Ekonomi Pembangunan
ANALISIS PERTUMBUHAN EKONOMI KOTA MEDAN DENGAN PENDEKATAN ERROR CORRECTION MODEL (ECM) Anton A.P. Sinaga* Selamat Siregar Fakultas Ekonomi Universitas Metodhist Indonesia, Jl Hang Tuah no 8, Madras Hulu Medan Polonia Abstract Economic growth is one of the important indicators in the analysis of the economic development that occurs in a country or region. Economic growth is the process whereby an increase in real gross national product or national income real. The purpose of this study was to determine whether the inflation, interest rates and exchange rates affect economic growth in the short term and long term in the city of Medan. Samples taken include data on inflation, Interest Rate, exchange rate, Economic Growth Medan City Year 2000-2015. The analysis tool used is the Engle-Granger Error Correction Model (EGECM). Data processing is done electronically ie using Eviews Software 7.0, The research results in the short term is the variable interest rate and exchange rate SBI has a significant influence on the economic growth of the city of Medan. While the inflation variable does not have a significant impact on economic growth in the city of Medan. In the variable length SBI inflation and interest rates have a significant influence on the economic growth of the city of Medan. While the variable rate has no significant effect on economic growth in the city of Medan. The magnitude of the influence of the independent variables of inflation, SBI interest rate and the exchange rate against the growth of the city of Medan in the short term by 42.64% and for the long term at 66.74 and the rest describe the influence of variables outside the model. Keywords: Inflation, Interest Rates, Exchange Rate, Economic Growth, ECM
adalah proses dimana terjadi kenaikan produk nasional bruto riil atau pendapatan nasional riil.
Pendahuluan
P
embangunan ekonomi tak dapat lepas dari pertumbuhan ekonomi (economic growth); pembangunan ekonomi mendorong pertumbuhan ekonomi, dan sebaliknya, pertumbuhan ekonomi memperlancar proses pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi pada hakekatnya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraaan masyarakat, dalam rangka meningkatkan kesejahteraaan masyarakat diperlukan pertumbuhan ekonomi yang meningkat. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang penting dalam melakukan analisis tentang pembangunan ekonomi yang terjadi pada suatu negara ataupun daerah. Pertumbuhan ekonomi
Produk Domestik Regional Kota Medan atas dasar harga konstan terus meningkat setiap tahunnya, dengan pertumbuhan rata-rata 6,6 % per tahun. Peningkatan PDRB harga konstan Kota Medan menunjukkan adanya kemampuan sumber daya ekonomi yang dihasilkan di Kota Medan. Nila PDRB yang besar menunjukkan kemampuan sumber daya ekonomi yang besar, begitu juga sebaliknya. Pertumbuhan Domestik Regional Kota Medan mengalami peningkatan menunjukkan adanya peningkatan nilai rupiah yang berlaku dari output perekonomian Kota Medan. Dalam kurun waktu tahun 2012-2015 PDRB Kota Medan atas
*
Alamat Untuk Korespondensi: FE Universitas Metodhist Indonesia, Jl Hang Tuah no 8,Madras Hulu Medan Polonia Telp/Fax (061) 415-7882. E-mail:
[email protected]
ISSN: 0854 - 8153
19
Volume 23 No. 1 Maret 2016
Ekonomi Pembangunan
dasar harga konstan berturut-turut mengalami peningkatan yang cukup signifikan.
PDRB atas dasar harga konstan tahun 2012-2015 dapat di lihat dari tabel di bawah ini :
Tabel 1. PDRB Kota Medan Atas Dasar Harga Konstan (ADHK-2000) Tahun 2012-2015 (dalam Milliard Rupiah) Sektor
Data 2012
Sektor Primer Pertanian Pertambangan Dan Penggalian Sektor Sekunder Industri Pengolahan Listrik, Gas, Dan Air Bersih Konstruksi Sektor Tersier Perdagangan, Hotel, Dan Restoran Transportasi Dan Komunikasi Keuangan Dan Jasa Perusahaan Jasa-jasa
2013
2014
2015
849,53 0,55
880,47 0,53
860,86 0,53
888.41 0.53
5.144,02 532,92 4.612,72
5.332,92 555,27 4.952,40
5.536,27 580,54 5.309,48
5.740,83 606,66 5.696,55
11.238,28
12.384,75
12.182,63
13.400.20
8.619,36 6.084,63 4.437,33
9.847,89 6.642,54 4.753,22
7.618,29 7.234,59 5.151,38
8.700.08 7.878,46 5.940,00
41.519,32
43.303,96
45.474,58
49.471,08
PDRB
Sumber: BPS Kota Medan
Tabel 1 diatas dapat diketahui bahwa setor penyumbang bagi PDRB Kota Medan dari tahun 2012-2015 adalah sektor tersier. Sektor ini menyumbang 64,68 % PDRB Kota Medan pada tahun 2015. Sektor tersier merupakan produk unggulan Kota Medan, sedangkan sektor primer merupakan sektor yang memiliki kontribusi paling rendah dalam pembentukan Produk Domestik Regional Bruto Kota Medan. Hal menunjukkan sektor tersier menyerap tenaga kerja lebh besar dibandingkan dengan di sektor sekunder maupun sektor primer. Sektor primer yang menyumbang PDRB lebih kecil menggambarkan masyarakat yang bekerja sangat sedikit dibidang pertanian. Kebijakan moneter berfungsi sebagai instrumen/cara untuk mempengaruhi perekonomian. Kebijakan moneter sebagai sebuah cara,
ISSN: 0854 - 8153
dipergunakan untuk mencapai tujuan/sasaran ekonomi yang diharapkan, salah satu di antaranya adalah untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi. Peran dan fungsi kebijakan moneter adalah dengan menjaga agar nilai kurs mata uang stabil sesuai yang diharapkan, maka Bank Indonesia melakukan kebijakan moneter berupa operasi pasar terbuka, dan menjaga kestabilan harga barang dan jasa tetap stabil sehingga dapat menjalankan usahanya dengan melakukan kebijakan moneter berupa menaikkan atau menurunkan suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI), serta menurunkan laju inflasi yaitu melakukan kebijakan moneter untuk menurunkan jumlah uang yang beredar. Berdasarkan uraian latar belakang yang telah disampaikan di atas, menunjukan bahwa
20
Volume 23 No. 1 Maret 2016
Ekonomi Pembangunan
betapa pentingnya kebijakan moneter terhadap pertumbuhan perekonomian. Sehubungan dengan itu maka penulisan berusaha melakukan penelitian faktor tingkat inflasi, suku bunga BI dan kurs dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Kota Medan dalam jangka pendek dan jangka panjang di Kota Medan.
