ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
Oleh : NOVI DWI IRA SURYANI
UNIVERSITAS AIRLANGGA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT SURABAYA 2015
Skripsi
NOVI DWI IRA SURYANI ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
ii
SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
Oleh : NOVI DWI IRA SURYANI NIM. 101111016
UNIVERSITAS AIRLANGGA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT SURABAYA 2015
Skripsi
NOVI DWI IRA SURYANI ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
iii
PENGESAHAN
Dipertahankan di Depan Tim Penguji Skripsi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga dan diterima untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (S. KM.) pada tanggal 15 Juli 2015
Mengesahkan Universitas Airlangga Fakultas Kesehatan Masyarakat
Dekan,
Prof. Dr. Tri Martiana, dr., M.S. NIP 195603031987012001
Tim Penguji 1. Maya Saridewi, S.KM., M.Kes. 2. Prof. Soedjajadi, dr., M.S., Ph.D. 3. Hanang Soedjoedi, dr., M.Kes.
ii Skripsi
NOVI DWI IRA SURYANI ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
iv
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (S.KM. ) Departemen Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga
Oleh:
NOVI DWI IRA SURYANI NIM 101111016
Surabaya, 29 Juni 2015 Mengetahui,
Menyetujui
Ketua Departemen,
Pembimbing,
Sudarmaji, S.KM., M.Kes. NIP 19721210 199702 1 001
Prof. Soedjajadi, dr., M.S., Ph.D. NIP 19520315 197903 1 008
iii Skripsi
NOVI DWI IRA SURYANI ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
v
SURAT PERNYATAAN TENTANG ORISINALITAS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya: Nama NIM Program Studi Fakultas Jenjang
: Novi Dwi Ira Suryani : 101111016 : Kesehatan Masyarakat : Kesehatan Masyarakat : Sarjana (S1)
Menyatakan bahwa saya tidak melakukan kegiatan plagiat dalam penulisan skripsi saya yang berjudul: ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA Apabila suatu saat nanti terbukti melakukan tindakan plagiat, maka saya akan menerima sanksi yang ditetapkan. Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Surabaya, 28 Juli 2015
Novi Dwi Ira Suryani NIM 101111016
iv Skripsi
NOVI DWI IRA SURYANI ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
vi
KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA” sebagai salah satu persyaratan akademik dalam rangka menyelesaikan kuliah di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga. Dalam skripsi ini dijelaskan mengenai pengaruh tingkat kebisingan dan getaran kereta api dengan tekanan darah pada ibu rumah tangga di pemukiman pinggiran rel kereta api Jalan Ambengan Surabaya. Di dalam skripsi ini juga dijelaskan perbedaan tekanan darah ibu rumah tangga yang terpapar kebisingan dan getaran kereta api dengan intensitas tinggi dan rendah serta faktor yang paling berpengaruh pada tekanan darah ibu rumah tangga. Pada kesempatan ini kami menyampaikan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Prof. Soedjajadi, dr., M.S., Ph.D selaku dosen pembimbing yang telah memberikan petunjuk, koreksi serta saran sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan lancar. Tidak lupa terimakasih kepada responden dan segenap pimpinan serta perangkat kelurahan Ketabang dan Tambak Sari yang telah memberika ijin sehingga skripsi ini dapat terlaksana dan terselesaikan sesuai harapan. Terimakasih dan penghargaan kami sampaikan pula kepada yang terhormat: 1. Prof. Dr. Tri Martiana, dr., M.S. selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga. 2. Sudarmaji, S. KM. M, Kes. selaku Ketua Departemen Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga. 3. Kedua orang tua tercinta Samsuri, S.Pd dan Ramisih, S.Pd., serta kakak dan adik yang selalu memberikan dukungan dan do‟a untuk terselesaikannya skripsi ini. 4. M. Fadliansyah, S.KM yang selalu memberikan semangat, dukungan, dan membantu selama proses pengerjaan skripsi. 5. Sahabat perjuangan Aryanti, Sarah, Sindi, Desy, Ridha, Amanda, Nurvita yang selalu memberikan semangat dan membantu dalam proses pengerjaan skripsi. 6. Sri Ulimah yang telah membantu dalam pengumpulan data primer dalam penelitian. 7. Anitria Widyastuti, Amd yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini. Dengan terselesaikannya skripsi ini, semoga mampu memberikan ilmu dan manfaat bagi peneliti dan pihak lain yang terlibat. Selanjutnya kami mengucapkan terimakasih yang sebesar – besarnya atas dukungan dari semua pihak dan mohon maaf apabila terdapat kesalahan penulisan pada skripsi ini. Surabaya, Juli 2015
v Skripsi
NOVI DWI IRA SURYANI ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
vii
ABSTRACT Train noise and vibration lead to health impact of people in railway surrounding residence such as increasing of blood pressure. 100% of noise level in the railway surrounding residence that measured in four city in Indonesia exceeded the standard. Therefore the aim of study was to examine the correlation between train noise and vibration level toward blood pressure of housewives in railway surrounding residence. Cross sectional studies combined with qualitative approach was designed to conduct this research. 53 housewives on Jalan Ambengan Surabaya were taken as samples for interviewing and measuring the blood pressure. The researcher picked four locations for measuring the noise and vibration level which was divided into study group (Kanginan DKA and Ngaglik DKA residence) and control group (Ngemplak residence) with two locations each. The research resulted that the noise level in 24 hours measurement was LSM 70, 73 dB(A) in average and it is higher than the Decision of Minister for Environment No. 48 in 1996. Meanwhile, the vibration level resulted 3, 15 Hz in average which is lower than the minimum vibration for healthy and convenient life. Bivariate experiments ensued vibration level (p=0,004) and age (p=0,016) contribute significantly to the blood pressure of housewives in railway residence. But, the train vibration level (p=0,004; OR=0,135) is the most affective variable to the housewives‟ blood pressure concerning multiple logistic regression experiment‟s approve. The conclusion of this research is noise level has correlation on housewives blood pressure in railway surrounding residence, but vibration level has not correlation to housewive blood pressure. There are several preventions which can be conducted to decrease the noise and vibration level in railway residence such ressetlement within <6 meters from railway into larger land. Keywords: Train’s noise level,Train’s vibration level, Housewives, Railway residence.
vi Skripsi
NOVI DWI IRA SURYANI ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
viii
ABSTRAK Kebisingan dan getaran kereta api dapat mempengaruhi kesehatan mmasyarakat di psekitar rel kereta api, salah satunya peningkatan tekanan darah. Hasil pemantauan kebisingan dan getaran kereta api oleh Kementerian Lingkungan Hidup di pemukiman sekitar rel di 4 kota besar di Indonesia 100% melebihi baku mutu. Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh kebisingan dan getaran kereta api terhadap tekanan darah ibu rumah tangga di sekitar pinggiran rel kereta api. Penelitian ini termasuk penelitian observasional dengan rancangan cross sectional. Pengukuran tekanan darah dan wawancara dilakukan kepada 53 ibu rumah tangga yang tinggal di pemukiman pinggiran rel kereta api Jalan Ambengan, Surabaya. Pengukuran kebisingan dan getaran kereta api dilakukan di 4 titik yang terdiri dari 2 titik di kelompok studi (Kanginan DKA dan Ngaglik DKA) dan 2 titik di kelompok pembanding (Ngemplak). Hasil pengukuran tingkat kebisingan selama 24 jam adalah LSM 70,73 dB(A), melebihi baku tingkat kebisingan untuk kawasan pemukiman (55 dB(A)). Sedangkan pengukuran tingkat getaran didapatkan hasil 3,15 Hz, dibawah baku tingkat getaran untuk kenyamanan dan kesehatan (minimal 4 Hz). Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat pengaruh yang signifikan antara tingkat kebisingan (p=0,004) dan umur (p=0,016) terhadap tekanan darah ibu rumah tangga. Sementara itu, variabel yang paling berhubungan dengan tekanan darah adalah tingkat kebisingan kereta api (p=0,004; OR=0,135). Sehingga, disimpulkan bahwa tingkat kebisingan kereta api berpengaruh terhadap tekanan darah ibu rumah tangga di daerah sekitar rel kereta api, sedangkan getaran tidak berpengaruh pada tekanan darah. Pemindahan pemukiman yang berjarak <6m dari rel kereta api diperlukan untuk mengurangi paparan bising yang diterima dan mencegah dampak akibat bising. Kata Kunci: Tingkat kebisingan kereta api, Tingkat getaran kereta api, Ibu rumah tangga, Pemukiman pinggiran rel kereta api.
vii Skripsi
NOVI DWI IRA SURYANI ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
ix
DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL DALAM HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERSETUJUAN HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN KATA PENGANTAR ABSTRACT ABSTRAK DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR ARTI LAMBANG, SINGKATAN, DAN ISTILAH BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Identifikasi Masalah 1.3 Pembatasan dan Perumusan Masalah 1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kebisingan Kereta Api 2.1.1 Pengertian 2.1.2 Sumber kebisingan 2.1.3 Jenis bising 2.1.4 Dampak bising terhadap kesehatan 2.1.5 Baku Tingkat Kebisingan 2.1.6 Pengukuran tingkat kebisingan 2.2 Getaran Kereta Api 2.2.1 Pengertian 2.2.2 Jenis getaran 2.2.3 Dampak getaran pada kesehatan 2.2.4 Baku Tingkat Getaran 2.2.5 Pengukuran Tingkat Getaran 2.3 Pemukiman 2.3.1 Pengertian pemukiman 2.3.2 Pemukiman pinggiran rel kereta api 2.4 Tekanan Darah 2.4.1 Jenis Tekanan Darah 2.4.2 Faktor yang mempengaruhi tekanan darah 2.4.3 Pengukuran tekanan darah
i ii iii iv v vi vii viii xi xiii xiv xv 1 1 6 8 8 12 12 12 13 17 19 21 23 25 25 26 27 28 29 30 30 31 32 33 34 37
viii Skripsi
NOVI DWI IRA SURYANI ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
2.5 BAB III
BAB IV
BAB V
BAB VI
Ibu Rumah Tangga 2.5.1 Pengertian ibu rumah tangga KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS 3.1 Kerangka Konseptual Penelitian 3.2 Hipotesis Penelitian METODE PENELITIAN 4.1 Jenis dan Rancang Bangun Penelitian 4.2 Populasi Penelitian 4.3 Sampel, Besar Sampel, dan Cara Pengambilan Sampel 4.3.1 Sampel Penelitian 4.3.2 Besar Sampel 4.3.3 Cara Pengambilan Sampel 4.4 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.5 Variabel, Cara Pengukuran, dan Definisi Operasional 4.5.1 Variabel Penelitian 4.5.2 Cara Pengukuran 4.5.3 Definisi Operasional 4.6 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data 4.6.1 Teknik Pengumpulan data 4.6.2 Instrumen Pengumpulan Data 4.7 Teknik Analisis Data HASIL PENELITIAN 5.1 Gambaran Lokasi Penelitian 5.2 Tingkat Kebisingan Kereta Api 5.3 Tingkat Getaran Kereta Api 5.4 Karakteristik Responden 5.5 Perbedaan Tekanan Darah Ibu Rumah Tangga 5.6 Pengaruh Tingkat Kebisingan terhadap Tekanan Darah Ibu Rumah Tangga 5.7 Pengaruh Tingkat Getaran terhadap Tekanan Darah Ibu Rumah Tangga 5.8 Faktor Lain yang Berpengaruh terhadap Tekanan Darah Ibu Rumah Tangga 5.9 Faktor yang Paling Berpengaruh terhadap Tekanan Darah Ibu Rumah Tangga PEMBAHASAN 6.1 Tingkat Kebisingan Kereta Api 6.2 Tingkat Getaran Kereta Api 6.3 Pengaruh Tingkat Kebisingan Kereta Api terhadap Tekanan Darah
x
39 39 40 40 42 43 43 43 44 44 45 45 46 47 47 48 49 51 51 52 52 53 53 56 58 59 67 68 69 70 74 77 77 79 80
ix Skripsi
NOVI DWI IRA SURYANI ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
6.4 Pengaruh Getaran Kereta Api terhadap Tekanan Darah 6.5 Faktor Lain yang Berpengaruh dengan Tekanan Darah 6.6 Faktor Dominan yang Mempengaruhi Tekanan Darah BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan 7.2 Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
xi
83 84 90 93 93 94 96 101
x
Skripsi
NOVI DWI IRA SURYANI ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
xii
DAFTAR TABEL Nomor 1.1 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 4.1 4.2 5.1 5.2 5.3 5.4 5.5 5.6 5.7 5.8 5.9 5.10 5.11
5.12
5.13
Judul Tabel
Halaman
Hasil Pengukuran Kebisingan Area Pemukiman Jalan Ambengan Baku Tingkat Kebisingan Pembagian Zona Kebisingan menurut PerMenkes RI Nomor 718 tahun 1987 Dampak getaran pada tubuh sesuai intensitasnya Baku Tingkata Getaran Menurut Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 49 Tahun 1996 tentang Baku Tingkat Getaran Klasifikasi Tekanan Darah menurut JNC 7 Waktu Pelaksanaan Penelitian Definisi Operasional Variabel, Cara Pengambilan, dan Skala Data Hasil Pengukuran Tingkat Kebisingan Hasil Pengukuran Tingkat Getaran Distribusi Responden Menurut Umur Distribusi Responden Menurut Tingkat Pendidikan Distribusi Responden Menurut Riwayat Keturunan Hipertensi Distribusi Responden Menurut Riwayat Hipertensi Distribusi Responden Menurut Faktor Perilaku Distribusi Responden Menurut Lama Tinggal Distribusi Responden Menurut Status Hipertensi Perbedaan Hasil Pengukuran Tekanan Darah Responden Ibu Rumah Tangga di pemukiman kawasan Kanginan DKA dan Ngaglik DKA dengan di kawasan Ngemplak Distribusi Tingkat Kebisingan Menurut Tekanan Darah Responden Ibu Rumah Tangga di pemukiman kawasan Kanginan DKA dan Ngaglik DKA dengan di kawasan Ngemplak Distribusi Tingkat Getaran dengan Tekanan Darah Responden Ibu Rumah Tangga di pemukiman kawasan Kanginan DKA dan Ngaglik DKA dengan di kawasan Ngemplak Distribusi Kelompok Umur Menurut Tekanan Darah Responden Ibu Rumah Tangga di pemukiman kawasan Kanginan DKA dan Ngaglik DKA dengan di kawasan Ngemplak
7 22 22 23 29 33 46 49 56 58 60 61 62 63 64 65 66 67 69
69
70
xi Skripsi
NOVI DWI IRA SURYANI ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Nomor 5.14
5.15
5.16
5.17
5.18
5.19
xiii
Judul Tabel
Halaman
Distribusi Riwayat Keturunan Hipertensi Menurut Tekanan Darah Responden Ibu Rumah Tangga di pemukiman kawasan Kanginan DKA dan Ngaglik DKA dengan di kawasan Ngemplak Distribusi Konsumsi Kopi Menurut Tekanan Darah Responden Ibu Rumah Tangga di pemukiman kawasan Kanginan DKA dan Ngaglik DKA dengan di kawasan Ngemplak Distribusi Konsumsi Garam/hari Menurut Tekanan Darah Responden Ibu Rumah Tangga di pemukiman kawasan Kanginan DKA dan Ngaglik DKA dengan di kawasan Ngemplak Distribusi Lama Tinggal Menurut Tekanan Darah Responden Ibu Rumah Tangga di pemukiman kawasan Kanginan DKA dan Ngaglik DKA dengan di kawasan Ngemplak Hasil Analisis Bivariat Pengaruh Tingkat Kebisingan, Tingkat Getaran, Faktor Individu dan Faktor Pemaparan terhadap Tekanan Darah Responden Ibu Rumah Tangga di pemukiman kawasan Kanginan DKA dan Ngaglik DKA dengan di kawasan Ngemplak Hasil Analisis Regresi Logistik Ganda Pengaruh Tingkat Kebisingan dan Umur terhadap Tekanan Darah Responden Ibu Rumah Tangga di pemukiman kawasan Kanginan DKA dan Ngaglik DKA dengan di kawasan Ngemplak
71
72
73
74
75
76
xii Skripsi
NOVI DWI IRA SURYANI ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
xiv
DAFTAR GAMBAR Nomor 3.1
5.1
Judul Gambar
Halaman
Skema Kerangka Konsep Analisis Pengaruh Tingkat Kebisingan dan Getaran Kereta Api terhadap Tekanan Darah Ibu Rumah Tangga di Pemukiman Pinggiran Rel Kereta Api Jalan Ambengan, Surabaya. Denah Lokasi Penelitian Studi dan Kontrol
40
54
xiii Skripsi
NOVI DWI IRA SURYANI ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
xv
DAFTAR LAMPIRAN Nomor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Judul Lampiran Persetujuan Sebelum Penelitian Informed Consent Kuisioner Penelitian Sertifikat Uji Laik Etik Surat Ijin Penelitian Hasil Pengukuran Intensitas Kebisingan Hasil Pengukuran Intensitas Getaran Hasil Pengukuran Tekanan Darah Hasil Analisis Output SPSS Dokumentasi
Halaman 101 107 108 110 111 112 114 116 118 133
xiv Skripsi
NOVI DWI IRA SURYANI ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
xvi
DAFTAR ARTI LAMBANG, SINGKATAN, DAN ISTILAH Daftar Arti Lambang %
= Persen
/
= Per
>
= Lebih dari
≥
= Lebih dari sama dengan
<
= Kurang dari
≤
= Kurang dari sama dengan
Daftar Singkatan BML
= Baku Mutu Lingkungan
dB
= Desibel
Depkes
= Departemen Kesehatan
IMT
= Indeks Massa Tubuh
JNC
= Joint National Commitee
Kep.MenLH
= Keputusan Menteri Lingkungan Hidup
KK
= Kepala Keluarga
MenKes
= Menteri Kesehatan
P2M
= Pencegahan Penyakit Menular
PLP
= Penyehatan Lingkungan Pemukiman
SLM
= Sound Level Meter
SNI
= Standard Nasional Indonesia
TDD
= Tekanan Darah Diastolik
TDS
= Tekanan Darah Sistolik
WHO
= World Health Organization
Daftar istilah cm
= centimeter
et al
= et alia (dan kawan-kawan)
Hz
= Hertz
xv Skripsi
NOVI DWI IRA SURYANI ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Leq
= tingkat kebisingan equivalen
LS
= tingkat kebisingan equivalen siang
LM
= tingkat kebisingan equivalen malam
LSM
= tingkat kebisingan equivalen siang dan malam
m
= meter
m/s2
= meter per secon kuadrat
mmHg
= milimeter Hydragyrum
s/d
= sampai dengan
xvii
xvi
Skripsi
NOVI DWI IRA SURYANI ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Salah satu permasalahan yang saat ini sedang dialami oleh kota besar di Indonesia
adalah
semakin
menjamurnya
pemukiman
padat
penduduk.
Pertumbuhan penduduk merupakan salah satu faktor yang sulit dikendalikan. Dengan semakin bertambahnya industri di kota besar, angka urbanisasi juga semakin meningkat. Namun tidak diimbangi dengan bertambahnya lahan pemukiman. Akibatnya, pemukiman liar banyak ditemukan di area yang berhadapan langsung dengan sarana fasilitas pelayanan publik seperti jalan raya, sekitar rel kereta api, maupun bandara (Rusli, 2008). Fasilitas pelayanan publik seperti jalan raya, sekitar rel kereta api, maupun bandara merupakan jalur yang digunakan alat transportasi untuk berlalu lalang setiap harinya dimana dari kegiatan lalu lintas tersebut menghasilkan dampak negatif berupa polusi. Polusi yang ditimbulkan antara lain polusi asap kendaraan, debu, kebisingan, maupun getaran. Dengan semakin berkembangnya area pemukiman ke lahan yang berdekatan dengan prasarana fasilitas umum, maka masyarakat setiap harinya akan terpapar dengan polutan tersebut. Kereta api merupakan alat transportasi darat yang paling banyak diminati oleh masyarakat di kota besar. Selain anti macet, dengan kereta api masyarakat bisa lebih cepat sampai di tujuannya. Kereta api merupakan transportasi dengan multi keunggulan komparatif yaitu hemat lahan dan energi, rendah polusi,
1 Skripsi
NOVI DWI IRA SURYANI ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
2
bersifat massal, adaptif dengan perubahan teknologi yang memasuki era kompentisi, potensinya diharapkan dapat dimobilisasi dalam skala nasional, sehingga mampu menciptakan keunggulan, kompetisi terhadap produksi dan jasa domestik di pasar global (Rusli, 2008). Meskipun rendah polusi, tetapi kereta api memiliki tingkat polusi udara tinggi pada pencemar fisik berupa kebisingan dan getaran dimana pada kondisi melaju, semakin tinggi kecepatan kereta api maka kebisingan dan getaran yang ditimbulkan akan semakin kuat. Sehingga keadaan ini akan mengganggu kenyamanan dan dalam jangka waktu lama dapat menimbulkan gangguan kesehatan masyarakat yang tinggal di sekitar rel kereta api. Surabaya merupakan kota besar kedua terpadat penduduk setelah Jakarta. Dengan luas wilayah 326,81 km yang dibagi dalam 31 kecamatan dan 163 kelurahan, jumlah penduduk Kota Surabaya sampai dengan tahun 2010 mencapai 2.599.796 jiwa dengan kepadatan penduduk rata-rata adalah 8.463 jiwa per km2 (BPS, 2011). Pertumbuhan penduduk Kota Surabaya tahun 20002010 mengalami peningkatan sekitar 0,63% per tahun dan hal ini diperkirakan akan meningkat tiap
tahunnya (BPS, 2011).
Kondisi
yang
seperti
ini
memperlihatkan bahwa Kota Surabaya pasti tidak lepas dari adanya titik-titik lokasi pemukiman padat hunian. Namun, dari sekian banyak kawasan pemukiman di Surabaya, masih banyak ditemukan pemukiman yang lokasinya sangat berdekatan dengan rel kereta api. Hal tersebut dapat berdampak sangat buruk bagi warga yang berada disekitar rel kereta api karena kebisingan dan getaran yang ditimbulkan dari kereta yang sedang melaju adalah cukup tinggi (Mayangsari,
Skripsi
NOVI DWI IRA SURYANI ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
3
2013). Padahal telah disebutkan dalam Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2007 tentang Perkeretaapian pasal (178) bahwa setiap orang dilarang membangun gedung, membuat tembok, pagar, tanggul, bangunan lainnya, menanam jenis pohon yang tinggi, atau menempatkan barang pada jalur kereta api yang dapat mengganggu pandangan bebas dan membahayakan keselamatan perjalanan kereta api. Kebisingan atau bising pada umumnya didefinisikan sebagai bunyi yang tidak dikehendaki (WHO, 1995 dalam Sasongko et. al., 2000), tingkat kebisingan itu sendiri merupakan suatu hal yang dapat diukur namun dampak rasa bising merupakan hal yang fenomenal yang akan bergantung pada subjek penderita (Mokhtar
et. al.,
2007). Pemerintah Indonesia dalam Keputusan
Menteri lingkungan Hidup Nomor 46 tahun 1996 menyebutkan kebisingan adalah bunyi yang tidak diinginkan dari usaha atau kegiatan dalam tingkat dan waktu tertentu yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan masyarakat dan kenyamanan lingkungan. Sedangkan getaran adalah pergerakan bolak-balik suatu massa/berat melalui keadaan seimbang terhadap suatu titik tertentu (Keputusan MENLH, 1996). Dampak
kebisingan
di
suatu
daerah
besar
pengaruhnya
bagi
kesehatan dan kenyamanan hidup masyarakat, hewan ternak maupun satwa liar dan gangguan terhadap ekosistem alam. Bagi kesehatan manusia, kebisingan
dapat
menimbulkan gangguan pada sistem pendengaran dan
pencernaan, stress, sakit kepala, peningkatan tekanan darah serta dapat menurunkan prestasi kerja (Gunarwan, 1992). Dampak getaran terhadap manusia
Skripsi
NOVI DWI IRA SURYANI ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
4
terutama terjadi pada bagian organ-organ tertentu seperti: dada, kepala, rahang dan persendian lainnya. Di samping rasa ketidaknyamanan yang ditimbulkan oleh
goyangan
organ
seperti
ini,
menurut beberapa
penelitian,
telah
dilaporkan efek jangka lama yang menimbulkan orteoartritistulang belakang (Harrington dan Gill, 2005). Keterpaparan terhadap kebisingan dan getaran yang melebihi nilai ambang batas pada kurun waktu yang cukup lama akan berakibat pada gangguan pendengaran ringan dan jika terjadi terus menerus akan menyebabkan ketulian permanen. Selain itu
kebisingan
juga
diduga
menimbulkan
gangguan
emosional yang memicu meningkatnya tekanan darah. Energi kebisingan yang tinggi mampu juga menimbulkan efek viseral, seperti perubahan frekuensi jantung, perubahan tekanan darah dan tingkat pengeluaran keringat, dapat juga terjadi efek psikososial dan psikomotor ringan jika seseorang berada di lingkungan
yang bising. Demikian juga dengan
getaran
yang
dapat
menimbulkan efek vaskuler dan efek neurologik, meskipun belum ada penelitian
atau
pengujian
yang
cukup
definitif
getaran
diduga dapat
menyebabkan perubahan atau peningkatan tekanan darah yang pada tingkat tertentu dapat mengakibatkan hipertensi (Harrington dan Gill, 2005). Berdasarkan laporan pengkajian kebisingan dan getaran yang dilakukan oleh Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia yang bekerjasama dengan Laboratorium Kebisingan dan getaran Pusarpedal tahun 2012 dan 2013 yang dilakukan di empat kota di Indonesia yaitu Yogyakarta, Surabaya, Semarang, dan Bandung dengan titik pengukuran di pemukiman yang berada
Skripsi
NOVI DWI IRA SURYANI ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
5
disekitar rel kereta api didapatkan hasil 100% tingkat kebisingan kereta api telah melewati baku mutu lingkungan untuk kawasan pemukiman. Sedangkan untuk tingkat getaran dari kereta api yang melintas masih dalam rentang aman untuk bangunan yang terdapat dalam DIN 4150-3: 1986. Menurut penelitian sebelumnya yang dilakukanoleh Rusli (2008) tentang pengaruh kebisingan dan getaran dengan perubahan tekanan darah masyarakat yang tinggal di pinggiran rel kereta api lingkungan XIV Kelurahan Tegal Sari Kecamatan Medan Denai, di dapatkan hasil bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara kebisingan dan getaran terhadap perunahan tekanan darah sistolik maupun diastolik. Penelitian tersebut dilakukan pada jarak 12 meter dari rel kereta api dan didapatkan hasil pengukuran kebisingan sebesar 100,45 dB(A) dan getaran pada frekuensi 63Hz (6,69µ). Penelitian lain yang dilakukan oleh Karolinska Institute, Stokholm, Dr Mats Rosenlund (2008) mengatakan, orang yang tinggal di sekitar bandara sangat berisiko mengalami tekanan darah tinggi akibat tingginya polusi udara. Kesimpulan itu diambil dari penelitian terhadap 2.000 lelaki yang tinggal di sekitar bandara selama sepuluh tahun. Penelitian ini juga mengambil data dari tingkat kepadatan lalu lintas udara dan data diagnosis dokter tentang peningkatan tekanan darah dalam 10 tahun terakhir. Hasilnya, secara umum 20
persen
lelaki yang sering terkena polusi suara dari pesawat 19 persen
mengalami peningkatan tekanan darah tinggi.
