Evaluasi Program Kerja Humas Dalam Peluncuran Logo Baru TVRI (Periode April–Agustus 2007)
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Ilmu Komunikasi Bidang Studi Public Relations
Disusun Oleh : Nama
: Gunawan
NIM
: 04203098
Bidang Studi
: Public Relations
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2008 i
1
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi dan telekomunikasi di Indonesia telah melahirkan stasiun televisi pertama yaitu TVRI sebagai televisi milik pemerintah (BUMN). Pada 1962, TVRI merupakan satusatunya sumber informasi dan hiburan yang bersifat audiovisual yang ditonton dan dinikmati oleh masyarakat pada saat itu dan sangat dinantinantikan penayangannya. Kemudian pada 1989, RCTI muncul sebagai TV swasta pertama, menyusul kemudian televisi swasta yang lain, seperti SCTV, TPI, ANTV, Indosiar, Metro TV, Trans TV, Lativi, dan Global TV. Seiring dengan era reformasi dan demokratisasi di berbagai bidang kehidupan, tidak terkecuali kebebasan menyatakan pendapat dan komunikasi, pertelevisian di Indonesia pun tumbuh subur. Dalam beberapa tahun terakhir, dunia pertelevisian di Indonesia berkembang dengan sangat pesat. Deregulasi dalam bidang penyiaran telah membuka era baru industri pertelevisian di Indonesia. Hal tersebut tidak lepas dari kemajuan teknologi dan telekomunikasi. Perkembangan pertelevisian di Indonesia tidak lepas dari keberadaan TVRI yang sudah mengudara hampir setengah abad menemani perjalanan hidup di dunia pertelevisian. Karena itu TVRI sudah tidak asing lagi bagi dunia pertelevisian di Indonesia. Perkembangan TVTV swasta tersebut membuat suatu persaingan di bidang pertelevisian dalam menciptakan programprogram yang menarik perhatian masyarakat. Stasiun televisi baru tersebut memiliki visi dan misi yang sama yaitu membuat dan
2
menyiarkan programprogram acara yang menarik dan menjual. Ketidakmampuan TVRI menjajari persaingan ketat tersebut membuat TVRI mulai kehilangan pamornya. Hal tersebut terjadi, karena citra TVRI yang dianggap oleh masyarakat masih tetap menjadi alat dan corong pemerintah Orde Baru dan seluruh program/penayangan TVRI yang dianggap tidak inovatif dan tidak menarik bagi masyarakat. Dengan meningkatnya persaingan bisnis di bidang pertelevisian, identitas perusahaan (corporate identity) dapat membantu untuk mengukuhkan jati diri. Misalnya, penampilan suatu logo baru perusahaan akan membedakan dengan perusahaan lainnya. Logo berkaitan erat dengan corporate identity dan tidak terlepas dari ciri khas yang ingin ditampilkan oleh perusahaan bersangkutan. Sehingga Logo memiliki peran yang sentral dalam mengkomunikasikan nilainilai perusahaan. TVRI pun sebagai lembaga pertelevisian melakukan perubahan. Sesuai PP No. 13 tahun 2005, TVRI berubah status dari PT (persero) menjadi Lembaga Penyiaran Publik (LPP). Perubahan status kelembagaan ini merupakan komitmen TVRI agar lebih mampu membela kepentingan bangsa dan negara yang lebih besar. Untuk menandai perubahan ini, salah satu langkah yang dilakukan adalah TVRI mengganti logo yang selama ini dikenal masyarakat. 1 Logo baru ini lebih inspiratif, apreasiatif, dan dinamis bergerak maju sebagai lembaga pelayanan publik. Simultan dengan perubahan status dan logo baru, TVRI pun menggunakan paradigma baru yang berfokus pada penciptaan nilai bagi khalayak yang menekankan pada makna melayani kepentingan publik sebagai brand positioning TVRI yang baru, yaitu sebagai TV Publik.
1
Hasil wawancara pra penelitian dengan Meggy Th. Rares (Manajer Humas TVRI), 13 Mei 2007
3
Dengan peluncuran logo baru ini, TVRI berkomitmen dan fokus kepada kepentingan publik, mengutamakan pelayanan yang lebih baik, dan sebagai entry point yang tepat bagi upaya komunikasi total TVRI sebagai Lembaga Penyiaran Publik (LPP). Pada akhirnya logo akan membangun citra TVRI yang baru secara keseluruhan, yakni sebagai TV Publik. Logo sebagai identitas perusahaan merupakan suatu kekuatan atau sumber daya yang paling canggih pada sebuah perusahaan modern dan mampu mengkomunikasikan identitas perusahaan tersebut. Logo merupakan bagian dari skema identitas perusahaan. Identitas perusahaan (corporate identity) adalah suatu cara atau suatu hal yang memungkinkan suatu perusahaan dikenal dan dibedakan dari perusahaanperusahaan lainnya. Identitas perusahaan tersebut harus diciptakan melalui suatu rancangan desain khusus yang meliputi segala hal yang berkenaan dengan perusahaan yang bersangkutan secara fisik. Desain itu memiliki wujud sedemikian rupa, sehingga dapat mengingatkan khalayak akan perusahaan tertentu. 2 Tugas atau kegiatan untuk menciptakan identitas perusahaan biasanya menjadi tanggung jawab humas karena hal itu menyangkut semua aspek dari organisasi secara keseluruhan, dan menjadi bagian yang sangat penting dari total operasi yang dijalankan oleh perusahaan/organisasi. Agar tugas atau kegiatan kehumasan tersebut dapat berjalan dengan baik dan selalu mendapatkan perhatian yang luas dari masyarakat, maka divisi humas harus memiliki program kerja humas yang baik. 2
M. Linggar Anggoro, Teori dan Profesi Kehumasan, Bumi Aksara, Jakarta, 2002 (hal. 280)
4
Dalam program kerjanya, humas harus mengetahui secara optimal situasi dan perkembangan yang ada, serta kemajuan yang diharapkan perusahaan atau organisasi. Tentunya program kerja humas tersebut harus jelas, tegas, dan bermutu, supaya mudah dilaksanakan pendelegasiannya dalam pencapaian tujuan perusahaan yang dicitacitakan. Tujuan umum dari program kerja dalam kegiatan humas adalah bagaimana upaya menciptakan hubungan yang harmonis antara organisasi yang diwakilinya dengan publiknya (stakeholders). Dari hal tersebut diharapkan akan terciptanya citra positif, kemauan yang baik, saling menghargai, dan saling timbul pengertian antara kedua belah pihak yang terkait. 3 Untuk mengetahui apakah program kehumasan dapat berjalan seperti yang diharapkan, dan sesuai dengan tujuan umum dari program kerja humas, maka diperlukan adanya evaluasi. Evaluasi ini berfungsi untuk mengkaji pelaksanaan suatu rencana yang terdiri atas programprogram yang dalam penyusunannya ditunjang oleh hasil penelitian yang telah dilakukan. Evaluasi ini dimaksudkan agar di kemudian hari, jika suatu kegiatan yang sama dilakukan, tidak menjumpai lagi hambatan yang sama. Evaluasi program kerja humas dapat dikatakan sebagai usaha atas kegiatan untuk menentukan suatu program dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Dengan demikian ketika melakukan evaluasi terhadap program kehumasan yang dijalankan tersebut, bisa dilihat setelah program dilaksanakan. Evaluasi adalah tahap terakhir dan merupakan tahap hasil yang diperoleh dan merupakan tolok ukur dari seluruh kegiatan. Untuk mengetahui hasil akhir dari pelaksanaan program, evaluasi adalah suatu sistem yang dimaksudkan untuk 3
Kasali,Rhenald, Manajemen PR: Konsep dan Aplikasi, Penerbit Pustaka Umum, Jakarta, 1994. (hal. 139)
5
mengumpulkan dan mengolah informasi mengenai tujuan dan sasaran program dalam rangka pencapaian hasil dan dapat berfungsi untuk mengamati kejadian atau kegiatan yang dapat memberikan informasi yang diperlukan untuk mengukur keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan suatu program. 4 Pelaksanaan evaluasi terhadap program kerja kehumasan di lingkungan TVRI sangat cocok dengan peluncuran logo baru TVRI. Karena TVRI merupakan suatu perusahaan/organisasi yang sudah berdiri lama, tetapi sejak awal berdirinya tidak menggunakan kelembagaan humas. TVRI baru mengadakan kegiatan dan lembaga humas ketika terjadi perubahan dalam dewan dan kebijakan pimpinan (periode 2001 – 2002). 5 Kenyataan tersebut akan mempengaruhi pertumbuhan TVRI sebagai Lembaga Penyiaran Publik atau sebagai TV Publik sebagaimana yang diharapkan oleh pihak perusahaan/organisasi. Oleh karena itu, untuk mensukseskan visi dan misi perusahaan tersebut, seorang humas harus dapat membuat suatu program kerja yang baik dan sesuai dengan yang dicitacitakan perusahaan. Dengan adanya peluncuran logo baru ini pada tanggal 16 April 2007, diharapkan akan membangun citra TVRI yang baru secara keseluruhan, yakni sebagai Lembaga Penyiaran Publik. Karena itu logo baru TVRI didisain dan diimplementasikan untuk memantapkan identitas yang menentukan eksistensi dan tujuan TVRI sebagai TV Publik. Alasan memilih TVRI sebagai objek penelitian adalah karena instansi milik pemerintah yang sudah mengudara hampir setengah abad ini masih saja terus berupaya untuk meningkatkan citra di masyarakat. Salah satu langkah yang dilakukan adalah TVRI meluncurkan logo baru yang lebih inspiratif, apresiatif, dan dinamis. 4
I Gusti Ngurah Putra, Manajemen Humas, Universitas Atmajaya, Yogyakarta, Cetakan Pertama, 1999. (hal. 70) 5 Hasil wawancara pra penelitian dengan Meggy Th. Rares (Manajer Humas TVRI)
6
1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan sebagaimana diuraikan di atas, yang menjadi pokok permasalahannya adalah: “Bagaimana melakukan evaluasi terhadap program kerja humas TVRI dalam peluncuran logo baru TVRI periode April– Agustus 2007”.
1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah: “Ingin mengetahui dan mengevaluasi proses dan hasil program kerja humas TVRI dalam peluncuran logo baru TVRI periode April–Agustus 2007”.
1.4 Signifikansi Penelitian 1.4.1 Manfaat Akademis Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat atau kontribusi bagi ilmu komunikasi dan khususnya hubungan masyarakat mengenaiprogram kerja humas dalam peluncuran logo baru. 1.4.2 Manfaat Praktis Sebagai masukan saran dan referensi bagi humas TVRI dalam menyusun langkah langkah program kerja kehumasan, khususnya dalam melakukan kegiatan peluncuran logo baru TVRI.
7
BAB II KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Pengertian Komunikasi Kata komunikasi berasal dari perkataan bahasa Latin: communicatio berarti “pemberitahuan” atau “pertukaran “pikiran”. 6 Dengan demikian, secara garis besar dalam suatu proses komunikasi harus terdapat unsurunsur kesamaan makna agar terjadi suatu pertukaran pikiran atau pengertian, antara komunikator dan komunikan. Sementara itu, proses komunikasi dapat diartikan sebagai “transfer informasi” atau pesanpesan dari pengirim pesan sebagai komunikator dan kepada penerima pesan sebagai komunikan. Tujuan dari proses komunikasi tersebut adalah tercapainya saling pengertian (mutual understanding) antara kedua belah pihak. Sebelum pesanpesan tersebut dikirim kepada komunikan, komunikator memberikan maknamakna dalam pesan tersebut (decode) yang kemudian ditangkap oleh komunikan dan diberikan makna sesuai dengan konsep yang dimilikinya (encode). Peran komunikasi sangat penting bagi manusia dalam kehidupannya seharihari, sesuai dengan fungsi komunikasi yang bersifat: persuasif, edukatif, dan informatif. Tanpa komunikasi, tidak adanya proses interaksi, saling tukar ilmu pengetahuan, pengalaman, pendidikan, persuasi, informasi dan lain sebagainya. Proses penyampaian pesan atau informasi tersebut pada umumnya berlangsung dengan melalui suatu media komunikasi, khususnya bahasa percakapan yang mengandung makna yang dapat dimengerti atau dalam lambang yang sama.
6
Djuarsa, Sendjaja, Materi Pokok Teori Komunikasi, Universitas Terbuka, Jakarta, 2002 (hal. 79)
8
Bila dikaitkan dengan kegiatan PR, sarana komunikasi tersebut sangat penting dalam penyampaian pesanpesan demi tercapainya tujuan, serta pengertian bersama dengan publik, dan khalayak sasarannya. Newson and Siefried, (1981) mengungkapkan pentingnya peranan komunikasi dalam kegiatan PR, “Finally and most important of all, (The Public Relations Officer must be an expert in communication aspects)”, akhirnya dan yang terpenting dari semua, seorang pejabat humas haruslah seseorang yang ahli dalam aspek komunikasi. 7 Dari pernyataan tersebut di atas, hal ini jelas bahwa praktisi humas mutlak mempunyai keterampilan dalam menguasai aspek dan teknis komunikasi, atau unsur unsur pokok dalam proses berkomunikasi, yaitu sebagai berikut; 1) Source, yaitu individu atau pejabat Humas yang berinisiatif sebagai sumber atau untuk menyampaikan pesan atau informasi yang akan disampaikan. 2) Message, suatu gagasan, dan ide berupa pesan, informasi, pengetahuan, ajakan, bujukan atau ungkapan bersifat pendidikan, emosi dan lain sebagainya yang akan disampaikan komunikator kepada perorangan atau kelompok tertentu (komunikan). 3) Channel, berupa media, sarana, atau saluran yang dipergunakan oleh komunikator dalam mekanisme penyampaian pesanpesan kepada khalayaknya. 4) Receiver, pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh sumber. Penerima bisa terdiri satu orang atau lebih, bisa dalam bentuk kelompok, partai atau negara.
7
Ibid hal. 81
9
5) Effect, suatu dampak yang terjadi dalam proses penyampaian pesanpesan tersebut. Dapat berakibat positif maupun negatif bergantung kepada tanggapan, persepsi, dan opini dari hasil komunikasi tersebut. Sedangkan fungsi komunikasi menurut A.W. Widjaya dalam buku “Komunikasi dan Hubungan Masyarakat” dapat dirumuskan sebagai berikut: 8 1) Informasi. Pengumpulan, penyampaian, pemrosesan, penyebaran berita, data, gambaran, fakta dan pesan opini, dan komentar yang dibutuhkan agar dapat dimengerti dan bereaksi secara jelas terhadap kondisi lingkungan dan orang lain dapat mengambil keputusan yang tepat. 2) Sosialisasi. Menyediakan sumber ilmu pengetahuan yang memungkinkan orang untuk bersikap dan bertindak sebagai anggota masyarakat yang efektif sehingga ia sadar akan fungsi sosialnya dan dapat aktif di masyarakat. 3) Motivasi. Menjelaskan tujuan setiap masyarakat, baik jangka pendek maupun jangka panjang, mendorong orang menentukan pilihan dan keinginannya serta mendorong kegiatan individu. 4) Diskusi. Menyediakan dan saling menyebar fakta yang diperlukan untuk persetujuan.
8
A.W. Widjaya, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, Bumi Aksara, Jakarta, 1993. (hal. 64)
10
Menurut Cultip and Centre komunikasi yang efektif harus dilaksanakan melalui 4 tahap, yaitu: 1) Fact Finding. Mencari atau mengumpulkan fakta atau dana sebelum seseorang melakukan suatu kegiatan atau tindakan. 2) Planning. Membuat rencana tentang apa yang akan dan harus dilakukan dalam menghadapi permasalahan sehingga memperoleh hasil yang diharapkan. 3) Communicating. Melakukan operasi setelah rencana disusun dengan sebaikbaiknya sebagai hasil pemikiran yang mantap dan matang berdasarkan fakta atau data yang telah dikumpulkan. 4) Evaluation. Mengadakan evaluasi tentang sesuatu untuk menilai apakah tujuan ini telah tercapai. 9
2.2 Hubungan Masyarakat (Humas) Pada dasarnya, humas merupakan bidang atau fungsi tertentu yang diperlukan oleh setiap organisasi, baik itu organisasi yang bersifat komersial (perusahaan) maupun organisasi yang bersifat nonkomersial. Mulai dari yayasan, perguruan tinggi, sampai dengan lembagalembaga pemerintah.
9
Oemni Abdurahman, DasarDasar Public Relations, Citra Aditya Bhakti, Bandung, 1995. (hal. 31)
11
Kebutuhan akan kehadirannya tidak dapat dicegah, terlepas dari kita menyukainya atau tidak, karena humas merupakan salah satu elemen yang menentukan kelangsungan suatu organisasi secara positif. Danny Griswood dalam bukunya “Public Relations News, International Public Relations Weekly for Executives”, mengatakan: “Public relations adalah fungsi manajemen yang melakukan evaluasi terhadap sikap sikap publik, mengidentifikasi kebijakan dan prosedur seseorang atau perusahaan terhadap publiknya, menyusun rencana serta menjalankan programprogram komunikasi untuk memperoleh pemahaman dan penerimaan publik”. 10
Humas adalah sesuatu yang merangkum keseluruhan komunikasi yang terencana, baik itu ke dalam maupun ke luar, antara suatu organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka mencapai tujuantujuan spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian. Landasan umum dalam proses penyusunan strategi Public Relations yang berkaitan dengan fungsifungsi PR melekat pada manajemen suatu perusahaan, yaitu sebagai berikut: 11 1) Mengidentifikasi permasalahan yang muncul. 2) Identifikasi unitunit sasarannya. 3) Mengevaluasi mengenai pola dan kadar sikap tindak unit sebagai sasarannya. 4) Mengidentifikasi tentang struktur kekuasaan pada unit sasaran. 5) Pemilihan opsi atau unsur taktikal strategi public relations.
10 11
Bambang Siswanto, Hubungan Masyarakat Teori dan Praktek, Bumi Aksara, Jakarta, 1992. (hal. 4) Ahmad, S, Adnanputra, PR Strategy, Gramedia Widiasarana, Jakarta, 1994. (hal. 130)
12
6) Mengidentifikasi dan evaluasi terhadap perubahan kebijaksanaan atau peraturan pemerintahan. 7) Langkah terakhir adalah menjabarkan strategi public relations, dan taktik atau cara menetapkan langkahlangkah program yang telah direncanakan, dilaksanakan, mengkomunikasikan, dan penilaian/evaluasi hasil kerja. Dalam pelaksanaan kegiatannya, humas akan menggunakan konsepkonsep tersebut untuk mempermudah pelaksanaan tugastugasnya, seperti membuat rencana, melakukan persiapanpersiapan, melakukan aksi dan komunikasi dan diakhiri dengan tindakantindakan pengendalian melalui proses evaluasi. Dengan proses tersebut, diharapkan tujuan semula organisasi atau perusahaan dapat tercapai dan melihat berhasil atau tidaknya kegiatan yang sudah diselenggarakan. Humas pada intinya adalah berkenaan dengan kegiatan penciptaan pemahaman melalui pengetahuan dan kegiatankegiatan tersebut diharapkan akan muncul suatu dampak, yakni berupa perubahan yang positif. Dengan demikian humas adalah suatu bentuk komunikasi yang berlaku terhadap semua jenis organisasi, baik yang bersifat komersial maupun nonkomersial, di sektor publik (pemerintah) maupun privat (swasta). Di samping itu, seorang praktisi Humas dituntut untuk memiliki kemampuan yaitu sebagai berikut; 1) Memiliki kemampuan untuk mengamati dan menganalisis suatu persoalan berdasarkan fakta di lapangan, perencanaan kerja, komunikasi dan mampu mengevaluasi suatu problematik yang dihadapinya. 2) Kemampuan untuk menarik perhatian, melalui berbagai kegiatan publikasi yang kreatif, inovatif, dinamis dan menarik bagi publiknya sebagai target sasarannya.
13
3) Kemampuan humas dalam menjalin suasana saling percaya, toleransi, saling menghargai, good will dan lain sebagainya dengan berbagai pihak, baik publik internal maupun eksternal. Dengan demikian, pendukung program kerja dan peran pokok humas adalah bekerja demi kepentingan umum, dapat memelihara komunikasi yang baik antara organisasi dengan publiknya, serta memiliki sikap laku dan moral yang baik. Jadi, peran ideal yang harus dimiliki oleh praktisi humas dalam suatu organisasi, antara lain sebagai berikut: 12 1) Menjelaskan tujuantujuan organisasi kepada pihak publiknya. Tugas tersebut akan terpenuhi dengan baik apabila humas bersangkutan lebih memahami atau meyakini pesan atau informasi yamg akan disampaikan itu. 2) Bertindak sebagai radar, tetapi juga harus mampu memperlancar pelaksanaan program kerja yang telah ditetapkan, sehingga pesan atau informasi dapat diterima oleh publik. 3) Pihak humas harus memiliki kemampuan untuk melihat ke depan atau memprediksi sesuatu secara tepat yang didasarkan pengetahuan akan data atau sumber informasi yang aktual dan faktual, yang menyangkut kepentingan organisasi atau publiknya. Untuk lebih mendukung tujuan perusahaan atau organisasi yang dicitacitakan, ada empat pokok tugas humas yang menyangkut kepentingan perusahaan atau organisasi, yaitu: 12
Onong, Uchjana, Effendy, Humas Suatu Studi Komunikologis, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002. ( hal. 66)
14
1) Menciptakan dan memelihara suatu citra yang baik dan tepat atas organisasi/perusahaan, baik itu yang berkenaan dengan kebijakan, produk, jasa, maupun personilnya 2) Memantau pendapat umum mengenai segala sesuatu yang berkaitan dengan citra, lembaga, reputasi, maupun kepentingan organisasi dan menyampaikan setiap informasi yang penting ini langsung kepada pihak manajemen/pimpinan puncak untuk ditanggapi/ditindak lanjuti. 3) Memberi nasehat/masukan kepada pihak manajemen mengenai berbagai masalah komunikasi yang penting. 4) Menyediakan berbagai informasi perihal kebijakan perusahaan, produk, jasa, dan personalia selengkap mungkin demi menciptakan suatu pengetahuan yang maksimal. 13
2.2.1 Program Kerja Humas Perencanaan yang matang, akan menghasilkan satu program yang efektif. Perencanaan program humas didasarkan kepada fakta dan landasan berfikir yang sehat serta memiliki kejelasan arah dan tujuan yang ingin dicapainya. Dalam program kerjanya, humas harus mengetahui secara optimal situasi dan perkembangan yang ada, serta kemajuan yang diharapkan perusahaan atau organisasi. Program kerja humas mau tidak mau harus dikaitkan dengan citacita dan tujuan organisasi. Sehubungan dengan ini, terdapat dua program humas yang bersifat mendasar,
13
Sr, Maria, Assumpta, DasarDasar Public Relations, Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta, 2002. (hal. 39)
15
yaitu program humas yang bersifat preventif dan remedial. Program humas yang preventif adalah suatu program yang direncanakan untuk mencegah terjadinya halhal yang tidak diinginkan oleh organisasi, sedangkan program remedial berhubungan dengan perbaikan situasi dan kondisi yang terjadi pasca krisis. Pada dasarnya tujuan umum dari program kerja dalam kegiatan humas adalah bagaimana upaya menciptakan hubungan yang harmonis antara organisasi atau perusahaan yang diwakilinya dengan publiknya atau stakeholder (sasaran khalayak yang terkait), dari hal tersebut diharapkan akan terciptanya: 1. citra positif (good image) 2. Kemauan yang baik (good will) 3. Saling menghargai (mutual appreciation) 4. Saling timbul pengertian (mutual understanding), toleransi (tolerance) antara kedua belah pihak yang terkait. 14 Setiap tahap dari proses kerja humas, sama pentingnya bagi terlaksananya suatu program humas yang efektif. Tentunya program humas tersebut harus jelas, tegas, dan bermutu, supaya mudah dilaksanakan pendelegasiannya dalam pencapaian tujuan perusahaan atau organisasi yang dicitacitakan. Program kerja humas harus mengikuti pola sistematik yang berlaku untuk seluruh operasional pelaksanaan rencana kerja humas. Beberapa ahli yang memberikan pandangan dalam melaksanakan program kerja humas dengan langkahlangkahnya,
14
Rhenald, Kasali, Manajemen PR, Konsep dan Aplikasi, Penerbit Pustaka Umum, Jakarta, 1994. (hal. 139)
16
Jefkins (1977) menunjukkan bahwa program kerja humas meliputi aspekaspek sebagai berikut: 15 1. Appreciations of the situation Dalam tahap ini humas mengumpulkan data atau informasi yang berkaitan dengan opini masyarakat mengenai perusahaan pada saat itu. 2. Definition of objective Menentukan tujuan yang hendak dicapai. 3. Definition of public Merupakan tahapan dalam menentukan publik mana yang akan dituju sebagai sasarannya. 4. Selection of media and techniques Merupakan tahapan dalam memilih media mana yang akan digunakan sebagai saluran dalam mempublikasikan kegiatan tersebut, seperti: a. Media cetak seperti surat kabar, tabloid, dan majalah. b. Media elektronik seperti radio dan televisi. 5. Budget Merupakan tahapan dalam menganggarkan dana untuk melaksanakan kegiatan tersebut. 6. Assessment of results Merupakan tahap akhir humas, yaitu humas melakukan evaluasi terhadap kegiatankegiatan yang telah dilaksanakan.
15
Sr. Maria, Assumpta, DasarDasar Public Relations, Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta, 2002, (hal. 282)
17
2.2.2 Proses Perencanaan Program Kerja Humas Tujuan dari proses perencanaan program kerja untuk mengelola berbagai aktivitas humas tersebut dapat diwujudkan jika terorganisasi dengan baik melalui manajemen humas yang dikelola secara profesional dan dapat dipertanggungjawabkan hasil atau sasarannya. Definisi perencanaan program kerja humas, menurut pakar public relations, Frank Jefkins, yaitu: “Public Relations consist of all forms of planned communication outwards and inwards between and organization and its public for the purpose of achieving specific objectives concerning mutual understanding.” 16
Secara umum pengertian dari perencanaan program kerja humas, yaitu terdiri atas semua bentuk kegiatan perencanaan komunikasi baik kegiatan ke dalam maupun ke luar antara organisasi dan publiknya dengan tujuan untuk mencapai saling pengertian. Perencanaan program kerja humas (public relations work planning program) tersebut berkaitan dengan perencana, perencanaan, wujud rencana kerja dan alasan dilakukan perencanaan kerja humas, termasuk manfaat dan klasifikasi perencanaan kerja tersebut. Maka penjelasannya sebagai berikut: 17 1. Perencana kerja humas, yaitu sebagai berikut: a. Perencana, seseorang yang memanfaatkan segala informasi, materi, dan data yang tersedia baik secara kuantitatif maupun kualitatif untuk dianalisis, diseleksi, dan diproses sebagai bahan perencanaan kerja yang akan datang.
16
Onong, Uchjana, Effendy, Humas Suatu Studi Komunikologis, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002. (Hal. 98) 17 Rosady, Ruslan, Manajemen PR dan Media Komunikasi, edisi revisi, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2005. (hal. 146149)
18
2. Perencanaan kerja humas, berkaitan dengan: a. Fungsi manajemen humas yang professional. b. Penilaian (evaluasi) hasil perkembangan kegiatan masa lalu, sekarang, dan masa yang akan datang. c. Mengantisipasi dan menghadapi tantangan atau resiko yang akan terjadi dan sasaran jangka pendek dan jangka panjang secara periodik. 3. Wujud rencana kerja humas, dapat diimplementasikan sebagai berikut: a. Rencana yang berkaitan dengan hasil dari perencanaan yang telah dilaksanakan, baik jangka pendek maupun panjang. b. Rencana perancangan konsep dasar dari perencanaan kerja humas yang dirancang. 4. Alasan mengapa (why) dilakukan perencanaan kerja humas, yaitu: a. Untuk mengantisipasi perubahan lingkungan lebih luas, seperti perubahan teknologi, ekonomi, politik, hukum, dan teknologi. b. Menghadapi perubahan lebih sempit (operasional), seperti menghadapi persaingan di berbagai bidang. c. Menciptakan tujuan yang objektif, sasaran dan target yang ingin dicapai secara jelas dan rinci. 5. Manfaat perencanaan kerja humas, yaitu: a. Membantu pihak manajemen organisasi untuk mampu beradaptasi terhadap lingkungan yang sering berubahubah. b. Menghindari resiko kegagalan dengan tidak melakukan perkiraan atau perencanaan tanpa arah yang jelas dan konkret.
19
c. Mampu melihat secara keseluruhan kemampuan operasional organisasi, pelaksanaan, komunikasi, target, dan sasaran yang hendak dicapai perusahaan. d. Mengefisienkan waktu, tenaga, upaya, dan biaya. Proses perencanaan program kerja melalui “proses empat tahapan atau langkah langkah pokok” yang menjadi landasan acuan untuk pelaksanaan program kerja kehumasan adalah sebagai berikut: 18 1. Penelitian dan mendengarkan (researchlistening) Dalam tahap ini, penelitian yang berkaitan dengan opini, sikap, dan reaksi dari mereka yang berkepentingan dengan aksi dan kebijaksanaankebjaksanaan suatu organisasi. Setelah itu baru dilakukan pengevaluasian faktafakta, dan informasi yang masuk untuk menentukan keputusan berikutnya. 2. Perencanaan dan mengambil keputusan (planningdecision) Dalam tahap ini sikap, opini, ideide, dan reaksi yang berkaitan dengan kebijaksanaan serta penetapan program kerja organisasi yang sejalan dengan kepentingan atau keinginankeinginan pihak yang berkepentingan mulai diberikan. 3. Mengkomunikasikan dan pelaksanaan (communicationaction) Dalam tahap ini, informasi yang berkenaan dengan langkahlangkah yang akan dilakukan dijelaskan sehingga mampu menimbulkan kesankesan yang secara efektif dapat mempengaruhi pihakpihak yang dianggap penting dan berpotensi untuk memberikan dukungan sepenuhnya.
