STRATEGI PUBLIC RELATIONS DALAM MENGELOLA CITRA MALL PONDOK INDAH PERIODE 2012
Effiekurnia Pujihartati Bina Nusantara University Jalan.Meranti no. 24 Jakarta Selatan 12270 021-96515486 /
[email protected]
Dina Sekar Vusparatih, S,IP.
ABSTRAK
adalah untuk mengetahui strategi public relations dalam mengelola citra Mall Pondok Indah. METODE PENELITIAN yang penulis gunakan antara lain dengan wawancara dan observasi, baik observasi di lapangan maupun dengan database tempat penelitian. HASIL YANG DICAPAI adalah sebuah informasi mengenai apa saja strategi public relations yang dijalankan di Mall Pondok Indah dalam mengelola citra nya dan apa aja saja kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan strategi public relations dalam mengelola citra tersebut. SIMPULAN yang penulis dapatkan selama melakukan penelitian adalah strategi public relations yang paling efektif dalam mengelola citra Mall Pondok Indah adalah dengan mengadakan event atau acara besar yang menarik masyarakat banyak, sehingga dibutuhkan kreativitas yang tinggi untuk menciptakan acara besar yang tidak monoton dan menghibur masyarakat pengunjung Mall Pondok Indah. TUJUAN PENELITIAN
Kata Kunci
Strategi, Public Relations, Mall Pondok Indah, Strategi Public Relations, Citra PURPOSE OF RESEARCH is for knowing the public relations strategy to manage the image of Pondok Indah Mall METHOD OF RESEARCH the author use the interview and observation,field observation or use the database in the research place. RESULT ACHIEVED is an information about what public relations strategy that Pondok Indah Mall use to manage the image and what is the obstacle of using the strategy to manage the image of Pondok Indah Mall. CONCLUSION that author gat since doing the research is the most effective public relations strategy to manage the image of Pondok indah Mall is to make an event or ig event to get the
attention of people, so we need a lot of creativity to make an interesting event to entertain the people. Keywords:
Strategy, Public Relations, Mall Pondok Indah, Strategi Public Relations, Image
PENDAHULUAN Pada umumnya masyarakat memiliki kegiatan yang padat di ibu kota, hal tersebut tentu mempengaruhi pemilihan tempat untuk melakukan kegiatan mereka sesuai dengan suasana dan kebutuhan mereka. Masyarakat saat ini membutuhkan tempat yang memiliki multifungsi tidak hanya untuk melakukan satu aktivitas saja namun dapat melakukan berbagai aktivitas didalam satu tempat. Tempat yang memiliki berbagai macam fungsi dulu mungkin sangat sulit ditemukan, tapi mengingat zaman sekarang sudah berkembang hal tersebut pun sudah banyak dapat kita temui. Mall yang merupakan Pusat Perbelanjaan saat ini sudah berubah fungsi tidak hanya sekedar tempat untuk berbelanja kebutuhan namun sekarang juga merangkap menjadi tempat yang menyediakan berbagai macam fasilitas seperti tempat untuk makan, menonton bioskop, olahraga, berkumpul atau sekedar jalan-jalan. Setiap mall pun hadir menawarkan kelebihannya masing-masing demi memenuhi keinginan dan kebutuhan dari para pengunjung itu sendiri. Pada dasarnya kenyamanan dan suasana yang kondusif merupakan hal pertama yang dicari oleh pengunjung. Sehingga banyak yang berlomba-lomba menarik perhatian pengunjung dengan berbagai macam cara baik verbal maupun nonverbal. Namun walaupun mall-mall baru sudah bermunculan tetapi masyarakat juga tidak akan dengan mudah melupakan kehadiran dari mall-mall yang sudah berdiri lama, contohnya saja seperti Mall Pondok Indah, Plaza Semanggi, Plaza Senayan yang merupakan mall-mall yang sudah senior