ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. PADA PERIODE 2010 -2012
DOSEN PEMBIMBING : Rini Tesniwati, SE., MMSi Galih Pangestu 22210924 3EB06
Latar Belakang Menurut UU RI No 10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, dapat disimpulkan bahwa usaha perbankan meliputi tiga kegiatan, yaitu menghimpun dana, menyalurkan dana, dan memberikan jasa bank lainnya. Untuk mengetahui kinerja bank dapat dilihat dari kondisi keuangan tersebut. Kondisi keuangan dapat dilihat dari laporan keuangan yang disajikan oleh satu bank secara periodik. Agar laporan keuangan tersebut dapat dibaca oleh semua pihak yang membutuhkan sehingga dapat bermanfaat maka perlu diadakan analisis terlebih dahulu. Analisis yang digunakan adalah dengan menggunakan rasio – rasio keuangan sesuai dengan standart yang berlaku. Rasio Likuiditas, Rentabilitas dan Solvabilitas adalah tolak ukur yang sering digunakan dalam pengukuran kinerja bank. Rasio likuiditas adalah rasio yang menunjukkan kemampuan pengelola perusahaan dalam memenuhi kewajiban atau membayar hutang jangka pendeknya. Rasio Rentabilitas adalah atau disebut juga profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan,dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas,modal, jumlah karyawan, jumlah cabang, dan sebagainya. Rasio Solvabilitas adalah analisis yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya atau mengukur kemampuan bank untuk memenuhi kewajiban – kewajiban bank jika terjadi likuidasi bank.
Rumusan Masalah Bagaimana kinerja keuangan PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. ditinjau dari tingkat likuiditas, Rentabilitas, dan Solvabilitas pada tahun 2010, 2011 dan 2012 ? Batasan Masalah Penulisan ilmiah ini dibatasi berdasarkan laporan keuangan PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. tahun 2010 - 2012 sebagai berikut : • Likuiditas dapat diukur dengan rumus Loan to Deposit Ratio, Cash Ratio, dan Loan to Asset Ratio ? • Rentabilitas dapat diukur dengan rumus Return of Asset, dan Return On Equity ? • Solvabilitas dapat diukur dengan rumus Capital Adequacy Ratio, dan Debt Equity Ratio ?
Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penulisan ilmiah ilmiah ini adalah untuk menganalisa kinerja keuangan PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. ditinjau dari tingkat Likuiditas, Rentabilitas, dan Solvabilitas pada tahun 2010, 2011, dan 2012. Manfaat Penelitian Manfaat akademis & Manfaat Praktis
PEMBAHASAN Analisis Rasio Likuiditas Rasio Likuiditas adalah menunjukan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi, atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih (S. Munawir, 1995 hal 31). Rasio likuiditas untuk perbankan terdiri dari : 1. Loan to Deposit Ratio (LDR) LDR adalah suatu pengukuran tradisional yang menunjukkan deposito berjangka, giro, tabungan, dan lainlain yang digunakan dalam memenuhi permohonan pinjaman nasabahnya. Standar terbaik untuk LDR menurut peraturan Bank Indonesia adalah 80% hingga 110% Rumus : Jumlah Kredit Yang Diberikan LDR
=
X 100% Jumlah Dana Yang Diterima
Perhitungan LDR Bank Mandiri Tahun 2010, 2011 dan 2012 ( Dalam Jutaan Rupiah )
Tahun
Kredit Yang
Jumlah Dana
LDR
Diberikan
Yang Diterima
(a)
(b)
(c)
( b : c X 100 %)
2010
218,992,542
337,414,756
64.9 %
2011
273,806,876
389,389,144
70.3 %
2012
339,973,690
444,160,334
76.5 %
Keterangan : Kredit Yang diberikan = Kredit (Neraca) Jumlah Dana Yang Diterima = (Giro + Tabungan + Simpanan Berjangka + Pinjaman yang Diterima )
