Riptek Vol. 6, No.I, Tahun 2012, Hal.: 9 - 24
PELUANG KERJASAMA PEMERINTAH-SWASTA PADA PEMBANGUNAN GRAVING DOCK DAN PENGELOLAAN GALANGAN KAPAL DENGAN METODA SWOT ANALYSIS Hartono*) Abstracts Hartono, Jati Utomo Dwi H and Arif Hidayat, in paper Development of port infrastructure in Indonesia is now no longer the responsibility of central government, along with limited funds and the government's insistence seaport infrastructure needs, to accelerate economic growth, the government issued several government regulation as an legal umbrella. The Purpose of this study was to evaluate the cooperation opportunities public-private in the graving dock construction and shipyard management. Targets do is examine and form of cooperation that has been done (selection condition eksistng) shipyard management of PT. Janata Marina Indah. This study used qualitative and quantitative approach, a descriptive qualitative approach through interviews used to assess aspects of the normative and quantitative approaches used to study forms of cooperation that has been done, using SWOT analysis (Strengths, Weaknesses, Opportunities and Threat). Based on the SWOT analysis can be concluded that the level of public-private partnership opportunities in the construction of graving dock and shipyard management in the development of port infrastructure is located in a level / quadrant 1, which supports an aggressive strategy, which means this is a very advantageous situation, because it has the opportunity and strength Significantly, the strategy must be applied in this condition is to support the growth policy. Key word: graving dock, SWOT, strategi agresif PENDAHULUAN Infrastruktur kepelabuhanan berperan penting dalam mendukung pelaksanaan pembangunan nasional yang bertujuan meningkatkan tingkat perekonomian dan kesejahteraan masyarakat serta untuk meningkatkan daya saing ekonomi. Atas dasar pertimbangan inilah pemerintah melalui Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2005 Tentang Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur mencanangkan upaya percepatan pembangunan insfrastruktur sebagai sebuah kebutuhan yang mendesak. Kebutuhan investasi di bidang infrastruktur kepelabuhanan tidak dapat dikembangkan dengan hanya bersandar pada sumber penghasilan pemerintah. Harus dicari solusi yang kreatif untuk mengerahkan danadana dari berbagai sumber alternatif untuk mengisi kesenjangan antara investasi yang dibutuhkan dan budget yang ada. Terdapat tiga sumber potensial sumber dana lokal selain APBN/APBD untuk membiayai infrastruktur yaitu perbankan, pinjaman, dan penanaman modal lokal/domestik dan asing. PT. Janata Marina Indah merupakan perusahaan yang bergerak dalam teknologi perkapalan (keterpaduan antara pembangunan kapal baru maupun dok dan perbaikan kapal) yang berdiri sejak 22 tahun yang lalu dengan telah mengasilkan 57 unit kapal dan pengedokan antara 60-70 unit kapal setiap tahunnya. Peningkatan kapasitas pelayanan terus dikembangkan selaras dengan meningkatnya tuntutan kebutuhan pelanggan. *)
Peran swasta baik nasional maupun luar negeri sangat penting di dalam menunjang pembangunan infrastruktur di Indonesia. Hanya saja, pemerintah harus selalu mempunyai framework yang jelas dalam melibatkan pihak swasta agar suatu hari kemudian tidak berdampak pada penguasaan hajat hidup orang banyak. Oleh karena itu, pemerintah harus memberikan rambu-rambu mana sektor infrastruktur yang dapat dikerjasamakan dengan pihak swasta. Adapun untuk sektor-sektor infrastruktur yang menguasai hajat hidup orang banyak, pemerintah tetap harus menjadi pengelolanya. Sektor-sektor tersebut misalnya listrik dan bahan bakar minyak. Keterlibatan swasta di dalam membangun infrastruktur harus diberikan payung hukum yang jelas sehingga kenyamanan investasi dan kepastian hukum dapat dirasakan oleh investor. Sebagai contoh, pemerintah membuka kesempatan keterlibatan di subsektor telekomunikasi di mana swasta dapat mengelola telekomunikasi secara lebih leluasa lagi. Hasilnya, pertelekomunikasian di Indonesia mengalami kemajuan yang cukup pesat sekali. Pelajaran yang dapat dicermati, pemerintah harus mau, mampu dan jeli melepas sektor infrastrukturnya untuk dikelola atau dikerjasamakan dengan pihak swasta (mitra private) sehingga dapat memberikan multiplier effect bagi pertumbuhan ekonomi yang berujung pada kesejahteraan masyarakat. Melalui manajemen risiko perjanjian atau kontrak kerjasama ini aset-aset atau sumberdaya kedua belah pihak disumbangkan untuk melayani kepentingan umum dan fasilitasfasilitas umum. Dalam proses sharing
Dosen Jurusan Perkapalan Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
Peluang Kerjasama Pemerintah-Swasta Pada Pembangunan Graving Dock Dan Pengelolaan Galangan Kapal Dengan Metoda Swot Analysis sumberdaya tersebut, maka masing-masing pihak membagi risiko dan keuntungannya pada setiap sektor yang akan dikerjasamakan. Swasta memainkan peran memperbaiki, membangun, mengoperasikan, memelihara, dan/atau mengelola hanya sebagian atau seluruh fasilitas atau sistem yang menyediakan pelayanan umum. Setiap kerjasama selalu berprinsip pada kesetaraan, keterbukaan, dan kepercayaan. Dengan demikian, tujuan kerjasama pemerintah dan swasta dalam penyediaan infrastruktur yaitu efisiensi pelayanan infrastruktur umum dapat dicapai. Gagasan ini kemudian ditindaklanjuti dengan pembangunan graving dock PT. Janata Marina Indah Unit II yang dimulai pada tahun 2007. PERMASALAHAN Peluang pengembangan industri kapal dalam negeri, untuk memanfaatkan potensi pangsa pasar dalam dan luar negeri, masih cukup besar. Apalagi kondisi tersebut sudah didukung dengan Inpress No.5 tahun 2005 tentang Pemberdayaan Industri Pelayaran Nasional, dengan penerapan azas cabotage secara konsekuen di dalamnya, yang berdampak pada meningkatnya kebutuhan angkutan kapal di dalam negeri. Menyikapi prospek dunia pelayaran dan perkapalan nasional maupun internasional yang sangat cerah, maka dibangunlah galangan unit II di pelabuhan Tanjung Emas Semarang dengan kapasitas 4 kali lebih besar dibandingkan unit I. Dengan penelitian ini diharapkan permasalahan untuk mendapatkan berbagai informasi mengenai karakteristik peluang kerjasama pemerintah-swasta pada pembangunan graving dock dan pengelolaan galangan kapal di pelabuhan Tanjung Emas, guna mengatasi percepatan pembangunan infrastruktur kepelabuhanan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, sehingga bisa diketahui mengenai Peluang Kerjasama Pemerintah – Swasta pada pembangunan Graving dock dan Pengelolaan Galangan kapal (Studi kasus di PT. Janata Marina Indah pelabuhan Tanjung Emas Semarang) TUJUAN dan SASARAN Tujuan Penelitian ini adalah untuk “Mengkaji peluang kerjasama publicprivate pada pembangunan graving dock dan pengelolaan galangan kapal” dari sudut pandang kerjasama public-private partnership. Salah satu sasaran dalam penelitian ini yang dilakukan adalah Mengkaji bentuk
2
(Hartono) kerjasama yang telah dilakukan (seleksi kondisi eksisting) Dengan diketahuinya Peluang Kerjasama public-private pada Pembangunan graving dock dan Pengelolaan galangan kapal di pelabuhan Tanjung Emas Semarang, akan diketahui tingkat keberhasilan atas program pembangunan dimaksud. TINJAUAN PUSTAKA Analisis SWOT Menurut Rangkuti (2009) SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisa ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threat). Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi dan kebijakan perusahaan. Dengan demikian perencana strategis (strategic planner) harus menganalisis faktor-faktor strategis (kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman) dalam kondisi yang ada saat ini, hal ini disebut dengan Analisis Situasi. Model yang paling popular untuk analisis situasi adalah Analisa SWOT. Tabel 1 Matriks SWOT Internal
STRENGTHS (S)
WEAKNESS (W)
Strategi SO Strategi yang OPPURTUNITIES menggunakan (O) kekuatan untuk memanfaatkan peluang Strategi ST : Strategi yang THREATS (T) menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman Sumber: Rangkuti, 2009
Strategi WO Strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang Strategi WT Strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman
Eksternal
Kinerja bisnis dapat ditentukan oleh kombinasi faktor internal dan eksternal. Kedua faktor tersebut harus dipertimbangkan dalam analisis SWOT, SWOT adalah singkatan dari lingkungan Internal Strengths dan Weaknesses serta lingkungan eksternal Opportunities dan Threats yang dihadapi dunia bisnis.
Riptek Vol. 6, No.I, Tahun 2012, Hal.: 9 - 24 Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal Peluang (Oppurtunities) dan Ancaman (Threats) dengan faktor internal Kekuatan (Strengths) dan Kelemahan (Weaknesses), yaitu strategic SO, WO, ST dan WT. Langkah-langkah dalam analisis SWOT (diadopsi dari Rangkuti, 2009) adalah sebagai berikut: 1. Pembentukan key factor dalam IFAS dan EFAS 2. Menentukan bobot key factor dalam IFAS dan EFAS berdasarkan kondisi apa yang seharusnya. 3. Menentukan rating dari tiap key factor berdasarkan kondisi apa yang seharusnya terjadi. 4. Menetapkan alternatif pengembangan potensi berdasarkan cross matrix dari IFAS dan EFAS IFAS adalah kependekan dari Internal Factor Analysis Summary yang merupakan identifikasi dan analisis faktor-faktor strategis internal dalam hubungannya dengan potensi pengembangan infrastruktur kepelabuhanan. Faktor-faktor strategis internal dalam IFAS tersebut disusun dalam kerangka Strenght dan Weakness. Strength atau kekuatan adalah faktorfaktor internal yang menjadi keunggulan sebuah subjek dibandingkan dengan subjek lainnya, sedangkan Weakness merupakan kebalikannya, yaitu faktor-faktor internal yang menjadi kelemahan suatu subjek dibandingkan subjek lainnya. Sedangkan yang dimaksud dengan EFAS adalah External Factors Analysis Summary yaitu identifikasi dan analisis faktor-faktor strategis eksternal yang diklasifikasikan ke dalam kerangka Oppurtunities dan Threats. Pembobotan setiap key factor seharusnya diambil dari apa yang didapatkan dari kerangka berfikir maupun masukan-masukan dari pakar di bidang pelayaran, tetapi dalam penelitian ini digunakan pembobotan yang seragam pada masing-masing key factor dengan pertimbangan penyamaan bobot atau pengaruh sebagai penelitian awal di samping karena keterbatasan sumber daya. Jumlah total bobot dari key factor pada IFAS atau EFAS adalah 100% = 1.0 dimana nilai bobot 1,0 (Sangat penting) dan 0,0 (tidak penting). Rating adalah kondisi nyata dari tiap faktor yang memiliki skala 1 – 4 tergantung dari informasi yang didapatkan dari survey, yaitu informasi yang telah diolah dari kuesioner maupun hasil wawancara. Angka 1 merupakan kondisi yang sangat menghambat dan angka 4 (strength dari IFAS atau Oppurtunities dari EFAS) menyatakan kondisi yang sangat mendukung, parameter dengan rata-rata skor makin tinggi berarti parameter tersebut menjadi parameter pendukung.
BERBAGAI PELUANG
3.Mendukung strategi Turn-around
1.Mendukung strategi agresif
KELEMAHAN
KEKUATAN
INENTERNAL
INTERNAL
4.Mendukung strategi defensif
2.Mendukung strategi diversifikasi
BERBAGAI ANCAMAN
Sumber: Rangkuti, 2009 Gambar 1 Analysis SWOT METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian lapangan dan studi pustaka dengan studi kasus di PT. Janata Marina Indah, dimana penelitian dilakukan melalui beberapa tahapan pengambilan data, konsultasi, observasi / pengamatan lapangan, penyebaran kuestioner, dan survey instansional, data yang diperoleh kemudian dianalisa secara pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Ada dua sumber data yang menjadi tumpuan dalam analisis ini yaitu data sekunder dan data primer, menurut Singarimbum (1989) pemanfaatan data secara sekunder memiliki keuntungan tersendiri bagi peneliti, karena tidak lagi mengusahakan dana penelitian di lapangan, mengumpulkan responden, melatihnya, menentukan sampel dan mengumpulkan datadata di lapangan yang menyita waktu dan energi. Data sekunder diperoleh melalui informasi tertulis dari beberapa dokumen instansi/ perusahaan yang terkait penelitian dari proyek terdahulu dan dokumen lainnya yang relevan dengan penelitian ini dan juga didapatkan dari studi leteratur maupun internet, Data primer diperoleh melalui observasi langsung dan wawancara, baik data sekunder maupun data primer memiliki kepentingan yang sama yaitu sebagai input data bagi proses analisis yang diturunkan dari sasaran-sasaran yang telah dirumuskan. Proses analisis dimulai dengan menganalisis kondisi eksisting dalam upaya mencari dan menentukan nilai-nilai strategis yang terdapat pada suatu permasalahan dianalisis/ dievaluasi dengan menggunakan instrument analisis SWOT Strengths, Weakness, opportunities and Threast
3
Peluang Kerjasama Pemerintah-Swasta Pada Pembangunan Graving Dock Dan Pengelolaan Galangan Kapal Dengan Metoda Swot Analysis DATA PENELITIAN Kondisi Eksisting PT. Janata Marina Indah. Dari permasalahan perlunya peluang kerjasama public-private pada pembangunan graving dock dan pengelolaan galangan kapal, dimana pembangunan tersebut termasuk infrastruktur kepelabuhanan, sebagai langkah awal kondisi eksisting kerjasama saat ini dapat diidentifikasi sebagai berikut: 1. Kontrak sewa lahan murah. 2. Omset tiap tahun meningkat secara signifikan. 3. Kontrak sewa lahan 3 tahun 4. Cakupan kontrak sewa lahan sempit 5. Investasi tidak kondusif 6. Menjadi ladang kolusi, dalam perpanjangan sewa lahan 7. Penyelesaian sangat tergantung pejabat yang berwenang 8. Terjadi pemutusan sepihak 9. Tidak dapat sebagai jaminan bank dan casflow rendah Dalam upaya mencari dan menentukan nilai-nilai strategis yang terdapat pada suatu permasalahan dapat dianalisis/dievaluasi dengan menggunakan instrument SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities and Threat). Analisis ini menggunakan alat yang efektif untuk membantu dalam menstrukturkan masalah yang dilakukan dengan cara analisis terhadap eksisting yang ada (faktor internal dan faktor eksternal). PEMBAHASAN Evaluasi kondisi eksisting PT.Janata Marina Indah unit I dan Unit II Dalam upaya mencari dan menentukan nilai-nilai strategis yang terdapat pada suatu permasalahan dapat dianalisis/ dievaluasi dengan menggunakan instrument analisis SWOT (Strengths, Weakness, opportunities & Threat). Analisis ini menggunakan alat yang efektif untuk membantu dalam menstrukturkan masalah yang dilakukan dengan cara analisis terhadap eksisting yang ada (faktor internal dan faktor eksternal). Untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai pemakaian metode SWOT dapat dilihat secara jelas dalam prosesnya, mulai dari analisis faktor internal dan faktor eksternal sampai dengan penyusunan formulasi dan analisis strategi, pemilihan alternative strategi dan pengambilan keputusan strategi, yang sesuai untuk mencapai misi, tujuan dan posisi pengelolaan galangan kapal secara optimal. Dari faktor-faktor yang telah divaliditas dapat dihitung skor masing-masing faktor dan skor rata-rata ketiga ahli sebagai mana tabel 2 dan tabel 3.
