ANALISIS INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT DAN MANFAAT EKONOMI PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) CHEVRON GEOTHERMAL SALAK, LTD. BIDANG EKONOMI DI KECAMATAN PAMIJAHAN KABUPATEN BOGOR
IRPAN RIPA’I SUTOWO
DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI Saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Indeks Kepuasan Masyarakat dan Manfaat Ekonomi Program Corporate Social Responsibility (CSR) Chevron Geothermal Salak, Ltd. Bidang Ekonomi di Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor” adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun pada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Bogor, Juni 2013
Irpan Ripa‟i Sutowo H44080081
RINGKASAN IRPAN RIPA’I SUTOWO. Analisis Indeks Kepuasan Masyarakat dan Manfaat Ekonomi Program Corporate Social Responsibility (CSR) Chevron Geothermal Salak, Ltd. Bidang Ekonomi di Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor. Dibimbing Oleh UJANG SEHABUDIN. Aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan memiliki berbagai dampak terhadap lingkungan, baik lingkungan internal maupun lingkungan eksternal. Dampak-dampak yang ditimbulkan tersebut mendorong adanya konsep tanggungjawab sosial dan lingkungan atau biasa disebut corporate social responsibility (CSR). Ketentuan hukum positif untuk mengatur regulasi pelaksanaan CSR di Indonesia terdapat dalam Pasal 74 UU Nomor 40. Pasal tersebut berisi tentang kewajiban perseroan terbatas yang menjalankan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumberdaya alam untuk melaksanakan tanggungjawab sosial dan lingkungan. Pemberdayaan masyarakat sangatlah penting dilakukan guna meningkatkan kualitas sumberdaya manusia yang diukur oleh masyarakat dunia dengan IPM (Indeks Pembangunan Manusia) yang saat ini masih di bawah negara-negara ASEAN lainnya. Chevron Geothermal Salak, Ltd. (CGS) salah satu perusahaan yang melakukan kegiatan tanggungjawab sosial (CSR) di wilayah operasinya yaitu di empat desa Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor. Desa binaan CGS yaitu Desa Ciasihan, Ciasmara, Cibunian, dan Purwabakti yang terdiri dari Kelompok Tani Kacapi, Celempung, Berkah Tani, dan Karya Mandiri, selain itu pendampingan dilakukan pada kelompok pemuda empat desa tersebut dan Koperasi SiRaA. Program-program CSR CGS telah berlangsung sejak tahun 2005 s.d. sekarang dan telah memberikan banyak manfaat bagi masyarakat setempat. Berdasarkan hal tersebut permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini yaitu apakah manfaat-manfaat yang dirasakan dari adanya program, berapakah nilai indeks kepuasan masyarakat (IKM) terhadap program, dan bagaimana tingkat kesesuaian antara kinerja pelayanan program dengan harapan masyarakat. Metode analisis dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif yang meliputi penilaian persepsi responden dan informan pada program CSR CGS; perhitungan nilai IKM dan nilai kesesuaian antara kinerja dengan harapan masyarakat. Sedangkan metode kualitatif yang dilakukan meliputi deskripsi dan pembahasan data kuantitatif yang diolah, serta studi literatur mengenai manfaat program, IKM, dan kesesuaiannya. Hasil analisis kualitatif menunjukan bahwa teridentifikasi manfaatmanfaat program CSR CGS yang meliputi, meningkatkan skill, meningkatkan pendapatan, membantu akses permodalan, meningkatkan kemandirian, manfaat yang berkelanjutan. Nilai IKM sebesar 2,75 dikonversi menjadi 68,75, dengan nilai mutu pelayan B dan terkategori Baik. Secara keseluruhan didapat tingkat kesesuaian antara kinerja program dengan harapan masyarakat cukup tinggi yaitu sebesar 78,37 persen yang artinya kepentingan masyarakat sudah terpenuhi dengan baik sebesar 78,37 persen. Kata kunci: corporate social responsibility (CSR), indeks kepuasan masyarakat (IKM), manfaat program CSR CGS
ANALISIS INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT DAN MANFAAT EKONOMI PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) CHEVRON GEOTHERMAL SALAK, LTD. BIDANG EKONOMI DI KECAMATAN PAMIJAHAN KABUPATEN BOGOR
IRPAN RIPA’I SUTOWO H44080081
Skripsi Sebagai salah satu syarat untuk Memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan
DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013
Judul Skripsi
: Analisis Indeks Kepuasan Masyarakat dan Manfaat Ekonomi Program Corporate Social Responsibility (CSR) Chevron Geothermal Salak, Ltd. Bidang Ekonomi di Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor
Nama
: Irpan Ripa‟i Sutowo
NRP
: H44080081
Menyetujui, Pembimbing
Ir. Ujang Sehabudin NIP. 19680301 199303 1003
Mengetahui, Ketua Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan
Dr. Ir. Aceng Hidayat, M.T NIP. 19660717 1992031 1 003
Tanggal Lulus :
UCAPAN TERIMA KASIH Alhamdulillaahirobbil’alamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat dan hidayahnya, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Salawat serta salam tercurah kepada Nabi Muhammad SAW. Ucapan terima kasih penulis sampaikan dengan penuh rasa hormat kepada: 1. Bapak Ir. Ujang Sehabudin sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah bersedia memberikan bimbingan dan arahan hingga selesainya skripsi ini. 2. Bapak Dr. Ir. Yusman Syaukat, M.Ec sebagai dosen penguji utama dan Bapak Benny Osta Nababan, S.Pi, M.Si sebagai dosen penguji wakil departemen yang telah memberikan saran, kritik, dan masukan, sehingga penulis dapat memperbaiki karya ilmiah ini. 3. Bapak Dali Mulia Sadli, ST, MM., selaku Community Enggegement Specialist Chevron Geothermal Salak, Ltd. yang telah memberikan motivasi, bimbingan, dan dukungannya dalam peneyelesaian skripsi ini dan Kahfie Bachtiar (PT. Outsourcing Indonesia) yang banyak membantu dalam penelitian. 4. Bapak Ahmad Jamili selaku manajer Koperasi Jasa Keuangan Syariah “Mitra Usaha” SiRaA beserta staf dan Bapak Hari M. Husein selaku koordinator kegiatan dari Yayasan Paramitra Lingkungan (Pamitran) beserta staf yang telah memberikan informasi terkait penelitian. 5. Kelompok Tani (Kacapi, Celempung, Karya Mandiri, Berkah Tani), Kelompok Pemuda empat desa di Pamijahan, dan KJKS SiRaA atas dukungan serta bantuannya dalam pengambilan data skripsi. 6. Ayahanda (Bambang Agus Sutowo) dan ibunda (Tuti Alawiyah), adik-adik tercinta (Hermi, Julian, Ananda, Adinda, Arya, dan Qolbu) yang selalu memberikan kasih sayang, doa, semangat, dan dukungannya. 7. Dian Andrayani yang telah bersedia meluangkan waktu untuk memberi ide pemikiran, dukungan, dan semangat; dan teman-teman sebimbingan (Yoppy, Wawan, Stevi, Windi, Eka, Dita, Sinta, Rizki), serta seluruh keluarga besar ESL 45 lainnya yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang selalu memberi motivasi, kebersamaan, dan kekompakan. 8. Saudara-saudara tercinta di Asrama Sylvapinus (Didin, Muhibudin, Agum, Agung, Nasir, Ilham, Opi, Soleh, Ali Sarton, dll.) yang telah memberikan banyak saran, semangat, dan rasa kekeluargaan yang tinggi. Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu dalam proses penyelesaian skripsi ini. Bogor, Juni 2013 Penulis
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb. Puji dan syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah berkenan melimpahkan rahmat, petunjuk, serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi penelitian yang berjudul “Analisis Indeks Kepuasan Masyarakat dan Manfaat Ekonomi Program Corporate Social Responsibility (CSR) Chevron Geothermal Salak, Ltd. Bidang Ekonomi di Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor” tepat pada waktunya. Skripsi penelitian ini disusun untuk memenuhi tugas akhir mahasiswa/i Institut Pertanian Bogor (IPB). Penulis menyadari bahwa skripsi penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan pembuatan skripsi penelitian ini. Demikian, penulis berharap semoga skripsi penelitian ini bermanfaat bagi pembaca. Wassalamualaikum Wr.Wb
Bogor, Juni 2013
Penulis
DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL ......................................................................................
x
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................
xi
DAFTAR LAMPIRAN ..............................................................................
xii
I.
II.
III.
IV.
V.
PENDAHULUAN ...........................................................................
1
1.1. 1.2. 1.3. 1.4. 1.5.
Latar Belakang ......................................................................... Perumusan Masalah .................................................................. Tujuan Penelitian ...................................................................... Manfaat Penelitian .................................................................... Ruang Lingkup Penelitian ........................................................
1 6 7 7 8
TINJAUAN PUSTAKA .................................................................
9
2.1. Corporate Social Responsibility (CSR) ................................... 2.2. Tahapan Implementasi Program CSR ...................................... 2.2.1. Perencanaan Program CSR .......................................... 2.2.2. Implementasi Program CSR ......................................... 2.2.3. Pengawasan dan Evaluasi Program CSR ..................... 2.2.2. Pelaporan Program CSR .............................................. 2.3. Stakeholders dalam CSR .......................................................... 2.4. Manfaat dan Dampak Program CSR ........................................ 2.4.1. Manfaat Program CSR ................................................. 2.4.2. Dampak Ekonomi Program CSR ................................. 2.5. Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) ....................................... 2.6. Penelitian Terdahulu ................................................................
9 10 10 13 13 13 14 15 15 16 16 18
KERANGKA PEMIKIRAN ..........................................................
20
3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis ................................................... 3.2. Kerangka Pemikiran Operasional ...........................................
20 22
METODOLOGI PENELITIAN ...................................................
25
4.1. 4.2. 4.3. 4.4.
Tempat dan Waktu Penelitian .................................................. Jenis dan Sumber Data ............................................................. Metode Pengambilan Contoh ................................................... Metode Pengolahan dan Analisis Data ..................................... 4.4.1. Analisis Anggaran Arus Uang (Cash Flow) Usahatani 4.4.2. Analisis Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) .............. 4.4.3. Importance Performance Analysis (IPA) ......................
25 25 25 26 27 29 32
GAMBARAN UMUM ....................................................................
34
5.1. Profil Empat Desa Binaan Chevron Geothermal Salak, Ltd. ... 5.1.1. Profil Desa Cibunian ..................................................... 5.1.2. Profil Desa Purwabakti .................................................. 5.1.3. Profil Desa Ciasmara ..................................................... 5.1.4. Profil Desa Ciasihan ......................................................
36 36 37 38 40
VI.
5.2. Chevron Geothermal and Power Operations ............................ 5.3. Chevron Geothermal Salak, Ltd. (CGS) ................................... 5.3.1. Kebijakan Corporate Social Responsibility (CSR) CGS 5.3.2. Departemen Policy, Government, and Public Affair (PGPA) ...........................................................................
41 44 45
HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................
48
6.1. Pelayanan Program Bantuan CSR CGS di Kecamatan Pamijahan ................................................................................. 6.2. Analisis Manfaat-manfaat Program CSR CGS Bagi Masyarakat Penerima Manfaat di Kecamatan Pamijahan ...... 6.3. Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) terhadap Pelayanan Program Bantuan CSR CGS .................................................... 6.4. Importance Performance Analysis (IPA) ................................ 6.4.1. Penilaian Masyarakat terhadap Tingkat Kinerja dan Kepentingan Program Bantuan CSR CGS ................... 6.4.2. Tingkat Kesesuaian antara Kinerja dan Kepentingan Program CSR CGS ....................................................... 6.4.3. Analisis Diagram Cartesius terhadap Indikatorindikator Pelayanan Program CSR CGS ...................... VII.
46
48 53 62 63 64 81 82
SIMPULAN DAN SARAN .............................................................
87
7.1. Simpulan ................................................................................... 7.2. Saran .........................................................................................
87 90
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................
91
LAMPIRAN .................................................................................................
93
RIWAYAT HIDUP .....................................................................................
119
viii
DAFTAR TABEL Nomor 1
Halaman Matriks Indikator, Sub Indikator, dan Item Pertanyaan untuk Menganalisis Kualitas Pelayanan Program Bantuan CSR CGS .......
21
2
Penentuan Responden Penelitian di Kecamatan Pamijahan, 2012 ...
26
3
Matriks Tujuan Penelitian, Sumber Data, Metode Pengambilan Data, dan Analisis Data Penelitian ....................................................
27
Interval Pengukuran Mutu Kinerja Unit Pelayanan Program CSR CGS ...................................................................................................
31
Interval Pengukuran Kinerja Unit Pelayanan, dan Kepentingan Unit Pelayanan Sub Indikator Program CSR CGS ...........................
32
Penilaian Tingkat Kepentingan Masyarakat Terhadap Program CSR CGS ...........................................................................................
32
Penilaian Tingkat Kinerja Program CSR CGS Terhadap Program CSR CGS ...........................................................................................
32
8
Keadaaan Mata Pencaharian Penduduk Desa Purwabakti, 2012 ......
38
9
Tingkat Pendidikan Penduduk Desa Purwabakti, 2012 ....................
38
10
Keadaaan Mata Pencaharian Penduduk Desa Ciasmara, 2012 .........
40
11
Tingkat Pendidikan Penduduk Desa Ciasmara, 2012 .......................
40
12
Keadaaan Mata Pencaharian Penduduk Desa Ciasihan, 2012 ..........
41
13
Tingkat Pendidikan Penduduk Desa Ciasihan, 2012 ........................
41
14
Bantuan yang Diperoleh Masyarakat Empat Desa di Kecamatan Pamijahan, 2007-2011 .......................................................................
52
Output Manfaat Peningkatan Kemampuan (skill) Usaha dalam Program CSR CGS di Kecamatan Pamijahan, 2012 .........................
55
Neraca dan Laba Rugi KJKS SiRaA di Desa Ciasmara Kecamatan Pamijahan, 2009-2012 .......................................................................
56
Estimasi Peningkatan Pendapatan Petani dengan Adanya Bantuan Bibit Pohon Kayu dan Perkebunan di Kecamatan Pamijahan ..........
58
Rekapitulasi Realisasi Kredit dan Tabungan KJKS SiRaA di Kecamatan Pamijahan, 2009-2012 .....................................................
58
Pengkategorian Kinerja Indikator Pelayanan Program CSR CGS di Kecamatan Pamijahan .......................................................................
63
4 5 6 7
15 16 17 18 19
ix
DAFTAR GAMBAR Nomor 1
Halaman
Subjek-subjek Fundamental dari Tanggungjawab Sosial Menurut ISO 26000 ............................................................................................
10
2
Skema Kerangka Pemikiran Penelitian ...............................................
24
3
Diagram Cartesius Tingkat Kepentingan dan Kinerja ........................
34
4
Persepsi Masyarakat Penerima Manfaat Program Bantuan CSR CGS Terhadap Manfaat-manfaat Program (dalam persen) .........................
54
Diagram Cartesius dari Indikator-indikator Pelayanan Program CSR CGS .....................................................................................................
82
5
x
DAFTAR LAMPIRAN Nomor
Halaman
1
Kuesioner Penelitian .........................................................................
94
2
Struktur OrganisasiTim PROPER CGS ............................................
102
3
Laba Rugi KJKS Mitra Usaha (SiRaA) Desember 2009 s.d. Desember 2012 ..................................................................................
103
4
Hasil Pengukuran Kinerja secara Keseluruhan .................................
105
5
Penilaian Masyarakat terhadap Tingkat Kinerja pada Indikatorindikator Kualitas Pelayanan Program CSR CGS ............................
107
Penilaian Masyarakat terhadap Tingkat Kepentingan pada Indikator-indikator Kualitas Pelayanan Program CSR CGS .............
109
Perhitungan Tingkat Kesesuaian antara Kinerja dan Kepentingan Indikator-indikator Kualitas Pelayanan Program CSR CGS .............
111
8
Struktur Kepengurusan dan Pengelolaan KJKS Mitra Usaha SiRaA
112
9
Analisis Usahatani Masyarakat Penerima Manfaat Program CSR CGS di Kecamatan Pamijahan ..........................................................
113
Analisis Manfaat dan Biaya Program CSR CGS Penanaman Pohon Kayu di Desa Cibunian Kecamatan Pamijahan .................................
114
Analisis Manfaat dan Biaya Program CSR CGS Penanaman Aren di Desa Cibunian Kecamatan Pamijahan ..........................................
115
Analisis Manfaat dan Biaya Program CSR CGS Penanaman Kopi di Desa Cibunian Kecamatan Pamijahan ..........................................
116
Analisis Manfaat dan Biaya Program CSR CGS Penanaman Sukun di Desa Cibunian Kecamatan Pamijahan ..........................................
117
6 7
10 11 12 13
xi
I. PENDAHULUAN 1.1.
Latar Belakang Aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan memiliki berbagai
dampak terhadap lingkungan, baik lingkungan internal maupun lingkungan eksternal. Dampak terhadap lingkungan eksternal sering kali menjadi sorotan, karena pengaruhnya terhadap orang lain atau lingkungan sosial di luar perusahaan. Hal tersebut menimbulkan pendapat bahwa pelaku bisnis atau perusahaan memiliki tanggung jawab sosial untuk mengupayakan suatu kebijakan serta membuat keputusan atau melaksanakan tindakan yang sesuai dengan tujuan dan nilai-nilai masyarakat (Wartick dan Cochran, 1985 dalam Solihin, 2009). Pendapat
di
atas
merupakan
kerangka
dasar
lahirnya
konsep
tanggungjawab sosial perusahaan guna mengelola dampak kegiatan perusahaan agar tercipta pembangunan yang berkelanjutan. Konsep tersebut dikenal sebagai Corporate Sosial Responsibilty (CSR). Konsep CSR ini telah berkembang sejak tahun 1950-an hingga sekarang. Tahun 1950-1960-an ada dua prinsip yang menjadi landasan konsep CSR, yaitu prinsip derma dan perwalian. Prinsip derma merupakan bentuk aktivitas pemberian dana (charity) yang sebagian besar berasal dari kesadaran pribadi pemimpin perusahaan untuk berbuat sesuatu kepada masyarakat. Prinsip perwalian menurut Post et al. (2002) dalam Solihin (2009) yaitu perusahaan merupakan wali yang dipercaya oleh masyarakat untuk mengelola
berbagai
sumberdaya.
Oleh
karena
itu,
perusahaan
harus
mempertimbangkan dengan seksama berbagai kepentingan dari para pemangku kepentingan yang dikenai dampak keputusan dan praktik operasi perusahaan.
1
Konsep CSR tahun 1990-an hingga saat ini lebih berkembang dengan adanya
ide
konsep
berupa
pembangunan
berkelanjutan
(sustainability
development). Keberadaan konsep baru ini didasarkan pada kenyataan bahwa maraknya aktivitas pembangunan telah menyebabkan meningkatnya penurunan kualitas lingkungan dan kerusakan sumberdaya alam. Hal ini secara tidak langsung akan berpengaruh pula pada kualitas hidup manusia dan keberlanjutan pembangunan ekonomi. Sehingga dapat dikatakan konsep CSR sama dengan konsep sustainable development yang dibangun berdasarkan tiga aspek yang saling mendukung, yaitu aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan. Wibisono (2007) mengemukakan perusahaan-perusahaan yang telah berhasil dalam menerapkan CSR menggunakan tahapan implementasi CSR meliputi empat tahapan yaitu, tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap pemantauan dan evaluasi, dan tahap pelaporan. Penting bagi setiap tahap implementasi CSR ini dilaksanakan oleh perusahaan untuk tercapainya keberhasilan program CSR. Namun di beberapa negara berkembang seperti Indonesia tahapan implementasi CSR tersebut masih belum tercapai maksimal karena pada dasarnya keberhasilan dalam penerapan CSR di suatu tempat memerlukan partisipasi aktif dari stakeholder terkait. Tahapan ini perlu dilakukan secara konsisten dari waktu ke waktu untuk mengukur seberapa efektif pelaksanaan program CSR. Tahapan tersebut dapat membantu perusahaan untuk memetakan kembali kondisi dan situasi dalam pencapaian tujuan program CSR dan dapat mengupayakan perbaikan-perbaikan implementasi program CSR untuk mewujudkan sustainable development.
2
Salah
satu
perusahaan
yang
menerapkan
CSR
sebagai
bentuk
tanggungjawab sosialnya yaitu Chevron. Chevron merupakan perusahan internasional yang bergerak khusus pada bidang energi. Chevron memiliki cabang perusahaan di berbagai negara termasuk Indonesia, dengan spesifikasi pemanfaatan sumber energi yang berbeda-beda. Salah satunya cabang Chevron yang berada di Indonesia bergerak di bidang pemanfaatan energi panas bumi (geothermal energy). Cabang Chevron yang memanfaatkan energi panas bumi berada di Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Cabang Perusahaan ini lebih dikenal dengan nama Chevron Geothermal Salak, Ltd. (CGS). CGS memiliki fokus pada pertambangan gas alam dengan memanfaatkan panas yang terkandung di dalam perut bumi (geothermal energy). Kesadaran CGS untuk melaksanakan kegiatan CSR dicerminkan dengan adanya bagian eksternal perusahaan atau yang biasa disebut kehumasan yang bertugas mengurus kegiatan CSR yang berhubungan dengan pihak-pihak luar perusahaan. Konsep CSR yang digunakan CGS yaitu Community Engagement (CE). Konsep CE lebih bersifat luas dengan memadukan konsep-konsep yang terdapat pada pemberdayaan masyarakat dan kolaborasi dengan pihak lain. Konsep CE tidak hanya sekedar memberdayakan masyarakat saja tetapi melihat keberlangsungan dan keterlibatan aktif berbagai pihak dalam menjalankan prosesnya. Program CSR CGS terbagi pada beberapa bidang yaitu bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi, lingkungan, infrastruktur, dan komunikasi. Program CSR CGS tersebut berfokus di tiga kecamatan sekitar wilayah kerja yaitu Kecamatan Kalapanunggal, Kabandungan, dan Pamijahan (Annual Report CGS, 2007).
3
Program CSR CGS bidang ekonomi berfokus pada peningkatan ekonomi masyarakat sekitar (masyarakat lokal). Dalam hal ini CSR CGS mulai mengembangkan ekonomi masyarakat melalui upaya pengembangan usaha tani, Lembaga Keuangan Mikro (LKM), serta pendampingan-pendampingan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Berdasarkan Laporan Tahunan CGS pada tahun 2007 program CSR CGS bidang ekonomi yang dilakukan adalah menawarkan kursus-kursus pada pertanian, perikanan, dan home industry dengan menyediakan bantuan dalam menjalankan usaha serta menawarkan program pendampingan dalam pelaksanaan UKM. Capaian utama yang diharapkan dari program CSR CGS yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar wilayah kerja CGS. Menurut Meredith, Hubbard, dan Hailes (1988) dalam Sanim (1996), peranan dasar usaha/bisnis kecil, menengah, dan koperasi dalam konteks perekonomian, sangat penting dan strategis terutama dalam kehidupan masyarakat madani (civil society). Peranan ini bisa dalam bentuk peningkatan sumberdaya manusia khususnya entrepreneurship, usaha/bisnis kecil, menengah, dan koperasi yang mempengaruhi setiap aktifitas masyarakat suatu bangsa, merupakan dasar bagi pencapaian kesejahteraan ekonomi (economic wellbeing), dan juga merupakan syarat mutlak bagi ketahanan nasional (national security/stability). Menurut Sanim (1996), peranan usaha kecil dapat kita lihat secara lebih rinci pada tingkat makro (analisis suatu kesatuan/agregat) yang dapat menyebabkan, yaitu: (1) penyerapan tenaga kerja dan menciptakan lapangan kerja baru (employment & creat new job), (2) breeding ground untuk bisnis baru, (3) usaha bersama kekeluargaan (cooperative), dan (4) mengurangi kecemburuan
4
sosial (social jealousy) karena adanya kesenjangan sosial ekonomi dan kemiskinan. Peranan usaha kecil pada tingkat mikro (analisis usaha kecil, menengah, dan koperasi), adalah sebagai: (1) alat distribusi untuk bisnis besar (distribution outlet for high business), (2) sumber pendapatan dan perolehan devisa, (3) menciptakan kompetisi (creation of competition), (4) medan bagi inovasi independen dan bakat kewirausahaan (avenue for independent innovation and entrepreneuril talent), dan (5) kontribusi bagi desentralisasi (contribution to decentralization) (Sanim, 1999). Begitu penting peranan usaha kecil baik pada tingkat makro maupun mikro, namun usaha kecil di Indonesia banyak memiliki kendala dalam pengembangannya.
Kendala-kendala
yang
dihadapi
yaitu
permodalan,
sumberdaya manusia, pemasaran, optimalisasi produksi, dan lain-lain. Upayaupaya yang dapat dilakukan yaitu dengan meminimalisir kendala-kendala tersebut melalui program-program bantuan Pemerintah, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), perusahaan swasta, dan partisipasi masyarakatnya sendiri. Program bantuan CSR CGS bidang ekonomi yang terlaksana salah satunya berada di Kecamatan Pamijahan. Kecamatan tersebut terdapat empat desa binaan CGS, yaitu Desa Cibunian, Purwabakti, Ciasmara, dan Ciasihan. Program bantuan CSR CGS bidang ekonomi di Kecamatan Pamijahan yaitu program pelatihan pertanian organik, sekolah pendidikan pertanian, pendampingan Koperasi Jasa Keuangan Syariah Mitra Usaha (SiRaA), pelatihan ternak domba, dan program pengembangan usaha mikro lainnya. Tahap implementasi CSR CGS melakukan kerjasama dengan beberapa stakeholder diantaranya yaitu dengan beberapa LSM, PT. Permodalan Nasional Madani (PNM), Pemerintah, dan mayarakat lokal.
5
Implementasi program CSR CGS bidang ekonomi di Kecamatan Pamijahan diharapkan dapat memberikan banyak manfaat kepada masyarakat terutama dalam upaya peningkatan taraf hidup masyarakat. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian mengenai kepuasan masyarakat secara menyeluruh terhadap program bantuan CSR CGS bidang ekonomi di Kecamatan Pamijahan. Output yang diharapkan dari penelitian ini yaitu CSR CGS mampu memperbaiki kinerja pada program bantuan CSR CGS bidang ekonomi agar tujuan yang diharapkan tercapai dengan optimal untuk masyarakat penerima manfaat program bantuan CSR CGS di Kecamatan Pamijahan. 1.2.
