Laporan Penelitian PERSEPSI MASYARAKAT SEKITAR TERHADAP KUALITAS VISUAL PADA BATAS FISIK LINGKUNGAN PERUMAHAN GRAHA RAYA (Studi kasus: Cluster Celesta)
PERSEPSI MASYARAKAT SEKITAR TERHADAP KUALITAS VISUAL PADA BATAS FISIK LINGKUNGAN PERUMAHAN GRAHA RAYA (Studi kasus: Cluster Celesta) Sri Hartoyo I Progaram Studi Arsitektur Fakultas Teknik, Universitas Mercu Buana, Jakarta - Indonesia
[email protected]
ABSTRAK Perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana. Pada batas fisik lingkungan perumahan berupa dinding yaitu sebagai batas ruang luar antara pemukiman warga dengan area pengembang, hal ini terjadi pada cluster celesta di perumahan Graha Raya. Pada cluster ini, dinding pembatas tidak bisa diakses oleh masyarakat luar, alasan utama adalah keamanan dan batasan wilayah otoritas pihak pengembang. Batas fisik lingkungan berpengaruh terhadap kualitas visual pada masyarakat sekitar, diantaranya perilaku masyarakat yang membuang sampah sembarangan, kenyamanan sirkulasi jalan di sekitar pagar serta keamanan saat melintasi area sekitar pagar. Kualitas visual pada batas fisik lingkungan sangat buruk, sehingga banyak menimbulkan masalah, diantaranya sampah disepanjang dinding pagar, graffiti pada dinding pagar, banyaknya lorong-lorong yang sempit, warna dinding pagar yang gelap serta jalan yang minim cahaya (gelap). Kata kunci: Batas fisik lingkungan, persepsi visual, kualitas visual.
ABSTRACT Housing is a gated community where it provides public facilities and amenities for its residents. A gated community has a physical boundary which separates the residents in the housing with its surrounding neighborhood. Usually they used a concrete wall
1
Laporan Penelitian PERSEPSI MASYARAKAT SEKITAR TERHADAP KUALITAS VISUAL PADA BATAS FISIK LINGKUNGAN PERUMAHAN GRAHA RAYA (Studi kasus: Cluster Celesta)
fence as a boundary. This fence usually cannot be acessed by public, the purpose of it is to provide security for the residents and to emphasize the private ownership. As an example this situation happen in Graha Raya, cluster Celesta. There are phenomenoms usually happen around this housing. Mainly these phenomenoms are caused by the boundary. The boundary usually creates negative impact to the surrounding area such as arround this concrete wall fence there are trash pile, the wall is full of graffity that makes the wall look dirty and also creates negative image to the surrounding area, the wall also creates narrow alley and usually less light is provided (in the night). These phenomenoms related to the visual quality which triggers the negative behaviour of the people in the surrounding areas. As an impact, it makes surrounding areas have a negative image. Keywords: Physical boundary, visual perception, visual quality.
LATAR BELAKANG Pada Jika dilihat dari segi ekonomi, Kota Tangerang
terus
mengalami
perkembangan. Hal ini berdampak pada tingginya kepadatan bangunan di pusat
Kota
Tangerang,
mempengaruhi
sehingga
perkembangan
pembangunan di wilayah pinggiran. Selain itu, harga lahan yang lebih rendah di wilayah pinggiran dipandang sebagai salah satu potensi untuk mengembangkan usaha di bidang perumahan,
terutama
oleh
pihak
swasta (developer). Hal inilah yang dilakukan oleh pengembang dalam membangun perumahan Graha Raya yang terletak di Serpong Utara, Kota Tangerang Selatan.
perumahan
Graha
Raya
terdapat
beberapa
cluster,
salah
satunya
adalah
cluster
Celesta.
Cluster ini menerapkan konsep ‘Gated Community’, yang di mana untuk akses masuk kedalam perumahan diawasi
dan
keamanan
dijaga
pada
oleh
pintu
petugas
masuknya.
Cluster ini menerapkan batas fisik perumahan dengan pemukiman warga di sekitarnya yaitu berupa pagar atau tembok yang tidak bisa diakses oleh masyarkat
di
luar
perumahan.
