perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ANALISIS KESUKSESAN KINERJA SEKTOR PERBANKAN DI INDONESIA SEBELUM DAN SETELAH MELAKUKAN MERGER (Pada Bank Umum Nasional yang Merger antara Tahun 1997-2000)
SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta
oleh : Fany Hadiyanti NIM F 0207134
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit to user 2011
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi dengan judul :
ANALISIS KESUKSESAN KINERJA SEKTOR PERBANKAN DI INDONESIA SEBELUM DAN SETELAH MELAKUKAN MERGER (Pada Bank Umum Nasional yang Merger antara Tahun 1997-2000)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HALAMAN PENGESAHAN
Telah disetujui dan diterima baik oleh tim penguji Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret guna melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen.
Surakarta, Juli 2011
Tim Penguji Skripsi
1. Drs. Harmadi, M.M NIP. 195805131984031001
Sebagai Ketua
2. Dra. Mahastuti Agoeng, M.Si NIP. 194806221973302001
Sebagai Pembimbing
3. Drs Atmadji, M.M
Sebagai Anggota
NIP. 195905311985031004
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HALAMAN MOTTO
ﺧ ﯿﺮ ﻟﻠﻨ ﺎس أﻧﻔﻌﮭ ﻢ اﻟﻨ ﺎس Khoirunnasi Anfauhum Linnasi Sebaik-Baik Manusia Adalah Yang Paling Bermanfa'at Bagi Seluruh Umat Manusia
اﻟﻌﻠ ﻢ ﺛﻤ ﺮ ﺑ ﻼ آاﻟﺴ ﺠﺮ ﻋﻤﻞ ﺑ ﻼ Al Ilmu Bila Amalin Kassajari Bila Tsamarin Ilmu Tanpa Amal Bagai Pohon Tanpa Buah
Tinggalkanlah sesuatu yang membuatmu ragu kepada hal yang tidak membuatmu ragu. Sesungguhnya kejujuran itu membawa ketenangan, dan kebohongan itu mendatangkan keraguan (HR. Tirmidzi)
Ya Allah, bantulah diriku agar selalu mampu mengingat-Mu, mensyukuri nikmatMu, dan beribadah yang baik kepada-Mu (H.R. Abu Daud)
Jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu amat berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu (QS Al-Baqarah :45)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya Sederhana ini kupersembahkan untuk :
♥ Kedua orang tuaku yang tersayang, Ayahanda Syamsul Hadi dan Ibunda Dra.Sri Suyanti M,M yang selalu mencurahkan kasih sayangnya kepada diriku sejak kecil.
♥ Adikku tercinta Dheny Hadi Sundoro, trimakasih atas dukungannya.
♥ Nur Iwan Pradana atas cinta dan kasih sayangnya. ♥ Seluruh keluarga Moh. commitKhalil to user dan Tamtowirono
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
ِﺴ ـ ﻢ اﷲ اﻟﺮﺣﻤﻦﺮاﻟ ﺣﯿﻢ ــ ﻟﺒـــ
Assalamu’alaikum Wr. Wb Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt atas segala limpahan karunia dan nikmat sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Kesuksesan Kinerja Sektor Perbankan di Indonesia Sebelum dan Setelah Merger (Pada Bank Umum Nasional yang Merger antara Tahun 1997-2000)”. Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis memperoleh banyak sekali petunjuk, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karenanya, dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Dr. Wisnu Untoro MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret. 2. Dra. Hunik Sri Runing S, M.Si., selaku Ketua Jurusan Manajemen FE UNS dan Reza Rahardian, SE., MSi., selaku Sekretaris Jurusan Manajemen FE UNS. 3. Prof. Dr. Tulus Haryono, MEk selaku Pembimbing Akademik. 4. Drs.
Mahastuti Agoeng,
telah
sabar memberikan
M Si.,
selaku
bimbingan
dan
Pembimbing Skripsi saran-saran
yang
yang sangat
berarti dalam penulisan skripsi ini. 5. Bapak Drs. Atmadji, M.M dan Drs. Harmadi, M.M selaku Tim Penguji to user Ujian Skripsi, terima kasihcommit atas saran dan masukan yang diberikan. 6. Bapak dan Ibu Dosen serta segenap karyawan Fakultas Ekonomi UNS
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan dan kesempurnaan karya ini. Akhirnya, penulis berharap semoga karya sederhana ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan. Wassalamu’alaikum Wr.Wb. Surakarta, Juni 2011
Penulis
\
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PERSETUJUAN .......................................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................
iii
HALAMAN MOTTO .....................................................................................
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN .....................................................................
v
KATA PENGANTAR ...................................................................................
vi
DAFTAR ISI ..................................................................................................
viii
DAFTAR PUSTAKA……..............................................................................
xi
DAFTAR TABEL .............,,,,,........................................................................
xii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................
xv
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………….
xvi
ABSTRAK…………………………………………………………………... BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ............................................................
1
B. Perumusan Masalah ..................................................................
3
C. Tujuan Penelitian ....................................................................
4
D. Manfaat Penelitian ....................................................................
4
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Perbankan di Indonesia ................................................
6
1. Pengertian dan Fungsi Bank .................................................
6
2. Jenis Bank .............................................................................
9
3. Pendirian Bank ……………………………………………….
12
4. Kegiatan Usaha Bank ...........................................................
13
5. Likuidasi Bank ......................................................................
13
6. Kinerja Keuangan Bank ........................................................
14
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
B. Merger .........................................................................................
15
1. Pengertian Merger .................................................................
15
2. Pertimbangan Merger …………………………………….. ................................................................. 3. Klasifikasi Merger ................................................................
19
4. Konsep Nilai Tambah dalam Merger................................
22
C. Penelitian Terdahulu ...................................................................
22
D. Kerangka Pemikiran ....................................................................
25
E. Hipotesis ......................................................................................
28
20
BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling. ...................................
30
B. Metode Pengumpulan Data …………………………………… ............................................................................................ C. Definisi Operasional ..................................................................
31
D. Teknik Analisis Data..................................................................
32
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Sampel Penelitian ……………………………………………. ............................................................................ B. Deskriptif Statistik Sebelum Melakukan Merger……………. C. ………………………................................................................... Deskriptif Statistik Setelah Melakukan Merger …………….. D. Pengujian Hipotesis …………………………………………..
31
38 39 40 42
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ...............................................................................
79
B. Keterbatasan ..............................................................................
80
C. Saran ............................................................................................
80
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN ....................................................................................................
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
TABEL
Halaman
IV.1. Daftar Bank yang Melakukan Merger ......................................................38 IV.2. Deskriptif Stastik CAR, ROA, ROE, NPM, BOPO dan LDR Pada Periode Sebelum Merger ........................................................39 IV.3. Deskriptif Stastik CAR, ROA, ROE, NPM, BOPO dan LDR Pada Periode Setelah Merger ..........................................................41 IV.4. Perkembangan CAR Bank Pemerintah Pada Periode Setelah dan Sebelum Merger ………………………………………………… ..43 IV.5. Hasil Uji Peringkat Bertanda Wilcoxon Untuk Sampel Berpasangan Rasio CAR Sebelum dan Setelah Merger…………………………….44 IV.6. Perkembangan CAR Bank Swasta Pada Periode Setelah dan Sebelum Merger……………………………………………………45 IV. 7. Hasil Uji Peringkat Bertanda Wilcoxon Untuk Sampel Berpasangan Rasio CAR Sebelum dan Setelah Merger………………………… …46 IV.8. Perkembangan CAR Bank Pemerintah dan Bank Swasta Pada Periode Setelah Merger …………………………………………..47 IV.9. Hasil Uji Peringkat Bertanda Wilcoxon Untuk Sampel Berpasangan Rasio CAR Setelah Merger………………………………………. ...48 IV.10.Perkembangan ROA Bank Pemerintah Pada Periode Setelah dan Sebelum Merger …………………………………………………..49 IV.11 Hasil Uji Peringkat Bertanda Wilcoxon Untuk Sampel Berpasangan Rasio ROA Sebelum dan Setelah Merger…………………………….50 IV.12.Perkembangan ROA Bank Swasta Pada Periode Setelah dan Sebelum Merger……………………………………………………51 IV. 13 Hasil Uji Peringkat Bertanda Wilcoxon Untuk Sampel Berpasangan Rasio ROA Sebelum dan Setelah Merger…………………………….52 commit to user IV.14.Perkembangan ROA Bank Pemerintah dan Bank Swasta Pada Periode Setelah Merger …………………………………………...53
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
IV.15.Hasil Uji Peringkat Bertanda Wilcoxon Untuk Sampel Berpasangan Rasio ROA Setelah Merger…………………………………………..54 IV.16. Perkembangan ROE Bank Pemerintah Pada Periode Setelah dan Sebelum Merger …………………………………………………....55 IV.17. Hasil Uji Peringkat Bertanda Wilcoxon Untuk Sampel Berpasangan Rasio ROE Sebelum dan Setelah Merger……………………………..56 IV.18 Perkembangan ROE Bank Swasta Pada Periode Setelah dan Sebelum Merger…………………………………………………….57 IV.19. Hasil Uji Peringkat Bertanda Wilcoxon Untuk Sampel Berpasangan Rasio ROE Sebelum dan Setelah Merger……………………………..58 IV.20. Perkembangan ROE Bank Pemerintah dan Bank Swasta Pada Periode Setelah Merger …………………………………………...59 IV.21. Hasil Uji Peringkat Bertanda Wilcoxon Untuk Sampel Berpasangan Rasio ROE Setelah Merger……………………………………………60 IV.22 Perkembangan NPM Bank Pemerintah Pada Periode Setelah dan Sebelum Merger ……………………………………………………61 IV.23 .Hasil Uji Peringkat Bertanda Wilcoxon Untuk Sampel Berpasangan Rasio NPM Sebelum dan Setelah Merger……………………………..62 IV.24. Perkembangan NPM Bank Swasta Pada Periode Setelah dan Sebelum Merger…………………………………………………….63 IV. 25.Hasil Uji Peringkat Bertanda Wilcoxon Untuk Sampel Berpasangan Rasio NPM Sebelum dan Setelah Merger……………………….…….64 IV.26. Perkembangan NPM Bank Pemerintah dan Bank Swasta Pada Periode Setelah Merger …………………………………………....65 IV.27. Hasil Uji Peringkat Bertanda Wilcoxon Untuk Sampel Berpasangan Rasio NPM Setelah Merger……………………………………………66 IV.28 Perkembangan BOPO Bank Pemerintah Pada Periode Setelah dan Sebelum Merger …………………………………………………....67 IV.29 .Hasil Uji Peringkat Bertanda Wilcoxon Untuk Sampel Berpasangan Rasio BOPO Sebelum dan Setelah Merger…………………………….68 IV.30. Perkembangan BOPO Bank Swasta Pada Periode Setelah dan Sebelum Merger……………………………………………………..69 commit to user IV. 31.Hasil Uji Peringkat Bertanda Wilcoxon Untuk Sampel Berpasangan Rasio BOPO Sebelum dan Setelah Merger…………………………….70
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
IV.32. Perkembangan BOPO Bank Pemerintah dan Bank Swasta Pada Periode Setelah Merger ……………………………………………71 IV.33. Hasil Uji Peringkat Bertanda Wilcoxon Untuk Sampel Berpasangan Rasio BOPO Setelah Merger…………………………………………..72 IV.34. Perkembangan LDR Bank Pemerintah Pada Periode Setelah dan Sebelum Merger …………………………………………………….73 IV.35 .Hasil Uji Peringkat Bertanda Wilcoxon Untuk Sampel Berpasangan Rasio LDR Sebelum dan Setelah Merger……………………………....74 IV.36. Perkembangan LDR Bank Swasta Pada Periode Setelah dan Sebelum Merger……………………………………………………...75 IV.37. Hasil Uji Peringkat Bertanda Wilcoxon Untuk Sampel Berpasangan Rasio LDR Sebelum dan Setelah Merger……………………….. …….76 IV.38. Perkembangan LDR Bank Pemerintah dan Bank Swasta Pada Periode Setelah Merger …………………………………………….77 . IV.39. Hasil Uji Peringkat Bertanda Wilcoxon Untuk Sampel Berpasangan Rasio LDR Setelah Merger………………………………….. ………..78
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR GAMBAR
Halaman
III.1. Kerangka Pemikiran.................................................................................... 25
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN I.
Halaman
Perhitungan Rasio Keuangan Sebelum Merger………………………… ................................................................... Perhitungan Rasio Keuangan Setelah Merger…………………………..
