ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP LAYANAN KREDIT PT. BPR”X”
OLEH UJANG JAYA SUKENDAR H14102015
DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007
RINGKASAN
UJANG JAYA SUKENDAR (H14102015). Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Masyarakat Terhadap Layanan Kredit PT.BPR”X” (dibimbing oleh NUNUNG NURYARTONO)
Saat ini bank yang ada di Indonesia baik milik pemerintah maupun swasta sedang berlomba-lomba untuk menyerap dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat. Sehingga tidak mengherankan jika hal ini terjadi persaingan yang cukup ketat. Persaingan yang semakin ketat inilah yang mengharuskan setiap bank yang ada untuk meningkatkan daya saing agar bisa mendapatkan kepercayaan dari masyarakat. Demikian pula yang harus dihadapi bank perkreditan rakyat (BPR). BPR menghadapi persaingan tidak hanya dari BPR sejenis saja, melainkan juga dari bank umum dan lembaga non bank. Pendirian BPR adalah untuk melayani kegiatan masyarakat pada lapisan bawah. Dengan pendiriannya, diharapkan BPR mampu menunjukkan modernisasi ekonomi dan dapat memberikan pelayanan bagi golongan pengusaha kecil. Untuk memenuhi harapan tersebut, maka BPR sebagai lembaga keuangan harus mampu melaksanakan fungsi dan tugasnya dengan baik. Pelaksanaan fungsi dan tugas yang baik tersebut mencakup dua hal, yaitu dari sisi organisasi dan dari operasional usaha. Dari sisi organisasi, yaitu kemampuan dan efektivitas kinerja manajemen BPR terutama yang berhubungan dengan finansial dan tingkat kesehatan yang baik, sedangkan dari sisi operasional usaha yaitu kemampuan menjaga kepercayaan nasabah serta kemampuan dalam mengelola BPR termasuk dengan memberikan pelayanan terbaik yang dapat menjaga loyalitas nasabah. Suatu ukuran esensial yang seharusnya dimiliki dan sebenarnya merupakan kunci bagi pelayanan bank adalah bentuk partisipasi nasabah dan kepuasan nasabah. Dalam memenangkan persaingan pangsa pasar maka bank harus mengutamakan kepuasan nasabah dalam hal kualitas produk yang ditawarkan maupun kualitas pelayanan yang diberikan. Oleh karena itu bank harus berusaha memberikan kepuasan yang lebih baik dibandingkan dengan pesaingnya. Berdasarkan penjelasan diatas penulis tertarik untuk menganalisis faktorfaktor yang mempengaruhi masyarakat menjadi nasabah dan juga melihat bagaimana penilaian nasabah terhadap atribut-atribut dari pelayanan yang diberikan BPR. Oleh karena itu, Penelitian ini memfokuskan tentang partisipasi nasabah terhadap produk dan pelayanan BPR dengan mengambil studi kasus salah satu BPR yang berada di wilayah kabupaten Sukabumi, yaitu PT.BPR”X”. BPR memiliki peranan yang penting dalam pembangunan, yaitu khususnya dalam mengembangkan usaha kecil dan menengah di pedesaan. Sehingga cukup relevan untuk menelusuri tentang pelayanan bank yang diinginkan oleh nasabah. Pada penelitian ini, dalam melihat karakteristik responden digunakan analisis deskriptif yang selanjutnya akan dianalisis dengan menggunakan metode analisis probit. Pemilihan metode ini dikarenakan agar dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi masyarakat menjadi nasabah.
Hasil penelitian dengan metode analisis deskriptif menunjukkan bahwa sampel nasabah dari PT. BPR”X” ternyata didominasi oleh responden dengan jenis kelamin laki-laki. Hal ini berbeda untuk sampel non nasabah yang ternyata lebih banyak jenis kelamin perempuan dibandingkan dengan jenis kelamin lakilaki. Responden nasabah PT. BPR”X” mayoritas berumur lebih dari 51 tahun. Sedangkan sampel non nasabah mayoritas berada pada kisaran umur antara 31 tahun sampai 40 tahun. Tingkat pendidikan nasabah PT. BPR”X” relatif baik bila dibandingkan dengan sampel non nasabah. Hal ini dapat dilihat pada nasabah yang menyelesaikan tingkat pendidikan Diploma dan Sarjana sementara untuk non nasabah hanya sedikit lulusan Diploma. Untuk pekerjaan yang paling banyak pada sampel nasabah PT. BPR”X” adalah berstatus sebagai pensiunan Sedangkan untuk sampel non nasabah, mayoritas responden bekerja sebagai wiraswasta. Selanjutnya pada pendapatan, hasil menunjukkan bahwa tingkat pendapatan nasabah lebih kecil dibandingkan dengan non nasabah. Hal ini dilihat dari banyaknya pendapatan untuk sampel non nasabah pada kisaran Rp.1.000.001 sampai Rp.1.500.000 dan juga terdapat pendapatan diatas Rp.2.000.000. Kemudian jumlah anggota keluarga sampel nasabah lebih besar dibandingkan dengan sampel non nasabah. Hal ini ditandai dengan banyaknya sejumlah lima anggota keluarga dan adanya sejumlah 8 anggota keluarga pada sampel nasabah. Hasil pada tingkat kepuasan nasabah terhadap atribut-atribut yang diberikan PT.BPR”X” atribut yang mendominasi dari penilaian nasabah dengan kategori puas adalah petugas dapat memberikan informasi yang akurat. Kemudian dari ke sepuluh atribut tersebut tidak ada penilaian dari nasabah yang menyatakan tidak puas. sehingga dapat diasumsikan bahwa pelayanan dari ke sepuluh atribut tersebut yang diberikan PT.BPR”X” baik menurut pandangan nasabah. Hasil penelitian dengan metode analisis probit menunjukkan bahwa faktor yang mempengaruhi seseorang menjadi nasabah secara signifikan adalah pendidikan, umur dan pekerjaan, sedangkan jenis kelamin, pendapatan dan jumlah anggota keluarga tidak signifikan. Pengaruh pendidikan terhadap peluang menjadi nasabah mempunyai sifat yang positif. Begitu juga dengan variabel umur dan pekerjaan mempunyai pengaruh yang positif terhadap peluang menjadi nasabah.
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP LAYANAN KREDIT PT. BPR”X”
OLEH UJANG JAYA SUKENDAR H14102015
Skripsi Sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi
DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007
INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN DEPARTEMEN ILMU EKONOMI Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang disusun oleh, Nama Mahasiswa
: Ujang Jaya Sukendar
No. Registrasi Pokok : H14102015 Program Studi
: Ilmu Ekonomi
Judul Skripsi
:
Analisis
Faktor-faktor
yang
Mempengaruhi
Partisipasi Masyarakat Terhadap Layanan Kredit PT. BPR”X”
dapat diterima sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor
Menyetujui, Dosen Pembimbing
Dr. Ir. Nunung Nuryartono M.Si. NIP : 132 104 952 Mengetahui, Ketua Departemen Ilmu Ekonomi
Dr. Ir. Rina Oktaviani, M.S. NIP : 131 846 872 Tanggal Kelulusan :
PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI ADALAH BENAR-BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIGUNAKAN
SEBAGAI
SKRIPSI
ATAU
KARYA
ILMIAH
PADA
PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.
Bogor, Februari 2007
Ujang Jaya Sukendar H14102015
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama Ujang Jaya Sukendar, lahir pada tanggal 24 Februari 1983 di Sukabumi, Kecamatan Nagrak, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Penulis merupakan anak pertama dari 5 bersaudara, dari pasangan Ika Jaya Sentika dan Nyai Amsih Nurasih. Penulis mengenyam SD dan SLTP di Nagrak, sedangkan pendidikan SMU di Cibadak. Pada tahun 1995, penulis menyelesaikan pendidikan sekolah dasar di SDN II Nagrak Kemudian melanjutkan sekolah lanjutan tingkat pertama SLTP I Nagrak, dan lulus pada tahun 1998. Setelah lulus SLTP penulis tidak meneruskan sekolah ke SLTA dikarenakan faktor biaya. Setahun kemudian penulis meneruskan sekolah lagi dan diterima di SMU PGRI Cibadak Sukabumi, dan lulus pada tahun 2002. Penulis meninggalkan tempat kelahiran pada tahun 2002 untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Istitut Pertanian Bogor menjadi tempat untuk menggali ilmu serta mengembangkan pola pikir dan potensi yang dimiliki oleh penulis. Penulis berhasil masuk IPB melalui jalur Undangan Seleksi Masuk Institut (USMI) IPB pada Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada ALLAH SWT, atas segala rahmat, taufik dan hidayahnya-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Masyarakat Terhadap Layanan Kredit PT. BPR“X””. Partisipasi masyarakat merupakan topik yang sangat menarik untuk ditelusuri, sebab partisipasi nasabah merupakan sumber informasi bagi perbankan khususnya PT.BPR“X” serta menjadi salah satu pertimbangan dalam menentukan pelayanan baik dalam hal pemberian pelayanan atribut maupun dalam pelayanan pemberian kredit. Saat ini BPR-BPR yang ada di Kabupaten Sukabumi khususnya PT.BPR“X” bersaing untuk mempertahankan nasabah yang lama dan mendapatkan nasabah yang baru. Persaingan
yang
cukup
ketat
inilah
yang
mengharuskan
PT.BPR”X”
meningkatkan kualitasnya baik dari pelayanan maupun dari pemberian kredit. Oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan topik ini. Disamping hal tersebut, skripsi ini merupakan syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Dengan segala hormat dan rasa tulus, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Bapak Dr. Ir. Nunung Nuryartono, M.Si sebagai dosen pembimbing yang telah sabar meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan baik secara teknis maupun teoritis dalam proses pembuatan skripsi ini sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan baik. 2. Bapak Syamsul H. Pasaribu, SE, M.Si sebagai dosen penguji utama dalam sidang karya ilmiah ini. Semua saran maupun kritik beliau merupakan hal yang sangat berharga dalam penyempurnaan skripsi ini. 3. Bapak Jaenal Effendi, MA sebagai komisi pendidikan yang telah banyak memberikan saran dalam tata cara penulisan skripsi ini.
viii
4. Kedua orang tua penulis, Ibunda tercinta Nyai Amsih Nurasih, Ayahanda Ika Jaya Sentika, terutama Om Muhammad Husen, Tante Siti Rugoyah dan Nenek Supiah tersayang serta keluarga besar penulis atas semua kasih sayang dukungan, doa dan motivasi mereka selama ini sangat besar artinya dalam penyelesaian skripsi ini. 5. Keluarga besar PONGE, Sutriyono, Andika, Royan, Lambok dan Andi, atas persahabatanya dan atas bantuannya dalam mengerjakan skripsi ini. 6. Seluruh penghuni Dua Mawar atas kerjasamanya terutama saudara Granson, Batara dan Erik. 7. Teman-teman seperjuangan di IESP angkatan 39,38, dan 40. 8. Semua pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini, yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Semoga karya kecil ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pihak lain yang membutuhkan.
Bogor, Februari 2007
Ujang Jaya Sukendar H14102015
DAFTAR ISI
Halaman DAFTAR TABEL..............................................................................................
xi
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xii DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................... xiii I.
PENDAHULUAN .....................................................................................
1
1.1. Latar Belakang ....................................................................................
1
1.2. Perumusan Masalah ............................................................................
6
1.3. Tujuan Penelitian ................................................................................
7
1.4. Manfaat Penelitian ..............................................................................
7
1.5. Ruang Lingkup Penelitian ...................................................................
7
II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN ....................
9
2.1. Perbankan Dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) ................................
9
2.1.1. Perbankan ..................................................................................
9
2.1.2. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) ................................................ 10 2.1.3. Manfaat Perkreditan .................................................................. 14 2.1.4. Prosedur Umum Perkreditan ..................................................... 16 2.1.5. Nasabah ..................................................................................... 18 2.2. Konsep Akses dan Partisipasi Dalam Pasar Kredit ............................. 19 2.2.1. Unsur-Unsur Kredit ................................................................... 21 2.2.2. Penilaian Dampak Kredit .......................................................... 23 2.2.3. Analisis Kredit .......................................................................... 24 2.3. Kepuasan ............................................................................................. 26 2.3.1. Faktor-Faktor Pendorong Kepuasan ......................................... 26 2.3.2. Jasa ............................................................................................ 27 2.4. Tinjauan Penelitian Terdahulu ............................................................ 29 2.5. Kerangka Pemikiran ............................................................................ 31 2.6. Hipotesis Penelitian ............................................................................. 33
III. METODOLOGI PENELITIAN ................................................................. 34 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian .............................................................. 34 3.2. Jenis dan Sumber Data ........................................................................ 34 3.3. Metode Pengambilan Data .................................................................. 34 3.4. Metode Pengolahan Data .................................................................... 37 3.5. Metode dan Tahapan Analisis Data .................................................... 38 3.5.1. Analisis Deskriptif .................................................................... 38 3.5.2. Tahapan Penelitian .................................................................... 38 IV. GAMBARAN UMUM .............................................................................. 40 4.1. Sejarah Singkat BPR ........................................................................... 40 4.2. Sejarah Singkat PT.BPR”X” ............................................................... 40 4.3. Susunan Kepengurusan PT.BPR “X” ................................................. 42 4.4. Ikhtisar Keuangan PT.BPR “X” .......................................................... 43 V. HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................. 46 5.1. Karakteristik Responden ..................................................................... 46 5.1.1. Deskripsi Faktor Demografi ...................................................... 46 5.1.2. Deskripsi faktor Ekonomi ......................................................... 54 5.2. Hasil Partisipasi dan Akses Terhadap Kredit ...................................... 60 5.2.1. Tingkat Kompatisibilitas ........................................................... 60 5.2.2. Tingkat Aksesibilitas ................................................................. 61 5.3. Perkembangan Jumlah Nasabah PT.BPR”X” ..................................... 70 5.4. Estimasi Model Probit ......................................................................... 71 VI. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................. 75 6.1. Kesimpulan ......................................................................................... 75 6.2. Saran .................................................................................................... 76 DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 78 LAMPIRAN ...................................................................................................... 80
xi
DAFTAR TABEL
Nomor 1.1. 2.1. 4.1. 4.2. 5.1. 5.2. 5.3. 5.4. 5.5. 5.6. 5.7. 5.8.
Halaman
Profil Lembaga Keuangan Mikro (LKM) ................................................. Perbedaan Kepentingan Peminjam dan Yang Memberi Pinjaman ........... Ikhtisar Keuangan PT.BPR”X” ................................................................. Key Performing Indicators PT.BPR”X” ................................................... Pekerjaan Nasabah PT.BPR”X” Berdasarkan Tingkat Pendidikan .......... Pekerjaan non Nasabah PT.BPR”X” Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... Pendapatan Nasabah PT.BPR”X” Berdasarkan Pekerjaan ....................... Pendapatan non Nasabah PT.BPR”X” Berdasarkan Pekerjaan ................ Pendapatan Nasabah PT.BPR”X” Berdasarkan Pengeluaran .................... Pendapatan Non nasabah PT.BPR”X” Berdasarkan Pengeluaran ............. Tingkat Kepuasan Terhadap Atribut Yang Diberikan PT.BPR”X” .......... Hasil Estimasi probit faktor-faktor yang mempengaruhi responden menjadi nasabah PT.BPR”X” ...................................................................
2 19 43 44 51 51 57 57 59 59 61 71
xii
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Halaman
2.1. Kerangka Pemikiran Konseptual ............................................................... 32 4.1. Susunan Kepengurusan PT.BPR”X” ........................................................ 41 5.1. Sebaran Kelompok Nasabah dan Non Nasabah PT.BPR”X” Berdasarkan Jenis Kelamin ....................................................................... 46 5.2. Sebaran Kelompok Nasabah dan Non Nasabah PT.BPR”X” Berdasarkan Umur .................................................................................... 47 5.3. Sebaran Kelompok Nasabah dan Non Nasabah PT.BPR”X” Berdasarkan Pendidikan ............................................................................ 48 5.4. Sebaran Kelompok Nasabah dan Non Nasabah PT.BPR”X” Berdasarkan Pekerjaan .............................................................................. 49 5.5. Persentase Jumlah Pinjaman yang Digunakan Untuk Investasi ................ 52 5.6. Persentase Jumlah Pinjaman yang Digunakan Untuk Lainnya ................. 52 5.7. Persentase Jumlah Pinjaman yang Digunakan Untuk Modal Kerja .......... 52 5.8. Sebaran Kelompok Nasabah dan Non Nasabah PT.BPR”X” Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga .................................................... 53 5.9. Sebaran Kelompok Nasabah dan Non Nasabah PT.BPR”X” Berdasarkan Pendapatan ........................................................................... 54 5.10. Sebaran Kelompok Nasabah dan Non Nasabah PT.BPR”X” Berdasarkan Pengeluaran .......................................................................... 57 5.11. Informasi Akses Nasabah Tentang Keberadaan PT.BPR”X” ................... 61 5.12. Pihak Yang Mempengaruhi Nasabah Memilih PT.BPR”X” .................... 62 5.13. Penjaminan
Terhadap
Pinjaman
Nasabah
dan
Non
Nasabah
PT.BPR”X” ............................................................................................... 65 5.14. Sebaran
responden
Berdasarkan
pihak
Bertanggung
Jawab
Mengembalikan Pinjaman ......................................................................... 68 5.15. Sebaran Nasabah dan Non Nasabah PT.BPR”X” Bertdasarkan Pihak Yang Bertanggung Jawab Mengembalikan Pinjaman .............................. 68
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Halaman
1. Hasil Analisis Deskripsi Jenis Kelamin Nasabah .................................................
81
2. Hasil Analisis Deskripsi Pendidikan Nasabah .....................................................
81
3. Hasil Analisis Deskripsi Umur Nasabah ..............................................................
81
4. Hasil Analisis Deskripsi Dummy Nasabah ..........................................................
81
5. Hasil Analisis Deskripsi Pekerjaan Nasabah ........................................................
82
6. Hasil Analisis Deskripsi Pendapatan Nasabah ......................................................
82
7. Hasil Analisis Deskripsi Pengeluaran Nasabah ....................................................
82
8. Hasil Analisis Deskripsi Jumlah Anggota Keluarga Nasabah .............................
83
9. Hasil Analisis Deskripsi Jenis Kelamin Non Nasabah .........................................
83
10. Hasil Analisis Deskripsi Pendidikan Non Nasabah ..............................................
83
11. Hasil Analisis Deskripsi Umur Non Nasabah ......................................................
84
12. Hasil Analisis Deskripsi Dummy Non Nasabah ..................................................
84
13. Hasil Analisis Deskripsi Pekerjaan Non Nasabah ................................................
84
14. Hasil Analisis Deskripsi Pendapatan Non Nasabah .............................................
85
15. Hasil Analisis Deskripsi Pengeluaran Non Nasabah ............................................
85
16. Hasil Analisis Deskripsi Jumlah Anggota Keluarga Non Nasabah ......................
85
17. Hasil Analisis Crosstabs Pekerjaan Dengan Pendidikan Nasabah .......................
86
18. Hasil Analisis Crosstabs Pendapatan Dengan Pekerjaan Nasabah .......................
86
19. Hasil Analisis Crosstabs Pendapatan Dengan Pengeluaran Nasabah....................
86
20. Hasil Analisis Crosstabs Pekerjaan Dengan Pendidikan Non Nasabah ...............
87
21. Hasil Analisis Crosstabs Pendapatan Dengan Pekerjaan Non Nasabah ...............
87
22. Hasil Analisis Crosstabs Pendapatan Dengan Pengeluaran Non Nasabah ...........
88
23. Hasil Analisis Deskripsi Penilaian Nasabah Terhadap Atribut Pelayanan PT.BPR”X” ..........................................................................................................
89
24. Hasil Analisis Deskripsi nasabah dalam menggunakan kredit .............................
90
25. Hasil Analisis Deskripsi Sumber Informasi tentang keberadaan PT.BPR”X” .....
91
26. Hasil Analisis Deskripsi pihak yang Mempengaruhi Nasabah Memilih PT.BPR”X” ..........................................................................................................
92
xiv
27. Hasil Analisis Deskripsi Agunan Nasabah PT.BPR”X” ......................................
92
28. Hasil Analisis Deskripsi Agunan Non Nasabah ...................................................
93
29. Hasil Analisis Deskripsi Nasabah Yang Bertanggung jawab dalam Mengembalikan Pinjaman ....................................................................................
93
30. Hasil Analisis Deskripsi Non Nasabah Yang Bertanggung Jawab Dalam Mengembalikan Pinjaman ....................................................................................
