ANALISIS EVALUASI PROGRAM “SELAMAT PAGI DOKTER” DI LPP TVRI
NATALIA DESSY CHRISTANTI Marketing Communication, School of Economic and Communication, Binus University. Jln. K.H. Syahdan No. 9, Palmerah, Jakarta Barat, 11480. Telp. (62-21) 534 5830,
[email protected] Natalia Dessy Christanti, Rahmat Edi Irawan, S.Pd., M.I.Kom
ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apa saja tahap evaluasi program pada program “Selamat Pagi Dokter”, mengetahui apa yang menjadi kekuatan, kelemahan, ancaman, dan peluang dari program “Selamat Pagi Dokter”, dan juga mengetahui apa latar belakang perubahan program “Selamat Pagi Dokter” menjadi “Halo Dokter” di LPP TVRI. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan wawancara semi terstruktur, observasi non partisipan dan dokumentasi dalam mengumpulkan data-data di lapangan. Analisis dilakukan dengan teknik pengodean. Hasil yang dicapai adalah penulis memperoleh banyak ilmu selama proses penelitian dan pengumpulan data. Selain itu penulis mampu mengungkapkan apa yang menjadi tujuan penelitian. Simpulan dari penelitian ini adalah evaluasi program terdiri dari dua tingkat yaitu evaluasi harian dan periodik. Kekuatan program “Selamat Pagi Dokter” terletak pada live interaktif dan konten non komersial, kelemahan program terdapat pada durasi yang singkat, peluang dari program adalah konsep program yang terstruktur tanpa unsur komersial, ancamannya berasal dari TV lain yang menampilkan acara sejenis dengan kemasan yang lebih menarik dan mewah. Sebuah perubahan program pada dasarnya hanya ingin memperbaiki kesalahan yang ada dari hasil evaluasi tersebut dan membuat acara menjadi lebih baik dengan melakukan modifikasi. (NDC) Kata Kunci: Analisis, Evaluasi program, Selamat Pagi Dokter, LPP TVRI.
The purpose of this research was to determine what are the stages of program evaluation on the program “Selamat Pagi Dokter”, to determine what is the strength, weakness, threat, and opportunity of the program “Selamat Pagi Dokter”, and to find out the background of changes in the program “Selamat Pagi Dokter” to “Halo Dokter” at LPP TVRI. The research method used was a qualitative research using semi structured interviews, non-participant observation and documentation in collecting data on the field. Analyses were performed with a coding technique. The result achieved is the author gained a lot of knowledge during the research dan data collecting. Moreover, the authors were able to reveal what the objectives of the study. Conclusion of this research is the evaluation of the program consist of two levels, namely daily and periodic evaluations. The strength of the program “Selamat Pagi Dokter” is located in a live interactive and non-commercial content, the weakness of the program contained in the duration which is rather short, the opportunity of this program is a structured program concept without any commercial element, the threat comes from another TV that displays similar program with more attractive and luxurious packaging. The changes of a program basically just to fix errors from evaluation results and make the program better by making modifications. (NDC) Keywords: Analysis, Program evaluation, Selamat Pagi Dokter, LPP TVRI.
1
PENDAHULUAN
Media massa memiliki tiga fungsi dasar, yaitu fungsi informatif, fungsi edukatif, dan fungsi hiburan. Media massa adalah alat-alat dalam komunikasi yang bisa menyebarkan pesan secara serempak, cepat kepada audience yang luas dan heterogen (Nurudin, 2009). Salah satu media massa adalah televisi yang memiliki fungsi menyebarkan pesan atau informasi kepada khalayak dengan menggunakan suara, gambar dan tulisan. Sesuai dengan undang-undang penyiaran nomor 24 tahun 1997, Bab II pasal 5 berbunyi “Penyiaran mempunyai fungsi sebagai media informasi dan penerangan, pendidikan, dan hiburan, yang memperkuat ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, serta pertahanan dan keamanan.” Program siaran TVRI sebagai televisi publik yang mengacu kepada fungsi pelayanan umum dalam arti melaksanakan fungsi penyiaran secara universal, komprehensif, tidak memihak, akurat, berkualitas dan bervariasi serta relevan dengan keinginan dan kebutuhan masyarakat (Suwardi, 2012). Berbeda dengan stasiun swasta yang bersifat komersil, TVRI sebagai stasiun televisi pertama yang mengudara di layar kaca pada tanggal 24 Agustus tahun 1962, masih mempertahankan eksitensinya sebagai televisi publik. Sejak tanggal 24 Agustus 2006, berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2002 tentang penyiaran, TVRI ditetapkan sebagai Lembaga Penyiaran Publik yang berbentuk badan hukum yang didirikan oleh negara. Peraturan Pemerintah RI Nomor 13 Tahun 2005 menetapkan bahwa tugas TVRI adalah memberikan pelayanan informasi, pendidikan dan hiburan yang sehat, kontrol dan perekat sosial, serta melestarikan budaya bangsa untuk kepentingan seluruh lapisan masyarakat melalui penyelenggaraan penyiaran televisi yang menjangkau seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Salah satu tayangan yang bermanfaat bagi masyarakat adalah tayangan tentang kesehatan. Kesehatan merupakan unsur terpenting sekaligus menjadi pilar utama dalam membangun sebuah bangsa. Terlebih banyak masyarakat kita yang kurang memperhatikan masalah kesehatan karena terbentur oleh masalah biaya, oleh sebab itu sudah selayaknya kesehatan, khususnya kesehatan masyarakat mendapat prioritas utama dalam kehidupan berbangsa di Indonesia, sehingga sangat diperlukan informasi yang benar dan tepat dalam mengatasi setiap permasalahan seputar kesehatan masyarakat. TVRI sebagai media pelayanan publik berkewajiban memberikan informasi seputar kesehatan dalam program acara “Selamat Pagi Dokter” yang diharapkan dapat memberikan kontribusi positif bagi masyarakat Indonesia. Program acara “Selamat Pagi Dokter” adalah program acara live berdurasi 30 menit yang disiarkan secara nasional, disertai dengan segmen interaktif melalui telephone, twitter, dan email. Segmen interaktif andalan dalam program acara “Selamat Pagi Dokter” ini adalah telephone, karena siapa pun di seluruh Indonesia dapat langsung bertanya atau berkonsultasi secara gratis melalui line telephone mengenai masalah kesehatan kepada narasumber atau dokter ahli yang disesuaikan dengan topik yang diangkat pada hari itu. Telephone interaktif ini juga lebih efektif karena masyarakat dapat berbica langsung secara detail kepada narasumber, dibandingan dengan segmen interaktif yang berada di program tandingan yang hanya memberikan segmen interkatif melalui email atau twitter, yang tentu saja tidak semuanya bisa terjawab dengan maksimal. Program tandingan yang dimaksud adalah program DR. Oz yang ditayangkan pada salah satu stasiun tv swasta di Indonesia, dimana program tersebut juga memiliki banyak unsur hiburan melalui artis-artis sebagai narasumber maupun pembawa acara. Pada program DR. Oz juga mengandung unsur promosi, sponsor, dan iklan suatu produkproduk kesehatan tertentu. Menyajikan program acara yang bermuatan kesehatan tidak semudah menyajikan program acara bermuatan hiburan, diperlukan banyak persiapan khusus yang lebih rumit. Persiapan khusus tersebut misalnya, kebenaran informasi kesehatan yang ditayangkan, menentukan pembawa acara yang ahli di bidang kesehatan, hukum yang mendasari tayangan tersebut seperti undang-undang tentang kesehatan, menentukan narasumber yang tepat, dan lain sebagainya. Berdasarkan uraian di atas dapat dipastikan bahwa proses produksi program acara “Selamat Pagi Dokter” memerlukan tahapan yang panjang dan rumit. Pada dasarnya seluruh kegiatan produksi terdiri dari tiga tahap, yaitu pra produksi, produksi, dan pasca produksi. Tahap pra produksi merupakan tahap awal dimana ide, konsep, dan perencanaan
2
program acara dibuat. Setelah tahapan pra produksi selesai, maka dimulailah proses produksi. Pada akhir rangkaian produksi ada tahap pasca produksi, jika program acara yang dibuat bukan siaran langsung maka dilanjutan dengan tahap editing, screening, dan evaluasi, akan tetapi jika tayangan tersebut merupakan siaran langsung maka akan di lanjutkan dengan tahap evaluasi. Tahap evaluasi ini merupakan salah satu tahapan yang penting dalam sebuah rangkaian produksi, sebab pada tahap evaluasi dapat terlihat seberapa jauh sebuah rencana dan tujuan sudah dapat dicapai atau diwujudkan oleh stasiun penyiaran, departemen, dan karyawan (Morrisan, 2013:354). Tahap evaluasi juga digunakan untuk melihat kelebihan dan kekurangan program, sehingga dapat menjadi acuan untuk terus mempertahankan kelebihan program dan memperbaiki kekurangan program. Kekurangan program dapat diatasi dengan melakukan modifikasi, misalnya merubah set dekorasi, menambahkan atau mengganti pembawa acara, menambah atau mengganti segmen, dsb. Modifikasi bisa dilakukan lebih dari sekali, bahkan berulang kali demi tercapainya kesuksesan sebuah program. Modifikasi yang sudah terlampau sering dilakukan namun tidak membawa kemajuan untuk program tersebut, maka program tersebut dapat saja dihentikan dan diganti dengan program yang baru. Program baru tersebut bisa saja konsep programnya tetap sama namun dengan judul dan pembawaan yang berbeda, namun tak jarang pula tim produksi membuat program baru yang lebih menarik dan inovatif, sebab program di televisi senantiasa berganti dan digantikan dengan program baru.
METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini metode kualitatif yang digunakan adalah metode studi kasus. Studi kasus merupakan studi mendalam terhadap satu kelompok orang atau peristiwa yang berbentuk deskripsi. Terdapat tiga langkah dasar dalam melakukan sebuah studi kasus yaitu pengumpulan data, analisis, dan menulis (Bungin, 2014). Hal yang menarik dalam sebuah metode studi kasus adalah peneliti memiliki kebebasan untuk menganalisis objek penelitiannya Peneliti menggunakan jenis metode penelitian studi kasus karena lebih tepat untuk menganalisis evaluasi progam acara. Di mana evaluasi program acara tersebut membutuhkan studi mendalam yang membutuhan proses cukup lama dengan mengkonstruk dan membangun realitas sesuai dengan fakta yang peneliti lihat pada saat melakukan penelitian dan kemudian dijabarkan dalam bentuk deskripsi. Teknik pengumpulan data adalah cara peneliti memperoleh data yang kemudian akan diteliti. Dalam penelitian kualitatif, data yang dikumpulkan harus mendalam, jelas dan spesifik. Pengumpulan data dibagi menjadi dua kategori, yaitu data primer yang diperoleh dari hasil observasi dan wawancara yang didukung dengan data sekunder berupa dokumentasi. Metode pengumpulan data kualitatif menggunakan metode pengamatan yang umumnya digunakan dalam tradisi kualitatif seperti wawancara mendalam, observasi, dll (Bungin, 2014). Data Primer 1. Observasi Cara yang dilakukan untuk mengkaji proses dan perilaku dengan menggunakan mata dan telinga sebagai jendela untuk merekam data (Suwartono, 2014). Observasi dibagi menjadi dua jenis, yaitu obervasi partisipan dan observasi langsung. 1) Observasi Non-partisipan Observasi non-partisipan adalah observasi yang menjadikan peneliti sebagai penonton atau penyaksi terhadap segala atau kejadian yang menjadi topik penelitian. Dalam observasi jenis ini, peneliti melihat atau mendengarkan pada situasi sosial tertentu tanpa partisipasi aktif di dalamnya. Peneliti berada jauh dari fenomena topik yang diteliti. Observasi non-partisipan memiliki kelebihan dari sudut objektivitas, karena jauhnya peneliti dari fenomena topik yang diteliti mengurangi bias pengaruh peneliti pada fenomena tersebut. Akan tetapi, observasi non-partisipan juga dapat menyulitkan peneliti dalam memahami hakikat situasi atau dalam memahami semua aspek dari topik penelitian, karena peneliti tidak dapat membaca makna yang terkandung dalam perilaku, gerak, ungkapan, dan wajah mereka.
3
2. Wawancara Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Moleong, 2013). 1) Wawancara semi-terstruktur; wawancara ini lebih mengarah kepada sebuah pembicaraan, hanya berdasarkan poin-poin pembicaraan yang kemudian dikembangkan oleh pewawancara. Teknik wawancara ini juga paling banyak digunakan karena tidak terlalu santai namun terarah, sehingga dapat memenuhi kebutuhan data yang ingin diperoleh. Data Sekunder 1. Dokumentasi Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen yang digunakan peneliti disini berupa foto, gambar, data-data tertulis, rundown program, konsep program, dll. Dokumen digunakan dalam penelitian sebagai sumber data karena dokumen berguna untuk menguji, menafsirkan, bahkan untuk meramalkan. Dokumentasi seperti desain program, rundown program, video program “Selamat Pagi Dokter” digunakan untuk melengkapi hasil penelitian melalui wawancara semi terstruktur dan observasi.
HASIL DAN BAHASAN Hal-hal yang dievaluasi dalam program Selamat Pagi Dokter adalah seputar masalah anggaran yang dibahas bersama dengan pimpinan, untuk melihat apakah anggaran yang disiapkan sudah mencukupi. Pimpinan memberikan dana yang telah diperhitungkan dan dirasa cukup akan tetapi pihak produksi menolak dan meminta anggaran lebih, karena anggaran yang kurang juga akan menghambat kelancaran proses produksi. Hal seperti tanggung jawab atau job desc dari masing-masing kru juga perlu dievaluasi agar bisa dilihat apakah sudah berjalan dengan baik, hal lain seperti dalam hal pengetikan nama-nama yang muncul pada saat siaran seperti nama host, narasumber atau dokter, dan kru juga mendapatkan evaluasi agar apabila ada kesalahan tidak terulang dikemudian hari. Dalam sebuah produksi kerjasama antar tim produksi dan atasan memang harus berjalan dengan satu visi dan misi yang sama. Selain itu sebagai kru produksi memang sudah seharusnya memiliki tanggung jawab terhadap pekerjaannya. Jika dikaitkan dengan teori baik itu executive producer, produser, juru kamera, penata cahaya, penulis skrip memang telah memiliki tanggung jawab masing-masing. Tanggung jawab sebagai pembuat dan penyaji tayangan yang bermanfaat untuk para penontonnya. Seharusnya mereka memiliki kesadaran untuk tanggung tersebut walaupun memang adanya rasa kurang puas terhadap gaji yang mereka terima. Hal lain yang dievaluasi biasanya seputar adegan-adegan yang ada dalam program Selamat Pagi Dokter perlu penambahan atau tidak agar tidak bosan dan ada inovasi. Dalam proses evaluasi program Selamat Pagi Dokter juga menggunakan sebuah rumusan yaitu talam. Talam memiliki kata lain baki, yang dimaksudkan adalah dalam menyuguhkan sebuah tayangan haruslah dengan cara yang sopan dan baik dengan menggunakan filosofi baki tersebut. Talam memiliki uraian T (Teknik), A (Artistik), L (Logika), A (Estetika), M (Moral). Ke lima hal tersebutlah yang menjadi bahan evaluasi dalam evaluasi program Selamat Pagi Dokter. Dari segi teknik, yang dievaluasi adalah berupa output gambar dan audio sudah bagus atau masih jelek, perpindahan gambar smooth atau kasar. Artistik melihat perpaduan kostum baik host maupun narasumber cocok atau tidak dengan set studio. Logika, evaluasi yang dilakukan dengan melihat kecocokan logis atau tidaknya sebuah talk show kesehatan bila menggunakan set seperti set musik dengan lampu pernak-pernik, lebih baik jika dibuat set seperti set dialog. Estetika, melihat perpaduan warna-warna set studio dipadukan dengan lampu-lampu. Moral, hal ini lah yang dianggap berat karena erat kaitannya dengan peraturan dari KPI. Secara medis menampilkan gambar atau alat praga yang berkaitan dengan masalah kesehatan kelamin dianggap hal wajar, akan tetapi KPI memiliki aturan yang tegas untuk tidak memperbolehkan adanya tayangan bermuatan seksual pada
4
pagi hari. Program Selamat Pagi Dokter tayang pada pukul 09.00 WIB sedangkan aturan dari KPI, untuk tayangan talk show yang bermuatan seks diperbolehkan tayang pukul 22.00-03.00 WIB. Berdasarkan teori evaluasi kegiatan evaluasi biasanya dilakukan secara berkala atau periodik oleh seorang manajer umum, dengan demikian ia dapat membandingkan hasil kinerja dengan hasil kinerja yang telah direncanakan, jika setelah dievaluasi hasilnya tidak sama atau kurang baik, maka diperlukan langkah-langkah perbaikan. Tahapan evaluasi program di TVRI memiliki tingkat yang beragam, yang peratama adalah evaluasi harian di mana evaluasi ini merupakan evaluasi rutin yang membahas kesalahan-kesalahan atau hal-hal yang terjadi selama produksi. Tim yang mengikuti kegiatan ini pun juga sangat terbatas skalanya, hanya bagian internal drama yang ikut memproduksi acara “Selamat Pagi Dokter” saja. Tahap kedua adalah evaluasi bulanan yang melibatkan tim drama secara keseluruhan dan gugus kendali mutu dengan memutarkan rekaman dari “Selamat Pagi Dokter” untuk ditinja masih layak tidaknya acara ini berlangsung. Dalam sebuah tahap evaluasi, membutuhkan sebuah proses yang tidak bisa dikatakan sebentar, karena membutuhkan ketelitian dalam mengoreksi kesalahan-kesalahan. Dalam mengevaluasi program pun dibutuhkan tahap-tahap agar evaluasi berjalan secara sistematis dan terstruktur. Begitu pula dalam mengevaluasi program acara “Selamat Pagi Dokter”. Pada awalnya mendapatkan informasi atau saran dari masyarakat kemudian berasal dari hasil evaluasi harian dan periodik dengan gugus kendali mutu, kemudian mendebatkan dengan pimpinan di mana judul “Selamat Pagi Dokter” dianggap sudah tidak layak. Timbul pro dan kontra di dalam tim drama, karena beberapa orang beranggapan bahawa judul “Selamat Pagi Dokter” sudah popular. Setelah melalui musyawarah dan mufakat akhirnya dapat terselesaikan. Kemudian masuk ke level yang lebih tinggi yaitu persetujuan dengan direktur program. Kekuatan (Strengths) Menurut pengamatan saya Program acara “Selamat Pagi Dokter” merupakan program talk show kesehatan yang dapat memberikan informasi mengenai kesehatan kepada masyarakat di seluruh Indonesia secara gratis. Terlebih LPP TVRI sebagai Lembaga Penyiaran Publik yang senantiasa memberikan pelayanan untuk masyarakat. “Selamat Pagi Dokter” tidak hanya memberikan informasi mengenai kesehatan namun terdapat segmen interaktif di mana penonton dapat langsung menelpon dan bertanya langsung kepada dokter yang menjadi narasumber. Tema yang disajikan pun juga bermacam-macam, dari mulai penyakit ringan, penyakit berat, baik untuk dewasa, manula, bahkan anak-anak. Selain itu program acara “Selamat Pagi Dokter” jauh dari kata komersil atau mencari keuntungan, tidak seperti acara kesehatan di televisi lain yang banyak menampilkan produk-produk sponsor atau iklan. Program acara “Selamat Pagi Dokter” ini merupakan talk show live interaktif yang dipandu oleh seorang host dan memungkinkan penontonnya untuk berkonsultasi langsung secara gratis kepada dokter ahli sesuai dengan tema yang diangkat pada hari tersebut. Sesuai dengan teori talk show yang mengatakan bahwa talk show merupakan acara interaktif yang dipandu oleh seorang host membahas suatu topik dengan narasumber, salah satu topik yang dibahas adalah kesehatan. Program acara “Selamat Pagi Dokter” juga memiliki jangkauan siaran secara nasional yang dapat ditonton oleh seluruh masyarakat Indonesia. Berdasarkan teori, kekuatan (strength) adalah kemampuan atau kekuatan yang dapat dilakukan oleh perusahaan atau organisasi dari hasil kinerja yang baik. Oleh karena itu kekuatan dari program “Selamat Pagi Dokter” baik dari segi non komersialnya, live interaktifnya, dan jangkauan nasionalnya harus terus dipertahankan dan ditingkatkan dalam program generasi berikutnya yaitu pada program “Halo Dokter”. Kelemahan (Weakness) Program “Selamat Pagi Dokter” memiliki kelemahan yaitu durasi. Dengan durasi hanya 30 menit untuk talk show yang memiliki segmen interaktif sangatlah singkat. Sehingga informasi yang disampaikan tidak terlalu mendalam dan kurang lengkap. Durasi tersebut erat kaitannya dengan anggaran yang jumlahnya sangat terbatas bahkan kadang kurang, sehingga waktu yang diberikan untuk talk show kesehatan ini hanya 30 menit.
5
Program acara “Selamat Pagi Dokter” tidak memiliki narasumber yang terjadwal, sehingga narasumber yang diundang dipilih secara acak menyesuaikan jadwal narasumber, akibatnya program ini tidak memiliki plot jadwal tema yang akan dibahas. Sehingga tema atau topik yang diperbincangkan terkesan teracak dan tidak berpola. Kelemahan (weakness) adalah sesuatu yang menghalangi perusahaan atau unit dikarenakan kinerja yang kurang baik. Hal ini menjadi faktor yang perlu diperhatikan dan segera ditangani oleh perusahaan atau organisasi. Kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan adalah anggaran, dengan anggaran negara yang terbatas, sehingga kreatifitas juga terhambat, baik urusan teknis maupun non teknis dibuat dengan sesederhana mungkin. Hal tersebutlah seharusnya segera ditangani dengan serius dan didiskusikan bersama dengan direksi terkait. Peluang (Opportunities) Peluang “Selamat Pagi Dokter” masih sangatlah banyak, di mana program ini sangat berbeda dengan program-program acara kesehatan di TV lain yang strukturnya masih berantakan dan tidak berkonsep. Dibandingkan dengan itu “Selamat Pagi Dokter” memiliki konsep yang sudah jelas dan tidak ada unsur komersial di dalamnya, sehingga masyarakat yang menonton pun tidak merasa terbebani atau bahkan terganggu oleh hal tersebut. Peluang lain adalah durasi, durasi yang masih 30 menit dapat diubah menjadi 1 jam sehingga masyarakat Indonesia mendapat lebih banyak kesempatan untuk mendapatkan informasi kesehatan. Terlebih ini adalah talk show interaktif yang disiarkan secara live. Peluang (Opportunities) adalah tren, gaya, peristiwa, dan gagasan yang tercipta dari kemampuan perusahaan atau organisasi itu sendiri. Dari pengertian tersebut TVRI sebagai Lembaga Penyiaran Publik yang memang didasari dengan keinginan untuk memberikan pelayanan bagi masyarakat Indonesia sebaiknya segera membicarakan bersama dengan tim drama dan direksi terkait untuk membahas masalah penambahan durasi, dari yang tadinya 30 menit diubah menjadi 1 jam. Ancaman (Threats) Ancaman dari program acara “Selamat Pagi Dokter” adalah banyaknya TV TV swasta yang membuat acara sejenis dengan tampilan yang lebih bagus. Bahkan terkadang masyarakat kita ini telah dibutakan oleh hiburan yang tidak bermutu atau berbobot, misalnya dengan bintang tamu yang berwajah cantik atau tampan, sehingga membuat penoton tidak lagi memperhatikan konten kesehatannya namun lebih memperhatikan ke arah hiburan, sehingga hal tersebut juga bisa menjadi ancaman bagi program “Selamat Pagi Dokter”. Ancaman lain datang dari dalam TVRI yaitu anggran, anggaran yang sangat terbatas membuat TVRI tidak dapat memproduksi program “Selamat Pagi Dokter” dengan maksimal. Sehingga set, dekorasi, lighting menjadi kurang indah. Bahkan untu mengundang narasumber yang berkualitas pun terkadang tidak mampu. Host pun juga jadi sangat terbatas hanya dr. Lula Kamal dan dr. Yanthi Mirandasari saja, padahal banyak host yang memiliki kualifikasi lebih bagus yang berpotensi untuk mengangkat program “Selamat Pagi Dokter” ini. Tapi karena anggaran yang terbatas tadi, maka produksi pun jadi kurang maksimal, sehingga tampilan dari program “Selamat Pagi Dokter” bisa kalah dengan TV swasta yang menampilkannya dengan mewah dan lebih menarik. Evaluasi merupakan akhir dari tahapan sebuah produksi. Proses pengawasan dan evaluasi menentukan seberapa jauh suatu rencana dan tujuan sudah dapat dicapai atau diwujudkan oleh stasiun penyiaran, departemen, dan karyawan (Morrisan, 2013). Perubahan atau modifikasi program acara televisi merupakan hal yang wajar, terlebih sekarang ini audiens sangat kritis dalam menilai sebuah program. Hal tersebut mengaharuskan televisi terus berinovasi dan melahirkan program-program baru yang mampu menarik hati pemirsa. Program yang bermutu dan mampu memberikan informasi akan sangat diminati terlebih jika program tersebut mampu dikemas secara menarik. Dari situlah TVRI sebagai Lembaga Penyiaran Publik juga senantiasa berinovasi dengan membuat atau memperbaharui sebuah program. Untuk menjadi sebuah program yang baik, tentunya tayangan tersebut harus mampu memenuhi kebutuhan para penontonnya. Dalam pengamatan saya, program Selamat Pagi Dokter belum mampu memenuhi kebutuhan penontonnya karena keterbatasan durasi sehingga kebutuhan penonton akan informasi yang lengkap dan mendalam kurang dapat terpenuhi, terlihat dari masih banyaknya pertanyaan dari para penelepon yang tidak dapat terjawab oleh dokter ahli. Hal tersebut dapat dilihat
6
melalui banyaknya jumlah missed call yang tertera pada unit pesawat telepon yang ada di ruang interaktif. LPP TVRI adalah televisi publik, yang seutuhnya mendedikasikan siarannya untuk masyarakat, tolak ukur baik tidaknya program Selamat Pagi Dokter bukan melalui share dan rating akan tetapi melalui respon dari masyarakat yang masih ingin mendapat informasi tapi tidak bisa terjawab karena permasalahan durasi. Latar belakang sebuah perubahan program selalu didasari pada keinginan untuk membuat program menjadi lebih baik lagi. Bebagai macam judul, bentuk dan konsep dibicarakan bersama-sama. Terlebih menyangkut masalah waktu di Indonesia yang dibedakan dengan 3 zona waktu. Oleh sebab itu, judul “Selamat Pagi Dokter” dianggap teralu diskriminatif, sebab tayangan ini dinikmati oleh seluruh persada nusantara. Sehingga apabila orang Irian menontonnya akan tetapi judulnya “Selamat Pagi Dokter” padahal disana sudah siang, hal tersebut dianggap tidak etis. Oleh sebab itu munculah pencetusan sebuah nama baru yang dianggap lebih netral dan mampu mewakili seluruh zona waktu yang ada di Indonesia.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 1.Program acara “Selamat Pagi Dokter” terdapat tingkatan yang beragam. Tingkat pertama yaitu evaluasi harian yang sifatnya ringan dan dilakukan oleh tim produksi inti saja. Tujuannya adalah untuk mengkoreksi kesalahan-kesalahan pada saat produksi yang masih terjadi, dengan demikian diharapkan kesalahan tersebut tidak diulang lagi diproduksi yang akan datang. Tahapan lain adalah tahap evaluasi bulanan yang melibatkan tim khusus dari TVRI yaitu gugus kendali mutu bersama dengan tim produksi “Selamat Pagi Dokter”. Pada tahap ini dilakukan peninjauan secara mendalam dan detail, diawali dengan pemutaran salah satu episode “Selamat Pagi Dokter” kemudian dibahas secara rinci dan mendalam. Setelah melalui proses itu diputuskan bahwa program “Selamat Pagi Dokter” harus mengalami pembaharuan program, tentu banyak pro dan kontra dari tim produksi drama, tidak semua tim drama menyetujui, namun setelah diuraikan satu per satu alasan dan tujuan, mulailah tim drama dapat menerima keputusan tersebut kemudian baru mengajukan persetujuan dengan direksi program dan berita. 2.Kekuatan program acara “Selamat Pagi Dokter” adalah program ini mampu menyuguhkan acara kesehatan yang gratis dan kaya akan informasi kesehatan, di mana semua lapisan masyarakat di Indonesia bisa menontonnya. Terdapat segmen interaktif di mana penonton dapat langsung menelpon dan bertanya langsung kepada dokter yang menjadi narasumber. Tema yang disajikan pun juga bermacam-macam, dari mulai penyakit ringan, penyakit berat, baik untuk dewasa, manula, bahkan anak-anak. Kelemahan program terletak pada durasi, di mana durasi yang hanya 30 menit dianggap kurang mampu untuk memberikan kebutuhan informasi kesehatan kepada masyarakat. Anggaran yang terbatas juga termasuk kelemahan program ini, karena dapat menghambat kelancaran proses produksi. Peluang program acara “Selamat Pagi Dokter” tentu masih sangat banyak, karena tidak banyak program acara sejenis yang mampu menyajikan informasi kesehatan tanpa ada unsur komersial. TVRI sebagai Lembaga Penyiaran Publik memiliki peluang untuk senantiasa memberikan tontonan yang bermanfaat tanpa dibatasi untuk mencari keuntungan secara materi. Konsep acaranya pun terstruktur dengan baik, sehingga apa yang disajikan menjadi jelas dan fokus pada satu masalah kesehatan tertentu sesuai topik yang diangkat. Ancaman pada program acara “Selamat Pagi Dokter” tentu berasal dari program acara sejenis yang menampilkan acara dengan lebih menarik dengan host yang lebih menarik dengan wajah cantik atau tampan dan set yang lebih mewah, sehingga minat penoton untuk menyaksikan acara tersebut menjadi tinggi walaupun terkadang acara tersebut justru menjadi tidak fokus terhadap penyampaian informasi kesehatan.
7
3.Latar belakang perubahan program pada dasarnya hanya ingin membuat program menjadi lebih baik. Judul Selamat Pagi Dokter juga dirasa kurang netral untuk mewakili seluruh masyarakat Indonesia, mengingat negara Indonesia terbagi menjadi tiga zona waktu. Pada saat Indonesia barat masih pagi akan tetapi di Indonesia timur sudah siang, hal tersebut juga menjadi pertimbangan perubahan judul yang dianggap lebih netral. Memperbaiki kekurangan-kekurangan pada program sebelumnya agar dapat menyajikan tayangan yang terbaik untuk masyarakat Indonesia. Begitu pula dengan perubahan program acara “Selamat Pagi Dokter”, dalam program acara ini masih terdapat banyak kekurangan yang harus diperbaiki dan kemudian disempurnakan dengan konsep yang baru dan segar melalui program acara “Halo Dokter”. Saran 1.Sebaiknya komukasi antar tim produksi drama lebih ditingkatkan agar tim menjadi lebih kompak sehingga tidak menghambat proses-proses yang ada. 2.Sebaiknya produser memperkaya ide dengan lebih banyak menonton acara-acara dari televisi lain, bisa dari tv swasta maupun tv cable. Tujuannya agar ide-ide untuk memperbaharui program lebih segar dan inspiratif namun tidak keluar dari batasan pola acara TVRI. 3.Untuk pembaca atau peneliti lain hendaknya mampu menggali lebih dalam kegiatan evaluasi sebuah program acara tujuannya agar bisa lebih peka terhadap kesalahan-kesalahan dalam produksi dan dapat dengan mudah mencegah dan mengatasinya. 4.Untuk masyarakat umum hendaknya senantiasa menjadi penonton yang cerdas agar mampu mengkritisi sebuah tontonan yang ada di televisi dan kemudian dapat menyalurkan kritik dan saran yang membangun untuk membuat program acara tersebut menjadi lebih baik lagi.
REFERENSI Afrizal. (2014). Metode Penelitian Kualitatif: Sebuah Upaya Mendukung Penggunaan Penelitian Kualitatif dalam Berbagai Disiplin Ilmu. Jakarta: RajaGrafindo Persada. Ardianto E., Komala L., Karlinah S. (2014). Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Edisi Revisi. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Ardianto E., Q-Anees B. (2011). Filsafat Ilmu Komunikasi. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Basrowi, Suwandi. (2008). Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta. Biagi, S. alih bahasa oleh Irfan M., Mahendra W. W. (2010). Media/Impact: Pengantar Media Massa. Jakarta: Salemba Humanika. Bungin, B. (2014). Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya. Edisi Kedua. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Djamal H., Fachruddin A. (2011). Dasar-dasar Penyiaran: Sejarah, Organisasi, Operasional, dan Organisasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Effendy, O. U. (2011). Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek.Bandung: Remaja Rosdakarya. Effendy, O. U. (2003). Kamus Komunikasi. Bandung: Mandar Maju. Fachruddin, A. (2012). Dasar-Dasar Produksi Televisi: Produksi Berita, Feature, Laporan Investigasi, Dokumenter, dan Teknik Editing. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Moleong, L. J. (2013). Metode Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi. Bandung: Remaja Rosdakarya. Morissan. (2013). Manajemen Media Penyiaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Mufid, M. (2007). Komunikasi dan Regulasi Penyiaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Nurudin. (2009). Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: RajaGrafindo Persada. Rakhmat, J. (2007). Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya. Suwardi, P. (2012). Bab XI TVRI Selayang Pandang. TVRI 50 Tahun Mengawal Persatuan. Jakarta: Wartapena. Suwartono. (2014). Dasar-Dasar Metodologi Penelitian. Jakarta: Andi Offset. Vivian, J. alih bahasa oleh Wibowo, T. (2008). Teori Komunikasi Massa. Edisi Kedelapan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. West R., Turner L.H. alih bahasa oleh Maria Natalia Damayanti Maer. (2008). Teori Komunikasi Analisis dan Aplikasi. Buku 1. Edisi 3. Jakarta: Salemba Humanika. Wibowo, F. (2007). Teknik Produksi Program Televisi. Yogyakarta: Pinus Book Publisher.
8
E-Journal Yudhientia, T. (2013). Strategi Manajemen Programming Pada Stasiun Televisi Swasta Lokal JTV Surabaya. Jurnal Universitas Airlangga (Online), Vol. 1, No. 2. http://journal.unair.ac.id/article_4673_media137_category8.html (diakses 10 Maret 2015) Sumirat,S. Sulisyaningtyas, I. (2014). Proses Evaluasi Program Media Relations Pada Aktivitas Press Conference di PT. Televisi Transformasi Indonesia (TRANS TV). Jurnal Universitas Atma Jaya Yogyakarta (Online). http://e-journal.uajy.ac.id/4648/ (diakses 11 Juni 2015) Frost, C. (2012). Ofcom: An Evaluation of UK Broadcast Journalism Regulation of News and Current Affairs. Ethical Space: The International Journal of Communication Ethics (Online), Vol 9, No.1. http://www.communicationethics.net/journal/v9n1/v9n1_feat1.pdf (diakses 23 Maret 2015) Wagman, I. (2013). Global Formats and Canadian Television:The Case of Deal or No Deal. The "Greening" of Communication (Online), Vol 38, No. 4. http://www.cjc-online.ca/index.php/journal/issue/view/145/showToc (diakses 12 Juni 2015) Asquith, K. Hearn, A. (2012). Promotional Prime Time: “Advertainment,” Internal Network Promotion, and the Future of Canadian Television. Practices of Persuasion (Online),Vol 37, No. 2. http://www.cjc-online.ca/index.php/journal/issue/view/139/showToc (diakses 12 Juni 2015) Internet http://www.tvri.co.id/ (diakses 16 April 2015) http://www.kpi.go.id/download/regulasi/UU%20No.%2032%20Tahun%202002%20tentang%20%20 Penyiaran.pdf (diakses 6 September 2015)
RIWAYAT PENULIS Natalia Dessy Christanti lahir di kota Solo pada tanggal 27 Desember 1993. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Ilmu Komunikasi pada tahun 2015.
9