2. Cash Ratio Pengertian Cash Ratio menurut Munawir “cash ratio merupakan perbandingan antara kas dengan total hutang lancar. Cash Ratio yang baik menurut peraturan Bank Indonesia berada diangka 4.05 % . Rumus :
( Dalam Jutaan Rupiah )
Tahun
(a)
Alat Likuid Cash Ratio =
Perhitungan Cash Ratio Bank Mandiri Tahun 2010, 2011, 2012 Alat
Pinjaman Yang
Likuid
Harus Segera
(b)
X 100% Pinjaman yang harus segera dibayar
Keterangan : Alat Likuid = Kas + Penempatan Pada BI + Penempatan pada bank lain Pinjaman Yang Harus Segera Dibayar = Pinjaman dari BI + Pinjaman Bank Lain + Hutang Aksaptasi
Dibayar
Cash Ratio
( b : c X 100 %
(c)
)
2010
65,669,107
11,238,840
584.3 %
2011
99,373,127
18,997,633
523.1 %
2012
103,267,588
22,077,146
467.7 %
3. Loan Asset Ratio (LAR) Menurut Lukman Dendi Wijaya ( 2005:66 ) Loan to Asset Ratio adalah rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat solvabilitas bank yang menunjukan kemampuan bank untuk memenuhi per-mintaan kredit dengan menggunakan total asset yang dimiliki bank. Rumus : Jumlah kredit yang diberikan LAR =
Perhitungan LAR Bank Mandiri Tahun 2010, 2011 dan 2012 ( Dalam Jutaan Rupiah ) Tahun
Jumlah Kredit
Jumlah
Yang Diberikan
Asset
(b)
(c)
( b : c X 100 % )
2010
218,992,542
408,771,732
53.6 %
2011
273,806,876
491,224,513
55.7 %
2012
339,973,690
561,164,590
60.6 %
(a) 100%
Jumlah Asset Jumlah kredit yang diberikan = Kredit (neraca) Jumlah Asset = Total Asset
LAR
Analisis Rasio Rentabilitas Analisis rasio rentabilitas bank adalah alat untuk menganalisis atau mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank yang bersangkutan.
1. Return On Asset (ROA) Return On Asset (ROA) adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba dengan menggunakan total asset (kekayaan) yang dimiliki perusahaan setelah disesuaikan dengan biaya-biaya untuk menandai asset tersebut (Mamduh Hanafi : 2000). Menurut ketentuan yang telah ditetapkan Bank Indonesia (Surat Edaran Bank Indonesia No.6/23/DPNP/2004) ROA yang sehat bernilai 1.25%. Rumus : Laba Sebelum Pajak (EBT) ROA
=
x 100% Total Aktiva
Laba Sebelum Pajak = Laba Rugi Tahun Berjalan Total Aktiva = Total Asset Perhitungan ROA Bank Mandiri Tahun 2010, 2011 dan 2012 (Dalam Jutaan Rupiah) Tahun
Laba Sebelum
Total Aktiva
ROA
Pajak (a)
(b)
(c)
( b: c X 100%)
2010
11,522,379
408,771,732
2.82 %
2011
14,956,137
491,224,513
3.04 %
2012
17,774,546
561,164,590
3.17 %
2. Return On Equity (ROE) Return On Equity (ROE) adalah rasio rentabilitas yang menunjuk-kan berapa persen diperoleh laba bersih bila diukur dari modal pemilik (Sofyan Syafri Harahap : 2004). Menurut ketentuan yang telah ditetapkan Bank Indonesia (Surat Edaran Bank Indonesia No.6/23/DPNP/2004) ROE yang sehat ber-nilai 12.5%. Rumus : Earning After Tax ROE =
100% Pendapatan Operasional
Keterangan : Laba Setelah Pajak = Laba Rugi Bersih Pendapatan Operasional = Laba Rugi Operasional
Perhitungan ROE Bank Mandiri Tahun 2010, 2011 dan 2012 (Dalam Jutaan Rupiah) Tahun
EAT
Pendapatan
ROE
Operasional (a)
(b)
(c)
( b : c X 100 % )
2010
8,851,051
11,407,018
77.6 %
2011
11,718,334
14,864,408
78.8 %
2012
14,257,311
17,233,245
82.7 %
Analisis Rasio Solvabilitas Menurut Sutrisno, (2001:16), solvabilitas adalah kemampuan perus-ahaan untuk memenuhi semua kewajibannya apabila perusahaan di likuidasi”. Semakin tinggi rasio solvabilitas maka semakin tinggi pula resiko kerugian yang dihadapi.
