ANALISI S KEGIATAN MARKETING PUBLIC RELATIONS PT. MAYORA INDAH TBK DALAM MENGELOLA CITRA TORABIKA STUDI KASUS ACARA KWITANG INTERGRATED PERIODE AGUSTUS 2012 – JANUARI 2013 Albert Sasongko Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Komunikasi, Bina Nusantara University Jln. K.H. Syahdan No. 9, Kemanggisan, Palmerah, Jakarta Barat 11480
ABSTRACT The purpose of this research is to find out wether the Marketing Public Relations can manage the image of Torabika through the program named Kwitang intergrated. Theories that the author used are communication theory, communication and organization theory, Image managing theory, Public relations theory, Marketing Public Relations theory and special event theory. All of these theories will be in connecting with the results of data collection in the field. authors using qualitative methodology with approaches such as in-depth interviews with competent people that authors choose and have an influence on these activities as well as direct observation in the field. Using a purposive sampling technique in the determination of informants. Keywords : Marketing Public Relations, image managing , MPR, Torabika, Mayora Indah
ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah Marketing Public Relations dapat mengelola citra Torabika melalui program Kwitang Intergrated. Teori yang digunakan penulis adalah teori komunikasi, teori komunikasi organisasi, teori pengelolaan citra teori Public Relations, teori Marketing Public Relations, dan teori Special Event. Semua teori tersebut akan dihubungkan dengan hasil pengumpulan data dilapangan. Penulis menggunakan metodologi kualitatif dengan pendekatan seperti wawancara mendalam dengan orang – orang yang dianggap kompeten dalam hal ini dan memiliki pengaruh terhadap program yang menjadi objek penelitian dengan menggunakan teknik sampling purposive dalam menentukan narasumbernya. Kata Kunci :Marketing Public Relation, MPR, Citra , Pengelolaan, Torabika, Mayora Indah.
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah Seperti yang kita tahu bahwa Torabika merupakan salah satu merk kopi di Indonesia yang telah lama beredar dan mewarnai perputaran kopi di Indonesia, dengan citranya yang baik dan terpercaya PT. Mayora Indah Tbk. Terus berinovasi melalui produk – produknya salah satunya adalah kopi Torabika. Namun perusahaan di Indonesia yang bergerak di bidang produksi kopi tidak hanya Torabika. Sangat banyak kompetitornya seperti kapal api, kopi cap merak, kopi ABC, indocoffee dan yang lainnya. Maka dari itu Torabika melakukan beragam kegiatan dan program demi mensiasati persaingan yang amat ketat tersebut, Penulis tertarik untuk meneliti Torabika karena dengan citra yang cukup baik di mata masyarakat, cukup mengherankan ternyata masih ada daerah di Jakarta yang sekaligus menjadi letak dari kantor pusat Torabika yang memiliki tingkat pendistribusian kopi Torabika yang sangat rendah yaitu di wilayah kwitang Jakarta pusat. Oleh karena itu divisi Marketing Public Relation PT. Mayora indah Tbk khususnya divisi kopi Torabika mementuk team yang bernama OH(Outing House) dikarenak tingkat konsumsi kopi di Indonesia cenderung lebih banyak terjadi diluar rumah dibanding didalam rumah. Dari hal ini dirancang lah program yang bernama Kwitang Intergrated yang diadakan di wilayah Kwitang Jakarta Pusat. Program ini diadakan untuk menarik atau mengajak para pedagang kopi keliling (PKK) agar mau menjajakan Kopi Torabika di wilayah Jakarta pusat seprti salah satunya Monas. Dengan memposisikan 7 SPG sebagai pelaksana dan seorang team leader dilapangan sebagai pengawas kelangsungan program ini. Dalam program ini dibuat berbagai macam cara untuk mengajak para PKK agar mau memperdagangkan kopi Torabika yaitu salah satunya dengan “buy one get one” pembelian kopi 1 renceng mendapatkan gratis kopi satu renceng dengan varian berbeda bertujuan agar macam-macam varian Kopi Torabika dapat tersedia dan tersebar di pasaran. Lalu yang kedua adalah “Lucky deep” pembagian hadiah melalui undian yang diperoleh dari pembelian kopi torabika. Program ini di rancang untuk jangka waktu panjang yaitu setahun dengan harapan setelah program ini diadakan, maka kopi Torabika menjadi lebih mudah didapat didaerah Jakarta
pusat dan mulai menjadi Top of Mind para target pasar Kopi Torabika menyaingi kopi – kopi dari kompetitor lain. Tujuan penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui kegiatanapa saja yang dilakukan pihak Torabika dalam mempertahankan citranya supaya dapat bersaing dengan kopi lainnya. (2)Untuk mengetahui bagaimana kegiatan Marketing Public Relations melalui special event dapat mengelola citra torabika.