Perumusan Masalah Keberlanjutan program CSR CGS bidang ekonomi yang telah terlaksana
perlu dilakukan pemantauan dan evaluasi mendalam terkait output program bantuan yang diharapkan yaitu untuk meningkatkan ekonomi di Kecamatan Pamijahan. Salah satu instrumen yang digunakan dalam tahap pemantauan dan evaluasi program CSR CGS yaitu dengan menganalisis indeks kepuasan masyarakat (IKM) terhadap program bantuan CSR CGS bidang ekonomi. Untuk itu perumusan masalah utama dalam penelitian ini yaitu : 1.
Apakah manfaat-manfaat program CSR CGS yang dirasakan bagi masyarakat penerima manfaat di Kecamatan Pamijahan ?
2.
Berapakah nilai indeks kepuasan masyarakat (IKM) penerima manfaat program CSR CGS bidang ekonomi di Kecamatan Pamijahan ?
3.
Bagaimanakah tingkat kesesuaian antara kenerja pelayanan program dengan harapan atau kepentingan masyarakat penerima manfaat program CSR CGS ?
6
1.3.
Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan, tujuan dari penelitian
ini yaitu: 1.
Menganalisis manfaat-manfaat program CSR CGS bagi masyarakat penerima manfaat di Kecamatan Pamijahan.
2.
Menganalisis nilai indeks kepuasan masyarakat (IKM) penerima manfaat program CSR CGS bidang ekonomi di Kecamatan Pamijahan.
3.
Mengetahui tingkat kesesuaian antara kinerja pelayanan program dengan harapan atau kepentingan masyarakat penerima manfaat program CSR CGS.
1.4.
Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi stakeholder yang terlibat
dalam penyelenggaraan program CSR CGS khususnya di bidang ekonomi. stakeholder yang terlibat yaitu Chevron Geothermal Salak, Ltd. (CGS), masyarakat lokal, akademisi, LSM, dan Pemerintah. Adapun manfaat penelitian ini yaitu sebagai berikut: 1.
Bagi CGS diharapkan dengan adanya penelitian ini CGS dapat menentukan kebijakan-kebijakan implementasi
program
CSR
yang lebih efektif
berdasarkan hasil pemantauan dan evaluasi program CSR CGS, agar tercapainya tujuan program CSR CGS bidang ekonomi yakni meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar wilayah kerja CGS. 2.
Bagi masyarakat lokal penerima manfaat di empat desa Kecamatan Pamijahan, penelitian ini diharapkan agar masyarakat lokal dapat lebih memahami manfaat-manfaat utama program CSR CGS baik secara langsung maupun tidak langsung.
7
3.
Bagi akademisi atau peneliti lain, penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi penelitian selanjutnya mengenai indeks kepuasan masyarakat program CSR CGS di Kecamatan Pamijahan.
4.
Bagi LSM dan Pemerintah sekitar, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan rekomendasi penentu kebijakan dalam upaya peningkatan kesejahteraan ekonomi di Kecamatan Pamijahan.
1.5.
Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini memiliki ruang lingkup sebagai berikut:
1.
Responden penelitian ini yaitu masyarakat penerima manfaat program CSR CGS di empat desa yaitu Desa Cibunian, Desa Purwabakti, Desa Ciasmara, dan Desa Ciasihan, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor.
2.
Program CSR CGS yang dianalisis nilai kepuasannya yaitu program CSR pada bidang ekonomi berupa pelatihan-pelatihan usaha (capacity building).
3.
Penelitian ini memiliki keterbatasan pada mengambilan data sekunder dari CGS.
4.
Penelitian terhadap program CSR CGS di Kecamatan Pamijahan masih sedikit, sehingga terdapat keterbatasan data terkait pengambilan data program CSR CGS di Kecamatan Pamijahan.
8
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1.
Corporate Social Responsibility (CSR) Kotler dan Lee (2005) dalam Solihin (2009) merumuskan CSR sebagai
kegiatan yang merupakan komitmen perusahaan secara sukarela untuk turut meningkatkan kesejahteraan komunitas dan bukan merupakan aktivitas bisnis yang diwajibkan oleh hukum dan perundang-undangan semata, seperti kewajiban untuk membayar pajak atau kepatuhan perusahaan terhadap undang-undang ketenagakerjaan. Konsep CSR ini ada sebagai upaya mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan. Pembangunan berkelanjutan
yang diharapkan
ialah
pembangunan pemenuhan kebutuhan manusia saat ini tanpa mengorbankan kemampuan generasi mendatang dalam memenuhi kebutuhannya. Ketentuan hukum positif untuk mengatur regulasi pelaksanaan CSR di Indonesia terdapat dalam Pasal 74 UU Nomor 40. Pasal tersebut berisi tentang kewajiban perseroan terbatas yang menjalankan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumberdaya alam untuk melaksanakan tanggungjawab sosial dan lingkungan1. Selain itu, kewajiban melaksanakan CSR juga diatur dalam Pasal 15, Pasal 17, dan Pasal 34 UU No. 25 Tahun 2007. Pasal-pasal tersebut berisi tentang penanaman modal, dimana terdapat tanggungjawab yang melekat pada setiap perusahaan modal untuk tetap menciptakan hubungan yang serasi, seimbang, dan sesuai lingkungan, nilai, norma, dan budaya masyarakat setempat Kegiatan CSR yang baik merupakan satu kesatuan yang dapat menyentuh dan mengembangkan subjek-subjek fundamental dari tanggungjawab sosial. Pola
1
Widya, Sofie. 2012. Corporate Social Responsibility oleh Perseroan Terbatas. http://www. hukumperseroanterbatas.com/2012/04/13/corporate-social-responsibility-oleh-perseroanterbatas/#more-116 diakses pada 16 April 2012.
9
kesatuan subjek dari tanggungjawab sosial tersebut secara lengkap dapat dilihat pada Gambar 1. Environment (Lingkungan) Fair Operating Practies (Praktik Operasi yang adil)
Labour Practices (Praktik ketenagakerjaan)
Human Rights (Hak asasi manusia)
Organizational Governance (Tata kelola organisasi)
Consumer Issues (Isu-isu konsumen) Social Responsible (Tanggungja wab sosial)
Social Development (Pembangunan sosial)
Sumber : http://www.iso.org/sr
Gambar 1. Subjek-subjek Fundamental dari Tanggungjawab Sosial Menurut ISO 26000 2.2.
Tahapan Implementasi Program CSR Layaknya sebuah program kerja, kegiatan CSR juga memerlukan tahapan-
tahapan pelaksanaan. Tahapan tersebut dimaksudkan agar kegiatan CSR dapat berjalan dengan baik dan dapat memenuhi target yang diharapkan. Tahapan program CSR meliputi perencanaan program CSR, implementasi program CSR, pengawaasan dan evaluasi program CSR, dan pelaporan program CSR. 2.2.1. Perencanaan Program CSR Perencanaan (planning) merupakan awal kegiatan penetapan dari berbagai hasil akhir (objectives/goals) yang ingin dicapai oleh perusahaan yang meliputi strategi, kebijakan, prosedur, program, dan anggaran yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut.
Perumusan tujuan CSR oleh perusahaan sangat
bergantung kepada hasil analisis perusahaan terhadap lingkungan internal dan eksternal perusahaan. Berdasarkan hasil environmental scanning, atau lebih
10
dikenal dengan konteks CSR sebagai environmental assessment, perusahaan dapat merumuskan tujuan CSR perusahaan dengan berbagai strategi alternatif yang dapat ditempuh oleh perusahaan. Kotler dan Lee (2006) dalam Solihin (2009) menyebutkan enam kategori program CSR. Pemilihan program alternatif CSR yang akan dilaksanakan oleh perusahaan sangat bergantung kepada tujuan pelaksanaan CSR yang ingin dicapai perusahaan. Keenam jenis program CSR tersebut adalah sebagai berikut: 1.
Cause Promotions, dalam program ini perusahaan menyediakan dana atau sumber dana lainnya yang dimiliki perusahaan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap suatu permasalahan sosial atau untuk mendukung pengumpulan dana, partisipasi dari masyarakat, atau perekrutan tenaga sukarela untuk kegiatan tertentu.
2.
Cause Related Marketing, dalam program ini perusahaan memiliki komitmen untuk menyumbangkan persentase tertentu dari penghasilannya untuk suatu kegiatan sosial berdasarkan besarnya penjualan produk.kegiatan ini biasanya didasarkan kepada penjualan produk tertentu, untuk jangka waktu tertentu, serta untuk aktivitas derma tertentu.
3.
Corporate
Societal
Marketing,
dalam
program
ini
perusahaan
mengembangkan dan melaksanakan kampanye untuk merubah perilaku masyarakat dengan tujuan meningkatkan kesehatan dan keselamatan publik, menjaga kelestarian lingkungan hidup, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Corporate Social Marketing lebih banyak terfokus untuk mendorong perubahan perilaku yang berkaitan dengan beberapa isu yaitu isu-
11
isu kesehatan, perlindungan terhadap kecelakaan/kerugian, lingkungan, serta keterlibatan masyarakat. 4.
Corporate Philanthropy, dalam program ini perusahaan memberikan sumbangan langsung dalam bentuk derma untuk kalangan masyarakat tertentu. Sumbangan tersebut biasanya berbentuk pemberian uang, paket bantuan, atau pelayanan secara cuma-cuma. Corporate philanthropy biasanya berkaitan dengan berbagai kegiatan sosial yang menjadi perioritas perhatian perusahaan.
5.
Community Volunteering, dalam program ini perusahaan mendukung serta mendorong para karyawan, para pemegang franchise atau rekan pedagang eceran untuk menyisihkan waktu mereka secara sukarela guna membantu organisasi-organisasi masyarakat lokal maupun masyarakat yang menjadi sasaran program.
6.
Socially Responsible Business Practice, dalam program ini perusahaan melaksanakan aktivitas bisnis melampaui aktivitas bisnis yang diwajibkan oleh hukum serta melaksanakan investasi yang mendukung kegiatan sosial dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan komunitas dan memelihara lingkungan. Komunitas dalam hal ini mencakup karyawan perusahaan, pemasok, distributor, serta organisasi-organisasi nirlaba yang menjadi mitra perusahaan serta masyarakat secara umum. Sedangkan yang dimaksud kesejahteraan mencakup di dalamnya aspek-aspek kesehatan, keselamatan, serta kebutuhan-kebutuhan pemenuhan psikologis dan emosional.
12
2.2.2. Implementasi Program CSR Dalam implementasi program CSR, diperlukan beberapa kondisi yang akan menjamin terlaksananya prorgam dengan baik. Kondisi pertama, implementasi CSR memperoleh persetujuan dan dukungan dari para pihak yang terlibat. Kondisi kedua, ditetapkannya pola hubungan (relationship) diantara pihak-pihak yang terlibat secara jelas. Hal ini akan meningkatkan kualitas koordinasi pelaksanaan program CSR. Tanpa adanya pola hubungan yang jelas di antara berbagai pihak yang terlibat dalam pelaksanaan CSR, maka kemungkinan besar pelaksanaan program CSR tersebut tidak akan berjalan secara optimal dan sulit untuk berlanjut (sustainable). Kondisi ketiga adalah adanya pengelolaan yang baik. Pengelolaan program yang baik hanya dapat terwujud bila terdapat kejelasan tujuan program dan terdapat kesepakatan mengenai strategi yang akan digunakan untuk mencapai tujuan program dari para pihak yang terlibat dalam pelaksanaan progaram CSR. 2.2.3. Pengawasan dan Evaluasi Program CSR Pelaksanaan program CSR perlu dipantau untuk memastikan bahwa pelaksanaan program CSR tidak menyimpang dari rencana yang telah ditetapkan. Pemantauan dan evaluasi juga diperlukan untuk mengetahui sudah sejauh mana pencapaian tujuan program serta apakah terdapat penyimpangan yang membutuhkan tindakan koreksi. Evaluasi juga diperlukan guna perbaikan dan pembelajaran program dimasa yang akan datang. 2.2.4. Pelaporan Program CSR Aktifitas yang dilakukan oleh perusahaan akan memiliki berbagai dampak terhadap lingkungan internal maupun lingkungan eksternal perusahaan. Saat ini
13
perusahaan dituntut untuk mengelola dan membuat pelaporan dampak kegiatan perusahaan
agar
memungkinkan
terciptanya
pembangunan
berkelanjutan
(sustainability development. Berbagai perusahaan multinasional baik yang bergerak dalam bidang manufaktur, perdagangan, maupun jasa, mengumumkan corporate governance beserta dampak yang ditimbulkannya terhadap ekonomi, sosial, dan lingkungan dalam sebuah sustainability report (Solihin, 2009). 2.3.
Stakeholder dalam CSR Stakeholders dalam sebuah perusahaan dapat didefinisikan sebagai pihak-
pihak yang berkepentingan terhadap eksistensi perusahaan. Rhenald Kasali dalam Wibisono (2007) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan para pihak adalah setiap kelompok yang berada di dalam maupun di luar perusahaan yang mempunyai peran dalam menentukan keberhasilan perusahaan. Stakeholder merupakan para individu, kelompok, komunitas atau masyarakat, organisasi, asosiasi atau pengusaha yang mana kepentingan mereka dipengaruhi, baik secara negatif atau positif, oleh sebuah atau beberapa usulan dan/atau kegiatan beserta konsekuensinya. Dalam pembuatan rencana hingga pelaksanaan program CSR, perusahaan umumnya melakukan kerjasama dengan pihak lain. Pihak yang dilibatkan tersebut dapat dikategorikan sebagai stakeholder yang terkait dengan program CSR. Mereka antara lain adalah pemerintah, LSM, perguruan tinggi, tokoh masyarakat, serta calon penerima manfaat CSR misalnya masyarakat lokal. Oleh sebab itu, perencanaan CSR merupakan perencanaan yang terintegrasi. Perusahaan harus dapat mengakomodasi harapan-harapan dari pihak lain yang akan terlibat, agar program CSR menjadi efektif.
14
2.4.
Manfaat dan Dampak Program CSR Indikator keberhasilan diperlukan guna mengetahui dampak program CSR
terhadap masyarakat. CSR yang ideal ialah yang dapat memberikan dampak positif terhadap tiga tataran, yakni ekonomi, sosial, dan lingkungan. Hal ini diperlukan guna mendukung program pembangunan berkelanjutan yang saat ini tengah menjadi tujuan bersama masyarakat dunia. Min-Dong Paul Lee (2008) melakukan studi khusus terkait jejak dan perkembangan mengenai teori tanggungjawab sosial perusahaan untuk melihat refleksi implikasinya terhadap pembangunan. Upaya strategis yang dilakukan oleh berbagai pihak di dunia, termasuk perusahaan didalamnya, untuk menstimulasi pelibatan aktif masyarakat dalam mengatur hubungan perusahaan dengan lingkungan terus mengalami peningkatan. Walaupun pada kenyataanya upaya tersebut dikaitkan dengan kerangka internasional seperti halnya Millenium Development Goals (MDGs) (Dragicevic, 2008). Pertumbuhan atau peningkatan yang terjadi memperkuat pemahaman mengenai dampak dari kegiatan bisnis terhadap masyarakat dan lingkungan. Ada pula peningkatan kepentingan dari stakeholders, termasuk masyarakat, kepada perusahaan untuk mendemonstrasikan dampak CSR. Saat ini makin maraknya tren terhadap kepentingan dari sebuah perusahaan dan stakeholder nya untuk mengukur hasil dan memahami bagaimana CSR dapat memberikan nilai baik bagi perusahaan maupun komunitas. 2.4.1. Manfaat Program CSR CSR yang diterapkan oleh perusahaan akan mendatangkan berbagai manfaat bagi perusahaan dan masyarakat yang terlibat dalam menjalankannya. Menurut Wibisono (2007) manfaat bagi perusahaan yang berupaya menerapkan
15
CSR, yaitu dapat mempertahankan atau mendongkrak reputasi dan brand image perusahaan, layak mendapatkan social licence to operate, mereduksi risiko bisnis perusahaan, melebarkan akses sumberdaya, membentangkan akses menuju market,
mereduksi
memperbaiki
biaya,
hubungan
memperbaiki
dengan
hubungan
regulator,
dengan
meningkatkan
stakeholders, semangat
dan
produktivitas karyawan, serta berpeluang mendapatkan penghargaan. Sedangkan manfaat CSR bagi masyarakat menurut Ambadar (2008) yaitu dapat meningkatkan kualitas sumberdaya manusia, kelembagaan, tabungan, konsumsi, dan investasi dari rumah tangga warga masyarakat. 2.4.2. Dampak Ekonomi Program CSR Dampak ekonomi yang ditimbulkan oleh program CSR perusahaan akan mempengaruhi para pemangku kepentingan dan sistem ekonomi baik lokal, nasional, maupun pada tingkat global. Dalam kaitan ini Global Reporting Initiative (GRI) dalam Solihin (2009) mengelompokan adanya dua jenis dampak ekonomi, yaitu dampak ekonomi langsung dan tidak langsung. GRI mendefinisikan dampak ekonomi langsung sebagai perubahan potensi produktif dari kegiatan ekonomi yang dapat mempengaruhi kesejahteraan komunitas atau para pemangku kepentingan dan prospek pembangunan dalam jangka panjang. Dampak ekonomi tidak langsung adalah konsekuensi tambahan yang muncul sebagai akibat pengaruh langsung transaksi keuangan dan aliran uang antara organisasi dan para pemangku kepentingan. 2.5.
Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) Dalam Keputusan Menteri PAN Nomor: 63/KEP/M.PAN/7/2003, unsur-
unsur indeks kepuasan masyarakat (IKM) terhadap suatu pelayanan publik
16
pemerintah yaitu terdapat 14 unsur yang merupakan hasil pengembangan unsur IKM berdasarkan nilai relevan, valid, dan reliabel, sebagai unsur minimal yang harus ada untuk dasar pengukuran IKM adalah sebagai berikut: 1.
Prosedur pelayanan, yaitu kemudahan tahapan pelayanan yang diberikan kepada masyarakat dilihat dari sisi kesederhanaan alur pelayanan.
2.
Persyaratan Pelayanan, yaitu persyaratan teknis dan administratif yang diperlukan untuk mendapatkan pelayanan sesuai dengan jenis pelayanannya.
3.
Kejelasan petugas pelayanan, yaitu keberadaan dan kepastian petugas yang memberikan
pelayanan
(nama,
jabatan
serta
kewenangan
dan
tanggungjawabnya). 4.
Kedisiplinan
petugas
pelayanan,
yaitu
kesungguhan
petugas
dalam
memberikan pelayanan terutama terhadap konsistensi waktu kerja sesuai ketentuan yang berlaku. 5.
Tanggungjawab
petugas
pelayanan,
yaitu
kejelasan
wewenang dan
tanggungjawab petugas dalam penyelenggaraan dan penyelesaian pelayanan. 6.
Kemampuan petugas pelayanan, yaitu tingkat keahlian dan ketrampilan yang dimiliki petugas dalam memberikan/menyelesaikan pelayanan kepada masyarakat.
7.
Kecepatan pelayanan, yaitu target waktu pelayanan dapat diselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan oleh unit penyelenggara pelayanan.
8.
Keadilan mendapatkan pelayanan, yaitu pelaksanaan pelayanan dengan tidak membedakan golongan/status masyarakat yang dilayani.
17
9.
Kesopanan dan keramahan petugas, yaitu sikap dan perilaku petugas dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat secara sopan dan ramah serta saling menghargai dan menghormati.
10. Kewajaran biaya pelayanan, yaitu keterjangkauan masyarakat terhadap besamya biaya yang ditetapkan oleh unit pelayanan. 11. Kepastian biaya pelayanan, yaitu kesesuaian antara biaya yang dibayarkan dengan biaya yang telah ditetapkan. 12. Kepastian jadwal pelayanan, yaitu pelaksanaan waktu pelayanan, sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. 13. Kenyamanan lingkungan, yaitu kondisi sarana dan prasarana pelayanan yang bersih, rapi, dan teratur sehingga dapat memberikan rasa nyaman kepada penerima pelayanan. 14. Keamanan Pelayanan, yaitu terjaminnya tingkat keamanan lingkungan unit penyelenggara pelayanan ataupun sarana yang digunakan, sehingga masyarakat
merasa
tenang
untuk
mendapatkan
pelayanan
terhadap
resiko-resiko yang diakibatkan dari pelaksanaan pelayanan. 2.6
Penelitian Terdahulu Topik penelitian tentang program CSR CGS dalam pengembangan
perekonomian masyarakat lokal dapat dilihat dari penelitian yang dilakukan oleh M. Reza Maulana (2009) dan Rosyida (2011). Penelitian tentang dampak CSR CGS terhadap kesejahteraan masyarakat lokal sudah banyak dilakukan di Kecamatan Kabandungan yang merupakan cakupan wilayah pendampingan program CSR CGS. Salah satu program CSR CGS yaitu program pengembangan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dan usaha tani di Kecamatan
18
Kabandungan, Sukabumi. Program tersebut merupakan bentuk tanggungjawab sosial CGS dalam pengembangan UMKM dan peningkatan kesejahteraan petani melalui pendirian Lembaga Keuangan Mikro (LKM) yang ada di wilayah kerja CGS. Program yang dilaksanakan ini yaitu dengan konsep kelembagaan kolaboratif/multistakeholder. Kelebihan dari program CSR CGS yang telah dilaksanakan tersebut yaitu terjalinnya hubungan yang baik antar Multistakeholder dalam melakukan program pengembangan masyarakat di Kecamatan Kabandungan, Sukabumi. Output terpenting dalam program tersebut yaitu memberikan dampak terhadap peningkatan ekonomi masyarakat lokal dan terdapat aspek keberlanjutan dalam upaya pengembangan masyarakat.
19
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1.
Kerangka Pemikiran Teoritis Chevron Geothermal Salak, Ltd (CGS) memiliki beberapa program CSR
yang terbagimenjadi enam bidang, yaitu bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi, lingkungan, infrasturktur, dan komunikasi. Dilihat dari masing-masing bidang program tersebut, tujuan dan manfaat yang didapatpun akan berbeda pula. Penelitian ini dibatasi pada program CSR CGS bidang ekonomi. Jelas tujuan utama dari program tersebut yaitu untuk pengembangan ekonomi masyarakat di Kecamatan Pamijahan. Beberapa manfaat yang ditawarkan dalam program CSR CGS
yaitu,
(1)
peningkatan
kemampuan
(skill)
masyarakat
melalui
pelatihan/kursus untuk usaha tani dan usaha kecil menengah (UKM), (2) membantu meningkatkan produktifitas, (3) terciptanya pembangunan ekonomi masyarakat yang berkelanjutan, (4) membantu akses modal untuk mendukung pengembangan ekonomi masyarakat, (5) meningkatkan kemandirian masyarakat untuk pengembangan ekonomi (Annual Report CGS, 2007). Kerangka pemikiran teoritis pada penelitian ini yaitu dengan menganalisis indeks kepuasan masyarakat (IKM) penerima manfaat program CSR CGS bidang ekonomi di Kecamatan Pamijahan. IKM merupakan salah satu alat ukur evaluasi suatu pelayanan publik pemerintah untuk mengetahui berapa besar suatu pelayanan publik bernilai puas bagi masyarakat penerima pelayanan publik tersebut. Adapun indikator-ndikator IKM berdasarkan Keputusan Menteri PAN Nomor: 63/KEP/M.PAN/7/2003, terdapat 14 indikator yang relevan, valid, dan reliabel, sebagai indikator minimal yang harus ada. Berikut matriks indikator dan sub indikator serta item pertanyaan pada kuesioner yang tersaji dalam Tabel 1.
20
Tabel 1.
Matriks Indikator, Sub Indikator, dan Item Pertanyaan untuk Menganalisis Kualitas Pelayanan Program CSR CGS
No
Indikator
1
Prosedur Pelayanan
2
Persyaratan Pelayanan
3
Kejelasan Petugas Pelayanan
4
Kedisiplinan Pelayanan
5
Tanggungjawab Petugas Pelayanan
6
Kemampuan Petugas Pelayanan
7
Kecepatan Pelayanan
8
Keadilan Mendapatkan Pelayanan
9
Kesopanan dan Keramahan Petugas
10 11
Kewajaran Biaya Pelayanan Kepastian Biaya Pelayanan Kepastian Jadwal Pelayanan Kenyamanan Lingkungan
Sub Indikator 1. Keterbukaan informasi mengenai prosedur pelayanan program CSR CGS 2. Kejelasan alur dalam prosedur pelayanan program CSR CGS 3. Kesederhanaan prosedur pelayanan program CSR CGS 1. Kemudahan dalam mengurus dan memenuhi persyaratan program bantuan CSR CGS 2. Kejelasan mengenai persyaratan pengajuan program bantuan CSR CGS 1. Kepastian mengenai identitas dan fungsi petugas/pendamping program bantuan CSR CGS 1. Kredibilitas petugas/pendamping program bantuan CSR CGS 2. Kesesuaian jadwal pendampingan dengan pelaksaan program bantuan CSR CGS 1. Keberlanjutan program bantuan CSR CGS dilaksanakan sampai masyarakat berhasil 2. Kejelasan dan keterbukaan bentuk bantuan yang disalurkan kepada masyarakat oleh petugas/pendamping 1. Kemampuan petugas/pendamping dalam melakukan pelatihan/pendampingan program bantuan CSR CGS 2. Petugas/pendamping menggunakan alat bantu dalam pendampingan seperti laptop, LCD, dll 3. Petugas/pendamping menyampaikan teknologi dan inovasi baru dalam kegiatan pendampingan program bantuan CSR CGS 1. Kecepatan waktu pengajuan dan realisasi program bantuan CSR CGS 2. Ketepatan waktu petugas/pendamping dalam pelaksanaan program bantuan CSR CGS 1. Kesuaian bantuan yang diberikan dengan kebutuhan dan potensi lingkungan 2. Kesamaan perlakuan dalam mendapatkan program bantuan CSR CGS 1. Kesopanan dan keramahan petugas/pendamping dalam proses pendampingan program bantuan CSR CGS 1. Tidak dikenakan biaya kepada peserta program CSR CGS
1. Kepastian jadwal pendampingan dan pemberian program bantuan CSR CGS 1. Kenyamanan lingkungan tempat kegiatan 13 pendampingan program CSR CGS 1. Keamanan lingkungan tempat pelaksanaan 14 Keamanan Pelayanan pendampingan program CSR CGS Sumber : Keputusan Menteri PAN Nomor: 63/KEP/M.PAN/7/2003 12
Item
1-3
4-5
6
7-8
9-10
11-13
14-15
16-17
18
19
20 21 22
21
Setelah data persepsi masyarakat diperoleh kemudian diolah dan dianalisis dengan menggunakan alat analisis Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) dan Importance Performance Analysis (IPA). IKM digunakan untuk menganalisis tingkat kepuasan responden secara keseluruhan dan mencari estimasi nilai mutu dari kinerja perusahaan. IPA digunakan untuk memetakan hubungan antara kepentingan dengan kinerja dari masing-masing program CSR yang ditawarkan dan kesenjangan antara kinerja dengan harapan dari program CSR tersebut. Dari dua alat analisis tersebut, diperoleh nilai indeks kepuasan masyarakat yang dapat menjadi bahan masukan untuk CSR CGS sebagai evaluasi perbaikan kinerja. 3.2
Kerangka Pemikiran Operasional Kerangka pemikiran operasional dalam penelitian ini merupakan
melakukan analisis nilai Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) penerima manfaat program CSR CGS. Beberapa manfaat dari IKM menurut Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: KEP/25/M.PAN/2/2004 yaitu (1) untuk mengetahui kelemahan atau kekurangan dari masing-masing indikator dalam penyelenggaraan pelayanan publik, (2) mengetahui kinerja penyelenggaraan pelayanan yang telah dilaksanakan oleh unit pelayanan publik secara periodik, (3) sebagai bahan penetapan kebijakan yang perlu diambil dan upaya yang perlu dilakukan, (4) diketahui indeks kepuasan masyarakat secara menyeluruh terhadap hasil pelaksanaan pelayanan publik pada lingkup Pemerintah Pusat maupun Daerah, (5) memacu upaya peningkatan kinerja pelayanan publik, (6) bagi masyarakat dapat diketahui gambaran tentang kinerja unit pelayanan tersebut. Selain itu, dilakukan pula analisis manfaat-manfaat dari adanya program CSR CGS di Pamijahan. Beberapa manfaat yang ditawarkan dalam program CSR CGS
22
bidang ekonomi lokal di Pamijahan yaitu (1) meningkatkan kemampuan (skill) masyarakat melalui pelatihan/kursus untuk usaha tani dan usaha kecil menengah (UKM), (2) membantu meningkatkan produktifitas, (3) terciptanya pembangunan ekonomi masyarakat yang berkelanjutan, (4) membantu akses modal untuk mendukung pengembangan ekonomi masyarakat, (5) meningkatkan kemandirian masyarakat untuk pengembangan ekonomi. Bagan dari kerangka penelitian ini dapat diilustrasikan oleh skema kerangka pemikiran penelitian pada Gambar 2.
23
Program Tahunan CSR CGS
Bidang Program: 1. Pendidikan 2. Kesehatan 3. Ekonomi 4. Lingkungan 5. Infrastruktur 6. Komunikasi
Program CSR CGS Bidang Ekonomi
Stakeholder Pendukung: LSM, PNM, Pemerintah, Masyarakat Pamijahan
Program-program Pemberdayaan Ekonomi Lokal: 1. Pendampingan Pertanian 2. Pendampingan Peternakan 3. Pendampingan Perikanan 4. Pendampingan Koperasi SiRaA 5. Penanaman Pohon 6. Pendampingan Usah Kecil & Mikro (UKM)
Penerima manfaat program CSR CGS di Pamijahan
Evaluasi Implementasi Program CSR CGS: 1. Mengidentifikasi manfaat-manfaat program CSR CGS bagi masyarakat Pamijahan 2. Menganalisis nilai indeks kepuasan masyarakat penerima manfaat program CSR CGS dan mengetahui tingkat kesesuaiannya
Alat Analisis: 1. Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) 2. Importance Performance Analysis (IPA)
Pelaporan Implementasi Program CSR CGS
Keterangan : = Batasan penelitian Gambar 2. Skema Kerangka Pemikiran Penelitian
24
IV. METODE PENELITIAN 4.1.
Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di empat desa yaitu Desa Cibunian, Purwa Bakti,
Ciasmara, dan Ciasihan, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi dilakukan secara purposive (tertuju), yaitu ditentukan berdasarkan tujuan penelitian atau tujuan tertentu.
Menurut Spradley (1980) dalam Satori dan
Komariah (2011) situasi sosial terdiri dari komponen pokok, yaitu tempat, pelaku, dan aktivitas. Penelitian ini dilakukan mulai dari persiapan awal pembuatan proposal hingga perbaikan yaitu terhitung mulai dari bulan Juni 2012 s.d. April 2013. 4.2.
Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dan data
primer. Data sekunder diperoleh dari beberapa instansi terkait, meliputi Chevron Geothermal Salak, Ltd (CGS), Kecamatan Pamijahan, Desa Cibunian, Purwabakti, Ciasmara, dan Ciasihan, Koperasi Jasa Keuangan Syariah Mitra Usaha (SiRaA), Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), dan studi pustaka lainnya baik media cetak berupa buku, skripsi, dan tesis, maupun media elektronik seperti internet. Data primer diperoleh melalui peninjauan lapangan dan wawancara secara langsung di tempat penelitian dalam bentuk daftar pertanyaan atau kuesioner. 4.3.
Metode Penentuan Sampel Penelitian Pengambilan sampel penerima manfaat program bantuan CSR CGS
dilakukan secara snow ball sampling (Rianse, 2009) yang dilakukan pada empat kelompok tani, koperasi SiRaA, dan kelompok pemuda di empat desa Kecamatan
25
Pamijahan. Kriteria responden yang dipilih yaitu masyarakat yang pernah menerima manfaat program bantuan CSR CGS yang berada di Desa Cibunian, Purwabakti, Ciasmara, dan Ciasihan. Diperoleh 30 responden yang dianggap sudah mewakili populasi responden. Secara rinci penentuan jumlah responden dan populasi yang didapat berdasarkan informasi penerima manfaat dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Penentuan Responden Penelitian di Kecamatan Pamijahan, 2012 No 1 2 3 4
4.4.
Nama Desa Cibunian Purwa Bakti Ciasmara Ciasihan Jumlah
Jumlah Populasi (orang) 22 22 22 27 93
Jumlah Responden (orang) 6 12 6 6 30
Metode Pengolahan dan Analisis Data Data yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis secara kuantitatif dan
kualitatif (deskriptif) melalui analisis indeks kepuasan masyarakat (IKM) penerima manfaat program bantuan CSR CGS, analisis kepentingan dan kinerja perusahaan, dan menganalisis manfaat-manfaat program bantuan CSR CGS di Kecamatan Pamijahan. Untuk menganalisis manfaat-manfaat program CSR CGS bidang ekonomi yang dianggap penting dan menganalisis kinerja dalam mencapai kepuasan masyarakat digunakan metode Important Performance Analysis (IPA) dan analisis Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM). Metode pengolahan dan analisis terdapat pada matriks tujuan penelitian, sumber data, metode pengambilan data, dan analisis data, selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3.
26
Tabel 3. Matriks Tujuan Penelitian, Sumber Data, Metode Pengambilan Data, dan Analisis Data Penelitian No
Tujuan Penelitian
1
Menganalisis manfaat-manfaat program CSR CGS bagi masyarakat Pamijahan
2
Menganalisis nilai indeks kepuasan masyarakat (IKM) penerima mnafaat CSR CGS di Kecamatan Pamijahan Mengetahui tingkat kesesuaian antara kinerja pelayanan program dengan harapan atau kepentingan masyarakat penerima manfaat program CSR CGS
3
Sumber Data Masyarakat penerima manfaat program CSR CGS
Metode Metode Analisis Pengambilan Data Data Wawancara dengan Analisis deskriptif menggunakan kualitatif dan kuesioner kuantitatif dengan menggunakan Microsoft Office Excel 2007 Wawancara dengan Indeks Kepuasan menggunakan Masyarakat (IKM) kuesioner menggunakan Microsoft Office Excel 2007
Masyarakat penerima manfaat program bantuan, CGS, dan LSM tetkait Masyarakat Wawancara dengan penerima menggunakan manfaat kuesioner program bantuan, CGS, dan LSM tetkait
Importance Performance Analysis (IPA) menggunakan Microsoft Office Excel 2007
4.4.1. Analisis Anggaran Arus Uang Tunai (Cash Flow) Usahatani Pada analisis usahatani diperlukan data tentang penerimaan, biaya, dan pendapatan usahatani. Cara analisis terhadap variabel penerimaan, biaya, dan pendapatan disebut dengan analisis anggaran arus uang tunai atau cash flow analysis (Soekartawi, 1995). Penerimaan usahatani adalah suatu nilai produk total dalam jangka waktu tertentu, baik untuk dijual maupun untuk dikonsumsi sendiri. Penerimaan adalah perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga jual. Rumus penerimaan usahatani adalah : TR = Y x PY Keterangan : TR
: Total Penerimaan.
PY
: Harga Y
27
Y
: Produksi yang diperoleh dalam suatu usahatani.
Biaya usahatani merupakan nilai penggunaan input produksi terhadap produk yang bersangkutan. Biaya usahatani diklasifikasikan menjadi dua yaitu biaya tunai dan biaya yang diperhitungkan. Biaya tunai merupakan pengeluaran tunai usahatani yang dilakukan oleh petani sendiri. Biaya tunai digunakan untuk melihat pengalokasian modal yang dimiliki oleh petani. Biaya tidak tunai (diperhitungan) adalah biaya penyusutan alat-alat pertanian, sewa lahan milik sendiri dan tenaga kerja dalam keluarga. Biaya dalam usahatani terdiri dari biaya tetap/fixed cost dan biaya variabel/variabel cost. Biaya tetap didefinisikan sebagai biaya yang relatif tetap jumlahnya dan terus dikeluarkan walaupun produksi yang diperoleh banyak atau sedikit. Besarnya biaya tetap tidak tergantung pada besar kecilnya produksi yang diperoleh dan sifat penggunaannya tidak habis dipakai dalam satu kali proses produksi. Contoh biaya tetap adalah pajak, tanah, dan bunga pinjaman dan lainlain. Biaya tidak tetap adalah biaya yang besar kecilnya dipengaruhi oleh produksi yang diperoleh dan sifat penggunaannya habis terpakai dalam satu kali proses produksi. Contoh biaya tidak tetap adalah biaya untuk sarana produksi dan tenaga kerja luar keluarga. Pendapatan usahatani adalah selisih antara penerimaan dan semua biaya. Pendapatan yang diukur adalah pendapatan atas biaya tunai dan pendapatan atas biaya total. 1. Pendapatan Atas Biaya Tunai Pendapatan atas biaya tunai diperoleh dari penerimaan total yang dikurangi dengan biaya tunai yang benar-benar dikeluarkan baik biaya variabel
28
maupun biaya tetap dan merupakan ukuran kemampuan usaha untuk menghasilkan uang tunai. Rumus pendapatan atas biaya tunai adalah : Π tunai = TR – TC tunai Π tunai = (Y x PY ) – (TFC1 + TVC1) 2. Pendapatan Atas Biaya Total Pendapatan atas biaya total adalah pendapatan yang diperoleh dari total penerimaan
dikurangi
dengan
biaya
tunai
termasuk
biaya-biaya
yang
diperhitungkan. Rumus pendapatan atas biaya total adalah : Π total = TR – TC Π total = (Y x PY) – ((TFC1 + TVC1) + (TFC2 + TVC2)) Keterangan : Π tunai : Pendapatan Usahatani tunai Π total : Pendapatan usahatani total TR
: Total penerimaan
TC
: Total pengeluaran
TFC1 : Total biaya tetap yang dibayar tunai TVC1 : Total biaya variabel yang dibayar tunai TFC2 : Total biaya tetap yang diperhitungkan TVC2 : Total biaya variabel yang diperhitungkan Pada penelitian ini perlu ada perhitungan terhadap nilai uang yg berkaitan dengan waktu selama jangka waktu proyek. Maka untuk menentukan nilai tersebut dilakukan perhitungan discounting. Discounting adalah mencari nilai pada masa yang akan datang dilihat pada nilai sekarang (present value). Rumus discounting yaitu :
29
P=F
1 (1 + i)t
Keterangan : P = nilai sekarang F = nilai yang akan datang
t = waktu i = tingkat suku bunga
4.4.2. Analisis Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) Nilai IKM dihitung dengan menggunakan nilai rata-rata tertimbang masing-masing Indikator pelayanan program. Dalam penghitungan indeks kepuasan masyarakat terhadap 14 indikator
pelayanan yang dikaji, setiap
indikator pelayanan memiliki penimbang yang sama dengan rumus sebagai berikut (Kep.Men PAN Nomor: 63/KEP/M.PAN/7/2003).
Nilai Penimbang =
Jumlah Bobot Jumlah Indikator
=
1 14
= 0,071
Untuk memperoleh nilai IKM unit pelayanan digunakan pendekatan nilai rata-rata tertimbang dengan rumus sebagai berikut: Total dari Nilai Persepsi Per Indikator IKM =
x Nilai Penimbang Total Indikator yang Terisi
Untuk memudahkan interpretasi terhadap penilaian IKM yaitu antara 25 s.d. 100 maka hasil penilaian tersebut di atas dikonversikan dengan nilai dasar 25, dengan rumus sebagai berikut: Konversi IKM = IKM Unit pelayanan x 25 Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) terhadap suatu pelayanan kepada masyarakat dapat ditentukan dengan mengetahui kinerja dari suatu unit pelayanan
30
tersebut. Berikut disajikan nilai persepsi, interval IKM, interval konversi IKM, mutu pelayanan, dan kinerja unit pelayanan pada Tabel 4. Tabel 4. Interval Pengukur Mutu Kinerja Unit Pelayanan Program CSR CGS Nilai Persepsi 1 2 3 4
Nilai Interval IKM 1,00 – < 1,75 1,75 – < 2,50 2,50 – < 3,25 3,25 – 4,00
Nilai Interval Konversi IKM 25,00 – < 43,75 43,75 – < 62,50 62,50 – < 81,25 81,25 – 100,00
Mutu Pelayanan D C B A
Kinerja Unit Pelayanan Tidak baik Kurang baik Baik Sangat baik
Sumber : Keputusan Menteri PAN Nomor: 63/KEP/M.PAN/7/2003
Sedangkan untuk mengetahui penilaian kinerja dan kepentingan setiap indikator maupun sub indikator pelayanan program CSR CGS dapat dilakukan dengan menentukan rentang skala jumlah bobot indikator dan nilai rata-rata (NRR).
Rumus untuk mengetahui rentang skala tingkat kinerja maupun
kepentingan adalah :
Keterangan : Xib = Skor terbesar yang kemungkinan diperoleh dengan asumsi semua responden memberikan jawaban sangat penting. Xik = Skor terkecil yang kemungkinan diperoleh dengan asumsi semua responden memberikan jawaban tidak penting. Berikut disajikan rentang skala tingkat kinerja maupun kepentingan yang mencakup nilai persepsi, interval jumlah bobot indikator, interval NRR indikator, kinerja unit pelayanan, dan kepentingan unit pelayanan pada Tabel 5.
31
Tabel 5. Interval Pengukuran Kinerja Unit Pelayanan, dan Kepentingan Unit Pelayanan Sub Indikator Program CSR CGS Nilai Persepsi 1 2 3 4
Interval Jumlah Bobot Indikator 30,00 – < 52,50 52,50 – < 75,00 75,00 – < 97,50 97,50 – 120,00
NRR Indikator 1,00 – < 1,75 1,75 – < 2,50 2,50 – < 3,25 3,25 – 4,00
Kinerja Unit Pelayanan Tidak baik Kurang baik Baik Sangat baik
Kepentingan Unit Pelayanan Tidak penting Kurang penting Penting Sangat penting
Sumber : Keputusan Menteri PAN Nomor: 63/KEP/M.PAN/7/2003
4.4.3. Importance Performance Analysis (IPA) Metode IPA dapat juga digunakan untuk menganalisis kepuasan masyarakat penerima manfaat program CSR CGS. Metode ini dapat menjelaskan hubungan antara tingkat kepentingan program CSR dengan tingkat kinerja perusahaan yang menghasilkan nilai kesesuaian harapan masyarakat penerima manfaat program tersebut. Penentuan tingkat kepentingan program bantuan CSR CGS dengan melakukan pembobotan yaitu dengan memberikan penilaian dengan rentang bobot 1 s.d. 4 pada setiap pertanyaan. Adapun penilaian menurut tingkat kepentingan program bantuan CSR CGS dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Penilaian Tingkat Kepentingan Masyarakat Terhadap Program CSR CGS Persepsi Masyarakat Tidak Penting Kurang Penting Penting Sangat Penting
Nilai 1 2 3 4
Sumber : Keputusan Menteri PAN Nomor: 63/KEP/M.PAN/7/2003
Sama halnya dengan tingkat kepentingan, tingkat kinerja perusahaan juga diberikan bobot, yang dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Penilaian Tingkat Kinerja Perusahaan Terhadap Program CSR CGS Persepsi Masyarakat Tidak Penting Kurang Penting Penting Sangat Penting
Nilai 1 2 3 4
Sumber : Keputusan Menteri PAN Nomor: 63/KEP/M.PAN/7/2003
32
Perbandingan
antara tingkat
kepentingan
dengan tingkat
kinerja
menghasilkan tingkat kesesuaian. Tingkat kesesuaian ini yaitu pada tingkat kepentingan diwakili dengan huruf Y, sedangkan tingkat kinerja diwakili dengan huruf X. Adapun rumus dari tingkat kesesuian responden adalah sebagai berikut :
Keterangan : Tki = Tingkat kesesuaian responden Xi = Skor penilaian kinerja perusahaan Yi = Skor penilaian kepentingan masyarakat Bobot penilaian kinerja atribut adalah nilai dari tanggapan 30 responden terhadap indikator-indikator kinerja program bantuan CSR CGS. Apabila nilai Tki < 100% maka kinerja indikator belum memenuhi kepuasan masyarakat, sebaliknya apabila nilai Tki ≥ 100% maka indikator kinerja telah memenuhi kepuasan masyarakat. Bobot penilaian kinerja atribut pelayanan program dan bobot penilaian tingkat kepentingan manfaat dibuatkan rata-ratanya kemudian diformulasikan kedalam Diagram Cartesius. Masing-masing indikator diposisikan dalam sebuah bagan yang menunjukan nilai rata-rata penilaian terhadap tingkat kinerja ( X ), yang menunjukan posisi suatu atribut pada sumbu X, sedangkan indikator pada sumbu Y ditunjukan oleh nilai rata-rata tingkat kepentingan terhadap indikator ( Y ).
Keterangan :
X = Skor rataan tingkat kinerja
33
Y = Skor rataan tingkat kepentingan n = Jumlah responden n
X X =
i 1
k n
Y
Y i 1
k
Keterangan : X = Skor rataan dari rataan skor tingkat kinerja seluruh indikator Y = Skor rataan dari rataan skor tingkat kepentingan seluruh
indikator k = Banyaknya indikator yang dapat mempengaruhi kepuasan Tingkat kepentingan Indikator-indikator penilaian tersebut diletakan pada sebuah bangunan yang dibagi atas empat kuadran (K) yang dibatasi oleh dua buah garis yang berpotongan tegak lurus pada titik-titik ( X , Y ). Secara jelas bangunan diagram cartesius tersebut dapat di lihat pada Gambar 3. Tingkat Kepentingan Kuadran I (K.I)
Kuadran II (K.II)
Prioritas Utama
Pertahankan Prestasi
Kuadran III (K.III)
Kuadran IV (K.IV)
Prioritas Rendah
Berlebihan
Y
X
Tingkat Kinerja
Gambar 3. Diagram Cartesius Tingkat Kepentingan dan Kinerja
34
Keterangan : Kuadran I (high importance & low performance) Prioritas Utama, kuadran ini (K.I) memuat faktor-faktor yang dianggap penting oleh Masyarakat, tetapi kinerja dari perusahaan belum sesuai seperti yang diharapkan. Oleh karena itu perusahaan perlu melakukan perbaikan secara terusmenerus. Kuadran II (high importance & high performance) Pertahankan prestasi, kuadran ini (K.II) menunjukan kinerja dari mutu pelayanan yang telah sesuai dengan harapan masyarakat sehingga perlu untuk dipertahankan. Kuadran III (low importance & low performance) Prioritas rendah, kuadran ini (K.III) menunjukan beberapa sub indikator yang memiliki pengaruh kurang penting bagi masyarakat. Peningkatan kinerja pada kuadran ini dapat dipertimbangkan kembali karena dampak manfaat yang dirasakan oleh masyarakat sangat kecil. Kuadran IV (low importance & high performance) Berlebihan,
kuadran
ini
(K.IV)
menunjukan
indikator
yang
mempengaruhi masyarakat kurang penting dan dirasakan terlalu berlebihan. Peningkatan kinerja pada unsur-unsur yang berada pada kuadran ini hanya akan menyebabkan terjadinya pemborosan sumberdaya.
35
V. GAMBARAN UMUM 5.1.
Profil Empat Desa Binaan Chevron Geothemal Salak, Ltd. Desa binaan Chevron Geothermal Salak Ltd. yang berada di Kecamatan
Pamijahan, Kabupaten Bogor termasuk ke dalam ring satu yang berarti keempat desa terletak pada posisi paling dekat dengan wilayah operasi CGS. Oleh karena itu, CGS melaksanakan tanggungjawab sosialnya. Keempat desa tersebut adalah Desa Cibunian, Desa Ciasmara, Desa Ciasihan, dan Desa Purwabakti. 5.1.1. Profil Desa Cibunian Desa Cibunian merupakan salah satu desa di wilayah Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor, dengan luas sebesar 1.258 Ha. Desa tersebut terbagi dalam lima dusun, 17 rukun warga (RW), dan 40 rukun tetangga (RT). Batas wilayah Desa Cibunian adalah sebagai berikut :
Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Purasari Kecamatan Leuwiliang
Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Purwabakti
Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Purwabakti
Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Purasari Kecamatan Leuwiliang Jarak Kantor Desa dengan Ibu Kota Kecamatan Pamijahan, Kabupaten
Bogor, Propinsi Jawa Barat dan ke Ibu Kota Negara adalah sebagai berikut : Kondisi Demografi Jumlah Penduduk Desa Purwabakti sampai dengan Bulan
Nopember
2010 adalah sebanyak 15.027 Jiwa terdiri dari :
Laki-laki
: 5.035 Jiwa
Perempuan
: 9.992 Jiwa
Jumlah penduduk miskin
: 983 KK
36
Mengenai keadaan penduduk berdasarkan agama, mayoritas beragama Islam
dari total jumlah penduduk yaitu sebesar 15.027 Orang. Sedangkan
keadaan mata pencaharian penduduk Desa Cibunian adalah mayoritas bekerja disektor pertanian, sebagian perikanan, sebagian perdagangan, dan wiraswasta serta pegawai negeri. 5.1.2. Profil Desa Purwabakti Desa Purwabakti merupakan salah satu desa diwilayah Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor, dengan luas sebesar 1.662 Ha, diatas permukaan laut 520 s.d. 1.350 M, dan tinggi curah hujan sebesar 120 M3, yang terbagi dalam lima dusun, 12 rukun warga (RW), dan 41 rukun tetangga (RT). Batas wilayah Desa Purwabakti adalah sebagai berikut :
Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Ciasmara
Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Ciasmara
Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Kabandungan, Sukabumi
Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Cibunian Jumlah Penduduk Desa Purwabakti sampai dengan Bulan
Nopember
2011 adalah sebanyak 7.623 Jiwa terdiri dari :
Laki-laki
: 3.816 Jiwa
Perempuan
: 3.807 Jiwa
Jumlah KK
: 1.950 KK
Mengenai keadaan penduduk berdasarkan agama, mayoritas beragama Islam dari total jumlah penduduk yaitu sebesar 6.674 Orang. Sedangkan keadaan mata pencaharian penduduk Desa Purwabakti dapat dilihat pada Tabel 8.
37
Tabel 8. Keadaan Mata Pencaharian Penduduk Desa Purwabakti, 2012 No Mata Pencaharian 1 Tani / Buruh Tani 2 Petani Pemilik 3 Pedagang 4 Pegawai Negeri Sipil 5 TNI / POLRI 6 Pensiunan / Purnawirawan 7 Swasta 8 Buruh Pabrik 9 Pengrajin 10 Tukang Bangunan 11 Penjahit 12 Tukang Las 13 Tukang Ojek 14 Bengkel 15 Sopir Angkutan 16 Lain-lain Sumber : Desa Purwabakti, 2012
Jumlah (Orang) 538 781 747 29 3 11 432 312 15 113 7 5 32 5 45 34
Adapun tingkat pendidikan penduduk Desa Purwabakti dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Tingkat Pendidikan Penduduk Desa Purwabakti, 2012 No Mata Pencaharian 1 Tidak Tamat SD / Sederajat 2 Tamat SD / Sederajat 3 Tamat SLTP / Sederajat 4 Tamat SLTA / Sederajat 5 Tamat Akademi 6 Tamat Perguruan Tinggi / S.1 7 Tamat Perguruan Tinggi / S.2 8 Tamat Perguruan Tinggi / S.3 Sumber : Desa Purwabakti, 2012
Jumlah (Orang) 334 1.035 784 436 68 36 2 -
5.1.3. Profil Desa Ciasmara Desa
Ciasmara berbatasan langsung dengan Wilayah Kabupaten
Sukabumi dengan luas wilayah 625.250 Ha terdiri dari 325 Ha tanah pertanian, 200 Ha tanah kehutanan, 101.250 Ha tanah pemukiman penduduk, dan lainya. Desa Ciasmara terdiri dari tiga dusun dengan 11 rukun warga (RW), 29 rukun tetangga (RT), dan dua kolektor PBB.
38
Desa Ciasmara merupakan Desa yang berada di Daerah Lereng Gunung Salak (Bogor), dengan Ketinggian Desa Ciasmara 500 – 600 M dari permukaan Laut (dpl), bersuhu rata-rata 22 – 32 derajat celcius, dengan diapit oleh dua aliran sungai yaitu di sebelah Utara sungai Ciasmara dan di sebelah Selatan sungai Parabakti juga sekaligus menjadi batas Administratif dengan Desa Ciasihan dan Desa Purwabakti. Adapun perbatasan Desa Ciasmara sebagai berikut :
Sebelah Utara
: Desa Ciasihan
Sebelah Selatan
: Desa Purwabakti
Sebelah Timur
: Desa Kabandungan, Kabupaten Sukabumi
Sebelah Barat
: Desa Cibunian
Jumlah Penduduk Desa Ciasmara Tahun 2012 adalah sebanyak 7.534 Jiwa terdiri dari :
Laki-laki
: 3.919 Jiwa
Perempuan
: 3.615 Jiwa
Jumlah KK
: 1.457 KK
Mengenai keadaan penduduk berdasarkan agama, mayoritas beragama Islam dari total jumlah penduduk yaitu sebesar 7.574 Orang. Sedangkan keadaan mata pencaharian penduduk Desa Ciasmara dapat dilihat pada Tabel 10.
39
Tabel 10. Keadaan Mata Pencaharian Penduduk Desa Ciasmara, 2012 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 16
Mata Pencaharian Tani / Buruh Tani Petani Pemilik Pedagang Pegawai Negeri Sipil TNI / POLRI Pensiunan / Purnawirawan Swasta Buruh Pabrik Pengrajin Tukang Kayu Tukang Batu Penjahit Perangkat Desa Peternak Lain-lain
Jumlah (Orang) 317 737 141 15 5 46 138 15 39 15 12 48 46 179
Sumber : Desa Ciasmara, 2012 Adapun tingkat pendidikan penduduk Desa Ciasmara dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11. Tingkat Pendidikan Penduduk Desa Ciasmara, 2012 No Mata Pencaharian 1 Tidak Tamat SD / Sederajat 2 Tamat SD / Sederajat 3 Tamat SLTP / Sederajat 4 Tamat SLTA / Sederajat 5 Tamat Diploma / Sarjana Sumber : Desa Ciasmara, 2012
Jumlah (Orang) 2.193 2.279 551 290 28
5.1.4. Profil Desa Ciasihan Desa Ciasihan merupakan salah satu desa diwilayah Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor, dengan luas sebesar 663.274 Ha, yang terbagi dalam tiga dusun, 9 rukun warga (RW), dan 45 rukun tetangga (RT). Batas wilayah Desa Purwabakti adalah sebagai berikut :
Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Gn. Picung
Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Gn. Sari
Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Kabandungan, Sukabumi
Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Ciasmara
40
Jumlah Penduduk Desa Ciasihan sampai dengan Tahun 2012 adalah sebanyak 10.155 Jiwa terdiri dari :
Laki-laki
: 5.133 Jiwa
Perempuan
: 5.022 Jiwa
Jumlah KK
: 2.580 KK
Mengenai keadaan penduduk berdasarkan agama, mayoritas beragama Islam
dari total jumlah penduduk yaitu sebesar 10.155 Orang. Sedangkan
keadaan mata pencaharian penduduk Desa Ciasihan adalah sebagai berikut : Tabel 12. Keadaan Mata Pencaharian Penduduk Desa Ciasihan, 2012 No Mata Pencaharian 1 Tani / Buruh Tani 2 Petani Pemilik 3 Pedagang 4 Pegawai Negeri Sipil 5 TNI / POLRI 6 Pensiunan / Purnawirawan 7 Swasta 8 Lain-lain Sumber : Desa Ciasihan, 2012
Jumlah (Orang) 743 497 747 23 6 11 348 673
Adapun tingkat pendidikan penduduk Desa Ciasihan dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13. Tingkat Pendidikan Penduduk Desa Ciasihan, 2012 No Mata Pencaharian 1 Tidak Tamat SD / Sederajat 2 Tamat SD / Sederajat 3 Tamat SLTP / Sederajat 4 Tamat SLTA / Sederajat 5 Tamat Akademi 6 Tamat Perguruan Tinggi / S.1 Sumber : Desa Ciasihan, 2012
5.2.
Jumlah (Orang) 5.079 2.595 1.073 865 45 63
Chevron Geothermal and Power Operations Operasi panas bumi Chevron dimulai pada tahun 1960-an di Amerika
Serikat bagian barat, yaitu dengan pengembangan The Geysers – lapangan panas bumi terbesar di dunia. Beberapa proyek lain kemudian juga dikembangkan di
41
Amerika Serikat pada tahun 1970-an. Pada waktu yang hampir bersamaan, ditemukan dua lokasi sumber panas bumi di Filipina yang selanjutnya berkembang menjadi proyek panas bumi Tiwi dan Makiling-Banahaw (Mak-Ban). Pada tahun 1980-an Chevron menemukan Salak dan Darajat di Indonesia, lalu memulai produksi komersial dilokasi tersebut pada tahun 1990-an. Perusahaan Geothermal ini merupakan perusahaan penghasil energi panas bumi terbesar di dunia. Panas bumi adalah sumberdaya alam yang dapat diperbaharui dan digunakan sebagai pembangkit listrik melalui pemanfaatan daya alami uap bumi. Saat ini, operasi perusahaan panas bumi memiliki kapasitas untuk memproduksi 1.273 megawatt energi panas bumi. Jumlah energi ini cukup untuk memenuhi kebutuhan 16 juta jiwa di negara Indonesia dan negara Filipina. Pada tahun 2006, Perusahaan Geothermal mengembangkan strategi perusahaan dengan mengarahkan investasi pada teknologi energi terbarukan dan menempati posisiposisi strategis atas berbagai sumber energi yang penting. Dengan menanamkan investasi pada teknologi-teknologi energi alternatif dan terbarukan, perusahaan geothermal mendukung pengembangan dan diversifikasi persediaan energi dunia. Di Indonesia, Perusahaan Geothermal telah menginvestasikan dana lebih dari satu miliar dolar Amerika untuk mengembangkan operasi energi terbarukan yang berasal dari panas bumi. Berbekal pengalaman lebih dari 40 tahun, Perusahaan Geothermal menjadi pengelola sumber daya panas bumi terbesar di dunia. Perusahaan mengoperasikan proyek-proyek panas bumi di Indonesia (Salak dan Darajat) dan Filipina (Tiwi dan Mak-Ban) dengan total kapasitas 1.273 megawatt energi bersih, andal dan dapat dipertahankan kelangsungannya. Di samping lapangan-lapangan tersebut,
42
perusahaan geothermal mengoperasikan fasilitas kogenerasi berbahan bakar gas sebesar 300 megawatt di Duri Utara. Fasilitas ini menyediakan uap dan listrik untuk lapangan raksasa Duri di Indonesia. Kogenerasi adalah suatu proses yang hemat bahan bakar dan ramah lingkungan. Limbah panas dari proses pembangkitan listrik digunakan untuk menciptakan uap yang fungsinya memperlancar aliran minyak saat disuntikkan ke dalam reservoir. Proyek panas bumi Perusahaan Geothermal di Indonesia, yaitu Salak dan Darajat membangkitkan 636 megawatt energi panas bumi. Angka ini mewakili lebih dari setengah jumlah produksi panas bumi Indonesia. Operasi panas bumi di Salak dan Darajat saat ini menghasilkan energi terbarukan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan listrik delapan juta jiwa di Indonesia. Operasi panas bumi Salak dan Darajat adalah bukti komitmen perusahaan terhadap energi terbarukan. Lokasi kedua proyek ini berada di antara jajaran gunung berapi yang memukau di Jawa Barat, Indonesia. Perusahaan geothermal ini merupakan pembangkit listrik tenaga panas bumi yang dibangun untuk menambah kemampuan PLN melayani beban masyarakat di wilayah Jawa Bagian Barat, dimana konsumsi pemakaian listrikmya terus mengalami peningkatan. Menurut data, 60 persen dari total beban terpasang sistem Jawa-Bali berada di Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Banten. Sementara pemakaian bahan bakar untuk pembangkit listrik dengan energi panas bumi/geothermal masih sangat sedikit. Perusahaan memiliki kebijakan kesehatan kerja, lingkungan hidup dan keselamatan kerja, serta kebijakan sosial untuk menjadi pedoman dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan. Sebagai salah satu operator pengelola penghasil listrik tenaga panas bumi di Indonesia,
43
perusahaan menyadari adanya tantangan-tantangan besar yang harus dihadapi dalam mencapai tujuan tersebut. Salah satu komitmen Perusahaan Geothermal adalah untuk selalu melakukan perbaikan terhadap kinerja pembangunan berkelanjutan. Artinya setiap tahun perlu mengevaluasi berbagai program pengembangan sosial yang telah dijalankan agar selalu berupaya menemukan cara kerja yang lebih baik. Perusahaan geothermal dalam perencanaan program-programnya juga melibatkan pemerintah pusat, PERTAMINA, PLN, Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Pemerintah Kabupaten Sukabumi, Pemerintah Kabupaten Bogor, serta masyarakat setempat. Pihak-pihak tersebut memiliki andil dalam memastikan agar dapat mencapai masa depan berkelanjutan yang memberikan manfaat bagi semua (Company Profile, 2009). 5.3.
Chevron Geothermal Salak, Ltd. (CGS) Chevron Geothermal Salak, Ltd. (CGS) merupakan bagian dari
Perusahaan Geothermal Indonesia, yang beroperasi di Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Bogor. Perusahaan ini mulai melakukan operasi panas bumi di kawasan area Gunung Salak, Kabupaten Bogor dan Kabupaten Sukabumi sejak tahun 1982. Kontrak Operasi Bersama (KOB) atau Join Operation Contract (JOC) Perusahaan Geothermal-PERTAMINA mengoperasikan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Gunung Salak, dimana PLTP Gunung Salak dinyatakan resmi beroperasi oleh pemerintah pada tanggal 15 Desember 1994. PLTP Gunung salak masuk ke dalam proyek strategis negara untuk memenuhi kebutuhan listrik masyarakat (Company Profile, 2009). Perusahaan Geothermal mengelola energi panasbumi menjadi energi listrik. Energy Geothermal (energi
44
panas bumi) adalah energi yang dihasilkan oleh tekanan panas bumi. Energi yang berasal dari kerak bumi ini dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan listrik. Energi panas bumi ini telah terbukti sebagai salah satu bentuk dari energi terbarukan, bersih dan ramah lingkungan. Hingga kini tercatat perusahaan dapat menghasilkan daya listrik dari panasbumi sebesar 377 MW, yang dinilai setara memenuhi kebutuhan listrik untuk lebih dari delapan juta masyarakat. 5.3.1. Kebijakan Corporate Social Responsibility (CSR) CGS CGS memiliki komitmen untuk membangun dan membuka hubungan positif dengan masyarakat setempat, khususnya masyarakat yang berada paling dekat dengan wilayah operasi. Kebijakan sosial telah diterapkan termasuk komitmen untuk menyediakan peluang di bidang pengembangan sosial, pendidikan, ekonomi, pelatihan, dan memperkerjakan warga setempat di sekitar perusahaan. Selain itu, perusahaan juga berupaya untuk belajar lebih banyak tentang masyarakat setempat, sejarah dan keberadaan mereka yang telah mengalami perubahan dalam upaya membina hubungan yang lebih konstruktif dan membentuk tatanan yang lebih baik bagi upaya pemberdayaan masyarakat setempat. Perusahaan sangat menghormati adat masyarakat setempat dan budayanya, serta mencoba berdialog mengenai isu-isu yang menyangkut kepentingan bersama. Corporate Social Responsibility (CSR) Perusahaan Geothermal lebih disebut sebagai Community Engagement (CE) karena konsep CE lebih bersifat luas dengan memadu padankan konsep-konsep yang terdapat pada pemberdayaan masyarakat dan kolaborasi dengan pihak lain, serta tidak hanya sekedar memberdayakan masyarakat saja tetapi melihat keberlangsungan dan keterlibatan
45
aktif berbagai pihak dalam menjalankan prosesnya. CE yang dilakukan perusahaan berdasar pada tiga aspek yaitu; pendidikan, kesehatan, komunikasi. Ketiga aspek tersebut berfokus pada tiga kecamatan sekitar wilayah kerja yaitu; Kalapanunggal, Kabandungan dan Pamijahan (Annual Report CGS, 2009). Tiga area (fokus) program Community Engagement jangka panjang meliputi program pendidikan, kesehatan, dan pemberdayaan ekonomi masyarakat (microfinance institution, small medium enterprise), juga ditambah dengan program lingkungan, pembangunan serta perbaikan fasilitas umum (infrastruktur) dan donasi (Annual Report Community Engagement CGS, 2009). 5.3.2. Departemen Policy, Government, and Public Affair (PGPA) Peran secara keseluruhan dari Departemen PGPA adalah meningkatkan citra dan reputasi Perusahaan Geothermal di Indonesia dengan secara efektif membentuk dan membedakan perusahaan dalam sektor energi. Perusahaan Geothermal melaksanakan tanggungjawab sosial perusahaan melalui sistem manajemen yang memiliki keunggulan operasional sebagai bagian dari komitmen untuk beroperasi secara bertanggung jawab dan etis. Departemen PGPA inilah yang bertanggung jawab dalam program Corporate Social Responsibility yang dilakukan oleh Perusahaan Geothermal. Tujuan kerja dari Departemen PGPA adalah membangun image dan reputasi perusahaan, memiliki hubungan saling pengertian, suara yang sama, dan penerimaan dari stakeholder. Perusahaan Geothermal mendukung pencapaian tujuan perusahaan dengan memfasilitasi dan melakukan komunikasi dua arah antara perusahaan dan karyawan
pemangku
kepentingan,
hal
ini
dikarenakan
seiring
dengan
meningkatnya persaingan dalam bisnis energi. Visi dari Departemen PGPA
46
sendiri adalah menjadi organisasi yang paling dikagumi, memberikan layanan berkualitas tertinggi yang menciptakan iklim usaha yang kondusif bagi perusahaan, dan posisi sebagai Partner of Choice di Indonesia dan Filipina. Misinya adalah untuk meningkatkan dukungan untuk tujuan bisnis perusahaan dengan cara berkomunikasi, menarik dan mempengaruhi stakeholder internal dan eksternal sebagai kunci sehingga memungkinkan perusahaan untuk menjadi mitra pilihan dalam bisnis energi. Beberapa kegiatan Departemen PGPA adalah mewakili perusahaan dengan satu suara, pemantauan dan analisa isu-isu berkembang, mempertahankan hubungan dengan media, melibatkan masyarakat sekitar dan pemangku kepentingan lainnya. Departemen PGPA dibagi ke dalam empat tim atau divisi yaitu tim Community Affairs tim Governement Relations, tim External Relations, dan tim Communication and Community Engagement Planning.
47
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1.
Pelayanan Program Bantuan CSR CGS di Kecamatan Pamijahan Program unggulan Chevron Geothermal Salak, Ltd. (CGS) dalam
PROPER yang merupakan salah satu program pemerintah Indonesia dalam hal instrumen penataan lingkungan yang dilaksanakan oleh Kementerian Negara Lingkungan Hidup yaitu keanekaragaman hayati, local business development, konservasi sumberdaya alam, dan pengelolaan limbah. Program-program unggulan
CGS dalam PROPER tercakup tiga aspek kegiatan yaitu sistem
manajemen
lingkungan,
pemanfaatan
sumberdaya,
dan
pengembangan
masyarakat. Penerapan sistem manajemen lingkungan untuk mengidentifikasi dan menangani aspek-aspek lingkungan terkait operasinya untuk peningkatan kinerja lingkungan yang berkesinambungan. Pemanfaatan sumberdaya optimasi operasi dan efisiensi energi juga dilakukan dengan identifikasi optimasi fasilitas operasional proses Surface Facilities Optimization (SFO) yang meliputi empat tahapan yaitu mengembangkan daftar kapasitas fasilitas dan alur diagram blok, melakukan analisa terhadap sistem/peralatan dari fasilitas, optimalisasi dan jaminan
terhadap
sistem/peralatan,
dan
manajemen
energi.
Program
pengembangan masyarakat CGS memiliki empat bidang yaitu sektor pendidikan, ekonomi, kesehatan, dan lingkungan (Ringkasan Kinerja Pengelolaan Lingkungan Penilaian PROPER CGS, 2010-2011). Struktur organisasi tim PROPER CGS secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 2. Penelitian ini lebih difokuskan pada program CSR CGS pengembangan masyarakat bidang ekonomi di Kecamatan Pamijahan. Program CSR CGS pengembangan masyarakat bidang ekonomi di Kecamatan Pamijahan terdapat dua
48
jenis bantuan yang diberikan CSR CGS yaitu bantuan dalam bentuk donasi dan capacity building. Bantuan dalam bentuk donasi yaitu bantuan yang sifatnya bisa langsung dilakukan oleh perusahaan berupa bantuan fisik dan kebutuhan masyarakat dalam jangka pendek, seperti bantuan infrastruktur, bantuan kesehatan, santunan anak yatim, dan lain sebagainya. Jenis bantuan yang kedua adalah bantuan yang berupa capacity building. Jenis bantuan capacity building yaitu berupa pengembangan kapasitas atau keahlian (skill) masyarakat, sifat jenis bantuan ini manfaatnya diharapkan dapat dirasakan dalam jangka panjang bukan hanya masyarakat penerima manfaat tetapi dapat juga berbanfaat bagi masyarakat sekitarnya secara luas. Program Bantuan dalam bentuk capacity building ini yaitu berupa
pelatihan-pelatihan
pengembangan
usaha
lokal
(local
business
development), seperti pelatihan pertanian organik, pelatihan pengembangan koperasi, pelatihan anyaman bambu, pelatihan usaha ternak domba, dan lain-lain. Pada jenis bantuan capacity building ini tidak hanya sampai pemberian pelatihan, tetapi dilanjutkan pada pemberian aset usaha berupa barang sesuai jenis pendampingan yang telah dilakukan. Pasal 74 Nomor 40 menjelaskan bahwa perseroan terbatas yang menjalankan usaha yang berkaitan dengan pemanfaatan sumberdaya alam wajib hukumnya untuk melakukan tanggungjawab sosial dan lingkungan. Dengan demikian terdapat hak masyarakat untuk mendapatkan program bantuan dari perseroan terbatas tersebut. Masyarakat yang ingin memperoleh manfaat dari adanya keberadaan CGS di wilayah tentunya harus mengikuti prosedur yang telah dibuat oleh perusahaan. Prosedur untuk mendapatkan program bantuan CGS yaitu perorangan/kelompok/lembaga mengajukan proposal kegiatan kepada CGS yang
49
diketahui Pemerintah Desa. Setelah pengajuan proposal kegiatan, CGS mengundang pihak-pihak tersebut untuk dilakukan penilaian (assessment) terhadap program-program yang telah diajukan, lalu setelah itu akan dibuat hasil assessment berupa rencana usulan kegiatan, lalu dilakukan proses persetujuan oleh pihak CGS, dan terakhir dibuatkan surat jawaban (disetujui/tidak disetujui) kepada pihak pengaju program. Implementasi program yang telah diajukan kepada perusahaan yaitu bisa berupa bantuan donasi jangka pendek maupun dalam bentuk bantuan capacity building yang telah dijelaskan sebelumnya. Implementasi program tersebut dilaksanakan oleh perusahaan secara langsung kepada masyarakat atau perusahaan bermitra dengan lembaga lokal seperti lembaga swadaya masyarakat (LSM). Implementasi program yang dapat dilakukan secara langsung oleh perusahaan kepada masyarakat biasanya berupa donasi, misalnya bahan bangunan untuk kegiatan infrastruktur, santunan anak yatim, pelayanan kesehatan gratis, dan lainnya, sedangkan jenis bantuan capacity building dilaksanakan melalui mitra perusahaan. Hal ini dikarenakan keterbatasan perusahaan dalam melakukan program tersebut, sehingga diperlukan mitra agar program dapat terlaksana dengan baik. Tahap terakhir setelah implementasi program CSR yang telah terlaksana yaitu monitoring dan pelaporan program. Mekanisme monitoring dan pelaporan program CSR yaitu selama program dilaksanakan, penerima manfaat program wajib melaporkan perkembangan pelaksanaan program hingga pelaporan akhir program kepada pihak perusahaan. Hasil dari monitoring dan pelaporan program
50
ini yang akan menjadi laporan tahunan perusahaan untuk proses evaluasi capaian program yang telah terlaksana. Bantuan yang diberikan kepada masyarakat pamijahan baik melalui perorangan, kelompok, ataupun lembaga yaitu tidak berupa uang cash melainkan berupa barang (natura) dan pelatihan-pelatihan pengembangan usaha lokal. Penyaluran bantuan yang diberikan melalui perorangan dan kelompok diberikan secara langsung oleh perusahaan yang jumlahnya sesuai dengan hasil keputusan prosedur pengajuan program. Sedangkan untuk penyaluran bantuan yang diberikan melalui mitra CGS terdapat porsi-porsi pembagian nilai dari total nilai proyek pengembangan ekonomi lokal. Porsi-porsi pembagian tersebut yaitu terdiri dari 20 s.d. 30 persen dari total nilai proyek untuk mitra sebagai pelaksana program, 40 persen nilai bantuan digunakan untuk pelaksanaan pelatihan pengembangan usaha, sedangkan porsi 30 s.d. 40 persen nilai bantuan disalurkan dalam bentuk aset-aset usaha (natura) kepada masyarakat penerima manfaat. Keberlanjutan program bantuan CSR CGS tentunya merupakan salah satu harapan dari pihak perusahaan maupun penerima manfaat untuk dapat terus dirasakan manfaatnya. Program bantuan CSR CGS yang dilaksanakan baik melalui perorangan, kelompok, maupun lembaga ini memiliki batasan waktu dan anggaran pelaksanaan program, sehingga nilai-nilai keberlanjutan dampak dan manfaat kepada masyarakat merupakan capaian utama dari program bantuan CSR CGS tersebut. Masyarakat yang telah mendapatkan bantuan dari perusahaan memiliki peluang untuk mendapatkan program bantuan selanjutnya, namun hal ini tidak terlepas dari penilaian perusahaan terhadap kinerja masyarakat terhadap bantuan yang telah disalurkan. Salah satu tujuan pelaksanaan program bantuan
51
CSR CGS bidang ekonomi yaitu penguatan kelembagaan kelompok usaha masyarakat lokal (seperti kelompok tani ataupun kelompok masyarakat lainnya) melalui program kemitraaan dengan perusahaan atau lembaga lain (seperti lembaga swadaya masyarakat, perusahaan perkreditan, dan lainnya). Penguatan kelembagaan kelompok masyarakat lokal tersebut yaitu terkait dengan manajemen sumberdaya kelompok yang berupa sistem administrasi kelompok dan sistem pengelolaan sumberdaya alam untuk masyarakat. Sehingga dengan kelembagaan kelompok masyarakat lokal yang baik, maka keberlanjutan program bantuan tersebut dapat dirasakan secara berkelanjutan untuk masyarakat di Kecamatan Pamijahan. Setelah dilakukan wawancara dengan pihak CSR CGS, masyarakat, dan lembaga terkait program CSR CGS, maka didapat hasil program bantuan CSR CGS pada Tabel 14. Tabel 14. Bantuan yang Diperoleh Masyarakat Empat Desa di Kecamatan Pamijahan, 2007-2011 No Jenis Bantuan 1 Pendampingan pertanian dan ternak domba
2
3 4
Pendampingan Koperasi SiRaA Pendampingan otomotif (bengkel) Pendampingan anyaman bambu dan bibit pohon
Tahun 2007-2011
2009-2011
2010-2011 2009-2011
Pendamping Penerima Manfaat LSM SPPORA Kelompok tani Kacapi sekarang SLI (Ciasihan), Celempung (Ciasmara), Berkah Tani (Cibunian), dan Karya Mandiri (Purwabakti) PT. PNM dan Koperasi Jasa Keuangan PERAMU Syariah “Mitra Usaha” (SiRaA) LSM PAMITRAN Kelompok Pemuda Empat dan Dompet Desa (Ciasihan, Ciasmara, DuafaInstitut Cibunian, dan Purwabakti) Kemandirian LSM BCI dan Kelompok Tani Berkah YBUL Tani
Sumber: Output data primer
52
6.2.
Analisis Manfaat-manfaat Program Bantuan CSR CGS Bagi Masyarakat Penerima manfaat di Kecamatan Pamijahan Chevron Geothermal Salak, Ltd. (CGS) memiliki program Corporate
Social Responsibility (CSR) yang terbagi menjadi enam bidang, yaitu bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi, lingkungan, infrastruktur, dan komunikasi. Dilihat dari masing-masing bidang program tersebut, tujuan dan manfaat yang didapat pun akan berbeda pula. Tujuan utama program CSR CGS bidang ekonomi yaitu untuk pengembangan ekonomi masyarakat di Kecamatan Pamijahan. Sedangkan beberapa manfaat keberlanjutan yang diharapakan dapat dirasakan oleh masyarakat penerima manfaat program CSR CGS yaitu peningkatan soft dan hard skill dalam melakukan usaha, peningkatan pendapatan masyarakat, memberikan kemudahan akses mendapatkan modal usaha melalui koperasi, peningkatan motivasi dan kemandirian usaha masyarakat, dan berlanjutnya manfaat program kepada masyarakat. Program CSR CGS yang telah terlaksana tentunya banyak memberikan manfaat kepada masyarakat di wilayah operasi kerja CGS khususnya program di bidang ekonomi. Hal tersebut merupakan sebuah capaian yang harus terlaksana dari sebuah tujuan program CSR CGS bidang ekonomi baik yang dirasakan secara langsung maupun tidak langsung. Berdasarkan hasil wawancara dengan responden tentang persepsi masyarakat terhadap nilai-nilai manfaat yang didapat dari program bantuan CSR CGS bidang ekonomi yaitu sebagian besar masyarakat menilai bahwa program tersebut banyak memberikan manfaat bagi masyarakat, terutama dalam peningkatan kemampuan (skill) usaha masyarakat melalui pelatihan dan pendampingan usaha. Persepsi masyarakat penerima manfaat
53
program bantuan CSR CGS terhadap manfaat-manfaat program (dalam persen) dapat dilihat pada Gambar 4.
