ANALISIS KEEFEKTIVITASAN BAURAN PROMOSI PADA WISATA AIR THE JUNGLE BOGOR
AFNITA MAIZAR H24097007
PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011
RINGKASAN AFNITA MAIZAR. H24097007. Analisis Keefektivitasan Bauran Promosi Pada Wisata Air The Jungle Bogor. Dibawah bimbingan MA’MUN SARMA. Munculnya berbagai objek wisata ini menimbulkan persaingan di antara objek wisata tersebut dan masing-masing berlomba untuk menawarkan keunggulan bersaingnya, mulai dari bentuk variasi hiburan, teknologi yang menyertai, pelayanan dan kenyamanan yang diberikan sampai pada paket harga yang ditawarkan melalui berbagai promosi. Tingkat kunjungan wisatawan ke Kota Bogor tiap tahun mengalami peningkatan. Pada tahun 2010, jumlah wisatawan yang menyambangi Kota Bogor mencapai 2,97 juta wisatawan, angka tersebut meningkat hampir 10 ribu wisatawan dibanding jumlah wisatawan tahun 2009 yang hanya mencapai 2,89 juta wisatawan. The Jungle merupakan salah satu tujuan wisata air terbesar yang terletak di Kota Bogor dan telah berdiri sejak tahun 2007. Konsumen yang menjadi target pada penelitian ini adalah para pengunjung The Jungle yang telah mengetahui promosi yang dilakukan The Jungle. The Jungle melakukan beberapa kegiatan promosi dan kegiatan promosi ini diharapkan dapat mempengaruhi konsumen agar berkunjung ke tempat wisata ini. Tujuan dari penelitian ini yaitu 1) Bagaimana karakteristik pengunjung wisata air The Jungle Bogor. 2) Apa saja kegiatan promosi yang dilakukan oleh wisata air The Jungle Bogor. 3) Bagaimana respon konsumen terhadap keefektifan bauran promosi The Jungle Bogor. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari penyebaran kuesioner dan data sekunder diperoleh dari studi kepustakaan. Teknik pengambilan sample menggunakan non-probability sampling. Jenis non-probability sampling yang digunakan adalah convinience sampling.. Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif, analisis Direct Rating Method (DRM) dan EPIC Model. Pengolahan data untuk analisis deskriptif menggunakan excel dan untuk validasi dan reliabilitas menggunakan SPSS 16. Kegiatan promosi yang dilakukan oleh The Jungle meliputi empat bauran promosi yaitu periklanan (media elektronik, media cetak, media luar ruangan brosur dan media internet), promosi penjualan (pemberian potongan harga dan promosi silang), penjualan personal (penawaran ke instansi-instansi dan sekolah) dan hubungan masyarakat (publikasi media massa dan menjalin hubungan baik dengan masyarakat sekitar). Berdasarkan hasil analisis deskriptif diketahui bahwa karakteristik pengunjung The Jungle merupakan para pengunjung yang rata-rata berumur dibawah 45 tahun dan sudah menikah serta paling banyak berasal dari Bogor. Sebagian besar pengunjung merupakan karyawan swasta dan berpenghasilan berkisar antara Rp. 500.000 hingga Rp. 3.500.000 dan rata-rata baru satu kali mengunjungi The Jungle dalam 6 bulan terakhir. Mayoritas para pengunjung yang datang ke The Jungle merupakan mereka yang mengetahui promosi The Jungle dari teman atau saudara, brosur, leaflet, dan billboard serta menyukai stiker The Jungle. Bila dilihat dari jenis kelamin, jumlah para pengunjung The Jungle Hampir sama antara laki-laki dan perempuan. Berdasarkan hasil pengukuran efektivitas promosi dengan menggunakan DRM menunjukkan bahwa skala direct rating efektivitas promosi The Jungle sebesar 72,72 yang berarti bahwa promosi The Jungle masuk dalam kategori promosi yang baik. Berdasarkan pengukuran efektivitas promosi dengan menggunakan EPIC Model menunjukkan bahwa EPIC rate sebesar 3,497 yang berarti bahwa promosi yang dilakukan The Jungle masuk dalam kategori promosi yang efektif.
ANALISIS KEEFEKTIVITASAN BAURAN PROMOSI PADA WISATA AIR THE JUNGLE BOGOR
SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI Pada Program Sarjana Alih Jenis Manajemen Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor
Oleh : AFNITA MAIZAR H24097007
PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011
Judul Skripsi
:
Nama NIM
: :
Analisis Keefektivitasan Bauran Promosi Pada Wisata Air The Jungle Bogor Afnita Maizar H24097007
Menyetujui Dosen Pembimbing,
(Dr. Ir. Ma’mun Sarma, MS., M. Ec) NIP : 195811221198503 1 002
Mengetahui : Ketua Departemen,
(Dr. Ir. Jono. M. Munandar. M. Sc) NIP : 196101231986011002
Tanggal Lulus:
KATA PENGANTAR
Segala Puji senantiasa dipanjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Karunia-Nya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul ”Analisis Keefektivitasan Bauran Promosi Pada Wisata Air The Jungle Bogor”. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keefektivitasan promosi yang dilakukan oleh pihak The Jungle. Selain itu, penelitian ini bertujuan dan berguna dalam penulisan skripsi sesuai dengan yang telah ditetapkan oleh Program Sarjana Alih Jenis Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi manajemen, Institut Pertanian Bogor. Penyusunan skripsi ini banyak dibantu oleh berbagai pihak baik secara moril maupun materil. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya terutama kepada dosen pembimbing dan kedua orang tua serta kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyelesaiannya. Terdapat kekurangan dalam penyusunan skripsi ini, oleh karena itu kritik dan saran konstruktif sangat diperlukan untuk hal yang lebih baik. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat untuk hal kebaikan. Amin.
Bogor, Oktober 2011
Penulis
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Gunungsitoli, P. Nias – Sumatera Utara pada tanggal 19 Januari 1988. Penulis merupakan anak keempat dari lima bersaudara, dari pasangan Bapak Maizar Can dan Ibu Ratnawati. Penulis mengawali pendidikan di TK Aisyah Bustanul Affal Gunungsitoli, dilanjutkan di Sekolah Dasar (SD) Negeri 1 Gunungsitoli. Setelah itu, penulis melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 1 Gunungsitoli dan menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 1 Gunungsitoli P.Nias – Sumatera Utara, lulus pada tahun 2006 dan pada tahun yang sama penulis diterima pada Program Keahlian Manajemen Informatika Direktorat Program Diploma Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk Institut Pertanian Bogor (USMI) dan lulus pada tahun 2009.
Kemudian penulis melanjutkan
pendidikannya ke jenjang sarjana pada Program Sarjana Alih Jenis Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor.
DAFTAR ISI Halaman
RINGKASAN KATA PENGANTAR ......................................................................................... i RIWAYAT HIDUP ............................................................................................ ii DAFTAR ISI ..................................................................................................... vi DAFTAR TABEL ........................................................................................... viii DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... ix DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... x I. PENDAHULUAN ........................................................................................... 1 1.1 Latar belakang ............................................................................................ 1 1.2 Perumusan Masalah.................................................................................... 4 1.3 Tujuan Penelitian ....................................................................................... 4 1.4 Ruang Lingkup Penelitian .......................................................................... 4 II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................ 5 2.1. Pemasaran ................................................................................................. 5 2.1.1 Definisi Pemasaran .............................................................................. 5 2.1.2 Bauran Pemasaran ............................................................................... 5 2.2. Bauran Promosi ......................................................................................... 6 2.3 Jasa .......................................................................................................... 13 2.4 Definisi Pariwisata ................................................................................... 14 2.5 Efektivitas ................................................................................................ 18 2.6 Promosi yang Efektif ................................................................................ 18 2.7 EPIC Model ............................................................................................. 19 2.8 Direct Rating Method ............................................................................... 21 2.9 Hasil Penelitian Terdahulu ....................................................................... 23 III. METODE PENELITIAN ......................................................................... 25 3.1 Kerangka Pemikiran ................................................................................. 25 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................................... 27 3.3 Jenis dan Sumber Data ............................................................................. 27 3.4 Metode Pengambilan Sampel ................................................................... 27 3.5 Metode Pengumpulan Data....................................................................... 28 3.5.1 Uji Validitas ...................................................................................... 29 3.5.2 Uji Realibilitas .................................................................................. 29 3.6 Metode Pengolahan dan Analisis Data ...................................................... 30 3.6.1 Analisis Deskriptif ............................................................................. 30 3.6.2 EPIC Model....................................................................................... 31 3.6.2 Direct Rating Method ........................................................................ 33 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................. 36 4.1 Gambaran Umum Perusahaan .................................................................. 36 4.1.1 Visi dan Misi ..................................................................................... 37 4.1.2 Logo Perusahaan ............................................................................... 37 4.2 Bauran Pemasaran .................................................................................... 37 4.2.1 Produk The Jungle ............................................................................. 37 4.2.2 Harga Tiket Masuk Pengunjung (Price) ............................................. 40 vi
4.2.3 Lokasi The Jungle ............................................................................. 40 4.2.4 Promosi The Jungle ........................................................................... 41 4.2.5 Proses The Jungle .............................................................................. 46 4.2.6 Produktivitas Dan Kualitas The Jungle ............................................... 47 4.2.7 Struktur Organisasi ............................................................................ 47 4.3 Analisis Data Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner............................ 49 4.4 Karakteristik Konsumen ........................................................................... 49 4.5.1 Attention (Perhatian) .......................................................................... 57 4.5.2 Readthougness (Pembacaan) .............................................................. 58 4.5.3 Cognitive (Kognitif) ........................................................................... 59 4.5.4 Affection (Afektif) .............................................................................. 60 4.5.5 Behaviour (Perilaku) .......................................................................... 61 4.6 EPIC Model............................................................................................ 63 4.6.1 Empathy (Empati) .............................................................................. 63 4.6.2 Persusion (Persuasi)........................................................................... 64 4.6.3 Impact (Dampak) ............................................................................... 65 4.6.4 Communication (Komunikasi) ........................................................... 67 4.7 Implikasi Manajerial ................................................................................ 69 KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................ 72 1. Kesimpulan ............................................................................................ 72 2. Saran ...................................................................................................... 73 DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 74 LAMPIRAN ..................................................................................................... 76
vii
DAFTAR TABEL No
Halaman
1. Data WISMAN dan WISNUS pada tahun 2006 hingga tahun 2010 .................. 1 2. Peningkatan jumlah wisatawan ke Kota Bogor pada tahun 2005 hingga 2009... 2 3. Tingkat realibilitas metode Alpha Cronbrach ................................................. 30 4. Bobot nilai EPIC Model ................................................................................. 31 5. Rentang skala keputusan EPIC Model ............................................................ 32 6. Bobot nilai Direct Rating Method .................................................................. 33 7. Rentang skala keputusan Direct Rating Method ............................................. 34 8. Direct Rating ................................................................................................. 35 9 Harga Tiket Masuk The Jungle Tahun 2011 .................................................... 40 10 Faktor Attention Responden Terhadap Promosi The Jungle ........................... 58 11 Hasil Perhitungan Skor Rata-Rata Dimensi Attention .................................... 58 12 Faktor Readthougness Responden Terhadap Promosi The Jungle .................. 58 13 Hasil Perhitungan Skor Rata-Rata Dimensi Readthougness ........................... 59 14 Faktor Cognitive Responden Terhadap Promosi The Jungle .......................... 59 15 Hasil Perhitungan Skor Rata-Rata Dimensi Cognitive ................................... 60 16 Faktor Affection Responden Terhadap Promosi The Jungle ........................... 60 17 Hasil Perhitungan Skor Rata-Rata Dimensi Affection .................................... 61 18 Faktor Behaviour Responden Terhadap Promosi The Jungle ......................... 61 19 Hasil Perhitungan Skor Rata-Rata Dimensi Behaviour .................................. 62 20 Nilai Skala Direct rating Promosi The Jungle ............................................... 62 21 Faktor Empathy Responden Terhadap Promosi The Jungle ........................... 63 22 Hasil Perhitungan Skor Rata-Rata Dimensi Empathy..................................... 63 23 Faktor Persuation Responden Terhadap Promosi The Jungle ........................ 64 24 Perhitungan Skor Rata-Rata Dimensi Persuation .......................................... 65 25 Faktor Impact Responden Terhadap Promosi The Jungle............................... 66 26 Perhitungan Skor Rata-Rata Dimensi Impact................................................. 66 27 Faktor Communication Responden Terhadap Promosi The Jungle................. 67 28 Perhitungan Skor Rata-Rata Dimensi Communication ................................... 67
viii
DAFTAR GAMBAR No
Halaman
1. Kedelapan komponen manajemen jasa terpadu ................................................. 6 2. Kerangka pemikiran penelitian ....................................................................... 26 3 Karakteristik Pengunjung Berdasarkan Sumber Informasi Promosi ................. 50 4 Karakteristik Pengunjung Berdasarkan Jenis Kelamin ..................................... 51 5 Karakteristik pengunjung Berdasar Usia......................................................... 52 6 Karakteristik Pengunjung Berdasarkan Status Pernikahan ............................... 53 7 Karakteristik Pengunjung Berdasarkan Pendidikan Terakhir ........................... 53 8 Karakteristik Pengunjung Berdasarkan Jenis Pekerjaan ................................... 54 9 Karakteristik Pengunjung Berdasarkan Pendapatan ......................................... 55 10 Karakteristik Pengunjung Berdasarkan Daerah Tempat Tinggal .................... 56 11 Karakteristik pengunjung Berdasarkan Jumlah Berkunjung ........................... 56 12 Karakteristik Pengunjung Berdasarkan Menyukai Stiker The Jungle ............. 57 13 Skala Nilai Direct Rating Promosi The Jungle............................................... 62
ix
DAFTAR LAMPIRAN No
Halaman
1 Daftar Pertanyaan Wawancara ........................................................................ 77 2 Kuisioner Penelitian ........................................................................................ 78 3 Struktur Organisasi The Jungle ....................................................................... 81 4 Uji Validitas Efektivitas Promosi. ................................................................... 82 5 Uji Realibilitas Efektifitas Promosi ................................................................. 84
x
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki banyak kekayaan alam yang terkandung di dalamnya. Salah satu kekayaan alam tersebut yaitu berupa objek wisata yang tersebar di seluruh daerah Indonesia.
Pariwisata
merupakan salah satu sektor yang sangat potensial dalam meningkatkan penerimaan
pemerintah,
pelestarian
seni
budaya
dan
membangkitkan
perekonomian masyarakat. Dari hasil data Badan Pusat Statistik (BPS, 2010), terlihat bahwa bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal keempat tahun 2010 mencapai 6,9 persen, year on year, tertinggi secara kuartalan sejak tahun 2008. Pertumbuhan terjadi di semua sektor ekonomi dengan pertumbuhan tertinggi di sektor pengangkutan dan komunikasi 13,5 persen dan terendah di sektor pertanian 2,9 persen. Sementara pertumbuhan tanpa migas tahun lalu mencapai 6,6 persen. Kejenuhan akan aktifitas yang melelahkan membuat masyarakat menjadi haus akan hiburan atau rekreasi serta didukung oleh perekonomian indonesia yang menunjukkan arah yang positif seperti saat ini menimbulkan semakin berkembangnya industri pariwisata di Indonesia. Hal ini terlihat dari data statistik jumlah wisatawan mancanegara (WISMAN) dari berbagai negara yang datang ke Indonesia wisatawan nusantara (WISNUS) semakin meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Data WISMAN dan WISNUS pada tahun 2006 hingga tahun 2010 Jenis 2006 2007 2008 2009 2010 wisatawan 117.213.000 119.944.000 122.312.000 WISNUS 114.270.000 115.335.000 4,871,351 5,505,759 6,234,497 6,323,730 7,002,944 WISMAN Sumber : BPS (diolah kembali oleh P2DSJ) Dari data tersebut terlihat ada 5 kelompok negara yang menjadi pengunjung terbesar yaitu negara-negara ASEAN, negara-negara Asia Pasifik, negara-negara Eropa, Amerika, dan negara Timur Tengah (BPS, 2011).
2
Dari data jumlah WISMAN maupun WISNUS yang semakin meningkat, hal ini mendorong munculnya objek wisata baru dengan format yang beragam. Objek-objek wisata baru yang muncul saat ini diantaranya Trans Studio, Kidzania yang mengusung arena bermain anak, beragam taman rekreasi air seperti Snowbay di Taman Mini Indonesia Indah dan beberapa tempat wisata air lainnya di wilayah Jabodetabek.
Munculnya berbagai objek wisata ini menimbulkan
persaingan diantara objek wisata tersebut dan masing-masing berlomba untuk menawarkan keunggulan bersaingnya, mulai dari bentuk variasi hiburan, teknologi yang menyertai, pelayanan dan kenyamanan yang diberikan sampai pada paket harga yang ditawarkan melalui berbagai promosi. Bogor merupakan salah satu daerah di Indonesia yang memiliki banyak jenis objek wisata, baik berupa kuliner, wisata belanja maupun wisata alam. Pariwisata merupakan salah satu sektor unggulan yang perlu diberdayakan di Kota Bogor, karena selain sebagai sumber penerimaan daerah, serta pengembangan dan pelestarian seni budaya Kota Bogor, juga membangkitkan sektor perekonomian masyarakat Kota.
Tingkat kunjungan wisatawan ke Kota Bogor tiap tahun
mengalami peningkatan.
Tercatat pada tahun 2010, jumlah wisatawan yang
menyambangi Kota Bogor mencapai 2,97 juta wisatawan, angka tersebut meningkat hampir 10 ribu wisatawan dibanding jumlah wisatawan tahun 2009 yang hanya mencapai 2,89 juta wisatawan (koranbogor.com, 2010).
Hal ini
dijelaskan pada Tabel. 2. Tabel 2. Peningkatan jumlah wisatawan ke Kota Bogor pada tahun 2005 hingga 2009 Jenis wisatawan 2005 2006 2007 2008 2009 WISNUS WISMAN
1.533.513 1.807.115 24.541
49.876
2.086.926 2.249.484 2.729.672 50.157
144.114
146.888
Sumber: BPS Kota Bogor (2010)
Data peningkatan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Kota Bogor ini dihimpun dari kunjungan obyek wisata dan tingkat kunjungan hotel yang ada di Kota Bogor. Peningkatan kunjungan wisatawan ke Kota Bogor telah memberikan dampak positif terhadap beberapa sektor terkait. Tempat wisata di Kota Bogor yang menjadi tujuan para wisatawan diantaranya : Kebun Raya Bogor, Istana
3
Bogor, Museum Zoologi, Museum Etnobotani, Prasasti Batu tulis, Danau Situgede, Taman Topi (Plaza Kapten Muslihat), Museum Tanah, Museum PETA, Museum Perjuangan, dan Wisata Air The Jungle. Salah satu objek wisata yang ada di Kota Bogor adalah objek wisata air The Jungle. The Jungle merupakan wisata air atau Waterboom terbesar pertama kali yang ada di Kota Bogor. Tempat wisata ini, terletak di kawasan perumahan Bogor Nirwana Residen (BNR). The Jungle merupakan salah satu wisata air yang merupakan rekreasi yang dapat dijadikan sebagai tujuan wisata keluarga serta sebagai obyek wisata edukasi bagi sekolah yang ingin mengadakan rekreasi sambil belajar. Tempat wisata ini tergolong masih baru, oleh karena itu agar The Jungle dapat dikenal dan menarik perhatian masyarakat Bogor dan sekitarnya supaya mau datang ke tempat ini, The Jungle juga melakukan kegiatan promosi. Promosi yang dilakukan bertujuan untuk menarik perhatian masyarakat akan tempat wisata tersebut sehingga menimbulkan keinginan untuk mencoba dan datang kembali ke tempat wisata tersebut. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan jumlah pengunjung di tempat wisata tersebut. Promosi yang biasanya dilakukan oleh tempat-tempat rekreasi berbeda-beda, ada yang melakukan promosi bentuk harga (Price Promotion) seperti promosi potongan harga, pembelian sistem 2 in 1, diskon khusus untuk pemegang kartu kredit ataupun debit atau diskon khusus bagi pengguna kartu seluler tertentu. Berdasarkan data dan perkembangan jumlah WISMAN dan WISNUS yang semakin meningkat dan kegiatan-kegiatan promosi yang dilakukan oleh The Jungle Bogor dalam menarik perhatian konsumen untuk mengunjungi The Jungle Bogor daripada wisata lainnya. Oleh karena itu perusahaan perlu mengetahui dampak dan nilai yang diperoleh perusahaan atas promosi yang telah dilakukan. Informasi yang diperoleh nantinya diharapkan dapat membantu perusahaan untuk mengevaluasi dampak dari promosi yang telah dilakukan dan mengembangkan promosi secara lebih efektif. Penelitian ini mempelajari kegiatan promosi yang dilakukan The Jungle Bogor dan melihat dampak kegiatan promosi yang dilakukan The Jungle Bogor melalui respon konsumen terhadap promosi yang dilakukan.
4
1.2 Perumusan Masalah Dalam pelaksanaanya, kegiatan promosi memerlukan biaya yang harus dikeluarkan dalam membiayain promosi. Pengeluaran perusahaan untuk biaya promosi tersebut harus mempertimbangkan dan direncanakan dengan baik agar setiap rupiah dikeluarkan perusahaan dapat ditentukan kontribusinya dalam mencapai tujuan perusahaan selama ini. Kegiatan promosi ini diharapkan dapat mempengaruhi konsumen agar berkunjung ke tempat wisata ini.
