Pendamping
X7. Jumlah Bantuan
Pendampingan oleh Pendamping Posdaya
Gambar 1 Kerangka pemikiran hubungan variabel dependen dan variabel independen dalam analisis gender dalam Kegiatan Ekonomi Produktif Posdaya
Keterangan : Berhubungan langsung dan diteliti secara kuantitatif
X6. Status dalam Kelompok/ Kelembagaan
X5. Curahan waktu kerja Produktif
X4. Curahan waktu kerja Domestik (Reproduktif)
Sumberdaya Rumahtangga X3. Tipologi keluarga
Sumberdaya Individu X1. Tingkat Pendidikan X2. Status Bekerja
15
16
Hipotesis Penelitian Berdasarkan kerangka pemikiran tersebut, hipotesis yang diajukan pada penelitian ini adalah: 1. Sumber daya individu peserta KEP Posdaya Eka Mandiri laki-laki dan perempuan berhubungan positif dengan tingkat akses, tingkat kontrol, tingkat partisipasi, dan tingkat manfaat yang diperoleh peserta. 2. Sumber daya rumah tangga berhubungan positif terhadap tingkat akses, tingkat kontrol, tingkat partisipasi, dan tingkat manfaat yang diperoleh peserta KEP Posdaya Eka Mandiri 3. Sumber daya Posdaya berupa tingkat kemudahan bantuan berhubungan positif dengan tingkat akses, tingkat kontrol, tingkat partisipasi, dan tingkat manfaat yang diperoleh peserta KEP Posdaya Eka Mandiri 4. Frekuensi kunjungan pendamping oleh lembaga atau instansi pada Posdaya berhubungan positif dengan tingkat akses, tingkat kontrol, tingkat partisipasi, dan tingkat manfaat yang diperoleh peserta laki-laki dan perempuan pada program simpan pinjam/tabungan Posdaya 5. Peranan Kelompok berhubungan positif dengan tingkat akses, tingkat kontrol, tingkat partisipasi, dan tingkat manfaat yang diperoleh peserta KEP Posdaya Eka Mandiri 6. Tingkatkesetaraan gender berhubungan dengan kemampuan Posdaya dalam mewujudkan pemenuhan kebutuhan gender meliputi kebutuhan praktis dan kebutuhan strategis. Definisi Operasional Dalam penelitian ini menggunakan beberapa istilah operasional yang digunakan untuk mengukur berbagai peubah. Masing-masing peubah terlebih dahulu diberi batasan sehingga dapat ditentukan indikatornya. Istilah-istilah tersebut antara lain: 1. Tingkat Pendidikan (X1) adalah akumulasi skor dari pendidikan formal dan non-formal yang pernah diikuti oleh perserta KEP Posdaya. Pendidikan formal adalah jenjang pendidikan Peserta KEP Posdaya mengikuti pendidikan di bangku sekolah, dengan kategori: tamat SD (skor 1), tamat SMP (skor 2), tamat SMA (skor 3), dan Diploma dan S1 berturut turut skor 4 dan skor 5, selanjutnya pendidikan non-formal adalah akumulasi skor dari keikutsertaan responden dalam kegiatan pelatihan yang diselenggarakan yang dibedakan kedalam kategori tingkat: desa (skor 1), kecamatan (skor 2), kabupaten (skor 3), dan perguruan tinggi (skor 5). 2. Status Bekerja (X2) adalah akumulasi skor yang diperoleh dari jenis pekerjaan dan kondisi bekerja yang dialami individu, status bekerja hubungannya dengan ada tidak adanya dukungan tenaga kerja lainnya, dibedakan ke dalam: berusaha sendiri (skor 1), Berusaha dibantu dengan buruh tidak tetap (skor 2), berusaha dibantu dengan buruh tetap skor (3) buruh karyawan/pekerja yang dibayar (skor 4), dan pekerja tidak dibayar (pekerja keluarga) (skor 1), selanjutnya
17
jenis pekerjaan adalah pekerjaan utama responden sebagai sumber nafkah keluarga yang dibedakan dalam kategori: PNS/ABRI/TNI/Polisi (skor 7), Pedagang (skor 6), Karyawan/Buruh pabrik (skor 5),. Petani Pemilik (skor 4), Guru Sukuan (skor 3), Buruh Tani (skor 2), Buruh non-tani (di pedesaan) (skor 1), Ibu rumah tangga 9skor 0). 3. Tipologi keluarga (X3) adalah tipe keluarga yang dimiliki oleh responden ekpansi dini dan tengah 0-9 dan 9-14 tahun (skor 2), ekpansi lanjut usia 15 tahun keatas (skor 3)ekspansi penyebaran (anak pertama sudah memisahkan diri dari kelaurga (skor 1) 4. Curahan Waktu Kerja Domestik (Reproduktif) (X4) adalah banyaknya skor (jumlah) waktu (menit) yang digunakan peserta KEP Posdaya Eka Mandiri dalam kegiatan rumah tangga meliputi belanja dan memasak, menghangatkan makanan,mengurus anak, menyetrika baju, mencuci piring, mencuci pakaian, menjemur pakaian, menyapu dan mengepel untuk sehari yang lalu, skor 1 untuk setiap setengah jam kegiatan. 5. Curahan Waktu Kerja Produktif (X5) adalah banyaknya skor (jumlah) waktu (menit) yang digunakan peserta KEP Posdaya Eka Mandiri hadir dalam kegiatan Posdaya dalam kegiatan mencari nafkah rumah tangga meliputi bertani, berdagang, dan sebagai tukang ojek untuk sehari yang lalu, skor yang diberikan untuk semua kegiatan adalah 1 untuk setiap setengah jam. 6. Status dalam Kelompok/Kelembagaan (X6) adalah posisi atau jabatan pada Posdaya Eka Mandari KEP dan Non-KEP yang diperankan oleh individu dalam kelompok dengan kategori: ketua (Skor 4), sekretaris dan bendahara (skor 3), koordinator bidang (skor 2), dan anggota (skor 1) 7. Tingkat Bantuan Dana (X7) adalah total jumlah uang (rupiah) yang diperoleh dari KEP Posdaya Eka Mandiri baik dari menabung, simpan pinjam, dan konsumer, skor 1 setiap untuk dana bantuan Rp 500 000 8. Frekuensi pendampingan (X8) adalah jumlah kunjungan pendamping ke KEP Posdaya Eka Mandiri sejak berdiri sampai penelitian berlangsung, skor 1 untuk setiap satu kali kunjungan. 9. Tingkat Kemudahan Pengajuan (X9) KEP adalah kemampuan responden untuk memenuhi prasyarat yang ditetapkan dalam pengajuan dan pengembalian KEP Posdaya. Pengembalian pinjaman adalah tingkat kemudahan sistem lokasi dana pinjaman yang diberikan pada peserta dan tingkat mudah atau tidaknya persyaratan yang harus dipenuhi oleh peserta dalam peminjaman dana, skor 1 untuk setiap pemenuhan persyaratan. 10. Pola Kepemimpinan (X10) adalah tipe gaya kepemimpinan dari pengurus Posdaya Eka Mandiri dalam memimpin seluruh kegiatan Posdaya, dengan kategori: pemimpin Otoriter diberi skor 1, pemimpin Laizes Fiere diberi skor 2, dan pemimpin Demokratis diberi skor 3 11. Tingkat Akses (Y1) adalah akumulasi total skor aktivitas KEP Posdaya yang diikuti oleh responden yang meliputi: Y1.1 Tingkat Akses terhadap Menabung adalah total skor periode (frekuensi) kegiatan menabung berdirinya KEP Posdaya Eka
18
Mandiri sampai penelitian berlangsung yang diikuti oleh responden, skor 1 diberikan untuk setiap periode (tahun) kegiatan menabung yang dilakukan responden Y1.2 Tingkat Akses Terhadap Simpan Pinjam adalah frekuensi kegiatan simpan pinjam (periode pinjaman) yang diperoleh oleh responden sejak berdirinya KEP Posdaya Eka Mandiri sampai penelitian berlangsung Y1.3 Tingkat Akses Terhadap Kegiatan Konsumer adalah total frekuesi kegiatan yang diikuti oleh responden berupa kegiatan kredit konsumer, skor 1 diberikan untuk setiap periode (tahun) kegiatan menabung yang dilakukan responden. 12. Tingkat Kontrol terhadap KEP Posdaya Eka Mandiri (Y2) akumulasi total skor yang diperoleh dari pola pengambilan keputusan yang dilakukan responden dalam kegiatan KEP meliputi: Y2.1 Tingkat Kontrol terhadap Tabungan adalah skor yang diperoleh dari pola pengambilan keputusan yang dilakukan responden dalam kegiatan menabung, dibedakan ke dalam kategori: skor 1 jika pengambilan keputusan yang dilakukan suami sendiri atau istri sendiri, skor 2 jika pola pengambilan keputusan yang dilakukan responden adalah suami dan istri dominan atau istri dan suami dominan istri, dan skor 3 untuk pola pengambilan keputusan suami dan istri setara. Y2.2 Tingkat Kontrol terhadap Simpan Pinjam adalah skor yang diperoleh dari pola pengambilan keputusan yang dilakukan responden dalam kegiatan simpan pinjam, dibedakan ke dalam kategori: skor 1 jika pengambilan keputusan yang dilakukan suami sendiri atau istri sendiri, skor 2 jika pola pengambilan keputusan yang dilakukan responden adalah suami dan istri dominan atau istri dan suami dominan istri, dan skor 3 untuk pola pengambilan keputusan suami dan istri setara. Y2.3 Tingkat Kontrol terhadap Konsumer adalah skor yang diperoleh dari pola pengambilan keputusan yang dilakukan responden dalam kegiatan konsumer, dibedakan ke dalam kategori: skor 1 jika pengambilan keputusan yang dilakukan suami sendiri atau istri sendiri, skor 2 jika pola pengambilan keputusan yang dilakukan responden adalah suami dan istri dominan atau istri dan suami dominan istri, dan skor 3 untuk pola pengambilan keputusan suami dan istri setara. 13. Tingkat Partisipasi (Y3) adalah akumulasi keikutsertaan responden dalam kegiatan program pembangunan yang diikuti oleh responden yang meliputi: Y3.1 Tingkat Partisipasi dalam Kegiatan Non-KEP Posdaya Eka Mandiri keikutsertaan responden dalam kegiatan Posdaya reponden dalam seluruh kegiatan Posdaya (agama, pendidikan, lingkungan, dan kesehatan) skor 1 untuk setiap kegiatan Y3.2 Tingkat keikutsertaan responden dalam kegiatan pembanguan di luar Posdaya (RT, RW, Pemerintahan Desa, PKK, LPM, Hansip, dan lembaga lain yang ada di desa) skor 1 untuk setiap kegiatan
19
14. Tingkat Manfaat dari KEP Posdaya Eka Mandiri (Y4) adalah akumulasi manfaat berupa total manfaaat yang diperoleh responden dari aktivitas KEP Posdaya yang meliputi: Y4.1 Tingkat Manfaat Kegiatan Menabung manfaat tersebut dapat memenuhi kebutuha keluarga dengan kriteria: manfaat diterima oleh suami atau istri saja (skor 1), manfaat tersebut dapat dinikmati oleh suami dan istri (skor 2), dan manfaat tersebut dinikamati oleh seluruh ART peserta KEP Posdaya (skor 3). Y4.2 Tingkat Manfaat dari kegiatan Simpan Pinjam adalah akumulasi manfaat tersebut dapat memenuhi kebutuhan keluarga dengan kriteria: manfaat diterima oleh suami atau istri saja (skor 1), manfaat tersebut dapat dinikmati oleh suami dan istri (skor 2), dan manfaat tersebut dinikamati oleh seluruh ART peserta KEP Posdaya (skor 3). Y4.3 Tingkat Manfaat dari kegiatan Konsumer adalah manfaat tersebut dapat memenuhi kebutuha keluarga dengan kriteria: manfaat diterima oleh suami atau istri saja (skor 1), manfaat tersebut dapat dinikmati oleh suami dan istri (skor 2), dan manfaat tersebut dinikamati oleh seluruh ART peserta KEP Posdaya (skor 3). Pemenuhan kebutuhan (Y5) Y5.1 Pemenuhan Kebutuhan Praktis Gender ( Y5.1) diukur dari total skor yang diperoleh responden dari skor variabel-variabel: Y1,Y3, dan Y4, kecuali menyangkut aspek status dalam KEP Posdaya dan Non-KEP Posdaya, skor 1 untuk setiap perolehan skor variabel. Y5.2 Pemenuhan Kebutuhan Strategis Gender (Y5.2) diukur dari total skor yang diperoleh responden sari Y2 dan aspek status dalam KEP dan Non-KEP Posdaya, skor 1 untuk setiap perolehan skor variabel.
20
PENDEKATAN LAPANG
Metode Penelitian Metode penelitian yang dilakukan adalah survei. Penelitian ini bermaksud untuk mengidentifikasi Kegiatan Ekonomi Produktif berupa Tabungan/Simpan Pinjam dan Konsumer Posdaya Eka Mandiri di Desa Cihideung Udik Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor dengan analisis gender. Teknik yang digunakan dalam mengetahui kebutuhan masyarakat sesuai dengan topik penelitian ini adalah Focus Group Discussion (FGD). FGD dilaksanakan pada tanggal 30 Mei 2014 bersama masyarakat dan Dosen Pembimbing yang dimaksudkan untuk menetukan kondisi faktual secara umum pada daerah penelitian. Pendekatan yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Menurut Singarimbun (1989) pendekatan kuantitatif menggunakan metode survei pada sejumlah populasi sampel yang sesuai dengan kriteria. Adapun pendekatan kualitatif menggunakan metode wawancara mendalam, pengamatan dan observasi langsung pada beberapa informan. Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan pada Posdaya Eka Mandiri di Desa Cihideung Udik Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor Jawa Barat. Lokasi tersebut dipilih secara sengaja (purposive). Merujuk hasil penelitian yang dilakukan oleh Saleh, Rokhani, dan Bahtiar (2013) yang menyatakan Posdaya memiliki level dan kriteria berdasarkan tingkat partisipasi masyarakat terhadap program dan frekuensi kunjungan OST Posdaya yang terdiri dari inovatif (level 5), kreatif (level 4), produktif (level 3), dinamis (level 2), dan potensial (level 1). Penelitian tersebut menyebutkan Posdaya Eka Mandiri telah mencapai kategori Kreatif (level 4) pada tingkatan klasifikasi Posdaya). Maka penting untuk melakukan studi evaluasi pada Posdaya Eka Mandiri. Penelitian dilaksanakan selama satu bulan di lapang yakni pada bulan Juli 2014.
21
Teknik Sampling Populasi pada penelitian ini adalah seluruh peserta Posdaya Kegiatan Ekonomi Produktif berupa simpan pinjam/tabungan Posdaya. Teknik pengambilan sampel dilakukan pada rumah tangga sampel yaitu rumah tangga yang mengikuti Kegiatan Ekonomi Produktif Posdaya Eka Mandiri. Unit analisis pada penelitian ini adalah individu dalam rumah tangga. Adapun responden merupakan individu peserta program ekonomis produktif simpan pinjam Posdaya. Responden pada penelitian ini berjumlah 69 orang yang terdiri dari 24 peserta laki-laki (selanjutnya disebut Peserta Laki-laki) dan 45 peserta perempuan (selanjutnya disebut Peserta Perempuan). Teknik Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil pengambilan data langsung di lapangan melalui pengumpulan data kuantitatif dan kualitatif. Adapun data sekunder diperoleh dari studi literatur berupa penelusuran dokumen keadaan umum desa Cihideung Udik dan Kecamatan Ciampea yang dapat diperoleh dari data Monografi Desa beserta Kecamatan serta data mengenai Posdaya desa Cihideung Udik. Pengumpulan data kuantitatif dilakukan melalui pengisian kuesioner terstruktur. Kuisioner tersebut digunakan untuk memperoleh data terkait karakteristik individu, karakteristik rumah tangga, dan karakteristik Posdaya dan kelembagaan Posdaya. Selain itu juga untuk mendapatkan data terkait analisis gender pada program ekonomis produktif Posdaya tersebut. Sementara untuk pengumpulan data kualitatif dilakukan melalui observasi langsung dan wawancara mendalam terhadap dan informan menggunakan panduan pertanyaan wawancara. Adapun informan yang diambil adalah Pendamping, Koordinator dan Pengurus Posdaya. Teknik Pengolahan dan Analisis Data Data hasil penelitian lapang berupa data kuantitatif diolah menggunakan sistem data Microsoft Excel 2013 serta diolah menggunakan Program SPSS 17 for Windows. Selanjutnya, dilakukan uji statistik yang dilakukan adalah uji Regresi rank Sperman untuk melihat hubungan antar variabel. Adapun, data kualitatif yang dianalisis dengan tiga tahap yakni reduksi data, penyajian, dan penarikan kesimpulan.
22
KEADAAN UMUM DESA CIHIDEUNG UDIK
Kondisi Geografis dan Luas Wilayah Desa Cihideung Udik berada di Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat dengan luas wilayah 261.7 Ha. Ditinjau dari keadaan tipologinya, secara umum desa ini berada pada tinggi curah hujan 300-600 M3. Desa Cihideung Udik memiliki dua musim yakni musim hujan dan musim kemarau. Suhu udara pada wilayah ini berkisar antara 30-35°C, sementara tinggi dari permukaan laut 600 mdpl. Desa Cihideung Udik secara geografis berbatasan langsung dengan sebelah utara berbatasan dengan Desa Cihideung Ilir, sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Dramaga, sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Tenjolaya, dan sebelah barat berbatasan dengan Desa Bojong Jengkol. Jarak kantor desa Cihideung Udik ke ibu kota kecamatan, ibu kota kabupaten dan ibu kota propinsi, serta ibu kota negara secara administratif berturut-turut adalah sebagai berikut: Ibu Kota Kecamatan berjarak 7 Km, Ibu Kota Kabupaten 30 Km, Ibu Kota Propinsi Jawa Barat 130 Km, dan Ibu Kota Negara berjarak 60 Km. Adapun desa ini dapat ditempuh menggunakan kendaraan motor atau mobil dari Kabupaten Bogor dengan waktu tempuh sekitar 3-4 jam, dan sekitar 20 menit jika ditempuh dari Kator kecamatan Ciampea. Apabila menggunakan kendaraan umum, dapat menggunakan angkutan umum dan ojek untuk dapat masuk ke Desa. Secara administratif, desa Cihideung Udik terbagi menjadi 15 Rukun Warga (RW) namun pada data monografi desa tidak dijelaskan secara rinci daftar nama RW tersebut. Selain itu, pada data tersebut juga tidak dijelaskan mengenai jumlah Rukun Tetangga (RT) pada setiap RW, sehingga tidak dapat menggambarkan jumlah RT pada Desa Cihideung Udik. Tabel 1 tersebut menunjukkan pemanfaatan lahan paling besar pada Desa Cihedeung Udik didominasi sebagai sawah yakni sebesar 60.9 persen Pemanfaatan lahan selanjutnya, digunakan oleh masyarakat sebagai perumahan/pemukiman yakni sebesar 24.51 persen atau 36.41 persen lebih rendah dari pemanfaatan sawah. Adapun lahan yang digunakan sebagai ladang sebesar 15.9 persen lebih sempit dari lahan perumahan/ pemukiman. Kolam/empang pada desa ini sebesar 2.5 persen atau 13.4 persen lebih kecil dari perumahan/pemukiman. Luas jalan desa hanya 1.6 persen lebih sempit dari lahan kolam/empang. Lahan yang digunakan sebagai area pemakaman, bangunan sekolah, dan bangunan peribadatan masing-masing sebesar 0.7 persen. Adapun lahan yang digunakan sebagai lapangan olahraga dan perkantoran berturut-turut sebesar 0.4 dan 0.2 persen.
