ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN DALAM KEPUTUSAN PEMBELIAN KOPI BUBUK KAPAL API (STUDI KASUS PADA MASYARAKAT KECAMATAN CIPUTAT TIMUR)
DISUSUN OLEH: TATO. PRIHATNO (104081002484)
JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2009
1
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN DALAM KEPUTUSAN PEMBELIAN KOPI BUBUK KAPAL API (STUDI KASUS PADA MASYARAKAT KECAMATAN CIPUTAT TIMUR)
Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi Dan Ilmu Sosial Untuk Memenuhi Syarata-Syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh Tato Prihatno NIM: 104081002484
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I
Pembimbing
II
Dr. Yahya Hamja
Heryanto,
SE, MSi NIP: 130676334
NIP:
131569931
2
JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1430 H/2009 M
Hari ini senin, Tanggal 24 November tahun 2008, telah dilakukan Ujian Komprehensif atas nama Tato Prihatno NIM: 104081002484, dengan judl Skripsi “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsumen Dalam Keputusan Pembelian Kopi Bubuk Kapal Api (Studi Kasus Pada Masyarakat Kecamatan Ciputat Timur). Memperhatikan penampilan Mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung maka Mahasiswa tersebut dinyatakan lulus. Jakarta, 24 November 2008
Tim Penguji Komprehensif
Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM
Heryanto, SE,
MSi Ketua Sekretaris
Prof. Dr. Abdul Hamid, MS Penguji Ahli
3
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN DALAM KEPUTUSAN PEMBELIAN KOPI BUBUK KAPAL API (STUDI KASUS PADA MASYARAKAT KECAMATAN CIPUTAT TIMUR) Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi Dan Ilmu Sosial Untuk Memenuhi Syarata-Syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh Tato Prihatno NIM: 104081002484
Tim Penguji Skripsi
Penguji I
Penguji
II
Dr. Yahya Hamja
Heryanto,
SE, MSi NIP: 130676334
NIP:
131569931
Penguji Ahli
Prof. Dr. Abdul Hamid, MS NIP: 131474891
4
DAFTAR ISI
Daftar
Isi
……………………………………………………………………………..i Daftar
Riwayat
Hidup……………………………………………………………….iii
Abstract….…………………………………………………………………………. .iv
Abstrak……………………………………………………………………………... .v Kata Pengantar………………………………………………………………………vi Daftar Tabel………………………………………………………………………..viii Daftar Gambar……………………………………………………………………….x Daftar Lampiran……………………………………………………………………..xi
Bab I Pendahuluan A. Latar Belakang Penelitian…………………………………………………1 B. Perumusan Masalah ………………………………………………………8 C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian …………………………………………..8
Bab II Tinjauan Pustaka
5
A. Pengertian Pemasaran …………………………………………………...10 B. Konsep-Konsep Pemasaran ……………………………………………..11 C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen……………….14 D. Tahap-Tahap Keputusan Pembelian……………………………………..25 E. Bauran Pemasaran……………………………………………………….28 F. Penelitian Terdahulu……………………………………………………..30 G. Kerangka Pemikiran……………………………………………………..36 H. Hipotesis……………………………………………………………… …41
Bab III Metodologi Penelitian A. Ruang Lingkup Penelitian ………………………………………………42 B. Metode Penentuan Sampel ……………………………………………...42 C. Metode Pengumpulan Data……………………………………………...43 D. Metode Analisis Data……………………………………………………45 E. Operasional Variabel ……………………………………………………51
6
Bab IV Penemuan Dan Pembahasan A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian.…………………………….54 1. Sejarah Perusahaan. ……………………………………………..54 2. Sejarah Minuman Kopi. ………………………………………....55 3. Gambaran Umum Kecamatan Ciputat Timur…………………....57 B. Pembahasan Hasil Uji Validitas Dan Reliabilitas. ……………………...58 C. Pembahasan Hasil Kuesioner. …………………………………………..61 D. Pembahasan Analisis Faktor…………………………………………......91 1. Menentukan Variabel-Variabel Yang Telah Ditentukan………...91 2. Menguji Variabel-Variabel Yang Telah Ditentukan…………….91 3. Melakukan Factoring dan Rotasi………………………………...96 4. Interpretasi Atas Faktor Yang Terbentuk………………………108
Bab V Kesimpulan Dan Implikasi A. Kesimpulan…………………………………………………………….. 112 B. Implikasi……………………………………………………………….. 113
7
Daftar Pustaka……………………………………………………………………...116 LampiranLampiran………………………………………………………………..118
8
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI 1. Nama
: Tato Prihatno
2. Tempat & Tgl. Lahir
: Tangerang, 2 April 1986
3. Tinggal di
: Rempoa
4. Alamat
: Jln Flamboyant, Rt/Rw 06/12, Rempoa,
Ciputat. 5. Telepon
: (021) 73884944.
II. PENDIDIKAN 1. SD
: Rengas
2. SMP
: YPUI
3. SMA
: 74
4. SI
: UIN SYARIF HIDAYATULLAH
III. PENGALAMAN ORGANISASI 1. LDK
: (2004-2006)
IV. LATAR BELAKANG KELUARGA 1. Ayah 2. Tempat & Tgl. Lahir
: Wardono : Gunung kidul, Wonosari, 23
Februari 1950. 3. Alamat
: Jln Flamboyant, Rt/Rw 06/12, Rempoa,
Ciputat 4. Telepon
: (021) 73884944
9
1. Ibu 2. Tempat & Tgl. Lahir
: Suryatun : Purworejo, 4 Maret 1960
3. Alamat
: Rempoa
4. Telepon
: (021) 73884944
10
ABSTRACT
The title of this Skripsi is “Analyzing The Factors that Influence Consumers In Making Decision to Buy Powder Coffee of Kapal Api (study case of people in East Ciputat)”. The Porgram of Bachelor Degree in the Marketing Management Department in the Faculty of Economy and Social Science in the State Islamic University Jakarta. This research aims to analyze factors that influence consumers in making decision to buy the Kapal Api powder coffee through a study case of people in East Ciputat. Data used in this research is primary data. Samples analyzed are from 100 respondents. There are 27 variables. Of data analyzed with analysis of factor, 25 variables can be analyzed further. The two variables are excluded because the value of MSA is less than 0.5. Data from respondents is processed by SPSS 12.0 For Windows. The result of this research shows that the result of 25 variables analyzed with the model of factor analysis that influences the consumers in making decision to buy Kapal Api powder coffee includes eight factors below: social and belief factor with eigen value 5,165; individual factor with eigen value 2,582; factor of ease in obtaining the product with the eigen value 1,933; product factor with eigen value 1,664; lifestyle factor and psychological factor with eigen value 1,307; price factor with eigen value 1,285; promotion factor with eigen value 1,177; distribution factor and experience factor with eigen value 1,071. Keywords: decision to buy, social factor, individual factor, product factor, distribution factor, promotion factor, factor of ease in obtaining product, lifestyle factor, price factor.
11
ABSTRAK
Judul skripsi “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsumen Dalam Keputusan Pembelian Kopi Bubuk Kapal Api (Studi Kasus Pada Masyarakat kecamatan Ciputat Timur). Strata satu (S1), jurusan Manajemen Pemasaran Fakultas Ekonomi Dan Ilmu Sosial, Universitas Islam Negeri Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam melakukan keputusan dalam pembelian kopi bubuk kapal api, studi kasus pada masyarakat Ciputat Timur. Data yang digunakan adalah data primer. Sampel yang diteliti sebanyak 100 responden. Jumlah variabel yang diteliti adalah 27 variabel. Data yang diolah dengan menggunakan analisis Faktor sebanyak 25 variabel yang dapat dianalisa lebih lanjut. Sisanya 2 variabel dikeluarkan karena nilai MSAnya kurang dari 0,5. data yang diperoleh dari responden diolah dengan menggunakan SPSS 12.0 For Windows. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil dari 25 variabel yang dianalisa dengan model analisa faktor yang merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian kopi bubuk Kapal Api. Faktor-faktor tersebut terdiri dari 8 faktor yaitu: Faktor social dan keyakinan dengan nilai eigen value 5,165, Faktor individu dengan nilai eigen value 2,582, faktor kemudahan dalam mendapatkan produk dengan nilai eigen value 1,933, faktor produk dengan eigen value 1,664, faktor gaya hidup dan psikologis dengan eigen valur 1,307, faktor harga dengan eigen value 1,285, faktor promosi dengan eigen value 1,177, faktor distribusi dan pen galaman dengan eigen value 1,071. Kata kunci: Keputusan pembelian, faktor sosial, faktor individu, faktor produk, faktor distribusi, faktor promosi, faktor kemudahan dalam mendapatkan produk, faktor gaya hidup, faktor harga.
12
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Allah swt, sholawat serta salam kita tujukan kepada Nabi Muhammad saw. Karena dengan nikmat dari Allah lah segala permasalahan dapat teratasi dan atas ajaran agama Islam maka dapat mengarungi arus kehidupan ini. Skripsi ini berjudul, “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsumen Dalam keputusan Pembelian Kopi Bubuk Kapal Api (Studi Kasus Pada Masyarakat Kecamatan Ciputat Timur). Saya sangat mengucapkan berterima kasih kepada orang-orang yang telah sangat berjasa dalam penulisan skripsi ini. Kepada mereka saya hanya dapat mengucapkan banyak terima kasih. Berikut ini adalah mereka yang telah berjasa dalam penulisan skripsi ini: 1. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Dan Ilmu Sosial. Saya sangat berterima kasih atas jasa-jasa beliau dalam membimbing saya selama masa belajar saya di FEIS, kepada beliau saya mengucapkan banyak terima kasih. 2. Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM, selaku Pudek Bidang Akademik. Saya mengucapkan banyak terima kasih atas begitu banyak pelajaran yang telah beliau berikan kepada saya selama belajar di FEIS. 3. Bapak Indo Yama Nasarudin, SE, MAB, selaku Kajur Manajemen yang
telah membimbing saya selama saya
13
belajar di FEIS, kepada beliau
saya
hanya bisa
mengucapkan banyak terima kasih. 4. Bapak Dr. Yahya Hamja, selaku pembimbing I, yang telah senantiasa meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, dan juga arahan dan nasihatnya kepada saya, sehingga skripsi ini dapat terwujud, dan juga saya banyak berterima kasih kepada beliau karena telah mengajarkan banyak ilmu yang berguna selama saya belajar di FEIS.
5. Bapak Heryanto, SE, MSi, selaku Pembimbing II, saya sangat berterima kasih kepada beliau karena telah membimbing saya selama penulisan skripsi dan telah banyak meluangkan waktunya kepada saya, serta saya berterima kasih kepada beliau karena telah banyak mengajarkan kepada saya ilmu yang berguna kepada saya. Teruntuk kepada kedua orang tua, Bapak Wardono dan Ibu Suryatun, yang dengan sabar menanti kelulusanku hanya dengan ini saya bisa membalasnya. Dan semua pihak yang membantu saya, saya banyak berterima kasih.
Jakarta, Maret 2009
Tato Prihatno
14
DAFTAR TABEL
Nomor Hal
Keterangan
4.1
Hasil Uji Reliabilitas 59
4.2
Hasil Uji Validitas 60
4.3
Proporsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin 61
4.4
Proporsi Responden Berdasarkan Usia 62
4.5
Proporsi Responden Minum Kopi Setiap Hari 63
4.6
Proporsi Responden Minum Kopi Kapal Api 63
4.7
Citarasa Produk Kopi Kapal Api 64
4.8
Aroma Produk Kopi Kapal Api 65
4.9
Tingkat Kepahitan Kopi Kapal Api 66
4.10
Warna Kopi Kapal Api 67
4.11
Tingkat Kekentalan Kopi Kapal Api 68
4.12
Kesesuaian Harga Dengan Manfaat Kopi Kapal Api 69
4.13
Harga Sebagai Pertimbangan Akhir 70
15
4.14
Iklan Produk Kopi Kapal Api 71
4.15
Promosi Penjualan Produk Kopi Kapal Api 72
4.16
Pemasaran Langsung Produk Kopi Kapal Api 73
4.17
Kemudahan Dalam mendapatkan Produk 74
4.18
Pelayanan Yang Diberikan Penjual Kepada Konsumen 75
4.19
Lokasi Konsumen Membeli Kopi Kapal Api 76
4.20
Kebiasaan Konsumen Minum Kopi Kapal Api 77
4.21
Usia Responden Dalam Minum Kopi Kapal Api 78
4.22
Pekerjaan Konsumen Yang Minum Kopi Kapal Api 79
4.23
Pendidikan Konsumen Yang Minum Kopi Kapal Api 80
4.24
Penghasilan Konsumen Yang Minum Kopi Kapal Api 81
Nomor
Keterangan
Hal 4.25
Gaya Hidup Konsumen Yang Minum Kopi Kapal Api 82
4.26
Ajakan Keluarga Dalam Minum Kopi Kapal Api 83
16
4.27
Ajakan Rekan Kerja Dalam Minum Kopi Kapal Api 84
4.28
Ajakan Teman Dekat Dalam Minum Kopi Kapal Api 85
4.29
Ajakan Teman Sekomunitas Dalam Minum Kopi 86
4.30
Keyakinan Dalam Minum Kopi Kapal Api 87
4.31
Dorongan Dalam Minum Kopi Kapal Api 88
4.32
Persepsi Dalam Minum Kopi Kapal Api 89
4.33
Pengalaman Dalam Minum Kopi Kapal Api 90
4.34
KMO dan Bartlett Test 92
4.35
KMO dan Bartlett Tets 93
4.36
KMO dan Bartlett Tets 94
4.37
Communalities 96
4.38
Total Variance Explained 100
4.39
Componen Matriks 101
4.40
Rotated Componen Matriks 103
4.41
Component Transformation Matriks 107
17
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Keterangan
Hal 2.1
Model Perilaku Konsumen Menurut Kotler 15
2.2
Faktor-Faktor Kharakteristik Pembeli
17 2.3
Model Perilaku Konsumen Menurut Ristiyanti
21 2.4
Proses Keputusan Pembelian
25 2.5
Kerangka Pemikiran
38 3.1
Model Skala Likert 44
3.2
Operasional Variabel
51
18
DAFTAR LAMPIRAN Nomor
Keterangan
Hal I
Uji Validitas
118 II
Uji Reliabilitas
118 III
Dekriptif Statistik Responden
119 IV
Analisis Faktor
126 V
Kuesioner Penelitian
133 VI
Surat Keterangan Menyelesaikan Riset
141 VII
Data Jawaban Responden
142
19
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Perkembangan industri di Indonesia saat ini dalam keadaan stagnan, atau dengan kata lain berada jalan ditempat. Hal ini dilatar belakangi dari berbagai kondisi yang ada di Indonesia saat ini, terutama adalah kondisi perekonomian. Melihat perkembangan tersebut maka banyak perusahaan atau pelaku bisnis membuat berbagai macam cara untuk memikat konsumen agar bisnis yang mereka geluti tidak termakan efek dari krisis yang dihadapi saat ini. Permasalahan utama saat ini dalam menggeluti sebuah usaha atau bisnis, dengan melihat kondisi perekonomian nasional dan kondisi perekonomian internasional yang tidak kondusif, maka cara yang ampuh adalah dengan memperhatikan perilaku konsumen tersebut. Dengan memperhatikan keadaan perilaku konsumen, maka para produsen akan dapat mengetahui kebutuhan dan keinginan konsumen dalam mengkonsumsi produk mereka, dengan begitu para produsen dapat mempertahankan konsumen yang telah menjadi konsumen tetap dan dapat menawarkan produk mereka kepada calon konsumen. Banyak sekali faktor yang melandasi sebuah produk dapat dikonsumsi atau dibeli oleh konsumen. Yang menjadi masalah bagi para produsen adalah mereka tidak begitu memahami faktor-faktor atau penyebab konsumen mau membeli produk mereka, untuk itulah diperlukan sebuah riset atau penelitian bagi produsen untuk mengetahui faktorfaktor atau penyebab yang melatar belakangi para konsumen membeli produk mereka. Dengan adanya penelitian tentang faktor-faktor yang melatar belakangi atau mempengaruhi perilaku mereka dalam membeli sebuah produk, maka para produsen akan dapat mempertahankan konsumen mereka dan dapat meningkatkan jumlah konsumen mereka. Beraneka ragam jenis industri di Indonesia bermunculan, tiap-tiap jenis industri saat ini menghadapi sebuah permasalahan yang hampir sama. Mereka menghadapi sebuah kondisi dimana tingkat konsumsi masyarakat sedang menurun akibat adanya kondisi perekonomian nasional yang sedang tidak kondusif dan juga keadaan kondisi ekonomi global yang sedang krisis pula. Namun tingkat keadaan permasalahan yang dihadapi oleh tiap jenis-jenis industri sangatlah berbeda-beda, ada terkena sekali efek dari permasalahan tersebut mengakibatkan industri tersebut mengalami penurunan, namun ada juga yang tingkat efek terkena dampak permasalahan tersebut sangat ringan. Oleh sebab itulah setiap produsen harus memperhatikan pola perilaku konsumen mereka sehingga mereka dapat mengetahui kebutuhan dan keinginan mereka. Salah satu jenis industri yang tidak terlalu mengalami efek dari kondisi ekonomi yang sedang krisis adalah industri minuman. Hal ini dilatar belakangi karena setiap orang pasti membutuhkan minuman untuk memenuhi kebutuhan dahaga mereka. Dasar mereka mmengkonsumsi produk minuman adalah karena mereka kehausan untuk itulah mereka mengkonsumsi produk minuman, oleh sebab itulah jenis industri ini bertahan. Dengan berkembangnya zaman, yang dahulu para konsumen mengkonsumsi produk minuman hanya untuk memenuhi kebutuhan mereka akan dahaga mereka, maka timbullah berbagai keinginan dari para konsumen untuk merasakan berbagai sensasi lain dari sebuah produk minuman. Maka timbullah berbagai jenis produk minuman, jenis produk minuman yang umum kita kenal adalah seperti: susu, kopi, teh, dan lainnya. Dari kelas produk minuman yang dikenal secara umum tersebut, timbul produk minuman dingin atau yang dikenal dengan Soft Drink atau pula minuman yang bertujuan untuk menghangatkan tubuh. Salah satu jenis produk minuman yang sudah dikenal secara umum adalah kopi. Kopi merupakan minuman penyegar yang banyak dimanfaatkan sebagai penghilang rasa kantuk. Jenis produk minuman itu merupakan jenis minuman yang bertujuan untuk menyegarkan tubuh. Kopi dapat diminum dalam setiap waktu, setiap tempat, setiap acara. Oleh sebab itulah minuman kopi dikenal sebagai minuman masyarakat umum yang sudah dikenal sejak dahulu. Jenis-jenis minuman kopi juga berbagai macam, minuman kopi dahulu dikenal hanya kelas kopi bubuk, namun belakangan kopi bubuk telah dimodifikasi menjadi berbagai macam rasa dan variasi. kopi bubuk merupakan kopi hasil olahan dari biji kopi yang diolah menjadi bentuk bubuk, sedangkan kopi instant merupakan produk olahan kopi yang dihasilkan dari biji kopi menjadi sebuah bubuk dengan ditambahkan berbagai rasa atau dengan kata lain kopi bubuk sudah diolah, selanjutnya kopi organik merupakan produk kopi olahan, dimana dalam pengolahannya bebas dari bahan kimia sintetis. Indonesia masih memiliki berbagai macam jenis kopi. Salah satunya adalah kopi khas daerah yang mrupakan produk olahan kopi dengan karakteristik kekhasan tertentu, seperti produk sebagai berikut: kopi toraja (toraja coffee), kopi jawa (java coffee), kopi sidakalang (sidakalang coffee), kopi mandailing (mandailing coffee). Perkembangan industri kopi di Indonesia saat ini, diperebutkan oleh produsen lokal dan produsen luar negeri. Produsen pengolahan kopi bubuk lokal saja sudah mencapai 500 perusahaan dengan kapasitas 98.693 ton per tahun dan itu semua merupakan produsen yang dikelola oleh swasta dan BUMN (CIC,1997). Produsen kopi lokal yang terkenal di Indonesia saat ini adalah: ABC, Kapal Api, Torabika, Indocafe, Nescafe, Singa, Ayam Merak, dan sebagainya. Produsen-produsen lokal tersebut memiliki pangsa pasar umum. Sedangkan ada pula produsen lokal
20
dengan pangsa pasar tertentu seperti: Liong Bulan, Naga Sanghie, Bali Dancer, piala, Cangkir, Teko. Melihat pangsa pasar yang masih terbuka besar maka banyak para produsen tersebut masih berusaha untuk memikat hati para konsumen dalam mengkonsumsi produk mereka. Salah satu hasil olahan dari biji kopi adalah kopi bubuk. dari kopi bubuk ini dapat dibuat macam-macam kopi olahan, seperti: kopi instant yang banyak dibuat oleh produsen kopi olahan di Indonesia. Oleh sebab itu kopi bubuk merupakan salah satu jenis minuman olahan kopi yang masih bertahan sampai saat ini. kopi bubuk saat ini untuk memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri, karena kopi bubuk yang dihasilkan sangat berbeda dengan kopi bubuk yang dikonsumsi oleh orang Eropa maupun Amerika. Kopi bubuk di Eropa dan Amerika disajikan dengan menggunakan coffee maker dan setiap roaster mengeluarkan hasil blending masing-masing menurut resep mereka yang sangat dirahasiakan. Karena itu untuk memproduksi kopi bubuk sesuai dengan tuntutan pasar manca negara diperlukan transfer pengetahuan dan teknologi. Hal ini membutuhkan waktu yang lama untuk mewujudkannya, kecuali kopi instan . Dalam perkembangan terkini, kopi bubuk yang telah dimodifikasi dengan adanya penambahan rasa, seperti adanya rasa manis, ditambah susu, serta rasa lain seperti coklat, mocca membuat kopi bubuk semakin banyak dinikmati. Kelas kopi bubuk seperti itu biasa disebut kelas kopi bubuk instant. Kopi bubuk instant banyak sekali merek dan produk semacam ini dipasar lokal dalam negeri. Sekitar tahun 1999 merek kopi bubuk instant yang bertahan dan berkembang dengan pesat adalah kopi bubuk; Nescafe, Indocafe, Dan Torabika. Pada tahun-tahun sebelum 1999, muncul kopi dengan merek Aneka cofee dan Pro. Dalam memenangkan sebuah persaingan industri adalah dengan mengetahui perilaku konsumen yang dijadikan target. Banyak cara untuk mengetahui perilaku konsumen salah satunya adalah dengan cara mengetahui kebutuhan dan keinginan mereka. Atau dengan para produsen mengetahui faktor-faktor apa saja yang sangat mempengaruhi para konsumen untuk mengkonsumsi produk mereka. Dengan banyaknya hal yang melatar belakangi konsumen dalam mengkonsumsi produk kopi, terutama produk olahan kopi bubuk, maka menuntut setiap produsen kopi bubuk untuk mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi mereka mengkonsumsi produk kopi bubuk mereka. Untuk itulah diperlukan sebuah riset atau penelitian yang mengkaji sebuah permasalahan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku mereka dalam mengkonsumsi produk kopi bubuk. Dalam penelitian ini, agar dapat mempersempit sebuah permasalahan mengenai konsumen yang selalu mengkonsumsi kopi bubuk, maka perlulah dipilih sebuah produk yang dijadikan obyek dalam penelitian ini. Dari sekian banyak produk dan merek dipasar lokal, maka peneliti mengambil produk kopi bubuk Kapal Api sebagai obyek dalam penelitian ini, dengan pertimbangan bahwa kopi Kapal api mereknya sudah terkenal dan memiliki konsumen yang loyal. Dalam sebuah artikel yang berumber dari situs internet (http//manbisnis. Tripod. Com.2005), dijelaskan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian, dalam proses pengambilan keputusan konsumen tidak bisa terjadi dengan sendirinya, melainkan sebaiknya masalah banyak factor yang melingkupi pengambilan keputusan tersebut yang meliputi; faktor kebudayaan, faktor demografis, faktor sosial, faktor individu, dan faktor psikologis yang sangat kuat mempengaruhi proses pengambilan keputusan. Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Priyono (2001), dengan judul, “ Analisis Faktor-Faktor Yang Dipertimbangkan Konsumen Dalam Membeli Minyak Goreng Merek Ikan Dorang (Study Kasus Pada PT Ikan Dorang Surabaya)”, menyimpulkan bahwa faktor-faktor yang dipertimbangkan oleh konsumen dalam membeli minyak goreng merek ikan dorang adalah faktor harga, ketersediaan, diskon, rekomendasi dari orang kepercayaan, warna dan ukuran kemasan, rasa, kestabilan rasa dan merek, gaya berbelanja, kadar kolesterol, dan mineral tambahan, kemasan tembus pandang. Faktor yang paling dominan dalam penelitian ini adalah faktor ketersediaan, harga, dan diskon. Dalam penelitian lainnya Susana (2000), dengan judul, “ Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi perilaku Konsumen Dalam Membeli Film Kamera Merek Fuji Di Kotamadya Surabaya”, menyimpulkan bahwa konsumen dalam membeli film kamera merek fuji dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: keluarga, mutu, harga, merek, pelayanan, lokasi penjualan, negara pembuat, promosi, dan situasi pembelian. Kesemua faktor tersebut berpengaruh secara positif, dan factor yang paling dominan adalah faktor promosi. Penelitian yang dilakukan oleh Rastini (2001), yang meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan menginap di hotel berbintang tiga yang mengemukakan ada sepuluh faktor yang mempengaruhi yaitu lingkungan, personal traits, kondisi fisik, sosial dan referensi, produk, promosi, budaya, harga, individu, dan proses. Berdasarkan dari hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat terlihat bahwa sangat banyak faktor yang mempengaruhi atau melatar belakangi sebuah perilaku konsumen dalam mengambil sebuah keputusan pembelian terhadap suatu produk baik itu berupa produk berwujud atau yang tidak berwujud (jasa). Melihat begitu pentingnya sebuah penelitian untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam mengambil sebuah keputusan untuk membeli sebuah produk maka atas dasar latar belakang masalah tersebut maka saya mengambil sebuah judul untuk penelitian saya dengan judul “ ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN DALAM KEPUTUSAN PEMBELIAN KOPI BUBUK KAPAL API (STUDY KASUS PADA MASYARAKAT KECAMATAN CIPUTAT TIMUR)”.
B. Perumusan Masalah Penelitian
21
berdasarkan latar belakang masalah yang sudah dijelaskan di atas maka perumusan permasalahan yang akan diangkat dalam penelitian ini adalah Faktor-faktor apa saja yang dipertimbangkan oleh konsumen dalam melakukan keputusan pembelian produk kopi bubuk Kapal Api di kecamatan Ciputat timur.
C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian 1.
Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, secara umum penelitian ini bermaksud untuk mengetahui faktor-faktor yang dipertimbangkan oleh konsumen dalam melakukan keputusan pembelian produk kopi bubuk Kapal Api di kecamatan Ciputat timur.
2.
Manfaat Penelitian a. Manfaat akademis: Sebagai syarat untuk mendapatkan gelar sarjana ekonomi. b. Manfaat praktis 1). Masyarakat, sebagai acuan bagi masyarakat dalam mengetahui sebuah produk yang baik. 2). Perusahaan, sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan untuk mengetahui kebutuhan dan keinginan konsumennya.
22
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan salah satu bagian yang tak terpisahkan dalam sebuah dunia bisnis. Pemasaran banyak memiliki arti atau definisi yang berbeda-beda, namun akan bermuara pada sebuah kesepakatan tentang arti pemasaran itu sendiri. Pemasaran itu sendiri berasal dari kata “Pasar”, yang memiliki arti merupakan sesuatu yang abstrak, bukan sesuatu yang memungkinkan terjadinya transaksi, tapi pada intinya pasar itu sendiri merupakan tempat bertemunya kekuatan permintaan dan penawaran. Pemasaran menurut beberapa ahli dikemukakan sebagai berikut, menurut Menurut Asosiasi Pemasaran Amerika Serikat atau (American Marketing Association), pemasaran adalah pelaksanaan kegiatan usaha perdagangan yang diarahkan pada aliran barang dan jasa dari produsen ke konsumen. Menurut Philip Kotler (2000:14) menjelaskan pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan konsep, penetapan harga, promosi, dan distribusi dari gagasan barang dan jasa untuk mencapai pertukaran yang memuaskan tujuan perseorangan dan organisasi. Dari dua definisi tersebut, dapat diambil suatu kesimpulan bahwa pemasaran dilakukan oleh individu-individu dan organisasi. Tujuan pemasaran adalah memberi kemungkinan, memudahkan, dan mendorong adanya
1
pertukaran. Tujuan pertukaran itu sendiri adalah untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia.
Konsep-Konsep Pemasaran Dalam konsep pemasaran terbagi menjadi beberapa
konsep yang
menjelaskan berbagai filosofi di dalam ilmu pemasaran. Konsep pemasaran tersebut terdiri dari: konsep produksi, konsep produk, konsep penjualan, konsep pemasaran, konsep pemasaran masyarakat. Konsep produksi menjelaskan bahwa konsumen akan lebih menyukai produk yang tersedia secara luas (Philip Kotler, 2000:17). Dalam konsep ini menjelaskan bahwa konsumen sangat menyukai sebuah produk yang mudah di dapat dan harganya relatif murah. Konsep produk menjelaskan bahwa konsumen akan menyukai produkproduk yang menawarkan ciri yang paling bermutu, berkinerja, atau inovatif (Philip Kotler, 2000:18). Hal yang dapat diambil dari konsep ini adalah menyatakan bahwa konsumen sangat respons terhadap produk yang menawarkan sebuah ciri yang lebih unggul dibandingkan dari pesaingnya. Konsep penjualan memberikan penjelasan bahwa para konsumen sangat menyukai sebuah serangkaian usaha promosi dan serangkaian usaha penjualan yang dilakukan oleh produsen (Philip Kotler, 2000:22). Dalam konsep ini konsumen berpandangan bahwa konsumen akan membeli banyak produk bila produsen mengimbanginya dengan usaha penjualan dan usaha promosi yang gencar.
24
Konsep Pemasaran menyatakan bahwa kunci untuk meraih tujuan organisasi adalah menjadi lebih efektif dari pada para pesaing dalam memadukan kegiatan pemasaran guna menetapkan dan memuaskan kebutuhan pasar sasaran (Philip Kotler, 2000:23). Konsep pemasaran ini bersandar pada empat pilar, yaitu: pasar sasaran, kebutuhan konsumen, pemasaran terpadu, dan profitabilitas. Konsep pemasaran masyarakat menjelaskan bahwa produsen saat ini tidak hanya berorientasi pada konsumen saja, akan tetapi berorientasi pada masayarakat atau manusia (Philip Kotler,2000:25). Konsep ini menjelaskan sebuah pandangan bahwa produsen yang baik adalah yang bukan hanya berorientasi pada profit saja, namun berorientasi pada kesejahteraan konsumennya. Dalam sebuah pengertian konsep pemasaran menurut Philip Kotler dan Gary Amstrong (2000:6), menjelaskan bahwa konsep inti pemasaran terdiri dari: 1. kebutuhan (needs), konsep yang paling pokok melandasi permasalahan adalah kebutuhan manusia. Kebutuhan manusia adalah suatu keadaan yang didasarkan tidak ada dalam diri seseorang. Kebutuhan manusia memiliki banyak kebutuhan yang komplek. Meliputi kebutuhan fisik, pokok akan pangan, sandang, dan keamanan, kebutuhan social akan perasaan memiliki kasih sayang dan kebutuhan pribadi akan pengetahuan dan ekspresi diri. 2. Keinginan (Wants), konsep pokok kedua dalam pemasaran ini menjelaskan bahwa keinginan manusia yang merupakan kebutuhan manusia yang
25
dibentuk oleh kultur dan kepribadian individu. Dengan berkembangnya masyarakat, maka keinginan para anggota masyarakat dihadapkan pada obyek yang semakin melimpah yang membangkitkan minat dan hasrat mereka. 3. Permintaan (demand), manusia mempunyai keinginan yang hampir tidak terbatas, sedangkan sumber daya terbatas. Mereka memiliki produk yang menghasilkan kepuasan tertinggi untuk uang mereka. Keinginan mereka menjadi permintaan bila di dukung daya beli mereka. 4. produk (Product), kebutuhan dan keinginan juga permintaan manusia memberikan kesan adanya produk untuk memenuhi semuanya itu. Semakin besar manfaat suatu produk dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen, maka semakin baiklah produk tersebut di dalam pasar. 5. Pertukaran (Exchange), pertukaran adalah tindakan untuk memperoleh suatu obyek yang dinginkan dari seseorang dengan menawarkan sesuatu sebagai gantinya. Pemasaran terjadi apabila seseorang memutuskan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya melalui pertukaran. 6. Transaksi (Transactions), menjelaskan bahwa dalam sebuah pertukaran adalah sebagai konsep inti dalam pemasaran, maka transaksi merupakan sebagai satuan ukuranya. Transaksi adalah perdagangan nilai antara dua pihak atau lebih. Transaksi melibatkan sedikitnya dua pihak atau lebih. Transaksi juga melibatkan sedikitnya dua barang yang bernilai dengan
26
syarat-syarat yang disepakati pada waktu keesempatan dan tempat kesempatan. 7. Pasar (Market), dalam sebuah transaksi akan mengarah pada sebuah konsep pasar. Dimana hubungan transaksi dengan pasar adalah semakin bertambahnya orang dan transaksi yang terjadi di masyarakat, maka jumlah pedagang dan pasar pun meningkat.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Pengertian perilaku konsumen menurut para ahli sangatlah berbeda-beda, salah satunya menurut Kotler (2000:182), yang menjelaskan bahwa perilaku konsumen adalah ilmu yang mempelajari bagaimana individu, kelompok, dan organisasi memilih, membeli, memakai, serta memanfaatkan barang, jasa, gagasan, atau pengalaman dalam rangka memuaskan kebutuhan dan hasrat mereka. Oleh sebab itulah memahami perilaku konsumen dan mengenal kebutuhan dan keinginan mereka sangatlah tidak pernah sederhana. Dari definisi tersebut, dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa sebagai produsen mereka harus mengetahui kebutuhan dan keinginan konsumennya. Dengan mengetahui kebutuhan dan keinginan konsumen terhadap sebuah produk, maka produsen dapat mempengaruhi konsumen agar mereka dapat membeli produknya, pada saat mereka membutuhkannya. Berikut ini adalah sebuah gambar yang menggambarkan model perilaku konsumen yang menjelaskan proses terjadinya pengambilan keputusan oleh konsumen untuk membeli:
27
Gambar 2. 1
Model Perilaku Konsumen Menurut Kotler Marketing stimuli
Other Stimuli
Buyer Charateristic - Cultural
-
Product
- Economic
- social
-
Price
-Technology
- Personal
-
Place
- Political
- Psycologi
-
Promotion
- Cultural
Buyer Decision process - Problem recog nition - Information se arch
Buyer Decision -
Porduct Choice
-
Brand Choice
-
Dealer Choicxe
-
Purchase Timing
-
Purchase amount
- Evaluation - Decision - Post Purchase Behavior
Sumber: Philip Kotler, 2000: 61 Model ini disebut juga dengan model of Buyer Behavior, menjelaskan proses terjadinya pengambilan keputusan oleh konsumen untuk melakukan pembelian. Model ini diawali dengan rangsangan pemasaran (marketing stimuli) yang terdiri dari: 1. Produk (product), yaitu produk apa yang secara tepat diminati oleh konsumen, baik secara kualitas dan kuantitasnya. 2. Harga (Price), merupakan seberapa besar harga sebagai pengorbanan konsumen dalam memperoleh manfaat yang diinginkan. 3. Distribusi (Place), bagaimana pendistribusian barang sehingga produk dapat sampai ke tangan konsumen dengan mudah. 4. Promosi (promotion), yaitu pesan-pesan yang dikomunikasikan sehingga keunggulan produk dapat sampai kepada konsumen. Rangsangan marketing tersebut, dalam hal ini dilengkapi dengan adanya rangsangan-rangsangan lain-lain, yang meliputi:
28
1. Ekonomi: dalam hal ini adalah daya beli yang tersedia dalam suatu perekonomian yang bergantung pada pendapatan pada tingkat dan distribusi yang berbeda-beda. 2. Tehnologi: dalam ini menjelaskan bahwa dapat membentuk hidup manusia serta dapat memberi dampak positif atau negatif dalam kehidupannya. 3. Politik dan hukum: menjelaskan bahwa keadaan politik dan hokum sangat mempengaruhi stabilitas dan situasi yang sangat berpengaruh pada keputusan pembelian. 4. Budaya: meliputi keyakinan, nilai-nilai, dan norma yang dibentuk oleh masyarakat dimana mereka dibesarkan yang dapat bergeser mengikuti model atau trend terbaru. Dari rangsangan-rangsangan tersebut membentuk buyer characteristic (karakteristik konsumen), yang meliputi: cultural (kebudayaan), sosial (social), personal (pribadi), psikologi (psykology). Di dalam bukunya pula menurut Philip Kotler (2000:63), menjelaskan dalam bagannya bahwa faktorfaktor tersebut terbagi dari beberapa variabel, yang dapat dijelaskan sebagai berikut:
29
Gambar 2. 2 Faktor-Faktor Kharakteristik Pembeli Kebudayaan : Sosial:
1. Kultur 2. Subkultur
1.
Kelompok acuan
3. Kelas sosial 2. 3.
Keluarga Peran dan
Personal: 1.
usia
2.
penghasilan
3.
Gaya hidup
Psikologis: 1.
motivasi
2.
persepsi
3.
Pembelajar
Pembeli
an
status 4.
keyakinan
Sumber: Philip Kotler, 2000:63 Hal tersebut merupakan karakteristik pembeli, dimana mendorong konsumen untuk melakukan proses pengambilan keputusan membeli barang sehingga konsumen mendapatkan manfaat dari pemilihan produk yang dibeli. Karakteristik pembeli tadi juga dapat disebut sebagai faktor-faktor yang memepengaruhi perilaku konsumen dalam melakukan pembelian. Faktorfaktor tersebut secara lebih jelas, dapat diterangkan sebagai berikut: 1. Faktor budaya, dalam faktor ini terbagi-bagi lagi budaya itu sendiri menjadi beberapa sub variabel, penjelasan mengenai su-sub bagian tersebut adalah berikut ini: a. Budaya, merupakan penentu keinginan dan perilaku yang paling mendasar. Meliputi kumpulan berbagai nilai, persepsi, preferensi, dan perilaku, kebiasaan.
30
b. Sub-budaya, masing-masing dari budaya terdiri dari sub-sub budaya yang lebih kecil lagi. Dimana memberikan memberikan ciri lebih banyak dan sosialisasi khusus bagi para anggotanya. Sub budaya meliputi: kebangsaan, agama, kelompok ras, dan daerah geografis. c. Kelas sosial, pembagian masyarakat yang relatif homogen dan permanen, yang hierarkis dan yang anggotanya menganut nilai-nilai, minat, perilaku yang serupa. 2. Faktor Sosial, Merupakan faktor yang timbul dari lingkungan sosial konsumen tersebut. faktor-faktor sosial meliputi, sebagai berikut: a. Kelompok acuan, merupakan sebuah kelompok yang memiliki pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku seseorang,
yang
meliputi: rekan
kerja,
teman dekat,
teman
sekomunitas, kelompok keagamaan, dan sebagainya. b.
Keluarga, merupakan organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam mayarakat. Disebabkan keluarga merupakan kumpulan orang-orang terdekat konsumen tersebut.
c. Peran dan status, peran meliputi kegiatan yang diharapkan akan dilakukan oleh seseorang. Sedangkan status adalah kedudukan seseorang dalam sebuah lingkungan. 3. Faktor individu, Perilaku pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi. Karateristik tersebut meliputi sebagai berikut: a. Usia dan tahap siklus hidup, perilaku konsumen juga dapat dipengaruhi oleh usia konsumen tersebut, dan juga kebutuhan juga
31
dipengaruhi oleh usia konsumen. Semakin tua makan kebutuhan akan semakin besar. Sedangkan tahap siklus hidup merupakan pembagian dari periode hidupnya. b.
Pekerjaan
dan
lingkungan
ekonomi,
jenis
pekerjaan
sangat
memepengaruhi pola kebutuhan, semakin baik jenis pekerjaan konsumen, maka tingkat kebutuhan dan keinginannya akan semakin besar. Lingkungan ekonomi juga berpengaruh terhadap perilaku konsumen hal ini berkaitan dengan penghasilan, semakin besar penghasilan maka akan semakin besar pula kebutuhan. c. Gaya hidup, merupakan pola hidup seseorang yang di ekspresikan dalam
aktivitas,
minat,
dan
opininya.
Gaya
hidup
juga
menggambarkan keseluruhan diri seseorang yang berinteraksi dengan lingkunganya. d. Kepribadian dan konsep diri, kepribadian merupakan karakteristik psikologis seseorang yang berbeda dengan orang lain yang menyebabkan tanggapan relatif konsisten dan bertahan lama terhadap lingkunganya. 4. Faktor psikologis, Dalam perilaku konsumen dipengaruhi oleh beberapa bagian psikologis seorang manusia, meliputi: a. Motivasi atau dorongan, merupakan dorongan dari diri sendiri untuk melakukan sebuah aktivitas. Dalam hal ini adalah dorongan untuk melakukan pembelian.
32
b. Persepsi, merupakan proses yang digunakan seorang individu untuk memilih, mengorganisasi, dan menginterpretasi masukan-masukan informasi guna menciptakan gambaran dunia yang memiliki arti. c. Pembelajaran, meliputi perubahan prerilaku yang terjadi pada diri seseorang yang didasarkan pada pengalaman. d. Keyakinan dan sikap, keyakinan merupakan gambaran pemikiran yang dianut seseorang tentang suatu hal. Sedangkan sikap merupakan evaluasi, perasaan emosional, dan kecenderungan tindakan yang menguntungkan atau merugikan dan bertahan lama dari seseorang terhadap suatu obyek atau gagasan. Menurut Ristiyanti Prasetijo dan John J.O.J ihalauw (2005:14), menjelaskan bahwa perilaku konsumen dalam membuat sebuah keputusan pembelian menggunakan semua faktor yang ada, baik internal maupun eksternal. Berikut ini adalah menggambarkan bagaimana faktor-faktor tersebut mempengaruhi konsumen dalam membeli dan mengkonsumsi sebuah produk serta apa yang terjadi setelah mengkonsumsinya. Dalam model tersebut tergambar dengan jelas faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian, dan juga proses konsumen dalam melakukan keputusan pembelian tersebut.
33
Gambar 2. 3 Model Perilaku Konsumen Menurut Ristiyanti dan John Ihalauw Pengaruh
Konsumen:
Pengaruh Eksternal:
Internal: 1.
Kebutuhan dan motivasi
2.
Kepribadian
3.
Psikografis
1.Kebutuhan atribut produk 2. Sikap
1.
Keluarga
2.
Kelas social
3.
Budaya dan sub budaya
4.
Persepsi
3. Persepsi
5.
Pembelajaran
4. Gaya hidup
6.
Sikap
4.
kelompok acuan
5.
komunikasi pemasaran
Mencari dan mengevaluasi
Menentukan alternatif-alternatif
Menentukan pilihan dan memutuskan membeli
Membeli
Desonansi pasca membeli Prilaku pasca membeli Puas atau tidak puas
Sumber: Ristiyanti dan John Ihalauw, 2005:14
34
Melihat dari model tersebut, maka dapat dikatakan bahwa faktor yang mempengaruhi konsumen dalam melakukan keputusan pembelian adalah terdiri dari faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal terdiri dari: kebutuhan dan motivasi, kepribadian, psikografis, persepsi, pembelajaran, sikap. Sedangkan faktor eksternal terdiri dari: keluarga, kelas sosial, budaya dan sub budaya, kelompok acuan, dan komunikasi pemasaran. 1. Faktor atau pengaruh internal yang meliputi beberapa item tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Kebutuhan dan motivasi, kebutuhan adalah esensi dari konsep pemasaran modern. Dalam hal ini kebutuhan meliputi; kebutuhan akan rasa aman,
kebutuhan
sosialisasi,
dan kebutuhan aktualisasi.
Sedangkan motivasi daya dorong untuk berperilaku dan perilaku itu mengarah kepada tujuan tertentu. b. Kepribadian, merupakan esensi yang mencerminkan perbedaan individu. Kepribadian bersifat konsisten dan bertahan dalam waktu yang lama. Serta kepribadian itu dapat berinteraksi dengan situasi. c. Psikografis, menurut Mowen didalam Ristiyanti dan John Ihalauw, psikografik merupakan kajian tentang apa yang membentuk seorang konsumen secara psikologis. Ada dua konsep dalam psikografik yaitu; memberi gambaran mengenai ciri-ciri psikologis konsumen yang mengarah pada identifikasi kepribadian konsumen, memandang psikografis sebagai kajian tentang activites (aktivitas), Interest (minat), dan opinions (pendapat). Dari sini maka dapat disimpulkan bahwa
35
psikografis dapat menggambarkan style atau gaya hidup seseorang konsumen. d. Persepsi, merupakan proses di mana sensasi yang diterima oleh seseorang dipilah dan dipilih, kemudian diatur dan diinterpretasikan. e. Pembelajaran, merupakan perubahan perilaku yang relatif tetap, yang terjadi sebagai akibat dari pengalaman. Pembelajaran dapat disebut pula dari sebuah akibat pengalaman dalam sebuah kejadian. f. Sikap,
merupakan
langkap
yang
bersifat
permanen
yang
mempengaruhi perilaku seseorang konsumen dalam bertindak. 2. Sedangkan faktor atau pengaruh eksternal pada kosnumen yang menyebabkan konsumen membeli sebuah produk, dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Keluarga, sangat mempengaruhi konsumen dalam mengkonsumsi sebuah produk. Dalam artian individu-individu yang ada didalamnya adalah sebagai referensi konsumen untuk mengetahui sebuah produk. b. Kelas sosial, merupakan pembagian masyarakat berdasarkan kriteria tertentu. Kelas sosial dengan kriteria ternetu dapat dilihat melalui tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, dan tingkat penghasilan. Adapun dalam penerapanya sebuah kelas sosial sangat pembagiannya sangatlah berbeda-beda berdasarkan sudut pandang yang dianut oleh masyarakat tersebut (Ristiyanti dan John Ihalauw, 2005:178). c. Budaya, merupakan keyakinan, nilai-nilai, perilaku, dan obyek-obyek materi yang dianut dan digunakan oleh komunitas atau masyarakat
36
tertentu ( Ristiyanti dan John Ihalauw, 2005:184). Budaya meliputi; kebiasaan masyarakat, keyakinan, dan nilai-nilai adat. d. Kelompok acuan, kelompok acuan dapat diartikan sebagai dua atau lebih orang yang melakukan interaksi untuk mencapai tujuan tertentu baik bersifat pribadi dan tujuan bersama. Kelompok acuan dalam kaitannya konsumen membeli sebuah produk meliputi: keluarga dan sanak keluarga, teman dekat, kelompok sosial formal atau rekan sekomunitas, kelompok kerja atau rekan kerja, kelompok belanja ( Ristiyanti dan John Ihalauw, 2005:150). e. Komunikasi pemasaran, pada dasarnya adalah praktik yang dilakukan untuk memberikan atau saling bertukar informasi. Komunikasi pemasaran dapat dilakukan melalui pemasaran langsung, periklanan, promosi penjualan, dan sebagainya. Menurut James F. Engel, Roger D. Blackwell, Paul W. Miniard, didalam Saladin (2003:19), menjelaskan terdapat tiga faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen. Yaitu pengaruh lingkungan yang terdiri dari; budaya, kelas sosial, keluarga, dan situasi. Pengaruh individu yang terdiri dari; motivasi dan keterlibatan, pengetahuan, sikap, kepribadian, gaya hidup, dan demografi. Proses psikologis terdiri dari; pengolahan informasi, pembelajaran, perubahan sikap, dan perilaku. Ketiga faktor tersebut menambah minat utama dari penelitian konsumen sebagai faktor yang turut mempengaruhi perilaku konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian.
37
D. Tahap-Tahap Keputusan Pembelian Menurut Kotler, 2000:190, untuk sampai pada tahap pembelian, terdapat langkah-langkah dalam proses pembelian dengan suatu tahapan. Proses pengambilan keputusan meliputi serangkaian tahapan meliputi: identifikasi kebutuhan, pencarian alternatif, evaluasi alternatif, perilaku pembelian, dan perilaku purna beli. Proses tersebut dapat digambarkan sebagai berikut: Gambar 2. 4
Proses Keputusan Pembelian
Identifikasi Masalah
Pencarian alternatif
Evaluasi Alternatif
Keputusan membeli
Evaluasi Purna beli
Sumber: Phillip kotler, 2000:193 1. Identifikasi masalah: merupakan proses dimana pembeli mengenali sebuah masalah atau kebutuhan yang timbul dari ransangan internal atau rangsangan eksternal. 2. Pencarian informasi: konsumen yang tertarik terhadap sebuah produk akan mencari informasi mengenai produk tersebut. 3. Evaluasi alternatif: sesudah mendapatkan informasi mengenai produk tersebut, maka dibuatlah evaluasi untuk memilih satu atau beberapa alternatif. 4. Keputusan membeli: sesudah mengevaluasi sebuah produk dan melihat secara jelas produk tersebut, maka konsumen membuat keputusan untuk membeli sebuah produk. 5. Evaluasi purnabeli: Setelah melakukan pembelian terhadap sebuah produk, konsumen merasakan sebuah tingkat kepuasan atau tingkat ketidakpuasan.
38
Sesudah melalui serangkaian tahapan dalam melakukan proses pembelian, maka selanjutnya melakukan sebuah keputusan pembelian bagi konsumen dalam model diatas, dijelaskan konsumen terdapat lima keputusan pembelian pada konsumen, yang akan dijelaskan sebagai berikut: 1. Pemilihan produk (product choice), maksudnya menjelaskan bahwa konsumen dapat melakukan pemilihan produk sekehendak mereka. 2. Pemilihan merek (brand choice), konsumen bebas memilih merek yang mereka anggap cocok untuk dikonsumsi. 3. Pemilihan saluran distribusi (dealer choice), konsumen dapat memilih mereka menggunakan jasa saluran distribusi yang mereka anggap cocok. 4. Pemilihan waktu pembelian (purchase timing), konsumen dapat memilih waktu yang mereka anggap tepat dalam melakukan pembelian. 5. Pemilihan jumlah pembelian (purchase amount), konsumen bebas berkehendak untuk menentukan jumlah barang yang akan mereka beli. Dalam pengambilan keputusan konsumen sangatlah berbeda-beda. Bergantung pada jenis keputusan pembelian tersebut. Maka dalam perilaku saat melakukan pembelian terbagi dalam beberap jenis, yaitu: 1. Perilaku pembelian yang rumit, dalam jenis ini konsumen memiliki keterlibatan yang tinggi. Tahapan pembelian dalam jenis ini terbagi menjadi tiga; pertama konsumen mengembangkan keyakinan tentang produk, kedua ia membangun sikap tentang produk tersebut, ketiga ia membuat pilihan pembelian yang cermat.
39
2. Perilaku pembelian pengurang ketidakyamanan, keterlibatan konsumen dalam jenis perilaku pembelian ini sangat terlibat. Dalam pembelian ini konsumen banyak mempertimbangkan hargadan tidak peka terhadap merek serta kualitas sehingga langsung dengan cepat membelinya, sesudah itu terjadilah disonansi (ketidaknyamanan) sesudah merasakan produk tersebut. 3. Perilaku pembelian karena kebiasaan, dalam jenis pembelian ini terjadi karena konsumen membeli karena telah terbiasa membeli sebuah produk, bukan akibat kesetiaan terhadap sebuah merek. 4. Perilaku pembelian yang mencari variasi, dalam jenis pembelian ini konsumen selalu melakukan pembelian dengan berganti merek, bukan karena mencari kepuasan namun mencari keragaman dari berbagai merek. Dalam melakukan keputusan pembelian sebuah produk, konsumen sangat dipengaruhi oleh berbagai hal. Disamping faktor-faktor yang ada pada atribut produk, kondisi internal konsumen, dan juga kondisi eksternal konsumen. Hal tersebut juga dipengaruhi oleh kondisi deregulasi, konvergensi tehnologi, dan evolusi cepat proses pembelian. Dari beberapa penyebab seperti deregulasi, konvergensi tehnologi, dan evolusi cepat proses pembelian, menyebabkan para produsen saling berkompetisi untuk merebut minat konsumen. Pada akhirnya hal tersebut akan mempengaruhi kompetensi bisnis mereka. Dalam hal ini para produsen akan melakukan empat langkah kompetensi kepada para konsumen meliputi: produsen akan menjadi terlibat dalam menarik konsumen aktif, memobilisasi masyarakat untuk menjadi konsumen, mengelola
40
keragaman konsumen, produsen perlu merevisi beberapa hal mekanisme pasar harga dan sebagainya. (Prahalad dan Ramaswarmy, 2009:24). Apabila hal tersebut dilaksanakan akan terjadi perubahan pada perusahaan tersebut dalam peningkatan penjualan produknya.
E. Bauran Pemasaran Bauran pemasaran (marketing mix), merupakan seperangkat alat pemasaran
yang
digunakan
untuk
terus
menerus
mencapai
tujuan
pemasarannya di pasar sasaran (Philip Kotler, 2000:18). Dari definisi tersebut dapat disimpulkan pada dasarnya bauran pemasaran mempunyai arti yang sama dimana pendekatannya pada campuran alat-alat atau variabel-variabel yang termasuk dalam bauran pemasaran atau lebih dikenal dengan “4P”, yang terdiri dari: Produk, harga, distribusi, dan promosi. Variabel-variabel bauran pemasaran merupakan variable-variabel yang terdiri dari: 1. Produk, Produk merupakan semua yang ditawarkan ke pasar untuk diperhatikan, diperoleh dan digunakan atau dikonsumsi untuk dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan yang berupa fisik, jasa, orang, organisasi dan ide. Produk mencakup berbagai hal didalamnya meliputi: kualitas, design, ciri, nama merek, kemasan, ukuran, pelayanan, garansi, imbalan (Philip Kotler, 2000: 18). Produk dapat dikatakan suatu sifat yang komplek baik dapat diraba maupun tidak dapat diraba, termasuk bungkus, warna, harga prestise perusahaan dan pengecer, pelayanan perusahaan dan
41
pengecer yang diterima oleh pembeli untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan. 2. Harga, Merupakan jumlah uang yang harus dibayar konsumen untuk mendapatkan produk tersebut. Harga merupakan factor penting dalam sebuah keberhasilan penjualan. Harga meliputi: daftar harga, rabat atau diskon, potongan harga, periode pembayaran, syarat kredit (Phili Kotler, 2000:65). Dalam penentuan harga, setiap perusahaan yang memproduksi barang yang sama belum tentu harganya sama, namun harga dapat pula berbeda, hal ini disebabkan karena perbedaan itu dapat terjadi berdasarkan pembeli, produk, tempat, dan waktu. 3. Distribusi, merupakan rangkaian pengantaran dari produsen sampai ke tangan konsumen. Keputusan distribusi menyangkut kemudahan akses terhadap jasa bagi para pelanggan. Rangkaian perantara perusahaan berupa pengantaran dari produsen sampai ke konsumen biasa disebut juga dengan saluran distribusi (Channel of Distribution) (Philip Kotler, 2000:69). Tempat dimana produk tersedia dalam sejumlah saluran distribusi dan outlet yang memungkinkan konsumen dapat dengan mudah memperoleh suatu produk. 4. Promosi, merupakan kegiatan memperkenalkan produk, meyakinkan dan mengingatkan kembali manfaat produk kepada para pembeli. Tujuan kegiatan promosi adalah agar konsumen mau untuk mengkonsumsi produknya (Philip Kotler, 2000:67). Variable-variabel promosi terdiri dari: periklanan, promosi penjualan, publisitas, penjualan langsung, penjualan
42
personal. Dalam pelaksanaanya kegiatan promosi ada yang langsung dijalankan oleh perusahaan itu sendiri, atau pun petugas khusus dalam perusahaan tersebut, dimana dalam pelaksanaanya secara langsung menghubungi calon pembeli untuk memperkenalkan, mengingatkan, dan menyakinkan produk yang mereka pasarkan.
