ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
SKRIPSI
HUBUNGAN ANTARA STRES DAN KEBIASAAN MAKAN DENGAN TERJADINYA KEKAMBUHAN PENYAKIT GASTRITIS (Studi Pada Penderita Gastritis di Balai Pengobatan Dan Rumah Bersalin Mawaddah Kecamatan Ngoro Kabupaten Mojokerto)
Oleh :
UNUN MAULIDIYAH
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2006
Skripsi
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
SKRIPSI
HUBUNGAN ANTARA STRES DAN KEBIASAAN MAKAN DENGAN TERJADINYA KEKAMBUHAN PENYAKIT GASTRITIS (Studi Pada Penderita Gastritis di Balai Pengobatan Dan Rumah Bersalin Mawaddah Kecamatan Ngoro Kabupaten Mojokerto)
Oleh :
UNUN MAULIDIYAH NIM. 100431302
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2006
Skripsi
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
PENGESAHAN
Dipertahankan di depan Tim Penguji Skripsi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga dan diterima untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (S.KM) Pada tanggal 20 Juni 2006
Mengesahkan Universitas Airlangga Fakultas Kesehatan Masyarakat
Dekan,
Prof. Dr. Tjipto Suwandi, dr., M.OH., SpOk NIP. 130517177
Tim Penguji : 1. Neffrety Nilamsari, S.Sos., M.Kes. 2. Dr. Chatarina U.W.,dr., M.S., M.PH. 3. Rr. I. Lukitra Wardhani., dr., SpRM.
Skripsi
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (S.KM) Bagian Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga
Oleh:
UNUN MAULIDIYAH NIM. 100431302
Surabaya, Juni 2006 Mengetahui,
Menyetujui,
Ketua Bagian
Dosen Pembimbing
Dr. Chatarina U.W.,dr., M.S., M.PH NIP. 131290054
Skripsi
Dr. Chatarina U.W.,dr., M.S., M.PH NIP. 131290054
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya
sehingga
dapat
terselesaikannya
skripsi
dengan
judul
“
HUBUNGAN ANTARA STRES DAN KEBIASAAN MAKAN DENGAN TERJADINYA
KEKAMBUHAN
PENYAKIT
GASTRITIS
(Studi
Pada
Penderita Gastritis Di Balai Pengobatan Dan Rumah Bersalin Mawaddah Kecamatan Ngoro Kabupaten Mojokerto) “, sebagai salah satu persyaratan dalam rangka memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (S.KM). Dalam skripsi ini dijabarkan bagaimana hubungan antara stres dan kebiasaan makan dengan terjadinya kekambuhan penyakit gastritis pada penderita gastritis, sehingga nantinya dapat menjadi pertimbangan dalam gaya hidup dan kebiasaan makan untuk mencegah terjadinya kekambuhan penyakit gastritis. Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada Dr. Chatarina U.W.,dr., M.S., M.PH selaku dosen pembimbing yang telah membimbing dengan sabar serta memberi saran, petunjuk, arahan dan semangat sehingga skripsi ini bisa terselesaikan. Kemudian penulis juga menyampaikan terima kasih kepada: 1. Bapak Prof. Dr. Tjipto Suwandi, dr., M.OH., SpOk selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga Surabaya. 2. Ibu Hj. Sihwati Wilujeng, dr., selaku Direktur Balai Pengobatan Dan Rumah Bersalin Mawaddah, yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian. 3. Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat yang telah memberikan banyak ilmu demi kelancaran penyusunan skripsi ini.
Skripsi
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
4. Dokter dan perawat serta seluruh pegawai di Balai Pengobatan dan Rumah Bersalin Mawaddah
yang telah membantu kelancaran pelaksananaan
penelitian, dan memberi dukungan hingga akhir penelitian. 5. Ibu Nefferty Nilamsari, S.Sos., M.Kes selaku ketua penguji, terima kasih atas masukannya. 6. Ibu Rr. I. Lukitra Wardhani, dr., SpRM selaku penguji, terima kasih atas masukan dan waktunya. 7. Ayah dan Ibu yang telah mencurahkan segala kasih sayang, mendorong dan memberi motivasi dalam berbagai hal, skripsi ini diperuntukkan khusus untuk kalian dan sebagai bentuk penghargaan yang tak terhingga yang bisa kami persembahkan. 8. Adik-adikku tersayang yang telah mengerti di saat lagi sibuk dan memberi semangat dalam menyelesaikan skripsi ini, semoga ini menjadi semangat kalian dalam meraih prestasi yang lebih tinggi lagi. 9. Semua keluarga yang yang telah membantu mendo’akan atas kelancaran penyusunan skripsi ini. 10. Sahabatku Diyana, Adekku Ayu’ N Ipop banyak pengalaman berharga yang kita dapatkan yang akan semakin mendewasakan kita, terima kasih atas dukungan, bantuan, perhatian, pengertian dan do’anya selama ini. 11. Riesa, Mega, Kalika, terimakasih atas bantuan dan do’anya. 12. Semua ”Mas-masku” terima kasih telah memberi semangat, bantuan, do’a, dan masukan yang sangat berharga bagi saya. 13. Semua rekan minat Epidemiologi dan teman seangkatan, terutama Mas Anom, Pak Wawan, Reni, Mbak Widya, Dina, Nuning, my ”Soulmate” saat ujian
Skripsi
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
dian, terima kasih atas kebersamaan dan saat-saat yang indah yang kita lewati selama kuliah. 14. Sahabat-sahabatku D3 Analis Medis, maafkan jika selama ini tidak bisa meluangkan waktu bersama dan terima kasih atas pengertiannya. 15. Semua penghuni kost MU 133 (Epy, Niken, Misbah, Rosa, Diah, Nuri, Lita, Tika, Didien,
Dikoes, Tina, Ambar, Anjar, Dian) yang telah mengerti
keadaanku dan terus memberiku semangat. 16. Semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi. Semoga Allah SWT memberikan balasan pahala atas segala amal yang diberikan dan skripsi ini berguna bagi diri kami sendiri maupun pihak lain yang memanfaatkan.
Surabaya, 30 Juni 2006
Penulis
Skripsi
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
ABSTRACT
Gastritis, as well-known as ‘maag disease’, is an upper gastrointestinal tract syndrome a lot of people suffering from, and is most frequent complained in gastroenterology department. It is estimated that almost all gastritis patient have a relapse.. Stress and consuming food increasing HCL of stomach are two of all factors which trigger gastritis. The aim of this study is to analyze the correlation between stress , consumption habits, and the occurrence of recurrent gastritis in patients at Mawaddah medical clinic and maternity hospital in Ngoro sub district Mojokerto regency. This study is analytic observational study with cross sectional design. The samples are 90 gastritis patients in Mawaddah medical clinic and maternity hospital chosen by simple random sampling technique. To analyze the correlation between variables and the occurrence of gastritis relapse, chi square test is used. The result of this study are: 57,8% respondents are ≥ 40 years old, 77,8% respondents are female, and 75,6% respondents are in low and medium social and economic status. Statistical test results indicate that there is no significant correlation between knowledge (p=0,549), age (p=o,628), jender (p=1,000), social and economic status (p=0,424) and gastritis relapse, while there is correlation between stress (p=0,000, OR= 48,273), consumption habits (p=0,000, OR=30,375) and gastritis relapse. It is concluded that stress and consumption habit correlate with gastritis relapse, and it is suggested to improve medical service by health counseling for gastritis patients and facilitate gastritis patients association conducting stress management such as mutual sport and knowledge sharing between them to reduce gastritis relapse. Keyword : Gastritis relapse, Stress, Consumption habit
Skripsi
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
ABSTRAK
Penyakit gastritis yang di kenal dengan penyakit maag merupakan penyakit saluaran pencernaan bagian atas yang banyak dikeluhkan di masyarakat dan paling banyak ditemukan di bagian gastroenterologi, diperkirakan hampir semua penderita gastritis mengalami kekambuhan. Salah satu faktor yang dapat menimbulkan munculnya gejala gastritis adalah stres dan kebiasaan mengkonsumsi makanan yang bisa meningkatkan HCL dalam lambung. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa hubungan antara stres dan kebiasaan makan dengan terjadinya kekambuhan penyakit gastritis pada penderita gastritis di Balai Pengobatan dan Rumah Bersalin Mawaddah Kecamatan Ngoro Kabupaten Mojokerto. Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan menggunakan desain penelitian cross sectional. Sampel adalah penderita gastritis di Balai Pengobatan dan Rumah Bersalin Mawaddah sebanyak 90 orang dengan menggunakan tehnik simple ramdom sampling. Untuk mengetahui adanya hubungan antara variabel dengan kejadian kekambuhan gastritis digunakan uji statistik chi square. Hasil penelitian menunjukkan 57,8% responden berumur ≥ 40 tahun, 77,8% responden mempunyai jenis kelamin perempuan dan status sosial ekonomi responden sebanyak 75,6% berada pada status sosial ekonomi rendah dan sedang. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa tidak adanya hubungan antara pengetahuan (p=0,549), umur (p=628), jenis kelamin (p=1,000), status sosial ekonomi (p=0,424) dengan kekambuhan penyakit gastritis (p=0,549), sedangkan stres (p=0,000) dengan OR=48,273 dan kebiasaan makan (p=0,000) dengan OR=30,375 didapatkan adanya hubungan dengan kekambuhan penyakit gastritis. Jadi dapat disimpulkan bahwa stres dan kebiasaan makan berhubungan dengan kekambuhan penyakit gastritis dan disarankan meningkatkan pelayanan kesehatan dengan memberikan penyuluhan kesehatan pada penderita gastritis dan memfasilitasi adanya perkumpulan penderita gastritis yang di dalamnya terdapat kegiatan yang bisa memanajemen stres seperti olah raga bersama dan sharing antar penderita gastritis supaya tidak mangalami kakambuhan. Kata kunci: Kekambuhan Gastritis, stres, kebiasaan makan.
Skripsi
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
DAFTAR ISI Halaman
Skripsi
HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERSETUJUAN KATA PENGANTAR ABSTRACT ABSTRAK DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR ARTI LAMBANG DAN SINGKATAN
i ii iii iv vii viii ix x xi xii xiii
BAB I
1 1 3 4
PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang I.2 Identifikasi Masalah I.3 Pembatasan Dan Perumusan Masalah
BAB II TUJUAN DAN MANFAAT II.1 Tujuan II.1.1 Tujuan Umum II.1.2 Tujuan Khusus II.2 Manfaat
5 5 5 5 5
BAB III TINJAUAN PUSTAKA III.1 Definisi Gastritis III.2 Patofisiologi Gastritis III.3 Autoimune Gastritis III.4 Klasifikasi Gastritis III.4.1 Gastritis Akut III.2.2 Gastritis Kronik III.5 Definisi Kekambuhan III.6 Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Penyakit Gastritis III.6.1 Umur III.6.2 Jenis Kelamin III.6.3 Status Sosial Ekonomi III.6.4 Pengetahuan III.6.5 Kebiasaan Makan Dan Minum III.6.6 Merokok III.6.7 Alkohol III.6.8 Obat Anti-Inflamasi Non-Steroid (OAINS) III.6.9 Penyakit Infeksi III.6.10 Stres
7 7 7 8 8 9 13 20 20 20 20 21 21 21 22 23 23 24 24
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
BAB IV KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS IV.1 Kerangka Konsep IV.2 Hipotesis
27 27 28
BAB V METODE PENELITIAN V.1 Jenis dan Rancang Bangun Penelitian V.2 Populasi Penelitian V.3 Sampel, Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel V.3.1 Sampel V.3.2 Besar Sampel V.3.3 Cara Pengambilan Sampel V.4 Lokasi dan Waktu Penelitian V.5 Variabel, Cara Pengukuran dan Definisi Operasional V.6.1 Variabel Penelitian V.6.2 Definisi Operasional dan Cara Pengukuran V.7 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data V.7.1 Data primer V.7.2 Data sekunder V.8 Teknik analisis data
29 29 29 29 29 29 29 31 31 31 32 34 34 34 35
BAB VI HASIL PENELITIAN 36 VI.1 Gambaran Umum Balai Pengobatan Dan Rumah Bersalin Mawaddah 36 VI.2 Karakteristik Responden 36 VI.2.1 Umur Responden 37 VI.2.2 Jenis Kelamin Responden 37 VI.2.3 Status Sosial Ekonomi Responden 38 VI.3 Pengetahuan Responden 39 VI.4 Kebiasaan Makan Responden 39 VI.5 Stres 42 VI.6 Hubungan Antar Variabel 43 VI.6.1 Hubungan Umur Responden Dengan Kekambuhan Penyakit Gastritis 43 VI.6.2 Hubungan Jenis Kelamin Responden Dengan Kekambuhan Penyakit Gastritis 44 VI.6.3 Hubungan Status Sosial Eknomi Dengan Kekambuhan Penyakit Gastritis 45 VI.6.4 Hubungan Stres Dengan Kekambuhan Penyakit Gastritis 46 VI.6.5 Hubungan Kebiasaan Makan Dengan Kekambuhan Penyakit Gastritis 46 VI.6.6 Hubungan Pengetahuan Dengan Kekambuhan Penyakit Gastritis 52 VI.6.7 Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kekambuhan Penyakit Gastritis 53 VI.6.8 Hubungan Pengetahuan dengan Kekambuhan Penyakit Gastritis 53
Skripsi
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
BAB VII PEMBAHASAN 56 VII.1 Hubungan Antara Karakteristik Responden Dengan Kekambuhan Penyakit Gastritis 56 VII.1.1 Hubungan Antara Umur Dengan Kekambuhan Penyakit Gastritis 56 VII.1.2 Hubungan Antara Jenis Kelamin Dengan Kekambuhan Penyakit Gastritis 57 VII.1.3 Hubungan Antara Status Sosial Ekonomi Dengan Kekambuhan Penyakit Gastritis 57 VII.2 Hubungan Stres Dengan Kekambuhan Penyakit Gastritis 58 VII.3 Hubungan Kebiasaan Makan Dengan Kekambuhan Penyakit Gastritis 59 VII.3.1 Hubungan Keteraturan Makan Dengan Kekambuhan Penyakit Gastritis 60 VII.3.2 Hubungan Kebiasaan Mengkonsumsi Makanan Pedas Dengan Kekambuhan Penyakit Gastritis 61 VII.3.3 Hubungan Kebiasaan Mengkonsumsi Makanan Asam Dengan Kekambuhan Penyakit Gastritis 62 VII.3.4 Hubungan Kebiasaan Mengkonsumsi Makana Panas Dengan Kekambuhan Penyakit Gastritis 62 VII.4 Hubungan Pengetahuan Dengan Kekambuhan Penyakit Gastritis 63 BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN VIII.1 Kesimpulan VIII.2 Saran
65 65 65
DAFTAR PUSTAKA
67
LAMPIRAN
Skripsi
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
DAFTAR TABEL
Nomor
Halaman
VI.1
Distribusi Responden Berdasarkan Umur Penderita Gastritis Pada Penderita Gastritis Di Balai Pengobatan Dan Rumah Bersalin Mawaddah Tahun 2005
VI.2
Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Pada Penderita Gastritis Di Balai pengobatan Dan Rumah Bersalin Mawaddah Tahun 2005
38
Distribusi Responden Berdasarkan Kadaan Status Sosial Ekonomi Pada Penderita Gastritis Di Balai Pengobatan Dan Rumah Bersalin Mawaddah Tahun 2005
38
Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Pada Penderita Gastritis Di Balai pengobatan Dan Rumah Bersalin Mawaddah Tahun 2005
39
Distribusi Responden Berdasarkan Kebiasaan Makan Pada Penderita Gastritis Di Balai pengobatan Dan Rumah Bersalin Mawaddah Tahun 2005
40
Distribusi Responden Berdasarkan Keteraturan Makan Pada Penderita Gastritis Di Balai pengobatan Dan Rumah Bersalin Mawaddah Tahun 2005
40
Distribusi Responden Berdasarkan Kebiasaan Mengkonsumsi Makanan Pedas Pada Penderita Gastritis Di Balai pengobatan Dan Rumah Bersalin Mawaddah Tahun 2005
41
Distribusi Responden Berdasarkan Kebiasaan Mengkonsumsi Makanan Asam Pada Penderita Gastritis Di Balai pengobatan Dan Rumah Bersalin Mawaddah Tahun 2005
41
Distribusi Responden Berdasarkan Kebiasaan Mengkonsumsi Makanan Dalam Keadaan Panas Pada Penderita Gastritis Di Balai pengobatan Dan Rumah Bersalin Mawaddah Tahun 2005
42
Distribusi Responden Berdasarkan Kondisi Stres Pada Penderita Gastritis Di Balai pengobatan Dan Rumah Bersalin Mawaddah Tahun 2005
43
VI.3
VI.4
VI.5
VI.6
VI.7
VI.8
VI.9
VI.10
Skripsi
Judul Tabel
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
37
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
VI.11
Hubungan Umur Responden Dengan Kekambuhan Penyakit Gastritis Pada Penderita Gastritis Di Balai Pengobatan Dan Rumah Bersalin Mawaddah Tahun 2005 43
VI.12
Hubungan Jenis Kelamin Responden Dengan Kekambuhan Penyakit Gastritis Pada Penderita Gastritis Di Balai Pengobatan Dan Rumah Bersalin Mawaddah Tahun 2005 44
VI.13
Hubungan Status Sosial Ekonomi Responden Dengan Kekambuhan Penyakit Gastritis Pada Penderita Gastritis Di Balai Pengobatan dan Rumah Bersalin Mawaddah Tahun 2005
45
Hubungan Stres Dengan Kekambuhan Penyakit Gastritis Pada Penderita Gastritis Di Balai Pengobatan Dan Rumah Bersalin Mawaddah Tahun 2005
46
VI.12
VI.13
Hubungan Kebiasaan Makan Dengan Kekambuhan Penyakit Gastritis Pada Penderita Gastritis Di Balai Pengobatan Dan Rumah Bersalin Mawaddah Tahun 2005 47
VI.14
Hubungan Keteraturan Makan Dengan Kekambuhan Penyakit Gastritis Pada Penderita Gastritis Di Balai Pengobatan Dan Rumah Bersalin Mawaddah Tahun 2005
VI.15
Hubungan Kebiasaan Makan Mengkonsumsi Makanan Pedas Dengan Kekambuhan Penyakit Gastritis Pada Penderita Gastritis Di Balai Pengobatan Dan Rumah Bersalin Mawaddah Tahun 2005 49
VI.16
Hubungan Kebiasaan Makan Mengkonsumsi Makanan Asam Dengan Kekambuhan Penyakit Gastritis Pada Penderita Gastritis Di Balai Pengobatan Dan Rumah Bersalin Mawaddah Tahun 2005 50
VI.17
Hubungan Kebiasaan Makan Mengkonsumsi Makanan Dalam Keadaan Panas Dengan Kekambuhan Penyakit Gastritis Pada Penderita Gastritis Di Balai Pengobatan Dan Rumah Bersalin Mawaddah Tahun 2005
51
Hubungan Pengetahuan Dengan Kekambuhan Penyakit Gastritis Pada Penderita Gastritis Di Balai Pengobatan Dan Rumah Bersalin Mawaddah Tahun 2005
52
VI.18
VI.19
VI.20
Skripsi
48
Hubungan Jenis Kelamin Dengan Stres Pada Penderita Gastritis Di Balai Pengobatan Dan Rumah Bersalin Mawaddah Tahun 2005
53
Hubungan Keadaan Sosial Ekonomi Dengan Stres Pada Penderita Gastritis Di Balai Pengobatan Dan Rumah Bersalin Mawaddah Tahun 2005
54
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
VI.21
Skripsi
Hubungan Pengetahuan Dengan Kebiasaan Makan Pada Penderita Gastritis Di Balai Pengobatan Dan Rumah Bersalin Mawaddah Tahun 2005
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
55
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
DAFTAR GAMBAR
Nomor IV.1
Skripsi
Judul Gambar Bagan kerangka konseptual penelitian
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Halaman 26
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Skripsi
Judul Lampiran
1.