Kerangka teori Teori Komunikasi Organisasi Teori komunikasi organisasi menurut penulis adalah hubungan timbal balik antar individu dalam konteks organisasi, dimana terdapat jaringan pesan antara satu dengan yang lain, serta adanya saling kebergantungan antara organisasi tersebut.Intinya adalah komunikasi organisasi meliputi arus pesan dalam suatu jaringan organisasi dengan sifat komunikasi yang saling ketergantungan. Sedangkan Teori Komunikasi Organisasi menurut Wiryanto dalam bukunya berjudul Pengantar Ilmu Komunikasi ( Wiryanto, 2004: 54) mendefinisikan komunikasi organisasi sebagai pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam kelompok formal, maupun informal dari suatu organisasi. Bila organisasi semakin besar dan kompleks, maka akan mengakibatkan semakin kompleks pula komunikasinya. Organisasi kecil yang anggotanya hanya 3 orang, proses komunikasi yang berlangsung relative sederhana.Tetapi organisasi
yang
anggotanya
1000
orang
menjadikan
komunikasinya
sangat
kompleks.Komunikasi organisasi dapat bersifat formal dan informal, Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu sendiri, dan sifatnya berorientasi kepentingan organisasi, misalnya memo, kebijakan, pernyataan, jumpa pers, dan surat-surat resmi.Adapun
komunikasi
informal
adalah
komunikasi
yang
disetujui
secara
sosial.Orientasinya bukan pada organisasi, tetapi lebih kepada anggotanya secara individual.
Teori Public Relations Penulis berpendapat bahwa Public Relations merupakan suatu hal penting dalam perusahaan yang berperan dalam membentuk citra yang pada akhirnya dapat memberikan gambaran kepada masyarakat mengenai perusahaan itu sendiri. Dari mulai dimana perusahaan tersebut bergerak sampai pesan-pesan khusus apa yang ingin disampaikan perusahaan kepada masyarakat yang pada akhirnya membentuk sebuah citra positif perusahaan di mata masyarakat. Dan pendapat lain diungkapkan oleh J.C. Seidel sebagai direktur Public Relations, Division of Housing, State New York yang menyatakan bahwa: Public Relations adalah proses kontinyu dari usaha-usaha manajemen untuk memperoleh goodwill (kemauan baik) dan pengertian dari pelanggan, pegawai dan publik yang lebih luas. Ke dalam mengadakan analisis dan perbaikan diri sendiri, sedangkan keluar memberikan pernyataan-pernyataan.(Soemirat,2008: 12)
Teori Citra Bagi Public Relations menyadari citra yang baik tidak hanya terletak pada bentuk gedung, presentasi, publikasi dan seterusnya tetapi terletak pada : 1. bagaimana organisasi bisa mencerminkan yang dipercayai memiliki kekuatan, mengadakan perkembangan secara berkesinambungan yang selalu terbuka untuk dikontrol, dievaluasi. 2. Dapat dikatakan bahwa citra tersebut merupakan gambaran komponen yang kompleks. Pada saat ini banyak perusahaan atau organisasi memberikan perhatian terhadap pembangunan suatu citra yang positif atau baik dimana menguntungkan bagi suatu perusahaan atau organisasi tersebut tidak hanya melepaskan diri dari terbentuknya suatu kesan publik negatif atau buruk. Citra perusahaan adalah komoditas yang rapuh atau mudah pecah namun kebanyakan perusahaan juga meyakini bahwa citra perusahaan yang positif adalah esensial, sukses yang berkelanjutan dan dalam jangka panjang.Citra menurut Katz yang dikutip oleh Soemirat dan Ardianto dalam buku Dasar-DasarPublic Relations adalah cara bagaimana pihak lain memandang sebuah perusahaan, seseorang, suatu komite, atau suatu aktivitas. Setiap perusahaan mempunyai citra sebanyak jumlah orang yang memandangnya. Berbagai citra perusahaan datang dari pelanggan perusahaan, pelanggan potensial, bankir, staf
