ANALISA LAPORAN KEUANGAN PT ADHI KARYA (PERSERO) Tbk. PERIODE TAHUN 2004 - 2006
SKRIPSI Program Studi Manajemen
Nama
: MOHAMAD RIZA
NIM
: 43105110017
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2008
ANALISA LAPORAN KEUANGAN PT ADHI KARYA (PERSERO) Tbk. PERIODE TAHUN 2004 - 2006
SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar SARJANA EKONOMI Program Studi Manajemen
Nama
: MOHAMAD RIZA
NIM
: 43105110017
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2008
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
Nama
:
Mohamad Riza
NIM
:
43105110017
Program Studi
:
Manajemen Keuangan
Judul Skripsi
:
Analisa Laporan Keuangan PT Adhi Karya (Persero) Tbk. Periode Tahun 2004 – 2006.
Tanggal Ujian Skripsi :
29 Agustus 2008
Disahkan Oleh, Pembimbing
(Luna Haningsih, SE, ME) Tanggal:
Dekan
Ketua Jurusan Manajemen
(Drs. Hadri Mulya, M.Si) Tanggal:
(Tafiprios, SE, MM) Tanggal:
LEMBAR PENGESAHAN DEWAN PENGUJI SKRIPSI
ANALISA LAPORAN KEUANGAN PT ADHI KARYA (PERSERO) TBK. PERIODE TAHUN 2004 – 2006. Dipersiapkan dan disusun oleh: Nama
:
Mohamad Riza
NIM
:
43105110017
Telah Dipertahankan Di Depan Dewan Penguji Pada Tanggal 29 Agustus 2008 Susunan Dewan Penguji Ketua Penguji
(Luna Haningsih, SE, MM) Anggota Penguji I
(Drs Wawan Purwanto, SE, MM) Anggota Penguji II
(Drs Ali Mashar, MM)
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan Judul “Analisa Laporan Keuangan PT Adhi Karya (Persero) Tbk. Periode tahun 2004 - 2006 ”. Penyusunan skripsi ini merupakan syarat kelulusan studi untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program S1 Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Mercu Buana Jakarta. Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu, pada kesempatan ini perkenankanlah penulis menyampaikan penghargaan serta ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Bapak Drs Hadri Mulya, MSi, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Mercu Buana, Jakarta. 2. Bapak Tafiprios, SE, MM, selaku Ketua Jurusan Program S1 Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Mercu Buana, Jakarta. 3. Ibu Luna Haningsih, SE, ME, selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang senantiasa memberikan bimbingan, petunjuk, serta pengarahan hingga terselesainya penyusunan skripsi ini. 4. Segenap Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Mercu Buana atas ilmu, pengetahuan, serta pengalaman yang telah disampaikan.
iii
5. Segenap Staf dan Karyawan Universitas Mercu Buana atas bantuannya dalam kepengurusan masalah administrasi dan lain-lain. 6. Seluruh rekan mahasiswa/i Program Kuliah Sabtu Minggu Universitas Mercubuana Jurusan SI Manajemen Angkatan VII Kampus Menteng. 7. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan saran-saran dan koreksi yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya, penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat baik bagi penulis khususnya maupun pembaca pada umumnya.
Jakarta, 10 Juli 2008
Mohamad Riza
iv
DAFTAR ISI Halaman
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………...iii DAFTAR ISI …………………………………………………………………….… v DAFTAR TABEL ....... ............................................................................................. vii BAB I.
PENDAHULUAN ……………………………………………………… 1 A. Latar Belakang Penelitian .....……………………………………… 1 B. Perumusan Masalah ………………………………………………… 3 C. Tujuan dan Kegunaan Penelitiaan..………………………………… 3
BAB II
LANDASAN TEORI..................................................................................5 A. Pengertian, Kegunaan, dan Tujuan Laporan Keuangan ..…………….5 B. Bentuk Laporan Keuangan .....................……………………………..9 C. Metode Analisa Laporan Keuangan.............................……………...11 D. Teknik Analisa Laporan Keuangan.............................……………....12 E. Analisa Rasio ..............……………………………………………... 13 F. Pengukuran Kinerja …………………………………………………19
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN................................................................23 A. Gambaran Umum................................................................................ 23 B. Metode Penelitian ...............................................................................28 C. Sampel Penelitian ...............................................................................28
v
D. Variabel dan Pengukurannya ..............................................................29 E. Definisi Operasional Variabel ............................................................29 F. Metode Pengumpulan Data ................................................................31 G. Metode Analisis Data .........................................................................32 BAB IV
ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN..............................................38 A. Analisa Rasio Likuiditas.....................................................................38 B. Analisa Rasio Solvabilitas/Rasio Laverage.........................................42 C. Analisa Rasio Aktivitas.......................................................................46 D. Analisa Rasio Profitabilitas.................................................................50
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN.................................................................56 A. Kesimpulan …………………………………………………………56 B. Saran-Saran …………………………………………………………61
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………64 LAMPIRAN……………..…………………………………………..……………....65
vi
DAFTAR TABEL Tabel-Tabel
Halaman
Tabel 3-1 Kepemilikan Saham PT Adhi Karya (Persero) Tbk......….……............….27 Tabel 4-1 Rasio Likuiditas PT Adhi Karya (Persero) Tbk......…….…............….......38 Tabel 4-2 Current Ratio PT Adhi Karya (Persero) Tbk vs Rata-Rata Industri….…..40 Tabel 4-3 Quick Ratio PT Adhi Karya (Persero) Tbk vs Rata-Rata Industri….….....41 Tabel 4-4 Rasio Solvabilitas PT Adhi Karya (Persero) Tbk......……….............…....42 Tabel 4-5 Debt Ratio PT Adhi Karya (Persero) Tbk vs Rata-Rata Industri……........44 Tabel 4-6 Total Debt To Equity Ratio PT Adhi Karya (Persero) Tbk vs Rata-Rata Industri…….................................................................................................................46 Tabel 4-7 Rasio Aktivitas PT Adhi Karya (Persero) Tbk......….……............….........47 Tabel 4-8 Total Assets Turnover Ratio PT Adhi Karya (Persero) Tbk vs Rata-Rata Industri……................................................................................................................48 Tabel 4-9 Total Receivable Turnover Ratio PT Adhi Karya (Persero) Tbk vs RataRata Industri……........................................................................................................50 Tabel 4-10 Rasio Profitabilitas PT Adhi Karya (Persero) Tbk......……….................51 Tabel 4-11 Return on Assets Ratio PT Adhi Karya (Persero) Tbk vs Rata-Rata Industri……................................................................................................................52 Tabel 4-12 Net Profit Margin Ratio PT Adhi Karya (Persero) Tbk vs Rata-Rata Industri……................................................................................................................54
vii
DAFTAR TABEL Tabel-Tabel
Halaman
Tabel 5-1 Rasio Likuiditas PT Adhi Karya (Persero) Tbk.........................................56 Tabel 5-2 Rasio Solvabilitas PT Adhi Karya (Persero) Tbk.......................................57 Tabel 5-3 Rasio Aktivitas PT Adhi Karya (Persero) Tbk...........................…............58 Tabel 5-4 Rasio Profitabilitas PT Adhi Karya (Persero) Tbk.....................................59
viii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan ekonomi suatu negara sangat bergantung pada perkembangan bisnis di negara tersebut, dan tentu saja perusahaan yang ada harus dapat mengikuti perkembangan yang terus meningkat. Perkembangan dari ekonomi suatu negara juga sangat berpengaruh pada kebijakan yang diambil manajemen perusahaan. Perkembangan suatu perusahaan dapat dilihat dari kondisi keuangan perusahaan tersebut dimana dengan menganalisa laporan keuangan, pihak manajemen perusahaan dapat menilai operasional dari perusahaan disamping untuk pengambilan keputusan. Laporan keuangan tidak hanya bermanfaat dalam internal perusahaan saja, tetapi juga untuk eksternal perusahaan, hal ini tentu saja untuk perkembangan perusahaan itu sendiri, dimana dengan melihat kondisi suatu perusahaan diharapkan dapat menarik perhatian perusahaan lain untuk bekerja sama atau menggunakan jasa perusahaan. Untuk mempermudah menajemen perusahaan dan terutama pihak lain yang berkepentingan dalam mengambil keputusan tentang perusahaan, maka disediakan informasi tentang keuangan perusahaan. Informasi mengenai hal ini dapat diperoleh melalui laporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan. Dari laporan keuangan ini dapat diketahui sejauh mana keberhasilan serta perkembangan yang sudah dicapai oleh perusahaan.
1
Laporan keuangan dapat memberikan informasi mengenai keadaan finansial suatu perusahaan, dimana neraca mencerminkan nilai aktiva, hutang dan modal sendiri pada suatu saat tertentu dan laporan rugi laba mencerminkan hasil-hasil yang dicapai selama satu periode tertentu. Dalam menganalisa laporan keuangan sebenarnya dapat dilakukan dengan berbagai macam cara. Salah satu dari cara tersebut adalah dengan menggunakan Analisa Rasio Keuangan. Dengan Analisa Rasio Keuangan ini, Manajer Keuangan dapat mengukur tingkat likuiditas perusahaan. Adapun halhal yang berhubungan dengan tingkat likuiditas tersebut yaitu suatu kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya pada saat jatuh tempo, tingkat solvabilitas perusahaan yang mengukur kemampuan perusahaan dalam kewajiban jangka panjangnya, tingkat aktivitas perusahaan untuk mengetahui efektivitas pemakaian aktiva yang dihasilkan dalam kegiatan usaha perusahaan dan tingkat profitabilitas perusahaan yang berguna untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Secara matematis, Analisa Rasio Keuangan tak lebih dari rasio di mana pembilang dan penyebut diambil dari data keuangan. Secara konsep hal ini terdengar sangat sederhana karena tujuan dari penggunaan suatu rasio saat menganalisa informasi keuangan secara sederhana dilakukan dengan membuat standar tolak ukur atas informasi yang akan dianalisa agar rasio dari dua peruasahaan berbeda dapat dibandingkan atau juga suatu perusahaan dengan batas-batas waktu yang berbeda.
2
Untuk dapat mengetahui kekeuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan, dibutuhkan pula evaluasi dari prestasi keuangan pada masa lalu. Perlu ditinjau kembali bagaimana kondisi keuangan perusahaan pada periode-periode sebelumnya sehingga dapat diketahui dan ditentukan kelemahan-kelemahan yang untuk selanjutnya diharapkan dapat segera diperbaiki. Dengan
memperhatikan
pentingya
laporan
keuangan
bagi
perkembangan dan kemajuan perusahaan, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul ”Analisa Laporan Keuangan PT Adhi Karya (Persero) Tbk. Periode tahun 2004 - 2006”. B. Perumusan Masalah Berdasarkan atas pemilihan judul tersebut, maka perumusan masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut : Bagaimanakah laporan keuangan PT Adhi Karya (Persero) Tbk apabila dibandingkan dengan rata-rata industri sejenisnya selama 3 (tiga) tahun, dari tahun 2004 sampai dengan 2006 dengan menggunakan metode Analisa Rasio Keuangan? C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui laporan keuangan PT Adhi Karya (Persero) Tbk dan kemudian dibandingkan dengan rata-rata industri sejenisnya selama 3 (tiga) tahun, dari tahun 2004 sampai
3
dengan 2006 dengan menggunakan metode Rasio Keuangan. Sedangkan kegunaan penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Untuk Perusahaan Memberikan penilaian dan saran atau rekomendasi atas kinerja keuangan dalam rangka meningkatkan kinerja keuangan perusahaan. 2. Untuk Pembaca Lain Tulisan ini diharapkan dapat menambah sumber bacaan (referensi) khususnya bagi penelitian yang memerlukan studi pustaka. 3. Untuk Penulis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi penulis dan juga dalam rangka menyelesaikan program studi strata satu (S1) Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen di Universitas Mercu Buana.
4
BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian, Kegunaan dan Tujuan Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2004:2) bahwa pengertian laporan keuangan adalah: ”Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan rugi laba, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya, sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta metode penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Disamping itu juga transaksi skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, misalnya informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga”.
Sedangkan pengertian laporan keuangan menurut Munawir (1995:5) yang dikutip dari Myer dalam bukunya Financial Statement Analysis adalah: ”Dua daftar yang disusun oleh akuntan pada akhir periode untuk suatu perusahaan. Kedua daftar itu adalah daftar neraca atau daftar posisi keuangan dan daftar pendapatan atau daftar rugi laba. Pada waktu akhir-akhir ini sudah menjadi kebiasaan bagi perseroan-perseroan untuk menambahkan daftar ketiga yaitu daftar surplus atau daftar laba yang tak dibagikan (laba yang ditahan) ”. 2. Tujuan Laporan Keuangan Adapun tujuan laporan keuangan menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2004:4) adalah sebagai berikut:
5
a. Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. b. Laporan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pemakai. Namun demikian, laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi karena secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian di masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi non keuangan. c. Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang dilakukan manajemen (stewardship), atau pertanggung jawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Pemakai yang ingin menilai apa yang telah dilakukan atau pertanggung jawaban manajemen berbuat demikian agar mereka dapat membuat keputusan ekonomi; keputusan ini mungkin mencakup misalnya, keputusan untuk menahan atau menjual investasi mereka dalam perusahaan atau keputusan untuk mengangkat kembali atau mengganti manajemen. 3. Kegunaan Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya merupakan hasil proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan ataupun aktivitas suatu perusahaan dengan berbagai pihak yang berkepentingan akan data dimaksud.
6
Laporan keuangan dapat dijadikan sebagai sarana informasi dalam proses pengambilan keputusan. Dengan demikian penyusunan laporan keuangan bagi suatu perusahaan merupakan suatu keharusan agar pihakpihak
yang
berkepentingan
terhadap
keadaan
keuangan
tersebut
memperoleh gambaran yang tepat. Adapun pihak-pihak yang berkepentingan terhadap keuangan suatu perusahaan menurut Sofyan Syafri Harahap (2001:7) antara lain: a. Pemegang Saham Bagi pemegang saham (pemilik perusahaan) laporan keuangan digunakan untuk: 1) Menilai prestasi atau hasil yang diperoleh manajemen. 2) Mengetahui hasil deviden yang akan diterima. 3) Menilai posisi keuangan perusahaan dan pertumbuhannya. 4) Mengetahui nilai saham dan laba perlembar saham. 5) Sebagai dasar untuk memprediksi kondisi keuangan perusahaan dimasa yang akan datang. 6) Sebagai
dasar untuk
mempertimbangkan,
menambah,
atau
mengurangi investasi. b. Manajemen Perusahaan Bagi manajemen perusahaan laporan keuangan ini digunakan untuk: 1) Alat untuk mempertanggung jawabkan pengelolaan kepada pemilik.
7
2) Mengukur tingkat biaya dari setiap kegiatan operasi perusahaan, divisi, atau bagian tertentu. 3) Mengukur tingkat efisiensi dan tingkat keuntungan perusahaan. 4) Menilai hasil kerja individu yang diberi tugas dan tanggung jawab. 5) Untuk menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan perlu tidaknya diambil kebijaksanaan baru. c. Investor Bagi investor laporan keuangan digunakan untuk: 1) Menilai kondisi keuangan dan hasil usaha perusahaan. 2) Menilai kemungkinan menanamkan dana dalam perusahaan. 3) Menilai kemungkinan menanamkan divestasi (menarik investasi) dari perusahaan. d. Kreditor Bagi kreditur laporan keuangan digunakan untuk: 1) Menilai kondisi keuangan dan hasil usaha perusahaan baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang. 2) Menilai kualitas jaminan kredit/investasi untuk menopang kredit yang akan diberikan. 3) Melihat dan memprediksikan prospek keuntungan yang mungkin diperoleh dari perusahaan. 4) Menilai likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitas perusahaan sebagai dasar dalam pertimbangan keputusan kredit.
8
5) Menilai sejauh mana perusahaan mengikuti perjanjian kredit yang sudah disepakati.
e. Pemerintah Bagi pemerintah laporan keuangan digunakan untuk: 1) Menghitung dan menetapkan jumlah pajak yang harus dibayar. 2) Sebagai dasar dalam penetapan-penetapan kebijaksanaan baru. 3) Menilai apakah perusahaan memerlukan bantuan atau tindakan lain. 4) Menilai kepatuhan perusahaan terhadap aturan yang telah ditetapkan. 5) Bagi
lembaga
pemerintahan
lainnya
bisa
menjadi
bahan
penyusunan data dan statistik. B. Bentuk Laporan Keuangan Untuk menganalisa dan menafsirkan suatu laporan keuangan menurut Suad Husnan (1996:36), seorang analis harus mempunyai pengertian yang mendalam tentang bentuk-bentuk laporan keuangan. Bentuk-bentuk laporan keuangan terdiri atas: 1. Neraca Neraca adalah laporan keuangan yang melaporkan jumlah kekayaan, kewajiban keuangan, dan modal sendiri perusahaan pada waktu tertentu.
9
Secara garis besar, neraca memberikan informasi mengenai sumber dan penggunaan dana perusahaan. Sisi sebelah kiri neraca (aktiva) merupakan sisi penggunaan dana perusahaan, yakni berupa kebijakan investasi baik investasi jangka panjang, maupun investasi jangka pendek yang dilakukan perusahaan selama periode tertentu. Sedangkan sisi sebelah kanan (pasiva) menunjukkan sumber-sumber dana untuk membiayai investasi tersebut, baik sumber dana jangka panjang, maupun sumber dana jangka pendek. 2. Laporan Laba Rugi Laporan laba rugi adalah suatu laporan yang menunjukkan penjualan, berbagai biaya, dan laba yang diperoleh perusahaan selama periode tertentu. Laporan laba rugi merupakan laporan mengenai pendapatan, biayabiaya dan laba perusahaan selama periode tertentu. Biasanya laporan ini disusun dengan dua pendekatan, yakni pendekatan kontribusi dan pendekatan fungsional. Pendekatan kontribusi membagi biaya-biaya ke dalam dua sifat pokok, yakni variabel dan biaya tetap. Pendekatan ini biasanya dipergunakan dalam pengambilan keputusan manajemen berkenaan dengan perencanaan biaya, volume, dan laba. Laporan laba rugi yang disusun dengan pendekatan fungsional memberikan informasi mengenai biaya-biaya yang dikeluarkan oleh setiap fungsi utama dalam perusahaan (fungsi produksi, pemasaran, sumber daya manusia dan umum, serta fungsi keuangan).
