ANALISIS KASUS DENGAN BERBAGAI PENDEKATAN TEORI KONSELING
A.
Teori Trait / Factor No 1
Kasus Bolos
Trait / Faktor Individu merupakan satu pola kecakapan dan kemampuan yang sangat unik, dalam arti setiap individu memiliki kemampuan dan potensi yang sangat berbeda-beda. Ketidakyakinan akan potensi yang dimiliki menimbulkan kecemasan pada
diri individu,
misalnya siswa yang memiliki potensi dalam bidang science, karena fasilitas yang kurang memadai dari sekolah menimbulkan ketidakyakinan bahwa siswa tersebut mampu dalam menyelesaikan soal yang berhubungan dengan science, ketika di sekolah tersebut akan dilakukan ujian dalam bidang science, siswa tersebut mengalami kecemasan sehingga siswa melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan peraturan yang ditetapkan di sekolah, misalnya bolos. 2
Kesiangan
Setiap siswa memiliki potensi yang dapat dikembangkan, dalam proses pengembangan potensi yang dimiliki, pasti mengalami hambatan
dan
rintangan,
misalnya
keragu-raguan
dalam
mengembangkan potensi yang dimiliki. Misalnya dalam kasus kesiangan, sebenarnya individu tersebut mampu untuk tidak kesiangan, tetapi individu tersebut tidak yakin atas potensi untuk tidak kesiangan, dengan berbagai alasan misalnya karena jarak antara rumah dan sekolah sangat jauh, dan harus berjalan kaki dahulu, ketidakyakinan individu akan datang tepat waktu di sekolah,membuat individu tersebut tidak mengusahakan untuk datang tepay waktu ke sekolah, sehingga individu tersebut memilih untuk kesiangan. 3
Malak
Siswa selalu berusaha untuk memahami dirinya untuk mencapai penemuan diri yang menghasilkan kepuasan kemampuan intrinsik dalam mewujudkan diri.
Siswa yang melakukan malak tidak
memahami bahwa dirinya dapat mengambangkan potensi untuk mendapatkan uang tersediri, dengan mendapatkan uang dari hasil pengembangan
potensi yang dimilki
maka
siswa
tersebut
mendapatkan kepuasan instrinsik. Untuk mendapatkan kepuasan instrinsik tersebut siswa
melakukan berbagai cara, tetapi
ketidakyakinan dalam mengembangkan potensi menghabat siswa dalam mengembangkan potensinya, sehingga siswa melakukan jalan pintas seperti malak. Siswa yang melakukan malak bisa juga dilatar belakangi oleh keinginan untuk mewujudkan diri sebagai seseorang yang ditakuti dan disegani. 4
Tawuran
Semua individu memilki kemapuan yang dapat dikembangkan ke arah positif dan negatif. Williamson berpendapat bahwa Individu memilki potensi untuk melakukan kejahatan, dan individu tidak terlepas dari bantuan orang lain dalam hidupnya, seorang siswa yang melakukan tawuran dilatarbelakangi oleh potensi yang ada dalam dirinya yang dikembangkan ke arah negatif sehingga individu tersebut menampilkan perilaku yang negatif, selain itu juga pergaulan individu mempengaruhi kepribadian, apabila individu tersebut bergaul dengan orang yang suka tawuran, dan individu tersebut tidak dapat menolak ajaka temannya, maka individu akan terbawa melakukan tawuran.
5
Pacaran
Individu merupakan sebuah sususnan, pola kemampuan dan kekuatan unik, yang mengatur kehidupannya dengan memanfatkan sifat uniknya. Idividu memiliki sifat unik, seperti memiliki perasaan suka terhadap lawan jenis. Perasaan suka yang dimilki kepada lawan jenis, mendapatkan respon yang sama dari lawan jenisnya, sehingga individu tersebut melakukan pacaran. Pacaran yang dilakukan merupakan salah satu pemanfaatan terhadap pemahaman diri individu untuk mengatur kehidupannya sendiri secara memuaskan.
Pencapaian
pemahaman
diri
tersebut
dapat
menghasilkan kepuasan instrinsik pada diri individu. 6
Mabal
Individu merupakan satu pola kecakapan dan kemampuan yang sangat unik, dalam arti setiap individu memiliki kemampuan dan potensi yang sangat berbeda-beda, jika potensi tersebut tidak difasilitasi dan juga tidak sesuai dengan tuntutan kurikulum sekolah maka
siswa
merasa
tidak
nyaman
karena
potensi
yang
dikembangkan tidak sesuai dan fasilitas tidak memadai, misalnya siswa yang memilki kemampuan dalam olahraga bola basket, karena fasilitas yang kurang memadai di sekolah dan kurikulum tidak memasukan olahraga basket dalam jadual pelajaran, maka ketika individu tersebut bertemu dengan mata pelajaran olahraga
maka individu tersebut tidak mengikuti (mabal). 7
Mencuri
Individu memilki kemapuan yang dapat dikembangkan ke arah positif dan negatif. Individu memiliki potensi untuk melakukan kebaikan dan kejahatan. Individu mencuri memilki potensi untuk berbuat jahat, selain itu juga individu yang mencuri dilatarbelakangi oleh ketidakmampuan dalam memanfaatkan potensi yang dimilki untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan. Potensi jahat yang dimiliki individu muncul dan mendorong individu untuk mencuri, karena dengan mencuri individu tersebut bisa lebih mudah mendapatkan sesuatu yang diinginkan.
8
Nyontek
Individu merupakan satu pola kecakapan dan kemampuan yang sangat unik, dalam arti setiap individu memiliki kemampuan dan potensi yang sangat berbeda-beda. Dalam menyikapi perbedaan potensi tersebut individu menampilakan perilaku yang berbedabeda pula. Sebagian Individu dapat mengembangkan potensi yang dimilki
dengan
baik,
dan
ada
pula
yang
tidak
dapat
mengembangkan potensi dengan baik karena dalam diri individu tersebut timbul ketidakyakinan atas potensi yang dimilki. Ketidakyakinan atas potensi yang dimilki individu menyebabkan individu tersebut tidak percaya diri dengan kemampuan yang dimilki, sehigga individu tersebut menyontek. 9
Ikut Genk
Manusia berpotensi untuk melakukan perbuatan yang baik dan yang jahat. Manusia tidak dapat mengembangkan dirinya tanpa bantuan dari orang lain untuk mencapai potansi tersebut. individu selalu membutuhkan orang lain dalam menjalankan kehidupannya, misalnya teman sebaya. Individu merupakan sebuah sususnan, pola kemampuan dan kekuatan unik, yang mengatur kehidupan dengan memanfatkan sifat unik yang dimilki. Individu memiliki perasaan untuk selalu berkumpul dengan orang yang mempunyai keunikan yang sama, misalnya siswa yang mempunyai motor, dengan keunikan yang dimiliki maka siswa tersebut berkumpul dalam komunitas tertentu, membuat sebuag genk.
10
Melawan Guru
individu mempunyai kecenderungan untuk mengenal diri sendiri serta memanfaatkan pemahaman diri, sehingga dengan pemahaman diri yang dimiliki dan pengetahuan tentang kecakapan yang dimiliki individu dijadikan sebagai dasar bagi pengembangan potensinya.
Siswa yang melawan guru, dapat dilatarbelakangi oleh penerangan guru yang tidak sesuai dengan pemahaman diri dan kemampuan siswa yang bersangkutan.
Sehingga timbul rasa tidak sepaham
dengan gurunya. Ketidaksepahaman ini diwujudkan dalam bentuk perlawanan. 11
Bicara Kasar
Individu membutuhkan individu lain untuk dapat mengembangkan semua kemampuan yang dimilikinya secara memadai. Kemampuan tersebut berpotensi untuk melakukan yang baik dan yang jahat. Jika yang membantu perkembangannya itu adalah individu yang mengarah pada potensi jahat tentu hasilnya menjadi negatif. Individu lain yang sering berinteraksi dengan individu, dapat memberikan pengaruh kepada individu dari hasil interaksi tersebut, apabila individu lain itu memiliki potensi jahat yang tercermin dalam perilakunya, maka individu yang diajak berinteraksi akan terpengaruhi, dan perilakunya menjadi tidak baik, yang tercermin dalam tutur katanya seperti bicara kasar.
12
Bicara Porno
Individu memiliki perbedaan dalam mengembangkan potensinya, yaitu berkembang secara alami atau membutuhkan individu lain untuk berkembang. Potensi yang dimiliki terdiri atas dua hal yaitu melakukan yang baik dan yang jahat.
Jika individu lain yang
membantu perkembangannya itu adalah individu yang mengarah pada potensi jahat tentu individu tersebut akan terbawa jahat. Pengaruh individu lain terhadap berkembangnya potensi jahat dapat tercermin dalam tutur kata yang kotor/porno karena mengikuti ucapan individu lain yang selalu berinteraksi dengan individu tersebut. 13
Foto Box
Kepribadian merupakan sistem sifat atau faktor yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya seperti kecakapan, minat dan tempramen. Photo box merupakan salah satu hal yang diminati remaja. Minat ini merupakan suatu sistem sifat atau faktor yang saling berkaitan satu dengan lainnya untuk mewujudkan diri. Dengan mengetahui minat yang dimilki individu tersebut dapat memahami dirinya, mengetahui kecakapan dirinya, sehingga bisa menghasilkan perwujuadan diri. Usaha
pewujudan diri dapat
ditunjukkan dalam bentuk photo box. 14
Pornografi
Setiap individu memiliki
kecakapan dan keinginan
untuk
mengidentifikasi
secara
kognitif
kemampuannya
sendiri.
Kemampuan yang dimiliki dimanfaatkan untuk mencapai tingkat kepuasan yang diharapkan.
Salah satu wujud dari kepuasan
tersebut adalah dengan mengidentifikasi kemampuannya dalam bidang
tertentu.
Orang
yang
melakukan
pornografi
mengembangkan potensi dalam mengidentifikasi pemahaman dirinya, tetapi pengembangan potensi tersebut diiringi dengan potensi jahat, sehingga individu tersebut menyalahgunakan kemampuannya dengan melakukan pornografi. 15
Menggunakan
Hal yang mendasar bagi trait & faktor adalah asumsi bahwa
baju
seragam individu berusaha untuk menggunakan pemahaman diri, dan
kecil
pengetahuan diri sebagai dasar bagi pengembangan potensi dan perwujudan diri. Jika individu tersebut tidak mendapatkan sesuatu yang sesuai dengan pemahaman diri dalam proses penemuan dirinya tentu akan menjadi sebuah perlawanan yang siap untuk diwujudkan. Perwujudan terhadap tidak ditemukannya penemuan diri dari lingkungan sekolah misalnya, seorang siswa yang mengalami proses pemahaman diri melalui identifikasi dari individu lain yang dianggapnya sesuai dengan pemahaman dirinya dalam berpakaian, ternyata mengalami penolakan dengan ketentuan sekolah, maka siswa tersebut melanggar ketentuan sekolah dengan memakai seragam yang kecil.
16
Memperlihatkan
Usaha untuk mewujudkan diri menurut teori trait & factor adalah
pakaian dalam
dengan mencapai penemuan diri.
Penemuan diri ini biasanya
didapatkan dari hasil observasi individu terhadap hal-hal yang ingin diketahuinya.
Lingkungan yang membenarkan dan membiasakan
suatu hal yang dianggap tabu menjadi biasa, tentu akan menjadi biasa pula bagi individu yang mengikutinya. Siswa yang memperlihatkan pakaian dalam, merupakan hal yang dianggap tabu karena berawal dari perwujudan diri yang negatif, tetapi tidak ada penolakan dari masyarakat. 17
Memakai HP
Memakai HP merupakan salah satu hal yang banyak diminati orang saat ini.
Penggunaan HP dapat menjadi salah satu bentuk
perwujudan diri. Individu tidak dapat hidup tanpa bantuan dengan orang
lain,
dengan
menggunakan
HP
individu
dapat
mengembangakan kemampuan berkomunikasi dengan orang lain.
Perwujudan diri ini merupakan suatu sistem sifat atau faktor yang saling berkaitan satu dengan lainnya. 18
Corat-coret meja Siswa yang melakukan corat-coret meja / bangku/ dinding / /bangku /dinding pakaian, memiliki potensi dalam bidang seni, karena minat dan /pakaian
kemampuannya tidak terfasilitasi dengan baik, maka siswa tersebut tidak dapat mengembangkan potensi yang dimiliki, sehingga siswa tersebut melakukan corat coret pada tempat yang bukan semestinya.
19
PSAS
tidak Peraturan yang ditetapkan sekolah merupakan hal mutlak yang
lengkap
harus dipenuhi. Bagi siswa yang memiliki pemahaman terhadap diri mengenai kemutlakan ini dari segi yang negatif, akan memandang bahwa hal tersebut merupakan hal yang tidak perlu diindahkan.
Tidak diindahkannya peraturan tersebut dapat
berwujud pada ketidaklengkapan PSAS. 20
Rambut Dicat
Individu berusaha untuk menggunakan pemahaman diri, dan pengetahuan diri sebagai dasar bagi pengembangan potensi dan perwujudan diri. Jika individu tersebut tidak mendapatkan sesuatu yang sesuai dengan pemahaman diri dalam proses penemuan dirinya tentu akan menjadi sebuah perlawanan yang siap untuk diwujudkan. Perwujudan terhadap tidak ditemukannya penemuan diri dari lingkungan sekolah misalnya, seorang siswa yang mengalami proses pemahaman diri melalui identifikasi dari individu lain yang dianggapnya sesuai dengan pemahaman dirinya dalam berpenampilan, ternyata mengalami penolakan dengan ketentuan
sekolah, maka siswa tersebut melanggar ketentuan
sekolah dengan mencat rambutnya.
B.
Teori Rational- Emotif Terapi
No 1
Kasus Bolos
Rational- Emotif Bolos merupakan salah satu prilaku individu yang dilator belakangi oleh pikiran-pikiran individu yang tidak rasional tentang sekolah, misalnya individu yang memiliki tekanan social dengan lingkungan sekolah, seperti tidak dapat bergaul dengan teman-temanya karena individu tersebut melakukan kesalahan, dan individu menyesali perbuatan tersebut, pikiran takut tidak diterima oleh teman-temanya
tersebut membuat individu mengambil keputusan untuk bolos. 2
Kesiangan
Siswa
yang
kesiangan
memiliki
kecenderungan
ke
arah
menghancurkan diri. Siswa yang kesiangan memiliki sifat berlambat-lambat, dalam pemikirannya siswa tersebut beranggapan bahwa kesiangan merupakan hal yang wajar, siswa tersebut tidak mempedulikan dirinya mendapatkan hukuman, sehingga siswa tersebut mempunyai kecenderungan untuk menghancurkan diri, dengan membiarkan diri dihukum karena perilakunya yang berlambat-lambat. Dia berpikir bahwa masa lampau adalah hal yang sangat penting 3
Malak
siswa yang melakukan malak terhadap orang lain, memaksakan kehendak kepada orang lain sebagai aktualisasi diri. Siswa yang melakukan malak berfikir bahwa dengan malakukan malak tersebut siswa menjadi lebih disegani dan ditakuti oleh orang lain. Siswa yang ingin disegani dan ditakuti merupakan wujud dari aktualisasi diri karena igin mendapatkan pengakuan dari orang lain.
