BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang PT. Coca-Cola Amatil Indonesia (CCAI) merupakan salah satu perusahaan dibawah lisensi The Coca-Cola Company yang memproduksi minuman ringan berkarbonasi maupun minuman ringan tidak berkarbonasi. CCAI memiliki dan mengoperasikan 9 pabrik pembotolan yang terletak di Cibitung, Cikedokan, Bandung, Semarang, Surabaya, Bali, Medan, Padang, dan Lampung. Kantor CCAI Cibitung berlokasi di Jl. Teuku Umar Km 46, Cibitung Bekasi. Seluruh pabrik pembotolan di Indonesia berada dibawah Manajemen PT. Coca-Cola Indonesia. Sampai dengan saat ini tahun 2016, CCAI memproduksi minuman dengan merk Coca-Cola, Sprite, Fanta, A&W Sarsaparila, Frestea, Aquarius, Minute Maid Pulpy, Minute Maid Fruit Bite, Minute Maid Nutriboost, Ades, dan Schweppes. Tenaga kerja berperan penting pada suatu perusahaan dikarenakan dengan adanya tenaga kerja digunakan sebagai penggerak dan mengukur kinerja dari perusahaan tersebut. Dalam pengaturan tenaga kerja (shift) pada stasiun kerja produksi PT. CCAI dibagi menjadi 3 shift, yaitu pagi atau shift 1, siang atau shift 2 dan malam atau shift 3, dimana pergantian shift tersebut dilaksanakan selama 7 hari sekali, yaitu hari Senin. Pada pabrik CCAI, semua proses produksinya dilakukan menggunakan mesin, sehingga tenaga kerja pada bagian produksi hanya sebagai operator mesin serta penguji bahan baku maupun produk jadi. Semua
1
pekerja tersebut dibagi ke dalam 6 stasiun kerja, setiap stasiun memiliki 1 tenaga kerja yang berfungsi untuk mengoperasikan mesin. Saat proses produksi berjalan terkadang terlihat operator yang sedang menganggur. Dikarenakan tenaga kerja atau pekerja merupakan salah satu faktor pendukung utama kinerja suatu perusahaan untuk menjalankan semua aspek kegiatannya, maka dalam industri PT CCAI, pengukuran kinerja pekerja sangat dibutuhkan untuk mengetahui dan mengevaluasi sejauh mana pekerja mampu bekerja dengan baik atau buruk. Di samping itu, dengan adanya pengukuran kinerja maka industri juga dapat memilih pekerja yang benar-benar produktif sehingga dapat memperkecil biaya tenaga kerja. Tenaga kerja di bagian produksi memegang peranan penting karena pada bagian inilah dilakukan proses pembuatan produk, dengan memproduksi produk, mengemas produk, menyimpan produk pada warehouse, hingga akhirnya sampai ke tangan konsumen. Oleh karena itu salah satu cara untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja adalah dengan menggunakan metode pengukuran kerja. Salah satu metode pengukuran kerja yang dapat dilakukan adalah metode sampling kerja. Pengukuran dengan metode sampling kerja dilakukan selama jam kerja pada waktu-waktu yang tidak teratur atau acak (random). Kelebihan metode sampling kerja dengan metode pengukuran kerja lainnya, seperti study waktu adalah pada sampling kerja pengukuran dilakukan hanya kepada beberapa pekerja untuk mewakili sekelompok pekerja pada satu stasiun kerja atau lebih, kemudian pekerja yang sedang diamati juga tidak mengetahuinya karena waktu-waktu yang
2
digunakan acak sehingga pekerja tidak bisa memastikan pada waktu kapan sampling dilakukan. Di samping itu, menurut Wignjosoebroto (2000), metode sampling kerja ini telah terbukti sangkat efektif dan efisien untuk digunakan dalam mengumpulkan informasi mengenai kerja dari mesin atau operator. Dikatakan efektif karena dengan cepat dan mudah cara ini dapat dipakai untuk mengetahui tingkat pendayagunaan waktu kerja, mesin, proses, penentuan waktu longgar (allowance time) yang tersedia untuk satu pekerjaan, juga untuk penentuan waktu baku atau waktu standar untuk suatu proses produksi. Dibandingkan dengan metode kerja yang lain, metode sampling kerja lebih efisien karena informasi yang dikehendaki akan didapatkan dalam waktu relatif lebih singkat dan dengan biaya yang tidak terlalu besar. Dengan sampling pada waktu yang acak tersebut, maka akan diperoleh hasil akurat pekerja sedang produktif atau sedang menganggur (idle) saat sampling dilakukan yang disebut sebagai persentase produktif dan tidak produktif. Sampling kerja juga dilakukan. Selain itu, data dari sampling kerja tersebut dapat digunakan sebagai dasar pengukuran waktu standar yang digunakan pekerja selama jam kerjanya. Waktu standar merupakan waktu normal yang dibutuhkan oleh seorang pekerja yang memiliki kemampuan ratarata dan terlatih untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dalam kondisi dan tempo yang normal. Dari pengukuran waktu standar tersebut, dapat digunakan untuk menentukan kebutuhan jumlah tenaga kerja pada satu stasiun atau lebih dan bahkan pada perusahaan.
3
1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, maka permasalahan yang dihadapi adalah tiap mesin pada bagian produksi PT. CCAI memiliki 1 orang yang bertugas sebagai operator, tetapi terkadang ada operator yang terlihat sedang menganggur. Berdasarkan hal tersebut perlu dilakukan pengukuran kinerja pekerja dengan metode sampling kerja untuk mengetahui berapa jumlah persentase kegiatan produktif atau tidak produktif saat bekerja dari beberapa operator yang diambil sebagai sampel pengamatan, berapa jumlah waktu standar yang diperlukan operator dalam bekerja, dan berapa jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan pada stasiun kerja produksi lini 12 PT. CCAI Cibitung.
1.3 Batasan Masalah Agar Tugas Akhir dapat disusun secara lebih fokus dan terarah terhadap masalah yang telah dirumuskan, maka batasan masalah yang diambil adalah sebagai berikut: 1. Pengambilan data sampling kerja pada 3 orang operator pada bagian produksi lini 12 PT CCAI Cibitung. 2. Jadwal waktu pengamatan diambil dari tabel angka acak (random) selama 8 jam kerja yang tanpa adanya jam istirahat. 3. Pengambilan data dilakukan secara acak selama 6 hari, yaitu pada hari Senin, 06 Juli 2015 hingga Sabtu, 11 Juli 2015. 4. Pengambilan data dilakukan pada pekerja shift 1, yaitu dengan jam kerja mulai dari pukul 7.00 hingga 15.00 WIB.
4
1.4 Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan jumlah tenaga kerja bagian produksi pada lini 12 PT. CCAI berdasarkan waktu standar.
1.5 Manfaat 1. Bagi mahasiswa a. Dapat menambah wawasan mengenai dunia industri berdasarkan ilmu pengetahuan yang telah didapatkan di perguruan tinggi. b. Sebagai
pengalaman
kerja
secara
langsung
sehingga
dapat
membandingkan antara teori yang diperoleh dengan praktek di lingkungan kerja. c. Mampu meningkatkan kemampuan menganalisis permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan. 2. Bagi perusahaan a. Mengetahui kinerja pekerja berdasarkan data sampling kerja. b. Dapat sebagai acuan untuk memperbaiki kinerja pekerja jika kurang produktif atau memberikan penghargaan bagi tenaga kerja yang produktif. c. Mengetahui jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan pada stasiun produksi sesuai dengan jumlah produksinya.
5