BAHAN AJAR PEMBELAJARAN VIII 1. Nama Mata KuIiah
: Filsafat Komunikasi
2. Kode/SKS
: F1F 349/2SKS
3. Waktu Pertemuan
: 1. x pertemuan (2 x 50 menit)
4. Pertemuan
: VIII
5. Tujuan Pembelajaran a. Umum Setelah menyelesaikan kuliah ini, rnahasiswa diharapkan mampu :mengerti dan memahami perspektif komunikasi massa. b. Khusus Setelah mengikuti kuliah ini, mahasiswa dapat menjelaskan mengenai perspektif komunikasi massa. 6. Pokok Bahasan Topik
: Perspektif Komunikasi Massa
7. Substansi: a. Perspektif Positivisme b. Perspektif Kritisisme 8. Uraian Substansi Materi Perkembangan komunikasi massa di beberapa negara pada akhir-akhir ini, sangat dipengaruhi oleh dua perspektif besar yang membahas masalah komunikasi. Dua perspektif ini sesungguhnya tidak berbicara dalam bidang komunikasi saja, tetapi dalam banyak bidang yang keduanya salIng bertentangan, misalnya dalam ilmu pengetahuan, seni dan budaya. Pertentangan tersebut terjadi sangat ekstrim sekitar tahun 1960-an ketika teknoogi komunkasi sedang berkembang pesat. A. Perspektif Positivisme Perspektif Positivisme jelas didasarkan pada pemikiran Positivismeempirik, yang sangat empiris, dan kuantitatif. Penelitian tentang komunikasi pada madzab mi digunakan untuk memecahkan masalah kriminalitas, prostitusi, urbanisasi, dan masalah lain yang terjadi di Amerika Serikat sebagai akibat industrialisasi dan pembangunan. Fungsi penelitian komunikasi ini terutama untuk memenuhi pesanan penyedia dana (sponsor) dan pemerintah dalam rangka menyebarluaskan pesan (propaganda) kapitalisme saat itu. Madzab ini percaya bahwa media massa mempunyai kekuasaan yang mengubah masyarakat, oleh karena itu proses komunikasi yang dibangun
sangat menekankan efek komunikasi. daIam hal ini efek yang ditimbulkan dalam
komunikasi
sangat
diperlukan
untuk
mengubah
persepsi
dan
mempengaruhi masyarakat Pengikut perspektif ini adalah para pakar dan Amerika Srikat seperti Harold Lasswell, Wilbur Schramm, Paul F. Lazarsfelcl, Daniel Lerner. B. Perspektif Kritisisme Dengan dipelopori oleh Th. Adomo, M. Horkheimer dan W. Benjamin, madzab ini menggunakan teori Komunikasi Kritik dengan menggunakan metode penelitian kritik. Objek penelitian aliran ini adalah peranan media massa dalam kehidupan modern, termasuk didalamnya kecenderungan Positivisme Empirik di Amerika Serikat. Pandangan mendasar teori ini bersifat normatif yang menentang kebebasan nilai dan penyempitan realitas sosial pada penelitian Positivismeempirik. Realitas sosial seharusnya didekati dengan metode kualitatif yang menekankan pentingnya emansipasi manusia. Teori ini semakin mencuat ketika murid Horkheimer dan Adorno yaitu Habermas mengemukakan teori kornunikasinya yang kritis, Dengan mendasarkan pemikiran pada emansipasi manusia sebagai pelaku komunikasi, para pengikut perpsektif kritisisme beranggapan bahwa kehidupan manusia modern di Barat telah menjadi kebudayaan massa (massaculture), sehirigga individu bukan lagi menjadi pencipta kebudayaan tetapi lebih menjadi konsumen dan kebudayaan massa bahwa dalam kebudayaan massa, individu tidak lagi dapat menentukan apakah estetika itu, tetapi media massa-lah yang menciptakan kriteria estetika bagi individu. Penganut perspektif kritisme yang tak lain adalah Madzab Frankfurt sangat
menekankan
keberadaan
emansipasi
individu
sebagal
pelaku
komunkasi dan pencipta kebudayaan yang harus diakui eksistensinya, bukan hanya sebagai konsumen pasif yang terombang ambing, hanyut oleh gelombang kebudayaan massa yang sifatnya sangat misterius, sehingga menghilangkan eksistensi individu. C. Perbedaan Perspektif Positivisme dan Kritisisme PERBEDAAN PANDANGAN POSITIVIS
FAKTA
PANDANGAN KRITIS
Fakta sifatnya riil, diatur kaidah dan hukum tertentu yang bersifat universal. Berita adl refleksi kenyataan, shg berita harus sama dan sebangun dengan fakta yang hendak diliput.
Fakta adl hasil proses pertarungan antara kekuatan ekonomi, politik dan sosial yang ada dlm masyarakat. Berita tidak mungkin mrp refleksi dan realitas, karena berita merupakan refleksi dari kepentingan kekuatan kelompok dominan. POSISI MEDIA Media adalah sarana yang bebas dan Media hanya dikuasai oleh kelompok netral tempat semua kelompok dominan dan menjadi sarana untuk masyarakat saling berdiskusi yang memojokkan kelompok lain. tidak ada dominasi. Media menggambarkan diskusi apa Media hanya dimanfaatkan dan yang ada dalam masyarakat. menjadi alat kelompok dominan. POSISI WARTAWAN Nilai dan ideologi wartawan bearada Nilai- dan ideologi wartawan tidak di luar proses peliputan berita. dapat dipisahkan dan proses peliputan dan pelaporan suatu peristiwa Wartawan berperan sebagai pelapor. Wartawan berperan sebagai partisipan dari kelompok yang ada dalam masyarakat . Tujuan peliputan dan penulisan Tujuan peliputan berita: berita:eksplanasi dan menjelaskan pemihakan kelompok sendiri dan apa adanya . atau pihak lain. Tujuan peliputan dan penulisan Tujuan peliputan berita: pemihakan berita:eksplanasi dan menjelaskan kelompok sendiri dan atau pihak apa adanya lain. Penjaga gerbang (gatekeeping) Sensor diri Landasan etis Landasan ideologis Profesionalisme sebagai keuntungan Profesionalisme sebagai kontrol Wartawan sebagai bagian tim untuk Sebagai pekerja yang mempunyai mencari kebenaran. posisi berbeda dalam kelas social HASIL LIPUTAN Liputan dua sisi, dua pihak, dan Mencerminkan ideology wartawan kredibel dan kepentingan social, ekonomi atau politik tertentu. Objektif, menyingkirkan opini dan Tidak objektif, karena wartawan pandangan subjektif dari pemberitaan. adalah bagian dari kelompok/struktur social tertentu yang lebih besar Memakai bahasa yang tidak Bahasa menunjukkan bagaimana menimbulkan penafsiran yang kelompok sendiri diunggulkan dan beraneka. memarjinalkan kelompok lain Sumber : Eriyanto, 2011 Analisis Wacana, LkiS PERBEDAAN PARADIGMA RISET PANDANGAN POSITIVISTIK Eksplanasi,
PANDANGAN KRITIS
TUJUAN PENELITIAN Kritiksosial, transformasi,
prediksi dan kontrol
emansipasi dan penguatan sosial. REALITAS Objective Realism Historical Realism Realitas diatur oleh kaidah dan hukum Realitas yang teramati mrp tertentu yang berlaku universal realitas semu yang terbentuk oleh walaupun kebenaran pengetahuan proses sejarah dan kekuatan sosial, tentang hat tsb hanya dapat dipercaya politik, ekonomi dan budaya secara probabilistik POSISI PENELITI Peneliti berperan sebagai PeneIiti menepatkan diri sebagai disinterested scientist dan netral aktivis, advokat dan transformative intellectual Nilal etis dan pilihan moral harus Nilai etis dan pilihan moral bahkan berada diluar proses analisis teks keberpihakan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari analisis CARA PENELITIAN Objektif Subjektif Analisis teks tidak boleh menyertakan Titik perhatian analisis pada penafsiran subjektif peneliti atau teks penafsiran individu Intervensionis Partisipatif Pengujian hipotesis dalam struktur Mengutamakan analisis hipothetico-deductive method dengan komprehensif, kontekstual, dan analisis kuantitatif dan tes statistik multilevel analisis yang bisa dilakukan melalul penempatan diri sebagai aktivis/partisipan dalam proses transformasi sosial Kriteria kualitas penelitan : Kriteria kualitas penelitian Historical Situadness: sejauhmana objektif, reliabel dan valid penelitian memperhatikan konteks historis, sosial, budaya, ekonomi dan po!itik dan teks. Sumber : Eriyanto, 2011 Analisis Wacana, LkiS. Kegiatan Belajar Mengajar : Tahap
Kegiatan Pengajaran
Kegiatan Mahasiswa Pendahuluan Mengulang materi pada Mendengarkan dan pertemuan pertama memberikan tanggapan atau usul. Menanyakan kepada mahasiswa, jika terdapat materi yang kurang jelas. Penyajian Menjelaskan tentang Mencatat pertentangan perspektif Memperhatikan positivism dan kritisisme Memberikan dalam komunikasi tanggapan/ massa. pertanyaan Memunculkan gagasan dan pengertian baru
Media/Alat Papan tulis, OHP/Infokus / Laptop
Papan tulis, OHP/Infokus/ Laptop
Penutupan
Menugaskan mahasiswa membaca kembali materi yang telah diajarkan dan membaca bahan pustaka yang relevan dengan bahasan berikutnya
sesuai pemahaman mahasiswa Memberikan tanggapan dan masukan
Papan tulis, OHP/Infokus/ Laptop
Evaluasi Mengukur kemampuan mahasiswa melalui pembuatan tugas rangkuman terhadap materi yang telah diberikan, dengan panduan pertanyaan sebagai berikut: 1. Analisislah fenomena “INUL” dan gunakan perspektif kritisisme untuk menganalisis fenomena tersebut! 2. Gunakan perspektif positivisme untuk menganalisis keberadaan MTV! Kepustakaan •
Arthur Asa B., 2000, Media Analisis Techniques, Penerbitan Universitas Atmajaya, Yogyakarta.
•
Burhan Bungin, 2001, Imaji Media Massa, Jendela, Yogyakarta
•
Eriyanto, 2001, Analisis Wacana, LKis, Yogyakarta.
•
Onong Uchjana, 1993, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, Citra Aditya Bhakti, Bandung.
•
--------------------, 1999, Ilmu Komunikasi (Teori dan Praktek), Remaja Rosdakarya, Bandung.
•
Jurnal Ikatan sarjana Komunikasi, 1999, vol : Ill /April., Remaja Rosdakarya, Bandung.