ANALISIS KINERJA KEUANGAN KOPERASI KARYAWAN PT. JASA MARGA (Persero) Tbk CABANG JAKARTA-TANGERANG
SKRIPSI Program Studi Manajemen
Nama
: ANTON SUMBOGO
NIM
: 43106110222
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2008
ANALISIS KINERJA KEUANGAN KOPERASI KARYAWAN PT. JASA MARGA (Persero) Tbk CABANG JAKARTA-TANGERANG
SKRIPSI Diajukan Sebagai salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar SARJANA EKONOMI Program Studi Manajemen
Nama
: ANTON SUMBOGO
NIM
: 43106110222
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2008
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
Nama
: Anton Sumbogo
NIM
: 43106110222
Program Studi
: Manajemen
Judul Skripsi
: Analisis Kinerja Keuangan Koperasi Karyawan PT.Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang JakartaTangerang
Tanggal Ujian Skripsi : 29 Agustus 2008 Disahkan Oleh : Pembimbing,
( Liana, SE., M.Com ) Tanggal :
Dekan,
Ketua Jurusan Manajemen,
( Drs. Hardi Mulya, MSi ) Tanggal :
( Tafiprios, SE., MM ) Tanggal :
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT karena atas berkat rahmat dan karunia-NYA sampai saat ini penulis telah menyelesaikan skripsi yang berhubungan dengan Koperesi Karyawan PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Jakarta-Tangerang
dengan
judul
“ANALISIS
KINERJA
KEUANGAN
KOPERASI KARYAWAN PT.JASA MARGA (Persero) Tbk CABANG JAKARTA-TANGERANG” dimana sampai saat ini Koperesi Karyawan PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Jakarta-Tangerang masih melayani berbagai keperluan anggotanya dengan tetap berpegang kepada prinsip koperasi serta AD/ART Koperesi Karyawan PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang JakartaTangerang. Dalam skripsi ini penulis mengambarkan tentang kondisi keuangan dari penelitian di Koperesi Karyawan PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang JakartaTangerang pada periode tahun buku 2006 dan 2007. Penulis juga melihat bahwa Koperesi Karyawan PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Jakarta-Tangerang lebih mengajak kepada anggotanya agar lebih dapat melihat nilai manfaat dari Koperasi, dimana nilai manfaat tersebut akan di tingkatkan sehingga lebih mensejaterakan anggotanya. Penulis mengucapkan terima kasih yang tidak terhingga kepada seluruh Anggota, Badan Pengawas, Pembina dan seluruh Jajaran Manajemen Koperesi Karyawan PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Jakarta-Tangerang yang telah banyak memberikan dukungan, kontribusi dan partisipasinya dalam pembuatan skripsi ini, dan penulis juga banyak terima kasih kepada :
1. Bpk. Drs. Hadri Mulya. Msi, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Mercu Buana. 2. Bpk. Tafiprios, SE., MM, selaku Ketua Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Mercu Buana. 3. Ibu Liana, SE., M.Com, yang dengan sabarnya membimbing penulis dalam penyusunan skripsi ini. 4. Bapak dan Ibu Dosen yang telah membimbing dan mengajar saya sewaktu saya studi di UMB. 5. Istri dan anak-anakku tercinta, Ibu, Bapak, Kakak dan Adik-adikku semua. 6. Temen-temen sepejuangan di kampus UMB, terutama Bayu, Sigit, Sandi, Ramli, Ditha, Wulan, Mira dan orang yang dituakan dikelas Mas Supri. 7. Temen-temen UMB lainnya yang tidak bisa diucapkan satu-persatu. Ibarat pepatah mengatakan tidak ada gading yang tak retak demikian juga halnya bila dalam skripsi ini penulis melakukan kesalahan dalam kosakata maupun bahasa, untuk itu penulis mohon maaf yang sebesar besarnya.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN .............................................................
i
KATA PENGANTAR ……………………………………………..
ii
DAFTAR ISI ……………………………………….………………
iv
DAFTAR TABEL ............................................................................
vii
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah………………………...
1
B. Perumusan Masalah …………………………….
7
C. Pembatasan Masalah...............................……….
7
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian.................…….
8
LANDASAN TEORI A. Koperasi.................... ……………..…………....
10
1. Pengertian Koperasi .......................................
10
2. Fungsi, Prinsif dan Peran Koperasi.................
12
3. Karakteristik Koperasi....................................
14
B. Manajemen Keuangan .........................................
16
C. Laporan Keuangan......................................……
18
1. Definisi Laporan Keuangan............................
18
2. Manfaat dan tujuan Laporan Keuangan..........
22
BAB III
BAB IV
3. Bentuk – Bentuk Laporan Keuangan..............
25
D. Analisa Rasio Keuangan......................................
27
METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran umum Objek Penelitian………………
33
1. Objek Penelitian................................................
33
2. Sejarah Singkat Perusahaan..............................
33
3. Struktur Organisasi Kop.Jasa Marga Bhakti I...
35
4. Bidang dan Kegiatan Usaha..............................
43
B. Metodologi Penelitian……………………………
47
C. Devinisi Operasional Variabel...…………………
47
D. Metode Pengumpulan Data…………………..…..
49
E. Metode Analisa Data…………………………….
50
ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Rasio Keuangan Kop.Jasa Marga Bhakti I
51
1. Analisis Likuiditas..............................................
54
2. Analisis Solvabilitas...........................................
59
3. Analisis Aktivitas...............................................
62
4. Analisis Profitabilitas.........................................
67
B. Perhitungan Perbandingan Pos-Pos Neraca dan Laporan Laba Rugi Koperasi Karyawan PT.Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Jakarta-Tangerang Periode Tahun Buku 2006 Dengan Tahun 2007
75
BAB V
PENUTUP A. Kesimpulan..………………………………………
78
B. Saran………………………………………………
80
DAFTAR PUSTAKA SURAT KETERANGAN PENELITIAN LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL Tabel 4.1
Neraca Perbandingan ………………………….
52
Tabel 4.2
Perhitungan Hasil Usaha ……………………….
53
Tabel 4.3.1
Curren Ratio ........................................................
54
Tabel 4.3.2
Cash Ratio ...........................................................
56
Tabel 4.3.3
Quick Ratio ..........................................................
57
Tabel 4.4.1
Debt to Equity Ratio …………………………….
59
Tabel 4.4.2
Debt to Total Asset Ratio ……………………….
61
Tabel 4.5.1
Total Asset Turnover ……………………………
63
Tabel 4.5.2
Inventory Turnover ……………………………...
64
Tabel 4.5.3
Avarage Days Inventory ………………………...
65
Tabel 4.5.4
Working Capital Turnover ………………………
66
Tabel 4.6.1
Gross Profit Margin ……………………………..
67
Tabel 4.6.2
Operating Profit Margin …………………………
68
Tabel 4.6.3
Operating Ratio ………………………………….
69
Tabel 4.6.4
Net Profit Margin ………………………………..
70
Tabel 4.6.5
Return On Investment …………………………...
71
Tabel 4.6.6
Rate of Return on Equity ………………………..
72
Tabel 4.7
Ikhtisar Rasio Keuangan ………………………...
74
Tabel 4.8
Perbandingan dan Persentase Pos-Pos Neraca …..
76
Tabel 4.9
Perbandingan dan Persentase Pos-Pos Laba-Rugi
77
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Di Indonesia dikenal 3 pelaku ekonomi yang mempengaruhi perkembangan dunia usaha, yaitu pemerintah (BUMN), swasta dan koperasi. Sejalan dengan pertumbuhan dunia dan perkembangan dunia usaha yang pesat dewasa ini, Indonesia adalah merupakan salah satu negara berkembang yang menganut Sistem Demokrasi Ekonomi Pancasila. Dimana sistem ekonomi tersebut harus mengikuti kaidah penuntun dalam pembangunan ekonomi yang mengarah kepada mantapnya sistem ekonomi nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, dan harus dijadikan dasar pelaksanaan pembangunan yang salah satu cirinya seperti yang termaktub dalam UUD 1945 Pasal 33 Ayat 1 dijelaskan bahwa “Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan”. Di dalam sistem ekonomi yang sedang berjalan saat ini, sangatlah sesuai kiranya makna yang terkandung di dalam pasal tersebut diatas dengan asas dan prinsip dasar badan usaha koperasi. Hal ini seperti yang tertuang dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian. Oleh karena itu, maka pemerintah berupaya membina, menciptakan dan mengembangkan iklim dan kondisi yang mendukung pertumbuhan koperasi yang sehat, kuat, tangguh dan mandiri yang berakar pada masyarakat. Dalam hal ini pemerintah mengutamakan pengembangan
usaha dengan memberikan bimbingan, kemudahan dan perlindungan kepada koperasi. Hingga saat ini, populasi koperasi semakin besar dan beragam mengikuti pertumbuhan ekonomi yang sedang berjalan. Secara umum semua badan usaha mempunyai tujuan atas sasaran yang sama yaitu keberhasilan dalam mempertahankan hidup, berkembang dan memperoleh laba semaksimal mungkin. Oleh karena itu bagi sebuah koperasi harus dapat memperoleh dan memanfaatkan sumber-sumber yang ada untuk digunakan dalam mencapai tujuan tersebut sehingga semua kebutuhan yang dicapai untuk dan dari anggotanya. Koperasi
menyadari
bahwa
perkembangan
kebutuhan
hidup
masyarakat semakin beraneka ragam. Koperasi harus memiliki strategi yang baik dalam menjalankan usahanya. Banyak koperasi yang terpaksa menghentikan kegiatan operasinya dikarenakan antara lain : kurang mempersiapkan produk dan jasa dengan baik, penjualan tidak mengalami peningkatan atau factor-faktor lainnya. Sehingga dalam hal ini, koperasi dituntut lebih giat dalam meningkatkan penjualan barang ataupun jasanya dan harus mampu bersaing jika ingin mempertahankan kelangsungan hidupnya. Koperasi juga sebagai bagian intergral tata perekonomian nasional, dimana koperasi ditempatkan sebagai ujung tombak perekonomian nasional, oleh karena itu dalam rangka mewujudkan demokrasi ekonomi, jiwa dan semangat koperasi harus dimiliki oleh masyarakat termasuk semua badan usaha yang ada dalam system ekonomi.
Perlu diketahui bahwa dunia usaha beberapa tahun terakhir ini semakin meningkat dan kompleks, dimana para pengusaha saling berlomba untuk menawarkan berbagai barang dan jasa, mengakibatkan persaingan usaha menjadi semakin tajam. Keadaan ini menuntut agar perusahaan mampu menganalisis peluang yang ada, dimana perusahaan dapat memperoleh keuntungan yang maksimal atas hasil usahanya, karena tujuan dari didirikannya perusahaan adalah untuk meraih laba yang maksimal. Lain halnya dengan koperasi yang mempunyai karakteristrik tersendiri dari badan usaha lainnya yaitu usaha koperasi tujuannya lebih berorientasi untuk memenuhi kebutuhan para anggotanya. Dalam melakukan usahanya koperasi mengikuti hukum-hukum ekonomi yang rasional dan prinsip-prinsip ekonomi perusahaan termasuk prinsip efisiensi usaha. Dalam Anggaran Rumah Tangga Koperasi Jasa Marga Bhakti I termuat tujuan dari koperasi adalah “Memajukan kesejahteraan para anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar tahun 1945”. Dimana dalam kehidupan koperasi anggota adalah sebagai pemilik, pelayan dan pelanggan artinya bahwa koperasi itu tumbuh dari anggota dan untuk anggota. Atas dasar prinsip tersebut Koperasi Jasa Marga Bhakti I dalam menjalankan kegiatan usaha tidak semata hanya untuk mencari laba yang sebesar-besarnya
tetapi
mengandung
tujuan
utama
yaitu
untuk
mensejahterakan anggota. Setiap usaha yang secara langsung berhubungan
dengan anggota koperasi lebih mengutamakan pelayanan untuk kesejahteraan dan tidak mengutamakan keuntungan. Apabila koperasi mendapatkan sisa hasil usaha yang tinggi, maka tujuan utama koperasi dapat tercapai yakni mensejahterakan para anggotanya, selain daripada itu koperasi juga dapat mengembangkan usahanya dan meningkatkan penjualan barang dan jasanya. Masalah pengakuan pendapatan dan pengeluaran menjadi sangat penting dalam penyusunan laporan keuangan di Koperasi Jasa Marga Bhakti I, karena hasil dari laporan keuangan akan menunjukan kemampuan Koperasi Jasa Marga Bhakti I dalam mencapai tujuannya itu sendiri, dimana tujuan koperasi pada umumnya adalah untuk mendapatkan laba atau yang dikenal adalah sisa hasil usaha dengan cara mensejahterakan anggota-anggotanya atau mendapatkan kemajuan-kemajuan dalam usahanya. Sisa hasil usaha koperasi tersebut merupakan selisih antara komponen pendapatan
dan
pengeluaran
yang
diperhitungkan.
Pendapatan
dan
pengeluaran sehubungan dengan suatu transaksi atau peristiwa tertentu diakui secara bersamaan, proses ini biasanya mengacu pada konsep matching pendapatan dengan pengeluaran tersebut. Pengeluaran biasanya dapat diukur dengan andal jika kondisi-kondisi lain untuk pengakuan pendapatan yang berkaitan dapat dipenuhi. Namun pendapatan tidak dapat diakui bila beban yang berkaitan tidak dapat diukur dengan andal. Oleh karena itu operasional koperasi diupayakan untuk menghasilkan pendapatan yang maksimal dengan biaya yang seefisien mungkin.