lebih kecil dari tingkat pertumbuhan penduduk. Berbicara mengenai pertumbuhan ekonomi tidak terlepas dari pembangunan ekonomi itu sendiri sebab di dalam pertumbuhan ekoomi juga disertai dengan peningkatan kegiatan pembangunan yang mana tujuannya adalah untuk meningkatkan pendapatan perkapita yang tinggi (Sukirno, 1985).
Rumusan Masalah
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah inflasi, suku bunga SBI dan kurs mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dalam jangka pendek dan jangka panjang di Kota Medan.
Schumpeter mengartikan pertumbuhan ekonomi (growth) sebagai peningkatan output masyarakat yang disebabkan oleh semakin banyaknya jumlah factor produksi masyarakat tanpa adanya perubahan cara-cara atau teknologi produksi itu sendiri. Menurut Karjoredjo, pembangunan ekonomi ataupun pertumbuhan ekonomi, termaksud pembangunan daerah merupakan proses kenaikan pendapatan masyarakat di suatu daerah dalam jangka panjang. Pendapatan masyarakat di sini lebih ditekankan pada pendapatan riil dan pendapatan masyarakat perkapita orang (Karjoredjo, 1999: 35)
Manfaat Penelitian
Suku Bunga SBI
Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Sebagai bahan studi dan tambahan ilmu pengetahuan bagi peneliti di lingkungan universitas di Indonesia. 2. Bagi pihak pemerintah daerah Kota Medan dan Bank Indonesia, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan tentang kebijakan sehubungan dengan pertumbuhan ekonomi di Kota Medan. 3. Bagi peniliti selanjutnya dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan dan referensi guna penyempurnaan hasil penelitian yang sudah ada.
Menurut Eachern (2000) bunga atau interest adalah sejumlah uang yang dibayarkan oleh peminjam kepada pemberi pinjaman. Tingkat bunga adalah harga dari penggunaan uang atau dana untuk jangka waktu terentu atau biasanya juga dipandang sebagai sewa atas penggunaan uang untuk jangka waktu tertentu. Pengertian tingkat bunga sebagai harga biasanya juga dinyatakan sebagai harga yang harus diyar apabila terjadi pertukaran antara satu rupiah sekarang dan satu rupiah di masa yang akan datang dengan demikian tingkat suku bunga berkaitan sekali dengan kurun waktu di dalam kegiatan ekonomi sehari-hari. (Kasmir, 2003)
Tinjauan Pustaka
Suku Bunga Indonesia (SBI) Suku bunga merupakan salah satu variabel dalam perekonomian yang senantiasa diamati secara cermat karena dampaknya yang luas. Ia mempengaruhi secara langsung kehidupan masyarakat keseharian dan mempunyai dampak penting terhadap kesehatan perekonomian. Jadi,
Rumusan penelitian ini adalah sebagai berikut adalah apakah inflasi, suku bunga SBI dan kurs mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dalam jangka pendek dan jangka panjang di Kota Medan? Tujuan Penelitian
Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai kenaikan Gross Domestik Product tanpa memandang apakah kenaikan itu lebih besar atau
ISSN: 0854 - 8153
21
Volume 23 No. 1 Maret 2016
Ekonomi Pembangunan
suku bunga adalah harga dari meminjam uang untuk menggunakan daya belinya. (Puspopranoto, 2004)
Nilai tukar atau kurs merupakan harga mata uang satu negara terhadap harga mata uang negara lain. Menurut Krugman (2000) mengartikan nilai tukar adalah harga sebuah mata uang dari sebuah Negara yang diukur dan dinyatakan dengan mata uang lain. Nilai tukar mata uang dapat didefinisikan sebagai harga relatif dari mata uang terhadap mata uang Negara lainnya. Pergerakan nilai tukar di pasar dapat dipengaruhi oleh faktor fundamental dan non fundamental. Faktor fundamental ini tercermin dari variable-variabel ekonomi makro.
