ADAM SMITH DAN MUNCULNYA EKONOMI: DARIFILSAFAT MORAL KE ILMU Sosm'
Abstract: How did ecollolnics arise as a discipline? Takhg the works of Adam Smith as an example, his essay suggests that economics emerged from a strand of moral pldosopl~ythat concerns the issue of societal coordination. In particular, this essay argues that the type of moral reflection wluc11 g;we rise to economics involves a methodological contraction of its premise of human person as an actor in trade. While this parsimony is commonly required for methodological purposes, it has created problems for the development of economics itself, as much as chdlenges for political pldosophy and pldosoplucal antluopology.
Kata-kata Kunci: Elionomni, Filsafat Moral, Inliisible 1-Iand, Manusia Ekonotni, Pasan Dua puluh dua h a ~setelah i terbitnya A 7 2 Inquzry into the Nature andCauses
of
the IYealth of Nations, 9 Mwet 1776, David Hutne lnenulis surat kepada Adam Sinith, sahabatnya, penulis buku itu: "Ezge! BeNe! DearMr. Smith. Saya amat g a n g ; membaca sepintas bulm itu telah ~ne~nbebaslian saya dari keceinasan besar..."2 Adam Fergusou menulis surat lebih profetilc: "Engkau menjadi satu-satunya otoritas mengenai persoalan itu, ine~nbentukpandangan orang... dan lnengarahkan generasi-geuerasi ~ n e n d a t m ~ . " ~ Buku yang biasanya disingkat The IYealfh oj" Nulions ihl dianggap menjacb "peletak dasw bagi kelahiran ilmu e k ~ n o m i . "Apabila ~ isinya tidak lagi terasa istirnewa, itu karena "apa yang digagasnya telah lnerasuk Be dalan cara berpilrU. kita dewasa hin5 Dalan suatu peringatan 200 tahun bulru itu, 9 Maret 1976, Ronald Coase, penerima hadiah Nobel Ekonolni 1991,lnengajukan kesimpulan yangmnungkh terlalu berani tetapi bukan tanpa dasar: "Apa pang terjadi dengan
*
DoktorB. Hery-Priyo adalah Dose71 Tetappada Program l'as~aJavana, Sekolah Tin& Fi/s.fat Dnjarkara, Jakarta. I
belumlah lazim. Oleh karena itu, yang dicnaksud Senophon dalam Oikonomih lebih menunjuk efisiensi pengelolaan alam/ladang bagi anggota rumah tangga, bukan efisiensi transaksi komersial dalam sistem elionolni pasar. Menurut Xenophon, salah satu kunci efisiensi itu adalah peinbagian kerja (dillision oJ labour) dan spesiali~asi.'~ Inilah polrok yang di kelnudian hari mendapat perhatian khusus dalain ekonomi modern. Beberapa tema yang merupakan aspek lregiatan ekonoini tidak banyak dibahas Plato (sekitar 429-347 SM), yang berfokus pada penyusunan blueprint bagi negara ideal dalam kelnelut politik yang melanda Athena dan negaranegara lrora Yunani lain selama abad ke-5 dan ke-4 SM." Dari Senophon, dapat diltatakan tongltat refleksi inengenai masalah ekonolni pindah ke Allistoteles (384-322 SM) dalain rupa gagasan spekulatif. Spelrulasi Aristoteles perihal ekonomi dapat ditemulran dalam PoLtics (Buku I) dan Etbica Niconzachca (Bulru V). Spekulasi itu diajukan bukan sebagai pemnil&an tentang elroonomi, tetapi dalam rangka membahas s o d etilra, dengan masalah pokok bagaimana hidup secua baik dalain poh. Dengan kata lain, intuisi inengenai ekonomi berstatus instrumental terhadap tujuan tata hidup dalampoL~.'~ Dalaln Etbica Niconzacbea, misalnya, Aristoteles melihat keadilan antara pihak-pihali yang bersenglreta merupakan prasyarat dasar tata kehidupan yang baik dalam polir. Dalam rangka itu, ia ine~nbedalrant i p inacam keadilan: distributif, pemulihan, dan komnutatif. Terutama p h s i p 'keadilan komutatif' inengatlu. urusan transaksi antara pihak-pihali yang talibat dalain pertulraran atau perdagangan. Misalnya: Pertama ...harus ada kesetzaan perbandingan antara bilrang yang dipertukzkan, dan kedua, harus terjadi kesalingan; ...semua barang yang dipertukzkan harus sebanding. Untuk tujuan itulah uang digunalran, dan ddam arti tertentu menjadi perantara. Jumlah sepatu pang ditukzkan dengan sebuah rumah (atau dengan sejumlah makanan) dengan demikian harus setara dengan rasio seorang pembangun rumah terhadap seorang pembuat sepatu.13
Dalam contoh lain, ia inemandang uba (ttsuy) sebagiu "jenis tindakan paling tercela, ... mengainbil laba dari uang itu sendiri, dan bukan dari pertukaran alami barang. Dari semua cara memperoleh harta, riba adalah cara yangpaling tidak alami."'4 Pokok ini sangat terkait dengan pandangan bahwa nilai ekonomi suatu barang terletak bulran pada nilai tulrar (exchange ~/al~cc), tetapi pada niLu guna (tm value), sesuai dengan plinsip teleologis Aristoteles.
4
DISKLlRSUS, Vol.6, No. I. April 2007: 1 4 0
Spekulasimengenai persoalan ekonomi sebagai bidang sangat l i e d dalam Filsafat Moral muncul kembali dalam bingkai Teologi Skolastik selama Abad Pertengahan. Apa yang khas adalah bahxva gagasan-gagasan eliono~nitalnpil sebagai bagian panduan dalam buku-bulru penuntun pengalruan dosa. Contohnya adalah Summa Conjessonm karya Thomas Chobham (1163-1235).15 Ia antara lain mengkaji bahaya moral berbagai profesi, ter~nasukpedagang. Daftar y ) keserakahan (a~arice).'~ dosa berat yang ia sebut mencakup riba ( z ~ s z ~dan Namun ia juga sangat Inembela perdagangan." Tidali ada pel& pnglebih lengkap menampilkan Teologi Skolasdlr daxipada Thomas Aquinas (1225-1274). Dalam Szmma Theologiae, liarpa ralcsasa Aquinas, s o d yang terkait dengan tema ekonomi tentu hanya bagian sangat lied, namun &wnus!an dengan rinci. Seperti dilakukan beberapa teolog Skolastik, persoalan ekonomi juga &muskan dalam rangh panduan moral dengan cara tanya-jawab. Misalnya: Pokok 3: Apahh penjual wajib menpttakan cacat barang yang dijualnya? Keberatan 1: Penjual tidakharus menyatakan cacat barang pang dijual. I<arena penjual tidak mengharuskan pembeli untuk membeli, penjual c u h p menbiarkan pembeli inenilai sendiri barang yang dijual. Keberatan 2: Penjual ddak berkewajiban menyatakan cacat barang yang dijual, karena halihl akan mencegall jual-beli... Keberatan 4: Bila penjual menyatakan cacat barang yang dijual, hal itu hanya akan menurunkan harga... painun] saya menjawab bahwa tidak sah membahayakan dan merugkan si-pun ... Maka bila cacat itu tersembunyi, dan penjual tidak menyatakannya, penjualan tersebut haram serta curang, dan penjual harus memberikan kotnpensasi atas kerugian yang terjadi.18 Selain &muskan dalam tuntunan moral dan panduan pengalruan dosa, selama Abad Pertengahan tidak sedikit gagasan spekulatif yang secara langsung inenunjuk tema yang kini dianggap bidang kajian elionolni. Contohnya adalah Traktat Asal-Uszil: Kodrat, Hz~kzmzdaa P e n g a ~ d nUang karya Nicolas Osesme (sekitar 1350). Meskipun dengan cara sangat spekulatif, Oresme berpendapat bagairnana kinerja kelruatan pasar sering menyebabkan depresiasi mata uang yang menghancurkan ekonomi suatu negeri.19 Sedangkan dari para pet* Islam, kita dapati genius seperti Ibn I(ha1dun (1332-1406).Dalatn bahasa alam pikit zaman itu, ia bahkan telah menunjuk banyak persoalan ekonomi pang menjadi idiom andisis ekonomi dewasa ini, seperti darnpak ~ernbagiankerja pada produktivitas, pengaruh selera (taste) pada permintaan (den~aizd,dilema
6
DISKURSUS, Vd 6, No. 1, Apnl2007: 1-40
