1
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI MEDAN
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI DI KOTA MEDAN
Skripsi Diajukan Oleh: Nama Nim Departemen
: Septian Anhar Lubis : 050501019 : Ekonomi Pembangunan
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Medan 2009
Septian Anhar Lubis : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Di Kota Medan, 2009. USU Repository © 2009
2
Factors analysis influencing economic growth in Kota Medan
Abstract Purpose of this research is to analyse determinant influencing economic growth in Kota Medan during range of time 1988-2007. As for independent variable in this research is investment, number of residents and governmental disbursement. Method applied in analysis to factors influencing economic growth in Kota Medan is Ordinary Least Squared (OLS) by using analyzer to process data that is by using Eviews 4.1. Based on result of estimation indicates that: Investment variable, variable number of residents, and disbursement variable of having each government is influence which are positive to economic growth in Kota Medan and significant statistically at α = 5% . Key Word: Kota Medan, Investment, Number of Residents, Governmental Disbursement
Septian Anhar Lubis : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Di Kota Medan, 2009. USU Repository © 2009
3
Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di Kota Medan Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis determinan yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di Kota Medan selama kurun waktu 19882007. Adapun variabel bebas dalam penelitian ini adalah Investasi, Jumlah Penduduk dan Pengeluaran Pemerintah. Metode yang digunakan dalam analisis terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan eknomi di Kota Medan tersebut adalah Ordinary Least Squared (OLS) dengan menggunakan alat analisis untuk mengolah data yaitu dengan menggunakan Eviews 4.1. Berdasarkan hasil estimasi menunjukkan bahwa: Variabel investasi, variabel jumlah penduduk, dan variabel pengeluaran pemerintah masing-masing mempunyai pengaruh yang positif terhadap pertumbuhan ekonomi di Kota Medan dan signifikan secara statistik pada α = 5% . Kata kunci : Kota Medan, Investasi, Jumlah Penduduk, Pengeluaran Pemerintah
Septian Anhar Lubis : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Di Kota Medan, 2009. USU Repository © 2009
4
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Yang Maha Esa, Dzat yang hanya kepada-Nya semua makhluk bergantung. Yang tidak beranak dan tidak diperanakkan, dan tidak ada sesuatupun yang setara dengan-Nya. Saya memuji-Nya dan bersyukur kepada-Nya dengan pujian yang tiada habisnya, sebaik-baik pujian yang harus dipujikan. Saya bersaksi bahwasanya tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah, tidak ada sekutu baginya. Shalawat dan salam semoga Allah limpahkan kepada sebaik-baik hamba pilihan, Muhammad Sholallohu ‘alaihi wasallam, juga kepada keluarganya, sahabat-sahabatnya dan orang-orang yang mengikutinya dengan baik sampai hari kiamat. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana dari program Strata-1 (S-1), Departemen Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Adapun judul skripsi ini adalah Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi di Kota Medan. Dalam penulisan skripsi ini penulis banyak menerina bantuan, baik berupa dorongan semangat maupun sumbangan pikiran dari berbagai pihak Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih yang setulustulusnya kepada semua pihak yang telah memberikan bimbingan dan bantuan terutama kepada: 1.
Penghargaan sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada kedua orang tua yaitu ayahanda Anas Lubis dan ibunda Zuriah Parinduri -rohimahullahu-, yang telah banyak memberi bantuan moril maupun materil kepada penulis selama ini. Terima
kasih
juga
atas
dorongan
ayahanda
kepada
penulis
dalam
menyelesaikan skripsi. 2.
Kepada Abanganda Azmi Chandra Lubis dan Kakanda Arnita Siska Lubis yang telah banyak memberikan motivasi penulis, dan juga yang memberikan
Septian Anhar Lubis : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Di Kota Medan, 2009. USU Repository © 2009
5
bantuan moril dan materil kepada penulis selama ini dalam menyelesaikan skripsi ini. 3.
Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, MEc. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara
4.
Bapak Wahyu Ario Pratomo, SE, MEc Selaku ketua Departemen Ekonomi Pembangunan Universitas Sumatera Utara.
5.
Bapak Drs. Rujiman, MA selaku dosen pembimbing yang telah memberikan waktu luang, tenaga, dan pikiran dalam membantu penulisan skripsi ini.
6.
Ibu Dra. Raina Linda Sari, Msi dan Bapak Kasyful Mahalli, SE, MSi selaku dosen pembanding yang telah memberikan petunjuk dan saran hingga selesai skripsi ini.
7.
Bapak Paidi Hidayat, SE, MSi selaku dosen wali yang telah memberikan semangat dalam penulisan skripsi.
8.
Seluruh Staf pengajar dan karyawan pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah membimbing dan mendidik penulis selama di bangku kuliah.
9.
Tidak lupa juga kepada Ustadz Muhammad Faishol, Ustadz Ali Nur, Ustadz Abdul Fattah, dan Ustadz Abu Ihsan serta para asatidz Ahlussunnah lainnya di Kota Medan yang telah banyak berjasa kepada penulis. Membimbing dan memberikan ilmunya kepada penulis.
10.
Kepada seluruh ikhwahfillah. Al-Akh Rahmadi, al-Akh Abu Ahmad al-Binjy, al-Akh Rahadian Sapta Aji, al-Akh Halim, al-Akh Suheri, dan al-Akh Fahlul serta ikhwan-ikhwan lainnya yang tidak dapat penulis sebutkan semuanya di sini. Tetaplah istiqomah berada di barisan al-Firqotun Najiyah.
Septian Anhar Lubis : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Di Kota Medan, 2009. USU Repository © 2009
6
11.
Terima kasih juga penulis ucapkan kepada Nopiansyah Putra, Robet, Riki, Alex Dan kepada semua teman-teman satu angkatan di Ekonomi Pembangunan yang namanya tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih telah memberikan kerja sama, inspirasi, do’a, dan kebersamaan selama ini.
12.
Dan semua pihak yang telah membantu penulis baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penyelesaian skripsi ini Dalam berbagai bentuk penulis menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna,
hal ini karena masih kurangnya pengalaman dan terbatasnya ilmu pengetahuan penulis. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dalam pencapaian kesempurnaan skripsi ini pada masa yang akan datang. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih yang tidak terkira dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat.
Medan, Februari 2009 Penulis
Septian Anhar Lubis
Septian Anhar Lubis : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Di Kota Medan, 2009. USU Repository © 2009
7
DAFTAR ISI
ABSTRAK........................................................................................................... i KATA PENGANTAR ....................................................................................... iii DAFTAR ISI ..................................................................................................... vi DAFTAR TABEL ........................................................................................... viii DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... ix DAFTAR GRAFIK ............................................................................................ x
BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2
Perumusan Masalah ............................................................................... 12
1.3
Hipotesis ............................................................................................... 12
1.4
Tujuan Penelitian.................................................................................... 13
1.5
Manfaat Penelitian .................................................................................. 13
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1
Pertumbuhan Ekonomi ........................................................................... 14 2.1.1 Teori-Teori Pertumbuhan ............................................................... 14 2.1.2 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) ..................................... 19
2.2
Investasi ................................................................................................. 22
Septian Anhar Lubis : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Di Kota Medan, 2009. USU Repository © 2009
8
2.2.1 Teori-Teori Investasi...................................................................... 22 2.3
Jumlah Penduduk ................................................................................... 23 2.3.1 Teori-Teori Kependudukan ............................................................ 23
2.4
Pengeluaran Pemerintah ......................................................................... 27 2.4.1 Teori-Teori Pengeluaran Pemerintah .............................................. 27 2.4.2 Klasifikasi Pengeluaran Pemerintah ............................................... 33
BAB III METODE PENELITIAN 3.1
Ruang Lingkup Penelitian ....................................................................... 37
3.2
Jenis dan Sumber Data ............................................................................ 37
3.3
Metode dan Teknik Pengumpulan data .................................................... 38
3.4
Pengolahan Data ..................................................................................... 38
3.5
Model Analisis Data ................................................................................ 38
3.6
Test of goodness of fit (uji kesesuaian) .................................................... 40
3.7
Uji Penyimpangan Asumsi Klasik .......................................................... 42
3.8
Defenisi Variabel Operasional ................................................................. 45
BAB IV PEMBAHASAN 4.1.
Gambaran Umum Penelitian ................................................................... 46 4.1.1 Kondisi Geografis .......................................................................... 46 4.1.2 Kondisi Demografis ....................................................................... 49 4.1.3 Kondisi Iklim ................................................................................. 57 4.1.4 Laju Pertumbuhan Ekonomi........................................................... 58
Septian Anhar Lubis : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Di Kota Medan, 2009. USU Repository © 2009
9
4.2.
Hasil Estimasi ....................................................................................... 60
4.3.
Interpretasi Model .................................................................................. 61
4.4.
Test of Goodness of Fit .......................................................................... 62
4.5.
Uji Penyimpangan Asumsi Klasik .......................................................... 67
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1.
Kesimpulan ............................................................................................. 70
5.2.
Saran ....................................................................................................... 71
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 72 LAMPIRAN ..................................................................................................... 74
Septian Anhar Lubis : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Di Kota Medan, 2009. USU Repository © 2009
10
DAFTAR TABEL No Tabel
1.1
Judul
Halaman
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia periode 1995 – 2005 atas dasar harga konstan tahun 2000 ......................................................... 5
1.2
Laju Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara periode 2005 – 2007 Menurut Sektor/ Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 (%)............................................................................................ 7
1.3
Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Medan periode 2005-2007 Menurut Sektor/ Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 (%)............................................................................................ 9
4.1
Luas Wilayah Kota Medan per Kecamatan ...................................... 48
4.2
Jumlah, Laju Pertumbuhan dan Kepadatan Penduduk di Kota Medan Tahun 2001 – 2007 .................................................. 50
4.3
Persentase Jumlah Penduduk Kota Medan Menurut Kelompok Umur Tahun 2007............................................................................ 51
4.4
Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Medan periode 2003-2007 Menurut Sektor/ Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 (%).......................................................................................... 59
Septian Anhar Lubis : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Di Kota Medan, 2009. USU Repository © 2009
11
DAFTAR GAMBAR No Gambar
Judul
Halaman
3.1
Durbin Watson test .......................................................................... 44
4.1
Piramida Penduduk di Kota Medan .................................................. 53
4.2
Kurva uji t-statistik Investasi............................................................ 63
4.3
Kurva uji t-statistikvariabel jumlah penduduk .................................. 64
4.4
Kurva uji t-statistik variabel pengeluaran pemerintah ....................... 65
4.5
Kurva uji F-statistik ......................................................................... 67
4.6
Uji Durbin Watson Statistik ............................................................. 69
Septian Anhar Lubis : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Di Kota Medan, 2009. USU Repository © 2009
12
DAFTAR GRAFIK No Grafik
4.1
Judul
Halaman
Jumlah Penduduk Menurut Kelompok, Umur dan Jenis Kelamin di Kota Medan Tahun 2007.............................................................. 56
Septian Anhar Lubis : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Di Kota Medan, 2009. USU Repository © 2009
13
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat. Masalah pertumbuhan ekonomi dapat dipandang sebagai masalah makroekonomi dalam jangka panjang. Dari satu periode ke periode lainnya kemampuan suatu negara untuk menghasilkan barang dan jasa akan meningkat. Kemampuan yang meningkat ini disebabkan karena faktor-faktor produksi akan selalu mengalami pertambahan dalam jumlah dan kualitasnya. Investasi akan menambah jumlah barang modal. Teknologi yang digunakan menjadi berkembang. Disamping itu tenaga kerja bertambah sebagai akibat perkembangan penduduk, dan pengalaman kerja dan pendidikan menambah ketrampilan mereka. Perkembangan kemampuan memproduksi barang dan jasa sebagai akibat pertambahan faktor-faktor produksi pada umumnya tidak selalu diikuti oleh pertambahan produksi barang dan jasa yang sama besarnya. Pertambahan potensi memproduksi kerap kali lebih besar dari pertambahan produksi yang sebenarnya. Dengan demikian perkembangan ekonomi adalah lebih lambat dari potensinya. Pertumbuhan ekonomi mencerminkan kegiatan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi dapat bernilai positif dan dapat pula bernilai negatif. Jika pada suatu periode Septian Anhar Lubis : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Di Kota Medan, 2009. USU Repository © 2009
14
