Adam Smith Sebuah Primer Bagian 4: Tentang Wealth of Nations
Upah bergantung pada pertumbuhan ekonomi Ketidaksempurnaan tersebut terjadi juga di pasar kerja. Tanah, modal dan kerja mungkin bisa saling bergantung satu dengan yang lain, tetapi pertarungan antara pekerja dan pengusaha dan tuan tanah adalah pertarungan yang timpang. Pengusaha mendukung hukum yang melarang pekerja saling bekerja sama (kolusi), kata Smith, walaupun kolusi antara para pengusaha kata Smith ‘selalu dan seragam’.1 Tetapi para pengusaha harus ingat bahwa menjaga upah tetap rendah adalah strategi ekonomi yang salah; upah dan kondisi kerja yang lebih baik bisa meningkatkan produktifitas, sehingga menghasilkan pengembalian yang lebih tinggi. Sahabat terbaik pekerja, Smith simpulkan, adalah meningkatnya pendapatan nasional dan pertumbuhan modal, karena mereka mengangkat upah. Tuan tanah dengan pendapatan lebih bisa mempekerjakan lebih banyak pelayan. Penjahit atau pembuat sepatu dengan modal lebih akan mempekerjakan asisten. Dengan kata lain, permintaan terhadap tenaga kerja akan meningkat jika – dan hanya jika – kekayaan bangsa meningkat. ‘Penghargaan lebih bagi pekerja’ bergantung sepenuhnya pada pertumbuhan ekonomi. Tetapi ukuran sebenarnya dari upah adalah seberapa banyak yang bisa mereka beli; dan Smith mencatat bahwa ketika pajak telah menaikkan harga lilin, kulit, alkohol, dan kemewahan lainnya pada zamannya, makanan dan kebutuhan pokok lainnya menjadi lebih murah, terima kasih kepada sistem pasar. Ini lebih khusus membantu orang miskin, yang bukanlah hal buruk, karena: ‘Tidak ada masyarakat yang tentunya bisa berkembang dan bahagia, ketika sebagian besar dari anggotanya miskin dan menderita.’2
Tingkat upah pasar Secara teori, selidik Smith, penghasilan dari kerja harusnya cenderung sama. Jika satu pekerjaan dibayar lebih, orang-orang akan lari dari pekerjaan lain dan pasar akan segera terkoreksi dan menjadi seimbang. Lalu kenapa tingkat upah menjadi berbeda?
1 2
Ibid., Buku I, Bab VIII, hlm. 84, paragraf 13. Ibid., Buku I, Bab VIII, hlm. 96, paragraf 36.
Jawabnya adalah bahwa kita tidak boleh melihat hanya bayaran ‘uang’ saja, tetapi juga bayaran ‘non-moneter’ dari pekerjaan. Beberapa pekerjaan lebih sulit dan tidak disukai (yang adalah kenapa tukang daging dan algojo dibayar lebih tinggi dari tukang tenun). Beberapa usaha (seperti membangun tukang bata) adalah musiman. Pekerjaan lain (seperti pengobatan) membutuhkan bayaran lebih karena membutuhkan kepercayaan yang tinggi dari publik. Beberapa profesi lebih mahal untuk dipelajari (seperti hukum, contohnya); dan bahkan setelah investasi tersebut, kesempatan untuk kesuksesan bisa saja tipis (penyanyi opera). Semua faktor in akan mempengaruhi harga pasar dari pekerjaan tertentu.
Upah dan politik Tetapi faktor politis juga mempengaruhi pendapatan dan laba. Peraturan pemerintah menghalangi orang-orang untuk memasuki profesi tertentu. Smith mengutip peraturan yang melarang pandai besi pembuat perlengkapan makan (cutler) di Sheffield untuk memiliki lebih dari satu pekerja magang, atau penenun di Norfolk dan pembuat topi di Inggris untuk memiliki lebih dari dua pekerja magang. Halangan untuk masuk ini menjaga pendapatan tetap tinggi untuk sedikit orang yang bisa menjadi penenun atau pembuat topi yang handal – tetapi dengan mencuri dari orang lain ‘hak kepemilikan suci’ dari pekerjaan mereka. Dan juga mencegah pekerja untuk berpindah dari usaha yang sedang lesu ke usaha yang sedang dibutuhkan sedang banyak orang. Perkataan terkenal Smith: ‘Orang-orang dari cabang usaha yang sama jarang saling bertemu bersama, bahkan untuk kesenangan dan menghabiskan waktu, tetapi perbincangan mereka selalu berakhir dengan rencana melawan masyarakat umum, atau sebuah persekongkolan untuk menaikkan harga.’3 Tetapi (lanjutnya kemudian) politisi dan hukum juga besekongkol, karena mereka menerbitkan dan menegakkan peraturan yang koalisi demikian lebih sering terjadi dan lebih efektif. Dia membayangkan tentang jenis hak khusus yang dinikmati serikat dagang para pengrajin (atau ‘inkorporasi’), yang, semenjak Abad Pertengahan, telah secara cerdik menjaga monopoli mereka, membatasi siapa yang bisa bergabung dalam profesi mereka dan dengan syarat tertentu, menyimpan daftar dari mereka yang berlisensi untuk bekerja dan mengumpulkan dana dari anggotanya, untuk kesejahteraan anggotanya yang miskin. 3
Ibid., Buku I, Bab X, Bagian II, hlm. 145, paragraf. 27.
Tetapi hukum yang menciptakan daftar anggota pekerja dari satu profesi, kata Smith, membuat mereka gambang saling berhubungan satu dengan yang lain dan membuat pertemuan persekongkolan seperti ini lebih mungkin terjadi. Pengumpulan kesejahteraan yang diwajibkan bagi anggota membuat pertemuan seperti ini tidak bisa dihindari, karena anggota dari profesi tersebut harus datang untuk membayar iuran mereka. Dan ketika hukum lebih jauh lagi, mengijinkan profesi-profesi ini menciptakan kebijakan berdasarkan suara terbanyak, ini ‘akan membatasi persaingan secara lebih efektif dan bertahan lama dari jenis perkumpulan apapun yang diciptakan secara sukarela’.4 Bagi Smith, satu-satunya pendisiplinan yang ‘nyata dan efektif’ bagi bisnis adalah ketakutan akan hilangnya pelanggan.5 Pasar yang bebas dimana pelangganlah yang berkuasa adalah cara yang lebih pasti dalam meregulasi tingkah laku bisnis dibandingkan berapapun jumlahnya peraturan resmi – yang malah sering menghasilkan kebalikan dari niatan sebenarnya.
Modal dan Laba Regulasi yang juga tidak masuk akal ini berdampak pula pada faktor produksi berikutnya, yang disebut Smith sebagai stock (persediaan).6 Sebagaimana yang dijelaskannya kemudian,7 ini termasuk barang-barang yang disimpan untuk kebutuhan segera, seperti pakaian atau persediaan barang; modal tetap, seperti mesin, dan modal lancar, seperti barang yang sedang dikerjakan dan barang sudah dikerjakan tetapi tetap disimpan di gudang. Smith berpendapat bahwa laba dari persediaan ini – yaitu, pengembalian bagi mereka yang berinvestasi pada usaha produktif – sangat bervariatif. Ia bergantung pada harga komoditas, pada bagaimana harga kompetitor dan ‘ribuan kejadian lain’ yang bisa terjadi ketika barang sedang ditransportasikan atau disimpan.8 Tingkat suku bunga, menyediakan gambaran kasar dari keuntungan; jika orang-orang rela membayar banyak untuk meminjam uang, itu berarti bahwa mereka menciptakan keuntungan yang besar ketika dana yang dipinjamnya dipakai untuk berproduksi.
4
Ibid., Buku I, Bab X, Bagian II, hlm. 145, paragraf 30. Ibid., Buku I, Bab X, Bagian II, hlm. 146, paragraf 31. 6 Ibid., Buku I, Bab X. 7 Ibid., Buku II, Bab I. 8 Ibid., Buku II, Bab I. 5
Dengan ilustrasinya, dia menunjukkan begitu tingginya suku bunga di koloni Amerika, dimana tanah berlimpah, tetapi sedikit modal atau tenaga kerja untuk mengerjakannya. Tanah oleh karenanya murah tetapi modal dan tenaga kerja mahal – sebagaimana ditunjukkan dengan tingginya laba, tingginya bunga dan tingginya upah.
Tanah dan Sewa Pandangan Smith tentang tanah dan sewa9 menunjukkan bahwa dia menyukai tuan tanah tidak lebih dari dia mencintai pengusaha: mereka menikmati ‘harga monopoli’ tidak lewat usaha, tetapi melalui sekedar kepemilikan tanah dan lokasi dan kesuburannya. Lebih lagi, hasrat para saudagar kaya untuk memiliki tanah pedesaan yang mengesankan menambah permintaan tanah, dan karenanya harga tanah dan sewa, lebih tinggi. Tanah menyediakan mineral juga makanan dan tempat, tentu saja. Tulisan Smith yang panjang Tambahan tentang Perak menyajikan bukti berlimpah untuk mendukung tesisnya bahwa ketika pendapatan nasional bertumbuh barang-barang menjadi murah tetapi tanah menjadi lebih mahal.
Sistem yang otomatis Untuk disimpulkan: ‘produksi tahunan’ satu negara, membagi dirinya kepada sewa, upah dan laba, artinya bahwa pemilik tanah, pekerja dan pengusaha tak terhindarkan saling berhubungan.10 Mereka adalah bagian dari sistem tak kelihatan yang mengalir dimana barang-barang diciptakan, dipertukarkan, diuangkan dan digantikan – dan sumber daya digunakan sebaik-baiknya – semuanya bekerja otomatis. Tetapi proses ini bisa dirusak oleh berbagai kepentingan pribadi, yang menggunakan kekuasaan pemerintah untuk membelokkan sistem pasar bebas ini demi kepentingan mereka sendiri. Pemilik tanah mungkin terlalu pemalas dan pekerja tidak terlalu berkuasa: tetapi pengusaha punya insentif maupun kebebasan untuk mendukung regulasi yang menghentikan persaingan. Oleh karenanya: Usulan untuk setiap hukum atau regulasi perdagangan yang muncul dengan tujuan ini, harus dilihat secara hati-hati, dan jangan pernah dibiarkan berlaku sampai setelah 9
Ibid., Buku I, Bab XI. Ibid., Buku I, Bab XI.
10
ditelaah dalam jangka waktu lama dan dengan kehati-hatian, bukan hanya dengan ketelitian, tetapi juga dengan penuh kecurigaan. Karena dia datang dari orang-orang, yang kepentingannya tidak akan pernah sama dengan kepentingan umum, yang pada umumnya kepentingannya adalah untuk menipu dan bahkan menindas masyarakat umum, dan yang juga sebaliknya, dalam banyak kejadian, telah menipu dan menindasnya.11
11
Ibid., Buku I, Bab XI, hlm. 267, paragraf 10.