Galileo Galilei (1564-1642),Johann Kepler (1571-1630), Reni Descartes (15961650) dan tentu Isaac Newton (1642-1727).25 Penyebutan di atas sangat hemat, sekedar menunjuk horison cara berpikir baru bahwa alam semesta tidak lagi dipikirkan semata-mata sebagai tatanan yang digera&nTuhan, tetapi oleh keteraman gerak yang mengkuti semacam hukum mekanik. Revolusi intelektual yang mulai berkembang pada abad ke16 salah satunya membwu pertanyaan besar ini: hukum aP yang membuat beraneka gejala alam berada dalam gerak yangmembentuk tatanan s e r n e ~ t a ? ~ ~ Sulit meneinukan pernilsir penting pada zaman itu yang tidak dipengaruhi oleh pertanyaan ini. Seperti telah disebut, apa yang disebut 'filsafat' di zaman itu menunjuk semesta pengetahuan universal, dan para fdosof terlibat dengan matematika maupun sastra, polidlr maupnn astronomi, fisika maupun jurisptudensi, dan seterusnya. Leibniz (1646-1716), misalnya, terlibat dalam bidang matematika murni, politik, f i s h , masalah ekonomi, metafi~ika.~' Itdah mengapa tidakmengherankan bahxva dalam benak para hlosof, pertanyaan raksasaitu juga mempexanakkan pertanyaan mirip dan sama besarnya: apa dan dalil apa yang membuat tindakan tiap-tiap or~angyang terpisah satu sans lain inembentuk gerak sebagai tata masyarakat? Apakah ada semacam " d m yang membuat gerak senulifugal yang dilakukan tiap-tiap orang tidak berakhir pada chaos, tetapi pada suatu tatanan sosial? Thomas Hobbes (15881679), misalnya, menggunakan cara berpikit itu dengan rumusan be&: "Setiap orang menghindari kematian; ia melakukan itu dengan keniscayaan alami, sama seperti bagaimana sebuah batu jatuh ke ba~ah."~~Ambillah David Hume (17111776) sebagai contoh lain. Dalam kondisi depresi baat, ia menulis surat kepada seorang dokter &London (tahun 1734): "Alru mendapati kelugasan~vatak sedang berkembang dalam diriku, yang bersikeras tidak mau mengakui otoritas apapun..., yang membawaku mengejar medium baru dengan apa kebenaran dapat diteta~kan."~'Apayang disebut "medium baru" itu hanya menjadi jelas setelah terbit karyanya, A Treatise of Human Natnre: Being an Attempt to Introduce the E~pen'mentaJMetbodof Reasoning into Moral Snbjets (1739). "Medium baru" itu berupa metode eksperimental bagi ~ersoalanmoral-metode eksperunental yang dikembangkan Frands Bacon dan Isaac Newton dengan model observasi ketat atas gejala sosial, mengganti cara be~pikirapriori Abad Pertengahan. Suatu analogi cara berpikir sedang berkembang sepecti lalu lintas dua arah antara Filsafat Alam (natwalphilosop&) dan Filsafat Moral (mralphiLo~op&).
Apa yang disebut 'Filsafat Moral' pada zaman itu bukan sekedar refleksi mengenai 'baik' dan 'buruk' seperti pengertian dewasa ini, inelainkan gugus kajian amat luas yang mencakup sejarah institusi, etika, estetika, agama, hubungan internasional, adat-istiadat, yurisprudensi, masalah perkaminan dan keluarga, serta apa yang kemudian disebut e k o n ~ m i - ~ o i t iDengan k . ~ ~ kata lain, kajian Filsafat Moral mencakup seluruh bidang yang ldni menjadi xvilayah ilmuihnu sosial dan humaniora. Analog dengan hukum gravitasi pang mendasari tata keteraturan alam semesta, apa yang tejadi bila hidup inanusia dan bangsa-bangsa, hukum, sejarah, budaya, polidlr dan ekonomi jug? berlangsung menurut kinerja "gravitasi" - juga seandainya "gravitasi" dalam Filsafat Moral tidalr dipahami persis sama seperti kinerja gravitasi dalam &nu-ilmu alam? Dari cara berpkk Verstehen,tentu pertanyaan di atas terdengar sebagai scientisnl yang berlebihan. Namun pencarian plinsip gerak a la gravitasi itulah pang sedang bekeinbang dalam horizon baru pemikiran zainan itu. Cara berpildr itu bukan hanya menyangkut gerak benda-benda fish dan tatanan alam semesta, tetapi dalam bahasa Hume, "persis di jantungibu kota atau pusat ilmu-ilmu itu sen^, yaitu kodrat manu~ia."~' Adam Smith, penulis The WealthoSNations, hidup dalam suasana intelektual itu. Ia lahir di I(irlrcaldy, sebuah kota kecil di pantai timur Slrotlandia, dan dipermandikan 5 Juni 1723, yang mungkin juga inerupakan hari kelahirant~~a.~' Dari tahun 1737 sainpai 1746 ia belajar di Universitas Glasgow dan Oxford. Tahun 1751-1764 ia menjadi guru besar Logika dan kemudian Filsafat Moral di Universitas Glasgoxv, Skotlandia. Icaryanya yang terpenting adalah The Theoy of MoraLSentiments (1759) den The Wealth of Nations (1776). Smith meninggal pada tanggal 17 Juli 1790.33 Seperti banyak pemikir pada zaman itu, Smith juga digelisahkan oleh pencarian dalil-dalilyang memungldnkan simpang-siur gejala alam semesta maupun kehidupan sosial tidak berujung pada chaos, tetapi pada tat2 k e t e ~ a t u r a n . ~ ~
MENCARI DALIL GRAVITASI MORAL Kunci terpenting untuk memahami pencarian Smith atas prinsip gravitasi dalam Filsafat Moral adalah minat dan keterpesonaan pada a s ~ o n o m iPada .~~ awal kehidupan akademisnya, ia mengkaji empat sistein pemildran astronomi, yaitu sistein Ptolemeus, Copernicus, Descartes, dan Newton.36Nainun cukup jelas kajian Smith atas empat sistem itu bukan pertama-tuna untulr meneinukan
8
DISKURSUS, VoL 6,No. 1, Apri/ZOO7: 140
sistem kosmologi lain, tetapi lebih berstatus instrumental. Maksudnya, dalam bahasa Smith, "bukan untuk menetapkan absurditas atau probabilitas, kesesuaian atau ketidaksesuaiannya dengan kebenaran dan kenyataan:' tetapi "mencari sejauh mana tiap-tiap sistem itu berguna untuk menenangkan imajinasi, untuk membuat drama semesta menjadi lebih tertata rapi, sehingga menjadi tata tampilan yang lebih menakjubkan daripada yang sebaliknya tampak."37 Itulah tugas filsafat mennxut Smith. Dengan kata lain, hlsafat adalah 'obat penenang' (trangwiliser) yang muncul d u i ketidakberdayaan nalar finqotence of mind) dan rasa panik atas gejala chaos, baik dalam gejala dam maupun gejala m a ~ ~ a r a k aDengan t . ~ ~ "menampilkan rantai kaitan tersembunyi yang menyatukan keberantakan objek, hlsafat mengajukan tatanan bagi simpang-siur gejala yang sedemikian berantakan, menjinakkan keterserakan imajinasi, serta memulihkannya kembali...menjadi tata keteraturan dan ketenat~gan."~~ Berulang kali Smith menyebut hal itu sebagai tugas mencari 'sistem' (system).Tulis Smith, "Dalam banyak hal sistem menyerupai mesin.... Sistem adalah mesin rekaan yang dicipta untuk menghubung-hubungkan menjadi satn dalam imajinasi berbagai gerak dan dampak yang dalam kenyataan telah te Dalam rangka pencarian 'sistem' itu, secara khusus Smith diilhami hukum gravitasi yang dirumuskan Newton: Sesudah sistem sebelumnya, tidak ada sistem lain yang lebih memadai daripada prinsip gravitasi... Genius dan keunggulan Isaac Newton telah menghasilkan kemajuan yang paling mempesona... paling besar dan paling menakjubkan yang pernah dibuat dalam filsafat. 'Melalui Pukum gravitasi] itu ia mampu, dalam satn sistem, menjelaskan gerak planet-planet dengan prinsip kaitan yang sedemikian jelas, yang meniadakan berbagai kesulitan yang sampai kini dihadapi imajinasi dalam memikirkan gejala-gejala it^.^' Pokok ini sangat berpengaruh bagi konsepsi Smith mengenai ekonomi dalam The Wealth of Nations. Norriss Hetherington bahkan menemukw "kesamaan penting antara struktur buku Prinn$ia Newton dan The W e h h of Nations (selanjutnya disingkat EN),yaitu metode induksi dad fenomena ke rumusan plinsip umum, dan kemudian melakukan deduksi fenomena dari piinsip-phip m u m it^."^^ Seperti telah disebut, minat Smith pada problelnatikifxbukan ' ~ , . untuk merumuskan sistem astronomi lain, tetapi menemukan.analog(analogy) cara berpikir bagi Filsafat Newton memberikan pernbuahan, . .