Upaya tersebut dapat dicapai melalui proses pengambilan keputusan yang telah dipikirkan secara cermat dan didukung oleh data-data yang akurat serta dapat dipertanggung jawabkan oleh si pengambil keputusan tersebut. Keberhasilan koperasi tidak dapat dipisahkan dari tujuan koperasi itu sendiri. Koperasi yang menunjukan tingkat keberhasilan yang lebih baik akan mendapatkan kepercayaan yang lebih tinggi dari pihak-pihak yang berkepentingan dengan koperasi yang bersangkutan. Koperasi Jasa Marga Bhakti I merupakan Koperasi Karyawan PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Jakarta-Tangerang yang menyelenggarakan usaha bukan saja simpan pinjam tetapi telah melebarkan sayapnya dengan usaha-usaha yang lain dan telah berjalan sepenuhnya oleh koperasi. Dimana di dalam Perubahan Anggaran Dasar Koperasi Karyawan PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Jakarta-Tangerang Koperasi Jasa Marga Bhakti I termuat dalam pasal 6 dengan kutipannya dijelaskan bahwa : Untuk mencapai maksud dan tujuan koperasi tersebut, maka koperasi melaksanakan usaha bidang pengadaan barang untuk pekerjaan alat/peralatan suku cadang tulis, barang cetakan kantor, pergudangan, perlengkapan pegawai dan jasa cleaning service; melaksanakan usaha kontraktor untuk pekerjaan bangunan sipil, elektrikal dan mekanikal. Fenomena inilah yang menjadi fokus permasalahan peneliti untuk mengadakan penelitian bahwa koperasi dalam menjalankan usahanya tidak lagi untuk kesejahteraan anggotanya saja tetapi juga untuk mencari keuntungan (profit oriented). Akan tetapi hal tersebut bukan menjadi jaminan majunya sebuah koperasi, hal ini karena kurang tepatnya strategi usaha yang dijalankan koperasi dan yang akan dilakukan masih harus ditelaah lebih jauh
agar tidak merugikan bagi koperasi itu sendiri. Keadaaan inilah yang mendorong koperasi untuk menggunakan evaluasi atas kinerja dari laporan keuangan koperasi itu sendiri, agar usaha dari koperasi dapat di pertahankan. Untuk mengetahui kinerja Koperasi Jasa Marga Bhakti I, terutama kinerja keuangan koperasi, dapat dilakukan dengan mencermati laporan keuangan melalui analisa laporan keuangan yang terdiri dari neraca dan laporan laba rugi. Laporan keuangan adalah salah satu sumber informasi yang penting dan dapat dipercaya untuk menilai kondisi keuangan. Dan dengan analisa berbagai rasio keuangan dapat diperoleh gambaran mengenai efektifitas pengelolaan koperasi baik sekarang maupun yang telah lewat. Untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan dari koperasi tersebut, pihak-pihak yang bersangkutan seperti rapat anggota, pengurus koperasi, investor, kreditor dan dari Dinas Perkoperasian perlu mendapatkan laporan keuangan dari berakhirnya tahun buku. Maka pada saat itu harus dibuat laporan keuangan yang dapat menunjukan laba rugi yang diperolah koperasi selama periode tersebut. Kebenaran laba rugi tidak terlepas dari masalah ketepatan pembebanan pengeluaran yang menjadi suatu beban pada pendapatan, karena apabila pengakuan pendapatan dan pengeluaran biaya ke pendapatan tersebut tidak tepat, maka hal ini akan mengakibatkan kesalahan laba rugi yang dibuat. Dengan demikian dapat dibayangkan apa dan bagaimana akibatnya bila pengurus koperasi, lnvestor serta pihak-pihak yang berkepantingan lainnya mendasarkan keputusan-keputusan dan aktifitas-aktifitas atas dasar laporan
keuangan yang pengakuan pendapatan dan pengeluaran biayanya tersebut tidak tepat. Dengan latar belakang yang diuraikan diatas, dan untuk mengetahui kinerja laporan keuangan Koperasi Jasa Marga Bhakti I, memilih
judul
dalam
peneitian
penulis
:
maka penulis
”ANALISIS
KINERJA
KEUANGAN KOPERASI KARYAWAN PT. JASA MARGA (PERSERO) Tbk CABANG JAKARTA-TANGERANG”.
B. Perumusan Masalah Untuk memudahkan pembahasan ini, maka peneliti selanjutnya membatasi permasalahan yang akan dibahas dalam laporan penelitian ini, peneliti menitik beratkan permasalahan kepada, Bagaimana kinerja keuangan pada Koperasi Karyawan PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang JakartaTangerang pada tahun 2006 dan 2007 ?
C. Pembatasan Masalah Dalam penulisan skripsi ini, penulis akan membatasi beberapa rasio yang akan penulis lakukan di dalam menganalisis kinerja laporan keuangan dari laporan pertanggung jawaban pengurus Koperasi Karyaawan PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Jakarta-Tangerang, data yang akan digunakan dalam penelitian di Koperasi Karyawan PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Jakarta-Tangerang adalah data laporan neraca dan laporan laba rugi periode tahun buku 2006 dan 2007, dengan mengunakan analisis sebagai berikut :
1. Analisis Likuiditas; 2. Analisis Solvabilitas; 3. Analisis Aktifitas; 4. Analisis Profitabilitas.
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian Sesuai dengan perumusan masalah yang telah diuraikan terdahulu tujuan penelitian adalah untuk mengetahui sejauh mana kinerja laporan keuangan pada Koperasi Karyawan PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Jakarta-Tangerang periode tahun buku 2006 dan 2007. 2. Kegunaan Penelitian a. Bagi Penulis 1) Penulisan skripsi ini berguna bagi penulis agar mampu menulis karya ilmiah yang bermutu dan mampu mengembangkan pola berpikir ilmiah yang diperoleh penulis selama mengikuti perkuliahan. 2) Untuk memenuhi salah satu syarat dalam mendapatkan gelar sarjana pada fakultas ekonomi di Universitas Mercu Buana di Jakarta. b. Bagi Koperasi Penulis berharap skripsi ini dapat memberikan sunbangan kepada manajemen Koperasi dalam upaya pengembangan usahanya
dimasa yang akan datang dan membantu memecahkan masalahmasalah yang berhubungan dengan laporan pertanggung jawaban pengurus. c. Bagi Umum Dapat digunakan sebagai bahan acuan dan informasi bagi penelitian yang selanjutnya.
BAB II LANDASAN TEORI
Sebagai
landasan
dalam
membahas
pokok-pokok
permasalahan
selanjutnya dan juga agar dicapai pemahaman yang baik dan konsisten dalam suatu pembuatan skripsi, maka perlu diciptakan kepastian pengertian istilah yang digunakan dalam penulisan skripsi ini.
A. Koperasi 1. Pengertian Koperasi Dalam Undang-Undang tentang Perkoperasian tahun 1992 (UU No.25 Th 1992) BAB I Pasal 1 di dalam Ketentuan Umumnya dijelaskan tentang pengertian dari koperasi yaitu : Adalah badan usaha yang beranggotakan orang/seorang badan hukum Koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan Prinsip Koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat berdasar atas asas kekeluargaan. Dimana dalam kelengkapan berdirinya suatu Koperasi diatur halhal tentang aturan Landasan, Asas dan Tujuan Koperasi, dan dijelaskan juga dalam BAB II Pasal 2 yang berbunyi “Koperasi berlandaskan Pancasila dan UUD 1945 berdasarkan azas kekeluargaan”. Sedangkan Pasal 3 termuat tujuan dari Koperasi yakni : Memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berlandaskan Pancasila dan UUD 1945.
Sedangkan di dalam PSAK no. 27 Revisi 1998 (2004:27,1) menjelaskan bahwa : Koperasi adalah badan usaha yang mengorganisir pemanfaatan dan pendayagunaan sumber daya ekonomi para anggotanya atas dasar prinsip-prinsip koperasi dan kaidah usaha ekonomi untuk meningkatkan taraf hidup anggota khususnya dan masyarakat pada umumnya, dengan demikian koperasi merupakan gerakan ekonomi rakyat dari soko guru perekonomian nasional. Setelah banyak disinggung definisi koperasi maka dapat ditarik kesimpulan bahwa koperasi adalah lembaga (badan usaha) ekonomi rakyat yang menggerakkan perekonomian rakyat dalam memacu kesejahteraan sosial masyarakat. Dan juaga dapat dikatakan bahwa pada intinya koperasi merupakan
usaha
kerjasama
dalam
suatu
perkumpulan
yang
beranggotakan orang-orang atau badan hukum atas dasar sukarela dan terbuka untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya pada khususnya masyarakat daerah kerja pada umumnya. Koperasi merupakan kumpulan orang dan bukan kumpulan modal. Koperasi
harus
betul-betul
mengabdi
kepada
kepentingan
keperikemanusiaan semata-mata dan bukan kepada kebendaan. Kerjasama dalam koperasi didasarkan pada rasa persamaan derajat dan kesadaran para anggotanya. Koperasi merupakan wadah demokrasi ekonomi dan sosial, koperasi adalah milik bersama anggota, pengurus maupan para pengelola. Usaha tersebut diatur sesuai dengan keinginan para anggota melalui musyawarah rapat anggotanya, setiap keputusan yang ada dibuat melalui musyawarah setiap anggota, pengurus dan pengelola dari koperasi tersebut.
2. Fungsi, Prinsif dan Peran Koperasi Adapun fungsi, prinsif dan peran koperasi dalam perekonomian Indonesia menurut Undang-undang nomor 25 tahun 1992 adalah : a. Fungsi Koperasi Dalam pelaksanaan perjalanannya koperasi mempunyai fungsi menurut Undang-undang nomor 25 tahun 1992 sebagai berikut : 1) Sebagai alat perjuangan ekonomi untuk mempertinggi kesejateraan rakyat umumnya anggota khususnya; 2) Sebagai alat pendemokrasian ekonomi nasional; 3) Sebagai salah satu urat nadi perekonomian bangsa Indonesia; 4) Sebagai alat pembinaan insan masyarakat untuk memperkokoh kedudukan ekonomi bangsa Indonesia serta bersatu dalam mengatur tata laksana perekonomian rakyat. Pada pelaksanaannya koperasi mempunyai fungsi ganda, yaitu fungsi
ekonomi
dan
fungsi
sosial.
Fungsi
ekonomi
adalah
memperjuangkan kemakmuran bersama secara merata bagi para anggota koperasi. Fungsi ekonomi meliputi : 1) Mempertinggi taraf kesejateraan; 2) Pendemokrasian ekonomi, dan 3) Sebagai urat nadi perekonomian bangsa. Fungsi sosial koperasi adalah memupuk persaudaraan dan kekeluargaan secara gotong royong, yang pada akhirnya diharapkan terbina persatuan dan kesatuan. b. Prinsif Koperasi Menurut Undang-undang nomor 25 tahun 1992, Pasal 5 ayat 1 dan 2, koperasi melaksanakan prinsip koperasi sebagai berikut :
1) Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka; 2) Pengelolaan dilakukan secara demokratis; 3) Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota; 4) Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal; 5) Kemandirian. Dalam
mengembangkan
Koperasi,
maka
Koperasi
melaksanakan pula prinsip koperasi sebagai berikut : 1) Pendidikan perkoperasian; 2) Kerjasama antar Koperasi. c. Peran Koperasi Menurut Undang-undang nomor 25 tahun 1992, Pasal 4, koperasi melaksanakan peran sebagai berikut : 1) Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggotanya pada khususnya dan masyarakat pada umumnya dan untuk meningkatkan kesejateraan ekonomi dan sosialnya; 2) Berperan secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat; 3) Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai soko gurunya; 4) Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang merupakan usahabersama berdasarkan atas azas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi. Sedangkan dalam kegiatan usaha koperasi mempunyai peranan sebagai berikut ; 1) Membantu anggota untuk peningkatan pendapatan / penghasilan; 2) Menciptakan dan memperluas lapangan pekerjaan; 3) Meningkatkan taraf hidup masyarakat; 4) Turut mencerdaskan bangsa;
5) Mempersatukan dan mengembangkan daya usaha dari oran, baik perorangan maupun warga masyarakat; 6) Menyelengarakan kehidupan ekonomi secara demokrasi. 3. Karakteristrik koperasi Pada prinsipnya setiap kegiatan usaha ekonomi memiliki misi melayani masyarakat dan berupaya mencapai kemakmuran. Namun demikian dalam berbagai hal terdapat perbedaan yang mendasar, usaha koperasi lebih berorientasi untuk memenuhi kebutuhan para anggotanya, sedang usaha non-koperasi lebih berorientasi pada pasaran umum atau konsumen umum. Berbagai karakteristik koperasi, ditinjau dari aspek kalembagaan dan aspek usaha mencakup hal-hal sebagai berikut: a. Aspek Kelembagaan 1) Pendirian koperasi berdasarkan cita-cita dan orientasinya dalam mengembangkan kapentingan ekonomi anggotanya; 2) Keanggotaan bersifat terbuka dan sukarela; 3) Kekuasaan tertinggi berada pada rapat anggota tahunan (RAT) dengan satu orang satu suara dan tidak dlwakili kepada orang lain; 4) Kepengurusan berasal dari kalangan anggota dipilih,dlangkat dan diberhentikan oleh anggota dalam suatu rapat anggota tahunan; 5) Praktek usaha ditujukan untuk melayani kebutuhan anggota; 6) Ketatalaksanaan bersifat terbuka (transparan) bagi seluruh anggota (tidak ada yang dirahasiakan terhadap anggota);
7) Koperasi bertujuan meningkatkan tingkat hidup dan status anggota baik dibidang ekonomi, sosial maupun kebudayaan; 8) Untuk mewujudkan tujuan tersebut koperasi menyelenggarakan pendidikan bagi anggotanya. b. Aspek Usaha 1) Tujuan utama koperasi mencapai kesejahteraan dengan usaha bersama memenuhi kebutuhan bersama; 2) Modal bersama dari simpanan anggota; 3) Unit usaha diadakan berdasarkan kebutuhan anggota dan kemampuan usaha degan motif pelayanan; 4) Pembagian keuntungan / sisa hasil usaha dibagi berdasarkan besar kecilnya jasa dan partisipasi masing-masing anggota; Sedangkan menurut PSAK No. 27 Revisi 1998 (2004:27,1,2) karakteristik koperasi adalah : Karakteristik utama koperasi yang membedakan dengan dengan badan usaha lain adalah bahwa anggota koperasi memiliki identitas ganda (the dual identity of the member), yaitu anggota sebagai pemilik dan sekaligus penguna jasa koperasi (user own oriented firm) Oleh karena itu : a. Koperasi dimilliki oleh anggota yang bergabung atas dasar sedikitnya ada satu kepentingan ekonomi yang sama; b. Koperasi didirikan dan dikembangkan berdasarkan nilai-nilai percaya diri untuk menolong dan bertanggung jawab kepada diri sendiri, kesetiakawanan, keadilan, persamaan dan demokrasi. Selain itu
anggota-anggota koperasi percaya pada nilai-nilai etika kejujuran, keterbukaan, tanggung jawab sosial dan kepedulian terhadap orang lain; c. Koperasi didirikan, dimodali, dibiayai, diatur dan diawasi serta dimanfaatkan sendiri oleh anggotanya; d. Tugas pokok badan usaha koperasi adalah menunjang kepentingan ekonomi anggotanya dalam rangka memajukan kesejateraan anggota (promotionof the members’ welfare); e. Jika terdapat kelebihan kemampuan pelayanan koperasi kepada anggotanya maka kelebihan kemampuan pelayanan tersebut dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang non anggota koperasi.