147
II. Hasil Uji Wilcoxon...................................................................................
156
II
commit to user
148
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK ANALISIS KESUKSESAN KINERJA PERBANKAN SETELAH MELAKUKAN MERGER (studi kasus pada Bank Umum Nasional yang merger tahun 1997-2000)
FANY HADIYANTI F 0207134 Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja keuangan sektor perbankan di Indonesia sebelum merger dan tiga tahun pertama sesudah merger, kinerja keuangan sektor perbankan di Indonesia sebelum merger dan tiga tahun kedua, dan perbedaan kinerja keuangan Bank Pemerintah dengan Bank Swasta antara sebelum dan sesudah merger yang diproksikan dengan, Capital Adequacy Ratio (CAR). Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM), Rasio biaya operasional (BOPO), dan Loan to Deposit Ratio (LDR) Populasi penelitian adalah semua bank pemerintah maupun bank swasta di Indonesia yang melakukan merger antara tahun 1997 sampai tahun 2000. Sampel yang diambil adalah 12 perusahaan perbankan. Teknik sampling yang digunakan adalah metode purposive sampling. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis rasio dan uji beda dengan menggunakan alat analisis Wilcoxon Signed Ranks Test. Berdasarkan hasil pengujian penelitian ini, pada hipotesis pertama ditemukan bahwa ti dak tedapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan sebelum dan sesudah merger pada 3 tahun pertama dan 3 tahun kedua pada Bank Pemerintah apabila diukur dengan indikator rasio-rasio keuangan yaitu rasio solvabilitas (CAR), rasio rentabilitas (ROA, ROE, NPM dan BOPO) dan rasio likuiditas (LDR). Pada hipotesis kedua kinerja keuangan Bank Swasta 3 tahun sebelum dan 3 tahun pertama dan 3 tahun kedua pada Bank Swasta tidak diterdapat perbedaan yang signifikan bila diukur dengan rasio solvabilitas (CAR), rasio rentabilitas (ROA, ROE, NPM dan BOPO) dan rasio likuiditas (LDR). Pada hipotesis ketiga tidak tedapat perbedaan yang signifikan antara kinerja Bank Pemerintah dan Bank Swasta 6 tahun sesudah merger bila diukur dengan rasio solvabilitas (CAR), rasio rentabilitas (ROA dan ROE), namun terdapat perbedaan yang signifikan bila diukur dengan rasio rentabilitas (NPM dan BOPO) dan rasio likuiditas (LDR). Kata kunci: Bank, merger, kinerja keuangan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT THE ANALYSIS OF BANKING PERFORMANCE SUCCESS AFTER MERGER (case study at National General Bank which merger between 1997-2000) FANY HADIYANTI F 0207134 The purpose of this research is to know the financial performance of banking sector in Indonesia before the merger and the first three year after the merger, the financial performance of banking sector in Indonesia before the merger and the second three year, and the financial performance difference between government bank and private bank before and after the merger by using some proxies such as Capital Adequacy Ratio (CAR), Return On Asset (ROA), Return on Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM), Operational Cost Ratio (BOPO), and Loan to Deposit Ratio (LDR). The populations of this research are all the government banks and private banks in Indonesia which merge from 1997 up to 2000. Samples are taken from 12 banking companies. Purposive sampling method is used as the sampling technique. The analysis method which is used in this research is ratio analysis and the differentiation test by using analytic tool called Wilcoxon Signed Ranks Test. Based on the result of this research, at the first hypothesis, it is found that there is no significant difference of financial performance in government bank before and after the merger at the first three year and the second three year when it is measured by using ratio financial indicator such as Solvability Ratio (CAR), Internal Rate of Return Ratio (ROA, ROE, NPM, and BOPO), and Liquidity Ratio ( LDR). at the third hypothesis, there is no significant difference between government bank and private bank at their sixth year after merger when it is measured by solvability ratio (CAR), Internal Rate of Return Ratio (ROA and ROE), but there is a significant difference when it is measured by using Internal Rate of Return Ratio (NPM and BOPO), and Liquidity Ratio. Keywords: Bank, merger, financial performance
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH Krisis ekonomi yang melanda di Indonesia sejak pertengahan tahun 1997
mengakibatkan
seluruh
potensi-potensi
ekonomi
mengalami
kemandegan dan diambang kebangkuratan. Salah satu sektor yang sangat mempengaruhi kegiatan sektor riil yaitu sektor jasa keuangan (perbankan) di Indonesia
terpaksa
ditutup
atau
dibekukan
kegiatannya
akibat
ketidakmampuan bank tersebut dalam mengelola operasionalnya. Padahal, jumlah perbankan dengan berbagai kemudahan-kemudahan yang diberikan pemerintah banyak bermunculan dihampir setiap daerah. Perkembangan perbankan yang demikian menyebabkan perbankan rentan terhadap perubahan-perubahan. Dengan kondisi perbankan nasional yang rentan terhadap gejolak nilai tukar rupiah telah mengakibatkan beberapa bank mengalami kesulitan likuiditas yang sangat besar. Melemahnnya nilai tukar Rupiah mengakibatkan tanggungan atas hutang valuta asing yang tinggi, sehingga mempersulit kondisi perbankan. Di lain pihak kondisi debitur juga mengalami kondisi likuiditas sehingga kredit macet (Kredit Non Lancar) menjadi semakin bertambah besar. Akibat-akibat beruntun seperti ini yang menyebabkan krisis pada perbankan nasional. Sampai pada akhirnnya tanggal 1
November
1997
Pemerintah
Republik
Indonesia
mengumumkan
melikuidasi 16 bank swasta nasional. commit to user
1
perpustakaan.uns.ac.id
Pertumbuhan
digilib.uns.ac.id
merupakan
bagian
penting
kesuksesan
dalam
mempertahankan sebuah perusahaan. Pertumbuhan, perusahaan akan mengalami kesulitan untuk meningkatkan dedikasi terhadap tujuan dalam menarik manager-manager kelas satu. Pertumbuhan dapat bersifat internal maupun eksternal. Sejauh ini pembahasan hanya berkisar pada pertumbuhan internal : perusahaan memperoleh aktiva tertentu dan mendanainnya melalui laba di tahan atau pendanaan internal. Rekontruksi
perusahaan
mencakup
banyak
hal,
termasuk
penggabungan usaha, Rekontruksi perusahaan dapat diartikan sebagai setiap perubahan dalam struktur modal, operasi, atau kepemilikan di luar kegiatan bisnis normal. Beberapa bank masih menunjukkan kinerja yang kurang baik setelah adananya proses rekapitalisasi dengan menerima obligasi dari pemerintah, kinerja yang kurang baik tersebut di tandai dengan CAR (Capital Aqequacy ratio) yang rendah dan LDR (Load to deposit ratio). Untuk mengatasi kinerja yang belum baik, maka bagi bank yang masih bermasalah disarankan untuk melakukan merger. Merger agaknnya merupakan strategi koorporate yang banyak ditempuh perusahaan untuk menyehatkan perusahaan maupun bertahan di tengah krisis. Merger adalah pengabungan 2 atau lebih perusahaan dengan cara pengalihan aktiva dan kewajiban suatu perusahaan ke perusahaan lain. Menurut pengalaman di banyak kasus, daya tarik utama merger ada tiga. Pertama, dengan merger berarti meningkatkan skala ekonomi commit to user
2
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
(economies of scale). Artinnya, penggunaan sumber daya yang ada semakin ekonomis, yang pada gilirannya profitabilitas perbankan meningkat. Kedua, meningkatkan efisiensi dengan memungkinkan menutup cabang bank yang yang saling berdekatan dan menghilangkan duplikasi lainnya. Ketiga, mengurangi persaingan. Singkatnnya, konsekuensi terbaik dari merger adalah sinergi kekuatan antara beberapa bank yang bergabung. Para pemrakarsa merger bank pemerintah agaknnya tertarik dengan kisah sukses merger bank tersebut. Merger antarbank pemerintah, di yakini lebih mudah dilakukan karena pemiliknnya sama. Selain itu, dengan merger di harapkan dapat memecahkan masalah turunnya pangsa-pangsa pasar bankbank pemerintah Pascapakto 1988. Fakta menunjukkan, deregulasi perbankan telah mengurangi pangsa pasar bank-bank pemerintah di satu sisi, dan naik daunnya bank-bank swasta nasional terutama bank devisa dari sisi akumulasi kekayaan, penyaluran kredit, dan penghimpun dana di sisi lain (Kuncoro, 1994). Kendati demikian, apakah merger antarbank pemerintah akan mengembalikan pangsa bank pemerintah, masih perlu di buktikan lebih lajut. Bertitik tolak dari tinjauan latar belakang masalah yang ada, peneliti mengambil
judul
PERBANKAN
“ANALISIS
DI
KESUKSESAN
INDONESIA
SEBELUM
KINERJA
SEKTOR
DAN
SETELAH
MELAKUKAN MERGER (Pada Bank Umum Nasional yang Merger antara Tahun 1997-2000)
B. RUMUSAN MASALAH commit to user
3
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah terdapat perbedaan kinerja keuangan sebelum dan sesudah merger pada tiga tahun pertama dan tiga tahun kedua pada Bank Pemerintah? 2. Apakah terdapat perbedaan kinerja keuangan sebelum dan sesudah merger pada tiga tahun pertama dan tiga tahun kedua pada Bank Swasta? 3. Apakah terdapat perbedaan kinerja keuangan antara Bank Pemerintah dengan Bank swasta setelah melakukan merger? C. TUJUAN PENELITIAN 1. Untuk mengetahui perbedaan kinerja keuangan sebelum dan sesudah merger pada tiga tahun pertama dan tiga tahun kedua pada Bank Pemerintah. 2. Untuk mengetahui perbedaan kinerja keuangan sebelum dan sesudah merger pada tiga tahun pertama dan tiga tahun kedua pada Bank Swasta. 3. Untuk mengetahui perbedaan kinerja keuangan antara Bank Pemerintah dengan Bank Swasta setelah melakukan merger. D. MANFAAT PENELITIAN Hasil penelitian ini bermanfaat bagi para manager perbankan, ahli perbankan nasional, peneliti lain dan peneliti sendiri. 1. Bagi manajer perbankan Untuk
memberikan
penganmbilan
sumbangan
pemikiran
keputusan perusahaan commit to user melakukan merger
sebagai
perbankkan
yang
pihak akan
4
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Bagi ahli perbankan nasional. Memberikan informasi yang akurat dan lengkap tentang langkah merger sebagai keputusan strategic yang tepat. 3. Bagi peneliti sendiri Dapat menambah pengetahuan tentang merger perbankan.
commit to user
5
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II LANDASAN TEORI
A. TINJAUAN PERBANKAN DI INDONESIA 1. Pengertian dan Fungsi Bank Bank adalah sebuah lembaga intermediasi keuangan umumnya didirikan
dengan
kewenangan
untuk
menerima
simpanan
uang,
meminjamkan uang, dan menerbitkan promes atau yang dikenal sebagai banknote. Kata bank berasal dari bahasa Italia berarti tempat penukaran uang. Sedangkan menurut Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 Tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Industri perbankan telah mengalami perubahan besar dalam beberapa tahun terakhir. Industri ini menjadi lebih kompetitif karena deregulasi peraturan. Saat ini, bank memiliki fleksibilitas pada layanan yang mereka tawarkan, lokasi tempat mereka beroperasi, dan tarif yang mereka bayar untuk simpanan deposan. Menurut UU RI No 10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, dapat disimpulkan bahwa usaha perbankan meliputi tiga kegiatan, yaitu menghimpun dana,menyalurkan dana,dan memberikan commit to user
6
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
jasa bank lainnya. Kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana merupakan kegiatan pokok bank sedangkan memberikan jasa bank lainnya hanya kegiatan pendukung.
Kegiatan
menghimpun dana, berupa
mengumpulkan dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan giro, tabungan, dan deposito. Biasanya sambil diberikan balas jasa yang menarik seperti, bunga dan hadiah sebagai rangsangan bagi masyarakat. Fungsi Bank Fungsi perbankan Indonesia adalah sebagai penghimpun, penyalur dan pelayan jasa dalam lalulintas pembayaran dan peredaran uang di masyarakat
yang bertujuan menunjang pelaksanaan
pembangunan
nasional, dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak. Secara ringkas fungsi bank dapat dibagi menjadi sebagai berikut: a. Penghimpun dana untuk menjalankan fungsinya sebagai penghimpun dana maka bank memiliki beberapa sumber yang secara garis besar ada tiga sumber, yaitu: 1. Dana yang bersumber dari bank sendiri yang berupa setoran modal waktu pendirian. 2. Dana yang berasal dari masyarakat luas yang dikumpulkan melalui usaha perbankan seperti usaha simpanan giro, deposito dan tabanas. 3. Dana yang bersumber dari Lembaga Keuangan yang diperoleh dari pinjaman dana yang berupa Kredit Likuiditas dan Call Money (dana yang sewaktu-waktu dapat ditarik oleh bank yang meminjam). commit to user
7
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. Penyalur/pemberi Kredit Bank dalam kegiatannya tidak hanya menyimpan dana yang diperoleh, akan tetapi untuk pemanfaatannya bank menyalurkan kembali dalam bentuk kredit kepada masyarakat yang memerlukan dana segar untuk usaha. Tentunya dalam pelaksanaan fungsi ini diharapkan bank akan mendapatkan sumber pendapatan berupa bagi hasil atau dalam bentuk pengenaan bunga kredit. Pemberian kredit akan menimbulkan resiko, oleh sebab itu pemberiannya harus benar-benar teliti dan memenuhi persyaratan. c. Penyalur dana Dana-dana yang terkumpul oleh bank disalurkan kepada masyarakat dalam bentuk pemberian kredit, pembelian surat-surat berharga, penyertaan, pemilikan harta tetap. d. Pelayan Jasa Bank dalam melakukan berbagai aktivitas kegiatan antara lain pengiriman uang, cek wisata, kartu kredit dan pelayanan lainnya. Jika fungsi di atas diklasifikasikan lagi maka fungsi bank dibagi menjadi Fungsi Utama dan Fungsi Tambahan. Yakni sbb : 1. Fungsi Utama, meliputi: § penghimpun dana; § pembiayaan; § peningkatan faedah dari dana masyarakat; § penanggung resiko. 2. Fungsi Tambahan, meliputi: § memberikan fasilitas pengiriman uang; § penggunaan cek;
commit to user
8
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
§ memberikan garansi bank. Fungsi bank yang dikemukakan di atas, secara umum merupakan fungsi bank umum, adapun fungsi dari bank sentral adalah: ü penyelesaian utang-piutang antar bank; ü mengedarkan uang kertas; ü wakil pemerintah dalam menerima pembayaran pajak ü sumber dana pinjaman terakhir; ü memegang cadangan kas sistem; ü mengontrol volume dan keadaan kredit untuk mempertahankan tingkat kegiatan ekonomi. 2. Jenis Bank Sejak diberlakukannya Undang-Undang nomor 10 tahun 1998, jenis bank dapat dibedakan menjadi Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat. a) Bank Umum Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalulintas pembayaran. Sifat jasa yang diberikan adalah umum. Bank Umum sering juga disebut Bank Komersial. Usaha-usaha bank umum yang utama antara lain: a. menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk giro, deposito, sertifikat deposito, tabungan; b. memberikan kredit
commit to user
9
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
c. menerbitkan surat pengakuan hutang; d. memindahkan uang; e. menempatkan dana pada atau meminjamkan dana dari bank lain f. menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga; g. menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga. Bank umum di Indonesia dilihat dari kepemilikannya terdiri atas: a. Bank pemerintah, seperti BRI, BNI, BTN. b. Bank Pembangunan Daerah (BPD), seperti BPD DKI Jakarta. c. Bank Swasta Nasional Devisa, seperti BCA, NISP, Bank Danamon. d. Bank Swasta Nasional Bukan Devisa. e. Bank Campuran, contoh Sumitomo Niaga Bank. f. Bank Asing, seperti Bank of America, Bank of Tokyo. Bank umum ada yang disebut Bank Devisa dan Bank Non Devisa. Bank Umum Devisa artinya yang ruang lingkup gerak operasionalnya sampai ke luar negeri. Bank Umum Non Devisa artinya ruang lingkup gerak operasionalnya di dalam negeri saja. b) Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang Perbankan, yang dimaksud Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang menerima simpanan hanya dalam bentuk deposito berjangka, tabungan dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu. Usaha-usaha Bank Perkreditan Rakyat, diantaranya: commit to user
