ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
SKRIPSI
PENERAPAN VARIABEL COSTING DALAM PENYAJIAN LAPORAN PER SEGMEN TINDAKAN MEDIS MASINGMASING UNIT PELAYANAN KESEHATAN PADA RUMAH SAKIT HUSADA UTAMA SURABAYA DIAJUKAN OLEH : AFIYANI FAKHURINDAH No. Pokok : 040510649
TELAH DISETUJUI DAN DITERIMA DENGAN BAIK OLEH
DOSEN PEMBIMBING,
Dr. Sedianingsih, S.E., M.Si., Ak.
TANGGAL ...........................
NIP. 131 653 745
KETUA PROGRAM STUDI,
Drs. Agus Widodo M., M.Si., Ak
TANGGAL ...........................
NIP. 131 653 744
Tugas Akhir
PENERAPAN VARIABEL ...
AFIYANI FAKHURINDAH
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur hanya tertuju kepada Allah SWT. Semoga rahmat, salam, dan berkah-Nya terlimpah kepada Nabi Muhammad SAW, para sahabat, dan pengikutnya sampai akhir jaman. Hanya dengan ridho Allah, penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “Penerapan Variabel Costing Dalam Penyajian Laporan Per Segmen Tindakan Medis Pada Rumah Sakit Husada Utama Surabaya”. Dalam penulisan skripsi ini penulis tidak lepas dari berbagai hambatan dan rintangan. Akan tetapi berkat bantuan dari berbagai pihak, maka segala macam hambatan dapat teratasi. Untuk itu penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus kepada: 1.
Drs. Ec. H. Karjadi Mintaroem, MS. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Airlangga.
2.
Dr. Hj. Dian Agustia, SE., M.Si., Ak., selaku Ketua Departemen Akuntansi Universitas Airlangga.
3.
Drs. Agus Widodo M., M.Si., Ak., selaku Ketua Program Studi Departemen Akuntansi Universitas Airlangga.
4.
Dr. Sedianingsih, S.E., M.Si., Ak. selaku pembimbing yang tanpa mengenal lelah memberi bimbingan, nasehat, dan arahan dalam penyelesaian skripsi ini. Semoga Allah SWT memberikan balasan yang terbaik sesuai dengan amalannya.
Tugas Akhir
PENERAPAN VARIABEL ...
AFIYANI FAKHURINDAH
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
5.
Seluruh Bapak dan Ibu dosen serta staf yang telah memberikan bimbingan selama penulis menimba ilmu di Fakultas Ekonomi Universitas Airlangga Surabaya.
6.
Alauddin Adiwijaya, figur contoh teladan yang baik bagi kami dan figur inspirasi agar segera lulus serta membuat bangga Abi dan Mama, Nur Amalia dan M. Chumalidi, terimakasih untuk support dan doanya.
7.
Teman-teman Ak’05 yang tersayang Dina, Intan, mbak Dessy, Ajenk, Biva, Emy, Wiranti di Psiko ’07, teman-teman Airlangga Photography Society (APS) dan Emotional Spiritual Quotient (ESQ), terimakasih telah mendukung dan terima kasih telah setia dikala ria dan duka, kalian ‘kan selalu terpatri dalam sanubariku, serta Erky F. yang telah memberikan banyak dukungan dalam berbagai bentuk, mau menerima segala keluh kesah penulis dan tiada henti mendoakan penulis selama ini.
8.
Pak Eko, Mbak Ratih, Mbak Erin, Bu Sri, Pak Acep, Pak Inu, Pak Hendrik, Mbak Dewi, dan semua tim Husada Utama, yang telah membantu penulis dalam proses pengumpulan dan pengolahan data serta terima kasih atas kesediaannya menerima penulis untuk menjadi salah satu bagian dari tim keuangan Husada Utama walau hanya dalam beberapa bulan saja.
9.
Teman-teman dan pihak-pihak lainnya, yang tidak sempat disebutkan dalam kata pengantar ini. Percayalah kalian telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Tugas Akhir
PENERAPAN VARIABEL ...
AFIYANI FAKHURINDAH
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
10. Kedua orang tuaku, nuansa kasih tulus sucimu tiada terbalas selain bakti ikhlasku, terima kasih atas doa dan segalanya. Seiring dengan ucapan terima kasih tersebut, penulis juga mengharapkan agar penulisan karya ilmiah utama ini bermanfaat bagi kita semua.
Tugas Akhir
PENERAPAN VARIABEL ...
AFIYANI FAKHURINDAH
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
ABSTRAK
Persaingan dalam dunia bisnis yang termasuk di dalamnya adalah bidang kesehatan, secara tidak langsung dapat menciptakan iklim persaingan yang semakin ketat. Rumah sakit sebagai salah satu media untuk bisnis di bidang kesehatan ini harus menyadari bahwa kemampuan manajerial harus ditingkatkan untuk menghadapi persaingan secara global seperti saat ini. Sebagai rumah sakit swasta, yang memiliki kebutuhan cukup banyak dan kemampuan lebih untuk mengelola keuangan dan manajerial agar rumah sakit tersebut tetap berkembang, maka dibutuhkan akuntansi biaya dan akuntansi manajemen. Rumah sakit swasta pada saat ini berada dalam lingkungan yang mengharuskan mereka berkompetisi dengan pesaingnya untuk sumber daya, hal yang dapat membawanya menuju pada peningkatan efisiensi biaya dan elemen-elemen pelayanan lainnya. Rumah sakit saat ini dapat dipandang sebagai kumpulan pusat biaya yang menghasilkan produk kesehatan. Untuk kepentingan penilaian prestasi laba perusahaan yang lengkap, manajer tidak hanya membutuhkan informasi dalam bentuk laporan laba rugi saja, melainkan suatu laporan yang memfokuskan pada unit-unit yang ada dan dikenal dengan sebutan segment reporting. Penelitian dilakukan pada RS Husada Utama Surabaya yang memiliki 11 unit pelayanan medis dan 3 unit pelayanan non medis. Penelitian ini merupakan deskriptif kualitatif, dimana penulis menguraikan proses penyusunan laporan segmen unit dengan menggunakan pendekatan variable costing, karena pendekatan full costing yang telah digunakan oleh pihak rumah sakit, dipandang kurang efektif untuk kepentingan internal perusahaan. Setelah laporan segmen disusun, dilakukan analisis contribution margin dan segmen margin untuk menilai kinerja unit. Dapat diketahui bahwa segmen yang paling banyak berkontribusi terhadap laba perusahaan adalah segmen Kamar Operasi dan segmen yang sama sekali tidak berkontribusi terhadap laba perusahaan adalah segmen Unit Gawat Darurat (UGD). Dari hasil analisis, diperoleh kesimpulan bahwa pelaporan segmen berdasarkan konsep variable costing menghasilkan informasi yang lebih akurat untuk tujuan penilaian kinerja unit dan dasar perencanaan dan pengendalian manajemen di masa yang akan datang.
Kata kunci : Segment reporting, Variable costing, Contribution margin dan segment margin.
Tugas Akhir
PENERAPAN VARIABEL ...
AFIYANI FAKHURINDAH
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
DAFTAR ISI
Halaman: Kata Pengantar .................................................................................................
i
Abstrak .............................................................................................................
iv
Daftar Isi .........................................................................................................
v
Daftar Tabel ..................................................................................................... vii Daftar Gambar.................................................................................................. viii Daftar Lampiran ...............................................................................................
ix
BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................. 1.1. Latar Belakang ........................................................................... 1.2. Rumusan Masalah ...................................................................... 1.3. Tujuan Penelitian ....................................................................... 1.4. Manfaat Penelitian ..................................................................... 1.5. Sistematika Skripsi ....................................................................
1 1 4 5 5 6
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 2.1 Akuntansi Manajemen ............................................................... 2.2 Rumah Sakit................................................................................ 2.2.1 Karakteristik Rumah Sakit ................................................ 2.2.2 Manajemen Rumah Sakit .................................................. 2.3 Klasifikasi Biaya ........................................................................ 2.3.1 Klasifikasi biaya berdasarkan fungsi ................................ 2.3.2 Klasifikasi biaya sesuai dengan perilaku biaya ................ 2.3.3 Klasifikasi biaya berdasarkan akuntansi pertanggung jawaban ............................................................................. 2.3.4 Klasifikasi biaya berdasarkan sifat penelusuran terhadap obyek biaya ....................................................................... 2.4 Konsep Laporan Per Segmen ..................................................... 2.4.1 Pengertian segmen dan laporan per segmen ..................... 2.4.2 Metode perhitungan biaya dalam pelaporan segmen ....... 2.4.2.1 Laporan per segmen dengan Metode Absorption costing (Full costing) ......................... 2.4.2.2 Laporan per segmen dengan metode variabel costing ................................................................... 2.4.3 Margin segmen .................................................................. 2.5 Pengukuran Kinerja Manajemen ...............................................
8 8 12 12 13 14 15 17
Tugas Akhir
PENERAPAN VARIABEL ...
18 19 20 20 22 23 24 27 28
AFIYANI FAKHURINDAH
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
2.6 Penelitian Sebelumnya ............................................................... 30 BAB 3 METODE PENELITIAN .................................................................. 3.1 Pendekatan Penelitian ................................................................ 3.2 Ruang Lingkup Penelitian ......................................................... 3.3 Rancangan Penelitian ................................................................. 3.4 Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 3.5 Jenis Data ................................................................................... 3.6 Teknik Analisis Data ..................................................................
31 31 32 33 33 34 35
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................... 4.1 Gambaran Umum Rumah Sakit.................................................. 4.1.1 Sejarah singkat Rumah Sakit Husada Utama .................... 4.1.2 Lokasi Rumah Sakit........................................................... 4.1.3 Visi, misi, dan sasaran Rumah Sakit ................................. 4.1.4 Struktur organisai ............................................................. 4.1.5 Ketenagaan, fasilitas dan jenis pelayanan ........................ 4.2 Laporan Keuangan dan Penilaian Kinerja RS Husada Utama ... 4.2.1 Aplikasi variable costing pada RS Husada Utama ........... 4.2.2 Pemisahan biaya-biaya yang berkaitan ............................ 4.2.3 Penilaian prestasi kerja bagian dengan Margin Kontribusi dan Margin Segmen .......................................
36 36 36 37 37 38 40 43 44 48 78
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 82 5.1. Simpulan .................................................................................... 82 5.2. Saran .......................................................................................... 82 Daftar Kepustakaan Lampiran-lampiran
Tugas Akhir
PENERAPAN VARIABEL ...
AFIYANI FAKHURINDAH
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 4.1 Bagan Organisasi PT. CIPTA KARYA HUSADA UTAMA ..
Tugas Akhir
PENERAPAN VARIABEL ...
40
AFIYANI FAKHURINDAH
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rangkuman Hasil Wawancara Lampiran 2 Laporan Laba Rugi Perusahaan Lampiran 3 Surat Keterangan
Tugas Akhir
PENERAPAN VARIABEL ...
AFIYANI FAKHURINDAH
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Seiring dengan semakin kompleksnya kondisi perekonomian serta perkembangan dunia bisnis seperti dunia perbankan, jasa, manufaktur, kesehatan, dan sebagainya, secara tidak langsung dapat menciptakan suatu iklim persaingan dunia bisnis yang semakin ketat termasuk di dalamnya adalah dunia kesehatan. Pada kondisi seperti itu, rumah sakit sebagai salah satu bisnis yang bergerak di bidang kesehatan, dituntut untuk memiliki manajer dengan kemampuan manajerial yang tinggi. Persaingan dunia bisnis saat ini semakin luas, di mana para investor ataupun pebisnis luar negeri tak segan-segan hadir dan meramaikan dunia bisnis di Indonesia khususnya di Surabaya. Tak ketinggalan dengan kehadiran rumah sakit asing di Surabaya seperti Rumah Sakit Surabaya Internasional juga mampu membawa iklim yang sehat khususnya dari sisi persaingan, sehingga rumah sakit lokal seperti RS Husada Utama ataupun Rumah Sakit milik pemerintah yaitu RS Dr. Soetomo dituntut untuk mampu meningkatkan kinerja masing-masing unit pelayanan kesehatan serta bekerja secara efisien sehingga tercipta kualitas pelayanan yang baik dengan biaya kesehatan yang mampu dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. Aktivitas untuk menjadikan rumah sakit itu lebih baik dan lebih berkualitas juga membuat manajer dan para stafnya harus melalukan berbagai aktivitas. Dalam
Tugas Akhir
PENERAPAN VARIABEL ...
AFIYANI FAKHURINDAH
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
kenyataannya, untuk melakukan berbagai aktivitas tersebut sebuah rumah sakit tak mungkin hanya memiliki satu atau dua divisi saja di dalamnya, melainkan lebih dari itu diiringi dengan perkembangan yang harus diikuti oleh rumah sakit tersebut agar tak tertinggal dengan rumah sakit asing pesaingnya. Dengan adanya pertambahan ragam jenis pelayanan rumah sakit, maka aktivitas operasional juga semakin kompleks. Hal inilah yang menuntut manajemen untuk mendapatkan informasi yang memadai, akurat, dan relevan yang berupa laporan-laporan yang terperinci. Sudah menjadi kewajiban seorang manajer untuk mengetahui lebih jelas mengenai kinerja dari masing-masing unit-unit pelayanan terhadap hasil yang dicapainya, karena informasi dalam bentuk laporan laba rugi saja masih kurang cukup untuk menilai pelaksanaan fungsi-fungsi unit tersebut terutama dalam hal perencanaan atau pun pengambilan keputusan. Oleh karena itu, diperlukan suatu laporan per segmen yang menyajikan hasil usaha berdasarkan segmen-segmen atau unit usaha. Rumah sakit pada dasarnya memiliki tujuan untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa pelayanan kesehatan seperti pemeriksaan, perawatan, tindakan medis dan tindakan penyembuhan lainnya berdasarkan batas-batas teknologi dan sarana yang tersedia sesuai kebutuhan dari masing-masing pengguna jasa pelayanan yang diberikan rumah sakit. Keberhasilan pencapaian tujuan rumah sakit sangat tergantung dari manajemen dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya. Keputusan manajerial yang tepat dapat dibuat bila didukung oleh informasi yang relevan, dapat dipercaya, tepat waktu dan dapat memberikan perspektif yang
Tugas Akhir
PENERAPAN VARIABEL ...
AFIYANI FAKHURINDAH
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
jelas mengenai peluang bisnis maupun ancaman yang ada. Untuk itu diperlukan informasi akuntansi yang diperoleh dari kinerja rumah sakit itu sendiri selama periode yang diperlukan sebagai acuannya. Rumah sakit yang terdiri atas berbagai segmen yang merupakan bagian dari aktivitas sebuah organisasi yang menghasilkan laba. Laporan per segmen membantu pihak manajemen memperoleh informasi yang luas mengenai aktivitas atau berbagai segmen yang perlu diperbaiki serta yang perlu didorong agar rumah sakit secara keseluruhan tetap bertahan dan berkembang. Menurut Hansen dan Mowen (2005:232) “Pelaporan kontribusi laba dari berbagai aktivitas atau unit-unit lainnya dalam suatu organisasi disebut pelaporan segmen (segmented reporting)”. Para manajer perlu mengetahui probabilitas berbagai segmen dalam suatu rumah sakit agar mampu membuat berbagai evaluasi dan keputusan yang berhubungan dengan eksistensi berkelanjutan setiap segmen, tingkat pendanaan dan seterusnya. Laporan per segmen juga mampu menyediakan informasi yang berharga mengenai berbagai biaya yang dapat dikendalikan oleh manajer segmen. Apabila biaya yang tidak dapat dikendalikan tersebut disertakan dalam laporan per segmen, maka biaya tersebut harus dipisahkan dari biaya yang dapat di kendalikan dan diberi tanda sebagai biaya yang tidak dapat dikendalikan. Laporan per segmen pada intinya merupakan laporan yang menyajikan hasil usaha dari tiap-tiap segmen unit usaha secara layak dan dipandang akurat dalam memberikan informasi kepada manajemen sebagai alat pengendalian dan pengukuran prestasi suatu divisi usaha. Nantinya, proses penyusunan laporan per segmen ini akan
Tugas Akhir
PENERAPAN VARIABEL ...
AFIYANI FAKHURINDAH
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
menggunakan metode variable costing, di mana dalam pendekatan tersebut biaya– biaya diklasifikasikan berdasarkan perilakunya yaitu biaya tetap dan biaya veriabel, sehingga mampu memberikan informasi yang lebih akurat. Pada akhirnya penyajian laporan keuangan per segmen untuk tujuan pengendalian dan penilaian prestasi atau kinerja divisi akan dapat bermanfaat dan dapat memudahkan kinerja manajemen puncak untuk bekerja secara efektif dan efisien. Rumah Sakit Husada Utama Surabaya, dengan berbagai macam unit yang ada didalamnya dan bermacam-macam pelayanan yang ditawarkan kepada masyarakat. Sebagai suatu bentuk pertanggungjawaban, maka tiap unit pelayanan harus membuat laporan laba rugi segmen yang dapat memberikan penilaian kinerja yang wajar sehingga dapat digunakan oleh manajer puncak untuk mengevaluasi kinerja masingmasing unit. Mengingat besarnya peranan segment reporting terhadap pengukuran dan pengevaluasian kinerja organisasi, maka studi terhadap penerapannya pada organisasi jasa, dalam hal ini rumah sakit, akan memberikan suatu gambaran dan pedoman tentang bagaimana proses ini dapat dilakukan dan diimplementasikan, yang pada akhirnya memberikan nilai tambah bagi para penggunaanya.