B. Manajemen Keuangan Definisi Manajemen menurut George R. Terry dan Leslie W. Rue (2001:1) bahwa “ Manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja, yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang kearah tujuan-tujuan organisasional atau maksud-maksud yang nyata”, sedangkan definisi Manajemen Keuangan menurut Thomas E. Copeland (2002:7) adalah sebagai berikut : Suatu proses pengaturan sumber daya yang berkenaan dengan keuangan yang tersedia di perusahaan untuk dapat diberdayakan secara efektif dan efesien guna mencapai tujuan melalui perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating), dan pengawasan (controlling).
Manajemen juga merupakan suatu ilmu pengetahuan maupun seni dimana
sebagai
ilmu
pengetahuan,
manajemen
berpedoman
kepada
kebenaran-kebenaran yang umum. Sedang manajemen sebagai seni yaitu bagaimana pengetahuan mencapai hasil yang diinginkan bisa tercapai. Ada 5 fungsi utama dalam manajemen menurut George R. Terry dan Leslie W. Rue (2001:9) yaitu : Fungsi-fungsi manajemen, yang terdiri dari : 1. Planning, menentukan tujuan-tujuan yang hendak dicapai selama suatu masa yang akan datang dan apa yang harus diperbuat agar dapatmencapai tujuan-tujuan itu; 2. Organizing, mengelompokan dan menentukan berbagai kegiatan pentingdan memberikan kekuasaan untuk melaksanakan kegiatankegiatan itu; 3. Staffin, menentukan keperluan-keperluan sumber daya manusia, pengerahan, penyaringan, latihan dan pengembangan tenaga kerja; 4. Motivating, mengarahkan atau menyalurkan perilaku manusia kearah tujuan-tujuan; 5. Controllin, mengukur pelaksanaan dengan tujuan-tujuan, menentukan sebab-sebab penyimpangan-penyimpangan dan mengambil tindakan-tindakan korektif dimana perlu. Sedangkan menurut Agus Sartono (2001:6) fungsi pokok dari Manajemen Keuangan meliputi tiga hal yaitu : 1. Keputusan Investasi (The Investement Decision) Keputusan Investasi merupakan keputusan yang menyangkut alokasi dana baik yang berasal dari dalam perusahaan maupun dana yang berasal dari luar perusahaan pada berbagai alternatif investasi, meliputi manajemen modal kerja, penganggaran, dan investasi eksternal. 2. Keputusan Pembelanjaan Perusahaan (The Financing Decision) Keputusan pembiayaan merupakan keputusan yang menyangkut struktur keuangan dan struktur modal perusahaan. 3. Keputusan Pembagian Deviden (The Devidend Decision) Keputusan deviden merupakan keputusan yang menyangkut presentase laba dibayarkan sebagai deviden tunai, deviden saham dan pembelian kembali saham yang beredar.
C. Laporan Keuangan 1. Definisi Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan hasil akhir proses akuntansi yang disusun dengan maksud untuk menyediakan informasi keuangan suatu perusahaan
kepada
pihak-pihak
yang
berkepentingan
sebagai
pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi yang tepat. Definisi laporan keuangan menurut SAK tentang Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan (2004:4) adalah : Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan suatu perusahaa, kinerja, serta posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga menunjukan apa yang telah dilakukan manajemen atau pertanggung jawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Hal tersebut dilakukan agar dapat membuat keputusan ekonomi yang dapat mencakup misalnya keputusan untuk menahan atau menjual investasi mereka dalam perusahaan atua keputusan untuk mengangkat kembali atau menganti manajemen. Sedangkan definisi laporan keuangan menurut G. Sugiyarso dan F. Winarni (2005:1) adalah :
Laporan keuangan (Financial statement) menupakan daftar ringkasan akhir transaksi keuangan organisasi yang menunjukan semua kegiatan operasional organisasi dan akibatnya selama tahun buku yang bersangkutan. Laporan keuangan dapat juga memberikan gambaran mengenai keadaan suatu perusahaan dimana Myer dalam bukunya “Financial
Statement Analysis”, yang dikuntip dari buku karangan Drs. S. Munawir yang berjudul “Analisa Laporan Keuangan” edisi 4 tahun 2002, mengatakan yang dimaksud dengan laporan keuangan adalah Dua daftar yang disusun oleh akuntan pada akhir periode pembukuan untuk suatu perusahaan, dua daftar itu adalah daftar neraca atau daftar posisi keuangan dan daftar pendapatan atau daftar rugi laba. Sedangkan Definisi laporan keuangan koperasi menurut PSAK no. 27 Revisi 1998 (2004:12) adalah : “Bahwa laporan keuangan koperasi meliputi Neraca, Perhitungan Hasil Usaha, Laporan Arus Kas, Laporan Promosi Ekonomi Anggota dan Catatan atas Laporan Keuangan”. Dimana dijelaskan bahwa dalam laporang keuangan terdapat dan meliputi : a. Neraca, menyajikan informasi mengenai aktiva, kewajiban dan ekuitas koperasi pada waktu tertentu; b. Perhitungan Hasil Usaha, harus memuat tentang hasil usaha dengan anggota dan laba atau rugi kotor dengan non anggota. Perhitungan hasil usaha menyajikan informasi mengenai pendapatan, beban-beban usaha dan beban perkoperasian selama periode tertentu . Perhitungan hasil usaha menyajikan hasil akhir yang disebut sisa hasil usaha, dimana sisa hasil usaha diperoleh mencakup hasil usaha dengan anggota dan laba atau rugi kotor dengan non anggota. Istilah perhitungan hasil usaha digunakan mengingat manfaat dari usaha koperasi tidak semata-mata diukur dari sisa hasil usaha atau laba tetapi lebih ditentukan pada manfaat bagi anggota;
c. Laporan Arus Kas, menyajikan informasi mengenai perubahan kas yang meliputi saldo awal kas, sumber penerimaan kas, pengeluaran kas dan saldo akhir kas pada periode tertentu.; d. Laporan Promosi Ekonomi Anggota, laporan yang memperlihatkan manfaat ekonomi yang diperoleh anggota koperasi selama satu tahun tertentu. Laporan tersebut mencakup empat unsur, yaitu : 1) Manfaat ekonomi dari pembelian barang atau pengadaan jasa bersama; 2) Manfaat ekonomi dari pemasaran dan pengolahan bersama; 3) Manfaat ekonomi dari simpan pinjam lewat koperasi; 4) Manfaat ekonomi dalam bentuk pembagian sisa hasil usaha. Manfaat tersebut mencakup manfaat yang diperoleh selama tahun berjalan dari transaksi pelayanan yang dilakukan koperasi untuk anggota dan
manfaat yang diperoleh pada akhir tahun buku dari
pembagian sisa hasil usaha tahun berjalan. Laporan promosi ekonomi ini disesuaikan dengan jenis koperasi dan usaha yang dijalankannya. Sisa hasil usaha tahun berjalan harus dibagi sesuai dengan ketentuan anggaran dan anggaran rumah tangga koperasi. Bagian sisa hasil usaha untuk anggota merupakan manfaat ekonomi yang diterima anggota pada akhir tahun buku. Dalam hal pembagian sisa hasil usaha tahun berjalan belum dibagi karena tidak diatur secara tegas pembagiannya dalam anggaran dasar atau anggaran rumah tangga dan hars menunggu keputusan rapat anggota, maka manfaat ekonomi yang
diterima dari pembagian sisa hasil usaha dapat dicatat atas dasar taksiran jumlah bagian sisa hasil usaha yang akan diterima oleh anggota; e. Catatan atas laporan Keuangan, di dalan catatan atas laporan keuangan menyajikan pengungkapan yang memuat : 1) Perlakuan akuntansi diantara lain mengenai : a) Pengakuan pendapatan dan beban sehubungan dengan transaksi koperasi dengan anggota dan non anggota; b) Kebijakan akuntansi tentang aktiva tetap, penilaian persediaan, piutang dan sebagainya; c) Dasar penetapan harga layanan kepada anggota dan non anggota. 2) Pengungkapan informasi lain, antara lain : a) Kegiatan atau pelayaan utama koperasi kepada anggota baik yang tercantum dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga maupun dalam praktek, atau yang telah dicapai oleh koperasi; b) Aktivitas koperasi dalam pengembangan sumber daya dan mempromosikan usaha ekonomi anggota, pendidikan dan pelatihan
perkoperasian,
usaha,
manajemen
yang
diselenggarakan untuk anggota dan penciptaan lapangan usaha baru untuk anggota;
c) Ikatan atau kewajiban bersyarat yang timbul dari transaksi koperasi dengan anggota dan non anggota; d) Pengklasifikasian piutang dan hutang yang timbul dari transaksi koperasi dengan anggota dan non anggota; e) Pembatasan pengunaan dan resiko atas aktiva tetap yang diperolah atas dasar hibah atau sumbangan; f) Aktiva yang diperoleh koperasi tetapi bukan milik koperasi; g) Aktiva yang diperoleh secara hibah dalam bentuk pengalihan saham dari perusahaan swasta; h) Pembagian sisa hasil usaha dan pengunaan cadangan; i) Hak dan tanggungan pemodal modal penyertaan; j) Penyelenggaraan rapat anggota dan keputusan-keputusan penting yang berpengaruh terhadap perlakuan akuntansi dan penyajian laporan keuangan. 2. Manfaat dan Tujuan Laporan Keuangan a. Manfaat Laporan keuangan Laporan keuangan mempunyai beberapa manfaat sebagai berikut : 1) Sebagai alat penguji untuk mengetahui kebenaran pekerjaan pembukuan; 2) Untuk memperoleh gambaran tentang keadaan keuangan suatu perusahaan
mengenai
posisi
keuangan
perusahaan (laba/rugi); 3) Sebagai dasar pengambilan keputusan;
dan
perkembangan
4) Merupakan alat komunikasi antara perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan kegiatan perusahaan. Informasi keuangan akan bermanfaat apabila memenuhi karakteristik kualitatif karena dalam menyajikan informasi sangat berguna bagi pemakainya, ada beberapa karateristik kualitatif pokok dalam laporang keungan menurut SAK tentang Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan (2004:7) yaitu sebagai berikut : 1) Dapat Dipahami Kualitas penting informasi yang di tampung dalam laporan keuangan adalah kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh pemakai. Untuk maksud ini, pemakai diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi serta kemauan untuk mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar. Namun demikian, informasi kompleks yang seharusnya dimasukan dalam laporan keuangan tidak dapat dikeluarkan hanya atas dasar pertimbangan bahwa informasi tersebut terlalu sulit untuk dapat dipahami oleh pemakai tertentu. 2) Relevan Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan
pemakai
dalam
proses
pengambilan
keputusan.
Informasi memiliki kualitas relevan kalau dapat bermanfaat dalam
memenuhi
kebutuhan
pemakai
dalam
proses
pengambilan
keputusan. 3) Netralitas Informasi keuangan harus diarahkan kepada kebutuhan umum pemakai dan tidak tergantung kepada kebutuhan atau keinginan pihak-pihak tertentu. 4) Lengkap Laporan keuangan yang disajikan harus lengkap dan memenuhi karakteristik kualitatif suatu laporang keuangan. 5) Komparbilitas (dapat di bandingkan) Informasi keuangan akan lebih berguna bila dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya. b. Tujuan Laporan Keuangan Tujuan laporan keuangan menurut SAK tentang Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan (2004:4) adalah “Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam mengambil keputusan ekonomi”. Tujuan laporan keuangan ini menolong pemakai laporan keuangan memprediksi masa depan melalui perbandingan, evaluasi dan analisa trend, sedangkan tujuan umumnya adalah memberikan informasi posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi penguna laporan dalam rangka membuat keputusan dan
menunjukan pertanggung jawaban menejemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Pihak-pihak yang berkepentingan atas laporan keuangan akan mempergunakan
laporan
keuangan
tersebut
sesuai
dengan
kepentingannya, mereka adalah : 1) Investor; 2) Karyawan; 3) Pelanggan; 4) Masyarakat; 5) Pemberi pinjaman; 6) Pemerintah. Informasi laporan keuangan dibutuhkan oleh berbagai pihak dengan kepentingan masing-masing, sehingga laporan keuangan mempunyai peran penting dalam melihat kondisi perusahaan. 3. Bentuk-Bentuk Laporan Keuangan a. Neraca Adalah laporan yang sistematis tentang aktiva, hutang dan modal dari suatu perusahaan pada suatu saat tertentu. Bentuk neraca beragam tergantung pada tujuan yang akan dicapai, secara umum bentuk neraca sebagai berikut : 1) Bentuk vertikal
Neraca dalam bentuk ini semua aktiva nampak dibagian atas selanjutnya hutang jangka pendek, hutang jangka panjang serta modal. 2) Bentuk skontro Neraca bentuk ini, aktiva tercantum dibagian kiri/debet, hutang serta modal tercantum dibagian kanan/kredit. 3) Bentuk neraca Bentuk ini disesuaikan dengan kedudukan atau posisi keuangan perusahaan dan bertujuan agar kedudukan atau posisi keuangan yang dikehendaki nampak jelas. b. Laporan Laba / Rugi Secara umum bentuk laporan laba / rugi yang digunakan adalah sebagai berikut : 1) Bentuk sigle step Dengan
menggabungkan
semua
penghasilan
menjadi
satu
kelompok dan semua biaya dalam satu kelompok, sehingga untuk menghitung laba / rugi bersih hanya memerlukan satu langkah yaitu mengurangkan total penghasilan terhadap total biaya. 2) Bentuk multi step Dilakukan pengelompokan yang lebih teliti sesuai dengan prinsip yang digunakan secara umum.
c. Laporan Perubahan Ekuitas Perubahan modal perusahaan mengambarkan peningkatan atau penurunan aktivitas bersih atau kekayaan selama periode bersangkutan berdasarkan prinsip pengukuran tertentu yang dianut dan harus diungkapkan dalam laporan keuangan. d. Laporan Arus Kas Untuk memberikan ikhtiar arus masuk dan arus keluar kas dalam suatu periode tertentu. e. Catatan Atas Laporan Keuangan Catatan atas laporan keuangan harus disajikan secara sistematis setiap pos dalam neraca, laporan laba / rugi dan laporan arus kas harus berkaitan dengan informasi yang terdapat dalam catatan atas laporan keuangan.
