Topik Utama PERHITUNGAN EMISI CO2 BAHAN BAKAR BIODIESEL DARI KELAPA SAWIT Adolf Leopold Sihombing dan Ikrar Ardilla Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Ketenagalistrikan, Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi
[email protected]
SARI Penurunan cadangan bahan bakar fosil mendorong berbagai pengembangan sumber bahan bakar alternatif, salah satunya biodiesel. Akan tetapi pemanfaatan biodiesel dianggap kurang ramah lingkungan karena besarnya emisi Gas Rumah Kaca yang dilepaskan selama proses produksi berlangsung, sehingga diperlukan suatu studi perhitungan nilai faktor emisi dari biodiesel guna mengantisipasi pertumbuhan volume biodiesel. Perhitungan faktor emisi biodiesel dilakukan dengan menggunakan data dari berbagai literatur mulai dari tahap pembukaan lahan, budidaya tanaman kelapa sawit sampai proses produksi biodiesel. Berdasarkan hasil perhitungan, Emisi CO2 untuk biodiesel sebesar 0,584 kg CO2/kg biodiesel.Apabila industri biodiesel dikembangkan pada lahan hutan lindung, hutan tebangan dan hutan tanaman acasia dan jati, maka nilai ini akan menjadi bervariasi yaitu 1,14 - 5,16 kg CO2/kg biodiesel. Sedangkan biodiesel dari kelapa sawit akan memberikan efek positif apabila dikembangkan pada lahan hutan sekunder pasca pembakaran, savanna dan semak belukar yaitu sebesar (-0,08) - (-0,32) kg CO2/kg biodiesel. Kata kunci : biodiesel, faktor emisi, minyak kelapa sawit
1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peningkatan konsumsi bahan bakar di Indonesia dan dunia memicu berbagai usaha guna mencari solusi sumber energialternatif untuk menggantikan peran bahan bakar fosil. Biodiesel sebagai salah satu jenis dari bioenergi selama ini diasumsikan sebagai energi karbon netral walaupun dalam siklus prosesnya tetap menghasilkan energi. Akan tetapi dalam perkembangannya, penggunaan biodiesel mendapat kecaman dari beberapa hasil riset seperti DeNocker dan Spirinckx (1998) yang menyatakan bahwa dampak lingkungan yang dihasilkan dalam satu siklus hidup biodiesel lebih
82
negatif dibandingkan dengan bahan bakar fosil. Hal ini bertolak belakang dengan hasil riset dari Nanaki dan Koroneos (2009) yang menyatakan bahwa biodiesel mampu menurunkan emisi GRK walaupun di sisi lain terjadi peningkatan pada emisi Particulate Matter10, Nitrogen Oxide (NOx), Nitrogen, Nitrous Oxide, Phosphorous dan pencemaran air. Penelitian serupa juga telah dilakukan di Indonesia oleh Hasanuddin dkk (2010) yang menghitung keseimbangan energi dari satu siklus hidup biodiesel. Untuk itu diperlukan penelitian lanjutan yang mampu memberikan gambaran mengenai besar emisi yang dihasilkan dari satu siklus hidup Biodiesel di Indonesia guna melengkapi penelitian sebelumnya.
M&E, Vol. 10, No. 2, Juni 2012
Topik Utama Penelitian ini bertujuan untuk menghitung nilai faktor emisi Gas Rumah Kaca (CO2) dari suatu rangkaian proses produksi biodiesel yang menggunakan bahan baku kelapa sawit. 1.2. Dasar Hukum Peraturan perundangan yang mendasari penelitian ini antara lain : a. Undang-Undang No.6 Tahun 1994 tentang Pengesahan UNFCCC b. Undang-Undang No.17 Tahun 2004 tentang Pengesahan Protokol Kyoto ke UNFCCC c. Undang-Undang No.30 Tahun 2007 tentang Energi Pasal 8 Ayat 1: Setiap kegiatan pengelolaan energi wajib mengutamakan penggunaan teknologi yang ramah lingkungan dan memenuhi ketentuan yang disyaratkan dalam peraturan perundang-undangan di bidang lingkungan hidup. d. Perpres 61 Tahun 2011 tentang Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Pasal 2 Ayat 2 :Kegiatan RAN-GRK meliputi bidang Pertanian; Kehutanan dan lahan gambut; Energi dan transportasi; Industri; Pengelolaan limbah; dan Kegiatan pendukung lain. Pasal 4 :RAN-GRK menjadi acuan bagi masyarakat dan pelaku usaha dalam melakukan perencanaan dan pelaksanaan penurunan emisi GRK. e. Perpres 71 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Inventarisasi Gas Rumah Kaca (GRK) Pasal 3 Ayat 1 :Inventarisasi GRK dilakukan dengan cara: – Pemantauan dan pengumpulan data aktivitas sumber emisi dan serapan GRK termasuk simpanan karbon, serta penetapan faktor emisi dan faktor serapan GRK. – Penghitungan emisi dan serapan GRK termasuk simpanan karbon. Pasal 3 Ayat 2 : Hasil penghitungan emisi dan serapan GRK termasuk simpanan karbon dilaporkan dalam bentuk tingkat dan status emisi GRK.
Pasal 8 Ayat 1 :Menteri terkait dan/atau Kepala Lembaga Pemerintah Non Kementerian yang terkait dengan ruang lingkup inventarisasi GRK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (3), bertugas untuk: – Menyelenggarakan inventarisasi GRK. – Menyusun kecenderungan perubahan emisi dan serapan GRK termasuk simpanan karbon sesuai dengan lingkup tugas dan kewenangannya. – Mengembangkan metodologi inventarisasi dan faktor emisi atau serapan GRK berkoordinasi dengan para pemangku kepentingan. Pasal 13 Ayat 1 : Menteri terkait dan/atau Kepala Lembaga Pemerintah Non Kementerian melaporkan hasil kegiatan inventarisasi GRK kepada Menteri satu kali dalam setahun. 2. PERHITUNGAN EMISI 2.1. Metoda Perhitungan Studi ini dibatasi pada beberapa tahapan proses dalam industri biodiesel yaitu tahapan konversi lahan, budidaya tanaman kelapa sawit hingga proses produksi biodiesel. Lingkup penelitian ini seperti terlihat pada Gambar 1. Data yang digunakan dalam perhitungan merupakan data sekunder dari berbagai literatur, hasil kajian / riset dan data statistik. Satuan akhir yang digunakan dalam analisa adalah jumlah CO 2 yang diemisikan untuk tiap kilogram Biodiesel yang dihasilkan (CO2/kg Biodiesel). Beberapa asumsi yang digunakan dalam analisa antara lain : a. Budidaya Tanaman Kelapa Sawit – Kerapatan tanaman 143 pohon / hektar – Produktivitas lahan 23 ton/hektar/tahun – Rasio 1 kg Tandan Buah Segar (TBS) menghasilkan 0,238 kg biodiesel – Perhitungan konsumsi pupuk dibedakan pada Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) dan Tanaman Menghasilkan (TM) – Konsumsi solar pada pengolahan awal lahan 7,6 liter per hektar
Perhitungan Emisi CO2 Bahan Bakar Biodiesel ........ ; Adolf Leopold Sihombing dan Ikrar Ardilla
83
Topik Utama b. Proses Produksi CPO – Pabrik yang digunakan sebagai sampel terletak di daerah Rejosari Lampung dengan kapasitas 40 ton/hari – Perhitungan emisi dari proses produksi biodiesel mencakup penggunaan listrik dan bahan bakar
biodiesel berdasarkan referensi dari Kamahara dkk (2010) sebagai berikut: – Loading rate untuk truk = 5 ton – Fuel economy solar untuk truk = 0,28 kg/ km – Jarak tempuh lahan - pabrik biodiesel = 8 km
c. Proses Produksi Biodiesel Data yang digunakan dalam analisa emisi dari proses produksi biodiesel mengacu pada hasil studi Kamahara dkk (2010) mengenai energy balance dalam proses produksi biodiesel di Indonesia
Data mengenai standar dosis pupuk yang diberikan pada tanaman belum menghasilkan (TBM) dan tanaman menghasilkan (TM) seperti pada Tabel 1 dan 2.
d. Transportasi Perhitungan emisi dari sektor transportasi dilakukan dengan melihat konsumsi bahan bakar dari lahan sawit menuju pabrik
Nilai faktor emisi bersumber dari beberapa referensi yang akan digunakan dalam perhitungan jumlah emisi CO 2 dari proses pemupukan maupun konsumsi solar dan listrik seperti ditampilkan pada Tabel 3 dan 4.
urea triple super phosphate Kebun Kelapa Sawit
FFB solar
rock phosphate FB; POME; Abu
muriate of potash
Transportasi Kebun - Pabrik kieserite
steam water Produksi CPO Listrik
Solar
PKS & PPF
dolomite
CPO Produksi biodiesel
biji
herbicides Metanol
Biodiesel
Produksi Metanol bahan baku Metanol
Gambar 1. Lingkup kegiatan
84
M&E, Vol. 10, No. 2, Juni 2012
Topik Utama Tablr 1. Dosis Pupuk untuk tanaman belum menghasilkan N
Umur (Tahun)
P
Za 1350 1500 1500
0 1 2 3
TSP 600 600 600
K Mg Dosis Pupuk (gr/pohon) RP MOP Kiserit 500 1000 700 1750 1500 1750 1500
Bo HGF-B 20 80 -
Sumber : PPKS (2009)
Tabel 2. Dosis pupuk untuk tanaman menghasilkan Umur (Tahun) 4-8 9-13 14-20 21-25
N Urea 2000 2750 2500 1750
P K Dosis Pupuk (gr/pohon) SP-36 MOP 1500 1500 2250 2250 2000 2000 1250 1250
Mg Kiserit 1000 1500 1500 1000
Sumber : PPKS dan LPP (2009)
Tabel 3. Nilai faktor emisi dari berbagai jenis pupuk Jenis Pupuk
Faktor Emisi (kg CO2/kg)
ZA TSP RP MOP Kieserite HGF-B Urea SP-36
1.6 1.08 0.043 1.2 Tidak ada Tidak ada 0.2 0.22
2.2. Nilai Emisi Dari Perkebunan Perhitungan besar emisi dari budidaya tanaman kelapa sawit melibatkan proses pembukaan lahan dan perubahan lahan (Land Use Change). Akan tetapi masih terdapat banyak perdebatan terkait status lahan yang digunakan sebelum diubah menjadi perkebunan kelapa sawit. Jenis
Tabel 4. Nilai faktor emisi dari pemakaian solar dan listrik Jenis Bahan
Faktor Emisi (kg CO2/MJ)
Solar
0,074
Listrik
0,074
Sumber IPCC: V2_2_Ch3_Stationary Combustion (2006) IPCC: V2_2_Ch3_Stationary Combustion (2006)
lahan sebelum perubahan tersebut bisa berupa hutan, lahan gambut ataupun lahan terlantar. Ini akan berpengaruh pada potensi karbon dalam lahan yang diserap dan dilepaskan selama proses penanaman kelapa sawit.Studi kali ini akan menyinggung berbagai jenis / kondisi lahan berdasarkan kandungan karbon dengan menggunakan persamaan IPCC berikut.
Perhitungan Emisi CO2 Bahan Bakar Biodiesel ........ ; Adolf Leopold Sihombing dan Ikrar Ardilla
85
Topik Utama
di mana : Cs : Stok Karbon lahan sebelum konversi (tC/ Ha) Csp : Stok Karbon lahan kelapa sawit (tC/Ha) MCD : Berat Molekul CO2 MC : Berat Molekul Karbon T : alokasi waktu (asumsi 25 tahun mengacu masa hidup tanaman kelapa sawit) Y : produksi biodiesel (MJ/Ha) Berdasarkan referensi dari laporan RSPO (2009), rata-rata stok karbon yang tersimpan untuk tanaman kelapa sawit sebesar 2,09 ton C/Ha/tahun. Selama masa hidup tanaman (25 tahun), maka total stok karbon yang disimpan adalah 52,25 tonC/Ha. Dari nilai ini sebesar 20% adalah groundcover, litter, produk kelapa sawit. Beberapa nilai stok karbon dari berbagai jenis lahan seperti pada tabel 5. Tabel 5. Stok karbon pada berbagai jenis lahan Jenis Lahan Hutan Lindung
Stok Karbon (tC/Ha) 211 7,5
Hutan Sekunder Pasca Kebakaran Hutan Tebangan Hutan Gambut
171 200
Hutan Tanaman Acasia
91
Hutan Tanaman Jati
61
Savana
6
Semak Belukar
15
Tabel 6 menggambarkan kebutuhan pupuk dan besar emisi yang dihasilkan selama masa tanam dengan asumsi umur tanaman mencapai rata-rata 25 tahun dengan kerapatan tanaman 143 pohon/Hektar. Apabila industri biodiesel dikembangkan pada lahan hutan lindung, hutan tebangan dan hutan
86
tanaman acasia dan jati, maka emisi CO2 yang dihasilkan sebesar 0,56 - 4,58 kg CO 2 /kg biodiesel. Sedangkan biodiesel dari kelapa sawit akan memberikan efek positif apabila dikembangkan pada lahan hutan sekunder pasca pembakaran, savanna dan semak belukar yaitu sebesar (-0,67) - (-0,91) kgCO2/kg biodiesel. Jumlah total emisi yang dihasilkan dari penggunaan pupuk selama proses budidaya tanaman kelapa sawit adalah sebesar 0,104 kg CO2/kg Biodiesel. Nilai ini tidak termasuk emisi dari jenis pupuk Kieserite dan HGF-B, karena tidak terdapat data faktor emisi untuk jenis pupuk tersebut. Besar emisi yang dihasilkan dari konsumsi pupuk lebih kecil dan nilainya tidak jauh berbeda dengan hasil perhitungan Indra dkk (2011) sebesar 0,146 Kg CO 2/kg biodiesel. Perbedaan besaran nilai emisi tersebut disebabkan perbedaan pada kondisi dan produktivitas lahan. 2.3. Nilai Emisi Dari Produksi CPO Data untuk proses produksi Crude Palm Oil (CPO) menggunakan data pabrik pengolahan kelapa sawit yang berlokasi di wilayah Rejosari Propinsi Lampung dengan kapasitas 40 Ton/hari. Tandan buah segar (TBS) yang diolah di pabrik tersebut mempunyai komposisi sebagaimana pada Tabel 7 dengan proses input/output pembuatan Crude Palm Oil dan Palm Kernel Oil sebagaimana pada Tabel 8. Untuk menghasilkan 8.720 kg CPO membutuhkan 40.000 kg TBS, 17.104 kg air proses dan 8.960 kg air sebagai uap. Input pada proses tersebut menghasilkan limbah antara lain 21,5% tandan kosong, 12,26% Serat, 5,7% Cangkang dan limbah cair. Total emisi CO 2 dari proses produksi CPO sebesar 0,54 kg CO2/kg biodiesel. Fresh fruit bench (FFB) diproses di pabrik dengan sumber energi utama listrik dari steam boiler. Boiler tersebut sendiri berbahan baku limbah FFB yaitu cangkang dan fiber kelapa sawit. Limbah FFB lainnya (yaitu empty fruit bench/ EFB) dan
M&E, Vol. 10, No. 2, Juni 2012
Topik Utama Tabel 6. Kebutuhan pupuk dan jumlah CO2 yang diemisikan Jenis Pupuk ZA TSP RP MOP Kieserite HGF-B Urea SP-36
Keb. Pupuk per kg Biodiesel 622.05 kg / Ha 0.0057 kg/kg biodiesel 257.4 kg / Ha 0.0024 kg/kg biodiesel 71.5 kg / Ha 0.0007 kg/kg biodiesel 6220.5 kg / Ha 0.0568 kg/kg biodiesel 4533.1 kg / Ha 0.0414 kg/kg biodiesel 14.3 kg / Ha 0.0001 kg/kg biodiesel 7150 kg / Ha 0.0653 kg/kg biodiesel 5577 kg / Ha 0.0509 kg/kg biodiesel TOTAL Emisi CO2 dari pemupukan Jumlah
Emisi CO2 (kg) per kg biodiesel 0.009 0.002 2.80715E-05 0.068155043 0 0 0.013 0.011 0.104
Sumber : hasil olah data
Tabel 7. Komposisi TBS KOMPOSISI TBS FFB (TBS) Air Proses Air Pencucian CPO Biji EFB PPF PKS POME Palm Kernel Kernel Oil
(%) 100
21.8 6 21.5 12.26 5.7 32.25
Tabel 8. Input/Output pada Pabrik CPO Kg 40,000 17,104 3,200 8,720 2,400 8,600 4,904 2,280 12,900 2,240 940
Sumber : hasil olah data
limbah boiler (boiler ash) kemudian dimanfaatkan kembali untuk pupuk perkebunan sehingga neraca emisi dapat ditekan menjadi nol. Kebutuhan energi listrik sebagian besar konsumsi energi dipakai untuk mesin press dalam ekstraksi minyak kelapa sawit. Berdasarkan gambaran tersebut, nilai emisi dari proses produksi CPO menjadi 0,07 kg CO2/kg biodiesel, karena emisi yang dilepaskan pada pembakaran cangkang dan serat di boiler merupakan hasil serapan karbon selama masa budidaya.
Input Kebutuhan 120 kW bahan bakar 864 kWh/hari diesel (15% dari kapasitas boiler) Listrik yang 800 kW dihasilkan 5760 kWh/hari pembangkit boiler Air 17.104 kg Uap 8.960 kg Washing water 3.200 kg Fiber 4.904 kg Cangkang 2.280 kg Output Waste water 33.700 kg Boiler ash 359,2 kg
Emisi CO2 0,07 kgCO2/kg biodiesel
0,47 kgCO2/kg biodiesel
Sumber : hasil olah data
Salah satu sumber emisi yang besar di pabrik CPO berasal dari kolam penampungan limbah yang mengandung gas metan (CH4). Selama ini, kolam tersebut dibiarkan terbuka sehingga metan terlepas ke udara. Data hasil pengukuran oleh Univ ersitas Lampung (UNILA) menunjukkan jumlah kandungan gas metan sekitar 70,26 kg CO2e tiap ton FFB yang diproses. Penurunan emisi di pabrik CPO dapat dilakukan dengan
Perhitungan Emisi CO2 Bahan Bakar Biodiesel ........ ; Adolf Leopold Sihombing dan Ikrar Ardilla
87
Topik Utama menutup kolam tersebut dan kemudian mengarahkan metan yang dihasilkan ke pemanfaat gas metan seperti kompor, boiler dan generator listrik. Pemanfaatan metan akan mengurangi konsumsi solar di pabrik CPO dan memiliki potensi pengurangan emisi GRK sebesar 21 kali dibandingkan dengan pembakaran bahan bakar fosil.
proses produksi biodiesel seperti yang terdapat pada Tabel 10. Total emisi dari proses produksi biodiesel sebesar 0,33 kgCO2/kg biodiesel. Hasil tersebut berasal dari penggunaan listrik dan bahan kimia untuk proses. 2.5. Nilai Emisi Dari Transportasi
Besar emisi yang dihasilkan dari sektor tranportasi diperoleh dari jumlah konsumsi 2.4. Nilai Emisi Dari Produksi Biodiesel bahan bakar solar pada truk/trailer dari lahan Data proses produksi biodiesel menggunakan menuju pabrik biodiesel. Berdasarkan asumsi hasil riset dari Kamahara dkk (2010) seperti yang yang telah dibuat, diperoleh nilai emisi dari sektor terdapat pada Tabel 9. Penelitian tersebut transportasi sebesar 0,004 kg CO2/kg biodiesel. menggambarkan neraca keseimbangan energi Gambaran umum mengenai jumlah emisi dan dari biodiesel di Indonesia. besar kontribusi dari tiap sumber dalam satu Berdasarkan data tersebut, dilakukan analisa siklus hidup biodiesel seperti pada Gambar 1 mengenai jumlah emisi yang dihasilkan selama dan 2. Tabel 9. Data pada proses pembuatan biodiesel Data Utama Untuk Pabrik Biodiesel Bahan mentah 1,05 kg/kg biodiesel Glycerin 0,17 kg/kg biodiesel Methanol 0,13 kg/kg biodiesel Caustic Potash 9.15 g/kg biodiesel Listrik untuk produksi biodiesel 0,31 kWh/kg biodiesel Energy Input Dalam Produksi 1 Kg Biodiesel Listrik untuk produksi biodiesel 3,21 MJ Produksi metanol untuk produksibiodiesel 0,38 MJ Feedstock of metanoluntuk produksibiodiesel 4,52 MJ Jumlah Material Yang Dibutuhkan Untuk Produksi 1 Kg Biodiesel Produksi metanol untuk produksibiodiesel 0,13 kg / kg biodiesel Feedstock of metanoluntuk produksibiodiesel 0,13 kg / kg biodiesel Basic Energy Input (Kamahara) Produksi metanol 2,8 MJ/kg Feedstock of Metanol 33,5 MJ/kg Solar 47,6 MJ/kg Listrik 10,47 MJ/kWh
Tabel 10. Emisi CO2 pada proses pembuatan biodiesel Item Listrik untuk produksibiodiesel Metanoluntuk produksi biodiesel
Faktor Emisi 0,074 kgCO2/MJ 0,67 kgCO2/kg
0,24 0,09
Emisi kgCO2 / kg biodiesel kgCO2 / kg biodiesel
Sumber : hasil olah data
88
M&E, Vol. 10, No. 2, Juni 2012
Topik Utama 0.500 0.450 0.400 0.350 0.300 0.250 0.200 0.150 0.100 0.050 -
Budidaya Kelapa Sawit (Solar + Pupuk) 31%
1%
17%
Proses Produksi CPO
Proses Produksi Biodiesel 51% Transportasi dari lahan menuju pabrik biodiesel
Gambar 1 dan 2. Jumlah emisi CO2 dan kontribusi dari tiap tahapan proses
3. TANTANGAN Total emisi yang dihasilkan dalam satu siklus hidup biodiesel sebesar 1,054 kg CO 2/kg biodiesel. Nilai ini akan berkurang menjadi 0,584 kg CO 2 /kg biodiesel apabila emisi dari penggunaan bahan bakar boiler yang berasal dari limbah kelapa sawit (cangkang, serat dan tandan kosong) tidak diperhitungkan. Emisi ini akan bertambah besar apabila aplikasi industri kelapa sawit dilakukan pada lahan hutan alam (lindung, tebangan, gambut) dan beberapa hutan tanaman (acasia dan jati) menjadi 1,14 5,16 kgCO 2/kg biodiesel. Sedangkan bila dilakukan pada lahan savanna, semak belukar atau lahan kritis dengan stok karbon dibawah 40 tC/Ha, maka emisi CO2 total dari biodiesel menjadi (-0,08) - (-0,32) kgCO2/kg biodiesel.
dari pembakaran bahan bakar fosil pada pabrik biodiesel dapat diminimalkan apabila terdapat manajemen energi yang terintegrasi. Hal yang paling mungkin dilakukan adalah menempatkan pabrik CPO dan biodiesel dalam satu lokasi sehingga surplus energi pada pabrik CPO dapat dimanfaatkan untuk proses produksi biodiesel. Selain menggunakan tandan kosong dan cangkang sebagai bahan bakar, pabrik CPO masih memiliki sumber energi lain yang berasal dari pengolahan limbah cair, yaitu gas metan. Pemanfaatan gas metan sebagai bahan bakar pada boiler diharapkan mampu mensubstitusi penggunaan bahan bakar fosil seperti batubara dan BBM, sehingga emisi CO 2 dapat diminimalkan. 5. REKOMENDASI
4. STRATEGI PENGURANGAN EMISI Konstribusi emisi CO2 yang berasal dari proses produksi CPO dan proses produksi Biodiesel sangat dominan yaitu sebesar 83%. Besar emisi ini disebabkan penggunaan bahan bakar untuk kebutuhan listrik maupun penyediaan steam untuk proses produksi. Emisi yang dihasilkan
Hasil perhitungan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa total emisi yang dihasilkan sebesar 0,584 kg CO2/kg biodiesel. Nilai ini bisa menjadi lebih besar atau lebih kecil apabila mengikutsertkan emisi dari konversi lahan dan emisi dari penggunaan bahan bakar pada saat pengolahan awal lahan. Penyumbang utama
Perhitungan Emisi CO2 Bahan Bakar Biodiesel ........ ; Adolf Leopold Sihombing dan Ikrar Ardilla
89
Topik Utama emisi berasal dari penggunaan listrik pada pabrik CPO dan Biodiesel yaitu sebesar 80%. Tahapan proses yang terjadi pada pabrik CPO memberikan kontribusi sebesar 51%, diikuti oleh proses pada produksi biodiesel (31%), budidaya tanaman (17%) dan transportasi (1%). DAFTAR PUSTAKA Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2008,Teknologi Budidaya Kelapa Sawit, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Brinkmann Consultancy, 2009, Greenhouse Gas Emissionfrom Palm Oil Production. De Nocker, L., Spirinckx, C., dan Torfs, R.,1998, Comparison of LCA and External-Cost Analysis for Biodiesel and Diesel. 2nd International Conference LCA in Agriculture, Agro-industry and Forestry.
90
IPCC, 1996, Revised 1996 IPCC guidelines for national greenhouse gas inventories: reference manual. Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC). Kana gawa. IPCC. 2006, IPCC guidelines for national greenhouse gas inventories. Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC). Kanagawa. Kamahara, H., Hasanudin, U., Widiyanto, A., Tachibana, R., Atsuta, Y., Goto, N., Daimon, H,. dan Fujie, K., 2010, Improvement Potential for Net Energy Balance of Biodiesel Derived from Palm Oil: A Case Study from Indonesian Practice. Biomass an Bioenergy 34. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perubahan Iklim dan Kebijakan, 2010, Cadangan Karbon pada berbagai Tipe Hutan dan Jenis Tanaman di Indonesia, Kementerian Kehutanan. Sam, W., Annete, C., 2004, A Review of Greenhouse Gas Emission Factors for Fertilizer Production. IEA Bioenergy.
M&E, Vol. 10, No. 2, Juni 2012