.
kecuali dengan membayanglran apa yang akan kita rasakan dalain situasi s e m a ~ a m . Itulah " ~ ~ simpati. Sunpati (synIpath_y)atau rasa-merasa pada sesama ifeLow;feelindmerupakan prinsip "gravitasi" dalam tatanan moral. Melalui cara itu, kita memasuki sukaduka, rasa bangga, kesukaan dan ketidaksukaan orang lain, menilai sifat moral tindakan inereka dan lalu kita pakai inenilai tindakan kita sendiri?"Dari situ pula, kita menilai kepantasan dan ketidakpantasan moral suatu tindakan. Misalnya, Idta dapat merasakan dan menyetujui kemarahan seorang yang telah dikhizmatitemannya, dan kita inenyebut keinarahannya sebagai 'pantas' @roper). Akan tetapi, bila kemarahan itu telah melampaui penyebabnya, kita menyebut kemarahannya sebagai 'tidak pantas' (improper).joHal yang sama juga berlaku dalam sod kelayakan dan ketidaklayakan atas pujian atau hukuman. Dzuiproses inilah terbentuk dalam diri kita rasa-inerasa moral, lrewajiban moral, rasa malu, bangga, inenyesal, dan sebagainya. Tetapi, apa ldu kiteria objektif moralitas, dan di mana letaknya? Ketika inasih kecil, cukup lama ldta mengejar proyek mustahil untuk mendapat sanjungan setiap orang. Hanya secara bertahap ldta sadar ha1 itu tidak mungkin, karena tindakan kita yang paling pantas pun sering l c e l a orang lain, dan sebaliknya tindakan kita yang paling tidak pantas pun dipuji orang lain. Untuk menjaga dki kita dari penikian sepihak itu, kita kemudian belajar mengembangkan dalam diri semacain "sosok hakim." Di situ, kita membayangkan diri sedang bertindak di hadapan seseorang, yang tidak meinpunyai kaitan apapun dengan kita maupun orang-orang yang terkena dampak tindakan kita. Lalu melalui trial and error, kita belajar bertindak sedemikian rupa agar dinilai layak dan pantas oleh "sang h a k i d itu. Itulah penilai yang tidalr memihak (inqartial spectator), "manusia dalam kalbunya, hakim agung dan wasit petilaku kita."51 Keseluruhan jaring proses itu membentuk tatanan modmasy,
Pertama, ada pmadoks besar dalam kinerja siinpati. Di satu pihak, "!&a mendapat simpatilebih lrecil dani seorang kenalan biasa daripada dari seorang sahabat," dan "ldta menerima simpati jauh lebih k e d lagi dmi orang-orang yang tidak kita kenz11."~~ D i lain pihak, keutamaan penguasaan dki (se&commanrl) yang s e n d dalam kehidupan moral biasanya jauh lebih berkembang b i a seorang berada di bawah sorot mata orang-orang yang tidak ia kenal: "Selalu dati orang yang tidak kita kenal, dari inana luta hanya dapat berharap sedikit simpati, kita lebih mungkin belajar penpasam-dki yang paling baik."55 Kondisi asing itu erat terkait dengan situasi perdagangan (trade), di inana orang yang saling tidak kenal berhubungan melakukan transaksi berdasarkan "bahasa" harga @rice).Dalain arti hi, Smith inelihat sistem ekonomi pasm meinpunyai daya membentuk keutamaan penguasaan-diri, unsur sentral dalam gagasan ~noraln~a.'~ Kedua, filsafat moral Sinith sangat dipengaruhi Bsafat S t ~ aSejak . ~ ~awal ia menunjuls "peinbedaan tajam antara 'keutamaan' (~rtzte)dan 'sekedar kepantasan' (merepropricty); antara ku&tas dan tindakan yang patut dikagumi serta disanjung, dan kuahtas serta tindakan yang selredar patut d i s e t u j ~ i . "'Sekedar ~~ kepantasan' adalah moralitas orang biasa, sedanglran 'keutamaan' adalah inoralitas "selrte ung$ (theJ'.n~ozissect).~~ Waszelr mencatat bahwa kmena moralitas sekte bijalr itu tidalr pernah dicapai oleh orang-orang biasa, dalam perlrein: bangannya Filsafat Moral kian "ineinberi perhatian pada persoalan praktis, yang lalu membawa minat seinaldn besar pada tindakan-tindakan tidak sempuma tetapi mas& patut ditel.ima."60Dua karya besar Adam Smith, TMS dan WN, dapat dipandang sebagai bagian penting dari proses Filsafat Moral ke arah itu. Dalain konteks ini kemudian berkeinbang gagasan bahwa untuk mendapatkan siinpati dari the inlpartial spectator, keutainaan unggul tidak lagi inutlak. Sebagai gantinya, sekedar sikap had-hati (i.feriorprwdence) sudahlah cukup. Inilah gugus moralitas yang "sekedar diarahkan pada wusan lresehatan, pencarian rejeki dan harta, serta status dm reputasi indi~idual."~~ Moralitas orang biasa adalah moralitas yang lebih tertuju pada "pemuasan hasrat alaniah" dalam rupa "harta material," dan untuk tujuan itu ia mengejar "pengetahuan dan ketrampilan praktis dalam kerja dan perdagangan, rajin dan tekun dalam inelalrukannya, hemat dan bahkan kildr dalam pengeluaran."62 Di situlah tersembunyi lraitan antara gagasan moral Slnith dalam TMS dan gagasan elronomi dalam WN.@ Torsi terbesar buku TMSbahkan dipakai
12
DISKUILCLIS,
Vd 6, No.
I , Apd2007: 1-40
membahas moralitas orang biasa itu, dan h'anya di bagan teralrhir Smith secara khusus meinbahas moralitas "sekte ~ n ~ g u lCukup . " ~ ~pasti Smith tidak inemeluk inoralitas orang-orang biasa sebagai posisi intelektualnya. Garis moral pang dianutnya adalah moralitas "sekte unggul" k m Stoa Imno, seperti Socrates dan Z e n ~Dalam . ~ ~ arti ini, W d a p a t dilcatalrm sebagai aplikasiprinsip 'simpad' Smith pada sendmen moral orang-orang biasa.G6 Pokok ini sentxal untuk ineinahaini Irontinuitas antara TMS dan MN; sentral pula untuk inemahami mengapa gagasan ekonomi Smith berisi gagasan seperti pang ada dalam
1vw7 MENCARI DALIL GRAVITASI EKONOMI Andaikan TMS "meinbahas desain interior ruang tamu, WN memba~va para pembaca ke dam terb~ka."~' Meski kini banyak gagasan di ddarnnya telah menjadi idiom analisis dan kegiatan ekonomi sehui-hui, terbitnya CY/N di tzhun 1776 inenimbulkan sensasi. Dalatn chaos simpang-siur gejala dan tindakan perdagmgan serta proses industrial, Smith menaruh suatu sistem penjelasm sebabakibat yang menyatukan berbagai serakan gagasan beberap p e d & sebeluinnya." Pada masa itu, para tuan tanah dan pedagang menpasai Parleinen Inggris. Ideologi ekonoini inereka biasanya disebut MerkantiLisme, yaitu paham elrono~ni-politikyang berkembang sejak abad ke-17, berisi gagasan bahwa kekuatan dan kekayaan suatu bangsa terletak d a l m pemilikan logam berhargii seperti emas. Salah satu siasatnya adalah melarang impor dan mendorong ekspor untuk menciptalran swplus perdagangan, dan pendapatan dari surplus itu dipalmi menumpulr logam be~harga.~' Tentu saja, ha1 itu mencekik hidup warga biasa, karma upah inereka yang rendah tidak dapat membeli harga b m g kebutuhan yang tinggi. Dalam konteks ekonoii-polidi itu W N terbit, dan bagi kontelrs itu Smith menulis: "Saya belum pernah melihat manfaat yang dilalukan ole11 orangorang yang berdagang bagi lrebaikan urn~un."~' Alternatif Smith dalarn WTJ adalah gagasan tentang suatu sistein yang ia sebut 'ekonomi-politik' @o,'iticoL ern~zon~).~~ Di belakangnya adalah pertanyaan besar yang diilhaini oleh studinya tentang tata keteraturan dam semesta: dalil apa yang membuat sfinpang-siur tindakan inanusia tidak berakhir dengan chaos, tetapi tatanan rna~yarakat?~~ Meringkas isi WNpang amat lebat d m penuh paradoks tentu usaha pang h m p i r pasti akan berakhic dengan Beke~dilan.Dengan risiko seperti itu, beberapa pokok di bawah ini inungkin dapat meinberikan isparat.