dan memiliki reputasi yang baik. Kehadiran mall-mall lama ini pun tentu masih menarik minat pengunjung baik yang lama maupun baru. Salah satu mall yang telah lama berdiri dan lokasi nya pun berdekatan dengan mall baru adalah Mall Pondok Indah. Dimana mall ini sudah dibangun sejak tahun 1991 dan terletak di kawasan Jakarta Selatan. Pondok indah mall ini memiliki segmen golongan menengah atas dan para ekspatriat yang tinggal dikawasan Pondok Indah dan sekitarnya. Data ini didapatkan dari wikipedia Indonesia. Walaupun terdapat mall baru seperti Gandaria City yang lokasinya berdekatan dengan mall senior yaitu Pondok Indah, pengunjung Mall Pondok Indah tetap ramai dan tidak terlihat penurunan pengunjung. Tentu hal ini merupakan suatu kesuksesan dari pihak Mall Pondok Indah yang dengan strategi yang tepat telah melakukan suatu tindakan agar pengunjung Mall Pondok Indah tetap setia dan tidak beralih ke mall lain, karena loyalitas pengunjung itu tidak mudah didapat, pengunjung harus memiliki ketertarikan akan suatu tempat yang mereka rasa nyaman untuk menghabiskan watu mereka. Menurut Jack Trout (Suyanto, 2007:16) inti dari strategi adalah bagaimana bertahan hidup dalam dunia kompetitif, bagaimana menbuat persepsi yang baik di benak konsumen, menjadi berbeda, mengenali kekuatan dan kelemahan pesaing, menjadi spesialisasi, menguasai satu kata di kepala. Kepemimpinan yang memberi arah dan memahami realitas pasar dengam menjadi yang pertama daripada menjadi yang lebih baik.. Strategi itu harus dipahami oleh tiap-tiap bagian dari setiap divisi dalam perusahaan, Menurut D. Ronald Smith (2005: 10-11), ada beberapa langkah yang ditetapkan sebagai strategi Public relations, yaitu: Strategy a. Establishing goals and objectives (menentukan sasaran dan objektif) Pada penelitian ini, Mall Pondok Indah menginginkan citra positif yang meningkat dengan melakukan promosi baik berupa event maupun sale yang dapat menarik pengunjung, mereka dengan jelas menentukan sasaran segmentasi yaitu sebagai Mall keluarga. b. Formulating action and response strategies (memformulasikan aksi dan respon) Untuk memformulasikan strategi Mall Pondok Indah, maka harus dilihat dari segmentasi Mall tersebut. Oleh karena segmentasinya adalah keluarga maka tenanttenant yang berada di Mall Pondok Indah yang dipilih adalah yang menjual kebutuhan keluarga dan juga pilihan restoran pun disesuaikan dengan segmentasinya dan diperbanyak agar lebih bervariasi dan beragam. c. Using effective communication (menggunakan komunikasi yang efektif) Pihak Mall Pondok Indah dalam berkomunikasi kepada pengunjung adalah melalui brosur yang dibagikan kepada pengunjung, spanduk yang terpasang di sekitaran Mall.
Selain strategi yang dibutuhkan adalah mencapai pengelolaan citranya, menurut Ardianto dan Soemirat citra adalah kesan perasaan gambaran dari public terhadap perusahaan;kesan yang sengaja diciptakan dari objek,orang atau organisasi. Itulah alasan yang menjadi latar belakang penulis untuk memilih Mall Pondok Indah sebagai objek penelitian untuk diteliti secara lebih mendalam mengenai bagaimana strategi Public Relations yang dijalankan dalam mengelola citra Mall Pondok Indah agar lebih baik lagi dan tetap konsisten akan eksistensinya di dalam dunia pusat perbelanjaan di Jakarta. Tujuan penelitian adalah: 1. Untuk mengetahui strategi Public Relations yang dilakukan PT. Metropolitan Kentjana dalam mengelola citra mall pondok indah. 2. Untuk mengetahui hambatan apa saja yang terdapat dalam melaksanakan stratetgi untuk mengelola citra mall pondok indah.