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah yang dapat dikemukakan adalah “Bagaimana penerapan variabel costing dalam penyajian laporan per segmen tindakan medis pada Rumah Sakit Husada Utama?”
Tugas Akhir
PENERAPAN VARIABEL ...
AFIYANI FAKHURINDAH
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang diharapkan dapat diperoleh adalah untuk mengetahui penerapan variabel costing dalam penyajian laporan per segmen tindakan medis pada Rumah Sakit Husada Utama Surabaya. 1.4 Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat: 1. Bagi penulis Penulisan ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan mengenai pentingnya analisis laporan keuangan rumah sakit untuk mengukur kinerja masing-masing segmen dalam menghasilkan laba. 2. Bagi Rumah Sakit Husada Utama Surabaya Penulisan ini diharapkan bermanfaat untuk mengambil keputusan yang matang setelah melihat kondisi segmen usaha berdasarkan laporan segmen serta mampu menjadi salah satu tolak ukur kinerja dari masing-masing unit pelayanan pada Rumah Sakit Husada Utama Surabaya. 3. Bagi pembaca Penulisan ini diharapkan dapat memberikan bagi pihak lain yang akan melakukan penelitian lebih lanjut mengenai penerapan segment reporting sebagai alat bantu peniaian kinerja. 1.5 Sistematika Penulisan Untuk memudahkan pemahaman mengenai isi skripsi ini, maka penulisan skripsi ini dibagi dalam lima bab dengan sistematika sebagai berikut :
Tugas Akhir
PENERAPAN VARIABEL ...
AFIYANI FAKHURINDAH
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
BAB 1 PENDAHULUAN Bagian ini berisi tentang latar belakang yang merupakan dasar pemikiran yang menjadi topik, rumusan masalah yang menjadi dasar dilakukannya penelitian, tujuan penelitian yang ingin dicapai dengan diadakannya penelitian ini, manfaat yang diharapkan akan didapat dari penelitian ini, dan sistematika penulisan skripsi. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pada bagian ini diuraikan mengenai landasan teori dan kerangka konsep yang melandasi topik permasalahan penulisan skripsi ini, diantaranya mengenai klasifikasi biaya, tinjauan umum rumah sakit, tinjauan umum mengenai pelaporan segmen, perhitungan biaya yang digunakan dalam laporan laba rugi segmen, serta pengukuran kinerja manajemen. Selain itu bab ini juga mengemukakan penelitian yang telah dilakukan dan dikembangkan sebelumnya. BAB 3 METODE PENELITIAN Dalam bab ini dijelaskan mengenai pendekatan penelitian yang digunakan dalam melakukan penelitian ini, ruang lingkup penelitian, rancangan penelitian, teknik pengumpilan data, jenis data, teknik analisis yang digunakan. BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini akan membahas tentang masalah yang sudah dirumuskan pada Bab 1 dan selebihnya akan dijelaskan pada data hasil penelitian rumah sakit yang
Tugas Akhir
PENERAPAN VARIABEL ...
AFIYANI FAKHURINDAH
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
meliputi gambaran umum, sejarah, visi, misi, struktur organisasi, ketenagaan, fasilitas dan jenis pelayanan, penyajian pelaporan laba rugi per segmen, dan selanjutnya akan dilakukan analisis data dan pembahasan dengan berpedoman pada landasan teori yang telah diuraikan pada Bab 2. BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi mengenai kesimpulan dari hasil analisis yang diuraikan secara menyeluruh dan selanjutnya dikemukakan saran–saran yang diharapkan bermanfaat bagi rumah sakit dan pembaca skripsi ini.
Tugas Akhir
PENERAPAN VARIABEL ...
AFIYANI FAKHURINDAH
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Akuntansi Manajemen Menurut Hansen dan Mowen (2005:8) sistem informasi akuntansi pada suatu organisasi memiliki dua subsistem utama yaitu sistem akuntansi manajemen dan sistem akuntansi keuangan. Kedua subsistem akuntansi tersebut berbeda tujuannya, sifat masukannya, dan jenis proses yang dipergunakan untuk mengubah masukan (input) menjadi keluaran (output). Sistem akuntansi keuangan berhubungan terutama dengan penyediaan output laporan keuangan bagi pihak eksternal. Tujuan akuntansi keuangan adalah menyusun laporan keuangan bagi pihak eksternal seperti investor, kreditor, lembaga pemerintah, dan pihak eksternal lainnya sesuai dengan aturan dan ketentuan tertentu. Sistem akuntansi manajemen menghasilkan informasi untuk pengguna internal, seperti manajer, eksekutif, dan pekerja. Akuntansi manajemen mengidentifikasi, mengumpulkan, mengukur, mengklasifikasi, dan melaporkan informasi yang bermanfaat bagi pihak internal dalam merencanakan, mengendalikan, dan membuat keputusan. Informasi akuntansi manajemen dapat membantu para manajer mengidentifikasi suatu masalah, menyelesaikan masalah, dan mengevaluasi kinerja. Informasi ini dibutuhkan dan dipergunakan dalam semua tahap manajemen, termasuk perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan.
Tugas Akhir
PENERAPAN VARIABEL ...
AFIYANI FAKHURINDAH
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Menurut Mulyadi (2001:2) akuntansi manajemen dapat dipandang dari 2 sudut, yaitu : 1. Akuntansi manajemen sebagai salah satu tipe akuntansi, yang merupakan suatu sistem pengelolaan informasi yang digunakan untuk menghasilkan informasi keuangan bagi kepentingan pemakai intern organisasi. 2. Akuntansi manajemen sebagai salah satu tipe informasi, yang merupakan tipe informasi kuantitatif yang menggunakan uang sebagai satuan ukuran, yang digunakan untuk membantu manajemen dalam pelaksanaan pengelolaan perusahaan. Menurut Hansen dan Mowen (2005:4) sistem akuntansi manajemen mempunyai tiga tujuan umum yaitu : 1. Menyediakan informasi yang dipergunakan dalam perhitungan harga pokok jasa, produk, dan tujuan lain yang diinginkan manajemen. 2. Menyediakan informasi yang dipergunakan dalam perencanaan, pengendalian, pengevaluasian, dan perbaikan berkelanjutan. 3. Menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan. Pada dasarnya, para manajer memerlukan informasi keuangan sebagai da-sar untuk mengambil keputusan mengenai bagian yang dipimpinnya dalam melaksanakan fungsi manajemen. Dalam hal fungsi manajemen, Garrison (2000:7) mengidentifikasikan bahwa terdapat empat fungsi utama dalam manajemen sebagai berikut: 1. Perencanaan Dalam perencanaan, manajer merancang beberapa langkah yang akan diambil dalam upaya menggerakkan organisasi kearah sasarannya. 2. Pengorganisasian dan Pengarahan Dalam pengorganisasian, manajer memutuskan bagaimana cara terbaik mengkombinasikan sumber daya manusia dengan sumber daya ekonomi lain yang menjadi milik perusahaan agar dapat menjalankan rencana yang diterapkan.
Tugas Akhir
PENERAPAN VARIABEL ...
AFIYANI FAKHURINDAH
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Dalam pengarahan, manajer memimpin aktifitas sehari – hari dan mempertahankan organisasi agar berfungsi secara lancar. 3. Pengendalian Dalam pengendalian, manajer mengambil langkah – langkah yang diperlukan untuk memastikan bahwa setiap bagian organisasi berfungsi dengan efektifitas yang maksimal. 4. Pengambilan Keputusan Dalam pengambilan keputusan, manajer berusaha membuat pilihan yang masuk akal diantara alternatif yang ada. Pada hakekatnya pengambilan keputusan merupakan prasyarat dasar yang harus dipenuhi lebih dahulu untuk setiap kegiatan manajemen, tugas sistem informasi manajemen adalah memudahkan pengambilan keputusan yang diperlukan untuk perencanaan, pengorganisasian dan pengendalian pekerjaan. Dalam menjalankan fungsi–fungsi tersebut di atas, manajer membutuhkan informasi yang akurat. Informasi yang ada di perusahaan terdiri dari bermacam – macam bentuknya baik kuantitatif maupun kualitatif, sehingga ditemui kesulitan untuk memilih informasi mana yang berguna bagi manajemen dalam menjalankan fungsinya. Informasi akuntansi adalah menyediakan informasi yang bersifat keuangan. Akuntansi membantu kebutuhan informasi untuk perencanaan. Memusatkan perhatian pada penyimpangan rencana, mengarahkan operasi sehari – hari dan mencapai penyelesaian terbaik sehubungan dengan masalah operasi yang dihadapi
Tugas Akhir
PENERAPAN VARIABEL ...
AFIYANI FAKHURINDAH
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
organisasi. Informasi akuntansi merupakan faktor yang sangat penting dalam membantu manajemen menyediakan data. Perusahaan membuat laporan keuangan yang sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum untuk kepentingan pihak eksternal dalam setiap periode. Laporan keuangan tersebut dapat memberikan informasi kepada pihak eksternal mengenai bagaimana kinerja perusahaan selama satu periode. Namun, bagi pihak internal perusahaan, informasi yang diperoleh dari laporan keuangan yang disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum itu tidaklah cukup. Informasi yang dibutuhkan untuk tujuan internal sering kali berbeda dari informasi yang diperlukan pelaporan eksternal. Untuk membuat keputusan strategis, seorang manajer membutuhkan lebih dari sekedar ikhtisar informasi yang terdapat dalam laporan laba rugi perusahaan. Untuk memenuhi kebutuhan manajer dan pihak internal lain di dalam perusahaan, dapat dibuat suatu bentuk laporan yang berbeda dengan laporan yang diperuntukkan bagi pihak eksternal. Pelaporan segmen yang disusun dengan dasar perhitungan biaya variabel merupakan salah satu bentuk laporan yang tidak mengikuti ketentuan dan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Perhitungan biaya variabel sebagai metode perhitungan biaya produk memang tidak diperkenankan untuk digunakan dalam pelaporan eksternal. Yang disyaratkan untuk keperluan pelaporan kepada pihak eksternal ialah perhitungan biaya absorpsi. Meskipun begitu, untuk kepentingan internal, perhitungan biaya variabel dapat dipergunakan karena mampu memberikan
Tugas Akhir
PENERAPAN VARIABEL ...
AFIYANI FAKHURINDAH
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
informasi biaya yang penting bagi seorang manajer untuk proses pengambilan keputusan dan pengendalian.
2.2 Rumah Sakit Menurut Djojodibroto (1997:1), dalam Sistem Kesehatan Nasional disebutkan bahwa “Rumah sakit adalah suatu organisasi yang memberikan pelayanan rujukan medik spesialistik dan subspesialistik”. Fungsi utama rumah sakit adalah menyediakan dan menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat penyembuhan dan pemulihan pasien. Menurut
Djojodibroto
(1997:2),
Keputusan
Menteri
Kesehatan
No.
983/SK/MENKES/XI/92 menyebutkan bahwa Rumah Sakit Umum mempunyai misi memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Misi khusus rumah sakit umum adalah aspirasi yang ditetapkan dan ingin dicapai oleh pemilik rumah sakit. Rumah sakit khusus memberikan pelayanan sesuai dengan kekhususannya, rumah sakit perusahaan mempunyai keistimewaan sesuai dengan keperluan perusahaan yang mengusahakannya. 2.2.1 Karakteristik Rumah Sakit Menurut Djojodibroto (1997:2), Organisasi rumah sakit mempunyai sejumlah sifat-sifat yang dimiliki organisasi lain pada umumnya. Sifat atau karakteristik tersebut adalah : 1. Sebagian besar tenaga kerja rumah sakit adalah tenaga profesional.
Tugas Akhir
PENERAPAN VARIABEL ...
AFIYANI FAKHURINDAH
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
2. Wewenang kepala rumah sakit berbeda dengan wewenang pimpinan perusahaan. 3. Tugas-tugas kelompok profesional lebih banyak dibandingkan dengan tugas kelompok manajerial. 4. Beban kerjanya tidak dapat diatur. 5. Jumlah pekerjaan dan sifat pekerjaan di unit kerja beragam. 6. Hampir semua kegiatannya bersifat urgent. 7. Pelayanan rumah sakit sifatnya sangat individualistik. Setiap pasien harus dipandang sebagai individu yang utuh, aspek fisik, aspek mental, aspek sosiokultural, dan aspek spiritual harus mendapat perhatian penuh. Pela-yanan tidak dapat diberikan secara “kodian”. 8. Tugas pelayanan yang diberikan bersifat pribadi, harus cepat dan tepat, kesalahan tidak dapat ditolerir. 9. Pelayanan bersifat terus menerus selama 24 jam. 2.2.2 Manajemen Rumah Sakit Djojodibroto (1997:9) menyatakan bahwa Rumah sakit sebagai industri jasa mempunyai fungsi sosial dan fungsi ekonomi. Kebijaksanaan yang menyangkut efisiensi sangat bermanfaat untuk tetap menjaga berlangsungnya rumah sakit. Tanpa usaha efisiensi, rumah sakit akan cepat bangkrut. Usaha untuk mencapai hasil yang efisien hanya dapat terlaksana bila rumah sakit dikelola oleh manajemen yang profesional. Sistem rumah sakit mempunyai input, proses dan output. Output yang dihasilkan tidak hanya tergantung kepada masukan dan proses tetapi juga tergantung kepada intervensi yang dilakukan manajemen. Jika manajemen tidak baik maka bisa dipastikan outputnyapun tidak baik, dimana dalam proses ini dibutuhkan sarana yaitu man, money, and material. Mengingat rumah sakit merupakan institusi yang sifatnya kompleks dan sifat organisasinya majemuk maka perlu pola manajemen yang jelas dan modern untuk setiap unit atau bidang kerja. Menurut Djojodibroto ( 1997 : 10 ), bidang manajemen
Tugas Akhir
PENERAPAN VARIABEL ...
AFIYANI FAKHURINDAH
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
yang perlu mendapat perhatian adalah : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16.
Bidang manajemen perencanaan Bidang manajemen keuangan Bidang manajemen personalia Bidang manajemen informasi rumah sakit dan rekam medik Bidang manajemen perkantoran Bidang manajemen logistik Bidang manajemen farmasi dan obat generik Bidang manajemen medis dan perawatan Bidang manajemen gizi Bidang manajemen linen dan laundry Bidang manajemen sanitasi rumah sakit dan dampak lingkungan Bidang manajemen penanggulangan infeksi nosokomial Bidang manajemen keselamatan kerja Bidang manajemen keamanan Bidang manajemen pemasaran Bidang manajemen pengawasan dan evaluasi.
2.3 Klasifikasi Biaya Menurut Horngren, dan kawan - kawan (2006:25), “Cost is a resource sacrificed or forgone to achieve a specific objective. A cost (such as direct materials or advertising) is usually measured as the monetary amount that must be paid to acquire goods or services”. Menurut Hansen dan Mowen (2005:34) “Biaya adalah kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa, yang diharapkan memberikan manfaat pada saat ini atau di masa datang bagi organisasi”. Biaya dikeluarkan untuk mendapatkan manfaat di masa depan. Pada perusahaan yang berorientasi laba, manfaat masa depan biasanya berarti pendapatan. Jika biaya telah dihabiskan dalam proses menghasilkan pendapatan, maka biaya tersebut dinyatakan expired. Biaya yang telah expired tersebut disebut dengan beban.
Tugas Akhir
PENERAPAN VARIABEL ...
AFIYANI FAKHURINDAH
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Biaya dapat diklasifikasikan berdasarkan fungsinya, berdasarkan perilaku biaya, berdasarkan akuntansi pertanggung jawaban, berdasarkan sifat penelusuran terhadap objek biaya. Selanjutnya akan diuraikan sebagai berikut. 2.3.1 Klasifikasi biaya berdasarkan fungsi Menurut Hansen dan Mowen (2005:50) “Biaya dikelompokkan ke dalam dua kategori fungsional utama: produksi dan nonproduksi”. Pada perusahaan manufaktur yang memproduksi barang-barang berwujud biasanya menggunakan biaya produksi sedangkan pada perusahaan jasa yang hanya memberikan pelayanan kepada konsumen biasanya menggunakan biaya non produksi dan keduanya sering disebut sebagai biaya manufaktur dan biaya non manufaktur. Selanjutnya, biaya produksi yang diklasifikasikan menurut fungsinya diuraikan sebagai berikut. 1. Biaya Produksi Biaya produksi adalah biaya yang berkaitan dengan pembuatan barang dan penyediaan jasa”. Biaya produksi merupakan biaya yang timbul dari kegiatan produksi untuk mengolah dan mengubah bahan baku menjadi barang jadi yang siap dijual. Biaya produksi dapat diklasifikasikan lebih lanjut menjadi : 1) Biaya Bahan Baku Bahan baku adalah berbagai macam bahan yang diolah menjadi produk selesai dan pemakainnya dapat diidentifikasikan secara langsung atau merupakan bagian integral dari produk tertentu. Biaya bahan baku adalah harga
Tugas Akhir
PENERAPAN VARIABEL ...