Pertanza, sdah satu dalil bagi tamnan sosial yang m m p u membawa lrehyaan suatu bangsa adalall pokok hi: "Usaha alamiah tiap orang untuk memnperbaiki kondisinya masing-masing, jika dilakukan dalain kebebasan dan rasa ainan, merupakan prinsip yang begitu hat," dan daya itu "tidak hanya mnampu meinbawa masymalrat menu~ukernahnuran, tetapi juga mengatasi ratusan rintangan yang mengganggu."74 Bagaimana proses itu terjadi? Mirip seperti Newton, S m i t h lneinulai teorinya dengan gejala, dan gejala itu addah falrta 'pembagian Irerja' (nivisiool2 oJ labot~d.'~Jika inoralitas orang biasa menyangkut pemenuhan kebutuhan sehari-hi, padahal seomng p e t a tidak ~ dapat menjahit palraiannya sendici, maka tentu ia meinbutuhkan hasil kerja tukang jaht; dan sebalilmya. Dalam bahasa Smith, pe~nbagiankerja muncul d u i "kecenderungan orang untuk inenawarkan, melalrukan barter, dan inenukarkan satu ha1 dengan ha1 lain."76Bila dalain TMS prinsip penggerak tatanan moral itu adalah 'slmpati', dalam IVN prinsip penyangga tatanan sosial adalah 'pembagian kerja'.
Kedva, sebagai unplilrasi gagasan 'simpad' dalam TMS, petani tidak akan mainpu inanenuhi kebutuhan/kepentingannya sen&i apabila tidak inenempatkan dici pada posisi tukang jahit yang juga sedang berusaha memenuhi lrebutuhannya s e n h i . D D ~ proses itu muncul pertukaran dan perdagangan Apa yang menmilr di sini adalah balnva pertulclran itu tidak dilalukan karena 1rebahn hati (benevolence) dan kepedulian pada liesejahteraan uinun, Ddam b&sa tetapi lraena pengejaran lrebutuhan/kepentingm dki (seJi~~teres?J. Smith: Manusia senantiasa membutuhkan bantuan begitu banyak orang lain, dan sia-sialah is mengharapkan bantuan itu datang dari kebdan hati. Lebih mungkin ia mendapatkan bantuan itu apabila ia mernikat cinta-diri merekg demi keuntungan merelia sendl, dan menunjuldtan kepada mereka bal~wa meliLukan apa yangia minta adalah deini keuntungan mweka sendiri... Bukan dari kebaikan had pemotong daging, peramu minuman atau pembuat rod kita mengharapkan makanan kita, tetapi dari rasa dnta merelia pada kepentingan mereka sendiri. IQta mengajukan kepentingin &i kits bukan dengan menggerakkan rasa kemanusiaan mereka, tetapi rasa dnta-diri mereka; dan jangan pernah berbicara kepada mereka tentang kebutuhan kita, tetapi bicuala11 tentang keuntungan diri mereka sendiri." Ekonom Ronald Coase meringlras, "apa pang diajulran Adam Smith bulran bahwa kebaikan hati atau cinta tidak inendasari liehidupan ekonoini dalam inasyarakat modern, tetapi bahwa kebaikan hati dan cinta fidak +at meiyadi
I
I
dasar kehidupan e k ~ n o m i . "Atau ~ ~ sekurang-kurangnya, "dalain urusan elronomi, k e b h hati memainkan peran k e ~ i l . "Pokok ~ ~ ini lalu direduksi menjadi argnmen 'kepentingan dici' sebagai antmpologi Smith dalam FN.Dari situ pula berakar konsepsi homo oecononzictis (manusia ekonomi) dalam paham ekonomi dewasa ini.Ekonom George Stigler, misalnya, bersern: "The Wealth o_f Nations adalah istana megah yang didirikan di atas batu granit kepentingan diri."80 Pada hemat saya, pokolr ini hanya dapat dipahami dari proyek Smith dalain meinbahas corak moralitas orang-orang biasa, yang dibedakan dari corak moralitas kautn bijak atau "sekte unggul." Motif dan dndakan orang biasa, berbeda dengan keloinpok "selrte unggul," selalu beranglat dari sifat partikular posisi dan lrebutuhannya ma~ing-masin~,~' jauh dari "kapasitas cara meinandang yang m e l e b h sepuluh ribu mata."g2 Itu berarti, petani dalaln contoh di atas tahu persis bahwa ia hmya dapat membuat penjahit menjahitkan pakaiannya bukan dengan menyiksa atau mengemis belas-kasihan penjahit itu, tetapi dengan ineinbe~&anapa yang juga dibutuhkan si penjahks3Partikuladtas sudut pandang dan kebutuhan masing-masing inilah yang kemudian disebut 'kepentingan-diri', suatu istila11 yang keinudian banyak disalahgunakan dalam memahami W.
Ketiga, pada pokok itulah terletak seneditas pertukaran, perdagangan, perm uang, dan sistem ekonomi pasar dalam W,yaitu koordinasi dinamika ekonoini dalam suatu sistem yang digerakkan oleh kaitan antara permintaan (denzand dan pasokan fit,pply) serta mekanisme harga @rice). Maka "setiap orang melakukan pertukaran, atau dalam arti tertentu menjadi pedagang, d m masyarakat menjadi inasyaralrat k ~ m e r s i a l . "Selanjutnya, ~~ halaman-halaman KN yang sangat lebat dipakai Smith untuk menerapkan prinsip itu. Ia menerapkan untuk inenjelaskan fluktuasi harga barang/jasa, upah tenaga kerja, harga sewa tanah, tingkat laba, suku bunga, kinerja modal, pajak, impor-ekspor, dan sebagainya. Akan tetapi, prinsip itu tidalr akan belrerja sebagai dalil gravitasi dan menjadi kinerja pasat dalain kehidupan ekonomi apabila tidak ada satu syaat lain yang bersifat normatif yaitu kebebasan berusaha. D i situ let& agenda Sinith dalain melawan ekonomi-politik Merkantilisme yang dominan di zaman itu. MLip seperti dalam konjungsi planet, Jupiter dan Sawnus tidak bertabrakan bukan karena kemauan untuk tidak bertabrakan (tetapi karena hukum gravitasi geralr), begitu pula seorang penjual nasi goreng menetapkan harga Rp 7500,- nntuk satu piring nasi goreng bukan karena itulah harga yang ia
inginkan, tapi karena kompetisi dengan banyak penjud nasi goreng lain - tentu setelah menghitung biayza produksi, tingkat laba yang diperlukan untuk bertahan bisnis nasi goreng. Tentu, dinamika ini tidak akan terjadi tanpa kebebasan berusaha dan kompetisi. Sejak awal abad ke-19, polrok ini disalahgunakan sebagai dasar menentang campur tangan pemeiintah ddam e k o n o ~ n iCulrup .~~ pasti bahwa maksud Sinith bukan mempersenjatai Baun kapitalis, bukan pula meinbantu eksploitasi kaum buruh, tetapiinelawan i n o n ~ p o l iSmith . ~ ~ bahkan amat sinis terhadap para kapitalis yang mempunyu "keganasan memangsa dengan penuh kelicikan bean rapan'g"; mereka "bulran dan tidak seharusnya inenjadi penguasa bangsa manusia."" Atau, "para pedagang jarang bertemu, ...tetapi pila bertemu] percakapan inerelra berakhir dengan persekongkolan inelawan kepentingan publik, atau siasat menaildran h ~ g a . " ~ ~
Keempat, pokok di atas menunjukkan bahwa bahkan supaya sistem ekonomi pasar dapat berjalan, diandaikan kinerja banyalr falrtor lain seperti pelaksanaan ketat hukum anti-monopoli, prasarana umum seperti jalan, jembatan, pelabuhan, pengadilan yang bersih, dan prasyarat kulmal tenaga kerja dalam rupa pendidikan sekolah. Prasarana publik itu tidak dapat diandaikan muncul dari ldnerja kebebasan berusaha dalam pasar bebas, karena "tidak ada laba yang dapat menggeraldtan ininat para pengusal~a."~~ Pada ti& inilah Smith membahas tugas pemerintah: Pemexintah mempunyu tiga tugas begitu penting, yang sangat lugas dan jelas bagi pemahaman umum. Pertama, tugas melindungi tnasyarakat dari kekerasan dan serbuan negara laiu. Kedua, tugas melindungi sejauh mungkin setiap anggota masyarakat dari ketidakadilm dan opresi ymg dilahukan warga lain, atau tugas menyelenggarakan secermat mungkin tata-keadilan. Ketiga, tugas mengadakan dan merawat prasarana publik serta berbagai lembaga publikpangada bukan hanya bagi kepentingan orang-orangatau kelompokkelompok tertentu...