Peningkatan jumlah pengunjung yang
diakibatkan oleh promosi menunjukkan bahwa promosi yang dilakukan sudah efektif.
Persoalan yang timbul dalam hal ini yaitu apakah promosi yanng
dilakukan oleh The jungle Bogor sudah efektif atau belum. Permasalahan yang akan diteliti adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana karakteristik pengunjung wisata air The Jungle Bogor? 2. Apa saja kegiatan promosi yang dilakukan oleh wisata air The Jungle Bogor? 3. Bagaimana respon konsumen terhadap keefektifan bauran promosi The Jungle Bogor? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Mengidentifikasi karakteristik pengunjung wisata air The Jungle Bogor. 2. Mengidentifikasi kegiatan promosi yang dilakukan oleh wisata air The Jungle Bogor. 3. Menganalisis respon konsumen terhadap keefektifan bauran promosi The Jungle Bogor. 1.4 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup analisis dari penelitian ini meliputi kegiatan promosi yang dilakukan oleh wisata air The Jungle dan pengaruhnya terhadap peningkatan jumlah pengunjung wisata air ini. Responden pada penelitian ini merupakan pengunjung wisata air The Jungle yang mengetahui program promosi yang dilakukan dan bersedia mengisi kuisioner.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pemasaran 2.1.1 Definisi Pemasaran Menurut Kotler dan Armstrong (2008), pemasaran adalah proses dimana perusahaan menciptakan nilai bagi pelanggan dan membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan dengan tujuan untuk menangkap nilai dari pelanggan sebagai imbalannya.
Pemasaran adalah suatu konsep mencakup suatu sikap
mental, suatu cara berpikir yang membimbing melakukan sesuatu yang tidak selalu menjual benda tetapi juga menjual gagasan-gagasan, karir, tempat (pariwisata, rumah, lokasi industri), undang-undang, jasa (pengangkutan, penerbangan,
pemotongan
rambut,
kesehatan),
hiburan
(pertunjukan,
pertandingan-pertandingan, taman hiburan), dan kegiatan-kegiatan nirlaba seperti yayasan-yayasan sosial dan keagamaan (Morissan, 2007). 2.1.2 Bauran Pemasaran Menurut Kotler dan Armstrong (2008) bauran pemasaran adalah kumpulan alat pemasaran taktis terkendali yang dipadukan perusahaan untuk menghasilkan respon yang diinginkannya di pasar sasaran. Bauran pemasaran terdiri dari semua hal yang dapat dilakukan perusahaan untuk mempengaruhi permintaan produknya.
Berbagai kemungkinan ini dapat dikelompokan menjadi empat
kelompok variabel yang disebut dengan 4P, yaitu product (produk), price (harga), place (tempat), dan promotion (promosi). Product (produk) berarti kombinasi barang dan jasa yang ditawarkan perusahaan kepada pasar sasaran. Price (harga) adalah jumlah uang yang harus dibayarkan pelanggan untuk memperoleh produk. Place (tempat) meliputi kegiatan perusahaan untuk membuat produk tersedia bagi pelanggan sasaran.
Sedangkan promotion (promosi) adalah aktivitas yang
menyampaikan manfaat produk dan membujuk pelanggan membelinya. Menurut Lovelock dan Wright (2005), dalam pemasaran jasa unsur 4P dianggap kurang mencakup seluruh aspeknya. Oleh karena itu, dalam pemasaran jasa terdapat empat unsur tambahan. Unsur pertama adalah proses (process). Proses merupakan metode pengoperasian atau serangkaian tindakan tertentu, yang
6
umumnya berupa langkah-langkah yang diperlukan dalam suatu urutan yang telah ditetapkan. quality).
Unsur kedua adalah produktivitas dan kualitas (productivity and Produktivitas merupakan seberapa efisien pengubahan input jasa
menjadi output yang menambah nilai bagi pelanggan. Sedangkan kualitas adalah sejauh mana suatu jasa memuaskan pelanggan dengan memenuhi kebutuhan, keinginan, dan harapan mereka. Unsur ketiga adalah orang (people). Orang merupakan karyawan (dan kadang-kadang pelanggan lain) yang terlibat dalam proses produksi.
Unsur yang terakhir adalah bukti fisik (physical evidence).
Bukti fisik merupakan petunjuk visual atau berwujud lainnya yang memberi bukti atas kualitas jasa. Kedelapan unsur pemasaran jasa dapat dilihat pada Gambar 1.
Produk
Proses
Harga
Produktivitas
Tempat
Orang
Promosi
Bukti Fisik
Gambar 1. Kedelapan komponen manajemen jasa terpadu (Lovelock dan Wright, 2005) 2.2. Bauran Promosi Menurut Alma (2005) menyatakan bahwa promosi adalah sejenis komunikasi yang memberi penjelasan yang meyakinkan calon pembeli tentang barang dan jasa.
Tujuannya adalah untuk memperoleh perhatian, mendidik,
mengingatkan, dan meyakinkan calon konsumen.
Promosi dilakukan agar
konsumen mengenal produk yang ditawarkan. Setelah mengenal maka konsumen tersebut akan mempunyai suatu ketertarikan dan akhirnya konsumen tersebut memutuskan untuk membeli produk barang ataupun jasa yang ditawarkan. Menurut Rangkuti (2009), berdasarkan media yang digunakan dalam promosi, promosi dapat di bagi menjadi 2 bagian, yaitu:
7
1. Above The Line (Media lini atas) Bentuk promosi yang digunakan secara promosi yang menjadikan media tradisional sebagai sarana yang efektif.
Biasanya menggunakan media cetak
(surat kabar, majalah, brosur, dan sebagainya), media elektronik (radio, TV, dan bioskop), serta media luar ruangan (papan reklame dan angkutan). 2. Below The Line (Media lini bawah) Bentuk promosi yang dilakukan tidak seperti biasanya dan dilakukan secara tidak langsung. Promosi ini dapat berbentuk pemberian tambahan pada jasa yang dilakukan oleh tenaga penjual, pemberian sponsorship pada suatu kegiatan, melaksanakan kegiatan sosial dan sebagainya.
Terdiri dari seluruh
media selain media lini atas, seperti pameran, point of sale display material, kalender, agenda, gantungan kunci, dan tanda mata Bauran promosi (promotion mix) adalah kumpulan alat-alat untuk mempromosikan suatu produk, yang terdiri dari: 1. Periklanan Menurut Kotler dan Keller (2007), periklanan merupakan segala bentuk presentasi non-pribadi dan promosi gagasan, barang, atau jasa oleh sponsor tertentu yang harus dibayar. Iklan dapat merupakan cara yang berbiaya efektif guna menyebarkan pesan, entah untuk membangun prefensi merek atau untuk mendidik orang. Selanjutnya Lupiyoadi dan Hamdani (2006) mengemukakan bahwa periklanan merupakan salah satu bentuk dari komunikasi impersonal (impersonal communication) yang digunakan oleh perusahaan barang dan jasa. Peranan periklanan dalam pemasaran jasa yang ditawarkan adalah menambah pengetahuan konsumen tentang jasa yang ditawarkan, membujuk calon konsumen untuk membeli atau menggunakan jasa tersebut, dan membedakan diri perusahaan satu dengan perusahaan lain yang mendukung positioning jasa. Menurut Kotler dan Keller (2007) tujuan iklan merupakan suatu tugas komunikasi tertentu dan tingkat pencapaiannya harus diperoleh pada audiens tertentu dalam kurun waktu tertentu. Tujuan iklan dapat digolongkan menurut apakah sasarannya untuk menginformasikan, membujuk, mengingatkan, atau memperkuat. Tujuan-tujuan tersebut yaitu:
8
a. Iklan informatif dimaksudkan untuk menciptakan kesadaran dan pengetahuan tentang produk baru atau ciri baru produk yang sudah ada. b. Iklan persuasif dimaksudkan untuk menciptakan kesukaan, preferensi, keyakinan, dan pembelian suatu produk atau jasa. c. Iklan pengingat dimaksudkan untuk merangsang pembelian produk dan jasa kembali. d. Iklan penguatan dimaksudkan untuk meyakinkan pembeli sekarang bahwa mereka telah melakukan pilihan yang tepat. Pada dasarnya tujuan pengiklanan adalah komunikasi yang efektif dalam rangka mengubah sikap dan perilaku konsumen. Untuk itu ada beberapa pilihan media yang dapat digunakan untuk melakukan pengiklanan, antara lain melalui surat kabar, majalah, radio, televisi, papan reklame, dan surat langsung. Menurut Alma (2005), bentuk-bentuk iklan atau reklame yang dapat dilakukan yaitu papan reklame, poster, katalog produk dan jasa atau brosur, folder, spanduk, slide, dan iklan pada media cetak atau media elektronik. 2. Promosi Penjualan Menurut Kotler dan Keller (2007) promosi penjualan adalah berbagai kumpulan alat-alat insentif yang sebagian besar berjangka pendek, yang dirancang untuk merangsang pembelian produk atau jasa tertentu dengan lebih cepat dan lebih besar oleh konsumen atau pedagang. Sedangkan menurut Morissan (2007) menyatakan bahwa promosi penjualan adalah kegiatan pemasaran yang memberi nilai tambah atau insentif kepada tenaga penjualan, distributor, atau konsumen yang diharapkan dapat meningkatkan penjualan. Menurut Alma (2005) tujuan promosi penjualan perusahaan antara lain: a. Menarik para pembeli baru b. Memberi hadiah/penghargaan kepada konsumen dan pelanggan lama c. Meningkatkan daya beli pembelian ulang dari konsumen lama d. Menghindarkan konsumen lari ke merek lain e. Mempopulerkan merek atau meningkatkan loyalitas f. Meningkatkan volume penjualan jangka pendek dalam rangka memperluas pangsa pasar jangka panjang.
9
Banyak alat promosi yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan promosi penjualan (Kotler dan Keller, 2007). Alat-alat promosi komponen utama antara lain : a. Sampel Tawaran sejumlah produk atau jasa gratis yang dikirimkan dari rumah ke rumah, dikirim melalui pos, disertakan pada produk lain, atau tampilan dalam tawaran iklan. b. Kupon Sertifikat yang memberikan hak kepada pemegangnya atas potongan harga yang telah ditetapkan untuk produk tertentu: dikirim lewat pos, dimasukan dalam produk lain atau dilampirkan, atau disisipkan dalam iklan majalah dan koran. c. Tawaran Uang Kembali (Rabat) Memberikan pengurangan harga setelah pembelian, bukan pada saat di toko eceran: konsumen mengirimkan “bukti pembelian” yang telah ditentukan kepada produsen yang “mengembalikan uang” sebagian dari harga beli melalui pos. d. Paket Harga (Transaksi Potongan Harga) Menawarkan kepada konsumen penghematan dari harga biasa suatu produk, yang dikurangkan pada label atau kemasan.
Paket pengurangan harga
(reduced-price pack) adalah suatu kemasan yang dijual dengan pengurangan harga (seperti beli satu dapat dua). Paket gabungan (banded pack) adalah dua produk terkait digabungkan bersama (seperti sikat gigi dan pasta gigi). e. Premium (Hadiah Pemberian) Barang yang ditawarkan dengan harga yang relatif rendah atau gratis sebagai insentif untuk membeli produk tertentu. Premium bersama kemasan (withpack premium) diberikan bersama produk tersebut di dalam atau pada kemasannya. Premium pos gratis (free-in-the-mail premium) dikirim melalui pos kepada konsumen yang telah mengirimkan bukti pembelian. Seperti tutup atas kotak atau kode UPC. Premium yang diuangkan sendiri (self-liquidating premium) dijual di bawah harga eceran normalnya kepada konsumen yang memintanya.
10
f. Program Frekuensi Program yang memberikan imbalan yang terkait dengan frekuensi dan intensitas konsumen membeli produk atau jasa perusahaan tersebut. g. Hadiah (Kontes, Undian, Permainan) Hadiah adalah tawaran kesempatan untuk memenangkan uang tunai, perjalanan, atau barang karena membeli sesuatu.
Kontes mengharuskan
konsumen menyerahkan masukan untuk dipelajari sekelompok juri yang akan memilih masukan terbaik. Undian meminta konsumen menyerahkan nama mereka ke dalam penarikan undian. Permainan memberikan sesuatu kepada konsumen setiap kali mereka membeli nomor binggo, huruf yang hilang yang mungkin akan membantu mereka memenangkan hadiah. h. Imbalan Berlangganan Nilai dalam bentuk tunai atau bentuk lain yang sebanding dengan loyalitas berlangganan penjual atau sekelompok penjual tertentu. i. Pengujian Gratis Mengundang calon pembeli menguji-coba produk tanpa biaya dengan harapan mereka akan membeli. j. Garansi Produk Janji eksplisit atau implisit penjual bahwa produk tersebut akan bekerja sebagaimana telah ditentukan atau, kalau tidak, penjual tersebut akan memperbaikinya atau mengembalikan uang pelanggan tadi selama kurun waktu yang telah ditetapkan. k. Promosi Bersama Dua atau lebih merek atau perusahaan bekerja sama dalam kupon, pengembalian uang, dan kontes untuk meningkatkan daya tarik. l. Promosi Silang Menggunakan satu merek untuk mengiklankan merek lain yang tidak bersaing.
m. Pajangan Dan Peragaan Di Tempat Pembelian (POP-Point-Of-Purchase)
11
Pajangan dan peragaan di tempat pembelian berlangsung di tempat-tempat pembelian atau penjualan. 3. Penjualan Personal Menurut Morissan (2007), penjualan personal merupakan bentuk komunikasi langsung antara seorang penjual dengan calon pembelinya, dengan tujuan membujuk calon pembeli untuk membeli produk atau jasa yang ditawarkan. Penjualan personal lebih terlibat kontak langsung dengan pembeli secara tatap muka. Sedangkan Lovelock dan Wright (2005) menjelaskan bahwa penjualan personal merupakan komunikasi dua arah antara karyawan jasa dengan pelanggan yang dirancang untuk langsung mempengaruhi proses pembelian dimana sifat langsung dari penjualan personal memungkinkan wakil penjualan menyesuaikan pesan tersebut agar sesuai dengan kebutuhan dan keinginan tertentu masing-masing pelanggan. 4. Pemasaran Langsung Lovelock dan Wright (2005) mendefenisikan pemasan langsung sebagai komunikasi satu arah dari suatu perusahaan kepada sejumlah pelanggan sasaran melalui surat, telepon, faks, atau e-mail. Kegiatan pemasaran langsung ditujukan langsung kepada konsumen individual untuk berkomunikasi secara langsung dan mendapatkan tanggapan langsung dari pelanggan atau calon pelanggan tertentu. Program pemasaran langsung dapat dirancang untuk mencapai beberapa alternatif tujuan atau peranan antara lain: (1) memberikan pemahaman tentang pengetahuan produk secara lebih persuasif. (2) mempengaruhi citra pelanggan terhadap jasa yang diberikan. (3) memperkenalkan jasa yang diberikan kepada pelanggan (Lupiyoadi dan Hamdani, 2009). 5. Hubungan Masyarakat Hubungan masyarakat adalah upaya merangsang minat yang positif terhadap perusahaan tertentu dan produk-produknya dengan mengirimkan berita baru, melakukan konferensi pers, melaksanakan acara-acara khusus, dan mensponsori aktivitas yang layak diliput yang dilakukan oleh pihak ketiga. Hubungan masyarakat mengakui bahwa semua usaha berkaitan dengan orang dan hubungan dengan orang (Lovelock dan Wright, 2005). Hubungan masyarakat merupakan berbagai macam program untuk memelihara, menciptakan, dan
12
mengembangkan citra perusahaan atau merek sebuah produk (Durianto dkk, 2003). Menurut Kotler dan Keller (2007) Pada sebuah perusahaan, departemen hubungan masyarakat melaksanakan lima fungsi, antara lain: a. Hubungan pers – Menyajikan berita dan informasi tentang organisasi tersebut dari sudut yang paling positif. b. Pemberitaan produk – mensponsori upaya untuk memberitakan produkproduk tertentu. c. Komunikasi korporat – meningkatkan pemahaman tentang organisasi tersebut melalui komunikasi internal dan eksternal. d. Lobi – berhadapan dengan lembaga pembuat undang-undang dan pejabat pemerintahan guna
mendukung atau menggagalkan peraturan dan
perundang-undangan. e. Pemberian saran – memberikan nasihat kepada manajemen mengenai masalah-masalah publik dan posisi dan citra perusahaan pada masa-masa yang menyenangkan dan krisis. Tujuan pemasaran yang dapat difasilitas oleh aktivitas hubungan masyarakat antara lain: (1) membangun citra perusahaan dan memperkuat positioning perusahaan.
(2) melakukan komunikasi publik yang efektif dan
mengantisipasi isu-isu yang berkembang. (3) melakukan peluncuran produk atau jasa baru yang diberikan. 6. Informasi Dari Mulut Ke Mulut (Word Of Mouth) Menurut Lupiyoadi dan Hamdani (2009) dalam promosi peranan orang sangat penting dalam mempromosikan jasa. Dengan kata lain pelanggan tersebut akan berbicara kepada pelanggan lain yang berpotensial tentang pengalamanya dalam menerima jasa tersebut, sehingga informasi dari mulut ke mulut ini sangat besar pengaruhnya dan dampaknya terhadap pemasaran jasa dibandingkan dengan aktifitas komunikasi lainnya. Selanjutnya Lovelock dan Wright (2005) mengemukakan bahwa komentar dan rekomendasi pelanggan tentang pengalaman jasa mereka dapat memiliki pengaruh yang kuat pada keputusan orang lain. Dengan demikian, informasi atau cerita dari mulut ke mulut dapat digolongkan sebagai salah satu bentuk
13
komunikasi pemasaran, meskipun sulit bagi pemasar mengontrol saluran ini. Cara paling tepat untuk memikirkan cerita dari mulut ke mulut adalah menjadikan cerita dari mulut ke mulut ini sebagai bentuk pemberitaan yang ingin dikembangkan dan dibentuk pemasar sehingga hal itu menjadi pelengkap yang efektif terhadap aktivitas komunikasi lainnya. 2.3 Jasa Menurut Kotler dan Armstrong (2008) jasa adalah semua kegiatan atau manfaat yang dapat ditawarkan suatu pihak lain yang padda dasarnya tidak berwujud atau tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu.
Sedangkan menurut
Lupiyoadi dan Hamdani (2009) menjelaskan bahwa jasa merupakan semua aktivitas ekonomi yang hasilnya bukan berbentuk produk fisik atau konstruksi, yang umumnya dihasilkan dan dikomsumsi secara bersamaan serta memberikan nilai tambah (misalnya kenyamanan, hiburan, kesenangan, atau kesehatan) konsumen. Jasa memiliki empat karakteristik utama yang sangat mempengaruhi desain program pemasaran (Kotler dan Keller, 2007), yaitu: a. Tidak berwujud (intangibility), berarti jasa tidak dapat dilihat, dirasakan, diraba, didengar, atau dicium sebelum dibeli.
Menurut Lupiyoadi dan
Hamdani (2009) nilai penting dari hal ini adalah nilai tak berwujud yang dialami konsumen dalam bentuk kenikmatan, kepuasan, atau kenyamanan. b. Tidak terpisahkan (inseparability), berarti jasa tidak dapat dipisahkan dari penyedianya, baik penyedianya adalah manusia maupun mesin. Biasanya jasa dihasilkan dan dikomsumsi secara bersamaan. c. Bervariasi (variability), berarti bahwa kualitas jasa tergantung pada siapa yang memberikan demikian pula kapan, dimana, dan bagaimana jasa itu diberikan. d. Tidak tahan lama (perrishability) berarti bahwa jasa tidak dapat disimpan untuk dijual atau digunakan pada waktu yang akan datang. Berdasarkan klasifikasi organisasi perdagangan dunia (World Trade Organization - WTO), sesuai dengan GATS/WTO - Central Product Classification/ MTN.GNS/ W/ 120 (Lupiyoadi dan Hamdani, 2009) ruang lingkup klasifikasi bisnis jasa meliputi:
14
1. Jasa bisnis
7. Jasa keuangan
2. Jasa komunikasi
8. Jasa kesehatan dan jasa sosial
3. Jasa kontruksi dan jasa teknik
9. Jasa kepariwisataan dan jasa perjalanan
4. Jasa distribusi
10. Jasa rekreasi, budaya, dan olahraga
5. Jasa pendidikan
11. Jasa transportasi
6. Jasa lingkungan hidup
12. Jasa lain-lain
Menurut alma (2005), macam-macam jasa sebagai berikut: 1. Personal services: barber shop (tukang cukur) 2. Business services: akuntan, notaris, konsultan, manajemen jasa, perdagangan. 3. Professional services: guru (profesor), dokter, penasehat hukum, pengacara, pendidikan. 4. Financial services: bank, asuransi, bursa 5. Transportation services: becak, ojek sepeda, ojek motor, pedati, delman, oplet, bus, kereta api, angkutan laut, angkutan udara, angkutan pipa. 6. Public utility: listrik, air minum (ledeng), pesawat telepon, fasilitas angkutan jalan raya, toll dan sebagainya. 7. Entertaiment: hiburan bioskop, olah raga, kaset lagu, taman hiburan (rekreasi). 8. Pariwisata: hiburan dalam arti ruang lingkup lebih besar seperti: objek-objek wisata dalam kota, objek wisata pantai, gunung, hutan, dan lembaga-lembaga yang berhubungan seperti biro perjalanan, pengaturan visa, fasilitas penginapan, transport khusus dan sebagainya. 9. Hotel: berbagai jenis penginapan dengan fasilitas yang tersedia. 2.4 Definisi Pariwisata Menurut Suwantoro (2004), pariwisata adalah suatu proses kepergian sementara dari seseorang atau lebih menuju tempat lain diluar tempattinggalnya. Dalam operasionalnya istilah pariwisata bermakna sebagai aktivitas meninggalkan rumah untuk mengaddakan perjalanan tanpa mencari nafkah di tempat-tempat yang dikunjungi sambil menikmati kunjungan (Pendit, 2006).