23
Pemanfaatan lahan Tanah di Desa Cihideung Udik disajikan dalam Tabel 1 sebagai berikut. Tabel 1 Pemanfaatan lahan di Desa Cihideung Udik, tahun 2014 Pemanfaatan Lahan Luas (Ha) Sawah Perumahan/Pemukiman Ladang Kolam / Empang Jalan Pemakaman Tanah / Bangunan Pendidikan Tanah / Bangunan Peribadatan Lapangan Olah Raga Perkantoran
171.5 69.0 24.2 7.0 2.5 2.0 2.0 2.0 1.0 0.5
Persen (%) 60.9 24.5 8.6 2.5 0.9 0.7 0.7 0.7 0.4 0.2
Sumber: Data Monografi Desa Cihideung Udik 2014 Selanjutnya, tanah kas desa seluas 10.2 Ha alokasi penggunaannya disajikan dalam Tabel 2 berikut. Tabel 2 Pemanfaatan tanah kas desa sebagai sarana dan fasilitas pelayanaan masyarakat, tahun 2014 Jenis Fasilitas
Luas (Ha)
Persentase (%)
27.5 Jalan Desa 2.8 Bangunan SDN/SLTP/MI 2.0 19.6 Tanah Makam / Kuburan 2.0 19.6 Masjid / Mushola / Majlis 2.0 19.6 Taklim 1.0 9.8 Lapangan Olahraga 0.4 3.9 Bangunan Kantor Desa Sumber: Data Monografi Desa Cihidueng Udik tahun 2014 Sebagaimana disajikan pada Tabel 2, jenis fasilitas dari tanah kas desa pada Desa Cihideung Udik paling luas dimanfaatkan sebagai jalan desa yakni seluas 2.8 Ha atau sebesar 27.5 persen. Selanjutnya, tanah kas desa tersebut digunakan sebagai fasilitas pelayanan masyarakat berupa bangunan untuk pendidikan, tanah makan/kuburan, dan masjid/mushola/majelis ta’lim. Luas lahan untuk ketiga jenis bangunan tersebut masing-masing adalah seluas 2 Ha dengan persentase sebesar 19.61 persen atau lebih sempit 7.89 persen dibanding lahan yang digunakan sebagai jalan desa. Pemanfaatan lapangan olahraga menggunakan tanah kas desa seluas 1 Ha atau sebesar 9.52 persen. Adapun pemanfaatan bangunan kantor desa hanya mengunakan lahan kas desa seluas 0.4 Ha atau 3.92 persen dari total 100 persen luas lahan kas desa.
24
Keadaan Umum Penduduk Berdasarkan data potensi Desa Cihideung Udik pada tahun 2014 dilaporkan bahwa kondisi penduduk Desa Cihideung Udik pada Maret tahun 2014 mencapai 14.217 jiwa terdiri dari laki-laki sebanyak 7.387 jiwa atau sebesar 51.96 persen dan perempuan sebanyak 6.830 jiwa atau sebesar 48.04 persen, dengan kepadatan penduduk 50 Jiwa/Km. Dari data tersebut dapat dianalisis bahwa jumlah penduduk laki-laki lebih banyak 3.92 persen dibandingkan penduduk perempuan. Secara lebih rinci, data kependudukan ini disajikan pada Tabel 3 berdasarkan kelompok umur dan jenis kelamin. Tabel 3 Jumlah penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin desa Cihideung Udik, Tahun 2014 Jumlah Jiwa No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Jumlah
Laki-laki
Perempua n
Jumlah (orang)
Persen (%)
Jumlah Persen (orang) (%)
875 661 754 675 632 470 495 439 426 377 423 300 352 508
9.49 7.17 8.17 7.32 7.32 7.32 7.32 7.32 7.32 7.32 7.32 7.32 3.82 5.51
707 605 620 583 589 438 484 476 415 424 419 253 321 496
9 225
100.00
6 830
Kelompok Umur
0-4 5-9 10-14 15-19 20-24 25-29 30-34 35-39 40-49 50-54 55-59 60-64 65-69 70+
Jumlah (orang)
Persen (%)
1 582 1 266 1 374 1 258 1 221 908 979 915 841 801 842 553 673 1 004
11.13 8.90 9.66 8.85 8.59 6.39 6.89 6.44 5.92 5.63 5.92 3.89 4.73 7.06
100.00 14 217
100.00
10.35 8.86 9.08 8.54 8.62 6.41 7.09 6.97 6.08 6.21 6.13 3.70 4.70 7.26
Sumber: Data Monografi Desa Cihideung Udik 2014
25
Sebagaimana tercantum dalam Tabel 3, mayoritas penduduk Desa Cihideung Udik masuk pada usia produktif yaitu pada usia 15-64 tahun dengan persentase sekitar 58.51 persen. Selanjutnya persentase kedua adalah kelompok Usia Sekolah SD, SMP dan SMA (4-19 tahun) yakni sebesar 38.54 persen atau lebih rendah 19.97 persen dari usia produktif. Kelompok usia lanjut (>65 tahun) sekitar 11.79 persen atau lebih rendah 46.72 persen dari kelompok usia prodkutif. Jika data tersebut dianalisis terpilah gender, maka persentase penduduk usia produktif lebih tinggi laki-laki 6.13 persen dibanding perempuan. Namun demikian, kelompok usia lanjut masih di dominasi oleh perempuan yakni sebesar 11.69 persen atau lebih tinggi 0.36 persen dari pada laki-laki. Selain itu, kelompok umur balita berjenis kelamin perempuan lebih besar 0.94 persen dibanding laki-laki. Secara keseluruhan, tanpa memperhatikan kelompok umur jumlah penduduk laki-laki lebih besar daripada perempuan. Tabel 4 Jenis pekerjaan sebagai mata pencaharian penduduk Desa Cihideung Udik, Tahun 2014 Jenis Pekerjaan Petani dan Buruh Tani Buruh Pabrik Pedagang Pegawai Swasta Penjahit Pegawai Negeri Sipil Guru Pengrajin Tukang Bangunan Pensiunan / Purnawirawan Tukang Ojeg Sopir Angkutan Pengemudi Mekanik Tukang Las TNI / POLRI Dokter Bidan Lain-lain Total
Jumlah (Orang) 2 503 1 450 928 694 250 99 70 68 60 48 44 41 35 30 5 4 3 2 1 331 14 217
Sumber: Data Monografi Desa Cihideung Udik 2014
Persen (%) 32.65 18.92 12.11 9.05 3.26 1.29 0.91 0.89 0.78 0.63 0.57 0.53 0.46 0.39 0.07 0.05 0.04 0.03 17.36 100.00
26
Berdasarkan data pemanfaatan lahan yang telah diketahui bahwa pada desa ini dominan untuk area persawahan, ternyata hal tersebut berhubungan dengan jenis mata pencaharian penduduknya. Pada Tabel 4 menunjukkan mayoritas pekerjaan penduduk desa Cihideung Udik adalah sebagai petani dan buruh tani yakni sebanyak 2 503 orang atau sebesar 32.65 persen. Selanjutnya, pekerjaan tertinggi setelah petani dan buruh tani adalah sebagai buruh pabrik yakni sebanyak 1 450 orang atau lebih rendah 13.73 persen. Terdapat data jenis pekerjaan lainlain. Namun demikian, tidak ada penjelasan secara rinci maksud dari pekerjaan lain-lain tersebut padahal persentasenya cukup besar yakni sebesar 17.6 persen. Penduduk Desa Cihideung Udik juga cukup banyak yang menjadi pedagang. Hal tersebut dapat dilihat dari persentase 12.11 persen dan hampir setengah dari persentase penduduk yang menjadi petani atau buruh tani. Adapun penduduk yang menjadi PNS lebih rendah 31.36 persen dibanding penduduk yang bermatapencaharian sebagai petani dan buruh tani. Sebagaimana mayoritas jenis pekerjaan penduduk desa Cihideung Udik, hal tersebut berhubungan dengan tingkat pendidikan penduduknya. Berikut disajikan tingkat pendidikan penduduk Desa Cihideung Udik berdasarkan data monografi desa. Tabel 5 Tingkat pendidikan penduduk Desa Cihideung Udik, Tahun 2014 Tingkat Pendidikan
Jumlah (Orang)
Persentase (%)
Tidak Tamat SD / Sederajat 1 192 13.59 Tamat SD / Sederajat 3 773 43.03 Tamat SLTP / Sederajat 3 225 36.78 Tamat SLTA / Sederajat 2 280 2.60 Tamat Akademi / Sarjana Muda 144 1.64 Tamat Perguruan Tinggi / S1 198 2.26 Tamat Perguruan Tinggi / S2 8 0.09 Tamat Perguruan Tinggi / S3 1 0.01 Total 8 769 100.00 Sumber: Data Monografi Desa Cihideung Udik 2014 Pada Tabel 5 menunjukkan mayoritas tingkat pendidikan penduduk Desa Cihideung Udik masih rendah. Hal tersebut dapat dilihat dari persentase tingkat pendidikan tidak tamat/tamat SD/Sederajat dan tamat SLTP/ Sederajat sebesar 93.39 persen. Data tersebut juga memiliki hubungan dengan mayoritas mata pencaharian penduduk yaitu sebagi petani dan buruh tani. Tingkat pendidikan sedang (tamat SLTA/Sederajat) relatif rendah yaitu sekitar 1.64 persen. Selanjutnya, tingkat pendidikan tinggi (tamat akademi/sarjana muda/S1/S2/S3) lebih banyak dibanding tamatan SMA yakni sebesar 5.90 persen atau 4.26 persen lebih besar. Data tersebut tidak terpilah jenis kelamin sehingga tidak dapat memberi gambaran tentang tingkat pendidikan sesuai gender.
27
Kelembagaan Pada Desa Cihideung Udik terdapat dua jenis kelembagaan yakni kelembagaan formal dan informal. Kelembagaan formal yang terdapat pada desa ini meliputi Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dan Lembaga Kemasyarakatan Desa seperti Rukun Tetangga (RT), Rukun Warga (RW), Karang Taruna Remaja, Posyandu, Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) yang disebut Saung Tani, dan Posdaya. Kelembagaan mengenai Jejaring Pengamanan Sosial (JPS) terdiri dari BLSM, Raskin (Beras Miskin), dan Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas). Bantuan tersebut dikhususkan untuk masyarakat miskin. Selanjutnya, kelembagaan informal yang terdapat di desa Cihideung Udik yakni kegiatan pengajian dan majelis taklim. Kegiatan pengajian ini terbagi menjadi tiga yaitu pengajian remaja yang dilaksanakan satu minggu sekali, yang kedua pengajian rutin setiap hari selasa untuk ibu-ibu, dan pengajian rutin khusus bapak-bapak yang dilaksanakan dua minggu sekali dan bergilir dari RT ke RT dalam satu RW. Selain itu, terdapat kegiatan kerja bakti dan gotong-royong yang rutin diadakan setiap satu bulan sekali. Sekolah TPA (Taman Pendidikan Alqur’an) terdapat pada kelompok usia anak yang dilaksanakan setiap sore dari hari Senin sampai Sabtu. Pada bidang kesehatan, penduduk desa Cihideung Udik sering mengadakan senam pagi bersama yang dilaksanakan setiap dua minggu sekali. Sarana dan Prasarana Berdasarkan data monografi Kecamatan Ciampea, Desa Cihideung Udik ini memiliki fasilitas umum berupa sarana dan prasarana. Transportasi umum yang tersedia adalah angkot dan ojek. Angkot yang digunakan menggunakan kode khusus yakni STD. Sepanjang jalan desa telah beraspal dan dalam keadaan baik. Namun angkutan umum yang menuju desa ini relatif sedikit sehingga tidak setiap saat ada. Ada waktu tertentu angkutan ini ramai melintasi desa yakni pada pukul 05.00-17.00 WIB. Pada waktu tersebut banyak orang desa melakukan mobilisasi ke kota sehingga banyak angkutan desa yang beroprasi. Luas lahan terbesar berupa persawahan tipe tanah sawah irigasi setengah teknis dengan luas daerah ini sebesar 171.5 Ha. Luas tambak yang dimiliki desa ini sebesar 7 Ha. Selanjutnya, tidak ada satupun instansi pemerintah wilayah Kecamatan Ciampea seperti diantaranya polsek, koramil, KUA, dan Bina Marga yang terlatak pada desa ini. Hal tersebut terjadi karena untuk menuju jalan utama Kecamatan dari Desa Cihideung Udik cukup sulit sehingga tidak ada instansi pemerintah kecamatan yang berlokasi di desa tersebut. Sarana sosial/budaya yang dimiliki desa Cihideung Udik adalah terdapat sembilan masjid dan terdapat 16 mushola yang tersebar di seluruh desa. Adapun sarana perekonomian yang terdapat pada desa ini berupa simpan pinjam atau Lembaga Keuangan Mikro (LKM) yang diinisiasi oleh Posdaya Eka Mandiri sebanyak satu unit. Prasarana pengairan yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat desa hanya berupa sungai sebanyak dua buah sungai. Adapun prasarana pemerintahan desa/keluarahan yang dimiliki oleh desa berupa bangunan Balai Desa sebanyak satu bangunan dan Kantor desa/Keluarahan sebanyak satu gedung. Jenis tanah pada desa Cihideung Udik mayoritas tanah kering yang dimanfaatkan
28
sebagai pekarangan/Bangunan seluas 71 Ha dan yang dimanfaatkan sebagai ladang/tanah huma seluas 24.2 Ha. Adapun, sarana air bersih yang dapat dimanfaatkan oleh penduduk berupa Pompa Jet/Pompa Tangan tersedia sebanyak 714 orang dan fasilitas listrik non-PLN sebanyak 98 orang. Selanjutnya, sarana komunikasi yang dimiliki oleh Desa Cihideung Udik mayoritas adalah televisi umum yakni sebanyak 2012 buah. Telepon umum yang dimiliki cukup banyak yakni sebanyak empat buah. Mayoritas penduduk desa Cihideung Udik sudah mengakses handphone sebagai sarana alat komunikasi.
29
PROFIL KELEMBAGAAN DAN PENYELENGGARAAN POS PEMBERDAYAAN KELUARGA (POSDAYA) EKA MANDIRI DESA CIHIDEUNG UDIK
Sejarah dan Stuktur Organisasi Posdaya Eka Mandiri di Desa Cihideung Udik Sejarah terbentuknya Posdaya Eka Mandiri melalui kegiatan Kuliah Kerja Profesi (KKP) oleh Mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) Tematik Posdaya. Posdaya Eka Mandiri berada di wilayah RW 06 Kampung Sinagar Desa Cihideung Udik Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor. Secara resmi Posdaya Eka mandiri berdiri pada tanggal 19 Juni 2009 dengan ketuanya adalah Bapak Iy hingga sekarang. Jumlah anggota Posdaya Eka Mandiri mulai berdiri pada tahun 2009 sebanyak 20 orang namun hanya 15 orang yang aktif dan sekarang anggotanya bertambah menjadi 117 orang. Beberapa program yang telah dilaksanakan oleh Posdaya Eka Mandiri diantaranya adalah beternak domba, beternak kelinci, usaha konveksi, dan budidaya tanaman pangan. Adapun unit kegiatan dibidang ekonomi yang dilaksanakan Posdaya Eka Mandiri adalah pembuatan arang batok kelapa, beternak ayam Bangkok, dan tabuangan/simpan pinjam Posdaya. Tahun 2009 Posdaya Eka Mandiri belum mendapatkan bantuan atau sumbangan dana dari pihak luar, hal tersebut menjadikan kegiatan Posdaya Eka Mandiri tidak aktif. Pada tahun 2010 pertengahan IPB memasilitasi Posdaya Eka Mandiri untuk mengajukan proposal bantuan dana kepada Pemda Bogor, sehingga pada akhir tahun 2010 Pemda Kabupaten Bogor memberi bantuan dana pada Posdaya Eka Mandiri sebesar Rp50 000 000. Dana tersebut oleh pengurus Posdaya beserta seluruh anggota dialokasikan untuk tiga kegiatan yaitu tabungan/simpan pinjam Posdaya, beternak Ayam Bangkok, dan usaha pembuatan arang batok. Adapun alokasi dana tersebut pada masing-masing kegiatan secara berturut-turut adalah Rp19 000 000, Rp8 000 000, dan Rp23 000 000. Permasalahan yang dihadapi Posdaya Eka Mandiri saat ini adalah pengurus terutama ketua Posdaya merasa belum bisa mengintegrasikan seluruh kelompok atau lembaga lain. Ketua Posdaya sudah sering mengajak rapat dan mengadakan perkumpulan untuk membicarakan hal tersebut namun pihak yang bersangkutan selalu tidak datang. Hal tersebut menjadikan Bapak Iy merasa dirinya sebagai sosok kurang diperhitungkan sehingga sulit untuk menggabungkan Posdaya dengan kelompok lain. Selanjutnya, menurut pengurus jika kepengurusan Posdaya dipegang oleh aparat desa maka dikhawatirkan akan tumpang tindih kepentingan dengan pembangunan desa. Secara umum, ruang lingkup kegiatan Posdaya ini terdiri dari empat bidang, yakni bidang ekonomi, bidang pendidikan, bidang kesehatan, dan bidang lingkungan. Tujuan dari masing-masing bidang tersebut adalah guna menumbuhkan kemandirian bagi masyarakat.
30
Berikut merupakan struktur organisasi Posdaya Eka Mandiri di Desa Cihideung Udik Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor: PEMBINA
PENASIHAT
P2SDM-IPB
EJ, SMA, dan AD
PENANGGUNG JAWAB JS
PENDAMPING
KETUA
POSDAYA IS
RM
SEKRETARIS
BENDAHARA
IR
EJ
DIVISI KESEHATAN AT ANGGOTA PEMBIN A Masyarakat
DIVISI PENDIDIKAN EK
DIVISI EKONOMI MI
DIVISI LINGKUNGAN JY
ANGGOTA
ANGGOTA
ANGGOTA
Masyarakat
Masyarakat
Masyarakat
Gambar 2 Struktur kepengurusan Posdaya Eka Mandiri Desa Cihideung Udik Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor Sebagaimana tercantum dalam bagan kepengurusan Posdaya Eka Mandiri, Pembina Posdaya tersebut adalah P2SDM IPB Bogor. Fungsi Pembina adalah pengendali dan pemantau pelaksanaan seluruh kegiatan Posdaya. Adapun penasihat sebagai penanggung jawab dari penyelenggaraan Posdaya ini adalah Kepala Desa Cihideung Udik. Kepala desa bertanggungjawab penuh atas laporan seluruh kegiatan yang ada pada Posdaya dari seluruh bidang. Ketua Posdaya Eka Mandiri dipimpin oleh Bapak IS, meskipun beliau hanya lulusan Sekolah Dasar (SD) namun hal tersebut tidak dijadikan sebagai hambatan dalam mengurus Posdaya. Tugas ketua adalah sebagai pengambil keputusan pada seluruh kegiatan Posdaya dalam setiap bidang. Selain itu, Ketua juga bertugas mengontrol keuangan, proposal kegiatan, laporan bulanan, dan seluruh operasionalisasi kegiatan pada Posdaya. Kerja ketua Posdaya setiap hari dibantu oleh Badan Pengurus Harian (BPH) yang terdiri dari Sekretaris dan Bendahara. Pemantauan dan pembinaan dari P2SDM IPB ini dibantu oleh seorang Pendamping yang secara langsung mengevaluasi dan bersama dengan masyarakat mencari solusi terhadap semua permasalahan yang ada pada Posdaya. Tugas
31
Pendamping adalah membantu memberi motivasi, pelatihan, dan membantu mengarahan pembuatan laporan kegiatan. Pendamping merupakan mahasiswa IPB yang berstatus magang dengan tugas mendampingi Posdaya. Adapun Pendamping memegang antara tiga sampai empat Posdaya dalam satu kecamatan pada satu periode masa kerja. Masa tugas para Pendamping dalam satu periode masa tugas adalah satu tahun, dengan demikian Pedamping pada Posdaya Eka Mandiri telah berganti sebanyak tiga orang. Posdaya Eka Mandiri memiliki empat bidang kegiatan, antara lain bidang kesehatan, bidang pendidikan, bidang ekonomi, dan bidang lingkungan. Setiap bidang memiliki satu orang koordinator. Sesuai dengan bagan struktur kepengurusan di atas koordiator pada bidang berturut-turut adalah AT, EK, MI, JY. Kerja masing-masing koordinator dibantu oleh anggota divisi sebanyak empat anggota pada setiap bidang (divisi). Seluruh pengurus baik pengurus harian maupun koordinator pada setiap bidang belum mengalami pergantian jabatan sejak awal berdirinya Posdaya Eka Mandiri pada tahun 2009. Pengurus dipilih melalui musyawarah desa yang diikuti oleh seluruh warga desa Cihedeung Udik. Pelaksanaan Posdaya Eka Mandiri di Desa Cihideung Udik Bidang Kesehatan Bertujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan meningkatnya kesadaran masyarakat mengenai pentingnya menjaga kesehatan, kegiatan yang diadakan pada bidang kesehatan berupa Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) dan Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu). Selanjutnya, dilaksanakan kegiatan berupa senam atau aerobik setiap dua minggu sekali. Kegiatan aerobik ini berjalan mulai tahun 2014. Instruktur aerobik adalah Ni mahasiswa IPB yang merupakan teman dari Pendamping Lapang periode tahun 2014. Selain kegiatan aerobik, Posdaya Eka Mandiri juga mengadakan kegiatan pengobatan gratis dan pemeriksaan gula darah yang bekerjasama dengan bidan sekitar desa Cihideung Udik pada golongan keluarga miskin. Bidang Pendidikan Secara konkrit, kegiatan di bidang Pendidikan ini dibuktikan dengan adanya Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang didirikan pada tahun 2010 dan telah mendapat izin secara hukum dari pemerintah. Adapun tim pengajar dari PAUD Eka Mandiri terdiri dari tiga orang perempuan. Namun ternyata, PAUD ini belum memiliki gedung sendiri sehingga masih menggunakan rumah dari koordinator bidang pendidikan (Ibu Es) sebagai sarana gedung pengajaran. Penentuan hari libur adalah hari Jumat sampai Minggu. Jumlah peserta didik pada PAUD Eka Mandiri sebanyak 23 siswa terbagai menjadi 13 siswa kelas A dan 10 siswa pada kelas B. Peserta didik tersebut ada yang berasal dari luar RW yakni RW 5. Terdapat iuran setiap hari sebesar Rp 1.000 dari orang tua murid. Hasil iuran tersebut digunakan untuk menggaji Guru PAUD. Biaya perawatan gedung dan pengadaan prasarana pengajaran diambil dari laba penjual buku pelajaran.
32
Selain PAUD, pada bidang pendidikan juga terdapat Bina Lansia yaitu suatu kegiatan pembianaan untuk masyarakat yang sudah Lanjut Usia (Lansia) berupa belajar membaca dan menulis. Belajar membaca dan menulis dilaksanakan setiap seminggu dua kali pada malam hari sesuai kesepakatan peserta didik dan pengajar. Namun demikian, kegiatan ini sekarang tidak berjalan lagi. Lebih lanjut, pada bidang pendidikan ini juga memberi fasilitas ujian kejar paket A, B, dan C bagi masyarakat desa Cihideung Udik yang igin menumpuh pendidikan dan mendapat ijazah lulusan SD, SMP, dan SMA. Namun, pengadaan kelas belajar atau lebih sering disebut Sekolah Kejar Paket guna persiapan ujian masih belum diadakan. Hal tersebut menjadikan warga desa yang ingin menemupuh ujian melakukan persiapan ujian sendiri. Bidang Ekonomi Kegiatan yang pernah diadakan pada bidang ekonomi adalah berupa pembuatan kerajinan tas dari hasil daur ulang sampah plastik. Peserta dari kegiatan ini adalah ibu-ibu khususnya warga RW 06. Kendala yang dihadapi oleh peserta adalah kurang tersedianya sampah plastik sebagai bahan baku. Selain itu, banyak peserta yang belum menguasai cara membuat kerajinan tas tersebut sehingga produksinya sedikit dan hasilnya kurang maksimal. Kendala tersebut berdampak pada proses pemasarannya yang tidak berjalan lancar sehingga sekarang kegiatan ini tidak berjalan lagi. Sesuai dengan yang telah dijelaskan diatas bahwa tahun 2010 Posdaya Eka Mandiri mendapatkan bantuan dana dari Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor sebesar Rp50 000 000 yang digunakan dalam berbagai kegiatan, yakni tabungan/simpan pinjam Posdaya, ternak ayam Bangkok, dan pembuatan arang batok. Berikut penjelasan secara rinci dari masing-masing kegiatan tersebut. Tabungan/Simpan Pinjam Posdaya Kegiatan pada bidang ekonomi yang sampai sekarang masih berjalan adalah tabungan dan simpan pinjam Posdaya. Awalnya, kegiatan ini hanya berupa tabungan bagi seluruh warga baik laki-laki maupun perempuan. Modal dari tabungan yang semakin banyak dikembangkan oleh Bapak IY beserta seluruh pengurus Posdaya mengembangkannya menjadi Simpan Pinjam. Bantuan dari Pemda Kabupaten Bogor dialokasikan untuk kegiatan ini sebesar Rp 19 000 000 untuk 20 orang peminjam. Jumlah anggota Tabungan/Simpan Pinjam sekarang telah bertambah menjadi 69 orang. Tabungan (biasanya disebut simpanan wajib) yang dibayarkan kepada pengurus sebesar Rp20 000 setiap minggu. Adapun simpanan sukarela yang dibayarkan kepada pengurus berapapun jumlah nominalnya. Terdapat tiga golongan anggota dalam kegiatan Tabungan, Simpan Pinjam, dan Konsumer Posdaya ini. Adapun golongan tersebut adalah: 1. Anggota baru yaitu angota Posdaya Eka Mandiri yang baru bergabung dengan kegiatan ini. Anggota baru hanya diberi kesempatan meminjam uang sebesar Rp500 000 2. Anggota menengah merupakan anggota kegiatan tabungan dan simpan pinjam Posdaya yang telah melalukan pinjaman dan pengembalian secara lunas minimal satu kali periode. Angota menengah mendapat kesempatan meminjam dana Rp500 000-Rp1 000 000
33
3. Anggota lama adalah anggota yang telah melakukan pinjaman dan pengembalian secara lunas minimal dua kali periode dan mendapatakan kesempatan meminjam dana lebih dari Rp1 000 000 Selanjutnya, kategori pinjaman pada kegiatan Tabungan/Simpan Pinjam Posdaya Eka Mandiri terbagi mejadi dua, yaitu Usaha dan Konsumer. Kategori Usaha maksudnya adalah kategori pinjaman dana yang dialokasikan untuk kegiatan usaha baik berupa dagang, ternak, pertanian, maupun yang lainnya. Adapun pengalokasian dana pinjaman untuk dana sekolah anak juga termasuk pada kategori usaha. Kategori konsumer adalah pengalokasian dana pinjaman untuk keperluan rumah tangga seperti membangun rumah, membeli perabot rumah (kulkas, kipas angin, lemari, dan lain sebagainya), dan kendaraan. Sistem kategori konsumer adalah pengurus membeli perabot rumah sesuai harga pabrik kemudian menjualnya pada anggota sesuai harga pasar secara kredit. Sejauh ini pengurus bekerjasama dengan perusahaan Adfiz. Sebagaimana kategori yang telah disepakati diatas, terdapat ketentuan dari kegiatan Tabungan dan Simpan Pinjam Posdaya. Ketentuan yang telah disepakati oleh seluruh pengurus dan anggota meliputi: 1. Peminjam merupakan anggota Posdaya Eka Mandiri Desa Cihideung Udik Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor 2. Memenuhi persyaratan seperti menyerahkan fotocopy KTP , KK, dan membayar administrasi sebesar Rp10 000 3. Memiliki tabungan pada Posdaya Eka Mandiri sebesar Rp20 000 yang dibayar satu minggu sekali. 4. Pada kategori usaha peminjam bersedia membayar dana hibah sebesar 8 persen dari dana yang dipinjam 5. Pada kategori konsumer peminjam bersedia membayar dana hibah sebasar 20 persen dari harga barang yang dibeli 6. Kategori konsumer harus mencantumkan dan melaporkan struk pembayaran barang yang diberi pada pengurus 7. Dana hibah tersebut baik dari kategori usaha maupun konsumer sebesar 70 persen untuk pengurus dan pembelian Alat Tulis Kantor (ATK) 8. Sisa dana hibah sebesar 30 persen masuk pada kas posdaya Eka Mandiri 9. Angsuran dibayar setiap satu minggu sekali pada hari Jum’at 10. Bagi anggota yang terlambat membayar angsuran setiap minggunya harus membayar infaq sebesar Rp1 000 atau seikhlasnya pada pengurus 11. Dana infaq tersebut disalurkan setiap satu tahun sekali untuk anak yatim piatu desa Cihideung Udik Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor. Adapun pengambil keputusan anggota boleh mengajukan pinjaman lagi atau tidak adalah Ketua (Bapak IY), Bendahara (Bapak IR), dan koordinator simpan pinjam (Ibu PI). Anggota dapat ditolak mengajukan pinjaman jika niat dari melakukan pinjaman adalah untuk membayar hutang ke tempat lain. Selanjutnya, hal yang perlu dipertimbangkan oleh pengurus dalam menyetujui anggota melakukan pinjaman adalah mengetahui jenis dan potensi perkembangan usaha yang dilakukan oleh anggota. Ternak Ayam Bangkok Ternak ayam mendapatkan bagian dana sebesar Rp8 000 000 dari bantuan Pemda Bogor. Namun, kegiatan ini tidak berjalan lagi karena seluruh ayam
34
Bangkok tersebut terserang virus flu burung sehingga seluruh ternak mati. Posdaya mengalami kerugian besar. Bapak IS sebagai pengurus bertanggungjawab atas kerugian tersebut dengan mengembalikan dana yang hilang pada pengurus meskipun hanya setengahnya yakni sekitar Rp4 000 000 dengan cara menyicil. Koordinator dan pengurus enggan mencoba beternak lagi karena memikirkan terlalu tingginya resiko gagal. Pembuatan Arang Batok Pembuatan arang batok kelapa menjadi pilihan salah satu kegiatan Posdaya karena terdapat pengusaha batok kelapa di Kampung Sinagar yakni Bapak SR. Selanjutnya, beliau diamanahkan menjadi koordinator kegiatan ini. Usaha arang batok tidak berkembang karena sulitnya untuk mendapatkan bahan baku. Batok yang digunakan adalah batok kelapa yang sudah tua, sementara di pasar batok yang tersdia mayoritas kelapa muda. Biasanya pedagang batok kelapa tua sudah bekerjasama dengan tengkulak untuk menjual batok tersebut pada pengusaha lain. Berdasarkan alasan tersebut maka kegiatan pengadaan arang batok ditiadakan karena dikhawatirkan akan mengalami kerugian jika ditetap dilanjutkan. Bidang Lingkungan Tujuan program dari bidang lingkungan adalah diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menciptakan lingkungan bersih, sehat, indah, dan nyaman. Kegiatan tersebut meliputi gotong-royang membersihkan pekarangan, jalan, dan sungai yang dilaksanakan setiap satu bulan sekali. Pada tahun 2014, ketua Posdaya menginisiasikan pengelolaan sampah mulai dari pemilahan jenis sampah hingga pengolahan sampah. Pengurus telah merumuskan kegiatan ini, namun belum terlaksana karena masih banyak anggota Posdaya yang belum memiliki kesadaran dalam pentingnya mengelola sampah dengan baik. Selain itu juga tidak tersedianya lahan sebagai Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sehingga menyulitkan warga untuk mengeola sampah. Alternatif yang ditawarkan oleh ketua Posdaya beserta pengurus adalah dengan membayar mobil atau truk sampah masuk desa Cihideung Udik guna mengangkut seluruh sampah limbah rumah tangga. Dana yang digunakan membayar mobil/truk tersebut dari iuran warga dengan jumlah nominal sesuai kesepakatan bersama.
35
PROFIL RUMAH TANGGA PESERTA RUMAH TANGGA KEGIATAN EKONIMIS PRODUKTIF POSDAYA EKA MANDIRI DI DESA CIHIDEUNG UDIK
Bab ini mendiskripsikan profil rumah tangga peserta Kegiatan Ekonomi Produktif Posdaya Eka Mandiri (selanjutnya disebut KEP Posdaya EM) di Desa Cihideung Udik dengan menggunakan metode survei. Peserta tersebut terdiri dari 69 rumah tangga terbagi menjadi 24 rumah tangga laki-laki (Peserta Laki-laki) dan 45 rumah tangga perempuan (Peserta Perempuan). Cakupan profil rumah tangga peserta KEP Posdaya EM adalah karakteristik sumber daya individu dan rumah tangga. Karakteritik sumber daya individu meliputi jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, status pekerjaan, dan status perkawinan. Selanjutnya, karakteristik sumber daya rumah tangga terkait kepemilikan benda berharga, kepemilikan ternak, dan tipologi keluarga. Karakteristik Individu Rata-rata Jumlah Anggota Rumah tangga dan Jenis Kelamin Berdasarkan hasil survei, total keseluruhan anggota rumah tangga pada peserta KEP Posdaya EM sebanyak 239 anggota rumah tangga (ART). Dengan demikian, rata-rata ART setiap rumah tangga adalah tiga orang. Diduga, kondisi tersebut berhubungan dengan masih diterapkannya program pemerintah berupa program Keluarga Berencana (KB) pada pasangan usia subur di Desa Cihideung Udik. Hal tersebut diperkuat dengan data geografi, desa Cihideung Udik adalah desa semi-urban yang dekat dengan daerah urban sehingga diduga pola pikir masyarakatnnya lebih berkembang. Selanjutnya, jumlah ART peserta KEP Posdaya EM disajikan dalam Gambar 3 (diagram lingkaran) di bawah ini.