."'
Apakah 'pemerintah' bagian integral, ataukah instansi yang secara logis ada di luar sistem ekonomi pasar bebas? Posisi Smith tidalr jelas dalam ha1 hi?' Pokolr ini kcusid, katena jika disimak lebih cerinat, tiga tugas itu mencakup lingkup ainat h a s dan dalam banyalr ha1 juga dapat dilihat sebagai "intervensi" pemerintah pada sistem ekonomi pasar, lrendati pada dataran infrastruktux. Luasnya tugas pemerintah, menurut ekonom Jacob Viner, menunjukkan bahwa "tatanan alami [pasar bebas] dalam ajaran Smith terlalu dilebil-lebihkan", dan bagi Smith tiga "tugas pemerintah itu...merupalran bagian esensial... dan bukan
16
DISKURSUS, VoL 6, No. I , April 2007: I40
campur tangan terhadap atanan ahini elmnomi pasar bebas."" Setelah inenyilnak banyak pengecualian dan paradoks dalam WIV, Viner menyimpulkan bahwa %dam Sinith bukan seorang pembela doktriner laissedaiiree"dan"[Smith] tidak percaya bahxva lairsedaire selalu baik, atau selalu bwulr."" Dengan kata lain, "Smith inengakui banyak pengecualian dan cacat pada gagasan harinoni alaini dalam sistem pasar bebas apabila ldnerjanya diserahkan kepada proses ala~ni."~~ K e h a , bagaimana seinua pokoli itu terlrait dengan kemalunuran dan tatanan sosial yang analog dengan harmoni alam semesta Newtonian? Lebih tajam lagi, bagaiinana kesejahteraan u n u m dicapai dalam sistem ekonomi pasar bebas? Inilah problematik besar yang dijawab Smith dengan konsep 'tangan tidak Irelihatan' (invisibLe b ~ n r t )InvisibLe . ~ ~ handadalah metafor yang dipakai Smith untuk mengatakan bagalmana tatanan sosial yang ditandai kebaikan uinum muncul sebagai hasil tidak-disengaja &nintendedconseqz~ence)dari gerak pengejamn kepentingan dui tiap orang." Dalaln bahasa Smith: ICwena setiap orang berusaha keras memakai modalnya untuk inendukung industri dalam nege~i,dan dengan itu melakukan indusui yang mengbasillm sesuatu dengm nil2paling tinggi, ia niscaya berusaha keras menyninbangkan sebesw kemampuannya pada pendapatan tahunan masy~akat.Biasmya ia tidak berinaksud memajukan kepentingan umum, dan tidak juga ia tahu seberapa besar ia memajukan kepentingan nmum. Dengan meld11 mendukung industri dotnestik daripada asing, ia banya bermaksud menjaga rasa amannya sendiri; dan dengan mengelola industri sedemikian rupa sehingga mengl~asilkanapa yang bernilai sangat tinggi, ...ia dituntun ole11 tangan tirlak kehatan untuk meinajukan tujuan yang tidak ia maksudkan. ...Dengan mengejar kepentingannpa sendiri, ia sering memajukan kepentingm masyarakat lebih efektif daripada ketika ia sungguh bermaksud memajukan kepentingan ~ n u i n . ~ ' Ringlrasnya, lresejahteraan u m u n dicapai bukan dengan mengejsu.Iresejahteraan u n w n secza sengaja (inkntional),tetapi kesejahteraan u n u m inerupakan hasil tidak-&sengala dari gerak setiap orang yang mengeja kepentingan dki. Dalam rumus ala Newton itu terletak langkah besar Sinith untuk ineloloslian diti dari cara berpikk teleologis Aristotelian. D i situ pula rupanya terletalr aka embrional ddli M3im status ilmilh 'ilmu elronomni'." Selain itu, dalam polrolr itu juga tersembun~iasal-usul perpisahan antua Andisis Elronoini dan Fdsafat Moral, masahh yang kemudian melaldran perdebatan panjang tentang tempat
etika dalaln ekonomi, dan debat mengens pertanyaan apakah 'ekonolni' itu ilmu positif atau nor~natif?~ Iiszhlehand), kedua sod 'kekuasaan' (power), dan ketiga inenyangkut penciutan galnbacan tentang manusia dalam rupa 'inanusia ekonoini' (homo oecononzi~zs).