F. Penelitian Terdahulu Penelitian yang dilakukan oleh Benyamin Parubak, Armani Thoyib, Agus Suman, dengan judul; “Analisis Faktor-Faktor Yang Dipertimbangkan Konsumen Dalam Pembelian Kain Donggala Dikota Palu”, menyatakan bahwa ada beberapa faktor yang menjadi pertimbangan konsumen dalam melakukan pembelian kain donggala. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan model analisis factor dan regresi berganda. Ada 7 faktor yang dipertimbangkan oleh konsumen dalam melakukan pembelian produk kain donggala, yaitu: (1) faktor budaya, faktor ekonomi, faktor budaya, faktor psikologis, (2) faktor gaya hidup, (3) faktor mutu, (4) faktor promosi, (5) faktor referensi, (6) faktor harga, (7) faktor produk. Dalam penelitian ini, berdasarkan dari Hasil dari proses tersebut menunjukkan bahwa kemampuan teknik ini dalam menjelaskan keragaman seluruh data yang ada adalah sebesar 73,9%, sedangkan sisanya 20,1% tidak mampu dijelaskan dengan baik oleh teknik ini. Nilai kumulatif variance sebesar 73,9% ini masih dipandang baik dalam menjelaskan fenomena data yang ada karena masih di atas 50%, artinya
43
lebih dari 50% variabilitas data masih dapat dijelaskan dengan baik oleh teknik ini. Jumlah faktor ditentukan berdasarkan “percent of variance” yang lebih besar dari 5%. Dan diperoleh hasil 7 faktor dengan 15 variabel yang ditahan di dalam model, sedang 4 variabel lainnya dikeluarkan dari model karena tidak memenuhi kriteria MSA (Measures of Sampling Adequacy) lebih besar dari 0,50. Kemudian dengan melakukan rotasi faktor varimax diperoleh hasil sebagai berikut.
Ada 15 (lima belas) variabel yang tersebar kedalam 7 (tujuh) faktor
merupakan
variabel-variabel
yang
dipertimbangkan
konsumen dalam pembeluan Kain Donggala. Untuk menguji ketepatan model, dengan program SPSS 6.0 diperoleh hasil besarnya prosentase resedual di atas 0,05 adalah 40% atau sebanyak 42 residual. Hal ini mengindikasikan bahwa model masih memiliki ketepan sebesar 60% pada tingkat penyimpangan 5%. Dalam hasil uji rotasi faktor varimax dihasilkan bahwa (1) faktor budaya, ekonomi, psikologis (faktor nilai budaya, persepsi, sikap, dan pendapatan) menghasilkan Eigen value dengan angka 3,49865, dengan variance 23,3 %. (2) sedangkan faktor gaya hidup ( faktor Gaya hidup Opini pemimpin Prestise Kebutuhan ) Eigen valuenya adalah 2,05848 dengan variance 13,7 %, (3) faktor mutu ( faktor mutu kepribadian) dengan nilai Eigen value 1,54813 serta variance 10,3 %, (4) Faktor Promosi (Pekerjaan, Iklan) dengan nilai
44
Eigen value 1,18476 serta variance 7,9, (5) faktor referensi (faktor keluarga) dengan nilai Eigen value 1,00375 serta variance 6,7%, (6) faktor harga (harga produk) dengan nilai Eigen value 0,90674 serta variance 6,0, (7) faktor produk (motif atau corak) dengan nilai eigen value 0,87783 serta variance 5,9 %. Sedangkan hasil analisis regresi berganda adalah bahwa koefisien determinasi ( R2) adalah 0,26234 atau 26%. Hal ini berarti 26% variasi jumlah pembelian konsumen (variabel dependen) dapat dijelaskan oleh ke-7 (tujuh) faktor sebagai variabel independen, sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel (faktor) yang ada di luar model analisis. Ketujuh faktor tersebut adalah : Faktor-1 (faktor budaya,ekoniomi dan psikologis), Faktor-2 (faktor gaya hidup) ; Faktor-3 (faktor mutu); Faktor-4 (faktor kelas sosial) ; Faktor-5 (kelompok referensi) ; Faktor-6 (faktor harga); dan Faktor-7 (faktor produk). Selanjutnya untuk pengujian model didukung oleh uji F, dimana F hitung sebesar 7.47318 signifikan pada ∝ = 1 % (karena sig F = 0,0000 lebih kecil dari 0,01) yang berarti bahwa ketujuh variabel independen secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Kemudian untuk mengetahui signifikansi dari maisng-masing variabel independen secara parsial dapat dilihat pada tabel 4.11, dimana dari 7 (tujuh) faktor yang ada terdapat 1 (satu) faktor (variabel) yang signifikan terhadap pembelian Kain Donggala yaitu Faktor-1 (faktor budaya,ekonomi dan psikologis) . Faktor ini memiliki koefisien determinasi parsial (r2) sebesar 0,245588 (tertinggi dari enam faktor yang lain).
45
Penelitian yang dilakukan oleh Titiek Multifiah, Eka Sulistyawati, Armanu Thoyib, dengan judul “ Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Dalam Pembelian Produk Patung Kayu pada Toko Seni (Art Shop) Di Kecamatan Sukawati, Gianyar, bali”. Dalam penelitian ini menggunakan dua model analisis yaitu: analisis faktor dan analisis regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan, dengan analisis faktor diketahui bahwa dari 20 variabel direduksi menjadi 17 variabel yang tersebar dalam 6 faktor. Sisanya 3 variabel dikeluarkan dari model karena tidak memenuhi kriteria MSA > 0,5 yaitu variabel potongan harga (X12) dan dua variabel tidak memenuhi kriteria, dimana communality <0,5 yaitu variabel saluran distribusi (X16) dan variabel sarana lain (X20 ). Dari uji analisis faktor diperoleh hasil bahwa dari 17 variabel yang ditahan di dalam model dan mengelompokkan ke dalam 6 faktor merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam keputusan pembelian produk patung kayu. Faktor-faktor tersebut adalah faktor harga dengan eigen value 4,63653, faktor promosi dengan eigen value 3,15352, faktor referensi dengan eigen value 1,87740, faktor produk dengan eigen value 1,58539, faktor budaya dengan eigen value 1,34874 dan faktor kondisi fisik dengan eigen value 1,10984. analisis regresi berganda diketahui 74% keputusan pembelian patung kayu dipengaruhi oleh enam faktor sebagai variabel independen, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor di luar model analisis yang diduga diantaranya adalah adanya perubahan selera konsumen yang ingin kembali menyatu dengan alam dan peristiwa politik Indonesia yang kurang mendukung bagi kunjungan wisatawan mancanegara. Hal ini terlihat
46
dari nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,74504. Model ini juga digunakan untuk mengetahui faktor mana yang berpengaruh paling dominan di antara 6 faktor yang mempengaruhi konsumen dalam keputusan pembelian produk patung kayu. Dari hasil regresi dapat diketahui bahwa dari enam faktor sebagai variabel independen yang dianalisis, secara simultan berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen. Hal ini ditunjukkan oleh Fhitung=45,29365 > Ftabel =2,29 signifikan pada
=5%. Kemudian dari
enam faktor tersebut dapat pula diketahui bahwa faktor produk merupakan faktor yang berpengaruh paling dominan dalam keputusan pembelian. Hal ini ditunjukkan dalam nilai thitung sebesar 8,594 (tertinggi di antara enam faktor yang mempengaruhi konsumen). Penelitian yang dilakukan oleh Sujoko, dalam judul penelitiannya yang berjudul, “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pemakaian Jasa Warnet Di Kota Jember”, dalam penelitian tersebut peneliti menggunakan metode analisis Regresi linier berganda. Dengan variabelvariabel bauran pemesaran (produk, harga, promosi, dan distribusi), individu konsumen (motivasi, persepsi), dan Lingkungan (budaya, kelompok acuan) sebagai variable X serta keputusan pemakaian jasa warnet sebagai variabel Y. Dari hasil Uji F menyatakan secara simultan bahwa fakro-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam jasa pemakaian warnet dengan memperlihatkan nilai F hitung>F tabel (30.754>3,46), dengan nilai signifikan 0,000 <0,050, dengan demikian secara simultan variabel-variabel X berpengaruh terhadap
keputusan pemakaian jasa warnet.
Sedangkan
47
berdasarkan hasil uji T variabel-variabel bauran pemasaran Produk (X1)niali uji t menunjukkan 0,246, harga (X2) dengan nilai uji t nya 0,266, promosi (X3) dtidak berpengaruh terhadap keputusan pemakian jasa warnet, personal traits (X4) dengan nilai uji t nya 0, 248, place (X5) dengan nilai uji t nya 0,234 terhadap keputusan pemakaian jasa warnet, process (X6) dengan nilai uji t nya 0,146 secara berpengaruh terhadap keputusan pemakaian jasa warnet, physical evidence (X7) dengan nilai uji t nya secara parsial berpengaruh terhadap keputusan pemakaian jasa warnet, motivasi (X8) dengan nilai uji t nya 0,239 berpengaruh terhadap keputusan pemakaian jasa warnet, persepsi (X9) dengan nilai uji t nya 0,128 berpengaruh terhadap keputusan pemakaian jasa warnet, sikap (X10) dari hasil uji t nya tidak berpengaruh terhadap keputusan pemakaian jasa warnet, budaya(X12) dengan nilai uji t nya 0,098 berpengaruh terhadap keputusan pemakaian jasa warnet, kelas social (X13) dari hasil uji tnya nerpengaruh terhadap keputusan pemakaian jasa warnet, kelompok acuan (X14) dari hasil uji t nya 0,084 berpengaruh terhadap keputusan pemakaian jasa warnet. Hal ini mengindikasikan faktor-faktor diatas berpengaruh terhadap keputusan pemakian jasa warnet, dan faktor yang paling dominan adalah faktor produk dengan standar koefisien 0,266. Penelitian yang dilakukan oleh Ritawati Tedjakusuma, Sri hartini, dan Muryani,
dengan
judul
penelitian
“Analisis
Faktor-Faktor
Yang
Mempengaruhi Perilaku Konsumen Dalam Pembelian Air Mineral Di Kotamadya Surabaya”. Dengan hasil penelitian menyatakan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumennya adalah: faktor pendidikan, faktor
48
penghasilan, faktor harga, faktor kualitas, faktor distribusi, faktor promosi. Dengan mengunakan alat analisis regresi berganda, menyatakan bahwa faktorfaktor tersebut berpengaruh secara bersama-sama terhadap keputusan pembelian air mineral dengan nilai F hitung = 34,677> Ftabel= 2,14. serta dengan koefisien korelasi R sebesar 0,7203 dan koefisien determinasi ganda (R squared) sebesar 0,5188. sedangkan faktor yang dominan dalam penelitian ini adalah faktor harga. Penelitian yang dilakukan oleh Gandhi Pawitan, yang berjudul “On Use Of Factor Analysis In Analizing Service Quality performance”, tahun penelitiannya adalah 2008, hal yang diteliti adalah dimensi kualitas pelayanan dengan menggunakan analisis faktor dan metode servqual (service quality). Menyatakan bahwa ada 6 enam faktor yang terbentuk yaitu: faktor 1 dinamakan Responsiveness, faktor 2 dinamakan Tangibles, faktor 3 dinamakan responsiveness, faktor 4 dinamakan reliability, faktor 5 dinamakan assurance, faktor 6 dinamakan emphaty. Dimana penggunaan analisis faktor pada penelitian ini adalah untuk melihat 5 dimensi kualitas pelayanan pada institusi pendidikandan penerapanya pada institusi pendidikan tinggi. 5 faktor dimensi kualitas pelayanan terbagi menjadi 20 variabel dari tabel total variance explained, terbentuk 6 faktor. Sesudah itu 6 faktor itu berguna untuk melihat bentuk (performance) kualitas pelayanan pada institusi perguruan tinggi tersebut.
49
G. Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran merupakan sebuah sintesa dari serangkaian teori yang tertuang dalam tinjauan pustaka, yang pada dasarnya merupakan gambaran secara sistematis dari kinerja teori dalam memberikan solusi atau alternatif solusi dari serangkaian masalah yang ditetapkan (Abdul Hamid, 2007:27). kerangka berpikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis perlu dijelaskan hubungan antar variabel yang akan diteliti. Jadi secara teoritis perlu dijelaskan hubungan antar variabel. Kerangka berpikir dalam suatu penelitian perlu dikemukakan apabila dalam penelitian tersebut berkenaan dua variabel atau lebih (Sugiyono, 2008:88). Alur kerangka pemikiran yang menggambarkan pengaruh faktor-faktor yang melatar belakangi
terbentuknya pengaruh
perilaku konsumen. Faktor-faktor dalam penelitian ini meliputi; faktor produk, faktor harga, faktor promosi, faktor distribusi, faktor budaya, faktor pribadi, faktor sosial, faktor psikologi. faktor-faktor tersebut terbagi menjadi 27 variabel. Dimana model analisis yang digunakan adalah model analisis faktor, yang bertujuan untuk melihat berapa banyak faktor-faktor yang berpengaruh bagi konsumen dalam melakukan keputusan pembelian produk kopi bubuk Kapal Api, dalam penelitian ini faktor-faktor yang terbentuk nanti, merupakan gambaran bahwa faktor-faktor tersebut sangat mempengaruhi konsumen dalam memutuskan membeli sebuah produk.
50
Gambar 2. 5 Kerangka Pemikiran Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Konsumen Dalam Keputusan
Faktor produk
Faktor harga
Faktor Promosi
Faktor Distribu
Faktor Budaya
Faktor individu
Faktor Sosial
Faktor Psikologi
Analisis Faktor
Faktor I
Fakt
Faktor III
Faktor IV
Faktor Ke- n
(Sumber Sugiyono, 2008:67) Keterangan:
51
1. Faktor produk, dalam penelitian ini obyek penelitiannya adalah para konsumen yang mengkonsumsi kopi bubuk, khususnya kopi Kapal Api. Untuk menilai tersebut berdasarkan penelitian Wahyudiawan, Ujang Sumarwan, Hartoyo (2002:60), menyatakan bahwa agar dapat meneliti orang-orang yang mengkonsumsi kopi, caranya dengan melihat atribut produk kopi itu sendiri. Atribut produk kopi terdiri dari; citarasa, aroma, tingkat kepahitan, warna, tingkat kekentalan. Berdasarkan penelitian tersebut maka penelitian ini faktor produk variabelnya terdiri dari: citarasa, aroma, tingkat kepahitan, warna, tingkat kekentalan. 2. Faktor harga dalam penelitian ini terdiri dari variabel kesesuaian harga dengan manfaat produk, dan harga sebagai pertimbangan akhir. Hal itu sesuai dengan penelitian Ritawati Tedjakusuma, Hartini, dan Sri Mulyani (2003:45). 3. Faktor promosi, dalam penelitian ini terdiri dari beberapa variabel yaitu: Iklan, promosi penjualan, dan pemasaran langsung. Pengambilan variabel tersebut berdasarkan buku Philip Kotler dan A. B. Susanto (2001:145). 4. Faktor distribusi, dalam penelitian ini variabelnya terdiri dari: kemudahan dalam mendapatkan produk, pelayanan penjual, dan lokasi. Pemilihan variabel tersebut, berdasarkan penelitian dari Ritawati Tedjakusuma, Hartini, dan Sri mulyani (2003:56). 5. Faktor Budaya, dalam penelitian ini faktor budaya hanya terdiri dari satu variabel yaitu: kebiasaan. Hal tersebut diambil berdasarkan pada penelitian
52
Benyamin Parubak, Armanu Thoyib, dan Agus suman (2002:56). Mereka meneliti tentang keputusan pembelian produk kain Donggala. 6. Faktor Individu, dalam penelitian ini terdiri dari beberapa variabel yaitu: usia, profesi, penghasilan, pendidikan, dan gaya hidup. Pengambilan variabel-variabel tersebut berdasarkan buku Philip Kotler (2000:191). 7. Faktor Sosial, dalam penelitian ini terdiri dari beberapa variabel yaitu: keluarga, rekan kerja, teman dekat, dan rekan sekomunitas. Hal ini berdasarkan pada buku Philip kotler (2000:189), dan juga berdasarkan pada buku Ristiyanti dan John Ihalauw (2004:35). 8. Faktor Psikologis, dalam penelitian ini terdiri dari beberapa variabel yaitu: keyakinan, dorongan (motivasi), persepsi, dan pengalaman. Variabelvariabel tersebut dipilih berdasarkan pada buku Philip Kotler (2000:196).
53
H. Hipotesis Diduga faktor produk,
harga,
promosi, distribusi, budaya, pribadi,
psikologi. merupakan faktor yang dipertimbangkan konsumen dalam keputusan pembelian produk kopi bubuk kapal api di kecamatan Ciputat timur.
54
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah masyarakat kecamatan Ciputat Timur.hal yang melatar belakangi diambilnya masyarakat kecamatan Ciputat Timur, disebabkan luas daerah kecamatan tersebut cukup memadai untuk dilaksanakan penelitian ini. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam melakukan pembelian kopi bubuk Kapal api di kecamatan Ciputat Timur.
B. Metode Penentuan Sampel 1. Populasi Populasi
menurut Santoso dan Tjiptono didalam M. Hariwijaya
(2008:35), menjelaskan bahwa; populasi merupakan sekumpulan orang atau objek yang memiliki kesamaan dalam satu atau beberapa hal dan yang membentuk masalah pokok dalam suatu riset khusus, dalam hal ini populasi yang diteliti terdefinisikan dengan jelas. Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat kecamatan Ciputat timur. 2. Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah populasi yang ada, menurut Santoso dan Tjiptono, didalam M. Hariwijaya (2008:56), menjelaskan bahwa sampel adalah semacam miniatur dari populasinya. Dalam
55
pengambilan sampel untuk sebuah penelitian dapat digunakan kuesioner, untuk memperoleh tanggapan dari konsumen yang masuk dalam sampel yang diteliti. Tehnik pengambilan sampel yang digunakan adalah Accidental
sampling,
yaitu
metode
sampel
dengan
melakukan
pengumpulan data melalui siapa saja yang ditemuinya tidak peduli apakah responden yang dihubungi memiliki keterkaitan dengan penelitianya ataupun tidak (Abdul Hamid, 2007:30). untuk menjadi responden, dalam hal ini adalah masyarakat yang mengkonsumsi kopi bubuk.. dalam penelitian ini sampel yang ditetapkan sebanyak 150 responden yang dianggap sudah mewakili.
C. Metode Pengumpulan Data Metode dalam mengumpulkan data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan data sekunder dan data primer. Sumber data primer berasal dari masyarakat yang mengkonsumsi kopi bubuk Dengan menggunakan questionnaire. 1. Data primer, merupakan sumber data yang dilakukan di lapangan, dengan kata lain data primer merupakan data yang berasal dari sumber asli atau pertama, tidak tersedia dalam bentuk kompilasi atau dalam bentuk file-file, data harus dicari melalui narasumber atau responden (Jonathan Sarwono, 2006:8). Tehnik yang digunakan adalah dengan menggunakan metode Questionaire yang merupakan tehnik pengumpulan data dengan cara memperoleh data dari responden dengan mengutarakan atau mengajukan
56
beberapa pertanyaan tertulis kepada masyarakat. Questionnaire yang akan diajukan kepada responden berupa sekumpulan pertanyaan tertutup, dikarenakan jawaban telah tersediakan. 2. Data sekunder, merupakan data yang sudah tersedia sehingga peneliti tinggal mencari dan mengumpulkan data tersebut ( Jonathan sarwono, 2006:11), data tersebut dapat diperoleh dari sumber bacaan yang bisa di dapat dari; buku, internet, jurnal ilmiah, laporan penelitian, skripsi, tesis, dan media massa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Tujuan dari penggunaan metode ini adalah untuk membuat hubungan antara fenomena yang diselidiki. Dalam mengetahui pendapat responden dalam menjawab pertanyaanpertanyaan yang sudah diajukan. Maka digunakanlah Kuesioner sebagai alat pengumpulan data merupakan sejumlah pertanyaan tertulis yang berguna untuk memperoleh informasi dari responden. Dalam hal ini, maka digunakan pendekatan skala Likert dengan menggunakan 4 kategori, hal ini dapat dilihat pada gambar berikut: Gambar 3.1 Model Skala Likert Sangat tidak Sangat Setuju
Setuju
Ragu
Tidak Setuju
Setuju
(SS)
(S)
R
(TS)
(STS)
5
4
3
2
1
Sumber: Freddy Rangkuti, 2005:66
57
D. Metode Analisis Data 1. Uji Validitas dan Reliabilitas Validitas berasal dari kata Validity, yang berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2008:172). Suatu skala dikatakan valid apabila skala tersebut digunakan untuk mengukur pa yang seharusnya diukur. Dalam penelitian ini tehnik yang digunakan adalah korelasi product moment dari pearson yaitu: rxy =
N ∑ xy − ( ∑ x)(∑ y ) N ∑ x 2 − ( ∑ x 2 )( N ∑ y 2 − (∑ y 2 )
Dimana: X = Pertanyaan nomor tertentu Y = Skor total N = Jumlah responden Uji hipotesis untuk validitas tiap butir pertanyaan suatu angket adalah sebagai berikut:
H 0 = Skor butir berkorelasi positif dengan skor faktornya H 1 = Skor butir tidak berkorelasi positif dengan skor faktornya. Dengan tingkat signifikan 5 %, dengan Rhasil ≤ Rtabel = maka H 0 tidak ditolak, sedangkan jika Rhasil ≥ Rtabel = maka H 1 butir pertanyaan valid. Reliabilitas adalah menunjuk pada adanya konsistensi dan stabilitas nilai hasil skala pengukuran tertentu, reliabilitas berkonsentrasi pada masalah akurasi pengukuran dan hasilnya (Jonathan Sarwono, 2006:218). Reliabilitas dalam penelitian ini adalah uji reliabilitas Alpha, yaitu: :
58
k ∑ σb 1− Rn = k −1 σ2
2
Dimana: Rn = Relatif instrumen K = banyaknya pertanyaan
∑ σb
2
= jumlah varians
σ 2 = varians total. Dalam penelitian ini menggunakan
model analisis, yaitu analisis
faktor, analisis faktor digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang diperkirakan
menjadi
pertimbangan
konsumen
dalam
melakukan
pembelian kopi bubuk kapal api.
2. Analisis Faktor Analisis faktor adalah sebuah model, dimana tidak terdapat variabel bebas dan tergantung. Analisis faktor tidak mengklasifikasi variabel ke dalam kategori variabel bebas dan tergantung melainkan mencari hubungan interdependensi antarvariabel agar dapat mengidentifikasikan dimensi-dimensi atau faktor-faktor yang menyusunya. Analisis faktor pertama kali dilakukan oleh Charles spearman, dengan tujuan utrama analisis faktor adalah menjelaskan hubungan diantara banyak variabel dalam bentuk beberapa faktor, faktor-faktor tersebut merupakan besaran acak (random quantities) yang dapat diamati atau diukur secara langsung. Kegunaan utama analisis faktor ialah melakukan pengurangan
59
data atau dengan kata lain melakukan peringkasan sejumlah variabel yang akan menjadi kecil jumlahnya. Pengurangan dilakukan dengan melihat interdepedensi beberapa variabel yang dapat dijadikan satu yang disebut faktor. Sehingga ditemukan variabel-variabel atau faktor-faktor yang dominan atau penting untuk dianalisis lebih lanjut (Jonathan Sarwono, 2006:202). Persamaan atau rumus analisis faktor adalah sebagai berikut: X i = Ai1 F1 + Ai 2 F2 + Ai 3 F3 + Ai 4 F4 + ....... + ViU i
Dimana: F i = variabel terstandar ke-I Ai1 = koefisien regresi dari variabel ke 1 pada common faktor I Vi = koefisien regresi terstandar dari variabel I pada faktor unik ke I
F = Common faktor
U i = variabel unik untuk variabel ke I M = jumlah common faktor Secara jelas common faktor dapat diformulasikan sebagai berikut:
Fi = Wi X 1 + Wi 2 X 2 + Wi3 X 3 + ...... + Wik X k
Dimana: Fi = faktor ke I estimasi
WI = bobot faktor atau skor koefisien faktor X K = jumlah variabel
60
Prinsip utama analisis faktor adalah korelasi, maka asumsi-asumsi yang terkait dengan metode statistik korelasi: a. Besar korelasi atau korelasi antar independet variabel harus cukup kuat. b. Besar korelasi parsial, korelasi antar dua variabel dengan menganggap tetap variabel yang lain. c. Pengujian sebuah matriks korelasi diukur dengan besaran Barlett Test Of Spericity atau dengan Measure Sampling Adequacy (MSA). Setelah sampel didapat dan uji asumsi terpenuhi, maka langkah selanjutnya adalah melakukan proses analisis faktor. Proses tersebut meliputi: a. Menguji variabel apa saja yang akan dianalisis. b. Menguji variabel-variabel yang telah ditentukan, menggunakan Bartlett of sphericity dan MSA. c. Melakukan proses inti analisis faktor, yakni factoring, atau menurunkan satu atau lebih faktor dari variabel-variabel yang telah lolos pada uji variabel sebelumnya. d. Melakukan proses factor rotation atau rotasi terhadap faktor yang terbentuk. Tujuan rotasi untuk memperjelas variabel yang masuk ke dalam faktor tertentu. e. Interpretasi atau faktor yang telah terbentuk, yang dianggap bisa mewakili variabel-variabel anggota faktor tersebut.
61
f. Validasi atas hasil faktor untuk mengtahui apakah faktor yang terbentuk telah valid. Tahap pertama dalam analisis faktor adalah dengan menilai mana saja variabel yang dianggap layak untuk dimasukkan dalam analisis selanjutnya. Pengujian ini dilakukan dengan memasukkan semua variabel yang ada, dan kemudian pada variabel-variabel tersebut dikenakan sejumlah pengujian. Logika pengujian adalah jika sebuah variabel memang mempunyai kecenderungan mengelompok dan membentuk sebuah faktor, variabel tersebut akan mempunyai korelasi yang cukup tinggi dengan variabel lain. Sebaliknya, variabel dengan korelasi yang lemah dengan variabel yang lain, akan cenderung tidak akan mengelompok dalam faktor tertentu. Uji KMO dan Bartlett Test, memiliki beberapa hal yaitu angka KMO haruslah berada diatas 0,5 dan signifikan harus berada dibawah 0,05. sedangkan pada uji MSA angkanya haruslah berada pada 0 sampai 1, dengan kriteria: a. MSA= 1, Variabel dapat diprediksi tanpa kesalahan oleh variabel yang lain. b. MSA > 0,5, Variabel masih bisa diprediksi dan bisa dianalisis lebih lanjut. c. MSA < 0,5, Variabel tidak bisa diprediksi dan tidak bisa dianalisis lebih lanjut, atau dikeluarkan dari variabel lainnya.
62
Setelah satu atau lebih faktor terbentuk, dengan sebuah faktor berisi sejumlah variabel, mungkin saja sebuah faktor berisi sejumlah variabel yang sulit ditentukan akan masuk ke dalam faktor mana, maka proses selanjutnya
adalah dengan melakukan proses rotasi
yang akan
memperjelas kedudukan sebuah variabel didalam sebuah faktor. Dalam penentuan banyaknya faktor dapat ditentukan melalui berikut ini; nilai eigenvalue, scree plot, percentage of variance accounted for, split half reliability dan significance test (Supranto, 2004:128). Sedangkan dua pendekatan dalam analisis faktor ialah Principal component analysis dan common faktor analysis. Di dalam principal component analysis jumlah varians dalam data yang terkandung dalams emua variabel asli dipertimbangkan. Sedangkan dalam common faktor analysis faktor hanya diperkirakan berdasarkan hanya pada common variance. Dan kebanyakan penelitian menggunakan principal component analysis. Sama dengan proses faktoring, proses rotasi juga tersedia berbagai macam cara, yang bisa dibagi menjadi orthogonal dan oblimin. Orthogonal rotasi, yakni memutar sumbu 90 derajat. Proses ratasi dengan metode orthogonal dibedakan menjadi quartimax, varimax, dan equimax. Sedangkan Oblique rotasi, yakni memutar sumbu ke kanan, tidak harus 90 derajat. Proses rotasi dengan metode oblique masih bisa dibedakan menjadi oblimin, promax, orhoblique, dan lainya (Singgih Santoso, 2004:35).
63
E. Operasional Variabel
Operasional variabel penelitian merupakan batasan pendefinisian dari serangkaian variabel yang digunakan dalam penulisan penelitian, dengan maksud menhindari kemungkinan adanya makna ganda, sekaligus mendefinisikan variabel-variabel sampai dengan kemungkinan pengukuran dan cara pengukurannya (Abdul Hamid, 2007:32). Jadi, operasional variabel merupakan penjabaran atau penjelasan mengenai variabel-variabel yang ada, dan juga merupakan penjelasan-penjelasan mengenai variabel-variabel yang menjadi kajian dalam penelitian tersebut. Dalam penelitian ini terdiri dari beberapa variabel yang berjumlah 27 variabel. Gambar 3. 2 Operasional Variabel No Variabel 1
Sub variabel
Faktor-faktor Produk yang mempengaruhi konsumen dalam keputusan pembelian kopi bubuk kapal api
Indikator
•
Skala
Cita rasa produk kopi bubuk kapal api yang khas. Ordinal
•
Aroma kopi kapal api yang khas
•
Tingkat kepahitan kopi Kapal api.
•
Warna air kopi kapal api.
•
Tingkat kekentalan yang khas pada produk kopi.
64
•
Kesesuaian antar harga terhadap manfaat produk kopi. Ordinal
•
Harga adalah pertimbangan konsumen.
•
Iklan pada produk kopi bubuk kapal api.
•
Promosi penjualan pada produk kopi bubuk kapal Ordinal api.
•
Pemasaran langsung kopi kapal api.
•
Kemudahan dalam memperoleh kopi kapal api dipasaran .
•
Pelayanan penjual, ketika Ordinal konsumen membeli kopi kapal api.
•
Lokasi atau tempat konsumen membeli kopi kapal api.
•
Kebiasaan konsumen dalam minum kopi.
Harga
Promosi
Distribusi
Budaya
sebagai akhir
Ordinal
65
Individu
•
Usia responden mengkonsumsi bubuk.
yang kopi
•
Jenis profesi konsumen yang mengkonsumsi kopi bubuk.
•
Tingkat pendidikan konsumen kopi kapal api
•
Tingkat penghasilan konsumen kopi.
•
Minum kopi sebagai gaya hidup. Keluarga sebagai referensi dalam membeli ordinal produk
Ordinal
Sosial
Psikologis
•
•
Rekan sekerja sebagai referensi dalam membeli produk.
•
Teman dekat sebagai referensi dalam membeli produk.
•
Rekan sekomunitas sebagai referensi dalam membeli produk
•
Keyakinan diri minum kopi.
dalam
•
Dorongan diri minum kopi
dalam
•
Persepsi dalam minum kopi
•
Pengalaman diri minum kopi.
Ordinal
saat
66
BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Sejarah Perusahaan PT Santos Jaya Abadi
PT Santos Jaya Abadi merupakan salah satu perusahaan yang memproduksi kopi bubuk sebagai produk andalan utamanya. Perusahaan ini sudah berdiri sejak kurang lebih 79 tahun yang silam. Perusahaan ini didirikan oleh seseorang keturunan thionghoa Go Shoe Loet, yang lebih tepatnya berdiri pada tahun 1927. awal mula perusahaan ini berdiri sebagai sebuah industri rumahan yang sederhana dikota Surabaya. Pada awalnya industri rumahan ini memproduksi kopi dengan merek pertamanya yang menjadi Top Brand yaitu “Kapal Api”. Kemudian pada dalam perkembanganya pada dekade tahun 1970, perusahaan tersebut melakukan sebuah perkembangan sekaligus perubahan, dimana dengan munculnya generasi kedua dari keluarga ini mulai melakukan serangkaian kebijakan diantaranya: dengan memperkenalkan mesin dan peralatan mutakhir, meningkatkan keterampilan tenaga kerja, serta memperluas penyebaran produk hingga ke seluruh daerah jawa timur. Sekitar pada dekade 1980, perusahaan ini mulai membangun pabrik di daerah Sepanjang, tepatnya daerah Sidoarjo, jawa timur. Pada dekade ini Brand atau merek Kapal Api telah menjadi penyangga utama perusahaan ini yang sudah tersebar rata hampir diseluruh Indonesia, sekaligus menjadi pemimpin pasar dengan rangkaian produk lengkapnya.
1
Melanjutkan suksesnya merek pioner mereka yaitu Kapal api, maka dilanjutkan lagi perusahaan ini menciptakan merek baru yang tak kalah suksesnya dengan kopi kapal api, merek-merek baru yang dibuat oleh PT Santos Jaya Abadi yang sukses beredar dipasaran diantaranya adalah: ABC, dan Good Day. PT Santos Jaya Abadi memiliki visi, misi, serta motto sebagai berikut: a
Visi: Menjadi produsen kopi nomor satu di Asia Tenggara.
b. Misi: dengan meningkatkan mutu produk dan memberi pelayanan yang berkesinambungan demi memenuhi kebutuhan pelanggan yang berada di Asia Tenggara, dan memberi keuntungan kepada semua pihak. c. Dengan nilai: menjaga kualitas produk yang tinggi dan konsisten, fokus pada kepentingan konsumen dan pedagang (distributor), inovasi dan kreatif, kerjasama, perkembangan yang berkesinambungan. d. Motto: “A Quality Cup For A Better Life” (secangkir kopi bermutu untuk kehidupan yang lebih baik). Dengan serangkain slogan yang diusung seperti diatas tadi, maka perusahaan tersebut berkomitmen untuk selalu menjadi yang terbaik dimata konsumennya serta selalu meningkatkan mutu dan kinerja produknya.
2. Sejarah Minuman Kopi
kopi merupakan jenis minuman penyegar yang dapat banyak dimanfaatkan sebagai minuman penghilang rasa kantuk, atau diminum pada
68
saat acara tertentu. Sjarah kopi bermula dengan sebuah cerita yang berasal dari daerah Ethiopia sekitar tahun 800. cerita ini bermula bahwa seorang penggembala kambing bernama Kaldi menemukan sebuah buah beri yang bila dimakan oleh kambing-kambingnya dapat memberikan efek kambingkambing tersebut bersemangat beberapa saat serta tidak mau tidur pada malam harinya. Oleh sebab itu Kaldi menyelidiki dan mendapat kesimpulan bahwa buah beri itulah penyebab semuanya. Kabar berita tentang buah yang dapat memberikan sebuah kekuatan itu tersebar secara luas, maka sekelompok para biarawan mencoba membuat sebuah ramuan yang berasal dari buah beri tersebut, hasilnya para biarawan tersebut mencoba ramuan yang mereka ujicoba itu dapat membuat mereka bekerja dan berdoa hingga larut malam, bahkan dapat membantu mereka mampu tidak tidur semalaman. Berdasarkan cerita itu sejarah kopi bermula, walaupun cerita itu belum diketahui kebenaranya. Budidaya tanaman kopi berasal pada abad 15 sampai abad 16, yang ditanamkan disemenanjung Arabia. Tanaman kopi telah dibudidayakan dan telah menjadi komoditi perdagangan yang cukup laris saat itu, dengan areal perdagangan sekitar wilayah mesir, siria, dan turki. Pada waktu itu negara penghasil utama kopi adalah yaman, serta di semenanjung Arabia bangsa Arab benar-benar menjaga areal perkebunan kopi yang oleh mereka dianggap sebagai harta yang berharga. Bangsa Belanda merupakan bangsa yang membawa tanaman ini ke Indonesia. Pada saat penjajahan Belanda areal perkebunan kopi meliputi
69
Pulau Jawa, Sumatra, dan sulawesi. Dengan dibudidayakan tanaman kopi ini dan berhasil maka kopi menjadi komoditi yang cukup laris di pasaran eropa saat itu. Sekarang kopi sudah menjadi komoditi yang cukup laris di pasaran internasional.
3. Gambaran Umum Kecamatan Ciputat Timur
Kecamatan Ciputat Timur merupakan salah satu kecamatan di kabupaten Tangerang yang pembentukannya ditetapkan dengan peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2007 tentang pembentukan Kecamatan Ciputat Timur, serpong utara dan setu. Yang diresmikan oleh bapak Bupati Tangerang pada tanggal 10 april 2007. barulah mulai efektif kerja dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan kecamatan. Kecamatan Ciputat Timur mempunyai luas wilayah 1. 695,5 Ha dengan jumlah penduduk 165.472 jiwa. Pada pertengahan tahun 2007 yang terdiri dari jumlah lakilaki 78.092 dan jumlah perempuan 87.380 serta 36.138 kepala keluarga (KK) dan terdiri dari 6 kelurahan yakni: kelurahan Rempoa, Kelurahan Pondok Ranji, kelurahan Pisangan, dan kelurahan Cirendeu. Dengan jumlah Rukun tetangga (RT) 419 dan rukun warga (RW) 76, dengan batas wilayah: a. Sebelah utara berbatasan dengan: Kecamatan Pondok aren dan kecamatan Pesanggrahan (DKI Jakarta). b. Sebelah selatan berbatasan dengan: Kecamatan Pamulang.
70
c. Sebelah timur berbatasan dengan: Kecamatan Cilandak (DKI Jakarta) dan kecamatan Limo (Depok). d. Sebelah barat berbatasan dengan : Kecamatan Ciputat.
B. Pembahasan Hasil Uji Validitas Dan Reliabilitas
Dalam melakukan penyebaran kuesioner kepada responden, maka saya menyebarkan kuesioner sebanyak 150 buah kepada responden. Dalam hal ini saya membagi dua sampel yang saya tentukan bahwa dari 150 buah kuesioner yang saya sebar dan saya bagi kepada 150 buah responden, 50 buah untuk uji validitas dan reliabilitas atau dengan kata lain untuk tryout sebanyak 50 buah responden. sedangkan sisanya sebanyak 100 untuk mengolah data dengan Analisis faktor. Menurut
Sugiyono
(2008:172),
menjelaskan
bahwa
dalam
hal
membedakan antara hasil penelitian yang valid dan reliabel dengan instrumen yang valid dan reliabel. Hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti. Kalau dalam obyek bewarna merah, sedangkan data yang terkumpul memberikan data bewarna putih maka hasil penelitian tidak valid. Selanjutnya hasil penelitian yang reliabel, bila terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda. Kalau dalam obyek kemarin bewaarna merah maka sekarang dan besok tetap bewarna merah. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang
71
seharusnya diukur. Sedangkan menurut Jonathan Sarwono (2006:219), menjelaskan bahwa dalam menguji validitas atau reliabilitas, untuk melihat reliabilitas maka dapat dilihat pada nilai Crombach alphanya, sedangkan untuk melihat nilai validitas maka dapat dilihat pada kolom Corrected Item total Correlation, dengan merujuk pada nilai r tabel, pada tabel korelasi product moment sebagai acuan untuk melihat valid atau tidaknya suatu instrumen. Hasil uji validitas dan reliabilitas, setelah menyebarkan kuesioner sebanyak 50 orang menyatakan bahwa reliabilitas berada pada angka 0,875 hal itu terlihat pada tabel dibawah ini bahwa nilai Cronbach Alpha berada pada angka 0,875 dari 27 butir pertanyaan yang disebarkan dinyatakan reliabel. Tabel 4. 1. Hasil Uji Reliabilitas Cronbach's Alpha N of Items ,875 27 Sumber: Hasil Output SPSS
Berdasarkan dari tabel diatas, maka dapat disimpulkan bahwa ke 27 butir item pertanyaan yang diajukan sudah reliabel. Sedangkan untuk melihat validitasnya sebuah alat instrumen maka dapat melihat sejauh mana nilai dari instrumen-instrumen penelitian tersebut. Dalam hal ini saya mengambil sebanyak 50 orang yang saya jadikan responden untuk melihat, benarkah butir-butir pertanyaan yang saya gunakan dalam penelitian ini betul-betul telah tepat atau tidak, untuk dijadikan instrumen dalam penelitian ini.
72
Tabel 4. 2.
Hasil Uji Validitas
Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Q7 Q8 Q9 Q10 Q11 Q12 Q13 Q14 Q15 Q16 Q17 Q18 Q19 Q20 Q21 Q22 Q23 Q24 Q25 Q26 Q27
Scale Mean if Item Deleted 90,58
Scale Variance if Item Deleted 137,310
Corrected Item-Total Correlation ,638
Cronbach's Alpha if Item Deleted ,865
90,40
144,286
,408
,871
90,40 90,52 90,46 90,36
144,286 146,051 144,662 144,235
,397 ,326 ,369 ,400
,872 ,873 ,872 ,871
90,24
146,635
,307
,874
90,38 90,70
144,730 141,806
,388 ,494
,872 ,869
90,58 90,54
137,310 144,743
,638 ,340
,865 ,873
90,12 90,20 90,80
144,720 145,429 141,388
,406 ,320 ,550
,871 ,874 ,868
90,62 90,26
141,587 145,502
,459 ,338
,870 ,873
90,28 90,54
140,696 146,458
,531 ,318
,868 ,873
90,58
142,208
,440
,870
90,70 90,78
145,643 142,869
,375 ,426
,872 ,871
90,34 90,48
145,290 145,602
,375 ,294
,872 ,875
90,48
141,112
,517
,868
90,18 90,80
140,885 145,959
,565 ,313
,867 ,874
90,12
143,251
,510
,869
Sumber: Hasil output SPSS Untuk dapat melihat sebuah instrumen penelitian itu berguna atau tidak dapat dilakukan uji validitas. Dalam melihat nilai-nilai dari butir-butir tersebut yang berjumlah 27 pertanyaan, maka dapat dilihat dengan mengambil responden sebanyak 50 orang kita dapat melihat besarnya nilai table r, dengan ketentuan df = jumlah kasus – 2 (Jonathan Sarwono, 2006:226). Dari
73
ketentuan tersebut, bahwa 50 – 2 = 48, dengan tingkat signifikan sebesar 5 %, maka angka atau nilai yang berada pada angka 48 dengan tingkat signifikan 5 % adalah 0, 278, berarti untuk melihat sebuah item dari 27 butir pertanyaan tersebut, maka angka yang dihasilkan haruslah berada diatas 0,278. dan berdasarkan hasil dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa setiap item dari 27 butir pertanyaan nilainya berada diatas 0,278, oleh sebab itu maka dapat disimpulkan bahwa setiap item pertanyaan yang berjumlah 27 butir sudah valid. Dengan demikian instumen-instrumen yang digunakan dalam penelitian ini dapat dinyatakan valid dan reliabel. Sehingga ke 27 butir pertanyaan tersebut dapat digunakan untuk keperluan menganalisis selanjutnya.
C. Pembahasan Hasil Kuesioner
Kuesioner yang disebar untuk menguji dengan menggunakan analisis faktor adalah sebanyak 100 responden. Kuesioner tersebut disebar di beberapa kelurahan yang berada pada wilayah kecamatan Ciputat Timur. untuk itu maka, berikut ini adalah penjelasan dan analisa mengenai hasil jawaban kuesioner dan juga gambaran responden yang menjawab kuesioner. a. Jenis Kelamin Tabel 4. 3 Proporsi Responden Berdasarkan jenis Kelamin Keterangan
Frekuensi
Presentase
Pria Wanita
78 22
78,0 22,0
Total
100
100
Sumber: Data Primer yang diolah
74
Berdasarkan tabel diatas jenis kelamin terbesar yang menjadi responden adalah pria dengan total 78 orang sedangkan responden wanita adalah 22 orang. Hal ini mengindikasikan bahwa konsumen pria lebih rentan untuk minum kopi dibandingkan wanita. b. Tingkat Usia Responden Tabel 4. 4 Proporsi Responden Berdasarkan Usia Keterangan
Frekuensi
Presentase
15-20 21-26 27-32 33-38 39-44 45-50
48 37 7 2 2 4
48,0 37,0 7,0 2,0 2,0 4,0
Total
100
100
Sumber: Data Primer yang diolah Berdasarkan tabel diatas tingkat usia responden yang terbanyak adalah 15 sampai 20 tahun, yang disusul terbanyak kedua adalah 21-26 tahun, yang menandakan responden terbanyak dengan usia remaja. Disusul dengan usia 27-32 tahun sebagai terbanyak ketiga, 33-38 tahun sebagai tingkat keempat yang, serta disusul dengan tingkat usia 39-44 tahun dan 45-50 tahun. Hal tersebut
mengindikasikan
bahwa
kebanyakan
konsumen
yang
mengkonsumsi kopi adalah konsumen yang berada pada usia remaja dan usia kerja.
75
c. Intensitas Mengkonsumsi Kopi Bubuk Tabel 4. 5 Proporsi Responden Dalam mengkonsumsi Kopi Bubuk Setiap Hari Keterangan
Frekuensi
Presentase
Kadang Sering
56 44
56,0 44,0
Total
100
100
Sumber: Data Primer yang diolah Berdasarkan tabel diatas, menjelaskan bahwa kebanyakan para responden mengkonsumsi kopi hanya kadang-kadang yang menandakan bahwa mereka tidak mengkonsumsi kopi setiap hari, sisanya 44 orang sering minum kopi. d. Tingkat Mengkonsumsi Produk Kopi Bubuk Kapal Api Tabel 4. 6 Proporsi Responden Dalam Mengkonsumsi Kopi Bubuk Kapal Api Keterangan
Frekuensi
Presentase
Aktif Pasif
36 64
36,0 64,0
Total
100
100
Sumber: Data primer yang diolah Dalam tabel diatas, menjelaskan bahwa proporsi terbanyak responden yang mengkonsumsi produk kopi Kapal api yang aktif mengkonsumsi setiap hari hanyalah berjumlah 34 orang, sisanya 64 orang pasif. Hal tersebut menandakan kebanyakan responden mengkonsumsi kopi dengan merek lain. Responden yang mengkonsumsi dengan merek lain, dalam pengisian kuesioner mereka cara mengisinya berdasarkan pengalaman mereka dalam mengkonsumsi produk kopi Kapal Api.
76
Berikut ini adalah pembahasan hasil kuesioner, berdasarkan pendapat yang diberikan responden. Tabel 4. 7 Citarasa Produk Kopi Bubuk Kapal Api Q1
Valid
2 3 4 5 Total
Frequency 18 10 45 27 100
Percent 18,0 10,0 45,0 27,0 100,0
Valid Percent 18,0 10,0 45,0 27,0 100,0
Cumulative Percent 18,0 28,0 73,0 100,0
Sumber: Hasil output SPSS Berdasarkan dari tabel diatas dapat dilihat sebanyak 45 orang setuju, 27 sangat setuju, 10 orang ragu, 18 orang tidak setuju, sedangkan tidak ada yang berpendapat sangat tidak setuju. Hal ini mengindikasikan bahwa kopi Kapal api memang memiliki citarasa yang sangat khas dimata konsumen. Menurut Ristiyanti dan John Ihalauw (2005:70), menjelaskan bahwa cita
rasa sangat penting untuk produk-produk makanan dan minuman. Maka produk makanan
dan minuman yang baik haruslah lebih menekankan
citarasanya. Hal ini disebabkan bahwa citarasa merupakan salah satu atribut produk yang utama pada sebuah produk yang dikonsumsi oleh seorang konsumen. Dengan adanya citarasa yang khas, maka konsumen akan dapat selalu membeli produk tersebut secara berulang. Melihat dari hasil jawaban responden maka dapat disimpulkan bahwa kopi Kapal Api memiliki citarasa yang baik dimata konsumen.
77
Tabel 4. 8 Aroma Produk Kopi Kapal Api Q2
Valid
2 3 4 5 Total
Frequency 12 12 53 23 100
Percent 12,0 12,0 53,0 23,0 100,0
Valid Percent 12,0 12,0 53,0 23,0 100,0
Cumulative Percent 12,0 24,0 77,0 100,0
Sumber: Hasil output SPSS Berdasarkan tabel diatas, terlihat bahwa 23 orang sangat setuju, 53 orang setuju, 12 orang ragu, dan 12 orang tidak setuju. Menurut Ristiyanti dan
John
Ihalauw
(2005:70),
menjelaskan
bahwa
aroma sangat
mempengaruhi emosi seseorang, mengingatkan pada pengalaman di masa lampau dan mengurangi stress. Ini oleh sebagian kalangan saat ini disebut dengan “aroma Therapy”, yang dewasa ini sangat digemari orang. Bau atau aroma dapat menciptakan sensasi yang berhubungan dengan budaya atau sesuatu yang dipelajari. Maksudnya, seperti kopi khas daerah yang memiliki aroma yang khas, sehingga menimbulkan sensasi untuk mengingatkan daerah asal. Oleh sebab itulah sebuah produk minuman terutama minuman penyegar seperti kopi, haruslah menciptakan aroma yang khas, karena produk minuman seperti kopi aroma merupakan salah satu atribut produk yang menonjol. Oleh sebab itulah Dengan aroma yang khas tersebut maka dapat mempengaruhi emosi konsumen. Kopi Kapal Api dimata responden sebagian menjawab bahwa kopi Kapal Api memiliki aroma yang khas, Dari
78
sini dapat diambil kesimpulan bahwa produk kopi Kapal api memiliki aroma yang khas dimata konsumen. Tabel 4. 9
Tingkat Kepahitan Produk Kopi Bubuk Kapal Api Q3
Valid
1 2 3 4 5 Total
Frequency 2 21 19 50 8 100
Percent 2,0 21,0 19,0 50,0 8,0 100,0
Valid Percent 2,0 21,0 19,0 50,0 8,0 100,0
Cumulative Percent 2,0 23,0 42,0 92,0 100,0
Sumber: Hasil output SPSS Dari hasil kuesioner diatas terlihat bahwa paling banyak responden berpendapat bahwa setuju dengan total 50 orang, sisanya 2 orang sangat tidak setuju, 21 orang tidak setuju, 19 orang ragu, dan 8 orang sangat setuju. Menurut Philip Kotler (2000: 61), menjelaskan bahwa salah satu stimulus
pemasaran atau dengan kata lain yang menyebabkan seorang konsumen dapat memutuskan membeli sebuah produk adalah disebabkan adanya stimulus, salah satu stimulus itu adalah dari produk itu sendiri. Atribut produk yang menarik akan dapat membuat konsumen sangat menyukai produk tersebut. Hal ini akan menyebabkan konsumen akan selalu membeli produk tersebut. Tingkat kepahitan atau tingkat rasa pahit pada produk minuman seperti kopi merupakan atribut produk yang sangat menonjol, bagi para penikmat kopi sejati sebuah tingkat kepahitan pada sebuah kopi akan mencerminkan kualitas kopi itu sendiri. Kopi Kapal Api menunjukkan hal
79
tersebut dengan tingkat kepahitan yang menonjol, hal itu terbukti pada jawaban responden yang menyatakan setuju bahwa tingkat pahit dari produk kopi Kapal Api adalah sangat khas. hal ini mengindikasikan bahwa tingkat kepahitan produk kopi bubuk kapal api memiliki kekhasan dimata konsumen Tabel 4. 10 Warna Produk Kopi Bubuk Kapal Api Q4
Valid
2 3 4 5 Total
Frequency 23 21 51 5 100
Percent 23,0 21,0 51,0 5,0 100,0
Valid Percent 23,0 21,0 51,0 5,0 100,0
Cumulative Percent 23,0 44,0 95,0 100,0
Sumber: Hasil output SPSS Berdasarkan dari hasil kuesioner diatas, dapat dilihat bahwa 51 responden berpendapat setuju, sisanya 23 orang tidak setuju, 21 orang ragu, dan 5 orang sangat setuju. . Menurut Philip Kotler (2000: 61), menyatakan bahwa atribut produk merupakan salah satu stimulus yang menyebabkan konsumen utnuk memutuskan membeli sebuah produk. Menurut Ristiyanti dan John Ihalauw (2005:70), menjelaskan bahwa warna pada produk
makanan atau minuman sangat menentukan bagi seorang konsumen. Dengan adanya sebuah warna yang khas pada sebuah produk minuman, khususnya kopi akan dapat membuat produk kopi tersebut sangat digemari. Bagi para penikmat kopi sejati sebuah warna kopi yang baik tercermin pada warna kopi tersebut yang kental dan terlihat bebas dari ampas. Dari jawaban responden terlihat bahwa konsumen banyak yang menyatakan setuju bahwa
80
kopi Kapal Api memiliki warna yang khas. hal ini mengindikasikan kopi Kapal Api memang memiliki hal tersebut. Tabel 4. 11 Tingkat Kekentalan Produk Kopi Bubuk kapal Api Q5
Valid
1 2 3 4 5 Total
Frequency 1 19 25 43 12 100
Percent 1,0 19,0 25,0 43,0 12,0 100,0
Valid Percent 1,0 19,0 25,0 43,0 12,0 100,0
Cumulative Percent 1,0 20,0 45,0 88,0 100,0
Sumber: Hasil output SPSS Hasil kuesioner diatas, menjelaskan bahwa kebanyakan responden berpendapat setuju dengan total 43 orang, sisanya 1 orang sangat tidak setuju, 19 orang tidak setuju, 25 orang ragu, 12 orang sangat setuju. Menurut Philip Kotler (2000: 61), menjelaskan atribut produk merupakan stimulus
yang tepat untuk membuat konsumen dapat membeli sebuah produk. Pada produk minuman seperti kopi atribut yang menonjol adalah pada tingkat kekentalannya. Apabila tingkat kekentalan pada produk kopi tersebut sangat digemari oleh konsumen, maka akan membuat produk kopi tersebut akan selalu dibeli oleh konsumen. Dengan adanya begitu banyak jawaban dari responden yang menyatakan setuju sebagai perwakilan jawaban yang paling terbesar, maka Hal ini mengindikasikan bahwa tingkat kekentalan produk kopi bubuk kapal api memiliki kekhasan dimata konsumen yang membuat konsumen selalu mengkonsumsinya.
81
Tabel 4. 12 Kesesuaian Harga Produk Kopi Kapal Api Terhadap Manfaat Produknya Q6
Valid
2 3 4 5 Total
Frequency 7 28 53 12 100
Percent 7,0 28,0 53,0 12,0 100,0
Valid Percent 7,0 28,0 53,0 12,0 100,0
Cumulative Percent 7,0 35,0 88,0 100,0
Sumber: Hasil output SPSS Berdasarkan data diatas, 7 orang tidak setuju, 28 orang ragu, 53 orang setuju, dan 12 orang sangat setuju. Menurut Philip Kotler (2000: 61), merupakan seberapa besar harga sebagai pengorbanan konsumen dalam memperoleh manfaat yang diinginkan. Dalam hal ini seorang konsumen mengeluarkan
sebagian
uangnya
untuk
membeli
sebuah
produk.
Pengorbanan yang konsumen lakukan harus dibayar dengan kinerja oleh produk tersebut, apabila produk tersebut kinerjanya melebihi harapan konsumen maka konsumen akan sangat puas dan akanmembeli produk itu kembali, namun apabila kinerjanya dibawah harapan konsumen maka yang terjadi konsumen tersebut akan kecewa dan tidak akan membeli kembali.untuk itu, produsen yang baik harus selalu memperhatikan dalam menetapkan harga, haruslah selalu berupaya memperhatikan keinginan konsumen. Dalam kaitannya dengan produk kopi Kapal Api, terlihat responden banyak yang menyatakan setuju. merupakan seberapa besar harga sebagai pengorbanan konsumen dalam memperoleh manfaat
yang
diinginkan.
82
Tabel 4. 13 Harga sebagai Pertimbangan Konsumen Dalam Pembelian Kopi Kapal Api Q7
Valid
1 2 3 4 5 Total
Frequency 2 7 16 54 21 100
Percent 2,0 7,0 16,0 54,0 21,0 100,0
Valid Percent 2,0 7,0 16,0 54,0 21,0 100,0
Cumulative Percent 2,0 9,0 25,0 79,0 100,0
Sumber: Hasil output SPSS Berdasarkan tabel diatas, 2 orang sangat tidak setuju, 7 orang tidak setuju, 16 orang ragu, 54 orang setuju, dan 21 orang sangat setuju. dapat disimpulkan bahwa kebanyakan responden menyatakan setuju, bahwa harga merupakan sebagai sebuah pertimbangan dalam melakukan sebuah proses pembelian produk, khususnya kopi Kapal api. Menurut Philip Kotler (2000: 65), menjelaskan bahwa harga merupakan salah satu dari variabel bauran
pemasaran yang dikenal Marketing Mix, dalam hal ini harga Merupakan jumlah uang yang harus dibayar konsumen untuk mendapatkan produk tersebut. Harga merupakan faktor penting dalam sebuah keberhasilan penjualan. Harga meliputi: daftar harga, rabat atau diskon, potongan harga, periode pembayaran, syarat kredit. Untuk itu, maka sebuah harga yang baik dalam penetapanya haruslah memperhatikan kemampuan daya beli konsumen, apabila produk berkualitas namun harganya tidak cocok dengan kemampuan daya beli konsumen, maka yang terjadi produk tersebut akan tidak laku dipasaran. Produk kopi Kapal Api, sebagian besar responden
83
menyatakan setuju bahwa harga produknya sangat terjangkau, dapat disimpulkan bahwa kebanyakan responden menyatakan setuju, bahwa harga merupakan sebagai sebuah pertimbangan dalam melakukan sebuah proses pembelian produk, khususnya kopi Kapal api Tabel 4. 14 Iklan Produk Kopi Bubuk Kapal Api Q8
Valid
1 2 3 4 5 Total
Frequency 1 14 21 54 10 100
Percent 1,0 14,0 21,0 54,0 10,0 100,0
Valid Percent 1,0 14,0 21,0 54,0 10,0 100,0
Cumulative Percent 1,0 15,0 36,0 90,0 100,0
Sumber: Hasil output SPSS
Berdasarkan dari tabel tersebut, 1 orang sangat tidak setuju, 14 orang tidak setuju, 21 orang ragu, 54 orang setuju, 10 orang sangat setuju. Menurut Philip Kotler ( 2000:67), merupakan kegiatan memperkenalkan produk,
meyakinkan dan mengingatkan kembali manfaat produk kepada para pembeli. Tujuan kegiatan promosi adalah agar konsumen mau untuk mengkonsumsi produknya. Berdasarkan dari hal tersebut, maka sangat penting sekali media iklan yang ada untuk memberikan informasi pada para konsumen. Iklan biasanya paling efektif ditayangkan di media Televisi. Iklan prduk kopi Kapal Api yang ditayangkan di Televisi, dalam hal ini jawaban responden kebanyakan menyatakan setuju terhadap iklan yang
84
disampaikan lewat berbagai media sebagai alat untuk membuat konsumen tertarik untuk melakukan pembelian produk kopi bubuk Kapal api Tabel 4. 15 Promosi Penjualan Produk Kopi Bubuk Kapal Api Q9
Valid
1 2 3 4 5 Total
Frequency 1 18 17 57 7 100
Percent 1,0 18,0 17,0 57,0 7,0 100,0
Valid Percent 1,0 18,0 17,0 57,0 7,0 100,0
Cumulative Percent 1,0 19,0 36,0 93,0 100,0
Sumber: Hasil output SPSS Berdasarkan tabel tersebut, 1 orang sangat tidak setuju, 18 orang tidak setuju, 17 orang ragu, 57 orang setuju, dan 7 orang sangat setuju.. Menurut Philip Kotler (2000:67), menjelaskan bahwa promosi merupakan kegiatan
memperkenalkan produk, meyakinkan dan mengingatkan kembali manfaat produk kepada para pembeli. Salah satu jenisnya adalah dengan melakukan promosi penjualan. Melihat jawaban yang diberikan oleh responden menyatakan sebagian besar adalah setuju, maka dapat dipastikan bahwa promosi penjualan yang dilakukan oleh produsen kopi Kapal Api telah efektif, karena promosi penjualan adalah bertujuan untuk menciptakan respons yang lebih kuat dan besar, atau dapat juga digunakan untuk mendramatisir penawaran produk dan mendorong penjualan yang merosot (Philip Kotler dan A.B. Susanto, 2001:800). Melihat dari jawaban responden yang ada maka dapat disimpulkan bahwa kebanyakan responden
85
menyatakan sangat setuju, bahwa promosi penjualan yang dilakukan oleh produsen kopi dapat menarik mereka dalam melakukan pembelian produk kopi bubuk Tabel 4. 16 Pemasaran Langsung Produk Kopi Bubuk Kapal Api Q10
Valid
2 3 4 5 Total
Frequency 8 28 54 10 100
Percent 8,0 28,0 54,0 10,0 100,0
Valid Percent 8,0 28,0 54,0 10,0 100,0
Cumulative Percent 8,0 36,0 90,0 100,0
Sumber: Hasil output SPSS Dari tabel diatas, kebanyakan bahwa respondenmenyatakan setuju dengan total angka 54, sisanya 8 orang tidak setuju, 28 orang ragu, dan 10 orang sangat setuju. Menurut Philip Kotler (2000:67), menjelaskan bahwa promosi merupakan kegiatan memperkenalkan produk, meyakinkan dan mengingatkan kembali manfaat produk kepada para pembeli. Sedangkan menurut Philip Kotler dan A.B. Susanto (2001:848), menjelaskan bahwa pemasaran langsung merupakan suatu sistem pemasaran interaktif yang menggunakan satu atau lebih media periklanan untuk respons yang terukir dan atau transaksi dilokal mana pun. Tujuan pemsaran langsung, untuk memberikan manfaat bagi knsumen, konsumen dapat siap membeli tanpa mengharuskan melewati perantara. adalah Berdasarkan jawaban responden yang ada, maka kita dapat melihat bahwa responden sebagian besar
86
menyatakan setuju bahwa pemasaran langsung yang dilakukan oleh produsen kopi Kapal Api telah efektif, oleh sebab itulah maka hal ini menyimpulkan bahwa aktivitas pemasaran langsung yang dilakukan produsen kopi bubuk dimata konsumen dapat membuat mereka tertarik untuk melakukan pembelian. Tabel 4.17 Kemudahan Dalam Mendapatkan Produk Kopi Bubuk Kapal Api Q11
Valid
2 3 4 5 Total
Frequency 11 15 53 21 100
Percent 11,0 15,0 53,0 21,0 100,0
Valid Percent 11,0 15,0 53,0 21,0 100,0
Cumulative Percent 11,0 26,0 79,0 100,0
Sumber: Hasil output SPSS
Berdasarkan tabel diatas maka dapat disimpulkan bahwa kebanyakan responden menyatakan setuju dengan angka sebanyak 53 buah responden, sisanya 11 orang tidak setuju, 15 orang ragu, 21 orang sangat setuju. Menurut Philip Kotler (2000:69), menjelaskan bahwa Distribusi, merupakan
rangkaian pengantaran dari produsen sampai ke tangan konsumen. keputusan distribusi menyangkut kemudahan akses terhadap jasa bagi para pelanggan. Salah satu bagian dari aktivitas distribusi adalah hasilnya produk dapat tersedia dengan mudah dipasaran. Dengan mudahnya produk kopi Kapal Api ditemukan dipasaran hal itu akan membuat konsumen akan selalu
87
untuk membeli produk tersebut secara berulang. Berdasarkan jawaban responden sebagian besar memang menyatakan setuju, hal tersebut seharusnya membuat produsen untuk meningkatkan kembali aktivitas distribusinya. Hal ini mengindikasikan produk kopi bubuk sangat mudah ditemui di pasaran, khususnya kopi Kapal api. Tabel 4.18 Pelayanan Yang Diberikan Penjual Kepada Konsumen Q12
Valid
2 3 4 5 Total
Frequency 13 23 52 12 100
Percent 13,0 23,0 52,0 12,0 100,0
Valid Percent 13,0 23,0 52,0 12,0 100,0
Cumulative Percent 13,0 36,0 88,0 100,0
Sumber: Hasil output SPSS Berdasarkan tabel diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kebanyakan responden berpendapat setuju dengan angka 52 orang, sisanya 13 orang tidak setuju, 23 orang ragu, 12 orang sangat setuju. Menurut Philip Kotler (2000:69), menjelaskan bahwa Distribusi, merupakan rangkaian pengantaran
dari produsen sampai ke tangan konsumen. keputusan distribusi menyangkut kemudahan akses terhadap jasa bagi para pelanggan. Pelayanan kepada konsumen akan sangat memberikan rasa yang sangat dalam di hati konsumen. Hal tersebut yang seharusnya diterapkan oleh setiap penjual. Berdasarkan dari hasil jawaban responden, kebanyakan sebagian besar responden menyatakan setuju bahwa pelayanan tempat mereka membeli
88
produk kopi Kapal Api telah memberikan pelayanan yang baik. hal tersebut mengindikasikan bahwa kebanyakan responden mendapatkan pelayanan yang baik oleh penjual ketika mereka membeli produk kopi bubuk
Tabel 4. 19 Lokasi Atau Tempat Konsumen Membeli produk Kopi Kapal Api Q13
Valid
1 2 3 4 5 Total
Frequency 1 7 19 60 13 100
Percent 1,0 7,0 19,0 60,0 13,0 100,0
Valid Percent 1,0 7,0 19,0 60,0 13,0 100,0
Cumulative Percent 1,0 8,0 27,0 87,0 100,0
Sumber: Hasil output SPSS Dengan melihat tabel diatas, maka dapat kita ambil sebuah kesimpulan bahwa kebanyakan responden menyatakan setuju dengan angka sebanyak 60, sisanya 1 orang sangat tidak setuju, 7 orang tidak setuju, 19 orang ragu, dan 13 orang sangat setuju. Menurut Philip Kotler (2000:69), menjelaskan bahwa Distribusi, merupakan rangkaian pengantaran dari produsen sampai ke tangan konsumen. keputusan distribusi menyangkut kemudahan akses terhadap jasa bagi para pelanggan. Berdasarkan dari hasil jawaban responden maka kebanyakan jawaban mereka sebagian besar adalah setuju, hal itu membuktikan bahwa lokasi konsumen untuk membeli produk kopi
89
Kapal Api mudah diakses. Untuk itu, maka produsen sangat perlu untuk meningkatkan distribusinya sampai ke pedagang eceran yang paling kecil, sehingga dengan adanya produk sampai ke pedagang eceran yang paling kecil akan membuat produk kopi Kapal Api berada di berbagai lokasi atau tempat berjual seperti toko atau warung kelontongan.
Tabel 4. 20 Kebiasaan Konsumen Dalam mengkonsumsi Kopi Bubuk Kapal Api Q14
Valid
1 2 3 4 5 Total
Frequency 2 25 15 43 15 100
Percent 2,0 25,0 15,0 43,0 15,0 100,0
Valid Percent 2,0 25,0 15,0 43,0 15,0 100,0
Cumulative Percent 2,0 27,0 42,0 85,0 100,0
Sumber: Hasil output SPSS Melalui gambaran angka-angka yang tertera diatas, 2 orang sangat tidak setuju, 25 orang tidak setuju, 15 orang ragu, 43 orang setuju, dan 15 orang sangat setuju. Budaya menurut Macionis didalam Ristiyanti dan John Ilahauw (2005:184), menjelaskan bahwa kebudayaan merupakan keyakinan,
nilai-nilai, perilaku dan obyek-obyek materi yang dianut dan digunakan oleh komunitas atau masyarakat tertentu. Nilai-nilai dasar dari budaya adalah meliputi; prestasi dan keberhasilan, kegiatan-selalu aktif dan terlihat dalam suatu aktivitas, efisiensi dan kepraktisan, kemajuan, kenikmatan materiil, individualisme, kebebasan, kecocokan eksternal, kebiasaan, dan semangat
90
humanitarian (Ristiyanti dan John Ihalauw, 2005:185). Hal itu berarti kebiasaan yang merupakan bagian dari budaya seorang konsumen, dalam kaitannya mengkonsumsi sebuah produk, khususnya produk kopi Kapal Api menyatakan setuju bahwa kebiasaan menjadi salah satu sebab konsumen membeli produk kopi Kapal Api.
Tabel 4. 21 Usia Responden Dalam Mengkonsumsi Produk kopi Kapal Api Q15
Valid
1 2 3 4 5 Total
Frequency 1 11 34 41 13 100
Percent 1,0 11,0 34,0 41,0 13,0 100,0
Valid Percent 1,0 11,0 34,0 41,0 13,0 100,0
Cumulative Percent 1,0 12,0 46,0 87,0 100,0
Sumber: Hasil output SPSS Dengan melihat tabel diatas, maka kebanyakan responden berpendapat bahwa usia menjadi sebuah pengaruh konsumen dalam mengkonsumsi kopi. Dalam hal ini responden yang berpendapat setuju sebanyak 41, sisanya 1 orang sangat tidak setuju, 11 orang tidak setuju, 34 orang ragu, dan 13 orang sangat setuju. Hal ini dapat menjadikan sebuah indikasi bahwa tingkat usia merupakan salah satu hal yang mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian produk kopi. Menurut Philip Kotler (2000: 61), menjelaskan bahwa
perilaku konsumen juga dapat dipengaruhi oleh usia konsumen
tersebut, dan juga kebutuhan juga dipengaruhi oleh usia konsumen. Semakin tua maka kebutuhan akan semakin besar. Hal tersebut diyatakan oleh
91
sebagian responden mereka berpendapat bahwa tingkat usia seseorang konsumen sangat berpengaruh untuk mengkonsumsi sebuah produk, khususnya kopi. Kopi Kapal Api merupakan kopi bubuk yang memiliki kekhasan dibandingkan produk yang sejenis, dan hal itu terbukti dari sebagian responden yang menjawab yang menyatakan setuju. tingkat Usia bagi para penikmat kopi Kapal Api bagi mereka mencerminkan bahwa produk kopi Kapal Api dapat dikonsumsi oleh usia tua atau pun muda. Tabel 4. 22 Jenis Pekerjaan Konsumen dalam Mengkonsumsi Produk Kopi Bubuk Kapal Api Q16
Valid
1 2 3 4 5 Total
Frequency 2 9 26 55 8 100
Percent 2,0 9,0 26,0 55,0 8,0 100,0
Valid Percent 2,0 9,0 26,0 55,0 8,0 100,0
Cumulative Percent 2,0 11,0 37,0 92,0 100,0
Sumber: Hasil output SPSS Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa kebanyakan responden berpendapat setuju dengan angka sebanyak 55, 2 orang sangat tidak setuju, 9 orang tidak setuju, 26 orang ragu, dan 8 orang sangat setuju. Menurut Philip Kotler
(2000:68),
menjelaskan
bahwa
jenis
pekerjaan
sangat
memepengaruhi pola kebutuhan, semakin baik jenis pekerjaan konsumen, maka tingkat kebutuhan dan keinginannya akan semakin besar. Lingkungan ekonomi juga berpengaruh terhadap perilaku konsumen hal ini berkaitan dengan penghasilan, semakin besar penghasilan maka akan semakin besar
92
pula kebutuhan. berdasarkan hal tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa sebuah jenis pekerjaan sangat mempengaruhi seorang konsumen dalam mengkonsumsi kopi
Tabel 4. 23 Tingkat Pendidikan Konsumen Yang Mengkonsumsi Kopi Bubuk Kapal Api Q17
Valid
2 3 4 5 Total
Frequency 11 21 47 21 100
Percent 11,0 21,0 47,0 21,0 100,0
Valid Percent 11,0 21,0 47,0 21,0 100,0
Cumulative Percent 11,0 32,0 79,0 100,0
Sumber: Hasil output SPSS Dengan melihat tabel diatas, bahwa konsumen setuju bahwa pendidikan seseorang memiliki pengaruh terhadap tingkat konsumsi konsumen dalam minum kopi. Dalam hal ini sebanyak 47 orang menyatakan setuju, sisanya 11 orang tidak setuju, 21 orang ragu, 21 orang sangat setuju. Menurut Ristiyanti dan John Ihalauw (2005:178). Kelas sosial, merupakan pembagian masyarakat berdasarkan kriteria tertentu. Kelas sosial dengan kriteria ternetu dapat dilihat melalui tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, dan tingkat penghasilan. Adapun dalam penerapanya sebuah kelas sosial sangat pembagiannya sangatlah berbedabeda berdasarkan sudut pandang yang dianut oleh masyarakat tersebut. Berdasarkan hal tersebut maka dapat dipastikan bahwa kebanyakan
93
reponden menyatakan setuju bahwa tingkat pendidikan seorang konsumen sangat mempengaruhi dalam mengkonsumsi sebuah produk, khususnya kopi. Dalam kaitannya dengan produk kopi Kapal Api maka produk kopi Kapal Api dapat dikonsumsi oleh semua konsumen dengan tingkat pendidikan manapun, dikarenakan kopi Kapal Api memiliki kekhasan tertentu dimata konsumen. Tabel 4. 24 Tingkat Penghasilan Konsumen Yang Minum Kopi Bubuk Kapal Api Q18
Valid
1 2 3 4 5 Total
Frequency 1 10 15 61 13 100
Percent 1,0 10,0 15,0 61,0 13,0 100,0
Valid Percent 1,0 10,0 15,0 61,0 13,0 100,0
Cumulative Percent 1,0 11,0 26,0 87,0 100,0
Sumber: Hasil output SPSS Berdasarkan tabel diatas kebanyakan responden sebanyak 61 orang berpendapat setuju, 1 orang sangat tidak setuju, 10 orang tidak setuju, 15 orang ragu, dan 13 orang sangat setuju. Menurut Philip Kotler (2000:68), Lingkungan ekonomi berpengaruh terhadap perilaku konsumen hal ini berkaitan dengan penghasilan, semakin besar penghasilan maka akan semakin besar pula kebutuhan. Sedangkan Menurut Ristiyanti dan John Ihalauw (2005:178).
Kelas sosial, merupakan pembagian masyarakat
berdasarkan kriteria tertentu. Kelas sosial dengan kriteria ternetu dapat dilihat melalui tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, dan tingkat penghasilan. Berdasarkan hasil dari jawaban responden menyatakan bahwa sebagian besar menyatakan setuju, hal itu menyatakan bahwa
94
penghasilan sangat berpengaruh pada kebutuhan belanja seorang konsumen. Akibat sebagian besar jawaban responden adalah setuju, Hal ini menandakan bahwa penghasilan seseorang konsumen sangat mempengaruhi tingkat konsumsi mereka, khususnya minum kopi Kapal Api. Tabel 4. 25 Gaya Hidup Konsumen Dalam Minum Kopi Bubuk Kapal Api Q19
Valid
2 3 4 5 Total
Frequency 22 17 49 12 100
Percent 22,0 17,0 49,0 12,0 100,0
Valid Percent 22,0 17,0 49,0 12,0 100,0
Cumulative Percent 22,0 39,0 88,0 100,0
Sumber: Hasil output SPSS Berdasarkan data dari tabel diatas, maka dapat menjelaskan bahwa sebanyak 49 orang menyatakan setuju, bahwa minum kopi dapat menjadi sebuah gaya hidup. Sedangkan sisanya 12 orang menyatakan sangat setuju, 17 orang ragu, dan 22 orang tidak setuju. Menurut Schifman dan Kanuk (2000:109), menjelaskan bahwa gaya hidup adalah bagian dari
psikografik, dalam artian bahwa Psiko adalah Psikis (jiwa) dan Graf adalah gambaran. Psikografis adalah kajian tentang aktivitas, minat, dan pendapat yang semuanya akan bermuara pada gaya hidup seseorang. Sedangkan menurut Ristiyanti dan John Ihalauw (2005:56), menjelaskan bahwa gaya hidup dalam artian secara sederhana adalah bagaimana seseorang konsumen itu hidup.
Berdasarkan dua pengertian tersebut
dalam kaitannya dengan gaya hidup konsumen dalam mengkonsumsi sebuah produk, maka dapat disimpulkan bahwa melalui sebuah sinergi
95
antara kondisi Psikis dan kehidupan konsumen dalam setiap hari, khususnya untuk mengkonsumsi sebuah produk secara berulang, mengakibatkan mengkonsumsi produk menjadi bagian dari gaya hidup konsumen tersebut. Dalam kaitannya dengan membeli kopi Kapal Api atau mengkonsumsinya, apabila dikonsumsi secara berulang dan terus-menerus maka hal tersebut akan menjadi bagian dari gaya hidup konsumen itu. Tabel 4. 26 Ajakan Keluarga Dalam Mengkonsumsi Kopi Bubuk Kapal Api Q20
Valid
2 3 4 5 Total
Frequency 30 19 43 8 100
Percent 30,0 19,0 43,0 8,0 100,0
Valid Percent 30,0 19,0 43,0 8,0 100,0
Cumulative Percent 30,0 49,0 92,0 100,0
Sumber: Hasil output SPSS Berdasarkan data dari tabel diatas maka dapat menjelaskan bahwa sebanyak 8 orang menyatakan sangat setuju, 43 orang setuju, 19 orang ragu, dan 30 orang menyatakan tidak setuju. Menurut Scifman dan Kanuk (2000:167), menyatakan bahwa keluarga merupakan dua atau lebih orang
yang memiliki hubungan darah, perkawinan, atau adopsi yang tinggal bersama-sama. Dalam kaitannya dengan mengkonsumsi sebuah produk, maka keluarga dapat pula menjadi sumber referensi bagi konsumen dalam membeli sebuah produk, hal tersebut senada oleh Scifman dan Kanuk (2000:186), yang menjelaskan bahwa akibat sosialisasi dari anggota
keluarga meliputi proses pemberian kemahiran, pengetahuan, dan sikap
96
mengakibatkan mereka dapat mengetahui informasi sebuah produk dan itu menjadi referensi konsumen tersebut untuk membeli produk itu. khusunya Produk kopi Kapal Api, kebanyakan reponden menyatakan setuju dan hal itu . Mengindikasikan bahwa keluarga menjadi referensi konsumen untuk membeli produk, khusunya kopi Kapal Api. Tabel 4. 27 Ajakan Rekan Sekerja Dalam Mengkonsumsi Kopi Bubuk Kapal Api Q21
Valid
1 2 3 4 5 Total
Frequency 1 33 28 33 5 100
Percent 1,0 33,0 28,0 33,0 5,0 100,0
Valid Percent 1,0 33,0 28,0 33,0 5,0 100,0
Cumulative Percent 1,0 34,0 62,0 95,0 100,0
Sumber: Hasil output SPSS
Berdasarkan tabel diatas, maka dapat disimpulkan bahwa responden menyatakan 33 orang setuju, 5 orang sangat setuju, 28 orang ragu, 33 orang tidak setuju, dan 1 orang sangat tidak setuju. Melihat hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa ajakan rekan sekerja menjadi alasan konsumen minum kopi walaupun jarak antara responden yang setuju dan yang tidak setuju ataupun yang ragu tipis. Menurut Solomon didalam Ristiyanti dan John
Ihalauw (2004:151),
menjelaskan
bahwa
kelompok acuan
merupakan individu atau kelompok yang dianggap memiliki relevansi yang signifikan pada seseorang dalam hal mengevaluasi, memberikan aspirasi, atau dalam berperilaku. Menurut Ristiyanti dan John Ihalauw
97
(2005:151), menyatakan bahwa kelompok kerja dapat menentukan sebuah
pilihan produk. Dalam hal ini banyak responden menyatakan setuju, oleh sebab itu, Hal ini mengindikasikan bahwa pengaruh rekan sekerja memiliki pengaruh terhadap konsumen dalam membeli produk kopi Kapal Api. Tabel 4. 28 Ajakan Teman Dekat Dalam Mengkonsumsi Kopi Bubuk Kapal Api Q22
Valid
1 2 3 4 5 Total
Frequency 1 29 19 40 11 100
Percent 1,0 29,0 19,0 40,0 11,0 100,0
Valid Percent 1,0 29,0 19,0 40,0 11,0 100,0
Cumulative Percent 1,0 30,0 49,0 89,0 100,0
Sumber: Hasil output SPSS Berdasarkan tabel diatas, kita dapat melihat hasilnya bahwa kebanyakan responden menyatakan setuju dengan total angka 40, sisanya 1 orang sangat tidak setuju, 29 orang tidak setuju, 19 orang ragu, dan 11 orang sangat setuju. hal ini mengindikasikan bahwa teman dekat menjadi sebuah faktor yang membuat konsumen mengkonsumsi kopi. Menurut Scifman dan Kanuk (2000:165), menjelaskan bahwa kelompok acuan
adalah dua atau lebih orang yang melakukan interaksi untuk mencapai tujuan tertentu baik yang bersifat individu maupun tujuan bersama. Sedangkan dalam kaitannya teman dekat sebagai sumber referensi konsumen membeli produk kopi Kapal Api adalah menurut Ristiyanti dan
98
Joh ihalauw (2005:150), menjelaskan bahwa dalam berteman orang
memiliki komitmen yang sama-sama dimengerti oleh orang-orang dalam kelompok tersebut, dengan atas dasar komitmen yang dapat didasarka pada minat, tujuan, kebutuhan, dan lain sebagainya. Maka menimbulkan kesamaan dalam pilihan membeli sebuah produk. Tabel 4. 29 Ajakan Rekan Sekomunitas Dalam Mengkonsumsi Kopi Kapal Api Q23
Valid
1 2 3 4 5 Total
Frequency 1 28 21 38 12 100
Percent 1,0 28,0 21,0 38,0 12,0 100,0
Valid Percent 1,0 28,0 21,0 38,0 12,0 100,0
Cumulative Percent 1,0 29,0 50,0 88,0 100,0
Sumber: Hasil output SPSS Melihat hasil tabel tersebut maka dapat kita simpulkan bahwa responden paling banyak menyetakan setuju dengan total angka 38, sisanya 1 orang sangat tidak setuju, 28 orang tidak setuju, 21 orang ragu, dan 12 sangat setuju. Menurut Scifman dan Kanuk (2000:165), menjelaskan bahwa kelompok acuan adalah dua atau lebih orang yang melakukan interaksi untuk mencapai tujuan tertentu baik yang bersifat individu maupun tujuan bersama. Menurut Ristiyanti dan John Ihalauw (2005:150), menjelaskan bahwa kelompok sekomunitas adalah merupakan
kelompok yang terjadi karena struktur di dunia kerja atau organisasi lain. Mereka tergabung dalam sebuah club yang memahami perilaku yang bisa diterima dalam kelompok ini, sehingga perilaku pembelianya sedikit
99
banyak terpengaruh oleh kelompok ini. Berdasarkan pengertian ini bahwa pilihan produk yang dibeli terpengaruhi oleh keompok ini, dan kelompok ini berfungsi sebagai referensi bagi sikonsumen. Dari hasil jawaban responden yang menyatakan setuju, hal ini mengindikasikan bahwa rekan sekomunitas dapat menjadi alasan konsumen dalam mengkonsumsi kopi hal ini mengindikasikan bahwa rekan sekomunitas dapat menjadi alasan konsumen dalam mengkonsumsi kopi. Tabel 4. 30 Keyakinan Responden Dalam Mengkonsumsi Kopi Bubuk kapal Api Q24
Valid
2 3 4 5 Total
Frequency 14 18 49 19 100
Percent 14,0 18,0 49,0 19,0 100,0
Valid Percent 14,0 18,0 49,0 19,0 100,0
Cumulative Percent 14,0 32,0 81,0 100,0
Sumber: Hasil output SPSS Berdasarkan hasil tabel diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa responden memiliki keyakinan dalam diri mereka yang menjadi salah satu alasan mereka minum kopi, kebanyakan responden berpendapat setuju dengan total 49, sisanya 14 orang tidak setuju, 18 orang ragu, dan 19 orang sangat setuju. Menurut Philip Kotler ( 2000: 69), keyakinan merupakan gambaran pemikiran yang dianut seseorang tentang suatu hal. Sedangkan sikap merupakan evaluasi, perasaan emosional. Sedangkan menurut Ristiyanti dan John Ihalauw (2005:187), keyakinan itu dinamis sejalan
dengan kebutuhan konsumen itu sendiri. Melibat kedua pengertian yang
100
berbeda tersebut, maka dapat diambil kesimpulan bahwa keyakinan merupakan sebuah gambaran pemikiran yang dianut, dengan berlandaskan sebuah kebutuhan. Dalam hal ini kaitannya mengkonsumsi sebuah produk, keyakinan berperan untuk memberikan sebuah stimulus yang berasal dari dalam diri konsumen bahwa produk itu memang layak untuk dikonsumsi. Mengenai kopi Kapal Api sebagian jawaban responden menyatakan setuju, hal ini mengindikasikan bahwa keyakinan yang ada pada konsumen membuat konsumen tersebut membeli produk kopi Kapal Api. Tabel 4. 31 Dorongan Responden Dalam Mengkonsumsi Kopi Bubuk Kapal Api Q25
Valid
2 3 4 5 Total
Frequency 18 18 47 17 100
Percent 18,0 18,0 47,0 17,0 100,0
Valid Percent 18,0 18,0 47,0 17,0 100,0
Cumulative Percent 18,0 36,0 83,0 100,0
Sumber: Hasil output SPSS Berdasarkan hasil tabel diatas maka dapat dilihat bahwa responden kebanyakan berpendapat setuju dengan angka 47, sisanya 18 orang tidak setuju, 18 orang ragu, dan 17 orang sangat setuju. Dalam sebuah pengertian Menurut Philip Kotler ( 2000: 71), dorongan merupakan dari diri sendiri untuk melakukan sebuah aktivitas. Dalam hal ini adalah dorongan untuk melakukan pembelian. Sedangakan menurut Ristiyanti dan John Ihalauw (2005:36), keadaan aktif di dalam diri seseorang yang
mengarahkannya kepada perilaku pencapaian tujuan. Berdasarkan dua
101
pengertian tersebut, maka motivasi atau dorongan merupakan salah pengaruh internal yang berpengaruh dalam diri konsumen untuk melakukan keputusan dalam membeli sebuah produk. Jawaban yang diberikan responden adalah menyatakan setuju, maka
hal ini
mengindikasikan bahwa alasan sebuah dorongan psikologis menjadi penyebab konsumen minum kopi Kapal Api. Tabel 4. 32 Persepsi Responden Dalam Mengkonsumsi Kopi Bubuk Kapal Api Q26
Valid
1 2 3 4 5 Total
Frequency 2 6 16 44 32 100
Percent 2,0 6,0 16,0 44,0 32,0 100,0
Valid Percent 2,0 6,0 16,0 44,0 32,0 100,0
Cumulative Percent 2,0 8,0 24,0 68,0 100,0
Sumber: Hasil output SPSS Melihat hasil dari tabel diatas maka dapat disimpulkan bahwa kebanyakan responden setuju dengan angka 44, sisanya 2 orang sangat tidak setuju, 6 orang tidak setuju, 16 orang ragu, dan 32 orang sangat setuju. Dalam sebuah defenisi Menurut
Philip Kotler ( 2000: 73),
merupakan proses yang digunakan seorang individu untuk memilih, mengorganisasi, dan menginterpretasi masukan-masukan informasi guna menciptakan gambaran dunia yang memiliki arti. Sedangkan menurut Scifman dan Manuk (2000:78), menjelaskan bahwa persepsi merupakan
cara pandang orang dalam memahami dunia ini. Solomon didalam Ristiyanti dan John Ihalauw (2005:67), menjelaskan persepsi sebagai
102
proses di mana sensasi yang diterima oleh seseorang dipilah dipilih, kemudian diatur dan akhirnya diinterpretasikan. Berdasarkan berbagai pengertian ini, maka persepsi memang begitu berperan bagi konsumen dalam melakukan keputusan untuk membeli sebuah produk. Dalam kaitannya mengkonsumsi kopi Kapal Api, maka persepsi bagi responden sangat berperan bagi mereka, hal ini ditandai mereka sebagian besar menyatakan setuju. hal ini mengindikasikan bahwa persepsi psikologis menjadi salah satu alasan konsumen dalam minum kopi Kapal Api. Tabel 4. 33 Pengalaman Responden Dalam Mengkonsumsi Kopi Bubuk Kapal Api Q27
Valid
2 3 4 5 Total
Frequency 17 28 48 7 100
Percent 17,0 28,0 48,0 7,0 100,0
Valid Percent 17,0 28,0 48,0 7,0 100,0
Cumulative Percent 17,0 45,0 93,0 100,0
Sumber: Hasil output SPSS Berdasarkan tabel diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa responden kebanyakan berpendapat setuju dengan angka 48, 17 orang tidak setuju, 28 orang ragu, 7 orang sangat setuju. Dalam sebuah definisi Menurut Philip Kotler ( 2000: 75), Pembelajaran, meliputi perubahan
perilaku yang terjadi pada diri seseorang yang didasarkan pada pengalaman. Sedangkan menurut Lefton didalam Ristiyanti dan john Ihalauw (2005:69), menjelaskan bahwa pembelajaran sebagai perubahan
perilaku yang relatif bersifat tetap, yang terjadi sebagai akibat dari
103
pengalaman. Berdasarkan dari dua pengertian ini, maka pengalaman merupakan hasil dari pembelajaran. Dalam kaitannya konsumen membeli sebuah produk, pengalaman berperan sebagai pengaruh internal konsumen untuk membeli sebuah produk. Produk kopi Kapal Api sangat banyak dibeli oleh responden disebabkan oleh pengalaman mereka mengkonsumsi kopi Kapal Api. hal ini mengindikasikan bahwa pengalaman secara psikologis menjadi alasan seseorang konsumen minum kopi Kapal Api.
D. Pembahasan Analisis Faktor
Selanjutnya setelah pembahasan kuesioner, maka dilakukan pembahasan untuk analisis faktor. Berikut ini adalah penjelasan dan langkah-langkah mengenai hasil pengolahan data dengan menggunakan analisis faktor. 1. Menentukan variabel yang akan dianalisa Variabel yang dianalisis dalam penelitian ini adalah sebanyak 27 variabel. Yang pada tahap sebelumnya telah melalui uji validitas dan reliabilitas. Untuk itu maka ke 27 variabel ini akan diuji dengan analisis faktor. 2. Menguji variabel-variabel yang telah ditentukan ke 27 variabel yang diuji, dimasukkan ke dalam analisis faktor untuk diuji nilai KMO dan Bartlett Test dan MSA (measures of sampling adequancy). , nilai MSA harus diatas 0,5. berikut ini adalah tabel dari nilai KMO dan Bartlet Test.
104
Tabel 4.34 KMO and Bartlett's Test Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. Bartlett's Test of Sphericity
Approx. Chi-Square df Sig.
,666 876,152 351 ,000
Sumber: Hasil output SPSS Berdasarkan dari tabel diatas dapat dilihat bahwa angka KMO dan Barlett Test adalah 0, 666 dengan tingkat signifikansi 0, 000. oleh sebab itu, maka variabel dan sampel yang ada dapat dianalisis lebih lanjut. Angka MSA dalam tabel anti image matriks yang terdapat pada anti image correlation, menunjukkan nilai citarasa (Q1) adalah 0,643, aroma (Q2) adalah 0,627, tingkat kepahitan (Q3) adalah 0,749, warna (Q4) adalah 0,569, tingkat kekentalan (Q5) adalah 0,761, kesesuaian harga dengan manfaat (Q6) adalah 0,710, harga sebagai pertimbangan akhir (Q7) adalah 0,709, iklan (Q8) adalah 0,611, promosi penjualan (Q9) adalah 0,777, pemasaran langsung (Q10) adalah 0,664, kemudahan dalam mendapatkan produk (Q11) adalah adalah 0,681, pelayanan (Q12) adalah 0,655, lokasi (Q13) adalah adalah 0,792, kebiasaan (Q14) adalah 0,669, usia (Q15) adalah 0,674, jenis pekerjaan (Q16) adalah 0,725, tingkat pendidikan (Q17) adalah 0,509, tingkat penghasilan (Q18) adalah 0,630, gaya hidup (Q19) adalah 0,679, keluarga (Q20) adalah 0,446, rekan
105
sekerja (Q21) adalah 0,605, teman dekat (Q22) adalah 0,656, teman sekomunitas (Q23) adalah 0,548, keyakinan (Q24) adalah 0,747, dorongan (Q25) adalah 0,742, persepsi (Q26) adalah 0,743, pengalaman (Q27) adalah 0,627. Dari ke 27 variabel yang ada, maka selanjutnya dapat dilihat nilai MSAnya. Apabila ada nilai MSA yang dibawah 0,5 maka variabel tersebut tidak dapat di analisis lebih lanjut. Dari ke 27 variabel nilai MSA yang paling kecil adalah keluarga (Q20) dengan nilai MSA 0, 446, oleh sebab itulah keluarga dikeluarkan dari faktor karena memiliki angka MSA terkecil. Setelah variabel keluarga dikeluarkan dari faktor, maka langkah selanjutnya adalah melakukan pengujian ulang ke 26 variabel yang tersisa. Untuk melihat hal tersebut maka dapat dilihat dari nilai KMO dan Bartlett Test serta Nilai MSA. Tabel 4. 35 KMO and Bartlett's Test Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. Bartlett's Test of Sphericity
Approx. Chi-Square df Sig.
,691 801,550 325 ,000
Sumber: Hasil output SPSS
Dari hasil output pada tabel 4.25 dapat dilihat bahwa nilai KMO dan Barlett Test mengalami kenaikan dari 0,666 menjadi 0,691 dengan tingkat signifikansi tetap (0,000). Hal ini disebabkan oleh penghilangan variabel
106
dengan angka MSA terkecil. Hal tersebut itulah yang dapat meningkatkan angka MSA yang ada. Angka MSA pada tabel Anti Image Matriks pada bagian Anti Image Correlation, menunjukkan nilai MSA dari 26 variabel sebagai berikut ini: citarasa (Q1) adalah 0,706, aroma (Q2) adalah 0,700, tingkat kepahitan (Q3) adalah 0,739,warna (Q4) adalah 0,569, tingkat kepekatan (Q5) adalah 0,758, kesesuaian produk terhadap manfaat produk (Q6) adalah 0,701, harga sebagai pertimbangan akhir (Q7) adalah 0,709, iklan (Q8) adalah 0,652, promosi penjualan (Q9) adalah 0,769, pemasaran langsung (Q10) adalah 0,645, kemudahan dalam mendapatkan produk (Q11) adalah 0,665, pelayanan (Q12) adalah 0,651, lokasi (Q13) adalah 0,822, kebiasaan (Q14) adalah 0,665, usia (Q15) adalah 0,665, jenis profesi (Q16) adalah 0,710, tingkat pendidikan (Q17) adalah 0,499, tingkat penghasilan (Q18) adalah 0,621, gaya hidup (Q19) adalah 0,702, rekan sekerja (Q21) adalah 0,662, teman dekat (Q22) adalah 0,659, teman sekomunitas (Q23) adalah 0,569, keyakinan (Q24) adalah 0,779, dorongan (Q25) adalah 0,744, Persepsi (Q26) adalah 0,778, pengalaman (Q27) adalah 0,717. pada variabel tingkat pendidikan (Q17) dengan nilai MSAnya 0,499 dibawah 0,5, maka harus dibuang dan tidak dapat dianalisis lebih lanjut. Tabel 4. 36
107
KMO and Bartlett's Test Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. Bartlett's Test of Sphericity
Approx. Chi-Square df Sig.
,700 766,591 300 ,000
Sumber: Hasil Ouput SPSS Berdasarkan tabel tersebut KMO dan Bartlett Test nilainya meningkat menjadi 0,700 dengan signifikan 0,000. dengan nilai MSAnya masingmasing: citarasa (Q1) adalah 0,704, aroma (Q2) adalah 0,718, tingkat kepahitan (Q3) adalah 0,740, warna (Q4) adalah 0,563, tingkat kekentalan (Q5) adalah 0,753, kesesuaian harga dengan manfaat produk (Q6) adalah 0,697, harga sebagai pertimbangan akhir (Q7) adalah 0,709, iklan (Q8) adalah 0,653, promosi penjualan (Q9) adalah 0,764, pemasaran langsung (Q10) adalah 0,641, ketersediaan produk dipasar (Q11) adalah 0,669, pelayanan (Q12) adalah 0,696, lokasi (Q13) adalah 0,813, kebiasaan (Q14) adalah 0,662, usia (Q15) adalah 0,692, profesi (Q16) adalah 0,716, penghasilan (Q18) adalah 0,655, gaya hidup (Q19) adalah 0,734, rekan sekerja (Q21) adalah 0,655, teman dekat (Q22) adalah 0,663, teman sekomunitas (Q23) adalah 0,561, keyakinan (Q24) adalah 0,769, dorongan (Q25) adalah 0,742, persepsi (Q26) adalah 0,772, pengalaman (Q27) adalah 0,764. dengan demikian nilai MSA semuanya sudah diatas 0,5, hal tersebut dapat dianalisis lebih lanjut. Berdasarkan buku Singgih Santoso (2004:19) angka KMO dan Bartlett Test adalah harus diatas 0,5, dan signifikan harus dibawah 0,05.
108
berdasarkan dari nilai KMO dan Bartlett Test, maka dari 0,666 terdapat nilai MSA yang kurang dari 0,5 maka variabel tersebut harus dibuang, terdapat kenaikan menjadi 0,691 nilai KMO dan Bartlett Test, namun masih ada nilai MSA yang kurang dari 0,5 oleh sebab itu harus dibuang, dan sesudah dibuang maka terjadi kenaikan nilai KMO dan Bartlett testnya menjadi 0,700. oleh sebab itu dengan nilai MSA sudah diatas 0,5 , maka dapat dianalisis lebih lanjut. 3. Melakukan faktoring dan rotasi Sesudah semua variabel memiliki nilai yang mencukupi, tahap selanjutnya adalah melakukan proses inti dari analisis faktor, yaitu melakukan ekstraksi terhadap sekumpulan variabel yang sudah ada, sehingga terbentuk satu atau beberapa faktor. Dalam melakukan proses ekstraksi ini metode yang digunakan adalah Principal Component Analysis. setelah delapan faktor terbentuk untuk mengetahui dari sekian 25 variabel yang akan masuk dalam faktor mana, maka dilakukan proses rotasi dengan menggunakan metode varimax (bagian dari orthogonal). Tabel 4. 37 Communalities
109
Communalities Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Q7 Q8 Q9 Q10 Q11 Q12 Q13 Q14 Q15 Q16 Q18 Q19 Q21 Q22 Q23 Q24 Q25 Q26 Q27
Initial 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000
Extraction ,687 ,663 ,764 ,763 ,677 ,521 ,741 ,728 ,638 ,757 ,579 ,713 ,614 ,623 ,550 ,557 ,524 ,503 ,677 ,812 ,786 ,619 ,624 ,553 ,510
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Sumber: Hasil output SPSS Pada tabel diatas bahwa variabel citarasa (Q1) angkanya adalah 0,687 hal ini menunjukkan bahwa sekitar 68,7 % varians dari variabel citarasa bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk, variabel aroma (Q2) angkanya adalah 0,663 hal ini menunjukkan bahwa 66,3 % varians dari variabel aroma dapat dijelaskan dalam faktor yang terbentuk, variabel tingkat kepahitan (Q3) angkanya adalah 0,764 hal ini menunjukkan 76,4 % varians dari variabel yang tingkat kepahitan dapat dijelaskan dalam faktor yang terbentuk, warna (Q4) angkanya adalah 0,763 hal ini menunjukkan 76,3 % varians dari variabel warna dapat dijelaskan dalam faktor yang terbentuk, tingkat kekentalan (Q5) angkanya adalah 0,677 hal ini menunjukkan 67,7 % varians dari variabel tingkat kekentalan dapat dijelaskan dalam faktor yang terbentuk, kesesuaian harga dengan manfaat
110
produk (Q6) angkanya adalah 0,521 hal ini menunjukkan 52,1 % varians dari variabel kesesuaian harga dan manfaat produk dapat dijelaskan dalam faktor yang terbentuk, harga sebagai pertimbangan akhir (Q7) angkanya adalah 0,741 hal ini menunjukkan 74,1 % varians dari variabel harga sebagai pertimbangan akhir dapat dijelaskan dalam faktor yang terbentuk, iklan (Q8) angkanya adalah 0,728 hal ini menunjukkan 72,8 % varians dari variabel iklan dapat dijelaskan dalam faktor yang terbentuk, promosi penjualan (Q9) angkanya adalah 0,638 hal ini menunjukkan 63,8 % varians dari variabel promosi penjualan dapat dijelaskan dalam faktor yang terbentuk, pemasaran langsung (Q10) angkanya adalah 0,757 hal ini menunjukkan 75,7 % varians dari variabel pemasaran langsung dapat dijelaskan dalam faktor yang terbentuk, kemudahan dalam mendapatkan produk (Q11) angkanya adalah 0,579 hal ini menunjukkan 57,9 % varians dari variabel kemudahan dalam mendapatkan produk dapat dijelaskan dalam faktor yang terbentuk, pelayanan (Q12) angkanya adalah 0,713 hal ini menunjukkan 71,3 % varians dari variabel pelayanan dapat dijelaskan dalam faktor yang terbentuk, lokasi (Q13) angkanya adalah 0,614 hal ini menunjukkan 61,4 % varians dari variabel lokasi dapat dijelaskan dalam faktor yang terbentuk, kebiasaan (Q14) angkanya adalah 0,623 hal ini menunjukkan 62,3 % varians dari variabel kebiasaan dapat dijelaskan dalam faktor yang terbentuk, usia (Q15) angkanya adalah 0,550 hal ini menunjukkan 55,0 % varians dari variabel usia dapat dijelaskan dalam faktor yang terbentuk, profesi (Q16) angkanya adalah 0,557 hal ini
111
menunjukkan 55,7 varians dari variabel profesi dapat dijelaskan dalam faktor yang terbentuk, tingkat penghasilan (Q18) angkanya adalah 0,524 hal ini menunjukkan 52,4 % varians dari variabel tingkat penghasilan dapat dijelaskan dalam faktor yang terbentuk, gaya hidup (Q19) angkanya adalah 0,503 hal ini menunjukkan 50,3 % varians dari variabel gaya hidup dapat dijelaskan dalam faktor yang terbentuk, rekan sekerja (Q21) angkanya adalah 0,677 hal ini menunjukkan 67,7 % varians dari variabel rekan sekerja dapat dijelaskan dalam faktor yang terbentuk, teman dekat (Q22) angkanya adalah 0,812 hal ini menunjukkan 81,2 % varians dari variabel teman dekat dapat dijelaskan dalam faktor yang terbentuk, teman sekomunitas (Q23) angkanya adalah 0,786 hal ini menunjukkan 78,6 % varians dari variabel teman sekomunitas dapat dijelaskan dalam faktor yang terbentuk, keyakinan (Q24) angkanya adalah 0,619 hal ini menunjukkan 61,9 % varians dari variabel keyakinan dapat dijelaskan dalam faktor yang terbentuk, dorongan (Q25) angkanya adalah 0,624 hal ini menunjukkan 62,4 % varians dari variabel dorongan dapat dijelaskan dalam faktor yang terbentuk, persepsi (Q26) angkanya adalah 0,553 hal ini menunjukkan 55,3 % varians dari variabel persepsi dapat dijelaskan dalam faktor yang terbentuk, pengalaman (Q27) angkanya adalah 0,510 hal ini menunjukkan 51,0 % varians dari variabel pengalaman dapat dijelaskan dalam faktor yang terbentuk. Menurut Singgih Santoso (2004:42), menjelaskan bahwa tabel Communalities pada dasarnya adalah jumlah varian (bisa dalam
112
persentase), suatu variabel mula-mula yang bisa dijelaskan oleh faktor yang ada. Berdasarkan dari nilai-nilai yang ada pada tabel Communalities, maka dapat diambil kesimpulan bahwa variabel-variabel yang ada dapat dijelaskan
didalam
faktor
yang
terbentuk,
semakin besar
nilai
Communalities maka semakin erat hubungannya dengan faktor yang terbentuk. Menurut Singgih Santoso (2004:43), menjelaskan bahwa tabel Total Variance Explained, menggambarkan jumlah faktor yang terbentuk. Dalam melihat faktor yang terbentuk, maka dapat dilihat pada nilai Eigenvaluenya. untuk menentukan faktor yang terbentuk, maka harus dilihat nilai eigenvaluenya harus berada diatas satu (1), jika sudah berada dibawah satu maka sudah tidak tepat. Eigen value menunjukkan kepentingan relatif masing-masing faktor dalam menghitung varians dari total variabel yang ada. Jumlah angka eigenvalue, susunanya selalu diurutkan pada nilai yang terbesar sampai yang terkecil. Tabel 4. 3 8 Total Variance Explained
113
Total Variance Explained
Component 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Total 5,165 2,582 1,933 1,664 1,307 1,285 1,177 1,071 ,918 ,878 ,825 ,732 ,697 ,636 ,575 ,547 ,501 ,468 ,413 ,361 ,336 ,267 ,258 ,238 ,166
Initial Eigenvalues % of Variance Cumulative % 20,662 20,662 10,329 30,991 7,730 38,721 6,655 45,376 5,229 50,605 5,139 55,744 4,708 60,452 4,285 64,737 3,673 68,410 3,513 71,923 3,300 75,224 2,930 78,153 2,786 80,939 2,543 83,482 2,299 85,781 2,187 87,969 2,002 89,971 1,874 91,844 1,654 93,498 1,442 94,941 1,343 96,284 1,068 97,352 1,032 98,384 ,952 99,337 ,663 100,000
Extraction Sums of Squared Loadings Total % of Variance Cumulative % 5,165 20,662 20,662 2,582 10,329 30,991 1,933 7,730 38,721 1,664 6,655 45,376 1,307 5,229 50,605 1,285 5,139 55,744 1,177 4,708 60,452 1,071 4,285 64,737
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Sumber: Hasil output SPSS Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa terdapat 25 variabel (component) yang dimasukkan ke dalam analisis factor, yakni citarasa, aroma, tingkat kepahitan, tingkat kekentalan, kesesuaian harga dengan manfaat produk, harga sebagai pertimbangan akhir, iklan, promosi penjualan, pemasaran langsung, kemudahan dalam mendapatkan produk, pelayanan, lokasi, kebiasaan,
profesi, pendidikan, penghasilan, gaya
hidup, rekan sekerja, teman dekat, teman sekomunitas, keyakinan, dorongan, persepsi, pengalaman. Pada tabel diatas terlihat bahwa hanya 8 faktor yang terbentuk, karena dengan satu factor angka eigen values masih
114
diatas 1, dengan 2 faktor eigen value masih diatas 1, dengan tiga factor angka masih diatas 1, empat factor masih diatas 1, lima factor eigen value masih diatas 1, enam factor masih diatas 1, tujuh factor masih diatas 1, delapan factor eigen value masih diatas 1, sembilan faktor sudah berada dibawah 1, oleh sebab itulah hanya terbatas 8 faktor. Tabel 4. 3 9 Componen Matriks Component Matrix
a
Component 1 Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Q7 Q8 Q9 Q10 Q11 Q12 Q13 Q14 Q15 Q16 Q18 Q19 Q21 Q22 Q23 Q24 Q25 Q26 Q27
2 ,443 ,511 ,572 ,418 ,590 ,502 ,505 ,429 ,602 ,403 ,422 ,438 ,458 ,316 ,300 ,381 ,300 ,438 ,302 ,466 ,389 ,491 ,471 ,500 ,524
3 ,088 ,080 -,063 ,048 -,062 ,074 ,412 ,358 ,190 ,008 ,482 -,091 -,212 ,382 ,514 ,517 ,277 -,246 -,342 -,542 -,502 -,500 -,424 -,159 ,034
4 ,296 ,170 -,262 -,201 -,049 -,326 -,142 -,323 -,167 -,311 ,177 -,044 -,273 ,305 ,247 ,138 ,376 -,284 ,551 ,488 ,258 ,058 -,291 -,143 ,360
5 -,368 -,387 ,446 ,606 ,023 ,272 -,346 -,228 ,146 ,099 -,226 ,304 -,250 ,195 -,024 ,154 ,069 -,156 ,287 ,118 -,143 -,226 -,163 -,183 ,100
6 ,168 ,043 ,201 ,206 -,432 -,258 ,101 ,201 -,001 ,212 ,094 -,122 -,085 ,493 -,055 -,023 -,443 -,013 -,045 ,136 ,291 ,089 ,126 -,431 -,239
7 -,469 -,449 -,217 -,348 -,122 -,011 ,109 ,321 ,047 ,394 -,126 -,008 ,094 -,037 ,304 ,244 ,103 -,122 ,235 ,043 ,361 ,079 ,020 ,061 -,079
8 -,001 ,116 -,233 -,111 -,074 -,046 -,349 -,341 ,393 ,534 ,227 -,157 -,008 -,014 -,070 ,110 -,002 ,330 ,140 -,151 -,270 ,237 -,065 -,182 ,026
-,108 -,009 ,154 ,053 ,339 ,118 -,178 ,026 -,184 -,051 ,096 -,616 -,455 -,036 ,185 ,173 ,071 ,150 -,083 ,079 ,085 ,061 ,303 ,013 -,174
Extraction Method: Principal Component Analysis. a. 8 components extracted.
Sumber: Hasil output SPSS Setelah diketahui bahwa delapan faktor adalah jumlah yang paling optimal. Maka tabel component matriks menunjukkan distribusi ke 25 variabel tersebut pada delapan faktor yang terbentuk. Sedangkan angkaangka yang ada pada tabel tersebut adalah factor loading, yang menunjukkan besarnya korelasi suatu variabel dengan faktor 1, faktor 2, faktor 3, faktor 4, faktor 5, faktor 6, faktor 7, faktor 8. Proses penentuan
115
variabel mana yang akan masuk ke faktor mana, dilakukan dengan melakukan perbandingan besar korelasi pada setiap baris. a. Citarasa (Q1) 1) korelasi antara Q1 dengan faktor 1 adalah 0,443 (cukup namun, lemah karena dibawah 0,5). 2) Korelasi antara Q1 dengan faktor 2 adalah 0,088 (lemah karena berada dibawah 0,5). 3) Korelasi antara Q1 dengan faktor 3 adalah 0,296 (sangat lemah dibawah 0,5). 4) Korelasi antara Q1 dengan faktor 4 adalah – 0,368 (sangat lemah dibawah 0,5). 5) Korelasi antara Q1 dengan faktor 5 adalah 0,168 (masih dibawah 0,5). 6) Korelasi antara Q1 dengan faktor 6 adalah – 0,486 (sangat lemah dibawah 0,5). 7) Korelasi antara Q1 dengan faktor 7 adalah – 0,001 (sangat lemah dibawah 0,5). 8) Korelasi antara Q1 dengan faktor 8 adalah 0,-108 ( sangat lemah dibawah 0,5). Demikian seterusnya untuk variabel selanjutnya untuk melihat distribusi ke dua puluh lima variabel yang terbentang didalam 8 faktor. Menurut Singgih Santoso (2004:45), menjelaskan bahwa Component Matrik menunjukkan distribusi variabel yang ada dengan faktor yang terbentuk. Sedangkan angka-
116
angka pada tabel Component Matrik adalah Factor Loading, yang menunjukkan besar korelasi antara suatu variabel dengan faktor-faktor yang ada. Tabel 4. 40 a Rotated Component Matrix
Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Q7 Q8 Q9 Q10 Q11 Q12 Q13 Q14 Q15 Q16 Q18 Q19 Q21 Q22 Q23 Q24 Q25 Q26 Q27
1 ,137 ,071 ,167 -,008 ,130 -,074 -,037 ,001 -,056 ,079 -,102 ,108 ,124 ,145 ,026 -,044 ,037 ,100 ,620 ,838 ,843 ,544 ,394 ,151 ,228
2 ,042 ,066 -,001 ,026 ,273 ,194 ,220 ,187 ,275 ,116 ,451 ,011 -,212 ,376 ,679 ,677 ,631 -,157 ,291 ,053 -,058 -,136 -,255 ,076 ,387
3 ,802 ,779 ,057 ,065 ,179 -,065 ,293 ,010 ,195 -,109 ,532 ,003 ,150 ,284 ,047 ,036 ,090 ,256 -,043 ,158 -,009 ,250 ,101 ,085 ,300
Component 4 5 ,050 -,003 ,045 ,175 ,812 ,177 ,857 -,001 ,264 ,694 ,434 ,452 ,043 ,088 ,123 ,086 ,242 ,090 ,083 -,037 ,028 -,037 ,267 ,051 -,084 ,263 ,344 -,478 -,016 -,007 ,154 -,022 -,065 ,251 ,120 ,374 ,007 -,043 ,181 ,092 -,019 ,051 -,052 ,265 ,224 ,423 -,004 ,645 ,104 ,180
6 ,094 ,066 ,160 -,037 -,003 ,113 ,743 ,807 ,060 ,117 ,164 ,075 ,311 ,170 ,283 ,170 -,098 -,015 -,353 -,147 ,259 -,028 ,231 ,204 -,117
7 -,051 ,089 ,107 ,078 ,047 ,210 ,016 ,139 ,597 ,836 ,214 ,060 ,312 ,057 ,005 ,202 -,114 ,494 ,087 -,063 ,031 ,410 ,282 ,042 ,008
8 ,098 ,044 ,075 ,132 ,005 ,155 ,208 ,002 ,307 ,061 -,086 ,786 ,512 ,012 -,076 -,039 ,163 -,066 ,268 ,122 ,004 ,029 -,178 ,241 ,401
Extraction Method: Principal Component Analysis. Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization. a. Rotation converged in 11 iterations.
Sumber: Hasil output SPSS Componen matrik hasil proses rotasi (rotated component matrik) memperlihatkan distribusi variabel yang lebih jelas dan nyata. Terlihat bahwa sekarang faktor loading yang dulunya kecil semakin diperkecil, dan factor loading yang besar semakin diperbesar. Dibawah ini akan dijelaskan akan masuk ke faktor mana sebuah variabel yang ada, yaitu:
117
a. Citarasa (Q1), faktor loading yang paling besar ada berada pada faktor 3 dengan nilai 0,802, hal itu berarti citarasa berada pada faktor 3. b. Aroma (Q2), faktor loading yang paling besar berada pada faktor 3 dengan nilai 0,779, hal itu berarti aroma berada pada faktor 3. c. Tingkat kepahitan (Q3), faktor loading yang paling besar berada pada faktor 4 dengan nilai 0,812, hal itu berarti tingkat kepahitan berada pada faktor 4. d. Warna (Q4), faktor loading yang paling besar berada pada faktor 4 0,857, hal itu berarti warna berada pada faktor 4. e. Tingkat kekentalan (Q5), faktor loading yang paling besar berada pada faktor 5 dengan nilai 0,694, hal itu berarti tingkat kekentalan berada pada faktor 5. f. Kesesuaian harga dengan manfaat produk (Q6), faktor loading yang paling besar berada pada faktor 5 dengan nilai 0,452, hal itu berarti kesesuaian harga dengan manfaat berada pada faktor 5. g. Harga sebagai pertimbangan akhir (Q7), faktor loading yang paling besar berada pada faktor 6 dengan nilai 0,743, hal itu berarti harga sebagai pertimbangan akhir berada pada faktor 6. h. Iklan (Q8), faktor loading yang paling besar berada pada faktor 6 dengan nilai 0,807, hal itu berarti iklan berada pada faktor 6. i. Promosi penjualan (Q9), faktor loading yang paling besar berada pada pada faktor 7, dengan nilai 0,597, hal itu berarti promosi penjualan berada pada faktor 5.
118
j. Pemasaran langsung (Q10), faktor loading yang paling besar berada pada faktor 7 dengan nilai 0,836, hal itu berarti pemasaran langsung berada pada faktor 7. k. Kemudahan dalam mendapatkan produk (Q11), faktor loading yang paling besar berada pada faktor 3 dengan nilai 0,532, hal itu berarti posisinya berada pada faktor 3. l. Pelayanan (Q12), faktor loading yang paling besar berada pada faktor 8 dengan nilai 0,786, hal itu berarti pelayanan berada pada faktor 8. m. Lokasi (Q13), faktor loading yang paling besar berada pada faktor 8 dengan nilai 0,512, hal itu berarti posisinya ada pada faktor 8. n. Kebiasaan (Q14), faktor loading yang paling besar berada pada faktor 2 dengan nilai 0,376, hal itu berarti kebiasaan ada pada faktor 2. o. Usia (Q15), faktor loading yang paling besar berada pada faktor 2 dengan nilai 0,679, hal itu berarti usia berada pada faktor 2. p. Profesi (Q16), faktor loading yang paling besar berada pada faktor 2 dengan nilai 0,677, hal itu berarti berada pada faktor 2. q. Penghasilan (Q18), faktor loading yang paling besar berada pada faktor 2 dengan nilai 0,631, hal itu berarti ada pada faktor 2. r. Gaya hidup (Q19), faktor loading yang paling besar berada pada faktor 7 dengan nilai 0,494, hal itu berarti ada faktor 7. s. Rekan sekerja (Q21), faktor loading yang paling besar ada pada faktor 1 dengan nilai 0,620, hal itu berarti termasuk dalam faktor 1.
119
t. Teman dekat (Q22), faktor loading yang paling besar ada pada faktor 1 dengan nilai 0,838, hal itu berarti berada pada faktor 1. u. Teman sekomunitas (Q23), faktor loading yang paling besar ada pada faktor 1 dengan nilai 0,843, hal itu berarti termasuk ke dalam faktor 1. v. Keyakinan (Q24), faktor loading yang paling besar ada pada faktor 1 dengan nilai 0,544, hal itu berarti ada pada faktor 1. w. Dorongan (Q25), faktor loading yang paling besar ada pada faktor 5 dengan nilai 0,423, hal itu berarti ada pada faktor 5. x. Persepsi (Q26), faktor loading yang paling besar ada pada faktor 5 dengan nilai 0,645 hal itu berarti termasuk ke dalam faktor 5. y. Pengalaman (Q27), faktor loading yang paling besar ada pada faktor 8 dengan nilai 0,401, hal itu berarti berada pada faktor 8. Dengan demikian, ke 25 variabel yang direduksi menjadi hanya terdiri dari 8 faktor, yaitu: a. Faktor 1 terdiri dari: rekan sekerja, teman dekat, teman sekomunitas, keyakinan. b. Faktor 2 terdiri dari: kebiasaan, usia, profesi, penghasilan. c. Faktor 3 terdiri dari: citarasa, aroma, dan kemudahan dalam mendapatkan produk. d. Faktor 4 terdiri dari: tingkat kepahitan, dan warna. e. Faktor 5 terdiri dari: tingkat kekentalan, kesesuaian harga dengan manfaat produk, dorongan, dan persepsi. f. Faktor 6 terdiri dari:harga sebagai pertimbangan akhir, iklan.
120
g. Faktor 7 terdiri dari: Promosi penjualan, dan pemasaran langsung h. Faktor 8 terdiri dari: pelayanan, lokasi, dan pengalaman. Menurut Singgih Santoso (2004:47), menjelaskan bahwa Component Matrik dari proses rotasi (Rotated Component Matrik) memperlihatkan distribusi variabel yang lebih jelas dan nyata. Dengan adanya proses rotasi faktor loading yang dulunya kecil semakin diperkecil, dan faktor loading yang besar semakin diperbesar. Tabel 4. 41 Component Transformation Matrix
Component 1 2 3 4 5 6 7 8
1 ,371 -,631 ,485 -,010 ,278 ,324 -,175 ,128
2 ,323 ,625 ,481 ,207 -,265 ,328 ,090 ,212
3 ,405 ,146 ,290 -,489 ,167 -,659 ,160 -,066
4 ,386 ,050 -,255 ,689 ,276 -,379 -,223 ,198
5 ,377 -,267 -,304 -,184 -,729 -,071 -,118 ,331
6 ,287 ,329 -,378 -,410 ,308 ,344 -,529 -,072
7 ,372 -,057 -,385 -,008 ,204 ,293 ,762 -,041
8 ,288 -,065 ,042 ,204 -,282 ,021 -,102 -,882
Extraction Method: Principal Component Analysis. Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization.
Sumber: Hasil output SPSS Dari tabel tersebut dapat dijelaskan bahwa pada diagonal faktor (componen) 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, (0,371, 0, 625, 0,290, 0,689, -0,729, 0,344, 0,762, -0,882). Angka dengan ditandai minus (“-“), hal tersebut menunjukkan arah korelasi. Sedangkan pada diagonal yang lain menunjukkan angka dibawah 0,5
yang menunjukkan adanya terdapat
komponen lain pada masing-masing faktor yang mempunyai korelasi lebih tinggi. Dan hanya tiga faktor yang angkanya diatas 0,5 yaitu: faktor 2 (componen 2), faktor 4 (componen 4), faktor 7 (componen 7), masingmasing angkanya: 0,625, 0,689, 0,762.
121
Pada faktor 1 (componen 3) terlihat angka yang lebih tinggi dari diagonanlnya (componen 1 ) yaitu 0,485, faktor 3 (componen 1) terlihat angka yang lebih besar dari diagonalnya (componen 3) yaitu 0,405. Berdasarkan terbentuknya, hanya tiga faktor yang pada diagonalnya nilainya diatas 0,5, hal itu sudah cukup mewakili dari kedelapan faktor yang terbentuk. 4. Interpretasi Atas Faktor Yang Telah Terbentuk Setelah melakukan faktoring dan rotasi, langkah atau tahap selanjutnya adalah menginterpretasikan faktor yang telah terbentuk. Hal ini dilakukan agar bisa mewakili variabel-variabel anggota faktor tersebut. Menurut Zaini Hasan dalam Fajar S. Saputro:2007, mengatakan pemberian nama dan konsep tiap faktor ditentukan berdasarkan makna umum variabel yang tercakup didalamnya. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa faktor sosial, faktor individu, faktor kemudahan dalam mendapatkan produk, faktor produk, faktor psikologis, faktor harga, faktor promosi, faktor distribusi. Sangat mempengaruhi konsumen.
Faktor sosial merupakan faktor yang sangat penting dalam proses konsumen dalam keputusan pembelian. Menurut Philip Kotler (2000:187), menjelaskan bahwa faktor social terdiri dari kelompok acuan, keluarga, serta peran dan status. Kelompok acuan terdiri dari keompok
122
atau sekumpulan orang yang memiliki pengaruh langsung atau
tidak
langsung
terhadap
sikap
atau
perilaku
seseorang. Keluarga merupakan organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat, dan telah menjadi obyek penelitian yang luas. Melihat obyek penelitian berupa konsumen yang melakukan pembelian kopi Kapal Api, dapat menjelaskan bahwa kelompok acuan yang terdiri dari sekelompok orang yang berpengaruh langsung bisa berasal dari teman kerja, teman dekat, teman sekomunitas, dapat saja mempengaruhi mereka untuk dapat membeli sebuah produk. Dan hal itu terbukti bahwa sebagian responden berpendapat bahwa mereka membeli kopi Kapal Api disebabkan adanya referensi dari kelompok acuan mereka. Sedangkan keluarga merupakan bagian yang terdekat dari konsumen, dalam kaitannya dengan pembelian Kopi Kapal Api, dapat dikatakan bahwa responden membeli kopi Kapal Api disebabkan adanya sebagian anggota keluarga yang mengkonsumsi produk kopi Kapal Api, dan itu menjadi sebuah referensi bagi
123
responden untuk melakukan pembelian produk kopi Kapal Api. Faktor individu atau pribadi, sangat berperan dominan pada internal konsumen dalam melakukan proses pembelian kopi Kapal Api. Menurut Philip Kotler (2000:191), menjelaskan banyak item yang menjadi bagian dari faktor individu yaitu: usia dan tahap siklus hidup, pekerjaan dan lingkungan ekonomi, gaya hidup, kepribadian dan konsep diri. Usia sangat menentukan bagi konsumen dalam mengkonsumsi kopi Kapal Api, bagi sebagian responden usia menjadi alasan mereka untuk minum kopi disebabkan alasan sudah dewasa. Sedangkan pekerjaan maupun pendidikan menjadi alasan mereka untuk minum kopi hal ini disebabkan mereka dalam kondisi lingkungan pekerjaan ataupun pendidikan mereka mendukung ke arah tersebut. Faktor Kemudahan dalam mendapatkan produk, sangat penting pula bagi konsumen. Dalam hal ini apabila sebuah produk sangat sulit di dapat maka konsumen akan enggan untuk membeli produk tersebut. Dalam hal ini ada kaitannya pula dengan produk kopi Kapal Api, kopi Kapal Api sangat mudah didapat hal ini terlihat dari banyaknya pendapat responden yang menyatakan demikian setuju. Faktor produk merupakan bagian yang sangat dominan dalam sebuah produk. Atribut produk kopi terlihat pada citarasanya, aromanya, warna airnya, tingkat kepahitanya, dan tingkat kekentalannya. Dari atribut inilah konsumen dapat menilai bahwa produk kopi tersebut itu berlualitas atau
124
tidak. Untuk itu kopi Kapal Api memiliki hal-hal tersebut dan itu menjadi daya tarik bagi konsumen untuk selalu membeli produk tersebut. Faktor Psikologis menjadi bagian penting dalam proses pembelian konsumen, menurut Philip Kotler (2000:196) menyatakan bahwa pilihan konsumen dalam membeli sebuah produk dapat dipengaruhi oleh bebrapa hal yaitu: motivasi (dorongan), persepsi, Pengalaman, dan keyakinan. Dalam kaitannya dengan obyek penelitian yaitu kopi bubuk Kapal Api, terlihat jelas dari responden bahwa mereka memiliki alasan yang berbedabeda dalam membeli kopi bubuk Kapal Api. Namun dalam hal ini menjadi sebuah kenyataan bahwa kondisi Psikologis seseorang konsumen menjadi sebuah pemicu mereka dalam membeli sebuah produk. Berdasarkan penelitian Ujianto dan Abdurrachaman (2002:49), dalam penelitiannya mereka menentukan faktor-faktor yang paling dominan dengan melihat pada total nilai varians pada tabel Total Variance Explained. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dan Dari hasil analisis secara keseluruhan, ternyata faktor-faktor yang paling dominan yang menimbulkan keputusan pembelian kopi bubuk Kapal Api, secara berurutan adalah; faktor sosial, yang merupakan faktor yang paling dominan dengan nilai varians 20,66 %, faktor pribadi, dengan nilai varians adalah 10,32 %, faktor kemudahan dalam mendapatkan produk dengan nilai varians 7,73 %, faktor produk dengan nilai varians adalah 6,65 %, faktor psikologis dengan nilai varians 5,22 %, faktor harga dengan nilai varians adalah 5,13 %, faktor promosi dengan nilai varians adalah 4,70 %,
125
dan faktor distribusi, yang merupakan faktor yang terakhir dengan nilai varians adalah 4,28 %.
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis dan pembahasan dari data tentang faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam keputusan pembelian kopi bubuk Kapal Api, maka dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa melalui analisis faktor dapat diperoleh 8 faktor, faktor tersebut: 1. Faktor 1 dinamakan Faktor Sosial yang terdiri dari atas Variabel: rekan sekerja dengan faktor loading 0,620, teman dekat
dengan faktor
loading 0,838, teman sekomunitas dengan faktor loading 0,843, dan keyakinan dengan faktor loading 0,544. 2. Faktor 2 dinamakan Faktor Pribadi atau individu, yang terdiri dari atas beberapa variabel yang meliputi: kebiasaan dengan faktor loading 0,376, usia (individu) dengan faktor loading 0,679, profesi dengan faktor loading 0,677, penghasilan dengan faktor loading 0, 631.
126
3. Faktor 3 dinamakan Faktor Kemudahan Dalam Mendapatkan Produk, yang terdiri dari beberapa variabel: Citarasa dengan faktor loading 0,802, aroma dengan faktor loading 0,779, dan kemudahan dalam mendapatkan produk dengan faktor loading 0,532. 4. Faktor 4 dinamakan Faktor Produk, yang terdiri atas beberapa variabel meliputi: Tingkat kepahitan
dengan faktor loading 0,812, warna
dengan faktor loading 0,857. 5. Faktor 5 dinamakan Faktor Psikologis, yang terdiri atas beberapa variabel yang meliputi: tingkat kekentalan dengan faktor loading 112manfaat produk dengan faktor loading 0,694, kesesuaian harga dan 0,452, dorongan dengan faktor loading 0,423, dan persepsi dengan faktor loading 0,645. 6. Faktor 6 dinamakan dengan Faktor Harga, yang terdiri atas beberapa variabel yang meliputi: Harga sebagai pertimbangan akhir dengan faktor loading 0,743, iklan dengan faktor loading 0,807. 7. Faktor 7 dinamakan dengan Faktor Promosi, yang terdiri atas beberapa variabel yang meliputi: Promosi penjualan dengan faktor loading 0,597, pemasaran langsung dengan faktor loading 0,836, gaya hidup dengan faktor loading 0,494. 8. Faktor 8 dinamakan dengan Faktor Distribusi, yang terdiri atas beberapa variabel yang meliputi: pelayanan dengan faktor loading 0,786, lokasi dengan faktor loading 0,512, dan pengalaman dengan faktor loading 0,401.
127
B. Implikasi
Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa faktor sosial, faktor individu, faktor kemudahan dalam mendapatkan produk, faktor produk, faktor psikologis, faktor harga, faktor promosi, faktor distribusi Sangat mempengaruhi konsumen dalam pembelian kopi bubuk Kapal Api. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengathui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam melakukan keputusan pembelian produk kopi bubuk, sebagai obyek produknya adalah kopi bubuk Kapal Api. Penelitian
yang
dilakukan
untuk
mengetahui
faktor-faktor
yang
mempengaruhi perilaku konsumen dalam pembelian kopi Kapal Api ini, penelitian ini pula dapat berimplikasi pada pihak-pihak tertentu seperti: 1. Perusahaan Dengan adanya penelitian ini maka dapat dijadikan acuan bagi perusahaan yang memproduksi produk kopi Kapal Api untuk dapat meningkatkan kinerjanya dalam mengetahui kebutuhan dan keinginan konsumen. Dan juga produsen dapat meningkatkan kinerja produknya sesuai dengan harapan konsumen. 2. Masyarakat, dengan adanya penelitian ini konsumen dapat mengetahui hal-hal yang menjadi penyebab mereka mau memutuskan untuk membeli produk kopi Kapal Api. Dari hasil penelitian dan didasarkan pada kesimpulan yang ada maka dapat dikemukakan beberapa hal-hal sebagai berikut ini:
128
1. mengingat bahwa 8 faktor yang mempengaruhi konsumen terhadap pembelian produk kopi bubuk Kapal Api, maka pihak produsen perlu memperhatikan hal-hal yang berhubungan dengan ke-8 faktor tersebut yaitu: faktor sosial, faktor pribadi atau individu, faktor kemudahan dalam mendaptkan produk, faktor produk, faktor psikologis, faktor harga, faktor promosi, faktor distribusi. Kedelapan faktor tersebut berasal dari dalam dan luar dari diri konsumen. 2. berkaitan dengan faktor sosial, faktor pribadi atau faktor individu, dan faktor kemudahan dalam mendapatkan produk. Yang paling dominan pada penelitian ini, maka produsen perlu lebih memperhatikan lagi pada hal-hal yang berkaitan dengan variabel-variabel dari ketiga faktor tersebut. 3. untuk mengantisipasi persaingan dengan produk yang sejenis, maka pihak produsen perlu lebih kreatif dan inovatif dalam memasarkan produknya kepada konsumen. Dengan demikian diharapkan para konsumen senantiasa tertarik untuk membeli produk kopi bubuk Kapal Api.
129
DAFTAR PUSTAKA Assauri, Sofjan. “ Manajemen Pemasaran”, PT Raja Grafindo Persada, 2004. Beerden, O. William, Dkk. “Marketing Principles and Perspective”, Edisi II, Mc graw Hill, New York, 2001. Hamid, Abdul. “ Pedoman Penulisan Skripsi”, FEIS, Jakarta, 2007. Kotler, Philip. “ Manajemen Pemasaran, Analisis, Perencanaan, Implementasi, Dan Pengendalian”, Salemba Empat, Jakarta, 2000. Kotler, Philip dan Susanto, A. B. “Manajemen Pemasaran di Indonesia”, Penerbit Salemba Empat, Jakarta, 2001. Kotler, Philip dan Amstrong. “ Marketing Manajemen” Prentice Hall, USA, 2000. Mulyono, Sri. “Statistik Untuk Ekonomi Dan Bisnis”, Edisi 3, Lembaga FEUI, Jakarta, 2005. Parubak, Benyamin, Armanu Thoyib, Agus Suman. “Analisis Faktor-Faktor Yang Dipertimbangkan konsumen Dalam Pembelian kain Donggala Di Kotamadya Palu”, FE Unibraw, Malang, 2001. Pawitan, Gandhi. “On Use Analysis In Analizing Service Quality Performance”, Parahyangan Catholic University, Bandung, 2008. Prasetijo, Ristiyanti dan Ihalauw, John. “Perilaku Konsumen”, Penerbit Andi, Yogyakarta, 2005. Prahalad, dan Varmestwary. “ Co Creation Competence Consumer”, Harvard Busssiness Review, USA, 2009. Priyono, Fredy Agus. “Analisis Faktor-Faktor Yang Dipertimbangkan Konsumen Dalam Membeli Minyak Goreng Ikan Dorang (Study Kasus Pada PT Ikan Dorang Surabaya)”, PPS UNTAG, Surabaya, 2001. Hariwijaya, M. Dan P. B. Triton. “ Pedoman Penulisan Proposal Dan Skripsi, Tugu Publisher, Yogyakarta, 2008. Rangkuti, Freddy.“ Measuring Consumer Satisfaction”, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2003. Saladin Djaslim. “ Manajemen Pemasaran, Analisis, Perencanaan, Pelaksanaan, dan pengendalian”, Linda Karya, Bandung, 2003.
130
Sarwono, Jonathan. “Analisis Data Menggunakan SPSS”, Penerbit Andi, Yogyakarta, 2006. Santoso, Singgih. “SPSS Analisis Multivariat, Statistik Non Parametrik, Latihan SPSS”, PT Elex Media Komputerindo, Jakarta, 2004. Scifman, dan Kanuk. “Consumer Behavior”, Prentice Hall, USA, 2000. Sugiyono. “Metode Penelitian Bisnis”. Penerbit Alfabeta, bandung, 2008. Sulistyawati, Eka, Multfiah, Titik, Dan Parubak, Armanu. “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Dalam Keputusan Pembelian Produk Patung Kayu Pada Toko Kerajinan (Art Shop) Di Kecamatan Sukawati, Gianyar, Bali”, FE Unibraw, Malang, 2001.
Suryo S. Fajar. “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Dalam Memilih Warnet”, FEIS UIN, Jakarta, 2007.
Sujoko. “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Dalam Keputusan Memakai Jasa Warnet Di Kota Jember”, UNTAG 45, Surabaya, 2002.
Supranto, J. “Analisis Multivariat Arti dan Interpretasi”, PT Andi Mahasatya, Jakarta, 2004.
131
Susana, Erni. “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prilaku Konsumen Dalam Membeli Film Kamera Merek Fuji Di Kotamadya Surabaya”, Untag, Surabaya, 2000.
Tedjakusuma, Ritawati, Hartini, Sri, Muryani. “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Dalam Pembelian Air Minum Mineral Di Kotamadya Surabaya, Universitas Airlangga, Surabaya, 2003.
Ujianto, Abdurrachman. “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kecenderungan Minat Beli Konsumen Sarung (Studi Kasus Konsumen Di Jawa Timur)”, Universitas Kristen Petra, Surabaya, 2003.
Wahyudian, Sumarwan, Ujang, Hartoyo.”Analisis Faktor-Faktor Yang mempengaruhi Konsumsi Kopi dan Analisis Pemetaan Beberapa Merek Kopi dan Implikasinya Pada Pemasaran Kopi”, Universitas Indonesia, Jakarta, 2002.
Rastini. “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Menginap Di Hotel Berbintang Tiga”, Untag, Surabaya, 2001.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
132
A. Lampiran I Uji Validitas
Scale Mean if Item Deleted 90,58
Scale Variance if Item Deleted 137,310
Corrected Item-Total Correlation ,638
Cronbach's Alpha if Item Deleted ,865
90,40
144,286
,408
,871
90,40 90,52
144,286 146,051
,397 ,326
,872 ,873
90,46 90,36 90,24 90,38 90,70 90,58
144,662 144,235 146,635 144,730 141,806 137,310
,369 ,400 ,307 ,388 ,494 ,638
,872 ,871 ,874 ,872 ,869 ,865
90,54 90,12 90,20 90,80
144,743 144,720 145,429 141,388
,340 ,406 ,320 ,550
,873 ,871 ,874 ,868
90,62 90,26 90,28 90,54 90,58
141,587 145,502 140,696 146,458 142,208
,459 ,338 ,531 ,318 ,440
,870 ,873 ,868 ,873 ,870
Q20 Q21 Q22
90,70 90,78
145,643 142,869
,375 ,426
,872 ,871
90,34
145,290
,375
,872
Q23
90,48 90,48 90,18
145,602 141,112 140,885
,294 ,517 ,565
,875 ,868 ,867
90,80 90,12
145,959 143,251
,313 ,510
,874 ,869
Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Q7 Q8 Q9 Q10 Q11 Q12 Q13 Q14 Q15 Q16 Q17 Q18 Q19
Q24 Q25 Q26 Q27
B. Lampiran II Uji Reliabilitas
Cronbach's Alpha
N of Items
133
,875
27
C. Lampiran III Deskriptif Statistik Responden 118
Keterangan
Frekuensi
Presentase
Pria Wanita Total
78 22 100
78 % 22 % 100
Keterangan
Frekuensi
Presentase
15-20 21-26 27-32 33-38 39-44 45-50
48 37 7 2 2 4
48 % 37 % 7% 2% 2% 4%
Total
100
100
Keterangan
Frekuensi
Presentase
Kadang Sering
56 44
56 % 44 %
134
Total
100
100
Keterangan
Frekuensi
Presentase
Aktif Pasif
36 64
36 % 64 %
Total
100
100
Q1
Valid
2 3 4 5 Total
Frequency 18 10 45 27 100
Percent 18,0 10,0 45,0 27,0 100,0
Valid Percent 18,0 10,0 45,0 27,0 100,0
Cumulative Percent 18,0 28,0 73,0 100,0
Q2
Valid
2 3 4 5 Total
Frequency 12 12 53 23 100
Percent 12,0 12,0 53,0 23,0 100,0
Valid Percent 12,0 12,0 53,0 23,0 100,0
Cumulative Percent 12,0 24,0 77,0 100,0
135
Q3
Valid
1 2 3 4 5 Total
Frequency 2 21 19 50 8 100
Percent 2,0 21,0 19,0 50,0 8,0 100,0
Valid Percent 2,0 21,0 19,0 50,0 8,0 100,0
Cumulative Percent 2,0 23,0 42,0 92,0 100,0
Q4
Valid
2 3 4 5 Total
Frequency 23 21 51 5 100
Percent 23,0 21,0 51,0 5,0 100,0
Valid Percent 23,0 21,0 51,0 5,0 100,0
Cumulative Percent 23,0 44,0 95,0 100,0
Q5
Valid
1 2 3 4 5 Total
Frequency 1 19 25 43 12 100
Percent 1,0 19,0 25,0 43,0 12,0 100,0
Valid Percent 1,0 19,0 25,0 43,0 12,0 100,0
Cumulative Percent 1,0 20,0 45,0 88,0 100,0
136
Q6
Valid
2 3 4 5 Total
Frequency 7 28 53 12 100
Percent 7,0 28,0 53,0 12,0 100,0
Valid Percent 7,0 28,0 53,0 12,0 100,0
Cumulative Percent 7,0 35,0 88,0 100,0
Q7
Valid
1 2 3 4 5 Total
Frequency 2 7 16 54 21 100
Percent 2,0 7,0 16,0 54,0 21,0 100,0
Valid Percent 2,0 7,0 16,0 54,0 21,0 100,0
Cumulative Percent 2,0 9,0 25,0 79,0 100,0
Q8
Valid
1 2 3 4 5 Total
Frequency 1 14 21 54 10 100
Percent 1,0 14,0 21,0 54,0 10,0 100,0
Valid Percent 1,0 14,0 21,0 54,0 10,0 100,0
Cumulative Percent 1,0 15,0 36,0 90,0 100,0
137
Q9
Valid
1 2 3 4 5 Total
Frequency 1 18 17 57 7 100
Percent 1,0 18,0 17,0 57,0 7,0 100,0
Valid Percent 1,0 18,0 17,0 57,0 7,0 100,0
Cumulative Percent 1,0 19,0 36,0 93,0 100,0
Q10
Valid
2 3 4 5 Total
Frequency 8 28 54 10 100
Percent 8,0 28,0 54,0 10,0 100,0
Valid Percent 8,0 28,0 54,0 10,0 100,0
Cumulative Percent 8,0 36,0 90,0 100,0
Q11
Valid
2 3 4 5 Total
Frequency 11 15 53 21 100
Percent 11,0 15,0 53,0 21,0 100,0
Valid Percent 11,0 15,0 53,0 21,0 100,0
Cumulative Percent 11,0 26,0 79,0 100,0
138
Q12
Valid
2 3 4 5 Total
Frequency 13 23 52 12 100
Percent 13,0 23,0 52,0 12,0 100,0
Valid Percent 13,0 23,0 52,0 12,0 100,0
Cumulative Percent 13,0 36,0 88,0 100,0
Q13
Valid
1 2 3 4 5 Total
Frequency 1 7 19 60 13 100
Percent 1,0 7,0 19,0 60,0 13,0 100,0
Valid Percent 1,0 7,0 19,0 60,0 13,0 100,0
Cumulative Percent 1,0 8,0 27,0 87,0 100,0
Q14
Valid
1 2 3 4 5 Total
Frequency 2 25 15 43 15 100
Percent 2,0 25,0 15,0 43,0 15,0 100,0
Valid Percent 2,0 25,0 15,0 43,0 15,0 100,0
Cumulative Percent 2,0 27,0 42,0 85,0 100,0
139
Q15
Valid
1 2 3 4 5 Total
Frequency 1 11 34 41 13 100
Percent 1,0 11,0 34,0 41,0 13,0 100,0
Valid Percent 1,0 11,0 34,0 41,0 13,0 100,0
Cumulative Percent 1,0 12,0 46,0 87,0 100,0
Q16
Valid
1 2 3 4 5 Total
Frequency 2 9 26 55 8 100
Percent 2,0 9,0 26,0 55,0 8,0 100,0
Valid Percent 2,0 9,0 26,0 55,0 8,0 100,0
Cumulative Percent 2,0 11,0 37,0 92,0 100,0
Q17
Valid
2 3 4 5 Total
Frequency 11 21 47 21 100
Percent 11,0 21,0 47,0 21,0 100,0
Valid Percent 11,0 21,0 47,0 21,0 100,0
Cumulative Percent 11,0 32,0 79,0 100,0
140
Q18
Valid
1 2 3 4 5 Total
Frequency 1 10 15 61 13 100
Percent 1,0 10,0 15,0 61,0 13,0 100,0
Valid Percent 1,0 10,0 15,0 61,0 13,0 100,0
Cumulative Percent 1,0 11,0 26,0 87,0 100,0
Q19
Valid
2 3 4 5 Total
Frequency 22 17 49 12 100
Percent 22,0 17,0 49,0 12,0 100,0
Valid Percent 22,0 17,0 49,0 12,0 100,0
Cumulative Percent 22,0 39,0 88,0 100,0
Q20
Valid
2 3 4 5 Total
Frequency 30 19 43 8 100
Percent 30,0 19,0 43,0 8,0 100,0
Valid Percent 30,0 19,0 43,0 8,0 100,0
Cumulative Percent 30,0 49,0 92,0 100,0
141
Q21
Valid
1 2 3 4 5 Total
Frequency 1 33 28 33 5 100
Percent 1,0 33,0 28,0 33,0 5,0 100,0
Valid Percent 1,0 33,0 28,0 33,0 5,0 100,0
Cumulative Percent 1,0 34,0 62,0 95,0 100,0
Q22
Valid
1 2 3 4 5 Total
Frequency 1 29 19 40 11 100
Percent 1,0 29,0 19,0 40,0 11,0 100,0
Valid Percent 1,0 29,0 19,0 40,0 11,0 100,0
Cumulative Percent 1,0 30,0 49,0 89,0 100,0
Q23
Valid
1 2 3 4 5 Total
Frequency 1 28 21 38 12 100
Percent 1,0 28,0 21,0 38,0 12,0 100,0
Valid Percent 1,0 28,0 21,0 38,0 12,0 100,0
Cumulative Percent 1,0 29,0 50,0 88,0 100,0
142
Q24
Valid
2 3 4 5 Total
Frequency 14 18 49 19 100
Percent 14,0 18,0 49,0 19,0 100,0
Valid Percent 14,0 18,0 49,0 19,0 100,0
Cumulative Percent 14,0 32,0 81,0 100,0
Q25
Valid
2 3 4 5 Total
Frequency 18 18 47 17 100
Percent 18,0 18,0 47,0 17,0 100,0
Valid Percent 18,0 18,0 47,0 17,0 100,0
Cumulative Percent 18,0 36,0 83,0 100,0
Q26
Valid
1 2 3 4 5 Total
Frequency 2 6 16 44 32 100
Percent 2,0 6,0 16,0 44,0 32,0 100,0
Valid Percent 2,0 6,0 16,0 44,0 32,0 100,0
Cumulative Percent 2,0 8,0 24,0 68,0 100,0
143
Q27
Valid
Frequency 17 28 48 7 100
2 3 4 5 Total
Percent 17,0 28,0 48,0 7,0 100,0
Valid Percent 17,0 28,0 48,0 7,0 100,0
Cumulative Percent 17,0 45,0 93,0 100,0
C. Lampiran IV Analisis Faktor
KMO and Bartlett's Test Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. Bartlett's Test of Sphericity
Approx. Chi-Square df Sig.
,666 876,152 351 ,000
KMO and Bartlett's Test Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. Bartlett's Test of Sphericity
Approx. Chi-Square df Sig.
,691 801,550 325 ,000
144
KMO and Bartlett's Test Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. Bartlett's Test of Sphericity
Approx. Chi-Square df Sig.
,700 766,591 300 ,000
145
Communalities Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Q7 Q8 Q9 Q10 Q11 Q12 Q13 Q14 Q15 Q16 Q18 Q19 Q21 Q22 Q23 Q24 Q25 Q26 Q27
Initial Extraction 1,000 ,687 1,000 ,663 1,000 ,764 1,000 ,763 1,000 ,677 1,000 ,521 1,000 ,741 1,000 ,728 1,000 ,638 1,000 ,757 1,000 ,579 1,000 ,713 1,000 ,614 1,000 ,623 1,000 ,550 1,000 ,557 1,000 ,524 1,000 ,503 1,000 ,677 1,000 ,812 1,000 ,786 1,000 ,619 1,000 ,624 1,000 ,553 1,000 ,510
Extraction Method: Principal Component Analysis.
146
Total Variance Explained
Extraction Sums of Squared LoadingsRotation Sums of Squared Loadings Initial Eigenvalues Component Total % of VarianceCumulative % Total % of VarianceCumulative % Total % of VarianceCumulative % 1 5,165 20,662 20,662 5,165 20,662 20,662 2,482 9,929 9,929 2 2,582 10,329 30,991 2,582 10,329 30,991 2,353 9,413 19,342 3 1,933 7,730 38,721 1,933 7,730 38,721 2,089 8,357 27,699 4 1,664 6,655 45,376 1,664 6,655 45,376 2,075 8,301 36,001 5 1,307 5,229 50,605 1,307 5,229 50,605 1,988 7,953 43,954 6 1,285 5,139 55,744 1,285 5,139 55,744 1,873 7,490 51,444 7 1,177 4,708 60,452 1,177 4,708 60,452 1,859 7,434 58,878 8 1,071 4,285 64,737 1,071 4,285 64,737 1,465 5,858 64,737 9 ,918 3,673 68,410 10 ,878 3,513 71,923 11 ,825 3,300 75,224 12 ,732 2,930 78,153 13 ,697 2,786 80,939 14 ,636 2,543 83,482 15 ,575 2,299 85,781 16 ,547 2,187 87,969 17 ,501 2,002 89,971 18 ,468 1,874 91,844 19 ,413 1,654 93,498 20 ,361 1,442 94,941 21 ,336 1,343 96,284 22 ,267 1,068 97,352 23 ,258 1,032 98,384 24 ,238 ,952 99,337 25 ,166 ,663 100,000 Extraction Method: Principal Component Analysis.
147
Component Matrixa
Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Q7 Q8 Q9 Q10 Q11 Q12 Q13 Q14 Q15 Q16 Q18 Q19 Q21 Q22 Q23 Q24 Q25 Q26 Q27
1 ,443 ,511 ,572 ,418 ,590 ,502 ,505 ,429 ,602 ,403 ,422 ,438 ,458 ,316 ,300 ,381 ,300 ,438 ,302 ,466 ,389 ,491 ,471 ,500 ,524
2 ,088 ,080 -,063 ,048 -,062 ,074 ,412 ,358 ,190 ,008 ,482 -,091 -,212 ,382 ,514 ,517 ,277 -,246 -,342 -,542 -,502 -,500 -,424 -,159 ,034
3 ,296 ,170 -,262 -,201 -,049 -,326 -,142 -,323 -,167 -,311 ,177 -,044 -,273 ,305 ,247 ,138 ,376 -,284 ,551 ,488 ,258 ,058 -,291 -,143 ,360
Component 4 5 -,368 ,168 -,387 ,043 ,446 ,201 ,606 ,206 ,023 -,432 ,272 -,258 -,346 ,101 -,228 ,201 ,146 -,001 ,099 ,212 -,226 ,094 ,304 -,122 -,250 -,085 ,195 ,493 -,024 -,055 ,154 -,023 ,069 -,443 -,156 -,013 ,287 -,045 ,118 ,136 -,143 ,291 -,226 ,089 -,163 ,126 -,183 -,431 ,100 -,239
6 -,469 -,449 -,217 -,348 -,122 -,011 ,109 ,321 ,047 ,394 -,126 -,008 ,094 -,037 ,304 ,244 ,103 -,122 ,235 ,043 ,361 ,079 ,020 ,061 -,079
7 -,001 ,116 -,233 -,111 -,074 -,046 -,349 -,341 ,393 ,534 ,227 -,157 -,008 -,014 -,070 ,110 -,002 ,330 ,140 -,151 -,270 ,237 -,065 -,182 ,026
8 -,108 -,009 ,154 ,053 ,339 ,118 -,178 ,026 -,184 -,051 ,096 -,616 -,455 -,036 ,185 ,173 ,071 ,150 -,083 ,079 ,085 ,061 ,303 ,013 -,174
Extraction Method: Principal Component Analysis. a. 8 components extracted.
148
a Rotated Component Matrix
Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Q7 Q8 Q9 Q10 Q11 Q12 Q13 Q14 Q15 Q16 Q18 Q19 Q21 Q22 Q23 Q24 Q25 Q26 Q27
1 ,137 ,071 ,167 -,008 ,130 -,074 -,037 ,001 -,056 ,079 -,102 ,108 ,124 ,145 ,026 -,044 ,037 ,100 ,620 ,838 ,843 ,544 ,394 ,151 ,228
2 ,042 ,066 -,001 ,026 ,273 ,194 ,220 ,187 ,275 ,116 ,451 ,011 -,212 ,376 ,679 ,677 ,631 -,157 ,291 ,053 -,058 -,136 -,255 ,076 ,387
3 ,802 ,779 ,057 ,065 ,179 -,065 ,293 ,010 ,195 -,109 ,532 ,003 ,150 ,284 ,047 ,036 ,090 ,256 -,043 ,158 -,009 ,250 ,101 ,085 ,300
Component 4 5 ,050 -,003 ,045 ,175 ,812 ,177 ,857 -,001 ,264 ,694 ,434 ,452 ,043 ,088 ,123 ,086 ,242 ,090 ,083 -,037 ,028 -,037 ,267 ,051 -,084 ,263 ,344 -,478 -,016 -,007 ,154 -,022 -,065 ,251 ,120 ,374 ,007 -,043 ,181 ,092 -,019 ,051 -,052 ,265 ,224 ,423 -,004 ,645 ,104 ,180
6 ,094 ,066 ,160 -,037 -,003 ,113 ,743 ,807 ,060 ,117 ,164 ,075 ,311 ,170 ,283 ,170 -,098 -,015 -,353 -,147 ,259 -,028 ,231 ,204 -,117
7 -,051 ,089 ,107 ,078 ,047 ,210 ,016 ,139 ,597 ,836 ,214 ,060 ,312 ,057 ,005 ,202 -,114 ,494 ,087 -,063 ,031 ,410 ,282 ,042 ,008
8 ,098 ,044 ,075 ,132 ,005 ,155 ,208 ,002 ,307 ,061 -,086 ,786 ,512 ,012 -,076 -,039 ,163 -,066 ,268 ,122 ,004 ,029 -,178 ,241 ,401
Extraction Method: Principal Component Analysis. Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization. a. Rotation converged in 11 iterations.
Component Transformation Matrix
Component 1 2 3 4 5 6 7 8
1 ,371 -,631 ,485 -,010 ,278 ,324 -,175 ,128
2 ,323 ,625 ,481 ,207 -,265 ,328 ,090 ,212
3 ,405 ,146 ,290 -,489 ,167 -,659 ,160 -,066
4 ,386 ,050 -,255 ,689 ,276 -,379 -,223 ,198
5 ,377 -,267 -,304 -,184 -,729 -,071 -,118 ,331
6 ,287 ,329 -,378 -,410 ,308 ,344 -,529 -,072
7 ,372 -,057 -,385 -,008 ,204 ,293 ,762 -,041
8 ,288 -,065 ,042 ,204 -,282 ,021 -,102 -,882
Extraction Method: Principal Component Analysis. Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization.
149
Component Plot in Rotated Space
1.0 Q15 Q18 Q16 Q11 Q21 Q14 Q5 Q10 Q6 Q3 Q22 Q1 Q23 Q26 Q12 Q2
Component 2
0.5
0.0
Q19Q13
Q25
-0.5
-1.0 -1.0
-0.5
0.0 0.5 Compone nt 1
1.0 1.0
0.5
0.0
-0.5
-1.0
t3 onen Comp
150
Scree Plot
6
5
Eigenvalue
4
3
2
1
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Component Number
151
152 Anti-image Matrices Anti-image Covariance Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Q7 Q8 Q9 Q10 Q11 Q12 Q13 Q14 Q15 Q16 Q18 Q19 Q21 Q22 Q23 Q24 Q25
Anti-image Correlation
Q26 Q27 Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Q7 Q8 Q9 Q10 Q11 Q12 Q13 Q14 Q15 Q16 Q18 Q19 Q21 Q22 Q23 Q24 Q25 Q26 Q27
Q1 ,567 -,226
Q2 -,226 ,542
Q3 ,030 -,044
Q4 ,010 ,061
Q5 ,052 -,107
Q6 -,016 ,021
Q7 -,074 -,047
Q8 -,010 ,027
Q9 -,097 ,075
Q10 ,146 -,080
Q11 -,017 -,142
Q12 -,009 ,003
Q13 ,022 -,085
Q14 -,050 -,051
,030 ,010 ,052 -,016
-,044 ,061 -,107 ,021
,439 -,238 -,005 -,071
-,238 ,457 -,071 -,039
-,005 -,071 ,534 -,154
-,071 -,039 -,154 ,561
-,015 ,047 ,043 -,117
-,003 -,079 ,018 ,041
-,070 ,038 -,076 -,031
,007 ,010 ,107 -,157
,006 -,060 -,099 ,121
-,024 -,120 ,008 ,010
,018 -,003 ,014 ,011
-,061 -,095 ,124 ,089
-,074 -,010 -,097
-,047 ,027 ,075
-,015 -,003 -,070
,047 -,079 ,038
,043 ,018 -,076
-,117 ,041 -,031
,454 -,217 ,018
-,217 ,507 -,105
,018 -,105 ,523
,032 -,023 -,195
-,085 ,044 -,054
-,084 ,107 -,067
-,024 -,046 -,069
-,030 ,060 -,064
,146 -,017 -,009
-,080 -,142 ,003
,007 ,006 -,024
,010 -,060 -,120
,107 -,099 ,008
-,157 ,121 ,010
,032 -,085 -,084
-,023 ,044 ,107
-,195 -,054 -,067
,603 -,034 ,011
-,034 ,530 ,102
,011 ,102 ,679
-,050 -,052 -,172
-,039 -,018 -,006
,022 -,050 -,027 ,000
-,085 -,051 ,044 ,057
,018 -,061 ,034 ,031
-,003 -,095 ,015 ,004
,014 ,124 -,107 -,004
,011 ,089 ,059 -,095
-,024 -,030 -,133 ,033
-,046 ,060 -,015 -,133
-,069 -,064 ,000 ,016
-,050 -,039 -,066 -,018
-,052 -,018 -,015 -,178
-,172 -,006 ,038 -,059
,668 ,079 ,054 ,059
,079 ,634 -,137 -,129
,027 -,061 ,036
-,038 -,015 -,035
-,064 -,006 -,001
,088 -,083 ,001
-,031 ,066 -,024
-,054 -,062 ,060
,107 ,030 ,048
-,025 ,053 ,068
-,026 -,060 -,047
,066 -,013 -,057
-,072 -,045 ,060
-,043 ,077 -,068
-,005 -,037 ,000
-,001 ,099 ,076
-,095 ,043 -,068
-,024 ,067 ,030
-,002 -,069 ,077
-,094 ,143 -,039
,007 -,033 -,059
-,008 -,007 ,107
,022 -,021 -,035
,058 -,116 ,047
-,034 ,135 -,059
,044 -,036 -,110
,064 -,080 ,000
,082 -,075 ,004
,012 -,064 -,004
,007 -,073 -,012
-,075 ,017 -,008 -,407
-,126 -,050 ,059 ,060
,088 ,062 ,032 ,021
-,083 -,154 ,004 ,095
-,023 ,045 -,130 -,029
,065 -,088 -,050 -,145
-,076 -,023 -,011 -,019
,048 ,017 -,026 -,177
-,054 ,031 ,050 ,249
,077 ,101 -,088 -,032
-,027 -,034 -,124 -,014
-,027 -,120 ,051 ,036
,000 ,017 -,109 -,084
-,407 ,060 ,021
,718a -,089 ,122
-,089 ,740a -,531
,122 -,531 ,563a
-,198 -,011 -,144
,038 -,143 -,077
-,095 -,035 ,104
,051 -,006 -,164
,141 -,146 ,077
-,140 ,013 ,018
-,266 ,012 -,123
,005 -,044 -,216
-,141 ,033 -,006
-,087 -,116 -,177
,095 -,029 -,145
-,198 ,038 -,095
-,011 -,143 -,035
-,144 -,077 ,104
,753a -,281 ,086
-,281 ,697a -,231
,086 -,231 ,709a
,034 ,077 -,453
-,144 -,056 ,036
,189 -,269 ,062
-,187 ,222 -,172
,013 ,016 -,151
,024 ,019 -,044
,213 ,149 -,056
-,019 -,177 ,249 -,032
,051 ,141 -,140 -,266
-,006 -,146 ,013 ,012
-,164 ,077 ,018 -,123
,034 -,144 ,189 -,187
,077 -,056 -,269 ,222
-,453 ,036 ,062 -,172
,653a -,205 -,042 ,085
-,205 ,764a -,346 -,102
-,042 -,346 ,641a -,060
,085 -,102 -,060 ,669a
,182 -,113 ,017 ,169
-,079 -,117 -,079 -,087
,105 -,112 -,063 -,031
-,014 ,036 -,084
,005 -,141 -,087
-,044 ,033 -,116
-,216 -,006 -,177
,013 ,024 ,213
,016 ,019 ,149
-,151 -,044 -,056
,182 -,079 ,105
-,113 -,117 -,112
,017 -,079 -,063
,169 -,087 -,031
,696a -,256 -,009
-,256 ,813a ,122
-,009 ,122 ,662a
-,045 -,001 ,042
,074 ,099 -,062
,064 ,059 -,114
,027 ,008 ,154
-,182 -,008 -,050
,098 -,162 -,086
-,246 ,062 ,189
-,026 -,238 -,042
,000 ,029 -,042
-,106 -,029 ,101
-,026 -,311 -,118
,057 -,091 -,062
,082 ,091 -,008
-,214 -,206 -,001
-,099 ,065 -,223 ,092
-,025 -,065 -,058 ,146
-,011 -,001 -,005 -,167
-,151 ,002 -,245 ,340
,110 -,045 ,018 -,072
-,101 ,111 -,019 -,015
,054 ,098 ,056 -,050
,091 ,132 ,143 -,260
-,102 -,089 -,083 ,300
-,020 -,101 ,100 -,074
-,075 ,114 ,154 -,177
,114 -,114 ,174 -,146
-,055 ,000 ,025 -,126
,151 ,131 ,016 -,147
-,124 ,035 ,036
,057 -,139 ,029
,161 -,258 -,095
-,080 ,177 ,116
-,111 -,153 -,266
,198 -,042 ,075
-,073 ,131 -,165
,092 -,145 -,042
-,112 ,091 ,030
-,196 -,094 ,051
,001 ,143 ,174
,006 -,044 -,052
-,007 -,045 -,185
-,021 -,001 ,027
,010
-,014
,115
,061
,007
-,225
-,095
-,020
-,047
,082
-,157
-,194
,080
-,177
,019 ,022 ,006 ,704a
a. Measures of Sampling Adequacy(MSA)
153
154
D. Lampiran V Kuesioner Penelitian
Assalamualaikum Wr. Wb. Segala puji syukur kita panjatkan kepada ALLAH SWT. yang telah memberikan nikmat kepada kita baik itu nikmat sehat dan nikmat iman serta islam. Sholawat kita hanturkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang atas ajaran dan jerih payahnya kita dapat memeluk agama Islam. Sehubungan adanya keperluan riset untuk keperluan saya agar dapat menuntaskan studi saya di UIN Syarif Hidayatullah, saya meminta kesediaan anda untuk menjadi Responden agar mau mengisi kuesioner yang saya buat, untuk keperluan riset bagi skripsi saya yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsumen Dalam Keputusan Pembelian Kopi Bubuk KAPAL API (Studi Kasus Pada Masyarakat Kecamatan Ciputat)”. Untuk itulah saya memohon kesediaan anda untuk mengisi kuesioner ini. Sekian dan atas kerja samanya, saya mengucapkan terima kasih.
TATO PRIHATNO
155
Kuesioner Penelitian: Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsumen Dalam Keputusan Pembelian Kopi Bubuk Kapal Api (Studi Kasus Pada Masyarakat Kecamatan Ciputat)
DATA RESPONDEN:
1. Nama: ………………………………………… 2. Alamat: ………………………………………. Kelurahan: ………………………………….. Rt/Rw: …../…… Kecamatan: ………………………………….. Kabupaten: ………………………………….. Propinsi: …………………………………….. 3. No. Contact: Telp: …………………………………….. Hp: ……………………………………… 4. Jenis kelamin:……………………….. 5. Usia:………………………………… 6. Intensitas minum kopi: Kadang / Sering (lingkarilah salah satu salah satu jawaban) 7. Intensitas mengkonsumsi produk kopi Kapal api: Aktif / Pasif (lingkarilah salah satu jawaban)
Petunjuk: 156
1. Silanglah jawaban atau lingkarilah jawaban yang dianggap benar. 2. Alternatif jawaban yang tersedia pada kuesioner, silahkan anda pilih yang dianggap benar. 3. Keterangan: (SS) = Sangat Setuju, (S) = Setuju, (R) = Ragu, (TS) = Tidak Setuju, (STS) = Sangat Tidak Setuju.
Pertanyaan
1. Produk kopi bubuk yang anda konsumsi memiliki cita rasa yang khas, dan membuat anda terkesan dengan cita rasa yang khas tersebut. (SS)
(S)
(R)
(TS)
(STS)
2. Aroma produk kopi bubuk yang anda konsumsi terasa sangat khas, sehingga membuat anda dapat lebih menikmati kopi bubuk yang anda konsumsi. (SS)
(S)
(R)
(TS)
(STS)
3. Kopi bubuk yang anda konsumsi memiliki tingkat rasa pahit yang khas, dan rasa pahit itu cocok dengan selera anda. (SS)
(S)
(R)
(TS)
(STS)
4. Warna air kopi bubuk yang anda konsumsi berwarna coklat kehitam-hitaman, dan anda tertarik dengan warna air pada kopi bubuk yang anda konsumsi. (SS)
(S)
(R)
(TS)
(STS)
5. Produk kopi bubuk yang anda konsumsi mempunyai tingkat kekentalan atau kepekatan yang khas, dan tingkat kekentalan atau kepekatan tersebut sangat cocok dengan selera anda. (SS)
(S)
(R)
(TS)
(STS)
157
6. Produk kopi bubuk yang anda beli dengan tingkat harga tertentu, telah sesuai dengan manfaat yang anda peroleh setelah anda mengkonsumsi produk kopi bubuk tersebut. (SS)
(S)
(R)
(TS)
(STS)
7. Harga produk kopi bubuk yang ditawarkan oleh produsen untuk saudara konsumsi, dapat anda beli dengan harga yang terjangkau. (SS)
(S)
(R)
(TS)
(STS)
8. Iklan yang ada di Televisi atau pun radio tentang produk kopi bubuk, membuat anda memperoleh informasi tentang produk tersebut, sehingga anda dapat membeli produk kopi bubuk tersebut. (SS)
(S)
(R)
(TS)
(STS)
9. Dengan adanya promosi penjualan yang dilakukan produsen kopi mengakibatkan banyak yang mengkonsumsi produk kopi bubuk tersebut. (SS)
(S)
(R)
(TS)
(STS)
10. Melalui kegiatan pemasaran langsung produk kopi bubuk yang dilakukan oleh produsen, membuat banyak yang menjadi konsumen produk kopi bubuk tersebut. (SS)
(S)
(R)
(TS)
(STS)
11. Produk kopi bubuk yang anda konsumsi sangat banyak tersedia di warung, toko, dan mini market. (SS)
(S)
(R)
(TS)
(STS)
12. Dalam melakukan pembelian kopi bubuk anda mendapatkan pelayanan yang baik oleh penjual. (SS)
(S)
(R)
(TS)
(STS)
158
13. Lokasi atau tempat anda melakukan pembelian kopi bubuk mudah anda jangka, sehingga oleh sebab itu anda selalu melakukan pembelian ulang produk kopi bubuk tersebut. (SS)
(S)
(R)
(TS)
(STS)
14. Kebiasaan dalam mengkonsumsi kopi bubuk (kapal api) yang dilakukan setiap hari menjadikan seseorang ketagihan dalam mengkonsumsi kopi bubuk. (SS)
(S)
(R)
(TS)
(STS)
15. Usia remaja merupakan usia dimana seseorang mulai menjadi konsumen kopi. sedangkan usia dewasa seseorang sudah menjadi konsumen kopi yang aktif. (SS)
(S)
(R)
(TS)
(STS)
16. Seseorang yang bekerja di lapangan (luar ruang) minum kopi untuk menghilangkan rasa lelahnya setelah bergelut dengan pekerjaanya, seseorang yang bekerja di dalam ruang (kantor) yang setiap hari berhadapan dengan komputer atau mesin ketik minum kopi untuk menghilangkan rasa lelah pada matanya, sedangkan seseorang yang bekerja pada waktu malam hari minum kopi untuk menghilangkan rasa kantuknya. Hal ini mengindikasikan bahwa seseorang terbiasa minum kopi salah satu alasanya disebabkan oleh profesi yang mereka geluti. (SS)
(S)
(R)
(TS)
(STS)
17. Banyak remaja usia sekolah SMP, SMA, ataupun Mahasiswa yang terbiasa minum kopi untuk menciptakan suasana yang santai, mereka minum kopi untuk membantu mereka agar dapat mudah dalam berkonsentrasi (berdasarkan penelitian kopi mengandung Kaffein yang dapat memacu kerja otak dan syaraf sehingga dapat membantu agar mudah berkonsentrasi) dalam pelajaran atau dalam mengerjakan tugas mereka. Adanya alasan faktor tugas atau kesibukan
159
pendidikan mereka disekolah dan kuliah tersebut, membuat banyak dikalangan remaja usia sekolah dan para mahasiswa yang minum kopi. (SS)
(S)
(R)
(TS)
(STS)
18. Tingkat penghasilan seseorang sangatlah berbeda-beda, hal ini membuat kebutuhan belanja mereka haruslah disesuaikan dengan tingkat penghasilan mereka. Dari hal tersebut mengindikasikan bahwa tingkat penghasilan mempengaruhi kebutuhan belanja atau pembelian mereka. (SS)
(S)
19. berkembangnya
(R)
kedai-kedai
(TS)
kopi
salah
(STS)
satunya
adalah
Starbukcs,
mengidikasikan bahwa minuman kopi adalah minuman yang dapat menjadi sebuah trend gaya hidup seseorang,.. Adanya kebiasaan merokok yang menjadi trend gaya hidup, sebagian kalangan menambahkan trend tersebut dengan merokok dan sambil minum kopi, atau sebagaian kalangan minum kopi untuk membantu mereka dalam menciptakan suasana santai. Dari beberapa alasan tersebut kemungkinan itu terjadi pada diri anda, bahwa anda memiliki kebiasaan seperti itu, oleh sebab itu minum kopi menjadi sebuah trend gaya hidup bagian yang tak terlepas dari aktivitas anda dalam keseharian. (SS)
(S)
(R)
(TS)
(STS)
20. Keluarga anda adalah referensi anda dalam melakukan pembelian sebuah produk. (SS)
(S)
(R)
(TS)
(STS)
21. Rekan sekerja anda adalah referensi anda dalam melakukan pembelian sebuah produk kopi bubuk Kapal Api. (SS)
(S)
(R)
(TS)
(STS)
160
22. Teman dekat anda adalah referensi anda dalam melakukan pembelian sebuah produk kopi bubuk Kapal Api. (SS)
(S)
(R)
(TS)
(STS)
23. Teman sekomunitas anda adalah referensi anda dalam melakukan pembelian sebuah produk kopi bubuk kapal Api. (SS)
(S)
(R)
(TS)
(STS)
24. Dalam keyakinan anda, dengan mengkonsumsi kopi akan membuat pikiran anda terasa segar. Dan anda berkeyakinan pula dengan minum kopi akan membebaskan anda dari rasa kantuk. (SS)
(S)
(R)
(TS)
(STS)
25. Dalam minuman kopi mengandung Kaffein yang dapat memacu kerja otak dan syaraf, oleh sebab itu, dengan secangkir kopi di pagi hari dapat memacu aktivitas kerja. Dorongan dalam diri anda, untuk minum kopi dapat agar anda semangat dalam melakukan aktivitas kerja anda. (SS)
(S)
(R)
(TS)
(STS)
26. dari sebuah penelitian bahwa dari berbagai aroma kopi, dapat menghasilkan beberapa sugesti yang dapat menimbulkan sebuah persepsi, diantaranya; kopi hitam dapat membantu dalam merangsang berpikir relistis, kopi pahit dapat menjadi sebuah aroma yang berguna bagi terapi seseorang yang kecanduan minuman keras, kopi dengan berbagai rasa seperti; mocca, cappuccino, susu, serta dengan menambahkan krim, dapat menimbulkan suasana santai dan senang. Dengan demikian dalam diri anda berpendapat bahwa minum kopi dapat membantu anda dalam suasan yang santai atau senang. (SS)
(S)
(R)
(TS)
(STS)
161
27. Saat pertama kali anda minum kopi anda merasakan kenyamanan, yang anda rasakan saat anda meminum kopi tersebut. (SS)
(S)
(R)
(TS)
(STS)
162
163
164
165
166
167
168
169