Sedangkan untuk yang berbatasan langsung dengan jalan raya, cluster ini membangun
fasilitas
perdagangan
dan jasa (permanen) yaitu berupa ruko-ruko
disalah
satu
sisi
batas
perumahan. Diterapkannya batas fisik
2
Laporan Penelitian PERSEPSI MASYARAKAT SEKITAR TERHADAP KUALITAS VISUAL PADA BATAS FISIK LINGKUNGAN PERUMAHAN GRAHA RAYA (Studi kasus: Cluster Celesta)
lingkungan
perumahan
tersebut
pengalaman
untuk
memperoleh
dengan alasan keamanan sekaligus
respon terhadap lingkungan terbangun
sebagai batasan wilayah otoritas pihak
melalui
pengembang.
setting
media
stimulasi
lingkungan
dan
fotografi bangunan
(Alexander, dkk, 1977 dalam Naupan, Namun buruknya penyelesaian batas
2007).
fisik lingkungan perumahan dengan pemukiman masyarakat yang berada
Kualitas Visual
di sekitarnya, banyak menimbulkan beberapa
masalah,
diantaranya
banyaknya
sampah
disepanjang
dinding pagar, coretan-coretan dinding pagar yang kotor, pemandangan mata yang lorong
terbatas, yang
banyaknya sempit,
lorong-
warna-warna
dinding pagar yang gelap, serta jalan yang minim cahaya (gelap). Dengan banyaknya permasalahan yang ada di lingkungan tersebut, maka penting dilakukan
penelitian
mengetahui terhadap
persepsi batas
fisik
ini
untuk
masyarakat lingkungan
Menurut (2007)
Normies
dalam
menyatakan
Naupan
bahwa
visual
adalah dapat dilihat dengan indera penglihatan
mata
berdasarkan
pengamatan.
Sedangkan
menurut
Poerwadarminto dalam Kartika (2008) mengatakan
bahwa
visual
itu
berdasarkan penglihatan, dapat dilihat, kelihatan. Tanda-tanda visual adalah ciri-ciri utama yang secara fisik dapat dilihat, yang dapat memberikan atribut pada sumber visual dalam suatu sistem visual, sehingga sistem visual tersebut mempunyai kualitas tertentu.
perumahan.
Lebih lanjut dikatakan bahwa kualitas visual merupakan suatu atribut khusus
TINJAUAN PUSTAKA
yang ada pada suatu sistem visual yang ditentukan oleh nilai-nilai kultural dan
Persepsi Visual
properti
fisik
yang
hakiki
(Smardon, 1986 dalam Kartika, 2008). Persepsi visual yang terbentuk adalah suatu media komunikasi yang dapat mudah
untuk
diterima
oleh
Pembentuk Kualitas Visual
para
pengamat. Tujuan dari persepsi visual
Karakter visual dibentuk oleh tatanan
adalah untuk mengidentifikasi variasi
atau interaksi dan komposisi berbagai
3
Laporan Penelitian PERSEPSI MASYARAKAT SEKITAR TERHADAP KUALITAS VISUAL PADA BATAS FISIK LINGKUNGAN PERUMAHAN GRAHA RAYA (Studi kasus: Cluster Celesta)
elemen-elemen
(Smardon,
1986
pengamatan
visual
dan
keadaan
dalam Kartika, 2008):
pencahayaan.
1. Warna (color), corak, intensitas
Lebih lanjut lagi (Smardon, 1986)
dipermukaan suatu bentuk,
warna
Dalam menilai visual suatu kawasan
adalah atribut yang paling mencolok
ditunjukan oleh adanya kualitas fisik
yang
bentuk
yang terbentuk oleh hubungan atau
terhadap lingkungannya. Warna juga
interelasi antar elemen-elemen visual
mempengaruhi
pada suatu lansekap kota. Dengan
membedakan
suatu
bobot
visual
suatu
bentuk.
kriteria penilaian sebagai berikut:
2. Tekstur, karakter permukaan suatu
1. Dominasi
bentuk. Tekstur mempengaruhi baik perasaan
seseorang
menyentuh
maupun
pemantulan
cahaya
pada
waktu kualitas
menimpa
permukaan bentuk tersebut. 3. Skala & proporsi, ukuran nyata yang berhubungan antara komponenkomponen
lansekap
lingkungannya
atau
dan hubungan
Berkaitan
dengan
pemerintah,
peraturan
sesuatu
berpengaruh,
sesuatu
yang yang
berpengaruh
terhadap
pengalaman
seseorang,
ditimbulkan oleh satu atau dua elemen yang sangat kontras, yang secara visual sangat menonjol. 2. Keragaman
proporsi antara bangunan atau karya arsitektur satu dengan lainnya yang menciptakan suasana teratur diantara
Perbedaan pola-pola elemen yang bervariasi
dan
hubungan jalan
dengan elemen-elemen tersebut.