93
31. Laporan Pencairan Kredit PT.BPR”X” Tahun 2004 ............................................
94
32. Laporan Pencairan Kredit PT.BPR”X” Tahun 2005 ............................................
94
33. Laporan Pencairan Kredit PT.BPR”X” Tahun 2006 ............................................
94
34. Hasil Estimasi Probit ............................................................................................
95
35. Kuesioner Nasabah PT.BPR”X” ..........................................................................
96
36. Kuesioner Non Nasabah ....................................................................................... 100 37. Daftar Istilah ......................................................................................................... 102
I. PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Fenomena perekonomian dunia telah berubah dari waktu ke waktu sesuai
dengan perkembangan jaman dan pembangunan teknologi informasi yang berkembang pesat. Globalisasi ekonomi yang diwarnai dengan bebasnya arus barang modal dan jasa, serta perdagangan antar negara telah mengubah suasana kehidupan industrialistis dan persaingan yang amat ketat. Ketidakseimbangan ekonomi global dan krisis yang melanda Indonesia adalah bukti bahwa ada sesuatu yang tidak beres dengan sistem yang dianut selama ini. Adanya kenyataan sejumlah besar bank yang ditutup dan sebagian besar lainnya harus direkapitalasi dengan biaya ratusan triliun rupiah dari uang negara. Dalam dunia perbankan dan Bank Indonesia khususnya, dimana lembagalembaga keuangan yang selama ini telah memberikan sumbangan terhadap kebutuhan-kebutuhan keuangan masyarakat desa harus meningkatkan efisiensi dan efektivitas kelembagaannya sebagai lembaga keuangan (Sukrismo, 1992). Berbagai peraturan di bidang moneter, keuangan dan perbankan yang berisikan kemudahan dalam pendirian bank baru akan semakin meningkatkan persaingan antar lembaga keuangan. Bank yang ada di Indonesia baik milik pemerintah maupun swasta saat ini sedang berlomba-lomba untuk menyerap dana dari masyarakat. Bank-bank berusaha untuk merebut hati masyarakat untuk mempercayakan uangnya ditabung di bank mereka. Banyak cara yang dilakukan, baik dari pemberian hadiah langsung maupun melalui pelayanan yang lebih baik. Sehingga tidak mengherankan jika
2
persaingan yang ada cukup ketat. Persaingan yang semakin ketat inilah yang mengharuskan setiap bank yang ada untuk meningkatkan daya saing agar bisa mendapatkan kepercayaan dari masyarakat. Selain itu bank juga harus memiliki nilai tambah tersendiri agar dilirik oleh masyarakat. Salah satu dari nilai tambah tersebut dapat berupa pemberian pelayanan yang baik yang dapat memuaskan nasabah bank. Demikian pula yang harus dihadapi BPR. BPR menghadapi persaingan tidak hanya dari BPR sejenis saja, melainkan juga dari bank umum dan lembaga non bank. Lembaga-lembaga tersebut dikenal dengan Lembaga Keuangan Mikro (LKM). Perkembangan LKM di Indonesia semakin meningkat baik dari segi jumlahnya maupun kegiatan-kegiatan yang dilakukan seperti penghimpunan dana dari masyarakat dan penyaluran kredit kepada mayarakat terutama masyarakat pedesaan. Lembaga keuangan ini dapat dilihat pada Tabel 1.1 di bawah ini : Tabel 1.1. Profil Lembaga Keuangan Mikro (LKM) Jumlah (Unit)
Simpanan Penyimpanan (Rp-miliar) (juta rek)
Jumlah Peminjam (juta rek)
Rata-rata Pinjaman (Rp-juta)
9,431.00
2.40
3.98
14,182.00
3.10
4.57
Pinjaman (Rp-miliar)
No
Jenis LKM
1
BPR
2,148
9,254.00
5.61
2
BRI Unit
3,916
27,429.00
29.87
3
Badan Kredit Desa
5,345
0,38
0.48
0.20
0.40
0.00
4
KSP
1,097
85.00
n.a
531.00
0.67
0.79
5
USP
35,218
1,157.00
n.a
3,629.00
n.a
n.a
6
LKDP
2,272
334.00
n.a
358.00
1.30
0.27
7
Penggadaian
264
-
-
157.70
0.02
9.34 0.13
8
BMT
3,038
209.00
n.a
157.00
1.20
9
Credit Union & NGO
1,146
188.01
0.29
505.13
0.40
1.27
54,444
38,656.39
36.25
28,951.00
9.48
3.05
Total
Sumber: Bambang Ismawan (2005)
Dengan semakin berkembangnya sistem keuangan di pedesaan berarti masyarakat akan terdorong untuk menyisihkan sebagian dari penghasilannya untuk
3
menabung di bank. Tabungan masyarakat tersebut selanjutnya akan disalurkan oleh bank kepada pihak-pihak atau kelompok usaha yang membutuhkan. Bank yang baik adalah bank yang mampu merebut hati nasabah baru dan yang mampu membuat nasabah yang lama tetap loyal (Kotler, 1991). Dengan kemampuan bank dalam memperoleh kepercayaan nasabah, bank akan diuntungkan dengan peningkatan dana yang diterima dari masyarakat. Mengukur kepuasan nasabah merupakan suatu hal yang penting dilakukan oleh perbankan, karena dengan mengetahui tingkat kepuasan nasabah maka suatu bank akan mengetahui posisinya dalam persaingan bisnis. Dengan mengukur kepuasan nasabah akan diketahui apakah ada kesenjangan antara mutu yang diharapkan dari suatu produk simpanan dengan mutu yang dirasakan nasabah. Memahami perilaku konsumen sangat penting, terlebih bagi perusahaan yang bergerak di bidang jasa. Bentuk perilaku nasabah ini dapat berupa partisipasi dan akses dalam memilih suatu bank supaya dapat memperoleh produk-produk dari suatu bank. Akses masyarakat dalam memperoleh informasi suatu bank dengan akses kredit yang disalurkan bank sangat erat hubungannya karena faktor-faktor tersebut merupakan faktor utama dalam terjadinya proses transaksi antara masyarakat (nasabah) dengan bank. Mengingat kepercayaan masyarakat merupakan modal pokok dari kegiatan usaha bank, sementara di lain pihak bahwa bank merupakan urat nadi bagi kelancaran kegiatan perekonomian melalui fungsinya sebagai intermediary service. Menciptakan dan memelihara kepercayaan masyarakat terhadap bank, tidak hanya menjadi tanggung jawab industri perbankan, akan tetapi menjadi
4
tanggung jawab pemerintah dengan lembaga-lembaga terkait. Dengan demikian kepercayaan masyarakat terhadap bank merupakan suatu hal yang sangat penting dalam menjaga kontinuitas usaha bank, menciptakan dan menjaga kestabilan moneter di satu pihak dan stabilitas ekonomi di lain pihak. Suatu ukuran esensial yang seharusnya dimiliki dan sebenarnya merupakan kunci bagi pelayanan bank adalah bentuk partisipasi nasabah (customer participation) dan kepuasan nasabah (customer satisfaction). Dalam memenangkan persaingan pangsa pasar maka bank harus mengutamakan kepuasan nasabah dalam hal kualitas produk yang ditawarkan maupun kualitas pelayanan yang diberikan. Oleh karena itu bank harus berusaha memberikan kepuasan yang lebih baik dibandingkan dengan pesaingnya. Nasabah yang puas akan menjadi media promosi yang baik, sebaliknya nasabah yang tidak puas dapat menjadi publikasi yang buruk bagi suatu bank. Pendirian Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah untuk melayani kegiatan masyarakat pada lapisan bawah. Dengan pendiriannya, diharapkan BPR mampu menunjukkan modernisasi ekonomi dapat memberikan pelayanan bagi golongan pengusaha kecil. Untuk memenuhi harapan tersebut, maka BPR sebagai lembaga keuangan harus mampu melaksanakan fungsi dan tugasnya dengan baik. Pelaksanaan fungsi dan tugas yang baik tersebut mencakup dua hal, yaitu dari sisi organisasi dan dari operasional usaha (Pandu, 1996). Dari sisi organisasi, yaitu kemampuan dan efektivitas kinerja manajemen BPR terutama yang berhubungan dengan finansial dan tingkat kesehatan yang baik, sedangkan dari sisi operasional usaha yaitu kemampuan menjaga kepercayaan nasabah serta kemampuan dalam
5
mengelola BPR termasuk dengan memberikan pelayanan terbaik yang dapat menjaga loyalitas nasabah. BPR dalam menjalankan kegiatan operasionalnya dipengaruhi faktor-faktor lingkungan. Faktor lingkungan merupakan faktor yang bersifat dinamis dan mudah berubah sehingga BPR perlu menghadapi dan menyesuaikan diri. Selain itu, BPR juga harus mampu mengantisipasi perubahan lingkungan tersebut demi mempertahankan maupun meningkatkan kinerjanya terutama bagi pengembangan BPR di masa yang akan datang. Perubahan lingkungan tersebut dapat berasal dari eksternal maupun internal. Lingkungan eksternal merupakan lingkungan yang berada di luar BPR misalnya perilaku nasabah, sedangkan lingkungan internal merupakan lingkungan dalam organisasi BPR misalnya struktur organisasi dan kondisi keuangan bank tersebut. Selain meningkatkan persaingan antar BPR, peraturan pemerintah juga turut mendukung bagi tumbuh dan berkembangnya BPR. Hal ini terlihat pada perkembangan industri BPR di Indonesia yang semakin membaik. Sesuai dengan misi yang diemban, industri BPR telah diakui memiliki peran strategis dalam perekonomian Indonesia, khususnya dalam melayani jasa keuangan kepada usaha mikro dan kecil. Hal ini sejalan dengan karakteristik bisnis BPR sebagai community bank yakni dengan lokasi yang dekat dengan segmen masyarakat yang membutuhkan, prosedur pelayanan kepada nasabah yang sederhana dan mengutamakan pendekatan personal dengan latar belakang kultur masyarakat setempat, serta fleksibilitas dalam pola dan model pinjaman yang diberikan.
6
Sejarah perkembangan BPR di Kabupaten Sukabumi telah mengalami berbagai macam perubahan. Dari sekian banyak BPR yang ada, 13 BPR diantaranya dikonsolidasikan, bergabung menjadi satu perusahaan dibawah satu struktur pengelolaan dengan beberapa cabang, dimana ke 13 BPR tersebut telah menerapkan sistem akuntansi dan prosedur manajemen yang sama. Sebelum adanya konsolidasi, tiga dari 13 BPR tersebut mengalami kerugian dan sesudah dikonsolidasi menghasilkan pemasukan bagi anggaran pemerintah kabupaten Sukabumi. Konsolidasi tersebut telah menghasilkan strategi yang membuat setiap cabang
memahami
arah
untuk
meningkatkan
bisnis
dan
pelayanannya
(www.perform.or.id). Penelitian ini memfokuskan tentang partisipasi nasabah terhadap produk dan pelayanan BPR dengan mengambil studi kasus salah satu BPR yang berada di wilayah kabupaten Sukabumi, yaitu PT.BPR”X”. BPR memiliki peranan yang penting dalam pembangunan, yaitu khususnya dalam mengembangkan usaha kecil dan menengah di pedesaan. Sehingga cukup relevan untuk menelusuri tentang pelayanan bank yang diinginkan oleh nasabah.
1.2.
Perumusan masalah Berdasarkan latar belakang di atas, secara ringkas permasalahan yang ada
dapat dirumuskan sebagai berikut : (1) Faktor apa saja yang mempengaruhi partisipasi masyarakat menjadi nasabah PT.BPR”X”? (2) Bagaimana tingkat kepuasan nasabah terhadap pelayanan PT.BPR”X”?
7
1.3.
Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini adalah :
(1) Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat menjadi nasabah PT.BPR”X”. (2) Melihat penilaian nasabah terhadap atribut pelayanan PT.BPR”X”.
1.4.
Manfaat penelitian Hasil yang diperoleh dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan
masukan dan perimbangan bagi PT.BPR”X” pada khususnya dan pengelola BPRBPR yang berada di Kabuparen Sukabumi pada umumnya dalam menentukan alternatif-alternatif strategi mutu pelayanan demi tercapainya harapan kepuasan nasabah serta sebagai sumbangan pemikiran bagi pemerintah daerah dan pemerintah dalam mengambil kebijakan untuk perkembangan jasa industri perbankan di pedesaan. Penelitian ini juga dapat memberikan suatu pengalaman praktis bagi masyarakat untuk menerapkan konsep partisipasi dalam pasar kredit, dan semoga dapat dimanfaatkan sebagai bahan perbandingan bagi peneliti selanjutnya. 1.5.
Ruang Lingkup Penelitian Berdasarkan pengamatan penulis, bahwa pendirian Bank Perkreditan Rakyat
sangat penting bagi pihak yang membutuhkan seperti pengusaha-pengusaha kecil (UMKM) ataupun pihak lain yang memerlukan dana khususnya PT.BPR”X”. Peran dan fungsi BPR dalam melayani masyarakat harus efektif dan efisien karena pelayanan yang baik akan membuat nasabah merasa puas. Oleh karenanya, BPR yang berada di Kabupaten Sukabumi bersaing untuk mendapatkan lebih banyak
8
nasabah. Mengingat terbatasnya waktu dan dana, maka penelitian ini hanya meneliti satu BPR saja yaitu PT.BPR”X” dan dibatasi dalam ruang lingkup sebagai berikut : (1) Hasil penelitian ini hanya untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat menjadi nasabah PT.BPR”X”. (2) Atribut yang diberikan PT.BPR”X” untuk mengetahui bagaimana penilaian nasabah terhadap atribut pelayanan PT.BPR”X” tersebut.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Perbankan dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
2.1.1. Perbankan Perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan usahanya. Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1992, Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak. Bentuk yang disalurkan kepada masyarakat tersebut adalah berupa kredit. Tujuan dari pemberian kredit adalah untuk membantu mengatasi kesulitan modal terutama pengusaha kecil sehingga modal usahanya dapat meningkat dan dapat digunakan untuk mengembangkan usaha. Pada akhirya, pemberian kredit ini dapat meningkatkan laju dan pemerataan pembangunan ekonomi Indonesia. Selain itu, kredit dapat membuat modal kerja menjadi lebih produktif dan dapat memperluas arus barang dari produsen ke konsumen. Dengan demikian, secara umum peranan bank dalam masyarakat adalah sebagai penghimpun dana dari masyarakat, penyalur dana dalam bentuk kredit dan dapat memperlancar kegiatan transaksi perdagangan yang dilakukan oleh masyarakat. Dengan diberlakukannya Undang-undang tersebut menyebabkan semakin meningkatnya jangkauan luas pelayanan perbankan. Hal ini ditandai dengan semakin banyaknya jumlah bank yang memiliki kantor cabang di pedesaan, tumbuh dan berkembangnya BPR dan lembaga-lembaga keuangan lainnya.
10
Dalam pasal 5 Undang-undang RI Nomor 7 Tahun 1992 menyatakan bahwa secara umum menurut jenisnya, bank terbagi menjadi dua, yaitu Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Bank Umum mengkhususkan diri untuk melaksanakan kegiatan tertentu atau dapat memberikan perhatian yang lebih besar kepada kegiatan tertentu. Lain halnya dengan BPR yang memiliki ruang lingkup terbatas dan sempit jika dibandingkan dengan bank Umum. Berdasarkan Undang-undang No. 10 Tahun 1998 tentang perubahan Undang-undang No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan, Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah dimana dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Sifat jasa yang diberikan oleh Bank adalah umum, maksudnya dapat memberikan seluruh jasa perbankan yang ada.
2.1.2. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Paket Kebijaksanaan 27 Oktober 1988 yang dikenal dengan Pakto 88 membahas mengenai kebijaksanaan deregulasi di bidang moneter, keuangan dan perbankan (Suharto, 1996). Kebijaksanaan ini ditujukan untuk mendukung adanya liberalisasi dalam bidang perbankan. Inti dari kebijakan ini adalah memberikan kelonggaran kepada bank, baik bank asing maupun bank domestik untuk mendirikan kantor cabang di daerah. Kebijakan Pakto 88 ini turut mendukung bagi tumbuh dan berkembangnya Bank Perkreditan Rakyat (BPR) maupun lembagalembaga keuangan formal lainnya. Dengan demikian, diharapkan pengusahapengusaha kecil yang ada di daerah dapat merasakan pelayanan perbankan. Terlebih lagi dengan dikeluarkannya Undang-undang Pokok Perbankan Nomor 7 Tahun
11
1992, yang kemudian disempurnakan dengan dikeluarkannya Undang-undang RI Nomor 10 Tahun 1998 menyebabkan semakin maraknya pendirian BPR maupun lembaga keuangan lainnya. BPR adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah dimana dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Dengan demikian, kegiatan BPR jauh lebih terbatas bila dibandingkan dengan Bank Umum. Keterbatasan ini terkait dengan kegiatan BPR yang tidak dapat menciptakan uang dan tidak dapat memberikan pinjaman melebihi dana yang dihimpunnya, oleh karenanya BPR tergolong ke dalam bentuk bank sekunder (Dendawijaya, 2001). Dalam kegiatan pendirian BPR maupun lembaga keuangan lainya harus mendapatkan izin dari Bank Indonesia. Hal ini ditegaskan dalam Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 mengenai persyaratan yang harus dipenuhi untuk mendirikan usaha di bidang perbankan yaitu : 1. Adanya susunan organisasi dan kepengurusan 2. Permodalan 3. Kepemilikan 4. Keahlian di bidang perbankan 5. Kelayakan rencana kerja Selain itu, dijelaskan juga mengenai usaha-usaha yang dapat dilakukan BPR dan kegiatan-kegiatan yang tidak boleh dilakukan. Adapun usaha-usaha BPR yaitu diantaranya adalah sebagai berikut :
12
a. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan yang berupa deposito
berjangka
tabungan
dan
atau
bentuk
lainnya
yang
dipersamakan dengan itu. b. Memberikan kredit. c. Menyediakan pembiayaan bagi nasabah berdasarkan prinsip bagi hasil sesuai ketetapan yang ditentukan dalam Peraturan Pemerintah. d. Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI), deposito berjangka, sertifikat deposito dan atau tabungan pada bank lain. Sedangkan kegiatan-kegiatan yang tidak boleh dilakukan oleh BPR yaitu : 1. Menerima simpanan berupa giro dan ikut serta dalam lalu lintas pembayaran. 2. Melakukan usaha dalam valuta asing. 3. Melakukan usaha perasuransian. 4. Melakukan penyertaan modal. 5. Melakukan usaha lain di luar kegiatan yang telah ditentukan diatas. Disamping persyaratan yang harus dipenuhi dalam mendirikan BPR, BPR harus memilih bentuk badan hukum bagi pendiriannya. Bentuk-bentuk badan hukum BPR, antara lain yaitu : a. Perusahaan Daerah (PD) b. Koperasi c. Perseroan Terbatas (PT) d. Bentuk lain yang ditetapkan pemerintah
13
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 1992 bahwa kegiatan operasional BPR berada di daerah pedesaan yaitu di wilayah Kabupaten, di luar ibukota negara, ibukota provinsi, ibukota kotamadya dan ibukota kabupaten. Dari peraturan tersebut dapat disimpulkan bahwa BPR memiliki wilayah usaha yang terbatas pada lingkungan Kabupaten dan beberapa desa tertentu saja (Aliff, 1996). Fungsi didirikannya BPR di wilayah pedesaan adalah untuk menghimpun dana dan menyalurkannya kembali pada masyarakat pedesaan. Dengan fungsinya tersebut, BPR diharapkan mampu memberikan pelayanan bagi golongan pengusaha kecil. Sesuai dengan misi yang diemban, industri BPR telah diakui memiliki peran strategis dalam perekonomian Indonesia, khususnya dalam melayani jasa keuangan kepada usaha mikro dan kecil. Hal ini sejalan dengan karakteristik bisnis BPR sebagai community bank yakni dengan lokasi yang dekat dengan segmen masyarakat yang membutuhkan, prosedur pelayanan kepada nasabah yang sederhana dan mengutamakan pendekatan personal dengan latar belakang kultur masyarakat setempat, serta fleksibilitas dalam pola dan model pinjaman yang diberikan. Secara umum dalam dua tahun terakhir industri BPR menunjukkan kinerja yang membaik, tercermin pada beberapa indikator seperti meningkatnya volume usaha, DPK, kredit yang disalurkan, kredit bermasalah. Volume usaha meningkat dari Rp. 9,1 trilyun, menjadi Rp. 17,3 trilyun, DPK meningkat dari Rp. 6,1 trilyun menjadi Rp. 11,6 trilyun dan kredit meningkat dari Rp. 6,7 trilyun menjadi Rp. 12,6 trilyun. Perbaikan rasio NPL menurun dari 8,65% pada akhir tahun 2002 menjadi 7,81% pada akhir Maret 2005. Jumlah kantor BPR pada akhir Maret 2005 tercatat
14
3,154 terdiri dari 2,164 kantor pusat 203 kantor cabang, 787 kantor pelayanan kas, dan diantaranya sebanyak 89 BPR beroperasi berdasarkan prinsip syariah. Indikator-indikator ini menunjukkan bahwa kepercayaan masyarakat terhadap Industri BPR terus membaik dan peran BPR dalam memberikan pelayanan jasa keuangan kepada masyarakat juga terus meningkat. (Media Informasi Bank Perkreditan Rakyat, Edisi VI September 2005) Dari uraian diatas terlihat bahwa peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah di satu sisi dapat mendorong tumbuh dan berkembangnya BPR. Namun, di sisi lain justru semakin meningkatkan persaingan antar BPR maupun dengan lembaga keuangan lainnya. Untuk menghadapi fenomena tersebut, BPR perlu melakukan pendekatan manajemen terpadu dalam merumuskan strategi bagi pengembangannya di masa yang akan datang. Pendekatan ini dimaksudkan agar BPR dapat bertahan di tengah ketatnya persaingan lembaga perbankan di Indonesia. Dengan demikian, tujuan BPR sebagai lembaga intermediasi bagi masyarakat pedesaan akan dapat terwujud dan berperan dalam pengembangan sektor agribisnis di Indonesia.
2.1.3. Manfaat Perkreditan Perkreditan melibatkan beberapa pihak, yaitu kreditur (bank), debitur (penerima kredit), otoritas moneter dan masyarakat pada umumnya (Dendawijaya, 2001). Oleh karena itu, manfaat perkreditan berbeda-beda tergantung pada pihakpihak tersebut . 1. Bagi kreditur (bank) a. Perkreditan merupakan sumber utama pendanaannya.
15
b. Pemberian kredit merupakan perangsang pemasaran produk-produk lainnya dalam persaingan. c. Perkreditan merupakan instrumen penjaga likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas bagi bank. 2. Bagi debitur a. Kredit berfungsi sebagai sarana untuk membuat kegiatan usaha semakin lancar dan kinerja usaha semakin membaik. b. Kredit meningkatkan minat berusaha dan keuntungan sebagai jaminan kelangsungan kehidupan perusahaan. c. Kredit memperluas kesempatan berusaha dan bekerja dalam perusahaan. 3. Bagi otoritas moneter a. Kredit berfungsi sebagai instrumen moneter. b. Kredit berfungsi menciptakan kesempatan kerja dan kesempatan berusaha yang memperluas sumber pendapatan dan kemungkinan membuka sumber pendapatan negara. c. Kredit berfungsi sebagai instrumen untuk ikut serta menungkatkan mutu dunia manajemen dunia usaha, sehingga terjadi efisiensi dan mengurangi pemborosan di semua sektor. 4. Bagi masyarakat a. Kredit dapat menimbulkan backward dan forward linkage dalam kehidupan perekonomian. b. Kredit dapat mengurangi pengangguran, karena membuka peluang usaha, bekerja dan pemerataan pendapatan.
16
c. Kredit meningkatkan fungsi pasar, karena ada peningkatan daya beli.
