ANALISA PEMILIHAN LOKASI PEMBANGUNAN PASAR BARU DI KECAMATAN MUARADUA KABUPATEN OKU SELATAN Yusrinawati Mahasiswa Magister Manajemen Aset FTSP ITS Email:
[email protected] Retno Indryani Eko Budi Santoso Dosen Pembina Magister Manajemen Aset FTSP ITS
ABSTRAK Dalam rangka menampung aktifitas perdagangan di Kecamatan Muaradua sebagai Ibu kota kabupaten, Pemerintah kabupaten merencanakan akan merelokasi pasar dengan membangun pasar baru yang bersekala regional di Kecamatan Muaradua. Dalam perencanaan pembangunan tersebut, terdapat 3 lokasi yang akan dipilih yaitu Desa Batu Belang, Desa Sumber Jaya, Desa Bumi Agung. Tujuan penelitian ini adalah untuk memilih lokasi yang terbaik untuk pembangunan pasar baru tersebut. Methode yang dipergunakan adalah Analytical Hyerarchi Process (AHP). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kriteria teknik adalah kriteria terpenting dalam penentuan lokasi pembangunan pasar. Urutan prioritas pemilihan lokasi adalah : Desa Batu Belang dengan bobot 0,5128 , Desa Sumber Jaya dengan bobot 0, 2538 dan Desa Bumi Agung dengan Bobot 0,2334. Kata kunci: AHP, Pembangunan Pasar, Penentuan Lokasi
1. PENDAHULUAN Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan merupakan salah satu kabupaten yang baru dimekarkan di Propinsi Sumatera Selatan berdasarkan Undang-Undang Nomor 37 tahun 2003 pada bulan Juli th 2003 dengan Muaradua sebagai ibukota kabupaten. Dengan dijadikannya ibukota kabupaten, Muaradua menjadi pusat pemerintahan. Selain itu, Muaradua juga merupakan pusat kegiatan perdagangan barang dan jasa dan pusat pelayanan ekonomi yang bersekala regional. Pasar sebagai salah satu tempat aktifitas ekonomi yang ada di Muaradua, sudah tidak mampu lagi menampung aktifitas perdagangan. Oleh karena itu pemerintah Kabupaten OKU Selatan mengeluarkan kebijakan untuk membangun pasar baru pada lokasi lain dan pasar yang lama akan ditutup. Hal ini dikarenakan pada lokasi pasar yang lama tidak memungkinkan untuk melakukan pengembangan karena luas lahan tidak cukup untuk menampung bangunan pasar dan fasilitasnya. Ada tiga alternatif lokasi yang dapat diajadikan
ISBN No. 978-979-18342-0-9
D-10
sebagai lahan untuk pembangunan pasar baru tersebut. Ketiga lokasi tersebut berada pada wilayah pengembangan B dan C dan merupakan wilayah yang menjadi pusat kegiatan perdagangan barang dan jasa yang berskala regional. Lokasi tersebut terletak di desa Batu Belang, Sumber Jaya dan Bumi Agung. Penelitian ini bertujuan untuk memilih lokasi terbaik dari ketiga lokasi tersebut. 2. KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penentuan Lokasi Pasar Badan Pembinaan Perdagangan Dalam Negeri dalam Anwar (2001) menyatakan bahwa untuk menetapkan lokasi pembangunan pasar tradisional harus memperhatikan letak strategis,luas lahan yang dapat menampung bangunan dan fasilitas, mudahnya komunikasi dan transportasi, bukan lokasi banjir serta sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) setempat. Disamping hal tersebut dalam penyediaan lahan untuk lokasi pasar perlu memperhatikan mengenai:
Analisa Pemilihan Lokasi Pembangunan Pasar Baru Di Kecamatan Muaradua Kabupaten Oku Selatan
a. Adanya embrio • Adanya pedagang dan pembeli • Adanya kegiatan jual beli (perdagangan) • Ada barang yang diperdagangkan • Belum ada wujud fisik pasar b. Penyediaan lahan • Swadaya masyarakat • Dibeli dengan dana APBD Kabupaten/Kota, APBD Propinsi atau APBN (dana pusat) c. Status lahan • Tidak dalam sengketa • Tidak sedang dalam jaminan atau penyitaan • Sudah ada ketetapan hukum
6. Adanya perlindungan terhadap bahaya kebakaran, perlindungan polisi dan pelayanan kesehatan 7. Terdapatnya perumahan /permukiman penduduk 8. Sikap masyarakat 9. Peraturan setempat 10. Pertumbuhan kota di masa yang akan datang Lokasi pasar merupakan faktor yang penting/berpengaruh terhadap keberhasilan pengembangan pasar tersebut dan menurut pendapat David Dewar Vanessa W (1990), pada skala kota ada Tiga faktor yang mempengaruhi pemilihan lokasi pasar, yaitu sebagai berikut : 1. Location of generator of population movement (lokasi yang menimbulkan pergerakan populasi/orang). 2. Sources of supply (sumber persediaan barang yang diperjual belikan) 3. Location of consumers (lokasi yang berada dekat dengan pembeli)
Duncan dan Hollander, dalam Desmianti (2004), mengemukakan bahwa hal-hal yang harus diperhatikan dalam penentuan lokasi pasar adalah : - Populasi yang terdapat pada daerah perdagangan, meliputi komposisi dan pertumbuhannya - Perkembangan kota yang dapat diukur dari perubahan sosial ekonomi - Kebiasaan belanja penduduk - Daya beli penduduk yang dapat dilihat dari jumlah tenaga kerja, jenis pekerjaan, tingkat pendapatan dan jumlah tabungan yang dimiliki - Perbedaan status sosial yang dapat dilihat dari tipe rumah, kepemilikan rumah, tingkat pendidikan dan jumlah kepemilikan kendaraan - Jumlah, luas , tipe dan lokasi pasar lama - Aksesibilitas berupa fasilitas transportasi umum, kedekatan dengan konsumen potensial yang dapat berupa daerah perumahan dan perkantoran Kondisi fisik lahan, dapat dilihat dari tofografi, kondisi geologis, rawan bencana dan sebagainya
2.2. Analisa Multi Kriteria Analisa multi kriteria adalah analisa yang dipakai untuk menentukan pilihan dengan menggunakan metode penilaian dan pembobotan terhadap beberapa kriteria yang mempengaruhi pengambil keputusan dalam membuat keputusan. Salah satu analisa multi kriteria yang sering dipakai adalah Analytical Hierarchy Process (AHP) yang dikembangkan oleh Thomas L. Saaty. Proses penyelesaian masalah dengan AHP : a. Mengidentifikasi masalah dan menentukan solusi yang diinginkan b. Membuat struktur hierarki yang diawali dengan tujuan umum, dilanjutkan dengan sub-sub tujuan, kriteria dan kemungkinan alternatif-alternatif pada tingkatan kriteria paling bawah c. Membuat matrik perbandingan berpasangan yang menggambarkan kontribusi relatif atau pengaruh setiap elemen terhadap masing-masing tujuan / kriteria yang setingkat di atasnya. Perbandingan dilakukan berdasarkan judgement dari pengambil keputusan dengan menilai tingkat kepentingan suatu elemen dibandingkan elemen lainnya.
Chiara dan Koppelman (1997) mengemukakan bahwa kriteria yang harus dipenuhi dalam menentukan lokasi suatu pusat perbelanjaan adalah : 1. Kedekatan terhadap pangsa pasar 2. Kedekatan terhadap bahan baku 3. Ketersediaan tenaga listrik dan air 4. Ketersediaan modal 5. Iklim
ISBN No. 978-979-18342-0-9
D-11
Yusrinawati, Retno Indryani, Eko Budi Santoso
d. Melakukan perbandingan berpasangan hingga diperoleh judgment seluruhnya sebanyak n x [(n-1)/2] buah, dengan n adalah banyak elemen yang dibandingkan. e. Menghitung nilai eigen dan menguji konsistensinya. Jika tidak konsisten, maka pengambilan data diulangi. f. Mengulangi langkah 3,4,5 untuk seluruh tingkat hirarki g. Menghitung vektor eigen dari setiap matrik perbandingan berpasangan. Nilai faktor eigen merupakan bobot setiap elemen, langkah ini untuk mensistensi judgment dalam penentuan prioritas elemen pada tingkat hirarki terendah sampai mencapai tujuan h. Memeriksa konsistensi hirarki. Jika nilainya lebih dari 10 persen maka penilaian data judgment harus diperbaiki
mewakili populasi. Purposive sampling disebut juga judgment sampling, dimana pemilihan subjek didasarkan atas ciri-ciri atau sifat tertentu yang dipandang mempunyai sangkut paut erat dengan ciriciri populasi yang sudah diketahui. 3.3. Metoda Analisa Untuk melakukan pemilihan lokasi pembangunan pasar, menggunakan Analisa Hyerarchy Process (AHP).Faktor yang berpengaruh dalam penentuan lokasi pembangunan pasar dijadikan sebagai sub kriteria. Ada tiga Kriteria yang ditentukan dalam penelitian ini yaitu : Kriteria teknik, sosial ekonomi dan sarana prasarana. Sub kriteria yang sejenis kemudian dikelompokkan dalam kriteria. Pengelompokan seperti yang tercantum pada tabel dibawah ini Tabel 1. Kriteria dan Sub Kriteria Penentuan Lokasi
3. METODA PENELITIAN 3.1. Responden Penelitian
No
Responden dalam penelitian ini ditentukan dari instansi pemerintah kabupaten OKU Selatan yang terkait dengan masalah penentuan alternatif lokasi pembangunan pasar baru di kecamatan Muaradua Kabupaten OKU Selatan.Responden dari instansi tersebut ada 7 orang yaitu : 1. Sekretaris Daerah 2. Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah 3. Kepala Dinas Kebersihan keindahan dan Pertamanan 4. Kepala Dinas Pekerjaan Umum 5. Kepala Dinas Pendapatan Daerah 6. Kepala Bagian Perekonomian 7. Camat Muaradua
Sub Kriteria
Kriteria
1
Teknik
1. 2. 3. 4.
Luas lahan Berada di sekitar terminal Topografi rendah Tidak Rawan Bencana
2
Sosial Ekonomi
1. Dekat dengan pemukiman penduduk 2. Kepadatan penduduk tinggi 3. Sikap masyarakat terhadap pembangunan pasar
3
Sarana dan Prasarana
1.
Adanya jaringan jalan menuju lokasi pasar 2. Tersedia alat angkutan
Sumber : Hasil analisa 3.2. Teknik Pengambilan sampel
Setelah semua unsur didapatkan dari setiap level hirarki pengambilan keputusan, maka disusun hirarki tersebut seperti pada gambar 3.1
Teknik Pengambilan sampel yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan Purposive Sampling. Pengambilan elemen yang dimasukkan dalam sampel dilakukan secara sengaja dengan catatan sampel harus
ISBN No. 978-979-18342-0-9
D-12
Analisa Pemilihan Lokasi Pembangunan Pasar Baru Di Kecamatan Muaradua Kabupaten Oku Selatan
Gambar 1. Rancangan Pemilihan Lokasi Pembangunan Pasar
4. Hasil Penelitian dan Pembahasan 4.1. Penentuan Bobot Kriteria Pada penelitian ini ada 3 kriteria yang akan dibandingkan yaitu kriteria teknik,sosial ekonomi dan sarana prasarana. Jawaban dari setiap responden dihitung rata-ratanya dengan menggunakan rata-rata geometrik. Setelah nilai rata-rata dari jawaban seluruh responden didapat langkah selanjutnya adalah menghitung bobot prioritas kriteria dan penentuan nilai konsistensi : 1. Memasukkan nilai matriks yang diperoleh dari hasil nilai rata-rata jawaban responden Tabel 2. Matrik Perbandingan Berpasangan KRITERIA Teknik (T) Sosial Ekonomi (SE) Sarana Prasarana (SP) Jumlah
T 1 1/4 1/2 1,75
SE 4 1 4 9
SP 2 1/4 1 3,25
2. Membuat matriks normalisasi perbandingan berpasangan, dengan membagi semua nilai pada kolom dengan jumlah dari semua nilai per kolom.
Tabel 3. Matrik Normalisasi Perbandingan Berpasangan KRITERIA Teknik Sosial Ekonomi (SE) Sarana Pras Jumlah
T 0,5714 0,1429 0,2857 1,0000
SE 0,4444 0,1111 0,4444 1,0000
3. Jumlahkan semua hasil normalisasi perbandingan berpasangan (tahap 2) per baris, kemudian masing-masing hasil penjumlahan dibagi dengan jumlah kriteria untuk mendapatkan bobot.
Tabel 4. Matrik Normalisasi Perbandingan Berpasangan Level Kriteria KRITERIA T SE SP Jumlah Bobot Teknik 0,5714 0,4444 0,6154 1,6313 0,5437 Sosial Ekonomi (SE) 0,1429 0,1111 0,0769 0,3309 0,1103 Sarana Pras 0,2857 0,4444 0,3077 1,0379 0,3460 1,0000 1,0000 1,0000 3,0000 0,9999 Jumlah
ISBN No. 978-979-18342-0-9
SP 0,6154 0,0769 0,3077 1,0000
D-13
Yusrinawati, Retno Indryani, Eko Budi Santoso
4. Menghitung eigen value terbesar (λmaks) yaitu dengan menjumlahkan hasil perkalian jumlah kolom matrik perbandingan berpasangan dengan bobot. =
λmaks
Tabel 5. Bobot dan Prioritas Level Kriteria Kriteria
(1,75 x 0,5437) +
(9 x 0,1103 ) + (3,25 x 0,3460) λmaks
=
3,0686
5. Menghitung Indeks Konsistensi (CI)
λmaks − n
CI =
n −1
=
3,0686 − 3 = 0,0343 3 −1
6. Menghitung Rasio Konsistensi (CR), dengan nilai RI = 0,58 (sesuai dengan tabel 5.10 dengan ukuran matrik = 3)
CR =
Bobot
Prioritas
Teknik (T)
0.5437
1
Sosial Ekonomi (SE)
0.1103
3
Sarana Prasarana (SP)
0.3460
2
Dari tabel 5 di atas diketahui bahwa kriteria teknik / fisik mempunyai bobot yang paling tinggi yaitu sebesar 0,5437, urutan kedua adalah kriteria sarana prasarana dengan nilai 0,3460, urutan ketiga adalah kriteria sosial ekonomi dengan nilai 0,1103 .
4.2 Penentuan Bobot Sub Kriteria
0,0343 CI = = 0,0591. Karena 0,58 RI
Pada penelitian ini ada 9 sub kriteria yang dikelompokkan dalam 3 kriteria. Langkahlangkah perhitungan bobot sub kriteria sama dengan langkah-langkah perhitungan bobot kriteria.
CR < 0,1 maka matrik diatas konsisten. Dari langkah di atas maka dapat diketahui bobot dan prioritas level kriteria seperti pada tabel 5 :
Hasil perhitungan bobot sub kriteria seperti pada tabel 6, tabel 7 dan tabel 8
Tabel 6. Bobot Sub Kriteria dalam Kriteria Teknis T Sub Kriteria 0,5437 Luas Lahan ( T1 ) 0,5388 Berada di Sekitar Lokasi Terminal (T2) 0,2523 Topografi (T3) 0,0625 Tidak rawan Bencana (T4) 0,1464
Bobot
Prioritas
0,2930 0,1372 0,0340 0,0796
1 2 4 3
Tabel 7. Bobot Sub Kriteria dalam Kriteria Sosial Ekonomi SE Sub Kriteria Bobot 0.1103 Dekat dengan permukiman (SE1) 0.2605 0.0287 Kepadatan Penduduk (SE2) 0.6333 0.0699 Sikap Masyarakat (SE3) 0.1062 0.0117 Tabel 8. Bobot Sub Kriteria dalam Kriteria Sarana Prasarana SP Sub Kriteria Bobot 0.3460 Adanya jaringan jalan (SP1) 0.7500 0.2595 Tersedia alat angkutan (SP2) 0.2500 0.0865
ISBN No. 978-979-18342-0-9
D-14
Prioritas 2 1 3
Prioritas 1 2
Analisa Pemilihan Lokasi Pembangunan Pasar Baru Di Kecamatan Muaradua Kabupaten Oku Selatan
4.3 Penentuan Lokasi
kriteria yang ada. Langkah yang dilakukan dalam perhitungan bobot sama dengan langkah perhitungan pada kriteria dan sub kriteria. Hasil perhitungan bobot dalam penentuan lokasi seperti tercantum pada tabel 9 sampai tabel 17
Pada level ini penentuan lokasi dilakukan dengan cara menentukan bobot pada setiap alternatif lokasi sebagai alternatif keputusan dalam semua sub Tabel 9.Penentuan Lokasi berdasarkan KRITERIA Desa batu Belang (L1) Desa Sumber jaya (L2) Desa Bumi Agung (L3) Jumlah
Luas Lahan
L1 1 1/2 1/5 1,7
L2 2 1 1/3 3,3333
L3 5 3 1 9
Bobot 0,5812 0,3092 0,1096 1,0000
λ maks = CI = RI = CR =
3,0048 0,0024 0,58 0,0042
Tabel 10. Penentuan Lokasi berdasarkan Berada di sekitar lokasi Terminal KRITERIA Desa batu Belang (L1) Desa Sumber jaya (L2) Desa Bumi Agung (L3) Jumlah
L1 1 1/3 1/6 1,5
L2 3 1 1/4 4,25
L3 6 4 1 11
Bobot 0,6393 0,2737 0,0870 1,0000
λ maks = CI = RI = CR =
3,0793 0,0397 0,58 0,0684
L3 6 3 1 10
Bobot 0,6000 0,3000 0,1000 1,0000
λ maks = CI = RI = CR =
3,0000 0,0000 0,58 0,0000
λ maks = CI = RI = CR =
3,0000 0,0000 0,58 0,0000
Tabel 11. Penentuan lokasi berdasrkan Topografi KRITERIA Desa batu Belang (L1) Desa Sumber jaya (L2) Desa Bumi Agung (L3) Jumlah
L1 1 1/2 1/6 1,6667
L2 2 1 1/3 3,3333
Tabel 12. Penentuan lokasi berdasarkan tidak rawan bencana KRITERIA Desa batu Belang (L1) Desa Sumber jaya (L2) Desa Bumi Agung (L3) Jumlah
L1 1 1/2 1/6 1,6667
L2 2 1 1/3 3,3333
L3 6 3 1 10
Bobot 0,6000 0,3000 0,1000 1,0000
Tabel 13. Penentuan lokasi berdasarkan dekat dengan pemukiman penduduk KRITERIA Desa batu Belang (L1) Desa Sumber jaya (L2) Desa Bumi Agung (L3) Jumlah
L1 1 1/3 1/4 1,5833
L2 3 1 1/2 4,5
L3 4 2 1 7
Bobot 0,6232 0,2395 0,1373 1,0000
λ maks = CI = RI = CR =
3,0255 0,0127 0,58 0,0220
λ maks = CI = RI = CR =
3,0650 0,0325 0,58 0,0560
Tabel 14. Penentuan lokasi berdasarkan Kepadatan Penduduk Tinggi KRITERIA Desa batu Belang (L1) Desa Sumber jaya (L2) Desa Bumi Agung (L3) Jumlah
ISBN No. 978-979-18342-0-9
L1 1 1/3 1/2 1,8333
D-15
L2 3 1 3 7
L3 2 1/3 1 3,3333
Bobot 0,5247 0,1415 0,3338 1,0000
Yusrinawati, Retno Indryani, Eko Budi Santoso
Tabel 15. Penentuan lokasi berdasrkan sikap masyarakat terhadap pembangunan pasar KRITERIA Desa batu Belang (L1) Desa Sumber jaya (L2) Desa Bumi Agung (L3) Jumlah
L1 1 1/3 1/2 1,8333
L2 3 1 3 7
L3 2 1/3 1 3,3333
Bobot 0,5247 0,1415 0,3338 1,0000
λ maks = CI = RI = CR =
3,0650 0,0325 0,58 0,0560
λ maks = CI = RI = CR =
3,0075 0,0037 0,58 0,0064
Tabel 16.Penentuan lokasi berdasarkan adanya jaringan jalan KRITERIA Desa batu Belang (L1) Desa Sumber jaya (L2) Desa Bumi Agung (L3) Jumlah
L1 1 1/2 2 3,5
L2 2 1 5 8,0
L3 1/2 1/5 1 1,7
Bobot 0,2766 0,1285 0,5949 1,0000
Tabel 17. Penentuan lokasi berdasarkan tersedia alat angkutan menuju pasar KRITERIA Desa batu Belang (L1) Desa Sumber jaya (L2) Desa Bumi Agung (L3) Jumlah
L1 1 1/2 1/5 1,7
L2 2 1 1/4 3,25
L3 5 4 1 10
Bobot 0,5679 0,3339 0,0982 1,0000
λ maks = CI = RI = CR =
3,0326 0,0163 0,58 0,0281
terakhir adalah menentukan bobot dan prioritas alternatif lokasi dengan cara mengalikan bobot alternatif lokasi dalam sub kriteria dengan bobot sub kriterianya masing-masing. Seperti pada Tabel 18:
Setelah bobot dari alternatif lokasi untuk setiap sub kriteria diketahui maka selanjutnya dilakukan perhitungan konsistensi keseluruhan (CRgabungan). Hasilnya adalah 0,0438. Karena CRgabungan < 0,1 maka hirarki keseluruhan konsisten. Langkah Tabel 18. Penentuan Lokasi Pembangunan Pasar Kriteria T
Kriteria SE
0,5437
0,1103
Alternatif Lokasi T1
T2
T3
T4
SE1
SE2
Kriteria SP 0,3460 SE3
SP1
Bobot SP2
0,2929
0,1372
0,0340
0,0796
0,0287
0,0699
0,0117
0,2595
0,0865
Desa batu Belang (L1)
0,5812
0,6393
0,6000
0,5679
0,6232
0,6333
0,5247
0,2766
0,5679
Desa Sumber jaya (L2)
0,3092
0,2737
0,3000
0,3339
0,2395
0,2605
0,1415
0,1285
0,3339
0,2538
Desa Bumi Agung (L3)
0,1096
0,0870
0,1000
0,0982
0,1373
0,1062
0,3338
0,5949
0,0982
0,2334
4.4. Analisa Sensitivitas
sarana parasarana diturunkan sampai 30 %, tidak terjadi perubahan prioritas lokasi pembangunan pasar. Penurunan berdasarkan proporsi.Tetapi jika bobot kriteria teknik diturunkan sampai dengan 10 % dan kriteria sosial ekonomi dan sarana parasarana dinaikkan sampai 10 % hanya berpengaruh terhadap prioritas lokasi.Desa Bumi Agung yang semula berada pada prioritas nomor 3, berubah menjadi prioritas nomor 2. Hal ini menunjukkan bahwa kriteria teknik tidak sensitif terhadap penentuan prioritas lokasi
Analisa sensitivitas dilakukan dengan cara merubah bobot setiap kriteria sehingga akan diketahui apakah setiap kriteria tersebut berpengaruh (sensitif) atau tidak dalam menentukan alternatif terbaik lokasi pembangunan pasar di Kecamatan Muaradua. 4.4.1 Sensitivitas Teknik
terhadap
Kriteria
Jika bobot kriteria teknik dinaikkan sampai dengan 30 % , kriteria sosial ekonomi dan
ISBN No. 978-979-18342-0-9
0,5128
D-16
Analisa Pemilihan Lokasi Pembangunan Pasar Baru Di Kecamatan Muaradua Kabupaten Oku Selatan
Tabel
19. Perhitungan sensitivitas kriteria teknis KRITERIA
Teknik (T) KRITERIA LAINNYA Sosial Ekonomi (SE) Sarana Prasarana (SP) ALTERNATIF LOKASI Desa Batu Belang (L1) Desa Sumber Jaya (L2) Desa Bumi Agung (L3)
-30% 0.3806
-20% 0.4350
PERUBAHAN -10% 0% 10% 0.4894 0.5437 0.5981
20% 0.6525
30% 0.7069
0.1497 0.4696
0.1366 0.4284
0.1234 0.3872
0.1103 0.3460
0.0972 0.3047
0.0840 0.2635
0.0709 0.2223
0.4833 0.2362 0.2805
0.4932 0.2421 0.2648
0.5030 0.2480 0.2490
0.5128 0.2538 0.2334
0.5226 0.2597 0.2177
0.5324 0.2656 0.2020
0.5422 0.2715 0.1863
0,6000 0,5000 0,4000 0,3000 0,2000 0,1000 0,0000 -30%
-20%
Desa Batu Belang (L1)
-10%
0%
10%
Desa Sumber Jaya (L2)
20%
30%
Desa Bumi Agung (L3)
Gambar 2. Grafik sensitivitas kriteria teknis
4.4.2 Sensitivitas terhadap Kriteria Sosial Ekonomi
pembangunan pasar.Demikian juga jika bobot kriteria sarana / prasarana diturunkan sampai dengan 30% juga tidak berpengaruh terhadap prioritas lokasi.
Jika bobot kriteria sarana / prasarana dinaikkan sampai dengan 30% maka tidak terjadi perubahan prioritas lokasi Tabel
20. Perhitungan sensitivitas kriteria sosial ekonomi PERUBAHAN KRITERIA -30% -20% -10% 0% 10% Sosial Ekonomi (SE) 0,0772 0,0882 0,0993 0,1103 0,1213 KRITERIA LAINNYA Teknik ( T ) 0,5639 0,5572 0,5504 0,5437 0,5370 Sarana Prasarana (SP) 0,3588 0,3545 0,3502 0,3460 0,3417 ALTERNATIF LOKASI Desa Batu Belang (L1) 0,5088 0,5101 0,5114 0,5127 0,5140 Desa Sumber jaya (L2) 0,2543 0,2541 0,2540 0,2538 0,2537 Desa Bumi Agung (L3) 0,2369 0,2357 0,2345 0,2334 0,2322
ISBN No. 978-979-18342-0-9
D-17
20% 0,1324
30% 0,1434
0,5302 0,3374
0,5235 0,3331
0,5154 0,2536 0,2310
0,5167 0,2534 0,2298
Yusrinawati, Retno Indryani, Eko Budi Santoso
0,6000 0,5000 0,4000 0,3000 0,2000 0,1000 0,0000 -30%
-20%
-10%
Desa Batu Belang (L1)
0%
10%
20%
Desa Sumber jaya (L2)
30%
Desa Bumi Agung (L3)
Gambar 3. Grafik sensitivitas kriteria sosial ekonomi 4.4.3 Sensitivitas terhadap Sarana Prasarana
Kriteria
Demikian juga jika dinaikkan sampai dengan 30 % tidak mempengaruhi prioritas lokasi.Hal ini menunjukkan bahwa kriteria sarana prasarana tidak sensitif terhadap penentuan prioritas lokasi. Jika bobot kriteria sarana prasarana diturunkan sampai dengan 30 % tidak berpengaruh terhadap prioritas lokasi.
Jika bobot kriteria sarana parasarana dinaikkan sampai dengan 20 % maka terjadi perubahan prioritas lokasi pembangunan pasar dimana lokasi di Desa Bumi Agung yang semula berada pada prioritas nomor tiga berubah menjadi prioritas nomor dua.
Tabel 21. Perhitungan sensitivitas kriteria sarana prasarana PERUBAHAN KRITERIA -30% -20% -10% 0% 10% Sarana Prasarana (SP) KRITERIA LAINNYA Teknik (T) Sosisl Ekonomi ALTERNATIF LOKASI Desa batu Belang (L1) Desa Sumber jaya (L2) Desa Bumi Agung (L3)
20%
30%
0.2422
0.2768
0.3114
0.3460
0.3805
0.4151
0.4497
0.6300 0.1278
0.6012 0.1220
0.5725 0.1161
0.5437 0.1103
0.5150 0.1045
0.4862 0.0986
0.4575 0.0928
0.5387 0.2656 0.1957
0.5301 0.2617 0.2082
0.5214 0.2578 0.2208
0.5128 0.2538 0.2334
0.5040 0.2499 0.2459
0.4955 0.2460 0.2585
0.4869 0.2421 0.2710
-10%
0%
0,6000 0,5000 0,4000 0,3000 0,2000 0,1000 0,0000 -30%
-20%
Desa batu Belang (L1)
10%
Desa Sumber jaya (L2)
20%
Desa Bumi Agung (L3)
Gambar 4. Grafik sensitivitas kriteria sarana prasarana ISBN No. 978-979-18342-0-9
D-18
30%
Analisa Pemilihan Lokasi Pembangunan Pasar Baru Di Kecamatan Muaradua Kabupaten Oku Selatan
5. Kesimpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan, maka kesimpulan yang dapat diambil adalah: urutan prioritas pemilihan lokasi diperoleh sebagai berikut : Prioritas Pertama Desa Batu Belang dengan bobot 0,5128 , Prioritas ke Dua Desa Sumber Jaya dengan bobot 0, 2538 dan prioritas ke Tiga dengan Bobot 0,2334. Hasil analisa sensitivitas terhadap perubahan bobot masing-masing kriteria tetap memberikan Desa Batu Belang sebagai prioritas yang pertama.
2.
De Chiara, J dan E lee K (1997), Standar Perencanaan tapak, PT Erlangga, Jakarta
3.
Desmianty, L (2005), Analisis Penentuan Lokasi Pembangunan Pasar di kota Lahat Berdasarkan kajian Faktor-faktor Penentu Lokais Pasar Menurut Preferensi Pengguna Pasar dan Kebijakan Pemerintah Kabupaten, Institut Teknologi Surabaya
4.
Dewar, D and Watson, V (1990), Urban Market Developing Informal Retailing, London : Rontledge
5.
Saaty, Thomas L, (1993), Pengambilan Keputusan Bagi Para Pemimpin, PT. Bustaman Binaman presindo, Jakarta
Daftar Pustaka 1.
Anwar, M, (2001), Pedoman Pembinaan Pasar Tradisional, Dirjen Departemen Perindustrian dan Perdagangan, Jakarta.
ISBN No. 978-979-18342-0-9
D-19