10
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
a. menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa deposito berjangka, dan tabungan; b. memberi kredit; c. menyediakan pembiayaan bagi nasabah berdasarkan prinsip bagi hasil sesuai dengan yang ditetapkan pemerintah; dan d. menempatkan dananya dalam bentuk sertifikat Bank Indonesia (SBI) Pembagian bank selain didasarkan Undang-Undang Perbankan dapat juga
dibagi
menurut
kemampuan
bank
menciptakan
alat
pembayaran, yang meliputi: 1) Bank Primer yaitu bank yang dapat menciptakan alat pembayaran baik berupa uang kartal maupun uang giral. Bank yang termasuk kelompok ini adalah: a) Bank Sentral atau Bank Indonesia sebagai pencipta uang kartal. Selain itu tugas Bank Sentral diantaranya: Ø menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter; Ø mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran; dan Ø mengatur dan mengawasi bank. b) Bank Umum sebagai pencipta uang giral (uang yang hanya berlaku secara khusus dan tidak berlaku secara umum). 2) Bank Sekunder yaitu bank yang tidak dapat menciptakan alat pembayaran dan hanya berperan sebagai perantara dalam perkreditan yang tergolong dalam bank ini adalah Bank Perkreditan Rakyat commit to user
11
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3. Pendirian Bank Perizinan pendirian bank diatur dalam pasal 16 sampai dengan pasal 20 UU Perbankan no. 10 tahun 1998. Disebutkan bahwa pada prinsipnya di Indonesia, setiap pihak yang melakukan kegiatan menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan wajib terlebih dahulu harus memperoleh izin usaha sebagai Bank Umum atau Bank Perkreditan Rakyat dari pimpinan Bank Indonesia kecuali apabila kegiatan menghimpun dana dari masyarakat dimaksud diatur dengan UndangUndang tersendiri. Sedangkan Suseno dan Piter Abdullah (2006: 165) menyatakan bahwa berdasarkan ketentuan Bank Indonesia, pemberian izin pendirian suatu bank dilakukan dalam dua tahap yaitu : a. Izin prinsip Yang dimaksud dengan izin prinsip adalah izin atau persetujuan untuk melakukan persiapan pendirian bank. b. Izin usaha Izin usaha adalah izin untuk melakukan kegiatan usaha bank setelah persiapan yang dilakukan sesuai izin prinsip selesai dilakukan. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam mendirikan suatu bank, maka harus terlebih dahulu mendapatkan izin baik izin prinsip maupun izin usaha karena kegiatan menghimpun dana dari masyarakat, oleh siapa pun, pada dasarnya merupakan kegiatan yang perlu diawasi commit to user
12
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
karena kegiatan ini terkait dengan kepentingan masyarakat yang menyimpan dananya pada pihak bank. 4. Kegiatan Usaha Bank Pasal 6 sampai dengan pasal 15 UU Perbankan nomor 10 tahun 1998, mengatur kegiatan usaha bank telah di rinci dan dibatasi, yaitu ; a) Mengatur kegiatan-kegiatan usaha yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh bank. b) Kegiatan usaha bank dibedakan antara Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat. Bank Umum dapat mengkhususkan diri untuk melaksanakan kegiatan usaha tertentu dan memilih jenis usaha yang sesuai dengan keahlian dan bidang usaha yang ingin di kembangkan. Pasal 7 UU Perbankan nomor 10 tahun 1998, juga mengatur usahausaha tambahan yang dapat di jalankan Bank Umum, namun dengan izin khusus dari Mentri Keuangan. 5. Likuidasi Bank UU Perbankan nomor 10 tahun 1998 tidak mencantumkan rumusan untuk istilah “likuidasi” yang di sebutkan dalam pasal 37 ayat (2) dan ayat (3). Menurut Rachmadi Usman, SH (2001:167) pengertian likuidasi tidak terbatas pada pencabutan izin usaha bank,tertapi lebih luas lagi termasuk tindakan pembubaran (outbinding) badan hukum bank dan penyelesaian atau pemberesan (verifying) seluruh hak dan kewajiban sebagai akibat di bubarkannya badan hukum bank tersebut. commit to user
13
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Jadi, konsolidasi bank di mulai dari pencabutan izin usaha oleh Pimpinan Bank Indonesia, kemudian di lanjutkan dengan pembubaran badan hukum dari bank yang di likuidasi tadi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, dan terakhir dilakukan penyelesaian terhadap seluruh hak dan kewajiban yang di timbulkan oleh bank yang di likuidasi tadi. 6. Kinerja Bank Istilah kinerja atau performance seringkali dikaitkan dengan kondisi keuangan perusahaan. Kinerja merupakan hal penting yang harus dicapai oleh setiap perusahaan dimanapun, karena kinerja merupakan cerminan
dari
kemampuan
perusahaan
dalam
mengelola
dan
mengalokasikan sumber dayanya. Selain itu tujuan pokok penilaian kinerja adalah untuk memotivasi para karyawan dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam mematuhi standar perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya, agar membuahkan tindakan dan hasil yang diharapkan. Standar perilaku dapat berupa kebijakan manajemen atau rencana formal yang dituangkan dalam anggaran. Informasi kinerja perusahaan, terutama profitabilitas, diperlukan untuk menilai perubahan potensial sumber daya ekonomi yang mungkin dikendalikan dimasa depan. Informasi fluktuasi kinerja adalah penting dalam hal ini. Informasi kinerja bermanfaat untuk memprediksi kapasitas perusahaan dalam menghasilkan arus kas dari sumber daya yang ada. Disamping itu, informasi tersebut juga berguna dalam perumusan commit to user
14
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
perimbangan tentang efektifitas perusahaan dalam memanfaatkan sumber daya. (IAI, 2001).
B. MERGER 1. Pengertian Merger Merger didefinisikan oleh Pringle dan Harris2 sebagai berikut: “Merger is a combination of two or more firm in which one company survives under its own name while any others cease to exit as legal entities.” Jadi pada dasarnya merger adalah suatu keputusan untuk menggabungkan dan mengkombinasikan dua atau lebih perusahaan menjadi satu perusahaan baru. Dalam konteks bisnis, merger adalah suatu transaksi yang menggabungkan beberapa unit ekonomi menjadi satu unit ekonomi yang baru. Proses merger umumnya memakan waktu yang cukup lama, karena masing-masing pihak perlu melakukan negosiasi, baik terhadap aspekaspek permodalan maupun aspek manajemen, sumber daya manusia serta aspek hukum dari perusahaan yang baru tersebut. Merger dilakukan oleh perusahan-perusahaan untuk mencapai sasaran strategis dan sasaran financial tertentu. Proses merger melibatkan penggabungan dua atau lebih organisasi perusahaan yang berbeda dari segi karakter perusahaan, budaya, sistem serta nilainnya. Pihak-pihak yang berkepentingan pada perusahaan untuk melakukan proses perusahaan adalah para pemegang saham, manager, karyawan dan konsumen. commit to user
15
perpustakaan.uns.ac.id
Merger
digilib.uns.ac.id
merupakan
salah
satu
cara
pengembangan
dan
pertumbuhan perusahaan yang juga merupakan alternatif lain untuk investasi modal pertumbuhan secara eksternal. Dalam merger, perusahaanperusahaan mengabungkan dan membagi sumber daya yang dimiliki untuk mencapai tujuan bersama. Para pemegang saham dari perusahaanperusahaan yang bergabung biasannya tetap berposisi sebagai pemilik bersama atas ekuitas perusahaan yang di gabungkan. Menurut Suad Husnan (1998 hal 72), merger adalah penggabungan usaha. Motive dilakukannya merger adalah memperoleh sinergi yang di ukur dari incremental cash flow. Peningkatan cash flow dihasilkan dari peningkatan pendapatan, penurunan biaya, pemenuhan kebutuhan modal, penghematan pajak dan penurunan biaya modal. Pengukuran keberhasilan sinergi dilihat berdasarkan konsep NPV, karena termasuk evaluasi keputusan investasi yaitu membentuk suatu kegiatan yang bersifat baru atau kombinasi beberapa unit. Motif dari merger ini bermacam-macam. Menurut Pringle & Harris (1987), motif merger meliputi sekitar 11 aspek, yakni: (1) cost saving, (2) monopoly power, (3) auditing bankruptcy, (4) tax consideration, (5) retirement planning, (6) diversification, (7) increased debt capacity, (8) undervalued assets, (9) manipulating earning’s per share, (10) management desires, dan (11) eplacing inefficient management. Dengan demikian, motif perusahaan-perusahaan untuk melakukan merger sebenarnya didasarkan atas pertimbangan ekonomis dan dalam commit to user
16
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
rangka memenangkan persaingan dalam bisnis yang semakin kompetitif. Cost saving dapat dicapai karena dua atau lebih perusahaan yang memiliki kekuatan berbeda melakukan penggabungan, sehingga mereka dapat meningkatkan nilai perusahaan secara bersama-sama. Motif lain dilakukannya merger adalah monopoli power. Suatu perusahaan besar melakukan merger dengan perusahaan yang level bisnisnya lebih kecil atau setara akan memberikan kesan bahwa perusahaan ter-sebut memiliki kemampuan lebih, baik dalam aset maupun dalam managerial skill-nya. Dengan melakukan merger, maka kemampuan aset semakin besar, dengan begitu ia akan mampu melakukan operasi pada skala yang lebih ekonomis. Konsekuensinya, perusahaan hasil merger tersebut dapat menurunkan cost per unitnya, sehingga harga jual barang atau jasa per unit dapat ditekan lebih rendah. Kondisi ini pada gilirannya dapat menambah pangsa pasar (market share) dan menjadi market leader dalam industri dimana perusahaan tersebut berada. Merger juga dimaksudkan untuk menghindarkan perusahaan dari risiko bangkrut, dimana kondisi salah satu atau kedua perusahaan yang ingin bergabung sedang dalam ancaman bangkrut. Penyebabnya bisa karena missmanagement atau karena faktor-faktor lain seperti kehilangan pasar, keusangan teknologi dan/atau kalah bersaing dengan perusahaanperusahaan lainnya. Melalui merger, kedua perusahaan tersebut akan bersama menciptakan strategi baru untuk menghindari risiko bangkrut. commit to user
17
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Merger juga dilakukan dengan maksud untuk memanfaatkan insentif tax yang diberikan karena adanya kebijakan baru di bidang perpajakan yang dikeluarkan pemerintah. Misalnya, ada produk tertentu yang
oleh
undang-undang
perpajakan
atau
peraturan
perpajakan
dibebankan dari tax untuk mendorong perkembangan produksi tersebut. Perusahaan-perusahaan yang memproduksi barang/jasa tersebut dapat menjadi
incaran
perusahaan
besar
untuk
merger
dengan
motif
memanfaatkan fasilitas perpajakan tersebut. Motif lain dari merger adalah diversifikasi. Pada dasarnya diversifikasi dimaksudkan untuk meminimalkan risiko. Apabila dua atau lebih perusahaan yang berada dalam satu jalur bisnis yang sama melakukan merger, maka sebuah perusahaan baru hasil merger tersebut akan memiliki aneka ragam produk. Mekanisme diversifikasi ini berarti juga membagi risiko perusahaan untuk dipikul oleh jenis produk yang makin banyak, jadi dapat meminimumkan risiko. Dengan demikian, penghasilan yang diharapkan (expected yield) bisa lebih besar. Merger
juga
dimaksudkan
untuk
mengarahkan
perusahaan
beroperasi secara efisien. Bahkan motif ini sering dijadikan indikator utama (major indicator) dari sebuah kebijaksanaan merger. Beberapa praktisi bisnis berpendapat bahwa kebijaksanaan merger dapat dikatakan berhasil apabila merger tersebut dapat paling sedikit menghasilkan apa yang disebut sinergitik (sinergy) baru, dalam arti penggabungan dua perusahaan atau lebih tersebut, bukan hanya menghasilkan penjumlahan commit to user
18
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
seperti pada merger konglomerasi melainkan akan menghasilkan suatu matematika baru,4 dimana laba yang dicapai akan jauh lebih besar dibanding laba yang dicapai secara sendiri-sendiri ketika sebelum melakukan merger. Kondisi ini tentu akan menaikkan tingkat efisiensi, karena pada dasarnya operaing sinergy dapat meningkatkan economy of scale, sehingga berbagai sumber daya yang ada dapat saling melengkapi, dan koordinasi yang lebih baik antar berbagai tahap produksi. 2. Pertimbangan Merger Tujuan umum perusahaan melakukan merger dengan perusahaan lain antara lain untuk meningkatkan pangsa pasar dan nilai tambah melalui upaya penciptaan efisiensi yang lebih baik, meningkatkan sinergi operasional, sinergi keuangan, strategic realignment, dan bagi bank publik adalah adanya alasan q-ratio. Q-ratio adalah perbandingan kapitalisasi saham perusahaan dengan nilai perolehan (replacement cost) aktiva perusahaan. Perusahaan dengan q-ratio di atas satu menunjukkan bahwa manajemen perusahaan tersebut superior. Perusahaan hanya akan mengambil alih perusahaan lain, jika marginal q-ratio di atas satu. Artinya, nilai kapitalisasi saham perusahaan setelah digabung akan lebih tinggi dari pada biaya perolehannya. Dengan demikian, merger tidak akan terjadi jika angka q-ratio setelah merger lebih rendah dari pada angka sebelum merger. Nilai tambah dalam proses merger sering dituliskan dengan simbol 1 + 1 = 3. commit to user
19
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Berdasarkan tujuan merger di atas, jelas bahwa merger tidak hanya dibutuhkan oleh bank yang tidak sehat, namun justru sesama bank sehatpun perlu mempertimbangkan merger. Jika kita mengevaluasi keputusan pemerintah dalam melakukan merger terhadap empat bank BUMN tersebut, jelas tersirat bahwa pertimbangan merger bukan didorong oleh tujuan merger sebagaimana diuraikan di atas. Ada tiga pertimbangan penting di dalam merger keempat bank tersebut, yaitu: 1) Menghindari sanksi penutupan oleh BI karena diperkirakan bank tersebut kesulitan mencapai capital adequacy ratio (CAR) 8% pada akhir tahun 2001. 2) Menghindari pengeluaran negara yang cukup besar untuk membayar para deposan apabila bank-bank tersebut ditutup oleh BI. 3) Mencegah
terjadinya
domino
effect,
bertambahnya
jumlah
pengangguran, dan aspek negatif lainnya apabila bank tersebut harus ditutup. 3. Klasifikasi Merger Para ekonom membagi merger kedalam empat kelompok, yaitu (Weston B Bringham, 199,pp : 391) A Merger Horizontal Merger Horizontal adalah penggabungan dua perusahaan yang memproduksi jenis produk atau jasa yang sama sehingga akan semakin mengurangi pesaing di pasar, karena pesaing yang semula dianggap “musuh” berubah menjadi “partner”. commit to user
20
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
B Merger Vertikal Merger Vertikal adalah penggabungan dua perusahaan antara industry hulu dengan industry hilir sehingga akan terjadi efisiensi baik dalam pembelian bahan baku maupun dalam pendistribusian produk. C Merger Kongenerik Merger Kongenerik adalah penggabungan perusahaan yang bergerak pada industi umum yang sama, tetapi tidak ada hubungan pelanggan dan pemasok di antara keduannya. D Merger Konglomerat Merger Konglomerat adalah penggabungan perusahaan dari industry yang benar-benar berbeda, dengan maksud untuk lebih menguasai pasar karena persaingan yang semakin ketat. · Dari sudut analisis keuangan ada dua jenis merger (Sigit Handoyo, 2004) yaitu, 1. Merger Operasi Merger Operasi adalah merger yang memadukan operasi dari perusahaan-perusahaan yang bergabung dalam merger guna tercapainnya efek sinerginya sehingga timbul efesiensi dalam proses produksi 2. Merger Keuangan Merger Keuangan adalah merger yang tidak menyatukan unit operasi perusahan-perusahan yang bergabung sehingga dari commit to user
21
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
merger tersebut di harapkan adanya manfaat operasional tetapi perbaikan struktur financial. 4. Konsep Nilai Tambah dalam Merger Merger diharapkan menciptakan “nilai tambah”. Kehadiran Nilai Tambah merupakan indikasi ada tidaknnya ‘pertumbuhan” dari peristiwa merger. Nilai tambah harus memiliki tolak ukur yang jelas. Sedapat mungkin Nilai Tambah diukur secara kuantitatif sehingga dapat di perbandingkan
dengan
sebelum
merger.