unsur-unsur visual. 4. Ukuran dan bentuk (Size and
3. Kesesuaian
Shape) merupakan permukaan yang
Kesesuaian elemen visual dengan
dibatasi (limited surface) atau volume
fungsi.
yang menunjukan kesatuan (unity) yang
menjelaskan
geometry,
complexity
dan
orientasi
dipengaruhi
oleh
sudut
serta
pandang
4. Keharmonisan Keselarasan
elemen-elemen
visual.
4
Laporan Penelitian PERSEPSI MASYARAKAT SEKITAR TERHADAP KUALITAS VISUAL PADA BATAS FISIK LINGKUNGAN PERUMAHAN GRAHA RAYA (Studi kasus: Cluster Celesta)
5. Kesatuan
Perilaku
Harmoni
secara
keseluruhan
elemen visual dengan lingkungan
tertutup
respon
seseorang terhadap stimulus dalam bentuk
terselubung
atau
tertutup
Respon
atau
reaksi
(convert).
sekitar.
adalah
terhadap stimulus ini masih terbatas 6. Keunikan
pada
perhatian,
persepsi,
Karakter visual, sumber visual,
pengetahuan, kesadaran, dan sikap
kualitas visual yang aneh, atau
yang
jarang ditemukan.
menerima
terjadi
pada
stimulus
orang
yang
tersebut,
dan
belum dapat diamati secara jelas oleh 7. Kontinuitas Suatu
orang lain.
kesinambungan
secara
b. Perilaku terbuka (overt behavior)
visual, keterhubungan yang tidak terpisahkan,
rangkaian,
Perilaku
terbuka
adalah
respon
seseorang terhadap stimulus dalam
perpaduan.
bentuk tindakan nyata atau terbuka. 8. Keistimewaan
Respon terhadap stimulus tersebut tidak
sudah jelas dalam bentuk tindakan
terlupakan, dibentuk oleh adanya
atau praktek (practice), yang dengan
elemen
mudah dapat diamati atau dilihat oleh
Kesan
visual
atau unit
yang
visual
yang
menonjol dan menarik.
orang lain. 2. Kenyamanan
Pengaruh dari Kualitas Visual Menurut Hakim (2003) ada beberapa 1. Perilaku Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat
faktor
yang
mempengaruhi
kenyamanan antara lain: a. Sirkulasi
dibedakan menjadi dua (Notoatmodjo, 2003):
Kenyamanan dapat berkurang karena sirkulasi yang kurang baik, seperti
a. Perilaku tertutup (convert behavior)
tidak adanya pembagian ruang yang jelas untuk sirkulasi manusia dan kendaraan bermotor, atau tidak ada
5
Laporan Penelitian PERSEPSI MASYARAKAT SEKITAR TERHADAP KUALITAS VISUAL PADA BATAS FISIK LINGKUNGAN PERUMAHAN GRAHA RAYA (Studi kasus: Cluster Celesta)
pembagian sirkulasi antara ruang satu
–
Bahan keras
dengan lainnya.
–
Batu, kerikil, pasir, beton, aspal dll.
–
Bahan lunak
–
Rumput, tanah, dll.
b. Daya alam atau iklim Radiasi matahari, angin, curah hujan,
Sebidang lantai yang mempunyai sifat
temperatur, kebisingan, aroma atau
bahan
yang
bau-bauan,
kesan
ruang
kebersihan,
bentuk,
keamanan,
keindahan
dan
penerangan. 3. Keamanan
perbedaan
berbeda
membentuk
berbeda.
Pengaruh
bahan
dipergunakan
untuk
fungsi-fungsi
ruang
tersebut membedakan luar
yang
berlainan. Selain perbedaan bahan
Mengacu pada teori Newman (1972)
lantai, perbedaan tinggi lantai juga
yang lebih mengarah pada desain
akan membentuk kesan dan fungsi
lingkungan
ruang tertentu serta mengurangi rasa
untuk
mencegah
monoton.
kriminalitas: a. Pengawasan
alamiah
(natural
2. Dinding
surveillance). Sebuah konsep desain
Sebagai pembatas ruang luar, yang
yang ditujukan agar setiap orang yang
dibedakan antara lain :
tidak dikenal dapat diamati dengan
a. Dinding masif, berupa :
mudah dari banyak sudut pandang.
–
Permukaan tanah yang miring atao vertical.
Batas Fisik Lingkungan Menurut Hakim dalam Utami (2007)
–
Pasangan batu bata, beton dll.
–
Sifatnya
komponen ruang luar adalah: 1. Lantai Bidang
sangat
kuat
dalam
pembentukan ruang. b. Dinding Transparan, berupa :
alas
yang
mempunyai
–
pengaruh besar dalam pembentukan
Pagar bambu, logam, kayu yang tidak rapat.
ruang luar dan fungsi-fungsi ruang luar.
Permukaan
menjadi :
lantai
dibedakan
–
Pohon-pohon dan semak-semak yang renggang.
6
Laporan Penelitian PERSEPSI MASYARAKAT SEKITAR TERHADAP KUALITAS VISUAL PADA BATAS FISIK LINGKUNGAN PERUMAHAN GRAHA RAYA (Studi kasus: Cluster Celesta)
–
Sifatnya
kurang
kuat
dalam
adalah teknik analisis statistik nonparametrik.
pembentukan ruang.
berasal c. Dinding Semu, berupa : –
–
Data
dari
angka
tersebut
pengukuran
dengan
menggunakan
alat
ukur
yaitu
Garis-garis batas air sungai, air
kuesioner yang disesuaikan dengan
laut, cakrawala.
variabel penelitian.
Merupakan dinding yang dibentuk oleh perasaan pengamat setelah
Persepsi Terhadap Variabel
mengamati
Kualitas Visual Dan Pengaruh
suatu
obyek
atau
Kualitas Visual
keadaan. Kesan ruang juga dipengaruhi oleh tinggi
pandangan mata yang erat
Persepsi Terhadap Kualitas Visual 1. Dominasi
hubungannya dengan tinggi dinding
Warna
graffiti/coretan
pada
pada pembentukan ruang luar.Kesan
pagar.
ruang tersebut dapat dikelompokkan
2. Keragaman
menjadi:
Keseragaman jenis material.
–
Tinggi dinding di bawah mata.
3. Kesesuaian
–
Tinggi dinding setinggi mata.
Ukuran dan bentuk pagar.
–
Tinggi dinding di atas mata.
dinding
4. Keharmonisan Tinggi dinding pagar diatas mata.
METODOLOGI PENELITIAN
5. Kesatuan Dinding pagar dengan elemen-elemen
Pada
penelitian
ini
metode
yang
pendukung pagar.
digunakan adalah metode kuantitatif.
6. Keunikan
Penelitian ini berusaha mengkaji dan
Bentuk pagar.
menjelaskan suatu fenomena serta
7. Kontinuitas
pengaruh dan hubungannya dengan
Ukuran pagar.
faktor-faktor yang lain. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan berupa
observasi
dan
kuesioner.
8. Keistimewaan Texture pagar.
Teknik analisis yang akan digunakan
7
Laporan Penelitian PERSEPSI MASYARAKAT SEKITAR TERHADAP KUALITAS VISUAL PADA BATAS FISIK LINGKUNGAN PERUMAHAN GRAHA RAYA (Studi kasus: Cluster Celesta)
1976
Pengaruh dari Kualitas Visual
9. Perilaku Tertutup (Convert Behavior)
tentang
Jabotabek
Pengembangan
(Jakarta,
Bogor,
Tangerang, Bekasi), Kota Tangerang Kualitas fisik dinding pagar dan elemen pendukung
pagar
yang
buruk
akan
membuat pemandangan lingkungan di
merupakan
salah
satu
penyangga
Ibukota
daerah
Negara
DKI
Jakarta.
sekitarnya menjadi buruk pula. 10. Perilaku Terbuka (Overt Behavior)
Posisi
Kualitas fisik dan elemen pendukung
menjadikan pertumbuhannya pesat.
pagar yang buruk memancing perilaku
Pada
orang membuang sampah sembarangan.