Inflasi Inflasi adalah kecenderungan dari hargaharga untuk menaik secara umum dan terusmenerus. (Boediono, 2001) Yang dimaksud dengan inflasi adalah proses kenaikan harga-harga umum barang-barang secara terus-menerus selama satu periode tertentu. (Nopirin, 2000) inflasi adalah naiknya harga-harga barang secara terus-menerus dalam suatu periode tertentu dan diperlukan penanganan khusus untuk menanggulanginya. Masyarakat membutuhkan keadaan dimana harga barang dan jasa tetap stabil sehingga dapat menjalankan usahanya. Untuk menciptakan keadaan seperti itu, maka Bank Indonesia dapat melakukan kebijakan moneter berupa menaikkan atau menurunkan suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Tujuan kebijakan ini adalah untuk menurunkan atau menaikkan jumlah uang yang beredar (JUB). Apabila harga barang dan jasa naik terus-menerus (tidak stabil) maka Bank Indonesia menaikkan suku bunga Sertifikat Bank Indonesia agar jumlah uang yang beredar berkurang sehingga laju kenaikan harga barang dan jasa dapat dikurangi.
Keadaan ekonomi yang kondusif memungkinkan terjadinya pertumbuhan ekonomi. Adanya kestabilan nilai kurs mata uang serta kestabilan harga barang dan jasa sangat dibutuhkan para investor atau pengusaha dalam menjalankan kegiatan ekonomi. Kegiatan ekonomi yang berjalan baik menciptakan pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Untuk menjaga agar nilai kurs mata uang stabil sesuai yang diharapkan, maka Bank Indonesia melakukan kebijakan moneter berupa operasi pasar terbuka. Dalam keadaan apabila nilai kurs mata uang rupiah merosot tajam dibanding dollar Amerika Serikat, maka Bank Indonesia melakukan intervensi pasar dengan menjual dollar. Hipotesis 1. Secara simultan inflasi, suku bunga dan kurs memiliki pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi dalam jangka pendek di Kota Medan. 2. Secara simultan inflasi, suku bunga dan kurs memiliki pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi dalama jangka panjang di Kota Medan.
Apabila terjadi inflasi yang tinggi, Bank Indonesia dapat melakukan kebijakan moneter untuk menurunkan jumlah uang yang beredar (JUB). Untuk menurunkan jumlah uang yang beredar, kebijakan moneter yang diambil dapat berupa menaikkan atau menurunkan suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) atau pun dengan kebijakan moneter lainnya yaitu reserve requirements. Untuk menurunkan laju inflasi berarti jumlah uang yang beredar harus dikurangi. Untuk itu, dengan kebijakan reserve requirements, Bank Indonesia menetapkan kenaikan cadangan minimum dari bank-bank umum.
Metode Penelitian Teknik Penentuan Sampel Dalam penelitian ini sample yang diambil mencakup data Inflasi, SBI, Kurs (Rp/$), Pertumbuhan Ekonomi Kota Medan pada Tahun
Nilai Tukar (Kurs)
ISSN: 0854 - 8153
22
Volume 23 No. 1 Maret 2016
Ekonomi Pembangunan
2000-2015. Akan tetapi ketidak tersediaan dalam bentuk /kuartal diperlukan cara untuk membagi data tahunan secara otomatis. Untuk merubah data Inflasi, SBI, kurs dan pertumbuhan ekonomi Kota Medan secara tahunan menjadi kuartal digunakan metode yang disebut Qudratic Match Sum. Metode ini membagi data tahunan menjadi data kuartal dengan metode interpolasi. Hasil interpoasi tersebut tidak sama dengan antara yang satu dengan yang lain, namun dan bentuk dari data apabila data kuartal dijumlahkan maka jumlahnya sama seperti data aslinya. Quadratic Match Sum tidak akan merubah sifat data dan bentuk dari data data dan mengasumsikan data tahunan menjadi bersifat linear. Metode interpolasi menggunakan bantuan software Eviews 7, maka data tahunan dari data Inflasi, SBI, Kurs (Rp/$) dan Pertumbuhan Ekonomi Kota Medan pada Tahun 2000-2015 menjadi data kuartal selama 16 tahun akan menjadi 64 data.
Dalam penelitian ini sample yang diambil mencakup data Inflasi, SBI, Kurs (Rp/$), Pertumbuhan Ekonomi Kota Medan pada Tahun 2000-2015. Akan tetapi ketidak tersediaan dalam bentuk /kuartal diperlukan cara untuk membagi data tahunan secara otomatis. Untuk merubah data Inflasi, SBI, kurs dan pertumbuhan ekonomi Kota Medan secara tahunan menjadi kuartal digunakan metode yang disebut Qudratic Match Sum. Metode ini membagi data tahunan menjadi data kuartal dengan metode interpolasi. Hasil interpoasi tersebut tidak sama dengan antara yang satu dengan yang lain, namun dan bentuk dari data apabila data kuartal dijumlahkan maka jumlahnya sama seperti data aslinya. Quadratic Match Sum tidak akan merubah sifat data dan bentuk dari data data dan mengasumsikan data tahunan menjadi bersifat linear. Metode interpolasi menggunakan bantuan software Eviews 7, maka data tahunan dari data Inflasi, SBI, Kurs (Rp/$) dan Pertumbuhan Ekonomi Kota Medan pada Tahun 2000-2015 menjadi data kuartal selama 16 tahun akan menjadi 64 data. Adapun data observasi tersebut memliki rentang waktu 2000:Q1 sampai dengan 2015:Q4.