A. Problematik 'Tangan Tidak Kelihatan' (invisible hand) Isdah 'tangan tidak kelihatan' @nvisihlehand) di WNmnuncul dalaln konteks kctilra Smith berarguinen bahwa dalaln sistem ekonoini pasar, orang-orang mempelrerjakan modal mereka untuk indusei dalam negeri bulcan karena solidaritas dan kepedulian pada orang lain, melainkan sebagai tindakan setiap orang inengejar kepentingannya sendiri1O1Perdebatan sengit atas apa yang diinaksud Smith dengan inuisi6le hand tetap berlangsung szunpai h u i hi?'' Jika disimak, arguinen Smith saat ia memalrai istila11 inuisibLc handitu terdiri dadal-i sekurangnya tiga lapis/langkah berilrut: 1. Argumen bahwa tindalran inanusia selling menghasilkan gejala/dampak yang tidak diperkirakan, dirnaksudlran, atau disengaja ole11 pelakunya;
2. Argumen bahwa dari keseluruhan gejala/dampak pang terjadi tanpa disengaja itu terbentuk tatanan yang lnasuk akal d m seolah-olah lnerupakan hasil lrecerdikan desain seorang/para perancang agung;
18
DISKURSUS, Vol.6, No. I, April 2007: 1-40
3. Argumen bahwa keseluruhan tatanan yang terbentuk dari berbagai gejala/ dampak pang tidak disengaja itu adalah 'bail? dan 'bermanfaat' bagi orang-orang yang hidup dalam tatanan itu; maka tatanan itu diinginlran meskipun tidak di~engaja.'~~ Argumen [I] mudah dipahmi. I<etika di toko dan pergi Ire meja kask Anda hanya bermaksud melnbayar barang yang Anda beli. Tidak lebih. Tetapi tindakan itu membantu kasir tetap dipekerjakan di toko itu, ineslupun itu bukan maksud Anda datang ke toko itu. Gejala tetap dipekerjakannya kasir di toko itu adalah gejala yang terjadi meskipun tidak Anda sengaja. Namun sllnak juga gejala sebaliknya! Andailcan saya pengusaha kayu, dan buruh saya menebangi pohon-pohon di hutan lindung setelah manajer say1 m e n p a p polisi hutan. Tujuan saya adalah laba besar, dan tujuan manajer/buruh saya memperolel~ gaji. Tidak lama kemudian terjadi longsor besar di kawasan itu, dan banyak penduduk di sekitar mati terdmpa longsor. Longsor dan kematian terjadi, meskipun saya serta lnanajer dan para buruh saya tidak pernah memaksudlran. I<edua contoh itu dapat direntang dengan melibatkan banyak orang, mencakup skala lebih luas dan proses lebih rumit. Cukup pasti bahwa Smith lebil~menunjuk pola contoh yang pertama, dan bukan contoh kedua. Argumen [2] adalah unplikasi dari argumen [I]. Sekurangnya ada dua keinungkinan untuk memahami terjadmya gejala/dampak yang tidalr disengaja, tetapi sesudahnya ta~npakmas& dial. Pertama, sebagai h a d dari ketidaksadaran atau bawah-sadar pang ke-masuk-akal-an-nya(itztelhgibilig) terjadi secara expost, dan bukan exazte dari terjadinya gejala/da~npalr.Namun itu berarti bahwa ciri mas&-akalnya juga berupa harapan. I<edua, alternatifnya adalah memahami gejala/dampak yang tidak disengaja itu sebagai h a d ldnerja faktor alam dan supra-alam yang belum/tidak terpahami manusia, dan invisible hatzdmerupakan seinacam "Deisme" dalam teori ekonomi Smith.lo4Namun alternatif ini mengharuskan perentangan horizon epistemik dengan memanggd inasulr penjelas (e~planans)lain dari l u x sisteln teori Smith. Jangan-jangan 'timgan' itu 'tak kelihatan' karena memang tidalr dapat ditunjuldian. Itulah mengapa Rothschild melihat bahwa imisihle handhanyalah "hiasan kecil" (trinket) yang dipakai Sinith untuk "menenangkan imajinasi" seperti yang ia canangkan sebagzu tugas fdsafat dalam The Histogi of A s t r ~ i n o n ~Dewasa . ' ~ ~ ini,implikasi teka-teki imin'hh hand ini ainat ideologis. Dalam versi baru, Rothschild melihat bahwa p u a ekonom libertarian telah mengubahnya menjadi argumen berikut: "Bila dunia dan eko-
noini begitu tertata sealab-olah seperti kancang pemerintah (atau lro~niteperencana), malra tidak ada perlunya desain apapun".lo6Inilah preinis terseinbunyi dari penolakan terhadap regulasi atas kehidupan ekonomi. Argumen [3] bukan syarat untuk memahami secara ketat problematik invisibh band. Nainun argumen [3] dituntut sebagai pertanggungjawaban mengapa gejala/dampalr yang terjadi tanpa disengaja itu disebut 'baik' bagi publik, dan bukan sebaliknya. Segera jelas balnva soalnya lnenyangkut penetapan chi 'baik' atau 'tidak-baik' pada gejala/dampak pang tidalr disengaja itu. Penting untuk ditekanlran bahxva penetapan ciri moral 'baik' atau 'tidalr-baik' initidak dapat diturunkan dari valid-tidaknya penjelasan lnengapa pengejaran kepentingan dki inenghasilkan lresejahteraan bersama, lmena penjelasan itu tidak pernah diajulran - bila penjelasan itu ada, tentu tidakperlu hgi metafor misterius iizvi~ib1ehand Penjelasan seperti itu "harus dirnasukkan ire dalain argumen dari luar arg~men."'~' Lalu berdasarkan ktiteria apa gejala yang terjadi meskipun tidak disengaja itu disebut 'baik'? Rupanya Smith menyebut gejala pang terjadi meskipun tidak disengaja itu sebagai 'baik' dan 'bermanfaat' dari posisi tertentu dalam konteks lustoris tertentu pula. Posisi Smith adalah posisi moral pengriti Merkandlisine: bahwa orang akan lebih sejahtera hidup dalam tata perdagangan bebas daripada dalam tata Merkantilisine yang dominan di Inggris pada abad ke-18.lo8 Tetapi segera muncul masalah besar. Bila posisi moral Smith tidak dapat diturunkan dari penjelasannya lnengenai hubungan kausal antara "pengejaran kepentingan diri" dan "kesejahteraan bersama," apa implikasinya? Bahkan dari konteks lustoris tertentu pula, sama inasuk akalnya mengajulran posisi moral bahxva gejala/dampak yang terjadi tanpa disengaja itu 'tidal-baik' dan 'tidakbermanfaat' secara publik. Dengan menyitir bahasa Smith, luta dapat ineinbayanglran bahwa "dengan mengejar kepentingan diri, setiap orang seolah-olah dituntun ole11 tangan tidak kelibatan untulr mengl~asillransituasi publik yang ganas dan tidak baik." ICemnungkinan hi tidakmengada-ada, dan dapat diturunIran secara lretat dari lo$a invisith handyang sama. Contoh tentang pengusaha kayu gelondong di atas adalah satu keinungkinatl. Berbagu gejala pang ada di Indonesia adalah contoh lain, dari kualitas acara televisi sampai keinacetan lalu lintas, dari soal banjir, kebakaran hutan sampai lrehancuran bank-bank dalam krisis ekonolni 1997. Dengan kata lain, lolosnya Ekonomi dari Filsafat Moral tidak menghapus premis moral dari persoalan ekono~ni. Jika para ekonom
menolak memeriksa premis moral, mereka tidalr akan tahu kebijakan publik apa yang akan inereka u ~ u l l r a n . ~ ~ ~