Kuesioner Pengumpulan Data
2.
Hasil Uji Statistik Chi Square
3.
Permohonan Surat Ijin Pengambilan Data Awal Skripsi
4.
Permohonan Surat Ijin Penelitan
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
DAFTAR ARTI LAMBANG DAN SINGKATAN
Daftar Arti Lambang % α ≥ < >
= = = = =
Persen Alfa Lebih dari sama dengan Kurang dari Lebih dari
Daftar Singkatan P OR HCL
Skripsi
= Probabilitas = Odds Ratio = Hydrocloric Acid (asam lambung)
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang Gangguan saluran pencernaan merupakan salah satu gangguan yang sering dikeluhkan dan telah menjadi masalah kesehatan di masyarakat. Di antara sekian banyak gangguan saluran pencernaan yang di derita di masyarakat, keluhan yang paling banyak ditemukan di bagian gastroenterologi adalah keluhan dispepsia, nyeri pada lambung, kembung dan mual-mual, dimana keluhan tersebut merupakan salah satu gejala khas dari penyakit gastritis mulai dari akut sampai dengan kronis (Salamiharja, 1997). Gastritis merupakan suatu proses inflamasi, iritasi dan infeksi pada mukosa lambung sebagai akibat ketidakseimbangan faktor agresif dengan faktor defensif dalam tubuh sehingga menimbulkan gejala klinis berupa rasa tidak enak pada perut bagian atas yang menetap atau mengalami kekambuhan (Kapita selekta kedokteran, 1998), diperkirakan hampir semua penderita gastritis mengalami kekambuhan, tapi selama ini belum ada penelitian yang meneliti kekambuhan pada penyakit gastritis. Sampai saat ini prevalensi penyakit gastritis belum bisa dipastikan tetapi menurut penelitian yang dilakukan di negara Inggris menunjukkan 15-25% dari penduduk pernah mendapatkan tukak pada satu saat dalam hidupnya, dan didapatkan prevalensi tukak sebesar 3-5% (Daldiyono,1989), Sedangkan hasil penelitian di luar negeri
didapatkan 1 dari 10 orang menderita dispepsia
(www.gizi.net).
Skripsi
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh dr.Ari F Syam dari FKUI pada tahun 2001, dari 93 pasien yang diteliti ditemukan mendekati angka 50% mengalami gejala dispepsia (www.gizi.net). Di bagian penyakit dalam FKUI/RSCM, sub bagian Gastroenterologi dari 60 kasus gastritis ringan dan sedang didapatkan gastritis superfisial 11,87% dan gastritis atrofik 83,33%, pada Endoskopi Saluran Pencernaan Bagian Atas (SCBA) di rumah sakit di Indonesia didapatkan Gastritis Kronik sebanyak 20,958,7% (Rani, 1989). Beberapa Ahli berpendapat bahwa gastritis atrofik merupakan faktor pedisposisi terjadinya karsinoma lambung, walaupun diperlukan 10-20 tahun (Whitehead, 1985). Gastritis merupakan penyakit yang sering ditemukan (50%) pada konsultasi klinik Dr Soetomo pada tahun 1993 (Oesman, 1998). Berdasarkan laporan SKRT tahun 1986 menunjukkan bahwa angka kematian penyakit sistem pencernaan sebesar 34,9 per 100.000 penduduk sedangkan laporan SKRT tahun 2001 menunjukkan bahwa angka kematian penyakit sistem pencernaan sebesar 55,5 per 100.000 penduduk, hal ini bisa terlihat bahwa dalam kurun waktu 15 tahun angka kematian akibat penyakit sistem pencernaan semakin meningkat (Djaja.S, 2003). Pendarahan Saluran Makanan Bagian Atas (SMBA) merupakan pendarahan yang disebabkan penyakit tukak lambung (gastritis) dan masih merupakan masalah klinik di setiap rumah sakit. Djajapranata (Rs Dr Soetomo Surabaya) melaporkan 471 kasus dalam periode 1969-1971. Helmi dan kawankawan (Jakarta) melaporkan 184 kasus pendarahan suluran makanan bagian atas periode 1978-1980. Di rumah sakit Hasan Sadikin bandung dalam periode 1970-
Skripsi
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
1974 dilaporkan kasus pendarahan saluran makanan bagian atas sebanyak 224 kasus (Abdurrachman dan Hadi). Dibagian penyakit dalam FKUI_RSCM dalam kurun waktu 1986-1988 tercatat 113 kasus pendarahan saluran makanan bagian atas, walaupun sudah banyak kemajuan dalam bidang diagnostik dan terapi tetapi angka kematian akibat pendarahan saluran makanan bagian atas masih tinggi yaitu berkisar antara 5-10% ( Suprajitno,1995 ).
I.2 Identifikasi Masalah Di negara berkembang diperkirakan sering didapatkan penyakit tukak lambung dan frekwensi terjadinya tukak lambung makin meningkat. Tukak lambung merupakan penyakit yang mengenai seluruh lapisan masyarakat (www. pgh.or.id). Balai Pengobatan dan Rumah Bersalin Mawaddah berada di wilayah negara berkembang, tukak lambung yang banyak terjadi
pada pasien yang
berobat ke Balai Pengobatan dan Rumah Bersalin Mawaddah adalah gastritis. Penyakit gastritis merupakan penyakit saluran pencernaan bagian atas yang sifatnya menetap sehingga kemungkinan mengalami kekambuhan cukup besar, faktor-faktor yang berhubungan dengan terjadinya kekambuhan penyakit gastritis tersebut salah satu faktornya adalah karena stres, infeksi virus,obat-obat penghilang nyeri seperti aspirin, alkohol, merokok, kebiasaan makan dan minum yang bisa merangsang asam lambung (www.anugrah-argon.com). Kondisi seseorang yang sedang mengalami stress sangat berpengaruh terhadap terjadinya kekambuhan gastritis karena stres dapat merangsang produksi asam lambung sehingga menyebabkan keradangan. Kebiasaan makan yang tidak teratur dan kebiasan mengkonsumsi makanan yang pedas, asam dan panas juga
Skripsi
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
bisa menyebabkan kekambuhan pada penyakit gastritis karena makanan tersebut bisa merusak mukosa lambung dan meningkatkan asam lambung, sehingga timbul rasa nyeri, kembung, atau rasa penuh pada perut bagian atas. Dari data catatan medik Balai Pengobatan dan Rumah Bersalin Mawaddah, kasus gastritis pada bulan januari–juni 2005 diperoleh 673 kasus,tingginya kasus gastritis ini perlu mendapatkan perhatian mengingat bahwa penyakit gastritis bisa menimbulkan kekambuhan yang bisa menurunkan sistem pertahanan tubuh
sehingga timbul penyakit baru seperti ISPA dan migren,
semakin sering terjadinya kekambuhan penyakit gastritis bisa mengganggu produktivitas seseorang sehari-hari. Penelitian ini diharapkan dapat meneliti prilaku penderita gastritis dan kemudian dapat dilakukan pencegahan untuk timbulnya penyakit gastritis.
I.3 Pembatasan Masalah Dan Perumusan Masalah Setelah kita mengetahui bahwa kejadian kekambuhan penyakit gastritis dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang sangat kompleks, namun penelitian ini hanya mambatasi pada hubungan antara stres dan kebiasaan makan penderita dengan terjadinya kekambuhan penyakit gastritis pada penderita gastritis yang ada di Balai Pengobatan dan Rumah Bersalin Mawaddah. Berdasarkan latar belakang
dan identifikasi masalah di atas, peneliti
merumuskan permasalahan sebagai berikut “ Apakah stres dan kebiasaan makan penderita berhubungan dengan kejadian kekambuhan penyakit gastritis pada penderita gastritis di Balai Pengobatan dan Rumah Bersalin Mawaddah ?”.
Skripsi
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
BAB II TUJUAN DAN MANFAAT
II.1 Tujuan II.1.1 Tujuan umum Menganalisa hubungan stres dan kebiasaan makan dengan terjadinya kekambuhan penyakit gastritis pada panderita gastritis di Balai Pengobatan dan Rumah Bersalin Mawaddah. II.1.2 Tujuan khusus 1. Menganalisa hubungan antara karakteristik penderita gastritis (umur, jenis kelamin, sosial ekonomi) dengan kekambuhan penyakit gastritis. 2. Menganalisa
hubungan
antara
pengetahuan
penderita
dengan
terjadinya kekambuhan gastritis. 3. Menganalisa hubungan antara stres dengan terjadinya kekambuhan penyakit gastritis. 4. Menganalisa hubungan antara kebiasaan makan dengan terjadinya kekambuhan penyakit gastritis.
II.2 Manfaat 1. Bagi Masyarakat Memperoleh
tambahan pengetahuan dan wawasan tentang
gastritis sehingga dapat dilakukan pencegahan dan meningkatkan kesadaran
masyarakat
untuk
meningkatkan
derajat
kesehatan
perorangan.
Skripsi
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
2. Bagi Penderita Gastritis Menambah informasi dan pengetahuan tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian kekambuhan penyakit gastritis dan bahayanya supaya kekambuhan dapat dilakukan pencegahan. 3. Bagi Balai Pengobatan Sebagai bahan pertimbangan dalam memberikan pelayanan kesehatan pada penderita gastritis. 4. Bagi Peneliti Menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan dalam bidang epidemiologi khususnya hubungan antara stress dan kebiasaan makan terhadap terjadinya kekambuhan gastritis. 5. Bagi peneliti lain Sebagai studi awal untuk pengembangan penelitian selanjutnya tentang kekambuhan penyakit gastritis.
Skripsi
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
BAB III TINJAUAN PUSTAKA
III.1 Definisi Gastritis Gastritis atau tukak lambung yang sering kita kenal dengan penyakit maag merupakan sekumpulan keluhan atau gejala klinis yang terdiri dari rasa tidak enak atau sakit di perut bagian atas yang menetap atau mengalami kekambuhan karena adanya inflamasi dari mukosa lambung (Kapita selekta kedokteran, 1999). Gastritis ditandai dengan adanya radang pada mukosa yang ditandai dengan infiltrasi sel netrofil atau infiltrasi sel limfosit, sel palasma dan eosinofil dengan atau tanpa simtom (Tambunan,1994). Sedangkan menurut Harrison 2000, gastritis adalah inflamasi mukosa lambung dan bukan merupakan penyakit yang tunggal, atau lebih tepatnya suatu kelompok penyakit yang mempunyai perubahan peradangan pada mukosa lambung yang sama tetapi ciri klinis, karakteristik histologi dan patogenitas yang berlainan.
III.2 Patofisiologi Gastritis Lambung mempunyai faktor agresif (asam lambung dan pepsin) dan faktor defensif (produksi lendir, bikarbonat mukosa dan prostaglandin mikrosirkulasi), gangguan penyaki gastritis
dapat terjadi sebagai akibat dari
ketidakseimbangan faktor agresif dan faktor defensif dalam tubuh kita ( www.anugerah-argon. com ).
Skripsi
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Akibat adanya ketidakseimbangan faktor agresif dan faktor defensif menyebabkan HCL dalam lambung meningkat. Kadar HCL normal dalam lambung ± 0,4 %,kelebihan kadar HCL dalam cairan lambung dapat merusak jaringan selaput lendir lambung dan jaringan halus usus 12 jari, jaringan yang rusak akan menjadi luka bernanah yang ada di dalan lambung dan menyebabkan keradangan (Laylawati, 2000).
III.3 Autoimmune Gastritis Sistem pertahanan tubuh kita dapat membuat antibodi dan protein untuk menyerang infeksi (masuknya kuman ke dalam tubuh) yang berguna untuk mempertahankan tubuh dalam keadaan prima, kadang terjadi gangguan di mana tubuh salah mengidentifikasi targetnya dan mengenai tubuh kita sendiri yang di anggap benda asing atau infeksi, sehingga membuat kerusakan bahkan kehancuran organ tubuh kita sendiri. Hal ini juga bisa terjadi pada lambung yang dapat menyebabkan kerusakan sel-sel lambung dan mengakibatkan anemia perniciosa, anemia ini terjadi karena tubuh tidak dapat menyerap vitamin B-12 yang berhubungan dengan kerusakan sel di lambung tersebut (Albert, 2005).
III.4 Klasifikasi Gastritis Berdasarkan Harrison 2000 pada umumnya klasifikasi gastritis diklasifikasikan menjadi akut dan kronik berdasarkan pada manifestasi klinis, ciriciri histologik yang mencirikan gastritis, distribusi anatomik gastritis atau beberapa kasus dan patogenesis.
Skripsi
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
III.4.1 Gastritis Akut Gastritis akut sering ditemukan karena merupakan kelainan terbanyak di lambung, biasanya sifatnya jinak dan merupakan penyakit yang dapat sembuh sendiri yang menggambarkan respon mukosa lambung terhadap berbagai iritan lokal (Dharma, 1984). Pada umumnya penyakit ini tidak berat dan sifatnya temporer, maka pada umumnya para dokter tidak merasa perlu melakukan pemeriksaan histopatologi. Beratnya gastritis akut tergantung pada jenis dan jumlah iritan serta lama kontak dengan mukosa lambung (Tambunan, 1994).
III.4.1.1 Klasifikasi Gastritis Akut Klasifiakasi gatritis akut dapat dibedakan atas gastritis erosif akut atau gastritis hemoragik akut dan gatritis superfisial akut. A. Gastritis Erosif Akut Bentuk gastritis akut yang paling dramatik dan sering dijumpai di klinik adalah gastritis erosif akut atau gatritis hemoragik akut (Hirlan, Soeharjono T, 1990). Gastritis erasif akut adalah suatu peradangan mukosa lambung yang akut yang disertai kehilangan integritas atau kerusakan-kerusakan erosi. Berdasarkan pemeriksaan makroskopik pada gastritis erosif akut menunjukkan edema, kerapuhan mukosa, erosi dan tempat pendarahan dengan ekstravasasi darah ke dalam mukosa dan lumen lambung. Erosi lambung dan tempat pendarahan dapat tersebar secara difus pada seluruh mukosa lambung atau setempat pada korpus atau antrum lambung, dikatakan erosi karena terbatas pada
Skripsi
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
mukosa dan sering terletak linier pada puncak lipatan mukosa. Gastritis erosif akut biasanya berhubungan dengan penyakit yang serius atau berhubungan dengan berbagai obat dan diperkirakan terdapat 80-90% pasien dalam unit-unit perawatan (Harrison, 2000).
B. Gastritis Superfisial Akut Gastritis superfisial akut merupakan gastritis yang ditandai oleh mukosa yang berwarna kemerahan, edema dan ditutupi oleh mukosa adheren, sering terjadi sedikit erosi dan pendarahan, derajat peradangan sangat variabel. Pada kebanyakan kasus, diagnosis didasarkan pada riwayat penderita akan adanya gangguan yang dapat sembuh sendiri disertai oleh sakit epigastrik, muntah, anoreksia dan bertahak . Gastritis superfisial akut biasanya menghilang jika agen penyebabnya di buang atau dihentikan (Dharma, 1984).
III.4.1.2 Etiologi Gastritis Akut Gastritis akut dapat timbul tanpa diketahui penyebabnya, penyebab yang paling sering dijumpai adalah alkohol, Obat Anti-Inflamasi Non-Steroid, bahan kimia dan toksin ataupun agen alergen yang meningkatkan asam lambung. penyebab lain sekalipun jarang adalah jenis obat-obat digitalis, iodin, auromisin dan kafein. Makanan yang pedas (spicy food), makanan yang asam, makanan yang terlalu panas, merokok juga dapat menimbulkan iritasi pada mukosa lambung (Hirlan, Soeharjono, 1990). Pada sebagian besar penderita rhematoid artritis yang mempergunakan Obat Anti-Inflamasi Non-Steroid aspirin secara teratur ternyata ditemukan
Skripsi
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
pendarahan tersembunyi (occult bleeding) diperkirakan penderita akan kehilangan darah 10 ml setiap hari dan lambat laun menimbulkan anemia (Tambunan, 1994).
