20
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Pada sub judul ini diuraikan tentang setting waktu penelitian, setting tempat penelitian dan karakteristik subjek penelitian. 3.1.1 Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama 2 bulan yaitu bulan Agustus sampai September 2013, Bulan Agustus peneliti mulai mengadakan persiapan, yaitu menyusun proposal penelitian dan instrumennya, pada bulan September awal ke 1 dan II melakukan penelitian tindakan kelas siklus I. Pada bulan September Akhir akan dilakukan tindakan kelas siklus II. Setelah itu, Oktober mulai membuat laporan hasil penelitian. Tabel 3.1 Alokasi Waktu Penelitian N o
Pelaksanaan Penelitian
1
ProposaL PTK
2
Perencanaan Tindakan Observasi Refleksi
Agustus 1 2 3
4
September 1 2 3 4
Oktober 1 2 3
4
SIKLUS I x x x x SIKLUS II 3
Perencanaan Tindakan Observasi Refleksi
x x x x
Pelaporan
Penelitian dilakukan pada bulan Agustus semester I tahun pelajaran 2013/2014, dikarenakan mengambil mata pelajaran IPS pokok bahasan 1.3 Siswa mampu menghargai keragaman suku bangsa dan budaya di Indonesia. sesuai dengan SK dan KD bertepatan dengan alokasi semester I yang disesuaikan dengan program semester (Promes) SD Negeri Sembaturagung 01 Kabupaten Pati.
21
3.1.2 Tempat Penelitian SD Negeri Sembatuagung 01 KabupatenPati terletak di jalan Sembagtuagung nomor 4, Lokasi sekolah yang berada di tengah perkampungan desa Sembatuagung sangat mudah dijangkau oleh penduduk setempat. Adapun sarana dan prasana di SD N egeri Sembatuagung 01 Pati sudah lengkap dan memadai guna untuk menunjang proses 20
belajar mengajar siswa di sekolah. SD Negeri Sembatuagung 01 juga sering mendapat kejuaraan baik ditingkat kecamatan maupun kota. Diambil lokasi ini dengan berbagai alasan. Sekolah tersebut dijangkau oleh siswa dan observer, ada hubungan yang cukup baik dari observer dengan pihak sekolah sehingga memudahkan dalam mencari data. Sehingga peluang waktu yang cukup dan subyek penelitian yang sangat sesuai dengan target penlitian, merupakan alasan pemilihan tempat tersebut.
3.1.2 Karakteristik Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah siswa kelas 5 SD Negeri Sembatuagung 01 Pati. Jumlah siswa sebanyak 25 siswa, yang terdiri dari laki-laki sebanyak 9 dan perempuan sebanyak 16 siswa. Letak SD Negeri Simbatuagung 01 Pati berada di kecamatan Jakenan yang dibelah oleh Jalan Raya Jakenan-Winong yang cukup ramai dari arah barat ke timur dan Jalan alternatif Juwana-Pucakwangi yang melintang ke arah selatan sebagian besar penduduk desa Sembaturagung menggantungkan hidup dari usaha pertanian. Namun tidak sedikit pula yang memilih untuk merantau maupun menjadi buruh di berbagai industri di Pati maupun Juwana. Sebagian lagi berprofesi sebagai pedagang dan membuka industri skala rumah tangga. Dikarenakan kondisi orang tua yang sibuk bekerja. Waktu yang disediakan untuk memantau perkembangan belajar siswa diduga kurang maksimal. Hal ini berpengaruh pada kemajuan hasil belajar siswa. Taraf kecerdasan siswa kelas 5 SD Negeri Simbatuagung 01 Pati sama dengan Siswa kelas 5 pada umumnya. Dari penuturan guru kelas 5 keseimbangan kognitif kelas 5 sangat seimbang. Berdasarkan pengamatan sementara, didapati anak banyak gaduh dan mengobrol dengan teman-temannya. Jadi hal ini perlu adanya peningkatan hasil belajar siswa untuk lebih lanjutnya.
22
3.2 Jenis Penelitian Dan Desain Penelitian Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) kolaborasi yang menggunakan desain penelitian kemmis dan Mc. Taggart. 3.2.2 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas ( PTK ) partisipan. “ dimana orang melaksanakan penilian harus terlibat langsung dalam proses penelitian sejak awal sampai dengan hasil penelitian berupa laporan. Dengan demikian, sejak perencanaan penelitian observer
senantiasa terlibat,
selanjutnya
observer
memantau,
mencatat
dan
mengumpulkan data, lalu menganalisis data serta terakhir dengan melaporkan hasil penelitian tersebut. PTK disini observer dituntut keterlibatannya secara langsung dan terus menerus sejak awal sampai akhir penelitian “ ( Iskandar, 2011:27) 3.2.3 Desain Penelitian Desain PTK menurut Kemmis dan Taggart yaitu berbentuk spiral dari siklus yang satu ke siklus berikutnya. Konsep pokok penlitian tindakan menurut kemmis dan Mc Taggart terdapat tiga tahap rencana tindakan, meliputi: perencanaan ( Planning), tindakan ( acting ) dan pengamatan ( observing ), dan Refleksi (reflecting) . gambar siklus nya adalah sebagai berikut:
Gambar 3.1 Alur PTK menurut Kemmis dan Taggart Penelitian dilaksanakan selama dua siklus dimana masing-masing siklus terdiri dari 3 kali pertemuan dikenai perlakuan yang sama ( alur kegiatan yang sama). Setelah
23
membahas satu pokok bahasan, diakhiri dengan formatif di akhir siklus dimaksudkan untuk memperbaiki sistem pengajaran yang telah dilaksanakan. 3.3 Variabel Penelitian Variabel penelitian yang diteliti dalam penelitian tindakan kelas ini dibagi menjadi 2 yaitu variabel bebas ( independent) dan variabel terikat ( dependent ) 3.3.1 Variabel x ( independent) Variabel x (independent) dalam penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran kooperatif picture dan picture sebagai sumber belajar bahwa model pembelajaran kooperatif picture and picture adalah salah satu model pembelajaran kooperatif aktif yang menggunakan gambar dan dipasangkan atau diurutkan menjadi urutan yang sistematis, seperti menyusun gambar secara berurutan, menunjukkan gambar, memberi keterangan gambar dan menjelaskan gambar. Menurut Johnson & Johnson , prinsip dasar dalam model pembelajaran kooperatif picture and picture adalah Setiap anggota kelompok (siswa) bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dikerjakan dalam kelompoknya. Setiap anggota kelompok (siswa) harus mengetahui bahwa semua anggota kelompok mempunyai tujuan yang sama. Setiap anggota kelompok (siswa) harus membagi tugas dan tanggung jawab yang sama di antara anggota kelompoknya.
Setiap anggota
kelompok (siswa) akan dikenai evaluasi. Setiap anggota kelompok (siswa) berbagi kepemimpinan dan membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya. Setiap anggota kelompok (siswa) akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif .Sesuai dengan namanya, tipe ini menggunakan media gambar dalam proses pembelajaran yaitu dengan cara memasang/mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis. Melalui cara seperti ini diharapkan siswa mampu berpikir dengan logis sehingga pembelajaran menjadi bermakna. Berikut kisi kisi variable x seperti pada tabel di bawah ini: Tabel 3.2 Kisi-kisi variable X No
Langkah Picture and Picture
1
menyampaikan yang ingin dicapai
Indikator
Item
kompetensi menyampaikan apakah Apakah yang
menjadi menyampaikan kompetensi
Kompetensi Dasar mata yang ingin dicapai pelajaran
guru
yang
24
bersangkutan. 2
Menyajikan materi sebagai guru pengantar
memberikan Apakah guru memberikan
momentum
permulaan motivasi dan teknik yang
pembelajaran.
baik
dalam
pemberian
materi akan menarik minat siswa untuk belajar lebih jauh tentang materi yang dipelajari.
3
menunjukkan/memperlihatkan Guru mengajar siswa Apakah guru harus dapat gambar-gambar
kegiatan ikut terlibat aktif dalam melakukan
berkaitan dengan materi.
proses
pembelajaran berkaitan dengan gambar
dengan setiap
inovasi
mengamati gambar
ditunjukan
yang
oleh
guru
atau oleh temannya. 4
menanyakan pemikiran
alasan/dasar Menanyakan urutan
tersebut.
Apakah
guru
bisa
gambar alasan/dasar pemikiran menanyakan alasan/dasar urutan gambar terhadap pemikiran urutan gambar beberapa
kelompok
siswa atau semua. 5
menanamkan konsep/materi menanamkan sesuai dengan kompetensi konsep/materi yang
ingin
dicapai. dengan yang
Apakah
kompetensi konsep/materi ingin
Evaluasi
sesuai
dicapai dengan kompetensi yang ingin dicapai.
Mampu
mengevaluasi Mampu
materi
yang
disampaikan
mampu
sesuai menanamkan
terhadap semua murid 6
guru
telah materi
mengevaluasi yang
disampaikan
telah
25
7
Memberikan penghargaan
Mampu
Memberikan Apakah
penghargaan
guru
Mampu
Memberikan penghargaan
3.3.2 Variabel dependent ( Variabel y ) Adapun yang menjadi variable terikat ( dependent ) dalam penelitian ini adalah peningkatan hasil belajar pada pembelajaran IPS siswa kelas 5 SD Negeri Sembaturagung 01 Kabupaten Pati. Karena Hasil belajar ditentukan oleh Kriteria Ketuntasan Maksimum. Maka dipilih lah SK yang sangat sesuai dengan penelitian tindakan kelas tersebut yaitu SK 1 yang berbunyi Kemampuan mendeskripsikan kejayaan masa lalu, keragaman kenampakan alam dan suku bangsa, serta kegiatan ekonomi di Indonesia. Sedangkan KD nya adalah Siswa dapat menghargai keragaman suku bangsa dan budaya di Indonesia.
3.4 Rencana Tindakan Penelitian ini menerapkan desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan yang ideal sebaiknya dilakukan secara berpasangan antar pihak yang melakukan tindakan dengan pihak yang mengamati proses jalannya tindakkan. Istilah untuk cara ini yaitu penelitian kolaborasi. Penelitian tindakan kelas dengan cara kolaborasi ini dimaksudkan supaya diperoleh kurangnya unsur subjektivitas pengamat serta terjaminnya mutu kecermatan amatan yang sedang dilakukan. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan karena ada kesenjangan atau perbedaan antara harapan dan kenyataan, sehingga setelah PTK ini dilaksanakan diharapkan terjadi keadaan yang ideal. Penelitian dilakukan dengan berkolaborasi bersama guru kelas di SD tempat penelitian. Pada PTK tipe kolaborasi RPP penelitian kolaboratif sudah dirancang dengan baik sebelumnya, kemudian guru yang mengajarkan pada saat pelaksanaan penelitian. Penelitian ini mengacu pada model spiral dari C.Kemmis dan Mc.Taggart. Rencana tindakan yang akan dilakukan yaitu Penelitian Tindakan kelas (PTK) melalui 2 siklus.
26
Dalam setiap siklus memiliki 3 tahap yakni perencanaan tindakan, implementasi tindakan dan observasi, dan refleksi (Hamzah. B. Uno, dkk. 2011:87). Berdasarkan gambar prosedur pelaksanaan penelitian yang dikemukakan oleh ahli diatas dapat diketahui bahwa prosedur pelaksanaan penelitian ini terdiri dari 3 tahap yakni Planning (Perencanaan Tindakan), Acting (Implementasi Tindakan) dan Observasing (Observasi) serta Reflecting (Refleksi). Adapun rincian pelaksanaan penelitian dengan 2 siklus akan dijabarkan sebagai berikut: 1. Siklus 1 Pada pelaksanaan siklus 1 kegiatan yang dilakukan merupakan tindakan untuk mengatasi permasalahan yang timbul pada kondisi awal (Pra Siklus). Siklus dilakukan sebanyak 2 kali pertemuan, dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Tahap Perencanaan Kegiatan dalam tahap ini dimulai dengan penyusunan perangkat pembelajaran meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai yakni tentang mengenal fungsi organ pernapasan manusia rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dalam siklus ini dibuat untuk dua kali pertemuan, menyiapkan format lembar observasi untuk guru sebagai alat untuk mengamati jalannya proses pembelajaran serta membuat alat evaluasi siswa yaitu meliputi rubrik motivasi belajar, karakter dan kuis. b. Tahap Implementasi Tindakan dan Observasi Kegiatan yang dilakukan tahap ini adalah menerapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun dalam pembelajaran di kelas sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan. Selama proses pembelajaran, perlu dilakukan kegiatan observasi, kegiatan ini dilakukan sebagai sarana pengumpulan data yang berkaitan dengan pelaksanaan tindakan penelitian. Kegiatan inti dilakukan oleh guru kelas yang berkolaborasi dan dibantu rekan sejawat di sekolah sebagai observer dan waktunya bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. c. Refleksi
27
Tahap ini dilakukan setelah pelaksanaan tindakan dan observasi pada siklus 1. Refleksi ini dilakukan untuk mengevaluasi kelemahan dan kelebihan dari tindakan pembelajaran yang telah dilakukan, hasil tindakan serta hambatan-hambatan yang dihadapinya. Hasil refleksi ini berguna untuk menentukan tingkat keberhasilan dari tindakan yang telah dilakukan dan sebagai dasar pertimbangan untuk menyusun rencana kegiatan pada siklus 2. Siklus 2 akan dilaksanakan untuk memantapkan pembelajaran selanjutnya. 2. Siklus 2 Pelaksanaan siklus 2 dirancang apabila siklus 1 belum berhasil mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan. Kegiatan yang dilakukan pada siklus 2 merupakan perbaikan dari kelemahan atau kekurangan pada siklus sebelumnya. Pelaksanaan siklus 2 dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan yang terdiri dari:
a. Tahap Perencanaan Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini sama dengan siklus 1 yaitu penyusunan perangkat pembelajaran meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai yakni tentang mengenal fungsi organ pernapasan manusia, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dalam siklus ini dibuat untuk dua kali pertemuan, menyiapkan format lembar observasi untuk guru sebagai alat untuk mengamati jalannya proses pembelajaran serta membuat alat evaluasi siswa yaitu meliputi rubrik prestasi belajar, karakter dan kuis. Perencanaan dalam siklus 2 ini dilakukan dengan mempertimbangkan hasil refleksi pada siklus 1. Tindakan pada siklus 2 ini disertai dengan penambahan/penyesuaian kegiatan yang diperkirakan dapat mengatasi masalah pada siklus 1. b. Tahap Implementasi Tindakan dan Observasi Kegiatan
yang dilakukan pada tahap ini adalah
menerapkan
Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun dalam pembelajaran di kelas. Selama proses pembelajaran, perlu dilakukan kegiatan observasi, kegiatan ini dilakukan sebagai sarana pengumpulan data yang berkaitan dengan pelaksanaan tindakan
28
penelitian. Kegiatan inti dilakukan oleh guru kelas yang berkolaborasi dan dibantu rekan sejawat di sekolah sebagai observer dan waktunya bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. c. Refleksi Kegiatan pada tahap ini dilakukan sama seperti refleksi pada siklus 1. Refleksi ini dilakukan dengan tujuan untuk mengevaluasi kelemahan dan kelebihan dari tindakan pembelajaran yang telah dilakukan, hasil tindakan serta hambatan-hambatan yang dihadapi. Hasil refleksi ini berguna untuk menentukan tingkat keberhasilan dari tindakan yang telah dilakukan . 3.5 Teknik dan Instrumen Pengumpulan data Pengumpulan data dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa teknik pengumpulan dan disertai instrumennya. 3.5.1 Teknik Pengumpulan data Dalam PTK ini, teknik pengumpulan data yang digunakan sebagai berikut: a) Observasi Observasi adalah suatu cara pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan langsung terhadap suatu obyek dalam suatu periode tertentu dan mengadakan pencatatan secara sistematis tentang hal-hal tertentu yang diamati. Banyaknya periode observasi yang perlu dilakukan dan panjangnya waktu pada setiap periode observasi tergantung kepada jenis data yang dikumpulkan. Apabila observasi itu akan dilakukan pada sejumlah orang, dan hasil observasi itu akan digunakan untuk mengadakan perbandingan antar orang-orang tersebut, maka hendaknya observasi terhadap masing-masing orang dilakukan dalam situasi yang relatif sama. Sebelum observasi itu dilaksnanakan, pengobservasi (observer) hendaknya telah menetapkan terlebih dahulu aspek-aspek apayang akan diobservasi dari tingkah laku seseorang. Aspek-aspek tersebut hendaknya telah dirumuskan secara operasional, sehingga tingkah laku yang akan dicatat nanti dalam observasi hanyalah apa-apa yang telah dirumuskan tersebut. Adapun kisi-kisi yang berisi item-item pada lembar observasi tindakan guru adalah sebagai berikut :
29
Tabel 3.4 kisi-kisi yang berisi item-item pada lembar observasi tindakan guru Aspek yang diamati dalm
Indikator
No. Item
pembelajaran picture and picture 1. persiapan pembelajaran
Mengatur tempat duduk, mengecek
1,2
kesiapan siswa,ruang dan media pembelajaran 2. menyampaikan tujuan dan
Membuka pelajaran dengan salam,
memotivasi
melakukan apersepsi, dan tujuan
siswa
3,4,5
pembelajaran.
3. menyajikan materi dengan
Menggali
memanfaatkan media
berdasarkan
pengetahuan media,
siswa
6,7,8
menyajikan
materi dengan media, dan Tanya jawab dengan siswa tentang materi pembelajaran
4. mengorganisasikan siswa
Mengkoordinasikan kelompok dan
dalam kelompok-kelompok
media pembelajaran ,membagi
belajar
lembar kerja siswa , menentukan
9,10,11,12
skor awal dari rata-rata skor dasar atau skor kuis sebelumnya 5. Membimbing kelompok kerja
Membimbing anak, maju
dan belajar
menerangkan materi dengan media
13,14,15,
dan menanggapi kelompok lain atasa presentasi dari satu kelompok 6. Evaluasi
Memberi soal kuis, mengarah siswa untuk memjawab kuis,mengoreksi soal dan menghitung nilai siswa dari
16,17,18,19
30
soal kuis tersebut. 7. memberi penghargaan
Member penghargaan atau hadiah
20,21
bagi yang mempunyai nilai bagus.memotivasi siswa lain yang belum dapat penghargaan 8. kesimpulan dan penutup
Member kesempatan kepada siswa,
22,23,24,25
menyimpulkan materi, member arahan untuk pertemuan yang akan dating, menutup pelajaran dengan salam
Tabel 3.5 kisi-kisi aktivitas siswa selama penerapan model pembelajaran kooperatif picture and picture Aspek yang diamati dalm
Indikator
No. Item
pembelajaran picture and picture 1. kesiapan siswa sebelum
Membawa buku dan perlengkapan
mengikuti pembelajaran
pembelajaran, mengikuti pelajaran,
1,2,3
mempelajari materi pelajaran dirumah 2. perhatian siswa terhadap
Antusias saat guru memotivasi ,
penjelasan guru
member respon, mendengar penjelasn
4,5,6,7,8,9
guru, mengamati media picture and picture, menjawab pertanyaan guru, berani mengutarakan pendapat 3. kemampuan siswa
kerjasama dengan
mengerjakan lembar kerja
teman,mendengarkan penjelasan guru,
10,11,12,13
31
membaca petunjuk lembar kerja, sungguh-sungguh mengerjakan lembar siswa 4.Keaktifan siswa bertanya
Bertanya saat mengalami kesulitan
14,15
soal, bertanya sesuai dengan materi pembelajaran 5. Bekerja sama dengan
Bertukar pikiran dalam mengerjakan
temannya
lembar kerja, menghargai pendapat
16,17,18,19
teman, menginformasikan jawaban kepada anggota lain. Menguasai materi 6. keberanian
Mengemukakan hasil kerja kelompok
20,21,22
didepan kelas, bertanya dengan hal-hal yang belum dipahami, 7. Kejujuran
Mengerjakan sendiri soal
23
8. penghargaan
Mendapatkan penghargaan
24
9. kesimpulan
Mampu membuat kesimpulan
25
b) Teknik tes Teknik tes atau sistem testing merupakan usaha pemahaman murid dengan menggunakan alat-alat yang bersifat mengungkap atau mentes. Tabel 3.6 kisi-kisi tes formatif Siklus I Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator
1. Kemampuan mendeskripsi kan kejayaan masa lalu, keragaman kenampakan alam dan
1.1 Siswa mampu mendeskripsikan masa kejayaan dan peninggalan kerajaan Hindu-Buddha
1. mengidentifika si berbagai hal tentang masa kejayaan dan peninggalan kerajaan Hindu-Buddha
Tingkat Kesukaran soal MU SE SU 8 6 2
Bentuk Instrumen
No soal
Pilihan Ganda
1,2,3,5, 7,9,11, 12,13,1 4,15,17
32
suku bangsa, serta kegiatan ekonomi di Indonesia
(Sriwijaya dan Majapahit) dan Islam di Nusantara.
(Sriwijaya dan Majapahit) dan Islam di Nusantara.
2. Membedakan berbagai hal tentang masa kejayaan dan peninggalan kerajaan Hindu-Buddha (Sriwijaya dan Majapahit) dan Islam di Nusantara. 3.Menidentifika si tentang peninggalan kerjaan HinduBudha 4. mendeskripsik an corak dari kerajaan hindu dan budha Total
3
2
-
4,6,10, 18,20
2
1
-
8,19,16 ,21
4
2
2
22,23,2 4,24,26 ,27,28, 29,30
17
11
4
Tabel 3.7 kisi-kisi tes formatif Siklus II Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
1. 1.2 Siswa Kemampuan mampu mendeskripsi mendeskripsik kan kejayaan an keragaman masa lalu, kenampakan keragaman alam dan
Indikator
1. mengidentifika si berbagai hal tentang keragaman kenampakan
Tingkat Kesukaran soal MU SE SU 8 6 2
Bentuk Instrumen
No soal
Pilihan Ganda
1,2,3,5, 7,9,11, 12,13,1 4,15,17
33
kenampakan alam dan suku bangsa, serta kegiatan ekonomi di Indonesia
buatan serta pembagian wilayah waktu di Indonesia dengan menggunakan peta/ atlas/globe dan media lainnya.
alam dan buatan serta pembagian wilayah waktu di Indonesia dengan menggunakan peta/ atlas/globe dan media lainnya.. 2. Membedakan berbagai hal tentang keragaman kenampakan alam dan buatan serta pembagian wilayah waktu di Indonesia dengan menggunakan peta/ atlas/globe dan media lainnya.. 3.Menidentifika si tentang a pembagian wilayah waktu di Indonesia dengan menggunakan peta/ atlas/globe dan media lainnya.
3
2
-
4,6,10, 18,20
2
2
-
,8,19,1 621
34
4. mendeskripsik an pembagian wilayah waktu di Indonesia dengan menggunakan peta/ atlas/globe dan media lainnya. Total
4
2
2
17
11
4
22 sampai 30
c) Teknik dokumentasi Teknik dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda, dan sebagainya.Dengan menggunakan teknik dokumentasi ini, peneliti mendapatkan dokumen berupa: a. Brosur (selebaran). b. Beberapa foto yang digunakan sebagai bahan referensi sekaligus sebagai objek pembahasan yang dikaji dalam penelitian ini. c. Serta berbagai dokumen penting lainnya yang sekiranya dibutuhkan dalam penelitian ini. Sementara itu, teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah analisis isi (content analysis). Dengan pertimbangan bahwa analisis isi berangkat dari anggapan dasar ilmu ilmu sosial, dan bahwa studi tentang proses dan isi komunikasi adalah dasar dari studi-studi ilmu sosial. Mekanisme analisis data dengan menggunakan tehnik analisis isi ini, antara lain: menggunakan lambang-lambang tertentu, mengklasifikasi data dengan kriteria -kriteria tertentu, dan melakukan prediksi. alam study dokumentasi foto lebih banyak digunakan sebagai alat penelitian kualitatif karena dapat dipakai dalam berbagai keperluan. Foto menghasilkan data yang deskriptif yang cukup berharga dan sering digunakan untuk menelaah segi-segi subjektif dan hasilnya sering dianalisis secara
35
induktif. Ada dua kategori foto yang dihasilkan oleh orang dan foto yang dihasilkan oleh peneliti sendiri (Bogdan Dan Biklen, 1982:102).
3.5.2 Instrumen Pengumpulan data Instrumen yang digunakan dalam PTK ini, berdasar teknik pengumpulan data diatas adalah sebagai berikut: a) Lembar observasi penilaian kinerja guru Lembar ini digunakan untuk mengetahui kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan model kooperatif Picture and Picture, pada penelitian ini aspek Yng diamati meliputi : persiapan, menyampaikan tujuan dan motivasi siswa, penyajian materi, membagi kelompok siswa, membimbing dengan media belajar picture dan picture, evaluasi, member penghargaan, dan kesimpulan dan penutup. Dari kedelapan aspek di atas dijabarkan ke dalam indicator penilaian skor. b) Lembar observasi penilaian kinerja guru Lembar ini digunakan untuk mengetahui aktivitas siswa selama proses pembelajaran. Adapun aspek yang diamati antara lain: . 1.kesiapan siswa sebelum mengikuti pembelajaran 2. perhatian siswa terhadap penjelasan guru, 3. kemampuan siswa mengerjakan lembar kerja, 4.Keaktifan siswa bertanya, 5. Bekerja sama dengan temannya, 6. Keberanian, 7. Kejujuran, 8. Penghargaan, 9. Kesimpulan. Semua itu dijabarkan dalam indicator yang mempunyai skor 1,2,3,4. c) Lembar tes formatif Lembaran yang berisi 30 soal dalam bentuk pilihan ganda setelah satu pokok bahasan selesai berdasarkan kisi-kisi soal tes. Tujuannya pembuatan lembar tes formatif untuk mengetahui pencapaian hasil belajar IPA serta tinkat ketuntasan siswa berdasarkan indicator keberhasilan yang telah ditetapkan.
36
3.6 Teknik Analisis Uji Instrumen Sebelum dilaksankan penelitian terlebih dahulu peneliti menguji instrument ( soal ) yang akan digunakan. Instrument yang akan digunakan sebelumnya harus di uji validitas, reabilitas dan tingkat kesukaran soalnya. Uji validitas dan reabilitas ini diujikan kepada siswa kelas 5 SD Negeru Simbatuagunng 01 Pati yang berjumlah 25 siswa. 3.6.1 Uji Validitas Validitas adalah ketepatan atau kecermatan suatu instrumen dalam mengukur apa yang ingin dukur. Dalam pengujian instrumen pengumpulan data, validitas bisa dibedakan menjadi validitas faktor dan validitas item. Validitas faktor diukur bila item yang disusun menggunakan lebih dari satu faktor (antara faktor satu dengan yang lain ada kesamaan). Pengukuran validitas faktor ini dengan cara mengkorelasikan antara skor faktor (penjumlahan item dalam satu faktor) dengan skor total faktor (total keseluruhan faktor), sedangkan pengukuran validitas item dengan cara mengkorelasikan antara skor item dengan skor total item. Pada pembahasan ini akan dibahas untuk metode pengujian validitas item. Validitas item ditunjukkan dengan adanya korelasi atau dukungan terhadap item total (skor total), perhitungan dilakukan dengan cara mengkorelasikan antara skor item dengan skor total item. Bila kita menggunakan lebih dari satu faktor berarti pengujian validitas item dengan cara mengkorelasikan antara skor item dengan skor faktor, kemudian dilanjutkan mengkorelasikan antara skor item dengan skor total faktor (penjumlahan dari beberapa faktor). Dari hasil perhitungan korelasi akan didapat suatu koefisien korelasi yang digunakan untuk mengukur tingkat validitas suatu item dan untuk menentukan apakah suatu item layak digunakan atau tidak. Dalam penentuan layak atau tidaknya suatu item yang akan digunakan, biasanya dilakukan uji signifikansi koefisien korelasi pada taraf signifikansi 0,05, artinya suatu item dianggap valid jika berkorelasi signifikan terhadap skor total. Atau jika melakukan penilaian langsung terhadap koefisien korelasi, bisa digunakan batas nilai minimal korelasi 0,30. Menurut Azwar (1999) semua item yang mencapai koefisien korelasi minimal 0,30 daya pembedanya dianggap memuaskan. Tetapi Azwar mengatakan bahwa bila jumlah item belum mencukupi kita bisa menurunkan sedikit batas kriteria 0,30 menjadi 0,25 tetapi menurunkan batas kriteria di bawah 0,20 sangat tidak disarankan. Untuk pembahasan ini dilakukan uji signifikansi koefisien korelasi dengan
37
kriteria menggunakan r kritis pada taraf signifikansi 0,05 (signifikansi 5% atau 0,05 adalah ukuran standar yang sering digunakan dalam penelitian). Untuk jumlah responden 30 orang atau lebih, penafsiran validitas yang mendasarkan koefiesien korelasi tersebut adalah sebagai berikut : No. Indeks
Interpretasi
1.
0,81-1,00
Sangat tinggi
2.
0,61-0,80
Tinggi
3.
0,41-0,60
Cukup
4.
0,21-0,40
Rendah
5.
0,00-0,20
Sangat Rendah
Sumber: Wardhani, dkk. 2012: 344 Validitas Item atau butir dapat dilakukan dengan menggunakan software SPSS.[1] Untuk proses ini, akan digunakan Uji Korelasi Pearson Product Moment. Dalam uji ini, setiap item akan diuji relasinya dengan skor total variabel yang dimaksud. Dalam hal ini masingmasing item yang ada di dalam variabel X dan Y akan diuji relasinya dengan skor total variabel tersebut. Agar penelitian ini lebih teliti, sebuah item sebaiknya memiliki korelasi (r) dengan skor total masing-masing variabel ≥ 0,25.[2] Item yang punya r hitung < 0,25 akan disingkirkan akibat mereka tidak melakukan pengukuran secara sama dengan yang dimaksud oleh skor total skala dan lebih jauh lagi, tidak memiliki kontribusi dengan pengukuran seseorang jika bukan malah mengacaukan. Cara melakukan Uji Validitas dengan SPSS 1. Buat skor total masing-masing variable. 2. Klik Analyze > Correlate > Bivariate 3. Masukkan seluruh item variable x ke Variables 4. Masukkan total skor variable x ke Variables 5. Ceklis Pearson ; Two Tailed ; Flag 6. Klik OK
38
7. Lihat kolom terakhir. Nilai >= 0,25. 8. Lakukan hal serupa untuk Variabel Y. 3.6.1 Uji Reliabielitas Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui adanya konsistensi alat ukur dalam penggunaannya, atau dengan kata lain alat ukur tersebut mempunyai hasil yang konsisten apabila digunakan berkali-kali pada waktu yang berbeda. Logikanya jika kita lakukan penelitian yang sama, dengan tujuan yang sama dan karakteristik responden yang sama, maka hasil pengambilan data berikutnya akan kita dapatkan respon yang kurang lebih sama. Kecuali pada kasus-kasus tertentu, misalnya pada kasus penelitian tentang preferensi terhadap susu formula merk X, jika suatu saat terdapat isu bahwa susu formula merk tertentu tercemar oleh bakteri, maka kemungkinan respon terhadap penelitian sejenis terhadap semua merk susu akan berpengaruh, sehingga respon yang didapat kemungkinan tidak akan sama dengan respon penelitian terdahulu sebelum isu cemaran tersebut beredar
Uji Reliabilitas dilakukan dengan uji Alpha Cronbach. Rumus Alpha Cronbach sebagai berikut:
Note:
Jika nilai alpha > 0,7 artinya reliabilitas mencukupi (sufficient reliability) sementara jika alpha > 0,80 ini mensugestikan seluruh item reliabel dan seluruh tes secara konsisten
39
secara internal karena memiliki reliabilitas yang kuat.[3] Atau, ada pula yang memaknakannya sebagai berikut:
Jika alpha > 0,90 maka reliabilitas sempurna
Jika alpha antara 0,70 – 0,90 maka reliabilitas tinggi
Jika alpha antara 0,50 – 0,70 maka reliabilitas moderat
Jika alpha < 0,50 maka reliabilitas rendah[4]
Jika alpha rendah, kemungkinan satu atau beberapa item tidak reliabel: Segera identifikasi dengan prosedur analisis per item. Item Analysis adalah kelanjutan dari tes Aplha sebelumnya guna melihat item-item tertentu yang tidak reliabel. Lewat ItemAnalysis ini maka satu atau beberapa item yang tidak reliabel dapat dibuang sehingga Alpha dapat lebih tinggi lagi nilainya.
Reliabilitas item diuji dengan melihat Koefisien Alpha dengan melakukan Reliability Analysis dengan SPSS ver. 16.0 for Windows. Akan dilihat nilai Alpha-Cronbach untuk reliabilitas keseluruhan item dalam satu variabel. Agar lebih teliti, dengan menggunakan SPSS,
Tabel 3.8 Hasil Validitas Item Soal Siklus I Valid
Tidak Valid
2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,16,17,18,19,20
1,12,13,14,15,
15
5 Tabel 3.9 Hasil Validitas Item Soal Siklus II
40
Valid
Tidak Valid
2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,16,17,18,19,20
1,13,14,15,
16
4
3.6.3 Analisis Tingkat Kesukaran soal Analisis soal bertujuan untuk mengadakan indentifikasi soal-soal yang baik, kurang baik, dan soal yang jelek. Sehingga dengan menganalisis soal kita dapat memperoleh informasi tentang kejelekan sebuah soal dan petunjuk untuk mengadakan perbaikan. Dalam penganalisisan terhadap butir-butir item tes hasil belajar maka dapat dilakukan dengan tiga segi yang berhubungan dengan analisis soal yaitu sebagai berikut : A. Taraf Kesungkaran Bermutu atau tidaknya butir-butir item tes hasil belajar pertama-tama dapat diketahui dengan dari tingkat kesukarannya atau taraf kesulitan yang dimiliki oleh masingmasing butir item tersebut. Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Apabila yang terlalu mudah soalnya itu tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha untuk memecahkannya. Sebaliknya apabila sola yang telalu sukar akan menyebabkan siswa mejadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena diluar jangkauannya. Jadi dengan kata lain bahwa soal yang baik adalah sedang atau cukup. Menurut witherington (2012) yang mengatakan bahwa untuk mengetahui sudah atau belum memadainya derajat kesukaran item tes hasil belajar dapat diketahui dari besar kecilnya angka yang melambangkan tingkat kesulitan dari item tersebut. Bilangan yang menunjukkan bahwa sukar dan mudahnya dalam soal ulangan yang diberikan di sebut indek kesukaran. Besar indek kesukaran antara 0,00 sampai dengan 1,0. Jadi indek kesukaran ini menunjukkan bahwa taraf kesukaran soal. Soal dengan indek kesukaran 0,0 menunjukkan bahwa soal itu terlalu sukar, sebaliknya indek 1,0 menunjukan bahwa soal itu telalu mudah.
41
Didalam evaluasi, indek kesukaran di beri dengan symbol P (proporsi). Dengan demikian maka soal dengan soal P = 0,70 lebih mudah jika dibandingkan dengan P = 0,20. sebaliknya soal dengan P = 0,30 lebih dari pada soal dengan P = 0,80 Rumus mencari P adalah :
Keterangan : P = Indek kesukaran B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul JS = Jumlah seluruh siswa perseta tes
Tabel 3.10 Indeks Kesukaran soal
No
Indeks
Interpretasi
1
< 0,30
Terlalu sukar
2
0,30-0,70
Cukup
3
>0,70
Terlalu mudah
Berdasarkan indeks tingkat kesulitan di atas maka dapat diperoleh hasil perhitungan sebagai berikut: Tabel 3.11 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Soal Siklus I
No
Indeks
Interpretasi
Nomor Item
Jumlah
1
< 0,30
Terlalu sukar
5,13,10,14
4
42
2
0,30-0,70
Cukup
1,2,3,4,6,7,8,9,11,13
10
3
>0,70
Terlalu mudah
15,16,17,18,19,20
6
Total
20
Tabel 3.12 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Soal Siklus 2
No
Indeks
Interpretasi
Nomor Item
Jumlah
1
< 0,30
Terlalu sukar
5,13,10
3
2
0,30-0,70
Cukup
1,2,3,4,6,7,8,9,11,13,15
11
3
>0,70
Terlalu mudah
15,16,17,18,19,20
6
Total
20
3.7 Teknik Analisis Data Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan analisis deskriptif komparatif yaitu membandingkan nilai tes kondisi awal, nilai tes setelah siklus I dan nilai tes setelah siklus II. Sedangkan untuk data kualitatif menggunakan analisis diskriptif kualitatif berdasarkan hasil observasi kinerja guru dan aktivitas siswa dan refleksi dari tiap-tiap siklus.
3.7.1 Data Kuantitatif Metode Penelitian Kuantitatif, sebagaimana dikemukana oleh Sugiyono (2009:14) dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme,
43
digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Menurut Emzir (2009:28), pendekatan Kuantitatif adalah suatu pendekatan penelitian yang
secara primer
menggunakan
paradigma postpositivist
dalam
mengembangkan ilmu pengetahuan (seperti pemikiran tentang sebab akibat, reduksi kepada variabel, hipotesis, dan pertanyaan spesifik, menggunakan pengukuran dan observasi, serta pengujian teori), menggunakan strategi penelitian seperti eksperimen dan survei yang memerlukan data statistik. Sehingga dalam penelitian kuantitatif, sesuai dengan namanya banyak dituntut menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya (Arikunto:2006).
a.
Penskoran pada bentuk soal pilihan ganda Cara penskoran tes bentuk pilihan ganda ada tiga macam, yaitu: pertama penskoran
tanpa ada koreksi jawaban, penskoran ada koreksi jawaban, dan penskoran dengan butir beda bobot. 1.
Penskoran tanpa koreksi, yaitu penskoran dengan cara setiap butir soal yang dijawab benar mendapat nilai satu (tergantung dari bobot butir soal), sehingga jumlah skor yang diperoleh peserta didik adalah dengan menghitung banyaknya butir soal yang dijawab benar. Rumusnya sebagai berikut. Skor = B/N x 100 (skala 0-100)
Ket : B = banyaknya butir yang dijawab benar N = adalah banyaknya butir soal Contohnya adalah sebagai berikut : Pada suatu soal tes ada 50 butir, Budi menjawab benar 25 butir, maka skor yang dicapai Budi adalah: Skor = 25/50 x 100 = 50
44
2. Penskoran ada koreksi jawaban yaitu pemberian skor dengan memberikan pertimbangan pada butir soal yang dijawab salah dan tidak dijawab, adapun rumusnya sebagai berikut: S/P+N X 100 S = banyaknya butir yang dijawab salah P = banyaknya pilihan jawaban tiap butir N = banyaknya butir soal Butir soal yang tidak dijawab diberi skor 0
3.7.2 Data Kualitatif Data kualitatif adalah data yang berbentuk kata-kata, bukan dalam bentuk angka. Data kualitatif diperoleh melalui berbagai macam teknik pengumpulan data misalnya wawancara, analisis dokumen, diskusi terfokus, atau observasi yang telah dituangkan dalam catatan lapangan (transkrip). Bentuk lain data kualitatif adalah gambar yang diperoleh melalui pemotretan atau rekaman video. 3.8 Indikator Kinerja Indikator keberhasilan yang akan dicapai yaitu peningkatan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran IPS dengan adanya pencapaian nilai ketuntasan KKM ≥ 80. Hasil belajar siswa dikatakan telah tercapai jika hasil tes pada siklus 1 mendapatkan nilai sama atau di atas KKM, minimal 85% dari siswa. Pada siklus 2 diharapkan ketuntasan hasil belajar siswa mencapai 90% dari siswa dan pada siklus 3 ketuntasan belajar siswa harus mencapai 100% dari siswa.