AFIYANI FAKHURINDAH
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
perolehan berbagai macam bahan baku yang dipakai di dalam kegiatan pengolahan produk. 2) Biaya Tenaga Kerja Langsung Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang jasanya dapat diidentifikasikan atau diikuti jejak manfaatnya pada produk tertentu. Biaya tenaga kerja langsung adalah balas jasa yang diberikan oleh perusahaan kepada tenaga kerja langsung dan jejak manfaatnya dapat diidentifikasikan pada produk tertentu. 3) Biaya Overhead Pabrik Biaya overhead pabrik adalah biaya produksi selain bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. 2. Biaya non produksi Biaya non produksi adalah biaya yang berkaitan dengan fungsi perancangan, pengembangan, administrasi umum, pemasaran, distribusi, dan layanan pelanggan”. Terdapat dua kategori biaya non produksi yang lazim yaitu biaya penjualan dan biaya administrasi. Biaya pemasaran, distribusi, dan layanan pelanggan ditempatkan dalam satu kategori umum yaitu biaya penjualan. Sedangkan biaya perancangan, pengembangan, dan administrasi umum ditempatkan dalam kategori biaya administrasi. Biaya penjualan merupakan biaya-biaya yang diperlukan untuk memasarkan dan mendistribusikan produk atau jasa serta melayani pelanggan. Contoh biaya penjualan meliputi gaji dan komisi tenaga penjual, biaya iklan,
Tugas Akhir
PENERAPAN VARIABEL ...
AFIYANI FAKHURINDAH
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
dan biaya pengiriman barang. Biaya administrasi merupakan seluruh biaya yang berkaitan dengan penelitian, pengembangan, dan administrasi umum pada organisasi yang tidak dapat dibebankan ke pemasaran ataupun produksi. Contoh biaya administrasi adalah biaya perancangan dan pengembangan produk baru, gaji eksekutif perusahaan, gaji pegawai bagian keuangan, dan biaya legal (hukum). 2.3.2 Klasifikasi biaya sesuai dengan perilaku biaya Perilaku biaya menggambarkan apakah biaya berubah seiring dengan perubahan output. Beberapa biaya berubah sejalan dengan perubahan output, namun biaya-biaya lain bersifat tetap dan tidak akan berubah ketika output berubah. Berdasarkan perilakunya, biaya dapat dibagi menjadi 3 kategori yaitu biaya tetap (fixed cost), biaya variabel (variable cost), dan biaya campuran (mixed cost). 1. Biaya Tetap Selanjutnya, Hansen dan Mowen (2005:84) menjelaskan bahwa “Biaya tetap adalah suatu biaya yang jumlahnya tetap sama ketika output berubah”. Secara total biaya tetap tidak berubah, akan tetapi biaya tetap per unit produk akan menjadi lebih kecil apabila jumlah aktivitas yang dilakukan dan jumlah produk yang dihasilkan semakin banyak. Adakalanya biaya tetap akan tetap konstan/tidak berubah hanya sepanjang rentang yang relevan, artinya dalam satu tingkat kapasitas tertentu biaya ini bersifat tetap, namun apabila ada peningkatan kapasitas, total biaya tetap ini juga akan meningkat. Contoh biaya tetap adalah biaya penyusutan, biaya sewa gedung dan biaya sewa mesin.
Tugas Akhir
PENERAPAN VARIABEL ...
AFIYANI FAKHURINDAH
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
2. Biaya Variabel Menurut Hansen dan Mowen (2005:86) “Biaya variabel adalah biaya yang jumlah total bervariasi secara proporsional terhadap perubahan output”. Jadi total biaya variabel akan berubah secara proporsional terhadap perubahan aktivitas tetapi biaya variabel per unit akan tetap konstan. Contoh biaya variabel ini adalah biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung. 3. Biaya Campuran Menurut Hansen dan Mowen (2005:87) “Biaya campuran adalah biaya yang memiliki komponen tetap dan variabel”. Carter dan Usry (2006:60) mendefinisikan biaya campuran atau semi variabel sebagai biaya yang memperlihatkan baik karakteristik dari biaya tetap maupun biaya variabel. Biaya semivariabel adalah biaya yang berubah secara tidak proporsional karena di dalamnya mengandung unsur biaya tetap dan juga biaya variabel. Untuk merencanakan, menganalisis, mengendalikan atau mengevaluasi biaya pada tingkat aktivitas yang berbeda, biaya tetap dan biaya variabel harus dipisahkan. Biaya-biaya yang seluruhnya tetap atau seluruhnya variabel dalam rentang aktivitas yang diantisipasi harus diidentifikasi, dan komponen tetap dan variabel dari biaya semivariabel harus diestimasikan. 2.3.3
Klasifikasi biaya berdasarkan akuntansi pertanggungjawaban Laporan segmen mampu menyediakan informasi yang berharga mengenai
berbagai biaya yang dapat dikendalikan oleh manajer segmen. Berdasarkan pertanggungjawaban seorang manajer segmen, biaya dapat dikategorikan menjadi biaya ter-
Tugas Akhir
PENERAPAN VARIABEL ...
AFIYANI FAKHURINDAH
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
kendali (controllable cost) dan biaya tidak terkendali (uncontrollable cost). 1. Biaya Terkendali (controllable cost) Menurut Hilton (2005:53) “If a manager can control or heavily influence the level of a cost, then that cost is classified as a controllable cost of that manager”. Biaya terkendali adalah biaya yang secara langsung dapat dikendalikan dan dipengaruhi oleh seorang manajer tertentu dalam jangka waktu tertentu. Misalnya biaya iklan dan komisi untuk jasa pemasaran yang menjadi tanggung jawab manajer marketing merupakan biaya yang dapat dikendalikan bagi manajer marketing. 2. Biaya Tidak Terkendali (uncontrollable cost) Menurut Hilton (2005:53) “Cost that a manager cannot influence significantly are classified as uncontrollable costs of that manager”. Biaya tidak terkendali adalah biaya yang tidak dapat dipengaruhi oleh seorang manajer tertentu berdasarkan wewenang yang dia miliki dan dalam jangka waktu tertentu. Contoh biaya yang tidak dapat dikendalikan adalah gaji manajer puncak dan biaya tingkat korporasi seperti biaya penelitian dan pelatihan. 2.3.4 Klasifikasikan biaya berdasarkan sifat penelusuran terhadap objek biaya Biaya dapat secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan objek biaya. Objek biaya dapat berupa apa pun, seperti produk, pelanggan, departemen, proyek, aktivitas, dan sebagainya, yang diukur biayanya dan dibebani biaya. Pembebanan biaya secara akurat ke objek biaya sangatlah penting. Untuk dapat mengevaluasi kinerja dari masing-masing segmen dengan baik, perlu diketahui biaya-biaya
Tugas Akhir
PENERAPAN VARIABEL ...
AFIYANI FAKHURINDAH
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
mana yang dapat ditelusuri secara langsung ke suatu segmen. Berdasarkan penelusuran ke objek biaya, biaya dikelompokkan menjadi dua kategori yaitu biaya langsung (direct cost) dan biaya tidak langsung (indirect cost). 1. Biaya Langsung (Direct Cost) Menurut Hilton (2005:53) “A cost that can be traced to a particular department is called a direct cost of a department”. Biaya langsung adalah biaya yang terjadi pada suatu segmen dan terjadinya karena adanya segmen tersebut. Biaya ini merupakan biaya yang dapat ditelusuri dengan jelas dan nyata ke bagian segmen tertentu yang akan dianalisa. Contoh biaya langsung adalah biaya material medis yang dibutuhkan untuk pelayanan medis tertentu merupakan biaya langsung karena biaya tersebut dapat ditelusuri secara langsung ke produk. 2. Biaya Tidak Langsung (Indirect Cost) Menurut Hilton ( 2005:53 ) “A cost that is not directly traceable to a particular department is called an indirect cost of the department”. Biaya tidak langsung adalah biaya yang tidak secara langsung berkaitan dengan segmen. Contoh biaya tidak langsung adalah gaji dari eksekutif perusahaan.
2.4 Konsep Laporan Per Segmen 2.4.1
Pengertian segmen dan laporan per segmen Menurut Hansen dan Mowen (2005:232) “Sebuah segmen adalah setiap
entitas yang berorientasi laba di dalam organisasi”. Sedangkan menurut VanDer-
Tugas Akhir
PENERAPAN VARIABEL ...
AFIYANI FAKHURINDAH
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
beck (2005:389) “A segment may be a division, a product line, a sales territory, or another identifiable organizational unit”. Segmen dapat berupa suatu divisi, lini produk, maupun wilayah penjualan. Jadi, segmen merupakan unit-unit bisnis dari organisasi yang berorientasi atas laba yang terdiri dari pendapatan dan biaya. Segmen dapat berupa divisi, wilayah pemasaran, segmen produk, segmen konsumen, dan lain-lain. Menurut Garrison dan Noreen (2003:527) suatu perusahaan dapat dibagi menjadi segmen-segmen berdasarkan : 1) Divisi (division) 2) Daerah penjualan (sales territory) 3) Toko (individual store) 4) Service center 5) Pabrik (manufacturing plants) 6) Departemen pemasaran (marketing department) 7) Konsumen (individual customer) 8) Lini produk (product line) 9) Wilayah geografis (geographic region) 10) Merek (brand name) Menurut Hansen dan Mowen (2005:232), “Pelaporan kontribusi laba dari berbagai aktivitas atau unit-unit lainnya dalam suatu organisasi disebut pelaporan segmen (segmented reporting)”. Dalam pelaporan per segmen dimaksudkan untuk mengukur kinerja atau pelaksanaan dari berbagai bagian dari suatu organisasi. Dengan adanya laporan per segmen, manajer akan dapat memperoleh informasi yang luas mengenai aktivitas perusahaan secara keseluruhan, yaitu informasi tentang segmen-segmen yang perlu diperbaiki dan yang perlu didorong untuk meningkatkan laba perusahaan maupun
Tugas Akhir
PENERAPAN VARIABEL ...
AFIYANI FAKHURINDAH
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
yang harus ditutup atau dihentikan untuk meningkatkan profitabilitas perusahaan, sehingga manajer puncak dapat menilai prestasi setiap segmen didalam memanfaatkan kapasitas dan sumber-sumber perusahaan. Pada laporan per segmen mampu menyediakan informasi yang berharga mengenai biaya yang dapat dikendalikan oleh manajer segmen. Selain hal tersebut, laporan ini dibuat untuk menunjukkan pendapatan dan biaya yang berada di bawah tanggung jawab manajer segmen itu sendiri. 2.4.2 Metode perhitungan biaya dalam pelaporan segmen Berdasarkan metode perhitungan biaya, pelaporan segmen dapat disusun dengan dua metode yaitu absorption costing (full costing) dan variable costing. Kedua metode perhitungan biaya ini berkaitan dengan cara menentukan biaya produk. Perbedaan di antara kedua metode ini terletak pada perlakuan terhadap biaya overhead tetap. Metode absorption costing (full costing) memperlakukan biaya overhead tetap sebagai biaya produk, sedangkan metode variable costing memperlakukan biaya overhead tetap sebagai biaya periode. Metode perhitungan biaya produk yang berbeda akan menghasilkan biaya produk per unit yang berbeda dan akan mempengaruhi nilai barang yang tersimpan dalam persediaan. Biaya produk per unit menurut perhitungan biaya absorpsi selalu lebih besar daripada menurut perhitungan biaya variabel. Karena biaya produk per unit merupakan dasar bagi penghitungan harga pokok penjualan, maka metode
Tugas Akhir
PENERAPAN VARIABEL ...
AFIYANI FAKHURINDAH
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
perhitungan biaya variabel dan absorpsi dapat menghasilkan angka laba bersih yang berbeda. Perhitungan biaya absorpsi disyaratkan untuk keperluan pelaporan kepada pihak eksternal. Perhitungan biaya variabel sebagai metode perhitungan biaya produk tidak diperkenankan untuk digunakan dalam pelaporan eksternal. Akan tetapi, perhitungan biaya variabel mampu memberikan informasi biaya yang penting bagi seorang manajer untuk proses pengambilan keputusan dan pengendalian. Informasi seseperti ini tidak akan dapat diperoleh dari perhitungan biaya absorpsi.
2.4.2.1 Laporan per segmen dengan Metode Absorption Costing (Full Costing) Menurut Hansen dan Mowen (2005:222) “Perhitungan biaya absorpsi membebankan semua biaya manufaktur ke produk. Bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, overhead variabel, dan overhead tetap adalah hal-hal yang menentukan biaya produk”. Perhitungan biaya absorpsi membebankan semua biaya manufaktur ke produk. Bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, overhead variabel, dan overhead tetap adalah hal-hal yang menentukan biaya produk. Menurut perhitungan biaya absorpsi, overhead tetap dipandang sebagai biaya produk, bukan biaya periode. Overhead tetap merupakan biaya yang dapat diinventarisasi dan tidak dibebankan sampai produk terjual. Dalam laporan laba rugi segmen yang disusun dengan perhitungan biaya absorpsi, pendapatan penjualan dikurangi dengan harga pokok penjualan (costs of goods sold) dan menghasilkan gross margin. Selanjutnya, gross margin dikurangi
Tugas Akhir
PENERAPAN VARIABEL ...
AFIYANI FAKHURINDAH
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
dengan beban penjualan dan administrasi (selling and administrative expense) untuk menentukan laba bersih (net income). Tabel 2.1 berikut ini menyajikan contoh laporan laba rugi segmen yang menggunakan perhitungan biaya absorpsi. Tabel 2.1 Laporan Laba Rugi Segmen Dengan Dasar Perhitungan Biaya Absorpsi Elcom Inc. Laporan Laba Rugi Segmen, 2005 Dasar Perhitungan Biaya Absorpsi Stereo
Penjualan Dikurangi: Harga Pokok Penjualan Margin Kotor Dikurangi: Beban penjualan dan administratif Laba (rugi) bersih
Perekam Video
Total
$ 400,000 $ 350,000 $ 50,000
$ 290,000 $ 690,000 $ 300,000 $ 650,000 $ ( 10,000) $ 40,000
$ $
$ 20,000 $ 50,000 $ ( 30,000) $ (10,000)
30,000 20,000
Sumber : Hansen and Mowen (2005:233) Absorption costing adalah metode yang biasanya digunakan untuk tujuan pelaporan laba rugi eksternal. Absorption costing kadang dapat menyesatkan pihak manajer dan metode variable costing diharapkan dapat memberikan informasi yang lebih baik atas kinerja segmen. 2.4.2.2 Laporan per segmen dengan Metode Variabel Costing Menurut Hansen dan Mowen (2005:622) “Perhitungan biaya variabel membebankan hanya biaya manufaktur variabel ke produk; biaya-biaya ini meliputi bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead variabel”. Laporan per segmen dengan menggunakan dasar variable costing akan menghasilkan penilaian
Tugas Akhir
PENERAPAN VARIABEL ...
AFIYANI FAKHURINDAH
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
atau pengevaluasian serta keputusan yang lebih baik dibandingkan dengan menggunakan dasar absorption costing. Dimana absorption costing lebih ditujukan pada kepentingan eksternal. Pengalokasian berdasarkan metode absorption costing, dapat menuntun pada informasi biaya yang menyesatkan jika digunakan untuk kepentingan manajerial. Hal ini disebabkan, karena sistem pelaporan keuangan eksternal kadang kala bukanlah sumber yang baik untuk pelaporan segmen. Seringkali informasi yang diperlukan untuk keperluan internal berbeda secara signifikan dengan informasi yang diperlukan untuk kepentingan eksternal. Perilaku biaya dan keterlacakan biaya mungkin bukan merupakan perhatian utama bagi pihak luar, tetapi merupakan perhatian penting bagi manajer yang berusaha mengambil keputusan strategik. Di samping itu, manajer juga tidak akan dapat memprediksi laba masa depan dengan menggunakan absorption costing, karena manajer tidak hanya harus memprediksi penjualan masa depan tetapi juga produksi, dan biaya harus dipisahkan antara komponen biaya tetap dan variabel sehingga dapat ditentukan individu yang harus bertanggung jawab untuk mengendalikannya. Penggunaan perhitungan biaya variabel bermanfaat dalam mengevaluasi kinerja para manajer. Penilaian kemampuan dan evaluasi kinerja seorang manajer sering kali dilihat dari peningkatan laba dari satu periode ke periode berikutnya. Karena dipergunakan sebagai dasar evaluasi kinerja, maka laba harus mencerminkan usaha seorang manajer. Ketika pendapatan meningkat dari suatu periode ke periode berikutnya, dan faktor-faktor lain (harga produk, biaya tetap, biaya variabel per unit) tetap, maka laba akan meningkat. Begitu pula sebaliknya, ketika pendapatan menu-
Tugas Akhir
PENERAPAN VARIABEL ...
AFIYANI FAKHURINDAH
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
run, dan faktor-faktor lain tetap, maka laba akan menurun. Laba menurut perhitungan biaya variabel selalu mengikuti hubungan seperti itu. Tidak demikian halnya dengan perhitungan biaya absorpsi, ketika seorang manajer berhasil meningkatkan penjualan dan faktor lain tetap sama maka sudah seharusnya laba akan meningkat dan kinerja dari manajer dapat dikatakan meningkat. Akan tetapi, terkadang perhitungan biaya absorpsi tidak menunjukkan perbaikan kinerja seperti itu, sedangkan perhitungan biaya variabel mampu menunjukkan kenaikan laba sehubungan dengan perbaikan kinerja penjualan yang dilakukan oleh manajer. Dalam laporan laba rugi segmen yang menggunakan perhitungan biaya variabel, beban tetap dipecah menjadi dua kategori yaitu beban tetap langsung (direct fixed expense) dan beban tetap umum (common fixed expense). Pemisahan ini menjelaskan biaya yang dapat dikendalikan dan biaya yang tidak dapat dikendalikan oleh manajer segmen dan meningkatkan kemampuan manajer untuk mengevaluasi setiap kontribusi segmen terhadap kinerja perusahaan secara keseluruhan. Dalam laporan laba rugi segmen yang menggunakan perhitungan biaya variabel, pendapatan dikurangi dengan biaya-biaya variabel yaitu harga pokok penjualan variabel (variable costs of goods sold) dan biaya penjualan dan administrasi variabel yang kemudian menghasilkan contribution margin. Selanjutnya, contribution margin dikurangi dengan direct fixed cost yang terdiri dari direct fixed overhead cost dan direct selling and administrative cost untuk menentukan segment margin. Kemudian, segment margin dikurangi dengan common fixed cost yang terdiri
Tugas Akhir
PENERAPAN VARIABEL ...
AFIYANI FAKHURINDAH
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
dari common fixed overhead cost dan common selling and administrative cost untuk menentukan laba bersih (net income). Tabel 2.2 berikut menyajikan contoh laporan laba rugi segmen yang menggunakan perhitungan biaya variabel. Tabel 2.2 Laporan Laba Rugi Segmen Dengan Dasar Perhitungan Biaya Variabel Elcom Inc. Laporan Laba Rugi Segmen, 2005 Dasar Perhitungan Biaya Variabel Stereos Perekam Video Penjualan $ 400,000 $ 290,000 Dikurangi beban variabel : Harga pokok penjualan variabel (300,000) (200,000) Penjualan dan administratif variabel ( 5,000) ( 10,000) Margin kontribusi 95,000 80,000 Dikurangi beban tetap langsung : Overhead tetap langsung ( 30,000) ( 20,000) Penjualan dan administratif langsung ( 10,000) ( 5,000) Margin segmen 55,000 55,000 Dikurangi beban tetap umum : Overhead tetap umum Penjualan dan administratif umum Laba (rugi) bersih
Total $ 690,000 (500,000) ( 15,000) 175,000 ( 50,000) ( 15,000) 110,000 (100,000) ( 20,000) $ ( 10,000)
Sumber : Hansen and Mowen (2005:234) 2.4.3 Margin segmen Menurut Hansen dan Mowen (2005:235) “Kontribusi laba yang menghasilkan setiap segmen untuk penutupan biaya tetap umum perusahaan disebut margin segmen”. Segmen margin menunjukkan margin yang tersedia setelah segmen menutup seluruh biaya langsung sendiri (Direct costs) yang dapat digunakan menutup biaya tetap bersama (Common costs) organisasi dan selanjutnya untuk menghasilkan keuntungan atau laba secara keseluruhan.
Tugas Akhir
PENERAPAN VARIABEL ...
AFIYANI FAKHURINDAH
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Margin segmen diperoleh dari margin kontribusi dikurangi dengan treaceable fixed costs atau direct fixed costs, atau dengan kata lain margin segmen membebankan seluruh biaya yang dapat langsung ditelusuri ke segmen. Margin segmen kemudian dikurangkan dengan biaya tetap umum (common fixed costs) untuk memperoleh net income perusahaan secara keseluruhan. Margin segmen dipandang sebagai ukuran terbaik profitabilitas jangka panjang segmen, sebab dalam menghitung segmen margin hanya digunakan biaya yang langsung ditelusuri ke segmen. Apabila dalam jangka panjang segmen tidak dapat menutup biaya langsungnya sendiri, maka segmen tersebut kemungkinan tidak dapat dipertahankan terkecuali segmen itu sangat diperlukan bagi penjualan produk segmen lain. Margin segmen digunakan oleh manajemen puncak untuk pengambilan keputusan yang bersifat jangka panjang. Misalnya kebijakan penentuan harga untuk jangka panjang, analisis tingkat pengembalian investasi, dan untuk mengukur profitabilitas segmen jangka panjang. Jika dalam jangka panjang suatu segmen tidak dapat menutup biayanya sendiri maka menghasilkan marjin segmen yang negatif dan akan mempengaruhi total laba perusahaan. Maka manajer puncak perlu melakukan tindakan korektif yang diperlukan pada segmen yang bersangkutan. 2.5 Pengukuran Kinerja Manajemen Pengukuran kinerja perusahaan adalah bagian utama dari fungsi pengendalian. Ada berbagai macam ukuran yang dipakai dalam menilai kinerja suatu perusahaan dan ukuran tersebut terkadang berbeda antara perusahaan satu dengan yang lain. Pengukuran kinerja manajemen dilakukan dengan membandingkan antara kiner-
Tugas Akhir
PENERAPAN VARIABEL ...
AFIYANI FAKHURINDAH
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
ja keuangan sesungguhnya dengan kinerja keuangan yang dianggarkan. Pada tahap pengukuran kinerja dilakukan analisis terhadap hasil – hasil yang telah dicapai berdasarkan informasi, baik dari laporan tertulis ataupun dari observasi langsung. Dalam hal pusat pertanggungjawaban, Hansen dan Mowen (2005:116) mengatakan “ada empat jenis utama pusat pertanggungjawaban: 1. Pusat biaya (cost center): Suatu pusat pertanggungjawaban yang manajernya bertanggung jawab hanya terhadap biaya. 2. Pusat pendapatan (revenue cost): Suatu pusat pertanggungjawaban yang manajernya bertanggung jawab hanya terhadap penjualan. 3. Pusat laba (profit center): Suatu pusat pertanggungjawaban yang manajernya bertanggung jawab terhadap pandapatan maupun biaya. 4. Pusat investasi (investment center): Suatu pusat pertanggungjawaban yang manajernya bertanggung jawab terhadap pendapatan, biaya, dan investasi.” Kriteria evaluasi kinerja dipilih harus sesuai dengan ruang lingkup tanggung jawab yang dibebankan kepada manajer. Manajer pusat investasi dinilai atau diukur kinerjanya berdasarkan pencapaian return of investment, residual income atau produktivitas yang telah ditetapkan; manajer pusat biaya teknik (Engineered Cost Center), disebut juga sebagai pusat biaya standar adalah pusat biaya yang sebagain besar biayanya mempunyai hubungan fisik yang erat dan nyata dengan keluarannya dan sebagai tolak ukurnya adalah biaya standar dan volume produksi yang diharapkan pada tingkat kualitas dan waktu tertentu; manajer pusat biaya kebijakan (Discretionary Cost Center), adalah pusat biaya yang sebagian besar biayanya tidak mempunyai hubungan fisik dengan keluarannya. “Pusat biaya kebijakan tidak dinilai efisiensinya dan atau efektivitasnya, tetapi anggaran pusat biaya kebijakan hanya me-
Tugas Akhir
PENERAPAN VARIABEL ...
AFIYANI FAKHURINDAH
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
rupakan batas maksimum pengeluaran sehingga biaya yang sesungguhnya terjadi tidak boleh melebihi anggarannya” (Munawir, 2002:427). Dalam perusahaan yang bermotif laba, laba bukan merupakan satu-satunya ukuran kinerja, variabel kunci lain yang menjadi ukuran kinerja manajer perusahaan bermotif laba adalah pangsa pasar, pemanfaatan sumber daya manusia dan citra perusahaan di masyarakat. 2.6 Penelitian Sebelumnya Penelitian dengan topik ini sebelumnya telah dilakukan oleh Christina Vania Sabrina pada tahun 2007 dengan judul “Laporan Per Segmen Dengan Metode Variable Costing Sebagai Alat Untuk Menilai Kinerja Lini Produk Pada PT. Coca Cola Bottling Indonesia - Jawa Timur”. Rumusan masalah dalam penelitian tersebut adalah “Bagaimana peranan laporan segmen dengan metode variable costing untuk menilai kinerja lini produk?”. Penelitian tersebut dilak-sanakan di PT. Coca Cola Bottling Indonesia – Unit Jawa Timur. Perusahaan tersebut merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang industri minuman ringan. Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Christina Vania Sabrina menyimpulkan bahwa laporan per segmen dengan metode variable costing dapat membantu perusahaan untuk mengetahui kinerja masing-masing lini produk yang dimilikinya. Laporan per segmen dengan metode variable costing memberikan gambaran melalui analisis marjin kontribusi dan margin segmen dari masing-masing produk sehingga kinerja masing-masing lini produk dapat terlihat dengan jelas.
Tugas Akhir
PENERAPAN VARIABEL ...
AFIYANI FAKHURINDAH
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Perusahaan yang diteliti selama ini belum pernah membuat laporan untuk masingmasing lini produk sehingga manajemen tidak mengetahui kinerja masing-masing lini produk. Dalam penelitian ini terdapat beberapa persamaan dengan penelitian yang sebelumnya telah dilakukan oleh Christina Vania Sabrina yaitu : 1. Menggunakan metode perhitungan biaya variabel dalam menyusun laporan segmen 2. Melakukan analisis segment margin untuk mengukur kinerja. 3. Menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Selain persamaan, penelitian ini juga memiliki beberapa perbedaan dengan penelitian sebelumnya yaitu : 1. Penelitian sebelumnya menggunakan objek penelitian pada perusahaan manufaktur yaitu PT. Coca Cola Bottling Indonesia, sedangkan penelitian ini objek penelitian adalah organisasi jasa yaitu Rumah Sakit Husada Utama Surabaya. 2. Penelitian sebelumnya bertujuan untuk menilai kinerja lini produk dan membandingkan kinerja lini produk selama dua periode, sedangkan penelitian ini bertujuan untuk mengukur kinerja unit pelayanan selama satu periode. Dengan adanya perbedaan-perbedaan ini dengan penelitian sebelumnya diharapkan akan dapat memperluas pemahaman terhadap penggunaan segment reporting dalam mengukur kinerja suatu organisasi.
Tugas Akhir
PENERAPAN VARIABEL ...
AFIYANI FAKHURINDAH
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan Penelitian Penelitian adalah usaha untuk memperoleh fakta atau prinsip (menemukan, mengembangkan, menguji kebenaran) dengan cara mengumpulkan dan menganalisis data (informasi) yang dilaksanakan dengan teliti, jelas dan sistematik dan dapat dipertanggungjawabkan. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif.. Menurut Bogdan dan Taylor yang dikutip dalam Moleong (2008:3) mendefinisikan metode penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Tujuan pendekatan kualitatif bervariasi, antara lain untuk mencari suatu bentuk pengetahuan baru, untuk menjelaskan secara rinci dan mendalam objek studi, menemukan metode untuk penyelesaian masalah, mempelajari berbagai proses manajemen, akuntansi, atau produksi, dan mencari bentuk-bentuk aplikasi praktis. Kegunaannya juga bervariasi, antara lain dapat bersifat pengembangan teori atau dapat juga bersifat aplikatif. Dalam pelaksanaan penelitian, peneliti sangat berperan, baik dalam kehadiran maupun aktivitas. Peneliti harus ikut masuk ke dalam objek penelitian. Keikutsertaan peneliti terutama dalam proses pengumpulan data. Dalam proses analisis dan membuat intepretasi, penelitian kualitatif lebih menitikberatkan pada logika rasional yang
Tugas Akhir
PENERAPAN VARIABEL ...
AFIYANI FAKHURINDAH
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
didasarkan pada theoritical background, kerangka teori, hasil-hasil penelitian dan berbagai pendapat ahli lain. Alasan digunakannya pendekatan kualitatif dalam penelitian ini yaitu : 1. Dilakukan berdasarkan fakta-fakta yang terjadi dalam perusahaan. 2. Menggunakan perusahaan sebagai subyek penelitian bukan sampel, sehingga kesimpulan yang dihasilkan hanya berlaku untuk perusahaan yang diteliti dan tidak dapat digeneralisasikan untuk perusahaan lain. 3. Tidak bertujuan untuk menguji hipotesis. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Menurut Sekaran (2006:158) “Metode penelitian deskriptif dilakukan untuk mengetahui dan menjadi mampu untuk menjelaskan karakteristik variabel yang diteliti dalam suatu situasi”. Oleh karena itu dalam penelitian ini dijelaskan bagaimana penyusunan laporan laba rugi segmen unit pelayanan dengan perhitungan biaya variabel untuk memberikan informasi yang lebih terperinci kepada manajemen perusahaan mengenai profitabilitas tiap unit pelayanan yang dihasilkan. Setelah profitabilitas masing-masing unit pelayanan diketahui kemudian dianalisis. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan obyek penelitian tentang pentingnya penerapan variabel costing dalam laporan per segmen tindakan medis pada Rumah Sakit Husada Utama Surabaya. 3.2 Ruang Lingkup Penelitian Untuk menghindari analisis dan pembahasan yang terlalu luas dan melebar, maka penelitian ini perlu diberi batasan agar menjadi lebih fokus dan terarah.
Tugas Akhir
PENERAPAN VARIABEL ...
AFIYANI FAKHURINDAH
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Penelitian ini difokuskan pada “Penyusunan laporan laba rugi segmen dilakukan pada tingkat unit pelayanan medis. Dalam penelitian ini akan dibahas penyusunan laporan laba rugi segmen selama satu periode saja yaitu periode 2008”. 3.3 Rancangan Penelitian Desain pertanyaan penelitian dalam skripsi ini meliputi : 1) Bagaimana sejarah berdirinya Rumah Sakit Husada Utama Surabaya? 2) Pelayanan kesehatan apa saja yang tersedia di Rumah Sakit Husada Utama? 3) Bagaimana bentuk pelaporan keuangan yang telah digunakan oleh pihak Rumah Sakit untuk melaporkan kinerja per unit divisi? 4) Mengapa pelaporan per segmen penting dalam pengidentifikasian biaya? 5) Mengapa pelaporan per segmen penting dalam penilaian kinerja manajer? 3.4 Teknik Pengumpulan Data Prosedur pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu : 1. Survei pendahuluan Survei pendahuluan dilakukan untuk memperoleh gambaran umum mengenai perusahaan, mengetahui produk-produk yang dihasilkan oleh perusahaan, dan mengetahui kondisi perusahaan terkait dengan permasalahan yang akan diteliti. 2. Penelitian lapangan Penelitian lapangan merupakan kelanjutan dari survei pendahuluan yang dilakukan untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian dengan menggunakan teknik-teknik pengumpulan data
Tugas Akhir
PENERAPAN VARIABEL ...
AFIYANI FAKHURINDAH
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Teknik pengumpulan data yang digunakan meliputi : 1) Wawancara Wawancara merupakan proses pengumpulan data melalui proses tanya jawab dengan pihak-pihak di dalam perusahaan yang dapat memberikan data dan informasi yang terkait dengan permasalahan yang diteliti. 2) Dokumentasi Dokumentasi merupakan proses pengumpulan data yang berasal dari dokumen-dokumen yang dimiliki perusahaan. 3) Observasi langsung Observasi langsung merupakan proses pengumpulan data dengan pengamatan secara langsung terhadap kondisi perusahaan dan aktivitas - aktivitas yang terjadi di dalam perusahaan. 3.5 Jenis Data Berdasarkan jenisnya, data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1.
Data kualitatif : merupakan data mengenai gambaran umum perusahaan yang terdiri dari sejarah perusahaan, alasan didirikannya unit pelayanan, bagan struktur organisasi, kebijakan perusahaan, dan data-data lain yang dapat mendukung penelitian ini.
2.
Data kuantitatif : data yang berbentuk angka yang berupa laporan pemakaian bahan, gaji tenaga kerja unit, dan biaya overhead, serta data lain yang berhubungan dengan penelitian yang terangkum dalam laporan laba rugi perusahaan.
Tugas Akhir
PENERAPAN VARIABEL ...
AFIYANI FAKHURINDAH
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
3.6 Teknik Analisis Data Teknik analisis data adalah kegiatan mengolah data yang dikumpulkan baik dari lapangan maupun dari pustaka menjadi perangkat hasil dari penemuan-penemuan baru maupun dalam bentuk pembuktian dari hipotesis. Adapun teknik analisis yang dipergunakan peneliti dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif yaitu metode analisa dengan menggunakan data deskriptif atau data yang berwujud keterangan yang diperoleh dari perusahaan dengan menggunakan logika, pendapat, saran dan bukti-bukti. Teknik analisis pembahasan skripsi ini dengan cara : 1. Penyusunan laporan laba rugi menurut full costing 2. Pemisahan biaya menurut perilakunya yaitu biaya variabel dan biaya tetap 3. Penyusunan laporan laba rugi menurut variable costing 4. Melakukan perhitungan profitabilitas segmen berdasarkan analisis kinerja per segmen. Dasar penilaian yang akan digunakan adalah margin segmen dan margin kontribusi. 5. Analisis segmen margin untuk setiap bagian selama periode 2008 dan membandingkan tingkat segmen margin pada variable costing dengan laporan laba rugi metode full costing.
Tugas Akhir
PENERAPAN VARIABEL ...
AFIYANI FAKHURINDAH
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Rumah Sakit 4.1.1 Sejarah singkat Rumah Sakit Husada Utama Empat tahun perjalanan Rumah Sakit Husada Utama telah dilalui dengan manajemen baru. Rumah Sakit berfokus pada pertumbuhan dan perkembangan di semua lini secara simultan mulai dari pengelolaan manajemen yang lebih kreatif, pemberdayaan sumber daya manusia yang dapat memenuhi standar internasional, sampai pada optimalisasi penggunaan peralatan penunjang medik yang canggih. Tonggak pencapaian di bidang medis telah dilalui dengan keberhasilan dari Tim Kardiologi Rumah Sakit Husada Utama melakukan penutupan lubang jantung dengan amplatzer pada penderita Ventrical Septal Defect (Amplatzer Muscular Ventrical Septal Defect Occulder) sampai pada eksisi dan rekonstruksi kasus Encephalocele Occipital. Dampak dari pelayanan medis yang memuaskan tersebut ditunjukkan dengan peningkatan dari jumlah kunjungan Rumah Sakit dan bergabungnya beberapa perusahaan BUMN, perusahaan asuransi serta perusahaan swasta terkenal yang mempercayakan kesehatan karyawan maupun kliennya pada Rumah Sakit Husada Utama. Dengan kepercayaan yang diberikan kepada Rumah Sakit Husada Utama, rumah sakit akan senantiasa berusaha meningkatkan pelayanan lebih baik lagi menuju pada kepu-
Tugas Akhir
PENERAPAN VARIABEL ...
AFIYANI FAKHURINDAH
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
asan total pasien melalui pelayanan medis canggih dan paripurna oleh para dokter yang kompeten. 4.1.2 Lokasi Rumah Sakit Rumah Sakit Husada Utama Surabaya terletak di Jalan Prof. Dr. Moestopo no 31-35 yang berdiri megah di atas tanah seluas 11.980 m2 dengan 16 lantai dan area parkir seluas 12.368 m2. Kepemilikan rumah sakit ini berada di bawah naungan PT. Cipta Karya Husada Utama yang berdiri sejak tahun 1993. 4.1.3 Visi, misi, dan sasaran Rumah Sakit Rumah Sakit Husada Utama memiliki visi yaitu menjadi Rumah Sakit bintang lima yang memberikan kepuasan menyeluruh bagi pasien dan keluarganya melalui pelayanan kesehatan bermutu tinggi, holistik dan profesional. Misi Rumah Sakit Husada Utama Surabaya adalah: 1. Menyediakan solusi berupa pelayanan kesehatan yang berkualitas baik 2. Memberikan pelayanan kesehatan yang menyeluruh, efektif, efisien manusiawi dalam suasana yang ramah bagi pasien dan keluarganya. 3. Mencapai standar profesi yang tertinggi dalam pelayanan kesehatan melalui pendidikan dan penelitian inovatif 4. Menciptakan iklim kerja yang kondusif berdasarkan kemanusiaan, kesejawatan, disiplin dan tanggung jawab 5. Menciptakan suasana ilmiah dalam lingkungan rumah sakit Sasaran Rumah Sakit Husada Utama adalah :
Tugas Akhir
PENERAPAN VARIABEL ...
AFIYANI FAKHURINDAH
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
1. Menjadi rumah sakit paling unggul yang siap menjawab tantangan millenium ketiga. 2. Memberikan pelayanan kesehatan yang paling baik melalui teknologi medis yang paling tepat berdasarkan standar profesi yang paling tinggi. 3. Menyelenggarakan pendidikan dan penelitian sesuai kebutukan staf medis, para medis maupun non medis dan tuntutan perkembangan standar pelayanan kesehatan. 4. Menciptakan suasana yang menyenangkan serta nyaman bagi karyawan, pasien dan keluarganya dalam kepedulian dan kasih sayang. 5. Pengembangan pemanfaatan sarana dan prasarana yang tersedia secara optimal. 4.1.4 Struktur organisasi Struktur organisasi merupakan pedoman yang perlu untuk pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab karena struktur organisasi menggambarkan adanya suatu hubungan yang pasti antara masing-masing bidang yang satu dengan lainnya. Manajemen yayasan dikelola atau dipimpin oleh dewan pengurus dengan susunan : Chairman, Vice Chairman, Chief Executive Officer, Chief Operational Officer. Adapun struktur organisasi dari Rumah Sakit Husada Utama dapat dilihat pada Gambar 4.1 halaman berikut ini.
Tugas Akhir
PENERAPAN VARIABEL ...
AFIYANI FAKHURINDAH
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tugas Akhir
PENERAPAN VARIABEL ...
AFIYANI FAKHURINDAH
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
4.1.5 Ketenagaan, fasilitas dan jenis pelayanan Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya agar berjalan seoptimal mungkin, maka sumber daya manusia, dalam hal ini tenaga kerja merupakan faktor yang berpengaruh dan sangat penting. Adapun jumlah tenaga kerja yang ada di Rumah Sakit Husada Utama dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut. Tabel 4.1
No
Jumlah Tenaga Kerja Berdasarkan Jenis Profesi Pada RS Husada Utama Surabaya Tahun 2008 Tenaga Kerja Jumlah
1
Direksi
28
2
Tenaga Medis
364
3
Tenaga Non Medis
210
Total
602
Sumber : Data intern Rumah Sakit
Dalam rangka memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat, Rumah Sakit Husada Utama dilengkapi dengan sarana fisik berupa bangunanbangunan maupun fasilitas pelayanan medis. Jenis pelayanan yang diberikan oleh tiap-tiap layanan adalah : 1. Unit Rawat Inap Rawat Inap pada Rumah Sakit Husada Utama memiliki jumlah 220 tempat tidur dari beberapa ruang yang dibedakan dalam 6 (enam) kelas yaitu kelas suite, VVIP, VIP, I, II, dan III dengan fasilitas yag berbeda-beda pula, tetapi pelayanan medis yang diberikan tetap sama.
Tugas Akhir
PENERAPAN VARIABEL ...
AFIYANI FAKHURINDAH
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
2. Unit Praktek Dokter Spesialis Praktek Dokter Spesialis (PDS) memiliki dua puluh ruangan klinik yang di dukung oleh lebih dari 50 bidang spesialis dan sub-spesialis, praktek dokter spesialis ini ditujukan untuk pasien rumah sakit yang berobat jalan, dibuka 6 hari dalam seminggu yaitu Senin sampai dengan Sabtu yang dilayani oleh dokter spesialis tetap, terdiri atas PDS Bedah Digestif, PDS Neuro Surgery, PDS Bedah Onkologi, PDS Nutrition, PDS Bedah Plastik,PDS Obesitas,PDS Bedah, PDS Urologi, PDS Obgyn, PDS Cardiologi, PDS Opthalmologi, PDS Dentist, PDS Orthopedy, PDS Dermatologi, PDS Pain Clinic, PDS Endoskopi, PDS Pediatry, PDS ENT, PDS Pulmonology, PDS General & Pediatry Surgery, PDS Psiciatry, PDS Interna, PDS Thorax, PDS Neurology, PDS Urologi.
3. Unit Gawat Darurat Pelayanan Gawat Darurat pada Unit Gawat Darurat pada Rumah Sakit Husada Utama didukung oleh Ambulan yang berisi peralatan lengkap dan obat emergensi. Unit Gawat Darurat dilengkapi dengan saran monitor pasien pada tiap tempat periksa, ruang pemeriksaan, ruang observasi, bahkan kamar tindakan/ operasi untuk melalukan tindakan sederhana. 4. Unit Kamar Operasi Kamar Operasi pada Rumah Sakit Husada Utama memiliki 5 (lima) teater dan OPMI Pentero Surgical Microscope, PHACO Emulsification for Minimal Invasive Cataract Surgery, Endoscopy Unit for Surgery and Diagnostic.
Tugas Akhir
PENERAPAN VARIABEL ...
AFIYANI FAKHURINDAH
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
5. Unit Penunjang Medis Pusat Layanan Diagnostik pada Rumah Sakit Husada Utama di lt.3 memiliki beberapa pelayanan yaitu : 1) Radiology Diagnostic; CT-Scan 64 slice, MRI 1.5 Tesla, X-Ray & Mobile X-Ray, Mammography, General and Cardiac Angiography, USG 4D, Fluro-radiography, Echocardiography, EEG, EMG. 2) Endoscopy; Diagnostic, Capsule Endoscopy. 3) Laboratory; Anatomical Pathology, Clinical Pathology, Microbiology 4) Catheterization Laboratory; Pacemaker Implant, Diagnostic and Intervention for Coronary Disease, Diagnostic and Intervention for Congenital Disease, Diagnostic and Intervention for Peripher Arterial/Vascular Disease 5) Other Diagnostic Equipment; EEG, EMG, TEE, TTE, Treadmill, Dopper Cardiovascular, Holter Monitoring, Tilt Table Test 6) Hemodialisa 7) Rehabilitasi Medik dan Fisioterapi 8) Farmasi pada Rumah Sakit Husada Utama yang berada di lt.2 gedung tersebut, melayani pembelian resep langsung untuk pasien PDS
maupun
resep untuk pasien rawat inap. Rumah Sakit Husada Utama juga menyediakan beberapa fasilitas non medik yang bertujuan untuk terciptanya suasana yang menyenangkan serta nyaman bagi karyawan, pasien dan keluarganya, diantaranya adalah hotel yang memiliki 18 standard room dan 5 VIP room, Ruang Pertemuan; Doctor’s Club (untuk 100 orang);
Tugas Akhir
PENERAPAN VARIABEL ...
AFIYANI FAKHURINDAH
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Convention Hall (untuk 1000 orang), Cafe & Bakery; Convenient Store; Kitchen dan Laundry di dalam rumah sakit selama 24 jam, Bank and ATM, Helipad. 4.2 Laporan keuangan dan penilaian kinerja RS Husada Utama Pada dasarnya Rumah Sakit Husada Utama telah menggunakan pelaporan laba rugi dengan metode full costing, tetapi laporan yang disajikan hanya sebatas sumber daya yang berkaitan dengan proses pelayanan medis seperti material medis dan non medis, gaji tenaga kerja medis, dan lain sebagainya. Beban-beban seperti penggunaan listrik, air, telp dan sebagainya masih diperlakukan sebagai beban yang harus ditanggung oleh perusahaan. Oleh karena itu, penggunaan segment reporting dengan metode variable costing akan dapat membantu para pimpinan untuk menilai dan mengevaluasi kinerja dan memberikan informasi yang lebih lengkap bagi para penggunanya. Penyusunan segment reporting pada RS Husada Utama dilakukan dengan mengolah data mentah dan mengklasifikasikannya menjadi data yang dibutuhkan dalam pos-pos segment reporting. Adapun beberapa bagian yang merupakan profit center pada Rumah Sakit Husada Utama yaitu Unit Rawat Inap, Unit Praktek Dokter Spesialis (PDS); Unit Penunjang Medis, Unit Gawat Darurat (UGD) dan Unit Kamar Operasi (OK). Dari bagian-bagian tersebut diperoleh informasi keuangan yang diperlukan sebagai bahan bagi manajemen dalam proses pengambilan keputusan. Bentuk laporan laba rugi per segmen terealisasi Rumah Sakit Husada Utama tahun 2008 dapat dilihat pada lampiran.
Tugas Akhir
PENERAPAN VARIABEL ...
AFIYANI FAKHURINDAH
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
4.2.1 Aplikasi Variable Costing pada RS Husada Utama Dalam melaksanakan kegiatannya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan tidaklah selalu mudah dicapai, hal ini disebabkan oleh adanya masalah-masalah. Adapun masalah yang dihadapi oleh Rumah Sakit Husada Utama adalah laporan laba rugi dengan metode full costing kurang tepat digunakan sebagai alat pengukur kinerja setiap segmen karena tidak dipisahkannya biaya mana yang menjadi tanggung jawab bersama dan mana yang menjadi tanggung jawab segmen, di mana biaya tersebut juga tidak dipisahkan menjadi biaya tetap langsung dan biaya tetap bersama, sehingga setiap segmen tidak mengetahui segmen marjin mana yang digunakan untuk menilai kinerja perusahaan secara keseluruhan. Mengingat bahwa dari laporan laba rugi per segmen tersebut merupakan suatu bahan informasi dalam penilaian prestasi kerja dari masing-masing segmen bagian dan salah satu alternatif pertimbangan untuk pengambilan keputusan perusahaan, maka penyajian laporan laba rugi yang sesuai diharapkan bisa digunakan sebagai informasi yang tepat. Di samping itu mungkin saja dengan bila pihak rumah sakit tetap menggunakan metode full costing dalam pelaporan laba ruginya dapat mengakibatkan top management melakukan kesalahan dalam mengambil keputusan strategik. Oleh karena itu, penulis mencoba memecahkan masalah dengan membuat laporan laba rugi per segmen dengan metode variable costing. Dalam penyusunan laporan laba rugi per segmen dengan metode variable costing yang dilakukan adalah memisahkan biaya variabel dan biaya tetap, sehingga menghasilkan kontribusi marjin dan memisahkan biaya dari masing-masing bagian
Tugas Akhir
PENERAPAN VARIABEL ...
AFIYANI FAKHURINDAH
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
secara jelas. Berikut akan diklasifikasikan biaya biaya yang berkaitan : 1. Beban Variabel Beban variabel adalah beban yang jumlahnya berubah sesuai dengan proporsi perubahan output. Jenis biaya variabel untuk masing-masing unit produksi berbeda-beda, tergantung dari jenis pelayanan yang diberikan. Biaya variabel nantinya juga akan dibagi menjadi dua yaitu harga pokok penjualan variabel serta penjualan dan administratif variabel. Adapun biaya-biaya yang termasuk dalam harga pokok penjualan variabel adalah biaya-biaya yang langsung berkaitan dengan pasien rumah sakit dan pelayanannya, dan berikut adalah jenis-jenisnya : 1) Material medik Biaya yang menyangkut pengadaan obat-obatan untuk kepentingan pasien rumah sakit serta pengadaan alat kesehatan yang lebih baik. 2) Biaya makan pasien Biaya untuk mempersiapkan makanan bagi pasien yang dirawat di rumah sakit sesuai prosedur medis yang ditetapkan. 3) Fee dokter Biaya yang dikeluarkan apabila fee dokter yang harus ditanggung oleh pasien dibayarkan, jika tidak maka fee dokter pun ditiadakan diberikan kepada dokter yang bersangkutan. 4) Listrik Biaya yang berkaitan langsung dengan tingkat aktivitas kegiatan ope-
Tugas Akhir
PENERAPAN VARIABEL ...
AFIYANI FAKHURINDAH
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
rasional di dalam ruang perawatan pasien. 5) Air Biaya pemakaian air PDAM untuk keperluan operasional pelayanan pasien rumah sakit. Adapun biaya-biaya yang termasuk dalam penjualan dan administratif variabel adalah biaya-biaya penunjang yang berkaitan langsung dengan pelayanan kepada pasien, dan berikut adalah jenis-jenisnya : 1) Material non medik Biaya yang berkaitan dengan penggunaan linen dan ATK lainnya penunjang operasional pelayanan pasien rumah sakit. 2) Telepon Biaya yang menyangkut pengeluaran yang berkaitan dengan pemakaian telepon oleh seluruh bagian rumah sakit untuk aktivitas operasionalnya parawata pasien di luar ruang perawatan. 3) Listrik Biaya yang berkaitan langsung dengan aktivitas kegiatan operasional di luar ruang perawatan pasien, seperti di ruang perawat, dapur perawat, service area, dll. 2. Beban tetap langsung Beban tetap langsung adalah beban yang jumlahnya tetap dan berkaitan langsung dengan pelayanan terhadap pasien rumah sakit. Adapun biaya-biaya yang termasuk dalam beban tetap langsung adalah sebagai berikut :
Tugas Akhir
PENERAPAN VARIABEL ...
AFIYANI FAKHURINDAH
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
1) Beban penyusutan bangunan Biaya penyusutan yang menyangkut dengan penggunaan bangunan yang digunakan untuk operasional pelayanan kepada pasien. 2) Beban pemeliharaan bangunan Biaya yang harus dikeluarkan untuk pemeliharaan bangunan yang digunakan oleh rumah sakit dalam pelayanan kepada pasien. 3) Beban penyusutan alkes Biaya penyusutan yang menyangkut dengan penggunaan alat keehatan yang digunakan untuk pelayanan kepada pasien. 4) Beban pemeliharaan alkes Biaya yang harus dikeluarkan untuk pemeliharaan alat kesehatan yang telah digunakan dalam jasa pelayanan kepada pasien. 5) Gaji tenaga kerja medis Biaya yang harus dikeluarkan untuk pembayaran jasa terhadap tenaga medis yang telah melakukan pelayanan medis untuk pasien rumah sakit. 6) Gaji tenaga kerja non medis Biaya yang dikeluarkan untuk pembayaran jasa terhadap tenaga non medis yang telah melakukan pelayanan penunjang medis. 3. Beban tetap umum Beban tetap umum adalah beban yang harus dikeluarkan perusahaan tiap bulannya dan ditanggung oleh perusahaan. Serta pendapatan dan beban lainlain dimana pendapatan dan beban lain-lain adalah pendapatan yang diterima
Tugas Akhir
PENERAPAN VARIABEL ...
AFIYANI FAKHURINDAH
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
dari bentuk kerjasama berupa sewa tenant-tenant kosong yang terletak pada lantai 1 rumah sakit, seperti optik, salon, supermaket, dll. Beban lain-lain adalah beban yang harus dikeluarkan untuk sewa tenant-tenant tersebut seperti listrik,air, telepon, beban penyusutan dan pemeliharaan bangunan. 4.2.2 Pemisahan biaya-biaya yang berkaitan Data biaya unit-unit usaha didapatkan dengan cara observasi dan wawancara pada unit yang bersangkutan. Tetapi terkadang biaya yang dikeluarkan oleh suatu unit produksi tidak dicatat oleh unit itu sendiri melainkan oleh perusahaan. Untuk mengetahui seberapa besar beban-beban yang tak dibebankan kepada unit tersebut, maka dapat ditelusuri secara langsung dari tiap-tiap aktivitas yang dilakukan. Beberapa unit yang dapat dihitung dengan menggunakan metode penelusuran ini adalah unit-unit profit center khususnya pelayanan medis seperti unit Rawat Inap; Praktek Dokter Spesialis (PDS); Penunjang Medik yang terdiri dari unit Radiologi, Angiografi, Fisioteraphy, Farmasi, Laboratorium, CSSD, Haemodialisa; Unit Gawat Darurat (UGD); dan juga Kamar Operasi (OK). 1. Pemisahan penggunaan listrik Berikut ini akan dibahas secara rinci mengenai bagaimana cara yang digunakan dalam perhitungan-perhitungan yang dilakukan untuk memisahkan biaya listrik yang sudah seharusnya menjadi beban bagi unit-unit tersebut.
Tugas Akhir
PENERAPAN VARIABEL ...
AFIYANI FAKHURINDAH
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tugas Akhir
PENERAPAN VARIABEL ...
AFIYANI FAKHURINDAH
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tugas Akhir
PENERAPAN VARIABEL ...
AFIYANI FAKHURINDAH
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Hasil perhitungan pada halaman sebelumnya menunjukkan total pemakaian listrik untuk perawatan pasien rawat inap selama tahun 2008 adalah Rp 227.716.427,00 untuk Lantai 6, Rp 23.384.815,00 untuk perawatan Lantai 7, Rp 152.467.642,00 untuk perawatan pasien Lantai 8, Rp 117.775.772,00 untuk perawatan pasien Lantai 9, dan untuk perawatan pasien lantai 10 adalah Rp 94.595.375,00. Jadi total dari pemakaian listrik selama tahun 2008 adalah Rp 615.940.031,00. Tabel 4.3 Beban daya listrik diluar ruang perawatan rawat inap 2008 No
Ruang
1 2
Coridor Nurse Station
3
Ruang Tunggu
4
Gudang
5
Clean Utility
6
Pantry
7
Dirty Utility
8
Service Hall
9
Toilet
10
AC Central Jumlah
Fasilitas
Q
- Lampu Down Light 14 watt - Lampu Down Light 14 watt - Komputer 500 watt - Lampu Down Light 14 watt - TV 21" 95 watt - Lampu TL 36 watt - Lampu Down light 14 watt - Kulkas 70 watt - Lampu Down Light 14 watt
57 17 1 14 1 16 2 1 2
- Lampu Down Light 14 watt - Dispenser 615 watt - Lampu Down Light 14 watt - Lampu Baret 11 watt - Disposal 7800 watt - Lampu Down Liqht 11 watt - lampu TL 36 watt - Lampu Down Light 14 watt - Lampu Baret 11 watt - Hand Drayer 350 watt - Exhoust Fan 5 watt - AC 12,5 PK 900 watt / PK
2 1 3 1 1 9 6 8 8 2 7 1
Total daya (watt) 798 238 500 196 95 576 28 70 28
Tarif per 24 jam 8.894 2.624 5.514 2.161 1.048 6.352 309 772 309
28 615 42 11 7.800 126 216 112 88 700 35 11.250 23.552
309 6.782 463 121 21.489 1.389 2.382 1.235 970 7.719 38.591 124.057 233.490
Sumber : Data intern rumah sakit yang telah diolah Hasil perhitungan pada halaman sebelumnya menunjukkan bahwa total peng-
Tugas Akhir
PENERAPAN VARIABEL ...
AFIYANI FAKHURINDAH
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
gunaan listrik diluar ruang perawatan rawat inap tahun 2008 dalam 24 jam adalah Rp 233.490,00. Untuk mengetahui penggunaan listrik diluar ruang perawatan rawat inap selama satu tahun maka Rp 233.490,00 dapat dikalikan dengan 30 hari dan 12 bulan, maka hasil yang didapatkan adalah Rp 84.056.400,00. Jadi untuk penggunaan listrik pada setiap lantai rawat inap adalah Rp 84.056.400,00. Dengan demikian untuk kelima lantai rawat inap Rp 84.056.400 dapat dikalikan dengan lima lantai yang hasilnya adalah Rp 420.279.426,00. Tabel 4.4 Beban daya listrik diluar ruang perawatan PDS 2008 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Ruang Istirahat Dokter Areal PDS R. Tunggu Farmasi R. Tunggu Laboratorium R. Tunggu Farmasi Admission Clean Utility Dirty Utility Service Hall Main Hall Selasar Toilet Total
Total Daya (Watt) 3.247 2.000 49.507 10.225 984 543 4.705 28 53 384 721 490 935 73.822
Tarip per 12 jam 35.807 22.054 545.916 112.754 10.851 5.987 51.867 309 584 4.234 7.850 5.403 117.986 921.602
Sumber : Data intern rumah sakit yang telah diolah Hasil dari perhitungan di atas menunjukkan bahwa total daya listrik diluar ruang perawatan selama 12 jam dalam sehari adalah Rp 921.602,00 berarti Rp 921.602,00 harus dikalikan dengan 2 (dua) untuk mendapatkan 24 jam,
Tugas Akhir
PENERAPAN VARIABEL ...
AFIYANI FAKHURINDAH
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
hasilnya adalah Rp 1.843.204,00. Kemudian Rp 1.843.204,00 masih harus dikalikan dengan 30 hari dan 12 bulan untuk mendapatkan hasil dalam satu tahun, hasilnya adalah Rp 663.553.440,00. Beban daya listrik ini sudah termasuk didalamnya beban untuk laboratorium dan farmasi, maka harus dibagi 3 (tiga) untuk mendapatkan perhitungan yang benar dan hasilnya adalah Rp 221.184.480,00 untuk tiap - tiap unit (PDS, Laboratorium, dan farmasi). Tabel 4.5 Beban daya listrik ruang perawatan PDS 2008 No
Fasilitas
Q
Total daya
Tarif per
(Watt)
12 jam
1 jam
1
- Lampu DL 14 watt
6
84
468
39
2
- Komputer 500 watt
1
500
2.760
230
3
- Kulkas 70 watt
1
70
84
32
4
- Film Viewer 50 watt
1
50
276
23
5
- Exhoust Fan 5 watt
1
5
24
2
6
- AC 1 PK 900 watt
1
900
4.968
414
8.880
740
Total
Sumber : Data intern rumah sakit yang telah diolah Total dari hasil perhitungan di atas didapatkan hasil Rp 8.880,00 per ruangan dan hanya 12 jam saja, sedangkan ruang PDS terdiri dari 24 ruang maka harus Rp 8.880,00 harus dikalikan dengan 24 ruang PDS dan hasilnya adalah Rp 213.120,00. Untuk penggunaan ruang PDS dalam satu tahun, maka Rp 213.120,00 harus dikalikan dengan 25 hari dan 12 bulan, maka hasil yang didapatkan adalah Rp 63.936.000,00.
Tugas Akhir
PENERAPAN VARIABEL ...
AFIYANI FAKHURINDAH
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tabel 4.6 Beban daya listrik ruang Penunjang Medik (Radiologi) 2008 No
Ruang
1
EMG
2
EEG
3
MRI
4
Flourosgraphy
5
Mammography
6
Kompufed Radiography
7
R. Baca
8
PJ Radiologi
9
General Radiologi
10
USG
11
Cor. USG
12
13
Treadmill
CT – SCAN
Fasilitas
Q
Total Daya (Watt) 28 900 575 42 900 313 182 5.400 900 1.100 57.000 7.000 70 11 1.800 38.000 42 900 3.520 78 180 615 42 240 2.640 28 500 70 22 56 3.520 3.520 56 84
Tarif per 24 jam 309 9.925 9.925 463 9.925 3.444 2.007 59.547 9.925 12.122 628.140 231.420 772 121 19.849 418.760 463 9.925 38.790 1.081 1.984 6.782 463 2.645 87.278 309 5.514 772 243 617 38.790 38.790 617 926
Lampu Down Light 14 watt AC 1 PK 900 watt EMG Hihon Kohden Lampu Down Light 14 watt AC 1 PK 900 watt EEG Nihon Kohden Lampu Down Light 14 watt AC 2 PK 1800 watt AC 1 PK 900 watt Contras Injector Medrad Spectris MRI Archiva 1,5T PHILIPS Chiller MRI (1 unit standing) Lampu Down Light 14 watt Lampu Baret 11 watt AC 2 PK 1800 watt Fluoroscopy Duo Diagnost PHILIP Lampu Down Light 14 watt AC 1 PK 900 watt Mammorex PHILIPS Lampu Down Light 14 watt Film Viewer 60 watt Dispenser 615 watt Lampu Down Light 14 watt Film Viewer 60 watt Komputer Edit Film Lampu Down Light 14 watt Komputer 500 watt Lampu Down Light 14 watt Lampu Baret 11 watt Lampu Down Light 14 watt USG HD 11 XE (ECHO), UPS I USG HD 11 XE, UPS II Lampu Down Light 14 watt Lampu Baret 11 watt
2 1 1 3 1 1 13 3 1 1 1 3 5 1 1 1 3 1 1 7 3 1 3 4 3 2 1 5 2 4 1 1 4 6
- DC-Shock Cardioserv - Treadmill T2200 GE - Bed Paramount A5231
1 1 1
- Lampu Down Light 14 watt
13
182
2.007
- AC 2 PK 1800 watt - AC 1 PK 900 watt - Contras Injector Mallin Ckrodt
1 4 1
1.800 3.600 1.000
19.849 39.698 11.020
- MS CT-SCAN Briliant 64 slice PHI - ECG Philips M3046A - ECG Marquette Microsmart - Monitor DASH 5000 - ECG MAC 1200 ST Marquette
1 1 1 2 1
38.000 96 72 240 144
418.760 1.058 793 5.290 1.587
184 2.250 480
2.028 24.795 5.293
2.184.821
Sumber : Data intern rumah sakit yang telah diolah
Tugas Akhir
PENERAPAN VARIABEL ...
AFIYANI FAKHURINDAH
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Hasil dari perhitungan melalui proses penelusuran pada berbagai alat kesehatan tersebut menunjukkan bahwa total penggunaan listrik untuk ruang perawatan radiologi tahun 2008 dalam sehari adalah Rp 2.184.821,00. Untuk mengetahui penggunaan ruang perawatan radiologi selama satu tahun maka hasil perhitungan di atas yaitu Rp 2.184.821,00 dapat dikalikan dengan 30 hari untuk satu bulannya dan 12 bulan untuk satu tahunnya, maka hasil yang didapatkan adalah Rp 786.535.560,00. Tabel 4.7 Beban daya listrik ruang Penunjang Medik (Farmasi) 2008 No
Ruang
FasiIitas
Jumlah
Farmasi
Tarif per 24 jam
- Lampu Down Light 14 watt
10
140
1.544
- Lampu Halogen 25 watt
12
300
3.308
5
2.500
27.568
- Komputer 500 watt
1
Total Daya (Watt)
- Kulkas 70 watt
1
70
772
- Dispenser 615 watt
1
615
6.782
- Mesin Pendingin 750 watt
4
3.000
33.082
- AC 4 PK 3600 watt
1
3.600
39.698 112.754
Sumber : Data intern rumah sakit yang telah diolah
Hasil dari perhitungan di atas menunjukkan bahwa total penggunaan listrik untuk ruang farmasi tahun 2008 dalam 24 jam adalah Rp 112.754,00. Jika ingin mengetahui penggunaan ruang farmasi selama satu tahun maka Rp 112.754,00 dapat dikalikan dengan 30 hari dan 12 bulan, maka hasil yang didapatkan adalah Rp 40.591.440,00.
Tugas Akhir
PENERAPAN VARIABEL ...
AFIYANI FAKHURINDAH
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tabel 4.8 Beban daya listrik ruang Penunjang Medik (Fisioteraphy) 2008 Ruang
FasiIitas - Lampu Down Light 14 watt - AC 4 PK
Fisioteraphy
3600 watt
Q
Total Daya
20
280
Tarif per 24 jam 3.087
1
3.600
39.698
- USD Enraf Nonius sonopuls 490
1
240
2.645
- TENS Enraf Nonius ENDOMED 482 - SWD Enraf Nonius CURAPULS 970
1 1
240 400
2.645 4.408
- MWD Enraf Nonius RADARMED 950
1
990
10.910
- Manumed Enraf Nonius
1
184
2.028
- TRAKSI Enraf Nonius ELTRAC 471
1
44
485
- Parafin Bath - Bed Medifa MET4500
1 1
1.980 288
21.820 3.168
- Bed Paramount A5231
1
480
5.293 96.186
Sumber : Data intern rumah sakit yang telah diolah Hasil perhitungan di atas menunjukkan bahwa total penggunaan listrik untuk ruang
perawatan
fisioteraphy
tahun
2008
dalam
24
jam
adalah
Rp 96.186,00. Maka selama satu tahun dapat dikalikan dengan 30 hari untuk satu bulannya dan 12 bulan untuk satu tahunnya, maka hasil yang didapatkan adalah Rp 34.627.093,00. Tabel 4.9 Beban daya listrik Penunjang Medik (Angiografi) 2008 Ruang Angiografi
Fasilitas Lampu Down Light 14 watt AC 4 PK 3600 watt
Tugas Akhir
Jumlah 20 1
Total daya (Watt)
Tarif per 24 jam
280
3.087
3.600
39.698
AC 1 PK 900 watt
1
900
9.925
AC 1,5 PK 1350 watt
1
1.350
14.877
Angio Diagnost Allura X-PER PHILIPS Contras In ectJ or MEDRAD
1 57.000
628.140
1
1.100
12.122
IABP DATASCOPE CS 100
1
2.500
27.550
OXYCOM 3000
1
3.120
34.382
Monitor DASH 5000
2
Tensimeter Digital DINAMAP DC-Shock Cardioserv IPX-2
1 1
240 480 184
5.290 5.293 2.028 782.392
PENERAPAN VARIABEL ...
AFIYANI FAKHURINDAH
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Sumber : Data intern rumah sakit yang telah diolah Hasil perhitungan melalui proses penelusuran alat kesehatan di atas menunjukkan bahwa total penggunaan listrik untuk ruang perawatan angiografi tahun 2008 dalam 24 jam adalah Rp 782.392,00. Untuk mengetahui penggunaan ruang perawatan angiografi selama satu tahun maka Rp 782.392,00 dapat dikalikan dengan 30 hari untuk satu bulannya dan 12 bulan untuk satu tahunnya, maka hasil yang didapatkan adalah Rp 281.661.120,00. Tabel 4.10 Beban daya listrik ruang Penunjang Medik (CSSD) 2008 No 1
2
Ruang CSSD
Condor CSSD
Fasilitas Lampu Down Light 14 watt
Jumlah 23
Total Daya (watt) 322
Tarif per 24 jam 3.551
Komputer 500 watt
1
500
5.514
Dispenser 615 watt
1
615
6.782
Exhoust Fan 5 watt
7
35
386
AC 2,5 PK 2250 watt
1
2.250
24.811
Autoclave GE66 GETTINGE
1
2.7
29.754
Autoclave GE66EN GETTINGE
1
2.000
22.040
Lamipacker GETTINGE GS 240
1
240
2.645
Dryer GETTINGE 363
1
6.080
67.002
Bransonic Ultrasonic
1
950
10.469
DECOMAT GETTINGE 4656
1
1.500
16.530
SES 2000 Autoclave
1
2.750
30.305
Lampu Down Light 14 watt
5
780
772
AC 3 PK 2700 watt
1
2.700
29.774 250.335
Sumber : Data intern rumah sakit yang telah diolah Hasil dari perhitungan di atas menunjukkan bahwa total penggunaan listrik untuk ruang CSSD tahun 2008 dalam 24 jam adalah Rp 250.335,00. Untuk mengetahui penggunaan ruang CSSD selama satu tahun maka Rp 250.335,00 dapat dikalikan dengan 30 hari dan 12 bulan, maka hasil yang didapatkan adalah Rp 90.120.600,00.
Tugas Akhir
PENERAPAN VARIABEL ...
AFIYANI FAKHURINDAH
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tabel 4.11 Beban daya listrik ruang Penunjang Medik (Laboratorium) 2008 No
Ruang
FasiIitas Lampu Down Light 14 watt Lampu Tindakan 50 watt (Tidak Aktif)
1
2
Laboratorium
Tunggu Laboratorium
Jumlah 33
Total Daya Watt 462
Tarif 24 jam 5.094
1
50
551
Kulkas 70 watt
2
140
1.544
Dispenser 615 watt
1
615
6.782
Komputer 500 watt
4
2.000
22.054
Mini Compo 35 watt
1
35
386
AC 1 PK 900 watt
1
900
9.925
AC 6 PK 5400 watt
1
5.400
59.547
Centrifuge 5702 Eppendorf
1
200
2.204
Labofuge 300 Heraeus Blood Gas Analyzer AVL 2224 Compact IV
1
180
1.984
1
88
970
Electrolyte Analyzer ROCHE
1
50
551
Microscope OLYMPUS
1
55
606
Cobas Integra 400 ROCHE
1
980
10.800
Elecsys ROCHE
1
640
7.053
Centrifuge ROCHE Phothometer Eppendorf ECOMF6124 Diagnostica STAGO ROCHE BT 35125601
1
32
353
1
32
353
1
3.450
38.019
Microscope OLYMPUS 4L06016
1
55
606
CeilDyn 3700 ABBOTT 19968AN
1
900
9.918
Microscope OLYMPUS 5891489
1
55
606
Labofuge 200 Heraeus
1
65
716 6.888
Urisys ROCHE 1800
1
625
Incubator HERAEUS THERMO
1
65
716
Larnpu Down Light 14 watt
6
84
926
AC 1 PK 900 watt
1
900
9.925
18.058
199.077
Total
Sumber : Data intern rumah sakit yang telah diolah Hasil dari perhitungan melalui penelusuran alat kesehatan di atas menunjukkan bahwa total penggunaan listrik untuk ruang laboratorium tahun 2008 dalam 24 jam adalah Rp 199.077,00. Untuk mengetahui penggunaan ruang
Tugas Akhir
PENERAPAN VARIABEL ...
AFIYANI FAKHURINDAH
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
laboratorium selama satu tahun maka Rp 199.077,00 dapat dikalikan dengan 30 hari untuk satu bulannya dan 12 bulan untuk satu tahunnya, maka hasil yang didapatkan adalah Rp 71.667.720,00. Tabel 4.12 Beban daya listrik ruang Penunjang Medik (Haemodialisa) 2008 No
Ruang
1
Cor. HD
2
3
4
5
6
7
8
HD
Nurse Station HD
VIP HD 1
VIP HD 2
R. Tunggu HD
Toilet HD
RO
- Lampu Down Light 14 watt - Lampu Baret 14 watt
7 16
98 224
Tarif 24 jam 1.081 2.470
- Lampu TL 18 watt
7
126
1.389
- Lampu TL 36 watt
7
252
2.779
- TV 14" 70 watt
7
490
5.403
- AC 4 PK 3600 watt
1
3.600
39.698
- Fresenius Medical Care 4008S
10
2.640
290.928
- Monitor DASH 5000
3
240
7.934
Fasilitas
Jumlah
Total Daya Watt
-Tensimeter Digital DINAMAP
4
480
21.172
- Bed Paramount A842
8
480
42.345
- Dialisys Chair Paramount
2
480
10.586
- Lampu Down Light 14 watt
4
56
617
- Komputer 500 watt
1
500
5.514
- Lampu Down Light 14 watt
2
28
309
- Lampu TL 18 watt
1
18
198
- Lampu TL 36 watt
1
36
397
- TV 14" 70 watt
1
70
772
- AC 1 PK 900 watt
1
900
9.925
- Lampu Down Light 14 watt
2
28
309
- Lampu TL 18 watt
1
18
198
- Lampu TL 36 watt
1
36
397
- TV 14" 70 watt
1
70
772
- AC 1 PK 900 watt
1
900
9.925
- Lampu Down Light 14 watt
6
84
926
- AC 1 PK 900 watt
1
900
9.925
- Lampu Down Light 14 watt
2
28
309
- Lampu Baret 11 watt
2
22
243
- Exhoust Fan 5 watt
1
5
55
- Lampu Down Light 14 watt
2
28
309
- Pompa 740 watt
4
2.960
32.619
- Mesin RO 2200 watt
1
2.200
24.244 523.748
Sumber : Data intern rumah sakit yang telah diolah
Tugas Akhir
PENERAPAN VARIABEL ...
AFIYANI FAKHURINDAH
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Hasil perhitungan pada halaman sebelumnya menunjukkan bahwa total penggunaan listrik untuk ruang perawatan haemodialisa tahun 2008 dalam 24 jam adalah Rp 523.748,00. Untuk mengetahui penggunaan ruang perawatan haemodialisa selama satu tahun maka Rp 523.748,00 dapat dikalikan dengan 30 hari dan 12 bulan, maka hasil yang didapatkan adalah Rp 188.549.280,00. Dari perhitungan-perhitungan sebelumnya maka dapat kita ketahui beban daya listrik dalam satu tahun untuk unit penunjang medik yang terdiri dari unit
radiologi
sebesar
Rp
786.535.560,00,
unit
farmasi
sebesar
Rp 40.591.440,00, unit fisioteraphy sebesar Rp 34.627.093,00, unit angiografi sebesar Rp 281.661.120,00, unit laboratorium sebesar Rp 71.667.720,00, unit CSSD
sebesar
Rp
90.120.600,00,
unit
haemodialisa
sebesar
Rp 188.549.280,00. Maka hasilnya dalam satu tahun (2008) rumah sakit mengeluarkan biaya sebesar Rp 1.493.752.813,00 untuk penggunaan listrik. Selain penggunaan listrik para ruang perawatan kesehatan tersebut, daya listrik untuk luar ruang perawatan juga harus dipisahkan dari biaya umum seperti yang dilakukan sebelum-sebelumnya. Perhitungan biaya listrik untuk luar ruang perawatan ini terdiri dari ruang tunggu, admission, ruang tunggu EEG, ruang khusus, pantry, ruang spool holk, ruang konsultasi, ruang tunggu angio, selasar, ruang medical support manager, toilet dan ruang-ruang yang lainnya. Pada tabel 4.14 berikut akan dijelaskan perhitungan untuk beban daya listrik diluar ruang perawatan penunjang medik 2008.
Tugas Akhir
PENERAPAN VARIABEL ...
AFIYANI FAKHURINDAH
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tugas Akhir
PENERAPAN VARIABEL ...
AFIYANI FAKHURINDAH
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Hasil perhitungan pada halaman sebelumnya menunjukkan total penggunaan listrik diluar ruang perawatan unit penunjang medik tahun 2008 per 24 jam adalah Rp 520.321,00. Untuk mengetahui penggunaan diluar ruang perawatan selama satu tahun maka Rp 520.321,00 dapat dikalikan dengan 30 hari dan 12 bulan, maka hasil yang didapatkan adalah Rp 187.315.560,00. Hasil tersebut diatas harus ditambahkan dengan penggunaan listrik diluar ruang perawatan unit farmasi, laboratorium, dan CSSD seperti pada perhitungan sebelumnya. Jika digabungkan hasilnya adalah Rp 705.932.160,00. Tabel 4.14 Beban daya listrik ruang perawatan UGD 2008 Ruang UGD
Fasilitas
Q
Total daya (watt)
- Lampu Down Light 14 watt
32
448
4.940
- Lampu TL 18 watt (Tdk Aktif)
8
144
1.587
- Lampu TL 36 watt (Tdk Aktif)
8
288
3.176
- Komputer 500 watt
1
500
5.514
- Kulkas
1
70
772
- Dispenser 615 watt
1
615
6.782
- TV 21" 95 watt
1
95
1.048
- AC 1 PK 900 watt
1
7.200
79.396
70 watt
- DC-Shock Cardioserv IPX-2
1
184
2.028
- Monitor DASH 5000
3
240
7.934
- ECG Marquette Microsmart
1
72
793
- Infusion Pump TE-112
2
13
282
- Syringe Pump TE-331
3
18
204
- Bed Paramount A5231
8
480
42.345
Total OK UGD
Tarif per 24 jam
156.800
- Lampu TL 36 watt
8
288
3.192
- Hand Dryer 350 watt
1
350
3.860
- ESU ESCHMANN
1
748
8.243
- Operation Table MET 4500 MEDIFA
1
288
3.168
- Operating Lamp blue light hanaulux
1
130
1.433
Total Grand Total
19.895 176.695
Sumber : Data intern rumah sakit yang telah diolah
Tugas Akhir
PENERAPAN VARIABEL ...
AFIYANI FAKHURINDAH
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Hasil perhitungan pada halaman sebelumnya menunjukkan bahwa total penggunaan listrik ruang perawatan unit gawat darurat tahun 2008 dalam 24 jam adalah Rp 176.695,00. Untuk mengetahui penggunaan ruang perawatan UGD selama satu tahun 2008 maka Rp 176.695,00 dapat dikalikan dengan 30 hari dan 12 bulan, maka hasil yang didapatkan adalah Rp 63.610.193,00. Tabel 4.15 Beban daya listrik diluar ruang perawatan UGD 2008 Ruang
Fasilitas
Toilet UGD
- Lampu Down Light 14 watt - Lampu Baret 11 watt
Cor UGD
- Lampu Down Light 14 watt
Q
Total daya (watt)
2 3 Total 4
Tarif per 24 jam
28 33
309 364 673
2.000
617
Total Gudang 1
- Lampu Down Light 14 watt
Gudang 2
- Lampu Down Light 14 watt
4 Total 2
Dirty Utility
- Lampu Down Light 14 watt - Lampu Baret 11 watt
Total 3 1
Service Hall
- Lampu Down Light 14 watt - Lampu TL 36 watt
Main Hall
- Lampu DL 20 watt - Lampu TL 36 watt
617 56 28
617 617 309
42 11
309 463 121
Total 6 6 Total
84 216
584 926 2.382 3.308
6 6
120 216
1.322 2.382
Total
3.704 9.813
Grand total Satu tahun
30 hari x 12 bulan
3.532.712
Sumber : Data intern rumah sakit yang telah diolah Hasil dari perhitungan di atas menunjukkan bahwa total penggunaan listrik diluar ruang perawatan unit gawat darurat tahun 2008 dalam 24 jam adalah Rp 9.813,00. Untuk mengetahui penggunaan listrik diluar ruang perawatan UGD selama satu tahun maka Rp 9.813,00 dapat dikalikan dengan 30 hari dan 12 bulan, maka hasil yang didapatkan adalah Rp 3.532.712,00.
Tugas Akhir
PENERAPAN VARIABEL ...
AFIYANI FAKHURINDAH
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tugas Akhir
PENERAPAN VARIABEL ...
AFIYANI FAKHURINDAH
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tugas Akhir
PENERAPAN VARIABEL ...
AFIYANI FAKHURINDAH
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Hasil perhitungan pada halaman 65 untuk penggunaan listrik ruang perawatan unit kamar operasi tahun 2008 per 4 jam adalah Rp 64.688,00. Untuk mengetahui penggunaan listrik diluar ruang perawatan OK selama satu tahun maka Rp 64.688,00 dapat dikalikan dengan 30 hari dan 12 bulan, maka hasil yang didapatkan adalah Rp 23.287.680,00. Sedangkan Hasil perhitungan untuk penggunaan listrik diluar ruang perawatan unit kamar operasi tahun 2008 dalam 24 jam yang telah dijelaskan pada halaman 66 adalah Rp 635.397,00. Untuk mengetahui penggunaan listrik diluar ruang perawatan OK selama satu tahun maka Rp 635.397,00 dapat dikalikan dengan 30 hari dan 12 bulan, maka hasil yang didapatkan adalah Rp 228.742.920,00. 2. Pemisahan biaya air Pemisahan biaya air untuk unit-unit profit center memang harus dilakukan karena unit-unit tersebut menggunakan air untuk setiap pelayanannya terhadap pasien, terlebih lagi untuk pasien rawat inap dan yang lainnya. Pemisahan biaya air ini berpedoman pada buku unit cost yang dimiliki oleh pihak rumah sakit dan berikut pemisahannya 1) Unit Rawat Inap Tarif penggunaan air untuk satu pasien rawat inap per hari adalah Rp 2.500,00, sedangkan pasien rawat inap lantai 6 dalam setahun menginap selam 6.942 malam, lantai 7 dalam setahun menginap selama 1.840 malam, lantai 8 dalam setahun menginap selama 5.347 malam, lantai 9
Tugas Akhir
PENERAPAN VARIABEL ...
AFIYANI FAKHURINDAH
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
dalam setahun menginap selama 4.004 malam, dan lantai 10 dalam setahun menginap selama 4.028 malam. Maka jika total dari jumlah menginap pasien rawat inap selama setahun adalah 22.161 malam dan dikalikan dengan tarif air per malam Rp 2.500,00 adalah Rp 55.402.500,00. 2) Unit Praktek Dokter Spesialis (PDS) Tarif penggunaan air untuk unit PDS telah ditentukan sebesar Rp 14.300,00 per hari, dan jika PDS beroperasi selama 25 hari dalam satu bulan maka dalam
satu
bulan
unit
PDS
harus
menanggung
biaya
sebesar
Rp 375.500,00. Untuk mengetahui penggunaan air dalam satu tahun maka Rp 375.000,00 dapat dikalikan dengan 12 bulan yang mana hasilnya adalah Rp 4.290.00,00. 3) Unit Penunjang Medik Tarif penggunaan air untuk unit penunjang medik telah ditentukan sebagai berikut; radiologi sebesar Rp 14.300,00, angiografi sebesar Rp 14.300,00, haemodialisa sebesar Rp 14.300,00, CSSD sebesar Rp 22.500,00, laboratorium sebesar Rp 14.300,00, farmasi sebesar Rp 14.300,00, fisioteraphy sebesar Rp 14.300,00, maka jika unit penunjang medik ini beroperasi selama satu bulan penuh maka hasilnya adalah Rp 3.249.000,00 dan untuk penggunaan air selama satu tahun adalah Rp 38.988.000,00. 4) Unit Gawat Darurat (UGD) Tarif penggunaan air untuk unit gawat darurat (UGD) telah ditentukan
Tugas Akhir
PENERAPAN VARIABEL ...
AFIYANI FAKHURINDAH
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
sebesar Rp 14.300,00 per hari, dan jika PDS beroperasi selama satu bulan penuh maka dalam satu bulan unit gawat darurat harus menanggung biaya sebesar Rp 429.000,00. Untuk mengetahui penggunaan air dalam satu tahun maka Rp 429.000,00 dapat dikalikan dengan 12 bulan yang mana hasilnya adalah Rp 5.148.000,00. 5) Unit Kamar Operasi (OK) Tarif penggunaan air untuk unit kamar operasi (OK) telah ditentukan sebesar Rp 22.500,00 per hari, dan jika PDS beroperasi selama 25 hari dalam satu bulan maka dalam satu bulan unit kamar operasi harus menanggung biaya sebesar Rp 562.500,00. Untuk mengetahui penggunaan air dalam satu tahun maka Rp 562.500,00 dapat dikalikan dengan 12 bulan yang mana hasilnya adalah Rp 6.750.000,00. 3. Pemisahan biaya telepon Pemisahan biaya telp untuk unit-unit profit center memang harus dilakukan karena unit-unit tersebut menggunakan telp untuk setiap pelayanannya terhadap pasien, terlebih lagi untuk pasien rawat inap dan yang lainnya. Pemisahan biaya telp ini berpedoman pada buku unit cost yang dimiliki oleh pihak rumah sakit dan berikut pemisahannya 1) Mengenai tarif telepon RS Husuda Utama, perusahaan menghitungnya dengan menggunakan prosentase pemakaian telepon per unitnya. Untuk unti rawat inap, prosentase pemakaian adalah 15,94% dari total pemakaian telepon perusahaan. Prosentase sebanyak
Tugas Akhir
PENERAPAN VARIABEL ...
15,94%
ini
disebabkan
AFIYANI FAKHURINDAH
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
2) Prosentase penggunaan telepon untuk unit Praktek Dokter Spesialis (PDS) adalah 4,04% dari total penggunaan telepon perusahaan. Maka, dalam satu tahun, tarif telepon untuk unit PDS adalah Rp. 10.500.000,00 dari total pemakaian telepon sebanyak Rp 259.764.718,00. 3) Untuk unit Penunjang medik, prosentase pemakaian adalah 6,42% dari total penggunaan telepon perusahaan. Prosentase sebanyak 6,42% ini disebabkan untuk menghubungi para pasein dan juga dokter jaga unit penunjang medik, serta untuk menghubungi para supplier material medis jika tidak tersedia material medis tersebut, seperti Film uk 35/43 cm untuk CT SCAN kepala, dan lain sebagainya. Dalam satu tahun, tarif telepon untuk unit penunjang medik adalah Rp 16.200.000,00. 4) Untuk Unit Gawat Darurat (UGD), prosentase pemakaian adalah 13,17% dari total penggunaan telepon perusahaan. Hal ini disebabkan karena untuk menghubungi dokter spesialis jika ada pasien UGD yang lengsung membutuhkan pertolongan darurat diluar dokter jaga UGD. Maka dalam satu tahun, tarif yang dikenakan untuk unit ini adalah Rp 34.200.000,00. 5) Prosentase pemakaian telepon untuk unit Kamar Operasi (OK) adalah 9,01% dari total penggunaan telepon perusahaan. Hal ini disebabkan oleh unit kamar operasi yang memiliki kecenderungan menghubungi dokter
Tugas Akhir
PENERAPAN VARIABEL ...
AFIYANI FAKHURINDAH
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
spesialis untuk segera melalukan operasi kepada pasien, di mana waktunya sangat tak terduga pula. Kecenderungan lain adalah untuk menghubungi pihak-pihak yang berhubungan dengan penyedia material medis unit kamar operasi. Maka dalam satu tahun, tarif telepon untuk unit OK adalah Rp 23.400.000,00 dari total rekening telepon sebesar Rp 259.764.718,00. 4. Pemisahan beban penyusutan dan pemeliharaan bangunan Tabel 4.18 Penyusutan Bangunan Tahun 2008 Lantai UG 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
LUAS ( M2 ) 1.892 1.886 1.886 1.181 1.600 1.600 1.589 1.589 1.198 1.198 1.289
PEMBANGUNAN
LIFE TIME
( THN ) 1997 1997 1997 1997 1997 1997 1997 1997 1997 1997 1997
( THN ) 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
HARGA PEROLEHAN ( Rp ) 14.488.521.406 14.488.521.406 14.488.521.406 14.488.521.406 14.488.521.406 14.488.521.406 10.599.321.536 10.599.321.536 5.882.206.156 5.882.206.156 5.529.323.698
NILAI BUKU Tahun 2008 ( Rp ) 482.467.762 482.467.762 482.467.762 482.467.762 482.467.762 482.467.762 353.310.718 353.310.718 196.073.539 196.073.539 176.441.231
Sumber : Data intern rumah sakit yang telah diolah Unit profit center pada lantai 1 adalah UGD, untuk unit ini menanggung beban penyusutan bangunan sebesar Rp 160.822.587,00 dan beban pemeliharaan sebesar 15% yaitu Rp 24.123.388,00. Unit profit center yang terdapat pada lantai 2 adalah unit Praktek Dokter Spesialis (PDS), Laboratorium dan Farmasi. Maka beban penyusutan yang harus ditanggung oleh masing-masing unit adalah Rp 160.822.587,00 dan beban pemeliharaan 15% dari beban penyusutan bangunannya yaitu Rp 24. 123.388,00. Unit profit center yang terdapat pada Lantai 3 adalah unit
Tugas Akhir
PENERAPAN VARIABEL ...
AFIYANI FAKHURINDAH
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
penunjang medik. Dengan demikian beban penyusutan bangunan yang harus ditanggung oleh masing-masing unit adalah Rp 120.616.941,00, beban pemeliharaan bangunan sebesar 15% dari beban penyusutannya adalah Rp 18.092.541,00. Jika digabungkan dengan unit penunjang medik lainnya adalah
Rp 964.935.523,00 dan beban pemeliharaan bangunan sebesar 15%
dari beban penyusutannya adalah Rp 144.740.328,00. Untuk beban penyusutan bangunan unit Kamar Operasi (OK) yang terdapat pada lantai 5 adalah Rp 160.822.587,00 dan beban pemeliharaannya sebesar 15% yaitu Rp 24.123.388,00. Untuk beban penyusutan bangunan unit Rawat Inap yang terdapat pada lantai 6, lantai 7, lantai 8, lantai 9, lantai 10 adalah Rp 1.275.209.744,00 dan beban pemeliharaannya sebesar 15% yaitu Rp 191.281.462,00. Pada perhitungan-perhitungan yang dilakukan sebelumnya untuk memisahkan biaya listrik, biaya penggunaan air, telepon serta beban penyusutan dan beban pemeliharaannya agar dapat digolongkan ke dalam beban-beban yang menjadi unsur dalam penyusunan laporan laba rugi per segmen metode variabel costing. Dari hasil pemisahan biaya antara biaya yang tergolong dalam beban variabel, beban tetap langsung, dan beban tetap umum maka dapat dilakukan pengaplikasian bentuk laporan laba rugi dengan metode variable costing, dan dapat dilihat seperti yang Tabel 4.20 pada halaman berikut ini.
Tugas Akhir
PENERAPAN VARIABEL ...
AFIYANI FAKHURINDAH
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Tugas Akhir
PENERAPAN VARIABEL ...
AFIYANI FAKHURINDAH
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Dari hasil laporan laba rugi dengan metode variable costing, maka dapat diketahui analisis rasio dari : 1) Rasio marjin kontribusi untuk tahun 2008 Rumus = Margin kontribusi x 100% Pendapatan (1) Rasio Rawat Inap
= Rp 10.742.836.083,00 x 100% = 60,25% Rp 17.830.066.023,00
(2) Rasio PDS
= Rp 1.174.515.351,00 Rp 4.236.548.208,00
x 100% = 27,72%
(3) Rasio Penunjang medik =Rp 31.570.409.393,00 Rp 55.762.971.020,00
x 100% = 56,62%
(4) Rasio UGD
= Rp 192.342.327,00 Rp 377.298.175,00
x 100% = 50,98%
(5) Rasio OK
= Rp 12.673.581.595,00 Rp 21.027.911.261,00
x 100% = 60,27%
2) Rasio margin segmen untuk tahun 2008 Rumus = Margin Segmen Pendapatan
x 100%
(1) Rasio Rawat Inap
= Rp 6.796.370.870,00 x 100% = 38,12% Rp 17.830.066.023,00
(2) Rasio PDS
= Rp 359.192.487,00 x 100% = 8,48% Rp 4.236.548.208,00
(3) Rasio Penunjang medik = Rp 21.942.499.774,00 x 100% = 39,35% Rp 55.762.971.020,00
Tugas Akhir
(4) Rasio UGD
= (Rp 1.421.408.253,00) x 100% = - 376,73% Rp 377.298.175,00
(5) Rasio OK
= Rp 9.061.464.174,00 x 100% Rp 21.027.911.261,00
PENERAPAN VARIABEL ...
= 43,09%
AFIYANI FAKHURINDAH
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
4.2.3
Penilaian prestasi kerja bagian dengan Margin Kontribusi dan Margin Segmen Margin segmen merupakan metode pelaporan kontribusi untuk mengevaluasi
bagian-bagian yang ada dan berguna untuk mengukur perubahan laba yang terjadi. Margin segmen harus dapat menunjukkan kelebihan dari nilai pendapatan suatu bagian terhadap biaya langsung bagian tersebut. Kelebihan tersebut untuk menutupi biaya bersama atau biaya tidak langsung yang kemudian akan menghasilkan laba secara keseluruhan. Dari hasil tersebut akan diketahui bagian mana yang memberikan margin segmen positif dan mana yang memberikan margin segmen negatif. 1. Unit Rawat Inap Dari hasil laporan profitabilitas rumah sakit yang telah diolah dari metode full costing menjadi metode variable costing, maka dapat diketahui bahwa laba segmen unit Rawat Inap pada tahun 2008 adalah Rp 6.796.370.870,00 artinya pendapatan pada unit ini dapat menutup biaya langsungnya dan menyisakan laba segmen sebesar Rp 6.796.370.870,00 untuk laba perusahaan keseluruhan serta Rp 10.742.836.083,00 untuk laba kontribusi yang dihasilkan oleh unit rawat inap. Nilai dari rasio margin kontribusi adalah 60,25% atas pendapatan unit rawat inap, maka pendapatan yang dihasilkan masih menyisakan laba kontribusi unit tersebut. Dilihat dari margin segmennya didapatkan hasil sebesar 38,12% atas pendapatan unit, maka margin segmen yang sebesar 38,12% tersebut juga masih berkontribusi terhadap laba perusahaan. Dari hasil perhitungan profitabilitas yang menggunakan metode full costing diperoleh
Tugas Akhir
PENERAPAN VARIABEL ...
AFIYANI FAKHURINDAH
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
laba kotor sebesar Rp 9.035.333.206,00 di mana jika kita melakukan perhitungan dengan menggunakan metode variable costing akan didapatkan laba segmen sebesar Rp 6.796.370.870,00. Dengan demikian maka perhitungan yang menggunakan metode full costing dianggap kurang efektif karena selisih yang didapatkan sebesar Rp 2.238.962.336,00, sebagai beban yang harus ditanggung oleh perusahaan, bukan beban yang ditanggung oleh unit rawat inap itu sendiri. 2. Unit Praktek Dokter Spesialis (PDS) Pada unit Praktek Dokter Spesialis (PDS) diperoleh hasil sebesar Rp 359.192.487,00 dari perhitungan yang menggunakan metode variable costing. Hal ini menunjukkan bahwa unit PDS masih menyisakan laba segmen dari total laba bersih perusahaan serta Rp 1.174.515.351,00 untuk laba kontribusi dari unit PDS. Nilai dari rasio margin kontribusi adalah 27,72% atas pendapatan unit PDS, maka pendapatan yang dihasilkan masih menyisakan laba kontribusi untuk perusahaan. Dilihat dari margin segmennya didapatkan hasil sebesar 8,48% atas pendapatan unit tersebut, maka margin segmen yang sebesar 8,84% tersebut juga masih berkontribusi terhadap laba perusahaan. Dari hasil perhitungan profitabilitas yang menggunakan metode full costing didapatkan laba kotor sebesar Rp 844.048.943,00 dimana jika kita melakukan perhitungan ini menggunakan metode variable costing maka akan didapatkan laba segmen sebesar Rp 359.192.487,00. Dapat dilihat bahwa perhitungan yang menggunakan metode full costing kurang efektif karena
Tugas Akhir
PENERAPAN VARIABEL ...
AFIYANI FAKHURINDAH
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
selisih yang didapatkan sebesar Rp 484.856.456,00 dianggap beban yang harus ditanggung oleh perusahaan, bukan beban yang ditanggung oleh unit Praktek Dokter Spesialis itu sendiri. 3. Unit Penunjang Medik Margin kontribusi dan margin segmen pada tahun 2008 untuk unit Penunjang Medik dalam metode variable costing adalah sebesar Rp 31.570.409.393,00 dan Rp 21.942.499.774,00 dan dalam metode full costing laba kotor yang dihasilkan adalah sebesar Rp 25.307.048.599,00. Margin kontribusi yang dihasilkan atas pendapatan adalah sebesar 56,62% artinya pendapatan dari unit tersebut masih menyisakan laba kontribusi untuk perusahaan. Margin segmen atas pendapatan sebesar 39,35%. Dari dua hal tersebut masing-masing dibandingkan dengan pendapatan yang akan mempunyai kemungkinan besar dalam memperoleh laba bersih tersebut. Hal ini disebabkan karena metode variable costing unsur-unsur biaya yang sebenarnya bukan menjadi beban secara langsung (beban umum) kepada unit penunjang medik, tidak menjadi unsur pengurang pendapatan sehingga laporan yang ditunjukkan benar-benar merupakan biaya yang sesungguhnya terjadi dan berhubungan langsung dengan unit tersebut. Pada tahun 2008 ini metode full costing menghasilkan laba kotor sebesar Rp 25.307.048.599,00 sedangkan metode variable costing menunjukkan laba segmen sebesar Rp 21.942.499.774,00. Hal ini karena beban langsung unit tersebut sebesar Rp 3.364.548.820,00 masih dianggap beban umum perusahaan.
Tugas Akhir
PENERAPAN VARIABEL ...
AFIYANI FAKHURINDAH
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
4. Unit Gawat Darurat (UGD) Dari hasil laporan profitabilitas rumah sakit yang telah diolah dari me-tode full costing menjadi metode variable costing, maka dapat diketahui bahwa laba kontribusi sebesar Rp 192.342.327,00 dan rugi segmen Unit Gawat Darurat (UGD) pada tahun 2008 adalah (Rp 1.421.408.253,00) artinya pendapatan pada unit ini tidak dapat menutup biaya langsungnya. Nilai dari rasio margin kontribusi adalah 50,98% atas pendapatan dari UGD, maka pendapatan tersebut masih menyisakan laba kontribusi. Tetapi dilihat dari margin segmennya didapatkan hasil sebesar -376,73% atas pendapatan unit, maka margin segmen yang sebesar -376,73% tersebut menggambarkan bahwa segmen ini tidak berkontribusi terhadap laba perusahaan bahkan cenderung mengurangi laba perusahaan. Dari hasil perhitungan profitabilitas yang menggunakan metode full costing didapatkan rugi kotor sebesar (Rp 1.129.971.372,00) dimana jika kita melakukan perhitungan ini menggunakan metode variable costing maka akan didapatkan rugi segmen sebesar (Rp 1.421.408.253,00). Dapat dilihat bahwa perhitungan yang menggunakan metode full costing kurang efektif karena selisih yang didapatkan sebesar (Rp 291.436.881,00) dianggap beban yang harus ditanggung oleh perusahaan, bukan beban yang ditanggung oleh unit gawat darurat itu sendiri. 5. Unit Kamar Operasi (OK) Pada
unit
Kamar
Operasi
(OK)
didapatkan
laba
segmen
sebesar
Rp 9.061.464.174,00 dan Rp 12.673.581.595,00 untuk laba kontribusi dari
Tugas Akhir
PENERAPAN VARIABEL ...
AFIYANI FAKHURINDAH
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
perhitungannya menggunakan metode variable costing , hal ini menunjukkan bahwa unit OK masih menyisakan laba segmen dari total laba bersih perusahaan. Nilai dari rasio margin kontribusi adalah 60,27% atas pendapatan unit, maka pendapatan yang dihasilkan masih menyisakan laba kontribusi untuk perusahaan. Dilihat dari margin segmennya didapatkan hasil sebesar 43,09% atas pendapatan, maka margin segmen yang sebesar 43,09% tersebut juga berkontribusi atas laba perusahaan. Hal ini dapat diartikan bahwa dari margin kontribusi dan margin segmen masih berkontribusi untuk laba bersih perusahaan. Dari hasil perhitungan profitabilitas yang menggunakan metode full costing didapatkan laba kotor sebesar Rp 9.377.445.469,00 dimana jika kita melakukan perhitungan ini menggunakan metode variable costing maka akan didapatkan laba segmen sebesar Rp 9.061.464.174,00. Dapat dilihat bahwa perhitungan yang menggunakan metode full costing kurang efektif karena selisih yang didapatkan sebesar Rp 315.981.295,00 dianggap beban yang harus ditanggung oleh perusahaan, bukan beban yang ditanggung oleh unit Kamar Operasi itu sendiri.
Tugas Akhir
PENERAPAN VARIABEL ...
AFIYANI FAKHURINDAH
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan Berdasarkan latar belakang dan pembahasan yang telah dikemukakan dalam bab sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Laporan laba rugi yang digunakan adalah dengan metode full costing. Tetapi laporan laba rugi dengan metode variable costing akan menghasilkan informasi yang lebih akurat, seperti informasi yang tepat dalam mengukur kinerja dari masing-masing segmen karena memisahkan biaya variabel dan biaya tetap yang akan menghasilkan margin kontribusi, serta memisahkan biaya tetap menjadi biaya tetap langsung dan biaya tetap umum, sehingga margin segmen dapat diketahui dan hasilnya dapat bermanfaat untuk kinerja segmen. Dalam pemisahan biaya variabel dan biaya tetap langsung, dapat ditelusuri secara langsung berdasarkan aktivitas. 2. Laba bersih yang dihasilkan dalam metode full costing dan variable costing adalah sama yaitu Rp 14.912.275.538,00 hanya saja cara pembebanannya yang berbeda. 5.2 Saran Saran yang dapat diberikan pada manajemen sesuai dengan pembahasan yang telah dilakukan adalah sebagai berikut :
Tugas Akhir
PENERAPAN VARIABEL ...
AFIYANI FAKHURINDAH
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
1. Sebaiknya Rumah Sakit Husada Utama menyusun konsep laporan segmental unit berdasarkan metode variable costing untuk tujuan penilaian dan evaluasi bagi pihak internal perusahaan, karena dari penyusunan laporan segmental, dapat dilakukan penilaian kinerja dan profitabilitas unit yang lebih akurat, mengidentifikasi konsumsi biaya yang diserap oleh unit yang berbeda, dalam hubungannya dengan tingkat pelayanan medis dan pendapatan rumah sakit. 2. Pemanfaatan buku unit cost yang telah dimiliki oleh pihak rumah sakit secara baik, karena bisa menjadi pedoman untuk perhitungan biaya-biaya yang diperlukan dalam pelaporan per segmen ini.
Tugas Akhir
PENERAPAN VARIABEL ...
AFIYANI FAKHURINDAH
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Carter, William K. and Milton F. Usry. 2006. Akuntansi Biaya. Edisi Ketiga Belas. Terjemahan. Jakarta : Penerbit Salemba Empat. Djojodibroto, R. Darmanto. 1997. Kiat Mengelola Rumah Sakit. Jakarta : Penerbit Hipokrates. Garrison, Ray H. and Eric W. Noreen. 2000. Managerial Accounting. Edisi Kesatu. Terjemahan A. Totok Budi Santoso. Jakarta : Salemba Empat. --------. 2003. Managerial Accounting. Seventeenth Edition. New York : McGrawHill Companies, Inc. Hansen, Don R. and Maryanne M. Mowen. 2005. Management Accounting. Edisi Ketujuh. Buku Satu. Terjemahan Dewi Fitriasari dan Deni Arnos Kwary. Jakarta : Salemba Empat. --------. 2005. Management Accounting. Edisi Ketujuh. Buku Dua. Terjemahan Dewi Fitriasari dan Deni Arnos Kwary. Jakarta : Salemba Empat. Hilton, Ronald W. 2005. Managerial Accounting : Creating Value in a Dynamic Business Environment. Fifth Edition. New York : McGraw-Hill Companies, Inc. Horngren, Charles T., Srikant M. Datar and George Foster. 2006. Cost Accounting. Twelfth Edition. New Jersey : Pearson Education, Inc. Moleong, Lexy J. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Mulyadi. 2001. Akuntansi Manajemen: Konsep, Manfaat, dan Rekayasa. Edisi Ketiga. Jakarta : Penerbit Salemba Empat. Munawir, S. 2002. Akuntansi Keuangan dan Manajemen. Edisi Kesatu. Yogyakarta : Fakultas Ekonomi UGM. Sabrina, Christina Vania. 2007. Laporan Per Segmen dengan Metode Variable Costing Sebagai Alat Untuk Menilai Kinerja Lini Produk pada PT. Coca Cola Bottling Indonesia – Unit Jawa Timur. Skripsi. Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Airlangga.
Tugas Akhir
PENERAPAN VARIABEL ...
AFIYANI FAKHURINDAH
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Sekaran, Uma. 2006. Metodologi Penelitian untuk Bisnis. Fourth Edition. Jakarta : Salemba Empat. VanDerbeck, Edward J. 2005. Principles of Cost Accounting. Thirteenth Edition. Ohio : South-Western of Thompson Learning, Inc.
Tugas Akhir
PENERAPAN VARIABEL ...
AFIYANI FAKHURINDAH