ANALISIS KETERKAITAN ANTARA KEBIJAKAN DIVIDEN DAN KEBIJAKAN HUTANG PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) TAHUN 2004 – 2006 (Studi Kasus Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)
OLEH : MUHAMAD JAJI NIM. 103081029199
JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIFHIDAYATULLAH JAKARTA 2008
1
ANALISIS KETERKAITAN ANTARA KEBIJAKAN DIVIDEN DAN KEBIJAKAN HUTANG PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) TAHUN 2004 – 2006 (Studi Kasus Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Untuk Memenuhi Syaratsyarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
OLEH :
MUHAMAD JAJI 103081029199 Di bawah Bimbingan
Pembimbing I
Pembimbing II
Indoyama Nasarudin, SE,.MAB NIP. 150 317 593
Prof. DR. Ahmad Rodoni, MM NIP. 150 317 955
JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIFHIDAYATULLAH JAKARTA 2008 2
ANALISIS KETERKAITAN ANTARA KEBIJAKAN DIVIDEN DAN KEBIJAKAN HUTANG PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) TAHUN 2004 – 2006 (Studi Kasus Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Untuk Memenuhi Syaratsyarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
OLEH :
MUHAMAD JAJI 103081029199 Di bawah Bimbingan Pembimbing I
Pembimbing II
Prof. DR. Ahmad Rodoni, MM NIP. 150 317 955
Indoyama Nasarudin, SE,.MAB NIP. 150 317 593
Penguji Ahli
Prof. DR. Abdul Hamid, MS NIP. 131 474 891 JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIFHIDAYATULLAH JAKARTA 2008
3
Hari ini Senin Tanggal Tujuh Belas Bulan Desember Tahun Dua Ribu Tujuh telah dilakukan Ujian Komprehensif atas nama muhamad jaji NIM:103081029199 dengan judul Skripsi “ANALISIS KETERKAITAN
ANTARA KEBIJAKAN
DIVIDEN DAN KEBIJKAN HUTANG PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) TAHUN 2004 – 2006 ”. Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta,17 Desember 2007
Tim Penguji Komprehensif
Prof. DR. Ahmad Rodoni, MM
Indoyama Nasarudin, SE,.MAB
Ketua
Sekertaris
Prof. DR. Abdul Hamid, MS Penguji Ahli
4
Daftar Riwayat Hidup
Biodata Nama Tempat & Tanggal Lahir Agama Kebangsaan Alamat E-mail
: Muhamad Jaji : Bogor, 11 Maret 1983 : Islam : Indonesia : Kp. Baru Rt. 05 Rw. 02 Ds. Jampang Kec. Gunungsindur Kab. Dati II Bogor Kode Pos. 16340. HP. 0856 8878616 / 02191349193 :
[email protected]
Latar Belakang Pendidikan Pendidikan Formal: 1993 – 1998 1998 – 2000 2000 – 2003 2003 – 2008
: MIS. Al Mu’awanah Jampang : MTs. Darussalam Parung Bogor : SMU Al Ghazali Curug Parung Bogor : Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah (UIN) Jakarta Fakultas. Ekonomi dan Ilmu Sosial, Jurusan. Manajemen Keuangan & Pasar Modal.
Pendidikan Non Formal: 2003 – 2004
: Kursus Komputer di Global Effendi Center
Pengalaman Kerja: 1. 2. 3. 4. 5.
Mengajar Privat Bahasa Inggris di BETA GAMMA Mengajar di SD/MI Desa Jampang Bekerja di Prima Inreksa Industries Cikupa Tangerang Bag. HRD Panitia Pmilihan Kepala Desa Jampang Bag. Sekretaris Pelatihan Kecakapan Materi Dasar (KMD)
5
ABSTRACT The research aim to analyze the simultaneous relation between dividend And debt policies in the Companies listed in Indonesia Stock Exchange. The FactorsExamined are dividend, debt, Beta, Earning Volatility, groth and Profitability. To estimate Simultaneous relation between these factor we used SLS (Stage Least Square) because the debt and dividend modal have simultaneous relation the result of the analisis indicate that dividend and debt policy have significant influence at α = 0.05 to DEr 0.00000, Volatility 0.0318, and growth 0.4986, have Signifacant influence at α = 0.05 to DPR 0.00014, Volatilitas 0.0394, and debt have Significant Influence at α = 0.05 to DPR 0.00014, Volatilitas 0.0394, and Profitability 0.0413, have Significant Influence at α = 0.05. The result of F – tes analysis show that have significant influence simultaneous at α 5℅ Key Word
: Simultanous, debt, divided, beta, earning, Volatilitas, Growth, Profitability.
6
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh hubungan simultan antara kebijakan dividend an kebijakan hutang pada perusahaan yang terdaftar di bursa Efek Indonesia, dan faktornya adalah dividen, hutang, beta, Volatilitas pendapatan, pertumbuhan dan profitabilitas semuanya mempunyai hubungan pasda semua Faktor ini. Kita dapat menggunakan tahap kuadrat terkecil karena dividn mempunyai hubungan. Dengan pengujian analisis hubungan simultan. Bahwa dividen mempunyai hubungan pengaruh yang signifikan α = 0.05 pada DER 0.00000 Volatilitas 0.0318, pertumbuhan 0.4986 mempunyai hubungan yang tidak signifikan α =0.05 hutang mempunyai hubungan yang signifikan α = 0.05 pada dpr 0.001, Volatilitas 0.0394, dan Profitabilitas 0.0413, mempunyai hubungan yang signifikan α =0.05. Hasil dari Uji F tes mnunjukan bahwa mempunayai pengaruh hubungan yang simultan α =0.05 Kata Kunci
: Simultan, Hutang dividen, beta, Volatilitas pendapatan Pertumbuhan dan Profitabilitas.
7
KATA PENGANTAR
ﺒﺴﻢأﻠﻠﻪأﻠﺮﺤﻤﻦأﻠﺮﺤﻴﻢ Alhamdulillah. Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya yang memberikan nikmat sehat dan iman-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan lancar. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah memberikan tauladan kepada seluruh umat manusia kepada jalan kebenaran. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan karena keterbatasan penulis baik baik dalam pengetahuan maupun dalam teknik penulisannya, oleh karena itu dengan rendah hati dan lapang dada penulis mengharapkan saran dan kritiknya yang bersifat membangun dari semua pihak. Penyelesaian ini skripsi ini tidak terlepas dari kontribusi beberapa pihak, karenanya penulis penulis dengan sepenuh hati mengucapkan terima kasih kepada semua pihak baik secara langsung maupun tidak secara langsung yang membantu, mendorong serta memberikan inspirasi sehingga skripsi ini bias selesai sesuai dengan target. Secara khusus penulis ucapkan terima kasih kepada : 1. Terima kasih yang sebesar-besarnya untuk Ayahanda (Alm) dan Ibunda tercinta
yang
senantiasa
memberikan
doa,
bimbingan,
kesabaran,
keikhlasannya dan bantuan baik secara moril maupunm materil. Semoga Allah SWT selalu memberikan perlindungan dan rahmatNya pada Ayahanda (Alm) dan Ibunda tercinta. 2. Bapak Prof. DR. Ahmad Rodoni, MM. selaku dosen pembimbing I, yang telah meluangkan waktu dan fikirannya dalam membimbing skripsi ini, dari proses review samapi selesai skripsi ini beliau banyak membantu meskipun ditengah kesibukannya tetapi beliau tidak pernah lelah untuk mendengarkan dan memberikan solusi kepada penulis. 3. Bapak Indoyama Nasarudin, SE. MAB. selaku dosen pembimbing II, yang telah meluangkan waktu dan fikirannya dalam membimbing skripsi ini, hingga skripsi ini selesai. 8
4. Bapak Drs. Moh. Faisal Badroen, MBA. Selaku dekan Fakulatas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarifhidayatullah Jakarta. 5. Bapak Prof. DR. Abdul Hamid, MS. Selaku penguji ahli terimakasih atas nasehat dan curahan ilmunya. 6. Seluruh dosen, karyawan dan petugas perpustakaan Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial atas semua curahan ilmu, bantuan, perhatian dan pelayanannya, semoga bermanfaat bagi kami. 7. Pegawai perpustakaan Bank Indonesia (BI) Jakarta, yang telah banyak membantu penulis dalam untuk mendapatkan data-data yang diperlukan oleh penulis. 8. Terima kasih kepada kakek, nenek, ncank, ncink dan adik-adik aku atas segala bantuannya baik moril maupun materil. 9. Terima kasih kepada teman-teman manajemen angkatan 2003, yang ada di kelas manajemen A, B, C dan D. Khususnya bagi teman-teman kelas manajemen C angkatan 2003, tumbuh dan berkembang di kelas manajemen C. Terima kasih atas dukungan dan semangatnya. 10. Terima kasih khususnya kepada temanku Dida Yunta Hendrasman, Samsul Anwar AH dan someone, terima kasih atas segala bimbingan, sharing dan bantuannya selama ini sehingga skripsi ini dapat selesai. Dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, karena keterbatasan ruang dan waktu. Akhirnya penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya dan hanya iringan do’a yang dapat penulis berikan untuk setiap kebaiakn yang telah kalian berikan. Akhirnya penulis berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang memerlukannya. Amiiin Jakarta, 15 September 2008 Penulis
9
DAFTAR ISI
Hal Pengesahan…………………………………………………………………... i Abstract………………………………………………………...……………….. iii Abstrak………………………………………………………………………….. iv Kata Pengantar…………………………………………………………...……… v Daftar Isi ………..……………………………………………………………… vii Daftar Tabel………………………………………………….……………..……. x Daftar Gambar………………………………………………..…………………. xi Daftar Lampiran……………………………………………………………...…. xii BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………… 1 A. Latar Belakang …………………………………………………………... 1 B. Perumusan Masalah ……………………………………………………… 9 C. Tujuan Penelitian ……………..………………………………………….. 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ……………………………………………… 12 A. Kebijakan Dividen
……………………………………………………...
11 1. Pengertian Dividen ………………………………………………… 15 2. Kebijakan Dividend an Nilai Perusahaan ………………………….. 18 3. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Dividen ………………………. 19 4. Macam-macam Kebijakan Dividen ……………………………….. 22
10
5. Kontroversi Kebijakan Dividen …………………………………… 23 6. rasio Keuangan …………………………………………………….. 26 B. Kebijakan Hutang …………… ...………………………...…………..... 27 1. Determinan Hutang ………………………………………………… 30 2. Kebijakan Hutang dan Nilai Perusahaaan …………………………. 31 C. Rasio Profitabilitas…………. ……………..…………………………… 32 D. Risiko Pasar ……………………………………………………………. 34 E. Rasio Pertumbuhan …………………………………………………….. 34 F. Volatilitas Pendapatan …………………………………………………. 36 G. Kerangka Pemikiran ……………………………………………………. 37 H. Hipotesa Penelitian ……………………………………………………... 38 I. Penelitian Sebelumnya …………………………………………………. 38 J. Variabel-Variabel Penelitian ………………………………………….... 40 BAB III METODE PENELITIAN …………………………………………. 33 A. Ruang Lingkup Penelitian …………………………………………….... 42 B. Metode Penentuan Populasi dan Sampel Penelitian …………………… 43 C. Metode Pengambilan Data dan Objek Penelitian ……………………… 45 D. Metode Analis dan Uji Hipotesis ……………………………………… 45 1. Metode Analis……………………………………………………… 45 2. Uji Hipotesis …………..…………………………………………… 47 3. Uji Kausalitas Granger ……………………………………………. 49 4. Uji Analis Stage Least Square (SLS) ……………………………… 49 E. Operasional Variabel ………………………………………………….... 49
11
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN…………………………………..…. 50 A. Gambaran Umum Objek Penelitian …………………………..………. 53 1. Sejarah PT Bursa Efek Indonesia (JSX Annual Report) ………….. 53 2. Lembaga-lembaga yang terlibat di bursa Efek indpnesia ………….. 56 3. Mekanisme Perdagangan ………………………………………….. 59 B. Hasil Analis dan Pembahasan………………………………………….. 61 1. Analis Deskriftif……………………………………………………. 61 2. Uji Kausalitas Granger……………………………………..……… 62 3. Pengujian Model Stage Least Square (SLS) ……………………… 72 a. Uji Koefisien Determinasi ………………………………… 76 4. Uji Hipotesis Persamaan Dividen ………………………………… 76 a.
Uji F ( Simultan ) …………………………………….......... 76
b.
Uji T ( Parsial ) ……………………………………………. 76
5. Uji Hipotesis Persamaan DER ……………………………………. 77 a.
Uji F ( Simultan ) …………………………………………. 77
b.
Uji T (Parsial ) ……………………………………………. 77
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI……………………………….... 79 A. Kesimpulan……………………………………………………………. 79 B. Implikasi……………………………………………………………….. 82 Daftar Pustaka………. ……............................................................................... 83 Lampiran
12
DAFTAR TABEL
1. Tabel 4.1 Daftar Perusahaan dan Total asset 2. Tabel 4.2 Jumlah Populasi dan Sample 3. Tabel 4.3 Distribusi Sampel menurut sektor Industri 4. Tabel 4.4 Tabel Analisis Deskriftif 5. Tabel 4.5 Tabel Uji Kausalitas Granger Hubungan dua Arah 6. Tabel 4.6 Uji Model Stage Least Square ( SLS)
13
DAFTAR GAMBAR
1. Gambar2.2 Kerangka Pemikiran
14
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dengan semakin berkembangnya dunia usaha dan semakin rumitnya situasi yang dihadapi oleh perusahaan modern masa kini, maka semakin luas pula ruang lingkup dan peran seorang manager keuangan. Dalam Manajemen Keuangan modern sekarang ini fungsi manager keuangan dapat dibagi menjadi tiga tugas pokok yaitu: Memutuskan
alternatif
pembiayaan
Fungsi
ini
berkaitan
dengan
pengambilan keputusan di dalam memilih alternatif pembiayaan terbaik dari berbagai alternatif sumber dana yang tersedia, sehingga diperoleh suatu kombinasi pembiayaan. Menetapkan pengalokasian dana Fungsi yang dijalankan ini mencakup keputusan yang harus dilakukan oleh manajer keuangan didalam menetapkan kombinasi dari harta. yang paling baik bagi perusahaan. Kebijakan pembagian dividen Kewajiban manager keuangan di dalam menetapkan
kebijakan
pembagian
dividen
karena
fungsi
ini
akanmempengaruhi nilai dari perusahaan tersebut, yang akan memberikan gambaran atas kemakmuran para pemilik. Di dalam menetapkan kebijakan dividen, seorang manager keuangan menganalisis sampai seberapa jauh pembelanjaan dari dalam perusahaan sendiri yang akan dilakukan oleh perusahan dapat di pertanggung jawabkan. Hal ini mengingat bahwa hasil operasi yang ditanamkan kembali dalam perusahaan sesungguhnya dana pemilik perusahaan yang tidak dibagikan 15
sebagai dividen. Oleh sebab itu, atas dasar pertimbangan antara risiko dan hasil perlu diputuskan apakah lebih baik hasil operasi tersebut dibagikan saja sebagai dividen ataukah ditanamkan kembali dalam bentuk laba ditahan, yang merupakan
sumber
dana
permanen
yang
perlu
dipertimbangkan
pemanfaatannya Di dalam perluasan dan pengembangan usaha perusahaan. Ketiga fungsi pokok dari manager keuangan tersebut pada akhirnya hanya mengarah pada satu tujuan yaitu memaksimalkan nilai dari perusahaan bagi para pemiliknya. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa nilai perusahaan sangat ditentukan oleh kebijakan keuangan yang menggambarkan komposisi pembiayaan dalam struktur keuangan perusahaan dan juga besarnya dividen yang dibagikan perusahaan haruslah bertujuan memaksimalkan kesejahteraan pemegang saham, dengan cara memaksimalkan nilai saham perusahaan. Tujuan ini tidak hanya merupakan kepentingan para pemegang saham semata, Namur juga akan memberikan manfaat yang tebaik bagi masyarakat dilingkungan perusahaan sebagai gambaran kemakmuran para pemiliknya. Untuk dapat menciptakan kesejahteraan, perusahaan dituntut mampu memanfaatkan sumberdaya yang terbatas. Dan beroperasi pada tingkat productivitas yang optimal dengan tujuan ini tugas manager keungan adalah menciptakan kesejahteraan bagi para pemegang saham. Disamping itu melalui laporan penelitian yang telah dilakukan menunjukkan fenomena bahwa hutang dan dividen memiliki keterkaitan. Friend & Lang (1988), melaporkan bahwa perusahaan yang memiliki
16
volatilitas pendapatan yang lebih besar dan perusahaan yang mengalokasikan dana penelitian dan pengembangan yang besar, menggunakan hutang yang lebih kecil. Selain itu, menurut Crutchley dan Hansen (1998), volatilitas pendapatan yang lebih besar akan mengarahkan pada hutang yang lebih rendah dan juga berkaitan dengan pembayaran dividen yang lebih besar. Sementara dalam laporan yang sama dikemukakan bahwa perusahaan yang berukuran besar cenderung menggunakan hutang yang lebih besar, dan juga membayarkan dividen dalam jumlah yang lebih besar juga. Disamping beberapa temuan di atas, terdapat juga beberapa laporan yang mengemukakan mengenai faktor yang
mempengaruhi
kebijakan
dividen
maupun
kebijakan
hutang.