Sumber : Diolah dari Data Primer
Gambar 4. Persepsi Masyarakat Penerima Manfaat Program Bantuan CSR CGS Terhadap Manfaat-manfaat Program (dalam Persen) Persepsi manfaat-manfaat yang ditanyakan kepada penerima manfaat yaitu, (1) manfaat program bantuan CSR CGS bidang ekonomi meningkatkan kemampuan (skill) dalam melakukan usaha, (2) manfaat program bantuan CSR CGS bidang ekonomi meningkatkan pendapatan usaha masyarakat, (3) manfaat program bantuan CSR CGS bidang ekonomi dapat membantu akses permodalan usaha masyarakat, (4) manfaat program bantuan CSR CGS bidang ekonomi dapat meningkatkan kemandirian masyarakat dalam melakukan usaha, (5) Manfaat dari program bantuan CSR CGS bidang ekonomi masih berlanjut sampai sekarang. Manfaat program bantuan CSR CGS yang pertama yaitu program tersebut dapat meningkatkan kemampuan (skill) dalam melakukan usaha. Masyarakat menilai dengan adanya program ini dapat meningkatkan kemampuan (skill) dalam melakukan kegiatan usaha, hal ini dapat dilihat dari hasil wawancara persepsi
54
masyarakat penerima manfaat didapat bahwa sebagian besar responden berpendapat setuju terhadap pernyataan manfaat pertama (60 persen). Sebagian besar responden menilai manfaat program tersebut memberikan manfaat berupa peningkatan kemampuan (skill) dalam berusaha baik pada pertanian, peternakan, dan lainya. Peningkatan skill yang dirasakan masyarakat ini karena dalam program tersebut dilaksanakan kegiatan pendampingan dan pelatihan usaha. Program pendampingan usaha di empat desa Kecamatan Pamijahan tersebut yaitu meliputi pendampingan pertanian organik, pendampingan peternakan domba, pendampingan koperasi, pendampingan bengkel otomotif, pendampingan anyaman bambu, bantuan bibit tanaman perkebunan seperti kopi, aren, sukun, dan tanaman kayu lainnya. Tabel 15. Output Manfaat Peningkatan Kemampuan (skill) Usaha dalam Program CSR CGS di Kecamatan Pamijahan, 2012 No
Jenis Pendampingan
1
Pertanian Organik dan Budidaya Domba
2
Pendampingan KJKS SiRaA
Jumlah Penerima Manfaat Kelompok tani: Kacapi (10 orang) Celempung (10 orang), Berkah Tani (8 orang), Karya Mandiri (5 orang) Pengurus KJKS SiRaA (5 orang)
3
Pendampingan otomotif (bengkel)
Kelompok Pemuda Empat Desa (8 orang)
4
Pendampingan Kelompok tani Berkah anyaman bambu dan Tani, Desa Cibunian bibit pohon (20 orang) Sumber : Output data primer
Output yang didapat - Mampu membuat pupuk organik - Mampu malakukan pertanian organik sayuran selain padi - Mampu melakukan budidaya Domba dengan baik - Mampu melakukan budidaya Pepaya - Mampu melakukan administrasi kelembagaan seperti pelayan koperasi, teknik wawancara, mencari nasabah, permodalan, pembagian job description, dan marketing - Mampu melakukan administrasi pembukuan koperasi - Mampu melakukan perbaikan kendaraan bermotor - Menjadi tenaga kerja yang ahli di bengkel resmi/tidak - Mampu menciptakan lapangan pekerjaan bengkel - Dapat memanfaatkan sumberdaya bambu yang bernilai ekonomi - Terampil dalam menganyam bambu
55
Manfaat program yang kedua adalah meningkatkan
pendapatan
usaha
masyarakat. Berdasarkan hasil wawancara dengan penerima manfaat program didapat bahwa sebagian besar responden menilai setuju terhadap manfaat tersebut (50 persen). Pendampingan Koperasi SiRaA merupakan salah satu keberhasilan program CSR CGS yang dilihat dari neraca dan perubahan labarugi KJKS SiRaA tiap tahun yang dapat dilihat pada Tabel 16. Tabel 16. Neraca dan Laba Rugi KJKS SiRaA di Desa Ciasmara, Kecamatan Pamijahan, 2009-2012 Jumlah Jumlah Jumlah Tahun Modal Laba Rugi Aktiva Pasiva Anggota 2009 73.262.700 27.624.845 56.340.000 (10.702.145) 275 2010 253.249.507 170.726.435 99.654.855 (17.131.782) 648 2011 393.077.373 278.868.351 82.183.072 32.025.950 852 2012 648.002.347 463.309.550 166.617.022 18.075.774 1.101 Sumber: Laporan neraca dan laba rugi tahunan KJKS SiRaA, 2009-2012
Neraca dan laba rugi KJKS SiRaA mengalami peningakatan yang signifikan setiap tahunnya. Pendapatan (laba rugi) pada tahun 2011 sudah dapat menutupi kerugian tahun 2009-2010 dan menghasilkan sisa hasil usaha (SHU) sebesar Rp 4.442.022 dan pada tahun selanjutnya mendapatkan laba bersih sebesar Rp 18.075.774. Neraca dan laba rugi KJKS SiRaA selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 3. Program pendampingan pertanian organik dan bibit domba dapat diestimasi dampak perubahan pendapatan kelompok tani binaan CGS. Berdasarkan keterangan dari salah satu anggota LSM SLI bahwa kelompok tani yang dibina merupakan kelompok tani yang yang dibentuk LSM tersebut. Komoditas utama pertanian adalah padi dan masih kurangnya sumberdaya manusia (kemampuan) dalam hal teknik usaha tani. Sehingga dilaksanakannya program pelatihan pertanian organik dan bibit domba yang dapat meningkatkan
56
pendapatan masyarakat kelompok tani. Peningkatan pendapatan dapat terlihat pada jenis bantuan yang diterima yaitu berupa bibit-bibit pertanian seperti kangkung, pepaya california, caisin, tomat, dan bantuan bibit domba. Program budidya pepaya dilakukan oleh lima orang dari kelompok tani Karya Mandiri di Desa Purwabakti dari tahun 2009-2010 telah panen dan memberikan tambahan pendapatan kepada tiap petani sekitar Rp 700.000 per tahun, namun program budidaya tersebut tidak berlanjut karena petani lebih memilih jenis pertanian lain seperti padi, cabai, dan lainnya. Selain dari pertanian, empat orang anggota kelompok tani Karya Mandiri melakukan budidaya ternak domba. Masing-masing petani mendapatkan tiga ekor bibit domba. Pendapatan yang diperoleh setiap petani dari tahun 2009-2012 sudah dapat menjual enam ekor domba jika dinilaikan sekitar Rp 4.200.000, jadi tambahan pendapatan petani tiap tahunnya sekitar Rp 1.400.000. program budidaya domba di Kelompok tani Karya Mandiri masih berlanjut hingga saat ini. Analisis usaha tani kelompok tani Karya Mandiri di Desa Purwabakti dapat dilihat pada Lampiran 9. Program pertanian yang dikembangkan di Desa Cibunian yaitu budidaya tomat. Budidaya tomat ini dilaksanakan oleh enam orang anggota kelompok tani Berkah Tani. Hasil total produksi tomat pada tahun 2009-2010 yaitu sebesar tiga ton. Total nilai pendapatan budidaya tomat yaitu sebesar Rp 3.000.000 hingga akhir panen, jadi tambahan pendapatan tiap petani sebesar Rp 500.000 per tahun. Budidaya tomat ini tidak berlanjut yang dikarenakan turunnya harga tomat dari Rp 15.000 per kg menjadi Rp 500 per kg. Berdasarkan potensi sumberdaya yang ada di Desa Cibunian yaitu terdapat banyak pohon bambu maka diadakannya pula program pelatihan anyaman bambu. Program pelatihan anyaman bambu
57
dilaksanakan pada tahun 2009 oleh CSR CGS dengan jumlah peserta dari kelompok tani Berkah Mandiri sebanyak 17 orang. Program tersebut telah memberikan manfaat kepada masyarakat berupa keterampilan (skill) menganyam bambu. Keterampilan ini dapat dijadikan mata pencaharian masyarakat setempat. Namun pada kondisi yang ada terdapat kendala-kendala dalam pengelolaan usaha anyaman bambu seperti kurangnya permodalan, kurang pahamnya pemasaran, dan kondisi skala usaha yang masih kecil, sehingga menimbulkan kesenjangan antara pendapatan dengan biaya produksi. Hal-hal tersebutlah yang menimbulkan keberlanjutan program pelatihan anyaman bambu tidak bertahan lama. Menejemen program tersebut memiliki kekurangan dalam mengembangkan usaha anyaman tersebut yaitu dalam hal permodalan, pendampingan, dan pemasaran. Kondisi tersebutlah yang menjadi evaluasi program pelatihan anyaman bambu yang perlu diperbaiki oleh pihak perusahaan. Program yang dilaksanakan di Desa Cibunian selain itu yaitu program penanaman pohon dari jenis kayu dan perkebunan dengan diikuti oleh seluruh anggota kelompok tani Berkah Tani (20 orang) pada tahun 2009-2011. Program tersebut terlaksana dengan baik,
namun hasilnya dapat dirasakan di tahun
mendatang. Adapun estimasi peningkatan pendapatan petani tiap tahunnya dapat dilihat pada Tabel 17. Tabel 17. Estimasi Peningkatan Pendapatan Petani dengan Adanya Bantuan Bibit Pohon Kayu dan Perkebunan di Kecamatan Pamijahan No 1 2 3 4
Nama Produk Kayu Aren Kopi Sukun
Jumlah Pendapatan Petani (Rp/tahun)
Total Pendapatan (Rp/petani/tahun)
Total Pendapatan (Rp/petani/bulan)
1.761.000 23.149.000 1.195.000 2.088.000 27.193.000
147.000 1.929.000 100.000 174.000 2.350.000
58
Sumber: Output data primer
Bantuan penanaman pohon perkayuan maupun perkebunan tentunya saat ini belum dapat dirasakan manfaatnya. Manfaat dari penanaman bibit pohon kayu dapat dirasakan setelah beberapa tahun kemudian. Tabel 17 menunjukan adanya peningkatan pendapatan petani penerima manfaat setelah didiscounting (6%), sehinggadidapat jumlah tambahan peningkatan pendapatan tiap petani per bulan dari hasil program penanaman pohon sebesar Rp 2.350.000. Perhitungan Analisis cash flow penanaman pohon dapat dilihat pada lampiran 10-13. Manfaat program yang ketiga adalah membantu akses permodalan usaha masyarakat. Akses permodalan untuk masyarakat yang dimaksud yaitu melalui koperasi. Salah satu program CSR CGS Pamijahan di bidang ekonomi adalah program bantuan pendampingan Koperasi Jasa Keuangan Syariah Mitra Usaha (SiRaA) di Desa Ciasmara. Program pendampingan koperasi tersebut bekerja sama dengan PT. Permodalan Nasional Madani (PNM) dalam upaya pengembangan koperasi. KJKS SiRaA merupakan sebuah lembaga keuangan mikro yang berdiri sejak bulan Mei 2009 yang mendapat bantuan CSR CGS. Lingkup kerja SiRaA meliputi empat desa yaitu Desa Ciasihan, Desa Cibunian, Desa Ciasmara, dan Desa Purwabakti. Hingga saat ini SiRaA berkembang dengan baik menjadi koperasi yang manfaatnya bisa dirasakan oleh seluruh masyarakat Pamijahan. Dukungan dan bantuan CSR CGS dalam megembangkan koperasi SiRaA di Desa Ciasmara merupakan salah satu bentuk upaya CGS dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat pamijahan khususnya dalam akses permodalan. Berikut data nasabah KJKS SiRaA dalam rekapitulasi kredit dan tabungan dari tahun 2009-2011, dapat dilihat pada Tabel 18. . 59
Tabel 18. Rekapitulasi Realisasi Kredit dan Tabungan KJKS SiRaA di Kecamatan Pamijahan, 2009-2012 Tahun 2009 2010 2011 2012
Rekap Realisasi Kredit Jumlah Plafond (Rp) Rekening (A) 56 49.125.000 241 387.395.400 362 752.116.200 455 1.062.034.300
Rekap Realisasi Tabungan Jumlah Saldo(Rp) Rekening (B) 275 33.866.900 648 185.398.182 852 291.624.943 1.101 525.453.621
Rasio A/B (%) 20 37 42 41
Sumber : Rakapitulasi kredit dan tabungan KJKS SiRaA Tahun 2009-2012
Berdasarkan hasil wawancara dengan penerima manfaat program CSR CGS didapat bahwa sebagian besar responden menilai setuju (40 persen) dengan manfaat program ketiga ini. Melihat dari hasil wawancara melalui kuesioner tersebut dapat diketahui bahwa sebagian masyarakat ada yang mendapatkan manfaat permodalan dan sebagian lagi tidak mendapat. Hal ini dikarenakan beberapa faktor yaitu kurangnya informasi yang sampai kepada masyarakat terkait koperasi SiRaA dan jauhnya akses menuju koperasi. Berdasarkan kendala-kendala tersebut KJKS SiRaA melakukan sistem „jemput bola‟ atau mendatangi masyarakat yang ingin mendapatkan jasa kredit maupun menabung di KJKS SiRaA melalui mekanisme kelompok ibu-ibu dari anggota kelompok tani binaan CGS di empat desa Kecamatan Pamijahan. Hasil positif terhadap pengembangan koperasi SiRaA dapat dilihat pada Tabel 19 dari persentase rasio jumlah rekening kredit (A) terhadap jumlah rekening tabungan (B) yang setiap tahunnya mengalami peningkatan (20% - 42%). Manfaat program yang keempat adalah dapat meningkatkan kemandirian masyarakat dalam melakukan usaha. Capaian program CSR CGS bidang ekonomi ini diharapkan dapat meningkatkan kemandirian masyarakat dalam melakukan usaha. Upaya peningkatan kemandirian ini didukung oleh program-program CSR CGS seperti adanya pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan skill usaha dan
60
didukung dengan adanya akses permodalan melalui koperasi SiRaA. Melalui program-program
tersebut
dirasa
cukup
untuk
mendukung
tercapainya
peningkatan kemandirian usaha masyarakat. Berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat penerima manfaat program didapat bahwa sebagian besar responden menyatakan setuju (70 persen). Hasil ini menunjukan bahwa dengan adanya program CSR CGS bidang ekonomi memberikan dampak positif kepada masyarakat pamijahan yaitu meningkatkan kemandirian usaha. Manfaat program yang kelima adalah keberlanjutan manfaat program CSR CGS masih dapat dirasakan sampai saat ini. Keberlanjutan manfaat yang dimaksud yaitu melalui program bantuan CSR CGS bidang ekonomi ini terciptanya penguatan kelembagaan masyarakat seperti kelompok tani, koperasi, dan kelompok masyarakat lainnya. Upaya yang dilakukan dalam penguatan kelembagaan tersebut yaitu melalui program-program pendampingan masyarakat yang dilakukan oleh mitra CGS (LSM, PT. PNM, Dompet Duafa , dan lainnya). Diharapkan dengan adanya penguatan kelembagaan ini akan terciptanya kelembagaan kelompok masyarakat yang mandiri dalam mengelola sumberdaya, sehingga tidak menutup kemungkinan bantuan-bantuan dari CGS akan diterima berkelanjutan dan dikelola secara mandiri oleh masyarakat. Berdasarkan hasil wawancara dengan responden (masyarakat penerima manfaat program CSR CGS) didapat bahwa sebagian besar responden menilai setuju (36,67 persen) terhadap manfaat kelima. Berdasarkan hasil wawancara persepsi tersebut sebagian besar masyarakat merasa program bantuan CSR CGS tidak ada keberlanjutannya karena sekitar tahun 2011 bantuan untuk petani tidak
61
ada lagi. Namun meskipun demikian masyarakat merasa manfaat dari pengalaman dan ilmu pelatihan pertanian masih dapat dirasakan hingga saat ini. 6.3.
Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) terhadap Pelayanan Program Bantuan CSR CGS Bidang Ekonomi
Setelah menganalisis indikator-indikator kinerja perusahaan terhadap program CSR CGS, selanjutnya menganalisis indeks kepuasan masyarakat (IKM) terhadap pelayanan program bantuan CSR CGS khusunya bidang ekonomi secara keseluruhan. Analisis ini dapat dilakukan dengan cara menghitung nilai indeks dari unit pelayanan kinerja secara keseluruhan, adapun nilai kepuasan dapat diperoleh dengan cara mengalikan masing-masing nilai rata-rata unsur dengan bobot nilai rata-rata tertimbang (NRR x 0,071). Berdasarkan data dalam Lampiran 7 maka nilai kepuasan secara keseluruhan diperoleh sebesar 2,7453333 dibulatkan menjadi 2,75. Dengan demikian nilai kepuasan unit pelayanan hasilnya dapat disimpulkan sebagai berikut : a.
Nilai IKM setelah dikonversi = Nilai Indeks x Nilai penimbang = 2,75 x 25 = 68,75
b.
Mutu pelayanan B
c.
Kinerja unit pelayanan Baik Berdasarkan perhitungan di atas, secara keseluruhan indeks kepuasan
masyarakat terhadap pelayanan program bantuan CSR CGS dapat dikatakan dalam kondisi yang baik, namun perlu digarisbawahi bahwa kualitas pelayanan masih harus ditingkatkan karena masih ada beberapa indikator maupun sub indikator yang menunjukkan kinerja yang tidak baik. Dari 14 indikator yang diteliti terdapat 10 indikator dengan kategori pelayanan baik dan mampu
62
memuaskan masyarakat sedangkan 4 indikator lainnya masuk dalam kategori tidak baik sehingga perlu adanya pembenahan dalam hal pelayanan. Kategori kinerja indikator baik maupun tidak dapat di lihat pada Tabel 21. Tabel 21. Pengakategorian Kinerja Indikator Pelayanan Program CSR CGS di Pamijahan No Indikator dengan Kategori Baik 1 Kejelasan petugas pelayanan 2 Kedisiplinan petugas 3 Kecepatan petugas 4 Kesopanan dan keramahan petugas 5 Kewajaran biaya pelayanan 6 Kepastian biaya pelayanan 7 Kepastian jadwal pelayanan 8 Kemampuan petugas pelayanan 9 Kenyamanan lingkungan 10 Keamanan lingkungan Sumber : Diolah dari data primer
No 1 2 3 4
Indikator dengan Kategori tidak Baik Prosedur pelayanan Persyaratan pelayanan Tanggung jawab petugas Keadilan mendapatkan pelayanan
Apabila dilihat dari banyaknya keseluruhan sub indikator, maka dari 22 sub indikator terdapat 13 sub indikator yang tergolong baik dan 9 sub indikator tergolong tidak baik. Penilainan terhadap keseluruhan sub indikator dapat dilihat pada Lampiran 4. 6.4.
Importance Performance Analysis (IPA) Importance Performance Analysis (IPA) digunakan untuk menganalisis
tingkat kepentingan dan kinerja program CSR CGS bidang ekonomi di Kecamatan Pamijahan. IPA dalam penelitian ini menganalisis tentang persepsi masyarakat terhadap tingkat kepentingan dan kinerja program CSR CGS, lalu menetukan tingkat kesesuaian antara tingkat kepentingan masyarakat dengan kinerja CSR CGS, dan mengaanalisis diagram Cartesiusberdasarkan kuadrankuadaran didalam diagram tersebut.
63
6.4.1. Penilaian Masyarakat terhadap Tingkat Kinerja dan Kepentingan Pada Indikator-indikator Kualitas Pelayanan Program CSR CGS Penilaian masyarakat terhadap tingkat kinerja dan kepentingan pada indikator-indikator kualitas pelayanan program CSR CGS disajikan dalam Lampiran 5 untuk penilaian masyarakat terhadap tingkat kinerja pelayanan program dan Lampiran 6 untuk penilaian masyarakat terhadap tingkat kepentingan pelayanan program tersebut. Berikut hasil penilaian masyarakat penerima manfaat program terhadap 14 indikator pelayanan program CSR CGS di Pamijahan. 1.
Prosedur Pelayanan Indikator prosedur pelayanan dalam penelitian ini terdiri dari tiga sub
indikator pertanyaan yaitu tingkat keterbukaan informasi mengenai prosedur pelayanan pemberian program bantuan untuk pertanyaan nomor satu, tingkat kejelasan alur pengajuan program bantuan untuk pertanyaan nomor dua, dan tingkat kesederhanaan prosedur pelayanan mendapatkan program bantuan untuk pertanyaan nomor tiga. Berdasarkan data hasil penelitian dan dilakukan tabulasi data maka diperoleh bahwa mayoritas responden menyatakan kondisi pelayanan program bantuan CSR CGS di Kecamatan Pamijahan terhadap sub indikator tersebut belum baik. Sebagian besar responden menyatakan tingkat kinerja yang kurang puas yaitu sebesar 38,89 persen, dari ketiga sub indikator pelayanan tersebut didapat rata-rata responden menjawab 32,22 persen tingkat kinerja perusahaan puas, lalu 24,44 persen responden menilai tingkat kinerja perusahaan tidak puas, dan 4,44 persen menilai tingkat kinerja perusahaan sangat puas. Ketiga sub indikator tersebut dinilai oleh sebagian besar responden belum baik, hal ini dikarenakan adanya penyampaian informasi yang kurang sesuai dengan
64
kepentingan masyarakat. Berdasarkan hasil wawancara dengan menggunakan instrumen kuesioner didapat bahwa sumber informasi masyarakat terhadap program bantuan tersebut sebagian besar didapat dari lembaga swadaya masyarakat (LSM) dan sebagian kecil masyarakat mendapatkan informasi terkait program tersebut yaitu melalui pihak Desa, tokoh masyarakat, kelompok tani, dan pegawai Chevron Geothermal Salak, Ltd. Berdasarkan jumlah bobot rata-rata ketiga sub indikator yang diperoleh maka bobot rata-rata sebesar 65, sehingga nilai rata-rata (NRR) untuk indikator prosedur pelayanan program bantuan corporate social responsibility (CSR) CGS bidang ekonomi adalah sebesar 2,17, dengan demikian dapat dikategorikan dalam kondisi yang kurang baik. Bila dilihat dari tingkat kepentingannya dari segi prosedur pelayanan maka dapat dikatakan bahwa sebagian besar responden memberikan penilaian penting yaitu sebesar 54,44 persen responden, 37,78 persen responden menyatakan sangat penting, dan 3,33 persen responden menilai kurang penting. Dengan melihat tingkat kepentingan yang cukup tinggi ini menandakan bahwa masyarakat sangat menginginkan adanya kejelasan informasi dan prosedur pelayanan yang terbuka guna memperoleh program bantuan CSR CGS bidang ekonomi. Prosedur yang jelas dan mudah dimengerti merupakan langkah awal agar masyarakat menjadikan program bantuan CSR CGS bidang ekonomi sebagai salah satu kekuatan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Secara keseluruhan tingkat kepentingan untuk prosedur pelayanan mempunyai jumlah bobot sebesar 99 dan bila di bandingkan dengan kualitas pelayanan yang dirasakan oleh responden mempuyai nilai rata-rata (NRR) sebesar 0,6566. Jadi didapat nilai kesesuaian antara kinerja dengan kepentingan
65
masyarakat sebesar 65,66 persen yang berarti kepentingan masyarakat terpenuhi sebesar 65,66 persen. 2.
Persyaratan Pelayanan Indikator persyaratan pelayanan dalam penelitian ini terdiri dari dua sub
indikator yaitu kemudahan dalam mengurus dan memenuhi persyaratan
mendapatkan program bantuan untuk nomor empat dan kejelasan mengenai persyaratan pengajuan program bantuan untuk nomor lima. Berdasarkan hasil wawancara dengan responden diperoleh data hasil penelitian yang berkaitan dengan indikator persyaratan pelayanan yaitu sebagian besar responden menyatakan tingkat kemudahan persyaratan pelayanan dan kejelasan persyaratan pelayanan adalah tidak mudah. Secara keseluruhan 35 persen responden menjawab tidak puas, 23,33 menjawab kurang puas, 33,33 menjawab puas, dan 8,33 menjawab sangat puas terhadap kinerja persyaratan pelayanan program bantuan CSR CGS bidang ekonomi. Hasil dari kedua sub indikator menghasilkan bobot rata-rata sebesar 64,50 dengan nilai rata-rata sebesar 2,15 sehingga secara keseluruhan indikator persyaratan pelayanan dalam kondisi yang kurang baik. Persyaratan untuk mendapatkan pelayanan program bantuan CSR CGS bidang ekonomi menjadi sangat penting mengingat masyarakat di sekitar wilayah kerja perusahaan harus memenuhinya agar mendapatkan pelayanan seperti yang diharapkan. Hasil yang diperoleh dari tingkat kepentingan persyaratan pelayanan masyarakat penerima manfaat program secara keseluruhan menggambarkan lebih dari 51 persen responden menyatakan bahwa kemudahan dan kejelasan persyaratan pelayanan adalah penting dan 41 persen menyatakan sangat penting, 5
66
persen responden yang menyatakan kurang penting, dan 1,67 persen responden menyatakan tidak penting. Oleh karena itu secara keseluruhan untuk indikator tingkat kepentingan terhadap persyaratan pelayanan oleh responden merupakan hal yang sangat penting, hal ini dapat dilihat berdasarkan jumlah bobot rata-rata indikator ini sebesar 100 dengan skor nilai sebesar 3,33 yang artinya responden menganggap sangat penting akan persyaratan pelayanan. Sementara itu tingkat kesesuaian antara harapan dengan kenyataan dapat dilihat dari perbandingan tingkat kepentingan dengan kepuasan mengenai kualitas pelayanan dalam hal persyaratan pelayanan. Dengan jumlah bobot rata-rata nilai 64,50 pada tingkat kepuasan kualitas pelayanan dan 100 pada tingkat kepentingan maka diperoleh tingkat kesesuaian sebesar 64,50 persen yang artinya kepentingan masyarakat terpenuhi sebesar 64,50 persen. 3.
Kejelasan Petugas Pelayanan Indikator kejelasan petugas pelayanan dalam penelitian ini yaitu tingkat
kepastian mengenai identitas dan petugas/pendamping pelayanan program bantuan CSR CGS bidang ekonomi di masyarakat pelayanan untuk pertanyaan nomor enam. Kepastian identitas dan petugas/pendampingan ini maksudnya yaitu masyarakat
penerima
manfaat
dapat
mengenal
secara
pasti
adanya
petugas/pendamping dalam program ini. Tingkat kepuasan masyarakat dari sub indikator tingkat kepastian identitas dan petugas/pendamping program ini didapat 26,67 persen responden menyatakan sangat pasti dan 50 persen responden menyatakan pasti, Sedangkan 26,67 persen menyatakan kurang pasti dan 6,67 persen responden responden menjawab tidak pasti. Maka dari sub indikator ini diperoleh jumlah bobot sebesar 89 dan NRR
67
sebesar 2,97. Berdasarkan rentang bobot dan NRR dapat diketahuai bahwa kepuasan akan kualitas kejelasan petugas/pendamping program bantuan CSR CGS bidang ekonomi berada dalam kondisi baik. Dilihat dari tingkat kepentingan masyarakat khususnya untuk indikator kejelasan petugas pelayanan. Sub indikator terssebut menunjukkan bahwa mayoritas responden yaitu sebesar 60 persen responden menyatakan penting, 36,67 persen menyatakan sangat penting, dan 3,33 persen menyatakan kurang penting akan kejelasan petugas pelayanan. Bagi masyarakat kejelasan mengenai kepastian dan petugas/pendamping pelayanan program adalah sangat berguna karena dapat meningkatkan peran serta aktif masyarakat dalam mensukseskan program tersebut, sehingga capaian yang telah ditargetkan dapat terlaksana. Berdasarkan persepsi masyarakat terhadap indikator ini yaitu masyarakat penerima manfaat program menilai mengenai kejelasan petugas pelayanan sangat penting. Berdasarkan hasil tingkat kepuasan dan kepentingan akan kejelasan petugas pelayanan, maka diperoleh tingkat kesesuaian sebesar 89 persen yang artinya kepentingan masyarakat terpenuhi dengan baik sebesar 89 persen. 4.
Kedisiplinan Pelayanan Indikator kedisiplinan petugas pelayanan dalam penelitian ini terdiri dari
dua sub indikator yaitu tingkat kredibilitas petugas/pendamping program untuk pertanyaan nomor 7, tingkat kesesuaian jadwal pendampingan dengan pelaksanaan program bantuan untuk pertanyaan nomor 8. Pada tingkat kredibilitas masyarakat menilai bahwa 10 persen responden menyatakan petugas/pendamping tidak kredibel, 16,67 persen responden menyatakan kurang kredibel, 50 persen responden menyatakan petugas pelayanan kredibel, dan 26,67 persen responden
68
sangat kredibel. Sedangkan mengenai tingkat kesesuaian jadwal pendampingan dengan pelaksanaannya yaitu 13,33 persen responden menilai kesesuaian jadwal pendampingan tidak sesuai, 16,67 persen responden menyatakan kurang sesuai, 53,33 persen responden menilai sudah sesuai, dan 16,67 persen responden menilai sangat sesuai. Selanjutnya apabila bobot nilai keseluruhan indikator dirata-rata, maka akan diperoleh jumlah bobot sebesar 82,50 dan NRR yang diperoleh sebesar 2,75. Berdasarkan rentang skor yang ada dapat dikatakan bahwa kinerja kedisiplinan petugas pelayanan program CSR CGS bidang ekonomi berada dalam kondisi yang baik. Persepsi
masyarakat
terhadap
kepentingan
indikator
kedisiplinan
pelayanan tersebut dari kedua sub indikator yaitu 63,33 persen menyatakan penting, 31,67 persen menyatakan sangat penting, 3,33 persen menyatkan tidak penting, dan 1,67 persen menyatakan kurang penting. Tingkat kepentingan dari indikator kedisiplinan petugas pelayanan berdasarkan wawancara dengan responden adalah penting yaitu dengan rata-rata jumlah bobot sebesar 97 dengan rentang NRR sebesar 3,23. Bila dihitung tingkat kesesuaian antara kepentingan dengan kepuasan masyarakat maka diperoleh nilai kesesuaian sebesar 85,05 persen. Hal ini menunjukan bahwa sebesar 85,05 persen kepentingan masyarakat sudah dapat terpenuhi dengan baik. 5.
Tanggungjawab Petugas Pelayanan Indikator tanggungjawab petugas pelayanan dalam penelitian ini terdiri
dari dua sub indikator yaitu tingkat keberlanjutan program untuk pertanyaan nomor 9 dan tingkat kejelasan dan keterbukaan bentuk bantuan yang disalurkan
69
untuk pertanyaan nomor 10. Indikator pelayanan ini merupakan terkait dengan tanggungjawab petugas/pendamping terhadap dampak keberlanjutan manfaat yang telah diberikan dan tanggungjawab petugas/pendamping pelayanan program dalam menyampaikan jenis bantuan yang akan diberikan, sehingga masyarakat mengetahui dan merasa tidak ada informasi yang tertutup. Berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat penerima manfaat bahwa bantuan yang diberikan yaitu berupa natura (barang) dan pelatihanpelatihan usaha baik pertanian, peternakan, otomotif dan lainnya. Sedangkan untuk keberlanjutan manfaat program yaitu sebagian besar tidak berlanjut seperti bantuan domba yang sudah dijual lagi dan sebagian ada yang manfaatnya masih berlanjut seperti bantuan bibit pertanian dan pohon, serta bantuan domba yang masih beranak-pinak untuk dijual. Tingkat kinerja rata-rata dari kedua sub indikator tersebut dinilai responden kurang puas (41,67 persen), tidak puas (26,67 persen), puas (23,33 persen), dan sangat puas (8,33 persen). Kinerja indikator pelayanan ini dinilai kurang baik oleh masyarakat penerima manfaat program. Hal ini dapat dilihat dari jumlah bobot nilai indikator sebesar 64 dengan NRR indikator sebesar 2,13. Tingkat kesesuaian yang didapat dari indikator ini yaitu sebesar 59,81 persen, artinya kepentingan masyarakat terpenuhi sebesar 59,81 persen. 6.
Kemampuan Petugas Pelayanan Indikator kemampuan petugas pelayanan dalam penelitian ini terdiri dari
tiga sub indikator yaitu tingkat kemampuan petugas/pendamping dalam melakukan pelatihan/pendampingan program bantuan untuk pertanyaan nomor 11, petugas/pendamping menggunakan alat bantu dalam pendampingan seperti laptop,
70
LCD, dll untuk pertanyaan nomor 12, dan petugas/pendamping menyampaikan teknologi dan inovasi baru dalam kegiatan pendampingan untuk pertanyaan nomor 13. Tingkat kemampuan petugas pelayanan dapat dinyatakan bahwa mayoritas responden menyatakan petugas pelayanan sudah cukup mampu dalam melakukan pendampingan/pelatihan kepada masyarakat penerima manfaat program. Pada pertanyaan nomor 11 didapat bahwa 3,33 persen responden menyatakan petugas/pendamping tidak mampu melakukan pendampingan/pelatihan kepada masyarakat, 10 persen responden menyatakan kurang mampu melakukan pendampingan/pelatihan kepada masyarakat, 66,67 persen responden menyatakan petugas
pelayanan
masyarakat,
dan
mampu 20
melakukan
persen
responden
pendampingan/pelatihan sangat
mampu
kepada
melakukan
pendampingan/pelatihan kepada masyarakat. Untuk pertanyaan nomor 12 yaitu masyarakat berpendapat bahwa 23,33 tidak puas terhadap pertanyaan nomor 12, 13,33 persen responden menyatakan kurang puas terhadap pertanyaan nomor 12, 53,33 persen responden puas terhadap pertanyaan nomor 12, dan 10 persen responden menilai sangat puas terhadap pertanyaan nomor 12. Sedangkan untuk pertanyaan nomor 13 yaitu masyarakat berpendapat bahwa 3,33 persen responden menjawab tidak puas terhadap teknologi dan inovasi baru yang dibawa oleh pendamping, 36,67 persen responden menjawab kurang puas terhadap teknologi dan inovasi baru yang dibawa oleh pendamping, 50 persen responden menjawab puas terhadap teknologi dan inovasi baru yang dibawa oleh pendamping, dan 10 persen responden menjawab sangat puas terhadap teknologi dan inovasi baru yang dibawa oleh pendamping. Jumlah bobot rata-rata indikator ini adalah sebesar 82
71
dan NRR yang diperoleh sebesar 2,73. Berdasarkan rentang skor bobot didapat bahwa kinerja kemampuan petugas pelayanan program CSR CGS bidang ekonomi berada dalam kondisi baik. Tingkat kepentingan terhadap indikator kemampuan petugas pelayanan didapat nilai rata-rata dari ketiga sub indikator yaitu 56,67 persen responden menyatakan penting, 38,89 persen menyatakan sangat penting, dan 4,44 persen responden menyatakan kurang penting. Rata-rata jumlah bobot dari ketiga sub indikator yaitu sebesar 100,33 dengan NRR sebesar 3,24. Dengan demikian indikator pelayanan ini sangat penting dirasakan oleh masyarakat penerima manfaat program. Sementara bila dihitung tingkat kesesuaian antara kepentingan dengan kepuasan masyarakat maka diperoleh nilai kesesuaian sebesar 81,73 persen. Hal ini menunjukan bahwa kepentingan masyarakat sudah terpenuhi dengan baik sebesar 81,73 persen. 7.
Kecepatan Pelayanan Indikator kecepatan pelayanan dalam penelitian ini terdiri dari dua sub
indikator yaitu tingkat kecepatan waktu pengajuan dan realisasi program bantuan untuk pertanyaan nomor 14 dan tingkat ketepatan waktu petugas/pendamping dalam pelaksanaan program bantuan untuk pertanyaan nomor 15. Pada pertanyaan nomor 14 dapat dinyatakan bahwa 20 persen responden menyatakan petugas/pendamping tidak cepat dalam proses realisasi program, 40 persen responden menyatakan petugas/pendamping kurang cepat dalam proses realisasi program, 26,67 persen responden menyatakan petugas/pendamping cepat dalam proses realisasi program, dan 13,33 responden menyatakan sangat cepat dalam proses realisasi program. Sedangkan tingkat ketepatan waktu petugas/pendamping
72
dalam pelaksanaan program bantuan untuk pertanyaan nomor 15 yaitu 3,33 persen responden menilai tidak tepat waktu, 10 persen responden menyatakan kurang tepat waktu, 73,33 persen responden menilai sudah tepat waktu, dan 13,33 persen responden menilai sangat tepat waktu. Selanjutnya apabila jumlah bobot kedua sub indikator dirata-rata, maka diperoleh rata-rata jumlah bobot sebesar 79,50 dan NRR indikator yang diperoleh sebesar 2,65. Berdasarkan rentang bobot yang ada dapat dikatakan bahwa kinerja kecepatan pelayanan program CSR CGS bidang ekonomi berada dalam kondisi yang baik. Tingkat kepentingan terhadap indikator kecepatan pelayanan didapat nilai rata-rata dari kedua sub indikator yaitu 3,33 persen menyatakan tidak penting, tidak ada responden yang menyatakan kurang penting, 63,33 persen menyatakan penting, dan 33,33 persen menyatakan sangat penting. Tingkat kepentingan dari indikator kecepatan pelayanan berdasarkan hasil wawancara dengan responden adalah penting yaitu dengan rata-rata jumlah bobot sebesar 98 dengan nilai ratarata sebesar 3,27. Tingkat kesesuaian antara kepentingan dengan kepuasan masyarakat yaitu sebesar 81,12 persen, artinya sebesar 81,12 persen kepentingan masyarakat sudah terpenuhi dengan baik. 8.
Keadilan Mendapatkan Pelayanan Indikator keadilan mendapatkan pelayanan program bantuan CSR CGS
dalam penelitian ini terdiri dari dua sub indikator yaitu tingkat kesesuaian bantuan yang diberikan dengan kebutuhan dan potensi lingkungan untuk pertanyaan nomor 16, tingkat kesamaan perlakuan dalam mendapatkan program bantuan untuk pertanyaan nomor 17. Tingkat keadilan mendapatkan pelayanan bahwa pada pertanyaan nomor 16 sebanyak 20 persen responden menyatakan bahwa
73
program yang diberikam tidak sesuai dengan kebutuhan dan daya dukung lingkungan, 40 persen responden menyatakan sebanyak 20 persen responden menyatakan bahwa program yang diberikam kurang sesuai dengan kebutuhan dan daya dukung lingkungan, 33,33 persen responden menyatakan sebanyak 20 persen responden menyatakan bahwa program yang diberikam sesuai dengan kebutuhan dan daya dukung lingkungan, dan 6,67 responden sebanyak 20 persen responden menyatakan bahwa program yang diberikam sangat sesuai dengan kebutuhan dan daya dukung lingkungan. Sedangkan pada tingkat kesamaan perlakuan dalam mendapatkan program bantuan untuk pertanyaan nomor 17 yang didapat yaitu 10 persen responden menilai bahwa kesamaan perlakuan oleh petugas/pendamping tidak didapat, 20 persen responden menilai bahwa kesamaan perlakuan oleh petugas/pendamping kurang didapat, 60 persen responden menilai bahwa kesamaan perlakuan oleh petugas/pendamping diperoleh sudah baik, dan 10 persen responden menilai bahwa kesamaan perlakuan oleh petugas/pendamping diperoleh sudah sangat baik. Apabila bobot nilai kedua sub indikator dirata-rata, maka akan diperoleh bobot sebesar 74,50 dan nilai rata-rata yang diperoleh sebesar 2,48. Berdasarkan rentang bobot yang ada dapat dikatakan bahwa kinerja keadilan mendapatkan pelayanan program bantuan CSR CGS bidang ekonomi berada dalam kondisi yang kurang baik. Tingkat kepentingan terhadap indikator keadilan mendapatkan pelayanan didapat nilai rata-rata dari kedua sub indikator yaitu 5 persen responden menyatakan tidak penting, 3,33 persen responden menyatakan kurang penting, 53,33 persen responden menyatakan penting, dan 38,33 persen responden menyatakan sangat penting terhadap indikator penilaian tersebut. Tingkat
74
kepentingan dari indikator keadilan mendapatkan pelayanan berdasarkan hasil wawancara dengan responden adalah sangat penting yaitu dengan rata-rata bobot nilai sebesar 3,25 dengan rentang nilai sebesar 97,50. Sementara bila dihitung tingkat kesesuaian antara kinerja dengan kepentingan masyarakat maka diperoleh nilai kesesuaian sebesar 76,41 persen, artinya sebesar 76,41 persen kepentingan masyarakat sudah terpenuhi dengan baik. 9.
Kesopanan dan Keramahan Indikator kesopanan dan keramahan dalam penelitian ini terdiri dari satu
sub indikator yaitu tingkat kesopanan dan keramahan petugas/pendamping dalam proses pendampingan untuk pertanyaan nomor 18. Tingkat kesopanan dan keramahan petugas/pendamping dalam proses pendampingan bahwa mayoritas responden menilai petugas pelayanan program sudah baik, dimana 73,33 persen responden menyatakan puas terhadap indikator kinerja tersebut. Jumlah bobot indikator ini sebesar 96 dan NRR yang diperoleh sebesar 3,20. Berdasarkan rentang bobot dapat dikatakan bahwa tingkat kinerja kesopanan dan keramahan petugas/pendamping dalam proses pendampingan CSR CGS bidang ekonomi berada dalam kondisi yang baik. Kepentingan
terhadap
tingkat
kesopanan
dan
keramahan
petugas/pendamping dalam proses pendampingan didapat yaitu 53,33 persen responden menyatakan penting dan 46,67 persen responden menyatakan sangat penting. Tingkat kepentingan dari indikator ini adalah sangat penting yaitu dengan jumlah bobot nilai sebesar 104 dan NRR sebesar 3,47. Sementara bila dihitung tingkat kesesuaian antara kepentingan dengan kepuasan masyarakat maka diperoleh nilai kesesuaian sebesar 81,73 persen. Hal ini berarti kepentingan
75
masyarakat terhadap pelayana ini telah terpenuhi dengan baik sebesar 81,73 persen. 10. Kewajaran Biaya Pelayanan Indikator kewajaran biaya pelayanan dalam penelitian ini terdiri dari satu sub indikator yaitu tidak dikenakan biaya kepada peserta program bantuan untuk pertanyaan nomor 19. Program bantuan yang diberikan oleh perusahaan merupakan bantuan yang sifatnya hibah, sehingga masyarakat penerima bantuan tidak dikenakan pungutan biaya apapun. Pada indikator kewajaran biaya pelayanan didapat bahwa mayoritas responden (56,67 persen) menyatakan puas dengan gratisnya program dari perusahaan, namun ada beberapa responden yang menyatakan bahwa kurang puas dengan adanya sistem dari mitra perusahaan yang memberatkan masyarakat seperti adanya biaya tambahan pelatihan dan sistem bayar panen dari bantuan yang diberikan. umlah bobot nilai indikator ini sebesar 92 dan nilai rata-rata yang diperoleh sebesar 3,07. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kinerja indikator kewajaran biaya pelayanan program CSR CGS bidang ekonomi berada dalam kondisi yang baik. Persepsi masyarakat terhadap kepentingan indikator kewajaran biaya pelayanan yaitu mayoritas responden menyatakan penting (56,67 persen). Indikator pelayanan ini memiliki jumlah bobot sebesar 101 dan nilai rata-rata indikator sebesar 3,37. Dengan demikian berdasarkan rentang jumlah bobot dan nilai rata-rata yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa indikator kewajaran biaya pelayanan dirasa sangat penting oleh masyarakat penerima manfaat. Berdasarkan tingkat kesesuaian antara kepentingan dengan kepuasan masyarakat maka
76
diperoleh nilai kesesuaian sebesar 91,09 persen yang merupakan mewakili dari terpenuhinya kepentingan masyarakat terhadap indikator pelayanan ini. 11. Kepastian Biaya Pelayanan Indikator kewajaran biaya pelayanan dalam penelitian ini terdiri dari satu sub indikator yaitu tidak dikenakan biaya kepada peserta program bantuan untuk pertanyaan nomor 19. Program bantuan yang diberikan oleh perusahaan merupakan bantuan yang sifatnya hibah, sehingga masyarakat penerima bantuan tidak dikenakan pungutan biaya apapun. Pada indikator kewajaran biaya pelayanan didapat bahwa mayoritas responden (56,67 persen) menyatakan puas dengan gratisnya program dari perusahaan, namun ada beberapa responden yang menyatakan bahwa kurang puas dengan adanya sistem dari mitra perusahaan yang memberatkan masyarakat seperti adanya biaya tambahan pelatihan dan sistem bayar panen dari bantuan yang diberikan. umlah bobot nilai indikator ini sebesar 92 dan nilai rata-rata yang diperoleh sebesar 3,07. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kinerja indikator kewajaran biaya pelayanan program CSR CGS bidang ekonomi berada dalam kondisi yang baik. Persepsi masyarakat terhadap kepentingan indikator kewajaran biaya pelayanan yaitu mayoritas responden menyatakan penting (56,67 persen). Indikator pelayanan ini memiliki jumlah bobot sebesar 101 dan nilai rata-rata indikator sebesar 3,37. Dengan demikian berdasarkan rentang jumlah bobot dan nilai rata-rata yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa indikator kewajaran biaya pelayanan dirasa sangat penting oleh masyarakat penerima manfaat. Berdasarkan tingkat kesesuaian antara kepentingan dengan kepuasan masyarakat maka
77
diperoleh nilai kesesuaian sebesar 91,09 persen yang merupakan mewakili dari terpenuhinya kepentingan masyarakat terhadap indikator pelayanan ini. 12. Kepastian Jadwal Pelayanan Indikator kepastian jadwal pelayanan dalam penelitian ini terdiri dari satu sub indikator yaitu kepastian jadwal pendampingan dan pemberian program bantuan untuk pertanyaan nomor 20. Kepastian jadwal pelayanan yang diberikan kepada penerima manfaat program disesuaikan dengan waktu penerima manfaat. Adapun berdasarkan hasil wawancara dengan responden untuk kepastian jadwal pendampingan dan pemberian bantuan yaitu bervariasi, ada yang diberikan setiap minggu, setiap bulan, dan setiap tahun. Persepsi masyarakat terhadap kepastian jadwal pelayanan yaitu mayoritas responden menyatakan puas terhadap kinerja kepastian jadwal pelayanan (46,67 persen menjawab puas dan 26,67 persen menjawab sangat puas). Jumlah bobot indikator ini sebesar 88 dan nilai yang diperoleh sebesar 2,93. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kinerja indikator kewajaran biaya pelayanan program CSR CGS bidang ekonomi berada dalam kondisi yang baik. Tingkat kepentingan terhadap indikator kepastian jadwal pelayanan didapat bahwa mayoritas responden menyatakan penting (50 persen menjawab sangat penting dan 46,67 persen menjawab penting). Indikator pelayanan ini memiliki bobot skor sebesar 104 dan nilai rata-rata indikator sebesar 3,47. Dengan demikian berdasarkan penilaian rentang jumlah bobot dan nilai rata-rata yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa indikator kepastian jadwal pelayanan dirasa sangat penting oleh masyarakat penerima manfaat. Berdasarkan tingkat kesesuaian antara kepentingan dengan kepuasan masyarakat maka diperoleh nilai
78
kesesuaian sebesar 84,62 persen. Hal ini menunjukan bahwa besarnya harapan masyarakat penerima manfaat program telah terpenuhi dengan baik sebesar 84,62 persen. 13. Kenyamanan Lingkungan Indikator kenyamanan lingkungan dalam penelitian ini terdiri dari satu sub indikator yaitu kenyamanan lingkungan tempat kegiatan pendampingan program bantuan untuk pertanyaan nomor 21. Kenyamanan lingkungan yang dimaksud yaitu pelayanan tempat atau lokasi yang sesuai dengan kebutuhan program bantuan yang diberikan kepada masyarakat penerima manfaat. Beberapa program dalam bentuk magang usaha dilaksanakan di lokasi tempat magang dan ada yang berlokasi di lahan petani masyarakat sebagai sarana pelatihan/pendampingan. Persepsi masyarakat terhadap kepastian jadwal pelayanan didapat bahwa mayoritas responden menyatakan puas terhadap kinerja kenyamanan lingkungan tempat pelaksanaan program (63,33 persen menjawab puas). Bobot skor indikator ini sebesar 92 dan nilai yang diperoleh sebesar 3,30. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kinerja indikator kenyamana lingkungan tempat pelaksanaan program CSR CGS bidang ekonomi berada dalam kondisi yang baik. Tingkat kepentingan terhadap indikator kepastian jadwal pelayanan didapat bahwa mayoritas responden menyatakan sangat penting (56,67 persen menjawab sangat penting dan 43,33 persen menjawab penting). Indikator pelayanan ini memiliki bobot skor sebesar 107 dan nilai rata-rata indikator sebesar 3,57. Dengan demikian berdasarkan jumlah bobot dan nilai rata-rata yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa indikator kenyamanan lingkungan pelayanan program dirasa sangat penting oleh masyarakat penerima manfaat. Dilihat dari
79
tingkat kesesuaian antara kepentingan dengan kepuasan masyarakat maka diperoleh nilai kesesuaian sebesar 84,98 persen yang berarti kepentingan masyarakat sudah terpenuhi dengan baik. 14. Keamanan Pelayanan Indikator keamanan pelayanan dalam penelitian ini terdiri dari satu sub indikator yaitu keamanan lingkungan tempat kegiatan pendampingan program bantuan untuk pertanyaan nomor 22. Keamanan pelayanan yang diberikan kepada penerima manfaat program yaitu suatu bentuk pelayanan berupa kondisi lingkungan
yang
tidak
membahayakan
saat
dilaksanakannya
pelatihan/pendampingan program bantuan. Persepsi masyarakat penerima manfaat mengenai keamanan pelayanan yaitu mayoritas responden menyatakan puas terhadap kinerja keamanan pelayanan (56,67 persen menjawab puas). Bobot indikator ini sebesar 99 dan nilai yang diperoleh sebesar 3,30. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kinerja indikator keamanan pelayanan program CSR CGS bidang ekonomi berada dalam kondisi yang sangat baik. Pada tingkat kepentingan terhadap indikator keamanan pelayanan didapat bahwa mayoritas responden menyatakan sangat penting (56,67 persen menjawab sangat penting dan 43,33 persen menjawab penting). Indikator pelayanan ini memiliki bobot skor sebesar 107 dan nilai rata-rata indikator sebesar 3,57. Dengan demikian berdasarkan bobot skor dan nilai rata-rata yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa indikator kenyamanan lingkungan pelayanan program dirasa sangat penting oleh masyarakat penerima manfaat. Dilihat dari tingkat kesesuaian antara kepentingan dengan kepuasan masyarakat maka diperoleh nilai kesesuaian
80
sebesar 92,52 persen. Hal ini menunjukan bahwa besarnya harapan masyarakat penerima manfaat program belum sesuai dengan kinerja namun sudah mendekati harapan. 6.4.2. Tingkat Kesesuaian Antara Tingkat Kepentingan Program CSR CGS
Kinerja
dan
Tingkat
Tingkat kesesuaian merupakan perbandingan antara tingkat kinerja dengan tingkat kepentingan. Tingkat kinerja adalah segala sesuatu yang telah dilakukan oleh perusahaan untuk melayani konsumen, sedangkan tingkat kepentingan adalah harapan dari konsumen mengenai barang atau jasa yang ditawarkan oleh perusahaan. Dalam hal ini apabila tingkat kesesuaian mencapai 100 persen maka masyarakat dapat dikatakan puas terhadap kinerja. Tetapi apabila tingkat kesesuaian kurang dari 100 persen maka masyarakat belum merasa puas terhadap pelayanan program bantuan CSR perusahaan, hal ini berarti pelayanan program bantuan belum memenuhi harapan masyarakat penerima manfaat. Diketahui bahwa tingkat kesesuaian semua unsur masih berada dibawah 100 persen. Hal ini menunjukan bahwa kinerja perusahaan belum memenuhi harapan masyarakat. Namun secara keseluruhan tingkat kesesuaian antara kepuasan kinerja dengan kepentingan masyarakat dapat dikatakan cukup baik yaitu sebesar 78,37 persen. Artinya secara keseluruhan kepentingan masyarakat sudah terpenuhi dengan baik sebesar 78,37 persen. Oleh karena itu perusahaan diharapkan dapat meningkatkan kinerjanya supaya tingkat kesesuaian antara kinerja dengan kepentingan lebih mendekati angka 100 persen.
81
6.4.3. Analisis Diagram Cartesius terhadap Indikator-indikator Pelayanan Program CSR CGS Berdasarkan hasil perhitungan tingkat kesesuaian antara penilaian tingkat kinerja dan tingkat kepentingan dari indikator kualitas pelayanan pada Lampiran 5 didapat gambar yang menunjukan posisi sebuah sub indikator pada kuadran tertentu, dapat dilihat pada Gambar 6. 2,62
K. I
K. II 3,35
K. III
K. IV
Sumber : Diolah dari Data Primer
Gambar 5.
Diagram Cartesius dari Indikator-indikator Pelayanan Program CSR CGS
Keterangan nomor sub indikator : 1 = Keterbukaan informasi mengenai program bantuan 2 = Kejelasan alur pengajuan program bantuan 3 = Kesederhanaan prosedur mendapatkan program bantuan 4 = Kemudahan dalam mengurus dan memenuhi persyaratan 5 = Kejelasan mengenai persyaratan pengajuan program bantuan 6 = Kepastian identitas dan petugas/pendamping program di masyarakat
82
7 = Kredibilitas petugas/pendamping program bantuan di masyarakat 8 = Kesesuaian jadwal pendampingan dengan pelaksaan program bantuan 9 = Keberlanjutan program bantuan 10 = Kejelasan dan keterbukaan bentuk bantuan yang disalurkan 11 = Kemampuan petugas/pendamping 12 = Petugas/pendamping menggunakan sarana penunjang pelatihan 13 = Petugas/pendamping menyampaikan teknologi dan inovasi baru 14 = Kecepatan waktu pengajuan dan realisasi program bantuan 15 = Ketepatan waktu petugas/pendamping 16 = Kesesuaian bantuan yang diberikan dengan kebutuhan dan potensi lingkungan 17 = Kesamaan perlakuan dalam mendapatkan program bantuan 18 = Kesopanan dan keramahan petugas/pendamping 19 = Tidak dikenakan biaya kepada peserta program bantuan 20 = Kepastian jadwal pendampingan dan pemberian program bantuan 21 = Kenyamanan lingkungan tempat kegiatan pendampingan 22 = Keamanan lingkungan tempat kegiatan pendampingan Hasil dari analisis IPA yaitu berupa sebuah diagram yang dibagi ke dalam empat kuadran. Masing-masing kuadran terdapat beberapa indikator pelayanan program CSR CGS. Penjelasan mengenai masing-masing kuadran pada Diagram Tingkat Kepentingan dan Tingkat Kinerja perusahaan terhadap masyarakat penerima manfaat program CSR CGS bidang ekonomi akan dijelaskan sebagai berikut :
83
1.
Kuadran I (K.I) Pada kuadran ini terdapat sub indikator-indikator yang berkinerja rendah,
namun mempunyai tingkat kepentingan yang tinggi. Tingkat kepentingan yang tinggi mencerminkan bahwa masyarakat penerima manfaat program mempunyai harapan yang tinggi terhadap indikator-indikator tersebut. Jadi indikator-indikator yang berada pada kuadran ini mendapat prioritas utama dari pihak perusahaan untuk dilakukan perbaikan program. Indikator-indikator yang berada pada kuadran ini adalah : 1. Keterbukaan informasi mengenai program bantuan (no. 1) 2. Kemudahan dalam mengurus dan memenuhi persyaratan (no. 4) 3. Keberlanjutan program bantuan (no. 9) 4. Kejelasan dan keterbukaan bentuk bantuan yang disalurkan (no. 10) 2.
Kuadran II (K.II) Sub indikator-indikator yang berada pada kuadran ini adalah sub indikator
yang memiliki harapan tinggi dari mayarakat penerima manfaat dan kinerja yang tinggi dari pihak perusahaan. Pihak perusahaan perlu mempertahankan kinerjanya karena dengan begitu citra perusahaan dalam pengembangan masyarakat akan baik. Beberapa sub indikator yang berada pada kuadran ini adalah : 1. Petugas/pendamping menyampaikan teknologi dan inovasi baru (no. 13) 2. Kesopanan dan keramahan petugas/pendamping (no. 18) 3. Tidak dikenakan biaya kepada peserta program bantuan (no. 19) 4. Kepastian jadwal pendampingan dan pemberian program bantuan (no. 20) 5. Kenyamanan lingkungan tempat kegiatan pendampingan (no. 21) 6. Keamanan lingkungan tempat kegiatan pendampingan (no. 22)
84
3.
Kuadran III (K.III) Pada kuadran ini terdapat beberapa sub indikator penilaian dengan tingkat
kepentingan dan tingkat kinerja yang rendah. Walaupun sub indikator yang terdapat dalam kuadran ini dianggap tidak terlalu penting oleh masyarakat, hendaknya
perusahaan
selalu
meningkatkan
kinerjanya
karena
tingkat
kepentingan masyarakat penerima manfaat program dapat meningkat tergantung kebutuhan. Beberapa sub indikator yang berada pada kuadran ini adalah : 1. Kejelasan alur pengajuan program bantuan (no. 2) 2. Kesederhanaan prosedur mendapatkan program bantuan (no. 3) 3. Kejelasan mengenai persyaratan pengajuan program bantuan (no. 5) 4. Petugas/pendamping menggunakan sarana penunjang pelatihan (no. 12) 5. Kecepatan waktu pengajuan dan realisasi program bantuan (no. 14) 6. Kesesuaian bantuan yang diberikan dengan kebutuhan dan potensi Lingkungan (no. 16) 4.
Kuadran IV (K.IV) Merupakan daerah yang memuat sub indikator yang dirasa kurang penting
oleh masyarakat namun tingkat kinerja dari pihak perusahaan dirasa terlalu berlebihan. Pihak perusahaan hendaknya tidak terlalu menjadikan sub indikator penilaian pada kuadran ini prioritas karena hanya akan menyebabkan terjadinya pemborosan biaya dan dapat dialokasikan untuk sub indikator yang berada pada kuadran lain. Sub indilator-indikator yang berada pada kuadran ini adalah : 1. Kepastian identitas dan petugas/pendamping program di masyarakat (no. 6) 2. Kredibilitas petugas/pendamping program bantuan di masyarakat (no. 7)
85
3. Kesesuaian jadwal pendampingan dengan pelaksaan program bantuan (no. 8) 4. Kemampuan petugas/pendamping (no.11) 5. Ketepatan waktu petugas/pendamping (no. 15) 6. Kesamaan perlakuan dalam mendapatkan program bantuan (no. 17)
86
VII. SIMPULAN DAN SARAN 7.1.
Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya,
maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1.
Masyarakat penerima manfaat program CSR CGS sebagian besar berpendapat bahwa program CSR CGS memberikan manfaat terutama dalam hal peningkatan kemampuan (skill) usaha dan manfaat peningkatan kemandirian masyarakat dalam melakukan usaha. Manfaat yang dirasa sangat kurang oleh masyarakat khususnya kelompok tani binaan CGS yaitu manfaat akses permodalan usaha dan keberlanjutan program.
2.
Didapat nilai indeks kepuasan mayarakat (IKM) sebesar 2,75. Setelah dikonversikan dengan mengalikan 25, maka nilai IKM sebesar 68,75. Nilai mutu pelayanan program CSR CGS adalah B yang berarti kinerja unit pelayanan program terkategori BAIK.
3.
Secara keseluruhan tingkat kesesuaian antara kepuasan kinerja dengan kepentingan masyarakat dapat dikatakan cukup tinggi yaitu Sebesar 78,37 persen. Artinya secara keseluruhan kepentingan masyarakat sudah terpenuhi dengan baik sebesar 78,37 persen. Hasil dari diagram Cartesius dapat disimpulkan juga bahwa setiap kuadran dalam diagram tersebut patut mendapatkan perhatian dalam penanganan pelayanan program CSR CGS karena masih banyak mengalami kesenjangan. Berikut ke-empat kuadran pada diagram Cartesius beserta sub indikatornya :
87
a. Kuadran I, Pada kuadran ini terdapat sub indikator-indikator yang berkinerja rendah, namun mempunyai tingkat kepentingan yang tinggi. Tingkat kepentingan yang tinggi mencerminkan bahwa masyarakat penerima manfaat program mempunyai harapan yang tinggi terhadap indikator-indikator tersebut. Jadi indikator-indikator yang berada pada kuadran ini mendapat prioritas utama dari pihak perusahaan untuk dilakukan perbaikan pelayanan program. Indikator-indikator yang berada pada kuadran ini adalah :
Keterbukaan informasi mengenai program bantuan
Kemudahan dalam mengurus dan memenuhi persyaratan
Keberlanjutan program bantuan
Kejelasan dan keterbukaan bentuk bantuan yang disalurkan
b. Kuadran II, Sub indikator-indikator yang berada pada kuadran ini adalah sub indikator yang memiliki harapan tinggi dari mayarakat penerima manfaat dan kinerja yang tinggi dari pihak perusahaan. Pihak perusahaan perlu mempertahankan kinerjanya karena dengan begitu citra perusahaan dalam pengembangan masyarakat akan baik. Beberapa sub indikator yang berada pada kuadran ini adalah :
Petugas/pendamping menyampaikan teknologi dan inovasi baru
Kesopanan dan keramahan petugas/pendamping
Tidak dikenakan biaya kepada peserta program bantuan
Kepastian jadwal pendampingan dan pemberian program bantuan
Kenyamanan lingkungan tempat kegiatan pendampingan
Keamanan lingkungan tempat kegiatan pendampingan
88
c. Kuadran III, Pada kuadran ini terdapat beberapa sub indikator penilaian dengan tingkat kepentingan dan tingkat kinerja yang rendah. Walaupun sub indikator yang terdapat dalam kuadran ini diaanggap tidak terlalu penting oleh masyarakat, hendaknya perusahaan selalu meningkatkan kinerjanya karena tingkat kepentingan masyarakat penerima manfaat program dapat meningkat tergantung kebutuhan. Beberapa sub indikator yang berada pada kuadran ini adalah :
Kejelasan alur pengajuan program bantuan
Kesederhanaan prosedur mendapatkan program bantuan
Kejelasan mengenai persyaratan pengajuan program bantuan
Petugas/pendamping menggunakan sarana penunjang pelatihan
Kecepatan waktu pengajuan dan realisasi program bantuan
Kesesuaian bantuan yang diberikan dengan kebutuhan dan potensi Lingkungan
d. Kuadran IV, Merupakan daerah yang memuat sub indikator yang dirasa kurang penting oleh masyarakat namun tingkat kinerja dari pihak perusahaan dirasa terlalu berlebihan. Pihak perusahaan hendaknya tidak terlalu menjadikan sub indikator penilaian pada kuadran ini prioritas karena hanya akan menyebabkan terjadinya pemborosan biaya dan dapat dialokasikan untuk sub indikator yang berada pada kuadran lain. Sub indilator-indikator yang berada pada kuadran ini adalah :
Kepastian identitas dan petugas/pendamping program di masyarakat
Kredibilitas petugas/pendamping program bantuan di masyarakat
89
Kesesuaian jadwal pendampingan dengan pelaksaan program bantuan
7.2. 1.
Kemampuan petugas/pendamping
Ketepatan waktu petugas/pendamping
Kesamaan perlakuan dalam mendapatkan program bantuan
Saran CGS disarankan untuk meningkatkan kinerja program micro finance melalui KJKS SiRaA agar teroptimalisasinya tujuan dan manfaat program CSR CGS tersebut dan disarankan untuk melakukan survei terhadap masyarakat penerima manfaat program CSR CGS agar dapat memetakan kembali antara kondisi masyarakat dengan capaian program tersebut.
2.
CGS disarankan segera melakukan perbaikan kinerja terhadap indikator maupun sub indikator yang terkategori kurang baik dan mempertahankan kinerja program yang sudah baik. Perusahaan melakukan evaluasi dan perbaikan program CSR CGS dilakukan dengan melibatkan stakeholder terkait seperti Pemerintah, mitra CGS, dan masyarakat penerima manfaat agar terjalin integrasi yang kuat antar stakeholder.
3.
CGS disarankan dapat melakukan kerjasama dengan instansi pemerintah maupun perguruan tinggi dalam hal pengembangan masyarakat, untuk meningkatkan kinerja program CGS CGS secara berkelanjutan.
90
DAFTAR PUSTAKA Ambadar J. 2008. CSR dalam Praktik di Indonesia. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Anonim. 2009. Laporan Tahunan KJKS SiRaA. Bogor: KJKS SiRaA. Anonim. 2009. Annual Report Perusahaan Geothermal. Jakarta: Perusahaan Geothermal. Anonim. 2010. Annual Report Perusahaan Geothermal. Jakarta: Perusahaan Geothermal. Anonim. 2010. Buah Sukun, Sumber Bahan Makanan Baru. http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2010/04/30/10762 5/Buah-Sukun-Sumber-Bahan-Makanan-Baru. diakses tanggal 5 Maret 2013. Anonim. 2012. Produksi Kopi Arabika Kab. Bandung Naik 100%. http://www.bisnis-jabar.com/index.php/berita/produksi-kopi-arabika-kabbandung-naik-100. diakses tanggal 5 Maret 2013. Anonim. 2012. Panen Aren Layaknya Tambang Emas. http://ranapsimanjuntak.wordpress.com/2013/01/15/panen-aren-layaknyatambang-emas/. diakses tanggal 5 Maret 2013). Dragicevic, Damir dkk. Reporting on Community Impacts: A survey conducted by the Global Reporting Initiative.Global Reporting Initiative, 2008.
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara. 2004. Pedoman Umum Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan Instansi Pemerintah. Jakarta. Lee M. A Review of the Theories of Corporate Social Responsibility: Its Evolutionary Path and the Road Ahead. International Journal of Management Reviews Doi : 10.1111/j.1468-2370.2007.00226.xx, 2008. Maulana M. 2009. Peranan Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Rekayasa Industri dalam rangka Pengembangan Masyarakat. Skripsi. Jurusan Komunikasi Pengembangan Masyarakat. Fakultas Ekologi Manusia. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Rianse U, Abdi. 2009. Metodologi Penelitian Sosial dan Ekonomi (Teori dan Aplikasi). Alfabeta. Bandung. Rosyida I. 2011. Partisipasi Masyarakat dan Stakeholder dalam Penyelenggaraan program Corporate Social Responsibility (CSR) dan Dampaknya terhadap Komunitas Perdesaan (Kasus: Anggota Lembaga Keuangan Mikro Syariah
91
(LKMS) Kartini, Desa Cihamerang, Kecamatan Kabandungan, Kabupatern Sukabumi, Jawa Barat). Skripsi. Jurusan Komunikasi Pengembangan Masyarakat. Fakultas Ekologi Manusia. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Satori D, Komariah A. 2011.Metodologi Penelitian Kualitatif. Alfabeta. Bandung. Soekartawi. Et al. 1986. Ilmu Usahatani dan Penelitian untuk Perkembangan Petani Kecil. UI-Press. Jakarta.
Solihin I. 2009. Corporate Social Responsibility: from Charity to Sustainability. Salemba Empat. Jakarta. Tamrin F. 2002. Dampak Kredit Usaha Kecil Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja dan Peningkatan Pendapatan pda Usaha Kecil (Kasus Nasabah BRI Cabang Bogor). Tesis. Jurusan Program Studi Ilmu Ekonomi Pertainan. Program Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Wibisono Y. 2007. Membedah Konsep dan Aplikasi CSR (Corporate Social Responsibility). Gresik: Fascho Publishing. Widya S. 2012. Corporate Social Responsibility oleh Perseroan Terbatas. http://www. hukumperseroanterbatas.com/2012/04/13/corporate-socialresponsibility-oleh-perseroan-terbatas/#more-116. diakses pada 16 April 2012.
92
LAMPIRAN
93
Lampiran 1. Kuesioner Penelitian KUESIONER PENELITIAN “Analisis Indeks Kepuasan Masyarakat dan Manfaat Program Corporate Social Responsibility (CSR) Chevron Geothermal Salak, Ltd. Bidang Ekonomi di Kecamatan Pamijahan” Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor Yth. Bapak/Ibu/Saudara di Tempat Assalamu‟alaikum Wr. Wb. Dalam rangka penulisan skripsi pada Program Sarjana Institut Pertanian Bogor, dengan ini Bapak/Ibu dimohon kesediaannya untuk menyatakan pendapat mengenai setiap pernyataan yang ada. Adapun maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui “Analisis Indeks Kepuasan Masyarakat dan Manfaat Program Corporate Social Responsibility (CSR) Chevron Geothermal Salak, Ltd. Bidang Ekonomi di Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor”. Program-program CSR Chevron Goethermal Salak bidang ekonomi merupakan salah satu bentuk tanggung jawab sosial pada masyarakat sekitar wilayah kerja perusahaan dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal. Atas perhatian dan partisipasi Bapak/Ibu, kami sampaikan rasa terimakasih dan penghargaan setinggi-tingginya, semoga Allah SWT membalas atas segala kebaikan Bapak/Ibu. Amin.
Pamijahan, Juli 2012 Irpan Ripa‟i Sutowo
94
No Nama Alamat
: : :
Beri tanda (x) untuk menjawab pertanyaan di bawah ini. A. Karakteristik Responden 1.
Jenis Kelamin : a. Laki-laki
2.
Usia : a. < 26 tahun
3.
4.
b. Perempuan
b. 26 - 45 tahun
c. > 45 tahun
Bidang pekerjaan utama : a. Pertanian
e. Konsumtif
b. Peternakan
f. Restoran / Rumah Makan
c. Perdagangan
g. Jasa (Service, Salon, DLL)
d. Industri Rumahan
h. Lainnya ...
Pekerjaan sampingan : a. Ada, Sebutkan ... b. Tidak Ada
5.
6.
Pendidikan terakhir: a. Tidak sekolah
d. Lulus SLTP atau sederajat
b. Tidak lulus SD
e. Lulus SMA atau sederajat
c. Lulus SD atau Sederajat
f. Lulus D3/S1/S2/S3
Jumlah tanggungan keluarga : a. ... Anak b. Lainnya ...
7.
8.
Berapa pendapatan Bapak/Ibu dalam sebulan? a. < Rp 500.000
d. Rp 2.500.001 – Rp. 3.500.000
b. Rp 500.000 – 1.000.000
e. Rp 3.500.001 – Rp 5.500.000
c. Rp 1.000.001 – Rp 2.500.000
f. > Rp 5.500.000
Berapa pengeluaran Bapak/Ibu dalam sebulan? a. < Rp 500.000
d. Rp 2.500.001 – Rp. 3.500.000
b. Rp 500.001 – 1.000.000
e. Rp 3.500.001 – Rp 5.500.000
c. Rp 1.000.001 – Rp 2.500.000
f. > Rp 5.500.000
95
9.
Program bantuan apa saja yang Bapak/Ibu ketahui dari CSR Chevron Geothermal Salak, Ltd (CGS)? ( boleh jawab >1) a. Bidang Pendidikan
c. Lingkungan
b. Bidang Kesehatan
d. Infrastruktur
c. Bidang Ekonomi
e. Komunikasi
10. Bapak/Ibu mendapat informasi adanya program bantuan dar CSR CGS tersebut dari mana? a. Dari Chevron Geothermal Salak, Ltd.
f. Dari LSM
b. Dari kantor/aparatur Kecamatan Pamijahan
g. Sendiri
c. Dari kantor/aparatur Desa
h. Lainnya...
d. Dari kelompok tani 11. Pada program bantuan CSR CGS bidang ekonomi, program apa saja yang telah Bapak/Ibu peroleh? ( boleh jawab >1) a. Pendampingan Pertanian Organik
g. Pendampingan Budidaya
Ikan b. Pendampingan Budidaya Jamur
h. Pendampingan Bengkel
c. Pendampingan Peternakan Domba
i. Pendampingan Budidaya
Pepaya d. Pendampingan Peternakan Kelinci
j. Penanaman Kopi
e. Pendampingan Anyaman Bambu
k. Lainnya ...
f. Pendampingan Koperasi SiRaA 12. Tahun berapa Bapak/Ibu mendapat program bantuan tersebut? a. < 2005
d. 2009 – 2010
b. 2005 – 2006
e. 2011 – 2012
c. 2007 – 2008 13. Bentuk program bantuan tersebut dalam bentuk apa dan kira2 senilai berapa? a. Natura (barang), senilai Rp ... b. Uang cash, Sejumlah Rp ... c. Bantuan pendampinganram, Senilai Rp ... 14. Bagaimana prosedur untuk mendapatkan program bantuan ekonomi tersebut tersebut? a. Melalui individu
d. Melalui LSM
96
b. Melalui kelompok masyarakat
e. Lainnya ...
c. Melalui pemerintah kecamatan/desa 15. Jika program bantuan CSR CGS bidang ekonomi tersebut secara kelompok apakah ada kewajiban (potongan) yang harus keluarkan untuk kelompok? a. Ya
b. Tidak
16. Tahapan pengajuan program yang harus Bapak/Ibu dilakukan untuk mendapatkan program bantuan CSR CGS bidang ekonomi tersebut apa? a. Menyerahkan proposal kegiatan b. Meminta rekomendasi dari kecamatan dan desa c. Membentuk sebuah kelompok tani/lainnya d. Lainnya ... 17. Berapa lama realisasi antara proses pengajuan sampai terlaksana program bantuan yang di ajukan? a. 1 bulan
d. 1 tahun
b. 3 bulan
e. > 1 tahun
c. 6 bulan 18. Apakah ada kewajiban pengembalian bantuan oleh CGS terhadap bantuan tersebut? a. Ada
b. Tidak ada
19. Jika ada pada (no. 18) pengembalian, bagaimana mekanisme pengembalian tersebut? a. Sistem bagi hasil b. Sistem bunga (pinjaman) 20. Apakah ada pembinaan/pendampingan terhadap program bantuan usaha/tani/koperasi/lainnya? a. Ada
b. Tidak ada
21. Jika ada (pada no 20), siapa yang melakukan pendampingan program bantuan usaha/tani/koperasi/lainnya? a. Dari CGS langsung b. Dari pihak ke-3 (seperti Pemerintah, LSM, Yayasan, perushaan lain, dll) 22. Jika ada (pada no. 20), apa bentuk pembinaan/pendampingan yang dilakukan? a. Dalam bentuk seminar
c. Dalam penerapan teknologi terbaru
97
b. Dalam bentuk magang
d. Lainnya ...
23. Jika ada pendampingan usaha/tani/koperasi/lainnya (pada no. 20) seberapa banyak frekuensi pelatihan yang dilakukan dalam suatu program bantuan? a. Setiap minggu
c. Setiap 3 bulan
b. Setiap bulan
d. Lainnya ...
24. Menurut Bapak/Ibu apakah program bantuan CSR CGS memberikan banyak manfaat? a. Ya
b. Tidak
25. Jika ya, manfaat apa saja yang didapat/dirasakan? ............................................................................................................................. Jika tidak, apa alasannya? ............................................................................................................................. Menurut Bapak/Ibu secara umum menilai program bantuan CSR CGS yang telah dilaksanakan apakah sudah merasa „tidak puas, kurang puas, puas, atau sangat puas‟? a. Tidak puas c. Puas b. Kurang puas
d. Sangat puas
B. Persepsi Masyarakat Pamijahan terhadap Manfaat-manfaat Program Bantuan CE CGS Petunjuk pengisian : Berilah tanda checklis (√) pada jawaban yang Bapak/Ibu anggap sesuai. Keterangan : 1 = Tidak setuju 2 = Kurang setuju No
1 2 3 4
3 = Setuju 4 = Sangat setuju Pertanyaan
Persepsi Masyarakat 1 2 3 4
Manfaat program bantuan CSR CGS bidang ekonomi meningkatkan kemampuan (skill) Bapak/Ibu dalam usaha pertanian/peternakan/perkebunan/lainnya Manfaat program bantuan CSR CGS bidang ekonomi meningkatkan pendapatan usaha Bapak/Ibu Manfaat program bantuan CSR CGS bidang ekonomi dapat membantu permodalan usaha Bapak/Ibu melalui LKM/koperasi Manfaat program bantuan CSR CGS bidang ekonomi dapat
98
5
meningkatkan kemandirian Bapak/Ibu dalam melakukan usaha Manfaat dan program bantuan CSR CGS bidang ekonomi masih berlanjut sampai sekarang
C. Pendapat Responden tentang Pelayanan Program Bantuan CSR CGS Bidang Ekonomi di Kecamatan Pamijahan Tingkat Kepuasan adalah kinerja aktual dari pelayanan program-program bantuan CSR Chevron Geothermal Salak (CGS) bidang ekonomi di Kecamatan Pamijahan. Tingkat kepentingan adalah harapan Bapak/Ibu mengenai pelayanan program-program bantuan CSR Chevron Geothermal Salak (CGS) bidang ekonomi di Kecamatan Pamijahan. Petunjuk Pengisian : Berilah tanda checklis (√) pada jawaban yang Bapak/Ibu anggap sesuai. Keterangan : 1 = Tidak puas / tidak penting 2 = Kurang puas / kurang penting penting No
Pertanyaan
3 = Puas / penting 4 = Sangat puas / sangat Tingkat Kepuasan 1
1
Keterbukaan informasi mengenai prosedur pelayanan program bantuan CSR CGS bidang ekonomi
2
Kejelasan alur dalam prosedur pelayanan program bantuan CSR CGS bidang ekonomi
3
Kesederhanaan prosedur pelayanan program bantuan CSR CGS bidang ekonomi
4
5
6
2
3
4
Tingkat Kepentingan 1
2
3
4
Kemudahan dalam mengurus dan memenuhi persyaratan pelayanan bantuan CSR CGS bidang ekonomi Kejelasan mengenai persyaratan pelayanan program bantuan CSR CGS bidang ekonomi Kepastian mengenai identitas dan petugas/pendamping pelayanan program bantuan CSR CGS bidang ekonomi 99
7
8
9
10
11
Kredibilitas petugas/pendamping pelayanan program bantuan CSR CGS bidang ekonomi Kesesuaian jadwal pendampingan dengan pelaksaan program bantuan CSR CGS bidang ekonomi Keberlanjutan program bantuan CE CGS dilaksanakan sampai masyarakat berhasil (sejahtera) Kejelasan dan keterbukaan rincian pertangggungjawaban petugas/pendamping terhadap program bantuan CSR CGS bidang ekonomi Kemampuan petugas/pendamping dalam menyampaikan informasi dengan jelas dan mudah dimengerti peserta program bantuan CSR CGS bidang ekonomi
12
Petugas/pendamping menggunakan alat bantu elektronik seperti laptop, LCD, dll dalam pelaksanaan pendampingan
13
Petugas/pendamping membawa teknologi dan inovasi baru kepada peserta dalam pelaksanaan pendampingan program bantuan CSR CGS bidang ekonomi
14
Kecepatan waktu pengajuan program sampai realisasi program CE CGS
15
Ketepatan waktu petugas/pendamping dalam melaksanakan program bantuan CSR CGS sesuai waktu yang ditentukan
16
17
18
19 20
Kesuaian bantuan yang diberikan dengan kebutuhan dan potensi lingkungan yang ada Kesamaan perlakuan dalam mendapatkan pelayanan program bantuan CSR CGS bidang ekonomi Kesopanan dan keramahan petugas/pendamping pelayanan program bantuan CSR CGS bidang ekonomi Tidak dikenakan biaya kepada peserta program bantuan CSR CGS bidang ekonomi Kepastian jadwal pendampingan dan pemberian program bantuan CSR CGS
100
bidang ekonomi 21
22
Kenyamanan lingkungan tempat kegiatan pendampingan program bantuan CSR CGS bidang ekonomi Keamanan lingkungan tempat pelaksanaan pendampingan program bantuan CSR CGS bidang ekonomi
D. Pertanyaan Tambahan 1.
Apakah pesan dan kesan Bapak/Ibu setelah mendapat program bantuan dari Chevron Goethermal Salak bidang ekonomi?
2.
Apakah ada kritik dan saran dari Bapak/Ibu untuk Chevron Geothermal Salak?
101
Lampiran 2. Struktur Organisasi Tim PROPER CGS Sponsor Suharsono Darmono (Asset Manager) Terry S. Indra (O&M Manager) Damian Montolalu Penasehat Agustina P. Dwita P. Prasasti A. Primayandi
Efisiensi Energi Basuki N. (RITA) Setyoadi (RITA) Widi N. (Production) Ali S. (Production) Nurjan S. (Production) Horasdo (Welltesting) Rijadi (Maintenance)
Pimpinan Proyek Nuhsin Hidayatullah (TH OEHES)
Efisiensi & Konsevasi Penggunaan Air
Pengolahan Fugitive Emission, GHG
Widi N. (Production) Ali S. (Production) Nurjan S. (Production) Horasdo (Welltesting) Yayat P. (Production) Dudi (Production) Iswanto (Production) Oji (Production) Suhasto D. (FMLPT)
Operator Admin GL Yayuk S. (Operation) Multazman (Lab)
Pengembangan Masyarakat Gita Fadila (PGPA) Dali Mulia S. (PGPA) Adipriyanti A. (LBD Coord) Ida Bagus W. (Coord. SS)
Pengurangan, Pemanfaatan, dan Pengelolaan Limbah B3 Gunawan D. (OEHES) Rinaldi A. (OEHES) Suhasto D. (FMLPT) Doddy S.( Warehouse) Toto J (Maintenance) Multazman (Lab)
Penerapan SML
House Keeping
Nanang S. (OEHES) Tri P. (OEHES)
Suhasto D. (FMLPT) Facility Owner
Sumber : Ringkasan Kinerja Pengelolaan Lingkungan Penilaian PROPER CGS, 2010-2011
102
Lampiran 3. Laba Rugi KJKS Mitra Usaha (SiRaA) Desember 2009 s.d. Desember 2012 PENDAPATAN PENDAPATAN Pendapatan operasional Pendapatan oprs. dari penyalur dana Dari pihak ketiga bukan bank Pendapatan margin murabahah Pendapatan sewa ijarah Pendapatan bagi hasil mudharobah Pendapatan bagi hasil musyarokah Pendapatan Lainnya Pendapatan loket PLN Pendapatan operasional lainnya Pendapatan qordh Pendapatan administrasi Administrasi piutang (MBA/BAI/Salam) Administrasi pembiayaan (MSA/MDM) Administrasi ijarah Administrasi jasa transfer Administrasi materai Pendapatan lainnya Administrasi tabungan/deposito Administrasi lain TOTAL PENDAPATAN BIAYA BIAYA Beban operasional Beban bagi hasil Bagi hasil / bonus simpanan Bonus simpanan SiRaA TaUHid Bonus simpanan TAS SiRaA Bonus simpanan TaQur SiRaA Bonus simpanan Qordhun SiRaA Tunjangan karyawan Bagi hasil / bonus simpanan berjangka Bonus simpan berjangka 1 bulan Tenaga kerja Gaji dan upah Gaji karyawan Gaji karyawan kontrak Tunjangan hari raya Tunjangan trasportasi Tunjangan kesehatan THR karyawan SiRaA Honorarium komisaris/DP. Syariah/konsultan Honorarium dewan pengawas syariah Sewa Sewa kantor Amortisasi biaya karyawan Promosi Biaya iklan Biaya RAT 2011 Pemeliharaan dan perbaikan aktv. Ttp dan invt
31 Des 2009
Posisi Saldo (Rp) 31 Des 2010 31 Des 2011
31 Des 2012
1.781.400 18.200 200.000 25.000 0 0
26.740.600 145.600 250.000 100.000 0 0
55.629.900 2.000.900 0 150.000 0 9.018.511
83.619.800 1995.600 0 0 10.000 4.329.966,87
0
45.000
0
0
962.500 36.000 0 0 0
5.857.500 0 0 0 0
12.457.200 0 60.000 0 0
18.692.800 0 140.000 4.285.000 1.845.000
360.000 242.000 3.625.100
563.000 1.497.500 35.199.200
986.000 4.391.000 84.693.511
2.560.500 681.000 118.159.666,87
31 Des 2009
Posisi Saldo (Rp) 31 Des 2010 31 Des 2011
31 Des 2012
0 0 0 0 0
2.165.101,77 95.176.71 6.366,95 346.358,89 0
0 0 0 0 0
324.152,48 36.279,86 1.484,77 11.272 480.000
0
21.767
0
0
0 7.000.000 0 0 0 0
0 30.000.000 0 0 0 500.000
27.500.000 0 250.000 925.000 0 2.000.000
42.000.000 0 0 0 900.000 3.975.000
50.000
300.000
0
1.100.000
416.666 0
1.874.997 500.000
2.291.663 0
2.503.060 0
261.250 0
0 0
0 0
2.250.000 1.200.000
103
Pemeliharaan kendaraan kantor Pemeliharaan komputer dan peralatan kantor Pemeliharaan gedung kantor Penyusutan / penyisihan/amortisasi Penyusutan aktiva tetap dan inventaris Penyusutan Peralatan Inv. kantor Penyusutan Inv. Meubelair Penyusutan Inv. Komputer Hardware Penyusutan Inv. PLN Penyusutan Inv. Printer Pasbook Penyusutan Inv. Printer Canon Penyusutan Inv. Camera Penyusutan Inv. Telepon Flexi Amortasi biaya yang ditangguhkan Biaya pendirian Biaya instalasi listrik Biaya sewa gedung Biaya barang dan jasa Alat tulis kantor Perlengkapan kantor Barang cetakan Rekening telepon Rekening listrik Transportasi Biaya materai dan perangko Biaya transfer Administrasi bank Pertemuan/rapat/konsumsi Biaya fotocopy Seragam kjks Lainnya Fee funding kepada pihak ketiga Fee kolektor Fee agen SiRaAmadhan Beban non operasional Lainnya Sumbangan sosial Biaya lain-lain Upah kebersihan kantor dan keamanan Biaya pendaftaran agen pulsa Tunjangan prestasi karyawan TOTAL BIAYA LABA RUGI TAKSIRAN PAJAK PENGHASILAN LABA RUGI SETELAH PAJAK
0 0 0
340.000 35.000 0
990.500 325.000 0
1.719.000 111.000 64.000
24.676 147.316 4.872 0 0 0 0 0
135.718 810.238 26.796 0 0 0 0 0
148.380 810.238 26.796 94.444 0 0 0 0
148.450 810.273 26.796 568.023 1.319.620 581.553 109.941 66.666
171.666 28.333 0
772.497 362.663 100.000
0 311.663 0
686.399 407.830 0
1.097.900 1.203.400 591.666 0 150.000 772.000 300.000 250.000 2.500 1.439.000 131.000 0
2.126.371 145.500 6.002.081 7.000 648.000 1.386.000 1.347.000 0 0 671.100 12.800 375.000
2.183.500 0 1.283.555 0 693.200 4.138.500 1.423.000 0 (18.000) 1.041.022 2.000 0
2.707.100 506.000 4.760.492 90.900 682.700 6.832.000 1.720.000 15.000 0 4.575.500 37.000 200.000
0 0 0
0 27.000 1.185.450
0 1.084.600 2.907.500
345.000 2.002.200 5.673.200
110.000 175.000 0 175.000 0 14.327.245 (10.702.145) 0 (10.702.145)
5.000 0 0 0 0 52.330.982 (17.131.782) 0 (17.131.782)
0 0 0 0 0 52.667.561 32.025.950 0 32.025.950
2.065.000 0 95.000 0 1.500.000 100.083.893 18.075.774 0 18.075.774
104
Lampiran 4. Hasil Pengukuran Kinerja secara Keseluruhan No Indikator yang Diukur Hasil Pengukuran Prosedur Pelayanan Keterbukaan informasi mengenai program 1 Tidak terbuka bantuan 2 Kejelasan alur pengajuan program bantuan Tidak jelas Kesederhanaan prosedur mendapatkan program 3 Tidak sederhana bantuan Persyaratan Pelayanan Kemudahan dalam mengurus dan memenuhi 4 Tidak mudah persyaratan Kejelasan mengenai persyaratan pengajuan 5 Tidak jelas program bantuan Kejelasan Petugas Pelayanan Kepastian identitas dan petugas/pendamping 6 Pasti program di masyarakat Kedisiplinan Pelayanan Kredibilitas petugas/pendamping program 7 Kredibel bantuan di masyarakat Kesesuaian jadwal pendampingan dengan 8 Sesuai pelaksaan program bantuan Tanggung Jawab Petugas Pelayanan Keberlanjutan program bantuan dilaksanakan 9 Tidak berlanjut sampai masyrakat berhasil Kejelasan dan keterbukaan bentuk bantuan yang Tidak jelas dan 10 disalurkan kepada masyarakat oleh terbuka petugas/pendamping Kemampuan Petugas Pelayanan Kemampuan petugas/pendamping dalam 11 melakukan pelatihan/pendampingan program Mampu bantuan Petugas/pendamping menggunakan alat bantu 12 Puas dalam pendampingan seperti laptop, LCD, dll Petugas/pendamping menyampaikan teknologi 13 Puas dan inovasi baru dalam kegiatan pendampingan Kecepatan Pelayanan Kecepatan waktu pengajuan dan realisasi 14 Tidak cepat program bantuan Ketepatan waktu petugas/pendamping dalam 15 Tepat waktu pelaksanaan program bantuan Keadilan Mendapatkan Pelayanan Kesesuaian bantuan yang diberikan dengan 16 Tidak sesuai kebutuhan dan potensi lingkungan Kesamaan perlakuan dalam mendapatkan 17 Sama program bantuan Kesopanan dan Keramana Petugas Pelayanan Kesopanan dan keramahan petugas/pendamping 18 Sopan dan ramah dalam proses pendampingan
105
19
20
21
22
Kewajaran Biaya Pelayanan Tidak dikenakan biaya kepada peserta program bantuan Kepastian Biaya Pelayanan Tidak dikenakan biaya kepada peserta program bantuan Kepastian Jadwal Pelayanan Kepastian jadwal pendampingan dan pemberian program bantuan Kenyamanan Lingkungan Kenyamanan lingkungan tempat kegiatan pendampingan program bantuan Keamanan Pelayanan Keamanan lingkungan tempat kegiatan pendampingan program bantuan Pengukuran Secara Keseluruhan
Puas
Puas
Pasti
Nyaman
Bagus Bagus
Sumber : Diolah dari Data Primer
106
Lampiran 5. Penilaian Masyarakat terhadap Tingkat Kinerja pada Indikator-indikator Kualitas Pelayanan Program CSR CGS Unsur-unsur Kualitas Pelayanan Prosedur Pelayanan 1 Keterbukaan informasi mengenai program bantuan 2 Kejelasan alur Pengajuan program bantuan 3 Kesederhanaan prosedur mendapatkan program bantuan Persyaratan Pelayanan 4 Kemudahan dalam mengurus dan memenuhi persyaratan Kejelasan mengenai persyaratan pengajuan program 5 bantuan Kejelasan Petugas Pelayanan Kepastian identitas dan petugas/pendamping program di 6 masyarakat Kedisiplinan Pelayanan Kredibilitas petugas/pendamping program bantuan di 7 masyarakat Kesesuaian jadwal pendampingan dengan pelaksaan 8 program bantuan Tanggung Jawab Petugas Pelayanan Keberlanjutan program bantuan dilaksanakan sampai 9 masyrakat berhasil Kejelasan dan keterbukaan bentuk bantuan yang disalurkan 10 kepada masyarakat oleh petugas/pendamping Kemampuan Petugas Pelayanan Kemampuan petugas/pendamping dalam melakukan 11 pelatihan/pendampingan program bantuan Petugas/pendamping menggunakan alat bantu dalam 12 pendampingan seperti laptop, LCD, dll Petugas/pendamping menyampaikan teknologi dan inovasi 13 baru dalam kegiatan pendampingan Kecepatan Pelayanan 14 Kecepatan waktu pengajuan dan realisasi program bantuan Ketepatan waktu petugas/pendamping dalam pelaksanaan 15 program bantuan Keadilan Mendapatkan Pelayanan Kesesuaian bantuan yang diberikan dengan kebutuhan dan 16 potensi lingkungan 17 Kesamaan perlakuan dalam mendapatkan program bantuan Kesopanan dan Keramana Petugas Pelayanan Kesopanan dan keramahan petugas/pendamping dalam 18 proses pendampingan Kewajaran Biaya Pelayanan Tidak dikenakan biaya kepada peserta program bantuan 19 Kepastian Biaya Pelayanan Tidak dikenakan biaya kepada peserta program bantuan Kepastian Jadwal Pelayanan Kepastian jadwal pendampingan dan pemberian program 20 bantuan Kenyamanan Lingkungan Kenyamanan lingkungan tempat kegiatan pendampingan 21 program bantuan Keamanan Pelayanan Keamanan lingkungan tempat kegiatan pendampingan 22 program bantuan Sumber : Diolah dari Data Primer No
TP1
Tingkat Kinerja (%) KP1 P1 SP1
33,33 26,67 13,33
23,33 56,67 36,67
33,33 13,33 50
10 3,33 0
36,67
20
30
13,33
33,33
26,67
36,67
3,33
6,67
16,67
50
26,67
10
16,67
60
13,33
13,33
16,67
53,33
16,67
33,33
43,33
20
3,33
20
40
26,57
13,33
3,33
10
66,67
20
23,33
13,33
53,33
10
3,33
36,67
50
10
20
40
26,67
13,33
3,33
10
73,33
13,33
20
40
33,33
6,67
10
20
60
10
0
3,33
73,33
23,33
3,33
13,33
56,67
26,67
3,33
13,33
56,67
26,67
6,67
20
46,67
26,67
3,33
10
63,33
23,33
0
6,67
56,67
36,67
107
Keterangan : TP1 : Tidak puas KP1 : Kurang puas
P1 : puas SP1: Sangat puas
108
Lampiran 6. Penilaian Masyarakat terhadap Tingkat Kepentingan pada Unsur-unsur Kualitas Pelayanan Program CSR CGS Bidang Ekonomi No 1 2 3 4 5
6
7 8
9 10
11 12 13
14 15
16 17
18
19
20
21
Unsur-unsur Kualitas Pelayanan Prosedur Pelayanan Keterbukaan informasi mengenai program bantuan Kejelasan alur Pengajuan program bantuan Kesederhanaan prosedur mendapatkan program bantuan Persyaratan Pelayanan Kemudahan dalam mengurus dan memenuhi persyaratan Kejelasan mengenai persyaratan pengajuan program bantuan Kejelasan Petugas Pelayanan Kepastian identitas dan petugas/pendamping program di masyarakat Kedisiplinan Pelayanan Kredibilitas petugas/pendamping program bantuan di masyarakat Kesesuaian jadwal pendampingan dengan pelaksaan program bantuan Tanggung Jawab Petugas Pelayanan Keberlanjutan program bantuan dilaksanakan sampai masyrakat berhasil Kejelasan dan keterbukaan bentuk bantuan yang disalurkan kepada masyarakat oleh petugas/pendamping Kemampuan Petugas Pelayanan Kemampuan petugas/pendamping dalam melakukan pelatihan/pendampingan program bantuan Petugas/pendamping menggunakan alat bantu dalam pendampingan seperti laptop, LCD, dll Petugas/pendamping menyampaikan teknologi dan inovasi baru dalam kegiatan pendampingan Kecepatan Pelayanan Kecepatan waktu pengajuan dan realisasi program bantuan Ketepatan waktu petugas/pendamping dalam pelaksanaan program bantuan Keadilan Mendapatkan Pelayanan Kesesuaian bantuan yang diberikan dengan kebutuhan dan potensi lingkungan Kesamaan perlakuan dalam mendapatkan program bantuan Kesopanan dan Keramana Petugas Pelayanan Kesopanan dan keramahan petugas/pendamping dalam proses pendampingan Kewajaran Biaya Pelayanan Tidak dikenakan biaya kepada peserta program bantuan Kepastian Biaya Pelayanan Tidak dikenakan biaya kepada peserta program bantuan Kepastian Jadwal Pelayanan Kepastian jadwal pendampingan dan pemberian program bantuan Kenyamanan Lingkungan Kenyamanan lingkungan tempat kegiatan pendampingan program bantuan Keamanan Pelayanan
Tingkat Kepentingan (%) TP2 KP2 P2 SP2 0 0 0
3,33 10 10
50 53,33 60
46,67 36,67 30
0
3,33
56,67
40
3,33
3,33
56,67
36,67
0
3,33
60
36,67
3,33
3,33
56,67
36,67
3,33
0
70
26,67
0
0
36,67
63,33
0
3,33
43,33
53,33
0
3,33
60
36,67
0
3,33
60
36,67
0
6,67
50
43,33
3,33
0
70
26,67
3,33
0
56,67
40
3,33
3,33
56,67
36,67
6,67
3,33
50
40
0
0
53,33
46,67
0
3,33
56,67
40
0
3,33
56,67
40
0
3,33
46,67
50
0
0
43,33
56,67
109
Keamanan lingkungan tempat kegiatan pendampingan program bantuan Sumber : Diolah dari Data Primer 22
Keterangan : TP2 : Tidak penting KP2 : Kurang penting
0
0
43,33
56,67
P2 : Penting SP2 : /Sangat Penting
110
Lampiran 7. Perhitungan Kesesuaian antara Kinerja dan Kepentingan Indikator-indikator Kualitas Pelayanan Program CSR CGS No
1 2 3
4 5
6
7 8
9 10
11
12
13
14 15
16 17
18
Indikator Kualitas Pelayanan Prosedur Pelayanan Keterbukaan informasi mengenai program bantuan Kejelasan alur Pengajuan program bantuan Kesederhanaan prosedur mendapatkan program bantuan Persyaratan Pelayanan Kemudahan dalam mengurus dan memenuhi persyaratan Kejelasan mengenai persyaratan pengajuan program bantuan Kejelasan Petugas Pelayanan Kepastian identitas dan petugas/pendamping program di masyarakat Kedisiplinan Pelayanan Kredibilitas petugas/pendamping program bantuan di masyarakat Kesesuaian jadwal pendampingan dengan pelaksaan program bantuan Tanggung Jawab Petugas Pelayanan Keberlanjutan program bantuan dilaksanakan sampai masyrakat berhasil Kejelasan dan keterbukaan bentuk bantuan yang disalurkan kepada masyarakat oleh petugas/pendamping Kemampuan Petugas Pelayanan Kemampuan petugas/pendamping dalam melakukan pelatihan/pendampingan program bantuan Petugas/pendamping menggunakan alat bantu dalam pendampingan seperti laptop, LCD, dll Petugas/pendamping menyampaikan teknologi dan inovasi baru dalam kegiatan pendampingan Kecepatan Pelayanan Kecepatan waktu pengajuan dan realisasi program bantuan Ketepatan waktu petugas/pendamping dalam pelaksanaan program bantuan Keadilan Mendapatkan Pelayanan Kesesuaian bantuan yang diberikan dengan kebutuhan dan potensi lingkungan Kesamaan perlakuan dalam mendapatkan program bantuan Kesopanan dan Keramana Petugas Pelayanan Kesopanan dan keramahan petugas/pendamping dalam proses
Penilaian Kinerja (X)
Penilaian Kepentingan (Y)
_ X
_ Y
Tingkat Kesesuaian (Persen)
66
103
2,20
3,43
64,08
58
98
1,93
3,26
59,18
71
96
2,37
3,20
73,96
66
101
2,20
3,37
65,35
63
99
2,10
3,30
63,64
89
100
2,97
3,33
89,00
83
98
2,77
3,27
84,69
82
96
2,73
3,20
85,42
58,00
109
1,93
3,53
53,21
2,30
3,47
66,67
70,00
105
91,00
100
3,07
3,33
91,00
75,00
100
2,53
3,33
75,00
80,00
101
2,70
3,37
79,21
70,00
96
2,37
3,20
72,92
89,00
100
3,00
3,33
89,00
68,00
98
2,30
3,27
69,39
81,00
97
2,70
3,23
83,51
96,00
104
3,20
3,47
92,31
111
pendampingan Kewajaran Biaya Pelayanan Tidak dikenakan biaya kepada peserta program bantuan 19 Kepastian Biaya Pelayanan Tidak dikenakan biaya kepada peserta program bantuan Kepastian Jadwal Pelayanan Kepastian jadwal pendampingan dan 20 pemberian program bantuan Kenyamanan Lingkungan Kenyamanan lingkungan tempat kegiatan 21 pendampingan program bantuan Keamanan Pelayanan Keamanan lingkungan tempat kegiatan 22 pendampingan program bantuan Rataan Sumber : Diolah dari Data Primer
Lampiran 8.
92,00
101
3,07
3,37
91,09
92,00
101
3,07
3,37
91,09
88,00
104
2,93
3,47
84,62
92,00
107
3,07
3,57
85,98
99,00
107
3,30
3,57
92,52
79,09
100,91
2,62
3,35
78,37
Struktur Kepengurusan dan Pengelolaan KJKS Mitra Usaha SiRaA RAT Pengawas
Penasehat
Nanang M Pontjo Handojo
Wawan Munawar K
Ketua
Sekretari s
Bendahara Manager Ahmad Jamili
Marketing 1
Marketing 2
Teller
Uus Usman
Ucih S
Lia
Pembukuan/A dministrasi
Khoeriyah
Wahyudin
112
Lampiran 9. Analisis Usahatani Masyarakat Penerima Manfaat Program CSR CGS di Kecamatan Pamijahan, 2012 No.
Uraian
A.
Penerimaan
B.
Bantuan Biaya Produksi
Volume
Satuan
Harga Satuan (Rp)
Nilai (Rp)
5173,0
kg
1892,37
9789250,0
4,0
bks
75000,0
300000,0
3000,0
kg
166,67
500000,0
- Pupuk Urea
250,0
kg
2000,0
500000,0
- Pupuk TSP
250,0
kg
2000,0
500000,0
4000,0
kg
275,0
1100000,0
1. Benih 2. Pupuk - Pupuk Kandang
- Kotoran Ayam Petelur 3. Pestisida - Ron ap
C.
10,0
lt
60000,0
600000,0
- Alat Semprot
2,0
set
375000,0
750000,0
- Curacron
4,0
botol
70000,0
280000,0
- Lainnya
1,0
paket
1000000,0
1000000,0
Biaya Produksi 1. Pupuk - Pupuk Kandang
6000,0
kg
275,0
1650000,0
- Pupuk Organik
500,0
kg
20000,0
1000000,0
- Pupuk Urea
100,0
kg
2000,0
200000,0
- Pupuk KCl
100,0
kg
7700,0
770000,0
50,0
kg
2500,0
125000,0
- Curacron kecil
5,0
kaleng
25000,0
125000,0
- Baycron
1,0
kaleng
90000,0
90000,0
- Ganasil Daun
2,0
bks
18000,0
36000,0
- Ganasil Buah
2,0
bks
18000,0
36000,0
hari
25000,0
1250000,0
kirim
100000,0
1000000,0
- Za 2. Pestisida
3. Tenaga Kerja - Perawatan dan Pengolahan Lahan 4. Biaya Transportasi
50,0 16
D.
Total Bantuan Biaya Prod. = (B)
5230000,0
E.
Total Biaya Produksi = (C)
6281700,0
F.
Keuntungan = (A-C)
3507550,0
G.
Keuntungan tiap petani = (A-C)/5
701510,0
Sumber : Diolah dari Data Primer
113
114
115
116
117
118
RIWAYAT HIDUP Penulis lahir di Bogor 24 Oktober 1989, anak pertama dari tujuh bersaudara dari pasangan Bambang Agus Sutowo dan Tuti Alawiyah. Penulis mengawali pendidikan dasar pada tahun 1996 dan diselesaikan pada tahun 2002 di SD Negeri Warung Sabtu, Bogor. Pendidikan lanjutan tingkat pertama dimulai tahun 2002 dan diselesaikan tahun 2005 di SMP Negeri 1 Cibungbulang. Pendidikan menengah atas pada tahun 2005 dan diselesaikan tahun 2008 di SMA Negeri 1 Cibungbulang. Penulis diterima sebagai mahasiswa Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor pada tahun 2008 melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI). Penulis aktif dalam Resource and Environment Economic Student Association (REESA) staf Divisi Campus Social Responsibility (periode 2009-2010) dan Ketua Umum REESA (periode 2010-2011). Penulis juga aktif di Asrama Sylvasari staf Divisi Hubungan Luar Asrama (HLA) periode 2011-2012 dan Asrama Sylvapinus (sekarang) sebagai staf Kewirausahaan (Kwirus) periode 2012-2013. Penulis berhasil lolos seleksi pendanaan usaha Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) yang didanai oleh Career Development Alumni (CDA) IPB dengan Jenis Usaha Budidaya Pembesaran Ikan Mas tahun 2011. Penulis merupakan salah satu pendamping Posdaya (Pos Pemberdayaan Keluarga) LPPM-P2SDM IPB di Kota Bogor tahun 2012 dan di Desa Binaan PT. Holcim, Tbk tahun 2013. Penulis juga merupakan penerima Beasiswa Prestasi Chevron Geothermal Salak, Ltd tahun 2008-2012.
119