Masing-masing
elemen
perusahaan memiliki definisi yang berbeda tentang konsep nilai tambah ini. Para eksekutif perusahaan memandang dari sisi peningkatan kapabilitas
manajerial
dan
skill
mereka.
Pemegang
saham
mendefinisikanya dari adanya peningkatan laba per lembar saham. Para pekerja mendefinisaikan nilai tambah melalui peningkatan kesejahteraan dan peningkatan produktivitas. Walaupun masing-masing mendefinisikannya secara berbeda, namun pada perinsipnnya ada satu tema yang ingin tercipta yaitu tercapainya suatu kondisi yang lebih baik setelah merger. Denga demikian merger seharusnya menciptakan tambahan nilai (add value). Moin (2003). C. PENELITIAN TERDAHULU Ratna Suminar (2006) melakukan penelitian dalam skripsinya (UNS,) yang berjudul : Analisis Pengaruh Merger Terhadap Kinerja Perbankan Publik di Indonesia (Studi Kasus Terhadap Bank Permata Tbk pada tahun 2000-2003) dengan menggunakan enam rasio keuangan yaitu commit to user
22
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
CAR, ROA, ROE, NIM, BOPO, LDR. Penelitian ini diuji dengan statistik non parametrik yaitu : wilcoxon-signed rank test dan memperoleh kesimpulan bahwa : 1. Merger tidak memberikan pengaruh untuk meningkatkan kinerja bank dengan tidak meningkatnya rasio CAR secara Signifikan. 2. Merger tidak memberikan pengaruh untuk menjadikan lebih baik kinerja bank dengan tidak meningkatnya rasio ROE secara Signifikan. 3. Merger berpengaruh untuk membuat lebih baik kinerja Bank Permata, Tbk dengan meningkatnya rasio ROA secara Signifikan. 4. Merger berpengaruh secara Signifikan untuk meningkatkan kinerja bank dengan adanya penurunan pada rasio BOPO. 5. Merger berpengaruh secara Signifikan terhadap kinerja bank dengan meningkatkan rasio NIM. 6. Merger tidak memberikan pengaruh untuk menjadikan lebih baik kinerja bank Permata Tbk dengan tidak adanya penurunan rasio LDR secara signifikan. Penelitian yang dilakukan oleh Payamta dan Nur Sholikah (2001) yang meneliti pengaruh dilakukannya merger dan akuisisi terhadap kinerja perbankan publik di Indonesia pada periode 1990 sampai 1995. Pengujian dilakukan dengan menggunakan uji wilcoxon, manova dan uji t dan menghasilkan kesimpulan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada kinerja perbankan sebelum dan sesudah merger dan akuisisi. commit to user
23
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Penelitian yang dilakukan oleh Payamta (2001) yang meneliti tentang analisis pengaruh keputusan merger dan akuisisi terhadap perubahan kinerja perusahaan publik di Indonesia. Pengujian dilakukan dengan menggunakan uji wilcoxon dan manova dan menghasilkan kesimpulan bahwa tidak ada perbedaan kinerja yang signifikan untuk periode sebelum dan sesudah merger dan akuisisi. Meskipun ada beberapa rasio keuangan yaitu total asset turnover, fixed asset turnover, ROI dan ROE yang memberikan inidikasi berbeda untuk tahun-tahun sebelum dan sesudah merger dan akuisisi, namun perbedaaan tersebut sifatnya hanya temporer dan tidak konsisten. Penelitian yang dilakukan Lyna Latifah, M. Lies Endarwati dan Sri Pujiningsih (2003) mengenai perbedaan kinerja bank sebelum dan sesudah melakukan merger. Pengujian dilakukan dengan uji wilcoxon dan menghasilkan kesimpulan bahwa dari semua rasio untuk mengukur kinerja, tidak ada perbedaan yang signifikan antara kinerja bank sebelum dan sesudah merger baik secara individu maupun bersama-sama kecuali pada kinerja bank Danamon yang menunjukkan perbedaan yang signifikan diukur dengan CAR (Capital Adequacy Ratio), RUAA (Ratio Utang Atas Aktiva), APTA (Aktiva Produktif Terhadap Aktiva), NPM (Net Profit Margin), ROA (Return On Asset), BOPO (Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional) dan LDR (Loan Deposit Ratio). Sedangkan untuk cash ratio Bank Danamon sebelum dan sesudah merger tidak menunjukkan perbedaaan yang signifikan. commit to user
24
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Yeni Haryati (2005) melakukan penelitian dalam skripsinya (UNS, tidak dipublikasikan) yang berjudul : Analisis Kinerja Bank Permata, Tbk sebelum dan setelah Merger periode 1999-2002 dengan menggunakan enam rasio keuangan yaitu CAR, ROA, ROE, NIM, BOPO dan LDR. Penelitian ini di uji dengan statistic non parametik yaitu ; wilcoxon-signed rank test dan memperoleh kesimpulan bahwa ; 1) Merger tidak memberikan pengaruh untuk meningkatkan kinerja bank dengan tidak meningkatnya rasio CAR secara signifikan. 2) Merger tidak memberikan pengaruh untuk meningkatkan kinerja bank dengan tidak meningkatnya rasio ROE secara signifikan 3) Merger tidak memberikan pengaruh untuk meningkatkan kinerja bank dengan tidak meningkatnya rasio ROA secara signifikan 4) Merger tidak memberikan pengaruh untuk meningkatkan kinerja bank dengan menurunkan rasio BOPO 5) Merger tidak memberikan pengaruh untuk meningkatkan kinerja bank dengan menaikan rasio NIM 6) Merger tidak memberikan pengaruh untuk meningkatkan kinerja bank dengan menurunkan rasio LDR D. Kerangka Pemikiran Berdasarkan tujuan penelitian yang telah ditetapkan sebelumnya, maka pada bagian ini disusun kerangka pemikiran sebagai berikut:
commit to user
25
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Current Asset Ratio (CAR) KINERJA BANK PEMERINTAH
Return On Asset (ROA) Return On Equity (ROE) Net Profit Margin (NPM) Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)
KINERJA BANK SWASTA
Loan to Deposit Ratio (LDR) MERGER Gambar III.1
Uraian Kerangka Pemikiran Dalam penelitian ini, penulis ingin mengetahui sejauhmana pengaruh merger terhadap kinerja sektor perbankan sebelum dan sesudah merger, berpengaruh positif atau sebaliknya. Apabila berpengaruh positif, maka kinerja sektor perbankan setelah merger menjadi lebih baik dibanding dengan sebelum merger. Seperti yang telah diuraikan sebelumnya bahwa merger adalah salah satu upaya untuk mengatasi masalah yang terjadi dalam dunia perbankan nasional di Indonesia, misalnya ketika terjadi kesulitan likuiditas sehingga tingkat kesehatan perbankan di bawah standar atau tidak memenuhi aturan yang berlaku. Keberhasilan merger dalam upaya mengatasi masalah kinerja perbankan nasional di Indonesia dapat diukur dengan menggunakan analisis rasio-rasio keuangan yang meliputi: a. Rasio solvabilitas (CAR)
commit to user
26
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. Rasio rentabilitas (ROA, ROE, NPM dan BOPO) c. Rasio likuiditas (LDR) Rasio-rasio keuangan yang disebutkan diatas menjadi indikator bahwa merger yang dilakukan oleh sektor perbankan di Indonesia berpengaruh positif atau sebaliknya. 1. Apabila rasio CAR meningkat berarti merger berpengaruh positif terhadap kinerja sektor perbankan di Indonesia. Dan sebaliknya, jika CAR menurun maka merger tidak dapat meningkatkan kinerja sektor perbankan di Indonesia secara signifikan. 2. Kinerja sektor perbankan di Indonesia setelah merger dikatakan meningkat atau lebih baik apabila rasio ROA dan ROE meningkat pula. Dan sebaliknya, jika ROA dan ROE menurun maka merger tidak dapat meningkatkan kinerja sektor perbankan di Indonesia secara signifikan. 3. Merger dapat dikatakan berpengaruh positif terhadap kinerja sektor perbankan di Indonesia jika rasio NPM mengalami peningkatan. Dan sebaliknya, jika NPM menurun maka merger tidak bepengaruh positif terhadap kinerja sektor perbankan di Indonesia. 4. Kinerja sektor perbankan di Indonesia setelah merger mengalami peningkatan apabila rasio BOPO menurun. Dan sebaliknya, jika BOPO meningkat maka dengan merger tidak dapat meningkatkan kinerja sektor perbankan di Indonesia secara signifikan. 5. Kinerja sektor perbankan di Indonesia setelah merger jika diukur dengan rasio LDR dapat dikatakan meningkat atau lebih baik apabila terjadi commit to user
27
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
penurunan rasio LDR. Dan sebaliknya, jika LDR menurun maka merger dapat meningkatkan kinerja sektor perbankan di Indonesia secara signifikan. Dengan pengukuran ke enam rasio tersebut terhadap laporan keuangan
sektor
perbankan
di
Indonesia
yang
dipublikasikan
dibandingkan secara vertikal (dari tahun ke tahun) yaitu dari tahun 1997 hingga tahun 2006.. Dalam hal inilah yang akan coba diteliti oleh penulis. E. Hipotesis Penelitian Berdasarkan uraian di atas, hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah : HI :
Terdapat perbedaan kinerja keuangan sebelum dan sesudah merger pada tiga tahun pertama dan tiga tahun kedua pada Bank Pemerintah bila diukur dengan rasio Capital Adequacy Ratio (CAR). Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM), Rasio biaya operasional (BOPO), dan Loan to Deposit Ratio (LDR)?
H2 :
Terdapat perbedaan kinerja keuangan sebelum dan sesudah merger pada tiga tahun pertama dan tiga tahun kedua pada Bank Swasta bila diukur dengan rasio Capital
Adequacy Ratio (CAR). Return On
Asset (ROA), Return On Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM), Rasio biaya operasional (BOPO), dan Loan to Deposit Ratio (LDR)? H3 :
Terdapat perbedaan kinerja keuangan antara Bank Pemerintah dengan Bank Swasta setelah melakukan merger bila diukur dengan rasio Capital Adequacy Ratio (CAR). Return On Asset (ROA), Return On commit to user
28
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM), Rasio biaya operasional (BOPO), dan Loan to Deposit Ratio (LDR)?
commit to user
29
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODE PENELITIAN Metodologi umum dari penelitian ini adalah membandingkan kinerja keuangan sebelum dan setelah merger. Dalam penelitian ini akan dilakukan analisis perbandingan data kuantitatif berupa angka-angka rasio yang diperoleh dan diuraikan sesuai masalah yang akan diteliti. Penelitian ini mengambil studi kasus pada Bank Pemerintah dan Bank Swasta di Indonesia yang melakukan merger. Penelitian ini dilakukan dengan pengamatan pada data sekunder dari bank umum nasional yang melakukan merger secara time series yaitu data yang dikumpulkan selama beberapa periode dengan tujuan untuk mengetahui arah perubahannya, yaitu antara tahun 1997 sampai tahun 2006. Penelitian ini akan menganalisa kinerja keuangan perusahaan perbankan yang melakukan merger dengan menggunakan data sekunder yang berasal dari laporan keuangan tiga tahun sebelum merger dan enam tahun sesudah merger. Kinerja yang diteliti meliputi rasio solvabilitas (CAR), rasio rentabilitas (ROA, ROE, NPM dan BOPO) dan rasio likuiditas (LDR). A. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling Populasi
adalah
keseluruhan
kelompok,
peristiwa
atau
suatu
ketertarikan yang ingin diselidiki oleh peneliti (Sekaran, 2000). Populasi dalam penelitian ini adalah semua Bank Pemerintah maupun Swasta yang melakukan merger antara tahun 1997 sampai tahun 2000. Dipilihnya periode waktu merger antara tahun 1997 sampai tahun 2000 karena pada tahun 1997 terjadi krisis commit to user moneter yang menyebabkan banyak bank di Indonesia mengalami masalah 30
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
sehingga untuk mewujudkan perbankan yang sehat, salah satu alternatif yang bisa ditempuh yaitu melalui merger. Sampel menurut Sekaran (2000) adalah sebagian dari populasi. Sampel terdiri atas sejumlah anggota yang dipilih dari populasi. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 12 perusahaan perbankan. Pemilihan sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan metode non probability sampling dengan teknik pengambilan sample purpossive sampling, yaitu sample dipilih berdasarkan pada kesesuaian karakteristik dengan kriteria yang ditentukan. Kriteria sample yang digunakan, yaitu: 1.
Bank Pemerintah dan Bank Swasta di Indonesia.
2.
Melakukan merger antara tahun 1997 sampai tahun 2000.
3.
Tersedia laporan keuangan dua tahun sebelum merger dan enam tahun setelah merger.
B. Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara studi pustaka, yaitu peneliti mengambil informasi dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD) dan Direktori Perbankan Indonesia. C Definisi Operasional 1. Merger bank adalah penggabungan dari dua bank atau lebih dengan cara tetap mempertahankan berdirinya salah satu bank dan membubarkan bankbank lainnya dengan atau tanpa melikuidasi terlebih dahulu. 2. Kinerja keuangan bank adalah kemampuan bank untuk memenuhi kewajiban jangka pendek dengan segera, mendayagunakan aktiva bank commit to user
31
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
secara optimal, memenuhi kewajiban jangka panjang, dan menghasilkan laba. 3. Kinerja keuangan bank ini di ukur dengan menggunakan beberapa rasio keuangan, yaitu: a. CAR adalah kecukupan modal yang menunjukkan kemampuan bank dalam mempertahankan modal. b. ROA adalah perbandingan antara laba bersih dengan nilai total asset. c. ROE adalah perbandingan antara laba bersih dengan nilai total modal sendiri. d. NPM adalah rasio yang menggambarkan tingkat keuntungan atau laba yang diperoleh bank dibandingkan dengan pendapatan yang diterima dari kegiatan operasionalnya. e. BOPO adalah perbandingan antara jumlah biaya operasional dengan jumlah pendapatan operasional. f. LDR adalah perbandingan antara kredit yang disalurkan dengan seluruh dana yang berhasil dihimpun. D. Teknik Analisis Data Dari data yang diperoleh maka akan dirancang suatu teknik analisis data, dengan menggunakan alat analisis untuk mengetahui tingkat kinerja sektor perbankan di Indonesia sebelum dan sesudah merger. 1. Rasio-rasio keuangan untuk mengukur kinerja bank yang digunakan dalam penelitian ini, meliputi: a. Analisis Rasio Solvabilitas commit to user
32
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Analisis Rasio Solvabilitas adalah analisis yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya atau kemampuan bank untuk memenuhi kewajibankewajibannya jika terjadi likuidasi bank. Rasio yang sering digunakan, yaitu Capital Adequacy Ratio (CAR). Capital Adequacy Ratio (CAR) menggambarkan kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko, misalnya kredit yang diberikan
oleh
bank.
Peraturan
Bank
Indonesia
(PBI)
nomor
3/21/PBI/2001 telah menetapkan besarnya CAR minimum adalah 8%. Semakin besar CAR suatu Bank berarti kesiapannya untuk menghadapi kredit macet semakin besar pula. Nilai 8% dinilai sebagai batas aman untuk menghindarkan perbankan dari risiko kebangkrutan. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
b. Analisis Rasio Rentabilitas Analisis Rasio Rentabilitas adalah alat untuk menganalisis atau mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank yang bersangkutan. Analisis rasio rentabilitas suatu bank, antara lain: 1) Return On Asset (ROA) Return On Asset (ROA) digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara commit to user keseluruhan. Semakin besar Return On Asset (ROA) suatu bank, 33
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan asset. Nilai minimal untuk ROA adalah sebesar 1,215%. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut: ROA = 2) Return On Equity (ROE) Return On Equity (ROE) ini merupakan indikator yang amat penting bagi para pemegang saham dan calon investor untuk mengukur kemampuan bank dalam memperoleh laba bersih yang dikaitkan dengan pembayaran deviden. Kenaikan dalam rasio ini berarti terjadi kenaikan laba bersih dari bank yang bersangkutan. Nilai minimal untuk ROE adalah sebesar 8%. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
3) Net Profit Margin (NPM) Net Profit Margin (NPM) menggambarkan kepada pendapatan operasional bank yang terutama berasal dari kegiatan pemberian kredit yang dalam praktiknya memiliki berbagai risiko, seperti kredit bermasalah. Nilai minimal NPM yang digunakan adalah sebesar 4%. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
commit to user 4) Rasio Biaya Operasional (BOPO) 34
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Rasio biaya operasional (BOPO) ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya. Nilai maksimal BOPO adalah sebesar 93, 52%. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut: x 100% c. Analisis Rasio Likuiditas Analisis rasio likuiditas adalah analisis yang dilakukan terhadap kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya atau kewajiban yang sudah jatuh tempo. Rasio likuiditas yang sering dipergunakan dalam menilai kinerja suatu bank adalah Loan to Deposit Ratio (LDR). Loan to Deposit Ratio (LDR) tersebut menyatakan seberapa jauh pemberian kredit kepada nasabah kredit dapat mengimbangi kewajiban bank untuk segera memenuhi permintaan deposan yang ingin menarik kembali uangnya yang telah digunakan oleh bank untuk memberikan kredit. Semakin tinggi rasio ini, memberikan indikasi semakin rendahnya kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan. Hal ini disebabkan karena jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai kredit menjadi semakin besar. Dalam tata cara penilaian kesehatan bank, Bank Indonesia menetapkan ketentuan sebagai berikut: 1) Untuk rasio LDR sebesar 110% atau lebih artinya likuiditas bank tersebut dinilai tidak sehat. commit to user
35
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2) Untuk rasio LDR dibawah 110% artinya likuiditas bank tersebut dinilai sehat. LDR dapat dirumuskan sebagai berikut: LDR = Menurut Surat Edaran Bank Indonesia tanggal 29 Mei 1993, termasuk dalam pengertian dana yang diterima oleh bank adalah sebagai berikut : 1) KLBI (kredit likuiditas Bank Indonesia) jika ada. 2) Giro, Deposito berjangka, dan Tabungan masyarakat. 3) Pinjaman bukan dari bank yang berjangka waktu lebih dari 3 bulan. 4) Pinjaman dari bank lain yang berjangka waktu lebih dari 3 bulan. 5) Surat berharga yang diterbitkan oleh bank yang berjangka waktu lebih dari 3 bulan. 6) Modal pinjaman. 7) Modal inti. 2. Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis ketiga dengan mengggunakan alat analisis Wilcoxon. Uji Wilcoxon berguna untuk mengevaluasi perlakuan tertentu pada dua pengamatan atau untuk melakukan perbandingan dari dua sampel yang berhubungan, keduanya
berdistribusi sama atau tidak
(Djarwanto, 2003: 30). Untuk pengujian dengan menggunakan wilcoxon commit to user jika z hitung lebih kecil dari z tabel, maka hipotesis null didukung yang
36
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
berarti tidak mendukung hipotesis alternatif dan jika z hitung lebih besar dari z tabel maka hipotesis null tidak didukung yang berarti mendukung hipotesis alternatif (Djarwanto, 2003: 28). Uji Wilcoxon ini untuk melihat perbandingan dua sampel yang berpasangan yaitu perbandingan kinerja keuangan bank sebelum dan sesudah melakukan merger yaitu t - 3 dan t + 3 pada Bank Mandiri, t – 3, t + 6 Pada Bank Mandiri, t - 3, t + 3 pada Bank Danamon, t - 3 dan t + 6 pada Bank Danamon, t + 6 pada Bank Mandiri dan t + 6 pada Bank Danamon. a. Menyusun Hipotesis H0 : Tidak ada perbedaan kinerja keuangan bank sebelum dan sesudah melakukan merger H1 : Ada Perbedaan kinerja keuangan bank sebelum dan sesudah melakukan merger b. Menentukan level of signifikan sebesar 5%, α = 0,05. c. Kriteria Pengujian H 0 diterima bila zhitung < ztabel H 0 ditolak bila zhitung < ztabel
Teknik ini merupakan pengujian dua arah dengan membandingkan probabilitas (p) yang diperoleh dengan taraf signifikansi (α) 0,05. Apabila p<005 maka hipotesis tersebut terbukti atau signifikan. Sebaliknya apabila p>0,05 maka hipotesis tidak terbukti atau tidak signifikan.
commit to user
37
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Sampel Penelitian Data yang dikumpulkan merupakan data sekunder yang berupa laporan keuangan bank yang melakukan merger pada tahun 1997 hingga tahun 2000. Berdasarkan
kriteria
pengambilan
sampel
yang
telah
dikemukakan
sebelumnya, diperoleh 12 bank yang melakukan merger. Bank yang terpilih disajikan dalam tabel IV.1. Dari tabel IV.1 tersebut tercantum 12 bank yang melakukan merger yang memenuhi kriteria pengambilan sampel, yaitu bank umum nasional di Indonesia, yang melakukan merger antara tahun 1997 sampai tahun 2000, dan tersedia laporan keuangan tiga tahun sebelum merger dan enam tahun setelah merger. Tabel IV.1 No.
1.
Bank yang dimerger
Bank Bumi Daya
Kedalam bank atau
Tahun
nama baru
merger
Bank Pemerintah
1999
Bank Dagang Negara Bank Ekspor Impor Bank Pembangunan Indonesia 2.
Bank Duta
Bank Swasta
2000
Bank Jaya Bank Nusa Nasional Bank Pos Nusantara Bank Rama Bank Risjad Salim Internasional Bank Tamara Bank Tiara
commit to user
38
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Deskriptif Statistik Sebelum Melakukan Merger Berikut ini adalah tabel Descriptive Statistic mengenai CAR, ROA, ROE, BOPO, NPM dan LDR pada periode sebelum merger.
Tabel IV.2 Descriptive Statistics
N CAR_MAN ROA_MAN ROE_MAN NPM_MAN BOPO_MAN LDR_MAN CAR_DAN ROA_DAN ROE_DAN NPM_DAN BOPO_DAN LDR_DAN Valid N (listwise)
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
Minimum .82 .80 8.40 4.41 89.84 81.09 -214.98 -95.29 4.92 -469.67 86.30 30.33
Maximu m 9.90 1.51 26.60 12.66 101.50 100.20 1.00 256.84 137.72 2.35 572.07 136.44
Mean 6.4407 1.0983 15.8950 7.2108 95.4418 88.9757 -96.6603 31.9915 63.2593 -277.2217 388.5792 90.6533
Std. Deviation 4.90748 .36477 9.51810 4.71755 5.84116 9.98435 109.45954 195.28832 67.85539 247.77315 263.77087 54.53158
3
Sumber : Data yang diolah Berdasarkan tabel IV.2 pada Bank Pemerintah terlihat bahwa nilai minimum CAR adalah 0,82, nilai maksimum adalah 9,90 nilai rata-rata CAR Bank Pemerintah adalah 6,440 dengan SD 4,907. Nilai minimum ROA adalah -0,80, nilai maksimum adalah 1,51 nilai rata-rata ROA Bank Pemerintah adalah 1,098 dengan nilai SD 0,634. Nilai minimum ROE adalah 8,40, nilai maksimum adalah 26,60 nilai rata-rata ROE Bank Pemerintah adalah 15,895 dengan nilai SD 9,518. Nilai minimum NPM Bank Pemerintah adalah 4,41, nilai maksimum NPM adalah 12,66, nilai rata-rata NPM Bank Pemerintah adalah 7,21 dengan commit to user
39
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
nilai SD 4,717. Nilai minimum BOPO adalah 89,94, nilai maksimumnya adalah 101,50 sedangkan nilai rata-rata BOPO adalah 95,44 dengan SD 5,84. Nilai minimum LDR Bank Pemerintah adalah 81,09, nilai maksimum LDR adalah 100,20 nilai rata-ratanya adalah 88,97 dengan SD 9,98. Nilai minimum CAR Bank Swasta yaitu -214,98, nilai maksimum CAR yaitu 1,00, nilai rata-ratanya adalah -96,66 dengan SD 109,45. Nilai minimal ROA Bank Swasta yaitu 95,29 nilai maksimum ROA yaitu 256,84 sedangkan nilai rata-rata nya adalah 31,99 dengan SD 195,28. Nilai minimal ROE Bank Swasta adalah 4,92 nilai maksimum ROE yaitu 137,72 sedangkan nilai rata-ratanya adalah 63,25 dengan SD 67,855. Nilai minimum NPM Bank Swasta yaitu 469,67 nilai maksimum NPM Bank Swasta yaitu 2,35 nilai rata-ratanya yaitu -277,2 dengan SD 247,77. Nilai minimum BOPO 86,30 nilai maksimum adalah 572,07 nilai rata-ratanya yaitu 388,57 dengan SD 263,77. Nilai minimum LDR Bank Swasta yaitu 30,33 nilai maksimum LDR yaitu 136,44 sedangkan nilai rata-ratanya yaitu 90,65 dengan SD 54,53. B. Deskriptif Statistik Setelah Melakukan Merger Berikut ini adalah tabel Descriptive Statistic mengenai CAR, ROA, ROE, BOPO, NPM dan LDR pada periode setelah merger
commit to user
40
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel IV.3 Descriptive Statistics
N CAR_MAN ROA_MAN ROE_MAN NPM_MAN BOPO_MAN LDR_MAN CAR_DAN ROA_DAN ROE_DAN NPM_DAN BOPO_DAN LDR_DAN Valid N (listwise)
6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6
Minimum 15.40 .82 22.30 2.30 66.50 17.60 20.57 1.43 17.33 9.48 6.75 22.96
Maximu m 25.28 3.19 31.30 14.90 94.90 51.86 35.49 5.94 38.55 36.20 92.03 88.05
Mean 21.0467 2.2883 26.3517 7.4983 83.2833 37.0100 26.4517 3.2550 26.1167 18.8417 65.7267 61.0317
Std. Deviation 4.52029 .95673 3.06124 4.76708 11.08231 14.11041 5.03639 1.63903 7.78466 9.91362 32.05897 24.37786
6
Sumber : Data yang diolah Berdasarkan table IV.3 Nilai minimum CAR Bank Pemerintah yaitu 15,40 nilai maksimum yaitu 25,28 nilai rata-ratanya yaitu 21,0467 dengan SD 4,52029. Nilai minimum ROA 0,82 nilai maksimum 3,19 nilai rata-ratanya 2,28883 dengan SD 0,95673. Nilai minimum ROE Bank Pemerintah 22,30 nilai maksimum yaitu 31,30 sedangkan rata-ratanya yaitu 26,3517 dengan SD 3,06124. Nilai minimum NPM Bank Pemerintah yaitu 2,30, nilai maksimum yaitu 14,90 nilai rata-ratanya yaitu 7,4983 dengan SD 4,767. Nilai minimum BOPO Bank Pemerintah yaitu 66.5 yang dihasilkan pada tahun 2004, nilai maksimum yaitu 94,90 nilai rata-rata yaitu 80,8 dengan SD 48,33. Nilai minimum LDR Bank Pemerintah yaitu 17,60 nilai maksimum yaitu 51,8 nilai rata-rata yaitu 37,010 dengan SD 14,11. Nilai minimum CAR Bank Swasta adalah 20,57 nilai maksimum commit to user
41
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
sebesar 35,49 nilai rata-rata sebesar 25,4517 dengan SD 5,036. Nilai ROA Bank Swasta adalah 1,43 nilai maksimum sebesar 5,94 nilai rata-rata ROA 3,255 dengan SD 1,639. Nilai minimum ROE Bank Swasta adalah 17,33 nilai maksimum yaitu 38,55 nilai rata-ratanya 26,1167 dengan SD 7,78466. Nilai minimum NPM Bank Swasta yaitu 9,48 nilai maksimumnya adalah 36,20 yang dihasilkan paada tahun 2005, nilai rata-ratanya 18,8417 dengan SD 9,913. Nilai minimum BOPO Bank Swasta yaitu 6,75 nilai maksimum yaitu 92,03 nilai rata-rata nya yaitu 65,726 dengan SD 32,058. Nilai minimum LDR Bank Swasta yaitu 22,96 nilai maksimum yaitu 88,05 sedangkan nilai rata-ratanya yaiti 61,0317 dengan SD 24,377. C. PENGUJIAN HIPOTESIS A. Pengujian Hipotesis 1. Analisis Rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) o
Pengujian H1a dilakukan untuk mengetahui apakah Merger berpengaruh positif terhadap kinerja bank dengan meningkatkan Capital Adequacy Ratio (CAR) dengan menggunakan analisis vertikal (perbandingan dari tahun ke tahun).
