ANALISIS IMPORTANCE PERFORMANCE ATRIBUT LINGKUNGAN HUNIAN TERHADAP PERSEPSI PEMBELI PADA PERUMAHAN RIVERSIDE MALANG Nama Penulis
: Erwin Wahyu Irianto, ST
Pembimbing
: Ir. Aditya Sutantio, M.MT
Email
:
[email protected]
ABSTRAK Dengan semakin banyaknya pemain dibidang perumahan di kota Malang, yang mengambil tema “Ramah Lingkungan”. Seiring pula dengan meningkatnya kesadaran konsumen akan dampak dari Global Warming sehingga atribut lingkungan hunian menjadi salah satu pertimbangan dalam memilih rumah tinggal mereka. Kaitannya dengan hal diatas maka Pengembang diharapkan juga lebih tanggap dengan adanya isu tersebut sehingga perlu mengetahui atribut-atribut lingkungan hunian apakah yang menjadi faktor penting (importance) bagi pelanggan untuk membeli rumah di Riverside. Begitu juga performance apa yang perlu ditingkatkan dikaitkan dengan atribut lingkungan tersebut untuk meningkatkan minat pembeli. Importance Perfomance Analysis (IPA) adalah untuk mengetahui tingkat Importance dan Performance dari atribut-atribut lingkungan yang dijabarkan dalam tabulasi sehingga dapat diketahui tingkat Importance dan Performance dari atribut-atribut lingkungan hunian tersebut terhadap konsumen. Dari penelitian ini diperoleh hasil untuk Rumah Sederhana atribut lingkungan hunian yang memiliki persepsi (importance tinggi, performance kurang )adalah transportasi dan kebersihan kawasan perumahan. Sedangkan untuk Rumah Menengah atribut lingkungan hunian yang memiliki persepsi (importance tinggi, performance kurang) adalah ketersediaan sumber energi listrik selain PLN bisa dengan memanfaatkan potensi alam setempat seperti aliran sungai atau angin, kemudian pemakaian bahan matrial bangunan yang bisa didaur ulang, Sedangkan atribut lain menurut responden (importance tinggi, performance baik) adalah landscaping, indoor air quality. Kata kunci: Atribut lingkungan hunian, pembelian, IPA (Importance Performance Analysis, perumahan Riverside
1
IMPORTANCE PERFORMANCE ANALYSIS ENVIRONMENTAL ATTRIBUTES TO BUYERS PERCEPTION AT RIVERSIDE RESIDENTIAL MALANG Students name
: Erwin Wahyu Irianto, ST
Supervision by
: Ir. Aditya Sutantio, M.MT
Email
:
[email protected]
ABSTRACT The competition field of housing in the city of Malang, which takes the theme of "Green"getting tougher. As well as increasing consumer awareness of the impact of Global Warming so that the environmental attributes of occupancy to be one consideration in choosing their homes. Relation to the above then the developer is also expected to be more responsive to the issue so it needs to know the attributes of residential environments whether that be an important factor (importance) for customers to buy house in Riverside. Likewise, perfomance improvement can be associated with the attributes of the environment to enhance buyer interest. Importance Perfomance Analysis (IPA) is determine the level of Importance and Performance of the environmental attributes outlined in the tabulation that can be known the level of Importance and Performance of the attributes of the residential environment for consumers. From this study the results obtained for the small house type attributes of residential environments that have the perception (of high importance, less performance) is the transport and the cleanliness of residential areas. As for the Medium house type attributes of residential environments that have a perception (of high importance, less performance) is the availability of electrical energy sources other than PLN can harness the potential of a local nature such as streams or wind, then the use of matrial building materials can be recycled, While other attributes according to the respondents (high importance, both performance) is landscaping, indoor water quality. Key Word: Environmental attribute, home purchase, IPA (Importance Performance Analysis), Riverside residential.
1.PENDAHULUAN 2
Isu global warming semakin hari semakin terasa dalam kehidupan keseharian kita. Kenaikan suhu global yang drastis, iklim yang kacau, permukaan laut yang terus naik, penyakit epidemik adalah beberapa dampak yang sudah kita rasakan. Dimana ini semua disebabkan pelepasan emisi carbon yang melebihi ambang batas. Seperti yang dipaparkan oleh Ir. Jimmy Priatman,.M.Arch, LEED dalam “Green Living & Design” Property Community Gathering KOMPAS, 21 November 2009 di Surabaya, bahwasannya “salah satu perusak lingkungan adalah perumahan yang mengkonsumsi 72% energi nasional.” Senada dengan pernyataan sebelumnya: Lingkungan terbangun menghasilkan 33% emisi karbon dunia (World Green Building Council 2008; US Department of Energy, 2008). Dalam Marketing3.0 disebutkan: Untuk itu perlu dilakukan penelitan supaya Pengembang dapat mengetahui atribut-atribut lingkungan hunian apakah yang menyebabkan perumahan “River Side” diminati konsumen. Sekaligus mengetahui atribut apa yang perlu ditingkatkan performance –nya sebagai bagian langkah mempersiapkan strategi ke depan yang tepat dalam menghadapi persaingan dengan kompetitornya. Adapun tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah mengetahui atribut lingkungan hunian yang dipertimbangkan oleh konsumen dalam pembelian rumah di perumahan RIVERSIDE-MALANG dan atribut lingkungan hunian yang perlu ditingkatkan performancenya. Adapun batasan-batasannya adalah Tipe RS (tipe 36/90) dan Tipe Menengah. Aribut lingkungan hunian yang digunakan adalah Landscape, Indoor air quality, Energy consumption, Usage of recycling materials, Indoor noise, Water consumption, Keamanan lingkungan, Kebersihan lingkungan, Topografi.
2. LANDASAN TEORI 2.1 Atribut-atribut Lingkungan Hunian Daftar atribut lingkungan hunian yang signifikan diidentifikasi dari versi awal HKBEAM (Hong Kong Building Environmental Assesstment Method), (Centre of Environmental Technology, 1996) Landscaping, Indoor air quality, Energy consumption,Usage or recycling materials,Indoor noise, Water consumption. Menurut penelitian oleh Joseph H.K.Lai, Francis W.H.Yik (2008) Indoor air quality terdiri dari Thermal Comfort/ kenyamanan suhu, Air Cleanliness/ udara bersih, Odour/bau, Noise/kebisingan. Menurut SNI 03-6981-2004, yang termasuk atribut lingkungan hunian adalah Topografi, Lokasi, Iklim, Bencana Alam, Vegetas, Bangunan sekitar. Menurut Nahedroputro (2009), yang perlu diperhatikan dalam perencanaan suatu lingkungan hunian adalah Keamanan , Kebersihan.Dari beberapa atribut lingkungan hunian tersebut diatas maka Bencana Alam, dan Iklim diabaikan karena kurang signifikan untuk dijadikan atribut lingkungan hunian skala perumahan. Karena dampak dari bencana itu skalanya adalah wilayah yang lebih luas. 2.2
Klasifikasi Perumahan Yang dimaksud dengan kriteria rumah menengah dan rumah mewah dalam surat keputusan bersama Menteri Dalam Negeri, Menteri Pekerjaan Umum, dan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor: 648-384 Tahun 1992, Nomor : 739/KPTS/1992 dan Nomor: 09/KPTS/1992 tentang Pedoman Pembangunan Perumahan dan Permukiman Dengan 3
Lingkungan Hunian Yang Berimbang adalah Rumah Menengah adalah rumah yang dibangun di atas tanah dengan luas kavling antara 200m2 sampai 600m2 dan/atau biaya pembangunan perumahan per-m2 antara harga satuan per-m2 tertinggi untuk pembangunan perumahan dinas pemerintah kelas C sampai A yang berlaku. Rumah Mewah adalah rumah yang dibangun diatas tanah dengan luas kavling 600m2 sampai dengan 2000m2 dan/atau biaya pembangunan perumahan per-m2 diatas harga satuan per-m2 tertinggi untuk pembangunan perumahan dinas kelas A yang berlaku. Menurut Marketing 3.0 (Kotler, 2010): Sangatlah penting untuk mengenali bahwa pasar yang ramah lingkungan ini tidaklah homogen. Pasar untuk produk dan jasa yang ramah lingkungan dapat digolongkan menjadi 4 segmen: trendseteers, value-seekers, standard matchers, dan cautious buyers. Dimana trendsetters adalah pasar awal motivasi emosional dan spiritual dalam menggunakan produk ramah lingkungan, value-seekers motivasi rasional dalam menggunakan produk ramah lingkungan, standard matchers motivasi menggunakan produk yang sudah menjadi standard dan populer., dan cautious buyers adalah pasar yang lambat. memiliki motivasi untuk membeli karena skeptis dengan produk ramah lingkungan. 2.4 Analisis dengan IPA (Importance Performance Analysis). Metoda Importance Performance Analysis (IPA) pertama kali diperkenalkan oleh Martilla dan James (1977) dengan tujuan untuk mengukur kepuasan pelanggan dalam produk atau servisnya. Pendekatan IPA adalah untuk mengenali kepuasan sebagai fungsi dari: seberapa penting sebuah produk atau jasa buat konsumen dan performa bisnis atau ahaan dalam penyediaan jasa atau produk (Martilla dan James,1977). Dalam hal ini IPA tidak hanya menguji performa dari sebuah item tapi juga kepentingan item tersebut sebagai faktor yang menentukan dalam kepuasan pelanggan. Dengan kata lain IPA menampilkan informasi berkaitan dengan faktor-faktor pelayanan yang menurut konsumen sangat mempengaruhi kepuasan dan loyalitas mereka, dan faktor-faktor pelayanan yang menurut konsumen perlu ditingkatkan karena kondisi sekarang yang belum memuaskan. Berikut penjelasan untuk masing-masing kuadran (Brandt, 2000): 1. Kuadran pertama: Pertahankan Kinerja (high importance & high perfomance). Dianggap sebagai faktor penunjang bagi kepuasan konsumen sehingga manajemen wajib memastikan kinerja institusinya dapat mempertahankan prestasi yang telah dicapai. 2. Kuadran kedua: Cenderung Berlebihan (low importance & high performance). Dianggap tidak terlalu penting sehingga manajemen bisa mengalokasikan sumber daya yang terkait dengan faktor-faktor tersebut kepada faktor-faktor lain yang lebih membutuhkan peningkatan penanganan. 3. Kuadran ketiga: Prioritas rendah (low importance & low performance). Dianggap mempunyai tingkat kepuasan yang rendah sekaligus dianggap tidak terlalu penting oleh konsumen, sehingga manajemen tidak perlu memprioritaskan faktor tersebut. 4. Kudran keempat: Tingkatkan Kinerja (high importance & low performance). Dianggap faktor yang sangat penting namun belum memuaskan untuk kondisi saat ini sehingga harus menjadi perhatian bagi manajemen untuk mengalokasikan sumber daya yang memadai. 4
Mulanya metoda ini digunakan dalam jasa pelayanan kesehatan dan institusi keuangan (Bruyere, Rodriguez, & Vaske, 2002). Dalam bidang turis dan wisata Bruyere et al.(2002). Dan dengan memiliki data tentang importance-performance value untuk tiap segmen adalah relevan untuk dipertimbangkan dalam pengembangan dan manajemen untuk dilanjutkan (Vaske at al., 1996)
Gambar2. Pembagian Kuadran Importance Performance Analysis
keuangan (Bruyere, Rodriguez, & Vaske, 2002). Dalam bidang turis dan wisata Bruyere et al.(2002). Dan dengan memiliki data tentang importance-performance value untuk tiap segmen adalah relevan untuk dipertimbangkan dalam pengembangan dan manajemen untuk dilanjutkan (Vaske at al., 1996) Metoda ini telah terbukti dalam berbagai aplikasi yang relatif mudah dalam administrasi dan interpretasinya yang banyak digunakan oleh peneliti dan manajer dalam banyak bidang. IPA menggabungkan pengukuran faktor tingkat kepentingan dan tingkat kepuasan dalam grafik dan dimensi yang memudahkan penjelasan data dan mendapatkan usulan praktis. Ada dua macam metode untuk menampilkan data IPA (Martinez, 2003) yaitu: 1. Menempatkan garis perpotongan kuadran pada nilai rata-rata pada sumbu tingkat kepuasan dan sumbu prioritas penanganan dengan tujuan untuk mengetahui secara umum penyebaran dan terletak pada pada kuadran yang mana. 2. Menempatkan garis perpotongan kuadran pada nilai rata-rata hasil pengamantan pada sumbu tingkat kepuasan dan sumbu prioritas penanganan dengan tujuan untuk 5
mengetahui secara spesifik masing-masing faktor terletak pada kuadran yang mana. Metode ini yang lebih banyak dipergunakan oleh peneliti. Adapun prosedur berkaitan dengan penggunaan metode IPA: 1. Penentuan faktor-faktor yang akan dianalisa 2. Melakukan survey melalui penyebaran kuisioner 3. Menghitung nilai rata-rata tingkat kepuasan dan prioritas penanganan 4. Membuat grafik IPA 5. Melakukan evaluasi terhadap faktor sesuai dengan kuadran masing-masing 2.5
Penelitian sebelumnya Penelitian oleh Joseph H.K.Lai, Francis W.H.Yik (2008) dengan judul “ Perception of importance and performance of the indoor environmental quality of high-rise residential buildings.” Dimana penelitian ini focus pada empat atribut: kenyamanan suhu, kebersihan udara, bau, dan kebisingan ruangan dalam bangunan berlantai banyak. Seberapa penting dan bagaimana performa keempat atribut itu terhadap kenyaman hidup penghuninya. Setelah dimasukkan dalam analisa IPA akan terlihat kesenjangan antara importance dan performance dalam gedung tersebut. Sehingga dapat meningkatkan performa gedung tersebut untuk meningkatkan kepuasan pelanggan. Penelitian oleh C.K.Chau, H.K.Yung, T.M, M.Y.Law (2005) dengan judul “ Evaluation of relative importance of environmental issues associated with a residential estate in Hong Kong.” Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi importance dari isue lingkungan terhadap perumahan di Hong Kong dengan menggunakan 6 atribut yaitu: Landscape, Indoor air quality, energy consumption, usage of recycling material,
3. METODA PENELITIAN Langkah-langkah yang dilakukan pada penelitian ini disusun dengan urut-urutan seperti pada Gambar .dibawah ini. PERUMUSAN MASALAH DAN TUJUAN PENELITIAN
TINJAUAN PUSTAKA
6 IDENTIFIKASI VARIABEL PENELITIAN MELALUI SURVEY PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
ANALISA HASIL SURVEY PENDAHULUAN
PENGUMPULAN DATA MELALUI MAIN SURVEY
PENGUMPULAN DATA
PENYEMPURNAAN KUISIONER UJI VALIDITAS & RELIABILITAS
TIDAK VALID / RELIABEL
VALID & RELIABEL
ANALISIS / PEMBAHASAN
ANALISIS DAN PENGOLAHAN DATA Analisis importance performance
Gambar 3 Diagram Alir Metodologi Penelitian
KESIMPULAN DAN SARAN
Data yang didapat dari survey kuisioner dengan format pertanyaan disesuaikan dengan metode IPA (Importance Performance Analysis) untuk mendapatkan tingkat Importance dan Performance dari atribut-atribut lingkungan berdasarkan persepsi pembeli , yang dinyatakan dalam bentuk tabulasi skala likert. Kuisioner yang disebarkan sejumlah 30 buah untuk Rumah Sederhana dan 18 buah untuk Rumah Menengah 12 buah. Berdasarkan tabulasi tersebut kemudian dilakukan pemilihan atribut-atribut mana yang sangat diinginkankan (importance) atau tidak diinginkan oleh konsumen, begitu juga mana atribut lingkungan yang performance nya sudah baik dan mana yang perlu ditingkatkan untuk meningkatkan kepuasan pelanggan.
Variabel Penelitian Atribut lingkungan hunian No 1
PREFERENSI
Sumber C.K.Chou, 2005
Landscaping
1.1
Pola tata tanaman
(X1.1)
C.K.Chou, 2005
1.2
Suasana tenang, nyaman
(X1.2)
C.K.Chou, 2005
1.3
Spesifikasi tanaman
(X1.3)
C.K.Chou, 2005
2
Indoor air quality
C.K.Chou, 2005
7
2.1
Thermal comfort/ Kenyamanan suhu
(X2.1)
Joseph H.K.Lai 2008
2.2
Air cleanliness/ udara bersih
(X2.2)
Joseph H.K.Lai 2008
2.3
Odour/ bau
(X2.3)
Joseph H.K.Lai 2008
3
Energy consumption; alternative energy
(X3)
C.K.Chou, 2005
4
Usage of recycling materials
(X4)
C.K.Chou, 2005
5
Indoor noise
(X5)
C.K.Chou, 2005
6
Water consumtion
(X6)
C.K.Chou, 2005
7
Keamanan lingkungan
(X7)
Narhendroputro,2009
8
Kebersihan lingkungan
(X8)
Narhendroputro,2009
9
Topografi
SNI 03-6981-2004
9.1
Aliran sungai
(X9.1)
SNI 03-6981-2004
9.2
Kontur tanah
(X9.2)
SNI 03-6981-2004
9.3
Transportasi
(X9.3)
SNI 03-6981-2004
9.4
Sistem sanitasi
(X9.4)
SNI 03-6981-2004
Tabel 1. variabel atribut lingkungan hunian
Data yang digunakan dibagi menjadi dua, yaitu data primer. Data primer diambil dari hasil survey statistik melalui kuisioner tertulis yang dibagikan kepada para pembeli hunian di perumahan River Side-Malang Proses pengumpulan data dilakukan melalui 4 (empat) tahap, yaitu disain kuesioner, penetapan populasi, sampel dan metode sampling, penyebaran kuesioner dan melakukan uji validitas dan reliabilitas. Format kuesioner disusun berdasarkan kriteria dan karakteristik yang telah ditetapkan sebelumnya. Bentuk format, susunan dan teknik kuesioner diatur sedemikian rupa sehingga dapat mencapai sasaran / target, baik tanggapan positif dari responden, ketepatan pemahaman dan akurasi jawaban (Malhotra, 2004). Responden diminta untuk menjawab pertanyaan dalam bentuk multiple choice. Populasi yang dipilih adalah pembeli untuk tipe hunian tertentu, yaitu : a. Tipe Rumah Sederhana peralihan manajamen yang lama (T36/90 (RS))=18 responden b. Tipe Rumah Menengah (luas tanah antara :200-600m2)=12 responden 4 HASIL ANALISIS DATA 4,1 Uji Validitas No
Atribut
Rumah Sederhana (RS) 1 X1.1
Atribut Importance Sig. Validitas 0,000
Valid
8
Atribut Performance Sig. Validitas 0,026
Valid
2 X1.2 3 X1.3 4 X2.1 5 X2.2 6 X2.3 7 X3 8 X4 9 X5 10 X6 11 X7 12 X8 13 X9.1 14 X9.2 15 X9.3 16 X9.4 Rumah Menengah (RM) 1 X1.1 2 X1.2 3 X1.3 4 X2.1 5 X2.2 6 X2.3 7 X3 8 X4 9 X5 10 X6 11 X7 12 X8 13 X9.1 14 X9.2 15 X9.3 16 X9.4
0,000 0,012 0,000 0,042 0,041 0,000 0,000 0,000 0,001 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,013
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
0,008 0,002 0,000 0,008 0,005 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,022 0,000 0,047
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,002 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
0,005 0,001 0,000 0,016 0,002 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,013 0,000 0,000 0,000 0,000
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
4.2 Uji Reliabilitas Tabel 4.2 Ringkasan Uji reliabilitas Pengamatan Rumah Sederhana (RS) Rumah Menengah (RM)
Atribut Importance Cronbach 0,832 0,702
Reliabilitas Reliabel Reliabel
9
Atribut Performance Cronbach 0,824 0,501
Reliabilitas Reliabel Reliabel
4.3 Analisa IPA 4.3.1 Rumah sederhana Tabel.4.1 Perhitungan Nilai Tengah Tiap Atribut Kode
Atribut
Importance (Y)
Performance (X)
X1.1 X1.2 X2.1 X2.2
Pohon/tanaman cocok untuk lingkungan Suasana tenang, teduh, dan nyaman Suhu dalam ruangan rumah nyaman Udara ruangan bersih Pemasangan sumber listrik swadaya alternatif Rumah dengan bahan daur ulang Suara bising di rumah Ketersediaan air di rumah Sistem keamanan/penjagaan perumahan Sistem kebersihan di perumahan Aliran sungai di perumahan Pengolahan kontur tanah Transportasi di lingkugnan perumahan Sistem sanitasi air bersih, kotor, dan saluran riol Rata-rata
4,12 4,24 4,20 4,21
4,03 4,05 4,05 4,17
3,75
3,69
3,80 3,88 4,03 4,29 4,05 3,88 3,64 4,12
3,77 4,11 4,12 4,12 3,69 4,00 4,11 3,69
3,45
4,13
4,00
3,90
X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9.1 X9.2 X9.3 X9.4
Sumber: Olah data (2011)
Gambar 4.1 Diagram Kartesius Kepentingan dan Kepuasan Penghuni Rumah Sederhana
4.3.2 Rumah Menengah 10
Tabel.4.2 Perhitungan Nilai Tengah Tiap Atribut Kode
Atribut
Importance (Y)
Performance (X)
X1.1 X1.2 X1.3 X2.1 X2.2 X2.3 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9.1 X9.2 X9.3 X9.4
Pohon/tanaman cocok untuk lingkungan Suasana tenang, teduh, dan nyaman Usia tanaman cukup matang Suhu dalam ruangan rumah nyaman Udara ruangan bersih Bau dalam rumah Pemasangan sumber listrik swadaya alternatif Rumah dengan bahan daur ulang Suara bising di rumah Ketersediaan air di rumah Sistem keamanan/penjagaan perumahan Sistem kebersihan di perumahan Aliran sungai di perumahan Pengolahan kontur tanah Transportasi di lingkugnan perumahan Sistem sanitasi air bersih, kotor, dan saluran riol Rata-rata
4,52 4,62 4,57 4,52 4,51 4,57 4,46 4,43 4,43 4,45 4,36 4,42 4,21 3,90 3,88 3,93 4,36
4,40 4,40 4,40 4,43 4,50 4,52 4,23 4,13 4,40 4,42 4,43 4,51 4,49 4,41 4,17 4,41 4,39
Sumber: Olah data (2011)
Gambar 4.2 Diagram Kartesius Kepentingan dan Kepuasan Penghuni Rumah Menengah 11
5 KESIMPULAN Prioritas utama Rumah sederhana: 1. Transportasi di lingkungan perumahan perlu masih perlu diperhatikan, karena jalan masuk yang berliku dan relatif panjang bagi penghuni tipe sederhana yang tidak memiliki kendaraan akan kesulitan untuk keluar apabila ada keperluan. 2. Kebersihan di perumahan , karena tipe sederhana adalah peralihan manajemen lama, tidak ada kegiatan pembersihan jalan atau taman seperti halnya yang terjadi di perumahan tipe menengah. Sehingga terkadang bila ada tamu berkunjung memasuki wilayah rumah tipe sederhana masih ada kesan yang kurang bersih, karena tidak adanya pembersihan jalan, taman dan lain-lain Prioritas utama Rumah menengah: 1 Pemasangan sumber listrik swadaya alternatif. Dimana kesadaran tentang pentingnya lingkungan hidup dan keterkaitan dengan lingkungan binaan sudah ada. 2 Penggunaan bahan matrial bangunan rumah dari bahan daur ulang. Juga bagian dari kesadaran hidup untuk lebih menghargai lingkungan dengan menggunakan matrial yang tidak menghasilkan limbah.
DAFTAR PUSTAKA Assael H., (1998), Consumer Behaviour and Marketing Action, 6th Edition International Thompson Publishing, New York Anastasia,Njo,etc (2005), Analisa faktor-faktor yang dipertimbangkan konsumen dalam pembelian property di Citraraya, Tesis, Program Studi Manajemen Konstruksi, UK PETRA, Surabaya Azwar S., (2003), Reliabilitas dan Validitas, Pustaka Pelajar, Yogyakarta Bruyere, B., Rodriguez, D., dan Vaske J. (2002), Enhancing importance-performance analysis through segmentation, Journal of Travel and Tourism Marketing, 12(1), 81-95 Cahyana, J., & Sudaryatmo. (2002) Rumahku Istanaku: Panduan Membeli Rumah Hunian. Jakarta:PT.Gramedia C.K.Chau, H.K.Yung, T.M, M.Y.Law (2005), Evaluation of relative importance of environmental issues associated with a residential estate in Hong Kong, Daniel C.Esty dan Andrew S.Winston, (2006), Green to Gold: How Smart Companies Use Environmental Strategy to Innovate, Create, Value, and Build Competitive Advantage ,New Haven, CT: Yale University Press Joseph H.K.Lai, Francis W.H.Yik, (2008), Perception of importance and performance of the indoor environmental quality of high-rise residential buildings. Kotler P.,dan Keller K.L. (2006), Marketing Management, 12th Edition, Prentice Hall, New Jersey 12
Kotler P.,dan Kertajaya.H., (2010), Marketing 3.0:Mulai dari Produk ke Pelanggan ke Human Spirit, Erlangga Martilla, dan James, J.C., (1977), Importance-Performance Analysis. Journal of Marketing 41, 13-17 Melman S.J., (1995), Residential Mobility, Housing Economics, vol. 43, Washington Malhotra, N.K. (2004), Marketing Research and Applied Oriented, Second Edition. Prentice Hall Inc. Moore, G.A., (1999), Crossing the Chasm: Marketing and Selling High Tech to Mainstream Customers , Harper Business, New York Narhendroputro,R.M.A.(2009), Pengaruh karakteristik pembeli terhadap pembelian Hunian di Perumahan Citra Harmoni, Sidoarjo, Tesis Magister, Magister Manajemen Teknologi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Saaty,T.L. (1986): Axiomatic Foundation of Analytic Hierarchy Process; Management Science 32/7; 841-855 Santoso, B. (2000), Realestat Indonesia: Sebuah Konsep Ilmu dan Problema Pengembang.Jakarta:School of Real Estate. Shukla P., (2000), Consumer Behaviour, Liverpool Hope University College, Liverpool. Singarimbun, dan Effendi, (1989), Metode Penelitian Survey, Jakarta: LP3ES Suardana, I., W., (2008), Analisa Investasi Pembangunan Cluster The Dharmawangsa di The Prambanan Residence, Tesis Magister, Magister Manajemen Teknologi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Sugiyono (2006), Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, PT.Alfabeta, Bandung. Usman H. dan Akbar R.P.S , (2006), Pengantar Statistika, Edisi kedua, PT. Bumi Aksara, Jakarta VALS, www.sric-bi.com/VALS Vaske, J., Beamen, J., Stanley, R. dan Grenier, M. (1996), Importance-Performance and Segmentation:Where do we go from here?, Journal of Travel and Tourism Marketing 5, 161-185 Wirawan N., (2002), Cara mudah memahami statistik 2 (Statistik Inferensia), Edisi Kedua, Keraras Emas, Denpasar
13
14