ANALISIS EVALUASI PROGRAM KOMEDI “KOMPLEK CEPLAS-CEPLOS” DI LPP TVRI ELFIZIA CARINA Marketing Communication, School of Economic and Communication, Binus University. Jln. K.H. Syahdan No. 9, Palmerah, Jakarta Barat, 11480. Telp. (62-21) 534 5830,
[email protected] Elfizia Carina, Rahmat Edi Irawan S.Pd., M.I.Kom
Abstract Research explained about the analysis comedy program of “Komplek Ceplas-Ceplos”. The research methodology used is case study. Data is collected through observation, interview and literature study. Furthermore, data analysis used in this research was encoding. The result of this observation was to get the analysis evaluation of the program comedy “Komplek CeplasCeplos”. The conclusion of “Komplek Ceplas-Ceplos” program is giving priority to the content and good quality to society, but due to the new leader program this program does not have approval to produced. Keyword: Analysis Evaluation, Program Comedy ‘Komplek ceplas-ceplos’, LPP TVRI
Abstrak Penelitian menjelaskan mengenai analisis evaluasi program komedi ‘Komplek Ceplas-Ceplos’. Metode Penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Data diperoleh melalui observasi, wawancara dan studi pustaka. Analisis Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengkodean. Hasil yang dicapai, mengetahui hasil analisis evaluasi program komedi ‘Komplek Ceplas-Ceplos’. Simpulan, program komedi ‘Komplek Ceplas-Ceplos’ mengutamakan isi dan kualitas dari sebuah program untuk memberikan manfaat yang baik bagi masyarakat namun karena adanya pergantian pemimpin program yang baru, program ini tidak mendapat persetujuan untuk diproduksi kembali. Kata kunci: Analisis Evaluasi, Program Komedi ‘Komplek Ceplas-Ceplos’, LPP TVRI
PENDAHULUAN Televisi merupakan salah satu jenis media komunikasi massa elektronik yang canggih. Salah satu keunggulan televisi adalah penyajian gambar dan suara secara bersamaan, karena inilah masyarakat menjadi lebih mudah dalam menerima informasi dan menjadi salah satu alasan masyarakat lebih memilih televisi sebagai media sumber informasi dan hiburan daripada media lainnya. Seiring dengan perkembangan jaman, televisi pun ikut berkembang dalam hal penayangannya. Jika dahulu televisi sangat berperan penting dalam hal edukasi dan informasi, sekarang televisi mempunyai tayangan yang sangat beragam, salah satunya sebagai media hiburan atau entertainment. Permintaan masyarakat terhadap suatu program di televisi membuat masing-masing dari setiap stasiun televisi menyajikan sebuah program yang dianggap dapat menarik minat dari penonton, baik soft news maupun hard news ataupun entertainment. Banyaknya stasiun televisi beserta program-program yang disiarkannya membuat masyarakat menjadi membutuhkan sebuah media dengan isi program yang menghibur serta memberikan informasi yang beragam. Berkembangnya masyarakat pada saat ini membuat stasiun televisi juga ikut berkembang dalam menyiarkan sebuah program untuk penontonnya, stasiun televisi pada saat ini memilih untuk menyiarkan sebuah program hiburan karena program hiburan dirasa akan banyak diminati oleh masyarakat. Hal ini sesuai dengan salah satu fungsi dari televisi yaitu sebagai media hiburan. Berbagai jenis program-program yang disiarkan oleh setiap stasiun televisi untuk menghibur penonton adalah program sinetron, musik, komedi, game show, variety show, talk show dan lain-lain. Persaingan program yang sedang terjadi saat ini adalah program hiburan atau entertainment, salah satunya adalah yang berbentuk komedi dimana setiap masing-masing dari stasiun televisi selalu mempunyai kreasi serta ide cerita sendiri untuk dikembangkan menjadi sebuah program hiburan yang menarik untuk disajikan. Program acara komedi merupakan sebuah acara yang mengutamakan sebuah candaan yang diutarakan oleh para pemerannya dengan tujuan untuk menghibur para penonton. Persaingan antar stasiun televisi membuat isi program acara hiburan yang menyertakan kekerasan, sindiran, dan bullying dianggap dapat memenuhi selera penonton, dapat kita lihat pada program acara komedi situasi Opera Van Java di Trans 7, program ini berbentuk komedi situasi dengan membawakan sebuah cerita-cerita yang ada di masyarakat yang diperankan oleh pemeran dengan cerita dan gaya penampilan yang menghibur walaupun terkadang terjadi candaan fisik maupun sindiran yang dilakukan antar pemeran. Persaingan televisi beserta program-program entertainment-nya membuat setiap stasiun televisi lebih mengutamakan banyaknya penonton yang menonton program tersebut dibandingkan dengan memberikan sebuah program yang berkualitas (mendidik dan menghibur) karena dengan berhasil menarik banyaknya penonton dari program tersebut maka program tersebut akan terbilang sukses dalam menghibur penonton meskipun terkadang isi program tersebut tidak mendidik. Persaingan tidak hanya terjadi pada televisi swasta, melainkan TVRI yang sekarang menjadi LPP TVRI (Lembaga Penyiaran Publik) TVRI juga memproduksi dan menyajikan program-program acara yang sangat bermanfaat dalam hal edukasi, informasi dan hiburan bagi penonton. Salah satunya adalah program acara komedi situasi “Komplek Ceplas-Ceplos”. Program dengan bentuk komedi situasi sudah sangat lama menjadi andalan beberapa stasiun televisi seperti Extravaganza di Trans Tv, Ngelaba di TPI dan lainnya, namun ada yang berbeda dari program komedi Komplek Ceplas-Ceplos ini, dimana program ini lebih mengutamakan sebuah program komedi yang mendidik namun tetap menghibur dengan membatasi perkataan yang kasar maupun candaan fisik yang dilakukan oleh pemerannya dengan latar atau set panggung disesuaikan dengan tema per episode dengan jalan cerita yang diimprovisasi oleh pemeran sehingga membuat penonton merasa terhibur dan tidak terlalu terpaku terhadap jalannya cerita. Proses produksi dari program komedi Komplek Ceplas-Ceplos ini terdiri dari 3 tahap yaitu tahap pra produksi, produksi dan pasca produksi. Pra produksi yaitu persiapan dan perencanaan proses produksi, produksi yaitu jalannya shooting, dan pasca produksi yaitu kegiatan-kegiatan yang dilakukan setelah shooting selesai, misalnya seperti adanya evaluasi program yang dilakukan secara bersama-sama untuk mengetahui sudah sejauh mana rencana dan tujuan tercapai selama produksi ini berlangsung serta untuk mengetahui permasalahan yang terjadi selama produksi. Kegiatan evaluasi sebuah program juga penting untuk dilakukan guna untuk mendapatkan hasil diskusi yang dapat berupa perubahan rencana
misalnya revisi yang lebih rendah dari ekspektasi sebelumnya atau tindakan lain yang akan dilakukan untuk dapat mencapai target semula (Morissan, 2008). Peneliti tertarik ingin menganalis lebih dalam dan lebih banyak lagi mengenai program acara komedi Komplek Ceplas-Ceplos ini mengingat banyaknya persaingan program-program acara hiburan dari berbagai stasiun televisi yang mengutamakan banyaknya minat penonton dan tetapi kurang memikirkan kualitas (isi) dari program tersebut sehingga peneliti menjadikannya sebagai objek penelitian dan pokok permasalahan yang akan diuraikan dengan judul “Analisis Evaluasi Program Komplek Ceplas-Ceplos di LPP TVRI”
METODE PENELITIAN Peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif . Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bersifat interpretif (menggunakan penafsiran) yang melibatkan banyak metode, dalam menelaah masalah penelitiannya. Data kualitatif diungkapkan dalam bentuk kalimat, serta uraian-uraian bahkan dapat berupa cerita pendek. Data kualitatif bersifat subjektif. Penelitian kualitatif pada penelitian ini berbentuk studi kasus. Studi kasus adalah suatu pendekatan untuk mempelajari, menerangkan, atau menginterpretasi suatu kasus dalam konteksnya secara natural tanpa adanya intervensi dari pihak luar. Bentuk penelitian ini akan segera berlaku jika terdapat pertanyaan mengenai bagaimana (how) dan mengapa (why). Kecenderungan dalam studi kasus ini adalah bahwa studi ini berusaha untuk menyoroti suatu keputusan atau seperangkat keputusan, dan mengapa keputusan tersebut diambil, bagaimana pelaksanaannya, dan apakah hasilnya. Dalam penelitian kualitatif ini instrumennya adalah orang yaitu peneliti sendiri, dapat menjadi instrument maka penulis harus memiliki bekal teori dan wawasan luas yang mampu bertanya, menganalisis, menentukan pilihan, memotret, dan mengkontruksikan situasi sosial yang diteliti menjadi lebih jelas dan bermakna. Data hasil analisis selanjutnya disajikan dan diberikan pembahasan mendetail. Penyajian data berupa hasil wawancara yang merupakan isi penjelasan yang mendalam, alamiah dan apa adanya mengenai hasil penelitian beserta permasalahan yang terjadi. Berdasarkan hal tersebut, bentuk penelitian studi kasus ini dipilih juga karena sifat kecenderungannya yang biasa memperhatikan permasalahan mengenai mengapa suatu kebijakan diambil dan bagaimana pelaksanaannya, karena dalam penelitian ini peneliti ingin menganalisis evaluasi program komedi “Komplek Ceplas-Ceplos” di LPP TVRI. Pengumpulan data biasanya menghasilkan catatan tertulis yang sangat banyak, transkrip wawancara yang diketik, atau pita video atau audio disertai gambar-gambar yang berkaitan selama penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti ada 2, yaitu data primer dan data sekunder: 1. Data primer Data primer adalah data yang berasal dari sumber asli atau pertama. Data ini harus dicari melalui narasumber atau orang yang kita jadikan sebagai objek penelitian ataupun objek sebagai sarana mendapatkan informasi ataupun data. Data primer dapat berupa teks hasil wawancara. Data primer terdiri atas 2 bagian, yaitu: 1.
Observasi
Proses pengumpulan data juga dilakukan dengan observasi yaitu proses pengamatan secara langsung oleh peneliti dan melaporkannya secara lisan melalui kata-kata ataupun tertulis yang disusun secara ilmiah agar dapat dianalisa dan dilakukan penelitian. Jenis observasi yang signifikan dalam pengumpulan data penelitian kualitatif, yakni participant observation dan non-participant. Secara umum dalam participant observation, peneliti menjadi pemain aktif dalam lingkungan penelitian sedangkan dalam non-participant, peneliti hanya mengamati/ melihat langsung perilaku/ fenomena tersebut tanpa terlibat langsung ke dalam kehidupan partisipan. Peneliti di dalam penelitian ini bersifat non-participant karena peneliti tidak terlibat langsung di dalam proses produksi program komedi “Komplek Ceplas-Ceplos” melainkan hanya mengamati lalu menganalisis program komedi “Komplek Ceplas-Ceplos” 2.
Metode wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Wawancara terstruktur adalah wawancara yang pewawancaranya menetapkan sendiri masalah dan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Wawancara terstruktur dilakukan kepada beberapa pihak yang
dianggap memahami masalah penelitian ini, yaitu key informan, yang dalam penelitian ini adalah Produser, lalu informan pendukung seperti Program Director dan Floor Director program “Komplek Ceplas-Ceplos” di LPP TVRI. 2. Data Sekunder Data sekunder yaitu data yang diperoleh melalui studi pustaka dengan membaca referensi bukubuku bacaan dan tulisan yang relevan dan bersangkutan dengan objek penelitian yang akan diteliti serta berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah ada sebelumnya (dokumen). Jadi dalam penelitian ini data sekunder berupa data yang diperoleh dari dalam objek yang diteliti, datanya merupakan data yang tersedia di LPP TVRI seperti proposal program, rundown program, naskah dan sinopsis program. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan koding untuk menganalisis data. Koding dimaksudkan untuk mengorganisasi dan mensistemasi data secara lengkap dan mendetail sehingga data dapat memunculkan gambaran tentang topik yang dipelajari. Untuk menganalisa serta mendapatkan hasil yang faktual dan objektif, peneliti menggunakan proses koding sebagai berikut: 1. 2.
3.
Open coding Proses menguji, merinci, membandingkan, konseptualisasi, dan melakukan kategorisasi data. Axial coding Ini dilakukan dengan menggunakan landasan berpikir coding yang meliputi kondisi, konteks, aksi strategi interaksi dan konsekuensi Selective coding Proses seleksi kategori inti, menghubungkan secara sistematis ke kategori-kategori lain, melakukan validasi dari hubungan-hubungan tersebut, dan dimasukan ke dalam kategori-kategori yang dibutuhkan lebih lanjut untuk perbaikan dan pengembangan.
Pada penelitian ini, peneliti akan menggunakan triangulasi untuk menentukan keabsahan penelitian yang dilakukan. Triangulasi dilakukan untuk memperkuat data, untuk membuat peneliti yakin terhadap kebenaran dan kelengkapan data, triangulasi dapat dilakukan secara terus menerus sampai peneliti puas dengan datanya, sampai yakin bahwa datanya valid. Ada beberapa macam model triangulasi, yaitu: a. b. c. d.
Triangulasi sumber: analisis ini membandingkan derajat kepercayaan suatu informasi yang telah diterima atau diperoleh dari sumber yang berbeda-beda. Triangulasi waktu: periset melakukan observasi tidak hanya satu kali melainkan berkali-kali. Triangulasi teori: menggunakan dua atau lebih teori sebagai perbandingan untuk mengunpulkan data, rancangan riset serta analisis data yang lebih lengkap sehingga hasilnya lebih akurat. Triangulasi metode: usaha pengecekan keabsahan data dan temuan riset, maka triangulasi metode dapat dilakukan dengan menggunakan lebih dari satu teknik pengumpulan data.
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan triangulasi sumber. Peneliti mewawancarai tiga orang informan atau narasumber yaitu seorang produser, program director dan floor director karena peneliti memberikan pertanyaan yang sama kepada ketiga informan dan membandingkan hasil jawaban dari setiap informan tersebut.
HASIL DAN BAHASAN Persaingan program yang sedang terjadi salah satunya adalah program hiburan atau entertainment yang berbentuk komedi situasi seperti komedi “Komplek Ceplas-Ceplos”. Hal inilah yang melatarbelakangi divisi drama dari LPP TVRI untuk membuat program hiburan dalam bentuk sitkom. LPP TVRI mempunyai suatu pola acara dalam memproduksi adanya sebuah program, pola acara tersebut sudah ditentukan oleh pimpinan program dan tim divisi drama memproduksi sebuah program sesuai dengan pola acara yang sudah dibentuk dan ditetapkan. Program sitkom “Komplek Ceplas-Ceplos” merupakan program yang bertemakan hiburan atau entertainment yang dikemas dalam bentuk komedi situasi improvisasi yang diperankan oleh sepuluh pemeran tetap di setiap episodenya dan beberapa bintang tamu yang disesuaikan dengan tema dari setiap episode tersebut. Konsep dari program acara komedi Komplek Ceplas-Ceplos adalah di setiap episodenya selalu membahas masalah yang berbeda-beda yang sedang terjadi atau sedang ramai dibicarakan oleh banyak orang dengan membuat situasi tersebut menjadi sebuah pembahasan yang menghibur dengan
candaan-candaan yang dibuat secara improvisasi oleh pemeran dengan tujuan utamanya yaitu hanya untuk menghibur penonton. Dalam memproduksi sebuah program, LPP TVRI memang berbeda dengan stasiun televisi swasta, karena LPP TVRI menetapkan adanya sebuah susunan pola acara terlebih dahulu sebelum akhirnya sebuah program diproduksi. Susunan pola acara dibentuk dan ditetapkan oleh pimpinan program. Setiap pimpinan program mempunyai kebijakan sendiri dalam pembuatan dan penetapan susunan pola acara yang akan diproduksi oleh setiap masing-masing divisi di LPP TVRI. Program komedi “Komplek Ceplas-Ceplos” adalah program milik pimpinan program yang lama, program komedi “Komplek Ceplas-Ceplos” sebenarnya sudah mencapai produksi sebanyak 13 episode sesuai dengan ketetapan dari pola acara yang sudah dibuat. Setelah itu pimpinan program berganti menjadi pimpinan yang baru, dan divisi drama tidak dapat melanjutkan produksi program komedi “Komplek Ceplas-Ceplos” karena untuk melanjutkan perpanjangan episode dari program komedi “Komplek Ceplas-Ceplos” dibutuhkan persetujuan dari pimpinan program yang baru namun hal tersebut tidak disetujui oleh pimpinan program yang baru, kemungkinan karena pimpinan program yang baru ingin adanya sebuah program acara komedi dengan jenis lainnya atau program hiburan lainnya yang mungkin dapat lebih menarik minat para penonton dan juga ingin bersaing kuat dengan program acara komedi lainnya yang diproduksi stasiun televisi lainnya. Dalam penyajian program pun LPP TVRI tidak merasa bersaing dengan stasiun televisi swasta karena setiap stasiun televisi mempunyai penonton masing-masing. Berbeda juga dengan stasiun televisi milik swasta, dimana setiap program yang diproduksi dan ditayangkan saling bersaing untuk mendapatkan rating yang tinggi, karena semakin banyaknya penonton maka semakin tinggi rating yang didapat padahal belum tentu isi dari program tersebut mempunyai makna yang dapat bermanfaat bagi penontonnya. Program acara hiburan yang menyertakan kekerasan, sindiran dan bullying dianggap dapat memenuhi selera menonton masyarakat pada saat ini karena dengan adanya ketiga hal tersebut maka penonton akan merasa sudah terhibur, namun berbeda dengan LPP TVRI, dalam menyajikan program komedi “Komplek Ceplas-Ceplos” justru tidak menggunakan kekerasan, sindiran maupun bullying untuk menjadi salah satu hal yang harus diikuti dalam mendapatkan selera masyarakat, justru dengan tetap memberikan program hiburan yang menarik serta menjaga moral dan etika serta memberikan tontonan yang mempunyai tuntunan yang baik dan mendidik dianggap dapat menjadi ciri khas tersendiri bagi LPP TVRI. LPP TVRI juga mempunyai kekurangan dalam memproduksi program komedi “Komplek Ceplas-Ceplos” maupun program acara lainnya, yaitu masalah dana karena setiap adanya produksi sebuah program acara, dana yang diberikan berasal dari pemerintah dan dana terbatas sehingga dalam memproduksi sebuah program acara harus memikirkan dana yang tersedia untuk satu program acara. Meskipun divisi drama mempunyai kreatifitas serta ide-ide yang menarik untuk produksi program komedi “Komplek Ceplas-Ceplos ini” melainkan jika tidak ditunjang dengan dana yang cukup maka hasil yang dikeluarkan untuk produksi tidak akan maksimal. Bagi divisi drama, adanya dekorasi, properti serta set panggung yang bagus dan menarik sangat dibutuhkan dalam produksi program komedi “Komplek Ceplas-Ceplos” ini, karena dengan adanya properti serta set panggung yang menarik dan didukung oleh jalan cerita yang menarik maka akan lebih menghasilkan program yang lebih maksimal seperti yang diharapkan oleh divisi drama. Namun hal tersebut tidak dapat tercapai semuanya oleh divisi drama karena keterbatasan dana yang diberikan oleh pemerintah, sehingga dalam penentuan set panggung untuk produksi program komedi “Komplek CeplasCeplos” ini tidak dapat maksimal seperti yang diharapkan namun dengan adanya permasalahan ini divisi drama tetap memberikan yang terbaik selama produksi program komedi “Komplek Ceplas-Ceplos” ini berlangsung mulai dari pra produksi, produksi hingga pasca produksi. Berbeda dengan stasiun televisi milik swasta, dimana penghasilan untuk memproduksi sebuah program acara didapatkan melalui iklaniklan yang masuk sehingga dana yang dibutuhkan dapat tercukupi dan dapat memberikan hasil program yang paling maksimal. Di dalam produksi sebuah program terdapat tiga tahapan yaitu pra produksi, produksi hingga pasca produksi. Pra produksi yaitu persiapan dan perencanaan program komedi “Komplek Ceplas-Ceplos” lalu produksi yaitu jalannya shooting dari program komedi “Komplek Ceplas-Ceplos” dan tahap yang terakhir yaitu pasca produksi yang berisikan kegiatan-kegiatan yang dilakukan setelah produksi selesai misalnya dengan diadakannya sebuah evaluasi program. Adanya sebuah evaluasi dalam produksi program sangat penting untuk dilakukan oleh divisi drama yang bertugas. Kendala-kendala serta permasalahan yang terjadi selama produksi berlangsung pasti akan diketahui dalam tahap evaluasi ini.
Tolak ukur atau parameter diadakannya evaluasi program ini adalah berdasarkan pada P3SPS (Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran) yaitu tentang batasan-batasan mengenai apa yang diperbolehkan dan/ atau tidak diperbolehkan dalam proses produksi serta respon masyarakat yang menonton program komedi “Komplek Ceplas-Ceplos” ini mengingat banyaknya program komedi lain dari berbagai stasiun televisi yang mempunyai jenis dan isi program yang sama dan hal inilah yang pada akhirnya dievaluasi antara produser dengan pimpinan program untuk mendapatkan persetujuan perpanjangan paket produksi dari program komedi “Komplek Ceplas-Ceplos”. Evaluasi dalam produksi program sudah dilakukan sesering mungkin untuk menghasilkan sebuah program yang bagus dan maksimal dengan tujuan untuk mengetahui kekurangan-kekurangan maupun kendala-kendala yang terjadi selama produksi serta untuk mengetahui sudah sejauh mana suatu rencana dan tujuan tercapai dalam program ini. Pada tahap evaluasi ini semua pihak divisi drama yang terlibat selama proses produksi berkumpul untuk membicarakan masing-masing dari kekurangan selama proses produksi program Komplek CeplasCeplos, diantaranya ada produser, program director, floor director, kru teknik serta unit manager. Masingmasing mempunyai peranan sendiri-sendiri dalam pembahasan selama evaluasi yang dilakukan. Evaluasi dari program komedi “Komplek Ceplas-Ceplos” yang dilakukan oleh antar sesama divisi drama ini dipimpin oleh Produser dari program ini. Evaluasi selalu dilakukan setiap selesai shooting per episode. Hasil dari evaluasi per episode adalah sebagai berikut: 1.
2.
3.
4.
Evaluasi peralatan produksi Seringnya terjadi kerusakan peralatan yang digunakan selama produksi seperti audio yang tiba-tiba mati maupun VTR yang tiba-tiba tidak dapat berfungsi dikarenakan peralatan yang digunakan dalam produksi program ini sudah berumur tua sehingga peralatan yang digunakan sering mengalami gangguan sehingga menghambat jalannya produksi dan mengulur waktu yang sudah ditetapkan pada rundown. Dengan diadakannya evaluasi di studio ini, divisi drama dapat lebih memperhatikan dan memperbaharui sistem dan cara kerja peralatan supaya pada saat produksi tidak terjadi hambatan-hambatan yang dapat mengganggu jalannya produksi program komedi “Komplek Ceplas-Ceplos” supaya hasil yang dikeluarkan dapat maksimal dan dapat menjadi sebuah program yang menghibur dan menarik untuk penonton. Evaluasi mekanisme kerja kru Pada tahap pasca produksi ini, terkadang pemain ataupun kru yang bertugas terlambat hadir atau pemain kurang maksimal dalam berakting pada beberapa episode maka kendala-kendala seperti ini akan sedikit menghambat jalannya produksi, hal ini dapat dijadikan sebuah acuan untuk dievaluasi supaya pada produksi episode selanjutnya tidak terjadi keterlambatan ataupun akting yang kurang maksimal supaya hasil yang dikeluarkan pada episode selanjutnya dapat lebih baik lagi. Evaluasi set panggung dan properti Set panggung ataupun properti yang digunakan dapat sangat mendukung dalam menariknya sebuah jalan cerita komedi, tetapi set panggung dan properti pada program komedi “Komplek Ceplas-Ceplos” ini tidak dapat maksimal seperti harapan dari divisi drama karena keterbatasan budget yang diberikan untuk produksi program ini, meskipun tidak dapat maksimal dalam penentuan set panggung dan properti, jalan cerita per-episode dari program ini lebih diutamakan dan dikuatkan supaya tetap dapat menghasilkan program yang menghibur dan bermanfaat untuk para penonton. Evaluasi skenario Skenario dalam sebuah program sangat penting dalam menentukan sebuah jalannya cerita, pada program ini skenario yang dibuat sudah cukup baik dan jalan cerita dapat dimengerti oleh pemain tetapi justru dari pemain sendiri yang terkadang kurang dapat mengimprovisasikan sebuah lelucon-lelucon ataupun gimmick yang dikeluarkan masih terlalu kaku. Hal ini penting dievaluasi supaya pada produksi episode selanjutnya, para pemain dapat lebih terbawa suasana dalam jalannya cerita dan dapat mengimprovisasikan jalannya cerita dengan lebih baik lagi dan menghibur.
Setelah 13 paket program selesai diproduksi dan setiap episode dievaluasi, evaluasi tahap akhir dilakukan oleh Produser dengan pimpinan program. Evaluasi akhir ini lah yang menentukan keberhasilan
program dengan perpanjangan paket program atau harus diganti dengan program hiburan lainnya yang lebih dapat menarik penonton. Produser mengajukan permintaan untuk persetujuan perpanjangan paket program komedi “Komplek Ceplas-Ceplos” ini dan hasil akhir dari evaluasi program yang dilakukan antara produser dengan pimpinan program adalah divisi drama tidak mendapatkan persetujuan untuk perpanjangan paket produksi program komedi “Komplek Ceplas-Ceplos” sehingga pada akhirnya program ini tidak melanjutkan produksi dan digantikan oleh program hiburan lainnya sesuai dengan permintaan pimpinan program.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Setelah proses penelitian yang peneliti lakukan terhadap program acara komedi “Komplek Ceplas-Ceplos” peneliti mendapat kesimpulan dari hasil wawancara yang dilakukan dan dapat disimpulkan menjadi beberapa hal, antara lain: 1.
2. 3.
4.
LPP TVRI membuat sebuah program komedi dengan mengutamakan isi dan kualitas program supaya dapat menyajikan sebuah program yang memberikan manfaat yang baik untuk masyarakat. Program komedi “Komplek Ceplas-Ceplos” diproduksi secara inhouse dan diproduksi oleh divisi drama. Evaluasi program dilakukan oleh semua tim divisi drama dan kru yang terlibat. Evaluasi program komedi “Komplek Ceplas-Ceplos” ini dilakukan guna untuk mengetahui sudah sejauh mana rencana dan harapan dalam memproduksi program ini terwujud. Dalam memproduksi sebuah program acara, divisi drama harus mendapat persetujuan dari pimpinan program terlebih dahulu. Program komedi “Komplek Ceplas-Ceplos” ini tidak mendapat persetujuan dari pimpinan program yang baru sehingga program acara ini berhenti produksi.
Saran Setelah peneliti melakukan penelitian pada program komedi “Komplek Ceplas-Ceplos” di LPP TVRI, peneliti ingin memberikan saran bagi peneliti lainnya maupun untuk instansi yang terkait. Adapun saran yang akan diberikan oleh peneliti setelah melakukan penelitian, antara lain: 1.
2.
3. 4.
TVRI harus dapat mempertahankan eksistensinya sebagai salah satu televisi yang memberikan tayangan program yang bermutu dan mengutamakan kualitas program yang bermanfaat untuk masyarakat. TVRI adalah stasiun televisi milik pemerintah oleh karena itu diharapkan pemerintah dapat memberikan dana yang lebih dari cukup supaya TVRI dapat memproduksi sebuah program acara lainnya dengan hasil yang lebih baik lagi dan tidak terhambat oleh masalah dana. Diharapkan TVRI dapat memperbaharui peralatan yang digunakan selama produksi agar tidak terjadi hambatan atau masalah teknis yang terjadi pada saat proses produksi. Bagi peneliti yang melakukan penelitian sejenis, diharapkan dapat lebih ikut serta dan berpartisipasi dalam topik penelitian yang diambil supaya hasil penelitian yang diperoleh dapat lebih maksimal.
REFERENSI Buku Baksin, Askurifai. (2009). Jurnalistik Televisi; Teori dan Praktik. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Bungin, Burhan. (2006). Sosiologi Komunikasi. Jakarta: Prenada Media Group. Cangara, Hafied. (2012). Pengantar Ilmu Komunikasi. Edisi kedua. Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada. Eastman, Susan, T. & Ferguson, Douglas. (2013). Media Programming; Strategies and Practices. (9thEdition). USA: Pre Media Global. Effendy, Uchjana, Onong. (2011). Ilmu Komunikasi. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya. Fachrudin, Andi. (2013). Dasar-Dasar Produksi Televisi. Jakarta: Prenada Media Group. Karlinah, S., Komala, L., & Ardianto, E. (2007). Komunikasi Massa, Suatu Pengantar. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Moleong, J, Lexy. (2013). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Morissan, M.A. (2008). Manajemen Media Penyiaran; Strategi Mengelola Radio dan Televisi. Jakarta: Prenada Media Group. Mulyana, Deddy. & Solatun. (2013). Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Naratama. (2013). Menjadi Sutradara Televisi. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia. Nurudin. (2007). Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: Rajawali Pers. Vivian, John. (2008). Teori Komunikasi Massa. Edisi kedelapan. Jakarta: Prenada Media Group. Q-Anees, B., & Ardianto, E. (2011). Filsafat Ilmu Komunikasi. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.
Jurnal Rahmat Edi Irawan. (2012). Sisi Positif dan Negatif Persaingan Antar Stasiun Televisi di Indonesia. Jurnal Humaniora, 1. Dina Febriyana. (2013). Proses Produksi Talk Show “Redaksi 8” Pada Televisi Lokal Tepian TV Samarinda. eJournal Ilmu Komunikasi, 1. Eko Harry Susanto. (2010). Rating Televisi dan Masyarakat Desa. Journal Komunikasi Universitas Tarumanagara, 1. Mickey Lee. (2012). Television as A Site, Place and Space. International Journal of Communication, 6. Jonathan, Hutchinson. (2015). The Impact of Social TV and Audience Participation on National Cultural Policy: Co-Creating Television Comedy with #7DaysLater. Communication, Politics and Culture, 47.
Website http://www.filmsite.org/comedyfilms.html
RIWAYAT PENULIS Elfizia Carina lahir di kota Solo pada tanggal 4 Juni 1993. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Komunikasi Pemasaran peminatan Broadcasting pada tahun 2015.