Jenis dan Sumber Data Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data yang bisa dikumpulkan atau diperoleh dari instansi yang ada hubungannya dengan penelitian ini, atau data yang sudah dipublikasikan dan bisa diambil dari instansi yang terkait.
Model Analisis Alat analisis yang digunakan adalah EngleGranger Error Correction Model (EG-ECM). Pengolahan data dilakukan secara elektronik yakni menggunakan Software Eviews 7.0 untuk mempercepat perolehan hasil yang dapat menjelaskan variabel-variabel yang diteliti. Bentuk Error Correction Model (Insukindro, 1991) adalah sebagai berikut :
Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari : BPS (Badan Pusat Statistik) dan Bank Indonesia Teknik Pengumpulan
% PDRB t f ( INF t , SBI t , EXC t , et ) D % PDRB t b 0 b1 DINF t b 2 DSBI t b3 DEXC t b 4 INF t 1 b5 SBI t 1 b 6 EXC t 1 b 7 [( INF t 1 SBI t 1 EXC t 1 )] Keterangan :
ISSN: 0854 - 8153
23
Volume 23 No. 1 Maret 2016
Ekonomi Pembangunan
%PDRBt INFt SBIt EXCt et
: : : : :
Pertase Pertumbuhan Ekonomi di Kota Medan pada periode t. Tingkat Inflasi pada periode t. Tingkat Bunga Sertifikat Bank Indonesia pada periode t Nilai Tukar Rupiah pada periode t. Error Distribunce pada periode t.
Dalam melakukan analisis data time series (runtun waktu), maka perlu dilakukan pengujian akar-akar unit untuk memenuhi kesahihan analisis Error Correction Model (ECM). Hal ini menunjukkan bahwa data yang digunakan harus bersifat stasioner atau dengan kata lain perilaku data yang stasioner adalah memiliki varians yang tidak terlalu besar dan mempunyai kecenderungan untuk mendekati nilai rata-ratanya. Setelah kondisi stationeritas melalui uji akar-akar unit dan derajat integrasi dipenuhi, maka langkah selanjutnya adalah melakukan uji kointegrasi (Cointegration test) melalui uji statistik CRDW (Cointegrating Regression Durbin Watson), uji DF (Dickey Fuller) dan uji ADF (Augmented Dickey Fuller), untuk mengetahui parameter jangka panjang.
Akar. tetapi, ada juga yang menyebubrya dengan structural shift atau jump (Artetfianto, 2012). Oleh karena perubahan struktural ini, maka bisa diartikan bahwa nilai parameter dari model tidak sama sepanjang periodenya (Gujarati dan Porter, 2010). Perubahan struktural bisa terjadi karena kekuatan eksternal, perubahan kebijakan, tindakan pemerintah, maupun penyebab lainnya (Gujarati, 2003). Pola hubungan suatu variabel dengan variabel lain sangat mungkin berbeda antara satu periode dengan periode lainnya. Untuk mengetahui stabilitas parameter dari suatu persamaan dalam satu seri data runtut waktu dapat digunakan chow test. Uji ini pertama kali dikemukan oleh Chow (1960). Salah satu metode yang dapat digunakan dalam chow test adalah chow's breakpoint test. Metode ini memiliki tujuan untuk mencocokkan persamaan secara terpisah untuk setiap sub sampel dan melihat apakah terdapat perbedaan yang signifikan dalam persamaan yang diestimasi (Anonim, 2004)
Chout Test Dalam mengestimasi model yang menggunakan data time senes, dimungkinkan muncuhya perubahan struktural (structural break).
Hasil Penelitan
ISSN: 0854 - 8153
24
Volume 23 No. 1 Maret 2016
Ekonomi Pembangunan
Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi Kota Medan tahun 2000-2015 dapat dilihat dari Gambar 1. dibawah ini: Gambar 1. Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi (%)
Sumber : BPS Kota Medan
Gambar 1. diatas dapat dilihat bahwa pertumbuhan ekonomi di Kota Medan dari tahun 2000-2015 mengalami fluktuasi yang signifikan. Kurun waktu selama 16 tahun pertumbuhan ekonomi Kota Medan memiliki rata – rata sebesar 6,59 % per tahunnya. Pertumbuhan ekonomi Kota
Medan tertinggi terjadi pada tahun 2007 yaitu sebesar 7,78 % dan yang terendah terjadi pada tahun 2000 yaitu hanya sebesar 4,40%.
Tingkat Inflasi Tingkat Inflasi Kota Medan tahun 2000-2015 dapat dilihat dari Gambar 2. dibawah ini : Gambar 2. Perkembangan Inflasi (%)
Sumber : BPS Kota Medan
ISSN: 0854 - 8153
25
Volume 23 No. 1 Maret 2016
Ekonomi Pembangunan
Gambar 2 diatas dapat dilihat bahwa tingkat inflasi di Kota Medan dari tahun 20002015 mengalami fluktuasi yang signifikan. Kurun waktu selama 16 tahun tingkat inflasi Kota Medan memiliki rata – rata sebesar 7,95 % per tahunnya.
Tingkat inflasi Kota Medan tertinggi terjadi pada tahun 2005 yaitu sebesar 22,91 % dan yang terendah terjadi pada tahun 2009 yaitu hanya sebesar 2,69 %.
Suku Bunga SBI Tingkat suku bunga SBI tahun 2000-2015 dapat dilihat dari Gambar 3. dibawah ini: Gambar 3. Perkembangan SBI Nominal (%)
Sumber : Bank Indonesia
Gambar 3. Di atas dapat dilihat bahwa tingkat SBI dari tahun 2000-2015 mengalami fluktuasi yang signifikan. Kurun waktu selama 16 tahun tingkat SBI memiliki rata – rata sebesar 9,26 % per tahunnya. SBI tertinggi terjadi pada tahun
2001 yaitu sebesar 17,62 % dan yang terendah terjadi pada tahun 2012 yaitu hanya sebesar 5,77 %.
Nilai Tukar (Rp/$) Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS tahun 2000-2015 dapat dilihat dari Gambar 4. dibawah ini : Gambar 4. Perkembangan Kurs (Rp/$)
Sumber : Bank Indonesia
ISSN: 0854 - 8153
26
Volume 23 No. 1 Maret 2016
Ekonomi Pembangunan
Gambar 4. di atas dapat dilihat bahwa tingkat kurs dari tahun 2000-2015 mengalami fluktuasi yang signifikan. Kurun waktu selama 16 tahun tingkat kurs memiliki rata – rata sebesar Rp. 10.020/$ per tahunnya. Kurs tertinggi terjadi pada tahun 2015 yaitu sebesar Rp. 13.459/$ dan yang terendah terjadi pada tahun 2011 yaitu hanya sebesar Rp. 8.823/$.
Tahap awal dalam proses pengujian yang dilakukan adalah uji stasioneritas terhadap seluruh variabel, pada variabel bebas (independent) yaitu inflasi (INF), suku bunga SBI dan nilai tukar (KURS), dan variabel terikat (dependent) yaitu pertumbuhan ekonomi Kota Medan (PDRB) yang diuji. Sehubungan dengan pengujian hipotesis, berikut ini dikemukakan hasil uji stasioneritas masing-masing variabel pada Tabel 2.
Uji Stasioneritas Tabel 2. Hasil Uji Stasioneritas Metode Augmented Dicky Fuller Test Variabel
ADF test
Nilai Kritis
Prob
Kesimpulan
(level)
Mackinnon 5%
PDRB
-1.597617
-3.489228
0.7819
Tidak stasioner
INF
-2.725530
-3.495295
0.2310
Tidak stasioner
SBI
-4.1755
-3.485218
0.0085
Stasioner
KURS
-0.564029
-3.495295
0.9771
Tidak stasioner
Variabel
ADF test
Nilai Kritis
Prob
Kesimpulan
(diff 1)
Mackinnon 5%
PDRB
-3.148005
-3.489228
0.1053
Tidak stasioner
INF
-5.432078
-3.493692
0.0002
Stasioner
SBI
-4.200042
-3.483970
0.0078
Stasioner
KURS
-2.029055
-3.495295
0.5725
Tidak stasioner
Variabel
ADF test
Nilai Kritis
Prob
Kesimpulan
(diff 2)
Mackinnon 5%
PDRB
-4.489632
-3.495295
0.0037
Stasioner
INF
5.143103
-3.495295
0.0005
Stasioner
SBI
-4.265742
-3.495295
0.0070
Stasioner
KURS
-5.593093
-3.495295
0.0001
Stasioner
Sumber : Data Diolah Eviews 7.
ISSN: 0854 - 8153
27
Volume 23 No. 1 Maret 2016
Ekonomi Pembangunan
Tabel 2. Dapat dilihat hasil pengolahan uji stasioneritas dapat diketahui bahwa semua variabel yang digunakan dalam penelitian stasioner pada differen yang sama yaitu stasioner di differen 2. Hal ini dapat dilihat dari nilai P-value yang kurang dari tingkat singnifikansi 0,05. Setelah didapatkan hasil stasioneritas variabel pada differen yang sama maka dapat dilanjutkan ke langkah pembentukan model regresi jangka panjang dan pengujian kointegrasi
chous test untuk melihat kemungkinan terjadinya perubahan stnrktural (structural break). Uii ini bisa dilakukan dengan membandingkan nilai F-statistik dan probabilitasnya. Ketika nilai F-statistik lebih besar daripada nilai probabilitasnya maka itu sudah menunjukkan adanya structural break dalam suafu periode.
Tabel 3 Chow Breakpoint Test Chow Breakpoint Test: 2008Q1 Null Hypothesis: No breaks at specified breakpoints Varying regressors: All equation variables Equation Sample: 2000Q1 2015Q4 F-statistic
5.110123
Prob. F(4,56)
0.0014
Log likelihood ratio
19.91430
Prob. Chi-Square(4)
0.0005
Wald Statistic
20.44049
Prob. Chi-Square(4)
0.0004
Sumber : Data Diolah Eviews 7. Berdasarkan perkiraan awal, diprediksi bahwa akan terjadi structural break pada lahun 2008 tepatnya pada kuarter pertama (2005). Tabel 4 dapat menjelaskan bahwa hasilnya tidak terjadinya structural break pada periode di sekitar tahun 2008 kuarter pertama. Hal ini dikarenakan nilai F-statistik yang lebih tirgg daripada nilai probabilitas pada periode tersebut. Perkiraan terjadinya structural break di Tahun 2008 karena terjadinya krisis Keuangan akibat Subprime Mortgage adalah sebuah keadaan dimana banyak rumah yang disita dimulai dari negara Amerika Serikat dan menjadi krisis keuangan global. Namun krisis keuangan ini tidak ada shock yang
ISSN: 0854 - 8153
luar biasa dan perbankan yang rapuh seperti yang menimpa Indonesia di tahun 1997 (Saparini, 2010). Saparani menegaskan bahwa krisis di tahun 2008 tidak berdampak sistemik, dengan demikian pada tahun 2008 tersebut tidak terjadi structural break yang cukup signifikan. Uji Kointegrasi Uji kointegrasi dilakukan untuk mengetahui apakah variabel dependen danvariabel independen dalam jangka panjang saling berhubungan (berkointegrasi) dengan menggunakan Johansen test.
28
Volume 23 No. 1 Maret 2016
Ekonomi Pembangunan
Tabel 4 Uji Kointegrasi dengan menggunakan Tabel Johansen Sample (adjusted): 2000Q4 2015Q4 Included observations: 61 after adjustments Trend assumption: Linear deterministic trend Series: Y INF SBI KURS Lags interval (in first differences): 1 to 2 Unrestricted Cointegration Rank Test (Trace) Hypothesized
Trace
0.05
No. of CE(s)
Eigenvalue
Statistic
Critical Value
None *
0.365692
59.61584
47.85613
At most 1 *
0.239064
31.84738
29.79707
At most 2
0.210118
15.18184
15.49471
At most 3
0.012926
0.793650
3.841466
Trace test indicates 2 cointegrating eqn(s) at the 0.05 level
Unrestricted Cointegration Rank Test (Maximum Eigenvalue) Hypothesized
Max-Eigen
0.05
No. of CE(s)
Eigenvalue
Statistic
Critical Value
None *
0.365692
27.76846
27.58434
At most 1
0.239064
16.66555
21.13162
At most 2 *
0.210118
14.38819
14.26460
At most 3
0.012926
0.793650
3.841466
Max-eigenvalue test indicates 1 cointegrating eqn(s) at the 0.05 level * denotes rejection of the hypothesis at the 0.05 level **MacKinnon-Haug-Michelis (1999) p-values
Sumber : Data Diolah Eviews 7. Tabel 4. diatas diperoleh hasil uji Kointegrasi adalah variabel Pertumbuhan
ISSN: 0854 - 8153
Ekonomi, inflasi, SBI dan kurs di Kota Medan terkointegrasi dari dua uji yang dilakukan yaitu
29
Volume 23 No. 1 Maret 2016
Ekonomi Pembangunan
trace statistic dan max-eigen statistic. Pada trace statistic terlihat nilainya sebesar 59.61584 lebih besar dibandingkan dengan nilai cirtical value 5% yang sebesar 47.85613 dan pada max-eigen statistic terlihat nilainya sebesar 27.76846 lebih
besar dibandingkan dengan nilai cirtical value 5% yang sebesar 27.58434, ini berarti dalam jangka panjang terdapat kointegrasi di dalam model persamaan tersebut.
Interpretasi Estimasi Model Jangka Pendek Pengaruh variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat yang diteliti, dapat dijelaskan output persamaan jangka pendek, dari tabel berikut ini : Tabel 5. Estimasi Model ECM Jangka Pendek Dependent Variable: D(Y,2) Method: Least Squares Sample (adjusted): 8 64 Included observations: 57 after adjustments Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C
-0.002024
0.005818
-0.347935
0.7293
D(INF,2)
-0.013155
0.014755
-0.891622
0.3767
D(SBI,2)
-0.132519
0.060276
-2.198523
0.0324
0.000255
0.000101
2.527315
0.0146
-0.357742
0.164497
-2.174760
0.0342
D(KURS,2) RES(-1) R-squared
0.426451
Mean dependent var
-0.001579
Adjusted R-squared
0.382332
S.D. dependent var
0.055832
S.E. of regression
0.043880
Akaike info criterion
-3.331101
Sum squared resid
0.100122
Schwarz criterion
-3.151886
Log likelihood
99.93637
F-statistic
9.665895
Durbin-Watson stat
2.212927
Prob(F-statistic)
0.000006
Sumber : Data Diolah Eviews 7. Tabel 4. dapat dilihat estimasi jangka pendek model koreksi kesalahan Engle – Granger (second difference) sebagai berikut :
ΔYt = -0,0020 – 0.0132ΔINFt – 0,1325dΔSBIt* + 0,0003ΔKurst* – 0,35777Rest-1
ISSN: 0854 - 8153
30
Volume 23 No. 1 Maret 2016
Ekonomi Pembangunan
Interpretasi dari hasil estimasi jangka pendek metode Error Correction Model (ECM) yaitu variabel inflasi tidak memiliki pengaruh terhadap signifikan terhadap pertumbuhan dengan nilai koefisiennya sebesar 0,0132. Sedangkan variabel independen yang signifikan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi adalah suku bunga SBI dan kurs yang ditunjukkan dari nilai probabilitas hitung masing-masing variabel dibawah = 0,05% dimana hal ini menunjukkan bahwa Ho ditolak dan H1 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa pada jangka pendek variabel suku bunga SBI dan kurs berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi Kota Medan sebesar dengan nilai koefisien -0,1325 dan -0,0003. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian dari Jerumeh T.R (2016) yang menyatakan dalam jangka pendek variabel inflasi dan SBI memiki dampak negatif pada pertumbuhan ekonomi.
ekonomi Kota Medan. Hal ini dimungkinkan karena PDRB Kota Medan memiliki kotribusi terbesar dari sektor perdagangan dan industri sehingga pelemahan rupiah terhadap dollar AS maka produksi ekspor dianggap murah sehingga akan meningkatkan ekpor yang mendorong meningkatkan pertumbuhan ekonomi Kota Medan. Nilai R2 sebesar 0,4264, hal ini berarti sebesar 42,64 % bahwa dalam jangka pendek terlihat variasi pertumbuhan ekonomi Kota Medan dapat dijelaskan oleh variabel independennya yaitu kurs, tingkat suku bunga SBI, inflasi. Sisanya sebesar 57,34 % dijelaskan oleh variabel lain di luar model. Secara bersama-sama variabel independen yaitu inflasi, tingkat suku bunga SBI dan kurs memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan Kota Medan yang ditunjukkan dari nilai probilitas hitungnya berada dibawah = 0,05% dimana yang menunjukkan bahwa Ho ditolak dan H1 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa pada jangka pendek secara bersama-sama variabel inflasi, suku bunga SBI dan kurs berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi Kota Medan.
Kurs yang berpengaruh positip dan signifikan pada variabel kurs menunjukkan melemahnya rupiah terhadap dollar AS dalam jangka pendek akan meningkatkan pertumbuhan Interpretasi Estimasi Model Jangka Panjang
Pengaruh variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat yang diteliti, dapat dijelaskan output persamaan jangka panjang, dari tabel berikut ini Tabel 6. Estimasi Model ECM Jangka Panjang Dependent Variable: Y Method: Least Squares Sample: 2000Q1 2015Q4 Included observations: 64 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C
2.322390
0.169315
13.71637
0.0000
INF
0.085456
0.018649
4.582202
0.0000
SBI
-0.315021
0.029419
-10.70815
0.0000
ISSN: 0854 - 8153
31
Volume 23 No. 1 Maret 2016
Ekonomi Pembangunan
KURS
-4.63E-05
6.22E-05
-0.744287
0.4596
R-squared
0.667605
Mean dependent var
1.647344
Adjusted R-squared
0.650985
S.D. dependent var
0.266881
S.E. of regression
0.157667
Akaike info criterion
-0.796207
Sum squared resid
1.491524
Schwarz criterion
-0.661277
Log likelihood
29.47864
F-statistic
40.16942
Durbin-Watson stat
0.168498
Prob(F-statistic)
0.000000
Sumber : Data Diolah Eviews 7. Tabel 6. dapat dilihat estimasi jangka panjang model koreksi kesalahan Engle – Granger sebagai berikut : ΔYt = 2,3224 + 0.0855 INFt* – 0,3150 SBIt* - 4,63 10-05 Kurst* Interpretasi dari hasil estimasi jangka panjang metode Error Correction Model (ECM) yaitu variabel kurs tidak memiliki pengaruh terhadap signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Kota Medan dengan nilai koefisiennya sebesar -4,64.1005 .Variabel independen yang signifikan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi adalah inflasi dan suku bunga SBI yang ditunjukkan dari nilai probabilitas hitung masing-masing variabel dibawah = 0,05% dimana hal ini menunjukkan bahwa Ho ditolak dan H1 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa pada jangka panjang variabel inflasi dan suku bunga SBI berpengaruh terhadap pertumbuhan sebesar dengan nilai koefisien 0,0855 dan -0,3150. Inflasi yang berpengaruh positip dan signifikan terhadap perekonomian Kota Medan menunjukkan bahwa terjadi peningkatan produksi di Kota Medan terutama di sektor perdagangan dan industri. Inflasi ini timbul karena permintaan masyarakat atas beberapa barang yang terlalu kuat yang disebut inflasi disebabkan oleh demand-pull inflation. Dikarenakan permintaan masyarakat akan barang-barang (aggregate demand) bertambah, misalnya karena bertambahnya pengeluaran pemerintah atau kenaikan permintaan luar negeri akan barang-barang ekspor, maka menyebabakan terjadinya kenaikan harga yang
ISSN: 0854 - 8153
signifikan menyebabkan terjadi inflasi di Kota Medan. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian dari Shahzad Hussain (2011) yang menyatakan dalam jangka panjang variabel inflasi memiliki dampak negatif pada pertumbuhan suatu negara. Nilai R2 sebesar 0,6676, hal ini berarti sebesar 66,76 % bahwa dalam jangka panjang terlihat bahwa variasi pertumbuhan ekonomi Kota Medan dapat dijelaskan oleh variabel independennya yaitu kurs, tingkat suku bunga SBI, inflasi. Sisanya sebesar 33,24 % dijelaskan oleh variabel lain di luar model. Secara bersama-sama variabel independen yaitu inflasi, tingkat suku bunga SBI dan kurs memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan Kota Medan yang ditunjukkan dari nilai probilitas hitungnya berada dibawah = 0,05% dimana yang menunjukkan bahwa Ho ditolak dan H1 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa pada jangka panjang secara bersama-sama variabel inflasi, suku bunga SBI dan kurs berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi Kota Medan.
32
Volume 23 No. 1 Maret 2016
Ekonomi Pembangunan
terutama di sektor perdagangan dan industri yang menjadi kontribusi terbesar dalam pertumbuhan ekonomi Kota Medan. 4. Suku bunga SBI dalam jangka pendek dan panjang sangat berpangaruh kepada pertumbuhan ekonomi Kota Medan diharapkan Bank Indonesia harus lebih berperan sebagai stabilisator dalam penetapan suku bunga kapan waktunya naik dan diturunkan sehingga tidak mengganggu sektor perdagangan industri di Kota Medan.
Simpulan Dan Saran Simpulan 1. Dalam jangka pendek variabel suku bunga SBI dan kurs memiliki pengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Kota Medan. Sedangkan variabel inflasi tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Kota Medan. 2. Dalam panjang variabel inflasi dan suku bunga SBI memiliki pengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Kota Medan. Sedangkan variabel kurs tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Kota Medan. 3. Besarnya pengaruh variabel-variabel independen inflasi, suku bunga SBI dan kurs terhadap pertumbuhan Kota Medan dalam jangka pendek sebesar 42,64 % dan untuk jangka panjang sebesar 66,74 dan sisanya menggambarkan pengaruh dari variabel di luar model.
Daftar Pustaka Arsyad, Lincolin. 1999. Pengantar Perencanaan dan Pembangunan Ekonomi Daerah. Yogyakarta. BPFE. Badan Pusat Statistik, Kota Medan 2002 . 2015 Kota Medan Dalam Angka. Medan. Deliarnov. 2002. Pengantar Ekonomi Makro. Jakarta. Penerbit UI . Press. Gujarati, Damodar. 2000. Ekonometrika Dasar. Trans. Sumarno Zain. Jakarta. Erlangga.
Saran 1. Hasil uji regresi Error Correction Model (ECM) dalam jangka pendek menunjukkan adanya pengaruh suku bunga SBI dan kurs terhadap pertumbuhan ekonomi Kota Medan diharapakan Bank Indonesia memperhatikan penetapan suku bunga SBI tidak mengganggu investasi dan neraca perdagangan di Kota Medan 2. Hasil uji regresi Error Correction Model (ECM) dalam jangka panjang menunjukkan adanya pengaruh inflasi dab suku bunga SBI terhadap pertumbuhan ekonomi Kota Medan diharapakan Bank Indonesia bersama-sama dengan pemerintah memperhatikan kenaikan harga keseluruhan yang ditimbulkan oleh melemahnya rupiah terhadap dollar AS 3. Peran Bank Indonesia sangat diperlukan dalam peningkatan PDRB riil atau pertumbuhan Kota Medan sehingga diharapkan kebijakankebijakan yang meringkankan pelaku usaha
ISSN: 0854 - 8153
Jerumeh T.R, Akinribido B.B, Popoola O.A., Oke M.A Ogunnubi, C. Okoruwa V.O, Effect of Currency Fluctuations on the Economic Growth Potential of Nigeria, European Journal of Business and Management ISSN 2222-1905 (Paper) ISSN 2222-2839 (Online www.iiste.org) Vol.8, No.1, 2016. Hal. 40. Mankiw, N. Gregory. 2003. Teori Makro Ekonomi. Edisi 5. Jakarta: Erlangga. Manurung , J. J, A. H Manurung dan F. D Saragih. 2005. Ekonometrika Teori dan Aplikasi. Jakarta. Elex Media Komputindo. Nachrowi, Djalal dan Usman, Hardius. 2002. Penggunaan Teknik Ekonometri. Jakarta. RajaGrafindo Persada.
33
Volume 23 No. 1 Maret 2016
Ekonomi Pembangunan
Nopirin. 1994, Pengantar Ilmu Ekonomi Makro dan Mikro, Edisi pertama. Yogjakarta, BPFE UGM
and Economic Growth: Evidence from Pakistan, International Journal of Economics and Finance Vol. 3, No. 5; October 2011, http://www.ccsenet.org/. Hal 269.
Pratomo. W. A, P. Hidayat. 2005. Penggunaan Eviews dalam Ekonometrika. Medan. USU Press.
Sudjana. 2005. Metode Penerbit Tarsito.
Sadono, Sukirno. 2002. Makro Ekonomi, Teori Pengantar. Edisi Ketiga. Jakarta. Raja Grafindo Persada.
Statistika.
Bandung.
Sukirno, Sadono. 2002. Pengantar Teori Makro Ekonomi. Edisi Ke 2. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Saparini, H. 2010. Kondisi krisis ekonomi 2008 tak berdampak sistemik pada ekonomi dan bisnis. Waspada Online diakses 2 Desember 2011 dari www.waspada.co.id/index.php.
Todaro, Michael P. 2000. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga. Trans. Haris Munandar. Jakarta. Erlangga. Bank Indonesia. www.bi.go.id
Shahzad Hussain, and Shahnawaz Malik, Inflation
ISSN: 0854 - 8153
34
Volume 23 No. 1 Maret 2016