Skripsi
NOVI DWI IRA SURYANI ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
6
1.2 Identifikasi Masalah Pemukiman padat penghuni di Kota Surabaya merupakan permasalahan yang belum dapat teratasi. Masih banyak dijumpai pemukiman padat penghuni baik semi permanen maupun permanen di area bantaran sungai maupun di pinggiran rel kereta api. Dengan semakin banyaknya pemukiman padat penghuni diarea tersebut, dapat memberikan dampak buruk bagi kesehatan masyarakat maupun estetika kota Surabaya. Salah satu pemukiman cukup padat penghuni di area pinggiran rel kereta api Surabaya adalah jalan Ambengan. Jalan Ambengan merupakan salah satu daerah yang dilewati oleh jalur kereta api yang berasal maupun menuju ke Stasiun Gubeng Surabaya. Jalur kereta api ini menghubungkan dua stasiun besar di Surabaya, yaitu Stasiun Gubeng dan Stasiun Surabaya Kota. Terdapat dua kelurahan di Jalan Ambengan yang dilewati oleh jalur kereta api ini, yaitu Kelurahan Ketabang dan Kelurahan Tambak Sari. Di Kelurahan Ketabang, terdapat 3 RW yang berhadapan langsung dengan rel kereta api yaitu RW 1, 2, dan 3. Sementara itu, di Kelurahan Tambak Sari, yang berhadapan langsung dengan rel kereta api terdapat 2 RW yaitu RW 4 dan RW 5. Kondisi jalur kereta api di kedua kelurahan tersebut terbilang cukup padat dilewati kereta api. Sebab, setiap harinya terdapat 32 kereta api yang melintas yang terdiri dari kereta api penumpang jenis kereta api ekonomi, ekonomi ekspres dan komuter (DAOP VIII, 2015). Selain itu, di pinggiran rel kereta api yang berada di area Kelurahan Ketabang dan Tambak Sari ini terdapat pemukiman warga yang jaraknya kurang dari 5 m dari rel kereta api. Dengan padatnya jumlah kereta api yang melintas di
Skripsi
NOVI DWI IRA SURYANI ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
7
jalur kereta api tersebut, mengakibatkan masyarakat yang tinggal di area pemukiman kawasan Kelurahan Ketabang dan Tambak Sari terpapar kebisingan dan getaran dari kereta api dengan frekuensi cukup tinggi. Berdasarkan wawancara yang dilakukan pada beberapa ibu rumah tangga yang tinggal di pemukiman pinggiran rel kereta api Jalan Ambengan merasakan keluhan berupa pusing pada tengkuk kepala, gangguan komunikasi, dan gangguan goncangan ketika kereta api melintas. Dari penelitian sebelumnya didapatkan data pengukuran kebisingan yang dilakukan di 5 titik di area pemukiman di Jalan Ambengan yaitu pada jarak 10m, 20m, 30m, 40m, dan 50m dari rel kereta api yang dibandingkan baku mutu lingkungan untuk tingkat kebisingan untuk area pemukiman (55dB) berdasarkan KepMen LH No. 48 tahun 1996 sebagai berikut: Tabel 1.1 Hasil Pengukuran Kebisingan Area Pemukiman Jalan Ambengan, Tahun 2013 No. 1. 2. 3. 4. 5.
Jarak (m) 10 20 30 40 50
Leq (dBA) 92,76 85,91 84,71 82,86 81,01
Sumber : Jurnal Perancangan Barrier untuk Menurunkan Tingkat Kebisingan pada Jalur Rel Kereta Api di Jalan Ambengan Surabaya dengan Menggunakan Metode Nomograph tahun 2013.
Dari Tabel 1.1terlihat bahwa tingkat kebisingan rel kereta api di area jalan
Ambengan Surabaya melebihi baku mutu lingkungan untuk area pemukiman. Dari tingginya tingkat kebisingan di pemukiman tersebut, ibu rumah tangga menjadi salah satu populasi yang terkena dampaknya. Hal ini dikarenakan ibu rumah
Skripsi
NOVI DWI IRA SURYANI ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
8
tangga hampir selama 24 jam menghabiskan waktu di rumah, sehingga terpapar lebih lama dibandingkan dengan kelompok populasi yang lain. 1.3 Pembatasan dan Rumusan Masalah 1.3.1 Pembatasan Masalah Tingkat kebisingan dan getaran merupakan faktor pencemar udara yang dalam intensitas tertentu dapat menimbulkan gangguan kesehatan. Berdasarkan uraian latar belakang dan identifikasi masalah diatas, batasan penelitian pada penelitian ini yaitu penelitian ini akan meneliti mengenai analisis pengaruh tingkat kebisingan dan getaran kereta api terhadap tekanan darah ibu rumah tangga di pemukiman pinggiran rel kereta api Jalan Ambengan, Surabaya. 1.3.2 Rumusan Masalah Berdasarkan pada latar belakang dan identifikasi masalah tersebut dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : “Apakah terdapat pengaruh antara tingkat kebisingan dan getaran kereta api dengan tekanan darah ibu rumah tangga di pemukiman pinggiran rel kereta api Jalan Ambengan, Surabaya?”. 1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.4.1
Tujuan Umum Tujuan umum dari penelitian ini yaitu : “Menganalisis pengaruh tingkat
kebisingan dan getaran kereta api dengan tekanan darah ibu rumah tangga di pemukiman pinggiran rel kereta api Jalan Ambengan, Surabaya”.
Skripsi
NOVI DWI IRA SURYANI ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
9
1.4.2 Tujuan khusus 1.
Mengukur intensitas kebisingan yang ditimbulkan oleh kereta api di area pemukiman pinggiran rel kereta api Jalan Ambengan Surabaya kawasan Kanginan DKA dan Ngaglik DKA dengan di kawasan Ngemplak.
2.
Mengukur tingkat getaran yang ditimbulkan oleh kereta api di area pemukiman pinggiran rel kereta api Jalan Ambengan Surabaya kawasan Kanginan DKA dan Ngaglik DKA dengan di kawasan Ngemplak.
3.
Mengukur tekanan darah ibu rumah tangga di area pemukiman pinggiran rel kereta api Jalan Ambengan Surabaya kawasan Kanginan DKA dan Ngaglik DKA dengan di kawasan Ngemplak.
4.
Mengukur perbedaan tekanan darah ibu rumah tangga di area pemukiman pinggiran rel kereta api Jalan Ambengan Surabaya kawasan Kanginan DKA dan Ngaglik DKA dengan di kawasan Ngemplak.
5.
Menganalisis pengaruh tingkat kebisingan yang ditimbulkan oleh kereta api dengan tekanan darah ibu rumah tangga di area pemukiman pinggiran rel kereta api Jalan Ambengan Surabaya kawasan Kanginan DKA dan Ngaglik DKA dengan di kawasan Ngemplak.
6.
Menganalisis pengaruh tingkat getaran yang ditimbulkan oleh kereta api dengan tekanan darah ibu rumah tangga di area pemukiman pinggiran rel kereta api Jalan Ambengan Surabaya kawasan Kanginan DKA dan Ngaglik DKA dengan di kawasan Ngemplak.
7.
Menganalisis beberapa faktor yang berpengaruh terhadap peningkatan tekanan darah pada ibu rumah tangga di area pemukiman pinggiran rel kereta
Skripsi
NOVI DWI IRA SURYANI ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
10
api Jalan Ambengan Surabaya kawasan Kanginan DKA dan Ngaglik DKA dengan di kawasan Ngemplak. 8.
Menganalisis faktor yang paling berpengaruh terhadap tekanan darah ibu rumah tangga di area pemukiman pinggiran rel kereta api Jalan Ambengan Surabaya kawasan Kanginan DKA dan Ngaglik DKA dengan di kawasan Ngemplak.
1.4.3
Manfaat Penelitian
1. Peneliti: Dapat mengetahui tingkat kebisingan dan getaran di area pemukiman yang berdekatan dengan jalur akses transportasi kereta api serta mengetahui dampak kebisingan dan getaran tersebut terhadap tekanan darah ibu rumah tangga yang tinggal di pemukiman pinggiran rel kereta api. 2. Masyarakat: Dapat memahami dan mengetahui dampak kesehatan yang ditimbulkan akibat paparan kebisingan dan getaran dari kereta api terhadap masyarakat khususnya ibu rumah tangga yang tinggal di pemukiman pinggiran rel kereta api serta dapat melakukan pencegahan terhadap dampak tersebut. 3. Departemen Kesehatan Lingkungan FKM UNAIR: Dapat menjadi sumbangan informasi dan pengetahuan baru tentang pengaruh tingkat kebisingan dan getaran kereta api dengan tekanan darah ibu rumah tangga yang tinggal di sekitar pinggiran rel kereta api.
Skripsi
NOVI DWI IRA SURYANI ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
11
4. Pemerintah Memberikan rekomendasi, gambaran, dan masukan alternatif kebijakan pemerintah untuk mengurangi tingkat kebisingan dan getaran di kawasan pemukiman yang berdekatan dengan rel kereta api akibat kepadatan lalu lintas kereta api.
Skripsi
NOVI DWI IRA SURYANI ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kebisingan Kereta Api 2.1.1 Pengertian Kebisingan merupakan bunyi yang tidak diinginkan. Kebisingan adalah bunyi yang tidak diinginkan dari usaha atau kegiatan dalam tingkat dan waktu tertentu yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan (KepMen HL KEP-48/MENLH/11/1996). Bising adalah campuran berbagai suara yang tidak dikehendaki ataupun yang merusak kesehatan, saat ini kebisingan merupakan salah satu penyebab “penyakit lingkungan” yang penting (Slamet, 2006). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 718/Menkes/Per/ XI/1987 menyebutkan kebisingan adalah terjadinya bunyi yang tidak diinginkan sehingga mengganggu dan atau dapat membahayakan kesehatan. Bising ini merupakan
kumpulan nada dengan berbagai intensitas yang tidak diingini
sehingga mengganggu ketentraman orang terutama pendengaran (Dirjen P2M dan PLP Depkes RI, 1993). Dari beberapa pengertian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa kebisingan merupakan bunyi yang tidak diinginkan dari usaha atau kegiatan manusia yang mengganggu kenyamanan dan kesehatan manusia. Sehingga,dapat disimpulkan bahwa kebisingan kereta api merupakan bunyi yang tidak diinginkan yang berasumber dari kegiatan operasional kereta api
Skripsi
12
NOVI DWI IRA SURYANI ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
13
yang dalam tingkat dan waktu tertentu dapat menimbulkan gangguan kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan. 2.1.2 Sumber kebisingan Secara umum, sumber bising ada dua bentuk yaitu : 1. Sumber titik, berasal dari sumber suara yang berhenti. Penyebaran sumber bising ini berbentuk bola-bola konsentris dengan sumber bising sebagai pusat dan menyebar dengan kecepatan suara 360 meter/detik. Pada sumber titik, kebisingan dapat diprediksi dengan menggunakan model matemasti dengan persamaan sebagai berikut : L2= L1– 20 log (r2/r1) dBA Keterangan: L2 = tingkat kebisingan pada jarak r2dari sumber (dBA) L1 = tingkat kebisingan pada jarak r1dari sumber (dBA) (Sasongko dan Hadiyarto, 2000). 2. Sumber garis, berasal dari sumber bising yang bergerak dan menyebar di udara dalam bentuk silinder konsentris dengan kecepatan 360 meter/detik berbentuk
silinder yang memanjang. Sumber bising ini berasal dari
kegiatan transportasi (Sasongko dan Hadiyarto, 2000). Bermacam-macam sumber kebisingan yang merupakan dampak dari aktivitas berbagai proyek pembangunan dapat dibagi ke dalam empat tipe pembangunan yaitu: 1. Sumber kebisingan dari tipe pembangunan pemukiman
Skripsi
NOVI DWI IRA SURYANI ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
14
2. Sumber kebisingan dari tipe pembangunan gedung bukan untuk tempat tinggal tetap, misalnya untuk perkantoran, gedung umum, hotel, rumah sakit, sekolah dan lain sebagainya 3. Sumber kebisingan dari tipe pembangunan industri 4. Sumber kebisingan dari tipe pekerjaan umum, misalnya jalan, saluran induk air, selokan induk air, dan lainnya. Prasetyo dalam Akaustik Lingkungan menyebutkan bahwa sumber kebisingan terdiri dari dua sumber utama, yaitu : 1. Bising dalam Bising dalam yaitu sumber bising yang berasal dari manusia, bengkel mesin, dan alat rumah tangga. 2. Bising luar Merupakan sumber bising yang berasal dari aktivitas lalu lintas, industri, tempat pembangunan gedung, dan sebagainya. Sumber bising luar ini kemudian dibagi lagi menjadi dua kategori yaitu sumber bising bergerak yang terdiri dari kendaraan bermotor, kereta api, pesawat terbang. Sedangkan sumber bising yang tidak bergerak, misalnya industri, perkantoran, dan pabrik. Sedangkan WHO (1980) mengklasifikasikan sumber bising yaitu: 1. Lalu lintas jalan Salah satu sumber kebisingan adalah suara lalu lintas di jalan raya. Kebisingan lalu lintas di jalan raya ditimbulkan oleh suara dari kendaraan
Skripsi
NOVI DWI IRA SURYANI ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
15
bermotor dimana suara tersebut bersumber dari mesin kendaraan, bunyi pembuangan kendaraan, serta bunyi dari interaksi antara roda dengan jalan. Dari beberapa sumber kebisingan yang berasal dari aktivitas lalu lintas alat transportasi, kebisingan yang bersumber dari lalu lintas jalan raya ini memberikan proporsi frekuensi kebisingan yang paling mengganggu. 2. Industri Kebisingan industri bersumber dari suara mesin yang digunakan dalam proses produksi. Intensitas kebisingan ini akan meningkat sejalan dengan kekuatan mesin dan jumlah produksi dari industri. 3. Pesawat terbang Kebisingan yang bersumber dari pesawat terbang terjadi saat pesawat akan lepas landas ataupun mendarat di bandara. Kebisingan akibat pesawat pada umumnya berpengaruh pada awak pesawat, penumpang, petugas lapangan, dan masyarakat yang bekerja atau tinggal di sekitar bandara. 4. Kereta api Pada umumnya sumber kebisingan pada kereta api berasal dari aktivitas pengoperasian kereta api, lokomotif, bunyi sinyal di perlintasan kereta api, stasiun, dan penjagaan serta pemeliharaan konstruksi rel. Namun, sumber utama kebisingan kereta api sebenarnya berasal dari gesekan antara roda dan rel serta proses pembakaran pada kereta api tersebut. Kebisingan yang ditimbulkan oleh kereta api ini berdampak pada masinis, awak kereta api,
Skripsi
NOVI DWI IRA SURYANI ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
16 penumpang, dan juga masyarakat yang tinggal di sekitar pinggiran rel kereta api. 5. Kebisingan konstruksi bangunan Berbagai suara timbul dari kegiatan konstruksi bangunan mulai dari peralatan dan pengoperasian alat, seperti memalu, penggilingan semen, dan sebagainya. 6. Kebisingan dalam ruangan Kebisingan dalam ruangan berasal dari berbagai sumber seperti Air Condition (AC), tungku, unit pembuangan limbah, dan sebagainya. Suara bising yang berasal dari luar ruangan juga dapat menembus ke dalam ruangan sehingga menjadi sumber kebisingan di dalam ruangan. Menurut Kryter (1996), tingkat kebisingan di jalan raya dapat mencapai 70-80 dB, jalur kereta api 90 dB, dan di sepanjang jalur take off pesawat terbang dapat mencapai 110 dB. Sumber kebisingan yang disebabkan oleh kereta api berasal dari adanya gesekan antara roda kereta api dari bahan keras dengan rel kereta api yang juga terbuat dari bahan keras. Selain itu, kebisingan pada kereta api juga bersumber dari mesin kereta api dan klakson. Adanya bising yang ditimbulkan aleh gesekan antara roda dan rel kereta api seringkali menimbulkan bunyi berdecit, sehingga diperlukan bangunan dengan akaustik yang baik di sekitar jalur rel kereta api untuk mengurangi masuknya kebisingan. Sumber bising kereta api memiliki risiko 3,47 kali lebih besar untuk terjadinya gangguan kesehatan dibandingkan dengan sumber bising lainnya (Suherwin, 2004).
Skripsi
NOVI DWI IRA SURYANI ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
17
2.1.3 Jenis bising Menurut Wiyadi (1987) dalam Surjono (2012), jenis kebisingan yang sering ditemukan adalah: 1. Kebisingan kontinyu (Steady state noise) Jenis kebisingan dimana fluktuasi dan intensitas suara tidak lebih dari 6 dB. Jenis kebisingan ini terdapat dua macam, yaitu: a. Kebisingan kontinyu dengan spektrum frekuensi luas (steady state wide band noise). Misalnya kipas angin dan suara yang ditimbulkan oleh kompresor. b. Kebisingan kontinyu dengan spektrum frekuensi sempit (steady state narrow hand noise). Misalnya gergaji mesin dan katup gas. 2. Kebisingan terputus-putus (Intermitten / Interrupted noise) Merupakan jenis kebisingan dimana suara timbul dan menghilang secara perlahan. Misalnya suara yang ditimbulkan oleh lalu lintas dan pesawat udara yang tinggal landas. 3. Kebisingan Impulsif (Impulsive / Impact noise) Merupakan jenis kebisingan dimana waktu yang diperlukan untuk mencapai puncak intensitasnya tidak lebih jauh dari 35 mili detik dan waktu yang dibutuhkan untuk penurunan intensitas sampai 20 dB di bawah puncaknya tidak lebih 500 mili detik. Jenis kebisingan ini dibagi lagi menjadi dua, yaitu: a. Kebisingan impulsif murni (impact impulsive noise). Misalnya kebisingan yang ditimbulkan oleh tembakan bedil, meriam, ledakan bom.
Skripsi
NOVI DWI IRA SURYANI ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
18
b. Kebisingan impulsif berulang misalnya mesin tempa di perusahaan. Bilamana impuls terjadi secara berulang dengan interval waktu kurang dari ½ detik atau jumlah impuls per detik lebih dari sepuluh, maka impuls bisinga yang berulang ini dapat dianggap sebagai kebisingan kontinyu. Menurut Groothoff (1996), kebisingan dapat dibedakan sebagai berikut : 1. Kebisingan yang tetap (Steady State Noise) yaitu kebisingan dengan fluktuasi sedikit (8 dBA atau dBC). 2. Kebisingan intermiten (Intermittent Noise), yaitu kebisingan dengan fluktuasi lebih dari 8 dBA atau dBC atau kebisingan yang terjadi secara berulang. 3. Kebisingan impulsif (impulse Noise), yaitu kebisingan yang berasal dari suara pulse. 4. Kebisingan dengan spektrum luas (Broad Band Noise), yaitu kebisingan tanpa komponen tonal yang signifikan dan mempunyai distribusi frekuensi melalui fraksi signifikan dari jangkauan pendengaran. 5. Kebisingan dengan spektrum frekuensi sempit (Narrow Band Noise), yaitu kebisingan yang konsentrasi energinya pada porsi kecil atau porsi pada spektrum yang dapat didengar.
Skripsi
NOVI DWI IRA SURYANI ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
19
Sedangkan menurut Suma‟mur (2009), kebisingan dibagi dalam 5 jenis yaitu : 1. Kebisingan continue dengan spektrum frekuensi yang luas (steady state, wide band noise), misalnya : mesin-mesin, kipas angin, dapur pijar. 2. Kebisingan terputus–putus (intermittent), misalnya suara lalu lintas, suara pesawat terbang. 3. Kebisingan impulsif (impact or impulsive noise), misalnya : ledakan, pukulan, tembakan bedil, meriam. 2.1.4
Dampak bising terhadap kesehatan Kebisingan dari suara kereta api merupakan faktor yang mengganggu dan
membahayakan kesehatan manusia yang berpengaruh pada dua aspek yaitu gangguan pendengaran (auditory effect) dan gangguan bukan indera pendengaran (non-auditory effect) Secara umum, dampak kebisingan terhadap kesehatan menurut Prabu (2009) adalah sebagai berikut: 1. Gangguan fisiologis Pada umumnya, kebisingan yang bernada tinggi sangat mengganggu kenyamanan, terutama bising yang terputus-putus atau yang datangnya mendadak. Gangguan fisiologi dapat berupa peningkatan tekanan darah, peningkatan denyut nadi, kontruksi pembuluh darah perifer terutama pada tangan dan kaki, serta dapat menyebabkan pucat dan gangguan sensoris.
Skripsi
NOVI DWI IRA SURYANI ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
20
2. Gangguan psikologis Gangguan psikologis berupa rasa tidak nyaman, kurang konsentrasi, kejengkelan, kecemasan, ketakutan dan emosional. Bila kebisingan diterima dalam waktu lama dan menyebabkan penyakit psikosomatik berupa gastritis, jantung, stress dan kelelahan. 3. Gangguan komunikasi Paparan kebisingan dengan frekuensi dan intensitas tinggi memungkinkan terjadinya gangguan komunikasi yang sedang berlangsung baik langsung maupun tidak langsung. Tingkat kenyaringan suara yang dapat mengganggu percakapan diperhatikan dengan seksana karena suara yang mengganggu komunikasi tergantung konteks suasana. 4. Gangguan tidur Gangguan tidur yang terjadi karena kebisingan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain motivasi bangun, kenyaringan, lama kebisingan, fluktuasi kebisingan dan usia. Standard kebisingan yang berhubungan dengan gangguan tidur sulit ditetapkan karena selain tergantung faktor tersebut, gangguan tidur akibat kebisingan juga berhubungan dengan karakteristik individu. 5. Efek pada pendengaran Pengaruh utama dari bising terhadap kesehatan adalah kerusakan pada indra pendengaran. Awalnya efek kebisingan pada pendengaran adalah sementara dan dapat pulih kembali setelah paparan dihentikan. Namun, apabila paparan
Skripsi
NOVI DWI IRA SURYANI ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
21
terus menerus, maka dapat terjadi tuli menetap dan tidak dapat normal kembali. 6. Perasaan tidak nyaman Sebuah studi menunjukkan bahwa kebisingan diatas 80dB (A) dapat mengganggu perilaku dan meningkatkan perilaku agresif pada manusia yang terpapar. Reaksi kuat terjadi saat kebisingan meningkat dari waktu ke waktu. Gangguan ini terjadi pada paparan bising selama 24 jam (WHO, 1999). 2.1.5
Baku Tingkat Kebisingan Baku tingkat kebisingan adalah batas maksimal tingkat kebisingan yang
diperbolehkan dibuang ke lingkungan dari usaha atau kegiatan sehingga tidak menimbulkan gangguan kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan (KepMen LH No. 48 tahun 1996). Dengan adanya baku tingkat kebisingan, maka diharapkan kebisingan yang ditimbulkan dari aktivitas kegiatan manusia dapat dikendalikan sesuai nilai ambang batas yang ditetapkan. Dalam Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 48 tahun 1996 tentang baku tingkat kebisingan dijelaskan tentang baku tingkat kebisingan untuk beberapa tempat sebagai berikut:
Skripsi
NOVI DWI IRA SURYANI ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
22
Tabel 2.1 Baku Tingkat Kebisingan pada Berbagai Kawasan / Lingkungan Kegiatan Peruntukan Kawasan / Lingkungan Kegiatan a. Peruntukan kawasan 1. Perumahan dan pemukiman 2. Perdagangan dan Jasa 3. Perkantoran dan Perdagangan 4. Ruang Terbuka Hijau 5. Industri 6. Pemerintahan dan Fasilitas Umum 7. Rekreasi 8. Khusus : - Bandar udara *) - Stasiun kereta api *) - Pelabuhan laut - Cagar budaya b. Lingkungan Kegiatan 1. Rumah sakit atau sejenisnya 2. Sekolah atau sejenisnya 3. Tempat ibadah atau sejenisnya
Keterangan : *) disesuaikan dengan ketentuan Menteri Perhubungan Sumber: KepMen LH RI No. 48 tahun 1996.
Tingkat Kebisingan dB (A) 55 70 65 50 70 60 70
70 60 55 55 55
Didalam peraturan menteri kesehatan RI Nomor 718 tahun 1987 tentang kebisingan, tingkat kebisingan dibagi menjadi beberapa zona, yaitu : Tabel 2.2 Pembagian Zona Kebisingan menurut PerMenkes RI Nomor 718 Tahun 1987 Zona Zona A
Intensitas (dB) 35-45
Zona B
45-55
Zona C
50-60
Zona D
60-70
Tempat Tempat penelitian, rumah sakit, tempat perawatan kesehatan, dan sejenisnya. Perumahan, tempat pendidikan, tempat rekreasi, dan sejenisnya. Pasar, perkantoran, pertokoan, dan sejenisnya. Lingkungan industri, pabrik, stasiun kereta api, terminal bus, dan sejenisnya.
Sumber: PerMenKes RI No. 718 tahun 1987 tentang kebisingan.
