ANALISIS PERSEPSI KONSUMEN TERHADAP KUALITAS KERIPIK MANG AMPUNG DENGAN METODE IMPORTANCE PERFORMANCE ANALYSIS DAN CUSTOMER SATISFACTION INDEX Consumers Perception Analysis to Keripik Mang Ampung Quality Using Importance Performance Analysis and Customer Satisfaction Index Method Prima Sukmana Resma1* Imam Santoso2 Sakunda Anggraini2 Jurusan Teknologi Industri Pertanian-Fak. Teknologi Pertanian-Univ. Brawijaya Jl. Veteran – Malang 65146 2Staf Pengajar Jur. Teknologi Industri Pertanian- Fak. Teknologi Pertanian-Univ. Brawijaya Email:
[email protected] 1Alumni
ABSTRAK Persepsi konsumen terhadap kualitas makanan merupakan faktor kunci untuk sukses dalam pengembangan industri makanan. Banyak faktor yang mempengaruhi persepsi konsumen pada kualitas makanan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi atribut Keripik Mang daya ampung dan mengevaluasi kinerja produk untuk mengetahui atribut berdasarkan persepsi konsumen. Responden dalam penelitian ini adalah konsumen yang membeli dan mengkonsumsi keripik Mang Ampung. Teknik sampling yang digunakan adalah accidental sampling dengan jumlah sampel 125 orang, berdasarkan fungsi linier waktu. Analisis data yang digunakan Importance Performance Analysis (IPA) dan Customer Satisfaction Index (CSI). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Atribut-atribut yang menjadi prioritas utama untuk dilakukan perbaikan adalah kondisi kemasan, informasi produk, dan keamanan bahan kemasan. Atribut–atribut yang menjadi prioritas kedua untuk diperbaiki adalah kemudahan memperoleh produk, kepopuleran merek, bentuk kemasan, dan keseragaman ukuran. Keywords: Kualitas, atribut, Kepuasan, konsumen ABSTRACT Consumer perception on food quality is a key factor for success in food industry development. Many factors influence consumer perception on food quality. The purpose of this research was to identify the attributes of Keripik Mang Ampung and evaluate it’s performance to find out attributes based on consumer perception. The respondent in this research was the consumer that bought and consumed keripik Mang Ampung. The sampling technique used accidental sampling with a number of sample is 125 people, based on linier time function. The analysis of data used Importance Performance Analysis (IPA) and Customer Satisfaction Index (CSI). The result of this research showed The Attributes which needs improvement as a priority is the packaging
condition, product information, and security packaging materials. The attributes which needs improvement as second priority is the easy to get product, the popularity of the brand, packaging shape, and uniformity of size. Keywords: Quality, Attributes, Satisfaction, Consumers PENDAHULUAN Sektor usaha makanan dan minuman merupakan salah satu jenis usaha yang paling menonjol dalam persaingannya merebut pasar, salah satunya terjadi di kota Malang ditandai banyak bermunculan UKM makanan dan minuman. Menurut BPS, pada tahun 2012 terdapat 22.791 UKM produktif yang bergerak di sektor makanan dan minuman. Salah satu bisnis makanan yang ada di Malang adalah usaha makanan ringan, seperti keripik buah, keripik tempe, kerupuk, serta keripik singkong. Usaha keripik singkong sangat menjanjikan karena bahan baku yang tersedia murah dan melimpah serta proses pengolahan