Peningkatan dividen diharapkan dapat mengurangi biaya keagenan. Hal ini disebabkan dimana Dividen yang besar menyebabkan rasio laba ditahan akan kecil sehingga perusahaan membutuhkan tambahan dana dari sumber eksternal, seperti emisi saham baru. Penambahan dana menyebabkan kinerja manajer dimonitor oleh bursa dan penyedia dana baru. Pengawasan kinerja menyebabkan manajer bertindak sesuai dengan kepentingan pemegang saham sehingga mengurangi biaya yang berkaitan dengan emisi saham baru (floating cost). (Crutchley dan Hansen : 1989) Menurut Holder, Langrehr, dan Hexter (1998), ada beberapa faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen antara lain modal organisasional (NOC) yang diproksikan dengan fokus perusahaan dan juga ukuran perusahaan. Sedangkan Borton, Hill dan Sundaram (1989) memberikan
17
laporan mengenai variabel yang mempengaruhi kebijakan hutang dan struktur modal, yakni modal organisasional, pertumbuhan perusahaan, resiko, ukuran besarnya perusahaan dan volatilitas pendapatan. Selain itu, D’Souza dan Saxena (1999) melaporkan variabel nilai pasar per nilai buku, risiko pasar, dan pertumbuhan perusahaan mempengaruhi kebijakan dividen. Sementara Suhartono (2004), dalam meneliti keterkaitan antara kebijakan dividen dan kebijakan hutang secara simultan, menggunakan variabel kontrol yaitu modal organisasional, risiko pasar
(beta),
pertumbuhan
perusahaan,
volatilitas
pendapatan,
dan
profitablitas. Keputusan Dividen akan berhubungan dengan penentuan pembagian pendapatan (Earning) untuk di bayarkan kepada pemegang saham. semakin tinggi dividen yang di bayarkan berarti semakin rendah laba yang akan ditahan. Akibatnya akan menghambat pertumbuhan perusahaan. Sehingga harga saham kemungkinan akan semakin turun. Dan sebaliknya bila dividen tidak di bagikan laba yang di tahan menjadi besar yang selanjutnya dapat di pergunakan untuk membiayai ekspansi perusahaan. Dengan demikian perusahaan menjadi berkembang dan dampaknya akan meningkatkan harga saham. Perusahaan haruslah bertujuan untuk memaksimalkan kesejahtraan pemegang saham, dengan cara memaksimalkan nilai saham prusahaan. Tujuan ini tidak hanya merupakan kepentingan bagi para pemegang saham semata,
18
Namur juga akan memberikan manfaat yang terbaik bagi masyarakat di lingkungan prusahaan. Untuk dapat menciptakan kesejahteraan, perusahaan di tuntut mampu memanfaatkan sumberdaya yang terbatas. Dan beroperasi pada tingkat productivitas yang optimal dengan tujuan ini tugas manager keuangan adalah menciptakan kesejahteraan bagi para pemegang saham. Berdasarkan pada penjelasan diatas maka peneliti mencoba mengelompokan perusahaan yang dapat membagikan dividen tampa harus mengorbankan pertumbuhan perusahaan antara lain: Jumlah Daftar Perusahaan Yang membagikan Dividen dilihat dari Total Asset Yang dimiliki Perusahaan Total Asset 2004 2005 2006 No Nama Perusahaan 1 Indocemen Tunggal Prakarsa Tbk. 2
Holcim Indonesia Tbk.
3
Semen Gresik Tbk.
4
Asahimas Flat Glass Tbk.
5
Mulia Indrustrindo Tbk.
6
Unggul Indah Cahaya Tbk
7
Argha Karya Prima ind, Tbk
8
Trias sentosa Tbk.
9
Charoen pokphand indonesia Tbk
10
JAPFA Comfeed indonesia Tbk.
11
Sieredproduce Tbk.
12
Barito Pacific Timber Tbk.
13
Sumalindo Lestari Jaya Tbk.
14
Fajar Suryawisesa Tbk.
15
Indah Kiat Pup & Paper Corp Tbk.
1,710,352
1,709,355
1,530,173
7,520,403
7,324,210
7,065,846
6,640,561
7,296,964
7,496,419
1,564,031
1,565,679
1,629,669
4,411,869
4,115,990
3,780,131
2,724,338
2,698,410
2,747,039
1,425,757
1,463,009
1,460,273
1,911,757
2,104,464
2,020,478
2,611,404
2,620,029
2,902,419
3,012,536
3,338,840
3,622,463
1,254,009
1,157,773
1,113,796
3,348,386
2,290,291
1,739,140
1,163,351
1,230,305
1,520,602
2,628,415
2,881,808
3,421,892
50,295,008
51,617,367
47,646,020
19
16
Surabaya Agung Industry Pulp Tbk.
17
Suparma Tbk
18
Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk.
19
Dynaplast Industries Tbk.
20
Astra Int’l Tbk.
21
Astra Otoparts Tbk.
22
Branta Mulia Tbk.
23
Gajah Tunggal Tbk
24
Indomobil Sukses Internasional Tbk
25
Polychemen indonesia Tbk.
26
Argo pantes Tbk.
27
Polysindo Eka Prakarsa Tbk.
28
Tifico Tbk.
29
Davomas Abadi Tbk.
30
Indofood sukses Makmur Tbk.
31
Mayora Indah Tbk.
32
Alumindo Light Metal Inds Tbk
33
SMART Tbk.
34
Tunas Baru Lampung Tbk.
35
Ultra Jaya Milk Tbk.
36
Gudang Garam Tbk.
37
HM. Sampoerna Tbk.
38
Bentoel International Investama Tbk.
39
Kimia Farma (Persero) Tbk.
40
Kalbe Farma Tbk.
41
Tempo Scan Pacific Tbk. (Ps)
42
Unilever indonesia Tbk
2,225,462
2,121,633
2,202,306
1,085,461
1,320,219
1,381,434
19,794,288
20,709,412
19,102,295
998,118
1,073,712
1,123,946
39,145,053
46,985,862
57,929,290
2,436,481
3,028,465
3,028,160
1,710,352
1,709,355
1,530,173
6,341,117
7,479,373
7,276,025
3,422,524
4,275,871
4,418,692
4,549,288
4,431,915
3,987,067
1,759,150
1,954,646
1,960,252
6,555,484
6,093,780
5,848,629
2,547,453
2,670,399
2,523,042
1,577,951
1,746,895
2,707,801
15,669,008
14,786,084
16,112,493
1,280,645
1,459,969
1,553,377
931,927
805,745
1,249,710
3,972,684
4,597,227
5,311,931
1,352,092
1,451,439
2,049,163
1,300,240
1,254,444
1,249,080
20,591,389
22,128,851
21,733,034
11,563,295
11,934,600
12,659,804
1,956,823
1,842,317
2,347,942
1,173,438
1,177,603
1,261,225
3,016,864
4,728,369
4,624,619
2,141,419
2,345,760
2,479,251
3,663,709
3,842,351
4,626,000
Sumber : Data Bursa Efek Indonesia ( BEI)
20
Dari Data di atas dapat kita ketahui bahwa tidak semua perusahaan dapat membagikan dividen. Brigham dan Gapenski (1999) menyatakan bahwa setiap perubahan dalam kebijakan dividen pembayaran dividen akan memiliki dua dampak yang berlawanan. Apabila dividen akan dibayarkan semua, kepentingan cadanagn akan terabaikan . sebaliknya apabila laba akan ditahan semua, maka kepentingan pemegang saham akan uang kas juga terabaikan. Untuk menjaga kedua kepentingan , manager keuangan harus menempuh kebijakan dividen yang optimal. Teori kebijakan dividen yang optimal diartikan sebagai rasio pembayaran dividen yang ditetapkan dengan memperhatikan kesempatan untuk menginvestasikan dana serta sebagai freferensi yang di miliki oleh para investor mengenai Dividen dari pada Capital Again (Husnan , 1998). Kebijakan Dividen tersebut juga dipandang untuk menciptakan keseimbangan diantara dividen saat ini dan pertumbuhan dimasa mendatang sehingga memaksimumkan harga Saham. Pertumbuhan perusahaan terus-menerus adalah di perlukan agar dapat hidup dan memberi kemakmuran yang lebih tinggi kepada pemilik saham. Untuk tumbuh, perusahaan memerlukan dana yang lebih besar untuk mendanai perluasan investasinya.dana tersebut dapat di peroleh dari berbagai sumber. Baik sumber internal maupun sumber eksternal. Sumber internal dapat berupa depresiasi dan laba ditahan. Sumber dana eksternal dapat berupa pinjaman dari perusahaan lainnya. Menjual obligasi atau menjual saham baru. Apabila perusahaan mengandalkan pendanaan investasi dengan menggunakan
21
laba ditahan maka dividen yang dibagikan akan berkurang. Sebaliknya apabila perusahaan menggunakan sumber dana eksternal maka ada kecendrungan membagikan dividen yang lebih besar. Bagi para pemegang saham yang tidak menyukai risiko akan mensyaratkan bahwa semakin tinggi risiko statu perusahaan semakin tinggi keuntungan yang diharapkan sebagai imbalan. Dividen saat ini mempunyai nilai yang lebih tinggi dari pad capital again yang akan diterima dimasa mendatang. Dengan demikian pemegang saham yang takut risiko akan lebih menyukai menerima dividen dari pada Capital Again. Ada beberapa factor yang mempengaruhi kebijakan dividen antara lain yang di kemukakan oleh bambang Riyanto (1995) bahwa kebijakan dividen ini di pengaruhi oleh posisi Liquiditas, Kebutuhan dana untuk membayar hutang,
tingkat
pertumbuhan
perusahaan
dan
pengawasan
terhadap
perusahaan. Sedangkan Husnan dan Pudjiastuti (1994), menyebutkan Operating Cash Flor tingkat laba, kesempatan investasi, biaya transaksi, dan pajak perorangan. Beberapa Factor tersebut bisa menyebabkan pembayaran dividen yang lebih tinggi dan beberapa Factor berpengaruh sebaliknya. Oleh karena itu penelitian terhadap factor-faktor yang mempengaruhi dividen layout ratio pada perusahaan, apakah factor tersebut tetap konsisten atau tetap berpengaruh. Berdasarkan penjelasan diatas maka penelitian ini berjudul ”ANALISIS KETERKAITAN SECARA SIMULTAN ANTARA KEBIJAKAN DIVIDEN DAN KEBIJAKAN HUTANG PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK JAKARTA PERIODE TAHUN 2004-2006”
22
B. Perumusan Masalah Berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan berdasarkan latar belakang di atas maka penelitian ini akan membahas beberapa permasalahan yaitu: 1. Bagaimana pengaruh risiko pasar, volatilitas pendapatan, hutang dan pertumbuhan terhadap kebijakan dividen? 2. Bagaimana pengaruh volatilitas pendapatan, Pertumbuhan, dividen dan profitabilitas terhadap kebijakan hutang? 3. Apakah terdapat hubungan interdependensi (keterkaitan simultan) antara kebijakan dividen dan kebijakan hutang secara simultan ? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian a. Penelitian ini dimaksudkan untuk : 1) Memberikan temuan empiris mengenai pengaruh risiko pasar terhadap kebijakan dividen. 2) Memberikan temuan empiris mengenai pengaruh volatilitas pendapatan terhadap kebijakan dividen. 3) Memberikan temuan empiris mengenai pengaruh pertumbuhan terhadap kebijakan dividen. 4) Memberikan temuan empiris mengenai volatilitas pendapatan terhadap kebijakan hutang. 5) Memberikan temuan empiris mengenai pertumbuhan terhadap kebijakan hutang.
23
6) Memberiakan temuan empiris mengenai tingkat profitabilitas terhadap kebijakan hutang. 7) Memberikan temuan empiris mengenai terdapat atau tidak hubungan interdependensi antara kebijakan dividen dan kebijakan hutang secara simultan. 2. Manfaat Penelitian a. Bagi Penulis Sebagai bahan pengembangan diri dan menambah pengetahuan bagi penulis akan pengetahuan tentang beberapa faktor yang terjadi dalam dunia usaha secara Riil dengan gambaran teori yang ada. Serta dapat memperluas dan mempertajam wawasan penulis. b. Bagi Akademis Sebagai bahan acuan dan pedoman dalam pengembangan agar dapat di peroleh hasil penelitian yang akurat dengan harapan dapat di gunakan
sebagai
referensi
bagi
angkatan
berikutnya/dapat
dipergunakan dalam menghadapi permasalahan serupa. c. Bagi Investor Dengan adanya hasil penelitian ini dapat terlihat seberapa kuat atau seberapa lemah Variabel kebijakan dividen dan kebijakan hutang bagi para investor. d. Bagi Perusahaan Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam upaya menentukan strategi.
24
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kebijakan Dividen Kebijakan dividen adalah kebijakan yang dikaitkan dengan penentuan apakah laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada para pemegang saham sebagai dividen atau akan ditahan dalam bentuk laba ditahan. Rasio keuangan yang dapat digunakan untuk menilai besarnya dividen yang dibagikan kepada pemegang saham dari laba bersih sesudah pajak (EAT) adalah Rasio Pembayaran Dividen (DPR), yaitu rasio yang menunjukkan perbandingan antara Dividen Per lembar Saham (DPS) dengan Laba Per lembar Saham (LPS)
Laba ditahan merupakan salah satu sumber dana permanen yang berasal dari dalam perusahaan yang dimanfaatkan untuk perluasan dan pengembangan usaha perusahaan di masa yang akan datang, tetapi dividen merupakan arus kas yang disisihkan untuk pemegang saham. Dalam pengambilan keputusan tentang pembagian dividen perlu dipertimbangkan kelangsungan hidup dan pertumbuhan perusahaan. Menurut trading-glossary. Com (2006:1) menulis bahwa “dividen growth model is an approach that assumes dividen grow at a costant rate in perpetuity. The value of the stock equals next year’s dividends divided by the difference between the required rate of return and the assumed costant growth rate in dividends”
25
(model tingkat pertumbuhan dividen adalah suatu pendekatan yang mengasumsikan pertumbuhan dividan berada pada rasio konstan secara perpetuitas nilai dari saham itu sama dengan dividen tahun depan yang dibagi dengan perbedaan antara required rate of return dan rasio pertumbuhan dividen konstan.). Pertumbuhan Dividen = ROE X RR Return yang diharapkan oleh investor tergantung pada seberapa besar risiko yang diambil. Karena terdapat kaitan yang sangat erat antara return dengan risikonya, maka penulis akan membahas terlebih dahulu pengertian risiko itu sendiri. Risiko menurut Brown, K.C. ( 1997:11) dalam bukunya menyatakan bahwa risiko adalah ketidakpastian
suatu investasi akan
memperoleh return yang di harapkan. Menurut pudjiastuti (2004:102) klafikasi dari risiko yaitu: 1. Risiko sistimatis adalah risiko yang selalu ada dan risiko yang tidak dapat didiversifikasikan (undiversifiable), di sebut juga Risiko pasar yang berkaitan dengan perekonomian secara Makro. Misalnya purchasing Power risk, political Risk, Foreig Risk, dan risiko lainnya. 2. Risiko tidak sistimatis adalah risiko yang dapat didiversifikasi (Unsystimatic Risk) risiko ini di sebut juga risiko Khusus yang terdapat pada masing-masing perusahaan seperti risiko kebangkrutan, risiko manajemen dan risiko industri khusus perusahaan. Brigham dan Gapenski (1999) Menyatakan bahwa Sitiap Perubahan dalam Kebijakan Pembayaran Dividen akan memiliki dua Dampak yang
26
berlawanan. Apabila dividen akan di bayarkan semua maka kepentingan cadangan akan terabaikan. Sebaliknya bila laba akan di tahansemua, maka kepentingan pemegang saham akan uang kas jaga terabaikan. Untuk menjaga kedua kepentingan, manajemen keuangan harus menempuh kebijakan Dividen yang optimal. Teori kebijakan dividen yang optimal diartikan sebagai rasio pembayaran dividen yang di tetapkan dengan memperhatikan kesempatan untuk menginvestasikan dana serta sebagai preferensi yang dimiliki para investor mengenai dividen dari pada Capital again (husnan,1988)kebijakan dividen tersebut juga di pandang untuk nmenciptakan keseimbangan diantara dividen saat ini dan pertumbuhan di masa mendatangsihingga memaksimalkan harga saham. Ada beberapa factor yang mempengaruhi kebijakan dividen antara lain yang di kemukakan oleh bambang riyanto (1995) bahwa kebijakan dividen itu di pengaruhi oleh posisi likuiditas, kebutuhan dana untuk membayar hutang, tingkat pertumbuhan perusahaan dan pengawasan terhadap perusahaan. Perusahaan akan selalu dihadapkan pada alternative keputusan yang harus di buat ketika perusahaan dalam keadaan laba. Keputusan tentang apakah laba yang di peroleh akan dibagikan oleh perusahaan kepada pemegang sahamnya dalam bentuk ddividen ataukah akan ditahan sebagai laba ditahan yang dapat di gunakan untuk pembiayaan investasi perusahaan dimasa datang. Keputusan yang akan di buat oleh perusahaan ini merupakan kebijakan penting suatu perusahaan. Kebijakan dividen melibatkan dua pihak yaitu antara pemegang saham dan perusahaan, sehingga sering melibatkan perbedaan kepentingan.
