ANALISIS KINERJA KESEHATAN BANK SEBELUM DAN SETELAH ARSITEKTUR PERBANKKAN INDONESIA Hesti Hastuti Dr. Imam Subaweh SE., Ak., MM Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya No. 100 Depok 16424 Untuk menyehatkan kembali industri perbankan nasional, dan melanjutkan program restrukturisasi perbankkan yang dicanangkan sejak tahun 1998, maka diperlukan kebijakan yang dimaksud untuk menciptakan sistem perbankkan yang sehat, kuat, dan efisien yang berguna dalam rangka mendorong perumbuhan ekonomi nasional.Melalui kebijakan Arsitektur Perbankan Indonesia (API) yang dimulai wacananya pada awal januari 2004, bank Indonesia telah menetapkan berbagai upaya untuk penyehatan dan penguatan industri perbankan nasional. Dalam kebijakan tersebut, program konsolidasi industri perbankkan merupakan salah satu inisiatif pokok yang mengarahkan gerak langkah industri perbankkan nasional kedepan. Metodologi Penelitian dalam penelititan ini berupa data sekunder yaitu laporan keuangan bank yang berupa Neraca dan Laporan Laba Rugi. Untuk menilai kinerja bank adalah dengan menggunakan CAR, ROA, BOPO, ROE dan LDR. Kelima variabel tersebut dibandingkan dari sebelum (periode 2002 s/d 2004) dan sesudah (periode 2005 s/d 2006) dilakukan API, teknis analisis dengan menggunakan SPSS for windows , pengujian hipotesis penelitian dengan uji beda t (t-test) dan One Way Anova. Hasil analisis uji t menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan rata-rata untuk bank Go Publik sebelum dan sesudah API. Pelaksanaan API memerlukan waktu yang cukup lama, 2 tahun setelah dilakukan API belum berpengaruh terhadap kinerja bank
Kata Kunci : Kinerja Keuangan Bank Go Publik, API
PENDAHULUAN Industri Perbankkan Nasional telah mengalami perkembangan pasang surut sejak beberapa dekade terakhir ini. Krisis moneter tahun 1998 menimbulkan dampak negatif bagi industri perbankkan nasional yang ditandai dengan terkikisnya permodalan bank, meningkatnya non performing loans(NPLs) dan penutupan beberapa bank. Hal ini juga disertai munculnya fenomena globalisasi keuangan dimana juga adanya liberalisasi pasar modal dan pergerakan modal secara bebas, kemajuan teknologi serta maraknya inovasi, baik jasa maupun produksi keuangan telah berkontribusi menciptakan tingkatan globalisasi yang sulit diprediksi. Namun dapat memberikan keuntungan-keuntungan yang besar dengan resiko-resiko yang baru pula Untuk menyehatkan kembali industri perbankan nasional, dan melanjutkan program restrukturisasi perbankkan yang dicanangkan sejak tahun 1998, maka diperlukan kebijakan yang dimaksud untuk menciptakan sistem perbankkan yang sehat, kuat, dan efisien yang berguna dalam rangka mendorong perumbuhan ekonomi nasional. Berdasarkan fenomena-fenomena tersebut maka kita, khususnya dalam bidang keuangan dan perbankkan nasional perlu berusaha lebih strategis lagi untuk mempercepat pemulihan ekonomi dan mempersiapkan diri untuk menghadapi tantangan dan meraih peluang masa depan . Masa- masa krisis pada perbankan Indonesia telah dilalui dengan sangat berat dan pemerintah telah melakukan serangkaian proses penyehatan. Kerugian-kerugian yang harus ditanggung oleh negara karena adanya program restrukturisasi perbankan. Setelah proses terebut dilalui, perbankan Indonesia dinilai relatif lebih baik dan hal ini merupakan fakror pendukung yang tepat untuk melakukan berbagai perubahan dengan tujuan memperkuat fundamental perbankan Indonesia. Momentum yang baik ini dinilai tepat untuk memulai tahapan pelaksanaan Arsitektur Perbankan Indonesia. Melalui kebijakan Arsitektur Perbankan Indonesia (API) yang dimulai wacananya pada awal januari 2004, bank Indonesia telah menetapkan berbagai upaya untuk penyehatan dan penguatan industri perbankan nasional. Dalam kebijakan tersebut, program konsolidasi industri perbankkan merupakan salah satu inisiatif pokok yang mengarahkan gerak langkah industri perbankkan nasional kedepan. Di antara visi kedepan perbankan Indonesia adalah berupa sasaran berikut:
1. Bank berskala internasional, dengan modal minimum 50 triliun rupiah 2. Bank berskala nasional, dengan modal minimum 10 triliun rupiah 3. Bank spesialis berfokus pada kegiatan tertentu, dengan modal minimu 100 miliar rupiah 4. Bank Perkreditan Rakyat dan bank berfokus pada kegiatan tertentu, dengan modal minimum 100 miliar rupiah
Pencapaian visi API harus dilakukan secara komprehensif dan menyeluruh dan telah diklasifikasikan menjadi 6 (enam) pilar API sebagai berikut: 1. Menciptakan struktur perbankan domestik yang sehat dan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat serta mendorong pembangunan ekonomi nasional yang berkelanjutan. 2. Menciptakan sistem pengaturan dan pengawasan bank yang efektif dan mengacu ke standar internasional. 3. Menciptakan industri perbankan yang kuat dan memiliki daya saing yang tinggi serta memiliki ketahanan dlm menghadapi resiko. 4. Menciptakan good corporate governance dalam rangka memperkuat kondisi internal perbankan nasional. 5. Mewujudkan infrastruktur yang lengkap untuk mendukung terciptanya industri perbankan yang sehat. 6. Mewujudkan pemberdayaan dan perlindungan nasabah pengguna jasa perbankan.
LANDASAN TEORI 1.
