i
ANALISIS KINERJA KOPERASI PENGUSAHA DAN PEDAGANG PASAR PARUNG (KP4), KABUPATEN BOGOR
RULI MARWAN
DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Kinerja Koperasi Pengusaha dan Pedagang Pasar Parung (KP4), Kabupaten Bogor adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.
Bogor, Mei 2013
Ruli Marwan NIM H3496099
iii
ABSTRAK
RULI MARWAN. Analisis Kinerja Koperasi Pengusaha dan Pedagang Pasar Parung (KP4), Kabupaten Bogor. Dibimbing oleh LUKMAN M. BAGA Pengukuran kinerja merupakan faktor yang sangat penting untuk menunjang tumbuh kembangnya koperasi, terutama bagi koperasi pasar yang telah lama berdiri. Berkaitan dengan hal tersebut, Koperasi Pengusaha dan Pedagang Pasar Parung (KP4) perlu membenahi diri dan meningkatkan kinerjanya. Penelitian ini bertujuan mengukur kinerja KP4 dari aspek keuangan dan dari aspek kelembagaannya dengan menggunakan penilaian tangga perkembangan (PTP). Hasil penelitian menunjukkan bahwa KP4 berada pada zona kuning yang berarti bahwa KP4 memiliki kinerja baik tetapi memerlukan perhatian lebih lanjut terutama dari segi jaringan kerja yang memiliki penilaian rendah. Berdasarkan pengukuran kinerja keuangan KP4 memiliki aset yang cukup besar. Kata kunci: penilaian tangga perkembangan (PTP), koperasi pasar, pengukuran kinerja
ABSTRACT
RULI MARWAN. Performance Analysis of Entrepreneur and Trader Cooperatives of Parung Market, Bogor District. Supervised by LUKMAN M. BAGA
Performance measurment is very important factor for supporting the growth of cooperatives, especially for the long time cooperative of market. In this regard, Entrepreneur and Trader Cooperatives of Parung Market (ETCPM) needs to transform itself and must be able to increases performance. This research was conducted to measuring the performance of ETCPM by financial aspects and institutional aspects by using development ladder assesment (DLA). The results based on performance measurement showed that development ladder assesment (DLA) KP4 are in the yellow zone, which means that KP4 has good performance but require further attention especially in terms of networks that have low valuations. Based on the measurement of financial performance KP4 have substantial assets.
Keywords: development ladder assesment (DLA), cooperative of Parung, performance measurment
ANALISIS KINERJA KOPERASI PENGUSAHA DAN PEDAGANG PASAR PARUNG (KP4), KABUPATEN BOGOR
RULI MARWAN
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Agribisnis
DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013
v
Judul Skripsi : Analisis Kinerja Koperasi Pengusaha dan Pedagang Pasar Parung (KP4), Kabupaten Bogor. Nama : Ruli Marwan NIM : H34096099
Disetujui oleh
Ir. Lukman M. Baga, MA.Ec Pembimbing
Diketahui oleh
Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS Ketua Departemen Agribisnis
Tanggal Lulus :
PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karuniaNya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Januari 2013 ini ialah kinerja koperasi, dengan judul Analisis Kinerja Koperasi Pengusaha dan Pedagang Pasar Parung (KP4), Kabupaten Bogor. Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Yusalina selaku dosen pembimbing akademik dan Bapak Ir. Lukman M. Baga, MA. Ec selaku dosen pembimbing skripsi. Terima kasih penulis ucapkan kepada seluruh anggota dan pengurus KP4 yang telah meluangkan waktunya serta telah mendukung proses penelitian ini. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu, serta seluruh keluarga, atas segala doa dan dukungan yang diberikan. Terima kasih kepada teman satu bimbingan, sahabat-sahabat Ekstensi Agribisnis, serta temen dekat atas dukungan dan semangat yang diberikan. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, April 2013 Ruli Marwan
i
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian TINJAUAN PUSTAKA Studi Penelitian Terdahulu KERANGKA PEMIKIRAN Krangka Pemikiran Teoritis Pengertian Koperasi Pengertian Pasar Tradisional Prinsip-prinsip Koperasi dan Koridor Koperasi Teori Analisis Rasio Keuangan Teori Penilaian Tangga Perkembanagan (PTP) Kerangka Pemikiran Oprasional METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Jenis dan Sumber Data Metode Pengamabilan Sampel Metode Pengolahan Data Analisis Rasio Keuangan Analisis Penilaian Tangga Perkembangan GAMBARAN UMUM KP4 Sejarah KP4 dan Kondisi Umum Wilayah Penelitian Struktur Koperasi Rapat Anggota Tahunan (RAT) Keanggotaan KP4 Unit Usaha Jasa Usaha Simpan Pinjam KP4 Unit Usaha Penjualan Paket Lebaran Permodalan HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Rasio Keuangan KP4 Penilaian Tangga Perkembangan (PTP) SIMPULAN DAN SARAN DAFTAR PUSTAKA
vi vi 1 1 3 4 4 4 4 6 6 6 7 7 8 9 11 13 13 13 13 13 13 16 18 18 19 20 21 22 22 23 23 24 24 27 35 36
DAFTAR TABEL 1. Perkembangan kinerja koperasi di Kabupaten Bogor tahun 2009 sd 2012 2. Penilaian tangga perkembangan (PTP)
1 16
3. Skor penilaian tangga perkembangan (PTP) 4. Indikator-indikator penilaian tangga perkembangan (PTP) 5. Keuntungan tiap bulan dari penjualan rekening listrik 6. Jumlah debitur 7. Hasil perhitungan analisis likuiditas KP4 2009-2011 8. Hasil perhitungan solvabilitas KP4 9. Hasil perhitungan profitabilitas KP4 10. Penilaian tangga perkembangan (PTP) KP4 11. Penilaian tangga perkembangan (PTP) visi 12. Penilaian tangga perkembangan (PTP) kapasitas 13. Penilaian tangga perkembangan (PTP) sumber daya 14. Tingkat kecukupan modal KP4 tahun 2009-2011 15. Tingkat perkembangan aset KP4 tahun 2009-2011 16. Tingkat pengembalian KP4 17. Penilaian tangga perkembangan (PTP) jaringan kerja
17 18 22 23 24 25 26 28 29 31 32 33 33 34 35
DAFTAR GAMBAR 1. 2.
Kerangka operasional Struktur oganisasi KP4
12 20
1
PENDAHULUAN Latar Belakang Kabupaten Bogor merupakan salah satu kabupaten terluas di wilayah Provinsi Jawa Barat dengan luas sekitar 3 440.72 km2 yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Karawang di sebelah timur, Propinsi DKI Jakarta, Kabupaten Bekasi, Kotamadya Depok, dan Provinsi Banten (Kabupaten Tangerang) disebelah utara, sebelah selatan dengan Kabupaten Sukabumi, serta sebelah barat dengan Provinsi Banten (Kabupaten Lebak). Dengan kombinasi luas wilayah dan jumlah penduduk tadi, maka Kabupaten Bogor mempunyai potensi yang cukup besar, terutama di bidang industri dan perdagangan. Industri kecil merupakan salah satu sektor strategis yang mampu memanfaatkan sumber daya alam dan sumber daya manusia sehingga sektor ini perlu dikembangkan melalui pengembangan sentra industri dan koperasi sebagai subsistem perekonomian kerakyatan. Peraturan daerah Kabupaten Bogor Nomor 11 tahun 2008 tentang Pembentukan Dinas Daerah Kabupaten Bogor memberikan wewenang kepada Dinas Koperasi UKM perindustrian dan perdagangan Kabupaten Bogor untuk mengelola di bidang koperasi, UMKM, perindustrian dan perdagangan dan dipimpin oleh kepala dinas yang bertanggung jawab kepada Bupati Bogor. dinas koperasi, UMKM, perindustrian dan perdagangan Kabupaten Bogor mempunyai 1 sekretariat dan 4 bidang, yaitu bidang koperasi, bidang UKM, bidang perindustrian, dan bidang perdagangan. Perkembangan koperasi di Kabupaten Bogor selama tahun 2010 dan 2011 mengalami peningkatan jumlah koperasi sebesar 3.4 %. Peningkatan ini tidak diimbangi dengan peningkatan koperasi yang aktif. Untuk koperasi yang tidak aktif mengalami peningkatan sebesar 2.5 % hal ini menujukkan adanya penurunan kinerja koperasi di Kabupaten Bogor. Perkembangan kinerja koperasi di Kabupaten Bogor selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 Perkembangan kinerja koperasi di Kabupaten Bogor tahun 2009 - 2011 Indikator Satuan Perkembangan Tahun 2010 2011 Jumlah % Jumlah koperasi Unit 1 536 1 588 52 3.4 Koperasi aktif Unit 661 645 -16 2.5 Koperasi tidak Unit 875 943 -68 7.7 aktif Jumlah anggota Orang 302 640 216 578 -86 062 28.5 Manager Orang 121 106 -15 12.3 Karyawan Orang 8 934 8 934 0 0 Volume usaha Juta 536 514.57 418 059.93 -118 454.64 -22 Modal sendiri Juta 146 743 63 347 187.62 200 443.99 57.7 Modal luar Juta 224 801.86 313 402.58 88 600.72 39.5 Sisa hasil usaha Juta 23 846.15 29 678.82 5 832.67 19.5 Sumber: Pemerintah Kabupaten Bogor
Jumlah koperasi di Kabupaten Bogor pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2011 adalah 1 588 unit yang tersebar di 24 Kecamatan di Kabupaten Bogor meningkat sebesar 3.4% dari tahun 2010 sedangkan untuk koperasi aktif mengalami penurunan sebesar 2.5 % atau 16 unit. Penurunan ini diikuti dengan jumlah anggota koperasi yg menurun hingga 28.5 % pada tahun 2011. Dengan jumlah anggota koperasi sebanyak 216 578 orang, koperasi-koperasi ini mempekerjakan tenaga kerja sebanyak 8 934 orang, volume usaha yang dihasilkan dalam satu tahun adalah 418 059.93 mengalami penurunan sebesar 22 % dibandingkan tahun 2010. Untuk sisa hasil usaha (SHU) sebesar 29 678.82 juta meningkat 19 % dibandingkan dengan tahun 2010. Koperasi pasar merupakan lembaga ekonomi sama seperti koperasi biasa, yaitu memiliki tujuan yang sama dengan prinsip koperasi, koridor koperasi dan jati diri koperasi. Koperasi pasar yang memiliki kemampuan untuk mengatur dan mengelola anggotanya yang mayoritas para pedagang di pasar, seharusnya dapat mendukung pengendalian harga komoditas sehari-hari di pasar tradisonal. Koperasi pasar seharusnya memperbaiki posisi daya tawar anggotanya dalam memasarkan hasil produksi maupun dalam pengadaan input produksi yang dibutuhkan. Menurut Baga (2009) posisi daya tawar (bargaining power) ini dapat berkembang menjadi kekuatan penyeimbang (countervailing power) dari berbagai ketidakadilan pasar yang dihadapi. Dengan demikian adanya koperasi di pasar merupakan alat kontrol perkembangan ekonomi dari semua kegiatan transaksional yang berhubungan dengan kebutuhan para pedagang dan pengusaha pasar sebagai anggota koperasi sehingga berpengaruh pada masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya. Harga bahan pokok pun dapat dikendalikan oleh koperasi sehingga tidak ada kenaikan harga yang tinggi karena adanya penimbunan bahan pokok yang dilakukan oleh tengkulak. Dengan adanya koperasi pasar barang-barang yang dibutuhkan oleh para pedagang dapat dipenuhi dengan cepat sesuai dengan kebutuhannya. Oleh karena itu, sektor koperasi merupakan sektor pendukung kemajuan ekonomi Kabupaten Bogor yang dibangun atas dasar kepentingan bersama untuk memenuhi kebutuhan bersama. Koperasi pasar dibentuk atas dasar kesamaan persepsi dan kebutuhan para pedagang pasar akan kemudahan untuk memperoleh sarana dan prasarana sesuai dengan kebutuhan anggota sebagai pedagang di pasar tradisonal, kemudahan pendistribusian bahan-bahan pokok, dan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi serta sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan. Peran koperasi pasar di Indonesia diperkirakan akan tetap bahkan semakin penting di masa mendatang terutama dalam kaitannya untuk menjadi sarana pengembangan ekonomi rakyat, namun demikian koperasi pasar juga akan menghadapi tantangan yang semakin berat. Pasar modern, dan departemen store yang memberikan servis yang lebih berkualitas sehingga akan menuntut koperasi agar mampu meningkatkan peran dan kinerjanya. Pengukuran kinerja merupakan faktor yang sangat penting untuk menunjang tumbuh kembang dari suatu koperasi, terutama bagi koperasi yang telah lama berdiri. Berkaitan dengan hal tersebut, koperasi perlu membenahi diri dan harus mampu melihat kondisi lingkungan baik lingkungan internal maupun lingkungan eksternal koperasi. Pengukuran kinerja yang berorientasi pada masa depan tidak hanya memfokuskan pada aspek keuangan tetapi juga melihat aspek non keuangan yaitu dilihat dari aspek kelembagaan organisasi koperasi. Melalui
3