perekonomian mengalami pertumbuhan positif, berarti kegiatan ekonomi pada periode tersebut mengalami peningkatan. Sedangkan jika pada suatu periode perekonomian mengalami pertumbuhan negatif, berarti kegiatan ekonomi pada periode tersebut mengalami penurunan. Pertumbuhan ekonomi merupakan kunci dari tujuan ekonomi makro. Hal ini didasari oleh tiga alasan. Pertama, penduduk selalu bertambah. Bertambahnya jumlah penduduk ini berarti angkatan kerja juga selalu bertambah. Pertumbuhan ekonomi akan mampu menyediakan lapangan kerja bagi angkatan kerja. Jika pertumbuhan ekonomi yang mampu diciptakan lebih kecil daripada pertumbuhan angkatan kerja, hal ini mendorong terjadinya pengangguran. Kedua, selama keinginan dan kebutuhan selalu tidak terbatas, perekonomian harus selalu mampu memproduksi lebih banyak barang dan jasa untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan tersebut. Ketiga, usaha menciptakan kemerataan ekonomi (economic stability) melalui retribusi pendapatan (income redistribution) akan lebih mudah dicapai dalam periode pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan prosesnya yang berkelanjutan merupakan kondisi utama bagi kelangsungan pembangunan ekonomi daerah. Karena penduduk mengalami peningkatan dan berarti pula kebutuhan ekonomi juga akan bertambah. Hal ini hanya bisa diperoleh melalui peningkatan output agregat (barang dan jasa) atau sering disebut PDRB atas dasar harga konstan setiap tahun. Jadi dalam
Septian Anhar Lubis : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Di Kota Medan, 2009. USU Repository © 2009
15
pengertian ekonomi makro, pertumbuhan ekonomi adalah penambahan PDRB atas dasar harga konstan. Dengan adanya mekanisme penanaman modal merupakan langkah awal kegiatan produksi suatu negara. Begitu juga halnya dengan investasi yang merupakan langkah awal kegiatan pembangunan ekonomi. Dalam upaya menumbuhkan perekonomian, setiap negara senantiasa berusaha menciptakan iklim yang dapat menggairahkan investasi. Sasaran yang dituju bukan hanya masyarakat atau kalangan swasta dalam negeri, tapi juga investasi asing. Penerimaan investasi dalam negeri maupun investasi asing merupakan salah satu pos penerimaan negara yang memberikan kontribusi cukup potensial dalam hal pembiayaan anggaran dan belanja negara. Laju pertumbuhan perekonomian yang didasarkan pada alur investasi positif menggambarkan gerak pacu positif dengan dukungan beberapa faktor penunjang
lainnya. Pertumbuhan ekonomi dan
hubungannya dengan keberlanjutan pembangunan diketahui bahwa peningkatan output sektor-sektor ekonomi riil dapat dibentuk melalui mekanisme pertambahan kapasitas produksi. Dalam suatu pembangunan sudah pasti diharapkan terjadinya pertumbuhan. Untuk mencapai sasaran tersebut, diperlukan sarana dan prasarana, terutama dukungan dana yang memadai. Disinilah peran serta investasi mempunyai cakupan yang cukup penting karena sesuai dengan fungsinya sebagai penyokong pembangunan dan pertumbuhan nasional melalui pos penerimaan negara sedangkan Septian Anhar Lubis : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Di Kota Medan, 2009. USU Repository © 2009
16
tujuannya adalah untuk menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat. Alur Investasi merupakan pembentukan modal yang mendukung peran swasta dalam perekonomian yang berasal dari dalam negeri. Harrod Domar menyatakan, dalam mendukung pertumbuhan ekonomi diperlukan investasi-investasi baru sebagai stok modal seperti Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN). Dengan adanya semakin banyak tabungan yang kemudian diinvestasikan, maka semakin cepat terjadi pertumbuhan ekonomi. Akan tetapi secara riil, tingkat pertumbuhan ekonomi yang terjadi pada setiap tabungan dan investasi tergantung dari tingkat produktivitas investasi tersebut (Todaro, 2000). Pertumbuhan ekonomi nasional yang dihitung melalui GNP (Gross National Product) dapat juga dijadikan indikator atas laju perekonomian nasional yang dalam hal ini menyangkut efektifitas dari tingkat investasi dalam maupun luar negeri. Selama dekade 10 tahun terakhir (periode 1995-2005) terlihat perubahan yang fluktuatif. Laju pertumbuhan terbesar tercatat pada tahun 1995 dengan nilai GDP sebesar Rp. 1.340.379,2 Milyar dengan laju pertumbuhan sebesar 8,22 persen dari tahun sebelumnya. Angka laju tersebut ternyata mengalami penurunan hingga pada klimaks penurunan minimum pada tahun 1998 hingga mencapai kondisi (minus) sebesar -13,12 persen dengan nilai nominal Rp. 1.314.474,3 Milyar. Kondisi ini
Septian Anhar Lubis : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Di Kota Medan, 2009. USU Repository © 2009
17
adalah kondisi krisis ekonomi yang berpengaruh terhadap hampir semua sektor ekonomi tak terkecuali pertumbuhan ekonomi nasional. Tabel 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Indonesia periode 1995 – 2005 atas dasar harga konstan tahun 2000 GDP tahun dasar 2000 Tahun
GDP tahun dasar 2000 (%) (Milyar rupiah)
1995
1.340.379,2
8,22
1996
1.445.172,6
7,82
1997
1.513.093,9
4,69
1998
1.314.474,3
-13,12
1999
1.324.873,4
0,79
2000
1.389.769,6
4,89
2001
1.442.984,6
3,83
2002
1.506.124,4
4,37
2003
1.579.559,0
4,87
2004
1.660.578,8
5,12
2005
1.749.546,9
5,35
(Laporan Perekonomian Indonesia : BPS Jakarta – Indonesia) Pembangunan ekonomi daerah dalam periode jangka panjang (mengikuti pertumbuhan PDRB), membawa perubahan mendasar dalam struktur ekonomi, dari Septian Anhar Lubis : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Di Kota Medan, 2009. USU Repository © 2009
18
ekonomi tradisional ke ekonomi modern yang didominasi oleh sektor-sektor non primer, khususnya industri pengolahan dengan increasing return to scale (relasi positif, antara pertumbuhan output dan pertumbuhan produktivitas) yang dinamis sebagai mesin utama pertumbuhan ekonomi. Ada kecenderungan, bahwa semakin tinggi laju pertumbuhan ekonomi membuat semakin cepat proses peningkatan pendapatan masyarakat per kapita, dan semakin cepat pula perubahan struktur ekonomi, dengan asumsi bahwa faktor-faktor penentu lain mendukung proses tersebut, seperti tenaga kerja, bahan baku, dan teknologi, relatif tetap. Perubahan struktur ekonomi umumnya disebut transformasi struktural dan didefinisikan sebagai rangkaian perubahan yang saling terkait satu dengan lainnya dalam komposisi permintaan agregat (produksi dan penggunaan faktor-faktor produksi, seperti tenaga kerja dan modal) yang diperlukan guna mendukung proses pembangunan dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Berdasarkan harga konstan tahun 2000, PDRB Sumatera Utara pada tahun 2007 sebesar Rp. 99.792,27 Milyar. Sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan mengalami pertumbuhan tertinggi yaitu sebesar 12,43 persen, diikuti oleh sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar 9,90 persen dan sektor pertambangan dan penggalian sebesar 9,87 persen. Secara keseluruhan perekonomian Sumatera Utara pada tahun 2007 naik sebesar 6,90 persen jika dibandingkan tahun sebelumnya.
Septian Anhar Lubis : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Di Kota Medan, 2009. USU Repository © 2009
19
Tabel 1.2 Laju Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara periode 2005 – 2007 Menurut Sektor/ Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 (%) Sektor / Lapangan Usaha
2005
2006
2007
1. Pertanian
3,38
2,40
4,98
2. Pertambangan & Penggalian
6,42
4,17
9,78
3. Industri Pengolahan
4,76
5,47
5,09
4. Listrik, Gas dan Air Bersih
5,15
3,08
0,22
5. Kontruksi
12,96
10,33
7,78
6. Perdagangan, Hotel & Restoran
4,95
6,95
7,55
7. Transportasi & Telekomunikasi
10,11
11,91
9,90
8. Keuangan & jasa Perusahaan
7,15
9,87
12,43
9. Jasa-jasa
4,36
7,09
8,25
5,48
6,20
6,90
PDRB
(Sumber : BPS, Sumatera Utara Dalam Angka 2008) Berdasarkan perbandingan peranan dan kontribusi antar lapangan usaha terhadap PDRB pada kondisi harga berlaku tahun 2005 – 2007 menunjukkan, pada tahun 2005 sektor tertier memberikan sumbangan sebesar 70,03 pesen, sektor sekunder sebesar 26,91 pesen dan sektor primer sebesar 3,06 persen. Lapangan usaha dominan yaitu perdagangan, hotel dan restoran menyumbang sebesar 26,34 persen, Septian Anhar Lubis : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Di Kota Medan, 2009. USU Repository © 2009
20
sub sektor transportasi dan telekomunikasi sebesar 18,65 persen dan sub sektor industri pengolahan sebesar 16,58 persen. Kontribusi tersebut tidak mengalami perubahan berarti bila dibandingkan dengan kondisi tahun 2006. Sektor tertier memberikan sumbangan sebesar 68,70 persen, sekunder sebesar 28,37 pesen dan primer sebesar 2,93 persen. Masing masing lapangan usaha yang dominan yaitu perdagangan, hotel dan restoran sebesar 25,98 persen, sektor transportasi dan telekomunikasi sebesar 18,65 persen, industri jasa pengolahan sebesar 16,58 persen dan jasa keuangan 13,41 persen. Demikian juga pada tahun 2007, sektor tertier mendominasi perekonomian Kota Medan, yaitu sebesar 69,21 persen, disusul sektor sekunder sebesar 27,93 persen dan sektor primer sebesar 2,86 persen. Masing-masing lapangan usaha yang dominan memberikan kontribusi sebesar 25,44 persen dari lapangan usaha perdagangan,hotel dan restoran, lapangan usaha transportasi dan telekomunikasi sebesar 19,02 persen dan lapangan usaha industri pengolahan sebesar 16,28 persen. (BPS, Medan dalam Angka 2008) Sejalan dengan peningkatan PDRB ADH Konstan tahun 2000 Kota Medan selama periode 2005-2007, pertumbuhan ekonomi Kota Medan selama periode yang sama, meningkat rata-rata di atas 7,77 persen. Pertumbuhan ekonomi yang dicapai, selain relatif tinggi juga menunjukkan pertumbuhan yang cukup stabil.
Septian Anhar Lubis : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Di Kota Medan, 2009. USU Repository © 2009
21
Tabel 1.3 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Medan periode 2005-2007 Menurut Sektor/ Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 (%) Sektor / Lapangan Usaha
2005
2006
2007
1. Pertanian
1,30
0,37
5,14
2. Pertambangan & Penggalian
0,88
5,89
10,30
3. Industri Pengolahan
3,14
6,59
6,08
4. Listrik, Gas dan Air Bersih
2,27
5,39
2,81
5. Kontruksi
7,52
11,01
6,43
6. Perdagangan, Hotel & Restoran
10,45
6,15
5,94
7. Transportasi & Telekomunikasi
10,45
13,34
10,61
8. Keuangan & jasa Perusahaan
12,11
5,08
12,82
9. Jasa-jasa
8,00
6,34
6,83
6,98
7,76
7,78
PDRB (Sumber : BPS, Medan Dalam Angka 2008)
Sebagai salah satu pilar kegiatan ekonomi, keberadaan lembaga keuangan khususnya perbankan di kota Medan dirasakan penting dan strategis khususnya untk mendukung ketersediaan modal, baik yang bersifat modal investasi, modal kerja, maupun modal konsumsi. Rusaknya sistem perbankan nasional sebagai akibat krisis
Septian Anhar Lubis : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Di Kota Medan, 2009. USU Repository © 2009
22
ekonomi dan moneter ternyata tidak sampai menurunkan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap lembaga perbankan. Peran Bank dalam menunjang pertumbuhan ekonomi Kota Medan sangat penting artinya. Untuk mendukung program Pemerintah dan memperlancar bank yang ada di Kota Medan telah menyalurkan kredit yang cukup besar. Dimana sampai bulan Desember tahun 2006 posisi pinjaman menurut lapangan usaha sebesar 26.562 Milyar Rupiah, yang terdiri dari 3.283 Milyar untuk lapangan usaha Pertanian, 8.003 Milyar untuk Industri, 6.454 Milyar untuk Perdagangan dan selebihnya untuk Pertambangan, Listrik, Gas dan air, Konstruksi, Angkutan, Jasa perusahaan, Jasa Sosial dan lapangan usaha lainnya. Jumlah dana yang terkumpul oleh bank dari masyarakat sampai bulan Desember tahun 2006 berjumlah 40.409 Milyar Rupiah, yang berasal dari Giro sebesar 5.991 Milyar Rupiah, Simpanan Berjangka sebesar 21.036 Milyar Rupiah dan dari Tabungan senilai 13.381 Milyar Rupiah. Investasi merupakan salah satu motor penggerak pertumbuhan ekonomi. Pada perekonomian tertutup, sumber dana investasi semata-mata berasal dari tabungan domestik. Sedangkan pada perekonomian terbuka sumber dana dapat diperoleh melalui dana dari luar wilayah. Pertumbuhan produksi pada dasarnya dipengaruhi oleh perkembangan faktorfaktor produksinya. Salah satu faktor produksi tersebut adalah modal (investasi).
Septian Anhar Lubis : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Di Kota Medan, 2009. USU Repository © 2009
23
Banyak studi menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi suatu daerah erat kaitannya dengan tingkat produktivitas penggunaan modal (investasi). Sejak tahun 2001 penanaman modal (investasi) di Kota Medan secara berangsur-angsur mulai menunjukkan pertumbuhan yang cukup berarti. Hal ini tidak saja didukung oleh faktor faktor ekonomi yang dimiliki, tetapi didukung juga oleh faktor - faktor non ekonomi, sehingga menciptakan iklim dan lingkungan penanaman modal yang semakin kondusif dari waktu ke waktu. Langkah-langkah strategis yang ditempuh adalah dengan mengembangkan kemitraan strategis diantara sesama pelaku usaha dengan Pemerintah Kota yang kenyataannya mampu menumbuhkan minat berinvestasi para pemilik modal untuk menanamkan modalnya di Kota Medan, di berbagai bidang lapangan usaha potensial. Hal ini juga tidak terlepas dari persepsi yang sama dari seluruh stakeholders tentang perlunya menarik investasi lebih besar, untuk menggerakkan roda perekonomian dalam volume yang lebih besar, sehingga mampu menciptakan lapangan kerja lebih banyak, sekaligus meningkatkan pendapatan masyarakat. Perkembangan positif penanaman modal selama tahun 2005-2007 dapat dilihat dari perkiraan nilai investasi di berbagai sektor lapangan usaha, baik yang berasal dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) maupun Penanaman Modal Asing (PMA), di samping sektor Pemerintah dan rumah tangga. Dengan adanya pemasalahan ini maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang pertumbuhan ekonomi dan fakor-faktor yang mempengaruhinya di Septian Anhar Lubis : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Di Kota Medan, 2009. USU Repository © 2009
24
Kota Medan dengan Judul “ANALISIS FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI DI KOTA MEDAN”.
1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan penjelasan pada latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan untuk dilakukan penelitian, yaitu: 1. Bagaimana pengaruh Investasi di Kota Medan terhadap pertumbuhan ekonomi Kota Medan? 2. Bagaimana pengaruh Jumlah Penduduk di Kota Medan terhadap pertumbuhan ekonomi Kota Medan? 3. Bagaimana pengaruh Pengeluaran Pemerintah di Kota Medan terhadap pertumbuhan ekonomi Kota Medan?
1.3 Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara atau kesimpulan sementara terhadap permasalahan yang menjadi objek penelitian, yang kebenarannya masih harus diuji atau dibuktikan. Dari rumusan di atas, maka penulis membuat hipotesis sebagai berikut: Septian Anhar Lubis : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Di Kota Medan, 2009. USU Repository © 2009
25
1. Investasi berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi di Kota Medan, ceteris paribus. 2. Jumlah Penduduk berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi di Kota Medan, ceteris paribus. 3. Pengeluaran Pemerintah berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi di Kota Medan, ceteris paribus.
1.4 Tujuan Penelitian Sesuai dengan pokok permasalahan yang telah dirumuskan di atas maka tujuan dari penulisan ini adalah: 1. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh investasi terhadap pertumbuhan ekonomi di Kota Medan. 2. Untuk
mengetahui
bagaimana
pengaruh
jumlah
penduduk
terhadap
pertumbuhan ekonomi di Kota Medan. 3. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh pengeluaran pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi di Kota Medan.