METODE PENELITIAN Jenis metode yang digunakan oleh penulis adalah metode deskriptif kualitatif yang dilakukan dengan cara wawancara, observasi, dan studi pustaka. Kualitatif adalah suatu penelitian ilmiah yang bertujuan untuk memahami suatu fenomena dalam konteks sosial secara alamiah dengan mengedepankan proses interaksi komunikasi yang mendalam antara peneliti dengan fenomena yang diteliti. (Heediansyah, 2010:9). Menurut Bogdan dan Taylor (Moleong, 2010:4) menefinisikan metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Sejalan dengan definisi tersebut, Kirk dan Miller (Moleong, 2010:4) mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial secara fundamental bergantung dari pengamatan pada manusia baik dalam kawasannya maupun dalam peristilahannya. Jadi berdasarkan pendapat diatas penulis mengambil kesimpulan bahwa dalam metodologi kualitatif tidak boleh mengisolasikan individu atau organisasi ke dalam variabel atau hipotesis, tetapi dari pengamatan atau interaksi yang mendalam yang telah dilakukan. Metode Pengumpulan Data: Data Primer Dalam melakukan sebuah penelitian tentu penulis harus mempunyai sumber infromasi dari data primer untuk dapat diteliti. Penulis mengambil pengertian data primer menurut Sugiyono (2009:137) adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data. Didukung oleh pendapat dari Kriyantono (2010:41) Data primer adalah data yang diperoleh oleh dari sumber data pertama atau tangan pertama di lapangan. Berdasarkan pendapat yang ada, penulis menyimpulkan bahwa data primer merupakan data utama yang didapatkan langsung dari apa yang akan diteliti. a.
Wawancara Dalam sebuah penelitian tentu untuk mendapatkan hasil yang baik dibutuhkan pendapat dan pemikiran dari orang-orang yang berhubungan dengan penelitian. Menurut Moleong (2010:186) wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Jadi kesimpulan dari wawancara menurut penulis merupakan hasil pembicaraan tanya-jawab dari penulis terhadap orang-orang yang berhubungan dengan apa yang penulis teliti.
b.
Observasi Selain wawancara penulis juga melakukan observasi terhadap penelitian ini, Menurut Flick dalam buku Internal Public Relations karangan Agung Laksmana (2010: 135) yang menjelaskan tentang observasi sebagai berikut: disamping kemampuan berbicara dan mendengarkan sebagaimana digunakan dalam wawancara-wawancara, observasi merupakan keterampilan harian lain sebagai secara metodelogis disistematisir dan diterapkan dalam
penelitian kualitatif. Tidak hanya persepsi visual tetapi juga persepsi berdasarkan pendengaran, perasaan dan penciuman yang diintegrasikan. Jadi berdasarkan pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan oleh penulis bahwa observasi merupakan penelitian yang dilakukan dengan melihat lokasi penelitian langsung. Data Sekunder Selain Data primer dalam penelitian dibutuhkan data sekunder untuk melengkapi, menurut Sugiyono (2008:129), data sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpulan data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen-dokumen yang ada. Jadi penulis mengambil kesimpulan bahwa data sekunder adalah data tambahan yang didapatkan untuk membantu penelitian. a.
Studi Pustaka Dalam penelitian juga dibutuhkan studi pustaka untuk memperkuat penelitian, menurut M.Nazir dalam bukunya yang berjudul ‘Metode Penelitian’ mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan studi pustaka yaitu: “Studi pustaka adalah teknik pengumpulan data dengan mengadakan studi penelaahan terhadap buku-buku, litertur-literatur, catatan-catatan, dan laporan-laporan yang ada hubungannya dengan masalah yang dipecahkan.” (Nazir,1988: 111). Penulis mendapatkan informasi dalam penelitian ini melalui beberapa buku yaitu: Metode Penelitian, Internal Public relations, Community Public relations.
b.