perusahaan, pesaing, distributor, pemasok, dan gerakan pelanggan di sektor perdagangan yang mempunyai pandangan terhadap perusahaan(2004:113). Citra menurut Frank Jefkins dalam buku bukunya Dasar-Dasar Public Relations (Soemirat dan Ardianto,2004:114). mengungkapkan bawa citra adalah kesan yang diperoleh berdasarkan pengetahuan dan pengertian seseorang tentang faktafakta atau kenyataan. Menurut penulis citra adalah sesuatu yang penting bagi kelangsungan sebuah produk atau perusahaan. Citra bisa diartikan dengan gambaran dari suatu produk berdasarkan nilai yang ada pada produk atau perusahaan tersebut. Jika citra mereka baik, tidak perlu kegiatan marketing terlalu banyak ataupun promo yang terlalu banyak, sudah bisa membuat masyarakat percaya dan tertarik menggunakan produk tersebut. Citra menjadi sesuatu yang penting bagi perusahaan maupun produknya, karena citra yang baik dapat membantu mensukseskan suatu produk atau perusahaan.
Teori Marketing Public Relations Secara umum menurut Rosadi Ruslan, Marketing Public Relations dapat diartikan sebagai suatu proses perencanaan, pelaksanaan dan pengevaluasian program-program yang dapat merangsang pembelian dan kepuasan konsumen melalui komunikasi mengenai informasi yang dapat di percaya dan melalui kesan-kesan positif yang ditimbulkan dan berkaitan dengan identitas perusahaan atau produknya sesuai dengan kebutuhan, keinginan dan kepentingan bagi konsumenya (Ruslan, 2010: 246). Teori tersebut didukung oleh teori menurut Harris dalam Kriyantono (2008:58), Marketing Public Relationsdidefinisikan sebagai sebuah proses perencanaan, eksekusi, dan evaluasi programprogram yang mendorong atau menganjurkan pembelian dan kepuasan konsumen melalui komunikasi yang kredibel dalam menyampaikan informasi dan menciptakan impresi yang mengidentifikasi perusahaan dan produknya dengan kebutuhan, keinginan, perhatian, dan kepetingan konsumen. Dengan pendapat di atas, penulis menyimpulkan bahwa MPR adalah suatu fungsi yang digunakan oleh perusahaan untuk merencanakan, meneliti, dan mengeksekusi strategi yang dibuat untuk menimbulkan kesan positif di mata maskayarakat, biasanya dengan komunikasi rutin atau pun
dengan kegiatan apapun yang dirancang untuk dapat memenuhi kebutuhan customer dan meningkatkan nilai bagi suatu produk. Teori Special Event Special Event atau peristiwa khusus adalah kegiatan yang mampumemuaskan minat orang untuk ikut serta dalam suatu kesempatan; mampu meningkatkan pengetahuan dan memenuhi kesenangan penonton.Special Eventdapat diselenggarakan pada saat hari-hari atau pekan-pekan khusus, pertunjukan dan pameran khusus, peringatan khusus, hadiah khusus, peresmian gedung, perlombaan, parade dan pawaikhusus, peristiwa komunitas yang disponsori, organisasi yang disponsori, dan lain lain (Moore, 2004:321). Special Event merupakan salah satu toolsPublic Relations disamping kegiatan lain, seperti identitas perusahaan, publisitas, website, dan sebagainya. Sebagai