10
Dalam pengukuran laba perusahaan, pendekatan fungsional dapat memberikan informasi yang jelas mengenai penyimpangan yang dilakukan oleh setiap departemen (fungsi) yang ada dalam perusahaan atas penyimpangan yang terjadi terhadap target laba perusahaan. 3. Laporan Laba yang Ditahan Laporan laba yang ditahan adalah laporan yang menunjukkan sebab-sebab terjadinya perubahan dalam saldo yang ditahan. C. Metode Analisa Laporan Keuangan Menurut Munawir (1995:36), ada dua metode yang digunakan dalam melakukan analisa keuangan, yaitu: 1. Analisa Horizontal Adalah
analisa
dengan
mengadakan
perbandingan
laporan
keuangan untuk beberapa periode, sehingga akan diketahui perkembangan dari satu periode ke periode lainnya. Analisa ini membandingkan presentase suatu pos keuangan periode saat sekarang dengan pos yang sama dengan laporan keuangan periode sebelumnya. Perkembangan dari satu periode dengan periode yang lain mempermudah analisa dalam mengukur kinerja perusahaan. Metode horizontal disebut juga sebagai analisa dinamis. 2. Analisa Vertikal Adalah analisa laporan keuangan yang hanya meliputi satu periode atau satu saat saja yaitu dengan membandingkan antara pos yang satu dengan pos yang lain dalam laporan keuangan, sehingga akan diketahui
11
keadaan atau hasil operasi pada saat itu saja. Analisa vertikal disebut juga sebagai metode analisa yang statis karena kesimpulan yang dapat diperoleh
hanya
untuk
periode
itu
saja
tanpa
mengetahui
perkembangannya. D. Teknik Analisa Laporan Keuangan Menurut Munawir (1995:36), ada delapan macam teknik analisa yang biasa digunakan dalam menganalisa laporan keuangan, yaitu: 1. Analisa Perbandingan Laporan Keuangan adalah suatu analisa dengan cara membandingkan laporan keuangan untuk dua periode atau lebih. 2. Trend Percentage Analysis adalah suatu analisa untuk mengetahui tendensi dari keadaan keuangan, apakah menunjukan tendensi tetap, naik atau bahkan turun. 3. Common Size Statement adalah suatu analisa untuk mengetahui persentase investasi pada masing-masing aktiva terhadap total modal untuk mengetahui struktur permodalan dan komposisi beban yang terjadi dihubungkan dengan penjualan. 4. Analisa Sumber dan Penggunaan Modal Kerja adalah suatu analisa untuk mengetahui sumber-sumber serta penggunaan modal kerja atau untuk mengetahui sebab-sebab perubahan modal kerja dalam periode tertentu. 5. Analisa Sumber dan Penggunaan Kas adalah suatu analisa untuk mengetahui sebab-sebab perubahan jumlah uang kas atau untuk mengetahui sumber-sumber serta penggunaan uang kas selama periode tertentu.
12
6. Analisa Perubahan Laba Kotor adalah suatu analisa untuk mengetahui sebab-sebab perubahan laba kotor suatu perusahaan dari periode ke periode yang lain atau perubahan laba kotor suatu periode dengan laba yang dianggarkan untuk periode tersebut. 7. Break Event Analysis adalah suatu analisa untuk menentukan tahun penjualan yang harus dicapai oleh suatu perusahaan agar perusahaan tidak menderita kerugian tetapi juga memperoleh keuntungan. Dengan analisa ini juga akan diketahui berbagai tingkat keuntungan atau kerugian untuk berbagai tingkat penjualan. 8. Analisa Rasio adalah suatu metode analisa untuk mengetahui hubungan dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan rugi laba secara individual atau kombinasi dari kedua laporan tersebut. E. Analisa Rasio Untuk mendapatkan gambaran kondisi keuangan suatu perusahaan, diperlukan analisa laporan keuangan perusahaan. Analisa rasio merupakan salah satu bentuk metode/teknik dari analisa laporan keuangan yang sering digunakan oleh perusahaan. Metode inilah yang merupakan salah satu metode yang akan digunakan oleh penulis dalam penelitian skripsi ini. Rasio adalah rumusan secara matematis untuk menggambarkan suatu hubungan atau perbandingan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah lainnya, sehingga dapat memberikan gambaran yang lebih jelas bagi analisa tentang kinerja perusahaan.
13
Analisa rasio merupakan suatu teknik analisa yang mampu memberikan petunjuk indikasi untuk dapat menilai tingkat likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas serta informasi yang diperlukan. Angka rasio dapat menilai hal tersebut apabila dibandingkan dengan angka rasio perbandingan yang digunakan sebagai standar, yaitu: 1. Standar rasio atau rata-rata rasio dari perusahaan sejenis atau rasio industri. 2. Rasio dari waktu yang lalu (rasio historis). 3. Rasio yang telah ditentukan dalam budget atau kebijaksanaan perusahaan. Analisa rasio bukanlah alat pengukuran analisa yang mampu berdiri sendiri dan dapat ditarik kesimpulan tanpa memperhatikan hasil dari gejala-gejala yang diperoleh dari penerapan alat-alat analisa lainnya karena alat analisa tersebut sifatnya saling melengkapi satu sama lain. Hasil analisa rasio keuangan dapat memberikan informasi mengenai posisi keuangan perusahaan dan dapat membantu proses pengambilan keputusan bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Kondisi finansial perusahaan dalam keadaan baik atau menuju penurunan dan akan mengalami kesulitan finansial. Begitu besarnya peranan dan kegunaan dari analisa rasio keuangan terhadap gambaran keuangan dan perusahaan sehingga menuntut ketepatan dan kecermatan dalam menganalisa laporan keuangan. Dalam
penelitian
ini,
penulis
akan
menguraikan
definisi
operasional mengenai 4 jenis rasio keuangan yang akan digunakan sebagai
14
alat pengukuran analisa, yaitu rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio aktivitas, dan rasio profitabilitas sebagai berikut: 1. Rasio Likuiditas Rasio likuiditas adalah analisa rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya yang jatuh tempo. Rasio likuiditas yang dipergunakan terdiri dari: a. Rasio Lancar (Current Ratio) Rasio lancar adalah rasio yang menunjukkan perbandingan antara besarnya aktiva lancar dengan hutang lancar (Munawir:1995) dan dapat dirumuskan: Current Ratio =
Current Asset x 100% Current Liabilities
Angka rasio ini menunjukkan tingkat keamanan bagi kreditor jangka pendek yaitu kemampuan perusahaan untuk membayar hutang jangka pendeknya. Current ratio merupakan ukuran yang paling umum digunakan untuk mengetahui kesanggupan memenuhi kewajiban. Apabila rasio rendah menandakan bahwa perusahaan tidak mampu melunasi tagihan-tagihannya secepat mungkin, dan tidak mampu untuk mengambil keuntungan dari potongan kas atau hal-hal lain yang diharapkan. b. Rasio Cepat (Quick Ratio) Rasio Cepat adalah rasio yang menunjukkan perbandingan antara aktiva lancar setelah dikurangi persediaan dengan hutang lancar (Munawir:1995) dan dapat dirumuskan:
15
Current Asset Inventory x 100% Current Liabilities
Quick Ratio =
Jadi, angka rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar
hutang
jangka
pendeknya
tanpa
memperhitungkan
persediaan. Tidak disertakannya persediaan dalam aktiva lancar, karena persediaan memerlukan waktu yang lebih lama untuk direalisirkan menjadi uang tunai. 2. Rasio Solvabilitas Rasio Solvabilitas adalah analisa rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar semua hutangnya baik jangka pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan dibubarkan/dilikuidasi. Rasio Solvabilitas yang dipergunakan terdiri dari: a. Rasio Hutang (Debt Ratio) Rasio Hutang adalah rasio yang mengukur bagian aktiva yang didanai dengan
menggunakan
hutang
(C
Handoyo:1997)
dan
dapat
dirumuskan: Debt Ratio =
Total Debt x 100% Total Asset
Rasio ini memperlihatkan proporsi antara kewajiban yang dimiliki dengan seluruh kekayaan yang dimiliki. Semakin tinggi persentasenya cenderung semakin besar risiko keuangannya bagi kreditor maupun pemegang saham. b. Rasio Hutang terhadap Modal (Total Debt to Equity Ratio/DER)
16
Rasio Hutang terhadap Modal adalah rasio yang menggambarkan perbandingan hutang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan yang menunjukkan kemampuan modal sendiri perusahaan tersebut untuk memenuhi kewajibannya (C Handoyo:1997) dan dapat dirumuskan: Total Debt to Equity Ratio =
Total Debt x 100% Total Equity
3. Rasio Aktivitas Rasio Aktivitas adalah analisa rasio yang bertujuan untuk mengetahui efektivitas pemakaian aktiva yang dihasilkan dalam kegiatan usaha perusahaan. Rasio Aktivitas yang dipergunakan terdiri dari: a. Rasio Perputaran Jumlah Aktiva (Total Assets Turnover Ratio) Rasio Perputaran Jumlah Aktiva adalah rasio yang menunjukkan efektivitas penggunaan seluruh harta perusahaan dalam rangka menghasilkan penjualan atau menggambarkan berapa rupiah penjualan bersih yang dapat dihasilkan oleh setiap rupiah yang diinvestasikan dalam bentuk harta perusahaan (C Handoyo:1997) dan dapat dirumuskan: Total Assets Turnover Ratio =
Sales x 100% Total Asset
b. Rasio Perputaran Piutang (Receivable Turnover Ratio) Rasio Perputaran Piutang adalah salah satu penilaian keuangan untuk mengukur dana yang tertanam dalam piutang pada suatu periode tertentu. Semakin tinggi tingkat rasio ini menunjukkan bahwa
17
penjualan kredit dapat tertagih dengan cepat oleh perusahaan (Munawir :1995) dan rasio ini dapat dirumuskan: Total Receivable Turnover Ratio =
Sales x 100% Re ceivable
4. Rasio Profitabilitas (Rentabilitas) Rasio Profitabilitas adalah analisa rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan dari sumber daya yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, dan sebagainya. Rasio Profitabilitas yang dipergunakan terdiri dari: a. Rasio Pengembalian atas Aktiva (Return on Assets Ratio/ROA) Rasio Pengembalian atas Aktiva adalah rasio yang memberikan ukuran produktivitas aktiva dalam memberikan pengembalian kepada kreditor maupun pemegang saham (C Handoyo:1997) dan dapat dirumuskan: Return on Assets Ratio =
Earning Before Tax x 100% Total Asset
Rasio yang rendah menandakan kinerja yang buruk, di mana penggunaan aset yang tidak efisien oleh manajemen. Sedangkan rasio yang tinggi menandakan suatu kinerja keuangan perusahaan yang baik, dimana penggunaan aset yang efisien oleh manajemen. b. Rasio Margin Laba Bersih (Net Profit Margin Ratio) Rasio Margin Laba Bersih adalah rasio yang menunjukkan kemampuan setiap rupiah penjualan menghasilkan Earning After Tax (EAT) (C Handoyo:1997) dan dapat dirumuskan:
18
Net Profit Margin Ratio =
Earning After Tax x 100% Sales
Untuk rasio yang rendah menunjukkan bahwa tingkat keuntungan atas penjualan memiliki marjin yang rendah ataupun memiliki perputaran persediaan yang tinggi sedangkan untuk rasio tinggi biasanya menunjukkan usaha yang baik. F. Pengukuran Kinerja 1. Pengertian Pengukuran Kinerja Dalam kamus Kohler’s Dictionary for Accountants (1988:378), pengukuran kinerja diartikan sebagai suatu usaha yang dilaksanakan oleh seseorang untuk mengevaluasi secara kuantitatif dari aktivitas-aktivitas yang telah dilaksanakan oleh suatu perusahaan atau oleh suatu divisi dari perusahaan tersebut pada suatu periode tertentu. Pada prinsipnya kinerja dapat dilihat dari siapa yang melakukan penilaian itu sendiri. Pengukuran kinerja bagi manajemen dapat diartikan sebagai pengukuran atas kontribusi yang dapat diberikan oleh suatu bagian untuk pencapaian tujuan perusahaan secara keseluruhan. Sedangkan pengukuran kinerja bagi pihak diluar manajemen dapat diartikan sebagai pengukuran atas suatu prestasi yang dicapai oleh satuan organisasi dalam suatu periode tertentu yang mencerminkan tingkat hasil pelaksanaan kegiatan.
19
Pengukuran kinerja diperlukan oleh manajemen sebagai pemberi petunjuk dalam pembuat keputusan dan untuk mengevaluasi kinerja manajemen dan divisi dibawahnya. Sedangkan bila diluar manajemen melakukan pengukuran kinerja dimaksudkan sebagai dasar penentuan kebijakan yang diambilnya. 2. Tujuan Pengukuran Kinerja Akuntansi sebagai sarana informasi, mempunyai peranan penting dalam pengukuran kinerja, karena dalam akuntansi pendapatan dan beban suatu pusat pertanggung jawaban akan dapat dijadikan dasar yang obyektif bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam pengukuran kinerja. Dengan demikian manajemen puncak memberikan kompensasi yang sepadan dengan
prestasi
yang
disumbangkan
masing-masing
divisi/pusat
pertanggung jawaban kepada perusahaan secara keseluruhan. Semua ini diharapkan agar dapat memberikan motivasi dan rangsangan pada masingmasing pusat pertanggung jawaban untuk berlomba meningkatkan karya serta usahanya demi mencapai tujuan perusahaan yang lebih ekonomis, efisien dan efektif. Sedangkan bagi pihak-pihak diluar manajemen pengukuran kinerja ini bertujuan untuk: a. Memberikan dasar bagi penilaian mutu prestasi hasil pelaksanaan kegiatan suatu perusahaan. b. Memberikan motivasi bagi manajer perusahaan seirama dengan kebijaksanaan yang telah digariskan.
20
Melihat tujuan-tujuan diatas, maka pengukuran kinerja harus realistis dan obyektif, artinya pengukuran hendaknya dilihat dari aspek yang luas dan sedapat mungkin dikualifikasikan. 3. Analisa Laporan Keuangan Sebagai Alat Ukur Kinerja Keuangan Kinerja perusahaan adalah hasil dari banyak keputusan individual yang dibuat secara terus menerus oleh manajemen. Oleh karena itu, untuk menilai kinerja perusahaan ini perlu dilibatkan analisa efek keuangan kumulatif dan ekonomi dari keputusan-keputusan itu dan penilaian hasil melalui penggunaan ukuran komparatif. Penilaian kinerja perusahaan yang berdasarkan laporan keuangan berkaitan dengan data dan kondisi masa lalu untuk memprediksi dan untuk ekspektasi perusahaan di masa mendatang. Banyak hal yang mungkin di masa depan yang dapat dipengaruhi oleh keputusan yang diambil sebagai hasil dari suatu analisa keuangan. Tidak ada upaya menilai kinerja perusahaan yang dapat memberi jawaban yang mutlak. Setiap pandangan yang diperoleh bersifat relatif karena kondisi dan operasi perusahaan sangat bervariasi dari perusahaan ke perusahaan lain dan dari industri ke industri lain. Perbandingan dan standar berdasarkan kinerja masa lalu sulit dalam perusahaan yang sangat besar, multi perusahaan dan konglomerat dimana informasi spesifik menurut setiap jalur bisnis biasanya terbatas. Banyak pribadi atau kelompok yang berbeda kepentingan dalam keberhasilan dan kegagalan suatu perusahaan tertentu, yang paling utama
21
adalah pemilik, manajer, pemberi pinjaman dan kreditor, karyawan, organisasi pekerja, lembaga pemerintah dan masyarakat secara umum. Kelompok-kelompok ini berbeda dalam pandangannya tentang hasil dan kinerja perusahaan dan seringkali menggunakan data melebihi data keuangan guna memasukkan nilai-nilai yang lebih luas dan tak berwujud dalam penilaian mereka. Pihak yang paling dekat dengan perusahaan dari sudut pandang seharí-hari tetapi juga bertanggung jawab untuk prestasi jangka panjang adalah manajemen dari organisasi bersangkutan. Manajer bertanggung jawab dan bertanggung gugat atas efisiensi operasi, profitabilitas jangka pendek dan panjang, upaya manusia dan sumber daya lain serta penggunaan yang efektif atas modal yang tertanam di perusahaan yang mereka kelola.
22
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum Sesuai dengan judul skripsi yang telah dipilih oleh penulis, yaitu ”Analisa Laporan Keuangan PT Adhi Karya (Persero) Tbk. Periode tahun 2004 - 2006”, maka materi skripsi ini berisi pembahasan analisa terhadap hasil laporan keuangan PT Adhi Karya (Persero) Tbk selama 3 periode dengan menggunakan metode Analisa Rasio Keuangan atas dasar Laporan Keuangan periode 31 Desember 2006, laporan keuangan periode 31 Desember 2005, dan laporan keuangan periode 31 Desember 2004. 1. Sejarah Singkat Perusahaan Sejarah PT Adhi Karya (Persero) Tbk berawal kurang lebih 47 tahun lalu, ketika Menteri Pekerjaan Umum melalui Surat Keputusannya pada tanggal 11 Maret 1960 memutuskan mendirikan sebuah perusahaan jasa konstruksi untuk memacu pembangunan Indonesia. Setahun kemudian perusahaan ini disahkan menjadi PN Adhi Karya, berdasarkan PP No 65 tahun 1961. Pada tahun yang sama, sebuah perusahaan bangunan eks Belanda dinasionalisasikan dan dilebur ke dalam PN Adhi Karya.
Status Adhi Karya sebagai Perusahaan Negara kemudian berubah menjadi Perseroan Terbatas melalui Akta No 1 tanggal 1 Juni 1974 juncto Akta Perubahan No 2 tanggal 3 Desember 1974, keduanya dibuat di hadapan Notaris Kartini Mulyadi, SH, Notaris di Jakarta. Akta Pendirian ini kemudian
23
diperkuat oleh pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia melalui Keputusan No YA5/5/13 tanggal 7 Januari 1975.
PT Adhi Karya (Persero) Tbk menyadari bahwa sebagai perusahaan publik, tuntutan utama publik adalah dilaksanakannya Good Corporate Governance (GCG) untuk memastikan bahwa perusahaan dijalankan sebagaimana mestinya. Pelaksanaan GCG dapat diartikan sebagai komitmen perusahaan untuk mengikuti aturan main serta menjalankan bisnis secara sehat dan beretika dengan berpedoman kepada prinsip-prinsip transparency, accountaibility, responsibility, independence, dan fairness. Dalam
menerapkan
pelaksanaan
GCG,
PT
Adhi
Karya
berpedoman antara lain kepada Keputusan Menteri Negara BUMN No 117/MMBU/2002 tanggal 1 Agustus 2002. Kemudian sampai saat ini PT Adhi Karya telah mempunyai kelengkapan atas unsur-unsur yang diperlukan dalam pelaksanaan GCG. Unsur-unsur tersebut adalah Komisaris Independen, Komite Audit, Komite Nominasi, Remunerasi, Komite Manajemen Risiko dan Corporate Secretary. Adapun penghargaan dan sertifikat yang dimiliki PT Adhi Karya (Persero) Tbk adalah Sertifikat ISO 9001:2000, diperoleh pada tanggal 21 Desember 1995. Dikeluarkan oleh Lloyd’s Register Quality Assurance Limited dan berlaku hingga 30 November 2008. Kemudian pada tanggal 5 April 2005, PT Adhi Karya memperoleh Sertifikat Occupational Health and Safety Management
System
Requirements
yaitu
OHSAS
18001:1999
yang
dikeluarkan oleh Sucofindo International Certification Services dan berlaku
24
hingga 4 April 2008. Perseroan ini tercatat termasuk dalam penghitungan Indeks LQ45 yang didasarkan pada tolok ukur likuiditas dan kapitalisasi pasar saham. Indeks ini diukur setiap enam bulan sekali oleh Bursa Efek Jakarta. Dalam Annual Report Award 2005, PT Adhi Karya mendapatkan peringkat pertama untuk Kategori Non Keuangan BUMN Listed. Pada bulan Desember 2006, sesuai penilaian Majalah SWA berdasarkan EVA yang berhasil diciptakan, posisi PT Adhi Karya (Persero) Tbk meningkat dari 36 menjadi 27 di antara 100 perusahaan publik. Pasar jasa konstruksi masih mempunyai prospek yang bagus sehingga PT Adhi Karya telah berhasil membuktikan kemampuannya dalam mengerjakan proyek-proyek besar di tingkat nasional. Bidang usaha Engineering Procurement & Construction (EPC) yang telah dimulai sejak tahun 2002 oleh Perseroan ini semakin berkembang dan demikian pula dengan bidang investasinya. Pemerintah telah menerbitkan beberapa peraturan perundangan yang mendukung kerja sama investasi di bidang infrasruktur, sehingga tidak berlebihan jika PT Adhi Karya menetapkan ambisinya menjadi Mitra Pilihan di Bidang EPC dan Investasi. Perseroan ini menyadari bahwa untuk menjamin kelangsungan usaha tidak terlepas dari peran serta masyarakat, sehingga PT Adhi Karya (Persero) Tbk berperan aktif juga dalam program Corporate Social Responsibility (CSR) dalam rangka pengembangan sumber daya manusia. 2. Visi dan Misi Perusahaan merumuskan visi dan misinya sebagai berikut:
25
a. Visi perusahaan adalah “menjadi juara sejati di bisnis jasa konstruksi dan menjadi mitra pilihan dalam bisnis jasa perekayasaan dan investasi bidang infrastruktur di Indonesia dan beberapa negara terpilih”. b. Misi
perusahaan adalah “membangun sebuah Great Infrastructure
Enterprise dengan menciptakan nilai yang berkesinambungan kepada pelanggan, karyawan, pemegang saham, dan berbagai pihak lain yang berkepentingan. Memperkokoh kompetensi inti dalam jasa konstruksi, memperluas
kapabilitas
dalam
jasa
perekayasaan,
serta
mengembangkan kapabilitas dalam jasa investasi secara selektif. Berperan aktif dalam program-program Public-Private Partnership (PPP) untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, dan berkecimpung dalam inisiatif-inisiatif Corporate Social Responsibility (CSR) dalam rangka pengembangan sumber daya manusia”. 3. Manajemen dan Kepemilikan Saham Perusahaan a. Susunan Manajemen Susunan Manajemen PT Adhi Karya (Persero), Tbk yang terdaftar pada Akta Notaris Imas Fatimah SH, No 13 tertanggal 8 Agustus 2006 terdiri atas: 1) Susunan komisaris a) Komisaris Utama
:
Ir Hendrianto Notosoegondo
b) Komisaris
:
Ir Rubini Yusuf, MSc
c) Komisaris
:
Ir Harry Susetyo Nugroho
d) Komisaris
:
Murhadi, S Sos *)
26
e) Komisaris
:
Klemi Subiyantoro *)
a) Ketua
:
Klemi Subiyantoro
b) Anggota
:
Hertanto
c) Anggota
:
Siti Umi Nurbaidah
a) Direktur Utama
:
Ir M Saiful Imam
b) Direktur Keuangan
:
Ir Indradjaja Manopol
c) Direktur Investasi
:
Ir Supardi, MM
d) Direktur Operasional I
:
Ir Kiswodarmawan
e) Direktur Operasional II
:
Ir M Fauzan, MM
f) Direktur Luar Negeri
:
Ir Bambang Subekti, MM
*) Inpendent Commissoners 2) Komite Audit
3) Susunan Direksi
b. Susunan Pemegang Saham Susunan Pemegang Saham PT Adhi Karya (Persero) Tbk per Desember 2006 terdiri atas: Tabel 3-1 Kepemilikan Saham PT Adhi Karya (Persero) Tbk Per Desember 2006 Nama 1. Pemerintah RI 2. EMBO (Koperasi Pesaham) 3. Publik 4. ESA Jumlah
Jumlah Saham (%) 51.00% 24.50% 22.05% 2.45% 100.00%
Catatan: EMBO (Employee & Management Buy-Out) ESA (Employee Stock Allocation) Sumber: Laporan Keuangan PT Adhi Karya (Persero) Tbk Tahun 2004 – 2006 diolah.
27
B. Metode Penelitian Metode Penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah Penelitian Deskriptif Kuantitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bertujuan untuk membuat deskripsi secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat dari obyek penelitian. Selanjutnya dalam pembahasan ini akan dijelaskan secara sistematis gambaran mengenai kinerja keuangan PT Adhi Karya (Persero) Tbk berdasarkan data-data yang faktual dan akurat. C. Sampel Penelitian Pada penelitian ini, penulis menggunakan sampel penelitian yang berupa: 1. Laporan Keuangan PT Adhi Karya (Persero) Tbk selama 3 periode yaitu periode 31 Desember 2006, 31 Desember 2005 dan 31 Desember 2004. 2. Laporan Keuangan 4 perusahaan lainnya di sektor kontruksi bangunan yang tergolong sebagai industri sejenis yang terdiri atas: PT Surya Semesta Internusa Tbk, PT Total Bangun Persada Tbk, PT Truba Alam Manunggal Tbk dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk selama 3 periode yaitu periode 31 Desember 2006, 31 Desember 2005 dan 31 Desember 2004.
28
D. Variabel dan Pengukurannya Variabel pada laporan keuangan yang penulis gunakan dalam pembahasan analisa keuangan PT Adhi Karya (Persero) Tbk adalah sebagai berikut: 1. Aktiva Lancar (Current Assets) 2. Persediaan (Inventory) 3. Hutang/Kewajiban Lancar (Current Liabilities) 4. Total Hutang/Kewajiban (Total Debt) 5. Total Aktiva (Total Assets) 6. Total Modal (Total Equity) 7. Penjualan (Sales) 8. Piutang (Receivable) 9. Laba sebelum pajak (Earning Before Tax) 10. Laba setelah pajak (Earning After Tax) Pengukuran variabel-variabel tersebut di atas diukur dengan menggunakan rumus dari 4 rasio keuangan, yaitu rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio aktivitas dan rasio profitabilitas (definisi operasional pengukuran dari 4 jenis rasio keuangan ini telah diuraikan pada Bab II, Sub Bab E). E. Definisi Operasional Variabel Variabel-variabel sebagaimana disebutkan dalam Sub Bab D tersebut di atas mempunyai definisi berdasarkan catatan atas laporan keuangan PT Adhi Karya (Persero) Tbk adalah sebagai berikut:
29
1. Aktiva Lancar (Current Assets) Aktiva Lancar adalah uang kas dan aktiva lainnya yang dapat diharapkan untuk dicairkan atau ditukarkan menjadi uang tunai, dijual atau dikonsumsi dalam periode berikutnya (paling lama satu tahun atau dalam perputaran kegiatan perusahan yang normal). 2. Persediaan (Inventory) Persediaan adalah semua barang-barang yang diperdagangkan sampai tanggal neraca masih di gudang/belum laku dijual. Persediaan terdiri atas persediaan bahan mentah, persediaan barang dalam proses, dan persediaan barang jadi. 3. Hutang/Kewajiban Lancar (Current Liabilities) Hutang/Kewajiban Lancar adalah kewajiban keuangan perusahaan yang pelunasannya atau pembayarannya akan dilakukan dalam jangka waktu pendek (satu tahun sejak tanggal neraca) dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki oleh perusahaan. 4. Total Hutang/Kewajiban (Total Debt) Total Hutang/Kewajiban adalah semua kewajiban keuangan perusahaan kepada pihak lain yang belum terpenuhi, di mana hutang ini merupakan sumber dana atau modal perusahaan yang berasal dari kreditor. Hutang atau kewajiban perusahaan dapat dibedakan ke dalam hutang lancar dan hutang jangka panjang. 5. Total Aktiva (Total Assets)
30
Total aktiva adalah semua kekayaan perusahaan yang terdiri atas aktiva lancar dan aktiva tidak lancar. 6. Total Modal (Total Equity) Total Modal
adalah hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik
perusahaan yang ditunjukkan dalam pos modal (modal saham), surplus, dan laba yang ditahan atau kelebihan nilai aktiva yang dimiliki oleh perusahaan terhadap seluruh hutang-hutangnya.. 7. Penjualan (Sales) Penjualan adalah besarnya produk perusahaan yang bisa diterima oleh pasar. Penjualan merupakan alat ukur yang paling praktis dalam menilai pertumbuhan perusahan. 8. Piutang (Receivable) Piutang adalah penghasilan yang sudah menjadi hak perusahaan akan tetapi belum diterima pembayarannnya sehingga merupakan tagihan. 9. Laba sebelum pajak (Earning Before Tax) Laba sebelum pajak adalah apa yang dihasilkan oleh perusahaan selama periode tertentu yang ditambahkan di dalam neraca dan meningkatkan modal pemegang saham dan dalam hal belum diperhitungkan atas pajak. 10. Laba setelah pajak (Earning After Tax) Laba setelah pajak adalah apa yang dihasilkan oleh perusahaan selama periode tertentu yang ditambahkan di dalam neraca dan meningkatkan modal pemegang saham dan dalam hal sudah diperhitungkan atas pajak.
31
F. Metode Pengumpulan Data Untuk metode pengumpulan data, penulis menggunakan metode penelitian kepustakaan (Library Research) dimana seluruh data yang dibutuhkan dalam penelitian ini bersumber pada data sekunder yang berasal dari Laporan Keuangan selama 3 periode, yaitu periode 31 Desember 2006, 31 Desember 2005 dan 31 Desember 2004. G. Metode Analisa Data Pada penelitian ini digunakan metode penelitian deskriptif dengan metode analisa data yang dipakai adalah analisa kuantitatif dan kualitatif. Analisa
deskriptif
kuantitatif
adalah
analisa
data
dengan
berdasarkan pada angka-angka, persentase, frekuensi, rata-rata, diagram, atau grafik. Sedangkan analisa kualitatif adalah analisa yang didasarkan pada pernyataan keadaan dan ukuran kualitas. Adapun tahapan-tahapan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a.
Mencari data laporan keuangan PT Adhi Karya (Persero) Tbk dan perusahaan sejenis periode 2004 - 2006.
b. Menghitung rasio keuangan yang digunakan sebagai alat pengukuran kinerja. c.
Menghitung rasio rata-rata industri untuk masing-masing rasio keuangan.
d. Mengukur kinerja dari PT Adhi Karya (Persero) Tbk dengan membandingkan rasio keuangan perusahaan dengan rasio rata-rata industri.
32
Dengan
pertimbangan
banyaknya
rasio
keuangan
yang
dipergunakan dalam menganalisa laporan keuangan, maka penulis membatasi rasio keuangan yang akan dipergunakan dalam penelitian ini. Adapun rasiorasio keuangan tersebut adalah: a. Rasio Likuiditas 1) Rasio Lancar (Current Ratio) Current Ratio =
Current Asset x 100% Current Liabilities
2) Rasio Cepat (Quick Ratio) Quick Ratio =
Current Asset Inventory x 100% Current Liabilities
b. Rasio Solvabilitas/Leverage 1) Rasio Hutang (Debt Ratio) Debt Ratio =
Total Debt x 100% Total Asset
2) Rasio Hutang terhadap Modal (Total Debt to Equity Ratio/DER) Total Debt to Equity Ratio =
Total Debt x 100% Total Equity
c. Rasio Aktivitas 1) Rasio Perputaran Jumlah Aktiva (Total Assets Turnover Ratio) Total Assets Turnover Ratio =
Sales x 100% Total Asset
2) Rasio Perputaran Piutang (TotalReceivable Turnover Ratio) Total Receivable Turnover Ratio =
Sales x 100% Re ceivable
33
d. Rasio Profitabilitas/Rentabilitas 1) Rasio Pengembalian atas Total Aktiva (Return on Assets Ratio/ROA) Return on Assets Ratio =
Earning Before Tax x 100% Total Asset
2) Rasio Margin Laba Bersih (Net Profit Margin Ratio) Net Profit Margin Ratio =
Earning After Tax x 100% Sales
Untuk menghitung rasio rata-rata untuk masing-masing rasio keuangan dilakukan dengan cara menjumlahkan rasio keuangan selama 3 tahun, yaitu tahun 2004, 2005 dan 2006 dan kemudian hasilnya dibagi dengan 3 (tiga). Untuk menghitung rasio rata-rata industri dari masing-masing rasio keuangan dilakukan dengan cara menjumlahkan angka rasio keuangan yang diperoleh untuk setiap tahun perhitungan dan kemudian hasilnya dibagi banyaknya perusahaan industri sejenis (5 perusahaan). Untuk mengukur kinerja PT Adhi Karya (Persero) Tbk dilakukan dengan membandingkan rasio keuangan perusahaan dengan rasio rata-rata industri dengan berpedoman sebagai berikut: a. Rasio Likuiditas 1) Rasio Lancar (Current Ratio)
Apabila Rasio Lancar PT Adhi Karya (Persero) Tbk. lebih besar atau sama dengan Rasio Rata-rata industri maka dinyatakan bahwa Rasio Lancar PT Adhi Karya (Persero) Tbk adalah baik/sangat baik.
34
Apabila Rasio Lancar PT Adhi Karya (Persero) Tbk kurang dari Rasio Rata-rata industri maka dinyatakan bahwa Rasio Lancar PT Adhi Karya (Persero) Tbk adalah tidak baik.
2) Rasio Cepat (Quick Ratio)
Apabila Rasio Cepat PT Adhi Karya (Persero) Tbk lebih besar atau sama dengan Rasio Rata-rata industri maka dinyatakan bahwa Rasio Cepat PT Adhi Karya (Persero) Tbk adalah baik/sangat baik.
Apabila Rasio Cepat PT Adhi Karya (Persero) Tbk kurang dari Rasio Rata-rata industri maka dinyatakan bahwa Rasio Cepat PT Adhi Karya (Persero) Tbk adalah tidak baik.
b. Rasio Solvabilitas/Leverage 1) Rasio Hutang (Debt Ratio)
Apabila Rasio Hutang PT Adhi Karya (Persero) Tbk lebih kecil atau sama dengan Rasio Rata-rata industri maka dinyatakan bahwa Rasio Hutang PT Adhi Karya (Persero) Tbk adalah baik/sangat baik.
Apabila Rasio Hutang PT Adhi Karya (Persero) Tbk lebih besar dari Rasio Rata-rata industri maka dinyatakan bahwa Rasio Hutang PT Adhi Karya (Persero) Tbk adalah tidak baik.
2) Rasio Hutang terhadap Modal (Total Debt to Equity Ratio/DER)
Apabila Rasio Hutang terhadap Modal PT Adhi Karya (Persero) Tbk lebih kecil atau sama dengan Rasio Rata-rata industri maka
35
dinyatakan bahwa Rasio Hutang terhadap Modal PT Adhi Karya (Persero) Tbk adalah baik/sangat baik.
Apabila Rasio Hutang terhadap Modal PT Adhi Karya (Persero) Tbk lebih besar dari Rasio Rata-rata industri maka dinyatakan bahwa Rasio Hutang terhadap Modal PT Adhi Karya (Persero) Tbk adalah tidak baik.
c. Rasio Aktivitas 1) Rasio Perputaran Jumlah Aktiva (Total Assets Turnover Ratio)
Apabila Rasio Perputaran Jumlah Aktiva pada PT Adhi Karya (Persero) Tbk lebih besar atau sama dengan Rasio Rata-rata industri maka dinyatakan bahwa Rasio Perputaran Jumlah Aktiva terhadap Modal PT Adhi Karya (Persero) Tbk adalah baik/sangat baik.
Apabila Rasio Perputaran Jumlah Aktiva pada PT Adhi Karya (Persero), Tbk lebih kecil dari Rasio Rata-rata industri maka dinyatakan bahwa Rasio Perputaran Jumlah Aktiva PT Adhi Karya (Persero) Tbk adalah tidak baik.
2) Rasio Perputaran Piutang (TotalReceivable Turnover Ratio)
Apabila Rasio Perputaran Piutang PT Adhi Karya (Persero) Tbk lebih besar atau sama dengan Rasio Rata-rata industri maka dinyatakan bahwa Rasio Perputaran Piutang PT Adhi Karya (Persero) Tbk adalah baik/sangat baik.
36
Apabila Rasio Perputaran Piutang PT Adhi Karya (Persero) Tbk lebih kecil dari Rasio Rata-rata industri maka dinyatakan bahwa Rasio Perputaran Piutang PT Adhi Karya (Persero) Tbk adalah tidak baik.
d. Rasio Profitabilitas/Rentabilitas 1) Rasio Pengembalian atas Total Aktiva (Return on Assets Ratio/ROA)
Apabila Rasio Pengembalian atas Total Aktiva PT Adhi Karya (Persero) Tbk lebih besar atau sama dengan Rasio Rata-rata industri maka dinyatakan bahwa Rasio Pengembalian atas Total Aktiva PT Adhi Karya (Persero) Tbk adalah baik/sangat baik.
Apabila Rasio Pengembalian atas Total Aktiva PT Adhi Karya (Persero) Tbk lebih kecil dari Rasio Rata-rata industri maka dinyatakan bahwa Rasio Pengembalian atas Total Aktiva PT Adhi Karya (Persero) Tbk adalah tidak baik.
2) Rasio Margin Laba Bersih (Net Profit Margin Ratio)
Apabila Rasio Margin Laba Bersih PT Adhi Karya (Persero) Tbk lebih besar atau sama dengan Rasio Rata-rata industri maka dinyatakan bahwa Rasio Margin Laba Bersih PT Adhi Karya (Persero) Tbk adalah baik/sangat baik.
Apabila Rasio Margin Laba Bersih PT Adhi Karya (Persero) Tbk lebih kecil dari Rasio Rata-rata industri maka dinyatakan bahwa Rasio Margin Laba Bersih PT Adhi Karya (Persero) Tbk adalah tidak baik.
37
BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisa Rasio Likuiditas Penulis langsung pada pokok pembahasan yang dianalisa yaitu Current Ratio dan Quick Ratio PT Adhi Karya (Persero) Tbk, periode tahun 2004 – 2006. Adapun rumus dan perhitungannya adalah sebagai berikut: 1) Current Ratio =
2) Quick Ratio =
Current Asset x 100% Current Liabilities
Current Asset Inventory x 100% Current Liabilities Tabel 4 - 1
Rasio Likuiditas PT Adhi Karya (Persero) Tbk Tahun 2004 - 2006
URAIAN Des 2004 Des 2005 Des 2006 1.579.566 2.099.539 2.571.437 1. Aktiva Lancar (Jutaan Rupiah) 179.041 124.639 155.446 2. Persediaan (Jutaan Rupiah) 966.472 1.564.667 2.152.017 3. Hutang Lancar (Jutaan Rupiah) 1,19 1,63 1,34 Current Ratio (kali) 1,11 1,51 1,24 Quick Ratio (kali) Sumber: Laporan Keuangan PT Adhi Karya (Persero) Tbk. Tahun 2004 - 2006, diolah.
1) Rasio Lancar (Current Ratio) Rasio Lancar PT Adhi Karya (Persero) Tbk pada periode tahun 2004 adalah sebesar 1,63 kali artinya setiap hutang lancar Rp 1,- dijamin oleh aktiva lancar sebesar Rp 1,63,-. Rasio lancar pada tahun 2005 adalah sebesar 1,34 kali artinya setiap hutang lancar Rp 1,- dijamin oleh aktiva lancar sebesar 38
Rp 1,34,- yang berarti ada penurunan dibandingkan tahun 2003. Hal ini disebabkan oleh kenaikan pada aktiva lancar (dari Rp 1.579.566 juta menjadi Rp 2.099.539 juta) dan kenaikan pada hutang lancar (dari Rp 966.472 juta menjadi Rp 1.564.667 juta). Sedangkan Rasio lancar pada tahun 2006 adalah sebesar 1,19 kali artinya setiap hutang lancar Rp 1,- dijamin oleh aktiva lancar sebesar Rp 1,19,- yang berarti ada penurunan dibandingkan tahun 2005. Hal ini disebabkan oleh kenaikan pada aktiva lancar dari Rp 2.099.539 juta menjadi Rp 2.571.437 juta lebih rendah dibandingkan dengan kenaikan pada hutang lancar dari Rp 1.564.667 juta menjadi Rp 2.152.017 juta. Rasio Lancar PT Adhi Karya (Persero) Tbk dibandingkan dengan Rasio Lancar rata-rata Industri Sejenis untuk sektor kontruksi bangunan selama periode tahun 2004 sampai dengan tahun 2006 terlihat pada tabel 4-2 berikut ini. Perhitungan Rasio Lancar rata-rata Industri Sejenis diambil dari perhitungan rasio rata-rata atas dasar laporan keuangan dari 5 perusahaan dari sektor kontruksi bangunan yang terdiri atas: PT Adhi Karya (Persero) Tbk, PT Surya Semesta Internusa Tbk, PT Total Bangun Persada Tbk, PT Truba Alam Manunggal Tbk dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
39
Tabel 4 - 2 Current Ratio PT Adhi Karya (Persero) Tbk vs Rata-Rata Industri Tahun 2004 - 2006
PERIODE Des 2004 Des 2005 Des 2006
Current Ratio PT Adhi Karya (Persero) Tbk Rata-Rata Industri 1,63 1,06 1,34 1,20 1,19 1,83
Sumber: Data diolah
Secara berurut Rasio Lancar PT Adhi Karya (Persero) Tbk selama periode 2004 – 2006 adalah 1,63 kali, 1,34 kali, dan 1,19 kali. Apabila dibandingkan dengan Rasio Rata-Rata Industri Sejenis untuk Rasio Lancar periode 2004 – 2006 yaitu 1,06 kali, 1,20 kali, dan 1,83 kali, maka dapat dikatakan bahwa Kinerja Keuangan PT Adhi Karya (Persero) Tbk, cukup baik karena masih berada di atas rata-rata industri dan hanya pada tahun 2006 saja berada di bawah rata-rata industri. Angka 1,19 kali disini berarti setiap hutang lancar Rp 1,- dijamin oleh Current Asset sebesar Rp 1,19 atau dapat dikatakan jaminan kepada kreditor sebesar 119 %. Level ini masih dapat dinilai aman bagi perusahaan dalam jangka pendeknya. 2) Rasio Cepat (Quick Ratio) Rasio Cepat PT Adhi Karya (Persero) Tbk pada periode tahun 2004 adalah sebesar 1,51 kali artinya setiap hutang lancar Rp 1,- dijamin oleh Quick Asset sebesar Rp 1,51,-. Rasio cepat pada tahun 2005 adalah sebesar 1,24 kali artinya setiap hutang lancar Rp 1,- dijamin oleh Quick Asset sebesar Rp 1,24,yang berarti ada penurunan dibandingkan tahun 2004. Hal ini disebabkan oleh
40
kenaikan pada aktiva lancar – persediaan (dari Rp 1.454.927 juta menjadi Rp 1.944.093 juta) lebih rendah dibandingkan dengan kenaikan pada hutang lancar (dari Rp 966.472 juta menjadi Rp 1.564.667 juta). Sedangkan Rasio cepat pada tahun 2006 adalah sebesar 1,11 kali artinya setiap hutang lancar Rp 1,- dijamin oleh Quick Asset sebesar Rp 1,11,- yang berarti ada penurunan dibandingkan tahun 2005. Hal ini disebabkan oleh disebabkan oleh kenaikan pada aktiva lancar – persediaan
(dari
Rp 1.944.093 juta menjadi Rp
2.392.396 juta) lebih rendah dibandingkan dengan kenaikan pada hutang lancar (dari Rp 1.944.093 juta menjadi Rp 2.392.396 juta). Rasio Cepat PT Adhi Karya (Persero) Tbk dibandingkan dengan Rasio Cepat rata-rata Industri Sejenis untuk sektor kontruksi bangunan selama periode tahun 2004 – 2006 terlihat pada tabel 4-3 berikut ini. Tabel 4 - 3 Quick Ratio PT Adhi Karya (Persero) Tbk vs Rata-Rata Industri Tahun 2004 - 2006
PERIODE Des 2004 Des 2005 Des 2006
Quick Ratio PT Adhi Karya (Persero) Tbk Rata-Rata Industri 0,97 1,51 1,24 1,13 1,11 1,78
Sumber: Data diolah
Secara berurut Rasio Cepat PT Adhi Karya (Persero) Tbk selama periode 2004 – 2006 adalah 1,51 kali, 1,24 kali, dan 1,11 kali. Apabila dibandingkan dengan Rasio Rata-Rata Industri Sejenis untuk Rasio Cepat periode 2004 – 2006 yaitu 0,97 kali, 1,13 kali, dan 1,78 kali, maka dapat
41
dikatakan bahwa Kinerja Keuangan PT Adhi Karya (Persero) Tbk, cukup baik karena berada di atas rata-rata industri dan hanya pada tahun 2006 saja berada di bawah rata-rata industri. Angka 1,11 kali berarti kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendek tanpa mengandalkan penjualan persediaannya adalah sebesar 111 % dan level ini masih dinilai aman. B. Analisa Rasio Solvabilitas/ Rasio Leverage Penulis langsung pada pokok pembahasan yang dianalisa yaitu Debt Ratio dan Total Debt to Equity Ratio PT Adhi Karya (Persero) Tbk, periode tahun 2004 – 2006. Adapun rumus dan perhitungannya adalah sebagai berikut: 1) Debt Ratio =
Total Debt x 100% Total Asset
2) Total Debt to Equity Ratio =
Total Debt x 100% Total Equity
Tabel 4 - 4 Rasio Solvabilitas PT Adhi Karya (Persero) Tbk Tahun 2004 - 2006
URAIAN Des 2004 Des 2005 Des 2006 668.972 803.413 989.883 1. Jumlah Hutang (Jutaan Rupiah) 1.824.283 2.413.950 2.869.948 2. Jumlah Aktiva (Jutaan Rupiah) 330.478 370.850 440.661 3. Modal (Jutaan Rupiah) 0,37 0,33 0,34 Debt Ratio (kali) 2,02 2,17 2,25 Total Debt to Equity (kali) Sumber: Laporan Keuangan PT Adhi Karya (Persero) Tbk. Tahun 2004 - 2006, diolah.
42
1) Rasio Hutang (Debt Ratio) Rasio Hutang PT Adhi Karya (Persero) Tbk pada periode tahun 2004 adalah sebesar 0,37 kali artinya Rp 0,37,- hutang dijamin oleh seluruh kekayaan perusahaan sebesar Rp 1,-. Rasio Hutang PT Adhi Karya (Persero) Tbk pada periode tahun 2005 adalah sebesar 0,33 kali artinya Rp 0,33,- hutang dijamin oleh seluruh kekayaan perusahaan sebesar Rp 1,- yang berarti ada penurunan rasio hutang dibandingkan tahun 2004. Hal ini disebabkan oleh kenaikan pada jumlah aktiva (dari Rp 1.824.283 juta menjadi Rp 2.413.950 juta) dan kenaikan pada jumlah hutang (dari Rp 668.972 juta menjadi Rp 803.413 juta). Sedangkan Rasio Hutang pada tahun 2006 adalah sebesar 0,34 kali artinya Rp 0,34,- hutang dijamin oleh seluruh kekayaan perusahaan sebesar Rp 1,- yang berarti ada kenaikan rasio hutang dibandingkan tahun 2005. Hal ini disebabkan oleh kenaikan pada jumlah hutang (dari Rp 803.413 juta menjadi Rp 989.883 juta) lebih tinggi dibandingkan dengan kenaikan pada jumlah aktiva (dari Rp 2.413.950 juta menjadi Rp 2.869.948 juta) Rasio Hutang PT Adhi Karya (Persero) Tbk dibandingkan dengan Rasio Hutang rata-rata Industri Sejenis untuk sektor kontruksi bangunan selama periode tahun 2004 – 2006 terlihat pada tabel 4-5 berikut ini.
43
Tabel 4 - 5 Debt Ratio PT Adhi Karya (Persero) Tbk vs Rata-Rata Industri Tahun 2004 - 2006 Debt Ratio PERIODE Des 2004 Des 2005 Des 2006
PT Adhi Karya (Persero) Tbk 0,37 0,33 0,34
Rata-Rata Industri 0,18 0,21 0,16
Sumber: Data diolah
Secara berurut Rasio Hutang PT Adhi Karya (Persero) Tbk selama periode 2004 – 2006 adalah 0,37 kali, 0,33 kali, dan 0,34 kali. Apabila dibandingkan dengan Rasio Rata-Rata Industri Sejenis untuk Rasio Hutang periode 2004 – 2006 yaitu 0,18 kali, 0,21 kali, dan 0,16 kali, maka dapat dikatakan bahwa Kinerja Keuangan PT Adhi Karya (Persero) Tbk, dinilai kurang baik karena berada di atas rata-rata industri. Meskipun dinilai kurang baik, PT Adhi Karya masih memiliki Debt Ratio yang cukup rendah pada tahun 2006 di bandingkan tahun 2004, yaitu 0,34 kali. Angka 0,34 kali disini berarti Asset dapat menjamin hutang jangka panjangnya sebesar 34 % kepada kreditor. Pada tahun 2004 – 2006, PT Adhi Karya memiliki pertumbuhan jumlah aktiva yang cukup besar, yaitu dari Rp 1.824.283 juta pada tahun 2004 menjadi Rp 2.869.948 juta pada tahun 2006. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa semakin besar persentase jumlah aktiva yang diberikan oleh para pemegang saham berarti semakin besar jaminan kepada para kreditor. 2) Rasio Hutang terhadap Modal (Total Debt to Equity Ratio/DER)
44
Rasio Hutang terhadap Modal PT Adhi Karya (Persero) Tbk pada periode tahun 2004 adalah sebesar 2,02 kali artinya Rp 2,02,- hutang dijamin dengan modal/ekuitas sebesar Rp 1,-. Rasio Hutang terhadap Modal PT Adhi Karya (Persero) Tbk pada periode tahun 2005 adalah sebesar 2,17 kali artinya Rp 2,17,- hutang dijamin dengan modal/ekuitas sebesar Rp 1,- yang berarti ada kenaikan Rasio Hutang terhadap Modal dibandingkan tahun 2004. Hal ini disebabkan oleh kenaikan pada jumlah hutang (dari Rp 668.972 juta menjadi Rp 803.413 juta) meskipun ada kenaikan pada modal (dari Rp 330.478 juta menjadi Rp 370.850 juta). Sedangkan Rasio Hutang terhadap Modal pada tahun 2006 adalah sebesar 2,25 kali artinya Rp 2,25,- hutang dijamin dengan modal/ekuitas sebesar Rp 1,- yang berarti ada kenaikan Rasio Hutang terhadap Modal dibandingkan tahun 2005. Hal ini disebabkan oleh kenaikan pada jumlah hutang (dari Rp 803.413 juta menjadi Rp 989.883 juta) meskipun ada kenaikan pada modal (dari Rp 370.850 juta menjadi Rp 440.661 juta). Rasio Hutang terhadap Modal PT Adhi Karya (Persero) Tbk dibandingkan dengan Rasio Hutang terhadap Modal rata-rata Industri Sejenis untuk sektor kontruksi bangunan selama periode tahun 2004 – 2006 terlihat pada tabel 4-6 berikut ini.
45
Tabel 4 - 6 Total Debt to Equity Ratio PT Adhi Karya (Persero) Tbk vs Rata-Rata Industri Tahun 2004 - 2006
PERIODE Des 2004 Des 2005 Des 2006
Total Debt to Equity Ratio PT Adhi Karya (Persero) Tbk Rata-Rata Industri 2,02 1,02 2,17 (4,30) 2,25 0,85
Sumber: Data diolah
Secara berurut Rasio Hutang terhadap Modal PT Adhi Karya (Persero) Tbk selama periode 2004 – 2006 adalah 2,02 kali, 2,17 kali, dan 2,25 kali, yang berarti persentase total dana yang disediakan oleh kreditor versus dana pemilik adalah 202 % pada tahun 2004, 217 % pada tahun 2005, dan 225 % pada tahun 2006 untuk kebutuhan modal kerja jangka pendek PT Adhi Karya. Kemudian apabila dibandingkan dengan Rasio Rata-Rata Industri Sejenis untuk Rasio Hutang terhadap Modal periode 2004 – 2006 yaitu 1,02 kali, (4,30) kali, dan 0,80 kali, maka dapat dikatakan bahwa Kinerja Keuangan PT Adhi Karya (Persero) Tbk, dinilai kurang baik karena berada di atas ratarata industri. Akan tetapi Pada tahun 2004 – 2006, PT Adhi Karya memiliki pertumbuhan Equity yang cukup signifikan dari tahun 2004 – 2006, yaitu Rp 330.478 juta pada tahun 2004 tumbuh menjadi Rp 440.661 juta pada tahun 2006. C. Analisa Rasio Aktivitas Penulis langsung pada pokok pembahasan yang dianalisis yaitu Total Assets Turnover Ratio dan Total Receivable Turnover Ratio PT Adhi
46
Karya (Persero) Tbk, periode tahun 2004 – 2006. Adapun rumus dan perhitungannya adalah sebagai berikut: 1) Total Assets Turnover Ratio =
Sales x 100% Total Asset
2) Total Receivable Turnover Ratio =
Sales x 100% Re ceivable
Tabel 4 - 7 Rasio Aktivitas PT Adhi Karya (Persero) Tbk Tahun 2004 - 2006
URAIAN
Des 2004 2.628.709
Des 2005 3.027.081
Des 2006 4.328.860
1. Penjualan (Jutaan Rupiah) 1.824.283 2.413.950 2.869.948 2. Jumlah Aktiva (Jutaan Rupiah) 1.026.848 1.449.955 1.860.315 3. Piutang Usaha (Jutaan Rupiah) 1,44 1,25 1,51 Total Assets Turnover Ratio (kali) 2,56 2,09 2,33 Total Receivable Turnover Ratio (kali) Sumber: Laporan Keuangan PT Adhi Karya (Persero) Tbk. Tahun 2004 - 2006, diolah.