Sedangkan
menurut (Undang-undang Nomor 9 Tahun 1990 tentang kepariwisataan), Menyebutkan bahwa pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan kegiatan perjalanan yang dilakukan secara sukarela, serta bersifat sementara untuk
15
menikmati objek dan daya tarik wisata termasuk pengusahaan objek dan daya tarik wisata tersebut. Selanjutnya Pendit (2006) juga menjelaskan bahwa pariwisata merupakan kepergian orang-orang sementara dalam jangka waktu pendek ke tempat-tempat tujuan di luar tempat tinggal dan pekerjaan sehari-harinya seerta kegiatan-kegiatan mereka selama berada di tempat-tempat tujuan tersebut mencakup kepergian untuk berbagai maksud, termasuk kunjungan seharian atau darmawisata. Menurut Pendit (2006), pariwisata dapat dibedakan menurut motif wisatawan untuk mengunjungi suatu tempat.
Jenis-jenis pariwisata tersebut
adalah sebagai berikut. 1. Wisata Budaya Jenis wisata budaya ini adalah jenis yang paling populer bagi Tanah Air kita. Bukti-bukti telah menunjukan bahwa jenis inilah yang paling utama bagi wisatawan
luar negeri yang datang ke negeri ini untuk berkunjung dimana
mereka ingin mengetahui kebudayaan kita, kesenian kita, dan segala sesuatu yang dihubungkan dengan adat istiadat dan kehidupan seni budaya kita. 2. Wisata Kesehatan Perjalanan seorang wisatawan dengan tujuan tersebut untuk menukar keadaan dan lingkungan tempat ia tinggal demi kepentingan beristirahat baginya dalam arti jasmani dan rohani, dengan mengunjungi tempat peristirahatan seperti mata air panas, tempat yang mempunyai iklim udara yang menyehatkan atau tempat-tempat yang menyediakan fasilitas-fasilitas kesehatan lainnya. 3. Wisata Olahraga Perjalanan wisata dengan tujuan berolahraga atau memang sengaja bermaksud mengambil bagian aktif dalam pesta olahraga di suatu tempat atau negara seperti Asian games, Olympiade, Thomas Cup, dan lain-lain. 4. Wisata Komersial Dalam jenis ini termasuk perjalanan untuk mengunjungi pameran-pameran dan pekan raya yang bersifat komersial, seperti pameran industri, pameran dagang dan sebagainya.
16
5. Wisata Industri Perjalanan yang dilakukan oleh rombongan pelajar atau mahasiswa, atau orang-orang awam ke suatu kompleks atau daerah perindustrian dimana terdapat pabrik-pabrik atau bengkel-bengkel besar dengan maksud dan tujuan untuk mengadakan peninjauan atau penelitian termasuk dalam golongan wisata industri ini 6. Wisata Politik Jenis ini meliputi perjalanan yang dilakukan untuk mengunjungi atau mengambil bagian secara aktif dalam peristiwa kegiatan politik seperti peringatan ulang tahun suatu negara, ulang tahun perayaan 17 Agustus , konferensi, musyawarah, kongres, atau konvensi politik selalu disertai dengan darmawisata termasuk dalam jenis ini. 7. Wisata Konvensi Berbagai negara dewasa ini membangun wisata konvensi dengan menyediakan fasilitas pembangunan beserta ruangan-ruangan tempat persidangan bagi para peserta suatu konferensi, musyawarah, konvensi atau pertemuan lainnya baik yang bersifat nasional maupun internasional. Biro konvensi baik yang ada di Berlin, di Manila, atau di Jakarta. 8. Wisata Sosial Wisata ini adalah pengorganisasian suatu perjalanan murah serta mudah untuk memberi kesempatan kepada golongan masyarakat ekonomi lemah (atau dengan kata lain tidak mampu membayar segala sesuatu yang bersifat lux) untuk mengadakan perjalanan, seperti misalnya bagi kaum buruh, pemuda, pelajar atau mahasiswa, petani, dan sebagainya. 9. Wisata Pertanian Wisata pertanian ini adalah pengorganisasian perjalanan yang dilakukan ke proyek-proyek pertanian, perkebuanan, ladang pembibitan dan sebagainya dimana wisatawan rombongan dapat mengadakan kunjungan dan peninjauan untuk tujuan studi maupun melihat-lihat keliling.
Tidak jarang pusat-pusat
pertanian seperti ini menyediakan pramuwisata guna menjelaskan segala sesuatunya kepada wisatawan rombongan yang datang berkunjung.
17
10. Wisata Maritim (Marina) atau Bahari Jenis wisata ini banyak dikaitkan dengan kegiatan olahraga air, lebih-lebih di danau, bengawan, pantai, teluk atau laut lepas seperti memancing, berlayar, menyelam sambil melakukan pemotretan, kompetisi berselancar, dan sebagainya. 11. Wisata Cagar Alam Wisata ini banyak dikaitkan dengan kegemaran akan keindahan alam, kesegaran hawa udara di pegunungan, keajaiban hidup binatang dan marga satwa yang langka serta tumbuh-tumbuhan yang jarang terdapat di tempat-tempat lain. 12. Wisata Buru Jenis wisata ini banyak dilakukan di negeri-negeri yang memiliki daerah atau hutan tempat berburu yang dibenarkan oleh pemerintah atau digalakkan oleh berbagai agen atau biro perjalanan. Di Tanah Air kita, pemerintah membuka wisata buru untuk daerah Baluran di Jawa Timur dimana wisatawan boleh menembak banteng atau babi hutan. 13. Wisata Pilgrim Jenis wisata ini sedikit banyak dikaitkan dengan agama, sejarah, adat istiadat dan kepercayaan umat atau kelompok dalam masyarakat.
Wisata
pilgrim ini banyak dihubungkan dengan niat atau hasrat sang wisatawan untuk memperoleh restu, kekuatan batin, keteguhan iman, dan tidak jarang pula untuk tujuan memperoleh berkah dan kekayaan melimpah. 14. Wisata Bulan Madu Yaitu suatu penyelenggaraan perjalanan bagi pasangan-pasangan merpati, pengantin baru, yang sedang berbulan madu dengan fasilitas-fasilitas khusus dan tersendiri demi kenikmatan perjalanan dan kunjungan mereka. 15. Wisata Petualangan Dikenal dengan istilah adventure tourism, seperti masuk hutan belantara yang tadinya belum pernah dijelajahi (off the beaten track) penuh binatang buas, mendaki tebing teramat terjal, terjun ke dalam sungai yang sangat curam, anakanak muda yang mengemudi tank-tank raksasa bekas perang dunia ke II ke pedalaman Rusia, bungy jumping, arung jeram (rafting) di sungai-sungai yang arusnya liar, masuk goa penuh misteri, dan seterusnya.
18
2.5 Efektivitas Pada dasarnya pengertian efektivitas menunjukkan taraf tercapainya hasil. Pengertian ini sering dikaitkan dengan pengertian efesien, meskipun sebenarnya terdapat perbedaan diantara keduanya.
Efektivitas (effectiveness) adalah
kemampuan untuk menentukan tujuan yang memadai atau bisa diartikan “melakukan sesuatu yang tepat”, sedangkan efesiensi berarti kemampuan untuk meminimalkan penggunaan sumber daya dalam mencapai tujuan organisasi atau “melakukan sesuatu yang tepat” (Stoner et al., 1996). Menurut Meggison, et al., (1992) efektif adalah kemampuan manajerial untuk melaksanakan sesuatu yang benar dengan cara memilih tujuan yang paling tepat dan metode yang layak untuk mencapainya. Efektivitas menekankan pada hasil yang akan dicapai, sedangkan efisiensi lebih melihat pada bagaimana cara mencapai hasil yang akan dicapai tersebut dengan membandingkan antara input dan output. Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (2006), efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti pengaruh, akibat, kesan, manjur, mujarab, mempan. Efektivitas sering dikaitkan dengan efesiensi, yang berarti cermat (tidak membuang-buang waktu dan energi), dapat melaksanakan tugas dengan tepat dan cermat. 2.6 Promosi yang Efektif Promosi efektif adalah promosi yang dibuat sedemikian rupa sehingga pesan yang disampaikan mudah dicerna dan dimengerti oleh masyarakat dan mengandung informasi yang benar (Durianto dkk, 2003). Menurut Durianto dkk, (2003), secara umum dikenal tiga kriteria yang dapat digunakan untuk mengukur efektivitas promosi, yaitu: penjualan, pengingatan, dan persuasi. Efektivitas promosi yang berkaitan dengan penjualan dapat diketahui melalui riset tentang dampak penjualan. Sedangkan efektivitas promosi yang berkaitan dengan pengingat dan persuasi dapat diketahui melalui riset tentang dampak komunikasi. Dalam Lupiyoadi dan Hamdani (2009), Kotler mengemukakan bahwa untuk mengembangkan promosi yang efektif maka diperlukan suatu program, sebagai berikut:
19
1. Mengidentifikasi Audiens Target Dalam tahap ini kita menentukan siapa audiens target, bisa merupakan individu, kelompok masyarakat khusus atau umum.
Bila perusahaan telah
melakukan segmentasi dan penargetan, maka semen itulah yang menjadi audiens target. 2. Menentukan Tujuan Komunikasi Setelah mengetahui audiens target dan ciri-cirinya, maka kemuadian dapat menentukan tanggapan apa yang dikehendaki.
Perusahaan harus menetukan
tujuan promosinya apakan untuk menciptakan kesadaran, pengetahuan, kesukaan, pilihan, keyakinan, atau pembelian. 3. Merancang Pesan Kemudian perusahaan harus menyusun pesan yang efektif. Idealnya suatu pesan harus mampu memberikan perhatian (attention-A), menarik (interest-I), membangkitan keinginan (desire-D), dan menghasilkan tindakan (action-A), yang semuanya dikenal sebagai metode AIDA. Pesan yang efektif harus dapat menyelesaikan empat masalah yaitu: “HOW”, ”WHAT”, “WHEN”, dan “WHO”. 4. Menyeleksi Saluran Komunikasi Perusahaan harus menyeleksi saluran-saluran komunikasi yang efesien untuk membawakan pesan.
Saluran komunikasi itu bisa berupa komunikasi
personal ataupun non personal. 5. Menetapkan Jumlah Anggaran Promosi Menetapkan anggaran sangatlah penting karena untuk menentukan menggunakan media apa, juga tergantung pada anggaran yang tersedia. Ataukah perusahaan bertoleransi pada pencapaian sasaran promosi yang akan dicapai sehingga sebesar itulah anggaran yang akan berusaha disediakan. 2.7 EPIC Model Dalam proses pengolahan data untuk melakukan analisa terhadap dampak komunikasi dalam promosi digunakan alat analisis EPIC Model. Alat analisis ini dikembangkan oleh A.C. Nielsen yang merupakan salah satu perusahaan peneliti pemasaran terkemuka di dunia. Menurut Durianto, dkk (2003), EPIC Model mencakup empat dimensi yang saling melengkapi, yaitu:
20
1. Dimensi Empati (Empathy) Dimensi empati menginformasikan, apakah konsumen menyukai suatu bentuk komunikasi pemasaran (iklan) dan menggambarkan bagaimana konsumen melihat hubungan antara suatu bentuk komunikasi pemasaran (iklan) dengan pribadi mereka. Empati merupakan keadaan mental yang membuat seseorang mengidentifikasikan dirinya atau merasa dirinya pada keadaan perasaan atau keadaan yang sama dengan orang atau kelompok lain.
Dimensi empati
melibatkan afeksi dan kognisi konsumen. Afeksi melibatkan perasaan, sementara kognisi melibatkan pemikiran. Dimensi empati dapat menggambarkan keadaan positif maupun negatif dari suatu kegiatan promosi. 2. Dimensi Persuasi (Persuasion) Dimensi persuasi menginformasikan apa yang dapat diberikan suatu bentuk komunikasi pemasaran (iklan) untuk penguatan karakter suatu merek, sehingga pemasar memperoleh pemahaman tentang dampak komunikasi pemasaran terhadap keinginan konsumen untuk membeli serta memperoleh gambaran kemampuan suatu bentuk komunikasi pemasaran (iklan) dalam mengembangkan daya tarik suatu merek.
Persuasi adalah perubahan
kepercayaan, sikap, dan keinginan yang disebabkan oleh komunikasi promosi. 3. Dimensi Dampak (Impact) Dimensi dampak menunjukkan bahwa suatu merek dapat terlihat menonjol dibandingkan merek lain pada kategori yang serupa dan apakah suatu komunikasi pemasaran (iklan) mampu melibatkan konsumen dalam pesan yang disampaikan. Dampak (impact) yang diinginkan dari hasil komunikasi pemasaran adalah jumlah pengetahuan produk (product knowledge) yang dicapai konsumen melalui tingkat keterlibatan (involvement) konsumen dengan produk dan atau proses pemilihan. 4. Dimensi Komunikasi (communication) Dimensi
komunikasi
memberikan
informasi
tentang
kemampuan
konsumen dalam mengingat pesan utama yang disampaikan, pemahaman konsumen, serta kekuatan kesan yang ditinggalkan pesan tersebut. Perspektif pemrosesan kognitif adalah inti untuk mengembangkan strategi pemasaran yang berhasil yang merupakan permasalahan komunikasi.
21
2.8 Direct Rating Method Menurut Durianto, dkk (2003) Direct Rating Method merupakan salah satu alternatif metode untuk menguji efektivitas promosi pada konsumen.
Direct
Rating Method (DRM) memberikan beberapa alternatif kegiatan promoi kepada sekelompok konsumen dan meminta mereka untuk menentukan peringkat masingmasing kegiatan promosi tersebut. Metode ini digunakan untuk mengevaluasi kekuatan suatu kegiatan promosi untuk mendapatkan perhatian, mudah tidaknya kegiatan promosi itu dipahami, kemampuan untuk suatu kegiatan promosi untuk menggugah perasaan, dan kemampuan kegiatan promosi itu untuk mempengaruhi perilaku. Dalam DRM terdapat lima variabel yang digunakan, yaitu : 1. Perhatian (attention) Perhatian didefenisikan sebagai alokasi kapasitas pemrosesan untuk stimulus yang baru masuk. Kapasitas merupakan sumber daya yang terbatas, maka konsumen sangat selektif mengalokasikan perhatian mereka. Dalam hal ini, pada saat sejumlah stimulus menerima perhatian, yang lain akan diabaikan. Tugas pemasar adalah mencapai faktor yang pertama, maka pemasar harus mengerti mengenai faktor-faktor yang menentukan perhatian, yang dapat dikelompokkan dalam dua kategori utama, yaitu determinan (penentu) pribadi dan determinan stimulus. a. Determinan pribadi Determinan
pribadi
merujuk
pada
karakteristik
individu
yang
mempengaruhi perhatian. Secara umum, faktor-faktor ini tidak berada di bawah kendali pemasar. Keberadaan faktor-faktor tersebut harus dikenali dan dipandang sebagai kendala yang harus diperhatikan untuk mengevaluasi strategi.
Faktor-faktor tersebut diantaranya kebutuhan /motivasi, sikap,
tingkat adaptasi, serta rentang perhatian. b. Determinan stimulus Perangkat kedua dari faktor yang mempengaruhi stimulus adalah karakteristik stimulus itu sendiri. Determinan ini menggambarkan faktorfaktor
yang
dapat dikendalikan
artinya dapat digunakan untuk
mendapatkan dan meningkatkan perhatian.
Faktor-faktor tersebut
22
diantaranya: ukuran, warna, intensitas, kontras, posisi, gerakan, kebaruan, stimulus pemikat perhatian yang dipelajari, juru bicara yang menarik. 2. Pemahaman Pemahaman berkaitan dengan penafsiran suatu stimulus. Makna suatu stimulus bergantung pada bagaimana suatu stimulus dikategorikan dan diuraikan dengan pengetahuan yang sudah ada. stimulus dan faktor pribadi.
Pemahaman dipengaruhi oleh banyak
Orang akan lebih dahulu mempertimbangkan
bagaimana faktor pribadi dapat mempengaruhi pemahaman.
Faktor-faktor
pribadi yang mempengaruhi pemahaman antara lain motivasi, pengetahuan, dan perangkat harapan atu persepsi. Sifat fisik aktual suatu stimulus juga memainkan peran yang besar dalam membentuk penafsiran stimulus tersebut. Pemahaman bergantung pada pengemasan produk dan nama merek. 3. Respon Kognitif Respon kognitif adalah penerimaan yang akan terjadi saat pemrosesan informasi yang sangat terkait dengan pikiran yang muncul selama tahap pemahaman. Sifat respon kognitif menentukan penerimaan atas suatu klaim. Yang sangat penting adalah respon yang disebut argumen pendukung dan kontra argumen.
Argumen pendukung adalah pikiran menyokong klaim.
argumen adalah pikiran yang menentang klaim dalam pesan.
Kontra
Penerimaan
ditingkatkan saat argumen pendukung meningkat, dan ketika kontra argumen membesar. Respon kognitif memberi pelengkap yang berharga pada pengukuran sikap standar dalam mengevaluasi keefektifan komunikasi. 4. Respon Afektif Respon afektif menggambarkan perasaan dan emosi yang dihasilkan sebuah stimulus. Keragaman respon afektif dapat disederhanakan menjadi tiga dimensi utama, yaitu riang, negatif, dan hangat.
Beberapa rekomendasi
perangkat emosi utama yang lebih besar, terdiri dari: rasa takut, terkejut, sedih, jijik, marah, antisipasi, riang, dan menerima. Pentingnya peran afektif tersebut selama tahap penerimaan dalam proses informasi. 5. Sikap terhadap promosi Kemampuan promosi untuk menciptakan sikap yang mendukung terhadap suatu produk sering bergantung pada sikap konsumen terhadap promosi tersebut.
23
Promosi yang disukai atau dievaluasi secara menguntungkan dapat menghasilkan sikap yang lebih positif terhadap suatu produk. Promosi yang tidak disukai mungkin akan menurunkan evaluasi produk dari sisi konsumen. Sikap terhadap suatu iklan berfungsi sebagai peramal yang signifikan atas sikap terhadap produk. 2.9 Hasil Penelitian Terdahulu Menurut Megawati (2009), dalam penelitiannya mengenai Analisis Efektivitas promosi terhadap Jumlah Pengunjung Taman Safari Indonesia Cisarua, Bogor mengungkapkan bahwa
efektivitas promosi Taman Safari
Indonesia (TSI) diukur melalui segi komunikasi dan penjualan. Segi komunikasi promosi menggunakan EPIC Model dengan nilai EPIC Rate yang diperoleh sebesar 3,99 menunjukan bahwa responden menilai promosi yang dilakukan oleh TSI sudah efektif, baik dari segi dimensi Empati, Persuasi, Dampak, maupun Komunikasi. Hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan sudah cukup berhasil dalam promosi. Efektivitas promosi selain dihitung menggunakan EPIC Model juga diukur melalui dampak penjualan.
Analisis ini menggunakan analisis
korelasi yang kuat antara biaya promosi Above The Line (ATL) maupun Below The Line (BTL) dengan tingkat penjualan tanaman hias.
Hal ini ditunjukan
dengan nilai r sebesar 0,423 dan 0,476. Pravita Sari (2010), dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Efektivitas Bauran Promosi Pada Taman Rekreasi Dunia Fantasi Taman Inpian Jaya Ancol Jakarta”, dengan menggunakan metode EPIC Model mengungkapkan bahwa, promosi yang dilakukan Dunia Fantasi masuk dalam kategori promosi yang efektif dilihat dari EPIC Rate yang diperoleh sebesar 3,725. Hal ini juga terlihat dari masing-masing nilai Empati sebesar 3,9 (efektif), Persuasi sebesar 3,85 (efektif), Dampak sebesar 3,61 (efektif), dan komunikasi sebesar 3,54 (efektif).
Hasil Uji Wilcoxon menunjukan bahwa terdapat peningkatan pada
empati konsumen, peningkatan pada kepercayaan, sikap, dan keinginan konsumen,
peningkatan
pengetahuan
dan
keterlibatan
konsumen,
serta
peningkatan pemahaman konsumen akan pesan. Dalam jurnal Natalisa (1999) yang dimuat dalam Jurnal Manajemen & Bisnis Sriwijaya Vol. 3 No.5 Juni 2005 mengenai “Pemahaman Terhadap Segmentasi Pelanggan : Suatu Usaha Untuk Meningkatkan Efektifitas Pemasaran
24
Jasa Penerbangan”, mengungkapkan bahwa strategi yang sekarang banyak digunakan maskapai penerbangan domestik dengan menerapkan strategi harga rendah (pemberian diskon yang sangat tinggi) harus disikapi dengan bijaksana oleh para pebisnis jasa penerbangan. Bukan tidak mungkin, suatu hari malah akan jadi bumerang buat mereka.
Hal yang harus di perhatikan yaitu kebijakan
pelayanan yang tepat (sesuai kebutuhan segmen), justru membawa dampak positif bagi peningkatan image dan loyalitas pelanggan. Perbaikan kualitas pelayanan dan peningkatan profesionalisme karyawan untuk memberikan jaminan pelayanan dengan tingkat keahlian dan pengetahuan yang dibutuhkan serta jaminan terhadap keselamatan penerbangan perlu dilakukan untuk lebih meningkatkan kepuasan pelanggan. Persamaan penelitian ini dibandingkan dengan 3 penelitian terdahulu yaitu pada alat analisis yang digunakan pada penelitian ini sama dengan dua penelitian sebelumnya yaitu pada penelitian Dewi Megawati dan Ria Pravita Sari yang sama-sama
menggunakan
EPIC
Model
dalam
menghitung
nilai
keefektivitasannya. Sedangkan pada Jurnal natalisa yakni sama-sama meneliti mengenai efektivitas promosi pemasaran terhadap perusahaan jasa.
Hal yang
membedakan penelitian ini dibandingkan dengan penelitian sebelumnya yaitu pada penelitian ini, selain menggunakan EPIC Model dalam menganalisis tingkat keefektivitasannya juga menggunakan Direct Rating Method (DRM). DRM ini digunakan untuk mendukung dan menguatkan hasil dari perhitungan dengan menggunakan metode EPIC Model. Selain itu yang menjadikan keunikan dari penelitian ini yaitu tempat penelitian yang belum pernah diteliti sebelumnya mengenai promosi yang dilakukan The Jungle Bogor.
III. METODE PENELITIAN
3.1 Kerangka Pemikiran Pariwisata merupakan salah satu sumber pendapatan yang dimiliki oleh Kota Bogor. Munculnya objek wisata baru yang menawarkan keunggulannya baik dalam bentuk variasi hiburan, teknologi hingga pelayanan yang diberikannya sehingga menimbulkan persaingan. Dalam menghadapi persaingan ini, masingmasing objek wisata memiliki strategi yang tepat. The Jungle sebagai salah satu objek wisata yang dimiliki kota Bogor berusaha untuk mempertahankan dan meningkatkan pangsa pasarnya agar lebih dikenal oleh masyarakat luas. Salah satu strategi yang dilakukan oleh sebuah perusahaan dalam memasarkan produk barang dan jasanya yaitu dengan menggunakan strategi promosi pemasaran berupa bauran promosi yang terdiri dari periklanan, penjualan personal, promosi penjualan, pemasaran langsung dan hubungan masyarakat serta informasi dari mulut ke mulut (Word of Mouth). EPIC model merupakan alat analisis yang digunakan untuk mengukur keefektifan promosi dari dampak pengingat dan persuasi melalui riset komunikasi terhadap konsumen.
Efektivitas dapat dilihat dari respon konsumen terhadap
bauran promosi yang dilakukan oleh perusahaan. Untuk melihat keefektivan promosi yang dilakukan dan menentukan promosi mana yang sangat mendapat perhatian bagi konsumen digunakanlah Metode Penentuan Peringkat Langsung (Direct Rating Method = DRM).
DRM
memberikan beberapa alternatif promosi kepada sekelompok konsumen dan meminta untuk menentukan peringkat masing-masing promosi tersebut.
26
Wisata Air The Jungle ingin mempertahankan dan meningkatkan pangsa pasar
Bauran Pemasaran (Market Mix – 8P)
Produk
Harga
Promosi
Distribusi
Proses
Orang
Below The Line
Pemasaran langsung Hubungan
Produktivitas
Above The Line
Promosi penjualan
masyarakat
Bukti fisik
Word Of Mouth
Periklanan
Penjualan personal
Respon Konsumen
Empati, Persuasi, Dampak, dan Komunikasi EPIC Model
Perhatian, Pembacaan, Kognitif, perilaku dan Afeksi
Karakteristik konsumen
Direct Rating Method Deskriptif
Analisis efektivitasan Bauran Promosi Pada Wisata Air The Jungle Bogor Gambar 2. Kerangka pemikiran penelitian
27
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Lokasi Perumahan Bogor Nirwana Residence (BNR) terletak di Jl. Dreded Pahlawan, Kotamadya Bogor Selatan – Jawa Barat. Lokasi Perumahan Bogor Nirwana Residence dapat dicapai dengan mudah sekitar 10 menit perjalanan dari gerbang pintu tol Bogor. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dan pengumpulan data melalui pengisian kuisioner yang diberikan kepada pengunjung wisata air The Jungle Bogor yang mengetahui promosi The Jungle.. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2011 – September 2011. 3.3 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini mencakup data primer dan data sekunder. Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari hasil pengamatan langsung di lapangan, wawancara langsung dengan pihak perusahaan dan konsumen, serta pengisian kuesioner oleh konsumen.
Melalui wawancara
diajukan pertanyaan tentang gambaran umum perusahaan, visi dan misi, serta pelaksanaan promosi yang dilakukan oleh The Jungle Bogor. Daftar pertanyaan wawancara tersebut dapat dilihat pada Lampiran 1. Pengumpulan data melalui kuesioner oleh pengunjung ditujukan untuk mengetahui respon konsumen terhadap promosi yang telah dilakukan. Daftar pertanyaan kuesioner penelitian ini dapat dilihat pada Lampiran 2. Selain itu juga dilakukan pengamatan langsung tentang pelaksanaan promosi. Data sekunder bersumber dari laporan tertulis atau dokumen perusahaan serta data literatur yang relevan. Selain itu, data sekunder juga dikumpulkan dari internet, studi pustaka, dan penelitian terdahulu. 3.4 Metode Pengambilan Sampel Pengambilan sampel bagi keperluan penelitian ini menggunakan metode non-probability sampling sehingga tidak semua anggota populasi memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi responden.
Teknik non-probability
sampling yang digunakan yaitu metode convinience sampling.
Convinience
sampling
berdasarkan
(sampel
berdasarkan
kemudahan)
adalah
sampel
kemudahan dan metode ini dapat memilih dari elemen populasi (orang atau
28
peristiwa) yang datanya berlimpah dan mudah diperoleh oleh peneliti. Artinya elemen populasi yang dipilih sebagai subjek sampel tersebut tidak terbatas sehingga peneliti memiliki kebebasan untuk memilih sampel yang paling cepat, mudah, dan murah (Ruslan, 2006).
Sampel yang dipilih menjadi responden
merupakan pengunjung The Jungle Bogor.
Kuisioner yang diberikan kepada
pengunjung The Jungle dibatasi berdasarkan kelompok-kelompok pengunjung, yaitu: 1. Pengunjung yang datang secara individu, diberikan kepada setiap individu 2. Pengunjung yang datang secara keluarga, diberikan kepada anggota keluarga yang berumur minimal 17 tahun ke atas. 3. Pengunjung yang datang secara rombongan, diberikan kepada ketua rombongan. Jumlah sampel yang digunakan adalah berdasarkan pendekatan jumlah pengunjung per bulan. Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak The Jungle, diperoleh informasi bahwa rata-rata jumlah pengunjung perbulan adalah 150.000 orang pengunjung. Untuk menentukan ukuran sampel digunakan rumus Slovin. Adapun perhitungannya adalah sebagai berikut: =
=
1+
… … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … (1)
150.000 = 99,93 ≈ 100 orang 1 + 150.000 (0,1)
Dimana : n
= Ukuran sampel
N
= Ukuran populasi
e
= Persen kelonggaran karena kesalahan sampel yang dapat ditolerir atau
diinginkan, yaitu sebesar 10% 3.5 Metode Pengumpulan Data Penelitian
ini dilakukan dengan menggunakan beberapa metode
pengumpulan data yaitu observasi, wawancara, dan kuesioner. Kuesioner yang diberikan kepada para konsumen berisi beberapa butir pertanyaan yang diukur dengan menggunakan skala Likert.
Skala Likert digunakan untuk mengukur
29
sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang kejadian atau gejala sosial. Uji validitas dan uji reliabilitas dilakukan agar kuesioner yang digunakan akurat dan layak untuk merekam data responden. Uji validitas digunakan untuk melihat hubungan diantara masing-masing pertanyaan, sehingga memiliki keterkaitan yang erat diantaranya.
Sedangkan uji reliabilitas dilakukan agar
semua pertanyaan tersebut sesuai dengan kenyataan yang terjadi dilapangan. Pengolahan data yang ada menggunakan alat bantu berupa Microsoft Exel dan software SPSS version 16.0 for Windows. 3.5.1 Uji Validitas Uji validitas menunjukkan sejauh mana alat ukur dapat mengukur apa yang ingin diukur. Uji validitas kuisioner menggunakan teknik korelasi Product Moment Person. Uji validitas ini digunakan untuk menghitung nilai korelasi (r) antara data pada masing-masing pertanyaan dengan skor total.
Rumus dari
korelasi Product Moment Person.sebagai berikut: (∑
= [
∑
) − (∑
− (∑ ) ][ ∑
∑ )
… … … … … … … … … (2)
− (∑ ) ]
Dimana: N = Jumlah responden X = Skor masing-masing pernyataan dari tiap responden Y = Skor total semua pertanyaan dari tiap responden Uji validitas kuesioner dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dapat mewakili objek yang diamati. Uji validitas dilakukan pada responden dimana nilai yang dihitung dinyatakan valid atau signifikan, apabila nilai rhitung > rtabel (0,361). 3.5.2 Uji Realibilitas Realibilitas adalah suatu nilai yang menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur gejala yang sama. Jika kuesioner telah terbukti valid, maka realibilitas kuesioner tersebut diuji keandalannya.
Teknik yang
digunakan adalah teknik Alpha Cronbach dengan rumus sebagai berikut:
30
=
−1
1−
∑
… … … … … … … … … … … … … … (3)
Dimana: ri
= Kendala instrumen
k
= Banyak butir pertanyaan
∑σb2 σt
2
= Jumlah ragam butir = Ragam total Uji realibilitas dilakukan untuk mengetahui sampai sejauh mana hasil
pengukuran dapat dipercaya dan diandalkan sebagai alat ukur, apabila pengukuran diulangi. Tingkat realibilitas metode Alpha Cronbach diukur berdasarkan skala Alpha 0 sampai 1 dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Tingkat realibilitas metode Alpha Cronbrach Alpha 0,00 – 0,20 > 0,20 – 0,40 > 0,40 – 0,60 > 0,60 – 0,80 > 0,80 – 1,00
Tingkat reliabilitas Kurang reliabel Agak reliabel Cukup reliabel Reliabel Sangat reliabel
3.6 Metode Pengolahan dan Analisis Data 3.6.1 Analisis Deskriptif Analisis deskriptif bertujuan untuk menjelaskan karakteristik umum pengunjung Wisata Air The Jungle Bogor. konsumen diperoleh melalui kuesioner.
Data mengenai karakteristik
Data-data tersebut dikelompokan
berdasarkan jawaban yang sama ke dalam tabel. Data yang telah dikelompokan ke dalam tabel selanjutnya jawaban tersebut dipersentasekan berdasarkan jumlah responden. Persentase tersebut merupakan jawaban yang paling dominan dari masing-masing variabel yang diteliti. Karakteristik umum yang dilihat meliputi jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir, status, pekerjaan, pendapatan per bulan, dan wilayah tempat tinggal.
31
3.6.2 EPIC Model Efektivitas promosi diukur dengan menggunakan EPIC Model yang mencakup empat dimensi yaitu empati, persuasi, dampak, dan komunikasi. Untuk mengevaluasi efektivitas iklan dengan EPIC Model digunakan Analisis tabulasi sederhana dan perhitungan rata-rata terbobot sebagai berikut: 1. Analisis Tabulasi Sederhana Dalam analisis tabulasi sederhana, data yang diperoleh diolah ke bentuk persentase. =
100% … … … … … … … … … … … … … … … … … … . (4)
∑
Dimana: P
= Persentase responden yang memilih kategori tertentu
ƒi = Jumlah responden yang memilih kategori tertentu ∑ƒi = Banyak jumlah responden 2. Skor Rata-rata Setiap jawaban responden dari pernyataan yang diberikan, diberikan bobot.
Cara menghitung skor adalah menjumlahkan seluruh hasil kali nilai
masing-masing bobotnya dibagi dengan jumlah total frekuensi. Rumus: =
∑
. ∑
… … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … . (5)
Dimana: X = Rata-rata berbobot ƒi = Frekuensi wi = Bobot Bobot nilai dari pendapat para responden terhadap penyataan mengenai EPIC Model dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Bobot nilai EPIC Model Kriteria jawaban Sangat tidak setuju Tidak setuju Cukup Setuju Sangat setuju
Bobot nilai 1 2 3 4 5
32
Langkah berikutnya yaitu menggunakan rentang skala penilaian untuk menentukan posisi tanggapan responden dengan menggunakan nilai skor setiap variabel. Bobot alternatif jawaban yang terbentuk dari teknik skala peringkat terdiri dari kisaran antara 0 sampai 5 yang menggambarkan posisi yang sangat negatif ke posisi yang positif. Selanjutnya dihitung rentang skala dengan rumus, sebagai berikut: =
(
)
… … … … … … … … … … … … … … … … . (6)
Dimana: R (bobot) = Bobot terbesar – bobot terkecil M
= Banyaknya kategori bobot Rentang skala Likert yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1 hingga
5, maka rentang skala penilaian yang didapat adalah: =
5−1 = 0,80 5 Nilai rentang skala sebesar 0,80 digunakan untuk menentukan rentang
skala keputusan. Rentang skala keputusan EPIC Model yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Rentang skala keputusan EPIC Model Kriteria jawaban Sangat tidak efektif Tidak efektif Cuku efektif Efektif Sangat efektif
Bobot nilai 1,00 < X ≤ 1,80 1,80 < X ≤ 2,60 2,60 < X ≤ 3,40 3,40 < X ≤ 4,20 4,20 < X ≤ 5,00
Langkah terakhir adalah menentukan nilai EPIC Rate dengan rumus: =
+
+
+ 4
(7)
Hasil EPIC Rate akan mengambarkan posisi promosi suatu produk dalam persepsi responden sesuai dengan rentang skala yang telah ditentukan. Dari hasil rentang skala tersebut dapat diketahui sejauh mana keefektifan promosi yang dilakukan oleh perusahaan.
33
3.6.2 Direct Rating Method Durianto, dkk (2003) menyatakan bahwa Direct Rating Method (Metode Penentuan Peringkat langsung) menggunakan lima variabel, yaitu perhatian, pemahaman, respon kognitif, respon afektif, dan sikap terhadap promosi. Untuk mengevaluasi efektivitas iklan dengan Direct Rating Method digunakan analisis tabulasi sederhana dan perhitungan rata-rata terbobot, sebagai berikut: 1. Analisis Tabulasi Sederhana Data yang diperoleh diolah ke bentuk persentase. Rumus: =
100% … … … … … … … … … … … … … … … … … … . (8)
∑
Dimana: P
= persentase responden yang memilih kategori tertentu
ƒi = Jumlah responden yang memilih kategori tertentu ∑ƒi = Banyak jumlah responden 2. Skor Rata-rata Setiap jawaban responden dari pertanyaan yang diberikan, diberikan bobot.
Cara menghitung skor adalah menjumlahkan seluruh hasil kali nilai
masing-masing bobot dibagi dengan jumlah total frekuensi. Rumus : =
∑
. ∑
… … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … . (9)
Dimana: X = Rata-rata berbobot ƒi = Frekuensi wi = Bobot Tabel 6. Bobot nilai Direct Rating Method Kriteria jawaban Sangat tidak setuju Tidak setuju Cukup Setuju Sangat setuju
Bobot nilai 1 2 3 4 5
34
Langkah berikutnya yaitu menggunakan rentang skala penilaian untuk menentukan posisi tanggapan responden dengan menggunakan nilai skor setiap variabel. Bobot alternatif jawaban yang terbentuk dari teknik skala peringkat terdiri dari kisaran antara 0 sampai 5 yang menggambarkan posisi yang sangat negatif ke posisi yang positif. Selanjutnya dihitung rentang skala dengan rumus, sebagai berikut: =
(
)
… … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … . (10)
Dimana: R (bobot)
= Bobot terbesar – bobot terkecil
M
= Banyaknya kategori bobot
Rentang skala Likert yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1 hingga 5, maka rentang skala penilaian yang didapat adalah: =
5−1 = 0,80 5 Nilai rentang skala sebesar 0,80 digunakan untuk menentukan rentang
skala keputusan. Rentang skala keputusan EPIC Model yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Rentang skala keputusan Direct Rating Method Kriteria jawaban Sangat tidak efektif Tidak efektif Cukup efektif Efektif Sangat efektif
Bobot nilai 1,0 < X ≤ 1,8 1,8 < X ≤ 2,6 2,6 < X ≤ 3,4 3,4 < X ≤ 4,2 4,2 < X ≤ 5,0
Setelah skor rata-rata diperoleh, langkah selanjutnya adalah mengkonversi skor rata-rata ke skala pada tabel Direct Rating (g) dengan menggunakan rumus: g=
×
20 … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … . . . (11) 5
Langkah terakhir adalah menjumlahkan seluruh nilai X Direct Rating (g) untuk mendapatkan nilai total Direct Rating. Rentang keputusan pada Direct Rating dapat dilihat pada Tabel 8.
35
Tabel 8. Direct Rating Kriteria promosi Buruk Kurang Baik Rata-rata Baik Hebat
Bobot nilai 0 < g ≤ 20 20 < g ≤ 40 40 < g ≤ 60 60 < g ≤ 80 80< g ≤ 100
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Perusahaan The Jungle Water Adventure atau yang biasa disebut The Jungle merupakan salah satu objek wisata petualangan air yang terletak di selatan Kota Bogor. The Jungle adalah tempat rekreasi yang dapat dijadikan sebagai tujuan wisata keluarga serta sebagai obyek wisata edukasi bagi sekolah yang ingin mengadakan rekreasi sambil belajar. The Jungle dibangun di kawasan Perumahan Bogor Nirwana Residence (BNR) dengan latar belakang Gunung Salak yang terletak di Jalan Dreded Pahlawan. Pemandangannya indah serta udaranya sejuk, menempati area seluas 3 hektar dengan 60% dari total area merupakan kawasan hijau terbuka di Bogor selatan. The Jungle merupakan wahana hiburan pertama yang menempati kawasan komersial tersebut dan dibangun dibawah manajemen PT. BakrieLand Development, Tbk. PT. BakrieLand Development, Tbk merupakan salah satu perusahaan sektor properti di Indonesia yang menangani proyek-proyek infrastruktur dan bidang usaha yang terkait dengan properti lainnya. Hingga kini PT. BakrieLand Development, Tbk telah mengembangkan berbagai proyek properti perkantoran, kawasan perumahan serta hotel kelas dunia di beberapa lokasi di Indonesia. Pada awalnya The Jungle dibangun sebagai pelengkap hunian yang kemudian diresmikan pada tanggal 16 Desember 2007.
Penyelenggaraan
pembangunan The Jungle berlangsung selama 168 hari dimulai pada tanggal 1 Juli 2007 dan selesai pada tanggal 16 Desember 2007, oleh karena itu The Jungle mendapat penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI) untuk kategori pemrakarsa
dan
penyelenggara
(http://www.muri.org/).
pembangunan
Water
Park
tercepat.
Di tempat ini, para pengunjung dapat menikmati
berbagai fasilitas rekreasi menarik yang menyatu dengan alam. Semua fasilitas dan wahana yang terdapat di The Jungle menggunakan teknologi dan peralatan terbaru dengan standar kualitas terbaik, untuk memastikan keamanan para pengunjung didatangkan ahli dari Australia, Kanada, dan Belgia.
37
Sejak diresmikan, objek wisata ini menjadi objek wisata yang sangat digemari oleh masyarakat. Hal ini terbukti dengan banyaknya pengunjung yang berdatangan ke The Jungle, sehingga pada tahun 2010 dan 2011 The Jungle memperoleh TOP BRAND AWARD untuk kategori water recreation spot terfavorit di Indonesia. 4.1.1 Visi dan Misi The Jungle memiliki Visi untuk Menjadi Waterpark terlengkap, The Jungle The Most Adventurous Waterpark di Indonesia. Dan Misi The Jungle yaitu bekerja secara Team work dan memberikan pelayanan yang terbaik serta selalu melakukan pengembangan dan inovasi-inovasi. 4.1.2 Logo Perusahaan The Jungle memiliki Logo sebagai media pengenalan merek kepada konsumen dalam wujud identitas perusahaan. Logo The Jungle berupa rusa kecil yang sedang berseluncur dengan riang dan gembira. Menurut pihak The Jungle, alasan rusa dijadikan sebagai logo dari The Jungle yaitu karena rusa merupakan icon yang sudah terkenal di kota Bogor dan rusa sendiri merupakan binatang yang lincah, bebas dan lucu. Hal ini mencerminkan para pengunjung yang bermain di sini akan merasakan kegembiraan, kebebasan dan kesenangan. 4.2 Bauran Pemasaran The Jungle Adventurous Waterpark merupakan taman wisata air pertama dan terbesar yang ada di Kota Bogor dan menjadi kebanggaan kota ini. Jasa yang ditawarkan oleh The Jungle adalah wahana permainan air yang beragam. The Jungle telah menerapkan bauran pemasaran jasa yang disesuaikan dengan jenis usahanya yaitu jasa pariwisata. Bauran pemasaran tersebut mencakup 8P, yaitu: Produk (Product), Harga (Price), Tempat (Place), Promosi (Promotion), Proces (Proccess), Produktivitas (Productivity), Orang (People), dan Bukti Fisik (Physical Evidance). 4.2.1 Produk The Jungle The Jungle merupakan taman rekreasi yang bergerak dalam bidang jasa pariwisata yang menawarkan berbagai wahana permainan air yang memanjakan para pengunjungnya sehingga dapat bersantai, bermain dan sekaligus sebagai sarana edukasi. Oleh karena itu, target pasar dari The Jungle ini adalah untuk
38
semua kalangan umur mulai dari anak-anak hingga orang dewasa.
Wahana
permainan yang ditawarkan oleh The Jungle pada awal berdiri hanya terdapat 6 wahana permainan air yaitu Tower Slide, Lazy River, Fountain Futsal, Race Slide, Kiddy Pool, dan Leisure Pool dan terdapat juga Bird Park dan Giant Aquarium. The Jungle menghadirkan wahana baru yaitu The Wave yang diresmikan pada tanggal 22 Juni 2011. 1. Tower Slide (Jaya Wijaya Peak) Ini adalah permainan andalan dari The Jungle, yaitu luncuran dari ketinggian 12 m sepanjang kurang lebih 100 meter, yang akan mengajak kita berputar2 sebelum jatuh ke kolam.
Tower Slide ini terdiri dari 2 macam
permainan yaitu Spiral Slide adalah peluncur air yang tidak memiliki tutup atau atap terbuka, sehingga dapat melihat pemandangan di luar. Tube Slide adalah peluncur air yang berbentuk tertutup dengan diameter 1 meter.
Ketinggian
keduanya adalah sama. Para pengunjung yang ingin menikmati permainan ini disarankan untuk menyewa ban. 2. Lazy River (Mahakam River) Merupakan kolam arus sepanjang 400 meter. Di wahana ini pengunjung bisa duduk bermalas-malasan di atas ban besar dibawa terhanyut mengelilingi kolam arus termasuk mengelilingi Akuarium Raksasa (Giant Aquarium) sepanjang 400 meter yang terletak di tengah-tengah kolam. Kolam arus yang akan membawa kita berkeliling area seakan mengarungi sungai mahakam yang berliku-liku. Untuk menikmati wahana ini, kita perlu menyewa ban. 3. Fountain Futsal (Way Kambas) Di area fountain futsal terdapat panggung terbuka cukup besar yang dapat digunakan untuk berbagai acara hiburan, seperti kelompok band yang bermain musik dan menyanyi untuk menghibur pengunjung. Untuk yang ingin bermain futsal, disini disediakan arena futsal. Keunikan futsal disini, arena futsalnya dilengkapi dengan beberapa titik air mancur dipermukaan lapangan sehingga ketika bermain diselingi dengan semprotan air dari bawah yang cukup keras. 4. Race Slide (Tokosa Peak)
39
Merupakan empat jalur luncuran setinggi 8 meter yang dapat digunakan untuk balapan meluncur ke bawah. Bisa dengan posisi duduk, atau tengkurap (menggunakan karpet khusus yang dapat dipinjam gratis) 5. Kiddy Pool (Sentani Lake) Kolam ini dibuat untuk anak-anak, namun tidak jarak banyak orang dewasa yang ikut bermain menemani si anak. Kolam ini mempunyai 2 kolam besar yaitu : Kolam Pertama mempunyai kedalaman air sekitar 20 cm sampai sekitar 50 cm, berisi macam-macam permainan air seperti lumba-lumba mainan, jungkat-jungkit, mini slider dan macam-macam air mancur yang terus menerus menyemburkan air. Kolam Kedua berisi macam-macam permainan seperti water bucket, water canon, dan tight rope. Pada kolam kedua ini, terdapat sebuah ember besar yang berisi air dan dapat tumpah sewaktu-waktu. 6. Leisure Pool (Samosir Island) Kolam untuk orang dewasa yang berukuran tidak terlalu besar, tapi disana terdapat water massage, jadi pengunjung dapat duduk santai sambil dipijat oleh semprotan air dari tempat duduk, disini juga tersedia net untuk bermain volley air. Di tengah kolam renang terdapat mini resto sehingga para pengunjung dapat bersantai sambil makan dan minum. 7. Bird Park (Jungle Birds) Pengunjung dapat menikmati suasana segar dengan kicauan burung yang berasal dari berbagai negara dan daerah di Indonesia. Adapun burung-burung tersebut seperti burung bayan, burung merak, burung elang, burung macau blue, burung flaminggo, burung garuda, burung merak putih, burung merak biru, burung nuri merah, burung kakaktua raja, bebek peking dan masih banyak lagi lainnya. 8. Giant Aquarium (Aquarium Raksasa) Pada saat anda menikmati Lazy River anda akan melihat Akuarium Raksasa (Giant Aquarium) yang terletak di tengah-tengah kolam. Akuarium Raksasa ini terbuat dari fiber glass tembus pandang dan berisi berbagai jenis ikan tawar yang tergolong langka dari dalam maupun luar negeri, seperti tiger fish, alligator, palmas, arwana irian, pangasius albino, ikan pari air tawar dan banyak lagi lainnya.
40
9. The Wave Merupakan wahana baru yang menyuguhkan “sensasi digulung ombak”. Wahana ini dibangun pada area seluas 7.500 m2 dengan luas kolam 1.150 m2. Pada wahana ini, para pengunjung akan merasakan 5 jenis ombak sensasional, diantaranya : Waveplay (berbentuk gulungan ombak dari ujung tengah sampai ketepi daratan), Wavebreaker (berbentuk gulungan ombak dari ujung tengah sampai ke tepi daratan hanya lebih kecil), Boogiewave (ombak akan nampak seperti huruf V, akan tetapi bentuknya terbalik), Bajablast (ombak akan membentuk seperti diamond) dan point break (ombak akan membentuk seperti diamond, akan tetapi lebih besar dari yang pertama). 4.2.2 Harga Tiket Masuk Pengunjung (Price) Sebelum masuk ke dalam area The Jungle, para pengunjung diwajibkan untuk membeli tiket pada loket masuk.
Saat membeli tiket, Anda akan
mendapatkan gelang yang disebut smart tag yang merupakan tiket masuk ke dalam wahana bermain. Harga tiket berlaku sama untuk anak-anak dan dewasa. Rincian harga tiket masuk The Jungle dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9 Harga Tiket Masuk The Jungle Tahun 2011 Uraian
Harga tiket Sabtu-mingguSenin s/d jumat hari libur
Wahana air
Rp. 40.000,-
Rp. 60.000,-
Dry park
Rp. 5000,-
Rp. 5.000,-
Locker
Rp. 5000,-
Rp. 5.000,-
Pelampung single Pelampung double
Rp. 10.000,Rp. 15.000,-
Rp. 10.000,Rp. 15.000,-
Cabana
Rp. 50.000,-
Rp. 90.000,-
Keterangan Khusus high season Rp. 75.000,Hanya anak-anak usia dibawah 12 tahun Berlaku sekali pemakaian (tutup + buka) Per 3 jam Per 3 jam Hanya untuk pemakaian selama 3 jam
4.2.3 Lokasi The Jungle The Jungle berlokasi di Perumahan Bogor Nirwana Residence (BNR) yang terletak di Jl. Dreded Pahlawan, Kotamadya Bogor Selatan – Jawa Barat. Daerah ini merupakan jalur lalu lintas yang strategis sehingga mudah untuk menjangkaunya. Bagi para pengunjung yang tidak membawa kendaraan dapat menggunakan kendaraan umum dan nantinya di dalam perumahan BNR pihak
41
The Jungle telah menyediakan bus yang telah siap sedia mengantarkan para pengunjung ke dalam The Jungle. Perumahan
BNR
merupakan
perumahan
yang
menyajikan
pemandangannya indah serta udaranya sejuk dengan 60% dari total area merupakan kawasan hijau terbuka.
Nirwana Epicentrum adalah nama untuk
kawasan komersial terintegrasi yang berada di dalam Perumahan BNR dan The Jungle adalah wahana hiburan pertama yang menempati kawasan komersial tersebut. Jam operasi The Jungle Hari Senin sampai Jum’at, buka dari pukul 09.00 WIB hingga pukul 17.00 WIB.
Hari Sabtu, Minggu dan Hari Libur, mulai
beroperasi lebih awal mulai dari pukul 08.00 WIB hingga pukul 18.00 WIB. 4.2.4 Promosi The Jungle The Jungle menggunakan berbagai jenis promosi yang tergabung dalam bauran promosi yang terdiri dari periklanan, promosi penjualan, penjualan perseorangan dan hubungan masyarakat. Media promosi yang diguanakan pihak Pengelola The Jungle terdiri atas promosi melalui lini atas (Above The Line) seperti periklanan media elektronik, media cetak, media luar ruangan, dan media internet serta promosi melalui media lini bawah (Below The Line) seperti penempelan stiker The Jungle pada kendaraan pengunjung dan penyebaran brosur. Promosi ini dilakukan untuk menarik pengunjung dan untuk memperluas pangsa pasar The Jungle dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Kegiatan-
kegiatan promosi yang selama ini dilaksanakan oleh The Jungle meliputi empat bauran promosi, yaitu periklanan, promosi penjualan, penjualan perseorangan, dan hubungan masyarakat. Bauran promosi yang dilakukan The Jungle adalah: 1. Periklanan Promosi periklanan merupakan sarana penyampaian informasi yang sangat penting karena sifatnya yang dapat menjangkau khalayak luas sehingga media periklanan
sangat
membantu
The
Jungle
mempromosikan wahana permainannya. digunakan oleh The Jungle adalah: a. Media Elektronik
untuk
memperkenalkan
dan
Beberapa media periklanan yang
42
Media elektronik yang biasa digunakan adalah media televisi dan radio. Televisi memiliki kelebihan bersifat audio visual dengan format yang sangat fleksibel, dan dapat menimbulkan dampak kuat terhadap konsumen serta dapat menjangkau konsumen secara geografis yang tersebar luas di seluruh Indonesia. Sedangkan radio memiliki keunggulan dapat mencapai khalayak yang tersegmentasi secara geografis dan demografis. Dalam media televisi, promosi The Jungle dibantu oleh liputan-liputan acara yang melakukan kegiatan di The Jungle. Hampir semua stasiun televisi pernah meliput dan melakukan kegiatan acara di The Jungle, diantaranya:
Trans TV pada acara "Selamat Pagi", "Celebrity on Vacation, "Ceriwis", "IMB", "ngulik".
Trans7 pada acara "R n B", " Wara Wiri", "Laptop si Unyil", "Petualangan si Bolang", " Pepi The Explorer".
RCTI pada acara" Bedah Rumah", "Hebad", "Dahsyat".
SCTV pada acara " Status Selebriti", "Liputan 6".
ANTV pada acara “ Star Kid”.
b. Media Cetak Media cetak seperti surat kabar dan majalah juga digunakan pihak pengelola The Jungle untuk memperkenalkan dan mempromosikan wahana terbaru atau event serta acara yang menarik di The Jungle. Periklanan melalui media cetak memiliki sifat mampu menyajikan pesan secara rinci, mencakup pasar yang luas, dapat dipercaya, dan dapat dibaca berulang kali. Penyampaian iklan melalui surat kabar dan majalah biasanya intensif dilakukan pihak pengelola pada masa liburan sekolah maupun pada saat akan memperkenalkan wahan baru.
Contoh media cetak yang pernah
digunakan The Jungle sebagai tempat periklanan yaitu Koran Kompas, Media Indonesia, Jurnal Bogor, dan Radar Bogor. c. Media Luar Ruangan Media luar ruangan merupakan media iklan yang dipasang di tempat terbuka dengan lokasi yang strategis dan sering di lewati oleh banyak orang. Jenis-jenis media luar ruangan diantaranya papan reklame (billboard), baliho, umbul-umbul dan spanduk.
Media luar ruangan dipilih pihak
43
pengelola The Jungle karena sifatnya yang mampu menjangkau masyarakat luas dan dapat menayangkan pesan iklan yang sama berkali-kali. Papan reklame (billboard), Spanduk, baliho dan umbul-umbul merupakan media luar
ruangan
yang
sering
digunakan
pihak
The
Jungle
untuk
menginformasikan kepada konsumen mengenai event atau acara menarik yang akan berlangsung di The Jungle, seperti acara konser atau memperkenalkan wahana baru dan ditempatkan di lokasi yang startegis seperti disisi jalan maupun di pusat-pusat keramaian. d. Media Internet Selain menggunakan media elektronik, media cetak dan media luar ruangan, untuk lebih memperkuat promosi The Jungle melakukan promosi melalui media internet.
Salah satu strategi yang dilakukan adalah pembuatan
situsweb atau website The Jungle. Website The Jungle dapat dilihat pada http://www.thejungleadventure.com.
Pada website ini The Jungle
menampilkan informasi mengenai kegiatan promosi yang dilakukan dan mempromosikan event-event menarik yang akan atau sedang berlangsung di The Jungle secara cepat dan langsung kepada konsumen. Selain itu, website ini memberikan informasi mengenai wahana-wahana yang ada di The Jungle dan fasilitas yanng disediakannya. Informasi yang disajikan dikemas dengan tampilan yang menarik dan menyajikan gambar-gambar serta videovideo mengenai keasikan bermain di The Jungle, sehingga para konsumen yang melihatnya menjadi tertarik untuk mengunjunginya. 2. Promosi Penjualan Promosi penjualan merupakan segala bentuk penawaran atau insentif jangka pendek yang ditujukan bagi konsumen dan dirancang untuk memperoleh respon spesifik dan segera.
Kegiatan promosi penjualan yang selama ini
dilakukan oleh pihak pengelola The Jungle selain bertujuan untuk meningkatkan volume penjualan jangka pendek, juga dalam rangka memperluas pangsa pasar untuk janngka panjang. Beberapa kegiatan promosi penjualan yang dilakukan oleh pihak pengelola The Jungle yaitu:
44
a. Pemberian Potongan Harga (Discount) Program pemberian potongan harga kepada konsumen adalah salah satu bentuk promosi penjualan yang dilakukan pihak pengelola The Jungle untuk meningkatkan jumlah penjualan dalam jangka pendek.
Sebelum
menetapkan pemberian potongan harga, strategi yang biasa diambil pihak pengelola The Jungle adalah melakukan analisis mengenai isu dipasaran yang dapat melatarbelakangi program pemberian potongan harga tersebut. Selain itu, penentuan pemberian potongan harga disesuaikan dengan anggaran keuangan (budget) perusahaan. Sebagai contoh kegiatan pmberian potongan harga pada saat hari besar kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus, pihak pengelola The Jungle memberikan harga khusus tiket masuk wahana air seharga Rp. 17.000,- yang berlaku pada tanggal 17 Agustus 2011. b. Acara Khusus (Special Event) Acara khusus yang biasa diselenggarakan The Jungle merupakan acara yang bekerja sama dengan stasiun televisi, atau acara yang dibuat The Jungle dalam rangka memperingati ulang tahun serta peresmian wahana baru. Dengan mengadakan acara live music yang menampilkan musisi-musisi dan artis-artis ibukota menjadi daya tarik bagi konsumen untuk mengunjungi The Jungle. c. Promosi Silang Promosi silang merupakan promosi yang dilakukan dengan bekerja sama dengan perusahaan lain yang tidak saling bersaing untuk bersama-sama saling mempromosikan produknya. The Jungle telah melakukan promosi silang dengan berbagai perusahaan, diantaranya:
Bank Rakyat Indonesia (BRI) potongan harga 50% bagi pemegang kartu debit dan kredit BRI.
Bank Bukopin potongan harga 25% bagi pemegang kartu debit dan kredit bank Bukopin.
Bank BCA promo buy 1 get 1 bagi pemegang kartu debit BCA yang berlaku pada tanggal 1 juni 2010 s/d 30 juni 2011.
45
Adira fiance club member Mendapatkan discount 20% untuk hari kerja dan discount 10% untuk akhir pekan dan hari libur. Promo ini berlaku sampai dengan 27 Mei 2011.
Esia dengan menunjukkan sms Blash dari esia maka mendapatkan
discount 25% yang berlaku sampai dengan 01 Mei 2011.
Simas Card dan Ace Hardware card diskon 20% untuk hari kerja, 10% untuk hari libur dan akhir pekan bagi pemegang kartu Simas Card dan Ace Hardware Card Mulai 1 februari 2011 s/d 31 desember 2011.
Hotel Pangrango II Bogor Pengunjung The jungle yang menginap di hotel Pangrango II Bogor mendapatkan discount 10% untuk tiket wahana air dan promo ini berlaku 5 februari 2010 s/d 5 februari 2011.
3. Penjualan Personal Penjualan personal adalah presentasi personal tenaga penjualan sebuah perusahaan dengan tujuan menghasilkan transaksi penjualan dan membangun hubungan dengan pelanggan.
Penjualan personal memegang tanggung jawab
untuk membujuk secara langsung konsumen yang dituju. Penjualan personal yang dilakukan oleh pihak pengelola The Jungle yaitu dengan penawaran ke instansi-instansi. Kegiatan ini dilakukan untuk menarik konsumen dalam jumlah yang banyak atau rombongan. Penawaran ke instansiinstansi merupakan tugas dari bagian penjualan (sales) pada departemen Marketing untuk menawarkan kunjungan ke The Jungle kepada sekolah atau perusahaan. Penawaran ke sekolah berupa paket study tur dan potongan harga, sedangkan pada perusahaan biasanya berupa acara gathering perusahaan. 4. Hubungan Masyarakat Hubungan masyarakat merupakan salah satu bauran promosi yang dilakukan oleh The Jungle. Hubungan Masyarakat merupakan cara promosi yang memungkinkan perusahaan tidak hanya harus berhubungan dengan pelanggan, pemasok dan penyalur, tetapi juga harus berhubungan dengan kumpulan kepentingan publik yang lebih besar.
Hubungan masyarakat berperan untuk
membina hubungan baik terhadap berbagai publik perusahaan untuk kepentingan publikasi ke publik yang lebih luas lagi. Program hubungan masyarakat yang telah dilakukan oleh The Jungle yaitu: Media massa merupakan alat pendukung
46
atau media kerja sama bagi The Jungle untuk kepentingan proses publikasi program kerja The Jungle maupun aktifitas komunikasi kepada publik. Oleh karena itu, perlu dibina hubungan baik antara pengelola The Jungle dengan para media massa yang dilakukan bagian public relation. Public relation berfungsi mengkomunikasikan hal-hal positif kepada publik mengenai The Jungle sehingga tercipta citra yang baik mengenai The Jungle. Selain itu, The Jungle juga membina hubungan baik dengan masyarakat sekitar. Program yang sering dilakukan oleh The Jungle, salah satunya santunan 1000 anak yatim dan kaum Dhuafa yang berasal dari 6 kelurahan sekitar The Jungle yang dilakukan setiap tahunnya minimal 3 kali dalam setahun, dan Pedagang Kaki Lima (PKL) yang berjualan di lingkungan mall The Jungle. 4.2.5 Proses The Jungle Proses merupakan metode pengoperasian atau serangkaian tindakan tertentu, yang umumnya berupa langkah-langkah yang diperlukan dalam satu urutan yang telah ditetapkan.
Pihak The Jungle berusaha memberikan
kenyamanan kepada pengunjung mulai dari masuk hingga ketika meninggalkan arena permainan. Kenyamanan ini dapat dilihat melalui tata ruang yang baik ketika pengunjung membeli tiket masuk hingga masuk ke area wahana The Jungle. Pihak The Jungle telah merancanng tata letak tempat penurunan penumpang dari kendaraan pribadi dan parkir kendaraan sehingga tidak terjadi penumpukan ketika pengunjung mengantri tiket masuk di loket dan masuk ke area wahana permainan. The Jungle telah menerapkan Smart Tag yang berupa gelang sbagai tiket masuk ke dalam The Jungle. Smart tag merupakan gelang yang dapat digunakan sebagai alat transaksi para pengunjung selama di dalam wahana. Smart tag memberikan kemudahan kepada para pengunjung agar tidak perlu membawa dompet ketika bermain karena smart tag ini adalah jaminan uang elektronik yang terbuat dalam kemasan tahan air. Ketika membeli tiket masuk, para pengunjung diminta untuk mendepositkan uang sebesar Rp. 20.000,- dan jika smart tag ini tidak digunakan, ketika keluar dari The Jungle uang yang didepositkan tadi akan dikembalikan kepada pengunjung.
47
4.2.6 Produktivitas dan Kualitas The Jungle Produktivitas nerupakan ukuran seberapa efisien pengubahan jasa menjadi output yang menambah nilai bagi pelanggan. Untuk meningkatkan produktivitas para karyawan, pihak pengelola The Jungle mengadakan pelatihan kepada karyawan untuk meningkatkan keterampilan pengunjung.
karyawan dalam
melayani
Pelatihan ESQ juga diberikan kepada para karyawan untuk
membentuk karyawan yang beretika secara emosional dan spiritual sehingga dapat menjadikan karyawan yang ramah dan tanggap dan dapat membuat para pengunjung merasa puas. Selain itu, untuk mendukung kenyamanan para pengunjung dalam menikmati wahana-wahana yang ada di The Jungle, pihak penngelola juga menyediakan beberapa fasilitas pendukung seperti menyediakan beberapa tenda dan kursi untuk bersantai dan beristirahat menunggu keluarga yang sedang bermain air.
Bagi para pengunjung yang datang secara rombongan atau
berkeluarga dan ingin menjaga privasi dari para pengunjung lainnya dapat menyewa Cabana (seperti Gazebo) yang dapat menampung sekitar 7 orang. Pihak pengelola telah menyediakan sekitar 24 cabana yang bersih dan nyaman. Selain itu juga tersedia Food court, Musholla, Toilet, dan ruang ganti yang tersebar di sekitar wahana.
Stage permanen juga tersedia sebagai tempat event atau acara
yang menampilkan life music dan sulap. Dari segi keamanan, The Jungle menempatkan beberapa lifeguard di sekitar wahana air yang akan membantu jika terjadi kecelakaan pada saat bermain. Selain itu juga tersedia para medis yang dengan cepat memberikan pertolongan pertama terhadap kecelakaan yang terjadi. Dari segi kebersihan dan kenyamanan, setiap harinya pihak The Jungle selalu menjaga kebersihan lingkungan wahanawahana yang ada.
Hal ini menunjukkan bahwa The Jungle mengedepankan
kualitas dalam implementasi sistem manajemennya. 4.2.7 Struktur Organisasi The Jungle merupakan bagian dari hunian perumahan Bogor Nirwana Residence (BNR) yang dikelola oleh PT. Graha Andrasentra Propertindo (GAP) yang merupakan anak perusahaan BakrieLand. The Jungle dipimpin oleh seorang General Manager The Jungle yang dibantu oleh seorang General Manager
48
Sekretaris.
General manager membawahi 3 kepala departemen yaitu Kepala
Departemen Keuangan dan Akuntansi Finance & Acc Departement Head), Kepala Departemen Pemasaran (Marketing Departement Head), dan Kepala Departemen Operasional (Operation Departement Head) . Kepala Departemen Keuangan dan Akuntansi membawahi Kepala Bagian Keuangan dan Kepala Bagian Akuntansi yang masing-masing bertanggung jawab mengenai keuangan dan pelaporan akuntansi The Jungle.
Kepala Bagian
Keuangan membawahi 3 seksi bagian yaitu kepala seksi keuangan ( membawahi kasir, bank receive/payment, dan AR/invoicing/kontrak/collection). Kepala seksi bagian ticketing (membawahi ticketing 4D, ticketing wahana, ticketing locker, ticketing cabana, dan ticketing tube), dan kepala seksi bagian HRD (membawahi general administration dan Personalia). Kepala Bagian Akuntansi membawahi 2 seksi bagian yaitu kepala seksi bagian Accounting (membawahi staf accounting dan staf pajak) dan Kepala seksi bagian IT (membawahi staf IT). Kepala Departemen Pemasaran dibantu oleh Administrasi Pemasaran membawahi Kepala Bagian Promosi dan event (Promotion & Event Sect Head) (bertanggung jawab mengenai promosi, desain, serta tim kreatif dalam membuat suatu event) dan Kepala Bagian Penjualan (Sales Sect Head) (bertanggung jawab mengenai penjualan wahana, penyewaan tempat, dan customer servise). Kepala Departemen Operasional dibantu oleh administrasi operasional membawahi 2 kepala bagian yaitu Kepala Bagian Engineering & Civil dan Kepala Bagian Environment. Kepala Bagian Engineering & Civil bertanggung jawab terhadap mesin dan alat elektrik.
Sedangkan Kepala Bagian Environment
bertanggung jawab mengenai maintenance 4D, dry park, taman kolam & cleaning, burung & ikan, maintenance tube, dan keamanan & keselamatan serta kesehatan para pengunjung. The jungle memiliki + 110 karyawan dan memiliki 21 supervisor yang membawahi dan bertanggung jawab langsung kepada staf dan non staf seperti kasir, resepsionis, informasi, ticketing, supir, office boy, satpam, dan lifeguard. Untuk memastikan keamanan konsumen, The Jungle mempunyai 27 orang satpam dan 39 orang lifeguard yang bertugas setiap hari. Agar lebih jelas mengenai struktur organisasi The Jungle dapat dilihat pada Lampiran 3.
49
4.3 4.3.1
Analisis Data Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Validitas Kuesioner Penelitian awal dilakukan terlebih dahulu dengan menyebar kuesioner
kepada 30 responden dengan jumlah pertanyaan yang akan divalidasi sejumlah 16 pertanyaan sehingga diperoleh nilai r tabel df (degreee of freedom) dengan rumus df = n – k. k adalah jumlah butir pertanyaan yang divalidasi. Jadi df = 30 – 16 = 14, maka r tabel = 0, 497. Kemudian dilakukan uji validitas dengan menggunakan rumus korelasi Pearson Product Moment dan hasilnya dibandingkan dengan nilai r tabel. Hasil uji validitas terhadap 16 pertanyaan menunjukkan bahwa nilai validitas berada pada nilai minimum 0,545 dan maksimum 0,815. Hal ini membuktikan bahwa seluruh pertanyaan dinyatakan valid karena nilai r korelasi berada di atas nilai r tabel. Tabel hasil uji validitas selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 4. 4.3.2
Reliabilitas Kuesioner Uji reliabilitas digunakan untuk menunjukkan sejauh mana suatu hasil
pengukuran relatif konsisten apabila alat ukur digunakan berulang kali. Berdasarkan hasil uji reliabilitas dengan menggunakan Teknik Cronbach dengan bantuan Software SPSS version 16.0 diperoleh nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,926. Hal ini menunjukkan bahwa semua pertanyaan yang telah valid dapat dinyatakan reliabel karena memiliki nilai Cronbach’s Alpha > 0,6. Tabel hasil uji reliabilitas selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 5. 4.4 Karakteristik Konsumen Setelah kuesioner diuji validitas dan reliabilitasnya maka kuesioner tersebut disebar kepada para pengunjung The Jungle.
Kuesioner tersebut
disebarkan kepada 100 orang responden yaitu para pengunjung The Jungle yang mengetahui promosi yang dilakukan oleh The Jungle. Analisis karakteristik ini dilakukan karena perusahaan perlu memahami bagaimana karakteristik konsumen yang berkunjung agar perusahaan dapat memenuhi kebutuhan konsumen serta membuat kebijakan-kebijakan yang efektif dalam upaya meningkatkan pelayanan kepada konsumen.
Karakteristik
konsumen dapat dilihat berdasarkan sumber informasi mengenai promosi The
50
Jungle, jenis kelamin, usia, status, pendidikan terakhir, pekerjaan, pendapatan, daerah tempat tinggal, berapa kali mengunjungi The Jungle dan menyukai stiker. 4.4.1
Sumber Informasi Sebelum pengunjung memutuskan untuk memilih objek wisata para
pengunjung dipengaruhi oleh adanya informasi tentang objek wisata tersebut. Sumber informasi yang digunakan pada penelitian ini adalah informasi berdasarkan radio, koran dan majalah, pameran, internet, TV, brosur, leaflet, billboard, saudara(teman), lainnya. Berdasarkan hasil pengolahan data kuesioner kepada para pengunjung The Jungle, diperoleh data bahwa sebagian besar pengunjung yang mengunjungi The Jungle memperoleh informasi mengenai promosi The Jungle dari saudara atau teman sebesar 29,50 persen, dari brosur, leaflet, billboard sebesar 28.06 persen, dan dari Televisi sebesar 21,58 persen. Persebaran persentase sumber informasi promosi dapat dilihat pada Gambar 3.
Sumber Informasi Promosi 1.44%
0.72%
6.47% 0.72%
29.50%
11.51%
21.58% 28.06%
Radio Koran dan Majalah Pameran Internet TV Brosur,Leaflet,Billboard Saudara,Teman Lainnya
Gambar 3. Karakteristik Pengunjung Berdasarkan Sumber Informasi Promosi
Dari gambar diatas terlihat bahwa persentase pengunjung memperoleh informasi dari saudara, teman memperoleh nilai tertinggi dan tidak jauh berbeda dengan Brosur, Leaflet, Billboard dan diikuti oleh media Televisi (TV). Hal ini terlihat bahwa peran ketiganya sangat penting sebagai media penyampaian informasi promosi The Jungle kepada masyarakat. Pada umumnya pengunjung The Jungle merupakan pengunjung yang datang bersama keluarga atau secara rombongan dengan mengajak saudara atau teman. Mereka mendapat rekomendasi
51
dari saudara atau teman yang berkunjung sebelumnya. Oleh karena itu dapat dilihat bahwa persentase sumber informasi dari teman atau saudara memperoleh nilai yang tinggi. Selain itu, media Brosur, Leaflet, Billboard dan TV juga merupakan media yang menarik perhatian bagi pengunjung The Jungle. Penempatan billboard dan pembagian brosur yang dilakukan The Jungle mampu menarik perhatian masyarakat.
Liputan-liputan serta acara-acara Televisi yang diadakan di The
Jungle juga membantu pihak pengelola The Jungle dalam mempromosikan produk-produknya. 4.4.2
Jenis Kelamin Dari hasil pengolahan data kuisioner yang disebar kepada 100 orang
pengunjung The Jungle, dapat diketahui bahwa persentase pengunjung berdasarkan jenis kelamin laki-laki dan perempuan hampir sama. Hal ini terjadi karena tidak terdapat kecendrungan jenis kelamin untuk wahana-wahana permainan yang ditawarkan oleh The Jungle. Setiap wahana dapat dinikmati baik oleh laki-laki maupun perempuan.
Penyebaran persentase jenis kelamin
pengunjung The Jungle dapat dilihat pada Gambar 4.
Jenis Kelamin 49%
51%
Laki-laki Perempuan
Gambar 4. Karakteristik Pengunjung Berdasarkan Jenis Kelamin 4.4.3
Usia Dilihat dari karakteristik usia terlihat bahwa tidak ada dominasi yang
mencolok untuk umur tertentu.
Akan tetapi untuk usia 46 tahun ke atas
memperoleh persentase yang sangat rendah. Hal ini disebabkan para pengunjung The Jungle merupakan mereka yang datang secara keluarga ataupun rombongan. Usia 17-25 Tahun merupakan jenis usia yang paling banyak mengunjungi The Jungle sebesar 35 persen, karena pada usia tersebut merupakan usia remaja-
52
dewasa yang merupakan usia aktif dan masih gemar bermain. Sedangkan untuk usia 26-35 Tahun dan 36-45 Tahun memiliki persentase 33 persen dan 31 persen. Pada usia tersebut, rata-rata merupakan keluarga muda yang memiliki anak-anak yang masih kecil dan senang bermain air. The Jungle juga memiliki banyak kolam untuk anak-anak dan balita yang biasanya bermain ditemani oleh orang tua mereka. Penjabaran persentase karakteristik usia pengunjung The Jungle dapat dilihat pada Gambar 5. 1%
31%
Usia 35% 17-25 Tahun 26-35 Tahun 36-35 Tahun
33%
>46 Tahun
Gambar 5. Karakteristik pengunjung Berdasar Usia 4.4.4
Status Pernikahan Berdasarkan karakteristik pengunjung The Jungle berdasarkan status
pernikahan diperoleh data bahwa sebagian besar pengunjung merupakan mereka yang sudah menikah yaitu sebesar 66 persen. Hal ini sesuai dengan target pasar The Jungle menyediakan wahana bermain air untuk keluarga, yaitu keluarga yang memiliki anak-anak yang senang bermain air. Selain itu juga para keluarga dapat melatih anaknya untuk berenang dan agar tidak takut air.
Adapun sisanya
sebanyak 34 persen merupakan pengunjung yang berstatus belum menikah. Hal ini menunjukkan bahwa mereka yang berjiwa muda dan belum menikah juga senang mengunjungi The Jungle. Persentase karakteristik usia dapat dilihat pada Gambar 6.
53
Status Pernikahan 34% Belum menikah
66%
Menikah
Gambar 6 . Karakteristik Pengunjung Berdasarkan Status Pernikahan 4.4.5
Pendidikan Terakhir Karakteristik pengunjung selanjutnya yang diamati adalah pendidikan
terakhir. Dilihat dari pendidikan terakhir pengunjung, diperoleh informasi bahwa mayoritas pengunjung The Jungle merupakan mereka yanng berpendidikan SMA/Sederajat dan Sarjana masing-masing 36 persen dan 34 persen. Tingkat pendidikan mempengaruhi ketanggapan seseorang terhadap suatu informasi. Semakin baik tingkat pendidikan seseorang maka semakin tanggap terrhadap informasi. Semakin banyak informasi yang diperoleh konsumen maka semakin besar pengaruhnya dalam pemilihan objek wisata yang akan dikunjungi. Penjabaran persentase karakteristik pendidikan pengunjung The Jungle dapat dilihat pada Gambar 7.
Pendidikan Terakhir 3%
8%
SMP/Sederajat 36%
34%
SMA/Sederajat Diploma/Akademi
19%
Sarjana Pasca Sarjana
Gambar 7. Karakteristik Pengunjung Berdasarkan Pendidikan Terakhir 4.4.6
Pekerjaan Dari hasil penelitian diperoleh informasi bahwa pengunjung The Jungle
sebagian besar didominasi oleh pegawai swasta yaitu sebesar 38 persen. Hal ini dapat dipahami karena karyawan swasta pada umumnya memiliki waktu kerja yang sangat padat sehingga mereka membutuhkan hiburan yang dapat melepaskan
54
kepenatan dari rutinitas sehari-hari. Disusul kemudian oleh pelajar/mahasiswa sebesar 21 persen. Hal ini menunjukkan bahwa pengunjung The Jungle rata-rata adalah anak muda yang menyukai bermain air. Sisanya terdapat masing-masing 13 persen untuk pengunjung dengan pekerjaan sebagai pegawai negeri dan wiraswasta, 11 persen untuk pengunjung dengan pekerjaan sebagai ibu rumah tangga dan 4 persen untuk pengunjung dengan pekerjaan lainnya seperti TNI dan dosen.
Penjabaran persentase karakteristik pengunjung berdasarkan jenis
pekerjaan dapat dilihat pada Gambar 8.
13%
4%
Pekerjaan 21% 13%
38% 11%
Pelajar/Mahasiswa Pegawai Negeri Ibu Rumah Tangga Pegawai Swasta Wiraswasta Lain
Gambar 8 Karakteristik Pengunjung Berdasarkan Jenis Pekerjaan 4.4.7
Pendapatan per Bulan Dari segi pendapatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah rata-rata
pendapatan perbulan yang diterima. Semakin tinggi pendapatan maka semakin besar pula daya beli konsumen terhadap suatu barang atau jasa.
Dari hasil
penelitian diperoleh informasi bahwa pendapatan per bulan pengunjung The Jungle beragam. Kisaran pendapatan pengunjung dengan jumlah pendapatan Rp 500.001 – Rp 1.500.000 menduduki persentase tertinggi yaitu sebesar 23 persen. Hal ini terlihat bahwa The Jungle merupakan tempat wisata rekreasi yang terjangkau oleh semua kalangan.
Selanjutnya diikuti oleh pengunjung yang
berpendapatan sebesar Rp. 1.500.001 – Rp 2.500.000 dan Rp. 2.500.001 – Rp. 3.500.000 yang memiliki persentasee yang sama yaitu sebesar 19 persen. Kemudian persentase pendapatan pengunjung lainnya sebesar 18 persen. Pendapatan pengunjung yang mengisi bagian lainnya rata-rata memiliki penghasilan di atas Rp. 4.500.000 . Hal ini terjadi dikarenakan banyak dari para pengunjung yang datang merupakan mereka yang bekerja sebagai pegawai swasta yang memiliki penghasilan yang tinggi. Dan mereka yang berpendapatan sebesar
55
Rp. 3.500.001 – Rp 4.500.000 dan Rp < Rp. 500.000 masing-masing memiliki persentase sebesar 16 persen dan 5 persen. Penjabaran persentase karakteristik pengunjung berdasarkan pendapatan dapat dilihat pada Gambar 9.
Pendapatan 5% 18%
23%
16% 19%
19%
=< Rp 500.000 Rp 500.001 - Rp 1.500.000 Rp 1.500.001 - Rp 2.500.000 Rp 2.500.001 - Rp 3.500.000 Rp 3.500.001 - Rp 4.500.000 lainnya
Gambar 9. Karakteristik Pengunjung Berdasarkan Pendapatan 4.4.8
Daerah Tempat Tinggal Berdasarkan daerah tempat tinggal, pengunjung The Jungle terbanyak
merupakan mereka yang berasal dari Bogor sebesar 35 persen. Kemudian diikuti oleh mereka yang berasal dari Jakarta sebesar 30 persen dan mereka yang berasal dari depok, bekasi serta tanggerang yang memiliki persentase masing-masing 10 persen, 9 persen serta 3 persen. Hal ini dikarenakan wilayah tempat tinggal mereka yang dekat untuk menjangkau The Jungle yang masih berada di kawasan Kota Bogor. Selain itu juga sesuai dengan target pasar yang ditetapkan The Jungle yaitu daerah Jabodetabek. Namun tidak menutup kemungkinan pengunjung yang berasal dari luar Jabodetabek untuk berekreasi ke The Jungle, hal ini terlihat dari persentase para pengunjung yang mengisi bagian lainnya sebesar 13 persen.
Mereka yang
mengisi kolom lainnya ada yang berasal dari Makasar, Ternate, Sukabumi, Subang, Karawang, Bandung serta Sragen. Hal ini terlihat bahwa promosi yang dilakukan The Jungle mampu merambah seluruh Indonesia.
Penjabaran
persentase karakteristik pengunjung berdasarkan daerah tempat tinggal dapat dilihat pada Gambar 10
56
Daerah Tempat Tinggal 9%
13%
30%
3% 10% 35%
Jakarta Bogor Depok Tanggerang Bekasi
Gambar 10. Karakteristik Pengunjung Berdasarkan Daerah Tempat Tinggal 4.4.9
Jumlah Berkunjung Berdasarkan frekuensi seorang pengunjung datang ke The Jungle dalam 6
bulan terakhir diperoleh data bahwa mayoritas dari para pengunjung merupakan mereka yang baru mengunjungi The Jungle sebanyak 1 kali. Hal ini terlihat dari persentasenya sebesar 56 persen. Ini dikarenakan mereka yang rata-rata bekerja sebagai karyawan swasta yang memiliki mobilitas pekerjaan yang tinggi tapi mengetahui mengenai promosi The Jungle, oleh karena itu mereka tidak memiliki banyak waktu untuk sering mengunjungi dan bermain di The Jungle. Dan mereka yang mengunjungi The Jungle sebanyak 2 kali, 3 kali serta lainnya masing-masing memiliki persentase 24 persen, 12 perrsen dan 8 persen. Hal ini terlihat bahwa dari para pengunjung banyak yang senang bermain di The Jungle terlihat dari persentase kedatangan mereka lebih dari 1 kali.
Penjabaran persentase
karakteristik pengunjung berdasarkan berapa kali mengunjungi The Jungle dapat dilihat pada Gambar 11.
12%
24%
Jumlah Berkunjung 8% 56%
1 Kali 2 Kali 3 Kali
Gambar 11. Karakteristik pengunjung Berdasarkan Jumlah Berkunjung
57
4.4.10 Menyukai Stiker Dari hasil pengolahan data pengunjung diperoleh data bahwa persentase pengunjung The Jungle yang setuju menyukai stiker The Jungle menunjukkan nilai yang tinggi yaitu sebesar 87 persen.
Hal ini berarti bahwa mayoritas
pengunjung The Jungle menyukai stiker tersebut dan bersedia stiker tersebut dipasang di kendaraan mereka. Dan hanya sebesar 13 persen pengunjung yang tidak menyukai stiker The Jungle.
Penjabaran persentase pengunjung yang
menyukai dan tidak menyukai stiker The Jungle dapat dilihat pada Gambar 12.
Menyukai Stiker The Jungle 13% Ya 87%
Tidak
Gambar 12. Karakteristik Pengunjung Berdasarkan Menyukai Stiker The Jungle
4.5 Analisis Efektivitas Promosi dengan Menggunakan Direct Rating Method (DRM) 4.5.1 Attention (Perhatian) Perhatian didefenisikan sebagai alokasi kapasitas pemrosesan untuk stimulus yang baru masuk. Promosi yang baik harus dapat menarik perhatian orang yang disekitarnya, karena dengan mampu menarik perhatian maka orang yang tersebut akan mencoba untuk melihat dan membacanya kemudian mereka akan mengingatnya.
Pertanyaan nomor 1 dan 2 pada kuesioner merupakan
representasi dimensi attention.
Hasil perhitungan frekuensi dimensi attention
pada The Jungle dengan menggunakan analisis tabulasi sederhana dapat dilihat pada Tabel 10.
58
Tabel 10 Faktor Attention Responden Terhadap Promosi The Jungle Atribut Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Cukup Setuju Sangat Setuju Total
Jumlah Responden Menarik Perhatian Selalu Ingin Tahu (%) (%)
Bobot
0 1 44 50 5
1 11 47 36 5
100
100
1 2 3 4 5
Setelah menghitung frekuensi, skor rata-rata dihitung untuk mengukur tingkat efektivitas dimensi attention. Hasil perhitungan skor rata-rata (X) dimensi attention dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11. Hasil Perhitungan Skor Rata-Rata Dimensi Attention Atribut pertanyaan
Skor rata-rata per atribut
Frekuensi x bobot
Total skor rataan dimensi attention (X attention)
Menarik perhatian 359 3,59 3,46 Selalu ingin tahu 333 3,33 Skor rataan pada dimensi attention yang dihasilkan adalah sebesar 3,46. Selanjutnya skor tersebut dimasukkan ke skala pada tabel direct rating maka diperoleh nilai untuk dimensi attention adalah 13,84 4.5.2
Readthougness (Pembacaan) Readthougness berkaitan dengan penilaian pemahaman responden
mengenai keefektivitasan naskah suatu promosi sehingga masyarakat mengerti maksud dan pesan yang disampaikan.
Pertanyaan nomor 3 pada kuesioner
merupakan representasi dimensi readthougness.
Hasil perhitungan frekuensi
dimensi readthougness pada promosi The Jungle dengan menggunakan analisis tabulasi sederhana dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12. Faktor Readthougness Responden Terhadap Promosi The Jungle Atribut Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Cukup Setuju Sangat Setuju Total
Bobot 1 2 3 4 5
Jumlah Responden Ingin Tahu Lebih Jauh (%) 1 5 29 56 9 100
59
Kemudian setelah menghitung nilai frekuensi, skor rata-rata dihitung untuk mengukur tingkat efektivitas dimensi readthougness. Hasil perhitungan skor rata-rata (X) dimensi readthougness dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13. Hasil Perhitungan Skor Rata-Rata Dimensi Readthougness Atribut pertanyaan
Frekuensi x bobot
Skor rata-rata per atribut
Total skor rataan dimensi Readthougness (X Readthougness)
Ingin Tahu Lebih Jauh
367
3,67
3,67
Karena data yang berkenaan mengenai Readthougness hanya terdapat 1 pertanyaan maka nilai skor per atributnya sama dengan total skor rata-rata yaitu sebesar 3,67.
Selanjutnya skor tersebut dikonversikan ke skala pada tabel direct
rating maka diperoleh nilai untuk dimensi Readthougness adalah 14,68. 4.5.3
Cognitive (Kognitif) Cognitive dimaksudkan untuk menghitung nilai respon penerimaan
reponden terhadap efektivitas promosi yang dilakukan The Jungle.
Pertanyaan
nomor 4 pada kuisioner merupakan representasi dimensi cognitive.
Hasil
perhitungan frekuensi dimensi cognitive pada promosi The Jungle dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14. Faktor Cognitive Responden Terhadap Promosi The Jungle Atribut Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Cukup Setuju Sangat Setuju Total
Bobot 1 2 3 4 5
Jumlah Responden Memaparkan Pesan yang Ingin Disampaikan (%) 0 3 49 40 8 100
Setelah menghitung frekuensi dimensi, kemudian nilai skor rata-rata dihitung untuk mengukur tingkat efektivitas dimensi cognitive. Hasil perhitungan skor rata-rata (X) dimensi cognitive dapat dilihat pada Tabel 15.
60
Tabel 15. Hasil Perhitungan Skor Rata-Rata Dimensi Cognitive Atribut pertanyaan
Frekuensi x bobot
Skor rata-rata per atribut
Total skor rataan dimensi cognitive (X cognitive)
Memaparkan Pesan yang Ingin Disampaikan
353
3,53
3,53
Nilai skor rata-rata dan total skor rata-rata pada dimensi cognitive memiliki nilai yang sama, karena hanya memiliki 1 variabel yang dinilai. Selanjutnya skor tersebut dikonversikan ke skala pada tabel direct rating maka diperoleh nilai untuk dimensi cognitive adalah 14,12. 4.5.4
Affection (Afektif) Dimensi affection dimaksudkan untuk menghitung nilai dari respon
perasaan dan emosi yang ditimbulkan responden yang telah mengetahui promosi yang dilakukan The Jungle. Pertanyaan nomor 5 dan 6 pada kuesioner DRM merupakan pertanyaan yang berkaitan dengan dimensi respon affection. Hasil perhitungan frekuensi dimensi affection terhadap promosi The Jungle dapat dilihat pada Tabel 16. Tabel 16. Faktor Affection Responden Terhadap Promosi The Jungle Atribut
Bobot
Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Cukup Setuju Sangat Setuju Total
1 2 3 4 5
Jumlah Responden Daya Tarik yang Gambar dan Tulisan Bagus (%) yang Bagus (%) 0 0 1 1 37 32 54 58 8 9 100 100
Setelah menghitung frekuensi dimensi, kemudian nilai skor rata-rata dihitung untuk mengukur tingkat efektivitas dimensi affection. Hasil perhitungan skor rata-rata (X) dimensi affection dapat dilihat pada Tabel 17.
61
Tabel 17. Hasil Perhitungan Skor Rata-Rata Dimensi Affection Atribut pertanyaan Daya Tarik yang Bagus Gambar dan Tulisan yang Bagus
Frekuensi x bobot
Skor rata-rata per atribut
369
3,69
Total skor rataan dimensi affection (X affection)
3,72 375
3,75
Setelah memperoleh nilai skor rata-rata, kemudian skor tersebut dikonversikan ke skala pada tabel direct rating sehingga diperoleh nilai untuk dimensi affection sebesar 14,88. 4.5.5
Behaviour (Perilaku) Dimensi behaviour merupakan penilaian terhadap respon terhadap
promosi yang dilakukan oleh The Jungle. Pertanyaan nomor 7 pada kuesioner DRM merupakan pertanyaan yang berkaitan dengan behaviour.
Hasil
perhitungan frekensi dimensi behaviour terhadap promosi yang dilakukan The Jungle dapat dilihat pada Tabel 18. Tabel 18. Faktor Behaviour Responden Terhadap Promosi The Jungle Atribut Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Cukup Setuju Sangat Setuju Total
Bobot 1 2 3 4 5
Jumlah Responden Mendorong untuk Mengunjungi (%) 0 2 28 58 12 100
Setelah menghitung frekuensi dimensi, kemudian nilai skor rata-rata dihitung untuk mengukur tingkat efektivitas dimensi behaviour.
Hasil
perhitungan skor rata-rata (X) dimensi behaviour dapat dilihat pada Tabel 19.
62
Tabel 19. Hasil Perhitungan Skor Rata-Rata Dimensi Behaviour Atribut pertanyaan
Frekuensi x bobot
Skor rata-rata per atribut
Total skor rataan dimensi behaviour (X behaviour)
Mendorong untuk Mengunjungi
380
3,80
3,80
Dari tabel terlihat bahwa nilai skor rata-rata dan total skor rata-rata memiliki nilai yang sama karena hanya 1 variabel yang berkaitan dengan dimensi behaviour.
Setelah memperoleh nilai skor rata-rata, kemudian skor tersebut
dikonversikan ke skala pada tabel direct rating sehingga diperoleh nilai untuk dimensi behaviour sebesar 15,20. Setelah nilai skala direct rating masing-masing dimensi diperoleh, selanjutnya akan dijumlahkan kemudian dimasukkan ke dalam rentang skala tabel direct rating.
Tabel skala direct rating yang diperoleh dari kuesioner DRM
terhadap promosi The Jungle dapat dilihat pada Tabel 20. Tabel 20. Nilai Skala Direct rating Promosi The Jungle No 1 2 3 4 5 Total
Dimensi
Nilai Direct Rating 13,84 14,68 14,12 14,88 15,20 72,72
Attention Readthrougness Cognitive Affection Behaviour
Setelah total nilai direct rating diperoleh kemudian nilai tersebut dimasukkan ke dalam rentang skala direct rating. Hasil perhitungan skala ini dapat dilihat pada Gambar 13. 72,72
0
20
Promosi Buruk
Promosi Kurang Baik
40 Promosi rata-rata
60
80 Promosi baik
Promosi hebat
Gambar 13. Skala Nilai Direct Rating Promosi The Jungle
100
63
Dari rentang skala direct rating pada Gambar 13 terlihat bahwa dari hasil pengolahan data dapat disimpulkan bahwa promosi yang dilakukan oleh The Jungle termasuk dalam Promosi yang baik yang berada di rentang skala antara 60 sampai 80 yaitu 72,72. 4.6 EPIC Model 4.6.1
Empathy (Empati) Dimensi empati digunakan untuk mengetahui pendapat konsumen
mengenai promosi yang dilakukan oleh The Jungle. Pertanyaan nomor 1 dan 2 pada kuesioner EPIC Model merupakan pertanyaan yang berkaitan dengan dimensi empati. Hasil persentase analisis tabulasi sederhana dimensi empathy terhadap promosi yang dilakukan The Jungle dapat dilihat pada Tabel 21. Tabel 21. Faktor Empathy Responden Terhadap Promosi The Jungle Atribut
Bobot
Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Cukup Setuju Sangat Setuju Total
1 2 3 4 5
Jumlah Responden Promosi Baik (Bagus) Menyukai Promosi (%) (%) 0 0 1 1 48 43 42 50 9 6 100 100
Tahap selanjutnya setelah menghitung nilai frekuensi dimensi empathy, kemudian menghitung nilai skor rata-rata dihitung untuk mengukur tingkat efektivitas dimensi empathy. Tabel skor rata-rata dimensi empathy dapat dilihat pada Tabel 22. Tabel 22. Hasil Perhitungan Skor Rata-Rata Dimensi Empathy Atribut pertanyaan Promosi Baik (Bagus) Menyukai Promosi
Frekuensi x bobot
Skor rata-rata per atribut
359
3.59
361
3,61
Total skor rataan dimensi empathy (X empathy) 3,60
Dari hasil pengolahan data skor rata-rata diperoleh informasi bahwa total skor rata-rata dimensi empathy adalah 3,60.
Selanjutnya skor tersebut
64
dimasukkan ke dalam rentang skala EPIC Model. Nilai X empathy sebesar 3,60 berada dalam rentang skala 3,40 - 4,20 sehingga dapat dikatakan bahwa promosi yang dilakukan oleh The Jungle termasuk Efektif dilihat dari dimensi empathy. Untuk mempertahankan respon positif dan penilaian konsumen tersebut, pihak pengelola dapat memperkuat citranya sebagai taman rekreasi air terbesar di Kota Bogor yang mungkin akan menjadi wahana rekreasi terbesar di Indonesia dan pelayanan yang optimal melalui jaminan keamanan wahana permainan dan kebersihan serta pelayanan yang memuaskan. Sehingga dalam promosinya The Jungle dapat lebih membangkitkan emosional konsumen. 4.6.2
Persusion (Persuasi) Dimensi persuasion menginformasikan apa yang dapat diberikan suatu
promosi untuk meningkatkan atau penguatan karakter suatu merek (Durianto dkk., 2003). Pertanyaan nomor 3, 4, dan 5 pada kuisioner EPIC Model merupakan pertanyaan yang merepresentasikan dimensi persuasion.
Hasil jawaban
responden pada dimensi persuasion dihitung dalam analisis tabulasi sederhana terhadap promosi The Jungle. Persentase frekuensi data tabulasi silang sederhana dimensi persuasion terhadap promosi The Jungle dapat dilihat pada Tabel 23. Tabel 23. Faktor Persuation Responden Terhadap Promosi The Jungle Jumlah Responden Atribut
Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Cukup Setuju Sangat Setuju Total
Bobot
1 2 3 4 5
Promosi Menarik Perhatian (%)
Ingin Tahu Lebih Jauh (%)
0 4 39 47 10 100
1 3 34 53 9 100
Berkeinginan Untuk Mengunjungi (%) 1 3 26 58 12 100
Tahap selanjutnya setelah menghitung nilai frekuensi dimensi persuasion, kemudian menghitung nilai skor rata-rata dihitung untuk mengukur tingkat efektivitas dimensi persuasion. Tabel skor rata-rata dimensi persuasion dapat dilihat pada Tabel 24.
65
Tabel 24. Perhitungan Skor Rata-Rata Dimensi Persuation
Atribut pertanyaan
Frekuensi x bobot
Skor rata-rata per atribut
363
3,63
366
3,66
377
3,77
Promosi Menarik Perhatian Ingin Tahu Lebih Jauh Berkeinginan Untuk Mengunjungi
Total skor rataan dimensi persuasion (X persuasion)
3,69
Dari hasil pengolahan data skor rata-rata diperoleh informasi bahwa total skor rata-rata dimensi persuasion adalah 3,69.
Selanjutnya skor tersebut
dimasukkan ke dalam rentang skala EPIC Model. Nilai X persuasion sebesar 3,69 berada dalam rentang skala 3,40 hingga 4,20 sehingga dapat dikatakan bahwa promosi yang dilakukan oleh The Jungle termasuk Efektif dilihat dari dimensi persuasion.
Hal ini menginformasikan bahwa pihak pengelola The
Jungle berhasil menarik perhatian konsumen.
Promosi dinilai efektif dalam
meningkatkan minat konsumen untuk mengetahui lebih jauh mengenai promosi The Jungle dan mampu mempengaruhi sikap konsumen untuk mengunjungi The Jungle. 4.6.3
Impact (Dampak) Dimensi impact yang diinginkan dari respon konsumen terhadap
pertanyaan EPIC Model yaitu pengetahuan para responden mengenai promosipromosi lain yang dilakukan para kompetitor.
Pertanyaan nomor 6 pada
kuesioner EPIC Model merupakan pertanyaan yang merepresentasikan dimensi impact. Hasil jawaban responden pada dimensi impact dihitung dalam analisis tabulasi sederhana terhadap promosi The Jungle.
Persentase frekuensi data
tabulasi silang sederhana dimensi impact terhadap promosi The Jungle dapat dilihat pada Tabel 25.
66
Tabel 25. Faktor Impact Responden Terhadap Promosi The Jungle Atribut
Bobot
Jumlah Responden Promosi lebih kreatif (%)
Sangat Tidak Setuju 1 1 Tidak Setuju 2 11 Cukup 3 56 28 Setuju 4 Sangat Setuju 5 4 Total 100 Tahap selanjutnya setelah menghitung nilai frekuensi dimensi impact, kemudian menghitung nilai skor rata-rata dihitung untuk mengukur tingkat efektivitas dimensi impact. Tabel skor rata-rata dimensi impact dapat dilihat pada Tabel 26. Tabel 26. Perhitungan Skor Rata-Rata Dimensi Impact Atribut pertanyaan
Frekuensi x bobot
Skor rata-rata per atribut
Total skor rataan dimensi impact (X impact)
Promosi lebih 323 3,23 3,23 kreatif Dari hasil pengolahan data skor rata-rata diperoleh informasi bahwa total skor rata-rata dimensi impact adalah 3,23. Selanjutnya skor tersebut dimasukkan ke dalam rentang skala EPIC Model. Nilai X impact sebesar 3,23 berada dalam rentang skala 2,60 hingga 3,40 sehingga dapat dikatakan bahwa promosi yang dilakukan oleh The Jungle termasuk cukup Efektif dilihat dari dimensi impact. Promosi dinilai cukup efektif dalam meningkatkan keterlibatan konsumen dengan membandingkan kreativitas promosi yang dilakukan The Jungle dengan objek wisata lain. Untuk mempertahankan dan meningkatkan konsumen akan promosi The Jungle dibutuhkan desain promosi yang lebih kreatif dan unik untuk menarik perhatian lebih jauh mengenai promosi The Jungle. Selain itu juga, nilai kreatif menurut para konsumen juga dilihat dari jenis promosi yang dikeluarkan pihak penglola The Jungle.
Banyak dari para responden yang merupakan para
pengunjung mengharapkan diskon atau pengurangan harga tiket yang lebih besar lagi. Oleh karena itu pihak The Jungle diharapkan dapat lebih kreatif memberikan promosi yang dapat menarik masyarakat untuk berkunjung ke The Jungle.
67
4.6.4
Communication (Komunikasi) Kesuksesan atau kegagalan promosi tergantung pada bagaimana iklan
mengkomunikasikan informasi kepada orang yang tepat, waktu yang tepat, dan biaya yang tepat. Pertanyaan nomor 7,8, dan 9 pada kuesioner EPIC Model merupakan pertanyaan yang merepresentasikan dimensi communication. Hasil jawaban responden pada dimensi communication dihitung dalam analisis tabulasi sederhana terhadap promosi The Jungle. Persentase frekuensi data tabulasi silang sederhana dimensi communication terhadap promosi The Jungle dapat dilihat pada Tabel 27. Tabel 27. Faktor Communication Responden Terhadap Promosi The Jungle Jumlah Responden Promosi Atribut Bobot Promosi Jelas Mampu Mengerti (%) Mengkomunik Promosi (%) asikan (%) 0 Sangat Tidak Setuju 1 0 0 3 Tidak Setuju 2 2 1 48 Cukup 3 56 55 45 Setuju 4 38 39 4 Sangat Setuju 5 4 5 100 Total 100 100 Tahap selanjutnya setelah menghitung nilai frekuensi dimensi communication, kemudian menghitung nilai skor rata-rata dihitung untuk mengukur tingkat efektivitas dimensi communication.
Tabel skor rata-rata
dimensi communication dapat dilihat pada Tabel 28. Tabel 28. Perhitungan Skor Rata-Rata Dimensi Communication
Atribut pertanyaan
Skor rata-rata per Frekuensi x bobot atribut
Promosi Jelas Promosi Mampu Mengkomunikasikan Mengerti Promosi Dari hasil pengolahan
344
3,44
348
3,48
Total skor rataan dimensi persuasion (X persuasion) 3,47
350 3,50 data skor rata-rata diperoleh informasi bahwa total
skor rata-rata dimensi communication adalah 3,47.
Selanjutnya skor tersebut
dimasukkan ke dalam rentang skala EPIC Model. Nilai X persuasion sebesar 3,47 berada dalam rentang skala 3,40 hingga 4,20 sehingga dapat dikatakan
68
bahwa promosi yang dilakukan oleh The Jungle termasuk Efektif dilihat dari dimensi communication. Hal ini menunjukkan bahwa promosi The Jungle dapat membuat konsumen mengingat pesan utama yang disampaikan dengan bahasa yang komunikastif sehingga membuat konsumen tertarik untuk mengunjungi The Jungle. Penempatan Logo dan jingle The Jungle juga meninggalkan kesan yang kuat akan wahana-wahana permainan The Jungle. Langkah terakhir dalam menentukan EPIC Model yaitu menghitung nilai EPIC rate secara keseluruhan dengan perhitungan sebagai berikut: ℎ +
= =
+ 4
+
3,60 + 3,69 + 3,23 + 3,47 4
= 3,497 Secara keseluruhan EPIC Rate bernilai 3,497.
Hal ini menunjukkan
bahwa promosi The Jungle efektif dalam mempromosikan wahana permainan The Jungle. Gambar hasil analisis efektivitas promosi The Jungle dengan metode EPIC Model secara keseluruhan dapat dilihat pada Gambar 14.
69
Empathy
5,0 4,2
3,23 =Cukup Efektif
3,60 = Efektif
3,4 2,6 1,8
5,0
4,2
3,4
2,6
1,8
1,8
2,6
3,4
4,2
1,8
Impact
5,0
Persuation
2,6 3,69 = Efektif
3,4 3,47 = Efektif 4,2 5,0
Gambar 14.Hasil analisis Communication efektivitas promosi The Jungle dengan metode EPIC Model secara keseluruhan
Dari Gambar 14 diatas, dapat diketahui bahwa dimensi EPIC Model yaitu Empathy, Persuation, dan Communication berada pada range kategori Efektif sedangkan Impact berada pada range kategori Cukup Efektif. 4.7 Implikasi Manajerial Hasil penelitian yang telah dilakukan memiliki implikasi yang positif bagi pihak manajemen The Jungle.
Implikasi ini dapat dijadikan sebagai bahan
masukan bagi pihak manajemen untuk mengembangkan strategi promosi yang lebih baik. Implikasi tersebut adalah: 1. Promosi yang dilakukan The Jungle dapat dikategorikan sebagai promosi yang baik dan efektif dalam menarik konsumen dan memperluas pangsa pasarnya. Hal ini terlihat dari hasil pengolahan data dengan menggunakan DRM (direct
70
rating Methode) dan EPIC Model. Dari hasil pengolahan DRM menunjukkan bahwa promosi yang dilakukan The Jungle termasuk promosi yang baik dan dengan menggunakan EPIC Model menunjukkan bahwa promosi The Jungle merupakan promosi yang efektif. Selain itu konsumen memberikan respon yang baik atas promosi yang telah dilakukan. Akan tetapi dari hasil analisis data pada sumber informasi promosi, para pengunjung atau konsumen yang mengetahui promosi The Jungle melalui media billboard, baliho, spanduk, iklan surat kabar dan majalah serta iklan TV relatif sedikit. Oleh karena itu, promosi melalui media tersebut dapat ditingkatkan karena memiliki potensi untuk mempromosikan The Jungle.
Selain itu, para konsumen sangat
mengharapkan promosi melalui media televisi, karena para konsumen menganggap bahwa televisi merupakan media yang sangat baik untuk mempromosikan The Jungle.
Dengan media televisi promosi The Jungle
dapat menyebar ke seluruh Indonesia sehingga The Jungle dapat dikenal lebih luas lagi. Penempatan billboard, baliho dan spanduk serta petunjuk jalan diharapkan lebih jelas dalam menunjukkan lokasi tempat The Jungle tersebut, sehingga para pengunjung yang akan mengunjunginya tidak tersesat. 2. Promosi melalui word of mouth memiliki pengaruh cukup besar untuk memperkenalkan dan mempromosikan The Jungle walaupun hal ini tidak termasuk dalam kegiatan promosi yang dilakukan oleh pihak pengelola The Jungle. Pengaruh word of mouth ini terlihat dari hasil analisis data pada sumber informasi promosi bahwa sebagian besar pengunjung The Jungle mengetahui promosi The Jungle dari saudara atau teman sebesar 29,50 persen. Oleh karena itu, dibutuhkan penguatan citra yang baik dan positif yang dapat membangkitkan informasi positif tersebar dari mulut ke mulut kepada masyarakat. Untuk mewujudkannya dibutuhkan pelayanan yang memuaskan bagi pengunjung dan penambahan wahana-wahana bermain air yang lebih bervariasi lagi karena dari kepuasan pengunjung dapat mendorong penyebaran informasi yang positif mengenai The Jungle. Pelayanan yang memuaskan dapat diwujudkan dengan tenaga operasional yang ramah dan sigap dalam menghadapi segala keluhan yang muncul.