pengukuran kinerja, koperasi pasar didorong untuk tidak hanya memberikan perhatian pada proses yang ada, tetapi berusaha mencari metode proses baru yang memberikan nilai lebih baik bagi kegiatan organisasi, usaha, dan meningkatkan layanan koperasi kepada anggotanya sesuai dengan yang mereka butuhkan. Perumusan Masalah Pasar Parung merupakan pasar tradisional yang ada di Kabupaten Bogor. Pengelolaan pasar di Kabupaten Bogor saat ini dilakukan oleh perusahaan daerah (PD) Pasar Tohaga yaitu perusahaan daerah yang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 4 Tahun 2005 tentang pendirian perusahaan daerah pasar Kabupaten Bogor. Keberadaan Koperasi Pengusaha dan Pedagang Pasar Parung (KP4) di Kabupaten Bogor diharapkan mampu memberikan manfaat bagi pembeli, pedagang, pengelolaan pasar, dan pemerintah daerah yang sebagian besar termasuk kepada anggota KP4. Jika koperasi pasar yang menjalankan usahanya secara efisien dan produktif dengan menitikberatkan pelayanannya pada aktivitas ekonomi anggota dan mayarakat maka koperasi tersebut akan berkembang pesat, mampu bersaing dengan pasar modern, mampu memperoleh sisa hasil usaha yang optimal, dapat meningkatkan produktivitas, serta memberikan nilai tambah bagi usaha anggotanya. Apabila hal-hal yang diuraikan itu telah dapat dilaksanakan secara konsisten dan berkesinambungan maka koperasi akan memberikan peluang yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat terutama usaha yang berskala kecil untuk mengembangkan menjadi usaha berskala besar. Sehingga koperasi tersebut dapat dimanfaatkan sebagai lembaga gerakan ekonomi rakyat yang mampu berperan dalam upaya meningkatkan kesejahteraan anggota dan masyarakat secara keseluruhan. Koperasi Pengusaha dan Pedagang Pasar Parung (KP4) merupakan lembaga sosial ekonomi yang berada di Pasar Parung yang didirikan dengan tujuan mampu mengatur dan mengelola kegiatan ekonomi, baik mengatur pergerakan harga jual beli barang yang ada di pasar dan mengelola pendistribusian bahan-bahan pokok maupun barang-barang pelangkap sehingga para pedagang memiliki daya saing dan daya tawar terhadap pasar modern. KP4 memiliki unit-unit usaha yang membantu para anggota pedagang pasar tradisional dalam hal memperoleh kebutuhannya seperti unit usaha minyak tanah, unit usaha sembako, unit usaha angkutan, swadaya kios dan unit usaha simpan pinjam. Kinerja koperasi yang dahulu berperan aktif sebagai pengontrol harga sembago dan distributor bahanbahan pokok telah berubah fungsi menjadi lembaga keuangan yaitu hanya berperan dalam kegiatan simpan pinjam. Seharusnya KP4 memiliki peran yang besar dalam mengelola pasar tradisional dan memiliki kinerja yang baik dalam mengelola anggota KP4 yang berjumlah kurang lebih sekitar 800 anggota koperasi yang mayoritas pedagang pasar dan yang aktif sekitar 50 %. Ini merupakan potensi yang besar jika semuanya terkelola dengan peran kinerja koperasi pasar yang baik. Oleh karena itu penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul “Analisis Kinerja Koperasi Pengusaha dan Pedagang Pasar Parung (KP4) di Kabupaten Bogor“ dirasakan penting sebab kinerja KP4 menjadi tolak ukur para pedagang mampu mengelola pergerakan harga di pasar dan dalam memperoleh barang-barang kebutuhan pokok dan barang-barang pendukung
sehingga meningkatkan daya saing para pedagang di pasar tradisional, sehingga perlu dilakukan suatu evaluasi kinerja KP4. Berdasarkan uraian di atas maka masalah dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana kinerja Koperasi Pengusaha dan Pedagang Pasar Parung (KP4) dilihat dari aspek keuangan koperasi yang meliputi analisis liquiditas, solvabilitas, dan profitabilitas ? 2. Bagaimana kinerja Koperasi Pengusaha dan Pedagang Pasar Parung (KP4) dilihat dari aspek kelembagaannya dengan menggunakan penilaian tangga perkembangan (PTP) yang meliputi visi, kapasitas, sumberaya dan jaringan kerja KP4 ? Tujuan Penelitian Tujuan yang hendak dicapai dalam kegiatan penelitian ini antara lain: 1. Menganalisis tingkat kinerja KP4 dari aspek keuangan koperasi. 2. Menilai tingkat kinerja KP4 dari aspek kelembagaan. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Sebagai referensi dan masukan untuk Koperasi Pengusaha dan Pedagang Pasar Parung (KP4) untuk mengambil keputusan dalam rangka menyelesaikan permasalahan internal dan eksternal organisasinya. 2. Sebagai bahan kajian dan studi pustaka bagi penelitian selanjutnya terkait bidang koperasi dan kelambagaan agribisnis sebagai sarana pengembangan ilmu pengetahuan dan wawasan peneliti serta menerapkannya dalam kehidupan masyarakat TINJAUAN PUSTAKA Studi Penelitian Terdahulu Hadiwiyono (2011) melakukan penelitian tentang Analisis Kinerja Pasar Tradisional di Era Persaingan di Kota Bogor dengan menganalisa kinerja pasar tradisional dengan menganalisa perkembangan kinerja pasar tradisional ditengah berkembangnya pasar modern. Hasil penelitian menunjukan bahwa sesama pedagang dalam pasar merasa bahwa tidak merasakan persaingan yang ketat walaupun banyak pedagang dalam pasar yang menjual komoditas yang sama, sehingga terdapat 16.67 % pedagang Pasar Baru Bogor tidak menganggap adanya persaingan usaha walaupun sudah diyakinkan bahwa suatu bentuk bisnis pasti memiliki pesaing. Menurut Oktaviani (2004) kinerja koperasi secara keseluruhan dapat dianalisis dengan menggunakan analisa horizontal dan analisa vertikal. Analisis kinerja koperasi dapat melalui analisa keuangan dengan menggunakan analisis rasio likuiditas, analisis profitabilitas, dan analisis solvabilitas. Analisis horizontal dan analisis vertikal digunakan untuk menganalisa lembaga organisasi koperasi
5
sedangkan analisa keuangan digunakan untuk melihat kinerja keuangan koperasi. Tujuan dari penelitiannya adalah menganalisa kinerja koperasi BPS dengan menggunakan acuan yang dikeluarkan oleh Kementrian Koperasi dan UKM tahun 2003 dengan menggunakan analisa horizontal dan vertikal. Hasil analisis horizontal menunjukan bahwa terjadi peningkatan pada pendapatan yang diperoleh pada tahun 2002 sebesar 208.53 % untuk analisis vertikal bahwa biayabiaya unit usaha memiliki proposi terbesar terhadap pendapatan. Himpuni (2009) melakukan penelitian mengenai Analisis Kinerja KUD Sumber Alam, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif evaluatif dan analisis rasio keuangan. Identifikasi faktor-faktor dan pertimbangan koperasi menjadi dasar kegiatan pengukuran kinerja, eksplorasi terhadap strategi bisnis koperasi, pendeskripsian visi dan misi koperasi berdasarkan 4 prespektif pengukuran kinerja dalam Balance Score Card (BSC) yaitu prespektif finansial, prespektif keanggotaan, prespektif bisnis internal, serta prespektif pembelajaran dan pertumbuhan. Analisis rasio digunakan untuk menilai baik buruknya kinerja koperasi dan faktor-faktor yang mempengaruhi jalannya kegiatan usaha koperasi. Hasil penelitian menunjukkan pengukuran kinerja yang dilakukan KUD Sumber Alam selama ini hanya memfokuskan pada aspek keuangan saja. Analisis kinerja KUD Sumber Alam melalui pendekatan BSC. Sedangkan menurut Jakiyah (2011), Analisis Partisipasi Anggota dan Kinerja Koperasi KUD Sumber Alam perkembangan kinerja koperasi dapat dianalisis dengan menggunakan analisis perkembangan tangga penilaian (PTP) yang mengukur kinerja lebih ke arah kelembagaannya dan juga mengganalisis koperasi diukur dari kekuatan modal dan keuangan koperasi dengan menggunakan analisis rasio keuangan. Analisis rasio liquiditas, solvabilitas dan profitabilitas untuk analisa PTP dikaitkan dengan analisis indeks jatidiri koperasi. Menurut Munawir (2002), laporan keuangan akan digunakan manajemen untuk 1) Mengukur tingkat biaya dari berbagai kegiatan perusahaan 2) Menentukan/mengukur efisiensi tiap-tiap bagian, proses atau produksi serta dan untuk menentukan derajat keuntungan yang dapat dicapai. 3) Menilai dan mengukur hasil kerja tiap-tiap individu yang telah diserahi wewenang dan tanggung jawab. 4) Menentukan perlu tidaknya digunakan kebijaksanaan atau prosedur yang baru untuk mencapai hasil yang lebih baik. Tujuan laporan keuangan pada koperasi adalah untuk menyediakan informasi yang berguna bagi pemakai utama dan pemakai lainnya. Adapun tujuan atau kepentingan pemakai terhadap laporan keuangan koperasi berdasarkan hasil penelitian Oktaviani (2004), antara lain : 1) Menilai pertanggung jawaban pengurus. 2) Menilai prestasi pengurus. 3) Menilai manfaat yang diberikan koperasi terhadap anggotanya. 4) Menilai kondisi keuangan koperasi (rentabilitas, likuiditas, dan solvabilitas). 5) Sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan jumlah sumberdaya dan jasa yang akan diberikan kepada koperasi. Mengukur kinerja keuangan dapat dilakukan dengan mengukur analisis rasio maupun analisis trend. Analisis rasio merupakan salah satu cara untuk menganalisis laporan keuangan baik serupa laporan laba rugi maupun neraca.
Menurut Sulystio (2010) menyatakan bahwa laporan laba rugi merupakan suatu laporan keuangan yang sistematis tentang penghasilan, biaya, rugi laba yang diperoleh oleh perusahaan selama periode tertentu. Sedangkan neraca adalah laporan sistematis tentang aktiva, hutang serta modal dari suatu perusahaan pada suatu saat tertentu. Analisis rasio dapat menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan antara jumlah tertentu dengan yang lain dalam suatu laporan keuangan.
KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis Pengertian Koperasi Kata koperasi berasal dari bahasa latin cooperatio yang berarti kerjasama atau bekerja sama. Dalam ilmu ekonomi koperasi adalah perkumpulan yang memungkinkan beberapa orang dan atau badan hukum bekerjasama atas dasar sukarela melaksanakan pekerjaan untuk memperbaiki kehidupan anggotanya1. Koperasi adalah usaha bersama untuk memperbaiki kehidupan ekonomi bedasarkan tolong-menolong. (Limbong 2010) Koperasi diartikan sangat beragam oleh para ahli, secara umum pengertian koperasi tidak terlepas dari asas, landasan, tujuan, dan prinsip-prinsip koperasi. Oleh karena itu, pengertian koperasi menjadi sangat penting agar setiap individu memiliki pemahaman yang baik tentang lembaga koperasi. Berikut ini adalah pengertian koperasi : 1. Koperasi adalah perkumpulan otonom dari orang-orang yang bergabung secara sukarela untuk memenuhi kebutuhan dan aspirasi ekonomi, sosial dan budaya mereka yang sama melalui perusahaan yang dimiliki dan diawasi secara demokratis” Limbong (2010) 2. “Koperasi adalah organisasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial, beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi yang merupakan tata susunan ekonomi sebagai usaha bersama atas asas kekeluargaan” (UU No.12 Tahun 1967) Menurut Baswir (2000), tujuan utama pendirian suatu koperasi adalah untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi para anggota. Koperasi memperjuangkan kesejahteraan ekonomi anggotanya berpegang pada asas dan prinsip-prinsip koperasi, oleh karena itu kegiatan koperasi diharapkan dapat membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Koperasi mendapatkan kedudukan yang terhormat dalam perekonomian Indonesia dan koperasi tidak hanya satu-satunya bentuk lembaga ekonomi sosial yang secara konstitusional dinyatakan sesuai dengan tatanan perokonomian yang akan dibangun oleh bangsa, tetapi juga dinyatakan sebagai soko guru perekonomian nasional. (Limbong 2010)
1
Pemerintah Kabupaten Bogor. 2013. /file/jurnal. [23 Januri 2013]
Pengertian Kopersi http://www.smecda .com/kajian
7
Pengertian Pasar Tradisional Menurut Hadiwiyono (2011), Pasar Tradisional adalah pasar yang dibangun dan dikelola oleh Pemerintah Daerah, Swasta, Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah termasuk kerjasama dengan swasta dengan tempat usaha berupa toko, kios, los dan tenda yang dimiliki atau dikelola oleh pedagang kecil, menengah, swadaya masyarakat atau koperasi dengan usaha skala kecil, modal kecil dan dengan proses jual beli barang dagangan melalui tawar menawar bangunan biasanya terdiri dari kios-kios atau gerai, los dan dasaran terbuka yang dibuka oleh penjual maupun suatu pengelola pasar. Sebagian besar menjual kebutuhan sehari-hari seperti bahan-bahan pokok berupa ikan, buah, sayursayuran, telur, daging, kain, pakaian barang elektronik, jasa dan lain-lain. Selain itu, ada pula yang menjual kue-kue dan barang-barang lainnya. Pasar seperti ini masih banyak ditemukan di Indonesia dan umumnya terletak dekat kawasan perumahan agar memudahkan pembeli untuk mencapai pasar. Secara mendetail, komponen-komponen dalam pasar tradisional dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu: 1. Kios adalah tempat berdagang dengan jenis dan spesifikasi yang sama diatur dan ditetapkan berdasarkan komoditi yang satu sama lain dibatasi dengan dinding serta dapat ditutup. 2. Los adalah tempat berdagang yang merupakan bagian dari bangunan tetap di dalam pasar yang sifatnya terbuka dan tanpa dinding keliling Prinsip-prinsip Koperasi dan Koridor Koperasi Prinsip-prinsip koperasi adalah pedoman bagi koperasi-koperasi dalam melaksanakan nilai-nilai koperasi dalam praktik. Prinsip-prinsip yang merupakan jantung dari koperasi tidak independen yang satu dengan yang lainnya tetapi saling terkait, sehingga satu diabaikan maka keseluruhan menjadi berkurang. Ada tujuh prinsip koperasi yang disepakati di Manchester tahun 1995 limbong (2010): 1. Keanggotaan yang sukarela dan terbuka. 2. Pengawasan demokarasi oleh anggota. 3. Partisipasi anggota dalam kegiatan ekonomi. 4. Otonomi dan kemandirian (independen). 5. Pendidikan, pelatihan dan peneranagan. 6. Kerja sama antar koperasi. 7. Kepedulian terhadap masyarakat. Pemberian koridor dalam pengembangan koperasi diharapkan mampu menghindarkan koperasi dari krisis kepemimpinan, krisis rasis dalam era identitas, dan krisis idiologi. Ancaman tiga krisis diatas semakin dirasakan oleh koperasi dalam era pasar bebas dan keterbukaan ekonomi seperti saat ini. Dalam rangka mencegah terjadinya krisis tersebut maka dibuatlah koridor-koridor sebagai berikut (Limbong 2010): 1. Promosi anggota-anggota yang berhasil. 2. Pembatasan bisnis dengan bukan anggota. 3. Keseimbangan struktural modal. 4. Kepemimpinan koperasi. 5. Partisipasi anggota. 6. Rapat delegasi dan penghindaran disintregasi. 7. Komite pengawas kompeten.