2.1.4. Prosedur Umum Perkreditan Pengajuan kredit pada BPR melalui beberapa tahap atau prosedur, mulai dari tahap permohonan kredit sampai dengan tahap pencairan kredit. Prosedur pemberian kredit merupakan suatu tata cara yang mengatur tahapan serta langkahlangkah yang perlu dilakukan di dalam pemberian suatu kredit. Umumnya tahapan yang dilakukan dapat digolongkan dalam beberapa kelompok, yaitu : 1. Pengumpulan informasi Tahapan ini merupakan tahap awal dalam proses pemberian kredit. Kegiatan yang dilakukan adalah mengumpulkan berbagai informasi yang diperlukan mengenai calon nasabah. Data dan infomasi merupakan unsur pokok dalam aktivitas pengambilan suatu keputusan, oleh karena itu tersedianya data dan informasi yang cukup perlu diusahakan secara serius. 3. Penilaian permohonan kredit Tahapan ini merupakan tahapan analisa atas suatu usulan kredit untuk menyimpulkan apakah permohonan tersebut memenuhi syarat atau tidak. 4. Penilaian agunan Tahapan ini dilakukan jika data-data usaha tadi layak, maka selanjutnya melakukan pengecekan jaminannya. Dalam menilai estimasi jaminan, account officer harus jujur dan obyektif sehingga jangan sampai menyulitkan BPR suatu saat kemudian hari apabila terjadi credit crunch. Jaminan tersebut dapat berupa jaminan pokok dan jaminan tambahan bila diperlukan seperti jaminan barang
17
bergerak (perhiasan, barang elektronik, buku tabungan, sk pegawai, sk pensiun) dan barang tidak bergerak (kendaraan, tanah, rumah) 5. Persetujuan kredit Setelah penilaian permohonan kredit selesai, selanjutnya usulan kredit tersebut dilanjutkan ke direktur BPR untuk dianalisa dan dipertimbangkan serta mendapatkan persetujuannya. 6. Pencairan kredit Tahapan inilah sebenarnya kredit secara riil dimulai. Persiapan-persiapan terutama yang berkaitan dengan aspek hukum pemenuhan berbagai syarat yang ditentukan perlu dilakukan secara cermat dan diyakini kelengkapan serta keabsahannya. Dalam persiapan realisasi kredit tersebut, dilakukan proses sebagai berikut : a. Menerima berkas-berkas permohonan kredit tersebut berikut dokumen aslinya dari direktur BPR seperti : 1)bukti agunan, 2)aplikasi permohonan kredit, 3)lembar analisa kredit, 4)lembar usulan kredit, 5)lembar putusan kredit. b. Melakukan pengetikan pengikatan seperti tanda surat agunan, surat pengalihan hak milik dan surat perjanjian kredit. Kemudian kwitansi pendukung juga turut dilkukan pengetikan seperti nota atau kwitansi penyalur kredit dengan bukti pembayaran, nota atau kwitansi pravisi atau administrasi kredit dengan bukti penerimaan serta nota atau kwitansi premi asuransi dengan bukti pembayaran.
18
c. Penyerahan kembali ke direktur BPR dan debitur kemudian memberikan cap, kemudian diserahkan ke teller untuk melakukan persiapan realisasi transaksi. d. Teller memeriksa keabsahan bukti transaksi tersebut dan menghitung umlah uang yang akan dicairkan. e. Mencatat transaksi ke dalam buku register penerimaan dan pengeluaran kas.
2.1.5. Nasabah Nasabah adalah masyarakat yang menyimpan uangnya di bank. Sedangkan menurut Dendawijaya (2001) nasabah adalah pihak yang menggunakan jasa bank. Terdapat lima kebutuhan utama nasabah dalam memilih Bank Perkreditan Rakyat (BPR), diantaranya adalah (Suranto, 2001) : 1. Kebutuhan akan pelayanan yang memuaskan. 2. Kebutuhan akan citra bank yang positif. 3. Kebutuhan akan fasilitas perbankan yang lengkap dan modern. 4. Kebutuhan akan lokasi bank yang strategis. 5. Kebutuhan akan features produk tabungan yang lengkap. Kebutuhan-kebutuhan nasabah diatas harus sudah dimiliki dan diterapkan sedemikian rupa oleh BPR itu sendiri karena, apabila kabutuhan tersebut tidak terpenuhi oleh nasabah maka akan menyebabkan suatu masalah yang cukup serius.. Terdapat dua kategori nasabah menurut Dendawijaya (2001), yaitu : 1. Nasabah Penyimpan, yaitu nasabah yang menempatkan dananya di bank dalam bentuk simpanan berdasarkan perjanjian antara bank dan nasabah yang bersangkutan.
19
2. Nasabah Debitur, yaitu nasabah yang memperoleh fasilitas kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah atau yang dipersamakan dengan itu berdasarkan perjanjian antara bank dan nasabah yang bersangkutan.
2.2.
Konsep Akses dan Partisipasi dalam Pasar Kredit Kredit berasal dari bahasa Yunani yaitu credere yang berarti kepercayaan.
Kredit murni adalah meminjam uang dari bank (teman terdekat atau pihak lainnya) untuk suatu keperluan sementara waktu (dalam jangka waktu tertentu) dan membayar kembali setelah jangka waktu itu telah dilewati (Mulyo, 1982). Kepercayaan adalah merupakan tiangnya transaksi antara peminjam (pihak yang membutuhkan uang) dengan yang memberi pinjaman (yang mempunyai kelebihan uang). Dalam praktek sering dijumpai bahwa kepentingan yang meminjam tidak sama dengan kepentingan yang meminjamkan, seperti terlihat dalam tabel berikut : Tabel 2.1. Perbedaan Kepentingan Peminjam dan Yang Memberi Pinjaman. Kepentingan Peminjam Kepentingan yang meminjamkan Dapat menerima pinjaman secepat Mengadakan penelitian tentang diri mungkin
peminjam dan perusahaannya Memperhitungkan suku bunga yang
Dikenakan biaya serendah mungkin
menguntungkan
seperti
yang
ditetapkan Bank Indonesia (BI) Mempertimbangkan Syarat dan kondisi lainnya ringan
pengembalian
dari
terjaminnya uang
yang
dipinjamkan (Sumber : Mulyo, 1982)
Partisipasi identik dengan kesukarelaan masyarakat dalam keterlibatannya dalam aktivitas-aktivitas ekonomi. Istilah untuk akses dan partisipasi dalam
20
lembaga keuangan sering salah arti dan tertukar oleh para peneliti yang bermaksud untuk menganalisis performa pasar kredit (Nuryartono, 2005). Bagaimanapun, teori inovasi telah diperkenalkan oleh Diagne dan Zeller 2001 dalam Nuryartono 2005 untuk membedakan secara jelas antara akses terhadap kredit (formal atau informal) dan partisipasi (dalam program kredit formal atau dalam pasar kredit informal. Definisi dari akses terhadap kredit yang digunakan menurut Diagne dan Zeller (2001) adalah bahwa sebuah rumah tangga mempunyai akses terhadap sumber kredit tertentu dan rumah tangga tersebut dapat meminjam dari sumber kredit tersebut. Walaupun demikian dengan berbagai alasan rumah tangga dapat memilih untuk tidak menggunakannya. Tingkat akses kredit dapat diukur oleh jumlah maksimum yang dapat dipinjam. Berikut ini menyajikan konsep akses terhadap kredit (Diagne dan Zeller, 2001). Dalam transaksi peminjaman, pemberi pinjaman (bank) menentukan batas kredit dan jumlah yang harus dibayarkan kembali oleh peminjam (nasabah). Sementara nasabah menentukan jumlah yang ingin dipinjam dalam jangkauan yang ditentukan oleh bank. Bank menentukan pasangan (bmax R1(.)) dimana bmax adalah jumlah maksimum yang dapat dipinjamkan. Sedangkan R1 adalah fungsi dari pengembalian. R1 : [0, bmax]→ R menentukan berapa, kapan, dan dalam kondisi bagaimana bank ingin dibayar kembalai untuk jumlah pinjaman sebesar b ε [0, bmax] yang telah dipinjamkan. Dengan kata lain, bank menawarkan kontrak (bmax, R1(.)). Kepada nasabah yang dapat menerima atau menolak dengan pilihan b* ε [0, bmax]. Kontrak tersebut diterima jika b* jelas positif dan ditolak jika b* = 0. Saat pinjaman telah
21
dibayar, nasabah menentukan jangka waktu dan jumlah aktual yang harus dibayarkan kembali. Kegagalan terjadi ketika 0 ≤ Rb ≤ R1 (b*). Dengan pilihan bmax yang telah ditentukan ini bank memaksakan dirinya dengan jumlah maksimum pinjaman yang dapat ia pinjamkan kepada nasabah, bmax,i,e., jumlah total pinjaman pada seluruh nasabah ditentukan oleh bmax*n dimana b adalah jumlah rata-rata pinjaman dan n adalah nasabah. Kemungkinan terjadinya kegagalan dan kurang efektifnya pelaksanaan kontrak memberikan insentif kepada bank untuk membatasi penawaran kredit walaupun mereka mempunyai lebih dari cukup untuk memenuhi permintaan dan nasabah akan membayar tinggi suku bunganya (Stiglitz dan Weiss 1981 dalam Nuryartono 2005). Oleh karena itu dari segi pandang nasabah batas kredit yang relevan dalam penawaran bukanlah jumlah maksimum yang dapat dipinjamkan oleh bank, bmax, tetapi jumlah maksimum yang bank ingin pinjamkan.
2.2.1. Unsur-unsur Kredit Terdapat beberapa unsur kredit (Muljono, 2001) antara lain: 1. Waktu, yang menyatakan bahwa ada jarak antara saat persetujuan pemberian kredit dan pelunasannya. 2. Kepercayaan, yang melandasi pemberian kredit oleh pihak kreditur kepada debitur, bahwa setelah jangka waktu tertentu debitur akan mengembalikan sesuai dengan kesepakatan yang sudah disetujui oleh kedua belah pihak. 3. Penyerahan, yang menyatakan bahwa pihak kreditur menyerahkan nilai ekonomi kepada debitur yang harus dikembalikan setelah jatuh tempo.
22
4. Risiko, yang menyatakan adanya risiko yang mungkin timbul sepanjang jarak antara saat memberikan dan pelunasannya. 5. Persetujuan dan perjanjian, yang menyatakan bahwa antara kreditur dan debitur terdapat suatu persetujuan dan dibuktikan dengan suatu perjanjian. Menurut Muljono (2001) ada beberapa Jenis Kredit, diantaranya : A. Kredit Berdasarkan Tujuan Penggunaannya 1. Kredit konsumtif yaitu, kredit yang digunakan untuk membiayai pembelian barang-barang atau jasa-jasa yang dapat memberikan kepuasan langsung kepada konsumen. Jenis kredit ini digunakan untuk membiayai hal-hal yang bersifat konsumtif seperti kredit perumahan, kredit kendaraan serta kredit untuk membeli makanan dan pakaian. Secara tidak langsung kredit konsumtif akan memberikan efek produktif dengan cara meningkatkan produksi dari barang atau jasa yang telah dibeli oleh peminjam. 2. Kredit produktif yaitu, kredit yang digunakan untuk tujuan-tujuan yang produktif. Kredit ini dipakai untuk membeli barang-barang modal yang bersifat tetap maupun untuk membiayai kegiatan pengadaan barang yang habis dalam sekali produksi. Kredit produktif dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu, kredit investasi dan kredit modal kerja. Kredit investasi merupakan jenis kredit yang dikeluarkan oleh perbankan untuk pembelian barang-barang modal. Kredit modal kerja yaitu jenis kredit yang diberikan oleh bank kepada debiturnya untuk memenuhi kebutuhan modal kerja. B. Kredit Berdasarkan Jangka Waktu Jika dilihat dari jangka waktunya, kredit dapat dibagi menjadi tiga yaitu:
23
1. Kredit jangka pendek, merupakan kredit yang jangka waktu pembayarannya maksimal satu tahun. Kredit ini biasanya digunakan untuk membiayai kebutuhan modal kerja. 2. Kredit
jangka
menengah,
merupakan
kredit
yang
jangka
waktu
pembayarannya antara satu sampai dengan tiga tahun. Kredit ini biasanya berupa kredit modal kerja dan kredit investasi yang tidak terlalu besar. 3. Kredit
jangka
panjang,
merupakan
kredit
yang
jangka
waktu
pembayarannya lebih dari tiga tahun. Kredit ini biasanya digunakan untuk pembelian mesin, pabrik, perumahan dan alat-alat untuk keperluan investasi.
2.2.2. Penilaian Dampak Kredit Dampak penting dari akses terhadap kredit khususnya daerah pedesaan, meningkatkan kesejahteraan manusia melalui penggunaan teknologi baru yang menambah tingginya produktivitas, peningkatan pendapatan, konsumsi makanan dan kalori, serta peningkatan human capital dengan menyediakan pendidikan yang lebih baik (Nuryartono, 2005). Sharma dan Buchenrieder 2002 dalam Nuryartono (2005) mengkategorikan dua perbedaan penting dampak kredit, yaitu : 1. Studi dampak manfaat berdasarkan investasi Studi dampak manfaat berdasarkan investasi membandingkan rumah tangga atau individu yang memiliki akses terhadap pasar finansial dengan rumah tangga atau individual yang tidak memiliki. Perbandingan ini mengarah kepada pengontrolan
beragam
faktor
yang
secara
serempak
mempengaruhi
kesejahteraan rumah tangga. Keragaman studi dapat diklasifikasikan mencakup
24
dampak terhadap aset-pendapatan-produksi, dampak terhadap jaminan makanan dan dampak terhadap jenis kelamin. 2. Studi dampak manfaat berdasarkan jaminan. Studi ini memfokuskan diri kepada dua bagian, pertama adalah studi yang memfokuskan kepada efek dari rumah tangga untuk mengakses kredit dalam rangka mempermudah konsumsi pada saat mereka menghadapi guncangan pendapatan atau pengeluaran. Kedua adalah studi yang memfokuskan diri kepada penyelidikan dari tipe aktivitas ekonomi bersamaan dengan akses terhadap pasar finansial.
2.2.3. Analisis kredit Analisis kredit atau penilaian kredit adalah suatu proses yang dimaksudkan untuk menganalisis atau menilai permohonan kredit yang diajukan oleh calon debitur kredit sehingga dapat memberikan keyakinan kepada pihak bank bahwa proyek yang akan dibiayai dengan kredit bank cukup layak (Dendawijaya, 2001). Dengan adanya analisis kredit ini dapat mencegah terjadinya default oleh calon debitur. Default adalah kegagalan nasabah dalam memenuhi kewajibannya untuk melunasi kredit yang diterimanya beserta bunga yang disepakati bersama. Suatu cara menganalisis kredit yaitu yang berdasarkan prinsip “6C” (Wijaya, 1996), adalah sebagai berikut : 1. Character Dalam melakukan analisis mengenai karakter berkaitan dengan integritas dari calon debitur. Integritas ini sangat menentukan willingness to pay nasabah atas kredit yang telah dinikmatinya.
25
2. Capital Pembiayaan suatu proyek yang akan dijalankan debitur tidak seluruhnya berasal dari bank, tetapi dibiayai bersama antara bank dan debitur. Oleh karena itu, debitur wajib memiliki sejumlah dana guna dapat berpartisipasi dalam pembiayaan proyeknya. 3. Capacity Capacity adalah penilaian terhadap calon nasabah kredit dalam hal kemampuan memenuhi kewajiban yang telah disepakati bersama. 4. Condition of Economic Dalam rangka proyeksi pemberian kredit, kondisi perekonomian harus pula dianalisis. Kondisi-kondisi tersebut diantaranya : a. Kondisi dari sektor industri dimana proyek akan dibangun. b. Ketergantungan terhadap bahan baku yang harus diimpor. c. Nilai kurs valuta terhadap rupiah d. Peraturan pemerintah yang berlaku e. Kondisi perekonomian secara nasional, regional dan global. f. Kemudahan dalam memperoleh sumber daya. g. Tingkat bunga kredit yang berlaku. 5. Collateral Collateral atau agunan kredit pada umumnya adalah barang-barang yang diserahkan nasabah sebagai jaminan atas kredit yang diterimanya. Agunan kredit merupakan syarat yang harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum permohonan kredit disetujui.
26
6. Constraints Merupakan faktor hambatan berupa faktor-faktor sosial psikologis suatu daerah atau wilayah tertentu yang menyebabkan tidak terlaksananya suatu proyek.
2.3.
Kepuasan Kepuasan adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan
kinerja yang dia rasakan dengan harapannya (Kotler, 1991). Jadi tingkat kepuasan merupakan fungsi dari perbedaan kinerja yang dirasakan dengan harapannya. Sedangkan menurut Lovelock (2002), kepuasan adalah keadaan emosional, sesuatu hal yang membuat orang marah, kenetralan, kesenangan, atau kegembiraan.
2.3.1. Faktor-faktor Pendorong Kepuasan Menurut Irawan (2002) menyatakan bahwa terdapat lima komponen yang mendorong kepuasan pelanggan, antara lain : a. Harga Komponen harga sangat penting karena dinilai mampu memberikan kepuasan yang relatif besar. Harga yang murah akan memberikan kepuasan bagi pelangan yang sensitif terhadap harga karena mereka akan mendapatkan value for money yang tinggi. b. Kualitas produk Kualitas produk mencakup enam elemen yaitu performance, durability, feature, reability, consistency, dan design.
27
c. Kualitas pelayanan Salah satu konsep service quality adalah servqual yang sangat tergantung dari tiga faktor yaitu, sistem, teknologi dan manusia. d. Faktor emosional Kepuasan pelangan didasari atas rasa bangga, rasa percaya diri, simbol sukses bagian dari kelompok orang penting dan sebagainya. e. Kemudahan Komponen ini berhubungan dengan biaya untuk memperoleh produk atau jasa. Pelanggan akan makin puas apabila relatif mudah, nyaman dan efisien dalam mendapatkan produk atau pelayanan. Menurut Macaulay dan Cook (1997), pelayanan dapat ditingkatkan melalui berbagai cara yaitu : 1. Pengembangan dan penciptaan prosedur yang bersahabat, relevan, hemat waktu dan tidak berbelit-belit. 2. Menghadapi pelanggan secara bijaksana dalam situasi yang sulit sekalipun 3. Penyelesaian masalah secara jitu dan kreatif.
2.3.2. Jasa Lovelock (2002) mengemukakan bahwa jasa merupakan suatu proses yang menyangkut input dan output. Dalam hal ini, terdapat tiga tipe input yang diproses oleh suatu jasa, yaitu : 1. People processing Merupakan suatu proses dimana pelanggan mencari jasa yang dibutuhkan. Dalam proses ini biasanya dibutuhkan kehadiran fisik pelanggan dan hasilnuya
28
adalah bahwa pelanggan merasakan adanya perbedaan seperti merasakan lebih pandai, lebih sehat dan lebih terhibur. 2. Possesion processing Merupakan suatu proses dimana pelanggan mencari organisasi atau penyedia jasa yang dapat menyediakan jasa tidak hanya untuk diri sendiri tetapi juga untuk barang miliknya. 3. Information processing Merupakan suatu proses pengolahan informasi yang berasal dari pelanggan dan hasilnya diolah dengan komputer. Informasi ini merupakan bentuk jasa yang tidak berwujud namun hasilnya dapat berbentuk fisik seperti laporan atau dokumen. 4. Mental stimulus processing Merupakan suatu proses dimana dalam hal ini, pelanggan harus memperlihatkan mental. Pendorong mental ini lebih ke gerakan yang tidak bisa dirasakan langsung oleh pikiran manusia. Disamping sebagai suatu proses, menurut Lovelock (2002) jasa merupakan suatu sistem yang terdiri dari elemen-elemen yaitu sebagai berikut : 1. Sistem operasi jasa Merupakan komponen yang terdapat dalam sistem operasi jasa yang dapat dipisahkan antara komponen sumber daya manusia (SDM) dan komponen fisik. Kedua unsur tersebut harus berjalan dengan baik, karena jika terjadi masalah pada kedua komponen tersebut, akan menimbulkan masalah terhadap yang dirasakan pelanggan.
29
2. Sistem penyerahan jasa Berhubungan dengan bilamana, dimana dan bagaimana jasa tersebut diserahkan pada pelanggan.
2.4.
Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian yang penulis lakukan telah meninjau beberapa penelitian,
diantaranya penelitian yang telah dilakukan oleh Aprilia (2004) dan Gunawan (2004). Penelitian yang dilakukan oleh Aprilia (2004) dengan judul preferensi masyarakat kota Bogor tentang bank syariah. Hasil pembahasan yang dapat disimpulkan dari hasil regresi logistik menunjukan bahwa pengetahuan hukum bunga bank haram merupakan hal yang paling menentukan bagi nasabah untuk memilih bank syariah. Dari hasil analisis didapatkan hal yang mempengaruhi responden dalam kondisi pemanfaatan bank atau memilih bank syariah adalah karakteristik personal umur, pengetahuan tentang hukum bunga dan aksebilitas responden terhadap bank syariah. Hasil analisis regresi logistik juga menunjukan bahwa pengetahuan akan perbedaan antara bank syariah dan konvensional menjadi salah satu faktor yang paling menentukan bagi nasabah untuk mengadopsi bank syariah. Berdasarkan analisis, hal yang mempengaruhi mau tidaknya responden mengadopsi bank syariah adalah umur, pengetahuan perbedaan bank syariah dan bank konvensional, pengetahuan hukum bunga bank, status ekonomi atau pendapatan responden dan fasilitas bank syariah.
30
Gunawan (2004), meneliti mengenai “Analisis Kepuasan Debitur Kredit Guna Bakti PT. Bank Jabar KCP Darmaga”, menggunakan deskriptif dan analisis importance dan performance. Penelitian ini menghasilkan beberapa beberapa kesimpulan diantaranya atribut pelayanan yang masuk ke dalam kuadran I (prioritas utama), dimana tingkat kepentingan pelanggan tinggi sedangkan tingkat pelaksanaannya rendah, adalah pelayanan diberikan dengan cepat, kenyamanan ruang tunggu, dan letak yang mudah dijangkau. Pada kuadran II (pertahankan prestasi), dimana tingkat kepentingan dan pelaksanaannya yang tinggi, adalah pelayanan yang diberikan tepat waktu, petugas dapat berkomunikasi dengan baik dengan debitur, kejujuran dalam bertransaksi, petugas dapat memberikan informasi yang akurat, petugas ramah dan sopan dalam memberikan pelayanan dan kebersihan ruang secara umum. Pada kuadran III (prioritas rendah), dimana tingkat kepentingan dan pelaksanaannya sama-sama rendah, adalah pelayanan yang diberikan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan, petugas memahami kebutuhan debitur, petugas berpenampilan rapi dan bersih dan peralatan perlengkapan yang tersedia lengkap sesuai dengan kebutuhan debitur. Pada kuadran IV (berkelebihan), dimana tingkat kepentingan pelanggan rendah sedangkan pelaksanaannya tinggi, adalah kemudahan dalam proses pelayanan, kesibukan petugas tidak mengganggu terhadap layanan terhadap debitur, petugas cepat dalam penanganan debitur, petugas dapat memberikan layanan yang bersifat individual, kepada debitur dan kemudahan menghubungi melalui telepon.
31
2.5.
Kerangka Pemikiran Dari survei yang telah dilakukan, bahwa terdapat 8 unit BPR di Wilayah
Kabupaten Sukabumi diantaranya adalah BPR Pasar Sukabumi, BPR Bank Supra, BPR Bumi Asih, BPR Bumi Tani, BPR Nusamba, BPR Megadana, BPR Sukabumi dan BPR”X” dimana BPR-BPR tersebut mempunyai beberapa cabang yang terletak di setiap kecamatan yang berada di Kabupaten Sukabumi. BPR-BPR tersebut khususnya PT.BPR”X” ini bersaing untuk mendapatkan nasabah baru dan mempertahankan nasabah yang lama. Dengan semakin ketatnya persaingan dalam industri BPR, maka salah satu cara untuk meningkatkan daya saing PT.BPR"X" adalah dengan meningkatkan kepuasan nasabahnya. Sebagai industri jasa, setiap BPR akan berusaha memberikan pelayanan yang maksimal bagi para nasabahnya. Oleh karena itu, PT.BPR"X" harus dapat selalu memuaskan nasabahnya dengan memenuhi apa yang menjadi keinginan dan kebutuhan nasabahnya. Pengaruh karakteristik partisipasi masyarakat (nasabah) terhadap BPR, penulis mengelompokkan menjadi dua yaitu karakteristik personal dan partisipasi masyarakat tentang PT.BPR”X”. Masing-masing karakteristik akan mempengaruhi partisipasi dalam bersedia atau tidaknya nasabah memilih BPR dan pilihan mereka menjadi nasabah PT.BPR”X”. Hasil dari kuesioner akan menggambarkan setiap karaktristik personal masyarakat baik nasabah maupun non nasabah. Untuk nasabah akan mengetahui penilaiannya mengenai atribut-atribut pelayanan yang diberikan PT.BPR”X”.
Selain
dari
nasabah,
hasil
kuesioner
Non
nasabah
akan
menggambarkan dari mana responden memperoleh kredit dan berapa besar pinjaman yang diperoleh. Selanjutnya hasil analisis deskriptif tersebut akan
32
dianalisis kembali dengan menggunakan metode Maksimum Likelihood dengan model probit sehingga akan diketahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi partisipasi masyarakat terhadap layanan kredit PT.BPR”X”. Peran dan Kinerja PT.BPR”X”
Karakteristik personal - Status Ekonomi - Umur - Kekosmopolitan
Nasabah dan Non Nasabah PT.BPR”X”
Partisipasi Masyarakat - Akses - Konsep - Pelayanan - Adopsi
Kuesioner
Analisis Deskriptif
Pengolahan Data
Faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat terhadap layanan kredit PT.BPR”X” Gambar 2.1. Kerangka pemikiran konseptual
33
2.6.
Hipotesis Penelitian Hipotesisi yang ingin di analisis dalam penelitian ini adalah :
(1) Jenis kelamin mempunyai pengaruh yang positif atau negatif terhadap peluang seseorang menjadi nasabah PT.BPR”X”. (2) Tingkat pendidikan mempunyai mempunyai pengaruh yang positif terhadap peluang menjadi nasabah. (3) Umur mempunyai pengaruh yang positif atau negatif terhadap peluang menjadi nasabah. (4) Pekerjaan mempunyai pengaruh yang positif terhadap peluang menjadi nasabah (5) Jumlah anggota keluarga mempunyai pengaruh yang negatif terhadap peluang menjadi nasabah. (6) Pendapatan mempunyai pengaruh yang positif atau negatif terhadap peluang menjadi nasabah.
III. METODE PENELITIAN
3.1.
Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan metode studi kasus (case study) yang dapat
didefinisikan sebagai penelitian tentang status subjek penelitian yang berkenaan dengan satu fase spesifik atau khas dari keseluruhan personalitas (Nasir,1998). Lokasi penelitian dilakukan di Kota Sukabumi dengan melibatkan dua kelompok sampel yakni, nasabah dan Non nasabah PT.BPR”X”. Dalam melakukan pengumpulan data, penelitian ini membutuhkan waktu selama tiga bulan yang dimulai pada bulan Juni sampai dengan bulan Agustus tahun 2006.
3.2.
Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Data primer diperoleh dari hasil studi lapangan dengan cara wawancara langsung baik terhadap pimpinan atau petugas PT.BPR”X” maupun kepada nasabah PT.BPR”X” dan non nasabah PT.BPR"X". Sedangkan data sekunder diperoleh dari Bank Indonesia (BI), studi literatur baik dari data dan dokumen yang ada pada bank, studi pustaka, majalah atau koran, internet dan sumbersumber yang lainnya yang berhubungan dengan penelitian ini.
3.3.
Metode Pengambilan Data Dalam teknik pengambilan data dilakukan dengan observasi langsung,
wawancara dan penyebaran kuesioner untuk mendapatkan data primer. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah sebagai berikut :
35
1. Wawancara langsung dengan pihak manajemen bank, yang dilakukan dalam bentuk diskusi dan percakapan dua arah atas inisiatif penulis dengan menyusun daftar pertanyaan sebelumnya untuk memudahkan dalam memperoleh informasi dari bank. 2. Penyusunan Kuesioner a) Kuesioner nasabah yang bertujuan untuk data mengenai atribut pelayanan yang diharapkan nasabah dan bagaimana kepuasan nasabah terhadap atribut pelayanan yang telah diberikan oleh PT.BPR”X” yaitu dengan mewawancarai nasabah langsung pada saat nasabah sedang menunggu pencairan kredit. b) Kuesioner Non nasabah yang bertujuan untuk melihat darimana mereka memperoleh kredit selain dari PT.BPR”X” dan berapa banyak kredit yang diterima responden. Penyebaran kuesioner ini dilakukan penulis dengan cara door to door. 3. Studi pustaka dengan mengumpulkan data dan informasi baik dari data internal bank maupun eksternal seperti pustaka, laporan-laporan, literatur serta penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan permasalahan yang dihadapi. Metode pengambilan responden dilakukan secara sampling yang merupakan suatu cara pengumpulan data yang sifatnya tidak menyeluruh, artinya tidak mencakup seluruh obyek penelitian, akan tetapi hanya sebagian dari populasi saja (Supranto, 2001). Pengambilan sampel penelitian dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling. Responden yang dipilih adalah masyarakat Kota Sukabumi dengan sampel nasabah PT.BPR”X” dan non nasabah
36
yang bersedia untuk mengisi kuesioner yang diajukan. Tempat pengambilan data juga dilakukan secara sengaja yaitu di PT.BPR”X” dan lingkungan sekitarnya. Kriteria nasabah yang akan dianalisis adalah nasabah PT.BPR”X” yang hanya meminjam kredit saja. Akan tetapi ada juga beberapa nasabah yang menyimpan yang penulis temui. Sedangkan sampel non nasabah adalah masyarakat sekitar PT.BPR”X” yang meminjam kreditnya bukan di PT.BPR”X” melainkan kepada lembaga keuangan lainnya baik formal maupun informal dan individu. Apabila dalam pengambilan sampel memiliki data yang detail, maka bisa dilakukan dengan cara acak (Random Sampling). Akan tetapi peneliti tidak dapat mendapatkan data dari jumlah nasabah yang ada karena itu merupakan privasi dari PT.BPR”X” itu sendiri. Sehingga peneliti dapat melakukan pengambilan sampel sejumlah tertentu (Quota Sampling). Metode pengambilan sampel ini peneliti lakukan dengan mendatangi PT.BPR”X” setiap hari selama satu minggu dari pagi sampai sore setiap bulannya. Metode seperti ini sebenarnya kurang baik, karena terdapat kelemahan dari pengambilan sampel yang dilakukan, seperti nasabah yang tidak mau memberikan informasi atau tidak mau diwawancarai sehingga penulis harus bersabar untuk mendapatkan responden yang bersedia untuk menjadi responden untuk diwawancarai. Kemudian untuk pengambilan sampel non nasabah, penulis lakukan dengan cara mendatangi masyarakat sekitar lingkungan PT.BPR”X” (door to door) untuk menanyakan apakah masyarakat tersebut meminjam kredit kepada lembaga keuangan (formal dan informal kredit) maupun individu dengan kata lain tidak meminjam kredit pada PT.BPR”X”. metode ini juga perlu kesabaran untuk bisa mendapatkan responden karena tidak
37
semua masyarakat meminjam kredit sehingga harus mencari dan mendapatkan masyarakat yang sedang meminjam kredit bukan pada PT.BPR”X”. Menurut Nasution (2004), jika populasi yang diteliti memiliki tingkat homogenitas yang tinggi, maka sampel dapat diambil sejumlah tertentu tanpa melalui perhitungan rumus. Hal ini dikarenakan keterbatasan waktu dan biaya dalam penelitian yang dilakukan. Untuk lebih mendapatkan keakuratan hasil penelitian, maka peneliti mengambil jumlah sampel sebanyak 100 responden yang terdiri dari 61 sampel nasabah PT.BPR”X” dan 39 sampel non nasabah. Pengambilan jumlah sampel sebanyak 100 responden ini dianggap dapat mewakili keseluruhan perilaku baik nasabah maupun non nasabah PT.BPR”X”. Sebenarnya penulis mendapatkan atau menemui nasabah yang hanya menyimpan saja (menabung) sebanyak lebih dari enam nasabah setiap bulannya, akan tetapi sesuai dengan kriteria pengambilan sampel maka nasabah yang menabung saja tidak dimasukan dan tidak diwawancarai secara detail seperti pada nasabah peminjam kredit (debitur).
3.4.
Metode Pengolahan Data Metode pengolahan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
dengan menggunakan program SPSS 11.0, dan STATA 8. Program SPSS 11.0 digunakan untuk mendeskripsikan karakteristik personal responden dan melihat seberapa besar penilaian nasabah terhadap atribut-atribut yang diberikan PT.BPR”X”. Sedangkan program STATA 8 digunakan untuk melihat faktorfaktor apa saja yang mempengaruhi peluang masyarakat menjadi nasabah PT.BPR”X”.
38
3.5.
Metode dan Tahapan Analisis Data
3.5.1. Analisis Deskriptif Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif. Analisis deskriptif ini dilakukan dengan menggunakan metode description dan metode crosstab (tabel silang) untuk menjelaskan dalam penggunaan data berskala nominal atau kategori dalam karakteristik responden.
3.5.2. Tahapan Penelitian Terdapat beberapa tahap yang dilakukan dalam penelitian ini, diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Deskripsi data Tahapan ini merupakan tahap awal yang dilakukan untuk melihat karakteristik seluruh data yang diperoleh. Kemudian data tersebut akan disiapkan untuk analisis yang digunakan selanjutnya. 2. Penyusunan Model Probit Untuk menerangkan perilaku suatu variabel tak bebas (dependent) yang dummy atau dichatomous (bernilai 0 atau 1) diperlukan suatu model. Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model probit. Bentuk umum persamaan probit adalah sebagai berikut (Gujarati,1997) : Yi = βXi + μi , dimana :
Y = 1 jika Yi > = selainnya Y = 0 dan probabilitas (Yt=1) = probabilitas (μi > βXi = 1 – F (–βXi)
dalam model ini variabel yang dipengaruhi dikategorikan sebagai 1-0 variabel dummy.
39
Analisis dimulai dengan memilih responden secara sengaja yaitu masyarakat Kota sukabumi dengan sampel nasabah PT. BPR”X” dan Non nasabah PT. BPR”X”. Faktor-faktor yang diduga mempengaruhi seseorang menjadi nasabah dilihat dari karakteristik personal respondennya, yaitu jenis kelamin, umur, pendidikan, pekerjaan, jumlah anggota keluarga, dan pendapatan. Adapun model persamaan regresinya dapat ditulis sebagai berikut : Y = bo + b1X1i + b2X2i + b3X3i + b4X4i + b5X5i + b6D1 + εi Dimana : Y = memilih PT.BPR”X” = 1, untuk menjadi nasabah PT.BPR”X” = 0, untuk tidak menjadi nasabah PT.BPR”X” X1 = jenis kelamin X2 = umur X3 = pendidikan X4 = jumlah anggota keluarga X5 = pendapatan D1 = pekerjaan = 1, pensiunan = 0, pekerjaan lainnya
GAMBARAN UMUM
4.1.
Sejarah Singkat BPR Untuk menunjang perekonomian di pedesaan, maka pada tahun 1985
berdiri Bank Perkreditan Rakyat (BPR) pertama di Indonesia atas prakarsa pendanaan dari masyarakat Purwekerto dengan nama “ Hulp En Spaa bank Der intandsche Bestuurs Amrenarer De Woff Van Westerrode pada tahun 1897 mendirikan sebanyak 250 buah lumbung desa dalam wilayahnya. Kemudian model BPR ini tumbuh menjamur di seluruh Indonesia, dimana jumlah BPR akhir tahun 2002 berjumlah sekitar 2.143 BPR dengan jumlah kantor sebanyak 2.744. Untuk mengawasi dan membina BPR, maka pada tahun 1905 menunjuk seorang inspectur voor ket Valkscredict Weken dan kemudian pada tahun 1912 dibentuk Dienst Voor ket Valkscredct Weken. Pada tahun 1929-1932 terjadi krisis ekonomi yang melanda perekonomian dunia. Kondisi ini berimbas pada macetnya operasional beberapa bank saat itu. Berdasarkan kaeadaan ini maka terbentuklah sebuah lembaga yang bernama Algemeene Valkscredict bank yang saat ini dikenal dengan BRI. Pada tahun 1934 sentral kas dihapus sementara dan semua tugas-tugasnya diserahkan pada Algemeene Valkscredict serta 94 BPR pada waktu itu dijadikan kantor cabang dari Algemeene Valkscredict bank.
4.2.
Sejarah Singkat PT.BPR”X” Sesuai dengan akta pendirian NO.103 yang dibuat oleh notaris Drs.
Mansoer Wiriatmaja. SH di Jakarta didirikan PT. BPR Eka Dana Cipanas Permai dan pada tanggal 5 desember 1995 memperoleh izin usaha sebagai BPR
41
berdasarkan SK menteri keuangan NO.387/KM/171995 yang selanjutnya pada tahun 2003 berubah nama menjadi PT. BPR Dana Indonesia. Sejalan dengan perkembangan usahanya PT. BPR Dana Indonesia menjadi kerja sama operasional dengan PT. Pos Indonesia dalam penyaluran kredit kepada pensiunan yang pembayaran uang pensiunannya melalui PT. Pos Indonesia, maka pada tahun 2006 PT. BPR Dana Indonesia berubah nama menjadi PT. BPR”X”. Kantor pusat PT. BPR”X” berlokasi di jalan raya Cimacan NO.31 Kabupaten Cianjur dengan 3 kantor cabang yang berlokasi di Sukabumi, Purwakarta, Cimahi dan Cianjur serta POS (point of sales) yang tersebar di seluruh kantor pos. Pada pertengahan tahun 2006 BI telah mengizinkan PT. BPR”X” untuk beroperasi lintas provinsi di seluruh pulau jawa (Jabar, Banten dan Jakarta) dalam hal penyaluran kredit kepada pensiunan, PNS(pegawai negeri sipil) atau purnawirawan ABRI atau POLRI (Polisi Republik Indonesia) bekerjasama dengan koperasi nusantara. Seiring dengan semakin tingginya kepercayaan yang diperoleh dari deposan yang mitra usahanya serta untuk memberikan rasa aman kepada nasabah PT. BPR”X” juga mengikuti program penjaminan DPK melalui lembaga penjamin simpanan (LPS) sesuai dengan UU RI NO.24 tahun 2004. Kinerja PT. BPR”X” menunjukkan hasil yang semakin baik dari tahun ke tahun yaitu, dari tahun 2004 sampai 2006 dibuktikan dengan diperolehnya berbagai penghargaan antara lain: •
mendapatkan sertifikat ISO GOOL : 2000 dari Bureau Veritas Quality International (BVQ) untuk standar mutu, pelayanan dalam pemberian kredit sejak tahun 2004.
42
•
Setiap tahun PT. BPR”X” selalu memperoleh surat penilaian kesehatan bank oleh BI dengan kategori bank sehat.
•
Mendapatkan penghargaan best UKM (usaha kecil menengah) dari bank mandiri pada tanggal 5 Agustus 2005 PT.
BPR”X”
telah
dapat
meningkatkan
kemampuan
teknologi
informasinya dengan online system di seluruh riil kerja yang tersebar di kantor pos dan program peningkatan kualitas SDM (sumber daya manusia) melalui training center department.
4.3.
Susunan Kepengurusan PT. BPR”X” Dalam pendirian suatu BPR, khususnya PT. BPR”X” jalannya organisasi
tidak terlepas dari struktur organisasi yang dibentuk. Susunan kepengurusan ini tidak begitu detail, hanya sebagian seperti komisaris, direksi, direktur dan pemegang saham saja yang dimasukan ke dalam susunan kepengurusan PT.BPR”X”. Komisaris Utama (Anton B. S. Hudyana)
Komisaris (Arfan Sani)
Direktur (Irwan Saputra)
Direksi (Rahmat, SE)
-
Pemegang Saham Suryadinata Sumantri Rahmat, SE Inge Irgarjati Arfan Sani
Gambar 4.1. Susunan Kepengurusan PT.BPR”X”
43
4.4.
Ikhtisar Keuangan PT. BPR”X” Sejak tahun 2003 sampai akhir 2005 PT. BPR”X” telah mengalami
kemajuan pesat. Kondisi ini ditandai dengan peningkatan jumlah asset dan kredit yang diberikan kepada masyarakat serta parameter kuantitatif lainnya. PT. BPR”X” mencapai kinerja meyakinkan, dilihat dari pencapaian jumlah asset pada akhir tahun 2005 sebesar Rp.141,4 Milyar atau mengalami peningkatan 64,80 persen dibanding pencapaian tahun 2004 yaitu sebesar 85,8 Milyar. Jumlah kredit yang diberikan per 31 Desember 2005 sebesar Rp.91 Milyar (tidak termasuk portofolio kredit yang bersumber dari dana Linkage Programme sebesar 70 Milyar). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.1. Tabel 4.1. Ikhtisar Keuangan PT. BPR”X” Uraian
2003
2004
2005
Asset*
88,025
85,789
141,411
Kredit yang diberikan*
42,410
59,604
90,997
DPK
77,701
71,412
123,603
Pendapatan bunga bersih
7,166
7,635
15,225
Laba (rugi) operasional
1,981
3,919
5,812
Pendapatan (beban) non operasional
(12)
(88)
(54)
Laba sebelum pajak
1,970
3,831
5,758
1. *) belum termasuk dana yang berasal dari Linkage Programme 2. Nilai dalam Rp.juta
Pada Tabel 4.1, jumlah perolehan kredit meningkat sebesar 52,68 persen dibanding pencapaian di tahun 2004 dimana jumlah kredit yang diberikan pada tahun 2004 adalah sebesar Rp.59,6 Milyar. Dari jumlah kredit tersebut, 80 persen disalurkan kepada pegawai negeri dan swasta serta para pensiun yang semuanya mempunyai penghasilan tetap. Kredit ini akan di tingkatkan pada akhir tahun
44
2006 menjadi lebih dari 95 persen. Laba sebelum pajak tahun 2004 sebesar Rp.3,8 Milyar. Perusahaan telah berhasil menghimpun DPK berupa tabungan, deposito dan dana dari Linkage Programme tahun 2005 sebesar 123,6 Milyar. Jumlah DPK meningkat sebesar 73,1 persen. Selain meninjau kinerja suatu bank, Bank Indonesia juga menilai tingkat kesehatan PT. BPR”X”. Tingkat kesehatan suatu bank ini dapt di lihat dari beberapa inidikator seperti LDR, ROE, ROA, BOPO, CAR dan NPL seperti terlihat pada tabel berikut ini : Tabel 4.2. Key Performance Indicators PT. BPR”X” Uraian 2003(%) 2004(%)
2005(%)
LDR
67,74
91,10
86,90
ROE
21,39
24,09
27,83
ROA
3,12
3,61
3,34
BOPO
87,13
83,53
71,36
CAR
20,74
29,51
37,47
NPL
1,83
1,27
0,66
TKS BI*
92 (Sehat)
97 (Sehat)
97 (Sehat)
Opini Audit
Unqualified
Unqualified
Unqualified
Opinion
Opinion
Opinion
*) TKS BI : Tingkat kesehatan BI
Tabel 4.2 diatas menunjukan bahwa tingkat kesehatan PT. BPR”X” sangat baik. Hal ini ditandai dengan peningkatan nilai Loan to Deposit Ratio (LDR) dari tahun 2003 sampai tahun 2004. Namun pada tahun 2005 LDR mengalami penurunan sebesar 4,2 persen akan tetapi nilai tersebut tidak menurunkan nilai tingkat kesehatan PT. BPR”X” oleh BI bahkan meningkat. Nilai ROA meningkat pada tahun 2004 menjadi 3,61 persen dari tahun 2003 (3,12
45
persen) sedangkan pada tahun 2005 menurun sebesar 0,27 persen menjadi 3,34 persen. Dalam penentuan tingkat kesehatan bank, BI lebih mementingkan penilaian ROA dan tidak mementingkan unsur ROE karena, BI sebagai pembina dan pengawas perbankan lebih mengutamakan nilai profitabilitas suatu bank yang diukur dengan asset yang dananya sebagian besar berasal dari dana simpanan masyarakat. Persentase Non Performing Loan (NPL) mengalami penurunan dari tahun ke tahun.sehingga di asumsikan bahwa pemberian kredit oleh PT. BPR”X” mengalami perbaikan dan telah mengikuti prinsip-prinsip pemberian kredit yang sehat.
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1.
Karakteristik Responden Responden dapat digolongkan menjadi dua kelompok, yaitu kelompok
nasabah PT. BPR”X” (masyarakat yang meminjam kredit pada PT. BPR”X”) dan kelompok non nasabah PT. BPR”X” (masyarakat sekitar PT. BPR X yang meminjam kredit selain pada PT. BPR”X” yakni seperti pada lembaga kredit baik lembaga formal kredit atau lembaga informal kredit maupun individu). Karakteristik responden ini dapat dilihat dari deskripsi faktor demografi dan faktor ekonomi. Faktor demografi ini melihat dari sisi jenis kelamin responden, umur responden, pendidikan responden, pekerjaan responden dan jumlah anggota keluarga responden. Sedangkan faktor ekonominya adalah dilihat dari sisi pendapatan dan sisi pengeluarannya.
5.1.1. Deskripsi Faktor Demografi a. Jenis kelamin Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penyebaran kuesioner dengan melakukan wawancara, mayoritas jenis kelamin responden adalah laki-laki yaitu sebesar 53 persen, sedangkan jenis kelamin perempuan 47 persen. Perbedaan jenis kelamin responden tidak begitu besar, hanya 6 persen dari total seluruh responden. Sebaran kelompok responden nasabah PT. BPR”X” dan kelompok Non nasabah berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Gambar 5.1.
47
70.0% 60.0% 50.0% 40.0%
Nasabah
30.0%
Non Nasabah
20.0% 10.0% 0.0% Perempuan
Laki-laki
Gambar 5.1 Sebaran Kelompok Nasabah dan Non Nasabah PT. BPR”X” Berdasarkan Jenis Kelamin Sampel nasabah dari PT. BPR”X” ternyata didominasi oleh responden dengan jenis kelamin laki-laki sejumlah 63,9 persen. Hal ini berbeda untuk responden non nasabah yang ternyata lebih banyak jenis kelamin perempuan dibandingkan dengan jenis kelamin laki-laki yaitu 64,1 persen b. Umur Peubah umur dari total responden cukup bervariasi. Peubah umur ini dibagi menjadi empat bagian yaitu kelompok umur antara 20 tahun sampai 30 tahun, kelompok umur antara 31 tahun sampai 40 tahun, kelompok umur antara 41 tahun sampai 50 tahun dan kelompok umur lebih dari 51 tahun. Umur total responden didominasi oleh kelompok umur antara 41 tahun sampai 50 tahun yaitu sebanyak 42 persen.
48
50.0% 45.0%n 40.0% 35.0% 30.0%
Nasabah
25.0%
Non Nasabah
20.0% 15.0% 10.0% 5.0% 0.0% 20-30 tahun 31-40 tahun 41-50 tahun ≥51 tahun
Gambar 5.2 Sebaran Kelompok Nasabah dan Non Nasabah PT. BPR”X”Berdasarkan Umur Pada Gambar 5.2 menunjukan perbandingan golongan umur antara nasabah PT. BPR”X” dan Non nasabah PT. BPR”X”. Persentase responden kelompok nasabah mayoritas berumur lebih dari 51 tahun yaitu sebesar 45,9 persen. berdasarkan hasil wawancara, mayoritas umur tersebut menyatakan bahwa resonden memiliki status sebagai pensiunan. Untuk sampel Non nasabah PT. BPR”X”, mayoritas sampel berada pada kisaran umur antara 31 tahun sampai 40 tahun yaitu, sebanyak 46,2 persen. sementara responden yang berada pada kelompok umur lebih dari 51 tahun hanya 2,6 persen. c. Pendidikan Gambaran umum tingkat pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam pengembangan sumber daya manusia. Tingkat pendidikan responden dapat dilihat pada Gambar 5.3. Secara rata-rata dapat disimpulkan bahwa tingkat pendidikan baik nasabah maupun non nasabah relatif rendah. Untuk sampel responden nasabah PT. BPR”X” 43 persen hanya tamat sekolah dasar (SD)
49
sedangkan untuk sampel responden non nasabah 53,8 persen. Apabila dibandingkan dengan non nasabah maka dapat dikatakan bahwa tingkat pendidikan nasabah PT. BPR”X” relatif baik. Hal ini dapat dilihat pada persentase nasabah PT. BPR”X” yang menyelesaikan tingkat pendidikan diploma dan sarjana adalah 18,1 persen sementara Non nasabah PT. BPR”X” 5,1 persen hanya lulusan Diploma. 60.0% 50.0% 40.0% Nasabah
30.0%
Non Nasabah
20.0% 10.0% 0.0% Tamat SD
Tamat SMP
Tamat SMA
Diploma
Sarjana
Gambar 5.3 Sebaran Kelompok Nasabah dan Non Nasabah PT. BPR”X” Berdasarkan Pendidikan d. Pekerjaan Pekerjaan merupakan faktor yang sangat penting bagi nasabah dalam menentukan jumlah kredit yang ingin dipinjam. Terdapat 5 kategori pekerjaan responden yaitu pekerjaan sebagai pegawai negeri, pegawai swasta, pensiunan, wiraswasta dan yang berstatus seagaiibu rumah tangga. Mayoritas pekerjaan responden adalah berwiraswasta yaitu sebanyak 35 persen, sedangkan yang pekerjaannya sebagai pensiunan 31 persen, sebagai pegawai negeri 17 persen,
50
sebagai ibu rumah tangga 13 persen, sebagai pegawai swasta dan pekerjaan lainnya (supir angkot) 2 persen. 80.0% 70.0% 60.0% 50.0%
Nasabah
40.0%
Non Nasabah
30.0% 20.0% 10.0%
La in ny a
Pe ga w
ai sw as ta W ira sw as ta
un an
ri
Pe ns i
ai ne ge
Pe ga w
Ib u
ru m
ah
ta ng ga
0.0%
Gambar 5.4 Sebaran Kelompok Nasabah dan Non Nasabah PT. BPR”X” Berdasarkan Pekerjaan Pada Gambar 5.4, menyajikan detail perbandingan antara nasabah PT. BPR”X”dan Non nasabah PT. BPR”X” mengenai pekerjaan. Pekerjaan yang paling banyak untuk sampel nasabah PT. BPR”X” adalah berstatus sebagai pensiunan yaitu sebanyak 49,2 persen, Sedangkan untuk sampel non nasabah, mayoritas responden bekerja sebagai wiraswasta yaitu sebanyak 71,8 persen. Perbandingan antara nasabah dengan Non nasabah ini perlu untuk ditelaah, karena hampir setengahnya dari seluruh responden nasabah PT. BPR”X” merupakan pensiunan sedangkan untuk Non nasabah lebih dari 50 persen bekerja sebagai wiraswasta. Pekerjaan responden baik nasabah maupun Non nasabah bisa dilihat dari tingkat pendidikannya. Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya bahwa baik nasabah maupun Non nasabah memiliki tingkat pendidikan yang relatif rendah.
51
Perbandingan hubungan pendidikan dengan pekerjaan antara nasabah dan non nasabah ini dapat dijabarkan pada Tabel 5.1 dan Tabel 5.2 dibawah ini : Tabel 5.1. Pekerjaan Nasabah PT.BPR”X” Berdasarkan Tingkat Pendidikan Total Pendidikan SD SMP SMA D3 Sarjana Ibu rumah tangga 2 2 4 0 0 8 Pegawai negeri 0 1 4 6 4 15 Pekerjaan Pensiunan 18 9 2 1 0 30 Pegawai swasta 0 0 1 0 0 1 Wiraswasta 2 1 4 0 0 7 Total 22 13 15 7 4 61 Tabel 5.2. Pekerjaan Non Nasabah Berdasarkan tingkat Pendidikan Pendidikan SD SMP SMA D3 Ibu rumah tangga 4 1 0 0 Pegawai negeri 0 0 0 2 Pensiunan 1 0 0 0 Pekerjaan Pegawai swasta 0 0 1 0 Wiraswasta 16 7 5 0 Lainnya 0 1 1 0 Total 21 9 7 2
Total 5 2 1 1 28 2 39
Tabel 5.1 menyajikan detail hubungan antara pekerjaan dengan pendidikan nasabah. Sebanyak 18 responden nasabah PT. BPR”X” yang berstatus pensiunan ternyata hanya berpendidikan tamat SD, berdasarkan hasil wawancara ternyata mereka adalah purnawiraan prajurit TNI, ABRI, pegawai negeri golongan I, dan guru. Sedangkan pekerjaan pegawai negeri dengan lulusan sarjana sebanyak 4 responden. Jika dibandingkan dengan responden non nasabah yaitu pada Tabel 5.2 maka yang mendominasi adalah pekerjaan sebagai wiraswasta dengan pendidikan tamat SD berjumlah 16 responden. Untuk pekerjaan sebagai pegawai negeri hanya lulusan diploma saja sedangkan lulusan sarjana tidak ada.
52
Dalam menggunakan pinjaman atau kredit nasabah dari PT. BPR”X” dapat dikategorikan menjadi 4 kelompok penggunaan kredit yaitu, digunakan untuk investasi, modal kerja, konsumsi dan penggunaan lainnya. Untuk penggunaan lainnya berdasarkan informasi yang diperoleh dapat diidentifikasi sebagai berikut: 1) biaya sekolah; seperti biaya sekolah sendiri, sekolah anak dan sekolah cucu. 2) biaya kesehatan; seperti biaya berobat anak, keluarga dan biaya bersalin. 3) biaya perbaikan; seperti perbaikan rumah dan perbaikan mobil. 4) biaya pesta; seperti pernikahan dan sunatan. 5) biaya bangun rumah dan biaya DP kendaraan. Kebutuhan akan rumah tangga sangat beraneka ragam. Hal ini dibuktikan dengan berbagai penggunaan terhadap kredit yang diajukan. Berdasarkan hasil wawancara, pinjaman atau kredit dari nasabah PT. BPR”X” tersebut tidak hanya digunakan untuk satu keperluan atau satu penggunaan saja, melainkan beberapa penggunaan. Kredit ini ada yang digunakan seluruhnya untuk satu keperluan saja, ada juga yang digunakan sebagian dimana yang sebagian lagi digunakan untuk keperluan yang lainnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 5.5, Gambar 5.6 dan Ganbar 5.7 di bawah ini:
53
120% 100% 80%
Jumlah Pinjaman Yang Digunakan
60%
Jumlah Nasabah
40% 20% 0% 1
2
3
4
Gambar 5.5. Persentase Jumlah Pinjaman Yang Digunakan Untuk Investasi Gambar 5.5 menunjukan bahwa Persentase nasabah yang menggunakan total pinjamannya untuk investasi adalah sebanyak 3,3 persen.
120,00% 100,00% 80,00%
Jumlah Pinjaman Yang Digunakan
60,00%
Jumlah Nasabah
40,00% 20,00% 0,00% 1
3
5
7
9
11
13
15
Gambat 5.6 Persentase Jumlah Pinjaman Yang digunakan Untuk Modal Kerja Gambar 5.6 menggambarkan bahwa sebanyak 24,6 persen nasabah menggunakan total pinjamannya untuk modal kerja.
54
100,0% 90,0% 80,0% 70,0% Jumlah Pinjaman yang digunakan
60,0% 50,0%
Jumlah Nasabah
40,0% 30,0% 20,0% 10,0% 0,0% 1
2
3
4
5
6
7
8
9
Gambat 5.7 Persentase Jumlah Pinjaman Yang digunakan Untuk Lainnya Gambar 5.7 disini tidak ada nasabah yang menggunakan total pinjamannya baik untuk investasi, untuk modal kerja maupun untuk konsumsi seluruhnya melainkan digunakan untuk beberapa keperluan. e. Jumlah anggota keluarga Dalam suatu rumah tangga memiliki beberapa anggota keluarga. Jumlah anggota keluarga ini cukup bervariasi, ditandai dengan jumlah anggota keluarga yang berjumlah dari dua anggota keluarga sampai dengan delapan anggota keluarga. Jumlah anggota keluarga baik nasabah maupun Non nasabah mayoritas berjumlah 5 anggota keluarga yaitu masing-masing sebanyak 31,1 persen dan 43,6 persen. Untuk yang berjumlah delapan anggota keluarga hanya responden nasabah saja sebesar 3,3 persen sedangkan Non nasabah tidak ada.
55
50.0% 45.0% 40.0% 35.0% 30.0%
Nasabah
25.0%
Non Nasabah
20.0% 15.0% 10.0% 5.0% 0.0% 2 AK
3 AK
4 AK
5 AK
6 AK
7 AK
8 AK
Keterangan : AK = Anggota Keluarga
Gambar 5.8 Sebaran Kelompok Nasabah dan Non Nasabah PT. BPR”X” Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga
5.1.2. Deskripsi Faktor Ekonomi a. Pendapatan Informasi mengenai tingkat pendapatan nasabah PT. BPR”X” dan Non nasabah dapat dilihat pada Gambar 5.9. Pada dasarnya ragam pekerjaan seseorang menentukan tingkat pendapatan yang diperoleh. Berdasarkan hasil wawancara dengan responden, ternyata diketahui bahwa pendapatan total nasabah paling minim adalah Rp.500.000 per bulan, sedangkan pendapatan tertinggi yang dijumpai maksimum sebesar
Rp.2.500.000 per bulan. Untuk memudahkan
gambaran mengenai pendapatan responden ini maka sebaran dibagi menjadi 4 kategori, yaitu persentase pendapatan antara Rp.500.001 sampai Rp.1.000.000 sebanyak 29 persen, pendapatan antara Rp.1.000.001 sampai Rp.1.500.000 berjumlah 54 persen, pendapatan antara Rp.1.500.001 sampai 2.000.000 16 persen dan pendapatan lebih dari Rp.2.000.000 sebesar 1 persen.
56
80.0% 70.0% 60.0% 50.0% Nasabah
40.0%
Non Nasabah
30.0% 20.0% 10.0% 0.0% 500.0001juta
1.000.0011,5juta
1.500.0012juta
> 2juta
Gambar 5.9 Sebaran Kelompok Nasabah dan Non Nasabah PT. BPR”X” Berdasarkan Pendapatan Sebaran responden seperti terlihat pada Gambar 5.9, menunjukan perbandingan persentase pendapatan nasabah PT. BPR”X” dan Non nasabah PT. BPR”X”. Untuk kedua sampel, baik nasabah maupun Non nasabah mayoritas berpendapatan pada kisaran antara Rp.1.000.001 sampai Rp.1.500.000 yaitu masing-masing sebanyak 45,9 persen dan 66,75 persen. Setelah melihat perbandingan secara detail dapat disimpulkan bahwa tingkat pendapatan nasabah PT. BPR”X” relatif lebih kecil bila dibandingkan dengan Non nasabah PT. BPR”X”. Hal ini ditandai dengan banyaknya responden Non nasabah yang berpenghasilan antara Rp.1.000.001 sampai 1.500.000 dan berpenghasilan diatas 2 juta sedangkan responden nasabah tidak ada yang berpenghasilan diatas Rp.2 juta. Pendapatan nasabah dan non nasabah tiap bulan ini tergantung dari pekerjaannya. Tabel 5.3 menunjukan pendapatan antara Rp.500.000 sampai Rp.1.000.000 dan pendapatan antara Rp.1.000.001 sampai Rp.1.500.000 didominasi oleh nasabah yang berstatus sebagai pensiunan yaitu sebanyak 30
57
nasabah. Sedangkan untuk pendapatan antara Rp.1.500.001 sampai Rp.2.000.000 mayoritas nasabah bekerja sebagai pegawai negeri. Tabel 5.4 menyajikan informasi tentang pendapatan Non nasabah berdasarkan pekerjaan. Bila dibandingkan dengan sampel nasabah, pendapatan Non nasabah ini mayoritas berpendapatan antara Rp.1.000.001 sampai Rp.1.500.000 yang pekerjaannya didominasi oleh nasabah dengan pekerjaan sebagai wiraswasta. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 5.3. Pendapatan Nasabah PT.BPR”X” berdasarkan Pekerjaan Pekerjaan
Pendapatan
Ibu rumah tangga
Pegawai negeri
4
0
4
Rp 500.0001.000.000 Rp.1.000.001.500.000 Rp.1.500.002.000.000
Total
Total
Pensiunan
Pegawai swasta
Wiraswasta
13
1
2
20
2
17
0
5
28
0
13
0
0
0
13
8
15
30
1
7
61
Tabel 5.4. Pendapatan Non Nasabah berdasarkan Pekerjaan Ibu rumah tangga
Pendapatan
Rp.500.0001.000.000 Rp.1.000.0011.500.000 Rp 1.500.0012.000.000 lebih dari Rp 2.000.000
Total
Pegawai negeri
Pekerjaan Pegawai Pensiunan swasta
Total Wiraswasta
Lainnya
2
0
1
0
5
1
9
3
0
0
0
22
1
26
0
2
0
0
1
0
3
0
0
0
1
0
0
1
5
2
1
1
28
2
39
b. Pengeluaran Salah satu indikator penting dalam aspek ekonomi adalah konsumsi rumah tangga. Variabel ini juga menunjukkan apakah rumah tangga sebagai unit terkecil dalam pengambilan keputusan cukup rasional dalam mengelola keuangan. Untuk mengetahui variabel konsumsi secara lebih detail digunakan proxy pengeluaran
58
rumah tangga. Pengeluaran rumah tangga ini dapat diperkirakan atau dihitung selama satu bulan. Peubah pengeluaran dibagi menjadi 4 kategori, sama halnya dengan pendapatan. Berdasarkan data yang diperoleh, persentase jumlah total pengeluaran seluruh responden berdasarkan kategori pengeluaran antara Rp.500.001 sampai Rp.1.000.000 berjumlah 15 persen, kemudian pengeluaran antara Rp.1.000.001 sampai Rp.1.500.000 sebesar 82,1 persen, pengeluaran antara Rp.1.500.001 sampai 2.000.000 23 persen dan pengeluaran lebih dari 2.000.000 1 persen. Persentase perbandingan antara kelompok nasabah PT. BPR”X” dan Non nasabah dapat dilihat pada Gambar 5.7. Tingkat pengeluaran responden nasabah PT. BPR”X” lebih besar bila dibandingkan dengan responden non nasabah. Hal ini dapat ditunjukan dengan melihat lebih banyaknya pengeluaran responden nasabah yaitu antara Rp.1.500.001 sampai Rp.2.000.000 bahkan ada yang pengeluarannya diatas Rp.2.000.000. Sedangkan untuk kelompok nasabah mayoritas pengeluarannya adalah antara Rp.1.000.001 sampai Rp.1.500.000.
90.0% 80.0% 70.0% 60.0% 50.0%
Nasabah
40.0%
Non Nasabah
30.0% 20.0% 10.0% 0.0% 500.0001juta
1.000.0011,5juta
1.500.0012juta
> 2juta
Gambar 5.10 Sebaran Kelompok Nasabah dan Non Nasabah PT. BPR”X” Berdasarkan Pengeluaran
59
Pengeluaran rumah tangga nasabah dan Non nasabah setiap bulan harus meninjau seberapa besar pendapatan yang diterima setiap bulan agar pengeluaran tersebut tidak melebihi pendapatan yang dihasilkannya dengan kata lain minimal harus seimbang Akan tetapi kebutuhan suatu keluarga tidak dapat diperkirakan besar kecilnya pengeluaran setiap bulan yang kadang-kadang bisa melebihi pendapatannya setiap bulan seperti terlihat pada Tabel 5.5 dan Tabel 5.6 berikut : Tabel 5.5. Pendapatan Nasabah PT.BPR”X” Berdasarkan Pengeluaran Pengeluaran Rp.500.0001.000.000
Pendapatan
Rp.500.0001.000.000 Rp.1.000.0011.500.000 Rp.1.500.0012.000.000
Total
Rp.1.000.001- Rp.1.500.0011.500.000 2.000.000
lebih dari Rp.2.000.000
Total
12
7
1
0
20
0
21
7
0
28
0
1
11
1
13
12
29
19
1
61
Tabel 5.6. Pendapatan Non Nasabah Berdasarkan Pengeluaran Rp.500.000 1.000.000 Rp.500.0001.000.000 Pendapatan
Total
3
Rp.1.000.0011.500.000 Rp.1.500.0012.000.000 lebih dari Rp.2.000.000 3
Pengeluaran Rp.1.000.001 1.500.000
Rp.1.500.0012.000.000
Total
6
9
26
26
32
3
3
1
1
4
39
Kebutuhan dalam rumah tangga tidak dapat diduga-duga datangnya seperti, biaya berobat, biaya sekolah anak yang mendadak, perbaikan inventaris (rumah, kendaraan, alat-alat rumah tangga dan lain-lain), sehingga kebutuhan mendadak tersebut belum dapat terpenuhi apabila rumah tangga tersebut tidak meminjam kredit sesuai kebutuhannya masing-masing pada lembaga keuangan
60
(formal atau informal kredit) maupun individu. Untuk meninjau hubungan antara pendapatan dengan pengeluaran baik nasabah PT. BPR”X” maupun Non nasabah ini dapat dilihat pada Tabel 5.5 dan Tabel 5.6
Mayoritas nasabah memiliki
pendapatan dan pengeluaran antara Rp.1.000.001 sampai Rp.1.500.000 yaitu sebanyak 21 responden.. Bila dibandingkan dengan responden Non nasabah, responden ini ada yang memiliki pendapatan lebih dari Rp.2.000.000 per bulan. Untuk responden mayoritas pendapatan dan pengeluaran antara Rp.1.500.001 sampai Rp.2.000.000 sebanyak 26 responden.
5.2.
Hasil Partisipasi dan Akses Terhadap Kredit Partisipasi responden merupakan suatu hal yang sangat penting bagaimana
responden dapat memperoleh pinjaman atau kredit dari suatu lembaga (formal atau informal) kredit maupun individu. sedangkan untuk nasabah PT. BPR”X” dapat merasakan bagaimana mendapatkan kepuasan dari pelayan terhadap atributatribut yang diberikan PT. BPR”X”.