1.5 Manfaat Penelitian Adapaun hasil penelitian ini diharapkan: 1. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan penulis dalam bidang disiplin ilmu yang penulis tekuni. Septian Anhar Lubis : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Di Kota Medan, 2009. USU Repository © 2009
26
2. Sebagai informasi tambahan bagi mahasiswa/i Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, khususnya mahasiswa/i Departemen Ekonomi Pembangunan yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut. 3. Sebagai penambah, pelengkap, sekaligus pembanding hasil-hasil penelitian yang sudah ada menyangkut topik yang sama dalam rangka mengemban amanah ilmiah.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pertumbuhan Ekonomi 2.1.1 Teori-Teori Pertumbuhan A. Pandangan Adam Smith Mengenai faktor yang menentukan pembangunan, Smith berpendapat bahwa perkembangan penduduk akan mendorong pembangunan ekonomi. Penduduk yang bertambah akan memperluas pasar dan perluasan pasar akan meninggikan tingkat spesialisasi dalam perekonomian tersebut. Sebagai akibat dari spesialisasi yang terjadi, maka tingkat kegiatan eknomi akan bertambah tinggi. Perkembangan spesialisasi dan pembagian pekerjaan di antara tenaga kerja akan mempercepat proses pembangunan ekonomi, karena spesialisasi akan meninggikan tingkat produktivitas tenaga kerja dan mendorong perkembangan teknologi.
Septian Anhar Lubis : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Di Kota Medan, 2009. USU Repository © 2009
27
Mengenai corak proses pertumbuhan ekonomi, Smith mengatakan bahwa apabila pembangunan sudah terjadi, maka proses tersebut akan terus-menerus berlangsung secara kumulatif. Apabila pasar berkembang, pembagian kerja dan spesialisasi akan terjadi, dan menimbulkan kenaikan produktivitas. Kenaikan pendapatan nasional yang disebabkan oleh perkembangan tersebut dan perkembangan penduduk dari masa ke masa, yang terjadi bersama-sama dengan kenaikan dalam pendapatan nasional, akan memperluas pasar dan menciptakan tabungan yang lebih banyak. Tambahan pula, spesialisasi yang bertambah tinggi dan pasar yang bertambah luas akan menciptakan teknologi dan mengadakan inovasi (pembaruan). Maka, perkembangan ekonomi akan berlangsung lagi dan dengan demikian dari masa ke masa pendapatan perkapita akan terus bertambah lagi. B. Pandangan Ricardo. Pada saat ini apabila dinyatakan teori pertumbuhan kaum kliasik, maka yang dimaksudkan adalah teori pertumbuhan yang dikemukakan Ricardo. Teori ini sangat dipengaruhi oleh teori perkembangan penduduk yang dikemukakan Malthus dan teori hasil lebih yang makin berkurang. Menurut Ricardo, pola proses pertumbuhan eknomi adalah sebagai berikut: 1. Pada permulaannya jumlah penduduk rendah dan kekayaan alam relatif cukup banyak. Sebagai akibatnya, para pengusaha memperoleh keuntungan yang tinggi. Karena pembentukan modal tergantung kepada keuntungan, maka laba yang tinggi akan menciptakan tingkat pembentukan modal yang tinggi pula. Septian Anhar Lubis : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Di Kota Medan, 2009. USU Repository © 2009
28
Ini akan mengakibatkan kenaikan produksi dan pertambahan permintaan tenaga kerja. 2. Sesudah tahap tersebut, karena jumlah tenaga kerja yang dipekerjakan bertambah, maka upah akan naik dan kenaikan upah ini mendorong pertambahan penduduk. Karena luas tanah tetap, maka makin lama tanah yang digunakan adalah tanah yang mutunya lebih rendah. Sebagai akibatnya, hasil tambahan yang diciptakan oleh seorang pekerja (produk marjinalnya) akan menjadi semakin kecil, karena lebih banyak pekerja digunakan. Dengan demikian, dengan terjadinya pertambahan penduduk yang terus-menerus, sewa tanah makin lama makin merupakan bagian yang cukup besar dari seluruh pendapatan nasional dan mengurangi tingkat keuntungan yang diperoleh para pengusaha. Dorongan untuk mengadakan pembentukan modal menurun dan selanjutnya akan menurunkan permintaan atas tenaga kerja. 3. Sesudah tahap tersebut, tingkat upah akan menurun dan pada akhirnya akan berada pada tingkat yang minimal. Pada tingkat ini perekonomian akan mencapai stationary state. Pembentukan modal baru tidak akan terjadi lagi karena sewa tanah yang sangat tinggi menyebabkan pengusaha tidak memperoleh keuntungan. Keadaan stationary state dapat dielakkan apabila tuan tanah bersedia menggunakan sewa tanah yang diterimanya untuk pembentukan modal. Tetapi menurut Ricardo, tuan tanah merupakan golongan masyarakat yang sangat pemboros Septian Anhar Lubis : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Di Kota Medan, 2009. USU Repository © 2009
29
dan akan membelanjakan uangnya untuk pengeluaran yang bersifat konsumtif dan bukan untuk pembentukan modal yang produktif. Ricardo membedakan masyarakat dalam perekonomian pada tiga golongan, yaitu pekerja, pengusaha, dan tuan tanah. Pada waktu stationary state tercapai, para pekerja menerima upah sebesar upah subsistem dan para pengusaha tidak memperoleh laba sama sekali. Satu-satunya golongan masyarakat yang mengecap pendapatan yang sangat tinggi adalah tuan tanah. Maka mereka memegang dana yang banyak yang dapat digunakan untuk pembentukan modal. Tetapi menurut Ricardo, mereka tidak akan menggunakan sewa tanah yang mereka peroleh untuk pembentukan modal. Mereka lebih suka menggunakan pendapatan tersebut untuk pengeluaran yang akan mempertinggi kemewahan mereka. Berarti, golongan tuan tanah tidak dapat diharapkan untuk mengelakkan perekonomian dari stationary state. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa teori pembangunan kaum klasik dalam garis besarnya mengemukakan pandangan berikut: 1. Tingkat perkembangan suatu masyarakat tergantung kepada empat faktor, yaitu jumlah penduduk, jumlah stok barang-barang modal, luas tanah, dan tingkat teknologi yangdicapai. 2. Pendapatan nasional suatu masyarakat dapat dibedakan menjadi tiga jenis pendapatan, yaitu: upah para pekerja, keuntungan para pengusaha, dan sewa tanah yang diterima para pemilik tanah. 3. Kenaikan upah akan menyebabkan pertambahan penduduk. Septian Anhar Lubis : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Di Kota Medan, 2009. USU Repository © 2009
30
4. Tingkat
keuntungan
merupakan
faktor
yang
menentukan
besarnya
pembentukan modal, apabila tidak terdapat keuntungan maka pembentukan modal tidak akan terjadi dan perekonomian akan mencapai tingkat stationary state. 5. Hukum hasil lebih yang makin berkurang berlaku untuk segala kegiatan ekonomi sehingga mengakibatkan, tanpa adanya kemajuan teknologi, pertambahan penduduk akan menurunkan tingkat upah, menurunkan tingkat keuntungan, akan tetapi menaikkan tingkat sewa tanah. (Sukirno, 2006)
C. Pandangan Harrod-Domar Baik Harrod maupun Domar tertarik untuk mencari tingkat pertumbuhan pendapatan yang diperlukan bagi kehidupan perekonomian yang berjalan mulus dan tak tersendat-sendat. Kendati model mereka berbeda-beda dalam rincian, namun keduanya nyaris sampai pada kesimpulan yang sama. Harrod dan Domar memberikan peranan kunci kepada investasi di dalam proses pertumbuhan ekonomi, khususnya mengenai watak ganda yang dimiliki investasi. Pertama ia menciptakan pendapatan, dan kedua, ia memperbesar kapasitas produksi perekonomian dengan cara meningkatkan stok modal. Yang pertama dapat disebut sebagai “dampak permintaan” dan yang kedua “dampak penawaran” Septian Anhar Lubis : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Di Kota Medan, 2009. USU Repository © 2009
31
investasi. Karena itu, selama investasi netto tetap berlangsung pendapatan nyata dan output akan senantiasa membesar. Namun demikian untuk mempertahankan tingkat ekuilibrium pendapatan pada pekerjaan penuh dari tahun ke tahun, baik pendapatan nyata maupun output tersebut keduanya harus meningkat dalam laju yang sama pada saat kapasitas produktif meningkat. Kalau tidak, setiap perbedaan antara keduanya akan menimbulkan kelebihan kapasitas atau ada kapasitas nganggur (idle). Hal ini memaksa para pengusaha membatasi pengeluaran investasinya sehingga akhirnya akan berpengaruh buruk pada perekonomian yaitu menurunkan pendapatan dan pekerjaan pada periode berikutnya dan menggeser perekonomian keluar jalur ekuilibrium pertumbuhan mantap. Jadi apabila pekerjaan hendak dipertahankan dalam jangka panjang, maka investasi harus senantiasa diperbesar. Ini lebih lanjut memerlukan pertumbuhan pendapatan nyata secara terus-menerus pada tingkat yang cukup untuk menjamin penggunaan kapasitas secara penuh atas stok modal yang sedang tumbuh. Tingkat pertumbuhan pendapatan yang diperlukan ini dapat disebut sebagai “tingkat pertumbuhan terjamin” (warranted rate of growth) atau “tingkat pertumbuhan kapasitas penuh”.
2.1.2 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) A. Pengertian PDRB PDRB adalah nama yang diberikan kepada total nilai nominal barang-barang dan jasa-jasa yang dihasilkan suatu daerah selama periode 1 (satu) tahun atau tertentu. Septian Anhar Lubis : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Di Kota Medan, 2009. USU Repository © 2009
32
PDRB digunakan untuk berbagai tujuan, tetapi yang terpenting adalah untuk mengukur kinerja perekonomian secara keseluruhan. Jumlah ini akan sama dengan jumlah nilai nominal dari konsumsi, investasi kotor, pengeluaran pemerintah untuk barang nominal dan jasa, serta eksport netto. B. Metode Penghitungan PDRB Ada dua metode yang dapat dipakai untuk menghitung PDRB, yaitu: Metode Langsung Penghitungan didasarkan sepenuhnya pada data daerah yang sama sekali terpisah dari data nasional, sehingga hasil penghitungannya mencakup seluruh produk barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh daerah tersebut. Pemakaian metode ini dapat dilakuakan melalui tiga pendekatan.
1. Pendekatan Produksi PDRB merupakan jumlah Nilai Tambah Bruto (NTB) atau nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh unit – unit produksi di dalam suatu wilayah/region dalam suatu periode tertentu, biasanya satu tahun. Sedangkan NTB diperoleh dari Nilai Produksi Bruto (NPB/Output) dikurangi seluruh biaya antara biaya yang benarbenar habis dipakai dalam proses produksi yang dikeluarkan untuk meningkatkan output tersebut. NTB ini masih termasuk biaya penyusutan dan pajak tidak langsung netto yang merupakan bagian dari peran pemerintah dalam menentukan harga. Septian Anhar Lubis : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Di Kota Medan, 2009. USU Repository © 2009
33
2. Pendekatan Pendapatan PDRB adalah jumlah seluruh balas jasa yang diterima oleh faktor-faktor produksi yang ikut serta dalam proses produksi di suatu wilayah/region dalam jangka waktu tertentu, biasanya satu tahun. Berdasarkan pengertian tersebut, maka NTB adalah jamlah dari upah dan gaji, sewa tanah, bunga modal dan keuntungan. Semuanya sebelum dipotong pajak penghasilan dan pajak langsung lainnya. Dalam pengertian PDRB ini di dalamnya termasuk pula komponen penyusutan dan pajak tak langsung
netto.
Berbeda
dengan
pendekatan
produksi,
maka
kita
perlu
mengumpulkan data dari pendapatan faktor-faktor produksi yang dimiliki. 3. Pendekatan Pengeluaran PDRB adalah jumlah seluruh pengeluaran yang dilakukan untuk konsumsi rumah tangga dan lembaga swasta nirlaba, konsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap domestic bruto, perubahan stok dan ekspor netto, di dalam suatu wilayah/region dalam periode tertentu, biasanya satu tahun. Dengan metode ini, penghitungan NTB bertitik tolak pada penggunaan akhir dari barang dan jasa yang diproduksi. Seharusnya ketiga cara pendekatan akan memberikan angka yang sama, tetapi karena sumber data yang ada belum mempunyai system pembukuan yang baik dan tertib maka ketiga pendekatan sering menghasilkan penghitungan yang tidak sama. Metode Tidak Langsung atau Alokasi Menghitung nilai tambah suatu kelompok ekonomi dengan mengalokasikan nilai tambah propinsi ke dalam masing-masing kelompok kegiatan ekonomi pada Septian Anhar Lubis : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Di Kota Medan, 2009. USU Repository © 2009
34
tingkat kabupaten/kota. Sebagai alokator digunakan indikator yang paling besar pengaruhnya atau erat kaitannya dengan produktivitas kegiatan ekonomi tersebut. Pemakaian masing-masing metode pendekatan sangat tergantung pada data yang tersedia. Pada kenyataannya, pemakaian kedua metode tersebut akan saling menunjang satu sama lain, karena metode langsung cenderung akan mendorong peningkatan kualitas data daerah, sedangkan metode tidak langsung akan merupakan koreksi dalam pembanding bagi data daerah. Untuk sektor ekonomi yang mempunyai manajemen terpusat seperti listrik, telkom, bank, dan PJKA terpaksa menggunakan metode alokasi. Hasil Penghitungan PDRB disajikan atas dasar harga berlaku dan harga konstan.
2.2 Investasi 2.2.1 Teori-Teori Investasi Hampir semua ahli ekonomi menekankan arti penting pembentukan modal (capital formation) sebagai penentu utama pertumbuhan ekonomi. Arti “pembentukan modal” ialah bahwa masyarakat tidak mempergunakan seluruh aktivitas produktifnya saat ini untuk kebutuhan dan keinginan konsumsi, tetapi menggunakan sebagian saja untuk pembuatan barang modal: perkakas dan alat-alat, mesin dan fasilitas angkutan, Septian Anhar Lubis : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Di Kota Medan, 2009. USU Repository © 2009
35
pabrik dan perlengkapannya – segala macam bentuk modal nyata yang dapat dengan cepat meningkatkan manfaat upaya produktif. Inti proses itu kemudian ialah pengalihan sebagian sumberdaya yang sekarang ada pada masyarakat ke tujuan untuk meningkatkan persediaan barang modal sehingga memungkinkan perluasan output yang dapat dikonsumsi pada masa depan. Menurut Dr. Singer, pembentukan modal terdiri dari barang yang nampak seperti pabrik, alat-alat dan mesin, maupun barang yang tidak nampak seperti pendidikan bermutu tunggi, kesehatan, tradisi ilmiah dan penelitian. Pendapat yang sama dinyatakan Kuznets: “Pembentukan modal domestik tidak hanya mencakup biaya untuk konstruksi, peralatan dan persediaan dalam negeri, tetapi juga pengeluaran lain, kecuali pengeluaran yang diperlukan untuk mempertahankan output pada tingkat yang ada. Ia mencakup juga pembiayaan untuk pendidikan, rekreasi dan barang mewah yang memberikan kesejahteraan dan produktivitas lebih pada individu dan semua pengeluaran masyarakat yang berfungsi untuk meningkatkan moral penduduk yang bekerja”. Pembentukan atau pengumpulan modal dipandang sebagai salah satu faktor dan sekaligus faktor utama di dalam pembangunan ekonomi. Menurut Nurkse, lingkaran setan kemiskinan di negara terbelakang dapat digunting melalui pembentukan modal. Sebagai akibat rendahnya tingkat pendapatan di negara terbelakang maka permintaan, produksi dan investasi menjadi rendah atau kurang.