8. Merger. 9. Sistem koperasi yang terpadu. 10. Federasi. Teori Analisis Rasio Keuangan Analisis rasio finansial yang dilakukan dalam penelitian terhadap laporan keuangan KP4 dimaksudkan untuk menilai dan mengevaluasi tujuan koperasi secara ekonomi. Pengukuran kinerja keuangan dilakukan dengan menganalisis rasio-rasio keuangan yang terdapat pada laporan keuangan koperasi Analisis rasio akan memudahkan untuk mengetahui dalam hal-hal apa saja KP4 sedang menghadapi masalah serius bahkan kritis, sehingga dapat dilakukan perbaikan perbaikan untuk mencegah semakin buruknya kondisi atau kesehatan badan usaha. Analisis rasio berguna untuk mengetahui kinerja keuangan KP4 secara keseluruhan dari waktu ke waktu. Analisis rasio adalah cara menganalisis keuangan dengan menggunakan perhitungan-perhitungan perbandingan atas data kuantitatif yang ditujukan dalam neraca dan laporan laba rugi badan usaha. Analisis membutuhkan data yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan. Analisis rasio sering digunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan di KP4 adalah rasio likuiditas, solvabilitas, dan profitabilitas/rentabilitas (Toto 2012). 1. Likuiditas Likuiditas bertujuan untuk mengetahui kemampuan KP4 dalam membayar kewajiban-kewajiban jangka pendeknya tepat waktu. Rasio likuiditas sangat penting bagi pimpinan, manajer keuangan, bank, atau para pemasok yang memberikan kredit penjualan. Rasio-rasio yang digunakan dalam likuiditas antara lain rasio lancar, rasio cair, dan rasio kas. Rasio lancar (current ratio) merupakan perbandingan antara jumlah aktiva lancar dengan jumlah hutang lancar. Rasio ini berguna untuk mengukur kemampuan KP4 dalam membayar kewajiban-kewajiban jangka pendeknya. Tidak ada tolak ukur yang pasti tentang berapa rasio lancar yang minimal harus dimiliki suatu perusahaan terutama koperasi. Pada umumnya menggunakan perbandingan (2:1) atau harta lancar dua kali lipat kewajiban jangka pendeknya dianggap cukup aman bagi perusahaan. Current ratio yang tinggi belum tentu menjamin akan dapat dibayarnya hutang yang sudah jatuh tempo karena proporsi dari aktiva lancar yang tidak menguntungkan. Standar yang baik untuk rasio ini adalah minimal 200 % (Suwandi 1985). Standar rasio cair atau rasio cepat (quick ratio) merupakan perbandingan antara aktiva lancar dengan hutang lancar. Untuk standar rasio cair (1:1) yang artinya KP4 merasa aman jika memiliki harta lancar di luar persediaan dan pembayaran di muka, minimal sebesar kewajiban jangka pendeknya. Rasio ini hanya membandingkan aktiva yang sangat likuid (mudah dicairkan atau diuangkan). Selain itu juga menggunakan rasio kas yaitu rasio penjualan atas kas. Standar yang baik untuk rasio ini adalah minimal 100 % (Suwandi 1985). 2. Solvabilitas Solvabilitas merupakan kemampuan untuk membayar utang jangka panjang, baik utang pokok maupun bunganya (Toto 2012). Rasio-rasio yang digunakan dalam solvabilitas adalah rasio modal sendiri dengan total aktiva (equity to total
9
aset ratio), rasio modal sendiri dengan aktiva tetap (equity to fixed aset ratio), rasio aktiva tetap dengan hutang jangka panjang (fixed aset to long term debt ratio), rasio total hutang dengan total aktiva (debt ratio) dan rasio total hutang dengan total modal sendiri (debt equity ratio) yaitu semakin rendah angka rasio, maka semakin tinggi solvabilitas KP4 dan menggambarkan bahwa beban utang tidak terlalu berat. Rasio modal sendiri terhadap total aktiva menunjukkan semua total aktiva akan dapat direalisasi sesuai dengan yang dilaporkan dalam neraca. Hal ini penting untuk menunjukkan tingkat keamanan dan sumber permodalan yang dimiliki kreditur. Semakin tinggi nilai rasio ini menunjukan semakin kecil jumlah modal pinjaman yang digunakan KP4. Standar yang baik untuk rasio ini adalah minimal 50 % (Suwandi 1985). Rasio modal sendiri terhadap aktiva tetap menunjukkan proporsi aktiva tetap yang dibiayai oleh modal sendiri. Modal sendiri yang lebih besar daripada aktiva tetap keadaannya lebih baik karena dapat mempertahankan likuiditas KP4 saat terjadi pembayaran hutang. Rasio yang baik dalam rasio modal sendiri terhadap total aktiva adalah minimal 150 % artinya nilai modal sendiri lebih besar 150 % dari nilai aktiva tetap. Sedangkan rasio aktiva tetap dengan hutang jangka panjang menunjukkan kemampuan koperasi untuk memperoleh pinjaman baru dengan jaminan aktiva tetap. Standar yang baik adalah minimal 150 % (Suwandi 1985). Debt ratio merupakan rasio yang menunjukkan jumlah total aktiva yang digunakan untuk menjamin total hutang. Rasio yang digunakan adalah minimal maksimum 50 %. Semakin besar rasio ini maka semakin besar resiko koperasi Sedangkan debt equity ratio merupakan rasio yang menunjukkan jumlah total hutang yang dijamin oleh total modal sendiri. Standar yang baik untuk rasio ini adalah maksimum 50%. Semakin tinggi rasio ini maka kemampuan modal sendiri untuk menjamin hutang semakin rendah (Suwandi 1985). 3. Profitabilitas Profitabilitas adalah kemampuan menghasilkan laba. Dalam analisis rasio kemampuan menghasilkan laba dapat dikaitkan dengan penjualan aset atau modal. Profitabilitas mendapat tempat tersendiri dalam penilaian tersendiri (Toto 2011). Meskipun koperasi tujuannya bukan mengejar yang sebesar-besarnya, tetapi pengetahuan keadaan laba koperasi perlu diketahui. Ada beberapa cara penghitungan untuk melihat laba yang diperoleh oleh KP4 dengan menggunakan rasio ini diantara nya rasio laba bersih (net profit margin), rasio operasional (operating margin ratio), rasio rentabilitas modal sendiri (return on equity), dan tingkat pengembalian investasi (return on investment). Teori Penilaian Tangga Perkembangan (PTP) Maksud dari penilaian tangga perkembangan (PTP) bagi koperasi adalah untuk memberikan metode yang cepat dan ekonomis yang dapat menyimpulkan data dasar (baseline data) mengenai kapasitas kelembagaan dari organisasi koperasi. Adapun tujuan dari PTP ini yaitu mengukur perkembangan kelembagaan sebuah koperasi pada waktu tertentu, memberikan metode penilaian yang sesuai kinerjanya dan efektif dari segi biaya (cost effective) membantu koperasi-koperasi untuk dapat memahami berbagai indikator kinerja dari
organisasi, serta menggalakan mereka untuk mengambil prakarsa-prakarsa yang perlu untuk memperbaiki organisasi mereka. Variabel-variabel dalam PTP antara lain visi, kapasitas, sumber daya, dan jaringan kerja. Visi dalam sebuah organisasi koperasi diukur dari berbagai aspek antara lain pemerataan pemanfaatan anggota, komunikasi dengan anggota, komitmen terhadap pengembangan bisnis, keefektifan kepemimpinan dan manajemen pengurus, keefektifan rencana strategik, dan penyelesaian masalah atau sengketa (Soedjono 2003). Sedangkan untuk kapasitas diukur dari tingkat struktur organisasi, tingkat retensi tenaga staf, syarat-syarat pelayanan bagi staf tenaga kerja, pelatihan tenaga staf, langkah atau teknologi untuk mengurangi biaya-biaya, sistem operasi dan pengaturan keuangan, tiga tahun laporan audit, dan pemberian pelayanan terhadap anggota (Soedjono 2003). Untuk variabel sumber daya diukur dari kecukupan modal, pertumbuhan aset, manajemen aset, kebijakan perkreditan, dan kebijakan anggaran. Kecukupan modal koperasi didapatkan dengan perhitungan:
Permodalan koperasi dikatakan kuat jika M > 20 %, yakni aset lebih besar melebihi daripada kewajiban koperasi. Permodalan dapat dikatakan cukup jika M > 5 %. Apabila M < -25 % maka dapat dikatakan bahwa permodalan KP4 tidak mencukupi yang artinya kewajiban lebih besar daripada aset koperasi. Pertumbuhan aset (T) koperasi dapat diketahui berdasarkan perhitungan sebagai berikut:
Jika pertumbuhan aset KP4 meningkat 5 % terus menerus setiap tahun selama 3 tahun maka pertumbuhan aset KP4 positif tinggi. Sedangkan jika kurang dari 5 % sela 3 tahun berturut-turut maka pertumbuhan asetnya negatif tinggi. Berdasarkan variabel sumber daya juga dapat diketahui sejauh mana koperasi menjaga atau melindungi asetnya. Hal ini dapat dilihat melalui tingkat pengambalian dengan perhitungan sebagai berikut:
Berdasarkan indikator PTP kinerja KP4 dapat dihubungkan pada 3 zona yaitu zona hijau, kuning, dan merah. Penetapan zona tersebut dilihat dari tingkat komulatif penilaian terhadap komponen-komponen kinerja yang disesuaikan di KP4 dan membaginya ke dalam tiga zona. Penentuan zona tersebut dilihat dari pemberian rentang skala nilai dari keseluruhan skor setiap variabel. Zona hijau merupakan koperasi yang kinerjanya baik dengan adanya manajemen yang efektif dengan pemberian pelayanan yang memuaskan. Zona kuning menunjukkan kinerja koperasi memuaskan namun harus diperhatikan dari segi manajemen ataupun pelayanan anggota. Zona merah menunjukkan koperasi berada dalam kesulitan baik dari segi pelayanan anggota atau organisasi dan usaha. Dengan penilaian kinerja PTP tersebut dapat memberikan alternatif bagi KP4 dalam memperbaikinya.
11
Kerangka Pemikiran Oprasional Koperasi Pengusaha dan Pedagang Pasar Parung (KP4) yang terletak dekat Pasar Parung merupakan koperasi yang sudah berdiri dan beroperasi sejak tahun 1965 yang terbentuk dari sebuah organisasi para pengusaha pedagang Pasar Parung yang kemudian dibentuk menjadi koperasi yang memiliki badan hukum. KP4 bergerak dibidang jasa simpan pinjam dan penyaluran bahan-bahan pokok akan tetapi saat ini KP4 hanya melayani pelayanan simpan pinjam dan jasa pembayaran rekening sehingga menunjukkan kinerja KP4 terhadap pelayanan kurang maksimal. Hal ini dikarenakan kinerja KP4 merupakan faktor yang penting dalam mendukung keberhasilan dan perkembangan koperasi sesuai dengan tujuan,visi dan misi koperasi itu sendiri. Keberhasilan KP4 akan dirasakan jika kinerjanya berjalan sesuai dengan tujuannya dan konsisten menjalankan dengan kinerja yang baik. Maka, KP4 akan memberikan kontribusi yang baik terhadap anggotanya yang kebanyakan para pedagang dan pengusaha pasar parung, serta memberikan motivasi agar mereka tetap menjadi anggota koperasi dengan kinerja yang baik pula maka tingkat kesejahteraan anggota pun akan meningkat. Penilaian KP4 dinilai berdasarkan aspek visi, kapasitas, sumber daya, dan jaringan kerja yang dapat mengukur efisiensi kinerja yang dilakukan oleh KP4 dengan menyesuaikan kondisi di KP4. Kinerja keuangan merupakan hal penting yang menujukkan kegiatan koperasi berjalan dengan baik. Kinerja keuangan koperasi dapat dilihat dari laporan keuangan dengan analisis rasio keuangan. Hal ini dilakukan karena KP4 berada pada dua sisi yakni sebagai organisasi dan persaingan di pasar dalam memberikan pelayanan anggota. Hasil dari analisis dan pengamatan terhadap kinerja keuangan akan digunakan para pengambil keputusan untuk mengambil langkah, baik yang berkaitan langsung dengan keuangan maupun secara tidak langsung yaitu penurunan skala penjualan, perekrutan atau pemberhentian karyawan koperasi dari kesesuaian manajemen KP4 dengan implementasinya. Kinerja yang baik menunjukkan visi, kapasitas, dan sumber daya yang sesuai dan efisien, serta dapat menempatkan KP4 pada jati diri kuat dan persaingan usaha yang baik. Sedangkan pengukuran kinerja keuangan dilakukan dengan menganalisis rasio-rasio keuangan yang terdapat pada laporan keuangan KP4. Hal ini dilakukan karena analisis rasio dapat memudahkan para pengambil keputusan dalam mengambil langkah yang harus dilaksanakan sesuai dengan kondisi di pasar seperti kekuatan dan kelemahan badan usaha yang dilihat dari laporan keuangan. Selain itu, analisis rasio dapat mengetahui secara keseluruhan laporan keuangan atau dari waktu ke waktu. Berdasarkan hasil analisis laporan keuangan koperasi dapat dinilai kinerja KP4. Kerangka pemikiran operasional penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1.