commit to user
42
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel IV.4 Perkembangan CAR Bank Pemerintah PERIODE
1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005
SEBELUM MERGER 0.8245 9.9025 8.595 -
SETELAH MERGER
23.6 25.2 21.1 15.7 15.4 25.28
Sumber : Data Hasil Olahan Laporan Keuangan PT Mandiri(Bank Pemerintah) Kondisi ini disatu sisi menunjukkan PT Bank Pemerintah sudah lepas dari permasalahan permodalan yang kecil, sejak tahun 1996. Kemudian ada peningkatan yang pesat pada periode-periode setelah merger pada tahun 2000, kinerja Bank Pemerintah dilihat dari aspek capital telah meningkat, namun ketika pada tahun 2003 mengalami penurunan yang cukup pesat. o
Pengujian
HIa
dilakukan
untuk
mengetahui
apakah
Merger
berpengaruh positif terhadap kinerja Bank Pemerintah dengan meningkatnya CAR dengan mengunakkan Uji Wilcoxon.
commit to user
43
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel IV. 5 Hasil Uji Peringkat-Bertanda Wilcoxon Untuk Sampel Berpasangan Rasio CAR Sebelum dan Setelah Merger pada Bank Pemerintah No
Perbandingan
Tingkat Signifikasi
Asymp. Sig (2-tailed)/2
Kesimpulan
1
3 tahun sebelum merger dengan 3 tahun pertama setelah merger 3 tahun sebelum merger dengan 3 tahun kedua setelah merger
0,05
1,000
Ho diterima
0,05
0,109
Ho diterima
2
Sumber : Data yang diolah Pengujian dilakukan dengan tingkat signifikansi (α) sebesar 0,05 atau tingkat kepercayaan 95%. Dengan melihat perbandingan data diatas, keduanya menerima Ho sehingga dapat dikatakan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja perbankan di Indonesia antara 3 tahun sebelum merger dan 3 tahun pertama setelah merger dengan 3 tahun sebelum merger dan 3 tahun kedua setelah merger. o
Pengujian H1b dilakukan untuk mengetahui apakah Merger berpengaruh
positif
terhadap
kinerja
bank
Swasta
dengan
meningkatkan Capital Adequacy Ratio (CAR) dengan menggunakan analisis vertikal (perbandingan dari tahun ke tahun).
commit to user
44
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel IV.6 Perkembangan CAR Bank Swasta PERIODE
SEBELUM MERGER 1 -76.005 -214.976 -
1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006
SETELAH MERGER
35.49 25.33 26.84 27 23.48 20.57
Sumber: Hasil Olahan Laporan Keuangan PT Danamon (Bank Swasta) Kondisi ini disatu sisi menunjukkan PT Bank Swasta sudah lepas dari permasalahan permodalan yang negatif, sejak tahun 1998 dan 1999. Kemudian ada peningkatan yang pesat pada periode-periode setelah merger pada tahun 2001, kinerja Bank Swasta dilihat dari aspek capital telah meningkat. Namun, pada tahun 2005 mengalami penurunan yang cukup pesat. o
Pengujian berpengaruh
HIb
dilakukan
positif
untuk
terhadap
mengetahui
kinerja
Bank
apakah
Merger
Swasta
dengan
meningkatnya CAR dengan mengunakkan Uji Wilcoxon.
commit to user
45
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel IV. 7 Hasil Uji Peringkat-Bertanda Wilcoxon Untuk Sampel Berpasangan Rasio CAR Sebelum dan Setelah Merger pada Bank Swasta No
Perbandingan
1
3 tahun sebelum merger dengan 3 tahun pertama setelah merger
2
3 tahun sebelum merger dengan 3 tahun kedua setelah merger
Tingkat Signifikasi 0,05
Asymp. Sig (2-tailed)/2 0,109
Kesimpulan
0,05
0,109
Ho diterima
Ho diterima
Sumber: Data yang diolah Pengujian dilakukan dengan tingkat signifikansi (α) sebesar 0,05 atau tingkat kepercayaan 95%. Dengan melihat perbandingan data diatas, keduanya menerima Ho sehingga dapat dikatakan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja Bank Swasta antara 3 tahun sebelum merger dan 3 tahun pertama setelah merger dengan 3 tahun sebelum merger dan 3 tahun kedua setelah merger. o
Pengujian H1c dilakukan untuk mengetahui apakah Merger berpengaruh positif terhadap kinerja bank Pemerintah dan Swasta dengan meningkatkan Capital Adequacy Ratio (CAR) dengan menggunakan analisis vertikal (perbandingan dari tahun ke tahun)
commit to user
46
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel IV.8 Perbandingan CAR antara Bank Pemerintah dan Swasta PERIODE
PEMERINTAH
SWASTA
2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006
23.6 25.2 21.1 15.7 15.4 25.28 -
35.49 25.33 26.84 27 23.48 20.57
Sumber: Hasil Olahan Laporan Keuangan Bank Pemrintah dan Bank Swasta Berdasarkan table IV.6 dapat dikatakan bahwa modal CAR Pemerintah dibandingkan dengan CAR Swasta lebih kecil. Hal ini dikarenakan Bank Pemerintah setelah melakukan merger, masih di subsidi oleh Pemerintah, jadi modal yang diberikan terbatas, namun bila Bank Swasta setelah melakuka merger mencari modalnya sendiri. o
Pengujian
HIc
dilakukan
untuk
mengetahui
apakah
Merger
berpengaruh positif terhadap kinerja Bank Pemerintah dan Bank Swasta dengan meningkatnya CAR dengan mengunakkan Uji Wilcoxon
commit to user
47
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel IV. 9 Hasil Uji Peringkat-Bertanda Wilcoxon Untuk Sampel Berpasangan Rasio CAR Setelah Merger pada Bank Pemerintah dan Bank Swasta No
Perbandingan
1
3 tahun pertama setelah merger pada Bank Pemerintah dengan 3 tahun pertama setelah merger pada Bank Swasta 3 tahun kedua setelah merger pada Bank Pemerintah dengan 3 tahun kedua setelah merger pada Bank Swasta
2
Tingkat Signifikasi 0,05
Asymp. Sig (2-tailed)/2 0,109
Kesimpulan
0,05
0,285
Ho diterima
Ho diterima
sumber : data yang diolah Pengujian dilakukan dengan tingkat signifikansi (α) sebesar 0,05 atau tingkat kepercayaan 95%. Dengan melihat perbandingan data diatas, keduanya menerima Ho sehingga dapat dikatakan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja Bank Pemerintah dengan Bank Swasta antara 3 tahun pertama dan kedua setelah merger pada Bank Pemerintah
dengan 3 tahun
pertama dan kedua setelah merger pada Bank Swasta. 2. Analisis Rasio Return Of Asset (ROA) o
Pengujian H2a dilakukan untuk mengetahui apakah Merger berpengaruh positif terhadap kinerja Bank Pemerintah dengan meningkatkan Rasio Return Of Asset (ROA) dengan menggunakan analisis vertikal (perbandingan dari tahun ke tahun). commit to user
48
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel IV.10 Perkembangan ROA Bank Pemerintah PERIODE 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005
SEBELUM MERGER 0.8 1.505 0.99 -
SETELAH MERGER
0.82 1.55 2.2 2.78 3.19 3.19
Sumber: Hasil Olahan Laporan Keuangan PT Mandiri (Bank Pemerintah) Kondisi yang ditunjukkan pada table IV.8 diatas adalah kinerja Bank Pemerintah ditinjau dari aspek permodalan (assets) kurang sehat karena persentasi ROA berada dalam range 0-19,8% adalah kriteria kurang sehat. Namun demikian terjadi perkembangan dari 0,8 menjadi 3,19 padaa saat akhir periode pengamatan setelah merger. Penyebab rendahnya ROA adalah karena Bank belum mampu menyalurkan dana secara optimal, padahal pendapatan bunga merupakan unsur utama laba oprasional. o
Pengujian H2a dilakukan untuk mengetahui apakah Merger berpengaruh positif terhadap kinerja Bank Pemerintah dengan meningkatnya ROA dengan mengunakkan Uji Wilcoxon
commit to user
49
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel IV.11 Hasil Uji Peringkat-Bertanda Wilcoxon Untuk Sampel Berpasangan Rasio ROA Sebelum dan Setelah Merger pada Bank Pemerintah No
Perbandingan
1
3 tahun sebelum merger dengan 3 tahun pertama setelah merger 3 tahun sebelum merger dengan 3 tahun kedua setelah merger
2
Tingkat Signifikasi 0,05
Asymp. Sig (2-tailed)/2 1,000
Kesimpulan
0,05
0,109
Ho diterima
Ho diterima
Sumber : data yang diolah Pengujian dilakukan dengan tingkat signifikansi (α) sebesar 0,05 atau tingkat kepercayaan 95%. Dengan melihat perbandingan data diatas, keduanya menerima Ho sehingga dapat dikatakan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan atara kinerja Bank Pemerintah antara 3 tahun sebelum merger dan 3 tahun pertama setelah merger namun, terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja Bank Pemerintah pada 3 tahun sebelum merger dan 3 tahun kedua setelah merger. o
Pengujian H2b dilakukan untuk mengetahui apakah Merger berpengaruh
positif
terhadap
kinerja
Bank
Swasta
dengan
meningkatkan Rasio Return Of Asset (ROA) dengan menggunakan analisis vertikal (perbandingan dari tahun ke tahun
commit to user
50
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel IV.12 Perkembangan ROA Bank Swasta PERIODE 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006
SEBELUM MERGER 256.837 -65.5688 -95.2938 -
SETELAH MERGER
1.43 2.11 3.29 5.94 4.26 2.5
Sumber: Hasil Olahan Laporan Keuangan PT Danamon (Bank Swasta) Kondisi ini disatu sisi menunjukkan Bank Swasta sudah lepas dari permasalahan permodalan yang negatif, sejak tahun 1998. Kemudian ada peningkatan yang pesat pada periode-periode setelah merger pada tahun 2000, kinerja Swasta dilihat dari aspek asset telah meningkat. o
Pengujian H2b dilakukan untuk mengetahui apakah Merger berpengaruh
positif
terhadap
kinerja
Bank
Swasta
dengan
meningkatnya ROA dengan mengunakkan Uji Wilcoxon.
commit to user
51
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel IV. 13 Hasil Uji Peringkat-Bertanda Wilcoxon Untuk Sampel Berpasangan Rasio ROA Sebelum dan Setelah Merger pada Bank Swasta No
Perbandingan
1
3 tahun sebelum merger dengan 3 tahun pertama setelah merger
2
3 tahun sebelum merger dengan 3 tahun kedua setelah merger
Tingkat Signifikasi 0,05
Asymp. Sig (2-tailed)/2 1,000
Kesimpulan
0,05
1,000
Ho diterima
Ho diterima
sumber: data yang diolah Pengujian dilakukan dengan tingkat signifikansi (α) sebesar 0,05 atau tingkat kepercayaan 95%. Dengan melihat perbandingan data diatas, keduanya meerima Ho sehingga dapat dikatakan bahwa terdapat tidak perbedaan yang signifikan antara kinerja Bank Swasta antara 3 tahun sebelum merger dan 3 tahun pertama setelah merger dengan 3 tahun sebelum merger dan 3 tahun kedua setelah merger. o
Pengujian H2c dilakukan untuk mengetahui apakah Merger berpengaruh positif terhadap kinerja Bank Pemerintah dan Bank Swasta dengan meningkatkan Rasio Return Of Asset (ROA) dengan menggunakan analisis vertikal (perbandingan dari tahun ke tahun)
commit to user
52
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel IV.14 Perbandingan ROA antara Bank Pemerintah dan Swasta
PERIODE
PEMERINTAH
SWASTA
2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006
0.82 1.55 2.2 2.78 3.19 3.19 -
1.43 2.11 3.29 5.94 4.26 2.5
Sumber: Hasil Olahan Laporan Keuangan Bank Pemerintah dan Bank Swasta Dari data diatas dapat dilihat besarnya rasio ROA pada Bank Pemerintah selalu meningkat, berbeda dengan Bank Swasta yang berfluktuasi, hal ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan menggunakan aktiva. Hal ini disebabkan karena menurunnya laba sebelum pajak yang diperoleh dari bank walaupun terdapat peningkatan aktiva yang dimiliki bank setelah merger. o
Pengujian H2c dilakukan untuk mengetahui apakah Merger berpengaruh positif terhadap kinerja Bank Pemerintah dan Bank Swasta dengan meningkatnya ROA dengan mengunakkan Uji Wilcoxon
commit to user
53
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel IV. 15 Hasil Uji Peringkat-Bertanda Wilcoxon Untuk Sampel Berpasangan Rasio ROA Setelah Merger pada Bank Pemerintah dan Bank Swasta No
Perbandingan
1
3 tahun pertama setelah merger pada Bank Pemerintah dengan 3 tahun pertama setelah merger pada Bank Swasta
2
3 tahun kedua setelah merger pada Bank Pemerintah dengan 3 tahun kedua setelah merger pada Bank Swasta
Tingkat Signifikasi 0,05
Asymp. Sig (2-tailed)/2 0,109
Kesimpulan
0,05
0,285
Ho diterima
Ho diterima
sumber: data yang diolah Pengujian dilakukan dengan tingkat signifikansi (α) sebesar 0,05 atau tingkat kepercayaan 95%. Dengan melihat perbandingan data diatas, keduanya menerima Ho sehingga dapat dikatakan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja Bank Pemerintah dengan Bank Swasta antara 3 tahun pertama namun terdapat perbedaan yang signifikan pada Bank Pemerintah dan Bank Swasta dengan 3 tahun pertama dan kedua setelah merger 3. Analisis Rasio Return On Equity (ROE) o
Pengujian
H3a
dilakukan
untuk
mengetahui
apakah
merger
berpengaruh postif terhadap kinerja Bank Pemerintah dengan meningkatnya rasio Return On Equity (ROE), dengan menggunakan analisis Vertikal (Perbandingan dari tahun ke tahun) commit to user
54
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel IV.16 Perkembangan ROE Bank Pemerintah PERIODE 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005
SEBELUM MERGER 8.395 26.6025 12.6875 -
SETELAH MERGER
24.2 22.3 31.3 27.5 26.4 26.41
Sumber: Hasil Olahan Laporan Keuangan Bank Pemerintah
Dari data diatas dapat dilihat bahwa besarnya ROE mengalami peningkatan dan penurunan. Namun pada tahun 2002 terdapat peningkatan rasio ROE yang semula 22,3 menjadi 31,3. Sebab pada tahun 2002 terdapat peningkatan laba bersih dan ekuitas yang digunakkan oleh Bank juga mengalami peningkatan. o
Pengujian H3a dilakukan untuk mengetahui apakah Merger berpengaruh positif terhadap kinerja Bank Pemerintah dengan meningkatnya ROE dengan mengunakkan Uji Wilcoxon
commit to user
55
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel IV. 17 Hasil Uji Peringkat-Bertanda Wilcoxon Untuk Sampel Berpasangan Rasio ROE Sebelum dan Setelah Merger pada Bank Pemerintah No
Perbandingan
1
3 tahun sebelum merger dengan 3 tahun pertama setelah merger 3 tahun sebelum merger dengan 3 tahun kedua setelah merger
2
Tingkat Signifikasi 0,05
Asymp. Sig (2-tailed)/2 1,000
Kesimpulan
0,05
0,285
Ho diterima
Ho diterima
Sumber : data yang diolah Pengujian dilakukan dengan tingkat signifikansi (α) sebesar 0,05 atau tingkat kepercayaan 95%. Dengan melihat perbandingan data diatas, keduanya menerima Ho sehingga dapat dikatakan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan atara kinerja perbankan di Indonesia antara 3 tahun sebelum merger dan 3 tahun pertama setelah merger dengan 3 tahun sebelum merger dan 3 tahun kedua setelah merger. o
Pengujian berpengaruh
H3b
dilakukan
postif
untuk
terhadap
mengetahui
kinerja
Bank
apakah
merger
Swasta
dengan
meningkatnya rasio Return On Equity (ROE), dengan menggunakan analisis Vertikal (Perbandingan dari tahun ke tahun)
commit to user
56
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel IV.18 Perkembangan ROE Bank Swasta PERIODE 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006
SEBELUM MERGER 4.9175 137.724 47.1363 -
SETELAH MERGER
17.33 20.38 31.41 38.55 26.12 22.91
Sumber: Hasil Olahan Laporan Keuangan PT Danamon (Bank Swasta) Kondisi ini disatu sisi menunjukkan Bank Swasta setelah melakukan merger megalami penurunan, namun setelah melakukan merger ROE Bank Swasta berfluktuasi yaitu mengalami kenaikan serta penurunan. o
Pengujian H3b dilakukan untuk mengetahui apakah Merger berpengaruh
positif
terhadap
kinerja
Bank
Swasta
dengan
meningkatnya ROE dengan mengunakkan Uji Wilcoxon.