Analisis Rasio Likuiditas Analisis rasio likuiditas adalah analisis yang dilakukan terhadap kemampuan
bank dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya atau kewajiban yang sudah jatuh tempo.
Beberapa rasio likuiditas dalam menilai kinerja suatu bank antara lain : a. Cash Ratio Cash Ratio adalah rasio alat likuid terhadap dana pihak ketiga yang dihimpun bank yang harus segera dibayar. Semakin tinggi rasio ini semakin tinggi pula kemampuan
likuiditas bank yang bersangkutan. Cash Ratio dapat dirumuskan
sebagai berikut : Alat Likuid x 100 % Pinjaman Yang Harus Segera Dibayar
b. Reserve Requirement Reserve Requirement atau lebih dikenal juga dengan likuiditas wajib minimum adalah suatu simpanan minimum yang wajib dipelihara dalam bentuk giro di Bank Indonesia bagi semua bank. Reserve Requirement dapat dirumuskan sebagai berikut : Jumlah Alat Likuid x 100 % Jumlah Dana (Simpanan) Pihak Ketiga
c. Loan to Deposit Ratio (LDR) LDR adalah rasio antara seluruh jumlah kredit yang diberikan bank dengan dana yang diterima bank. LDR menggambarkan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Semakin tinggi rasio LDR memberikan indikasi semakin rendahnya kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan. Hal ini
disebabkan karena jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai kredit menjadi semakin besar. Loan to Deposit Ratio dapat dirumuskan sebagai berikut : Jumlah Kredit Yang Diberikan x 100 % Total Dana Pihak Ketiga
d. Loan to Asset Ratio Loan to Asset Ratio adalah rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat likuiditas bank yang menunjukkan kemampuan bank untuk memenuhi permintaan kredit dengan menggunakan total asset yang dimiliki bank. Semakin tinggi rasio ini, tingkat likuiditasnya semakin kecil karena jumlah asset yang diperlukan untuk membiayai kreditnya menjadi semakin besar. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut : Jumlah Kredit Yang Diberikan x 100 % Jumlah Asset
e. Rasio Kewajiban Bersih Call Money Persentase dari rasio ini menunjukkan besarnya kewajiban bersih call money terhadap aktiva lancar. Semakin kecil nilai rasio ini maka semakin besar likuiditas bank tersebut karena bank dapat segera menutupi kewajiban dalam kegiatan pasar uang antar bank dengan alat likuid yang dimilikinya.
Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut : Kewajiban Bersih Call Money x 100 % Aktiva Lancar
f. Earning Assets to Total Assets Ratio (EATAR) EATAR yaitu rasio asset produktif terhadap total asset. Asset produktif terdiri dari efek-efek, penempatan pada bank lain, pinjaman, dan penyertaan. Menurut Etty M. Nasser dan Titik Aryati (1999) earning assets suatu bank akan menjadi sumber pendapatan atau laba yang akan menjadi salah satu sumber dana bagi bank yang bersangkutan. Dengan rendahnya kualitas asset suatu bank akan
menimbulkan
kerugian yang justru akan mengurangi volume dana yang dimilikinya. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
Aktiva Produktif x 100 % Total Aktiva
2.
Analisis Rasio Rentabilitas Analisis rasio rentabilitas bank adalah alat untuk menganalisis atau mengukur
tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank yang bersangkutan. Selain itu, rasio-rasio dalam kategori ini dapat pula digunakan untuk mengukur tingkat kesehatan bank.
a. Return on Assets (ROA) Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai oleh bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan asset. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut : Laba Sebelum Pajak x 100 % Total Aktiva
b. Return on Equity (ROE) ROE adalah perbandingan antara laba bersih bank dengan modal sendiri. Rasio ini merupakan indikator bagi para pemegang saham dan calon investor untuk mengukur kemampuan bank dalam memperoleh laba yang dikaitkan dengan pembayaran deviden. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut : Laba Bersih x 100 % Modal Sendiri
c. Rasio Biaya Operasional (BOPO) Rasio biaya operasional (BOPO) adalah perbandingan antara biaya operasional dan pendapatan operasional. Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya.
Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut: Beban Operasional x 100 % Pendapatan Operasional
d. Net Profit Margin Ratio Net Profit Margin adalah rasio yang menggambarkan tingkat keuntungan yang diperoleh bank dibandingkan dengan pendapatan yang diterima dari kegiatan operasionalnya. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut : Laba Bersih x 100 % Pendapatan Operasional
3.
Analisis Rasio Solvabilitas Analisis rasio solvabilitas adalah analisis yang digunakan untuk mengukur
kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya atau kemampuan bank untuk memenuhi kewajiban-kewajiban jika terjadi likuidasi bank. Rasio-rasio yang digunakan antara lain : a. Capital Adequacy Ratio (CAR) CAR adalah rasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung resiko, misalnya kredit yang diberikan. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut : Modal Bank x 100 % Aktiva Tertimbang Menurut Resiko
b. Debt to Equity Ratio Debt to Equity Ratio adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam menutup sebagian atau seluruh utang-utangnya dengan dana yang berasal dari modal bank sendiri. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut : Jumlah Utang x 100 % Jumlah Modal Sendiri
c. Long Term Debt to Assets Ratio Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa jauh nilai seluruh aktiva bank dibiayai atau dananya diperoleh dari sumber-sumber utang jangka panjang. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut : Utang Jangka Panjang x 100 % Total Aktiva
METODE PENELITIAN Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah program SPSS yang menggunakan metode distribusi normal dan uji t-dua sampel berpasangan . berikut langkah-langkah : a. Uji t dua sampel berpasangan Uji t dua sample berpasangan berfungsi untuk menguji dua sampel yang berpasangan, apakah mempunyai rata-rata yang secara nyata berbeda ataukah tidak. Sample berpasangan adalah sebuah sampla dengan subjek yang sama namun mengalami dua perlakuan atau pengukuran yang berbeda.