12
Keberadaan KP4 sudah 58 tahun namun belum mampu mengembangkan unit usahanya Analisis kinerja KP4 Aspek keuangan
Likuiditass 1. Rasio lancar 2. Rasio cepat
Solvabilitas 1. 2. 3. 4. 5.
ETTAR EFTAR FATLTDR DR DER
Aspek kelembagaan
Profitibilitas 1. NPMR 2. OMR 3. RONWR 4. ROI
Visi
Sumber daya
Kapasitas
Jaringan kerja
Analisis peniliaian tangga perkembangan (PTP)
Menentukan strategi kebijakan KP4 dalam memperbaiki kinerja
Gambar 1 Diagram kerangka pemikiran
13
METODE PENELITIAN
Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di wilayah Kabupaten Bogor yang terletak di Jl. H Mawi No.33 Parung, Bogor. Pemilihan lokasi dilakukan secara purposive (sengaja). Alasan pemilihan lokasi tempat penelitian sebab lokasi yang strategis yaitu di pasar tradisional yang memiliki potensi dan transaksi antara konsumen dan pedagang yang begitu besar. Koperasi Pasar Parung merupakan koperasi yang telah lama berdiri sejak tahun 1965, telah banyak memiliki pengalaman dalam mengelola organisasi koperasi, dan sudah memiliki anggota kurang lebih 800 anggota yang aktif. Pengumpulan data dilakukan sejak bulan Februari sampai bulan Maret 2013. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh dari kuesioner melalui pengamatan secara langsung, diskusi maupun wawancara sesuai dengan kuesioner yang sudah disiapkan. Data primer ini merupakan data yang dihasilkan dari sumber informasi yang terkait dengan KP4 baik itu pengurus, pengawas dan pengelolaan serta anggota koperasi tersebut. Sedangkan data sekunder merupakan data pelengkap dari data primer, baik itu data dari pihak koperasi yang menjadi tempat penelitian seperti laporan tahunan, laporan keuangan, jurnal, dan internet.
Metode Pengambilan Sampel Metode pengambilan sampel dilakukan secara sengaja karena responden terkait langsung dengan penelitian. Adapun responden yang digunakan sebanyak lima orang anggota. Yaitu ketua pengurus, sekretaris, manajer, dan pengawas digunakan untuk mendapatkan data kinerja berdasarkan aspek kelembagaan. Analisis keuangan diperoleh dari laporan tahunan KP4 tahun 2009-2010 dan 2010-2011. Metode Pengolahan Data Analisis Rasio Keuangan Analisis rasio keuangan merupakan analisis kuantitatif dengan pendekatan akuntansi terhadap laporan keuangan. Analisis laporan keuangan ini dilakukan dengan analisis rasio keuangan untuk mengetahui kinerja keuangan KP4. Analisis rasio digunakan untuk melihat perkembangan kinerja keuangan koperasi KP4 dan untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap jalannya koperasi. Analisis rasio yang digunakan terdiri dari rasio likuiditas, solvabilitas, rentabilitas (Toto 2011).
1. Rasio Likuiditas Rasio likuiditas menunjukkan kemampuan koperasi untuk membayar kewajiban keuangan yang harus segera dipenuhi. Likuiditas diukur dengan menggunakan rasio di bawah ini: a. Rasio lancar (Current Ratio) Rasio lancar menunjukkan kemampuan koperasi untuk memenuhi hutang lancar dengan aktiva lancar yang dimiliki. Standar yang baik adalah minimal 200 persen artinya aktiva lancar harus lebih besar 2:1 dengan hutang lancar resiko gagal bayar dapat di mitigasi jika aktiva lancar lebih besar. Rasio ini dirumuskan sebagai berikut :
b. Rasio cepat (Quick Ratio) Rasio ini merupakan ukuran kemampuan koperasi dalam memenuhi kewajiban-kewajibannya dengan tidak memperhitungkan persediaan, karena persediaan memiliki sifat yang kurang likuid yaitu memerlukan waktu yang relatif lama untuk dicairkan. Standar yang baik rasio ini adalah minimal 100% artinya pebandingan aktiva lancar dengan hutang minimal sama porsinya yaitu 1:1. Rasio ini dirumuskan sebagai berikut :
2. Rasio solvabilitas Rasio ini menunjukkan kemampuan koperasi untuk memenuhi seluruh kewajiban keuangannya baik jangka pendek maupun jangka panjang. Rasio solvabilitas diukur dengan menggunakan rasio di bawah ini : a. Rasio Modal Sendiri dengan Total Aktiva (Equity To Total Asset Ratio) Rasio ini menunjukkan tingkat solvabilitas koperasi dengan anggapan bahwa semua aktiva akan dapat direalisasi sesuai dengan yang dilaporkan dalam neraca. Standar yang baik untuk rasio ini adalah minimal 50 % artinya Semakin tinggi rasio ini berarti semakin kecil jumlah pinjaman yang digunakan untuk membiayai aktiva koperasi. rasio ini dirumuskan:
b. Rasio Modal Sendiri dengan Aktiva Tetap (Equity To Fixed Asset Ratio) Rasio ini menunjukkan proporsi aktiva tetap yang dibiayai oleh modal sendiri. Standar yang baik untuk rasio ini adalah minimal 150 % artinya posisi aman bagi organisasi untuk membiayai aktiva tetap dengan modal sendiri lebih baik berada di 150 % dengan rumus:
15
c. Rasio Aktiva Tetap dengan Hutang Jangka Panjang (Fixed Asset To Long Term Debt Ratio) Rasio ini menunjukkan kemampuan koperasi untuk memperoleh pinjaman baru dengan jaminan aktiva tetap. Standar yang baik untuk rasio ini adalah minimal 150% artinya semakin tinggi rasio semakin besar jaminan, kreditur jangka panjang semakin aman atau terjamin, dan semakin besar kemampuan koperasi untuk mencari pinjaman. Rumus rasio ini adalah:
d. Rasio Total Hutang dengan Total Aktiva (Debt Ratio) Rasio ini menunjukkan berapa bagian dari keseluruhan dana yang dibiayai dari hutangnya. Standar yang baik untuk rasio ini adalah maksimum 50% artinya semakin kecil rasio ini maka semakin kecil resiko yang akan ditanggung oleh koperasi dengan rumus :
e. Rasio Total Hutang dengan Total Modal Sendiri (Debt Equity Ratio) Rasio ini menunjukkan proporsi hutang yang dijamin oleh modal sendiri. Standar yang baik untuk rasio ini adalah maksimum 67%. Artinya jika nilai rasio ini lebih dari satu berarti kemampuan modal sendiri untuk menjamin hutang semakin rendah. Namun jika rasio lebih kecil dari satu maka kemampuan modal sendiri untuk menjamin selutuh hutangnya lebih besar. Rasio ini dirumuskan:
3. Rasio Rentabilitas / Profitabilitas Rasio rentabilitas menunjukkan kemampuan koperasi dalam menghasilkan laba dalam periode tertentu. Rentabilitas dapat diukur dengan beberapa rasio, yaitu: a. Rasio Laba Bersih (Net Profit Margin Ratio) Net profit margin ratio menunjukkan besarnya laba bersih yang dapat dihasilkan koperasi setiap 1 rupiah penjualan. Standar yang baik untuk rasio ini adalah minimal 4%. Semakin besar nilai rasio ini maka semakin besar kemampuan koperasi dalam memperoleh laba. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
b. Rasio Operasional (Operating Margin Ratio) Rasio operasional menunjukkan tingkat efisiensi koperasi dalam menjalankan usahanya. Standar yang baik untuk rasio ini adalah minimal 2%. Artinya semakin besar rasio ini maka semakin besar kemampuan koperasi dalam memperoleh laba operasi dengan rumus:
c. Ratio Tingkat Pengembalian Modal Sendiri (Return on Net Worth Ratio) Rasio ini menunjukkan tingkat produktivitas modal yang digunakan koperasi merupakan suatu pengukuran penghasilan yang tersedia bagi koperasi atas modal yang diinvestasikan. Standar yang baik untuk rasio ini adalah minimal 15%. Artinya semakin besar rasio ini maka modal sendiri semakin produktif dalam menyumbangkan laba bersih bagi koperasi. Rasio ini dirumuskan sebagai berikut:
d. Rasio Tingkat Pengembalian Investasi (Return On Investment) ROI menunjukkan kemampuan koperasi dalam menghasilkan pendapatan dan mengindikasikan koperasi menggunakan seluruh asset yang tersedia dengan baik. Rasio ini digunakan untuk mengevaluasi aktivitas keseluruhan koperasi.
Analisis ROI merupakan hubungan antara pendapatan dengan investasi pada aktiva yang ditanamkan koperasi. Standar yang baik adalah minimal 4%. Analisis Penilaian Tangga Perkembangan (PTP) Kinerja KP4 berdasarkan analisis penilaian tangga perkembangan (PTP) dilihat berdasarkan visi, kapasitas, sumber daya, dan jaringan kerja. Dari berbagai indikator tersebut terdapat komponen-komponen yang disesuaikan dengan kondisi kinerja KP4. PTP ini merupakan penilaian secara kualitatif dengan adanya pemberian indikator-indikator yang terdapat pada manajemen koperasi. Indikatorindikator tersebut diberikan skor untuk memudahkan pengukuran tingkat kinerja KP4. Variabel penelitian dalam analisis kinerja KP4 dengan menggunakan PTP terdapat berbagai indikator (Soedjono 2003). Indikator untuk menentukan visi, kapasitas, sumber daya, dan jaringan kerja didasarkan pada tabulasi dengan pemberian nilai untuk setiap variabel. Oleh karena itu disimpulkan dalam penelitian ini, menggunakan pendekatan kualitatif yakni penelitian untuk memahami fenomena yang dialami oleh subjek penelitian seperti perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain sebagainya dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah, dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah yang merujuk pada Tabel 2.
Tabel 2 Penilaian tangga perkembangan (PTP) No A. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Indikator Visi Pemerataan pemanfaatan anggota Keefektifan komunikasi dengan anggota Komitmen terhadap perkembangan bisnis Keefektifan kepemimpinan dan manajemen pengurus Komitmen terhadap pengembanagan sosial Keefektifan rencana secara strategis Mekanisme penyelesaian sengketa
Skor 1-5 1-5 1-5 1-5 1-5 1-5 1-5
17
Subtotal B Kapasitas 8. Struktur organisasi pada keberhasilan koperasi 9. Retensi (dipertahankannya) tenga staff 10. Syarat-syarat pelayanan bagi tenaga staff 11. Pelatihan tenaga staff 12. Langkah, teknologi untuk mengurangi biaya-biaya 13. Sistem - sistem operasi dan pengaturan keuangan 14. 3 tahun laporan audit 15. Pemberian pelayanan kepada anggota Subtotal C Sumber daya 16. Kecukupan modal (M) 17. Pertumbuhan asset (T) 18. Manajemen asset (P) Subtotal D Jaringan kerja 20. Kebijakan anggaran/fiscal 21. Hubungan dengan organisasi puncak 22. Hubungan dengan pihak lain SUBTOTAL
Max 35 1-5 1-5 1-5 1-5 1-5 1-5 1-5 1-5 Max 40 1-5 1-5 1-5 Max 40 1-5 1-5 1-5 Max 15
Sumber: Soedjono (2003)
Indikator-indikator dalam PTP sudah sesuai dengan indikator yang terdapat di dalam koperasi. Setiap variabel terdapat berbagai atribut yang menunjukkan tujuan koperasi sebagai lembaga sosial ekonomi. Indikator-indikator yang telah diberi skor dilakukan penjumlahan dari setiap variabel. Penjumlahan skor untuk setiap indikator dilakukan secara mean dan ditentukan rentang skala nilai. Skor penilaian PTP dapat dilihat pada Tabel 3. (Soedjono 2003)
Tabel 3 Skor penilaian tangga perkembangan (PTP) Keterangan skor Skala nilai Kemajuan secara konsisten atau baik 5 Kemajuan terjadi sejak penilaian terakhir 4 Kinerja naik dan turun 3 Dalam keadaan yang terbaik, bukti yang ada 2 tidak sempurna /berbeda dalam pencapaian Sedikit atau tidak ada pembuktian tentang 1 pencapaian selama priode terakhir Sumber: Soedjono, 2003
Hasil dari penelitian PTP ini dibagi menjadi tiga zona yaitu hijau, kuning, dan merah. Keterangan mengenai tiga zona dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4 Indikator-indikator penilaian tangga erkembangan (PTP) Indikator Skala nilai menurut indikator Keterangan Visi Hijau (35-22) Visi yang diterapkan baik Kuning (21-12) Visi pada umumnya baik, namun harus diperhatikan lagi Merah (11-0) Visi yang diterapkan tidak sesuai Kapasitas Hijau (40-26) Kapasitas organisasi baik Kuning (25-13) Kapasitas organisasi baik, namun perlu diperhatikan lagi Merah (12-(-5)) Kapasitas organisasi semakin sulit Sumber Hijau (30-28) Sumber daya yang Daya dimiliki baik Kuning (22-15) Sumber daya yang dimiliki baik, namun perlu diperhatikan lagi Merah (7-0) Sumber daya mengalami kesulitan Jaringan Hijau (20-15) Jaringan koperasi baik kerja Kuning (14-8) Jaringan kerja baik, namun perlu diperhatikan Merah (7-0) Jaringan mengalami kesulitan Sumber : Soedjono, 2003
Indikator-indikator tersebut telah menjadi ketentuan untuk semua koperasi di Indonesia yang terdapat pada PTP dengan rentang atau jarak yang memungkinkan dari setiap indikator antara lain jumlah nilai keseluruhan setiap indikator hijau rentang (150-(-5)) = 145-98, kuning rentang (97-52), merah rentang (51-(-5). Perolehan rentang tersebut didapat dari tabulasi setiap indikator dengan penjumlahan dari setiap skala indikator. GAMBARAN UMUM KOPERASI PENGUSAHA DAN PEDAGANG PASAR PARUNG (KP4) Sejarah KP4 dan Kondisi Umum Wilayah Penelitian Sebelum menjadi Koperasi Pedagang Pasar Parung (KP4) merupakan organisasi yang dibentuk atas inisiatif bersama yang diberi nama pengusaha pedagang pasar parung (P4) yaitu persatuan pedagang yang mayoritas anggotanya para pedagang Pasar Parung, P4 didirikan pada tahun 1965 saat perekonomian bangsa sedang mengalami kekacauan sehingga barang kebutuhan pokok harganya
19
tidak menentu dan diluar kemampuan daya beli masyarakat yang pada umumnya berpenghasilan rendah. Program yang dilaksanakan organisasi P4 antara lain: mengadakan pembelian secara bersama atau kolektif agar mendapatkan harga yang lebih murah, mengadakan pengumpulan modal dengan diadakan arisan keuangan dan mengadakan pengajian setiap malam Selasa secara rutin untuk membina persatuan dan kesatuan sesama pedagang di Pasar Parung Setelah organisasi Persatuan Pedagang Pasar Parung (P4) berjalan selama 10 tahun dengan segala kegiatan yang telah dilaksanakannya, maka atas inisiatif beberapa tokoh organisasi pedagang tersebut maka organisasi tersebut ditingkatkan statusnya menjadi koperasi melalui rapat pembentukan yang disaksikan oleh pejabat Departemen Koperasi Kabupaten Dati II Bogor pada tanggal 11 Agustus 1975. Setelah P4 resmi menjadi koperasi dengan nama Koperasi Pengusaha dan Pedagang Pasar Parung ( KP4) dengan jumlah anggota sebanyak 39 orang, maka untuk mewujudkan segala program yang menjadi citacita bersama diadakan RAT untuk mengangkat dan memilih pengurus koperasi. KP4 berlokasi Jl. H. Mawi No. 33 Parung Kecamatan Parung Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Pada awal pendirian KP4 merupakan organisasi para pengusaha dan pedagang di Pasar Parung seiring berjalannya waktu dan kebijakan pemerintah terkait dengan perekonomian yang didasari dengan kerjasasama yang berazaskan kekeluargaan maka dibentuk lah koperasi pasar yang mencakup hampir semua anggotanya para pedagang dan pengusaha Pasar Parung dan ada juga anggotanya nonpedagang pasar. Awalnya koperasi melayani pemenuhan bahan-bahan pokok para anggota koperasi sebagai distributornya, akan tetapi sekarang hanya melayani jasa paket lebaran, simpan pinjam dan pembayaran rekening listrik. KP4 terus melakukan promosi untuk menarik para pedagang dan pengusaha menjadi anggota. Struktur Organisasi Koperasi Stuktur organisasi koperasi melibatkan 4 unsur yaitu anggota, pengurus dan karyawan. Organisasi koperasi dibentuk atas kepentingan dan kesepakatan anggota dengan tujuan untuk mensejahterakan anggotanya sendiri dan masyarakat pada umumnya. Struktur tertinggi KP4 adalah rapat anggota tahunan (RAT).