tools PR, Special Event dapat digunakan untuk melaksanakan perannya. Salah satu peran utama.Public Relations adalah sebagai komunikator perusahaan untuk menyampaikan informasi tentang perusahaan, lembaga, atau perorangan yang diwakilinya kepada publik baik internal maupun eksternal. (Pudjiastuti,2010:31) Special Event juga dapat dijelaskan sebagai salah satu kiat yang dapat diselenggarakansebagai upaya untuk menarik perhatian media pers dan publik terhadap perusahaan atauproduk tertentu yang dapat ditampilkan dalam acara tersebut. Dengan adanya
Special Eventdiharapkan mampu
memuaskan pihak-pihak yang terlibat atau terkait untuk berperan serta dalam suatu kesempatan pada Special Event, baik untuk meningkatkan pengetahuan (knowledge), pengenalan (awareness), maupun upaya pemenuhan selera (pleasure) dan menarik simpati atau empati, sehingga mampu menumbuhkan saling pengertian bagi kedua pihak dan pada akhirnya dapat menciptakan citra (image) positif dari masyarakat atau publik sebagai target sasarannya (Ruslan,2008:211). Bentuk dari Special Event dalam program kerja Public Relations adalah sebagai berikut: 1. calendar of events yaitu acara rutin (regular events) yang dilaksanakan pada hari,bulan, tahun, tertentu secara periodik dan berulang-ulang (rutin) diselenggarakan sepanjang tahun kalender.
2. momentum of events, yaitu acara yang sifatnya khusus yang dilaksanakan pada momentmoment tertentu, pembukuan kantor baru, ulang tahun perusahaan dan sebagainya yang dianggap sebagai moment oleh pihak lembaga atau humas untuk mengadakan suatu acara istimewa yang perlu diperingatkan dan dipublikasikan (Ardianto,2004:102). Secara khusus Special Eventdapat meningkatkan empat unsur penting, yaitu:
1. Awareness (pengenalan) produk/ jasa, organisasi. 2. Pleasure (kesenangan) upaya untuk pemenuhan selera publik. 3. Knowledge (pengatahuan) meningkatkan pengetahuan publik. 4. Image (citra) meningkatkan citra positif perusahaan.
Dalam hal ini penulis berpendapat bahwa Special Event adalah salah satu alat yang digunakan Marketing Public Relationsuntuk menarik perhatian media massa dan konsumen atas suatu produk tertentu dan meningkatkan,mengelola citra sebuah produk.
METODOLOGI PENELITIAN Metodologi yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metodologi penelitian kualitatif
Tipe Penelitian Dalam buku “Metodologi Penelitian Kualitatif” , Lexy J.Moleong mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll, secara konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. Ciri-ciri penelitian kualitatif, antara lain yaitu : (a) memiliki latar belakang alamiah, (b) manusia sebagai alat/ instrument. (c) menggunakan metode kualitatif yaitu berupa pengamatan, interview, dan penelaahan, (d) analisa data secara induktif, (e) bersifat deskriptif, (f) lebih mementingkan proses daripada hasil, (g) teori dari dasar (grounded theory), (h) adanya batas yang dutentukan oleh focus, (i) adanya kriteria khusus untuk keabsahan data ( Moleong, 2004: 22). Berdasarkanciri-ciri di atas metode penelitian kualitatif dirasa lebih diperlukan dalam penelitian ini mengingat proses yang akan ditempuh penulis untuk
mencapai tujuan akhir penelitian memerlukan proses.Penelitian ini menggunakan pendekatan berupa wawancara mendalam dan observasi.