1. Capital Adiquacy Ratio (CAR) Capital Adequacy Ratio menurut Lukman Dendawijaya (2000:122) adalah ” Rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko. Semakin tinggi CAR maka semakin baik kemampuan bank tersebut untuk menanggung risiko dari se-tiap kredit/aktiva produktif yang berisiko. Menurut ketentuan yang telah ditetapkan Bank Indonesia (Surat Edaran Bank Indonesia No.6/23/DPNP/2004) CAR yang sehat bernilai 8%. Rumus : Modal Bank CAR =
100% Aktiva Tertimbang Menurut Risiko
Keterangan : Modal Bank = Modal Inti + Modal Pelengkap (KPMM) ATMR = ATMR Kredit + ATMR Pasar
Perhitungan CAR Bank Mandiri Tahun 2010,2011,2012 (Dalam Jutaan Rupiah) Tahun
Modal Bank
ATMR
CAR
(a)
(b)
(c)
( b : c X 100 %)
2010
35,028,502
245,921,136
14.2 %
2011
53,688,855
311,372,539
17.2 %
2012
62,658,619
360,578,680
17.4 %
2. Debt Equity Ratio (DER) Menurut Sawir (2000 : 13) menjelaskan bahwa debt to equity ratio adalah “Rasio yang menggambarkan perbandingan utang dan ekui-tas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukan kemampuan modal sendiri perusahaan tersebut untuk memenuhi seluruh kewajibannya. Menurut ketentuan yang telah ditetapkan Bank Indonesia (Surat Edaran Bank Indonesia No.6/23/DPNP/2004) DER yang sehat ber-nilai 90% - 110%. Rumus : Jumlah Hutang DER =
100%
Jumlah Modal Sendiri
Keterangan : Jumlah hutang = Total Liabilities. Jumlah modal sendiri = Modal Inti + Modal Pelengkap.
Perhitungan DER Bank Mandiri Tahun 2010,2011,2012 ( Dalam Jutaan Rupiah ) Tahun
Jumlah
Jumlah Modal
Hutang
Sendiri (c)
( b : c X 100 % )
2010
(b) 367,129,066
35,028,502
1048.1 %
2011
424,074,301
28,862,427
1469.3 %
2012
485,415,043
11,666,667
4160.7 %
(a)
DER
Rangkuman (dalam bentuk %) Jenis
Standar
Rata –
Rasio
BI
Rata
80
70.1
Rasio LDR
Tahun
KET
2010
2011
2012
64.9
70.3
76.5
Kurang
Baik Likuiditas
Rentabilitas
Solvabilitas
Cash Ratio
4.05
525
584.3
523.1
467.7
LAR
100
56.6
53.6
55.7
60.6
ROA
1.25
3.01
2.82
3.04
3.17
Baik Kurang Baik Baik
ROE
12
79.7
77.6
78.8
82.7
Baik
CAR
8
16.3
14.2
17.2
17.4
Baik
DER
90-110
2226
1048.1
1469.3
4160.7
Baik
Kesimpulan •
•
•
Kinerja keuangan PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. ditinjau dari sisi rasio likuiditas pada tahun 2010 hingga 2012 berdasarkan hasil perhitungan menunjukan hasil yang likuid (baik), meskipun pada cash rasio dari tahun 2010 hingga 2012 harus mengalami penurunan. Kinerja keuangan PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. ditinjau dari sisi rasio Rentabilitas pada tahun 2010 hingga 2012 berdasarkan hasil perhitungan menunjukan hasil yang profitable. Hal tersebut ditandai dengan semakin meningkatnya laba bersih yang didapat, yang akan memberikan dampak positif dengan meningkatnya harga saham Bank Mandiri dan semakin besar pula deviden yang diterima oleh investor. Kinerja keuangan PT. Bank mandiri (Persero) Tbk. ditinjau dari sisi rasio solvabilitas pada tahun 2010 hingga 2012 berdasarkan hasil perhitungan menunjukan hasil solvabel.
Saran Berdasarkan kesimpulan tersebut maka dapat diajukan beberapa saran sebagai berikut: Bank Mandiri harus meningkatkan asset likuidnya baik dalam bentuk kas, dan giro pada Bank Indonesia sehingga mengalami peningkatan dalam memenuhi kewajibannya yakni member kembali simpanan nasabah pada saat penarikan tunai maupun jatuh tempo pengembalian. PT. Bank Mandiri harus mempertahankan atau bahkan meningkatkan keberhasilannya yang telah dicapainya guna meningkatkan tingkat kepercayaan nasabah dan juga investor. PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. harus meningkatkan modalnya baik dalam modal inti maupun modal pelengkap. Sehingga dengan begitu Bank Mandiri tidak akan mengalami kerugian yang disebabkan oleh aktiva yang beresiko dan juga hutang baik yang jangka pendek maupun jangka panjang.