yang sederhana. Peluang ini dimanfaatkan produsen keripik singkong dengan brand keripik Mang Ampung. Sebagai produk baru, banyak hal yang harus dilakukan oleh produsen Mang Ampung agar konsumen tertarik untuk membeli produk keripik tersebut. Hal ini berhubungan dengan atribut yang dimiliki oleh produk, khususnya yang terkait dengan mutu. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengetahui kepuasan pelanggan yaitu Importance Performance Analysis (IPA). Menurut Rangkuti (2003), metode IPA digunakan untuk mendapatkan informasi tingkat kepuasan pelanggan terhadap kualitas produk, serta dapat diketahui atribut-atribut dimensi
kualitas produk yang harus menjadi prioritas pengembangan dalam produk. Kelebihan metode IPA dibandingkan metode lain yaitu prosedur yang digunakan cukup sederhana, pengambil kebijakan dapat dengan mudah menentukan prioritas kegiatan yang harus dilakukan dengan sumberdaya yang terbatas, serta metode ini cukup fleksibel untuk diterapkan pada berbagai bidang (Tjiptono,2005). Pengukuran kemudian dilanjutkan terhadap tingkat kepuasan konsumen secara keseluruhan dengan Customer Satisfaction Index (CSI). Pengukuran CSI digunakan untuk mengetahui besarnya indeks kepuasan yang dihasilkan oleh suatu produk. Hasil perhitungan IPA maupun CSI digunakan untuk menentukan prioritas perbaikan dan pengembangan terhadap dimensi kualitas produk yang akan berdampak pada memenangkan persaingan dengan produk sejenis yang sudah ada. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi atribut-atribut produk keripik Mang Ampung dan mengevaluasi tingkat kepentingan dan kinerja atribut-atribut untuk mendapatkan prioritas perbaikan atribut produk berdasarkan persepsi konsumen serta mengetahui kepuasan pelanggan secara menyeluruh terhadap kualitas produk Mang Ampung. BAHAN DAN METODE Penelitian dilakukan di sekitar area kampus Universitas Brawijaya, Malang. Pengolahan data statistik dilakukan di Laboratorium Komputasi dan Analisis Sistem, Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya. Penelitian dilakukan dengan cara menyebarkan koesioner kepada konsumen keripik Mang Ampung. Responden penelitian yang digunakan adalah konsumen yang sedang membeli dan pernah mengkonsumsi keripik Mang Ampung. Sampel yang digunakan sebanyak 125 respondendengan teknik non probability sampling. Variabel dan Atribut Produk Variabel dan atribut kualitas produk keripik Mang Ampung adalah sebagai berikut: 1. Performance / kinerja produk, atributnya meliputi bahan baku utama pem-buatan keripik (singkong) dan harga. 2. Features atau keistimewaan, atributnya meliputi kerenyahan dan rasa. 3. Reliability, atribut-nya meliputi keamanan bahan kemasan dan kondisi kemasan.
4. Servicability atau ketersediaan, atributnya meliputi kemudahan dalam memperoleh produk, warna, keseragaman bentuk. 5. Aesthetic atau estetika, atributnya yaitu bentuk kemasan dan warna serta tulisan label kemasan. 6. Perceived of quality atributnya meliputi informasi produk dan kepopleran merek. Uji Validitas dan Reliabilitas Terdapat dua syarat penting yang berlaku dalam kuesioner, yaitu kuesioner harus valid dan reliabel. Uji validitas diperoleh dengan cara mencari korelasi setiap skor indikator dengan total skor indikator variabel, kemudian hasil korelasi dibandingkan dengan nilai kritis pada taraf signifikan 0,05. Bila probabilitas dalam korelasi kurang dari 0,05 (5%) maka instrumen tersebut dikatakan valid. Menurut Sugiyono (2008), cara yang digunakan adalah dengan analisa item, dimana setiap nilai yang ada pada setiap butir pertanyaan dikolerasikan dengan total nilai seluruh butir pertanyaan untuk suatu variabel dengan menggunakan rumus korelasi product moment. Syarat untuk dianggap valid adalah nilai r hitung lebih besar dari nilai r Tabel. Menurut Widayat (2002), reliabilitas adalah suatu pengukuran yang mengacu pada proses dimana pengukuran bebas dari kesalahan sistematis dan kesalahan acak. Uji kepercayaan merupakan tingkat kemampuan suatu alat ukur yang memberikan hasil yang sama jika alat ukur itu digunakan berulang– ulang. Analisis Data Metode analisis data yang digunakan adalah Importance Performance Analysis. Menurut Supranto (2006), tahapan-tahapan dalam metode IPA adalah : 1. Menentukan kesesuaian antara tingkat kepentingan dengan tingkat kinerja dimensi kualitas produk keripik Mang Ampung melalui perbandingan skor kinerja dengan skor kepentingan. Rumus tingkat kesesuaian yang digunakan adalah:
Keterangan: Tki = Tingkat kesesuaian Ki = Skor penilaian tingkat kinerja Hi = Skor penilaian tingkat kepentingan
2. Menghitung rata-rata untuk setiap atribut keripik Mang Ampung yang akan mempengaruhi persepsi konsumen dengan rumus :
Keterangan: = Tingkat kinerja produk keripik = Tingkat kepentingan terhadap produk = Skor rata-rata tingkat kinerja produk = Skor rata-rata tingkat kepentingan = Jumlah responden
3. Menghitung rata-rata seluruh atribut tingkat kepentingan ( ) dan tingkat kinerja ( ), yang menjadi batas pada diagram kartesius, dengan rumus:
Kuadran III, Bila atribut tersebut memiliki nilai lebih kecil dari dan nilai lebih kecil dari ( < ; < ). Kuadran IV, Bila atribut tersebut memiliki nilai lebih besar dari dan nilai lebih kecil dari ( > ; < ). Setelah data dianalisa dengan metode IPA, kemudian dilanjutkan dengam metode CSI. Langkah-langkah dalam metode Customer Satisfaction Index yaitu ; 1. Menentukan Mean Importance Score (MIS) dan Mean Satisfaction Score (MSS), nilai ini berasal dari rata – rata tingkat kepentingan dan kinerja tiap atribut.
Keterangan: = Skor rata-rata tingkat kinerja produk = Skor rata-rata tingkat kepentingan produk = Rata-rata skor tingkat kinerja produk seluruh faktor atribut = Rata-rata tingkat kepentingan seluruh atribut yang mempengaruhi dimensi kualitas produk k= Banyaknya atribut yang dapat mempengaruhi kualitas produk keripik Mang Ampung
4. Melakukan pemetaan ke dalam diagram kartesius untuk melihat posisi masing-masing atribut dimensi kualitas produk. Diagram kartesius merupakan suatu bangun yang dibagi atas empat bagian yang dibatasi oleh dua garis yang berpotongan tegak lurus pada titik-titik ( , ). Diagram kartesius dapat dilihat pada Gambar 1 di bawah ini :
2. Wighting factor (WF), fungsi dari MeanImportance Score atau nilai rata-rata tingkat kepentingan ( ) masing-masing atribut yang dinyatakan dalam bentuk persen terhadap total Mean Importance Score ( ) untuk seluruh atribut yang diuji. WFi = 3. Weighted Score (WS), adalah fungsi dari Mean Satisfaction Score dikalikan dengan Weighting Factor (WF). Mean Satisfaction Score atau nilai rata-rata tingkat kepuasan diperoleh dari nilai rata-rata tingkat performance atau nilai rata-rata tingkat kinerja. WS = MSS x WF
Kuadran I
Kuadran II
4. Weighting Average Total (WAT),fungsi dari total Weighted Score (WS) atribut ke-1 ( ) hingga atribut ke-n ( ) WAT =
Kuadran III
Kuadran IV
Adapun ketentuan kuadrannya adalah sebagai berikut: Kuadran I, Bila atribut tersebut memiliki nilai lebih kecil dari dan nilai lebih besar dari ( < ; > ). Kuadran II, Bila atribut tersebut memiliki nilai lebih besar dari dan nilai lebih besar dari ( > ; > ).
+
+......+
5. Customer Satisfaction Index (CSI), fungsidari nilai Weigthed Average (WA) dibagi dengan Highest Scale (HS) atau yang dinyatakan dalam bentuk persen. Skala mak-simum diperoleh dari ukuran skala Linkert yang digunakan dalam pembobot-an tingkat kepentingan dan kinerja. Maka dalam penelitian ini skala maksimum yang digunakan adalah lima. CSI = HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil pengujian diketahui bahwa hubungan antara skor item dan skor total memiliki probabilitas r hitung (p) ≤ 0,05 sehingga bisa disimpulkan bahwa hubungan
tersebut valid. Hubungan antar item dalam variabel dapat diketahui melalui Alpha Cronbach dengan koefisien korelasi berada di atas koefisien reliabilitas yang ditetapkan sebesar 0,6 sehingga dapat disimpulkan bahwa hubungan tersebut reliabel. Tingkat Kesesuaian Tingkat kesesuaian adalah hasil perbandingan skor kinerja dengan skor kepentingan. Tingkat kesesuaian akan menentukan urutan prioritas peningkatan faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan. Perhitungan tingkat kesesuaian antara tingkat kepentingan dan kinerja dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Tingkat Kesesuaian Antara Tingkat Kepentingan dan Tingkat Kinerja
Berdasarkan perhitungan tingkat kesesuaian antara tingkat kepentingan dan kinerja didapat bahwa tingkat kesesuaian dari atribut pelayanan yang memiliki nilai tertinggi adalah warna dan tulisan label kemasan yaitu sebesar 98,90%. Tingkat kesesuaian dari atribut pelayanan yang memiliki nilai terendah adalah atribut kondisi kemasan yaitu sebesar 68,01%. Dari data tersebut nilai yang tingkat kesesuaian yang paling tinggi dan yang paling rendah keduanya menyangkut tentang kemasan. Hal ini terjadi karena bentuk fisik kemasan akan sangat mempengaruhi kondisi awal responden dalam menentukan produk. Menurut Kotler (2001), pentingnya kemasan tidak dapat diabaikan mengingat fungsi nya untuk menarik dan memuaskan pelanggannya. Dari perhitungan pada Tabel 1, dapat dilihat bahwa nilai rata – rata tingkat kesesuaiannya adalah 87,42 yang berarti responden secara keseluruhan sangat puas terhadap produk keripik Mang Ampung.
Rata-rata Tingkat Kinerja & Kepentingan Dari ketiga belas total bobot atribut tingkat kepentingan terdapat tujuh atribut yang melebihi skor rataan. Skor rataan untuk tingkat kepentingan yaitu 4,05. Ke-tujuh atribut tersebut adalah bahan baku utama keripik, harga, kerenyahan keripik, rasa, keamanan bahan kemasan, kondisi kemasan, Informasi produk. Sedangkan sisanya sebanyak enam atribut adalah kemudahan dalam memperoleh produk, warna produk, keseragaman ukuran, bentuk kemasan, warna dan tulisan label kemasan, kepopuleran merek, mempunyai total bobot dibawah skor rataan yang dinilai konsumen tidak terlalu penting didalam kualitas produk keripik Mang Ampung. Pada tingkat kinerja terdapat enam atribut yang total bobotnya melebihi skor rataan. Rataan skor tingkat kinerja produk yaitu 3,52. Keenam atribut tersebut adalah bahan baku utama pembuatan keripik, harga, kerenyahan, rasa, warna produk, warana dan tulisan label kemasan, tetapi terdapat juga atribut-atribut yang bobotnya kurang dari skor rataan, yaitu keamanan bahan kemasan, kondisi kemasan, kemudahan dalam memperoleh produk, keseragaman ukuran, bentuk kemasan, kepopuleran merek, dan Informasi produk. Penjabaran Diagram Kartesius Diagram kartesius dibagi menjadi empat wilayah yang dibatasi oleh nilai rata-rata penilaian tingkat kinerja keripik Mang Ampung seluruh atribut ( ) sebesar 3,52 pada sumbu X dan rata-rata peni-laian tingkat kepentingan keripik Mang Ampung seluruh atribut ( ) sebesar 3,86 pada sumbu Y. Adapun penggambaran letak masing-masing atribut pada setiap kuadran dalam diagram kartesius terlihat pada Gambar 2. Kuadran I
Kuadran II
Kuadran III
Kuadran IV
Gambar 2. Diagram Kartesius Keripik Mang Ampung
Kuadran I Pada Gambar 2, terdapat tiga atribut keripik Mang Ampung yang terletak pada kuadran pertama, sehingga menjadi prioritas utama yaitu kondisi kemasan, keamanan bahan pengemas, dan informasi produk. Atribut ini memiliki tingkat kepentingan yang tinggi tetapi tingkat kinerjanya rendah, perbaikan pada atribut ini akan memberikan dampak yang besar terhadap kepuasan konsumen. Kondisi Kemasan Berdasarkan diagram kartesius, atribut ini merupakan prioritas utama untuk diperbaiki. Atribut kondisi kemasan dianggap penting oleh responden karena dengan kondisi kemasan yang baik maka produk yang ada di dalamnya akan terlindungi. Menurut Robertson (2010) fungsi kemasan yang utama adalah untuk mewadahi produk dan melindunginya dari berbagai kerusakan maupun kontaminan sebelum sampai di tangan konsumen. Sebagian besar responden menganggap bahwa produk keripik Mang Ampung memiliki kondisi kemasan yang kurang baik sehingga peluang untuk masuknya udara. Menurut Ihsani (2005),udara akan mempengaruhi kualitas produk yang digoreng karena dapat menyebabkan oksidasi dan ketengikan. Alternatif strategi yang dapat dilakukan adalah menggunakan plastik kemasan yang sesuai serta proses sealing dilakukan dengan hand sealer. Informasi produk. Atribut ini merupakan prioritas utama untuk diperbaiki setelah kondisi kemasan. Atribut kelengkapan informasi dianggap penting oleh responden karena dengan memahami informasi tentang keripik Mang Ampung, responden mempunyai keputusan untuk menggunakan produk atau tidak. Kemasan keripik Mang Ampung tidak memiliki informasi kehalalan produk resmi MUI, tanggal kadaluwarsa, informasi nilai gizi, dan kontak layanan konsumen tidak tersedia pada kemasan keripik Mang Ampung. Menurut Kotler (2001), sumber informasi merupakan karakter penyampai pesan sehingga semakin sedikit informasi yang disampaikan oleh sumber informasi maka semakin sedikit pula pesan yang ditangkap konsumen. Selain itu, konsumen mangganggap kondisi kemasan pada saat dikonsumsi dapat mempengaruhi kualitas dari produk yang
akan dikonsumsi. Menurut Robertson (2010) fungsi kemasan yang utama adalah untuk mewadahi produk dan melindunginya dari berbagai kerusakan maupun kontaminan sebelum sampai di tangan konsumen. Kondisi kemasan yang kurang baik akan berdampak buruk bagi produk. Bahan kemasan Atribut bahan kemasan keripik Mang Ampung merupakan salah satu prioritas untuk diperbaiki. Atribut keamanan bahan kemasan dianggap penting oleh responden karena bahan kemasan yang dapat membantu mencegah kerusakan yang terjadi akibat dari kemasan itu sendiri. Selama proses penyimpanan makanan, kemungkinan terjadi migrasi (pemindahan) bahan plastik pengemas ke makanan yang dikemas. Kemasan yang digunakan keripik Mang Ampung yaitu Polypropylene (PP). Bahan plastik polipropilen merupakan jenis terbaik yang bisa dimanfaatkan sebagai bahan kemasan makanan karena mampu mencegah reaksi kimia serta tahan minyak dan panas (Robertson, 2009). Jenis kemasan PP belum memenuhi fungsi kemasan sebagai pelindung produk. Hal ini dikarenakan ketebalan plastik yang digunakan terlalu tipis yaitu kurang dari 0,03 mm. Menurut Robertson (2009), produk snack yang digoreng membutuhkan kemasan yang dapat menahan produk dari oksidasi lemak, seperti kemasan multilayer seperti plastik film laminasi dengan alumunium foil yang barrier terhadap oksigen dan melindungi dari kondisi mekanis. Kuadran II (Pertahankan Prestasi) Kuadran II merupakan posisi yang menunjukkan kinerja atribut keripik Mang Ampung yang sudah sesuai dengan apa yang diharapkan konsumen, tetapi produsen hendaknya tetap mempertahankan prestasi kinerjanya. Atribut-atribut yang termasuk ke dalam kuadran II adalah harga, kerenyahan, rasa, dan bahan baku utama produk. Keempat atribut harus dipertahankan dan ditingkatkan di masa yang akan datang Manfaat Singkong (Bahan Baku) Atribut manfaat singkong sebagai bahan baku masuk dalam kuadran II dan harus dipertahankan. Hal ini menunjukan kinerja keripik Mang Ampung yang dirasakan responden sudah sesuai dari pada yang diharapkan. Konsumen merasakan manfaat yang baik dari mengkonsumsi keripik
Mang Ampung sehingga perlu dipertahankan. Bahan baku yang digunakan pada keripik Mang Ampung adalah singkong. Singkong adalah umbi yang sudah umum dikonsumsi oleh masyarakat sebagai makanan selingan / snack yang digoreng, dikeringkan, dll. (Muchtadi, 2010). Rasa Rasa merupakan sifat penting dalam penerimaan produk pangan secara umum. Penerimaan responden terhadap rasa keripik Mang Ampung cukup tinggi, rasa dianggap penting dan memiliki kinerja yang baik. Amertaningtyas dkk (2010), menyatakan bahwa rasa pada suatu produk dapat berasal dari bahan pangan itu sendiri dan apabila mendapat pengolahan maka rasa dapat dipengaruhi oleh bahan yang ditambahkan selama proses pengolahan. Rasa keripik Mang Ampung adalah pedas, asam, dan manis. Rasa dari keripik Mang Ampung dipengaruhi oleh bahan baku utama yaitu singkong, dan bumbu rempah rempah seperti gula merah, cabai, bawang merah dan putih, asam, garam. Kerenyahan Keripik Menurut hasil penelitian yang telah dilakukan, responden menyatakan bahwa kerenyahan keripik Mang Ampung adalah penting dan kinerjanya sudah baik. Hal ini disebabkan oleh penggorengan dilakukan dengan cara yang tepat. Menurut Maresa (2009), kerenyahan merupakan suatu keadaan atau kondisi dimana volume ruang pada bahan yang terisi air teruapkan pada saat penggorengan dan ruang tersebut terisi oleh udara, sehingga volume ruang akhir lebih besar di-bandingkan volume ruang awal setelah adanya penirisan minyak menyebabkan kerenyahan pada bahan. Kuadran III Kuadran ketiga terdiri dari atribut yang memiliki tingkat kepentingan rendah oleh responden sehingga perbaikannya menjadi prioritas rendah karena memiliki tingkat kepentingan yang rendah serta tingkat kinerja yang rendah pula. Perlu diperhatikan bahwa responden memberikan penilaian yang kurang baik terhadap kinerja produk terhadap atribut produk yang memiliki tingkat kesesuaian masing-masing yaitu kemudahan memperoleh produk (84,25%), kepopuleran merek (88,87%), keseragaman ukuran produk (97,07%), dan bentuk kemasan (95,43%). Walaupun atribut pada kuadran tiga ini memiliki tingkat
kepentingan yang rendah akan tetapi Atribut yang terletak pada kuadran ini harus tetap di perbaiki. Perbaikan ini nantinya akan berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan. Kuadran IV Atribut-atribut pada kuadran ke empat mempunyai tingkat kepentingan yang rendah, tetapi memiliki tingkat pelaksanaan kinerja tinggi. Atribut yang masuk dalam kuadran empat ini dianggap berlebihan oleh konsumen. Atribut tersebut dinilai konsumen sudah memiliki kinerja yang tinggi sehingga perusahaan disarankan untuk fokus terhadap perbaikan pada kuadran satu dan dua terlebih dahulu. Atribut dan tingkat kesesuaian atribut di kuadran IV yaitu warna produk (94,47%), serta bentuk dan warna tulisan label kemasan (98,90%). Indeks Kepuasan konsumen Customer Satisfaction Index (CSI) digunakan untuk mengetahui tingkat kepuasan konsumen secara menyeluruh berdasarkan tingkat kepentingan dari atribut-atribut keripik Mang Ampung, sehingga kepuasan konsumen terhadap kualitas produk dari produsen dapat diketahui nilainya. Perhitungan nilai CSI dengan menggunakan skor rata-rata tingkat kepentingan dan tingkat kinerja dari masing-masing atribut yaitu sebesar 70,39%. Indeks kepuasan tersebut berada pada rentang 0,66 – 0,80 yang berarti secara keseluruhan konsumen keripik Mang Ampung merasa puas terhadap dimensi kualitas produk keripik Mang Ampung. Hasil perhitungan Customer Satisfaction Index (CSI) dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Nilai Customer Satisfaction Index
Nilai dari CSI berbanding lurus dengan besarnya rata-rata skor kepentingan dan skor kinerja, sehingga apabila rata-rata skor kepentingan dan kinerja ditingkatkan maka akan berpengaruh terhadap peningkatan nilai
CSI. Atribut yang memperoleh nilai rata-rata skor kinerja di bawah Wighted Score Total yaitu 3,52 mengindikasikan bahwa atribut–atribut tersebut perlu ditingkatkan kinerjanya. Menurut Sukardi dan Cholidis (2006) atribut yang memiliki nilai rata – rata skor kinerja di bawah nilai weigted total mengindikasikan atribut tersebut menjadi prioritas utama yang perlu diperhatikan kinerjanya. Oleh karena itu, untuk mencapai nilai CSI 100 %, maka pihak produsen bisa melakukan perbaikan atribut yang diperoleh dari analisis Importance Performance Analysis. Menurut Muharastri (2008) berpendapat bahwa nilai CSI dapat ditingkatkan dengan melakukan perbaikan pada kinerja atribut dari hasil IPA. Perbaikan atribut yang diperoleh melalui IPA diharapkan dapat meningkatkan nilai CSI hingga 100%. KESIMPULAN Atribut yang menjadi prioritas utama untuk ditinggatkan kinerjanya adalah atribut yang berada pada kuadran I yaitu kondisi kemasan, informasi produk, dan keamanan bahan kemasan. Atribut–atribut produk yang menjadi prioritas kedua untuk diperbaiki adalah atribut-atribut yang berada dikuadran III yaitu kemudahan memperoleh produk, kepopuleran merek, bentuk kemasan, dan keseragaman ukuran. Atribut yang dianggap penting oleh responden dan nilainya sudah sesuai dengan yang diharapkan adalah kerenyahan keripik, rasa, bahan baku utama produk, dan harga. Hasil perhitungan CSI, didapatkan nilai 70,39% sehingga dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan konsumen merasa puas terhadap kinerja atribut-atribut keripik Mang Ampung kemasan 20 gram. DAFTAR PUSTAKA Amertaningtyas D., Masdiana Ch.P., ManikE.S., dan Khotibul U.A.A. 2010. The Organoleptic Quality (Crispiness and Taste) of Rambak Cracker From Rabbit Skin on The Different Technique of Fur Picking. Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak 5(1) : 18-22. Ihsani. DW. 2005. Analisis Kepuasan Konsumen Terhadap Atribut Wisata Cangkuang Garut, Jawa Barat. [Skripsi]. Institut Pertanian Bogor.Bogor.
Kotler, P. 2001. Manajemen Pemasaran (Terjemahan). Edisi Milenium, jilid 1. Prenhallindo. Jakarta Maresa, R. D. 2009. Mempelajari Pengaruh Perlakuan Suhu Terhadap Kualitas Keripik Pisang Muli Model Semprong dengan Penggoreng Vacuum (vacuum fryer). [Skripsi]. Universitas Lampung. Lampung. Muchtadi, T.R., Sugiyono, dan Fitriyono A. 2010. Ilmu Pengetahuan Bahan Pangan. Alfabeta. Bandung. Muharastri, Y. 2008. Analisis Kepuasan Konsumen Susu UHT Merek Real Good Di Kota Bogor. [Skripsi]. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Rangkuti, F. 2006. Measuring Customer Satisfaction. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Robertson, G.L. 2009. Food Packaging and Shelf Life, A Practical Guide. CRC Press LLC. Boca Raton. Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Bisnis. Cetakan kedua belas. Alfabeta. Bandung. Sukardi dan Cholidis, C. 2006. Analisis Tingkat Kepuasan Pelanggan Terhadap Produk Corned Pronas Produksi PT CIP, Denpasar, Bali. Teknologi Industri Pertanian 18(2) : 106117. Supranto, J. 2006. Pengukuran Kepuasan Pelanggan Menaikkan Pangsa Pasar. ketiga. Rineka Cipta. Jakarta.
Tingkat Untuk Cetakan
Tjiptono, F. dan Gregorius, C. 2005. Service, Quality & Satisfaction Edisi Ketiga. Penerbit Andi. Yogyakarta. Widayat. 2004. Metode Penelitian Pemasaran Aplikasi Software SPSS. Universitas Muhammadiyah Malang. Malang.