4
Tawuran
Manusia dilahirkan dengan kecenderungan untuk mendesakan pemenuhan
tuntutan-tuntutan.
Tuntutan-tuntutan
social
yang
mendorong individu untuk terus melakukan aktifitas social dengan orang lain dapat mendorong individu untuk bergaul dengan individu lain. Individu memiliki potensi untuk berfikir irasional. Individu yang melakuka tawuran, mendapatkan tuntutan soaial untuk bergaul, walaupun dengan individu yang memiliki potensi jahat. Individu berfikir apabila individu tersebut tidak mengikuti perilaku individu yang diikutinya, maka individu tersebut tidak akan mendapatkan pengakuan, dan akan dikucilkan. Pemikiran irasional individu tersebut menjerumuskan dirinya kedalam pengaruh individu yang memiliki potensi jahat, sehingga individu melakuka tawuran. 5
Pacaran
Individu memiliki kecenderungan untuk berbahagia, memlihara diri, mencintai dan bergabung dengan orang lain. Kecenderungan untuk bergabung dengan orang lain dan kecenderungan untuk mencintai mendorong individu untuk memberikan cintanya kepada orang yang dicintai, sehingga individu tersebut mendapatkan kebahagiaan. Penerimaan respon yang positif dari individu yang dicintai, dan individu tersebut mendapatkan kebahagiaan, maka individu tersebut mengaktualkan rasa cintanya dengan pacaran.
6
Mabal
Siswa yang melakukan mabal bisa dilatarbelakangi oleh pikiranpikiran yang irasional terhadap materi pelajaran, atau pun hal lain yang membuat siswa merasa tidak nyaman di sekolah. misalnya seorang siswa yang tidak mengikuti mata pelajaran Fisika, karena berfikir bahwa siswa tersebut bisa mendapatkan nilai yang baik, walaupun tidak mengikuti mata pelajaran, dan kehadiran tidak terlalu penting. Pikiran yang irasioal tersebut menjerumuskan siswa melakukan mabal, karena dengan mabal siswa tersebut mendapatkan kesenangan tersendiri.
7
Mencuri
Pikiran irasional berupa individu akan mencapai kebahagiaan hidup apabila menyenangkan diri sendiri, dengan pemikiran yang irasional tersebut individu yang mencuri berfikir bahwa dengan mencuri akan menyenangkan diri sendiri karena dengan mudah individu mendapatkan sesuatu yang diinginkan. Dan setelah menyenangkan diri sendiri, dia akan mencapai kebahagiaan. Pemikiran irasional tersebut dapat menjerumuskan individu kepada hukuman atau ganjaran, karena ganjaran diakibatkan oleh pemikiran individu sendiri.
8
Nyontek
Siswa yang menyontek berfikir bahwa lebih mudah untuk menjauhi kesulitan tertentu dan tanggung jawab diri daripada berusaha untuk menanganinya hanya untuk menghargai disiplin diri. siswa yang menyontek berfikir lebih mudah untuk menjauhi kesulitan dengan menyontek, daripada mengerjakan sendiri, hanya untuk disiplin diri, siswa yang menyontek berfikir bahwa disiplin diri tidak penting, sehingga dapat mengakibatkan individu tersebut mendorong pada kecenderungan menghancurkan diri karena pemikira yang irasional.
9
Ikut Genk
Individu
memiliki
kecenderungan
untuk
memelihara
diri,
berbahagia, mencintai, bergabung dengan orang lain, serta tumbuh dan mengaktualkan diri. Kecenderungan untuk bergabung dengan orang lain serta tumbuh dan mengaktualkan diri mendorong individu untuk ikut genk. Dengan mengikuti genk kecenderungan untuk mendesakan tuntutan sosial terpenuhi, karena dengan mengikuti genk individu berfikir bahwa dia akan mendapatkan teman dan mendapatkan pengakuan dari kelompoknya.
Individu dapat
mengaktualkan dirinya dalam sebuah genk. 10
Melawan Guru
Manusia dilahirkan dengan kecenderungan untuk mendesakan
pemenuhan
tuntutan-tuntutan,
hasrat-hasrat,
dan
kebutuhan
kebutuhan dalam hidupnya. Apabila kebutuhan tersebut tidak dapat terpenuhi maka individu akan mempersalahkan dirinya sendiri ataupun orang lain. Siswa yang melawan guru memiliki tuntutantuntutan yang tidak sesuai dengan dirinya misalnya, siswa tidak mau mengikuti olahraga renang yang disatukan dengan lawan jenis, karena siswa memiliki tuntutan untuk tidak membuka oratnya, dengan demikian tututan siswa belum tercapai, maka siswa tersebut mempersalahkan orang lain yakni gurunya, dengan melawan guru. 11
Bicara Kasar
Individu yang bicara kasar berfikir bahwa apa yang dibicarakannya tersebut dilatarbelakangi oleh pemikiran individu yang irasional misalnya bicara kasar merupakan sesuatu yang dianggap lazim, yang tidak bertentangan dengan nilai dan moral. Dengan bicara kasar individu mendapatkan kesenangan tersendiri.
12
Bicara Porno
Individu yang berbicara porno berfikir bahwa individu akan mencapai kebahagiaan dengan menyenangkan diri sendiri. Dengan pemikiran irasional tersebut individu menganggap bahwa bicara porno dapat menyenangkan diri sendiri dan orang lain. Bicara porno dianggap sebagai sesuatu yang dianggap lucu.
13
Foto Box
Siswa yang melakukan foto box dilatar belakangi oleh aktualisassi yang sangat tinggi dan didukung oleh rasa percaya diri yang sangat tinggi pula. siswa merasa dengan malakukan foto box mendapatkan kesenangan-kesenangan tersendiri.
14
Pornografi
Individu yang melakukan pornografi bisa disebabkan oleh pikiran irasional bahwa individu akan mencapai kebahagiaan dengan menyenangkan diri sendiri, individu beranggapan bahwa dengan pornografi individu akan mendapatkan kesenangan sehingga bisa mencapai kebahagiaan.
15
Menggunakan
Siswa yang menggunakan pakaian seragam yang kecil berfikir
baju
seragam bahwa dengan memperluhatkan pakaian secaram yang kecil maka
kecil
akan memperlihatkan keindahan lekuk tubuh yang dimiliki, pemikiran yang irasional tersebut dapat menjerumuskan individu dalam hukuman atau ganjaran sebagai akibat dari pemikiran irasional siswa.
16
Memperlihatkan
Siswa yang memperlihatkan pakaian dalam yang kecil berfikir
pakaian dalam
bahwa dengan
memperlihatkan
pakaian
dalam maka
akan
memperlihatkan keindahan lekuk tubuh yang dimiliki, kehalusan kulit yang dimiliki dan tidak ketinggalan tren yang semarak, pemikiran yang irasional tersebut dapat menjerumuskan individu dalam hukuman atau ganjaran sebagai akibat dari pemikiran irasional siswa. 17
Memakai HP
Siswa yang memakai HP memiliki pemikiran bahwa dengan menggunakan HP siswa tersebut tidak gagap teknologi, siswa yang menggunakan HP ingin menunjukan bahwa siswa tersebut mampu dalam
hal
ekonomi.
Pemikiran
irasional
tersebut
bisa
menjerumuskan siswa pada ganjaran. 18
Corat-coret
Siswa yang melakukan corat-coret pada meja / bangku / dinding /
meja / bangku pakaian merupakan siswa yang memiliki memiliki daya imajinasi /dinding
yang tinggi tetapi tidak bisa menempatkan diri pada posisi yang
/pakaian
seharusnya, siswa yang mencorat-coret pakaian pada saat dibuka kelulusan ujian beranggapan bahwa pakaian siswa tersebut tidak dapat digunakan lagi, dan menjadi kenangan selama menjalani sekolah
19
PSAS
tidak Siswa yang memakai PSAS tidak lengkap beranggapan bahwa
lengkap
masih ada siswa yang melakukan pelanggaran yang lebih berat seperti dikeluarkan karena memakai narkoba, siswa yang PSAS tidak lengkap beranggapan bahwa dengan PSAS tidak lengkap hanya mendapatkan hukuman ringan.
20
Rambut Dicat
Siswa yang rambutnya dicat ingin memperlihatkan bahwa siswa tersebut tidak ketinggalan mode rambut yang sedang berkembang. Pikiran irasional tersebut berakibat pada kondisi rambut siswa yang menjadi ruksak karena pemakaian warna pada rambut.
C.
Eklektik No 1
Kasus Bolos
Eklektik Individu dipengaruhi oleh pikiran irasionalnya, siswa yang melakukan bolos berfikir bahwa lebih baik pada hari senin tidak pergi ke sekolah karena ada mata pelajaran yang sangat tidak disukai karena pelajarannnya sangat sulit, dan guru selalu memberi tugas yang sangat banyak. Siswa tersebut berfikir bahwa dia dapat masuk
sekolah lahi apabila tidak ada matapelajaran yang tidak disenangi, dan dengan tidak masuk satu kali saja, dia berfikir tidak akan ketinggalan mata pelajaran. 2
Kesiangan
Siswa yang kesiangan beranggapan bahwa meskipun dia kesiangan, dengan demikian tidak akan mendapatkan teguran dari guru, karena beranggapan gurunya baik, dan selalu memasukan siswanya walaupun siswa tersebut kesiangan.
3
Malak
Siswa yang melakukan malak dipengaruhi oleh pikiran yang irasional bahwa dengan malak bisa membuktikan bahwa individu tersbut merasa kuat dan hebat, ditakuti dan disegani.
4
Tawuran
Individu merasa dengan ikut tawuran merupakan hal untuk membuktikan kesetiakawanan pada temannya. Siswa yang tidak ikut tawuran berarti siswa tersebut tidak setiakawan, dan selalu mendapatkan beberapa ancaman yang timbul dari teman-temannya.
5
Pacaran
Pikiran irasional yang ada pada individu bahwa dengan pacaran akan memperoleh rasa aman, kasih sayang, cinta dan kesenangan. Siswa yang berpacaran beranggapan bahwa dengan berpacaran maka siswa tersebut akan merasa bahagia karena mendapatkan perhatian yang lebih dari orang yang disukai. Dengan melihat teman-temannya yang berpacaran mendapatkan kasih sayang dari pacarnya, maka dia meniru temannya untuk berpacaran.
6
Mabal
Pikiran irasional bekerja, karena adanya rasa takut menghadapi salah satu mata pelajaran. Misalnya siswa yang takut mata pelajaran kimia karena pada hari itu ada ujian, maka pada pada saaat mata pelajaran kimia mulai dilangsung kan
siswa tersebut melakukan mabal,
karena berangggapan bahwa guru tidak akan mengecek kehadiran siswanya, maka guru tidak akan mengetahui siswa tersebut mabal. 7
Mencuri
Individu dipengaruhi oleh pikiran irasional bahwa mencuri adalah jalan tersingkat untuk memperoleh hal yang diinginkan. Dengan pikiran irasional mencuri merupakan jalan tersingkat untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan, maka individu tersebut beranggapan bahwa dia tidak mengeluarkan uang sedikit pun tetap bisa mendapatkan sesuatu yang diinginkan dengan mudah.
8
Nyontek
Individu yang nyontek, merupakan jalan untuk mendapat nilai yang tinggi atau bagus. Individu tersebut beranggapan bahwa dengan menyontek dia tidak susah-suadah untuk menghapal pelajaran yang
diujiankan, dan nilai yang didapatkan akan bagus, karena individu tersebut merasa orang yang memberi contekan sudah belajar di rumah, jadi nilai nya bisa menjadi bagus. 9
Ikut Genk
Siswa yang ikut genk dianggap anak gaul oleh teman-temannya. Siswa yang berpikiran bisa dianggap gaul oleh teman-temannya merupakan pikiran siswa yang irasional, karena masih banyak teman yang tidak masuk dalam genk, siswa yang masuk genk merasa bahwa siswa tersebut dapat ditakuti oleh teman-teman yang lain.
10
Melawan Guru
Perasaan menang ketika melawan guru, karena individu tidak mau diremehkan oleh guru, hal ini terjadi bisa dikarenakan kurangnya pendidikan sopan santun
dalam keluarga. Pendidikan keluarga
sangat penting bagi penanaman peribadi siswa, karena keuarga merupakan pendidikan yang paling pertama dalam keluarga. 11
Bicara Kasar
Individu yang bicara kasar dilatarbelakangi oleh Individu tersebut tinggal dalam lingkungan yang keras, kasar dan pergaulan yang bebas sedangkan individu tersebut tidak mampu mengontrol dirinya sendiri dan tidak mampu menyaring terhadap pengaruh dari lingkungan sehingga individu tersebut ikut-ikutan berbicara kasar.
12
Bicara Porno
Individu yang berbicara porno dalam eklektik dipandang sebagai suatu yang merubah perilaku individu berdasarkan lingkungan dan gaya hidup tertentu yang menganggap berbicara porno sebagai suatu kebiasaan dan karena individu tinggal atau berkelompok dengan orang-orang yang terbiasa berbicara porno dalam lingkungan tertentu maka berbicara porno dianggap wajar
13
Foto Box
Siswa yang gemar melakukan fotobox disebabkan oleh teknologi yang memfasilitasi foto box sebagai mesin foto dari komputer dan langsung dicetak (foto instant) ditambah lagi orang-orang jaman sekarang menyukai hal yang instant maka banyak orang yang melakukan foto box. Awalnya bisa dari satu orang yang puas akan hasilnya lalu diceritakan kepada orang-orang lain atau dari satu lingkungan ke lingkungan lain, maka foto box menjadi trend di kalangan masyarakat luas.
14
Pornografi
Siswa yang melakukan pornografi memiliki pemikiran yang irrasional yaitu bisa mendapatkan uang banyak kalau melakukan pornografi. Dalam hal ini dapat juga dikarenakan keadaan ekonomi keluarga yang memungkinkan siswa berpikir kalau dia dapat
membantu orang tuanya dengan melakukan pornografi dan karena teman-temannya juga melakukan hal itu jadi dia juga melakukan pornografi. 15
Menggunakan
Siswa yang menggunakan seragam kecil
dipengaruhi oleh
baju
seragam lingkungan dari luar siswa yaitu teman-temannya menggunakan
kecil
pakaian seragam kecil dan karena melihat artis yang memakai pakaian seragam kecil maka siswa ikutan menggunakan seragam kecil.
16
Memperlihatkan
Siswa yang memperlihatkanpakaian dalam merupakan identifikasi
pakaian dalam
yang tidak seusuai terhapa idola yang dikagumi. siswa jaman sekarang menggunakan pakaian yang sedang exis di kalangan lingkungan artis yaitu memakai rok mini di bawah puser, memakai pakaian yang terbuat dari bahan transparan sehingga secara otomatis siswa tersebut memperlihatkan pakaian dalam
17
Memakai HP
Siswa banyak memakai HP di sekolah dikarenakan siswa di lingkungan sekolah mereka tersebut banyak yang memakai HP. Banyak siswa yang tidak mau memakai HP yang low-end karena mereka tidak mau dianggap sebagai orang yang ketinggalan teknologi, mereka cenderung gengsi. Banyak lingkungan keluarga siswa seperti orangtua memperbolehkan anaknya memakai HP padahal hal ini dapat mengganggu proses belajar siswa.
18
Corat-coret meja Lingkungan yang bebas dan individu-individu di sekitar lingkungan / bangku /dinding tersebut dominan untuk melakukan tindakan semaunya sendiri. Jika /pakaian
individu-individu merasa kesal dan marah, maka melampiaskannya dengan cara mencoret-coret dinding, meja, bangku, dan pakaian, sehingga apabila individu yang tidak dapat mengontrol dirinya sendiri maka akan terpengaruh terhadap lingkungannya dan ikutikutan seperti individu-individu lainnya.
19
PSAS
tidak Siswa yang memakai PSAS tidak lengkap dapat dipengaruhi oleh
lengkap
lingkungan di sekolahnya, atau dengan melihat teman sekolahnya yang sering memakai PSAS tidak lengkap sehingga siswa tersebut terpengaruh untuk melakukan hal serupa
20
Rambut Dicat
Siswa yang mengecat rambutnya dengan berbagai warna dapat dipengaruhi oleh lingkungan di sekitarnya atau sekedar untuk mengikuti mode agar tidak dianggap atau ketinggalan jaman.
D.
Reciprocal Inhibition No 1
Kasus Bolos
Reciprocal Inhibition Individu yang melakukan bolos bisa disebabkan oleh lingkungan pergaulan yang cenderung kearah negatif, misalnya siswa yang diajak bolos sekolah oleh teman untuk bermain play station. Siswa tersebut memilih untuk bolos dan berfikir bahwa bermain dengan teman memberikan kesenangan tersendiri yang tidak didapatkan dari sekolah. individu tersebut menyadari atas keputusan yang diambil sehingga dalam kasus tersebut lingkungan mempunyai andil yang sangat besar bagi pengambilan keputusan individu.
2
Kesiangan
Siswa yang kesiangan mengungkapkan berbagai alasan supaya dapat diterima dan dapat masuk, tetapi apabila siswa terlambat beberapa kali dan menjadi sebuah kebiasaan, hal tersebut menunjukan kurang pengaturan diri dalam berprilaku. Dengan demikian tingkahlaku individu dibentuk oleh lingkungan dengan melihat keadaan yang ada dan reaksi dan kondisi yang timbul dalam dirinya.
3
Malak
Siswa yang melakukan malak disebabkan karena individu tersebut ingin terlihat hebat atau karena kurangnya uang jajan yang orangtua mereka berikan. Lingkungan mempunyai pengaruh terhadap perkembangan fisik dan psikologis individu, ketika lingkungan menciptakan kondisi yang membuat individu mengarah kearah kurang baik dan hal itu terjadi secara berulang-ulang dan bertahap, maka kecendereung individu untuk merospon tersebut cukup besar dengan hasil yang kurang baik.
4
Tawuran
Tawuran terjadi karena adanya konflik antara dua kelompok yang berbeda pendapat dan saling mempertahankan ego nya. Siswa yang hidup dalam lingkungan sekolah yang sering melakukan tawuran, maka lambat laun siswa tersebut akan menerima dampaknya, baik secara langsung ataupun tidak langsung. Dan lingkungan temanteman yang lebih memilih tawuran untuk menyelesaikan suatu konflik dari pada merundingkannya secara musyawarah dan kekeluargaan.
Siswa
akan
memandang
lingkungan
yang
memberikan umpan dan respon kepadanya walaupun itu negatif siswa akan memandang hal itu sebagi suatu kebutuhan dalam dirinya, karena pada diri siswa tidak ada pemberian nasihat yang
meneguhkan keyakinannya. 5
Pacaran
Manusia
itu
sangat
dipengaruhi
dan
dibentuk
oleh
lingkungan, padahal tanpa keinginan yang bebas dari manusia itu sendiri. Pacaran terjadi karena adanya pengaruh teman sebaya yang menceritakan pacaran, maka individu tersebut ingin mendapatkan pacar. Dengan
mempelajari reaksi-reaksi dari teman sebayanya
bisa menunjukkan reaksi yang senang dan tidak senang saat pacaran. Pacaran bisa menunjukkan perilaku yang irrasional atau subjektif, karena semua pemikirannya dipengaruhi oleh kondisi perasaan dan kebutuhan-kebutuhan seksualnya.
Pacaran dapat menimbulkan
situasi yang membutuhkan konflik atau diskriminasi. 6
Mabal
Mabal bisa dipengaruhi oleh teman-teman sebayanya atau bisa juga dipengaruhi oleh ketidaksukaan pada guru atau mata pelajaran tersebut. Kasus mabal juga bisa menggunakan dalih kegiatan ekstrakulikuler, misalnya tidak ikut jam pelajaran karena ada rapat dan berbagai alasan lainnya. Banyak sekal hal yang dapat menyebabkan individu melakukan mabal, hal yang paling esensial adalah lingkungan sangat mempengaruhi perilaku individu.
7
Mencuri
Individu yang mencuri bisa dipengaruhi oleh lingkungan, misalnya individu yang mencuri karena ajakan dari temannya untuk mencuri.
mencuri juga bisa disebabkan karena individu itu sangat
membutuhkan uang sehingga melakukan tindakan mencuri. Dalam kasus
mencuri,
mencuri
dipengaruhi
oleh
lingkungan
dan
kebutuhan-kebutuhan yang tidak terpenuhi. 8
Nyontek
Siswa yang mencontek bisa dipengaruhi oleh individu yang lain ketika individu tersebut dalam keadaan tertekan karena tidak bisa menjawab
soal
ujiannya,
bahkan
tindakan
tersebut
bisa
mempengaruhhi satu kelas untuk mencontek. Mencontek bisa dipengaruhi dipengaruhi oleh lingkungan, karena biasanya ketika individu merasa nyaman pada lingkungan tertentu, dan lingkungan sekitarnya melakukan tindakan yang sama, maka pasti individu yang lain akan terpengaruhi dan merasa aman atas apa yang dilakukannya. 9
Ikut Genk
Siswa yang ikut dalam sebuah genk tentu sangat dipengaruhi oleh lingkungan. Siswa yang mendapat ajakan dari temannya untuk masuk dalam sebuah komunitas genk, kemudaian individu tersebut
merasa nyaman dalam genk tersebut, maka individu memilih untuk masuk dalam genk. Kasus siswa yang ikut genk sangat dipengaruhi oleh lingkungan. 10
Melawan Guru
Melawan guru di sekolah bisa terjadi karena pendidikan orang tua yang kurang terhadap anak, sehigga anak sering melawan orang tua, dan kebiasaan melawan orang tua ini terbawa ke lingkungan sekolah. Lingkungan rumah dan sekolah yang tidak sesuai itu diresponnya dengan baik, karena siswa beranggapan bahwa melawan guru bisa melindungi dirinya dari teguran atau hukuman yang diberikan oleh guru.
11
Bicara Kasar
Bicara kasar sebagai hasil pembelajaran individu yang diperoleh dari lingkungan yang tidak sesuai. Pembelajaran tersebut akhirnya menjadi sebuah kebiasaan, sehingga dia tidak terbiasa bahkan menjadi tidak bisa menggunakan bahasa yang sopan. Kebiasaannya dalam berbicara kasar terkadang menjadi sebuah kebutuhan ketika dia bergaul dengan teman-temannya, misalnya dengan teman-teman genk nya yang juga sering berbicara kasar.
12
Bicara Porno
Bicara porno bisa terjadi karena hasil pembelajaran individu dari lingkungan yang tidak sesuai, misalnya individu tersebut tinggal di daerah preman-preman, karena individu tersebut sering mendengar pembicaraan porno, pembicaraan tersebut menjadi suatu kebiasaan, dengan
demikian
lingkungan
sangat
berpengaruh
terhadap
perkembangan individu. 13
Foto Box
Foto box merupakan hal yang sangat disukai para remaja dan masyarakat pada sekarang ini. Pada dasarnya masyarakat awalnya tidak mengenal dan tahu akan foto box, tapi dari lingkungan yang sangat mendukung dan mempelajari reaksi-reaksi yang diberikan masyarakat sangat baik, maka individu yang awalnya tidak mengenal sekarang ini menjadi tahu dan suka akan foto box.
14
Pornografi
manusia dapat dibentuk oleh lingkungan, tanpa kemauan, tanpa keinginan yang bebas, tetapi hanya dengan mempelajari reaksireaksi.
Oleh karena itu, individu harus dapat menyesuaikan
lingkungan yang baik agar tidak tercemar oleh pengaruh yang buruk. Apabila individu bergaul dengan lingkungan yang tidak baik maka individu tersebut dapat berperilaku tidak baik karena mengikuti lingkungan yang disekitarnya.
Misalnya, kasus pornografi dapat
menyebar
dengan
cepat
karena
lingkungan
memperlihatkan hal-hal yang pornografi.
yang
biasa
Maka secara tidak
langsung individu terbiasa dengan hal-hal yang pornografi. 15
Menggunakan
Siswa yang menggunakan baju seragam kecil, pada umumnya
baju
seragam adalah siswa perempuan. Hal itu dapat dikatakan sebagai suatu ajang
kecil
pembuktian yang ingin memperlihatkan keindahan bentuk tubuhnya. Sekarang ini kebudayaan kita semakin bergeser dan bersandar kepada kebudayaan barat yang dimana cenderung lebih bebas dan terbuka. Menggunakan baju seragam kecil memperlihatkan bahwa siswa mengadopsi lingkungan yang ada dan berkembang kepada tingkah laku dan penampilan mereka.
16
Memperlihatkan
Salah satu alasan individu suka memperlihatkan pakaian dalamnya
pakaian dalam
adalah mengikuti trend masa kini. Perbuatan tersebut merupakan hasil pembelajaran dari lingkungan yang tidak sesuai, misalnya mengikuti pakaian orang-orang Barat yang dilihat dari televisi. Lingkungan yang diterima dan dipelajarinya itu dipengaruhi pula oleh kondisi perasaan dan kebutuhannya untuk mengikuti trend masa kini, sehingga menjadi sebuah kebiasaan.
17
Memakai HP
Siswa yang memakai HP bisa menjadi masalah jika merupakan hasil pembelajaran yang diperoleh dari lingkungan yang tidak sesuai, misalnya merasa gengsi dan malu jika pada zaman sekarang tidak menggunakan HP sebagai alat komunikasi. Hasil pembelajaran itu menjadi sebuah kebiasaan, karena dipengaruhi oleh kondisi perasaannya, yaitu ingin menghilangkan rasa malu dan gengsi, serta dipengaruhi
pula
kebutuhannya,
yaitu untuk mempermudah
komunikasi. 18
Corat-coret meja / Siswa yang melakukan curat coret pada tempat yang bukan pada bangku /pakaian
/dinding semestinya, bisa disebabkan oleh kebiasaan coret-coret pada tempat yang bukan semestinya, yang diterapkan sejak kecil oleh orang tua, karena tidak ada penanaman nilai dari orang tua, maka kebiasaan tersebut terbawa pada usia remaja, dan kebiasaan corat-coret tersebut bisa disebabkan karena adanya pengaruh teman sebaya yang mengajak individu untuk mencorat-coret pakaian misalnya ketika pembukaan kelulusan ujian, siswa bisa terpengaruhi sehingga mencorat-coret pakaian.
19
PSAS
tidak Menggunakan
PSAS
yang tidak
lengkap
merupakan
hasil
lengkap
pembelajaran yang diperoleh dari respon lingkungan yang tidak sesuai, misalnya seorang anak yang tidak melengkapi pakaian seragamnya
dengan
badge
karena
melihat
kakak kelasnya
menggunakan seragam tanpa badge untuk menutupi nama sekolahnya yang dipandang tidak berkualitas. Perbuatan tersebut juga dipengaruhi oleh kondisi perasaan dan kebutuhan 20
Rambut Dicat
Siswa yang rambutnya dicet merupakan respon reaksi terhadap hal yang menyebabkan kepekaan tuntutan lingkungan yang semakin berkembang dan mengurangi kecemasan akan ketertinggalan pada perkembangan arus.
E. Teori Behavioral
No Kasus
Behavioral
1
Siswa yang melakukan bolos bisa dilatarbalakangi oleh factor
Bolos
lingkungan misalnya teman sebaya, misalnya individu yang diajak temannya untuk menonton di bioskop dan bolos sekolah karena ada film kesukaan individu tersebut, individu tersebut memberikan sedikirt control kepada ajakan temannya tersebut tetapi ajakan teman individu sangat
mempengaruhi
sehingga
menjadi
pertimbangan
untuk
menambil keputusan. 2
Kesiangan
Siswa yang selalu kesiangan
merupakan
sebagai pembiasaan
(conditioning) yang salah, individu tersebut sudah terbiasa bangun siang atau tidak bisa bangun pagi, sehingga ia selalu terlambat / kesiangan datang ke sekolah. 3
Malak
Perilaku individu merupakan hasil belajar terutama dari lingkungan sekitar, individu yang melakukan malak bisa disebabkan oleh lingkungan yang berada pada lingkungan yang terbiasa melakukan malak, dalam melakukan malak tersebut dalam diri individu terdapat sedikit kontrol terhadap perbuatan yang dilakukan, sehingga individu mempunyai peranan apakah individu tersebut melakukan malak atau tidak, karena individu memiliki kemampuan menentukan nasib sendiri.
4
Tawuran
Individu yang melakukan tawuran dipengaruhi oleh teman yang mempunyai andil untuk mengajak individu melakukan tawuran,
individu yang melakukan tawuran memberikan dalih solidaritas, apabila individu tersebut tidak ikut dalam tawuran maka individu dapat diasingkan, tetapi dalam teori ini individu tetap memiliki sedikit control untuk menentukan ansibnya sendiri. 5
Pacaran
individu memiliki dorongan dalam dirinya untuk mecintai dan mendapatkan perlakuan dari orang lain, pemberitaan dalam berbagai media yang menggembar-gemborkan pacaran mendorong individu untuk melakukan pacaran, dengan kata lain, lingkungan mempunyai peranan dalam menentukan perilaku individu. Individu memiiki peranan aktif dalam menentukan nasibnya sendiri.
6
Mabal
Siswa yang mabal dilatarbelakangi oleh ajakan teman untuk tidak masuk dalam mata pelajaran tertentu, selain itu juga, mabal bisa terjadi karena
ketidaknyamanan
kondisi
kelas,
mendorong
individu
melakukan mabal, individu yang kurang mempunyai control tentu dengan mudah melakukan mabal. 7
Mencuri
Mencri bisa terjadi karena pengaruh lingkungan yang memaksa individu untuk mencuri, misalnya siswa yang tidak mempunyai pensil, sedangkan lingkungan kelas mengharuskan siswa tersebut menulis, individu tersebut tidak mempunyai uang sepeser pun untuk membeli pulpen, dengan berbagai pertimbangan dari dalam dirinya individu tersebut tidak dapat memberikan control terhadap perilakunya, sehinggga individu tersebut mencuri.
8
Nyontek
Siswa yang mencontek merupakan bentuk kecemasan karena takut tidak bisa menjawab soal dan takut mendapat nilai lebih rendah dibandingkan dengan teman-temannya, kurangnya control dalam diri individu tersebut maka individu berinisiatif untuk mencontek dengan melihat temannya juga mencontek.
9
Ikut Genk
Siswa yang ikut dalam sebuah genk tentu sangat dipengaruhi oleh lingkungan. Siswa yang mendapat ajakan dari temannya untuk masuk dalam sebuah komunitas genk, kemudaian individu tersebut merasa nyaman dalam genk tersebut. Siswa kurang memiliki control terhadap lingkungan yang dihadapi, maka individu memilih untuk masuk dalam genk.
10
Melawan Guru
Siswa yang melawan guru menunjukan perilaku yang timbul karena dorongan kecemasan dalam diri yang merasa bersalah dan takut dihukum. Individu menyadari bahwa individu tersebut memiiliki
kesalaha, karena kesalaha tersebut individu takut dihukum oleh guru, dengan demikian indivdidu melawan guru. 11
Bicara Kasar
Siswa yang bicara kasar menunjukan kebiasaan salah yang dibentuk oleh lingkungan yang terbiasa berbicara kasar. Misalnya, individu berbicara
kasar
karena mengikuti
kebiasaan teman-teman
di
sekolahnya yang sehari-hari berbicara kasar. Setiap hari individu mendengar pembicaraan kasar tersebut, walaupun individu memiliki control tetapi respon terhadap lingkungan terlalu kuat, maka individu terbawa bicara kasar. 12
Bicara Porno
Siswa yang bicara porno menunjukan kebiasaan salah yang dibentuk oleh lingkungan yang terbiasa berbicara kasar. Misalnya, individu berbicara porno karena mengikuti kebiasaan teman-teman di sekolahnya yang sehari-hari berbicara porno. Setiap hari individu mendengar pembicaraan kasar tersebut, walaupun individu memiliki control tetapi respon terhadap lingkungan terlalu kuat, maka individu terbawa bicara kasar.
13
Foto Box
Siswa yang melakukan kasus poto box menunjukan perilaku remaja dalam mengekspresikan diri dengan cara mengikuti kebiasaan remaja pada
umumnya.
perkembangan
Lingkungan
perilaku
individu
sangat tetapi
berpengaruh tetap
terhadap
individu
yang
menentukan nasibnya sendiri. 14
Pornografi
Siswa yang melakukan pornografi ini sebagai perilaku yang timbul akibat rasa ingin tahu terhadap berbagai hal yang berhubungan dengan pornografi. Rasa ingin tahu tersebut menimbulkan kebiasaan yang tercermin dari tingkah lakunya.
15
Menggunakan
Siswa yang menggunakan baju seragam kecil dapat dikatakan sebagai
baju
seragam suatu ajang pembuktian yang ingin memperlihatkan keindahan fostur
kecil
bentuk tubuhnya. Menggunakan baju seragam kecil memperlihatkan bahwa siswa mengadopsi lingkungan yang ada dan berkembang kepada tingkah laku dan penampilan mereka. Dalam mengadopsi budaya dari luar siswa tidak sepenuhnya menerima secara langsung, tetapi tetap ada control terlebih dalu, walaupun hanya sedikit.
16
Memperlihatkan Siswa yang meperlihatkan pakaian dalam mengikuti trend masa kini. pakaian dalam
Perbuatan tersebut merupakan hasil pembelajaran dari lingkungan yang tidak sesuai, misalnya mengikuti pakaian orang-orang Barat yang dilihat dari televisi. Lingkungan yang diterima dan dipelajarinya itu
dipengaruhi pula oleh kondisi perasaan dan kebutuhannya untuk mengikuti trend masa kini, sehingga menjadi sebuah kebiasaan. 17
Memakai HP
Siswa yang menggubakan HP ini sebagai bentuk respon terhadap kemajuan dan tuntutan zaman. Berkembangnya medan telekominikasi berupa HP telahmenjamur dikalangan dewasa dan remaja, semua orang hamper mempunyai HP orang yang tidak mempunyai HP merasa malu karena takut dianggap sebagai individuu yang ketinggalan zaman.
18
Corat-coret
Siswa yang corat-coret meja / bangku / kursu / pakaian merupakan
meja / bangku siswa yang tidak dapat mengntrol perilakunya, sehingga sehingga /dinding
perlikaunya dipengaruhi oleh lingkungan, misalnya teman –teman
/pakaian
mengajak siswa mencorat – coret dinding yang berada di pinggir jalan, dengan mencorat-coret tersebut mereka mendapat kepuasan terendiri, dan apabila tidak ikut bersama teman-temannya takut dikucilkan.
19
PSAS
tidak Siswa yang memakai PSAS tidak lengkap, merupakan kebiasaan tidak
lengkap
disiplin dalam mematuhi peraturan-peraturan sekolah. siswa ynag tidak memakaiPSAS tidak lengkap merupakan pembiasaan pada siswa itu pertama kali masuk ke sekolah, apabila pertama kali masuk sekolah siswa terbiasa tidak memakai PSAS dan tidak mendapat teguran dari pihak sekolah kebiasaaan tersebut sulit dihilngkan. Selain dari kebiasaan penggunaan PSAS tidak lengkap merupakan pengaruh dari lingkungan teman sebaya.
20
Rambut Dicat
Siswa yang rambut dicat ini sebagai perilaku identifikasi terhadap perilaku idola yang dikagumi, misalnya siswa X mengagumi artis Y, baik dalam penamipilan ataupun dari gaya rambut, proses identifikasi tersebut mendorong individu untuk berprilaku sesuai dengan artis yang dikagumu termasuk mencat warna rambut.
F.
Teori Psikoanalisa
No
Kasus
Psikoanalisia
1
Bolos
Psikoanalisis memfokuskan pada perilaku ketidaksadaran, bolos merupakan salah satu bentuk perilaku yang tidak disadari oleh siswa. Siswa yang bolos dipandang dari struktur kepribadian psikoanalisa terjadi karena adanya konflik antara id, ego dan super ego. Id bersifat tidak sadar dan selalu memuaskan naluriah berdasarkan asas kesenagan. Sedangkan super ego mendorong pada nilai-nilai ideal di masyaratkat yang diajarkan oleh orang tua yang ideal dan menghalangi impuls id. Siswa yang bolos, dalam dirinya terjadi konflik antara id dan super ego. Id mendorong siswa memuaskan kesenangannya dengan tidak masuk sekolah, siswa tidak menyadari pentingnya sekolah, sehingga dia hanya ingin memuaskan
kesenangan-kesenangan. Sedangkan super ego
mendorong pada nilai-nilai ideal yang mengharuskan siswa untuk masuk sekolah. Konflik yang terjadi antara id dan super ego tersebut dijembatani oleh Ego. Ego mengatur dan mengendalikan antara id dan super ego. apabila ego tidak dapat mengambil tindakan maka terjadi kecemasan, sebagai peringatan adanya ancaman atau bahaya. Jika kecemasan tidak dapat diselesaikan secara langsung dan rasional maka ego akan mengandalkan cara-cara yang tidak realistis, berorientasi pada pertahanan ego. Tujuan konseling psikoanalisis dalam kasus bolos adalah menyadarkan siswa bahwa bolos tersebut tidak baik. 2
Kesiangan
Perilaku kesiangan dipandang dari pendekatan psikoanalisa merupakan salah satu bentuk perilaku yang tidak disadari oleh siswa. Kesiangan bisa terjadi karena adanya kecemasan yang terjadi pada siswa, seperti pengalaman masa lalu. Pada periode lima tahun pertama merupakan periode keemasan, maka periode lima tahun pertama sangat menentukan perilaku individu pada periode berikutnya. Dalam periode tersebut ada beberapa tugas yang harus dilakukan oleh individu, misalnya pada fase anal individu harus menyelesaikan tugas berupa belajar mandiri, memiliki kekuatan pribadi dan otonomi. Siswa yang kesiangan bisa terjadi karena pengalaman masa lalu yang tidak bisa memanfaatkan kekuatan pribadi dan otonomi, sehingga siswa tidak disiplin dan selalu kesiangan. Proses analisis difokuskan pada pengaruh
tahun-tahun pertama perkembangan individu, sehingga individu tersebut bisa memahami dan menyadari pengalaman masa lalu yang membentuk individu, dengan demikian individu tersebut bisa membuat putusan-putusan yang baru bagi kehidupannya. 3
Malak
Malak yang dilakukan oleh individu dapat terjadi karana adanya kecemasan yang terjadi pada individu tersebut. Kecemasan terjadiakibat adanya konflik antara struktur kepribadian yakni id, ego dan super ego. id mendorong individu untuk memuaskan kebutuhan berdasarkan asas kesenangan. Orang yang melakukan malak id yang kuat mendorong untuk melakukan malak karena tidak merasa tidak puas dengan apa yang dimiliki, karena pemberian uang jajan dari orang tuanya dirasa kurang, sedangkan super ego mendorong individu berprilaku sesuai dengan moral dan nilai-nilai yang ada di masyarakat. Selain karena adanya konflik antara id, ego dan superego, individu yang melakukan malak terjadi karena individu tersebut pada tahun-tahun pertama kurang mendapatkan perhatian dari orang tuanya, rasa cinta dan kasih sayang sangat diperlukan oleh seorang anak, apabila anak tersebut tidak mendapatka perhatian dan kasih sayang maka anak cenderung bersifat agresif, benci, karena tidak mendapatkan kepuasan. Penanaman nilai moral yang kurang oleh orang tua dapat menjadi salah satu factor penyebab seorang individu melakukan malak. Focus utama kajian psikoanalisis mengenai kasus individu yang melakukan malak yakni, individu tersebut bisa menyadari dan memahami perilaku malak, dengan demikian individu tersebut bisa mengambil keputusan yang baru bagi kehidupannya.
4
Tawuran
Pada dasarnya individu dibentuk oleh sifat agresif, kebutuhan biologis dan kebutuhan seksual, orang yang melakuka tawuran memiliki sifat agresif yang berlebihan. Ditinjau dari pengalaman masa lalu, individu yang memilki sifat agresif merupakan salah satu efek dari penolakan pada fase oral. Individu tersebut kurang mendapatkan rasa cinta dan kasih sayang dari orang tuanya sehingga cenderung untuk menampakan sifat-sifat
yang agresif, benci, hasrat merusak. Individu yang
melakukan tawuran mengalami kecemasan, berupa konflik antara id, ego dan super ego karena ego tidak dapat mengambil keputuan secara realistis, maka terjadi mekanisme pertahanan ego, berupa proyaksi. Proyeksi merupakan mengalamatkan sifat-sifat tertentu yang tidak bisa
diterima oleh ego kepada orang lain. Tewuran terjadi karena adanya siswa X memiliki konflik dengan siswa Y, karena siswa X tidak dapat menerima perlakuan yang diberikan oleh siswa Y yang berbeda sekolah, maka siswa X mengalamatkan sifat tertentu, dan ego siswa X tidak dapat meneruma perlakuan pada siswa Y, dengan
membawa
nama sekolah maka terjadi tawuran antar sekolah, walaupun pertamanya merupakan konflik yang terjadi antar individu. 5
Pacaran
Freud menekan bahwa individu memiliki naluri biologis, untuk menyukai lawan jenisnya. Ditinjau pada masa lalu, individu mengalami fase phalik. Pada fase phalik aktivitas seksual menjadi lebih intent, dan perhatian dipusatkan pada alat kelamin. Selama fase falik anak belajar menerima perasaan-perasaan seksualnya sebagai hal yang alamiah. Penerimaan peran seksual pada fase falik ini dapat mendorong Id yang berprinsip pada kesenangan untuk menyalurkan rasa cinta dan kasih sayang yang dimiliki, kepada objek lawan jenis yang disukai. Individu yang disukai tersebut memiliki dorongan yang sama, dengan adanya kedekatan maka timbulah kasih sayang dan perhatian antara lawan jenis.
6
Mabal
Mabal terjadi karena adanya konflik antara id, ego dan super ego. id yang berprinsip pada kesenangan dan mendorong individu untuk menghindari kesulitan. Misalnya id mendorong individu untuk tidak mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, karena individu tersebut merasa tidak mampu untuk mengerjakan tugas tersebut. Pada saat mata pelajaran tersebut akan berkangsung individu tersebut mengalami kecemasan karena tidak mengerjakan tugas sebagaimana mestinya. Maka untuk menghindari kecemasan tersebut individu tidak masuk pada jam mata pelajaran, untuk menghindari ketegangan karena tidak dapat mengerjakan tugas. Ego dan super ego yang lemah tidak lagi memandang norma yang seharusnya berlaku di sekolah.
7
Mencuri
Mencuri terjadi akibat adanya konflik antara id, ego dan super ego. id mendorong individu untuk memenuhi kebutuhan (sesuatu yang diinginkan), misalnya kebutuhan biologis. Individu tersebut tidak dapat memenuhi sesuatu yang diinginkan karena kondisi yang tidak memungkinkan untuk mendapatkannya, id yang sangat kuat mendorong individu untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan, sedangkan superego yang lemah tidak dapat menanamkan nilai-nilai yang ada pada
diri individu tersebut sehingga individu tidak mematuhi nilai-nilai dan norma yang seharusnya dilakukan. 8
Nyontek
Menyontek dapat terjadi karena individu tidak dapat menggerjakan tugas dengan baik, sedangkan individu tersebut menginginkan nilai yang baik. Konflik antara id, ego dan super ego juga tidak dapat dihindari. Id mendorong individu untuk mendapatkan nilai yang baik mendorong individu untuk melakukan segala cara. Ketika ujian berlangsung individu mengalami kecemasan karena tidak dapat mengerjakan ujian dengan baik sedangkan individu tersebut tidak menginginkan nilainya kurang karena takut diejek oleh teman ataupun tekanan dari orang tua yang mengharuskan nilainya baik, maka individu mengisi ujian tersebut dengan menyontek. Super ego mendorong individu mendapatkan nilai yang baik dengan cara yang baik tidak dapat menghalangi indivdu untuk melakukan sesuatu yang bertentangan dengan nilai dan norma yang berlaku. Individu yang menyontek tidak menyadari dengan menyontek berdampak negatif pada masa yang akan datang karena individu tersebut tidak mempunyai kemampuan sebagaimana yang didapatkan dari nilainya karena nilai yang didapatkan bukan hasil pekerjaan sendiri.
9
Ikut Genk
Ikut genk merupakan salah satu mekanisme pertahanan diri yakni sublimasi, sublimasi merupakan upaya yang dilakukan individu dengan menggunnakan jalan keluar yang lebih baik secara social supaya mendapatkan penerimaan dari orang lain. Orang yang mengikuti genk mempunyai kecemasan, takut tidak diakui, dan takut terasing dari kelompok. Dalam diri indivdu terdapat dorongan untuk disegani, dihormati. Dengan dorongan untuk disegani dan kecemasan tidak diterima dalam sebuah kelompok maka individu tersebut ikut dalam gank, supaya individu tersebut mendapatkan pegakuan dari kelompok dan dapat disegani oleh orang lain, indivdu ikut genk dan melakukan segala sesuatu yang diperintahkan oleh genk tersebut walaupun dengan bertentangan dengan norma yang berlaku di masyarakat, dengan demikian superego yang lemah tidak dapat menghalngi individu untuk tidak melakukan sesuatu yang bertentangan dengan norma, karena dorongan id yang terlalu kuat.
10
Melawan Guru
Melawan
guru
penyangkalan.
merupakan Penyangkalan
salah
satu
merupakan
pertahanan pertahanan
ego
yakni
melawan
kecemasan dengan menutup mata terhadap keberadaan kenyataan yang mengancam. Individu yang melawan guru, mengalami kecemasan karena adanya tekanan luar misalnya guru yang berkata tidak sesuai dengan yang diharapkan oleh kepada individu. Sifat agresi yang ditimbulkan oleh indivdu mendorong individu melakukan mekanisme pertahanan diri dengan melawan guru. Nilai-nilai tradisional yang tercermin dalam diri individu tidak dapat menghalangi indivdiu untuk melakukan mekanisme pertahanan diri. 11
Bicara Kasar
Bicara kasar dilihat dari pengalaman masa lalu, diakibatkan karena individu terebut mendapatkan kepuasan pada fase oral. Pada fase oral mulut merupakan daerah yang paling pokok daripada aktivitas dinamis. Dengan demikian individu menampilkan yang mengalami kepuasan pada fase oral ini bisa menampilkan pribadi yang kurang bertanggung jawab dari segala yang dibicarakannya. Individu yang bicara kasar tidak menyadari bahwa perbuatannya tersebut tidak sesuai dengan nilai-nilai tradisional yang berada di masyarakat, karena penanaman nilai yang kurang dari orang tuanya, sehingga nilai tradisional masyarakat tidak tercermin dalam diri individu.
12
Bicara Porno
Individu yang tidak memperoleh kepuasan pada fase oral bisa mengakibatkan individu tersebut tidak bertanggung jawab terhadap apa yang dibicarakannya. Individu yang mengalami salah suai pada fase latensi bisa berakibat pada identifikasi yang negatif. Dorongan seksual yang tidak tersalurkan dapat membuat individu untuk bicara porno. Selain itu juga penanaman nilai-nilai yang kurang dari orang tua sehingga individu tersebut tidak mencerminkan nilai-nilai yang seharusnya di masayarakat. Kurangnya penyesuaian pada fase oral, fase latensi, dorongan seksual yang tidak tersalurkan serta penanaman nilai yang kurang dari orang tua bisa mengakibatkan individu tidak bertanggung jawab terhada apa yang dibicarakanya seperti bicara porno.
13
Foto Box
Foto box merupakan sala satu contoh perilaku yang ditimbulkan dari narsisme. Kecintaan terhadap diri sendiri ini dapat di timbulkan dari ketidakpuasan individu pada tahapan, genital, dan juga phalik. Pada masa Phalik individu merupakan perkembangan hati nurani, dan penanaman nilai moral. Pada fase phalik ini perhatian dipusatkan pada alat kelamin, sehingga individu menerima identitas pribadinya.
Penerimaan identitas pribadi yang berlebihan bisa menimbulkan narsisme yang merupakan salah satu faktor yang melatar belakangi individu melakukan foto box. 14
Pornografi
Pornografi dilatar belakangi oleh ketidakpuasan individu pada fase phalik. Fase phalik fokus perhatiannya pada alat kelamin. Individu mulai mengenal identitas dirinya, dan jenis kelaminnya. Pada fase phalik ini perkembangan hati nurani dan penanaman nilai moral sangat penting. Ketidakpuasan individu pada fase phalik ini bisa mempunyai dorongan seksual yang sangat tinggi. Apabila dorngan seksual tersebut tidak diikuti oleh penanaman nili moral orlh orang tua, maka individu dapat menyalurkan dorongan tersebut melalui pornografi, yang bertentangan dengan nilai-nilai moral.
15
Menggunakan
Menggunakan baju seragam kecil merupakan perilaku yang dilator
baju
seragam belakangi oleh ketidakpuasan individu dalam fase anal. Fase anal
kecil
memiliki tugas yang harus diselesaikan diantaranya adalah memilki kekuatan pribadi dan otonomi, dengan kekuatan pribadi tersebut individu selalu bereksperimen, berbuat salah dan merasa bahwa individu tersebut dapat diterima dengan kesalahannya tersebut. Peran orang tua pada fase anal ini sangat penting. Apabila orang tua terus membiarkan anaknya melakukan kesalahan karena otonomi yang diberikan maka individu tidak akan menyadari bahwa kesalahan yang dilakukan dan dengan tidak disadari kesalahannya menjadi kebiasaan.
16
Memperlihatka n
Memperlihatkan
pakaian
dalam
dapat
dilator
belakangi
oleh
pakaian ketidaksesuaian individu dalam mengalami fase phalik. Fase phalik
dalam
fokus perhatiannya pada alat kelamin. Individu mulai mengenal identitas dirinya, dan jenis kelaminnya. Kepuasan yang didapat ketika memperlihatkan pakaian dalam sebagai suatu wujud dari ketidak puasan ketika individu berada dalam masa phalik.
17
Memakai HP
Memakai
HP
merupakan
salah
satu
perilaku
indvidu
yang
dilatarbelakangi oleh kecemasan. Individu yang memakai HP takut dianggap tidak mengikuti perkembangan teknologi. Kesalahsuaian individu pada tahap latensi karena kesalahsuaian dalam identifikasi bisa menyebabkan individu tergiur untuk memakai HP tanpa memperhatikan kondisi yang dimiliki. Selain fase latensi, kesalah suaian pada fase oral bisa menyebabkan individu untuk memakai HP karena keinginan untuk terus berbicara dengan orang lain, supaya individu tersebut mendapat
pengakuan dari orang lain. 18
Corat-coret
Corat coret meja / bangku merupakan salah satu mekanisme pertahanan
meja / bangku ego yakni sublimasi. Dorongan untuk menyalurkan keterampilannya /dinding
dalam menggbar, menulis yang tidak terfasilitasi bisa menyebabkan
/pakaian
individu melakukan corat-coret di meja/ bangku/dinding. Penanaman kebersihan pada fase anal oleh orang tua yang kurang memadai mengakibatkan anak tersebut corat-coret di meja / bangku / dinding / pakaian yang bukan seharusnya. Id yang berprinsip pada kesenangan mendorog individu untuk melakukan corat-coret bukan pada tempatnya.
19
PSAS
tidak PSAS tidak lengkap merupakan pencerminan individu yang tidak
lengkap
menaati peraturan di sekolah. Individu yang menggunakan PSAS tidak lengkap memiliki super ego yang kurang karena penanaman nilai moral yang kurang dari orang tuanya sehingga tercermin dalam diri individu tersebut tidak mematuhi peraturan yang ada di sekolah. ditinjau dari pengalaman masa lalu, terjadi ketidak sesuaian pada fase anal yakni kurangnya perhatian dari orang tua sehingga anak bebes berkehendak dengan otonomi yang dimilikinya.
20
Rambut Dicat
Kesalahsuaian dalam fase latensi ini mengakibatkan individu mudah mengidentifikasi orang lain. Individu mudah mengidentifikasi orang yang dianggpnya lebih popular, mengikuti tren yang terjadi dengan tidak memperhatikan nilai yang ada di masyarakat. Selain itu, individu yang rambutnya dicat ingin mendapatkan pengakuan dari orang lain bahwa individu tersebut tidak ketinggalan mode. Individu tersebut tidak menyadari dengan rambutnya dicat dapat menimbulkan kerusakan pada rambut itu sendiri.
G. Psikoligi Adler No 1
Kasus Bolos
Psikologi Adler Ego aktif mencari dan menciptakan pengalaman baru untuk membantu pemenuhan gaya hidup pribadi yang unik. Karena setiap pribadi merupakan konfigurasi unik dari motif-motif, sifat, minat, dan nilainilai; sehingga ada kecenderungan untuk mencoba hal-hal baru yang belum pernah dilakukan baik itu positif maupun negatif. Dan ada kemungkinan untuk menjadikan hal-hal baru tersebut menjadi gaya
hidupnya. Yang terjadi disini hal-hal yang dikembangkannya adalah ke arah negatif (bolos) dan tidak sesuai norma yang berlaku di lingkungannya (sekolah) 2
Kesiangan
Manusia pada dasarnya baik, dan kesadaran berfungsi sebagai pusat kepribadian manusia. Sehingga dapat dikatakan bahwa manusia sadar akan tingkah lakunya, dalam hal ini ada beberapa kejadian yang membuat seseorang melakukan hal-hal yang tidak disadarinya, misalnya seorang siswa harus datang ke sekolah jam 7.00 tetapi karena malam dia mengerjakan tugas samapai larut malam, maka dia bangun keisangan dan akhirnya sekolahpun kesiangan. Sehingga tingkah laku yang sudah direncanakan tepat waktu menjadi tidak sesuai dengan waktu yang sudah ditentukan dan siswa tersebut mengalami kesiangan.
3
Malak
Rasa yang tidak lengkap (inferioritas) dan perasaan ini cenderung terhadap perasaan hati yang rendah. Siswa yang melakukan malak merasa bahwa dirinya itu rendah, berasal dari kelas ekonomi yang sangat rendah, dengan melakukan malak indivdu bisa ditakuti sehingga menutuupi rasa rendah dalam diri individu.
4
Tawuran
Pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial dan dimotivasi oleh dorongan-dorongan sosial. Misalnya ikut dalam kegiatan-kegiatan kerja dan mengembangkan gaya hidup yang mengutamakan orientasi sosial. Siswa yang melakukan tawuran itu berkembang ke arah yang negatif karena tidak bisa memiliki teman yang mendorong pada arah yang positif. Sehingga individu tersebut berprilaku tidak sesuai dengan norma dengan tawuran.
5
Pacaran
Dalam keadaan normal perasaan inferioritas atau rasa tidak lengkap merupakan daya pendorong kuat bagi manusia. Sehingga ada kebutuhan untuk melengkapi perasaan inferioritasnya. Misalnya kehilangan seseorang yang dikasihi ataupu tidak pernah mendapatkan kasih sayang yang lebih dari orang yang dikasihi, sehingga ada kecenderungan untuk mencari seseorang agar dapat melengkapi perasaan yang tidak lengkap dalam kehidupannya, dengan demikian indivdidu tersebut melakukan pacaran.
6
Mabal
Siswa yang melakukan mabal bisa disebabkan oleh perasaan gelisah serta rendah diri terhadap keinferioritasannya, sehingga individu tersebut cenderung untuk menghindari hal yang dianggap dapat menimbulkan perasaan gelisahnya. Misalnya siswa yang tidak bisa
rendah terhadap satu mata pelajaran, dengan demikian individu tersebut melakukan mabal pada saat jam mata pelejaran yang diaggap sulit berlangsung, untuk menutupi inferioritasnya. 7
Mencuri
Individu yang mencuri bisa dilaterbelakangi oleh keadaan individu untuk menutupi keinferioritasannya untuk menuju superioriotas. untuk
menutupi
tuntutan
hidup
dalam
kehidupan
sosialnya.
inferioritas yang ditunjukan individu dalam arti ketidakmampuannya memenuhi kebutuhan hidupnya, sedangkan superioritas adalah kehidupan yang dianggap lebih baik dari sebelumnya. 8
Nyontek
Siswa yang menyontek dilatarbelakangi oleh perasaan inferior individu yang berusaha untuk menuju superior. seseorang yang mencontek sebenarnya ingin berusaha menuju sikap yang superior atau berusaha untuk menjadi sempurna, mendapatkannilai yang tinggi dan mendapatkanpenghargaan dari temannya, sehingga mencontek dijadikan bentuk upaya untuk menjadi lebih baik, atau mendapatkan nilai yang baik dari gurunya padahal individu yang menyontek merupakan penutupan diri atas perasaan inferioritas yang dimiliki.
9
Ikut Genk
Siswa yang ikut genk dilatarbelakangi oleh kecenderungan gaya hidup seseorang untuk membentuk kelompok sosialnya, terlepas dari bersifat negatif atau positifkah kelompok tersebut. karena Adler memandang bahwa seorang individu merupakan bagian dari kelompok sosial, sebagai bentuk aktualisasi dirinya.
10
Melawan Guru
Siswayang melawan guru bisa disebabkan karena penutupan diri atas kekurangan yang dimiliki, misalnya siswa tersebut tidak dapat mengerjakan soal matematika yang diberikan oleh guru maka ketika guru tersebut menyuruh siswa untuk mengerjakannya didepan kelas siswa tersebut melawan guru untuk menutupi inferioritasnya.
11
Bicara Kasar
Setiap orang memiliki tujuan, merasa inferior berjuang
menjadi
superior, dan dapat mewarnai atau tidak mewarnai usaha superiornya dengan minat sosial. Setiap orang melakukannya dengan gaya hidup yang berbeda-beda. Gaya hidup ini ditentukan oleh faktor hereditas dan juga oleh faktor pengamatan yang dilakukan terhadap lingkungan. Pengamatan atau persepsi ini sangat dipengaruhi oleh prasangka dan minat dirinya. Hal ini kemudian mempengaruhi proses pemaknaan individu, dan pemaknaan yang mendalam terhadap sesuatu akan membentuk
gaya
hidup
yang
akan
mengiringi
perjalanan
kehidupannya ke depan. Bicara kasar yang dilakukannya merupakan hasil pengamatan dan merupakan pilihannya untuk menjadi gaya hidup. Individu merasa, untuk menuju superior, dalam hal ini, dia memilih gaya hidup seperti ini, yaitu bicara kasar yang sesuai dengan lingkungan sekitarnya. Di sini ia ingin menunjukkan minat sosialnya. 12
Bicara Porno
Latar belakang kasus ini sama dengan bicara kasar, yaitu usaha individu untuk menjadi superior yang didasari dari gaya hidup keluarga, lingkungan yang kemudian ia amati dan ia menganggap hal ini merupakan suatu cara agar lingkungan menerimanya. Di sini ia ingin menunjukkan minat sosialnya. Jika hal itu telah tercapai maka ia merasa bahwa dirinya telah menjadi superior(sukses).
13
Foto Box
Manusia mempunyai kekuatan kreatif untuk mengontrol kehidupan dirinya, bertanggung jawab mengenai tujuan finalnya, menentukan cara memperjuangkan mencapai tujuan itu, dan menyumbang pengembangan minat sosial. Kekuatan diri kreatif itu membuat setiap manusia menjadi manusia bebas, bergerak menuju tujuan yang terarah. Foto box yang dilakukan individu ini merupakan bentuk usaha individu untuk menjadi superior. Ketakutan individu tidak diterima dalam komunitasnya, yang merupakan perasaan inferior individu. Diperhatikan atau dianggap lain, merupakan maksud dari superior yang diinginkannya.
14
Pornografi
Individu yang melakukan pornografi merasa dengan melakukan pornografi merupakan suatu proses untuk menuju kesuksesan, Karena bagaimanapun juga, baik sikap itu disadari atau tidak disadarinya, ia akan tetap melakukannya, individu akan mendapatkan penghasilan yang lebih besar dari biasanya, selain itu tidak membahayakan tujuannya menjadi superior.
15
Menggunakan
Setiap pribadi merupakan konfigurasi unik dari motif-motif, sifat,
baju
seragam minat, dan nilai-nilai; setiap perbuatan dilakukan orang secara khas
kecil
gaya hidup orang itu. Mengenakan baju seragam kecil ini dilatarbelakangi oleh perasaan individu untuk menunjukkan keunikan yang
dimilikinya.
Hal
ini
juga
merupakan
usaha
untuk
mengekspresikan atau mengungkapkan pandangan diri yang lebih jelas dari pada kalimat-kalimat verbal yang diucapkan. Karena menurut Adler, individu memiliki kemampuan tersebut. 16
Memperlihatka
Individu memiliki nilai-nilai dalam hidupnya yang akan membentuk
n
pakaian gaya hidup. Nilai-nilai yang ada pada diri diri individu tersebut bisa
dalam
saja tidak sesuai dengan norma.
Dengan memperlihatkan pakaian
dalam, individu merasa dirinya memiliki tubuh yang seksi dan berusaha mencapai superioritas. 17
Memakai HP
Gaya hidup manusia zaman sekarang sudah modern. Pemakaian HP sudah menjadi kebutuhan setiap individu. Dari mulai siswa sekolah dasar hingga orang tua sudah mahir menggunakan HP. Siswa yang tidak memakai HP takut dianggap bahwa dirinya itu inferior, merasa lebih rendah dari orang lain karena tidak menggunakan HP
18
Corat-coret
Sebagai anggota kelompok sosial, seharusnya individu mampu
meja / bangku menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Anak yang dimanjakan
/dinding
tidak mengembangkan perasaan sosial, mereka mengharapkan
/pakaian
masyarakat menyesuaikan diri dengan keinginan-keinginan yang berpusat pada diri mereka sendiri. Sering kali anak yang dimanjakan melakukan hal-hal yang kurang baik didalam kelompok sosial, seperti melakukan vandalisme atau merusak fasilitas umum, mencoret-coret meja/bangku/dinding/pakaian.
19
PSAS
tidak Individu memiliki kebiasaan yang kurang baik seperti sering tergesa-
lengkap
gesa, pelupa, meletakkan barang disembarang tempat.
Sehingga
membentuk suatu gaya hidup yang “sembrono”. Siswa yang memiliki gaya hidup tersebut sering kali mendapat masalah karena PSAS tidak lengkap. 20
Rambut Dicat
Indvidu yang mengecat rambut mereka, memiliki perasaan inferioritas terhadap rambutnya. Untuk mengatasi inferioritasnya dan ditarik oleh hasrat untuk menjadi superior, mereka mengecat rambut mereka. Atau mereka melakukannya untuk mengikuti trend dengan gaya hidup zaman sekarang.
H. Analisis Transaksional
No 1
Kasus Bolos
Analisis Transaksional Individu yang melakukan bolos terjadi karena individu merasa tidak diperhatikan. Individu berusaha lari dari masalah akademik. Kecemasan atau perilaku individu berasal dari konflik kebersamaan atau penggabungan ego. Maka jika dua atau lebih bertemu dengan
yang lainnya, cepat atau lambat salah satu dari mereka akan memberi beberapa indikasi pengakuan kehadiran yang lain (transactional stimulus) kemudian orang lain akan melakukan sesuatu dalam kaitannya dengan stimulus tersebut (transactional response). 2
Kesiangan
Individu
yang
mengalami
kesiangan
dilatarbalakagi
oleh
pengalaman masa kecil yang terealisasikan pada masa sekarang, misalnya individu yang pada masa kecilnya tidak ditanamkan disiplin dari orang tuanya, maaka kebiasaan individu tersebut terbawa samapi individu menginjak usia sekolah. 3
Malak
Individu yang melakukan malak dilatarbelakangi olegh ego orang tua yang dicmari oleh ego anak. Individu yang melakukan malak ego orang tua mendorong individu memnuhi kebutuhan tetapi ego anak mencampuri dengan tindakan yang dilakukan berupa malak.
4
Tawuran
Individu yang mengalami tawuran mengalami perilaku
individu
berasal
dari
konflik,
kecemasan atau
kebersamaan
atau
penggabungan ego. Maka jika dua atau lebih bertemu dengan yang lainnya, cepat atu lambat salah satu dari mereka akan memberi beberapa indikasi pengakuan kehadiran yang lain (transactional stimulus) kemudian orang lain akan melakukan sesuatu dalam kaitannya dengan stimulus tersebut (transactional response). 5
Pacaran
Pacaran bisa dilatarbelakangi oleh hubungan yang akrab diantara dua orang berlainan jenis kelamin yang berlandaskan penerimaan posisi saya OK kamu OK dikedua belah pihak. Memberi dan menerima adalah ungkapan kenikmatan yang spontan alih-alih respon-respon terhadap upacara-upacara yang diprogram secara sosial.
6
Mabal
Individu yang melakukan mabal dilatarbelakangi oleh pencemaran oleh ego anak, sehingga lebih memilih untuk menghindar dari tanggung jawab dengan mabal atau tidak masuk, saat jam pelajaran sedang
berlangsung.
Indivdiu
merasa
tidak
mampu
dalam
mengahadapi mata pelajaran yang ditakuti, maka dengan mencemari ego anak individu tersebut bisa menghidarkan diri dari mata pelajaran dengan cara mabal. 7
Mencuri
Individu yang mencuri disebabkan karena terjadinya penyisihan ego anak, karena individu tersebut untuk mendapatkan sesuatu
menggunakan ego anak dengan mencuri dan tidak mengindahkan perauran-peraturan yang ada di masyarakat. 8
Nyontek
Individu yang menyontek dilandasi oleh ego anak, karena individu yang menyontek, mengindahkan peraturan yang berlaku yang seharusnya individu tersebut tidak menyontek, dia menyontek demi mendapatkan nilai yang baik.
9
Ikut Genk
Siswa yang ikut genk disebabkan oleh perasaan individu bahwa kelompoknya paling hebat, ikut-ikut, atau memiliki kesamaan dengan anggota yang termasuk ke dalam kelompok genknya
10
Melawan Guru
Dalam kasus siswa melawan guru termasuk ego orang tua karena disini anak itu tidak mau diatur, tidak mau ikut aturan yang sudah ada. Si anak ingin berbuat sesuka hatinya sehingga melakukan tindakan untuk melawan gurunya, sehingga si anak berada pada posisi saya OK kamu OK
11
Bicara Kasar
Pada kasus ini siswa berada pada posisi yang arogan, kesannya merendahkan orang lain, mungkin saja dia bicara kasar karena adanya hal yang ditutup-tutupinya dan tidak mau dianggap lemah oleh orang lain, sehingga menimbulkan perilaku agresi dari individu tersebut, karena kurang pergaula
12
Bicara Porno
Siswa yang bicara porno juga berada pada posisi yang arogan, siswa ingin menjadi pusat perhatian orang, sehingga membuat hal yang aneh-aneh, kurangnya bimbingan dari orang tua, sehingga dia berbuat sesuka hatinya, dan karena pergaulan yang tidak baik mendorong individu untuk berprilaku yang tidak baik pula seperti bicara porno.
13
Foto Box
Individu yang melakukan foto box Individu tersebut di dominasi oleh ego anak, di mana salah satu sifat emosional dari ego anak adalah kreatifitas tinggi, inisiatif. Dalam hal ini individu tersebut ingin mengekspresikan dirinya dalam foto, ia menginginkan hasil foto yang artistik oleh sebab itu dia menjadi gemar untuk foto box.
14
Pornografi
Indivdiu yang melakukan pornografi bisa disebabkan karena lingkungan sangt mendukug, misalnya individu yang dibesarkan di besarkan oleh ibunya yang merupakan seorang wanita malam dan ibunya terbiasa dengan pornografi, maka setelah individu tersebut dewasa maka individu tersebut memiliki kecenderungan akan mengidentifikasikan dirinya dengan ibunya dan terbiasa dengan
pornografi. 15
Menggunakan
Individu yang menggunakan baju seragam kecil bisa disebabkan
baju
seragam oleh individu tersebut pada saat kecilnya selalu diberi injuksi
kecil
(perintah) oleh orang tuanya, mis: “kamu itu badannya kecil, jadi jangan memakai baju yang besar, jangan memakai baju panjang”, sehingga anak membuat keputusan awal sesuai dengan perintah orang tuannya, dan setelah dewasa ia akan mengidentifikasikan dirinya sesuai dengan perintah orang tuanya dengan memakai seragam kecil.
16
Memperlihatkan
Anak yang hidup bersama saudaranya yang merupakan seorang anak
pakaian dalam
band yang terbiasa memakai celana merosot sehingga terlihat pakaian dalamnya, maka setelah ia dewasa dan menjadi anak band ia akan
mengidentifikasikas
dirinya
sebagai
kakaknya
dengan
berpenampilan memakai celana merosot, dan terlihat pakaian dalamnya. 17
Memakai HP
Siswa yang memakai HP memiliki bisa dilatarbelakangi oleh maraknya penggunaan HP, dan dengan demikian individu tersebut mengidentifikasi teman-temannya yang banyak menggunakan HP, sebagai alat supaya individu tersebut tidak ketinggalan jaman.
18
Corat-coret meja Individu yang mencorat-coret tempat yang tidak sesuai dengan / bangku /dinding tempatnya dilandasi oleh ego anak, yang mengindahkan peraturan /pakaian
kebersihan
yang
seharusnya
dilakukan.
Individu
tersebut
menyalurkan pemikirannya yang kreatif tetapi karena tidak sesuai dengan kondisi maka individu tersebut melakukan corat-coret bukan pada tempatnya. 19
PSAS
tidak Dalam kasus siswa yang memakai PSAS tidak lengkap termasuk ego
lengkap
orang tua karena disini anak itu tidak mau diatur, tidak mau ikut aturan yang sudah sekolah yang mengharuskan anak memakai PSAS yang lengkap. Siswa ingin berbuat sesuka hatinya sehingga tidak memakai PSAS yang lengkap.
20
Rambut Dicat
Individu yang tinggal di lingkungan yang gaul, teman-temannya banyak yang rambutnya di cat bahkan saudaranya sendiri rambutnya di cat, dengan demikian individu tersbut dapat mengidentifikasi perilaku teman-temannya dengan rambutnya di cat.
I.
Client-Center Therapi
No
Kasus
Client-Center Therapi
1
Bolos
Sifat dasar manusia dalam teori CCT ini adalah indiviu bergerak dalam petunjuk kebenaran diri. apa yang menurut dia benar, maka ia akan melakukannya dalam kesadaran diri. Bolos adalah salah satu contoh karaktristik dari kecemasan dasar, dia meyakini suatu alasan yang masuk akal mengapa sampai ia melakukan bolos yang dia yakini benar. Seperti siswa tersebut melakukan bolos karena harus mengantar saudaranya berobat ke rumah sakit, maka dia memutuskan untuk bolos sekolah.
2
Kesiangan
Banyak alasan mengapa seseorang dapat kesiangan baik kesiangan yang disengaja maupun tidak disengaja. dalam CCT individu sadar betul mengapa ia kesiangan, ia meyakini bahwa lebih baik kesiangan daripada tidak datang sama sekali.
3
Malak
Malak atau meminta barang oarnglain secara paksa adalah salah satu bentuk pelanggaran. kecemasana yang mendasari pelanggaran ini adalah keterbatasan ekonomi yang ia miliki, namun ia memiliki kebutuhan yang lebih. Seorang individu pun tidak akan mungkin melakukan pelanggaran malak ini tanpa campur tangan lingkungan atau pembentuk kepribadian.
bila di lingkungan sekitar dia
melakukan malak adalah hal yang wajar maka dalam diri individu tersebut akan terkonsep bahwa malak adalah sesuatu yang lumrah. 4
Tawuran
Manusia adalah makhluk sosial, yang saling membutuhkan satu sama lain. olehkarena itu, tawuran mereka sebut sebagai bentuk dari solidaritas yang tinggi terhadap sesuatu yang diyakini kubu yang paling benar, seperti tawuran sekolah atau antar genk.
5
Pacaran
Individu yang melakukan pacaran terjadi karena kecemasan yang muncul dari pacaran ini adalah biasanya pada usia remaja ini muncul keertarikan lawan jenis sehingga ada keinginan unuk mengenal lebih jauh tentang pribadinya. Solusi dengan CCT konselor menyadarka konseli apa dampaknya dari pacaran dengan menjelaskan dampak positif dan negative nya.
6
Mabal
Individu yang melakukan mabal bisa dilatar belakangi oleh lingkungan dan bisa juga dilatarbelakangi oleh pribadinya yang
malas .Solusi mengunakan teori CCT,
konselor dapat menjadi
pendengar yang baik dan aktif sehingga siswa dapat bererita pada konselor mengapa siswa mabal. Teknik yang digunakan dengan menggunakan teori CCT ini konselor harus menjadi pendengar yang aktif 7
Mencuri
Kecemasan yan timbul dari diri siswa yang mencuri karena takut tidak dapat memenuhi kebutuhan diri sendiri. Solusi dengan menggunakan
teoti
CCT
konselor
memberikan
saran
yan
menyadarkan konseli bahwa perbuatan mencuri itu tercela dan adapt merusak reputasi konseli sendiri, teknik dengan CCT konseli mengaktualisasikan potensi dan bergerak kearah meningkatkan kesadaran. 8
Nyontek
Kecemasan siswa dalam mencontek karena siswa tidak dapat menerjakan tugasnya sendiri,
Solusi dengan menggunakan teori
CCT, solusi dalam perolaku mencontek ini dengan cara konselor memberikan saran bahwa dalam menghadapi test konseli harus siap dan belajar. Teknik yang digunakan sesuai denan teori CCT adalah dengan teknik konselor memberikan dukungan dan pemberian keyakinan yang dapat digunakan jika layak 9
Ikut Genk
Pada dasarnya manusia mempunyai sifat solidaritas yang tinggi antar sesama manusia, mempunyai sifat gengsi yang tinggi, ingin terlihat hebat dan ingin dihargai oleh orang lain. Oleh karena itu banyak remaja dan dewasa yang ikut genk baik itu genk di sekolah, rumah, maupun genk motor yang sedang marak–maraknya terjadi. Setelah mengikuti genk motor otomatis kepribadian seseorang akan berubah menjadi keras/kasar, berbuat sesuka hati, tidak tahu aturan, dan menjadi egois karena mereka telah terbiasa berada dalam lingkungan yang keras dan bebas. Dalam proses konseling teknikteknik
dasar
yang
harus
dilakukan
oleh
konselor
adalah
mendengarkan secara aktif dan dapat merefleksikan perasaanperasaan yang dialami oleh klien, karena dalam teori CCT konseling berpusat pada klien yang menekankan pada kecakapan klien dalam menceritakan pengalaman/masalahnya dan yang lebih penting kemampuan
klien
dalam
memecahkan
masalahnya
bukan
terpecahkannya masalah. 10
Melawan Guru
Sifat manusia yang paling mendasar adalah merasa dirinya
yang paling benar dan tidak mau dikatakan salah oleh orang lain. Contoh: Seorang guru yang menegur siswanya, karena menganggap siswanya itu tidak disiplin dan telah melanggar peraturan sekolah karena telah memakai baju seragam yang ketat. Siswa tersebut ditegur dan dinasehati tetapi siswa tersebut malah melawan dan berkata kalau baju yang dipakainya itu pas tidak ketat dan berkata banyak orang lain juga yang bajunya ketat. Kecemasan pada diri siswa karena pandangannya bertolak belakang dengan gurunya. Karena di lingkungan sekolah teman-temannya banyak yang memakai baju ketat maka seseorang akan memakai baju ketat pula. 11
Bicara Kasar
Manusia adalah makhluk sosial, yang dapat bergaul dengan siapa saja. Misalnya, dalam lingkungan sekolah banyak sekali siswa yang berbicara kasar tidak hanya pada laki-laki perempuan juga. Berbicara kasar sudah menjadi kebiasaan dalam kehidupan mereka, maka mereka akan terus berbicara kasar tidak hanya di lingkungan sekolah saja. Ini akan menimbulkan kecemasan karena orang yang berbicara kasar menganggap kalau bicara kasar itu adalah hal yang biasa, tidak akan dosa sedangkan orang yang mendengarnya risih karena bicara kasar itu adalah perbuatan dosa.
12
Bicara Porno
Manusia adalah makhluk sosial, yang hidupnya selalu membutuhkan orang lain. Seseorang yang sering berbicara porno itu bisa sebabkan karena pengaruh lingkungan sekitar. Misalnya lingkungan sekolah, banyak siswa khususnya laki-laki yang sering berbicara porno karena sering melihat foto/gambar porno, video porno, majalah porno. Maka akan menimbulkan kecemasan di kalangan masyarakat sekitar, karena pandangan mereka berbicara porno dan melihat sesuatu yang orno itu dosa sedangkan menurut mereka itu adalah sesuatu yang biasa saja dan tidak tahu bahwa perbuatannya itu adalah dosa.
13
Foto Box
Individu melakukan foto box tersebut dilakukan dengan kesadaran tinggi. ada beberapa hal mengapa seseorang atau sekelompok orang melakukan foto box, karena ia meyakini bahwa dengan melakukan foto box kita dapat mengabadikan suatu moment tertentu dengan hasil foto yang cepat. Foto Box juga dapat disebut sebagai narsisme.
14
Pornografi
Setiap manusia memiliki kebutuhan dasar biologi, dengan adanya dukungan lingkungan sekitar maka akan terjadi pelanggaran yang di
timpulkan oleh kebutuhan biologi yang berlebihan.
Kebutuhan
biologi yang berlebihan itu misalnya ada pada seorang individu yang belum cukup umur yang sudah mulai menonoton film berkategori 17+, membuka-buka majalah dewasa atau mungkin membuka webside bertajuk pornografi. Dan mendorong anak tersebut melakukan fornografi. 15
Menggunakan baju
Manusia mempunyai sifat dasar yaitu gengsi yang tinggi. Karena
seragam berada di lingkungan sekolah yang kebanyakan siswa-siswanya
kecil
menggunakan
baju
seragam
menggunakan
baju
yang
kecil
kecil
maka
juga.
seseorang
Karena
kalau
akan tidak
menggunakan baju seragam kecil akan merasa gengsi, tidak nyaman, dan tidak percaya diri. Maka akan terjadi kecemasan antara siswa dengan guru/masyarakat sekitar. Mungkin bagi siswa yang menggunakan baju seragam kecil akan merasa nyaman, percaya diri, dan mengikuti trend. Tetapi akan tidak enak terlihat oleh orang lain. 16
Memperlihatkan
Sifat manusia yang mendasar adalah mempunyai gengsi yang tinggi.
pakaian dalam
Dan
pembentukan
kepribadian
seseorang
ditentukan
oleh
lingkungan sekitar. Jika lingkungan sekitar kita banyak yang melakukan hal negatif dan jika kita tidak dapat menyaringnya maka kita akan terbawa-bawa juga. Contoh: banyak artis baik muda/tua yang memakai baju sangat minim agar terlihat sexy, sehingga banyak masyarakat yang mengikuti karena mereka anggap itu trend dan tidak mau ketinggalan jaman. Dengan kasus seperti ini maka kecemasan pun akan terjadi karena masyarakat yang melihat apabila ada orang yang memperlihatkan pakaian dalamnya itu adalah hal yang sangat tercela dan tidak enak untuk dipandang mata. 17
Memakai HP
Pemakaian HP merupakan salah satu pengembangan konsep diri individu di mana individu pada dasarnya individu memiliki sifat masuk akal dan bergerak sesuai dengan kebenaran diri/kesadaran diri. Kecemasan bisa terjadi ketika terjadi ketidakseimbangan antara konsep diri dengan pengalaman atau konsep riil di lapangan. Sehingga
individu
dapat
melakukan
pelanggaran
seperti
penyalahgunaan fungsi HP itu sendiri. Konselor dalam memberikan bantuannya bisa berkomunikasi dengan baik dan menghormati hakhak klien, di mana individu sebagai klien dapat menemukan solusi atas permasalahannya sendiri dan menemukan konsep diri yang
sesuai dengan kematangannya 18
Corat-coret meja Ketika individu mencoba mengemabangkan konsep diri yang ideal / bangku /dinding ia terkadang dihadapkan dengan konsep riil yang bertolak belakang. /pakaian
Seperti seorang individu yang melakukan coret-coret di tembok atau pakaian, hal ini bisa disebabkan karena lingkungan yang kurang mendukungnya untuk menyalurkan hobi coret-coret di tempat yang tepat sehingga ia mencari pelampiasan. Konselor dalam kasus ini membantu klien untuk menemukan konsep diri yang positif dan masuk akal sesuai dengan konsep riil dengan cara berkomunikasi dan mengerti keadaan klien.
19
PSAS
tidak Ketidakseimbangan antara konsep diri yang ideal dengan konsep diri
lengkap
riil dapat menyebabkan seorang individu melakukan pelanggaran seperti siswa yang memakai PSAS tidak lengkap, hal ini bisa disebabkan karena peraturan di sekolah yang mewajibkan siswanya memakai atribut yang lengkap bertentangan dengan pemikiran siswa yang merasa terlalu mengikat dan mengekang dirinya. Konselor dapat memfasilitasi siswa untuk kembali ke konsep diri riil yang sesuai dengan fungsi dan kematangannya.
20
Rambut Dicat
Mengecat rambut bisa disebabkan karena upaya individu untuk bergerak sesuai dengan kebenaran yang diyakini sesuai dengan konsep diri yang dianut. Yang dapat dilakukan konselor adalah memfasilitasi individu agar konsep diri tersebut tidak bertentangan dengan keadaan riil di lapangan, jika terjadi pertentangan, perbuatan mengecat rambut itu bisa dikatakan sebagai pelanggaran.
J. Eksistensialisme No 1
Kasus Bolos
Eksistensialisme Menurut teori eksistensial manusia memiliki kesadaran atas kebebasan dan tanggung jawab yang bisa menimbulkan kecemasan yang menjadi atribut dasar pada manusia. Kecemasan eksistensial juga bisa diakibatkan oleh kesadaran atas keterbatasannya. Siswa melakukan bolos sekolah bisa disebabkan karena salah satu faktor diantranya seperti siswa tersebut tidak dapat mengerjakan tugas mata pelajaran, dan pada hari tersebut tugas tersebut harus dikumpulkan, individu tersebut menyadari bahwa dia tidak bisa
mengerjakan tugas, timbul kecemasan dan ketakutan dalam diri individu sehingga individu tersebut mengambil keputusan untuk bolos sekolah. 2
Kesiangan
Manusia merupakan makhluk yang mempunyai kebebasan dan tanggug jawab. Manusia dapat menentukan diri dalam arti memiliki kebebasan dalam memilih alternatif-alternatif. Pada dasarnya manusia bebas maka dia harus bertanggung jawab atas penentuan nasibnya sendiri. Dalam kasus kesiangan individu yang kesiangan bisa dilator belakangi oleh beberapa factor misalnya individu tersebut harus mengantar orang tuanya berobat karena sakit. Individu tersebut memiliki kebebasan untuk menentukan alternative pilihan yang harus diambil, dan bertanggung jawab atas pilihannya tersebut. Walaupun individu tersebut merasa cemas, takut tidak boleh masuk ke kelas, tetapi individu tersebut bertanggung jawab terhadap keputusan yang diambil.
3
Malak
Siswa melakukan malak lebih besar dimungkinkan karena adanya kecemasan dalam diri untuk tidak dapat menunjukkan eksistensi. Siswa yang melakukan malak ingin menunjukan kehebatan dimata lingkungannya dan ingin disegani oleh orang yang ada di sekitarnya. Individu yang melakukan malak menyadari bahwa dia tidak tidak bisa memnuhi kebutuhannya, tetapi karena individu tersebut hanya bisa sadar dan tidak bisa memaknai kehidupannya dengan melakukan malak sehingga perbuatannya merugikan orang lain dan tidak bertanggung jawab.
4
Tawuran
Menurut eksistensial, siswa melihat bagaimana mereka menukarkan keamanan yang diperoleh dari kebergantungan dengan kecemasankecemasan yang menyertai pengambilan keputusan untuk diri sendiri. Siswa mengikuti tawuran disebabkan karena siswa tersebut memiliki kecemasan tidak dihargai atau diakui oleh temantemannya, sehingga dia mengorbankan keselamatan dirinya dengan kecemasan yang dia rasakan, dengan melakukan tawuran walaupun konsekuensi tersebut sangat berat bahkan membahayakan bagi siswa tersebut, akan tetapi siswa tersebut merasa dengan mengikuti tawuran akan diakui keberadaannya oleh lingkungannya.
5
Pacaran
Kebutuhan akan diri berkaitan dengan kebutuhan untuk menjalani hubungan yang bermakna dengan orang lain. Jika hidup dalam
isolasi dan tidak memiliki hubungan yang nyata dengan orang lain, maka kita mengalami perasaan terabaikan, terasingkan dan terkucilkan. Individu yang melakukan pacaran dilatarbelakangi oleh individu tersebut memiliki kebutuhan untuk menjalin hubungan dengan orang lain, dengan menjalin hubungan dengan orang lain maka individu tersebut dapat menemukan makna hidupnya, dan merasa tidak kesepian.
6
Mabal
Kasus individu melakukan mabal memiliki kesamaan latar belakang dengan kasus bolos yaitu melarikan diri dari kecemasan. Siswa yang melakukan mabal pada dasarnya memiliki kecemasan untuk mengikuti mata pelajaran yang bersangkutan adapun faktor lainnya yakni siswa tersebut merasa malas karena cara mengajar gurunya tidak sesuai dengan yang dia harapkan. Selain itu ada pula faktor eksternal yang berasal dari temannya yang mengajak dia untuk melakukan mabal.
7
Mencuri
Menurut teori eksistensial individu memiliki suatu ukuran pilihan tentang tindakan-tindakan yang akan diambil, karena itu kita menciptakan sebagaian dari nasib kita sendiri. Dalam hal ini individu melakukan atau mengambil tindakan dengan pilihan yang salah.
Hal ini bisa dimungkinkan karena individu
terdesak kebutuhan dari faktor ekonomi sehingga dia mengambil langkah yang salah walaupun dapat menimbulkan konsekuensi yang cukup fatal bagi dirinya. 8
Nyontek
Menurut teori eksistensial, menyontek merupakan pencerminan dari tindakan individu yang melihat identitas diri mereka yang tertambat pada penentuan orang lain, yakni mereka lebih suka mencari persetujuan dan pengukuhan dari orang lain dari pada pengukuhan dari diri sendiri. Dalam menyontek individu lebih suka dan percaya pada jawaban orang lain dari pada jawaban sendiri, tetapi ada faktor lain yaitu individu malas untuk belajar sehingga ia lebih suka menyontek.
9
Ikut Genk
Menurut teori eksistensial , individu menciptakan identitas dirinya dan menciptakan hubungan yang bermakna dengan orang lain. Dalam hal ini individu mengikuti genk karena dia merasa ingin diakui keberadaannya oleh orang lain dan lingkungan sekitar
walaupun tidak selamanya komunitas genk memberikan manfaat yang positif bagi individu. 10
Melawan Guru
Menurut teori eksistensialisme, individu adalah makhluk yang terbatas, dan kita tidak selamanya mampu mengaktualkan potensipotensi. Dalam hal ini, individu melakukan perbuatan melawan guru karena dia merasa tidak memiliki potensi yang positif yang dapat ditunjukkan untuk menarik perhatian atau simpati gurunya. Dengan kata
lain
individu
mengambil
langkah
yang
salah
untuk
menunjukkan eksistensinya di depan guru maupun teman-temannya. 11
Bicara Kasar
Menurt eksistensial, individu berbicara kasar dikarenakan faktor lingkungan. Individu ingin mendapatkan pengakuan dari temantemannya sehingga individu dapat masuk dan berbaur dengan lingkungannya walaupun cara berkomunikasi mereka menggunakan bahasa yang kasar.
12
Bicara Porno
Menurut eksistensial, individu berbicara porno lebih besar dikarenakan adanya stimulus yang berasal dari lingkungan. Misalnya teman atau lawan bicaranya yang memberikan stimulus dengan menggunakan kata-kata yang porno sehingga individu merasa terpancing untuk menggunakan bahasa yang porno juga.
13
Foto Box
Menurut teori eksistensial, individu berjuang untuk mengaktualisasi diri yakni individu memiliki dorongan bawaan untuk menjadi seorang
pribadi
yang
memiliki
kecenderungan
kearah
pengembangan keunikan dan ketunggalan. Dalam hal ini individu melakukan foto box karena merasa ingin diakui apa yang dimiliki dalam dirinya, dengan kata lain ingin menunjukkan eksistensi atau keunikan yang dimiliki kepada orang lain 14
Pornografi
Menurut
teori
eksistensial,
individu
mengalami
kecemasan
sehubungan dengan tindakan memilih diri, dan menerima kenyataan bahwa dirinya lebih dari sekedar korban kekuatan-kekuatan yang berasal dari luar dirinya. Dalam
hal
ini,
individu
melakukan
perbuatan
pornografi
dikarenakan faktor yang berasal dari luar dirinya lebih dominan misalnya dari aspek lingkungan seperti teman-teman disekitarnya. 15
Menggunakan
Sama halnya dengan kasus ikut genk, menurut teori eksistensial,
baju
seragam individu menciptakan identitas dirinya dan menciptakan hubungan
kecil
yang bermakna dengan orang lain. Dalam hal ini, individu menggunakan baju seragam kecil lebih dikarenakan ingin menunjukkan bahwa dirinya bisa sama dengan orang lain. Hal ini diakibatkan orang lain telah terlebih dahulu melakukan hal tersebut (menggunkan pakaian seragam kecil) dan individu yang memang ingin mengikuti trend tidak ingin dianggap ketinggalan zaman atau ketinggalan mode.
16
Memperlihatkan
Menurut teori eksistensial, individu menciptakan identitas dirinya.
pakaian dalam
Dalam hal ini individu memperlihatkan pakaian dalam karena menginginkan orang lain untuk lebih mengenal dirinya dan mengakui keberadaannya dengan apa yang dia lakukan, walaupun itu merupakan tindakan negatif.
17
Memakai HP
Menurut teori eksistensial, manusia berjuang untuk aktualisasi diri, yakni kecenderungan untuk menjadi apa saja yang mereka mampu. Dalam hal ini individu memakai hp karena individu memiliki dorongan untuk mengimbangi lingkungan yang notabene mayoritas individunya telah menggunakna hp.
Individu juga mengikuti
perkembangan yang sedang terjadi. Terlepas dari itu perlu atau tidak memiliki hp. 18
Corat-coret meja Menurut teori eksistensial, manusia melarikan diri dari kebebasan / bangku /dinding dan bahwa kebebasan dan tanggung jawab itu saling berkaitan. /pakaian
Dalam hal ini individu mencoret-coret bangku/meja/dinding/pakaian pada dasarnya untuk mengekspresikan kebebasan mereka, akan tetapi kebebasan yang mereka miliki dapat mengakibatkan lingkungan sekitar menjadi terkontaminasi akibat kebebasan yang tidak bertanggung jawab.
19
PSAS lengkap
tidak Sama
halnya
dengan
kasus
coret-coret
meja/bangku/dinding/pakaian, menurut teori eksisitensial manusia melarikan diri dari kebebasan dan bahwa kebebasan dan tanggung jawab itu saling berkaitan. Dalam hal ini individu mulai mengalami pengikisan tanggung jawab karena tidak ada/kurangnya kontrol dari pihak sekolah dan individu memanfaatkan kebebasan dengan tindakan yang kurang bertanggung jawab.
20
Rambut Dicat
Sama halnya dengan kasus ikut genk ataupun memakai pakaian seragam kecil, menurut teori eksistensial individu menciptakan identitas dirinya dan menciptakan hubungan yang bermakna dengan orang lain.Dalam kasus ini, individu mengecat rambutnya untuk mendapat pengakuan dari lingkungannya bahwa individu
bisa
menjadi bagian dari lingkungannya karena memiliki kesamaan dari salah satu sisi yang mungkin sedang menjadi ternd (mengecat rambut) dilingkungannya.
K. Gestalt No 1
Kasus Bolos
Gestalt Latar belakang dari munculnya siswa yang bolos karena munculnya rasa cemas dari siswa tersebut, rasa cemas itu muncul karena siswa memperoleh pengalaman yang tidak menyenangkan di sekolah baik itu dengan lingkungan belajarnya atau dengan situasi sosial di sekolah. Siswa tersebut terus memikirkan hal-hal yang telah lampau dan lari dari kenyataan masa sekarang, hal ini yang disebut dengan unfinished business. Untuk menghindari hal yang membuatnya tidak nyaman di sekolah, siswa tersebut memilih untuk bolos, karena dengan bolos ia akan terhindar dari hal-hal yang membuatnya tidak nyaman.
2
Kesiangan
Siswa yang kesiangan bisa dilatar belakangi oleh
adanya
ketidakseimbangan antara yang dinginkan oleh siswa tersebut dengan tuntutan lingkungan. Contohnya pada jam 04.30 seharusnya ia bagun karena jarak antara rumahnya dengan sekolahnya jauh sehingga membutuhkan waktu cukup lama untuk menempuh jarak tersebut, namun siswa tidak dapat menguasai dirinya untuk cepat bangun sehingga ia bangun terlambat dan itu mempengaruhi waktu mandi, sarapan, dan perjalanan ke sekolahnya pun lebih mundur dari jadwal biasanya. 3
Malak
Siswa yang melakukan malak dilatarbelakangi oleh
adanya
kecemasan apabila siswa yang bersangkutan tidak dapat memenuhi kebutuhannya, selain itu siswa tersebut memiliki kekuatan untuk melakukan pemalakan sehingga untuk memenuhi kebutuhan dan
menunjukkan kekuatannya siswa tersebut meminta dengan paksa pada orang yang ia anggap lemah 4
Tawuran
Siswa yang melakukan tawuran dilatarbelakangi oleh
individu
memiliki perasaan dendam pada orang lain, dan siswa tersebut tidak dapat mengungapkan perasaanya sendiri. Karena perasaan dendam ini siswa tersebut ingin membalas dengan cara menyerang orang yang telah membuatnya dendam namun karena ia tidak mampu menghadapi musuhnya sendiri akhirnya ia meminta bantuan pada orang lain untuk membantunya balas dendam. Karena tidak terima dikeroyok akhirnya orang yang
menjadi sasaran balas dendam
meminta bantuan teman-temannya untuk membalas orang yang telah menyerangnya. 5
Pacaran
Siswa yang melakukan pacaran karena adanya kecemasan dari diri kasus mengenai kondisi lingkungan sekarang yang menuntut seseorang untuk bergaul dan berperilaku mengikuti trend masa kini yang sudah menjadi life style anak muda saat ini. Salah satunya adalah pacaran yang marak dilakukan oleh kalangan muda (remaja). Jadi, apabila seseorang tidak pacaran, ia menganggap bahwa dirinya tidak mengikuti perkembangan jaman dan takut disebut remaja kurang gaul.
6
Mabal
Latar belakang dari kasus yang melakukan “mabal” atau kabur pada saat jam pelajaran berlangsung, disebabkan karena adanya kecemasan dari diri kasus mengenai kondisi pribadinya yang merasa kurang nyaman dengan kondisi lingkungan dan situasi belajarnya di sekolah, khususnya di kelas. Terjadi kekeliruan pada perasaannya dan pemikirannya yang menganggap bahwa kekurangan dalam hal belajar hanya bersumber dari guru yang bersangkutan.
7
Mencuri
Siswa yang melakukan perbuatan mencuri disebabkan karena adanya kecemasan dari diri kasus mengenai keadaan diri yang tidak seimbang antara konsep diri dengan keadaan lingkungan yang menuntut. Karena dapat dibedakan antara seorang yang melakukan pencurian disebabkan
karena
membutuhkan
sesuatu dengan
seseorang yang hanya merasa senang mencuri barang milik orang lain. Dia merasa bahwa perbuatan mencuri dapat mengatasi masalah yang dia hadapi. Oleh karena itu, kekeliruan konsep dirinya itu adalah hal yang harus di rekonstruksi.
8
Nyontek
Siswa yang mencontek disebabkan karena adanya kecemasan dari diri kasus mengenai kondisi pribadi yang merasa tidak mampu dalam menjawab soal-soal sewaktu ulangan (tes). Perilaku ini akan mengakibatkan suatu pola kebiasaan karena perilaku ini dilakukan secara periodik yaitu ketika mengikuti ulangan/ujian (tes). Sebagian besar pelaku mencontek adalah orang yang senantiasa telah menyiapkan segalanya untuk kepentingan ujian, namun tetap merasa kurang yakin akan kepercayaan dirinya dalam menjawab soal-soal yang hendak diisinya.
9
Ikut Genk
Siswa mengikuti genk dianalisis berdasarkan teori gestalt bahwa siswa tersebut lari dari masa sekarang dan hanya memikirkan masa lampau. Misal,
sebenarnya di lingkungan/sekolah masih ada
kelompok-kelompok yang lebih baik misalnya mengikuti eskul seperti basket, pramuka, rohis dan lain-lain akan tetapi karena pada saat dia berada dalam genk dia merasa bisa menikamati masa lalu yang lebih menyenangkan bebas dari perintah orang tua atau guru yang membuat dirinya terkekang. Selain itu, siswa memiliki urusan yang tak selesai (unfinished business). Siswa lebih senang tinggal dan berbagi dengan genknya. Alih-alih jika bersama orangtuanya hanya akan mengingatkan dia pada waktu kecil disiksa oleh orangtuanya. 10
Melawan Guru
Siswa tersebut lari dari masa sekarang dan hanya memikirkan masa lampau dan siswa terdebut memiliki sakit hati atau persoalan yang tidak selesai (unfinished business). Siswa tidak menyadari bahwa guru adalah orangtuanya di sekolah sebagai seorang pendidik yang beritikad baik untuk masa depannya. Misalnya siswa pernah mengalami kemarahan besar dari seorang guru ketika dia duduk di bangku SMP (sebagai siswa SMP) yang menghina dia dan dia merasa sakit hati. Sehingga ketika ada guru yang memberi nasihat untuknya dia beranggapan bahwa guru tersebut menghinanya. Akibatnya siswa melawan guru tersebut.
11
Bicara Kasar
Siswa di lingkungan pergaulannya sejak kecil dalam keluarga atau masyarakat ada yang berbicara kasar terhadap dirinya dan dia merasa sakit hati atas kejadian dulu (Siswa tersebut lari dari masa sekarang dan hanya memikirkan masa lampau). Ketika ada orang
yang memiliki karakter sama dengan orang yang pernah berbicara kasar dengannya dia tidak menyadari saar sekarang bahwa orang tersebut berbeda dengan orang yang telah berbicara kasar kepadanya waktu dulu. 12
Bicara Porno
Siswa bicara porno dianalisis berdasarkan teori gestalt bahwa siswa tersebut tidak memiliki kepribadian yang utuh (menyeluruh) karena siswa merasa diabaikan oleh orang terdekatnya yang seharusnya memberikan ia kasih sayang (unfinished business). Dan ketika berbicara porno dia merasa senang karena dia merasa ada yang memberikan perhatian.
13
Foto Box
Siswa yang melakukan fotobox dilatar belakangi maraknya mode di kalangan para remaja untuk melakukan foto box salah satunya adalah kurangnya aktualisasi diri antara dirinya dan lingkungan dimana dia berinteraksi. Dengan foto box dia bebas untuk bergaya dan menyalurkan semua perasaan yang dia rasakan.
14
Pornografi
Maraknya pornografi adalah adanya ketidakseimbangan
antara
lingkungan dan pengendalian dirinya, sehingga berdampak pada pengendalian diri yang tak terkendali. Akhirnya karena tidak ada kontrol diri membuat dia merasa bebas dan melakukan apa saja yang dia inginkan 15
Menggunakan
Individu yang menggunakan baju seragam kecil dilatarbelakangi
baju
seragam oleh individu tersebut merasa masih berada pada keadaan masa
kecil
lampau yang mungkin dia masih merasa nyaman dengan menggunakan pakaian atau seragam yang kecil, sedangkan kondisinya sekarang dia sudah berubah dewasa dan sudah tidak pantas lagi menggunakan seragam yang kecil.
16
Memperlihatkan
Siswa yang memperlihatkan pakaian dalam dilatarbelakangi oleh
pakaian dalam
lingkungan sekarang yang mengedepankan mode seperti celana yang merosot yang mungkin dicontohkan oleh para publik figur. Sehingga individu merasa tidak nyaman bila tidak mengikuti perkembangan zaman seperti itu. Jadi pada intinya adanya ketidakseimbangan antara lingkungan dan kontrol diri.
17
Memakai HP
Siswa yang membawa HP ke sekolah meskipun dilarang merupakan siswa yang merasa dirinya kurang percaya diri apabila tidak membawa HP. Bisa dibilang siswa tersebut ingin menunjukkan bahwa dia mampu
memiliki HP. Hal ini sebenarnya dilakukan
untuk menutupi kekurangan yang ada pada dirinya yang tidak ingin diketahui oleh orang lain. Ada bagian dari kepribadiannya yang berusaha ia sembunyikan. 18
Corat-coret meja Dalam teori Gestalt dikenal istilah Unfinished Bussines yang / bangku /dinding mencakup perasaan-perasaan yang tidak terungkapkan secara verbal. /pakaian
Perasaan-perasaan itu bisa berupa dendam ataupun penyesalan. Arah-arah yang tak selesai itu dapat membawa individu ke dalam tingkah laku kompulsif yang salah satu contohnya adalah mencoretcoret meja/bangku/dinding/pakaian. Urusan yang tak selesai itu akan bertahan
sampai
individu
menghadapi
perasaan
yang
tak
terungkapkan itu. 19
PSAS
tidak Tidak mengikuti peraturan sekolah untuk menunjukkan bahwa
lengkap
sebagai remaja ia tidak takut apa pun dan memiliki keberanian yang tinggi.
Hal
ini
merupakan
manipulasi
atas
ketidakberdayaan/kekurangan dalam dirinya. Individu berusaha menolak bagian dari kepribadiannya yaitu rasa hormat/rasa takut terhadap peraturan sekolah dan berusaha untuk menghindari tanggung jawab sebagai siswa. Seharusnya remaja tersebut mampu menerima/mengakui
rasa
takutnya
ke
dalam
dirinya
dan
menjadikannya sebagai bagian dari kepribadiannya. Penerimaan sisi pribadi yang ditolaknya dapat menjadikan individu tersebut utuh dan mampu mengelola rasa takutnya dengan baik dan tepat. 20
Rambut Dicat
Gestalt memandang manusia sebagai individu yang mampu berdiri sendiri. Individu didukung oleh internal (diri sendiri) bukan oleh lingkungan. Siswa yang rambutnya dicat adalah orang yang merasa dirinya kurang dengan apa yang ada pada dirinya. Hal ini disebabkan individu selalu ingin diterima oleh lingkungannya, ini menunjukkan
individu
tersebut
masih
dikendalikan
oleh
lingkungannya. Ada rasa cemas sehingga melakukan berbagai hal agar dapat diterima oleh lingkungannya dan salah satunya adalah mengecat rambutnya sendiri.