D. Analisis Rasio Keuangan Analisis laporan keuangan pada dasarnya dapat dilakukan melalui dua macam cara perbandingan, yaitu : 1. Cross sectional approach Merupakan satu cara untuk mengevaluasi kinerja keuangan dengan membandingkan rasio-rasio dari suatu perusahaan dengan rasio semacam dari perusahaan sejenis dalam periode yang sama. 2. Time series analisis
Merupakan
suatu
cara
mengevaluasi
kinerja
keuangan
dengan
membandingkan rasio sekarang (present ratio) dengan rasio dari waktuwaktu yang lalu (histories ratio) atau dengan rasio yang diperkirakan untuk waktu yang akan datang dari perusahaan tersebut. Terdapat berbagai macam analisis rasio yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk menilai kinerja keuangan, yaitu : 1. Rasio Likuiditas Menurut G. Sugiyarso dan F. Winarni (2005:114) “Likuiditas adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban keuangan jangka pendek”. Untuk itu perlu diadakan analisis rasio terhadap neraca perusahaan meliputi : a. Current rasio (Rasio lancar) Untuk mengetahui besarnya perbandingan antara aktiva lancar dengan kewajiban jangka pendek pada periode tertentu, dengan rumus sebagai berikut : Aktiva Lancar Current Ratio = ------------------------- x 100 % Hutang Lancar Secara umum semakin besar angka curren ratio menunjukan semakin baik likuiditas perusahaan, akan tetapi dilain pihak tingkat curren ratio yang terlalu tinggi juga kurang bagus, karena menunjukan banyaknya dana yang menganggur, dan bila terlalu rendah akan menyebabkan perusahaan mengalami kesulitan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
b. Cash ratio Kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek dengan uang kas yang tersedia dan simpanan yang bisa dicairkan seperti deposito, saham dsb. Dapat dihitung mengunakan rumus sebagai berikut : Kas + Simpanan Cash Ratio = -------------------------------- x 100 % Hutang Lancar c. Quick ratio Kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancer minus persediaan. Dapat dihitung dengan rumus : Aktiva Lancar – Persediaan Quick Ratio = ------------------------------------------ x 100 % Hutang Lancar 2. Rasio Solvabilitas Menurut G. Sugiyarso dan F. Winarni (2005:115) “Solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk membayar semua utang-utangnya, baik utang jangka pendek maupun utang jangka panjang”. Untuk itu perlu diadakan analisis rasio terhadap neraca perusahaan meliputi : a. Debt to equity ratio (DER) Merupakan perbandingan modal dengan kewajiban perusahaan baik itu jangka pendek maupun panjang. Dengan rumus : Hutang Lancar + Hutang Jangka Panjang DER = -------------------------------------------------------- x 100% Jumlah Modal Sendiri b. Debt to total assets ratio (DTA)
Jumlah aktiva yang digunakan untuk menutup atau menjaminkan hutang. Dengan rumus : Hutang Lancar + Hutang Jangka Panjang DTA = --------------------------------------------------------- x 100% Total Aktiva 3. Rasio Aktifitas Menurut G. Sugiyarso dan F. Winarni (2005:117) ”Rasio aktifitas menunjukan bagaimana sumber daya telah dimanfaatkan secara optimal kemudian dengan membandikan rasio aktivitas dengan standar industri dapat diketahui tingkat efisiensi perusahaan dalam industri”. Untuk itu perlu diadakan analisis rasio terhadap neraca perusahaan meliputi : a. Total asset turnover (Rasio perputaran total aktiva) Menunjukan efektifitas pengunaan seluruh harta dalam rangka menghasilkan laba penjualan. Dengan rumus : Penjualan TAT = -------------------- = ...... Kali Total Aktiva b. Inventory turnover (Rasio perputaran persediaan) Untuk mengukur kemampuan dana yang tertanam dalam persediaan yang berputar dalam waktu tertentu. Dengan rumus : Harga Pokok Penjualan Inventory Turnover = ------------------------------------ = …… Kali Inventory Rata-rata c. Avarage days inventory Priode rata-rata persediaan barang di gudang, semakin pendek priode rata-rata persediaan barang semakin baik. Dengan rumus :
Inventory Rata-rata x 360 ADI = --------------------------------------- = ..... Hari Harga Pokok Penjualan d. Working capital turnover (Rasio perputaran modal kerja) Rasio ini menunjukan banyaknya penjualan yang dapat diperoleh perusahaan untuk tiap rupiah madal kerja. Dengan rumus : Penjualan WCT = -------------------------------------------- = ........ Kali Aktiva Lancar – Hutang Lancar 4. Ratio Profitabilitas Menurut G. Sugiyarso dan F. Winarni (2005:118) ”Profitabilitas menunjukan
kemampuan
perusahaan
memperoleh
laba
dalam
hubungannya dengan penjualan, total aktiva, maupun modal sendiri”. Umum digunakan adalah sebagai berikut : a. Gross profit margin (Marjin laba kotor) Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba kotor / bruto per rupiah penjualan. Dengan rumus : Penjualan – Harga Pokok Penjualan GPM = --------------------------------------------------- x 100 % Penjualan b. Operating profit margin Rasio
ini
untuk
mengetahui
kemampuan
perusahaan
dalam
menghasilkan laba operasional (laba sebelum bunga dan pajak). Dengan rumus : Laba Usaha OPM = ----------------------- x 100 % Penjualan
c. Operating ratio Mencerminkan tingkat efesiensi perusahaan atau koperasi, sehingga ratio yang tinggi menunjukan keadaan yang kurang baik karena penjualan yang terserap dalam biaya juga tinggi, dan yang tersedia untuk laba kecil. Dapat dihitung dengan rumus : Harga Pokok Penjualan + Biaya Operasional OR = ---------------------------------------------------------------- x 100 % Penjualan Bersih d. Net profit margin (Margin laba bersih) Adalah keuntungan bersih dari penjualan. Dengan mengunakan rumus: Laba Bersih NPM = ---------------------- x 100 % Penjualan e. Rate of return on investment (ROI) Rasio ini di gunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan labayang sesungguhnya karena laba yang dicapai dihubungkan dengan jumlah dana yang ditanam dalam perusahaan tersebut. Dengan rumus : Laba Bersih ROI = ----------------------------------- x 100 % Jumlah Aktiva f. Rate of return on equity (ROE) Dipergunakan untuk mengukur kemampuan modal sendiri dalam menghasilkan laba bersih. Mengunakan rumus : Laba Bersih ROE = ------------------------------------------- x 100 % Jumlah Modal Sendiri
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Objek Penelitin Penulis melakukan penelitian pada Koperasi karyawan PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Jakarta-Tangerang yang juga bernama Koperasi Jasa Marga Bhakti I beralamat di Plaza Tol Tangerang Jl. MH.Tamrin Raya Tangerang. 2. Sejarah Singkat Perusahaan Koperasi Jasa Marga Bhakti I merupakan Koperasi Karyawan PT. Jasa Marga (Persero) Cabang Jakarta-Tangerang yang terbentuk pada tahun 1986, pada saat itu masih bernama Koperasi Karyawan Jasa Marga. Gagasan pembentukan koperasi timbul karena adanya kesamaan kepentingan, berbagai kebutuhan hidup karyawan membutuhkan solusi yang cepat sementara pihak manajemen saat itu belum bisa memberikan pinjaman kepada karyawan. Maka atas dasar kepentingan yang sama para karyawan bersepakat untuk membentuk koperasi dan niat baik ini disetujui oleh Kepala Cabang. Namun demikian perkembangan koperasi ini saat itu sangat lamban karena masih ditangani secara sambilan dan operasionalnya masih di ruang kerja para pengurus. Selanjutnya sedikit demi sedikit pengelolaan koperasi
dengan
bantuan
dan
keterlibatan
manajemen
dapat
mempergunakan salah satu ruangan kantor untuk kegiatan usaha koperasi. Meskipun perkembangan kurang lancar dengan kondisi yang pasang surut koperasi sedikit demi sedikit berbenah diri berusaha untuk tetap dapat melayani anggota sebaik mungkin menurut kemampuan yang ada. Manajemen dengan melihat animo dan keaktifan karyawan yang begitu tinggi sebagai anggota koperasi, baik secara langsung maupun tidak langsung terus melakukan pembinaan dengan membenahi manajemen koperasi, permodalan dan lapangan usahanya. Maka pada tanggal 2 Juli 1990 Koperasi Karyawan PT, Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang JakartaTangerang mendaftar ke Departemen Koperasi Republik Indonesia untuk mendapat pengesahan status Badan Hukum Koperasi dengan nama: Koperasi Jasa Marga Bhakti I dan mendapat pengesahan Badan Hukum Koperasi Nomor: 9328/BH/PAD/KWK-10/4. Kemudian pada tanggal 6 Maret 1996 Anggaran Dasar Koperasi diubah untuk menyesuaikan dengan Undang-Undang Koperasi yang baru yaitu Undang- Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian. Atas perubahan tersebut nomor anggaran dasar menjadi : 9328/BH/PAD/KWK10/III/1996 sampai dengan sekarang. Sejalan dengan itu muncullah gagasan untuk membentuk sebuah Induk Koperasi Karyawan Jasa Marga (Inkopkar Jaga) yang didirikan sesuai rapat para Pengurus Koperasi Primer di seluruh Kantor Cabang dan Kantor Pusat yang diselenggarakan pada tanggal 20-21 November 2001 di Hotel Bumi Wiyata, Depok, Jawa Barat.
Tujuan dari rapat saat itu adalah sebagai realisasi hasil pertemuan Direksi dengan seluruh pengurus DPC SKJM (Dewan Pimpinan Cabang Serikat Karyawan Jasa Marga), yang salah satu agenda pembahasannya adalah Direksi sangat mendukung keberadaan koperasi, sehingga perlu dibentuknya wadah (organisasi) untuk menyatukan koperasi-koperasi di Kantor Cabang dan Kantor Pusat, maka dalam akhir pertemuan tersebut telah ditetapkan wadah penyatuan koperasi-koperasi primer tersebut berbentuk Induk Koperasi yang diberi nama “Induk Koperasi Karyawan Jasa Marga yang disingkat INKOPKAR JAGA”, juga telah memiliki Anggaran Dasar yang disahkan oleh Kantor Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia dengan Surat Keputusan nomor 152/BH/Meneg.I/II/2002 tanggal 15 Februari 2002, Anggaran Dasar tersebut merupakan Badan Hukum Koperasi sebagai landasan kegiatan usaha maupun kegiatan pengurus dalam menjalankan kegiatan usaha Koperasi. Terbentuknya Inkopkar Jaga yang merupakan wadah baru di lingkungan PT. Jasa Marga dimana dalam hal ini semata-mata bertujuan untuk menggali usaha dan mencari peluang usaha untuk kesejahteraan Karyawan PT. Jasa Marga (Persero). 3. Struktur Organisasi Koperasi Jasa Marga Bhakti I a. Keanggotaan Adapun keanggotaan Inkopkar Jaga adalah koperasi-koperasi primer yang ada di lingkungan PT. Jasa Marga (Persero), yang saat itu hadir dalam rapat Pembentukan Induk Koperasi yaitu:
1) Koperasi Jasa Marga Bhakti Kantor Pusat (TMII); 2) Koperasi Jasa Marga Bhakti I Cabang Jakarta-Tangerang; 3) Koperasi Karyawan Jasa Pakarti Cabang Semarang; 4) Koperasi Jasa Marga Bhakti Belmera Cabang Belmera-Medan; 5) Koperasi Jasa Marga Bhakti IV Cabang Surabaya-Gempol; 6) Koperasi Jasa Marga Bhakti V Cabang Jagorawi; 7) Koperasi Jasa Marga Bhakti VI Cabang Padaleunyi-Citarum; 8) Koperasi Jasa Marga Bhakti VII Cabang CTC (Cawang-TomangCengkareng); 9) Koperasi Jasa Marga Bhakti VIII Cabang Jakarta-Cikampek; 10) Koperasi Jasa Marga Bhakti Palikanci Cabang Palikanci-Cirebon. Sedangkan keanggotaan dalam Koperasi Jasa Marga Bhakti I yang semuanya adalah karyawan di lingkungan PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Jakarta-Tangerang, dimana jumlah anggota setiap bulannya ada kemungkinan berubah yang disebabkan oleh adanya mutasi, terkena PHK, pensiun atau karena adanya penambahan karyawan baru. Seluruh karyawan PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Jakarta-Tangerang otomatis menjadi anggota koperasi Jasa Marga Bhakti I, hal ini sesuai dengan SE (Surat Edaran) Direksi PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Nomor : 014/SE/1990. Sesuai dengan tahun buku berjalan pendataan terakhir dilapangan bahwa pada tahun 2007 dimana setelah diadakan Rapat Anggota Tahunan (RAT), mengenai perubahan jumlah anggota dalam
tahun 2007 yakni Jumlah anggota per 31 Desember 207 adalah 571 orang. Syarat-syarat keanggotaan termuat dalam Anggaran Rumah Tangga Koperasi Jasa Marga Bahkti I yang disebutkan sebagai berikut: 1) Anggota Koperasi Jasa Marga Bhakti I adalah pemilik dan sekaligus pengguna jasa koperasi; 2) Anggota Koperasi Jasa Marga Bhakti I tercatat dalam buku daftar anggota; 3) Yang diterima menjadi anggota Koperasi Jasa Marga Bhakti I adalah seluruh karyawan PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Jakarta-Tangerang; 4) Telah lunas membayar simpanan pokok; 5) Telah menyetujui isi anggaran dasar, anggaran rumah tangga, keputusan rapat anggota dan peraturan perkoperasian yang berlaku; 6) Seseorang yang akan masuk menjadi anggota Koperasi Jasa Marga Bhakti I harus mengajukan surat permohonan secara tertulis kepada pengurus; 7) Permintaan berhenti dari keanggotaan koperasi hanya bisa dilakukan bila : a) Anggota tersebut pindah tempat kerja / di mutasikan oleh perusahaan; b) Anggota tersebut keluar / pensiun dari perusahaan; c) nggota tersebut meninggal dunia.