B. Problematik Kekuasaan (power) Sistem ekono~niAdam Smith terdki dari ribuan, puluhan ribu, atau jutaan orang pang, dalam interaksi satu sama lain, mengejar kepentingan diri inasingmasing. I h e r j a pengejaran kepentingan dici begitu banyak orang itu tidak b e r a k dengan chaos tetapi tatanan, persis karena tanpa menghadran kepentingan orang lain, seorang tidak akan tnemperoleh apa yang ia senclki kejar. Petani dalam contoh di atas tidak akan mendapatkan jasa jalutan bajunya oleh tukang jahit apabila ia tidak menghkaukan kepen+n tukang jahit tersehut, dan sebalilmya. Dari dinillnika itu muncullah tata harmoni besar, semacain ekuilibrium (eqzdihirc~).Sistem ekonolni pasar adalah tata ekuilibrium seperti itu, dan harga barang/jasa (price) addah pelatuk tata ekulibrium dalain sistein p a ~ a r . "Pola ~ ini berlaku bukan hanya antam petani d m tukang jahit dalam kategori sosial yang sama, tetapi juga antara buruh dan kongloinerat dalam kategori sosial yang sangat berbeda. Betapa o p t h i s Sinith inelihat tata leteraturan yang akan terbentuk dari simpang-siw pengejaran keperitingan &I, d m optimisme itu bukannya tidak berakar d a r ~kelekatannya pada doktrin "penyelenggaraan Alam" dalain filsafat Stoa."' Optimisine berlebihan itu berisi ironi besar, yaitu "ironi tatanan menurut hlsafat Stoa sebagai hasil keberantakan gejala kosrno~.""~Soalnya adalah, jika tata keseimbangan itu bergerak Iewat proses lrornpetitif yang terungkap dalam harga, inaka daya-beli (b~rchasi~gpoweij dan daya-jual ('ellingpower) menjadi kunci penentunya. Nainun itu juga berarti bahwa dari dalam kinerja ekuilibriun itu sendiri dengan cepat alran segera terjadi "transforinasi daya beli menjadi kekuatan politik."l13 Inilah pokok amat penting yang "diabaikan secara besarbesaran dalam lVI'4)))"4 di inana inencegah orang menggunakan kekuatan uang dan daya-belinya lalu "tidak konsisten dengan kebeba~an.""~Disini terletak lnasalah besar. Andaikan s a p b u u h pencari kerja, dan Anda manajer suatu perusahaan. Coralr antisipasi saya terhadap Anda tidak-sebanding dengan corak antisipasi Anda terhadap saya, karena antisipasiAndapada kepentingan saya (dipekerjakan sebagai h u h ) tidak terlalu ditentukan oleh kemampuan say? inemnbuat terjadinya kepentingan Anda (tetap menjadi manajer). Anda punya sunberdapa
mi adalah para ekonoin dan "mereka yang menyebut diri libertarian justcu hanya mengeluh tentang serikat buruh, tetapi tidak mengeluh tentang perilaku perusahaan-perusahaan raksa~a.""~ Problematik 'kekuasaan' dalam sistem pasar ini akan selalu inenghantui Filsafat Politik dalzun refleksinya tentang persoalan seperti demokrasi dan tatanegara. Bahkan dapat dikatakan, tanpa menganggap serius problematik 'kekuasaan' dalam kinerja sistem pasar, fdsafat politik akan menanggung risiko tidalr mampu menjelaskan apa yang persis ingin dijela~1ran.l~~
C. Adam Smith versus Homo Oeconomicus I<etika George Stigler, ekonom Mazhab Chicago, berseru "The WeaIth of Nations adalah istana megah yang diduikan di atas batu g r a d kepentingan diri,"123 isi seruan itu merupakau reduksi besar-besaran atas Seperti diajukan Ronald Coase, para ekonom di kemudian hari "hanya mengepel, ...mengisi celah, mengorelrsi kekurang-tepatan, dan mempercantik" sistem pelnilsiran I<erja mengepel, inengisi celah dan mempercantik itu melibatkan usaha memperlretat banyak gagasan Smith yang longgar, ainbigu dan penuh paradoks dalam WN. Salah satunya menyangkut gambaran tentang manusia. Adolph Lowe melihat "para pelaku apologi melakukan penyederhanaan besar-besaran atas ajaran asli Sinith."126Akibatnya, "apa yang mulai h a y a sebagai pernyataan dngaan (coMjectzmaJ tentang kodrat manusia, kini diciutkan menjadi pllinsip metodologis, dan 'Manusia Ekonomi' kemudian muncul pada tataran epistemologis yang sama seperti elelmon dalam Fisika in~dern.""~ Proses penciutan itu melibatkan perdebatan epistemologis yang sengit. Saya hanya akan menunjukkan implikasinya untuk Filsafat Manusia. Bagaitnana proses itu terjadi? Soal ini hanya dapat dijawab secara lengkap dengan melacak keinbali perkembangan ilmu ekonomi dan ideologi perdagangan bebas, terutama sejak tahun 1800.'28 Beberapa pokok belikut ini mungkin dapat ineinberi isyarat. Dalam langkah memperketat sistem pemikiran Smith, berlangsungproses penuutan asumsi mengenai 'manusia'. I<arena ilmu-ilmu sosial -politik, hukum, sejarah, sosiologi, ekonomi, psikologi, antropologi, dsb.- tidak lnungkin membuang tindakan ( d o n ) dan perilaku (behavioz~r)manusia sebagai objek kajiannya, setiap cabang ihnu sosial juga tidak mungkin berkembang tanpa terlebih dulu menjawab teka-teki "siapakah manusia?' Iltnu hukum, inisalnya,
berdiri dan berkembang dt atas penciutan ganbaran tentang 'manusia' sebagai 'makhluk aturad. A t m &nu sejarah berdki dan berkeinbang di atas penciutan asulnsi tentang 'inanusia' sebagai 'malhluk temporalitas.' Ia disebut penciutan, karena 'manusia' pastilah 'inakhluk aturan: tetapi 'malhluk aturan' pastilah bukan keseluruhan 'manusia.' Manusia pasti l,omopolitictcs, tetapi hompoliticzcf pastilah bulran keseluruhan~nanusia.'~~ Dalam astiitu, setiap cabang jlmu sosial berdiri dan berkembang di atas penciutan asumsi antropologis. Istilah 'penciutan' di sini tidak perlu dimengerti sebagai baik atau buruk, tetapi sekedar sebagai prosedur berpikk dengan membatasi "apa yang terlalu luas untuk dicalrup oleh sebuah benak."130 Inilah piinsip inashyu yang disebut prinsip pengheinatan (OarsimonyJ. Ilmu ekonomi berdiri dan berlre~nbangdi atas asuinsi anu-opologis apa? Dari proses d a h upaya memperketat konsepsi Smith tentang 'manusia' pang sangat lebat dan penuh paradoks kemudian mengalami red~lrsi.'~'Baik dalam TMS maupun WIV, Smith sendici rupanya "percaya bahwa kebanyakan orang digerakkan sekaligus oleh kepentingan-diri dan kebaikan hati pada kadar yang bervariasi, dan dengan banyak cara mereka mampu beralih serta menggabunglcan keduanya lnelalui proses yang ia sebut ~ i m ~ a t i .Dalaln " ' ~ ~ TMS (I'art VI), inisalnya, Smith secara rinci mengajukan semacam sosioinetri dekat-jauhnya kinerja simpad: dari diri sendiri, lalu keluarga, analr-analr saudaa sekandung, sahabat, tetangga, sampai ire radius luar dan paling jauh yang mencakup orang sebangsa yang samasekali tidak ~Iikena1.l~~ Ada yang penting dalam sosiometri itu. Relasi ekonomi inenurut sistem pasar lebih berlaku bagi orang-orang dalam radius sosial yang semakin jauh ketimbang bagi orang-orang dalam radius sosial yang d e l ~ a t . 'Russell ~~ Nieli merumuskan dengan cermat: Lingkup The WeaIth q" Nations bahkatl lebih sempit daripada yang biasanya dipaharni. I<;lrena, jika relasi ekonomi merupakan relasi transaksi barang/ jasa antara satu pihak dengan pihak lain, 1VN jelas menyangkut hubungan transaksi seperti itu, tetapi hanya dengan orang-orang yang tidak inetnpunyu hubungan intim satu sama lain. Misalnya, I V N tidak menyangkut urusan bagaimana harta &bagi dalam keluarga inti, atau dengm soal bagaimana para sahabat ataupun anggota keluarga berinteraksi sahl sama lain.'35 Lugasn~a,Smith inengandaikan para pelaku ekonoini digerakkan oleh 'kepentingan-&ii' bukan karena ia beranggapan bahwa manusia tidak digerakkan oleh 'kebaikan hat? (beneuolence), melainkan karena Smith melihat bahxva
kin tidak ada ekonom yang lebih lantang mengajukan klajm itu daripada Gary Becker, ekonom mazhab Clucago: Pendekatan ekonomi tnenyediakan semesta pendekatan untuk memahami rema pedaku manusia ... Semua perilah dapat dipandang sebagai tindakan memaksimalkan utilitas sederet preferensi dan mengaku~nulasijumlah optimal informasi serta input lain dalam bermacam-macam pisar ... Pendekatan ekonomi memberi semesta kerangka kerja yang telah lama dicari untuk memahami semua pedakn manusia, tetapi 1010s dari Bentl~am,Comte, Marx, dan para p e m k lain.'3n Kedua, ciri keterpusatan pada diri (se¢redmss), paitu pandangan bahwa arus tindakan 'manusia ekonomi' berfokus pada lronselruensibagi dirinya sendiri. Tercakup di dalain ciri itu adalah pengertian '&? (se4 bukan hanya sebagai pelalcu tindakan, tetapi juga 'dir? sebagai satu-satunya ulstansi yang paling tahu tentang "kebenaran" hasratnya. Dari situ ditwunkan sentiditas 'pilihan individual' (indiuidz~aIpreference)sebagai pintu mengetahui isi kepentingan cliri. Nat u n , mengapa seorang analr memilih ayain goreng IGntucky Fried Chicken, dan bukan ayain goreng Ny Suharti? Pertanyaan itu dianggap tidak r e l e ~ a n ! ' ~ ~ Ketka, perangkat terpenting yang dipakai untuk mexvujudkan kepentinganh i (~aitupemenuhan preferensi) adalah 'kalkulasi rasional' (rationalcalct~Iation). Istilah 'rasional' dipahami secara khas, yaitu usaha inenimbang prospek keuntungan, lrerugian, dan tinglrat kepuasan hasrat.140Dengan kata lain, rasionalitas manusia ekonomi berisi proses memilih ketepatan sarana (meam) yang selalu terbatas di hadapan tujuan tertentu (eiid),yaitu pemuasan hasrat. Rasionalitas dirnengerti sebagai konsistensi internal pilihan.'41 Itulah mengqa istilah 'rasion a dalam ekonomi dipahami identik dengan 'efisien': rasionalitas adalah efisien~ i . ' ~ ~ Keeqat, untuk menemukan keterulman (measz~rability),konsep 'lrepentingan-&? dan 'efisiensi' diredulrsi lebih lanjut ke kadar kepuasan hasrat atau 'utilitas' @tility)). Arti 'lrepentingan-&i' pang axvalnya mencaliup kepedulian pada kehormatan, martabat, atau bahkan hidup sesudah kematian, lambat laun dalam ciri homo oeconomicz~smengalami penyempitan dan menjadi uusan tingkat lreuntungan rnate~ial/hnansial.'