ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
SKRIPSI TINDAK TUTUR ILOKUSI REPRESENTATIF DALAM KOMIK SERATOES PLOES ASPIRASI KARYA HARYADHI: SEBUAH KAJIAN PRAGMATIK
Oleh
Zulfira Hildana Rakhmah NIM 120911084
PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 201 20133
1 Skripsi
TINDAK TUTUR ILOKUSI REPRESENTATIFDALAM KOMIKSERATOES PLOES ASPIRASI KARYAHARYADHI: SEBUAH KAJIAN PRAGMATIK
Zulfira Hildana Rakhmah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
2
SKRIPSI
TINDAK TUTUR ILOKUSI REPRESENTATIF DALAM KOMIK SERATOES PLOES ASPIRASI KARYA HARYADHI: SEBUAH KAJIAN PRAGMATIK
Oleh
Zulfira Hildana Rakhmah NIM 120911084
PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 201 20133
Skripsi
TINDAK TUTUR ILOKUSI REPRESENTATIFDALAM KOMIKSERATOES PLOES ASPIRASI KARYAHARYADHI: SEBUAH KAJIAN PRAGMATIK
Zulfira Hildana Rakhmah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
3
TINDAK TUTUR ILOKUSI REPRESENTATIF DALAM KOMIK SERATOES PLOES ASPIRASI KARYA HARYADHI: SEBUAH KAJIAN PRAGMATIK
SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada Program Studi/Program Studi Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga
Oleh
Zulfira Hildana Rakhmah NIM 120911084
PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 201 20133
Skripsi
TINDAK TUTUR ILOKUSI REPRESENTATIFDALAM KOMIKSERATOES PLOES ASPIRASI KARYAHARYADHI: SEBUAH KAJIAN PRAGMATIK
Zulfira Hildana Rakhmah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
4
SKRIPSI INI TELAH DISETUJUI TANGGAL 03 SEPTEMBER 2013
Oleh Pembimbing Skripsi
Drs. Tubiyono, M.Si NIP 195803081986011001
Mengetahui Ketua Departemen Sastra Indonesia
Dra.Dwi Handayani,M.Hum. NIP 196702161992032001
PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 201 20133
Skripsi
TINDAK TUTUR ILOKUSI REPRESENTATIFDALAM KOMIKSERATOES PLOES ASPIRASI KARYAHARYADHI: SEBUAH KAJIAN PRAGMATIK
Zulfira Hildana Rakhmah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
5
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan komisi penguji pada tanggal 10 September 2013
KOMISI PENGUJI SKRIPSI
SArtiti,, M.Hum. Ketua : Dra. Ni Wayan SArtiti NIP 196702161992032001
Anggota : Drs. Tubiyono, M.Si NIP 195803081986011001
Anggota : Drs.H.Eddy Sugiri,M.Hum. NIP 195508051985021001
Skripsi
TINDAK TUTUR ILOKUSI REPRESENTATIFDALAM KOMIKSERATOES PLOES ASPIRASI KARYAHARYADHI: SEBUAH KAJIAN PRAGMATIK
Zulfira Hildana Rakhmah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
6
"Lekas bangun dari tidur berkepanjangan, menyatakan mimpimu. Cuci muka biar terlihat segar, merapikan wajahmu. Masih ada cara menjadi besar, untuk muda dan tua mu. Mencoba menjadi indonesia" (Efek Rumah Kaca, Menjadi Indonesia)
Untuk Bapak dan Ibu Terimakasih telah bertanggung jawab atas penghidupan yang layak
Skripsi
TINDAK TUTUR ILOKUSI REPRESENTATIFDALAM KOMIKSERATOES PLOES ASPIRASI KARYAHARYADHI: SEBUAH KAJIAN PRAGMATIK
Zulfira Hildana Rakhmah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
7
Untuk Haryadhi Gee Sumbangsih anda sangat mengispirasi..
Skripsi
TINDAK TUTUR ILOKUSI REPRESENTATIFDALAM KOMIKSERATOES PLOES ASPIRASI KARYAHARYADHI: SEBUAH KAJIAN PRAGMATIK
Zulfira Hildana Rakhmah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
8
KATA PENGANTAR Puji syukur untuk alam semesta atas energi positif yang mampu penulis terima sehingga mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul "Tindak Tutur Ilokusi Representatif dalam Komik Seratoes Ploes Aspirasi Karya Haryadhi: Sebuah Kajian Pragmatik" sebagai syarat memperoleh gelar sarjana humaniora pada Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga Surabaya. Penelitian yang menggunakan gambar disajikan dengan tuturan sebagai objek, membahas mengenai tindak tutur ilokusi representatif. Deskripsi tindak tutur ilokusi representatif yang ada dalam Seratoes Ploes Aspirasi karya Haryadhi, menggambarkan gejala sosial yang sedang berkembang di masyarakat melalui ragam tindak tutur pada kelas sosial yang beragam. Serta menjadi gambaran tindak tutur yang dipengaruhi perbedaan latar belakang sosial dari penutur dan lawan tutur. Dalam proses penelitian ini, penulis juga menemui berbagai kesulitan, namun berkat bantuan, dorongan, serta doa dari berbagai pihak, akhirnya penulis dapat menyelesaikan penelitian ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang tidak terhingga kepada: 1. Drs. Aribowo, M.S, selaku Dekan Fskultas Ilmu Budaya 2. Dra. Dwi Handayani, M.Hum., selaku Ketua Departemen Studi Sastra Indonesia. 3. Drs. Tubiyono, M.Si, selaku dosen pembimbing skripsi. 4. Berlian, Annura, Adhiwidi, dan Tuan Zaki yang selalu menyuplai semangat
Skripsi
TINDAK TUTUR ILOKUSI REPRESENTATIFDALAM KOMIKSERATOES PLOES ASPIRASI KARYAHARYADHI: SEBUAH KAJIAN PRAGMATIK
Zulfira Hildana Rakhmah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
9
positifnya. 5. Para karib Jihane, Arista, Andi, Endara, Perdana, Bidin dan Webi, pendewasaan butuh proses karena kita belum tau apa selanjutnya. 6. Teman-teman seperjuangan Angga Yayuk, Alfan, Deas, Mia, Mahasty, Hakim, Otik, Sigit, bahwa tiada canda yang sia-sia untuk diskusi pengalaman sehari-hari. 7. Keluarga besar Sasindo 2009, Teater Gapus, Sahabat Ginyu, Tim Dramaturgi VII, NFC Surabaya dan kru Blackbird, Kak Afi dan Kak Ninil, terimakasih atas pembelajaran yang cermat. 8. Terakhir tapi spesial: Finsa E. Saputra dan Purnama dibalik huruf R, kalian adalah berkah. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak jauh dari kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun. Semoga skripsi ini bermanfaat khususnya bagi peneliti dan umumnya bagi pembaca.
Surabaya, 03 September 2013
Zulfira Hildana Rakhmah
NIM 120911084
Skripsi
TINDAK TUTUR ILOKUSI REPRESENTATIFDALAM KOMIKSERATOES PLOES ASPIRASI KARYAHARYADHI: SEBUAH KAJIAN PRAGMATIK
Zulfira Hildana Rakhmah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
10
PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa: 1. Karya tulis ini adalah karya tulis saya asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar akademik sarjana, baik di Universitas Airlangga maupun di perguruan tinggi lain. 2. Karya tulis ini murni hasil gagasan, penelitian, dan tulisan saya sendiri tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan dosen pembimbing. 3. Karya tulis ini bukan karya jiplakan dan di dalamnya tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka. 4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila nanti di kemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah diperoleh karena karya tulis ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma yang berlaku di perguruan tinggi ini.
Surabaya, 03 September 2013 Yang membuat pernyataan,
Zulfira Hildana Rakhmah
NIM 120911084
Skripsi
TINDAK TUTUR ILOKUSI REPRESENTATIFDALAM KOMIKSERATOES PLOES ASPIRASI KARYAHARYADHI: SEBUAH KAJIAN PRAGMATIK
Zulfira Hildana Rakhmah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
11
ABSTRAK Penelitian ini berjudul "Tindak Tutur Ilokusi Representatif dalam Komik Seratoes Ploes Aspirasi Karya Haryadhi: Sebuah Kajian Pragmatik" bertujuan mendeskripsikan wujud tindak tutur ilokusi representatif yang terdapat dalam tuturan yang disajikan pada gambar komik Seratoes Ploes Aspirasi karya Haryadhi. Deskripsi tindak tutur ilokusi representatif yang ada dalam Seratoes Ploes Aspirasi karya Haryadhi, menggambarkan gejala sosial yang sedang berkembang di masyarakat melalui ragam tindak tutur pada kelas sosial yang beragam. Serta menjadi gambaran tindak tutur yang dipengaruhi perbedaan latar belakang sosial dari penutur dan lawan tutur. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pragmatik. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kulalitatif berdasar informasi data serta analisis kontekstual. Hasil penelitian menemukan wujud tindak tutur ilokusi representatif diantaranya: menyatakan, menuntut, mengakui, melaporkan, menunjukan, menyebutkan, memberi kesaksian. Terdapat dua pola ilokusi yang diterima dan tidak diterima oleh petutur dari penutur. Penerimaan atau penolakan ditentukan oleh ketimpangan posisi sosial dan latar belakang penutur (n) dan petutur (t). Kata-kata kunci: tindak tutur ilokusi representatif dan implikatur.
Skripsi
TINDAK TUTUR ILOKUSI REPRESENTATIFDALAM KOMIKSERATOES PLOES ASPIRASI KARYAHARYADHI: SEBUAH KAJIAN PRAGMATIK
Zulfira Hildana Rakhmah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
12
DAFTAR ISI
Sampul Depan.........................................................................................................i Sampul Dalam........................................................................................................ii Prasyarat Gelar.......................................................................................................iii Persetujuan Pembimbing Skripsi...........................................................................iv Pengesahan Dewan Penguji Skripsi........................................................................v Halaman Kutipan...................................................................................................vi Halaman Persembahan..........................................................................................vii KATA PENGANTAR...........................................................................................viii PERNYATAAN......................................................................................................x ABSTRAK.............................................................................................................xi HALAMAN DAFTAR ISI....................................................................................xii BAB I PENDAHULUAN...................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang Masalah....................................................................................1 1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................4 1.3 Tujuan Penelitian...............................................................................................4 1.4 Manfaat Penelitian.............................................................................................5 1.4.1 Manfaat Teoritis..............................................................................................5 1.4.2 Manfaat praktis...............................................................................................5 1.5 Tinjauan Pustaka................................................................................................5 1.6 Landasan Teori...................................................................................................7 1.6.1 Pengertian Pragmatik......................................................................................7 1.6.1.1 Tindak Tutur.................................................................................................8 1.6.1.2 Tindak Tutur Ilokusi.....................................................................................9 1.6.1.3 Tindak Tutur Ilokusi Representaif..............................................................10 1.7 Metode Penelitian.............................................................................................12 1.7.1 Sumber Data..................................................................................................12 1.7.2 Metode Pengumpulan Data...........................................................................12 1.7.3 Metode Analisis Data....................................................................................13 1.7.4 Metode Pemaparan Hasil Analisis Data........................................................13 1.8 Operasional Konsep.........................................................................................14 1.9 Sistematika Penyajian......................................................................................14 BAB II GAMBARAN DAN OBJEK PENELITIAN............................................16 2.1 Pengertian Komik.............................................................................................16 2.1.1 Sejarah Komik Indonesia..............................................................................18 2.2 Komik Seratoes Ploes Aspirasi........................................................................21 2.3 Penggunaan Bahasa Dalam Komik Seratoes Ploes Aspirasi...........................23 2.4 Biografi Haryadhi.............................................................................................24
Skripsi
TINDAK TUTUR ILOKUSI REPRESENTATIFDALAM KOMIKSERATOES PLOES ASPIRASI KARYAHARYADHI: SEBUAH KAJIAN PRAGMATIK
Zulfira Hildana Rakhmah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
13
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................27 3.1 Tindak Tutur Ilokusi Representatif dalam Komik Seratoes Ploes Aspirasi Karya Haryadi................................................................................................27 3.1.1 Tindak Tutur Ilokusi Menyatakan.................................................................27 3.1.2 Tindak Tutur IlokusiMenuntut...................................................................38 3.1.3 Tindak Tutur Ilokusi Mengakui....................................................................42 3.1.4 Tindak Tutur IlokusiMelaporkan..................................................................47 3.1.5 Tindak Tutur Ilokusi Menunjukkan..............................................................51 3.1.6 Tindak Tutur Ilokusi Menyebutkan..............................................................55 3.1.7 Tindak Tutur Ilokusi Memberi Kesaksian....................................................59 3.1.8 Tindak Tutur Ilokusi Berspekulasi...............................................................65 BAB IV PENUTUP...............................................................................................72 4.1 Simpulan..........................................................................................................72 4.2 Saran................................................................................................................72 DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................74 LAMPIRAN...........................................................................................................75
Skripsi
TINDAK TUTUR ILOKUSI REPRESENTATIFDALAM KOMIKSERATOES PLOES ASPIRASI KARYAHARYADHI: SEBUAH KAJIAN PRAGMATIK
Zulfira Hildana Rakhmah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
14
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini banyak ragam penggunaan media yang berfungsi sebagai wahana penyalur aspirasi dari masyarakat. Berkomunikasi adalah kebutuhan manusia yang pada hakikatnya selalu bergantung pada lingkungan dan manusia sebagai lawan tutur. Tindak tutur adalah alat berkomunikasi yang merupakan bagian erat dari pragmatik. Pragmatik membahas makna tutur yang terikat dengan konteks, Wijana (1996:1)
mengatakan
pragmatik
merupakan
cabang
ilmu bahasa
yang
mempelajari struktur bahasa secara eksternal, yakni bagaimana kesatuan bahasa itu digunakan dalam komunikasi. Leech (1993: 5-6) pragmatik mempelajari maksud ujaran yaitu untuk apa ujaran itu dilakukan: menanyakan apa yang seseorang maksud dengan suatu tindak tutur dan mengaitkan makna dengan siapa berbicara pada siapa, dimana, bilamana, bagaimana. Tindak tutur merupakan entitas yang bersifat sentral di dalam pragmatik dan merupakan dasar bagi analisis topik-topik lain di bidang ini: pranggapan, perikrutan, implikatur percakapan, prinsip kerjasama, dan prinsip kesantunan. Chaer (2010: 27) menyimpulkan bahwa tindak tutur merupakan tuturan dari seseorang yang bersifat psikologis dan yang dilihat dari makna tindakan dalam tuturannya itu. Serangkaian tindak tutur akan membentuk suatu peristiwa tutur (speech event). Lalu, tindak tutur dan peristiwa tutur ini menjadi dua gejala yang
Skripsi
TINDAK TUTUR ILOKUSI REPRESENTATIFDALAM KOMIKSERATOES PLOES ASPIRASI KARYAHARYADHI: SEBUAH KAJIAN PRAGMATIK
Zulfira Hildana Rakhmah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
15
terdapat pada satu proses, yakni komunikasi. Jadi, tindak tutur adalah kegiatan seseorang dalam berbahasa pada lawan tutur dalam rangka mengkomunikasikan sesuatu. Apa makna yang dikomunikasikan tidak hanya dapat dipahami berdasarkan penggunaan bahasa dalam bertutur tersebut tetapi juga ditentukan oleh aspek-aspek komunikasi secara komprehensif, termasuk aspek-aspek situasional komunikasi. Austin (Rustono, 1999: 37) menjelaskan mengenai tindak tutur ilokusi, yaitu tindak tutur yang mengandung maksud dan fungsi atau daya tuturan. Pertanyaan yang diajukan berkenaan dengan tindak ilokusi adalah “untuk apa ujaran itu dilakukan” dan sudah bukan lagi dalam tataran “apa makna tuturan itu?”. Rohmadi (2004: 31) mengungkapkan bahwa tindak ilokusi adalah tindak tutur yang berfungsi untuk mengatakan atau menginformasikan sesuatu dan dipergunakan untuk melakukan sesuatu, disebut juga the act of doing something. Teori Austin mendapat kritik dari Searle muridnya sendiri. Menurut Searle teori yang diajukan Austin terdapat hal yang membingungkan antara verba dan tindakan, terlalu banyak tumpang tindih dalam teori, terlalu banyak heterogenitas dalam kategori dan yang paling penting adalah tidak adanya prinsip klasifikasi yang konsisten. Selanjutnya Searle mengklasifikasi tindak tutur menjadi lima kelompok berdasar fungsi, yaitu representatif, direktif, komisif, ekspresif, dan deklaratif (Rustono, 1999: 39). Seperti yang diungkap Kreidler (1998: 183) bahwa pada tindak tutur representatif (disebut juga asertif) para penutur dan penulis memakai bahasa untuk menyatakan bahwa mereka mengetahui atau mempercayai sesuatu. Bahasa asertif berkaitan dengan fakta. Tujuannya adalah memberikan
Skripsi
TINDAK TUTUR ILOKUSI REPRESENTATIFDALAM KOMIKSERATOES PLOES ASPIRASI KARYAHARYADHI: SEBUAH KAJIAN PRAGMATIK
Zulfira Hildana Rakhmah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
16
informasi. Tindak tutur ini berkaitan dengan pengetahuan, data, apa yang ada atau diadakan, atau telah terjadi atau tidak terjadi. Dengan demikian, tindak tutur
asertif bisa benar bisa salah dan biasanya dapat diverifikasi atau disalahkan. Beberapa waktu ini terbit komik Seratoes Ploes Aspirasi, karya Haryadhi. Haryadhi sendiri adalah alumni Studi Jurnalistik Universitas Budi Luhur tahun 2008. Ini adalah komik perdananya yang dibukukan oleh Koloni (komik lokal Indonesia) yang merupakan anak perusahaan PT. Gramedia (m&c!) tahun 2013. Komik Seratoes Ploes Aspirasi ini memiliki maksud sebagai wadah aspirasi bagi pembaca. Cara penyampaian informasi dan kritikan yang digunakan dalam komik ini sangatlah lugas dengan ragam bahasa lisan sehingga mudah dipahami dan mampu mencakup seluruh lapisan masyarakat. Unsur-unsur suprasegmental juga mampu ditangkap secara jelas sehingga menimbulkan ketertarikan pembaca. Hal menarik lainnya, komik ini dibuat berdasar aspirasi (gagasan) yang dikirim pada komikus. Itu berarti pula bahwa tema-tema cerita yang dibuat komik berdasar realita yang dialami kemudian ditulis oleh para aspirator. Dari aspirasi inilah gambar komik dihasilkan oleh Haryadhi, baik sesuai aspirasi maupun dianalogikan. Pengungkapan aspirasi dalam komik Seratoes Ploes Aspirasi, karya Haryadhi memanfaatkan ilokusi representatif. Penggunaan ilokusi representatif digunakan pada tindak komunikasi yang argumentatif, dimana perlu menyampaikan opini secara padat, ringkas, dan emosional. Bentuk aspirasi yang gramatikal membutuhkan implikasi yang dihasilkan ilokusi representatif agar pesan atau opini dapat diungkapkan dan dimengerti. Sementara itu ragam bahasa dalam
Skripsi
TINDAK TUTUR ILOKUSI REPRESENTATIFDALAM KOMIKSERATOES PLOES ASPIRASI KARYAHARYADHI: SEBUAH KAJIAN PRAGMATIK
Zulfira Hildana Rakhmah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
17
komik yang digunakan cenderung bahasa lisan, dimana tidak memerlukan adanya unsur gramatikal. Sebagai gantinya, ragam bahasa lisan terdapat unsur-unsur suprasegmental bahasa seperti: penekanan bunyi atau intonasi, adanya gerakan tubuh, dan ekspresi wajah yang mendukung. Unsur-unsur tersebut mampu disajikan serta ditangkap pada sebuah refleksi gambar komik. Pada komik terdapat kolom kata yang merupakan tuturan tokoh, tuturan tokoh inilah bagian dari ragam bahasa lisan yang ditulis yang akan menjadi kajian penelitian dengan menggunakan teori tindak tutur ilokusi representatif. Selanjutnya dari deskripsi tindak tutur ilokusi representatif yang ada dalam
Seratoes Ploes Aspirasi karya Haryadhi, akan menggambarkan gejala sosial yang sedang berkembang di masyarakat melalui ragam tindak tutur pada kelas sosial yang beragam. Serta menjadi gambaran tindak tutur yang dipengaruhi perbedaan latar belakang sosial dari penutur dan lawan tutur. Topik penelitian ini menarik untuk diteliti dengan menggunakan kajian tindak tutur ilokusi representatif yang akan ditemukan jenis-jenis dari wujud pelaksanaan ilokusi representatif dalam komik Seratoes Ploes Aspirasi, karya Haryadhi.
1.2 Rumusan Masalah Berdasar pemaparan latar belakang yang telah disebutkan, maka permasalahan yang diangkat adalah bagaimana wujud tindak tutur ilokusi representatif dalam komik Seratoes Ploes Aspirasi karya Haryadhi?
1.3 Tujuan Penelitian
Skripsi
TINDAK TUTUR ILOKUSI REPRESENTATIFDALAM KOMIKSERATOES PLOES ASPIRASI KARYAHARYADHI: SEBUAH KAJIAN PRAGMATIK
Zulfira Hildana Rakhmah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
18
Secara umum tulisan ini bertujuan untuk meneliti tindak tutur ilokusi dalam komik Seratoes Ploes Aspirasi karya Haryadhi. Sedangkan tujuan penelitian yang berkaitan dengan rumusan masalah adalah: mendeskripsikan wujud tindak tutur ilokusi representatif Seratoes Ploes Aspirasi karya Haryadhi.
1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoretis Hasil penelitian ini memiliki manfaat teoritis berupa penyediaan data baru atau informasi baru yang relevan dengan perkembangan umum bahasa (linguistik). Selain itu, penelitian ini dapat dijadikan referensi ilmiah yang terkait dengan masalah tindak tutur (speech act). 1.4.2 Manfaat Praktis Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh lembaga atau instansi pemerintahan dan swasta agar mampu menjadi renungan sehingga terwujud solusi guna menghadapi problematika yang ada terkait dengan objek kajian yang diulas. Tidak menutup kemungkinan dapat dimanfaatkan oleh perseorangan yang berminat untuk mengamati masalah-masalah kehidupan sehari-hari yang disampaikan dalam bentuk komik.