RAT
Pengawas
Unit simpan pinjam
Pengurus harian
Dewan penasehat
Unit penjualan rek. Listrik
Unit penjualan Paket lebaran
Anggota
Keterangan : : Garis Pengawasan dan Tanggung Jawab : Garis Koordinasi Sumber : Koperasi Pasar KP4
Gambar 2 Struktur organisasi KP4 Rapat Anggota Tahunan (RAT) Rapat anggota dihadiri oleh anggota dan merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam koperasi. Keputusan-keputusan rapat anggota diambil berdasarkan musyawarah untuk mencapai mufakat. Apabila musyawarah gagal untuk mencapai mufakat maka pengambilan keputusan berdasarkan suara terbanyak para anggota memiliki hak 1 suara untuk menyampaikan asipirasinya. RAT KP4 dilakukan sekurang-kurangnya sekali dalam setahun dengan tingkat kehadiran mencapi 80%. Dalam kegiatan RAT para jajaran pengurus dan anggota dapat menetapkan AD ART KP4 menetapkan kebijaksanaan umum dibidang organisasi, manajemen dan usaha koperasi, serta rencana kerja, rencana anggaran pendapatan, dan belanja koperasi, serta pengesahaan laporan keuangan. Selain itu, RAT menetapkan pengesahan pertanggungjawaban pengurus dalam melaksanakan tugasnya dan pembagian sisa hasil usaha. Pelaksanaan RAT bertujuan untuk mengefektifkan acara RAT dan diskusi mengenai pengembangan yang harus dilakukan pada tahun selanjutnya. RAT dilaksanakan dengan mengundang para anggota yang aktif berdasarkan anggaran dasar. Pelaksanaan RAT KP4 tidak dapat dihadiri oleh seluruh anggota. Hal ini disebabkan keterbatasan dana dan tempat. Pelaksanaan RAT dikatakan sah menurut tata tertib RAT yang ditetapkan KP4 apabila jumlah orang yang hadir lebih dari setengah jumlah anggota perwakilan.
21
Kepengurusan, Pengawas dan Pengelola KP4 Pengurus merupakan pemegang kuasa rapat anggota. Pengurus dapat dipilih dari dan oleh anggota koperasi didalam RAT dengan masa jabatannya kurang lebih 5 tahun. Berdasarkan pasal 30 UU No. 25 tahun1992 pengurus memiliki tugas sebagai berikut: 1. Mengelola koperasi dan usahanya. 2. Mengajukan rancangan kerja, serta rancangan rencana anggaran pendapatan dan belanja koperasi. 3. Menyelenggarakan rapat anggota. 4. Mengajukan laporan keuangan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas. 5. Menyelenggarakan pembukuan keuangan dan inventaris secara tertib. 6. Memelihara daftar buku anggota dan pengurus. Dalam menjalankan tugas pengurus KP4 memiliki wewenang sebagai berikut: 1. Mewakili koperasi di dalam dan di luar pengadilan. 2. Memutuskan penerimaan dan penolakan anggota baru serta memberhentikan anggota sesuai dengan ketentuan dalam anggaran dasar. 3. Melakukan tindakan dan upaya bagi kepentingan koperasi sesuai dengan tanggung jawab dan keputusan rapat anggota. Sedangkan pengawas merupakan bagian dari perangkat organisai koperasi yang dipilih dari anggota dan diberi mandat melakukan pengawasan terhadap jalannya organisasi meliputi pelaksanaan kebijakan dan pengelolaan koperasi serta berwenang untuk meneliti segala catatan yang ada pada KP4. Pengelola koperasi adalah orang-orang yang diangkat dan diberhentikan oleh pengurus untuk mengembangkan usaha koperasi secara profesional dan effisien. Pengelola juga merupakan pegawai atau pun pengurus yang bertanggungjawab secara operasional sesuai dengan keahlian dalam bidang masing-masing. Keanggotaan KP4 Jumlah anggota KP4 setiap tahun tidak menunjukkan perubahan yang signifikan tahun 2009 sampai dengan tahun 2011. Pengurangan anggota koperasi hampir seimbang dengan masuknya anggota baru, dari mayoritas anggota yang keluar disebabkan karena ketidakmampuan para anggota dalam memenuhi kewajibannya sebagai debitur KP4, dan ada juga anggota yang dikeluarkan karena ketidakpatuhan dalam mematuhi peraturan dan ketentuan KP4 yang berlaku, serta ada beberapa anggota yang meninggal dunia. Keanggotaan KP4 bersifat sukarela dan terbuka serta tidak terbatas dan tidak ada diskriminasi. Anggota koperasi adalah pemilik sekaligus pelanggan sehingga keanggotaan tidak dapat dipindahtangankan kecuali diteruskan oleh ahli warisnya apabila telah meninggal. Persyaratan untuk masuk ke dalam anggota KP4 harus melakukan pendaftaran dengan membayar simpanan pokok sebesar Rp 15 000.00. Hal ini disesuaikan dengan kemampuan rata-rata setiap anggota membayar. Setiap anggota KP4 akan memperoleh manfaat yaitu manfaat ekonomi dan manfaat sosial. Dengan manfaat ekonomi anggota dapat merasakan peningkatan pendapatan yang dibagikan sebagai sisa hasil usaha serta memudahkan anggota untuk memperoleh apa yang dibutuhkan. Sedangkan
manfaat sosial yang dapat dirasakan yaitu peningkatan hubungan kekeluargaan dan kebersamaan sesama anggota maupun dengan kepengurusan KP4. Unit Usaha Jasa Unit jasa KP4 meliputi pelayanan pembayaran rekening listrik. Dimana unit pelayanan pembayaran rekening listrik dan pencatatan KWH meter di KP4 telah dimulai sejak tahun 1990. Hal ini dilakukan kerjasama dengan PT. Raharja Sinergi selaku penyedia server yang ditunjuk langsung oleh PT. PLN dengan cara sistem setor saldo yaitu setiap transaksi penjualaan rekening listrik merupakan pendebetan saldo rekening atas nama PT. Raharja Sinergi yang ada di bank, dengan adanya manfaat bagi KP4 berupa balas jasa sebesar Rp1 050 per rekening pembayaran listrik setiaap keuntungan yang diperoleh KP4 setiap bulannya akan ditransfer oleh PT. Raharja Sinergi ke rekening atas nama KP4. Keuntungan KP4 dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5 Keuntungan tiap bulan dari penjualan rekening listrika No Bulan Pendapatan Biaya operasional Laba Lembar Nominal 1. Januari 973 828 012 304 000 524 012 2. Februari 1 037 1 088 850 184 000 776 721 3. Maret 1 236 1 145 788 218 000 927 788 4. April 1 003 1 120 650 749 000 371 650 5. Mei 1 216 1358 270 132 000 1 226 270 6. Juni 1 181 1 277 160 132 000 1 145 160 7. Juli 1 235 1 335 640 165 000 1 145 160 8. Agustus 964 1 012 200 97 000 915 200 9. September 1 128 1 184 400 145 500 1 038 900 10. Oktober 1 035 1 172 450 117 000 1 055 450 11. Nopember 1 093 1 147 650 122 000 1 025 650 12. Desember 1 154 1 211 700 117 000 1 094 700 Jumlah 13 255 13 882 770 2 482 500 11 246 661 a. Sumber : Laporan tahunan KP4 (2010)
Usaha Simpan Pinjam KP4 Usaha simpan pinjam yang merupakan bagian dari unit usaha KP4 yang bertujuan membantu memberikan kemudahan untuk memperoleh modal kepada anggota yang sebagian besar para pedagang di Pasar Parung. Adapun persyaratan yang diajukan oleh KP4 adalah mengisi formulir, menyerahkan foto copy KTP suami istri bila sudah menikah, foto copy akte nikah, foto copy kartu keluarga (KK), foto copy NPWP dan foto copy kartu anggota KP4. Dibandingkan pengajuan simpan pinjam ke bank, koperasi lebih mudah dalam persyaratan pengajuannya sehingga banyak dari anggota yang tertarik untuk meminjam dari koperasi. KP4 memberikan bunga pinjaman sebesar 2% per bulan dengan jangka
23
waktu 18 bulan. Oleh karena itu terdapat peningkatan 30% pada tahun 2011 sebesar Rp 2 459 600.00 dibandingankan tahun 2010 dana yang dipinjamkan sebesar Rp 1 896 200.00. Anggota yang mendapatkan fasilitas pinjaman mulai dari Rp 500 000.00 sampai dengan Rp 50 000 000.00 dengan biaya bunga yang harus dibayarkan sebesar 24% per tahun propisinya sebesar 1% dari total plafond berikut dengan materai 2 lembar jika pinjaman diatas Rp 5 000 000.00 berikut data debitur dapat dilihat pada Tabel 6 KP4 dari tahun 2009.
No
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.
Bulan
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember Jumlah
Tabel 6 Jumlah debitur KP4 2009-2010 Tahun 2009 2010 Debitur Dana pinjaman Debitur Dana Pinjaman anggota anggota 18 120 400 000 31 223 100 000 15 155 700 000 25 156 000 000 21 128 500 000 18 99 300 000 25 152 500 000 29 301 000 000 20 166 500 000 27 280 500 000 27 173 200 000 25 239 000 000 42 316 500 000 45 407 300 000 20 150 000 000 17 151 500 000 16 79 100 000 18 112 200 000 14 183 200 000 21 142 700 000 19 142 000 000 15 171 000 000 24 128 600 000 23 176 000 000 261 1 896 200 000 294 2 459 600 000
Sumber : Laporan tahunan KP4 (2010)
Unit Usaha Penjualan Paket Lebaran Unit usaha ini termasuk usaha musiman yang dilkukan oleh KP4 1 kali dalam setahun yaitu menjelang Hari Raya Idul Fitri usaha ini dilakukan untuk mempermudah para anggota memperoleh bahan pokok pada Hari Idul Fitri akan tetapi usaha ini terhambat oleh kenaikan harga bahan pokok tiap tahun.