Narasumber Narasumber adalah orang – orang terpilih yang mewakili perusahaan dan pendapat masyarakat yang dianggap terpercaya dan berkompeten dalam pemberian informasi yang kemudian di olah dalam penelitian ini. Dalam pemilihan narasumber internal dan eksternal, penulis menggunakan teknik sampling purposive data. Narasumber internal yang terpilih adalah Regional Sales and Promotion Head of Torabika dan Marketing Public Relation Leader Torabika. Sedangkan sebagai narasumber eksternal penulis mewawancarai S sebagai masyarakat daerah kwitang yang juga penikmat kopi diwilayah tersebut.
Metode Pengumpulan data 1. Data Primer Menurut Ruslan (2003:29) data primer merupakan data yang diperoleh langsungdari objek penelitian perorangan, kelompok maupun organisasi.Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan cara : a. Wawancara
Teknik wawancara yang dipakai merupakan wawancara mendalam (indepth interview) dengan pihak-pihak yang menjadi narasumber, secara langsung untuk mendapatkan informasi yang akurat dan relevan. Pada penelitian ini, penulis menggunakan narasumber untuk mendapatkan informasi dan data-data yang diperlukan. Menurut Nasution (2003:55), manusia dapat dijadikan instrumen dalam penelitian kualitatif karena mempunyai ciri-ciri, antara lain : (a) peka dan dapat bereaksi terhadap segala stimulus dari lingkungan yang harus diperkirakan bermakna atau tidak bagi penelitian, (b) dapat menyesuaikan diri terhadap semua aspek keadaan dan dapat mengumpulkan aneka ragam data sekaligus, (c) dapat memahami situasi dalam segala seluk beluknya, (d) suatu situasi yang melibatkan manusia, tidak dapat dipahami dengan pengetahuan semata-mata, (e)
dapat segera menganalisis data yang diperoleh, (f) dapat mengambil kesimpulan berdasarkan data yang diperlukan. Berdasarkan ciri-ciri di atas, maka penulis merasa perlu untuk melakukan wawancara dengan narasumber yang tepat dapat memberikan informasi yang mendukung penelitian. Narasumber yang dipilih penulis merupakan orang-orang yang berperan dalam kelangsungan dan pengelolaan citra Torabika. Narasumber yang dipilih juga relevan dengan judul penelitian. Para narasumber antara lain : 1. Bapak ORatau Area Sales Promotion Head Torabika. Pemilihan OR menjadi narasumber adalah karena OR yang mengerti seluk beluk tentang event Kwitang Integrated.Selain itu OR juga memiliki kontribusi bagi citra Torabika. 2. BapakAB atau Marketing Public Relation Leader. Pemilihan AB sebagai narasumber adalah karena AB juga merupakan otak yang mengerti sebab dan akibat dipilihnya event sebagai alat untuk mengelola citra dari Torabika. 3. S atau masyarakat daerah Kwitang penikmat kopi Torabika. Pemilihan S sebagai narasumber karena S merupakan tokoh eksternal yang merupakan konsumen sejati.Informasi dari S ini selanjutnya dapat dijadikan sebagai opini public. b. Observasi
Melalui observasi, peneliti lebih memungkinkan mengamati kehidupan individu atau kelompok dalam situasi riil, dimana terdapat setting yang riil tanpadikontrol atau diatur secara sistematis (Ardianto,2011:180) Dengan melakukan observasi, penulis dapat mendapatkan informasi yang tidak dapat dilihat oleh kasat mata.Penelitian tentang kegiatan Marketing Public Relations Pt.
Mayora Indah, Tbk dalam mengelola citra Torabika dilakukan pada kantor pusat Mayora langsung, yaitu diMayora Building, Jl. Tomang Raya No. 21-23, Tomang, Jakarta Barat, DKI Jakarta 11440. Observasi juga dilakukan di daerah Kwitang, Jakarta Selatan sebagai lokasi utama diselenggarakannya program Kwitang Integrated. Kwitang merupakan daerah yang tingkat pendistribusian kopi scahet Torabika dinilai cukup rendah.Maka dari itu penulis melakukan observasi langsung ke tempat dimana para Marketing Public Relations divisi Torabika mengadakan pendekatan kepada para pedagang di daerah Kwitang. 2. Data Sekunder Menurut Ruslan (2003:132), data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara (dihasilkan oleh pihak lain) atau digunakan oleh lembaga lainnya yang bukan pengelolanya tetapi dapat dimanfaatkan dalam suatu penelitian tertentu. Dalam penelitian ini, peneliti mengumpulkan data dengan 3 macam cara, yaitu : a. Studi Kepustakaan Buku-buku yang berkaitan dengan proses pengelolaan citra berguna bagi penulis untuk dapat dijadikan referensi ataupun tolak ukur dalam menyusun penelitian ini. b. Data perusahaan Penulis mendapatkan data dari perusahaan tempat dimana penulis melakukan penelitian. Data perusahaan yang diperoleh bisa berupa strategy plan Torabika yang bisa berguna bagi penulis untuk mendukung penelitiannya.
Metode analisis data Proses analisa data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai narasumber yang didapat melalui wawancara mendalam, pengamatan yang ditulis penulis sendiri yang diambil langsung dari catatan lapangan, dokumen pribadi, dan sebagainya. Dalam analisis penelitian ini, penyajian data akan disajikan dalam bentuk analisis naratif . Dalam bentuk ini, intinya adalah kemampuan untuk memahami identitas dan pandangan seseorang dengan mengacu pada cerita-cerita yang ia dengarkan ataupun tuturkan di dalam aktivitas sehari-hari. Fokus penelitian dalam bentuk analisis deskriptif ini adalah “cerita-cerita“ dalam pengalaman kehidupannya sehari-hari. Dari semua data yang terkumpul di lapangan, tahap selanjutnya adalah mengkategorikan data menggunakan model Strauss dan Corbin yang diambil dari buku karangan Ardianto (2011:202)yaitu Pengkodean atau biasa disebut coding. Tahap pertama yang disebut Open Coding, lalu diolah kembali ke tahap kedua yaitu axial coding dan yang terakhir diolah kembali dengan tahapan selective coding
Hasil dan Pembahasan Tujuan diadakannya kegiatan Kwitang Intergrated oleh pihak Torabika adalah agar target pasar yaitu distributor, PKK maupun enduser dapat lebih tertarik dalam mendistribusikan kopi Torabika dan juga mengkonsumsi kopi Torabika. Maka dari itu Team OH(Outing House) dari Torabika memulai program tersebut di pemukiman para PKK(Pedagang Kopi Keliling), karena merekalah yang membuka jalur pendistribusian kopi. Jika mereka menyediakan kopi Torabika di sepeda mereka,
maka kemungkinan besar para pelanggan akanmelihat dan kemungkinan mereka ingin mencoba Kopi Torabika akan semakin besar. Dan setelah program ini berlangsung selama kurang lebih 7 bulan terbukti bahwa kegiatan Marketing Public Relations PT Mayora Indah Tbk. Berhasil dalam mengelola citra Torabika yang sudah baik dan berujung pada peningkatan pendistribusian Kopi Torabika di wilayah Kwitang Jakarta Pusat. Antusias masyarakatpun terlihat sangat baik terutama dari para PKK dan distributor kopi yang menjadi target prioritas dalam hal ini.
PENUTUP
Peran Marketing Public Relations Peran Marketing Public relations pada perencanaan,pelaksanaan dan eksekusi dalam program kwitang intergrated ini terbukti sangatlah penting, karena mereka selain merencanakan namun juga langsung turun ke lapangan untuk melihat situasi dan kondisi target dari program itu sendiri sehingga dalam pengambilan keputusan dapat mempertimbangkan berbagai macam aspek yang ada. Dan pelaksana Marketing Public relations inilah yang berhubungan langsung dengan target acara kwitang intergrated sehingga dapat menentukan langkah-langkah efektif fan efisien demi mencapai tujuan utama diadakannya program ini.