Internet. Internet digunakan sebagai bahan kelengkapan data untuk melakukan penelitian.
Metode Untuk Analisis Data Menurut Patton dalam Lexy J. Moleong (2002: 103) teknik analisa data merupakan proses mengatur urutan data, mengorganisasikanya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar. Jadi penulis mengambil kesimpulan berdasarkan pendapat diatas adalah bahwa teknik analisa data merupakan teknik yang dilakukan dengan mengurutkan data formal secara berurut dan detail. Teknik analisis yang digunakan penulis adalah metode deskriptif-kualitatif, dimana mengacu pada pendapat Ardianto (2011:60) deskriptif-kualitatif adalah metode yang lebih menitikberatkan pada observasi dan suasana alamiah serta cenderung mencari teori dibandingkan menguji teori tersebut. Oleh karena itu, penulis merasa metode ini yang paling tepat dalam penulisan skripsi ini karena penulis memanfaatkan observasi serta suasana alamiah seperti wawancara dan dokumentasi untuk mendukung penulisan skripsi ini sehingga terbentuk lah teori baru yang dapat menjawab ruang lingkup penelitian.
HASIL DAN BAHASAN Penulis setelah mendapatkan data-data yang terkumpul adalah melakukan pengolahan data. Dalam melakukan pengolahan data, penulis melakukan beberapa tahap analisa. Pertama, penulis mengingat kembali fokus masalah yang sedang diteliti, yaitu strategi public relations dalam mengelola citra Mall Pondok Indah. Dengan memahami masalah yang diteliti akan memudahkan penulis dalam merangkai pola pikir yang menjadi dasar pengolahan masalah. Kedua, penulis membaca kembali outline wawancara atau daftar pertanyaan yang telah diajukan sebelumnya kepada narasumber. Tahap ketiga, penulis menganalisa jawaban atau pernyataan yang diberikan oleh para narasumber tersebut. Keempat, penulis akan mencocokkan antara pertanyaan dan jawaban yang diperoleh tersebut dan menyimpulkannya menjadi hasil penelitian sementara. Selanjutnya, penullis melakukan pengolahan data terhadap data-data lain yang berhasil dikumpulkan, yaitu melalui teknik observasi partisipan, dimana penulis mengamati dan memahami setiap kegiatan yang terjadi di Mall Pondok Indah. Hasil pengumpulan dan pengolahan data keseluruhan ini kemudian dicocokkan dengan teori-teori yang digunakan pada Bab 2 untuk diuji validitas datanya. Tahap akhir, hasil pengolahan data dituangkan ke dalam bentuk deskripsi kata-kata. Strategi Public Relations Strategi itu harus dipahami oleh tiap-tiap bagian dari setiap divisi dalam perusahaan, Menurut D. Ronald Smith (2005: 10-11), ada beberapa langkah yang ditetapkan sebagai strategi Public relations, yaitu: Formative Research
a.
b.
c.
a.
b.
c.
a.
b.
Analyzing the situation (menganalisa situasi) Pihak Mall Pondok Indah menganalisa situasi secara keseluruhan baik luar maupun dalam. Bila dilihat dari lokasinya yang berdekatan dengan perumahan maka dapat dianalisa bahwa pengunjung Mall Pondok Indah ini adalah keluarga. Ananlyzing the organization (menganalisa organisasi) Dalam menganalisa organisasi, Mall Pondok Indah merupakan bagian dari PT. Metropolitan Kentjana,tbk merupakan perusahaan yang solid terutama dalam mengembangkan Mall Pondok Indah hingga dapat bertahan dalam menghadapi persaingan yang semakin pesat sekarang ini. Ananlyzing the public (menganalisa public) Pihak Mall Pondok Indah mengidentifikasi bahwa publik dari Mall Pondok Indah adalah masyarakat menegah ke atas yang dimana Mall ini berkonsep kepada Family Mall. Strategy Establishing goals and objectives (menentukan sasaran dan objektif) Pada penelitian ini, Mall Pondok Indah menginginkan citra positif yang meningkat dengan melakukan promosi baik berupa event maupun sale yang dapat menarik pengunjung, mereka dengan jelas menentukan sasaran segmentasi yaitu sebagai Mall keluarga. Formulating action and response strategies (memformulasikan aksi dan respon) Untuk memformulasikan strategi Mall Pondok Indah, maka harus dilihat dari segmentasi Mall tersebut. Oleh karena segmentasinya adalah keluarga maka tenanttenant yang berada di Mall Pondok Indah yang dipilih adalah yang menjual kebutuhan keluarga dan juga pilihan restoran pun disesuaikan dengan segmentasinya dan diperbanyak agar lebih bervariasi dan beragam. Using effective communication (menggunakan komunikasi yang efektif) Pihak Mall Pondok Indah dalam berkomunikasi kepada pengunjung adalah melalui brosur yang dibagikan kepada pengunjung, spanduk yang terpasang di sekitaran Mall Pondok Indah, iklan maupun media baik cetak maupun elektronik. Tactics Choosing communication tactics (memilih taktik komunikasi) Dalam Mall Pondok Indah taktik komunikasi dilakukan secara tatap muka, begitu juga bila ada media yang ingin meliput kegiatan di Mall Pondok Indah maka dapat menginterview secara langsung. Mall Pondok Indah juga mengkomunikasikan kegiatannya melalui media iklan baik cetak maupun elektronik Implementing the strategic plan (mengimplementasikan strategi) Ditahap ini pihak Mall Pondok Indah tentu sudah memiliki budget dan jadwal yang dipersiapkan untuk mengimplementasikan program komunikasi yang ditentukan.
Evaluative Research Setiap kegiatan yang telah dilakukan Mall Pondok Indah akan dievaluasi sebagai bahan perbandingan untuk kegiatan berikutnya agar lebih baik lagi kedepannya. Jadi pihak Mall Pondok Indah dalam upaya strategi meningkatkan citra nya sudah terlebih dahulu melakukan analisa situasi sehingga pihak Mall Pondok Indah sudah mengetahui segmentasinya, sehingga pihak Mall Pondok Indah dapat memutuskan komunikasi apa yang tepat untuk dilakukan dengan pengunjung. Selain itu Mall Pondok Indah membangun citranya yang positif dengan mengadakan event maupun sale yang dapat menarik minat pengunjung dan juga tenant-tenant disesuaikan dengan segmentasi di Mall Pondok Indah dengan dikomunikasikan melalui brosur yang dibagikan ataupun melalui media. Tidak lupa juga pihak Mall Pondok Indah pun mempersiapkan budget dan jadwal untuk mengimplementasikan programnya agar dapat dilaksanakan. Serta yang terakhir adalah pihak Mall Pondok Indah setelah melakukan kegiatan akan dievaluasi sebagai bahan perbandingan untuk kegiatan berikutnya agar lebih baik kedepannya dan dari semua segi teori dari D. Ronald Smith (2005: 10-11) sudah dilaksanakan oleh Mall Pondok Indah. Di atas merupakan pengaplikasian dari teori Strategi Public Relations, dan penulis sendiri pun akan menyesuaikan dengan hasil observasi di Mall Pondok Indah yaitu, Strategi Public Relations yang dilakukan oleh pihak Mall Pondok Indah dalam mengelola citra nya adalah dengan melakukan berbagai event dan great sale yang disesuaikan dengan ocassion atau musimnya. Seperti pertengahan bulan juni/juli
merupakan bulan liburan untuk anak-anak sekolah sehingga Mall Pondok Indah dengan sigap mempersiapkan event yang bertemakan untuk anak-anak, contohnya adalah “Holiday Scream Out Loud” pada tanggal 22 juni-15 juli 2012 yang berisikan tentang berbagai macam pilihan hiburan menyambut liburan sekolah untuk anak-anak seperti Haunted Kingdom, yaitu rumah hantu yang berkonsep pada hantuhantu barat seperti Frank Einstein,vampire,dll. Selain itu terdapat Lazer Maze yaitu permainan dimana anak-anak atau dewasa memasuki ruangan yang penuh dengan Lazer Light dan bagaimana cara untuk menghindari laser light tersebut. Tidak ketinggalan juga terdapat Flying Trepezee yang dihadirkan selama musim liburan sekolah yang merupakan event unggulan yang selalu dinantikan oleh para pengunjung tiap tahunnya. Flying Trepezze ini merupakan aksi seperti sirkus yang memang segaja khusus dihadirkan dari rusia untuk menghibur pengunjung Mall Pondok Indah. Selain melakukan event maupun great sale, strategi public relations yang dilkakukan adalah dengan melakukan promosi yaitu dengan menggunakan media cetak maupun elektronik serta social media. Hal ini tentu menjadi tugas yang harus dilakukan untuk mengelola citra Mall Pondok Indah agar bisa lebih baik kedepannya dan terhindar dari hal-hal yang bersifat negatif yang dapat menjatuhkan citra dari Mall Pondok Indah. Strategi Public Relations berikutnya yang dilakukan oleh Mall Pondok Indah adalah menjalin hubungan baik dengan tenant dan banking. Sebab para tenant dan banking merupakan supporting terbesar bila berpartisipasi pada kegiatan yang diadakan di Mall Pondok Indah. Segmenting, Targeting, Positioning Teori Rhenald Khasali (2007:48) bila di implementasikan kepada Mall Pondok Indah maka segementing-nya adalah keluarga, hal itu bisa dilihat dari pemilihan toko-toko dan jenis makanan yang ada di Mall Pondok Indah semua disesuaikan dengan konsep family mall yang variatif dengan tata ruang toko atau restoran yang diaplikasikan memang untuk keluarga dengan konsep family mall. Targeting di Mall Pondok Indah adalah kalangan atau golongan menengah ke atas, karena setiap Mall tentu memiliki targeting nya masing-masing. Jadi detail Targeting di Mall Pondok Indah adalah keluarga untuk kalangan menengah ke atas yaitu golongan A dan B. Setelah melakukan segmenting dan targeting tentu akan melakukan Positioning. Positioning di dalam Mall Pondok Indah adalah sebagai pelopor pusat perbelanjaan di Jakarta selatan yang memiliki konsep sebagai family mall yang menyediakan fasilitas yang lengkap kepada pengunjung dan memiliki taman air di dalam mall. Sehingga hal tersebut merupakan keunggulan dan positioning Mall Pondok Indah. Jenis-jenis Citra Menurut Ardianto (2011:63) terdapat jenis-jenis citra yaitu citra bayangan (mirror image), citra yang berlaku (current image), citra yang diharapkan (wish image), citra perusahaan atau citra lembaga (corporate image), dan citra majemuk (multiple image). Dibawah ini merupakan pengaplikasian jenis-jenis citra terhadap Mall Pondok Indah: Citra bayangan (mirror image) merupakan citra yang melekat dan dianut oleh orang dalam atau internal mengenai pandangan pihak luar terhadap organisasinya. Dan dari orang dalam Mall Pondok Indah beranggapan pihak luar mencitrakan Mall Pondok Indah itu sebagai family mall yang disegmentasikan untuk kalangan menengah ke atas dengan golongan A dan B+. Citra yang berlaku (current image) di Mall Pondok Indah adalah citra yang dianut oleh pihakpihak luar mengenai Mall Pondok Indah, dan citra tersebut adalah sebagai Mall yang memiliki fasilitas yang dapat memenuhi kebutuhan para pengunjung dengan suasana yang nyaman dan kondusif sebagai Family Mall. Hal tersebut dapat disimpulkan dari wawancara yang telah penulis lakukan sebelumnya. Citra yang diharapkan (wish image) oleh Mall Pondok Indah adalah Mall trend setter yang menjadi nomor satu untuk dikunjungi oleh masyarakat untuk berbelanja, hang out, pusat hiburan dan meeting point dan tidak hanya dapat bersegmentasi pada keluarga namun juga dapat menyasar para executive muda dengan dibangunnya street gallery. Citra Perusahaan atau citra lembaga (corporate image) dalam Mall Pondok Indah adalah perusahannya yaitu PT. Metropolitan Kentjana,tbk. Perusahaan yang biasa disingkat menjadi MK oleh para internal perusahaan merupakan perusahaan yang sangat besar dan tidak hanya memegang Mall Pondok Indah, namun MK juga bertanggung jawab atas apartement, real estate,dll. Sehingga citra perusahaan itu kuat dan positif secara keseluruhan sehingga perusahaan dapat lebih mudah menjual produk atau jasanya karena citra nya sudah positif. Dalam penelitian ini penulis melihat citra yang melekat terhadap Mall Pondok Indah adalah citra yang diharapkan (wish image) sebab dilihat dari citra bayangan, citra yang berlaku dan citra perusahaan dari Mall Pondok Indah adalah sebagai family mall dengan golongan menengah ke atas yang memiliki
fasilitas yang lengkap. Dengan begitu citra yang diharapkan (wish image) yang terbentuk adalah positif sehingga lebih mudah dalam menjual produk atau jasanya. Dan menurut narasumber internal, mereka juga menyetujui bahwa citra Mall Pondok Indah adalah citrayang diharapkan atau wish image. Sehingga dalam hal ini Mall Pondok Indah telah sejalan antara teori dengan aplikasinya ke dalam perusahaan.
SIMPULAN DAN SARAN Setelah melakukan seluruh penelitian dan mengaitkan hasil penelitian dengan teknik analisis yang penulis gunakan, maka penulis menyimpulkan bahwa : 1. Mall Pondok Indah memiliki segmen golongan menengah atas dan para ekspatriat yang tinggal dikawasan Pondok Indah dan sekitarnya. Dengan mengusung konsep “Family Mall”, yang menyediakan berbagai fasilitas yang beragam dan mendukung dengan konsepnya. Dan sekarang pihak Mall Pondok Indah mulai menyasar kalangan para executive muda untuk memperluas konsep Mall Pondok Indah. 2.
Strategi yang dilakukan oleh Public Relations dalam mengelola citra Mall Pondok Indah adalah dengan mengadakan berbagai event yang menarik sesuai dengan musimnya. Contohnya mengadakan event valentine pada bulan februari, great sale pada pertengahan bulan pada saat anak-anak sekolah sedang libur sekolah, acara ramadhan dan lebaran pada agustus-september dan event natal pada bulan desember atau akhir tahun.
3.
Pada divisi Marketing&Promotion yang membawahi event&promotion sangat menjaga hubungan dengan para tenant dan banking dengan menjalin kerjasama pada beberapa kegiatan sehingga dalam berpromosi mendapatkan supporting dari para tenant dan banking yang berpartisipasi.
4.
Dari beberapa wawancara yang telah dilakukan dalam penelitian, penulis menilai pengunjung cukup puas dengan Mall Pondok Indah yang menyediakan berbagai fasilitas yang mendukung.
Penulis menyimpulkan bahwa kegiatan Public Relations sebagai bagian dari promosi pada Mall Pondok Indah sudah berjalan dengan baik, karena dalam mempertahankan citra nya saja sudah sulit sebagai Mall yang sudah berdiri lebih dari 20 tahun, apalagi meningkatkan citra nya. Tentu hal tersebut tidak mudah dan dibutuhkan kerja keras serta usaha dan pemikiran yang matang dengan perencanaan yang detail dari pihak Mall Pondok Indah. Saran yang penulis ajukan untuk Mall Pondok Indah dalam meningkatkan strategi Mall Podok Indah adalah : 1. Melakukan strategi Public Relations dengan mengadakan kegiatan yang lebih banyak diliput oleh media massa baik cetak maupun elektronik sehingga mendapat respon yang posititf dari berbagai pihak terutama pengunjung Mall Pondok Indah sendiri. Dan dengan kegiatan yang diliput itu menarik, tidak monoton dan kaku tentu akan menarik minat pengunjung untuk mengunjungi Mall Pondok Indah. 2.
Failitas yang telah disediakan oleh Mall Pondok Indah agar tetap dirawat dan sebisa mungkin ditambah lagi dengan kreativitas yang lebih tinggi nanti nya. Contohnya adalah dengan membuat dan menambah fasilitas untuk tempat duduk atau bangku khusus yang nyaman unuk pengunjung yang sedang menunggu di dalam Mall karena kebanyakan orang tua akan menunggu anaknya yang sedang bermain di luar toko dengan berdiri, atau para kaum laki-laki yang menunggu di luar saat istri nya berada di dalam toko. Sehingga bila fasilitas bangku di dalam Mall diperbanyak dan didesain senyaman mungkin maka pengunjung pasti akan lebih senang berada lama-lama di dalam Mall. Karena kenyamanan merupakan point penting dalam menjadi top of mind bagi pengunjung kepada Mall Pondok Indah.
3.
Banyaknya keluhan atas lahan parkir yang kurang maka sebaiknya dibuat parkir outdoor tingkat seperti di PIM 1 diperbanyak lagi dan di buat juga di PIM 2, sehingga bisa lebih banyak menampung kapasitas mobil pengunjung. Karena walaupun sudah disediakan fasilitas seperti shuttle bus, namun kebanyakan pengunjung tidak mau repot dengan harus memarkir
kendaraan jauh dan menunggu shuttle bus disebabkan karena membawa anggota keluarga yang banyak terutama anak-anak atau yang lanjut usia, sehingga pengunjung lebih menyukai hal yang lebih praktis dan mudah. Jadi ini merupakan saran yang sebaiknya dipertimbangkan demi memenuhi kenyamanan pengunjung yang merupakan prioritas Mall Pondok Indah. 4.
Mall Pondok Indah perlu mengadakan event atau acara yang berfokuskan untuk sosial, sehingga dapat berimbang antara acara untuk entertain dengan acara sosial. Contohnya dengan mengadakan acara bakti sosial dengan mengadakan bazaar di dalam Mall dan kemudian hasil penjualannya disumbangkan kepada pihak yang membutuhkan.
REFERENSI Khasali, Rhenald. (2007). Membidik Pasar Indonesia: Segmenting, Targeting, Positioning. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama. Nova, Firsan. (2009). Crisis PR: Bagaimana PR Menangani Krisis Perusahaan. Jakarta: PT Grasindo. Ronald D. Smith. (2002). Strategic public relations. London: Lawrence Erlbaum Associates. Soemirat, S. & Elvinaro, A. Dasar-Dasar Public Relations. Cetakan ketujuh. Bandung: Remaja Rosdakarya. 2010 Suyanto,M. (2007). Strategy Management Global Most Admired Companies, Darandjaja Yogyakarta: PT.Andi.
RIWAYAT PENULIS Effiekurnia Pujihartati Lahir di Jakarta 13 September 1990, Hingga saat penulisan ini dibuat, penulis sedang menyelesaikan studinya di Universitas Bina Nusantara, Penulis mengambil Fakultas ekonomi dan komunikasi dengan jurusan komunikasi pemasaran.