5.2.1. Tingkat kompatibilitas Tingkatan ini menggambarkan tentang kesesuaian dengan kehidupan fisik dan sosial yang ditunjukan dengan tingkat kepuasan terhadap atribut-atribut pelayanan dan fasilitas-fasilitas yang diberikan PT.BPR”X”. Pada Tabel 5.7 menunjukan bahwa tingkat kepuasan yang mendominasi adalah responden yang menyatakan puas sebesar 72,1 persen dengan atribut dari PT. BPR”X” yaitu bahwa petugas dapat memberikan informasi yang akurat. Berdasarkan hasil, tingkat kepuasan nasabah dari 10 atribut yang ditelaah, tidak ada nasabah yang
61
menilai ke 10 atribut tersebut tidak puas, sehingga hal ini dapat diasumsikan bahwa semua nasabah PT. BPR”X” merasakan puas terhadap pelayanan dari atribut-atribut yang diberikan PT. BPR X. Oleh karena itu, dapat disimpulkan ternyata pelayanan dari atribut-atribut yang diberikan PT. BPR”X” terhadap nasabah sangat baik Tingkat kepuasan nasabah ini dapat dijelaskan secara detail seperti terlihat pada tabel berikut : Tabel 5.7. Tingkat Kepuasan Terhadap Atribut Yang Diberikan PT.BPR”X” Tingkat Kepuasan ( persen) Atribut Sangat Cukup Kurang Tidak Puas Puas Puas Puas Puas 1. Keamanan 52,5 45,9 1,6 2. Bunga yang diperoleh 11,5 52,4 36,1 3. Lokasi yang strategis 26,2 55,8 18 4. Pelayanan secara keseluruhan 24,6 62,3 11,5 1,6 5. Kemudahan dalam proses pelayanan dan transaksi 34,4 57,4 8,2 6. Kebersihan dan kenyamanan 11,5 55,7 27,9 4,9 7. Petugas cepat dalam penanganan keluhan nasabah 13,1 65,6 21,3 8. Petugas memberikan informasi yang akurat 14,8 72,1 13,1 9. Pelayanan yang diberikan cepat dan tepat waktu 34,4 55,8 9,8 10.Petugas berkomunikasi dengan baik dengan nasabah 19,7 68,8 11,5
5.2.2. Tingkat Aksesibilitas Tingkatan ini menggambarkan tentang seberapa jauh tempat tinggal responden dengan PT. BPR”X”. Jarak tempat tinggal responden dengan PT. BPR”X” sangat beragam mulai dari yang terdekat sampai yang terjauh. Kebanyakan jarak tempat tingal responden nasabah dengan PT. BPR”X” kurang dari 5 Km yaitu sebanyak 34,5 persen. Secara umum, Jarak minimum tempat
62
tinggal total responden nasabah dengan PT. BPR”X” adalah 1 Km, jarak maksimumnya 90 Km dan rataannya 19,43 Km. Indikator lain yang digunakan untuk melihat kemudahan aksesibilitas calon nasabah adalah terkait dengan keberadaan PT. BPR”X”. Sumber informasi mengenai keberadaan PT. BPR”X” cukup beragam. Faktor yang mendominasi tentang keberadaan PT. BPR”X” ini adalah teman sebanyak 57,4 persen. Informasi mengenai keberadaan PT. BPR”X” selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 5.8. Nasabah 70.0 % 60.0 % 50.0 % 40.0 %
Nasabah
30.0 % 20.0 % 10.0 % 0.0 % keluarga
media cetak
pihak bank
teman
lainnya
Gambar 5.11 Informasi Akses Nasabah Tentang keberadaan PT. BPR”X” Sumber informasi ini beragam mulai dari keluarga hingga media cetak. Hal menarik yang patut untuk dicermati adalah responden nasabah memperoleh informasi dari teman, sementara itu yang bersumber dari PT. BPR”X” sendiri hanya 3,3 persen. Hal ini secara tidak langsung mengindikasikan bahwa media promosi person to person relatif lebih efektif. Dihubungkan dengan hasil sebelumnya hal ini setidaknya menunjukan adanya korelasi positif.
63
Pada tingkat aksesibilitas dapat dilihat bahwa tempat tinggal nasabah dengan PT. BPR”X” cukup beragam. Mayoritas tempat tinggal nasabah tidak begitu jauh dengan PT. BPR”X”, akan tetapi ada juga nasabah yang tempat tinggalnya sangat jauh dengan PT.BPR”X” sampai puluhan kilo meter. Informasi yang di akses oleh nasabah terhadap keberadaan PT.BPR”X” merupakan hal yang sangat penting. Informasi keberadaan PT.BPR”X” tersebut dapat dipengaruhi oleh berbagai pihak seperti pihak keluarga, teman, tetangga dan yang lainnya. Pihak yang mempengaruhi nasabah dalam memilih PT. BPR”X” dapat dilihat pada Gambar 5.9 berikut ini: Nasabah 60.0 % 50.0 % 40.0 % 30.0 %
Nasabah
20.0 % 10.0 % 0.0 % keluarga
teman
tetangga
info pihak bank
kantor pos
sendiri
Gambar 5.12 Pihak yang Mempengaruhi Nasabah Memilih PT. BPR”X” Dalam gambar 5.9 menunjukan bahwa faktor yang mempengaruhi nasabah dalam memilih PT. BPR”X” didominasi oleh pihak keluarga yaitu sebesar 49,2 persen. Selain pihak keluarga, faktor teman sangat besar juga pengaruhnya terhadap nasabah dalam memilih PT. BPR”X” yaitu sebanyak 31,2 persen, sedangkan faktor lainnya seperti tetangga, pihak bank, kantor pos dan pengetahuan sendiri sangat sedikit mempengaruhi nasabah PT. BPR”X”.
64
PT. BPR”X” dapat memberikan kredit atau pinjaman kepada nasabah dengan jumlah tertentu sesuai keperluan nasabah dan tentunya dengan jumlah bunga yang sudah ditentukan. Kredit yang dibutuhkan responden baik nasabah maupun Non nasabah sangat beraneka ragam. jumlah minimum kredit seluruh responden adalah Rp.100.000, jumlah maksimum kreditnya Rp.30.000.000 dan rata-rata pinjamannya Rp.9.907.692. Sedangkan jumlah minimum kredit yang diberikan
PT.
BPR”X”
adalah
Rp.500.000
dan
maksimum
kreditnya
Rp.100.000.000. Kredit ini dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu kredit Makro dan kredit Mikro. Kredit Makro adalah kredit yang penjaminan kreditnya dengan seluruh surat keterangan (SK) asli pegawai atau pensiun, sedangkan kredit Mikro adalah kredit dengan jaminan salah satu SK asli pegawai atau pensiun atau dengan fotokopiannya saja. Jika dilihat dari sampel nasabah, jumlah minimum kredit yang diajukan oleh nasabah adalah Rp.1.000.000, jumlah maksimum kreditnya Rp.30.000.000 dan rata-rata pinjamannya adalah Rp.12.195.238. Dilihat dari kelompok responden non nasabah, jumlah minimum pinjaman Rp.100.000, jumlah maksimum Rp. 5.000.000 dan rata-rata pinjamannya Rp. 1.388.889. dapat dikatakan bahwa jumlah pinjaman yang diajukan nasabah PT. BPR”X” relatif lebih besar bila dibandingkan dengan pinjaman yang diajukan responden Non nasabah. Untuk memperoleh suatu kredit, perlu melihat syarat-syarat yang diajukan PT.BPR”X” mengenai permohonan kredit, diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Foto copy KTP pemohon yang berlaku. 2. Foto copy KTP suami atau isteri pemohon yang berlaku.
65
3. Foto copy kartu keluarga pemohon yang berlaku. 4. Struk gaji terakhir asli. 5. Foto copy struk gaji terakhir. 6. Foto copy karip atau buku asabri. 7. Foto copy SK pensiun. 8. Surat kuasa pengambilan gaji yang sudah ditandatangani oleh serendahrendahnya kepala desa atau lurah (asli). 9. SK pensiun asli sebagai jaminan kredit. 10. Mengisi buku profesi yang telah disediakan PT.BPR”X” secara lengkap dan ditandatangani oleh juru bayar gaji. Sesuai hasil wawancara dengan petugas PT.BPR”X”, jika persyatan yang diterima sudah lengkap, maka permohonan kredit bisa langsung cair. Untuk calon debitur dalam pengajuan kredit ini tidak dapat diwakilkan dan jika debitur meninggal dunia, maka otomatis pinjaman atau kreditnya lunas. Dalam perolehan kredit, total responden rata-rata meminjam hanya satu kali pada lembaga keuangan maupun individu yaitu sebanyak 93 persen. Akan tetapi ada juga responden nasabah PT. BPR”X” yang meminjam kredit dua kali bahkan sampai tiga kali meminjam kredit pada PT. BPR”X”. Untuk responden nasabah yang meminjam dua kali sebanyak 6 persen sedangkan responden yang meminjam tiga kali 1 persen. Responden Non nasabah memperoleh kredit dari lembaga kredit (formal atau informal kredit) maupun individu cukup bervariasi. Hal ini dapat diuaraikan berdasarkan hasil wawancara langsung bahwa responden Non nasabah memperoleh kredit dari beberapa lembaga kredit formal seperti BRI
66
(Bank Rakyat Indonesia) dan BCA (Bank Central Asia). Untuk lembaga informalnya, responden memperoleh kredit dari Bank Keliling, sedangkan untuk individunya, responden memperoleh kredit dari saudara dan tetangga responden. Dalam mengajukan kredit, baik PT. BPR”X” maupun lembaga keuangan lainnya akan meninjau secara detail calon nasabahnya seperti kepastian penjaminannya, pekerjaannya, usianya dan lain sebagainya agar mekanisme pengembalian kreditnya berjalan lancar sesuai yang diharapkan sehingga tidak terjadi pengembalian kredit yang kurang baik. 90% 80% 70% 60% 50%
Nasabah
40%
Non Nasabah
30% 20% 10% 0% tidak ada
barang/surat berharga
SK
Gambar 5.13 Penjaminan Terhadap Pinjaman Nasabah dan Non Nasabah PT. BPR”X” Gambar 5.13 menyajikan perbandingan penjaminan yang diterima oleh nasabah dan Non nasabah. Jaminan pinjaman yang dikeluarkan oleh PT. BPR”X” berdasarkan hasil, mayoritas nasabah memperoleh kredit dengan jaminan SK sebanyak 82 persen diantaranya SK.pegawai dan SK.pensiun. sedangkan dengan jaminan surat berharga hanya 18 persen. Jika dibandingkan dengan responden Non nasabah, sebanyak 71,8 persen responden memperoleh pinjaman tanpa dengan jaminan, seperti pada Bank Keliling yang hanya dengan memberikan
67
fotokopi KTP (kartu tanda pengenal) saja akan tetapi setiap minggu Bank Keliling tersebut meminta angsuran kepada Non nasabah bahkan ada yang setiap hari. Berbeda halnya dengan PT. BPR”X” yang jaminannya seperti dengan SK pensiun, karena nasabah tidak perlu repot-repot datang ke PT. BPR”X” untuk memberikan angsuran, akan tetapi PT. BPR”X” sendiri akan mengambil sebagian gaji atau pensiunan nasabah di kantor pos sesuai dengan jumlah angsuran yang telah disepakati antara PT. BPR”X” dengan nasabahnya. Dalam prosedur permohonan kredit PT. BPR”X” harus melalui beberapa tahap seperti yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya. Dalam proses pengajuan kredit sampai pada pencairan memerlukan biaya administrasi. Secara rata-rata biaya yang dikeluarkan oleh nasabah PT. BPR”X” yaitu sebesar Rp.20.442. Adapun biaya yang dikeluarkan nasabah tersebut adalah untuk pembelian materai dan untuk biaya fotokopi saja. Pada tahapan proses pencairan kredit membutuhkan waktu yang relatif lama. Waktu untuk proses pencairan kredit ini, responden harus menunggu beberapa saat lamanya. Berdasarkan hasil wawancara dengan responden, waktu tunggu pencairan kredit ini ada yang relatif singkat seperti pada responden Non nasabah yang mengajukan pinjaman pada bank keliling atau individu yakni responden hanya menunggu pencairan dana selama 5 sampai 10 menit saja dengan besar pinjaman yang relatif kecil yaitu berkisar antara Rp.50.000 sampai Rp.500.000. Akan tetapi ada juga waktu tunggu pencairan kredit yang relatif lama karena syarat-syarat permohonan kredit dari lembaga keuangan cukup detail seperti pada BCA, BRI dan PT. BPR”X” sehingga syarat-syarat permohonan kredit bagi responden harus lengkap terlebih
68
dahulu. Waktu tunggu pencairan kredit pada PT. BPR”X” cukup beragam mulai dari 15 menit sampai 7 hari lamanya. Rata-rata waktu tunggu pencairan kredit pada PT. BPR”X” yaitu antara 30 menit sampai 1 jam lamanya. Sedangkan nasabah yang menunggu proses mulai dari pengajuan sampai pencairan kredit selama 7 hari ini dikarenakan syarat-syarat yang diajukan PT. BPR”X” belum lengkap atau belum memenuhi syarat Selain dari variabel waktu tunggu pencairan kredit ini, variabel yang perlu dicermati adalah variabel jangka waktu pengembalian pinjaman atau kredit. Jangka waktu pengembalian pinjaman ini cukup bervariasi. Hal ini dijabarkan sesuai hasil wawancara dengan responden, secara rata-rata untuk sampel nasabah PT. BPR”X” jangka waktu pengembalian pinjamannya adalah 6 tahun. Jangka waktu pengembalian minimum untuk nasabah PT. BPR”X” adalah 6 bulan dan maksimumnya 7 tahun. Hal ini berbeda untuk sampel Non nasabah dengan jangka waktu pengembalian minimum 5 hari dan maksimumnya 1 tahun. Setelah mendapatkan kredit, ada satu variabel yang perlu ditelaah yaitu variabel yang bertanggung jawab dalam mengembalikan pinjaman. Variabel ini dapat dilihat pada gambar 5.14. secara umum total responden mayoritas yang bertanggung jawab mengembalikan pinjaman adalah suami sebesar 52 persen. Hal ini membuktikan bahwa suami sebagai kepala keluarga berpengaruh besar dalam pengembalian kredit yang dipinjam.
69
total responden 60% 50% 40% total responden
30% 20% 10% 0% suami isteri sama-sama
suami
isteri
lainnya
Gambar 5.14. Sebaran responden Berdasarkan Pihak Yang Bertanggung Jawab Mengembalikan Pinjaman Untuk melihat perbandingan antara nasabah dan non nasabah PT.BPR”X” mengenai pihak yang bertanggung jawab dalam mengembalikan pinjaman, dapat dijelaskan pada Gambar 5.15. Untuk sampel nasabah, pihak yang bertanggung jawab dalam mengembalikan pinjaman didominasi oleh suami sebesar 57,3 persen, sedangkan untuk sampel non nasabah adalah suami isteri sama-sama sebesar 46,1 persen. 70.0 % 60.0 % 50.0 % 40.0 %
nasabah
30.0 %
non nasabah
20.0 % 10.0 % 0.0 % suami isteri sama-sama
suami
isteri
lainnya
Gambar 5.15. Sebaran Nasabah dan Non Nasabah PT.BPR”X” Berdasarkan Pihak yang Bertanggung Jawab Mengembalikan Pinjaman
70
5.3.
Perkembangan Jumlah Nasabah PT. BPR”X” Perkembangan jumlah nasabah PT. BPR”X” dapat dilihat dari laporan
pencairan kredit PT. BPR”X” yang dapat dijabarkan sesuai hasil wawancara langsung penulis dengan kepala bidang (Kabid) kredit PT. BPR”X”, Gun-gun Gunadi. Sehubungan dengan pendirian PT. BPR”X” ini yaitu pada tahun 2003, secara operasional perusahaan ini berjalan aktif pada tahun 2004, sehingga secara keseluruhan perkembangan jumlah nasabah ini dapat ditinjau dari bulan Januari tahun 2004 sampai bulan Oktober tahun 2006. Selama tiga tahun terakhir, PT. BPR”X” mengalami perkembangan nasabah yang cukup baik. Perkembangan nasabah ini ditandai dengan bertambahnya golongan nasabah dari tahun ketahun. Pada awal berjalannya mekanisme operasional, pada tahun 2004 nasabah PT. BPR”X” ini hanya terdapat dua golongan nasabah saja yaitu golongan pensiunan dan golongan pegawai Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Kemudian pada tahun 2005 golongan nasabah bertambah menjadi tiga golongan yaitu, dengan bertambahnya golongan PNS (Pegawai Negeri Sipil). Setahun kemudian yaitu pada tahun 2006 golongan nasabah PT. BPR”X” bertambah kembali menjadi empat golongan yaitu, dengan bertambahnya golongan GBS (Guru Bantu Sementara). Jumlah nasabah PT. BPR”X” dari tahun 2004 sampai akhir tahun 2005 mengalami peningkatan sebesar 19,8 persen dimana jumlah nasabah tahun 2004 sebanyak 869 nasabah yang diantaranya 853 nasabah merupakan golongan pensiunan dan 16 nasabah golongan BUMN. Pada tahun 2005 jumlah nasabah PT. BPR”X” sebanyak 1305 nasabah. Pada tahun ini jumlah nasabah bertambah
71
dengan golongan yang baru yaitu PNS sebanyak 895 nasabah. Untuk golongan pensiunan mengalami penurunan menjadi 407 nasabah, demikian juga dengan golongan BUMN menjadi 3 nasabah.. Kemudian pada tahun 2006 jumlah nasabah PT. BPR”X” mengalami penurunan sebesar 4,3 persen dari tahun 2005 yakni menjadi 1196 nasabah dengan bertambahnya golongan GBS yaitu berjumlah 277 nasabah. Untuk golongan pensiunan pada tahun ini meningkat menjadi 645 nasabah, sedangkan golongan BUMN menurun kembali menjadi 2 nasabah demikian juga dengan PNS menjadi 272 nasabah.
5.4. Estimasi Model Probit Tabel 5.8. Hasil Estimasi probit faktor-faktor yang mempengaruhi responden menjadi nasabah PT.BPR”X” Marginal Status Coef Std error Probability effects -0.012 0.926 0.383 -0.035 Jenis kelamin 0.203 0.007 0.225 0.607 pendidikan 0.374 0.000 0.299 1.114 Umur 0.449 0.001 0.417 1.436 Pekerjaan* -0.044 0.415 0.162 -0.132 Jumlah anggota -0.133 0.208 0.315 -0.396 keluarga 0.012 1.588 -3.978 Pendapatan Konstanta *)Dummy Variable bernilai 0 dan 1
Berdasarkan Tabel 5.8, dapat diketahui bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang menjadi nasabah PT.BPR”X” adalah dari karakteristik personalnya, Variabel yang signifikan secara statistik dengan tingkat α=5 persen adalah pendidikan, umur, dan pekerjaan. Sedangkan jenis kelamin, jumlah anggota keluarga dan pendapatan tidak signifikan. Marginal Effects dari peluang seseorang untuk menjadi nasabah terhadap jenis kelamin, pendidikan, umur,
72
pekerjaan, jumlah anggota keluarga, dan pendapatan adalah -0,012; 0,203; 0,374; 0,449; -0,044; -0,133 ini berarti nilai Marginal Effects peluang menjadi nasabah terhadap pendidikan adalah 0,203. artinya setiap kenaikan pendidikan sebesar 1 tingkatan ke tingkat yang lebih tinggi, maka peluang untuk menjadi nasabah akan meningkat sebesar 0,203 persen. Interpretasi dari persamaan diatas adalah bahwa peluang untuk menjadi nasabah dipengaruhi secara positif oleh pendidikan. Semakin tinggi pendidikan yang dicapai seseorang akan semakin besar pula peluang untuk menjadi nasabah. Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa nasabah yang lebih tinggi pendidikannya akan lebih mengetahui dan memahami dibandingkan dengan nasabah yang berpendidikan rendah seperti halnya informasi tentang keberadaan PT.BPR”X” (accessibility) dari berbagai pihak, baik dalam hal pengajuan kredit maupun dalam menggunakan kredit tersebut. Untuk variabel jenis kelamin, terlihat bahwa nilai probabilitas variabel ini lebih besar dari α=5 persen, hal ini menunjukan bahwa peluang menjadi nasabah PT.BPR”X” tidak signifikan dipengaruhi oleh jenis kelamin. Disamping itu Jenis kelamin bukan merupakan faktor utama bagi PT.BPR”X” dalam memberikan layanan kredit kepada nasabahnya. Dapat disimpulkan bahwa jenis kelamin baik itu laki-laki maupun perempuan tidak mempengaruhi PT.BPR”X” dalam memberikan layanannya kepada masyarakat. Untuk variabel umur, terlihat bahwa nilai marginal effects yang menunjukan elastisitasnya bertanda positif. Ini berarti semakin tua umur seseorang maka semakin besar peluang untuk menjadi nasabah. Jika umur naik
73
sebesar satu persen maka peluang menjadi nasabah akan naik sebesar 0,374 persen. Hal ini dimungkinkan disebabkan karena sesuai dengan teori yang dikemukakan Monks dan Knoers (2001), bahwa semakin tua seseorang (≥51 tahun) dianggap sebagai permulaan masa dewasa madya, dimana orang akan mulai menata kembali hidupnya sehingga keadaan ini akan mendorong seseorang untuk menjadi nasabah dan peluangnya pun akan meningkat. Nilai Marginal Effects pada variabel pekerjaan adalah 0.449, menunjukkan bahwa tingkat pekerjaan seseorang berpengaruh positif terhadap peluang menjadi nasabah. Artinya pekerjaan seseorang (pensiunan) tinggi, maka peluang untuk menjadi nasabah akan semakin tinggi pula. Hal ini dikatakan karena pekerjaan ini merupakan dummy dimana nilai 1 adalah untuk pensiunan sedangkan nilai 0 untuk pekerjaan yang lainnya, sehingga dapat dikatakan bahwa jika seseorang merupakan pensiunan maka peluang seseorang untuk menjadi nasabah akan tinggi. Implikasi dari hal tersebut bahwa segmen pasar PT.BPR”X” sudah jelas bagi pensiunan karena pensiunan ini memiliki resiko yang kecil di dalam struktur pengembalian kredit bagi PT.BPR”X”. Jumlah anggota keluarga memiliki pengaruh yang negatif terhadap peluang seseorang menjadi nasabah. Peningkatan jumlah anggota keluarga sebesar satu persen, akan menurunkan peluang menjadi nasabah sebesar 0,044 persen. Hal ini mengindikasikan bahwa jika jumlah anggota keluarga meningkat maka bertambahnya pengeluaran cukup besar, seseorang akan engggan menjadi nasabah dikhawatirkan tidak bisa membayar angsuran dari kredit yang diperoleh, sehingga peluang untuk menjadi nasabah akan menurun.
74
Nilai Marginal Effects pendapatan terhadap peluang seseorang menjadi nasabah adalah -0,133. Artinya pendapatan berpengaruh negatif terhadap peluang menjadi nasabah. Jika pendapatan meningkat dari interval satu ke interval lainnya maka peluang seseorang menjadi nasabah akan menurun sebesar 0,133 persen. Hal ini terjadi kemungkinan karena dengan bertambahnya pendapatan seseorang maka kebutuhannya sehari-harinya telah tercukupi sehingga tidak memerlukan biaya tambahan untuk keperluan lain dan peluang untuk menjadi nasabah pun akan menurun.
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa:
1. Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa variabel atribut yang diberikan PT.BPR”X” cukup baik menurut pandangan nasabah. Berdasarkan hasil yang didapat dari penyebaran kuesioner, hal ini ditunjukkan dan dilihat dengan analisis deskriptif bahwa tingkat kepuasan nasabah dari 10 atribut yang ditelaah, tidak ada nasabah yang menilai ke 10 atribut tersebut tidak puas, dimana faktor yang mendominasi tingkat kepuasan dari penilaian responden dengan jumlah sebesar 72,1 persen yaitu petugas memberikan informasi yang akurat. Sehingga hal ini dapat diasumsikan bahwa semua nasabah PT. BPR”X” merasakan puas terhadap pelayanan dari atribut-atribut yang diberikan PT. BPR X. Oleh karena itu, dapat disimpulkan ternyata pelayanan dari atribut-atribut yang diberikan PT. BPR”X” terhadap nasabah baik. 2. Estimasi model probit yang dihasilkan menunjukkan bahwa faktor yang mempengaruhi
seseorang
menjadi
nasabah
secara
signifikan
adalah
pendidikan, umur dan pekerjaan. Pada variabel pendidikan, mempunyai pengaruh yang positif terhadap peluang seseorang menjadi nasabah. Artinya jika semakin tinggi pendidikan seseorang maka peluang untuk menjadi nasabah akan semakin meningkat. Untuk variabel umur berdasarkan hasil mempunyai pengaruh yang positif juga terhadap peluang seseorang menjadi nasabah. Ini berarti semakin tua umur seseorang maka kecenderungan untuk menjadi nasabah akan semakin meningkat. Selanjutnya variabel pekerjaan
76
mempunyai pengaruh yang positif juga terhadap peluang seseorang untuk menjadi nasabah. Artinya semakin tinggi tingkat pekerjaan seseorang, maka peluang seseorang untuk menjadi nasabah akan semakin meningkat. Variabel pekerjaan ini merupakan dummy, dimana satu untuk seseorang yang pekerjaannya PNS sedangkan nol untuk pekerjaan lainnya. Sehingga dapat diindikasikan bahwa peluang seseorang yang pekerjaannya PNS menjadi nasabah tinggi karena memiliki resiko yang kecil bagi PT.BPR”X” terhadap pengembalian kredit. Hal tersebut dikatakan demikian karena PT.BPR”X” ini bekerja sama dengan PT. POS Indonesia, dimana angsuran bagi nasabah PNS (pensiunan) ini disetor atau diambil melalui kantor POS dengan potongan sesuai angsuran dari gaji yang diterima.
5.2.
Saran Tingkat kepuasan seseorang dinilai dari apa yang ia rasakan. Atribut yang
diberikan berdasarkan kesimpulan yang diasumsikan, dari ke sepuluh atribut responden menyatakan puas. Akan tetapi ada penilaian dari nasabah yang menyatakan kurang puas seperti variabel pelayanan secara keseluruhan dengan kebersihan dan kenyamanan. Sehingga disarankan bagi PT.BPR”X” untuk dapat meningkatkan kinerja pelayanan terhadap atribut tersebut. Market PT.BPR”X” dalam hal memberikan pinjaman atau kredit kepada nasabah harus meninjau secara spesifik dari karakteristik personal calon nasabahnya. Beberapa hal penting yang harus diperhatikan adalah umur, pendidikan dan pekerjaan. Ketiga faktor tersebut menjadi prioritas utama bagi
77
PT.BPR”X” dalam penerimaan masyarakat untuk menjadi nasabahnya, sehingga di dalam struktur pengembalian kredit memiliki resiko yang kecil. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi masyarakat menjadi nasabah diantaranya umur, pendidikan dan pekerjaan. Hal ini perlu dilakukan untuk penelitian selanjutnya agar menambah variabel-variabel lain yang sekiranya dapat menjelaskan lebih dalam faktor-faktor yang mempengaruhi masyarakat menjadi nasabah PT.BPR”X”.
DAFTAR PUSTAKA
Aliff, F. 1996. Strategi dan Operasional Bank. Penerbit, PT. Eresco. Bandung Aprilia, E. 2004. Kinerja Perbankan Syariah dan Preferensi Nasabah Kota Bogor Tentang Bank Syariah. Skripsi pada Departemen Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Bogor. Dendawijaya, L. 2001. Manajemen Perbankan. Penerbit, Ghalia Indonesia. Jakarta. Gujarati, D. 1997. Ekonometrika Dasar. Zain S,Penerjemah; Hutauruk G,Editor. Erlangga. Jakarta. Terjemahan dari Basic Econometrics. Gunawan. 2004. Analisis Kepuasan Debitur Kredit Guna Bakti PT. Bank Jabar KCP Darmaga. Skripsi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Bogor. Irawan, H. 2002. Sepuluh Prinsip Kepuasan Pelanggan . PT. Elex Media Komputindo. Jakarta. Ismawan, B. 2005. Artikel Kompilasi Data Gema PKM-Oktober 2004, Mapping Microfinance in Indonesia, Jurnal Ekonomi Rakyat, http://www.jurnalekonomirakyat.com Kotler, P. 1991. Manajemen Pemasaran : Analisis, Perencanaan, Implementasi, dan Pengendalian. (terjemahan). Penerbit, Erlangga. Jakarta. Lovelock, C. 2002. Principles of Service Marketing and Management. Second Edition. Pearson Education. Inc. Upper Saddle River,. New Jersey. Macaulay dan Cook. 1997. Measuring Customer Satisfaction. Crisp Publications, Inc. New Jersey. Media Informasi Bank Perkreditan Rakyat, Edisi VI September 2005 Monks, F dan Knoers. 2001. Psikologi Perkembangan Pengantar dalam Berbagai Bagiannya. Edisi ke tiga belas. Terjemahan Siti Rahayu Haditomo. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta Muljono, S. 2001. Teori Pengambilan Keputusan. Lembaga Penerbit FE-UI. Jakarta. Mulyo, P. 1982. Dasar-dasar dan Tehnik Manajemen Kredit,. Penerbit, Balai Aksara. Jakarta.
79
Nasir, M. 1998. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta. Nasution, I. H. 1996. Studi Perbandingan Kinerja Keuangan Dua BPR Pada Wilayah Berbeda. Skripsi, IPB. Bogor Nuryartono, N. 2005. Impact of Smallholders’Access to Land and Credit Markets on Technology Adaption and Land. Gottingen. Suharto, P. 1996. 100 tahun BPR di Indonesia 1895-1995. 1996. PT Infoarta Pratama. Jakarta Sukrismo. 1992. Perencanaan Strategis Bank Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia. Jakarta. Supranto, J. 2001. Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan. PT. Rineka Cipta. Jakarta. Suranto, W. H. 2001. Buku Panduan Pemasaran Edisi ketiga. PT. Bank Negara Indonesia (persero), Tbk. Divisi Pemasaran Ritel. Jakarta. Suyatno, T. 1989. Dasar-dasar Perkreditan. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta Tunggal, I. S. 2006. Peraturan Perundang-undangan Perbankan di Indonesia. Harvarindo. Jakarta. Wijaya, F. 1996. Perkreditan Bank dan Lembaga-lembaga Keuangan Kita, BPFEYogyakarta, Yogyakarta. www.perform.or.id
81
Lampiran 1. Hasil analisis Description Jenis Kelamin Nasabah
Frequencies Statistics Jenis kelamin Valid N Missing Jenis kelamin Valid
perempuan Laki-laki
Total
61 0 Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent 22 36.1 36.1 36.1 39 63.9 63.9 100.0 61 100.0 100.0
Lampiran 2. Hasil analisis Description Pendidikan Nasabah
Frequencies Statistics Pendidikan Valid N Missing Pendidikan Valid
SD SMP SMA D3 Sarjana
Total
61 0 Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent 22 36.1 36.1 36.1 13 21.3 21.3 57.4 15 24.6 24.6 82.0 7 11.5 11.5 93.4 4 6.6 6.6 100.0 61 100.0 100.0
Lampiran 3. Hasil analisis Description Umur Nasabah
Frequencies Statistics Umur N Valid Missing Umur Valid
61 0
20-30 tahun 31-40 tahun 41-50 tahun lebih dari 51 tahun
Total
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent 1 1.6 1.6 1.6 5 8.2 8.2 9.8 27 44.3 44.3 54.1 28 45.9 45.9 100.0 61 100.0 100.0
Lampiran 4. Hasil analisis Description Dummy Nasabah
Frequencies Statistics dummy N Valid Missing dummy Valid Total
pekerjaan lain PNS
61 0 Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent 16 26.2 26.2 26.2 45 73.8 73.8 100.0 61 100.0 100.0
82
Lampiran 5. Hasil analisis Description Pekerjaan Nasabah
Frequencies Statistics Pekerjaan Valid N Missing Pekerjaan Valid
61 0
Ibu rumah tangga Pegawai negeri Pensiunan Pegawai swasta Wiraswasta
Total
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent 8 13.1 13.1 13.1 15 24.6 24.6 37.7 30 49.2 49.2 86.9 1 1.6 1.6 88.5 7 11.5 11.5 100.0 61 100.0 100.0
Lampiran 6. Hasil analisis Description Pendapatan Nasabah
Frequencies Statistics Pendapatan N Valid Missing Pendapatan Valid
61 0
Rp 500.000-1.000.000 Rp 1.000.001-1.500.000 Rp 1.500.001-2.000.000
Total
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent 20 32.8 32.8 32.8 28 45.9 45.9 78.7 13 21.3 21.3 100.0 61 100.0 100.0
Lampiran 7. Hasil analisis Description Pengeluaran Nasabah
Frequencies Statistics Pengeluaran Valid N Missing Pengeluaran Valid
Total
61 0
Rp.500.000-1.000.000 Rp.1.000.001-1.500.000 Rp.1.500.001-2.000.000 lebih dari Rp.2.000.000
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent 12 19.7 19.7 19.7 29 47.5 47.5 67.2 19 31.1 31.1 98.4 1 1.6 1.6 100.0 61 100.0 100.0
83
Lampiran 8. Hasil analisis Description Jumlah Anggota Keluarga Nasabah
Frequencies Statistics jumlah total anggota keluarga Valid 61 N Missing 0 jumlah total anggota keluarga Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid 2.00 3 4.9 4.9 4.9 3.00 15 24.6 24.6 29.5 4.00 10 16.4 16.4 45.9 5.00 19 31.1 31.1 77.0 6.00 9 14.8 14.8 91.8 7.00 3 4.9 4.9 96.7 8.00 2 3.3 3.3 100.0 Total 61 100.0 100.0
Lampiran 9. Hasil analisis Description Jenis Kelamin Non Nasabah
Frequencies Statistics Jenis kelamin Valid N Missing Jenis kelamin Valid
perempuan Laki-laki
Total
39 0 Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent 25 64.1 64.1 64.1 14 35.9 35.9 100.0 39 100.0 100.0
Lampiran 10. Hasil analisis Description Pendidikan Non Nasabah
Frequencies Statistics Pendidikan Valid N Missing Pendidikan Valid
Total
SD SMP SMA D3
39 0 Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent 21 53.8 53.8 53.8 9 23.1 23.1 76.9 7 17.9 17.9 94.9 2 5.1 5.1 100.0 39 100.0 100.0
84
Lampiran 11. Hasil analisis Description Umur Non Nasabah
Frequencies Statistics Umur N Valid Missing Umur Valid
39 0
20-30 tahun 31-40 tahun 41-50 tahun lebih dari 51 tahun
Total
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent 5 12.8 12.8 12.8 18 46.2 46.2 59.0 15 38.5 38.5 97.4 1 2.6 2.6 100.0 39 100.0 100.0
Lampiran 12. Hasil analisis Description Dummy Non Nasabah
Frequencies Statistics Dummy Valid N Missing Dummy Valid
pekerjaan lain PNS
Total
39 0 Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent 36 92.3 92.3 92.3 3 7.7 7.7 100.0 39 100.0 100.0
Lampiran 13. Hasil analisis Description Pekerjaan Non Nasabah
Frequencies Statistics Pekerjaan Valid N Missing Pekerjaan Valid
Total
39 0
Ibu rumah tangga Pegawai negeri Pensiunan Pegawai swasta Wiraswasta Lainnya
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent 5 12.8 12.8 12.8 2 5.1 5.1 17.9 1 2.6 2.6 20.5 1 2.6 2.6 23.1 28 71.8 71.8 94.9 2 5.1 5.1 100.0 39 100.0 100.0
85
Lampiran 14 Hasil analisis Description Pendapatan Non Nasabah
Frequencies Statistics Pendapatan Valid N Missing Pendapatan Valid
39 0
Rp 500.000-1.000.000 Rp 1.000.001-1.500.000 Rp 1.500.001-2.000.000 lebih dari Rp 2.000.000
Total
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent 9 23.1 23.1 23.1 26 66.7 66.7 89.7 3 7.7 7.7 97.4 1 2.6 2.6 100.0 39 100.0 100.0
Lampiran 15. Hasil analisis Description Pengeluaran Non Nasabah
Frequencies Statistics Pengeluaran Valid N Missing Pengeluaran
Valid
39 0
Rp.500.000-1.000.000 Rp.1.000.001-1.500.000 Rp.1.500.001-2.000.000
Total
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent 3 7.7 7.7 7.7 32 82.1 82.1 89.7 4 10.3 10.3 100.0 39 100.0 100.0
Lampiran 16. Hasil analisis Description Jumlah Total Anggota Keluarga Non Nasabah
Frequencies Statistics jumlah total anggota keluarga N Valid 39 Missing 0 jumlah total anggota keluarga Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid 2.00 1 2.6 2.6 2.6 3.00 4 10.3 10.3 12.8 4.00 6 15.4 15.4 28.2 5.00 17 43.6 43.6 71.8 6.00 9 23.1 23.1 94.9 7.00 2 5.1 5.1 100.0 Total 39 100.0 100.0
86
Lampiran 17. Hasil analisis Crosstabs Pekerjaan dengan Pendidikan Nasabah
Crosstabs Case Processing Summary Cases Missing N Percent 0 .0%
Valid N Percent Pekerjaan * Pendidikan 61 100.0% Pekerjaan * Pendidikan Crosstabulation Count
Ibu rumah tangga Pegawai negeri Pekerjaan Pensiunan Pegawai swasta Wiraswasta Total
SD 2 18
SMP 2 1 9
2 22
1 13
Pendidikan SMA 4 4 2 1 4 15
Total N 61
Percent 100.0%
Total D3
Sarjana
6 1
4
7
4
8 15 30 1 7 61
Lampiran 18. Hasil analisis Crosstabs Pendapatan dengan Pekerjaan Nasabah
Crosstabs Case Processing Summary Valid N Percent Pendapatan * Pekerjaan 61 100.0% Pendapatan * Pekerjaan Crosstabulation Count
Cases Missing N Percent 0 .0%
Total N 61
Percent 100.0%
Pekerjaan Total Ibu rumah Pegawai Pensiunan Pegawai Wiraswasta tangga negeri swasta Rp 500.000-1.000.000 Pendapatan Rp 1.000.001-1.500.000 Rp 1.500.001-2.000.000 Total
4 4 8
2 13 15
13 17
1
2 5
30
1
7
20 28 13 61
Lampiran 19. Hasil analisis Crosstabs Pendapatan dengan Pengeluaran Nasabah
Crosstabs Case Processing Summary Valid N Percent Pendapatan * Pengeluaran 61 100.0% Pendapatan * Pengeluaran Crosstabulation Count
Cases Missing N Percent 0 .0%
Total N 61
Percent 100.0%
Pengeluaran Rp.500.000-1jt Rp.1.000.001-1.5jt Rp.1.500.001-2jt > Rp.2jt Pendapatan Rp 500.000-1jt Rp 1.000.001-1.5jt Rp 1.500.001-2jt Total
12
12
7 21 1 29
1 7 11 19
1 1
Total
20 28 13 61
87
Lampiran 20. Hasil analisis Crosstabs Pekerjaan dengan Pendidikan Non Nasabah
Crosstabs Case Processing Summary Cases Missing N Percent 0 .0%
Valid N Percent Pekerjaan * Pendidikan 39 100.0% Pekerjaan * Pendidikan Crosstabulation Count
Ibu rumah tangga Pegawai negeri Pekerjaan Pensiunan Pegawai swasta Wiraswasta Lainnya Total
SD 4
Pendidikan SMP SMA 1
Total N 39
Total D3 2
1 16
1 5 1 7
7 1 9
21
Percent 100.0%
2
5 2 1 1 28 2 39
Lampiran 21. Hasil analisis Crosstabs Pendapatan dengan Pekerjaan Non Nasabah
Crosstabs Case Processing Summary Valid N Percent Pendapatan * Pekerjaan 39 100.0% Pendapatan * Pekerjaan Crosstabulation Count
Rp 500.000-1jt Rp 1.000.001Pendapatan 1.5jt Rp 1.500.001-2jt l> Rp.2jt Total
Cases Missing N Percent 0 .0%
Total N 39
Percent 100.0%
Pekerjaan Total Ibu rumah Pegawai Pensiunan Pegawai Wiraswasta Lainnya tangga negeri swasta 2 1 5 1 9 3 2 5
2
1
1 1
22 1
1
28
2
26 3 1 39
88
Lampiran 22. Hasil analisis Crosstabs Pendapatan dengan Pengeluaran Non Nasabah
Crosstabs Case Processing Summary Valid N Percent Pendapatan * Pengeluaran 39 100.0% Pendapatan * Pengeluaran Crosstabulation Count
Cases Missing N Percent 0 .0%
Total N 39
Percent 100.0%
Pengeluaran Total Rp.500.000-1jt Rp.1.000.001-1.5jt Rp.1.500.001-2jt Rp 500.000-1jt Pendapatan Rp 1.000.001-1.5jt Rp 1.500.001-2jt > Rp 2jt Total
3
3
6 26
32
3 1 4
9 26 3 1 39
Lampiran 23. Hasil Analisis Deskripsi Penilaian Nasabah Terhadap Atribut Pelayanan PT.BPR”X”
Frequencies Statistics N
Valid Missing
1 2 3 4 5i 6 7 8 9 10 61 61 61 61 61 61 61 61 61 61 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Frequency Table 1. keamanan Valid
sangat puas puas cukup puas Total
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent 32 52.5 52.5 52.5 28 45.9 45.9 98.4 1 1.6 1.6 100.0 61 100.0 100.0
2. bunga yang diperoleh Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid sangat puas 7 11.5 11.5 11.5 puas 32 52.5 52.5 63.9 cukup puas 22 36.1 36.1 100.0 Total 61 100.0 100.0
3. lokasi yang strategis Valid
sangat puas puas cukup puas Total
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent 16 26.2 26.2 26.2 34 55.7 55.7 82.0 11 18.0 18.0 100.0 61 100.0 100.0
89
4. pelayanan secara keseluruhan (keramahan, kesopanan dan kerapihan) Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid sangat puas 15 24.6 24.6 24.6 puas 38 62.3 62.3 86.9 cukup puas 7 11.5 11.5 98.4 kurang puas 1 1.6 1.6 100.0 Total 61 100.0 100.0
5. kemudahan dlm proses pelayanan dan transaksi Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid sangat puas 21 34.4 34.4 34.4 puas 35 57.4 57.4 91.8 cukup puas 5 8.2 8.2 100.0 Total 61 100.0 100.0
6. kebersihan dan kenyamanan scr umum (ruang tunggu, kondisi kntr, dll) Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid sangat puas 7 11.5 11.5 11.5 puas 34 55.7 55.7 67.2 cukup puas 17 27.9 27.9 95.1 kurang puas 3 4.9 4.9 100.0 Total 61 100.0 100.0
7. petugas cpt dlm penanganan keluhan nasabah Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid sangat puas 8 13.1 13.1 13.1 puas 40 65.6 65.6 78.7 cukup puas 13 21.3 21.3 100.0 Total 61 100.0 100.0
8. petugas dpt memberikan informasi yg akurat Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid sangat puas 9 14.8 14.8 14.8 puas 44 72.1 72.1 86.9 cukup puas 8 13.1 13.1 100.0 Total 61 100.0 100.0
9. pelayanan yg diberikan cepat dan tepat watu Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid sangat puas 21 34.4 34.4 34.4 puas 34 55.7 55.7 90.2 cukup puas 6 9.8 9.8 100.0 Total 61 100.0 100.0
10.petugas dpt berkomunikasi dengan baik dengan nasabah Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid sangat puas 12 19.7 19.7 19.7 puas 42 68.9 68.9 88.5 cukup puas 7 11.5 11.5 100.0 Total 61 100.0 100.0
90
Lampiran 24. Hasil Analisis Deskripsi nasabah dalam menggunakan kredit
Frequencies Statistics N
Valid Missing
PCTLAIN PCTKERJA PCTINVES PCTSUMSI 61 61 61 61 0 0 0 0
Frequency Table PCTLAIN Valid
,00 14,29 33,33 62,50 66,67 75,00 87,10 87,50 90,91 92,31 100,00
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent 31 50,8 50,8 50,8 1 1,6 1,6 52,5 1 1,6 1,6 54,1 1 1,6 1,6 55,7 3 4,9 4,9 60,7 2 3,3 3,3 63,9 1 1,6 1,6 65,6 1 1,6 1,6 67,2 1 1,6 1,6 68,9 1 1,6 1,6 70,5 18 29,5 29,5 100,0 61 100,0 100,0
,00 20,83 33,33 50,00 66,67 71,42 71,43 71,43 75,00 76,92 77,78 80,00 83,33 87,50 90,91 100,00
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent 30 49,2 49,2 49,2 1 1,6 1,6 50,8 1 1,6 1,6 52,5 2 3,3 3,3 55,7 1 1,6 1,6 57,4 1 1,6 1,6 59,0 1 1,6 1,6 60,7 1 1,6 1,6 62,3 1 1,6 1,6 63,9 1 1,6 1,6 65,6 1 1,6 1,6 67,2 1 1,6 1,6 68,9 1 1,6 1,6 70,5 2 3,3 3,3 73,8 1 1,6 1,6 75,4 15 24,6 24,6 100,0 61 100,0 100,0
,00 10,00 12,50 50,00 100,00
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent 56 91,8 91,8 91,8 1 1,6 1,6 93,4 1 1,6 1,6 95,1 1 1,6 1,6 96,7 2 3,3 3,3 100,0 61 100,0 100,0
Total
PCTKERJA Valid
Total
PCTINVES Valid
Total
91
PCTSUMSI Valid
,00 7,69 9,09 12,50 12,90 14,29 16,67 20,00 22,22 23,08 25,00 28,57 33,33 50,00
Total
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent 38 62,3 62,3 62,3 1 1,6 1,6 63,9 2 3,3 3,3 67,2 2 3,3 3,3 70,5 1 1,6 1,6 72,1 1 1,6 1,6 73,8 2 3,3 3,3 77,0 1 1,6 1,6 78,7 1 1,6 1,6 80,3 1 1,6 1,6 82,0 3 4,9 4,9 86,9 2 3,3 3,3 90,2 5 8,2 8,2 98,4 1 1,6 1,6 100,0 61 100,0 100,0
Lampiran 25. Hasil Analisis Deskripsi Sumber Informasi tentang keberadaan PT.BPR”X”
Frequencies Statistics N
Valid Missing
dari mana anda tahu BPR Dana lainnya sumber informasi 61 61 0 0
Frequency Table dari mana anda tahu BPR Dana Frequency Valid keluarga 9 media cetak 2 pihak bank 2 teman 35 lainnya 13 Total 61
Percent Valid Percent Cumulative Percent 14.8 14.8 14.8 3.3 3.3 18.0 3.3 3.3 21.3 57.4 57.4 78.7 21.3 21.3 100.0 100.0 100.0
lainnya sumber informasi Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid 48 78.7 78.7 78.7 kantor pos 12 19.7 19.7 98.4 sendiri 1 1.6 1.6 100.0 Total 61 100.0 100.0
92
Lampiran 26. Hasil Analisis Deskripsi pihak yang Mempengaruhi Nasabah Memilih PT.BPR”X”
Frequencies Statistics N
Valid Missing
siapa yg mempengaruhi responden memilih BPR Dana lainnya yg mempengaruhi 61 61 0 0
Frequency Table siapa yg mempengaruhi responden memilih BPR Dana Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid keluarga 30 49.2 49.2 49.2 teman 16 26.2 26.2 75.4 tetangga 1 1.6 1.6 77.0 lainnya 14 23.0 23.0 100.0 Total 61 100.0 100.0 Lainnya yg mempengaruhi Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid 47 77.0 77.0 77.0 info pihak bank 1 1.6 1.6 78.7 kantor pos 6 9.8 9.8 88.5 sendiri 4 6.6 6.6 95.1 teman 3 4.9 4.9 100.0 Total 61 100.0 100.0
Lampiran 27. Hasil Analisis Deskripsi Agunan Nasabah PT.BPR”X”
Frequencies Statistics N
Valid Missing
Jaminan pinjaman keterangan lainnya 61 61 0 0
Frequency Table Jaminan pinjaman Valid
barang berharga Lainnya
Total
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent 11 18.0 18.0 18.0 50 82.0 82.0 100.0 61 100.0 100.0
keterangan lainnya Valid
Total
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent 11 18.0 18.0 18.0 sk gaji 14 23.0 23.0 41.0 sk pensiun 36 59.0 59.0 100.0 61 100.0 100.0
93
Lampiran 28. Hasil Analisis Deskripsi Agunan Non Nasabah
Frequencies Statistics N
Valid Missing
Jaminan pinjaman keterangan lainnya 39 39 0 0
Frequency Table Jaminan pinjaman Valid
tidak ada jaminan barang berharga
Total
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent 28 71.8 71.8 71.8 11 28.2 28.2 100.0 39 100.0 100.0
Lampiran 29. Hasil Analisis Deskripsi Nasabah Yang Bertanggung Jawab Dalam Mengembalikan Pinjaman
Frequencies Statistics N Valid 61 Missing 0 siapa yg bertangung jwb dlm mengembalikan pinjaman tsb Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid suami isteri sama-sama 13 21.3 21.3 21.3 suami 35 57.4 57.4 78.7 isteri 12 19.7 19.7 98.4 lainnya 1 1.6 1.6 100.0 Total 61 100.0 100.0
Lampiran 30. Hasil Analisis Deskripsi Non Nasabah Yang Bertanggung Jawab Dalam Mengembalikan Pinjaman
Frequencies Statistics siapa yg bertangung jwb dlm mengembalikan pinjaman tsb Valid 39 N Missing 0 siapa yg bertangung jwb dlm mengembalikan pinjaman tsb Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid suami isteri sama-sama 18 46.2 46.2 46.2 suami 17 43.6 43.6 89.7 isteri 4 10.3 10.3 100.0 Total 39 100.0 100.0
94
Lampiran 31. Laporan Pencairan Kredit PT.BPR”X” Tahun 2004 Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Jumlah
Kredit Pensiun Makro Mikro Debt Debt 22 32 15 21 15 23 14 44 17 15 12 12 15 20 15 22 11 12 11 14 1 8 1 17 162 245
Kredit Lainnya Debt 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 3
Debt 43 42 49 101 170 248 86 85 37 31 14 19 895
Lampiran 32. Laporan Pencairan Kredit PT.BPR”X” Tahun 2005 Bulan Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Jumlah
Kredit Pensiun Makro Mikro Debt Debt 34 0 65 0 90 0 104 0 104 0 101 0 93 0 64 0 72 3 21 14 34 39 797 56
Kredit Lainnya Debt 0 0 4 5 3 1 1 1 0 0 1 16
Debt
Lampiran 33. Laporan Pencairan Kredit PT.BPR”X” Tahun 2006 Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Jumlah
Kredit Pensiun Makro Mikro Debt Debt 12 11 12 15 13 30 13 49 12 29 49 103 17 39 24 42 39 57 30 49
221
424
Kredit Lainnya Debt 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0
Debt
79 83 39 41 8 14 13 0
Debt 16 29 27 35 77 41 20 10 17 0
2
277
272
95
Lampiran 34. Hasil Estimasi Probit Probit estimates
Log likelihood = Status Jekel Pendik Umur Dpekrja Jmltot Pendpt _cons
-31.0281 Coef. -0.0357921 0.6072162 1.1148340 1.4369230 -0.3968001 -3.978286 -3.978286
Std. Err 0.3833533 0.2255872 0.2995996 0.4175405 0.1626205 0.3154664 1.588561
z -0.09 2.69 3.72 3.44 -0.82 -1.26 -2.50
Number of obs = 100 LR chi2(6) = 71.69 Prob > chi2 = 0.0000 Pseudo R2 = 0.5360 [95% Conf.Interval] P>z 0.926 -0.7871507 0.7155664 0.007 0.1650735 1.049359 0.000 0.5276299 1.702039 0.001 0.6185591 2.255288 0.415 -45113443 0.1861165 0.208 -1.015103 0.2215027 0.012 -7.091809 -0.8647626
mfx compute Marginal effects after probit y = Pr(status) (predict) = 0.72126763 [ 95% C.I. ] Variable dy/dx Std. Err z P>z jekel* -0.0120139 0.12859 -0.09 0.926 -0.264051 0.240023 pendik 0.2039531 0.7713 2.64 0.008 0.052785 0.355122 umur 0.3744529 0.1017 3.68 0.000 0.175116 0.57379 dpekrja* 0.4499301 0.1073 4.19 0.000 0.239633 0.660227 jmltot -0.0445426 0.5403 -0.82 0.410 -0.150443 0.061358 pendpt -0.1332781 0.10583 -1.26 0.208 -0.340708 0.074152
X 0.53 2.09 3.94 0.48 4.68 2.89
96
Lampiran 35. Kuesioner Nasabah PT.BPR”X”
KUESIONER NASABAH PT. BPR”X” Terima kasih atas kesediaan bapak/Ibu meluangkan waktunya untuk mengisi kuesioner ini. Masukan dan saran serta informasi yang Bapak/Ibu berikan akan sangat berguna bagi peningkatan kualitas pelayanan PT. BPR”X” khususnya dan BPR lainnya pada umumnya. Kejujuran anda sangat berarti bagi kami, dan kami menjamin kerahasiaan anda dalam mengisi kuesioner ini. Saya Ujang Jaya Sukendar mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Manajemen Jurusan Ilmu Ekonomi Institut Pertanian Bogor sedang melaksanakan Tugas akhir (skripsi) dengan judul “Analisis Partisipasi dan Preferensi Nasabah PT. BPR Dana Sukabumi”.
A. IDENTITAS RESPONDEN 1. Nama
:
2. Jenis Kelamin
:
3. Pendidikan Formal : Pilihlah jawaban yang paling sesuai dengan memberikan tanda silang (X) tiap pertanyan dibawah ini. 1. Usia a. ≤ 20 tahun b. 20-31 tahun
c. 31-40 tahun d. 41-50 tahun
2. Pekerjaan a. Pelajar/Mahasiswa e. Pegawai swasta
b. Ibu rumah tangga c. Pegawai negeri d. Pensiunan f. Wiraswasta g. Lainnya………
e. ≥ 51 tahun
3. Berapa pendapatan anda dalam satu bulan? a. < Rp.500.000.d. Rp. 1.500.001 – Rp. 2.000.000 b. Rp.500.000 – Rp.1.000.000 e. > Rp.2.000.000 c. Rp.1.000.001 – Rp.1.500.000 4. Berapa pengeluaran anda dalam satu bulan? a. < Rp.500.000.d. Rp. 1.500.001 – Rp. 2.000.000 b. Rp.500.000 – Rp.1.000.000 e. > Rp.2.000.000 c. Rp.1.000.001 – Rp.1.500.000 5. Berapa jumlah anggota keluarga anda berdasarkan umur berikut ini : a. 1-10 Tahun (…..orang) d. 41-55 Tahun (…..orang) b. 11-15 Tahun (…..orang) e. 56-65 Tahun (…..orang) c. 16-40 Tahun (…..orang) f. >65 Tahun (…..orang) Total jumlah anggota keluarga .......
97
6. Bagaimana penilaian anda mengenai Tingkat kepuasan dari atribut-atribut tingkat kinerja PT.BPR”X”? Jawab dengan : SP (sangat puas), P (puas), CP (cukup puas), KP (kurang puas), TP (tidak puas) Beri tanda √ pada setiap kolom yang sesuai dengan pendapat anda.
No
Atribut
Tingkat Kinerja SP
1
Keamanan
2
Bunga yang diperoleh
3
Lokasi yang strategis Pelayanan secara keseluruhan (keramahan, kesopanan dan kerapihan
4 5 6
Petugas cepat dalam penanganan keluhan nasabah
8
Petugas dapat memberikan informasi yang akurat Pelayanan yang diberikan dengan cepat dan tepat waktu Petugas dapat berkomunikasi dengan baik dengan nasabah
10
CP
KP
TP
Kemudahan dalam proses pelayanan dan transaksi Kebersihan dan kenyamanan secara umum (ruang tunggu, kondisi kantor)
7 9
P
7. Apakah anda puas dengan pelayanan PT. BPR Dana?
B. PEROLEHAN DAN PENOLAKAN KREDIT 1. Jarak dari rumah anda ke PT. BPR”X” :……….Menit, ……….Km 2. Sebelum anda memperoleh pinjaman, apakah anda mencari sumber lain terlebih dahulu? 1=Ya 0=Tidak Jika Ya, Sebutkan individu atau lembaga formal yang anda datangi :……..…………….., ……………………., ……..…………….., ………………..….., ……………………. 3. Bagaimana mengenai jaminan pinjaman yang ditetapkan PT. BPR”X”? a. Tidak ada jaminan b. barang berharga (Surat berharga, sertifikat, rumah, kendaraan, dll) c. Tanah d. Ternak e. SK
98
4. Untuk memperoleh pinjaman tersebut, apakah ada biaya-biaya yang harus anda keluarkan? Jika Ya, a. Rp. …………… Untuk ……………………………. b. Rp. …………… Untuk ……………………………. c. Rp. …………… Untuk ……………………………. d. Rp. …………… Untuk ……………………………. 5. Apakah anda pernah mengajukan pinjaman dalamn kurun waktu 2 thn terakhir ini dan pemodal menolaknya> (pinjaman sama sekali tidak diberikan) 1=Ya 0=Tidak 5.1. Jika Ya, berapa banyak pengajuan pinjaman yang ditolak? ………. 5.1.1.Mengapa anda tidak lagi berusaha untuk mengajukan pinjaman lagi dalam kurun waktu 2 thn terakhir ini pada sumber yang sama atau lainnya? (tulis 2 alsan penting) (kode 1) alas an 1….. alasan 2 …... 5.1.2.Apakah anda mengetahui adakah lembaga peminjam yang sifatnya formal yang beroperasi di sekitar wilayah anda? 1=Ya 0=Tidak jika Ya, sebutkan 3 lembaga tersebut : ………………, ………………, ……………… 5.2.Apakah anda pernah mempertimbangkan untuk menjadi nasabah pada lembaga simpan pinjam yang sifatnya formal (bank, koperasi, dll)? 1=Ya 0=Tidak Jika Tidak, berikan alsannya : (kode 2) ….. 6. Apakah anda pernah mengajukan pinjaman pada lembaga informal, tetapi pinjaman tsb ditolak? 1=Ya 0=Tidak Jika Ya, 6.1. Berapa banyak permohonan tsb ditolak? ….. 6.2. Mengapa anda tidak mencoba untuk mengajukan kembali? (kode 1) alasan 1 … alasan 2 … 6.3. Dalam periode waktu tsb, berapa banyak anda dapat meminjam uang dari sumber tsb apabila anda benar-benar membutuhkan? Rp. ……………. Kode 1 1. Saya tidak memerlukan kredit lagi 2. Pinjaman tsb /lainnya terlalu tinggi 3. Saya ingin meminjan, tapi tidak mengajukan, karena saya kawatir pemodal akan menolak sehubungan dengan usia saya 4. Saya ingin meminjan, tapi tidak mengajukan, karena saya khawatir pemodal akan menolak sehubungan dengan masalah kesehatan saya 5. Saya tidak sedang meminjam uang 6. Lainnya (tulis)
1. 2. 3. 4.
5. 6.
Kode 2 Saya tidak memerlukan pinjaman Saya tidak suka berhutang Pinjaman tersebut bunganya terlalu tinggi Saya tidak dapat memenuhi syarat untuk menyimpan uang terlebih dahulu dalam jumlah tertentu Saya khawatir tidak dapat membayar pinjaman tersebut Lainnya (tuliskan)
Tabel Perolehan Kredit Dari mana Siapa yang Berapa kali Berapa Berapa anda mempengaruhi anda banyak lama waktu mengetahui anda memilih mengajukan pinjaman tunggu kredit kredit pada pinjaman yang pencairan PT.BPR”X” PT.BPR”X” diberikan dana (Rp)
Kode 1 1. Keluarga 2. Media cetak 3. Media elektronik 4, Pihak bank 5. Teman ^. Lainnya (sebutkan)
Kode 2 1. Keluarga 2. Teman 3. Tetangga 4. Lainnya (sebutkan)
Berapa banyak pinjaman yang harus dikembalikan (Rp)
Berapa lama jangka waktu pengembalian pinjaman tersebut
Kode 3 1. Investasi 2. Modal kerja 3. Konsumsi 4. Lainnya (sebutkan)
Digunakan untuk apa pinjaman tersebut
Siapa yang bertanggung jawab dalam mengembalikan pinjaman tersebut
Kode 4 1. Suami istri sama-sama 2. Suami 3. Istri 4. Lainnya (sebutkan)
99
100
Lampiran 36. Kuesioner Non Nasabah PT.BPR”X”
KUESIONER NON NASABAH Terima kasih atas kesediaan bapak/Ibu meluangkan waktunya untuk mengisi kuesioner ini. Masukan dan saran serta informasi yang Bapak/Ibu berikan akan sangat berguna bagi penelitian yang sedang saya laksanakan Kejujuran anda sangat berarti bagi kami, dan kami menjamin kerahasiaan anda dalam mengisi kuesioner ini. Saya Ujang Jaya Sukendar mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Manajemen Jurusan Ilmu Ekonomi Institut Pertanian Bogor sedang melaksanakan Tugas akhir (skripsi) dengan judul “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Masyarakat Terhadap Layanan Kredit PT. BPR”X””.
B. IDENTITAS RESPONDEN 1. Nama
:
2. Jenis Kelamin
:
3. Pendidikan Formal
:
4. Usia
:
5. Pekerjaan
:
6. Berapa pendapatan anda dalam satu bulan? a. < Rp.500.000 d. Rp. 1.500.001 – Rp. 2.000.000 b. Rp.500.000 – Rp.1.000.000 e. > Rp.2.000.000 c. Rp.1.000.001 – Rp.1.500.000 7. Berapa pengeluaran anda dalam satu bulan? a. < Rp.500.000 d. Rp. 1.500.001 – Rp. 2.000.000 b. Rp.500.000 – Rp.1.000.000 e. > Rp.2.000.000 c. Rp.1.000.001 – Rp.1.500.000 8. Berapa jumlah anggota keluarga anda berdasarkan umur berikut ini : a. 1-10 Tahun (…..orang) d. 41-55 Tahun (…..orang) b. 11-15 Tahun (…..orang) e. 56-65 Tahun (…..orang) c. 16-40 Tahun (…..orang) f. >65 Tahun (…..orang) Total jumlah anggota keluarga ....... 9. Apabila anda memerlukan pinjaman, berapa jumlah maksimum pinjaman yang dapat anda peroleh apabila anda benar-benar membutuhkannya? Rp. ..................... 10. Dari mana anda memperoleh pinjaman tersebut? a. Saudara b. Tetangga c. Pedagang
d. Lainnya, ....................
11. Berapa lama waktu tunggu pencairan dana? ................. 12. Berapa lama jangka waktu pengembalian setelah memperoleh pinjaman? ................ 13 Digunakan untuk apa pinjaman tersebut?
101
a. Investasi
b. Modal kerja
c. Konsumsi
d. Lainnya, ..................
14. Bagaimana mengenai jaminan pinjaman yang ditetapkan? a. Tidak ada jaminan b. barang berharga (Surat berharga, sertifikat, rumah, kendaraan, dll) c. Tanah d. Ternak e. SK 15. Untuk memperoleh pinjaman tersebut, apakah ada biaya-biaya yang harus anda keluarkan? Jika Ya, a. Rp. …………… Untuk ……………………………. b. Rp. …………… Untuk ……………………………. c. Rp. …………… Untuk ……………………………. d. Rp. …………… Untuk ……………………………. 16. Apakah anda pernah mengajukan pinjaman dalamn kurun waktu 2 thn terakhir ini dan pemodal menolaknya? (pinjaman sama sekali tidak diberikan) 1=Ya 0=Tidak 16.1. Jika Ya, berapa banyak pengajuan pinjaman yang ditolak? ………. 16.1.1. Mengapa anda tidak lagi berusaha untuk mengajukan pinjaman lagi dalam kurun waktu 2 thn terakhir ini pada sumber yang sama atau lainnya? (tulis 2 aalsan penting) (kode 1) alasan 1….. alasan 2 …... 16.1.2. Apakah anda mengetahui adakah lembaga peminjam yang sifatnya formal yang beroperasi di sekitar wilayah anda? 1=Ya 0=Tidak jika Ya, sebutkan 3 lembaga tersebut : ………………, ………………, ……………… 16.2.Apakah anda pernah mempertimbangkan untuk menjadi nasabah pada lembaga simpan pinjam yang sifatnya formal (bank, koperasi, dll)? 1=Ya 0=Tidak Jika Tidak, berikan alsannya : (kode 2) ….. 17. Apakah anda pernah mengajukan pinjaman pada lembaga informal, tetapi pinjaman tsb ditolak? 1=Ya 0=Tidak Jika Ya, 17.1. Berapa banyak permohonan tsb ditolak? ….. 17.2. Mengapa anda tidak mencoba untuk mengajukan kembali? (kode 1) alasan 1 … alasan 2 … 17.3. Dalam periode waktu tsb, berapa banyak anda dapat meminjam uang dari sumber tsb apabila anda benar-benar membutuhkan? Rp. ……………. Kode 1 1 Ssaya tidak memerlukan kredit lagi 2 Pinjaman tsb /lainnya terlalu tinggi 3 Saya ingin meminjan, tapi tidak mengajukan, karena saya kawatir pemodal akan menolak sehubungan dengan usia saya 4 Saya ingin meminjan, tapi tidak mengajukan, karena saya khawatir pemodal akan menolak sehubungan dengan masalah kesehatan saya 5 Saya tidak sedang meminjam uang 6 Lainnya (tulis)
Kode 2 Saya tidak memerlukan pinjaman Saya tidak suka berhutang Pinjaman tersebut bunganya terlalu tinggi Saya tidak dapat memenuhi syarat untuk menyimpan uang terlebih dahulu dalam jumlah tertentu 11. Saya khawatir tidak dapat membayar pinjaman tersebut 12. Lainnya (tuliskan)
7. 8. 9. 10.
102
Lampiran 37. Daftar Istilah ABRI : Angkatan Bersenjata Republik Indonesia BCA : Bank Central Asia BI : Bank Indonesia BOPO : Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional BPR : Bank Perkreditan Rakyat BRI : Bank Rakyat Indonesia BUMN : Badan Usaha Milik Negara BVQ : Bureau Veritas Quality International CAR : Capital Output Ratio DPK : Dana Pihak Ketiga GBS : Guru Bantu Sementara KTP : Kartu Tanda Pengenal LDR : Loan to Deposit Ratio LKM : Lembaga Keuangan Mikro LPS : Lembaga Penjaminan Simpanan NPL : Non Performing Loan PD : Perusahaan Daerah PNS : Pegawai Negeri Sipil POLRI : Polisi Republik Indonesia PT : Perusahaan Terbatas ROA : Ratio On Asset SBI : Sertifikat Bank Indonesia SDM : Sumber Daya Manusia SK : Surat Keterangan TNI : Tentara Nasional Indonesia UKM : Usaha Kecil Menengah UMKM : Usaha Menengah Kecil dan Mikro