Catatan: 1. Jumlah sample kecil dibawah 30 2. Data dianggap berasal dari populasi yang terdistribusi normal atau mendekati normal. 3. Kedua data adalah dependent atau berpasangan.
a. Menguji varians populasi dari tiap variable Analisis ini digunakan untuk menguji apakah semua variabel yang diuji memiliki varians yang sama atau tidak dengan ketentuan: Hipotesis: Ho = Tidak ada perbedaan kinerja perbankan sebelum dan sesudah API Ha = ada perbedaan kinerja perbankan sebelum dan sesudah API
Pengambilan keputusan: Jika probabilitas > 0,05% maka Ho diterima Jika probabilitas < 0,05% maka Ho ditolak
b. Uji Anova Analisis anova ini digunakan untuk menentukan apakah rata-rata dua atau lebih kelompok (variabel dependent) berbeda secara nyata. Analisis ini memiliki asumsi bahwa kelmpok yang dianalisis memiliki varian yang sama. Analisis menggunakan analisis of Variance. Bagian ini menguji apakah seluruh populasi mepunyai rata-rata yang sama atau tidak.ini digunakan untuk membuktikan apakah dalam analisis ini akan ditemukan perubahan yang signifikan.
Hipotesis: Ho = Tidak ada perbedaan kinerja perbankan sebelum dan sesudah API Ha = ada perbedaan kinerja perbankan sebelum dan sesudah API
Pengambilan Keputusan: Jika Probabilitas > 0.05, maka Ho diterima Jika Probabilitas < 0.05, maka Ho ditolak
HASIL DAN PEMBAHASAN Perbandingan Rasio Bulan Juni 2002 dengan Juni 2004
Tabel 1 Hasil Perbandingan Kinerja Periode Akhir Semester Juni 2002 dengan Akhir Semester Juni 2004 Rasio
Mean
Corr
Sig Corr
t
Sig
BOPO
6.829
0.110
0.593
1.604
0.121
CAR
-1.80
0.281
0.165
-0.465
0.646
ROA
24.846
0.163
0.427
1.338
0.193
ROE
-9.680
0.378
0.057
-2.951
0.007
LDR
109.80
0.884
0.000
0.893
0.380
Berdasarkan tabel 1 dapat dikatakan pada periode akhir semester juni 2002 dengan akhir semester juni 2004, hanya perhitungan rasio ROE yang memiliki nilai signifikan karena pada rasio ROE terdapat nilai signifikan sebesar 0.007. Oleh karena nilai signifikan lebih kecil 0.05, maka Ho ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa kebijakan API sudah cukup berpengaruh meskipun baru dilaksanakan pada tahun 2004, ini dibuktikan dengan dengan meningkatnya ROE bank mampu memperoleh laba yang cukup besar untuk dibandingkan dengan modal yamg dimiliki.atau berarti kinerja manajemen bank sudah membaik.
Tabel 2 Hasil Perbandingan Kinerja Periode Akhir Semester Juni 2002 dengan Akhir Semester Juni 2005 Rasio
Mean
Corr
Sig Corr
t
Sig
BOPO
2.75
0.172
0.400
0.628
0.536
CAR
3.46
0.551
0.004
1.830
0.079
ROA
25.80
0.032
0.878
1.383
0.179
ROE
-2.911
-0.112
0.587
-0.896
0.379
LDR
11.38
0.236
0.245
0.856
0.400
Berdasarkan tabel 2 dapat dikatakan pada periode juni 2002 dengan juni 2005, tidak ada perhitungan rasio yang memilik nilai signifikan Hal ini berarti pada tahun 2005 kebijakan API belum berpengaruh banyak terhadap kinerja perbankan Indonesia ini dibuktikan dengan tidak ada perubahan yang terjadi pada rasio-rasio perbankan. Ini bisa dikatakan bahwa kinerja perbankan belum berjalan dengan baik.
Tabel 3 Hasil Perbandingan Kinerja Periode Akhir Semester Juni 2002 dengan Akhir Semester Juni 2006 Rasio
Mean
Corr
Sig Corr
t
Sig
BOPO
-0.478
0.311
0.122
-0.136
0.893
CAR
1.925
0.498
0.010
0.959
0.347
ROA
26.11
0.384
0.053
1.403
0.173
ROE
3.165
-0.064
0.756
1.127
0.271
LDR
11.22
0.204
0.318
0.854
0.401
Berdasarkan tabel 3 dapat dikatakan pada periode juni 2002 dengan juni 2006, tidak ada perhitungan rasio yang memilik nilai signifikan Hal ini berarti tidak ada perubahan yang terjadi pada rasio-rasio perbankan. Hal ini membuktikan bahwa kinerja perbankan belum berjalan dengan baik. . Tabel 4 Hasil Perbandingan Kinerja Periode Akhir Semester Juni 2003 dengan Akhir Semester Juni 2004 Rasio
Mean
Corr
Sig Corr
t
Sig
BOPO
6.57
-0.070
0.734
2.189
0.038
CAR
-2.73
0.618
0.001
-0.884
0.385
ROA
-1.140
0.275
0.174
-1.664
0.109
ROE
-7.73
0.233
0.252
-2.179
0.039
LDR
15.06
0.111
0.590
-1.532
0.138