1.5 Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka memuat tentang topik kajian sebelumnya yang relevan dan berguna pada penelitian yang akan dilakukan. Tujuannya mengembangkan pemahaman keseluruhan mengenai penelitian yang pernah dilakukan:
Skripsi
TINDAK TUTUR ILOKUSI REPRESENTATIFDALAM KOMIKSERATOES PLOES ASPIRASI KARYAHARYADHI: SEBUAH KAJIAN PRAGMATIK
Zulfira Hildana Rakhmah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
19
Miftakhul Jannah (2011) dalam skripsi yang berjudul Tindak Tutur Ilokusi
Representatif dalam Komik Lagak Jakarta Edisi Koleksi Karya Benny & Mice bertujuan mendeskripsikan penggunaan tindak tutur ilokusi representatif dan fungsi ilokusi. Penelitian ini menggunakan teori Searle yang terdiri dari lima jenis: Asertif, direktif, komisif, ekspresif, dan deklaratif. Hasil dari penelitian ini meliputi tindak tutur representatif: menyatakan, melaporkan, mengakui, menyebutkan, menunjukkan, sebagai memberi kesaksian, dan menuntut.
Terdapat dua edisi koleksi karya Benny & Mice yang digunakan
sebagai objek, lalu diambil 16 sampling gambar yang gunakan untuk dideskripsikan. Sementara itu, fungsi-fungsi yang ditemukan antara lain: fungsi ilokusi
bekerjasama
menyatakan,
bekerjasama
melaporkan,
bekerjasama
mengkritik, menyenangkan mengajak, menyenangkan menawarkan, dan fungsi kompetitif meminta, sedangkan fungsi ilokusi bertentangan tidak ditemukan dalam komik Lagak Jakarta edisi 1&2 karta Benny & Mice. Diyanti Rosdiyana (2011) dalam skripsi yang berjudul Bentuk-Bentuk dan
Fungsi-Fungsi Tindak Tutur Ilokusi Ekspresif pada Karikatur "Clekit" Halaman Opini Surat Kabar Jawa Pos. Teori yang digunakan adalah milik Searle yang berisi Asertif, direktif, komisif, ekspresif, dan deklaratif. Objek yang digunakan sekitar kurun waktu bulan Januari 2011-Maret 2011 hingga mengambil sampling sebanyak 14 data gambar untuk dideskripsikan. Tindak tutur ilokusi ekspresif yang ditemukan terdiri dari mengkritik, mengeluh, mengucapkan selamat, menyalahkan, dan memuji. Namun, tidak tidak ditemukan tindak tutur ilokusi ekspresif mengucapkan terima kasih dan
Skripsi
TINDAK TUTUR ILOKUSI REPRESENTATIFDALAM KOMIKSERATOES PLOES ASPIRASI KARYAHARYADHI: SEBUAH KAJIAN PRAGMATIK
Zulfira Hildana Rakhmah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
20
memaafkan. Sementara fungsi-fungsi yang dijabarkan antara lain: fungsi ilokusi konvival mengucapkan selamat, fungsi ilokusi konvival memuji, fungsi ilokusi konvival menawarkan, fungsi ilokusi kolaboratif mengkritik, fungsi ilokusi kolaboratif mengumumkan, fungsi kolaboratif menyatakan, fungsi ilokusi kompetitif menyalahkan. Fungsi konfliktif tidak ditemukan pada karikatur halaman "clekit" halaman opini surat kabar Jawa Pos edisi Januari 2011-Maret 2011. Berdasar penelitian-penelitian tindak tutur ilokusi yang telah dilakukan, topik menarik untuk dikaji adalah tindak tutur ilokusi representatif pada objek kajian komik. Oleh karena itu, penelitian ini mengambil bahasan wujud tindak tutur ilokusi representatif dalam komik Seratoes Ploes Aspirasi karya Haryadhi. Persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian yang sebelumnya adalah sama-sama mengkaji tentang tindak tutur, namun menggunakan objek yang berbeda. Penelitian ini dimaksudkan guna melengkapi penelitian yang sebelumnya.
1.6 Landasan Teori 1.6.1 Pengertian Pragmatik Pragmatik adalah cabang ilmu bahasa yang mempelajari struktur bahasa eksternal, yakni bagaimana satuan kebahasaan itu digunakan dalam komunikasi (Wijana, 1996:1). Pada tahun 1938 Charless Morris mengenalkan pragmatik sebagai cabang dari Semiotik: sintaksis, semantik, dan pragmatik. Jadi, pragmatik sendiri adalah ilmu yang mempelajari penggunaan bahasa dengan konteks tuturan.
Skripsi
TINDAK TUTUR ILOKUSI REPRESENTATIFDALAM KOMIKSERATOES PLOES ASPIRASI KARYAHARYADHI: SEBUAH KAJIAN PRAGMATIK
Zulfira Hildana Rakhmah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
21
Thomas (1995:2) mendefinisikan pragmatik dengan menggunakan sudut pandang sosial dan sudut pandang kognitif. Dengan sudut pandang sosial, Thomas menghubungkan pragmatik dengan makna pembicara (speaker meaning); dan kedua, dengan menggunakan sudut pandang kognitif, pragmatik dihubungkan dengan interpretasi tuturan (utterance interpretation). Selanjutnya Thomas (1995: 22) dengan mengandaikan bahwa pemaknaan merupakan proses dinamis yang melibatkan negosiasi antara pembicara dan pendengar serta antara konteks ujaran (fisik, sosial, dan linguistik) dan makna potensial yang mungkin dari sebuah ujaran, mendefinisikan pragmatik sebagai bidang yang mengkaji makan dalam interaksi. Leech (1993: 5-6) pragmatik mempelajari maksud ujaran yaitu untuk apa ujaran itu dilakukan: menanyakan apa yang seseorang maksudkan dengan suatu tindak tutur dan mengaitkan makna dengan siapa berbicara pada siapa, dimana, bilamana, bagaimana. Tindak tutur merupakan entitas yang bersifat sentral di dalam pragmatik dan merupakan dasar bagi analisis topik-topik lain di bidang ini: peranggapan, perekrutan, implikatur percakapan, prinsip kerjasama, dan prinsip kesantunan. 1.6.1.1 Tindak Tutur Tindak tutur adalah kegiatan seseorang dalam berbahasa pada lawan tutur dalam rangka mengkomunikasikan sesuatu. Apa makna yang dikomunikasikan tidak hanya dapat dipahami berdasarkan penggunaan bahasa dalam bertutur tersebut tetapi juga ditentukan oleh aspek-aspek komunikasi secara komprehensif, termasuk aspek-aspek situasional komunikasi. Secara pragmatis setidak-tidaknya ada tiga jenis tindakan yang dapat diwujudkan oleh seorang penutur, yakni tindak
Skripsi
TINDAK TUTUR ILOKUSI REPRESENTATIFDALAM KOMIKSERATOES PLOES ASPIRASI KARYAHARYADHI: SEBUAH KAJIAN PRAGMATIK
Zulfira Hildana Rakhmah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
22
lokusi
(locutionary
act),
tindak
ilokusi
(ilocutionary
act),
perlokusi
(perlocutionary act) (Searle dalam Wijana, 1996:17). Chaer (2010: 27) menyimpulkan bahwa tindak tutur merupakan tuturan dari seseorang yang bersifat psikologis dan yang dilihat dari makna tindakan dalam tuturannya itu. Serangkaian tindak tutur akan membentuk suatu peristiwa tutur (speech event). Lalu, tindak tutur dan peristiwa tutur ini menjadi dua gejala yang terdapat pada satu proses, yakni komunikasi. Dalam tindak tutur selalu terdapat makna tersirat (implied meaning) atau implikatur. Implikatur adalah makna atau pesan yang tersirat dalam ungkapan lisan dan atau wacana tulis. Kata lain implikatur adalah ungkapan secara tidak langsung yakni makna ungkapan tidak tercermin dalam kosa kata secara literal (Ihsan, 2011:93). Pemahaman terhadap tindak tutur dalam pembicaraan implikatur juga sangat bergantung pada situasi dan kondisi saat tutur tersebut berlangsung. Jika suatu ucapan mempunyai makna dibalik sesuatu yang dikatakan, maka ucapan tersebut mempunyai implikatur. 1.6.1.2 Tindak Tutur Ilokusi Searle (dalam Rohmadi 2004: 30) mengatakan yakni tindak lokusi
(locutionary act), tindak ilokusi (illocutionary act), dan tindak tutur perlokusi (perlocutionary act). Hal ini senada dengan pendapat Austin yang juga membagi jenis tindak tutur menjadi lokusi, ilokusi, dan perlokusi. Fokus penggunaan teori dalam penelitian ini menggunakan teori tindak tutur ilokusi. Austin (Rustono, 1999: 37) ilokusi adalah tindak melakukan sesuatu Ilokusi merupakan tindak tutur yang mengandung maksud dan fungsi atau daya tuturan. Pertanyaan yang diajukan berkenaan dengan tindak ilokusi adalah “untuk apa ujaran itu dilakukan”
Skripsi
TINDAK TUTUR ILOKUSI REPRESENTATIFDALAM KOMIKSERATOES PLOES ASPIRASI KARYAHARYADHI: SEBUAH KAJIAN PRAGMATIK
Zulfira Hildana Rakhmah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
23
dan sudah bukan lagi dalam tataran “apa makna tuturan itu?”. Rohmadi (2004: 31) mengungkapkan bahwa tindak ilokusi adalah tindak tutur yang berfungsi untuk mengatakan atau menginformasikan sesuatu dan dipergunakan untuk melakukan sesuatu, disebut juga the act of doing something. Contoh tindak tutur ilokusi adalah “udara panas”. Tuturan ini mengandung maksud bahwa si penutur meminta agar pintu atau jendela segera dibuka, atau meminta kepada mitra tutur untuk menghidupkan kipas angin. Jadi jelas bahwa tuturan itu mengandung maksud tertentu yang ditujukan kepada mitra tutur. Contoh lain, kalimat “Suseno sedang sakit”. Jika kalimat ini dituturkan kepada mitra tutur yang sedang menyalakan televisi dengan volume yang sangat tinggi, berarti tuturan ini tidak hanya dimaksudkan untuk memberikan informasi, tetapi juga menyuruh agar mengecilkan volume atau bahkan mematikan televisi. Teori Austin mendapat kritik dari Searle muridnya sendiri. Menurut Searle teori yang diajukan Austin terdapat hal yang membingungkan antara verba dan tindakan, terlalu banyak tumpang tindih dalam teori, terlalu banyak heterogenitas dalam kategori dan yang paling penting adalah tidak adanya prinsip klasifikasi yang konsisten. Selanjutnya Searle mengklasifikasi tindak tutur berdasar fungsi menjadi lima kelompok, yaitu representatif, direktif, komisif, ekspresif, dan deklaratif (Rustono, 1999: 39). 1.6.1.3 Tindak Tutur Ilokusi Representatif Tindak tutur ilokusi representatif adalah tindak tutur yang mengingat penuturannya kepada kebenaran atas apa yang dituturkannya (Rustono, 1999:39). Tuturan menyatakan, melaporkan, menunjukkan, menyebutkan, menuntut,
Skripsi
TINDAK TUTUR ILOKUSI REPRESENTATIFDALAM KOMIKSERATOES PLOES ASPIRASI KARYAHARYADHI: SEBUAH KAJIAN PRAGMATIK
Zulfira Hildana Rakhmah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
24
mengakui, memberi kesaksian, berspekulasi, merupakan wujud tindak tutur representatif. Penjelasan dari tiap wujud tersebut antara lain: A. Tindak tutur menyatakan cenderung bersifat subyektif karena penutur bermaksud mengemukakan informasi berdasarkan pengertiannya terhadap informasi tersebut pada lawan tutur. B. Tindak tutur menuntut yang dituturkan penutur cenderung bersifat memaksa dan harus dituruti oleh petutur atau lawan tutur. C. Tindak tutur mengakui yang dituturkan penutur adalah bentuk pengakuan yang merupakan pandangan personal. Sifatnya tidak akurat karena terdapat asumsi pribadi. D. Tindak tutur menuntut yang dituturkan penutur bersifat reportase, penyampaian informasi terkesan subyektif menurut anggapan pribadi. E. Tindak tutur menunjukkan yang dituturkan penutur bersifat memberikan bukti pada petutur, biasanya pada kondisi ini penutur tidak memperoleh kepercayaan dari petutur sehingga perlu menunjukkan bukti. F. Tindak tutur menyebutkan yang dituturkan penutur bersifat seenaknya. Penutur menyebutkan beberapa poin pokok agar petutur satu persatu komponen poin yang disebutkan, cenderung memaksa petutur di saat yang bersamaan menerima serta memahami informasi tanpa penjelasan yang menyeluruh. G. Tindak tutur memberi kesaksian yang dituturkan penutur bersifat sebagai penegas informasi sehingga menutup peluang bagi petutur untuk bersikap kritis. H. Tindak tutur berspekulasi yang dituturkan penutur bersifat tidak sahih sehingga berpotensi tidak sesuai fakta.
Skripsi
TINDAK TUTUR ILOKUSI REPRESENTATIFDALAM KOMIKSERATOES PLOES ASPIRASI KARYAHARYADHI: SEBUAH KAJIAN PRAGMATIK
Zulfira Hildana Rakhmah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
25
1.7 Metode Penelitian Metode penelitian bahasa menyangkut cara kerja dalam rangka memerikan bahasa. Pemerian bahasa dimaksud tidak hanya terbatas pada memaparkan apa dan bagaimana bahasa, tetapi juga memaparkan mengapa dan kapan bahasa digunakan (Sudaryanto, 1992:7). Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif karena mampu memberi gambaran mengenai individu, keadaan bahasa, gejala tau kelompok tertentu. Ciri utama metode ini tidak mempertimbangkan benar salahnya penggunaan bahasa penutur tetapi penggunaan bahasa tersebut sesuai dengan keadaan. Arikunto (2002:197) mengatakan penelitian deskriptif meliputi metode pengumpulan data dan analisisnya, sesuai dengan cara linguistik dalam menangani bahasa. 1.7.1 Sumber Data Data penelitian diperoleh dari komik Seratoes Ploes Aspirasi karya Haryadhi yang diterbitkan oleh PT. Gramedia (m&c!) pada tahun 2013. Terdapat 131 halaman dan 131 judul, setiap halaman memuat satu judul cerita. Tema-tema yang diangkat sangat heterogen, antara lain: sosial, budaya, politik, lingkungan, multimedia, karir, infrastruktur, pendidikan, kriminal, birokrasi, dan lain-lain. 1.7.2 Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik simak (membaca) dan teknik catat. Teknik simak digunakan pada komik
Seratoes Ploes Aspirasi karya Haryadhi untuk menyeleksi tema heterogen yang
Skripsi
TINDAK TUTUR ILOKUSI REPRESENTATIFDALAM KOMIKSERATOES PLOES ASPIRASI KARYAHARYADHI: SEBUAH KAJIAN PRAGMATIK
Zulfira Hildana Rakhmah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
26
terdiri dari: sosial, budaya, politik, lingkungan, multimedia, karir, infrastruktur, pendidikan, kriminal, birokrasi, dan lain-lain. Sedangkan teknik catat berguna mengklasifikasi data-data yang dibutuhkan. Teknik catat sendiri diterapkan sesuai dengan rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu bagaimana wujud tindak tutur ilokusi representatif dalam komik Seratoes Ploes Aspirasi karya Haryadhi. Karena tema bersifat heterogen, maka pengambilan korpus data dilakukan secara menyeluruh sesuai dengan jenis tema yang digunakan. Berdasar data yang telah diidentifikasi akan dideskripsikan sesuai dengan kualitas informasi yang digunakan dalam komik Seratoes Ploes Aspirasi karya Haryadhi. 1.7.3 Metode Analisis Data Korpus data yang telah diseleksi kemudian dianalisa berdasar wujud tindak tutur ilokusi representatif, analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif kualitatif berdasar informasi data. Serta analisis kontekstual, yaitu menghubungkan teks komik dengan konteks nonlingualnya karena makna secara pragmatik ditemukan oleh hal-hal yang ekstralingual bergantung pada konteks (Subroto, 1992: 55). Analisis dimaksudkan guna memperoleh gambaran wujud tindak tutur ilokusi representatif. Data yang telah melalui proses transkripsi kemudian mengalami proses analisa, guna memperoleh jawaban mengenai wujud tindak tutur ilokusi representatif pada data penelitian yaitu komik Seratoes Ploes
Aspirasi karya Haryadhi. 1.7.4 Metode Pemaparan Hasil analisis Data Pada tahap ini, Pemaparan hasil analisis menggunakan metode informal
Skripsi
TINDAK TUTUR ILOKUSI REPRESENTATIFDALAM KOMIKSERATOES PLOES ASPIRASI KARYAHARYADHI: SEBUAH KAJIAN PRAGMATIK
Zulfira Hildana Rakhmah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
27
dengan rumusan naratif. Data yang dikelompokkan kemudian diolah dan disajikan dengan menggolongkan berdasar kajian dan analisis masing-masing.
1.8 Operasional Konsep Guna memfokuskan serta menghindari kesalahpahaman dalam menafsirkan atau menginterpretasi hasil penelitian, maka istilah yang perlu diberi penjelasan sebagai berikut: 1. Deskripsi tindak tutur ilokusi representatif antara lain: tuturan menyatakan, menuntut, mengakui, melaporkan, menunjukkan, menyebutkan, memberi kesaksian, dan berspekulasi. 2. Komik Seratoes Ploes Aspirasi karaya Haryadhi terbitan PT. Gramedia (m&c!) tahun 2013 ini memiliki maksud sebagai wadah aspirasi bagi pembaca. Kartunis yang mulai dikenal melalui komik satirnya di fanpage
facebook yang berjudul Kostum (komik situasi untuk umum) ini memutuskan untuk membukukan gambar-gambarnya dengan dibantu para pembaca di fanpages nya sebagai aspirator yang kemudian dituangkan dalam bentuk komik . Para aspirator diberi kesempatan menjadi tokoh utama yang dikarikaturkan di dalam komik strip tersebut. Penerapan tindak tutur pada data penelitian menjadi fokus penelitian dan bentuk karikatur atau kartun dari penokohan digunakan sebagai penunjang unsur suprasegmental penelitian.
1.9 Sistematika Penyajian
Skripsi
TINDAK TUTUR ILOKUSI REPRESENTATIFDALAM KOMIKSERATOES PLOES ASPIRASI KARYAHARYADHI: SEBUAH KAJIAN PRAGMATIK
Zulfira Hildana Rakhmah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
28
Penyajian dalam penelitian ini tersusun dari beberapa pokok bahasan yang terdiri dari empat bab. Bab I memuat pendahuluan: meliputi latar belakang masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, metode penelitian, operasional konsep, dan sistematika penyajian. Bab II memuat gambaran objek penelitian: meliputi pengertian komik, deskripsi mengenai komik Seratoes Ploes Aspirasi, penggunaan bahasa komik
Seratoes Ploes Aspirasi, dan biografi Haryadhi komikus Seratoes Ploes Aspirasi yang menjadi objek. Bab III memuat hasil dan pembahasan dari deskripsi tindak tutur ilokusi representatif dalam komik Seratoes Ploes Aspirasi karya Haryadhi, yang dianalisis berdasar rumusan masalah. Bab IV penutup: meliputi simpulan dan saran yang dianjurkan pada pembaca atau peneliti yang akan menindaklanjuti penelitian dengan topik yang sama. Penelitian ini juga dilengkapi dengan daftar pustaka dan lampiran data.
