ANALISIS DAN RESPON RISIKO PADA PROYEK PEMBANGUNAN GALANGAN KAPAL KABUPATEN LAMONGAN Nama Mahasiswa NRP Jurusan / Fakultas ITS Dosen Pembimbing ST,MSc
: Rizalatul Isnaini : 3107 100 023 : Teknik Sipil / FTSP: M. Arif Rohman, : Cahyono Bintang
Nurcahyo, ST.MT Abstrak Perkembangan wilayah Pantura Lamongan yang semakin pesat mendorong Pemerintah Kabupaten Lamongan untuk menyediakan jasa perbaikan kapal. Saat ini pemerintah Kabupaten Lamongan telah memiliki jasa perbaikan kapal, namun belum dapat beroperasi secara penuh sebab jumlah galangan kapal untuk perbaikan sangat terbatas,kapasitas dan galangan kapal sangat tidak sebanding sehingga seringkali kapal harus mengantri untuk melakukan perbaikan. Pembangunan galangan kapal merupakan salah satu solusi untuk menjawab permasalahan tersebut. Hal inilah yang menyebabkan Pemerintah Kabupaten Lamongan membangun fasilitas tambahan untuk perbaikan kapal. Pembangunan galangan kapal merupakan salah satu pembangunan yang memiliki banyak risiko cukup banyak karena pembangunan galangan kapal ini sangat bergantung padaa kondisi cuaca di daerah sekitar perairan Pantai Lamongan serta pembebasan lahan. Oleh karena itu diperlukan suatu manajemen risiko yang tepat sesuai dengan permasalahan pada setiap proyek. Tugas akhir ini bertujuan untuk melakukan identifikasi risiko pelaksanaan proyek galangan kapal, analisis terhadap risiko yang signifikan, dan menentukan jenis respon terhadap risiko yang signifikan. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey. Rangkaian analisis dimulai dengan identifikasi risiko melalui studi literatur, setelah itu dilakukan analisis risiko yang dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada respoden – responden yang telah dipilih sebelumnya pada Proyek galangan kapal ini. Analisis risiko dilakukan dengan cara memperkirakan kemungkinan risiko yang terbesar yang akan terjadi dan dampak yang
dihasilkan terhadap biaya dan juga waktu. Langkah terakhir menetapkan respon risiko pada proyek pembangunan galangan kapal, dengan teknik wawancara kepada pihak yang berkompeten. Berdasarkan hasil analisa diketahui bahwa variabel risiko yang signifikan terhadap waktu terdapat 2 macam variabel risiko yaitu kerusakan peralatan kerja dimana respon yang dapat dilakukan adalah dengan cara mengontrol servis berkala serta kalibrasi terhadap peralatan yang telah jatuh tempo masa validasinya, serta kesalahan estimasi waktu dimana respon yang dapat dilakukan berupa menggunakan analisa historis sebelumnya dan melakukan pengecekan ulang terhadap pekerjaan, sedangkan variabel risiko yang signifikan terhadap biaya terdapat 3 macam, yaitu perubahan harga material dimana respon risiko yang dapat dilakukan yaitu menggunakan cadangan biaya yang memang diperuntukkan untuk kejadian yang tak terduga, kerusakan peralatan kerja dimana respon risiko yang dapat dilakukan yaitu perawatan peralatan secara berkala, serta kesalahan estimasi waktu, dimana respon risiko yang dilakukan yaitu menggunakan analisa data historis sebelumnya. Kata Kunci : Analisis risiko, Pembangunan galangan kapal, wilayah Pantura Lamongan, Respon risiko. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan wilayah Pantura Lamongan yang semakin pesat mendorong Pemerintah Kabupaten Lamongan untuk menyediakan jasa perbaikan kapal. Saat ini Pemerintah Kabupaten Lamongan telah memiliki jasa perbaikan kapal di Desa Kematren Kecamatan Paciran. Jasa perbaikan kapal tersebut belum beroperasi secara penuh, namun dock perbaikan sudah dapat di fungsikan. Sejak Juli 2010 lalu, sudah ada 18 kapal besar yang memanfaatkan jasa perbaikan kapal Pemerintah Kabupaten Lamongan tersebut. Saat ini fasilitas jasa perbaikan kapal masih dalam tahap uji coba sebab secara administrasi maupun teknis masih belum sempurna, yaitu jumlah galangan kapal untuk perbaikan sangat terbatas, kapasitas dari galangan kapal sangat tidak sebanding sehingga seringkali kapal harus mengantri untuk melakukan perbaikan. Galangan kapal
1
yang akan dibangun itu akan berlokasi di lahan sekitar 20 hektar. Pada tahap awal, galangan kapal tersebut akan digunakan untuk proses reparasi dan pembangunan kapal sekala kecil. Galangan kapal itu nantinya akan dilengkapi dengan fasilitas doking maupun pembangunan kapal lainnya, karena kedalaman laut yang memadai untuk menggunakan dock kolam atau “graving dock” maka, Pemerintah Kabupaten Lamongan membangun dock kolam atau graving dock yaitu semacam kolam yang terdapat di pinggir laut dimana dinding dan lantainya terbuat dari beton dan tiang pancang, serta pintu (gate) yang selalu terhubung langsung dengan laut. Pembangunan galangan kapal merupakan salah satu pembangunan yang memiliki risiko cukup banyak karena pembangunan galangan kapal ini sangat bergantung pada kondisi cuaca di daerah sekitar perairan Pantai Lamongan, serta pembebasan lahan pada daerah yang nantinya akan di bangun galangan kapal, mengingat pembangunan galangan kapal tersebut akan dibangun pada lahan sekitar 20 hektar. Risiko-risiko yang akan terjadi pada pembangunan galangan kapal tersebut nantinya akan berpengaruh pada lama waktu pengerjaan pembangunan . Masalah-masalah teknis maupun non teknis yang dihadapi oleh DPL nantinya akan menimbulkan ketidakpastian dalam penyelesaian proyek. Ketidakpastian tersebut merupakan risiko dan masalah dari sumber-sumber risiko. Risiko merupakan kombinasi dari probabilitas suatu kejadian dan konsekuensi dari kejadian tersebut, dengan tidak menutup kemungkinan bahwa ada lebih dari satu konsekuensi untuk satu kejadian, dan konsekuensi merupakan hal yang positif maupun negatif (Santosa, 2009). Risiko akan timbul apabila terjadi penyimpangan di luar rencana dari suatu kejadian atau suatu keadaan tertentu. Proyek merupakan suatu usaha yang dilakukan untuk menganbil peluang, sehingga risiko akan selalu menyertainya. Oleh sebab itu yang perlu diperhatikan adalah mengoptimalkan setiap peluang yang ada, disamping mengambil langkah-langkah untuk memperkecil dampak negatif dari risiko terhadap sasaran. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan pada latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya,
1.3
permasalahan yang dikemukakan dalam tugas akhir ini adalah : 1. Risiko apa saja yang signifikan bila ditinjau terhadap kinerja waktu dan biaya pada pelaksanaan pembangunan galangan kapal? 2. Bagaimana respon terhadap risiko yang signifikan terhadap kinerja biaya dan waktu pada pelaksanaan pembangunan galangan kapal? Tujuan Adapun tujuan utama dari penyusunan Tugas Akhir ini adalah melakukan analisis resiko dan respon pada pelaksanaan pembangunan galangan kapal Kabupaten Lamongan. 1. Mengetahui risiko apa saja yang berdampak signifikan bila ditinjau terhadap kinerja waktu dan biaya pada pelaksanaan pembangunan galangan kapal. 2. Mengetahui respon terhadap risiko yang berdampak signifikan terhadap kinerja biaya dan waktu.
1.4
Batasan Masalah Identifikasi, analisis, dan pengelolaan resiko yang ada di dalamnya nanti akan cukup luas dan kompleks. Agar pembahasaan dalam penulisan nanti bisa terarah dan sistematis, maka pembahasan dalam penulisan dibatasi sebagai berikut: 1. Obyek yang dilakukan penelitian adalah pembangunan galangan kapal Kabupaten Lamongan. 2. Risiko yang dianalisis dilihat dari sudut pandang kontraktor. 3. Respon dilakukan terhadap risiko yang signifikan.
1.5
Manfaat Penelitian Penyusunan tugas akhir ini diharapkan mampu mendapatkan beberapa manfaat sebagai berikut: 1. Dapat mengidentifikasi kemungkinan risiko yang akan terjadi sedini mungkin, sehingga dapat mengetahui cara mengantisipasi risiko yang akan terjadi. 2. Dapat mengurangi kerungian yang nantinya akan dialami oleh
2
perusahaan jika risiko yang nantinya akan terjadi sudah direspon dengan baik. 3. Dapat menjadi referensi bagi peneliti sejenis yang selanjutnya. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Proyek Menurut Soeharto (1999), proyek dapat diartikan sebagai salah satu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber daya terbatas dan dimaksudkan untuk melaksanakan tugas yang sasarannya telah digariskan dengan jelas. Lingkup tugas tersebut dapat berupa pembangunan pabrik, pembuatan produk baru, atau pelaksanaan penelitian dan pengembangan. Soeharto (1999) menjelaskan bahwa proyek memilki ciri-ciri sebagai berikut: a. Memilki tujuan khusus, produk akhir atau hasil kerja akhir. b. Jumlah biaya, sasaran jadwal serta kriteria mutu dalam proses mencapai tujuan. c. Bersifat sementara, dalam arti umurnya dibatasi oleh selesainya tugas. Titik awal dan akhir ditentukan dengan jelas, d. Non rutin, tidak berulang-ulang. Jenis dan intensitas kegiatan berubah sepanjang proyek berlangsung. Proyek didefinisikan sebagai sebuah rangkaian aktivitas unik yang saling berkaitan untuk mencapai suatu hasil tertentu dan dilaksanakan dalam periode waktu tertentu pula (Santosa, 2009). Menurut PMBOK Guide (2004) sebuah proyek memiliki beberapa karakteristik penting yang terkandung didalamnya yaitu : Temporary (Sementara) berarti setiap proyek selalu memiliki jadwal yang jelas kapan dimulai dan kapan diselesaikan. Sebuah proyek berakhir jika tujuannya telah
tercapai atau kebutuhan terhadap proyek itu tidak ada lagi sehingga proyek tersebut dihentikan. Unik artinya bahwa setiap proyek menghasilkan suatu produk, solusi, servis atau output tertentu yang berbedabeda satu dan lainnya. Progressive elaboration adalah karakteristik proyek yang berhubungan dengan dua konsep sebelumnya yaitu sementara dan unik. Setiap proyek terdiri dari langkahlangkah yang berkembang dan berlanjut sampai proyek berakhir. berakhir. 2.1.1 Manajemen Proyek Manajemen proyek adalah aplikasi pengetahuan (knowledges), keterampilan (skills), alat (tools) dan teknik (technique) dalam aktivitas-aktivitas proyek untuk memenuhi kebutuhankebutuhan proyek (PMBOK, 2004). Manajemen proyek merupakan perencanaan, pengorganisasian, mengarahkan dan mengendalikan sumber daya perusahaan untuk mencapai sasaaran jangka pendek yang telah ditentukan. Lebih jauh manajemen proyek menggunakan pendekatan sistem hierarki (arus kegiatan) vertikal dan horisontal. Dari definisi tersebut terlihat bahwa konsep manajemen proyek mengandung hal-hal pokok sebagai berikut : a. Menggunakan pengertian manajemen berdasarkan fungsinya, yaitu merencanakan, mengorganisir, memimpin dan mengendalikan sumber daya perusahaan yang berupa manusia, dana dan material. b. Kegiatan yang dikelola berjangka pendek, dengan sasaran yang telah digariskan secara spesifik. Hal ini memerlukan teknik dan
3
c.