1) Rasio Perputaran Jumlah Aktiva (Total Assets Turnover Ratio) Rasio Perputaran Jumlah Aktiva PT Adhi Karya (Persero) Tbk pada periode tahun 2004 adalah sebesar 1,44 kali artinya dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva rata-rata dalam satu tahun perputarannya adalah 1,44 kali atau setiap Rp 1,- aktiva dalam satu tahun dapat menghasilkan Revenue sebesar Rp 1,44,-. Rasio Perputaran Jumlah Aktiva PT Adhi Karya (Persero) Tbk pada periode tahun 2005 adalah sebesar 1,25 kali artinya dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva rata-rata dalam satu tahun perputarannya adalah 1,25 kali yang berarti ada penurunan Rasio Perputaran
47
Jumlah Aktiva dibandingkan tahun 2004. Hal ini disebabkan oleh kenaikan pada penjualan (dari Rp 2.628.709 juta menjadi Rp 3.027.081 juta) lebih rendah dibandingkan dengan kenaikan pada Jumlah Aktiva (dari Rp 1.824.283 juta menjadi Rp 2.413.950 juta). Sedangkan Rasio Perputaran Jumlah Aktiva pada tahun 2006 adalah sebesar 1,51 kali artinya dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva rata-rata dalam satu tahun perputarannya adalah 1,51 kali yang berarti ada kenaikan Rasio Perputaran Jumlah Aktiva dibandingkan tahun 2005. Hal ini disebabkan oleh kenaikan pada penjualan (dari
Rp
3.027.081 juta menjadi Rp 4.328.860 juta) dan kenaikan pada Jumlah Aktiva (dari Rp 2.413.950 juta menjadi Rp 2.869.948 juta). Rasio Perputaran Jumlah Aktiva PT Adhi Karya (Persero) Tbk dibandingkan dengan Rasio Perputaran Jumlah Aktiva rata-rata Industri Sejenis untuk sektor kontruksi bangunan selama periode tahun 2004 – 2006 terlihat pada tabel 4-8 berikut ini. Tabel 4 - 8 Total Assets Turnover Ratio PT Adhi Karya (Persero) Tbk vs Rata-Rata Industri Tahun 2004 - 2006
PERIODE Des 2004 Des 2005 Des 2006
Total Assets Turnover Ratio PT Adhi Karya (Persero) Tbk Rata-Rata Industri 1,44 1,19 1,25 0,95 1,51 0,99
Sumber: Data diolah
Secara berurut Rasio Perputaran Jumlah Aktiva PT Adhi Karya (Persero) Tbk selama periode 2004 – 2006 adalah 1,44 kali, 1,25 kali, dan
48
1,51 kali. Apabila dibandingkan dengan Rasio Rata-Rata Industri Sejenis untuk Rasio Perputaran Jumlah Aktiva periode 2004 – 2006 yaitu 1,19 kali, 0,95 kali, dan 0,99 kali, maka dapat dikatakan bahwa Kinerja Keuangan PT Adhi Karya (Persero) Tbk, dinilai sangat baik karena berada di atas rata-rata industri. 2) Rasio Perputaran Piutang (Total Receivable Turnover Ratio) Rasio Perputaran Piutang PT Adhi Karya (Persero) Tbk pada periode tahun 2004 adalah sebesar 2,56 kali artinya dalam satu tahun rata-rata dana yang tertanam dalam piutang berputar 2,56 kali. Rasio Perputaran Jumlah Aktiva PT Adhi Karya (Persero) Tbk pada periode tahun 2005 adalah sebesar 2,09 kali artinya dalam satu tahun rata-rata dana yang tertanam dalam piutang berputar 2,09 kali yang berarti ada penurunan Rasio Perputaran Piutang dibandingkan tahun 2004. Hal ini disebabkan oleh kenaikan pada penjualan (dari Rp 2.628.709 juta menjadi Rp 3.027.081 juta) dan kenaikan pada Piutang Usaha (dari Rp 1.026.848 juta menjadi Rp 1.449.955 juta). Sedangkan Rasio Perputaran Piutang pada tahun 2006 adalah sebesar 2,33 kali artinya dalam satu tahun rata-rata dana yang tertanam dalam piutang berputar 2,33 kali yang berarti ada penurunan Rasio Perputaran Piutang dibandingkan tahun 2005. Hal ini disebabkan oleh kenaikan pada penjualan (dari Rp 3.027.081 juta menjadi Rp 4.328.860 juta) dan kenaikan pada Piutang Usaha dari Rp 1.449.955 juta menjadi Rp 1.860.315 juta). Rasio Perputaran Piutang PT Adhi Karya (Persero) Tbk dibandingkan dengan Rasio Perputaran Piutang rata-rata Industri Sejenis
49
untuk sektor kontruksi bangunan selama periode tahun 2004 – 2006 terlihat pada tabel 4-9 berikut ini. Tabel 4 - 9 Total Receivable Turnover Ratio PT Adhi Karya (Persero) Tbk vs Rata-Rata Industri Tahun 2004 - 2006
PERIODE Des 2004 Des 2005 Des 2006
Total Receivable Turnover Ratio PT Adhi Karya (Persero) Tbk Rata-Rata Industri 2,56 5,49 2,09 2,28 2,33 2,87
Sumber: Data diolah
Secara berurut Rasio Perputaran Piutang PT Adhi Karya (Persero) Tbk selama periode 2004 – 2006 adalah 2,56 kali, 2,09 kali, dan 2,33 kali. Hal ini menjelaskan bahwa PT Adhi Karya memiliki periode rata-rata penagihan piutangnya adalah 142,6 hari pada tahun 2004, 174,6 hari pada tahun 2005, dan 156,7 hari pada tahun 2006 karena 365 hari dibagi setiap Rasio Perputaran Piutang PT Adhi Karya (Persero) Tbk. Kemudian apabila dibandingkan dengan Rasio Rata-Rata Industri Sejenis untuk Rasio Perputaran Piutang periode 2004 – 2006 yaitu 5,49 kali, 2,28 kali, dan 2,87 kali, maka dapat dikatakan bahwa Kinerja Keuangan PT Adhi Karya (Persero) Tbk, dinilai kurang baik karena berada di bawah rata-rata industri akan tetapi hal ini hanya dibandingkan dengan kondisi periode rata-rata penagihan piutangnya saja. D. Analisa Rasio Profitabilitas Penulis langsung pada pokok pembahasan yang dianalisis yaitu Return on Assets Ratio dan Net Profit Margin Ratio PT Adhi Karya (Persero)
50
Tbk, periode tahun 2004 – 2006. Adapun rumus dan perhitungannya adalah sebagai berikut: 1) Return on Asset Ratio =
Earning BeforeTax x 100% Total Asset
2) Net Profit Margin Ratio =
Earning After Tax x 100% Sales
Tabel 4 - 10 Rasio Profitabilitas PT Adhi Karya (Persero) Tbk Tahun 2004 - 2006
URAIAN Des 2004 Des 2005 Des 2006 2.628.709 3.027.081 4.328.860 1. Penjualan (Jutaan Rupiah) 1.824.283 2.413.950 2.869.948 2. Jumlah Aktiva (Jutaan Rupiah) 93.536 115.819 128.906 3. Laba Sebelum Pajak (Jutaan Rupiah) 69.095 77.612 95.870 4. Laba Sesudah Pajak (Jutaan Rupiah) 5,13 4,80 4,49 Return on Assets Ratio (%) 2,63 2,56 2,21 Net Profit Margin Ratio (%) Sumber: Laporan Keuangan PT Adhi Karya (Persero) Tbk. Tahun 2004 - 2006, diolah.
1) Rasio Hasil Pengembalian atas Aktiva (Return on Assets Ratio/ROA) Rasio hasil pengembalian atas Aktiva PT Adhi Karya (Persero) Tbk pada periode tahun 2004 adalah sebesar 5,13% artinya setiap Rp. 1,aktiva menghasilkan laba sebelum pajak sebesar Rp 0,0513 untuk semua investor. Rasio hasil pengembalian atas Aktiva PT Adhi Karya (Persero) Tbk pada periode tahun 2005 adalah sebesar 4,80% artinya setiap Rp 1.- aktiva menghasilkan laba sebelum pajak sebesar Rp 0,0479 untuk semua investor yang berarti ada penurunan Rasio hasil pengembalian atas Aktiva
51
dibandingkan tahun 2004. Hal ini disebabkan oleh kenaikan pada laba sebelum pajak (dari Rp 93.536 juta menjadi Rp 115.819 juta) lebih tinggi dibandingkan dengan kenaikan pada Jumlah Aktiva (dari Rp 1.824.283 juta menjadi Rp 2.413.950 juta). Sedangkan Rasio hasil pengembalian atas Aktiva pada tahun 2006 adalah sebesar 4,49% artinya setiap Rp 1,- aktiva menghasilkan laba sebesar Rp 0,0449 untuk semua investor yang berarti ada penurunan Rasio hasil pengembalian atas Aktiva dibandingkan tahun 2005. Hal ini disebabkan oleh kenaikan pada laba sebelum pajak (dari Rp 115.819 juta menjadi Rp 128.906 juta) dan kenaikan pada Jumlah Aktiva (dari Rp 2.413.950 juta menjadi Rp 2.869.948 juta.) Rasio hasil pengembalian atas Aktiva PT Adhi Karya (Persero) Tbk dibandingkan dengan Rasio hasil pengembalian atas Aktiva rata-rata Industri Sejenis untuk sektor kontruksi bangunan selama periode tahun 2004 – 2006 terlihat pada tabel 4-11 berikut ini. Tabel 4 - 11 Return on Assets Ratio PT Adhi Karya (Persero) Tbk vs Rata-Rata Industri Tahun 2004 - 2006
PERIODE Des 2004 Des 2005 Des 2006
Return on Assets Ratio (%) PT Adhi Karya (Persero) Tbk Rata-Rata Industri 2,01 5,13 4,80 4,34 4,49 8,51
Sumber: Data diolah
Secara berurut Rasio hasil pengembalian atas Aktiva PT Adhi Karya (Persero) Tbk selama periode 2004 – 2006 adalah 5,13%, 4,80%, dan 4,49%. Apabila dibandingkan dengan Rasio Rata-Rata Industri Sejenis untuk
52
Rasio hasil pengembalian atas Aktiva periode 2004 – 2006 yaitu 2,01%, 4,34%, dan 8,51%, maka dapat dikatakan bahwa Kinerja Keuangan PT Adhi Karya (Persero) Tbk selama 3 tahun terakhir dinilai masih baik karena di tahun 2004 dan 2005 berada di atas rata-rata industri dan hanya di tahun 2006 saja berada di bawah rata-rata industri dan masih dikategorikan bukanlah yang terbawah diantara perusahaan sejenisnya. Kemudian peninjauan lebih lanjut sebaiknya dilakukan untuk mengukur tingkat efficiency manajemen dalam penggunaan asset perusahaan untuk menghasilkan laba sebelum pajak. Hal ini perlu dilakukan karena adanya penurunan angka rasio selama periode 3 tahun. 2) Rasio Margin Laba Bersih (Net Profit Margin /NPM) Rasio Margin Laba Bersih PT Adhi Karya (Persero) Tbk pada periode tahun 2004 adalah sebesar 2,63% artinya setiap Rp 1,- penjualan menghasilkan laba sesudah pajak sebesar Rp 0,02628 untuk semua investor. Rasio Margin Laba Bersih PT Adhi Karya (Persero) Tbk pada periode tahun 2005 adalah sebesar 2,56% artinya setiap Rp 1,- penjualan menghasilkan laba sebesar Rp 0,02564 untuk semua investor yang berarti ada penurunan Rasio Margin Laba Bersih dibandingkan tahun 2004. Hal ini disebabkan oleh kenaikan pada laba sesudah pajak (dari Rp 69.095 juta menjadi Rp 77.612 juta) lebih rendah dibandingkan dengan kenaikan pada Penjualan (dari Rp 2.628.709 juta menjadi Rp 3.027.081 juta). Sedangkan Rasio Margin Laba Bersih pada tahun 2006 adalah sebesar 2,21% artinya setiap Rp 1,- penjualan menghasilkan laba sesudah pajak sebesar Rp 0,02214 untuk semua investor yang berarti ada penurunan Rasio Margin Laba Bersih dibandingkan tahun
53
2005. Hal ini disebabkan oleh kenaikan pada laba sesudah pajak (dari Rp 77.612 juta menjadi Rp 95.870 juta) lebih rendah dibandingkan dengan kenaikan pada Penjualan (dari Rp 3.027.081 juta menjadi Rp 4.328.860 juta.) Rasio Margin Laba Bersih PT Adhi Karya (Persero) Tbk dibandingkan dengan Rasio Margin Laba Bersih rata-rata Industri Sejenis untuk sektor kontruksi bangunan selama periode tahun 2004 – 2006 terlihat pada tabel 4-12 berikut ini. Tabel 4 - 12 Net Profit Margin Ratio PT Adhi Karya (Persero) Tbk vs Rata-Rata Industri Tahun 2004 - 2006
PERIODE Des 2004 Des 2005 Des 2006
Net Profit Margin Ratio (%) PT Adhi Karya (Persero) Tbk Rata-Rata Industri 2,63 (2,44) 2,56 (9,10) 2,21 8,21
Sumber: Data diolah
Secara berurut Rasio Margin Laba Bersih PT Adhi Karya (Persero) Tbk selama periode 2004 – 2006 adalah 2,63%, 2,56%, dan 2,21%. Apabila dibandingkan dengan Rasio Rata-Rata Industri Sejenis untuk Rasio hasil pengembalian atas Aktiva periode 2004 – 2006 yaitu (2,44%), (9,10%), dan 8,21%, maka dapat dikatakan bahwa Kinerja Keuangan PT Adhi Karya (Persero) Tbk, dinilai cukup baik karena hanya pada tahun 2006 saja yang menunjukkan angka rasio yang rendah. Kemudian peninjauan lebih lanjut sebaiknya dilakukan oleh manajemen perusahaan karena terjadi declining trend selama periode 3 tahun walaupun penjualan PT Adhi Karya meningkat dari tahun 2004 – 2006, yaitu Rp 2.628.709 juta pada tahun 2004, Rp
54
3.027.081 juta pada tahun 2005, dan Rp 4.328.860 juta pada tahun 2006. Peninjauan lebih lanjut perlu dilakukan karena setiap declining trend yang terjadi harus diawasi dengan hati-hati.
55
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan analisa laporan keuangan PT Adhi Karya (Persero) Tbk pada bab IV sebelumnya, maka pada Bab V ini, penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Berdasarkan Rasio Likuiditas Tabel 5 - 1 Rasio Likuiditas PT Adhi Karya (Persero) Tbk Tahun 2004 - 2006 URAIAN Des 2004 Des 2005 Des 2006 1,63 1,34 1,19 Current Ratio (kali) Rata-Rata Industri 1,06 1,20 1,83 (kali) 1,51 1,24 1,11 Quick Ratio (kali) Rata-Rata Industri 0,97 1,13 1,78 (kali) Sumber: Laporan Keuangan PT Adhi Karya (Persero) Tbk. Tahun 2004 - 2006, diolah.
Pencapaian rasio likuiditas PT Adhi Karya (Persero) Tbk yang dilihat dari Rasio Lancar dan Rasio Cepat selama periode 3 tahun, dari tahun 2004 sampai dengan 2006 cukup fluktuatif dimana pencapaian rasio likuiditas yang tertinggi selama periode 3 tahun adalah pada tahun 2004, dan yang terendah adalah pada tahun 2006. Angka Current Ratio 1,19 kali pada tahun 2006 berarti setiap hutang lancar Rp 1,- dijamin oleh Current Asset sebesar Rp 1,19 atau dapat dikatakan jaminan kepada kreditor sebesar 119 %. Level ini masih dapat dinilai aman bagi perusahaan dalam jangka pendeknya. Angka Quick Ratio 1,11 kali pada tahun 2006 berarti kemampuan perusahaan
56
memenuhi kewajiban jangka pendek tanpa mengandalkan penjualan persediaannya adalah sebesar 111 % dan level ini masih dinilai aman. Kemudian apabila dibandingkan dengan rata-rata industri sejenisnya, PT Adhi Karya (Persero) Tbk tergolong memiliki rasio likuiditas yang cukup baik . 2. Berdasarkan Rasio Solvabilitas Tabel 5 - 2 Rasio Solvabilitas PT Adhi Karya (Persero) Tbk Tahun 2004 - 2006 URAIAN Des 2004 Des 2005 Des 2006 0,37 0,33 0.34 Debt Ratio (kali) Rata-Rata Industri 0,18 0,21 0,16 (kali) 2,02 2,17 2,25 Total Debt to Equity Ratio (kali) Rata-Rata Industri 1,02 (4,30) 0,85 (kali) Sumber: Laporan Keuangan PT Adhi Karya (Persero) Tbk. Tahun 2004 - 2006, diolah.
Pencapaian rasio solvabilitas PT Adhi Karya (Persero) Tbk yang dilihat dari Rasio Hutang dan Rasio Hutang terhadap Modal selama periode 3 tahun, dari tahun 2004 sampai dengan 2006 cukup fluktuatif juga dimana pencapaian rasio solvabilitas untuk Rasio Hutang yang tertinggi selama periode 3 tahun adalah pada tahun 2004, dan yang terendah adalah pada tahun 2005, kemudian pencapaian rasio solvabilitas untuk Rasio Hutang terhadap Modal yang tertinggi selama periode 3 tahun adalah pada tahun 2006, dan yang terendah adalah pada tahun 2004. Sedangkan dibandingkan dengan ratarata industri sejenisnya, PT Adhi Karya (Persero) Tbk tergolong memiliki rasio solvabilitas yang kurang baik karena selama periode 3 tahun tersebut berada di atas rata-rata industri. Meskipun dinilai kurang baik, PT Adhi Karya masih memiliki Debt Ratio yang cukup rendah pada tahun 2006 dibandingkan
57
tahun 2004, yaitu 0,34 kali. Angka 0,34 kali disini berarti Asset dapat menjamin hutang jangka panjangnya sebesar 34 % kepada kreditor. Pada tahun 2004 – 2006, PT Adhi Karya memiliki pertumbuhan jumlah aktiva yang cukup besar, yaitu dari Rp 1.824.283 juta pada tahun 2004 menjadi Rp 2.869.948 juta pada tahun 2006. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa semakin besar persentase jumlah aktiva yang diberikan oleh para pemegang saham berarti semakin besar jaminan kepada para kreditor. Pada tahun 2004 – 2006, PT Adhi Karya memiliki pertumbuhan Equity yang cukup signifikan dari tahun 2004 – 2006, yaitu Rp 330.478 juta pada tahun 2004 tumbuh menjadi Rp 440.661 juta pada tahun 2006. 3. Berdasarkan Rasio Aktivitas Tabel 5 - 3 Rasio Aktivitas PT Adhi Karya (Persero) Tbk Tahun 2004 – 2006 URAIAN Des 2004 Des 2005 Des 2006 1,44 1,25 1,51 Total Assets Turnover Ratio (kali) Rata-Rata Industri 1,19 0,95 0,99 (kali) 2,56 2,09 2,33 Total Receivable Turnover Ratio (kali) Rata-Rata Industri 5,49 2,28 2,87 (kali) Sumber: Laporan Keuangan PT Adhi Karya (Persero) Tbk. Tahun 2004 - 2006, diolah.
Pencapaian rasio aktivitas PT Adhi Karya (Persero) Tbk yang dilihat dari Rasio Perputaran Jumlah Aktiva dan Rasio Perputaran Piutang selama periode 3 tahun, dari tahun 2004 sampai dengan 2006 cukup fluktuatif juga dimana pencapaian rasio aktivitas untuk Rasio Perputaran Jumlah Aktiva yang tertinggi selama periode 3 tahun adalah pada tahun 2006, dan yang terendah adalah pada tahun 2005, kemudian pencapaian rasio aktivitas untuk
58
Rasio Perputaran Piutang yang tertinggi selama periode 3 tahun adalah pada tahun 2004, dan yang terendah adalah pada tahun 2005. Sedangkan dibandingkan dengan rata-rata industri sejenisnya, PT Adhi Karya (Persero) Tbk tergolong memiliki rasio aktivitas yang sangat baik untuk Rasio Perputaran Jumlah Aktivanya karena selama periode 3 tahun tersebut selalu berada di atas rata-rata industri. Rasio Perputaran Jumlah Piutang PT Adhi Karya (Persero) Tbk berada di bawah rata-rata industri selama periode 3 tahun dan hal ini dinilai kurang baik akan tetapi masalah ini hanya dibandingkan dengan kondisi periode rata-rata penagihan piutangnya saja. Karena secara berurut Rasio Perputaran Piutang PT Adhi Karya (Persero) Tbk selama periode 2004 – 2006 adalah 2,56 kali, 2,09 kali, dan 2,33 kali dan hal ini menjelaskan bahwa PT Adhi Karya memiliki periode rata-rata penagihan piutangnya adalah 142,6 hari pada tahun 2004, 174,6 hari pada tahun 2005, dan 156,7 hari pada tahun 2006 karena 365 hari dibagi setiap Rasio Perputaran Piutang PT Adhi Karya (Persero) Tbk. 4. Berdasarkan Rasio Profitabilitas Tabel 5 - 4 Rasio Profitabilitas PT Adhi Karya (Persero) Tbk Tahun 2004 - 2006 URAIAN Des 2004 Des 2005 Des 2006 5,13 4,80 4,49 Return on Assets Ratio (%) Rata-Rata Industri 2,01 4,34 8,51 (%) 2,63 2,56 2,21 Net Profit Margin Ratio (%) Rata-Rata Industri (2,44) (9,10) 8,21 (%) Sumber: Laporan Keuangan PT Adhi Karya (Persero) Tbk. Tahun 2004 - 2006, diolah.
59
Pencapaian rasio profitabilitas PT Adhi Karya (Persero) Tbk yang dilihat dari Rasio Hasil Pengembalian atas Aktiva selama periode 3 tahun, dari tahun 2004 sampai dengan 2006 cukup fluktuatif dimana pencapaian rasio aktivitas yang tertinggi selama periode 3 tahun adalah pada tahun 2004 dan yang terendah adalah pada tahun 2006. PT Adhi Karya (Persero) Tbk tergolong memiliki Rasio Hasil Pengembalian atas Aktiva yang masih tergolong baik karena di tahun 2004 dan 2005 berada di atas rata-rata industri dan hanya di tahun 2006 saja berada di bawah rata-rata industri, masih dikategorikan bukanlah yang terbawah diantara perusahaan sejenisnya. Kemudian peninjauan lebih lanjut sebaiknya dilakukan untuk mengukur tingkat efficiency manajemen dalam penggunaan asset perusahaan untuk menghasilkan laba sebelum pajak. Hal ini perlu dilakukan karena adanya penurunan angka rasio selama periode 3 tahun. Penilaian Rasio Margin Laba Bersihnya selama periode 3 tahun, dari tahun 2004 sampai dengan 2006, dapat disimpulkan bahwa pencapaian Rasio Margin Laba Bersih PT Adhi Karya (Persero) Tbk terus mengalami penurunan dimana pencapaian rasio Rasio Margin Laba Bersih yang tertinggi selama periode 3 tahun adalah pada tahun 2004 dan yang terendah adalah pada tahun 2006. Sedangkan apabila dibandingkan dengan rata-rata industri sejenisnya, dapat disimpulkan bahwa Rasio Margin Laba Bersih PT Adhi Karya (Persero) Tbk tergolong memiliki angka rasio yang cukup baik karena selama periode 3 tahun tersebut berada di atas rata-rata industri dan hanya di tahun 2006 saja berada di bawah rata-rata industri. Kemudian peninjauan lebih
60
lanjut sebaiknya dilakukan oleh manajemen perusahaan karena terjadi declining trend selama periode 3 tahun walaupun penjualan PT Adhi Karya meningkat dari tahun 2004 – 2006, yaitu Rp 2.628.709 juta pada tahun 2004, Rp 3.027.081 juta pada tahun 2005, dan Rp 4.328.860 juta pada tahun 2006. Peninjauan lebih lanjut perlu dilakukan karena setiap declining trend yang terjadi harus diawasi dengan hati-hati. B. Saran-Saran Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis memberikan saransaran sebagai berikut: 1. Para pengurus PT Adhi Karya (Persero) Tbk sebaiknya memikirkan untuk dapat mengurangi Hutang Lancar perusahan agar dapat meningkatkan persentase pada Current Ratio dan Quick Ratio. Apabila hal ini dapat dilakukan maka angka Rasio Likuiditas PT Adhi Karya akan menjadi meningkat pada tahun 2007, 2008 dan seterusnya. 2. Mengurangi Jumlah Hutang agar Rasio Solvabilitas PT Adhi Karya dapat menjadi stabil dan diharapkan akan menyusutkan Debt Ratio dan Total Debt to Equity Ratio dari perusahaan ini. 3. Para Pengurus PT Adhi Karya (Persero) Tbk sebaiknya memikirkan untuk dapat: a. Menjaga dan meningkatkan lagi prestasi penjualan jasa konstruksi yang selama ini didapat agar Total Assets Turnover Ratio perusahaan tetap baik atau mungkin dapat meningkat dengan lebih signifikan.
61
b. Segera menagih Piutang Usaha perusahannya agar Rasio Perputaran Piutangya tidak berada di bawah rata-rata industri. 4. Penekanan biaya-biaya yang tidak penting sebaiknya dilakukan oleh para pengurus perusahan agar Rasio Profitabilitasnya tidak lagi mengalami declining trend di masa yang akan datang. 5. PT Adhi Karya (Persero) Tbk diharapkan agar meningkatkan kemampuan perusahaan dalam mengelola aktiva perusahaan yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan laba perusahaan, yang antara lain: a. Meningkatkan pendapatan jasa konstruksi dengan memperluas jaringan operasional dan hasil distribusi dari pembangunan proyekproyek konstruksi. b. Mengoptimalkan
penggunaan
aktiva
tetap,
terutama
alat-alat
konstruksi baru yang menggunakan teknologi modern dan canggih sehubungan dengan perluasan jaringan proyek konstruksi dan peningkatan produksi. c. Melakukan pengukuran efisiensi biaya-biaya dan meningkatkan pendapatan jasa konstruksi lainnya agar dapat menekan harga pokok penjualan sehingga dapat meningkatkan laba bersih perusahaan. 6. Meningkatkan efisiensi kinerja keuangan perusahaan dalam memanfaatkan modal yang ditanamkan untuk memberikan keuntungan bagi pemegang saham dan sebaiknya PT Adhi Karya (Persero) Tbk memiliki pendanaan yang bersifat Right Issue karena dengan Right Issue maka perusahaan ini akan memiliki pendanaan yang sangat positif untuk mengikuti proyek-
62
proyek infrastruktur dan juga mungkin lebih baik apabila Pemerintah RI (sebagai stakeholder terbesar) menggabungkan Adhi Karya dengan BUMN sejenis yang lebih kecil. Dengan konsolidasi ini maka porsi saham pemerintah akan lebih tinggi dari 51% (mungkin bisa mencapai 75%, tergantung nilai perusahaan yang diakuisisi Adhi Karya) kemudian setelah akuisisi Pemerintah RI tidak perlu ikut Right Issue (keluar dana) untuk mempertahankan porsi kepemilikan minimal 51%.
63
DAFTAR PUSTAKA
C Handoyo Wibisono. 1997. Manajemen Modal Kerja. Penerbitan Universitas Atma Jaya, Yogyakarta. David, FR. 2003. Strategic Managemet: Concepts, alih bahasa Kresno Saroso, Edisi 9, 2004, PT Indeks Kelompok Gramedia, Jakarta. S Munawir. 1995. Analisa Laporan Keuangan. Edisi 4, Liberty, Yogyakarta. Ikatan Akuntan Indonesia. 2004. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan, Salemba Empat, Jakarta. Keown, AJ and JD Martin and JW Petty and DF Scott, JR. 2002. Financial Management: Principles and Applications, alih bahasa Haryandini, Edisi 9, 2004, PT Indeks Kelompok Gramedia, Jakarta. Kohler’s Dictionary for Accountants. 1998. Sofyan Syafri Harahap. 2001. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan, Raja Grafindo Persada, Jakarta. Suad Husnan. 1996. Manajemen Keuangan (Teori dan Aplikasi), BPFE Yogyakarta, Yogyakarta. Website: http://www.adhi.co.id Website : http://id.wikipedia.org/wiki/Adhi_Karya Website : http://purpleblue38.blogspot.com/2008/02/pt-adhi-karya-tbk.html Website: http://www.reuters.com
diakses tanggal: 14 Maret 2008
64
Lampiran 6 : Rasio Likuiditas Industri Sektor Kontruksi Bangunan.
PERIODE 31 DESEMBER 2004 URAIAN 1. Aktiva Lancar (Jutaan Rupiah) 2. Persediaan (Jutaan Rupiah) 3. Hutang Lancar (Jutaan Rupiah) Current Ratio (kali) Quick Ratio (kali)
PT Adhi Karya (Persero) , Tbk 1,579,566 124,639 966,472
PT Surya Semesta PT Total Bangun Internusa, Tbk Persada, Tbk 278,712
PT Truba Alam Manunggal, Tbk
435,309
-
4,661
-
551,379
-
291,648
15,515
PT Wijaya Karya, Tbk
Rata-Rata Industri
1,570,151
773,680
346,173
94,162
1,166,320
598,267
1.63
0.51
1.49
0.30
1.35
1.06
1.51
0.51
1.49
0.30
1.05
0.97
PERIODE 31 DESEMBER 2005 URAIAN 1. Aktiva Lancar (Jutaan Rupiah) 2. Persediaan (Jutaan Rupiah) 3. Hutang Lancar (Jutaan Rupiah) Current Ratio (kali) Quick Ratio (kali)
PT Adhi Karya (Persero) , Tbk 2,099,539 155,446 1,564,667
PT Surya Semesta PT Total Bangun Internusa, Tbk Persada, Tbk 410,899
638,834
-
PT Truba Alam Manunggal, Tbk
438,814
Rata-Rata Industri
575,474
1,635,813
1,072,112
11,252
300,009
93,341
525,171
1,351,080
870,212
-
471,326
PT Wijaya Karya, Tbk
1.34
0.87
1.46
1.10
1.21
1.20
1.24
0.87
1.46
1.07
0.99
1.13
PERIODE 31 DESEMBER 2006 URAIAN 1. Aktiva Lancar (Jutaan Rupiah) 2. Persediaan (Jutaan Rupiah) 3. Hutang Lancar (Jutaan Rupiah) Current Ratio (kali) Quick Ratio (kali)
PT Adhi Karya (Persero) , Tbk 2,571,437 179,041 2,152,017
PT Surya Semesta PT Total Bangun Internusa, Tbk Persada, Tbk 366,197 409,026
818,408 503,202
PT Truba Alam Manunggal, Tbk
PT Wijaya Karya, Tbk
Rata-Rata Industri
1,220,183
2,246,164
1,444,478
5,464
323,561
101,613
288,407
1,850,445
1,040,619
1.19
0.90
1.63
4.23
1.21
1.83
1.11
0.90
1.63
4.21
1.04
1.78
64
Lampiran 7 : Rasio Solvabilitas Industri Sektor Kontruksi Bangunan.
PERIODE 31 DESEMBER 2004 URAIAN 1. Jumlah Hutang (Jutaan Rupiah) 2. Jumlah Aktiva (Jutaan Rupiah) 3. Modal (Jutaan Rupiah) Debt Ratio (kali) Total Debt to Equity (kali)
PT Adhi Karya (Persero) , Tbk
PT Surya Semesta PT Total Bangun Internusa, Tbk Persada, Tbk
PT Truba Alam Manunggal, Tbk
668,972
326,002
36,179
-
1,824,283
1,389,681
499,492
4,681
330,478
228,770
171,852
(12,427)
PT Wijaya Karya, Rata-Rata Tbk Industri 417,250
289,681
1,956,828
1,134,993
292,347
202,204
0.37
0.23
0.07
-
0.21
0.18
2.02
1.43
0.21
-
1.43
1.02
PERIODE 31 DESEMBER 2005 URAIAN 1. Jumlah Hutang (Jutaan Rupiah) 2. Jumlah Aktiva (Jutaan Rupiah) 3. Modal (Jutaan Rupiah) Debt Ratio (kali) Total Debt to Equity (kali)
PT Adhi Karya (Persero) , Tbk
PT Surya Semesta PT Total Bangun Internusa, Tbk Persada, Tbk
PT Truba Alam Manunggal, Tbk
PT Wijaya Karya, Rata-Rata Tbk Industri
803,413
297,137
34,357
161,574
468,400
352,976
2,413,950
1,397,422
790,581
702,916
2,097,931
1,480,560
370,850
572,573
308,850
329,383
315,074
(6,287)
0.33
0.21
0.04
0.23
0.22
0.21
2.17
0.52
0.11
(25.70)
1.42
(4.30)
PERIODE 31 DESEMBER 2006 URAIAN 1. Jumlah Hutang (Jutaan Rupiah) 2. Jumlah Aktiva (Jutaan Rupiah) 3. Modal (Jutaan Rupiah) Debt Ratio (kali) Total Debt to Equity (kali)
PT Adhi Karya (Persero) , Tbk
PT Surya Semesta PT Total Bangun Internusa, Tbk Persada, Tbk
PT Truba Alam Manunggal, Tbk
PT Wijaya Karya, Rata-Rata Tbk Industri
989,883
222,809
44,608
55,067
606,522
383,778
2,869,948
1,349,231
1,000,386
1,805,392
2,655,143
1,936,020
440,661
594,112
449,251
1,333,785
402,258
644,013
0.34
0.17
0.04
0.03
0.23
0.16
2.25
0.38
0.10
0.04
1.51
0.85
65
Lampiran 8 : Rasio Aktivitas Industri Sektor Kontruksi Bangunan.