Berdasarkan tabel 4 dapat dikatakan pada periode juni 2003 dengan juni 2004, ada dua perhitungan rasio yang mempunyai nilai signifikan lebih kecil dari 0.05 yaitu rasio BOPO dengan nilai 0.038 dan rasio ROE dengan nilai 0.039 Kebijakan perbankan yang terdapat dalam API ternyata berpengaruh pada meningkatnya BOPO dan ROE hal ini menunjukkan bahwa dengan meningkatnya ROE bank mampu memperoleh laba yang cukup besar untuk dibandingkan dengan modal yamg dimiliki dan meningkatnya BOPO hal ini bisa dikatakan bahwa kinerja operasional perbankan sudah membaik
Tabel 5 Hasil Perbandingan Kinerja Periode Akhir Semester Juni 2003 dengan Akhir Semester Juni 2005 Rasio
Mean
Corr
Sig Corr
t
Sig
(varians) BOPO
2.50
0.278
0.170
0.829
0.415
CAR
2.53
0.781
0.000
2.285
0.031
ROA
-0.179
0.262
0.197
-0.788
0.438
ROE
-0.96
0.293
0.146
-0.385
0.704
LDR
13.49
0.605
0.001
-3.356
0.003
Berdasarkan tabel 5 dapat dikatakan pada periode juni 2003 dengan juni 2005, ada dua perhitungan rasio yang mempunyai nilai signifikan lebih kecil dari 0.05 yaitu rasio CAR dengan nilai 0.031 dan rasio LDR dengan nilai 0.003 Kebijakan perbankan yang terdapat dalam API ternyata berpengaruh pada meningkatnya rasio CAR dan LDR hal ini berarti bank sudah mampu memiliki modal yang cukup besar untuk menjalankan operasi perbankan, sedangkan meningkatnya rasio LDR bisa saja disebabkan karena jumlah dana yang dihimpun dari masyarakat cukup besar untuk mengimbangi pemberian kredit yang dibutuhkan masyarakat. Tabel 6 Hasil Perbandingan Kinerja Periode Akhir Semester Juni 2003 dengan Akhir Semester Juni 2006 Rasio
Mean
Corr
Sig Corr
t
Sig
(varians) BOPO
-0.73
0.162
0.431
-0.384
0.704
CAR
1.00
0.682
0.000
0.743
0.464
ROA
0.12
0.522
0.006
0.819
0.421
ROE
5.11
0.386
0.051
2.42
0.023
LDR
13.64
0.582
0.002
-3.38
0.002
Berdasarkan tabel 6 dapat dikatakan pada periode juni 2003 dengan juni 2006, ada dua perhitungan rasio yang mempunyai nilai signifikan lebih kecil dari 0.05 yaitu rasio ROE dengan nilai 0.023 dan rasio LDR dengan nilai 0.002. Kebijakan perbankan yang terdapat dalam API ternyata berpengaruh pada meningkatnya rasio ROE dan LDR, hal ini menunjukkan bahwa bank mampu memperoleh laba yang cukup besar untuk dibandingkan dengan modal yamg dimiliki.dan membuktikan bahwa kinerja perbankan sudah ada perubahan kearah yang lebih baik dan meningkatnya rasio LDR bisa saja disebabkan karena jumlah dana yang dihimpun dari masyarakat cukup besar untuk mengimbangi pemberian kredit yan dibutuhkan masyarakat.
Tabel 7 Hasil Perbandingan Kinerja Periode Akhir Semester Desember 2002 dengan Akhir Semester Desember 2004 Rasio
Mean
Corr
Sig Corr
t
Sig
(varians) BOPO
13.30
0.883
0.000
4.88
0.000
CAR
-4.46
0.377
0.058
-0.924
0.364
ROA
-6.88
0.758
0.000
-1.221
0.233
ROE
-4.34
0.656
0.000
-0.688
0.498
LDR
29.39
0.060
0.772
-3.98
0.001
Berdasarkan tabel 7 dapat dikatakan pada periode desember 2002 dengan desember 2004, ada dua perhitungan rasio yang mempunyai nilai signifikan lebih kecil dari 0.05 yaitu rasio BOPO dengan nilai 0.000 dan rasio LDR dengan nilai 0.001. Hal ini menunjukkan bahwa kebijakan perbankan yang terdapat dalam API ternyata berpengaruh pada meningkatnya rasio BOPO hal ini bisa dikatakan bahwa kinerja operasional perbankan sudah membaik dan meningkatnya rasio LDR bisa saja disebabkan karena jumlah dana yang dihimpun dari masyarakat cukup besar untuk mengimbangi pemberian kredit yan dibutuhkan masyarakat
Tabel 8 Hasil Perbandingan Kinerja Periode Akhir Semester Desember 2002 dengan Akhir Semester Desember 2005 Rasio
Mean
Corr
Sig Corr
t
Sig
BOPO
8.61
0.483
0.012
1.95
0.062
CAR
1.19
0.752
0.000
1.024
0.316
ROA
0.11
0.134
0.513
0.431
0.670
ROE
14.07
-0.058
0.779
1.66
0.109
LDR
12.70
0.387
0.051
-2.67
0.013
Berdasarkan tabel 8 dapat dikatakan pada periode juni 2002 dengan juni 2005, perhitungan rasio LDR terdapat nilai signifikan sebesar 0.013. Oleh karena nilai signifikan lebih kecil 0.05, maka Ho ditolak, atau kebijakan perbankan yang terdapat dalam API ternyata hanya berpengaruh kepada naiknya jumlah rata-rata rasio LDR, hal ini bisa saja disebabkan karena jumlah dana yang dihimpun dari masyarakat cukup besar untuk mengimbangi pemberian kredit yan dibutuhkan masyarakat.
Tabel 9 Hasil Perbandingan Kinerja Periode Akhir Semester Desember 2002 dengan Akhir Semester Desember 2006
Rasio
Mean
Corr
Sig Corr
t
Sig
BOPO
9.65
0.201
0.324
1.94
0.063
CAR
-0.923
0.692
0.000
-0.708
0.485
ROA
0.269
0.059
0.776
1.04
0.306
ROE
16.38
0.105
0.611
2.01
0.055
LDR
14.20
0.456
0.019
-3.31
0.003
Berdasarkan tabel 9 dapat dikatakan pada periode Desember 2002 dengan Desember 2006, perhitungan rasio LDR terdapat nilai signifikan sebesar 0.003. Hal ini menunjukkan bahwa kebijakan perbankan yang terdapat dalam API hanya berpengaruh kepada naiknya jumlah rata-rata rasio LDR, hal ini bisa saja disebabkan karena jumlah dana yang dihimpun dari masyarakat cukup besar untuk mengimbangi pemberian kredit yan dibutuhkan masyarakat.
Tabel 10 Hasil Perbandingan Kinerja Periode Akhir Semester Desember 2003 dengan Akhir Semester Desember 2004 Rasio
Mean
Corr
Sig Corr
t
Sig
BOPO
6.07
0.389
0.049
1.13
0.269
CAR
-3.84
0.600
0.001
-0.875
0.390
ROA
-6.96
-0.212
0.298
-1.19
0.244
ROE
13.423
0.029
0.888
-1.83
0.079
LDR
2.76
0.495
0.010
0.507
0.616
Berdasarkan tabel 10 dapat dikatakan pada periode Desember 2003 dengan Desember 2004, tidak ada perhitungan rasio yang memiliki nilai signifikan. Pada perbandingan antara kedua periode ini berari kebijakan API belum banyak mempengaruhi kinerja perbankan Indonesia. Ini dibuktikan dengan tidak ada perubahan yang terjadi pada rasio-rasio perbankan. Artinya berjalan dengan baik.
bahwa kinerja perbankan belum
Tabel 11 Hasil Perbandingan Kinerja Periode Akhir Semester Desember 2003 dengan Akhir Semester Desember 2005
Rasio
Mean
Corr
Sig Corr
t
Sig
BOPO
1.384
0.308
0.126
0.414
0.682
CAR
1.80
0.684
0.000
1.418
0.168
ROA
0.038
0.622
0.001
0.238
0.814
ROE
5.00
0.528
0.006
1.97
0.06
LDR
19.46
0.259
0.201
3.82
0.001
Berdasarkan tabel 11 dapat dikatakan pada periode Desember 2003 dengan Desember 2005, hanya perhitungan rasio LDR yang efektif mengikuti kebijakan API karena pada rasio LDR terdapat nilai signifikan sebesar 0.001. Oleh karena nilai signifikan lebih kecil 0.05, maka Ho ditolak, atau kebijakan perbankan yang terdapat dalam API hanya berpengaruh kepada naiknya jumlah rata-rata rasio LDR, hal ini bisa saja disebabkan karena jumlah dana yang dihimpun dari masyarakat cukup besar untuk mengimbangi pemberian kredit yan dibutuhkan masyarakat, bank sudahlebih percaya memberikan kredit kepada masyarakat.
Tabel 12 Hasil Perbandingan Kinerja Periode Akhir Semester Desember 2003 dengan Akhir Semester Desember 2006 Rasio
Mean
Corr
Sig Corr
t
Sig
(varians) BOPO
2.42
0.318
0.113
0.865
0.395
CAR
-0.307
0.586
0.002
-0.208
0.837
ROA
0.19
0.659
0.000
1.41
0.170
ROE
7.30
0.436
0.026
2.741
0.011
LDR
17.96
0.062
0.762
3.32
0.003
Berdasarkan tabel 12 dapat dikatakan pada periode desember 2003 dengan desember 2006, ada dua perhitungan rasio yang mempunyai nilai signifikan lebih kecil dari 0.05 yaitu rasio ROE dengan nilai 0.011 dan rasio LDR dengan nilai 0.003, kebijakan API ternayata hanya berpengaruh kepada rasio ROE dan LDR, ini menunjukkan bahwa manajemen kinerja perbankan sudah membaik dengan ditandainya peningkatan rasio ROA dan dengan adanya peningkatan LDR ini berari tingkat kepercayaan bank untuk memberikan kredit kepada bank sudah cukup baik dan menunjukkan bahwa bank mampu menghimpun dana yang cukup besar untuk memenuhi kredit masyarakat.
Jika menggunakan metode anova maka akan didapatkan hasil secara keseluruhan yaitu sebagai berikut:
TABEL 13 Hasil Pengolahan Data Periode 2002, 2003 Sebelum API dengan Periode 2004, 2005, 2006 Setelah API
Rasio
Mean
F
Sig (Levene)
Sig (probabilitas)
BOPO
86.94
1.583
0.400
0.121
CAR
19.81
0.592
0.230
0.803
ROA
5.25
1.770
0.000
0.074
ROE
21.14
3.34
0.000
0.001
LDR
76.16
0.768
0.000
0.646
Analisis Sig (probabilitas). Analisis ini digunakan untuk menentukan apakah ada perbedaan kinerja perbankan sebelum dan sesudah API.
Hipotesis: Ho= Tidak ada perbedaan kinerja perbankan sebelum dan sesudah API Ha= Ada perbedaan kinerja perbankan sebelum dan sesudah API
Pengambilan Keputusan: Jika Probabilitas > 0.05, maka Ho diterima Jika Probabilitas < 0.05, maka Ho ditolak
Keputusan: Berdasarkan tabel 13 terlihat bahwa nilai signifikan hanya terdapat pada rasio ROE dengan nilai signifikan 0,001. oleh karena nilai signifikan lebih kescil dari 0,05, maka Ho ditolak., yang berarti terdapat perbedaan kinerja perbankan yang signifikan sebelum dan sesudah API. Hal ini menunjukkan bahwa kebijakan API mempengaruhi kinerja bank yang dapat dilihat dari peningkatan ROE dari tahun 2002 sampai dengan tahun 2006. Kenaikan dalam ROE ini berarti terjadi kenaikan laba bersih dari rata-rata keseluruhan bank Go Publik.
Berdasarkan keseluruhan hasil analisis diatas dapat terlihat bahwa kinerja perbankan secara keseluruhan belum bisa dikatakan ada perubahan. Ini dibuktikan hanya adanya perbedaan yang signifikan untuk ROE saja sedangkan untuk CAR, BOPO, ROA dan LDR tidak memiliki perbedaan yang signifikan. Tidak adanya perbedaan CAR menunjukkan bahwa bank belum memiliki kecukupan modal untuk menunjang aktiva yang mengandung resiko, dan berdasarkan laporan Bank Indonesia didapatkan bahwa sampai dengan akhir tahun 2006, permodalan bank mengalami penurunan yang disebabkan prosentase ATMR yang lebih besar dari peningkatan modal. Sedangkan tidak adanya perbedaan BOPO dan ROA menunjukkan bahwa manajemen bank masih sangat berhati-hati mengelola bank sehingga perolehan laba bank belum maksimal. Sedangkan tidak adanya perbedaan LDR menunjukkan bahwa besarnya volume kredit yang diberikan bank kepada nasabah tidak diimbangi dengan jumlah dana yang dihimpun dari masyarakat atau bisa saja terjadi karena bank tidak cukup berani memberikan kredit
kepada masyarakat sementara dana yang dihimpun dari masyarkat tetap tersimpan tau tidak disalurkan sehingga ada dana yang menganggur didalam bank.
KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan metode One Way Anova menunjukkan bahwa kinerja bank Go Publik sebelum dan sesudah API yang diukur dengan CAR, LDR, BOPO, ROA, ROE adalah sebagai berikut: 1. Kinerja bank Go Publik sebelum dan sesudah API pada CAR tidak terlihat adanya perbedaan yang signifikan, ini bisa dilihat dari nilai signifikan yang didapatkan yaitu sebesar 0,803 nilai signifikan lebih besar dari 0,05. Ini menunjukkan bahwa belum adanya peningkatan permodalan bank yang cukup besar ini berarti bank belum memiliki kecukupan modal untuk menunjang aktiva yang mengandung resiko dan kenaikan ATMR tidak diimbangi dengan peningkatan modal. Hal ini menunjukkan bahwa kebijakan API belum menunjukkan arah perbaikan yang lebih baik ini menyatakan bahwa untuk jangka waktu 2 tahun kebijakan API belum banyak mempengaruhi dunia perbankan khususnya dari segi permodalan. 2. Pada rasio LDR terlihat tidak ada perbedaan yang signifikan, ini bisa dilihat dari nilai signifikan yang didapatkan yaitu sebesar 0,646 nilai signifikan lebih besar dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa bank belum bisa memberikan kredit yang dibutuhkan oleh masyarakat dikarenakan ketidakmampuan bank yang belum bisa menghimpun dana yang cukup besar untuk mengimbangi pemberian kredit kepada masyarakat atau bank masih belum percaya kepada masyarakat untuk memberikan kredit, sehingga masih ada dana menganggur uang tersimpan didalam bank. Hal ini menunjukkan bahwa kebijakan API belum menunjukkan arah perbaikan yang lebih baik, ini menyatakan bahwa untuk jangka waktu 2 tahun kebijakan API belum banyak mempengaruhi dunia perbankan khususnya dari segi likuiditas. 3. Pada rasio ROA terlihat tidak ada perbedaan yang signifikan, ini bisa dilihat dari nilai signifikan yang didapatkan yaitu sebesar 0,074 nilai signifikan lebih besar dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa bank belum bisa memperoleh laba secara keseluruhan dan belum memiliki posisi asset yang baik. Hal ini juga menunjukkan bahwa kebijakan API belum menunjukkan arah perbaikan yang lebih baik, ini menyatakan
bahwa untuk jangka waktu 2 tahun kebijakan API belum banyak mempengaruhi dunia perbankan khususnya dari laba dan asset perbankan. 4. Pada rasio ROE terlihat adanya perbedaan yang signifikan, ini bisa dilihat dari nilai signifikan yang didapatkan yaitu sebesar 0,001 nilai signifikan lebih besar dari 0,05. Hal ini menunjukkan kenaikan laba bersih yang diperoleh dan ini membuktikan bank mampu memperoleh laba untuk pembayaran deviden kepada investor. Hanya pada rasio ROE terdapat perubahan yang lebih baik, ini berarti pada jangka waktu 2 tahun, kebijakan API hanya bisa berpengaruh terhadap rasio ROE. Hal ini juga menunjukkan bahwa bank telah mampu memberikan kepercayaan kepada pemegang saham dengan menunjukkan kemampuan bank untuk membayar deviden. 5. Pada Rasio BOPO terlihat tidak ada perbedaan yang signifikan, ini bisa dilihat dari nilai signifikan yang didapatkan yaitu sebesar 0,121 nilai signifikan lebih besar dari 0,05. Hal ini menunjukkan
bahwa manajemen bank masih sangat berhati-hati
mengelola bank sehingga perolehan laba bank belum maksimal. Itu artinya kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasional bank belum berjalan dengan baik. Hal ini juga menunjukkan bahwa kebijakan API belum menunjukkan arah perbaikan yang lebih baik, ini menyatakan bahwa untuk jangka waktu 2 tahun kebijakan API belum banyak mempengaruhi dunia perbankan khususnya segi manajemen perbankan. Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan metode Paired sample Ttest menunjukkan bahwa kinerja bank Go Publik sebelum dan sesudah API yang diukur dengan CAR, LDR, BOPO, ROA, ROE adalah sebagai berikut: 1. Pada akhir semester juni 2002 dan akhir semester juni 2004 terdapat rasio ROE yang memiliki nilai signifikan lebih kecil dari nilai 0.05 yaitu 0.007,. Hal ini menunjukkan kenaikan laba bersih yang diperoleh dan ini membuktikan bank mampu memperoleh laba untuk pembayaran deviden kepada investor. Pada rasio ROE terdapat perubahan yang lebih baik, ini berarti pada jangka waktu 2 tahun, kebijakan API bisa berpengaruh terhadap rasio ROE. Hal ini juga menunjukkan bahwa bank telah mampu memberikan kepercayaan kepada pemegang saham dengan menunjukkan kemampuan bank untuk membayar deviden, sedangkan pada periode desember tahun yang sama yang memiliki nilai signifikan lebih kecil
dari 0.05 terdapat pada rasio LDR yaitu 0.000 Hal ini menunjukkan bahwa bank bisa memberikan kredit yang dibutuhkan oleh masyarakat bank bisa menghimpun dana yang cukup besar untuk mengimbangi pemberian kredit kepada masyarakat atau bank sudah percaya kepada masyarakat untuk memberikan kredit, sehingga tidak ada dana menganggur uang tersimpan didalam bank. Hal ini menunjukkan bahwa kebijakan API telah menunjukkan arah perbaikan yang lebih baik, ini menyatakan bahwa untuk jangka waktu 2 tahun kebijakan API telah mempengaruhi dunia perbankan khususnya dari segi likuiditas. dan BOPO yaitu 0.001 Hal ini menunjukkan bahwa manajemen mampu mengelola bank sehingga perolehan laba bank maksimal. Itu artinya kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasional bank sudah berjalan dengan baik. Hal ini juga menunjukkan bahwa kebijakan API telah menunjukkan arah perbaikan yang lebih baik, ini menyatakan bahwa untuk jangka waktu 2 tahun kebijakan API telah banyak mempengaruhi dunia perbankan khususnya segi manajemen perbankan.. 2. Pada akhir semester juni 2002 dan akhir semester juni 2005 tidak terdapat rasio yang signifikan ini menunjukkan bahwa pada periode ini kebijakan API belum banyak berpengaruh kepada dunia perbankan , sedangkan pada periode desember tahun yang sama yang memiliki nilai signifikan lebih kecil dari 0.05 terdapat pada rasio LDR yaitu 0.013. Hal ini menunjukkan bahwa bank bisa memberikan kredit yang dibutuhkan oleh masyarakat bank bisa menghimpun dana yang cukup besar untuk mengimbangi pemberian kredit kepada masyarakat atau bank sudah percaya kepada masyarakat untuk memberikan kredit, sehingga tidak ada dana menganggur uang tersimpan didalam bank. Hal ini menunjukkan bahwa kebijakan API telah menunjukkan arah perbaikan yang lebih baik, ini menyatakan bahwa untuk jangka waktu 2 tahun kebijakan API telah mempengaruhi dunia perbankan khususnya dari segi likuiditas. 3. Pada akhir semester juni 2002 dan akhir semester juni 2006 tidak terdapat rasio yang signifikan, ini menunjukkan bahwa pada periode ini kebijakan API belum banyak berpengaruh kepada dunia perbankan, sedangkan pada periode desember tahun yang sama yang memiliki nilai signifikan lebih kecil dari 0.05 terdapat pada rasio LDR yaitu 0.003 Hal ini menunjukkan bahwa bank bisa memberikan kredit
yang dibutuhkan oleh masyarakat bank bisa menghimpun dana yang cukup besar untuk mengimbangi pemberian kredit kepada masyarakat atau bank sudah percaya kepada masyarakat untuk memberikan kredit, sehingga tidak ada dana menganggur uang tersimpan didalam bank. Hal ini menunjukkan bahwa kebijakan API telah menunjukkan arah perbaikan yang lebih baik, ini menyatakan bahwa untuk jangka waktu 2 tahun kebijakan API telah mempengaruhi dunia perbankan khususnya dari segi likuiditas. 4. Pada akhir semester juni 2003 dan akhir semester juni 2004 terdapat rasio ROE. Hal ini menunjukkan kenaikan laba bersih yang diperoleh dan ini membuktikan bank mampu memperoleh laba untuk pembayaran deviden kepada investor. Pada rasio ROE terdapat perubahan yang lebih baik, ini berarti pada jangka waktu 2 tahun, kebijakan API bisa berpengaruh terhadap rasio ROE. Hal ini juga menunjukkan bahwa bank telah mampu memberikan kepercayaan kepada pemegang saham dengan menunjukkan kemampuan bank untuk membayar deviden dan BOPO yang memiliki nilai signifikan lebih kecil dari 0.05. yaitu 0.038 dan 0.039. Hal ini menunjukkan
bahwa manajemen sudah mampu
mengelola bank sehingga perolehan laba bank sudah maksimal. Itu artinya kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasional bank sudah berjalan dengan baik. Hal ini juga menunjukkan bahwa kebijakan API sudah menunjukkan arah perbaikan yang lebih baik, ini menyatakan bahwa untuk jangka waktu 2 tahun kebijakan API telah banyak mempengaruhi dunia perbankan khususnya segi manajemen perbankan. sedangkan pada periode desember tahun yang sama tidak terdapat rasio yang signifikan ini menunjukkan bahwa pada periode ini kebijakan API belum banyak berpengaruh kepada dunia perbankan 5. Pada akhir semester juni 2003 dan akhir semester juni 2005 terdapat rasio CAR, ini menunjukkan bahwa adanya peningkatan permodalan bank yang cukup besar ini berarti bank telah memiliki kecukupan modal untuk menunjang aktiva yang mengandung resiko dan kenaikan ATMR tidak diimbangi dengan peningkatan modal. Hal ini menunjukkan bahwa kebijakan API telah menunjukkan arah perbaikan yang lebih baik ini menyatakan bahwa untuk jangka waktu 2 tahun kebijakan API telah banyak mempengaruhi dunia perbankan khususnya dari segi