b. Kepengurusan 1) Pengurus Dalam Rapat Anggota Tahunan periode tahun 2004 kepengurusan Koperasi Cabang Jakarta-Tangerang terpilih anggota pengurus sebanyak 3 orang dimana masa Jabatan Pengurus tersebut adalah sejak tanggal ditetapkan sampai dengan dilaksanakannya RAT tahun buku 2007, selanjutnya harus dilakukan pemilihan kembali oleh Anggota yang akan dilaksanakan pada saat pelaksanaan RAT tahun buku 2007 untuk periode tahun buku 2008 s/d 2010. Untuk kelancaran pelaksanaan tugas kepengurusan maka diadakan pembagian tugas yang secara garis besarnya antara lain : a) Ketua bertugas untuk memimpin jalannya Koperasi b) Bendahara
bertanggung
jawab
atas
masalah-masalah
manajemen keuangan serta dalam kondisi dimana Ketua dan Sekretaris berhalangan, Bendahara akan mengambil alih tugastugas Pengurus dalam kelancaran Pelayanan dan Operasional Koperasi. c) Sekretaris bertugas mengambil alih tugas ketua pada saat ketua tidak dapat menjalankan tugasnya atau berhalangan, serta mencatat seluruh kegiatan dan aktivitas koperasi. Dalam rangka memepermudah pelayanan kepada anggota yang akan berurusan dengan Pihak Koperasi, para pengurus selalu berusaha untuk memberikan pelayanan yang semaksimal mugkin
dengan berpedoman kepada ketentuan yang berlaku sebagaimana tertuang dalam ARD/ART serta Program Kerja Koperasi. Untuk memperluas jaringan kerja serta pengembangan usaha, para pengurus selalu mencari peluang bisnis yang memungkinkan untuk dikelola oleh koperasi dengan tetap mempertahankan yang sudah berjalan. Melalui usaha-usaha diluar anggota tersebut telah memberikan kontribusi yang sangat berarti dalam meningkatkan hasil usaha koperasi 2) Pengawas Pengawas adalah orang yang mendapat mandat penuh dari anggota untuk melaksanakan pengawasan terhadap seluruh kegiatan dan memberikan saran serta pendapatnya kepada para pengurus koperasi dengan tujuan untuk lebih memajukan koperasi. 3) Karyawan Sampai dengan tanggal 31 Desember 2007, Koperasi Jasa Marga Bhakti I memiliki 7 orang karyawan tetap dengan uraian tugasnya adalah sebagai berikut : a) Manajer Koperasi dan seksi usaha non anggota Tugas Pokok : Melaksanakan kegiatan usaha non anggota. Uraian Tugas : 1) Melakukan survey pasar; 2) Melaksanakan negoisasi harga dengan pihak pengguna jasa;
3) Melaksanakan pengadaan dan pengecekan barang dan jasa atas semua pekerjaan usaha anggota dan usaha non anggota atau pekerjaan yang telah disepakati, kecuali untuk pengadaan alat mekanik; 4) Melakukan pendistribusian kebutuhan dapur dan pengadaan susu ultra; 5) Menyediakan alat dan bahan keperluan cleaning service; 6) Memantau kegiatan THL; 7) Membuat surat penawaran harga pekerjaan dan Surat Perintah Kerja; 8) Menyelesaikan Berita Acara serah terima barang / jasa; 9) Membuat surat tagihan pekerjaan; 10) Menyiapkan absensi THL; 11) Mengajukan permohonan pembayaran sewa kendaraan, leasing dan pinjaman PUKK; 12) Menyimpan data dokumen surat masuk dan surat keluar. b) Sie simpan pinjam Tugas Pokok : Pengelolaan administrasi simpan pinjam Uraian tugas : 1) Menerima dan meneliti kelayakan permohonan pinjaman anggota; 2) Membuat direalisasi;
rekap
pinjaman
emergency
yang
sudah
3) Membuat rekap peminjam barang yang sudah direalisasi; 4) Menginput data peminjam uang dan barang; 5) Mencetak potongan uang, barang, simpanan anggota dan slip potongan anggota; 6) Membuat surat untuk anggota yang mutasi; 7) Membayarkan pinjaman reguler; 8) Mengajukan pembayaran angsuran UMR/UMK; 9) Menyiapkan keperluan ATK Koperasi; 10) Membayarkan gaji THL. c) Sie Administrasi Keuangan Tugas Pokok : Melakukan administrasi keuangan Uraian tugas : 1) Menyiapkan voucher penerimaan/pengeluaran uang; 2) Mengajukan proses pengeluaran uang; 3) Menerima dan membayarkan uang kepada / dari anggota; 4) Mengambil / menyetorkan uang dari / ke bank; 5) Menyimpan arsip voucher penerimaan / pengeluaran uang dan dokumen lainnya; 6) Menginput data transaksi keuangan sampai dengan laporan keuangan; 7) Menyiapkan/menyusun
laporan
pertanggung
jawaban
pengurus dan RAPBK pada setiap akhir tahun buku; 8) Membuat pengajuan gaji karyawan koperasi.
d) Sie usaha pertokoan Tugas Pokok : administrasi dan pelayanan usaha pertokoan Uraian Tugas : 1) Menyusun daftar kebutuhan toko; 2) Melaksanakan pengadaan barang untuk kebutuhan toko; 3) Mencatat semua transaksi penjualan/penjualan toko; 4) Melayani penjualan barang; 5) Membuat laporan harian toko; 6) Membuat tagihan potongan barang toko; 7) Menerima dan menyimpan uang hasil penjualan toko; 8) Melakukan stok toko setiap akhir tahun; 9) Menerima dan meneliti kelayakan pengajuan kredit barang. e) Sie bengkel dan mekanikal Tugas pokok : Melakukan perawatan kendaraan Uraian tugas : 1) Melakukan pemeriksaan dan perawatan kendaraan koperasi dan kendaraan lain yang menjadi tanggung jawab koperasi; 2) Mengajukan permohonan penggantian spare part dalam rangka perawatan / perbaikan; 3) Melakukan pengadaan / pembelian suku cadang kendaraan; 4) Melakukan pengelolaan penyewaan kendaraan operasional koperasi kepada anggota.
STRUKTUR ORGANISASI
KOPKAR JMB I
Sumber : Koperasi Jasa Marga Bhakti I
4. Bidang dan Kegiatan Usaha Ditetapkan dalam Rapat Pertama saat pendirian Inkopkar Jaga, bahwa bidang usaha yang akan dilaksanakan adalah bidang usaha yang tidak bersinggungan dengan keberadaan Koperasi Primer yang ada di
Kantor Cabang dan Kantor Pusat. Secara umum bidang usaha Inkopkar Jaga sesuai dengan Angaran Dasar adalah : sesuai dengan pasal 4 Anggaran Dasar Inkopkar Jaga, maksud dan tujuan pendirian Inkopkar Jaga adalah untuk memajukan kesejahteraan ekonomi dan kegiatan usaha anggota. Untuk mencapai tujuan tersebut dalam pasal 5 disebutkan bidangbidang usaha yang dapat dilakukan oleh Inkopkar Jaga adalah : perdagangan umum; jasa konstruksi; jasa keuangan; agribisnis; distribusi; pengembangan usaha kecil; ekspor-impor; jasa penyewaan; properti; jasa pendidikan dan pelatihan; jasa perhubungan/transportasi/perjalanan; jasa pelayanan kesehatan; jasa pengerahan tenaga kerja; jasa perbengkelan; jasa perizinan; jasa perasuransian; jasa konsultan; dan jasa ekspedisi. Untuk mencapai maksud tersebut dalam menjalankan usahanya Koperasi Jasa Marga Bhakti I mengutamakan pada bidang usaha yang berkaitan langsung dengan kepentingan anggotanya. Oleh karena itu bidang usaha yang dijalankan adalah yang dapat meningkatkan nilai tambah dan manfaat yang sebesar-besarnya pada anggota dengan tetap mempertimbangkan untuk memperoleh sisa hasil usaha yang wajar. a. Bidang Permodalan Dalam rangka menghimpun dana untuk membiayai kegiatan usaha, maka Koperasi Jasa Marga Bhakti I memperoleh dana dari dua sumber yaitu : 1) Modal sendiri :
a) Simpanan pokok yaitu simpanan yang dibayar oleh setiap anggota pada saat masuk menjadi anggota koperasi, saat ini ditetapkan sebesar Rp.25.000,00. b) Simpanan wajib yaitu simpanan yang dibayar oleh setiap anggota secara rutin yakni dibayar setiap bulan dengan jumlah yang sama yaitu Rp.50.000,00. c) Cadangan adalah dana-dana yang disisihkan dari SHU berupa : dana cadangan, dana sosial, dana pendidikan dan dana pengembagan daerah kerja. d) Donasi adalah sejumlah modal yang diperoleh dari donatur tanpa suatu ikatan. 2) Modal luar Sumber modal luar yang dikelola terdiri dari : a) Simpanan sukarela anggota koperasi. b) Kredit lunak dari PPELK. c) Kredit dari bank Muamalat Indonesia. b. Bidang Usaha Bidang-bidang usaha yang saaat ini dijalankan ialah : 1) Bidang usaha anggota a) Pinjaman uang : 1) Pinjam Uang reguler; 2) Pinjaman emergency; 3) Kredit UMR/UMK (program PT. Jasa Marga Pusat);
4) Pinjaman kredit atas kerjasama Bank Jabar. b) Kredit Barang : 1) Kredit sembako (usaha pertokoan); 2) Kredit pengadaan / pembelian barang kebutuhan rumah tangga dan perlengkapan kerja; 3) Menjalin kerjasama dengan Bank Muamalat Indonesia dalam rangka pendanaan pembelian mobil minibus, pick up, Derek dan sepeda motor untuk anggota. c) Perbengkelan mobil d) Sewa Kendaraan e) Bidang usaha non anggota f) Usaha pekerjaan jasa: 1) Jasa cleaning service; 2) Jasa perawatan / perbaikan Air Conditioner (AC); 3) Jasa pengadaan petugas pul tol; 4) Jasa pengadaan petugas sopir ambulans, kepala cabang, power broom, kendaraan pool dan setel; 5) Jasa petugas Paramedis; 6) Jasa sewa kendaraan, foto copy dan percetakan; 7) Jasa periklanan; 8) Jasa petugas pemeliharaan kebersihan jalan; 9) Jasa pengurusan STNK/KIR dan Perizinan. g) Usaha pengadaan / pemasokan barang
1) Pengadaan nutrisi / susu ultra; 2) Pengadaan kebutuhan dapur; 3) Pengadaan barang kelengkapan seragam kerja pegawai; 4) Pengadaan sarana kerja operasi pul tol; 5) Pengadaan perlengkapan alat tulis kantor. h) Usaha pemborongan pekerjaan (kontraktor) 1) Kontraktor elektrikal; 2) Kontraktor mekanikal.
B. Metode Penelitian Berdasarkan tujuannya maka penelitian ini termasuk penelitian yang bersifat deskriptif kuantitatif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk membuat deskripsi secara sistematis, aktual dan akurat serta penelitian yang dalam analisisnya tidak akan keluar dari lingkup sample. Penelitian yang digunakan adalah case study. Dengan metode ini kesimpulan yang diambil tidak berlaku umum akan tetapi hanya sebatas pada kasus yang di teliti.
C. Definisi Operasional Variabel Dalam penyusunan skripsi ini ada beberapa variabel yang menjadi bahan acuan untuk dilakukan penelitian yaitu : 1. Laporan Keuangan Penyusunan laporan keuangan dimaksudkan sebagai alat bantu bagi koperasi untuk mengetahui kondisi keuangan sehingga dapat
menentukan kebijakan keuangan secara tepat. Sedangkan bagi pihak luar, laporan keungan dapat dipakai sebagai alat untuk pengambilan keputusan dalam melakukan investasi. Penulis dalam hal ini mengunakan Laopran Neraca dan Laporan Rugi Laba sebagai acuan dalam menganalisa penelitian. 2. Pengukuran Kinerja a. Rasio Likuiditas Digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek secara tepat waktu, terdiri dari : 1) Curren Ratio; 2) Cash Ratio; 3) Quick Ratio. b. Rasio Solvabilitas Rasio yang mengambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar seluruh kewajiban (jangka pendek dan jangka panjang) apabila perusahaan dilikuiditas, terdiri dari : 1) Debt to Equity Ratio; 2) Debt to Total Asset Ratio. c. Rasio Aktifitas Rasio aktifitas adalah suatu cara dengan membandikan pendapatan dengan sumber daya yang digunakan untuk menghasilkannya, sehingga dapat ditetapkan seberapa efisien manajemen memanfaatkan harta total, terdiri dari :
1) Total Asset Turnover; 2) Inventory Turnover; 3) Avarage days inventory; 4) Working capital turnover. d. Ratio Profitabilitas Rasio ini memberi gambaran tentang tingkat efektivitas pengelolaan perusahaan dalam memperoleh laba dalam satu periode tertentu, terdiri dari : 1) Gross Profit Margin (Marjin laba kotor); 2) Operating Profit Margin; 3) Operating Ratio; 4) Net Profit Margin (Margin Laba Bersih); 5) Return On Investment; 6) Rate of return on equity (ROE).
D. Metode Pengumpulan Data Untuk dapat mewujudkan tujuan-tujuan studi ini, maka penulis menggunakan cara yang lazim dilakukan dalam penelitian ilmiah, yaitu dengan mencari data langsung ke Koperasi Karyawan PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Jakarta-Tangerang. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah kondisi keuangan Koperasi Karyawan PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Jakarta-Tangerang yang terangkum dalam laporan keuangan yang terdiri dari neraca, laporan laba / rugi dan laporan-laporan lain
yang berhubungan dengan Laporan Pegurus, dimana data tersebut terdapat dalam Laporan Pertanggung jawaban Pengurus Koperasi Jasa Marga Bhakti I untuk tahun buku 2006 dan tahun buku 2007.
