JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
ANALISIS IMPLEMENTASI CONTRACTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM (CSMS) PADA TAHAP PERSIAPAN KERJA DI COCA COLA AMATIL INDONESIA (CCAI) SEMARANG Zainul Abidin Suaery, Bina Kurniawan, Ekawati Bagian Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro Email:
[email protected] ABSTRACT Abstract :Contractor Safety Management System (CSMS) is a system for
managing occupational health and safety (OHS) of contractor in site of business. Work performace by contractor has three category levels of category is low category, medium category and high category. Base on accidently data in Coca Cola Amatil Indonesia (CCAI), there are four fatality incident were recorded in 2013 and three fatality incident in 2014 suffered by contractor. The implementation of CSMS in CCAI still there is unconformity in the implementation. Especialy on OHS requirement compliance by contractor. The OHS requirement compliance by contractor must be completed on pre-job phase. The Iplementation of CSMS on prejob phase can be affected by variabels such bureaucratic structural, communication, resource, and dispotition of implementor. The purpose of this study is to analyze the implementation of CSMS in pre-job phase in CCAI Semarang. This research is a descriptive study with qualitative approach is done by in-depth interviews. The subjects of this study consists of two main informants and three triangulation informants. The results showed most of the implementation of CSMS in pre-job phase are progressing well. Can be shown from there is procedure for managing, the clearness of communication in each of event, and the dispotation of CCAI management that fully supported for CSMS implementation. But still there is unconformity in the system of document requirement compliance by contractor. There is no defference in form/application of reqqquirement compliance document for all contractors. Where generalized for all contractors. it should be distinguished form/application of requirement compliance document for each contractor.
Keywords
: CSMS, bureaucratic structural, communication, resource,
dispotition
646
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
Pendahuluan
dari perusahaan induk yang telah mempunyai kontrak kerja yang sah
Latar Belakang Pelaksanaan K3 ditempat kerja
untuk memasok barang dan jasa-
merupakan salah satu bentuk upaya
jasa.(4)Kontraktor merupakan unsur
untuk
penting
menciptakan
tempat
kerja
sebagai
mitra
yang
yang aman, sehat dan bebas dari
membantu
pencemaran
ini
perusahaan. Masa kerja kontraktor
meningkatkan
bersifat sementara. Jenis pekerjaan
efisiensi dan produktifitas tenaga
kontraktor merupakan kasar dan
kerja
dalam
bertujuan
lingkungan. untuk
serta
Hal
meminimalisir
kecelakaan.(1)
kegiatan
operasi
pelaksanaannya
banyak
terpapar bahaya. Namun, tenaga
Kecelakaan
kerja
kerja
dapat
kontraktor
kurang
disiplin
didefinisikan sebagai perbuatan atau
dalam menerapkan K3. Selain itu,
kondisi tidak selamat yang dapat
pemahaman tenaga kerja kontraktor
mengkibatkan kecelakaan. Awalnya,
mengenai peraturan K3 juga masih
kinerja
rendah. Oleh karena itu, disamping
keselamatan
didasarkan yang
adanya implementasi SMK3 oleh
hilang. Sementara ini, telah ada
perusahaan pemberi kerja, perlu
indikator
adanya upaya K3 guna menjamin K3
pada
insiden
waktu
mengenai
kerja
pengelolaan
kontraktor dalam bekerja.(5)
kinerja keselamatan, yaitu dengan
Coca Cola Amatil Indonesia
adanya pengendalian risiko bahaya dari perusahaan.(2) Tercatat lebih
(CCAI)
dari
perusahaan
2,34
juta
orang
di
dunia
adalah
salah
satu
manufaktur
yang
meninggal dunia akibat kecelakaan
memproduksi minuman ringan. CCAI
kerja dan penyakit akibat kerja. Hal
memiliki faktor dan potensi bahaya
ini menunjukan bahwa permasalahn
yang kompleks di setiap proses
kecelakaan dan kesehatan kerja
produksinya. Oleh karena itu CCAI
masih
sangat
harus
disikapi
dengan
serius.(3)
masalah
yang berkaitan dengan K3. Hal ini
Perusahaan sudah
memperhatikan
banyak
besar
saat
yang
menunjuk
perusahaan
kontraktor
pelaksanaan
kerjaan.
terlihat dalam kebijakan K3 CCAI
ini
yang
menyatakan
bahwa
setiap
supervisor dan manajemen memiliki
sebagai
tugas
kontraktor
dan tanggungjawab
moral
untuk memastikan keselamatan dan
merupakan perusahaan mitra kerja
647
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
kesehatan setiap anggota tim, tiap
kecelakaan
kontraktor dan pengunjung di area
tercatat empat kejadian fatalitypada
kerjanya, termasuk keluarganya di
tahun 2012 dan tiga kejadian ditahun
rumah.
(6)
CCAI
pusat,
2013 yang dialami oleh kontraktor.
CCAI dalam
kerja
menunjuk
membantu
Untuk CCAI semarang sendiri
kontraktor
tahun
pekerjaannya.
2013
tercatat
Penunjukan kontraktor dilaksanakan
pernah
dengan cara pelelangan pekerjaan.
Kecelakaan terjadi
Kontraktor sebagai mitra kerja CCAI
pada saatberpindah dari mesin yang
harus
mendapatkan
satu ke mesin lain pada proses
khusus
karena
perhatian
kinerjanya
mempengaruhi
kinerja
Pekerjaan
yang
kontraktor
memiliki
dialami
kecelakaan
oleh
kontraktor.
yaitu
dapat
perbaikan
CCAI.
mengaikibatkan luka-luka. Cercatat juga
pada
heater.
terjatuh
tahun
Sehingga
2014
bahwa
dilakukan
oleh
tingkat
risiko
kecelakaan terjadi pada kontraktor.
kerja tinggi, sedang, dan rendah
Kontraktor mengalami luka tusuk
yang dapat mempengaruhi kinerja
akibat menginjak paku bekas papan
CCAI
mesin pada saat melintasi area
baik
terhadap
yang K3
berdampak
dan
bongkaran instalasi mesin
dampak
yang
sedang diperbaiki.
lingkungan, juga produktivitas dan
Penerapan
citra CCAI.
CSMS
di
CCAI
Implementasi CSMS merupakan
dilakukan melalui enam tahapan,
salah satu upaya yang dilakukan
yaitu penilaian risiko, pra-kualifikasi,
oleh
seleksi,
CCAI
dalam
memilih
dan
persiapan
kerja,
mengelola keselamatan kontraktor
pengelolaan kerja, serta evaluasi
dan
kontraktor.
pemasok
sehingga
Namun
dalam
masih
terdapat
meminimalisir risiko bahaya yang
penerapannya
dapat menimbulkan kerugian kepada
ketidaksesuaian yang terjadi pada
karyawan
kontraktor,
panduan CSMS. Terutama pada
ataupun
pemenuhan persyaratan K3 oleh
angota masnyarakat.Namun, CSMS
kontraktor. Pemenuhan persyartaan
masih menjadi salah satu isu utama
K3 oleh kontraktor dilakuakan pada
permasalahan K3 di CCAI yang
tahapan persiapan kerja.Tujuan dari
membutuhkan
tahap persiapan pekerjaan adalah
pelanggan,
CCAI, pengunjung
tindak
secepatnya.Berdasarkan
lanjut
memastikan
data
648
semua
aspek
yang
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
terkait
mengenai
peraturan-
Tujuan dari penelitian ini adalah
peraturan K3 dan aspek-aspek K3
untuk
lainnya
Contractor
telah
disampaikan
dan
Menganalisis
implementasi
Safety
Management
dipahami oleh semua pihak sebelum
System
memulai pekrjaan.
persiapan kerja di CCAI Semarang
Pada saat survey awal di CCAI
dari
(CSMS)
aspek
Semarang, peneliti ikut serta dalam
komunikasi,
pelaksanaan
disposisi.
program
Contractor
pada
struktur sumber
tahap
birokrasi, daya,
dan
Clinic. METODE PENELITIAN
Dari hasil monitoring, kontraktor belum
sepenuhnya
dokumen-dokumen persyaratan
Penelitian
memenuhi persyaratan-
K3.
Seperti
KPI,
ini
merupakan
penelitian
deskriptif
dengan
pendekatan
kualitatif.
Penentuan
prosedur kerja, sertifikat dan daftar
subjek penelitian ini menggunakan
peralatan, daftar alat pelindung diri
purposive
(APD),
K3,
penelitian ini terdiri dari dua informan
prosedur
utama yaitu satu orang Manajer HSE
pelaporan insiden, rencana coretive
Regional dan satu orang Manajer
action
HSE
struktur
prosedur
organisasi
pelatihan,
mengenai
bebrerapa
insiden,
persyaratan
serta
CCAI
sampling.
Semarang
penanggungjawab
lainnya.
dalam
Subyek
sebagai semua
Padahal semua dokumn-dokumen
proses CSMS. Dan tiga orang orang
persyaratan-persayaratan
K3
informan triangulasi yaitu Tiga orang
tersebut seharusnya telah dipenuhi
kontraktor dengan tingkat risiko kerja
pada
yang terdiri dari satu kontraktor
saat
tahap
persiapan
kategori kerja risiko rendah, satu
pekerjaan.
kontraktor
Dalam Hal implementasi CSMS
kategori
kerja
risiko
terkadang lebih sulit karena banyak
sedang, dan satu orang kontraktor
faktor-faktor tidak terduga yang bisa
kategori kerja risiko tinggi.
menjadi
hambatan.
Variabel dalam penelitian ini
Implementasi
suatu program dapat dipengaruhi
adalah
oleh berbagai variabel antara lain
fragmentasi),komunikasi (transmisi,
komunikasi,
kejelasan), sumber daya (sumber
disposisi/sikap
sumberdaya, pelaksana
struktur
birokrasi
(SOP,
daya manusia), dan Disposisi (sikap
dan
struktur birokrasi.(7)
pengelola)
649
dalam
implementasi
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
CSMS
pada
tahapan
dalam CSMS salah satunya
persiapan
adalah
kerja.
tahapan
pelaksanaan
Teknik pengumpulan data yang
pra
pekerjaan (8)
atau
akan digunakan dalam penelitian ini
tahap persiapan kerja.
adalah
dari tahapan persiapan kerja
wawancara
mendalam,
Tujuan
observasi, dokumentasi dan studi
adalah
untuk
pustaka.Dalam penelitian kualitatif,
semua
aspek
instrumen atau alat penelitian adalah
dengan
kontrak
peneliti itu sendiri.
aspek K3 lainnya dari kontrak telah
yang
terkait
dan
setiap
dikomunikasikan
dipahami
HASIL DAN PEMBAHASAN
memastikan
oleh
semua
sebelum A. Struktur Birokrasi SOP adalah suatu kegiatan rutin yang memungkinkan para pelaksana program untuk melaksanakan kegiatankegiatanpada tiap harinya sesuai dengan standar yang ditetapkan (atau standar minimum yang dibutuhkan warga).(7) Berdasarkan hasil wawancara terkait SOP yang mengatur tentang CSMS di CCAI. Terdapat SOP yang mengatur tentang CSMS di CCAI dan pelaksanaannya sudah sesuai SOP/petunjuk. SOP tersebut sudah didokumetasikan dalam bentuk prosedur manajemen pengelolaan kontraktor dan 3rdparty. Serta telah dicantum pada buku panduan untuk kontraktor. Berdasarkan penelitian sebelumnya implementasi Nizhenifa
oleh
Falenshina,
Tahap
pihak
melakukan
pekerjaan.
(9)
Berdasarkan
hasil
wawancara bahwa pelaksanaan pekerja dilakukan pembahasan PO
yang
nantinya
akan
digunakan sebagai pedomaan kontraktor
bekerja.
tersebut
Diskusi
bertujuan
kontaktor
agar
memenuhi
persyaratan-persyaratan administrasi
CCAI.
Hal
ini
sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Falenshina (2012)
yang
menyebutkan
bahwa
ada
pembahasan
mengenai
pemenuhan
persyaratan-persyaratan administrasi. Hal ini dilakukan oleh
mengenai CSMS
dan
kedua
pihak
antara
perusahaan pemberi kerja dan kontraktor
sebelum
penandatanganan kontrak kerja.
650
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
Terkait kendala yang terjadi
procurement, technical expert,
pada proses tahap persiapan
user, dan penanggung jawab
kerjayaitu
kontrak.(9)
kurangnya
pemenuhan dokumen-dokumen B. Komunikasi
persyaratan kontrak yang harus dipenuhi
oleh
disebabkan
kontraktor
Dalam
sistem
komunikasi
oleh
penelitian dilihat
ini
dari
alur
informasi
dan
pemenuhan dokumen-dokumen
penyampaian
yang
untuk
kejelasan informasi. Informasi
Bentuk
yang baik dapat diperoleh jika
dokumen-dokumen persyaratan
terdapat penyampaian informasi
yang
untuk
yang baik. Tujuan dari adanya
sama.
komunikasi
menyamaratakan
semua
kontraktor.
harus
semua
dipenuhi
kontraktor
Seharunya dalam
ada
pembedaan
pemenuhan
dokumen
untuk
meyampaikan informasi didalam
dokumen-
persyaratan
yaitu
organisasi,
sehingga
antara
untuk
komunikator dengan penerima
setiap kontraktor. hal-hal seperti
informasi dapat dengan jelas
jenis pekerjaan yang dilakukan
mengerti apa yang diinginkan
dan
oleh
masa
kontrak
harus
dipertimbangkan.
komunikator
terutama
tindakan apa yang diharapkan oleh organisasi.(10)Berdasrakan
Pihak lain dari CCAI yang terlibat dalam proses persiapan
hasil
kerja adalah procurement dan
informan utama dan triangulasi
user.
terkait
Pihak
merupakan
user
pihak
disini
pengguna
wawancara
alur
informasi
dengan
penyampaian
mengenai
proses
jasa kontaktor. Yaitu bisa dari
tahap
bagian
atau
Kontraktor yang lulus seleksi
sesuai
akan diundang untuk mengikuti
mengenai
kegiatan bidding awal. Informasi
produksi
engineering. dengan
Hal
ini
prosedur
persiapan
keterlibatan pihak lain dalam
yang
pelaksanaan
disuatu
undangan adalah jadwal dan
terbentuk
tempat pertemuan. Berdasarkan
CSMS
perusahaan dalam kontraktor.
yang tim Yang
disampaikan
kerja.
dalam
manajemen
wawancara
diantaranya
didapatkan bahwa penyampaian
651
mendalam
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
informasi
menegnai
persiapan
kerja
tahap
jelas
disampaikan
dan
kendala
melalui kegiatan seperti bidding
tidak
mengalami
dalam
memahami
informasi yang diberikan.
awal, kick off meeting, dan kegiatan
induksi.
pemberian
Dan
sarana
C. Sumber Daya
ada
konsultasi
Menurut
Edwards
dan asitensi dalam penyusunan
Implementasi
persyaratan-persyaratan
dilakukan secara cermat, jelas
untuk
kontraktor.
dan
Komunikasi
yang
mungkin
konsisten,
kekurangan
tetapi
jika
sumber-sumber
berhasiladalahsuatusituasikomu
yang
nikasidimanainformasi
melaksanakan program, maka
yang
diperlukan
untuk
ingindiberikanolehpengirimkepa
implementasi ini pun cenderung
dapenerimadanmaknadariisiinfo
tidak efektif. Salah satu sumber
rmasi
yaitu staf yang memadai serta
yang
ditransmisikantersebutadalahsa
keahlian-keahlian
ma.
untuk
Menurut
informasibukan
Edwards hanya
yang
melaksanakan
baik tugas-
tugas mereka.(7)
harus
diberikan tapi juga harus jelas.
Pada
pelaksanaan
tahap
Jika informasi tersebut tidak
persipan kerja di CCAI jumlah
jelas
akan
personil HSE sebagai pengelola
bingung tentang apa yang harus
berjumlah empat orang, jumlah
mereka lakukan dan mereka
tersebut sudah mencukupi dan
akan melakukan diskresi untuk
tidak mengalami beban selama
menafsirkan pandangan mereka
pelaksanaan.
sendiri terhadap implementasi
pelaksanaan
maka
suatu
pelaksana
program.
(12)
berdasarkan
dan
Dalam klinik
asistensi
konsultasi
dibantu
wawancara mendalam bahwa
mahasiswa-mahasiswa
tidak
sedang melakukan PKL.
ada
pemeberian
kendala informasi.
dalam Dan
Penambahan
oleh yang
jumlah
informasi yang diterima, baik
staf dan implementor saja tidak
infromasi pada kegiatan kick off
mencukupi,
meeting
saat
pula kecukupan staf dengan
klinik konsultasi dan asistensi
keahlian dan kemampuan yang
maupun
pada
652
tetapi
diperlukan
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
diperlukan.(7)Berdasarkan
pelaksanaan kontrak di CCAI
wawancara
terdapat
ada
mendalambahwa
pelatihan
CSMS
untuk
dokumen
mengenai komitmen yang harus
personil departemen HSE.
ditanda tangani oleh kedua bela pihak
D. Disposisi
disposisi
pemberi
kerja
manajemen
KESIMPULAN 1. Struktur Birokrasi
dalam
CCAI.Bila
perspektif
SOP
baik
suatu
dengan
para
berbeda
oleh
dan
proses
maka
pelaksanaan
suatu
CCAI
yang
merupakan
juga
program
dari
dan
sistem
untuk
ketidaksesuaian kendara
yang
Pihak lain dari CCAI yang tergabung
dalam
manajemen
kontraktor
tim yang
terlibat dalam proses persiapan kerja adalah pihak procurement
kebijakan
dan pihak user.
dalam kontrak harus diwujudkan 2.
dalam bentuk tertulis, jelas dan mudah
ini
berubah-ubah.
manajemen itu sendiri. Komitmen
menyamaratakan
pemesanan
sangat
CSMS
oleh
yaitu
Sebagaimana
pelaksanaan
Hal
semua kontraktor. Kendala lain
mendukung pelaksana CSMS di CCAI.
ada.
pemenuhan dokumen-dokumen
program menjadi lebih sulit.(11) Manajemen
kontraktor.
disebebkan
pelaksana
pengelola,
yang
dokumen-dokuemn persyaratan
sebaliknya bila tingkah laku atau perspektif
prosedur
adalah kurangnya pemenuhan
program
baik,
ada.
Adapun kendala yang terjadi
dukungan, kemungkinan besar
dengan
sudah
persiapan kerja sudah sesuai
program,
suatu
CSMS
mengatur
Pelaksanaan CSMS pada tahap
anatra
dalam hal ini berarti adanya
pelaksanaan
yang
tentang
sikap
pelaksana dan pengelola dalam implementasi
dalam
perusahaan
di perusahaannya. Dalam hal ini
berjalan
bukti
menjalankan kontrak.
mendukung pelaksanaan CSMS
atau
sebagai
berkomitmen
Sikap disini adalah sikap atau
tertulis
dimengerti.(12)Pada
653
Komunikasi
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
penyampaian
informasi
Walaupun
masih
terdapat
mengenai tahap persiapan kerja
kendala
seperti
waktu
disampaikan
pertemuan
yang
dirasa
melalui kegiatan
seperti bidding awal, kick off
sebentar.
meeting, dan kegiatan induksi.
pemahaman
Informasi
diatasi
yang
disampaikan
Namunkendala informasi
dengan
melakukan
dalam kick off meeting adalah
pendekatan
pembahasan mengenai ruang
sehingga
lingkup dari pekerjaan yang mau
dalam setiap kegiatan.
dikerjakan. Dan poin dari kick of meeting
adalah
3.
membahas
kontraktor
kedua
proaktif,
pihak
aktif
pelaksanaan
tahap
persipan kerja jumlah personil
Ada sarana yang diberikan kepada
yang
Sumber Daya Pada
mengenai kesiapan kontraktor.
bisa
HSE
sebagai
pengelola
dalam
berjumlah empat orang. Jumlah
membuat HSE plan dan otoritas
tersebut sudah mencukupi dan
untuk
tidak mengalami beban selama
bekerja.
Sarana
yang
diberikan berupa kegiatan klinik
pelaksanaan.
konsultasi dan asistensi yang
CSMS
memiliki
kelas
departemen HSE. Pemberian
pertemuan. Tujuan dari kegiatan
pelatihan diberikan oleh CCAI
ini agar kontraktor paham dalam
pusat.
jadwal
dan
mengimplementasi K3 di tempat
4.
kerja serta memenuhi dokumendokumen
K3
untuk
pelatihan personil
Disposisi Manajemen CCAI sangat
persyaratan-
persyaratan
Ada
mendukung pelaksana CSMS di
yang
CCAI.
Pada
disyaratakan oleh CCAI dalam
kontrak
di
kontrak.
dokumen
pelaksanaan CCAI
tertulis
terdapat mengenai
Tidak ada kendala danalam
komitmen yang harus ditanda
pemahaman informasi. Dilihat
tangani oleh kedua bela pihak
dari
sebagai
informasi
yang
diterima
jelas kontraktor, baik infromasi
bukti
dalam menjalankan kontrak.
pada kegiatan kick off meeting maupun konsultasi
pada dan
saat
berkomitmen
SARAN 1. Perusahaan
klinik
asistensi.
654
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
a.
Dibedakan aplikasi/formulir pemenuhan untuk
Process Safety Indicator-A Step by Step Guide HSG254. UK, HSE Book, On line : www.hse.gov.uk/leadership/k eyindicators.pdf [Dikutip pada Tanggal 28 Februari 2015]
persyaratan
pekerjaan
berisiko
rendah, sedang, dan tinggi. b.
Pastikan jumlah kendaraan yang
digunakan
dalam
3.
Saari. The Prevention of Occupational Disease: Safety Information. Encyclopedia Of Occupational Health and Safety. Vol 14. Edition International Labour Office. Geneva. 2013.
4.
Purnama, Rosdja. Studi Evaluasi Tingkat Pemenuhan Sistem Manajemen Keselamatan Kesehatan Kerja (SMK3) Kontraktor Di China National Offshore Oil Corp.(CNOOC) Tahun 20002002. Depok: Tesis Program Pascasarjana Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat. 2003.
5.
Ramli, Soehatman.Contractor Safety Management System. Jakarta : s.n., 2008.
6.
Coca Cola Amatil Indoensia (CCAI). CCAI Ocuppational Health and Safety Policy. Jakarta, 2014.
7.
Winarno, Budi. Kebijakan Publik (Teori, Proses, dan Studi Kasus). Yogyakarta: CAPS (Center of Academic Publishing Service), 2014.
8.
Falenshina, Nizhenifa. Implementasi Contractor Safety Management System (CSMS) terhadap Kontraktor Project Unit CD III PT. Pertamina RU III Palembang. Depok. Universitas Indonesia. 2012.
pendistribusian produk. c.
Penambahan
waktu
pertemuan untuk kegiatan klinik
konsultasi
dan
asistensi. 2.
Penelitian selanjutnya a.
Penelitian
selanjutnya
diharapkan
menambah
jumlah
subyek
penelitian
yang digunakan, sehingga mendekati kejenuhan dari wawancara. b.
Penelitian
selanjutnya
diharapkan lebih memperdalam lagi informasi mengenai kualitas dari SDM.
DAFTAR PUSTAKA 1.
2.
Kusuma, Indra. Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Penggunaan Alat Pelindung Pendengaran Pada Pekerja Bagian Die Casting PT. X. Jakarta:Tesis Program Magister Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia,2004. Health and Safety Executive.Developing
655
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
9.
BP Indonesia. Contractor Safety Management System Procedure. Jakarta: BP Indonesia, 2014. IDN-000PRC-HS-20001.
10.
Zain, Karina S dan Dyah Erwin N. Hubungan antara faktor pembentuk budaya keselamatan kerja dengan Safety Behavior di PT DOK dan Perkapalan Surabaya Unit Hull Consytuction. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga, 2013.
11.
Tarwaka.Keselamatan dan Kesehatan Kerja: Manajemen Implementasi K3 Di Tempat KerjaSurakarta : Harapan Press, 2008.
12.
SKKMIGAS. Pedoman Pengelolaan Rantai Suplai Kontraktor Kontrak Kerja Sama. SKKMIGAS. Jakarta. 2015. PTK007/SKKO0000/2015/S0.
656