permodalan dan LDR yang memliki nilai signifikan lebih kecil dari 0.05 yaitu 0.031 dan 0.003. Hal ini menunjukkan bahwa bank bisa memberikan kredit yang dibutuhkan oleh masyarakat bank bisa menghimpun dana yang cukup besar untuk mengimbangi pemberian kredit kepada masyarakat atau bank sudah percaya kepada masyarakat untuk memberikan kredit, sehingga tidak ada dana menganggur uang tersimpan didalam bank. Hal ini menunjukkan bahwa kebijakan API telah menunjukkan arah perbaikan yang lebih baik, ini menyatakan bahwa untuk jangka waktu 2 tahun kebijakan API telah mempengaruhi dunia perbankan khususnya dari segi likuiditas, sedangkan pada periode desember tahun yang sama yang memiliki nilai signifikan lebih kecil dari 0.05 terdapat pada rasio LDR yaitu 0.001. Hal ini menunjukkan bahwa bank bisa memberikan kredit yang dibutuhkan oleh masyarakat bank bisa menghimpun dana yang cukup besar untuk mengimbangi pemberian kredit kepada masyarakat atau bank sudah percaya kepada masyarakat untuk memberikan kredit, sehingga tidak ada dana menganggur uang tersimpan didalam bank. Hal ini menunjukkan bahwa kebijakan API telah menunjukkan arah perbaikan yang lebih baik, ini menyatakan bahwa untuk jangka waktu 2 tahun kebijakan API telah mempengaruhi dunia perbankan khususnya dari segi likuiditas. 6. Pada akhir semester juni 2003 dan akhir semester juni 2006 terdapat rasio ROE. Hal ini menunjukkan kenaikan laba bersih yang diperoleh dan ini membuktikan bank mampu memperoleh laba untuk pembayaran deviden kepada investor. Pada rasio ROE terdapat perubahan yang lebih baik, ini berarti pada jangka waktu 2 tahun, kebijakan API bisa berpengaruh terhadap rasio ROE. Hal ini juga menunjukkan bahwa bank telah mampu memberikan kepercayaan kepada pemegang saham dengan menunjukkan kemampuan bank untuk membayar deviden dan LDR yang memliki nilai signifikan lebih kecil dari 0.05 yaitu 0.023 dan 0.002. Hal ini menunjukkan bahwa bank bisa memberikan kredit yang dibutuhkan oleh masyarakat bank bisa menghimpun dana yang cukup besar untuk mengimbangi pemberian kredit kepada masyarakat atau bank sudah percaya kepada masyarakat untuk memberikan kredit, sehingga tidak ada dana menganggur uang tersimpan didalam bank. Hal ini menunjukkan bahwa kebijakan
API telah menunjukkan arah perbaikan yang lebih baik, ini menyatakan bahwa untuk jangka waktu 2 tahun kebijakan API telah mempengaruhi dunia perbankan khususnya dari segi likuiditas. , sedangkan pada periode desember tahun yang sama yang memiliki nilai signifikan lebih kecil dari 0.05 terdapat pada rasio LDR Hal ini menunjukkan bahwa bank bisa memberikan kredit yang dibutuhkan oleh masyarakat bank bisa menghimpun dana yang cukup besar untuk mengimbangi pemberian kredit kepada masyarakat atau bank sudah percaya kepada masyarakat untuk memberikan kredit, sehingga tidak ada dana menganggur uang tersimpan didalam bank. Hal ini menunjukkan bahwa kebijakan API telah menunjukkan arah perbaikan yang lebih baik, ini menyatakan bahwa untuk jangka waktu 2 tahun kebijakan API telah mempengaruhi dunia perbankan khususnya dari segi likuiditas, dan ROE yaitu 0.011 dan 0.003. Hal ini menunjukkan kenaikan laba bersih yang diperoleh dan ini membuktikan bank mampu memperoleh laba untuk pembayaran deviden kepada investor. Pada rasio ROE terdapat perubahan yang lebih baik, ini berarti pada jangka waktu 2 tahun, kebijakan API bisa berpengaruh terhadap rasio ROE. Hal ini juga menunjukkan bahwa bank telah mampu memberikan kepercayaan kepada pemegang saham dengan menunjukkan kemampuan bank untuk membayar deviden.
DAFTAR PUSTAKA
Agus Sugiarto, “ Membangun Fundamental Perbankan yang Kuat” , Bank Indonesia, Jakarta, 2004. Agus Sugiarto, “ Mengapa Modal Minimum Bank Harus Rp 100 Miliar” , Bank Indonesia, Jakarta, 2004. Anonim, “ Arsitektur Perbankan Indonesia” , Bank Indonesia, Jakarta, 2004.
Anonim, “ Data Perbankan Indonesia Tahun 2006” , Direktorat Perizinan dan Informasi Perbankan, Bank Indonesia, Jakarta, 2006. Etty M. Nasser dan Titik Aryati, “ Model Analisis CAMEL untuk Memprediksi Financial Distress pada Sektor Perbankan yang Go Public” , ISSN : 14402420, Jakarta, 1999. Kasmir, “ Manajemen Perbankan” , Ed-1, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003. Lukman Dendawijaya, “ Manajemen Perbankan” , Ghalia Indonesia, Jakarta, 2003. Nurul Wulansari, “ Analsis Biaya Dana, Persentase Aktiva Produktif, Interest Spread dan Pendapatan Bank Umum Swasta Nasional Devisa : Tingkat Prediksi Pengelompokkan Bank Menurut Kerangka Arsitektur Perbankan Indonesia (API)“ , Universitas Gunadarma, Jakarta, 2005. Ari Suparno, “ Analisis Kinerja Keuangan Bank Fokus dan Bank Tebatas dalam Kerangka Arsitektur Pebankan Indonesia (API)” , Universitas Gunadarma, Jakarta, 2006. www.bi.go.id