Skripsi
NOVI DWI IRA SURYANI ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
23
2.1.6 Pengukuran tingkat kebisingan Pengukuran tingkat kebisingan dapat dilakukan dengan menggunakan alat pengukuran kebisingan yang disebut Sound Level Meter (SLM). Sound Level Meter (SLM) merupakan alat ukur kebisingan yang memiliki empat skala, yaitu A, B, C, dan D, dimana keempat skala tersebut memiliki filter yang berfungsi untuk menandakan frekuensi tertentu yang dapat ditangkap oleh alat tersebut. Skala A adalah skala yang sering digunakan untuk suara bising dengan intensitas rendah maupun tinggi yang masih dapat diterima oleh telinga manusia dengan satuan yang digunakan adalah desibel (dB). Sementara itu, skala A, B, dan D digunakan untuk keperluan khusus misalnya pengukuran kebisingan yang dihasilkan oleh pesawat terbang bermesin jet. Mekanisme kerja Sound Level Meter adalah apabila ada benda bergetar maka akan menyebabkan terjadinya perubahan tekanan udara yang dapat ditangkap oleh alat tersebut yang kemudian akan menggerakkan meter penunjuk pada display alat. Prosedur penggunaan Sound Level Meter sebagai berikut (SNI, 2009): 1. Menentukan area pengukuran. 2. Menempatkan function dial pada posisi off dan level control dial pada posisi CAL. 3. Nyalakan SLM. 4. Periksa kondisi baterai dan pastikan bahwa kondisi power dalam keadaan baik.
Skripsi
NOVI DWI IRA SURYANI ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
24
5. Menyesuaikan pembobotan waktu respon alat ukur dengan karakteristik sumber bunyi yang diukur (S untuk sumber bunyi yang relatif konstan atau F untuk sumber bunyi kejut). 6. SLM dikalibrasi terlebih dahulu dengan cara memutar function dial ke posisi CAL. 7. Cara melakukan pengukuran : a. Putar function dial ke posisi A dan level control dial ke angka 110. b. Jarum penunjuk akan mulai melakukan pengukuran, kemudian putar level control dial yang bertahap sampai jarum petunjuk berada diantara -5 s/d 10 dB pada skala. Contoh cara pembacaan: jika jarum menunjukkan angka 5 pada skala dan posisi level control dial pada angka 80, maka tingkat kebisingannya adalah 85 dB. 8. Lakukan pembacaan setiap 5 detik selama 10 menit untuk tiap pengukuran. Sedangkan menurut KepMen LH No. 48 Tahun 1996 dijelaskan bahwa metode pengukuran dengan menggunakan Sound Level Meter ini dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu: 1. Cara sederhana. Yaitu dengan menggunakan SLM biasa diukur tingkat tekanan bunyi dB (A) selama 10 menit untuk tiap pengukuran. Pembacaan dilakukan setiap 5 detik. 2. Cara langsung, yaitu dengan sebuah integrating SLM yang mempunyai fasilitas pengukuran LTMS, yaitu Leq dengan waktu ukur setiap 5 detik dilakukan pengukuran selama 10 menit.
Skripsi
NOVI DWI IRA SURYANI ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
25
Waktu pengukuran dilakukan selama aktivitas 24 jam (LSM) dengan cara pada siang hari tingkat aktivitas yang paling tinggi selama 16 jam (LS) pada selang waktu 06.00 – 22.00 dan aktivitas malam hari selama 8 jam (LM) pada selang 22.00- 06.00. Setiap pengukuran harus dapat mewakili selang waktu tertentu dengan menetapkan paling sedikit 4 waktu pengukuran pada siang hari dan pada malam hari paling sedikit 3 waktu pengukuran. Leq adalah Equivalent Continuous Noise Level atau tingkat kebisingan sinambung setara ialah nilai tingkat kebisingan dari kebisingan yang berubah ubah (fluktuatif) selama waktu tertentu, yang setara dengan tingkat kebisingan dari kebisingan ajeg (steady) pada selang waktu yang sama. Satuannya adalah dB (A). Nilai ini didapatkan dengan menggunakan rumus perhitungan sebagai berikut: Leqavg 8 jam = 10 x log
∑ ∑
Keterangan : Leq
: Tingkat kebisingan ekivalen (dB A)
n
: Jumlah data
Tn
: Periode pengukuran
2.2 Getaran Kereta Api 2.2.1 Pengertian Getaran adalah getaran bolak-balik suatu massa melalui keadaan seimbang terhadap suatu titik acuan (KepMen LH No. 49 Tahun 1996). Getaran dinyatakan dalam akar rata – rata kuadrat percepatan dalam satuan per meter per detik.
Skripsi
NOVI DWI IRA SURYANI ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
26
Frekuensi getaran dinyatakan sebagai putaran per detik (Hz). Vibrasi atau getaran dapat disebabkan oleh getaran antara udara ataupun getaran mekanis misalnya mesin atau alat mekanis lainnya, sehingga vibrasi dapat dibedakan menjadi dua bentuk yaitu : 1. Vibrasi karena getaran udara yang berpengaruh utamanya pada akustik. 2. Vibrasi karena getaran mekanis yang mengakibatkan timbulnya responsi atau turut bergetarnya alat tubuh dan berpengaruh terhadap alat tubuh yang sifatnya mekanis pula. Getaran kereta api adalah getaran yang ditimbulkan oleh adanya pergerakan antara roda dan rel kereta api sehingga berpengaruh pada kesehatan dan kenyamanan. 2.2.2
Jenis getaran Di dalam Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 49 tahun 1996
tentang baku mutu kebisingan dijelaskan bahwa getaran terbagi menjadi tiga jenis yaitu: 1. Getaran mekanik, yaitu getaran yang ditimbulkan oleh sarana dan peralatan kegiatan manusia 2. Getaran seismik, yaitu getaran tanah yang disebabkan oleh peristiwa alam dan kegiatan manusia 3. Getaran kejut, yaitu getaran yang langsung secara tiba-tiba dan sesaat.
Skripsi
NOVI DWI IRA SURYANI ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
27
Dari ketiga jenis getaran tersebut, maka getaran yang dirimbulkan oleh kereta api merupakan getaran mekanik karena getaran ini ditimbulkan oleh aktivitas operasional kereta api yang merupakan sarana transportasi manusia. 2.2.3 Dampak getaran pada kesehatan Menurut Siswanto (1991), respon fisiologis terhadap getaran seluruh tubuh pada tingkat pemaparan yang masih bisa ditolerir oleh tubuh manusia adalah sebagai berikut: 1. Denyut jantung meningkat 10-15 denyut per menit pada kondisi eksperimen yang normal, tanpa memperhatikan frekuensi dan denyut jantung akan pulih pada pemajanan yang berkelanjutan. 2. Tekanan darah meningkat pada frekuensi 5 Hz dan menurun pada frekuensi 10-20 Hz. 3. Tidal volume meningkat pada semua frekuensi, namun kenaikan maksimum terjadi pada frekuensi 5-7 Hz dimana pada frekuensi ini paru akan menurun dan ocsigen uptake akan meningkat. 4. Hiperventilasi dan respiratory rate akan meningkat dan besarnya peningkatan tersebut ditentukan oleh intensitas getaran yang terpapar. 5. Belum atau tidak terdapat bukti yang jelas tentang efek getaran pada ginjal, darah, dan kelenjar endokrin pada tingkat pemaparan yang sedang. 6. Getaran seluruh tubuh dapat mempengaruhi keseimbangan seseorang (man equilibrium ability). Hal ini terjadi ketika paparan sangat tinggi dalam waktu lama dan sangat dipengaruhi oleh kerentanan individu.
Skripsi
NOVI DWI IRA SURYANI ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
28
Efek getaran terhadap tubuh tergantung besar kecilnya frekuensi yang mengenai tubuh: Tabel 2.3 Dampak Intensitas Getaran Pada Tubuh Sesuai Intensitasnya. Intensitas Getaran (Hz) Dampak pada Tubuh 3-9 Akan timbul resonansi pada dada dan perut. 6-10 Dengan intensitas 0,6 gram, tekanan darah, denyut jantung, pemakaian oksigen dan volume per denyut sedikit berubah. Pada intensitas 1,2 gram terlihat banyak perubahan sistem peredaran darah. 10 Leher, kepala, pinggul, kesatuan otot dan tulang akan beresonansi. 13-15 Tenggorokan akan mengalami resonansi. <20 Tonus otot akan meningkat, akibat kontraksi statis ini otot menjadi lemah, rasa tidak enak dan kurang ada perhatian.
Sumber: Rusli (2008).
2.2.4
Baku tingkat getaran Baku tingkat getaran diatur dalam Keputusan Menteri Lingkungan Hidup
No. 49 tahun 1996 tentang baku tingkat getaran. Didalam peraturan tersebut dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan Baku tingkat getaran mekanik dan getaran kejut adalah batas maksimal tingkat getaran mekanik yang diperbolehkan dari usaha atau kegiatan pada media padat sehingga tidak menimbulkan gangguan terhadap kenyamanan dan kesehatan serta keutuhan bangunan (KepMen LH No. 49 tahun 1996). Baku tingkat getaran untuk kenyamanan dan kesehatan yang diatur di dalam KepMen LH No. 49 tahun 1996 tentang baku tingkat getaran sebagai berikut:
Skripsi
NOVI DWI IRA SURYANI ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
29
Tabel 2.4 Baku Tingkata Getaran Menurut Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 49 Tahun 1996 tentang Baku Tingkat Getaran. Frekuensi (Hz) 4 5 6,3 8 10 12,5 16 20 25 31,5 40 50 63
Nilai Tingkat Getaran, dalam mikron ( 10-6 meter) Mengganggu Mengganggu Tidak Menyakitkan Mengganggu Nyaman < 100 100-500 > 500-1000 > 1000 < 80 80-350 > 350-1000 > 1000 < 70 70-275 > 275-1000 > 1000 < 50 50-160 > 160-500 > 500 < 37 37-120 > 120-300 > 300 < 32 32-90 > 90-220 > 220 < 25 25-60 > 60-120 > 120 < 20 20-40 > 40-85 > 85 <7 17-30 > 30-50 > 50 <2 12-20 > 20-30 > 30 <9 9-15 > 15-20 > 20 <8 8-12 > 12-15 > 15 <6 6-9 > 9-12 > 12
Sumber: Kepmen LH No. 49 Tahun 1996
2.2.5
Pengukuran tingkat getaran Getaran merupakan gerakan silak – balik suatu massa melalui keadaan
setimbang pada suatu titik tertenti yang dinyatakan dalam satuan meter per dekik dan frekuensinya debagai putaran per detikn(Hz). Pengukuran intensitas tingkat getaran menurut KepMen LH No. 49 tahun 1996 dijelaskan bahwa dalam melakukan pengukuran tingkat getaran, pedoman yang dipakai ialah: 1. Alat penangkap getaran (Accelerometer atau seismometer). 2. Alat ukur atau alat analisis getaran (Vibration meter atauvibration analyzer). 3. Tapis pita 1/3 oktaf atau pita sempit (Filter 1/3 oktaf atau Narrow Band) 4. Pencatat tingkat getaran (Level atau X - Y recorder) 5. Alat analisis pengukur tingkat getaran (FFT Analyzer)
Skripsi
NOVI DWI IRA SURYANI ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
30
Cara pengukurannya yaitu sebagai berikut: 1. Getaran untuk Kenyamanan dan Kesehatan a. Alat penangkap getaran dilelakkan pada lantai atau permukaan yang bergetar, dan disambungkan ke alat ukur getaran yang dilengkapi dengan filter. b. Alat ukur dipasang pada besaran simpangan. Dalam hal alat: tidak dilengkapi dengan fasilitas itu, dapat digunakan konversi besaran. c. Pembacaan dan pencatatan dilakukan untuk setiap frekuensi 4 - 63 Hz atau dengan sapuan oleh alat pencatat getaran. d. Hasil pengukuran sebanyak 13 data digambarkan dengan grafik. 2. Getaran untuk keutuhan bangunan. Cara pengukuran sama dengan pengukuran getaran untuk kenyamanan dan kesahatan manusia, hanya besaran yang dipakai ialah kecepatan getaran puncak (Peak velocity). 2.3 Pemukiman 2.3.1
Pengertian pemukiman Pengertian dasar permukiman dalam Undang-Undang No.1 tahun
2011 adalah bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas lebih dari satu satuan perumahan yang mempunyai prasarana, sarana, utilitas umum, serta mempunyai penunjang
kegiatan
fungsi
lain
dikawasan
perkotaan
atau
kawasan perdesaan. Permukiman adalah area tanah yang digunakan sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung peri kehidupan dan merupakan bagian dari lingkungan hidup di
Skripsi
NOVI DWI IRA SURYANI ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
31
luar kawasaan lindung baik yang berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan. Parwata (2004) menyatakan bahwa permukiman adalah suatu tempat bermukim manusia yang telah disiapkan secara matang dan menunjukkan suatu tujuan
yang
jelas,
sehingga
memberikan
kenyamanan
kepada
penghuninya. Pengertian lain disebutkan dalam Undang – Undang RI No. 14 Tahun 1992 tentang perumahan dan permukiman pasal 3, bahwa pemukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung baik yang berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan yang berfungsi sebagai lingkungantempat tinggal dan mendukung perikehidupan dan penghidupan. 2.3.2 Pemukiman pinggiran rel kereta api Pada area pemukiman pinggiran rel kereta api, memiliki dua karakteristik yaitu: 1. Permukiman Permanen Permukiman permanen adalah permukiman yang dibangun di sekitar wilayah yang berada di belakang pagar pembatas rel kereta api dengan menggunakan batu bata dan batako sebagai bahan bangunannya. Permukiman tersebut tidak memenuhi persyaratan administratif karena tidak mempunyai Izin Mendirikan Bangunan (IMB) mereka hanya memiliki surat Hak Guna Bangunan (HGB) dan membayar sewa atas tanah yang digunakan kepada PT. KAI.
Skripsi
NOVI DWI IRA SURYANI ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
32
2. Permukiman Non-Permanen Permukiman non-permanen merupakan permukiman di pinggiran rel kereta api, terutama di dekat palang perlintasan kereta api. Bangunan rumahnya sebagian besar terbuat dari seng dan tidak layak huni. 2.4 Tekanan Darah Tekanan darah adalah daya yang dihasilkan oleh darah terhadap setiap satuan luas dinding pembuluh darah yang dinyatakan dalam milimeter raksa. Tekanan darah adalah tekanan pada pembuluh darah ketika jantung memompakan darak ke seluruh tubuh (Beevers, 2002). Definisi lain menjelaskan tekanan darah merupakan kekuatan darah mengalir dari dinding pembuluh darah yang keluar dari jantung (pembuluh arteri) dan kembali ke jantung (pembuluh balik) (Vitahealth, 2000). Tekanan darah menunjukkan keadaan terjadinya tekanan pada pembuluh darah arter ketika jantung memompa darah ke seluruh tubuh. tekanan darah dapat berubah – ubah sesuai dengan kondisi seseorang. Tekanan darah akan meningkat apabila dalam keadaan gembira, cemas, atau sewaktu melakukan aktivitas fisik. Setelah situasi ini berlalu, maka tekanan darah akan kembali normal. Sehingga untuk melakukan pengukuran tekanan darah harus dilakukan pada kondisi tenang (Depkes RI, 2007).
Skripsi
NOVI DWI IRA SURYANI ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
33
2.4.1 Jenis tekanan darah Terdapat dua jenis tekanan darah, yaitu: 1. Tekanan darah sistolik Merupakan tekanan darah pada pembuluh darah ketika jantung berkontraksi (Beevers, 2002). Menurut Budiyanto (2002), tekanan darah sistolik (atas) adalah puncak
yang
tercapai
ketika
jantung
berkontraksi
dan
memompakan darah keluar melalui arteri. Tekanan darah ini terjadi apabila otot jantung memompa untuk mendorong darah keluar melalui pembuluh darah arteri dengan tekanan kisaran 95 – 140 mmHg (Vitahealth, 2000). 2. Tekanan darah diastolik Adalah tekanan darah ketika jantung rileks diantara tiap denyutan (Beevers, 2002). Tekanan diastolik merupakan tekanan darah terendah selama jantung mengembang dengan nilai tekanan kisaran 60-95 mmHg (Vitahealth, 2000). Menurut The Seventh Report of The Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure (JNC VII) klasifikasi tekanan darah pada orang dewasa terbagi menjadi : Tabel 2.5 Klasifikasi Tekanan Darah menurut JNC VII. Klasifikasi Tekanan Darah Normal Pra hipertensi Hipertensi Stadium 1 Hipertensi Stadium 2
Sumber: Ismiati, 2003
Skripsi
Tekanan Darah Sistolik (mmHg) < 120 120-139 140-159 ≥160
Tekanan Darah Diastolik (mmHg) < 80 80-90 90-99 ≥100
NOVI DWI IRA SURYANI ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
34
2.4.2 Faktor yang mempengaruhi tekanan darah Perubahan tekanan darah dapat sangat cepat terjadi tergantung pada beberapa faktor, antara lain: 1. Usia Penuaan dikaitkan dengan kurangnya adaptasi ke posisi berdiri dan resiko yang lebih besar dari vegal sinkop. Karena variabilitas tekanan darah meningkat dengan tingkat tekanan darah, „‟fisiologis‟‟ usia terkait peningkatan
tekanan
darah
mungkin
menjadi
faktor
yang
membingungkan dalam penentuan umum efek pada tekanan darah (Fluckiger, Laurence. et all, 1999). Tingkat normal tekanan darah bervariasi sepanjang kehidupan. Tekanan darah bayi berkisar antara 65-115/42-80, tekanan darah normal anak usia 7 tahun adalah 87-117/48-64. Kisaran normal anak yang berusia 19 tahun, 90 % adalah 124-136/77-84 untuk anak laki-laki dan 124-127/63-74 untuk anak perempuan. Tekanan darah dewasa cenderung meningkat seiring dengan pertambahan usia. Standar normal untuk remaja yang tinggi dan di usia baya adalah 120/80. (Potter and Perry, 2005). 2. Jenis Kelamin Secara klinis tidak ada perbedaan yang signifikan dari tekanan darah pada
laki-laki
atau
perempuan (Potter
and
Perry,
2005).
Wanita
umumnya memiliki tekanan darah lebih rendah dari pada pria yang berusia sama, hal ini cenderung akibat variasi hormon. Setelah menopause, wanita
Skripsi
NOVI DWI IRA SURYANI ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
35
umumnya memiliki tekanan darah lebih tinggi dari sebelumnya (Berman, 2009). 3. Olah Raga Ketika olah raga, banyak terjadi pertukaran energi sehingga dapat menurunkan volume cairan ekstraseluler. 4. Stress Ansietas, takut, nyeri dan stress emosi mengakibatkan stimulasi simpatis, yang meningkatkat frekuensi darah,curah jantung dan tahanan vaskuler perifer (Potter and Perry, 2005). 5. Kebiasaan Merokok Terdapat banyak penelitian yang membuktikan hubungan antara rokok dengan peningkatan risiko kardiovaskuler. CO yang terkandung dalam rokok mengikat Hb sehingga menyebabkan jantung bekerja keras. Akibatnya dapat memicu peningkatan tekanan darah. 6. Medikasi Banyak
medikasi
yang
secara
langsung
maupun
tidak
langsung,
mempengaruhi tekanan darah, seperti diuretik dan vasodilator. Golongan lain yang mempengaruhi tekanan darah adalah analgesik narkotik, yang dapat menurunkan tekanan darah (Potter and Perry, 2005). 7. Genetik Riwayat keluarga dengan kondisi hipertensi juga mempertinggi risiko seseorang terkena hipertensi, terutama hipertensi primer. Faktor genetik
Skripsi
NOVI DWI IRA SURYANI ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
36
berkaitan dengan metabolisme pengaturan garam dan renin membran sel. Bila kedua orangtua menderita hipertensi, maka sekitar 30% akan turun ke anaknya (Depkes RI, 2006). 8. Obesitas Kaitan erat antara kelebihan berat badan (obesitas) dengan kenaikan tekanan darah telah dilaporkan oleh beberapa studi. Berat badan dan indeks masa tubuh (IMT) berkorelasi langsung dengan tekanan dara, terutama tekanan darah sistolik. 9. Konsumsi alkohol Pengaruh alkohol terhadap penaikan tekanan darah sudah banyak dibuktikan oleh beberapa penelitian sebelumnya. Mekanisme peningkatan tekanan darah akibat alkohol masih belum jelas. Namun, diduga karena peningkatan kadar kortisol dan peningkatan volume sel darah merah serta kekentalan darah berperan dalam meningkatkan tekanan darah. Beberapa studi menunjukkan hubungan langsung antara tekanan darah dan asupan alkohol, dan diantaranya menunjukkan bahwa efek terhadap tekanan darah baru nampak ketika mengkonsumsi alkohol sekitar 2-3 gelas ukuran standard setiap harinya (Depkes RI, 2006). 10. Konsumsi kopi Kopi mengandung kafein dimana kafein dapat menghasilkan perubahan dalam haemodinamik diantaranya dapat meningkatkan tekanan darah (Lane, 2002).
Skripsi
NOVI DWI IRA SURYANI ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
37
11. Konsumsi garam berlebih Garam menyebabkan terjadinya penumpukan cairan dalam tubuh karena menarik cairan di luar sel agar tidak keluar. Sehingga akan meningkatkan volume dan tekanan darah. Pada manusia yang mengkonsumsi garam 3 gram atau kurang ditemukan tekanan darah rata-rata rendah, sedangkan konsumsi 7-8 gram tekanan darahnya rata-rata lebih tinggi. 12. Kolesterol tinggi Kolesterol merupakan kelainan metabolisme lemak di dalam tubuh. kolesterol juga merupakan faktor penting dalam terjadinya aterosklerosis yang mengakibatkan peninggian tahanan perifer pembuluh darah sehingga tekanan darah meningkat (Depkes RI, 2006). 2.4.3
Pengukuran tekanan darah Mengukur tekanan darah arterial menggunakan alat yang disebut
sfigmomanometer (Pearce, 2004). Menset dari sphygmomanometer diletakan diatas arteri brakialis. Stetoskop juga digunakan untuk mendengar denyut. Tekanan dinaikan hingga tidak terdengar denyut lagi. Kemudian secara perlahan-lahan tekanan menset dikurangi sehingga terdengar bunyi „‟dup‟‟ pertama (Korotkoff I). Denyut
pertama ini menggambarkan tekann darah
sistolik dan pada saat ini pembuluh darah yang sebelumnya tidak teraliri darah mulai mengalirkan darah kembali (Ronny, 2008).
Skripsi
NOVI DWI IRA SURYANI ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
38
Prosedur pengukuran tekanan darah yang sesuai menurut The Seventh Report of The Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure (JNC VII, 2004) adalah sebagai berikut: 1. Subyek duduk di kursi dengan kondisi punggung bersandar dan tangan disangga dengan posisi sejajar jantung. 30 menit sebelum pemeriksaan subyek disarankan untuk tidak merokok dan mengkonsumsi kafein. 2. Pengukuran dimulai setelah beristirahat 5 menit. 3. Pasang manset secara tepat mengelilingi minimal 80% dari lengan. 4. Data yang diambil adalah tekanan darah sistolik (TDS) dan tekanan darah diastolik (TDD). Suara yang pertama kali terdengar merupakan TDS, dan yang terakhir adalah TDD. 5. Pengukuran tekanan darah kedua dilakukan setelah dua menit atau lebih dari pengukuran pertama, kemudian dihitung reratanya. Pengukuran tekanan darah ketiga dilakukan apabila pengukuran tekanan darah pertama dan kedua selisih lebih dari 5 mmHg. Pengukuran tekanan darah dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu secara manual dan digital yang bekerja secara otomatis mendeteksi tekanan darah. Dengan sphygmomanometer digital, hasil pengukuran tekanan darah akan muncul di layar setelah selesai mengukur tekanan darah.
Skripsi
NOVI DWI IRA SURYANI ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
2.5
39
Ibu Rumah Tangga
2.5.1 Pengertian ibu rumah tangga Ibu rumah tangga adalah seorang wanita yang bekerja menjalankan atau mengelola rumah keluarganya, bertanggung jawab untuk mendidik anak-anaknya, memasak dan menghidangkan makanan, membeli barang kebutuhan keluarga sehari-hari, membersihkan dan memelihara rumah, menyiapkan dan menjahit pakaian untuk keluarga, dan lain sebagainya. Pada umumnya ibu rumah tangga tidak bekerja diluar rumah. Merriam Webster Dictionary mendefinisikan ibu rumah
tangga
sebagai
seorang
wanita
yang
sudah
menikah
yang
bertanggungjawab atas rumah tangganya. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Ibu Rumah Tangga dapat diartikan sebagai seorang wanita yang mengatur penyelenggaraan berbagai macam pekerjaan rumah tangga atau seorang istri yang hanya mengurusi berbagai pekerjaan dalam rumah tangga (tidak bekerja di kantor).
Skripsi
NOVI DWI IRA SURYANI ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN
3.1 Kerangka Konsep Penelitian Kereta Api 1. Kebisingan 2. Getaran
Tekanan Darah Ibu Rumah Tangga
Faktor individu a. Usia b. Lama tinggal c. Riwayat keturunan d. e. f. g. h. i.
Stress Jenis kelamin Medikasi Status gizi Obesitas Kolesterol tinggi j. Lama terpapar
Gambar 3.1
Faktor perilaku d. e. a. b. c.
Konsumsi kopi Konsumsi garam Merokok Konsumsi alkohol Olahraga
Skema Kerangka Konseptual Analisis Pengaruh Tingkat Kebisingan dan Getaran Kereta Api pada Ibu Rumah Tangga di Pinggiran Rel Kereta Api Jalan Ambengan Surabaya.
Keterangan: : Diteliti : Tidak diteliti
Skripsi
40
NOVI DWI IRA SURYANI ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
41
Kerangka konseptual diatas menjelaskan bahwa salah satu kelompok yang menerima dampak tingkat kebisingan dan getaran kereta api ketika beroperasi adalah ibu rumah tangga yang tinggal di pemukiman pinggiran rel kereta api. Paparan kebisingan dan getaran dari kereta api ini dalam jangka waktu lama dapat menimbulkan gangguan pada kesehatan, salah satunya adalah hipertensi yang ditandai dengan naiknya tekanan darah. Selain kebisingan dan getaran dari kereta api, terdapat beberapa faktor lain yang mempengaruhi terjadinya peningkatan tekanan darah, yaitu faktor individu berupa usia, riwayat penyakit, dan riwayat keturunan, faktor perilaku yang terdiri dari merokok, konsumsi minuman alkohol, dan konsumsi kopi, serta faktor pemaparan yang terdiri dari lama terpapar dalam satu hari dan lama tinggal. Dari beberapa faktor yang telah disebutkan, peneliti memilih variabel yang dinilai sebagai variabel yang berpengaruh signifikan terhadap peningkatan tekanan darah pada ibu rumah tangga yaitu tingkat kebisingan dan getaran. Selain itu juga terdapat beberapa faktor lain yang mempengaruhi peningkatan tekanan darah pada ibu rumah tangga yang tinggal di sekitar rel kereta api yaitu faktor individu yang terdiri dari usia, riwayat penyakit, dan riwayat keturunan, faktor perilaku yaitu kebiasaan konsumsi kopi dan garam, serta faktor pemaparan yaitu lama tinggal. Ibu rumah tangga merupakan anggota keluarga yang paling sering terpapar kebisingan di area pemukiman sekitar rel kereta api, karena ibu rumah tangga hampir melakukan semua aktivitasnya di rumah. Sehingga ibu rumah tangga menjadi sasaran dalam penelitian ini.
Skripsi
NOVI DWI IRA SURYANI ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
42
3.2 Hipotesis Penelitian Hipotesis dalam penelitian ini adalah: Tingkat kebisingan dan getaran kereta api berpengaruh terhadap tekanan darah ibu rumah tangga di pemukiman pinggiran rek kereta api Jalan Ambengan, Surabaya.
Skripsi
NOVI DWI IRA SURYANI ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
BAB 4 METODE PENELITIAN
4.1 Jenis dan Rancang Bangun Penelitian Ditinjau dari metode pengumpulan data, maka penelitian ini bersifat observasional komparatif yaitu penelitian yang melakukan pengamatan terhadap subjek dengan melihat perbandingan ibu rumah tangga di pemukiman sekitar rel kereta api Jalan Ambengan Surabaya kawasan Kanginan DKA dan Ngaglik DKA dengan di kawasan Ngemplak. Desain studi yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain studi cross sectional yaitu peneliti melakukan pengamatan dan pengukuran dalam jangka waktu tertentu.. 4.2 Populasi Penelitian Populasi pada penelitian ini terdiri dari: 1. Populasi lingkungan yaitu tingkat kebisingan dan getaran di pemukiman pinggiran rel kereta api Jalan Ambengan Surabaya kawasan Kanginan DKA dan Ngaglik DKA dengan di kawasan Ngemplak. 2. Populasi manusia yaitu ibu rumah tangga di pemukiman pinggiran rel kereta api Jalan Ambengan Surabaya kawasan Kanginan DKA dan Ngaglik DKA dengan di kawasan Ngemplak. 4.3 Sampel, Besar Sampel, dan Cara Pengambilan Sampel 4.3.1 Sampel penelitian Sampel pada penelitian ini adalah ibu rumah tangga dengan kriteria inklusi sebagai berikut:
Skripsi
40
43 NOVI DWI IRA SURYANI ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
44
1. Ibu rumah tangga yang selama minimal 8 jam menghabiskan waktu di rumah. 2. Usia minimal 20 tahun. 3. Tinggal dan menetap di pemukiman pinggiran rel kereta api. 4. Tidak mengalami obesitas. 5. Bersedia menjadi responden penelitian. Sampel manusia terdiri dari kelompok studi dan kelompok kontrol. Kelompok studi adalah ibu rumah tangga yang berada di pemukiman pinggiran rel kereta api Jalan Ambengan Surabaya pada radius 5m dari rel kereta api yaitu kawasan Kanginan DKA dan Ngaglik DKA, sedangkan sebagai pembandingnya adalah ibu rumah tangga yang berada di daerah dengan kebisingan dan kereta api kurang padat yaitu ibu rumah tangga di pemukiman pada radius terjauh 3000 meter dari rel kereta api Jalan Ambengan Surabaya yaitu kawasan Ngemplak. Sampel lingkungan yaitu pengukuran kebisingan dan getaran yang masing – masing dilakukan di satu titik didalam rumah responden pada kedua lokasi di kedua kelompok sampel. 4.3.2 Besar sampel Penetapan besar sampel dalam penelitian ini ditetapkan dengan menggunakan rumus perhitungan menurut William G. Cochran
(1977)
sebagai berikut:
n=
Skripsi
NOVI DWI IRA SURYANI ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
45
Keterangan: n = Jumlah sampel N = Jumlah sub populasi t = Koefisien kepercayaan (Kepercayaan 95% = 1,96) d = sampling error = 0,05 p = 50 % = 0,5 q = 1-p = 1-0,5 = 0,5 Sehingga didapatkan besar sampel :
n1 =
n1 =
n2 =
n2 = Berdasarkan hasil perhitungan besar sampel tersebut, diperoleh hasil sampel pada kelompok studi sebesar 29 sampel dan pada kelompok pembanding sebesar 24 sampel. Sehingga didapatkan total sampel pada penelitian ini sebanyak 53 sampel. 4.3.3 Cara pengambilan sampel Pengambilan sampel dilakukan secara cluster. Teknik ini merupakan pengambilan sampel secara acak menurut kelompok. Penentuan kelompok
Skripsi
NOVI DWI IRA SURYANI ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
46
dilakukan secara acak. Pada teknik sampel secara cluster ini, unsur dalam satu kelompok bersifat homogen maupun heterogen. Dalam melakukan pengambilan sampel, dilakukan melalui dua tahap : 1. Dari semua kelompok anggota populasi, diambil beberapa kelompok sampel secara acak sebagai kelompok daerah. 2. Selanjutnya, dari kelompok daerah tersebut ditetapkan individu yang menjadi sampel dalam penelitian. 4.4 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian untuk kelompok studi dilakukan di pemukiman pinggiran rel kereta api Jalan Ambengan Surabaya radius 5 m dari rel kereta api yaitu kawasan Kanginan DKA dan Ngaglik DKA, sedangkan untuk kelompok pembanding dilakukan di daerah pemukiman pinggiran rel kereta api Jalan Ambengan Surabaya radius terjauh (3000) meter dari rel kereta api kawasan Ngemplak. Jadwal pelaksanaan penelitian ini yaitu mulai dari penyusunan proposal sampai penyusunan skripsi yang terlaksana pada bulan Maret sampai dengan Agustus 2015, dengan rincian sebagai berikut : Tabel 4.1 Waktu Pelaksanaan Penelitian di Pemukiman Jalan Ambengan Surabaya, 2015 No
Kegiataan
1. 2.
Persiapan proposal penelitian Studi pustaka dan penelitian pendahuluan Proposal penelitian Ethical clearance Pelaksanaan penelitian dan pengumpulan data
3. 4. 4.
Skripsi
Bulan Ke- Tahun 2015 3 4 5 6
NOVI DWI IRA SURYANI ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
No 5. 6. 7.
Kegiataan Pengolahan data Analisis data Penyusunan skripsi
47
Bulan Ke- Tahun 2015 3 4 5 6
4.5 Variabel, Cara Pengukuran, dan Definisi Operasional 4.5.1 Variabel penelitian Variabel yang diteliti: 1. Variabel Dependent : Tekanan darah 2. Variabel Independent: a. Kebisingan . b. Getaran. c. Faktor individu d. Faktor perilaku e. Faktor pemaparan 4.5.2 Cara Pengukuran Berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 48 tahun 1996 tentang baku tingkat kebisingan, dijelaskan bahwa pengukuran kebisingan dilakukan selama aktifitas 24 jam (LSM) dengan cara pada siang hari tingkat aktifitas yang paling tinggi selama 16 jam (LS) pada selang waktu 06.00 – 22.00 dan aktifitas malam hari selama 8 jam (LM) pada selang 22.00 – 06.00. Setiap pengukuran harus dapat mewakili selang waktu tertentu dengan menetapkan paling sedikit 4 waktu pengukuran pada siang hari dan pada malam hari paling sedikit 3 waktu pengukuran. Sedangkan berdasarkan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 49 tahun 1996 tentang baku mutu tingkat getaran menyebutkan bahwa cara pengukuran dilakukan menggunakan accelerator atau seismometer dan vibration meter atau vibration analyzer dengan cara:
Skripsi
NOVI DWI IRA SURYANI ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
48
1. Getaran untuk Kenyamanan dan Kesehatan a. Alat penangkap getaran dilelakkan pada lantai atau permukaan yang bergetar, dan disambungkanke alat ukur getaran yang
dilengkapi
dengan filter. b. Alat ukur dipasang pada besaran simpangan. Dalam hal alat: tidak dilengkapi dengan fasilitas itu, dapat digunakan konversi besaran. c. Pembacaan dan pencatatan dilakukan untuk setiap frekwensi 4 - 63 Hz atau dengan sapuan oleh alat pencatat getaran. d. Hasil pengukuran sebanyak 13 data
Skripsi
NOVI DWI IRA SURYANI ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
50
4.5.3 Definisi operasional Tabel 4.2 Definisi Operasional Variabel, Cara Pengambilan, dan Skala Data. No Variabel Definisi Operasional Variabel Dependen 1. Tekanan Tekanan darah sistolik dan diastolik darah responden setelah terpapar kebisingan dan getaran. Dikatakan hipertensi ketika tekanan darah sistole >140 mmHg dan diastole >90 mmHg (WHO, 1996). Variabel Independen 2. Kebisingan Bunyi yang tidak diinginkan dari kegiatan yang dalam waktu tertentu dapat menimbulkan gangguan kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan. Baku mutu lingkungan untuk kebisingan adalah 55dB (KepMen LH No.48 tahun 1996). 3. Getaran Gerakan bolak balik suatu massa melalui keadaan seimbang terhadap suatu titik yang pada intensitas tertentu menimbulkan gangguan kesehatan 4.
Umur
Cara Pengukuran
Kategori
Skala Data
Pengukuran langsung menggunakan sphygmomanometer.
1. Normal (<140/<90 mmHg) 2. Tekanan darah tinggi (>140/>90 mmHg) (WHO<1996)
Ordinal
Pengukuran langsung dengan menggunakan Sound Level Meter
1. Kebisingan tinggi ( >55 dB ) 2. Kebisingan rendah ( ≤ 55 dB )
Ordinal
Pengukuran menggunakan analyzer
1. Intensitas tinggi ( ≥ 3,15 Hz) 2. Intensitas rendah ( < 3,15Hz)
Ordinal
1. 20 - 44 tahun 2. ≥ 45 tahun
Ordinal
Lamanya seseorang hidup yang Kuisioner dihitung sejak lahir sampai dilakukannya penelitian yang
langsung vibration
49
Skripsi
ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
NOVI DWI IRA SURYANI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
5.
Riwayat keturunan (genetik)
6.
Riwayat penyakit hipertensi Konsumsi kopi
7. 8.
9.
Konsumsi garam
Lama tinggal
dinyatakan dalam tahun. Adanya garis dalam keluarga yang mempunyai hipertensi dan / atau pernah dinyatakan menderita hipertensi Adanya hasil pemeriksaan medis yang menyatakan menderita sakit hipertensi (TD >140/90 mmHg) Kebiasaan responden untuk mengkonsumsi minuman yang mengandung kafein pada kopi. Kebiasaan responden menggunakan garam dapur yang mengandung natrium setiap hari dalam makanan yang dikonsumsinya
51
Kuisioner
1. Ada 2. Tidak ada
Nominal
Kuisioner
1. Ya 2. Tidak
Nominal
Kuisioner
1. Ya 2. Tidak
Nominal
Kuisioner
1.
Nominal
Lama waktu yang dialami ibu Kuisioner rumah tangga untuk terpajan kebisingan dan getaran kereta api mulai pertama kali tinggal di pemukiman pinggiran rel sampai dilakukannya penelitian.
2.
Konsumsi lebih (>5 gram/hari) Konsumsi cukup (≤5 gram/hari)
1. ≤ 5 tahun 2. > 5 tahun
Ordinal
50
Skripsi
ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
NOVI DWI IRA SURYANI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
5051
4.6 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data 4.6.1 Teknik pengumpulan data Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut 1. Data Primer Setelah responden memahami dan menandatangani lembar persetujuan untuk menjadi responden pada lembar informed concent, maka akan dilakukan pengukuran sebagai berikut: a. Pengukuran langsung mengenai tingkat kebisingan Leq di dalam rumah responden dengan menggunakan alat Sound Level Meter oleh petugas laboratorium Kesehatan dan Keselamatan Kerja FKM Unair Surabaya. b. Pengukuran langsung mengenai tingkat getaran mekanik di dalam rumah responden dengan menggunakan vibration meter oleh petugas laboratorium Kesehatan dan Keselamatan Kerja FKM Unair Surabaya. c. Pengukuran tekanan darah responden selama 5 menit dengan menggunakan sphygnomanometer oleh petugas kesehatan. d. Pengukuran berat badan dan tinggi badan responden selama 5 menit oleh tenaga kesehatan. e. Pengisian kuisioner selama 10 menit kepada responden yang akan dipandu oleh peneliti. 2. Data Sekunder Data sekunder diperoleh dari instansi setempat mengenai volume kereta api yang melintas di jalur kereta api Jalan Ambengan dan data geografis dan demografis Jalan Ambengan, Surabaya.
Skripsi
NOVI DWI IRA SURYANI ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
5152
4.6.2 Instrumen pengumpulan data 1. Data Primer Instrumen pengumpulan data primer meliputi daftar pertanyaan, peralatan pengambilan sampel lingkungan, dan pemeriksaan tekanan darah. 2. Data Sekunder Instrumen pengumpulan data sekunder terdiri dari dokumen, informasi, dan data yang mendukung penelitian. 4.7 Teknik Analisis Data Data yang terkumpul baik data primer maupun sekunder selanjutnya akan diolah dan dianalisis menggunakan uji statistik sebagai berikut: 1. Analisis univariat Analisis deskriptif yang digunakan untuk menjelaskan distribusi frekuensi berdasarkan karakteristik variabel yang diteliti. 2. Analisis bivariat Analisis bivariat untuk mengetahui perbedaan antara kelompok studi dan kontrol dengan menggunakan uji Mann Whitney dan mengetahui pengaruh antar variabel yang diteliti dengan menggunakan uji Chi-Square pada tingkat kepercayaan 95% (α=0,05). 3. Analisis multivariat Untuk mengetahui variabel independen yang paling berpengaruh terhadap tekanan darah dengan menggunakan multiple logistik regression pada tingkat kepercayaan 95% (α=0,05).
Skripsi
NOVI DWI IRA SURYANI ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
BAB 5 HASIL PENELITIAN
5.1 Gambaran Lokasi Penelitian 5.1.1 Pemukiman pinggiran rel kereta api Jalan Ambengan Surabaya Jalur rel kereta api di Jalan Ambengan Surabaya merupakan jalur yang menghubungkan dua stasiun, yaitu Stasiun Surabaya Kota dan Stasiun Gubeng. Jalur ini dilewati oleh kereta api dengan kecepatan rata-rata 50 km/jam. Kepadatan lalu lintas kereta api di jalur kereta api yang menuju arah Surabaya Kota cukup padat. Dalam satu kali 24 jam, tercatat 32 kereta api penumpang kelas ekonomi yang melintas di jalur ini karena hanya digunakan untuk melayani kereta api jarak menengah dan jauh, serta kereta ekonomi jarak dekat yaitu lokal dan komuter. Jalur kereta api di jalan Ambengan ini terbagi menjadi 3 lintasan yang ketiganya masih berfungsi aktif dan berhadapan langsung dengan pemukiman. Di jalan Ambengan terdapat dua kelurahan yang dilewati oleh jalur kereta api ini yaitu Kelurahan Ketabang dan Kelurahan Tambak Sari. Dari kedua Kelurahan tersebut, terdapat 4 RW yang masyarakatnya tinggal dan menetap di pemukiman yang berhadapan langsung dengan rel kereta api. Ke empat RW tersebut berada di Jalan Kanginan DKA (Ketabang) dan Ngaglik DKA (Tambak Sari). Mayoritas warga yang tinggal di pemukiman tersebut menganut agama Islam dan bermata pencaharian sebagai pedagang. Jarak antara pemukiman dengan rel kereta api berkisar antara 3-5 meter yang dibatasi oleh pagar besi dan sebagian pagar tembok dengan ketinggian 1 meter. Masyarakat yang tinggal di
53 Skripsi
NOVI DWI IRA SURYANI ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
54
pinggiran rel jalan Ambengan menempati tanah milik PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi 8 Surabaya.
Sumber: Monografi Kelurahan Ketabang, Surabaya Tahun 2014 Gambar 5.1 Denah Lokasi Penelitian Studi dan Kontrol
Secara demografi, berdasarkan data monografi kelurahan Ketabang (2014) dan kelurahan Tambak Sari (2014) batas wilayah kelurahan Ketabang dan Tambak Sari yang merupakan lokasi penelitian adalah sebagai berikut: Kelurahan Ketabang: Batas Wilayah Sebelah Utara
Skripsi
: Kelurahan Kapasari, Kecamatan Genteng
NOVI DWI IRA SURYANI ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Batas Wilayah Sebelah Timur
55
: Kelurahan Pacar Keling dan Tambak Sari, Kecamatan
Batas Wilayah Sebelah Selatan
: Kelurahan Embong Kaliasin, Kecamatan Genteng
Batas Wilayah Sebelah Barat
: Kelurahan Genteng dan Kelurahan Peneleh, Kecamatan Genteng
Kelurahan Tambak Sari: Batas Wilayah Sebelah Utara
: Kelurahan Kapasari
Batas Wilayah Sebelah Timur
: Kelurahan Ploso
Batas Wilayah Sebelah Selatan
: Kelurahan Pacar Keling
Batas Wilayah Sebelah Barat
: Kelurahan Ketabang
Jumlah penduduk secara keseluruhan Kelurahan Ketabang adalah 8892 orang yang terbagi ke dalam 2776 KK. Dari jumlah penduduk tersebut, yang bermata percaharian sebagai ibu rumah tangga adalah 312 orang. Karakteristik pemukiman di Kelurahan Ketabang adalah satu rumah digunakan lebih dari satu KK dan bangunan merupakan bagunan permanen. Sementara itu, di kelurahan Tambak Sari, jumlah penduduk diwilayah tersebut adalah 22.384 orang yang terbagi ke dalam 6807 KK. Dari julmah penduduk tersebut, yang merupakan ibu rumah tangga adalah 415 orang.
Karakteristik pemukiman di Kelurahan
Ketabang adalah satu rumah digunakan lebih dari satu KK dan bangunan merupakan bagunan permanen.
Skripsi
NOVI DWI IRA SURYANI ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
56
5.2 Tingkat Kebisingan Kereta Api Pengukuran kebisingan pemukiman dilakukan di dua lokasi, yaitu pemukiman pinggiran rel kereta api Jalan Ambengan dengan radius terdekat dari rel (Kanginan DKA dan Ngaglik DKA) dan pemukiman di pinggiran rel kereta api Jalan Ambengan dengan radius paling jauh dari rel (Ngemplak). Pengukuran dilakukan di 4 titik di dalam rumah dan dilakukan sebanyak 7 kali pengukuran. Pengukuran tingkat kebisingan di pemukiman kawasan Kanginan DKA dan Ngaglik DKA merupakan kelompok studi dimana sebagai perbandingan diukur pula tingkat kebisingan pemukiman di kawasan Ngemplak. Pengukuran dilakukan selama 4 hari yaitu tanggal 22 – 23 Mei Mei 2015 (Kanginan DKA dan Ngaglik DKA ) dan 25-26 Mei Mei 2015 (Ngemplak) dengan menggunakan alat Sound Level Meter Merk Kanomax Model 4020 selama 25 menit. Hasil pengukuran intensitas tingkat kebisingan disajikan pada Tabel 5.1. Tabel 5.1 Hasil Pengukuran Tingkat Kebisingan di Daerah Pemukiman Pinggiran Rel Kereta Api Jalan Ambengan Surabaya, Mei 2015.
No 1.
2.
Skripsi
Lokasi Pengukuran Titik 1 Kanginan DKA no. 39
Titik 2 Ngaglik DKA no. 09
Selang Waktu 06.00 – 09.00 09.00 – 11.00 11.00 – 17.00 17.00 – 22.00 22.00 – 24.00 24.00 – 03.00 03.00 – 06.00 06.00 – 09.00 09.00 – 11.00 11.00 – 17.00 17.00 – 22.00 22.00 – 24.00 24.00 – 03.00 03.00 – 06.00
Hasil Pengukuran Jam Leq Pengukuran 07.10 71,88 09.40 62,09 15.00 75,07 20.10 68,37 23.00 70,85 02.30 56,61 04.20 65,69 07.10 71,85 09.40 62,08 15.00 71,81 20.10 71,50 23.00 67,82 02.30 55,47 04.20 70,44
LSM
Rata - rata
71,16 70,73
70,30
NOVI DWI IRA SURYANI ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
3.
Titik 3 (Kontrol) Ngemplak gg 1 No. 14
4.
Titik 4 (Kontrol) Ngemplak gg.2 No. 23
Perhitungan
06.00 – 09.00 09.00 – 11.00 11.00 – 17.00 17.00 – 22.00 22.00 – 24.00 24.00 – 03.00 03.00 – 06.00 06.00 – 09.00 09.00 – 11.00 11.00 – 17.00 17.00 – 22.00 22.00 – 24.00 24.00 – 03.00 03.00 – 06.00
rata-rata
intensitas
08.00 09.30 15.00 20.00 22.35 02.30 05.00 08.00 09.30 15.00 20.00 22.35 02.30 05.00 kebisingan
57
51,02 55,75 55,63 58,90 52,39 48,05 50,03 49,35 57,70 55,50 55,62 53,41 48,03 50,11
55,25
54,57
didapatkan
54,91
dengan
menggunakan rumus kebisingan siang malam (LSM ) (dB (A)) sesuai dengan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No.48 tahun 1996 tentang kebisingan dan didapatkan nilai sebesar 70,73 dB(A) dengan range kebisingan 55,47 dB(A) – 75,07 dB(A). Berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No.48 tahun 1996 tentang kebisingan, baku mutu kebisingan siang malam untuk kawasan pemukiman adalah 55 dB(A) dengan waktu pemaparan selama 24 jam. Sehingga hasil pengukuran LSM sebesar 70,73 dB(A) melebihi baku mutu kebisingan untuk kawasan pemukiman yang telah ditentukan. 5.3 Tingkat Getaran Kereta Api Pengukuran tingkat getaran di pemukiman dilakukan di dua lokasi, yaitu pemukiman pinggiran rel kereta api Jalan Ambengan dengan radius terdekat 3-5 meter dari rel (Kanginan DKA dan Ngaglik DKA) dan pemukiman di pinggiran rel kereta api Jalan Ambengan dengan radius paling jauh 3000 meter dari rel (Ngemplak). Pengukuran dilakukan di 4 titik di dalam rumah dan dilakukan sebanyak 4 kali pengukuran. Pengukuran tingkat getaran di pemukiman kawasan
Skripsi
NOVI DWI IRA SURYANI ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
58
Kanginan DKA dan Ngaglik DKA merupakan kelompok studi dimana sebagai perbandingan diukur pula tingkat kebisingan pemukiman di kawasan Ngemplak. Pengukuran dilakukan selama 4 hari yaitu tanggal 22 – 23 Mei
Mei 2015
(Kanginan DKA dan Ngaglik DKA ) dan 25-26 Mei Mei 2015 (Ngemplak) dengan menggunakan alat Vibration Meter Merk Riovibro vm 63-a tipe pocketable vibration meter selama 15 detik ketika kereta api melintas dengan metode sesaat. Hasil pengukuran intensitas tingkat kebisingan disajikan pada Tabel 5.2. Tabel 5.2 Hasil Pengukuran Tingkat Getaran di Daerah Pemukiman Pinggiran Rel Kereta Api Jalan Ambengan Surabaya, Mei 2015. No 1 2 3 4
Lokasi Pengukuran Titik 1 Kanginan DKA No. 39 Titik 2 Ngaglik DKA No. 09 Titik 3 (Kontrol) Ngaglik gg.1 No. 14 Titik 4 (Kontrol) Ngaglik gg.2 No.23
Percepatan (m/s2)
Frekuensi (Hz)
0,3
2,8
0,4
3,5
0,0
0
0,0
0
Rata-rata
3,15
0,0
Dari hasil perhitungan rata-rata tingkat getaran dipemukiman pinggiran rel Jalan Ambengan Surabaya, didapatkan hasil pengukuran sesaat intensitas getaran sebesar 3,15 Hz dengan rentang frekuensi 2,8 Hz – 3,5 Hz. Berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 49 tahun 1996 tentang getaran, baku tingkat getaran untuk kenyamanan dan kesehatan minimal adalah 4 Hz, sehingga dapat disimpulkan bahwa intensitas getaran tersebut masih di bawah baku tingkat getaran yang telah ditetapkan.
Skripsi
NOVI DWI IRA SURYANI ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
59
5.4 Karakteristik Responden Dalam penelitian ini, karakteristik responden
meliputi umur, tingkat
pendidikan, riwayat penyakit, dan riwayat keturunan (genetik). Pengambilan sampel dilakukan pada ibu rumah tangga yang tinggal menetap di kawasan pemukiman kawasan Kanginan DKA, Ngaglik DKA dan Ngemplak dengan umur minimal 25 tahun, terpapar bising dan getaran kereta api minimal 8 jam di rumah dan tidak mengalami obesitas. Jumlah responden seluruhnya adalah 53 orang. Pengukuran dan pengambilan data dilakukan melalui wawancara dan pengukuran langsung kepada responden meliputi pengukuran tekanan darah, berat badan, dan tinggi badan. 5.4.1 Karakteristik responden menurut umur Berdasarkan hasil penelitian tentang analisis pengaruh tingkat kebisingan dan getaran kereta api pada tekanan ibu rumah tangga di pemukiman pinggiran rel kereta api Jalan Ambengan Surabaya didapatkan distribusi responden menurut umur yang disajikan pada Tabel 5.3. Tabel 5.3 Distribusi Ibu Rumah Tangga Menurut Umur di Daerah Pemukiman Pinggiran Rel Kereta Api Jalan Ambengan Surabaya kawasan Kanginan DKA, Ngaglik DKA dan Ngemplak, Mei 2015 Kelompok Umur <45 tahun ≥45 tahun Total
Kanginan DKA, Ngaglik DKA n % 16 55,2 13 44,8 29 100,0
Ngemplak n 14 10 24
% 58,3 41,7 100,0
Berdasarkan hasil analisis pada Tabel 5.3 diketahui bahwa sebagian besar responden (ibu rumah tangga) yang tinggal dan menetap di kawasan pemukiman lingkungan Kanginan DKA dan Ngaglik DKA berada pada kelompok umur <45
Skripsi
NOVI DWI IRA SURYANI ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
60
tahun sebanyak 16 orang (55,2%). Sedangkan yang berada pada kelompok umur ≥45 tahun sebanyak 13 orang dengan persentase 44,8%. Sementara itu, responden (ibu rumah tangga) yang tinggal dan menetap di kawasan pemukiman Ngemplak sebagian besar berada pada kelompok umur <45 tahun sebanyak 14 orang dengan persentase 58,3% dan yang berada pada kelompok umur ≥ 45 tahun sebanyak 10 orang (41,7%). Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa umur terbanyak responden di kedua lokasi adalah kelompok umur < 45 tahun. 5.4.2 Karakteristik responden menurut tingkat pendidikan Berdasarkan hasil penelitian tentang analisis pengaruh tingkat kebisingan dan getaran kereta api pada tekanan ibu rumah tangga di pemukiman pinggiran rel kereta api Jalan Ambengan Surabaya didapatkan distribusi responden menurut tingkat pendidikan responden yang disajikan pada Tabel 5.4. Tabel 5.4 Distribusi Ibu Rumah Tangga Menurut Tingkat Pendidikan di Daerah Pemukiman Pinggiran Rel Kereta Api Jalan Ambengan Surabaya kawasan Kanginan DKA, Ngaglik DKA dan Ngemplak, Mei 2015 Tingkat Pendidikan Tidak Sekolah SD / Sederajat SMP / Sederajat SMA / Sederajat Perguruan Tinggi Total
Kanginan DKA, Ngaglik DKA n % 2 6,9 10 34,5 5 17,2 12 41,4 0 0,0 29 100,0
Ngemplak n 1 7 5 8 3 24
% 4,2 20,8 18,9 33,3 12,5 100,0
Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa sebagian besar responden ibu rumah tangga di pemukiman pinggiran rel kereta api Kanginan DKA dan Ngaglik DKA mayoritas adalah lulusan SMA/ Sederajat sebanyak 12 orang dengan persentase
Skripsi
41,4%,
lulusan
SD/Sederajat
10
orang
(34,5%),
lulusan
NOVI DWI IRA SURYANI ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
61
SMP/Sederajat sebanyak 5 orang (17,2%), dan tidak sekolah sebanyak 2 orang (6,9%). Sedangkan di pemukiman yang jauh dari rel kereta api yaitu di Jalan Ngemplak mayoritas responden ibu rumah tangga adalah lulusan SMA/Sederajat sebanyak 8 orang dengan persentase 33,3%, lulusan SD/Sederajat 7 orang (20,8%), lulusan SMP/Sederajat 5 orang (18,9%), lulusan Perguruan Tinggi 3 orang (12,5%) dan tidak sekolah sebanyak 1 orang (4,2%). Dari hasil tersebut, terlihat bahwa dari kedua lokasi penelitian sebaran tingkat pendidikan responden ibu rumah tangga terbanyak yaitu lulusan SMA/Sederajat. 5.4.3 Karakteristik responden menurut riwayat keturunan (genetik) Berdasarkan hasil penelitian tentang analisis pengaruh tingkat kebisingan dan getaran kereta api pada tekanan ibu rumah tangga di pemukiman pinggiran rel kereta api Jalan Ambengan Surabaya didapatkan distribusi responden menurut riwayat keturunan (genetik) pada responden yang disajikan pada Tabel 5.5. Tabel 5.5 Distribusi Ibu Rumah Tangga Menurut Riwayat Keturunan Hipertensi di Daerah Pemukiman Pinggiran Rel Kereta Api Jalan Ambengan Surabaya kawasan Kanginan DKA, Ngaglik DKA dan Ngemplak, Mei 2015 Genetik Hipertensi Ada Tidak Ada Total
Kanginan DKA, Ngaglik DKA n % 11 37,9 18 62,1 29 100,0
Ngemplak n 9 15 24
% 37,5 62,5 100,0
Berdasarkan hasil wawancara kepada responden ibu rumah tangga, didapatkan hasil bahwa responden yang berada di pemukiman pinggiran rel kereta api Jalan Kanginan DKA dan Ngaglik DKA yang memiliki keluarga dengan riwayat hipertensi sebanyak 11 orang dengan persentase 37,9% dan 18 orang
Skripsi
NOVI DWI IRA SURYANI ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
62
(62,1%) tidak memiliki keluarga dengan riwayat hipertensi. Sedangkan responden ibu rumah tangga yang tinggal di pemukiman Jalan Ngemplak, sebanyak 9 orang (37,5%) yang memiliki keluarga dengan riwayat hipertensi dan sisanya 15 orang (62,5%) tidak memiliki keluarga dengan riwayat hipertensi. Sehingga, dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa pada kedua kelompok tersebut, sebagian besar tidak memiliki keluarga dengan riwayat hipertensi. 5.4.4 Karakteristik responden menurut riwayat penyakit Berdasarkan hasil penelitian tentang analisis pengaruh tingkat kebisingan dan getaran kereta api pada tekanan ibu rumah tangga di pemukiman pinggiran rel kereta api Jalan Ambengan Surabaya didapatkan distribusi responden menurut riwayat penyakit responden yang disajikan pada Tabel 5.6. Tabel 5.6 Distribusi Responden Menurut Riwayat Hipertensi di Daerah Pemukiman Pinggiran Rel Kereta Api Jalan Ambengan Surabaya kawasan Kanginan DKA, Ngaglik DKA dan Ngemplak, Mei 2015 Riwayat Hipertensi Ya Tidak Total
Kanginan DKA, Ngaglik DKA n % 5 17,2 24 82,8 29 100,0
Ngemplak n 3 21 24
% 12,5 87,5 100,0
Berdasarkan hasil wawancara kepada responden ibu rumah tangga, didapatkan hasil bahwa responden yang berada di pemukiman pinggiran rel kereta api kawasan Kanginan DKA Selatan dan Ngaglik DKA yang memiliki riwayat hipertensi sebanyak 5 orang dengan persentase 17,2%, sedangkan 24 orang (62,1%) tidak memiliki riwayat hipertensi. Sementara itu, responden ibu rumah tangga yang tinggal di pemukiman kawasan Ngemplak yang memiliki riwayat hipertensi sebanyak 9 orang dengan persentase 37,5% dan yang tidak memiliki
Skripsi
NOVI DWI IRA SURYANI ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
63
riwayat hipertensi sebanyak 15 orang (62,5%). Sehingga, dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa pada kedua kelompok tersebut, sebagian besar responden ibu rumah tangga tidak memiliki riwayat hipertensi. 5.4.5 Faktor Perilaku Faktor perilaku yang dianalisis pada penelitian ini yaitu kebiasaan mengkonsumsi kopi dan konsumsi garam per hari. Distribusi responden berdasarkan faktor perilaku tersebut dapat dilihat pada Tabel 5.7. Tabel 5.7 Distribusi Responden Menurut Faktor Perilaku di Daerah Pemukiman Pinggiran Rel Kereta Api Jalan Ambengan Surabaya kawasan Kanginan DKA, Ngaglik DKA dan Ngemplak, Mei 2015
Variabel Konsumsi Kopi Ya Tidak Total Konsumsi Garam < 5 gram/hari > 5gram/hari Total
Kanginan DKA, Ngaglik DKA n %
Ngemplak n
%
11 18 29
37,9 62,1 100,0
4 20 24
16,7 83,3 100,0
22 7 29
75,9 24,1 100,0
14 10 24
58,3 41,7 100,0
Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa sebagian besar responden ibu rumah tangga di kawasan pemukiman pinggiran rel kereta api kawasan Kanginan DKA dan Ngaglik DKA tidak mengkonsumsi kopi yaitu 18 orang (62,1%), sedangkan sisanya 11 orang (37,9%) memiliki kebiasaan mengkonsumsi kopi. Sementara itu, responden ibu rumah tangga yang tinggal di pemukiman kawasan Ngemplak sebagian besar tidak memiliki kebiasaan mengkonsumsi kopi yaitu sebanyak 20 orang (83,3%) dan 4 orang (16,7%) memiliki kebiasaan
Skripsi
NOVI DWI IRA SURYANI ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
64
mengkonsumsi kopi. Dari hasil tersebut terlihat bahwa mayoritas responden di kedua lokasi tidak memiliki kebiasaan mengkonsumsi kopi. Pola konsumsi garam responden ibu rumah tangga yang berada di kawasan pemukiman pinggiran rel kereta api kawasan Kanginan DKA dan Ngaglik DKA yang mengkonsumsi garam <5 gram per hari adalah 22 orang (75,9%) dan yang mengkonsumsi garam >5 gram per hari adalah 7 orang (24,1%). Sementara itu, responden ibu rumah tangga yang tinggal di pemukiman kawasan Ngemplak yang mengkonsumsi garam <5 gram per hari adalah 14 orang (58,3%) dan yang mengkonsumsi garam >5 gram per hari adalah 10 orang (41,7%). Dari hasil tersebut terlihat bahwa mayoritas responden ibu rumah tangga di kedua lokasi penelitian memiliki kebiasaan mengkonsumsi garam <5gram per hari. 5.4.6 Faktor Pemaparan Faktor pemaparan yang dianalisis pada penelitian ini adalah lama tinggal responden di kawasan pemukiman pinggiran rel kereta api Jalan Ambengan Surabaya. Distribusi responden berdasarkan indikator tersebut disajikan dalam Tabel 5.8. Tabel 5.8 Distribusi Responden Menurut Lama Tinggal di Daerah Pemukiman Pinggiran Rel Kereta Api Jalan Ambengan Surabaya kawasan Kanginan DKA, Ngaglik DKA dan Ngemplak, Mei 2015
Lama Tinggal <5 tahun ≥5 tahun Total
Kanginan DKA, Ngaglik DKA n % 2 6,9 27 93,1 29 100,0
Ngemplak n 0 24 24
% 0,0 100,0 100,0
Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa sebagian besar responden ibu rumah tangga di kawasan pemukiman pinggiran rel kereta api kawasan
Skripsi
NOVI DWI IRA SURYANI ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
65
Kanginan DKA dan Ngaglik DKA adalah tinggal dan menetap di perumahan tersebut selama ≥5 tahun yaitu 27 orang (93,1%) dan 2 orang (37,9%) tinggal dan menetap di pemukiman tersebut <5 tahun. Sementara itu, responden ibu rumah tangga yang tinggal di pemukiman kawasan Ngemplak semua responden telah tinggal dan menetap dipemukiman daerah Jalan Ngemplak selama ≥5 tahun. 5.4.7 Tekanan darah responden Berdasarkan hasil penelitian tentang analisis pengaruh tingkat kebisingan dan getaran kereta api pada tekanan ibu rumah tangga di pemukiman pinggiran rel kereta api Jalan Ambengan Surabaya didapatkan distribusi responden menurut status hipertensi yang disajikan pada Tabel 5.9. Tabel 5.9 Distribusi Responden Menurut Status Hipertensi di Daerah Pemukiman Pinggiran Rel Kereta Api Jalan Ambengan Surabaya kawasan Kanginan DKA, Ngaglik DKA dan Ngemplak, Mei 2015 Status Hipertensi Normal Hipertensi Total
Kanginan DKA, Ngaglik DKA n % 10 34,5 19 65,5 29 100,0
Ngemplak n 15 9 24
% 62,5 37,5 100,0
Berdasarkan hasil pengukuran tekanan darah kepada responden ibu rumah tangga, didapatkan hasil bahwa mayoritas responden yang berada di pemukiman pinggiran rel kereta api kawasan Kanginan DKA dan Ngaglik DKA adalah hipertensi sebanyak 19 orang (65,5%). Sementara itu, responden ibu rumah tangga yang tinggal di pemukiman kawasan Ngemplak mayoritas adalah normal sebanyak 15 orang (62,5%).
Skripsi
NOVI DWI IRA SURYANI ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
5.5
66
Perbedaaan Tekanan Darah Ibu Rumah Tangga Perbedaan hasil pengukuran tekanan darah responden ibu rumah tangga di
pemukiman kawasan Kanginan DKA dan Ngaglik DKA dengan responden ibu rumah tangga di pemukiman kawasan Ngemplak Dapat dilihat pada Tabel 5.10. Tabel 5.10 Perbedaan Hasil Pengukuran Tekanan Darah Responden Ibu Rumah Tangga di pemukiman kawasan Kanginan DKA dan Ngaglik DKA dengan di kawasan Ngemplak, Mei 2015 Tekanan Darah Normal Hipertensi Total
Kanginan DKA, Ngaglik DKA n % 10 34,5 19 65,5 29 100,0
Ngemplak n 15 9 24
% 62,5 37,5 100,0
p-value 0,044
Berdasarkan Tabel 5.10 dapat dilihat bahwa responden ibu rumah tangga di pemukiman kawasan Kanginan DKA dan Ngaglik DKA yang memiliki hipertensi sebanyak 19 orang (65,5%). Sedangkan di kawasan Ngemplak, ibu rumah tangga yang memiliki hipertensi sebanyak 9 orang (37,5%). Berdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakan metode analisis Mann-Whitney test didapatkan nilai p-value (0,044) < 0,05. Artinya, terdapat perbedaan tekanan darah antara ibu rumah tangga yang tinggal di pemukiman pinggiran rel kereta api kawasan Kanginan DKA dan Ngaglik DKA dengan ibu rumah tangga yang tinggal di pemukiman kawasan Ngemplak. 5.6
Pengaruh Tingkat Kebisingan Kereta Api terhadap Tekanan Darah Ibu Rumah Tangga Pengaruh antara tingkat kebisingan dengan tekanan darah responden dapat
dilihat pada Tabel 5.11.
Skripsi
NOVI DWI IRA SURYANI ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
67
Tabel 5.11 Distribusi Tingkat Kebisingan Menurut Tekanan Darah Responden Ibu Rumah Tangga di pemukiman kawasan Kanginan DKA dan Ngaglik DKA dengan di kawasan Ngemplak, Mei 2015
Tingkat Bising Bising Tinggi Bising Rendah Total
Tekanan Darah Hipertensi Normal n % n % 23 69,7 10 30,3 5 25,0 15 75,0 28 52,8 25 47,2
Total n 33 20 53
p-value
% 100,0 100,0 100,0
0,004
Berdasarkan Tabel 5.11 dapat dilihat bahwa pada intensitas kebisingan tinggi (>55dB A) yang memiliki tekanan darah tinggi sebanyak 23 orang dengan persentase 69,7%. Sedangkan untuk daerah dengan intensitas bising rendah (<55dB A) yang memiliki tekanan darah tinggi sebesar 5 orang (25,0%). Berdasarkan hasil uji statistik Chi-Square, didapatkan nilai p-value < 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada tingkat kepercayaan 95% (α=0,05), terdapat perbedaan proporsi antara tingkat kebisingan dengan tekanan darah (signifikan). Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa tingkat kebisingan berpengaruh terhadap tekanan darah ibu rumah tangga, sebab dari hasil pengukuran tingkat kebisingan di pemukiman didapatkan hasil bahwa tingkat kebisingan melebihi baku tingkat kebisingan yang diperkenankan untuk kawasan pemukiman. 5.7
Pengaruh Tingkat Getaran Kereta Api terhadap Tekanan Darah Ibu Rumah Tangga Pengaruh antara tingkat getaran kereta api dengan tekanan darah
responden dapat dilihat pada Tabel 5.12.
Skripsi
NOVI DWI IRA SURYANI ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
68
Tabel 5.12 Distribusi Tingkat Getaran Menurut Tekanan Darah Responden Ibu Rumah Tangga di pemukiman kawasan Kanginan DKA dan Ngaglik DKA dengan di kawasan Ngemplak, Mei 2015 Tingkat Getaran Getaran Tinggi Getaran Rendah Total
Tekanan Darah Hipertensi Normal n % n % 12 63,2 7 36,8 16 47,1 18 52,9 28 52,8 25 47,2
Total n 19 35 53
% 100,0 100,0 100,0
p-value
0,401
Berdasarkan Tabel 5.12 dapat dilihat bahwa pada intensitas getaran tinggi yang memiliki tekanan darah tinggi sebanyak 12 orang dengan persentase 63,2%. Sedangkan untuk daerah dengan intensitas getaran rendah yang memiliki tekanan darah tinggi sebesar 16 orang (47,1%). Berdasarkan hasil Chi-Square, didapatkan nilai p-value > 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada tingkat kepercayaan 95% (α=0,05), tidak terdapat perbedaan proporsi antara tingkat getaran dengan tekanan darah (tidak signifikan). Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa tingkat getaran tidak berpengaruh terhadap tekanan darah ibu rumah tangga, sebab hasil pengukuran tingkat getaran menunjukkan bahwa tingkat getaran masih berada pada rentang aman untuk menyebabkan gangguan kesehatan dan kenyamanan. 5.8
Faktor Lain yang Berpengaruh terhadap Tekanan Darah Ibu Rumah Tangga
5.8.1
Pengaruh umur dengan tekanan darah Pengaruh antara umur responden dengan tekanan darah responden dapat
dilihat pada Tabel 5.13.
Skripsi
NOVI DWI IRA SURYANI ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
69
Tabel 5.13 Distribusi Kelompok Umur Menurut Tekanan Darah Responden Ibu Rumah Tangga di pemukiman kawasan Kanginan DKA dan Ngaglik DKA dengan di kawasan Ngemplak, Mei 2015 Kelompok Umur < 45 tahun ≥ 45 tahun Total
Tekanan Darah Hipertensi Normal n % n % 11 36,7 19 63,3 16 73,9 6 26,1 28 52,8 25 47,2
Total n 30 23 53
p-value
% 100,0 100,0 100,0
0,016
Berdasarkan Tabel 5.13 dapat dilihat bahwa kelompok umur <45 tahun yang memiliki tekanan darah tinggi sebanyak 11 orang (36,7%). Sedangkan pada kelompok umur ≥ 45 tahun yang memiliki tekanan darah tinggi sebesar 17 orang (73,9%). Berdasarkan hasil uji statistik Chi-Square, didapatkan nilai p(0,016) > 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada tingkat kepercayaan 95% (α=0,05), terdapat perbedaan proporsi antara umur dengan tekanan darah (signifikan). Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa umur ibu rumah tangga berpengaruh terhadap tekanan darah. Sebab, umur merupakan salah satu faktor risiko terjadinya hipertensi yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah. 5.8.2
Pengaruh riwayat keturunan hipertensi terhadap tekanan darah Pengaruh antara riwayat keturunan hipertensi terhadap tekanan darah
responden dapat dilihat pada Tabel 5.14. Tabel 5.14 Distribusi Riwayat Keturunan Hipertensi Menurut Tekanan Darah Responden Ibu Rumah Tangga di pemukiman kawasan Kanginan DKA dan Ngaglik DKA dengan di kawasan Ngemplak, Mei 2015 Riwayat Keturunan Hipertensi
Skripsi
Tekanan Darah Hipertensi Normal n % n %
Total n
p-value %
NOVI DWI IRA SURYANI ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Ada Tidak Ada Total
9 19 28
45,0 57,6 52,8
11 14 25
55,0 47,2 47,2
70
20 33 53
100,0 100,0 100,0
0,545
Berdasarkan Tabel 5.14 dapat dilihat bahwa pada kelompok yang mempunyai riwayat keturunan hipertensi,
pada saat dilakukan pengukuran
tekanan darah yang memiliki tekanan darah tinggi sebanyak 9 orang (45,0%). Sedangkan pada kelompok yang tidak mempunyai riwayat keturunan hipertensi, pada saat dilakukan pengukuran tekanan darah yang memiliki tekanan darah tinggi sebesar 19 orang (57,6%).
Berdasarkan hasil uji statistik Chi-Square,
didapatkan nilai p > 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa riwayat keturunan hipertensi tidak berpengaruh pada tekanan darah ibu rumah tangga. Seseorang dengan riwayat hipertensi dalam keturunan keluarganya, memiliki risiko besar untuk terkena hipertensi. Namun, dalam penelitian ini, responden sebagian besar tidak memiliki keluarga dengan riwayat hipertensi. Sehingga hasil penelitian menunjukkan bahwa riwayat hipertensi dalam keluarga tidak berpengaruh terhadap tekanan darah. 5.8.3
Pengaruh konsumsi kopi terhadap tekanan darah Pengaruh antara konsumsi kopi terhadap tekanan darah responden dapat
dilihat pada Tabel 5.15. Tabel 5.15 Distribusi Konsumsi Kopi Menurut Tekanan Darah Responden Ibu Rumah Tangga di pemukiman kawasan Kanginan DKA dan Ngaglik DKA dengan di kawasan Ngemplak, Mei 2015
Konsumsi Kopi Ya Tidak
Skripsi
Tekanan Darah Hipertensi Normal n % n % 10 62,5 6 37,5 18 48,6 19 51,4
Total n 16 38
% 100,0 100,0
p-value 0,530
NOVI DWI IRA SURYANI ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Total
28
52,8
25
47,2
71
53
100,0
Berdasarkan Tabel 5.15 dapat dilihat bahwa pada kelompok yang mempunyai kebiasaan mengkonsumsi kopi, yang memiliki tekanan darah tinggi sebanyak 10 orang (62,5%). Sedangkan pada kelompok yang tidak mempunyai kebiasaan mengkonsumsi kopi, yang memiliki tekanan darah tinggi sebesar 18 orang (51,4%). Berdasarkan hasil uji statistik Chi-Square, didapatkan nilai p > 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa konsumsi kopi tidak berpengaruh terhadap tekanan darah ibu rumah tangga. Salah satu sebab tidak berpengaruhnya konsumsi kopi karena ibu rumah tangga yang menjadi responden jarang mengkonsumsi kopi setiap hari. 5.8.4
Pengaruh konsumsi garam per hari terhadap tekanan darah Pengaruh antara konsumsi garam per hari dengan tekanan darah responden
dapat dilihat pada Tabel 5.16. Tabel 5.16 Distribusi Konsumsi Garam/hari Menurut Tekanan Darah Responden Ibu Rumah Tangga di pemukiman kawasan Kanginan DKA dan Ngaglik DKA dengan di kawasan Ngemplak, Mei 2015 Konsumsi Garam/hari < 5 gram/hari ≥ 5 gram/hari Total
Tekanan Darah Hipertensi Normal n % N % 19 52,8 17 47,2 9 52,9 8 47,1 28 52,8 25 47,2
Total n 36 17 53
% 100,0 100,0 100,0
p-value
1,000
Berdasarkan Tabel 5.16 dapat dilihat bahwa pada kelompok yang mempunyai kebiasaan mengkonsumsi garam < 5 gram/hari (1sdt), yang memiliki tekanan darah tinggi sebanyak 19 orang (52,8%). Sedangkan pada kelompok yang mempunyai kebiasaan mengkonsumsi garam ≥ 5 gram/hari ( >1sdt), yang
Skripsi
NOVI DWI IRA SURYANI ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
72
memiliki tekanan darah tinggi sebesar 9 orang (52,9%). Berdasarkan hasil uji statistik Chi-Square, didapatkan nilai p > 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa konsumsi garam per hari tidak berpengaruh terhadap tekanan darah. Konsumsi garam akan berpengaruh pada tekanan darah apabila dikonsumsi dalam jumlah besar setiap harinya (>5 gram/hari). 5.8.5 Pengaruh lama tinggal dengan tekanan darah Pengaruh antara lama tinggal dengan tekanan darah responden dapat dilihat pada Tabel 5.17. Tabel 5.17 Distribusi Lama Tinggal Menurut Tekanan Darah Responden Ibu Rumah Tangga di pemukiman kawasan Kanginan DKA dan Ngaglik DKA dengan di kawasan Ngemplak, Mei 2015
Lama Tinggal < 5 tahun ≥ 5 tahun Total
Tekanan Darah Hipertensi Normal n % n % 1 50,0 1 50,0 27 52,9 24 47,1 28 52,8 25 47,2
Total n 2 51 53
% 100,0 100,0 100,0
p-value
1,000
Berdasarkan Tabel 5.17 dapat dilihat bahwa pada kelompok yang tinggal <5 tahun di pemukiman pinggiran rel yang memiliki tekanan darah tinggi sebanyak 1 orang (50,0%).
Sedangkan pada kelompok yang tinggal ≥ 5 tahun di pemukiman
pinggiran rel yang memiliki tekanan darah tinggi sebesar 27 orang (52,9%). Berdasarkan hasil uji statistik Chi-Square, didapatkan nilai p > 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa lama tinggal tidak berpengaruh terhadap tekanan darah. Lama tinggal seseorang menentukan seberapa lama seseorang tersebut terpapar oleh kebisingan dan getaran akibat dari lalu lintas kereta api. Dalam penelitian ini,
Skripsi
NOVI DWI IRA SURYANI ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
73
tidak berpengaruhnya lama tinggal disebabkan karena kurang heterogennya distribusi responden menurut lama tinggal.
5.9
Faktor yang Paling Berpengaruh Terhadap Tekanan Darah Ibu Rumah Tangga Untuk mengetahui pengaruh variabel independen meliputi tingkat
kebisingan, tingkat getaran, faktor individu, dan faktor pemaparan terhadap variabel dependen yaitu tekanan darah, sebelumnya telah dilakukan seleksi kandidat multivariat dengan menggunakan uji bivariat. Variabel yang masuk ke dalam kandidat multivariat ditentukan dengan melihat variabel yang memiliki nilai p <0,25. Dari hasil
uji bivariat dengan menggunakan Chi – Square
didapatkan nilai p yang disajikan pada tabel 5.18. Tabel 5.18 Hasil Analisis Bivariat Pengaruh Tingkat Kebisingan, Tingkat Getaran, Faktor Individu dan Faktor Pemaparan terhadap Tekanan Darah Responden Ibu Rumah Tangga di pemukiman kawasan Kanginan DKA dan Ngaglik DKA dengan di kawasan Ngemplak, Mei 2015 Variabel Independen TingkatKebisingan Tingkat Getaran Umur Riwayat Keturunan Konsumsi Kopi Konsumsi Garam Lama Tinggal
n
p-value
53 53 53 53 53 53 53
0,004* 0,401 0,016* 0,545 0,530 1,000 1,000
*= variabel sebagai kandidat multivariat
Berdasarkan Tabel 5.18, dapat dilihat bahwa dari variabel independen yang terdiri dari tingkat kebisingan, tingkat getaran, umur, riwayat genetik hipertensi,
Skripsi
NOVI DWI IRA SURYANI ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
74
konsumsi kopi, konsumsi garam, dan lama tinggal, yang memiliki nilai p <0,25 yaitu tingkat kebisingan (0,004) dan umur (0,016). Sehingga kedua variabel tersebut masuk kedalam kandidat multivariat untuk selanjutnya dilakukan multipel regresi logistik berganda. Hasil multipel regresi logistik berganda antara kedua variabel independen tersebut dengan tekanan darah responden ibu rumah tangga dapat dilihat pada Tabel 5.19. Tabel 5.19 Hasil Analisis Multipel Regresi Logistik Ganda Pengaruh Tingkat Kebisingan dan Umur terhadap Tekanan Darah Responden Ibu Rumah Tangga di pemukiman kawasan Kanginan DKA dan Ngaglik DKA dengan di kawasan Ngemplak, Mei 2015 Variabel Independen Tingkat Kebisingan Umur
B -1,896 1,758
p-value 0,001 0,003
Exp. B 0,150 5,800
Cl. 95% 0,048 – 0,466 1,835 – 18,330
Berdasarkan Tabel 5.19 tentang hasil akhir multipel regresi logistik berganda dengan metode backward dapat dilihat bahwa dari dua variabel independen yaitu tingkat kebisingan dan umur keduanya memiliki nilai p < 0,05. Namun, dari kedua variabel tersebut yang memiliki nilai signifikansi paling kecil adalah tingkat kebisingan (0,001). Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel yang paling berpengaruh signifikan terhadap tekanan darah adalah tingkat kebisingan kereta api.
Skripsi
NOVI DWI IRA SURYANI ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
BAB 6 PEMBAHASAN
6.1
Tingkat Kebisingan Kereta Api Kebisingan adalah suara yang tidak diinginkan sehingga mengganggu dan
membahayakan kesehatan. Berdasarkan hasil penelitian tentang analisis tingkat kebisingan dan getaran kereta api dengan tekanan darah ibu rumah tangga di pemukiman pinggiran rel kereta api Jalan Ambengan Surabaya, didapatkan hasil pengukuran tingkat kebisingan di pemukiman kawasan Kanginan DKA dan Ngaglik DKA LSM sebesar 70,73 dB (A) yang diukur selama 7 kali pengukuran yang mewakili pengukuran selama 24 jam sesuai Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No.48 tahun 1996 tentang kebisingan. Apabila dibandingkan dengan baku mutu lingkungan untuk kawasan pemukiman pada KepMenLH nomor 48 tahun 1996 yaitu 55 dB(A), maka hasil tersebut jauh di atas baku mutu yang telah ditetapkan. Sementara itu, tingkat kebisingan yang juga dilakukan pengukuran di pemukiman
kawasan
Ngemplak
sebagai
pembanding,
didapatkan
hasil
pengukuran bising LSM sebesar 54,91 dB (A). Apabila dibandingkan dengan baku mutu lingkungan 55 dB (A), maka nilai tersebut berada dalam rentang baku mutu kebisingan yang ditetapkan untuk kawasan pemukiman. Hasil pengukuran tingkat kebisingan kereta api yang dilakukan di pemukiman pinggiran rel kereta api dengan jarak 3-5 meter dari rel kereta api menunjukkan hasil yang signifikan. Dengan volume kereta api penumpang yang melintasi jalur rel kereta api Jalan Ambengan yang cukup padat yaitu sebanyak 32 75 Skripsi
NOVI DWI IRA SURYANI ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
76
kereta api jenis ekonomi selama 24 jam, hasil kebisingan tersebut dikatakan signifikan. Hal ini diperkuat oleh penelitian kebisingan lalu lintas di Kota Tokat Turki yang menjelaskan bahwa tingginya tingkat kebisingan disebabkan oleh padatnya lalu lintas (Ozer, et al., 2009). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Kryter (1996), tingkat kebisingan untuk jalur kereta api mencapai 90 dB. Menurut Rusli (2008), tingkat kebisingan untuk area pemukiman pinggiran rel kereta api yang diukur pada jarak <11 meter didapatkan rata – rata kebisingan 100,45 dB (A) dan untuk pengukuran dengan jarak >11 meter didapatkan rata – rata kebisingan 84,38 dB (A). Tingginya tingkat kebisingan yang diterima oleh masyarakat yang tinggal di pinggiran rel kereta api jalan Ambengan Surabaya ini salah satunya di sebabkan oleh dekatnya jarak pemukiman dengan rel kereta api. Undang – Undang No. 23 Tahun 2012 tentang perkeretaapian dalam pasal 178 dan 179 menyebutkan bahwa setiap orang dilarang membangun gedung, membuat tembok, pagar, tanggul, bangunan lainnya, menanam jenis pohon yang tinggi, atau menempatkan barang pada jalur kereta api yang dapat mengganggu pandangan bebas dan membahayakan keselamatan perjalanan kereta api (178). Setiap orang dilarang melakukan kegiatan, baik langsung maupun tidak langsung, yang dapat mengakibatkan terjadinya pergeseran tanah di jalur kereta api sehingga mengganggu atau membahayakan perjalanan kereta api (179). Selain itu, PP RI No. 56 Tahun 2009 tentang penyelenggaraan perkeretaapian dalam pasal 58 ayat (1) juga menyebutkan bahwa batas ruang milik jalur kereta api untuk jalan rel yang terletak pada permukaan tanah diukur dari batas paling luar sisi kiri
Skripsi
NOVI DWI IRA SURYANI ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
77
dan kanan ruang manfaat jalur kereta api, yang lebarnya paling sedikit 6 (enam) meter. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi paparan kebisingan adalah dengan pembangunan barrier. Barrier yang berfungsi untuk mengurangi bising dengan sifat menyerap bising adalah barrier yang terbuat dari tembok yang dengan ketebalan tertentu dapat menyerab kebisingan dengan intensitas tertentu pula (Mayangsari, 2011). Namun, dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 19 Tahun 2011 tentang persyaratan teknis jalan dan kriteria perencanaan teknis jalan menyebutkan bahwa fungsi dari barrier adalah sebagai pagar pengaman dari bahaya lalu lintas di jalan raya. Sementara itu, untuk kawasan rel kereta api, penetapan batas pagar pengaman harus menggunakan pagar dengan bahan yang bersifat lentur (guardrail). 6.2
Tingkat Getaran Kereta Api Getaran kereta api adalah getaran yang ditimbulkan oleh adanya pergerakan
antara roda dan rel kereta api sehingga berpengaruh pada kesehatan dan kenyamanan. Berdasarkan hasil penelitian tentang analisis tingkat kebisingan dan getaran kereta api dengan tekanan darah ibu rumah tangga di pemukiman pinggiran rel kereta api Jalan Ambengan Surabaya, didapatkan hasil pengukuran tingkat getaran di pemukiman kawasan Kanginan DKA dan Ngaglik DKA dengan rata-rata getaran 3,15 Hz yang diukur selama 7 kali pengukuran ketika kereta api melintas. Apabila dibandingkan dengan baku mutu lingkungan untuk tingkat getaran minimal yang dapat menyebabkan gangguan pada kesehatan dan kenyamanan pada PerMenLH nomor 49 tahun 1996 yaitu 4 Hz, maka hasil
Skripsi
NOVI DWI IRA SURYANI ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
78
tersebut dibawah baku mutu minimal yang telah ditetapkan. Sementara itu, tingkat getaran yang juga dilakukan pengukuran di pemukiman kawasan Ngemplak sebagai pembanding, didapatkan hasil 0,0 Hz. Artinya, tidak ada getaran yang tertangkap di pemukiman kawasan Ngemplak yang berada pada jarak 3000 meter dari rel kereta api. Dari hasil pengukuran di kedua lokasi tersebut, dapat disimpulkan bahwa semakin dekat lokasi pemukiman dengan sumber getaran, maka intensitas getaran yang dirasakan akan semakin tinggi. Semakin tinggi intensitas getaran yang diterima, maka semakin tinggi potensi gangguan kesehatan yang ditimbulkan. Suma‟mur (1993) menjelaskan bakwa efek yang ditimbukan oleh getaran terhadap tubuh tergantung pada jaringan dan resonansi, dada dan perut beresonansi pada frekuensi 3-9 Hz, leher, kepala, pinggul, dan tulang beresonansi pada frekuensi 10 Hz, pharynx pada frekuensi 13-15 Hz, peredaran darah pada frekuensi 6-10 Hz, mata pada frekuensi >4 Hz, dan koklea padafrekuensi 16 Hz. 6.3
Pengaruh Tingkat Kebisingan Kereta Api dengan Tekanan Darah Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kebisingan rata-rata lalu lintas
kereta api di pemukiman pinggiran rel kereta api Jalan Ambengan Surabaya kawasan Kanginan DKA dan Ngaglik DKA mencapai 70,73 dB (A) dengan kondisi lalu lintas yang cukup padat. Sedangkan pengukuran yang dilakukan di pemukiman kawasan Ngemplak dengan kondisi tidak ada jalur kereta api dan sumber bising mesin yang lain didapatkan tingkat kebisingan sebesar 54,91 dB (A). Berdasarkan hasil penelitian, ketahui bahwa terdapat pengaruh yang
Skripsi
NOVI DWI IRA SURYANI ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
79
signifikan antara tingkat kebisingan lalu lintas kereta api dengan tekanan darah ibu rumah tangga (p value 0,004) yang terpapar selama > 8 jam per hari. Beberapa penelitian sebelumnya pada tempat dan lokasi yang berbeda menunjukkan hasil yang serupa dengan penelitian ini. Penelitian yang dilakukan oleh Rusli (2008) menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara intensitas kebisingan dengan peningkatan tekanan darah sistolik (p value 0,001) dan diastolik (p value 0,031). Selain itu, Stephen et al. (2003) juga menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara paparan kebisingan dengan penaikan tekanan darah. Penelitian serupa lainnya oleh Sinaga et al. (2013) tentang menunjukkan bahwa terdapat hubungan antatara intensitas kebisingan dengan peningkatan tekanan darah (p value 0,025). Montotalu, et al. (2014) mengemukakan hasil penelitiannya tentang hubungan kebisingan terhadap tekanan darah pada pekerja lapangan PT Gapura Angkasa di bandar udara Sam Ratulangi, Manado menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang dignifikan antara intensitas kebisingan dengan tekanan darah sistolik (p value 0,032) dan tekanan darah diastolik (p-value 0,018). Hal serupa juga diutarakan dalam penelitian Addina (2015) tentang pengaruh intensitas kebisingan dengan peningkatan tekanan darah dan gangguan pendengaran pada tukang becak di sekitar Terminal Purabaya, Surabaya yang menunjukkan hasil bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara intensitas kebisingan dengan peningkatan tekanan darah pada tukang becak. Intensitas kebisingan merupakan faktor risiko dari kejadian hipertensi (Gobel, 2013). Kebisingan direspon oleh otak sebagai ancaman atau stress yang kemudian mempengaruhi sistem daraf
Skripsi
NOVI DWI IRA SURYANI ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
80
untuk meningkatkan denyut jantung yang berujung pada peningkatan tekanan darah. Peningkatan tekanan darah yang terjadi secara terus menerus ini akan menyebabkan terjadinya hipertensi. Secara teori, dari sudut fisologi pengaruh bising pada non auditory terjadi melalui 3 tahap, yaitu: (Mulyono,1996 dalam Nurdiansyah, 2012) 1. Terjadi ketegangan otot sebagai reaksi terhadap kebisingan yang muncul secara tiba – tiba yang dikendalikan oleh saraf motorik. 2. Ketegangan otot tersebut diikuti dengan terjadinya perubahan detak jantung, volume pernapasan, penyempitan pembuluh darah dan sekresi lain yang dikendalikan oleh sistem saraf otonom. 3. Efek yang terjadi melalui aktivitas hormon yang sebagian besar dikendalikan oleh plutary adrenal axis. Intensitas kebisingan yang mencapai 60 dB(A) dapat meningkatkan kadar hormon stress seperti epinerin, non-epinerin, dan kortisol tubuh yang mengakibatkan terjadinya perubahan irama jantung dan tekanan darah. Bising yang terus menerus diterima oleh seseorang akan mengakibatkan terjadinya gangguan proses fisiologi jaringan otot dalam tubuh dan memicu emosi yang stabil. Ketidak stabilan emosi tersebut nantinya dapat memacu kerja jantung lebih keras untuk memompa darah ke seluruh tubuh dalam waktu yang lama, akibatnya tekanan darah akan naik dan menyebabkan hipertensi (Tambunan, 2005). 6.4
Pengaruh Getaran Kereta Api dengan Tekanan Darah Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil pengukuran getaran yang
dilakukan di pemukiman pinggiran rel kereta api kawasan Kanginan DKA dan
Skripsi
NOVI DWI IRA SURYANI ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
81
Ngaslik DKA didapatkan rata – rata getaran yang tertangkap pada frekuensi 3,15 Hz dengan kepadatan lalu lintas kereta api yang cukup padat. Sementara itu, di pemukiman kawasan Ngemplak dengan kondisi tidak ada sumber paparan getaran, frekuensi getaran yang tertangkap adalah 0,0 Hz. Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa tidak terdapat pengaruh antara tingkat getaran dengan tekanan darah ibu rumah tangga. Hasil ini sejalan dengan KepMenLH No.49 tahun1996 tentang kebisingan yang menjelaskan bahwa frekuensi getaran minimal yang dapat menyebabkan gangguan pada kesehatan dan kenyamanan adalah 4Hz. Penelitian serupa yang dilakukan oleh Rusli (2008), menunjukkan hasil bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara tingkat getaran dengan peningtan tekanan darah sistolik maupun diastolik. Namun, pada penelitian tersebut diukur tingkat getaran pada frekuensi 63 Hz. Sehingga didapatkan hasil adanya pengaruh yang signifikan. Secara teori, Siswanto (1991), respon fisiologis terhadap getaran seluruh tubuh pada tingkat pemaparan yang masih bisa ditolerir oleh tubuh manusia adalah sebagai berikut: 7. Denyut jantung meningkat 10-15 denyut per menit pada kondisi eksperimen yang normal, tanpa memperhatikan frekuensi dan denyut jantung akan pulih pada pemajanan yang berkelanjutan. 8. Tekanan darah meningkat pada frekuensi 5 Hz dan menurun pada frekuensi 10-20 Hz. 9. Tidal volume meningkat pada semua frekuensi, namun kenaikan maksimum terjadi pada frekuensi 5-7 Hz di mana pada frekuensi ini paru akan menurun dan ocsigen uptake akan meningkat.
Skripsi
NOVI DWI IRA SURYANI ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
82
10. Hiperventilasi dan respiratory rate akan meningkat dan besarnya peningkatan tersebut ditentukan oleh intensitas getaran yang terpapar. 11. Belum atau tidak terdapat bukti yang jelas tentang efek getaran pada ginjal, darah, dan kelenjar endokrin pada tingkat pemaparan yang sedang. 12. Getaran seluruh tubuh dapat mempengaruhi keseimbangan seseorang (man equilibrium ability). Hal ini terjadi ketika paparan sangat tinggi dalam waktu lama dan sangat dipengaruhi oleh kerentanan individu. Berdasarkan teori tersebut, maka hasil penelitian ini yang menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara tingkat getaran dengan tekanan darah ibu rumah tangga adalah sesuai. Dimana tingkat getaran akan menyebabkan gangguan pada tekanan darah pada frekuensi diatas 5 Hz. Pada frekuensi 3-7 Hz efek secara fisiologis yang ditimbulkan berupa kesulitan bernafas dan rasa sakit di perut pada frekuensi 4-14 Hz (Rengkung, 2012). 6.5
Faktor Lain yang Berpengaruh terhadap Tekanan Darah Beberapa faktor lain yang berpengaruh dengan peningkatan tekanan darah
pada ibu rumah tangga adalah sebagai berikut: 6.5.1 Pengaruh faktor individu dengan tekanan darah Beberapa variabel yang merupakan faktor individu yang berpengaruh terhadap tekanan darah pada ibu rumah tangga yaitu sebagai berikut: 1. Umur Berdasarkan hasil penelitian didapatkan hasil bahwa distribusi karakteristik responden menurut kelompok umur menunjukkan bahwa umur memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tekanan darah. Diperolehnya hasil yang signifikan
Skripsi
NOVI DWI IRA SURYANI ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
83
karena responden pada penelitian ini yang mengalami hipertensi mayoritas adalah ibu rumah tangga yang berada pada kelompok umur ≥45 tahun. Pada wanita, risiko mengalami hipertensi akan meningkat sejalan dengan meningkatnya usia dimana berisiko pada usia menopause (>45 tahun) (WHO, 2012). Namun beberapa penelitian lain menyebutkan bahwa tidak terdapat pengaruh antara umur dengan tekanan darah. Addina (2015) menyatakan bahwa dalam penelitiannya tentang hubungan tingkat kebisingan lalu lintas dengan kenaikan tekanan darah dan penurunan fungsi pendengaran dengan responden tukang becak, umur tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap perubahan tekanan darah tukang becak. Selain itu, hasil ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Sinaga e. al. (2013) yang menyatakan bahwa dari hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara usia dengan adanya peningkatan tekanan darah pada operator di pabrik amonia IB PT. PUSRI Palembang (p value = 1,000). Umur memang merupakan salah satu faktor intrinsik yang menyebabkan terjadinya hipertensi pada seseorang. Secara umum, tekanan darah akan mudah meningkat pada usia lebih dari 40 tahun karena pada usia ini sistem sirkulasi darah akan sering terganggu karena pembuluh darah mengalami penyumbatan. Akibatnya dinding pembuluh darah menjadi lebih keras dan tebal sehingga elastisitas pembuluh darah akan berkurang dan menyebabkan naiknya tekanan darah pada seseorang. Teori ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mardin (2011) dalam Sinaga, et al. (2013) menyebutkan bahwa peningkatan tekanan darah lebih rentan dialami oleh seseorang oada usia 40-45 tahun. Pada
Skripsi
NOVI DWI IRA SURYANI ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
84
usia 40-45 tahun seseorang memiliki risiko 3,36 kali lebih besar untuk mengalami hipertensi dibandingkan dengan seseorang yang berusia 25-39 tahun. 2. Riwayat Keturunan Hipertensi Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara riwayat keturunan hipertensi dengan tekanan darah. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Gobel (2013) tentang faktor risiko kejadian hipertensi di Kelurahan Paguyaman Kecamatan Kota Tengah yang menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara riwayat keluarga dengan kejadian hipertensi (OR=5,4; 95% Cl 3,2-9,2). Namun, sebuah penelitian yang dilakukan pada Lansia di Kosta Rika menyebutkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara riwayat hipertensi dalam keluarga dengan kejadian hipertensi. Pada kelompok laki-laki didapatkan nilai OR 1,98(95% Cl 1,40-2,79) dan pada kelompok wanita didapatkan nilai OR 2,21 (95% Cl 1,61 – 3,03) (Chacon et al, 2008 dalam Addina 2015). Depkes (2006) menyatakan bahwa riwayat keluarga dengan kondisi hipertensi juga mempertinggi risiko seseorang untuk terkena hipertensi, apabila kedua orangtua menderita hipertensi, maka sekitar 30% akan menurunkan hipertensi ke anaknya. 3. Lama Tinggal Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan hasil bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara lama tinggal dengan tekanan darah. Didapatkannya hasil yang tidak signifikan ini salah satunya bisa disebabkan oleh kurang heterogennya data yang diperoleh tentang lama tinggal. Hasil penelitian
Skripsi
NOVI DWI IRA SURYANI ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
85
ini menunjukkan bahwa dari 53 responden, hanya terdapat 2 responden yang tinggal dan menetap di pemukiman pinggiran rel kereta api selama <5 tahun. Hasil penelitian ini sejalan dengan salah satu penelitian yang dilakukan oleh Sinaga et al., (2013) tentang analisis peningkatan tekanan darah akibat bising pada operator di Pabrik Amonia IBPT. PUSRI Palembang, melibatkan masa kerja sebagai salah satu variabel independen. Dalam penelitian tersebut, masa kerja dibagi menjadi dua kategori yaitu ≤ 5 tahun dan > 5 tahun. Dari hasil analisis, didapatkan hasil bahwa tidak terdapat terdapat hubungan yang signifikan antara masa kerja dengan peningkatan tekanan darah. Namun, penelitian lain yang dilakukan oleh Dyah (2004) tentang kebisingan, lama tinggal, tekanan darah dan nilai ambang pendengaran komunitas di Terminal Umbulharjo Yogyakarta menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara lama tinggal dengan peningkatan tekanan darah baik sistole maupun diastole. 6.5.2 Pengaruh faktor perilaku dengan tekanan darah Beberapa variabel yang merupakan faktor perilaku ibu rumah tangga yang berpengaruh terhadap peningkatan tekanan darah yaitu: 1.
Konsumsi Kopi Berdasarkan hasil penelitian, karakteristik responden berdasarkan kebiasaan
konsumsi kopi terhadap tekanan darah menunjukkan hasil tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara konsumsi kopi dengan tekanan darah. Hasil ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Addina (2015) yang menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tekanan darah dengan peningkatan tekanan darah. Selain itu, Rusli (2008) juga menyatakan bahwa tidak terdapat
Skripsi
NOVI DWI IRA SURYANI ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
86
hubungan yang signifikan antara tekanan darah dengan peningkatan tekanan darah. Tidak adanya pengaruh yang signifikan antara konsumsi kopi dengan peningkatan tekanan darah ini didapatkan karena dari hasil wawancara yang dilakukan kepada responden, diketahui bahwa kebiasaan responden dalam mengkonsumsi kopi sebagian besar dalam jumlah wajar yaitu 1-3 kali dalam satu hari. Dalam hal ini, Lane (2002) menjelaskan bahwa kafein dalam kopi mampu menghasilkan perubahan haemodinamik diantaranya dapat meningkatkan tekanan darah. Kondisi ini dapat terjadi apabila konsumsi kopi secara teratur setiap hari dalam jumlah yang besar. Apabila konsumsi kopi secara teratur dalam jumlah sedikit atau sedang, tubuh akan mampu memberikan toleransi terhadap kafein yang dikonsumsi sehingga tidak mempengaruhi kondisi tekanan darah. Selain itu, Wahyuni (2013) dalam penelitiannya tentang konsumsi kopi dengan tekanan darah pada pasien rawat jalan puskesmas Bogor Tengah menyatakan bahwa pada frekuensi konsumsi kopi 7 cangkir/minggu tidak terdapat hubungan yang bermakna terhadap peningkatan tekanan darah tinggi. Sehingga konsumsi kopi lebih dari 7 cangkir merupakan faktor protektif terhadap kejadian hipertensi, meskipun tidak terdapat hubungan yang signifikan secara statistik. 2.
Konsumsi Garam Berdasarkan hasil penelitian didapatkan hasil bahwa tidak terdapat pengaruh
yang signifikan antara konsumsi garam dengan tekanan darah. Hasil yang tidak signifikan ini didapatkan karena hampir semua responden mengkonsumsi garam per hari dalam makanannya <5 gram/ hari atau tidak sampai satu sendok teh
Skripsi
NOVI DWI IRA SURYANI ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
87
dalam sehari. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Maria, et al., (2013) tentang hubungan antara asupan natrium dan kalium dengan kenaikan tekanan darah pada penderita hipertensi di rumah sakit Timor Leste yang menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara asupan garam (natrium) dengan kenaikan tekanan darah (nilai p=0,625) Konsumsi garam dapat mempengaruhi peningkatan tekanan darah tinggi apabila konsumsi garam dalam jumlah tinggi setiap harinya. Dalam hal ini, sebuah penelitian menyatakan bahwa dengan mengurangi pemakaian garam dapur menjadi sekitar 3 gram ( <1 sendok teh) sehari, dapat mencegah terjadinya stroke (26%) dan serangan jantung (15%) akibat tersumbatnya pembuluh darah. Garam dapur mengandung sekitar 40% natrium (Babba, 2007). Garam merupakan sumber utama natrium yang menjadi salah satu unsur yang sangat penting bagi kesehatan. Tubuh membutuhkan natrium untuk menjaga keseimbangan cairan tubuh, membantu mengirimkan impuls saraf, dan membantu proses kontraksi dan relaksasi otot. Bila kadar natrium dalam darah tinggi, maka ginjal akan mengeluarkannya melalui urin. Namun, pada kondisi tertentu ginjal tidak mampu mengeluarkan natrium, akibatnya akan terakumulasi dalam darah dan menyebabkan volume darah meningkat. Dengan meningkatknya volume darah, maka jantung akan bekerja lebih keras untuk memompa darah dan meningkatkan tekanan darah. Sehingga, dapat menyebabkan hipertensi (Ahmad, 2011 dalam Maria et al. 2013).
Skripsi
NOVI DWI IRA SURYANI ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
88
6.5 Faktor Dominan yang Mempengaruhi Tekanan Darah Berdasarkan hasil analisis pengaruh dengan menggunakan regresi logistik ganda, didapatkan hasil bahwa variabel yang paling berpengaruh terhadap perubahan tekanan darah adalah tingkat kebisingan kereta api (nilai p = 0,001). Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rusli (2008) tentang pengaruh kebisingan dan getaran terhadap perubahan tekanan darah masyarakat yang tinggal di pinggiran rel kereta api lingkungan XIV Kelurahan Tegal Sari Kecamatan Medan Denai tahun 2008 didapatkan hasil bahwa diantara variabel tingkat kebisingan dan getaran yang paling dominan berpengaruh pada perubahan tekanan darah sistolik maupun diastolik adalah variabel tingkat kebisingan (koefisien β=1,964). Salah satu penelitian yang dilakukan oleh Rosenlund (2008) di Stokholm menyebutkan bahwa orang yang tinggal di sekitar bandara sangat berisiko mengalami tekanan darah tinggi akibat tingginya polusi udara. Hasil tersebut didapatkan dari penelitian yang dilakukan ke 2.000 lelaki yang tinggal di sekitar bandara selama sepuluh tahun, 20% dari jumlah tersebut, sebanyak 19% mengalami peningkatan tekanan darah ( Rosenlund, 2008 dalam Rusli, 2008). Penelitian lain oleh Elise and Babisch (2012) tentang hubungan kuantitatif antara kebisingan lalu lintas dengan hipertensi menunjukkan hasil terdapat hubungan yang signifikan antara kebisingan lalu lintas dengan peningkatan tekanan darah (OR 1,034; 95% Cl 1,011-1,056). Hasil penelitian tersebut didukung oleh European Environmental Noise Directive (END) (2011) yang melakukan analisis dan noise mapping untuk
Skripsi
NOVI DWI IRA SURYANI ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
89
paparan kebisingan yang bersumber dari lingkungan mengatakan bahwa kebisingan dari aktifitas transportasi merupakan sumber bising terbesar yang menyebabkan gangguan dan konsentrasi kesehatan masyarakat. Gangguan tersebut diantaranya adalah tekanan darah tinggi dan penyakit jantung iskemi (Environmental Noise Directive, 2011 dalam Babisch, W. 2015). Secara teori, mekanisme peningkatan tekanan darah yang diakibatkan oleh kebisingan terjadi karena adanya rangsangan pada sistem hormonal yaitu hormon adrenalin yang dapat meningkatkan detak jantung dan tekanan darah. Kebisingan yang melebihi nilai ambang batas yang diperkenankan akan membentuk angiotensin II dari angiotensin I oleh angiotensin I-converting enzym (ACE). ACE memegang peranan fisiologis yang penting dalam mengatur tekanan darah. Darah akan mengandung angiotensinogen yang diproduksi di dalam hati dan selanjuutnya oleh hormon renin akan diubah menjadi angiotensin I. Angiotensin I ini oleh ACE yang ada di paru – paru selanjutnya diubah menjadi angiotensin II. Di dalam tubuh, angiotensin II akan menyebabkan peningkatan sekresi ADH dan rasa haus serta menstimulasi sekresi aldosterin dari korteks adrenalin yang pada akhirnya akan menyebabkan peningkatan volume darah. Akibatnya tenanan darah juga akan meningkat (Sasongko, 2000).
Skripsi
NOVI DWI IRA SURYANI ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
BAB 7 PENUTUP
7.1
Kesimpulan Kesimpulan dari penelitian ini adalah tingkat kebisingan kereta api
berpengaruh terhadap tekanan darah ibu rumah tangga di daerah pinggiran rel kereta api, sedangkan tingkat getaran tidak berpengaruh terhadap tekanan darah ibu rumah tangga di daerah pinggiran rel kereta api. Hasil kesimpulan tersebut dihasilkan dari hasil analisis sebagai berikut: 1. Tingkat kebisingan lalu lintas kereta api di pemukiman pinggiran rel kereta api Jalan Ambengan Surabaya kawasan Kanginan DKA dan Ngaglik DKA mendapatkan hasil rata-rata (LSM,24 jam) sebesar 70,73 dB (A). Nilai tersebut di atas baku tingkat kebisingan untuk kawasan pemukiman 55 dB (A) berdasarkan KepmenLH nomor 48 tahun 1996 tentang kebisingan. Sedangkan untuk hasil rata-rata pengukuran kebisingan (LSM,24 jam) di pemukiman kawasan Ngemplak memperoleh hasil 54,91 dB (A) di bawah baku tingkat kebisingan untuk kawasan pemukiman. 2. Tingkat getaran lalu lintas kereta api di pemukiman pinggiran rel kereta api Jalan Ambengan Surabaya kawasan Kanginan DKA dan Ngaglik DKA mendapatkan hasil frekuensi rata-rata 3,15 Hz. Nilai tersebut di bawah baku tingkat getaran minimal untuk kenyamanan dan kesehatan yaitu frekuensi 4 Hz berdasarkan PermenLH nomor 49 tahun 1996 tentang getaran. Begitu pula untuk hasil rata-rata pengukuran tingkat getaran di pemukiman 90 Skripsi
NOVI DWI IRA SURYANI ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
91
kawasan Ngemplak memperoleh hasil frekuensi 0,0 Hz di bawah baku tingkat getaran minimal. 3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan tekanan darah antara ibu rumah tangga yang tinggal di pemukiman pinggiran rel kereta api Jalan Ambengan Surabaya kawasan Kanginan DKA dan Ngaglik DKA dengan di kawasan Ngemplak. 4. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kebisingan kereta api berpengaruh terhadap tekanan darah ibu rumah tangga di pemukiman pinggiran rel kereta api Jalan Ambengan Surabaya. 5. Hasil penelitian menunjukkan bahwa timgkat getaran tidak berpengaruh terhadap tekanan darah ibu rumah tangga di pemukiman pinggiran rel kereta api Jalan Ambengan Surabaya. 6. Faktor yang berpengaruh terhadap tekanan darah adalah tingkat kebisingan kereta api dan umur. Namun, yang paling berpengaruh adalah tingkat kebisingan kereta api. 7.2
Saran 1.
Bagi
Pemerintah
yaitu
menyediakan
lahan
untuk
pemindahan
pemukiman yang terletak kurang dari jarak minimal lahan manfaat jalur kereta api yaitu 6 meter dari as rel kereta api agar tidak mengganggu perlintasan kereta api dan menghilangkan paparan kebisingan lebih lama pada masyarakat di pinggiran rel kereta api. 2.
Bagi responden yaitu memasang peredam kebisingan didalam rumah seperti karpet peredam untuk mengurangi paparan bising.
Skripsi
NOVI DWI IRA SURYANI ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
3.
92
Bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti tentang tingkat kebisingan dan getaran lalu lintas kereta api agar meneliti dampak kesehatan lain yang disebabkan oleh kebisingan dan getaran kereta api (misalnya : gangguan auditory, psikologis, fisiologis, dan sebagainya).
4.
Bagi peneliti selanjutnya, meneliti faktor lain yang berisiko terhadap peningkatan tekanan darah (misal : pola konsumsi, tingkat stress, konsumsi alkohol, dan sebagainya) dan hendaknya diteliti pada sampel yang lebih besar agar memperoleh hasil yang diharapkan.
Skripsi
NOVI DWI IRA SURYANI ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
DAFTAR PUSTAKA Addina, S., 2015. Hubungan Kebisingan dengan Peningkatan Tekanan Darah dan Gangguan Pendengaran pada Tukang Becak di Sekitar Terminal Purabaya Surabaya. Skripsi. Surabaya: Universitas Airlangga. 50-65. Babba, J. 2007. Hubungan Antara Intensitas Kebisingan Lingkungan Kerja dengan Peningkatan Tekanan Darah. Skripsi. Universitas Diponegoro: Semarang. Babisch, W., 2008. Road traffic noise and cardiovascular risk. Noise Health. Federal Environment Agency, Vol 10:27-33. Germany. Babisch, W., 2015. Cardiovascular effects of noise. Noise Health 2011 Vol 13:201-4. Beevers, D.G., 2002. Tekanan Darah. Dian Rakyat: Jakarta Berman, A. 2009). Buku Ajar Praktik Keperawatan Kozier dan Erb Klinik. Edisi ke-5. EGC: Jakarta. Budiyanto, K. 2002.Gizi dan Kesehatan. Edisi I. Universitas Muhammadiyah Malang: Malang. Chaeran, M., 2008. Kajian Kebisingan Akibat Aktifitas di Bandara. Tesis Ilmu Lingkungan. Universitas Diponegoro. Semarang. Chobanian, A. V., Bakris, G.L., Black , H.R., Chusman, W.L., Green I.A., Izzo, J.L, Jones, D.W., Materson, B.J., Oparil, S, Wrihat, J.T., 2003, JNC VII Express: The Seventh Report of the Joint National Commite on Preventian, Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Presure, U.S. Deparment of Health and Human Services, 12-33. Cochran, W. G. 1977. Sampling Techniques. 3rd Edition. JW. Depkes RI., 2006. Pedoman Teknis Penemuan dan Tatalaksana Penyakit Hipertensi. Jakarta. Dirjen, P2M dan PLP., 1993. Pelatihan Petugas Pengawas Tingkat Kebisingan Model III. Departemen Kesehatan RI: Jakarta. Dratva, J. and Phuleria, H. C. and Foraster, M. and Gaspoz, J. M. and Keidel, D. and Künzli, N. and Liu, S. L. and Pons, M. and Zemp, E. and Gerbase, M. W. and Schindler, C., 2012. Transportation noise and blood pressure in a population-based sample of adults. Environmental health perspectives :
93
Skripsi
NOVI DWI IRA SURYANI ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
94
journal of the National Institute of Environmental Health Sciences, Vol. 120, H. 1. S. 50-55. Dyah, S dan Soebijanto., 2004. Kebisingan, Lama Tinggal, Tekanan Darah, dan Nilai Ambang Pendengaran Komunitas di Terminal Umbulharjo Yogyakarta. Tesis. Universitas Gajah Mada: Yogyakarta. Fluckiger, L. Boivin, J. Quiliot, D. Jeandel, C. and Zannad, F. 1999. Differetian Effect of Aging on Hearth Rate Variability and Blood Pressure Variability/Commentary.The Journals of Gerontology. B219. Gobel, W., 2013. Analisis Faktor Risiko Kejadian Hipertensi di Kelurahan Paguyaman Kecamatan kota Tengah. Summary. Fakultas Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan. Universitas Gorontalo: Gorontalo. Groothoff, B. 1996. Noise and Vibration-Their Effect and Control. Quensland. Hakim, M.H., 2011. Hubungan Paparan Getaran Seluruh Tubuh Pada Tempat Duduk Sopir dengan Tingkat Keluhan Nyeri Punggung Bawah Pada Sopir Truk Di PT. ALN Sidoarjo. Skripsi Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Airlangga: Surabaya. Haryuti dan Siswanto, A., 1990. Kebisingan. Balai Hiperkes dan Kesehatan Kerja. Jawa Timur. Surabaya. Ismiati, S. 2003. Analisis Faktor Penyebab Kejadian Hipertensi pada Wanita Usia Subur. Tugas Akhir. Universitas Hasanuddin: Makassar. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 1987. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 718/Menkes/Per/XI/1987 tentang Kebisingan yang Berhubungan dengan Kesehatan. Jakarta. Kementerian Negara Lingkungan Hidup, 1996. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup. Kep 48/MENLH/11/1996 tentang Baku Tingkat Kebisingan. Jakarta. Kementerian Negara Lingkungan Hidup, 1996. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup. Kep 49/MENLH/11/1996 tentang Baku Tingkat Getaran. Jakarta. Kementerian RI. 2011. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 19 tahun 2011 tentang Persyaratan Teknis Jalan dan Kroteria Perencanaan Teknis Jalan. Jakarta. Kryter, K. D., 1996. Handbook of Hearing and The Effect of Noise. New York Academic Press: USA.
Skripsi
NOVI DWI IRA SURYANI ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
95
Lane, J., 2002. Caffeine Affects Cardiovascular and Neuroendocrine Activation at Work and Home. Psychosomatic Medicine. Maria, Genilda., Puspita, R. D., dan Sulistyowati, Y., 2013. Hubungan Asupan Natrium dan Kalium dengan Tekanan Darah pada Pasien Hipertensi di Unit Rawat Jalan di Rumah Sakit Guido Valadares Dili Timor Leste. Jurnal Kedokteran. Universitas Respati: Yoygakarta. Mayangsari, A., 2013. Perancangan Barrier Untuk Menurunkan Tingkat Kebisingan Pada Jalur Rel Kereta Api di Jalan Ambengan Surabaya dengan Menggunakan Metode Nomograph. Tugas Akhir Jurusan Teknik Fisika FTI. Institut Teknologi Sepuluh Nopember: Surabaya. Montotalu, S. S et al., 2014. Hubungan Kebisingan Terhadap Tekanan Darah pada Pekerja Lapangan PT. Gapura Angkasa di Bandar Udara Sam Ratulangi Manado. Jurnal e-Biomedik 2 (1): 1-7. Nurdiansyah, C. 2012. Pengaruh Intensitas Kebisingan Lokomotif Terhadap Tekanan Datah Operator Lokomotif di PT Kereta Api Indonesia (PERSERO) UPT Crew Surabaya Pasar Turi. Skripsi. Universitas Airlangga: Surabaya. Ozer, et al. 2009. Evaluation of Noise Pollution Caused by Vehicles in The City of Tokat, Turkey. Scientific Research and Essay 4 (11): 1206 – 1212. Parwata, I. 2004. Dinamika Pemukiman Pedesaan Pada Mayarakat Bali. Universitas Warmadewa: Denpasar. Pearce, E. 2004. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedia. Gramedia: Jakarta. Potter, P and Perry, A. 2005. Fundamental of Nursing. Edisi 4. Volume 2. EGC: Jakarta. Prabu. 2009. Dampak Kebisingan Terhadap Kesehatan. Graha Ilmu: Yogyakarta. Presiden RI., 2007. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2007 tentang Perkeretaapian. Jakarta. Pusat Sarana Pengendalian Dampak Lingkungan., 2012. Laporan Pengkajian Kebisingan dan Getaran Lingkungan di Sekitar Lintasan Kereta Api. Kementerian Lingkungan Hidup RI: Jakarta. Pusat Sarana Pengendalian Dampak Lingkungan., 2013. Laporan Pengkajian dan Pemantauan Kebisingan Lingkungan di Sekitar Lintasan Kereta Api. Kementerian Lingkungan Hidup RI: Jakarta.
Skripsi
NOVI DWI IRA SURYANI ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
96
Rengkung, S. 2012. Analisis Pengaruh Paparan Getaran pada Karyawan Gedung Pembinaan Lingkungan Kampus Universitas Indonesia yang Berada di Sekitar Stasiun Pondok Cina. Skripsi. Universitas Indonesia. Depok. Ronny, S. 2008. Fisiologi Kardiovaskuler: Berrbasis Masalah Keperawatan. EGC: Jakarta. Rusli, M., 2008. Pengaruh kebisingan dan getaran terhadap perubahan tekanan darah masyarakat yang tinggal di pinggiran rel kereta api lingkungan XIV Kelurahan Tegal Sari Kecamatan Medan Denai Tahun 2008. Tesis Sekolah Pasca Sarjana. Universitas Sumatra Utara: Medan. Sasongko, D. P. dan Hadiyarto, A., 2000. Kebisingan Lingkungan. Universitas Diponegoro: Semarang. Sembiring, L. E. dan Subakti M.S., 2011. Analisis Kebisingan Akibat Arus Lalu Lintas di Jalan Gagak Hitam (Ring Road) Medan dan tingkat Ketergangguan Masyarakat. Jurusan Teknik Sipil. Universitas Sumatra Utara: Medan. Sinaga, B. S. L., Anita, C., dan Imelda, G. P., 2013. Analisis Peningkatan Tekanan Darah Akibat Bising pada Operator di Pabrik Amonia IB PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang Tahun 2013. Jurnal Kesehatan Masyarakat. Universitas Sriwijaya: Palembang. Siswanto, A., 1991. Vibrasi. Jawa Timur. Balai Hiperkes dan Keselamatan Kerja. Slamet, JS., 2006. Kesehatan Lingkungan. Gajah Mada University Press: Yogyakarta. SNI. 7231: 2009. Prosedur Penggunaan Sound Level Meter. Badan Standard Nasional: Jakarta. Standsfeld, S. A., and Matheson, M.P., 2005. Noise Pollution: non-auditory effext on Health. Journal Medical Sciences Building. University of London: London. Suherwin, R. 2004. Gangguan Kesehatan Non Auditorik Akibat Pemaparan Bising Pada Masyarakat yang Tinggal di Sepanjang Jalur Kereta Api Kelurahan Jembatan Besi Kecamatan Tambora Jakarta Barat Tahun 2004. Tesis. Universitas Indonesia. Depok. Suma‟mur, 2009. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. CV. Agung Seto: Jakarta.
Skripsi
NOVI DWI IRA SURYANI ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
97
Surjono, B., 2012. Pengaruh Frekuensi Kebisingan Terhadap tekanan Darah. Tesis. Program Pasca Sarjana. Universitas Airlangga: Surabaya. Tambunan, S. T. B., 2005. Kebisingan di Tempat Kerja (Occupational Noise). Penerbit Andi: Yogyakarta. Van Kempen, E and Babisch, W., 2012. The quantitative relationship between road traffic noise and hypertension: a meta-analysis. Journal of Hypertension. Federal Environment Agency Volume 30. Issue 6. P: 10751086. Vitahealth. 2000. Hipertensi. PT. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta. Wahyuni, T., 2013. Hubungan Konsumsi Kopi dengan Tekanan Darah pada Pasien Rawat Jalan Puskesmas Bogor Tengah. Skripsi. Institut Pertanian Bogor: Bogor. 45-56. WHO. 1980. Environmental Health Criteria 12 (Noise). World Health Organization. Geneva. WHO. 1996. Prevention and Managemen of Hypertension. World Health Organization. Egypt. WHO. 1999. Guidelines for Community Noise. World Health Organization. Geneva. WHO. 2012. Trends in Maternal Mortallity: 1990 – 2010. World Health Organization. Geneva.
Skripsi
NOVI DWI IRA SURYANI ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
98
LAMPIRAN 1 PENJELASAN PENELITIAN BAGI RESPONDEN Saya, Novi Dwi Ira Suryani mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga akan melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Hubungan Tingkat Kebisingan dan Getaran Kereta Api dengan Tekanan Darah Ibu Rumah Tangga” di lingkungan pemukiman Jalan Ambengan, Surabaya. Dalam hal ini, saya telah mendapatkan ijin untuk melakukan penelitian dari Kelurahan setempat sehingga saya dapat melakukan kunjungan ke rumah responden untuk pengambilan data penelitian ini. Dalam menentukan responden dalam penelitian ini, peneliti mendapatkan data rumah bapak/ibu dari kantor kelurahan, RW dan RT. Adapun bentuk penjelasannya sebagai berikut: Judul Penelitian: Analisis Hubungan Tingkat Kebisingan dan Getaran Kereta Api dengan Tekanan Darah Ibu Rumah Tangga (Studi dilakukan di sekitar pinggiran Rel Kereta Api Jalan Ambengan, Surabaya). Tujuan Penelitian: Megetahui apakah terdapat hubungan antara kebisingan dan getaran kereta api dengan tekanan darah ibu rumah tangga yang tinggal di pemukiman pinggiran rel kereta api Jalan Ambengan, Surabaya tahun 2015. Perlakuan yang diterapkan pada Subjek: Dalam penelitian ini, subyek terlibat sebagai responden yang akan melakukan pengisian kuisioner dan dilakukan pengukuran tekanan darah, Berat Badan, dan Tinggi Badan oleh perawat di dalam rumah responden. Dalam pengisian kuisioner, pengukuran tekanan darah, Berat Badan, dan Tinggi Badan diperlukan waktu sekitar 20 menit. Pengukuran tekanan darah dilakukan sebanyak 2 kali dalam kondisi rileks menggunakan sphygnomanometer. Pengukuran Berat Badan reesponden dilakukan sebanyak 2 kali dengan menggunakan timbangan berat
Skripsi
NOVI DWI IRA SURYANI ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
99
badan dan Tinggi Badan msebanyak 2 kali menggunakan alat Microtoise Statur Meter yang telah dibawa oleh peneliti dan diukur oleh perawat. Manfaat: Manfaat yang akan didapatkan oleh responden yang terlibat dalam penelitian ini adalah responden dapat mengetahui status tekanan darah serta efek terhadap kesehatan yang ditimbulkan oleh kebisingan dan getaran kereta api sehingga dapat melakukan cara pencegahan dan pengobatan yang tepat. Bahaya Potensial: Tidak ada bahaya potensial yang diakibatkan oleh keterlibatan subyek dalam penelitian ini, karena tidak dilakukan intervensi apapun melainkan hanya pengisian kuisioner dan pengukuran tekanan darah, berat badan dan tinggi badan subyek penelitian. Hak untuk Undur Diri: Keikutsertaan subyek dalam penelitian ini bersifat sukarela dan responden berhak untuk mengundurkan diri kapanpun, tanpa menimbulkan konsekuensi yang merugikan responden. Saksi: Yang bertindak sebagai saksi pada penanda tanganan lembar persetujuan dan pengambilan data penelitian di rumah responden adalah Ketua RT. Adanya Insentif untuk Subyek: Responden yang telah di wawancarai dan dilakukan pengukuran akan diberikan bingkisan berupa sembako untuk mengganti waktu yang hilang selama dilakukan pengambilan data penelitian dan sebagai tanda terimakasih telah bersedia menjadi responden.
Skripsi
NOVI DWI IRA SURYANI ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
100
Contact Person:
Skripsi
Nama Peneliti
: Novi Dwi Ira Suryani
Alamat
: Jl. Mulyorejo No. 74, Surabaya
Institusi
: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga
No. HP
: 085 730 080 223
NOVI DWI IRA SURYANI ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
101
PENJELASAN PENELITIAN BAGI RESPONDEN Saya, Novi Dwi Ira Suryani mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga akan melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Hubungan Tingkat Kebisingan dan Getaran Kereta Api dengan Tekanan Darah Ibu Rumah Tangga” di lingkungan pemukiman Jalan Ambengan, Surabaya. Dalam hal ini, saya telah mendapatkan ijin untuk melakukan penelitian dari Kelurahan setempat sehingga saya dapat melakukan kunjungan ke rumah responden untuk pengambilan data penelitian ini. Dalam menentukan responden dalam penelitian ini, peneliti mendapatkan data rumah bapak/ibu dari kantor kelurahan, RW dan RT. Adapun bentuk penjelasannya sebagai berikut: Judul Penelitian: Analisis Hubungan Tingkat Kebisingan dan Getaran Kereta Api dengan Tekanan Darah Ibu Rumah Tangga (Studi dilakukan di sekitar pinggiran Rel Kereta Api Jalan Ambengan, Surabaya). Tujuan Penelitian: Megetahui apakah terdapat hubungan antara kebisingan dan getaran kereta api dengan tekanan darah ibu rumah tangga yang tinggal di pemukiman pinggiran rel kereta api Jalan Ambengan, Surabaya tahun 2015. Perlakuan yang diterapkan pada Subjek: Dalam penelitian ini, subyek terlibat sebagai responden yang akan melakukan pengisian kuisioner dan dilakukan pengukuran tekanan darah, Berat Badan, dan Tinggi Badan oleh perawat. Selain itu akan dilakukan pengukuran kebisingan dan getaran didalam rumah responden oleh Tenaga kesehatan dari Laboratorium Hiperkes dan Keselamatan Kerja Surabaya. Waktu yang dibutuhkan untuk pengukuran Kebisingan adalah 70 menit yang di bagi menjadi 7 kali pengukuran, yaitu 4 waktu pada siang hari dan 3 waktu pada malam hari. Masing – masing pengukuran membutuhkan waktu 10 menit. Penentuan waktu pengukuran disesuaikan dengan waktu yang dimiliki responden agar tidak mengganggu
Skripsi
NOVI DWI IRA SURYANI ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
102
aktivitas responden. Pengukuran getaran dilakukan satu kali dan membutuhkan waktu selama 10 menit. Dalam pengisian kuisioner, pengukuran tekanan darah, Berat Badan, dan Tinggi Badan diperlukan waktu sekitar 20 menit. Pengukuran tekanan darah dilakukan sebanyak 2 kali dalam kondisi rileks menggunakan sphygnomanometer. Pengukuran Berat Badan reesponden dilakukan sebanyak 2 kali dengan menggunakan timbangan berat badan dan Tinggi Badan msebanyak 2 kali menggunakan alat Microtoise Statur Meter yang telah dibawa oleh peneliti dan diukur oleh perawat. Manfaat: Manfaat yang akan didapatkan oleh responden yang terlibat dalam penelitian ini adalah responden dapat mengetahui status tekanan darah serta efek terhadap kesehatan yang ditimbulkan oleh kebisingan dan getaran kereta api sehingga dapat melakukan cara pencegahan dan pengobatan yang tepat. Bahaya Potensial: Tidak ada bahaya potensial yang diakibatkan oleh keterlibatan subyek dalam penelitian ini, karena tidak dilakukan intervensi apapun melainkan hanya pengisian kuisioner dan pengukuran tekanan darah, berat badan dan tinggi badan subyek penelitian. Hak untuk Undur Diri: Keikutsertaan subyek dalam penelitian ini bersifat sukarela dan responden berhak untuk mengundurkan diri kapanpun, tanpa menimbulkan konsekuensi yang merugikan responden. Saksi: Yang bertindak sebagai saksi pada penanda tanganan lembar persetujuan dan pengambilan data penelitian di rumah responden adalah Ketua RT. Adanya Insentif untuk Subyek:
Skripsi
NOVI DWI IRA SURYANI ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
103
Responden yang telah di wawancarai dan dilakukan pengukuran akan diberikan bingkisan berupa sembako untuk mengganti waktu yang hilang selama dilakukan pengambilan data penelitian dan sebagai tanda terimakasih telah bersedia menjadi responden. Contact Person:
Skripsi
Nama Peneliti
: Novi Dwi Ira Suryani
Alamat
: Jl. Mulyorejo No. 74, Surabaya
Institusi
: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga
No. HP
: 085 730 080 223
NOVI DWI IRA SURYANI ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
104
LAMPIRAN 2 INFORMED CONSENT (Pernyataan Persetujuan Mengikuti Penelitian) Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama Umur Alamat No. HP
: .......................................................................................................... : .......................................................................................................... : .......................................................................................................... : ..........................................................................................................
Setelah mendapatkan keterangan secara rinci dan jelas mengenai: 1. Penelitian yang berjudul “Analisis Hubungan Tingkat Kebisingan dan Getaran Kereta Api dengan Tekanan Darah Ibu Rumah Tangga (Studi dilakukan di sekitar pinggiran Rel Kereta Api Jalan Ambengan, Surabaya)”. 2. Perlakuan yang akan diterapkan pada subyek. 3. Manfaat ikut sebagai subyek penelitian. 4. Bahaya yang akan timbul 5. Prosedur penelitian dan mendapat kesempatan untuk mengajukan pertanyaan mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan penelitian tersebut, saya bersedia/tidak bersedia*) secara sukarela untuk menjadi subyek penelitian dengan penuh kesadaran serta tanpa keterpaksaan. Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya tanpa tekanan dari pihak manapun Peneliti
Surabaya,................................2015 Responden
(Novi Dwi Ira Suryani)
(....................................) Saksi
(....................................) *) Coret yang tidak perlu
Skripsi
NOVI DWI IRA SURYANI ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
105
LAMPIRAN 3 KUISIONER PENELITIAN HUBUNGAN TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API DENGAN TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA (Studi di Pemukiman Sekitar Pinggiran Rel Kereta Api Jalan Ambengan, Surabaya) Nomor Kuisioner : Tanggal Wawancara : Lokasi Wawancara : I. Data Umum Responden 1. Nama : : 2. Umur 3. Pendidikan : : 4. Alamat 5. Pekerjaan : 6. Jarak Rumah dengan Rel Kereta Api : II. Pemeriksaan Fisik 1. Berat Badan : 2. Tinggi Badan : 3. Tekanan darah Sistolik : 4. Tekanan darah Diastolik :
kg cm
Meter
mmHg mmHg
III. Identifikasi Kebisingan dan Getaran 1. Sudah berapa lama anda tinggal di pinggiran rel kereta api? a. <5 tahun b. >5 tahun 2. Dalam satu hari, berapa lama anda mengkabiskan waktu untuk melakukan kegiatan sehari hari di rumah? a. < 8 jam c. ≥ 8 jam 3. Menurut anda, apakah kepadatan lalu lintas kereta api yang melewati jalur ini mempengaruhi timbulnya kebisingan di pemukiman? a. Ya b. Tidak 4. Apakah anda merasa nyaman tinggal di daerah pinggiran rel kereta api? a. Nyaman b. Biasa c. Tidak nyaman
Skripsi
NOVI DWI IRA SURYANI ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
106
5. Menurut anda, apakah ada pengaruh kebisingan dan getaran yang ditimbulkan oleh kereta api saat melintasi rel kereta api yang berada di dekat rumah anda? a. Ya, sebutkan ................. b. Tidak 6. Menurut anda, adakah pengaruh yang ditimbulkan pada kesehatan anda akibat kebisingan dan getaran kereta api yang melewati rel didekat rumah anda? a. Ada, sebutkan .............. b. Tidak ada 7. Usaha apa yang anda lakukan untuk mengurangi gangguan kebisingan dan getaran yang ditimbulkan dari operasional kereta api tersebut? a. Tidak ada b. Menutup pintu dan jendela ketika kereta api lewat c. Melakukan pemeriksaan kesehatan d. Lainnya.. 8. Apakah anda mengkonsumsi kopi? a. Ya, berapa kali dalam sehari? b. Tidak 9. Sudah berapa lama anda minum kopi? a. < 1 tahun b. 1-2 tahun c. > 3 tahun 10. Seberapa banyak konsumsi garam anda dalam sehari? a. <5 gram per hari b. >5 gram per hari 11. Apakah anda menderita hipertensi? a. Ya b. Tidak 12. Apakah dalam keluarga anda terdapat riwayat hipertensi? a. Ya b. Tidak 13. Jika iya, sudah berapa lama anda menderita hipertensi? a. 1-5 tahun b. 6-10 tahun c. > 10 tahun
Skripsi
NOVI DWI IRA SURYANI ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
107
LAMPIRAN 4 SURAT KETERANGAN LULUS KAJI ETIK
Skripsi
NOVI DWI IRA SURYANI ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
108
LAMPIRAN 5 SURAT IJIN PENELITIAN
Skripsi
NOVI DWI IRA SURYANI ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
109
LAMPIRAN 6
Skripsi
NOVI DWI IRA SURYANI ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi
110
NOVI DWI IRA SURYANI ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
111
LAMPIRAN 7
Skripsi
NOVI DWI IRA SURYANI ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi
112
NOVI DWI IRA SURYANI ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
113
LAMPIRAN 8 HASIL PENGUKURAN TEKANAN DARAH RESPONDEN IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN KAWASAN KANGINAN DKA DAN NGAGLIK DKA, MEI 2015 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
Skripsi
Nama Sugiati Nunung Lilik S Sri Rahayu Mutmainnah Nanik W Siti Burani Pur Rubingatin Suwatini Sundari Jumilah Siti F Saminah Ninik Lilik Faidah Sholihah Umi Ani Sunarsih Mariya Kholimah Mulyani Era Sunarmi Juwariyah Surtini
Pemeriksaan Sistolik Diastolik (mmHg) (mmHg) 100 70 120 90 160 110 142 110 110 70 120 90 110 60 155 100 130 100 155 110 130 90 170 110 175 100 145 90 170 100 125 70 100 70 110 80 125 90 140 90 110 70 155 90 120 85 125 90 105 70 115 80 110 70 180 90 145 100
Keterangan Normal Hipertensi Hipertensi Hipertensi Normal Hipertensi Normal Hipertensi Hipertensi Hipertensi Hipertensi Hipertensi Hipertensi Hipertensi Hipertensi Normal Normal Normal Hipertensi Hipertensi Hipertensi Hipertensi Normal Hipertensi Normal Normal Normal Hipertensi Hipertensi
NOVI DWI IRA SURYANI ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
114
HASIL PENGUKURAN TEKANAN DARAH RESPONDEN IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN KAWASAN NGEMPLAK, MEI 2015 No
Nama
Pemeriksaan Sistolik Diastolik (mmHg) (mmHg) 125 90 120 75 110 70 125 80 130 90 140 90 170 100 140 75 145 100 120 80 120 80 95 65 115 80 120 80 120 85 140 90 105 60 110 60 145 90 110 70 140 90 120 80 125 80 120 80
1 Muntiningsih 2 Sulis 3 Busrifah 4 Rosifa 5 Kusmiah 6 Eni 7 Suminah 8 Mintowati 9 Riani 10 Sunarti 11 Rusmiati 12 Yuli Astutik 13 Susmiati 14 Siti Nurhayati 15 Fefi Indriyati 16 Nanis 17 Nita 18 Aisyah 19 Yetti 20 Purwati 21 Tantri 22 Suharti 23 Nurjannah 24 Hartanti Catatan : Menurut JNC VII, Klasifikasi Hipertensi sebagai berikut: TD Sistolik TD Diatolik Klasifikasi (mmHg) (mmHg) normal <120 < 80 Pre-hipertensi 120-139 80-89 Hipertensi stage I 140-159 90-99 Hipertensi stage II ≥160 ≥100
Skripsi
Keterangan Hipertensi Normal Normal Normal Hipertensi Hipertensi Hipertensi Hipertensi Hipertensi Normal Normal Normal Normal Normal Normal Hipertensi Normal Normal Hipertensi Normal Hipertensi Normal Normal Normal
NOVI DWI IRA SURYANI ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
115
LAMPIRAN 9 HASIL ANALISIS OUTPUT SPSS 1. ANALISIS UNIVARIAT Umur Case Processing Summary Cases Valid N
Missing
Percent
kelompok * umur_ibu
53
N
100,0%
Total
Percent 0
N
0,0%
Percent 53
100,0%
kelompok * umur_ibu Crosstabulation umur_ibu <45 Count studi
kelompok
10
29
% within kelompok
65,5%
34,5%
100,0%
% within umur_ibu
57,6%
50,0%
54,7%
% of Total
35,8%
18,9%
54,7%
14
10
24
% within kelompok
58,3%
41,7%
100,0%
% within umur_ibu
42,4%
50,0%
45,3%
% of Total
26,4%
18,9%
45,3%
33
20
53
% within kelompok
62,3%
37,7%
100,0%
% within umur_ibu
100,0%
100,0%
100,0%
62,3%
37,7%
100,0%
Count Total
≥45 19
Count kontrol
Total
% of Total
Tingkat Pendidikan Case Processing Summary Cases Valid N kelompok * pendidikan
Missing
Percent 53
100,0%
N
Total
Percent 0
0,0%
N
Percent 53
100,0%
kelompok * pendidikan Crosstabulation
Skripsi
NOVI DWI IRA SURYANI ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
116
pendidikan Tidak
SD
Sekolah Count studi
Perguruan
Sederajat
Sederajat
tinggi
5
12
0
29
% within kelompok
6,9%
34,5%
17,2%
41,4%
0,0%
100,0%
% within pendidikan
66,7%
58,8%
50,0%
60,0%
0,0%
54,7%
3,8%
18,9%
9,4%
22,6%
0,0%
54,7%
1
7
5
8
3
24
% within kelompok
4,2%
29,2%
20,8%
33,3%
12,5%
100,0%
% within pendidikan
33,3%
41,2%
50,0%
40,0%
100,0%
45,3%
1,9%
13,2%
9,4%
15,1%
5,7%
45,3%
3
17
10
20
3
53
5,7%
32,1%
18,9%
37,7%
5,7%
100,0%
100,0%
100,0%
100,0%
100,0%
100,0%
100,0%
5,7%
32,1%
18,9%
37,7%
5,7%
100,0%
% of Total Count Total
SMA/
10
Count kontrol
SMP/
2
% of Total
kelompok
Total
% within kelompok % within pendidikan % of Total
Status Hipertensi Case Processing Summary Cases Valid N kelompok * Status_Hipertensi
Missing
Percent 53
N
Total
Percent
100,0%
0
N
0,0%
Percent 53
100,0%
kelompok * Status_Hipertensi Crosstabulation Status_Hipertensi Hipertensi Count studi
kelompok
Total
Skripsi
Normal
19
10
29
% within kelompok
65,5%
34,5%
100,0%
% within Status_Hipertensi
67,9%
40,0%
54,7%
% of Total
35,8%
18,9%
54,7%
9
15
24
% within kelompok
37,5%
62,5%
100,0%
% within Status_Hipertensi
32,1%
60,0%
45,3%
% of Total
17,0%
28,3%
45,3%
28
25
53
52,8%
47,2%
100,0%
Count kontrol
Total
Count % within kelompok
NOVI DWI IRA SURYANI ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
% within Status_Hipertensi % of Total
117
100,0%
100,0%
100,0%
52,8%
47,2%
100,0%
Riwayat Hipertensi dan Riwayat Keturunan Hipertensi Case Processing Summary Cases Valid N
Missing
Percent
N
Total
Percent
N
Percent
riwayat * kelompok
53
100,0%
0
0,0%
53
100,0%
genetik * kelompok
53
100,0%
0
0,0%
53
100,0%
Crosstab kelompok studi Count ya
3
8
% within riwayat
62,5%
37,5%
100,0%
% within kelompok
17,2%
12,5%
15,1%
9,4%
5,7%
15,1%
24
21
45
% within riwayat
53,3%
46,7%
100,0%
% within kelompok
82,8%
87,5%
84,9%
% of Total
45,3%
39,6%
84,9%
29
24
53
54,7%
45,3%
100,0%
100,0%
100,0%
100,0%
54,7%
45,3%
100,0%
Count tidak
Count Total
% within riwayat % within kelompok % of Total
Skripsi
kontrol 5
% of Total
riwayat
Total
NOVI DWI IRA SURYANI ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
118
Crosstab kelompok studi Count ya
genetik
9
20
% within genetik
55,0%
45,0%
100,0%
% within kelompok
37,9%
37,5%
37,7%
% of Total
20,8%
17,0%
37,7%
18
15
33
% within genetik
54,5%
45,5%
100,0%
% within kelompok
62,1%
62,5%
62,3%
% of Total
34,0%
28,3%
62,3%
29
24
53
54,7%
45,3%
100,0%
100,0%
100,0%
100,0%
54,7%
45,3%
100,0%
Count % within genetik
Total
kontrol 11
Count tidak
Total
% within kelompok % of Total
Konsumsi Kopi dan Garam Case Processing Summary Cases Valid N
Missing
Percent
N
Total
Percent
N
Percent
kopi * kelompok
53
100,0%
0
0,0%
53
100,0%
garam * kelompok
53
100,0%
0
0,0%
53
100,0%
Crosstab kelompok studi Count ya kopi
tidak
Skripsi
Total
kontrol 12
4
16
% within kopi
75,0%
25,0%
100,0%
% within kelompok
41,4%
16,7%
30,2%
% of Total
22,6%
7,5%
30,2%
17
20
37
45,9%
54,1%
100,0%
Count % within kopi
NOVI DWI IRA SURYANI ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
% within kelompok
58,6%
83,3%
69,8%
% of Total
32,1%
37,7%
69,8%
29
24
53
54,7%
45,3%
100,0%
100,0%
100,0%
100,0%
54,7%
45,3%
100,0%
Count % within kopi
Total
119
% within kelompok % of Total
Crosstab kelompok studi Count <5 gram/hari
garam
14
36
% within garam
61,1%
38,9%
100,0%
% within kelompok
75,9%
58,3%
67,9%
% of Total
41,5%
26,4%
67,9%
7
10
17
% within garam
41,2%
58,8%
100,0%
% within kelompok
24,1%
41,7%
32,1%
% of Total
13,2%
18,9%
32,1%
29
24
53
54,7%
45,3%
100,0%
100,0%
100,0%
100,0%
54,7%
45,3%
100,0%
Count % within garam
Total
kontrol 22
Count >5 gram/hari
Total
% within kelompok % of Total
Lama Tinggal Case Processing Summary Cases Valid N lama_tinggal * kelompok
Missing
Percent 53
N
Total
Percent
100,0%
0
N
0,0%
Percent 53
100,0%
lama_tinggal * kelompok Crosstabulation kelompok studi Count lama_tinggal
<5tahun
% within lama_tinggal % within kelompok
Skripsi
Total
kontrol 2
0
2
100,0%
0,0%
100,0%
6,9%
0,0%
3,8%
NOVI DWI IRA SURYANI ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
% of Total
3,8%
0,0%
3,8%
27
24
51
% within lama_tinggal
52,9%
47,1%
100,0%
% within kelompok
93,1%
100,0%
96,2%
% of Total
50,9%
45,3%
96,2%
29
24
53
54,7%
45,3%
100,0%
100,0%
100,0%
100,0%
54,7%
45,3%
100,0%
Count >5tahun
Count % within lama_tinggal
Total
120
% within kelompok % of Total
2. ANALISIS BIVARIAT Perbedaan Tekanan Darah Mann-Whitney Test Ranks kelompok
Status_Hipertensi
N
Mean Rank
Sum of Ranks
studi
29
23,64
685,50
kontrol
24
31,06
745,50
Total
53
Test Statistics
a
Status_Hiperten si Mann-Whitney U
250,500
Wilcoxon W
685,500
Z Asymp. Sig. (2-tailed)
-2,015 ,044
a. Grouping Variable: kelompok
Skripsi
NOVI DWI IRA SURYANI ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
121
Chi - Square
Crosstabs Case Processing Summary Cases Valid N
Missing
Percent
N
Total
Percent
N
Percent
lama_tinggal * Status_Hipertensi
53
100,0%
0
0,0%
53
100,0%
kopi * Status_Hipertensi
53
100,0%
0
0,0%
53
100,0%
garam * Status_Hipertensi
53
100,0%
0
0,0%
53
100,0%
genetik * Status_Hipertensi
53
100,0%
0
0,0%
53
100,0%
umur_ibu * Status_Hipertensi
53
100,0%
0
0,0%
53
100,0%
Tingkat_Bising * Status_Hipertensi
53
100,0%
0
0,0%
53
100,0%
tingkat_getaran * Status_Hipertensi
53
100,0%
0
0,0%
53
100,0%
lama_tinggal * Status_Hipertensi Crosstab Status_Hipertensi Hipertensi Count <5tahun
lama_tinggal
1
2
50,0%
50,0%
100,0%
% within Status_Hipertensi
3,6%
4,0%
3,8%
% of Total
1,9%
1,9%
3,8%
27
24
51
% within lama_tinggal
52,9%
47,1%
100,0%
% within Status_Hipertensi
96,4%
96,0%
96,2%
% of Total
50,9%
45,3%
96,2%
28
25
53
52,8%
47,2%
100,0%
100,0%
100,0%
100,0%
52,8%
47,2%
100,0%
% within lama_tinggal
Count Total
% within lama_tinggal % within Status_Hipertensi % of Total
Skripsi
Normal
1
Count >5tahun
Total
NOVI DWI IRA SURYANI ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
122
Chi-Square Tests Value Pearson Chi-Square Continuity Correction Likelihood Ratio
Asymp. Sig. (2-
Exact Sig. (2-
Exact Sig. (1-
sided)
sided)
sided)
a
1
,935
,000
1
1,000
,007
1
,935
,007 b
df
Fisher's Exact Test
1,000
Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
,007
1
,726
,935
53
a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,94. b. Computed only for a 2x2 table
kopi * Status_Hipertensi Crosstab Status_Hipertensi Hipertensi Count ya
kopi
5
15
% within kopi
66,7%
33,3%
100,0%
% within Status_Hipertensi
35,7%
20,0%
28,3%
% of Total
18,9%
9,4%
28,3%
18
20
38
% within kopi
47,4%
52,6%
100,0%
% within Status_Hipertensi
64,3%
80,0%
71,7%
% of Total
34,0%
37,7%
71,7%
28
25
53
52,8%
47,2%
100,0%
100,0%
100,0%
100,0%
52,8%
47,2%
100,0%
Count Total
Normal
10
Count tidak
Total
% within kopi % within Status_Hipertensi % of Total
Chi-Square Tests Value Pearson Chi-Square Continuity Correction Likelihood Ratio
Asymp. Sig. (2-
Exact Sig. (2-
Exact Sig. (1-
sided)
sided)
sided)
a
1
,205
,926
1
,336
1,634
1
,201
1,607 b
df
Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Skripsi
,237 1,577
1
,209
53
NOVI DWI IRA SURYANI ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
,168
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
123
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7,08. b. Computed only for a 2x2 table
garam * Status_Hipertensi Crosstab Status_Hipertensi Hipertensi Count <5 gram/hari
garam
17
36
% within garam
52,8%
47,2%
100,0%
% within Status_Hipertensi
67,9%
68,0%
67,9%
% of Total
35,8%
32,1%
67,9%
9
8
17
% within garam
52,9%
47,1%
100,0%
% within Status_Hipertensi
32,1%
32,0%
32,1%
% of Total
17,0%
15,1%
32,1%
28
25
53
52,8%
47,2%
100,0%
100,0%
100,0%
100,0%
52,8%
47,2%
100,0%
Count % within garam
Total
Normal
19
Count >5 gram/hari
Total
% within Status_Hipertensi % of Total
Chi-Square Tests Value Pearson Chi-Square Continuity Correction Likelihood Ratio
Asymp. Sig. (2-
Exact Sig. (2-
Exact Sig. (1-
sided)
sided)
sided)
a
1
,991
,000
1
1,000
,000
1
,991
,000 b
df
Fisher's Exact Test
1,000
Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
,000
1
,991
53
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8,02. b. Computed only for a 2x2 table
genetik * Status_Hipertensi Crosstab Status_Hipertensi Hipertensi genetik
Skripsi
ya
Count % within genetik
Total
Normal
9
11
20
45,0%
55,0%
100,0%
NOVI DWI IRA SURYANI ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
,612
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
% within Status_Hipertensi
32,1%
44,0%
37,7%
% of Total
17,0%
20,8%
37,7%
19
14
33
% within genetik
57,6%
42,4%
100,0%
% within Status_Hipertensi
67,9%
56,0%
62,3%
% of Total
35,8%
26,4%
62,3%
28
25
53
52,8%
47,2%
100,0%
100,0%
100,0%
100,0%
52,8%
47,2%
100,0%
Count tidak
Count % within genetik
Total
124
% within Status_Hipertensi % of Total
Chi-Square Tests Value Pearson Chi-Square Continuity Correction Likelihood Ratio
Asymp. Sig. (2-
Exact Sig. (2-
Exact Sig. (1-
sided)
sided)
sided)
a
1
,374
,366
1
,545
,791
1
,374
,790 b
df
Fisher's Exact Test
,409
Linear-by-Linear Association
,775
N of Valid Cases
1
,379
53
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9,43. b. Computed only for a 2x2 table
umur_ibu * Status_Hipertensi Crosstab Status_Hipertensi Hipertensi Count <45
umur_ibu
Total
Skripsi
Normal
11
19
30
% within umur_ibu
36,7%
63,3%
100,0%
% within Status_Hipertensi
39,3%
76,0%
56,6%
% of Total
20,8%
35,8%
56,6%
17
6
23
% within umur_ibu
73,9%
26,1%
100,0%
% within Status_Hipertensi
60,7%
24,0%
43,4%
% of Total
32,1%
11,3%
43,4%
28
25
53
52,8%
47,2%
100,0%
Count ≥45
Total
Count % within umur_ibu
NOVI DWI IRA SURYANI ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
,273
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
% within Status_Hipertensi % of Total
125
100,0%
100,0%
100,0%
52,8%
47,2%
100,0%
Chi-Square Tests Value Pearson Chi-Square Continuity Correction Likelihood Ratio
Asymp. Sig. (2-
Exact Sig. (2-
Exact Sig. (1-
sided)
sided)
sided)
a
1
,007
5,830
1
,016
7,472
1
,006
7,248 b
Df
Fisher's Exact Test
,012
Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
7,111
1
,007
,008
53
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 10,85. b. Computed only for a 2x2 table
Tingkat_Bising * Status_Hipertensi Crosstab Status_Hipertensi Hipertensi Count Bising Tinggi
Tingkat_Bising
10
33
% within Tingkat_Bising
69,7%
30,3%
100,0%
% within Status_Hipertensi
82,1%
40,0%
62,3%
% of Total
43,4%
18,9%
62,3%
5
15
20
% within Tingkat_Bising
25,0%
75,0%
100,0%
% within Status_Hipertensi
17,9%
60,0%
37,7%
9,4%
28,3%
37,7%
28
25
53
52,8%
47,2%
100,0%
100,0%
100,0%
100,0%
52,8%
47,2%
100,0%
% of Total Count % within Tingkat_Bising
Total
Normal
23
Count Bising Rendah
Total
% within Status_Hipertensi % of Total Chi-Square Tests Value
Pearson Chi-Square Continuity Correction Likelihood Ratio
Skripsi
Asymp. Sig. (2-
Exact Sig. (2-
Exact Sig. (1-
sided)
sided)
sided)
a
1
,002
8,270
1
,004
10,325
1
,001
9,983 b
df
NOVI DWI IRA SURYANI ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
126
Fisher's Exact Test
,002
Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
9,795
1
,002
,002
53
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9,43. b. Computed only for a 2x2 table
Tingkat_getaran * Status_Hipertensi Crosstab Status_Hipertensi Hipertensi Count getaran tinggi
tingkat_getaran
7
19
% within tingkat_getaran
63,2%
36,8%
100,0%
% within Status_Hipertensi
42,9%
28,0%
35,8%
% of Total
22,6%
13,2%
35,8%
16
18
34
% within tingkat_getaran
47,1%
52,9%
100,0%
% within Status_Hipertensi
57,1%
72,0%
64,2%
% of Total
30,2%
34,0%
64,2%
28
25
53
52,8%
47,2%
100,0%
100,0%
100,0%
100,0%
52,8%
47,2%
100,0%
Count % within tingkat_getaran
Total
Normal
12
Count getaran rendah
Total
% within Status_Hipertensi % of Total Chi-Square Tests Value
Pearson Chi-Square Continuity Correction Likelihood Ratio
Asymp. Sig. (2-
Exact Sig. (2-
Exact Sig. (1-
sided)
sided)
sided)
a
1
,260
,704
1
,401
1,279
1
,258
1,268 b
df
Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
,390 1,244
1
,265
53
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8,96. b. Computed only for a 2x2 table
Skripsi
NOVI DWI IRA SURYANI ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
,201
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
127
3. ANALISIS MULTIVARIAT Multiple Binary Logistic Regression
Logistic Regression Notes Output Created
07-JUL-2015 11:50:21
Comments E:\UNAIR\FKM\semester
Data
Input
8\Skripsi\kuisioner 1.sav
Active Dataset
DataSet1
Filter
<none>
Weight
<none>
Split File
<none>
N of Rows in Working Data
53
File Missing Value Handling
User-defined missing values are treated
Definition of Missing
as missing LOGISTIC REGRESSION VARIABLES Status_Hipertensi /METHOD=BSTEP(LR) umur_ibu Tingkat_Bising /CONTRAST (umur_ibu)=Indicator
Syntax
/CONTRAST (Tingkat_Bising)=Indicator /ORIGIN /PRINT=CI(95) /CRITERIA=PIN(0.05) POUT(0.10) ITERATE(20) CUT(0.5).
Resources
Processor Time
00:00:00,06
Elapsed Time
00:00:00,06
Case Processing Summary Unweighted Cases
a
N Included in Analysis
Selected Cases
Missing Cases Total
Unselected Cases Total
Percent 53
100,0
0
,0
53
100,0
0
,0
53
100,0
a. If weight is in effect, see classification table for the total number of cases.
Skripsi
NOVI DWI IRA SURYANI ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
128
Dependent Variable Encoding Original Value
Internal Value
Hipertensi
0
Normal
1 Categorical Variables Codings Frequency
Parameter coding (1)
Tingkat_Bising umur_ibu
Bising Tinggi
33
1,000
Bising Rendah
20
,000
<45
30
1,000
≥45
23
,000
Block 0: Beginning Block Classification Table
a,b,c
Observed
Predicted Status_Hipertensi Hipertensi
Step 0
Status_Hipertensi
Percentage Correct
Normal
Hipertensi
0
28
,0
Normal
0
25
100,0
Overall Percentage
47,2
a. No terms in the model. b. Initial Log-likelihood Function: -2 Log Likelihood = 73,474 c. The cut value is ,500 Variables not in the Equation Score
Step 0
Variables
df
Sig.
umur_ibu(1)
2,133
1
,144
Tingkat_Bising(1)
5,121
1
,024
15,290
2
,000
Overall Statistics
Block 1: Method = Backward Stepwise (Likelihood Ratio) Omnibus Tests of Model Coefficients Chi-square
Step 1
Skripsi
df
Sig.
Step
17,031
2
,000
Block
17,031
2
,000
Model
17,031
2
,000
NOVI DWI IRA SURYANI ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
129
Model Summary Step
-2 Log likelihood
Cox &
Nagelkerke R
Snell R
Square
Square 1
56,442
a
,275
,366
a. Estimation terminated at iteration number 4 because parameter estimates changed by less than ,001. Classification Table
a
Observed
Predicted Status_Hipertensi
Percentage
Hipertensi Norma
Correct
l Hipert Status_Hipertensi
Step 1
23
5
82,1
10
15
60,0
ensi Norm al
Overall Percentage
71,7
a. The cut value is ,500 Variables in the Equation B
S.E.
Wald
df
Sig.
Exp(B) 95% C.I.for EXP(B) Lower
Step 1
a
umur_ibu(1) Tingkat_Bising(1)
1,758
,587
-1,896
Upper
8,964
1
,003
5,800
1,835
18,330
,578 10,763
1
,001
,150
,048
,466
a. Variable(s) entered on step 1: umur_ibu, Tingkat_Bising.
Model if Term Removed Variable
Step 1
Skripsi
Model Log
Change in -2 Log
Likelihood
Likelihood
df
Sig. of the Change
umur_ibu
-34,105
11,769
1
,001
Tingkat_Bising
-35,657
14,872
1
,000
NOVI DWI IRA SURYANI ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
130
LAMPIRAN 10 DOKUMENTASI 1. PENGUKURAN KEBISINGAN DAN GETARAN
Pengukuran Kebisingan
Pengukuran Getaran
Pengukuran Kebisingan
Skripsi
NOVI DWI IRA SURYANI ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
131
2. WAWANCARA
Penandatanganan Informed Consent
Pengukuran Berat Badan
3. ALAT UKUR BISING DAN GETARAN
Vibration Meter dan SLM
Skripsi
NOVI DWI IRA SURYANI ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA