e-Journal JJPBS Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol: 3 No:1(2015)
ANALISIS BAHAN AJAR MENULIS BERITA KELAS VIII SMP NEGERI 3 BANJAR Md. Irma Dwijayanthi1, I Md. Sutama1, N. Md. Rai Wisudariani2 Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia e-mail: {
[email protected],
[email protected],
[email protected]}@undiksha.ac.id Abstrak Penelitian ini bertujuan (1) mendeskripsikan kesesuaian bahan ajar menulis berita dengan perangkat perencanaan pembelajaran di kelas VIII SMP Negeri 3 Banjar, (2) mengetahui respons siswa terhadap penggunaan bahan ajar menulis berita yang disusun oleh guru bahasa Indonesia SMP Negeri 3 Banjar di kelas VIII SMP Negeri 3 Banjar dan (3) mengetahui kendala-kendala guru saat memanfaatkan bahan ajar menulis berita di kelas VIII SMP Negeri 3 Banjar di kelas VIII SMP Negeri 3 Banjar. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan metode (1) dokumentasi (2) wawancara dan (3) kuesioner. Data dianalisis dengan menggunakan teknik deskriptif kualitatif dengan menggunakan prosedur sebagai berikut (1) identifikasi data, (2) reduksi data, (3) penyajian data, dan (4) penarikan simpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) bahan ajar menulis berita kelas VIII SMP Negeri 3 Banjar sudah sesuai dengan perangkat perencanaan pembelajaran, namun belum eksplisit, (2) respons siswa terhadap penggunaan bahan ajar menulis berita berada dalam kategori positif, dan (3) terdapat beberapa kendala yang dilakukan oleh guru dalam memanfaatkan bahan ajar menulis berita. Hal ini menunjukkan tidak seluruh guru di SMP Negeri 3 Banjar dapat menggunakan bahan ajar menulis berita sebagai media pembelajaran. Hal tersebut, dikarenakan sampai saat ini belum ada pelatihan khusus untuk menggunakan bahan ajar menulis berita sebagai media pembelajaran. Sehubungan dengan hasil tersebut, dalam menyusun bahan ajar, guru hendaknya tetap berpedoman pada perangkat perencanaan pembelajaran dan siswa agar lebih tekun dalam belajar menulis berita. Kata Kunci: Kesesuaian, Bahan ajar, menulis berita, guru bahasa Indonesia.
Abstract This study was conducted describe (1) the compatibility of writing news learning materialwith the set of learning planning ini grade VIII SMP Negeri 3 Banjar, (2) the students response toward the using of writing news learning material which is organized by Indonesian teacher of SMP Negeri 3 Banjar and (3) the teachers problem when they apply learning material of writing news in grade VIII at SMP Negeri 3 Banjar. The data collecting of this study was conducted by these methods (1) documentation, (2) interview, and (3) questionnaire. The data was analized by using descriptive design with these
e-Journal JJPBS Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol: 3 No:1(2015)
following procedures (1) data identification, (2) data prediction, (3) data collecting, and (4) conclusion.The result of this study showed that (1) the learning material of writing news in grade VIII at SMP Negeri 3 Banjar is not appropriateyet with the set of the learning planning, (2) the student response toward the using of learning material of writing news on the good category, (3) there are some problems which done by the teacherin applying learning material. Besides that, the using of learning material in writing news was not applied to all teachers at SMP Negeri 3 Banjar. That is caused by no training to the teacher how to apply learning material of writing news as learning media relating to that result, the writer suggests to the teacher when making and organizing the learning material should be guided by the set of learning planning, so the students will be keener and enjoyable in writing news.
Key words: compatibility, learning material, writing news, Indonesian teacher. PENDAHULUAN Cukup panjang sekali perjalanan dan perkembangan kurikulum di dunia pendidikan Indonesia, mulai dari kurikulum pascakemerdekaan hingga kurikulum tahun 2006 yang berlaku sampai akhir tahun 2012 lalu. Pada akhirnya kurikulum berganti atau terjadinya “penyempurnaan”. Perkembangan kurikulum diharapkan dapat menjadi penentu masa depan anak bangsa. Setiap kurikulum yang telah berlaku di Indonesia dari periode sebelum tahun 1945 hingga kurikulum tahun 2006 memiliki perbedaan dalam sistem yang diterapkan. Perbedaan sistem yang terjadi merupakan kelebihan dan kekurangan dari kurikulum itu sendiri kekurangan dan kelebihan tersebut dapat berasal dari landasan, komponen, evaluasi, prinsip, metode maupun model pengembangan kurikulum. Keberhasilan kurikulum disebabkan oleh beberapa hal salah satu di antaranya adalah pada bahan ajar yang berkualitas. Semua bahan yang digunakan untuk mendukung proses belajar disebut sebagai bahan ajar (teaching material). Bahan ajar merupakan seperangkat sarana atau alat pembelajaran yang berisikan materi pembelajaran, metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang didesain secara sistematis dan menarik dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan, yaitu mencapai kompetensi atau subkompetensi dengan segala kompleksitasnya (Widodo & Jasmadi, 2008: 40).
Peran bahan ajar dalam proses pembelajaran merupakan suatu rangkaian kegiatan aktivitas dalam upaya pewujudan kompetensi siswa, dibangun oleh berbagai unsur, yaitu unsur raw input (siswa) yang akan diproses atau dibentuk kompetensinya, instrumental input (terdiri atas tujuan, materi berupa bahan ajar, media dan perangkat evaluasi) yang berfungsi sebagai perangkat yang akan memproses pembentukan kompetensi, serta perangkat lingkungan (environmental input), seperti lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat, yang turut memengaruhi keberhasilan pencapaian kompetensi. Bahan pembelajaran menempati posisi penting dalam proses pembelajaran. Hal itu dikarenakan bahan ajar merupakan materi yang akan disampaikan dan disajikan. Tanpa bahan ajar mustahil pembelajaran akan terwujud. Tepat tidaknya, sesuai tidaknya bahan ajar dengan tujuan dan kompetensi yang diharapkan akan menentukan tercapai tidaknya tujuan kompetensi pembelajaran yang diharapkan. Widodo & Jasmadi (2008: 40) menyatakan bahwa bahan ajar memiliki dampak positif dan dampak negatif. Dampak positif dari bahan ajar adalah guru akan mempunyai lebih banyak waktu untuk membimbing siswa dalam proses pembelajaran, membantu siswa untuk memeroleh pengetahuan baru dari segi sumber atau referensi yang digunakan dalam bahan ajar dan peranan guru sebagai satu-satunya sumber
e-Journal JJPBS Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol: 3 No:1(2015)
pengetahuan menjadi berkurang (Widodo & Jasmadi, 2008: 40). Sedangkan, dampak negatif dari bahan ajar adalah menentukan disiplin belajar yang tinggi yang mungkin kurang dimiliki oleh siswa pada umumnya dan siswa yang belum matang pada khususnya, membutuhkan ketekunan yang lebih tinggi dari fasilitator untuk terus menerus memantau proses belajar siswa, memberi motivasi dan konsultasi secara individu setiap waktu siswa membutuhkan. Bahan ajar yang baik ditulis dan dirancang sesuai dengan prinsip-prinsip pembelajaran. Guru dapat menulis sendiri bahan ajar yang ingin digunakan dalam proses belajar mengajar. Namun, guru juga dapat memanfaatkan buku teks atau bahan informasi yang lain yang sudah ada dengan cara dikemas ulang atau ditata ulang sehingga dapat menjadi bahan ajar. Bahan ajar yang baik dilengkapi oleh pedoman untuk siswa dan guru yang berguna untuk mempermudah siswa atau guru lain menggunakan bahan ajar yang telah disusun. Namun, tidak semua bahan ajar yang dibuat oleh guru sesuai dengan karakteristik siswa. Hasil studi awal yang peneliti lakukan di SMP Negeri 3 Banjar menunjukkan bahwa di kelas VIII SMP Negeri 3 Banjar, Bapak Ngurah Yasa, S.Pd. M.Pd, guru bahasa Indonesia di kelas tersebut sudah menggunakan bahan ajar dalam pembelajaran menulis berita. Namun dalam pembelajaran, para siswa belum memiliki pegangan bahan ajar menulis berita. Bahan ajar menulis berita ini hanya menjadi pegangan guru. Berdasarkan hasil observasi ini, peneliti mengadakan wawancara dengan guru. Hasil wawancara peneliti dengan bapak Ngurah Yasa, S.Pd. M.Pd (Wawancara pada tanggal 7 Desember 2014) menunjukkan bahwa bapak Ngurah Yasa, S.Pd. M.Pd berinisiatif merancang bahan ajar ini karena di sekolah sudah ada bahan ajar tetapi bahan ajar yang ada di sekolah tidak kontekstual. Bapak Ngurah Yasa juga memutuskan bahwa ketidakkontekstualan bahan ajar ini menyebabkan rendahnya kemampuan siswa dalam menulis berita. Bapak Ngurah Yasa juga mengakui bahwa bahan
ajar yang Beliau susun belumlah sempurna sehingga dibutuhkan pengkajian lebih lanjut. Terkait dengan kajian tentang bahan ajar, terdapat beberapa penelitian yang berkaitan dengan bahan ajar Mauk (2011), meneliti tentang “ Pengembangan Bahan Ajar Menulis dan Perangkat Penilaian Autentik Bahasa Indonesia Pada Siswa Kelas VIII SMP Laboratorium Undiksha Singaraja.” Hasil penelitian menunjukkan bahwa produk bahan ajar menulis dan perangkat pembelajaran, penilaian portofolio dan penilaian diri sebagai bentuk penilaian autentik dalam pembelajaran bahasa Indonesia pada siswa kelas VIII SMP Laboratorium Undiksha Singaraja sudah didasarkan atas silabus KTSP seperti SK, RPP, KD, Indikator dan materi pembelajaran. Penelitian Mauk (2011) memiliki persamaan dengan penelitian yang peneliti rancang yaitu sama–sama mengkaji bahan ajar menulis. Walaupun ada persamaan, pendapat pula beberapa perbedaan antara penelitian Mauk dan penelitian ini. Perbedaannya adalah penelitian Mauk menggunakan bentuk penelitian dan pengembangan (R&D), sedangkan peneliti menggunakan content Analysis (analisis isi). Perbedaan juga terlihat dari lokasi penelitian. Mauk mengadakan penelitian di SMP LAB Singaraja sedangkan peneliti mengadakan peneltian di SMP Negeri 3 Banjar. Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Mauk penelitian yang berkaitan dengan bahan ajar juga pernah dilakukan oleh Dewi (2013), dengan judul “Analisis Bahan Ajar dan Pembelajaran Bahasa Jepang di Lingga Murti School Denpasar.” Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa contoh bahan ajar yang dipergunakan dalam mengajarkan bahasa Jepang di Lingga Murti School dirangkum atau dimodifikasi oleh guru yang bersumber dari internet. Penelitian Dewi (2013) memiliki persamaan dengan penelitian yang peneliti rancang yaitu sama–sama menganalisis bahan ajar. Walaupun ada persamaan, ada juga perbedaan. Perbedaannya terlihat dari lokasi penelitian. Rai (2013) mengadakan
e-Journal JJPBS Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol: 3 No:1(2015)
penelitian di Lingga Murti School. sedangkan peneliti mengadakan peneltian di SMP Negeri 3 Banjar. Selain itu, hasil kajian dari penelitian yang dilakukan oleh Rai adalah contoh bahan ajar yang dipergunakan dalam mengajarkan bahasa Jepang di Lingga Murti School dirangkum atau dimodifikasi oleh guru yang bersumber dari Internet. Disamping menggunakan materi yang berasal dari sumber Internet guru juga menggunakan media kartu gambar tentang angka, hari dan buah-buahan, sedangkan hasil kajian peneliti adalah kesesuaian bahan ajar menulis berita dengan perangkat perencanaan pembelajaran, respons siswa terhadap penggunaan bahan ajar menulis berita dan kendala-kendala yang dihadapi oleh guru saat memanfaatkan bahan ajar menulis berita. Melihat situasi dan kondisi yang terkait dengan pentingnya topik yang didukung dari hasil observasi awal dan masalah ini belum ada yang meneliti sebelumnya. Berdasarkan hal itu, penelitian yang berjudul “Analisis Bahan Ajar Menulis Berita Kelas VIII SMP Negeri 3 Banjar” menarik dan penting dilakukan. Berdasarkan hal yang telah disampaikan sebelumnya, terdapat tiga masalah yang ingin dipecahkan, yaitu (1) Bagaimana kesesuaian bahan ajar menulis berita guru dengan perangkat perencanaan pembelajaran siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Banjar ?, (2) Bagaimana respons siswa terhadap penggunaan bahan ajar menulis berita yang disusun oleh guru bahasa Indonesia SMP Negeri 3 Banjar di kelas VIII SMP Negeri 3 Banjar? , (3) Apa saja kendalakendala guru bahasa Indonesia saat memanfaatkan bahan ajar menulis berita di kelas VIII SMP Negeri 3 Banjar? Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan kesesuaian bahan ajar menulis berita guru dengan perangkat perencanaan pembelajaran siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Banjar, (2) mendeskripsikan respons siswa terhadap penggunaan bahan ajar menulis berita yang disusun oleh guru bahasa Indonesia
SMP Negeri 3 Banjar di kelas VIII SMP Negeri 3 Banjar, dan (3) mendeskripsikan kendala-kendala guru bahasa Indonesia saat memanfaatkan bahan ajar menulis berita di kelas VIII SMP Negeri 3 Banjar. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif kualitatif. Rancangan penelitian ini dipilih karena rancangan penelitian ini menggambarkan penelitian yang berpola menggambarkan apa yang ada di lapangan. Subjek penelitian ini adalah guru dan siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Banjar. Sementara itu, objek dalam penelitian ini adalah bahan ajar menulis berita kelas VIII SMP Negeri 3 Banjar. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi (1) metode pencatatan dokumen, kuesioner/angket dan (2) metode wawancara. Metode ini dipilih untuk memeroleh data berupa kesesuaian bahan ajar dengan perangkat perencanaan pembelajaran. Metode wawancara peneliti gunakan untuk mengetahuikendalakendala guru saat memanfaatkan bahan ajar menulis berita, sedangkan untuk mengetahui respons siswa terhadap penggunaan bahan ajar menulis berita yang disusun oleh guru bahasa Indonesia, peneliti menggunakan metode kuesioner/angket. Untuk menganalisis data dalam penelitian ini digunakan teknik analisis deskritif-kualitatif.
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian ini mencakup tiga hal, yaitu (1) kesesuaian bahan ajar menulis berita dengan perangkat perencanaan pembelajaran, (2) respons siswa terhadap penggunaan bahan ajar yang disusun oleh guru bahasa Indonesia, dan (3) kendala-kendala guru saat memanfaatkan bahan ajar menulis berita. (1)Kesesuaian bahana ajar dengan perangkat perencanaan pembelajaran. Dalam silabus menulis diuraikan standar kompetensi, kompetens dasar, nilai karakter, indikator, materi pokok,
e-Journal JJPBS Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol: 3 No:1(2015)
kegiatan pembelajaran, penilaian, waktu, sumber dan media pembelajaran. Standar kompetensi dalam silabus menulis berita adalah mengungkapkan informasi dalam bentuk rangkuman, teks berita, buku ilmu pengetahuan popular, slogan/poster. Kompetensi dasarnya adalah menulis teks berita secara singkat, padat dan jelas. Terdapat nilai karakter dalam silabus meliputi kreatif, disiplin, tanggung jawab, mandiri, komunikatif dan demokratif. Indikator dari silabus menulis berita adalah 1). mampu mencatat ( Apa, Siapa, Dimana, Kapan, Mengapa, dan Bagaimana tentang peristiwa itu terjadi ), 2). mampu menulis berita secara singkat, padat dan jelas, 3). mampu menyunting berita sebelum dipublikasikan. Perangkat perencanaan pembelajaran inilah yang harus ada pada bahan ajar. Materi pokok yaitu penulisan teks berita. Sedangkan, kegiatan pembelajaran ada empat yaitu 1. mencatat /mendata pokok berita yang diperoleh berdasrkan pengamatan terhadap suatu peristiwa, 2.Menulis berita secara singkat, padat dan jelas, 3.Menyunting berita sebelum dipublikasikan, 4. Melakukan refleksi. Penilaian dalam silabus menulis berita ada tiga yaitu penilaian teknik, bentuk dan instrumen. Penilaian teknik yaitu penugasan, penilaian bentuk yaitu tugas proyek, dan instrumen yang berupa pertanyaan yaitu 1).Tuliskan data pokok berita yang kamu peroleh berdasarkan pengamatan terhadap suatu peristiwa!, 2). Kembangkandata pokok berita menjadi sebuah teks berita!, 3). Suntinglah tulisan berita yang sudah kamu susun!. Waktu 2X40 menit. Sumber dan media terdiri atas Maryati dan Sutopo. 2008. Bahasa dan Sastra Indonesia 2. Jakarta: Pusat Perbukuan, Nurhadi, dkk. 2007. Bahasa Indonesia kelas VIII. Jakarta: Erlangga, Ketut Suarda dan Nyoman Dharmika. 2008. Bahan Ajar Bahasa Indonesia kelas VIII. untuk keperluan intern, LKS, Surat Kabar. Pencermatan bahan ajar yang dimuat oleh guru menunjukkan bahwa dalam bahan ajar itu tereksplisit yang artinya tiap-tiap bahan ajar memuat rumusan tujuan pengajaran/kompetensi dasar secara spesifik dan eksplisit.
Perbandingan antara kompetensi dasar yang ada di RPP dengan bahan ajar yaitu pada RPP, kompetensi dasarnya adalah menulis teks berita secara singkat, padat, dan jelas (kreatif, disiplin, tanggung jawab, mandiri, komunikatif dan demokratif). Sedangkan, dalam bahan ajar yaitu menulis teks berita secara singkat, padat dan jelas. Maka dapat dilihat, dari perbandingan tersebut jelas terlihat antara RPP dengan bahan ajar memiliki kompetensi dasar yang sama sehingga bahan ajar sudah memenuhi kompetensi dasar pada RPP. Hal ini menunjukkan bahwa bahan ajar sudah memenui struktur berdasarkan keutuhan peserta didik dan kompetensi akhir yang akan dicapai. Perbandingan materi pembelajaran yang ada di RPP dengan bahan ajar yaitu materi pembelajaran yang ada pada RPP meliputi kerangka berita 5W+1H, langkah-langkah menulis berita, hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyunting berita. Sedangkan pada bahan ajar materi pembelajarannya yaitu kerangka berita yang meliputi 5W+1H, penulisan berita dengan pola pyramid, hal-hal yang diperhatikan dalam menyunting berita. Maka dapat dilihat, semua materi pembelajaran yang ada pada RPP sudah tercantum pada materi pembelajaran yang ada pada bahan ajar. Maka dapat disimpulakn bahwa pada bahan ajar menulis teks berita materinya sudah sesuai karena sudah mencangkup semua materi yang ada pada RPP. Perbandingan kompetensi dasar yang ada pada silabus dengan bahan ajar yaitu pada silabus memiliki satu kompetensi dasar menulis teks berita secara singkat, padat dan jelas. Sedangkan, kompetensi dasar pada bahan ajar yaitu menulis teks berita secara singkat, padat dan jelas. Maka dapat dilihat, antara silabus dan bahan ajar memiliki kompetensi dasar yang sama dengan bahan ajar menulis teks berita sudah memenuhi kompetensi dasar silabus. Hal ini menunjukkan bahan ajar sudah memenuhi struktur berdasarkan kebutuhan peserta didik dan kompetensi akhir yang akan dicapai. Selanjutnya,
e-Journal JJPBS Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol: 3 No:1(2015)
perbandingan materi pembelajaran yang ada pada di silabus dengan bahan ajar. Materi pembelajaran yang ada pada silabus adalah penulisan teks berita. Sedangkan, pada bahan ajar yaitu penulisan teks berita. Dalam silabus diterangkan mengenai penulisan teks berita yang materi pembelajarannya tentang cara menulis berita dan pokokpokok berita sudah sesuai dengan silabus artinya pembuatan bahan ajar sudah sesuai dengan silabus. Semua materi pembelajarannya yanga ada pada silabus sudah tercantum pada materi pembelajaran yang ada pada bahan ajar, hanya saja pada sub bab materi pada silabus tidak dijelaskan mengenai pengertian menulis berita dan jenis-jenis berita. Seharusnya pada sub bab materi mengenai penulisan berita tetap secara garis besar dalam bentuk ” materi pokok”. Bahan ajar menulis berita dengan perangkat perencanaan pembelajaran menunjukkan bahwa materi menulis berita terdapat pada unit satu dengan judul berbagai peristiwa di tanah air. Dalam unit satu C ini disajikan menulis teks berita. Sub kompetensi yaitu menulis teks berita secara singkat, padat dan jelas. Dalam silabus menulis berita, standar kompetensi yaitu mengungkapkan informasi dalam bentuk rangkuman, teks berita, buku ilmu pengetahuan/populer, slogan/poster dan bahan ajar yang disusun tidak menampilkan standar kompetensi, tetapi disajikan sub kompetensi. Bahan ajar yang disusun oleh bapak Ngurah tidak menampilkan kompetensi dasar, standar kompetensi, indikator, kegiatan pembelajaran, petunjuk belajar dan waktu. Dengan demikian, Bapak, selaku guru bahasa Indonesia bahan ajar yang digunakan pada kelas VIII SMP Negeri 3 Banjar belum memenuhi kriteria bahan ajar yang baik. (2) Data tentang respons siswa terhadap penggunaan bahan ajar menulis berita diperoleh menggunakan angket. Dalam angket ada 10 butir pernyataan yang harus dijawab oleh siswa.
Berdasarkan hasil analisis respons siswa didapatkan kategori sebagai berikut.
Tabel 4.1.1. Konversi Respons siswa
No Kelas Frek Persentase Interval uensi 1 X > 33 4 4,58 % 2 3 4 5
33> X>20 20 > X > 15 15> X> 10 X < 10
23
22,41 %
2
1,34 %
0
0%
0
`
0%
Kategori Sangat Positif Positif Raguragu Negatif Sangat Negatif
Respons siswa terhadap penggunaan bahan ajar menulis berita yang disusun oleh guru bahasa Indonesia tersebar pada kategori sangat positif 4,58%, positif 22,41%, ragu-ragu 1,34 %, negatif 0% dan sangat negatif 0%. Nilai tersebut dijumlahkan dan dirata- ratakan mendapatkan nilai 28,34 dari hasil respons siswa. Setelah nilai dikonversikan maka mendapatkan kategori positif. Pada pernyataan pertama, dari 29 siswa yang memberikan respons, 6 siswasiswi atau 20,69 % memberikan tanggapan sangat setuju, 18 siswa-siswi atau 62,07% memberikan tanggapan setuju, 5 siswa-siswi atau 17,24 % memberikan tanggapan kurang setuju terhadap item pernyataan nomor (1), yakni Penggunaan bahan ajar menulis berita membuat saya lebih aktif di kelas. 8 siswa-siswi atau 27,59 % memberikan tanggapan sangat setuju dan 21 orang atau 72,41 % terhadap item pernyataan nomor (2), yakni Penggunaan bahan ajar menulis berita memudahkan saya memahami materi yang saya baca. 8 siswa-siswi atau 27,59 % memberikan tanggapan sangat setuju, 21 siswa-siswi atau 72,41 % memberikan tanggapan
e-Journal JJPBS Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol: 3 No:1(2015)
setuju terhadap item pernyataan nomor (3), yakni setelah mengikuti pembelajaran menulis berita, saya merasa kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia bukanlah kegiatan yang sulit dan bukan juga kegiatan yang bisa dianggap mudah. 3 siswa-siswi atau 10,34 % memberikan tanggapan sangat setuju, 14 siswa-siswi atau 48,27% memberikan tanggapan setuju, 11 siswa-siswi atau 37,93 % memberikan tanggapan kurang setuju dan 1 siswa-siswi atau 3,45 % memberikan tanggapan tidak setuju terhadap item pernyataan nomor (4), yakni setelah mengikuti pelajaran menulis berita, saya merasa suasana kelas sangat menyenangkan. 8 siswa-siswi atau 27,59 % memberikan tanggapan sangat setuju, 18 siswa-siswi atau 62,07 % memberikan tanggapan setuju , 8 siswa atau 27,59 % memberikan tanggapan kurang setuju dan 3 siswa-siswi atau 10,34 % memberikan tanggapan tidak setuju terhadap item pernyataan nomor (5), yakni pembelajaran yang diterapkan oleh guru dengan menggunakan bahan ajar menulis berita sangat bermanfaat bagi saya. 8 siswasiswi atau 27,59% memberikan tanggapan sangat setuju, 16 siswa-siswi atau 55,17% memberikan tanggapan setuju dan 5 siswa-siswi atau 17,24% memberikan tanggapan kurang setuju terhadap item pernyataan nomor (6), yakni pembelajaran dengan menggunakan bahan ajar menulis berita mampu meningkatkan keterampilan saya. 3 siswa-siswi atau 10,34% memberikan tanggapan sangat setuju, 21 siswa-siswi atau 72,41% memberikan tanggapan setuju, dan 5 siswa-siswi atau 17,24% memberikan tanggapan kurang setuju terhadap item nomor (7), yakni pembelajaran dengan menggunakan bahan ajar menulis berita membuat saya nyaman dalam mengikutinya. 9 siswasiswi atau 31,03% memberikan tanggapan sangat setuju, 20 siswa-siswi atau 68,96% memberikan tanggapan setuju terhadap item nomor (8), yakni pembelajaran dengan menggunakan bahan ajar menulis berita membuat saya bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas. 2 siswa-siswi atau 6,89% memberikan tanggapan sangat setuju, 17 siswa-siswi atau 58,62
memberikan tanggapan setuju dan 10 siswa-siswi atau 34,48% memberikan tanggapan kurang setuju terhadap item nomor (9), yakni pembelajaran dengan menggunakan bahan ajar menulis berita ini tidak membuat saya bosan dalam mengikuti pelajaran bahasa Indonesia. 14 siswa-siswi atau 48,27% memberikan tanggapan sangat setuju, 13 siswa-siswi atau 44,82% memberikan tanggapan setuju dan 2 siswa-siswi atau 6,89%% memberikan tanggapan kurang setuju terhadap item nomor (10), yakni pembelajaran dengan menggunakan bahan ajar menulis berita ini membuat saya bisa berinteraksi dengan teman lain. Selain hasil angket tertutup, peneliti juga menyediakan angket terbuka untuk menambah data respons siswa terhadap penggunaan bahan ajar menulis berita. Angket terbuka berupa respons tambahan yang diberikan oleh responden di luar dari pernyataan yang disediakan dengan cara memberikan tanggapan secara bebas. Adapun hasil dari angket terbuka, yaitu siswa menggunakan bahan ajar untuk (1) panduan belajar, (2) memperbaiki kesalahan dalam belajar, (3) lebih mengerti dengan adanya bahan ajar, (4) mengontrol hasil dan cara belajar, (8) mengetahui potensi diri, (9) meningkatkan keterampilan dan daya ingat dalam pembelajaran, (10) sebagai cermin selama proses pembelajaran, (12) tolok ukur dalam kedisiplinan belajar dan kemampuan berpikir, (13) media untuk mengevaluasi diri, dan (14) indikator dalam kesiapan menghadapi ulangan umum. (3) Kendala-kendala guru saat memanfaatkan bahan ajar menulis berita adalah informasi 1 selaku guru bahasa Indonesia, Peralatan media pembelajaran seperti LCD yang terpasang di setiap kelas, tidak seluruhnya dalam keadaan baik. Selain itu, keterbatasan laptop yang disediakan di sekolah juga menjadi kendala guru saat akan menggunakannya. Informasi 2 yaitu mencocokkan materi isi dengan karakteristik siswa. Selain itu, dalam hal penggunaan bahan ajar menulis berita tidak seluruh guru di SMP Negeri 3 Banjar dapat menggunakan
e-Journal JJPBS Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol: 3 No:1(2015)
bahan ajar menulis berita sebagai media pembelajaran. Hal tersebut, dikarenakan sampai saat ini belum ada pelatihan khusus untuk menggunakan bahan ajar menulis berita sebagai media pembelajaran. Guru kelas IX menyatakan ingin diadakannya pelatihan khusus mengenai penggunaan bahan ajar menulis berita sebagai media pembelajaran. Masalah yang sering dihadapi guru berkenaan dengan bahan ajar adalah guru memberikan bahan ajar atau materi pembelajaran terlalu luas atau terlalu sedikit, terlalu mendalam atau terlalu dangkal, urutan penyajian yang tidak tepat, dan jenis materi bahan ajar yang tidak sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai oleh siswa dan sebagaian guru tidak mengetahui teori yang berkenaan dengan kriteria bahan ajar yang baik. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian yang dipaparkan sebelumnya, pembahasan dari penelitian tersebut adalah (1) kesesuaian bahan ajar menulis berita dengan perangkat perencanaan pembelajaran. Kesesuaian bahan ajar menulis berita dengan perangkat perencanaan pembelajaran kelas VIII SMP Negeri 3 Banjar yang peneliti teliti dengan menggunakan metode wawancara dan dokumentasi memeroleh hasil bahan ajar menulis berita tidak sesuai perangkat perencanaan pembelajaran. Hal tersebut menunjukkan tidak ada standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator dalam bahan ajar menulis berita. Selain itu, bahan ajar yang telah disusun tidak berurutan, kurang gambar-gambar untuk membangkitkan siswa dalam menggunakan bahan ajar dan tidak ada petunjuk belajar. Bahan ajar yang disusun oleh guru bahasa Indonesia tidak memuat antara lain penjelasan tentang berbagai macam kegiatan yang harus dilakukan, alat-alat yang perlu disediakan, dan prosedur yang dilakukan. Sungkono (2003: 55) mengatakan perlu dipahami bahwa letak atau posisi tinjauan mata pelajaran di dalam modul sangat
tergantung kepada pembagian pokok bahasan dalam mata pelajaran. Satu mata pelajaran terdiri atas beberapa pokok bahasan, sehingga tinjauan mata pelajaran terletak pada modul pertama saja. Contohnya, pada modul 1 terdapat tinjauan mata pelajaran, sementara modul 2, dan 3 dst tidak terdapat tinjauan mata pelajaran karena sudah terletak pada modul 1. Tetapi tidak menutup kemungkinan pada setiap modul disertakan tinjauan mata pelajaran untuk menuntun siswa dalam memahami kegunaan mata pelajaran. Hal tersebut menunjukkan bahwa guru kurang cermat dalam menyusun bahan ajar. Dalam hal ini, seharusnya guru mengetahui kriteria bahan ajar yang baik yang digunakan siswa dalam proses belajar mengajar seperti yang dikemukakan (Kurniasih & Berlin, 2014: 67) kriteria bahan ajar yang baik adalah bahan ajar harus sesuai tujuan pendidikan nasional, mengacu pada kurikulum, menggunakan tata bahasa yang formal dan disesuaikan, memahami susunan buku ajar, menggunakan ilustrasi yang menarik dan tepat, dan mencantumkan sumber. Dengan demikian berarti, dengan adanya standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator dalam bahan ajar mampu menghasilkan bahan ajar yang berkualitas. Bahan ajar menulis berita dengan perangkat perencanaan pembelajaran dapat disimpulkan bahwa bahan ajar yang disusun tidak ada indikator, kompetensi dasar, dan standar kompetensi karena guru tidak mengetahui teori penyusunan bahan ajar yang digunakan. Hal ini merujuk pada pendapat Prastowo, (Ari Nurhandika, 2013:68) yang menyatakan bahwa setidak-tidaknya karakteristik bahan ajar ada lima macam yaitu aktif, menarik atau menyenangkan, sesuai SK/KD, dan autentik. Dengan demikian, kesesuaian bahan ajar menulis berita perlu dikembangkan dan mengikuti aturan kriteria bahan ajar yang baik untuk mempermudah siswa dalam menggunakan bahan ajar menulis berita.
e-Journal JJPBS Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol: 3 No:1(2015)
(2) respons siswa terhadap penggunaan bahan ajar yang disusun oleh guru bahasa Indonesia berada pada kategori positif. Hal ini menunjukkan bahwa siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Banjar sudah mampu menggunakan bahan ajar dengan baik Selain itu, siswa sudah mampu menggunakan bahan ajar baik di luar lingkungan sekolah maupun saat pembelajaran. (3).kendala-kendala guru saat memanfaatkan bahan ajar menulis berita adalah Dalam menyusun bahan ajar, guru sering menemukan kendala dalam hal peralatan yang digunakan sebagai alat untuk menyusun bahan ajar dalam keadaan tidak baik. Guru juga menyatakan bahwa cukup menemukan kesulitan dalam pemilihan media pembelajaran yang digunakan dalam menyusun bahan ajar agar sesuai dengan tujuan pembelajaran Hamalik (dalam Arsyad, 2011:2) menyatakan bahwa guru dituntut untuk dapat mengembangkan keterampilan membuat media pembelajaran yang akan digunakannya apabila media pembelajaran tersebut tidak tersedia untuk itu guru harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pembelajaran yang meliputi berbagai aspek. Selain itu, kesulitan juga dihadapi saat mencocokkan materi isi yang sesuai dengan minat dan kesenangan siswa yang berbeda beda. Hal tersebut dapat terjadi karena guru kurang mampu memahami watak siswa yang akan menjadi sasaran atau yang akan menerima informasi melalui media pengajaran yang guru gunakan. Berdasarkan kendala tersebut, (Harjanto, 2005:21) menyatakan bahwa guru harus mampu memahami tingkat kematangan dan latar belakang peserta didik, sehingga guru dapat menentukan media yang sesuai dengan karakteristik siswa pada tingkat usia tertentu dan dalam kondisi tertentu anak didik mempunyai kemampuan tertentu pula. Artinya, anak didik memiliki cara berpikir, daya imajinasi, kebutuhan maupun daya tahan dalam belajar yang berbeda-beda pula. Dalam hal ini, guru harus berusaha
menggunakan media pembelajaran yang sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik, baik dari segi bahasa, simbol-simbol yang digunakan, cara kecepatan penyajian ataupun waktu penggunaannya. Minat dan kesenangan peserta didik yang berbeda-beda seharusnya tidak menjadi kendala bagi guru dalam memiliki media pembelajaran dengan adanya perbedaan minat dan kesenangan pada tiap siswa, guru dapat memvariasikan pengajarannya dengan menggunakan media pembelajaran. Variasi media pembelajaran, dapat guru pelajari dari pengalaman-pengalaman selama mengajar untuk mengetahui kesenangan siswa. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ari Nurandhika (2013) yang berjudul “Analisis Kesesuaian antara Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) SMK N 1 Singaraja dengan Bahan Ajar (Buku Teks) Memproses Perjalanan Bisnis” menyatakan bahan ajar Memproses Perjalanan Bisnis belum sesuai dengan isi silabus/isi kurikulum. Dengan demikian, bahan ajar tersebut belum memenuhi kriteria bahan ajar yang baik. Peneliti menganggap penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ari Nurandhika (2013) karena dasar pertimbangan untuk menyusun bahan ajar, yaitu berdasarkan pendapat dari Prastowo (2014) bahwa karakteristik yaitu aktif, menarik atau menyenangkan, sesuai SK/KD, dan autentik. PENUTUP Berdasarkan uraian hasil dan pembahasan, maka dapat ditarik beberapa simpulan sebagai berikut. (1) bahan ajar yang disusun oleh guru belum sesuai dengan perangkat perencanaan pembelajaran kelas VIII SMP Negeri 3 Banjar. Bahan ajar menulis berita tidak ada standar kmpetensi, kompetensi dasar dan indikator. Bahan ajar yang disusun kurang memotivasi siswa. Hal tersebut
e-Journal JJPBS Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol: 3 No:1(2015)
dikarenakan kurangnya gambar-gambar pada materi isi bahan ajar. Selain itu, kurangnya sosialisasi terkait dengan penyusunan bahan ajar menulis berita. (2) respons siswa terhadap penggunaan bahan ajar berada pada kategori setuju, sehingga siswa sudah mampu menggunakan bahan ajar dengan baik. (3) selama memanfaafkan bahan ajar dalam pembelajaran menulis berita, kendala yang dihadapi oleh guru terjadi ketika guru menyusun bahan ajar, seperti keadaan alat yang digunakan sebagai media pembelajaran dalam keadaan rusak atau keterbatasan alat. Namun, hal tersebut bisa ditangani karena masih ada beberapa alat yang masih dipakai dengan baik. Selain itu, guru juga sering mengalami kesulitan dalam mencocokkan materi isi yang sesuai dengan minat dan kesenangan siswa yang berbeda beda.Dalam hal mengatasi masalah tersebut, guru bahasa Indonesia terkadang saling berkonsultasi kepada sesame guru bahasa Indonesia, sehingga bahan ajar yang dipilih merupakan media yang efektif dan efisien untuk dijadikan media pembelajaran. Kendala lain yang dihadapi guru adalah guru memberikan bahan ajar atau materi pembelajaran terlalu luas atau terlalu sedikit, terlalu mendalam atau terlalu dangkal, urutan penyajian yang tidak tepat, dan jenis materi bahan ajar yang tidak sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai oleh siswa dan sebagaian guru tidak mengetahui teori yang berkenaan dengan kriteria bahan ajar yang baik.
kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, kegiatan pembelajaran. Selain itu, dalam menyusun bahan ajar mengikuti kriteria bahan ajar yang baik. Agar dalam mngajar tetap berpedoman pada (RPP) yang telah disusun dan dalam penggunaan strategi pembelajaran dan model pembelajaran hendaknya disesuaikan dengan kondisi kelas yang akan diajar karena kemampuan siswa pada tiap-tiap kelas berbeda-beda. (3) bagi peneliti lain, agar penelitian ini dapat dijadikan pedoman dan penelitian sejenis apabila melakukan penelitian yang serupa. Penelitian ini juga dapat dijadikan sebagai perbandingan untuk penyempurnaan penelitian yang akan dilakukan. (4) bagi sekolah, hendaknya mendukung minat belajar menulis berita siswa dengan menambah buku-buku bacaan tentang menulis berita agar para siswa memiliki pembendaharaan kosa kata bahasa Indonesia yang beragam. DAFTAR PUSTAKA Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: Pt. Raja Grafindo Persada. Akhadiah, Sabarti, dkk. 1988. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta : Penerbit Erlangga. Daryanto, 2005. Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta. Depdiknas.
Adapun saran yang dapat diberikan terkait dengan penelitian ini adalah sebagai berikut. (1) bagi siswa sebaiknya minat dalam belajar menulis berita ditingkatkan sejak dini dimulai dari diri sendiri dengan latihan menulis secara mandiri. Menulis berita dapat meningkatkan daya imajinasi dan pembendaharaan kosa kata bahasa Indonesia agar kosa kata yang dimiliki lebih beragam. (2) bagi guru, agar dalam menyusun bahan ajar berpedoman pada rencana pelaksanaan pembelajaran yang meliputi RPP, Standar kompetensi,
2001. Kurikulum Berbasis Kompetensi Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMP. Pusat Kurikulum Badan Penelitian dan Pengembangan Depdiknas Jakarta.
Djurato, Totok. Dan Muslimin. 2002. Teknik Mencari &Menulis Berita. Semarang : Dahara Prize. Harjanto. 2005. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
e-Journal JJPBS Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol: 3 No:1(2015)
Iskandar.
2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta : Gaung Persada (GP Press).
------- , 2014. Bahan Ajar Tematik. Jakarta: Kencana Pranedia Group.
Ismawati, Esti. 2012. Metode Penelitian Pendidikan Bahsa dan Sastra Indonesia. Yogyakarta: Ombak.
Redana, Made. 2006. Panduan Praktis Penulisan Karya Ilmiah dan Proposal Riset. Denpasar.
Kartono. 2009. Menulis Tanpa Rasa Takut Membaca Realitas dengan Kritis. Yogyakarta : Kanisius. Komaidi, Didik. 2007. Aku Bisa Menulis. Yogyakarta : Sabda Media. Kurniasih, Imas. Dan Sani, Berlin. 2014. Buku Teks Pelajaran. Surabaya: Kata Pena. Lestari, Ika. 2013. Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Kompetensi. Padang : Akademi Permata. Mauk, Vinncentius. 2011. Pengembangan Bahan Ajar Menulis dan Perangkat Penilaian Autentik Bahasa Indonesia pada Siswa kelas VIII SMP LAB UNDIKSHA Singaraja. Singaraja :Universitas Pendidikan Undiksha.
Samsuri.1994. Erlangga.
Analisis
Bahasa.
Jakarta:
Semi, Atar. 1995 Teknik Penulisan Berita, Features, dan Artikel. Bandung : Angkasa. Sriasih, Sang Ayu Putu. 2012. Telaah Buku Teks. Singaraja : Universitas Pendidikan Ganesha. Sugiyono. 2007, Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Penerbit Alfabeta. Sungkono, dkk. (2003). Pengembangan Bahan Ajar. Yogyakarta: FIP UNY Sutjipto, N &Swacita,I B. 2006. Membuat Bahan Ajar. Denpasar : Lp3 UNUD.
Nuranhdika, Ari. 2013. Analisis Kesesuaian antara Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) SMK N 1 Singaraja dengan Bahan Ajar (Buku Teks) Memproses Perjalanan Bisnis” Singaraja :Universitas Pendidikan Undiksha.
Tarigan, Henry Guntur. 1986. Analisis Kesalahan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Miles, Matthew B. And A. Michael Huberman. Thohri, 2007. Analisis Data Kualitatif. Terjemahan Tjetjep Rohedi Rohidi. Qualitative Data Analysis. 1992. Jakarta: UI Pres.
Thohri, M. 2005. Pengembangan Bahan
Nasuton. 2008. Metode Research Penelitian ilmiah. Jakarta: Bumi Aksara. N Djuraid, Husnun. 2007. Panduan Menulis Berita. Malang : Universitas Muhammadiyah Malang. Prastowo, Andi. 2011. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta : DIVA Pers.
Tarigan, Henry Guntur . 1987.Menulis. Bandung: Angkasa.
Ajar Mata Kuliah Bahasa Indonesia Berorientasi pada Keterampilan Menulis untuk Mahasiswa SI IAIN Mataram. Tesis. Tidak diterbitkan. Singaraja Undiksha. Wendra, I Wayan. 2012. Buku Ajar Penulisan Karya Ilmiah. Modul ( tidak diterbitkan). Singaraja Undiksha.