AKTIVITAS BIMBINGAN ROHANI ISLAM PADA REMAJA DI PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT (PKBM) DARUSALAM PONDOK LABU JAKARTA SELATAN Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I)
Oleh MUHAMMAD IMRON NIM. 1 0 6 0 5 2 0 0 1 9 5 6 6
JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H. / 2011 M.
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa: 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 (S1) di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ciputat, 24 Maret 2011
Muhammad Imron
ABSTRAK
Muhammad Imron NIM: 106052001966 Peranan Bimbingan Rohani Islam Dalam Pembinaan Keagamaan Remaja di PKBM Darussalam Masa remaja adalah usia transisi dari masa kanak-kanak menuju masa kematangan dewasa. Kematangan dewasa secara psikologis adalah keberhasilan seseorang dalam mencapai a sense of responsibility serta dalam memiliki filsafat hidup yang mantap. Salah satu materi yang pokok sebagai pengisi filsafat hidup adalah agama. Pendidikan agama adalah unsur terpenting dalam pendidikan moral dan pembinaan mental. Pendidikan moral yang paling baik sebenarnya terdapat dalam agama karena nilai-nilai moral yang dapat dipatuhi dengan kesadaran sendiri dan penghayatan tinggi tanpa ada unsur paksaan dari luar, datangnya dari keyakinan beragama. Karenanya keyakinan itu harus dipupuk dan ditanamkan sedari kecil sehingga menjadi bagian tidak terpisahkan dari kepribadian anak sampai ia dewasa. Melihat dari sini, pendidikan agama di sekolah mendapat beban dan tanggung jawab moral yang tidak sedikit apalagi jika dikaitkan dengan upaya pembinaan mental remaja. Maka dari itu, kegiatan Bimbingan Rohani Islam menjadi salah satu upaya untuk membina mental remaja agar remaja berkembang sesuai dengan nilai-nilai agama yang dianutnya. Akhirnya dapat kita tegaskan bahwa agama dan keyakinan yang sungguhsungguh kepada Tuhan Yang Maha Esa adalah kebutuhan jiwa yang pokok, yang dapat memberikan bantuan bagi remaja dalam upaya membebaskan dirinya dari gejolak jiwa yang sedang menghebat dan menolongnya dalam menghadapi dorongan-dorongan seksuil yang baru saja tumbuh.
i
KATA PENGANTAR Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat
dan
nikmat-Nya
serta
bimbingan-Nya,
sehingga
penulis
dapat
menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Aktivitas Bimbingan Rohani Islam pada Remaja di Darussalam Pondok Labu Jakarta Selatan.” Penulis ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini, baik moril maupun materil, khususnya kepada : 1. Kedua orang tua penulis, ibunda tersayang Herni dan Bapanda Nasochi yang selalu mememani setiap langkah penulis dengan iringan doa yang tulus, dan terus membimbing penuh kasih dan pengorbanan yang sangat luar biasa. Serta adik penulis Irham Affandi, Irna Purwati, serta almarhumah Inaki Zahra, yang selalu menjadi sumber inspirasi. 2. Bapak Dr. H. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Bapak Drs. Wahidin Saputra, MA selaku Pembantu Dekan Bidang Akademik, Bapak Drs. Mahmud Jalal, MA selaku Pembantu Dekan Bidang Administrasi Umum merangkap dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan saran kepada penulis dengan baik dan sabar. Serta Bapak Drs. Study Rizal LK, MA selaku Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan. 3. Ibu Dra. Rini Laili Prihatini, M.Si selaku Ketua Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam. Terima kasih atas bimbingannya selama ini dan Bapak Drs.
ii
Sugiharto, MA selaku Sekretaris Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam. Terima kasih atas dukungan dan bimbingannya selama ini. 4. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi khususnya di Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis. Semoga ilmu yang diberikan bermanfaat dan membawa keberkahan. 5. Pimpinan dan karyawan Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah & Ilmu Komunikasi yang telah memberikan fasilitas untuk mendapatkan referensi dalam penulisan skripsi ini 6. Bapak Drs. M. Guruh, M. Pd selaku Kepala Bagian Tata Usaha dan seluruh staff karyawan pada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Terima kasih atas pelayanannya. 7. Bapak Zaenudin selaku Pemimpin PKBM Darussalam yang telah member izin untuk melalukan penelitian. 8. Seluruh Warga Belajar PKBM Darussalam yang telah bersedia untuk diwawancarai dan semua pihak yang terkait dalam penelitian ini. 9. Teman-teman BPI 2006 terutama Agung yang tak henti-hentinya selalu memberikan support dan motivasi, Yuswandi yang setia untuk diajak diskusi, ocin, Dani, Apiz, Diah, syarifah (ipeh), dan semua teman BPI angkatan 2006 yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu yang memberikan semangat sehingga selesainya skripsi ini.
iii
10. Teman-teman Kosan ka Agung, Aziz, faiq, Darda, Rohim, Agus Sulaiman, Fathurrahman, Mufid, Abdul Wahid yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 11. Spesial untuk kang Salaf yang telah berkenan menjadi juru konsultasi sehingga skripsi ini dapat selesai dengan baik. 12. Kakanda Saep Al-Mukmin yang telah memberikan dukungan moril dan support yang luar biasa.
Akhirnya, penulis hanya dapat berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan juga bagi pembaca umumnya. Sekali lagi penulis ucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu dan telah membantu penulis. Semoga apa yang diberikan menjadi amal sholeh di sisi Allah SWT. Amin.
Ciputat, 12 April 2011
Muhammad Imron
iv
DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK ........................................................................................................... i KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii DAFTAR ISI ........................................................................................................ v BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah . ............................................................
1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah .........................................
6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian . .................................................
8
D. Metodologi Penelitian ....................................................... .........
8
E. Tinjauan Pustaka . ....................................................................... 12 F. Sistematika Penulisan . ............................................................... 13
BAB II
LANDASAN TEORI A. Pengertian Aktivitas. ................................................................... 14 B. Bimbingan Rohani Islam. ........................................................... 15 1. Pengertian Bimbingan Rohani Islam . .................................. 15 2. Tujuan dan Fungsi Bimbingan Rohani Islam ....................... 19 a. Tujuan Bimbingan ........................................................... 19 b. Fungsi Bimbingan . ......................................................... 20 3. Unsur-unsur Bimbingan Rohani Islam ................................. 20 a. Pembimbing .................................................................. 20
b. Metode...................................................................... ...... 22 c. Materi....................................................................... ....... 25 d. Media............................................................................... 26 e. Fasilitas.................................................................... ....... 27 C. Remaja................................................................................... 28 1. Pengertian Remaja . ........................................................ 28 2. Pertumbuhan Mental Remaja. ......................................... 30 3. Problem Remaja. ............................................................. 33
BAB III GAMBARAN UMUM KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT (PKBM) DARUSSALAM PONDOK LABU JAKARTA SELATAN A.
Sejarah dan Perkembangan ......................................................... 36
B.
Visi dan Misi ............................................................................... 38
C.
Program Pendidikan PKBM Darussalam .................................... 39
D.
Kiprah Bimbingan Rohani PKBM Darussalam .......................... 39
E.
Sarana dan Prasarana PKBM Darussalam .................................. 41
F.
Struktur Organisasi ..................................................................... 42
BAB IV TEMUAN DATA DAN ANALISIS PENELITIAN A.
Identifikasi Responden ................................................................ 45
B.
Pelaksanaan Bimbingan Rohani Islam di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Darussalam. ..............................………… 47
C.
Hasil Bimbingan Rohani Islam pada Remaja di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Darussalam……………................. 55
BAB V PENUTUP A.
Kesimpulan ... ............................................................................. 59
B.
Saran . .......................................................................................... 60
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Di dalam menjalani rutinitas kehidupan, manusia tidak hanya memenuhi jasmaninya saja, namun juga perlu memenuhi kebutuhan rohaninya. Agama adalah salah satu pegangan karena dalam diri setiap individu merasa bahwa dalam jiwanya ada suatu perasaan yang mengakui adanya yang Maha Kuasa tempat mereka berlindung dan memohon pertolongan. Agama berperan sebagai motivasi dalam mendorong manusia untuk melakukan sesuatu aktivitas, seperti bekerja, karena perbuatan yang dilakukan dengan latar belakang keyakinan agama dinilai mempunyai unsur kesucian serta ketaatan. Apabila mereka meyakini Tuhan Maha Kuasa, mengatur dan mengendalikan alam maka segala apapun yang terjadi, baik peristiwa alamiah, ataupun peristiwa sosial, dilimpahkan tanggung jawabnya pada Tuhan. Tetapi sebaliknya jika mereka melihat adanya kekacauan, kerusuhan, ketidakadilan, percekcokan, di alam seolah-olah tanpa kendali maka mereka akan merasa kecewa terhadap Tuhan.1 Agama juga dapat menjadi harapan bagi pelakunya karena seseorang yang melaksanakan perintah agama umumnya karena adanya suatu harapan terhadap pengampunan atau kasih sayang dari suatu yang gaib (supranatural) dan harapan dapat mendorong seseorang untuk bersikap ikhlas, menerima cobaan berat
1
Zakiah Darajat, Ilmu Jiwa Agama, (Jakara: Bulan Bintang, 2003 ), Cet.16, h.87.
1
2
ataupun ringan. Pembinaan Rohani Islam di lingkungan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) merupakan upaya
kebutuhan rohani remaja agar tetap
menuju arah bahagia, menuju kecitraanya yang terbaik, ke arah ”ahsani taqwiim”. Dan tidak terjerumus ke hal yang hina atau ke ”asfala safilin”2, sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan kesadaran untuk selalu berbuat kebajikan baik dalam sikap maupun perkataan karena secara naluriah, kodrati atau fitrah manusia hidup memerlukan bantuan orang lain, bahkan manusia baru akan menjadi manusia manakala berada di dalam lingkungan dan berhubungan dengan manusia, dengan kata lain, secara kodrati manusia merupakan makhluk sosial.3 Menurut Prof. Dr. H. Jalaluddin bahwa “ajaran agama yang sudah menjadi keyakinan mendalam akan mendorong seseorang atau kelompok untuk mengejar tingkat kehidupan yang lebih baik.” Pengalaman ajaran agama tercermin dari pribadi yang berprestasi dalam peningkatkan mutu kehidupan tanpa berharap imbalan yang berlebihan keyakinan akan balasan Tuhan terhadap perbuatan baik telah mampu memberikan ganjaran batin yang akan mempengaruhi seseorang untuk berbuat tanpa imbalan material, balasan dari Tuhan berupa pahala bagi kehidupan di hari kiamat lebih didambakan oleh penganut agama yang taat.4 Melihat betapa pentingnya kehidupan agama dalam kehidupan individu maka pemahaman agama hendaknya ditanamkan sejak usia dini, terlebih lagi ketika menginjak usia remaja.
2
Aunur Rahim Faqih, Bimbingan dan Konseling dalam Islam, (Jogjakarta: UII Press, 2001), Cet. Ke-2, h. 12. 3 Ibid, h. 10 4 Jalaludin Rahmat, Psikologi Agama, (Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2007 ), h. 288289.
3
Masalah kenakalan remaja yang berkembang dewasa ini di kota-kota besar di Indonesia, mengalami kecenderungan meningkat pada tindakan kejahatan (kriminalitas) yang meresahkan masyarakat dan aparat. Kriminalitas remaja kota masa kini mendorong para penanggungjawab sosial (aparat kepolisian), pendidikan (guru atau pendidik), kerohanian (mubaligh atau alim ulama) serta penanggungjawab hukum (hakim, jaksa) untuk turut serta memecahkan masalah kejahatan remaja yang istilahnya sudah dihaluskan menjadi kenakalan remaja. Sedangkan “remaja” menurut Zakiah Daradjat, memaparkan: Remaja adalah suatu masa dari umur manusia, yang paling banyak mengalami perubahan, sehingga membawanya pindah dari masa anak-anak menuju kepada masa dewasa. Perubahan-perubahan yang terjadi itu meliputi segala segi kehidupan manusia, yaitu jasmani, rohani, pikiran, perasaan dan sosial. 5 Dengan demikian, kenakalan remaja mengandung arti segala sikap dan perilaku yang menyimpang dari aturan sosial (tata krama), adat istiadat (peradaban), hukum dan agama. Kenakalan itu biasanya dikaitkan dengan remaja, Para remaja yang tidak memanfaatkan masa remajanya di dalam aktivitas dan kreativitas positif atau terpuji, maka dia dapat digolongkan ke dalam perilaku remaja yang menyimpang atau remaja nakal. Kenakalan remaja adalah sebuah gejala (fenomena) sosial yang muncul dan berkembang di antaranya akibat dari suatu kondisi sosial yang kurang kondusif bagi perkembangan remaja. Sudarsono menyatakan: “Di tengah-tengah masyarakat banyak ditemukan bukti yang menunjukkan bahwa kerap kali terjadi
5
Zakiah Daradjat, Pembinaan Remaja, (Jakarta: Bulan Bintang, 1974), hal. 35
4
peralihan hak yang melawan hukum dilakukan oleh anak delinkuen. Di samping itu anak delinkuen sering melakukan delik penipuan dan penggelapan terhadap barang-barang tertentu. Perbuatan-perbuatan tersebut diperberat lagi dengan delikdelik kekerasan dan yang ancamannya khusus tertuju kepada nyawa dan jasmani seseorang.”6 Oleh karena itu dapat dikatakan secara umum bahwa segala tindakan negatif para remaja yang tidak sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat dapat digolongkan sebagai kenakalan remaja. Adapun bentuk penyimpangan perilaku kenakalan remaja yang terjadi pada masa kini di antaranya adalah: 1.
Peredaran dan penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang; Peningkatan pembuatan dan pemakaian narkotika dan obat-obat terlarang (narkoba) di kalangan para remaja, kasusnya semakin besar dan meluas. Beberapa pabrik ekstasi dan putaw yang digerebek (dirazia) satuan kepolisian anti narkoba menunjukkan, bahwa kuantitas produk obat-obatan haram itu mencapai nilai uang trilyunan rupiah. Akan tetapi yang jadi korban adalah tetap para remaja.
2.
Pergaulan bebas yang mengarah pada gaya hidup seks bebas (free sex); Budaya permisif atau serba boleh di sejumlah kalangan masyarakat yang rendah keimanan dan keislamannya, menumbuhkan fenomena gaya hidup bebas dan acuh tak acuh terhadap makna salah dan dosa dalam pergaulan sehari-hari antara remaja putra dan putri sehingga menciptakan perzinahan. 6
Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan Kecenderungan Kenakalan Remaja, artikel diakses pada 4 November 2010 dari http://indiegost.blogspot.com
5
3.
Tindakan yang besifat premanisme; Tingkat kebutuhan hidup yang semakin tinggi di satu pihak dan tingginya
tingkat pengangguran di pihak lain, serta tidak adanya
keterampilan hidup (skill life) di kalangan remaja sebagai bekal mencari nafkah, meningkatkan kejahatan terorganisir di tempat-tempat rawan sebagai bentuk premanisme.7 Dengan proses bimbingan dan mengarahkan generasi muda yang tangguh dan memiliki wawasan atau pengetahuan yang luas saja tidaklah cukup, akan tetapi semuanya harus dilengkapi dengan adanya penanaman jiwa keberagamaan yang tinggi. Pada dasarnya tujuan keberadaan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) di suatu komunitas adalah terwujudnya peningkatan kualitas hidup komunitas tersebut dalam arti luas. Pemahaman tentang mutu hidup suatu komunitas sangat ditentukan oleh nilai-nilai yang hidup dan diyakini oleh komunitas tersebut. Nilai-nilai yang diyakini oleh suatu komunitas akan berbeda dari suatu komunitas ke komunitas yang lain. Dengan demikian rumusan tujuan setiap Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) tentunya menjadi unik untuk setiap Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM). Kepedulian lembaga Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Pondok Labu terhadap agama salah satunya dibuktikan dengan dibentuknya kegiatan Bimbingan Rohani Islam yang diharapkan dapat membina para remaja di bidang keagamaan sehingga memiliki ketahanan spritual dan akhlak mulia. 7
Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan Kecenderungan Kenakalan Remaja, artikel diakses pada 4 November 2010 dari http://indiegost.blogspot.com
6
Bimbingan Rohani sangat berperan penting untuk mengontrol perilaku yang akan diperbuat, dan menyelesaikan permasalahan. Apalagi bagi kalangan
remaja
yang
baru
menginjak
masa
remajanya,
semua
kepribadiannya berubah secara drastis baik itu fisik, intelegensi, emosional, suara, hormon seks dan lain-lain. Perubahan yang dialamiya itu perlu adanya Bimbing Rohani Islam. Bimbingan Rohani Islam akan mampu mengantarkan individu pada kebahagiaan yang hakiki, diri individu dipandang utuh dari berbagai sisi, tanpa melupakan kedudukan individu sebagai makhluk ciptaan Allah, yang harus tunduk pada-Nya. Hal ini mengingat individu hadir ke dunia dan meninggalkan dunia ini dengan kehendak Allah. Berdasarkan uraian latar belakang di atas penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dan sekaligus dijadikan sebagai pembahasan skripsi dengan judul “Aktivitas Bimbingan Rohani Islam pada Remaja di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Darussalam Pondok Labu Jakarta Selatan“.
B. Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas penulis membatasi pada : 1. Pembatasan masalah a. Aktivitas yang dimaksud disini adalah sejumlah kegiatan yang terdiri atas usaha-usaha yang ada kaitanya dengan keagamaan. Terdapat beberapa aktivitas
program yang diberikan kepada warga belajar
7
yakni: Program Paket A Setara SD, Program Paket B, Setara SMP Program Paket C, Setara SMU, Keaksaraan Fungsional (KF), Pelatihan Komputer Pelatihan Kerajinan Tangan, Futsal, bimbingan rohani islam. Dari beberapa aktivitas program yang ada di PKBM Darussalam penulis hanya ingin memfokuskan pada aktivitas bimbingan rohani Islam saja. b. Bimbingan Rohani yang dimaksud adalah segala usaha yang dilakukan seseorang untuk membentuk, memperbaiki, memelihara lingkungan beserta isinya sesuai dengan syariat dan ajaran agama Islam. c. Dalam penelitian ini adalah remaja yang berusia 13-18 tahun dan mengikuti Bimbingan Rohani Islam. d. Pembinaan keagamaan yang dimaksud adalah pembinaan ibadah shalat, membaca al-quran, hafalan ayat-ayat pendek, dan doa. 2. Perumusan Masalah Dari pembatasan masalah tersebut maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut: a. Bagaimana
pelaksanaan
Bimbingan
Rohani
Islam
di
PKBM
Darussalam Pondok Labu? b. Bagaimana hasil pelaksanaan kegiatan bimbingan rohani islam pada remaja di PKBM Darussalam Pondok Labu?
8
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Sesuai dengan perumusan masalah di atas maka tujuan dari penelitian ialah : a. Untuk mengetahui dan menganalisis pelaksanaan Bimbingan Rohani Islam di PKBM Darussalam Pondok Labu. b. Untuk mengetahui dan menganalisis hasil pelaksanaan kegiatan Bimbingan Rohani Islam pada remaja di PKBM Darussalam Pondok Labu. 2. Manfaat penelitian a. Teoritis : Diharapkan sebagai salah satu literatur dalam rangka pengembangan wawasan terutama mengenai bimbingan rohani Islam remaja. b. Praktis : Dapat diaplikasikan dalam pembinaan keagamaan remaja, khususnya pada remaja di sektor PKBM.
D. Metodologi Penelitian 1. Metodologi Penelitian Dalam penelitian ini, penulis memilih metode analisis dengan pendekatan kualitatif. Metode analisis dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau
9
melukiskan keadaan subjek atau objek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak.8 Adapun dalam penelitian ini, peneliti berusaha mengungkapkan dan mendeskripsikan secara faktual, aktual dan sistematis mengenai aktivitas Bimbingan Rohani Islam pada remaja di PKBM Darussalam Pondok Labu, Jakarta Selatan. 2. Penentuan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di PKBM Darusalam Pondok Labu. Adapun yang dijadikan alasan dan pertimbangan pemilihan lokasi ini ialah pertama, bahwa di PKBM Darussalam dilaksanakan Bimbingan Rohani Islam dalam pembinaan keagamaan remaja yaitu remaja yang sebelumnya bermasalah. Kedua, pihak lembaga bersedia untuk diadakan penelitian dan memberikan data dan informasi sesuai dengan permasalahan remaja yang aktif mengikuti program Bimbingan Rohani Islam, di antaranya adalah sulitnya akses untuk menjangkau sekolah formal, terlibat dalam pergaulan bebas, putus sekolah, kurang mendapatkan pembinaan secara agama. 3. Waktu Penelitian Waktu penelitian mulai pada tanggal 30 juni 2010 - 15 Desember 2010.
8
Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, (Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 1998), Cet. ke-8, h. 63.
10
4. Subjek dan Objek Penelitian. a.
Subjek penelitian Adapun subjek dalam penelitian ini adalah remaja yang aktif mengikuti program Bimbingan Rohani Islam yang berusia 13 – 18 tahun berjumlah 10 orang, khususnya bagi mereka yang tidak bisa baca tulis al-Qur’an dan pimpinan PKBM Darussalam yaitu Bpk Zainuddin beserta pembimbing yaitu Ust. Karim dan Ust. Salafudin.
b.
Objek penelitian Adapun objek dalam penelitian ini adalah: 1) Pelaksanaan Bimbingan Rohani Islam di PKBM Darussalam Pondok Labu. 2) Harapan hasil pelaksanaan kegiatan Bimbingan Rohani Islam pada remaja di PKBM Darussalam Pondok Labu.
5. Sumber data a. Data primer yaitu berupa wawancara kepada pembimbing dan peserta Bimbingan Rohani Islam PKBM Darusalam Pondok Labu. b. Data sekunder yaitu data tidak langsung yang berupa catatan-catatan atau dokumen-dokumen. 6. Teknik Pengumpula Data Untuk memperoleh data yang dibutuhkan maka, penulisan menggunakan alat pengumpulan data sebagai berikut :
11
a. Observasi. Observasi adalah suatu kegiatan mengumpulkan data yang dilakukan melalui pengamatan dan mencatat fenomena yang muncul dan mempertimbangkan hubungan antara aspek dalam fenomena tersebut.9 Dalam penelitian ini, data observasi diambil dari peserta dan pembimbing Bimbingan Rohani Islam dalam pembinaan keagamaan remaja di PKBM Darussalam di Pondok Labu, Jakarta Selatan. b. Wawancara. Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan pewawancara (interviewer) untuk memperoleh dari terwawancara (interviewee),10 yaitu yaitu proses tanya jawab dalam penelitian langsung secara lisan dengan Kepala PKBM Darussalam Bpk. Zaenudin, kepada pembimbing yaitu Ust. Abdul Karim dan Salafudin serta remaja atau peserta yang mengikuti program Bimbingan Rohani Islam dengan langsung bertatap muka
sekaligus
mendengarkan
secara
langsung
informasi
atau
keterangan-keterangan. c. Dokumentasi. Dokumentasi dilakukan dengan pengumpulan data-data tertulis yang terdapat di PKBM Darussalam Pondok Labu, dengan masalah yang diteliti dan dokumen lainnya yang mendukung.
9
E. Kristi Poewandari, Pendekatan Kualitatif dalam Penelitian Psikologi, (Jakarta: Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi, (LPSP3) UI, 1983), h. 62. 10 Siharsimi Arikanto, Prosedur Penelitian suata Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT. Rineka Cipta 1996), h. 144.
12
7. Analisa Data. Dalam melakukan analisa data penulis mengunakan metode analisa deskriptif
kualitatif
yaitu
penulis
berusaha
memaparkan
data
sebagaimana adanya dengan melakukan kajian tafsir data-data tersebut sehingga dapat mengambarkan permasalahan secara sistematis dan representatif faktor-faktor yang berhubungan dengan fenomena yang diteliti kemudian dilakukan analisis. 8. Teknik Penulisan. Dalam penulisan skripsi ini penulis berpedoman dan mangacu kepada “Buku Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis, dan Disertasi UIN Syarif Hidayatuallah Jakarta” diterbitkan oleh UIN Jakarta Press, Agustus 2007. Cet. ke-2.
E. Tinjauan Pustaka Dalam skripsi yang berjudul ”Upaya Bimbingan Rohani Islam Terhadap Warga Binaan Pemasyarakatan di Rumah Tahanan Negara Kelas IIIB Rangkasbitung” karya Mariam mahasiswa fakultas Dakwah dan Komunikasi, jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam,
UIN Syarif
Hidayatullah, Tahun 2008, penulis hanya meneliti seputar pelaksanaan bimbingan rohani yang meliputi materi dan metode. Adapun penelitian yang akan penulis angkat yaitu Aktivitas Bimbingan Rohani Islam Pada Remaja Di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Darussalam Pondok Labu Jakarta Selatan, tidak hanya mengkaji aktivitas bimbingan rohani Islam saja,
13
tapi juga mengkaji bagaimana atau sejauh mana hasil Bimbingan Rohani Islam untuk remaja.
F.
Sistematika Penulisan Untuk memudahkan penulisan skripsi ini pembahasan dibagi menjadi lima bab, adapun sistematika penulisannya sebagai berikut: BAB I. PENDAHULUAN. Meliputi latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian, sistematika penulisan. BAB II. LANDASAN TEORI. Meliputi pengertian peranan, aktivitas bimbingan rohani Islam, pengertian bimbingan rohani Islam, tujuan dan fungsi bimbingan rohani Islam, unsur-unsur bimbingan rohani Islam, pembimbing, metode, materi, media, fasilitas, pengertian remaja, seputar permasalahan-permasalah remaja. BAB III. GAMBARAN UMUM PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT (PKBM) DARUSSALAM PONDOK LABU. Meliputi sejarah dan perkembangan, visi dan misi, program kerja, sarana dan prasarana struktur organisasi. BAB IV. TEMUAN DAN ANALISA DATA. Aktivitas Bimbingan Rohani Islam pada remaja yang meliputi: Identifikasi Responden, pelaksanaan Bimbingan Rohani Islam pada remaja dan hasil Bimbingan Rohani Islam Pada remaja di PKBM Darussalam. BAB V. PENUTUP. Meliputi kesimpulan, saran, daftar pustaka, lampiran.
14
BAB II LANDASAN TEORITIS
A. Pengertian Aktivitas Sesuatu yang berhubungan dengan tindakan atau kegiatan yang dilakukan oleh manusia merupakan aktivitas, yang mana aktivitas tidak bisa dipisahkan dengan organ keseluruhan yang melekat pada diri. Ditinjau dari segi etimologis, aktivitas dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, aktivitas diartikan sebagai segala bentuk keaktifan, kegiatan-kegiatan, kesibukan atau bisa juga diartikan sebagai kegiatan rutinitas.1 Sedangkan menurut Kamus Besar Ilmu Pengetahuan kata aktivitas berasal dari kata ling : activity, lat: actives : aktif, bertindak, yaitu bertindak pada diri setiap eksistensi atau makhluk yang membuat atau menghasilkan sesuatu, dengan aktivitas menandai bahwa hubungan khusus manusia dengan dunia. Manusia bertindak sebagai subjek, alam sebagai objek. Manusia mengalihwujudkan dan mengolah alam. Berkat aktivitas atau kerjanya, manusia mengangkat dirinya dari dunia dan kemudian secara bertahap mengembangkan proses historis-kultural yang bersifat khas sesuai ciri dan kebutuhannya.2 Purwodarminto mendefinisikan aktivitas sebagai bentuk. keaktifan, kegiatan, kesibukan atau salah satu kegiatan kerja yang dilaksanakan.
1
Departemen Pendidikan dan kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,(Jakarta : Balai Pustaka,1997),cet. Ke-9, Hal.20. 2 Save M. Dagun, Kamus Besar Ilmu Pengetahuan (Jakarta: Lembaga Pengkajian Kebudayaan Nusantara, 1997), cet. Ke-1, h. 25
14
15
Aktivitas adalah “kegiatan atau kesibukan”. Aktivitas yang dimaksud disini adalah sejumlah kegiatan yang terdiri atas usaha-usaha yang ada kaitanya dengan keagamaan. Dalam kehidupan sehari-hari banyak sekali aktivitas, kegiatan atau kesibukan yang dilakukan manusia. Namun, berarti atau tidaknya kegiatan tersebut pada individu bergantung pada individu tersebut karena menurut Samuel Soeitoe, sebenarnya aktivitas bukan hanya sekedar kegiatan. Beliau mengatakan bahwa aktivitas dipandang sebagai usaha untuk mencapai atau memenuhi kebutuhan.3
B. Bimbingan Rohani Islam 1. Pengertian Bimbingan Rohani Islam Secara harfiah (bahasa) bimbingan adalah “menunjukkan, memberi jalan, atau menuntun orang lain ke arah tujuan yang bermanfaat bagi kehidupan di masa kini dan masa yang akan datang”. Istilah bimbingan merupakan terjemahan dari bahasa inggris, guindance yang berasal dari kata kerja to guide yang berarti menunjukkan.4 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, bimbingan berarti petunjuk ataupun penjelasan tentang tata cara mengerjakan sesuatu.5
3
Samuel Soeitoe, psikologi pendidikan II,(Jakarta : FEUI,1082),hal. 52. H. M. Arifin, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama, (Jakarta: Balai Pustaka, 1984), Cet. ke-1. h. 45. 5 W. J. S. Poerwandarminta, Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1995), Cet. ke-2, h. 133. 4
16
Sedangkan secara terminologi, yang dikemukakan oleh para ahli, seperti Umar dan Sartono, “bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada
indivindu
agar
dengan
potensi
yang
dimiliki
mampu
mengembangkan diri secara optimal dengan jalan memahami diri, memahami lingkungkan, mengatasi hambatan guna menentukan rencana masa depan”.6 Prayitno dan Erman Amti, “bimbingan adalah bantuan yang diberikan
kepada
indivindu
dalam
membuat
paham-paham
dan
penyesuaian yang bijaksana”.7 Sedangkan Rahman Natawijaya mengartikan bahwa, “bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan supaya indivindu tersebut dapat memahami dirinya, sehingga ia sanggup mengarahkan dirinya bertindak wajar sesuai dengan keadaan lingkungan”.8 Selanjutnya pengertian rohani, kata rohani berasal dari kata roh atau ruh. Menurut Toto Tasmara, ruh adalah “fitrah manusia yang dengan itu pula, manusia menjadi berbeda dengan binatang, kekuatan yang
6
Umar dan Sartono, Bimbingan dan Penyuluhan Islam (Bandung: Pustaka Cipta, 1998). Cet. ke-2. h. 427. 10 Prayitno dan Erman Amti, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1999), Cet. ke-1, h. 20. 11 Rahman Natawijaya, Peranan Guru dalam Bimbingan di Sekolah, (Bandung: CV Abrair, 1998), Cet. ke-1, h.7.