III.4.1.3 Patologi Gastritis Akut Beratnya perubahan mukosa lambung tergantung pada jumlah dan jenis bahan iritan serta lamanya bahan tersebut berada dalam lambung. Pada kondisi ringan, perubahan pada mukosa tdak begitu nyata. Akan tetapi pada gastritis akut berat dengan pengamatan gastroskopik, mukosa hiperemi, edema, erosif dan sering dengan pendarahan. Pada histopatologi menunjukkan adanya infiltrasi sel radang neutrofil, pembuluh kongesti, stroma edema dan permukaan mukosa sebagian erosif atau deskuamasi dan degenerasi. Bila bahan iritan dikeluarkan atau hilang akan segera terjadi regenerasi dan penyembuhan sempurna (Tambunan, 1994).
III.4.1.4 Gejala Klinis Gastritis Akut Manifestasi klinis gastritis akut sangat berfariasi mulai dari yang sangat ringan asimtomatik sampai sangat berat yang dapat membawa kematian, hal ini tergantung pada beratnya lesi di mukosa. Pada kasus yang sangat berat seperti gastritis akut berdarah difus (diffuse hemorrhagic erosive gastritis), gejala yang sangat mencolok adalah hematemesis dan melena yang dapat berlangsung sangat hebat sampai terjadi renjatan karena kehilangan darah. Pada sebagian kasus, gejalanya amat ringan bahkan asimtomatis. Keluhan-keluhan tersebut misalnya nyeri timbul pada ulu hati, biasanya ringan dan tidak dapat di tunjuk dengan tepat lokasinya dan kadang-kadang disertai muntah (Hirlan, 2001).
Skripsi
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Penderita gastritis akut mungkin mengalami nyeri tekan abdomen bagian atas atau kehilangan darah seperti pucat, titakardia dan hipotensi. Jika gejala itu ada, kelainan sel darah putih seperti leukositosis atau lekopenia lebih sering menunjukkan penyakit yang serius dibanding gastritis (Harrison, 2000).
III.4.1.5 Diagnosis Gastritis Akut Adanya penyakit gastritis akut biasanya dicurigai pertama kali melalui deteksi darah dalam feses atau dalam bahan hasil aspirasi lambung setelah itu ditegakkan dengan pemeriksaan endoskopi, dan dilanjutkan dengan pemeriksaan histopatologi biopsi mukosa lambung tetapi bisa juga di deteksi dengan pemeriksaan radiologis (Harrison, 2000). Pada pemeriksaan endoskopi akan tampak erosi multipel yang sebagian biasanya tampak berdarah dan letaknya tersebar. Kadang ditemui erosi yang mengelompok pada satu daerah. Mukosa umumnya nampak merah tetapi kadang mukosanya juga nampak normal, atau bisa juga di jumpai lesi yang terdiri dari semua tingkatan perjalanan penyakitnya akibat terdapat erosi yang masih baru dan erosi yang mengalami penyembuhan. Pada pemeriksaan histopatologi kerusakan mukosa karena erosi tidak pernah melewati mukosa muskularis, sedangkan pada pemeriksaan radiologis biasa tidak mempunyai arti dan baru dapat membantu apabila digunakan kontras ganda (Hirlan, Theo Soeharjono, 1990). Pada umumnya penyakit gastritis akut tidak berat dan sifatnya temporer, oleh karena itu para dokter tidak merasa perlu pemeriksaan gastroskopi dan biopsi lambung untuk histopatologi (Tambunan, 1994).
Skripsi
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
III.4.1.6 Komplikasi Gastritis Akut Komplikasi gastritis akut berupa nyeri yang hebat dan muntah-muntah dapat mengakibatkan kekurangan cairan dalam tubuh penderita, sedangkan pada luka yang besar menyebabkan pendarahan saluran cerna bagian atas (SCBA) berupa hematematis dan melena yang dapat berakhir dengan syok hemoragik dan jika pendarahanya cukup banyak bisa menyebabkan kematian (Kapita selekta kedokteran, 1999). Komplikasi juga bisa berupa timbulnya ulkus kalau prosesnya hebat dan jarang terjadi perforasi, dan bisa menyebabkan komplikasi pada daerah tenggorokan yang berupa ISPA terutama kembalinya isi dan asam lambung ke tenggorokan (refluk), hal ini juga bisa merangsang penyakit baru berupa Asma dan migren (www.indomedia.com).
III.4.1.7 Penatalaksanaan Gastritis Akut Faktor utama adalah menghilangkan etiologinya. Diet lambung, dengan porsi makan kecil tetapi sering. Obat-obatan ditujukan untuk mengatur sekresi asam lambung, berupa antagonis reseptor H2 , inhibitor pompa proton, antikolinergik, dan antasid. Juga ditujukan sebagai autoprotektor, berupa sukralfat dan prostaglandin (Kapita selekta kedokteran, 1999).
III.4.2 Gastritis Kronik Gastritis kronik merupakan kelainan yang cukup sering ditemukan di klinik maupun praktek sehari-hari. Secara umum gastritis merupakan kelainan klinik yang disebabkan inflamasi mukosa lambung yang terdapat pada daerah
Skripsi
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
antrum dan korpus, sifatnya lokal atau difus dan regresi terjadi dalam waktu singkat atau progresif lambat, dapat akut atau kronik (Rani, 1990) Ciri khasnya adalah infiltrasi radang yang terdiri dari limfosit dan sel plasma ke dalam lamina propria, kelenjar mukosa berkurang atau hilang, dan metaplasia intestinal. Pengaruh proses iritasi mukosa lambung yang lama antara lain karena refluks asam empedu, minum alkohol dan adanya antibodi sel parietal akan menimbulkan gastritis kronik (Tambunan, 1994).
III.4.2.1 Klasifikasi Gastritis Kronik Secara histopatologik, klasifikasi gastritis kronik didasarkan pada perubahan berbagai komponen mukosa lambung, derajat dan aktifasi gastritis serta jenis metaplasia. Berdasarkan distribusinya dalam mukosa lambung dan patogenesisnya gastritis kronik diklasifikasikan menjadi gastritis tipe A, Tipe B, Tipe AB.
A. Gastritis Tipe A Gastritis Tipe A adalah bentuk gastritis yang kurang umum, secara relatif menyerang sedikit antrum. Keadaan ini adalah bentuk gastritits yang mungkin menyebabkan anemia pernisiosa dan kadar serum gastrin tinggi. Sering adanya antibodi terhadap sel parietal dan terhadap faktor intrinsik dalam serum pasien dengan gastrin tipe A dan anemia pernisiosa mendukung patogenitas imun atau autoimun untuk bentuk gastritis ini. Antibodi sel parietal telah ditunjukkan bersifat sitotoksik untuk sel mukosa lambung. Mekanisme imun yang diperantarai sel juga telah dikemukakan berpartisipasi dalam cedera sel mukosa lambung.
Skripsi
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Pada pasien dengan anemia perniciosa, kelenjar mengandung sel paretal lambung selalu rusak, yang bertanggung jawab atas ketidakmampuannya untuk mengsekresi asam hidroklorik. Pada manusia sel parietal juga mengsekresi faktor intrinsik, terdapat kegagalan dalam mengabsorbsi vitamin B12 secara aktif, dengan menyebabkan akibat-akibat hematologik dan atau neurolagik yang karakteristik bagi anemia pernisiosa (Harrison, 2000).
B. Gastritis Tipe B Keadaan ini terlihat sehubungan dengan ulsera peptik, biasanya ulsera deudeni, hal ini terlokalisir di daerah antrum, jika berhubungan dengan ulsera gaster dapat meliputi mukosa korpus di sekitar ulsera dan dapat meluas ke proksimal sepanjang kurvutura minor (Daldiyono, 1989)
C. Gastritis Tipe AB Dikutip dari Whitehead 1985 gastritis tipe AB dibagi menjadi dua tipe yaitu : Tipe pertama mununjukkan gastritis antral, hipeklorhidria, deudenitis atau ulkus peptikum baik duodenum atau maupun diprepelorik. Tipe kedua menunjukkan gastritis bagian distal, dengan penyebaran tidak merata meliputi antrum dan korpus. Penyebaran tersebut cenderung meningkat bersama usia disertai hiperklorhidria. Mungkin pula terdapat ulkus peptikum di ingualis atau proksimal, walaupun ulkus tersebut menyembuh proses inflamasi terus berlangsng dan sering terlihat displasia mukosa lambung.
Skripsi
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Atas dasar beberapa kelainan hisolgik, gastritis kronik diklasifikasikan dalam dua gradasi, yaitu: A. Gastritis Kronik Superfisial Bentuk gastritis dengan perubahan peradangan terbatas pada lamina propria mukosa superfisial, dengan infiltrasi seluler dan edema yang memisahkan kelenjar lambung. Gastritis superfisial kelihatannya mencerminkan stadium permulaan dari perkembangan gastritis kronik. Pada gastritis kronik infiltat sel radang terbatas pada lamina propria setengah bagian atas mukosa lambung dan kelenjar tetap ada (Harrison, 2000).
B. Gastritis Kronik Atrofik Ciri khas kelainan ini adalah sifatnya yang progresif, irreversibel, sekresi asam lambung dan pepsin menurun, selain itu elaborasi faktor intrinsik terganggu. Faktor intrinsik merupakan faktor penting dalam proses pembentukan darah. Perubahan pada mukosa dapat terjadi secara fokal, difus, total atau parsial. Pada keadaan gastritis kronik atrofik difus sel parietal invalid dan sekresi asam lambung dan elaborasi faktor intrinsik menurun atau tidak ada sama sekali. Pada kondisi demikian timbul fenomena “Histamin fast achlorhydria” disertai anemia pernisiosa (Tambunan, 1994).
III.4.2.2 Etiologi Gastritis Kronik Penyebab gastritis kronik sampai saat ini belum jelas diketahui. Insiden semakin meningkat pada umur yang semakin lanjut. Peminum alkohol, perokok berat, stres dan meminum teh panas merupakan faktor predisposisi. Dalam darah 95% pasien gastritis disertai dengan anemia pernisiosa, dijumpai
Skripsi
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
antibodi sel parietal. Berdasarkan kenyataan ini timbul teori bahwa terjadinya perubahan mukosa pada gastritis kronik disebabkan oleh proses autoimun (Tambunan, 1994). Sejumlah besar penyelidikan dari berbagai belahan benua telah menetapkan bahwa helikobakter pylori adalah agen yang bertanggung jawab untuk gastritis kronik. Gastritis kronik dengan infeksi dan atau bertahannya H. pylori berhubungan dengan sekresi asam lambung yang berkurang. Pembasmian H. pylori menyebabkan perbaikan pada temuan histologok; jika pengobatan dihentikan perubahan inflamasi timbul kembali, dan organisme muncul kembali. Pengamatan ini telah mendukung kesimpulan bahwa gastritis kronik disebabkan oleh infeksi bekterial kronik oleh H. pylori (Harrison, 2000).
III.4.2.3 Patologi Gastritis Kronik Secara umum mukosa lambung menipis, licin berkilat dan lipatan mukosa hampir tidak kelihatan lagi. Kadang-kadang bayangan pembuluh darah di bawah mukosa lambung menonjol. Mikroskopik, epitel permukaan mukosa abnormal, susunan tidak teratur dan sebagian atau seluruhnya mengalami metaplasia intestinal. Pada gastritis atrofik infiltrasi radang bertambah bukan hanya pada propria tetapi juga meluas pada lapisam muskularis mukosa. Pada lapisan propria, mukosa muskularis dan sub mukosa sering dijumpai jaringan limfoid. Kelenjar mukosa atrofi, kuantitas berkurang dan tubulus sering distorsi. Sel parietal dan
Skripsi
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
“chief cells” menghilang diganti oleh mucous secreting cells. Sifatnya fokal atau difus (Tambunan, 1994). III.4.2.4 Gejala Klinis Gastritis Kronik Keluhan dan gejala gastritis kronik tidak khas, merupakan sindrom dispepsia, yang terdiri dari kumpulan gejala rasa nyeri epigastrum, kembung, rasa penuh, anoreksia, nausea, serta mual (Rani, 1990). Tapi berdasarkan Hirlan 1990, sebagian besar penderita gastritis kronik tidak mempunyai keluhan, pada pemeriksaan fisis sering tidak dijumpai kelainan, tetapi kadang-kadang dapat dijumpai nyeri tekan midepigastrum yang ringan saja, tetapi kadang-kadang pula dapat dijumpai anemia pernisiosa dan dapat alkhorhidria, kadar gastrin meninggi dan dijumpai pula antibodi terhadap sel parietal (Hirlan, 1990).
III.4.2.5 Diagnosa Gastritis Kronik Diagnosis gastritis kronik ditegakkan berdasarkan penmeriksaan endoskopi dan dilanjutkan dengan pemeriksaan histopatologi biopsi mukosa lambung, (Hirlan, 1990). Biopsi mukosa lambung memberikan arti yang paling penting dan dapat dihandalkan dalam mengidentifikasi dan mengklarifikasi gastritis, kehati-hatian harus dilakukan dalam interprestasi biopsi mukosa lambung tunggal (Harrison, 2000). Pemeriksaan yang juga sangat penting untuk mendiagnosa gastritis kronik adalah pemeriksaan bakteriologis dengan kultur untuk membuktikan adanya infeksi kuman helikobakter pylori, apalagi jika ditemukan ulkus baik pada lambung maupun duodenom, mengingat angka kejadian yang cukup tinggi yaitu
Skripsi
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
hampir mencapai 100%, dilakukan pula rapid ureum test (CLO). Kreteria minimal untuk menegakkan diagnosis H. Pylori jika hasil CLO pasiif. Dilakukan pula diagnosis serologis untuk H. Pylori sebagai diagnosis awal (Kapita Selekta Kedokteran, 1999). Para dokter mungkin melakukan tes darah untuk mengecek persediaan sel darah merah dan memastikan apakah terdapat anemia yang mana anemia terjadi karena kurangnya sel darah merah. Pada gastritis, anemia juga bisa disebabkan oleh pendarahan dari perut
atau gangguan absorbsi vitamin B12
(http://digestive.niddk.nih.gov). III.4.2.6 Komplikasi Gastritis Kronik Pendarahan saluran cerna bagian atas, ulkus, perforasi, anemia, karena adanya gangguan absorbsi vitamin B12 (Kapita Selekta Kedokteran, 1999) Gastritis atrofik kronik merupakan predisposisi timbulnya tukak lambung dan karsinoma. Insiden kanker lambung khususnya tinggi pada penderita anemia pernisiosa (10-15%) (Harrison, 2000).
III.4.2.7 Penatalaksanaan Gastritis Kronik Pada pusat-pusat pelayanan dimana endoskopi tidak mungkin dilakukan. Penatalaksanan yang diberikan seperti pada pasien sindrom dispepsia, apalagi jika serologi negatif. Pertama-tama yang dilakukan adalah mengatasi dan menghindari penyebab pada gastritis akut, kemudian pengobatan emperis berupa antasid, antagonis H2, inhibitor pompa proton dan obat-obat prokinetik. Untuk anemia pernisiosa terapi yang sesuai adalah pemberian vitamin B12 (Kapita selekta kedokteran, 1999).
Skripsi
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
III. 5 Definisi Kekambuhan Menurut kamus bahasa Indonesia 1976, kekambuhan merupakan suatu keadaan jatuh sakit lagi atau munculnya kembali gejala penyakit yang lebih sakit dari sakit yang terdahulu.
III.6 Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Penyakit Gastritis III.6.1 Umur Walaupun tukak dapat diderita sejak usia anak-anak tapi puncak kekerapan tukak lambung pada dekade ke-5 (40-50 tahun). Prevalensi keganasan yang besar pada penyakit gastritis diatas 45 tahun (Taringan, 1990), hal ini mungkin dikarenakan karena pertambahan usia akan menimbulkan beberapa perubahan baik secara fisik maupun mental yang lebih lanjut mengakibatkan kemunduran biologis terhadap penurunan fungsi organ tubuh yang berperan sebagai dalam mempertahankan dan menciptakan kesehatan yang prima adalah fungsi organ yang berkaitan dengan makanan dan pencernaan (Febrianti, 2004).
III.6.2 Jenis Kelamin Hampir semua kepustakaan menyebutkan bahwa tukak pada laki-laki lebih banyak dari pada perempuan, data pada subbagian gastroentelogi bagian ilmu penyakit dalam FKUI/RSCM 1986 menunjukkan pada laki-laki 3 kali lebih banyak dari pada wanita tetapi laporan akhir-akhir ini menunjukkan adanya kecenderungan bahwa insidensi tukak makin banyak pada wanita sehingga perbandingan tersebut menjadi kecil, hal ini mungkin disebabkan karena wanita
Skripsi
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
lebih sering mengalami tekanan atau kecemasan dalam hidupnya (Simadibrata, 1990). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Siti isfandari (1999) pada pendududuk dewasa gangguan mental emosional menunjukkan tingginya gejala gangguan mental dan emosional pada wanita dari pada laki-laki.
III.6.3 Status Sosial Ekonomi Dinegara Inggris penderita tukak lambung biasanya lebih sering diderita pada kelompok sosial ekonomi rendah dan adanya kenaikan kekerapan penyakit tukak ada daerah urbanisasi di antara para penduduk yang berpenghasilan rendah (Taringan, 1990). Hal ini mungkin karena banyaknya masalah ekonomi keluarga yang mereka alami dan kesulitan dalam memecahkan masalah tersebut sehingga menimbulkan stres.
III.6.4 Pengetahuan Menurut WHO 1998 perilaku seseorang dipengaruhi oleh 4 faktor yaitu pengetahuan, kepercayaan, sikap dan nilai. Pengetahuan yang berhubungan dengan penyakit gastritis adalah prilaku merokok, minum alkohol, obat-obatan penghilang rasa nyeri, konsumsi makanan dan minuman yang bisa menyebabkan timbulnya penyakit gastritis.
III.6.5 Kebiasaan Makan Dan Minum Kebiasaan makan adalah cara seseorang atau kelompok orang dalam memilih hidangan dan mengkonsumsinya sebagai tanggapan terhadap pengaruh
Skripsi
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
psikologi, fisiologi, budaya dan sosial. Istilah kebiasaan makan juga menunjukkan tindakan manusia (what people do and practice) terhadap makan dan makanan yang dipengaruhi oleh pengetahuan (what people think), dan perasaan (what people feel) serta persepsi (what people perceive) tentang suatu hal itu (Adiningsih,S, 2005). Menurut Yuwono Agus salah satu penyebab yang bisa menyebabkan penyakit gastritis adalah karena ketidakmampuan lambung (indigesti), produksi asam lambung yang berlebihan dan makan yang tidak teratur. Penyakit lambung ini biasanya terjadi akibat serangan asam lambung yang tinggi, atau terlalu banyak makanan dan minuman yang bersifat merangsang naiknya asam lambung seperti makanan pedas yang mengandung cabe dan merica, makanan yang asam, kopi, alkohol, dan minum-minuman yang bersoda. Makanan yang sifatnya “tajam” tersebut bisa menggasak dinding lambung, sehingga menimbulkan nyeri pada lambung yang lecet karena gesekan tersebut. Karena lemahnya daya tahan dinding lambung terhadap serangan tersebut maka kehadiran zat-zat merangsang tersebut menimbulkan gejala penyakit gastritis (www.indomedia.com). Sedangkan
memakan
makanan
dalam
keadaan
panas
dapat
menyebabkan iritasi mukosa lambung dan menyebabkan rangsangan thermis (Tambunan, 1994).
III.6.6 Merokok Merokok bisa merusak lapisan mukosa lambung karena asap rokok dipercaya menghalangi produksi zat prostaglandin tubuh, zay ini merupakan
Skripsi
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
pelindung lambung dari serangan asam lambung dan pepsin sehingga merut peka terhadap radang lambung seperti ulkus dan jika berlanjut bisa menyebabkan karsinoma (www.cnn.com, 2005).
III.6.7 Alkohol Alkohol dapat mengakibatkan peradangan dan perlakuan pada lambung, mengkonsumsi alkohol yang sekali-kali tidak akan menimbulkan kerusakan lambung tapi dapat meningkatkan sekresi asam lambung (Albert, 2005). Penggunaan aspirin bersamaan dengan alkohol bisa mempunyai sifat saling memperkuat efek satu sama lainyang menimbulkan iritasi berat pada mukosa lambung (Tambunan, 1994).
III.6.8. Obat Anti-Inflamasi Non-Steroid (OAINS) Obat-obat anti-inflamasi non-steroid (OAINS), banyak dipakai dalam praktek maupun kehidupan sehari-hari, untuk pengobatan artritis. Gangguan pada lambung merupakan efek samping yang cukup sering dijumpai pada penderita yang menggunakan OAINS dalam jangka panjang. Gangguan pada lambung sangat bervariasi, mulai dari hanya keluhan dispepsia, sampai pada kelainan serius yang dapat mengancam jiwa penderita , sering ulserasi, pendarahan saluran cerna bagian atas (SMBA), maupun perforasi lambung. Pada hewan coba, aspirin dan endomethacin memberi gambaran kerusakan mukosa berbeda dilambung dan usus. Aspirin menimbulkan kerusakan yang luas terutama pada lambung sementara endomethacin juga dapat menimbulkan kerusakan pada usus.
Skripsi
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Kerusakan mukosa lambung tersebut akibat efek hambatannya pada sintesis prostaglandin dalam mukosa lambung, yang dibutuhkan dalam sitoproteksi lambung. Prostaglandin dibutuhkan tubuh untuk memproduksi kekebalan dan viskositas lapisan mukosa, serta bikarbonat, juga untuk menghambat produksi asam lambung, dan meningkatkan aliran darah dalam lambung. Semua efek ini diperlukan lambung untuk mempertahankan integritas pertahanan mukosa lambung. (Kusumobroto, 2004).
III.6.9. Penyakit Infeksi Dewasa ini telah di yakini oleh para ahli bahwa kuman helicobakter pylori dapat menyebabkan terjadinya gastritis kronis dengan angka prevalensi sebesar 70-80% (Lumaksono, W, 1998). Kuman ini mempunyai panjang 2-3 mikron dan lebarnya 0,5 mikron, bentuknya seperti spiral berekor diselubungi lapisan flagella. Bakteri ini sering dikaitkan dengan gangguan yang tak kunjung sembuh. Dalam keadaan tidak aktif, bakteri ini berubah menjadi cocoid yang berlindung dalam kapsulnya.begitu keadaan memungkinkan baginya untuk aktif, dengan gesitnya bakteri ini bergerak. Bakteri ini bergerak dalam lapisan mukus perut, dalam suasana asam tinggi, disitulah bakteri ini mengeluarkan enzim urease yang dapat menguraikan urea menjadi amoniak dan karbondioksida ( Salamiharja, 1997).
III.6.10. Stres Stres merupakan kelelahan badan yang diakibatkan oleh kecemasan, tekanan-tekanan yang dialami dalam menjalani kehidupan (Scala, 2003).
Skripsi
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Para ahli kedokteran sependapat menyatakan bahwa produksi asam HCL berlebihan dalam lambung, disebabkan terutama oleh adanya ketegangan atau stres mental/kejiwaan. Untuk memahami hubungan stres dengan produksi asam lambung, dapat ditinjau dari percobaan yang telah dilakukan pada sekitar abad ke-19 oleh Ivan Pavlov, seorang fisiologi rusia. Dalam penelitian tersebut Pavlov menggunakan seekor anjing sebagai binatang percobaan. Pada anjing tersebut dibuat lubang pada kerongkongan dan lambungnya, sehingga getah lambung yang diproduksi dapat dkumpulkan. Dengan adanya lubang dikerongkongan,. Maka secara otomatis tidak ada sedikitpun makanan yang yang dapat mencapai lambung. Dari hasil percobaan tersebut, dapat diketahi bahwa pengeluaran tetap dapat terjadi dalam jumlah yang cukup banyak walaupun tidak ada makanan yang sampai kelambung. Akhirnya Pavlov dapat membuktikan bahwa dengan adanya rangsangan melihat makanan dan mencium bau makanan, sudah cukup untuk membuat getah lambung di produksi. Kesimpulan yang didapatkan pavlov adalah pengeluaran getah lambung bermula dari adanya serangkaian refluks saraf (nervus vagus). Apabila stres dan emosi dibiarkan maka tubuh akan berusaha menyesuaikan diri dan bertahan hidup dengan tekanan tersebut. Kondisi yang demikian dapat menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan patologis dalam jaringan atau organ tubuh manusia, melalui saraf otonom. Sebagai akibatnya, akan tibul penyakit adaptasi yang berupa hipertensi, penyakit jantung (infark), tukak lambung atau gastritis dan lain sebagainya (Laylawati, 2001).
Skripsi
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Oleh karena itu penderita gastritis harus hidup lebih rileks dan menghindari stres, karena stres dapat merangsang produksi asam lambung sehingga menyebabkan terjadinya radang ( www.suaramerdeka.com , 2005).
Skripsi
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
BAB IV KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS
IV.1 Kerangka Konsep Karakteristik Individu a. b.
Jenis Kelamin Sosial Ekonomi
c.
Umur
d.
Pendidikan
Pengetahuan
STRES
GASTRITIS
KAMBUH
Prilaku : a. Merokok b. Alkohol c. Minum-minuman iritatif lambung d. Minum Obat Anti-Inflamasi Non-Steroid (OAINS) e.
Kebiasaan makan: - Keteraturan makan - Konsumsi makanan pedas - Konsumsi makanan asam - Konsumsi makanan panas
Penyakit Infeksi
di teliti tidak di teliti IV.1.Bagan kerangka konsep hubugan antara stres dan kebiasaan makan dengan terjadinya kekambuhan penyakit.
Skripsi
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Terjadinya penyakit gastritis berhubungan dengan beberapa faktor-faktor yang antara lain: faktor karakteristik penderita, pengetahuan, merokok, minum alkohol, minum minuman iritatif lambung, minum Obat Anti-Inflamasi NonSteroid,kebiasaan makan, penyakit infeksi dan stress yang satu sama lain saling berhubungan. Dan diperkirakan hampir semua penderita gastritis mengalami kekambuhan. Faktor
prilaku
kebiasaan
makan
penderita
dapat
menimbulkan
kekambuhan penyakit gastritis. Kebiasaan makan tersebut meliputi keteraturan makan, konsumsi makanan pedas, konsumsi makanan asam, konsumsi makanan panas dan konsumsi makanan dingin. Prilaku kebiasaan makan tersebut dipengaruhi oleh pengetahuan seseorang tentang penyakit gastritis. Faktor stres juga dapat menyebabkan timbulnya kembali penyakit gastritis yang dipengaruhi oleh jenis kelamin dan status sosial ekonomi.
IV.2 Hipotesis 1.
Adanya hubungan antara karakteristik responden (umur, jenis kelamin, Status sosial ekonomi) dengan kekambuhan penyakit gastritis.
2.
Adanya hubungan antara stres dengan kekambuhan penyakit gastritis.
3.
Adanya hubungan antara kebiasaan makan dengan kekambuhan penyakit gastritis.
4.
Adanya hubungan antara pengetahuan dengan kekambuhan penyakit gastritits.
Skripsi
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
BAB V METODE PENELITIAN
V.1 Jenis dan Rancang Bangun Penelitian Jenis penelitian yang digunakan merupakan penelitian observasional karena dalam pengumpulan data atau informasi tanpa melakukan intervensi atau perlakuan pada responden, sedangkan berdasarkan tipe penelitian adalah penelitian analitik karena bermaksud menganalisa hubungan antara variabelvariabel penelitian, pengumpulan data yang digunakan yaitu secara cross sectional di mana dalam penelitian ini seluruh variabel diamati pada saat yang bersamaan dan pada waktu berlangsungnya kegiatan penelitian (Notoatmodjo.S, 2002)
V.2 Populasi Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah semua penderita gastritis di Balai Pengobatan dan Rumah Bersalin Mawaddah mulai bulan Januari sampai Desember 2005.
V.3 Sampel, Besar Sampel, dan Cara Pengambilan Sampel V.3.1. Sampel Sampel penelitian ini adalah diambil dari sebagian populasi yaitu penderita gastritis yang datang ke Balai Pengobatan dan Rumah bersalin Mawaddah.
Skripsi
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
V.3.2 Besar sampel Besar sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan rumus cochran sampling technique yaitu: n= Z2x p x q
d2 = (1,96)2 x 0,5 x 0,5 (0,1)2 = 96,04 Karena jumlah populasinya kecil atau kurang dari 10.000, maka dapat menggunakan rumus yang lebih sederhana yaitu :
nf=
n 1+ n/N
=
96,04 1+ 96,04/1419
= 89,75 ~ 90 orang keterangan:
Skripsi
n
:
besar sampel yang diinginkan ( populasi lebih 10.000)
Z
:
deviasi normal standart; α= 0,05= 1,96
p
:
proporsi dalam populasi sasaran (0,5)
q
:
1-p
d
:
Tingkat kecermatan (0,1)
nf
:
besar sampel yang di inginkan ( populasi kurang dari 10.000)
N
:
taksiran besar populasi (1419)
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
V.3.3 Cara Pengambilan Sampel Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik simple random sampling, yang mana pengambilan sampel secara random bisa diartikan bahwa sampel bisa diambil secara acak dan setiap unit dari populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk diseleksi sebagai sampel (Notoatmodjo. S, 1993).
V.4 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian yang akan dilakukan penelitian adalah Balai pengobatan dan Rumah Bersalin Mawaddah karena tingginya angka kunjungan gastritis di Balai Pengobatan Mawaddah dan Rumah Bersalin Mawaddah, waktu penelitian ini dilaksanakan mulai penyusunan proposal dari bulan Oktober 2005 sampai dengan Juli 2006.
V.5 Variabel, Definisi Operasional dan Cara Pengukuran V.5.1 Variabel yang diteliti a. Variabel terikat (dependent variable) adalah status kekambuhan penyakit gastritis. b. Variabel bebas (independent variable) adalah:
Skripsi
-
Variabel jenis kelamin
-
Variabel sosial ekonomi
-
Variabel umur
-
Variabel pengetahuan
-
Variabel kebiasaan makan
-
Variabel stres
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
V.5.2 Definisi Operasional dan Cara Pengukuran Variabel Definisi Operasional Cara Pengukuran Status kekambuhan penyakit gastritis
Munculnya kembali gejala-gejala gastritis pada penderita gastritis yang dinyatakan oleh dokter di Balai Pengobatan dan Rumah Bersalin Mawaddah.
Wawancara dengan kuesioner, dikategorikan: 1. Ya (gejala gastritis muncul setelah gejala gastritis hilang) 2. Tidak (gejala gastritis tidak muncul lagi setelah gejala gastritis hilang)
Nominal
Jenis Kelamin
Jenis yang digunakan untuk membedakan laki-laki atau perempuan
Wawancara dengan kuesioner, dikategorikan: 1. Laki-laki 2. Perempuan
Nominal
Umur
Usia responden saat wawancara terhitung dari kelahiran
Ordinal
Pengetahuan
Pemahaman responden tentang gejala penyakit gastritis, faktor yang mempengaruhi gastritis dan kekambuhannya
Wawncara dengan kuesioner, Dikategorikan: 1. ≥ 40 tahun 2. < 40 tahun Wawancara dengan kuesioner, dikategorikan: 1. Kurang ( bila skor < 20) 2. Cukup ( bila skor ≥ 20) Wawancara dengan kuesioner, dikategorikan: 1. Tinggi (> Rp 650.000) 2. Sedang ( Rp 650.000) 3. Rendah (< Rp 650.000)
Ordinal
Sosial Ekonomi Keadaan status sosial ekonomi berdasarkan UMR daerah Mojokerto yaitu sebesar Rp 650.000
Skripsi
Skala
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Ordinal
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Kebiasaan makan
Kebiasaan responden dalam mengkonsumsi makanan berdasarkan keteraturan makan dan konsumsi makanan pedas, asam, panas, dingin.
Wawancara dengan kuesioner, Dikategorikan: 1. Kurang baik (4-6) 2. Baik (7-8)
Nominal
- Keteraturan makan
Kebiasaan makan sehari-hari responden berdasarkan jam waktu makan
Wawancara dengan kuesioner, dikategorikan: 1. Tidak teratur 2. Teratur
Nominal
- Konsumsi makanan pedas
Kebiasaan responden
Wawancara dengan kuesioner, dalam mengkonsumsi Dikategorikan: 1. Ya (jika makanan yang rasanya responden pedas menjawab suka atau sering mengkonsumsi makanan pedas) 2.Tidak (jika responden menjawab tidak suka mengkonsumsi makanan pedas)
Nominal
Wawancara dengan kuesioner, dikategorikan: 1. Ya (jika responden menjawab suka atau sering mengkonsumsi makanan asam) 2. Tidak (jika responden menjawab tidak suka mengkonsumsi makanan asam)
Nominal
Kebiasaan responden dalam mengkonsumsi makanan yang rasanya asam
- Konsumsi makanan asam
Skripsi
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Kebiasaan responden mengkonsumsi makanan/minuman dalam keadaan panas
- Konsumsi makanan/ minuman panas
Stress
Suatu kondisi yang dialami responden seperti perasaan gelisah, cemas, khawatir, sedih dan marah
Wawancara dengan kuesioner, Dikategorikan: 1. Ya (jika responden menjawab sering mengkonsumsi makanan/minum an dalam keadaan panas) 2. Tidak (jika responden menjawab jarang mengkonsumsi makanan/minum an dalam keadaan panas)
Nominal
Wawancara dengan kuesioner, Jacqueline M Atkinson Ph.D Dikategorikan: 1. Ya (bila skor ≤ 34) 2. Tidak (bila skor > 34)
Nominal
V.6 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data V.6.1 Data Primer Data primer dalam penelitian ini adalah data yang dikumpulkan berasarkan wawancara yang dilakukan dalam penelitian kepada responden dengan panduan kusioner yang telah disiapkan, yang meliputi variabel: umur, jenis kelamin, status sosial ekonomi, pengetahuan, kebiasaan makan.
Skripsi
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
V.6.2 Data Sekunder Data Sekunder dalam penelitian ini adalah data yang didapatkan dari data rekam medis Balai Pengobatan dan Rumah Bersalin Mawaddah, yaitu status kekambuhan penderita gastritis.
V.7 Teknik Pengolahan dan Analisis Data Data yang terkumpul akan diolah secara deskriptif dan disajikan dalam bentuk tabel, karena tujuan penelitian ini untuk melihat hubungan antara variabel penyebab dan variabel akibat maka uji statistik yang digunakan adalah uji chi square (X2) dengan tingkat kemaknaan α=0,05.
Skripsi
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
BAB VI HASIL PENELITIAN
VI. I. Gambaran Umum Balai Pengobatan Dan Rumah Bersalin Mawaddah Balai Pengobatan dan Rumah Bersalin Mawaddah berada di wilayah Kecamatan Ngoro, Kabupaten Mojokerto. Jenis pelayanan yang ada di Balai Pengobatan dan Rumah Bersalin Mawaddah terdiri dari Rawat Jalan ( Umum, KIA/imunisasi dan KB ), UGD, Rawat Inap termasuk memberikan pelayanan dalam persalinan. Adapun visi dari Balai Pengobatan dan Rumah Bersalin Mawaddah adalah memberikan pelayanan kesehatan yang prima dan terjangkau Ridha Allah Swt, sedangkan misi dari Balai Pengobatan dan Rumah Bersalin Mawaddah adalah memberikan pelayanan kepada semua lapisan masyarakat tanpa membedakan suku, ras, agama dan golongan, menjadikan semua bentuk pelayanan sebagai suatu ibadah dan selalu mengutamakan mutu dan kepuasan pelanggan.
VI. 2. Karakteristik Responden Responden dalam penelitian ini terdiri dari 90 orang yang menderita gastritis di Balai Pengobatan dan Rumah Bersalin Mawaddah tahun 2005, responden penelitian dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu kelompok yang tidak mengalami kekambuhan dan mengalami kekambuhan, responden yang mengalami kekambuhan terdiri dari 70 responden (77,8%) dan yang tidak mengalami kekambuhan terdiri dari 20 responden (22,2%).
Skripsi
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Distribusi karakteristik responden terdiri dari umur responden, jenis kelamin responden dan status sosial ekonomi responden.
IV.2.1 Umur Responden Dalam penelitian ini umur responden dikelompokkan menjadi dua kelompok umur yaitu responden umur < 40 tahun dan
≥ 40 tahun. Umur
responden berumur ≥ 40 tahun labih banyak dari pada yang berumur < 40 tahun yaitu terdiri dari 57,8 % untuk yang berumur ≥ 40 tahun dan 42,2 % untuk yang berumur < 40 tahun. Distribusi responden berdasarkan umur responden dapat di lihat pada tabel VI.1 di bawah ini. Tabel VI.1 Distribusi Responden Berdasarkan Umur Penderita Gastritis Di Balai Pengobatan dan Rumah Bersalin Mawaddah Tahun 2005 Umur
Jumlah
Persen
< 40 Tahun
38
42,2
≥ 40 Tahun
52
57,8
Total
90
100
IV.2.2 Jenis Kelamin Responden Jenis kelamin responden dalam penelitian ini sebagian besar mempunyai jenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 70 responden (77,8%), sedangkan sisanya 20 responden (22,2%) berjenis kelamin laki-laki. Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin dapat di lihat pada tabel VI.2 di bawah ini.
Skripsi
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Tabel VI.2 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Penderita Gastritis Di Balai Pengobatan Dan Rumah Bersalin Mawaddah Tahun 2005 Jenis Kelamin Laki-laki
Jumlah 20
Persen 22,2
Perempuan
70
77,8
Total
90
100
IV.2.3 Status Sosial Ekonomi Responden Dalam penelitian ini keadaan status sosial ekonomi di tentukan berdasarkan UMR di dareah Mojokerto yaitu sebesar Rp. 650.000 dan di kategorikan menjadi tiga golongan yaitu golongan status sosial ekonomi rendah (< Rp. 650.000), status sosial ekonomi sedang (Rp.650.000) dan status sosial ekonomi tinggi (> 650.000). Hasil penelitian didapatkan responden yang berada pada status sosial ekonomi rendah sebesar 33 responden (36,7%), 35 responden (38,9 %) berada pada golongan status sosial ekonomi sedang dan sisanya 22 responden (24,4%) termasuk golongan status sosial ekonomi tinggi. Distribusi responden berdasarkan status sosial ekonomi responden dapat di lihat pada tabel VI.3 di bawah ini. Tabel VI.3 Distribusi Responden Berdasarkan Status Sosial Ekonomi Penderita Gastritis Di Balai pengobatan Dan Rumah Bersalin Mawaddah Tahun 2005 Status Sosial Ekonomi
Skripsi
Jumlah
Persen
Rendah Sedang Tinggi
33 35 22
36,7 38,9 24,4
Total
90
100
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
VI.3. Pengetahuan Responden Tingkat pengetahuan mengenai penyakit gastritis yang di miliki responden dalam penelitian ini sebagian besar 69 responden (76,7%) mempunyai pengetahuan yang kurang , 17 responden (18,9%) mempunyai pengetahuan yang cukup dan sisanya 4 orang (4,4%) mempunyai pengatahuan yang baik mengenai penyakit gastritis. Distribusi pengetahuan responden bisa terlihat pada tabel IV.4 di bawah ini. Tabel VI.4 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Penderita Gastritis Di Balai pengobatan Dan Rumah Bersalin Mawaddah Tahun 2005 Pengetahuan Kurang
Jumlah 69
Persen 76,7
Cukup
21
23,3
Total
90
100
VI.4. Kebiasaan Makan Responden Kebiasaan makan responden dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu kebiasaan makan kurang dan baik. Dari hasil penelitian didapatkan responden yang mempunyai kebiasaan makan kurang lebih banyak dari pada kebiasaan makan baik yaitu 56 responden (62,2%) yang mempunyai kebiasaan makan kurang dan 34 responden (37,8%) yang mempunyai kebiasaan makan baik. Distribusi responden berdasarkan kebiasaan makan responden dapat di lihat pada tabel VI.5 di bawah ini.
Skripsi
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Tabel VI.5. Distribusi Responden Berdasarkan Kebiasaan Makan Pada Penderita Gastritis Di Balai pengobatan Dan Rumah Bersalin Mawaddah Tahun 2005 Kebiasaan Makan Kurang
Jumlah 56
Persen 62,2
Baik
34
37,8
Total
90
100
Dalam penelitian ini kebiasaan makan responden yang di teliti adalah keteraturan makan, konsumsi makan pedas, konsumsi makanan yang rasanya asam dan kebiasaan makanan dalam keadaan panas.
VI.4.1 Keteraturan makan Distribusi responden berdasarkan keteraturan makan responden dapat terlihat dari tabel VI.6 Tabel VI.6 Distribusi Responden Berdasarkan Keteraturan Makan Pada Penderita Gastritis Di Balai Pengobatan Dan Rumah Bersalin Mawaddah Tahun 2005 Keteraturan Makan Tidak teratur
Jumlah 56
Persen 62,2
Teratur
34
37,8
Total
90
100
Tabel VI.6 menunjukkan bahwa jumlah terbanyak responden mempunyai kebiasaan makan yang tidak teratur yaitu sebanyak 56 orang (62,2%), sedangkan sisanya 34 orang (37,8%) mempunyai kebiasaan makan yang teratur.
Skripsi
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
VI.4.2. Kebiasaan Mengkonsumsi Makanan Pedas Distribusi responden berdasarkan kebiasaan mengkonsumsi makanan yang pedas seperti terlihat pada tabel VI.7 berikut ini : Tabel VI.7 Distribusi Responden Berdasarkan Kebiasaan Mengkonsumsi Makanan Pedas Pada Penderita Gastritis Di Balai Pengobatan Dan Rumah Bersalin Mawaddah Tahun 2005 Konsumsi Makanan Pedas Ya
Jumlah
Persen
63
70
Tidak
27
30
Total
90
100
Tabel VI.7 menunjukkkan bahwa sebagian besar responden yaitu 63 responden (70%) mempunyai kebiasaan mengkonsumsi makanan pedas dan 27 responden (30%) sisanya tidak mempunyai kebiasaan mengkonsumsi makanan pedas.
VI.4.3. Kebiasaan Mengkonsumsi Makanan Asam Distribusi responden berdasarkan kebiasaan mangkonsumsi makanan asam seperti terlihat pada tabel VI.8 di bawah ini. Tabel VI.8 Distribusi Responden Berdasarkan Kebiasaan Mengkonsumsi Makanan Asam Pada Penderita Gastritis Di Balai Pengobatan Dan Rumah Bersalin Mawaddah Tahun 2005 Konsumsi Makanan Yang Rasanya Asam Ya
Skripsi
Jumlah
Persen
55
61,1
Tidak
35
38,9
Total
90
100
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Pada tabel VI.8 menunjukkan bahwa sebagian besar responden yaitu 55 responden (61,1%) mempunyai kebiasaan mengkonsumsi makanan asam dan 25 responden (38,9%) tidak mempunyai kebiasaan mengkonsumsi makanan asam.
VI.4.4. Kebiasaan Mengkonsumsi Makanan Dalam Keadaan Panas Distribusi responden berdasarkan kebiasaan mangkonsumsi makanan dalam keadaan panas seperti terlihat pada tabel VI.9 di bawah ini : Tabel VI.9 Distribusi Responden Berdasarkan Kebiasaan Mengkonsumsi Makanan Dalam Keadaan Panas Pada Penderita Gastritis Di Balai Pengobatan Dan Rumah Bersalin Mawaddah Tahun 2005 Konsumsi Makanan Dalam Keadaan Panas Ya
Jumlah
Persen
56
62,2
Tidak
34
37,8
Total
90
100
Pada tabel VI.9 menunjukkan bahwa sebagian besar responden yaitu 56 responden (62,2%) mempunyai kebiasaan mengkonsumsi makanan dalam keadaan panas dan 25 responden (37,8%) tidak mempunyai kebiasaan mengkonsumsi makanan dalam keadaan panas.
VI.5. Stres Distribusi responden berdasarkan kondisi stres seperti terlihat pada tabel VI.10 di bawah ini :
Skripsi
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Tabel VI.10 Distribusi Responden Berdasarkan Kondisi Stres Pada Penderita Gastritis Di Balai Pengobatan Dan Rumah Bersalin Mawaddah Tahun 2005 Stress
Jumlah 61
Persen 67,8
Tidak
29
32,2
Total
90
100
Ya
Pada tabel VI.10 menunjukkan bahwa sebagian besar responden yaitu 61 responden (67,8%) sedang dalam kondisi stres dan sisanya 29 responden ( 32,2%) tidak dalam kondisi stres.
VI.6. Hubungan Antar Variabel VI.6.1 Hubungan Umur Responden Dengan Kekambuhan Penyakit Gastritis Umur dikategorikan menjadi 2 kelompok yaitu < 40 tahun dan ≥ 40 tahun. Hasil penelitian pada tabel VI.11 menunjukkan bahwa responden yang mengalami kekambuhan sebagian besar (55,7%) berumur ≥ 40 tahun sedangkan yang tidak mengalami kekambuhan sebagian besar (65%) berumur ≥ 40 tahun. Tabel VI.11 Hubungan Umur Responden Dengan Kekambuhan Penyakit Gastritis Pada Penderita Gastritis Di Balai Pengobatan Dan Rumah Bersalin Mawaddah Tahun 2005 Umur
Kambuh
Total
Ya
Tidak
≥ 40 Tahun
39 (55,7%)
13 (65%)
52 (57,8%)
< 40 Tahun
31 (44,3%)
7 (35%)
38 (42,2%)
Total
70 (100 %)
20 (100%)
90 (100%)
Berdasarkan hasil Chi square dengan α 0,05 di peroleh nilai p= 0,628, nilai tersebut menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan kekambuhan gastritis pada
Skripsi
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
penderita yang berumur < 40 tahun dan yang berumur ≥ 40 tahun, ini menunjukkan tidak adanya hubungan antara kelompok umur dengan kekambuhan penyakit gastritis.
VI.6.2 Hubungan Jenis Kelamin Responden Dengan Kekambuhan Penyakit Gastritis Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang mengalami kekambuhan sebagian besar (77,1%) berjenis kelamin perempuan sedangkan yang tidak mengalami kekambuhan sebagian besar (80 %) berjenis kelamin perempuan. Hubungan jenis kelamin dengan kekambuhan penyakit gastritis dapat di lihat pada tabel VI.12 di bawah ini. Tabel VI.12 Hubungan Jenis Kelamin Responden Dengan Kekambuhan Penyakit Gastritis Pada Penderita Gastritis Di Balai Pengobatan Dan Rumah Bersalin Mawaddah Tahun 2005 Jenis Kelamin
Kambuh
Total
Ya
Tidak
Laki-laki
16 (22,9%)
4 (20,0%)
20 (22,2%)
Perempuan
54 (77,1%)
16 (80,0%)
70 (77,8%)
Total
70 (100%)
20 (100%)
90 (100%)
Berdasarkan hasil Chi square dengan α 0,05 di peroleh nilai p= 1,000 nilai tersebut menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan kekambuhan gastritis pada penderita jenis kelamin perempuan dan yang berjenis kelamin laki-laki, ini menunjukkan tidak adanya hubungan antara jenis kelamin dengan kekambuhan penyakit gastritis.
Skripsi
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
VI.6.3 Hubungan Status Sosial Ekonomi Responden Dengan Kekambuhan Penyakit Gastritis Keadaan sosial ekonomi di kategorikan menjadi 3 kelompok yaitu Rendah (< Rp.650.000), Sedang (Rp.650.000), Tinggi (> Rp.650.000). Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang mengalami kekambuhan sebagian besar (75,5%) berada pada status sosial ekonomi sedang dan rendah sedangkan yang tidak mengalami kekambuhan sebagian besar (65%) berada pada status sosial ekonomi rendah dan sedang. Hubungan antara status sosial ekonomi dengan kekambuhan penyakit gastritis dapat di lihat pada tabel VI.13 di bawah ini. Tabel VI.13 Hubungan Status Sosial Ekonomi Responden Dengan Kekambuhan Penyakit Gastritis Pada Penderita Gastritis Di Balai Pengobatan Dan Rumah Bersalin Mawaddah Tahun 2005 Status Sosial Ekonomi
Kambuh
Total
Ya
Tidak
Rendah
26 (37,1%)
7 (35%)
33 (36,7%)
Sedang
29 (41,4%)
6 (30%)
35 (38,9%)
Tinggi
15 (21,4%)
7 (35%)
22 (24,4%)
Total
70 (100%)
20 (100%)
90 (100%)
Berdasarkan hasil Chi square dengan α 0,05 di peroleh nilai p= 0,424 nilai tersebut menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan kekambuhan gastritis pada penderita dengan status sosial ekonomi rendah, sedang dan tinggi, ini menunjukkan tidak adanya hubungan antara status sosial ekonomi dengan kekambuhan penyakit gastritis.
Skripsi
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
VI.6.4 Hubungan Stres Dengan Kekambuhan Penyakit Gastritis Kondisi stres dikategorikan menjadi dua kelompok yaitu stres dan tidak stress. Hasil penelitian pada tabel VI.14 menunjukkan bahwa responden yang mengalami kekambuhan sebagian besar yaitu 59 responden (84,3%) dalam keadaan stres dan sedangkan yang tidak mengalami kekambuhan sebagian besar yaitu 18 responden (90%) tidak dalam keadaan stres. Tabel VI.14 Hubungan Stres Dengan Kekambuhan Penyakit Gastritis Pada Penderita Gastritis Di Balai Pengobatan Dan Rumah Bersalin Mawaddah Tahun 2005 Kondisi Stres
Kambuh
Total
Ya
Tidak
Ya
59 (84,3%)
2 (10%)
61 (67,8%)
Tidak
11 (15,7%)
18 (90%)
29 (32,2%)
Total
70 (100%)
20 (100%)
90 (100%)
Berdasarkan hasil uji Chi square dengan α 0,05 didapatkan hasil p=0,000. Maka nilai tersebut menunjukkan bahwa ada perbedaan kekambuhan gastritis pada penderita yang memgalami stres dengan yang tidak dalam kondisi tidak stres, ini menunjukkan adanya hubungan antara kondisi stres dengan kekambuhan gastritis dan hasil OR yang didapatkan sebesar 48,273 yang berarti bahwa orang yang stres mempunyai risiko terjadinya kekambuhan 48,273 kali dibandingkan dengan penderita gastritis yang tidak stres.
VI.6.5 Hubungan Kebiasaan Makan Dengan kekambuhan Penyakit Gastritis Kebiasaan makan dikelompokkan manjadi dua kelompok yaitu kebiasaan makan kurang baik dan baik. Hasil penelitian didapatkan responden yang
Skripsi
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
mengalami kekambuhan sebagian besar (77,1%) mempunyai kebiasaan makan yang kurang baik sedangkan yang tidak mengalami kekambuhan sebagian besar (90%) mempunyai kebiasaan makan baik. Hubungan kebiasaan makan dengan kekambuhan penyakit gastritis dapat di lihat pada tabel VI.13 di bawah ini. Tabel VI.15 Hubungan Kebiasaan Makan Dengan Kekambuhan Penyakit Gasritis Pada Penderita Gastritis Di Balai Pengobatan Dan Rumah Bersalin Mawaddah Tahun 2005 Kebiasaan Makan
Total
Kambuh Ya
Tidak
Kurang
54 (77,1%)
2 (10%)
56 (62,2%)
Baik
16 (22,9%)
8 (90%)
34 (37,8%)
Total
70 (100%)
20 (100%)
90 (100%)
Berdasarkan uji Chi square dengan α 0,05 di dapatkan hasil nilai p= 0,000. Maka nilai tersebut menunjukkan bahwa ada perbedaan kekambuhan gastritis pada penderita yang mempunyai kebiasaan makan kurang dengan yang mempunyai kebiasaan makan baik, ini berarti adanya hubungan antara kebiasaan makan dengan kekambuhan gastritis. Hasil OR yang didapatkan sebesar 30,375 yang berarti bahwa penderita gastritis yang mempunyai kebiasaan makan kurang mempunyai risiko terjadinya kekambuhan 30,375 kali dibandingkan dengan penderita gastritis yang mempunyai kebiasaan makan baik.
VI.6.5.1 Hubungan Keteraturan Makan Dengan Kekambuhan Penyakit Gastritis Keteraturan makan dikategorikan menjadi dua kelompok yaitu teratur dan tidak teratur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang mengalami
Skripsi
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
kekambuhan sebagian besar (74,3%) mempunyai kebiasaan makan yang tidak teratur dan responden yang tidak mengalami kekambuhan sebagian besar (80%) mempunyai kebiasaan makan yang teratur. Hubungan keteraturan makan dengan kekambuhan penyakit gastritis seperti pada tabel VI.16 di bawah ini. Tabel VI.16 Hubungan Keteraturan Makan Responden Dengan Kekambuhan Penyakit Gastritis Pada Penderita Gastritis Di Balai Pengobatan Dan Rumah Bersalin Mawaddah Tahun 2005 Keteraturan
Total
Kambuh
Makan
Ya
Tidak
Tidak teratur
52 (74,3%)
4 (20%)
56(62,2%)
Teratur
18 (25,7%)
16 (80%)
34 (37,8%)
Total
70 (100%)
20 (100%)
90 (100%)
Hasil uji Chi square dengan α 0,05 di dapatkan p= 0,000 yang berarti ada perbedaan kekambuhan gastritis pada penderita yang yang mempunyai kebiasaan makan teratur
dengan yang tidak mempunyai kebiasaan makan teratur, ini
menunjukkan adanya hubungan antara kebiasaan makan teratur dengan kekambuhan gastritis. Hasil OR yang di dapatkan sebesar 11,556 ini berarti bahwa orang yang mempunyai kebiasaan makan tidak teratur mempunyai risiko terjadinya kekambuhan 11,556 kali di bandingkan dengan penderita gastritis yang mempunyai kebiasaan makan yang teratur.
VI.6.5.2 Hubungan Kebiasaan Mengkonsumsi Makanan Pedas Dengan Kekambuhan Penyakit Gastritis Kebiasaan mengkonsumsi makanan pedas dikategorikan menjadi dua kelompok yaitu mengkonsumsi makana pedas dan tidak mengkonsumsi makana
Skripsi
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
pedas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang mengalami kekambuhan sebagian besar (85,7%) mempunyai kebiasaan mengkonsumsi makanan pedas, dan yang tidak mengalami kekambuhan sebagian besar (85%) pada kelompok yang tidak mempunyai kebiasaan mengkonsumsi makanan pedas. Hubungan kebiasaan mengkonsumsi makanan pedas dengan kekambuhan penyakit gastritis seperti pada tabel VI.17 di bawah ini. Tabel VI.17 Hubungan Kebiasaan Mengkonsumsi Makanan Pedas Dengan Kekambuhan Penyakit Gastritis Pada Penderita Gastritis Di Balai Pengobatan Dan Rumah Bersalin Mawaddah Tahun 2005 Kebiasaan Mengkonsumsi Makanan Pedas
Kambuh
Total
Ya
Tidak
Ya
60 (85,7 %)
3 (15 %)
63 (70%)
Tidak
10 (14,3%)
17 (85%)
27 (30%)
70 (100%)
20 (100%)
90 (100%)
Total
Hasil uji Chi square dengan α 0,05, di dapatkan niilai p= 0,000. Nilai tersebut menunjukkan bahwa ada perbedaan kekambuhan gastritis pada penderita yang yang mempunyai kebiasaan mengkonsumsi makanan pedas dengan yang tidak mempunyai kebiasaan mengkonsumsi makanan pedas, ini menunjukkan adanya hubungan antara kebiasaan mengkonsumsi makanan pedas dengan kekambuhan penyakit gastritis. Hasil OR yang didapatkan sebesar 34 , ini berarti bahwa orang yang mempunyai kebiasaan mengkonsumsi makanan pedas mempunyai risiko terjadinya kekambuhan 34 kali lebih dibandingkan dengan penderita gastritis yang tidak mempunyai kebiasaan mengkonsumsi makanan pedas.
Skripsi
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
VI.6.5.3 Hubungan Kebiasaan Mengkonsumsi Makanan Asam Dengan Kekambuhan Penyakit Gastritis Kebiasaan mengkonsumsi makanan asam dikategorikan menjadi dua kelompok yaitu mengkonsumsi makanan asam dan tidak mengkonsumsi makanan asam. Hasil penelitian didapatkan responden yang mengalami kekambuhan sebagian besar (71,4%) mempunyai kebiasaan mengkonsumsi makanan asam dan responden yang tidak mengalami kekambuhan sebagian besar (75%) tidak mempunyai kebiasaan mengkonsumsi makanan asam.
Hubungan kebiasaan
mengkonsumsi makanan asam dengan kekambuhan penyakit gastritis seperti pada tabel VI.18 di bawah ini. Tabel VI.18 Hubungan Kebiasaan Mengkonsumsi Makanan Yang rasanya Asam Dengan Kekambuhan Penyakit Gastritis Pada Penderita Gastritis Di Balai Pengobatan Dan Rumah Bersalin Mawaddah Tahun 2005 Kebiasaan Mengkonsumsi
Kambuh
Total
Makanan Asam Ya
Tidak
Ya
50 (71,4%)
5 (25%)
55 (61,1%)
Tidak
20 (28,6%)
15 (75%)
35 (38,9%)
Total
70 (100%)
20 (100%)
90 (100%)
Hasil uji Chi square dengan α 0,05 di peroleh nilai p= 0,000 yang berarti bahwa ada perbedaan kekambuhan gastritis pada penderita yang mempunyai kebiasaan mengkonsumsi makanan asam dengan yang tidak mempunyai kebiasaan mengkonsumsi makanan asam, ini menunjukkan adanya hubungan antara kebiasaan mengkonsumsi makanan asam dengan kekambuhan gastritis. Berdasarkan hasil OR yang didapatkan sebesar 7,5 , ini berarti bahwa orang yang mempunyai kebiasaan mengkonsumsi makanan yang rasanya asam mempunyai risiko terjadinya kekambuhan 7,5 kali di bandingkan dengan
Skripsi
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
penderita gastritis yang tidak mempunyai kebiasaan mengkonsumsi makanan yang rasanya asam.
VI.6.5.4 Hubungan Kebiasaan Mengkonsumsi Makanan Dalam Keadaan Panas Dengan Kekambuhan Penyakit Gastritis Kebiasaan mengkonsumsi makanan dalam keadaan panas dikategorikan menjadi dua kelompok yaitu mengkonsumsi makanan dalam keadaan panas dan tidak mengkonsumsi makanan dalam keadaan panas. Dalam penelitian didapatkan responden yang mengalami kekambuhan sebagian besar (72,9%) mempunyai kebiasaan mengkonsumsi makanan dalam keadaan panas dan responden yang tidak mengalami kekambuhan sbagian besar (75%) tidak mempunyai kebiasaan mengkonsumsi
makanan
dalam
keadaan panas.
Hubungan
kebiasaan
mengkonsumsi makanan dalam keadaan panas dengan kekambuhan penyakit gastritis seperti pada tabel VI.19 di bawah ini. Tabel VI.19
Hubungan Kebiasaan Mengkonsumsi Makanan dalam Keadaan Panas Dengan Kekambuhan Penyakit Gastritis Pada Penderita Gastritis Di Balai Pengobatan Dan Rumah Bersalin Mawaddah Tahun 2005
Kebiasaan
Kambuh
Total
Mengkonsumsi Makanan Ya
Tidak
Ya
51 (72,9 %)
5 (25%)
56 (62,2%)
Tidak
19 (27,1%)
15 (75%)
34 (37,8%)
Total
70 (100%)
20 (100%)
90 (100%)
Dalam Keadaan Panas
Hasil uji Chi square dengan α 0,05 di dapatkan nilai p= 0,000. Nilai tersebut menunjukkan bahwa ada perbedaan kekambuhan gastritis pada penderita yang mempunyai kebiasaan mengkonsumsi makanan dalam keadaan panas
Skripsi
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
dengan yang tidak mempunyai kebiasaan mengkonsumsi makanan dalam keadaan panas, ini berarti adanya hubungan antara kebiasaan mengkonsumsi makanan dalam keadaan panas dengan kekambuhan gastritis. Berdasarkan hasil OR yang didapatkan sebesar 8,053 , ini berarti bahwa orang yang mempunyai kebiasaan mengkonsumsi makanan dalam keadaan panas mempunyai risiko terjadinya kekambuhan 8,053 kali dibandingkan dengan penderita gastritis yang tidak mempunyai kebiasaan mengkonsumsi makanan dalam keadaan panas. VI.6.6 Hubungan Pengetahuan Dengan Kekambuhan Penyakit Gastritis Pengetahuan responden di kelompokkan menjadi dua ketegori yaitu berpengetahuan kurang dan cukup. Hasil penelitian menunjukkan yang mengalami kekambuhan sebagian besar (78,6%) mempunyai pengetahuan kurang dan responden yang tidak mengalami kekambuhan sebagian besar (70%) juga mempunyai pengetahuan kurang. Hubungan pengetahuan dengan kekambuhan penyakit gastritis dapat di lihat pada tabel VI.20 di bawah ini. Tabel VI.20 Hubungan Keteraturan Pengetahuan Dengan Kekambuhan Penyakit Gastritis Pada Penderita Gastritis Di Balai Pengobatan Dan Rumah Bersalin Mawaddah Tahun 2005 Pengetahuan
Total
Kambuh Ya
Tidak
Kurang
55 (78,6%)
14 (70%)
69 (76,7%)
Cukup
15 (21,4%)
6 (30%)
21 (23,3%)
Total
70 (100%)
20 (100%)
90 (100%)
Hasil uji Chi square dengan α 0,05 di dapatkan p= 0,549. Nilai tersebut menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan kekambuhan gastritis pada penderita
Skripsi
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
gastritis yang mempunyai
pengetahuan kurang dengan yang mempunyai
pengetahuan cukup, ini berarti tidak adanya hubungan antara pengetahuan dengan kekambuhan gastritis.
VI.6.7 Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Stres VI.6.7.1. Hubungan Jenis Kelamin Dengan Stres Jenis kelamin dibedakan menjadi 2 kelompok yaitu laki-laki dan perempuan. Hasil penelitian didapatkan jumlah responden yang mengalami stres sebagian besar (80,3%) berjenis kelamin perempuan dan yang tidak mengalami stres sebagian besar (72,4%) mempunyai berjenis kelamin perempuan. Hubungan jenis kelamin dan stres seperti pada tabel VI.21 di bawah ini. Tabel VI.21 Hubungan Jenis Kelamin Dengan Stres Pada Penderita Gastritis Di Balai Pengobatan Dan Rumah Bersalin Mawaddah Tahun 2005 Jenis
Stres
Total
Kelamin
Ya
Tidak
Laki-Laki
12 (19,7%)
8 (27,6%)
20 (28,6%)
Perempuan
49 (80,3%)
21 (72,4%)
70 (71,4%)
Total
61 (100%)
29 (100%)
90 (100%)
Hasil uji Chi square dengan α 0,05 di paroleh nilai p = 0,567. Nilai tersebut menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan stres pada jenis kelamin lakilaki dan perempuan dan ini menunjukkan tidak adanya hubungan antara jenis kelamin dan stres.
Skripsi
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
VI.6.7.2 Hubungan Status Sosial Ekonomi Dengan Stres Keadaan sosial ekonomi di kategorikan menjadi 3 kelompok yaitu Rendah (< Rp.650.000), Sedang (Rp.650.000), Tinggi (> Rp.650.000). Hasil penelitian di dapatkan jumlah responden yang mengalami stres pada kelompok yang berada pada keadaan sosial ekonomi rendah sebanyak 23 responden (37,7%), Keadaan sosial ekonomi sedang sebanyak 27 responden (44,3%) dan yang keadaan sosial ekonominya tinggi sebanyak 11 responden (18%). Hubungan keadaan sosial ekonomi dengan stres seperti pada tabel VI.22 di bawah ini. Tabel VI.22 Hubungan Keadaan Sosial Ekonomi Dengan Stres Pada Penderita Gastritis Di Balai Pengobatan Dan Rumah Bersalin Mawaddah Tahun 2005 Keadaan
Stres
Sosial Ekonomi
Total
Ya
Tidak
Rendah
23 (37,7%)
10 (34,5%)
33 (36,7%)
Sedang
27 (44,3%)
8 (27,6%)
35 (38,9%)
Tinggi
11 (18%)
11 (37,9%)
22 (24,4%)
Total
61 (100%)
29 (100%)
90 (100%)
Hasil uji Chi square dengan α 0,05 didapatkan nilai p= 0,98. Nilai tersebut menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan stres pada keadaan sosial ekonomi rendah, sedang dan tinggi dan ini berarti tidak adanya hubungan antara keadaan sosial ekonomi dan stres. VI.6.8 Hubungan Pengetahuan Dengan Kebiasaan Makan Pengatahuan responden dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu pengetahuan kurang dan cukup. Hasil penelitian pada tabel VI.23 di bawah ini didapatkan responden yang mempunyai kebiasaan makan yang kurang baik
Skripsi
sebagian besar (80,4) mempunyai pengetahuan kurang dan
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
responden yang mempunyai kebiasaan makan baik sebagian besar (70,6%) juga mempunyai pengatahuan kurang. Tabel VI.23 Hubungan Pengetahuan Responden Dengan Kebiasaan makan Pada Penderita Gastritis Di Balai Pengobatan Dan Rumah Bersalin Mawaddah Tahun 2005 Pengetahuan
Kebiasaan Makan
Total
Kurang Baik
Baik
Kurang
45 (80,4%)
24 (70,6%)
69 (76,7%)
Cukup
11 (19,6%)
10 (29,4%)
21 (23,3%)
Total
56 (100%)
34 (100%)
90 (100%)
Hasil uji Chi square dengan α 0,05 di dapatkan nilai p=0,288. nilai ini berarti bahwa tidak ada perbedaan pengetahuan kurang dan pengetahuan cukup terhadap kebiasaan makan, ini berarti tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan kebiasaan makan.
Skripsi
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
BAB VII PEMBAHASAN
VII.1
Hubungan Antara Karakteristik Responden Dengan Kekambuhan Penyakit Gastritis
VII.1.1 Hubungan Antara Umur Dengan Kekambuhan Penyakit Gastritis Penyakit gastritis yang biasanya lebih di kenal dengan penyakit maag dapat terjadi pada semua golongan umur mulai dari anak-anak sampai dewasa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kelompok umur yang terbanyak adalah kelompok umur ≥ 40 tahun dari semua responden dan yang mengalami kekambuhan menunjukkan bahwa kelompok umur ≥ 40 tahun lebih banyak yang mengalami kekambuhan. Hasil uji statitik didapatkan bahwa tidak adanya hubungan antara umur dengan kakambuhan penyakit gastritis. Taringan (1990) yang berpendapat bahwa walaupun tukak lambung dapat di derita sejak usia anak-anak tapi puncak kekerapan terjadi pada dekade ke-5 dan prevalensi keganasan yang paling besar terjadi pada usia di atas 40 tahun. Menurut Febrianti (2004) bahwa pertambahan usia akan menimbulkan beberapa perubahan baik secara fisik maupun mental yang lebih lanjut mengakibatkan kemunduran biologis terhadap penurunan fungsi organ tubuh yang berperan sebagai dalam mempertahankan dan menciptakan kesehatan yang prima adalah fungsi organ yang berkaitan dengan makanan dan pencernaan. selain itu umur diatas 40 tahun sudah mulai rentan terhadap makanan–makanan pedas, asam, panas yang bisa menyebabkan kekambuhan penyakit gastritis.
Skripsi
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Dalam penelitian tidak didapatkan adanya hubungan umur dengan kekambuhan penyakit gastritis, hal ini bisa dikarenakan karena cara dan tehnik pengambilan sampel yang digunakanyang berbeda dengan penelitian sebelumnya.
VII.1.2 Hubungan Antara Jenis Kelamin Dengan Kekambuhan Penyakit Gastritis Sebagian besar penderita gastritis mempunyai jenis kelamin perempuan dan penderita gastritis yang mengalami kekambuhan juga sebagian besar mempunyai jenis kelamin perempuan dan berdasarkan hasil uji statistik didapatkan tidak adanya hubungan antara jenis kelamin dengan kekambuhan penyakit gastritis. Hal ini tidak sesuai dengan Taringan (1990) yang menyebutkan bahwa tukak lambung lebih sering terjadi pada laki-laki dari pada perempuan yaitu perbandingannya 3:2. Tetapi sesuai dengan teori dari Simadibrata (1990) yang mengatakan bahwa akhir-akhir ini kecenderungan insidensi tukak lebih sering terjadi pada wanita dikarenakan perempuan lebih sering mengalami stres atau kecemasan dalam hidupnya, meskipun hasil uji statistik dalam penelitian ini tidak ada hubungan antara jenis kelamin dengan stres.
VII.1.3 Hubungan Antara Status Sosial Ekonomi Dengan Kekambuhan Penyakit Gastritis Sebagian besar penderita gastritis bedasarkan status sosial ekonomi lebih banyak pada status sosial ekonomi rendah dan sedang yaitu sebesar 33 responden dan 35 responden. Hasil uji statistik menunjukkan tidak adanya hubungan antara status sosial ekonomi dengan kekambuhan gastritis.
Skripsi
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Hal ini tidak sesuai dengan Taringan (1990) yang menyatakan bahwa penderita tukak lambung biasanya lebih sering di derita pada kelompok sosial ekonomi rendah dan adanya kekerapan penyakit tukak pada daerah urbanisasi penduduk yang berpenghasilan rendah. Dalam penelitian ini di dapatkan bahwa responden yang mengalami stres lebih banyak pada responden yang berada pada status sosial ekonomi rendah dan sedang yaitu sebesar 37,7% dan 44,3%, namun berdasarkan uji statistik dalam hasil penelitian ini menunjukkan tidak adanya hubungan antara status sosial ekonomi dengan stres.
VII.2. Hubungan Stres Dengan Kekambuhan penyakit Gastritis Dari hasil penelitian didapatkan bahwa jumlah responden yang mengalami kekambuhan yang dalam kondisi stres lebih banyak pada penderita gastritis yang mengalami stres dari pada yang tidak mengalami stres. Dan berdasarkan uji statistik menunjukkan adanya hubungan antara stres dengan kekambuhan penyakit gastritis. Menurut pendapat para ahli kedokteran yang menyatakan bahwa kenaikan asam HCL yang berlebihan pada lambung terutama di sebabkan oleh ketegangan atau stres mental/kejiwaan. Dan sesuai pula dengan pendapat Laylawati (2001) bahwa apabila stres dan emosi dibiarkan maka tubuh akan berusaha menyesuaikan diri dan bertahan hidup dengan tekanan tersebut, kondisi yang demikian dapat menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan patologis dalam jaringan atau organ tubuh manusia, melalui saraf otonom. Sebagai akibatnya, akan timbul penyakit adaptasi yang berupa hipertensi, penyakit jantung (infark), tukak lambung atau gastritis dan lain sebagainya. Oleh karena itu
Skripsi
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
penderita gastritis harus hidup lebih rileks dan menghindari stres, karena stres dapat merangsang produksi asam lambung sehingga menyebabkan terjadinya radang ( www.suaramerdeka.com , 2005). Hal ini mungkin dikarenakan sebagian besar responden dalam penelitian mempunyai jenis kelamin perempuan yang menurut Simadibrata (1990) perempuan lebih sering mengalami stress atau kecemasan dan tekanan dalam hidupnya, dan wanita lebih sensitif dalam menghadapi semua permasalahan yang di alami dari pada wanita, terbukti hasil penelitian pada penduduk dewasa yang dilakukan Siti Isfandari (1999) menunjukkan tinggginya gejala gangguan mental dan emosional pada wanita dari pada laki-laki. Selain itu dalam penelitian ini keadaan sosial ekonomi responden sebagian besar pada status sosial rendah dan sedang yang lebih cenderung mengalami stress karena banyaknya masalah perekonomian yang mereka hadapi dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
VII.3 Hubungan Kebiasaan Makan Dengan Terjadinya Kekambuhan Penyakit Gastritis Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari penderita gastritis yang mengalami kekambuhan sebagian besar mempunyai kebiasaan makan yang kurang dan berdasarkan hasil uji statistik di dapatkan adanya hubungan antara kebiasaan makan dengan kekambuhan penyakit gastritis. Menurut Yuwono Agus dalam www.indomedia.com (2005) yang menyatakan bahwa salah satu penyebab munculnya kekambuhan penyakit gastritis karena ketidakmampuan lambung (indigesti), produksi asam yang berlebihan karena ketidakseimbangan faktor agresif dan defensif yang
Skripsi
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
menyebabkan produksi HCL dalam lambung meningkat hal ini dikarenakan kebiasaan makan yang kurang seperti cenderung mengkonsumsi makanan pedas, makanan asam,
waktu makan yang tidak teratur dan sering mengkonsumsi
makanan dalam keadaan panas.
VII.3.1 Hubungan Keteraturan Makan Gastritis
Dengan Kekambuhan Penyakit
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penderita gastritis yang banyak mengalami kekambuhan adalah penderita gastritis yang mempunyai kebiasaan makan teratur. Hal ini mungkin disebabkan karena sebagian besar responden mengalami stres dimana orang yang mengalami stres cenderung merasa kehilangan keinginan untuk makan atau nafsu makan berkurang. Berdasrkan uji statistik menunjukkan adanya hubungan antara kebiasaan makan teratur dengan kekambuhan gastritis. Menurut Suhaemi (2005) percobaan
yang dilakukan Pavlov pada
anjingnya yang di kenal dengan percobaan anjing Pavlov, setiap kali memberi makan anjingnya Pavlov membunyikan lonceng dan setiap membunyikan lonceng dia tau kalau dia akan dapat makanan, pada suatu saat pavlov membunyikan lonceng tetapi dia tidak memberi makana pada anjingnya lalu di periksa ternyata air liur anjing meleleh dan lambungnya dibanjiri oleh cairan yang asam, ini jelas membuktikan bahwa produksi asam lambung sangat berhubungan dengan otak, di mana jika sudah masuk jam biasanya waktu makan tetapi tidak makan maka produksi HCL dalam lambung akan meningkat yang bisa menyebabkan munculnya gejala sakit gastritis.
Skripsi
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Hal ini juga sesuai dengan yang dikemukakan oleh Gani A Rino dalam www.dinkesjatim.go.id bahwa lambung dalam memproduksi asam lambung untuk mencerna makanan dalam jadwal yang teratur meskipun dalam keadaan tidurpun lambung tetap memproduksi asam lambung oleh karena itu jika pola makan kita tidak teratur dapat menimbulkan gejala sakit maag karena tidak ada makanan yang dicerna.
VII.3.2 Hubungan Kebiasaan Mengkonsumsi Makanan Pedas Dengan Kekambuhan Penyakit Gastritis Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah responden yang mengalami kekambuhan yang mempunyai kebiasaan mengkonsumsi makanan pedas lebih banyak dari pada yang tidak mempunyai kebiasaan makan pedas hal ini mungkin disebabkan karena sulitnya menghilangkan kebiasaan mengkonsumsi makanan yang rasanya pedas dan responden dalam penelitian
ini sebagian besar
mempunyai jenis kelamin perempuan di mana kecenderungan mengkonsumsi makanan pedas cukup tinggi.hasil uji statistik didapatkan adanya hubungan antara kebiasaan mengkonsumsi makanan pedas dengan kekambuhan penyakit gastritis. Hal ini sesuai dengan teori pada www.indomedia.com (2005) bahwa timbulnya gejala gastritis pada umumnya karena akibat serangan asam lambung yang tinggi atau terlalu banyak memakan makanan yang merangsang lambung seperti makan makanan yang rasanya pedas, sehingga asam lambung meningkat dan
makanan-makanan
tersebut
menggasak
dinding
lambung,
sehingga
kemungkinan menimbulkan nyeri pada lambung yang lecet karena gesekan tersebut dan karena melemahnya daya tahan dinding lambung terhadap serangan dari makanan yang tajam tadi sehingga kehadiran makanan tersebut menyebabkan
Skripsi
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
lambung terasa sakit, nyeri, mual, mulas, kembung dan ada kalanya menimbulkan luka (peptic ulcer).
VII.3.3 Hubungan Kebiasaan Mengkonsumsi Makanan Asam dengan kekambuhan penyakit Gastritis Pada penelitian ini didapatkan penderita gastritis yang mengalami kekambuhan sebagian besar mempunyai kebiasaan mengkonsumsi makanan yang rasanya asam meskipun mereka tahu bahwa makanan asam bisa menyebabkan kekambuhan penyakit gastritis dan dari hasil statistik diketahui adanya hubungan antara
kebiasaan
mengkonsumsi
makanan
yang
rasanya
asam
dengan
kekambuhan gastritis dan hubungan antara kebiasaan mengkonsumsi makanan asam dengan kekambuhan penyakit gastritis. Makanan yang asam menurut Tambunan (1994) dapat menimbulkan gastritis karena makanan yang rasanya asam bisa meningkatkan produksi asam lambung dan mengganggu keseimbangan asam lambung sehingga menimbulkan iritasi pada mukosa lambung gejala gastritis muncul kembali.
VII.3.4
Hubungan Kebiasaan Mengkonsumsi Makanan Dalam Keadaan Panas Dengan Kekambuhan Penyakit Gastritis Hasil
kekambuhan
penelitian penyakit
didapatkan gastritis
penderita
sebagian
gastritis
besar
yang
mengaami
mempunyai
kebiasaan
mengkonsumsi makanan dalam keadaan panas ini dan berdasarkan hasil uji statistik yang didapatkan menunjukkan adanya hubungan antara kebiasaan mengkonsumsi makanan dalam keadaan panas dengan kekambuhan gastritis.
Skripsi
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Hal ini sesuai dengan Tambunan (1994) yang menyebutkan bahwa kebiasaan memakan makanan dalam keadaan panas dapat menyebabkan iritasi pada mukosa lambung dan menyebabkan adanya rangsangan thermis pada lambung sehingga lambung terasa nyeri.
VII.4 Hubungan Pengetahuan Dengan Kekambuhan Penyakit Gastritis Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden yang mengalami kekambuhan mempunyai pengetahuan kurang dan berdasarkan uji statistik menunjukkan tidak adanya hubungan antara pengetahuan dengan kekambuhan gastritis. Hal ini tidak sesuai dengan menurut WHO (1998) yang mengemukakan bahwa perilaku seseorang dipengaruhi oleh 4 faktor yaitu pengetahuan, kepercayaan, sikap dan nilai. Pengetahuan yag berhubungan dengan penyakit gastritis adalah perilaku mengkonsumsi makanan yang bisa menyebabkan timbulnya penyakit gastritis seperti makan yang tidak teratur, konsumsi makanan pedas, konsumsi makanan yang rasanya asam, dan konsumsi makanan pedas. Selain itu pengetahuan juga mempengaruhi
seseorang
dalam melakukan
pencegahan
terhadap
suatu
munculnya suatu penyakit. Meskipun hasil penelitian dalam penelitian ini sebagian besar di ketahui tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan kebiasaan makan. Hal ini juga tidak sesuai dengan yang dikemukakan Adiningsih, S (2005) yang menyebutkan bahwa kebiasaan makan juga menunjukkan tindakan manusia
Skripsi
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
terhadap makan dan makanan yang dipengaruhi oleh pengetahuan dan perasaan serta persepsi tentang suatu hal yang mereka ketahui.
Skripsi
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN
VIII.I KESIMPULAN 1. Tidak adanya hubungan antara karakteristik responden (umur, jenis kelamin, status sosial ekonomi) dengan kekambuhan gastritis. 2. Tidak adanya hubungan antara pengetahuan dengan kekambuhan penyakit gastritis. 3. Adanya hubungan antara stres dengan kekambuhan penyakit gastritis. 4. Adanya hubungan antara kebiasaan makan dengan kekambuhan penyakit gastritis baik kebiasaan makan yang teratur, kebiasaan mengkonsumsi makan pedas, kebiasaan mengkonsumsi makanan asam dan kebiasaan mengkonsumsi makanan dalam keadaan panas.
VIII.2 SARAN 1. Meningkatkan pelayanan kesehatan dengan
memberikan penyuluhan
kesehatan pada penderita gastritis sehingga bisa menambah informasi tentang gastritis dan upaya pencegahan munculnya kembali gejala gastritis khususnya dalam merubah kebiasaan makan yang bisa menyebabkan munculnya kembali penyakit gastritis dan memanajemen stres. 2. Mengingat adanya hubungan antara stres dengan kekambuhan penyakit gastritis pada penderita gastritis di Balai Pengobatan dan Rumah Bersalin Mawaddah maka diharapkan Balai Pengobatan dan Rumah Bersalin Mawaddah memfasilitasi adanya perkumpulan penderita gastritis yang di
Skripsi
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
dalamnya terdapat kegiatan yang bisa memanajemen stres seperti olah raga bersama dan sharing antar penderita gastritis supaya tidak mangalami kakambuhan.
Skripsi
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
DAFTAR PUSTAKA
Albert,Jacobus.SakitMaag.http://www.suaramerdeka.com/harian/0508/08/ragam1. htm. (sitasi 10 November 2005) Adiningsih, S. 2005. Pendidikan Gizi. Bahan Ajar Kuliah. Anonim.
Gastritis (Tukak Lambung). http://anugrah-argon.com/newsdetail.asp?nix=2268cix=1.(sitasi 26 November 2005)
Anonim. Gastritis. http//www.cnn.com/Health/library/Ds/00488.htm. ( sitasi 26 November 2005). Anonim. Gastritis. http://digestive.niddk.nih.gov/ddiseases/pubs/gastritis. (sitasi 10 November 2005). Anonim.
Hati-Hati Dengan penyakit Maag. http//www.mailarchive.com/
[email protected]/msg00411.html. (sitasi 31 Mei 2006)
Anonim.
Komplikasi Dan Tanda Bahaya Maag. http://www.indomedia.com/sripo/2004/02/08/0802kes2.htm. (sitasi 10 November 2005).
Anonim.
Maag Juga Bisa Karena Stress. http://www.indomedia.com/bpost/042005/22/ragam/art-4.htm. (sitasi 10 November 2005 )
Anonim.
Tidak Mudah Menyembuhkan Maag. http://www.gizi.net/cgibin/berita/fullnews.cgi?newsid067827689,75489. (sitasi 10 November 2005 )
Atkinson, M Jacqueline. 1991. Mengatasi Stress Di Tempat Kerja. Binarupa Aksara, Jakarta: 1-62. Cohran, G William. 1991. Tehnik penarikan sampel. Penerbit Universitas Indonesia. Jakarta: 85-86. Daldiyono. 1989. Dasar-dasar Gastroenterologi Hepatologi. Penerbit FKUI. Jakarta: 19-40. Dharma, Adji. 1991. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit. Edisi 2. EGC Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta: 264-278. Djaja, Saminawar. Soemantri, S dan Irianto, Joko. 2003. Perjalanan Transisi Epidemiologi di Indonesia Dan Implikasi Penanganannya, Study
Skripsi
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Mortalitas-Survei Kesehatan Rumah Tangga (1986-2001). Buletin Penelitian Kesehatan Vol 31, No 3, 119-131. Depkes RI. Febrianti, Nina. 2004. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Status Gizi lansia (Posyandu Lansia Di Wilayah Kerja Puskesmas Kandangan Kabupaten Hulu Sungai Selatan Kalimantan Selatan). Skripsi. Surabaya: Universitas Airlangga. Harrison. 2000. Ilmu Penyakit Dalam. EGC Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta: 1549-1553. Hirlan, Soeharjono Theo. 1990. Ilmu Penyakit Dalam jilid II. Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta: 95-102. Hirlan. 2001. Gastritis. Ilmu Penyakit Dalam jilid II. Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta:127-138. Isfandari, Siti. 1999. Gejala Gangguan Mental Emosional Penduduk Dewasa Berdasarkan Studi Morbiditas SKRT 1995. Buletin Penelitian Kesehatan Vol 26, No 2&3. Depkes RI. Kapita Selekta Kedokteran.1999. Gastroenterologi. Edisi ke tiga jilid pertama. Media Aesculapias. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta: 489-494. Kusumobroto Hermono. 2004. New Insight in The Management of NSAID’S Gastropathy. Bagian-SMF Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran UNAIR RSUD Dr Sutomo. Surabaya: 49-60. Kusumodibroto, Hermono. Penatalaksanaan Gastritis dan Tukak Lambung. http://www.pgh.or.id/main.html (sitasi 26 November 2005). Laylawati, Endang. 2001. Penyakit Maag Dan Gangguan Pencernaan. Kanisius: 13-28. Lumaksono, Tulus dan Adi Pangestu. 1988. Seorang Penderita Tukak lambung Terkait Dengan Helicobakter Pylori. Majalah Ilmu Penyakit Dalam Vol 24, No 4, Oktober-Desember 1998. 233-241. Nanny,
Selamiharja. Keluhan sakit perut dan penyembuhannya. http//www.indomedia.com/intisari/1997/jan/perit.htm. (sitasi 26 November 2005)
Notoatmojo, Soekidjo. 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. PT.Rineka Cipta. Jakarta: 10-60. Oesman, Nizam. 1998. Prevalensi infeksi H.Pylori Pada Penderita Dispepsia Dengan Pemeriksaan Histopatologi. Majalah Ilmu Penyakit Dalam. Vol 24. No 1. Januari-Maret 1998. Surabaya: 1-8.
Skripsi
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Rani, A Aziz. 1990. Gastritis Kronik, Gastroenterologi Hepatologi. CV infomedika. Jakarta: 149-153. Salamiharja, Nany Keluhan sakit perut dan penyembuhannya. http//www.indomedia.com/intisari/1997/jan/perit.htm. (sitasi 26 November 2005) Scala, James. 2003. 25 Cara Alami Mengatasi Stress Dan Menghindari Kelelahan. Prestasi Pustaka Publiser. Jakarta: 1-12. Simadibrata R. 1993. Tukak Peptikum (Ulkus Peptikum) Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II. Penerbit FKUI. Jakarta: 103-109. Suprajitno, Adji. 1995. Pendarahan Saluran Makan Bagian Atas. Majalah Kesehatan Masyarakat Indonesia. Tahun XXIII. No 8. Jakarta: 555-558. Suhaemi,K. 2005. Maag. http//www.ktpdi.isnet.org/tarbiyah/tar-1043.htm. (sitasi 12 November 2005). Tambunan, W Gani. 1994. Patologi Gastroenterologi. EGC Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta: 43-59. Taringan, Pengarapan. 1990. Tukak Lambung, Gastroenterologi Hepatologi. CV Infomedika. Jakarta: 163-176.
Skripsi
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Lampiran 1 KUESIONER PENGUMPULAN DATA No respondan
:
Nama responden
:
Alamat
:
Status kekambuhan gastritis : Ya/Tidak
I. Karakteristik responden 1. Umur
:
a. < 40 tahun b. ≥ 40 tahun
2. Jenis kelamin
:
a. Laki-laki b. Perempuan
3. Status sosial ekonomi
:
a. Rendah (< Rp 650.000) b. Sedang (Rp 650.000) c. Tinggi (>Rp 650.000)
II. Pengetahuan 4. Apakah Anda mengetahui penyakit gastritis atau maag ? a. Ya
b.Tidak
5. Apa yang Anda ketahui tentang gejala penyakit gastritis atau maag ? a. Kembung
f. Rasa panas di perut
b. Mual
g. Cepat kenyang
c. Muntah
h. Rasa penuh di perut
d. Rasa sakit diperut
i. Keluar keringat dingin
e. Nyeri ulu hati
Skripsi
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
6. Apa yang Anda ketahui tentang penyebab sakit gastritis atau maag ? a. Merokok b. Alkohol c. Stess d. Makan tidak teratur e. Makanan pedas f. Makanan asam g. Minuman iritatif lambung h. Penyakit infeksi i. Obat seperti aspirin 7. Apa yang Anda lakukan jika timbul gejala penyakit gastritis atau maag ? a. Diperiksakan kedokter b. Dibelikan obat ke toko-toko/warung c. Dibiarkan saja 8. Apa Anda memgetahui kalau penyakit maag bisa mengalami kekambuhan? a. Ya
b. Tidak
9. Apa yang dilakukan supaya penyakit gastritis atau maag tidak kambuh ? a. Makan secara teratur b. Tidak mengkonsumsi makanan pedas c. Tidak mengkonsumsi makanan asam d. Tidak mengkonsumsi makanan dalam keadaan panas e. Tidak meminum alkohal f. Tidak merokok g. Memanajemen stress
Skripsi
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
h. Menghindari obat-abatan penghilang rasa nyeri 10. Apakah Anda mengetahui komplikasi dari penyakit gastriti atau maag ? a. Muntah darah b. Buang air besar disertai darah c. Anemia d. Diare e. Migren f. Bronkitis g. Asma
III. Kebiasaan makan 11. Apakah sehari-hari makanan Anda teratur ? a. Ya
b. Tidak
12. Apakah Anda suka mengkonsumsi makanan pedas? a. Ya
b. Tidak
Seberapa sering Anda mengkonsumsi makanan pedas? a. Sering
b. Jarang
13. Apakah Anda suka mengkonsumsi makanan yang rasanya asam? a. Ya
b. Tidak
Seberapa sering Anda mengkonsumsi makanan yang rasanya asam? a. Sering
b. Jarang
14. Seberapa sering Anda mengkonsumsi makanan/minuman dalam keadaan panas ? a. Sering
Skripsi
b. Jarang
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
IV. Stress 15. Apakah Anda merasa tegang atau cemas tanpa alasan yang tepat ? 1. Tidak pernah
2. Kadang-kadang
3. sering
16. Apakah Anda merasa kaget / cemas ketika kejadian / peristiwa yang tidak terduga di alami dalam kehidupan sehari-hari ? 1. Tidak pernah
2. Kadang-kadang
3. Sering
17. Apakah Anda menyalahkan orang lain ketika keadaan atau nasib berjalan tidak sesuai dengan yang diinginkan ? 1. Tidak pernah
2. Kadang-kadang
3. Sering
18. Apakah Anda mempunyai banyak masalah ? 1. Tidak pernah
2. Kadang-kadang
3. Sering
19. Apabila Anda merasa tidak dapat mengatasi masalah yang di alami ? 1. Tidak pernah
2. Kadang-kadang
3.Sering
20. Apakah Anda merasa hubungan baik dengan orang lain terganggu ? 1. Tidak pernah
2. Kadang-kadang
3. Sering
21. Apakah Anda merasa tidak ada kasih sayang yang besar di sekitar lingkungan Anda ? 1. Tidak pernah
2. Kadang-kadang
3. Sering
22. Apakah anda merasa tidak ada yang menghormati ataupu menghormati Anda ? 1. Tidak pernah
2. Kadang-kadang
3. Sering
23. Apakah Anda tidak bisa mengendalikan atau menahan emosi ? 1. Tidak pernah
2. Kadang-kadang
3. Sering
24. Apakah Anda merasa gugup ?
Skripsi
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
1. Tidak pernah
2. Kadang-kadang
3. Sering
25. Apakah Anda merasakan khawatir yang berlebihan tentang masa depan ? 1. Tidak pernah
2. Kadang-kadang
3. Sering
26. Apakah Anda merasa jengkel dan marah ? 1. Tidak pernah
2. Kadang-kadang
3. Sering
27. Apakah Anda merasa sulit berkonsentrasi ? 1. Tidak pernah
2. Kadang-kadang
3. Sering
28. Apakah Anda merasa sukar tidur pada malam hari ? 1. Tidak pernah
2. Kadang-kadang
3. Sering
29. Apakah Anda merasa sakit kepala ? 1. Tidak pernah
2. Kadang-kadang
3. Sering
30. Apakah Anda sering merasakan jantung berdebar-debar karena keadaan takut atau cemas ? 1. Tidak pernah
2. Kadang-kadang
3. Sering
31. Apakah Anda sering merasa bingung ? 1. Tidak pernah
2. Kadang-kadang
3. Sering
32. Apakah Anda sering tidak berminat makan ? 1. Tidak pernah
Skripsi
2. Kadang-kadang
3. Sering
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Lampiran 2
Hasil uji Chi Square
Crosstabs Case Processing Summary Cases Missing N Percent 0 .0%
Valid N Umur * Kambuh
90
Percent 100.0%
Total N 90
Percent 100.0%
Umur * Kambuh Crosstabulation Kambuh tidak 39 13 55.7% 65.0% 43.3% 14.4% 31 7 44.3% 35.0% 34.4% 7.8% 70 20 100.0% 100.0% 77.8% 22.2% Ya
Umur
>=40 tahun
< 40 tahun
Total
Count % within Kambuh % of Total Count % within Kambuh % of Total Count % within Kambuh % of Total
Total 52 57.8% 57.8% 38 42.2% 42.2% 90 100.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Continuity Correctiona Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value .550b .235 .558
.544
df 1 1 1
1
Asymp. Sig. (2-sided) .458 .628 .455
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
.609
.316
.461
90
a. Computed only for a 2x2 table b. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8. 44. Symmetric Measures
Nominal by Nominal N of Valid Cases
Contingency Coefficient
Value .078 90
Approx. Sig. .458
a. Not assuming the null hypothesis. b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
Skripsi
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Risk Estimate 95% Confidence Interval Lower Upper
Value Odds Ratio for Umur (>=40 tahun / < 40 tahun) For cohort Kambuh = Ya For cohort Kambuh = tidak N of Valid Cases
.677
.241
1.903
.919
.739
1.143
1.357
.599
3.076
90
Crosstabs Case Processing Summary
Valid N JenisKelamin * Kambuh
90
Percent 100.0%
Cases Missing N Percent 0 .0%
Total N 90
Percent 100.0%
JenisKelamin * Kambuh Crosstabulation Kambuh tidak 16 4 22.9% 20.0% 17.8% 4.4% 54 16 77.1% 80.0% 60.0% 17.8% 70 20 100.0% 100.0% 77.8% 22.2% Ya
JenisKelamin
Laki-laki
perempuan
Total
Count % within Kambuh % of Total Count % within Kambuh % of Total Count % within Kambuh % of Total
Total 20 22.2% 22.2% 70 77.8% 77.8% 90 100.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Continuity Correctiona Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value .073b .000 .075
.073
df 1 1 1
1
Asymp. Sig. (2-sided) .786 1.000 .784
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
1.000
.526
.788
90
a. Computed only for a 2x2 table b. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4. 44.
Skripsi
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Symmetric Measures
Nominal by Nominal N of Valid Cases
Contingency Coefficient
Value .029 90
Approx. Sig. .786
a. Not assuming the null hypothesis. b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
Risk Estimate 95% Confidence Interval Lower Upper
Value Odds Ratio for JenisKelamin (Laki-laki / perempuan) For cohort Kambuh = Ya For cohort Kambuh = tidak N of Valid Cases
1.185
.347
4.053
1.037
.805
1.336
.875
.330
2.323
90
Crosstabs Case Processing Summary
Valid N StatusSosial * Kambuh
90
Percent 100.0%
Cases Missing N Percent 0 .0%
Total N 90
Percent 100.0%
StatusSosial * Kambuh Crosstabulation Kambuh tidak 26 7 37.1% 35.0% 28.9% 7.8% 29 6 41.4% 30.0% 32.2% 6.7% 15 7 21.4% 35.0% 16.7% 7.8% 70 20 100.0% 100.0% 77.8% 22.2% Ya
StatusSosial
Rendah (< Rp.650.000)
Sedang (Rp. 650.000)
Tinggi ( . Rp. 650.000)
Total
Skripsi
Count % within Kambuh % of Total Count % within Kambuh % of Total Count % within Kambuh % of Total Count % within Kambuh % of Total
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Total 33 36.7% 36.7% 35 38.9% 38.9% 22 24.4% 24.4% 90 100.0% 100.0%
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Chi-Square Tests Value 1.714a 1.650
Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
2 2
Asymp. Sig. (2-sided) .424 .438
1
.425
df
.637 90
a. 1 cells (16.7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4.89. Symmetric Measures
Nominal by Nominal N of Valid Cases
Contingency Coefficient
Value .137 90
Approx. Sig. .424
a. Not assuming the null hypothesis. b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
Risk Estimate Value Odds Ratio for StatusSosial (Rendah (< Rp.650.000) / Sedang (Rp. 650.000))
a
a. Risk Estimate statistics cannot be computed. They are only computed for a 2*2 table without empty cells.
Crosstabs Case Processing Summary
Valid N KebiasaanMakan * Kambuh
Skripsi
Percent 90
100.0%
Cases Missing N Percent 0
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
.0%
Total N
Percent 90
100.0%
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
KebiasaanMakan * Kambuh Crosstabulation
KebiasaanMakan
Kurang
Baik
Total
Count % within Kambuh % of Total Count % within Kambuh % of Total Count % within Kambuh % of Total
Kambuh Ya tidak 54 2 77.1% 10.0% 60.0% 2.2% 16 18 22.9% 90.0% 17.8% 20.0% 70 20 100.0% 100.0% 77.8% 22.2%
Total 56 62.2% 62.2% 34 37.8% 37.8% 90 100.0% 100.0%
Chi-Square Tests Value 29.833b 27.045 31.074
Pearson Chi-Square Continuity Correctiona Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
29.502
df 1 1 1
1
Asymp. Sig. (2-sided) .000 .000 .000
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
.000
.000
.000
90
a. Computed only for a 2x2 table b. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7. 56. Symmetric Measures
Nominal by Nominal N of Valid Cases
Contingency Coefficient
Value .499 90
Approx. Sig. .000
a. Not assuming the null hypothesis. b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis. Risk Estimate
Value Odds Ratio for KebiasaanMakan (Kurang / Baik) For cohort Kambuh = Ya For cohort Kambuh = tidak N of Valid Cases
Skripsi
95% Confidence Interval Lower Upper
30.375
6.359
145.095
2.049
1.430
2.937
.067
.017
.273
90
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Crosstabs Case Processing Summary Cases Missing N Percent 0 .0%
Valid N MakanTeratur * Kambuh
90
Percent 100.0%
Total N 90
Percent 100.0%
MakanTeratur * Kambuh Crosstabulation
MakanTeratur
Tidak teratur
Teratur
Total
Kambuh Ya tidak 52 4 74.3% 20.0% 57.8% 4.4% 18 16 25.7% 80.0% 20.0% 17.8% 70 20 100.0% 100.0% 77.8% 22.2%
Count % within Kambuh % of Total Count % within Kambuh % of Total Count % within Kambuh % of Total
Total 56 62.2% 62.2% 34 37.8% 37.8% 90 100.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Continuity Correctiona Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value 19.502b 17.261 19.511
19.285
df 1 1 1
1
Asymp. Sig. (2-sided) .000 .000 .000
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
.000
.000
.000
90
a. Computed only for a 2x2 table b. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7. 56. Symmetric Measures
Nominal by Nominal N of Valid Cases
Contingency Coefficient
Value .422 90
Approx. Sig. .000
a. Not assuming the null hypothesis. b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
Skripsi
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Risk Estimate 95% Confidence Interval Lower Upper
Value Odds Ratio for MakanTeratur (Tidak teratur / Teratur) For cohort Kambuh = Ya For cohort Kambuh = tidak N of Valid Cases
11.556
3.412
39.130
1.754
1.267
2.428
.152
.055
.416
90
Crosstabs Case Processing Summary Cases Missing N Percent 0 .0%
Valid N MakanPedas * Kambuh
90
Percent 100.0%
Total N 90
Percent 100.0%
MakanPedas * Kambuh Crosstabulation
MakanPedas
ya
tidak
Total
Kambuh Ya tidak 60 3 85.7% 15.0% 66.7% 3.3% 10 17 14.3% 85.0% 11.1% 18.9% 70 20 100.0% 100.0% 77.8% 22.2%
Count % within Kambuh % of Total Count % within Kambuh % of Total Count % within Kambuh % of Total
Total 63 70.0% 70.0% 27 30.0% 30.0% 90 100.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Continuity Correctiona Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value 37.041b 33.750 35.631
36.629
df 1 1 1
1
Asymp. Sig. (2-sided) .000 .000 .000
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
.000
.000
.000
90
a. Computed only for a 2x2 table b. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6. 00.
Skripsi
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Symmetric Measures
Nominal by Nominal N of Valid Cases
Value .540 90
Contingency Coefficient
Approx. Sig. .000
a. Not assuming the null hypothesis. b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
Risk Estimate 95% Confidence Interval Lower Upper
Value Odds Ratio for MakanPedas (ya / tidak) For cohort Kambuh = Ya For cohort Kambuh = tidak N of Valid Cases
34.000
8.400
137.612
2.571
1.568
4.218
.076
.024
.237
90
Crosstabs Case Processing Summary
Valid N MakanAsam * Kambuh
90
Percent 100.0%
Cases Missing N Percent 0 .0%
Total N 90
Percent 100.0%
MakanAsam * Kambuh Crosstabulation Kambuh tidak 50 5 71.4% 25.0% 55.6% 5.6% 20 15 28.6% 75.0% 22.2% 16.7% 70 20 100.0% 100.0% 77.8% 22.2% Ya
MakanAsam
ya
Tidak
Total
Skripsi
Count % within Kambuh % of Total Count % within Kambuh % of Total Count % within Kambuh % of Total
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Total 55 61.1% 61.1% 35 38.9% 38.9% 90 100.0% 100.0%
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Chi-Square Tests Value 14.109b 12.223 14.034
Pearson Chi-Square Continuity Correctiona Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
df 1 1 1
13.953
1
Asymp. Sig. (2-sided) .000 .000 .000
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
.000
.000
.000
90
a. Computed only for a 2x2 table b. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7. 78. Symmetric Measures
Nominal by Nominal N of Valid Cases
Contingency Coefficient
Value .368 90
Approx. Sig. .000
a. Not assuming the null hypothesis. b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
Risk Estimate 95% Confidence Interval Lower Upper
Value Odds Ratio for MakanAsam (ya / Tidak) For cohort Kambuh = Ya For cohort Kambuh = tidak N of Valid Cases
7.500
2.405
23.386
1.591
1.180
2.145
.212
.085
.532
90
Crosstabs Case Processing Summary
Valid N MakanPanas * Kambuh
Skripsi
90
Percent 100.0%
Cases Missing N Percent 0 .0%
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Total N 90
Percent 100.0%
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
MakanPanas * Kambuh Crosstabulation
MakanPanas
ya
Tidak
Total
Kambuh Ya tidak 51 5 72.9% 25.0% 56.7% 5.6% 19 15 27.1% 75.0% 21.1% 16.7% 70 20 100.0% 100.0% 77.8% 22.2%
Count % within Kambuh % of Total Count % within Kambuh % of Total Count % within Kambuh % of Total
Total 56 62.2% 62.2% 34 37.8% 37.8% 90 100.0% 100.0%
Chi-Square Tests Value 15.156b 13.189 14.986
Pearson Chi-Square Continuity Correctiona Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
df 1 1 1
14.988
Asymp. Sig. (2-sided) .000 .000 .000
1
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
.000
.000
.000
90
a. Computed only for a 2x2 table b. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7. 56. Symmetric Measures
Nominal by Nominal N of Valid Cases
Contingency Coefficient
Value .380 90
Approx. Sig. .000
a. Not assuming the null hypothesis. b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
Risk Estimate
Value Odds Ratio for MakanPanas (ya / Tidak) For cohort Kambuh = Ya For cohort Kambuh = tidak N of Valid Cases
Skripsi
95% Confidence Interval Lower Upper
8.053
2.573
25.204
1.630
1.196
2.221
.202
.081
.507
90
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Crosstabs Case Processing Summary Cases Missing N Percent 0 .0%
Valid N Stres * Kambuh
90
Percent 100.0%
Total N 90
Percent 100.0%
Stres * Kambuh Crosstabulation
Stres
Ya
tidak
Total
Kambuh Ya tidak 59 2 84.3% 10.0% 65.6% 2.2% 11 18 15.7% 90.0% 12.2% 20.0% 70 20 100.0% 100.0% 77.8% 22.2%
Count % within Kambuh % of Total Count % within Kambuh % of Total Count % within Kambuh % of Total
Total 61 67.8% 67.8% 29 32.2% 32.2% 90 100.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Continuity Correctiona Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value 39.305b 35.978 39.246
38.869
df 1 1 1
1
Asymp. Sig. (2-sided) .000 .000 .000
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
.000
.000
.000
90
a. Computed only for a 2x2 table b. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6. 44. Symmetric Measures
Nominal by Nominal N of Valid Cases
Contingency Coefficient
Value .551 90
Approx. Sig. .000
a. Not assuming the null hypothesis. b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
Skripsi
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Risk Estimate 95% Confidence Interval Lower Upper
Value Odds Ratio for Stres (Ya / tidak) For cohort Kambuh = Ya For cohort Kambuh = tidak N of Valid Cases
48.273
9.781
238.236
2.550
1.597
4.071
.053
.013
.213
90
Crosstabs Case Processing Summary Cases Missing N Percent 0 .0%
Valid N Pengetahuan * Kambuh
90
Percent 100.0%
Total N 90
Percent 100.0%
Pengetahuan * Kambuh Crosstabulation Kambuh tidak 55 14 78.6% 70.0% 61.1% 15.6% 15 6 21.4% 30.0% 16.7% 6.7% 70 20 100.0% 100.0% 77.8% 22.2% Ya
Pengetahuan
1
Count % within Kambuh % of Total Count % within Kambuh % of Total Count % within Kambuh % of Total
2
Total
Total 69 76.7% 76.7% 21 23.3% 23.3% 90 100.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Continuity Correctiona Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value .639b .250 .613
.632
df 1 1 1
1
Asymp. Sig. (2-sided) .424 .617 .434
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
.549
.301
.427
90
a. Computed only for a 2x2 table b. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4. 67.
Skripsi
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Symmetric Measures
Nominal by Nominal N of Valid Cases
Contingency Coefficient
Value .084 90
Approx. Sig. .424
a. Not assuming the null hypothesis. b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
Risk Estimate
Value Odds Ratio for Pengetahuan (1 / 2) For cohort Kambuh = Ya For cohort Kambuh = tidak N of Valid Cases
Skripsi
95% Confidence Interval Lower Upper
1.571
.516
4.786
1.116
.830
1.500
.710
.312
1.616
90
Hubungan Antara Stress Dan Kebiasaan Makan ...
Maulidiyah, Unun