Septian Anhar Lubis : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Di Kota Medan, 2009. USU Repository © 2009
36
Hal ini menyebabkan kekurangan di bidang barang modal yang dapat diatasi melalui pembentukan modal. Pembentukan modal membawa kepada pemanfaatan penuh sumber-sumber yang ada. Jadi pembentukan modal menghasilkan kenaikan besarnya output nasional, pendapatan dan pekerjaan, dengan demikian memecahkan masalah inflasi dan neraca pembayaran, serta membuat perekonomian bebas dari beban utang luar negeri. (Jhinghan, 1996)
2.3 Jumlah Penduduk 2.3.1 Teori-Teori Kependudukan A. Faktor yang Mempercepat Perkembangan Penduduk Perkembangan penduduk dunia yang besar jumlahnya tersebut disebabkan oleh dua faktor. Yang pertama adalah jumlah penduduk yang sudah terlalu banyak dewasa ini. Semenjak permulaan abad lalu, yaitu dalam waktu satu abad, penduduk dunia telah berkembang dari 1,6 Milyar menjadi lebih 6 Milyar. Pertambahan penduduk yang demikian besar dalam waktu singkat tersebut belum pernah terjadi dalam sejarah. Faktor kedua dan yang lebih penting, yang menyebabkan perkembangan penduduk yang sangat pesat dewasa ini adalah tingkat pertambahan penduduk yang relatif sangat cepat dalam beberapa dasawarsa belakangan ini. Bahwa pada masa ini cepatnya tingkat pertambahan penduduk adalah lebih besar daripada masa-masa Septian Anhar Lubis : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Di Kota Medan, 2009. USU Repository © 2009
37
sebelumnya
sudah
dapat
disimpulkan
dari
gambaran
mengenai
keadaan
perkembangan penduduk yang baru saja dijelaskan. Banyak usaha telah di buat untuk memperkirakan lajunya tingkat perkembangan penduduk pada masa-masa lalu. Salah satunya adalah Barelson dan menurut perhitungannya, di antara tahun 1650-1750 laju rata-rata pertambahan penduduk adalah sebesar 0,3 persen. Tingkat ini jauh lebih cepat dari yang dicapai pada masa sebelumnya. Ledakan penduduk yang terjadi dalam beberapa dasawarsa belakangan telah mengubah corak permasalahan penduduk yang harus diatasi negara berkembang. Secara umum boleh dikatakan bahwa masalah penduduk yang sedang dihadapi sekarang ini jauh lebih rumit dari masa sebelum Perang Dunia II, sebelum penduduknya mencapai jumlah dan tingkat perubahan seperti yang sekarang ini. Tingkat pertambahan yang terlalu tinggi, secara langsung telah menimbulkan kesulitan kepada negara berkembang untuk mempertinggi tingkat kesejahteraan masyarakatnya. Telah ditunjukkan bahwa diantara negara tersebut ada yang mengalami perkembangan produksi domestik bruto yang cukup tinggi. Di samping data kenaikan PDB yang tinggi ini, didapati pula data yang menggambarkan bahwa tingkat
pendapatan
perkapita
tidak
menunjukkan
gambaran
yang
terlalu
menggembirakan. Perbedaan yang besar antara tingkat pertumbuhan produksi domestik bruto dan tingkat pertambahan pendapatan per kapita disebabkan oleh tingkat perkembangan penduduk yang sangat tinggi. Urbanisasi di Negara Berkembang Septian Anhar Lubis : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Di Kota Medan, 2009. USU Repository © 2009
38
Proses perpindahan penduduk dari pedesaan ke kota yang seirama dengan pertambahan kesempatan kerja di kota-kota, yang telah menimbulkan proses pertumbuhan ekonomi yang harmonis, tidak berlaku di kebanyakan negara berkembang. Di negara ini, migrasi penduduk dari desa ke kota sangat berlebihan sehingga menyebabkan jumlah penduduk kota tumbuh dengan cepat. Banyak kotakota di Asia, Afrika, dan Amerika Latin mencapai tingkat perkembangan penduduk sebesar 4 sampai 7 persen, berarti melebihi tingkat perkembangan penduduk secara keseluruhan. Perkembangan penduduk kota yang sangat laju tersebut adalah akibat dari perpindahan penduduk yang sangat berlebihan dari daerah pedesaan. Beberapa studi telah menunjukkan bahwa lebih dari setengah pertambahan penduduk yang terjadi di kota-kota di negara berkembang ditimbulkan oleh perpindahan penduduk dari desa ke kota. B. Efek Positif Perkembangan Penduduk Ahli-ahli ekonomi pada umumnya sependapat bahwa perkembangan penduduk dapat menjadi faktor pendorong maupun penghambat pembangunan. Ia dipandang
sebagai
faktor
pendorong
karena,
pertama,
perkembangan
itu
memungkinkan pertambahan jumlah tenaga kerja dari masa ke masa. Selanjutnya, pertambahan penduduk dan pemberian pendidikan kepada mereka sebelum menjadi tenaga kerja, memungkinkan sesuatu masyarakat memperoleh bukan saja tenaga kerja yang ahli, akan tetapi juga tenaga kerja terampil, terdidik, dan entrepreneur yang berpendidikan. Biasanya ketiga kelompok tenaga kerja yang disebutkan belakangan Septian Anhar Lubis : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Di Kota Medan, 2009. USU Repository © 2009
39
ini lebih besar jumlahnya apabila tingkat pembangunan bertambah tinggi. Oleh karenanya, pada tingkat pembangunan yang lebih tinggi, pertambahan penduduk dapat memberikan sumbangan yang lebih besar bagi pengembangan kegiatan eknomi. Dorongan lain yang timbul dari perkembangan penduduk adalah perluasan pasar. Luas pasar barang-barang dan jasa ditentukan oleh dua faktor penting, yaitu pendapatan masyarakat dan jumlah penduduk. Maka apabila penduduk bertambah dengan sendirinya luas pasar akan bertambah pula. Karena peranannya ini, maka perkembangan penduduk akan merupakan perangsang bagi sektor produksi untuk meningkatkan kegiatannya. Dan akhirnya, pertambahan penduduk dapat menciptakan dorongan untuk mengembangkan teknologi. Peran ini terlihat nyata di sektor pertanian. Di negara maju sejak beberapa abad yang lalu pertambahan penduduk merupakan salah satu faktor penting yang menimbulkan perbaikan teknologi pertanian. Perkembangan penduduk yang bertambah cepat bersama dengan perbaikan jaringan pengangkutan dan pertambahan tingkat pendapatan, akan selalu memperluas pasar bagi hasil-hasil pertanian. Pasar yang bertambah luas merangsang peningkatan produktivitas sektor tersebut dan ini dicapai dengan mempertinggi teknologi bercocok tanam. C. Pertambahan Penduduk dan Investasi Mengenai pengaruh pertambahan penduduk yang sangat cepat terhadap corak investasi, ahli-ahli ekonomi sepenuhnya sependapat bahwa keadaan tersebut akan mengakibatkan beberapa perubahan yang tidak menguntungkan struktur investasi Septian Anhar Lubis : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Di Kota Medan, 2009. USU Repository © 2009
40
yang dilaksanakan oleh negara berkembang. Pertambahan penduduk yang pesat mengakibatkan proporsi penduduk muda lebih besar. Keadaan ini mengharuskan pemerintah melakukan investasi yang lebih besar untuk pendidikan. Selanjutnya ia menimbulkan pula keharusan untuk mempercepat pengembangan fasilitas-fasilitas yang diperlukan guna memperbaiki tingkat kesehatan masyarakat. Dan akhirnya, perlu pula dilakukan lebih banyak investasi untuk membangun lebih banyak perumahan yang diperuntukkan bagi pertambahan penduduk yang telah menjadi dewasa. Berbagai jenis penanaman modal untuk menciptakan fasilitas-fasilitas sosial ini menyebabkan proporsi dana penanaman modal yang dapat digunakan untuk membangun kegiatan-kegiatan yang lebih produktif menjadi berkurang.
2.4 Pengeluaran Pemerintah Pengeluaran pemerintah mencerminkan kebijakan pemerintah. Apabila pemerintah telah menetapkan suatu kebijakan untuk membeli barang dan jasa, pengeluaran pemerintah mencerminkan biaya yang harus dikeluarkan oleh pemerintah untuk melaksanakan kebijakan tersebut. 2.4.1 Teori-Toeri Pengeluaran Pemerintah A. Teori Rodenstein-Rodan Teori Rodenstein-Rodan memberi tekanan pada pembangunan pada semua sektor ekonomi agar tercapai pertumbuhan yang berkelanjutan. Tidak satupun dari semua teori di atas memberikan kerangka teori yang memuaskan tentang proses Septian Anhar Lubis : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Di Kota Medan, 2009. USU Repository © 2009
41
pembangunan secara holistik, yang tidak hanya berorientasi pada pencapaian tujuan tertentu (pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi) tetapi juga menjelaskan secara sistematis bagaimana berbagai individu dalam suatu masyarakat berinteraksi untuk mencapai tingkat kemajuan yang lebih tinggi. Untuk ini diperlukan suatu kerangka teori yang komprehensif tentang proses pembangunan tersebut. Kerangka analisis yang memenuhi karakteristik pembangunan sebagai proses yang holistik ini diberikan oleh para pakar dalam bentuk ”teori pembangunan sosial”. Beberapa pokok pikiran dari teori pembangunan sosial ini adalah sebagai berikut: 1.
Proses pembangunan terjadi oleh terciptanya tingkat organisasi yang semakin tinggi dalam masyarakat yang memungkinkan dihasilkannya kegiatan yang lebih besar dengan menggunakan energi sosial secara lebih efisien;
2.
Masyarakat berkembang dengan mengorganisir segala pengetahuan, energi manusia serta sumber daya materiil yang dimiliki masyarakat tersebut untuk mencapai aspirasinya;
3.
Pembangunan memerlukan empat jenis infrastruktur dan sumber daya (resources), yaitu yang fisik, sosial, mental dan psikologis. Hanya yang fisik ketersediaannya terbatas;
4.
Paling penting dalam proses pembangunan ini adalah manusia yang dengan kemampuan berpikirnya yang semakin meningkat dapat menciptakan sumber daya yang dibutuhkan untuk pembangunan. Penerapan dari intelegensia
Septian Anhar Lubis : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Di Kota Medan, 2009. USU Repository © 2009
42
manusialah yang dapat merubah suatu sumber daya alam (substance) menjadi suatu sumber daya ekonomi (resource). Karenanya kemampuan berpikir manusia merupakan sumber daya yang paling utama. Menurut teori pembangunan sosial ini, hakekat dari pembangunan adalah pembangunan manusia itu sendiri. Terus meningkatnya kemampuan manusia untuk membentuk (conceive), mendesain, merencanakan, mengalokasikan, mensistemasir, menstandardisir, mengkoordinasi, dan mengintegrasikan berbagai kegiatan, sistem, organisasi serta pengetahuan, kedalam suatu tatanan produksi yang lebih luas dan lebih rumit, merupakan penyebab utama dari terjadinya proses pembangunan sosial. Rodenstein-Rodan dan Hirschman mengemukakan pentingnya perubahan struktural perekonomian B. Model Pembangunan Tentang Perkembangan Pengeluaran Pemerintah Model ini dikembangkan oleh Rostow dan Musgrave yang menghubungkan perkembangan pengeluaran pemerintah dengan tahap-tahap pembangunan ekonomi yang dibedakan antara tahap awal, tahap menegnah, dan tahap lanjut. Pada tahap awal perkembangan ekonomi, persentase investasi pemerintah terhadap total investasi besar sebab pada tahap ini pemerintah harus menyediakan prasarana, seperti misalnya pendidikan, kesehatan, prasarana transportasi, dan sebagainya. Pada tahap menengah pembangunan ekonomi, investasi pemerintah tetap diperlukan untuk meningkatkan pertumbuhan eknomi agar dapat tinggal landas, namun pada tahap ini investasi swasta sudah semakin membesar. Peranan pemerintah tetap besar pada tahap Septian Anhar Lubis : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Di Kota Medan, 2009. USU Repository © 2009
43
menengah, oleh karena peranan swasta yang semakin besar ini banyak menimbulkan kegagalan pasar, dan juga menyebabkan pemerintah harus menyediakan barang dan jasa publik dalam jumlah yang lebih banyak dan kualitas yang lebih baik. Selain itu, pada tahap ini perkembangan eknomi menyebabkan terjadinya hubungan antarsektor yang semakin rumit (complicated). Misalnya pertumbuhan ekonomi yang ditimbulkan oleh perkembangan sektor industri, menimbulkan semakin tingginya tingkat pencemaran udara dan air, dan pemerintah harus turun tangan untuk mengatur dan mengurangi akibat negatif dari polusi itu terhadap masyarakat. Pemerintah juga harus melindungi buruh yang berada dalam posisi yang lemah agar dapat meningkatkan kesejahteraan mereka. Teori perkembangan peranan pemerintah yang dikemukakan oleh Musgrave dan Rostow adalah suatu pandangan yang ditimbulkan dari pengamatan berdasarkan pembangunan ekonomi yang dialami oleh banyak negara, tetapi tidak didasarkan oleh suatu teori tertentu. Selain itu, tidak jelas, apakah tahap pertumbuhan ekonomi terjadi dalam tahap demi tahap, ataukah beberapa tahap dapat terjadi secara stimultan. C. Hukum Wagner Wagner mengemukakan suatu teori mengenai perkembangan pengeluaran pemerintah yang semakin besar dalam persentase terhadap GNP yang juga didasarkan pula pengamatan di negara-negara Eropa, U.S. dan Jepang pada abad ke-19. Wagner mengemukakan pendapatnya dalam bentuk suatu hukum, akan tetapi dalam pandangannya tersebut tidak dijelaskan apa yang dimaksud dengan pertumbuhan Septian Anhar Lubis : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Di Kota Medan, 2009. USU Repository © 2009
44
pengeluaran pemerintah dan GNP, apakah pengertian dalam pertumbuhan secara relatif ataukah secara absolut. Apabila yang dimaksud oleh Wagner adalah perkembangan pengeluaran pemerintah secara relatif sebagaimana teori Musgrave, maka hukum Wagner adalah sebagai berikut: dalam suatu perekonomian, apabila pendapatan per kapita meningkat, secara relatif pengeluaran pemerintah pun akan meningkat. Dasar dari hukum tersebut adalah pengamatan empiris dari negara-negara maju (USA, German, Jepang), tetapi hukum tersebut memberi dasar akan timbulnya kegagalan pasar dan eksternalitas. Wagner menyadari bahwa dengan bertumbuhnya perekonomian hubungan antara industri dengan industri, hubungan industri dengan masyarakat dan sebagainya menjadi semakin rumit atau kompleks. Dalam hal ini Wagner menerangkan mengapa peranan pemerintah menjadi semakin besar, yang terutama disebabkan karena pemerintah harus mengatur hubungan yang timbul dalam masyarakat, hukum pendidikan, rekreasi, kebudayaan dan sebagainya. Kelemahan hukum Wagner adalah karena hukum tersebut tidak didasarkan pada suatu teori mengenai pemilihan barang-barang publik. Wagner mendasarkan pandangannya dengan suatu teori yang disebut teori organis mengenai pemerintah (organic theory of the state) yang menganggap pemerintah sebagai individu yang bebas bertindak, terlepas dari anggota masyarakat lainnya. D. Teori Peacock dan Wiseman
Septian Anhar Lubis : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Di Kota Medan, 2009. USU Repository © 2009
45
Peacock dan Wiseman adalah dua orang yang mengemukakan teori mengenai perkembangan pengeluaran pemerintah yang terbaik. Teori mereka didasarkan pada suatu pandangan bahwa pemerintah senantiasa berusaha untuk memperbesar pengeluaran sedangkan masyarakat tidak suka membayar pajak yang semakin besar untuk membiayai pengeluaran pemerintah yang semakin besar tersebut, sehingga teori Peacock dan Wiseman merupakan dasar dari teori pemungutan suara. Peacock dan Wiseman mendasarkan teori mereka pada suatu teori bahwa masyarakat mempunyai suatu tingkat toleransi pajak, yaitu suatu tingkat dimana masyarakat dapat memahami besarnya pungutan pajak yang dibutuhkan oleh pemerintah untuk membiayai pengeluaran pemerintah. Jadi masyarakat menyadari bahwa pemerintah membutuhkan dana untuk membiayai aktivitas pemerintah sehingga mereka mempunyai suatu tingkat kesediaan masyarakat untuk membayar pajak. Tingkat toleransi pajak ini merupakan kendala bagi pemerintah untuk menaikkan pemungutan pajak secara semena-mena. Teori Peacock dan Wiseman adalah sebagai berikut: Perkembangan eknomi menyebabkan pemungutan pajak yang semakin meningkat walaupun tarif pajak tidak berubah, dan meningkatnya penerimaan pajak menyebabkan pengeluaran pemerintah juga semakin meningkat. Oleh karena itu, dalam keadaan normal, meningkatnya GNP menyebabkan penerimaan pemerintah yang semakin besar, begitu juga dengan pengeluaran pemerintah menjadi semakin besar.
Septian Anhar Lubis : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Di Kota Medan, 2009. USU Repository © 2009
46
Apabila keadaan normal tersebut terganggu, misalnya karena adanya perang, maka pemerintah harus memperbesar pengeluarannya untuk membiayai perang. Karena itu penerimaan pemerintah dari pajak juga meningkat, dan pemerintah meningkatkan penerimaannya tersebut dengan cara menaikkan tarif pajak sehingga dana swasta untuk investasi dan konsumsi menjadi berkurang. Keadaan ini disebut efek pengalihan (displacement effect) yaitu adanya suatu gangguan sosial yang menyebabkan aktifitas swasta dialihkan pada aktifitas pemerintah. Perang tidak bisa dibiayai dengan pajak, sehingga pemerintah juga harus meminjam dari negara lain untuk pembiayaan perang. Hipotesa yang dikemukakan oleh Peacock dan Wiseman mendapat kritikan dari Bird. Bird menyatakan bahwa selama terjadinya gangguan sosial memang terjadi pengalihan aktifitas pemerintah dari pengeluaran sebelum gangguan ke aktifitas yang berhubungan dengan gangguan tersebut. Hal ini akan menyebabkan kenaikan pengeluaran pemerintah dalam persentasenya terhadap GNP. Akan tetapi setelah terjadinya gangguan, persentase pengeluaran pemerintah terhadap GNP perlahanlahan akan menurun kembali pada tingkat sebelum terjadinya gangguan. Jadi menurut Bird, efek pengalihan hanya merupakan gejala dalam jangka pendek, tetapi tidak terjadi dalam jangka panjang. Suatu hal yang perlu dicatat dari teori Peacock dan Wiseman adalah bahwa mereka mengemukakan adanya toleransi pajak, yaitu suatu limit perpajakan, akan tetapi mereka tidak menyatakan pada tingkat berapakah toleransi pajak tersebut. Septian Anhar Lubis : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Di Kota Medan, 2009. USU Repository © 2009
47
Clarke menyatakan bahwa limit perpajakan sebesar 25 persen dari pendapatan nasional. Apabila limit tersebut dilampaui maka akan terjadi inflasi dan gangguan sosial lainnya.
2.4.2 Klasifikasi Pengeluaran Pemerintah Pengeluaran pemerintah adalah rencana keuangan tahunan pemerintah daerah di Indonesia yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. APBD ditetapkan dengan Peraturan Daerah. Tahun anggaran APBD meliputi masa satu tahun, mulai dari tanggal 1 Januari sampai dengan tanggal 31 Desember. APBD terdiri atas: 1.
Anggaran pendapatan, terdiri atas Pendapatan Asli Daerah (PAD), yang meliputi pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah, dan penerimaan lain-lain Bagian dana perimbangan, yang meliputi Dana Bagi Hasil, Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus dan lain-lain pendapatan yang sah seperti dana hibah atau dana darurat.
2.
Anggaran belanja, yang digunakan untuk keperluan penyelenggaraan tugas pemerintahan di daerah.
3.
Pembiayaan, yaitu setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali dan atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun tahun-tahun anggaran berikutnya.
Septian Anhar Lubis : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Di Kota Medan, 2009. USU Repository © 2009
48
Belanja pembangunan adalah belanja modal (capital investment), yaitu kegiatan (proyek)
yang
bersifat
non reccuring capital expenditure
yang
penyelesaiannya dalam periode waktu tertentu biasanya sampai enam tahun.
Proses penyusunan APBD menurut PP 105 tahun 2000, tahap-tahap proses penyusunan APBD : a. Perumusan kebijakan umum APBD antara Pemda dan DPRD. b. Penyusunan strategi pola prioritas oleh Pemda. c. Penyusunan RAPBD dilakukan oleh Pemda. d. Pembahasan RAPBD dilakukan oleh Pemda ditambah DPRD. e. Penetapan APBD dengan Perda. f. Apabila DPRD tidak menyetujui RAPBD, dipergunakan APBD tahun sebelumnya. g. Perubahan APBD ditetapkan paling lambat 3 (tiga) bulan. Proyek pembangunan umum daerah akan terdiri dari, pekerjaan yang akan dilaksanakan pada periode waktu tertentu, sedangkan biaya investasinya belum kembali (slow yealding) dalam waktu tertentu, biasanya selama 5 sampai dengan 6 tahun. Pelaksanaan proyek-proyek tersebut dinilai ulang setiap tahun, sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai dalam pelaksanaan pembangunan fisik kabupaten/kota, dan sepenuhnya mempertimbangkan kemampuan keuangan dan prioritas daerah. Septian Anhar Lubis : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Di Kota Medan, 2009. USU Repository © 2009
49
Revisi tahunan terhadap program pengembangan modal investasi dapat dibenarkan/disesuaikan dengan kondisi fiskal atau prioritas proyek. Misalnya bila terjadi pertambahan jumlah penduduk lebih dari yang diperkirakan, maka pengembangan sistem penyediaan air bersih (water supply) lebih penting daripada pembangunan gedung kantor yang baru. Program pengembangan modal investasi terdiri dari berbagai program yang termasuk dalam kategori proyek pelayanan publik, mulai dari kegiatan kontruksi, penggantian peralatan, perbaikan atau pembelian tanah. Belanja tersebut termasuk fasilitas-fasilitas sebagai berikut:
a. Airport b. Balai Kota c. Rumah Sakit d. Sanitasi e. Dermaga f. Perparkiran g. Perumahan h. Sekolah i. Peningkatan Jalan dan Jaringan Air Bersih
Septian Anhar Lubis : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Di Kota Medan, 2009. USU Repository © 2009
50
Spesifikasi Program Modal Investasi yaitu apa yang dibutuhkan, dimana harus dikerjakan, kapan pelayanan itu diminta, berapa besar biaya yang diperlukan, dan darimana sumber pembiayaannya.
BAB III METODE PENELITIAN
Metode penelitian adalah langkah dan prosedur yang akan dilakukan dalam pengumpulan data atau informasi dalam memecahkan permasalahan dan menguji kesesuaian hipotesa penelitian. Adapun metode penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut :
3.1 Ruang Lingkup Penelitian Septian Anhar Lubis : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Di Kota Medan, 2009. USU Repository © 2009
51
Ruang lingkup penelitian ini adalah mengamati dan menganalisis mengenai pengaruh
investasi,
jumlah
penduduk
dan
pengeluaran
pemerintah
yang
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di Kota Medan.
3.2 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data skunder dalam bentuk time series yang bersifat kuantitatif yaitu data dalam bentuk angka-angka. Sumber datanya diperoleh melalui Laporan Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Utara dan Laporan Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Medan pada kurun waktu 1988 sampai 2007 serta bahan-bahan lain yang berhubungan dengan penelitian.
3.3 Metode dan Teknik Pengumpulan Data Untuk pengumpulan data, penulis menggunakan metode pengumpulan data sekunder yang diperoleh dari lembaga-lembaga yang terkait. Dengan menggunakan metode pengumpulan data dan informasi melalui telaah berbagai literatur yang relevan. Yang diperoleh dari publikasi resmi yang berhubungan dengan permasalahan yang ada di dalam menulis penelitian. Yang dapat diperoleh dari buku-buku, majalah, surat kabar, internet dan lain-lain. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah
Septian Anhar Lubis : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Di Kota Medan, 2009. USU Repository © 2009
52
menggunakan pencatatan langsung yang diperoleh dari berbagai sumber yang telah disebutkan di atas sesuai dengan data yang digunakan.
3.4 Pengolahan Data Penulis menggunakan program Eviews versi 4.1 untuk mengolah data dalam tulisan ini.
3.5 Model Analisis Data Dalam menganalisis besarnya pengaruh variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat digunakan model ekonometrika dengan meregresikan variabelvariabel yang ada dengan menggunakan metode Ordinary Least Square (OLS). Variabel-variabel tersebut dibuat dahulu dalam bentuk fungsi sebagai berikut : Fungsi :
y = f ( x1 , x 2 , x3 ) (1) dari fungsi pertama tersebut dapat dispesifikasikan ke dalam model linear :
y = α + β1 x1 + β 2 x2 + β3 x3 + µ (2) Dimana: y = PDRB (Milyar Rupiah)
α = Intercept/konstanta x1 = Investasi (Milyar Rupiah)
Septian Anhar Lubis : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Di Kota Medan, 2009. USU Repository © 2009
53
x2 = Jumlah Penduduk (Juta Jiwa) x3 = Pengeluaran Pemerintah (Milyar Rupiah)
β1 , β 2, β3 = Koefisien regresi µ = Tingkat Kesalahan (Term of Error) Secara matematis hipotesis di atas dapat ditulis sebagai berikut :
ϑy > 0 , artinya jika semakin tinggi investasi maka pertumbuhan ekonomi ϑx1 akan mengalami kenaikan, ceteris paribus.
ϑy > 0 , artinya jika semakin tinggi jumlah penduduk maka pertumbuhan ϑx 2 ekonomi akan mengalami kenaikan, ceteris paribus.
ϑy > 0, ϑx3
artinya jika semakin tinggi pengeluaran pemerintah maka pertumbuhan ekonomi akan mengalami kenaikan, ceteris paribus.
3.6 Test of Goodness of Fit (Uji Kesesuaian) 1. Koefisien Determinasi (R-Square) Koefisien determinasi (R-Square) dilakukan untuk melihat seberapa besar kemampuan variabel independen secara bersama dapat memberi penjelasan terhadap variabel dependen. Dimana nilai R2 berkisar antara 0 sampai 1 (0 < R2 <1).
Septian Anhar Lubis : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Di Kota Medan, 2009. USU Repository © 2009
54
2. Uji t-statistik ( Uji Parsial ) Uji t-statistik merupakan suatu pengujian secara parsial yang bertujuan untuk mengetahui apakah masing-masing koefisien regresi signifikan atau tidak terhadap variabel dependen dengan menganggap variabel independen lainnya konstan. Dalam hal ini digunakan hipotesis sebagai berikut: Ho : bi = 0 (tidak signifikan) Ha : bi ≠ 0 (signifikan) Dimana bi adalah koefisien variabel independen ke-i nilai parameter hipotesis, artinya tidak ada pengaruh variabel X1 terhadap Y. Bila t-hitung > t-tabel, maka pada tingkat kepercayaan tertentu Ho ditolak. Hal ini berarti bahwa variabel independen yang diuji berpengaruh secara nyata (signifikan) terhadap variabel dependen. Dan bila t- hitung < t- tabel maka pada tingkat kepercayaan tertentu Ho diterima ini artinya bahwa variabel independen yang diuji tidak berpengaruh nyata terhadap variabel dependen. Nilai t-hitung dapat diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut: t-hitung=
(bi − b) Sbi
Dimana : bi = koefisien variabel ke-i b
= nilai hipotesis nol
Sbi = simpangan baku dari variabel independen ke-i
Septian Anhar Lubis : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Di Kota Medan, 2009. USU Repository © 2009
55
3. Uji F-Statistik Uji F-statistik ini dilakukan untuk melihat pengaruh variabel independent secara keseluruhan atau bersama-sama terhadap variabel dependent. Untuk pengujian ini digunakan hipotesis sebagai berikut : Ho ; b1=b2=……………..=bk=0 (tidak berpengaruh) Ho ; bi=0………………...=i=1 (ada pengaruh) Pengujian ini dilakukan untuk membandingkan nilai F-hitung dengan F-tabel. Jika F-hitung (F*) > F-tabel, maka Ho ditolak, yang artinya variabel independent secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependent. Nilai F-hitung dapat diperoleh dengan rumus : F-hitung =
R 2 /(k − 1) (1 − R 2 ) /(n − k )
Keterangan : R 2 = koefisien Determinasi k = Jumlah variabel independent
n
= Jumlah sampel
Kriteria: Ho:β1=β2=o Ho diterima (F* < F tabel) artinya variabel independent secara bersamasama tidak berpengaruh nyata terhadap variabel dependent. Ha:β1≠ β2≠0 Ha diterima (F* > F tabel) artinya variabel independent secara bersamasama berpengaruh nyata terhadap variabel dependent. Septian Anhar Lubis : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Di Kota Medan, 2009. USU Repository © 2009
56
3.6 Uji Penyimpangan Asumsi Klasik 1. Multikolinerity Multikolinerity adalah alat untuk mengetahui suatu kondisi, apakah terdapat korelasi variabel independen diantara satu sama lainnya. Untuk mengetahui ada tidaknya multikolinerity dapat dilihat dari nilai R-Square, F-hitung, t-hitung, serta standard error. Adanya multikolinerity ditandai dengan : a. Standard error tidak terhingga b. Tidak ada satupun t-statistik yang signifikan pada α = 5%, α = 10%, α = 1% c. Terjadi perubahan tanda atau tidak sesuai dengan teori d. R 2 sangat tinggi
2. Autokorelasi / serial Korelasi Autokorelasi terjadi bila error term (μ) dari waktu yang berbeda berkorelasi. Dikatakan bahwa error term berkorelasi atau mengalami korelasi serial apabila variabel (ei.ej)≠ 0; untuk i ≠ j, dalam hal ini dikatakan memiliki masalah autokorelasi. Ada beberapa cara untuk mengetahui keberadaan autokorelasi yaitu: a) Dengan memplot grafik. b) Dengan Durbin-Watson (Uji D-Wtest). Septian Anhar Lubis : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Di Kota Medan, 2009. USU Repository © 2009
57
D-hitung =
Σ(et − (et − 1)) 2 Σe 2 t
Dengan hipotesis sebagai berikut: Ho : ρ = 0, artinya tidak ada autokorelasi Ha : ρ ≠ 0, artinya ada autokorelasi Dengan jumlah sampel tertentu dan jumlah variabel independen tertentu diperoleh nilai kritis dl dan du dalam tabel distribusi Durbin-Watson untuk nilai α. Hipotesis yang digunakan adalah :
Inconclusive
Inconclusive
Autokorelasi (-) Autokorelasi (+) Ho: Accept
Septian Anhar Lubis : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Di Kota Medan, 2009. USU Repository © 2009
58
0
dl
du
2
4-du
4-dl
4
Gambar 3.1 Durbin Watson test Dimana: Ho
: tidak ada autokorelasi
Dw < dl
: tolak Ho (ada korelasi positif)
Dw > 4-dl
: tolak Ho (ada korelasi negatif)
Du < Dw < 4-du
: terima Ho (tidak ada korelasi)
dl ≤ Dw ≥ du
: pengujian tidak bisa disimpulkan (inconclusive)
(4-du) ≤ Dw ≤ (4-dl)
: pengujian tidak bisa disimpulkan (inconclusive)
3.8 Definisi Variabel Operasional 1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) secara sederhana dapat diartikan sebagai keseluruhan nilai tambah Bruto dari kegiatan perekonomian di suatu wilayah. Dalam hal ini berdasarkan harga konstan. (Milyar Rupiah) 2. Investasi adalah penanaman uang atau modal dengan tujuan mendapatkan keuntungan atau nilai tambah produksi. (Milyar Rupiah) Septian Anhar Lubis : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Di Kota Medan, 2009. USU Repository © 2009
59
3. Jumlah penduduk adalah angka yang menunjukkan banyaknya penduduk pertahun dalam jangka waktu tertentu. (Juta Jiwa) 4. Pengeluaran Pemerintah adalah suatu realisasi pengeluaran rutin dan pengeluaran pembangunan pemerintah Kabupaten/Kota yang disalurkan kepada
kecamatan-kecamatan
yang
termasuk
wilayah
atau
daerah
Kabupaten/Kota tersebut. (Milyar Rupiah)
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Penelitian 4.1.1 Kondisi Geografis Septian Anhar Lubis : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Di Kota Medan, 2009. USU Repository © 2009
60
Letak Kota Medan memang strategis. Kota ini dilalui Sungai Deli dan Sungai Babura. Keduanya merupakan jalur lalu lintas perdagangan yang cukup ramai. Keberadaan Pelabuhan Belawan di jalur Selat Malaka yang cukup modern sebagai pintu gerbang atau pintu masuk wisatawan dan perdagangan barang dan jasa baik perdagangan domestik maupun luar negeri (ekspor-impor), menjadikan Medan sebagai pintu gerbang Indonesia bagian barat. Medan, yang genap berusia 418 tahun pada tanggal 1 Juli 2008, berkembang menjadi kota metropolitan. Pemerintah Kota Medan pun berambisi memajukan kota ini semaju kota-kota besar lainnya, tidak saja seperti Jakarta atau Surabaya di Jawa, tetapi juga kota-kota di negara tetangga, seperti Penang dan Kuala Lumpur. Kota Medan memiliki luas 26.510 Hektar (265,10 Km2) atau 3,6 persen dari keseluruhan wilayah Sumatera Utara. Dengan demikian, dibandingkan dengan kota/kabupaten lainya, Kota Medan memiliki luas wilayah yang relatif kecil, tetapi dengan jumlah penduduk yang relatif besar. Secara geografis kota Medan terletak pada 3° 30' – 3° 43' Lintang Utara dan 98° 35' - 98° 44' Bujur Timur. Untuk itu topografi kota Medan cenderung miring ke utara dan berada pada ketinggian 2,5-37,5 meter di atas permukaan laut. Secara administratif, wilayah kota medan hampir secara keseluruhan berbatasan dengan Daerah Kabupaten Deli Serdang, yaitu sebelah Barat, Selatan dan Timur. Sepanjang wilayah Utara nya berbatasan langsung dengan Selat Malaka, yang diketahui merupakan salah satu jalur lalu lintas terpadat di dunia. Kabupaten Deli Septian Anhar Lubis : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Di Kota Medan, 2009. USU Repository © 2009
61
Serdang merupakan salah satu daerah yang kaya dengan Sumber Daya alam (SDA), Khususnya di bidang perkebunan dan kehutanan. Karenanya secara geografis kota Medan didukung oleh daerah-daerah yang kaya Sumber daya alam seperti Deli Serdang, Labuhan Batu, Simalungun, Tapanuli Utara, Tapanuli Selatan, Mandailing Natal, Karo, Binjai dan lain-lain. Kondisi ini menjadikan kota Medan secara ekonomi mampu mengembangkan berbagai kerjasama dan kemitraan yang sejajar, saling menguntungkan, saling memperkuat dengan daerah-daerah sekitarnya. Di samping itu sebagai daerah yang pada pinggiran jalur pelayaran Selat Malaka, maka Kota Medan memiliki posisi strategis sebagai gerbang (pintu masuk) kegiatan perdagangan barang dan jasa, baik perdagangan domestik maupun luar negeri (ekspor-impor). Posisi geografis Kota Medan ini telah mendorong perkembangan kota dalam 2 kutub pertumbuhan secara fisik , yaitu daerah terbangun Belawan dan pusat Kota Medan saat ini. Sedikitnya ada 8 sungai yang melintasi kota ini: * Sungai Belawan * Sungai Badra * Sungai Sikambing * Sungai Pulih * Sungai Babura * Sungai Deli * Sungai Sulang-Saling Septian Anhar Lubis : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Di Kota Medan, 2009. USU Repository © 2009
62
* Sungai Kera
TABEL 4.1 Luas Wilayah Kota Medan per Kecamatan NO.
KECAMATAN
LUAS (KM2)
1
Medan Tuntungan
20,68
2
Medan Johor
14,58
3
Medan Amplas
11,19
4
Medan Denai
9,05
5
Medan Area
5,52
6
Medan Kota
5,27
7
Medan Maimun
2,98
8
Medan Polonia
9,01
9
Medan Baru
5,84
10
Medan Selayang
12,81
11
Medan Sunggal
15,44
12
Medan Helvetia
13,16
13
Medan Petisah
6,82
Septian Anhar Lubis : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Di Kota Medan, 2009. USU Repository © 2009
63
14
Medan Barat
5,33
15
Medan Timur
7,76
16
Medan Perjuangan
4,09
17
Medan Tembung
7,99
18
Medan Deli
20,84
19
Medan Labuhan
36,67
20
Medan Marelan
23,82
21
Medan Belawan
26,25
Total
265,10
(Sumber : BPS, Medan Dalam Angka 2008) 4.1.2 Kondisi Demografis Program kependudukan di kota Medan seperti halnya di daerah Indonesia lainnya meliputi: pengendalian kelahiran, penurunan tingkat kematian bayi dan anak, perpanjangan usia harapan hidup, penyebaran penduduk yang seimbang serta pengembangan potensi penduduk sebagai modal pembangunan yang terus ditingkatkan. Komponen kependudukan umumnya menggambarkan berbagai dinamika sosial yang terjadi di masyarakat, baik secara sosial maupun kultural. Menurunnya tingkat kelahiran (fertilitas) dan tingkat kematian (mortalitas), meningkatnya arus Septian Anhar Lubis : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Di Kota Medan, 2009. USU Repository © 2009
64
perpindahan antar daerah (migrasi) dan proses urbanisasi, termasuk arus ulang alik, akan mempengaruhi kebijakan kependudukan yang diterapkan. Tabel 4.2 Jumlah, Laju Pertumbuhan dan Kepadatan Penduduk di Kota Medan Tahun 2001 – 2007
Tahun
Jumlah Penduduk
Laju Pertumbuhan Penduduk (%)
Luas Wilayah (KM²)
Kepadatan Penduduk (Jiwa/KM²)
2001
1.926.052
1,17
265,10
7.267
2002
1.963.086
1,94
265,10
7.408
2003
1.993.060
1,51
265,10
7.520
2004
2.006.014
0,63
265,10
7.567
2005
2.036.018
1,50
265,10
7.681
2006
2.067.288
1,53
265,10
7.798
2007
2.083.156
0,77
265,10
7.858
(Sumber : BPS, Medan Dalam Angka 2008)
Tabel 4.3 Persentase Jumlah Penduduk Kota Medan Menurut Kelompok Umur Tahun 2007 Septian Anhar Lubis : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Di Kota Medan, 2009. USU Repository © 2009
65
GOLONGAN UMUR
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
JUMLAH
JIWA
PERSEN (%)
JIWA
PERSEN (%)
JIWA
PERSEN (%)
0-4
89.206
8,62
92.853
8,86
182.059
8,74
5-9
96.559
9,33
91.885
8,76
188.444
9,05
10 - 14
98.519
9,52
100.590
9,59
199.109
9,56
15 - 19
111.263
10,75
105.426
10,06
216.689
10,40
20 - 24
116.164
11,23
121.385
11,58
237.549
11,40
25 - 29
99.499
9,62
102.041
9,73
201.540
9,67
30 - 34
83.325
8,05
75.926
7,24
159.251
7,64
35 - 39
75.482
7,30
83.180
7,93
158.662
7,62
40 - 44
70.091
6,77
75.926
7,24
146.017
7,01
45 - 49
57.837
5,59
53.680
5,12
111.517
5,35
50 - 54
47.054
4,55
47.393
4,52
94.447
4,53
55 - 59
30.879
2,98
31.434
3,00
62.313
2,99
60 - 64
26.468
2,56
22.246
2,12
48.714
2,34
65 +
32.350
3,13
44.495
4,24
76.845
3,69
Jumlah
1.034.696
100,00
1.048.460
100,00
2.083.156
100
(Sumber : BPS, Medan Dalam Angka 2008) Rasio Jenis Kelamin (Sex Ratio) Rasio jenis kelamin (sex ratio) adalah perbandingan banyaknya penduduk laki-laki dengan banyaknya penduduk perempuan pada suatu daerah dan waktu Septian Anhar Lubis : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Di Kota Medan, 2009. USU Repository © 2009
66
tertentu. Biasanya dinyatakan dalam banyaknya penduduk laki-laki per 100 jumlah penduduk perempuan. Rumusnya:
SexRatio =
jumlah penduduk laki − laki x100 jumlah penduduk perempuan
Dari tabel di atas maka kita dapat menghitung rasio jenis kelamin (sex ratio) di Kota Medan:
SexRatio =
1.034.696 x100 1.048.460
SexRatio = 98,7 dibulatkan menjadi 99 Dari hasil di atas menunjukkan bahwa rasio jenis kelamin penduduk di Kota Medan tahun 2007 adalah 99, ini berarti bahwa tiap 100 orang perempuan terdapat 99 orang laki-laki. Angka Beban Tanggungan (Dependency Ratio) Angka beban tanggungan (dependency ratio) adalah angka yang menyatakan perbandingan antara banyaknya orang yang tidak produktif (umur di bawah 15 tahun dan 65 tahun ke atas) dengan banyaknya orang golongan usia produktif (umur 15-64 tahun). Rumusnya :
DependencyRatio =
P0−14 + P65+ x100 P15−64
Dari tabel di atas maka kita dapat menghitung Angka beban tanggungan (dependency ratio) di Kota Medan:
DependencyRatio =
569.612 + 76.845 x100 1.436.699
Septian Anhar Lubis : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Di Kota Medan, 2009. USU Repository © 2009
67
DependencyRatio = 44,9
dibulatkan menjadi 45
Dari hasil di atas menunjukkan bahwa angka beban tanggungan penduduk di Kota Medan tahun 2007 adalah 45, ini berarti bahwa tiap 100 orang yang berusia produktif harus menanggung 45 orang yang berusia tidak produktif. Maka di sini dapat kita gambarkan piramida penduduk di Kota Medan. UMUR Laki-laki
Perempuan 65+ 60-64 55-59 50-54 45-49 40-44 35-39 30-34 25-29 20-24 16-19 10-14 5-9 0-4
12% 11 10 9
8
7
6
5
4
3
2
1
1 2
3
4
5
6
7
8
9 10 11 12%
Gambar 4.1 Piramida Penduduk di Kota Medan Septian Anhar Lubis : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Di Kota Medan, 2009. USU Repository © 2009
68
Berdasarkan tabel-tabel di atas diketahui bahwa ada kecenderungan peningkatan jumlah penduduk Kota Medan dari 2.067.288 jiwa pada tahun 2006 menjadi 2.083.156 jiwa pada tahun 2007. Laju pertumbuhan berkisar 1,53 persen pada tahun 2006 dan 0,77 persen pada tahun 2007. Walaupun meningkat namun tidak terlalu mencolok, bahkan laju pertumbuhan penduduk cenderung lebih rendah tahun 2007 dibandingkan tahun 2006. Faktor alami yang diperkirakan mempengaruhi peningkatan laju pertambahan penduduk adalah seperti tingkat kelahiran, kematian, dan arus urbanisasi. Upaya-upaya pengendalian kelahiran melalui program Keluarga Berencana (KB) perlu terus dipertahankan untuk menekan angka kelahiran. Seiring bertambahnya jumlah penduduk maka pada tahun 2006 menjadi 7.858 jiwa/KM² pada tahun 2007. Tingkat kepadatan tersebut relatif tinggi, sehingga termasuk salah satu permasalahan yang harus diantisipasi. Apalagi dengan luas lahan yang relatif terbatas, sehingga berpeluang terjadi ketidak seimbangan antara daya dukung dan daya tampung lingkungan yang ada. Faktor lain yang juga secara berarti mempengaruhi peningkatan laju pertumbuhan penduduk adalah meningkatnya arus urbanisasi dan commuters serta kaum pencari kerja ke Kota Medan. Berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan, faktor utama yang menyebabkan komutasi ke Kota Medan adalah adanya pandangan bahwa: (1) bekerja di kota lebih bergengsi (2) di kota lebih gampang mencari pekerjaan, (3) Tidak ada lagi yang dapat diolah (dikerjakan) di daerah asalnya, dan (4) upaya mencari nafkah yang lebih baik. Besarnya dorongan untuk menjadi Septian Anhar Lubis : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Di Kota Medan, 2009. USU Repository © 2009
69
penglaju tentunya berpengaruh terhadap kehidupan sosial, ekonomi, dan pelayanan umum yang harus disediakan secara keseluruhan. Faktor lain yang secara umum mempengaruhi semakin menurunnya angka pertumbuhan penduduk pada periode 2006-2007 adalah peningkatan derajat pendidikan masyarakat Kota Medan. Pada umumnya peningkatan derajat pendidikan masyarakat secara langsung meningkatkan rata-rata pendidikan generasi muda, yang merupakan calon orang tua yang memasuki kehidupan rumah tangga. Melalui tingkat pendidikan yang semakin memadai, apresiasi, dan pandangan masyarakat terkait dengan upaya peningkatan kesejahteraan semakin meningkat. Adanya anggapan mengenai jumlah anggota keluarga yang tidak besar akan memudahkan usaha untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga, karena beban ekonomi yang harus dipikul menjadi lebih ringan, mendorong Pasangan Usia Subur (PUS) cenderung mengikuti konsep Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS). Bahkan sebagian PUS baru memilih untuk menunda kelahiran dengan berbagai alasan ekonomi (bekerja) ataupun alasan sosial dan psikologis lainnya. Komposisi
penduduk
Kota
Medan
berpengaruh
terhadap
kebijakan
pembangunan kota, baik sebagai subjek maupun objek pembangunan. Keterkaitan komposisi penduduk dengan upaya-upaya pembangunan kota yang dilaksanakan, didasarkan kepada kebutuhan pelayanan yang harus disediakan kepada masingmasing kelompok usia penduduk, seperti pelayanan kesehatan, pendidikan bahkan pelayanan kesejahteraan sosial lainnya. Septian Anhar Lubis : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Di Kota Medan, 2009. USU Repository © 2009
70
Proporsi anak-anak berusia di bawah lima tahun (balita) dalam kelompok penduduk Kota Medan sekitar 9 persen dari jumlah penduduk. Relatif besarnya proporsi dan jumlah penduduk anak-anak balita ini berimplikasi pada kebutuhan prasarana dan sarana kesehatan usia balita, dan sarana pendidikan usia dini baik secara kualitas maupun kuantitas. Pada kelompok usia anak-anak dan remaja, kebijakan yang ditempuh diarahkan pada peningkatan status gizi anak, pengendalian tingkat kenakalan anak dan remaja, peningkatan kualitas pendidikan dan lain-lain. Upaya ini diharapkan dapat terus dilakukan untuk mempersiapkan masa depan anak-anak dan remaja sehingga mendukung terbentuknya sumber daya manusia yang semakin berkualitas. Grafik 4.1 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok, Umur dan Jenis Kelamin di Kota Medan Tahun 2007
Septian Anhar Lubis : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Di Kota Medan, 2009. USU Repository © 2009
71
Berdasarkan gambar di atas diketahui bahwa komposisi penduduk terbesar berada pada kelompok usia 15-64 tahun sebagai kelompok usia produktif atau kelompok usia aktif secara ekonomis. Di luar kelompok usia produktif terdapat kelompok usia tidak produktif yang cenderung akan ditanggung oleh kelompok usia produktif, yang biasa disebut dengan angka beban tanggungan (ABT). Untuk Kota Medan angka beban tanggungan berkisar 45, atau sekitar setiap 45 orang ditanggung oleh 100 orang produktif. Jumlah penduduk Kota Medan yang sampai saat ini diperkirakan berjumlah 2,083 juta lebih, dan diproyeksikan mencapai 2,167 juta penduduk pada tahun 2010, ditambah beban arus penglaju juga menjadi beban pembangunan yang harus ditangani secara terpadu dan komprehensif. Disamping itu, pengendalian kuantitas, peningkatan kualitas dan pengarahan mobilitas penduduk yang sesuai dengan pertumbuhan ekonomi wilayah, sangat diperlukan pada masa datang.
4.1.3 Kondisi Iklim Kota Medan mempunyai iklim tropis dengan suhu minimum menurut Stasiun Polonia pada tahun 2006 berkisar antara 23,00C-24,10C dan suhu maksimum berkisar antara 30,60C-33,10C. Serta menurut Stasiun Sampali suhu minimumnya berkisar antara 23,60C-24,40C dan suhu maksimum berkisar antara 30,20C-32,50C. Septian Anhar Lubis : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Di Kota Medan, 2009. USU Repository © 2009
72
Selanjutnya mengenai kelembapan udara di wilayah Kota Medan rata-rata 7882 persen. Dan kecepatan angin rata-rata sebesar 0,42 m/sec sedangkan rata-rata total laju penguapan tiap bulannya 100,6 mm. Hari hujan di Kota Medan pada tahun 2006 rata-rata perbulan 19 hari dengan rata-rata curah hujan menurut Stasiun Sampali perbulannya 230,3 mm dan pada Stasiun Polonia perbulannya 211,67 mm.
4.1.4 Laju Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi merupakan salah saru ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya bidang ekonomi. Pertumbuhan tersebut merupakan gambaran tingkat pertumbuhan ekonomi yang terjadi. Untuk melihat perkembangan eknonomi tersebut secara rinci dari tahun ke tahun, disajikan melalui PDRB atas dasar harga konstan menurut lapangan usaha secara berkala pertumbuhannya. Jika terjadi pertumbuhan positif, hal ini menunjukkan adanya peningkatan perekonomian dibandingkan dengan tahun lalu. Sebaliknya apabila menunjukkan negatif, maka hal ini menggambarkan terjadinya penurunan perekonomian dibandingkan dengan tahun yang lalu.
Septian Anhar Lubis : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Di Kota Medan, 2009. USU Repository © 2009
73
Tabel 4.4 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Medan periode 2003-2007 Menurut Sektor/ Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 (%) Sektor / Lapangan Usaha
2003
2004
2005
2006
2007
1. Pertanian
4,49
1,98
1,30
0,37
5,14
2. Pertambangan & Penggalian
1,38
9,31
0,88
5,89
(10,30)
3. Industri Pengolahan
4,08
5,31
3,14
6,59
6,08
4. Listrik, Gas dan Air Bersih
7,98
6,52
2,27
5,39
2,81
5. Kontruksi
5,65
12,96
7,52
11,01
6,43
6. Perdagangan, Hotel & Restoran
3,61
5,65
10,45
6,15
5,94
7. Transportasi & Telekomunikasi
7,24
5,63
10,45
13,34
10,61
8. Keuangan & jasa Perusahaan
5,32
3,88
12,11
5,08
12,82
9. Jasa-jasa
4,42
4,98
8,00
6,34
6,83
5,06
5,46
6,98
7,76
7,78
PDRB
(Sumber: BPS, Sumatera Utara Dalam Angka 2008) Laju pertumbuhan ekonomi Kota Medan pada tahun 2007 mengalami peningkatan meskipun pertumbuhannya kecil bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pada tahun 2007 pertumbuhan ekonomi Kota Medan mencapai 7,78 persen.
Septian Anhar Lubis : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Di Kota Medan, 2009. USU Repository © 2009
74
Ada beberapa sektor yang mengalami pertumbuhan yakni pertanian sebesar 6,88 persen, sektor keuangan dan jasa perusahaan sebesar 12,82 persen, sektor jasajasa sebesar 6,83 persen. Sedangkan sektor lainnya mengalami penurunan.
4.2. Hasil Estimasi Analisis pembahasan ini dimaksud untuk mengetahui korelasi antara kedua variabel, yaitu variabel dependen (PDRB) dan variabel independen (Investasi, Jumlah Penduduk dan Pengeluaran Pemerintah). Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian di Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 1988-2007, dan telah diolah menggunakan bantuan komputer dengan menggunakan program eviews 4.1 dapat dilihat hasilnya dari tabel dibawah ini:
No
Variabel
Koefisien
Standar error
t-statistik
1
Interscep
31365568
4858121.
6.456317
2
X1
1.045794
1.070572
2.764890
3
X2
19.18849
2.700872
7.104555
4
X3
2.173467
2.658968
2.780765
5
R2
0.877770
6
Adjust R2
0.854852
7
F-statistik
38.30017
8
DW-statistik
1.762085
Septian Anhar Lubis : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Di Kota Medan, 2009. USU Repository © 2009
75
Sumber: Diolah dari data sekunder BPS Sumut
4.3. Interpretasi model Model persamaan adalah sebagai berikut :
y = α + β1 x1 + β 2 x2 + β3 x3 + µ (2) Dimana: y = PDRB (Milyar Rupiah)
α = Intercept/konstanta x1 = Investasi (Milyar Rupiah)
x2 = Jumlah Penduduk (Juta Jiwa) x3 = Pengeluaran Pemerintah (Milyar Rupiah)
β1 , β 2, β3 = Koefisien regresi µ = Tingkat Kesalahan (Term of Error)
Berdasarkan hasil regres dapat diperoleh hasil estimasi sebagai berikut: Y = 31365568 + 1,045794X1 + 19,18849***X2 + 2,173467*X3 Dari hasil estimasi di atas dapat dijelaskan pengaruh variabel independen yaitu sebagai berikut: Septian Anhar Lubis : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Di Kota Medan, 2009. USU Repository © 2009
76
a. Investasi Investasi mempunyai pengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap PDRB di Kota Medan dan besarnya koefisien adalah 1,05, artinya jika investasi meningkat sebesar 1 % maka akan menyebabkan kenaikan PDRB di Kota Medan sebesar 1,05 %. b. Jumlah Penduduk Jumlah penduduk mempunyai pengaruh positif dan signifikan dengan tingkat kepercayaan 99 % terhadap PDRB di Kota Medan dan besarnya koefisien adalah 19,19, artinya jika jumlah penduduk meningkat sebesar 1 jiwa maka akan menyebabkan kenaikan PDRB di Kota Medan sebesar
19,19 juta
Rupiah per tahun. c. Pengeluaran Pemerintah Pengeluaran pemerintah mempunyai pengaruh positif dan signifikan dengan tingkat kepercayaan 90 % terhadap PDRB di Kota Medan dan besarnya koefisien adalah 1,17, artinya jika pengeluaran pemerintah meningkat sebesar 1 % maka akan menyebabkan kenaikan PDRB di Kota Medan sebesar 1,17 %.
4.4 Test of Goodness of Fit (Uji Kesesuaian) 1. Koefisien Determinasi (R2) Koefisien determinasi dilakukan untuk melihat seberapa besar kemampuan variabel independent secara bersama dapat memberi penjelasan terhadap variabel Septian Anhar Lubis : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Di Kota Medan, 2009. USU Repository © 2009
77
dependen. Dari hasil regresi diperoleh nilai R2 = 0,877770, yang berarti bahwa variabel PDRB di Kota Medan sebagai variabel dependen mampu dijelaskan oleh variabel-variabel independen yaitu investasi, jumlah penduduk, pengeluaran pemerintah sebesar 87,78 % dan sisanya sebesar 12,22 % dijelaskan oleh variabel lain di luar model.
2. Uji t-statistik (uji parsial) Uji t-statistik merupakan suatu pengujian yang bertujuan untuk mengetahui apakah masing-masing koefisien regresi signifikan atau tidak terhadap variable dependen dengan variabel lainnya konstan. Dalam uji ini digunakan hipotesis sebagai berikut: Ho : bi = 0 (tidak signifikan) Ha : bi ≠ 0 (signifikan) 1. Variabel Investasi (X1) Dari hasil analisa diketahui t-hitung = 2,764890
α = 5%
1 α = 0,025 2
Df = n-k-1 = 20-3-1 = 16
t-tabel = 2,120
Ha diterima
Ha diterima
Ho diterima Septian Anhar Lubis : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Di Kota Medan, 2009. USU Repository © 2009
78
-2,764890
-2,120
0
2,120
2,764890
Gambar 4.2 Kurva uji t-statistik variabel Investasi Dari hasil estimasi di atas dapat diketahui bahwa investasi signifikan pada
α = 5% dengan t-hitung > t- tabel (2,764890 > 1,746). Dengan demikian Ha diterima, artinya variabel investasi berpengaruh nyata terhadap variabel PDRB pada tingkat kepercayaan 95%. Hasil dari uji t di atas menunjukkan bahwa investasi berpengaruh positif terhadap PDRB di Kota Medan dan sudah sesuai dengan hipotesis dan signifikan secara statistik.