E. Metode Analisa Data Adapun metode yang digunakan oleh penulis dalam melakukan penelitian ini adalah dengan mengunakan metode Deskritif Kuantitatif atau Penulis melakukan analisa data dengan mengunakan analisa rasio keuangan dengan berdasarkan pada angka-angka, persentase dan rata-rata terhadap laporan keuangan sebagai alat ukur kinerja koperasi.
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Rasio Keuangan Koperasi Jasa Marga Bhakti I Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang penting dan dapat dipercaya untuk menilai kondisi keuangan dan hasil dari suatu perusahaan dalam periode tertentu, dalam hal ini termaksud juga koperasi. Salah satu cara dalam penilaian tersebut adalah melakukan analisa dan interprestasi terhadap laporan keuangan yang dilaporkan oleh pengurus Koperasi Karyawan PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Jakarta-Tangerang. Namun demikian dalam melakukan evaluasi tidak begitu saja dapat dicermati dari lapaoran keuangan tersebut, akan tetapi harus di lakukan perhitunganperhitungan untuk memperoleh berbagai rasio keuangan. Dalam bab ini penulis akan melakukan analisis terhadap laporan keuangan yang disajikan oleh Koperasi Karyawan PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Jakarta-Tangerang, hal tersebut untuk menilai kinerja keuangan koperasi dalam periode tahun bukunya. Perkembangan dan posisi keuangan Koperasi Karyawan PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Jakarta-Tangerang dari tahun 2006 dan 2007 secara ringkas disajikan dalam neraca dan laporan rugi laba sebagai berikut :
Tabel 4.1 NERACA KOPERASI JASA MARGA BHAKTI I PERIODE TAHUN BUKU 2006 DAN 2007
NO. PERKIRAAN AKTIVA A I. AKTIVA LANCAR : K a s Bank Piutang Usaha Anggota Piutang Usaha Non Aggota Persediaan Biaya Dibayar Muka Piutang Anggota Luar biasa JLH AKTIVA LANCAR II. INVESTASI JK PANJANG Simp.pd BMI, BNI, Inkopkar III. AKTIVA TETAP : Nilai Perolehan Akumulasi Penyusutan NILAI BUKU
TH. 2007
TH. 2006
33.045.431,00 691.079.299,92 7.720.661.526,74 684.874.496,00 15.553.644,00 364.590.054,27 457.981.539,00 9.967.785.990,93
5.921.777,00 223.133.788,29 6.091.908.505,00 512.614.449,00 32.578.310,00 336.907.161,00 39.026.139,00 7.242.090.129,29
159.725.462,00
155.870.905,00
4.302.215.368,00 (1.254.486.013,81) 3.047.729.354,19
5.162.050.770,00 (1.273.921.029,00) 3.888.129.741,00
13.175.240.807,12
11.286.090.775,29
307.120.411,41 140.997.095,00 448.117.506,41
441.005.587,38 71.609.846,00 512.615.433,38
9.109.219.080,35 9.109.219.080,35
7.341.927.472,93 7.341.927.472,93
6.675.000,00 1.600.232.885,00 1.226.978.079,22 49.638.825,00 2.883.524.789,22 734.379.431,14 3.617.904.220,36
6.500.000,00 1.308.864.885,00 1.025.103.783,22 32.707.525,00 2.373.176.193,22 1.058.371.675,76 3.431.547.868,98
TOTAL PASIVA 13.175.240.807,12 Sumber : Koperasi Jasa Marga Bhakti I
11.286.090.775,29
TOTAL AKTIVA B PASIVA I. KEWAJIBAN LANCAR : Hutang anggota Hutang non anggota JML KWJBN LANCAR II. KEWAJIBAN JNK PJNG Hutang Jangka Panjang JLH KWJBN JNK PJNG III. KEKAYAAN BERSIH Simpanan Pokok Simpanan Wajib Cadangan Donasi MODAL SENDIRI SHU Th. Berjalan JML KEKAYAAN BERSIH
Tabel 4.2
PERHITUNGAN HASIL USAHA KOPERASI JASA MARGA BHAKTI I PERIODE TAHUN 2006 DAN 2007
NO
URAIAN
2007
2006
I PENDAPATAN a. ANGGOTA b. NON ANGGOTA TOTAL PENDAPATAN
2.291.800.051,70 5.251.431.986,00 7.543.232.037,70
2.033.070.006,60 5.335.751.536,00 7.368.821.542,60
II HPP a. ANGGOTA b. NON ANGGOTA TOTAL HPP
981.987.395,00 550.880.104,00 1.532.867.499,00
891.134.748,00 692.402.936,00 1.583.537.684,00
III HASIL USAHA BRUTO (I-II)
6.010.364.538,70
5.785.283.858,60
476.752.872,71
275.631.626,94
6.487.117.411,41
6.060.915.485,54
1.169.760.963,72 3.597.480.840,00 985.496.176,55 5.752.737.980,27
926.553.535,37 3.232.515.240,00 843.475.034,41 5.002.543.809,78
734.379.431,14
1.058.371.675,76
IV PENDAPATAN LAIN-LAIN PENYERTAAN MODAL V TOTAL PENDAPATAN VI a. b. c.
BEBAN USAHA ANGGOTA NON ANGGOTA BEBAN LAIN-LAIN TOTAL BEBAN USAHA
VII SISA HASIL USAHA Sumber : Koperasi Jasa Marga Bhakti I
1. Analisis Likuiditas Analisis ini bertujuan
untuk mengukur kemampuan koperasi
dalam memenuhi kewajiban jangka pendek secara tepat waktu dan harus segera dipenuhi. Untuk itu perlu diadakan analisis rasio terhadap neraca koperasi karena hal tersebut menyangkut kemampuan dalam pemenuhan kebutuhan dalam siklus operasionalnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Beberapa indikator yang dapat digunakan sebagai alat dalam melakukan penilaian likuiditas koperasi adalah current ratio, cash ratio dan quick ratio : c. Curren Ratio Aktiva Lancar Current Ratio = ------------------------- x 100 % Hutang Lancar Tabel 4.3.1 CURRENT RATIO KOPERASI JASA MARGA BHAKTI I TAHUN BUKU 2006 DAN 2007
NO 1 2
URAIAN AKTIVA LANCAR HUTANG LANCAR NILAI PERSENTASE ( % )
2007
2006
9.967.785.991 448.117.506
7.242.117.129 512.615.433
2.224
1.413
Sumber : Data diolah peneliti Rasio ini memberikan informasi tentang kemampuan aktiva lancar untuk menutup semua hutang lancarnya yang telah jatuh tempo dengan segera. Dari hasil perhitungan pada tabel 4.3.1 tersebut
diketahui bahwa Curren Ratio dari tahun 2006 ke 2007 mengalami kenaikan, dimana pada tahun 2006 CR sebesar 1.413 % yaitu di tahun 2006 bahwa setiap hutang jangka pendek Koperasi Karyawan PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Jakarta-Tangerang Rp. 1 dapat dijaminkan dengan Rp. 14,13. Pada tahun 2007 CR mengalami kenaikan sebesar 57.4 % dari tahun sebelumnya menjadi sebesar 2.224 %, hal tersebut diakibatkan adanya kenaikan pada pos aktiva lancar dan penurunan pada pos hutang lancar. Pada tahun 2007 CR sebesar 2.224 % yaitu di tahun 2007 bahwa setiap hutang jangka pendek Koperasi Karyawan PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Jakarta-Tangerang Rp. 1 dapat dijaminkan dengan Rp. 22,24. Likuiditas Koperasi Karyawan PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Jakarta-Tangerang menurut standar yang ditetapkan oleh manajemen koperasi sangat baik, karena Koperasi Karyawan PT. Jasa Marga
(Persero)
Tbk
Cabang
Jakarta-Tangerang
kemampuan untuk memenuhi kewajiban finansialnya. d. Cash Ratio Kas + Simpanan Cash Ratio = -------------------------------- x 100 % Hutang Lancar
mempunyai
Tabel 4.3.2 CASH RATIO KOPERASI JASA MARGA BHAKTI I TAHUN BUKU 2006 DAN 2007
NO 1 2
URAIAN KAS + BANK HUTANG LANCAR
2007
2006
724,124,731 448,117,506
229,055,565 512,615,433
162
45
NILAI PERSENTASE ( % )
Sumber : Data diolah peneliti Ratio ini mengambarkan tingkat ketepatan yang lebih pasti dalam mengambarkan tingkat likuiditas dalam suatu perusahaan, hal ini disebabkan hanya memperhitungkan aktiva lancar yang memiliki waktu yang singkat untuk bisa dicairkan. Pada tabel 4.3.2 bahwa cash ratio Koperasi Karyawan PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Jakarta-Tangerang mengalami kenaikan juga, dimana pada tahun 2006 cash ratio sebesar 45 % yaitu 0,45 : 1 atau di tahun 2006 bahwa setiap hutang jangka pendek Koperasi Karyawan PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Jakarta-Tangerang Rp. 1 dapat dijaminkan dengan uang kas dan bank yang bisa dicairkan sebesar Rp. 0,45. Pada tahun 2007 cash ratio mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya sebesar 360 %, dari 0,45 % menjadi sebesar 162 %, hal tersebut diakibatkan adanya kenaikan pada pos kas + bank dan penurunan pada pos hutang lancar. Pada tahun 2007 cash ratio sebesar 162 % bisa diartikan bahwa 1,62 : 1 atau, di tahun 2007 bahwa setiap
hutang jangka pendek Koperasi Karyawan PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Jakarta-Tangerang Rp. 1 dapat dijaminkan dengan uang kas dan bank sebesar Rp.1,62. Secara umum semakin tingginya tingkat curren ratio dan cash ratio, menunjukan semakin baiknya tingkat likuditas Koperasi Karyawan PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Jakarta-Tangerang. Hal tersebut dapat dicerminkan kemampuann koperasi dalam menyelesaikan hutang-hutang jangka pendeknya. e. Quick Ratio Aktiva Lancar – Persediaan Quick Ratio = ------------------------------------------ x 100 % Hutang Lancar Tabel 4.3.3 QUICK RATIO KOPERASI JASA MARGA BHAKTI I TAHUN BUKU 2006 DAN 2007
NO 1 2 3 4
URAIAN AKTIVA LANCAR PERSEDIAAN JUMLAH ( 1 - 2 ) HUTANG LANCAR NILAI PERSENTASE ( % )
2007
2006
9,967,785,991 15,553,644 9,952,232,347 448,117,506
7,242,117,129 32,578,310 7,209,538,819 512,615,433
2,221
1,406
Sumber : Data diolah peneliti Ratio ini merupakan ukuran kemampuan koperasi dalam memenuhi kewajiban-kewajibannya. Ratio ini memiliki tingkat ketelitian yang lebih baik dalam mengambarkan tingkat likuiditasnya, bila dibandingkan dengan current ratio yang hanya memperhitungkan
sebagian aktiva lancar yang memiliki kemampuan untuk di konversikan dalam waktu yang singkat. Pada tabel 4.3.3 bahwa QR Koperasi Karyawan PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Jakarta-Tangerang mengalami kenaikan juga, dimana pada tahun 2006 QR sebesar 1.406 % yaitu 14,06 : 1 atau di tahun 2006 bahwa setiap hutang jangka pendek Koperasi Karyawan PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Jakarta-Tangerang Rp. 1 dapat dijaminkan dengan aktiva lancar selain persediaan sebesar Rp. 14,06. Pada tahun 2007 QR mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya sebesar 158 %, dari 1.406 % menjadi sebesar 2.221 %, hal tersebut diakibatkan adanya kenaikan pada pos aktiva lancar dan penurunan pada pos persediaan serta hutang lancar. Pada tahun 2007 QR sebesar 2.221 % bisa diartikan bahwa 22,21 : 1 atau, di tahun 2007 bahwa setiap hutang jangka pendek Koperasi Karyawan PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Jakarta-Tangerang Rp. 1 dapat dijaminkan dengan aktiva lancar selain persediaan sebesar Rp.22,21. Secara umum selama tahun 2006 dan 2007 Koperasi Karyawan PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Jakarta-Tangerang mempunyai aktiva lancar yang cukup likuid, hal ini dapat terlihat dengan kemampuan Koperasi Karyawan PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Jakarta-Tangerang dalam membayar hutang jangka pendeknya dengan baik.
2. Analisis Solvabilitas Rasio yang mengambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar seluruh kewajiban (jangka pendek dan jangka panjang) apabila perusahaan dilikuiditas. Beberapa indikator yang dapat digunakan sebagai alat dalam melakukan penilaian solvabilitas koperasi adalah Debt to equity ratio dan Debt to total asset ratio : a. Debt to Equity Ratio Hutang Lancar + Hutang Jangka Panjang DER = -------------------------------------------------------- x 100% Jumlah Modal Sendiri Tabel 4.4.1 DEBT TO EQUITY RATIO KOPERASI JASA MARGA BHAKTI I TAHUN BUKU 2006 DAN 2007
NO 1 2
URAIAN TOTAL HUTANG MODAL SENDIRI NILAI PERSENTASE ( % )
2007
2006
9.557.336.587 2.883.524.789
7.854.542.906 2.373.176.193
331
331
Sumber : Data diolah peneliti Rasio ini mengukur kemampuan Koperasi Karyawan PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Jakarta-Tangerang membayar semua hutangnya dengan modal sendiri. Dari perhitungan Rasio keuangan pada tabel 4.4.1 diketahui bahwa selama tahun 2006 ke tahun 2007 debt to equity ratio Koperasi Karyawan PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Jakarta-Tangerang tidak mengalami peningkatan maupun penurunan.
Dimana pada tahun 2006 DER sebesar 331 % yaitu 3,31 : 1 atau di tahun 2006 bahwa setiap hutang jangka pendek maupun hutang jangka panjanmg Koperasi Karyawan PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Jakarta-Tangerang Rp. 1 dapat dijaminkan dengan modal sendiri sebesar Rp. 3,31. Pada tahun 2007 DER tidak mengalami kenaikan maupun penurun dari tahun sebelumnya, masih sama sebesar 331 %, hal tersebut diakibatkan berimbangnya kenaikan pada pos total hutang dan pos modal sendiri sebesar 121 % dari tahun 2006 ke tahun 2007. Pada tahun 2007 DER sebesar 331 % bisa diartikan bahwa 3,31 : 1 atau, di tahun 2007 bahwa semua hutang baik itu hutang jangka pendek maupun hutang jangka panjang Koperasi Karyawan PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Jakarta-Tangerang Rp. 1 dapat dijaminkan dengan modal yang dimiliki oleh koperasi sebesar Rp.3,31. b. Debt to Total Asset Ratio Hutang Lancar + Hutang Jangka Panjang DTA = --------------------------------------------------------- x 100% Total Aktiva
Tabel 4.4.2 DEBT TO TOTAL ASSET RATIO KOPERASI JASA MARGA BHAKTI I TAHUN BUKU 2006 DAN 2007
NO 1 2
URAIAN TOTAL HUTANG TOTAL AKTIVA NILAI PERSENTASE ( % )
2007
2006
9.557.336.587 13.175.240.807
7.854.542.906 11.286.090.775
73
70
Sumber : Data diolah peneliti Rasio ini mengukur kemampuan Koperasi Karyawan PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Jakarta-Tangerang membayar semua hutangnya dengan seluruh kekayaan (aktiva) yang dimiliki oleh koperasi. Perhitungan debt to total asset ratio pada tabel 4.4.2 menunjukan bahwa DTAR koperasi Karyawan PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Jakarta-Tangerang mengalami kenaikan, dimana pada tahun 2006 DTAR sebesar 70 % yaitu 0,7 : 1 atau dijelaskan pada tahun 2006 bahwa setiap hutang jangka pendek maupun hutang jangka panjang Koperasi Karyawan PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Jakarta-Tangerang Rp. 0,7 dapat dijaminkan dengan TOTAL aktiva Koperasi sebesar Rp. 1. Pada tahun 2007 DTAR mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya sebesar 104,3 % yang semula DTAR 70 % menjadi sebesar 73 %, hal tersebut diakibatkan adanya perbedaan kenaikan pada pos total aktiva dan total hutang dimana pada total aktiva sebesar 116,7 % sedangkan pada pos total hutang sebesar 121,7 %. Pada tahun
2007 DTAR sebesar 73 % bisa diartikan bahwa 0,73 : 1 atau, di tahun 2007 bahwa setiap hutang jangka pendek Koperasi Karyawan PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Jakarta-Tangerang Rp. 0,73 dapat dijaminkan dengan total aktiva sebesar Rp.1. Secara umum DTAR Koperasi Karyawan PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Jakarta-Tangerang masih sangat bagus karena masih dibayar Rp.1, ini menandakan bahwa kemampuan Koperasi Karyawan PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Jakarta-Tangerang dalam melunasin segala kewajibannya masih bisa dijaminkan dengan total aktivanya, tetapi bila mana DTAR selalu naik kondisi ini harus diperhatikan juga oleh Koperasi Karyawan PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Jakarta-Tangerang. 3. Analisis Aktivitas Rasio aktifitas adalah suatu cara dengan membandikan pendapatan dengan sumber daya yang digunakan untuk menghasilkannya, sehingga dapat ditetapkan seberapa efisien manajemen memanfaatkan harta total. Beberapa indikator yang dapat digunakan sebagai alat dalam melakukan penilaian aktivitas koperasi adalah total asset turnover, inventory turnover, avarage days inventory dan working capital turover. a. Total Asset Turnover Penjualan TAT = -------------------- = ...... Kali Total Aktiva
Tabel 4.5.1 TOTAL ASSET TURNOVER KOPERASI JASA MARGA BHAKTI I TAHUN BUKU 2006 DAN 2007
NO 1 2
URAIAN PENJUALAN TOTAL AKTIVA ` TAT ( Kali )
2007
2006
7.543.232.038 13.175.240.807
7.368.821.543 11.286.090.775
0,57
0,65
Sumber : Data diolah peneliti Rasio ini mengukur kemampuan Koperasi Karyawan PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Jakarta-Tangerang dalam menghasilkan penjualan atau pendapatan dari dana yang diinvestasikan. Hasil perhitungan pada tabel 4.5.1 dapat dilihat TAT Koperasi Karyawan PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Jakarta-Tangerang pada tahun 2006 sebesar 0,65 kali dan pada tahun 2007 mengalami penurunan menjadi 0,57 kali. Jika dilihat dari nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa jumlah aktifitas pengunaan aktiva dalam menciptakan penjualan pada tahun 2006 sebesar 0,65 kali dan tahun 2007 sebesar 0,57 kali. Terjadinya penurunan dalan TAT dikarenakan pada pos penjualan terjadi kenaikan sebesar 102,37 % sedang pada pos total aktiva naiknya lebih besar sebesar 116,74 % hal ini mengakibatkan penurunan perputaran aktiva terhadap penjualan dari tahun 2006 ke tahun 2007.
b. Inventory Turnover Penjualan TAT = -------------------- = ...... Kali Total Aktiva Tabel 4.5.2 INVENTORY TURNOVER KOPERASI JASA MARGA BHAKTI I TAHUN BUKU 2006 DAN 2007
NO 1 2
URAIAN HPP PERSEDIAAN
2007
2006
1.532.867.499 15.553.644
1.583.537.684 32.578.310
99
49
IT ( Kali )
Sumber : Data diolah peneliti Rasio perputaran persediaan dipergunakan untuk mengukur kemampuan Koperasi Karyawan PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Jakarta-Tangerang dalam memutar dana yang tertanam dalam inventory (persediaan) pada suatu periode tertentu. Rasio ini merupakan indikasi yang cukup popular untuk menilai efisiensi operasional yang memperlihatkan
seberapa baiknya Koperasi
Karyawan PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Jakarta-Tangerang mengontrol modal yang ada dalam persediaan. Perkembangan inventory turnover Koperasi Karyawan PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Jakarta-Tangerang seperti yang terlihat pada tabel 4.5.2 dari tahun 2006 ke tahun 2007 mengalami kenaikan dimana pada tahun 2006 pereputaran persediaan sebesar 49 kali dan pada tahun 2007 mengalami kenaikan sebesar 202 % menjadi 99 kali.
Bila melihat data tersebut perputaraan persediaan Koperasi Karyawan PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Jakarta-Tangerang dari tahun 2006 ke tahun 2007 semakin baik karena adanya peningkatan perputaran persediaan. c. Avarage days inventory Inventory Rata-rata x 360 ADI = --------------------------------------- = ..... Hari Harga Pokok Penjualan Tabel 4.5.3 AVARAGE DAYS INVENTORY KOPERASI JASA MARGA BHAKTI I TAHUN BUKU 2006 DAN 2007
NO 1 2
URAIAN PERSEDIAAN HPP ADI ( 1 : 2 ) * 360 Hari
2007
2006
15,553,644 1,532,867,499
32,578,310 1,583,537,684
4
7
Sumber : Data diolah peneliti Avarage days inventory adalah rata-rata persediaan barang Koperasi Karyawan PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang JakartaTangerang berada di gudang. Perhitungan seperti yang terlihat pada tabel 4.5.3 menunjukan bahwa dari tahun 2006 ke tahun 2007 mengalami penurunan dimana pada tahun 2006 persedian barang di gudang selama 7 hari dan pada tahun 2007 mengalami penurunan sebesar 57 % menjadi 4 hari. Bila melihat data tersebut pesediaan barang dalam gudang Koperasi Karyawan PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Jakarta-Tangerang dari tahun 2006 ke tahun 2007
semakin baik karena semakin cepatnya perputaran barang yang keluar dari gudang yang mengakibatkan semakin besarnya perputaran modal. d. Working capital turover Penjualan WCT = -------------------------------------------- = ........ Kali Aktiva Lancar – Hutang Lancar Tabel 4.5.4 WORKING CAPITAL TURNOVER KOPERASI JASA MARGA BHAKTI I TAHUN BUKU 2006 DAN 2007
NO
URAIAN
2007
2006
1
PENJUALAN
7,543,232,038
7,368,821,543
2 3
AKTIVA LANCAR HUTANG LANCAR MODAL KERJA KOPERASI
9,967,785,991 448,117,506 9,519,668,485
7,242,090,129 512,615,433 6,729,474,696
0.8
1.1
WCT ( Kali )
Sumber : Data diolah peneliti Working capital turnover adalah kemampuan modal kerja berputar dalam suatu periode tertentu atau indikasi dari siklus kas (cas cycle) dari Karyawan PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang JakartaTangerang. Perhitungan seperti yang terlihat pada tabel 4.5.4 menunjukan bahwa dari tahun 2006 ke tahun 2007 mengalami penurunan dimana pada tahun 2006 perputaran modal kerja 1,1 kali dan pada tahun 2007 mengalami penurunan sebesar 73 % menjadi 0,8 kali.
Bila melihat data tersebut perputaran modal kerja Koperasi Karyawan PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Jakarta-Tangerang dari tahun 2006 ke tahun 2007 menurun karena kenaikan pada penjualan dari tahun 2006 ke tahun 2002 hanya sebesar 102 % sedang pada modal kerja Koperasi Karyawan PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Jakarta-Tangerang naik lebih besar yaitu sebesar 141 %. 4. Analisis Profitabilitas Rasio
ini
memberi
gambaran
tentang
tingkat
efektivitas
pengelolaan perusahaan dan yang umum digunakan adalah Gross profit margin (Marjin laba kotor), Operating profit margin, Operating ratio, Net profit margin (Margin laba bersih), Rate of return on investment (ROI) dan Rate of return on equity (ROE). Dapat di gambarkan sebagai berikut : a. Gross Profit Margin (Marjin laba kotor) Penjualan – Harga Pokok Penjualan GPM = --------------------------------------------------- x 100 % Penjualan Tabel 4.6.1 GROSS PROFIT MARGIN KOPERASI JASA MARGA BHAKTI I TAHUN BUKU 2006 DAN 2007
NO 1 2 3 4
URAIAN PENJUALAN HPP LABA KOTOR PENJUALAN ` GPM ( 3 : 4 ) * 100%
Sumber : Data diolah peneliti
2007
2006
7.543.232.038 1.532.867.499 6.010.364.539 7.543.232.038
7.368.821.543 1.583.537.684 5.785.283.859 7.368.821.543
80
79
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan Koperasi Karyawan PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Jakarta-Tangerang dalam memperoleh laba kotor per rupiah dari hasil penjualannya. Dari tabel 4.6.1 dapat dilihat bahwa pada tahun 2007 GPM mengalami kenaikan sebesar 101,5 % dibandingkan tahun 2006, dimana pada tahun 2006 GPM sebesar 79 % dan pada tahun 2007 mengalami kenaikan menjadi 80 %. b. Operating Profit Margin Laba Usaha OPM = ----------------------- x 100 % Penjualan Tabel 4.6.2 OPERATING PROFIT MARGIN KOPERASI JASA MARGA BHAKTI I TAHUN BUKU 2006 DAN 2007
NO 1 2
URAIAN
2007
LABA USAHA PENJUALAN OPM ( % )
2006
734,379,431 7,543,232,038
1,058,371,676 7,368,821,543
10
14
Sumber : Data diolah peneliti Rasio ini untuk mengukur kemampuan Koperasi Karyawan PT. Jasa
Marga
(Persero)
Tbk
Cabang Jakarta-Tangerang dalam
memperoleh laba operasional per rupiah dari hasil penjualannya. Dari tabel 4.6.2 dapat dilihat bahwa pada tahun 2007 OPM mengalami penurunan sebesar 67,78 % dibandingkan tahun 2006, dimana pada
tahun 2006 OPM sebesar 14 % dan pada tahun 2007 mengalami penurunan menjadi 10 %. Semakin besar rasio ini menunjukan semakin baiknya kinerja keuangan Koperasi Karyawan PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Jakarta-Tangerang karena laba yang akan didapatpun akan semakin besar. c. Operating Ratio Harga Pokok Penjualan + Biaya Operasional OR = ---------------------------------------------------------------- x 100 % Penjualan Bersih Tabel 4.6.3 OPERATING RATIO KOPERASI JASA MARGA BHAKTI I TAHUN BUKU 2006 DAN 2007
NO 1 2 3 4
URAIAN HPP BIAYA OPERASIOANL BIAYA USAHA PENJUALAN OR ( % )
2007
2006
1,532,867,499 5,752,737,980 7,285,605,479 7,543,232,038
1,583,537,684 5,002,543,810 6,586,081,494 7,368,821,543
97
89
Sumber : Data diolah peneliti Rasio ini menunjukan besarnya biaya operasional yang terkandung dalam setiap rupiah penjualan atau bisa juga sebagai gambaran tentang kemampuan Koperasi Karyawan PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Jakarta-Tangerang mengendalikan setiap jenis biaya usaha sejalan dengan perubahan volume dan hasil penjualan.
Dari tabel 4.6.3 dapat dilihat bahwa pada tahun 2007 OR mengalami kenaikan sebesar 108,1 % dibandingkan tahun 2006, dimana pada tahun 2006 OR sebesar 89 % dan pada tahun 2007 mengalami kenaikan menjadi 97 %. Semakin besar rasio ini menunjukan kondisi yang semakin tidak baik terhadap kinerja keuangan Koperasi Karyawan PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Jakarta-Tangerang karena besarnya biaya operasional yang terkandung dalam setiap penjualan sangat tinggi, sehingga laba atau shu akan didapatpun akan semakin kecil. d. Net Profit Margin (Margin Laba Bersih) Laba Bersih NPM = ---------------------- x 100 % Penjualan Tabel 4.6.4 NET PROFIT MARGIN KOPERASI JASA MARGA BHAKTI I TAHUN BUKU 2006 DAN 2007
NO 1 2
URAIAN SHU BERSIH PENJUALAN NPM ( % )
2007
2006
734,379,431 7,543,232,038
1,058,371,676 7,368,821,543
10
14
Sumber : Data diolah peneliti Rasio ini menunjukan bahwa keuntungan bersih dari hasil setiap penjualan Koperasi Karyawan PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Jakarta-Tangerang. Dari tabel 4.6.4 dapat dilihat bahwa pada tahun 2007 NPM Koperasi Karyawan PT. Jasa Marga (Persero) Tbk
Cabang Jakarta-Tangerang mengalami penurunan sebesar 67,78 % dibandingkan tahun 2006, dimana pada tahun 2006 NPM sebesar 14 % dan pada tahun 2007 mengalami penurunan menjadi 10 %. Semakin besar rasio ini menunjukan semakin baiknya kinerja keuangan Koperasi Karyawan PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Jakarta-Tangerang karena laba yang akan didapatpun akan semakin besar. e. Return On Investment Laba Bersih ROI = ----------------------------------- x 100 % Jumlah Aktiva. Tabel 4.6.5 RETURN ON INVESTMENT KOPERASI JASA MARGA BHAKTI I TAHUN BUKU 2006 DAN 2007
NO 1 2
URAIAN
2007
SHU BERSIH JUMLAH AKTIVA
2006
734,379,431 13,175,240,807
1,058,371,676 11,286,090,775
6
9
ROI ( % )
Sumber : Data diolah peneliti Rasio ini mengukur kemampuan Koperasi Karyawan PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Jakarta-Tangerang dengan keseluruhan dana yang ditanam dalam aktiva untuk memperoleh laba bersih dari operasionalnya. Dari tabel 4.6.5 dapat dilihat bahwa pada tahun 2007 ROI Koperasi Karyawan PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Jakarta-Tangerang
mengalami
penurunan
sebesar
59,44
%
dibandingkan tahun 2006, dimana pada tahun 2006 ROI sebesar 9 % dan pada tahun 2007 mengalami penurunan menjadi 6 %. Semakin besar rasio ini menunjukan semakin baiknya kinerja keuangan Koperasi Karyawan PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Jakarta-Tangerang karena laba yang akan didapatpun akan semakin besar pula, sedang penurunan dari tahun 2006 ke tahun 2007 dikarenakan penurunan shu bersih yang sebesar 69,38 % dan kenaikan pada jumlah aktiva sebesar 116,74 % . f. Rate of return on equity (ROE) Laba Bersih ROE = ------------------------------------------- x 100 % Jumlah Modal Sendiri Tabel 4.6.6 RETURN ON EQUITY KOPERASI JASA MARGA BHAKTI I TAHUN BUKU 2006 DAN 2007
NO 1 2
URAIAN SHU BERSIH JUMLAH MODAL SENDIRI ROE ( % )
2007
2006
734,379,431 2,883,524,789
1,058,371,676 2,373,176,193
25
45
Sumber : Data diolah peneliti Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan Koperasi Karyawan PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Jakarta-Tangerang dalam menghasilkan laba bersih dari modal sendiri. Dari tabel 4.6.6 dapat dilihat bahwa pada tahun 2007 ROE Koperasi Karyawan PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Jakarta-Tangerang mengalami
penurunan sebesar 57,11 % dibandingkan tahun 2006, dimana pada tahun 2006 ROE sebesar 45 % dan pada tahun 2007 mengalami penurunan menjadi 25 %. Semakin besar rasio ini menunjukan semakin baiknya kinerja keuangan Koperasi Karyawan PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Jakarta-Tangerang karena laba yang akan didapatpun akan semakin besar pula, sedang penurunan dari tahun 2006 ke tahun 2007 dikarenakan penurunan shu bersih yang sebesar 69,38 % dan kenaikan pada jumlah modal sendiri sebesar 121,5 % . Dari perhitungan rasio keuangan Koperasi Karyawan PT.Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Jakarta-Tangerang dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2007, secara singkat disajikan pada tabel ikthisar rasio keuangan sebagai berikut :
Tabel 4.7 IKTHISAR RASIO KEUANGAN KOPERASI JASA MARGA BHAKTI I TAHUN BUKU 2006 DAN 2007
NO I a b c
URAIAN RASIO LIKUIDITAS CURRENT RATIO CASH RATIO QUICK RATIO
II a b
RASIO SOLVABILITAS DEBT TO EQUITY RATIO DEBT TO TOTAL ASSET RATIO
III a b c d
RASIO AKTIVITAS TOTAL ASSET TURNOVER INVENTORY TURNOVER AVARAGE DAYS INVENTORY WORKING CAPITAL TURNOVER
IV a b c d e f
RASIO PROBABILITAS GROSS PROFIT MARGIN OPERATING PROFIT MARGIN OPERATING RATIO NET PROFIT MARGIN RETURN ON INVESTMENT RETURN ON EQUITY
Sumber : Data diolah peneliti
SAT
2007
2006
% % %
2.224 162 2.221
1.413 45 1.406
% %
331 73
331 70
Kali Kali Hari Kali
0,57 99 4,00 0,79
0,65 49 7,00 1,1
80 10 97 10 6 25
79 14 89 14 9 45
% % % % % %
C. Perhitungan Perbandingan Pos-Pos Neraca dan Laporan Laba Rugi Koperasi Karyawan PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang JakartaTangerang Periode Tahun Buku 2006 Dengan Tahun Buku 2007
Dengan menetapkan tahun 2006 sebagai tahun dasar maka perbandingan antara tahun 2006 dan 2007 dapat disajikkan dalam persentase kenaikan atau penurunan dari pos-pos neraca maupun laporan laba rugi dari Koperasi Karyawan PT.Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Jakarta-Tangerang. Formula umum yang digunakan dalam perhitungan sebagai berikut : 1. Setiap pos dalam neraca dan laporan laba rugi dibandingkan antara tahun 2006 dan tahun 2007 dengan dasar tahun adalah tahun 2006 yang diberi nilai 100 %. 2. Besarnya nilai rupiah dalam setiap pos neraca dan laporan laba rugi tahun 2007 dibagi dengan tahun 2006 dikalikan dengan 100 % didapat nilai persentase dari nilai tersebut. Ikthisar hasil perhitungan persentase setiap pos neraca dan laporan laba rugi disajikan dalam table 4.8 sebagai berikut :
Tabel 4.8 PERBANDINGAN NERACA KOPERASI JASA MARGA BHAKTI I PERIODE TAHUN BUKU 2006 DAN 2007 NO.
PERKIRAAN
TH. 2007
TH. 2006
NAIK TURUN
% A AKTIVA I. AKTIVA LANCAR : K a s Bank Piutang Usaha Anggota Piutang Usaha Non Aggota Persediaan Biaya Dibayar Muka Piutang Anggota Luar biasa JUMLAH AKTIVA LANCAR II. INVESTASI JK PANJANG Simp.pd BMI, BNI, Inkopkar III. AKTIVA TETAP : Nilai Perolehan Akumulasi Penyusutan NILAI BUKU
33.045.431 691.079.300 7.720.661.527 684.874.496 15.553.644 364.590.054 457.981.539 9.967.785.991
5.921.777 223.133.788 6.091.908.505 512.614.449 32.578.310 336.907.161 39.026.139 7.242.090.129
159.725.462
155.870.905
458 210 27 34 (52) 8 1.074 38 2
4.302.215.368 (1.254.486.014) 3.047.729.354
5.162.050.770 (1.273.921.029) 3.888.129.741
(17) (2) (22)
TOTAL AKTIVA B PASIVA I. KEWAJIBAN LANCAR : Hutang anggota Hutang non anggota JML KWJBN LANCAR II. KEWAJIBAN JNK PJNG Hutang Jangka Panjang JLH KWJBN JNK PJNG III. KEKAYAAN BERSIH Simpanan Pokok Simpanan Wajib Cadangan Donasi JUMLAH MODAL SENDIRI SHU Th. Berjalan JML KEKAYAAN BERSIH
13.175.240.807
11.286.090.775
17
307.120.411 140.997.095 448.117.506
441.005.587 71.609.846 512.615.433
9.109.219.080 9.109.219.080
7.341.927.473 7.341.927.473
24 24
6.675.000 1.600.232.885 1.226.978.079 49.638.825 2.883.524.789 734.379.431 3.617.904.220
6.500.000 1.308.864.885 1.025.103.783 32.707.525 2.373.176.193 1.058.371.676 3.431.547.869
3 22 20 52 22 (31) 5
TOTAL PASIVA Sumber : Data diolah peneliti
13.175.240.807
11.286.090.775
17
(30) 97 (13)
Tabel 4.9 PERBANDINGAN PERHITUNGAN HASIL USAHA KOPERASI JASA MARGA BHAKTI I PERIODE TAHUN 2006 DAN 2007 NAIK
URAIAN
2007
2006
TURUN
% PENDAPATAN ANGGOTA NON ANGGOTA TOTAL PENDAPATAN
2.291.800.052 5.251.431.986 7.543.232.038
2.033.070.007 5.335.751.536 7.368.821.543
13 (2) 2
ANGGOTA NON ANGGOTA TOTAL HPP
981.987.395 550.880.104 1.532.867.499
891.134.748 692.402.936 1.583.537.684
10 (20) (3)
HASIL USAHA BRUTO ( I - II )
6.010.364.539
5.785.283.859
4
476.752.873
275.631.627
73
TOTAL PENDAPATAN
6.487.117.411
6.060.915.486
7
BEBAN USAHA ANGGOTA NON ANGGOTA BEBAN LAIN-LAIN TOTAL BEBAN USAHA
1.169.760.964 3.597.480.840 985.496.177 5.752.737.980
926.553.535 3.232.515.240 843.475.034 5.002.543.810
26 11 17 15
734.379.431
1.058.371.676
(31)
HARGA POKOK PENJUALAN
PENDAPATAN LAIN-LAIN PENYERTAAN MODAL
SISA HASIL USAHA Sumber : Data diolah peneliti
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan evaluasi kinerja keuangan Koperasi Karyawan PT.Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Jakarta-Tangerang dapat dikemukan kesimpulan secara umum kinerja keuangan Koperasi Karyawan PT.Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Jakarta-Tangerang cukup baik, yang ditunjukan oleh berbagai rasio keuangan yang digunakan sebagai indikator dalam pengukuran likuiditas, solvabilitas, aktifitas dan profitabilitas. a. Analisis Rasio Likuiditas Koperasi Karyawan PT.Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang JakartaTangerang mempunyai likuiditas yang cukup baik, dimana dari segi current ratio, cash ratio dan quick ratio mengalami kenaikan dari tahun 2006 ke 2007, hal ini menandakan kemampuan Koperasi Karyawan PT.Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Jakarta-Tangerang dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya dapat terpenuhi. b. Analisis Rasio Solvabilitas Sovabilitas Koperasi Karyawan PT.Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Jakarta-Tangerang selama periode tahun buku 2006 dan tahun buku 2007 ditinjau dari perbandingan hutang dengan aktiva, rata - rata menunjukan bahwa kemampuan Koperasi Karyawan PT.Jasa Marga (Persero) Tbk
Cabang Jakarta-Tangerang cukub baik untuk menutup seluruh kwajiban jangka pendek maupun kewajiban jangka panjang. c. Analisi Rasio Aktifitas Rasio Aktifitas Koperasi Karyawan PT.Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Jakarta-Tangerang bila dilihat dari 2 periode tahun buku tersebut bisa dibilang baik, dimana bila dilihat dari total asset turnover walaupun mengalami penurunan dari 0.65 kali menjadi 0.57 kali serta working capital turnover yang juga mengalami penurunan dari 1.1 kali menjadi 0.79 kali, hal tersebut perputarannya tidak terlalu jauh penurunannya, dan sangat baik bila dilihat dari inventory turnover dimana ada kenaikan dari 48.61 kali menjadi 98.55 kali serta bila dilihat average days inventory yang semula 7 hari turun menjadi 4 hari ini sangat bagus karena barang cepat beredar dalam penjualannya. d. Analisis Rasio Probabilitas Rasio probabilitas Koperasi Karyawan PT.Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Jakarta-Tangerang ditinjau dari pendapatan usaha dengan penjualannya cukup baik walaupun terjadi penurunan di pendapatan bersih atau sisa hasil usaha koperasi yaitu 30,61 % akan tetapi pada prinsipnya baik karena tujuan utama dari Koperasi Karyawan PT.Jasa Marga (Persero)
Tbk
Cabang
kesejateraan anggotanya.
Jakarta-Tangerang
adalah
meningkatkan
B. Saran Dalam rangka meningkatkan kinerja Koperasi Karyawan PT.Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Jakarta-Tangerang maka diperlukan berbagai hal terkait antara lain : i. Likuditas Koperasi Karyawan PT.Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Jakarta-Tangerang dalam kondisi yang likuid, untuk itu penggunaan modal agar lebih ditingkatkan untuk mendukung pengembangan Koperasi Karyawan PT.Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Jakarta-Tangerang dan kesejateraan anggota dengan lebih digalakan aktifitas simpan pinjam dan penyimpanan simpanan sukarelanya. ii. Solvabilitas Koperasi Karyawan PT.Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Jakarta-Tangerang dinilai solvable, namun diupayakan untuk tetap mempertahankan stabilitasnya agar kewajiban kepada anggota dan rekanan dapat berjalan dengan lancar. iii. Rasio aktivitas yang rata-rata 0.6 kali masih sangat kecil, untuk itu supaya meningkatkan volume penjualan barang dan jasa untuk meningkatkan gross profit margin dengan jalan diversifikasi usaha. iv. Melakukan kerjasama antar masing-masing unit perlu dijaga, tetapi kerja sama antar Koperasi se-PT. Jasa Marga (Persero) Tbk perlu ditingkatkan agar anggota-anggota yang mutasi dan memiliki hutang bisa memenuhi kewajibannya.
DAFTAR PUSTAKA
Anggaran Dasar dan Anggara Rumah Tangga, Koperasi Karyawan PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Jakarta-Tangerang. G. Sugiyarso dan F. Winarni, Manajemen Keuangan (Pemahaman Laporan Keuangan, Pengelolaan Aktiva, Kewajiban dan Modal serta Pengukuran Kinerja Perusahaan), 2005, Media Pressindo, Yokyakarta. Ikatan Akuntansi Indonesia, Pengantar Standar Akuntansi Keuangan, PSAK No. 27 dan Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian laporan Keuangan, 2004, Salemba Empat, Jakarta. S. Munawir, Analisa Laporan Keuangan, 2002, Liberty, Yokyakarta. Terry, George R. dan Rue, Lislie W., Dasar-Dasar manajemen, 2001, Bumi Aksara, Edisi ke delapan, Terjemahan G.A., Ticoalu, Jakarta. Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945 Pasal 33 ayat 1 Tentang Koperasi. Undang-Undang Republik Indonesia Tentang Perkoperasian, Nomer 25 Tahun 1992.