commit to user
57
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel IV. 19 Hasil Uji Peringkat-Bertanda Wilcoxon Untuk Sampel Berpasangan Rasio ROE Sebelum dan Setelah Merger pada Bank Swasta No
Perbandingan
1
3 tahun sebelum merger dengan 3 tahun pertama setelah merger
2
3 tahun sebelum merger dengan 3 tahun kedua setelah merger
Tingkat Signifikasi 0,05
Asymp. Sig (2-tailed)/2 0,285
Kesimpulan
0,05
0,593
Ho diterima
Ho diterima
sumber: data yang diolah Pengujian dilakukan dengan tingkat signifikansi (α) sebesar 0,05 atau tingkat kepercayaan 95%. Dengan melihat perbandingan data diatas, keduanya menerima Ho sehingga dapat dikatakan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja Bank Swasta antara 3 tahun sebelum merger dan 3 tahun pertama setelah merger dengan 3 tahun sebelum merger dan 3 tahun kedua setelah merger. o
Pengujian
H3c
dilakukan
untuk
mengetahui
apakah
merger
berpengaruh postif terhadap kinerja Bank Pemerintah dan Bank Swasta dengan meningkatnya rasio Return On Equity (ROE), dengan menggunakan analisis Vertikal (Perbandingan dari tahun ke tahun.
commit to user
58
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel IV.20 Perbandingan ROE antara Bank Pemerintah dan Swasta
PERIODE
PEMERINTAH
SWASTA
2000 24.2 2001 22.3 17.33 2002 31.3 20.38 2003 27.5 31.41 2004 26.4 38.55 2005 26.41 26.12 2006 22.91 Sumber: Hasil Olahan Laporan Keuangan Bank Pemerintah dan Bank Swasta
Dari data diatas dapat dilihat bahwa besarnya ROE antara Bank Pemerintah dengan Bank Swasta mengalami kenaikan dan penurunan, maka dapat dikatakan bahwa adanya pengaruh ROE setelah melakukan merger baik terhadap Bank Pemerintah maupun Bank Swasta. o
Pengujian H3c dilakukan untuk mengetahui apakah Merger berpengaruh positif terhadap kinerja Bank Pemerintah dan Bank Swasta dengan meningkatnya ROE dengan mengunakkan Uji Wilcoxon.
commit to user
59
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel IV. 21 Hasil Uji Peringkat-Bertanda Wilcoxon Untuk Sampel Berpasangan Rasio ROE Setelah Merger pada Bank Pemerintah dan Bank Swasta No
Perbandingan
1
3 tahun pertama setelah merger pada Bank Pemerintah dengan 3 tahun pertama setelah merger pada Bank Swasta
2
3 tahun kedua setelah merger pada Bank Pemerintah dengan 3 tahun kedua setelah merger pada Bank Swasta
Tingkat Signifikasi 0,05
Asymp. Sig (2-tailed)/2 0,285
Kesimpulan
0,05
1,000
Ho diterima
Ho diterima
sumber: data yang diolah Pengujian dilakukan dengan tingkat signifikansi (α) sebesar 0,05 atau tingkat kepercayaan 95%. Dengan melihat perbandingan data diatas, keduanya menerima Ho sehingga dapat dikatakan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja Bank Pemerintah dengan Bank Swasta antara 3 tahun pertama dan kedua setelah merger pada Bank Pemerintah dengan 3 tahun pertama dan kedua setelah merger pada Bank Swasta. 4.
Analisis Rasio Net Profit Margin (NPM) o
Pengujian
H4a
dilakukan
untuk
mengetahui
apakah
merger
berpengaruh postif terhadap kinerja Bank Pemerintah dengan meningkatnya rasio Net Profit Margin (NPM), dengan menggunakan analisis Vertikal (Perbandingan commit to dari usertahun ke tahun)
60
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel IV.22 Perkembangan NPM Bank Pemerintah PERIODE 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005
SEBELUM MERGER 4.5625 12.6575 4.4125 -
SETELAH MERGER
6.55 8.33 10.2 14.9 2.3 2.71
Sumber: Hasil Olahan Laporan Keuangan PT Mandiri (Bank Pemerintah) Dilihat berdasarkan table IV.20, diatas menunjukkan bahwa kinerja Bank Pemerintah yang diukur dengan NPM dari tahun ke tahun menunjukkan adannya peningkatan atau perkembangan, dengan demikian maka ada perkembangan yang diproksikan dalam NPM dari awal merger sampai dengan periode setelah merger. o
Pengujian H4a dilakukan untuk mengetahui apakah Merger berpengaruh positif terhadap kinerja Bank Pemerintah dengan meningkatnya NPM dengan mengunakkan Uji Wilcoxon
commit to user
61
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel IV. 23 Hasil Uji Peringkat-Bertanda Wilcoxon Untuk Sampel Berpasangan Rasio NPM Sebelum dan Setelah Merger pada Bank Pemerintah No
Perbandingan
1
3 tahun sebelum merger dengan 3 tahun pertama setelah merger 3 tahun sebelum merger dengan 3 tahun kedua setelah merger
2
Tingkat Signifikasi 0,05
Asymp. Sig (2-tailed)/2 0,593
Kesimpulan
0,05
0,593
Ho diterima
Ho diterima
Sumber : data yang diolah Pengujian dilakukan dengan tingkat signifikansi (α) sebesar 0,05 atau tingkat kepercayaan 95%. Dengan melihat perbandingan data diatas, keduanya menerima Ho sehingga dapat dikatakan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan atara kinerja perbankan di Indonesia antara 3 tahun sebelum merger dan 3 tahun pertama setelah merger dengan 3 tahun sebelum merger dan 3 tahun kedua setelah merger. o
Pengujian berpengaruh
H4b dilakukan untuk postif
terhadap
mengetahui
kinerja
Bank
apakah
merger
Swasta
dengan
meningkatnya rasio Net Profit Margin (NPM), dengan menggunakan analisis Vertikal (Perbandingan dari tahun ke tahun.
commit to user
62
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel IV.24 Perkembangan NPM Bank Swasta PERIODE
SEBELUM MERGER 2.345 -364.342 -469.668 -
SETELAH MERGER
1997 1998 1999 2000 2001 9.48 2002 12.71 2003 14.72 2004 24.73 2005 36.2 2006 15.21 Sumber: Hasil Olahan Laporan Keuangan Bank Swasta
Kondisi ini disatu sisi menunjukkan Bank Swasta sudah lepas dari permasalahan permodalan yang negatif, sejak tahun 1998. Kemudian ada peningkatan yang pesat pada periode-periode setelah merger pada tahun 2000, kinerja Swasta dilihat dari keuntungan yang didapat. . o
Pengujian H4b dilakukan untuk mengetahui apakah Merger berpengaruh
positif
terhadap
kinerja
Bank
Swasta
dengan
meningkatnya NPM dengan mengunakkan Uji Wilcoxon
commit to user
63
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel IV. 25 Hasil Uji Peringkat-Bertanda Wilcoxon Untuk Sampel Berpasangan Rasio NPM Sebelum dan Setelah Merger pada Bank Swasta No
Perbandingan
1
3 tahun sebelum merger dengan 3 tahun pertama setelah merger
2
3 tahun sebelum merger dengan 3 tahun kedua setelah merger
Tingkat Signifikasi 0,05
Asymp. Sig (2-tailed)/2 0,109
Kesimpulan
0,05
0,109
Ho diterima
Ho diterima
sumber: data yang diolah Pengujian dilakukan dengan tingkat signifikansi (α) sebesar 0,05 atau tingkat kepercayaan 95%. Dengan melihat perbandingan data diatas,dapat diketahui bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja Bank Swasta antara 3 tahun sebelum merger dan 3 tahun pertama setelah merger dan tidak terdapat perbedaan yang signifikan anatara 3 tahun sebelum merger dan 3 tahun kedua setelah merger pada Bank Swasta. o
Pengujian
H4c
dilakukan
untuk
mengetahui
apakah
merger
berpengaruh postif terhadap kinerja Bank Pemerintah dan Bank Swasta dengan meningkatnya rasio Net Profit Margin (NPM), dengan menggunakan analisis Vertikal (Perbandingan dari tahun ke tahun.
commit to user
64
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel IV.26 Perbandingan NPM antara Bank Pemerintah dan Swasta
PERIODE
PEMERINTAH
SWASTA
2000 6.55 2001 8.33 9.48 2002 10.2 12.71 2003 14.9 14.72 2004 2.3 24.73 2005 2.71 36.2 2006 15.21 Sumber: Hasil Olahan Laporan Keuangan Bank Pemerintah dan Bank
Swasta Dari data diatas dapat dilihat bahwa besarnya NPM antara Bank Pemerintah dengan Bank Swasta mengalami kenaikan dan penurunan. o
Pengujian H4c dilakukan untuk mengetahui apakah Merger berpengaruh positif terhadap kinerja Bank Pemerintah dan Bank Swasta dengan meningkatnya NPM dengan mengunakkan Uji Wilcoxon
commit to user
65
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel IV. 27 Hasil Uji Peringkat-Bertanda Wilcoxon Untuk Sampel Berpasangan Rasio NPM Setelah Merger pada Bank Pemerintah dan Bank Swasta No
Perbandingan
1
3 tahun pertama setelah merger pada Bank Pemerintah dengan 3 tahun pertama setelah merger pada Bank Swasta
2
3 tahun kedua setelah merger pada Bank Pemerintah dengan 3 tahun kedua setelah merger pada Bank Swasta
Tingkat Signifikasi 0,05
Asymp. Sig (2-tailed)/2 0,028
Kesimpulan
0,05
0,028
Ho ditolak
Ho ditolak
sumber: data yang diolah Pengujian dilakukan dengan tingkat signifikansi (α) sebesar 0,05 atau tingkat kepercayaan 95%. Dengan melihat perbandingan data diatas, keduanya menolak Ho sehingga dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja Bank Pemerintah dengan Bank Swasta antara 3 tahun pertama dan kedua setelah merger pada Bank Pemerintah dengan 3 tahun pertama dan kedua setelah merger pada Bank Swasta bila diukur menggunakkan rasio NPM. 5. Analisis Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) o
Pengujian
H5a
dilakukan
untuk
mengetahui
apakah
merger
berpengaruh postif terhadap kinerja Bank Pemerintah dengan menurunnya
rasio
Beban
Operasional
terhadap
Pendapatan
commit to user
66
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Operasional
(BOPO),
dengan
menggunakan
analisis
Vertikal
(Perbandingan dari tahun ke tahun). Tabel IV.28 Perkembangan BOPO Bank Pemerintah PERIODE 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005
SEBELUM MERGER 89.8425 101.498 94.985 -
SETELAH MERGER
94.5 94.9 87.1 76.3 65.65 80.4
Sumber : Data olahan dari Laporan Keuangan Bank Pemerintah (Bank Mandiri) Dari data diatas dapat dilihat bahwa rasio BOPO dalam kecenderungan menurun, walaupun pada tahun 2005 BOPO mengalami peningkatan sebesar 13,9% (selisih rasio BOPO tahun 2005-2004). Hal tersebut menunjukkan bahwa merger mengakibatkan penurunan biaya operasionalnya dalam menghasilkan pendapatan, sehingga Bank Pemerintah dapat dikatakan berjalan lebih efisien. o
Pengujian H5a dilakukan untuk mengetahui apakah Merger berpengaruh positif terhadap kinerja Bank Pemerintah dengan menurunnya BOPO dengan mengunakkan Uji Wilcoxon.
commit to user
67
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel IV. 29 Hasil Uji Peringkat-Bertanda Wilcoxon Untuk Sampel Berpasangan Rasio BOPO Sebelum dan Setelah Merger pada Bank Pemerintah No
Perbandingan
1
3 tahun sebelum merger dengan 3 tahun pertama setelah merger 3 tahun sebelum merger dengan 3 tahun kedua setelah merger
2
Tingkat Signifikasi 0,05
Asymp. Sig (2-tailed)/2 0,285
Kesimpulan
0,05
0,109
Ho diterima
Ho diterima
Sumber : data yang diolah Pengujian dilakukan dengan tingkat signifikansi (α) sebesar 0,05 atau tingkat kepercayaan 95%. Dengan melihat perbandingan data diatas, sehingga dapat dikatakan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan atara kinerja Bank Pemerintah antara 3 tahun sebelum merger dan 3 tahun pertama dan pada 3 tahun sebelum merger dan 3 tahun kedua setelah merger. o
Pengujian
H5b dilakukan untuk
mengetahui
apakah
merger
berpengaruh postif terhadap kinerja Bank Swasta dengan menurunya rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), dengan menggunakan analisis Vertikal (Perbandingan dari tahun ke tahun).