17
melangit dan bertanggung jawab, akan tetapi juga melanggar berbagai norma-norma moral”.9 Secara etimologi, kata ruhani dalam kamus sinonim bahasa Indonesia, mempunyai arti roh dan juga berkaitan dengan yang tidak berbadan jasmaniah. Sedangkan persamaan kata rohani dalam kamus bahasa Indonesia adalah batin, spiritual dan kejiwaan. Dalam
Kamus
Bahasa
Indonesia
kontemporer
dijelaskan
bahwasannya rohani adalah “kondisi kejiwaan seseorang dimana terbentuk hubungan manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa yang diwujudkan dalam budi pekerti seseorang melalui hubungan manusia dengan sesama manusia dengan ajaran agama yang dianutnya”.10 Mengenai pengertian roh Imam Ghozali seperti dikutip Jamaluddin Kafie dalam bukunya Psikologi Dakwah membagi roh menjadi dua, yaitu roh jasmaniah dan roh rohaniyah. Roh jasmaniyah yaitu zat kelas yang berpusat di ruangan hati dan mengalir keseluruh ruangan urat nadi (pembuluh darah) selanjutnya tersebar keseluruh tubuh, karena manusia dapat bergerak (hidup dan merasakan berbagai perasaan serta dapat berfikir atau mempunyai kegiatan-kegiatan hidup kejiwaan). Sedangkan roh rohaniah yaitu bagian dari yang ghaib. Dengan ini manusia dapat mengenal dirinya sendiri dan mengenal Tuhan, serta menyadari
9
Toto Tasmara, Kesehatan Ruhaniah (transcendental intelligensi), (Jakarta: GIP. 2001), cet. Ke-2, h. 55 10 Petter Salim dan Yummy Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, (Jakarta: Modem English, 1991) h. 299.
18
keberadaan
orang
lain
(berkepribadian,
berketuhanan,
dan
berkeprikemanusiaan) serta bertanggung jawab atas tujuan lakunya. Menurut Lismidar, pada dasarnya Bimbingan Rohani Islam merupakan aktualisasi teologi yang dimanifestasikan dalam suatu kegiatan manusia beriman sebagai makhluk sosial yang dilaksanakan secara teratur untuk membina dan mengarahkan manusia, agar aqidahnya mantap, keyakinannya kokoh, bertambah taqwa kepada Allah Swt, taat melaksanakan ibadah dan memantapkan kesadaran beragama, sehingga dapat membawa seseorang menjadi lebih tenang dalam permasalahan, dan jauh dari rasa cemas.11 Pengertian Islam secara kebahasaan, menurut Maulana Muhammad Ali, kata Islam mempunyai pengertian perdamaian. Damai dengan Allah dengan berserah diri sepenuhnya kepada kehendaknya.12 Pengertian
Islam
menurut
Nasarudin
Razaq,
memberikan
pengertian bahwa kata Islam secara kebahasaan berasal dari bahasa arab yaitu “salima yang berarti selamat, sentosa dan berarti pula menyerahkan diri, tunduk, patuh dan taat.13 Menurut Harun Nasution, Islam secara istilah salah satu agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan Tuhan kepada manusia melalui Nabi Muhammad SAW sebagai Rasul. Islam pada hakikatnya mempunyai 11
Lismidar, Tuntutan Rohani Islam dalam Memenuhi Kebutuhan Spiritual Pasien dalam Makalah Penataran Dakwah ke Rumah Sakit, (Jakarta: 1993), hal. 1. 12 Maulana Muhammad Ali, Islamologi atau Dinul Islam, (Jakarta: Darul Kutubi Islamiyyah,1996), Cet, Ke-5. h. 4. 13 Nasarudin razak, Peninjauan Kembali Islam Sebagai Suatu Dogma, (Bandung : Al-ma’rif,1977), cet ke-2, h. 9.
19
ajaran-ajaran yang bukan hanya mempunyai satu segi saja, akan tetapi mengenai berbagai segi dari kehidupan manusia.14 Dari beberapa pengertian di atas dapat dijelaskan bahwa Islam adalah agama Tuhan (Allah SWT) yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad, dengan dua pokok ajarannya yakni Al-Qur’an dan Hadits untuk membawa manusia kepada kebahagiaan dunia dan akhirat. Dari uraian di atas dapat disimpulkan, Bimbingan Rohani Islam adalah proses pemberian bantuan yang diberikan kepada terbimbing, agar dapat memperkembangkan potensinya atau fitrah beragama yang dimilikinya secara optimal melalui internalisasi nilai-nilai yang terkandung dalam Al-Qur’an dan Hadits ke dalam diri, sehingga ia dapat hidup selaras dan sesuai dengan tuntunan agama Islam.
2. Tujuan dan Fungsi Bimbingan Rohani Islam Adapun tujuan bimbingan itu sendiri menurut Aunur Rahim Faqih adalah : a. Membantu klien untuk mengembangkan pemahaman diri sendiri sesuai dengan kecakapan, minat, pribadi, dan kesempatan yang ada. b. Membuat proses sosialisasi dan sensituitas kepada kebutuhan orang lain. c. Memberi dorongan didalam mengarahkan diri, pemecahan masalah pengembalian keputusan dalam keterlibatan diri dalam masalah yang ada. 14
Harun Nasution, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspek, (Jakarta: UI Press 1979) Cet. Ke-1, h. 9.
20
d. Mengembang nilai dan sikap menyeluruh serta perasaan sesuai dengan penerimaan diri. e. Membantu didalam memahami tingkah laku manusia. f. Membantu klien untuk hidup didalam kehidupan yang seimbang dalam berbagai aspek, fisik, mental dan sosial.15 Fungsi bimbingan menurut Dewa Ketut Sukardi : a. Fungsi preventif: sebagai pencegah terhadap timbulnya masalah. b. Fungsi pemahaman: yang menghasilkan pemahaman tentang sesuatu c. Fungsi
perbaikan:
yang
menghasilkan
solusi
dari
berbagai
permasalahan yang dialami. d. Fungsi
pemeliharaan
dan
pengembangan:
membantu
dalam
memelihara dan mengembangkan keseluruhan pribadinya secara mantap, terarah, dan berkelanjutan.16
3. Unsur-unsur Bimbingan Rohani Islam a. Pembimbing. Pengertian pembimbing dalam kamus bahasa Indonesia sebagai berikut, "pembimbing" diartikan menurut bahasa adalah "pemimpin" atau "penuntun", kata tersebut di ambil dari kata "bimbing" yang artinya "pimpin" atau "tuntun", kemudian diberi awalan "pe" menjadi pembimbing yang artinya "yang menyebabkan sesuatu menjadi tahu", 15
Aunur Rahim Faqih, Bimbingan dan Konseling dalam Islam, (Yogyakarta: VII Press, 2001), Cet. ke-2, hal. 54. 16 Dewa Ketut Sukardi, Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, (Jakarta: Rineke Cipta, 2000), hal. 26-27.
21
arti tersebut disesuaikan dengan profesi dan disiplin ilmu yang ia miliki.17 Menurut
Tohirin,
mengungkapkan
beberapa
syarat-syarat
menjadi pembimbing yang ada di sekolah yaitu: 1) Syarat yang berkenaan dengan kepribadian. Seorang pembimbing harus memiliki kepribadian yang baik karena pelayanan bimbingan berkaitan dengan pembentukan prilaku dan kepribadian anak. 2) Syarat yang berkenaan dengan pendidikan. Seorang pembimbing selayaknya memiliki pendidikan profesi, yaitu jurusan bimbingan Strata Satu (S1) ataupun sekurang-kurangnya pernah mengikuti pendidikan dan pelatihan tentang bimbingan. 3) Syarat yang berkenaan dengan pengalaman. Seorang pembimbing harus mempunyai suatu pengalaman dalam kehidupannya
sehingga
pembimbing
dapat
memberikan
bimbingannya dengan baik terhadap yang terbimbing atau anak. 4) Syarat yang berkenaan dengan kemampuan. Memiliki kemampuan atau kompetensi dan ketrampilan oleh pembimbing merupakan suatu keniscayaan. Tanpa memiliki
17
W.J.S. Poerwardarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1984), Cet. ke-7, h. 427.
22
kemampuan dan ketrampilan, tidak mungkin guru pembimbing dapat melaksanakan tugas dengan baik.18 Menurut Umar dan Sartono mengutip pendapat Rachel Dunaway Cox yang pernah melakukan studi di Amerika Serikat dan mengambil kesimpulan bahwa tugas pokok pembimbing adalah sebagai berikut: 1) Melaksanakan kordinasi kegiatan bimbingan di sekolah. 2) Membimbing anak agar dapat memahami dan menghayati pelaksanaan program bimbingan di sekolah. 3) Melaksanakan kegiatan bimbingan yang berifat khusus pada saat tertentu.19 b. Terbimbing (Klien) Yaitu peserta atau orang yang mempunyai masalah dalam mencapai tujuan.20 c. Metode. Kata ”metode” berasal dari kata yunani methodos, dimana meta ialah menuju, melalui, mengikuti. Dan kata hodos ialah jalan, perjalanan, cara arah. Jadi pengertian metode adalah cara bertindak menurut sistem aturan tertentu menurut sistem aturan tertentu atau
18
Tohirin, Bimbingan dan konseling di Sekolah dan Madrosah, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007), h. 117-122. 19 Umar dan Sartono, Bimbingan dan Penyuluhan Islam (Bandung: Pustaka Cipta, 1998). Cet. ke-2. h. . 20 Drs. H. Paimun, Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: UIN Press, 2008), h. 11
23
supaya kegiatan praktisi terlaksana secara rasional dan terarah, agar mencapai hasil yang optimal.21 Dalam menyampaikan materi pembimbing terhadap sasarannya (terbimbing), seorang pembimbing dapat menggunakan metodemetode antara lain. 1). Metode Interview (wawancara). Wawancara adalah melakukan dialog dengan terbimbing untuk
mendapatkan
masalah-masalah
yang
dihadapi
oleh
terbimbing. Terbimbing dengan melakukan dialog, pembimbing akan masuk dalam kehidupan terbimbing dan akan mengetahui sebab-sebab terbimbing.22 2). Metode Group (kelompok). Yaitu cara pengungkapkan jiwa dan pembinaannya kegiatan kelompok seperti ceramah, Tanya jawab, seminar, diskusi, dan sebagainnya. 3). Metode Non Direktif. Metode ini dilakukan dengan tidak mengarahkan. Yang mana di bagi menjadi 2 yaitu:
21
Anton Bakher, Metode-metode Filsafat, (Jakarta: Penerbit Balai Aksara, 1984), h. 10. 22 H.M. Arifin, Pedoman dan Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama, (Jakarta: PT. Golden Terayon Pers), h. 49.
24
a) Client Centered. Yaitu pengungkapan masalah-masalah
yang menjadi
penghambat si terbimbing. Dilakukan dengan cara pancingan yaitu dengan mengajukan satu dua pertanyaan, selanjutnya terbimbing
di
beri
kesempatan
seluas-luasnya
untuk
menceritakan segala isi batinnya yang disadari menjadi penghambatnya. Pembimbing hanya mendengarkan dan mencatat hal-hal yang dianggap mendasar kemudian di akhir pertemuan pembimbing kembali
tidak
mengarahkan
hambatan-hambatan
penyebabnya
dan
mengatasinya
apa
yang
yang
sebagaimana
hanya
harus
mengungkapkan dialami
sebagai
dilakukan
untuk
dikemukakan
oleh
masalah-masalah
yang
yang
terbimbing. b) Metode Edukatif. Yaitu
cara
pengungkapan
menghambat dengan cara mengoreh sampai tuntas apa yang menjadi penyebab hambatan, dengan mengajukan pertanyaanpertanyaan dalam hal ini pembimbing harus bersikap agak santai dan memberikan kesempatan yang seluas-luasnya
25
kepada termbimbing untuk mengingat dan mengungkapan rahasia pribadi yang menjadi penghambat masalah tersebut.23 4). Metode Direktif (metode yang bersifat mengarahkan) Metode ini lebih bersifat mengarahkan kepada jamaah untuk berusaha mengatasi kesulitannya (problem) yang berpengaruh kepada ketenangan berfikir. Pada metode ini, pembimbing memberikan saran-saran pandangan dan nasehat bagaimana sebaiknya ia bersikap dalam menghadapi problemnya.24 d. Materi. Materi bimbingan adalah suatu pesan baik berupa jawaban solusi atau alternatif yang disampaikan oleh pembimbing kepada yang di bimbing tersebut adalah : 1). Pemahaman diri Kurangnya anak di dalam memahami dirinya, sehingga tidak mengetahui bakat, kemampuan dan kelemahan-kelemahan dirinya. Dengan adanya pemahaman diri, maka bakat dan kemampuan anak dapat disadari dan dikembangkan. 2). Nilai-nilai kehidupan. Memperbaiki atau menghilangkan kebiasaan-kebiasaan atau halhal yang tidak baik yang terdapat pada anak atau tindakan yang kurang terpuji. 23
H.M. Alisuf Sabri, Pengantar Ilmu Pendidikan. (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005), h. 179-180. 24 Op. Cit, hal. 44.
26
3). Informasi lingkungan. Fungsi dari informasi lingkungan adalah anak berlatih untuk menyesuaikan atau beradaptasi dengan lingkungannya dan memanfaatkan
peluang
yang
dimilikinya
dalam
rangka
mengembangkan diri sesuai potensi-potensinya, sehingga berguna bagi dirinya. 4). Hambatan dan cara mengatasi. Bertujuan untuk membantu anak dalam mencari jalan keluar atau memecahkan (mengatasi) masalah-masalah yang dihadapi atau dialami anak dalam kehidupanya. Adapun secara kontektual bahwa materi bimbingan itu mencakup seluruh atau universal dalam segala aspek bidang yang berkaitan dengan kehidupan manusia.25 e. Media. Secara harfiah kata media memiliki arti ”perantara” atau ”pengantar”, secara luas media adalah sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan dan kemauan audien (anak) sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya. Pentingnya penggunaan media dalam proses
25
Abu Ahwal dan Ahmad, Bimbingan dan Konseling di Sekolah, (Surabaya: PT. Rineka Cipta,1991). h. 177.
27
belajar mengajar yaitu dapat membangkitkan motivasi dan merangsang siswa untuk belajar.26 Pada awalnya media hanya berfungsi sebagai alat bantu dalam kegiatan belajar mengajar yakni berupa sarana yang dapat memberikan pengalaman visual kepada siswa dalam rangka mendorong motivasi belajar, memperjelas, dan mempermudah konsep yang komplek dan abstrak menjadi lebih sederhana, konkrit, serta mudah di pahami. Dengan demikian media dapat berfungsi sebagai berikut: 1) Membantu memudahkan belajar bagi siswa dan membantu memudahkan mengajar bagi guru. 2) Menarik perhatian siswa lebih besar (jalannya pelajaran tidak membosankan). 3) Lebih menarik perhatian dan minat murid dalam belajar. 4) Dapat membangkitkan dunia teori dengan realita.27 f. Fasilitas. Bimbingan dapat terlaksana dengan baik dan mencapai hasil optimal apabila dilaksanakan oleh petugas yang profesional dan dilengkapi dengan sarana dan prasarana serta fasilitas yang cukup memadai. Adapun sarana dan prasarana yang diperlukan dalam pelaksanaan program bimbingan adalah sebagai berikut : 1) Tenaga.
26
Aznawir dan Basyirudin Usman, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT. Intermasa, 2002), h. 13-24. 27 Ibid, h. 45.
28
Tenaga merupakan fasilitas yang paling penting untuk pelaksanaan proses bimbingan. Tenaga yang diperlukan adalah pembimbing yang profesional dan lengkap akan menjamin tingkat keberhasilan bimbingan. 2) Waktu. Waktu untuk pelaksanaan pemberian bimbingan perlu diadakan kesepakatan bersama dengan staf sekolah. Bimbingan baik individual
maupun
kelompok
dapat
dilaksanakan
tanpa
mengganggu jalannya proses belajar mengajar. 3) Tempat. Di dalam proses bimbingan diperlukan ruangan atau tempat khusus. Dengan tujuan agar dalam proses bimbingan dapat bekerja dengan efektif dan efesien. Serta dilengkapi dengan fasilitas yang mendukung.
C. Remaja 1. Pengertian Remaja Istilah remaja atau kata yang berarti remaja tidak ada dalam Islam. Di dalam al-Qur.an ada kata (al-Fityatun, Fityatun) yang artinya orang muda.28 Firman Allah SWT dalam surat al-Kahfi ayat 13:
28
Zakiyah Daradjat, Remaja Harapan dan Tantangan, (Jakarta: CV. Ruhama, 1995), Cet. II, hal. 10-11
29
Artinya : Kami ceritakan padamu (Muhammad) dengan sebenarnya. Sesungguhnya mereka itu adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka dan kami tambahkan kepada mereka petunjuk.. (QS. Al-Kahfi: 13) Terdapat pula kata baligh yang menunjukkan seseorang tidak kanakkanak lagi, misalnya dalam surat an-Nur ayat 59:
Artinya : Dan apabila anak-anakmu telah sampai umur baligh maka hendaklah mereka meminta izin seperti orang sebelum mereka meminta izin.. Pada kedua ayat tersebut terdapat istilah kata fityatun yang artinya muda dan kata baligh yang dikaitkan dengan mimpi (al-Hulama). Kata baligh dalam istilah hukum islam digunakan untuk penetuan umur awal kewajiban melaksanakan hukum Islam dalam kehidupan sehari-hari. Atau dengan kata lain terhadap mereka yang telah aqil baligh, berlakulah seluruh ketentuan hukum Islam. Tampaknya masa remaja yang mengantarai masa kanak-kanak dengan dewasa tidak terdapat dalam Islam. Dalam Islam seorang manusia bila telah aqil baligh, telah bertangung jawab atas setiap perbuatanya. Jika ia berbuat baik akan mendapat pahala dan bila melakukan perbuatan tidak baik akan berdosa.
30
Remaja dalam pandangan hukum dan perundang-undangan adalah mereka yang berumur 13-17 atau 18 tahun.29 Remaja dalam pengertian psikologi dan pendidikan: remaja adalah tahap umur yang datang setelah masa kanak-kanak berakhir, ditandai oleh pertumbuhan fisik cepat. Pertumbuhan cepat yang terjadi pada tubuh remaja, luar dan dalam itu membawa akibat yang tidak sedikit terhadap sikap, prilaku, kesehatan serta kepribadian remaja.30 Batasan remaja menurut WHO, remaja adalah suatu masa dimana individu berkembang dari saat pertama kali menunjukan tanda-tanda seksual sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual. 2. Pertumbuhan Mental Remaja Ide-ide agama, dasar-dasar keyakinan dan pokok-pokok ajaran agama, pada dasarnya diterima oleh seseorang pada masa kecilnya. Ide-ide pokok ajaran-ajaran agama yang diterimanya waktu kecil itu akan berkembang dan bertambah subur, apabila anak atau remaja dalam menganut kepercayaan itu tidak mendapat kritikan-kritikan dalam hal agama itu. Dan apa yang tumbuh dari kecil itulah yang menjadi keyakinan yang dipegang melalui pengalaman-pengalaman yang dirasakannya. Pertumbuhan pengertian tentang ide-ide agama sejalan dengan pertumbuhan kecerdasan. Pengertian-pengertian tentang hal-hal yang abstrak, yang tidak dapat dirasakan atau dilihat langsung seperti pengertian tentang akhirat, surga, neraka dan lain sebagainya, baru dapat diterima oleh 29 30
Ibid, hal. 9 Ibid, hal. 8
31
anak-anak apabila pertumbuhan kecerdasannya telah memungkinkannya untuk itu. Itulah sebabnya maka seharusnya pengertian-pengertian yang abstrak itu dikurangi, apabila umur remaja belum dicapai oleh si anak. Ide-ide dan pokok-pokok ajaran agama tidak jarang pula ditolak atau dikritik oleh anak-anak yang telah meningkat usia remaja. Bahkan kadangkadang mereka menjadi bimbang beragama, terutama anak-anak yang mendapat didikan agama dengan cara yang memungkinkan mereka berpikir bebas dan boleh mengritik. Remaja-remaja yang mendapat didikan agama dengan cara yang tidak memberi kesempatan atau berpikir logis dan mengkritik pendapat-pendapat yang tidak masuk akal, disertai pula oleh kehidupan lingkungan dan orang tua, yang juga menganut agama yang sama, maka kebimbangan pada masa remaja itu agak kurang. Remajaremaja akan merasa gelisah dan kurang aman apabila agama atau keyakinannya berlainan dari agama atau keyakinan orang tuanya. Keyakinan orang tua dan keteguhannya menjalankan ibadah, serta memelihara nilai-nilai agama dalam hidupnya sehari-hari menolong remaja dari kebimbangan agama. 31 Setelah perkembangan mental remaja sampai kepada mampu menerima atau menolak ide-ide atau pengertian-pengertian yang abstrak, maka pandangannya terhadap alam dengan segala isi dan peristiwanya berubah, dari mau menerima tanpa pengertian menjadi menerima dengan penganalisaan. Perkembangan mental remaja ke arah berpikir logis (falsafi) 31
Zakiyah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 2003), cet keXVI, hal. 85-89
32
itu, juga mempengaruhi pandangan dan kepercayaannya kepada Tuhan. Karena mereka tidak dapat melupakan Tuhan dari segala peristiwa yang terjadi di alam ini. Jika mereka yakin bahwa tuhan maha kuasa, maha mengatur dan mengendali alam ini, maka segala apapun yang terjadi, baik peristiwa alamiah, maupun peristiwa-peristiwa dan hubungan orang-orang dalam masyarakat, dilimpahkan tanggung jawabnya kepada Tuhan. Seandainya mereka melihat adanya kekacauan, kerusuhan, ketidak adilan, percekcokkan dan lain sebagainya dalam masyarakat, atau banyak hal-hal yang terjadi dalam alam ini seolah-olah tanpa kendali, maka mereka akan merasa kecewa terhadap Tuhan, bahkan mungkin menjadi acuh tak acuh atau benci. Apabila perasaan seperti itu bertumpuk-tumpuk, mungkin akan berakhir dengan mengingkari wujud Tuhan, supaya ia dapat mengambil kesimpulan baru, yaitu segala sesuatu dalam alam ini terjadi dengan sendirinya dan berjalan tanpa kendali sehingga mungkin saja, teratur atau kacau balau. Dapat disimpulkan bahwa pengertian remaja akan pokok-pokok keyakinan dalam agama dipengaruhi oleh perkembangan pikirannya pada umur remaja. Dan gambaran remaja tentang tuhan merupakan bagian dari gambaran terhadap alam ini. Hubungannya dengan Tuhan, bukanlah hubungan yang sederhana, antara dia dengan tuhan. Akan tetapi kompleks dan berjalin melalui alam ini, hubungan disini adalah antara dia, alam dan Tuhan. Perasaannya terhadap Tuhan, adalah pantulan dari sikap jiwanya terhadap alam luar. Maka agama remaja adalah hubungan antara dia, Tuhan
33
dan alam semesta, yang terjadi dari peristiwa-peristiwa dan pengalamanpengalaman masa lalu dan yang sedang di alami oleh remaja itu. Atau dengan kata lain dapat diringkaskan bahwa agama remaja adalah hasil dari interaksi antara dia dan lingkungannya sedang gambarannya tetang tuhan dan sifat-sifatnya, dipengaruhi oleh kondisi perasaan dan sifat remaja itu sendiri. 3. Problem Remaja Umur remaja adalah umur peralihan dari anak-anak menjelang dewasa, yang merupakan masa perkembangan terakhir bagi pembinaan kepribadian atau masa persiapan untuk memasuki umur dewasa, problemnya tidak sedikit. Telah banyak penelitian yang dilakuakan orang dalam mencari problema yang umum dihadapi oleh remaja, baik dinegara yang maju, maupun yang masih berkembang. Di antara problem remaja yang sering rasakan antara lain adalah: a.
Masalah hari depan Setiap remaja memikirkan masa depannya. Ia ingin mendapat kepastian, akan jadi apakah ia nanti setelah tamat. Pemikiran akan hari depan itu semakin memuncak dirasakan oleh mereka yang duduk di bangku Universitas atau mereka yang berada di dalam kampus. Tidak jarang kita mendengar kalimat-kalimat yang memantulkan kecemasan akan hari depan itu, misalnya: .hari depan suram., buat apa belajar, toh
34
sama saja yang berijazah dan tidak berijazah sama-sama tidak dapat bekerja dan sebagainya. 32 Kecemasan akan hari depan yang kurang pasti, itu telah menimbulkan berbagai problema lain, yang mungkin menambah suramnya masa depan remaja itu, misalnya semangat belajar menurun, kemampuan berpikir berkurang, rasa tertekan timbul bahkan terkadang sampai kepada mudahnya mereka terpengaruh oleh hal-hal yang tidak baik, kenakalan dan penyalahgunaan narkotika. Perhatian mereka terhadap agama semakin berkurang, bahkan tidak jarang terjadi goncangan hebat dalam kepercayaan kepada Tuhan. b. Masalah hubungan dengan orang tua Inipun termasuk masalah yang dihadapi oleh remaja dari dahulu sampai sekarang. Sering kali terjadi pertentangan pendapat antara orang tua dan anakanaknya yang telah remaja atau dewasa. Kadangkadang hubungan yang kurang baik itu timbul, karena remaja mengikuti arus dan mode, seperti: rambut gonderong, pakaian kurang sopan, lagu-lagu dan terhadap orang tua kurang hormat. c. Masalah moral dan agama Tampaknya masalah ini semakin memuncak, terutama di kotakota besar barangkali pengaruh hubungan dengan budaya asing semakin meningkat melaui film, bacaan, gambar-gambar dan 32
Ibid, h. 70
35
hubungan langsung dengan orang asing (turis) yang datang dengan berbagai sikap dan kelakuan. Biasanya kemerosotan moral disertai oleh sikap menjauh dari agama. Nilai-nilai moral yang tidak didasarkan kepada agama akan terus berubah sesuai dengan keadaan, waktu dan tempat. Keadaan dan nilai-nilai yang berubah itu menimbulkan kegoncangan pula, karena menyebabkan Orang hidup tanpa pegangan yang pasti. Nilai yang tetap dan tidak berubah adalah nilai-nilai agama, karena nilai agama itu absolut dan berlaku sepanjang zaman, tidak dipengaruhi oleh waktu, tempat dan keadaan.33
33
Zakiyah Darajat, Remaja Harapan dan Tantangan, (Jakarta: CV. Ruhama, 1995), Cet. II, hal. 15
36
BAB III GAMBARAN UMUM PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT (PKBM) DARUSSALAM PONDOK LABU JAKARTA SELATAN
A. Sejarah dan Perkembangan Diawali dari keprihatinan beberapa orang warga masyarakat Kelurahan Pondok Labu terhadap kondisi masyarakat di lingkungan tempat tinggal yang cenderung mengalami degredasi moral, mental, norma dan perilaku yang tercermin dalam pergaulan sehari-hari masyarakat sekitar yang semakin hari semakin memprihatinkan. Di samping itu, banyaknya warga sekitar yang mempunyai nasib kurang baik terutama taraf hidup dan pendidikan yang rendah berdampak kepada banyaknya pengangguran, tidak bisa melanjutkan sekolah ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi yang semuanya berpotensi terhadap kondisi kemiskinan, taraf hidup dan pengetahuan seseorang. Maka pada tanggal 29 Mei 1987 dicetuskan dan dibentuklah suatu lembaga pendidikan yaitu PKBM Darussalam oleh beberapa warga masyarakat Kelurahan Pondok Labu Kecamatan Cilandak, di antaranya Ust. Marzuki, Zaenuddin S.Pd, Sutarno S.Pd, dan beberapa tokoh masyarakat serta aparat terkait. Perintisan Lembaga Pendidikan ini benar-benar dari nol, karena sejak awal memang tidak memiliki modal sedikit pun. Akan tetapi berkat niat dan tekad para pendiri yang menginginkan kemajuan di lingkungan setempat, khususnya dalam bidang pendidikan dan untuk membantu meningkatkan
36
37
kualitas keilmuan serta mengembangkan keterampilan yang dimiliki oleh masyarakat agar mampu tersalurkan bakat dan minat mereka. Untuk pertama kalinya kegiatan dilaksanakan di Gedung milik SMP Darussalam, yang berlokasi di Jl. H. Ipin No. 10 RT. 007/RW. 01 Kelurahan Pondok Labu, Kecamatan Cilandak, dengan Izin Operasional dari Penilik Kecamatan Cilandak tertanggal 5 Mei 1988, dalam kegiatan di bawah binaan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat/LPM Kelurahan Pondok Labu dengan proses pembelajaran seadanya. Sejak tahun 1987 s/d 1991, Program Kegiatan Pendidikan Kesetaraan Paket A, B, C (Setara SD, SMP, SMA) saat itu merekrut siswa putus sekolah yaitu Paket B 2 orang dan Paket C 2 orang, Pengajian Majelis Taklim 5 orang, Bimbingan Belajar Siswa 5 orang, dan merintis dibentuk Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Kelompok Bermain dengan anak didik usia 3 - 6 tahun sebanyak 10 orang dari warga sekitar. Perkembangannya semakin pesat dengan semakin banyaknya siswasiswa baru tiap bulan yang masuk untuk mengikuti pembelajaran di PKBM Darussalam, ada siswa yang putus sekolah, siswa yang belum menyelesaikan pendidikan formalnya selama tiga tahun dikarenakan tidak mempunyai biaya, ada pula siswa yang sudah berumur cukup tua yang masih semangat untuk menuntut ilmu. Sampai sekarang lulusan PKBM Darussalam banyak yang melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, dan ada juga yang diterima di berbagai bidang pekerjaan yang lebih layak dari sebelum mereka mengenyam pendidikan.
38
Lembaga PKBM Darussalam tidak hanya bergerak di bidang pendidikan, namun yang menjadi nilai lebih adalah bidang keterampilan. Siswa dapat menyalurkan keahlian dan keterampilan yang dimiliki oleh mereka. Dengan adanya hal tersebut, keterampilan yang dimiliki oleh masingmasing siswa dapat semakin berkembang dan meningkat, karena adanya wadah atau tempat penyalur bakat-bakat dan kreatifitas. Jadi siswa tidak hanya terkungkung oleh banyaknya mata pelajaran yang harus mereka kuasai, akan tetapi siswa dapat bermain sambil belajar. 1
B. Visi dan Misi 1. Visi Membentuk masyarakat cerdas, terampil, mandiri dan berakhlaq mulia serta produktif. 2. Misi a. Mengembangkan, memfasilitasi, memobilisasi kegiatan pembelajaran dan pemberdayaan masyarakat secara dinamis inovatif. b. Menggerakkan Sumber Daya Manusia dan partisipasi masyarakat dalam mendukung
penyelenggaraan
program
pengelolaan
dan
pembinaan untuk menggali potensi masyarakat. c. Meningkatkan kesejahteraan hidup, mengembangkan diri secara positif sebagai insan yang berkualitas
1
Wawancara Pribadi dengan Bapak Zaenudin (Kepala PKBM Darussalam), tanggal 15 juli 2010
39
C. Program Pendidikan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Darussalam Program-program pendidikan yang diadakan oleh PKBM Darussalam untuk dapat menunjang terselenggaranya pengembangan di bidang keilmuan dan keterampilan adalah: a. Program Paket A Setara SD b. Program Paket B Setara SMP c. Program Paket C Setara SMU d. Keaksaraan Fungsional (KF) e. Pelatihan Komputer f. Pelatihan Kerajinan Tangan g. Bimbingan Kerohanian h. Futsal
D. Kiprah Bimbingan Rohani Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Darussalam Dalam rangka pembinaan dan peningkatan kualitas warga belajar khususnya remaja maka bimbingan rohani Islam dianggap perlu untuk dilaksanakan. Hal ini dikarenakan sebagian besar warga belajar mempunyai latar belakang yang bermasalah. Seiring berjalannya waktu dengan semakin pesatnya perkembangan zaman, lembaga PKBM Darussaalam terus mengembangkan kiprahnya dengan program-program yang dapat menyesuaikan perkembangan kehidupan
40
generasi muda masyarakat sekitar yang sudah mulai mengkhawatirkan, seperti pergaulan bebas, penyimpangan moral dan etika serta akhlakul karimah yang sudah mulai pudar, sehingga PKBM Darussalam pada tanggal 22 juli 2000 menerapkan program bimbingan kerohanian agar para peserta didik dapat memiliki penguatan terhadap diri supaya tidak mudah terpengaruh oleh perkembangan zaman yang dapat merusak kehidupan jasmani dan rohani mereka. Sebagai program yang dapat dikatakan baru dibandingkan program yang sudah ada sebelumnya, bimbingan kerohanian memiliki perhatian yang cukup baik oleh para peserta didik, mereka memberikan antusias yang besar, khususnya pada bidang ketauhidan dan fiqih ibadah, karena ternyata banyak permasalahan di lingkungan masing-masing peserta didik yang belum dapat mereka pahami berkaitan dengan ketauhidan dan dalam beribadah sehari-hari. Program bimbingan kerohanian diadakan setiap seminggu dua kali di luar jam pelajaran. Setiap siswa bebas untuk menanyakan berbagai permasalahan yang ada di lingkungan sekitar mereka dan pengalaman pribadi masing-masing peserta didik yang berkaitan dengan ketauhidan, akhlak, kepribadian dan ibadah. Akan tetapi tidak menutup kemungkinan mereka bebas untuk menanyakan segala macam problem yang sedang dihadapi dengan tentunya nanti solusi yang diberikan oleh pembimbing dikaitkan dengan kerohanian agar dalam setiap masalah apapun mereka terbiasa untuk dapat
menghadapinya
dengan
tegar,
ikhlas
dan
segera
langsung
41
mengembalikan dan meminta pertolongan kepada yang Maha Esa yang dapat memberi segalanya.2
E. Sarana dan Prasarana Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Darussalam Tabel. 1 Sarana dan Prasarana PKBM Darussalam
Sarana dan Prasarana
Jml Sarana Satuan
Status
Kantor
1
Unit
Hak Milik
Ruang Tamu
1
Unit
Hak Milik
Meja Belajar
25
Buah
Hak Milik
Kursi Belajar
50
Buah
Hak Milik
Meja Pengelola
5
Buah
Hak Milik
Kursi Pengelola
8
Buah
Hak Milik
Papan Tulis
1
Buah
Hak Milik
Lemari / Rak Buku
4
Buah
Hak Milik
Komputer
4
Unit
Hak Milik
Telepon
1
Buah
Hak Milik
2
Juli 2010
Wawancara Pribadi dengan Salafudin (Pembimbing BIMROH), Jakarta, 16
42
Kalender
3
Buah
Hak Milik
Modul KF
100
Exp
Hak Milik
Modul Paket B
100
Exp
Hak Milik
Ruang Sekretariat
1
Unit
Hak Milik
Musholla
1
Unit
Hak Milik
Tanah
17
M2
Hak Milik
Papan Data Dinding
5
Buah
Hak Milik
Printer
1
Buah
Hak Milik
Jam Dinding
1
Buah
Hak Milik
Ruang Bimbingan dan Penyuluhan
1
Unit
Hak Milik
F. Struktur Organisasi. Dalam sebuah organisasi terdapat pembagian kerja yang terbagi dalam beberapa susunan di mana di dalamnya terdapat orang-orang yang berkerja sesuai dengan tugasnya masing-masing. Hal ini diperuntukkan guna mencapai tujuan akhir dari organisasi itu sendiri.
43
Tabel. 2 Jumlah Murid PKBM Darussalam Tahun ajaran 2009-2010 No.
Kelas
L
P
Jumlah
1
Paket A
0
0
0
2
Paket B
10
7
17
3
Paket C
20
30
50
4
Keaksaraan Fungsional
0
15
15
Struktur Organisasi PKBM Darussalam Pondok Labu PEMBINA: 1. KASI PLS SUDIN DIKMEN KODYA JAKSEL 2. KASI DIKMEN KECAMATAN CILANDAK
KETUA Zainuddin, S.Pd
BENDAHARA Agus Sulaiman, S.Sos.I
Koord PAUD Wira Wijaya Koord PA Tarobin, S.Pd
SEKRETARIS Mimin Suwardi, S.Ag
Koord PB Abdul Azis, S.H.
Koord PC Sutarno, S.Pd
Koord KF Andi Kusuma, S.Pd
Koord Kesenian Ahmad Karim, S.Ag
Koord BIMROH Salafudin, S.Pd.I
44
Tutor/Pengajar: 1. Sutarno, S.Pd 2. Abdul Azis, S.H. 3. Tarobin, S.Pd 4. Ahmad Karim, S.Ag 5. Nurul Furqon, S.Pd 6. Wira Wijaya 7. Andi Kusuma, S.Pd 8. Agus Sulaiman, S.Sos.I
Keterangan: KASI
: Kepala Seksi
PLS
: Pendidikan Luar Sekolah
SUDIN
: Sub Dinas
DIKMEN
: Pendidikan Menengah
PAUD
: Pendidikan Anak Usia Dini
PA
: Paket A (Setara SD)
PB
: Paket B (Setara SMP)
PC
: Paket C (Setara SMA)
KF
: Keaksaran Fungsional (Buta Huruf)
BIMROH
: Bimbingan Rohani Islam
45
BAB IV TEMUAN DATA DAN ANALISIS PENELITIAN
A. Identifikasi Responden 1. Pemimpin PKBM Darussalam Nama pemimpin PKBM Darussalam adalah Bpk Zaenudin S.Pd. Pendidikan SI UNINDRA PGRI Jakarta, jabatan penaggung jawab PKBM Darussalam Pondok Labu, usia 45 tahun. 2. Pembimbing a. Ust. Abdul Karim Beliau lahir di Jakarta pada tanggal 20 Agustus 1967 dan lulusan MAN 1 Pondok Labu dan Pesantren As-Syafiiyah Bekasi. Beliau membimbing kegiatan bimbingan rohani Islam di PKBM Darussalam selama 10 tahun. Selain menjadi pembimbing beliau juga aktif memberikan pengajian di luar PKBM Darussalam. b. Ust. Salafudin Beliau lahir di Pemalang pada tanggal 06 Agustus 1987 dan lulusan Fakultas Tarbiyah Jurusan Pendidikan Agama Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta serta alumni Pondok Pesantren Salafiyah Pemalang. Beliau aktif di BIMROHIS PKBM Darussalam semenjak 2 tahun yang lalu.
45
46
3.
Peserta Bimbingan Rohani Islam Tabel. 3
Tabel Identifikasi Responden Peserta BIMROHIS PKBM Darussalam No.
Nama
Usia
1.
Adinda Maulina
16 tahun
Jenis Kelamin
Program
Perempuan
Paket C
Alamat
Jl. Wijaya Kusuma Jogjakarta
2.
Erly Pertiwi
16 tahun
Perempuan
Paket B
Banjar Negara
3.
Anita Rahman
18 tahun
Perempuan
Paket C
Pangkalan Jati
4.
Ahmad Maulana
16 tahun
Laki-laki
Paket B
Pangkalan Jati
5.
Dian Iskandar
18 tahun
Laki-laki
Paket B
Pondok Labu
6.
Safitri Julia Rizqi
18 tahun
Perempuan
Paket C
Jl. H. Ipin Pondok Labu
7.
Qoribul
16 tahun
Laki-laki
Paket B
Kramat Jati
16 tahun
Perempuan
Paket c
Jl. Pluto Dalam
Muchsinin 8
Nur Laelah
Rt.01 Rw.04 No. 4 9.
Ahmad Anto
16 tahun
Laki-laki
Paket C
Dapur Susu Pondok Labu
10.
Ahmad maulana
16 tahun
Laki-laki
Paket B
Pondok Cabe
47
Tabel. 4 Berdasarkan Jenis Kelamin:
No
Subjek
Jumlah
1
Laki-laki
5
2
Perempuan
5
Jumlah
10
Tabel. 5 Berdasarkan program yang diikuti:
No
Paket
Jumlah
1
B (setara SMP)
5
2
C (setara SMA)
5
Jumlah
10
B. Pelaksanaan Bimbingan Rohani Islam di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Darussalam Secara
akademis
pembimbing
harus
memiliki
wawasan
ilmu
pengetahuan yang luas, serta mempunyai kemampuan dalam melayani berbagai permasalahan sesuai kondisi yang berkembang dengan baik. Dengan demikian, setiap pembimbing diupayakan memiliki kualifikasi (strata) pendidikan yang memadai yakni sarjana Strata Satu (SI). Ditunjang dengan berbagai pengalaman dalam menangani remaja. Jadi dari segi profesional dan
48
indivindual setiap pembimbing mempunyai kompetensi yang seimbang antara teoritik dan praktik. Persyaratan formal (akademik) dalam bentuk teoritik dan kemampuan praktik belumlah cukup, tetapi harus pula dilengkapi dengan persyaratanpersyaratan
yang
lainnya
seperti
motivasi,
kemapuan
berempati,
berkomunikasi dengan baik, kemampuan berimprovisasi dan berbagai kemampuan individual yang lainnya yang berkaitan dengan BIMROHIS. Pembimbing BIMROHIS di PKBM Darussalam berjumlah dua orang, yaitu Ust. Abdul Karim dan Ust. Salafudin. Ust. Karim aktif membimbing sejak dimulainya program BIMROHIS didirikan. Walaupun beliau hanya lulusan SMA, tapi kekurangan secara akademis mampu beliau tutupi dengan pemahaman keilmuan agama yang mumpuni, dari segi pengalaman beliau juga aktif di masyarakat dalam bidang agama. Karena beliau mempunyai latar belakang pesantren yang kental dan juga dapat membaca kitab kuning dengan baik. Pengalaman inilah yang diharapkan mampu menjalankan kegiatan BIMROHIS dengan baik. Yang kedua adalah Ust. Salafudin, beliau tergolong masih muda dan baru dua tahun aktif di BIMROHIS PKBM Darussalam. Ust. Salafudin merupakan sarjana SI lulusan Fakultas Tarbiyah, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Di samping secara akademis mumpuni beliau juga alumni pesantren Salafiyah Kauman Pemalang, hanya saja pengalaman yang beliau dapatkan belum terlalu banyak.
49
Melihat sosok kedua pembimbing ini sangat menarik, karena keduanya dapat saling mengisi kekurangan masing-masing, baik itu secara akademis maupun pengalaman membimbing. Kegiatan BIMROHIS PKBM Darussalam: A. Kegiatan Harian Kegiatan harian Bimbingan Rohani Islam PKBM Darussalam adalah kegiatan belajar mengajar, di mana Kegiatan Belajar Mengajar ini dilaksanakan setiap hari senin dan kamis, Diantara Kegiatan Belajar Mengajar yang dilaksanakan di BIMROHIS PKBM Darussalam adalah: 1). Kegiatan Belajar Mengajar untuk Remaja Kegiatan Belajar Mengajar untuk remaja ini dilaksanakan setiap hari senin dan jum’at, mulai pukul 19.30 WIB sampai dengan pukul 21.00 WIB. Adapun materi yang disampaikan adalah seputar pemahaman dasar agama Islam diantaranya adalah: a). Materi Pokok Di antaranya adalah, Iqro, Bacaan shalat, surat-surat pendek. Materi pokok ini diberikan berdasarkan pertimbangan kebutuhan peserta. Karena menurut pembimbing, peserta yang mengikuti BIMROHIS di PKBM Darussalam masih pada tahap dasar, “hampir sebagian peserta belum mempunyai pemahaman agama yang mendalam, untuk baca al-Qur’an saja mereka belum bisa, sholatpun demikian.” Ungkap Ust. Abdul Karim.
50
b). Materi Tambahan Materi
tambahan
dimaksudkan
untuk
memperluas
pengetahuan peserta seputar agama Islam, di antaranya adalah, fiqh. Tarekh, tauhid, akhlaq. Materi ini diberikan sifatnya kondisional, yaitu mengacu pada materi pokok. “Dengan materi tambahan diharapkan peserta BIMROHIS mampu menambah wawasan seputar agama mereka.” Kata Ust. Salafudin.1 Adapun metode yang digunakan
dalam menyampaikan
materi diantaranya adalah: a. Klasikal Klasikal adalah metode membaca materi pokok secara bersama-sama yang dilakukan oleh peserta dan dipimpin oleh pembimbing yang sifatnya rutin. Diharapkan dengan metode ini peserta mampu hafal dengan mudah tanpa menghafal. Sedang klasikal dibagi menjadi tiga, yaitu klasikal besar, klasikal awal, klasikal akhir. Klasikal awal dilakukan oleh peserta di mushala setelah mereka shalat berjamaah, klasikal awal dilakukan di kelas masing-masih setelah mereka mengikuti klasikal besar, klasikal akhir dilaksanakan di akhir pertemuan.
1
Wawancara Pribadi dengan Bapak Ust. salafudin (Pembimbing BIMROHIS PKBM Darussalam), tanggal 15 juli 2010
51
b. Ceramah Dalam metode ceramah ini, pembimbing menyampaikan materi kepada yang dibimbing. Di sini terlihat komunikasi satu arah, di mana pembimbing lebih aktif berbicara sementara yang dibimbing mendengarkan. Metode ini diterapkan pada materi tambahan. c. Diskusi Diskusi merupakan cara yang paling efektif untuk mengetahui dan meningkatkan pemahaman peserta. Seperti yang diungkapkan Ust. Salafudin, “kalau diskusi anak-anak terlihat sangat antusias, mungkin karena mereka bisa sharing seputar permasalahan mereka masing-masing, dan bisa dibantu mencarikan solusinya oleh teman-teman yang lain.”2 Tabel. 6 Peta kegiatan BIMROHIS PKBM Darussalam N Waktu
Kegiatan
Keterangan
No.
1.
1Pukul
Shalat Isya
Seluruh peserta berkumpul
19.30-20.00
berjama’ah dan
di aula untuk shalat isya
klasikal besar
berjama’ah dan mengikuti klasikal besar yang
2
Wawancara Pribadi dengan Bapak Ust. salafudin (Pembimbing BIMROHIS PKBM Darussalam), tanggal 15 juli 2010
52
dipandu oleh seorang ustadz yang bertugas. 2Pukul .2.
Klasikal awal
Seluruh peserta bertempat di kelasnya masing-masing
20.00-20.15
membaca peraga dengan lancar, cepat, tepat dan benar. 3Pukul .3.
Privat
Dalam sesi ini, ustadt mengecek satu-persatu
20.15-20.45
bacaan peserta, sedangkan santri yang lain menulis atau mengerjakan tugas lain yang diberikan ustadznya. 4Pukul .4.
20.45-21.00
Klasikal akhir
Seluruh peserta membaca peraga terbalik dari halaman terakhir saat klasikal awal sampai halaman pertama untuk mengingat kembali bacaannya.
53
Dengan materi dan metode yang telah disampaikan peserta mampu lebih mudah memahami materi-materi pokok yang diajarkan dan mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Seperti yang disampaikan oleh Ust. Karim, “materi yang diberikan kami susun sesederhana mungkin agar supaya peserta memahaminya juga dengan mudah.”3 B. Kegiatan Mingguan 1. Hari Komunikasi (Harkom) Hari Komunikasi (Harkom) ini dilaksanakan setiap hari sebagai salah satu kegiatan BIMROHIS PKBM Darussalam untuk menyampaikan kendala atau permasalahan yang dialami warga belajar. Harkom banyak membantu, terutama dalam mendapatkan solusi atas masalah yang berkaitan dengan warga belajar. Sehingga, dari harkom ini warga belajar dapat meningkatkan motivasi belajar supaya dapat lebih baik lagi. 2. Tadarrus Lembaga Tadarrus adalah salah satu kegiatan BIMROHIS PKBM Darussalam untuk para guru, sekaligus mengingatkannya apabila ada bacaan yang salah. Kegiatan ini dilaksanakan setiap Jum’at malam sebelum Kegiatan Belajar Mengajar dimulai.
3
Wawancara Pribadi dengan Bapak Ust. Abdul karim (Pembimbing BIMROHIS PKBM Darussalam), tanggal 15 juli 2010
54
3. Belajar Hadhroh dan Shalawatan Kegiatan ini dilaksanakan setiap malam Jum’at, setelah Kegiatan Belajar Mengajar C. Kegiatan Tahunan 1. Pesantren Ramadhan Pesantren Ramadhan dilaksanakan setiap tahun sebagai salah satu kegiatan yang menunjang amaliyah Ramadhan PKBM Darussalam. Dalam kegiatan ini, BIMROHIS PKBM Darussalam mengundang peserta dari luar BIMROHIS PKBM Darussalam. Kegiatan ini dimaksudkan selain untuk membiasakan peserta berpuasa, tetapi juga supaya peserta Pesantren Ramadhan dapat berbagi dengan sesamanya. 2. Rapat Kerja (Raker) Rapat Kerja (Raker) dilaksanakan setiap tahun, di akhir tahun ajaran BIMROHIS PKBM Darussalam. Biasanya raker ini dilaksanakan selain untuk melaporkan dan mengadakan Laporan Pertanggung Jawaban tahun ajaran sebelumnya, juga untuk merancang dan membuat kebijakan untuk tahun ajaran baru. Sehingga, aktivitas atau kegiatan BIMROHIS PKBM Darussalam sendiri dapat terstruktur dengan baik.
55
C. Hasil Bimbingan Rohani Islam pada Remaja di Pusat Kegiatan Belajar Mayarakat (PKBM) Darussalam Pendidikan di manapun dan kapanpun masih dipercaya orang sebagai media ampuh untuk membentuk kepribadian anak ke arah kedewasaan. Bimbingan Rohani Islam adalah unsur penting dalam pendidikan moral dan pembinaan kagamaan, seperti yang diungkapkan Adinda Maulina, salah satu peserta BIMROHIS di PKBM Darussalam “program BIMROHIS di sini sangat bagus sekali, karena bisa meningkatkan kerohanian para siswa di PKBM Darussalam”.4 Pada usia remaja, kekritisan dalam merangkum pemikiran-pemikiran keagamaan mulai muncul, kekritisan yang dimaksud bisa berupa kejenuhan atau
kebosanan
dalam
mengikuti
uraian-uraian
yang
disampaikan
Pembimbing Agama, apalagi jika metodologi pengajaran yang disampaikan cenderung monoton dan berbau indoktrinasi. Maka penyampaian yang sederhana dan mudah dimengerti menjadi faktor penting untuk meningkatkan minat remaja PKBM Darussalam mengikuti BIMROHIS, hal itu diungkapkan Qoribul Muksinin, salah satu peserta BIMROHIS, ”ceramahnya santai dan kata-kata mudah dipahami, membaca doa secara bersama-sama, dan tanya jawab.”5
4
Wawancara Pribadi dengan Adinda Maulina (Peserta BIMROHIS PKBM Darussalam), tanggal 12 Desember 2010 5 Wawancara Pribadi dengan Qoribul Muchsinin (Peserta BIMROHIS PKBM Darussalam), tanggal 12 Desember 2010
56
Sebenarnya akar permasalahan yang timbul dari kekurangsenangan remaja terhadap materi keagamaan terletak pada minimnya motivasi untuk mendalami agama secara lebih intens, yang lebih sederhana lagi ialah pelajaran agama yang mereka dapat kurang memberikan aplikasi dan solusi praktis dalam keseharian mereka, seperti yang dikemukakan Erly Pertiwi, “saya sebenernya dari dulu pengin banget rajin shalat, tapi saya dulu ga tau dan ga hafal doa-doa sholat, jadinya kalau mau sholat bingung deh.”6 Jawaban dari permasalahan di atas adalah kembali pada sosok pembimbing sebagai tauladan dan sumber konsentrasi remaja yang menjadi peserta didiknya. Mampukah ia menjadikan dirinya termasuk masalah materi serta metodologi yang dipergunakan sebagai referensi utama bagi peserta didiknya yang seluruhnya remaja itu dalam mengembangkan sikap keberagamaan yang tidak sekedar merasa memiliki agama melainkan sampai kepada pemahaman agama sebagai keseluruhan komitmen yang mengatur seluruh kehidupan seseorang dan merupakan kebutuhan primer yang tidak bisa ditawar-tawar lagi, Sehingga nantinya remaja-remaja tersebut merasakan ibadah sebagai perwujudan sikap keberagamaan intrinsik tersebut sama pentingnya atau malah lebih penting dibanding nonton tv, jalan-jalan, hurahura dan lain sebagainya. seperti yang diungkapkan oleh Anita Rahman, “saya senang dengan materi yang ringan karena saya memang masih awam pemahaman agamanya, jadi saya bisa cepat menangkap dan bisa langsung
6
Wawancara Pribadi dengan Erly Pertiwi (Peserta BIMROHIS PKBM Darussalam), tanggal 12 Desember 2010
57
dipraktekkan
sehari-hari.”
Lebih
lanjut
Anita
juga
mengatakan,
“pembimbingnya care banget sama kita, jadi kita ngerasa nyaman ngajinya."7 Satu hal penting lainnya yang tidak boleh diabaikan oleh para pembimbing ialah materi pelajaran agama yang disampaikan di sekolah hendaknya
selalu
diorientasikan
pada
kepentingan
remaja,
seorang
pembimbing harus bisa menanamkan keyakinan bahwa apa-apa yang ia sampaikan bukan demi kepentingan sekolah (kurikulum) atau kepentingan pembimbing melainkan demi kepentingan remaja itu sendiri. Hal ini juga dirasakan Hidayat, “saya menyambut baik BIMROHIS ini, karena pada dasarnya saya memang pengetahuan agamanya sedikit, jadi dengan mengikuti BIMROH pengetahuan agama saya jadi meningkat.” Hidayat juga menambahkan ”saya juga suka dengan materi baca tulis al-Qur’an, pengetahuan seputar shalat, ceramah dan tahlil”. Karenanya pemahaman akan kondisi objektif kejiwaan remaja mutlak diperlukan oleh para pembimbing. Seorang pembimbing harus senantiasa dekat dan akrab dengan permasalahan remaja yang menjadi peserta didiknya, agar mampu menyelami sisi kejiwaan mereka. Antusiasme dan respon yang baik dari peserta serta didukung pembimbing yang komunikatif ternyata mampu memberikan efek yang positif bagi warga belajar. Hal ini ditandai dengan meningkatnya pemahaman keagamaan warga belajar yang aktif mengikuti kegiatan Bimbingan Rohani
7
Wawancara Pribadi dengan Anita Rahman (Peserta BIMROHIS PKBM Darussalam), tanggal 12 Desember 2010
58
Islam. Tetapi durasi waktu yang relatif pendek menyebabkan kegiatan Bimrbingan Rohani Islam kurang maksimal, seperti yang dikeluhkan sebagian peserta diantaranya Dian Iskandar, “ kalau bisa waktunya ditambah karena menurut saya waktunya terlalu pendek jadi dirasa masih kurang.”8 Jadi dapat disimpulkan bahwa aktivitas Bimbingan Rohani Islam di PKBM Darussalam mampu memberikan kontribusi yang positif bagi remaja dan mampu meningkatkan pemahaman keagamaan peserta.
8
Wawancara Pribadi dengan Dian Iskandar (Peserta BIMROHIS PKBM Darussalam), tanggal 12 Desember 2010
59
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan. Dari hasil penelitian skripsi yang berjudul Aktivitas Bimbingan Rohani Islam pada Remaja di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Darussalam Pondok Labu Jakarta Selatan, akhirnya dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Pelaksanaan Bimbingan Rohani Islam pada remaja merupakan bimbingan yang diberikan oleh pembimbing kepada terbimbing adalah peserta didik progam kesetaraan dan bimbingan yang terlaksana di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM). Dan tempat yang digunakan dalam bimbingan rohani ini yaitu di kelas dan mushalla. Dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman keagamaan peserta Bimbingan Rohani Islam. 2. Pelaksanaan Bimbingan Rohani Islam Dalam Pembinaan Remaja di PKBM Darussalam Pondok Labu, sejauh ini sudah sangat membantu secara langsung, karena mereka yang aktif mengikuti BIMROHIS telah banyak mengalami perkembangan dalam pemahaman seputar agamanya dan khususnya pemahaman yang sifatnya praktis yaitu, baca al-Qur’an dan hafalan surat-surat pendek, hafalan doa-doa harian dan pelaksanaan shalat lima waktu. 3. Metode yang digunakan dalam bimbingan rohani islam di PKBM Darussalam yaitu klasikal, ceramah dan diskusi. Mengenai waktu bimbingan dilakukan setiap hari senin dan kamis selama
59
90 menit,
60
kemudian materi yang disampaikan dalam bimbingan rohani islam yaitu materi pokok yang berisi seputar ibadah praktis(iqra, praktek shalat, hafalan surat-surat pendek, dan doa-doa harian) dan materi tambahan yang berisi tauhid, tarekh, akhlaq, fiqh. 4. Aktivitas Bimbingan Rohani Islam di PKBM Darussalam mampu memberikan
kontribusi
yang
positif
bagi
remaja
dan
mampu
meningkatkan pemahaman keagamaan peserta.
B. Saran. Dari pemahaman yang penulis dapatkan, mengenai bimbingan rohani Islam pada remaja. Maka penulis memberikan saran sebagai berikut: 1) Pembimbing dapat mengasah dan lebih aktif lagi mengikuti pelatihan seputar bimbingan dan konseling islam supaya kemampuan dalam memahami psikologis anak dapat lebih ditingkatkan. 2) Dalam proses bimbingan hendaknya waktu dilebihkan atau diperpanjang agar dalam bimbingan tersebut hasilnya akan lebih efektif dan efesien. 3) Membuat sarana atau ruangan yang terpisah untuk ruang bimbingan bagi anak sehingga pelaksanaan bimbingan dapat berjalan secara optimal. 4) Kepada remaja PKBM Darussalam hendaknya selalu aktif dalam kegiatan bimbingan yang terdapat di dalam PKBM Darussalam Pondok Labu.
61
DAFTAR PUSTAKA Abu Ahwal dan Rohani, Ahmad, Bimbingan dan Konseling di Sekolah, (Surabaya: PT Rineka Cipta,1991). Ali, Maulana Muhammad, Islamologi atau Dinul Islam, (Jakarta: Darul Kutubi Islamiyyah, 1996), Cet, Ke-5. Arikanto, Siharsimi, Prosedur Penelitian Suata Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT. Rineka Cipta 1996). Arifin, H. M. Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama, (Jakarta: Balai Pustaka, 1984), Cet. ke-1. Aznawir dan Usman, Basyirudin, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT. Intermasa, 2002). Bakher, Anton, Metode-metode Filsafat, (Jakarta: Penerbit Balai Aksara, 1984). Dagun, Save M. Kamus Besar Ilmu Pengetahuan (Jakarta: Lembaga Pengkajian Kebudayaan Nusantara, 1997), Cet. Ke-1. Daradjat, Zakiyah, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 2003), cet XVI. _____________, Pembinaan Remaja, (Jakarta: Bulan Bintang, 1974). _____________, Remaja Harapan dan Tantangan, (Jakarta: CV. Ruhama, 1995), Cet. II. Erhamwilda, Konseling Islam, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009). Haling, Abdul, Belajar dan Pembelajaran, (Makasar: Badan Penerbit UNM, 2007). Indrakusuma, Amir Daien, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Surabaya: Usaha Nasional, 1973). Lismidar, Tuntutan Rohani Islam dalam Memenuhi Kebutuhan Spiritual Pasien dalam Makalah Penataran Dakwah ke Rumah Sakit, (Jakarta: 1993). N.Grass. W.S Masson and A.W.MC. Echern, Exploration Role Analysis, dalam David Berry, Pokok Pikiran dalam Sosiologi, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, cet ke-3, 1995).
61
62
Nasution, Harun, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspek, (Jakarta: UI Press 1979) Cet. Ke-1. Nawawi, Hadari, Metode Penelitian Bidang Sosial, (Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 1998), Cet. ke-8. Poerwardarminta, W.J.S. Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1984), Cet. ke-7 Natawijaya, Rahman Peranan Guru dalam Bimbingan di Sekolah, (Bandung: CV Abrair, 1998), Cet. ke-1. Poewandari, Kristi, Pendekatan Kualitatif dalam Penelitian Psikologi, (Jakarta: Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi, (LPSP3) UI, 1983). Prayitno dan Amti, Erman, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1999), Cet. ke-1. Razak, Nasarudin, Peninjauan Kembali Islam Sebagai Suatu Dogma, (Bandung : Al-ma’rif,1977), cet ke-2. Sabri, Alisuf, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996). Salim, Petter dan Salim, Penny, Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer, (Jakarta: Modem English, 1991). Sarwono, Sarlito Wirawan, Teori-Teori Konseling Sosial, (PT. Raja Grafindo Persada Jakarta : 2000), cet. V. Slamet, Bimbingan di Sekolah, (Jakarta: Bina Aksara, 1988). Soeitoe, Samuel, Psikologi Pendidikan II, (Jakarta: FEUI, 1082). Soekanto, Soerjono, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1996), cet. ke-6. Sudarsono, Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan Kecenderungan Kenakalan Remaja, artikel diakses pada 4 November 2010 dari http://indiegost.blogspot.com. Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Rexmaja Rosdakarya, 2000.
63
Tasmaran, Toto, Kesehatan Ruhaniah (transcendental intelligensi), (Jakarta: GIP. 2001), cet. Ke-2. Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007). Umar dan Sartono, Bimbingan dan Penyuluhan Islam, (Bandung: Pustaka Cipta, 1998). Cet. ke-2. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar (Jakarta: Balai Pustaka, 1997), cet. Ke-9.
Bahasa Indonesia,
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), (Jakarta: Balai Pustaka, 1998). Forum Komunikasi Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (FK-PKBM) Indonesia, Konsep dan strategi pengembangan Pusat Kegiatan Masyarakat (PKBM). Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan Kecenderungan Kenakalan Remaja, artikel diakses pada 4 November 2010 dari http://indiegost.blogspot.com. Wawancara Pribadi dengan Bapak Zaenudin (Kepala PKBM Darussalam), tanggal 15 juli 2010. Wawancara Pribadi dengan Salafudin (Pembimbing BIMROH), Jakarta.
DAFTAR WAWANCARA
Nama
: Zaenudin S.pd
Pendidikan
: S1
Jabatan
: Kepala Lembaga
Umur
: 45 Tahun
Alamat
: Jl. H. Ipin No.17 Pondok Labu.
Tanggal Wawancara
: 15 Juli 2010
Interviewer
: Muhammad Imron
Pertanyaan: Sejak kapan program BIMROHIS di PKBM Darussalam itu ada? Jawab
: kurang lebih sudah mau 10 tahun.
Pertanyaan: apa motivasi anda mengadakan program BIMROHIS? Jawab
: saya sangat prihatin melihat fenomena sekarang, di mana kejahatan didominasi oleh orang-orang yang secara intelektual cerdas, sebagai contoh korupsi kini menjadi penyakit bangsa yang sulit disembuhkan. Maka dari itu saya mempunyai inisiatif untuk diadakannya program BIMROHIS, agar supaya warga belajar bisa membentengi dirinya masing-masing dengan pemahaman agama yang mendalam.
Pertanyaan: apa yang anda lakukan selaku pemimpin? Jawab
: sebagai pemimpin saya harus mengenal kebutuhan warga belajar, dengan mengetahui kepentingan-kepentingannya maka saya dapat lebih mudah menyusun program-program yang dibutuhkan warga belajar.
Pertanyaan: kenapa harus BIMROHIS bukan bimbingan yang lainya? Jawab
: Saya merasakan dalam kehidupan pribadi, keluarga maupun masyarakat, tidak satu teoripun yang benar-benar mampu mengantarkan pada kehidupan yang tentram dan bahagia, tanpa upaya mendekatkan diri pada Yang Maha Kuasa. Teori-teori bimbingan dan penyuluhan yang dikembangkan dengan melepaskan manusia dari
sang Pencipta hanya mampu mengantarkan manusia pada kesenangan-kesenangan dan kepuasan-kepuasan sementara.
Pertanyaan: apa yang membuat remaja antusias mengikuti BIMROHIS di PKBM? Jawab
: remaja selalu menyukai hal-hal yang baru, maka ketika dihadapkan pada suasana yang stagnan mereka akan lebih cepat bosan, nahhh... makanya dibutuhkan kreatifitas bagi segenap tutor dalam mensetting suasana belajar agar terlihat nyaman dan menyenangkan.
Pertanyaan: apa yang anda harapkan dari program BIMROHIS? Jawab
: semoga dengan mereka aktif mengikuti BIMROHIS, mereka lebih antusias belajar di PKBM Darussalam, dan BIMROHIS mampu menjadi nilai plus PKBM Darussalam dibandingkan PKBM-PKBM yang lain. Terwawancara
(Bpk. Zaenudin, S.pd)
DAFTAR WAWANCARA
Nama
: Abdul Karim
Pendidikan
: MAN dan PONPES Assyafiiyah Bekasi
Jabatan
: Pembimbing
Umur
: 44 Tahun
Alamat
: Jl. H. Ipin No.40 Pondok Labu.
Tanggal Wawancara
: 15 juli 2010
Interviewer
: Muhammad Imron
Tanya : Sejak kapan bapak memberikan BIMROHIS di PKBM Darussalam? Jawab : sejak BIMROHIS ini diadakan, jadi kurang lebih sudah 10 tahun. Tanya : Bagaimana metode bimbingan yang bapak laksanakan? Jawab : Metode yang kami gunakan, kami menyebutnya klasikal, klasikal itu metode membaca materi secara bersama, diharapkan dengan metode ini peserta mampu menghafal materi dengan mudah. Tanya : Materi-materi apa saja yang bapak berikan dalam BIMROHIS ini? Jawab
: Materi yang diberikan kami susun sesederhana mungkin agar supaya peserta memahaminya juga dengan mudah. Karena hampir sebagian peserta belum mempunyai pemahaman agama yang mendalam, untuk baca al-Qur’an saja mereka belum bisa, sholatpun demikian. Maka kami membaginya menjadi dua bagian, yaitu materi pokok dan materi tambahan. Materi pokok yaitu materi wajib, seperti iqra, doadoa harian, shalat, dan surat-surat pendek. Sedangkan materi tambahan, sesuai dengan namanya, yaitu sifatnya hanya menambahkan saja, materi ini bertujuan untuk memperluas wawasan peserta mengenai agama islam.
Tanya : Media apa sajakah yang bapak gunakan? Jawab : Media yang saya pakai alat peraga, juz amma, buku penunjang lainnya. Tanya : Dimanakah tempat bapak memberikan bimbingan?
Jawab : Tempat yang di gunakan yaitu dikelas dan di luar kelas atau mushola. Tanya : Berapa waktu yang dibutuhkan bapak dalam melaksanakan bimbingan tersebut ? Jawab : Waktu yang diberikan bimbingan yaitu hanya 90 jam dan dilaksankan pada hari senin, kamis. Tanya : Bagaimanakah hasil yang di peroleh setelah diadakan bimbingan ? Jawab : Alhamdulillah….peserta terlihat antusias dan perkembangannya cukup membanggakan. Tanya : Apakah hambatan-hambatan yang bapak temui dalam bimbingan tersebut ? Jawab : Hambatan-hambatan yang saya temui selama membimbing yaitu kurangnya fasilitas dalam bimbingan, suasana yang kurang kondusif, dan kurangnya pembimbing. Tanya: apa harapan anda untuk program BIMROHIS? Jawab: harapanya semoga peserta mampu mempraktekannya dalam kehidupannya sehari-hari dan menjadi manusia yang utuh yaitu manusia yang dapat mengenal Tuhannya.
Terwawancara
(Bpk. Abdul Karim)
DAFTAR WAWANCARA
Nama
: Salafudin
Pendidikan
: SI UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Jabatan
: Pembimbing
Umur
: 24 Tahun
Alamat
: Jl. H. Ipin No.40 Pondok Labu.
Tanggal Wawancara
: 15 juli 2010
Interviewer
: Muhammad Imron
Tanya : Sejak kapan bapak memberikan BIMROHIS di PKBM Darussalam? Jawab : sudah dua tahun Tanya : Bagaimana metode bimbingan yang bapak laksanakan? Jawab : saya lebih suka dengan metode diskusi sebab kalau diskusi anak-anak terlihat sangat antusias, mungkin karena mereka bisa sharing seputar permasalahan mereka masingmasing, dan bisa dibantu mencarikan solusinya oleh teman-teman yang lain. Kadang juga saya menyampaikan materi dengan metode ceramah. Tanya : Materi-materi apa saja yang bapak berikan dalam BIMROHIS ini? Jawab
: disini ada dua materi yang kami kategorikan, satu materi pokok yaitu materi wajib, seperti iqra, doa-doa harian, shalat, dan surat-surat pendek. kedua materi tambahan, yaitu seperti fiqih, tauhid, tarekh, akhlaq dan lain-lain.
Tanya : Media apa sajakah yang bapak gunakan? Jawab : saya menggunakan buku-buku penunjang materi dan papan tulis. Tanya : Dimanakah tempat bapak memberikan bimbingan? Jawab : Tempatnya di kelas dan mushalla Tanya : Berapa waktu yang dibutuhkan bapak dalam melaksanakan bimbingan tersebut ? Jawab : Hanya 90 menit dan dilaksankan pada hari senin, kamis. Tanya : Bagaimanakah hasil yang di peroleh setelah diadakan bimbingan ? Jawab : sejauh ini menurut pengamatan saya, hasilnya sih cukup menggembirakan yah, terbukti peserta BIMROHIS banyak yang ikut serta dan kalau dibandingkan dari awal mereka
masuk kesini jelas terlihat berbeda, sekarang mereka sudah mulai berkembang pengetahuan tentang agamanya. Tanya : Apakah hambatan-hambatan yang bapak temui dalam bimbingan tersebut ? Jawab :
hampir tidak ada sih, mungkin hanya durasinya aja yang terasa sebentar, itu menyebabkan kadang-kadang materi tidak tuntas disampaikan.
Tanya: apa harapan anda untuk program BIMROHIS? Jawab: untuk peserta semoga mereka lebih semangat lagi, dan selalu berubah kearah yang positif. Untuk BIMROHIS, mudah-mudahan fasilitasnya bisa di lengkapi.
Terwawancara
(Bpk. Salafudin )
.”
DAFTAR WAWANCARA PESERTA BIMROHIS
Nama
: Dian Iskandar
Program Yang Diikuti
: Paket B
Umur
: 18 tahun
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Alamat
: pondok Labu
Hari/Tanggal Wawancara
: 12 Desember 2010
Interviewer
: Muhammad Imron
Tanya: Apa alasan anda mengikuti mengikuti program kesetaraan? Jawab: saya ingin belajar lagi Tanya: Selain anda belajar di PKBM, apa kegiatan anda sehari-hari? Jawab: kerja Tanya: Apa motivasi anda belajar di PKBM Darussalam? Jawab: ingin masa depan yang baik Tanya: Program apa saja yang anda ikuti di PKBM? Jawab: bimbingan Rohani, ketrampilan, klasikal. Tanya: Bagaimana dengan program Bimbingan Rohani islam? Jawab: .sangat positif. Karena kita bisa belajar agama dan memperdalaminya. Tanya: Materi apa saja yang diberikan? Jawab: baca alqur’an, praktek sholat, ceramah, doa-doa, dan masih banyak sih. Bagaimana cara pembimbing menyampaikan materi? Jawab: ceramah, membaca doa secara bersama-sama, dan tanya jawab. Tanya: apa keinginan yang ingin dicapai setelah mengikuti BIMROHIS? Jawab: pengen bisa sholat yang bener
Tanya: Bagaimana perasaan anda setelah mengikuti bimbingan rohani di PKBM Darussalam? Jawab: perasaanku jadi lebih tenang,karena pembimbing menyampaikannya dengan bahasa yang mudah dipahami.
Tanya: Hambatan-hambatan apakah yang timbul saat anda mengikuti bimbingan rohani ? Jawab: tidak ada kayaknya Tanya: Apa saran anda untuk meningkatkan mutu bimbingan rohani yang dilaksanakan di PKBM Darussalam? Jawab: waktunya ditambah kalau bisa.
(
Nama
: Ahmad Anto
Program Yang Diikuti
: paket B
Umur
: 16 Tahun
Jenis Kelamin
: laki-laki
Alamat
: Jl. Cipayung Kedung Duren, Ciputat
Hari/Tanggal Wawancara
: 12 Desember 2010
Interviewer
: Muhammad Imron
)
Tanya: Apa alasan anda mengikuti mengikuti program kesetaraan? Jawab: saya merasa menyesal karena saya tidak sekolah Tanya: Selain anda belajar di PKBM, apa kegiatan anda sehari-hari? Jawab: saya bekerja Tanya: Apa motivasi anda belajar di PKBM Darussalam? Jawab: saya ingin terus belajar dan supaya bisa disiplin. Tanya: Program apa saja yang anda ikuti di PKBM? Jawab: ketrampilan, klasikal, bimbingan rohani islam Tanya: Bagaimana dengan program Bimbingan Rohani islam? Jawab: saya menyambut baik, karena pada dasarnya saya memang pengetahuan agamanya sedikit, jadi dengan mengikuti bimroh pengetahuan agama saya jadi meningkat. Tanya: Materi apa saja yang diberikan? Jawab: baca tulis alqur’an, pengetahuan seputar sholat, ceramah dan tahlil. Tanya: apa keinginan yang ingin dicapai setelah mengikuti BIMROHIS?
Tanya: Bagaimana cara pembimbing menyampaikan materi? Jawab: kadang ceramah, kadang diskusi,tanya jawab. Tapi lebih banyak diisi ceramah. Tanya: Bagaimana perasaan anda setelah mengikuti bimbingan rohani di PKBM Darussalam? Jawab: menyenangkan, santai tapi mendalam Tanya: Hambatan-hambatan apakah yang timbul saat anda mengikuti bimbingan rohani ? Jawab: kurangnya disiplin anak-anak sehingga bisa mengganggu anak-anak yang lain Tanya: Apa saran anda untuk meningkatkan mutu bimbingan rohani yang dilaksanakan di PKBM Darussalam? Jawab: kurangnya fasilitas, kalau bisa fasilitasnya ditambah.
(
Nama
: Adinda Maulina
Program Yang Diikuti
: Paket C
Umur
: 16 tahun
Jenis Kelamin
: perempuan
Alamat
: JL. Taman Wijaya Kusuma, Jogja
Hari/Tanggal Wawancara
: 12 Desember 2010
Interviewer
: Muhammad Imron
)
Tanya: Apa alasan anda mengikuti mengikuti program kesetaraan? Jawab: karena saya tidak bisa melanjutkan ke sekolah formal sehingga saya mengikuti program kesetaraan ini, untuk mendapatkan ijazah SMA Tanya: Selain anda belajar di PKBM, apa kegiatan anda sehari-hari? Jawab: bekerja dan membantu ibu di rumah, saya bekerja di toko kue. Tanya: Apa motivasi anda belajar di PKBM Darussalam?
Jawab: saya ingin sekali bisa melanjutkan sekolah, walaupun tidak bisa melanjutkan ke sekolah formal tapi saya tetap senang bisa sekolah di PKBM ini, dan saya sangat berharap bisa melanjutkan ke perguruan tinggi Tanya: Program apa saja yang anda ikuti di PKBM? Jawab: bimbingan Rohani, klasikal. Tanya: Bagaimana dengan program Bimbingan Rohani islam? Jawab: .sangat bagus sekali, karena bisa meningkatkan kerohanisan para siswa di PKBM Darussalam. Tanya: Materi apa saja yang diberikan? Jawab: baca alqur’an, praktek sholat, ceramah, doa-doa, dan tahlil. Bagaimana cara pembimbing menyampaikan materi? Jawab: ceramah, membaca doa secara bersama-sama, dan tanya jawab. Tanya: Bagaimana perasaan anda setelah mengikuti bimbingan rohani di PKBM Darussalam? Jawab: perasaan saya sangat senang karena bisa meningkatkan kerohanian dalam diri saya. Tanya: apa keinginan yang ingin dicapai setelah mengikuti BIMROHIS?
Tanya: Hambatan-hambatan apakah yang timbul saat anda mengikuti bimbingan rohani ? Jawab: saya sedikit kurang lancar dalam membaca alquran jadi untuk materi baca alqur’annya diperbanyak. Tanya: Apa saran anda untuk meningkatkan mutu bimbingan rohani yang dilaksanakan di PKBM Darussalam? Jawab: kalau bisa diadakan sholat berjamaah.
(
)
Nama
: Desi Aryani
Program Yang Diikuti
: Paket C
Umur
: 17 tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
Alamat
: JL.pintu air III Gandul, Depok
Hari/Tanggal Wawancara
: 12 Desember 2010
Interviewer
: Muhammad Imron
Tanya: Apa alasan anda mengikuti mengikuti program kesetaraan? Jawab: alasan saya mengikuti program kesetaraan karena untuk menambah ilmu dan mendapatkan ijazah SMA. Karena saya sebelumnya pernah gagal di sekolah formal. Tanya: Selain anda belajar di PKBM, apa kegiatan anda sehari-hari? Jawab: bekerja sebagai sales marketing di gandul Tanya: Apa motivasi anda belajar di PKBM Darussalam? Jawab: semoga saya bisa mengerti dengan meteri yang disampaikan, sehingga pada saat saya keluar dari PKBM saya membawa ilmu yang bermanfaat khususnya untuk saya sendiri. Tanya: Program apa saja yang anda ikuti di PKBM? Jawab: bimbingan Rohani, klasikal. Tanya: Bagaimana dengan program Bimbingan Rohani islam? Jawab: .lebih bisa mengenal agama dan mengerti apa saja yang harus dilaksanakan. Tanya: Materi apa saja yang diberikan? Jawab: materi tentang sholat, dan pembacaan alquran serta ceramah Tanya : Bagaimana cara pembimbing menyampaikan materi? Jawab: menyampaikan dengan berceramah dengan baik sehingga materi yang disampaikan bisa masuk ke otak. Tanya: Bagaimana perasaan anda setelah mengikuti bimbingan rohani di PKBM Darussalam? Jawab: lebih mengerti dan mengenal agama.
Tanya: apa keinginan yang ingin dicapai setelah mengikuti BIMROHIS? Jawab: ingin memperdalam pengetahuan agama Tanya: Hambatan-hambatan apakah yang timbul saat anda mengikuti bimbingan rohani ? Jawab: ada sebagian temen-temen yang suka becanda sehingga membuat temen-temen yang lain terganggu. Tanya: Apa saran anda untuk meningkatkan mutu bimbingan rohani yang dilaksanakan di PKBM Darussalam? Jawab: lebih aktif lagi sehingga kita pun bisa lebih mengerti.
(
Nama
: Anita Rahman
Program Yang Diikuti
: Paket C
Umur
: 18 tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
Alamat
: Pangkalan jati, Cilobak IV
Hari/Tanggal Wawancara
: 12 Desember 2010
Interviewer
: Muhammad Imron
)
Tanya: Apa alasan anda mengikuti mengikuti program kesetaraan? Jawab: kalau aku pastinya mau dapat ijazah sekaligus dapat ilmu yang bermanfaat. Tanya: Selain anda belajar di PKBM, apa kegiatan anda sehari-hari? Jawab: bangun tidur mandi, sarapan, rapih-rapih dirumah, belajar, tidur lagi, pokoknya intinya Cuma makan,tidur, belajar. Sebenernya sih mau bangat kerja tapi ga boleh sama bokap. Tanya: Apa motivasi anda belajar di PKBM Darussalam? Jawab: ingin menjadi anak yang pinter, ingin menjadi anak yang lebih baik lagi, ingin lebih dewasa ga kekanak-kanakan lagi. Tanya: Program apa saja yang anda ikuti di PKBM? Jawab: bimbingan Rohani, klasikal. Keterampilan. Tanya: Bagaimana dengan program Bimbingan Rohani islam?
Jawab: kalau menurut aku program ini sangat bagus selain mempertebal ilmu agama kita juga bisa lebih disiplin, rapih, dan memiliki akhlaq yang baik. Tanya: Materi apa saja yang diberikan? Jawab: banyak sih, baca alquran, ceramah, doa, tahlil. Tanya: Bagaimana cara pembimbing menyampaikan materi? Jawab: pembimbing menyampaikan materi dengan khusyu dan sungguh-sungguh tapi kadangkadang diselingi becanda. Tanya: apa keinginan yang ingin dicapai setelah mengikuti BIMROHIS? Jawab: menjadi perempuan yang sholehah. Tanya: Bagaimana perasaan anda setelah mengikuti bimbingan rohani di PKBM Darussalam? Jawab: perasaanku senang, hatiaku terasa damai, tentram dan bahagia. Karena dengan adanya bimroh aku sedikit lebih tau tentang ilmu agama yang selama ini aku belum terlalu mengerti. Tanya: Hambatan-hambatan apakah yang timbul saat anda mengikuti bimbingan rohani ? Jawab: hampir tidak ada hambatan, yang biasanya anak-anak suka berisik tapi kalau pelajaran bimroh semuanya pada khusyu dan sungguh-sungguh untuk belajar. Tanya: Apa saran anda untuk meningkatkan mutu bimbingan rohani yang dilaksanakan di PKBM Darussalam? Jawab: bisa ga ceramahnya biar agak lama
(
)
Nama
: Ahmad Maulana
Program Yang Diikuti
: Paket B
Umur
: 16 tahun
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Alamat
: kramat jati, JAKTIM
Hari/Tanggal Wawancara
: 12 Desember 2010
Interviewer
: Muhammad Imron
Tanya: Apa alasan anda mengikuti mengikuti program kesetaraan? Jawab: karena ada program kesetaraan, saya bisa melanjutkan cita-cita saya menuju hidup yang lebih baik. dalam pendidikan bisa membawa kita lebih mudah mencari pekerjaan yang sekarang ini sulit, karena minimnya pendidikan. Tanya: Selain anda belajar di PKBM, apa kegiatan anda sehari-hari? Jawab: pagi hari saya berjualan untuk sarapan pagi orang-orang, setelah selesai saya malam belajar, setelah pulang belajar kembali ke kesibukan yang saya jalani berjualan malam untuk orang-orang makan malam. Tanya: Apa motivasi anda belajar di PKBM Darussalam? Jawab: motivasi saya harus bisa menjadi lebih baik dari yang kemaren. Dalam hidup saya harus berdiri diatas kaki sendiri tanpa dibantu kedua orang tua. Dalam masalah pekerjaan saya lebih mudah mendapatkan pekerjaan dengan mengikuti PKBM. Tanya: Program apa saja yang anda ikuti di PKBM? Jawab: bimbingan Rohani, klasikal. Tanya: Bagaimana dengan program Bimbingan Rohani islam? Jawab: .saya sangat bersyukur karena ada program bimbingan rohani islam karena banyak yang belum kita ketahui. Berkat bimbingan rohani islam saya mengetahui yang sebelumnya saya tidak ketahui. Tanya: Materi apa saja yang diberikan?
Jawab: materi yang saya ketahui adalah dalam sholat, yang saya belum tahu dalam doa-doa, mulai sedikit-sedikit saya jadi tahu. baca alqur’an, ceramah,dan tahlil. Bagaimana cara pembimbing menyampaikan materi? Jawab: dengan kata-kata, tapi bisa saya pahami walau saya belum bisa begitu mengerti dalam perkataannya. Tanya: apa keinginan yang ingin dicapai setelah mengikuti BIMROHIS? Jawab: mendalami pengatahuan agama islam Tanya: Bagaimana perasaan anda setelah mengikuti bimbingan rohani di PKBM Darussalam? Jawab: saya sangat senang dan bersyukur saya bisa mengetahui yang buruk dan yang baik. Tanya: Hambatan-hambatan apakah yang timbul saat anda mengikuti bimbingan rohani ? Jawab: saya kurang begitu paham dalam program rohani jadi sulit paham ya itu aja. Tanya: Apa saran anda untuk meningkatkan mutu bimbingan rohani yang dilaksanakan di PKBM Darussalam? Jawab: materinya lebih diperdalam aja.
(
Nama
: Erly pertiwi
Program Yang Diikuti
: Paket B
Umur
: 16 tahun
Jenis Kelamin
: perempuan
Alamat
: banjar negara
Hari/Tanggal Wawancara
: 12 Desember 2010
Interviewer
: Muhammad Imron
)
Tanya: Apa alasan anda mengikuti mengikuti program kesetaraan? Jawab: awalnya karena ingin cari ijazah,tadinya aku udah kelas 3 SMP tapi sesuatu hal membuat aku putus sekolah. Tanya: Selain anda belajar di PKBM, apa kegiatan anda sehari-hari?
Jawab: banyak pak, dari hari kamis sampai kamis aku dirumah nenek bantuin bertani, kamis soore sampai minggu di JL. Maluku ya, gak ngapa-ngapain sih. Tanya: Apa motivasi anda belajar di PKBM Darussalam? Jawab: aku termotivasi banget sama temen-temen yang semangat-emangat belajarnya walaupun banyak mereka banyak kegiatan diluar rumah. Tanya: Program apa saja yang anda ikuti di PKBM? Jawab: bimbingan Rohani, ketrampilan, klasikal. Tanya: Bagaimana dengan program Bimbingan Rohani islam? Jawab: .menurutku untuk program bimbingan rohani di PKBM masih kurang ya. Waktunya yang terlalu singkat. Tanya: Materi apa saja yang diberikan? Jawab: baca alqur’an, praktek sholat, ceramah, doa-doa, dan masih banyak sih. Bagaimana cara pembimbing menyampaikan materi? Jawab: ceramah, membaca doa secara bersama-sama, dan tanya jawab. Tanya: apa keinginan yang ingin dicapai setelah mengikuti BIMROHIS? Jawab: mudah-mudahan saya bisa menjadi lebih baik lagi dibandingkan dengan yang sekarang Tanya: Bagaimana perasaan anda setelah mengikuti bimbingan rohani di PKBM Darussalam? Jawab: aku sih cukup antusias tapi karena waktunya yang terlalu sedikit jadi kurang mendalam Tanya: Hambatan-hambatan apakah yang timbul saat anda mengikuti bimbingan rohani ? Jawab: kerena jam pertama jadi perasannya bentaran gitu. Tanya: Apa saran anda untuk meningkatkan mutu bimbingan rohani yang dilaksanakan di PKBM Darussalam? Jawab: saranku jamnya digeser ke jam kedua biar durasi waktu bisa lebih banyak
(
)
Nama
: Nurlaelah
Program Yang Diikuti
: paket C
Umur
: 17 tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
Alamat
: Jl. pluto dalam, RT 001/RW 04. No 4
Hari/Tanggal Wawancara
: 12 Desember 2010
Interviewer
: Muhammad Imron
Tanya: Apa alasan anda mengikuti mengikuti program kesetaraan? Jawab: saya ingin melanjutkan sekolah SMA agar bisa melanjutkan melanjutkan keperguruan tinggi. Tanya: Selain anda belajar di PKBM, apa kegiatan anda sehari-hari? Jawab: saya bekerja pagi sampai sore di Komplek AL, dirumah seorang dokter dan malamnya saya sekolah di PKBM. Tanya: Apa motivasi anda belajar di PKBM Darussalam? Jawab: agar saya dapat melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi yaitu perguruan tinggi Tanya: Program apa saja yang anda ikuti di PKBM? Jawab: klasikal dan Bmrohis. Tanya: Bagaimana dengan program Bimbingan Rohani islam? Jawab: sangat bagus, selain mempertebal ilmu agama kita juga bisa lebih disiplin dan memiliki akhlaq yang mulia. Tanya: Materi apa saja yang diberikan? Jawab: membaca Alqur’an, doa-doa, dan ceramah Bagaimana cara pembimbing menyampaikan materi? Jawab: pembimbing menyampaikan dengan khusyu dan mudah dipahami Tanya: Bagaimana perasaan anda setelah mengikuti bimbingan rohani di PKBM Darussalam? Jawab: senang karena saya bisa lebih memperdalam pemahaman agama saya. Tanya: apa keinginan yang ingin dicapai setelah mengikuti BIMROHIS? Jawab: saya ingin memperdalam pengetahuan agama saya. Tanya: Hambatan-hambatan apakah yang timbul saat anda mengikuti bimbingan rohani ?
Jawab: hampir tidak ada hambatan, paling ya anak-anak yang suka datang terlambat. Tanya: Apa saran anda untuk meningkatkan mutu bimbingan rohani yang dilaksanakan di PKBM Darussalam? Jawab: durasi waktunya ditambah.
(
Nama
: Safitri Julia Rizqi
Program Yang Diikuti
: paket C
Umur
: 18 Tahun
Jenis Kelamin
: perempuan
Alamat
: Jl. Haji Ipin, Pondok Labu
Hari/Tanggal Wawancara
: 12 Desember 2010
Interviewer
: Muhammad Imron
)
Tanya: Apa alasan anda mengikuti mengikuti program kesetaraan? Jawab: karena saya butuh ijazah setara sengan SMA. Tanya: Selain anda belajar di PKBM, apa kegiatan anda sehari-hari? Jawab: pagi sampai sore saya bekerja di perusahaan swasta, salamnya saya belajar. Tanya: Apa motivasi anda belajar di PKBM Darussalam? Jawab: keingin saya mengikuti PKBM ini agar saya bisa melanjutkan kejenjang yang lebih tinggi seperti kuliah. Tanya: Program apa saja yang anda ikuti di PKBM? Jawab: klasikal. Bimroh, ketrampilan. Tanya: Bagaimana dengan program Bimbingan Rohani islam? Jawab: sangat positif, apalagi materinya tidak terlalu berat jadi saya yang pemahaman agama kurang bisa mengikutinya dengan baik Tanya: Materi apa saja yang diberikan? Jawab: baca Alqur’an. Cara-cara Sholat, doa-doa, dan ceramah Bagaimana cara pembimbing menyampaikan materi?
Jawab: ceramah, tanya jawab, dan sering juga diskusi. Tanya: Bagaimana perasaan anda setelah mengikuti bimbingan rohani di PKBM Darussalam? Jawab: perasaan saya yaaa menyenangkan, disamping bisa mendalami agama, pembimbingnya juga baik-baik. Tanya: apa keinginan yang ingin dicapai setelah mengikuti BIMROHIS? Jawab: ingin jadi perempuan yang sholehan bahagia dunia dan akhirat. Tanya: Hambatan-hambatan apakah yang timbul saat anda mengikuti bimbingan rohani ? Jawab: karena saya kerjanya di kemang, jadi saya suka terlambat. Tanya: Apa saran anda untuk meningkatkan mutu bimbingan rohani yang dilaksanakan di PKBM Darussalam? Jawab: durasi waktunya diperpanjang kalau bisa jumlah pertemuannya juga ditambah.
(
Nama
: Qoribul Muchsinin
Program Yang Diikuti
: Paket B
Umur
: 16 tahun
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Alamat
: kramat jati, JAKTIM
Hari/Tanggal Wawancara
: 12 Desember 2010
Interviewer
: Muhammad Imron
Tanya: Apa alasan anda mengikuti mengikuti program kesetaraan? Jawab: ingin dapat ijazah dan dapat ilmu Tanya: Selain anda belajar di PKBM, apa kegiatan anda sehari-hari? Jawab: dirumah aja Tanya: Apa motivasi anda belajar di PKBM Darussalam? Jawab: karena memang sudah keniatan saya untuk belajar di PKBM Darussalam. Tanya: Program apa saja yang anda ikuti di PKBM? Jawab: bimbingan Rohani, klasikal.
)
Tanya: Bagaimana dengan program Bimbingan Rohani islam? Jawab: .saya sudah mengikuti sekitar dua bulan yang lalu. Tanya: Materi apa saja yang diberikan? Jawab: baca alqur’an, praktek sholat, ceramah,dan tahlil. Bagaimana cara pembimbing menyampaikan materi? Jawab: ceramahnya santai dan kata-kata mudah dipahami, membaca doa secara bersama-sama, dan tanya jawab. Tanya: Bagaimana perasaan anda setelah mengikuti bimbingan rohani di PKBM Darussalam? Jawab: ilmu agama saya jadi bertambah, secara dirumah saya kurang mendapatkan bimbingan agama. Dan pikiran saya bisa lebih tenang. Tanya: apa keinginan yang ingin dicapai setelah mengikuti BIMROHIS? Jawab: saya ini berubah menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Tanya: Hambatan-hambatan apakah yang timbul saat anda mengikuti bimbingan rohani ? Jawab: saya suka gerogi kalau disurh baca dan bertanya. Tanya: Apa saran anda untuk meningkatkan mutu bimbingan rohani yang dilaksanakan di PKBM Darussalam? Jawab: harapan saya waktunya bisa diperpanjang
(
)