Skripsi
TINDAK TUTUR ILOKUSI REPRESENTATIFDALAM KOMIKSERATOES PLOES ASPIRASI KARYAHARYADHI: SEBUAH KAJIAN PRAGMATIK
Zulfira Hildana Rakhmah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
BAB II GAMBARAN DAN OBJEK PENELITIAN
2.1 Pengertian Komik Kata komik sebenarnya berasal dari bahasa Inggris “comic” yang berarti segala sesuatu yang lucu serta bersifat menghibur. Pada awalnya, sebutan komik ditujukan untuk serangkaian gambar yang berurutan dan memiliki keterkaitan antara gambar yang satu dengan lainnya, terkadang dibantu dengan tulisan yang berfungsi untuk memperkuat gagasan yang ingin disampaikan. Secara bahasa, komik yang berasal dari bahasa Yunani adalah cerita bergambar berbentuk dua dimensi yang bercerita bermacam-macam bahkan hal yang dianggap mustahil untuk terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Marcel Bonneff (2008) Komik adalah salah satu produk akhir dari hasrat manusia untuk menceritakan pengalamannya, yang dituang dalam gambar dan tanda, mengarah kepada suatu pemikiran dan perenungan. Pertama kali muncul, cerita komik bertema superhero namun sekarang komik telah berkembang pesat dengan berbagai macam pilihan tema. Panel-panel yang digunakan tidak lagi kaku, sedangkan tulisan yang pada awalnya berfungsi sebagai pendukung gambar kini telah berperan lebih bahkan berkedudukan setara dengan gambar. Gagasan dan gambar menjadi kompleks dengan banyaknya simbol yang harus dipahami lebih dahulu oleh para pembaca. Komik saat ini tidak hanya mengisi imajinasi saja, bisa pula menceritakan sejarah, perekonomian, keadaan masyarakat, sosial budaya, dan mampu menunjukkan keadaan geografis
30 Skripsi
TINDAK TUTUR ILOKUSI REPRESENTATIFDALAM KOMIKSERATOES PLOES ASPIRASI KARYAHARYADHI: SEBUAH KAJIAN PRAGMATIK
Zulfira Hildana Rakhmah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
31
suatu daerah. Sebagai contoh komik Samurai Deeper Kyo, meski fiksi namun karena adanya unsur sejarah maka mampu menunjukkan keadaan Jepang setelah perang Sekigahara. Komik Tin-Tin yang berkisah tentang kehidupan seorang reporter yang selalu melakukan perjalanan sehingga mampu menunjukkan keadaan geografi berbagai tempat-tempat yang menarik Keberadaan komik tidak lagi dipandang sebelah mata dalam dunia industri, di Amerika komik disebut sebagai Sequential Art dan di Perancis komik diperhitungkan sebagai seni ke-sembilan. Kedudukan komik memegang peranan penting di mata masyarakat. Marcel Bonneff (2008), mengkaitkan komik dengan berbagai konteks sosial, ekonomi dan politik pada masa-masa yang berbeda karena dia berkesimpulan bahwa mengkaji komik akan memberi gambaran mengenai mentalitas suatu bangsa. Dilihat dari perkembangan sosial, ekonomi dan politik yang selalu berubah, dan juga definisi komik dari zaman ke zaman yang selalu berbeda, dapat disimpulkan bahwa definisi komik pun mengikuti perkembangan zaman tersebut. Teknologi sangat memengaruhi perkembangan komik. Saat ini ada media baru dalam sebuah komik, dimana komik tidak harus lagi dicetak pada kertas. Karya Marco Patrito memunculkan suatu novel grafis CD-Rom yang berjudul
Shinka pada taun 1995. Scott McCloud pun mengatakan bahwa bagaimanapun kita berusaha untuk memahami dunia komik disekitar kita, sebagian dari dunia tersebut akan selalu berada dalam bayangan sebuah misteri, usaha kita mendefinisikan komik merupakan proses yang terus berlanjut dan tidak akan berhenti dalam waktu dekat ini karena generasi baru akan menolak apapun
Skripsi
TINDAK TUTUR ILOKUSI REPRESENTATIFDALAM KOMIKSERATOES PLOES ASPIRASI KARYAHARYADHI: SEBUAH KAJIAN PRAGMATIK
Zulfira Hildana Rakhmah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
32
hasilnya kemudian akan mencoba sekali lagi untuk mendefinisikan komik, dan memang seharusnya begitu. 2.1.1 Sejarah Komik Indonesia Cerita bergambar atau komik pertama kali terbit di Indonesia sejalan dengan munculnya media masa berbahasa Melayu Cina dimasa pendudukan Belanda. Cergam Put On karya Kho Wan Gie tahun 1930 diharian Sin Po, bercerita tentang sosok gendut beremata sipit yang memihak rakyat kecil dan menceritakan Indonesia sebagai tanah kelahirannya. Ko Put On adalah komik strip pertama di Indonesia, seperti umumnya komik strip pada saat ini, berisi cerita tentang kehidupan sehari-hari, Put On juga menceritakan kondisi yang tengah terjadi pada masyarakat Jakarta di masa itu. Karena latar belakang pembuatnya keturunan Tionghoa, maka topik dalam komik strip yang dibuatnya itu pun terkadang menyangkut masalah-masalah yang dihadapi orang-orang keturunan Tionghoa saat itu. Marcel Bonneff, peneliti sejarah dan perkembangan komik Indonesia, menempatkan titik awal sejarah pertumbuhan komik Indonesia ialah pada awal Perang Dunia Pertama, yaitu dengan dipublikasikannya cerita bergambar yang bercorak realistis di Harian Ratoe Timoer, Solo pada tahun 1939, yang berjudul
Mentjari Poetri Hijaoe, karya Nasroen A. S. Di Indonesia cikal bakal komik banyak dipengaruhi oleh agama Budha, Hindu dan Islam. Indikasi ditemukannya gua Leang-Leng Sulawesi Selatan, temuan ini berupa gambar babi hutan juga candi-candi sekitar abad ke 18 juga
Skripsi
TINDAK TUTUR ILOKUSI REPRESENTATIFDALAM KOMIKSERATOES PLOES ASPIRASI KARYAHARYADHI: SEBUAH KAJIAN PRAGMATIK
Zulfira Hildana Rakhmah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
33
didapati gambar-gambar kuno diatas kertas dengan tinta berwarna, gambar menyerupai komik karena disertai keterangan teks beraksara Arab dalam Bahasa Jawa yang dipakai dalam penyebaran agama Islam. Di Bali, komik dibuat diatas daun lontar, bercerita tentang Ramayana dalam aksara Bali berbahasa Jawa Kuno bertema Dampati Lelagon atau Darma Lelagon. Di candi- candi Borobudur dan Prambanan terdapat relief yang menceritakan kehidupan spiritual dan kebudayaan pada abad pertengahan, juga dikenal dalam cerita wayang beber dan wayang kulit yang menjadi kesenian masyarakat Jawa menjadi referensi timbulnya komik Indonesia. Langkah-langkah awal kelahiran komik Indonesia ini dilanjutkan oleh komikus-komikus lain, yang antara lain: B. Margono, yang membuat komik Roro Mendut dan dipublikasikan di Harian Sinar
Matahari Jogjakarta, pada masa pendudukan Jepang – 1942. Setelah Indonesia merdeka – 19 Desember 1948, Harian Kedaulatan Rakyat, Yogyakarta, memuat komik Kisah Pendudukan Jogja, karya salah seorang pionir komik Indonesia, Abdulsalam. Menurut temuan Arswendo Atmowiloto, berdasar pada katalog atau kartu yang sesuai dengan iklan dalam Minggu Pagi, bahwa Kisah Pendudukan
Jogja ini pernah dibukukan, dan beredar pada 19 Desember 1952, yang berarti merupakan buku komik pertama yang terbit di Indonesia. Dan ini bisa dijadikan koreksi atas catatan Marcel Bonneff yang mengatakan bahwa komik Indonesia yang pertama dibukukan adalah Sri Asih, yang beredar pada sekitar 1953 atau 1954, karya R. A. Kosasih. Pada masa pendudukan Jepang 1942 muncul cerita legenda Roro Mendut Gambaran B. Margono, di harian Sinar Matahari Jogjakarta. Setelah Indonesia
Skripsi
TINDAK TUTUR ILOKUSI REPRESENTATIFDALAM KOMIKSERATOES PLOES ASPIRASI KARYAHARYADHI: SEBUAH KAJIAN PRAGMATIK
Zulfira Hildana Rakhmah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
34
merdeka harian Kedaulatan Rakyat memuat komik Pangeran Diponegoro dan
Joko Tingkir dan pada tahun 1948 cerita kisah kependudukan Jepang oleh Abdul Salam. Cerita yang bertemakan petualangan dan kisah- kisah kepahlawanan yang diangkat dari cerita rakyat sehubungan dengan situasi politik pada masa itu, buku komik jenis ini banyak muncul pada tahun 1952, misalnya Sri Asih (1952) karya R.A Kosasih, Kapten Jani, Panglima Najan karya Tino Sidin, Mala pahlawan
rimba karya Tjip Tupai (1957) . Masa keemasan dan kebangkitan kedua komik Indonesia (1980) ditandai banyaknya ragam dan judul komik yang diterbitkan pada masa itu. Ragam komik yang disukai pada periode ini, yakni komik roman remaja yang bertemakan roman kehidupan kota. Beberapa komikus yang dominan adalah Budijanto, Zaldy, Sim dan Mintaraga. Karya Jan Mintaraga yang cukup populer adalah Sebuah Noda
Hitam. Ganes TH spesialis dalam jenis komik petualangan pendekar ahli silat, karya- karya lainnya Serial Si Buta dari Gua Hantu, Siluman serigala Putih, Tuan
Tanah Kedaung, Si Djampang, Panji tengkorak dengan Hans Jaladara, Godam karya Wid NS dan Gundala karya Hasmi. Semakin beragamnya jenis hiburan, turut mengurangi kegairahan dunia komik Indonesia. Disamping itu, komik-komik asing banyak diterjemahkan dalam bahasa Indonesia dan akhirnya menggeser popularitas komik Indonesia. Masalah kualitas profesionalisme, promosi, dan distribusi, sering kali menjadi pokok perdebatan ketika mendiskusikan masalah tersebut. Penciptaan komik-komik Indonesia saat ini seakan- akan didorong dan dipengaruhi oleh hadirnya
Skripsi
TINDAK TUTUR ILOKUSI REPRESENTATIFDALAM KOMIKSERATOES PLOES ASPIRASI KARYAHARYADHI: SEBUAH KAJIAN PRAGMATIK
Zulfira Hildana Rakhmah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
35
komik-komik asing. Mengenai pengaruh Jepang yang mewarnai komikus Indonesia, itu hal yang wajar karena Amerika pun terpengaruh oleh negara Jepang, jadi poin yang paling mendasar disini adalah bagaimana cara mengasah kreativitas para komikus agar mampu menjaga eksistensi mereka di dunia 2.2 Komik Seratoes Ploes Aspirasi Pada tahun 2013, PT. Gramedia (m&c!) yang memiliki anak perusahaan bernama koloni (komik lokal Indonesia) menerbitkan komik Seratoes Ploes
Aspirasi karya Haryadhi. Ini merupakan komik perdana karya Haryadhi yang dibukukan, sebelumnya dia aktif berkarya pada media digital facebook yang diberi nama KOSTUM (Komik Strip Umum). Komik Seratoes Ploes Aspirasi ini masih merupakan komik situasi umum yang tergolong dalam komik strip. Komik strip merupakan penggalan gambar ilustrasi yang disusun sedemikian rupa menjadi sebuah alur pendek yang biasanya langsung tamat. Komik strip ini banyak berisi humor-humor lucu, kata-kata nonbaku, jelas padat dan padat serta didukung dengan ilustrasi gambar sehingga pembaca mudah mengerti maksud yang ingin disampaikan oleh penulis. Komik Strip (komik potongan) ini adalah sarana berekspresi reaksi dari kekecewaan terhadap kinerja pemerintah, berisi pula kritikan sosial atas fenomena-fenomena yang sering terjadi di lingkungan sekitar. Keinginan Haryadhi menerbitkan buku komik yang memiliki konsep unik dan interaktif yang tidak hanya sekedar asal, mampu dituangkan dalam komik
Seratoes Ploes Aspirasi ini yang berisi seratus tiga puluh satu judul komik strip dengan seluruh ide cerita yang diperoleh dari aspirasi yang sebelumnya diumumkan melalui facebook resmi dari kostum dan milik pribadi komikus. Ide
Skripsi
TINDAK TUTUR ILOKUSI REPRESENTATIFDALAM KOMIKSERATOES PLOES ASPIRASI KARYAHARYADHI: SEBUAH KAJIAN PRAGMATIK
Zulfira Hildana Rakhmah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
36
ini mendapat sambutan baik bagi para penggemarnya, Haryadhi mengungkapkan "dengan konsep penyaluran aspirasi cukup bermanfaat untuk perkembangan kebebasan beraspirasi negeri ini." Keunikan komik ini adalah penokohan dari tiap judul disesuaikan dengan foto yang dikirim para pengisi aspirasi. Ciri khusus dari konten komik karya Haryadhi ini terdapat pada kolom kata yang berbentuk kotak yang masih jarang ditemui pada komik-komik buatan komikus lainnya, serta terdapat empat panel yang tersusun dua di atas dan dua di bawah agar terlihat rapi. Sementara tema sengaja tidak dikelompokkan agar memberi kesan sureprise pada pembaca. Proses penggarapan menghabiskan waktu selama tiga tahun sebab proses pengumpulan aspirasi dan penyortiran melalui email tergolong tidak mudah, menurut Haryadhi, membuat cerita yang komedikal berdasar aspirasi orang lain dan kemudian mengkarikaturkan orang tersebut bukanlah hal yang singkat karena butuh detail agar mampu menghasilkan gambar semirip mungkin. Aspirator yang terkumpul banyak tersebar dan terdiri dari kota-kota yang ada di Indonesia. Ide-ide yang disuguhkan juga mampu mewakili beberapa bidang yang memang patut diberi perhatian lebih lanjut, diantaranya sosial budaya, politik, lingkungan, teknologi, karir, infrastruktur, dan pendidikan. Haryadhi merupakan komikus digital, dimana dalam proses kreatif penggarapan komik Seratoes Ploes Aspirasi ini menggunakan media pen table, sejenis mouse komputer yang berbentuk seperti balpoin yang fungsinya sama dengan pensil yang biasa digunakan untuk menggambar hanya saja dengan media yang berbeda. Pemilihan media ini diperhitungkan lebih mempermudah proses
Skripsi
TINDAK TUTUR ILOKUSI REPRESENTATIFDALAM KOMIKSERATOES PLOES ASPIRASI KARYAHARYADHI: SEBUAH KAJIAN PRAGMATIK
Zulfira Hildana Rakhmah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
37
dibanding penggunaan pensil biasa. Saat ini sudah 5.000 eksemplar komik
Seratoes Ploes Aspirasi yang diterbitkan, harapan Haryadhi dengan adanya komik ini agar masyarakat akan terbiasa dan menghargai kebebasan beraspirasi di tengah era yang sedikit-sedikit menuntut dan sedikit-sedikit pencemaran nama baik. komik Seratoes Ploes Aspirasi karya Haryadhi ini akan diterbikan jilid 2 dan masih dalam proses penggarapan.
2.3 Penggunaan Bahasa dalam Komik Seratoes Ploes Aspirasi Berdasar penggunaan media sebagai penghasil bahasa, ragam bahasa dibedakan menjadi bahasa lisan dan bahasa tulis. Ragam bahasa dalam komik
Seratoes Ploes Aspirasi yang digunakan cenderung bahasa lisan yang dituliskan, dimana tidak memerlukan adanya unsur gramatikal. Sebagai gantinya, ragam bahasa lisan terdapat unsur-unsur suprasegmental bahasa seperti: penekanan bunyi atau intonasi, adanya gerakan tubuh, dan ekspresi wajah yang mendukung. Unsur-unsur tersebut mampu disajikan serta ditangkap pada sebuah refleksi gambar komik. Bahasa apapun memiliki kaidah dan fungsi yang kompleks. Fungsi-fungsi tersebut antara lain memberitahu, mengungkapkan, menjelaskan, menjawab, bertanya, menyindir, mengeluh, marah, dan sebagainya. Bahasa dalam komik
Seratoes Ploes Aspirasi ini tidak lepas dari kaidah-kaidah tersebut, sebab komik sendiri memiliki fungsi berkomunikasi terhadap semua lapisan masyarakat pembaca. Penggunaan bahasa lisan dalam komik pada hakikatnya bermaksud untuk menjalin komunikasi antar seniman, sedangkan apresiatornya adalah para
Skripsi
TINDAK TUTUR ILOKUSI REPRESENTATIFDALAM KOMIKSERATOES PLOES ASPIRASI KARYAHARYADHI: SEBUAH KAJIAN PRAGMATIK
Zulfira Hildana Rakhmah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
38
pembaca komik. Aspek-aspek kebahasaan yang dimanfaatkan dalam wacana komik Seratoes
Ploes Aspirasi ini adalah dalam bentuk fonologi, kata, frasa, kalimat, dan wacana. Bila dilihat dari segi keterpaduan antara aspek kebahasaan yang dimanfaatkan, tema, unsur lingual, dan gambar sudah memperlihatkan adanya koherensi antara tema, unsur lingual yang mendukung, dan image. Sementara huruf yang dipakai merupakan huruf kapital yang memang hampir seluruh komik menggunakannya dengan tujuan agar pembaca mampu lebih jelas saat membaca komik dan tidak tumpang tindih dengan gambar. Ikon yang disajikan melalui gambar sudah menyatu dan berkaitan satu sama lain dan mampu mencerminkan kesatuan makna yang saling mendukung.
2.4 Biografi Haryadhi Koloni (komik lokal Indonesia) yang merupakan anak perusahaan PT. Gramedia (m&c!) menerbitkan komik pertama dari Haryadhi yang dibukukan pada tahun 2013 yang diberi judul Seratoes Ploes Aspirasi. Pria kelahiran Jakarta, 15 Mei 1986 merupakan alumni tahun 2008 di Universitas Budi Luhur studi Jurnalistik, mengawali karir sebagai penyiar sekaligus reporter radio online di BerisikRadio.com . Dilain sisi, Haryadhi juga berminat dalam dunia menggambar meski sering dibilang seperti anak kecil, Haryadhi menegaskan "dalam berkarir, saya mengibaratkan seperti tanah liat masyarakat yang memicu pembuktian diri." Setelah lulus kuliah, Haryadhi memilih berkarir di bidang industri kreatif sejak kesuksesannya meraih juara 1 lomba desain T-shirt "Preshunk" di tahun
Skripsi
TINDAK TUTUR ILOKUSI REPRESENTATIFDALAM KOMIKSERATOES PLOES ASPIRASI KARYAHARYADHI: SEBUAH KAJIAN PRAGMATIK
Zulfira Hildana Rakhmah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
39
2008. Setelah itu, beliau sempat bekerja untuk desain sebuah label T-shirt di Jakarta dan sebagai kreatif desainer untuk buku sebuah produk MLM (Multi Level
Marketing). Dari sini lah beliau mulai belajar mengenai teamwork dan sistematis kerja. Masih di tahun yang sama (2008) Haryadhi meraih Juara 1 lomba desain
cover album Siaga Bencana dan Juara 2 desain cover majalah Trax. Selain itu, kiprahnya di dunia desain juga mampu meraih enam kali juara desain T-shirt yang diadakan oleh Gantibaju.com dengan model desain vignet. Pada tahun 2009 Haryadhi barulah memulai menggambar komik strip pada media jejaring sosial facebook yang diberi nama KOSTUM (komik strip untuk umum). Ide cerita yang bergaya komedi serta memuat pesan moral dengan kesan satir ini mampu mengundang 25.000 lebih penyuka yang menjadikan Haryadhi semakin dikenal oleh masyarakat. Dari proses inilah ide menerbitkan komik
Seratoes Ploes Aspirasi yang memiliki konsep unik dan lain daripada yang sudah ada dan diterbitkan pada tahun 2013. Dalam tiga tahun proses penggarapan, pada tahun 2011 Haryadhi memenangkan Juara 1 lomba kartun Poskota yang diadakan oleh harian media Poskota, serta Juara 2 lomba video ucapan ulang tahun Trans
TV ke-9. Menurutnya, menggambar merupakan terapi stres pribadi terhadap segala hal yang menjadi unek-unek di kepala, terlebih dengan fenomena yang sedang terjadi di masyarakat "saya suka stres sendiri kalo sedang kepikiran satu hal terus ga gambar. Karena susah merangkai kata, maka saya menyalurkannya dengan gambar itu tadi yah ibaratnya curhat." Akhir tahun 2012- awal 2013 Haryadhi yang mengaku secara otodidak mempelajari animasi, berhasil membawa karya
Skripsi
TINDAK TUTUR ILOKUSI REPRESENTATIFDALAM KOMIKSERATOES PLOES ASPIRASI KARYAHARYADHI: SEBUAH KAJIAN PRAGMATIK
Zulfira Hildana Rakhmah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
40
animasi yang berjudul Binekon bersama seorang rekannya Oktodia Mardoko masuk dalam nominasi 21short film yang diadakan pihak bioskop 21cineplex dan diputar pada Maret 2013 lalu. Animasi Binekon ini didedikasikan untuk anak-anak di seluruh dunia sebagai regenerasi penerus bangsa dengan penokohan representatif kultur Indonesia. Saat ini Haryadhi masih terus berkarya dan beraspirasi melalui KOSTUM, animasi Binekon dan sedang dalam penggarapan
Seratoes Ploes Aspirasi Jilid 2.
Skripsi
TINDAK TUTUR ILOKUSI REPRESENTATIFDALAM KOMIKSERATOES PLOES ASPIRASI KARYAHARYADHI: SEBUAH KAJIAN PRAGMATIK
Zulfira Hildana Rakhmah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada Bab ini pembahasan hasil penelitian tindak tutur ilokusi representatif dalam komik Seratoes Ploes Aspirasi karya Haryadhi. Pembahasan sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian meliputi jenis tindak tutur ilokusi representatif dalam komik Seratoes Ploes Aspirasi karya Haryadhi.
3.1 Tindak Tutur Ilokusi Representatif dalam Komik Seratoes Ploes Aspirasi Karya Haryadhi Tindak tutur ilokusi representatif adalah tindak tutur yang mengingat penuturannya kepada kebenaran atas apa yang dituturkannya (Rustono, 1999:39). Tuturan menyatakan, melaporkan, menunjukkan, menyebutkan, menuntut, mengakui, memberi kesaksian, berspekulasi, merupakan wujud tindak tutur representatif. Data yang ditemukan dalam komik Seratoes Ploes Aspirasi karya Haryadhi meliputi tindak tutur ilokusi representatif antara lain tuturan menyatakan, menuntut,
mengakui,
melaporkan,
menunjukkan,
menyebutkan,
memberi
kesaksian, dan berspekulasi. 3.1.1 Tindak Tutur Ilokusi Representattif Menyatakan Tindak tutur menyatakan merupakan tindak tutur ilokusi representatif, tindak tutur menyatakan cenderung bersifat subyektif karena penutur bermaksud mengemukakan informasi berdasarkan pengertiannya terhadap informasi tersebut pada lawan tutur. Berikut adalah hasil pembahasan tindak tutur ilokusi
41 Skripsi
TINDAK TUTUR ILOKUSI REPRESENTATIFDALAM KOMIKSERATOES PLOES ASPIRASI KARYAHARYADHI: SEBUAH KAJIAN PRAGMATIK
Zulfira Hildana Rakhmah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
42
representatif menyatakan dalam komik seratoes ploes aspirasi:
(1) Judul gambar "Primitif" Ilmuwan : "Kami para ilmuwan profesional tidak disejahterakan di negeri ini, di luar negeri kami sangat dibutuhkan." (n) Pemuda : "Hei tunggu jangan pergi!! Gimana nasib Indonesia jika semua orang cerdas tidak ada lagi!!!" (t) Implikatur: n menyatakan agar (t memaklumi kepergian n). Tindak tutur (n) terhadap (t) memiliki konteks peristiwa ketika (n) akan beranjak pergi ke luar negeri. Penutur adalah para ilmuwan, sementara (t) adalah pemuda yang mewakili masyarakat Indonesia yang merasa penting dengan keberadaan teknokrat, berlarian melambaikan tangan dengan maksud menahan kepergian (n). Tuturan peristiwa terjadi di bandara terlihat saat penutur yaitu para ilmuwan yang membawa koper yang kemudian berada duduk di sebelah jendela di dalam pesawat. Implikatur (n) menyatakan bahwa di luar negeri lebih baik dari Indonesia pada (t). Implikasi pada penuturan penutur adalah menyatakan pada petutur bahwa keberadaan mereka di Indonesia kurang dibutuhkan hingga tidak memperoleh kesejahteraan hidup. Sementara di luar negeri justru sebaliknya sehingga mereka memilih untuk hengkang. Konteks tuturan (n) tersebut adalah keadaan yang dialami oleh para ilmuwan negeri ini, dimana pengadaan riset para ilmuwan tidak memperoleh dukungan dari pemerintah. Sementara implikasi tuturan (n) "di luar negeri
Skripsi
kami
sangat
dibutuhkan"
adalah
pernyataan
TINDAK TUTUR ILOKUSI REPRESENTATIFDALAM KOMIKSERATOES PLOES ASPIRASI KARYAHARYADHI: SEBUAH KAJIAN PRAGMATIK
yang
berusaha
Zulfira Hildana Rakhmah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
43
menginformasikan pada (t) bahwa keadaan yang jauh lebih baik mampu diperoleh di luar negeri. Konteks ini terkait pada kesejahteraan baik secara materi maupun kepuasan terhadap berharganya keberadaan mereka, hal ini sempat terjadi pada mantan presiden RI bapak BJ. Habibie yang lebih memilih menetap di Jerman karena hasil kerjanya lebih diberdayakan. Secara tersirat, seluruh tuturan (n) berusaha mengkritik masyarakat dan pemerintahan akan pentingnya pemanfaatan profesi ilmuwan demi perkembangan yang lebih maju pada negeri ini, sejalan dengan maksud tuturan (t) yang merupakan kekhawatiran pribadi atas hal yang akan terjadi dikemudian saat seluruh orang pandai memilih untuk pergi. Tuturan "Kami para ilmuwan profesional tidak disejahterakan di negeri ini, di luar negeri kami sangat dibutuhkan" merupakan wujud tindak tutur ilokusi representatif menyatakan. Penutur berusaha menyatakan kekecewaan terhadap kurangnya dukungan pemberdayaan mereka dan menginformasikan keadaan yang jauh lebih menguntungkan di luar negeri sehingga memilih tindakan hengkang. Tuturan (n) yang lugas mampu menggambarkan kelas sosial yang berpendidikan, dimana terdapat fakta yang informatif hingga menghasilkan keputusan hengkang agar memperoleh pemakluman (t). Sementara tuturan (t) menggambarkan pkelas sosial yang juga berpendidikan karena kekhawatiran yang dirasakan adalh bentuk kesadaran terhadap perkembangan selanjutnya yang akan terjadi. Tindak tutur ilokusi representatif juga terlihat pada pembahasan gambar di bawah ini
(2) Judul gambar "Internet" Para murid
Skripsi
: "Nggak asik! Kami udah kecanduan Facebook, YM, Twitter,
TINDAK TUTUR ILOKUSI REPRESENTATIFDALAM KOMIKSERATOES PLOES ASPIRASI KARYAHARYADHI: SEBUAH KAJIAN PRAGMATIK
Zulfira Hildana Rakhmah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
44
Youtube, dan game!" (n) Guru
: Hah???!! (t)
Implikatur: n menyatakan agar (t memahami n) Tindak tutur (n) terhadap (t) memiliki konteks peristiwa saat berlangsungnya kegiatan belajar di laboratorium komputer. Penutur (n) merupakan para murid SD yang sedang mendapat penjelasan dari guru komputer (t) perihal kegunaan media internet. Ditengah penjelasan, (n) justru mengamuk sambil merusak fasilitas dan menyatakan kebosanan atas penjelasan (t) yang akhirnya tidak bisa berbuat apa-apa karena dikeroyok. Implikatur (n) terhadap (t) menyatakan ketidaktertarikan terhadap penjelasan (t). Implikasi penuturan pada penutur adalah menyatakan ketidaktertarikannya terhadap penjelasan informasi yang disampaikan oleh (t) dengan ungkapan "nggak asik!" yang dilanjut pernyataan mengenai kecanduan jejaring sosial. Pernyataan (n) menggambarkan bahwa kecanduan jejaring sosial bagi mereka adalah suatu keasikan tersendiri dikalangannya dibanding harus mengikuti hal yang disampaikan oleh guru yang berposisi sebagai petutur. Konteks yang terdapat dalam tindak tutur tersebut adalah dampak dari penggunaan internet jenis jejaring sosial yang populer dikalangan pelajar atau remaja, tindakan anarki yang digambarkan merupakan cerminan tindakan agresif yang menjadi contoh kongkrit keburukan jejaring sosial. Karena pada praktiknya, kecanduan yang dituturkan (n) menimbulkan sikap apatis terhadap sekitar dan minimnya interaksi sosial sehingga berakibat tidak mampu mengontrol emosi saat berinteraksi. Hal ini juga mampu menjadi cerminan mental remaja saat ini yang cenderung kurang mampu
Skripsi
TINDAK TUTUR ILOKUSI REPRESENTATIFDALAM KOMIKSERATOES PLOES ASPIRASI KARYAHARYADHI: SEBUAH KAJIAN PRAGMATIK
Zulfira Hildana Rakhmah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
45
memanfaatkan kegunaan internet sesuai peran mereka. Secara implisit, tuturan (n) bermaksud untuk mengakhiri pelajaran yang disampaikan (t) sebab kurang menarik minat mereka untuk fokus memahami. Sementara (t) yang tidak bisa bertindak apapun karena posisinya sebagai guru SD yang dituntut lebih sabar menghadapi para murid. Tuturan "nggak asik! Kami udah kecanduan Facebook, YM, Twitter, Youtube, dan game!" merupakan wujud tindak tutur ilokusi representatif menyatakan. Penutur berusaha menyatakan informasi ketidaktertarikan mereka karena menganggap jejaring sosial jauh lebih menarik dibanding penjelasan yang disampaikan guru. Tuturan (n) yang mengedepankan emosi untuk dituruti bisa ditarik simpulan bahwa kelas sosial dari segi perekenomian yang dialami para murid cenderung menengah ke atas. Sebab fasilitas jaringan internet yang mereka peroleh, dilihat dari jenjang pendidikan mereka yang masih SD, biasanya dikenalkan terlebih dahulu oleh orang tua dan difasilitasi. Sehingga mereka tumbuh menjadi sosok yang lebih tanggap teknologi namun belum mampu mengendalikannya. Pembahasan berikutnya adalah:
(3) Judul gambar "Reality Show" Pemuda : "Dasar reality show nggak mutu!" (n) Pembaca: Memahami kondisi. Implikatur: n menyatakan agar (t memahami n) Konteks peristiwa yang terjadi pada (n) adalah saat sedang berjalan kaki di suatu tempat kemudian melihat pengambilan gambar sebuah acara reality show.
Skripsi
TINDAK TUTUR ILOKUSI REPRESENTATIFDALAM KOMIKSERATOES PLOES ASPIRASI KARYAHARYADHI: SEBUAH KAJIAN PRAGMATIK
Zulfira Hildana Rakhmah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
46
Posisi penutur adalah seorang pemuda (salah satu masyarakat) dan petutur adalah pembaca komik yang diharap mengerti alur dari sebab penuturan (n). Digambarkan keadaan beberapa pemain adegan sedang bertengkar dan diarahkan oleh sutradara, melihat kejadian ini membuat penutur mengungkapkan ketidaksukaannya terhadap acara sejenisnya. Implikatur (n) menyatakan ketidaksukaan. Implikasi penuturan oleh penutur adalah menyatakan ketidaksukaannya terhadap keadaan yang dilihat karena merupakan suatu keadaan yang terlalu dibuat-buat hingga timbul tuturan "nggak mutu!!!". Konteks latar yang terkait dari tuturan (n) yang menyatakan ketidaksukaan pada (t) terhadap reality show adalah keresahan dari pengaruh yang diterima oleh masyarakat melalui acara tersebut lebih kearah negatif. Reality show harusnya menyuguhkan keadaan yang benar terjadi di masyarakat, bukan keadaan yang diskenariokan hingga terjadi hiperealitas atau suatu kenyataan yang dilebih-lebihkan kemudian berdampak penilaian khalayak mengenai realitas yang ditampilkan di televisi dengan realitas sebenarnya. Paling besar pengaruhnya adalah terhadap pola perilaku. Utamanya untuk remaja dan anak di bawah umur, mereka akan cenderung tempramen, serba mendramatis keadaan atau berlebihan yang semua itu mampu menjadi dekadensi atau penurunan kualitas moral anak bangsa. Secara implisit tuturan (n) tidak menginginkan adanya penayangan acara yang dinilai tidak mendidik tersebut. Tuturan "Dasar reality show nggak mutu!" merupakan tindak tutur ilokusi representatif menyatakan. Penutur menyatakan ketidaksukaan pada petutur terhadap acara tersebut karena memahami bagaimana pengaruh yang dihasilkan
Skripsi
TINDAK TUTUR ILOKUSI REPRESENTATIFDALAM KOMIKSERATOES PLOES ASPIRASI KARYAHARYADHI: SEBUAH KAJIAN PRAGMATIK
Zulfira Hildana Rakhmah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
47
oleh tontonan acara-acara demikian. Tuturan (n) yang lugas mencerminkan kelas sosial lebih kearah berpendidikan karena (n) peduli akan pengaruh dan menangkap gejala sosial yang kurang beredukasi untuk perkembangan remaja. Pembahasan lain mengenai tindak tutur ilokusi representatif menyatakan adalah:
(4) Judul Gambar "Bolos" Mahasiswi: "Grrr!! Dosen kurang ajar!! Biaya mahal, kualitas nol total!!" (n) Pembaca: Pembaca: Memaklumi kondisi. Implikatur: n menyatakan agar (t memaklumi n) Tindak tutur (n) memiliki konteks peristiwa saat dosen tidak hadir. Penutur merupakan seorang mahasiswi yang baru saja menyelesaikan administrasi pembayaran kuliah dengan susah payah diberi oleh ayahnya hingga berhutang, sementara petutur adalah pembaca komik yang diharap memaklumi alur dari sebab penuturan (n). Saat di depan ruang kuliah (n) menjadi geram hingga ekspresi wajahnya merengut geram karena didapati dosen yang mengajar suatu mata kuliah tidak hadir. Implikatur (n) adalah ungkapan menyatakan kemarahan. Implikasi tuturan (n) adalah pernyataan kemarahan atas apa yang dialami (n) disebabkan ulah dosen. Pengharapan (n) yang tidak tercapai atas keadaan yang sebelumnya dialami, terkait dengan pelunasan administrasi perkuliahan yang dia peroleh dari ayah hingga hutang, kemudian menimbulkan tuturan "biaya mahal, kualitas nol total". Sebab (n) mengharapkan haknya terpenuhi setelah melaksanakan kewajibannya, namun menjadi gagal saat dosen yang bersangkutan tidak hadir. Konteks tuturan
Skripsi
TINDAK TUTUR ILOKUSI REPRESENTATIFDALAM KOMIKSERATOES PLOES ASPIRASI KARYAHARYADHI: SEBUAH KAJIAN PRAGMATIK
Zulfira Hildana Rakhmah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
48
(n) merupakan pernyataan kritikan terhadap kinerja para dosen yang kurang sadar akan kewajiban dirasa menyiakan waktu dan biaya. Sudah jelas ketika membahas perilaku mahasiswa yang melakukan tindakan bolos dipastikan memperoleh sanksi tegas sesuai kebijakan kampus. namun saat dosen yang bersangkutan tidak memenuhi kewajiban mengajar, dampak rugi waktu dan materi perkuliahan yang menanggung adalah mahasiswa. Padahal sanksi yang diberikan untuk dosen yang membolos mulai dari tunjangan ditangguhkan jika kehadiran di bawah minimal, uang makan tidak diberikan jika tidak masuk, bahkan diberikan pembinaan aparatus pemerintahan (BINAP). Secara implisit tuturan (n) bermaksud meminta pertanggung jawaban atas hak yang seharusnya diperoleh, serta mengkritisi mekanisme pengawasan kehadiran dosen dilakukan oleh pihak universitas dalam hal ini adalah pimpinan universitas. Jadi, tuturan "Grrr!! Dosen kurang ajar!! Biaya mahal, kualitas nol total!!" merupakan tindakan tindak tutur ilokusi representatif menyatakan. Penutur menyatakan kemarahan karena merasa dirugikan dan tidak terpenuhi haknya atas kewajiban yang sudah dipenuhi secara susah payah. Bisa dilihat bagaimana status sosial dari tuturan (n) yang lugas dan dikaitkan dengan konteks peristiwa maka (n) termasuk dalam kelompok kelas sosial menengah kebawah dari segi perekonomian dan berpendidikan dari segi intelektual. Data selanjutnya adalah:
(5) Judul gambar "Merdeka" Tokoh : "Hah??? Penjaranya kok mewah banget begini???" (n) Napi
Skripsi
: "Hei apa-apaan nih! Tolong usir dia.." (t1)
TINDAK TUTUR ILOKUSI REPRESENTATIFDALAM KOMIKSERATOES PLOES ASPIRASI KARYAHARYADHI: SEBUAH KAJIAN PRAGMATIK
Zulfira Hildana Rakhmah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
49
Sipir
: "Hei kamu wartawan sekolahan, pergi sana" (t2)
Implikatur: n menyatakan agar (t menjawab keheranan n) Tindak tutur antara (n) pada (t1) dan (t2) memiliki konteks peristiwa saat (n) melihat kondisi sel tahanan yang sangat mewah. Penutur adalah seorang siswa yang juga sebagai wartawan dari kegiatan jurnalis sekolah, petutur (t1) adalah narapidana kasus korupsi, dan (t2) adalah sipir penjara. Kejadian dimulai dari (n) yang mengikuti proses penangkapan, vonis, hingga masa tahanan (t1). Pada saat (n) melihat kondisi lapas yang dihuni (t1) membuat (n) terheran hingga menyatakan suatu pertanyaan yang menimbulkan reaksi (t2) mengusir (n). Karena lapas yang dihuni (t1) lebih mirip kamar pribadi. Implikatur tuturan (n) terheran dengan kondisi timpang yang dialami (t1). Implikasi penuturan merupakan ungkapan pernyataan keheranan pada apa yang dilihatnya. Penutur tidak terima pada kondisi yang dialami (t1) yang cenderung memperoleh perlakuan khusus di lapas kasus korupsi, penutur juga melihat bahwa (t1) sedang menonton televisi sambil ditemani perempuan. Sehingga pernyataan yang berintonasi bertanya dituturkan (n) pada (t1) dan (t2) atas keadaan yang dirasa tidak lazim ini. Konteks yang terjadi di dalam tuturan tersebut adalah penggambaran suatu kondisi lapas yang dihuni oleh para koruptor ternyata jauh lebih bagus dari apa yang dikira oleh awam. Mereka mampu mendapat fasilitas seperti kamar kos pribadi dengan membayar puluhan juta rupiah yang ditawarkan oleh oknum sipir yang bertugas menjaga lapas. Sementara dari implikatur (t2) terkesan menutup-nutupi atas kondisi istimewa (t1) sehingga terjadi tindakan pengusiran (n). Konteks tuturan tersebut semakin memperjelas bahwa perlakuan
Skripsi
TINDAK TUTUR ILOKUSI REPRESENTATIFDALAM KOMIKSERATOES PLOES ASPIRASI KARYAHARYADHI: SEBUAH KAJIAN PRAGMATIK
Zulfira Hildana Rakhmah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
50
istimewa yang dialami (t1) tidak luput dari bantuan para oknum sipir. Dari perlakuan istimewa inilah (t2) mampu mendapat tambahan uang yang dibayar oleh para tindak pidana korupsi (t1). Itu berarti tindakan istimewa bertendensi demi keuntungan pribadi (t2). Tuturan (n) tersirat meminta penjelasan mengenai kondisi (t1) yang mendapat perlakuan khusus dari (t2) karena hukuman untuk pelaku koruptor harusnya setimpal. Tuturan "Hah??? Penjaranya kok mewah banget begini???" merupakan wujud tindak tutur ilokusi representatif menyatakan. Penutur menyatakan keheranan mengenai kondisi (t1) yang berlebihan pada (t2). Implikatur (n) yang lugas dan kritis mampu merepresentasi bagaimana kelas sosial yang dialami merupakan bagian dari kelompok sosial yang berpendidikan karena (n) mampu bersikap kritis atas peristiwa yang terjadi. Pembahasan data selanjutnya mengenai tindak tutur ilokusi representatif menyatakan adalah:
(6) Judul gambar "Koruptor" Remaja
: "Mudah-mudahan koruptor hilang dari Indonesia" (n)
Orang tua
: Bersorak bahagia (t)
Implikatur: n menyatakan agar (t mengetahui harapan n) Konteks peristiwa tindak tutur antara (n) dengan (t) terjadi saat merayakan ulang tahun (n). Posisi (n) yang merupakan anak remaja yang sedang berulang tahun sudah tradisi menyatakan permohonan doa sebelum meniup lilin yang ada di atas kue. Sementara (t) adalah orang tua (n) yang merayakan ulang tahun putranya.
Skripsi
TINDAK TUTUR ILOKUSI REPRESENTATIFDALAM KOMIKSERATOES PLOES ASPIRASI KARYAHARYADHI: SEBUAH KAJIAN PRAGMATIK
Zulfira Hildana Rakhmah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
51
Implikatur (n) yang dituturkan terhadap (t) menyatakan koruptor adalah pengganggu. Implikasi penuturan yang dituturkan oleh penutur merupakan pernyataan doa yang diharapkan agar terkabul saat usianya bertambah. Doa merupakan pengharapan ke arah yang tentunya lebih baik. Hilangnya koruptor sebagai doa yang diharapkan (n) pada usia yang masih remaja, menjadi cerminan betapa banyak kasus korupsi yang terjadi di negeri ini hingga mengusik dan membuat gusar (n). Konteks di dalam tindak tutur yang melatari doa remaja tersebut adalah kondisi negeri ini yang sejak era kepemimpinan Soeharto hingga sekarang yang tidak lepas dari masalah KKN (kolusi, korupsi, dan nepotisme). Banyaknya uang negara yang diambil dan tidak kembali sudah menjadi berita biasa. Sementara kasus koruptor yang melarikan diri ke luar negeri hingga saat ini tidak ditemukan juga masih sering diulas di media. Secara implisit tuturan (n) mengajak untuk tidak berbuat hal yang merugikan kesejahteraan masyarakat. Tuturan "Mudah-mudahan koruptor hilang dari Indonesia" merupakan tindak tutur ilokusi representatif menyatakan. Penutur menyatakan keinginan melalui doa agar hilangnya para koruptor yang merusak di negeri ini untuk kesejahteraan yang lebih baik dan merata dalam masyarakat. Sementara itu, tuturan (n) yang terkesan sederhana namun memiliki maksud yang bisa menjadi evaluasi mampu memperlihatkan kondisi status sosial. Jika dikaitkan konteks peristiwa pada gambar, (n) yang masih remaja ini mampu berpikiran kritis karena berpendidikan sehingga menangkap fenomena yang ada.
1. Berikut simpulan yang diperoleh dari ke-enam data yang dibahas merupakan
Skripsi
TINDAK TUTUR ILOKUSI REPRESENTATIFDALAM KOMIKSERATOES PLOES ASPIRASI KARYAHARYADHI: SEBUAH KAJIAN PRAGMATIK
Zulfira Hildana Rakhmah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
52
jenis tindak tutur ilokusi representatif menyatakan karena penutur (n) berusaha mengungkapkan informasi atau pernyataan melalui sudut pandang atas apa yang dialami. 2. Terdapat perbedaan respon dari tiap petutur dalam contoh tindak tutur di atas. Dari data (1) dan (5) petutur memperlihatkan suatu sikap yang berkebalikan dari tujuan penutur, itu berarti tujuan penutur terhadap tuturan tidak terpenuhi. Sementara data (2), (3), (4), dan (6) tercapainya tujuan penutur pada petutur untuk memberi respon yang sesuai dengan pernyataan penutur. Sehingga wujud fungsi menyatakan pada tindak tutur ilokusi representatif menyatakan tidak selalu terpenuhi. 3.1.2 Tindak Tutur Ilokusi Representatif Menuntut Tindak tutur menuntut merupakan jenis tindak tutur ilokusi representatif, tindak tutur menuntut yang dituturkan penutur cenderung bersifat memaksa dan harus dituruti oleh petutur atau lawan tutur. Berikut adalah hasil pembahasan tindak tutur ilokusi representatif menuntut dalam komik seratoes ploes aspirasi: (7) Judul gambar "Monorail" Mahasiswa
: "Maaf saya menerobos masuk, Pak! Tapi kenapa monorail nggak jadi-jadi?! Tiangnya doang berdiri dari dulu!!" (n)
Pemerintah
: "Hei.. Itu sudah jadi! Kamu lihat aja besok, semua sudah beroperasi!" (t)
(keesokan harinya) Mahasiswa
: "oooh.. Ternyata keretanya loncat dari satu tiang ke tiang lain toh!" (n)
Implikatur: n menuntut agar (t meyetujui usul n)
Skripsi
TINDAK TUTUR ILOKUSI REPRESENTATIFDALAM KOMIKSERATOES PLOES ASPIRASI KARYAHARYADHI: SEBUAH KAJIAN PRAGMATIK
Zulfira Hildana Rakhmah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
53
Tindak tutur antara (n) dengan (t) memiliki konteks peristiwa saat (n) memprotes perkara monorel pada (t). Penutur yang digambarkan adalah seorang mahasiswa berdomisili di Jakarta dan mengetahui pembangunan monorail dari dia SD. Sedangkan (t) merupakan anggota pemerintahan setempat. (n) menerobos ruang kerja (t) dengan wajah geram dan bertujuan memprotes pembangunan monorail, (t) menjawab bahwa monorail sudah beroperasi esok hari. Keesokan harinya (n) melihat keadaan yang janggal dan tidak masuk diakal, karena digambarkan kereta loncat dari satu tiang ke tiang lain. Implikatur (n) menuturkan tuntutan pada (t) tentang pembangunan monorel yang sangat lambat. Implikasi pada penuntutan penutur adalah bentuk tuntutan meminta pertanggungjawaban atas keberlangsungan pembangunan monorel yang terlampau lama terbengkalai agar segera diselesaikan. Tuturan "tiangnya doang berdiri dari dulu" mampu memperlihatkan bahwa (n) mengikuti perkembangan proses pembangunan ini. Konteks di dalam tindak tutur adalah memperlihatkan tuntutan dari kekecewaan masyarakat mengenai kelangsungan pembangunan monorel yang lambat sehingga justru merusak estetika tata kota. Padahal tujuan utama pembangunan monorel meminimalis penggunaan kendaraan pribadi di kota besar seperti Jakarta. Terlebih perkotaan selalu menjadi tujuan para pendatang untuk mengadu nasib, banyaknya penduduk akan mempengaruhi padatnya volume kendaraan. Diharap pula menjadi solusi kemacetan yang menjadi salah satu pokok masalah perkotaan. Tuturan "Maaf saya menerobos masuk, Pak! Tapi kenapa monorail nggak
Skripsi
TINDAK TUTUR ILOKUSI REPRESENTATIFDALAM KOMIKSERATOES PLOES ASPIRASI KARYAHARYADHI: SEBUAH KAJIAN PRAGMATIK
Zulfira Hildana Rakhmah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
54
jadi-jadi?! Tiangnya doang berdiri dari dulu!!" merupakan jenis tindak tutur ilokusi representatif menuntut. Penutur meminta pertanggungjawaban atas keberlangsungan pembangunan monorel yang terlalu lama terbengkalai agar segera diselesaikan karena penutur mengikuti perkembangan pembangunan dengan proses yang lambat.
Penutur menginginkan petutur untuk memenuhi
tuntutan yang disampaikan seperti implikatur. Kemudian (t) dengan mudah menjawab sudah selesai, namun kenyataannya tidak relevan. Ini berarti tujuan dari tindak tutur ilokusi representatif menuntut yang dituturkan (n) tidak tercapai sebab hasil yang diperlihatkan tidak sesuai dengan tuturan (t). Dari penggambaran tuturan menuntut (n) secara lugas dan aktual bisa diketahui status sosial dari penutur dari kalangan berpendidikan hal ini juga mampu dikaitkan dengan konteks peristiwa yang menggambarkan bahwa penutur adalah mahasiswa. Sedangkan kelas sosial (t) dari tutura bisa dikatakan sebagai kelas menengah ke atas karena meras memiliki kekuasaan yang lebih sehingga apa yang disampaikan adalah hal yang seenaknya dan tidak relevan. Bahasan data tindak tutur ilokusi representatif juga bisa dilihat pada contoh di bawah ini:
(8) Judul gambar " Rusak" Karyawan
: "Boss, saya udah kerja 5 tahun disini, gaji nggak pernah naik! Kerja sampai malem terus tapi nggak pernah lembur!! Tunjangan nihil! Status saya pun nggak jelas, belum diangkat karyawan sampai detik ini!!!" (n)
Bos
Skripsi
: "Agen outsourcing.. Karyawan yang ini rusak nih mulai minta
TINDAK TUTUR ILOKUSI REPRESENTATIFDALAM KOMIKSERATOES PLOES ASPIRASI KARYAHARYADHI: SEBUAH KAJIAN PRAGMATIK
Zulfira Hildana Rakhmah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
55
macem-macem.. Ganti yang lain dong." (t) Implikatur: n menuntut agar (t memenuhi keinginan n) Konteks peristiwa yang terjadi pada tindak tutur (n) pada (t) adalah ketika (n) mengobrol di ruang kerja (t). Penutur adalah seorang karyawan outsourcing sebuah perusahaan sementara posisi (t) adalah atasan atau bos perusahaan tempat (n) bekerja. Karena merasa pekerjaan yang dilakukan sudah cukup lama, maka (n) menuntut pada (t) mengenai pengangkatan karyawan tetap dan kenaikan upah. Hal yang terjadi justru tidak seperti yang diharapkan oleh (n) karena (t) justru mengadu pada agen outsourcing dan memecat (n) dengan mengganti karyawan lain. Implikatur dalam tindak tutur (n) terhadap (t) upah yang didapat kurang dan berkeinginan menjadi karyawan tetap. Implikasi penutur adalah mempertanyakan kejelasan status pekerjaannya sebagai karyawan tetap serta kenaikan upah karena (n) merasa sudah cukup pantas memperoleh haknya jika dilihat dari lama masa kerja. Konteks yang melatari dalam proses tindak tutur tersebut adalah kehawatiran (n) berkaitan dengan kerugian yang ditanggung oleh para pekerja
outsourcing (pekerja kontrak). Terlebih ketika pemerintah akan mengurangi ketentuan mengenai besaran pesangon serta membuat pengaturan PHK akan lebih dipermudah, sehingga pengusaha lebih leluasa untuk melakukan PHK terhadap pekerjanya tanpa proses yang berbelit-belit dan membuat ketentuan mogok kerja lebih diperketat atau dipersulit, dan akan membuat aturan hukuman yang berat bagi pekerja yang mogok kerja. Jadi, tuntutan yang diutarakan pada (n) memiliki tujuan agar (t) menuruti apa yang dituturkan (n) sehingga tidak terjadi kerugian
Skripsi
TINDAK TUTUR ILOKUSI REPRESENTATIFDALAM KOMIKSERATOES PLOES ASPIRASI KARYAHARYADHI: SEBUAH KAJIAN PRAGMATIK
Zulfira Hildana Rakhmah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
56
atas penutur. Tetapi apa yang dituturkan (t) justru berdampak sebaliknya pada (n) hingga mengakibatkan putus hubungan kerja. Tuturan "Boss, saya udah kerja 5 tahun disini, gaji nggak pernah naik! Kerja sampai malem terus tapi nggak pernah lembur!! Tunjangan nihil! Status saya pun nggak jelas, belum diangkat karyawan sampai detik ini!!!" merupakan tindak tutur ilokusi representaif menuntut. Penutur berharap keinginannya untuk dipenuhi perihal tuntutan kejelasan nasibnya, sementara keadaan yang terjadi justru berkebalikan. Itu berarti bahwa proses tindak tutur antara (n) dengan (t) tidak berhasil atau bisa dikatakan gagal karena tidak ada pencapaian dari tujuan tuntutan. Sementara dari tuturan (n) yang bertele-tele mampu memperlihatkan kondisi kelas sosial dari segi ekonomi adalah menengah ke bawah. Sedangkan dari tuturan (t) bisa dikatakan berasal dari kelas sosial menegah ke atas karena jabatannya lebih tinggi sehingga mampu bertindak sesuai kehendak.
1. Simpulan data (7) dan (8) merupakan bahasa mengenai jenis tindak tutur ilokusi representatif menuntut, terlihat jelas bahwa penutur memiliki maksud agar tuturannya dipenuhi oleh petutur. 2. Dari kedua data di atas tidak tercapai tujuan dari proses tindak tutur ilokusi representatif menuntut sebab hasil yang didapat atau respon yang diutarakan petutur (t) justru berkebalikan dari pengharapan penutur (n). Sehingga fungsi pada tindak tutur ilokusi representatif menuntut tidak bisa terpenuhi. 3.1.3 Tindak Tutur Ilokusi Representa Representattif Mengakui Tindak tutur mengakui merupakan jenis tindak tutur ilokusi representatif,
Skripsi
TINDAK TUTUR ILOKUSI REPRESENTATIFDALAM KOMIKSERATOES PLOES ASPIRASI KARYAHARYADHI: SEBUAH KAJIAN PRAGMATIK
Zulfira Hildana Rakhmah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
57
tindak tutur mengakui yang dituturkan penutur adalah bentuk pengakuan yang merupakan pandangan personal. Sifatnya tidak akurat karena terdapat asumsi pribadi. Berikut adalah hasil pembahasan tindak tutur ilokusi representatif menuntut dalam komik seratoes ploes aspirasi: (9) Judul gambar "Acara Pagi" Kakak
: "Ini dia si bandel! Ayah, liat nih kelakuannya! Pagi- pagi bukan sekolah, malah nonton acara musik live!" (t1)
Adik
: "Ayah tunggu dengerin dulu.. Dari acara tadi aku dibayar 100 ribu, kalau ajak temen, dapet bonus, kalau rutin, aku bisa bayar SPP sendiri! nggak ngerepotin ayah lagi, ya kan?" (n)
Ayah
: "Wuidih.. Lumayan juga.. Besok ikut lagi ya!!!" (t2)
Implikatur: n mengakui agar (t memaafkan perbuatan n) Konteks peristiwa tindak tutur tersebut adalah ketika (n) diadukan membolos oleh (t1) kepada (t2). Posisi (t1) adalah seorang kakak yang mengetahui adiknya (n) membolos sekolah karena mengikuti acara musik di televisi yang disiarkan secara langsung, (t1) mengadukan pada (t2) yang berposisi sebagai Ayah mereka. (n) pada akhirnya dengan ekspresi takut-takut mengakui perbuatannya pada (t2) dan memberikan beberapa alasan hingga (t2) memaklumi dengan ekspresi senang. Implikatur (n) menuturkan pada (t) bahwa mencari uang lebih penting. Implikasi di dalam tindak tutur adalah (n) bermaksud mengakui pada (t2) atas perbuatan yang diadukan oleh (t1) dengan memberikan alasan bahwa (n) membolos yang tidak sia-sia karena mendapat bayaran dari acara yang didatangi agar mampu membayar uang sekolah sendiri. Jika dilihat dari ekspresi dan
Skripsi
TINDAK TUTUR ILOKUSI REPRESENTATIFDALAM KOMIKSERATOES PLOES ASPIRASI KARYAHARYADHI: SEBUAH KAJIAN PRAGMATIK
Zulfira Hildana Rakhmah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
58
intonasi penutur, alasan ini digunakan hanya untuk mendapat pengampunan dan pemakluman dari (t2) sehingga (n) bebas dari kemarahan. Di lain sisi, (t1) maupun (t2) tidak mengetahui secara pasti apakah uang hasil acara tersebut dibayarkan sekolah atau hanya akal-akalan (n) agar bisa dimaklumi saat membolos sekolah. Konteks yang melatari tindak tutur adalah fenomena "penonton
bayaran"
yang
berkembang
di
masyarakat,
dengan
hanya
bersorak-sorak selama dua jam meramaikan acara mampu mendapat bayaran yang tidak kecil. Secara implisit dari tuturan pengakuan (n) mengenai jumlah nominal yang didapatnya bisa pahami bahwa menurut (n), uang jauh lebih penting dan menarik dibanding harus datang ke sekolah. Budaya yang berkembang pada mental remaja yang cenderung ingin eksis dan mendapatkan materi juga mampu menjadi landasan mengapa (n) memilih berperilaku demikian. Tuturan "Dari acara tadi aku dibayar 100 ribu, kalau ajak temen, dapet bonus, kalau rutin, aku bisa bayar SPP sendiri! nggak ngerepotin ayah lagi, ya kan?" adalah tindak tutur ilokusi representatif mengakui. Penutur mengakui perbutannya dengan memberi sejumlah alasan dengan maksud tujuan mendapat pengampunan dan pemakluman agar terlepas dari kemarahan (t2). Tujuan dari tindak tutur ini mampu tercapai dilihat dari tuturan (t2) yang akhirnya ikut gembira dan justru mendukung (n). Sejalan dengan pengakuan yang dituturkan (n) mampu diketahui kelas sosial yang dialami (n) adalah menengah ke bawah, sebab pada usia yang masih wajib belajar (n) justru merasa kekurangan hingga memutuskan untuk mendapat materi lebih penting. Pembahasan selanjutnya adalah:
Skripsi
TINDAK TUTUR ILOKUSI REPRESENTATIFDALAM KOMIKSERATOES PLOES ASPIRASI KARYAHARYADHI: SEBUAH KAJIAN PRAGMATIK
Zulfira Hildana Rakhmah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
59
(10) Judul gambar "Pesta Ultah" Wartawan
: "Kebetulan gue kan wartawan, lagi mau wawancara orang MLM... Tentang strategi bisnis mereka... Mm.. Tanya dong.." (n)
Gadis Security
: (tercengang) (t1) : "Maaf mas ini pesta ultah biasa.. Jangan bawa pekerjaan yah.. Silahkan pergi.." (t2)
Implikatur: n mengaku agar (t memberi informasi pada n) Tindak tutur (n) terhadap (t) memiliki konteks peristiwa saat (n) ingin meliput bisnis MLM di pesta ulang tahun (t1). Penutur adalah wartawan, (t1) sementara gadis adalah penyelenggara pesta dan (t2) berposisi sebagai petugas keamanan. Sudah menjadi tugas wartawan untuk meliput berita, hingga saat (n) diundang ke sebuah pesta ulang tahun di tengah acara justru didapati presentasi bisnis MLM. (n) bermaksud meliput bisnis tersebut tapi justru diusir (t2). Implikatur (n) terhadap (t) ingin meliput bisnis MLM. Implikasi di dalam tindak tutur adalah keinginan untuk meliput bisnis yang sedang dijelaskan dengan cara mengaku bahwa (n) berprofesi sebagai wartawan. Pengakuan yang disampaikan (n) bertujuan agar memperoleh kemudahan dalam meliput berita sehingga bisa diterbitkan. Dari apa yang dituturkan oleh (t2) justru tidak tercapainya tujuan proses tindak tutur yang berujung pada pengusiran (n). Konteks yang melatari tuturan (n) pada tindak tutur yang terjadi adalah (n) berpikir bahwa suatu bisnis yang baru dirintis membutuhkan promosi agar bisnis tersebut dapat dikenal oleh masyarakat, untuk itu (n) bermaksud meliput bisnis tersebut agar khalayak mengenal bisnis yang bersangkutan dan (n) juga memperoleh bahan
Skripsi
TINDAK TUTUR ILOKUSI REPRESENTATIFDALAM KOMIKSERATOES PLOES ASPIRASI KARYAHARYADHI: SEBUAH KAJIAN PRAGMATIK
Zulfira Hildana Rakhmah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
60
guna ditulis dan diterbitkan. Sementara pengakuan yang dituturkan (n) mengenai profesinya, bukan malah membantu kemudahan akses peliputan tapi justru mengancam keberadaannya. Peristiwa semacam ini memang jarang ditemui, memungkinkan bisnis MLM tersebut dibentuk hanya untuk kedok sebuah penipuan, sehingga ketika seorang wartawan bermaksud meliput justru diusir. Tuturan "Kebetulan gue kan wartawan, lagi mau wawancara orang MLM... Tentang strategi bisnis mereka... Mm.. Tanya dong.." merupakan tindak tutur ilokusi representatif mengakui. Penutur mengaku perihal profesi agar mudah mendapat akses peliputan, namun (t2) justru bereaksi sebaliknya sehingga maksud dan tujuan dari tindak tutur tidak dapat dicapai. Kelas sosial yang ditangkap dari tuturan (n) menggambarkan bahwa (n) berasal dari kelas yang berpendidikan, terlihat dari profesi yang digelutinya.
1. Pembahasan kedua data (9) dan (10) di atas merupakan contoh dari jenis tindak tutur ilokusi representif mengakui terkait dengan konteks peristiwa tutur, pengakuan yang terjadi didasari fakta namun bersifat subyektif karena berasumsi pribadi terkait dengan tujuan dari alasan-alasan yang diutarakan. 2. Maksud dan tujuan dari proses tindak tutur itu sendiri tidak selalu sama. Data (9) memperoleh respon dari petutur yang sama seperti diharapkan penutur, sementara data (10) justru mendapat respon dari petutur yang berkebalikan dari tujuan penutur. Jadi wujud dari fungsi mengakui pada tindak tutur ilokusi representatif mengakui tidak selalu terpenuhi.
Skripsi
TINDAK TUTUR ILOKUSI REPRESENTATIFDALAM KOMIKSERATOES PLOES ASPIRASI KARYAHARYADHI: SEBUAH KAJIAN PRAGMATIK
Zulfira Hildana Rakhmah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
61
3.1.4 Tindak Tutur Ilokusi Representatif Melaporkan Tindak tutur melaporkan merupakan jenis tindak tutur ilokusi representatif, tindak tutur menuntut yang dituturkan penutur bersifat reportase, penyampaian informasi terkesan subyektif menurut anggapan pribadi. Berikut adalah hasil pembahasan tindak tutur ilokusi representatif melaporkan dalam komik seratoes
ploes aspirasi: (11) Judul gambar "Bahasa Ajaib" Wanita berkerudung :"Mereka terorisnya Pak!! Mereka berkomunikasi pake kode-kodean. Pasti itu sandi untuk rencana teror terbaru mereka!!" (n) Densus 88 Dua wanita
: posisi sigap (t1) "Bagaimana dia bisa tahu?!" (t2)
Implikatur: n melaporkan agar (t menanggapi laporan n) Konteks peristiwa yang terjadi antara (n) dan (t) adalah saat (n) mencurigai (t2) yang sedang asik mengirim pesan singkat di meja makan. Penutur merupakan teman dari (t2) yang sama-sama berprofesi sebagai pegawai kantor, bisa terlihat dari pakaian yang mereka kenakan. Pada saat jam makan siang, mereka bersama duduk di meja makan. (n) mulai curiga terhadap (t2) karena mereka berkomunikasi menggunakan bahasa yang aneh seperti kode tertentu. Hingga (n) melaporkan kecurigaannya pada densus 88 karena mengira (t2) adalah teroris. Implikatur (n) adalah rasa rikuh dan khawatir terhadap perilaku (t2) hingga timbul kecurigaan. Implkasi dari penututan (n) adalah kecurigaan yang membuat rikuh keadaan berawal dari perilaku (t2) yang berkomunikasi dengan
Skripsi
TINDAK TUTUR ILOKUSI REPRESENTATIFDALAM KOMIKSERATOES PLOES ASPIRASI KARYAHARYADHI: SEBUAH KAJIAN PRAGMATIK
Zulfira Hildana Rakhmah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
62
menggunakan bahasa yang tidak dipahami (n), sehingga (n) melaporkan kecurigaannya pada densus 88 karena menduga (t2) adalah teroris. Dari tuturan yang dilaporkan (n) bertujuan agar (t2) segera diamankan karena ada rasa rikuh dan tidak aman yang dirasakan (n). Konteks di dalam tuturan tersebut terjadi karena adanya kekhawatiran (n) yang bisa juga dilatari oleh pengetahuan yang menyebutkan bahwa tahun 1970-an oleh sekelompok preman yang ingin melakukan aksi kejahatan dan menciptakan bahasa sandi agar tidak terlacak oleh polisi. Bahasa sandi tersebut kemudian berkembang dari tahun ke tahun. Fenomena kebahasaan yang biasa disebut prokem ini mampu menjadi pemicu kecurigaan (n), kecurigaan yang awalnya terkesan berspekulasi karena tidak ada bukti yang mendukung justru menjadi laporan yang sahih karena tuturan (t) "bagaimana dia bisa tahu?!" yang berarti pengakuan. Maksud dari tujuan tindak tutur (n) berarti tercapai karena laporan yang disampaikan terjawab beserta bukti penguat tuturan (t2) dan Densus bisa segera mengamankan. Tuturan "Mereka terorisnya Pak!! Mereka berkomunikasi pake kode-kodean. Pasti itu sandi untuk rencana teror terbaru mereka!!" merupakan tindak tutur ilokusi representatif melaporkan. Penutur melaporkan keadaan yang dicurigai guna memberi rasa aman atas kekhawatiran. Sementara dari tindakan pelaporan (n) bisa ditilik bagaimana posisi kelas sosial yang berasal dari kelas berpendidikan karena sikapnya yang tanggap dengan keadaan sekitar. Bahasan selanjutnya adalah:
Skripsi
TINDAK TUTUR ILOKUSI REPRESENTATIFDALAM KOMIKSERATOES PLOES ASPIRASI KARYAHARYADHI: SEBUAH KAJIAN PRAGMATIK
Zulfira Hildana Rakhmah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
63
(12) Judul gambar "Mati Lampu" Penyiar berita
: "... Pemirsa, sering padamnya listrik yang dialami oleh warga, menimbulkan kekhawatiran di tengah masyarakat...Aktifitas warga jadi terganggu, banyak barang elektronik pun menjadi rusak, belum lagi ketika..." (n)
Pemirsa
: "Jiah bagus banget mati lampu!" (t)
Implikatur: n melaporkan agar (t memahami kondisi yang diwartakan n) Tindak tutur antara (n) dengan (t) memiliki konteks peristiwa saat (t) menonton acara berita televisi yang disampaikan oleh (n). Penutur merupakan penyiar berita televisi, sedangkan (t) adalah seorang pemirsa yang menyaksikan. Sudah selayaknya penyiar berita menyampaikan berita pada masyarakat atas kejadian hasil reportase. Penutur menyampaikan berita perihal pemadaman listrik yang kerap mengganggu aktivitas warga, sementara (t) yang sedang menyimak siaran tersebut menjadi kecewa karena ditengah-tengah pemberitaan ternyata listrik di rumah (t) justru padam. Implikatur (n) melaporkan pada (t) agar waspada terhadap pemadaman bergilir. Implikasi yang ada dalam penuturan adalah pemberitaan pada masyarakat mengenai dampak kerugian yang dialami warga yang terkena pemadaman bergilir. Penyampaian laporan (n) bermaksud agar masyarakat lebih mengantisipasi pemadaman listrik dengan meminimalis penggunaan barang elektronik. Konteks tindak tutur tersebut merupakan laporan hasil reportase tim pencari berita yang diperoleh dari apa yang terjadi di masyarakat. Kerugian yang melanda masyarakat mengenai kerusakan barang elektronik serta aktivitas yang terhambat akibat
Skripsi
TINDAK TUTUR ILOKUSI REPRESENTATIFDALAM KOMIKSERATOES PLOES ASPIRASI KARYAHARYADHI: SEBUAH KAJIAN PRAGMATIK
Zulfira Hildana Rakhmah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
64
seringnya pemadaman listrik menjadi informasi yang dirasa perlu untuk dilaporkan pada masyarakat agar bertindak cermat dan lebih waspada. Laporan yang disampaikan oleh (n) menjadi hal yang tidak hanya sekedar berita lalu, sebab berita yang disampaikan benar terjadi dan menimpa pada (t). Tuturan (t) mampu menggambarkan keadaan yang sama seperti yang dilaporkan (n) karena di tengah-tengah (t) menyaksikan berita tiba-tiba listrik padam. Tuturan "... Pemirsa, sering padamnya listrik yang dialami oleh warga, menimbulkan kekhawatiran di tengah masyarakat...Aktifitas warga jadi terganggu, banyak barang elektronik pun menjadi rusak, belum lagi ketika..." merupakan tindak tutur ilokusi representatif melaporkan. Penutur melaporkan peristiwa yang terjadi pada masyarakat dan bermaksud agar lebih cermat mengantisipasi kejadian ini. Laporan ini di dukung dengan keadaan yang menimpa (t) yang terlihat dari tuturannya. Tuturan (n) mampu menghadirkan gambaran mengenai kelas sosialnya dari kelas berpendidikan sebab profesi yang ditekuni memang mengharuskan untuk cermat dan sigap menanggapi fenomena sekitar yang terjadi.
1. Simpulan pembahasan data (11) dan (12) merupakan tindak tutur ilokusi representatif melaporkan karena terdapat unsur reportase dalam penyampaian informasi yang meski terkesan subyektif namun bisa dipertanggungjawabkan karena diperoleh bukti-bukti yang konkrit yang ditangkap dari tuturan petutur (t). 2. Data (11) dan (12) mampu terpenuhi tujuan dari penutur pada petutur karena diperoleh bukti-bukti yang konkrit yang ditangkap dari tuturan petutur (t) dan
Skripsi
TINDAK TUTUR ILOKUSI REPRESENTATIFDALAM KOMIKSERATOES PLOES ASPIRASI KARYAHARYADHI: SEBUAH KAJIAN PRAGMATIK
Zulfira Hildana Rakhmah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
65
mampu dipertanggungjawabkan, sehingga tujuan melaporkan pada tindak tutur ilokusi representatif melaporkan mampu terpenuhi. 3.1.5 Tindak Tutur Ilokusi Representa Representattif Menunjukan Tindak tutur menunjukan merupakan jenis tindak tutur ilokusi representatif, tindak tutur menunjukan yang dituturkan penutur bersifat memberikan bukti pada petutur, biasanya pada kondisi ini penutur tidak memperoleh kepercayaan dari petutur sehingga perlu menunjukkan bukti. Berikut adalah hasil pembahasan tindak tutur ilokusi representatif menunjukkan dalam komik seratoes ploes
aspirasi:
(13) Judul gambar "Bayar" Penjaga toilet
: "Udah kok! Kalau mau yang bersih di sini, sekali masuk bayar 10 ribu!" (n)
Pemuda
: Weleh!!! (t)
Implikasi: n menunjukkan agar (t memperhatikan intruksi n) Tindak tutur antara (n) dengan (t) memiliki konteks peristiwa saat (t) membayar jasa toilet umum pada (n). Penutur adalah penjaga toilet umum yang menjaga di luar untuk menarik biaya toilet yang dipergunakan dan juga membersihkan toilet. Dengan ekspresi wajah sinis (n) bertutur pada (t) tentang biaya toilet yang lebih bersih. Sementara posisi (t) sebagai pengguna jasa toilet awalnya mengeluh karena toilet yang digunakannya kotor, menjadi geram karena adanya perbedaan biaya toilet yang sangat jauh antara toilet bersih dan kotor. Implikatur tuturan (n) menunjukkan pada (t) bahwa harus mengeluarkan
Skripsi
TINDAK TUTUR ILOKUSI REPRESENTATIFDALAM KOMIKSERATOES PLOES ASPIRASI KARYAHARYADHI: SEBUAH KAJIAN PRAGMATIK
Zulfira Hildana Rakhmah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
66
biaya lebih untuk fasilitas lebih. Implikasi penuturan yang disampaikan penutur adalah menunjukkan pada petutur tentang perbedaan biaya penggunaan jasa toilet umum. Bahwa ketika ingin menggunakan toilet umum yang lebih bersih maka harus mengeluarkan biaya yang lebih mahal pula. Konteks di dalam tindak tutur tersebut berusaha menunjukan pada pelanggan bahwa saat ini tidak ada suatu jasa yang mampu diperoleh dengan harga murah. Sejalan dengan hukum ekonomi dimana biaya yang dikeluarkan sebanding dengan jasa yang diperoleh. Secara implisit tuturan (n) memaksa (t) untuk menggunakan toilet mahal jika ingin bersih dan secara tidak langsung memberi bukti pada (t), yang sebelumnya memprotes mengenai kebersihan toilet akhirnya hanya bisa kaget. Tuturan"Udah kok! Kalau mau yang bersih di sini, sekali masuk bayar 10 ribu!" merupakan tindak tutur ilokusi representatif menunjukkan. Penutur (n) menunjukkan pada (t) dengan menunjuk ke arah toilet sebagai informasi mengenai perbedaan biaya yang dibayar untuk mendapatkan fasilitas yang sepadan. Kelas sosial yang mampu ditangkap melalui tuturan (n) jelas bahwa penutur berasal dari kelas menengah ke bawah sebab (n) dengan sengaja membedakan kualitas dari fasilitas umum demi mendapat keuntungan pribadi.
(14) Judul gambar "Paket" Polisi : "Silahkan pilih paket reguler atau premium, kalau reguler jadinya baru bisa besok, kalau premium langsung 5 menit!! Tentu premium lebih oke dong? Asik kan?" (n) Pemuda : Tertegun heran (t)
Skripsi
TINDAK TUTUR ILOKUSI REPRESENTATIFDALAM KOMIKSERATOES PLOES ASPIRASI KARYAHARYADHI: SEBUAH KAJIAN PRAGMATIK
Zulfira Hildana Rakhmah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
67
Implikatur: n menunjukan agar (t memilih paket yang ditawarkan n) Tindak tutur antara (n) dengan (t) memiliki konteks kejadian ketika (t) berniat mengurus SIM di kantor (n). Penutur adalah seorang polisi yang bertugas untuk memberi pengarahan pada (t) untuk prosedur dan administrasi pembuatan SIM. Posisi (t) yang merupakan pengguna layanan hanya mampu terheran sambil sinis. Sudah menjadi tanggung jawab bagi (n) memberi pengarahan mengenai prosedur pembuatan surat ijin mengemudi kepada (t). Implikatur (n) menjelaskan pada (t) perbedaan antara paket premium dan reguler. Implikasi pada penuturan penutur adalah menunjukan pada petutur mengenai dua cara pembayaran administrasi pembuatan SIM. Perbedaan kedua jenis pembayaran administrasi disebut oleh penutur sebagai regular dan premium. Agar lebih meyakinkan maka (n) juga menyertakan formulir untuk ditunjukkan pada (t) sebagai perbedaan. Konteks di dalam tindak tutur tersebut ialah jenis-jenis model pembayaran yang biasa digunakan saat melakukan transaksi di Internet (seperti terlihat pada gambar). Model pembayaran reguler bersifat gratis, sehingga fasilitas yang diperoleh dari jenis pembayaran reguler terbatas. Sebaliknya, pada jenis pembayaran premium yang berdasarkan harga memiliki fasilitas yang lengkap. Implikatur menunjukan bahwa penutur menggunakan model pembayaran seperti internet ketika mengajukan prosedur pada petutur. Konteks tindak tutur kemudian berasosiasi pada pembuatan SIM secara singkat tanpa melalui tes dan prosedur lain, dengan harga yang sudah ditentukan pastinya. Atau pembuatan SIM sesuai dengan prosedur yang tepat tanpa pemungutan liar lainnya, dengan konsekuensi
Skripsi
TINDAK TUTUR ILOKUSI REPRESENTATIFDALAM KOMIKSERATOES PLOES ASPIRASI KARYAHARYADHI: SEBUAH KAJIAN PRAGMATIK
Zulfira Hildana Rakhmah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
68
keesokan hari akan selesai. Tindakan (n) merupakan tindakan birokrasi tradisional, dimana diwarnai oleh unsur-unsur tradisional seperti nilai korupsi, kolusi dan nepotisme dan berorientasi pada perilaku dan mentalitas sebagai penguasa yang harus dilayani dan bukan melayani publik. Padahal diperketatnya aturan dalam pembuatan SIM sebenarnya bertujuan meminimkan ulah para calo dan tidak terlalu mudah mendapatkan SIM terutama bagi para pelajar yang belum cukup umur. namun pada praktiknya justru berbelit. Dari tuturan penutur mengharapkan petutur membayarkan sejumlah uang agar urusan pembuatan SIM selesai. Maka, secara tersirat penutur mencoba memeras petutur agar memberikan sejumlah uang dengan memilih paket premium. Tuturan "Silahkan pilih paket reguler atau premium, kalau reguler jadinya baru bisa besok, kalau premium langsung 5 menit!! Tentu premium lebih oke dong? Asik kan?" merupakan wujud tindak tutur ilokusi representatif menunjukan. Penutur menggunakan model pembayaran yang lazim digunakan di dunia internet untuk mengajak melakukan hal yang instan. Usaha (n) merupakan paksaan yang dituturkan secara halus agar modus penyogokan tidak terlihat secara gamblang. Penutur mencoba memeras pengguna jalan seperti petutur yang bertujuan untuk memperkaya diri sendiri. Bila menilik kondisi demikian maka penutur berusaha merugikan dan menjebak petutur dalam kondisi yang tidak menguntungkan. Perbedaan kelas sosial antara penutur dan petutur adalah pemicu kerugian yang dihadapi petutur.
1. Pembahasan data (13) dan (14) merupakan tindak tutur ilokusi representatif
Skripsi
TINDAK TUTUR ILOKUSI REPRESENTATIFDALAM KOMIKSERATOES PLOES ASPIRASI KARYAHARYADHI: SEBUAH KAJIAN PRAGMATIK
Zulfira Hildana Rakhmah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
69
menunjukan, penutur selalu berusaha meyakinkan petutur untuk mengikuti apa yang dituturkan dengan memperlihatkan bukti konkrit. 2. Data (13) dan (14) petutur tidak mampu memenuhi tujuan dari penutur untuk mengikuti maksud dari penuturan penutur karena petutur hanya terkaget dan tidak mengikuti keinginan penutur. Sehingga wujud fungsi menunjukan pada tindak tutur ilokusi representatif menunjukan tidak mampu tercapai. 3.1.6 Tindak Tutur Ilokusi Representaif Menyebutkan Tindak tutur menyebutkan merupakan jenis tindak tutur ilokusi representatif, tindak tutur menyebutkan yang dituturkan penutur bersifat seenaknya. Penutur menyebutkan beberapa poin pokok agar petutur satu persatu komponen poin yang disebutkan, cenderung memaksa petutur di saat yang bersamaan menerima serta memahami informasi tanpa penjelasan yang menyeluruh. Berikut adalah hasil pembahasan tindak tutur ilokusi representatif menunjukan dalam komik seratoes
ploes aspirasi: (15) Judul gambar "Tetek-Bengek" Suster
: "Maaf, sebelumnya urus dulu administrasi serta isi formulir sepuluh lembar ini dulu, fotocopy KTP, dan..." (n)
Gadis
: "masya allah!! Masa' masih harus isi tetek-bengek seabrek begini?!!" (t)
Implikatur: n menyebutkan agar (t memenuhi syarat n) Tindak tutur antara (n) dan (t) memiliki konteks peristiwa saat (t) mengantar seorang kakek yang hampir sekarat ke rumah sakit. Penutur adalah seorang suster yang bertugas di loket pendaftaran serta administrasi, sementara (t) adalah seorang gadis yang mengantar kakek. Ketika (t) berada di loket pendaftaran, (n)
Skripsi
TINDAK TUTUR ILOKUSI REPRESENTATIFDALAM KOMIKSERATOES PLOES ASPIRASI KARYAHARYADHI: SEBUAH KAJIAN PRAGMATIK
Zulfira Hildana Rakhmah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
70
mengajukan sejumlah prosedur pendaftaran tanpa adanya penanganan sigap hingga akhirnya tokoh kakek meninggal di tempat. Implikatur tuturan (n) agar (t) mengikuti prosedur yang disebutkan. Implikasi di dalam pentuturan (n) menyebutkan runtutan pendaftaran dan administrasi rumah sakit sesuai dengan prosedur yang ditetapkan, (n) menginginkan agar (t) menuruti runtutan prosedur untuk segera dipenuhi sebelum pasien mendapat penanganan yang layak. Sedangkan (n) tidak berani menyalahi aturan rumah sakit untuk memberi penanganan yang sigap terhadap pasien sebelum syarat-syarat terpenuhi. Konteks di dalam tindak tutur merupakan prosedur birokrasi diskriminatif hingga tidak jarang orang-orang yang menggunakan kartu jaminan kesehatan untuk kalangan menengah kebawah, ditolak rumah sakit dengan berbagai alasan. Padahal seharusnya rumah sakit mengedepankan kemasyarakatan dan bukan menjadi instansi yang justru mengedepankan laba. Sementara implikasi tuturan (t) terlihat bahwa kondisi pasien yang diantaranya sudah tidak memungkinkan jika harus ditinggal mengurus prosedur yang terlalu berbelit dan menginginkan agar segera ditangani ke UGD. Tuturan "Maaf, sebelumnya urus dulu administrasi serta isi formulir sepuluh lembar ini dulu, fotocopy KTP, dan..." merupakan tindak tutur ilokusi representatif
menyebutkan.
Penutur
menyebutkan
serangkaian
prosedur
pendaftaran pasien dengan tujuan untuk dituruti dan dipahami (t). namun tujuan ini tidak bisa tercapai sebab tidak adanya penanganan pasien yang bersamaan menyebabkan pasien meninggal di tempat dan (t) tidak melakukan apa yang telah disebutkan (n). Sementara kelas sosial yang dicerminkan penature mampu di
Skripsi
TINDAK TUTUR ILOKUSI REPRESENTATIFDALAM KOMIKSERATOES PLOES ASPIRASI KARYAHARYADHI: SEBUAH KAJIAN PRAGMATIK
Zulfira Hildana Rakhmah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
71
golongkan dalam kelompok sosial menengah dan berpendidikan karena (n) berusaha berada digaris aman terkait pekerjaan yang dilakukan untuk menyampaikan prosedur pendaftaran. Pembahasan selanjutnya adalah:
(16) Judul gambar "Perbandingan" Gadis
: "Soal fasilitas umum, WC umum, Trotoar, dan fasilitas untuk orang cacat di luar negeri sangat maksimal, tidak seperti di Jakarta yang sangat tidak berpihak pada pejalan kaki dan orang cacat..." (n)
Pejabat : "zzzz nook" tertidur (t) Impliikatur: n menyebutkan agar (t memahami n) Konteks peristiwa tindak tutur antara (n) dan (t) terjadi saat (n) baru tiba dari kuliah di Malaysia dan bercerita di kantor (t). Peristiwa yang terjadi di dalam ruang kerja ini menggambarkan bahwa (t) adalah petutur yang berprofesi sebagai pejabat, sementara (n) adalah seorang mahasiswi yang telah menyelesaikan kuliah di Malaysia. Dengan gerakan tubuh yang bersemangat (n) bercerita mengenai keunggulan infrastruktur Malaysia dibanding Jakarta pada (t), namun (t) justru tertidur mengabaikan (n). Implikatur (n) menjelaskan bahwa Malaysia lebih maju dibanding Jakarta. Implikasi penuturan (n) dengan menyebutkan macam-macam keunggulan infrastruktur Malaysia dibanding dengan Jakarta sebagai ibu kota Indonesia. Hal yang dituturkan (n) bertujuan agar (t) memberi respon positif dengan bertindak cermat untuk kemajuan negara ini karena (n) berkeinginan negara tempat kelahirannya juga mengalami kemajuan. Konteks di dalam tindak tutur ini
Skripsi
TINDAK TUTUR ILOKUSI REPRESENTATIFDALAM KOMIKSERATOES PLOES ASPIRASI KARYAHARYADHI: SEBUAH KAJIAN PRAGMATIK
Zulfira Hildana Rakhmah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
72
merupakan sebuah kritikan pada kemajuan pembangunan yang tergolong lambat di Indonesia. Sementara Malaysia yang dulunya belajar ke Indonesia justru sekarang lebih mengalami kemajuan pesat di bidang infrastruktur dan pariwisata. Pejabat kita justru diributkan mengenai studi banding ke Eropa dan Amerika yang hanya menambah biaya negara. Sementara perbandingan yang tuturkan (n) adalah sebuah ungkapan bahwa Jakarta tidak lebih bagus dari Malaysia yang dituturkan secara halus. Tuturan "Soal fasilitas umum, WC umum, Trotoar, dan fasilitas untuk orang cacat di luar negeri sangat maksimal, tidak seperti di Jakarta yang sangat tidak berpihak pada pejalan kaki dan orang cacat..." merupakan tindak tutur ilokusi representatif menyebutkan. Penutur menyebutkan informasi yang terkait pembangunan infrastruktur Malaysia pada (t) dengan tujuan agar aspirasinya mampu didengar dan selanjutnya mampu diterapkan sebagai barometer cerminan kemajuan infrastruktur agar tidak pula menghabiskan biaya hanya untuk studi banding. Hanya saja tujuan (n) tidak mampu tercapai karena (t) malah tertidur. Kelas sosial yang mampu ditangkap dari penuturan penutur yang sangat terperinci serta konteks peristiwa yang menjelaskan bahwa (n) adalah mahasiswi maka bisa disimpulkan (n) merupakan berpendidikan dan dari kelas menengah dari segi ekonomi karena mampu berkuliah di luar negeri. Sementara (t) adalah dari golongan kelas menengah ke atas terlihat dariprofesi dan tindakan seenaknya yang dilakukan.
1. Pembahasan data (15) dan (16) diatas adalah wujud tindak tutur ilokusi
Skripsi
TINDAK TUTUR ILOKUSI REPRESENTATIFDALAM KOMIKSERATOES PLOES ASPIRASI KARYAHARYADHI: SEBUAH KAJIAN PRAGMATIK
Zulfira Hildana Rakhmah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
73
representatif menyebutkan. Penutur menyebutkan informasi yang cenderung memaksa petutur di saat yang bersamaan menerima serta memahami informasi. 2. Dari kedua contoh di atas, tujuan dari penutur tidak tercapai karena petutur tidak mampu melaksanakan maksud penutur sesuai dengan info yang disampaikan. Tujuan fungsi menyebutkan pada tindak tutur ilokusi representatif menyebutkan tidak selalu bisa terpenuhi. 3.1.7 Tindak Tutur Ilokusi Representa Representattif Memberi Kesaksian Tindak tutur memberi kesaksian merupakan jenis tindak tutur ilokusi representatif, tindak tutur memberi kesaksian yang dituturkan penutur bersifat sebagai penegas informasi sehingga menutup peluang bagi petutur untuk bersikap kritis. Berikut adalah hasil pembahasan tindak tutur ilokusi representatif memberi kesaksian dalam komik seratoes ploes aspirasi: (17) Judul gambar "Kepribadian" Tokoh A
: "Tapi toh terbukti kamu lebih dulu menyebut prestasi para legenda ini setelah itu baru kepribadiannya.. Berarti prestasi seseorang lebih penting daripada segala problema kehidupan pribadinya kan?" (n)
Tokoh B
: Tertegun kaget (t)
Implikatur: n memberi kesaksian agar (t sepakat dengan n) Konteks peristiwa tindak tutur antara (n) dengan (t) ketika berbincang mengenai artis idola. Penutur dan petutur adalah dua orang kawan yang sedang berbincang mengenai artis-artis idola. Pada awal perbincangan (t) memaparkan prestasi para artis idolanya panjang lebar sambil bersantai menghisap rokok dan
Skripsi
TINDAK TUTUR ILOKUSI REPRESENTATIFDALAM KOMIKSERATOES PLOES ASPIRASI KARYAHARYADHI: SEBUAH KAJIAN PRAGMATIK
Zulfira Hildana Rakhmah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
74
melihat poster artis bersangkutan. Di tengah perbincangan tiba-tiba (t) menggunjing kehidupan pribadi para artis pada (n). Akhirnya (n) membalikan tuturan pada (t) dengan memaparkan
bahwa sebelum (t) menggunjing pada
awalnya justru mengagumi prestasi. Implikatur (n) menekankan pada (t) mengenai tuturan yang baru didengar. Dari (t). Implikasi penuturan penutur adalah karena (n) menganggap tuturan (t) tidak konsisten maka (n) menyimpulkan perbincangan dengan memberi penekanan pada (t) atas apa yang baru saja dituturkan. "...kamu lebih dulu menyebut prestasi para legenda ini setelah itu baru kepribadiannya.. Berarti prestasi seseorang lebih penting..." tuturan ini berusaha mengingatkan kembali mengenai
tuturan
(t)
di
awal
perbincangan
bahwa
(t)
dengan
jelas
menginformasikan prestasi terlebih dulu. Konteks yang ada di dalam tindak tutur adalah suatu keadaan dimana menjadi permasalahan ketika mengetahui kehidupan pribadi sosok idola yang tidak sebaik kita duga. Tuturan (n) bermaksud memberi kesadaran pada (t) agar munculnya kesadaran mengenai pandangan terhadap sosok artis seharusnya adalah prestasi yang mampu memberi sumbangsih terhadap bidangnya, bukan mempermasalahkan kehidupan pribadi. Sementara dari informasi yang disampaikan (t) mampu dipahami bahwa apa yang diungkap pertama kali merupakan hal yang menjadi kebanggaan sehingga mampu diingat (t) untuk kemudian dituturkan di awal perbincangan. Tuturan "Tapi toh terbukti kamu lebih dulu menyebut prestasi para legenda ini setelah itu baru kepribadiannya.. Berarti prestasi seseorang lebih penting daripada segala problema kehidupan pribadinya kan?" merupakan wujud tindak tutur
Skripsi
TINDAK TUTUR ILOKUSI REPRESENTATIFDALAM KOMIKSERATOES PLOES ASPIRASI KARYAHARYADHI: SEBUAH KAJIAN PRAGMATIK
Zulfira Hildana Rakhmah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
75
ilokusi representatif memberi kesaksian. Penutur memberi kesaksian dengan penegasan informasi yang tujuan mengingatkan konsistensi tuturan (t) sehingga (t) mampu menerima penuturan (n) tanpa adanya pengelakan. Sementara dilihat dari penuturan (n) yang kritis tersebut mampu disimpulkan bahwa kelas sosial (n) tergolong berpendidikan sebab mampu menekankan (t) pada suatu keadaan yang kurang relevan. Pembahasan selanjutnya bisa dilihat dari data berikut:
(18) Judul gambar "Kabar Baik" Tokoh
: "Woi, ndre apa kabar lo?" (n)
Kreditor Motor
: "Kabar baik bro kerjaan lancar nih, kreditan motor laku semua.. Mantap pokoknya! Eh udah jam 12 siang nih! Makan steak yuk! Tenang, gue traktir!" (t)
Tokoh
: "Makasih ndre, tapi gue harus siap-siap nih biar nggak kemaleman.." (n)
Kreditor Motor
: "Loh.. Buru-buru amat? Lo mau ke bandara? Takut telat sampai ya? (t)
Tokoh
: "Bandara apaan?! Gue mau siap-siap pulang! Gara-gara kabar baik lo, perjalanan pulang gue jadi luama!" (n)
Kreditor Motor : tercengang atas apa yang dilihat. (t) Implikatur: n memberi kesaksian agar (t memahami alasan n) Tindak tutur antara (n) dengan (t) memiliki konteks peristiwa (n) bertemu dengan (t) di tempat kredit motor. Penutur adalah kawan (t) berperawakan tambun, sedangkan (t) adalah pekerja kredit motor. Saat (n) bertemu dengan (t) dan
Skripsi
TINDAK TUTUR ILOKUSI REPRESENTATIFDALAM KOMIKSERATOES PLOES ASPIRASI KARYAHARYADHI: SEBUAH KAJIAN PRAGMATIK
Zulfira Hildana Rakhmah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
76
menyampaikan kabar bahwa kredit motornya lancar pada (n), tiba-tiba (n) memilih untuk segera pulang karena tidak ingin terlalu larut tiba di rumah. Awalnya (t) menduga bahwa (n) terburu karena ingin ke bandara, tetapi keadaan jalan raya yang diperlihatkan (n) membuat (t) tercengang. Implikatur (n) memperlihatkan alasan pulang lebih awal pada (t). Implikasi yang disampaikan penutur adalah menginformasikan keadaan yang menjadi alasan (n) untuk beranjak lebih awal. Konteks di dalam tindak tutur adalah suatu keadaan lalu lintas yang dipadati oleh pengendara motor roda dua sehingga terjadi kemacetan yang parah. Keadaan jalan raya yang diperlihatkan (n) kepada (t) adalah suatu kondisi dari dampak kredit motor yang lancar sama persis yang dituturkan (t). Informasi yang disampaikan oleh (t) mengenai kabar kelancaran pekerjaannya bisa terjadi karena rendahnya uang muka atau down payment (DP) memang berbanding lurus dengan angka pengguna roda dua di jalan raya. Di Indonesia mayoritas konsumer melakukan kredit kendaraan bermotor, bahkan dengan uang muka beberapa ratus ribu rupiah, motor bisa dibawa pulang. Sementara tuturan (n) memiliki makna tersirat untuk menyampaikan pada (t) bahwa suatu kabar baik untuk seseorang belum tentu baik juga untuk orang lain. Tuturan "Bandara apaan?! Gue mau siap-siap pulang! Gara-gara kabar baik lo, perjalanan pulang gue jadi luama!" merupakan tindak tutur ilokusi representatif memberi
kesaksian.
Penutur
memberi
kesaksian
informasi
dengan
memperlihatkan keadaan yang sebenarnya terjadi agar (t) memahami kondisi. Keadaan ini mampu menerangkan alasan mengapa (n) memilih pulang terlebih dulu adalah dampak lalu lintas yang diakibatkan kendaraan bermotor yaitu
Skripsi
TINDAK TUTUR ILOKUSI REPRESENTATIFDALAM KOMIKSERATOES PLOES ASPIRASI KARYAHARYADHI: SEBUAH KAJIAN PRAGMATIK
Zulfira Hildana Rakhmah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
77
kemacetan sehingga (n) waspada terhadap kerugian waktu yang habis diperjalanan. Dari apa yang disampaikan oleh (n) mampu disimpulkan bahwa (n) adalah seorang yang efisien dan tidak ingin rugi waktu, sikap demikian biasa dimiliki oleh kelas sosial menengah dan berpendidikan. Bahasan terakhir terkait wujud tindak tutur ilokusi representatif memberi kesaksian adalah:
(19) Judul gambar "Bocah" Pengemis
: "ngemis bawa bayi dapet duit lebih gede, bego!" (n)
Bocah
: "Saya takut bayinya jatoh bang!!" (t)
Implikatur: n memberi kesaksian agar (t melaksanakan perintah n) Konteks peristiwa tindak tutur antara (n) dengan (t) ketika (t) diperintah (n) untuk mengemis menggendong bayi. Posisi (n) adalah seorang agen komplotan yang biasa mengumpulkan anak di bawah umur untuk dipekerjakan sebagai pengemis. Sementara (t) adalah bocah yang dipekerjakan oleh (n). Agen ini memerintahkan bocah tersebut untuk mengemis dengan menggendong bayi agar mendapat uang lebih banyak lagi. Implikatur (n) pada (t) untuk mendapat keuntungan materi. Implikasi yang dituturkan penutur adalah memberi pengarahan pada bocah mengenai cara mengemis dengan menggendong bayi. Konteks di dalam tindak tutur merupakan modus pengemis saat ini untuk menarik simpati orang-orang demi meraup keuntungan yang lebih karena orang akan lebih merasa iba ketika melihat peminta-minta di jalanan saat menggendong bayi dan kemudian memberi uang. Bahkan bayi-bayi yang dibawa pengemis juga terdapat persewaannya. Tuturan (n)
Skripsi
TINDAK TUTUR ILOKUSI REPRESENTATIFDALAM KOMIKSERATOES PLOES ASPIRASI KARYAHARYADHI: SEBUAH KAJIAN PRAGMATIK
Zulfira Hildana Rakhmah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
78
yang memerintahkan (t) menggendong bayi tentu bermaksud agar hasil mengemis yang disetorkan bisa terus menambah pundi-pundi pribadi agen karena mendapat simpati orang-orang. Sedangkan implikatur yang disampaikan (t) menerangkan pada (n) ketakutan yang dirasa karena (t) paham bahwa dirinya tidak cukup mampu menanggung resiko jika terjadi sesuatu pada bayi. Konteks peristiwa ini merupakan fenomena yang harus menjadi sorotan khusus bagi masyarakat terhadap hak perlindungan anak. Tuturan "ngemis bawa bayi dapet duit lebih gede, bego!" merupakan tindak tutur ilokusi representatif memberi kesaksian. Penutur memberi kesaksian pada (t) mengenai modus mengemis yang lebih menjanjikan mendapat uang lebih berdasar pengalaman yang diperoleh (n) karena (n) lebih berpengalaman dan paham peluang, sehingga (t) tidak bisa menolak atas apa yang dituturkan (n). Jelas dari tuturan (n) berasal dari golongan kelas sosial menengah ke bawah dengan berpendidikan rendah terkait dengan latar belakang sosial dan perilaku yang hanya mementingkan keuntungan pribadi.
1. Dari ketiga pembahasan data (17), (18), dan (19) merupakan wujud tindak tutur ilokusi representatif memberi kesaksian karena (n) berusaha menekankan serta menutup peluang (t) untuk bersikap kritis atau mengelak atas informasi yang disampaikan (n). 2. Data (17) dan (18) meperlihatkan tujuan dari penutur tercapai oleh petutur karena petutur tidak bisa mengelak dari informasi yang disampaikan penutur. Sementara data (19) justru mengalami hal sebaliknya dimana petutur berusaha
Skripsi
TINDAK TUTUR ILOKUSI REPRESENTATIFDALAM KOMIKSERATOES PLOES ASPIRASI KARYAHARYADHI: SEBUAH KAJIAN PRAGMATIK
Zulfira Hildana Rakhmah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
79
menolak dari informasi yang dituturkan penutur, sehingga wujud fungsi pada tindak tutur ilokusi representatif memberi kesaksian bisa tercapai dan tidak. 3.1.8 Tindak Tutur Ilokusi Representa Representattif Berspekulasi Tindak tutur berspekulasi merupakan jenis tindak tutur ilokusi representatif, tindak tutur berspekulasi yang dituturkan penutur bersifat tidak sahih sehingga berpotensi tidak sesuai fakta. Berikut adalah hasil pembahasan tindak tutur ilokusi representatif
berspekulasi dalam komik seratoes ploes aspirasi:
(20) Judul gambar " SMS" Anak
: "Tapi bisa aja yang sms itu mama asli ku, kan? Mungkin aja aku ini putri yang tertukar, Kayak sinetron itu!!! Mungkin aku amnesia dan diadopsi" (n)
Ibu
: "Kamu ngomong apa sih?!!" (t)
Implikatur: n berspekulasi agar (t menyetujui tuturan n) Konteks peristiwa tindak tutur antara (n) dengan (t) adalah ketika (n) menerima pesan singkat yang berisi penipuan berkedok 'mama minta pulsa' di sebuah taman bersama (t). Posisi (n) berperan sebagai anak gadis remaja sementara (t) adalah ibu dari remaja tersebut. Di suatu taman duduklah (n) dengan (t), tiba-tiba telepon selular milik (n) menerima pesan singkat berisi penipuan yang berkedok mama minta pulsa. Keadaan yang terjadi pada (n) justru merespon pesan tersebut dengan serius dan sangat dramatis hingga menduga bahwa (t) bukanlah ibu kandungnya dengan membentak-bentak, sementara (t) hanya terheran-heran dengan kelakuan (n).
Skripsi
TINDAK TUTUR ILOKUSI REPRESENTATIFDALAM KOMIKSERATOES PLOES ASPIRASI KARYAHARYADHI: SEBUAH KAJIAN PRAGMATIK
Zulfira Hildana Rakhmah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
80
Implikatur (n) terhadap (t) adalah menuduh bahwa (t) bukanlah ibu kandung (n). Implikasi penutur (n) dalam tindak tutur ini adalah sebuah dugaan yang disampaikan pada (t) yang dipicu adanya pesan singkat yang dikirim oleh nomor tidak dikenal pada (n) dan berisikan pesan bahwa mama meminta agar pulsanya diisi dan sedang berada di rumah sakit. Penutur mempercayai kemudian timbul dugaan bahwa pesan tersebut benar-benar dari ibu kandungnya, sementara posisi (t) diragukan kebenarannya sebagai ibu kandung dari (n). Konteks yang terjadi pada tindak tutur tersebut adalah suatu fenomena jenis penipuan yang dilakukan via pesan singkat yang dikirim oleh nomor-nomor tidak jelas dan berkedok mama meminta pulsa. Keadaan seperti sudah menjadi hal biasa terjadi namun ada juga beberapa orang yang tertipu dan terkecoh oleh pesan tersebut sehingga menuruti permintaan penipu yang bersangkutan. Sikap mudah terpengaruh seperti yang dituturkan (n) biasanya terjadi pada mental remaja yang selalu berpikir dramatis karena pengaruh acara televisi. Dominasi sinetron bercerita mengenai percintaan, perebutan harta, dan lainnya menjadi hal yang perlu diwaspadai bagi perkembangan psikologis, acara sinetron yang disiarkan pada akhirnya menjadi praktik hegemoni atas apa yang mereka lihat tanpa filter lalu dibawa ke seharian. Kita tidak bisa sepenuhnya menyalahkan tayangan acara, tetapi apa yang dituturkan (n) jelas terjadi karena kurangnya peran orang tua sebagai pendamping untuk mengarahkan tontonan yang lebih layak. Tuturan "Tapi bisa aja yang sms itu mama asli ku, kan? Mungkin aja aku ini putri yang tertukar, Kayak sinetron itu!!! Mungkin aku amnesia dan diadopsi" merupakan
Skripsi
tindak
tutur
ilokusi
representatif
TINDAK TUTUR ILOKUSI REPRESENTATIFDALAM KOMIKSERATOES PLOES ASPIRASI KARYAHARYADHI: SEBUAH KAJIAN PRAGMATIK
berspekulasi.
penutur
Zulfira Hildana Rakhmah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
81
mengungkapkan dugaan
kecurigaannya terhadap (t) atas suatu keadaan yang
dipercayai hanya karena pengaruh pesan singkat tanpa ada bukti yang sahih. Kelas sosial yang sedang dialami dilihat dari konteks peristiwa, gambaran latar dan tuturan (n) maka bisa disimpulkan bahwa (n) berasal dari kelas menengah keatas. Pembahasan selanjutnya adalah:
(21) Judul gambar "Dilema 007" Tokoh A : "Gue dilanda dilema berat! Pilih Si Super Man nanti uang rakyat dibawa terbang! Pilih si James Bond, bisa-bisa ada operasi korupsi
skymonet-fall untuk partainya! Arrgh!" (n) Tokoh B:
Melotot kaget (t)
Implikatur: n berspekulasi agar (t memaklumi dilema n) Tindak tutur antar (n) dengan (t) memiliki konteks peristiwa saat (n) sedang melakukan pemilihan di bilik pemilihan. Posisi (n) adalah seorang masyarakat biasa sementara (t) adalah petugas KPU. Baliho kampanye para calon wakil rakyat yang dilihat (n) terdapat berbagai macam gaya. ada yang bergaya Superman dan juga James Bond. Penutur (n) mulai menggerutu mengenai visi misi para calon elit politik karena menurutnya tidak sesuai dengan apa yang direncanakan saat kampanye. Hingga pada saat pemilihan terjadi, tokoh justru merobek-robek kertas pemilihan di bilik pemilihan dengan ekspresi geram karena dilema skeptis untuk memilih calon wakil rakyat. Implikatur (n) terhadap (t) adalah ungkapan keraguan pemilihan wakil rakyat. Implikasi penutur adalah keraguan mengenai pilihan wakil rakyat yang diungkap
Skripsi
TINDAK TUTUR ILOKUSI REPRESENTATIFDALAM KOMIKSERATOES PLOES ASPIRASI KARYAHARYADHI: SEBUAH KAJIAN PRAGMATIK
Zulfira Hildana Rakhmah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
82
(n) melalui penokohan superhero Superman dan James Bond. Konteks di dalam tindak tutur adalah nama tokoh-tokoh superhero yang dilihatnya pada baliho kampanye dan dianalogikan oleh (n) sehingga tumbuh rasa ragu. Superman memiliki kemampuan untuk terbang sehingga (n) curiga bahwa calon wakil rakyat yang berkampanye mengenakan kostum superman akan membawa terbang uang rakyat. Sedangkan pada calon wakil rakyat yang meniru tokoh James Bond penutur curiga akan terjadi praktik korupsi 'Sky-money-fall', Sky fall adalah judul serial James Bond yang terbaru dan sudah bukan jadi rahasia bahwa tokoh James Bond terkenal sebagai agen yang sangat pandai menyamarkan identitas aslinya. Hal ini terkait dengan sejumlah kasus korupsi yang sebagian besar terpidana korupsi berasal dari anggota legislatif, seperti yang disebutkan Indonesia
Corruption Watch (ICW) menyebutkan terdapat 36 daftar nama anggota legislatif yang terlibat kasus korupsi pada Juni 2013. Tuturan "Gue dilanda dilema berat! Pilih Si Super Man nanti uang rakyat dibawa terbang! Pilih si James Bond, bisa-bisa ada operasi korupsi skymonet-fall untuk partainya! Arrgh!" merupakan tindak tutur ilokusi representatif berspekulasi. Penutur mengungkapkan keraguan pada (t) akan daftar calon wakil rakyat yang harus dipilih karena dikhawatirkan akan terjadi praktik korupsi. Keraguan ini memang
belum
terbukti
namun
dilatarbelakangi
oleh
keadaan
yang
memperlihatkan bahwa banyak pelaku korupsi berasal dari kalangan legislatif dan janji kampanye adalah sebuah wacana belaka. Dari penuturan (n) pada (t) bisa diperlihatkan bahwa (n) berasal dari kelas sosial yang berpendidikan terkait dengan sikap skeptis dan kritis dan pengetahuan yang dianalogikan dengan
Skripsi
TINDAK TUTUR ILOKUSI REPRESENTATIFDALAM KOMIKSERATOES PLOES ASPIRASI KARYAHARYADHI: SEBUAH KAJIAN PRAGMATIK
Zulfira Hildana Rakhmah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
83
tokoh-tokoh dalam film. Pembahasan terakhir tindak tutur ilokusi representatif berspekulasi adalah: (22) Judul gambar "Sahabat" Tokoh A: "Ahh... Indonesia kalah! Pasti ini gara-gara pemain persojo nih!!" (n) Tokoh B: "Pemain persobo tuh! Maennya loyo!" (t1) Tokoh C: "Duh kok masih aja sih??!" (t2) Implikatur: n berspekulasi agar (t menyetujui tuduhan n) Tindak tutur antara (n) dengan (t1) dan (t2) memiliki konteks peristiwa saat (n), (t1) dan (t2) menonton petandingan sepak bola. Mereka sedang menyaksikan pertandingan tim nasional melawan negara lain. Penutur merupakan suporter kesebelasan persobo, sementara petutur adalah suporter kesebelasan persojo. Kedua pemain kesebelasan ini bermain pula dalam timnas saat melawan negara lain. namun, saat timnas mengalami kekalahan, (n) menyalahkan bahwa kekalahan diakibatkan oleh pemain persojo pada (t1). Begitu pula sebaliknya (t1) menyalahkan pada (n), sementara (t2) hanya terheran-heran atas ulah (n) dan (t1). Implikatur (n) terhadap (t1) adalah menyalahkan kesebelasan idola (t1). Implikasi penuturan (n) adalah tuduhan menyalahkan pemain kesebelasan yang diidolakan (t1) atas kekalahan timnas. Konteks yang terkait di dalam tindak tutur adalah suatu sentimen pribadi terhadap suatu kelompok tertentu. Keberadaan suporter merupakan salah satu fondasi penting dalam pertandingan sepakbola agar tidak terasa hambar. Kelompok suporter merupakan fenomena dari pendukung suatu kesebelasan. Sikap fanatisme yang biasa memprovokasi kekerasan bisa dikatakan hal yang wajar karena ujung-ujungnya pasti akan terjadi konflik.
Skripsi
TINDAK TUTUR ILOKUSI REPRESENTATIFDALAM KOMIKSERATOES PLOES ASPIRASI KARYAHARYADHI: SEBUAH KAJIAN PRAGMATIK
Zulfira Hildana Rakhmah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
84
Kekerasan yang muncul tidak hanya dalam bentuk fisik yang mencederai individu, dalam tuturan juga berpotensi merampas hak untuk berpendapat. Dari implikatur (n) terlihat ketidakdewasaan suporter olahraga yang memungkinkan timbulnya pengalaman yang berbahaya hingga terjadi baku hantam bahkan berujung kematian. Tuturan "Ahh... Indonesia kalah! Pasti ini gara-gara pemain persojo nih!!" merupakan
tindak
tutur
ilokusi
representatif
berspekulasi.
Penutur
mengungkapkan kekecewaannya dengan menuduh dan menyalahkan kesebelasan idola (t1) atas kekalahan yang menimpa timnas. Padahal di dalam tim sebuah tim nasional terdiri dari berbagai macam tim kesebelasan yang beragam individu, tetapi sikap sinis terhadap kesebelasan lain merupakan hasil dari sikap fanatisme. Hal ini muncul dari pikiran seseorang atau kelompok yang dipuja, diharapkan memberi hasil yang lebih terhadap kelompok pemuja itu sendiri. Sikap yang dihadirkan oleh (n) serta tuturan yang diungkap mampu menjadi cermin bahwa (n) berasal dari kelas sosial yang berpendidikan rendah karena terlalu berpikiran sempit dan menimpahkan kesalahan pada (t1).
1. Pembahasan data (20), (21), (22) di atas adalah wujud tindak tutur ilokusi representatif berspekulasi. Penutur mengungkapkan dugaan-dugaan yang tidak terbukti kebenarannya hanya karena suatu keadaan yang dilihatnya kemudian disimpulkan secara subyektif pada petutur agar petutur menangkap cerita yang baru dan terkesan terhadap penuturan penutur. 2. Data (20) dan (22) memperlihatkan ketidakberhasilan petutur mencapai tujuan
Skripsi
TINDAK TUTUR ILOKUSI REPRESENTATIFDALAM KOMIKSERATOES PLOES ASPIRASI KARYAHARYADHI: SEBUAH KAJIAN PRAGMATIK
Zulfira Hildana Rakhmah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
85
petutur, sementara data (21) memperlihatkan keberhasilan karena petutur memperoleh kesan dari tuturan yang disampaikan penutur. Jadi tujuan fungsi berspekulasi pada tindak tutur ilokusi representatif berspekulasi tidak selalu terpenuhi sesuai tujuan penutur.
Skripsi
TINDAK TUTUR ILOKUSI REPRESENTATIFDALAM KOMIKSERATOES PLOES ASPIRASI KARYAHARYADHI: SEBUAH KAJIAN PRAGMATIK
Zulfira Hildana Rakhmah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
86
BAB IV PENUTUP
4.1 Simpulan Hasil penelitian menemukan wujud tindak tutur ilokusi representatif diantaranya: menyatakan, menuntut, mengakui, melaporkan, menunjukkan, menyebutkan, memberi kesaksian. Dari keduapuluh dua datas ilokusi representatif peneliti mendapatkan dua pola ilokusi, diantaranya: 1. Ilokusi yang berhasil diterima oleh penutur keberhasilan ditentukan oleh tindakan sepakat diantara penutur dan petutur. 2. Ilokusi yang tidak berhasil, petutur akan menolak atau bahkan mengabaikan penuturan petutur. Penerimaan atau penolakan ditentukan oleh ketimpangan posisi sosial dan latar belakang penutur (n) dan petutur (t). Implikatur menentukan maksud-maksud atas aspirasi penutur terhadap petutur, implikasi yang cenderung timbul pada data ilokusi representatif dalam komik Seratoes Ploes Aspirasi mengungkapkan subyektifitas penutur. 4.2 Saran Penelitian ini membahas mengenai implementasi representatif dan faktor penyabab tindak tutur ilokusi dalam komik Seratoes Ploes Aspirasi karya Haryadhi yang diterbitkan oleh Koloni anak perusahaan PT. Gramedia pada tahun 2013. Penelitian ini dapat dikaji dengan menggunakan sudut pandang yang berbeda sehingga penelitian mampu menjadi tambahan referensi mengenai kajian
Skripsi
TINDAK TUTUR ILOKUSI REPRESENTATIFDALAM KOMIKSERATOES PLOES ASPIRASI KARYAHARYADHI: SEBUAH KAJIAN PRAGMATIK
Zulfira Hildana Rakhmah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
87
bahasa dengan objek komik. Sementara untuk penerbit atau komikus, diharap kedepannya pemberian nomor halaman dalam komik serta adanya penggolongan tema-tema yang digambarkan.
Skripsi
TINDAK TUTUR ILOKUSI REPRESENTATIFDALAM KOMIKSERATOES PLOES ASPIRASI KARYAHARYADHI: SEBUAH KAJIAN PRAGMATIK
Zulfira Hildana Rakhmah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
88
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharimi. 2002. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek). Jakarta: Rineka Cipta. Austin, J.L. 1962. How to Do Things with Words. London: Oxford University Press. Bonnef, Marcel. 2008. Komik Indonesia. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia. Chaer, Abdul. 2010. Kesantunan Berbahasa. Jakarta: Rineka Cipta. Haryadhi. 2013. Komik Situasi untuk Umum: Seratoes Ploes Aspirasi. Jakarta: PT. Gramedia (m&c!) Ihsan, Dimroh. 2011. Pragmatik Analisis Wacana Dan Guru Bahasa. Palembang: Universitas Sriwijaya. Jannah, Miftakhul. 2011. "Tindak Tutur Ilokusi Representatif dalam Komik Lagak Jakarta Edisi Koleksi Karya Benny & Mice". Skripsi. Surabaya: Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Airlangga. Kreidler, Charles W. 1998. Introducing English Semantics. New York: Routlede. Leech, Geoffrey. 1993. Prinsip-Prinsip Pragmatik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Rohmadi, Muhammad. 2004. Pragmatik: Teori dan Analisis. Yogyakarta: Lingkar Media. Rosdiana, Diyanti. 2011. "Bentuk-Bentuk Tindak Tutur dan Fungsi Tindak Tutur Ilokusi Ekspresif pada Karikatur Clekit Halaman Opini Surat Kabar Jawa Pos". Surabaya: Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Airlangga. Rustono. 1999. Pokok-pokok Pragmatik. Semarang: IKIP Semarang Press. Sudaryanto. 1993. Metode Linguistik: Ke Arah Memahami Metode Linguistik. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Thomas, Jenny. 1995. Meaning In Interaction: An Introduction to Pragmatics. London-New York: Longman Wijana, I Dewa Putu. 1996. Dasar-Dasar Pragmatik. Yogyakarta: Andi Offset.
Skripsi
TINDAK TUTUR ILOKUSI REPRESENTATIFDALAM KOMIKSERATOES PLOES ASPIRASI KARYAHARYADHI: SEBUAH KAJIAN PRAGMATIK
Zulfira Hildana Rakhmah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
89
LAMPIRAN No
Tindak Tutur
Jenis Ilokusi Representatif
Ilmuwan: "Kami para ilmuwan profesional tidak disejahterahkan di negeri ini, di luar negeri kami sangat dibutuhkan." (n) 1
Pemuda: "Hei tunggu jangan pergi!! Gimana
Menyatakan
nasib Indonesia jika semua orang cerdas tidak ada lagi!!!" (t)
Konteks No
Ketika (n) akan beranjak pergi ke luar negeri. Tindak Tutur
Jenis Ilokusi Representatif
Para murid : "Nggak asik! Kami udah kecanduan Facebook, YM, Twitter, Youtube, dan game!" (n)
2 Guru
Konteks
No
Menyatakan
: Hah???!! (t)
Saat berlangsungnya kegiatan belajar di laboratorium komputer antara (n) dan (t). Tindak Tutur
Jenis Ilokusi Representatif
Pemuda : "Dasar reality show nggak mutu!" (n) 3
Pembaca: Memahami kondisi.
Konteks
Skripsi
Menyatakan
Saat (n) sedang berjalan kaki di suatu tempat kemudian melihat penggambilan gambar sebuah acara reality show.
TINDAK TUTUR ILOKUSI REPRESENTATIFDALAM KOMIKSERATOES PLOES ASPIRASI KARYAHARYADHI: SEBUAH KAJIAN PRAGMATIK
Zulfira Hildana Rakhmah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
90
No
Tindak Tutur
Jenis Ilokusi Representatif
Mahasiswi: "Grrr!! Dosen kurang ajar!! Biaya mahal, kualitas nol total!!" (n) Menyatakan
4 Pembaca : Memaklumi kondisi. (t)
Konteks
Saat dosen tidak menghadiri perkuliahan
No
Tindak Tutur
Jenis Ilokusi Representatif
Tokoh : "Hah??? Penjaranya kok mewah banget begini???" (n) Napi 5
: "Hei apa-apaan nih! Tolong usir dia.." Menyatakan
(t1) Sipir
: "Hei kamu wartawan sekolahan, pergi sana" (t2)
Konteks
saat (n) melihat kondisi sel tahanan (t2) yang sangat mewah.
No
Tindak Tutur Remaja
: "Mudah-mudahan koruptor hilang dari Indonesia" (n)
6 Orang tua Konteks
Menyatakan
: Bersorak bahagia (t)
Saat ulang tahun (n).
No
Tindak Tutur Mahasiswa
7
Jenis Ilokusi Representatif
Jenis Ilokusi Representatif
: "Maaf saya menerobos masuk, Pak! Tapi kenapa monorail nggak
Menuntut
jadi-jadi?! Tiangnya doang berdiri
Skripsi
TINDAK TUTUR ILOKUSI REPRESENTATIFDALAM KOMIKSERATOES PLOES ASPIRASI KARYAHARYADHI: SEBUAH KAJIAN PRAGMATIK
Zulfira Hildana Rakhmah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
91
dari dulu!!" (n)
Pemerintah
: "Hei.. Itu sudah jadi! Kamu lihat aja
besok,
semua
sudah
beroperasi!" (t) (keesokan harinya) Mahasiswa
: "oooh.. Ternyata keretanya loncat dari satu tiang ke tiang lain toh!" (n)
Konteks
saat (n) memprotes perkara monorel pada (t).
No
Tindak Tutur Karyawan
Jenis Ilokusi Representatif
: "Boss, saya udah kerja 5 tahun disini, gaji nggak pernah naik! Kerja sampai malem terus tapi nggak pernah lembur!! Tunjangan nihil! Status saya pun nggak jelas, belum diangkat karyawan sampai
8
Menuntut detik ini!!!" (n) Bos
: "Agen outsourcing.. Karyawan yang ini rusak nih mulai minta macem-macem.. Ganti yang lain dong." (t)
Konteks
Skripsi
ketika (n) mengobrol di ruang kerja (t).
TINDAK TUTUR ILOKUSI REPRESENTATIFDALAM KOMIKSERATOES PLOES ASPIRASI KARYAHARYADHI: SEBUAH KAJIAN PRAGMATIK
Zulfira Hildana Rakhmah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
92
No
Jenis Ilokusi Representatif
Tindak Tutur Kakak
: "Ini dia si bandel! Ayah, liat nih kelakuannya! Pagi- pagi bukan sekolah, malah nonton acara musik live!" (t1)
Adik
: "Ayah tunggu dengerin dulu.. Dari acara tadi aku dibayar 100 ribu, kalau
9
ajak temen, dapet bonus, kalau rutin,
Mengakui
aku bisa bayar SPP sendiri! nggak ngerepotin ayah lagi, ya kan?" (n) Ayah
: "Wuidih.. Lumayan juga.. Besok ikut lagi ya!!!" (t2)
Konteks
ketika (n) diadukan membolos oleh (t1) kepada (t2).
No
Jenis Ilokusi Representatif
Tindak Tutur Wartawan : "Kebetulan gue kan wartawan, lagi mau
wawancara
Tentang
strategi
orang bisnis
MLM... mereka...
Mm.. Tanya dong.." (n) 10
Mengakui
Gadis
: (tercengang) (t1)
Security
: "Maaf mas ini pesta ultah biasa.. Jangan
bawa
pekerjaan
yah..
Silahkan pergi.." (t2) Konteks
Skripsi
saat (n) ingin meliput bisnis MLM di pesta ulang tahun (t1).
TINDAK TUTUR ILOKUSI REPRESENTATIFDALAM KOMIKSERATOES PLOES ASPIRASI KARYAHARYADHI: SEBUAH KAJIAN PRAGMATIK
Zulfira Hildana Rakhmah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
93
No
Jenis Ilokusi Representatif
Tindak Tutur Wanita berkerudung :"Mereka terorisnya Pak!! Mereka
berkomunikasi
pake kode-kodean. Pasti itu sandi untuk rencana teror 11
Melaporkan
terbaru mereka!!" (n) Densus 88
: posisi sigap (t1)
Dua wanita
:"Bagaimana
dia
bisa
tahu?!" (t2) Konteks
saat (n) mencurigai (t2) yang sedang asik mengirim pesan singkat di meja makan.
No
Jenis Ilokusi Representatif
Tindak Tutur Penyirar berita
: "... Pemirsa, sering padamnya listrik yang dialami oleh warga, menimbulkan kekhawatiran di tengah
masyarakat...Aktifitas
warga jadi terganggu, banyak
12
Melaporkan
barang elektronik pun menjadi rusak, belum lagi ketika..." (n) Pemirsa
:
"Jiah
bagus
banget
mati
lampu!" (t) Konteks
Skripsi
saat (t) menonton acara berita televisi yang disampaikan oleh (n).
TINDAK TUTUR ILOKUSI REPRESENTATIFDALAM KOMIKSERATOES PLOES ASPIRASI KARYAHARYADHI: SEBUAH KAJIAN PRAGMATIK
Zulfira Hildana Rakhmah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
94
No
Jenis Ilokusi Representatif
Tindak Tutur Penjaga toilet
: "Udah kok! Kalau mau yang bersih di sini, sekali masuk
13
Menunjukan
bayar 10 ribu!" (n) : Weleh!!! (t)
Pemuda Konteks
saat (t) membayar jasa toilet umum pada (n).
No
Jenis Ilokusi Representatif
Tindak Tutur Polisi : "Silahkan pilih paket reguler atau premium, kalau reguler jadinya baru bisa besok, kalau premium langsung 5 menit!! Tentu premium lebih oke dong?
14
Menunjukan
Asik kan?" (n) Pemuda : Tertegun heran (t)
Konteks
ketika (t) berniat mengurus SIM di kantor (n).
No
Jenis Ilokusi Representatif
Tindak Tutur Suster
:
"Maaf,
sebelumnya
urus
dulu
administrasi serta isi formulir sepuluh lembar ini dulu, fotocopy KTP, dan..."
15
Menyebutkan
(n) Gadis
Skripsi
: "masya allah!! Masa' masih harus isi
TINDAK TUTUR ILOKUSI REPRESENTATIFDALAM KOMIKSERATOES PLOES ASPIRASI KARYAHARYADHI: SEBUAH KAJIAN PRAGMATIK
Zulfira Hildana Rakhmah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
95
tetek-bengek seabrek begini?!!" (t) Konteks
saat (t) mengantar seorang kakek yang hampir sekarat ke rumah sakit.
No
Jenis Ilokusi Representatif
Tindak Tutur Gadis
: "Soal fasilitas umum, WC umum, Trotoar, dan fasilitas untuk orang cacat di luar negeri sangat maksimal, tidak seperti di Jakarta yang sangat tidak
16
Menyebutkan
berpihak pada pejalan kaki dan orang cacat..." (n) Pejabat Konteks
: "zzzz ngook" tertidur (t) Saat (n) baru tiba dari kuliah di Malaysia dan bercerita di kantor (t).
No
Jenis Ilokusi Representatif
Tindak Tutur Tokoh A : "Tapi toh terbukti kamu lebih dulu menyebut prestasi para legenda ini setelah itu baru kepribadiannya.. Berarti prestasi
17
seseorang
lebih
penting
Memberi Kesaksian
daripada segala problema kehidupan pribadinya kan?" (n) Tokoh B : Tertegun kaget (t) Konteks
Skripsi
Antara (n) dengan (t) ketika berbincang mengenai artis idola.
TINDAK TUTUR ILOKUSI REPRESENTATIFDALAM KOMIKSERATOES PLOES ASPIRASI KARYAHARYADHI: SEBUAH KAJIAN PRAGMATIK
Zulfira Hildana Rakhmah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
96
No
Jenis Ilokusi Representatif
Tindak Tutur Tokoh
: "Woi, ndre apa kabar lo?" (n)
Kreditor Motor : "Kabar baik bro kerjaan lancar nih, kreditan motor laku semua.. Mantap pokoknya! Eh udah jam 12 siang nih! Makan steak yuk! Tenang, gue traktir!" (t) Tokoh
: "Makasih ndre, tapi gue harus siap-siap
nih
biar
nggak
kemaleman.." (n) 18
Kreditor Motor : "Loh.. Buru-buru amat? Lo
Memberi Kesaksian
mau ke bandara? Takut telat sampai ya? (t) Tokoh
: "Bandara apaan?! Gue mau siap-siap
pulang!
Gara-gara
kabar baik lo, perjalanan pulang gue jadi luama!" (n) Kreditor Motor : tercengang atas apa yang dilihat. (t) Konteks
Skripsi
(n) bertemu dengan (t) di tempat kredit motor.
TINDAK TUTUR ILOKUSI REPRESENTATIFDALAM KOMIKSERATOES PLOES ASPIRASI KARYAHARYADHI: SEBUAH KAJIAN PRAGMATIK
Zulfira Hildana Rakhmah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
97
No
Tindak Tutur Pengemis
Jenis Ilokusi Representatif
: "ngemis bawa bayi dapet duit lebih gede, bego!" (n)
19
Bocah
: "Saya takut bayinya jatoh bang!!"
Memberi Kesaksian
(t) Konteks
ketika (t) diperintah (n) untuk mengemis menggendong bayi.
No
Tindak Tutur Anak
Jenis Ilokusi Representatif
: "Tapi bisa aja yang sms itu mama asli ku, kan? Mungkin aja aku ini putri yang tertukar, Kayak sinetron itu!!! Mungkin
20
Berspekulasi
aku amnesia dan diadopsi" (n) Ibu Konteks
: "Kamu ngomong apa sih?!!" (t) ketika (n) menerima pesan singkat yang berisi penipuan berkedok 'mama minta pulsa' di sebuah taman bersama (t).
No
Tindak Tutur
Jenis Ilokusi Representatif
Tokoh A : "Gue dilanda dilema berat! Pilih Si Super Man nanti uang rakyat dibawa terbang! Pilih si James Bond, bisa-bisa 21
ada operasi korupsi skymonet-fall untuk
Berspekulasi
partainya! Arrgh!" (n) Tokoh B : Konteks
Skripsi
Melotot kaget (t)
Saat (n) sedang melakukan pemilihan di bilik pemilihan.
TINDAK TUTUR ILOKUSI REPRESENTATIFDALAM KOMIKSERATOES PLOES ASPIRASI KARYAHARYADHI: SEBUAH KAJIAN PRAGMATIK
Zulfira Hildana Rakhmah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
98
No 22
Tindak Tutur
Jenis Ilokusi Representatif
Tokoh A : "Ahh... Indonesia kalah! Pasti ini gara-gara pemain persojo nih!!" (n) Tokoh B : "Pemain persobo tuh! Maennya loyo!"
Berspekulasi
(t1) Tokoh C: "Duh kok masih aja sih??!" (t2) Konteks
Skripsi
Saat (n), (t1) dan (t2) menonton petandingan sepak bola.
TINDAK TUTUR ILOKUSI REPRESENTATIFDALAM KOMIKSERATOES PLOES ASPIRASI KARYAHARYADHI: SEBUAH KAJIAN PRAGMATIK
Zulfira Hildana Rakhmah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
99
Data 1
Skripsi
TINDAK TUTUR ILOKUSI REPRESENTATIFDALAM KOMIKSERATOES PLOES ASPIRASI KARYAHARYADHI: SEBUAH KAJIAN PRAGMATIK
Zulfira Hildana Rakhmah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
100
Data 2
Skripsi
TINDAK TUTUR ILOKUSI REPRESENTATIFDALAM KOMIKSERATOES PLOES ASPIRASI KARYAHARYADHI: SEBUAH KAJIAN PRAGMATIK
Zulfira Hildana Rakhmah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
101
Data 3
Skripsi
TINDAK TUTUR ILOKUSI REPRESENTATIFDALAM KOMIKSERATOES PLOES ASPIRASI KARYAHARYADHI: SEBUAH KAJIAN PRAGMATIK
Zulfira Hildana Rakhmah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
102
Data 4
Skripsi
TINDAK TUTUR ILOKUSI REPRESENTATIFDALAM KOMIKSERATOES PLOES ASPIRASI KARYAHARYADHI: SEBUAH KAJIAN PRAGMATIK
Zulfira Hildana Rakhmah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
103
Data 5
Skripsi
TINDAK TUTUR ILOKUSI REPRESENTATIFDALAM KOMIKSERATOES PLOES ASPIRASI KARYAHARYADHI: SEBUAH KAJIAN PRAGMATIK
Zulfira Hildana Rakhmah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
104
Data 6
Skripsi
TINDAK TUTUR ILOKUSI REPRESENTATIFDALAM KOMIKSERATOES PLOES ASPIRASI KARYAHARYADHI: SEBUAH KAJIAN PRAGMATIK
Zulfira Hildana Rakhmah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
105
Data 7
Skripsi
TINDAK TUTUR ILOKUSI REPRESENTATIFDALAM KOMIKSERATOES PLOES ASPIRASI KARYAHARYADHI: SEBUAH KAJIAN PRAGMATIK
Zulfira Hildana Rakhmah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
106
Data 8
Skripsi
TINDAK TUTUR ILOKUSI REPRESENTATIFDALAM KOMIKSERATOES PLOES ASPIRASI KARYAHARYADHI: SEBUAH KAJIAN PRAGMATIK
Zulfira Hildana Rakhmah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
107
Data 9
Skripsi
TINDAK TUTUR ILOKUSI REPRESENTATIFDALAM KOMIKSERATOES PLOES ASPIRASI KARYAHARYADHI: SEBUAH KAJIAN PRAGMATIK
Zulfira Hildana Rakhmah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
108
Data 10
Skripsi
TINDAK TUTUR ILOKUSI REPRESENTATIFDALAM KOMIKSERATOES PLOES ASPIRASI KARYAHARYADHI: SEBUAH KAJIAN PRAGMATIK
Zulfira Hildana Rakhmah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
109
Data 11
Skripsi
TINDAK TUTUR ILOKUSI REPRESENTATIFDALAM KOMIKSERATOES PLOES ASPIRASI KARYAHARYADHI: SEBUAH KAJIAN PRAGMATIK
Zulfira Hildana Rakhmah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
110
Data 12
Skripsi
TINDAK TUTUR ILOKUSI REPRESENTATIFDALAM KOMIKSERATOES PLOES ASPIRASI KARYAHARYADHI: SEBUAH KAJIAN PRAGMATIK
Zulfira Hildana Rakhmah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
111
Data 13
Skripsi
TINDAK TUTUR ILOKUSI REPRESENTATIFDALAM KOMIKSERATOES PLOES ASPIRASI KARYAHARYADHI: SEBUAH KAJIAN PRAGMATIK
Zulfira Hildana Rakhmah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
112
Data 14
Skripsi
TINDAK TUTUR ILOKUSI REPRESENTATIFDALAM KOMIKSERATOES PLOES ASPIRASI KARYAHARYADHI: SEBUAH KAJIAN PRAGMATIK
Zulfira Hildana Rakhmah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
113
Data 15
Skripsi
TINDAK TUTUR ILOKUSI REPRESENTATIFDALAM KOMIKSERATOES PLOES ASPIRASI KARYAHARYADHI: SEBUAH KAJIAN PRAGMATIK
Zulfira Hildana Rakhmah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
114
Data 16
Skripsi
TINDAK TUTUR ILOKUSI REPRESENTATIFDALAM KOMIKSERATOES PLOES ASPIRASI KARYAHARYADHI: SEBUAH KAJIAN PRAGMATIK
Zulfira Hildana Rakhmah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
115
Data 17
Skripsi
TINDAK TUTUR ILOKUSI REPRESENTATIFDALAM KOMIKSERATOES PLOES ASPIRASI KARYAHARYADHI: SEBUAH KAJIAN PRAGMATIK
Zulfira Hildana Rakhmah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
116
Data 18
Skripsi
TINDAK TUTUR ILOKUSI REPRESENTATIFDALAM KOMIKSERATOES PLOES ASPIRASI KARYAHARYADHI: SEBUAH KAJIAN PRAGMATIK
Zulfira Hildana Rakhmah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
117
Data 19
Skripsi
TINDAK TUTUR ILOKUSI REPRESENTATIFDALAM KOMIKSERATOES PLOES ASPIRASI KARYAHARYADHI: SEBUAH KAJIAN PRAGMATIK
Zulfira Hildana Rakhmah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
118
Data 20
Skripsi
TINDAK TUTUR ILOKUSI REPRESENTATIFDALAM KOMIKSERATOES PLOES ASPIRASI KARYAHARYADHI: SEBUAH KAJIAN PRAGMATIK
Zulfira Hildana Rakhmah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
119
Data 21
Skripsi
TINDAK TUTUR ILOKUSI REPRESENTATIFDALAM KOMIKSERATOES PLOES ASPIRASI KARYAHARYADHI: SEBUAH KAJIAN PRAGMATIK
Zulfira Hildana Rakhmah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
120
Data 22
Skripsi
TINDAK TUTUR ILOKUSI REPRESENTATIFDALAM KOMIKSERATOES PLOES ASPIRASI KARYAHARYADHI: SEBUAH KAJIAN PRAGMATIK
Zulfira Hildana Rakhmah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
121
Skripsi
TINDAK TUTUR ILOKUSI REPRESENTATIFDALAM KOMIKSERATOES PLOES ASPIRASI KARYAHARYADHI: SEBUAH KAJIAN PRAGMATIK
Zulfira Hildana Rakhmah