4
(Hartono) Tabel 2 Skor Rata-Rata Internal Strategic Factors Analysis Summary FAKTOR-FAKTOR STRATEGI INTERNAL KEKUATAN A. Kepemilikan lahan (Hak Sewa) yang luas untuk mengembangkan fasilitas, sarana dan prasarana, lebih lengkap dan modern. B. Tersedianya tenaga kerja yang siap pakai, terampil dan terdidik sebagai sumber daya manusia sehingga menunjang kecepatan penyelesaian pekerjaan. C. Tersedianya potensi pangsa pasar dalam / luar negeri, masih cukup besar sehingga terjamin kontinusitasnya dalam penerimaan order. D. Omzet pengelolaan galangan kapal tiap tahun selalu meningkat scr signifikan shg perusahaan memungkinkan untuk berkembang. E. Diberikannya kesempatan kepada para personil yang berkualitas untuk mengikuti pelatihan di dalam/luar negeri dalam bidang majerial maupun teknis dan menyediakan bea siswa bagi yang berkeinginan untuk melanjutkan pendidikan formal yang lebih tinggi KELEMAHAN A. Dana yang terbatas untuk pembangunan graving dock, sehingga harus meminjam bank dengan bunga yang tinggi. B. Kontrak sewa lahan terbatas waktunya menjadikan biaya tinggi dalam proses pengurusan. C. Pengurusan perpanjangan kontrak sewa yang berbelit sehingga menjadi ladang kolusi dan penyelesaiannya sangat tergantung oleh pejabat yang berwenang. D. Biaya pembangunan konstruksi besar dan pemakaiannya tidak optimal, bila yang naik dock berukuran kecil. E. Biaya perawatan alur dan kolam apung besar karena harus mengadakan pengerukan sendiri untuk mempertahankan kedalaman sarat kapal. TOTAL SCORE
Kadiv. Adum
Kadiv. Teknik
Kadiv. Produksi
Skor RataRata
0,60
0.60
0.45
0,55
0,40
0,40
0,40
0.40
0,60
0,60
0,60
0.60
0,60
0,60
0,45
0,55
0,40
0,30
0,30
0,33
0,05
0.15
0,15
0,11
0,05
0.15
0,10
0,10
0,30
0,30
0,30
0.30
0,10
0,20
0,10
0.13
0,10
0,10
0,05
0,08
Riptek Vol. 6, No.I, Tahun 2012, Hal.: 9 - 24 Tabel 3 Skor Rata-Rata Eksternal Strategic Factors Analysis Summary FAKTOR-FAKTOR STRATEGI EKSTERNAL PELUANG A. Adanya PP No 67 tahun 2005,UU No 25 th 2007 dan PP No 61 th 2009 dan infrastruktur summit th 2005 sebagai landasan hukum pada pembangunan graving dock dan pengelolaan galangan kapal. B. Adanya dana untuk kegiatan perencanaan pada pembangunan graving dock dan pengelolaan galangan kapal yang berasal dari dana sendiri maupun pinjaman Bank. C. Adanya konsepsi yang cukup penting dalam melakukan kerjasama pembangunan infrastruktur kepelabuhanan melalui publicprivate parnertship pada pembangunan graving dock dan pengelolaan galangan kapal D. Adanya kegiatan pembangunan graving dock dan pengelolaan galangan kapal yang harus terencana, terkoordinasi, dan terkendali, dengan harapan dapat meningkatkan kuantitas dan kualitasnya . E. Adanya kesempatan untuk meningkatan dan pengembangan sumberdaya manusia dengan adanya berbagai kesempatan mengikuti pelatihan di dalam/luar negeri dan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi . ANCAMAN A. Lamanya proses perijinan yang diakibatkan kebijakssanaan yang penuh pertimbangan dan tidak terencana serta tidak
Kadiv. Adum
Kadiv. Teknik
Kadiv.P roduksi
Skor RataRata
0,45
0.60
0.45
O,50
0,60
0,60
0,60
0,80
0,60
0,80
0.60
0,73
0,80
0,60
0,60
0,66
0,30
0,30
0,30
0,30
0,02
0,04
0.06
0,04
teransparannya proses persetujuan investasi B. Terjadinya pemutusan kerjasama sepihak, menjadikan fasilitas berkurang, kesulitan menyandarkan kapal dan mengakibatkan keluhan pelanggan. C. Durasi kerjasama public-private dengan cakupan waktu yang sempit menjadi ladang kolusi yang penyelesaiannya tergantung dari pejabat terkait yang diberi wewenang. D. Dengan kerjasama public-private terbatas waktunya menjadikan tidak kondusif dalam berinvestasi karena sewaktuwaktu ijin tidak diberikan lagi. E. Tidak dapatnya sebagai jaminan bank, karena jangka waktu kontrak sewa yang pendek, menjadikan kemajuan prusahaan menjadi lambat. TOTAL SCORE
0,10
0,10
0,10
0,10
0,10
0,15
0,10
0,11
0,10
0,10
0,05
0,08
0,03
0,06
0,03
0,04
Skema Strategi Penyelesaian Masalah Berdasarkan faktor-faktor tersebut dapat dilakukan pemetaan strategi antara faktorfaktor internal dengan faktor-faktor eksternal untuk menghasilkan penyelesaian masalah, dengan prinsip kerja sebagai berikut : a. Strategi SO antara kekuatan dengan peluang, yakni menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang ; b. Strategi WO antara kelemahan dengan peluang, yakni mengatasi kelemahan dengan memanfaatkan peluang ; c. Strategi ST antara kekuatan dengan ancaman, yakni menggunakan kekuatan untuk menghindari atau nmengatasi ancaman d. Strategi WT antara kelemahan dengan ancaman, yakni untuk meminimalkan kelemahan dengan menghindari ancaman. Dari identifikasi terhadap faktor-faktor internal dan eksternal yang telah dilakukan, dihasilkan suatu strategi penyelesaian masalah sebagaimana dalam tabel 4. 5
Peluang Kerjasama Pemerintah-Swasta Pada Pembangunan Graving Dock Dan Pengelolaan Galangan Kapal Dengan Metoda Swot Analysis Tabel 4 Strategi Penyelesaian Masalah Strategi S + O
Strategi W + O
1. Dayagunakan potensi pangsa pasar dalam / luar negeri yang cukup besar dengan menggunakan konsepsi kerjasama public-private parnertship pada pembangunan graving dock & pengelolaan galangan kapal
1. Atasi pengurusan perpanjangan kontrak sewa yang berbelit dengan .memanfaatkan konsepsikan kerjasama public-private parnertship pada pembangunan graving dock & pengelolaan galangan kapal
2. Dayagunakan kepemilikan lahan (Hak Sewa) yang luas , dengan menggunakan untuk kegiatan pembangunan graving dock dan pengelolaan galangan kapal yang terencana, terkoordinasi, dan terkendali.
2. Atasi biaya pembangunan konstruksi besar dan pemakaiannya tidak optimal, dengan memanfaatkan kegiatan pembangunan graving dock dan pengelolaan galangan kapal yang harus terencana, terkoordinasi, dan terkendali.
3.
3.Atasi dana yang terbatas untuk pembangunan graving dock, , dengan memanfaatkan dana untuk kegiatan perencanaan pada pembangunan graving dock dan pengelolaan galangan kapal yang berasal pinjaman Bank
Dayagunakan Omzet pengelolaan galangan kapal dengan menggunakan dana yang berasal dari dana sendiri maupun pinjaman Bank, untuk kegiatan perencanaan pada pembangunan graving dock. Strategi S + T
Strategi W + T
1. Dayagunakan potensi pangsa pasar dalam / luar negeri, yang cukup besar untuk menghindari kerjasama public-private yang terbatas waktunya.
1. Atasi pengurusan perpanjangan kontrak sewa yang berbelit dengan .meminimalkan . kerjasama public-private terbatas waktunya menjadikan tidak kondusif dalam berinvestasi karena sewaktu-waktu ijin tidak diberikan lagi.
2. Dayagunakan kepemilikan lahan (Hak Sewa) yang luas, untuk menghindari terjadinya pemutusan kerjasama secara sepihak.
2. Atasi biaya pembangunan konstruksi besar dan pemakaiannya tidak optimal, dengan meminimalkan terjadinya pemutusan kerjasama sepihak
3.
3. Atasi dana yang terbatas untuk pembangunan graving dock , dengan meminimalkan kerjasama public-private terbatas waktunya menjadikan tidak kondusif
Dayagunakan Omzet pengelolaan galangan kapal, untuk menghindari kerjsama public-private yang terbatas waktunya.
Analisa Strategi Berdasarkan pemetaan interaksi faktor tersebut di atas, dapat dianalisa dan sasaran 6
(Hartono) strategi yang berupa persoalan atau agenda yang perlu, harus atau dapat dilakukan oleh management untuk mencapai misinya, dimana strategi tingkat peluang kerjasama pemerintahswasta pada pembangunan graving dock dan pengelolaan galangaan kapal meliputi: a. Analisa strategi agresif, berasal dari pemetaan interaksi antara kekuatan dan peluang. b. Analisa strategi diversifikasi, berasal dari pemetaan interaksi antara kekuatan dan ancaman. c. Analisa strategi turn-around, berasal dari pemetaan interaksi antara kelemahan dan peluang. d. Analisa strategi defensif, berasal dari pemetaan antara kelemahan dengan ancaman. Dari skema strategi penyelesian masalah yang telah dilakukan, dihasilkan Analysis Strategi sebagaimana dalam tabel 5. Tabel 5 Analysis Strategi BERBAGAI PELUANG
K E L E M A H A N
Mendukung Strategi Turn-Around (3)
Mendukung Strategi Agresif (1)
1. Atasi pengurusan perpanjangan kontrak sewa yang berbelit dengan .memanfaatkan konsepsikan kerjasama publicprivate parnertship pada pembangunan graving dock dan pengelolaan galangan kapal.
1. Dayagunakan potensi pangsa pasar dalam / luar negeri yang cukup besar dengan menggunakan konsepsi kerjasama public-private parnertship pada pembangunan graving dock dan pengelolaan galangan kapal.
2. Atasi biaya pembangunan konstruksi besar dan pemakaiannya tidak optimal, dengan memanfaatkan kegiatan pembangunan graving dock dan pengelolaan galangan kapal yang harus terencana, terkoordinasi, dan terkendali.
2. Dayagunakan kepemilikan lahan (Hak Sewa) yang luas, dengan menggunakan untuk kegiatan pembangunan graving dock dan pengelolaan galangan kapal dengan durasi yang terencana, terkoordinasi, dan terkendali.
3. Atasi dana yang terbatas untuk pembangunan graving dock, dengan memanfaatkan dana untuk kegiatan perencanaan pada pembangunan graving dock dan pengelolaan galangan kapal yang
3. DayagunakanOmzet pengelolaan galangan kapal dengan menggunakan dana yang berasal dari dana sendiri maupun pinjaman Bank, untuk kegiatan perencanaan pada pembangunan graving dock.
K E K U A T A N
Riptek Vol. 6, No.I, Tahun 2012, Hal.: 9 - 24 berasal Bank
I N T E R N A L
Tabel 6 Analisis nilai sumbu X Matrik Space
pinjaman
Mendukung Strategi Defensif (4)
Mendukung Strategi Diversifikasi (2)
1. Atasi pengurusan perpanjangan kontrak sewa yang berbelit dengan .meminimalkan . kerjasama publicprivate terbatas waktunya menjadikan tidak kondusif dalam berinvestasi karena sewaktu-waktu ijin tidak diberikan lagi.
1. Dayagunakan potensi pangsa pasar dalam / luar negeri, yang cukup besar untuk menghindari kerjasama publicprivate yang terbatas waktunya.
2. Atasi biaya pembangunan konstruksi besar dan pemakaiannya tidak optimal, dengan meminimalkan terjadinya pemutusan kerjasama sepihak
2. Dayagunakan kepemilikan lahan (Hak Sewa) yang luas, untuk menghindari terjadinya pemutusan kerjasama secara sepihak.
3. Atasi dana yang terbatas untuk pembangunan graving dock , dengan meminimalkan kerjasama publicprivate terbatas waktunya menjadikan tidak kondusif
3. Dayagunakan Omzet pengelolaan galangan kapal, untuk menghindari kerjsama publicprivate yang terbatas waktunya.
BERBAGAI ANCAMAN Analisis Peluang Kerjasama PemerintahSwasta pada Pembangunan Graving Dock dan Pengelolaan Galangan Kapal dengan Model Matrik Space Matrik space mengukur tingkat peluang kerjasama pemerintah-swasta pada pembangunan graving dock dan pengelolaan galangan kapal ke dalam 4 (empat) kuadran, kuadran1: mendukung strategi Agresif, kuadran 2 : mendukung strategi Diversifikasi, kuadran 3 : mendukung strategi Turn-around, kuadran 4 : mendukung strategi Defensif yang diperoleh dari perpotongan sumbu X (nilai kekuatan fektor internal dikurangi nilai kelemahan faktor internal) dan sumbu Y nilai peluang faktor eksternal dikurangi nilai ancaman faktor eksternal). Berdasarkan skor rata-rata tabel 2 dan tabel 3 di atas maka dapat ditentukan nilai sumbu X dan nilai sumbu Y untuk model matrik space sebagai berikut :
FAKTORFAKTOR STRATEGIS INTERNAL I N T E R N A L
KEKUATAN (STRENGTHS) Kepemilikan lahan (Hak Sewa) yang luas untuk mengembangkan fasilitas, sarana dan prasarana, lebih lengkap dan modern. Tersedianya tenaga kerja yang siap pakai, terampil dan terdidik sebagai sumber daya manusia sehingga menunjang kecepatan penyelesaian pekerjaan. Tersedianya potensi pangsa pasar dalam / luar negeri, masih cukup besar sehingga terjamin kontinusitasnya dalam penerimaan order. FAKTORFAKTOR STRATEGIS INTERNAL KEKUATAN (STRENGTHS) Omzet pengelolaan galangan kapal tiap tahun selalu meningkat secara signifikan, sehingga perusahaan memungkinkan untuk berkembang. Diberikannya kesempatan kepada para personil yang berkualitas untuk mengikuti pelatihan di dalam/luar negeri dalam bidang majerial maupun teknis dan menyediakan bea siswa bagi yang berkeinginan untuk melanjutkan pendidikan formal yang lebih tinggi Total Kekuatan X = nilai kekuatan faktor internal dikurangi nilai kelemahan factor internal
NILAI
0,55
0.40
0.60
NILAI
0,55
0,33
2,43
FAKTORFAKTOR STRATEGIS INTERNAL KELEMAHAN (WEAKNESSES) Dana yang terbatas untuk pembangunan graving dock, sehingga harus meminjam bank dengan bunga yang tinggi. Kontrak sewa lahan terbatas waktunya menjadikan biaya tinggi dalam proses pengurusan.
Pengurusan perpanjangan kontrak sewa yang berbelit sehingga menjadi ladang kolusi dan penyelesaiannya sangat tergantung oleh pejabat yang berwenang. FAKTORFAKTOR STRATEGIS INTERNAL KELEMAHAN (WEAKNESSES) Biaya pembangunan konstruksi besar dan pemakaiannya tidak optimal, bila yang naik dock berukuran kecil. Biaya perawatan alur dan kolam apung besar karena harus mengadakan pengerukan sendiri untuk mempertahankan kedalaman sarat kapal.
Total Kelemahan
NILAI
O,11
0.10
0,30
NILAI
0,13
0,08
0,72
2,43 – 0,72 = 1,71
7
Peluang Kerjasama Pemerintah-Swasta Pada Pembangunan Graving Dock Dan Pengelolaan Galangan Kapal Dengan Metoda Swot Analysis
(Hartono)
Tabel 7 Analisis nilai sumbu Y matrik space FAKTORFAKTOR STRATEGIS EKSTERNAL PELUANG/OPOR TUNIES Adanya PP No 67 tahun 2005,UU No 25 th 2007 dan PP No 61 th 2009 dan infrastruktur summit th 2005 sebagai landasan hukum pada pembangunan graving dock dan pengelolaan galangan kapal. Adanya dana untuk kegiatan perencanaan pada pembangunan graving dock dan pengelolaan galangan kapal yang berasal dari dana sendiri maupun pinjaman Bank. Adanya konsepsi yang cukup penting dalam melakukan kerjasama pembangunan infrastruktur kepelabuhanan melalui publicprivate parnertship pada pembangunan graving dock dan pengelolaan galangan kapal Adanya kegiatan pembangunan graving dock dan pengelolaan galangan kapal yang harus terencana, terkoordinasi, dan terkendali, dengan harapan dapat meningkatkan kuantitas dan kualitasnya . Adanya kesempatan untuk meningkatan dan pengembangan sumberdaya manusia dengan adanya berbagai kesempatan mengikuti pelatihan di dalam/luar negeri dan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi . Total Peluang
8
NIL AI
FAKTORFAKTOR STRATEGIS EKSTERNAL
NIL AI
ANCAMAN/TRE ATHS
0,50
0,60
0,73
0,66
0,30
2,79
Lamanya proses perijinan yang diakibatkan kebijakssanaan yang penuh pertimbangan dan tidak terencana serta tidak teransparannya proses persetujuan investasi Terjadinya pemutusan kerjasama sepihak, menjadikan fasilitas berkurang, kesulitan menyandarkan kapal dan mengakibatkan keluhan pelanggan. Durasi kerjasama public-private dengan cakupan waktu yang sempit menjadi ladang kolusi yang penyelesaiannya tergantung dari pejabat terkait yang diberi wewenang. Dengan kerjasama public-private terbatas waktunya menjadikan tidak kondusif dalam berinvestasi karena sewaktuwaktu ijin tidak diberikan lagi.
Tidak dapatnya sebagai jaminan bank, karena jangka waktu kontrak sewa yang pendek, menjadikan kemajuan prusahaan menjadi lambat.
Total Ancaman
Y = nilai peluang faktor eksternal dikurangi nilai ancaman faktor eksternal
0,04
2,79 – 0.37 = 2,42
Dengan menggambarkan nilai X dan Y hasil dari tabel 6 dan tabel 7 di atas maka diperoleh matrik space tingkat peluang kerjasama pemerintahswasta pada pembangunan graving dock dan pengelolaan galangan kapal dalam pengembangan infrastruktur kepelabuhanan di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang PELUANG Space
0,10
K E L E M A H A N
3. Mendukung strategi 2,42 Turn-around
1. Mendukung strategi agresif 1,71
4. Mendukung strategi Defensif
2. Mendukung strategi diversifikasi
ANCAMAN 0,11
0,08
0,04
0,37
Gambar 2 Matrik Space Analysis Berdasarkan gambar 2 di atas maka dapat disimpulkan bahwa tingkat peluang kerjasama pemerintah-swasta pada pembangunan graving dock dan pengelolaan galangan kapal dalam pengembangan infrastruktur kepelabuhanan adalah berada dalam tingkat/ kuadran 1 yaitu mendukung strategi agresif, artinya ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan karena memiliki peluang dan kekuatan yang signifikan. Strategi yang harus diterapkan dalan kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan. Dengan potensi peluang dan kekuatan yang dimiliki diharapkan rencana tindakan yang akan dilakukan menjadi tepat sasaran dan sekaligus dapat menunjang terwujudnya tujuan perencanaan pembangunan insfrastruktur kepelabuhanan khususnya pelaksanaan kerjasama public-private pada pembangunan graving dock dan pengelolaan galangan kapal dapat berjalan dengan durasi yang optimal. Berdasarkan pemetaan yang telah dilakukan, didapatkan Analisa strategis sebagai berikut : Analisa strategi agresif, yaitu : 1. Perlunya konsepsi kerjasama publicprivate parnertship pada pembangunan graving dock dan pengelolaan galangan kapal.
K E K U A T A N
Riptek Vol. 6, No.I, Tahun 2012, Hal.: 9 - 24 2.
3.
Perlunya kegiatan pembangunan graving dock dan pengelolaan galangan kapal dengan durasi yang terencana, terkoordinasi, dan terkendali. Perlunya dana yang berasal dari dana sendiri maupun pinjaman Bank, untuk kegiatan perencanaan pada pembangunan graving dock.
KESIMPULAN Berdasarkan analisa strategis tersebut dapat disusun sasaran strategis dan matrik space analysis yang mendukaung strategi agresif maka dapat disimpulkan sebagai berukut: 1. Terwujudnya konsepsi kerjasama publicprivate parnertship pada pembangunan graving dock dan pengelolaan galangan kapal. 2. Terwujudnya kegiatan pembangunan graving dock dan pengelolaan galangan kapal dengan durasi yang terencana, terkoordinasi, dan terkendali. 3. Terwujudnya dana yang berasal dari dana sendiri maupun pinjaman Bank, untuk kegiatan perencanaan pada pembangunan graving dock. DAFTAR PUSTAKA A.A. Kwakye. 1997. Contruction Project Administration - In Practice, Longman Malaysia PP. Amin Widjaya Tunggal 2009, Pokok-Pokok Managemen Risiko. Jakarta, Harvarindo Anonimous. 2002. Unified Facilities Criteria (UFC) - Desain : Graving Drydocks Departement of Defense, United States Of Amarica. Anonimous. 2005. Infrastructure Road Map: Strategic Initiatives to Accelerate Infrastructure Development in Indonesia. Jakarta: Infrastructure Summit, Bappenas.
Greg Morea, 2005. Laser Scanning Supporting Graving Dock Retrofit. General Dynamics Electric Boat. Hinsa Siahaan 2009, Managemen Risiko Pada Perusahaan dan Birokrasi. Jakarta, PT. Alex Media Kompertindo. Muhadjir, Noeng. 1998. Metodologi Penelitian Kualitatif: Edisi III, 1998. Yogyakarta: PT. Bayu Indra Grafika. Musadun. 2006. “Public – Private Partnership Dalam Pengembangan Ekonomi Lokal di Jawa Tengah.” Jurnal Tata Loka, Vol. 8.4, November, hal. 27-37. Nasution. S. 2003, Metode Research (Penelitian Ilmiah), Bumi Aksara, Jakarta. Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2005 tentang Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha Swasta dalam Penyediaan Infrastruktur. Pemerintah Republik Indonesia. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2009 Tentang Kepelabuhanan. Ramelan, Rahardi, et al. 1997. “Peran Swasta dan Kepentingan Masyarakat dalam Pembangunan Infrastruktur”. Jakarata: Koperasi Jasa Profesi LPPN. Rangkuti 2009, Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarata: Koperasi PT. Gramedia Pusaka Utama. Schubeler, Peter. 1996. Participation and Partnership in Urban Infrastructur Management: Urban Management Programme, Juni, 1996. Washinton: The World Bank.
9