18
Cutlip and Center, Manajemen PR dan Media Komunikasi, edisi revisi, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2005. (hal. 141)
20
4. Mengevaluasi (evaluation) Pada tahapan ini, pihak humas mengadakan penilaian terhadap hasilhasil dari programprogram kerja atau aktivitas yang telah dilaksanakan Konsekuensi dari proses perencanaan program kerja humas ini adalah tuntutan terhadap kemampuan tinggi dari humas untuk dapat berperan ganda dalam menjalankan tugasnya. Suatu saat, apabila pimpinan ingin mengetahui secara pasti mengenai reaksi publik terhadap salah satu kebijaksanaan organisasinya dan humas harus bisa mengemukakan faktafakta yang diperlukan. Di satu sisi, humas dapat bertindak sebagai komunikator, apabila pada saat itu berhadapan dengan para wartawan yang ingin mendapatkan keterangan tentang program dan kebijaksanaan yang dijalankan oleh organisasi.
2.3 Evaluasi Program Kerja Humas Evaluasi adalah suatu proses umpan balik atas kinerja yang telah dilaksanakan dan mendorong adanya produktivitas di masa mendatang yang merupakan kegiatan untuk menilai atau melihat keberhasilan dan kegagalan suatu program yang dilaksanakan sesuai dengan sasaran, dan prosedur yang telah digariskan sehingga dapat menunjukkan pencapaian kinerja suatu unit dalam kurun waku tertentu. Evaluasi dapat dikatakan sebagai suatu usaha atau kegiatan untuk menentukan nilai suatu program atau kegiatan. Dengan demikian kita melakukan evaluasi terhadap program kehumasan yang akan, sedang, dan telah dijalankan. Claire D. Brindis, mengatakan: “Evaluation is a process for describing and judging activities of the program”
21
Berdasarkan pengertian tersebut, evaluasi merupakan proses mengumpulkan, menganaliis, dan memanfaatkan informasi untuk perencanaan dan perbaikan program, dan membantu pengambilan keputusan untuk penyempurnaan di masa yang akan datang. Evaluasi secara normal dipandang sebagai suatu prosedur untuk mengkaji efektivitas dan efisiensi programprogram yang penting. Oleh karena itu dengan perspektif yang demikian terangkatlah eksistensi program yang dapat dievaluasi dengan beberapa syarat, yaitu: 1) Suatu program yang jelas. 2) Tujuan dan hasil atau efek yang jelas. 3) Program yang secara rasional difokuskan pada tujuan atau hasil. Grunig and Hunt, 1984 menyatakan: “Evaluasi program kehumasan dibedakan menjadi 2, yaitu: evaluasi proses (process evaluation) dan evaluasi hasil (outcome evaluation). Evaluasi proses berkaitan dengan usahausaha untuk mengetahui programprogram kehumasan telah dilakukan dengan baik, berkesinambungan dan efektif. Sedangkan evaluasi hasil berkaitan dengan usaha usaha untuk mengetahui apakah dampak atau hasil yang ditimbulkan oleh program program kehumasan yang telah dijalankan organisasi. 19
Ada beberapa istilah yang sering digunakan dalam evaluasi yang patut untuk mendapatkan penjelasan, antara lain: 20 1) Input. Ini adalah apa yang dilakukan oleh professional humas dalam menjalankan program kerja kampanye humas.
19
I Gusti Ngurah Putra, Manajemen Humas, Universitas Atmajaya, Jakarta, 1999. (hal. 72) Anne Gregory, Perencanaan dan Manajemen Kampanye Public Relations, Edisi Kedua, Erlangga, Jakarta, 2004 (hal. 144) 20
22
2) Output. Ini adalah bagaimana input digunakan, baik oleh publik sasaran secara langsung maupun oleh pihak ketiga yang merupakan penghubung atau pembentuk opini publik sasaran (misalnya, berapa surat kabar yang memberitakan adanya peluncuran logo baru di TVRI). 3) Outcome (hasil akhir). Dapat diukur dalam tiga cara, yaitu: a. Kognitif, perubahan pada tingkat pemikiran atau kesadaran. b. Afektif, perubahan pada sikap atau opini. c. Konatif, perubahan dalam prilaku.
2.3.1 Manfaat Evaluasi Program Kerja Humas Alasan mengapa perlu mencantumkan evaluasi dalam program kehumasan adalah: 21 1) Memfokuskan usaha 2) Menunjukkan keefektifan 3) Memastikan efisiensi biaya 4) Mendukung manajemen yang baik 5) Memfasilitasi pertanggungjawaban Evaluasi program kerja humas dapat dikatakan sebagai usaha atas kegiatan untuk menentukan/melihat suatu program atas kegiatan. Dengan demikian ketika melakukan evaluasi terhadap program kehumasan yang dijalankan tersebut, bisa dilihat setelah program dilaksanakan.
21
Anne Gregory, Perencanaan dan Manajemen Kampanye Public Relations, Edisi Kedua, Erlangga, Jakarta, 2004. (hal. 139)
23
Evaluasi ini berfungsi untuk mengkaji pelaksanaan suatu rencana yang terdiri atas programprogram yang dalam penyusunannya ditunjang oleh hasil penelitian yang telah dilakukan. Evaluasi ini dimaksudkan agar di kemudian hari, jika suatu kegiatan yang sama dilakukan, tidak menjumpai lagi hambatan yang sama. Tahap evaluasi adalah tahap terakhir dan merupakan tahap hasil yang diperoleh dan merupakan tolok ukur dari seluruh kegiatan. Untuk mengetahui hasil akhir dari pelaksanaan program evaluasi adalah suatu sistem yang dimaksudkan untuk mengumpulkan dan mengolah informasi mengenai tujuan dan sasaran program dalam rangka pencapaian hasil dan dapat berfungsi untuk mengamati kejadian atau kegiatan yang dapat memberikan informasi yang diperlukan untuk mengukur keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan suatu program. Cunningham dalam karyanya,”Measuring and Evaluating Public Relations Activities”, menyajikan daftar pertanyaan dalam rangka mengevaluasi suatu program kegiatan sebagai berikut: 22 a. Apakah program dirancang secara seksama? b. Apakah para pertugas yang dilibatkan mengerti tugas yang harus dikerjakan? c. Apakah bagianbagian dengan para pelaksananya yang berkaitan dengan program menunjukkan kerjasama? d. Bagaimana caranya sehingga dapat menimbulkan hasil yang lebih efektif? e. Apakah mencapai sasaran khalayak yang dijadikan sasaran?
22
Onong, Uchjana, Effendy, Humas Suatu Studi Komunikologis, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002. (Hal. 104)
24
f. Apakah memperoleh publisitas yang diinginkan sebelum, selama, dan sesudah penyelesaian program? g. Apakah program yang dijalankan sesuai dengan biaya? Jika tidak, mengapa? Dari beberapa pertanyaan di atas, bila tidak tepat akan muncul kesulitan. Oleh karena itu, jawaban hendaknya objektif, jujur, dan benar. Dengan maksud agar perencanaan program kerja yang dilaksanakan mempunyai arti dan mencapai tujuan perusahaan yang diharapkan. Dengan demikian, suatu kegiatan dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien. Keefektifan menunjukkan timbulnya dampak positif yang diharapkan, dan efisiensi menunjukkan bahwa suatu kegiatan telah berhasil dilaksanakan sesuai dengan jumlah personel yang dilibatkan, biaya yang dianggarkan, dan waktu yang ditetapkan.
2.4 Logo Sebagai Identitas Perusahaan (Corporate Identity) Logo sebagai identitas perusahaan merupakan suatu kekuatan atau sumber daya yang paling canggih pada sebuah perusahaan modern dan mampu mengkomunikasikan identitas perusahaan tersebut. Logo merupakan bagian dari skema identitas perusahaan Identitas perusahaan (corporate identity) adalah suatu cara atau suatu hal yang memungkinkan suatu perusahaan dikenal dan dibedakan dari perusahaanperusahaan lainnya. Identitas perusahaan tersebut harus diciptakan melalui suatu rancangan desain khusus yang meliputi segala hal yang berkenaan dengan perusahaan yang bersangkutan secara fisik. Desain itu memiliki wujud sedemikian rupa sehingga dapat mengingatkan khalayak akan perusahaan tertentu. 23
23
M. Linggar Anggoro, Teori dan Profesi Kehumasan, Bumi Aksara, Jakarta, 2002 (hal. 280)
25
Tugas untuk menciptakan identitas perusahaan biasanya menjadi tanggung jawab staf humas karena hal itu menyangkut semua aspek dari organisasi secara keseluruhan, dan menjadi bagian yang sangat penting dari total operasi yang dijalankan oleh perusahaan/organisasi. Penciptaan identitas perusahaan dapat dilakukan mulai dari seleksi jenis logo, tipografi atau jenisjenis huruf, komposisi warna, lambanglambang, penampilan dan sebagainya, sesuai dengan karakteristik atau sosok tertentu yang hendak ditonjolkan. Salah satu cara untuk menonjolkan identitas perusahaan adalah dengan menciptakan logo. Logo adalah penyajian atau tampilan nama, bentuk seragam, tulisan atau ciri khas perusahaan secara visual. 24 Logo merupakan bagian dari skema identitas perusahaan. Dengan meningkatnya persaingan bisnis, corporate identity and image dapat membantu untuk mengukuhkan jati diri. Misalnya, penampilan suatu logo baru perusahaan akan membedakan dengan perusahaan lainnya. Logo berkaitan erat dengan corporate identity dan tidak terlepas dari ciri khas yang ingin ditampilkan oleh perusahaan bersangkutan. Logo memiliki peran yang sentral dalam mengkomunikasikan nilainilai perusahaan. Dapat disimpulkan bahwa logo menampilkan suatu ciri khas setiap perusahaan, produk, dan jasa, sekaligus merupakan pembeda dengan perusahaan atau produk lainnya dalam iklim kompetitif atau era globalisasi. Pergantian logo bagi sebuah perusahaan merupakan langkah awal yang dilakukan oleh pihak perusahaan untuk dapat bersaing dengan perusahaan lain. Dalam arti, setiap perusahaan ingin menonjolkan karakteristik perusahaan mereka yang dilihat dari logo perusahaan.
24
Frank, Jefkins, Public Relations, edisi kelima, Jakarta, 2001 (hal. 285)
26
Logo merupakan perangkat penting bagi perusahaan. Antara lain karena berikut ini: 25 a. Segi pemasaran, seperti logo atau identitas perusahaan selalu muncul pada setiap iklan atau muncul pada setiap kemasan produk. b. Dapat mempengaruhi dan memberikan suatu persepsi dan citra tertentu bagi publik atau konsumennya. c. Memberikan suatu makna tertentu dibalik lambing atau logo tersebut. Biasanya ada dua alasan bagi sebuah lembaga atau perusahaan untuk mengubah identitasnya. Yakni untuk memodernisasi penampilan perusahaan atau karena telah terjadi perubahan mendasar dalam organisasi perusahaan, seperti perubahan status perusahaan. Logo sebagai identitas perusahaan perlu direncanakan secara matang dan disosialisasikan. Perubahan logo akan mempengaruhi performance perusahaan. Pada akhirnya logo akan membangun citra perusahaan yang baru secara keseluruhan dan sesuai dengan keinginan pihak manajemen perusahaan tersebut. Sekali suatu identitas perusahaan telah ditetapkan, segenap pihak dari perusahaan harus bersamasama mempromosikan dan memeliharanya demi kepentingan organisasi/perusahaan yang dicitacitakan. Identitas perusahaan, entah itu berupa logo atau lambang perusahaan, hendaknya senantiasa dijaga agar lebih mudah dikenal oleh masyarakat luas. Warna yang sudah dianggap khas tidak boleh berubah, demikian juga dengan jenis huruf atau bentuk lambang yang telah digunakan.
25
M. Linggar Anggoro, Teori dan Profesi Kehumasan, Bumi Aksara, Jakarta, 2002 (hal. 287)
27
BAB III METODOLOGI 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian dalam penulisan judul ini adalah bersifat deskriptif. Penelitian ini hanya terbatas pada usaha mengungkapkan suatu permasalahan mengenai keadaan atau peristiwa sebagaimana adanya bersifat mengungkapkan fakta, dimana hasil penelitian ini memaparkan pada pemberian gambaran secara obyektif mengenai keadaan atau peristiwa yang sebenarnya dari obyek yang diteliti. 26 Tujuan penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai faktafakta, sifatsifat, serta hubungan antara fenomena yang diselidiki. 27 Penelitian deskriptif hanyalah memaparkan situasi atau peristiwa. Penelitian ini tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak mengkaji hipotesis atau membuat prediksi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif memusatkan perhatian pada prinsipprinsip umum yang mendasari perwujudan sebuah gejala dalam kehidupan manusia. Menurut Bogdam dan Taylor, penelitian kualitatif adalah : “Sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa katakata tertulis atau lisan dari orangorang dan prilaku yang diamati. Juga diarahkan pada latar dan individu secara holistik (utuh)”. 28
26
H. Hadari Nawawi, Metode Penelitian Sosial, Universitas Gajah Mada, 1985. (Hal. 131 Nasih, Moh, Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, 1988. (hal. 63). 28 Lexy J. Meleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Remaja Rosdakarya, Bandung, 1997. (Hal. 3) 27
28
Berdasarkan keseluruhan pernyataan di atas, jika dikaitkan dengan masalah pokok bahwa penelitian yang penulis lakukan sesuai dengan menggunakan metode evaluatif. Dengan demikian penulis akan menjabarkan secara kualitatif, Evaluasi Program Kerja Humas dalam Peluncuran Logo Baru LPP TVRI Periode April–Agustus 2007.
3.2 Metode Penelitian Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode evaluatif. Adapun metode evaluatif ini adalah tahapan terakhir setelah tahaptahap penelitian, perencanaan, dan penggiatan. 29 Evaluasi ini adalah evaluasi proses dan hasil. Evaluasi proses berkaitan dengan usahausaha untuk mengetahui programprogram kehumasan telah dilakukan sesuai dengan harapan. Sedangkan evaluasi hasil berkaitan dengan usahausaha untuk mengetahui hasil yang ditimbulkan oleh programprogram kehumasan yang telah dijalankan organisasi.
3.3 Tehnik Pengumpulan Data Pengumpulan data untuk keperluan penelitian dalam melakukan evaluasi bisa didasarkan atas beberapa sumber bukti yang berlainan, mulai dari wawancara mendalam dengan narasumber, dan studi dokumentasi. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan dua macam cara, yaitu dengan menggunakan data primer dan sekunder sebagai bahan data untuk mendukung penelitian ini.
29
Onong, Uchjana, Effendy, Humas Suatu Studi Komunikologis, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002. (Hal. 93)
29
3.3.1 Data Primer Data primer ini diperoleh dari hasil wawancara dan studi dokumentasi. 1. Wawancara Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh kedua belah pihak, yaitu Pewawancara (Interviewer) dan Narasumber (Source of information). Maksud mengadakan wawancara seperti ditegaskan oleh Lincoln and Guba, yaitu: mengkonstruksi mengenai orang, kejadian, kegiatan, organisasi, perasaan motivasi, tuntutan, dan kepedulian. 30 2. Studi Dokumentasi Studi dokumentasi merupakan tehnik pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan kepada subyek penelitian. 31 Dokumen yang diteliti dapat berupa dokumen resmi dan pribadi. a. Dokumen Resmi, terbagi atas dokumen internal dan eksternal. 1.Dokumen internal berupa memo, pengumuman, instruksi, aturan suatu masyarakat tertentu yang digunakan dalam kalangan sendiri, termasuk di dalamnya laporan rapat dan keputusan pemimpin kantor. 2. Dokumen eksternal berisi bahan informasi yang dihasilkan oleh suatu lembaga sosial, misalnya majalah, buletin, pernyataan, dan berita yang disiarkan kepada media massa. b. Dokumen Pribadi Dokumen pribadi adalah catatan atau karangan seseorang secara tertulis tentang tindakan, pengalaman, dan kepercayaan. 32 Maksud mengumpulkan dokumen pribadi 30 31
Lexy J. Meleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Remaja Rosdakarya, Bandung, 1997. (Hal. 135) Irawan, Soehartono, Metodologi Penelitian Sosial, Remaja Rosdakarya, Bandung, 1999. (Hal. 70)
30
ialah untuk memperoleh kejadian nyata tentang situasi sosial dan berbagai faktor di sekitar subyek penelitian.
3.3.2 Data Sekunder Data sekunder ini diperoleh melalui studi kepustakaan dan juga observasi langsung di kantor pusat LPP TVRI. Studi kepustakaan merupakan suatu tehnik yang dilakukan dengan mempelajari bukubuku literature yang berkaitan dengan permasalahan penelitian ini. 33
3.4 Narasumber (Key Informan) Key informan adalah orangorang atau merekamereka yang memberikan informasi yang berkaitan dengan topik yang diambil kategorinya adalah mereka yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung dengan “Evaluasi Program Kerja Humas Dalam Peluncuran Logo Baru LPP TVRI Periode April – Agustus 2007”. Adapun key informannya adalah: 1) Meggy Th. Rares (Manager Humas TVRI) Sebagai pihak yang melakukan pelaksanaan program kerja dalam peluncuran logo baru LPP TVRI, sehingga dapat memberikan informasi mengenai program kerja humas dalam peluncuran logo baru LPP TV.
32 33
Lexy J. Meleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Remaja Rosdakarya, Bandung, 1997. (Hal. 58) Jalaludin Rahmat, Metode Penelitian Komunikasi, . Remaja Rosdakarya, Bandung, 2001. (hal. 30)
31
2) Abub Luthfy (Pencipta Logo Baru/karyawan TVRI) Penulis menilai bahwa pencipta logo merupakan salah satu pihak yang perlu untuk ditanyakan mengenai arti dari logo tersebut. Serta dapat memberikan pengarahan mengenai pentingnya logo bagi sebuah perusahaan. 3) Gufron Sakaril (Praktisi dan Pengamat TV) Sebagai pihak yang dapat memberikan masukan mengenai perkembangan TV di Indonesia pada umumnya, dan khususnya perkembangan TVRI saat ini, terutama dengan logo barunya ini. 4) Didit Chris (Pengamat logo) Sebagai pihak yang mampu memberikan pendapatnya mengenai logo yang baik dan ideal. Serta memberikan masukan mengenai arti penting sebuah logo bagi sebuah perusahaan. 5) Masyarakat (Mahasiswa, Ibu Rumah Tangga, dan Karyawan) Sebagai pihak yang dapat memberikan pandangannya tentang TVRI, terutama dengan logo barunya. Apakah mereka mengetahui logo baru TVRI atau tidak.
3.5 Definisi Konsep Program Kerja Humas: Program kerja humas merupakan bagian dari tugas humas dalam melakukan kegiatan kehumasannya. Sangatlah penting bagi seorang humas dalam melakukan kesungguhan dan kedisiplinan kerjanya, sehingga rencana kerja dapat memberikan hasil sebagaimana yang diharapkan dengan membuat rencana program kerja humas yang harus mengikuti sistematik sebagai berikut:
32
Appreciations of the situation Definition of objective Definition of public Selection of media and techniques Budget Assessment of results
3.6 Fokus Penelitian Fokus penelitian dalam penulisan skripsi ini, yaitu kepada program kerja humas dalam peluncuran logo baru LPP TVRI, yang terdiri atas: 1. Appreciations of the situation Dalam tahap ini humas mengumpulkan data atau informasi yang berkaitan dengan opini masyarakat mengenai perusahaan pada saat itu. Pengumpulan fakta atau informasi ini dilakukan sebelum peluncuran logo baru LPP TVRI. 2. Definition of objective Menentukan tujuan yang hendak dicapai. Pada tahap ini humas TVRI perlu mensosialisasikan logo baru ini yang bertujuan untuk memperkenalkan brand positioning TVRI yang baru, yaitu melayani kepentingan publik, dan mensosialisasikan perubahan status TVRI dari PT (persero) menjadi Lembaga Penyiaran Publik (LPP).
33
3. Definition of public Merupakan tahapan dalam menentukan publik mana yang akan dituju sebagai sasarannya, dalam hal ini, yaitu pemirsa TVRI, dan juga instansi instansi pemerintah lainnya. 4. Selection of media and techniques Merupakan tahapan dalam memilih media mana yang akan digunakan sebagai saluran dalam mempublikasikan kegiatan tersebut, seperti: a. Media cetak seperti surat kabar, tabloid, dan majalah. b. Media elektronik seperti radio dan televisi. 5. Budget Merupakan tahapan dalam menganggarkan dana untuk melaksanakan kegiatan tersebut 6. Assessment of results Merupakan tahap akhir humas, yaitu humas melakukan evaluasi terhadap kegiatankegiatan yang telah dilaksanakan (peluncuran logo baru LPP TVRI), dan evaluasi hasilhasil yang telah dicapai akan mengarah pada tujuan akhir perusahaan.
3.7 Tehnik Analisis Data Tehnik analisis data penelitian ini adalah dengan menggunakan deskriptif kualitatif, yakni merupakan cara guna memperoleh gambaran dan tindakan dengan menggunakan wawancara dengan key informan. Setelah itu dianalisa, disajikan dalam bentuk narasi untuk mengetahui program kerja humas dalam peluncuran logo baru TVRI.
34
BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum TVRI Dalam rangka pembuatan skripsi ini, penulis berusaha mengumpulkan data secara lengkap dengan melakukan riset dan penelitian pada Stasiun Pusat TVRI Jakarta yang berlokasi di Jalan Gerbang Pemuda Senayan, Jakarta. Pada 1961 pemerintah memutuskan untuk membangun stasiun televisi di Jakarta dalam rangka penyelenggaraan ASIAN GAMES IV di tahun 1962. Pada Juli 1961, dengan surat keputusan NO:20/SK/M/61, Menteri Penerangan RI membentuk panitia persiapan pembangunan televisi yang terdiri dari sembilan orang yang diketahui oleh R.M. Soenarto. Keputusan akhir pendirian stasiun televisi diberikan oleh Presiden RI pada tanggal 23 Oktober 1961 dengan sekaligus menentukan peralatan yang akan digunakan dan berdasarkan pertimbangan waktu dan harga dipilih dari perusahaan NEC Jepang. Panitia persiapan, dengan bantuan dan kerjasama berbagai pihak terutama “KUPAG” (Komando Urusan Pembangunan Asian Games), berhasil membangun stasiun televisi pertama di Indonesia yang terletak di Senayan, Jakarta. Siaran pertama kali di Indonesia sebagai siaran percobaan dapat dilakukan pada tanggal 17 Agustus 1962, berupa siaran langsung liputan upacara peringatan detikdetik proklamasi di Istana Merdeka, Jakarta. Sejak dilakukan penayangan upacara pembukaan ASIAN GAMES IV tanggal 24 Agustus 1962, lalu simulasi siaran secara teratur dengan nama: BIRO RADIO dan
35
Televisi Organizing Committee Asian Games IV tanggal 24 Agustus 1962 ditetapkan kemudian sebagai hari jadi TVRI. Karena suatu pemikiran bahwa televisi sebagai media massa elektronik harus dikelola secara khusus, dibentuk yayasan tersendiri dengan surat keputusan Presiden RI No. 215 tahun 1963 dengan nama Yayasan Televisi Republik Indonesia, disingkat Yayasan TVRI. Dengan dibentuknya Direktorat Jendral Radio–Televisi–Film Departemen Penerangan pada tahun 1966, pengelolaan yayasan TVRI selanjutnya berada di lingkungan Departemen Penerangan RI dengan pelaksanaan seharihari Direktorat Televisi.
4.1.1 TVRI di Era Orde Baru Tahun 1974, TVRI diubah menjadi salah satu bagian dari organisasi dan tata kerja Departemen Penerangan, yang diberi status Direktorat, langsung betanggung jawab pada Direktur Jenderal Radio, TV, dan Film Departemen Penerangan Republik Indonesia. Sebagai alat komunikasi Pemerintah, tugas TVRI adalah untuk menyampaikan policy Pemerintah kepada rakyat dan pada waktu yang bersamaan menciptakan twoway traffic dari rakyat untuk pemerintah selama tidak mendiskreditkan usahausaha Pemerintah. Pada garis besarnya tujuan kebijaksanaan Pemerintah dan programprogramnya adalah untuk membangun bangsa dan negara Indonesia yang modern dengan masyarakat yang aman, adil, tertib, dan sejahtera. Tiap warga Indonesia mengenyam kesejahteraan lahiriah dan mental spiritual. Semua kebijaksanaan Pemerintah beserta programnya harus
36
dapat diterjemahkan melalui siaransiaran dari studiostudio TVRI yang berkedudukan di Ibukota maupun daerah dengan cepat, tepat dan bail. Semua pelaksanaan TVRI, baik di ibukota maupun di daerah, harus meletakkan tekanan kerjanya kepada integrasi supaya TVRI menjadi suatu wellintegrated mass media Pemerintah. Tahun 1975 Menteri Penerangan mengeluarkan SK Menpen No. 55 Bahan siaran/KEP/Menpen/1975, TVRI memiliki status ganda yaitu selain sebagai Yayasan Televisi RI juga sebagai Direktorat Televisi, sedang manajemen yang diterapkan yaitu manajemen perkantoran/birokrasi.
4.1.2 TVRI di Era Reformasi Bulan Juni 2000 diterbitkan Peraturan Pemerintah No. 36 tahun 2000 tentang perubahan status TVRI menjadi Perusahaan Jawatan (Perjan), yang secara kelembagaan berada di bawah pembinaan dan bertanggung jawab kepada Departemen Keuangan RI. Bulan Oktober 2001 diterbitkan Peraturan Pemerintah No. 64 tahun 2001 tentang pembinaan Perjan TVRI di bawah kantor Menteri Negara BUMN dan Departemen Keuangan RI untuk urusan organisasi dan keuangan. Tanggal 17 April 2002 diterbitkan Peraturan Pemerintah No. 9 tahun 2002, status TVRI diubah menjadi Perseroan Terbatas (PT) TVRI di bawah pengawasan Departemen Keuangan RI dan Kantor Menteri Negara BUMN. TVRI merupakan stasiun televisi tertua di Indonesia dan satusatunya televisi yang jangkauannya mencapai seluruh wilayah Indonesia dengan jumlah penonton sekitar
37
82 persen penduduk Indonesia. Saat ini TVRI memiliki 22 stasiun daerah dan satu stasiun pusat dengan didukung oleh 395 pemancar yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. TVRI bersiaran dengan menggunakan dua sistem yaitu, VHF dan UHF, setelah selesainya di bangun stasiun pemancar Gunung Tela Bogor pada 18 Mei 2002 dengan kekuatan 80 Kw. Kotakota yang telah menggunakan UHF, yaitu Jakarta, Bandung, dan Medan, selain beberapa kota kecil seperti di Kalimantan dan Jawa Timur.
4.1.3 TVRI (Persero) Dengan perubahan status TVRI dari Perjan ke TV Publik sesuai UndangUndang Nomor 32 tahun 2002 tentang Penyiaran, TVRI diberi masa transisi selama tiga tahun dengan mengacu Peraturan Pemerintah No. 9 tahun 2002 yang menyebutkan TVRI berbentuk Persero atau PT. Melalui Persero ini, Pemerintah mengharapkan Direksi TVRI dapat melakukan pembenahanpembenahan, baik di bidang manajemen, struktur organisasi, SDM, dan keuangan. Sehubungan dengan itu, Direksi TVRI tengah melakukan konsolidasi melalui restrukturisasi, pembenahan di bidang marketing dan programming, mengingat sikap mental karyawan dan hampir semua acara TVRI masih mengacu pada status Perjan yang kurang memiliki nilai jual. Restrukturisasi bukan berarti adanya pengurangan SDM atau penambahan modal karena semua itu harus memenuhi kualifikasi yang diperlukan. Khusus mengenai karyawan, Direksi TVRI melalui restrukturisasi akan diketahui jumlah SDM yang dibutuhkan, berdasarkan kemampuan masingmasing individu karyawan untuk mengisi
38
fungsifungsi yang ada dalam struktur organisasi sesuai keahlian dan profesi masing masing, dengan kualifikasi yang jelas. Melalui restrukturisasi tersebut, akan diketahui apakah untuk mengisi fungsi tersebut diatas dapat diketahui, dan apakah perlu dicari tenaga profesional dari luar atau dapat memanfaatkan sumber daya TVRI yang tersedia. Dalam bentuk Persero selama masa transisi ini, TVRI benarbenar diuji untuk belajar mandiri dengan menggali dana dari berbagai sumber antara lain dalam bentuk kerjasama dengan pihak luar baik swasta maupun sesama BUMN serta meningkatkan profesional karyawan. Dengan adanya masa transisi selama tiga tahun ini, diharapkan TVRI akan dapat memenuhi kriteria yang diisyaratkan oleh undangundang penyiaran yaitu sebagai TV Publik dengan sasaran khalayak yang jelas.
4.1.4 TVRI (Lembaga Penyiaran Publik) Berdasarkan UndangUndang RI No. 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran, TVRI ditetapkan sebagai lembaga penyiaran publik yang berbentuk badan hukum yang didirikan oleh negara. Semangat yang mendasari lahirnya TVRI sebagai Lembaga Penyiaran Publik adalah untuk melayani informasi untuk kepentingan publik, bersifat netral, independen, dan tidak komersial. Peraturan Pemerintah RI No. 13 Tahun 2005 menetapkan bahwa tugas TVRI adalah memberikan pelayanan informasi, pendidikan, dan hiburan yang sehat, kontrol dan perekat sosial, serta melestarikan budaya bangsa untuk kepentingan seluruh lapisan
39
masyarakat melalui penyelenggaraan penyiaran televisi yang menjangkau seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Visi
: Terwujudnya TVRI sebagai media pilihan bangsa Indonesia dalam
rangka turut mencerdaskan kehidupan bangsa untuk memperkuat kesatuan nasional. Misi : (1) Membangun TVRI menjadi media perekat sosial untuk persatuan dan kesatuan bangsa sekaligus media kontrol sosial yang dinamis; (2) Mengembangkan TVRI menjadi pusat layanan informasi dan edukasi yang utama; (3) Memberdayakan TVRI menjadi pusat pembelajaran bangsa serta menyajikan hiburan yang sehat dengan mengoptimalkan potensi dan kebudayaan daerah serta memperhatikan komunitas terabaikan; (4) Memberdayakan TVRI menjadi media untuk membangun citra bangsa dan negara di dunia internasional. 34
4.1.5 Struktur Organisasi TVRI. Struktur organisasi yang ada di TVRI adalah sebagai berikut: a. Dewan Pengawas, dijabat oleh Prof. DR. Musa Asy’arie. Membawahi Direktur Utama yang dijabat oleh IGN. Arsana SE, MM, PSc. b. DIrektur Utama membawahi: Direktorat Program dan Berita dijabat oleh Drs. Yon Anwar Direktorat Keuangan dijabat oleh DR. Antar MT. Sianturi Direktorat Teknik dijabat oleh Ir. Kemas A. Tolib Direktorat Umum dijabat oleh Farhat Syukri Direktorat Pengembangan dan Usaha dijabat oleh Ir. Hempi 34
Sejarah Perusahaan didapat dari hasil wawancara dengan Manager Humas TVRI.
40
Satuan Pengawas Intern dijabat oleh Gatot Suyanto Pusat Pendidikan dan Pelatihan dijabat oleh Gatot Budi Utomo Pusat Penelitian dan Pengembangan dijabat oleh Ir. Prayudi
4.1.6 Budaya Organisasi TVRI Budaya organisasi yang diterapkan oleh TVRI sejak berdiri sampai sekarang mencerminkan status TVRI di dalam mengembangkan potensinya sebagai stasiun televise. Dalam tahap ini penulis menjelaskan budaya kerja yang dipraktekkan oleh TVRI yaitu, sebagai berikut: 1. Sistem kerja Sistem kerja bagian siaran ,yaitu merencanakan, mendesain, melaksanakan semua pekerjaan yang berkaitan dengan produksi acara dan pembuatan paket acara siap siar, baik siaran langsung maupun siaran tunda. Sistem kerja bagian teknik, yaitu melaksanakan pekerjaan yang berkaitan dengan penggunaan peralatan teknik untuk mendukung pembuatan paket acara dan penyiaran dari studio ke pemirsa. Sistem kerja bagian tata usaha, yaitu melaksanakan pekerjaan yang berkaitan dengan halhal administrasi dan keuangan untuk mendukung kinerja TVRI. 2. Hubungan kerjasama antar karyawan Di lingkungan kerja TVRI terdapat 5000 karyawan, sehingga besar kemungkinan tidak semua karyawan mengenal satu sama lain. Karyawan yang saling mengenal hanya bagi karyawan yang ada hubungan kerja, atau ada kepentingan dalam tugas seharihari.
41
3. Hubungan karyawan dengan pihak manajer Pada prinsipnya hubungan antar karyawan dengan pimpinan tidak diatur. Dengan kata lain setiap karyawan bebas bertemu dengan pimpinan, termasuk direksi. Baik itu pada saat pimpinan yang membutuhkan dengan memanggil langsung karyawan tersebut atau karyawan sendiri yang langsung bertemu dengan pimpinan berdasarkan inisiatifnya.
4.1.7 Kebijaksanaan Siaran Kebijaksanaan penyelenggaraan siaran TVRI adalah berdasarkan falsafah Pancasila, dengan landasan konstitusional UUD’45 dan landasan operasional GBHN. 1. Maksud penyelenggaraan siaran Siaran yang harus dituangkan ke dalam bentuk mata acara harus senantiasa mampu menggelorakan semangat pengabdian dan perjuangan bangsa, memperkokoh persatuan dan kesatuan nasional, mempertebal rasa tanggung jawab dan disiplin nasional,
memasyarakatkan
kebudayaan
dan
kepribadian
Indonesia
serta
menggairahkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan. 2. Tujuan penyelenggaraan siaran Penggerak masyarakat, penggugah semangat rakyat dengan mengembangkan motivasi, penyebarluasan informasi yang benar dan berguna sebagai pedoman dan pegangan dalam pelaksanaan pembangunan nasional, menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat yang positif bagi pembangunan persatuan dan kesatuan bangsa.
42
4.1.8 Kelembagaan Humas TVRI Menyadari begitu pentingnya peranan Humas dalam suatu organisasi guna membangun citra di masyarakat, terlebih saat ini humas sudah merupakan bagian dari mekanisme manajemen dalam pengambil keputusan. TVRI seiring dengan perubahan statusnya yang memiliki aspek bisnis, mengambil langkah bijak dengan menerapkan adanya Humas dan Protokol dalam struktur organisasinya. Adapun tugas pokok dari Humas dan Protokol adalah melaksanakan hubungan masyarakat secara internal dan eksternal serta melaksanakan tugastugas keprotokolan. Dalam melaksanakan tugasnya harus selalu mengadakan koordinasi dengan seluruh jajaran satuan kerja TVRI dan pihak luar TVRI. a. Tugas dan Fungsi Humas Bertugas menjalin dan memelihara hubungan baik dan saling pengertian antara TVRI dengan masyarakat internal dan eksternal TVRI, tercakup di dalamnya pemirsa, pemasok, pemerintah atau investor, dan karyawan, melalui jalinan hubungan baik dan erat dengan media massa dalam rangka menjaga citra TVRI b. Fungsi Humas TVRI sebagai berikut : 1. Perencanaan dan pengkoordinasian programprogram Kehumasan yang menyeluruh dan luas, termasuk di dalamnya mengembangkan dan mengimplementasikan ideide dan aktivitas promosi dan mendukung hubungan baik dengan pihak luar TVRI. 2. Mewakili TVRI dalam pertemuan lokal, nasional, dan internasional dan mempromosikan programprogram TVRI. 3. Publikasi programprogram, aktivitas TVRI melalui berbagai media.
43
4. Pengelolaan aspek Kehumasan dalam hal terjadi situasi krisis. 5. Pengelolaan dokumentasi, publikasi, dan tugastugas keprotokolan yang berhubungan dengan TVRI. c. Humas Internal Humas Internal adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk menciptakan hubungan yang harmonis, baik vertical maupun horizontal guna terwujudnya suasana kerja yang kondusif di lingkungan TVRI, dalam bentuk : a. Melakukan dialog informal dengan para pimpinan satuan kerja dan karyawan dalam upaya memperoleh informasi berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan. b. Mempersiapkan dan melaksanakan kegiatan tatap muka dalam rangka mensosialisasikan visi dan misi perusahaan. c. Merencanakan, mempersiapkan dan melaksanakan penerbitan bulletin intern dengan tujuan : Sebagai sarana media komunikasi timbal balik antara pimpinan dan karyawan. Sebagai sarana untuk meningkatkan wawasan karyawan mengenai pertelevisian. Sebagai saran untuk menyalurkan hobby dan bakat di bidang penulisan naskah/artikel bagi karyawan TVRI. d. Menyediakan papan pengumuman sebagai suatu kelengkapan penyebaran informasi yang perlu diketahui karyawan.
44
e. Menyelenggarakan suatu kegiatan yang bertujun meningkatkan keakraban diantara karyawan serta keluarganya dengan memanfaatkan eveneven nasional dan peringatan hari jadi TVRI. d. Humas Eksternal Humas eksternal adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk menciptakan hubungan yang harmonis dengan institusi di luar TVRI, baik lembaga Pemerintah maupun swasta termasuk media massa dalam rangka mensukseskan visi dan misi TVRI. Bentuk kegiatan humas eksternal, terdiri dari : a. Mengadakan pertemuan berkala dengan para pimpinan redaksi media cetak. b. Merencanakan suatu kerjasama dengan media cetak dalam rangka mensukseskan program TVRI. c. Merencanakan, mempersiapkan dan melaksanakan publikasi melalui pengiriman press release, agenda mingguan acara TVRI dan artikel ke media ceta e. Protokol Untuk menunjang tugas kehumasan secara menyeluruh, protokoler diperlukan dalam hal pengaturan dalam acara/kegiatan : a. Pertemuan resmi intern TVRI yang diikuti oleh seluruh karyawan, Direksi dan unsur pimpinan baik di pusat maupun daerah. b. Upacara yang berkaitan dengan event tertentu di lingkungan TVRI. c. Pertemuan resmi dengan lembagalembaga di luar TVRI, termasuk media massa (konferensi pers).
45
4.2 Hasil Penelitian Pelaksanaan penelitian mengenai Evaluasi Program Kerja Humas dalam Peluncuran Logo Baru TVRI (Periode April–Agustus 2007) dilakukan sejak Agustus– November 2007 di Kantor Pusat TVRI yang berlokasi di Jalan Gerbang Pemuda, Senayan, Jakarta Pusat. Penelitian dilakukan dengan metode wawancara dengan beberapa narasumber yang berhubungan dengan judul skripsi ini. Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui dan mengevaluasi langkahlangkah Program Kerja Humas dalam Peluncuran Logo Baru TVRI (periode April–Agustus 2007). Setelah memperoleh hasil wawancara dengan narasumber, penulis mendapatkan poinpoin penting mengenai adanya perubahan logo di TVRI. Adanya perubahan logo di TVRI karena berubahnya status TVRI dari PT (persero) menjadi Lembaga Penyiaran Publik (LPP), yang sebelumnya cenderung profit oriented beralih ke pelayanan publik. 35 Orientasi atau tujuan TVRI dengan perubahan logo baru ini adalah TVRI berkomitmen dan fokus pada kepentingan publik dan mengutamakan pelayanan yang lebih baik. Logo baru ini akan membangun citra TVRI yang baru secara keseluruhan, yakni sebagai Lembaga Penyiaran Publik (LPP). 36 Untuk meningkatkan pelayanan yang lebih baik dan berorientasi kepada kepentingan publik, TVRI menggunakan strategi atau cara yang akan mendukung perubahan ini, di antaranya; a) TVRI akan memperkuat core value melalui pembangunan mindset identity yang diimplementasikan pada peningkatan semangat yang tinggi dan ketulusan
35
Wawancara dengan Meggy Th. Rares (Manager Humas TVRI), Sumber Pertanyaan No.1, 15 November 2207 36 Wawancara dengan Meggy Th. Rares (Manager Humas TVRI), Sumber Pertanyaan No.2, 15 November 2007
46
melayani sebagai bentuk konkret perubahan ke arah pembangunan citra yang positif. b) Menanamkan institution culture dengan membangun tata nilai TVRI untuk membentuk identitas perilaku yang dipraktekkan oleh setiap karyawan dalam menjalankan aktivitas pekerjaannya. c) Sedangkan untuk mengkomunikasikan langkahlangkah yang diambil, TVRI memperkenalkan logo baru sebagai bentuk kesungguhan dan kebulatan tekat untuk berubah menjadi lebih baik. 37 Logo merupakan bagian dari skema identitas perusahaan. Logo sebagai bagian dari identitas perusahaan perlu direncanakan secara matang dan disosialisasikan. Sebab perubahan logo akan mempengaruhi performance dalam pembangunan TVRI. Oleh karena itu, logo baru TVRI harus mempunyai dasar pemikiran untuk memantapkan identitas yang menentukan eksistensi dan tujuan sebagai Lembaga Penyiaran Publik (LPP). Dasar pemikiran logo baru TVRI adalah adanya perubahan status TVRI dari PT (persero) menjadi Lembaga Penyiaran Publik (LPP) yang sebelumnya cenderung profit oriented beralih ke pelayanan publik. Selain itu, dasar pemikiran logo baru ini adalah selama bentuk dan selagi hurufnya 4, yaitu TVRI tidak akan berubah dari itu. Artinya berubah dalam arti huruf tetap tapi gayanya yang dinamis dan luwes. Lalu karena ini ada perubahan publik, dimasukkan unsur huruf “P” dalam huruf TVRI tersebut. 38
37
Wawancara dengan Meggy Th. Rares (Manager Humas TVRI), Sumber Pertanyaan No.3, 15 November 2007 38 Wawancara dengan Pencipta Logo Baru TVRI (Abub Luthfy), Sumber Pertanyaan No.2, 8 November 2007
47
4.2.1 Falsafah Logo Baru TVRI
(a)
(b)
Logo TVRI sebelumnya (a) dan Logo Baru TVRI (b) a) Makna Logo Baru TVRI Secara simbolis, bentuk logo menggambarkan layanan publik yang informatif, komunikatif, elegan, dan dinamis dalam upaya mewujudkan visi dan misi TVRI sebagai TV Publik, yaitu media yang memiliki fungsi kontrol dan perekat sosial untuk memelihara persatuan dan kesatuan bangsa. b) Makna Bentuk Bentuk elips yang berawal pada huruf T dan berakhir huruf I dari TVRI membentuk huruf P yang mengandung 5 (lima) makna layanan informasi dan komunikasi menyeluruh, yaitu: a. P sebagai huruf awal dari kata “publik” yang berarti “memberikan layanan informasi dan komunikasi kepada masyarakat dengan jangkauan nasional dalam upaya ikut mencerdaskan kehidupan bangsa”. b. P sebagai huruf awal dari kata “perubahan” yang berarti “membawa perubahan yang sempurna”. c. P sebagai huruf awal dari kata “perintis” yang berarti “merupakan perintis atau cikal bakal pertelevisian di Indonesia”.
48
d. P sebagai huruf awal dari kata “pemersatu” yang berarti “merupakan lembaga penyiaran publik yang mempersatukan bangsa Indonesia yang tersebar di bumi nusantara yang sangat luas dan terdiri atas ribuan pulau”. e. P sebagai huruf awal dari kata “pilihan” yang berarti “menjadi alternatif tontonan masyarakat Indonesia dari berbagai segmen dan lapisan masyarakat”. Bentuk Elips dengan tarikan garis runcing dan dinamis, melambangkan komet yang bergerak cepat dan terarah serta bermakna gerakan perubahan yang cepat dan terencana menuju televisi publik yang lebih sempurna. Bentuk tipografi TVRI memberi makna elegan dan dinamis, siap mengantisipasi perubahan dan perkembangan jaman serta tuntunan masyarakat. c) Makna Warna Warna Biru mempunyai makna elegan, jernih, cerdas, informatif, dan komunikatif. Perubahan warna jingga ke warna merah melambangkan sinar atau cahaya yang membawa pencerahan untuk membawa dan ikut bersama mencerdaskan kehidupan bangsa serta mempunyai makna semangat dan dinamika perubahan menuju ke arah yang lebih sempurna. Logo sebagai identitas perusahaan merupakan suatu kekuatan atau sumber daya yang paling canggih pada sebuah perusahaan modern. Dalam hal ini, perusahaan di dunia pertelevisian dapat menonjolkan identitas perusahaanya dengan cara menampilkan logo perusahaan. Keberadaan logo sangat penting bagi sebuah perusahaan, karena dengan logo dapat mencerminkan perusahaannya itu seperti apa. Apakah sesuai dengan visi dan misi perusahaan yang diharapkan oleh manajemen perusahaan bersangkutan. 39
39
Wawancara dengan Pengamat Logo (Didit Chris), Sumber Pertanyaan No.1, 19 november 2007
49
Selain itu, logo bagi perusahaan di dunia pertelevisian juga bisa meningkatkan citra perusahaannya. Gufron Sakaril selaku praktisi Humas Indosiar menyatakan : “Sebuah logo itu bisa mencerminkan visi dan misi perusahaan yang diharapkan dan menuju perubahan ke arah yang lebih baik demi meningkatkan citra perusahaan. Sebagai upaya untuk menghadapai persaingan bisnis di dunia pertelevisian yang semakin pesat.”
Tanggal 16 April 2007 merupakan hari yang sangat fundamental bagi perubahan di TVRI. Karena pada tanggal itu, TVRI mengganti logo perusahannya. Logo baru ini untuk menandai perubahan status TVRI, dari PT (persero) menjadi Lembaga Penyiaran Publik (LPP). Logo baru ini diciptakan sesuai dengan visi dan misi TVRI sebagai TV Publik, yaitu: Visi TVRI: 1) Terwujudnya TVRI sebagai media pilihan bangsa Indonesia dalam rangka turut mencerdaskan kehidupan bangsa untuk memperkuat kesatuan nasional. Misi TVRI: 1) Membangun TVRI menjadi media perekat sosial untuk persatuan dan kesatuan bangsa sekaligus media kontrol sosial yang dinamis. 2) Mengembangkan TVRI menjadi pusat layanan informasi dan edukasi yang utama. 3) Memberdayakan TVRI menjadi pusat pembelajaran bangsa serta menyajikan hiburan yang sehat dengan mengoptimalkan potensi dan kebudayaan daerah serta memperhatikan komunitas terabaikan. 4) Memberdayakan TVRI menjadi media untuk membangun citra bangsa dan negara di dunia internasional.
50
Dilihat dari visi dan misinya, logo TVRI dapat dikatakan logo yang baik dan ideal. Logo yang baik dan ideal itu adalah logo yang memiliki konsep yang jelas, makna, dan komposisi warna yang disesuaikan dengan visi. misi, dan identitas perusahaan. Maka dapat dikatakan logo itu memiliki nilai yang baik dan ideal. 40 Untuk mensukseskan apa yang diinginkan oleh pihak manajemen TVRI dalam hal peluncuran logo baru, dibutuhkan program kerja humas demi mendukung apa yang diinginkan oleh pihak manajemen TVRI, yaitu untuk menandai perubahan status TVRI dengan cara meluncurkan logo baru. Aktivitas humas dalam peluncuran logo baru adalah mendampingi Dewan Direksi pada saat peluncuran logo, menjadi MC (Master of ceremony), mengkoordinator acara peluncuran logo, dan menerima tamu undangan. Serta mendampingi Dewan Direksi dalam acara konferensi pers setelah peluncuran logo baru. Tugas atau kegiatan untuk menciptakan identitas perusahaan menjadi tanggung jawab humas karena hal itu menyangkut semua aspek dari organisasi secara keseluruhan, dan menjadi bagian yang sangat penting dari total operasi yang dijalankan oleh perusahaan/organisasi. Agar tugas atau kegiatan kehumasan tersebut dapat berjalan dengan baik dan selalu mendapatkan perhatian yang luas dari masyarakat, divisi humas harus memiliki program kerja humas yang baik. Dalam program kerjanya, humas harus mengetahui secara optimal situasi dan perkembangan yang ada, serta kemajuan yang diharapkan perusahaan atau organisasi. Tentunya program kerja humas tersebut harus jelas, tegas, dan bermutu, supaya mudah dilaksanakan. 40
Wawancara dengan Pengamat Logo (Didit Chris), Sumber Pertanyaan No. 6, 19 November 2007
51
Secara lebih rinci, program kerja humas dalam peluncuran logo baru LPP TVRI (Periode April–Agustus 2007) adalah sebagai berikut: 1) Appreciations of the situation. Sebelum adanya peluncuran logo baru TVRI, diketahui bahwa adanya krisis manajemen di lingkungan kerja TVRI berupa karyawan penyiar TVRI menolak kebijakan yang dikeluarkan oleh Dewan Direksi. Terutama terhadap Direktur Program dan Berita. Peluncuran logo baru ini merupakan salah satu langkah manajemen TVRI untuk menghilangkan nilai publisitas media massa terhadap berita adanya krisis di manajemen TVRI. Berdasarkan fakta tersebut, penulis berpendapat bahwa pada tahap ini pihak Humas TVRI telah berupaya dalam mengumpulkan data mengenai isu krisis di manajemen TVRI. Datadata tersebut akan digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk peluncuran logo baru. 2) Definition of objective Menentukan tujuan yang hendak dicapai. Dengan peluncuran logo baru ini, TVRI berkomitmen dan fokus pada kepentingan publik dan mengutamakan pelayanan yang lebih baik. Logo baru ini akan membangun citra TVRI yang baru secara keseluruhan, yakni sebagai Lembaga Penyiaran Publik (LPP) sebagaimana yang dicitacitakan dan sekaligus mensosialisasikan perubahan status TVRI. Untuk merealisasikan tujuan yang hendak dicapai perusahaan, pada tahap ini Humas TVRI mensosialisasikan logo baru ini melalui media cetak, dan dalam berbagai kesempatan pihak TVRI terus membuat program humas. Misalnya dengan menerbitkan buku yang bernama cetak biru, family gathering, mengadakan lomba baca berita,
52
mengundang beberapa sekolah atau universitas, dan mengadakan lomba menyanyi dan menggambar. Selain itu juga melalui brosur, spanduk, dan layar TVRI itu sendiri. 41 Menurut pendapat Meggy Th. Rares: “Adanya perubahan logo TVRI karena berubahnya status TVRI dari PT (persero) menjadi Lembaga Penyiaran Publik (LPP), maka TVRI harus melakukan perubahan karena yang sebelumnya cenderung profit oriented beralih ke pelayanan publik.” 42
Berdasarkan tujuan yang hendak dicapai agar logo baru ini dapat diketahui dan dipahami, maka hasil peluncuran logo baru ini belum menunjukkan hasil yang maksimal seperi yang diharapkan perusahaan. Hal ini didukung oleh pendapat masyarakat mengenai kesesuaian logo baru dengan status TVRI saat ini. Masyarakat ini terdiri dari mahasiwa, karyawan, dan ibu rumah tangga. Pada dasarnya mereka hanya mengetahui logo baru tersebut, namun tidak mengetahui tujuan atau status TVRI saat ini. Berikut ini tabel tentang pengetahuan khalayak terhadap logo baru TVRI (berdasarkan hasil wawancara) No. 1
Pertanyaan
Apakah anda sudah mengetahui logo 1.Harni baru TVRI?
2.
Nama responden (Ibu
Rumah 1. Ya, saya tahu
Tangga)
Apakah anda tahu maksud/tujuan dari logo baru TVRI?
Jawaban
2. Saya tidak tahu apa maksud dari logo baru ini.
2 Erni (Mahasiswi BSI)
1. Ya tahu 2. Tidak tahu, tentunya ada perubahan yang diharapkan.
41 42
Wawancara dengan Manajer Humas TVRI, Sumber Pertanyaan No.2 dan No.7, 15 November 2007 Wawancara dengan Manajer Humas TVRI, Sumber Pertanyaan No.1, 15 November 2007
53
3. Winanto (Karyawan 1. Ya tahu lago baru TVRI. Bank Mandiri)
2. Tidak tahu, tapi saya yakin tentunya dari manajemen TVRI benarbenar
ingin
adanya
perubahan dengan logo barunya ini.
3) Definition of Public Merupakan tahapan dalam menentukan publik mana yang akan dituju sebagai sasarannya, yaitu: b. Adanya pemahaman baru dari masyarakat terhadap perubahan status kelembagaan TVRI. c. Adanya kedudukan TVRI yang baru yang dapat memperkuat awareness dan citra TVRI sebagai TV Publik. c. Adanya semangat dan inspirasi baru yang melandasi setiap aktivitas karyawan TVRI dalam bekerja dan berkarya untuk melayani kepentingan publik guna membangun loyalitas masyarakat terhadap TVRI.
54
Pada tahapan ini Meggy Th. Rares memberikan penjelasan mengenai penentuan publik/khalayak yang akan dituju sebagai sasaran dalam peluncuran logo baru ini: “Semua pemirsa atau masyarakat yang ada di Indonesia. Intinya agar adanya pemahaman baru dari masyarakat terhadap perubahan status kelembagaan TVRI, yaitu dari PT (persero) ke LPP. Selain itu juga untuk memperkuat awareness akan citra TVRI sebagai TV Publik.” 43
Berdasarkan penjelasan yang dikemukakan oleh Humas TVRI mengenai publik/khalayak yang akan menjadi sasaran dalam peluncuran logo baru ini, Humas TVRI tidak menemui kendala dalam menentukan khalayak sasarannya. Hal ini didukung oleh pendapat masyarakat yang menyatakan bahwa mereka sudah mengetahui logo baru ini. Intinya Humas TVRI terus berupaya agar logo baru ini dipahami oleh masyarakat dan yang penting dalam berbagai kesempatan TVRI tetap mempublikasikan logo baru ini. Misalnya dengan menerbitkan buku yang bernama cetak biru, family gathering, mengadakan lomba baca berita, mengundang beberapa sekolah atau universitas, dan mengadakan lomba menyanyi dan menggambar. Selain itu juga melalui brosur, spanduk, dan layar TVRI itu sendiri.
43
Wawancara dengan Manajer Humas TVRI, Sumber Pertanyaan No.4, 15 November 2007
55
Daftar Program/Acara Humas Dalam Peluncuran Logo Baru (Periode AprilAgustus 2007)
No.
Bulan
Program/Acara
Tujuan/Maksud 1. Untuk memperkenalkan kepada masyarakat mengenai
1.
April
Menerbitkan buku
kebijakankebijakan TVRI
yang bernama
pasca peluncuran logo baru
“Cetak Biru”
2. Memperkenalkan logo baru TVRI sekaligus menjelaskan visi dan misi 1. Untuk mempererat tali
2.
Mei
Family Gathering
silaturahim antar keluarga
dengan
karyawan LPP TVRI
mengundang
2. Memperkenalkan logo
keluarga karyawan
baru TVRI sekaligus menjelaskan visi dan misi 1. Mencari bakat potensial
Mengadakan lomba 3.
Juni
baca berita dalam bahasa Jepang
untuk menjadi pembawa acara berita di TVRI 2. Memperkenalkan logo baru TVRI sekaligus menjelaskan visi dan misi
Mengundang beberapa sekolah 4.
Juli
atau universitas untuk datang langsung ke kantor pusat LPP TVRI
1. Memberitahu kepada mereka bahwa TVRI mempunyai suatu wadah untuk menghasilkan sumber daya manusia profesional di bidang pertelevisian. 2. Memperkenalkan logo
56
baru TVRI sekaligus menjelaskan visi dan misi 1. Pemenang lomba akan Mengadakan lomba mengisi acara pada saat ulang
5.
Agustus
menyanyi dan
tahun TVRI yang ke 45, pada
menggambar dari
tanggal 24 Agustus
tingkat anakanak
2. Memperkenalkan logo
sampai dewasa
baru TVRI sekaligus menjelaskan visi dan misi
Tabel di atas adalah program/acara humas dalam peluncuran logo baru TVRI periode AprilAgustus 2007. Ini merupakan upaya manajemen TVRI untuk terus mempublikasikan logo baru TVRI. 4) Selection of media and techniques Merupakan tahapan dalam memilih media mana yang akan digunakan sebagai saluran dalam mempublikasikan kegiatan tersebut. Pada tahap ini, Humas TVRI mengundang beberapa media cetak dan elektronik dalam peluncuran logo baru TVRI. Media yang digunakan dalam melakukan kegiatan komunikasi ini adalah: a) Media elektronik seperti televisi, dalam hal ini manajemen TVRI menggunakan TVRI itu sendiri dalam melakukan komunikasinya. Misalnya dengan menayangkan iklan program acara khusus dalam peluncuran logo baru TVRI dalam siarannya. b) Media cetak seperti, surat kabar, majalah, dan tabloid. Dalam menentukan media cetak yang akan digunakan untuk melakukan komunikasi, manajemen TVRI mengundang media cetak yang selama ini memberikan pemberitaan mengenai program acara di TVRI.
57
Tabel Daftar Hadir Media Dalam Rangka Peluncuran Logo Baru LPP TVRI Tanggal 16 April 2007, Di Auditorium TVRI.
No..
Media
Nama
1.
Pos Kota
Agus Santosa
2.
Koran Tempo
Riky Radianto
3.
Antara
Teguh Handoko
4.
Jak TV
Ike
5.
Non Stop
Aditia
6.
Tabolid Sensitif
Johan
7.
RCTI
Handoko
8.
Jambi Independent
Mahadi
9.
Pos Metro
D’day
10.
SCTV
Agung
11.
Indopos
Yusron
12.
Gatra
Mujib
13.
Kompas
Johari
14.
Berita Kota
Sagian
15.
Terbit
Kandal
16.
Media Indonesia
Anto
17.
Suara Pembaruan
Hendi
18.
Republika
Dendra
58
19.
Warta Kota
Heni
20.
Sindo
Martha
Pada Tabel di atas diperoleh keterangan bahwa media yang hadir pada saat peluncuran logo baru hanya berjumlah 15 media. Namun, media elektronik tersebut hanya untuk memenuhi undangan dan bukan untuk peliputan. Dengan alasan karena masingmasing stasiun TV itu memiliki etika dalam penyiaran. Seperti Penjelasan yang dikemukakan oleh Meggy Th. Rares berikut ini: “Kita langsung mensosialisasikan ke media cetak saja, karena bila mensosialisasikan ke stasiun TV lain tidak mungkin dengan alasan masingmasing stasiun TV itu memiliki etika. Jadi intinya terus mensosialisasikan ke media cetak melalui program acara unggulan TVRI.” 44 Pemilihan media dalam peluncuran logo baru ini belum sesuai dengan harapan pihak TVRI karena tidak semua media massa mempublisitaskan acara peluncuran logo baru tersebut. Seperti yang dikemukakan oleh Meggy Th. Rares berikut ini: “Tidak semua, karena sebagian media yang diundang adalah media elektronik. Jadi ini semua kembali pada etika pertelevisian bahwa mereka tidak mungkin menyiarkan logo baru TVRI.” 45
Berdasarkan kenyataan tersebut, menurut penulis sebaiknya pihak manajemen TVRI harus benarbenar memperhatikan hal ini. Mengapa sebagian media yang diundang tidak mempublisitaskan/memberikan pemberitaan di medianya mengenai adanya peluncuran logo baru di TVRI.
44 45
Wawancara dengan Manajer Humas TVRI, Sumber pertanyaan No.5, 15 November 2007 Wawancara dengan Manajer Humas TVRI, Sumber pertanyaan No.10, 15 November 2007
59
Tabel Daftar Program Acara Unggulan TVRI
No.
Kategori Program
Acara
Keterangan
a. TVRI Sport
a. Tayangan olahraga dari dalam dan luar negeri. Memperkaya khasanah olahraga bagi masyarakat dan dapat memacu peningkatan prestasi bagi para olahragawan. Disiarkan setiap hari pada pukul 23.00 WIB. b. Perbincangan hangat tentang berbagai
b. Dialog hal yang aktual di seputar dunia politik, ekonomi, sosial, hukum, pendidikan, dan budaya. Disiarkan setiap hari Selasa, Rabu, 1.
Berita dan Kamis, dan Jum’at pada pukul 20.00 WIB.
Informasi c. Teras
c. Melalui program Teras (Terapi Sehat), pemirsa akan dibekali dengan bagaimana cara hidup sehat. Disiarkan setiap hari Selasa, Rabu, Kamis, Sabtu, dan Minggu pada Pukul 12.00 WIB. d. Saran dan harapan. Mengulas berbagai
d. Sarapan hal yang sedang hangat diperbincangkan di kalangan masyarakat luas. Disiarkan setiap
60
hari Senin s/d Jum’at pada pukul 06.30 WIB. e. Show Biz e. Beragam informasi dari dunia hiburan, tradisi dan budaya, gaya hidup serta liputan tentang kehidupan public figure dikemas dan disajikan secara langsung melalui program Show Biz. Disiarkan setiap hari Sabtu pada pukul 21.30 WIB. a. Dimensi Pagi
a. Sebuah program variety show segar dan penuh informasi dan menyajikan talk show, musik, lawak, dan program memasak. Disiarkan setiap hari Minggu pada pukul 08.00 WIB.
b. Conteswara
b. Uji kemampuan berolah vokal. Ikuti lomba karaoke melalui layar TVRI dari rumah dan hadiah menarik. Disiarkan
2.
Hiburan setiap hari Sabtu dan Minggu pada pukul 15.30 WIB. c. Gebyar
c. Keroncong adalah salah satu jenis musik
Keroncong negeri ini yang harus terus dilestarikan. Selalu enak didengar di waktu istirahat. Disiarkan setiap hari Senin pada pukul 22.00 WIB.
61
d. Musik dangdut dari halaman TVRI. d. Dangdut
Semarak dan meriah dengan menampilkan
Pro artisartis dangdut idola. Disiarkan setiap hari Rabu pada pukul 21.30 WIB. e. Sebuah paket musik khusus menyajikan e. Jazz Club
lagulagu berirama Jazz. Disiarkan setiap hari Kamis pada pukul 22.00 WIB. f. Untuk penggemar musik country dapat
f. Country Road
bergabung dan menikmatinya melalui paket musik country road. Disiarkan setiap hari Sabtu pada pukul 20.00 WIB.
a. TV Edukasi
a. Belajar jadi mudah dan menyenangkan. Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, untuk siswa SLTP. Disiarkan
3.
Pendidikan
setiap hari Senin s/d Kamis pada pukul 07.00 WIB. b. English 4 Fun
b. Belajar bahasa Inggris dalam suasana yang menyenangkan. Penampilan menarik para pelajar di Indonesia dalam acara kuis bahasa Inggris pertama dan satusatunya di
62
Indonesia. Disiarkan setiap hari Minggu pada pukul 20.00 WIB a. Menyambut datangnya pagi. Sebuah a. Hikmah Pagi
program siraman rohani berisikan pengetahuan tentang nilainilai keagamaan. Disiarkan setiap hari Senin s/d Kamis pada pukul 05.00 WIB. b. Satusatunya program pembelajaran AL
4.
Rohani
b. Teletilawah QUR’AN di televisi. Hanya dapat diikuti melalui program Teletilawah. Disiarkan setiap hari Jum’at pada Pukul 05.00 WIB. c. Beragam pengetahuan, informasi, serta c. Untukmu
kisahkisah nyata yang menyentuh dan
Ibu Indonesia
diperuntukkan khusus bagi ibuibu Indonesia. Disiarkan setiap hari Jum’at pada Pukul 12.00 WIB.
Tabel di atas adalah program acara unggulan TVRI. Ini merupakan salah satu langkah manajemen TVRI dalam meluncurkan dan mempublikasikan logo barunya kepada khalayak luas periode AprilAgustus 2007
63
5) Budget Pada tahap ini, TVRI menggunakan dana pribadi dari pendapatanpendapatan lain dan pemasukan dari APBN. TVRI tidak bekerjasama dengan pihak lain dalam peluncuran logo baru ini. Dengan pertimbangan masih ada dana yang mencukupi. Hal ini didukung oleh pernyataan Meggy Th. Rares sebagai berikut: “Pihak manajemen TVRI sudah memikirkan itu semua secara matang dan komprehensif. Ya termasuk di dalamnya biaya desain logo dan sosialisasi logo baru ke mediamedia cetak, brosur, dan spanduk. Jadi biaya yang dikeluarkan dalam peluncuran logo baru benarbenar disesuaikan dengan dana dari TVRI itu sendiri dan juga APBN.” 46 Berikut ini anggaran peluncuran logo baru LPP TVRI (Biaya On Air dan Off Air) : I. On Air
:
1. Artis penyanyi
30.000.000
2. Band (Big Band)
15.000.000
3. Host 2 (dua) orang 4. Dekor Studio 5. Sewa Sound System
4.000.000 15.000.000 5.000.000
II. Off Air : 1. Konsumsi (makan ringan) @ Rp.35.000 X 400 undangan
46
14.000.000
2. Undangan @ Rp.12.000 X 300 buah
3.600.000
3. Pin (souvenir) @ Rp 8250 X 500 buah
4.125.000
4. Leaflet @ Rp.2000 X 1000 lembar
2.000.000
5. Stiker (souvenir) @ Rp.1500 X 500 buah
750.000
6. Standing Banner 3 buah
525.000
Wawancara dengan Manajer Humas TVRI, Sumber pertanyaan No.12, 15 November 2007
64
7. Spanduk 2 buah X Rp.250.000
500.000
8. Bunga hiasan luar studio Rp.25.000 X 6 vas
150.000
9. Bros untuk penerima tamu Rp.5000 X 50 orang
250.000
10. Dokumentasi, foto + VCD (rekaman) 11. Album foto 3 buah X Rp.100.000 12. Wartawan Rp.250.000 X 15 media 13. Kurir/antar undangan
1.000.000 300.000 3.750.000 500.000
14. Biaya lainlain
5.000.000
III. Total Anggaran
105.450.000
6) Assessment of Results Merupakan tahap akhir humas, yaitu humas melakukan evaluasi terhadap kegiatankegiatan yang telah dilaksanakan. Untuk mengukur keberhasilan target atau tujuan pada kegiatan komunikasi humas, yaitu humas melakukan evaluasi akhir terhadap kegiatan yang sudah dilakukan. Dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana kesuksesan dalam pelaksanaan. Seperti yang dikemukakan Meggy Th. Rares sebagai berikut: “Humas memonitor kembali kegiatan yang sudah direncanakan, apakah kegiatan yang sudah dilakukan telah terpublikasi dengan baik ke seluruh pemirsa atau belum. Tapi intinya adalah Humas TVRI terus berupaya agar logo baru ini dipahami oleh masyarakat dan yang penting dalam berbagai kesempatan TVRI tetap mempublikasikan logo baru ini”. 47
47
Wawancara dengan Manajer Humas TVRI, Sumber Pertanyaan No.14, 15 November 2007
65
Evaluasi yang dapat diambil dari tahapan program kerja humas dalam peluncuran logo baru TVRI adalah menunjukkan masih kurangnya akan pengetahuan dan pemahaman publik/khalayak akan logo baru TVRI. Dalam arti masyarakat hanya mengetahui logo baru tersebut, tanpa memahami apa tujuan TVRI dengan logo barunya ini. Selain itu, nilai berita akan peluncuran logo baru ini masih kurang. Ini ditunjukkan bahwa sebagian media tidak mempublisitaskan peluncuran logo baru TVRI.
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian Setelah melaporkan hasil penelitian yang telah dilakukan, berikutnya penulis akan memberikan pembahasan tentang bagaimana melakukan evaluasi terhadap Program Kerja Humas Dalam Peluncuran Logo Baru TVRI (Periode April–Agustus 2007). Apakah program kerja humas itu berhasil atau tidak dan sesuai dengan tujuan perusahaan/organisasi yang diinginkan. Oleh karena itu, penulis akan melakukan evaluasi dengan cara membandingkan program kerja humas yang telah disusun dengan hasil yang diperoleh. Dari hasil penelitian diketahui bahwa Humas TVRI telah melakukan kegiatan kehumasannya dalam peluncuran logo baru TVRI. Dalam melakukan kegiatannya, humas berusaha untuk mengacu pada tahapan program kerja humas yang dibuat secara terstruktur dan terencana dalam upaya mendukung kegiatannya dan mempertahankan citra serta pencapaian tujuan perusahaan. Pelaksanaan program kerja humas dalam peluncuran logo baru TVRI sesuai dengan program kerja humas pada umumnya. Frank Jefkins menunjukkan bahwa program kerja humas meliputi aspekaspek, seperti appreciations of the situation (dalam
66
tahap ini humas mengumpulkan data atau informasi yang berkaitan dengan opini masyarakat mengenai perusahaan pada saat itu), definition of objective (menentukan tujuan yang hendak dicapai), definition of public (merupakan tahapan dalam menentukan publik mana yang akan dituju sebagai sasarannya), selection of media and techniques (merupakan tahapan dalam memilih media mana yang akan digunakan sebagai saluran dalam mempublikasikan kegiatan tersebut), budget (merupakan tahapan dalam menganggarkan dana untuk melaksanakan kegiatan tersebut), assessment of results (merupakan tahap akhir humas, yaitu humas melakukan evaluasi terhadap kegiatan kegiatan yang telah dilaksanakan). Setelah mengetahui program kerja humas dalam peluncuran logo baru TVRI, penulis akan mengevaluasi program kerja humas tersebut untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan Humas TVRI dalam meluncurkan logo barunya. Untuk mendukung dan mengetahui sejauh mana keberhasilan Humas TVRI dalam meluncurkan logo barunya, penulis akan menggunakan teori yang dikemukakan oleh Anne Gregory dalam bukunya, “Perencanaan dan Manajemen Kampanye Public Relations” tentang beberapa istilah yang sering digunakan dalam melakukan evaluasi yang patut untuk mendapatkan penjelasan terhadap program kerja/kampanye humas adalah sebagai berikut: 1) Input. Input dari pelaksanaan program kerja humas dalam peluncuran logo baru TVRI adalah appreciations of the situation (dalam tahap ini humas mengumpulkan data atau informasi yang berkaitan dengan opini masyarakat mengenai perusahaan pada saat itu), definition of objective (menentukan tujuan yang hendak dicapai), definition of public (merupakan tahapan dalam menentukan publik mana yang akan dituju sebagai
67
sasarannya), selection of media and techniques (merupakan tahapan dalam memilih media mana yang akan digunakan sebagai saluran dalam mempublikasikan kegiatan tersebut), budget (merupakan tahapan dalam menganggarkan dana untuk melaksanakan kegiatan tersebut), assessment of results (merupakan tahap akhir humas, yaitu humas melakukan evaluasi terhadap kegiatankegiatan yang telah dilaksanakan). a. Appreciations of the situation (tahap ini humas mengumpulkan data atau informasi yang berkaitan dengan opini masyarakat mengenai perusahaan pada saat itu). Sebelum adanya peluncuran logo baru TVRI, diketahui bahwa adanya krisis manajemen di lingkungan kerja TVRI berupa karyawan penyiar TVRI menolak kebijakan yang dikeluarkan oleh Dewan Direksi. Terutama terhadap Direktur Program dan Berita. Peluncuran logo baru ini merupakan salah satu langkah manajemen TVRI untuk menghilangkan nilai publisitas media massa terhadap berita adanya krisis di manajemen TVRI. Berdasarkan fakta tersebut, secara bersamasama pihak manajemen TVRI segera meluncurkan logo barunya sebagai upaya untuk membangun citra TVRI yang baru, yaitu sebagai TV Publik. b. Definition of objective (menentukan tujuan yang hendak dicapai) Menentukan tujuan yang hendak dicapai. Dengan peluncuran logo baru ini, TVRI berkomitmen dan fokus pada kepentingan publik dan mengutamakan pelayanan yang lebih baik. Logo baru ini akan membangun citra TVRI yang baru secara keseluruhan, yakni sebagai Lembaga Penyiaran Publik (LPP) sebagaimana yang dicitacitakan dan sekaligus mensosialisasikan perubahan status TVRI. Langkah Humas TVRI selanjutnya dalam meluncurkan logo barunya adalah dengan terus mensosialisasikan logo baru melalui media cetak melalui program acara
68
unggulan TVRI. Misalnya dengan menerbitkan buku yang bernama cetak biru, family gathering, mengadakan lomba baca berita, mengundang beberapa sekolah atau universitas, dan mengadakan lomba menyanyi dan menggambar. Selain melalui media cetak, dalam berbagai kesempatan pihak TVRI terus mensosialisasikan logo baru ini, misalnya dengan brosur, spanduk, dan layar TVRI itu sendiri. c. Definition of public (merupakan tahapan dalam menentukan publik mana yang akan dituju sebagai sasarannya) Khalayak yang menjadi sasaran dalam sosialisasi logo baru ini adalah semua pemirsa atau masyarakat yang ada di Indonesia. Berdasarkan tujuan yang hendak dicapai agar logo baru ini dapat diketahui dan dipahami, maka hasil peluncuran logo baru ini belum menunjukkan hasil yang maksimal seperti yang diharapkan perusahaan. Hal ini didukung oleh pendapat masyarakat mengenai kesesuaian logo baru dengan status TVRI saat ini. Masyarakat ini terdiri dari mahasiwa, karyawan, dan ibu rumah tangga. Pada dasarnya mereka hanya mengetahui logo baru tersebut, namun tidak mengetahui tujuan atau status TVRI saat ini. Intinya agar adanya pemahaman baru dari masyarakat terhadap perubahan status kelembagaan TVRI, yaitu dari PT (Persero) ke LPP, adanya kedudukan TVRI yang baru yang dapat memperkuat awareness dan citra TVRI sebagai TV Publik, dan adanya semangat dan inspirasi baru yang melandasi setiap aktivitas karyawan TVRI dalam bekerja dan berkarya untuk melayani kepentingan publik guna membangun loyalitas masyarakat terhadap TVRI. d. Selection of media and techniques (merupakan tahapan dalam memilih media mana yang akan digunakan sebagai saluran dalam mempublikasikan kegiatan tersebut)
69
Merupakan tahapan dalam memilih media mana yang akan digunakan sebagai saluran dalam mempublikasikan kegiatan tersebut. Pada tahap ini, Humas TVRI mengundang beberapa media cetak dan elektronik dalam peluncuran logo baru TVRI. Media yang digunakan dalam melakukan kegiatan komunikasi ini adalah: a) Media elektronik seperti televisi, dalam hal ini manajemen TVRI menggunakan TVRI itu sendiri dalam melakukan komunikasinya. Misalnya dengan menayangkan iklan program acara khusus dalam peluncuran logo baru TVRI dalam siarannya. b) Media cetak seperti, surat kabar, majalah, dan tabloid. Dalam menentukan media cetak yang akan digunakan untuk melakukan komunikasi, manajemen TVRI mengundang media cetak yang selama ini memberikan pemberitaan mengenai program acara di TVRI. Pemilihan media dalam peluncuran logo baru ini belum sesuai dengan harapan pihak TVRI karena tidak semua media massa mempublisitaskan acara peluncuran logo baru tersebut. Berdasarkan kenyataan tersebut, menurut penulis sebaiknya pihak manajemen TVRI harus benarbenar memperhatikan hal ini. Mengapa sebagian media yang diundang tidak mempublisitaskan/memberikan pemberitaan di medianya mengenai adanya peluncuran logo baru di TVRI. Berikut ini daftar media yang memuat pemberitaan tentang peluncuran logo baru TVRI No. 1.
Nama Media Pos Kota
Isi Berita TVRI Ganti Logo Direktur Utama TVRI, I Gde Arsana bertekad menjadikan TVRI lebih dinamis, kreatif, dan informatif
70
dengan pergantian logo baru yang dominant warna biru dengan lingkaran merah di atasnya. “Kami ingin logo baru ini bisa memberikan semangat baru bagi perubahan serta kemajuan TVRI ke depan. Apalagi persaingan dunia pertelevisian semakin ketat”, kata Arsana, seusai peluncuran logo baru bertempat di Auditorium TVRI Senayan, Jakarta, Senin malam.
e. Budget (merupakan tahapan dalam menganggarkan dana untuk melaksanakan kegiatan tersebut) Budget/anggaran yang dianggarkan dalam peluncuran logo baru TVRI telah digunakan sesuai dengan apa yang direncanakan. TVRI menggunakan dana pribadi dari pendapatanpendapatan lain dan pemasukan dari APBN. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa pihak manajemen TVRI sudah memikirkan itu semua secara matang dan komprehensif. Termasuk di dalamnya biaya desain logo dan sosialisasi logo baru ke mediamedia cetak, brosur, dan spanduk. f. Assessment of results (merupakan tahap akhir humas, yaitu humas melakukan evaluasi terhadap kegiatankegiatan yang telah dilaksanakan). Evaluasi yang diperoleh dari hasil penelitian belum menunjukkan akan adanya pengetahuan dan pemahaman publik/khalayak akan logo baru TVRI. Dalam arti masyarakat hanya mengetahui logo baru tersebut, tanpa memahami apa tujuan/maksud adanya logo baru ini. Selain itu, nilai berita akan peluncuran logo ini masih kurang. Ini ditunjukkan dengan fakta bahwa sebagian media tidak mempublisitaskan peluncuran logo baru TVRI.
71
Dari Input yang disusun pada akhir dari pelaksanaan program kerja humas telah dilakukan evaluasi, sesuai dengan teori evaluasi yang dinyatakan oleh Claire D. Brindis, yaitu evaluasi merupakan proses mengumpulkan, menganalisis, dan memanfaatkan informasi untuk perencanaan dan perbaikan program, dan membantu pengambilan keputusan untuk penyempurnaan di masa yang akan datang. 2) Output Ini adalah bagaimana input digunakan, baik oleh publik sasaran secara langsung (misalnya, pengetahuan dan pemahaman khalayak akan adanya logo baru TVRI), maupun oleh pihak ketiga yang merupakan penghubung atau pembentuk opini publik sasaran (misalnya, berapa surat kabar yang memberitakan adanya peluncuran logo baru TVRI. Output yang ada menunjukkan bahwa belum ada kesesuaian antara input yang diinginkan dengan output yang dicapai. Output yang ada menunjukkan bahwa sebagian khalayak/pemirsa sebagai sudah mengetahui logo baru TVRI, tetapi tidak mengetahui apa maksud/tujuan adanya perubahan logo TVRI tersebut. Langkah humas selanjutnya agar khalayak mengetahui dan paham apa maksud/tujuan perubahan logo TVRI ini adalah dengan terus mensosialisasikan ke media cetak melalui program acara unggulan TVRI. Misalnya dengan menerbitkan buku yang bernama cetak biru, family gathering, mengadakan lomba baca berita, mengundang beberapa sekolah atau universitas, dan mengadakan lomba menyanyi dan menggambar. Untuk mendapatkan hasil yang lebih efektif, dalam berbagai kesempatan pihak TVRI juga terus mensosialisasikan logo baru ini, misalnya melalui brosur, spanduk, dan TVRI itu sendiri.
72
Pemilihan media dalam peluncuran logo baru ini adalah mediamedia yang sudah tersebar dan mencakup nasional, seperti Kompas, Tempo, Media Indonesia, Suara Pembaruan, RCTI, SCTV, Jak TV, Gatra. Namun, media elektronik tersebut hanya untuk memenuhi undangan dan bukan untuk peliputan. Dengan alasan karena masingmasing stasiun TV itu memiliki etika dalam penyiaran. Kenyataannya menunjukkan bahwa pemilihan media dalam peluncuran logo baru ini belum sesuai dengan harapan TVRI, karena tidak semua media massa mempublisitaskan adanya peluncuran logo baru TVRI. Media yang memuat pemberitaan tentang peluncuran logo baru TVRI No.
Nama Media
1.
Pos Kota
Isi Berita TVRI Ganti Logo Direktur Utama TVRI, I Gde Arsana bertekad menjadikan TVRI lebih dinamis, kreatif, dan informatif dengan pergantian logo baru yang dominant warna biru dengan lingkaran merah di atasnya. “Kami ingin logo baru ini bisa memberikan semangat baru bagi perubahan serta kemajuan TVRI ke depan. Apalagi persaingan dunia pertelevisian semakin ketat”, kata Arsana, seusai peluncuran logo baru bertempat di Auditorium TVRI Senayan, Jakarta, Senin malam.
Budget/anggaran yang dianggarkan dalam peluncuran logo baru TVRI telah digunakan sesuai dengan apa yang direncanakan. TVRI menggunakan dana pribadi dari pendapatanpendapatan lain dan pemasukan dari APBN. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa pihak manajemen TVRI sudah memikirkan itu semua secara matang dan
73
komprehensif. Termasuk di dalamnya biaya desain logo dan sosialisasi logo baru ke mediamedia cetak, brosur, dan spanduk. Evaluasi yang diperoleh dari hasil penelitian belum menunjukkan akan adanya pengetahuan dan pemahaman publik/khalayak akan logo baru TVRI. Dalam arti masyarakat hanya mengetahui logo baru tersebut, tanpa memahami apa tujuan/maksud adanya logo baru ini. Selain itu, nilai berita akan peluncuran logo ini masih kurang. Ini ditunjukkan dengan fakta bahwa sebagian media tidak mempublisitaskan peluncuran logo baru TVRI. 3) Outcome (hasil) Outcome dapat diukur dalam tiga cara, yaitu kognitif, afektif, dan konatif. a. Kognitif, perubahan pada tingkat pemikiran atau kesadaran. Berdasarkan hasil wawancara yang penulis lakukan terhadap khalayak (mahasiswa, karyawan, dan ibu rumah tangga), menunjukkan bahwa tingkat pemikiran atau kesadaran khalayak akan adanya perubahan logo TVRI adalah mereka hanya sebatas mengetahui logo baru TVRI. Namun mereka tidak mengetahui apa maksud/tujuan dari perubahan logo baru ini. b. Afektif, perubahan pada sikap atau opini. Berdasarkan hasil wawancara yang penulis lakukan terhadap khalayak (mahasiswa, karyawan, dan ibu rumah tangga), berisi opini atau harapan masyarakat terhadap program acara di TVRI pasca perubahan logo baru ini, di antaranya: dibolehkan tayangan sinetron remaja yang mendidik dan tidak lagi menjadi alat monopoli pemerintahan, dengan perubahan logo baru ini diharapakan program acaranya tidak di
74
replay, lalu TVRI berubah saja seperti TV swasta lainnya, tetapi tetap dengan komitmennya sebagai TV Publik yang menekankan pada program pendidikan. c. Konatif, perubahan dalam perilaku. Berdasarkan hasil wawancara yang penulis lakukan terhadap khalayak (mahasiswa, karyawan, dan ibu rumah tangga), perubahan masyarakat dalam hal ini adalah akan lebih seringnya mereka menyaksikan program acara unggulan di TVRI. Ini juga didukung oleh hasil riset yang dilakukan oleh Direktorat Program dan Berita mengenai programprogram acara yang menjadi favorit pemirsa TVRI, seperti Teras, TVRI sport, dangdut pro, dimensi pagi, TV edukasi, Untukmu Ibu Indonesia, dan hikmah pagi. Dari hasil evaluasi yang penulis dapatkan, evaluasi yang ada telah sesuai dengan jenis evaluasi, sebagaimana yang dikemukakan oleh Grunig and Hunt yaitu evaluasi proses (input, output), dan evaluasi hasil (outcome evaluation). Evaluasi proses berkaitan dengan usahausaha untuk mengetahui programprogram kehumasan telah dilakukan dengan baik, berkesinambungan dan efektif. Sedangkan evaluasi hasil berkaitan dengan usahausaha untuk mengetahui apakah hasil yang ditimbulkan oleh programprogram kehumasan yang telah dijalankan organisasi. Selain itu, dari pembahasan mengenai program kerja humas maka perlu dilakukan evaluasi. Hal ini sesuai dengan pengertian public relations, sebagaimana yang dikatakan oleh Danny Griswood dalam bukunya “Public Relations News, International Public Relations Weekly for Executives”, mengatakan: “Public relations adalah fungsi manajemen yang melakukan evaluasi terhadap sikap sikap publik, mengidentifikasi kebijakan dan prosedur seseorang atau perusahaan
75
terhadap publiknya, menyusun rencana serta menjalankan programprogram komunikasi untuk memperoleh pemahaman dan penerimaan publik”
Jadi pada dasarnya, program kerja dalam kegiatan humas adalah bagaimana upaya menciptakan hubungan yang harmonis antara organisasi yang diwakilinya dengan publiknya (stakeholders). Dari hal tersebut diharapkan akan terciptanya citra positif, kemauan yang baik, saling menghargai, dan saling timbul pengertian antara kedua belah pihak yang terkait. Tentunya program kerja humas tersebut harus jelas, tegas, dan bermutu, supaya mudah dilaksanakan pendelegasiannya dalam pencapaian tujuan perusahaan atau organisasi yang dicitacitakan.
76
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian yang telah penulis lakukan, dapat ditarik kesimpulan bahwa sebagai instansi atau lembaga pertelevisian pertama di Indonesia. TVRI melakukan perubahan, yaitu berubah status dari PT (Persero) menjadi Lembaga Penyiaran Publik (LPP). Untuk menandai perubahan ini, langkah yang diambil adalah TVRI mengganti logo perusahaannya. Untuk memperkenalkan dan menginformasikan logo baru ini kepada khalayak luas, dibutuhkan program kerja humas. Adapun Program Kerja Humas Dalam Peluncuran Logo Baru TVRI (Periode AprilAgustus 2007), antara lain: 1) Appreciations of the situation. Sebelum adanya peluncuran logo baru TVRI, diketahui bahwa adanya krisis manajemen di lingkungan kerja TVRI. Peluncuran logo baru ini merupakan salah satu langkah manajemen TVRI untuk menghilangkan nilai publisitas media massa terhadap berita adanya krisis di manajemen TVRI. Berdasarkan fakta tersebut, Humas TVRI mengumpulkan data mengenai isu krisis di manajemen TVRI. Datadata tersebut akan digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk peluncuran logo baru. 2) Definition of objective Peluncuran logo baru ini belum menunjukkan hasil yang maksimal seperti yang diharapkan perusahaan. Hal ini didukung oleh pendapat masyarakat mengenai kesesuaian logo baru dengan status TVRI saat ini. Masyarakat ini terdiri dari mahasiwa, karyawan,
77
dan ibu rumah tangga. Pada dasarnya mereka hanya mengetahui logo baru tersebut, namun tidak mengetahui tujuan atau status TVRI saat ini. 3) Definition of Public Berdasarkan penjelasan yang dikemukakan oleh Humas TVRI mengenai publik/khalayak yang akan menjadi sasaran dalam peluncuran logo baru ini, Humas TVRI menemui kendala dalam menentukan khalayak sasarannya agar mengetahui dan memahami maksud/tujuan logo baru TVRI. Hal ini didukung oleh pendapat masyarakat yang menyatakan bahwa mereka sudah mengetahui logo baru ini, namun tidak mengetahui tujuan atau status TVRI saat ini. 4) Selection of media and techniques Humas TVRI mengundang beberapa media cetak dan elektronik dalam peluncuran logo baru TVRI. Media itu adalah mediamedia yang sudah tersebar dan mencakup jangkauan seIndonesia, seperti Kompas, Tempo, Media Indonesia, Suara Pembaruan, Pos Kota, Gatra. Pemilihan media dalam peluncuran logo baru ini belum sesuai dengan harapan pihak TVRI karena tidak semua media massa mempublisitaskan acara peluncuran logo baru tersebut. 5) Budget TVRI menggunakan dana pribadi dari pendapatanpendapatan lain dan pemasukan dari APBN. Termasuk di dalamnya biaya desain logo, dan juga sosialisasi logo baru ke mediamedia cetak, brosur, dan spanduk. TVRI tidak bekerjasama dengan pihak lain dalam peluncuran logo baru ini.
78
6) Assessment of Results Evaluasi yang dapat diambil dari tahapan program kerja humas dalam peluncuran logo baru TVRI adalah belum menunjukkan adanya dampak (impact) akan pengetahuan dan pemahaman publik/khalayak akan logo baru TVRI. Masyarakat hanya mengetahui logo baru tersebut, tanpa memahami apa tujuan TVRI dari perubahan logo ini. Selain itu, nilai berita akan peluncuran logo baru ini masih kurang. Ini ditunjukkan bahwa sebagian media tidak mempublisitaskan peluncuran logo baru TVRI.
5.2 Saran Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian yang penulis dapatkan, maka dari pelaksanaan program kerja humas dalam peluncuran logo baru TVRI, terdapat beberapa hal yang penulis ingin sampaikan berupa saran atau masukan kepada Humas TVRI. Adapun saransaran yang ingin penulis sampaikan adalah: 1. Dalam melakukan program kerja kehumasan, dalam hal ini peluncuran logo baru TVRI, sebaiknya Humas terus melakukan eventevent yang melibatkan banyak pihak, terutama khalayak luas. Hal ini dilakukan untuk memberikan pemahaman logo baru TVRI akan maksud/tujuan dengan adanya perubahan logo baru ini. 2. Media cetak yang akan mempublisitaskan adanya logo baru TVRI sangat kurang. Karena itu, sebaiknya pihak TVRI benarbenar mengetahui media cetak apa saja yang sering memuat pemberitaan, khususnya TVRI. Tujuannya adalah agar pemberitaan mengenai adanya perubahan logo baru TVRI dapat dimuat di koran pemberitaan. 3. Dalam hal khalayak yang menjadi sasaran dalam peluncuran logo baru ini, sebaiknya Humas TVRI terus melakukan survei secara kontinyu untuk mengetahui sejauh mana
79
tingkat pengetahuan dan pemahaman khalayak tentang adanya perubahan logo baru TVRI. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk mengukur keberhasilan akan pengetahuan dan pemahaman khalayak tentang adanya logo baru TVRI. 4. Dengan adanya perubahan logo baru ini, pihak Humas TVRI sebaiknya menjadi jembatan penghubung antara organisasi yang diwakilinya dengan khalayak sasarannya. Dalam hal ini, humas harus menyampaikan pesanpesan atau harapan harapan masyarakat mengenai programprogram acara yang akan ditampilkan pasca adanya perubahan logo baru kepada pihak organisasi. 5. Sebagai jembatan penghubung antara organisasi yang diwakilinya dengan khalayak sasarannya, baik khalayak internal maupun eksternal. Humas TVRI harus dapat menerima masukan atau harapanharapan yang ingin disampaikan demi kemajuan TVRI yang berkaitan dengan logo barunya. Seperti harapan yang disampaikan oleh Gufron Sakaril (Humas Indosiar), yaitu dengan logo barunya ini TVRI diharapkan mampu menjadi media yang bisa mencerahkan masyarakat.