PERIODE 31 DESEMBER 2004 URAIAN 1. Penjualan (Jutaan Rupiah) 2. Jumlah Aktiva (Jutaan Rupiah) 3. Piutang Usaha (Jutaan Rupiah) Total Assets Turnover ratio (kali) Total Receivable Turnover Ratio (kali)
PT Adhi Karya (Persero) , Tbk
PT Surya Semesta PT Total Bangun Internusa, Tbk Persada, Tbk
PT Truba Alam Manunggal, Tbk
PT Wijaya Karya, Tbk
Rata-Rata Industri
2,628,709
820,367
1,076,562
2,258
2,476,225
1,400,824
1,824,283
1,389,681
499,492
4,681
1,956,828
1,134,993
1,026,848
72,563
280,473
333
830,400
442,123
1.44
0.59
2.16
0.48
1.27
1.19
2.56
11.31
3.84
6.78
2.98
5.49
PERIODE 31 DESEMBER 2005 URAIAN 1. Penjualan (Jutaan Rupiah) 2. Jumlah Aktiva (Jutaan Rupiah) 3. Piutang Usaha (Jutaan Rupiah) Total Assets Turnover ratio (kali) Total Receivable Turnover Ratio (kali)
PT Adhi Karya (Persero) , Tbk
PT Surya Semesta PT Total Bangun Internusa, Tbk Persada, Tbk
PT Truba Alam Manunggal, Tbk
PT Wijaya Karya, Tbk
Rata-Rata Industri
3,027,081
1,073,215
1,162,682
279
2,601,509
1,572,953
2,413,950
1,397,422
790,581
702,916
2,097,931
1,480,560
1,449,955
274,848
436,079
396,489
953,045
702,083
1.25
0.77
1.47
0.00
1.24
0.95
2.09
3.90
2.67
0.00
2.73
2.28
PERIODE 31 DESEMBER 2006 URAIAN 1. Penjualan (Jutaan Rupiah) 2. Jumlah Aktiva (Jutaan Rupiah) 3. Piutang Usaha (Jutaan Rupiah) Total Assets Turnover ratio (kali) Total Receivable Turnover Ratio (kali)
PT Adhi Karya (Persero) , Tbk
PT Surya Semesta PT Total Bangun Internusa, Tbk Persada, Tbk
PT Truba Alam Manunggal, Tbk
PT Wijaya Karya, Tbk
Rata-Rata Industri
4,328,860
1,097,178
1,119,818
972,286
2,601,509
2,023,930
2,869,948
1,349,231
1,000,386
1,805,392
2,655,143
1,936,020
1,860,315
208,117
556,555
342,198
1,382,280
869,893
1.51
0.81
1.12
0.54
0.98
0.99
2.33
5.27
2.01
2.84
1.88
2.87
66
Lampiran 9 : Rasio Profitabilitas Industri Sektor Kontruksi Bangunan.
PERIODE 31 DESEMBER 2004 URAIAN 1. Penjualan (Jutaan Rupiah) 2. Jumlah Aktiva (Jutaan Rupiah) 3. Laba Sebelum Pajak (Jutaan Rupiah) 4. Laba Sesudah Pajak (Jutaan Rupiah) Return on Assets Ratio (%) Net Profit Margin Ratio (%)
PT Adhi Karya (Persero) , Tbk
PT Surya Semesta PT Total Bangun Internusa, Tbk Persada, Tbk
PT Truba Alam Manunggal, Tbk
PT Wijaya Karya, Tbk
Rata-Rata Industri
2,628,709
820,367
1,076,562
2,258
2,476,225
1,400,824
1,824,283
1,389,681
499,492
4,681
1,956,828
1,134,993
93,536
(73,353)
60,336
(316)
95,645
35,170
69,095
(65,292)
42,800
(317)
79,534
25,164
5.13
(5.28)
12.08
(6.75)
4.89
2.01
2.63
(7.96)
3.98
(14.04)
3.21
(2.44)
PERIODE 31 DESEMBER 2005 URAIAN 1. Penjualan (Jutaan Rupiah) 2. Jumlah Aktiva (Jutaan Rupiah) 3. Laba Sebelum Pajak (Jutaan Rupiah) 4. Laba Sesudah Pajak (Jutaan Rupiah) Return on Assets Ratio (%) Net Profit Margin Ratio (%)
PT Adhi Karya (Persero) , Tbk
PT Surya Semesta PT Total Bangun Internusa, Tbk Persada, Tbk
PT Truba Alam Manunggal, Tbk
PT Wijaya Karya, Tbk
Rata-Rata Industri
3,027,081
1,073,215
1,162,682
279
2,601,509
1,572,953
2,413,950
1,397,422
790,581
702,916
2,097,931
1,480,560
115,819
20,526
86,050
(159)
95,962
63,640
77,612
5,957
62,120
(159)
78,292
44,764
4.80
1.47
10.88
(0.02)
4.57
4.34
2.56
0.56
5.34
(56.99)
3.01
(9.10)
PERIODE 31 DESEMBER 2006 URAIAN 1. Penjualan (Jutaan Rupiah) 2. Jumlah Aktiva (Jutaan Rupiah) 3. Laba Sebelum Pajak (Jutaan Rupiah) 4. Laba Sesudah Pajak (Jutaan Rupiah) Return on Assets Ratio (%) Net Profit Margin Ratio (%)
PT Adhi Karya (Persero) , Tbk
PT Surya Semesta PT Total Bangun Internusa, Tbk Persada, Tbk
PT Truba Alam Manunggal, Tbk
PT Wijaya Karya, Tbk
Rata-Rata Industri
4,328,860
1,097,178
1,119,818
972,286
2,601,509
2,023,930
2,869,948
1,349,231
1,000,386
1,805,392
2,655,143
1,936,020
128,906
38,661
142,894
285,913
135,215
146,318
95,870
25,392
102,263
227,042
105,494
111,212
4.49
2.87
14.28
15.84
5.09
8.51
2.21
2.31
9.13
23.35
4.06
8.21
67
1. RASIO LIKUIDITAS
PERIODE 31 DESEMBER 2004 URAIAN 1. Aktiva Lancar (Jutaan Rupiah) 2. Persediaan (Jutaan Rupiah) 3. Hutang Lancar (Jutaan Rupiah) Current Ratio (kali) Quick Ratio (kali)
PT Adhi Karya (Persero) Tbk 1,579,566 124,639 966,472
PT Surya Semesta PT Total Bangun Internusa Tbk Persada Tbk 278,712
PT Truba Alam Manunggal Tbk
435,309
-
4,661
-
551,379
-
291,648
15,515
PT Wijaya Karya Tbk
Rata-Rata Industri
1,570,151
773,680
346,173
94,162
1,166,320
598,267
1.63
0.51
1.49
0.30
1.35
1.06
1.51
0.51
1.49
0.30
1.05
0.97
PERIODE 31 DESEMBER 2005 URAIAN 1. Aktiva Lancar (Jutaan Rupiah) 2. Persediaan (Jutaan Rupiah) 3. Hutang Lancar (Jutaan Rupiah) Current Ratio (kali) Quick Ratio (kali)
PT Adhi Karya (Persero) Tbk 2,099,539 155,446 1,564,667
PT Surya Semesta PT Total Bangun Internusa Tbk Persada Tbk 410,899
638,834
-
PT Truba Alam Manunggal Tbk
438,814
Rata-Rata Industri
575,474
1,635,813
1,072,112
11,252
300,009
93,341
525,171
1,351,080
870,212
-
471,326
PT Wijaya Karya Tbk
1.34
0.87
1.46
1.10
1.21
1.20
1.24
0.87
1.46
1.07
0.99
1.13
PERIODE 31 DESEMBER 2006 URAIAN 1. Aktiva Lancar (Jutaan Rupiah) 2. Persediaan (Jutaan Rupiah) 3. Hutang Lancar (Jutaan Rupiah) Current Ratio (kali) Quick Ratio (kali)
PT Adhi Karya (Persero) Tbk 2,571,437 179,041 2,152,017
PT Surya Semesta PT Total Bangun Internusa Tbk Persada Tbk 366,197 409,026
818,408 503,202
PT Truba Alam Manunggal Tbk
PT Wijaya Karya Tbk
Rata-Rata Industri
1,220,183
2,246,164
1,444,478
5,464
323,561
101,613
288,407
1,850,445
1,040,619
1.19
0.90
1.63
4.23
1.21
1.83
1.11
0.90
1.63
4.21
1.04
1.78
Tabel 4 - 1 Rasio Likuiditas PT Adhi Karya (Persero) Tbk Tahun 2004 - 2006
URAIAN Des 2004 Des 2005 Des 2006 1. Aktiva Lancar 1,579,566 2,099,539 2,571,437 (Jutaan Rupiah) 2. Persediaan 124,639 155,446 179,041 (Jutaan Rupiah) 3. Hutang Lancar 966,472 1,564,667 2,152,017 (Jutaan Rupiah) Current Ratio 1.63 1.34 1.19 (kali) Quick Ratio 1.51 1.24 1.11 (kali) Sumber : Laporan Keuangan PT Adhi Karya (Persero) Tbk. Tahun 2004 - 2006, diolah. Tabel 4 - 1 Rasio Likuiditas PT Surya Semesta Internusa Tbk Tahun 2004 - 2006
URAIAN Des 2004 Des 2005 Des 2006 1. Aktiva Lancar 278,712 410,899 366,197 (Jutaan Rupiah) 2. Persediaan (Jutaan Rupiah) 3. Hutang Lancar 551,379 471,326 409,026 (Jutaan Rupiah) Current Ratio 0.51 0.87 0.90 (kali) Quick Ratio 0.51 0.87 0.90 (kali) Sumber : Laporan Keuangan PT Surya Semesta Internusa Tbk. Tahun 2004 - 2006, diolah. Tabel 4 - 1 Rasio Likuiditas PT Total Bangun Persada , Tbk Tahun 2004 - 2006
URAIAN Des 2004 Des 2005 Des 2006 1. Aktiva Lancar 435,309 638,834 818,408 (Jutaan Rupiah) 2. Persediaan (Jutaan Rupiah) 3. Hutang Lancar 291,648 438,814 503,202 (Jutaan Rupiah) Current Ratio 1.49 1.46 1.63 (kali) Quick Ratio 1.49 1.46 1.63 (kali) Sumber : Laporan Keuangan PT Total Bangun Persada Tbk. Tahun 2004 - 2006, diolah.
Tabel 4 - 1 Rasio Likuiditas PT Truba Alam Manunggal Tbk Tahun 2004 - 2006
URAIAN Des 2004 Des 2005 Des 2006 1. Aktiva Lancar 4,661 575,474 1,220,183 (Jutaan Rupiah) 2. Persediaan 11,252 5,464 (Jutaan Rupiah) 3. Hutang Lancar 15,515 525,171 288,407 (Jutaan Rupiah) Current Ratio 0.30 1.10 4.23 (kali) Quick Ratio 0.30 1.07 4.21 (kali) Sumber : Laporan Keuangan PT Truba Alam Manunggal Tbk. Tahun 2004 - 2006, diolah. Tabel 4 - 1 Rasio Likuiditas PT Wijaya Karya (Persero) Tbk Tahun 2004 - 2006
URAIAN Des 2004 Des 2005 Des 2006 1. Aktiva Lancar 1,570,151 1,635,813 2,246,164 (Jutaan Rupiah) 2. Persediaan 346,173 300,009 323,561 (Jutaan Rupiah) 3. Hutang Lancar 1,166,320 1,351,080 1,850,445 (Jutaan Rupiah) Current Ratio 1.35 1.21 1.21 (kali) Quick Ratio 1.05 0.99 1.04 (kali) Sumber : Laporan Keuangan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. Tahun 2004 - 2006, diolah. RATA-RATA INDUSTRI Tahun 2004 - 2006
URAIAN 1. Aktiva Lancar (Jutaan Rupiah) 2. Persediaan (Jutaan Rupiah) 3. Hutang Lancar (Jutaan Rupiah) Current Ratio (kali) Quick Ratio (kali)
Des 2004
Des 2005
Des 2006
1.06
1.20
1.83
0.97
1.13
1.78
Tabel 4 - 2 Current Ratio PT Adhi Karya (Persero) Tbk vs Rata-Rata Industri Tahun 2004 - 2006
PERIODE Des 2004 Des 2005 Des 2006 Sumber : Data diolah
Current Ratio PT Adhi Karya (Persero), Tbk Rata-Rata Industri 1.63 1.06 1.34 1.20 1.19 1.83
Tabel 4 - 3 Quick Ratio PT Adhi Karya (Persero) Tbk vs Rata-Rata Industri Tahun 2004 - 2006
PERIODE Des 2004 Des 2005 Des 2006 Sumber : Data diolah
Quick Ratio PT Adhi Karya (Persero) Tbk Rata-Rata Industri 1.51 0.97 1.24 1.13 1.11 1.78
Tabel 4 - 4 Rasio Solvabilitas PT Adhi Karya (Persero) Tbk Tahun 2004 - 2006
URAIAN Des 2004 Des 2005 Des 2006 1. Jumlah Hutang 668,972 803,413 989,883 (Jutaan Rupiah) 2. Jumlah Aktiva 1,824,283 2,413,950 2,869,948 (Jutaan Rupiah) 3. Modal 330,478 370,850 440,661 (Jutaan Rupiah) Debt Ratio 0.37 0.33 0.34 (kali) Total Debt to Equity 2.02 2.17 2.25 (kali) Sumber : Laporan Keuangan PT Adhi Karya (Persero) Tbk. Tahun 2004 - 2006, diolah. Tabel 4 - 1 Rasio Solvabilitas PT Surya Semesta Internusa Tbk Tahun 2004 - 2006
URAIAN Des 2004 Des 2005 Des 2006 1. Jumlah Hutang 326,002 297,137 222,809 (Jutaan Rupiah) 2. Jumlah Aktiva 1,389,681 1,397,422 1,349,231 (Jutaan Rupiah) 3. Modal 228,770 572,573 594,112 (Jutaan Rupiah) Debt Ratio 0.23 0.21 0.17 (kali) Total Debt to Equity 1.43 0.52 0.38 (kali) Sumber : Laporan Keuangan PT Surya Semesta Internusa Tbk. Tahun 2004 - 2006, diolah. Tabel 4 - 1 Rasio Solvabilitas PT Total Bangun Persada Tbk Tahun 2004 - 2006
URAIAN Des 2004 Des 2005 Des 2006 1. Jumlah Hutang 36,179 34,357 44,608 (Jutaan Rupiah) 2. Jumlah Aktiva 499,492 790,581 1,000,386 (Jutaan Rupiah) 3. Modal 171,852 308,850 449,251 (Jutaan Rupiah) Debt Ratio 0.07 0.04 0.04 (kali) Total Debt to Equity 0.21 0.11 0.10 (kali) Sumber : Laporan Keuangan PT Total Bangun Persada Tbk. Tahun 2004 - 2006, diolah.