2. Variabel Jumlah Penduduk (X2) Dari hasil analisa diketahui t-hitung = 7,104555
α = 5%
1 α = 0,025 2
Df = n-k-1 = 20-3-1 = 16
t-tabel = 2,120
Ha diterima
Ha diterima
Ho diterima
-7,104555
-2,120
0
2,120
7,104555
Septian Anhar Lubis : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Di Kota Medan, 2009. USU Repository © 2009
79
Gambar 4.3 Kurva uji t-statistik variabel jumlah penduduk Dari hasil estimasi di atas dapat diketahui bahwa jumlah penduduk signifikan pada α = 5% dengan t-hitung > t- tabel (7,104555 > 2,120 ). Dengan demikian Ha diterima, artinya variabel jumlah penduduk berpengaruh nyata terhadap variabel PDRB pada tingkat kepercayaan 95%. Hasil dari uji t di atas menunjukkan bahwa jumlah penduduk berpengaruh positif terhadap PDRB di Kota Medan dan sudah sesuai dengan hipotesis dan signifikan secara statistik.
3. Variabel Pengeluaran Pemerintah Dari hasil analisa diketahui t-hitung = 2,780765
α = 5%
1 α = 0,025 2
Df = n-k-1 = 20-4-1 = 16
t-tabel = 2,120
Ha diterima
Ha diterima
Ho ditolak
-2,780765 -2,120
0
2,120
2,780765
Gambar 4.4 Kurva uji t-statistik variabel pengeluaran pemerintah
Septian Anhar Lubis : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Di Kota Medan, 2009. USU Repository © 2009
80
Dari hasil estimasi di atas dapat diketahui bahwa variabel pengeluaran pemerintah signifikan pada α = 5% dengan t-hitung > t- tabel (2,780765 > 2,120). Dengan demikian Ha diterima, artinya variabel pengeluaran pemerintah berpengaruh nyata terhadap variabel PDRB pada tingkat kepercayaan 95%. Hasil dari uji t di atas menunjukkan bahwa pengeluaran pemerintah berpengaruh positif terhadap PDRB di Kota Medan dan sudah sesuai dengan hipotesis dan signifikan secara statistik.
3. Uji F-statistik (Uji keseluruhan) Uji F-statistik ini adalah pengujian yang bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen (investasi, jumlah penduduk dan pengeluaran pemerintah) secara keseluruhan atau bersama-sama terhadap variabel dependen (PDRB). Hipotesis dirumuskan sebagai berikut: Ho; b1 = b2 = ... = bk = 0 , artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-sama (simultan) dari seluruh variabel bebas terdapat variabel terikat (Y). Ha; b1 ≠ b2 ≠ ... ≠ bk ≠ 0 , artinya terdapat pengaruh yang signifikan secara bersamasama (simultan) dari seluruh variabel bebas terhadap variabel terikat (Y). (Gujarati, 1995: 121) Dari hasil regresi diketahui F-hitung = 38,30017, dimana:
α = 5%, n = 20, k = 3 Septian Anhar Lubis : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Di Kota Medan, 2009. USU Repository © 2009
81
df = (k-1, n-k) = (3-1, 20-3) = ( 2, 17 )
F-tabel = 3,59
Hasil yang diperoleh adalah nilai F-hitung (38,30017) > F-tabel (3,59) maka keputusannya adalah Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti bahwa investasi, jumlah penduduk dan pengeluaran pemerintah berpengaruh secara signifikan terhadap PDRB di Kota Medan.
H0 diterima Ha diterima
3,59
38,3001
Gambar 4.5 Kurva uji F-statistik
4.5 Uji Penyimpangan Asumsi Klasik 1. Multikolinieritas Keberadaan multikolinieritas dapat diketahui dengan menggunakan uji multikolinieritas yaitu dengan meregres masing-masing variabel independen. Jika R2nya lebih kecil dari R2 model maka di dalam model tidak terdapat multikolinieritas.
Septian Anhar Lubis : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Di Kota Medan, 2009. USU Repository © 2009
82
Tetapi apabila R2nya lebih besar daripada R2 model maka di dalam model terdapat multikolinieritas. Atau dapat dijelaskan sebagai berikut : Jika: R2 1,2,3 < R2 model: tidak ada multikolinieritas R2 1,2,3 > R2 model: ada multikolinieritas Berdasarkan uji R2 1,2,3 < R2 model: tidak ada multikolinieritas (lihat lampiran 3) dapat disimpulkan bahwa di dalam model tidak terdapat R2
1,2,3
< R2 model: tidak
ada multikolinieritas karena R2 1,2,3 < R2 model.
2. Autokorelasi Hipotesis :
Ho : ρ = 0, artinya tidak ada autokorelasi
Ho : ρ ≠ 0, artinya ada autokorelasi DW-hitung = 1,762085
α = 5% , k=3, n= 20 DWL
= 1,00 DWU = 1,68
4-DWL = 3
4-DWU = 2,32
Kesimpulan yang diambil adalah Dwu < Dw < 4-Dwu dimana 1,68 < 1,762085 < 2,32. Hal ini berarti Ho diterima, tidak terdapat autokorelasi pada tingkat kepercayaan 95%.
Septian Anhar Lubis : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Di Kota Medan, 2009. USU Repository © 2009
83
Tidak ada autokorelasi
Inconclusive
Inconclusive
Autokorelasi (-)
Autokorelasi (+) Ho: Accept
0
1,00
1,68
1,76
2
2,32
3.1
4
Gambar 4.6 Uji Durbin Watson Statistik
Septian Anhar Lubis : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Di Kota Medan, 2009. USU Repository © 2009
84
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh investasi, jumlah penduduk, dan pengeluaran pemerintah terhadap pertumbuhan PDRB di Kota Medan, maka ada beberapa kesimpulan yang dapat penulis paparkan di sini, yaitu: 1. Investasi memiliki pengaruh yang positif terhadap PDRB di Kota Medan. Hal ini dapat kita lihat atau ditunjukkan oleh koefisien investasi yaitu sebesar 1,045794. Artinya setiap kenaikan investasi 1 % maka PDRB akan naik sebesar 1,04 %, cateris paribus. 2. Jumlah penduduk memiliki pengaruh yang positif terhadap PDRB di Kota Medan. Hal ini dapat kita lihat atau ditunjukkan oleh koefisien jumlah penduduk yaitu sebesar 19,18849. Artinya setiap kenaikan jumlah penduduk sebesar 1 % maka PDRB akan naik sebesar 19,18 %, cateris paribus. 3. Pengeluaran pemerintah mempunyai hubungan yang positif terhadap PDRB di Kota Medan. Hal ini dapat kita lihat atau ditunjukkan oleh koefisien Septian Anhar Lubis : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Di Kota Medan, 2009. USU Repository © 2009
85
pengeluaran pemerintah yaitu sebesar 2,173467. Artinya setiap kenaikan pengeluaran pemerintah sebesar 1 % maka PDRB akan naik sebesar 2,17 %, cateris paribus.
5.2 Saran 1. Jumlah penduduk dalam analisis ini mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap pertumbuhan PDRB di Kota Medan. Oleh karena itu diharapkan kepada Pemerintah Kota Medan agar dapat menyediakan lapangan usaha bagi masyarakat. Sehingga diharapkan jumlah penduduk di Kota Medan yang terus bertambah dapat diberdayakan dengan baik. Sehingga menjadi masyarakat yang potensial untuk pertumbuhan ekonomi. 2. Lembaga keuangan dan Pemerintah Kota Medan diharapkan agar menjalin kerjasama yang baik untuk dapat menarik investor-investor di Kota Medan. Sehingga tingkat investasi dapat bertambah dan ketrsediaan lapangan pekerjaan juga bertambah bagi masyarakat. 3. Pemerintah Kota Medan harus berusaha agar dana untuk pengeluaran pemerintah dapat dimaksimalkan untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi yang lebih baik. Sehingga masyarakat miskin tidak bertambah dan kondisi sosial masyarakat dapat terkendali dengan baik. Septian Anhar Lubis : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Di Kota Medan, 2009. USU Repository © 2009
86
DAFTAR PUSTAKA Boediono. 1988. Teori Pertumbuhan Ekonomi. Yogyakarta : BPFE Daniel, Moehar. 2002. Metode Penelitian Sosial Ekonomi. Jakarta : Bumi Aksara Djojohadikusuma, Soemitro. 1994. Dasar Teori Ekonomi Pertumbuhan dan Ekonomi Pembangunan. Jakarta : LP3ES Hakim, Abdul.2004. Ekonomi Pembangunan. FE UII Yogyakarta : Ekonisia Jhinghan, M.L. 1996. Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada Laporan Perekonomian Indonesia. Jakarta – Indonesia : BPS Lembaga Ketahanan Nasional. 1997. Pembangunan Nasional. Jakarta : Balai Pustaka Mangkoesoebroto, Guritno. 2001. Ekonomi Publik. Yogyakarta : BPFE Medan Dalam Angka. Medan : BPS Pratomo, Wahyu Ario dan Paidi Hidayat. 2007. Pedoman Praktis Penggunaan Eviews dalam Ekonometrika. Medan : USU Press. Sirojuzilam. 2008. Disparitas Ekonomi dan Perencanaan Regional. Pustaka Bangsa Press Septian Anhar Lubis : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Di Kota Medan, 2009. USU Repository © 2009
87
Sukirno, Sadono. 2006. Ekonomi Pembangunan. Jakarta : Kencana _____________. 2003. Pengantar Teori Mikroekonomi. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada Sumatera Utara Dalam Angka. Sumatera Utara : BPS Todaro, Michael P. 2000. Pembangunan Ekonomi. Jakarta : Bumi Aksara
Websites : http://www.pemkomedan.go.id/gallery.php di akses 20 Februari 2009 http://www.pustaka.net/tugas.akhir/skripsi.hukum di akses 05 Januari 2009 http://www.wattpad.com/user_publicprofile?username=rizal_kaza
di
akses
25
Februari 2009 http://www.wikipedia.org/w/index.php?title=Kota_Medan&action=edit di akses 14 Januari 2009
Septian Anhar Lubis : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Di Kota Medan, 2009. USU Repository © 2009
88
Lampiran 1 :
Tahun
PDRB Kota Medan ADHK 1993 (Juta Rupiah)
Investasi (Juta Rupiah)
Jumlah Penduduk (Jiwa)
Pengeluaran Pemerintah (Juta Rupiah)
1988
1198357.840
1862180
1655728
32226.020
1989
1356237.700
1661440
1692865
34342.784
1990
1485665.000
1482230
1730725
40545.999
1991
1582056.000
1635630
1767470
65781.170
1992
1373277.000
1422000
1809700
65981.989
1993
4382251.470
1539710
1842300
86670.319
1994
4686620.420
1586240
1867100
84922.057
1995
4992604.220
1723100
1888305
82676.442
1996
5479426.250
1900870
1895315
148478.860
1997
5903111.600
1518140
1899028
173363.568
1998
4833911.190
5007000
1901067
122498.333
1999
5003957.970
1153660
1902500
231593.693
2000
5274101.210
1013040
1904273
219279.136
2001
5549453.200
9640200
1926520
542656.807
2002
5799222.070
8501180
1963882
761842.750
Septian Anhar Lubis : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Di Kota Medan, 2009. USU Repository © 2009
89
2003
6107457.230
1130190
1993602
1165134.083
2004
6425041.170
1125070
2006142
1118138.881
2005
6793352.399
1179100
2036185
1219659.902
2006
7320757.110
1474400
2067288
1219659.902
2007
7890212.260
1289400
2083156
1219659.902
Lampiran 2 Hasil Regres :
y = α + β1 x1 + β 2 x2 + β 3 x3 + µ (2)
Dependent Variabel: Y Method: Least Squares Date: 02/17/09 Time: 19:43 Sample: 1988 2007 Included observations: 20 Variabel
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C
31365568
4858121.
6.456317
0.0000
X1
1.045794
1.070572
2.764890
0.5256
X2
19.18849
2.700872
7.104555
0.0000
X3
2.173467
2.658968
2.780765
0.0939
R-squared
0.877770
Mean dependent var
4535393.
Adjusted R-squared
0.854852
S.D. dependent var
1953627.
S.E. of regression
744299.4
Akaike info criterion
30.05513
Sum squared resid
8.86E+12
Schwarz criterion
30.25428
Septian Anhar Lubis : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Di Kota Medan, 2009. USU Repository © 2009
90
Log likelihood
-296.5513
F-statistic
38.30017
Durbin-Watson stat
1.762085
Prob(F-statistic)
0.000000
Lampiran 3 Dependent Variabel: X1 Method: Least Squares Date: 02/20/09 Time: 06:14 Sample: 1988 2007 Included observations: 20 Variabel
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C X2
11623561 6.390519
19139947 10.60648
0.607293 0.602511
0.5517 0.5548
X3
1.975983
2.597255
0.760796
0.4572
R-squared Adjusted R-squared
0.257843 0.170530
Mean dependent var S.D. dependent var
1318252. 3230002.
S.E. of regression
2941731.
Akaike info criterion
32.76438
Sum squared resid
1.47E+14
Schwarz criterion
32.91374
Log likelihood
-324.6438
F-statistic
2.953101
Durbin-Watson stat
1.225586
Prob(F-statistic)
0.079289
Dependent Variabel: X2 Method: Least Squares Date: 02/20/09 Time: 06:15 Septian Anhar Lubis : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Di Kota Medan, 2009. USU Repository © 2009
91
Sample: 1988 2007 Included observations: 20 Variabel
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C X1
1802927. 0.003272
20215.95 0.005430
89.18338 0.602511
0.0000 0.5548
X3
0.195523
0.036364
5.376835
0.0001
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression
0.715832 0.682401 66560.88
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion
1891658. 118108.0 25.18710
Sum squared resid
7.53E+10
Schwarz criterion
25.33646
Log likelihood
-248.8710
F-statistic
21.41192
Durbin-Watson stat
0.192446
Prob(F-statistic)
0.000023
Dependent Variabel: X3 Method: Least Squares Date: 02/20/09 Time: 06:15 Sample: 1988 2007 Included observations: 20 Variabel
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C
-5682612.
1121073.
-5.068904
0.0001
X1
0.016663
0.021903
0.760796
0.4572
X2
3.220668
0.598990
5.376835
0.0001
R-squared
0.719321
Mean dependent var
431755.2
Adjusted R-squared
0.686300
S.D. dependent var
482320.9
S.E. of regression
270142.9
Akaike info criterion
27.98877
Sum squared resid
1.24E+12
Schwarz criterion
28.13813
Log likelihood
-276.8877
F-statistic
21.78367
Septian Anhar Lubis : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Di Kota Medan, 2009. USU Repository © 2009
92
Durbin-Watson stat
0.281240
Prob(F-statistic)
0.000020
Septian Anhar Lubis : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Di Kota Medan, 2009. USU Repository © 2009