Tangerang menjadi daerah limpahan
11. Kenyamanan Sirkulasi
berbagai kegiatan di Ibukota Negara
Terciptanya lorong-lorong yang sempit
DKI
membuat tidak nyaman saat melintasi
Tangerang
area tersebut, terutama pada malam hari
kolektor
yang yang gelap karena kurangnya
Kabupaten Tangerang sebagai daerah
pencahayaan.
dengan
12. Kenyamanan Daya Alam/Iklim
produktif.
Tidak
nyaman
saat
melintasi
area
tersebut karena banyaknya sampah dan
Kota
Tangerang
satu
sisi
Jakarta.
Di
13. Keamanan (Pengawasan Alamiah)
menjadi
Pesatnya
daya
Kota daerah
wilayah
alam
pertumbuhan
keberadaan
Bandara
Soekarno-Hatta lorong
lain
pengembangan
sumber
Kota
yang
Kota
Tangerang dipercepat pula dengan
bau yang ditimbulkannya.
Terbentuknya
wilayah
sisi
dapat
tersebut
sempit
oleh
tingginya pagar membuat lingkungan ini tidak terawasi secara alami.
Internasional
yang
sebagian
arealnya termasuk ke dalam wilayah administrasi Kota Tangerang. Gerbang perhubungan udara Indonesia tersebut telah
GAMBARAN UMUM LOKASI
membuka
peluang
bagi
pengembangan kegiatan perdagangan dan
jasa
secara
luas
di
Kota
Letak Kota Tangerang tersebut sangat
Tangerang (BPS Kota Tangerang,
strategis karena berada di antara
2007).
Ibukota
Negara
DKI
Jakarta
dan
Kabupaten Tangerang. Sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 13 Tahun
8
Laporan Penelitian PERSEPSI MASYARAKAT SEKITAR TERHADAP KUALITAS VISUAL PADA BATAS FISIK LINGKUNGAN PERUMAHAN GRAHA RAYA (Studi kasus: Cluster Celesta)
HASIL DAN PEMBAHASAN
pandangan
mata
jadi
terbatas
sehingga saat melintasi area tersebut terkesan seperti lorong.
1. Dominasi Persepsi variabel
masyarakat kualitas
visual
terhadap tentang
dominasi adalah warna graffiti atau coretan pada dinding pagar membuat lingkungan menjadi sangat kotor.
5. Kesatuan Persepsi variabel
masyarakat kualitas
kesatuan dengan
adalah
terhadap
visual
tentang
dinding
elemen-elemen
pagar
pendukung
pagar seperti selokan, tanaman dan
2. Keragaman
rumput yang tidak terawat, sehingga Persepsi variabel
masyarakat kualitas
visual
terhadap tentang
lingkungan tersebut tidak menjadi satu kesatuan yang utuh.
keragaman adalah penggunaan jenis material
seragam,
sehingga
lingkungan di sekitar terlihat tidak menarik.
6. Keunikan Persepsi variabel
sama variabel
masyarakat kualitas
kualitas
visual
terhadap tentang
keunikan adalah bentuk pagar yang
3. Kesesuaian Persepsi
masyarakat
visual
terhadap tentang
tidak
terhadap
memberikan lingkungan
keunikan tersebut,
sehingga terlihat monoton.
kesesuaian adalah ukuran dan bentuk pagar tidak sesuai dengan lingkungan sekitar,
karena
membentuk
jalan
sekitar pagar menjadi lorong-lorong sempit.
7. Kontinuitas Persepsi variabel
masyarakat kualitas
visual
terhadap tentang
kontinuitas adalah ukuran pagar yang sama,
4. Keharmonisan
akan
memberi
pengaruh
kesinambungan terhadap lingkungan Persepsi variabel
masyarakat kualitas
visual
terhadap tentang
keharmonisan adalah tinggi dinding pagar
diatas
mata
sekitar. 8. Keistimewaan
membuat
9
Laporan Penelitian PERSEPSI MASYARAKAT SEKITAR TERHADAP KUALITAS VISUAL PADA BATAS FISIK LINGKUNGAN PERUMAHAN GRAHA RAYA (Studi kasus: Cluster Celesta)
Persepsi
masyarakat
variabel
kualitas
terhadap
visual
tentang
keistimewaan adalah tekstur pagar semuanya sama, sehingga tidak ada keistimewaan
terhadap
Perilaku Terbuka (Overt Behavior)
lingkungan
Pengaruh dari kualitas visual terhadap perilaku terbuka adalah kualitas fisik dan elemen pendukung pagar yang buruk
sekitar.
memancing
membuang
visual
lingkungan
pada
sembarangan,
kualitas fisik pada dinding pagar dan fisik
elemen pendukungnya yang buruk,
memiliki
maka orang tidak akan segan untuk
batas
perumahan
sampah
pengaruh terhadap masyarakat di luar
melakukan
perumahan
sampah di lokasi tersebut.
yaitu
tertutup,
tentang
perilaku
perilaku
alam/iklim
dan
diperoleh
membuang
Kenyamanan Sirkulasi
pengawasan
alamiah. Berikut data hasil kuesioner yang
tindakan
terbuka,
kenyamanan sirkulasi, kenyamanan daya
orang
sehingga dapat disimpulkan bahwa
Pengaruh Kualitas Visual Kualitas
perilaku
dari
persepsi
Pengaruh dari kualitas visual terhadap kenyamanan
sirkulasi
adalah
terciptanya lorong-lorong yang sempit
masyarakat:
membuat tidak nyaman saat melintasi area tersebut terutama pada malam
Perilaku Tertutup (Convert
hari
Behavior)
yang
kurangnya
yang
gelap
pencahayaan,
karena sehingga
Pengaruh dari kualitas visual terhadap
dapat disimpulkan bahwa tinggi dan
perilaku tertutup (convert behavior)
panjang pagar memberikan kesan
adalah kualitas fisik dinding pagar dan
seperti
elemen pendukung pagar yang buruk
pencahayaan, sehingga masyarakat
akan
merasa tidak nyaman saat melintasi
membuat
lingkungan buruk
pemandangan
di
sekitarnya
menjadi
pula,
sehingga
dapat
disimpulkan
bahwa
kualitas
fisik
lorong
dan
minim
area tersebut.
Kenyamanan Daya Alam atau Iklim
dinding pagar dan elemen pendukung pagar
akan
sangat
berpengaruh
terhadap lingkungan sekitar.
Pengaruh dari kualitas visual terhadap kenyamanan daya alam/iklim adalah
10
Laporan Penelitian PERSEPSI MASYARAKAT SEKITAR TERHADAP KUALITAS VISUAL PADA BATAS FISIK LINGKUNGAN PERUMAHAN GRAHA RAYA (Studi kasus: Cluster Celesta)
kondisi lingkungan sekitar pagar yang
-
buruk dapat mengundang perilaku orang
membuang
sembarangan,
sampah
sehingga
efek
yang tidak sedap, ini dirasakan tidak oleh
masyarakat
yang diatas mata. -
Keistimewaan tekstur pagar,
dari
sampah tersebut menimbulkan bau
nyaman
Keharmonisan tinggi dinding pagar
saat
Sedangkan
jenis
kelamin
perempuan memiliki persepsi yang lebih buruk terhadap: -
melintasi area tersebut.
untuk
Kesatuan dinding pagar dengan elemen-elemen pendukung pagar.
Pengawasan Alamiah
-
Keunikan bentuk pagar.
Pengaruh dari kualitas visual terhadap
-
Kontinuitas ukuran pagar.
pengawasan alamiah adalah tinggi dinding pada pagar membentuk lorong yang
sempit
suasana
yang
masyarakat tersebut
dan
menciptakan
sepi,
yang
sehingga
melintasi
merasa
tidak
area
Sementara laki-laki dan perempuan mempunyai
penilaian
yang
sama
buruknya terhadap keragaman yaitu keseragaman jenis material pagar.
terawasi Keterkaitan Usia Responden
keamanannya.