Permodalan KP4 Sebagai badan usaha yang menjalankan suatu bisnis, koperasi membutuhkan modal modal ini dibutuhkan untuk membiayai kegiatan bisnis koperasi. Dalam usahanya, modal KP4 terdiri modal sendiri yaitu simpanan pokok, simpanan wajib, dan simpanan sukarela, serta simpanan lainnya. Sedangkan modal luar berupa pinjaman yang berasal dari anggota, non anggota, bank, dan lembaga keuangan
HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis Rasio Keuangan KP4 Analisis rasio keuangan KP4 dilakukan untuk melihat perkembangan kinerja keuangan dan untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap jalannya koperasi. Analisis kinerja keuangan ini bertujuan untuk menilai tingkat kemampuan dan pengelolaan modal serta usaha KP4. Analisis yang digunakan meliputi analisis likuiditas, solvabilitas, rentabilitas/profitabilitas, dan aktivitas usaha. Analisis ini menilai masing-masing rasio pada laporan keuangan 3 tahun terakhir yaitu tahun 2009 sampai dengan tahun 2011 yang kemudian dibandingkan dengan standar umum yang digunakan dari data penjualan serta SHU. 1. Likuiditas Rasio likuiditas bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban jangka pendeknya. Oleh karena itu setiap pos yang dihitung adalah pos neraca pada bagian aset lancar. Jika terdapat kewajiban yang segera harus dibayar maka harus ada aset yang dengan mudah dapat digunakan untuk membayar. Pengukuran likuiditas pada KP4 dihitung berdasarkan data dari 3 tahun terakhir dari tahun 2009-2011. Rasio-rasio likuiditas KP4 antara lain rasio lancar (current ratio), rasio cair (quick ratio), dan rasio kas. Hasil perhitungan analisis likuiditas KP4 tahun 2009-2011 dapat dilihat Tabel 7
Tabel 7 Hasil perhitungan analisis likuiditas KP4 2009-2011 Rasio Tahun Rata-rata % Nilai standar 2009 2010 2011 Lancar 1.179 1.160 1.159 1.16 116.6 >200% Cair 1.13 1.14 1.13 1.13 113.3 >150%
Rasio lancar adalah perbandingan antara aset lancar dengan utang lancar. Perhitungan rasio ini bertujuan untuk mengetahui sampai seberapa jauh sebenarnya jumlah aset lancar perusahaan dapat menjamin utang dari kreditor jangka pendek. Semakin tinggi rasio ini berarti semakin terjamin pembayaran utang jangka pendek perusahaan kepada kreditur dalam hal ini seperti bank. Rasio lancar digunakan untuk mengukur kemampuan KP4 dalam memenuhi hutang lancar dengan aktiva lancar yang dimiliki. Nilai rata-rata rasio lancar KP4 adalah 116 % yang artinya KP4 mempunyai 1.16 rupiah harta lancar untuk memenuhi setiap 1 rupiah utang lancar dan masih berada di bawah standar yang baik yaitu 200 %. Hal ini menunjukkan bahwa KP4 belum mampu menutupi hutang lancar dengan aktiva lancar yang dimiliki. Namun terjadi penurunan rasio lancar dari tahun 2009 sampai dengan 2011. Penurunan tersebut terjadi karena adanya penurunan kas yang disebabkan oleh berkurangnya anggota KP4. Rasio cepat cair (quick ratio) digunakan KP4 untuk mengukur kemampuan KP4 dalam memenuhi kewajiban kewajibannya dengan tidak
25
memperhitungkan persediaan. Nilai rasio cepat yaitu 113.3 % yang berarti mempunyai 1.13 rupiah harta kurang likuid untuk memenuhi setiap 1 rupiah. Hal ini menunjukkan bahwa KP4 aman dalam menutupi hutang lancarnya. Nilai rasio cepat cair tidak mengalami kenaikan. 2. Analisis Solvabilitas Analisis solvabilitas KP4 menunjukkan kemampuan koperasi untuk melunasi seluruh kewajibannya, Semakin sedikit utang, semakin rendah risiko keuangan. Dalam solvabilitas terdiri berbagai rasio yang digunakan antara lain rasio modal sendiri dengan total aktiva (equity to total aset ratio), rasio modal sendiri dengan total aktiva tetap (equity to fixed aset ratio), rasio aktiva tetap dengan hutang jangka panjang (fixed aset to long term debt ratio), rasio total hutang dengan total aktiva (debt ratio), dan rasio total hutang dengan total modal sendiri (debt equity ratio). Hasil perhitungan analisis solvabilitas KP4 dapat dilihat pada Tabel 8
No Rasio
1. 2. 3.
4.
5.
Tabel 8 Hasil perhitungan analisis solvabilitas KP4 Tahun Rata-rata (%) 2009 2010 2011
Rasio modal sendiri dengan total aktiva Rasio modal sendiri dengan aktiva tetap Rasio aktiva tetap dengan hutang jangka panjang Rasio total hutang dengan dengan total aktiva Rasio total hutang dengan modal sendiri
0.277
0.268
0.251
26.5
Nilai standar (%) >50
0.86
0.92
1.07
95
>150
1.97
2.15
2.42
218
>150
0.163
0.135
0.97
42.2
<50
0.587
0.503
0.389
49.3
<67
Rasio modal sendiri dengan total aktiva menunjukkan modal pinjaman dan tingkat keamanan yang dimiliki kreditor atau bank. Nilai rata-rata rasio ini dari tahun 2009-2011 adalah 26.5 % yang berarti bahwa sebesar 26.5 % dari total harta KP4 dibiayai oleh modal sendiri hal menunjukan bahwa KP4 memiliki tingkat resiko yang tinggi karena modal sendiri lebih kecil dibandingan modal dari luar Modal sendiri terhadap aktiva tetap merupakan proporsi aktiva tetap yang dibiayai oleh modal sendiri KP4. Nilai rata-rata rasio ini adalah 95 % lebih rendah dari nilai standarnya. Hal ini menunjukkan adanya kelemahan KP4 untuk membiayai aktiva tetap dengan modal sendiri. Modal sendiri yang lebih besar daripada aktiva tetapnya lebih baik karena dapat mempertahankan likuiditas KP4 saat terjadi pembayaran hutang. Selain itu rasio aktiva tetap dengan hutang jangka panjang merupakan kemampuan KP4 untuk memperoleh pinjaman baru dengan
jaminan aktiva tetap. Rasio rata-ratanya adalah 218 % lebih tinggi dari rasio standar yang baik. Hal ini menunjukkan bahwa KP4 memiliki aktiva tetap yang dapat menjamin hutang jangka panjang bahkan jauh lebih tinggi. Aset tetap yang dimiliki oleh KP4 cukup tinggi sehingga memudahkan KP4 melakukan pinjaman kepada berbagai pihak pendanaan. Rasio total hutang dengan total aktiva menunjukkan berapa bagian dari dana keseluruhan yang dibiayai dari hutang KP4. Nilai rasio ini rata-ratanya 42.2 % berada pada keadaan yang baik karena kurang dari 50 %. Artinya, 1 rupiah harta KP4 dapat menjamin 0.42 rupiah hutang yang dimilikinya. Karena semakin rendah rasio ini maka semakin kecil resiko yang harus ditanggung koperasi. Adanya penurunan nilai rasio total hutang dengan total aktiva dari tahun ke tahun menunjukkan kondisi yang membaik pada KP4 dalam membayar hutangnya ke bank. Rasio total hutang dengan total modal sendiri menunjukkan proporsi hutang yang dijamin oleh modal sendiri KP4. Nilai rasio ini adalah 49.3 % yang artinya setiap 1 rupiah modal sendiri digunakan untuk menjamin 0.49 rupiah hutang yang dimilikinya. Hal ini menunjukkan adanya kemampuan KP4 dalam menjamin hutangnya dengan modal yang dimiliki KP4. Penurunan rasio ini menunjukkan kondisi semakin membaik dimana terjadi peningkatan modal sendiri berupa simpanan wajib, simpanan pokok, simpanan sukarela, dana cadangan, dan SHU. 3. Analisis Profitabilitas Rasio profitabilitas KP4 menunjukkan kemampuan koperasi dalam menghasilkan SHU dalam periode tertentu. Pengukuran rentabilitas pada KP4 dilakukan dengan menggunakan rasio laba bersih (net profit margin), rasio tingkat pengembalian modal sendiri (return on net worth ratio), rasio operasional (operating margin ratio), dan rasio tingkat pengembalian investasi (return on investment). Hasil perhitungan rasio rentabilitas KP4 dari 2009-2011 dapat dilihat pada Tabel 9
Tabel 9 Hasil perhitungan rasio rentabilitas No
Rasio
1. 2. 3. 4.
Net profit margin Rasio operasional Return on equity Return on investment
2009 49 57 13.5 8.9
Tahun 2010 2011 42 37 62 50 12.9 21.5 9.2 10.1
Rata-Rata (%) 42.6 56.3 15.9 9.4
Nilai standar (%) >4 >2 >15 >8
Net profit margin adalah rasio antara laba setelah bunga dan pajak dengan penjualan bersih untuk menunjukkan berapa bagian dari penjualan bersih yang menjadi laba setelah bunga dan pajak. Semakin tinggi rasio ini semakin menguntungkan karena laba bersih perusahaan semakin besar. Rasio laba bersih menunjukkan besarnya laba bersih yang dapat dihasilkan KP4 dari setiap 1 rupiah penjualan. Nilai rata-rata rasio ini adalah 42.6 % berada di atas standar yang baik. Hal ini dikarenakan adanya pendapatan jasa dari rekening listrik, Paket lebaran,
27
dan juga simpan pinjam yang tinggi dibanding penjualan barang serta biaya operasional rendah. Rasio laba bersih yang dihasilkan KP4, sangat tinggi dimana kegiatan usaha yang dilakukan banyak memiliki keuntungan pada jasa pembayaran rekening listrik dan jasa simpan pinjam. Operating income rastio membandingkan antara laba sebelum bunga dan pajak (laba operasional) dan penjualan bersih. Rasio ini menunjukan berapa bagian penjualan neto yang merupakan laba usaha. Semakin tinggi rasio ini menunjukkan semakin tinggi keuntungan yang diperoleh sedangkan nilai rata-rata rasio operasional KP4 adalah 56 %. Return on equity adalah rasio yang membandingkan antara laba bersih (laba setelah bunga dan pajak) dan jumlah modal sendiri. Rasio ini menunjukan kemampuan modal KP4 yang ditanamkan oleh pemilik atau investor untuk menghasilkan laba bersih yang menjadi bagian dari pemilik. Semakin tinggi rasio ini semakin tinggi keuntungan investor karena semakin efisien modal yang ditanamkannya. Dengan demikian, rasio ini sangat mendapat perhatian dari para investor. Rasio tingkat pengembalian modal sendiri digunakan untuk mengukur tingkat produktivitas modal yang digunakan. Modal KP4 yang merupakan suatu pengukuran penghasilan yang tersedia bagi koperasi atas modal yang diinvestasikan. Nilai rata-rata rasio ini adalah 15.9 %, hal ini membuktikan bahwa modal sendiri yang ditanamkan modal KP4 sudah cukup optimal dari total modal sendiri. Namun terjadi peningkatan rasio dari tahun ke tahun dengan adanya peningkatan SHU yang dilihat dari penjualan dan pendapatan jasa semakin meningkat. Return on investment adalah salah satu bentuk dari rasio rentabilitas yang dimaksudkan untuk mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasinya perusahaan untuk menghasilkan keuntungan. Dengan demikian rasio ini menghubungkan keuntungan yang diperoleh dari operasinya perusahaan dengan jumlah investasi atau aktiva yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan operasi tersebut Berdasarkan nilai rata-rata rasio ROI sebesar 9.4 %, rasio ini berada diatas dari rasio standar yaitu 4 %. Hal ini menunjukkan kemampuan KP4 dalam memperoleh SHU dari total aktiva sudah optimal. Pada hasil analisis profitabilitas semua rasio menunjukan angka diatas nilai standar artinya KP4 memiliki keuntungan yang cukup besar secara komersil koperasi dinilai baik, karena memiliki keuntungan besar akan tetapi koperasi bukan beorientasi pada keuntungan. Hal ini yang membedakan koperasi dengan perusahan yang berorintasi keuntungan. Penilaian Tangga Perkembangan (PTP) Pengaruh kinerja terhadap suatu organisasi ekonomi seperti hal nya koperasi akan mengambarkan bahwa koperasi tersebut berjalan dengan baik. Adanya kinerja yang baik berimplikasi akan meningkatkan kesejahteraan para anggota. Untuk melihat kinerja KP4 dapat dianalisis dengan menggunakan penilaian tangga perkembanagan (PTP) dengan melihat dari visi KP4, kapasitas manajemen KP4, sumber daya keuangan dan jaringan kerja KP4. Hasil dari penilaian tangga perkembangan PTP dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10 Penilaian tangga perkembangan (PTP) KP4 Variabel Skor Rata-rata Zonasi 2010 2011 2010 2011 Visi 23 29 26 Hijau Hijau Kapasitas 28 30 29 Hijau Hijau Sumber daya 30 30 30 Hijau Hijau Jaringan kerja 10 12 11 Kuning Kuning Subtotal 96 Kuning A. Visi Pemahaman terhadap misi dan visi merupakan tahap awal yang dlakukan dan harus dilewati dalam manajemen suatu organisasi koperasi, untuk itu dari visi misi dapat dilihat perkembangan kinerja yang telah dilakukan oleh KP4 sesuai dengan visi misinya melalui analisis PTP visi misi dan tujuan KP4 sebagai berikut visi KP4 “ Terwujudnya perekonomian bagi para pedagang pasar pada khususnya dan masyarakat pada umumnya yang dikelola secara proporsional, untuk menopang kebutuhan anggotanya dalam hal permodalan jasa dan barang-barang kebutuhan demi kesejahteraan anggota. Sedangkan misi KP4 “ Meningkatkan usaha dan kemampuan koperasi dalam rangka pengembangan ekonomi anggota” Pelayanan simpanan tabungan anggota dengan jasa memadai Pelayanan pembiayaan modal usaha/pinjaman dengan jasa yang kompetitif Pelayanan usaha sembako Pelayanan jasa kontruksi dan jasa lainnya Tujuan KP4 : Menghimpun permodalan secara bersama Menyediakan pinjaman mudah, cepat dan terarah Menumbuhkan sikap percaya diri terhadap lembaga Meningkatka kesejahteraan anggotanya melalui kegiatan ekonomi Memberikan rasa aman, nyaman, dan damai dalam wadah yang terorganisir Mempererat tali persaudaraan sesama anggotanya Menjalin kerjasama dengan koperasi lain / instansi /lembaga Dari hasil skor pada Tabel 11 menujukan visi KP4 pada tahap pertama dan kedua masuk dalam katagori hijau, artinya visi KP4 yang diterapkan baik dengan hasil yaitu pada tahap pertama dengan skor 23 dan pada tahap kedua mengalami peningkatan dengan skor 29. Walaupun peningkatan skor tidak begitu segnifikan akan tetapi peningkatan kinerja koperasi dilihat dari visinya yang meningkat dari tahun ke tahun seiring selalu diadakannya evaluasi tiap tahunnya. Nilai skor dihasilkan dari 7 atribut. Variabel visi yang dinilai berdasarkan pemahaman terhadap visi, misi, dan tujuan yang merupakan tahap awal yang harus dilalui oleh koperasi tertutama KP4 sebagaimana perusahaan umum lainnya yang tentunya memiliki visi, misi, dan tujuan yang jelas demi tercapainya kesejahteraan lembaga koperasi itu sendiri dan para anggota koperasi. Sesuai dengan anlisis PTP bahwa visi KP4 dilihat dari 7 atribut yang menggambarkan bahwa nilai visi KP4 termasuk dalam katagori baik.
29
Tabel 11 Hasil penilaian tangga perkembangna (PTP) visi No Indikator Skor Zonasi 2010 2011 2010 2011 A. Visi 1. Pemerataan pemanfaatan anggota 4 4 2. Keefektifan komunikasi dengan 2 3 Anggota 3. Komitmen terhadap perkembangan 3 5 Bisnis 4. Keefektifan kepemimpinan dan 3 4 manajemen pengurus 5. Komitmen terhadap pengembangan 5 5 social 6. Keefektifan rencana secara strategic 3 4 7. Mekanisme penyelesaian sengketa 3 4 Subtotal 23 29 Hijau Hijau
Pemerataan pemanfaatan anggota didalam organisasi KP4 dilihat dari integritas anggota yang berpartisipasi, dimana setiap anggota berhak untuk berpartisipasi namun untuk kepengurusan ada persyaratan khusus sesuai dengan kesepakatan anggota. Pelaksanaan visi di KP4 berdasarkan PTP menunjukkan adanya hak bagi setiap anggota dalam mengeluarkan pendapatnya pada saat RAT maupun diluar RAT. Pihak KP4 memberikan kesempatan terhadap anggota untuk mengeluarkan pendapat dan saran dalam RAT demi terwujudnya kemajuan koperasi, serta dalam perekrutan anggota koperasi melibatkan semua golongan tidak ada diskriminasi perbedaan suku maupun golongan semua orang berhak menjadi anggota KP4 dengan mengikuti persyaratan yang ada. Akan tetapi tidak semua anggota bisa hadir dalam kegiatan RAT sesuai dengan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART). Tingkat kehadiran dalam RAT sekurangkurangnya anggota yang mengikuti RAT 1/10 dari jumlah anggota hasil dari RAT akan di informasikan melalui pengumum secara tertulis dalam bentuk laporan. Adanya kebebasan bagi setiap anggota untuk masuk dalam kedudukannya dikepengurusan dengan persyaratan tertentu yang disepakati anggota. Pemilihan kepengurusan tersebut dilakukan pada saat RAT. Nilai perkembangan kinerja dari tahun 2010 dan 2011 untuk pemerataan anggota mendapatkan nilai 4 artinya pemerataan anggota termasuk adil yaitu pengurus KP4 melibatkan anggota dalam menjalankan kepengurusan KP4 serta anggota berpartisipasi dalam kegiatan koperasi. Keefektifan komunikasi dengan anggota pada tahap pertama untuk atribut ini responden memilih angka 2 komunikasi tidak efektif yaitu anggota merasa perlu untuk memperoleh informasi. Pada tahap pertama informasi perkembangan koperasi kebanyakan anggota kurang mengetahui perkembangan KP4. Informasi tetap diberikan akan tetapi tidak semua anggota mendapatkan informasi karena jarang mengikuti rapat maupun kegiatan sosial seperti pengajian mingguan yang diadakan oleh pengurus koperasi. Sedangkan untuk tahun 2011 responden kebanyakan menilai 3 yaitu anggota diberi informasi tidak teratur dan tidak semua informasi disebarkan peningkatan ini disebabkan KP4 berusaha terus
memperbaiki dalam penyampaian informasi. Pada saat rapat maupun kegiatan sosial informasi-informasi terkait dengan koperasi selalu disampaikan oleh pengurus, serta jumlah anggota yang begitu banyak menjadi kendala KP4 untuk menyapaikan informasi tersebut. Informasi terus diusahakan berjalan baik dari anggota maupun dari pengurus. Dari anggota informasi yang datang berupa keinginan anggota, saran kritikan, dan usulan yang disampaikan pada saat RAT maupun rapat-rapat anggota bersama pengurus. Komitmen terhadap perkembangan bisnis, KP4 memiliki komitmen untuk mensejahterakan para anggota KP4 sesuai dengan visi misi dan tujuan KP4. Komitmen terhadap perkembangan bisnis KP4 terus dilakukan dan di evaluasi pada setiap RAT yang dilaksanakan dan dituangkan dalam bentuk penyusunan rencana anggaran pendapatan dengan penjualan serta memperkirakan biaya-biaya akan dikeluarkan dan memperkirakan berapa SHU yang akan diperoleh oleh anggota, sehingga anggota mendapatkan manfaat dari koperasi. Rencana tersebut dilakukan setiap tahunnya. Pada tahun 2010, responden memilih diangka 3 yaitu tujuan yang tertulis dan kegiatan-kegiatan kurang diperhatikan serta jarang keterlibatan anggota sedangkan pada tahun 2011 kedua responden memilih 5 yaitu memiliki secara tertulis tujuan ekonomi dan beroreintasi bisnis sasaran berdasarkan kinerja yang telah diimplementasikan dan dievaluasi. Untuk perkembangan bisnis koperasi, para anggota koperasi adanya peran koperasi yang memberikan kemudahan untuk mendukung kegiatan usaha mereka dibidang keuangan melalui unit usaha simpan pinjam. Perkembangan koperasi yang telah dicapai yaitu KP4 membuka kantor cabang di Pasar Ciseeng untuk melayani perkreditan. Keefektifan kepemimpinan dan manajemen memiliki 3 gaya kepemimpinan yaitu otoriter, demokratis dan kebebasan. Gaya kepemimpinan yang dipakai yaitu demokrasi karena sesuai dengan unsur koperasi yaitu kekeluargaan dan kebersamaan. Gaya kepemimpinan ini dapat dilihat dari RAT yang dilakukan oleh KP4 dimana para anggota diajak untuk membicarakan dan memutuskan tujuan dan merencanakan anggaran belanja KP4 pada tahun berikutnya dan memberikan penilaian tentang kinerja dari pengurus dalam 1 tahun dengan 1 anggota 1 suara. Pengambilan keputusan pengurus tertinggi tidak berhak untuk mengambil keputusan secara sepihak karena harus ada keterkaitan dengan mengajak manajer ikut mengambil keputusan. Untuk manajemen pengurus, meskipun pengurus memiliki wewenang dan kekuasan mereka memiliki tanggung jawab dan harus bertanggungjawab secara pribadi atas kerugian organisasi apabila hal tersebut disebabkan oleh kelalaiannya. Pengurus secara hukum harus bertanggungjawab secara pribadi seperti jika terjadi penyalahgunaan dana KP4, melalaikan tugas dan melakukan tugasnya dengan tidak hati-hati. Dalam hal ini responden kebanyakan memilih diangka 4 yaitu kepemimpinan dan kepengurusan KP4 berjalan secara efektif dengan peran para pengurus yang jelas dan uraian jabatan yang jelas. Selain komitmen terhadap pengembangan bisnis KP4 memiliki komitmen terhadap lingkungan sosial walaupun tidak tertulis secara laporan di dalam RAT tapi hal tersebut sering dilakukan oleh KP4. Selain itu, KP4 mencadangkan dana sebesar 2 % dari SHU untuk tujuan sosial, seperti membantu kegiatan maulid nabi, santunan anak yatim membantu pembangunan mesjid, dan memberikan bantuan terhadap anggota yang memiliki anak berprestasi atau ingin bekerja di koperasi dengan memberikan pendidikan dan pelatihan. Dengan begitu manfaat
31
yang dirasakan begitu luas, selain anggota masyarakat diluar anggota dapat merasakan keberadaan KP4. Oleh karenanya penilaian perkembangan kinerjanya mendapatkan angka 5 yaitu memiliki sasaran sosial secara tertulis yang berorientasi komunitas dan sosial. Perkembangan nilai kinerja untuk keefektifan rencana secara strategic dari angka 3 ke 4 disebabkan KP4 memiliki rencana strategis ke depannya yaitu KP4 sebagai Koperasi Pasar memiliki rencana agar ke depannya dapat menjadi pengelola Pasar Parung maupun pedagang Pasar Parung yang selama ini dikelola sebagian besar oleh pihak swasta dan pemerintahan daerah dan rencana kedepan KP4 akan berusaha kembali seperti KP4 yang dulu. Yang mampu mengelola kebutuhan para pengusaha dan pedagang pasar parung baik sembako dan kebutuhan usaha mereka sehingga koperasi dapat memntukan harga bahan pokok dan persaiangan usaha di Pasar Parung. Mekanisme penyelesaian sengketa penyelesaian sengketa pada dasarnya tercantum dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) KP4 untuk penyelesaian masalah yang terjadi di dalam KP4 lebih kearah kekeluargaan dan musyawarah untuk penyelesaiannya. Namun, tindakan sanksi yang dilakukan berupa peringatan dan pemberhentian. Dari hasil penelitian pada Tabel 11 menunjukkan nilai perkembangan kinerja KP4 secara keseluruhan termasuk dalam katagori baik dan masuk pada zona hijau dengan skor 23 pada tahun 2010 dan skor 29 pada tahun 2011. B. Kapasitas Skor kapasitas menunjukkan bahwa angka tersebut masuk dalam zona hijau yang artinya kinerja kapasitas KP4 termasuk dalam katagori baik dengan skala 28 dan meningkat menjadi 30 pada tahun 2011 dengan angka dasarnya 26-40 untuk variabel kapasitas dilahat dari struktur organisasi, tenaga staf, pelayanan, teknologi, serta adanya audit 3 tiga tahun sekali. Tabel 12 Hasil penilaian tangga pekembangan (PTP) kapasitas NO Skor Zonasi Indikator 2010 2011 2010 2011 B Kapasitas 1. Struktur organisasi pada 3 4 keberhasilan koperasi 2. Retensi (dipertahankannya) 3 3 tenaga staff 3. Syarat-syarat pelayanan bagi 3 3 tenaga staff 4. Pelatihan tenaga staff 5 5 5. Langkah, teknologi untuk 4 4 mengurangi biaya-biaya 6. Sistem - sistem operasi dan 3 3 pengaturan keuangan 7. 3 tahun laporan audit 4 4 8. Pemberian pelayanan kepada 3 4 Anggota Subtotal 28 30 Hijau Hijau
Struktur organisasi pada keberhasilan KP4 meletakan RAT sebagai pemegang kekuasan tertinggi yang memiliki wewenang mengendalikan koperasi bukan pengurus maupun manager dalam struktur organisasi KP4, menetapkan kebijakan-kebijakan didalam KP4 dan unit-unit usaha KP4. RAT tersebut merupakan tempat dimana suara- suara anggota menyampaikan pendapat, saran dan memberikan keputusan terhadap kemajuan KP4 kemudian adanya pengurus KP4 yang menjalankan tugasnya berupa pemegang mandat dan kebijakan yang sudah ditentukan pada saat RAT, serta mengendalikan dan mengimplementasikan hasil dari RAT agar semua rencana baik, rencana anggaran belanja, maupun rencan pengembangan KP4 berjalan sesuai dengan rencana. Jika ada undangan dari pemerintah maka pengurus lah yang menjadi perwakilannya. Selain pengurus didalam KP4 ada yang namanya Dewan Penasehat yang berfungsi sebagai pembantu dalam pengambilan keputusan terutama dalam penerapan kebijakan yang sudah ditentukan, serta adanya badan pemeriksa yang bertugas mengaudit keuangan KP4 dan juga memeriksa laporan keuangan setiap harinya. Walaupun dalam struktur organisasi KP4 terdapat manager tetapi itu tidak diterpkan di dalam prakteknya karena terkendala dengan gaji seorang manajer. Retensi (dipertahankannya) tenaga staf anggota yang masuk ke dalam struktur organisasi sebagai tenaga staf memiliki persyaratan khusus diantaranya minimum telah menjadi anggota selama dua tahun, tidak cacat fisik, dan berdasarkan keputusan anggota bersama. Setiap jabatan memiliki tugas masingmasing hasilnya diserahkan kepada ketua pengurus dan manajer. Pelatihan terhadap tenaga staf dilakukan oleh pemerintah bukan pihak KP4 sendiri namun pemberian upah atau gaji dilakukan oleh pihak KP4 tanpa adanya dana dari luar. Selain struktur dalam organisasi, tenaga staf juga dinilai dari struktur luar organisasi yaitu dengan anggota. Pelayanan tenaga staf KP4 terhadap anggota kurang memuaskan sehingga perlu adanya peningkatan pelayanan. Anggota merasa perlu mendapatkan pelayanan yang baik agar bisa terus berpartisipasi. Sistem operasional dan pengaturan keuangan di KP4 dipelihara dengan baik. Pengendalian keuangan dilakukan oleh auditor atau badan pemeriksa dan setiap transaksi usaha anggota dengan KP4 dicatat.. C. Sumber Daya Menurut penelitian menggunakan alat analisis PTP, sumber daya yang dimiliki termasuk dalam kategori kinerja yang cukup baik dengan nilai rata-rata 30 sedangkan untuk nilai normal yaitu (28-40), perhitungan nilai perkembangan kinerja sumber daya KP4 dihitung 2 kali dengan tujuan memberikan nilai maksimal yang sesuai dengan nilai standar nilai dari perhitungan sumber daya dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13 Hasil penilaian tangga perkembangan (PTP) sumber daya No Indikator Skor Zonasi 2010 2011 2010 2011 C Sumber Daya 1. Kecukupan modal (M) 5 5 2. Pertumbuhan asset (T) 5 5 3. Manajemen asset (P) 5 5 Subtotal 30 30 Hijau Hijau
33
Untuk sumber daya yang dinilai mencangkup kecukupan modal. Kecukupan modal KP4 ini berasal dari modal sendiri, modal luar dan modal penyetaraan. Modal sendiri yaitu modal yang berasal dari simpanan pokok, simpanan wajib, dana cadangan, hibah dan donasi. Sedangkan untuk modal luar berasal dari bank dan lembaga keuangan lainnya. Tingkat kecukupan modal KP4 adalah 36.2 % berada diatas 20 % (M>20%). Hal ini menunjukkan bahwa permodalan kuat dimana aset melebihi kewajiban hal ini dapat dilihat dari Tabel 14 yang menggambarkan kecukupan modal KP4.