27
(Conflict Of interest). Jika laba dibagikan dalam bentuk dividen maka ini akan merupakan berita baik bagi pemegang saham namun bagi perusahaan akan menguragi laba yang ditahan, sehingga mengurangi sumber dana internal perusahaaan. Berarti dapat mengahambat pertumbuhan perusahaan, sedangkan jika laba tidak di bagikan pada pemegang saham maka ini merupakan berita buruk bagi pemegang saham namun bagi perusahaan akan meningkatkan jumjlah laba ditahan, berarti meningkatkan kemampuan pembentukan dana intern dan dapat mendorong pertumbuhan perusahaan. Menurut Riyanto (1995:269) ada 4 (empat) macam kebijakan dividen yaitu: (1) kebijakan dividen stabil, (2) kebijakan dividen dengan penetapan jumlah dividen minimal plus jumlah tertentu, (3) kebijakan dividen dengan penetapan dividen payout ratio yang konstan, dan (4) kebijakan dividen yang Fleksibel. Kebijakan yang pertama adalah kebijakan dividen stabil, merupakan pola pembayaran dividen perlembar saham yang di bayarkan dalam rupiah relative tetap selama jangka waktu tertentu meskipun pendapatn perlembar saham setiap tahunnya apabila kondisi perusahaan membaik maka perusahaan akan membagikan dividen ekstra diatas jumlah nominal tersebut, dan sebaliknya apabila kondisi keuangan perusahaan memburuk maka yang akan dibayarkan hanyalah jumlah dividen minimal saja. Kebijakan yang ketiga adalah kebijakan dividen payout ratio hutang konstan, maka jumlah dividen perlembar
saham yang dibayarkan setiap tahun akan berfluktuasi seiring
dengan perkembangan laba perusahaan. Kebijakan yang keempat adalah kebijakan dividen yang Fleksibel, merupakan kebijakan dividen yang besar
28
pembayarannya di sesuaikan dengan posisi Finansial dan kebijaksanaan Finansial Perusahaan tersebut. 1. Pengertian Dividen Dividen Menurut Weston dan Copeland adalah tranfer bagian dari keuntungan yang berbentu perseroan terbatas yang di berikan kepada para pemegang saham. Besarnya dividen yang diberikan di tentukan dalm rapat umum pemegang saham (RUPS) dan dinyatakan dalan suatu jumlah atau persentase tertentu atas nilai pasarnya. (Bsoewartoyo, 1992). Dividen menurut haryono yusuf adalah distribusi pendapatan bersih yang
di
peroleh
perusahaan
kepada
pemegang
saham
dengan
mempertimbangkan persentase laba ditahan (Retained Earnings) yang maksimal atau positif. Sedangkan dividen menurut bambang mulyadi adalah keuntungan yang di peroleh pemegang saham yang berasal dari investasi dalam suatu periode. Dalam perseroan terbatas (PT) pembagian keuntunga kepada pemilik dilakukan melalui dividen. Dividen hanya dapat dibayarkan jika saldo laba ditahan (Retained Earnings) positif. Jadi, walaupun dalam tahun berjalandi peroleh laba ditahan. Suatu perseroan terbatas tidak boleh membagikan dividen jika saldo laba ditahan pada akhir tahun masih negatif. Selain saldo ditahan, dapat tidaknya suatu dividen dibagikan juga tergantung pada tersedianya uang kas. Saldo laba ditahan otomatis berarti tersedia uang kas dalam jumlah yang sama. Apabila laba ditahan dianggap
29
sebagai laba yang ditanankan kemabali dalam perusahaan, maka bentuk pesediaan barang dagang, aktiva tetap dan aktiva bukan kas lain. Dengan demikian ada kemungkinan perusahaan mempunyai saldo kas kecil walaupun saldo ditahannya besar. Kebijakan dividen (dividend Policy) adalah suatu keputusan untuk menentukan berapa besar bagian dari pendapatan perusahaan yang akan di bagikan kepada para pemegang saham dan yang akan diinvestasikan kembali didalam perusahaan. Rasio pembayaran dividen (Dividend Payout Ratio) adalah pretasi dividen yang dibayarkan dibagi dengan laba yang tersedia untuk pemegang saham Jogiyanto, 2000:252). Oleh Weston dan Copeland (1992:119)Pembayaran dividen di definisikan sebagai berikut: ”Pembayaran dividen mencakup pembagian laba antara pembayaran kepada pemegang saham dan investosi kembali. Kedalam perusahaan laba ditahan (Retained Earnings) memperoleh salah satu sumber dana paling penting untuk membiayai pertumbuhan perusahaan, tetapi dividen memperoleh arus kas yang disisihkan untuk pemegang saham”
30
Berdasarkan dengan pengakuan dan pembayaran dividen ada tiga tanggal penting dalam laporan dividen formal (AL Haryono Yusuf: 75) Yaitu: a. Tanggal pengumuman (AnnuonCement Date) Tanggal Pengumuman adalah tanggal dimana direksi secara Formal mengumumkan dibagikannya dividen pada saat manajemen perusahan mengumumnkan kepada para pemegang saham bahwa dividen akan di bagikan, suatu hutang dividen harus dia akui dan laba ditahan akan berkurang, dengan demikian kewajiban membayar dividen timbul pada saat direksi mengumumkan pembayaran dividen. b. Tanggal Pencatatan (Record Date) Tanggal Pencatatan adalah tanggal dimana pemilihan saham di tentukan, sehingga dapat di ketahui kepada siapa di bagikan pemegang saham yang mencatatkan dirinya pada tanggal ini adalah pemegang saham yang memperoleh dividen pada tanggal pembayaran. c. Tanggal Pembayaran ( Payment Date) Tanggal ini dividen dibayarakan kepada pemegang saham setelah dividen dibayarkan kas di debet dan piutang di eleminasi dan pembayaran dividen akan di kenakan pemotongan pajak penghasilan. Dari ketiga tanggal yang berkaitan dengan pembayarana dividen tersebut yang paling penting adalah
tangal pengumuman dividen
(Announcement Date) karena para pemegang saham di hadapkan pada pilihan
untuk
menjual
kepemilikan
sahamnya
atau
menahannya
31
pengambilan keputusan tersebut di pengaruhi oleh besar kecilnya jumlah dividen jika jumlah dividen yang akan di terima kecil di bandingkan dengan Capital Again maka kemungkinan besar pemegang saham lebih memilih untuk menjual kembali. Pengumuman dividen di lakukan dengan berbagai cara antara lain: Melalui surat kabar, di papan bursa pada Bursa Efek Jakarta, internet dan lain-lain. Pemberitahuan melelui surat kabar merupakan bagian dari publikasi hasil rapat umum pemegang saham (RUPS) di dalmnya di cantumkan kode saham, besarnya dividen tanggal Cum dividen di pasar reguler dan pasar negosiasi tanggal Ex dividen. Tanggal pembayaran dividen dan tata cara pembayaran dividen tunai (biasanya Melalui cek). Sedangkan melalui papan bursa di Bursa Efek Jakarta Perusahaan melaporkan hasil rapat umum pemegang saham (RUPS) dan rapat umum pemegang saham Luar biasa (RUPSLB) selanjutnya oleh Kadiv. Perdagangan Emiten di setujui pembayaran dividen tersebut di umumkan di papan Bursa Di Bursa Efek Jakarta. 2. Kebijakan Dividen dan Nilai Perusahaan Ada tiga kelompok yaitu MM berpendapat bahwa kebijakan dividen tidak relevan yang berarti tidak ada kebijakan dividen yang optimal karena dividen tidak mempengaruhi nilai perusahaan. Kelompok kedua adalah pendapat Gordon-Lintner yaitu dividen lebih kecil risikonya daripada capital gain, sehingga dividen setelah pajak dan menawarkan dividen yield yang lebih tinggi akan meminimumkan biaya modal. 32
Kelompok ketiga adalah bahwa karena dividen cenderung dikenakan pajak daripada capital gain, maka maka investor akan meminta tingkat keuntungan yang lebih tinggi untuk saham dengan dividend yield yang tinggi. Kelompok ini menyarankan bahwa dengan dividend payout ratio (DPR )yang lebih rendah akan memaksimumkan nilai perusahaan. Ketiga pendapat nampak bertentangan, namun coba kita mempertimbangkan kandungan informasi., maka dapat dikatakan bahwa pembayaran dividen sering diikuti oleh kenaikan harga saham. Kenaikan pembayaran dividen dilihat sebagai signal bahwa perusahaan memiliki prospek yang baik. Sebaliknya penurunan pembayaran dividen akan dilihat sebagai prospek perusahaan yang buruk. Dengan demikian hipotesis yang dapat dibangun 3. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Dividen Pembagian dividen akan mengurangi laba di tahan dari perusahaan, yang berarti menurunya kesempatan perusahaan untuk mendapatkan sumberdana intern dalam mendanai rencana investasi, kebijakan divioden merupakan keputusan yang paling penting dan haru di pertimbangkan dengan hati-hati sehingga keputusan pembagian dividen tersebut tidak akan mengecewakan pemegang saham maupun tidak mengahambat perusahaan yang tumbuh, kebijakan dividen akan di putuskan dalam rapat umum pemegang saham Menurut Riyanto (1995)
33
Faktor-Faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen antara lain: a. Posisi Likuiditas Apabila posisi Likuiditas perusahaan semakin kuat berarti semakin besar kemampuannya untuk membayar dividen, karena pembagian dividen merupakan aliran kas keluar (Cash Out Flow) b. Kebutuhan dana untuk pembayaran hutang Semakin besar hutang uyang harus dibayar oleh perusahaan, semakin besar yang di butuhkan untuk membayar hutang maka semakin kecil dana yang tersedia untuk membayar dividen. c. Tingkat Pertumbuhan Perusahaan Tingkat pertumbuhan perusahaan semakin meningkat maka kebutuhan dana akan meningkat, dalam hal ini seperti perusahaan cenderung kan menahan laba untuk mebiayai pertumbuhan perusahaan tersebut. d. Pengawasan terhadap perusahaan Variabel ini di pertimbangkan oleh perusahaan pada umumnya untuk membiayai dan ekspansi dan juga dapat mempertahankan kontrol pemegang saham. Sartono
(2001:293)
menyebutkan
lima
faktor
yang
memepertimbangkan dalam menentukan dividen Payout Ratio yaitu: (1) Kebutuhan dan Perusahaan dengan anggapan kebijakan dividen akan di tempuh dengan mempertimbangkan kelebihan dana dimasa datang, (2) Likuiditas, merupakan pertimbangan utama dalam
34
kebijakan dividen karena dividen bagi perusahaan merupakan kas keluar, maka semakin besar posisi kas dan likuiditas secara keseluruhan akan semakin besar kemampuan perusahaan untuk membayar dividen. (3) kemampuan meminjam, kemampuan yang lebih besar akan memperbesar kemampuan membayar dividen, (4) Keadaan pemegang saham, jika hampir semua pemegang saham berada dalam golongan Hight Taxs dan lebih suka memperoleh Capital Again, maka perusahaan dapat mempertahankan dividen Payout Ratio yang lebih rendah, dan (5) Stabilitas Dividen bagi para investor Faktor Stabilitas dividen akan lebih menarik dari pada dividen Payout ratio yang tinggi. Weston (1986) Menyatakan faktor-faktor yang mempertimbangkan dealm kebijakn dividen antara lain: peraturan-peraturan yang berlaku, posisi likuiditas, kebutuhan untuk membayar kembali hutang, pembatas-pembatas dalam perjajian hutang, tingkat Ekspansi aktiva, Stabilitas pendapatan akses terhadap pasar modal, Pengendalian, Posisi pajak Pemegang saham, Pajak tambahan atas Akumulasi pendapatan yang tidak wajar dala Efendri (1993).
35
4. Macam-macam kebijakan dividen Dividen yang di berikan kepada pemegang saham menurut bamabang suripto dapat di kelompokan menjadi beberapa kelompok: a. Dividen Tunai (Cash Diviend) Dividen tunai merupakan jenis dividen paling umum yang paling sering di bagikan oleh perusahaan untuk menguimumkan dividen harus di pertimbangkan keterbatasan-keterbatasan yang di tentukan oleh posisi keuangan, dan saldo uang tuani perusahaan dividen tunai dapatb di bayarkan dalam bentuk tunai dengan aktiva bukan kas lain atau dengan saham. b. Dividen harta ( Property Diviend) Apabila perusahaan tidak mempunyai kas yang cukupatau mempunayi kas cukup tapi untuk tujuan lain. Perusahaan dapat membagikan dividen dengan pembayaran aktiva selain kas. Seperti rumah, kendaraan, tanah dan lain-lain. Sesuai dengan jumlah nominal dividen yang telah di tentukan. c. Dividen Saham (Stock Dividend) Divien juga dapat di bayarkan dengan kas perusahaan mebagikan tambahan saham perusahaan itu sendiri kepada pemegang sahamnya. Tampa melakukan setoran apapun dividen ini memungkinkan perusahaan untuk tetap menggunakan aktiva bersih yang di hasilkan dari laba bersih dan di alin pihak menawarkan tambahan saham
36
pemilikan kepada pemegang saham yang di keluarkan untuk dividen di mulai dengan harga pasar pada saat dividen di umumkan. d. Dividen Script (Script Dividend) Jika perusahaan kekurangan kas tetapi tetap menginginkan pembagian dividen, perusahaan dapat menerbitkan dividen Script. Yaitu pembagian dividen dalam bentuk tertulis untuk membayar secara tunai di masa yangakan datang janji itu merupakan salah satu bentuk hutang wesel dividen script itu dapat berhubungan dan dapat di jual belikan atar pemegang saham Script. e. Dividen Likuiditi (Likuidity Dividend) Dividen yang tidak di dasrkan pada laba di tahan dividen menunjukan pembagian atas investasi (Reurn on Invesment) dan bukan merupakan distribusi dividen ini didasarkan pada modal yang timbul dari donasi pihak luar atau pemegang saham. Namun pada umumnya dividen ini di perlakukan sebagai pengurang agio saham dan bukan laba di tahan (Retained Earnings). 5. Kontroversi Kebijakan Dividen Ada tiga argumentasi kebijakan dividen yang berkaitan dengan nilai perusahaan yang sampai sekarang masih di perdebatkan, karena dividen masih merupakan hal yang membingingkan (Dividend Puzzle), argumentasi tersebut di kemukakan oleh Mller dan Modigliani, Lintner dan Gordon, serta Linzenberger dan ramaswamy (Hartono, 2000), dapat di jelaskan sebagai berikut:
37
a. Dividen tidak Relevan Modigliani dan Miller (1961) dalam teorinya menyatakan bahwa pembayaran
dividen
tidak
berpengaruh
terhadap
kemakmuran
pemegang saham. Dan lebih lanjut Modigliani dan Miller berpendapat bahwa Niolai perusahaan oleh Earning Power dari asset perusahaan demikian nilai deari suatu perusahaan di tentukan oleh keputusan investasi (Sartono: 282) jika perusahaan memperoleh laba maka keputusan apapun yang di ambil oleh perusahaan membagikan dalm bentuk dividen atau tidak membagikan tidak akan benpengaruh pada nilai perusahaan. b. Dividen dapat meningkatkan kesejahtraan pemegang saham Gordon (1959) dan Lintner (1956) mengemukakan argumentasinya bahwa semakin tinggi dividen payout ratio, maka semakin tinggi nilai perusahaan. Investor lebih senag dan merasa aman menerima dividen dimasa sekang di bandingkan menunggui Capital Again dari laba ditahan atau kemungkinan Capital Again yang sudah pasti. Pandangan Gordon-Lintner oleh Modigliani-Miller di beri nama The bird in the hand Fallacy, yang kemudia dikenal dengan bird in the hand Theory, berarti investor memandang satu burung di tangan lebih berharga dari pada seribu burung di udara, dalam Sartono (2001:285). c. Dividen Menurunkan tingkat kesejahteraan pemegang saham Pandangan ini di kenal dengan Tek Diferential Theory, teori ni di kemukakan
oleh
Litzenjberger
dan
ramaswwamy
(1979),
38
mengemukakan semakin tiggi dividen payout ratio suatu perusahaan, maka nilai perusahaan tersebut semakin rendah hal ini didasarkan pada pemikiran jika Capital Agin di kenakan pajak lebih rendah dari pada pajak atas dividen (Hambali,2001) pandangan ini menjelaskan jika pajak yang di kenakan terhadap Capital Agin lebih rendah dari pajak atas dividen, maka saham-saham dari perusahaan dengan pertumbuhan tinggina akan lebih menarik bagi investor, karena laba yang di peroleh oleh perusahaan tidak akan di bagikan tetapi akan di tahan untuk mendanai pertumbuhuna perusahaan. Ketiga pandangan dalam teori kebijakan dividen tersebut ternayta saling bertentangan atau terjadi kontroversia. Pandangan ModiglianiMiller bahwa tidak ada kebijakan dividen yang optimal karena kebijakan apapun yang di ambil tidak akan mempengaruhi nilai perusahan, Giordon dan litner menayarankan perusahan untuk membagikan dividen yang rendah atau tidak membagikan dengan tujuan mengurangi biaya modal dan menaikan nilai perusahaan. Pandangan dari Gordon Litner dapat di katakan di dukung oleh binartzi et al (1997) menyatakan reaksi pasr trhadap berita buruk lebih kuat di bandingkan reaksi pasar terhadap berita baik. Apabila perusahaan mengurangi pembagian dividennya, berati berita buruk dan merupakan sinyal bahwa perusahan dalam kesulitan finansial dan sebaliknya jika pembagian dividen memberikan sinyal kepada pasar bahwa peerusahan
39
mempunyai prospek sehingga beberapa perusahaan mempertahankan kebijakan tetap membagikan dividen walaupun labanya menurun. 6. Rasio Keuangan Calon Investor yang ingin menilai kinerja suatu perusahaan salah satu cara yang dapat di lakukan dengan menaganalisis dari rasio-rasio keuangan emiten, sehingga dapat mendapat saham sesuai harapan. Rasio memilki beberapa keunggulan yaitu merupakan pengganti yang lebih sederhana dari imformasi yang di sajikan dari laporan yang sangat rinci dan rumit. Dan lebih mudah mempertimbangkan dengan pengusaha lain atau melihat perusahaan secara periodik Harahap (1999:298). Analisis keuangan dari suatu perusahaan mempunyai manfaat untuk memprediksi seperti penelitian-penelitian klasik yang di lakukan oleh beberapa peneliti yaitu beaver (1966) dan Altman (1968). Rasio yang umum di kenal dengan analisis rasio adalah rasio likuiditas, Solvabilitas, dan Rentabilitas. Tetapi sebenarnya masih banyak jenis rasio di gunakan untuk menganalisis kinerja dari suatu perusahaan Harahap (1999:321) menyebutkan delapan jenis rasio yang sering di gunkan adalah: a. Rasio Likuiditas, rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya. b. Rasio Solvabilitas, menggambarkan kemepuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjangnya.
40
c. Rasio Rentabilitas, rasio ini di sbut juga rasio Profitabilitas, menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba dari semua kemampuan dan sumber daya yang ada di perusahaan. d. Rasio Leverage, rasio yang menggambarkan hubungan antara hutang terhadap modal maupun asset. e. Rasio Aktiva , rasio ini menggambarkan aktivitas yang di lakukan perusahaan dalam menjalankan operasinya baik kegiatan penjualan, pembelian dan kegiatan lainnya. f. Rasio Growth, (Pertumbuhan) adalah mennggambarkan prestasi pertumbuhan pos-pos perusahaan dari tahun ke tahun. g. Rasio penelitian pasar (Market Based Rasio) merupakan rasio yang lazim dan Khusus di gunakan di pasa modal yang menggambarkan situasi atau keadaan prestasi perusahaan di pasar modal, dan h. Rasio Produktivitas, rasio yang menunjakan tingkat produktivitas dsari unit atau kegiatan yang ingin di nilai.
B. Kebijakan Hutang Kebijakan hutang (Debt Policy) terdiri dari manajerial Ownership,, Risk, Dividend, Intutitional, ROA, dan Growth. Manurut Friend Lang (1998) kepemilikan manjerial memiliki hubungan kausalitas (sebab akibat) terbalik atau subtitusi dengan hutang, pad kepemilikan manajerial tinggi menurunkan penggunaan hutang karewna pengguanaan hutang tinggi menyebabkan biaya kebangkrutan dan Finacial Distrees. Seterusnya Friend dan Hasbrouck (1987)
41
menambahkan bahwa pihak internal yang menjadi pemegang saham mayoritas sedikit teridentifikasi dan menginginkan insentif dalam jumlah besar untuk mengurangi risiko finansial, selain itu di jelaskan bahwa perusahaan dengan kepemilikan manajerial tinggi seharusnya memiliki Equity Agency Cost rendah, tetapi memiliki Cost Agency tinggi. Hal ini di sebabkan insentif yang di berikan kepada manajer di sejajarkan dengan kreditur. Kepemilikan manajerial tinggi meningkatkan peningkatan biaya keagenan hutang sehingga manajer mengurangi penggunaan hutang dalam menentukan kualitas hutang manajer
mempertimbangkan
kemungkinan
anyaman
lavarage
buyout
(LBO”S) karena penggunaan hutang kecil atau nol, bigham gapenski dan Daves: (1999). Dalam posisi lain Kim dan Sorenson (1986) menatakan hubungan positif antara kpemilikan manajerial dalam hutang, hubungan ini di pelajari dari Demand dan Supply hypotesis. Dalam demand hypotesis di jelaskan bahwa perusahaan yang di kuasai oleh insider atau perusahaan penutup menggunakn hutang dalam jumlah besr untuk mendanai perusahaan. Dengan kepemilikan besar pihak insider mempertahankan efektivitas kontrol terhadap perusahan. Dalam Supply hipotesis di jelaskan bahw perusahaan yang di kontrol oleh insider memiliki Agency Cost kecil sehingga meningkatkan penggunaan hutang. Berdasarkan hipotesis ini di simpulkan bahwa perusahaan tertutup memiliki debt Agency Cost rendah sehingga cenderung menggunakan hutang dalam jumlah besar.
42
Menurut ravit (1988) risiko memilki hubungan negatif terhadp hutang pada saat risiko tinggi perusahaan menguragi kuantitas pengguanaan hutang dari berbagi tingkat bunga. Penggunaan pengurangan hutang di lakukan untuk mengindari Finasial distress. Tindakan mengurangi pengguanaan hutang dapat memperkecil risiko kebangkrutan dan pad akhirnya mengurangi konflik. Dividen memiliki hubungan negativ dengan kebijkan hutang (Jensen, Solberg dan Zorn) :1992) perusahaan menurunkan pembayaran dividen karena sebagian keuntungan di gunakan untuk membayar hutang. Pengurangan proporsi keuntungan perusahaan dalam bentuk dividen dapat mengurangi konflik anatar Stokholder dan Bondholder. Hubungan kausal negativ antara dividen dan hutang menunjukan tersaji subtitusi kepada kedua kebijakan pengunaan hutang tinggi di ikuti dengan pembayaran dividen rendah atau sebaliknya (Jensen, 1986). Menurut Myar dan majluf (1984) terdap hubungan negatif antara profitabilitas (ROA) dengan hutang berkitan denga hipotesis pecking older. Dengan profitabilitas tinggi perusahan mengurangi hutang dan mengutamakan penggunaan dana internal sebagai dana invesrasi, sebaliknya menurut de Angelo dan masulis (1980) dengan penggunaan hutang perusahaan menerima penghematan pajak (tax Saving) yang tinggi sehinga mengatasi kemungkinan kebangkrutan dan finacial istress. Menurut Moh”d perry dan Rimbey (1998), Bathala, moon dan rao (1995) terdapat hubungan negatif antara variabel growth dengan kebijakan hutang pada tingkat pertumbuhan rendah berarti mengalami penurunan penjualan
43
sehingga menghasilkan profit rendah, pada kondisi ini perusahaan meningkatkan penggunaan hutang untuk membiayai perusahaan. 1. Determinan Hutang Hutang merupakan salah satu sumber pembiayaan eksternal yang digunakan oleh perusahaan untuk membiayai kebutuhan dananya. Dalam pengambilan
keputusan
akan
penggunaan
hutang
ini
harus
mempertimbangkan besarnya biaya tetap yang muncul dari hutang berupa bunga yang akan menyebabkan semakin meningkatnya leverage keuangan dan semakin tidak pastinya tingkat pengembalian bagi para pemegang saham biasa. Tingkat penggunaan hutang dari suatu perusahaan dapat ditunjukkan oleh salah satunya menggunakan rasio hutang terhadap ekuitas (DER), yaitu rasio jumlah hutang terhadap jumlah modal sendiri.
DER merupakan salah satu rasio yang sangat penting, karena berkaitan dengan masalah kesepakatan modal (trading on equity), yang dapat memberikan pengaruh positif maupun negatif terhadap rentabilitas modal sendiri. Brigham dan Gapenski (1999) Menyatakan bahwa Sitiap Perubahan dalam Kebijakan Pembayaran Dividen akan memiliki dua Dampak yang berlawanan. Apabila dividen akan di bayarkan semua maka kepentingan cadangan akan terabaikan. Sebaliknya bila laba akan di tahansemua, maka kepentingan pemegang saham akan uang kas jaga 44
terabaikan. Untuk menjaga kedua kepentingan, manajemen keuangan harus menempuh kebijakan Dividen yang optimal. Teori kebijakan dividen yang optimal diartikan sebagai rasio pembayaran dividen yang di tetapkan dengan memperhatikan kesempatan untuk menginvestasikan dana serta sebagai preferensi yang dimiliki para investor mengenai dividen dari pada Capital again (husnan,1988) kebijakan dividen tersebut juga di pandang untuk nmenciptakan keseimbangan diantara dividen saat ini dan pertumbuhan di masa mendatangsihingga memaksimalkan harga saham. 2. Kebijakan Hutang dan Nilai Perusahaan Sedangkan MM berpendapat bahwa semakin besar penggunaan hutang akan semakin pula risiko dan berarti biaya modal sendiri bertambah.
Dengan
demikian
penggunaan
hutang
tidak
akan
meningkatkan nilai perusahaan karena keuntungan dari biaya hutang yang lebih murah di ditutup dengan naik Nya modal sendiri. Pendapat ini kemudian di introdusir oleh MM pada tahun 1963, yaitu bila ad pajak penghasilan perusahaan maka penggunaan hutang akan meningkatkan nilai perusahaan karena biaya bunga hutang adalah biaya yang mengurangi pembayaran pajak (Tax deductable expense). Peningkatan penggunaan debt Financing akan mempengaruhi pemindahan Equity Capital. Jensen (1986) menyatakan bahwa dengan adanya hutang dapat di gunakan untuk mengendalikan penggunaan Free Cash Flow secara berlebihan oleh manajemen dengan demikian menghindari
investasi
yang
sia-sia.
Penggunaan
hutang
akan
45
meningkatkan nilai perusahaan. Peningkatan nilai tersebut dikaitkan dengan harga saham dan penurunan hutang akan menurunkan harga saham (Masulis, 1988). Namun demikian peningkatan risiko kebangkrutan bila tidak diimbangi dengan penggunaan hutang yang hati-hati.
C. Rasio Profitabilitas Variable ini menggambarkan pendapatan untuk membiayai investasi. Profitabilitas menunjukkan kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan bagi investor. Myers (1984) menyatakan bahwa manajer mempunyai pecking order di dalam menahan laba sebagai pilihan pertama, diikuti oleh pembiayaan dengan hutang, kemudian dengan equity. Dengan demikian terdapat hubungan negatif antara profitabilitas dengan debt ratio. Hasil studi Moh’d et al (1998), Myers (1984) dan Jensen et al (1992) menemukan bahwa firm profitability mempunyai hubungan negatif dan signifikan dengan debt ratio. Menurut Weston dan Copeland (1996), rasio profitabilitas memberikan jawaban akhir tentang efektifitas manajemen dari perusahaan. Rasio pada rasio profitabilitas mengukur tingkat efektifitas dari manajemen perusahaan melalui hasil yang dicapai perusahaan dalam penjualan dan investasi perusahaan. Rasio profitabilitas terdiri dari 3 rasio, yaitu marjin laba terhadap penjualan, marjin laba atas aset dan pengembalian modal. 1. Marjin laba terhadap penjualan Rasio ini menunjukkan hasil yang diperoleh dari tiap-tiap penjualan yang dilakukan oleh perusahaan.
46
2. Marjin laba atas aset. Rasio ini menggambarkan efektifitas dari dana yang digunakan oleh perusahaan. Rasio ini sering juga disebut sebagai Rasio hasil atas investasi. Menurut Weston dan Copeland, marjin laba atas aset harus dicari dengan menggunakan rumus:
3. Pengembalian modal. Rasio ini sering disebut dengan rentabilitas modal sendiri. Ada 3 faktor yang akan mempengaruhi pengembalian modal yaitu marjin laba dari perusahaan, perputaran total aktiva dan leverage aktiva. Pengembalian modal dapat dihitung menggunakan rumus:
Menurut Allen (1993) dan Suhartono (2004), dalam meneliti pengaruh profitabilitas
terhadap
rasio
hutang,
pengukuran
profitabilitas
suatu
perusahaan dapat dilakukan menggunakan hasil atas investasi. Di sisi lain, sebuah perusahan yang tidak besar dan yang sahamnya dimiliki oleh banyak orang, tetapi yakin akan prospek perusahaannya dan memiliki profitabilitas yang baik, maka mereka lebih memilih untuk menggunakan hutang. Hal ini dikarenakan penerbitan saham baru dapat mengurangi pengendalian perusahaan (Weston dan Copeland,1996). Selain itu menurut penelitian DeAngelo dan Masulis (1980), terdapat pengaruh positif yang signifikan antara profitabilitas terhadap hutang.
47
D. Risiko Pasar Nilai beta dari suatu perusahaan dipergunakan sebagai indikator untuk mengetahui risiko yang berkaitan dengan hubungan antara tingkat keuntungan suatu saham dalam pasar. Risiko ini berasal dari faktor fundamental perusahaan dan faktor karakteristik pasar terhadap saham perusahaan tersebut, dan risiko ini tidak dapat dihilangkan sehingga disebut juga dengan risiko sistematis. Nilai beta dari suatu perusahaan adalah nilai yang menggambarkan tingkat kepekaan perubahan hasil dari suatu saham terhadap perubahan yang terjadi pada pengembalian pasar (Weston dan Copeland, 1996). Koefisien beta adalah koefisien yang mengukur sejauh mana hasil pengembalian atas investasi tertentu bergerak mengikuti harga saham. Menurut Beaver, Kettler, dan Scholes (1970), perbandingan dividen per lembar saham dengan laba per lembar saham (DPR) memiliki hubungan yang positif terhadap beta.
E. Rasio Pertumbuhan Rasio
pertumbuhan
menunjukkan
kemampuan
perusahaan
untuk
mempertahankan posisi usahanya dalam perkembangan ekonomi dan industri di dalam perekonomian dimana perusahaan tersebut beroperasi. Tingkat pertumbuhan dapat dicari dengan membagi angka pada tahun ke n terhadap angka pada tahun ke n-1 dikurangi 1 dan dibuat dalam bentuk persentase (Steve,1997). Dalam mengukur tingkat pertumbuhan suatu perusahaan dapat dilihat misalnya dari tingkat pertumbuhan penjualan, laba bersih sesudah pajak, pendapatan per lembar saham, dan sebagainya. Perusahaan dengan
48
tingkat pertumbuhan yang tinggi akan membayar dividen yang lebih rendah (Rozeff; 1982; Suhartono, 2004; Higgins, 1972). Menurut Weston dan Copeland (1996), perusahaan yang memiliki aktiva tetap jangka panjang, terutama jika permintaan akan produk mereka cukup meyakinkan, maka akan banyak menggunakan hutang jangka panjang. Berdasarkan penelitian Allen (1993) dan Suhartono (2004), tingkat pertumbuhan suatu perusahaan dapat diukur dengan mengunakan tingkat perubahan dari total aset, selama periode penelitian. Firm growth merupakan variable yang dipertimbangkan dalam keputusan hutang. Brigham dan Gapenski menyatakan bahwa perusahaan yang memiliki tingkat pertumbuhan yang tinggi cenderung membutuhkan dana dari sumber eksternal yang besar. Biasanya biaya emisi saham akan lebih besar dari biaya penerbitan surat hutang. Dengan demikian perusahaan yang tingkat pertumbuhannya tinggi cenderung lebih banyak menggunakan hutang, sehingga ada hubungan yang positif antara firm growth dengan debt ratio. Sedangkan Myers (1977) menyatakan bahwa perusahaan yang mempunyai investasi yang lebih besar pada intangible assets cenderung menggunakan sedikit hutang di dalam struktur modal mereka., untuk mengurangi agency cost yang dihubungkan dengan risiko hutang. Hasil studi Moh’d et al 91998) , Myers (1977) , Mehran (1992) dan Zhomaifar et al (1994) menemukan bahwa firm growth mempunyai pengaruh yang signifikan dan berhubungan negatif dengan debt ratio
49
F. Volatilitas Pendapatan Menurut Weston dan Copeland (1996), fluktuasi dari pendapatan merupakan salah satu faktor yang pengaruhi dalam memutuskan struktur modal maupun besarnya dividen yang dibagikan kepada pemegang saham. Instabilitas laba, yang ditunjukkan dengan volatilitas pendapatan yang tinggi, akan menyebabkan perusahan memberikan dividen yang lebih tinggi kepada pemegang saham. Pembagian dividen yang tinggi akan membuat perusahaan tidak dapat menggunakan laba ditahan sebagai alternatif pendanaan, sehingga alternatif berikutnya yang tersedia adalah penggunakan hutang sebagai sumber dana. Menurut Rozeff (1982), semakin besar dividen yang dibagikan maka semakin besar kemungkinan berkurangnya laba ditahan (penambahan modal intenal). Hal tersebut menyebabkan perusahaan harus mencari dana eksternal untuk melakukan investasi baru. Selain itu menurut Titman dan Wessels (1988), tingkat volatilitas pendapatan dari suatu perusahaan dapat diukur dengan menggunakan persentase dari standar deviasi perubahan EBIT.
50
G. Kerangka Pemikiran Dalam upaya menggambarkan keterkaitan antar variabel yang akan diteliti, antara dividen dan hutang saling mempengaruhi, Dimana Dividen di pengaruhi oleh Risiko Pasar (Beta), Volatilitas pendapatan (Prof), dan Pertumbuhan (G). Dan Hutang di pengaruhi oleh Volatilitas Pendapatan (EV), Pertumbuhan (G) dan Profitabilitas Prof). Maka dapat dijelaskan melalui skema kerangka pemikiran sebagai berikut:
Risiko Pasar (Beta) (X 1 )
Dividen (Div) (Y)
Volatilitas Pendapatan (EV) (X 2 )
Pertumbuhan (G) (X 3 )
Profitabilitas (Prof) (X 4 )
Hutang (Y)
51
H. Hipotesa penelitian Hipotesa yang diuji dalam penelitian ini adalah: H1 : Terdapat hubungan interdepedensi (keterkaitan Simultan) antara kebijakan Divien dan Kebijakan hutang. H2 : Risiko Pasar berpengaruh Positif terhadap Dividen. H3 : Volatilitas pendapatan berpengaruh positif terhadap Dividen. H4 : Volatilitas Pendapatan berpengaruh positif terhadap hutang. H5 : Pertumbuhan berpengaruh Negatif terhadap dividen. H6 : Pertumbuhan berpengaruh positif terhadap hutang. H7 : Profitabilitas berpengaruh positit terhadap hutang. I. Penelitian Sebelumnya Penelitian
sebelunya
yang
berkaitan
dengan
Faktor-Faktor
yang
mempengaruhi kebijakan Dividen antara lain Modal Organisasi (NOC) yang di proyeksikan dengan dengan pokus perusahaan menurur Holder, Langrehr dan Hexter (1998) Sedangkan menurut Borton, Hill dan sundaran (1989) memberikan laporan mengenai Variabel yang mempengaruhi kebijakan hutang dan Struktur modal, yakni modal organisasi pertumbuha perusahaan, Risiko, ukuran Besarnya perusahaan dan Volatilitas perusahaan. Kim dan Sorenson (1986) mengajukan demand and supply hyphotesis. Dalam demand hyphotesis dijelaskan bahwa perusahaan-perusahaan yang dikuasai secara tertutup membutuhkan hutang yang lebih banyak karena insider dapat mempertahankan kontrol efektif jika kepemilikan mereka tidak
52
diganti dengan lebih banyak equity. Di sisi supply, Kim dan Sorenson berargumen bahwa perusahaan-perusahaan yang di kontrol oleh insider memiliki agency cost of debt yang lebih rendah, sehingga dapat meningkatkan ketersediaan pendanaan hutang perusahaan. Penelitian ini dapat menjelaskan bahwa perusahaan-perusahaan yang dikuasai secara tertutup dapat memiliki cost of debt yang lebih rendah. Fried and Lang (1988) melakukan penelitian yang berkaitan dengan hubungan antara kepentingan manajer terhadap struktur modal. Hasilnya adalah bahwa insider ownership berpengaruh negatif terhadap kebijakan debt. Keadaan ini dapat dilihat pada perusahaan tertutup. Selain itu, Dsauza dan saxena (1999) melaporkan Variabel nialai pasar pernilai buku, risiko pasar dan pertumbuhan perusahaan mempengaruhi kebijakan dividen. Sementara Suhartono (2004) dalam meneliti keterkaitan antara kebijakan dividen dan kebijakan hutang secara simultan menggunakan variabel kontrol yaitu modal organisasi Risiko pasar, (Beta) pertumbuhan perusahaan, Volatilitas pendapatan, dan Profitabilitas. Pengujian signifikasi pengaruh variabel independen secara serentak dalam model persamaan dividen menujukan Fhitung sebesar 30.25316 dengan nilai Probabilitas (Prob) sebesar 0.000000, karena niali Probabilitas kurang dari 0.05 (α) maka seluruh variabel yaitu hutang, beta, Volatilitas pendapatn, dan pertumbuhan secara serempak mempengaruhi dividen secara Signifikan.
53
Pengujian signifikan pengaruh Variabel independen sacara serempak dalam model persamaan hutang menunjukan Fhitung sebesar 5818.833 dengan nilai Probabilitas (prob) sebesar 0.00000 karena nilai probabilitas kurang dari 0.05 (α) maka seluruh variabel yaitu dividen, Profitabilitas, Volatilitas pendapatan, dan pert6umbuhan secara serempak mempengaruhi hutang secara signifikan.
J. Variabel -Variabel Penelitian Adapun variabel-variabel yang di gunakan adalah: 1. Variabel terikat (Dependen Variabel) Variabel terikat yaitu: a. Dividen : besarnya laba bersih sesudah pajak yang dibagikan kepada investor. Dividen diukur berdasarkan persentase dividen yang dibagikan kepada pemegang saham dari laba bersih sesudah pajak, yang disebut juga dengan Rasio Pembayaran Dividen (DPR). b. Hutang : besarnya tingkat penggunaan hutang didalam perusahaan. Hutang diukur berdasarkan rasio antara jumlah hutang dengan ekuitas atau rasio hutang terhadap ekuitas (dalam persentase) 2. Variabel Bebas (Independent Variabel) Variabel bebas yaitu: a. Risiko Pasar : besarnya nilai beta dari perusahaan. Nilai yang menggambarkan kepekaan perubahan hasil suatu saham terhadap
54
perubahan hasil pasar. Risiko pasar dapat diukur berdasarkan persamaan regresi
b. Volatilitas pendapatan : tingkat volatilitas dari keuntungan. Volatilitas pendapatan diukur dengan standar deviasi dari laba operasi tahunan. c. Pertumbuhan : besarnya tingkat pertumbuhan tahunan dari total asset perusahaan. Tingkat pertumbuhan total asset diukur dengan persentase perubahan total asset dari suatu periode (tahun) ke periode lain (tahun) berikutnya. Secara matematis:
Keterangan: G = Tingkat pertumbuhan tahunan dari perusahaan TAn
= Total Asset Perusahaan tahun ke-n
TAn-1
= Total Asset Perusahaan tahun ke n-1
d. Profitabilitas: adalah tingkat keuntungan perusahaan. Keuntungan perusahaan dilihat dari besarnya laba bersih sesudah pajak. Profitabilitas perusahaan diukur dengan menggunakan perhitungan tingkat hasil atas total aset atau hasil atas aset yaitu laba bersih sesudah pajak dibagi dengan total aset.
55
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian dilakukan di Bursa Efek Indonesia (BEI), jalan Sudirman lantai II pada bidang pusat referensi pasar modal (RPM) dengan menggunakan metode Survei dan metode kuantitatif. Metode kuantitatif adalah penelitian dengan data yang diambil adalah data kuantitatif yakni data yang berbentuk angka dengan skala ukur interval dan rasio (Siagian & Sugianto, 2006:18) Objek penelitian yang digunakan adalah 42 perusahaan yang terdaftar Bursa Efek Idonesia (BEI) selama tahun 2004 sampai dengan tahun 2006. Perusahaan tersebar dalam 13 jenis usaha dari 19 jenis usaha yang terdaftar di BEI. Jumlah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
selama
periode tahun 2004 sampai dengan tahun 2006 adalah 1023 perusahaan. Industri yang memiliki perusahaan terbanyak adalah industri manufaktur yaitu 414 perusahaan, yang terbagi di dalam 136 sub industri. Dari 42 perusahaan tersebut, 19 perusahaan terdapat dalam industri manufaktur, yang tersebar dalam 13 jenis usaha. Sedangkan 6 perusahaan sisanya tersebar ke dalam jenis usaha lainnya. Nilai maksimum, minimum, dan rata-rata dari masingmasing variabel penelitian baik variabel dependen maupun independen, dari keseluruhan perusahaan yang diteliti yaitu 42 perusahaan selama periode tahun 2004 sampai dengan tahun 2006.
56
B. Metode Penentuan Populasi dan Sampel Penelitian Populasi penelitian ini adalah semua perusahaan yang telah terdaftar di bursa efek Indonesia (BEI) dan di batasi pada perusahaan Manufaktur, dengan pertimbangan satu kelompok industri untuk menghindari adanya perbedaan karakteristik antara manufaktur dan non manufaktur, untuk mendapatkan sampel yang representatif maka pemilihan sampel di lakukan dengan Purposive Sampling dengan Kreteria sebagai berikut: 1. Emiten-Emiten terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada kurun waktu 2004 – 2006 dan emiten memiliki laporan keuangan dan variabel keuangan yang akan di analisis tersedia dan lengkap. 2. Emiten yang jadi sampel adalah emiten yang pada tahun pengamatan melaporkan laba serta mempunyai lab ditahan dan ekuitasnya positif. Data yang di gunakan merupakan data skunder yang bersipat kuantitatif, berupa imformasi keuangan yang di peroleh dari indonesia Capital Market Directory (ICMD) dan laporan keuangan bulanan masing-masing perusahaan. Data akan di pisahkan antara perusahaan yang membagi dividen dan tidak membagikan dividen, berdasarkan dividen Payout ratio (DPR) pada tahun pengamatan. Jika DPR yang di amati adalah 0 berarti kelompok tidak membagikan dividen yang di beri kode 0 dan sebaliknya jika lebih besar dari 0, maka termsuk kelompok perusahaan membagikan dividen dengan kode 1. adapun Populasi dari perusahaan manufaktur berdasarkan ICMD pada tahun 2004, 2005, 2006 dan dan jumlah yang terpilih menjadi sampel sesuai dengan kreteria diatas seperti di tunjukan dalam tabel 1.1
57
Tabel 1.1 Jumlah Populasi dan sampel Penelitian Tahun
Jumlah perusahaan manufaktur
Jumlah perusahaan yang
yang terdaftar di BEI
terpilih menjadi sampel
2004
143
12
2005
135
15
2006
136
15
Jumlah
414
42
Sumber : Data Bursa Efek Indonesia ( BEI)
Nama-nama perusahaan Manufaktur yang menjadi sampel secara lenkap dapat di lihat dalam tabel 1.2 Tabel 1.2 Distribusi Sampel Menurut Sektor Industri No
Sektor industri
Jumlah
1
Cement Tbk
3
2
Ceramics, Glass, Porcelain Tbk
2
3
Chemical Tbk
1
4
Plastics & Packaging Tbk
3
5
Pulp & Paper Tbk
5
6
Automotive and Components Tbk
5
7
Textile Germent Tbk
4
8
Animal Feed Tbk.
3
58
9
Wood Industries Tbk.
2
10
Food and Beverages Tbk
7
11
Tobaco Manufactures Tbk
3
12
Cosmetic and Household Tbk
1
13
Fharmaceuticals
3
Jumlah
42
Sumber : Data Bursa Efek Indonesia ( BEI)
C. Metode Pengambilan Data dan Objek Penelitian Data penelitian ini adalah Dividen (DER), Hutang (DPR), Rasio Profitabilitas, Rasio Pertumbuhan, Volatilitas Pendapatan, dan Risiko pasar. Data ini merupakan data sekunder. Objek yang diteliti dalam studi ini adalah 42 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode tahun 2004 sampai dengan tahun 2006.
D. Metode Analis Data dan Uji Hipotesis 1. Metode Analis Analisis data dalam penelitian ini meliputi analisis deskriptif dan analisis inferensial. a. Analisis Deskriptif Tujuan dari analisis deskriptif adalah membangun model penelitian yang menunjukan pola keterkaitan antar variabel yang berlaku untuk data sampel. Metode persamaan simultan dipilih karena baik dalam 59
model hutang maupun dividen, akibat adanya hubungan simultan, membuat hubungan satu arah atau hubungan sebab akibat satu arah menjadi tidak berarti karena perbedaan antara variabel tak bebas dengan variabel bebas menjadi meragukan. Spesifikasi empirik model hutang dan dividen (Div) dalam penelitian ini adalah:
Persamaan di atas menunjukkan bahwa dividen merupakan variabel endogen tetapi juga muncul sebagai variabel penjelas (variabel yang ditetapkan terlebih dahulu) pada persamaan hutang. Demikian juga hutang, merupakan variabel endogen yang muncul sebagai variabel penjelas pada persamaan dividen. Kondisi ini akan menyebabkan terjadinya korelasi antara variabel penjelas dengan kesalahan acaknya. Penaksiran parameter struktural dalam model persamaan simultan dengan demikian akan diestimasi menggunakan dua tahap kuadrat terkecil. Prosedur estimasi ini digunakan jika setiap persamaan memenuhi persyaratan identifikasi. b. Analisis Inferensial Analisis inferensial adalah teknik analisis yang digunakan untuk melakukan generalisasi melalui pengujian signifikansi keterkaitan antara kebijakan dividen dan kebijakan hutang secara simultan berdasarkan data sampel. Dalam tahap analisis ini hipotesis yang diajukan diuji dengan prosedur uji t dan uji f.
60
2. Uji Hipotesis a. Uji Persamaan Regresi Simultan Melakukan Prediksi terhadap kebijakan dividen dan kebijakan hutang yang dapat di pengaruhi oleh Volatilitas pendapatan, Pertumbuhan, Profitabilitas, dan risiko pasar. Model persamaan yang di gunakan adalah: 1) Persamaan Dividen Y = a + b1 x1 + b 2 x 2 + b 3x 3+ b 4 x
4
+ ℮i
4
+ ℮i
Dimana: Y = Dividen a = Konstanta X1 = Hutang X2 = Volatilitas pendapatan X3 = rata-rata Profitabilitas X4 = Risiko pasar 2) Persamaan Hutang Y = a + b1 x1 + b 2 x 2 + b3x3+ b 4 x Dimana: Y = Dividen a = Konstanta X1 = Dividen X2 = Volatilitas pendapatan X3 = Profitabilitas 61
X4 = Pertumbuhan 3) Uji Koefisien Determinasi ( R 2 ) Koefisien Determinasi ( R 2 ) bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan Variabel independen
menjelaskan Variabel
dependen. Dalam Out put Eviews 50.0
koefisien determinasi
terdapat pada tabel summary dan tertulis R square, Namun untuk regresi linier barganda sebaiknya menggunakan R Square yang sudah di sesuaikan atau tertulis Adjusted R Square karena di sesuaikan dengan jumlah Variabel independen yang di gunakan dalm penelitian. Nilai R Square di katakan baik jika di atas 0.5 karena nilai R Square berkisar antara 0 sampai 1 (Agung Buwono, 2000:51) 4) Uji Hipotesis a) Uji F (Simultan) Untuk membuktikan apakah variabel-variabel bebas (X) secara simultan mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat (Y) maka di lakukan Uji F. Fhitung =
R² / K
( 1-R ) / ( n – K – 1) Apabila Fhitung > Ftabel maka tolak Ho dan terima Ha, artinya variabel-variabel bebas secara simultan mempunyai pengaru tarhadap variabel terikat.
62
Apabila Fhitung < Ftabel, maka terima Ho dan tolak Ha, artinya
variabel-variabel
bebas
secara
simultan
tidak
mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat. b) Uji T (Parsial) Untuk mengetahui pengaruh antara variabel-variabel secara Parsial, maka di gunakan uji T, dengan rumus sebagai berikut: T=Ω(n–2)½ 1-Ω
5. Uji Kausalitas Granger Uji kausalitas ini pada intinya dapat mengindikasikan apakah suatu variabel mempunyai hubungan dua arah, atau hanya satu arah saja. Serta untuk
mengetahui
secara
sistematis
apakah
variabel
dependent
mengyebabkan independent kedunya saling mempengaruhi atau tidak, dan dengan
ini kita dapat melihat hubungan kausalitas beberapa variabel.
Apakah dari masing – masing variabel saling mempengaruhi atau kedua – keduanya.
6. Metode Analis a. Kuadrat Tahap Tekecil (SLS) Metode ini sangat populer
dipakai sangat luas oleh berbagai
kalangan, terutama karena keunggulannya untuk mendapatkan estimasi
63
parameter yang tunggal dari model struktural pada persamaanpersamaan yang over identified. SLS ini sesungguhnya merupakan estimasi yang di lakukan dua tahap dengan menggunakan OLS yang tentunya dengan aturan-aturan tertentu adapun tektik untuk mengestimasinya adalah sebagai berikut: 1) Tahap Pertama lakukan estimasi para meter dengan menggunakan OLS antara Variabel endogen dengan semua Variabel Eksogen. Dengan demikian, kita akan mendapatkan nilai Variabel endogen estimasi. 2) Tahap Kedua estimasi kembali parameter dengan mengguanakn OLS, yang kini mengikutsertakan variabel endogen tetapi variabel tersebut di ganti dengan variabel endogen estimasi. Untuk lebih jelas kita akan melihat kembali persamaan (9.1) dan (9.1) Yaitu : Y = β 01 + β 11 X 1 + β 21 X 2
(9.1)
X 1 = β 02 + β 12 + Y
(9.2)
E. Operasional Variabel Penelitian Berdasarkan pada rumusan masalah dan pengembangan hipotesis, maka variabel-variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini dapat didefinisikan dan diukur sebagai berikut: 1. Dividen : besarnya laba bersih sesudah pajak yang dibagikan kepada investor. Dividen diukur berdasarkan persentase dividen yang dibagikan 64
kepada pemegang saham dari laba bersih sesudah pajak, yang disebut juga dengan Rasio Pembayaran Dividen (DPR). 2. Hutang : besarnya tingkat penggunaan hutang didalam perusahaan. Hutang diukur berdasarkan rasio antara jumlah hutang dengan ekuitas atau rasio hutang terhadap ekuitas (dalam persentase) 3. Risiko Pasar : besarnya nilai beta dari perusahaan. Nilai yang menggambarkan kepekaan perubahan hasil suatu saham terhadap perubahan hasil pasar. Risiko pasar dapat diukur berdasarkan persamaan regresi
4. Volatilitas pendapatan : tingkat volatilitas dari keuntungan. Volatilitas pendapatan diukur dengan standar deviasi dari laba operasi tahunan. 5. Pertumbuhan : besarnya tingkat pertumbuhan tahunan dari total asset perusahaan. Tingkat pertumbuhan total asset diukur dengan persentase perubahan total asset dari suatu periode (tahun) ke periode lain (tahun) berikutnya. Secara matematis:
Keterangan: G
= Tingkat pertumbuhan tahunan dari perusahaan
TAn
= Total Asset Perusahaan tahun ke-n
TAn-1 = Total Asset Perusahaan tahun ke n-1 6. Profitabilitas: adalah tingkat keuntungan perusahaan. Keuntungan perusahaan dilihat dari besarnya laba bersih sesudah pajak. Profitabilitas 65
perusahaan diukur dengan menggunakan perhitungan tingkat hasil atas total aset atau hasil atas aset yaitu laba bersih sesudah pajak dibagi dengan total aset.
66
BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Sejarah PT. Bursa Efek Indonesia (JSX Annual Report) Bursa Efek Indonesia (disingkat BEI, dalam Bahasa Inggris Indonesia Stock Exchange (ISX)) adalah sebuah Pasar Saham yang merupakan hasil penggabungan Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan Bursa Efek Surabaya (BES), di mana Bursa Efek Surabaya melebur ke dalam Bursa Efek Jakarta. Perusahaan hasil penggabungan usaha ini memulai operasinya pada 1 Desember 2007 Bursa Efek Indonesia dipimpin oleh Direktur Utama Erry Firmansyah, mantan direktur utama BEI. Mantan Direktur Utama BES Guntur Pasaribu menjabat sebagai Direktur Perdagangan Fixed Income dan Derivatif, Keanggotaan dan Partisipan dan sekarang menjadi bursa efek Indonesia (BEI) Bursa Efek Indonesia menggunakan sistem perdagangan bernama Jakarta Automated Trading System (JATS) sejak 22 Mei 1995, menggantikan sistem manual yang digunakan sebelumnya Sistem JATS ini sendiri direncanakan akan digantikan sistem baru yang akan disediakan OMX Pasar modal merupakan sebagian dari sector keuangan bukanlah merupakan barang baru di Indonesia. Sejarah pasar modal Indonesia sebenarnya telah mulai sejak pemerintah Hindia Belanda mendirikan bursa Efek di Batavia pada tangal 14 Desember 1912 yang diselenggarakan oleh
67
Vereninging Voor de Effec tenhandel. Dengan mendasarkan pada pengalaman di negri Belanda,pendirian bursa efek (Stock Exchange) di Batavia adalah dalam rangka menumuk sumber pembiayaan bagi perkebunan milik Belanda yang tumbuh secara besar-besaran di Indonesia. Efek yang di perjual belikan merupakan saham obligasi yang di terbitkan oleh pemerintah Hindia Belanda, serta efek-efek Belanda lainnya. Dengan perkembangan bursa Efek di Batavia, pada tanggal 11 januari 1925 di buka busa Efek Surabaya, kemudian di susul dengan pembukaan bursa efek di Semarang pada tanggal 1agustus 1925. Sayang sekali, aktifitas pasar modal di Indonesia terpaksa seluruhnya terhenti akibat terjadinya perang dunia ke dua. Sejak tahun 1956 pemerintah telah mencoba untuk mengaktifkan kembali pasar modal sebagai sarana pembiayaan ekonomi. Pada awalnya,pemerintah mendorong pertumbuhan pasar modal melalui pemerintah fasilitas perpajakan, baik kepada perusahaan-perusahaan yang go public maupun para investor serta lembaga-lembaga penunjang yang terkait termasuk broker dan dealer. Fasilitas perpajakan kemudian di hapuskan setelah diberlakukan peraturan perpajakan baru pada tahun 1983, sedangkan pajak penghasil atas bunga deposito dan tabungan berjangka lainnya di tunda pemungutannya. Keadaan ini sudah tentu mengakibatkan iklim investasi di pasar modal kurang menarik. Oleh karena itu kemudian pemerintah berusaha mendorong kembali pertumbuhan pasar modal dengan mengeluarkan paket-paket deregulasi,
68
seperti paket Desember 1987, paket oktober 1988, dan paket desember 1988. Salah satu isi paket tersebut yang teepenting adalah dinaikannya pajak pengahasilan atas bunga deposito dan tabungan berjangka lainnya sebesar 15% final. Kebijaksanaan pengenaan pajak final atas tabungan dimaksud ternyata berdampak sangat positif tehadap pasar modal, karena pendapatan masyarakat pemodal menjadi berkurang, sehingga mereka cenderung mencari alternative lain dalam menginvestasikan uangnya. Tidak sampai tahun 1977, bursa saham kembali di buka dan ditangani oleh Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM), institusi di bawah Departemen Keuangan. Kegiatan perdagangan dan kapitalisasi pasar saham pun mulai meningkat dengan perkembangan pada tahun 1990. pada tahun1991, bursa sahan yang dinais di asia. Swastanisasi bursa saham menjadi PT. Bursa Efek Jakarta ini mengakibatkan beralihnya fungsi Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM). Pada tanggal 13 juli 1992, Bursa Efek Jakarta (BEJ) diswastakan dan mulai menjalankan pasar saham di Indonesia, sebuah awal pertumbuhan baru setelah terhenti sejak didirikan pad awal abad ke 19. Tahun 1995 adalah Bursa Efek Jakarta meluncur Jakarta Automated Trading System (JATS), sebuah sistem perdagangan otomasi. Sistem baru ini dapat memfasilitasi perdagangan saham dengan prekuensi yang lebih menjamin kegiatan pasar yang Fair dan transparan disbanding sitem perdagangan annual.
69
Tahun 2002 Bursa Efek Jakarta juga mulai menerapkan perdagangan jarak jauh (remote trading), sebagi upaya meningkatkan akses pasar, efisiensi pasar, kecepatan dan Frekuensi perdagangan.
2. Lembaga-lembaga yang terlibat di Bursa Efek Jakarta Sebagai suatu bisnis yang berdampak social yang sangat luas, Bursa Efek Jakarta melibatkan banyak lembaga. Masing-masing pihak mempunyai peranan dan pungsi yang berbeda-beda dean saling menunjang kepentingan lainnya. Pihak-pihak yang terkait dalam kegiatan Bursa Efek Jakarta adalah : a. Perusahaan yang go Publik (Emiten) Adalah perusahaan yang melakukan emisi atau yang telah melakukan penawaran dalam surat berharga. Pihak ini membutuhkan dan guna membelanjai operasi rencana investasi b. Perusahaan epek Perusahaan Efek adalah perusahaan yang telah memperoleh izin usaha untuk beberapa kegiatan seperti pijaman emisi efek, perantar perdagangan efek, manajer investasi, atau penasehat investasi. c. Lembagi Keliring dan penyelesaian penyimpanan Adalah
suatu
lembaga
yang
menyelenggarakan
kliring
dan
penyelesaian tarnsaksi yang terjadi di bursa efek, penyimpanan efek serta penitipan harta nuntuk pihak lain. d. Perusahaan Reksa Dana
70
Adalah pihak yang kegiatan utamanya melakukan investasi dan investasi dan investasi kembali (Reinvestasi atau Perdagangan Efek). e. Lembaga Penunjang Lembaga penunjang meliputi tempay penitipan harta, wali’amanat atau penanggung yang menyediakan jasa, tempat penitipan harta dalam penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu kontrak yanpa mempunyai hak kepemilikan atas harta tersebut. Wali amanat (trustagen) adalah pihak yang dipercayakan untuk mewakili kepentingan seluruh pemegang obligasi atau sertifikat kredit. Penanggung (curator) adalah pihak yang menanggung kembali jumlah pokok atau bunga emisi obligasi atau sekuritas kredit dalam hal emiten cidera janji.sedangkan Biro Administrasi Efek (BAE) yang semula berperan penting dalam registrasi saham, setelah skrifles berperan memelihara investasi hingga memantau peroleh deviden investor, penawaran perdana (IPO), atau corporate action lainnya. Dan saat ini pencatatan semua saham investor beralih ke Kustodian Efek Indonesia (KASEI). f. Fropesi Penunjang Terdiri dari akuntan public, perusahaan penilai (apparaisal) dan konsultan hukum. Akuntan publik adalah pihak yang memiliki keahlian dalam bidang akuntansi dan pemeriksa akuntan (auditing). Fungsi akuntan adalah memberi pendapat atas kewajaran laporan keuangan emiten atau calon emiten. Notaris adalah pejabat yang berwenang memuat akte otentik sebagaimana di maksudkan dalam Staad Glad 1860 No. 3
71
tentang pengaturan jabatan notaries. Peran notaries adalah memuat perjanjian, penyusunan anggaran dasar dan perubahannya, perubahan pemilik modal dan lain-lain. Penilaian appraisal adalah pihak yang menerbitkan dan menandatangani laporan penilai. Laporan penilai mencakup pendapat atas aktiva yang disusun berdasarkan pemeriksaan menurut keahlian penilai. Konsultan hukum adalah ahli hukum yang memberikan dan enandatanani pendapat hukum mengenai emisi atau emiten. Fungsi utama konsultan hukum adalah melindungi pemodal dari segi hukum.tugasnya antara lain meneliti akte pendirian, izin usaha dan lain-lain g. Pemodal (Investor) Adalah pihak perorangan maupun lembaga yang menanamkan modalnya dalam efek-efek yang di perdagangkan. h. Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) merupakan lembaga pemerintah yang mempunyai tugas sebagai berikut : 1. Memonitor dan mengatur surat pasar dimana sekuritas-ekuritas dan diterbitkan dan diperdagangkan secara teratur, wajar, dan efisien dengan maksud untukm,melindungi kepentingan para modal dan masyarakat. 2. Mengawasi dan memonitor pertukaran sekuritas, clearing, settlement. Dan lembaga-lembaga penyimpanan reksa dana, perusahaan sekuritas
72
dan para Pialang, berbagai lembaga mendukung pasar modal dan para professional. 3. Untuk merekomendasi tenteng pasar modal kepada mentri keuangan. Dengan fungsi tersebut diharapkan Badan Pengawas Pasar Modal (BAPERAM) lebih bias melakukan fungsi pengawasan karena kegiatan perdagangan efek dan berbagai
kegiatan yang berkaitan
dengannya diselenggarakan oleh Bursa Efek sendiri, selain itu peraturan mulai dilakukan oleh Badan Pengawas Modal (BAPEPAM) secara konsisten 3. Mekanisme perdagangan a. Sistem perdagangan PT. Bursa Efek Indonesia Perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) terpusat di lantai perdagangan di Jakarta Stock Excange, Jl. Jendral Sudirman Kav. 52-52 Jakarta
12190.
Hingga
saat
ini,
instrument-instrumen
yang
diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) adalah: saham, bukti right, warrant, obligasi dan obligasi konservasi. Sejak 22 Mei 1995, sistem perdagangan
di Bursa Efek Indonesia (BEI) sudah menggunakan
computer. Sistem yang tergolong paling modern didunia disebut Jakarta Automoated System (JAST), sedangkan kegiatan administrative dan manajemen Bursa Efek Jakarta terpusat dilantai empat gedung yang sama. b. Sistem pasar : digerakan oleh order dan lelang terbuka Bursa Efek Jakarta menganut sistem order – driver marke atau pasarYang digerakan oleh order-order dari pialang dengan sistem lelang
73
secara terus menerus, Pembeli atau penjual, yang hendak melakukan transaksi harus menghubungi perusahaan pialang. Perusahaan pialang membeli dan menjual efek di lantai bursa atas perintah atau permintaan (order) investor. Akan tetapi, perusahaan pialang juga dapat melakukan jual efek untuk dan atas nama perusahaan itu sendiri sebagai bagian dari investasi fortofolio. Setiap perusahaan pialang mempunyai orang yang akan memasuki semua order yang diterima ke terminal masing-masing di lantai bursa. Orangorang yang bertindak di perusahaan pialang tersebut di sebut Wakil perantara perdagangan Perdagangan Efek (WPPE). Dengan menggunakan Jakarta Automated Trading System (JATS), order-order tersebut di olah oleh
computer
yang
akan
melakukan
matching
dengan
mempertimbangkan prioritas harga dan prioritas waktu. Dengan demikian sistem perdagangan di Bursa efek Jakarta adalah sistem lelang secara terbuka yang berlangsung terus menerus selama jam bursa. Namun saat ini, Bursa Efek Jakarta sudah mulai menerapkan akses jarak jauh atau remote trading access untuk Jakarta Automate Trading System (JATS) sehingga
seluruh
perusahaan
pialang
bisa
langsung
melakukan
perdagangan dari luar lantai bursa, bahkan dari luar Jakarta. c. Penyelesaian Transaksi Transaksi di Bursa Efek Indonesia secara umum bukan transaksi yang bersipat tunai. Bursa menentukan apabila transaksi di lakukan hari ini, maka penyerahan saham dan pembayaran harus di selesaikan melalui
74
PT. Kliring Penjamin Efek Indonesia (KPEI) dan PT. Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) pada hari bursa ke lima (T+4) setelah terjadinya transaksi. Penyelesaian untuk transaksi obligasi dilakukan antara anggota bursa yang melakukan transaksi. Sementara itu, Penyelesaian untuk transaksi right dilakukan pada (T+O) dan penyelesaian pada warrant dilakukan melalui PT. Kliring Penjamin Efek Indonesia (KSEI).
B. Hasil Analis dan Pembahasan 1. Analis Deskriftif Analisis data pada Penelitian ini menggunakan bantuan Program Microsoft Excel dan Software Eviews 5.0. dalam analisis ini penaksiran parameter Struktural dalam model persamaan Mean Simultan diestimasi dengan menggunakan tahap kuadrat terkecil. Analisis deskriftif ini untuk mengetahui nilai Mean, nilai Minimum, dan nilai Maksimum dari variabel yang diamati. Tabel 4.3.1 Analisis Deskriftif Mean Maximum Minimum
DPR 0.142167 0.991189 0.000000
DER 2.994473 27.43562 0.131010
BETA PROFITABILITAS VOLATILITAS PERTUMBUHAN 0.002914 0.032363 9358.894 -0.310765 0.020991 0.400808 93473.60 1.611404 0.000102 -0.312394 90.17349 -0.888620
Sumber : (BEI) Data Diolah
Tujuan dari analisis deskriptif adalah membangun model penelitian yang menunjukan pola keterkaitan antara variable DPR dan variabel DER, BETA, VOLATILITAS, PROFITABILITAS dan PERTUMBUHAN
75
apakah mempunyai hubungan sebab akibat atau keterkaitan antara variable tersebut,
DPR dan DER mempunyai Hubungan yang signifikan yang
dapat di uji dengan menggunakan Uji F dan UJI T. Dan untuk mengetahui masing-masing nilai dari masing-masing Variabel DPR mempunyai Nilai Mean sebesar 0.142167,
Minimum
sebesar 0.000000, DER mempunyai Nilai Mean sebesar 2.994473, Maximum sebesar 27.43562 dan Minimum sebesar 0.121010. BETA mempunyai nilai Mean sebesar 0.002914, Maximum sebesar 0.020991, Minimum Sebesar 0.000102. PROFITABILITAS mempunyai Nilai Mean sebesar 0.032363, Maximum Sebesar 0.400808 dan Minimum sebesar 0.312394. VOLATILITAS mempunyai Nilai Mean sebesar 9358.894, Maximum
sebesar
93473.60
dan
minimum
sebesar
90.17349,
PERTUMBUHAN mempunyai nilai Mean sebesar -0.310765, Maximum sebesar 1.888620 dan Nilai minimum Sebesar -0.553503 2. Uji Kausalitas Granger Uji
kausalitas
(Sebab-Akibat)
ini
pada
intinya
dapat
mengidentifikasikan apakah suatu variabel mempunyai hubungan dua arah, atau hanya satu arah saja. Serta untuk mengetahui secara sistematis apakah variabel dependent menyebabkan independent keduanya saling mempengaruhi atau tidak, di bawah ini kita dapat melihat hubungan kausalitas (Sebab Akibat) beberapa variabel. Apakah dari masing – masing variabel saling mempengaruhi atau kedua – keduanya di bawah ini akan di jelaskan:
76
Tabel. 4.4.1 Uji kausalitas Granger hubungan dua arah Null Hypothesis:
Obs
DER does not Granger Cause DPR
124
F-Statistic
Probability
1.37918
0.25265
1.49990
0.21830
DPR does not Granger Cause DER Sumber : (BEI) data Diolah
Perhatikan kedua nilai Variabel di atas yaitu variabel DER dan DPR keduanya mempunyai nilai Probability yang masing – masing DER nilai Probability 0.25265 dan DPR nilai probability 0.21830 yang ternyata lebih besar dari nilai α yang biasa di gunakan, yaitu 5 % atau 0.05 dengan demikian kita putuskan untuk menerima Hipotesis. Atau dengan kata lain DER dan DPR tidak saling mempengaruhi Tabel. 4.4.2 Uji kausalitas Granger hubungan dua arah Null Hypothesis:
Obs
BETA does not Granger Cause DPR
124
F-Statistic
Probability
1.55612
0.20385
1.00259
0.39438
DPR does not Granger Cause BETA Sumber : (BEI) data Diolah
Perhatikan kedua nilai Variabel di atas yaitu variabel BETA dan DPR keduanya mempunyai nilai Probability yang masing – masing BETA nilai Probability 0.20386 dan DPR nilai probability 0.39438 yang ternyata lebih besar dari nilai α yang biasa di gunakan, yaitu 5 % dengan demikian kita
77
putuskan untuk menerima Hipotesis. Atau dengan kata lain DER dan DPR tidak saling mempengaruhi. Tabel. 4.4.3 Uji kausalitas Granger hubungan dua arah Null Hypothesis:
Obs
PROFITABILITAS does not Granger Cause DPR
124
F-Statistic
Probability
4.46305
0.00527
5.49913
0.00144
DPR does not Granger Cause PROFITABILITAS Sumber : (BEI) data Diolah
Perhatikan kedua nilai Variabel di atas yaitu variabel PROFITABILITAS dan DPR keduanya mempunyai nilai Probability yang masing–masing nilainya adalah, PROFITABILITAS nilai Probability 0.00527 dan DPR nilai probability 0.00144 dari data di atas bahwasanya nilai DPR Terhadap PROFITABILITAS keduanya mempunyai hubungan karena nilai α yang biasa di gunakan, yaitu 5 %
tapi ketika terjadi hubungan antara
PROFITABILITAS dan DPR dengan demikian kita putuskan untuk menerima Hipotesis. Atau dengan kata lain PROFITABILITAS dan DPR saling mempengaruhi. Tabel. 4.4.4 Uji kausalitas Granger hubungan dua arah Null Hypothesis:
Obs
F-Statistic
Probability
VOLATILITAS does not Granger Cause DPR
124
2.36112
0.07499
0.30951
0.81847
DPR does not Granger Cause VOLATILITAS Sumber : (BEI) data Diolah
78
Perhatikan kedua nilai Variabel di atas yaitu variabel VOLATILITAS dan DPR keduanya mempunyai nilai Probability yang masing–masing nilainya adalah, VOLATILITAS nilai Probability 0.07499 dan DPR nilai probability 0.81847 dari data di atas bahwasanya nilai DPR Terhadap VOLATILITAS tidak mempunyai hubungan karena nilai α yang biasa di gunakan, yaitu 5 % begitu juga apa yang
terjadi antara hubungan antara DPR dan
VOLATILITAS dengan demikian kita putuskan untuk menerima Hipotesis. Atau dengan kata lain PROFITABILITAS dan DPR
tidak saling
mempengaruhi. Tabel. 4.4.5 Uji kausalitas Granger hubungan dua arah Null Hypothesis:
Obs
F-Statistic
Probability
PERTUMBUHAN does not Granger Cause DPR
124
0.31027
0.81793
2.06716
0.10839
DPR does not Granger Cause PERTUMBUHAN Sumber : (BEI) data Diolah
Perhatikan kedua nilai Variabel di atas yaitu variabel PERTUMBUHAN dan DPR keduanya mempunyai nilai Probability yang masing – masing PERTUMBUHAN
nilai Probability 0.81793 dan DPR nilai probability
0.10839 yang ternyata lebih besar dari nilai α yang biasa di gunakan, yaitu 5 % dengan demikian kita putuskan untuk menerima Hipotesis. Atau dengan kata lain PERTUMBUHAN dan DPR tidak saling mempengaruhi.
79
Tabel. 4.4.6 Uji kausalitas Granger hubungan dua arah FNull Hypothesis:
Obs
Statistic
Probability
BETA does not Granger Cause DER
124
1.02545
0.38409
0.24110
0.86751
DER does not Granger Cause BETA Sumber : (BEI) data Diolah
Perhatikan kedua nilai Variabel di atas yaitu variabel BETA dan DER keduanya mempunyai nilai Probability yang masing – masing BETA nilai Probability 0.38409 dan DER nilai probability 0.86751 yang ternyata lebih besar dari nilai α yang biasa di gunakan, yaitu 5 % dengan demikian kita putuskan untuk menerima Hipotesis. Atau dengan kata lain BETA dan DER tidak saling mempengaruhi. Tabel. 4.4.7 Uji kausalitas Granger hubungan dua arah Null Hypothesis:
Obs
F-Statistic
Probability
PROFITABILITAS does not Granger Cause DER
124
0.45440
0.71469
1.72089
0.16655
DER does not Granger Cause PROFITABILITAS Sumber : (BEI) data Diolah
Perhatikan kedua nilai Variabel di atas yaitu variabel PROFITABILITAS dan DER keduanya mempunyai nilai Probability yang masing – masing PROFITABILITAS nilai Probability 0.71469 dan DER nilai probability 0.16655 yang ternyata lebih besar dari nilai α yang biasa di gunakan, yaitu 5
80
% dengan demikian kita putuskan untuk menerima Hipotesis. Atau dengan kata lain PROFITABILITAS dan DER tidak saling mempengaruhi. Tabel. 4.4.8 Uji kausalitas Granger hubungan dua arah Null Hypothesis:
Obs
F-Statistic
Probability
VOLATILITAS does not Granger Cause DER
124
0.87623
0.45565
4.31840
0.00632
DER does not Granger Cause VOLATILITAS Sumber : (BEI) data Diolah
Perhatikan kedua nilai Variabel di atas yaitu variabel VOLATILITAS dan DER keduanya mempunyai nilai Probability yang masing – masing VOLATILITAS nilai Probability 0.45565 dan DER nilai probability 0.00632 yang ternyata lebih besar dari nilai α yang biasa di gunakan, yaitu 5 % dengan demikian kita putuskan untuk menerima Hipotesis. Atau dengan kata lain VOLATILITAS dan DER tidak saling mempengaruhi. Tabel. 4.4.9 Uji kausalitas Granger hubungan dua arah Null Hypothesis:
Obs
F-Statistic
Probability
PERTUMBUHAN does not Granger Cause DER
124
4.27761
0.00666
0.70727
0.54956
DER does not Granger Cause PERTUMBUHAN Sumber : (BEI) data Diolah
Perhatikan kedua nilai Variabel di atas yaitu variabel PERTUMBUHAN dan DER keduanya mempunyai nilai Probability yang masing – masing PERTUMBUHAN nilai Probability 0.00666 dan DER nilai probability
81
0.54956 yang ternyata lebih besar dari nilai α yang biasa di gunakan, yaitu 5 % tapi pada variabel Pertumbuhan mempunyai nilai probability lebih kecil dari nilai α, namun demikian pada nilai Probability Variabel DER lebih Besar dari nilai α dengan demikian kita putuskan untuk menerima Hipotesis. Atau dengan kata lain PERTUMBUHAN dan DER tidak saling mempengaruhi. Tabel. 4.4.10 Uji kausalitas Granger hubungan dua arah Null Hypothesis:
Obs
F-Statistic
Probability
PROFITABILITAS does not Granger Cause BETA
124
0.78949
0.50213
1.18849
0.31730
BETA does not Granger Cause PROFITABILITAS Sumber : (BEI) data Diolah
Perhatikan kedua nilai Variabel di atas yaitu variabel PROFITABILITAS dan DER keduanya mempunyai nilai Probability yang masing – masing nilai PROFITABILITAS Probability 0. 50213 dan DER nilai probability 0.31730 yang ternyata lebih besar dari nilai α yang biasa di gunakan, yaitu 5 % dengan demikian kita putuskan untuk menerima Hipotesis. Atau dengan kata lain PROFITABILITAS dan BETA tidak saling mempengaruhi. Tabel. 4.4.11 Uji kausalitas Granger hubungan dua arah Null Hypothesis:
Obs
F-Statistic
Probability
VOLATILITAS does not Granger Cause BETA
124
1.49753
0.21893
1.42351
0.23949
BETA does not Granger Cause VOLATILITAS Sumber : (BEI) data Diolah
82
Perhatikan kedua nilai Variabel di atas yaitu variabel VOLATILITAS dan BETA keduanya mempunyai nilai Probability yang masing – masing VOLATILITAS nilai Probability 0.21893 dan BETA nilai probability 0.23949 yang ternyata lebih besar dari nilai α yang biasa di gunakan, yaitu 5 % dengan demikian kita putuskan untuk menerima Hipotesis. Atau dengan kata lain VOLATILITAS dan BETA tidak saling mempengaruhi. Tabel. 4.4.12 Uji kausalitas Granger hubungan dua arah Null Hypothesis:
Obs
F-Statistic
Probability
PERTUMBUHAN does not Granger Cause BETA
124
0.06087
0.98025
2.47956
0.06461
BETA does not Granger Cause PERTUMBUHAN Sumber : (BEI) data Diolah
Perhatikan kedua nilai Variabel di atas yaitu variabel PERTUMBUHAN dan DER keduanya mempunyai nilai Probability yang masing – masing PERTUMBUHAN nilai Probability 0.98025 dan BETA nilai probability 0.06461 yang ternyata lebih besar dari nilai α yang biasa di gunakan, yaitu 5 % dengan demikian kita putuskan untuk menerima Hipotesis. Atau dengan kata lain PERTUMBUHAN dan BETA tidak saling mempengaruhi.
83
Tabel. 4.4.13 Uji kausalitas Granger hubungan dua arah Null Hypothesis:
Obs
F-Statistic
Probability
VOLATILITAS does not Granger Cause PROFITABILITAS
124
6.17400
0.00063
1.80022
0.15102
PROFITABILITAS does not Granger Cause VOLATILITAS Sumber : (BEI) data Diolah
Perhatikan kedua nilai Variabel di atas yaitu variabel VOLATILITAS dan PROFITABILITAS keduanya mempunyai nilai Probability yang masing – masing VOLATILITAS nilai Probability 0.00063 dan PROFITABILITAS nilai probability 0.15102 yang ternyata lebih besar dari nilai α yang biasa di gunakan, yaitu 5 % tapi pada variabel Pertumbuhan mempunyai nilai probability lebih kecil dari nilai α, namun demikian pada nilai Probability Variabel PROFITABILITAS lebih Besar dari nilai α dengan demikian kita putuskan untuk menerima Hipotesis. Atau dengan kata lain VOLATILITAS dan PROFITABILITAS tidak saling mempengaruhi. Tabel. 4.4.14 Uji kausalitas Granger hubungan dua arah Null Hypothesis:
Obs
F-Statistic
Probability
PERTUMBUHAN does not Granger Cause PROFITABILITAS
124
1.75139
0.16041
0.40788
0.74762
PROFITABILITAS does not Granger Cause PERTUMBUHAN Sumber : (BEI) data Diolah
Perhatikan kedua nilai Variabel di atas yaitu variabel PERTUMBUHAN dan PROFITABILITAS keduanya mempunyai nilai Probability yang masing –
84
masing PERTUMBUHAN nilai Probability 0.16041 dan PROFITABILITAS nilai probability 0.74762 yang ternyata lebih besar dari nilai α yang biasa di gunakan, yaitu 5 %
dengan demikian kita putuskan untuk menerima
Hipotesis. Atau dengan kata lain PERTUMBUHAN dan PROFITABILITAS tidak saling mempengaruhi.
Tabel. 4.4.15 Uji kausalitas Granger hubungan dua arah Null Hypothesis:
Obs
F-Statistic
Probability
PERTUMBUHAN does not Granger Cause VOLATILITAS
124
1.55560
0.20397
2.07503
0.10732
VOLATILITAS does not Granger Cause PERTUMBUHAN Sumber : (BEI) data Diolah
Perhatikan
kedua
nilai
Variabel
di
atas
yaitu
variabel
PERTUMBUHAN dan VOLATILITAS keduanya mempunyai nilai Probability yang masing – masing PERTUMBUHAN nilai Probability 0.20397 dan VOLITILITAS nilai probability 0.10732 yang ternyata lebih besar dari nilai α yang biasa di gunakan, yaitu 5 % dengan demikian kita putuskan
untuk
menerima
Hipotesis.
Atau
dengan
kata
lain
PERTUMBUHAN dan VOLATILITAS tidak saling mempengaruhi.
85
3. Pengujian Model Stage Least Squares (SLS) Tabel 5.4.1 Persamaan DPR
Dependent Variable: DPR Method: Stage Least Squares Date: 09/17/08 Time: 20:01 Sample: 1 126 Included observations: 126 Variable
Coefficient
DER BETA VOLATILITAS PERTUMBUHAN C
-0.011509 0.965724 -1.52E-06 -0.024320 0.180448
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood Durbin-Watson stat
0.404570 0.054308 0.209573 5.314431 20.66267 1.799391
Std. Error t-Statistic
Prob.
0.002183 4.430329 6.98E-07 0.035832 0.031664
0.0000 0.7278 0.0318 0.3986 0.0000
-5.273242 0.217980 -2.171522 -0.678733 5.698924
Mean dependent var 0.142167 S.D. dependent var 0.215507 Akaike info criterion -0.248614 Schwarz criterion -0.136063 F-statistic 2.794597 Prob(F-statistic) 0.029162
Sumber: (BEI) data diola
Koefisien determinasi R2, seperti yang di tunjukan tabel sebesar 0.404570 hal ini sebagaimana di tunjukan pada tabel 5.4.1 sebesar 40.4570% variasi yang terjadi pada variabel DPR bisa di jelaskan oleh DER, beta, volatilitas pendapatan dan pertumbuhan sedangkan sisanya di jelaskan oleh variabel lain di luar model. Berdasarkan hasil yang di peroleh dari analisis tahap kuadrat terkecil di ketahui bahwa DER mempengaruhi DPR secara Negative 86
sebesar -0.011509, yang di tunjukan oleh koefisien regresi yang bertanda negatif. Hal ini berarti jika hutang, yang dalam penelitian ini diukur menggunakan rasio DER terhadap ekuitas (DER) meningkat, maka akan mngurangi jumlah DPR yang dalam penelitian ini besarnya di ukur menggunakan rasio pembayaran Dividen (DPR). Risisko pasar yang dalam penelitian ini di tunjukan dengan BETA dari tingkat Risiko pasar yang di hadapi perusahaan, menunjukan pengaruh Positif terhadap DPR. Hal ini di tunjukan melalui koefisien regresi yang bertanda Positif. Jadi setiap peningkatan Beta maka akan mengakibatkan peningkatan pula pada DPR yang dalam penelitian ini tercermin melalui DPR. Hasil Koefisien regresi dalam analisis tahap kuadrat terkecil yang bertanda Negatif, menunjukan bahwa Volatilitas pendapatan mempunyai pengaruh Negatif terhadap DPR hal ini berarti semakin besar nilai Volatilitas pendapatan, yang dalam penelitian ini di tunjukan oleh standar Deviasi laba usaha, maka semakin Kecil DPR dalam hal ini besarnya DPR. Variabel pertumbuhan yang dalam hasil analisis tahap kuadrat terkecil ini memiliki koefisien regresi bertanda Negatif, memberikan pengaruh Negatif terhadap DER. Hal ini berarti kenaikan tingkat pertumbuhan, yang di lihat dari persentase pertumbuhan total asset perusahaan akan Menurunkan dividen yang tercermin dalam DPR.
87
Tabel. 5.4.2 Persamaan DER Dependent Variable: DER Method: Least Squares Date: 09/17/08 Time: 20:03 Sample: 1 126 Included observations: 126 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
DPR VOLATILITAS PROFITABILITAS PERTUMBUHAN C
-4.899994 -3.05E-05 -10.26499 -0.337528 4.203531
1.495708 1.46E-05 4.977375 0.681110 0.693528
-3.276037 -2.082234 -2.062330 -0.495556 6.061085
0.0014 0.0294 0.0313 0.5211 0.0000
0.419665 0.090563 4.749021 2728.938 -372.5356 2.055925
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion F-statistic Prob(F-statistic)
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood Durbin-Watson stat
2.994473 4.979868 5.992628 6.105179 4.111918 0.003691
Sumber: (BEI) data diola
Koefisien determinasi R2 seperti yang di tunjukan Tabel 4.5.2 sebesar 0.419665 al ini menunjukan bahwa 41.9665 % Variasi yang terjadi pada Variabel DER bisa di jelaskan pada Variabel DPR, Profitabilitas, Volatilitas pendapatan, dan Pertumbuhan, sedangkan sisanya di pengaruhi oleh Variabel lain di luar Model. Berdasarkan hasil analisis tahap Kuadrat terkecil di ketahui bahwa DER mempengaruhi DPR secara Negatif, yang di tunjukan oleh koefisien regresi yang bertanda Negatif, hal ini jika dividen yang dalam penelitian
88
besarnya di ukur menggunakan rasio pembayaran dividen (DPR) meningkat. Maka akan mengurangi jumlah hutang yang dalam penelitian ini di ukur menggunakan rasio hutang terhadap Ekuitas (DER), Profitabilitas, yang dalam penelitian ini di tunjukan dengan rasio hasil atas investasi, menunjukan pengaruh yang Negatif terhadap DER. Hal ini di tunjukan melalui koefisien regresi yang bertanda Negatif. Jadi setiap peningkatan rasio hasil atas investasi maka akan menurunkan pula pada hutang, yang dalam penelitian ini tercermin melalui DER. Hasil Koefisien regresi dalam analisi tahap terkecil yang bertanda Negatif menunjukan bahwa volatilitas pendapatan mempunyai pengaruh Negatif terhadap DER hal ini berarti semakin besar nilai Volatilitas pendapatan, yang dalam penelitian ini di tunjukan oleh standar Deviasi laba usaha, maka semakin Kecil hutang, dalam hal ini besarnya DER. Variabel pertumbuhan yang dalam hasil analisis tahap terkecil ini memiliki koefisien regresi yang bertanda Negatif, menunjukan pengaruh Negatif terhadap DER . hal ini berarti kenaikan tingkat pertumbuhan yang dilihat dari persentase pertumbuhan total asset perusahaan, akan meningkatkan hutang yang tercermin dalam DER.
89
1. Uji Hipotesis Persamaan DPR a.
DER Bardasarkan Tabel 5.4.1 untuk variabel DPR di peroleh nilai t hitung sebesar. Nilai -5.273242 t hitung tersebut mempunyai Probabilitas (prob) sebesar 0.0000. karena Nilai Probabilitas kurang dari 0.05 (α ), berarti hipotesis yang menyatakan terdapat hubungan interdependensi antara kebijakan dividen dan kebijakan hutang di terima.
b.
BETA Berdasarkan 4.5.1 untuk Variabel Profitabilitas di peroleh nilai t hitung
sebesar 0.2171522 nilai t hitung
tersebut mempunyai nilai
Probabilitas (Prob) sebesar 0.07278 karena nilai Prob/2 lebih dari 0.05 (α ),berarti hipotesis yang menyatakan risiko pasar (beta) berpengaruh Negatif terhadap dividen ditolak. c.
VOLATILITAS Berdasarkan Tabl 4.5.1 untuk Variabel Volatilitas pendapatan di peroleh nilai t hitung -2.171522. Nilai t hitung tersebut mempunyai probabilitas (Prob) sebesar 0.0318 karena nilai Probabilitas dibagi dua (Prob/2) kurang dari 0.05 (α ), berarti hipotesis yang menyatakan Volatilitas Pendapatan berpengaruh positif terhadap dividen diterima.
d.
PERTUMBUHAN Berdasarkan tabel 4.5.1 untuk Variabel pertumbuhan diperoleh Nilai t hitung sebesar -0.678733 Nilai t hitung tersebut mempunyai Probabilitas (Prob) sebesar 0.3986. karena nilai probabilitas dibagi dua 90
(Prob/2) kurang dari 0.05 (α ), berarti hipotesis yang menyatakan pertumbuhan berpengaruh positif terhadap dividen di terima. 2. Uji Hipotesis Persamaan DER a. DIVIDEN Bardasarkan Tabel t hitung
5.4.1 untuk variabel DPR di peroleh nilai
-sebesar . Nilai -3.276037 t hitung
tersebut mempunyai
Probabilitas (prob) sebesar 0.0014. karena Nilai Probabilitas kurang dari 0.05 (α ), berarti hipotesis yang menyatakan terdapat hubungan interdependensi antara kebijakan dividen dan kebijakan hutang di terima. b. PROFITABILITAS Berdasarkan Tabl 4.5.1 untuk Variabel Volatilitas pendapatan di peroleh nilai t hitung -2.062330. Nilai t hitung tersebut mempunyai probabilitas (Prob) sebesar 0.0294 karena nilai Probabilitas dibagi dua (Prob/2) kurang dari 0.05 (α ), berarti hipotesis yang menyatakan Volatilitas Pendapatan berpengaruh positif terhadap hutang diterima c. VOLATILITAS PENDAPATAN Berdasarkan Tabl 4.5.1 untuk Variabel Volatilitas pendapatan di peroleh nilai t hitung -2.082234-. Nilai t hitung tersebut mempunyai probabilitas (Prob) sebesar 0.0313 karena nilai Probabilitas dibagi dua (Prob/2) kurang dari 0.05 (α ), berarti hipotesis yang menyatakan Volatilitas Pendapatan berpengaruh positif terhadap hutang diterima. d. PERTUMBUHAN 91
Berdasarkan Tabl 4.5.1 untuk Variabel Volatilitas pendapatan di peroleh nilai t hitung -0.495556. Nilai t hitung tersebut mempunyai probabilitas (Prob) sebesar 0.5211 karena nilai Probabilitas dibagi dua (Prob/2) lebih dari 0.05 (α), berarti hipotesis yang menyatakan Volatilitas Pendapatan berpengaruh Negatif dan signifikan terhadap hutang ditolak. Pengujian Signifikasi pengaruh variabel independen secara serentak dalam model persamaan dividen menunjukan F hitung sebesar 2.794597 dengan nilai Probabilitas sebesar 0.029162 karena nilai Probabilitas kurang dari 0.05 (α), maka seluruh variabel yaitu DER, BETA,
VOLATILITAS,
PERTUMBUHAN
secara
serempak
mempengaruhi dividen secara serempak signifikan. Pengujian signifikasi pengaruh variabel independen secara serentak dalam model persamaan hutang menunjukan F hitung sebesar 4.111918 dengan nilai Probabilitas 0.003691 kurang dari 0.05 (α), maka seluruh variabel yaitu
DPR, PROFITABILITAS, VOLATILITAS, dan
PERTUMBUHAN, secara serempak mempengaruhi DER secara Signifikan.
BAB V 92
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. KESIMPULAN Bedasarkan hasil analisis data dan pembahasan penelitian, maka dapat di ambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Dugaan adanya hubungan simultan atau hubungan interdepedensi antara kebijakan dividen dan kebijakan hutang secara signifikan terbukti, hal tersebut ditunjukan oleh nilai t hitung yang memiliki probabilitas (Prob) kurang dari 0.05 (α). Dengan nilai t hitung pada probabilitya sebesar 0.0000, Selain itu antara kebijakan dividen dan kebijakan hutang terdapat hubungan simultan secara Negatif yakni untuk persamaan DPR terhadap DER sebesar -5.273242 dan DER terhadap DPR sebesar -3.276037 peningkatan jumlah hutang yang dalam penelitian ini di ukur menggunakan rasio hutang terhadap ekuitas (DER), akan mengurangi jumlah dividen yang di bagikan kepada pemegang saham, yang dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan rasio pembayaran dividen (DPR). 2. Nilai koefisien determinasi Sebesar 40.4570 % variasi yang terjadi pada variabel dividen bisa di jelaskan oleh hutang, beta, volatilitas, pertumbuhan sedangkan sisanya di jelaskan oleh variabel lain diluar model. Disamping itu variabel hutang, volatilitas selain Pertumbuhan dan Beta tersebut secara serempak terbukti mempengaruhi dividen tidak signifikan. 93
3. Nilai koefisien determinasi Sebesar 0.419665 yang menunjukan bahwa 41.9665% variabel hutang bisa dijelaskan oleh variabel dividen profitabilitas, volatilitas dan pertumbuhan sedangkan sisanya di pengaruhi oleh variabel lain lain di luar model, disamping itu variabel dividen, profitabilitas dan Profitabilitas, selain pertumbuhan tersebut secara serempak terbukti mempengaruhi hutang tidak signifikan. 4. Dalam pengujian signifikasi pengaruh variabel independen secara individual terhadap variabel depeden di ketahui Persamaan DPR dan DER dengan Nilai Probability sebesar 0.0000 dan DPR terhadap Volatilitas dengan Nilai Probabilitasnya sebesar 0.0318 dengan demikian Variabel BETA dan PERTUMBUHAN mempunyai hubungan yang tidak signifikan dengan nilai masing-masing PERTUMBUHAN sebesar 0.4986 dan BETA dengan nilai Sebesar 0.8278. dan pada Persamaan DER yang mempunyai hubungan signifikan yakni, DER dan DPR dengan nilai Probability sebesar 0.0014 el pertumbuhan dan beta yang tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dividen dan hutang sebagai variabel dependen dan hanya variabel pertumbuhan dan beta yang tidak konsisten dengan teori maupun hasil penelitian. 5. Pengujian Signifikasi pengaruh variabel independen secara serentak dalam model persamaan dividen menunjukan F hitung sebesar 2.794597 dengan nilai Probabilitas sebesar 0.029162 karena nilai Probabilitas kurang dari 0.05
(α), maka seluruh variabel yaitu DER, BETA, VOLATILITAS,
94
PERTUMBUHAN secara serempak mempengaruhi dividen secara serempak signifikan. 6. Pengujian signifikasi pengaruh variabel independen secara serentak dalam model persamaan hutang menunjukan F hitung sebesar 4.111918 dengan nilai Probabilitas 0.003691 kurang dari 0.05 (α), maka seluruh variabel yaitu DPR, PROFITABILITAS, VOLATILITAS, dan PERTUMBUHAN, secara serempak mempengaruhi DER secara Signifikan.
B. IMPLIKASI
95
Implikasi pada pnelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Penelitian ini tidak menutup kemungkinan untuk memasukan variabel kontrol lain, yang dianggap memilki pengaruh yang signifikan terhadap hubungan interdepedensi kebijakan dividen dan kebijakan hutang. 2. Adanya ketidaksesuain dugaan yang dibuat mengenai pengaruh variabel pertumbuhan dan beta terhadap variabel dividen dan hutang yang di sebabkan oleh Proxy pertumbuhan, dan ini membuka kesempatan bagi penelitian mendatang untuk menggunakan indikator pertumbuhan dan beta yang berbeda, atau dengan menggunakan jumlah sampel data yang berbeda. 3. Dalam menentukan kebijakan hutang dan dividen hendaknya perusahaan lebih cermat dalam menganalisis faktor-faktor yang mungkin mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan rasio
perusahan,
pendapatn
perusahaan,
yang
pada
akhirnya
berdampak pada nilai perusahaan. 4. Untuk penelitian mendatang yang dilakukan untuk menganalisis hubungan simultan antara kebijakan dividen dan hutang mungkin dapat memperdalam analisis penelitian dengan membagi hutang dalam beberapa katagori hutang dan juga jatuh temponya.
DAFTAR PUSTAKA
96
Arifin, Zaenal, “Teori Keuangan dan Pasar Modal,” Edisi Pertama, Cetakan Pertama, Yogyakarta: Ekonisia, 2005. Barclay, Michael J., and Clifford G. Holdeness, 1989., Private benefits from control of public Corporations, Journal of Financial Economics. P. 371395. Bathala, CT., Moon, KP., Rao, RP., 1994, Managerial Ownership, Debt Policy, and The Impact of Institutional Holding: An Agency Perspective, Financial Management, Vol 23, No. 3. P. 38-50. Blume, M.E. 1980. “ Stock Return and Dividend Yield Some More Evidence”. The Review Of Economics and Statistis , pp. 567-577 November 1980. Bringham, EF., & Gapenski, LC., Daves, PR., 1999, Intermediate Financial Management, The Dryden Press, New York. Chaganti, R. & F. Damanpour, 1996, Institutional Ownership, Capital Structure and Firm Performance, Strategic Management Journal , p. 479-491. Chim,Sareth. “Analisis Faktor-Faktor yang mempengaruhi dividen payout Ratio pada Industri Manufaktur dan jasa di bursa Efek Jakarta “.Tesis Universitas Gadjah Mada . Yogyakarta 1999. Crutchley, CE., Hansen, RS., 1989, A Test of the Agency Theory of Managerial Ownership, Corporate Leverage, and Corporate Dividens, Financial Management, p. 36-46. David Young, S. & O’ Byrne, Stephen F., 2001., Eva and Value-Based Management, McGraw-Hill.
Efendri, “Faktor-Faktor yang mempengaruhi kebijakan dalam kebijakan pembayaran Dividen oleh perusahaan-perusahan “Go public” di Indonesia”. Tesis Universitas Gadjah Mada Yogyakarta 1993.
97
Faisal, 2000, Pengaruh Struktur kepemilikan Terhadap kebijakan Hutang Pada Industri manufaktur di BEJ , Tesis S2 UGM, tidak dipublikasikan. Gordon, M.J. 1959. “Dividens, Earnings, and Stock Prices”. The Review Of Economicssand Statistics. May 1959. Gunoro Nupikso, 2000, Analisis Simultanitas Insider Ownership, Kebijakan Hutang dan Dividend pada Perusahaan di BEJ, Tesis Magister sains UGM.
Hambali, Atika Jauharia Hatta. “Faktor-Faktor yang mempengaruhi Kebijakan Dividen: Investigasi Pengaruh Teori Stakeholder”. Tesis Uniersitas Gadjah Mada. Yogyakarta 2001. Husnan, Suad (1996), Dasar-Dasar Teori Portfolio dan Analisis Sekuritas, Edisi Kedua, Yogyakarta, UPP AMP YKPN. Jensen, G.,D. Solberg and T. Zorn, 1992, Simultaneous Determination of Insider Ownership, debt, and Dividend Policies, Journal of Financial and Quantitaive Analysis, Vol 27, p.247-263. Juliet D’Souza and Atul K.Saxena,”Agency Costs, Market Risk, Investment, Opportunities and Dividen Policy-An International Perspective,” Journal of Management Finance: Vol, 25, No.6, 35-43. 1999. Meyers S., and N. Majluf, 1984, Corporate financing and invesment decition when firms heve information investors do not heve, Journal of Financial Economics, 13, p. 187-221. Riyanto B., 1995, Dasar-dasar Pembelanjaan perusahaan, Edisi Ke empat, BPFE UGM Yogyakarta. Sulistyastuti, Dyah Ratih, “Saham Obligasi, Edisi Pertama,” Cetakan Yogyakarta: Universitas Atma Jaya Yogyakarta, 2002.
Pertama,
98
Suhartono,”Pengujian Terhadap Keterkaitan Antara Kebijakan Dividen dan Kebijakan Hutang secara Simultan Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar Di Bursa Efek Jakarta,”. April 2004. www.BEI.co.id
99