Terhadap Variabel Kualitas Visual Keterkaitan Jenis Kelamin
Keterkaitan usia responden terhadap
Responden Terhadap Variabel
variabel kualitas visual, yaitu usia 20-
Kualitas Visual
50 tahun memiliki persepsi yang lebih
Keterkaitan jenis kelamin responden terhadap variabel kualitas visual, yaitu jenis
kelamin
laki-laki
buruk terhadap: -
Keragaman
keseragaman
jenis
material pagar.
memiliki
persepsi yang lebih buruk terhadap:
-
-
Sedangkan untuk usia >50 tahun
-
Dominasi
warna
graffiti
atau
Kontinuitas ukuran pagar.
coretan pagar.
memiliki persepsi yang lebih buruk
Kesesuaian ukuran dan bentuk
terhadap:
pagar.
-
Dominasi
warna
graffiti
atau
coretan pagar.
11
Laporan Penelitian PERSEPSI MASYARAKAT SEKITAR TERHADAP KUALITAS VISUAL PADA BATAS FISIK LINGKUNGAN PERUMAHAN GRAHA RAYA (Studi kasus: Cluster Celesta)
-
Kesesuaian ukuran dan bentuk
-
pagar. -
Dominasi
warna
graffiti
atau
coretan pagar,
Keharmonisan tinggi dinding pagar yang diatas mata.
Sedangkan
untuk
SMA/sederajat
memiliki persepsi yang lebih buruk
-
Keunikan bentuk pagar.
-
Keistimewaan tekstur pagar,
terhadap: -
Keunikan bentuk pagar.
-
Kontinuitas ukuran pagar,
Sementara pada usia 20-50 tahun dengan usia >50 tahun mempunyai penilaian
yang
terhadap dengan
sama
kesatuan
buruknya
dinding
elemen-elemen
pagar
pendukung
pagar.
Sementara untuk yang berpendidikan diploma/sarjana berpendidikan penilaian terhadap
Keterkaitan Jenis Pendidikan
dengan
Responden Terhadap Variabel
pagar.
dengan lain-lain
yang
mempunyai
sama
kesatuan
yang
buruknya
dinding
elemen-elemen
pagar
pendukung
Kualitas Visual Keterkaitan
jenis
pendidikan
Keterkaitan Jenis Pekerjaan
responden terhadap variabel kualitas
Responden Terhadap Variabel
visual
Kualitas Visual
yaitu
untuk
pasca
sarjana
memiliki persepsi yang lebih buruk
Keterkaitan jenis pekerjaan responden
terhadap:
terhadap variabel kualitas visual yaitu
-
Keragaman
keseragaman
jenis
memiliki persepsi yang lebih buruk
material pagar. -
Keharmonisan tinggi dinding pagar
terhadap: -
yang diatas mata. -
yang berprofesi sebagai wiraswasta
untuk
diploma/sarjana
-
graffiti
atau
Keharmonisan tinggi dinding pagar yang diatas mata.
memiliki persepsi yang lebih buruk terhadap:
warna
coretan pagar,
Keistimewaan tekstur pagar.
Sedangkan
Dominasi
-
Kesatuan dinding pagar dengan elemen-elemen pendukung pagar.
-
Kesesuaian ukuran dan bentuk
-
Keunikan bentuk pagar.
pagar.
12
Laporan Penelitian PERSEPSI MASYARAKAT SEKITAR TERHADAP KUALITAS VISUAL PADA BATAS FISIK LINGKUNGAN PERUMAHAN GRAHA RAYA (Studi kasus: Cluster Celesta)
Sedangkan untuk yang berprofesi lain-
Keseragaman
lain memiliki persepsi yang lebih buruk
pagar
terhadap:
lingkungan di sekitar terlihat tidak
-
Keragaman
keseragaman
jenis
material pagar.
adalah
material
seragam,
pada
sehingga
menarik. 3. Kesesuaian
-
Keistimewaan tekstur pagar.
-
Kesesuaian ukuran dan bentuk
Ukuran dan bentuk pagar tidak sesuai dengan lingkungan sekitar, karena
pagar. -
jenis
membentuk
Kontinuitas ukuran pagar.
jalan
sekitar
pagar
menjadi lorong-lorong sempit.