d.
metode pengelolaan yang khusus terutama aspek perencanaan dan pengendalian. Memakai sistem pengendalian (system approach to management). Mempunyai hierarki (arus kegiatan) horisontal disamping hierarki vertikal.
2.1.2 Galangan Kapal Galangan Kapal merupakan suatu tempat yang dirancang untuk memperbaiki dan membuat kapal. Kapal-kapal tersebut dapat berupa yacht, armada militer,cruise line, pesawat barang atau penumpang. Sebuah lokasi galangan kapal besar akan berisi crane, dock kering, slipway, gudang bebas debu, fasilitas pengecatan dan tempat yang sangat luas untuk fabrikasi kapal-kapal (Budiono, 2010). Suatu galangan kapal minimal mempunyai fasilitas-fasilitas sebagai berikut : a. Kantor. b. Fasilitas perancangan. c. Gudang material. d. Bengkel pelat dan pipa. e. Bengkel mesin dan listrik. f. Tempat untuk pembangunan kapal. g. Tempat untuk mereparasi kapal. 2.1.3 Graving Dock Graving dcok merupakan sebuah kolam yang mana air didalamnya dapat dikuras atau dikeluarkan sampai habis dengan pompa. Dok kolam ini sering juga disebut dok gali (Budiono, 2010). Dok kolam atau graving dok ini mempunyai dinding yang sangat kokoh, sebab pada saat kosong dok akan menerima tekanan tanah dari sekitar. Sedangkan pada saat ada kapal yang akan dimasukkan atau dikeluarkan dari dalam kolam maka beban lateral air akan diterima oleh dinding dan lantai.
2.2 Pengertian Risiko Risiko merupakan kata yang sudah sering didengar. Biasanya kata tersebut mempunyai konotasi yang negatif, sesuatu yang tidak disukai dan sesuatu yang ingin dihindari. Risiko juga bisa didefinisikan sebagai kejadian yang merugikan. Memahami konsep risiko secara luas merupakan dasar yang esensial untuk memahami konsep dan teknik manajemen risiko (Darmawi, 2008). Oleh karena itu dengan mempelajari berbagai definisi yang ditemukan dalam beberapa literatur diharapkan pemahaman tentang konsep risiko semakin jelas. Beberapa perbedaan definisi tentang risiko, hal ini disebabkan subyek risiko begitu kompleks, terdapat dalam beberapa bidang yang berbeda sehingga terdapat beberapa pengertian yang berbeda pula. Darmawi (2008) mengutip Vaughan membagi risiko kedalam 3 pengertian yaitu kemungkinan kerugian, ketidakpastian, probabilitas suatu outcome yang berbeda dengan outcome yang diharapkan. PMI (2004) membarikan tambahan risiko sebagai suatu kondisi atau peristiwa yang tidak pasti yang jika terjadi akan mempunyai efek positif dan efek negatif pada tujuan proyek. Risiko proyek meliputi ancaman terhadap tujuan proyek dan peluang untuk meningkatkan tujuan tersebut. 2.3 Jenis-jenis Risiko Jenis-jenis risiko menurut Santosa (2009) antara lain: 1. Risiko Operasional Kejadian risiko yang berhubungan dengan operasional organisasi mencakup risiko yang berhubungan dengan sistem organisasi, proses kerja, teknologi dan sumber daya manusia. 2. Risiko Finansial Risiko yang berdampak pada kinerja keuangan organisasi
4
seperti kejadian risiko akibat dari fluktuasi mata uang, tingkat suku bunga termasuk risiko pemberian kredit, likuiditas dan pasar. 3. Hazard Risk Risiko yang berhubungan dengan kecelakaan fisik seperti kejadian atau kerusakan yang menimpa harta perusahaan dan adanya ancaman perusahaan. 4. Strategic Risk Risiko yang berhubungan dengan strategi perusahaan, politik, ekonomi, peraturan dan perundangan. Risiko yang berkaitan dengan reputasi organisasi kepemimpinan dan termasuk perubahan keinginan pelanggan. 2.4 Klasifikasi Risiko Dalam dunia konstruksi yang dimaksud risiko adalah apabila risiko tersebut diartikan sebagai ketidakpastian yang menimbulkan kerugian (Uncertainty of loss). Risiko dapat diklasifikasikan sebagai berikut : 1. Risiko Spekulatif (Speculative Risk) Risiko Spekulatif adalah risiko yang memberikan kemungkinan untung atau rugi atau tidak untung dan tidak rugi. Risiko Spekulatif disebut juga risiko dinamis (dynamic risk). 2. Risiko murni (Pure Risk) Risiko yang hanya mempunyai satu akibat yaitu kerugian. Sehingga tidak ada yang akan menarik keuntungan dari risiko ini. 3. Risiko Fundamental (Fundamental Risk) Risiko yang sebab maupun akibatnya impersonal (tidak menyangkut seseorang) dimana kerugian yang timbul dari risiko yang bersifat fundamental biasanya tidak hanya menimpa seorang individu melainkan menimpa banyak orang atau banyak pihak. 4. Risiko khusus (Particular Risk) Risiko khusus dimana risiko ini disebabkan oleh peristiwa-
peristiwa individual dan akibatnya terbatas. 5. Perubahan Klasifikasi Risiko Perubahan klasifikasi risiko dapat terjadi apabila penyebab terjadinya risiko dan akibat dari risiko berubah atau dapat pula disebabkan adanya cara pandang seseorang terhadap risiko tersebut. 6. Guna klasifikasi Risiko Klasifikasi risiko berguna dalam rangka menetapkan apakah suatu risiko dapat diasuransikan atau tidak, dan untuk menentukan apakah risiko lebih tepat ditangani oleh pemerintah atau diserahkan kepada lembaga asuransi komersial. 7. Risiko yang dapat diasuransikan dan risiko yang tidak dapat diasuransikan Risiko spekulatif tidak dapat diasuransikan karena pada risiko ini terdapat kemungkinan untuk mendapatkan keuntungan. Risiko murni dapat diasuransikan karena hanya mempunyai satu kemungkinan yaitu mendatangkan kerugian, tetapi berdasarkan pertimbangan secara yuridis maupun komersial tidak semua risiko murni dapat diasuransikan. 2.5 Manajemen Risiko Berbagai definisi dapat diberikan kepada kata risiko, namun secara sederhana artinya mengenai kemungkinan terjadinya akibat buruk atau akibat yang merugikan seperti kemungkinan, kehilangan, cedera,kebakaran dan sebagainya. Manajemen risiko yang baik akan mampu memperbaiki keberhasilan proyek secara signifikan ( Santosa, 2009 ). Santosa (2009) menjelaskan bahwa mamajemen risiko adalah proses mengidentifikasi, mengukur dan memastikan risiko serta mengembangkan strategi untuk mengelola risiko tersebut. Suatu sistem pengelolaan risiko yang digunakan di dalam suatu organisasi, atau perusahaan yang merupakan
5
suatu proses atau rangkaian kegiatan yang dilakukan secara menerus, untuk mengendalikan kemungkinan timbulnya risiko yang membawa konsekuensi merugikan organisasi atau perusahaan yang bersangkutan. Ada 3 kunci yang perlu diperhatikan dalam manajemen risiko agar bisa efektif. 1. Identifikasi, analisa dan penilaian risiko pada awal proyek secara sistematis dan mengembangkan rencana untuk menanganinya. 2. Mengalokasikan tanggung jawab kepada pihak yang paling sesuai untuk mengelola risiko. 3. Memastikan bahwa biaya penanganan risiko cukup kecil dibanding dengan nilai proyeknya. 2.6 Proses Manajemen Risiko 2.6.1 Perencanaan Manajemen Risiko Perencanaan manajemen risiko meliputi langkah memutuskan bagaimana mendekati dan merencanakan aktifitas manajemen risiko untuk proyek. Menentukan pendekatan dan aktivitas-aktivitas yang akan dilakukan dalam manajemen risiko. Hal-hal yang tercakup dalam perencanaan manajemen risiko adalah : 1. Metodologi Mendefinisikan alat, pendekatan dan sumber data yang mungkin digunakan dalam manajemen proyek tertentu. 2. Peran dan tanggung jawab Menentukan siapa yang bertanggung jawab untuk mengimplementasikan tugas tertentu dan hasil apa yang harus dipertanggung jawabkan berkaitan dengan manajemen risiko. 3. Dana & Biaya Penjelasan estimasi biaya dan dana yang diperlukan dalam melakukan aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan manajemen risiko.
4. Waktu Berisi rencana waktu pelaksanaan proses manajemen risiko akan dilakukan selama siklus hidup proyek. 5. Scoring dan Interpretasi Metode scoring dan interpretasi yang sesuai untuk tipe dan waktu analisa risiko kualitatif dan kuantitatif yang akan dilakukan. 2.6.2 Identifikasi Risiko Langkah selanjunya dalam mengelola risiko adalah identifikasi risiko potensial, risiko adalah event yang jika dipicu akan menyebabkan masalah. Karena itu, identifikasi risiko bisa dimulai dari identifikasi sumber masalahnya atau masalahnya sendiri. Identifikasi risiko adalah rangkaian proses pengenalan yang seksama atas risiko dan komponen risiko yang melekat pada suatu aktifitas atau transaksi yang diarahkan kepada proses pengukuran serta pengelolaan risiko yang tepat. Identifikasi risiko merupakan pondasi dimana tahap lainnya dalam manajemen risiko dibangun. Sebagai suatu rangkaian proses, indentifikasi risiko dimulai dengan pemahaman tentang apa sebenarnya yang disebut sebagai risiko, sebagaimana telah didefinisikan di atas, maka risiko tingkat ketidakpastian akan terjadinya sesuatu atau tidak terwujudnya sesuatu tujuan. Tahap selanjutnya pada proses identifikasi risiko adalah mengenali jenis-jenis risiko yang mungkin atau pada umumnya dihadapi oleh setiap pelaku bisnis. Langkah ini meliputi pendefinisian risiko mana yang mungkin mempengaruhi proyek dan mendokumentasikan karakteristik dari setiap risiko, hasil utama dari proses ini adalah risk register. Identifikasi bisa dilakukan dengan melihat asal dan problemnya. 1. Analisis Sumber Risiko. Sumber bisa berasal dari internal atau eksternal dari sistem yang menjadi target
6
dari manajemen risiko. Risiko berdasarkan sumbernya dapat dikatagorikan sebagai berikut: a. Internal Risk Keterlambatan jadwal, risiko teknis, desain, konstruksi, opersional. b. Eksternal Risk Perubahan peraturan, bencana alam. 2. Analisis Problem Risiko berhubungan dengan ke khawatiran melanggar informasi yang bersifat privat atau khawatir akan terjadi kecelakaan dan korban, khawatir kehilangan uang.
pertanyaan disusun. Jawaban dari pertanyaan menunjukkan risiko yang ada. Common Risk checking Beberapa daftar risiko yang sudah bisa terjdi dan disini dilakukan pemilihan mana yang sesuai untuk proyek yang ditangani. Dimana variabel – variabel risiko tersebut dapat dilihat pada tabel 2.1 seperti dibawah ini :
Ketika sumber atau masalah sudah diketahui, kejadian yang dipicu oleh sumber atau kejadian yang dapat menimbulkan masalah dapat ditelusuri. Metode identifiksi risiko yang umum adalah: Identifikasi Risiko berdasarkan Tujuan Perusahaan dan tim proyek mempunyai tujuan-tujuan. Setiap kejadian yang membahayakan pencapaian tujuan secara perbagian atau menyeluruh diidentifikasikan sebagai risiko. Identifikasi Risiko berdasarkan Skenario Dalam analisa skenario, skenario-skenario yang berbeda diciptakan. Skenario-skenario mungkin menjadi jalan alternatif untuk mencapai tujuan atau sebuah analisa dari hubungan kekuatan, setiap kejadian yang memicu sebuah skenario yang tidak di inginkan di identifikasikan sebagai risiko. Identifikasi Risiko berdasarkan Taksonomi Taksonomi disini adala breakdown sumber risiko yang mungkin, berdasarkan taksonomi dan pengetahuan praktik yang ada daftar
7
1.
2.6.3 Analisis Risiko Kualitatif Analisis kualitatif dalam manajemen risiko adalah proses menilai impak dan kemungkinan dari risiko yang sudah di identifikasi. Proses ini dilakukan dengan menyusun risiko berdasarkan efeknya terhadap tujuan proyek, analisa ini merupakan salah satu cara menentukan bagaimana pentingnya memperhatikan risiko-risiko tertentu dan bagaimana respon yang akan diberikan. Analisa kualitatif memerlukan teknik tertentu untuk bisa mengevaluasi risiko berdasarkan kemungkinan dan impaknya. Hal-hal yang perlu dijadikan masukan dalam analisi ini antara lain: Risk management plan Resiko yang sudah di identifikasi Status proyek Tingkat ketidakpastian dari suatu risiko biasanya akan bergantung pada kemajuan proyek dalam siklus hidupnya. Dalam tahap awal dari pelaksanaan proyek, beberapa risiko mungkin belum muncul, desain proyek belum matang, banyak perubahan bisa terjadi sehingga masih akan banyak lagi risiko yang akan muncul. 2.6.4 Analisis Risiko Kuantitatif Analisis Risiko Kuantitatif adalah proses menganalisa secara numerik probabilitas dari setiap risiko dan konsekuensinya terhadap tujuan proyek. Analisa ini biasanya mengikuti analisa kualitatif, apakah perlu dilakukan analisis kualitatif dan kuantitatif secara bersamaan, hal ini bergantung pada ketersediaan biaya dan waktu, serta apakah perlu menyatakan risiko secara kualitatif dan kuantitatif serta impak-impaknya. Tahaptahap analisa risiko kuantitatif:
Menentukan nilai informasi dan aset baik secara tangible dan intangible. 2. Menentukan estimasi kerugian untuk setiap risiko yang teridentifikasi. 3. Melakukan analisa risiko. 4. Memperoleh risiko yang berpotensi terjadi. 5. Memilih langkah-langkah atau strategi penanganan untuk setiap risiko. 6. Menentukan aksi untuk merespon risiko yang ada. Sebelum dilakukan analisa ini, risiko-risiko sudah harus di identifikasi dan harus dapat dinilai besarnya potensi kerugian dan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi. Jumlah-jumlah ini mungkin sederhana untuk dihitung,atau tidak mungkin di ukur secara pasti. Oleh karena itu, dalam proses penilaian sangat penting untuk membuat estimasi-estimasi terbaik dari sisi akademis dengan maksud untuk memprioritaskan implementasi rencana manajemen risiko secara tepat.
2.6.5 Respon Risiko Memilih jenis respon disesuaikan dengan jenis risiko dan keadaannya (Santosa, 2009): 1. Risiko dihindari bila dampaknya sangat besar dan luas, serta perusahaan tidak dapat mengendalikan 2. Risiko dialihkan bila risiko tersebut dapat dicover oleh pihak lain, baik melalui asuransi maupun subkontrak spesialis. 3. Risiko dikurangi bila perusahaan yakin mampu mengendalikan dengan suatu perencanaan yang matang 4. Risiko diterima bila dampaknya tidak terlalu besar dan masih layak dimasukkan kedalam biaya.
8
2.7 Skala Likert Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat,dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2009). Dalam skala ini menggunakan item yang secara pasti baik dan secara pasti buruk. Item yang pasti disenangi, disukai, yang baik diberi tanda (). Skala ini menggunakan ukuran ordinal sehingga dapat membuat ranking walaupun tidak diketahui berapa kali satu responden lebih baik atau lebih buruk dari responden lainnya. Prosedur dalam skala Likert adalah sebagai berikut : 1. Pengumpulan item-item yang cukup banyak dan relevan dengan masalah yang sedang di teliti, berupa item yang cukup terang disukai dan yang cukup terang tidak disukai. 2. Item-item tersebut dicoba kepada sekelompok responden yang cukup representatif dari populasi yang ingin diteliti. 3. Pengumpulan responsi dari responden untuk kemudian diberikan skor, untuk jawaban yang memberikan indikasi menyenangi diberi skor tertinggi. 4. Total skor dari masingmasing individu adalah penjumlahan dari skor masing-masing item dari individu tersebut. 5. Reponsi di analisa untuk mengetahui item-item mana yang sangat nyata, batasan antara skor tinggi dan skor rendah dalam skala total. Untuk mempertahankan konsistensi internal dari pertanyaan, maka item yang tidak menunjukkan korelasi dengan total skor atau tidak menunjukkan beda yang
nyata apakah masuk kedalam skor tinggi atau skor rendah di buang. Kelebihan Skala Likert : 1. Dalam menyusun skala, itemitem yang tidak jelas korelasinya masih dapat di masukkan dalam skala. 2. Dapat memperlihatkan item yang dinyatakan dalam beberapa responsi alternatif 3. Dapat memberikan keterangan yang lebih nyata tentang pendapatan atau sikap respoden. 2.8 Skala Guttman Skala Guttman dikembangkan oleh Louis Guttman. Skala ini mempunyai ciri penting, yaitu merupakan skala komulatif dan mengukur satu dimensi saja dari satu variabel yang multi dimensi sehingga skala ini termasuk mempunyai sifat undimensional (Sugiyono, 2009). Skala Guttman yang disebut juga metode scalogram atau analisa skala sangat baik untuk meyakinkan peneliti tentang kesatuan dimensi dari sikap atau sifat yang diteliti, yang sering disebut isi universal atau atribut universal. Skala pengukuran tipe ini akan didapat jawaban yang tegas yaitu “iya atau tidak”, “benar atau salah”. 2.9 Populasi dan Sampel Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sampel adalah bagian dari populasi yang benarbenar diteliti oleh sebuah peneliti. Sampel yang baik harus representatif (mewakili populasi) dan memiliki sifat yang homogen (sejenis). Berdasarkan aspek peluang pemilihan dan pengacakan sampel, sampel dibagi menjadi:
9
1. Sampel Probabilistik Sampel probabilistik adalah sampel yang memperhatikan peluang pada pemilihan anggota sampel. Dimana dasar sampel probabilistik adalah sampel acak. Sampel acak adalah sampel yang diambil dari populasi dimana setiap anggotanya mempunyai peluang yang sama terpilih menjadi anggota sampel. Berikut adalah jenis-jenis dari sampel probabilistik.
a. Sampel acak sederhana Setiap anggota populasi diberi nomor, kemudian dilakukan pengambilan anggota populasi secara acak (dengan undian atau tabel bilangan acak). b. Sampel sistematik Setiap anggota populasi diberi nomor, kemudian anggota pertama dalam sampel dipilih acak dari populasi. c. Sampel berstrata atau berlapis Populasi memiliki beberapa tingkatan atau strata. Data dalam setiap tingkatan cenderung homogen, dan antar tingkatan cenderung heterogen. d. Sampel gerombol atau cluster Populasi memiliki beberapa kelas atau kelompok. Data dalam setiap gerombol cenderung heterogen, dan antar kelompok cenderung homogen. 2. Sampel Non-Probabilistik
Sampel non-probabilistik adalah sampel yang tidak memperhatikan sapek peluang pada pemilihan anggota sampel. Sampel non-probabilistik diambil dari populasi yang convenient, tidak ada syarat peluang yang sama untuk setiap anggota populasi terpilih menjadi anggota sampel. Berikut adalah jenis-jenis dari sampel nonprobabilistik, yaitu : a. Sampel haphazard Sampel yang ketentuannya dari populasi. b. Sampel sukarela (voluntary) Sampel dipilih dari anggota populasi yang secara sukarela berkenan di data. c. Sampel purposive Anggota sample yang dipilih adalah panel ahli (pakar). d. Sample bola salju (snowball) Sampel di ambil dari unit-unit terkait dengan sampel yang terpilih. e. Sample kuota Jenis sampel yang banyak diaplikasikan dalam ilmu pemasaran. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan berupa survey dengan cara menjaring pendapat atau persepsi, pengalaman, dan sikap responden mengenai faktor – faktor risiko yang mempengaruhi dalam pelaksanaan proyek dan bentuk-bentuk penanganan yang dilakukan untuk mengantisipasi risiko yang terjadi. Responden yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
10
kontraktor pelaksana Pembangunan Galangan Kapal Kabupaten Lamongan. 3.2 Data Data adalah fakta atau fenomena yang sifatnya mentah atau belum dianalisis, seperti angka, nama, keterangan, dan sebagainya (Grapier, 2008). Dalam studi ini diperlukan data-data untuk mendukung keakuratan dari hasil penelitian. 3.2.1 Jenis dan Sumber Data Ada beberapa jenis data yang digunakan dalam studi kasus proyek ini, yaitu jenis data primer dan data skunder. 1. Data Primer Didapat dari hasil interviewing (wawancara) yang berupa : a. Identifikasi risiko yaitu jenisjenis risiko yang kemungkinan terjadi pada proyek pembangunan galangan kapal. b. Besar probabilitas terjadinya risiko, dampaknya terhadap waktu, biaya, dan mutu serta tingkat risiko kontruksi menurut kontraktor pelaksana. c. Respon risiko dari risiko terbesar yang dapat terjadi pada proyek Galangan kapal. Dalam proyek pembangunan galangan kapal ini populasi yang diambil yaitu pihak pelaku konstruksi yaitu PT. Wijaya Karya Tbk. Dan respoden yang dituju sebagai barikut : a. Manager Konstruksi b. Kasie Engineer c. Kasie Komersial d. Kasie Keuangan dan Human Capital e. Supervisor 2. Data skunder Data skunder didapatkan dari studi literatur yaitu jenis-jenis risiko yang kemungkinan akan terjadi pada proyek galangan kapal.
3.2.2 Pengumpulan Data Proses pengumpulan data dan informasi direncanakan dengan melakukan wawancara langsung kepada para responden pada proyek Pembangunan Galangan Kapal. 3.3 Pembuatan Kuesioner Untuk kepentingan penelitian ini, diperlukan suatu sarana berupa kuesioner yang akan membantu responden menjawab sejumlah pertanyaan yang disediakan. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk menjawab, dalam penelitian ini responden yang dimaksud adalah kontraktor. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variable yang akan di ukur dan tau apa yang bisa diharapkan dari responden. Kuesioner dapat berupa pertanyaan atau pernyataan tertutup atau terbuka, dapat diberikan kepada responden secara langsung atau dikirim melalui pos atau internet. Bila penelitian dilakukan pada lingkup yang tidak terlalu luas, sehingga kuesioner dapat diberikan langsung dalam waktu tidak terlalu lama, maka pengiriman angket kepada responden tidak perlu melalui pos. Dengan adanya kontak langsung antara peneliti dengan responden akan menciptakan suatu kondisi yang cukup baik, sehingga responden dengan sukarela akan diberikan data objektif dan cepat. Pertanyaan yang terdapat dalam kuisioner adalah : 1. Bagian 1 (Kuesioner Pendahuluan) a. Profil pengisi kuesioner, misalnya: Jabatan pekerjaan di dalam proyek Galangan Kapal. Jenjang pendidikan yang telah di tempuh. Pengalaman menangani proyek. Jenis bangunan yang pernah di kerjakan.
11
b. Pengisian risiko yang dianggap relevan pada Proyek Galangan Kapal dengan menggunakan Skala Guttman. Skala pengukuran dengan tipe ini akan di dapat jawaban yang tegas. Data yang diperoleh dapat berupa data interval atau rasio di khotomi (dua alternatif). Pada penelitian ini dua alternatif pilihan yaitu “relevan – tidak relevan”. Jawaban dapat dibuat skor tertinggi satu dan skor terendah nol. Misalnya untuk jawaban relevan diberi skor 2 dan tidak relevan di beri skor 1. 2. Bagian 2 (Kuesioner Utama) Pada bagian dua ini responden diberi pertanyaan mengenai probabilitas dan dampak yang terjadi pada suatu risiko menurut pandangan responden. Pertanyaanpertanyaan mengenai probabilitas dan dampak terjadinya risikorisiko pada Proyek Galangan Kapal tersebut dilakukan menggunakan sistem penilaian yang mengadopsi dari Skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan Skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun variabel-variabel instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyan. Skala yang digunakan adalah skala 1 hingga 5, yang menunjukkan bahwa dari skala 1 adalah skala yang mewakili sangat rendah probabilitas terjadi dan sangat kecil dampak yang ditimbulkan sehingga skala 5 yang menandakan bahwa risiko tersebut sangat tinggi probabilitas terjadinya risiko dan sangat besar
dampak yang ditimbulkan dari variabel risiko tersebut. 3. Bagian 3 (Kuesioner Respon) Pada bagian tiga ini, responden diberi pertanyaan mengenai respon risiko yang dilakukan pada variabel risiko yang signifikan terjadi pada Proyek Galangan Kapal. 3.4 Pengolahan Data dan Analisis Analisis data dilakukan dengan menggunakan program komputer dan disajikan dalam bentuk kalimat, tabel, serta grafik. 3.4.1 Analisis Variabel Risiko Analisis ini digunakan untuk mengidentifikasi faktor-faktor risiko yang relevan. Faktor-faktor risiko ini akan bertambah yang berasal dari pengalaman para responden dan tidak tercantum dalam studi literatur. Dari data didapatkan variabel risiko tersebut relevan atau tidak relevan terjadi pada proyek. Data tersebut didapatkan dari beberapa responden, untuk mendapatkan hasil yang mewakili jawaban dari beberapa responden dilakukan analisa dengan menggunakan skala Guttman. 3.4.2 Analisis Probabilitas dan Dampak Dilakukan analisis untuk mengetahui tingkat atau besarannya risiko dan dampak terhadap kelangsungan proyek yaitu biaya, waktu, mutu serta respon risiko yang dilakukan. Data yang didapat dari kuesioner bagian 2 dianalisis untuk mendapatkan hasil yang mewakili dari beberapa responden. Langkah awal adalah melakukakan analisis menggunakan severity index lalu mengkatagorikannya berdasarkan besar probabilitas dampaknya. Severity index dihitung menggunakan rumus sebagai berikut: (Al-Hammad et al., 1996)
12
SI =
∑4𝑖𝑖=0 𝑎𝑎𝑎𝑎 𝑥𝑥𝑥𝑥 (100%) 4 ∑4𝑖𝑖=0 𝑥𝑥 𝑖𝑖
Dimana : ai = konstanta penilai xi = frekuensi responden I = 0, 1, 2, 3, 4, . . . n x0, x1, x2, x3, x4, adalah responden frekuensi responden a0 = 0 , a1 = 1, a2 = 2, a3 = 3, a4 = 4 x0 = frekuensi responden “sangat rendah/kecil” dari survey, maka a0 = 0. x2 = frekuensi responden “rendah/kecil” dari survey, maka a1 = 1. x3 = frekuensi responden “tinggi/besar” dari survey, maka a3 = 3. x4 = frekuensi responden “sangat tinggi/besar” dari survey, maka a4 = 4 klasifikasi dari skala penilaian pada frekuensi dan dampak adalah sebagai berikut : Sangat Rendah / Kecil (SR/SK) 0,00 ≤ SI ≤ 12,5 Rendah / Kecil (R/K) 12,5 ≤ SI ≤ 37,5 Cukup / Sedang (C) 37,5 ≤ SI ≤ 62,5 Tinggi / Besar (T/B) 62,5 ≤ SI ≤ 87,5 Sangat Tinggi / Besar (ST/SB) 87,5 ≤ SI ≤ 100 Sebelum melakukan analisa risiko, katagori risiko yang didapat sebelumnya dikonversikan dalam bentuk angka seperti pada penjelasan berikut : 1. Probabilitas Sangat rendah (SR) = 1 Rendah (R) = 2 Cukup (C) = 3 Tinggi (T) = 4 Sangat tinggi (ST) = 5 Dampak ( Terhadap Waktu ) Sangat Kecil (SK) = 1 Kecil (K) = 2 Cukup (C) = 3 Besar (B) = 4 Sangat Besar (SB) = 5 2. Dampak ( Terhadap Biaya ) Sangat Kecil (SK) = 1 Kecil (K) = 2
Cukup Besar Sangat Besar
(C) = 3 (B) = 4 (SB) = 5
Setelah didapat kategori dari frekuensi dan dampak maka dilakukan analisis nilai risiko. Nilai risiko didapatkan dengan melakukan mengeplotkan nilai kedalam Matriks Probabilitas dan Dampak. 3.4.3 Analisis Risiko Setelah diketahui risikorisiko mana saja yang telah terjadi pada proyek Galangan Kapal ini, lalu dilanjutkan dengan analisis risiko yang menggunakan matriks probabilitas dan dampak. Dimana untuk mengukur probability dan impact kejadian item-item risiko digunakan skala Likert yaitu : Sangat Rendah / Kecil (SR/SK) Rendah / Kecil (R/K) Cukup Tinggi / Besar (CT/CB) Tinggi / Besar (T/B) Sangat Tinggi / Besar (ST/SB) Proses pengerjaan matriks probabilitas dan dampak adalah dengan cara memplotkan nilai risiko yang telah di dapat ke dalam matriks. Setelah itu di dapat nilai yang dijadikan acuan untuk mengetahui risiko-risiko mana saja yang kemungkinan terjadinya besar dan menimbulkan dampak yang signifikan. 3.5 Respon Risiko Untuk mengetahui bagaimana respon yang ditentukan pada suatu risiko dilakukan wawancara atau interview terhadap beberapa responden yang telah dipilih sebelumnya, mengenai respon risiko terhadap risiko-risiko yang telah didapat dari analisis risiko sebelumnya. Variabel risiko yang direspon hanya pada risiko pada kategori tinggi, yang merupakan risiko yang kemungkinan terjadinya paling tinggi dan berdampak paling besar. Cara-cara penanganan risiko terdiri dari 4 cara, yaitu : 1. Ditahan 2. Dikurangi 3. Dialihkan
13
4. Dihindari Metode analisanya adalah dengan cara analisis statistika deskriptif. Mendeskripsikan terlebih dahulu persepsi masing-masing responden, lalu setelah mengambil kesimpulan dan persepsi masingmasing responden didapat penanganan yang sesuai dengan risiko tersebut.
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Responden Beberapa responden yang turut membantu dalam penelitian Tugas Akhir ini. Diantaranya adalah : 1. Manager Konstruksi/ Kepala pelaksana Dalam proyek ini jabatan manager konstruksi diisi oleh Bapak Hartono, ST. Beliau bertanggung jawab atas terlaksananya proyek ini, beliau telah beberapa kali menduduki jabatan ini pada beberapa proyek lainnya. 2. Kasie Engineer Kepala seksi engineer ini d tempati oleh Bapak Agus S, ST beliau lebih bertanggung jawab pada pengendalian qualiyi serta quantity pada proyek ini. 3. Kasie Komersial Pada bangian komersial ini ditempati oleh bapak Ridwan, ST beliau bertanggung jawab atas ketersediaan bahan dan peralatan yang diperlukan dalam proyek ini. 4. Kasie Keuangan dan Human Capital Kepala seksi bagian ini ditempati oleh bapak Felix Manaex,ST. Beliau bertanggung jawab dalam hal keungan serta para pekerja di proyek ini. 5. Supervisor Bagian supervisor pada proyek ini adalah bapak Waluyo. 4.1.1. Jenjang Pendidikan Responden Dari data survey pendahuluan di dapat beberapa informasi tentang profil responden, salah satunya adalah jenjang pendidikan para responden. Dari data tersebut di dapat 4 responden yang telah menempuh jenjang pendidikan sarjana (S1) dan 1 responden telah menempuh
pendidikan sampai jenjang SMA. Frekuensi jenjang pendidikan responden dapat dilihat pada gambar 4.1. Tingkat Pendidikan Responden SMA 20% sarjana 80%
Gambar 4.1. Frekuensi Jenjang Pendidikan Responden 4.1.2. Pengalaman Responden Menangani Proyek Dari data survey pendahuluan ini juga didapat data mengenai pengalaman responden menangani proyek. Dari data tersebut didapat 1 responen yang pernah menangani 10-12 proyek, 1 responden yang pernah menangani 7-9 proyek, 2 responden yang pernah menangani 4-6 proyek, serta 1 responden yang pernah menangani proyek <4 proyek. Pengalaman responden ini dapat dilihat pada gambar 4.2. Pengalaman Responden Menangani Proyek 10-12 Proyek 20% 7-9 Proyek 20%
<4 Proyek 20%
4-6 Proyek 40%
Gambar 4.2. Pengalaman Responden Menangani
Proyek
4.1.3 Jenis Bangunan yang Pernah Dikerjakan Dari data survey pendahuluan ini didapatkan juga data mengenai jenis-jenis bangunan sipil yang pernah ditangani oleh pada responden. Data tersebut didapat 1 responden pernah menangani proyek gedung, 1 responden pernah menangani proyek pelabuhan, 2 responden pernah menangani proyek jembatan, 2 responden pernah menangani proyek jalan, 1 responden pernah menangani proyek bendung, 3 responden pernah 14
Sedangkan skor apabila seluruh responden menjawab tidak relevan = 5 x 1=5 Sedangkan skor yang diperoleh dari penelitian adalah = 6. Sehingga berdasarkan data yang diperoleh dari 5 responden maka skor 6 terletak pada daerah relevan. Dari analisa di atas diketahui bahwa jika satu responden saja menyatakan risiko tersebut relevan, maka risiko tersebut dinyatakan relevan atau variabel risiko tersebut mungkin dapat terjadi pada proyek. Identifikasi risiko dapat dilihat pada tabel 4.1
menangani proyek dermaga, serta 3 responden pernah menangani proyek bangunan sipil lainnya. Berikut dapat dilihat pada gambar 4.3 Jenis Bangunan yang Pernah ditangani lain-lain 23% Bendung 8%
Dermaga 23%
Gedung Pelabuhan 8% 8% Jembatan 15% Jalan 15%
Gambar 4.3. Jenis Bangunan yang Pernah Ditangani oleh Responden
4.2 Analisa Data 4.2.1. Identifikasi Variabel Risiko Dari data survey pendahuluan yang telah dilakukan didapat data mengenai variabel risiko yang relevan pada proyek pembangunan galangan kapal. Pengolahan data yang telah diperoleh tersebut menggunakan skala Guttman dimana data yang akan diperoleh berupa variabel risiko yang relevan maupun yang tidak relevan yang terjadi pada proyek. Data tersebut didapat dari beberapa responden dimana untuk mendapatkan hasil yang mewakili jawaban dari beberapa responden dilakukan analisa dengan menggunakan skala Guttman. Berikut merupakan contoh analisa variabel resiko dimana survey dilakukan terhadap 5 orang responden dalam satu kontraktor. Misalnya : 1 orang menjawab Relevan 4 orang menjawab tidak relevan Berdasarkan skor yang telah ditetapkan dapat dihitung sebagai berikut : Jumlah skor 1 orang yang menjawab Relevan (R) = 1 x 2 = 2 Jumlah skor untuk 4 orang yang menjawab tidak relevan (TR) = 4 x 2 = 6 Sehingga jumlah total = 6 Sedangkan skor ideal untuk seluruh item = 5 x 2 = 10 (apabila semua responden menjawab Relevan)
Tabel 4.1. Variabel Risiko No A 1 2 3 4 5 6 7 B 8 9 10 11 C 12 13 14 15 D 16 17 18 19 20 21 22 E 23 24 25 F 26 27 28 G 29
Variabel Risiko
Relevan
Tidak Relevan
Total
Ket
4 5 5 3 3 2 5
1 0 0 2 2 3 0
5 5 5 5 5 5 5
Relevan Relevan Relevan Relevan Relevan Relevan Relevan
2 5 2 4
3 0 3 2
5 5 5 6
Relevan Relevan Relevan Relevan
4 5 2 5
1 0 3 0
5 5 5 5
Relevan Relevan Relevan Relevan
5 5 5 5 2 5 5
0 0 0 0 3 0 0
5 5 5 5 5 5 5
Relevan Relevan Relevan Relevan Relevan Relevan Relevan
3 5 5
2 0 0
5 5 5
Relevan Relevan Relevan
0 0 0
5 5 5
5 5 5
Tdk Relevan Tdk Relevan Tdk Relevan
5
0
5
Relevan
FORCE MAJURE Kebakaran Banjir Tanah Longsor Gempa Bumi Keadaan Cuaca Demonstran Badai Bidang Tenaga Kerja Kekurangan Jumlah Tenaga kerja Terjadinya Kecelakaan kerja Pemogokan tenaga kerja Komunikasi yang tidak lancar antar pekerja Material dan Peralatan perubahan harga material Keterlambatan material dari suplier Kurangnya tempat tempat penimbunan sisa material Kerusakan peralatan kerja Metode Konstruksi Perubahan Desain Keruntuhan Struktur Kebocoran dan keretakan pada struktur Desain yang tidak lengkap kesulitan penggunaan teknologi baru Kesalahan Estimasi waktu Kesalahan Estimasi biaya Kondisi Lapangan Kemacetan disekitar proyek Kesulitan transportasi alat berat kondisi tanah yang tidak stabil Ekonomi ketidak stabilan moneter inflai nilai mata uang Krisis keuangan global Lain-lain keterlambatan pembayaran oleh owner
( Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2011)
Responden juga memberikan atau menambahkan variabel risiko yang mungkin terjadi pada proyek. Berikut tambahan variabel risiko yang telah disajikan dalam Tabel 4.2 berikut ini :
15
Tabel 4.2. Tambahan Variabel Risiko dari Responden No 1 2 3 4 5
SI =
Variabel Risiko Sumber Gelombang Besar Air laut Force Majure Angin Kencang Force Majure Bidang Tenaga Kerja Asuransi Tenaga Kerja Material dan Peralatan Perubahan Harga Peralatan Data yang tidak sesuai dengan kondisi lapangan Kondisi Lapangan
( Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2011)
4.2.2 Analisa Variabel Risiko Analisa variabel risiko dilakukan untuk menganalisa survey utama. Analisa dilakukan terhadap penilaian probalitas atau probabilitas risiko, dampak risiko terhadap aspek waktu, dan dampak risiko terhadap aspek biaya. Analisa ini menggunakan metode Severity Index (SI). Dimana severity index mempunyai keunggulan untuk mempermudah pengklasifikasian. Berikut ini contoh perhitungan menggunakan metode Severity Index (SI). 4.2.2.1. Penilaian Probabilitas Keterangan skala untuk penilaian probabilitas adalah sebagai berikut : Sangat Rendah (SR) = < 20 % Rendah (R) = > 20 – 40 % Sedang/Cukup (C) = > 40 – 60 % Tinggi (T) = > 60 – 80 % Sangat Tinggi (ST) = >80% Kriteria penetapan skala probability ini ditetapkan sendiri oleh peneliti yang kemudian didiskusikan kepada pihak kontraktor yang kemudian menghasilkan kesepakatan bahwa frekuensi terjadinya risiko proyek paling besar yaitu 100%.
Contoh perhitungan menggunakan metode severity index adalah sebagai berikut : Dari data yang didapat dari kuesioner utama didapat peilain responden terhadap probabilitas terjadinya variabel risiko kebakaran yaitu 4 responden menyatakan bahwa probabilitas terjadinya kebakaran sangat rendah, 1 responden menyatakan bahwa probabilitas terjadinya kebakaran rendah, maka nilai severity indexnya (SI) adalah: 1
SI =
Σa x i
i =0
1
i
4 Σ xi
(100% )
i =0
SI =
((0𝑥𝑥4)+(1𝑥𝑥1)+(2𝑥𝑥0)+(3𝑥𝑥0)+(4𝑥𝑥0) 4𝑥𝑥5
(100%)
1
(100%) 20 SI = 5% Didapatkan nilai severity index bernilai 5%, maka kategori probabilitas dari variabel risiko kebakaran adalah sangat rendah. Perhitungan untuk penialaian probabilitas terhadap waktu dan biaya juga menggunakan cara yang sama seperti diatas. Berikut adalah hasil analisa dari penilaian probabilitas dengan menggunakan metode severity index pada tabel 4.3. Tabel 4.3. Penilaian Probabilitas 0 1 2 3
No
Variabel Risiko
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Kebakaran Banjir Tanah Longsor Gempa Bumi Keadaan Cuaca Demonstran Badai Gelombang Air Laut Angin Kencang Kekurangan jumlah tenaga kerja Terjadinya kecelakaan kerja Pemogokan tenaga kerja Adanya komunikasi yang tidak lancar antar pekerja Asuransi Tenaga Kerja Perubahan harga material Keterlambatan material dari supplier Kurangnya tempat penimbunan sisa material Kerusakan Peralatan kerja Perubahan Harga Peralatan Perubahan desain Keruntuhan struktur Kebocoran dan keretakan pada struktur Desain yang tidak lengkap Kesulitan penggunaan teknologi baru Kesalahan estimasi waktu kesalahan estimasi biaya Kemacetan disekitar proyek Kesulitan transportasi alat berat ke proyek Kondisi tanah yang tidak stabil Data lapangan yang tidak sesuai Keterlambatan pembayaran oleh owner
13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
4
1 2 3 4 5 TOTAL SI ( % ) KATEGORI SR R C T ST 4 4 4 3 2 4 2 1 3 3 0 3
1 1 1 2 3 1 3 2 2 2 2 2
0 0 0 0 0 0 0 2 0 0 1 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
5 5 5 10 15 5 15 30 10 10 50 10
SR SR SR SR R SR R R SR SR C SR
3
2
0
0
0
5
5
SR
3 0 0
1 2 2
1 2 3
0 1 0
0 0 0
5 5 5
10 45 40
R C C
4
1
0
0
0
5
5
SR
0 1 0 3 2 1 4 0 2 4 1 4 1 1
1 3 2 2 3 2 1 1 3 1 4 1 4 3
2 0 3 0 0 2 0 3 0 0 0 0 0 0
2 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
40 30 40 10 15 30 5 50 15 5 20 5 20 30
C R C SR R R SR C R SR R SR R R
(Sumber : Hasil Pengolahan data,2011 ) 4.2.2.2. Penilaian Dampak Risiko terhadap Aspek Waktu Kriteria penetapan skala impact terhadap waktu ini dilakukan sendiri oleh pihak peneliti.kriteria tersebut didasarkan pada penilaian responden terhadap seringnya tingkat kejadian yang nantinya akan mempengaruhi kelancaran jalannya proyek, dimana kelancaran proyek tersebut akan terganggu apabila terjadi lebih dari 5 kali kejadian.
16
Berikut ini adalah keterangan skala impact terhadap waktu ( kali kejadian ): Sangat Rendah (SR) = < 3 kali kejadian Rendah ( R ) = 3-5 kali kejadian Sedang/Cukup ( C ) = 5-8 kali kejadian Tinggi ( T ) = 8-10 kali kejadian Sangat Tinggi ( ST ) = >10 kali kejadian Contoh perhitungan dampak risiko terhadap aspek waktu menggunakan metode severity index adalah sebagai berikut : misal variabel risiko kebakaran terdapat 2 responden yang menjawab sangat rendah, sedangkan 3 responden lainnya menjawab risiko tersebut rendah, maka nilai severity indexnya adalah : 1 SI =
SI =
Σa x i
i =0
1
i
4 Σ xi
(100% )
i =0 ((0𝑥𝑥2)+(1𝑥𝑥3)+(2𝑥𝑥0)+(3𝑥𝑥0)+(4𝑥𝑥0)) (100%) 4𝑥𝑥5
SI =
3
(100%) 20 SI = 15% Dari hasil perhitungan tersebut diperoleh nilai severity index (SI) = 15% maka risiko ini termasuk dalam kategori “Rendah” Berikut ini adalah hasil analisa dari penilaian dampak risiko terhadap aspek waktu dengan menggunakan metode severity index pada tabel 4.4. Tabel 4.4. Dampak Risiko terhadap Aspek Waktu No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Variabel Risiko Kebakaran Banjir Tanah Longsor Gempa Bumi Keadaan Cuaca Demonstran Badai Gelombang Air Laut Angin Kencang Kekurangan jumlah tenaga kerja Terjadinya kecelakaan kerja Pemogokan tenaga kerja Adanya komunikasi yang tidak lancar antar pekerja Asuransi Tenaga Kerja Perubahan harga material Keterlambatan material dari supplier Kurangnya tempat penimbunan sisa material Kerusakan Peralatan kerja Perubahan Harga Peralatan Perubahan desain
1 SR
2 R
3 C
4 T
5 TOTAL SI ( % ) KATEGORI ST
2 2 4 2 3 5 3 1 3 3 0 2
3 3 1 3 2 0 2 2 2 2 3 3
0 0 0 0 0 0 0 2 0 0 2 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
15 15 5 15 10 0 10 30 10 10 35 15
R R SR R SR SR SR R SR SR R R
5
0
0
0
0
5
0
SR
3 2 1
2 3 3
0 0 1
0 0 0
0 0 0
5 5 5
10 15 25
SR R R
4
1
0
0
0
5
5
R
0 3 2
1 2 3
2 0 0
1 0 0
1 0 0
5 5 5
60 10 15
C SR R
Lanjutan Tabel 4.4 No
Variabel Risiko
1 SR
2 R
3 C
4 T
5 TOTAL SI ( % ) KATEGORI ST
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
Keruntuhan struktur Kebocoran dan keretakan pada struktur Desain yang tidak lengkap Kesulitan penggunaan teknologi baru Kesalahan estimasi waktu kesalahan estimasi biaya Kemacetan disekitar proyek Kesulitan transportasi alat berat ke proyek Kondisi tanah yang tidak stabil Data lapangan yang tidak sesuai Keterlambatan pembayaran oleh owner
2 3 3 4 0 3 4 1 4 1 1
3 2 2 1 1 2 0 4 1 3 3
0 0 0 0 3 0 0 0 0 1 1
0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
15 10 10 5 50 10 0 20 5 25 25
R SR SR SR C SR SR R SR R R
(Sumber: Hasil Pengolahan Data,2011) 4.2.2.3. Penilaian Dampak Risiko terhadap Aspek Biaya Kriteria penetapan skala impact terhadap biaya ini dilakukan sendiri oleh pihak peneliti dimana kriteria tersebut didasarkan pada alokasi dana untuk biaya lain-lain yaitu sebesar 0,65% dari biaya yang ada. Informasi ini diperoleh dari pihak kontraktor. Berikut ini adalah keterangan mengenai skala impact terhadap biaya: Sangat Rendah (SR) = < 0,10% dari biaya yang ada Rendah (R) = >0,10% – 0,25% dari biaya yang ada Sedang/Cukup (C) = >0,25% 0,45%dari biaya yang ada Tinggi (T) = >0,45% 0,65%dari biaya yang ada Sangat Tinggi (ST) = > 0,65% dari biaya yang ada Dimana contoh perhitungan dampak risiko menggunakan metode severity index adalah sebagai berikut : misal variabel risiko kebakaran terdapat 1 responden yang menjawab risiko tersebut sangat rendah, 1 responden menjawab risiko tersebut rendah, 1 responden menjawab risiko tersebut cukup, 1 responden menjawab risiko tersebut tinggi dan 1 responden menjawab bahwa risiko tersebut sangat tinggi, maka nilai severity indexnya diperoleh sebagai berikut : 1
SI =
Σa x i
i =0
1
i
4 Σ xi
(100% )
i =0
17
SI=
((0𝑥𝑥1)+(1𝑥𝑥1)+(2𝑥𝑥1)+(3𝑥𝑥1)+(4𝑥𝑥1))
SI =
10 20
4𝑥𝑥5
= (100%)
(100%)
SI = 50% Dari hasil perhitungan di atas diperoleh nilai severity index (SI) = 50%, maka risiko kebakaran termasuk pada kategori “Cukup” Berikut ini adalah hasil analisa dari penilaian dampak risiko terhadap aspek biaya dengan menggunakan metode severity index pada tabel 4.5. Tabel 4.5. Dampak Risiko terhadap Aspek Biaya 0 1 2 3 4 No
Variabel Risiko
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Kebakaran Banjir Tanah Longsor Gempa Bumi Keadaan Cuaca Demonstran Badai Gelombang Air Laut Angin Kencang Kekurangan jumlah tenaga kerja Terjadinya kecelakaan kerja Pemogokan tenaga kerja Adanya komunikasi yang tidak lancar antar pekerja Asuransi Tenaga Kerja Perubahan harga material Keterlambatan material dari supplier Kurangnya tempat penimbunan sisa material Kerusakan Peralatan kerja Perubahan Harga Peralatan Perubahan desain Keruntuhan struktur Kebocoran dan keretakan pada struktur Desain yang tidak lengkap Kesulitan penggunaan teknologi baru Kesalahan estimasi waktu kesalahan estimasi biaya Kemacetan disekitar proyek Kesulitan transportasi alat berat ke proyek Kondisi tanah yang tidak stabil Data lapangan yang tidak sesuai Keterlambatan pembayaran oleh owner
13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
1 SR 1 1 3 3 2 5 2 2 2 3 1 3
2 R 1 1 2 2 2 0 3 2 3 2 3 2
3 C 1 2 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0
4 T 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 TOTAL SI % KATEGORI ST 1 5 50 C 0 5 40 C 0 5 10 SR 0 5 10 SR 0 5 20 R 0 5 0 SR 0 5 15 R 0 5 20 R 0 5 15 R 0 5 10 SR 0 5 25 R 0 5 10 SR
5
0
0
0
0
5
0
SR
3 1 2
2 1 2
0 1 1
0 2 0
0 0 0
5 5 5
0 0 0
SR C R
5
0
0
0
0
5
0
SR
0 1 0 1 1 1 4 0 1 5 5 5 1 1
1 3 1 2 2 2 1 2 3 0 0 0 3 3
2 0 2 2 2 2 0 2 1 0 0 0 1 1
2 1 2 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
55 30 55 30 30 30 5 45 25 0 0 0 25 25
C R C R R R SR C R SR SR SR R R
(Sumber: Pengolahan Data, 2011)
4.2.3. Analisa Risiko Sebelum melakukan analisa nilai risiko, kategori risiko yang didapat sebelumnya dikontroversikan dalam bentuk angka seperti pada penjelasan berikut : 1. Probabilitas Sangat Rendah ( SR )
=1
Rendah ( R ) =2 Cukup ( C ) =3 Tinggi ( T ) =4 Sangat Tinggi ( ST ) =5 2. Dampak Sangat Rendah ( SR ) =1 Rendah ( R ) =2 Cukup ( C ) =3 Tinggi ( T ) =4 Sangat Tinggi ( ST ) =5 Setelah didapatkan kategori dari probabilitas dan dampak maka dilakukan analisa nilai risiko. Nilai risiko didapatkan dengan melakukan pengeplotan nilai kedalam matriks probabilitas dan dampak. Dan kategori dari probabilitas dan dampak terdapat tiga kategori yaitu Rendah, Sedang, dan Tinggi. Dapat dilihat pada gambar berikut ini :
Keterangan : = Rendah = Sedang = Tinggi Gambar 4.4. Matriks Probabilitas dan Dampak
4.2.3.1. Analisa Risiko terhadap Aspek Waktu Analisa Probability x Impact terhadap waktu, perhitungan ini dilakukan dengan cara mengeplotkan penilaian probabilitas dengan penilaian dampak risiko terhadap aspek waktu yang telah dilakukan perubahan kategori sebelumnya. Berikut adalah contoh pengeplotan nilai probabilitas dan dampak ke dalam matriks, misal didapat nilai probabilitas dari variabel risiko kebakaran adalah 1 sedangkan dapaknya terhadap aspek waktu adalah 2
18
Lanjutan tabel 4.6 No 23 24 25 26 27 28 29 30 31
P I Kategori Frekuensi Impact Risiko Desain yang tidak lengkap 2 1 Rendah Kesulitan penggunaan teknologi baru 1 1 Rendah Kesalahan estimasi waktu 3 3 Sedang kesalahan estimasi biaya 2 1 Rendah Kemacetan disekitar proyek 1 1 Rendah Kesulitan transportasi alat berat ke proyek 2 2 Rendah Kondisi tanah yang tidak stabil 1 1 Rendah Data lapangan yang tidak sesuai 2 2 Rendah Keterlambatan pembayaran oleh owner 2 2 Rendah
Variabel Risiko
(Sumber: Hasil pengolahan Data, 2011)
Setelah dilakukan pengeplotan terhadap matrik probabilitas dan dampak variabel risiko kebakaran terletak pada kategori rendah. Perhitungan risiko terhadap aspek waktu dapat dilihat pada tabel 4.6 dibawah ini : Tabel 4.6. Probabilitas terhadap Aspek Waktu No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
Variabel Risiko Kebakaran Banjir Tanah Longsor Gempa Bumi Keadaan Cuaca Demonstran Badai Gelombang Air Laut Angin Kencang Kekurangan jumlah tenaga kerja Terjadinya kecelakaan kerja Pemogokan tenaga kerja Adanya komunikasi yang tidak lancar antar pekerja Asuransi Tenaga Kerja Perubahan harga material Keterlambatan material dari supplier Kurangnya tempat penimbunan sisa material Kerusakan Peralatan kerja Perubahan Harga Peralatan Perubahan desain Keruntuhan struktur Kebocoran dan keretakan pada struktur
x
Dampak
4.2.3.2. Risiko terdahap Aspek Biaya Analisa probability x impact terhadap biaya dilakukan dengan cara mengeplotkan hasil penilaian probabilitas dengan penilaian dampak risiko terhadap aspek biaya yang telah dilakukan sebelumnya. Berikut adalah contoh cara pengeplotan probabilitas dan dampak kedalam matriks, misal didapat probabilitas variabel risiko kebakaran adalah 1 sedangkan impact dari variabel kebakaran tersebut adalah 3
P I Kategori Frekuensi Impact Risiko 1 2 Rendah 1 2 Rendah 1 1 Rendah 1 2 Rendah 2 1 Rendah 1 1 Rendah 2 1 Rendah 2 2 Rendah 1 1 Rendah 1 1 Rendah 3 2 Rendah 1 2 Rendah 1
1
Rendah
2 3 3
1 2 2
Rendah Rendah Rendah
1
2
Rendah
3 2 3 1 2
3 1 2 2 1
Sedang Rendah Rendah Rendah Rendah
Setelah dilakukan pengeplotan terhadap matrik Probabilitas dan Impact variabel risiko kebakaran terdapat pada kategori “Rendah”. Dimana perhitungan risiko terhadap aspek biaya dapat dilihat pada tabel 4.7.
19
Tabel 4.7. Probabilitas x Dampak terhadap Biaya No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Variabel Risiko Kebakaran Banjir Tanah Longsor Gempa Bumi Keadaan Cuaca Demonstran Badai Gelombang Air Laut Angin Kencang Kekurangan jumlah tenaga kerja Terjadinya kecelakaan kerja Pemogokan tenaga kerja Adanya komunikasi yang tidak lancar antar pekerja Asuransi Tenaga Kerja Perubahan harga material Keterlambatan material dari supplier Kurangnya tempat penimbunan sisa material Kerusakan Peralatan kerja Perubahan Harga Peralatan Perubahan desain Keruntuhan struktur Kebocoran dan keretakan pada struktur Desain yang tidak lengkap Kesulitan penggunaan teknologi baru Kesalahan estimasi waktu
Kategori P I Frekuensi Impact Risiko 1 3 Rendah 1 3 Rendah 1 1 Rendah 1 1 Rendah 2 2 Rendah 1 1 Rendah 2 2 Rendah 2 2 Rendah 1 2 Rendah 1 1 Rendah 3 2 Rendah 1 1 Rendah 1
1
Rendah
2 3 3
1 3 2
Rendah Sedang Rendah
4.2.4.2. Risiko yang Signifikan terhadap Biaya Terdapat tiga macam risiko yang signifikan terhadap biaya yaitu dapat dilihat pada tabel 4.9. Tabel 4.9. Risiko yang Signifikan terhadap Biaya No 1 2 3
Variabel Risiko Perubahan harga material Kerusakan Peralatan kerja Kesalahan estimasi waktu
P I Kategori Frekuensi Impact Risiko 3 3 Sedang 3 3 Sedang 3 3 Sedang
(Sumber : Hasil Pengolahan Data,2011)
4.2.5. Respon terhadap Risiko yang Signifikan 17 1 1 Rendah Respon dilakukan hanya pada risiko yang berkategori paling tinggi. Hal 18 3 3 Sedang 19 2 2 Rendah ini dikarenakan risiko tersebut mempunyai 20 3 3 Rendah tingkat kejadian yang cukup besar atau 21 1 2 Rendah 22 2 2 Rendah sering dan juga dapat menimbulkan 23 2 2 Rendah dampak yang besar bagi kontraktor dan 24 1 1 Rendah 25 3 3 Sedang pada proyek pembangunan itu sendiri. Respon tersebut didapat dari survei ketiga Lanjutan tabel 4.7 P I Kategori terhadap responden yang sama seperti No Variabel Risiko Frekuensi Impact Risiko survey sebelumnya. kesalahan estimasi biaya 26 2 2 Rendah 4.2.5.1. Respon Risiko terhadap Waktu Kemacetan disekitar proyek 27 1 1 Rendah Risiko yang signifikan terhadap Kesulitan transportasi alat berat ke proyek 28 2 1 Rendah Kondisi tanah yang tidak stabil 29 1 1 Rendah waktu ada dua macam risiko. Risiko yang 30 2 2 Rendah Data lapangan yang tidak sesuai pertama adalah kerusakan peralatan kerja Keterlambatan pembayaran oleh owner 31 2 2 Rendah yang disebabkan oleh terlalu diforsirnya (Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2011) penggunaan alat oleh pekerja serta usia 4.2.4. Risiko yang Signifikan dari alat itu sendiri. Risiko tersebut dapat Dari analisa di atas diperoleh mengakibatkan pekerjaan yang variabel risiko yang memiliki kategori tinggi pada aspek waktu dan biaya. menggunakan peralatan tersebut terganggu ataupun terhenti. Sehingga respon yang 4.2.4.1 Risiko yang Signifikan terhadap dapat dilakukaan untuk mengurangi Waktu ataupun menghilangkan risiko tersebut Terdapat dua macam risiko yang adalah dengan cara mengontrol servis signifikan terhadap waktu yaitu dapat berkala pada peralatan yang ada, dilihat pada tabel 4.8. mengontrol kalibrasi terhadap peralatan Tabel 4.8. Risiko yang Signifikan yang telah jatuh tempo masa validasinya, terhadap Waktu P I Kategori ataupun dapat membeli atau meminjam No Variabel Risiko Frekuensi Impact Risiko peralatan yang baru. 1 Kerusakan Peralatan kerja 3 3 Sedang Selanjutnya adalah risiko kesalahan 2 Kesalahan estimasi waktu 3 3 Sedang estimasi waktu adapun penyebab (Sumber : Hasil Pengolahan Data,2011) terjadinya risiko ini adalah terlambatnya suplai material dari supplier, kemudian adanya perubahan desain yang terjadi dan yang terakhir adalah perubahan iklim dan 20
cuaca. Risiko tersebut dapat mengakibatkan proggres yang sebelumnya telah dibuat akhirnya harus terhenti. Sehingga respon yang dapat dilakukan adalah dengan cara menggunakan analisa data historis yang ada sebelumnya untuk melakukan estimasi terhadap pekerjaan yang serupa serta melakukan pengecekan ulang terhadap pekerjaan yang ada. Selain itu dapat berupa penambahan jam kerja normal atau lembur. Penyebab, akibat, dan respon risiko terhadap waktu dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut ini. Tabel 4.10. Penyebab dan Respon Risiko terhadap Waktu Risiko yang terjadi 1 Kerusakan peralatan kerja
2 Kesalahan estimasi waktu
Penyebab 1. Terlalu diforsirnya penggunaan alat oleh para pekerja 2. Usia peralatan
1. Terlambatnya suplay material dari supplier 2. Perubahan desain 3. Perubahan iklim dan cuaca
2. Mengontrol kalibrasi terhadap peralatan yang telah jatuh tempo masa validasinya 3. Membeli ataupun meminjam peralatan yang baru
baik, sehingga hal ini dapat mengakibatkan pengeluaran biaya perbaikan atau persewaan alat yang membengkak. Sehingga respon yang dilakukan yaitu maintenance alat secara berkala untuk mengurangi biaya pengeluaran. Risiko yang terakhir adalah kesalahan estimasi waktu penyebabnya yaitu kurangnya pengalaman pembuat estimasi terhadap pekerjaan yang dilakukan. Risiko tersebut dapat mengakibatkan tidak tepatnya melakukan estimasi mengenai lamanya waktu dan besarnya biaya yang dibutuhkan dalam suatu pekerjaan. Sehingga respon yang dapat mengurangi atau menghilangkan risiko ini adalah dengan menggunakan analisa data historis untuk melakukan estimasi terhadap pekerjaan yang serupa. Penyebab dan respon risiko terhadap biaya ini dapat dilihat pada tabel 4.11 berikut ini:
1. Menggunakan analisa data historis yang ada sebelumnya untuk melakukan estimasi terhadap pekerjaan yang serupa
Tabel 4.11 Penyebab dan Risiko terhadap Biaya
Respon 1. Mengontrol servis berkala pada peralatan yang ada
2. Melakukan pengecekan ulang terhadap pekerjaan yang 3. Mengadakan penambahan jam kerja normal (lembur)
1.
Risiko yang terjadi Perubahan harga material
Penyebab 1. Inflasi dan krisis keuangan global.
2.
Kerusakan peralatan kerja
3.
Kesalahan estimasi waktu
1. Kualitas peralatan yang dibeli 1. Maintenance alat secara ataupun yang disewa kurang berkala untuk mengurangi biaya baik. pengeluaran. 1. Kurangnya pengalaman 1. Menggunakan analisa data pembuat estimasi terhadap historis atau data yang ada pekerjaan yang dilakukan. sebelumnya untuk melakukan estimasi terhadap pekerjaan yang serupa.
(Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2011)
4.2.5.2. Respon Risiko terhadap Biaya Risiko yang signifikan terhadap biaya ada tiga macam risiko. Risiko pertama adalah perubahan harga material risiko ini disebabkan oleh faktor eksternal yaitu adanya inflasi dan krisis keuangan global yang sedang melanda dunia. Sehingga repon yang dilakukan oleh pihak kontraktor adalah menggunakan cadangan biaya yang belum terpakai yang memang diperuntukkan untuk kejadian yang tidak terduga yang telah dianggarkan sebelumnya. Namun dengan pemakaian dana cadangan tersebut harus dilakukan secermat mungkin, sehingga tidak menyebabkan kerugian bagi pihak kontraktor. Risiko yang kedua adalah kerusakan peralatan kerja. Hal ini disebabkan karena kualitas alat yang disewa ataupun yang dibeli kurang cukup
Respon 1. Menggunakan cadangan biaya yang belum terpakai yang memang diperuntukkan untuk kejadian yang tidak terduga.
(Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2011)
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pembahasan dalam bab 5 ini dibagi menjadi dua bagian yaitu kesimpulan dan saran. Kesimpulan disini merupakan hasil penelitian secara keseluruhan, sedangkan saran yang dimaksud adalah saran terhadap hal – hal yang perlu dilakukan agar hasil penelitian ini menjadi hal – hal yang harus diperhatikan pada penaliti lebih lanjut yang berkaitan dengan topik penelitian ini. 5.1. Kesimpulan Setelah dilakukan analisa dapat disimpulkan bahwa:
21
1. Dari analisa sebelumnya telah diketahui variabel-variabel risiko yang signifikan terhadap aspek waktu maupun aspek biaya. Berikut ini adalah risiko yang signifikan terhadap aspek waktu adalah : a. Kerusakan peralatan kerja b. Kesalahan estimasi waktu Sedangkan risiko yang signifikan terhadap biaya adalah: a. Perubahan harga material b. Kerusakan peralatan kerja c. Kesalahan estimasi waktu 2. Penanganan respon risiko terhadap risiko yang kemungkinan besar terjadi dan berdampak signifikan pada proyek Pembangunan Galangan Kapal ini diharap dapat meminimalisir risiko yang terjadi atau mungkin dapat menghilangkan risiko tersebut. Berikut ini adalah respon risiko terhadap aspek waktu: a. Kerusakan peralatan kerja adalah dengan mengontrol servis berkala pada peralatan, ataupun pembelian/penyewaan peralatan yang baru. b. Kesalahan estimasi waktu adalah menggunakan analisa data historis yang ada sebelumnya, melakukan pengecekan ulang terhadap pekerjaan yang ada, serta mengadakan penambahan jam kerja normal (lembur). Sedangkan respon risiko terhadap aspek biaya adalah sebagai berikut : a. Perubahan harga material adalah menggunakan cadangan biaya yang belum terpakai yang memang diperuntukkan untuk kejadian yang tidak terduga. b. Kerusakan peralatan kerja adalah maintenance alat secara berkala untuk mengurangi biaya pengeluaran. c. Kesalahan estimasi waktu adalah menggunakan analisa data historis atau data yang ada sebelumnya untuk melakukan estimasi terhadap pekerjaan yang serupa.
5.2. Saran 1. Dalam penelitian ini sebaiknya dilakukan hipotesis kepada responden yang lebih banyak dan lebih menguasai atau memiliki pengalaman dalam menangani risikorisiko yang terjadi pada proyek pembangunan galangan kapal sehingga hasil penelitian ini bisa digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan proyek dengan menggunakan manajemen risiko pada proyek yang akan dikerjakan selanjutnya. 2. Sebagai suatu kajian yang bersifat akademis, penelitian ini dapat dilanjutkan ketingkat yang lebih detail dengan merinci bagian-bagian pada fase proyek agar menjadi wacana pembelajaran yang baik. 3. Penentuan skala probabilitas dan skala dampak (baik dampak terhadap waktu dan ataupun terhadap biaya) dapat diteliti lebih lanjut, sehingga analisis risiko akan mendapatkan hasil yang lebih akurat. DAFTAR PUSTAKA Al_Hammad, A.S dan Assaf, Sadi. (1996), Assessment of Work Performance of Maintenance Contractors, Saudi Arabia. Barrie, D.S.,dan Boyd C.P. (1992), Profesional ConstructionManagement Third Edition, McGraw-Hill Inc, Singapore. Budiono, Agus., Dunia Pendidikan Ilmu Kemaritiman Serta Ilmu Umum, Cooper, D.F dan Chapman, C.B. (1987), Risk Analysis for Large Project, John Wiley & Sons Ltd., Norwich. Darmawi, H. (2008), Manajemen Risiko, Bumi Aksara, Jakarta. Grapier. (2008 ), Journal of Manajement in Engineering, vol 12, no.2 Djojosoedarso, S. (2003), Prinsip-Prinsip Manajemen Risiko Dan Asuransi, Salemba Empat, Jakarta. Gray, C.F. & Larson, E.W. (2000), Project Management, First Edition, Irwin McGraw-Hill, Boston. Hanafi, M. M. (2009), Manajemen Resiko, UPP STIM YKPN, Yogyakarta.
22
PMI (Project Management Institute, Inc). (2004), A Guide To The Project Management Body Of Knowledge (PMBOK), 3rd edition, Newtown Square, Pennsylvania, USA. Santosa, Budi. (2009), Manajemen Proyek Konsep dan Implementasi, Graha Ilmu. Sugiono, (2009)., Metode Penelitian Bisnis, Alfabeta, Bandung. Soeharto, I. (2001), Manajemen Proyek Jilid 2, Dari Konseptual Sampai Operasional, Erlangga, Jakarta.
23