Saran Berdasarkan hasil penelitian dan observasi yang telah dilakukan oleh peneliti, maka peneliti memiliki beberapa saran yang dirasa perlu untuk dilaksanakan untuk mempertahankan citra, mengelola dan meningkatkan citra kopi Torabika yaitu :
1. Penulis berpendapat bahwa kegiatan publikasi harus lebih gencar dilakukan agar sebuah program tidak hanya berpengaruh kepada pedagang dan penyalur namun juga berpengaruh langsung kepada end user yang pada akhirnya memiliki peranan penting dalam penentuan keberhasilan sebuah program yang diadakan. 2. Melakukan kegiatan-kegiatan yang lebih bersifat sosial kepada sasaran sehingga dapat menggerakan target yang dituju agar maubergerak sesuai dengan yang diinginkan perusahaan. Lebih mengutamakan how touching people heart.
DAFTAR PUSTAKA
Alifahmi, Hifni. (2005). Sinergi Komunikasi Pemasaran : Integrasi Iklan, Public Relation, dan Promosi, Jakarta : Quantum. Ardianto, Elvianaro, Msi., (2011). Metodologi Penelitian untuk Public Relations Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta: Simbiosa Rekatama Media. Assumpta, Maria. (2005). Dasar-Dasar Public Relation. Jakarta: Grasindo. Bryman, Alan. (2008) . Social Research Methods. New York: Oxford University Press. Jefkins, Frank. (2003). Public Relations. Jakarta: Erlangga. Kasali, Renald. (2009). Marketing and Crisis. Jakarta: Gramedia. Kriyantono, Rachmat. (2006). Teknik Praktis Riset Komunikasi . Jakarta: Kencana,. Kriyantono, Rachmat. (2008). Public Relations Witing: Teknik Produksi Media Public Relations dan Publisitas Korporat. Jakarta: Kencana. Kotler, Philip. (2008). Marketing Management. International Edition. New Jersey: Prentice- Hall,Inc. .
Littlejohn ( dan Stephen.W.Foss dan Karen.A). (2005). Teori Komunikasi , Theories of Human Communication. Jakarta: Salemba Empat. Moore, Annette C. (2004). Theme Special Events to Dazzle Your Group. Pennsylvania: Venture Publishing.
Pudjiastuti, Wahyuni. (2010). Special Event Alternatif Jitu Membidik Pasar. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Moleong, Lexy. J .(2004). Metode Penelitian Kualitatif .Bandung: Remaja Rosdakarya. Rosady, Ruslan, (2003). Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi . Jakarta: Raja Grafindo Persada. . (2006) . Metode Penelitian : Public Relation dan Komunikasi. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. . (2010). Metode Penelitian : Public Relations & Komunikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Rumanti, Maria Assumpta. (2002) . Dasar-Dasar Public Relation. Jakarta: Grasindo. Sasongko, Tri Hadiyanto. (2006). Analisis Sosial. Bandung: Yayasan Akatiga. Simamora, Bilson. (2003). Memenangkan Pasar dengan Efektif dan Profitable. Jakarta: Gramedia. Soemirat ( dan Elvianaro Ardianto ), (2009). Dasar-Dasar Public Relation. Jakarta: Simbiosa Rekatama Media. Sulaksana, Uyung. (2003). Integrated Maketing Communication Teks dan Kasus. Jogjakarta: Pustaka Pelajar. Tim Penyusun, (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Wahyuni, Pudjiastuti, (2010). Special Event Alternatif Jitu Membidik Pasar. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. Wasesa, Silih Agung. (2006). Statregi Public Relation. Jakarta: Gramedia. Widjaja, A.W.(2002). Komunikasi dan Hubungan Masyarakat. Jakarta: Bumi Aksara. Wiryanto, (2004). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Grasindo. Wok, Saodah ( dan Narimah Ismail), (2003). Teori-Teori Komunikasi. Selangor: PTS Publications.
Jurnal : Puspokusumo, Ariyanti. Binus Business Review vol. 2 no. 1 Mei 2011: 202-215. Jakarta: Bina Nusantara University. Website : www.mayora.com , diakses pada 12 November 2012 pada pukul 17.58. www.binusmaya.co.id, diakses pada 15 Agustus 2012 pada pukul 10.37.