KESIMPULAN DAN SARAN
4. Keharmonisan Tinggi
dinding
pandangan
Kesimpulan
pagar
mata
membuat
jadi
terbatas
sehingga saat melintasi area tersebut Dari
hasil
tercantum
penelitian pada
yang
sudah
bab-bab
diatas
terkesan seperti lorong.
tentang persepsi masyarakat sekitar di
5. Kesatuan
perumahan
Dinding pagar dengan elemen-elemen
kualitas
graha
visual
lingkungan
raya
pada
terhadap
batas
perumahan,
fisik dapat
disimpulkan sebagai berikut:
pendukung tanaman
pagar dan
seperti selokan,
rumput
yang
tidak
terawat, sehingga lingkungan tersebut tidak menjadi satu kesatuan yang
Persepsi kualitas visual terhadap
utuh.
faktor-faktor 6. Keunikan 1. Dominasi
Bentuk
pagar
yang
sama,
Banyaknya warna graffiti atau coretan
memberikan
pada
lingkungan tersebut, sehingga terlihat
dinding
pagar
membuat
lingkungan menjadi sangat kotor.
monoton.
2. Keragaman
7. Kontinuitas
keunikan
tidak
terhadap
13
Laporan Penelitian PERSEPSI MASYARAKAT SEKITAR TERHADAP KUALITAS VISUAL PADA BATAS FISIK LINGKUNGAN PERUMAHAN GRAHA RAYA (Studi kasus: Cluster Celesta)
Ukuran
pagar
memberi
yang
pengaruh
sama,
akan
lampu penerangan, penataan tanaman
kesinambungan
dan elemen pendukung lainnya agar
terhadap lingkungan sekitar.
tidak memancing perilaku orang dalam membuang sampah dan mencoret-
8. Keistimewaan Tekstur
pagar
coret dinding pagar. semuanya
sama,
sehingga lingkungan di sekitar terlihat
4. Tinggi dinding maupun panjang dinding
tidak ada yang istimewa
agar
disesuaikan
dengan
elemen pendukung di sekitar pagar, agar tidak tercipta lorong-lorong jalan
Saran
yang sempit yang minim cahaya. Adapun saran yang diberikan untuk
Selain itu juga untuk meningkatkan
pihak-pihak terkait, terutama dalam
kenyamanan
bidang pembangunan perumahan atau
orang yang melintasi area tersebut.
dan
keamanan
bagi
developer adalah sebagai berikut: 1. Warna
pada
dinding
pagar
sebaiknya
difinish
dengan
warna
cerah, agar lingkungan sekitar menjadi terlihat bersih.
DAFTAR PUSTAKA BPS Kota Tangerang, (2007), Letak Geografis Kota Tangerang.
2. Tekstur pada dinding pagar dibuat
Kartika, Felisia Femy (2008), Tesis:
halus agar dalam penyerapan cahaya
Pengaruh
matahari
lebih
memantulkan
sedikit cahaya
Activity
support
dan
dapat
terhadap penurunan kualitas
yang
lebih
visual pada kawasan kampus
banyak, hal ini dapat bermanfaat untuk
UNDIP
lingkungan
akan
Kasus: Koridoor Jalan hayam
menjadi lebih terang dan dinding
Wuruk Semarang). Universitas
pagar lebih ramah pada penglihatan.
Diponegoro, Semarang.
sekitarnya
yang
3. Penggunaan jenis material pagar
Semarang
(Studi
Naupan, Limra. (2007), Tesis: Peran
sebaiknya difinish agar warna dan
Kualitas
tekstur lebih terlihat indah secara
Mempertahankan
visual,
Kawasan, Studi Kasus Penggal
serta penyelesaian elemen
Visual
Untuk Karakter
pendukung lebih diperhatikan, seperti
14
Laporan Penelitian PERSEPSI MASYARAKAT SEKITAR TERHADAP KUALITAS VISUAL PADA BATAS FISIK LINGKUNGAN PERUMAHAN GRAHA RAYA (Studi kasus: Cluster Celesta)
Jalan
Ex.
Kabupaten
Perkantoran Lahat
Propinsi
Sumatera Selatan. Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. Newman, Oscar (1972), Defensible Space
and
Design
in
the
Violent city, The Architectural Press. London. Notoatmodjo,
Soekidjo
(2003),
Pendidikan
dan
Perilaku
Kesehatan.
Rineka
Cipta,
(2007),
Pusat
Jakarta Utami,
Tin
Budi
Pengembangan Universitas
Bahan
Mercu
Perencanaan
Ajar
Buana: dan
Perancangan Tapak 1 Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan. Universitas Mercu Buana, Jakarta.
15