Tahun 2009 2010 2011
Tabel 14 Tingkat kecukupan modal KP4 tahun 2009-2011 Asset Kewajiban Kecukupan modal (%) 3 501 494 434 2 530 003 219 38.4 3 767 412 451 2 755 882 006 36.7 4 693 469 940 3 514 652 774 33.5 Rata-rata 36.2
Permodalan KP4 dikatakan kuat dengan aset jauh melebihi kewajibannya baik jangka pendek maupun jangka panjang. Aset terbesar yang dimiliki KP4 terletak pada piutang anggota yang mencapai 2.1 milyar rupiah pada tahun 2009, 2.6 milyar rupiah di tahun 2010 dan 3.5 milyar rupiah di tahun 2011. Piutang anggota terus meningkat yang berasal dari unit simpan pinjam baik piutang belum tertagih maupun piutang lancar. Tingkat pertumbuhan aset dilihat dari jumlah simpanan dan ekuiti tahun sekarang dengan jumlah simpanan dan ekuiti tahun sebelumnya. Tingkat pertumbuhan aset selama jangka waktu dua tahun di tahun 2010 dan 2011 dapat dilihat pada Tabel 15 Tabel 15 Tingkat pertumbuhan aset KP4 tahun 2009-2011 Tahun Jumlah simpanan Equiti Tingkat pertumbuhan aset (%) 2009 971 462 240 909 053 950 12.96 2010 1 011 530 445 951 122 155 4.3 2011 1 178 817 166 1 126 010 876 17.1 Rata-rata 11.45
Tingkat pertumbuhan aset KP4 sekitar 11.45 % yang artinya pertumbuhan positif tinggi. Jumlah simpanan dan ekuiti di tahun 2010 lebih besar dari jumlah simpanan dan ekuiti di tahun 2009. Peningkatan pertumbuhan aset yang tinggi disebabkan adanya peningkatan pada ekuiti yang berasal dari simpanan wajib, simpanan pokok, cadangan, dan donasi. Organisasi KP4 dapat melindungi ekuitinya dan mengelola aset-aset yang menguntungkan jika dikelola dengan sangat baik. Pengelolaan ekuiti dan aset dapat dilihat dari tingkat pengembalian (Rate of Return). Tingkat pengembalian KP4 dalam jangka 3 tahun yaitu tahun 2009 sampai tahun 2011 dapat dilihat pada Tabel 16
Tahun 2009 2010 2011
Tabel l6 Tingkat pengembalian KP4 Pendapatan Biaya operasional Tingkat pengembalian (%) operasional 312 840 500 131 609 248 5.3 349 470 600 218 833 959 7.2 508 375 400 254 868 021 22.5 Rata-rata 11.6
KP4 memiliki tingkat pengembaliannya sekitar 11.6 %. Hal ini menunjukkan ekuiti dan asetnya dikelola dengan baik dimana ekuitinya mengalami peningkatan, pembagian SHU menunjukkan hasil yang positif, dan cadangan modal dilakukan di tahun 2010. KP4 memiliki kemampuan dalam melindungi ekuiti dan aset yang menguntungkan. Oleh karenanya untuk penilaian perkembangan kinerja sumber daya KP4 mendapatkan nilai maksimal dilihat dari hasil kecukupan modal yaitu aset jauh melebihi kewajiban (M>20%), petumbuhan aset positif tinggi secara terus menerus 5 % setiap tahun selama 3 tahun dan tingkat pengembalian modal berada diatas nilai standar. D. Jaringan Kerja Jaringan kerja KP4 dengan instansi pemerintah, kebijakan fiskal, dan hubungan dengan kemitraan lain. Dalam kebijakan fiskal seperti penentuan harga dan bunga pinjaman ditetapkan dulu diantara pengurus kemudian berkonsultasi dengan anggota pada saat RAT. Jika mendapat persetujuan anggota maka ketentuan tersebut dilaksanakan oleh KP4. Hubungan dengan pemerintah hanya sekedar memonitor dan memantau kegiatan KP4, pelatihan tenaga staf KP4, dan menerima pendapat-pendapat serta mempertimbangkannya. Sedangkan hubungan dengan kemitraan lain berdasarkan pada hubungan yang saling memiliki manfaat seperti jaringan komunikasi tanpa adanya ketergantungan dengan koperasi lain. Hubungannya dengan anggota merupakan hubungan yang paling penting dikarenakan maju mundurnya KP4 dipengaruhi oleh partisipasi anggota. Hubungan yang terjalin antara KP4 dengan anggota masih kurang dilakukan seperti penentuan kebijakan hanya sebagian anggota yang setuju. Bahkan kebanyakan anggota kurang puas terhadap pelayanan yang diberikan KP4. Sehingga diperlukan peningkatan hubungan KP4 dengan anggota yang sesuai keinginannya. Jika hubungan tersebut hanya berdasarkan pada pihak KP4 saja maka tidak ada partisipasi anggota di dalam KP4. Hubungan lain yang dilakukan oleh KP4 yaitu dengan pengelola pasar swasta maupun pemerintah daerah, para pedagang dan pengusaha pasar parung. Sesuai dengan visi misi KP4 bahwa kerja sama dan jaringan kerja baik itu antar sesama koperasi, anggota maupun pemerintah sangat diperlukan dalam menjalankan organisasi KP4. Hasil penilaian dapat dilihat pada Tabel 17.
35
Tabel 17 Hasil penilaian tangga perkembangan (PTP) jaringan kerja No Indikator Skor Zonasi 2010 2011 2010 2011 D Jaringan Kerja 1. Kebijakan anggaran/fiscal 2 3 2. Hubungan dengan organisasi puncak 5 5 3. Hubungan dengan pihak lain 3 4 Subtotal 10 12 Kuning Kuning
Dalam jaringan kerja KP4 memiliki zonasi kuning (14-8) yang artinya jaringan kerja baik namun perlu diperhatikan dan perlu ditingkatkan agar KP4 mendapat banyak informasi dan tetap bertahan. Dilihat pada Tabel 12, bahwa nilai keseluruhan dari penilaian perkembangan kinerja yang berada di KP4 berdasarkan PTP memiliki skor 96 yang artinya kinerja KP4 berada pada zona kuning yaitu dimana kinerja adalah baik tetapi memerlukan perhatian lebih lanjut dari segi jaringan kerja, visi, kapasitas manajemen, dan sumber daya. Dilihat dari segi jaringan kerja yang harus diperhatikan adalah KP4 kurang melakukan hubungan dengan koperasi induk maupun dengan anggota, dan kurang melakukan kerja sama antar koperasi. Setiap komitmen atau tujuan dilakukan secara tertulis, dievaluasi dengan berkala dan sesuai dengan tingkat partisipasi anggota. KP4 kurang mengutamakan partisipasi anggota dalam berbagai unit usaha atau jasa. Jika dilihat dari segi kapasitas manajemen KP4, Tenaga staf yang dipakai tidak dilakukan pelatihan terlebih dahulu mengenai koperasi sebelum menjadi anggota. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 1.
Kinerja KP4 berdasarkan analisis rasio keuangan memiliki aset yang kuat. Aset KP4 merupakan bangunan-bangunan seperti toko, gudang, dan perlengkapan kantor serta kios. Pengukuran aktivitas usaha pada KP4 tidak dilakukan dengan efektif dimana perencanaan pengembangan keuangan kurang sesuai dengan tujuan operasionalnya dalam memenuhi pelayanan anggota. Rasio-rasio aktivitas KP4 berada di atas nilai standar yang menunjukkan kinerja keuangan KP4 baik. Selain itu juga dapat dilihat dari rasio solvabilitas dengan adanya kemampuan KP4 dalam memenuhi seluruh kewajiban keuangannya. Rata-rata rasio solvabilitas berada di atas standar baik. Kemudian dalam bidang usaha pada kemampuan KP4 untuk menghasilkan SHU cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari Return On Investment (ROI), return on net worth ratio, dan operating margin ratio hal ini dikarenakan usaha yang dijalankan KP4 cukup optimal akan tetapi nilai profitabilitas yang tinggi akan berakibat ketidaksesuaian dengan prinsipprinsip koperasi dan koridor koperasi, jika koperasi mengutamakan profit maka sama saja dengan korporasi (perusahaan) yang mengutamakan profit.
2.
karena jika profit koperasi tinggi maka koperasi berorentasi pada keuntungan bukan pada kebersamaan. Berdasarkan pengukuran kinerja dengan PTP menunjukkan bahwa KP4 berada pada zona kuning, artinya perkembangan kinerja KP4 memiliki katagori baik tapi banyak yang perlu diperhatikan dari sisi visi, kapasitas sumber daya dan jaringan kerja terutama untuk jaringan kerja KP4 kurang aktif dalam menjalin kerja sama dengan pemerintah dan koperasi yang ada di Kabupaten Bogor. perkembangan kinerja KP4 kurang memuaskan bagi anggotanya KP4 kurang melibatkan anggota dalam kegiatan organisasi dan usaha. Sehingga kurang adanya rasa kepemilikan anggota terhadap KP4. Hubungan terhadap anggota hanya terjadi kepuasaan pada bidang jasa pembayaran listrik, simpan pinjam, dan jasa kios. Saran
Beberapa saran sebagai bahan pertimbangan manajemen KP4 dalam upaya meningkatkan kinerja dan kualitas manajemen KP4 direkomendasikan beberapa alternatif pengembangan antara lain: 1. Meningkatkan kinerja KP4 dengan meningkatkan komunikasi dengan anggota. Hal dimaksudkan untuk mempermudah pengurus KP4 dalam memberikan informasi terkait dengan KP4, mencatat transaksi anggota, dan pemberian informasi secara teratur. 2. Meningkatkan hubungan keaktifan dengan pemerintah daerah selaku pengelola Pasar Parung dan pemerintah pusat maupun dengan anggota dengan memberikan servis yang memuaskan 3. Meningkatkan hubungan dengan anggota agar semua keinginan anggota yang mayoritas para pengusaha dan pedagang pasar parung dapat tercapai serta unit-unit usaha sembako lain nya dapat diaktifkan kembali. 4. Berperan aktif dalam meningkatkan hubungan kerja dengan pihak yang terkait, pemerintah daerah maupun dengan koperasi yang ada di Kabupaten Bogor. DAFTAR PUSTAKA
Baswir R. 2000. Koperasi Indonesia. Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFEYogyakarta Baga. LM et al.2009. Koperasi dan Kelembagaan Agribisnis Hadiwiyono. 2011. Analisis Kinerja Pasar Tradisional di Era Persaingan Global di Kota Bogor. [Skripsi]. Departemen Agribisnis. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor Himpuni O. 2009. Analisis Kinerja Koperasi Unit Desa (KUD) Sumber Alam Kecamatan Kabupaten Bogor Propinsi Jawa Barat. [Skripsi]. Departemen
37
Agribisnis. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Hendar, Kusnadi. 2002. Ekonomi Koperasi untuk Perguruan Tinggi, Edisi Revisi 2002. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Lembaga Penerbit Jakarta. Hendrojogi. 2000. Koperasi Azas-Azas, Teori dan Praktek, Edisi Revisi 2000. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Jakiyah U. 2011. Analisis Partisipasi Anggota dan Kinerja Koperasi Unit Desa Sumber Alam (Studi Kasus Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor). [Skripsi]. Departemen Agribisnis. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Limbong B. 2010.Pengusaha Koperasi Memperkokoh Fondasi Ekonomi Rakyat. Jakarta: Margaretha Pustaka. Munawir. 2002. Analisa Laporan Keuangan, Edisi Keempat. Liberty. Yogyakarta. Oktaviani S. 2004. Analisis Kinerja Koperasi Pada Koperasi Badan Statistika Jakarta. [Skripsi]. Departemen Manajemen. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor. Bogor Suwandi I. 1985, Koperasi : Organisasi Ekonomi Yang Berwatak Sosial, Jakarta : Bhratara Karya Aksara. Soedjono I. 2003.Instrumen-instrumen Pengembangan Koperasi. Jakarta: Keno Promotion Sulistyo. 2010. Analisis Kinerja Keuangan dan Strategi Pengembangan Koperasi Perikanan Mina Usaha (Studi kasus : Koperasi Perikanan Mina Usaha Desa Jetis, Kecamatan Nusawungu, Kabupaten Cilacap, Propinsi Jawa Tengah). [Skripsi]. Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Toto P. 2011. Praktis Memahami Laporan Keuangan sesuai IFRS & PSAK. Jakarata: PPM Manajemen.
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 04 September 1985. Penulis adalah anak kedua dari 4 bersaudara dari pasangan bapak Zaenudin dan Ibu Ucum. Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di MI Pasir Angin Cileungsi pada tahun 1998 dan pendidikan menengah pertama di MTs Daarul Ihsan Gunung Sindur pada tahun 2001. Pendidikan Menengah Atas di MA Daarul Ihsan Gunung Sindur pada tahun 2004. Penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur reguler sebagai mahasiswa Teknologi Produksi dan Manajemen Perikanan Budidaya dan lulus pada tahun 2008. Pada tahun 2009 penulis diterima sebagai mahasiswa. Program Sarjana ahli jenis, Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen