ANALISA RISIKO PEMBANGUNAN KAPAL BARU Dian Sistining Ayu/4207 100 607 Jurusan Teknik Sistem Perkapalan, Fakultas Teknologi Kelautan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
[email protected] ABSTRAK Salah satu aspek penting dalam manajemen proyek yang biasanya melibatkan banyak kegiatan adalah perencanaan. Seperti shipbuilding, banyak yang perlu direncanakan untuk dapat menghasilkan produk yang accepted oleh owner dan selesai tepat waktu. Dalam tahapan perencanan diperlukan analisis mengenai estimasi durasi suatu proyek. Realita di lapangan menunjukkan bahwa waktu penyelesaian sebuah proyek bervariasi, akibatnya perkiraan waktu penyelesaian suatu proyek ditentukan oleh tingkat ketepatan perkiraan durasi setiap kegiatan dalam proyek. Dengan perencanaan yang optimal diharapkan proyek dapat berjalan sesuai perencanaan. Selain itu juga proses kontrol tidak boleh diabaikan untuk menghindarkan risiko yang ada dalam proses tersebut. Dengan kondisi seperti itulah yang memotivasi untuk menganalisa risiko yang terjadi pada proses pembangunan kapal baru, supaya pada akhirnya tidak menimbulkan kerugian bagi pihak galangan karena adanya ancaman penalty. Pada makalah ini dijelaskan mengenai risk assessment yang harus dilakukan menidentifikasi risiko yang dapat terjadi dalam proses pembangunan kapal baru, sehingga kita dapat meminimalkan, mengilangkan atau mentransfer risiko yang bisa terjadi. Dengan bantuan program Primavera Project Planner (P3) versi 3.0, merencanakan dan mengontrol proses dalam proyek. Dengan data yang ada dilapangan dapat dijadikan inputan data dalam program P3versi 3.0 dan output yang didapat dalam program tersebut, yang akan dijadikan dasar untuk menentukan resiko proyek yang dibahas. Selain itu juga akan dideskripsikan tentang metode Program Evaluation and Review Technique (PERT) dan Critical Part Method (CPM) yang dipakai P3 versi 3.0 untuk mendapatkan output yang kita perlukan. Kata Kunci: Shipbuiling, risk assessment, Primavera Project Planner versi 3.0, PERT, CPM.
(Dermaga 20092) dalam tabel 1. Berdampak positif dalam bidang galangan kapal, di Indonesia khususnya.
1. Pendahuluan Perkembangan produksi kapal beberapa tahun ini semakin meningkat, terbukti dengan meningkatnya produksi galangan kapal di Indonesia pada tahun 2008 meningkat sebesar 28.33 persen menjadi 7.75 juta gros ton, di banding tahun sebelumnya dan melampaui target Departemen Perindustrian sebesar 6 juta GT (Kemudi, 20091). Selain itu juga banyaknya lalu lintas laut di Indonesia, seperti yang di jelaskan oleh PELINDO
Kendalanya, banyak pembangunan kapal baru yang mengalami keterlambatan, padahal proyek yang lain telah menunggu untuk dikerjakan. Pendapatan yang diperoleh galangan meningkat karena banyaknya kapal yang dapat diproduksi dan pekerjaan lain seperti reparasi, tetapi dikarenakan perencanaan dan pengontrolan progress yang 1
(deadweight), dan service. Beberapa definisi khusus tergantung pada jenis kapal atau service, tetapi umumnya, sebagian besar definisi berlaku untuk semua jenis kapal.
kurang untuk membangun kapal dengan order yang bertambah dan juga fasilitas dari galangan kapal kurang memadai untuk membangun kapal dengan proyek yang diterima.
Oleh karena itu proses pembangunan kapal memiliki banyak karakteristik dari konstruksi dan manufaktur, gambar 1 mendeskripsikan proses terbentuknya produk dari sebuah kapal. Shipbuilding memerlukan banyak pekerja yang memiliki berbagai keterampilan dan kemampuan, bekerja dalam struktur organisasi pada lokasi tertentu di mana fasilitas yang diperlukan tersedia. Tujuan dari sebuah perusahaan perkapalan adalah untuk mendapatkan keuntungan dengan membangun sebuah kapal.
Harus ada suatu perencanaan dan penjadwalan untuk pembangunan kapal supaya diterima pemilik kapal tepat.waktu. Dalam hal ini penulis mencoba untuk membuat perencanaan dan penjadwalan pembangunan kapal baru dengan menganalisa risiko-risiko yang mungkin akan muncul dalam proses pembangunan, dengan mengoptimasi durasi dan biaya pembangunan kapal baru. Hal tersebut diperlukan supaya proyek dapat diselesaikan tepat waktu, proyek yang lainnya dapat segera dikerjakan dan tidak adanya kerugian yang signifikan. Tabel 1 Rencana trafik operasional 2009(DERMAGA 20092)
Gambar 1. Master schedule pembangunan kapal baru (Storch, Hammon, Bunch dan Moore, 19953) Seperti PT Dok dan Perkapalan Surabaya yang sedang membangun kapal Tanker Pertamina, dengan fasilitas yang dimiliki galangan berupaya menyelesaikan pekerjaan pembangunan kapal dapat berjalan sesuai rencana. Tepat waktu dengan kualitas yang diminta.
2. Shipbuilding Shipbuilding merupakan pembangunan kapal, dibangun di sebuah galangan kapal. Shipbuilding adalah industri konstruksi yang menggunakan berbagai komponen untuk dijadikan kapal di samping bahan konstruksi dasar (Storch, Hammon, Bunch dan Moore, 19953).
3. Primavera Project Planner (P3) versi 3.0
Kapal merupakan kombinasi dari hal-hal yang kompleks, dapat dengan mudah diklasifikasikan oleh ukuran utama, berat (displacement) dan/atau kapasitas beban
Penyusunan jadwal proyek adalah merencanakan waktu suatu aktivitas harus dimulai dan waktu aktivitas berakhir. 2
Prodecessors, identifikasi aktivitas (WBS) dan durasi merupakan pedoman dalam penyusunan jadwal perencanaan tiap aktivitas, yang kemudian menjadi jadwal pelaksanaan proyek secara keseluruhan.
Alat untuk menganalisis risiko penjadwalan memerlukan beberapa asumsi, dan digunakan hanya beberapa ketentuan. PERT dan CPM mengasumsikan bahwa semua kegiatan awal dan akhir berbeda poinnya. PERT dan CPM mengasumsikan bahwa perkiraan waktu yang dibutuhkan dapat terdefinisikan secara matematis. Dibutuhkan banyak pengalaman untuk secara akurat mengukur waktu aktivitas berlangsung. Probabilitas perkiraan waktu penyelesaian akan sangat bisa diandalkan.
Proses selanjutnya, data-data yang sebagai inputan dalam program P3 versi 3.0. Program ini dapat membantu mengolah dan mendapatkan jadwal proyek dengan metode CPM beserta lintasan kritisnya. Pengoperasian P3 versi 3.0, secara garis besar adalah sebagai berikut:
PERT dan CPM juga mengasumsikan bahwa waktu, nilai uang bukanlah masalah. Dengan kata lain, tidak perlu untuk mempertimbangkan pengurangan dari biaya kemudian.
1. Memasukkan tanggal dimulainya proyek 25 September 2008. 2. Memasukkan setiap jenis aktivitas yang telah dikelompokkan berdasarkan WBS. 3. Memasukkan durasi aktivitas. 4. Menentukan prodecessors dari masingmasin aktivitas, sehingga didapatkan hubungan antar aktivitas yang satu dengan aktivitas yang lain. 5. Memasukkan lag time.
Berikut adalah beberapa istilah teknis digunakan dalam PERT dan CPM; Critical part (jalur kritis): jalan terpanjang (dalam hal waktu) untuk penyelesaian proyek, critical path adalah kegiatan-jalan, yang, jika dipersingkat,akan mempersingkat waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek. Kegiatan dari non critical part tidak akan mempengaruhi waktu penyelesaian bahkan jika dilakukan lebih cepat. Slack time: adalah perbedaan antara waktu yang diharapkan untuk sampai pada akhir aktivitas dan waktu terbaru yang dibolehkan untuk menyelesaikannya atau waktu yg dapat ditunda pada kegiatan tidak kritis. Crashing: pergeseran sumber daya untuk mengurangi slack time sehingga critical part sependek mungkin.
Gambar 2 Tampilan Bart-Chart dari Primavera
4.1
Hasil yang diperoleh dalam proyek akan selesai pada hari tertentu beserta output P3versi 3.0 yang berupa bar-chart, Jadwal CPM, dan schedule report.
PERT dikembangkan oleh U.S. Angkatan Laut untuk perencanaan dan kontrol dari Polaris Kapal selam program misi dan penyelesaian diperpendek waktunyaError! Bookmark not defined.. PERT selain memiliki kemampuan untuk menghadapi
4. Metode PERT & CPM
3
Metode PERT
Aktivitas kritis adalah aktivitas yang sangat sensitif terhadap keterlambatan proyek. Bila durasi aktivitas kritis ini bertambah, maka durasi proyek juga akan bertambah. Hal ini dikarenakan aktivitas ini tidak mempunyai tenggang waktu (float).
aktivitas yang tidak pasti penyelesaiannya. Hal yang perlu dipersiapkan sebelum melakukan PERT: 1. 2. 3.
3.2
Tentukan aktivitas yang akan dilakukan. Link aktivitas secara berurutan. Perkiraan waktu untuk menyelesaikan setiap pekerjaan (waktu normal)
Lintasan kritis adalah4: a) Urutan operasi (sequence of operations) yang memiliki waktu kumulatif terpanjang dalam penyelesaian proyek. b) Suatu lintasan yang melewati aktivitasaktivitas yang mempunyai Earliest Start sama dengan Latest Start. c) Suatu lintasan yang melewati aktivitasaktivitas yang memiliki float sama dengan nol.
Metode CPM
CPM dipergunakan pertama kali di Inggris pada pertengahan tahun 1950-an pada suatu proyek pembangkit tenaga listrik. Perkembangan selanjutnya, metode ini
Setiap aktivitas-aktivitas yang terdapat dalam lintasan kritis yang tidak dapat dikerjakan dan diselesaikan sesuai dengan estimasi durasinya, akan menyebabkan keseluruhan durasi penyelesaian bertambah panjang dari durasi yang semula direncanakan5.
Gambar 3 Aktivitas PERT dikembangkan dan disempurnakan oleh Walker dan Kelley dari dua perusahaan Amerika, E.I.du Pont de Nemours Company dan Remington Rand Company ke sebuah bentuk yang kemudian diberi nama diagram panah(arrow diagram)Error! Bookmark not defined.. Metode CPM merupakan suatu metode perencanaan dan penjadwalan proyek yang dapat menunjukkan aktivitas-aktivitas kritis, serta dapat digunakan untuk merencanakan, mengontrol dan mengevaluasi penjadwalan proyek, mengetahui pelaksanaan penjadwalan proyek yang telah dilakukan serta mengetahui urutan pekerjaan yang terjadi dilapangan.
Gambar 4 Contoh Bentuk Metode CPMError! Bookmark not defined. Jenis CPM yang banyak digunakan sekarang ini adalah hasil pengembangan yang dilakukan oleh Prof. Fondahl dari Stamford University pada tahun 1961, yaitu jenis CPM yang dibantu oleh program komputer dalam 4
penyusunan, perhitungan, maupun dalam penentuan urutan-urutan pelaksanaannya5 Salah satu program komputer yang dapat membantu dalam penyusunan suatu penjadwalan CPM adalah P3.
(SF) dengan log time. Hubungan antar aktivitas dengan log time digunakan agar durasi proyek secara keseluruhan lebih efisien. Didapatkan lintasan kritis dengan jumlah aktivitas sebanyak 89 aktivitas, lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.
5. Pengolahan data Data proyek yang telah diperoleh dari salah satu galangan di Surabaya antara lain gambar erection sequence, bock division, general arrangement, laporan bulan (percentase complete), serta jadwal rencana proyek dalam bentuk bar-chart MS Project. Data tersebut dipergunakan dalam perencanaan jadwal CPM dengan program P3.
6.
Sumber daya (resources) meliputi pekerja, alat, bahan, dan material .Sumber daya yang diambil hanya pada aktivitas hull construction, karena pada aktivitas ini datanya yang lengkap. Penentuan besarnya pekerjaan yang dibutuhkan untuk setiap aktivitas bergantung pada volume pekerjaan yang dikerjakan.
Pengolahan data pada makalah ini sesuai dengan tahpan penyusunan jadwal perencanaan metode CPM dalam program P3, yaitu: 1. 2. 3. 4.
Perumusan durasi aktivitas sebagai berikut:
Identifikasi aktivitas. Penyusunan urutan aktivitas. Perhitungan durasi aktivitas. Penyusunan jadwal CPM dengan program P3.
Jumlah sumber daya yang kita perluakan dalam proyek ini harus terpenuhi, jika tidak maka akan berdampak pada durasi yang kita rencanakan.
Identifikasi aktivitas dilakukan berdasarkan gambar kapal dengan mengunakan pengelompokan jenis aktivitas (WBS). WBS menunjukkan aktivitas proyek secara keseluruhan, yang dipergunakan sebagai dasar penentuan volume, produktivitas, durasi aktivitas, dan juga dipergunakan sebagai penjadwalan dalam program P3.
Analisa SDM merupakan suatu cara yang dapat digunakan untuk membantu dalam mengambil keputusan. Dengan SDM yang direncanakan diatas diharapkan proyek ada dilaksanakan sesuai jadwal. Tapi mungkin saja SDM tidak dapat dipenuhi sehingga kita harus meleveling SDM tersebut, tetapi dengan consequence penambahan durasi, yang dapat mempengaruhi waktu finish proyek jika terletak
Penyusunan urutan aktivitas dilakukan berdasarkan predecessors. Predecessors adalah aktivitas yang pelaksanaannya dilakukan sebelum aktivitas yang bersangkutan dimulai.
7.
Biaya produksi
Biaya pembuatan kapal Tanker telah direncanakan biaya pengadaan material serta peralatannya. Perencanaan biaya produksi direncanakan sebesar USD 11.682.573 dapat dilihat pada tabel 3.
Hubungan antar aktivitas (relationship) pada perencanaan jadwal CPM dinyatakan dalam hubungan finish to start (FS), finish to finish (FF), start to start (SS), dan start to finish 5
Sumber daya (Resources)
Untuk biaya material hull construction dibagi berdasarkan berat pada masing-masing blok. Dari total material dan consumable yang diperlukan pada tahapan ini masing-masing sebesar USD 2,951,648 dan USD 144,730. 8.
Target versus aktual progres
Progress fisik yang ada dilapangan dibandingkan denga target yang dicapai pada program P3 versi 3. Tabel 4 memperlihatkan ersen progress aktual. Sehingga didapatkan identifikasi resiko antara lain;
6
Tabel 2. Aktivitas lintasan kritisTabel 2. Aktivitas lintasan kritis
Tabel 3 Perencanaan biaya produksi
7
USD 1,362,235. Penambahan biaya untuk pekerja sebesar 33% atau sebesar USD 449,538.
Tabel 4 Ringkasan progress secara fisik kapal Tanker H8601
•
Biaya produksi
Total biaya biaya produksi mengalami peningkatan menjadi USD 14.348.791, pada awal perencanaan total biaya sebesar USD 11.682.573. Maka ada selisih biaya produksi sebesar 23% yaitu USD 2.666.218, gambar 7.
•
Jadi total penambahan biaya yang harus dikeluar berdasarka hasil analisa pada skripsi ini adalah USD 2.666.218 (penambahan biaya produksi) ditambah USD 740.000 (denda) sebesar USD 3.406.218.
Keterlambatan waktu produksi
Keterlambatan proses produksi dalam setiap tahapan pembangunan kapal sehingga menyebabkan keterlambatan delivery selama 74 hari (hari libur dihitung) dari tanggal 16 Desember 2010 sampai 28 Februari 2011.
6. Risk Assessment Resiko merupakan kesempatan dari sesuatu kejadian yang akan mempunyai dampak pada tujuan6. Risk assessment adalah keseluruhan proses identifikasi risiko, analisis risiko dan evaluasi risiko, dapat dilihat dalam gambar 8 berikut.Risk management merupakan bagian integral dari manajemen yang baik, ini adalah proses perbaikan berulang-ulang dan terus menerus untuk mendapatkan yang lebih baik dalam tahapan pada proyek. Setiap langkah dari proses risk management
Hal ini mengakibatkan perusahaan pembangunan kapal, galangan akan mendapatkan denda karena keterlambatan penyerahan kapal. Bila diasumsikan nilai denda untuk setiap harinya adalah USD 10.000.00, maka denda yang harus dibayarkan ke pihak owner sebesar USD 740.000 •
Jumlah jam pekerja
Total jam orang yang direncankan diawal meningkat sebanyak 0,1% menjadi 613.763 jam orang.untuk penyebaran jam orang, dapat dilihat pada gambar 5 perbedaan kebutuhan jam orang antara kondisi target yang telah dicapai pada tanggal 31 oktober 2009 dengan kondisi awal. Kebutuhan jam orang tiap bulannya dapat dilihat pada gambar 6. Gambar 5 memperlihatkan perbedaan biaya pekerja antara target dan sekarang. Dengan penambahan jam orang maka berdampak terhadap total biaya untuk pekerja menjadi
Gambar 8 Proses assesmen risiko 8
Gambar 5. Grafik distribusi jam orang
Gambar 6. Jam Orang Target Vs Progress
9
Tabel 6. Kriteria kemungkinan (PT DPS, 2009 7)
Tabel 5. Kriteria konsekuensi (PT DPS, 2009 7)
Tabel 6. Resume penyebab risiko
10
Proses bisa dideskripsikan setelah kita menyelesaikan program P3. Proses risk identification dapat dilakukan dengan menjawab pertanyaan apa, dimana, kapan, kenapa, bagaimana risiko itu terjadi. Setelah itu diadakan risk evaluation dengan membandingkan tingkat risiko terhadap kriteria risiko. Risk evaluation membantu dalam pengambilan keputusan tentang perawatan untuk meminimalkan, menghilangkan atau mentransfer risiko (risk reduction).
Tindakan Pengurangan terhadap Risiko (Risk Mitigation) Pada dasarnya untuk mengurangi risiko yang terjadi pada proyek ini adalah memenuhi target yang telah direncanakan diawal. Dikarenakan sekarang target sampai akhir bulan Oktober 2009 tidak dapat dipenuhi, seperti main even pada aktivitas launching.
Untuk mendapatkan perencanaan proyek yang lebih baik dan memenuhi target waktu delivery. Mungkin dengan diadakan lembur atau penambahan jumlah orang, dan kita selalu mengontrol actual progress. Gambar 7. Matrik risiko (PT DPS, 20097)
Tabel 5 berikut ini menunjukkan kriteria asesmen kemungkinan dari suatu peristiwa risiko. Pada analisa kali ini kemungkinan yang terjadi karena risiko yang dilihat secara garis besar dan proyek yang dijalankan waktunya hampir 50% dari dari waktu penyelesaian diawal, risiko ini mempunyai probabilitas 50%.
Kualitas SDM kurang memadai/ Kemampuan personal subkontraktor kurang qualified dapat dikurangi kemungkinannya dengan memperketat kualifikasi subktraktor. Keterbatasan fasilitas, seperti mesin cutting yang tidak dapat memenuhi kebutuhan dapat dikurangi kemungkinannya menambah fasilitas, penyewaan peralatan atau memberikan pekerjaan itu pada subkontraktor (tidak hanya dalam bentuk jam orang saja, tetapi juga alatnya).
Kriteria penerimaan risiko Risiko diukur dengan mengombinasikan rating kemungkinan dan rating akibat dari suatu peristiwa (risk event). Formula berikut ini digunakan untuk mengukur risiko dari suatu kejadian.
Terlambatanya kedatangan barang mengakibatkan aktivitas yang berkaitan dengan barang tersebut mengalami delay untuk mengurangi kemungkinanya dengan mengestimasi tanggal pemesanan dengan baik.
Indeks Risiko (R) = Indeks Kemungkinan (K) + Indeks Akibat (Konsekuensi) (A) Gambar 7 berikut ini menunjukkan matrik risiko yang digunakan dalam menentukan tingkat risiko.Dalam proses analisa risiko, secara garis besar risiko yang terjadi masuk dalam konsekuensi sangat berat (4) dan tingkatan kemungkinan yang terjadi 50% (3) maka indeks risikonya tinggi.
Equipment yang datang tidak sesuai dengan maker drawing, rekomendasi class dan owner, ketidaksesuaian di lapangan untuk mengurangi kemungkinanya dengan penambahan dan peningkatan kompetensi SDM. Mengontrak SDM yang berpengalaman 11
untuk terlibat dalam project. Schedule harus selalu dimonitor dan gambar harus mendahului sequence produksi. Data tidak terekam secara akurat, penjadwalan hanya bersifat estimasi dengan tingkat akurasi rendah prasarana yang ada untuk mengurangi kemungkinanya membentuk tim untuk menganalisa JamOrang, schedule material, waktu penyelesaian pekerjaan untuk : Design, Gambar Kerja & Approval; Hull Construction & Outfitting; Piping System; Machinery Outfitting; Electrical Outfitting Sebagai input untuk pembuatan S-Curve, progres fisik, PERT. Target penyelesaian project terlalu cepat dengan kurang mempertimbangkan kemampuan, kapasitas produksi, sarana dan prasarana yang ada prasarana yang ada untuk mengurangi kemungkinanya negoisasi ulang dengan owner untuk penambahan waktu delivery time.
masih banyaknya pekerjaan yang belum terselesaiakan.
3.
•
Waktu keterlambatan 74 hari
•
Denda sebesar USD 740.000 (USD 10.000/hari)
Resume penyebab risiko yang dapat mengakibatkan keterlambatan penyelesaian proyek dilihatvdari penjadwalan dan pengontrolan seperti pada tabel 6.
1
Majalah Kemudi Februari 2009
2
Majalah Dermaga.Januari 2009 Storch, R.L., Hammon, C. P., Bunch, H. M., Moore, R. C., “Ship Production”, Cornell Maritime Press, Centreville, Maryland, USA, 2nd edition, 1995
4
Soeharto, Iman. Manajemen proyek. Jakarta: Erlangga, 1999 & 2001.
5
Uher, Thomas E, Programming and Schedulling techniques, Sydney: The University of New South Wales Australia, 1996.
6
AS/NZS 4360:2004, “Risk Management”, Australian/New Zealand Standard, 2004
7
Penambahan jam orang dikarenakan penambahan waktu penyelesaian dan 12
6.
3
Perkiraan waktu penyelesaian pembangunan kapal Tanker mengalami keterlambatan: Tanggal penyelesaian 28 Februari 2011
Risiko yang dihadapi pada pembangunan kapal Tanker ini termasuk dalam kategori tinggi.
Lintasan kritis yang harus diperhatikan pada pembangunan kapal Tanker ini 89 aktivitas.
•
5.
DAFTAR PUSTAKA
Setelah dilakukan pemodelandan analisa data. Kesimpulan yang dapat diambil dari analisa data yang telah dilakukan pada pengerjaan skripsi ini antara lain:
2.
Biaya produksi meningkat sebesar 23% atau USD 2.666.218 dari USD 11.682.573.
7. Kesimpulan
1.
4.
Tim Asesmen Risiko PT Dok dan Perkapalan Surabaya, Standar Risiko Manajemen BisnisKriteria Assesmen Risiko, Rev.A, Mei 2009.