RT Laki-laki Laki-laki
49%
Perempuan
51%
RT Perempuan Laki-laki
48%
Perempuan
52%
Gambar 3 Persentase anggota rumah tangga peserta KEP Posdaya EM menurut kategori rumah tangga dan jenis kelamin Dari gambar tersebut, menunjukkan dominan Peserta Laki-laki dibanding perempuan pada kedua kategori rumah tangga. Hal tersebut sesuai dengan
36
komposisi penduduk pada tingkat desa menurut jenis kelamin, yaitu lebih dominan laki-laki. Anggota Rumah tangga Peserta KEP Posdaya Eka Mandiri Menurut Kelompok Umur Kondisi ART peserta KEP Posdaya EM menurut kategori rumah tangga, kelompok umur dan jenis kelamin disajikan pada Tabel 6 di bawah. Tabel 6 Distribusi anggota rumah tangga peserta KEP Posdaya EM di Desa Cihideung Udik menurut kategori rumah tangga, kelompok umur dan jenis kelamin, Tahun 2014 (dalam persen) Peserta Laki-laki
Peserta Perempuan
Kelompok Umur (Tahun)
Lakilaki
Perempuan
Lakilaki
<15 15-19 20-24 25-29 30-34 35-39 40-44 45-49 50-54 55-59 60-64 65+ Total
13.6 6.8 2.3 1.1 3.4 2.3 5.7 10.2 1.1 2.3 2.3 0.0 51.1
9.1 12.5 1.1 1.1 1.1 6.8 8.0 3.4 3.4 2.3 0.0 0.0 48.9
13.9 6.6 2.6 0.0 4.0 10.6 4.6 4.0 2.0 0.7 0.0 2.6 51.7
Perempuan 11.3 6.0 0.7 3.3 6.6 7.3 5.3 2.6 1.3 0.7 0.7 2.6 48.3
Total Lakilaki 13.8 6.7 2.5 0.4 3.8 7.5 5.0 6.3 1.7 1.3 0.8 1.7 51.5
Perempuan 10.5 8.4 0.8 2.5 4.6 7.1 6.3 2.9 2.1 1.3 0.4 1.7 48.5
Tabel 6 menunjukkan mayoritas ART peserta KEP Posdaya EM adalah usia produktif (15-64 tahun) yakni sebesar 72.4 persen. Selanjutnya, persentase ART peserta KEP Posdaya EM pada usia non-produktif (<15 tahun dan 65+) lebih kecil 44.8 persen dari ART usia produktif. Adapun kondisi tersebut menurut jenis kelamin, usia produktif ART peserta KEP Posdaya EM lebih tinggi perempuan dibanding laki-laki. Persentase antara laki-laki dan perempuan usia produktif tersebut berturut-turut sebesar 34.7 persen dan 38.1 persen. Dengan kata lain, usia produktif ART peserta KEP Posdaya EM perempuan lebih tinggi 3.4 persen. Selanjutnya, jika dilihat berdasarkan kategori rumah tangga persentase Peserta Laki-laki lebih tinggi baik pada Peserta Laki-laki maupun Peserta Perempuan.
Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan pada ART peserta KEP Posdaya EM terdiri menjadi dua yakni pendidikan formal dan pendidikan non-formal. Pendidikan non-formal
37
pada ART peserta KEP Posdaya EM berdasarkan pada berbagai pelatihan yang dilakukan oleh Posdaya. Pendidikan non-formal ini diukur berdasarkan frekuensi dan tingkat pelatihan yang diikuti oleh peserta pada kedua kategori rumah tangga. Berikut tabel tingkat pendidikan formal, tingkat pendidikan non-formal, dan jenis kelamin. Tabel 7
Distribusi anggota rumah tangga peserta KEP Posdaya EM di Desa Cihideung Udik menurut kategori rumahtanga, tingkat pendidikan formal, non-formal dan jenis kelamin, tahun 2014 (dalam persen)
Tingkat Formal
Peserta Lakilaki Lakilaki
Peserta Perempuan
Perempuan
Lakilaki
Perempuan
Total Lakilaki
Perempuan
SD/Sederajat SMP/Sederajat SMA/Sederajat Perguruan Tinggi
25.7 14.9 9.5 1.4
24.3 14.9 5.4 4.1
29.4 10.3 10.3 0.8
30.2 10.3 8.7 0.0
28.0 12.0 10.0 1.0
28.0 12.0 7.5 1.5
Total (persen)
51.4
48.6
50.8
49.2
51.0
49.0
Total (jumlah)
38
36
64
62.0
102
98
Tingkat Pendidkan Non-Formal Desa Kecamatan Kabupaten Perguruan Tinggi
55.6 0.0 11.1 33.3
0 0 0 0
0 0 0 0
0.0 0.0 33.3 66.7
41.7 0.0 8.3 25.0
0.0 0.0 8.3 16.7
Total (persen)
100.0
0
0
100.0
75.0
25.0
Total (jumlah)
9.0
0
0
3
9
3
Tabel 7 menunjukkan mayoritas pendidikan formal ART peserta KEP Posdaya EM berpendidikan tamat SD sebesar 56 persen. Persentase pendidikan formal lulus perguruan tinggi lebih kecil 53.5 persen dari tamatan SD. Jika dilihat berdasarkan jenis kelamin persentase lulusan SD baik laki-laki maupun perempuan sama yakni sebesar 28 persen. Namun, jika data tersebut dilihat berdasarkan kategori rumah tangga, persentase tertinggi peserta perempuan yang lulus SD pada Peserta Perempuan dengan selisih 5.9 persen dari Peserta Laki-laki. Pendidikan non-formal hanya didikuti oleh 12 orang atau hanya 5.02 persen dari total ART peserta KEP Posdaya EM. Data tersebut terpilah gender yakni sembilan orang laki-laki dan tiga orang perempuan pada total keseluruhan peserta KEP Posdaya EM. Jika data tersebut dilihat dari kategori rumah tangga maka Peserta Laki-laki lebih tinggi 13.9 persen mengikuti pendidikan formal daripada Peserta Perempuan. Berikut pemaparan dari salah satu peserta saat ditanya mengapa tidak mengikuti pelatihan: “ Nya abdi mah sibuk ku urusan nyalira, nuju seeur daleman. Pelatihan atawa naonlah eta nu aya di Posdaya. Kangge
38
abdi mah nu penting cicilan angsuran sametan abdi lancar di Posdaya tiasa dibayar lancar tos Alhamdulillah. Abdi mah teu pernah diajak pelatihan kitu.” Pendidikan non-formal banyak diikuti oleh peserta pada tingkat desa dengan peserta berjenis kelamin laki-laki semua. Pendidikan non-formal tersebut meliputi pelatihan pembuatan arang batok, ternak ayam Bangkok, dan sosialisasi kerja bakti. Pendidikan Non-formal tingkat Perguruan Tinggi diselenggarakan oleh P2SDM IPB sebagai Pembina. Peserta yang mengikuti pelatihan tersebut sebesar 41.7 persen dengan proporsi laki-laki sebesar 25 persen dan perempuan sebesar 16.7 persen. Sedikitnya peserta yang mengikuti pendidikan non-formal ini karena mereka sibuk dan pendidikan non-formal tersebut sebagian besar hanya diakses oleh pengurus saja. Jenis Pekerjaan Berdasarkan profil desa yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya menyatakan luas lahan terbesar pada Desa Cihideung Udik adalah lahan pertanian. Namun demikian, hal tersebut tidak mempengaruhi jenis pekerjaan peserta KEP Posdaya EM. Jenis pekerjaan terpilah jenis kelamin disajikan pada Tabel 8. Diketahui sebesar 26.8 persen ART peserta KEP Posdaya EM tidak bekerja yang di dominasi oleh perempuan sebagai Ibu Rumah tangga (IRT). Sesuai dengan kondisi umum profil masyarakat di Desa Cihideung Udik, bahwa mayoritas ART peserta KEP Posdaya EM bekerja pedagang yakni sebesar 36.6 persen. Jika data tersebut dilihat dari kategori rumah tangga, persentase tertinggi peserta yang bekerja sebagai pedagang adalah Peserta Laki-laki sebesar 18.2 persen lebih tinggi daripada Peserta Perempuan. Selanjutnya, hanya sekitar 6.1 persen ART sebagai petani pemilik. ART yang bekerja sebagai buruh tani sebesar 16.8 persen. Jika data tersebut dilihat berdasarkan kategori rumah tangga, Peserta Laki-laki lebih besar 21.7 persen dari Peserta Perempuan yang bekerja disektor pertanian. Dengan kata lain, ART yang bekerja disektor pertanian sebesar 22.9 persen.
39
Tabel 8 Distribusi anggota rumah tangga peserta KEP Posdaya EM di Desa Cihideung Udik menurut kategori rumah tangga, jenis pekerjaan dan jenis kelamin, Tahun 2014 (dalam persen) Peserta Perempuan
Peserta Laki-laki Jenis Pekerjaan
LakiPerempuan laki PNS/ABRI/TNI/Polisi 0.0 2.8 Pedagang 22.2 8.3 Karyawan/Buruh 27.8 2.8 pabrik Petani Pemilik 8.3 0.0 Guru Sukuan 0.0 5.6 Buruh Tani 5.6 2.8 Buruh nontani (di 13.9 0.0 pedesaan) Total (persen) 77.8 22.2
Laki -laki 1.4 16.4 13.7
Total (jumlah)
28.0
8.0
Total
0.0 23.3 1.4
Lakilaki 0.9 18.3 18.3
6.8 1.4 24.7 0.0
1.4 1.4 5.5 2.7
7.3 0.9 18.3 4.6
0.9 2.8 4.6 1.8
64.4
35.6
68.8
31.2
47.0
26.0
75.0
34.0
Perempuan
Perempuan 0.9 18.3 1.8
Status Pekerjaan Data kondisi rumah tangga berkaitan dengan status pekerjaan dan jenis kelamin disajikan dalam Tabel 9 berikut. Tabel 9 Distribusi anggota rumah tangga peserta KEP Posdaya EM di Desa Cihideung Udik menurut kategori rumah tangga, status pekerjaan dan jenis kelamin, tahun 2014 (dalam persen) Peserta Laki-laki Status Pekerjaan Berusaha dibantu dengan buruh tetap Berusaha dibantu dengan buruh tidak tetap Berusaha/bekerja sendiri Buruh/Karyawan/ Pekerja dibayar Pekerja keluarga Total (persen)
Laki- Perempuan laki 3.1 0.0
Peserta Perempuan
Lakilaki 0.0
Perempuan
Total Perempuan
1.4
Lakilaki 0.9
0.9
6.3
0.0
0.0
0.0
1.9
0.0
15.6
9.4
10.1
15.9
11.3
17.0
50.0
12.5
56.5
13.0
51.9
12.3
0.0
3.1
2.9
0.0
1.9
1.9
75.0
25.0
69.6
30.4
67.9
32.1
Sebagaimana tercantum pada Tabel 9, mayoritas status pekerjaan peserta KEP Posdaya EM adalah sebagai buruh/karyawan/pekerja dibayar yakni sebesar
40
64.4 persen. Data tersebut terpilah menurut jenis kelamin antara laki-laki dan perempuan berturut-turut sebesar 51.9 persen dan 12.3 persen. Hal tersebut karena mayoritas peserta KEP Posdaya EM tidak memiliki usaha sendiri. Peserta yang bekerja sebagai pedagang mayoritas berstatus sebagai buruh berdagang di pasar, adapun pedagang rumahan juga merupakan buruh dagang. Selanjutnya, sesuai dengan jenis pekerjaan peserta yakni sebagai karyawan/buruh pabrik juga berstatus sebagai karyawan/buruh yang dibayar. Jika data tersebut dilihat berdasarkan kategori rumah tangga, maka status pekerjaan sebagai buruh/karyawan/pekerja dibayar pada Peserta Laki-laki lebih kecil tujuh persen dari Peserta Perempuan. Status Perkawinan Gambar 4 dibawah ini menyajikan data mengenai profil ART peserta KEP Posdaya EM menurut status perkawinan.
38
40 20
18
22
10 00
38
32
40
25 0
0
0
0
5
0 15-19 20-39 40-46 Laki-laki Belum Kawin Laki-laki Kawin Laki-laki Janda/duda mati
65+
0
20 10 2
0 0
2 041
0 15-19 20-39 40-46
65+
Belum Kawin
Kawin
Gambar 3 Persentase anggota rumah tangga peserta KEP Posdaya EM di Desa Cihideung Udik menurut status perkawinan dan jenis kelamin Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia tentang Perkawinan No.1 tahun 1974 bab Syarat-syarat Perkawinan Pasal 7 menyatakan perkawinan hanya diizinkan bila pihak pria mencapai 19 (sembilan belas) tahun dan pihak wanita mencapai usia 16 (enam belas) tahun. Untuk diketahui bahwa pada peserta KEP Posdaya EM tidak ada yang menikah pada usia <15 tahun baik peserta lakilaki maupun perempuan. Hal tersebut mengindikasikan bahwa tidak ada pernikahan usia muda pada ART peserta KEP Posdaya EM di desa Cihideung Udik. Gambar 4 menunjukkan proporsi ART peserta dominan berstatus kawin yakni sebesar 72.2 persen. Data tersebut jika dilihat berdasarkan jenis kelamin maka status perkawinan perempuan lebih tinggi 3.6 persen dibandingkan laki-laki. Adapun peserta yang berstatus belum kawin sebesar 45.9 persen lebih rendah dibandingkan peserta berstatus kawin.
41
Karakteristik Rumah tangga Peserta KEP Posdaya EM Kepemilikan Benda Berharga Kondisi rumah tangga peserta KEP Posdaya EM dapat dilihat melalui kepemilikan benda berharga. Penelitian ini mengidentifikasi kepemilikan benda berharga peserta berupa kepemilikan barang rumah tangga dan kepemilikan ternak. Tabel 10 menyajikan data kepemilikan barang rumah tangga. Tabel 10 Rata-rata kepemilikan benda berharga pada rumah tangga peserta KEP Posdaya EM menurut kategori rumah tangga di Desa Cihideung Udik, Tahun 2014 Kepemilikan Benda Berharga Mobil Motor Sepeda Televisi Antena/Parabola Radio VCD/DVD Komputer/Laptop Kulkas Kompor Gas Handphone
Peserta Laki-laki 0.0 1.0 0.4 1.0 0.0 0.3 0.4 0.3 0.7 1.0 2.2
Peserta Perempuan 0.0 0.5 0.3 1.2 0.0 0.0 0.7 0.1 0.6 0.8 1.2
Tabel 10 menunjukkan kepemilikan benda berharga yang paling besar rataannya adalah hand phone (HP) dengan rata-rata tiga unit per-rumah tangga. Pada kategori rumah tangga Peserta Laki-laki kepemilikan HP lebih tinggi daripada Peserta Perempuan. Menurut sebagian besar peserta HP memiliki peranan sangat penting dalam kehidupan mereka. Peranan tersebut salah satunya sebagai media komunikasi mengontrol seluruh kegiatan anak dan aktivitas pekerjaan, seperti yang dikemukakan oleh Bpk. Sm Ketua RT 03 RW 06 Desa Cihideung Udik: “Jaman ayeuna mah nya hape teh penting pisan neng. Naon deui keur orang tua nu anak na tos gede kos bapak kieu. Pan raos panginteun anak kunanaon tiasa langsung diwartosan. Kos dinteun kamari pas waktos si ujang cilaka, abdi langsung terang. Naon deui abdi pan tukang icalan kos kieu, pesenan sayur sumping nya tinggal pencet hape langsung telepon”. Selanjutnya kepemilikan benda berharga tertinggi setelah HP adalah Televisi. Benda eletronik tersebut dimiliki hampir dari seluruh rumah tangga peserta KEP Posdaya EM pada kedua kategori rumah tangga. Berdasarkan survei yang dilakukan terhadap 69 rumah tangga peserta, terdapat delapan rumah tangga yang memiliki televisi lebih dari satu dan hanya empat rumah tangga yang tidak memiliki televisi. Demikian pula kepemilikan kompor gas, hampir seluruh rumah
42
tangga peserta menggunakan kompor gas untuk kegiatan memasak. Penggunaan kompor gas pada masyarakat di Desa Cihideung Udik sejak adanya program pemerintah pembagian kompor gas gratis pada tahun 2009, namun sekarang kepemilikan kompor gas tersebut berubah menjadi kompor beli sendiri karena kompor dari pemerintah sudah rusak. Kepemilikan kendaraan tertinggi pada kedua kategori rumah tangga adalah motor, rata-rata setiap rumah tangga memiliki sekitar satu unit. Namun demikian, masih banyak ART yang mengakses kendaraan umum berupa angkot yang setiap hari beroperasi di sepanjang jalan desa menuju kota. Selanjutnya tabel 11 disajikan data terkait rata-rata kepemilikan hewan ternak peserta KEP Posdaya EM. Tabel 11 Rata-rata kepemilikan ternak pada rumah tangga peserta KEP Posdaya EM menurut kategori rumah tangga di Desa Cihideung Udik , Tahun 2014 Kepemilikan Ternak Ayam Domba Kambing
Laki-laki 1.0 0.0 0.0
Perempuan 1.0 0.2 0.8
Berdasarkan Tabel 11, rata-rata kepemilikan hewan ternak tertinggi adalah ayam. Namun ternyata, pemilik hewan tersebut hanya tiga rumah tangga dan merupakan ART yang sudah lanjut usia. Rumah tangga lanjut usia tersebut menggantungkan hidupnya sebagian dari ternak ayam, meskipun juga bergantung pada uang pemberian dari anaknya. Sebagian besar rumah tangga tidak mau memelihara ayam karena takut ancaman flu burung yang dapat membahayaan kesehatan mereka. Tipologi Keluarga Menurut White dalam Sitorus (1989) tipologi keluarga dibagi menjadi beberapa tahapan ekspansi yakni ekspansi dini (anak tertua berusia 0-9 tahun), ekspansi pertengahan (anak tertua berusia 10-14 tahun), ekspansi lanjut (anak tertua berusia 15 tahun ke atas), dan ekspansi penyebaran (aada anak memisahkan diri dari rumah tangga. Berikut adalah tabel persentase Tipologi Keluarga Peserta KEP Posdaya EM.
43
Tabel 12 Persentase tipologi keluarga pada rumah tangga Peserta KEP Posdaya EM di Desa Cihideung Udik , Tahun 2014 Tipologi Keluarga
Jumlah
Persentase
Ekspansi Dini dan Tengah
35
50.7
Ekspansi Lanjut
20
29.0
Ekspansi Penyebaran
14
20.3
Total
69
100.0
Sebagaimana pada Tabel 12, tipe keluarga yang dominan adalah keluarga ekspansi dini dan tengah yakni sebesar 50.7 persen. Data tersebut sesuai dengan rumusan sasaran tujuan Posdaya bidang ekonomi dan kewirusahaan yang dirumuskan oleh Suyono dan Haryanto (2009) yang menyatakan sasaran tujuan bidang ekonomi dan kewirausahaan adalah untuk memberi pelatihan dan keterampilan serta Kegiatan Ekonomi Produktif pada keluarga yang masih memiliki ART usia <15 tahun (usia non-produktif). Namun, kegiatan kewirausahaan pada bidang ekonomi Posdaya EM ini tidak ada, sehingga peserta banyak yang menggunakan data bantuan untuk kebutuhan rumhatangga dan tambahan modal dagang. Curahan Waktu Kerja Curahan waktu kerja peserta KEP Posdaya EM dibagi menjadi dua yakni curahan waktu kerja reproduktif dan curahan waktu kerja produktif. Curahan waktu kerja produktif merupakan waktu yang digunakan peserta KEP Posdaya EM dalam melakukan aktifitas pekerjaan yang memberi kontribusi pendapatan bagi rumah tangga meliputi PNS/TNI/ABRI/Polisi, Pedagang, Petani, Guru Sukuan, Buruh Tani, dan Buruh Non-Tani pedesaan. Curahan waktu kerja reproduktif merupakan waktu yang digunakan peserta dalam kegiatan rumah tangga meliputi memasak, menghangatkan makanan, mengasuh anak, mencuci piring, mencuci pakaian, menjemur pakaian, menyetrika, menyapu, mengepel, dan belanja. Tabel 12 merupakan rata-rata curahan waktu kerja produktif dan reproduktif peserta KEP Posdaya EM desa Cihideung Udik. Berdasarkan Tabel 13 dapat dilihat bahwa curahan waktu kerja produktif pada Peserta Perempuan diperankan oleh suami yakni rata-rata selama sembilan jam atau lebih kecil satu jam dari suami pada Peserta Laki-laki. Hal tersebut terjadi karena masih banyaknya anggapan bahwa peran pencari nafkah adalah laki-laki sebagai suami. Adapun istri yang bekerja membantu pendapatan rumah tangga lebih kecil enam jam dibandingkan suami yakni sebagai pedagang. Sebagian besar istri peserta KEP Posdaya hanya menjadi ibu rumah tangga.
44
Tabel 13 Rata-rata curahan waktu kerja produktif dan reproduktif pada rumah tangga peserta KEP Posdaya EM menurut kategori rumah tangga di Desa Cihideung Udik, Tahun 2014 Peserta Laki-laki Peserta Perempuan Curahan Waktu Kerja Produktif Suami 8 9 Istri 2 4 Anak Laki-laki 1 1 Anak Perempuan 0 0 Curahan Waktu Kerja Reproduktif Suami Istri Anak Laki-laki Anak Perempuan
Peserta Laki-laki 0 6 0 1
Peserta Perempuan 0 7 0 1
Selanjutnya curahan waktu kerja reproduktif dominan dilakukan oleh istri. Rataan tersebut hanya sekitar selama enam jam pada Peserta Laki-laki dan lebih lama satu jam pada Peserta Perempuan. Waktu kerja produktif istri relatif sebentar karena sebagian besar peserta memiliki anak perempuan yang dapat membantu istri mengerjakan pekerjaan reproduktif. Jika dilihat dari curahan kerjanya, peran anak laki-laki berkontribusi melakukan pekerjaan produktif, adapun anak perempuan berkontribusi membantu melakukan kerja reproduktif. Status dalam Kelompok/Kelembagaan Berikut Tabel 14 menjelaskan mengenai status peserta KEP Posdaya EM dalam Kelompok/ Kelembagaan. Tabel 14 Persentase status dalam kelompok/kelembagaan pada rumah tangga peserta KEP Posdaya EM di Desa Cihideung Udik berdasarkan jenis kelamin, Tahun 2014 Peserta Laki-laki
Status
Perempuan 0.0 0.0
Laki-laki 0.0 0.0
Perempuan 0.0 1.4
2.9 30.4
0.0 0.0
0.0 0.0
4.3 59.4
Total (Persen)
34.8
0.0
0.0
65.2
Total (Jumlah)
24.0
0.0
0.0
45.0
Ketua Sekretaris Bendahara Koordinator Anggota
dan
Laki-laki 0.0 1.4
Peserta Perempuan
45
Diketahui bahwa ketua Posdaya tidak meminjam dan menabung pada kegiatan KEP Posdaya. Sebagaimana terlihat pada Tabel 14 bahwa sekretaris dan bendahara memiliki persentase yang sama yakni 1.4 persen baik laki-laki maupun perempuan pada kedua kategori rumah tangga. Koordinator dalam setiap bidang Posdaya lebih besar 1.4 persen perempuan kategori Peserta Perempuan daripada laki-laki pada kategori Peserta Laki-laki. Sebagian besar peserta KEP Posdaya hanya sebagai anggota dalam KEP maupun Non-KEP Posdaya. Jika dipilah berdasarkan jenis kelamin,persentase perempuan lebih besar 28.8 persen dibanding laki-laki.
46
PROFIL SUMBER DAYA, PENGELOLAAN KEGIATAN, DAN PERANAN KELOMPOK EKONOMIS PRODUKTIF POSDAYA EKA MANDIRI Bab ini menjelaskan tentang sumber daya KEP Posdaya EM yakni kemudahan memperoleh bantuan. Sistem pengelolaan kegiatan dijelaskan melalui jumlah alokasi dana bantuan dan frekuensi kunjungan pendamping. Selanjutnya peranan kelompok dibahas melalui pola kepemimpinan dari seluruh pengurus KEP dan Non-KEP Posdaya EM. Penjelasan dari beberapa variabel tersebut dipaparkan pada sub-bab berikut. Tingkat Bantuan Dana Sebagaimana yang telah dijelaskan pada bab profil Posdaya EM, bahwa bantuan pinjaman sebesar Rp19 000 000 dialokasikan untuk 38 peserta pada awal berjalannya KEP ini. Seiring bertambahnya modal untuk simpan pinjam maka semakin banyak peserta yang bergabung untuk meminjam dana. Tingkat bantuan dana yang diberikan menjadi beragam tergantung pada peserta mengajukan nominal jumlah pinjaman. Peserta peminjam paling banyak terdapat pada RT 01, di duga karena koordinator KEP Posdaya dan sebagian besar pengurus terletak pada RT tersebut. Peserta terbanyak setelah RT 01 adalah RT 03 dan peserta paling sedikit pada RT 02. Berikut adalah tabel persentase tingkat bantuan dana pada KEP Posdaya EM. Tabel 15 Persentase jumlah peminjam pada rumah tangga peserta KEP Posdaya EM di Desa Cihideung Udik, Tahun 2014 Tingkat Bantuan Rendah Sedang Tinggi Total
Jumlah 41 12 16 69
Persentase (%) 59.4 17.4 23.2 100.0
Dari Tabel 15 dapat dilihat bahwa persentase tertinggi adalah tingkat bantuan rendah. Hal tersebut terjadi karena sebagian besar jenis pekerjaan peserta adalah sebagai pedagang yang membutuhkan modal besar. Posdaya EM hanya sanggup memberi modal pinjaman dari Rp500 000 sampai Rp2 000 000 karena terbatasnya uang kas Posdaya. Hal tersebut menjadikan peserta hanya diperbolehkan meminjam sesuai ketentuan pengurus sehingga, sebagian peserta jarang meminjam pada Posdaya dan masih mengakses “Bank Keliling” yang ada di desa Cihideung Udik. Alasan mereka masih mengakses “Bank Keliling” karena meminjam di “Bank Keliling” bisa dengan jumlah nominal yang besar sehingga dapat menambah modal dagang dengan jumlah yang besar, seperti yang dikemukakan oleh Bapak Rz salah satu peserta KEP Posdaya Ez: “ nya bade kumaha deui neng, tambutan ti Posdaya mah alit. Teu tiasa kanggo nambihan modal jualan abdi. Upami abdi butuh na 5 juta, mung Posdaya ngan tiasa masihan 1 juta, eta oge cairn a lami neng. Saur pengurus na artos na tos se’ep ditambutkeun ka nu sanes lajeung artos ka na teu ceukap kanggo dana pnjeman. Da abdi mah rumaos yen abdi the anggota, enya
47
enya wae, akhirna abdi nambut ka bank keliling. Supados nambahin modal nab eh enggal”. Persentase tingkat bantuan tinggi lebih sedikit 36.2 persen dari tingkat bantuan rendah. Peserta tersebut mengaku bahwa Posdaya sangat membantu menambah modal bagi pedagang kecil. Selain itu uang pinjaman juga dapat digunakan sebagai biaya pendidikan anak dan konsumsi sehari-hari. Peserta juga menyatakan pada KEP Posdaya uang bagi hasil realatif rendah sehingga tidak memberatkan mereka dalam membayar angsuran. Pengelolaan Posdaya EM Tingkat Kemudahan Memperoleh Bantuan Syarat dan ketentuan pinjaman ditetapkan sesuai kesepakatan bersama antara pengurus dengan anggota melalui rapat bulanan. Syarat tersebut meliputi menyerahkan fotocopy Kartu Keluarga (KK), fotocopy Kartu Tanda Penduduk (KTP), menyetujui membayar dana hibah yang sering disebut uang bagi hasil, dan menyetujui membayar infaq bagi peserta yang terlambat membayar cicilan pinjaman. Beberapa syarat yang ditetapkan tersebut tidak memberatkan peserta sehingga dana awal sebesar Rp19 000 000 terbagi merata sebesar Rp500 000 pada seluruh anggota. Secara keseluruhan peserta mengaku memenuhi persyaratan tersebut. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tingkat kemudahan memperoleh bantuan tergolong mudah. Frekuensi Kunjungan Pendamping Posdaya Seperti telah dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa Posdaya ini dibina oleh P2SDM IPB. Tugas Pembina dibantu oleh pendamping lapang yang bertugas mengunjungi Posdaya minimal satu bulan sekali. Dewan Pembina hanya sesekali saja berkunjung dan mengikuti rapat bulanan. Pendamping Lapang di Posdaya Eka Mandiri adalah RK, mahasiswa IPB berjenis kelamin perempuan. Pendamping Lapang mengaku tidak sering berkunjung pada Posdaya EM karena Posdaya ini dianggap sudah baik oleh P2SDM IPB maupun Pendamping. Berikut pernyataan dari RK Pendamping Lapang pada saat peneliti melakukan wawancara mendalam:
“ Saya mah ga sering berkunjung ke Eka Mandiri, karena Posdaya ini sudah lebih baik dari Posdaya yang lain. Pendamping kan diberi amanah untuk mendampingi 6 Posdaya oleh P2SDM IPB pada masa jabatannya, nah kalau saya lebih fokus ke Posdaya yang masih belum terlalu baik untuk di kunjungi seperti Posdaya Berdikari. Palingan nanti pas waktu mau ada OST saja kita sering datang sama Pembina buat ngasih arahan, yang penting mah satu bulan sekali dikunjungi”.
48
Pada tahun 2010 akhir, Posdaya EM berhasil mendapatkan dana bantuan dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor sebesar Rp50 000 000 dan dialokasikan Rp 19 000 000 untuk KEP Posdaya. Pada tahun tersebut terdapat fasilitator dari BP3K (Pemkab Bogor) berjenis kelamin laki-laki yang secara rutin mengunjungi satu minggu sekali pada hari Kamis. Pendamping dari BP4K adalah laki-laki, namun ternyata pendamping ini hanya sesekali saja berkunjung ke Posdaya EM. Kegiatan pendampingan oleh fasilitator terbagi menjadi beberapa kegiatan. Hasil survei pada 69 peserta menunjukkan kegiatan kunjungan tertinggi adalah kunjungan untuk persiapan Observation Study Tour (OST). Pendampingan yang sering dilakukan oleh BP3K meliputi mendampingi penentuan aturan dalam KEP Posdaya EM, penentuan sanksi bagi yang melanggar aturan. Pendamping tidak pernah mendampingi dan memberi arahan bagi peserta untuk mengembangkan usaha. Berikut pemaparan dari Ibu AT salah satu peserta KEP Posdaya EM: “Pendamping mah tara kadieu neng. Mun datang oge paling ngen kabumi Pak IY ( Ketua Posdaya), lamun henteu kitu paling ka PAUD. Teu pernah oge naros usaha na aya kamajuan atawa henteu, pokokna mah tara we sumping ka bumi warga”. Berdasarkan uraian diatas dapat dikatakan bahwa fasilitator yang memiliki frekuensi kunjungan tertinggi adalah fasilitator dari BP3K dan kegiatan pendampingan yang sering dilakukan adalah persiapan OST. Peranan Kelompok Peranan kelompok yang diidentifikasi dari pola kepemimpinan seluruh pengurus dan koordinator pengurus pada setiap bidang. Pola kepemimpinan tersebut dibagi menjadi tiga yaitu kepemimpinan otoriter, kepemimpinan demokratis, dan kepemimpinan laizess fiere. Secara lebih lanjut pola kepemimpinan pada Posdaya EM disajikan pada tabel 14 berikut. Tabel 16 Persentase pola kepemimpinan pada pengurus KEP Posdaya EM di Desa Cihideung Udik, Tahun 2014 Pola Kepemimpinan Otoriter Laizess faire Demokratis Total
Jumlah 34 6 29 69
Persentase 49.3 8.7 42.0 100
Sesuai dengan Tabel 16 bahwa Pola kepemimpinan pada Posdaya EM menunjukkan pola kepemimpinan otoriter hampir sama dengan persentase pola kepemimpinan demoktaris. Kepemimpinan otoriter dikemukakan oleh responden yang merupakan anggota Posdaya. Responden mengaku tidak pernah diajak rapat dan mengemukakan pendapat jika ada kegiatan di Posdaya. Pola kepemimpinan demokratis dikemukakan oleh responden yang merupakan pengurus Posdaya. Menurut mereka pengurus telah mengajak anggota mengkuti rapat dan kegiatan lain, namun anggota tidak pernah datang karena sibuk urusan masing-masing. Selisih persentase tersebut sekitar 7.3 persen lebih besar pola kepemimpinan
49
otoriter. Dengan kata lain, pola kepemimpinan pengurus Posdaya EM masih tergolong otoriter. Kesimpulan Akumulasi frekuensi kunjungan dan tingkat kemudahan memperoleh pinjaman adalah variabel yang diduga berhungan dengan kesetaraan gender yang meliputi akses, kontrol, partisipasi, dan manfaat. Disimpulkan bahwa akumulasi frekuensi kunjungan oleh pendamping seluruhnya tergolong tinggi karena Fasilitator rutin mengunjungi Posdaya EM. Demikian halnya dengan variabel tingkat kemudahan memperoleh pinjaman yang seluruhnya tergolong mudah dipenuhi. Dengan demikian tidak dapat dilakukan analisis hubungan antara kedua variabel input dengan variabel kesetaraan gender yang meliputi tingkat akses, tingkat kontrol, tingkat partisipasi, dan tingkat manfaat.
50
DINAMIKA GENDER DALAM KEGIATAN EKONOMI PRODUKTIF POSDAYA EKA MANDIRI Mempertimbangkan bahwa jumlah anggota peserta KEP Posdaya EM lebih banyak perempuan dibandingkan laki-laki, penting untuk menganalisis kegiatan tersebut dengan landasan keadilan dan kesetaraan gender. Berdasarkan teknik-teknik analisis gender, indikator yang menjadi tolak ukur keberhasilan KEP Posdaya EM melalui tingkat akses terhadap KEP Posdaya, kontrol peserta terhadap KEP Posdaya, partisipasi peserta pada KEP, Non-KEP, luar Posdaya, dan manfaat yang diperoleh peserta KEP Posdaya EM baik laki-laki maupun perempuan. Secara lebih lanjut, penjelasan mengenai aspek analisis gender dibahas pada sub-bab dibawah berdasarkan hasil survei yang dilakukan pada 69 rumah tangga peserta dengan proporsi 24 rumah tangga laki-laki dan 45 rumah tangga perempuan. Tingkat Akses Peserta KEP Posdaya EM terhadap Komponen Podaya Berikut disajikan tabel mengenai Tingkat Akses Peserta KEP Posdaya EM terhadap komponen Posdaya (Y1). Tabel 17 Korelasi tingkat akses peserta Peserta Laki-laki dan Peserta Perempuan terhadap komponen KEP Posdaya EM di Desa Cihideung Udik, Tahun 2014 Tingkat Akses Komponen KEP Posdaya EM
Peserta Laki-laki
Peserta Perempuan
Total
n Persentase
n
Persentase
n
Persentase
Rendah Sedang Tinggi
13 10 1
54.2 41.7 4.2
18 15 12
40.0 33.3 26.7
31 25 13
44.9 36.2 18.8
Total
24
100.0
45
100.0
69
100.0
Tingkat akses pada penelitian ini diukur dari frekuensi peserta dalam mengikuti KEP meliputi tabungan, simpan pinjam, dan konsumer. Berdasarkan Tabel 17 dapat dilihat bahwa tingkat akses peserta masih rendah dengan persentase 44.9 persen atau lebih besar 26.1 persen dibanding peserta yang aksesnya tergolong tinggi. Jika data tersebut dipilah berdasarkan jenis kelamin maka persentase Peserta Perempuan dengan akses rendah lebih rendah 14.2 persen dari Peserta Laki-laki. Dengan kata lain, RT Perempuan memiliki akses lebih tinggi daripada Peserta Laki-laki.
Tingkat Kontrol Peserta Peserta Laki-laki dan Peserta Peserta Perempuan terhadap Komponen KEP Posdaya EM Tingkat Kontrol diukur dari akumulasi skor yang dilakukan oleh peserta rumah tangga KEP Posdaya EM dalam mengambil keputusan dalam kegiatan menabung, simpan pinjam maupun konsumer. Tabel 18 menyajikan persentase kontrol yang dilakukan oleh peserta KEP Posdaya EM (Y2).
51
Tabel 18
Tingkat kontrol peserta Peserta Laki-laki dan Peserta Perempuan terhadap komponen KEP Posdaya EM di Desa Cihideung Udik, Tahun 2014
Tingkat Kontrol Komponen KEP Posdaya EM
Peserta Laki-laki n
Persentase
Peserta Perempuan n
Persentase
Total n
Persentase
Rendah Sedang Tinggi
14 10 0
58.3 41.7 0.0
19 19 7
42.2 42.2 15.6
33 29 7
47.8 42.0 10.1
Total
24
100.0
45
100.0
69
100.0
Sebagaimana terdapat pada Tabel 18 bahwa tingkat kontrol peserta Peserta Laki-laki dominan rendah. Peserta Perempuan tingkat kontrol tertinggi terdapat pada kontrol rendah dan sedang dengan masing-masing persentase 42.2 persen. Persentase tersebut jika dibandingkan dengan tingkat kontrol Peserta Lakilaki, tingkat kontrol rendah pada Peserta Perempuan lebih kecil 16.1 persen. Namun, tingkat kontrol Peserta perempuan lebh tinggi 15.6 persen dibandingkan Peserta Laki-laki. Hal tersebut terjadi karena pada saat mengambil keputusan pengajuan pinjaman dan pemanfaatan pinjaman istri melakukan sendiri tanpa berdikusi dengan suami. Jika data tersebut dilihat secara keseluruhan maka tingkat kontrol Peserta KEP Posdaya EM masih tergolong rendah yakni 47.8 persen. Hal ini menunjukkan peserta hanya mengikuti kegiatan KEP Posdaya EM saja tanpa ikut serta dalam pengambilan keputusan terkait tata aturan, tidak banyak berkontribusi dalam memberikan ide maupun gagasan dalam kegiatan. Tingkat Partisipasi Peserta Peserta Laki-laki dan Peserta Peserta Perempuan terhadap Komponen KEP Posdaya EM Posdaya merupakan program untuk meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat baik di pedesaan maupun perkotaan. Dapat dikatakan bahwa Posdaya juga merupakan program pembangunan. Program pembangunan bertujuan meningkatan partisipasi masyarakat dan atau kelompok perempuan dalam kelembagaan. Tingkat partisipasi pada penelitian ini diukur dari akumulasi keikutsertaan peserta KEP Posdaya EM dalam kelembagaan meliputi kelembagaan KEP Posdaya, kelembagaan Non-KEP Posdaya dan kelembagaan luar Posdaya yang ada di Desa Cihideung Udik. Nilai rendah merupakan status peserta dalam kelembagaan sebagai anggota. Nilai sedang merupakan status peserta sebagai sekretaris, dan bendahara. Nilai tinggi didapat dari status peserta sebagai koordinator bidang dan ketua pada kelembagaan yang ada di Desa Cihideung Udik.
52
Tabel 19 Tingkat partisipasi peserta Peserta Laki-laki dan Peserta Perempuan terhadap komponen KEP Posdaya EM di Desa Cihideung Udik, Tahun 2014 Tingkat Partisipasi Komponen KEP Posdaya EM Rendah Sedang Tinggi Total
Peserta Laki-laki
Peserta Perempuan
n
Persentase
n
Persentase
8 12 4 24
33.3 50.0 16.7 100.0
21 17 7 45
46.7 37.8 15.6 100.0
Total n
Persentase 29 29 11 69
42.0 42.0 15.9 100.0
Berdasarkan Tabel 19 di atas, dapat dilihat bahwa partisipasi peserta KEP Posdaya baik Peserta Laki-laki maupun Peserta Perempuan tergolong rendah dan sedang dengan persentase yang sama yakni 42.2 persen. Namun demikian tingkat partisipasi Peserta Perempuan tergolong masih rendah lebih besar 13.4 persen dibanding Peserta Laki-laki. Adapun tingkat partisipasi Peserta Laki-laki tergolong sedang yakni 50 persen. Hal tersebut berhubungan dengan fakta bahwa banyak peserta KEP Posdaya Peserta Laki-laki yang merupakan pengurus dan mempunyai jabatan di Posdaya, Rukun Tetangga dan Lembaga Pemerintahan Desa, sementara Peserta Perempuan hanya memiliki jabatan pada Posdaya dan tidak ada yang memiliki jabatan pada Lembaga Pemerintah Desa. Tingkat Manfaat Peserta Peserta Laki-laki dan Peserta Peserta Perempuan terhadap Komponen KEP Posdaya EM Tingkat manfaat pada penelitian ini diukur dari manfaat yang diperoleh peserta KEP Posdaya EM. Tingkat manfaat rendah jika yang mendapat manfaat dari KEP Posdaya EM hanya suami/ istri saja. Tingkat manfaat sedang jika yang memperoleh manfaat suami dan istri dan sebagian ART. Tingkat manfaat tinggi jika yang mendapatkan manfaat dari KEP Posdaya adalah seluruh ART peserta.
53
Tabel 20
Tingkat manfaat peserta Peserta Laki-laki dan Peserta Perempuan terhadap komponen KEP Posdaya EM di Desa Cihideung Udik, Tahun 2014
Tingkat Manfaat Komponen KEP Posdaya EM Rendah Sedang Tinggi Total
Peserta Laki-laki n 14 10 0 24
Persentase 58.3 41.7 0.0 100.0
Peserta Perempuan n 20 18 7 45
Persentase 44.4 40.0 15.6 100.0
Total n 34 28 7 69
Persentase 49.3 40.6 10.1 100.0
Sebagaimana pada Tabel 20 bahwa tingkat manfaat yang diperoleh peserta KEP Posdaya EM tergolong rendah. Jika dilihat dari kategori rumah tangga tingkat manfaat yang diperoleh rendah lebih besar 13.9 persen Peserta Laki-laki dibandingkan Peserta Perempuan. Hal tersebut sesuai dengan fakta bahwa sebagian besar dana KEP Posdaya yang diperoleh digunakan untuk menambah modal usaha yang hanya manfaatkan suami atau istri saja. Selanjutnya, pada Peserta Perempuan nenujukkan memperoleh manfaat tinggi dibandingkan Peserta Laki-laki. Hal tersebut sesuai dengan keadaan di lapang bahwa peserta perempuan menggunakan dana bantuan untuk keperluan pendidikan anak dan konsumsi keluarga. Kesimpulan Hasil survei yang di lakukan pada 69 responden peserta KEP Posdaya EM, diketahui bahwa tingkat akses perempuan lebih tinggi dari laki-laki, namun sebagian besar peserta memiliki akses yang rendah. Demikian halnya dengan tingkat kontrol peserta KEP Posdaya menunjukkan lebih tinggi perempuan dibandingkan laki-laki, secara keseluruhan tingkat kontrol peserta KEP Posdaya persentasenya masih rendah. Selanjutnya, tingkat partisipasi peserta dalam kelembagaan yang ada di Desa Cihideung Udik tergolong rendah dan sedang dengan persentase sama. Adapun tingkat manfaat yang diperoleh peserta KEP Posdaya tergolong rendah. Hal tersebut karena yang memperoleh manfaat sebagian besar hanya suami atau istri yang bekerja sebagai pedagang. Namun demikian, usaha yang mendapatkan tambahan modal dari dana tersebut tidak mengalami perkembangan usaha.
54
HUBUNGAN ANTAR PEUBAH-PEUBAH GENDER DALAM KEGIATAN EKONOMI PRODUKTIF Sebagaimana telah dikemukakan pada bab sebelumnya, bahwa penelitian ini fokus pada studi evaluasi Posdaya Eka Mandiri menggunakan perspektif gender dalam mengidentifikasi keberhasilan program. Bab ini membahas tentang hubungan antara variabel pengaruh dan variabel terpengaruh berdasarkan hasil uji statistik. Berikut dibahas hubungan antar variabel tersebut berdasarkan dua ketegori rumah tangga, yakni Rumah tangga Laki-laki (Peserta Laki-laki) dan Rumah tangga Perempuan (Peserta Perempuan). Hubungan Sumber daya Individu dengan Tingkat Akses dan Kontrol Peserta KEP Posdaya EM Peserta Laki-laki dan Peserta Perempuan Diduga ada hubungan positif antara variabel sumber daya individu Peserta Laki-laki dan Peserta Perempuan dengan Tingkat Akses dan Tingkat Kontrol peserta Peserta Laki-laki dan Peserta Perempuan. Variabel Sumber Daya Individu tersebut terdiri dari Tingkat Pendidikan (X1), dan Status Bekerja (X2). Tabel 21 berikut menyajikan data terkait kedua variabel pengaruh (dependen variabel) tersebut terhadap variabel (Y1). Tabel 21 Korelasi tingkat akses dan tingkat kontrol peserta Peserta Laki-laki dan Peserta Perempuan terhadap Komponen KEP Podaya EM di desa Cihideung Udik menurut tingkat pendidikan dan status bekerja, Tahun 2014 Tingkat Akses Tingkat Akses Sumber daya Individu Peserta Laki-laki (N Peserta Perempuan (N 24) 45) Tingkat Correlation .034 -.092 Pendidikan Coefficient Sig. (2.874 .547 tailed) Status Bekerja Correlation .256 .118 Coefficient Sig. (2.226 .439 tailed) Tingkat Kontrol Tingkat Kontrol Peserta Laki-laki (N Peserta Perempuan (N 24) 45) Tingkat Correlation -.012 .110 Pendidikan Coefficient Sig. (2.957 .472 tailed) Status Bekerja Correlation .273 -.281 Coefficient Sig. (2.196 .061 tailed)
55
Pada Tabel 21 menunjukkan variabel Sumber daya Individu tidak ada yang berhubungan nyata dengan variabel Tingkat Akses dan Tingkat Kontrol baik pada Peserta Laki-laki maupun Peserta Perempuan. Hal tersebut sesuai dengan profil sumber daya peserta bahwa variabel-variabel diatas memiliki nilai relatif rendah. Dana bantuan yang masih belum dapat memenuhi pengajuan pinjaman pada KEP Posdaya merupakan alasan utama peserta tidak sering mengajukan pinjaman. Pengambilan keputusan yang dilakukan peserta juga dilakukan sendiri baik suami maupun istri (suami dominan atau istri dominan) sehingga tingkat kontrol peserta KEP Posdaya dominan rendah. Dari penjelasan diatas menunjukkan variabel individu dan tingkat akses, dan tingkat kontrol peserta KEP posdaya menghasilkan data yang homogen, sehingga variabel-variabel tersebut tidak saling berhubungan. Hubungan Antara Sumber daya Individu dengan Tingkat Partisipasi dan Tingkat Manfaat Peserta Peserta Laki-laki dan Peserta Perempuan Sumber daya Individu yang terdiri dari Tingkat Pendidikan dan Status Bekerja diduga berhubungan positif dengan Tingkat Partisipasi Peserta Peserta Laki-laki dan Peserta Perempuan terhadap komponen KEP Posdaya. Tingkat Partisipasi diukur dari keikutsertaan peserta pada kedua kategori rumah tangga dalam kelembagaan dalam Posdaya maupun Luar Posdaya yang ada di Desa Cihideung Udik. Tabel 22 menunjukkan Tingkat Partisipasi (Y3) dan Tingkat Manfaat (Y4) pada kedua kategori rumah tangga menurut Tingkat Pendidikan Formal (X1) dan Status Bekerja (X2). Sebagaimana pada Tabel 22, bahwa tidak terdapat hubungan nyata antara variabel individu (tingkat pendidikan dan status bekerja) dengan tingkat partisipasi dan tingkat manfaat pada kedua jenis peserta KEP Posdaya. Hal tersebut sesuai dengan keadaan lapang bahwa dalam mengikuti kegiatan KEP Posdaya tidak perlu peserta yang berpendidikan tinggi dan berstatus pekerjaan yang tinggi. Demikian halnya dengan peserta yang mendapatkan manfaat dari KEP Posdaya EM tidak perlu yeng berpendidikan tinggi dan berstatus bekerja yang tinggi. Selain itu, keseluruhan data variabel individu adalah rendah atau bersifat homogen.
56
Tabel 22 Korelasi tingkat partisipasi dan tingkat manfaat peserta Peserta Lakilaki dan Peserta Perempuan terhadap komponen KEP Podaya EMdi desa Cihideung Udik menurut tingkat pendidikan dan status bekerja, Tahun 2014 Sumber daya Individu Tingkat Pendidikan
Status Bekerja
Correlation Coefficient Sig. (2tailed) Correlation Coefficient Sig. (2tailed)
Tingkat Partisipasi Peserta Laki-laki (N 24) .034
.287
.874
.056
.256
-.034
.226
.824
Tingkat Manfaat Peserta Laki-laki (N 24) Tingkat Pendidikan
Status Bekerja
Correlation Coefficient Sig. (2tailed) Correlation Coefficient Sig. (2tailed)
Tingkat Partisipasi Peserta Perempuan (N45)
Tingkat Manfaat Peserta Perempuan (N 45)
-.001
.018
.996
.904
.155
-.146
.470
.339
Hubungan Sumber daya Rumah tangga dengan Tingkat Akses dan Tingkat Kontrol Peserta KEP Posdaya EM Peserta Laki-laki dan Peserta Perempuan Berdasarkan hipotetsis yang diajukan oleh peneliti, maka diduga terdapat hubungan positif antara Sumber daya Keluarga terhadap Tingkat Akses dan Kontrol peserta KEP Posdaya pada dua kategori rumah tangga. Sumber daya Keluarga tersebut terdiri dari beberapa variabel, yaitu Tipologi Keluarga (X3), Curahan Waktu Kerja Produktif (X4), Curahan Waktu Kerja Reproduktif (X5), dan Status dalam Kelompok/Kelembagaan (X6). Berikut hubungan antara variabel Rumah tangga terhadap Tingkat Akses dan Tingkat Kontrol yang diajikan pada Tabel 23.
57
Tabel 23 Korelasi tingkat akses dan tingkat kontrol Peserta Peserta Laki-laki dan Peserta Perempuan terhadap Komponen KEP Podaya EM di desa Cihideung Udik menurut tingkat pendidikan dan status bekerja, Tahun 2014 Sumber daya Rumah tangga
Tingkat Akses Peserta Laki-laki (N 24)
Tipologi Keluarga
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) Curahan Correlation Waktu Kerja Coefficient Reproduktif Sig. (2-tailed) Curahan Correlation Waktu Kerja Coefficient Produktif Sig. (2-tailed) Status dalam Correlation Kelompok/ Coefficient Kelembagaan Sig. (2-tailed)
.055
-.012
.800 -.063
.940 -.108
.770 .456*
.480 -.127
.025 .307
.406 -.075
.145 Tingkat Kontrol Peserta Laki-laki (N 24)
Tipologi Keluarga Curahan Waktu Kerja Reproduktif Curahan Waktu Kerja Produktif Status dalam Kelompok/ Kelembagaan
Tingkat Akses Peserta Perempuan (N 45)
.625 Tingkat Kontrol Peserta Perempuan (N 45)
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) Correlation Coefficient
-.008
-.342*
.970 .243
.021 -.167
Sig. (2-tailed) Correlation Coefficient
.252 .497*
.273 .303*
Sig. (2-tailed) Correlation Coefficient
.013 .454*
.043 .223
.026
.140
Sig. (2-tailed)
Sebagaimana terlihat pada Tabel 23 Tipologi keluarga tidak berhubungan positif dengan Tingkat Akses. Hal tersebut sesuai dengan fakta bahwa Tipologi Keluarga baik pada Peserta Laki-laki maupun pada Peserta Perempuan dominan memiliki ART dibawah 15 tahun (usia non-produktif), sementara KEP Posdaya merupakan kegiatan dominan dilakukan oleh ART usia Produktif. Demikian pula dengan jenis pekerjaan reproduktif dibantu oleh anak perempuan baik pada Peserta Laki-laki maupun Peserta Perempuan. Hal tersebut
58
mengakibatkan Tingkat Akses peserta KEP Posdaya tidak dipengaruhi oleh Curahan Waktu Kerja Reproduktif. Curahan waktu kerja produktif dominan dilakukan oleh suami yakni sebagai pedagang, sehingga peserta KEP Posdaya mengakses untuk menambah modal dagang mereka. Berdasarkan hasil uji statistik tersebut bahwa tidak ada hubungan nyata antara Status dalam Kelompok/Kelembagaan dengan Tingkat Akses. Sesuai data di lapang bahwa baik anggota maupun pengurus anggota dapat mengajukan pinjaman, menabung, dan mengajukan konsumer pada Posdaya Eka Mandiri. Kondisi tersebut tampaknya sedikit berbeda antara Sumber daya Rumah tangga dengan Tingkat Kontrol pada peserta KEP Posdaya EM. Hasil uji statistik antara variabel Tipologi Keluarga dengan tingkat Kontrol pada kedua kategori rumah tangga menunjukkan tidak ada hubungan nyata antara variabel Tipologi Keluarga dengan Tingkat Kontrol. Hal tersebut karena dalam mengambil keputusan tidak dipengaruhi oleh rumah tangga dengan usia anak tertentu. Hasil uji statistik antara Curahan Waktu Kerja Reproduktif dengan Tingkat Kontrol pada Peserta Laki-laki dan Peserta Perempuan menunjukkan tidak ada hubungan nyata antara kedua variabel tersebut. Diduga karena peserta mengambil keputusan tidak bertepatan saat melakukan pekerjaan reproduktif. Hasil uji statistik antara Curahan Waktu Kerja Produktif dan Tingkat Kontrol pada kedua kategori rumah tangga ada hubungan nyata dan signifikan antara Curahan Waktu Kerja Produktif dengan Tingkat Kontrol pada kedua kategori rumah tangga. Sesuai dengan fakta dilapang bahwa peserta memutuskan meminjam dana pada Posdaya pada saat waktu mereka bekerja luang. Selanjutnya, hasil uji statistik pada variabel Status dalam Kelompok/Kelembagaan dengan tingkat Kontrol adalah ada hubungan nyata dan signifikan antara Status dalam Kelompok/Kelembagaan namun hanya pada Peserta Laki-laki. Hal tersebut sesuai dengan fakta bahwa lebih banyak pengurus laki-laki yang mengakses KEP Posdaya EM sehingga mereka juga memiliki kontrol dalam mengambil keputusan pada kegiatan tersebut. Sesuai uraian di atas dapat dikatakan bahwa variabel Sumber daya Rumah tangga yang berhubungan nyata dan signifikan dengan Tingkat Akses hanya Curahan Waktu kerja Produktif pada Peserta Laki-laki, sementara Sumber daya Rumah tangga yang berhubungan nyata dan signifikan dengan Tingkat Kontrol adalah Curahan Waktu kerja Produktif pada keua kategori rumah tangga dan Status dalam Kelompok/Kelembagaan pada Peserta Laki-laki. Hubungan Sumber daya Rumah tangga dengan Tingkat Partisipasi Peserta KEP Posdaya EM Peserta Laki-laki dan Peserta Perempuan Berdasarkan hipotesis yang diajukan terdapat hubungan positif antara Sumber daya Rumah tangga yang terdiri dari Tipologi Keluarga (X3), Curahan Waktu Kerja Reproduktif (X4), Curahan Waktu Kerja Produktif (X5), dan Status dalam Kelompok/Kelembagaan (X6) dengan Tingkat Partisipasi (Y3) dan Tingkat Manfaat (Y4) pada kelembagaan yang ada di Desa Cihideung Udik. Berikut disajikan hubungan antara variabel independen dan variabel dependen tersebut pada Tabel 24. Tabel 24 menunjukkan hasil uji statistik antara Tipologi Keluarga dengan Tingkat Partisipasi pada kedua kategori menunjukkan hasil tidak ada hubungan
59
negatif dan tidak signifikan antara kedua variabel pada kedua kategori rumah tangga. Hal tersebut sesuai dengan data di lapang bahwa tipe ART tidak mempengaruhi partisipasi peserta dalam mengikuti kegiatan KEP, Non-KEP, dan Lembaga luar Posdaya. Curahan Waktu Kerja Reproduktif dengan Tingkat Partisipasi pada kedua kategori rumah tangga menunjukkan terdapat hubungan negatif antara Curahan Waktu Kerja Reproduktif dengan Tingkat Partisipasi pada Peserta Laki-laki, sementara tidak ada hubungan antara Curahan Waktu Kerja Reproduktif dengan Tingkat Partisipasi pada Peserta Perempuan. Hal tersebut dapat terjadi karena Peserta Lak-laki tidak ada yang mengerjakan pekerjaan reproduktif. Mereka masih menganggap bahwa tugas suami adalah mencari nafkah. Namun ternyata, Peserta Laki-laki cukup aktif mengikuti pada kegiatan Posdaya maupun luar Posdaya. Sementara Peserta Perempuan meskipun dominan melakukan kerja reproduktif namun tidak aktif mengikuti kegiatan Posdaya dan luar Posdaya.
60
Tabel 24 Korelasi tingkat partisipasi dan tingkat manfaat Peserta Peserta Lakilaki dan Peserta Perempuan terhadap Komponen KEP Podaya EM di desa Cihideung Udik menurut sumber daya rumah tangga, Tahun 2014 Sumber daya Rumah tangga Tipologi Keluarga Curahan Waktu Kerja Reproduktif Curahan Waktu Kerja Produktif Status dalam Kelompok/ Kelembagaan
Tingkat Partisipasi Peserta Laki-laki (N 24)
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) Correlation Coefficient
-.072
-.071
.740 -.185
.642 .202
Sig. (2-tailed) Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) Correlation Coefficient
.386 .892**
.182 .909**
.000 1.000**
.000 1.000**
.000
.000
Sig. (2tailed)
Tipologi Keluarga Curahan Waktu Kerja Reproduktif Curahan Waktu Kerja Produktif Status dalam Kelompok/ Kelembagaan
Tingkat Partisipasi Peserta Perempuan (N 45)
Tingkat Manfaat Peserta Laki-laki (N 24) Correlation .103 Coefficient Sig. (2-tailed) .631 Correlation .241 Coefficient
Tingkat Manfaat Peserta Perempuan (N 45) -.208 .170 -.113
Sig. (2-tailed) Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) Correlation Coefficient
.257 .461*
.460 .228
.023 .396
.132 .101
Sig. (2-tailed)
.056
.509
Adapun hasil uji statistik variabel Curahan Waktu Kerja Produktif dan Status dalam Kelompok/Kelembagaan terhadap Tingkat Partisipasi pada kedua rumah tangga adalah ada hubungan nyata dan signifikan antara Curahan Waktu Kerja Produktif dan Status dalam Kelompok/Kelembagaan dengan Tingkat Partisipasi pada kedua kategori rumah tangga. Hal tersebut terjadi karena meskipun mayoritas status Peserta Perempuan dalam kelembagaan hanya sebagai anggota, namun mereka rutin mengikuti kegiatan Posdaya maupun luar Posdaya. Adapun Peserta Laki-laki selain menjadi pengurus Posdaya, mereka juga rutin mengikuti kegiatan luar Posdaya.
61
Lebih lanjut, variabel Sumber daya Rumah tangga diatas diduga berhubungan dengan Tingkat Manfaat. Hasil uji statistik antara variabel Tipologi Keluarga dengan Tingkat Manfaat pada kedua kategori rumah tangga adalah tidak ada hubungan antara Tipologi Keluarga dan Curahan Waktu Kerja Reproduktif dengan Tingkat Manfaat pada kedua kategori rumah tangga. Hal tersebut sesuai dengan kondisi di lapang bahwa manfaat yang diperoleh peserta tidak ditentukan oleh tipe ART dan kerja reproduktif peserta. Berbeda dengan variabel sebelumnya, hasil uji statistik variabel antara Curahan Waktu kerja Produktif dengan Tingkat Manfaat hanya pada Peserta Lakilaki saja variabel Curahan Waktu Kerja Produktif berhubungan nyata. Hal tersebut sesuai dengan fakta bahwa Peserta Laki-laki lebih sering mengakses KEP Posdaya untuk tambahan modal dagang sehingga mereka merasakan manfaat dari KEP Posdaya. Sementara itu, variabel Status dalam Kelompok/Kelembagaan terhadap variabel Tingkat Manfaat berdasarkan hasil uji statistik menunjukkan tidak ada hubungan antara Status dalam Kelompok/Kelembagaan dengan Tingkat Manfaat pada kedua kategori rumah tangga. Hal tersebut diperkuat dengan fakta di lapang bahwa meskipun Peserta Laki-laki ada yang sebagai pengurus namun manfaat yang diperoleh tidak dapat dirasakan oleh seluruh anggota rumah tangga. Demikian pula pada Peserta Perempuan yang dominan hanya sebagai anggota sehingga data tersebut homogen. Hubungan Sumber daya KEP Posdaya dengan Tingkat Akses dan Kontrol Peserta KEP Posdaya EM Peserta Laki-laki dan Peserta Perempuan Diduga ada hubungan positif antara variabel Jumlah Bantuan terhadap Tingkat Akses dan Tingkat Kontrol yang diperoleh peserta KEP Posdaya. Lebih lanjut, disajikan pada Tabel 25. Tabel 25 Korelasi tingkat akses dan tingkat kontrol Peserta Peserta Laki-laki dan Peserta Perempuan terhadap komponen KEP Podaya EM di desa Cihideung Udik menurut jumlah bantuan (X7), Tahun 2014 Sumber Posdaya
daya
Tingkat Bantuan Dana
KEP
Tingkat Akses Peserta Laki-laki (N 24)
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed)
.980**
.00 Tingkat Kontrol Peserta Laki-laki (N 24)
Tingkat Bantuan Dana
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed)
Tingkat Akses Peserta Perempuan (N 45) .920** .00 Tingkat Kontrol Peserta Perempuan (N 45)
.681**
.216
.000
.155
Berdasarkan Tabel 25 di atas dapat dilihat bahwa terdapat hubungan nyata dan signifikan antara variabel Sumber daya KEP Posdaya terhadap Tingkat Akses pada kedua kategori rumah tangga. Data tersebut diperkuat fakta bahwa meskipun
62
bantuan dana yang dipinjamkan maka rendah namun peserta sering mengajukan dana pinjaman untuk kebutuhan rumah tangga. Selanjutnya, terdapat hubungan nyata dan signifikan antara Sumber daya KEP Posdaya dengan Tingkat Kontrol pada Peserta Laki-laki, sementara pada Peserta Perempuan tidak terdapat hubungan antara kedua variabel tersebut. Sesuai dengan fakta di lapang bahwa pola pengambilan keputusan dalam menentukan jumlah pengajuan pinjaman masih didominasi oleh suami meskipun pengajuan pinjaman atas nama istri. Hubungan Sumber daya KEP Posdaya dengan Tingkat Partisipasi dan Tingkat Manfaat Peserta KEP Posdaya EM Peserta Laki-laki dan Peserta Perempuan Sesuai dengan hipotesis yang diajukan peneliti, bahwa terdapat hubungan positif antara Jumlah Bantuan (X7) dengan Tingkat Partisipasi (Y3) dan Tingkat Manfaat (Y4) pada peserta KEP Psdaya EM kategori rumah tangga Peserta Lakilaki dan Peserta Perempuan. Tabel 25 menyajikan data hubungan antara Jumlah Bantuan dengan Tingkat Partisipasi. Tabel 26 Korelasi tingkat partisipasi dan tingkat manfaat peserta Peserta Lakilaki dan Peserta Perempuan terhadap komponen KEP Podaya EM di desa Cihideung Udik menurut jumlah bantuan (X7), Tahun 2014 Sumber daya KEP Posdaya Tingkat Bantuan Dana
Tingkat Bantuan Dana
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed)
Correlation Coefficient Sig. (2tailed)
Tingkat Partisipasi Peserta Laki-laki (N 24) .194 .365 Tingkat Manfaat Peserta Laki-laki
Tingkat Partisipasi Peserta Perempuan (N 45) -.123 .420 Tingkat Manfaat Peserta Perempuan
.635**
.265
.001
.078
Berdasarkan Tabel 26 dapat dilihat bahwa hasil uji statistik antara variabel Sumber daya KEP Posdaya dengan Tingkat Partisipasi menunjukkan tidak ada hubungan antara Sumber daya KEP Posdaya dengan Partisipasi pada Peserta Laki-laki, bahkan pada Peserta Perempuan terdapat hubungan negatif antara dua variabel tersebut. Hal tersebut sesuai dengan kondisi di lapang bahwa mudahnya bantuan dana tidak mempengaruhi peserta KEP Posdaya EM ikut serta dalam kegiatan Posdaya dan luar Posdaya. Peserta mengikuti kegiatan Posdaya dan luar posdaya karena merasa butuh bukan untuk mendapatkan kemudahan dalam mengajukan pinjaman.
63
Lebih lanjut, nilai hasil uji statistik antara Sumber daya KEP Posdaya dengan Tingkat Manfaat pada Peserta Laki-laki dan Peserta Perempuan berturutturut menunjukkan terdapat hubungan nyata dan signifikan antara Sumber daya KEP Posdaya dengan Tingkat Manfaat pada Peserta Laki-laki, sementara pada Peserta Perempuan tidak terdapat hubungan antara kedua variabel. Hal itu terjadi karena pemanfaat pada Peserta Perempuan hanya suami atau istri sebagai modal dagang, sehingga anggota rumah tangga lain tidak merasakan manfaat secara langsung. Hubungan Peran Kelompok Posdaya dengan Tingkat Akses dan Tingkat Kontrol Peserta KEP Posdaya EM Peserta Laki-laki dan Peserta Perempuan Diduga terdapat hubungan positif antara Pola Kepemimpinan (X10) terhadap Tingkat Akes (Y1) dan Tingkat Kontrol (Y2) peserta KEP Posdaya EM. Hubungan antar variabel tersebut disajikan pada Tabel 27 berikut. Tabel 27 Korelasi tingkat akses dan tingkat kontrol Peserta Laki-laki dan Peserta Perempuan terhadap komponen KEP Podaya EM di desa Cihideung Udik menurut pola kepemimpinan (X10), Tahun 2014 Sumber daya KEP Posdaya Pola Correlation Kepemimpinan Coefficient Sig. (2-tailed)
Pola Correlation Kepemimpinan Coefficient Sig. (2tailed)
Tingkat Akses Peserta Laki-laki (N 24) -.094 .661 Tingkat Kontrol Peserta Laki-laki (N 24)
Tingkat Akses Peserta Perempuan (N 45) .059 .698 Tingkat Kontrol Peserta Perempuan (N 45)
-.166
-.066
.438
.666
64
Berdasarkan hasil uji statistik yang terdapat pada Tabel 27, tidak ada hubungan antara Pola Kepemimpinan Peserta Laki-laki dan Peserta Perempuan terhadap baik pada Tingkat Akses maupun Tingkat Kontrol. Dengan kata lain, Pola Kepemimpinan tidak berhubungan nyata dengan Tingkat Akses dan Tingkat Kontrol pada kedua kategori rumah tangga peserta KEP Posdaya EM. Hal tersebut dapat terjadi karena pola kepemimpinan pada KEP Posdaya dominan otoriter sehingga data yang diperoleh homogen. Hubungan Peran Kelompok Posdaya dengan Tingkat Partisipasi Peserta KEP Posdaya EM Peserta Laki-laki dan Peserta Perempuan Diduga terdapat hubungan positif antara Pola Kepemimpinan (X10) dengan Tingkat Partisipasi (Y3) dan Tingkat Manfaat (Y4) pada peserta KEP Posdaya EM. Tabel 28 menyajikan data hubungan antara Tingkat Partsisipasi dan Tingkat Manfaat peserta pada kedua kategori rumah tangga terhadap Pola Kepemimpinan pengurus Posdaya EM. Tabel 28 Korelasi tingkat partisipasi dan tingkat manfaat Peserta Peserta Lakilaki dan Peserta Perempuan terhadap komponen KEP Podaya EM di desa Cihideung Udik menurut pola kepemimpinan (X10), Tahun 2014 Sumber daya KEP Posdaya Pola Correlation Kepemimpinan Coefficient Sig. (2tailed)
Tingkat Partisipasi Tingkat Partisipasi Peserta Laki-laki (N 24) Peserta Perempuan (N 45) .154
.080
.472
.599
Tingkat Manfaat Peserta Laki-laki ( 24) Pola Correlation Kepemimpinan Coefficient Sig. (2tailed)
Tingkat Manfaat Peserta Perempuan (N 45)
-.156
.030
.465
.846
Berdasarkan Tabel 28 hasil uji statistik yang menghubungkan antara Pola Kepemimpinan dengan Tingkat Partisipasi pada kedua kategori rumah tangga bahwa Pola Kepemimpinan tidak berhubungan nyata dengan Tingkat Partisipasi. Kondisi tersebut sama dengan hasil uji statistik pada variabel Pola Kepemimpian dengan variabel Tingkat Manfaat. Dengan demikian, Pola Kepemimpinan tidak berhubungan nyata dengan Tingkat Manfaat. Hal tersebut karena pola kepemimpinan KEP Posdaya dominan otoriter, sehingga data bersifat homogen.
65
Pemenuhan Kebutuhan Gender Lebih lanjut, analisis dilakukan terhadap pemenuhan kebutuhan gender. Merujuk pada Moser (1993) bahwa arah kebijakan pembangunan harus memperhatikan pemenuhan kebutuhan gender. Adapun kebutuhan gender tersebut meliputi kebutuhan praktis gender dan kebutuhan strategis gender. Berikut disajikan tabel pemenuhan kebutuhan praktis dan kebutuhan stategis gender. Tabel 29
Korelasi pemenuhan kebutuhan praktis gender terhadap tingkat kesetaraan di Desa Cihideung Udik, Tahun 2014
Gender
Tingkat Kesetaraan Gender
Kebutuhan Praktis Peserta Laki-laki (N24) Correlation Coefficient Sig. (2-tailed)
Tingkat Kesetaraan Gender
Correlation Coefficient
Sig. (2-tailed)
.917**
.000 Kebutuhan Strategis Peserta Laki-laki (N24)
Kebutuhan Praktis Peserta Perempuan ( 45) .760**
.000 Kebutuhan Strategis Peserta Perempuan (N 45)
.967**
.862**
.000
.000
Dari Tabel 29 tersebut terlihat bahwa hasil uji statistik antara Tingkat Kesetaraan Gender dan Kebutuhan Praktis gender pada kedua kategori rumah tangga terdapat hubungan nyata dan signifikan antara Tingkat Kesetaraan Gender dengan Pemenuhan Kebutuhan Praktis Gender dan Pemenuhan Kebutuhan Strategis Gender. Hal tersebut didukung dengan fakta bahwa KEP Posdaya EM membantu peserta dalam pengembangan modal usaha. Selanjutnya, Posdaya Eka Mandiri desa Cihideung Udik sudah memperhatikan peranan perempuan dalam setiap kegiatannya, terlihat dari jumlah anggota Posdaya lebih banyak perempuan daripada laki-laki. Bahkan pada saat mengadakan kegiatan pengurus melibatkan mayoritas peserta perempuan. Namun demikian, status dan peranan perempuan dalam kepengurusan sebagian besar menjadi anggota, sedangkan laki-laki dominan sebagai pengurus.
66
Kesimpulan Berdasarkan hasil uji statistik berupa uji korelasi rank Spearman, terdapat beberapa variabel yang berhubungan nyata dan cukup nyata pada taraf α = 0.01 dan α = 0.05 antara lain: Curahan Waktu Kerja Reproduktif berhubungan nyata dengan Tingkat Akses pada Peserta Laki-laki, Curahan Waktu Kerja Produktif yang berhubungan dengan Tingkat Kontrol dan Tingkat Partisipasi pada kedua kategori rumah tangga, Curahan Waktu Kerja produktif berhubungan nyata dengan Tingkat Manfaat pada Peserta Laki-laki, Status dalam Kelompok/Kelembagaan berhubungan nyata dengan Kontrol dan Partisipasi pada Rumah tangga Peserta Laki-laki, Tingkat Bantuan dana berhubungan dengan Tingkat Akses pada kedua kategori rumah tangga, dan Tingkat Bantuan Dana berhubungan dengan Tingkat Kontrol dan Tingkat Manfaat pada Peserta Lakilaki. Berdasarkan hasil uji statistik dapat dinyatakan bahwa KEP Posdaya EM telah memenuhi Kebutuhan Praktis Gender dan Kebutuhan Strategis Gender. Namun, sesuai dengan fakta di lapang bahwa Kebutuhan Strategis Gender belum mempertimbangkan kepemimpinan bagi anggota perempuan.
67
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa, survei yang dilakukan terhadap 69 responden peserta KEP Posdaya EM menggambarkan mayoritas tingkat pendidikan formal peserta tergolong rendah (lulusan SD), adapun pendidikan non-formal juga tergolong rendah. Bahkan peserta yang mengikuti pendidikan non-formal berjumlah hanya sembilan orang. Dari total ART yang ada, mayoritas ART peserta Posdaya EM dominan pada usia nonproduktif (kurang dari 15 tahun), dengan rata-rata setiap rumah tangga jumlah ART sekitar 3-4 orang. Jenis pekerjaan peserta mayoritas sebagai pedagang dengan status bekerja sebagian besar menjadi karyawan/buruh yang dibayar. Tipologi Keluarga pada peserta KEP Posdaya mayoritas keluarga ekspansi dini dan tengah (yakni keluarga dengan usia <15 tahun). Curahan waktu kerja produktif peserta baik pada ketegori Peserta Laki-laki maupun Peserta Perempuan dominan dilakukan oleh suami dan dibantu oleh anak laki-laki, sementara kontribusi Curahan Waktu Kerja Reproduktif dominan dilakukan oleh istri dengan dibantu oleh anak perempuan. Status dalam Kelompok/Kelembagaan dominan pada Peserta Laki-laki, hal tersebut sesuai fakta bahwa peserta Peserta Laki-laki banyak yang menjadi pengurus Posdaya Eka Mandiri. Tingkat pendampingan yang dilakukan oleh fasilitator tergolong tinggi. Pendamping yang rutin berkunjung satu minggu sekali adalah fasilitator dari BP3K. Pendamping dan Pembina dari P2SDM IPB rutin berkunjung hanya saat penyelenggaraan Obsevation Study Tour (OST), sementara pendampingan terkait pemantaun dan fungsi fasilitator, pemecahan masalah atau kendala Posdaya, dan pelatihan tidak sering dilakukan. Jumlah Bantuan Dana yang diberikan pada peserta tergolong rendah karena keterbatasan dana pinjaman. Hal tersebut menjadikan peserta tidak sering mengajukan pinjaman. Bahkan ditemukan fakta di lapang bahwa masih ada sebagian peserta KEP Posdaya EM yang masih meminjam pada “Bank Keliling”. Terkait tingkat kemudahan pengajuan pinjaman, dari 69 responden mengaku bahwa syarat yang diberikan pada peserta sangat mudah dipenuhi dan tidak memberatkan peserta dalam meminjam dana pinjaman. Adapun pola kepemimpinan pengurus KEP Posdaya tergolong sedang. Secara umum Tingkat Akses, Tingkat Kontrol, dan Tingkat Manfaat peserta terhadap KEP Posdaya termasuk rendah, adapun Tingkat Partipasi peseta dalam kelembagaan Posdaya maupun luar Posdaya termasuk rendah dan sedang. Jika hal tresebut dilihat berdasarkan jenis kelamin, baik laki-laki maupun perempuan menunjukkan persentase yang sama rendah untuk Tingkat Akses, Tingkat Kontrol, dan Tingkat Manfaat. Tingkat Partisispasi pada Peserta Laki-laki dominan sedang dan pada Peserta Perempuan dominan rendah. Hasil uji statistik rank Spearman menunjukkan sejumlah variabel yang berhunbungan nyata dan signifikan pada penelitian ini antara lain: Curahan Waktu Kerja Reproduktif berhubungan nyata dengan Tingkat Akses pada Peserta Lakilaki, Curahan Waktu Kerja Produktif yang berhubungan dengan Tingkat Kontrol dan Tingkat Partisipasi pada kedua kategori rumah tangga, Curahan Waktu Kerja
68
produktif berhubungan nyata dengan Tingkat Manfaat pada Peserta Laki-laki, Status dalam Kelompok/Kelembagaan berhubungan nyata dengan Kontrol dan Partisipasi pada Rumah tangga Peserta Laki-laki, Tingkat Bantuan Dana berhubungan dengan Tingkat Akses pada kedua kategori rumah tangga, dan Tingkat Bantuan Dana berhubungan dengan Tingkat Kontrol dan Tingkat Manfaat pada Peserta Laki-laki. Variabel yang tidak berhubungan nyata meliputi: Sumber daya Individu dengan Tingkat Kesetaraan Gender (Tingkat Akses, Tingkat Kontrol, Tingkat Partisipasi, dan Tingkat Manfaat), Tipologi Keluarga dengan Tingkat Kesetaraan Gender (Tingkat Akses, Tingkat Kontrol, Tingkat Partisipasi, dan Tingkat Manfaat), dan Pola Kepemimpinan terhadap Tingkat Akses, Tingkat Kontrol, Tingkat Partisipasi, dan Tingkat Manfaat pada kedua kategori rumah tangga. Berdasarkan hasil uji statistik dapat dinyatakan bahwa KEP Posdaya EM telah memenuhi Kebutuhan Praktis Gender dan Kebutuhan Strategis Gender
Saran Pelaksanaan KEP Posdaya EM harusnya mempertimbangkan status perempuan dalam kepengurusan karena sebagian besar anggota KEP Posdaya adalah perempuan. Agar pelaksanaan KEP Posdaya berjalan maksimal, lebih baik libatkan seluruh lapisan masyarakat baik perangkat desa, tokoh masyarakat, dan masyarakat secara luas yang ada di Desa Cihideung Udik sehingga banyak jaringan yang terbentuk. Bagi fasilitator, perlu diadakan pelatihan kewirausahaan agar dapat mengembangkan usaha peserta peserta KEP Posdaya. Fasilitator hendaknya lebih aktif dan rutin menngunjungi Posdaya Eka Mandiri agar dapat mengetahui permasalahan yang ada pada Posdaya. Pendamping sebaiknya memfasilitasi kerjasama antara Posdaya dengan aparat/pemerintah desa.
69
DAFTAR PUSTAKA [BPS]. Badan Pusat Statistik. 2 Januari 2013. Ketenagakerjaan. No.06/01/Th.XVI. [internet]. [dikutip 14 Maret 2014]. Dapat diunduh di :http://www.bps.go.id/brs_file/kemiskinan_02jan13.pdf Ernawati E. 2011. Efektifitas komunikasi dalam sosialisasi kegiatan program posdaya di desa binaan ipb.Tesis. 95 hal. Fakih M. 1996. Analisis gender dan transformasi sosial. Yogyakarta (ID): Pustaka Pelajar. 186 hal Handayani T. dan Sugiarti. 2002. Konsep dan teknik penelitian gender. Edisi revisi. Surya Dharma, editor. Malang (ID): UPT. Penerbit Universitas Muhammadiyah Malang. Haryanto S. 2008. Peran aktif wanita dalam peningkatan pendapatan rumah tangga miskin. J Ekonomi Pembangunan. [internet]. [dikutip tanggal 2 November 2013]. 9(2):216-227. Dapat diunduh di: http://publikasiilmiah.ums.ac.id [Inpres]. Instruksi Presiden No.3 Tahun 2010 tentang program pembangunan nasional berbasis keluarga. [internet]. [dikutip tanggal 18 Maret 2014]. Dapat diakses di: http://www.google.com/search?q=Inpres+No.3 Moser CON. 1993. Gender planning and development. Theory. practice, and training. London (UK): Routledge. 285 hal Mugniesyah SS. 1986. Kepemimpinan wanita dalam pembangunan desa, studi kasus dua desa di Kecamatan Purwa kabupaten Sukabumi Jawa Barat. Tesis. [internet]. [dikutip tanggal 5 juli 2014]. Dapat diakses di: http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/22354/1986ssm.pdf ? Mugniesyah SS. 2006. Materi bahan ajar ilmu penyuluhan. Bogor (ID): Departemen Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor. Mugniesyah SS Satria A, Dharmawan AH, Setiawan B, Kusharto CM, Krisnatuti D, Lubis D, Wahyuni ES, Soetarto E, Damayanti E, et al. 2007. Gender, lingkungan, dan pembangunan berkelanjutan. Adiwobowo S, editor. Bogor (ID): Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor. 446 hal. Mugniesyah SS, Fadhilah P, Sulaiman F, Tedjokoesoemo H, dan Ratna C. 2004a. Pengarusutamaan gender dalam pembangunan pertanian. Biro Perencana dan Keuangan Departemen Pertanian. 61 hal. _____. 2004b. Pedoman umum pengarusutamaan gender dalam penyusunan rencana aksi pembangunan pertanian. Biro Perencana dan Keuangan Departemen Pertanian. 36 hal. Muljono P, Burhanuddin, Bakhtiar Y. 2009. Upaya pemberdayaan masyarakat dan pengentasan kemiskinan melalui model posdaya (pos pemberdayaan keluarga). Prosiding Seminar Hasil-Hasil Penelitian IPB 2009. 10 hal.
70
Muljono P, Burhanuddin, Virianita R. 2013. Pemetaan perkembangan posdaya untuk meningkatkan kualitas program pemberdayaan masyarakat. Laporan Akhir Penelitian Unggulan Strategis Nasional. Institut Pertanian Bogor. Muljono P, Mintarti MYB, Dewi P. 2012. 101 cara mengenal Posdaya. IPB Press. 107 hal. Naufal A. 2009. Evaluasi program pemberdayaan keluarga (posdaya). [skripsi]. 132 hal. Puspitawati H. 2012. Gender dan keluarga. Konsep dan realita di Indonesia. Bogor (ID): IPB Press. 652 hal. Sadono D, Saharuddin, Yusalina. 2013. Hubungan antara pola pendampingan dengan indeks kepuasaan masyarakat terhadap program posdaya. Tahun ke-1 dari rencana 2 tahun. Laporan Akhir Penelitian Unggulam Perguruan Tinggi, Skema: Penelitian Unggul sesuai Mandat Pusat Peneliti. Institut Pertanian Bogor. Saharuddin, Sadono D, Virianita R. 2013. Respon masyarakat terhadap forum pemberdayaan masyarakat dengan model posdaya. Tahun ke-1 dari rencana 2 tahun. Institut Pertanian Bogor. Saleh A, Rokhani, Bahtiar R. 2013. Pengembangan modal sosial dan kewirausahaan sosial melalui posdaya. Tahun ke-1 dari rencana 2 tahun. Institut Pertanian Bogor. Satria A, Dharmawan AH, Setiawan B, Kusharto CM, Krisnatuti D, Lubis D, Wahyuni ES, Soetarto E, Damayanthi E, Hartoyo et.al. Adiwibowo S.,editor. 2007. Ekologi Manusia. Fakultas Ekologi Manusia. Bogor (ID). Institut Pertanian Bogor. 446 hal. Sayogyo P. 1985. Peranan wanita dalam perkembangan masyarakat desa. Jakarta (ID): Rajawali. 379 hal. Singarimbun M. 1989. Metode penelitian survai. Jakarta (ID): LP3ES. 334 hal. Sitorus MF.1989. Struktur alokasi tenaga kerja rumah tangga petani di pedesaan hulu Jawa. [tesis]. Bogor (ID). Institut Pertanian Bogor. 304 hal Sulistiawati A. 2011. Analisis gender dalam penyelenggaraan program nasional pemberdayaan masyarakat (PNPM) mandiri perdesaan: kasus Desa Kemang, Kecamatan Bojongpicung Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat. [skripsi]. Bogor (ID). Institut pertanian Bogor. 85 hal. Suyono H, Haryanto R. 2009. Posdaya. Buku pedoman pembentukan dan pengembangan pos pemberdayaan keluarga. Bogor (ID). Balai Pustaka. 86 hal. [UU]. Undang- undang republik Indonesia No.11 tahun 2009. Kesejahteraan sosial. [internet]. [dikutip tanggal 18 Maret 2013]. Dapat diunduh di: http://dapp.bappenas.go.id/website/peraturan/file/pdf/UU_2009_011.pdf Wahyuningsih RT. 2013. Analisis relasi gender dalam keberhasilan usaha kecil dan menengah (UKM) kerajinan tas. [skripsi]. Bogor (ID). Institut Pertanian Bogor. 90 hal.
71
LAMPIRAN
Gambar 5 Peta Lokasi Desa Cihideung Udik
Lampiran 1 Jumlah skor variabel pengaruh dan variabel terpengaruh Nama JK X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 Ac 2 13 0 2 8 6 5 1700000 50 4 Am 2 1 8 2 13 7 7 4100000 50 4 Ah 1 1 8 3 0 9 8 2100000 50 4 Na 2 1 0 2 14 5 5 1900000 50 4 Sri 2 1 0 1 9 5 4 1950000 50 4 So 2 3 9 3 11 3 3 1200000 50 4 He 1 1 11 3 0 5 5 4500000 50 4 Sn 2 2 6 2 23 23 6 2400000 50 4 Su 2 1 0 3 10 5 4 3100000 50 4 Ss 2 2 5 1 25 9 8 500000 50 4 Ti 2 1 9 1 12 4 4 7000000 50 4 Ac 1 1 4 3 0 6 6 500000 50 4 El 2 1 9 2 15 4 4 6900000 50 4 Her 2 1 9 2 6 3 3 4200000 50 4 Suh 1 1 7 2 0 5 5 1000000 50 4 Adi 1 4 7 3 0 9 4 11500000 50 4 An 2 1 9 2 5 2 2 1100000 50 4 Jay 1 2 4 3 0 2 2 500000 50 4 Su 1 1 9 3 0 2 2 1200000 50 4 si 2 3 3 2 32 3 3 660000 50 4 Ik 2 2 9 2 27 5 5 1000000 50 4 Ma 2 2 9 3 11 3 3 9800000 50 4 Ma 2 3 9 3 15 6 6 1300000 50 4 Ri 2 3 0 2 3 3 3 500000 50 4 X10 45 45 45 45 15 33 45 15 45 45 21 45 45 45 45 45 15 45 15 15 21 45 15 15
Y1 3 8 6 5 8 2 7 5 5 1 12 1 9 10 2 8 2 1 2 3 3 11 2 1
Y2 Y3 16 5 4 7 20 8 16 5 30 4 4 3 12 5 20 6 8 4 6 8 16 4 8 6 12 4 8 3 2 5 12 4 4 2 2 2 6 2 12 3 16 5 4 3 8 6 8 3
Y4 Y5.1 4 12 3 18 7 21 5 15 13 25 2 7 5 17 6 17 4 13 3 12 7 23 4 11 3 16 5 18 1 8 5 17 2 6 1 4 3 7 3 9 5 13 3 17 4 12 4 8
Y5.2 20 5 25 20 42 6 15 25 12 9 20 12 15 10 3 15 6 3 9 15 20 5 12 12
72
Ab Mu At Ae Mi Sa Um Anc Er Ii So Suh Suk Ent Nr Na Nu Ja Eks Sua May Lil Jam Ati Yay Rat
1 2 2 2 1 1 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 1 2 1 1
3 1 6 1 1 6 2 1 3 1 2 1 1 1 1 1 1 5 2 1 1 1 1 1 1 4
4 9 3 0 9 3 0 9 0 8 0 4 9 0 0 9 7 7 9 9 0 0 9 0 9 3
2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 1 2 1 3 3 1 2 2 2 1 1 1 1
0 11 12 0 0 10 11 16 13 10 7 15 22 6 12 6 0 0 7 15 14 14 0 15 9 0
5 3 10 3 2 11 2 2 2 2 2 2 1 2 2 4 5 8 4 3 5 2 5 7 3 6
5 3 7 3 2 8 2 2 2 2 2 2 1 2 2 4 5 8 4 3 5 2 5 7 3 6
1200000 8200000 8600000 6900000 3400000 7200000 12900000 3700000 5011000 1500000 500000 500000 6000000 8800000 4700000 7700000 500000 3360000 1500000 500000 3700000 500000 500000 6000000 2200000 500000
50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
45 27 21 15 45 45 45 45 15 21 15 33 33 15 30 15 45 21 15 30 15 45 45 43 15 15
2 12 10 10 7 10 8 9 9 3 1 1 7 10 7 10 1 6 2 1 7 1 1 8 4 1
6 16 10 10 8 16 24 4 12 4 8 8 8 12 12 20 5 18 12 8 8 10 6 16 20 6
5 3 7 3 2 8 2 2 2 2 2 2 1 2 2 4 5 8 4 3 5 2 5 7 3 6
3 6 6 3 3 6 9 3 5 2 4 4 3 5 4 7 3 6 3 4 3 5 3 5 6 3
10 21 23 16 12 24 19 14 16 7 7 7 11 17 13 21 9 20 9 8 15 8 9 20 13 10
9 20 11 11 10 20 34 5 15 6 12 12 10 15 15 25 7 22 15 12 10 15 9 20 25 9
73
Nen Sul En Sar Pe Sa Li Mr Am As Mas Er Srn Ung Emh Ims Suh Suhy Ha
2 2 1 1 1 2 2 1 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 1
4 9 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2
9 5 4 8 7 0 7 8 0 7 8 0 9 7 0 0 9 0 3
2 3 3 2 2 1 2 2 1 2 2 1 2 3 1 2 3 2 2
11 7 0 0 0 6 23 0 13 0 23 6 14 0 10 7 9 10 0
2 14 2 5 4 5 8 7 2 6 4 4 4 4 2 5 2 9 3
2 12 2 5 4 5 8 7 2 6 4 4 4 4 2 5 2 2 3
7500000 6900000 3700000 4400000 2400000 700000 2900000 2100000 2400000 4500800 500000 1360000 1000000 1000000 2600000 900000 4200000 1000000 1800000
50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
15 21 15 15 45 15 45 15 15 15 15 45 15 45 15 45 45 45 15
9 6 8 8 6 2 7 6 4 8 1 3 3 2 5 3 6 2 4
16 20 12 12 12 16 8 12 2 12 8 24 8 6 8 12 8 16 4
2 12 2 5 4 5 8 7 2 6 4 4 4 4 2 5 2 2 3
5 5 6 5 5 4 4 4 1 5 4 8 5 3 4 3 5 8 2
16 23 16 18 15 11 19 17 7 19 9 15 12 9 11 11 13 12 9
20 25 15 15 15 20 10 15 3 15 12 33 12 9 12 19 12 24 5
74
76
RIWAYAT HIDUP
Fifa Rohma Rahayu merupakan anak pertama dari dua bersaudara, putri dari pasangan Bapak Suparlan dan Ibu Rahmawati. Penulis lahir di Kediri, 05 Juni 1991. Riwayat pendidikan yang ditempuh penulis adalah lulus TK Dharma Wanita pada tahun 1996-1998, setelah itu melanjutkan di SDN Tegowangi pada tahun 1998-2004. Penulis menempuh pendidikan SMP di SMP N 1 Pare pada tahun 2004-2007 dan 3 tahun kemudian melanjutkan ke Sekolah lanjut di SMAN 1 Pare tahun 2007-2010. Pada tahun 2010 penulis diterima masuk perguruan tinggi negeri di Institut Pertanian Bogor melalui jalur PMDK pada Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia. Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif pada kegiatan non-akademik antara lain sebagai anggota Organisasi mahasiswa Daerah (OMDA) KAMAJAYA. Penulis bergabung di organisasi Koperasi Mahasiswa (KOPMA) IPB pada tahun 2010. Penulis juga aktif pada kegiatan sosial melalui pendidikan dengan bergabung pada Komunitas Sanggar Juara dari tahun 2010 hingga sekarang. Penulis juga aktif pada dunia seni sehingga bergabung pada Komunitas Seni Budaya Masyarakat Rumput Fahutan. Penulis juga berkesempatan menjadi Founder Teater SENJA sejak tahun 2013 bersama rekan-rekan komunitas pendidikan se-Bogor.