71
3. Penempatan lifeguard dan keamanan di sekitar wahana bermain dirasa cukup optimal karena dengan keamanan dan kesigapan para lifeguard dalam menjaga keamanan dan kenyamanan para pengunjung bermain dapat memberikan kepuasan kepada para pengungunjung. Akan tetapi dalam mempertahankan hal ini perlu ditingkatkan lagi pelatihan terhadap para penjaga keamanan dan lifeguard yang bertugas agar lebih sigap dan tanggap. 4. Dilihat dari segi kreatifitas promosi yang dilakukan oleh The Jungle dirasa cukup efektif, hal ini terlihat dari nilai EPIC Model untuk dimensi impact yang berada pada range nilai cukup efektif. Oleh karena itu diharapkan pihak pengelola The Jungle lebih kreatif lagi dalam membuat promosi-promosinya baik dalam bidang kreatifitas desain ataupun gambar maupun kreatifitas dalam memberikan potongan harga yang dapat menarik minat para pengunjung.
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian efektivitas promosi The Jungle yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Karakteristik pengunjung The Jungle merupakan pengunjung yang ratarata berumur dibawah 45 tahun yang sudah menikah dan paling banyak berasal dari Bogor.
Sebagian besar pengunjung merupakan karyawan
swasta yang berpenghasilan berkisar antara Rp. 500.000 hingga Rp. 3.500.000 dan rata-rata baru satu kali mengunjungi The Jungle dalam 6 bulan terakhir. Mayoritas para pengunjung yang datang ke The Jungle merupakan mereka yang mengetahui promosi The Jungle dari teman atau saudara, brosur, leaflet, dan billboard serta menyukai stiker The Jungle. Bila dilihat dari jenis kelamin, jumlah para pengunjung The Jungle Hampir sama antara laki-laki dan perempuan. 2. Kegiatan promosi yang dilakukan oleh The Jungle meliputi empat bauran promosi yaitu periklanan melalui media elektronik (TV dan Radio), media cetak (Koran Jurnal Bogor, Radar Bogor,dan Kompas), media luar ruangan (billboard, baliho, spanduk dan brosur) dan media internet, promosi penjualan (pemberian potongan harga dan promosi silang), penjualan personal (penawaran ke instansi-instansi dan sekolah) dan hubungan masyarakat (publikasi media massa dan menjalin hubungan baik dengan masyarakat sekitar) 3. Berdasarkan hasil pengukuran efektivitas promosi dengan menggunakan DRM menunjukkan bahwa nilai skala direct rating efektivitas promosi The Jungle sebesar 72,72 yang berarti bahwa promosi The Jungle masuk dalam kategori promosi yang baik. Berdasarkan pengukuran efektivitas promosi dengan menggunakan EPIC Model menunjukkan bahwa EPIC rate sebesar 3,497 yang berarti bahwa promosi yang dilakukan The Jungle masuk dalam kategori promosi yang efektif.
73
2. Saran Beberapa saranyang direkomendasikan sebagai bahan pertimbangan agar tercipta kondisi yang lebih baik, antara lain: 1. The Jungle perlu mempertahankan dan meningkatkan promosi melalui program promosi yang lebih kreatif dan inovatif seperti membuat kartu member kepada para pengunjung yang ingin bermain di The Jungle . Hal ini dikarenakan berdasarkan hasil analisis efektivitas promosi, promosi yang dilakukan The Jungle sudah termasuk efektif. 2. Untuk menarik pengunjung datang ke suatu tempat wisata diperlukan promosi yang baik dan menarik serta mudah dipahami. Selain itu petunjuk jalan yang jelas juga sangat mempengaruhi ketertarikan masyarakat untuk mendatangi tempat yang dipromosikan tersebut.
Oleh karena itu
diharapkan pihak The Jungle lebih jelas lagi memberikan petunjukpetunjuk jalan menuju lokasi. 3. Penelitian ini hanya mengukur efektivitas dari sudut pandang konsumen dengan melihat respon konsumen terhadap promosi yang dilakukan oleh The Jungle.
Oleh sebab itu, diperlukan penelitian lebih lanjut untuk
mengukur efektivitas promosi dari dampak jumlah pengunjung.
DAFTAR PUSTAKA
Alma, B. 2005. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Alfabeta, Bandung. Badan Pusat Statistik. 2011. Jumlah Kedatangan Wisatawan Mancanegara ke Indonesia Menurut Pintu Masuk, 2011. http://www.bps.go.id/ [19 Mei 2011]. Durianto D, Sugiarto, Widjaja A.W, Supratikno H. 2003. Invasi Pasar dengan Iklan yang Efektif : Strategi, Program, dan Teknik Pengukuran. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia. 2011. Perkembangan Wisatawan Nusantara (WISNUS) Tahun 2004 - 2010. http://www.budpar.go.id/ [22 Mei 2011]. Kotler P, dan Armstrong G.. 2008. Prinsip-Prinsip Pemasaran. Edisi keduabelas. Jilid 1. Erlangga, Jakarta. Kotler P, dan Keller K. L. 2007. Manajemen Pemasaran. Edisi Keduabelas. Jilid 2. PT. Indeks, Jakarta. Lovelock C, dan Wright L.K.. 2005. Manajemen Pemasaran jasa. PT Indeks Kelompok Gramedia, Jakarta. Lupiyoadi R, dan Hamdani A. 2006. Manajemen Pemasaran Jasa. Salemba Empat, Jakarta. Megawati D. 2009. Analisis Efektivitas Promosi Terhadap Jumlah Pengunjung Taman Safari Indonesia Cisarua, Bogor [skripsi]. Bogor : : Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Meggison L.C, Mosley D.C, Pietri P.H. 1992. Manajemen Concept and Applications. Harper Collins Publisher, New York. Morissan. 2007. Periklanan Komunikasi Pemasaran Terpadu. Ramdina Prakarsa, Jakarta. Museum Rekor Dunia Indonesia. 2008. Pembangunan Water Park Tercepat. http://www.muri.org/. [18 September 2011] Pendit N.S, 2006. Ilmu Pariwisata : Sebuah Pengantar Perdana. Pradnya Paramita, Jakarta. Rangkuti F. 2009. Mengukur Efektivitas Program Promosi & Analisis Kasus Menggunakan SPSS. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
75
Ruslan R. 2006. Metode Penelitian Public Relations dan komunikasi. PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta. Sari R.P. 2010. Analisis Efektivitas Bauran Promosi pada Taman Rekreasi Dunia Fantasi Taman Impian Jaya Ancol Jakarta [skripsi]. Bogor: Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Stoner, J.A.F., Freeman R.E., Gilbert D.R. 1996. Manajemen (Terjemahan). Jilid 1. PT Prenhallindo, Jakarta. Suara Pembaruan. 2011. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2010 Sebesar 6,1 Persen. http://www.suarapembaruan.com/ekonomidanbisnis/pertumbuhanekonomi-indonesia-2010-sebesar-61-persen/3417. [19 Mei 2011]. Suwantoro G. 2004. Dasar-dasar Pariwisata. Penerbit Andi, Yogyakarta. http://www.corporateinformation.com/ [10 September 2011] http://www.bnr.co.id/ [10 September 2011] http://www.thejungleadventure.com/ [10 September 2011]
LAMPIRAN
77
Lampiran 1 Daftar Pertanyaan Wawancara
DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA “ANALISIS KEEFEKTIFAN BAURAN PROMOSI PADA WISATA AIR THE JUNGLE BOGOR” 1. Bagaimana sejarah dan perkembangan Wisata Air The Jungle Bogor? 2. Apa visi, misi, dan tujuan Wisata Air The Jungle Bogor? 3. Bagaimana struktur organisasi Wisata Air The Jungle Bogor? 4. Apa arti logo Wisata Air The Jungle Bogor? 5. Jasa dan layanan apa saja yang dimiliki Wisata Air The Jungle Bogor? 6. Berapa jumlah karyawan Wisata Air The Jungle Bogor? 7. Berapa harga tiket Wisata Air The Jungle Bogor? 8. Produk apa saja yang ditawarkan Wisata Air The Jungle Bogor? 9. Apa saja promosi yang dilakukan Wisata Air The Jungle Bogor? 10. Apa tujuan promosi Wisata Air The Jungle Bogor? 11. Berapa biaya yang dikeluarkan Wisata Air The Jungle Bogor dalam melakukan promosi? 12. Berapa jumlah pengunjung Wisata Air The Jungle Bogor selama 5 tahun terakhir?
78 No : Tanggal :
Lampiran 2 Kuisioner Penelitian
KUESIONER PENELITIAN “ANALISIS KEEFEKTIFAN BAURAN PROMOSI PADA WISATA AIR THE JUNGLE BOGOR” Terimakasih atas partisipasi Anda menjadi salah satu responden untuk mengisi kuesioner ini. Kuesioner ini merupakan instrument penelitian dalam rangka penulisan skripsi program sarjana yang dilakukan oleh: Nama : Afnita Maizar NIM : H24097007 Departemen : Manajemen Fakultas/ Universitas : Ekonomi dan Manajemen/ Institut Pertanian Bogor Untuk menunjang penelitian dalam rangka penulisan skripsi program sarjana alih jenis manajemen. Informasi yang Anda berikan hanya untuk kepentingan akademis dan akan dijaga kerahasiaannya. Atas bantuan dan kerjasama Anda, saya ucapkan banyak terimakasih.
Nama
:
IDENTITAS RESPONDEN Telepon
:
Apakah anda mengetahui promosi yang dilakukan The Jungle Bogor? (Jika ya lanjut pertanyaan berikutnya) Tidak, berhenti Ya, lanjutkan.. Dimana anda melihat atau memperoleh informasi mengenai The Jungle Bogor dari: Radio TV Koran, Majalah Brosur, Leaflet, Billboard Pameran Saudara, Teman Internet Lainnya, Sebutkan…… Anda diminta untuk memberi tanda silang (X) untuk menjawab pertanyaan dibawah ini. A. Data Karakteristik Konsumen 1. Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan 2.
3.
Usia 17 - 25 Tahun 26 - 35 tahun
36 - 45 tahun ≥ 46 tahun, sebutkan……………
Status Belum Menikah
Menikah
79
4.
5.
Pendidikan Terakhir SMP/Sederajat Diploma/ Akademi Pasca sarjana
SMA/Sederajat Sarjana Lainnya, Sebutkan…..
Pekerjaan Pelajar/ Mahasiswa Pegawai Negeri Ibu Rumah Tangga
Pegawai Swasta Wiraswasta Lainnya, Sebutkan…..
6.
Berapa Pendapatan Anda Sebulan? ≤ Rp 500.000 Rp 2.500.001 – Rp 3.500.000 Rp 500.001 – Rp 1.500.000 Rp 3.500.001 – Rp 4.500.000 Rp 1.500.001 – Rp 2.500.000 Lainnya, Sebutkan…..
7.
Daerah tempat tinggal Anda: Jakarta Bogor Depok
Tanggerang Bekasi Lainnya, Sebutkan……..
8.
Berapa kali anda mengunjungi The Jungle Bogor dalam 6 bulan terakhir? 1x 3x 2x lainnya, sebutkan…..
9.
Apakah anda menyukai stiker The Jungle Bogor? Ya Tidak
B. Pendapat Responden Terhadap Promosi The Jungle Bogor Berikan penilaian kesetujuan anda terhadap setiap pertanyaan yang ada dibawah ini dengan cara memberi tanda (√) pada kotak yang sesuai dengan sikap anda. Pernyataan di bawah ini difokuskan pada promosi yang dilakukan The Jungle dalam bentuk: Spanduk, Brosur, Billboard, media cetak dan Potongan Harga (Diskon). Keterangan: STS = Sangat Tidak Setuju TS = Tidak Setuju C = Cukup S = Setuju SS = Sangat Setuju Pertanyaan
STS TS Direct Rating Method 1. Promosi The jungle Bogor Menarik Perhatian 2. Promosi The Jungle Bogor menjadikan anda selalu ingin melihat promosi tersebut. 3. Setelah melihat promosi The Jungle Bogor anda ingin tahu lebih jauh mengenai The Jungle Bogor
C
S
SS
80
4. Promosi The Jungle Bogor dengan jelas memaparkan pesan yang ingin disampaikan kepada konsumen 5. Promosi The Jungle Bogor memiliki daya tarik yang bagus 6. Promosi The Jungle Bogor gambar dan tulisannya bagus 7. Promosi The Jungle Bogor mendorong anda untuk mengunjunginya EMPATI STS TS C S SS 1. Promosi The Jungle Bogor Baik (Bagus) 2. Anda menyukai Promosi The Jungle Bogor PERSUASI 3. Promosi The Jungle Bogor Berhasil menarik perhatian Anda 4. Dengan melihat Promosi The Jungle Anda ingin tahu lebih jauh mengenai The Jungle Bogor 5. Dengan melihat Promosi The Jungle Anda berkeinginan untuk mengunjungi The Jungle Bogor DAMPAK 6. Promosi The Jungle Bogor lebih kreatif dibandingkan tempat rekreasi lainnya KOMUNIKASI 7. Promosi The Jungle Bogor jelas dalam menggambarkan pesan yang ingin disampaikan 8. Promosi The Jungle Bogor mampu mengkomunikasikan pesan yang disampaikan 9. Anda mengerti akan pesan yang disampaikan dalam promosi The Jungle Bogor. Saran Anda --------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
81
Lampiran 3 Struktur Organisasi The Jungle
GM The Jungle Waterpark GM Sekretaris
KA. Sie Keuangan Cashier Bank Receive/ Payment AR/ Invoicing/ Kontrak/ Collection
KA. Sie Ticketing Ticketing 4D Ticketing Wahana Ticketing Locker Ticketing Tube Ticketing Cabana
KA. Sie HRD General Administ ration
Personalia
KA. Sie Accounting
Staf Accounting Staf Pajak
Receptionis Driver OB & Cleaning Service
KA. Sie IT
Administrasi Operasional
Admin Pemasaran
KA. Bag Accounting
KA. Bag. Keuangan
KA. Dept Operasional
KA. Dept Pemasaran
KA. Dept Keuangan & Accounting
Staf IT KA. Sie Penjualan Penjualan Wahana Tenant Leasing
KA. Bag. Engi & Civil
KA. Bag Promosi & Event
KA. Bag Penjualan KA. Sie Customer Relation Information Customer Service
KA. Sie Promotion Staf Promosi Design Grafis
Ka. Sie Event Team Kreatif Staf Event
KA. Sie Engineering Staf Engineering Mesin Staf Engineering & Electrik
KA. Bag Environment
KA. Sie Civil Staf Civil
KA. Sie Maintenance
Ka. Sie Keamanan, K eselamatan, K esehatan
Staf 4D Staf Dry Park Staf Taman Kolam & Cleaning Service Staf Burung & Ikan Staf Tube
Staf Keamanan, Keselamatan Staf Kesehatan
82
Lampiran 4 Uji Validitas Efektivitas Promosi. Correlations D1 D1
Pearson Correlation
D2 1 .603
Sig. (2-tailed) N D2
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
D3
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
D4
**
.603
30
30
1
**
.000 30
30
**
**
.671 .764
*
30
30
30
30
30
*
**
*
**
*
**
.336 .391 .382 .502 30
30
*
*
30
*
*
.425
30
30
30
**
**
.815**
.040 .019 .102 .000 .013 .001 .000 .000 .000 .283 .005 .008 .006
.000
30
30
30
30
30
**
**
**
**
.305 .638 30
30
30
**
**
*
*
.313
.564**
.270 .855 .030 .113 .020 .374 .113 .005 .000 .027 .019 .092
.001
1 .208 -.035 .397
.208
30
30
30
30
30
30
30
**
**
**
*
*
.397 .430 30
30
*
.296 .421
30
30
.168 .295 .495 .630
30
30
30
30
**
*
**
**
**
30
.325 .325 .279
.623**
.007 .018 .001 .001 .003 .084 .124 .048 .080 .080 .135
.000
30
.430 .571 .560 .524 30
30
30 .316 30
30 *
.320 .287 .364
.545**
.089 .001 .087 .012 .069 .173 .121 .010 .064 .118
.002
30
.318 .453
30
30 *
.336 .255 .289 .460
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
**
**
**
**
**
*
**
**
**
.802**
.005 .001 .001 .001 .000 .025 .004 .003 .001
.000
1 .497 .578 .587 .595 .752 30
30
30
.343 .291
*
30
30
30
1 .316 .559
30
30
30
**
30
30
.404 .425
30
.000 .030 .018 .089 30
30
30
1 .480 30
30
.203 .503 .473 .487
30
*
30
.446 .561 .619 .868 .600
30
30
.102 .855 .007
30
30
*
30
.022 .037
30
30
**
30
**
.638
30
30
.019 .270 30
.364 .567
**
Sig. (2-tailed)
N
.000
30
1 .377 .425
30
.429 .685
30
**
.783
.000
30
.002 .005
*
.380 .435
.000 .070 .033 .037 .005 .018 .000 .048 .001 .059 .038 .022 .029 .017 30
30
*
.305 -.035 .480
Sig. (2-tailed)
E9 TOTAL *
.729**
**
.554 .502
.417 .554 .533 .563 .525 .493 .522 .465 .517
30
.417 .382
Pearson Correlation
E8 **
.348 .380 .417 .399 .431
.764
30
Pearson Correlation N
E7 **
30
30
*
E6 **
*
.040
30
E5 **
30
.016 .070
*
E4 **
*
*
30
E3 **
30
30
.000 .033
E2 **
*
30
.391
E1 **
30
Sig. (2-tailed)
.649
.435 .649
D7 *
*
.377
Pearson Correlation
D6 **
30
.000 .000 30
D5 *
.000 .016 .000 .022 .002 .002 .001 .003 .006 .003 .010 .003 .038 .016
.336
N
D7
30
.671
.435
Sig. (2-tailed) D6
.000
D4 **
Pearson Correlation N
D5
D3 **
30
30
30
30
30
.409 .511 .525 .575 30
30
30
30
30
83
E1
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
E2
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
E3
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
E4
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
E5
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
E6
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
E7
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
E8
*
.429
.002 .018 30
30
**
**
.563 .685
.001 .000
*
.446
30 **
.561
30
30
*
**
.364
.003 .048
.619
30
30
**
**
**
.006 .001 30 **
.522
**
30
.868
30
.348
.380
.010 .038 30
30
30
**
**
30
30
30
30
*
**
**
*
30
.600 .495
30
30
30
*
*
.382
30
30
30
**
*
.203 .630
.364
30
30
30
30
30
*
*
**
.420 .389 .704 30
**
*
.424
30
30
30
**
**
30
30
30
30
30
*
**
**
**
30
30
30
*
*
*
30
.294 .263 .201 .054
30
30
**
**
30
30
.000
.190 .370 30
30
30
30
30
**
**
*
.387
.734**
.051 .002 .005 .035
.000
1 .359 .538 .500 30
30
30
30
.286 .254
.571**
.045 .125 .175
.001
*
1 .369
.003 .022
.005 .027 .080 .010 .004 .000 .003 .160 .044 .002 .045
.000 .000
.000
30 *
.380 .399
Sig. (2-tailed)
.038 .029
.473
30
30
*
*
**
.435 .431
Sig. (2-tailed)
.016 .017
30
30
30
30
**
**
**
.325 .343 .525 .502 .555
30
30
30 **
.201 .319 .500
30
30
30 **
.286 .743
30
30
.487
30
30
30
30 **
.313 .279 .291 .575
30
30 **
.361 .492
30
30
30 *
.054 .295 .387
30
30
30
**
.682**
.000
.000
1 .610
.008 .019 .080 .064 .003 .005 .001 .288 .086 .005 .125 .000
30
Pearson Correlation
.425
30
30
30
30
**
30
30
.746**
30
30
.000
.000 .314 .044 .086 .113
.294 .190 .359 30
**
.654
.716**
*
30
30
.319 .295
30
30
.000
30
1 .664
30
**
30
*
30
30
30 .762
1 .743** .677**
30
30
30
.000
.503** .404* .325 .460* .511** .659** .528** .263 .370* .538** .369*
*
30
30
**
.744
30
**
.354 .558 .664
.289 .409 .383 .430 30
.361
.517** .417* 30
30
**
30
.283 .000 .048 .121 .025 .037 .018 .114 .314 .051 30
**
.000 .001 .114 .160 .288 .779
**
30
30
.000 .005 .124 .173 .000 .020 .055 .001 .000 30
*
.354 .430 .528 .555 .492
1 .704 .558
30
.287 .255 .752
*
.037 .034 .055 .018 .003 .001 .006
30
.453 .587 .593
30
1 .382 .389
**
30
*
.420 .424 .383 .659 .502
.000 .113 .084 .069 .001 .021 .034 .000 **
*
30
**
.000 .001 .021 .020 .037 .000 .005 .050
.318 .578 .733
.295 .320 .336 .595
**
30
**
1 .733 .593
30
.168 .524
30
**
30
30
*
30
30 .465
30
.421 .560
30
.003 .059
**
.000 .374 .003 .012 .001 .001 .037
30
.493 .567
**
.001 .020 .001 .087 .001 .000
**
.525
**
.296 .571 .559 .497
.013 .113 .001 .001 .005
30
Pearson Correlation N
E9
**
.533
30
30
30
30
**
**
1
.627**
.254 .677 .610
.006 .092 .135 .118 .001 .050 .006 .779 .113 .035 .175 .000 .000
.000
84
TOTAL Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
**
**
**
**
**
**
**
**
**
**
**
**
**
**
**
**
1
.783 .729
.000 .000
.815 .564 .623 .545 .802 .744 .762 .654 .716 .734 .571 .746 .682 .627
.000 .001 .000 .002 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .001 .000 .000 .000
N 30 30 30 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Lampiran 5 Uji Realibilitas Efektifitas Promosi Reliability Statistics
Cronbach's Alpha .926
Cronbach's Alpha Based on Standardized Items N of Items .928
16
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30