Tabel 4 - 1 Rasio Solvabilitas PT Truba Alam Manunggal Tbk Tahun 2004 - 2005
URAIAN Des 2004 Des 2005 Des 2006 1. Jumlah Hutang 161,574 55,067 (Jutaan Rupiah) 2. Jumlah Aktiva 4,681 702,916 1,805,392 (Jutaan Rupiah) 3. Modal (12,427) (6,287) 1,333,785 (Jutaan Rupiah) Debt Ratio 0.23 0.03 (kali) Total Debt to Equity (25.70) 0.04 (kali) Sumber : Laporan Keuangan PT Truba Alam Manunggal Tbk. Tahun 2004 - 2006, diolah. Tabel 4 - 1 Rasio Solvabilitas PT Wijaya Karya (Persero) Tbk Tahun 2004 - 2006
URAIAN Des 2004 Des 2005 Des 2006 1. Jumlah Hutang 417,250 468,400 606,522 (Jutaan Rupiah) 2. Jumlah Aktiva 1,956,828 2,097,931 2,655,143 (Jutaan Rupiah) 3. Modal 292,347 329,383 402,258 (Jutaan Rupiah) Debt Ratio 0.21 0.22 0.23 (kali) Total Debt to Equity 1.43 1.42 1.51 (kali) Sumber : Laporan Keuangan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. Tahun 2004 - 2006, diolah. RATA-RATA INDUSTRI Tahun 2004 - 2005
URAIAN 1. Jumlah Hutang (Jutaan Rupiah) 2. Jumlah Aktiva (Jutaan Rupiah) 3. Modal (Jutaan Rupiah) Debt Ratio (kali) Total Debt to Equity (kali)
Des 2004
Des 2005
Des 2006
0.18
0.21
0.16
1.02
(4.30)
0.85
2. RASIO SOLVABILITAS
PERIODE 31 DESEMBER 2004 URAIAN 1. Jumlah Hutang (Jutaan Rupiah) 2. Jumlah Aktiva (Jutaan Rupiah) 3. Modal (Jutaan Rupiah) Debt Ratio (kali) Total Debt to Equity (kali)
PT Adhi Karya (Persero) Tbk
PT Surya Semesta PT Total Bangun Internusa Tbk Persada Tbk
PT Truba Alam Manunggal Tbk
PT Wijaya Karya Rata-Rata Tbk Industri
668,972
326,002
36,179
-
417,250
289,681
1,824,283
1,389,681
499,492
4,681
1,956,828
1,134,993
330,478
228,770
171,852
(12,427)
292,347
202,204
0.37
0.23
0.07
-
0.21
0.18
2.02
1.43
0.21
-
1.43
1.02
PERIODE 31 DESEMBER 2005 URAIAN 1. Jumlah Hutang (Jutaan Rupiah) 2. Jumlah Aktiva (Jutaan Rupiah) 3. Modal (Jutaan Rupiah) Debt Ratio (kali) Total Debt to Equity (kali)
PT Adhi Karya (Persero) Tbk
PT Surya Semesta PT Total Bangun Internusa Tbk Persada Tbk
PT Truba Alam Manunggal Tbk
PT Wijaya Karya Rata-Rata Tbk Industri
803,413
297,137
34,357
161,574
468,400
352,976
2,413,950
1,397,422
790,581
702,916
2,097,931
1,480,560
370,850
572,573
308,850
329,383
315,074
(6,287)
0.33
0.21
0.04
0.23
0.22
0.21
2.17
0.52
0.11
(25.70)
1.42
(4.30)
PERIODE 31 DESEMBER 2006 URAIAN 1. Jumlah Hutang (Jutaan Rupiah) 2. Jumlah Aktiva (Jutaan Rupiah) 3. Modal (Jutaan Rupiah) Debt Ratio (kali) Total Debt to Equity (kali)
PT Adhi Karya (Persero) Tbk
PT Surya Semesta PT Total Bangun Internusa Tbk Persada Tbk
PT Truba Alam Manunggal Tbk
PT Wijaya Karya Rata-Rata Tbk Industri
989,883
222,809
44,608
55,067
606,522
383,778
2,869,948
1,349,231
1,000,386
1,805,392
2,655,143
1,936,020
440,661
594,112
449,251
1,333,785
402,258
644,013
0.34
0.17
0.04
0.03
0.23
0.16
2.25
0.38
0.10
0.04
1.51
0.85
Tabel 4 - 5 Debt Ratio PT Adhi Karya (Persero) Tbk vs Rata-Rata Industri Tahun 2004 - 2006
PERIODE Des 2004 Des 2005 Des 2006 Sumber : Data diolah
Debt Ratio PT Adhi Karya (Persero) Tbk Rata-Rata Industri 0.37 0.18 0.33 0.21 0.34 0.16
Tabel 4 - 6 Total Debt to Equity Ratio PT Adhi Karya (Persero) Tbk vs Rata-Rata Industri Tahun 2004 - 2006
PERIODE Des 2004 Des 2005 Des 2006 Sumber : Data diolah
Total Debt To Equity Ratio PT Adhi Karya (Persero) Tbk Rata-Rata Industri 2.02 1.02 2.17 (4.30) 2.25 0.85
Tabel 4 - 7 Rasio Aktivitas PT Adhi Karya (Persero) Tbk Tahun 2004 - 2006
URAIAN Des 2004 Des 2005 Des 2006 1. Penjualan 2,628,709 3,027,081 4,328,860 (Jutaan Rupiah) 2. Jumlah Aktiva 1,824,283 2,413,950 2,869,948 (Jutaan Rupiah) 3. Piutang Usaha 1,026,848 1,449,955 1,860,315 (Jutaan Rupiah) Total Assets Turnover ratio 1.44 1.25 1.51 (kali) Total Receivable Turnover Ratio 2.56 2.09 2.33 (kali) Sumber : Laporan Keuangan PT Adhi Karya (Persero) Tbk. Tahun 2004 - 2006, diolah. Tabel 4 - 1 Rasio Aktivitas PT Surya Semesta Internusa Tbk Tahun 2004 - 2006
URAIAN Des 2004 Des 2005 Des 2006 1. Penjualan 820,367 1,073,215 1,097,178 (Jutaan Rupiah) 2. Jumlah Aktiva 1,389,681 1,397,422 1,349,231 (Jutaan Rupiah) 3. Piutang Usaha 72,563 274,848 208,117 (Jutaan Rupiah) Total Assets Turnover ratio 0.59 0.77 0.81 (kali) Total Receivable Turnover Ratio 11.31 3.90 5.27 (kali) Sumber : Laporan Keuangan PT Surya Semesta Internusa Tbk. Tahun 2004 - 2006, diolah. Tabel 4 - 1 Rasio Aktivitas PT Total Bangun Persada Tbk Tahun 2004 - 2006
URAIAN Des 2004 Des 2005 Des 2006 1. Penjualan 1,076,562 1,162,682 1,119,818 (Jutaan Rupiah) 2. Jumlah Aktiva 499,492 790,581 1,000,386 (Jutaan Rupiah) 3. Piutang Usaha 280,473 436,079 556,555 (Jutaan Rupiah) Total Assets Turnover ratio 2.16 1.47 1.12 (kali) Total Receivable Turnover Ratio 3.84 2.67 2.01 (kali) Sumber : Laporan Keuangan PT Total Bangun Persada Tbk. Tahun 2004 - 2006, diolah.
Tabel 4 - 1 Rasio Aktivitas PT Truba Alam Manunggal Tbk Tahun 2004 - 2006
URAIAN Des 2004 Des 2005 Des 2006 1. Penjualan 2,258 279 972,286 (Jutaan Rupiah) 2. Jumlah Aktiva 4,681 702,916 1,805,392 (Jutaan Rupiah) 3. Piutang Usaha 333 396,489 342,198 (Jutaan Rupiah) Total Assets Turnover ratio 0.48 0.00 0.54 (kali) Total Receivable Turnover Ratio 6.78 0.00 2.84 (kali) Sumber : Laporan Keuangan PT Truba Alam Manunggal Tbk. Tahun 2004 - 2006, diolah. Tabel 4 - 1 Rasio Aktivitas PT Wijaya Karya (Persero) Tbk Tahun 2004 - 2006
URAIAN Des 2004 Des 2005 Des 2006 1. Penjualan 2,476,225 2,601,509 2,601,509 (Jutaan Rupiah) 2. Jumlah Aktiva 1,956,828 2,097,931 2,655,143 (Jutaan Rupiah) 3. Piutang Usaha 830,400 953,045 1,382,280 (Jutaan Rupiah) Total Assets Turnover ratio 1.27 1.24 0.98 (kali) Total Receivable Turnover Ratio 2.98 2.73 1.88 (kali) Sumber : Laporan Keuangan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. Tahun 2004 - 2006, diolah. RATA-RATA INDUSTRI Tahun 2004 - 2006
URAIAN 1. Penjualan (Jutaan Rupiah) 2. Jumlah Aktiva (Jutaan Rupiah) 3. Piutang Usaha (Jutaan Rupiah) Total Assets Turnover ratio (kali) Total Receivable Turnover Ratio (kali)
Des 2004
Des 2005
Des 2006
1.19
0.95
0.99
5.49
2.28
2.87
3. RASIO AKTIVITAS
PERIODE 31 DESEMBER 2004 URAIAN 1. Penjualan (Jutaan Rupiah) 2. Jumlah Aktiva (Jutaan Rupiah) 3. Piutang Usaha (Jutaan Rupiah) Total Assets Turnover ratio (kali) Total Receivable Turnover Ratio (kali)
PT Adhi Karya (Persero) Tbk
PT Surya Semesta PT Total Bangun Internusa Tbk Persada Tbk
PT Truba Alam Manunggal Tbk
PT Wijaya Karya Rata-Rata Tbk Industri
2,628,709
820,367
1,076,562
2,258
2,476,225
1,400,824
1,824,283
1,389,681
499,492
4,681
1,956,828
1,134,993
1,026,848
72,563
280,473
333
830,400
442,123
1.44
0.59
2.16
0.48
1.27
1.19
2.56
11.31
3.84
6.78
2.98
5.49
PERIODE 31 DESEMBER 2005 URAIAN 1. Penjualan (Jutaan Rupiah) 2. Jumlah Aktiva (Jutaan Rupiah) 3. Piutang Usaha (Jutaan Rupiah) Total Assets Turnover ratio (kali) Total Receivable Turnover Ratio (kali)
PT Adhi Karya (Persero) Tbk
PT Surya Semesta PT Total Bangun Internusa Tbk Persada Tbk
PT Truba Alam Manunggal Tbk
PT Wijaya Karya Rata-Rata Tbk Industri
3,027,081
1,073,215
1,162,682
279
2,601,509
1,572,953
2,413,950
1,397,422
790,581
702,916
2,097,931
1,480,560
1,449,955
274,848
436,079
396,489
953,045
702,083
1.25
0.77
1.47
0.00
1.24
0.95
2.09
3.90
2.67
0.00
2.73
2.28
PERIODE 31 DESEMBER 2006 URAIAN 1. Penjualan (Jutaan Rupiah) 2. Jumlah Aktiva (Jutaan Rupiah) 3. Piutang Usaha (Jutaan Rupiah) Total Assets Turnover ratio (kali) Total Receivable Turnover Ratio (kali)
PT Adhi Karya (Persero) Tbk
PT Surya Semesta PT Total Bangun Internusa Tbk Persada Tbk
PT Truba Alam Manunggal Tbk
PT Wijaya Karya Rata-Rata Tbk Industri
4,328,860
1,097,178
1,119,818
972,286
2,601,509
2,023,930
2,869,948
1,349,231
1,000,386
1,805,392
2,655,143
1,936,020
1,860,315
208,117
556,555
342,198
1,382,280
869,893
1.51
0.81
1.12
0.54
0.98
0.99
2.33
5.27
2.01
2.84
1.88
2.87
Tabel 4 - 8 Total Assets Turnover Ratio PT Adhi Karya (Persero) Tbk vs Rata-Rata Industri Tahun 2004 - 2006
PERIODE Des 2004 Des 2005 Des 2006 Sumber : Data diolah
Total Assets Turnover Ratio PT Adhi Karya (Persero) Tbk Rata-Rata Industri 1.44 1.19 1.25 0.95 1.51 0.99
Tabel 4 - 9 Total Receivable Turnover Ratio PT Adhi Karya (Persero) Tbk vs Rata-Rata Industri Tahun 2004 - 2006
PERIODE Des 2004 Des 2005 Des 2006 Sumber : Data diolah
Total Receivable Turnover Ratio PT Adhi Karya (Persero) Tbk Rata-Rata Industri 2.56 2.09 2.33
5.49 2.28 2.87
4. RASIO PROFITABILITAS
URAIAN 1. Penjualan (Jutaan Rupiah) 2. Jumlah Aktiva (Jutaan Rupiah) 3. Laba Sebelum Pajak (Jutaan Rupiah) 4. Laba Sesudah Pajak (Jutaan Rupiah) Return on Assets Ratio (%) Net Profit Margin Ratio (%)
URAIAN 1. Penjualan (Jutaan Rupiah) 2. Jumlah Aktiva (Jutaan Rupiah) 3. Laba Sebelum Pajak (Jutaan Rupiah) 4. Laba Sesudah Pajak (Jutaan Rupiah) Return on Assets Ratio (%) Net Profit Margin Ratio (%)
URAIAN 1. Penjualan (Jutaan Rupiah) 2. Jumlah Aktiva (Jutaan Rupiah) 3. Laba Sebelum Pajak (Jutaan Rupiah) 4. Laba Sesudah Pajak (Jutaan Rupiah) Return on Assets Ratio (%) Net Profit Margin Ratio (%)
PT Adhi Karya (Persero) Tbk 2,628,709 1,824,283
PERIODE 31 DESEMBER 2004 PT Surya PT Total Bangun PT Truba Alam Semesta Persada Tbk Manunggal Tbk Internusa Tbk 820,367 1,076,562 2,258 1,389,681
499,492
4,681
PT Wijaya Karya Tbk
Rata-Rata Industri
2,476,225
1,400,824
1,956,828
1,134,993
93,536
(73,353)
60,336
(316)
95,645
35,170
69,095
(65,292)
42,800
(317)
79,534
25,164
5.13
(5.28)
12.08
(6.75)
4.89
2.01
2.63
(7.96)
3.98
(14.04)
3.21
(2.44)
PT Adhi Karya (Persero) Tbk 3,027,081
PERIODE 31 DESEMBER 2005 PT Surya PT Total Bangun PT Truba Alam Semesta Persada Tbk Manunggal Tbk Internusa Tbk 1,073,215 1,162,682 279
Rata-Rata Industri
2,601,509
1,572,953
2,097,931
1,480,560
2,413,950
1,397,422
790,581
115,819
20,526
86,050
(159)
95,962
63,640
77,612
5,957
62,120
(159)
78,292
44,764
4.80
1.47
10.88
(0.02)
4.57
4.34
2.56
0.56
5.34
(56.99)
3.01
(9.10)
PT Adhi Karya (Persero) Tbk 4,328,860
702,916
PT Wijaya Karya Tbk
PERIODE 31 DESEMBER 2006 PT Surya PT Total Bangun PT Truba Alam Semesta Persada Tbk Manunggal Tbk Internusa Tbk 1,097,178 1,119,818 972,286
PT Wijaya Karya Tbk
Rata-Rata Industri
2,601,509
2,023,930
2,869,948
1,349,231
1,000,386
1,805,392
2,655,143
1,936,020
128,906
38,661
142,894
285,913
135,215
146,318
95,870
25,392
102,263
227,042
105,494
111,212
4.49
2.87
14.28
15.84
5.09
8.51
2.21
2.31
9.13
23.35
4.06
8.21
Tabel 4 - 10 Rasio Profitabilitas PT Adhi Karya (Persero) Tbk Tahun 2004 - 2006
URAIAN
Des 2004 2,628,709
Des 2005 3,027,081
Des 2006 4,328,860
1. Penjualan (Jutaan Rupiah) 2. Jumlah Aktiva 1,824,283 2,413,950 2,869,948 (Jutaan Rupiah) 3. Laba Sebelum Pajak 93,536 115,819 128,906 (Jutaan Rupiah) 4. Laba Sesudah Pajak 69,095 77,612 95,870 (Jutaan Rupiah) Return on Assets Ratio 5.13 4.80 4.49 (%) Net Profit Margin Ratio 2.63 2.56 2.21 (%) Sumber : Laporan Keuangan PT Adhi Karya (Persero) Tbk. Tahun 2004 - 2006, diolah.
Tabel 4 - 1 Rasio Profitabilitas PT Surya Semesta Internusa Tbk Tahun 2004 - 2006
URAIAN
Des 2004 820,367
Des 2005 1,073,215
Des 2006 1,097,178
1. Penjualan (Jutaan Rupiah) 2. Jumlah Aktiva 1,389,681 1,397,422 1,349,231 (Jutaan Rupiah) 3. Laba Sebelum Pajak (73,353) 20,526 38,661 (Jutaan Rupiah) 4. Laba Sesudah Pajak (65,292) 5,957 25,392 (Jutaan Rupiah) Return on Assets Ratio (5.28) 1.47 2.87 (%) Net Profit Margin Ratio (7.96) 0.56 2.31 (%) Sumber : Laporan Keuangan PT Surya Semesta Internusa Tbk. Tahun 2004 - 2006, diolah.
Tabel 4 - 1 Rasio Profitabilitas PT Total Bangun Persada Tbk Tahun 2004 - 2006
URAIAN Des 2004 Des 2005 Des 2006 1. Penjualan 1,076,562 1,162,682 1,119,818 (Jutaan Rupiah) 2. Jumlah Aktiva 499,492 790,581 1,000,386 (Jutaan Rupiah) 3. Laba Sebelum Pajak 60,336 86,050 142,894 (Jutaan Rupiah) 4. Laba Sesudah Pajak 42,800 62,120 102,263 (Jutaan Rupiah) Return on Assets Ratio 12.08 10.88 14.28 (%) Net Profit Margin Ratio 3.98 5.34 9.13 (%) Sumber : Laporan Keuangan PT Total Bangun Persada Tbk. Tahun 2004 - 2006, diolah.
Tabel 4 - 1 Rasio Profitabilitas PT Truba Alam Manunggal Tbk Tahun 2004 - 2006
URAIAN Des 2004 Des 2005 Des 2006 1. Penjualan 2,258 279 972,286 (Jutaan Rupiah) 2. Jumlah Aktiva 4,681 702,916 1,805,392 (Jutaan Rupiah) 3. Laba Sebelum Pajak (316) (159) 285,913 (Jutaan Rupiah) 4. Laba Sesudah Pajak (317) (159) 227,042 (Jutaan Rupiah) Return on Assets Ratio (6.75) (0.02) 15.84 (%) Net Profit Margin Ratio (14.04) (56.99) 23.35 (%) Sumber : Laporan Keuangan PT Truba Alam Manunggal Tbk. Tahun 2004 - 2006, diolah.
Tabel 4 - 1 Rasio Profitabilitas PT Wijaya Karya (Persero) Tbk Tahun 2004 - 2006
URAIAN Des 2004 Des 2005 Des 2006 1. Penjualan 2,476,225 2,601,509 2,601,509 (Jutaan Rupiah) 2. Jumlah Aktiva 1,956,828 2,097,931 2,655,143 (Jutaan Rupiah) 3. Laba Sebelum Pajak 95,645 95,962 135,215 (Jutaan Rupiah) 4. Laba Sesudah Pajak 79,534 78,292 105,494 (Jutaan Rupiah) Return on Assets Ratio 4.89 4.57 5.09 (%) Net Profit Margin Ratio 3.21 3.01 4.06 (%) Sumber : Laporan Keuangan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. Tahun 2004 - 2006, diolah. RATA-RATA INDUSTRI Tahun 2004 - 2006
URAIAN 1. Penjualan (Jutaan Rupiah) 2. Jumlah Aktiva (Jutaan Rupiah) 3. Laba Sebelum Pajak (Jutaan Rupiah) 4. Laba Sesudah Pajak (Jutaan Rupiah) Return on Assets Ratio (%) Net Profit Margin Ratio (%)
Des 2004
Des 2005
Des 2006
2.01
4.34
8.51
(2.44)
(9.10)
8.21
- 2006, diolah.
006, diolah.
- 2006, diolah.
2006, diolah.
Tabel 4 - 11 Return on Assets Ratio PT Adhi Karya (Persero) Tbk vs Rata-Rata Industri Tahun 2004 - 2006
PERIODE Des 2004 Des 2005 Des 2006 Sumber : Data diolah
Return on Assets Ratio (%) PT Adhi Karya (Persero) Tbk Rata-Rata Industri 5.13 2.01 4.80 4.34 4.49 8.51
Tabel 4 - 12 Net Profit Margin Ratio PT Adhi Karya (Persero) Tbk vs Rata-Rata Industri Tahun 2004 - 2006
PERIODE Des 2004 Des 2005 Des 2006 Sumber : Data diolah
Net Profit Margin Ratio (%) PT Adhi Karya (Persero) Tbk Rata-Rata Industri 2.63 (2.44) 2.56 (9.10) 2.21 8.21