commit to user
68
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel IV.30 Perkembangan BOPO Bank Swasta PERIODE 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006
SEBELUM MERGER 86.3025 507.365 572.07 -
SETELAH MERGER
92.03 86.76 82.31 52.32 65.65 74.19
Sumber: Hasil Olahan Laporan Keuangan Bank Swasta
Dari data diatas dapat dilihat bahwa rasio BOPO dalam kecenderungan menurun, walaupun pada tahun 2006 BOPO mengalami peningkatan. Hal tersebut menunjukkan bahwa merger mengakibatkan penurunan biaya operasionalnya dalam menghasilkan pendapatan, sehingga Bank Swasta dapat dikatakan berjalan lebih efisien. o
Pengujian H5b dilakukan untuk mengetahui apakah Merger berpengaruh
positif
terhadap
kinerja
Bank
Swasta
dengan
menurunnya rasio BOPO dengan mengunakkan Uji Wilcoxon
commit to user
69
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel IV. 31 Hasil Uji Peringkat-Bertanda Wilcoxon Untuk Sampel Berpasangan Rasio BOPO Sebelum dan Setelah Merger pada Bank Swasta No
Perbandingan
1
3 tahun sebelum merger dengan 3 tahun pertama setelah merger 3 tahun sebelum merger dengan 3 tahun kedua setelah merger
2
Tingkat Signifikasi 0,05
Asymp. Sig (2-tailed)/2 0,285
Kesimpulan
0,05
0,109
Ho diterima
Ho diterima
Sumber : data yang diolah Pengujian dilakukan dengan tingkat signifikansi (α) sebesar 0,05 atau tingkat kepercayaan 95%. Dengan melihat perbandingan data diatas, keduanya menerima Ho sehingga dapat dikatakan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan atara kinerja perbankan di Indonesia antara 3 tahun sebelum merger dan 3 tahun pertama setelah merger dengan 3 tahun sebelum merger dan 3 tahun kedua setelah merger. o
Pengujian
H5c
dilakukan
untuk
mengetahui
apakah
merger
berpengaruh postif terhadap kinerja Bank Pemerintah dan Bank Swasta dengan menurunnya rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), dengan menggunakan analisis Vertikal (Perbandingan dari tahun ke tahun
commit to user
70
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel IV.32 Perbandingan BOPO antara Bank Pemerintah dan Swasta
PERIODE PEMERINTAH
SWASTA
2000 94.5 2001 94.9 92.03 2002 87.1 86.76 2003 76.3 82.31 2004 66.5 52.32 2005 80.4 65.65 2006 74.19 Sumber: Hasil Olahan Laporan Keuangan Bank Pemerintah dan Bank Swasta
Berdasarkan table diatas, BOPO antara Bank Pemerintah dan Bank Swasta mengalami kenaikan dan penurunan, maka dapat dikatakan bahwa rasio BOPO berpengaruh terhadap kinerja perbankan setelah melakukan merger. Hal tersebut menunjukkan bahwa merger mengakibatkan penurunan biaya operasional dalam menghasilkan pendapatan. Rasio BOPO dapat mengambarkan peningkatan kinerja Bank dengan menurunnya rasio BOPO o
Pengujian H5c dilakukan untuk mengetahui apakah Merger berpengaruh positif terhadap kinerja Bank Pemerintah dan Bank Swasta dengan menurunya BOPO dengan mengunakkan Uji Wilcoxon
commit to user
71
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel IV. 33 Hasil Uji Peringkat-Bertanda Wilcoxon Untuk Sampel Berpasangan Rasio BOPO Setelah Merger pada Bank Pemerintah dan Bank Swasta No
Perbandingan
1
3 tahun pertama setelah merger pada Bank Pemerintah dengan 3 tahun pertama setelah merger pada Bank Swasta
2
3 tahun kedua setelah merger pada Bank Pemerintah dengan 3 tahun kedua setelah merger pada Bank Swasta
Tingkat Signifikasi 0,05
Asymp. Sig (2-tailed)/2 0,028
Kesimpulan
0,05
0,028
Ho ditolak
Ho ditolak
sumber: data yang diolah Pengujian dilakukan dengan tingkat signifikansi (α) sebesar 0,05 atau tingkat kepercayaan 95%. Dengan melihat perbandingan data diatas, keduanya menolak Ho sehingga dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja Bank Pemerintah dengan Bank Swasta antara 3 tahun pertama dan kedua setelah merger pada Bank Pemerintah dengan 3 tahun pertama dan kedua setelah merger pada Bank Swasta bila diukur menggunakkan rasio BOPO. 6. Analisis Loan to Deposit Ratio (LDR) o
Pengujian
H6a
dilakukan
untuk
mengetahui
apakah
merger
berpengaruh postif terhadap kinerja Bank Pemerintah dengan menurunnya
rasio
Loan
to
Deposit
Ratio
(LDR),
dengan
to (Perbandingan user menggunakan analisiscommit Vertikal dari tahun ke tahun)
72
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel IV.34 Perkembangan LDR Bank Pemerintah PERIODE 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005
SEBELUM MERGER 100.202 81.09 85.635 -
SETELAH MERGER
17.6 24.6 34.7 41.5 51.8 51.86
Sumber: Hasil Olahan Laporan Keuangan PT Mandiri (Bank Pemerintah)
Dari data diatas dapat dilihat besarnnya rasio LDR yang selalu berfluktuasi. Namun demikian, bila dianalisis besarnya rasio LDR secara rata-rata, bank karena masih berada dibawah batas normal yaitu dibawah 110. o
Pengujian H6a dilakukan untuk mengetahui apakah Merger berpengaruh positif terhadap kinerja Bank Pemerintah dengan menurunya LDR dengan mengunakkan Uji Wilcoxon.
commit to user
73
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel IV. 35 Hasil Uji Peringkat-Bertanda Wilcoxon Untuk Sampel Berpasangan Rasio LDR Sebelum dan Setelah Merger pada Bank Pemerintah No
Perbandingan
1
3 tahun sebelum merger dengan 3 tahun pertama setelah merger 3 tahun sebelum merger dengan 3 tahun kedua setelah merger
2
Tingkat Signifikasi 0,05
Asymp. Sig (2-tailed)/2 0,109
Kesimpulan
0,05
0,109
Ho diterima
Ho diterima
Sum ber : data yang diolah Pengujian dilakukan dengan tingkat signifikansi (α) sebesar 0,05 atau tingkat kepercayaan 95%. Dengan melihat perbandingan data diatas, sehingga dapat dikatakan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan atara kinerja perbankan di Indonesia antara 3 tahun sebelum merger dan 3 tahun pertama setelah dengan 3 tahun sebelum merger dan 3 tahun kedua setelah merger. o
Pengujian
H6b
dilakukan
untuk
mengetahui
apakah
merger
berpengaruh postif terhadap kinerja Bank Swasta dengan menurunnya rasio Loan to Deposit Ratio (LDR), dengan menggunakan analisis Vertikal (Perbandingan dari tahun ke tahun).
commit to user
74
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel IV.36 Perkembangan LDR Bank Swasta PERIODE 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006
SEBELUM MERGER 136.44 105.195 30.325 -
SETELAH MERGER
22.96 45.02 56.95 72.49 80.72 88.05
Sumber: Hasil Olahan Laporan Keuangan Bank Swasta
Dari data diatas dapat dilihat besarnnya rasio LDR yang cenderung semakin meningkat. Namun masih dalam kondisi sehat yaitu masih berada dibawah 110.
Sehingga dapat dikatakan bahwa
LDR berpengaruh positif terhadap kinerja Bank Swasta o
Pengujian H6b dilakukan untuk mengetahui apakah Merger berpengaruh positif terhadap kinerja Bank Swasta dengan menurunya LDR dengan mengunakkan Uji Wilcoxon
commit to user
75
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel IV. 37 Hasil Uji Peringkat-Bertanda Wilcoxon Untuk Sampel Berpasangan Rasio LDR Sebelum dan Setelah Merger pada Bank Swasta No
Perbandingan
1
3 tahun sebelum merger dengan 3 tahun pertama setelah merger 3 tahun sebelum merger dengan 3 tahun kedua setelah merger
2
Tingkat Signifikasi 0,05
Asymp. Sig (2-tailed)/2 0,285
Kesimpulan
0,05
0,593
Ho diterima
Ho diterima
Sumber : data yang diolah Pengujian dilakukan dengan tingkat signifikansi (α) sebesar 0,05 atau tingkat kepercayaan 95%. Dengan melihat perbandingan data diatas, keduanya menerima Ho sehingga dapat dikatakan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan atara kinerja perbankan di Indonesia antara 3 tahun sebelum merger dan 3 tahun pertama setelah merger dengan 3 tahun sebelum merger dan 3 tahun kedua setelah merger. o
Pengujian
H6c
dilakukan
untuk
mengetahui
apakah
merger
berpengaruh postif terhadap kinerja Bank Pemerintah dan Bank Swasta dengan menurunnya rasio Loan to Deposit Ratio (LDR), dengan menggunakan analisis Vertikal (Perbandingan dari tahun ke tahun
commit to user
76
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel IV.38 Perkembangan LDR Bank Pemerintah dan Bank Swasta
PERIODE
PEMERINTAH
SWASTA
2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006
17.6 24.6 34.7 41.5 51.8 51.86 -
22.96 45.02 56.95 72.49 80.72 88.05
Sumber: Hasil Olahan Laporan Keuangan Bank Pemerintah dan Bank Swasta
Dari data diatas dapat dilihat besarnnya rasio LDR yang selalu berfluktuasi. Namun demikian, bila dianalisis besarnya rasio LDR secara rata-rata, bank dapat meningkatkan likuiditasnya o
Pengujian H6c dilakukan untuk mengetahui apakah Merger berpengaruh positif terhadap kinerja Bank Pemerintah dan Bank Swasta dengan meningkatnya LDR dengan mengunakkan Uji Wilcoxon.
commit to user
77
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel IV. 39 Hasil Uji Peringkat-Bertanda Wilcoxon Untuk Sampel Berpasangan Rasio LDR Setelah Merger pada Bank Pemerintah dan Bank Swasta No
Perbandingan
1
3 tahun pertama setelah merger pada Bank Pemerintah dengan 3 tahun pertama setelah merger pada Bank Swasta
2
3 tahun kedua setelah merger pada Bank Pemerintah dengan 3 tahun kedua setelah merger pada Bank Swasta
Tingkat Signifikasi 0,05
Asymp. Sig (2-tailed)/2 0,028
Kesimpulan
0,05
0,028
Ho ditolak
Ho ditolak
sumber: data yang diolah Pengujian dilakukan dengan tingkat signifikansi (α) sebesar 0,05 atau tingkat kepercayaan 95%. Dengan melihat perbandingan data diatas, keduanya menolak Ho sehingga dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja Bank Pemerintah dengan Bank Swasta antara 3 tahun pertama dan kedua setelah merger pada Bank Pemerintah dengan 3 tahun pertama dan kedua setelah merger pada Bank Swasta bila diukur menggunakkan rasio LDR
commit to user
78
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V KESIMPULAN A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakkan uji Wilxoson, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Kinerja keuangan pada Bank Pemerintah bila dilihat dari rasio CAR, ROA,ROE, NPM, BOPO dan LDR, dapat dikatakan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan periode 3 tahun sebelum dan 3 tahun pertama dan 3 tahun kedua setelah melakukan merger. 2. Kinerja keuangan pada Bank Swasta bila dilihat dari rasio CAR, ROA,ROE, NPM, BOPO dan LDR, dapat dikatakan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan periode 3 tahun sebelum dan 3 tahun pertama dan 3 tahun kedua setelah melakukan merger. 3. Kinerja keuangan pada Bank Pemerintah dan Bank Swasta bila dilihat dari rasio CAR, ROA,ROE dapat dikatakan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan periode 6 tahun setelah merger. Tetapi pada NPM, BOPO dan LDR terdapat perbedaan yang signifikan periode 6 tahun setelah merger.
commit to user
79
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
B KETERBATASAN PENELITIAN 1 Periode pengamatan hanya 3 tahun sebelum merger dan 6 tahun setelah merger, yaitu tahun 1996 sampai dengan 2006. Bila menggunakan periode yang lebih panjang, maka mungkin akan diperoleh analisis yang lebih baik, karena proses merger benarbenar telah selesai dan beroperasi dengan waktu yang lebih panjang. 2 Hanya menggunakan 6 rasio dalam menilai keinerja keuangan perusahaan perbankan. Jika rasio yang digunakan bisa lebih dari 6 rasio, maka analisis yang di dapat lebih akurat dan mendalam menilai kinerja keuangan perusahaan perbankan. 3 Faktor-faktor diluar ruangan seperti suhu politik, kebijakan tiap perusahaan perbankan, inflasi, dan lain-lain belum dipertimbangkan dalam penelitian ini. Oleh karena itu, hasil penelitian ini tidak dapat menggambarkan keseluruhan aspek kinerja keuangan perusahaan perbankan. C SARAN 1. Bagi bank yang akan melakukan merger, para manajernya perlu memilih pasangan merger yang tepat yaitu bank yang memiliki prospek kinerja yang baik, sehingga hasil merger bukan merupakan gabungan dari bank-bank yang berkinerja buruk. 2. Berdasarkan hasil analisis uji beda bahwa tidak ada perbedaan kinerja keuangan perbankan yang signifikan antara sebelum dan sesudah merger, hal ini mengindikasikan bahwa kinerja keuangan commit to user
80
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
perbankan sebelum merger tidak jauh beda dengan sesudah merger,sehingga
para
ahli
perbankan
nasional
perlu
mempertimbangkan lebih mendalam mengenai merger sebagai keputusan strategi yang tepat untuk memperbaiki kinerja sektor perbankan di Indonesia karena pengalaman menunjukkan belum ada satupun bank yang berkinerja buruk digabung dengan bank yang berkinerja buruk menjadi bank yang berkinerja baik dalam kurun waktu lima tahun. 3. Bagi
peneliti
lain
disarankan
untuk
menambah
periode
pengamatan sehingga diperoleh hasil analisis yang lebih baik karena proses merger benar-benar telah selesai dan bank hasil merger telah beroperasi dalam waktu yang lebih panjang dan lebih memperbanyak penggunaan rasio keuangan yang digunakan untuk menilai kinerja sektor perbankan agar diperoleh hasil analisis yang lebih baik dan akurat mengenai kinerja keuangan sektor perbankan.
commit to user
81