~~ Tulis ekonoin Joan Robinson: "I<arena hasrat tidak dapat diulm secara langsung, dan hanya dapat ditunjuk secara tidali langsung melalui gejala pang tampalr, ihnu ekonoini menunjulrnpa dengan h;urga (P~ce)yang bersedia dibayar seseorang bagi pemenuhan h a ~ r a t n ~ a . " ' ~ ~
DISKURTUS, Vd 6,No. I , A p d 2007: l40
26
Betapa jauhnya potcet homo oeconomin~situ dari gambaran Smith tentang manusia. Bahkan dalam bidang yang nyata-nyata terkait dengan urusan elionomi, Smith tidak pernah menggagas ciri inanusia sesempit itu: "DaLun mengejar harta ..., orang boleh berlari sekencang mungkin dan mengerahlsan seinua syaraf serta otomya untuk mengungguh para pesaingnya. Tetapi kalau ia curang menghancurkan mereka, spectators menilainya salah. Itu pelanggaranfairpLq, yang tidak dapat diterima...,karena menggagalkan orang lain mewujudlran kepentingan ... Dengan kata lain, perjalanan masalah ekonomi dari Filsafat Moral ke Ilmu Ekonomi ditandai oleh penciutan visi antropologi~.'"~ Di satu sisi, penciutan itu merupakan hasil dari proses pengetatan Ilmu Ekonomi sebagai sistem cara berpikir. Di sisi lain, penciutan itu membawa pemiskinan besalAesaran bukan hanya pada lionsepsi mengenai manusia, tetapi juga pada visi tentang masyarakat, pada corak kebijakan publik, dan bahkan pada perkembangan Ihnu Ekonomi sendiri. Di mana letals cacat fundamental dari proses penciutan itu? Atau, bagaimana homo oeconomicus pang pada inulanya hanya salah satu syarat metodologis kemudian dianggcap sebagai realitas ontologis? Setiap ilmu pengetahuan merupakan gugus dalil-dalil yang membentuk sistem kinerja pernikiran transindividual dan trans-partikular. Mirip seperti hukum gravitasi nap atom dan relasi antar atom disyaratkan Newton untuk menjelaskan tata dam semesta, begitu pula konsep 'manusia ekonomi' diandaikan untuk menjelaskan sistem elionomi pasar. I<arel Kosik, pel&
Celio, punya ungkapan bagus:
Ilmu Ekonomi adalah sisteln dan gugus dalil-dalilyang mengahx hubunganhubungan, melalui mana manusia secara konstan diubah menjadi 'manusia ekonomi.' Melangkah ke dalam &nu ekonomi, manusia ditransformasikan. Momen ketika masuk ke dalam relasi-relasi ekonomi, ia diseret -dengat> atw tanpa kehendak dan kesadarannya- ke dalam situasi dan relasi yang berkinerja seperti hukum, yang membuatnya bertindak sebagai homo oeLonomims; ia hidup dan inerealisasikan dirinya hanp sejauh sesuai dengan prasyarat kinerja sistem tersebut. Maka ilmu ekonomi adalah ranah perniliiran yang pada dirinya punya agenda mengubah manusia menjadi manusia ekonomi.... Kapitalisme adalah sistem seperti itu.... Ini mengisyaratkan betapa tidak masuk akal memisahkan 'manusia ekonotni' [seperti dipahmi dewasa ini]dari kapitalisme sebagai suatu siste~n.Di luar sistem kapitaliq homo occonomicus adalah fksi.... Oleh karena itu, ekonomi inulai bukan dengan 'manusia ekonomi', tetapi dengan pencarian suatu sistem, dan untuk tujuan ini diqukan
'manusia ekonomi' sebagai prasyarat kinerjanya. Homo oemnomicz<stidak lahir dari pertanpean "siapakah manusia!", tetapi dari pertanyaan "bagaimma manusia sehxusnya menjadi, agar sistem relasi ekonomi berkinerja sebagai mekanisme?".... Sebelum ada sesuatu yang dianggap gejala empirik dan faktual [homo oeconomicus], lebih dulu sudah ada ide tentang suatu sistem....I4' Lugasnya, b u k a n homo oecononlicl~yangm d a h i r k a n ihnu ekonomi, melainkan ihnu e k o n o i n i y a n g menciptakan homo oeconomicz/~.Itu adalah persoalan epistemologis y a n g besar, y a n g k e m u d i a n m e n c i p t a k a n persoalan ontologis y a n g b e s a t pula: Apa pang sesungguhnya cuma suatu perspektif, yang dimaksudkan untuk menyingkap aspek tertentu realitas manusia, lalu membentuk realitas pang samasek;di berbeda, atau mengganti satu realitas dengan realitas lain, tetapi melupakan tindakan penggmtian itu. Jadi, melalui pendekatan metodologis, realitas itu sen& akhinya diubah. Methodology is ontologi~ed'~~ P i e r r e B o u r d i e u i n e n y e b u t cacat episteinologis itu sebagai "amnesia asal~ s u l . " ' ~ ~ S o a l n by ua k a n apalrah honzo oecomomict/s itu secara empicis a d a a t a u tidak ada, tetapi soaluya adalah b a h w a m e n c i p t a k a n honzo occono~~zicz~~ sebagai s o s o k real di tengah kita persis m e r u p a k a n proyek norinatif dari iltnu e k o n o m i y a n g s e d a n g d o i n i n a n dewasa ini. P r o s p e k i t u menggelisahlran, d a n r u p a n y a cuaca ekonomi-politik kita dewasa ini s e d a n g b e i t i u p k e n c a n g ire a r s h sana. Seandainya A d a m Sinith menyaksikan inanipulasi "iltniah" dari gagasan agungnya, ia inungkin a k a n berliata b a h w a analisis e k o n o i n i y a n g d o m i n a n dewasa ini terlalu kerdil mengungkaplran k e h i d u p a n elronoini manusia.
1
Tulisarl ini merupakan materi k d a h perdana kepada rrYiasacademica SekolahTinggiFisafat (STli) Driyarkara, dalam rangka Pembukaan Tahun Akademik 2006-2007, & STF Duyarkara, Jakarta, 22 Agustus 2006. Direvisi unhlk &pubUasikan. 2 Smith, The Corre~ponde~~ce ... (1 A p d 1776), 1987, p. 186. 'Euge! Be//e!" adalah ungkapan pujian untuk hasil kerja yang baik, kurang-lebih mirip dengan ungkapan 'lVe// dune! Splendid!" 3 Smith, The Curreqottdence. (18 April 1776), 1987, p. 193. 4 Cropsey, Xdam Smith...,' 1987, p. 635. 5 Viner, Xdam Smith and ...,' 1927, p. 198. 6 Coase, Essays oa Emtiomic~ ..., 1994, p. 78. 7 Bandingkan, misalnya, dengan Palaver, 'Mimesis and Nemesis..,' 1999, pp. 80-81. 8 Hesiod, Theojoty and Workl:.., 1988, p. 38. 9 Backhouse, The Ordi~iayBusi~~ess. .., 2002, p. 16. 10 Backhouse, The OrditiqBnsiness....,2002, p. 17.
28
11 12 13 14 15 16 17
18 19 20 21
22 23 24 25 26
27 28 29 30 31 32
DISKURSUS, Vol.6, No. I , April 2007: 1 4 0
Lihat Plato, Republic..., 1961, pp. 575-844. Lihat, misalnya, Finlel: 'lilistotle and ...,' 1974, pp. 26-52. Aristotle, Nico~nacheairEthici..., 2003, p. 14. Aristotle, Pobticj ...,2003, p. 11. Backhouse, The Ordinary B U I ~ I.., I ~p. I I 42. Badingkan juga, misalnya, dengan Gurevich, 'The Merchant ...,' 1990, pp. 242-283. Misalnya, "Commerce is to buy something cheaper for the purpose of selling it dearer. And this is all right for laymen to do, even if they do not add any improvement of the goods wluch they bought earlier aud later sell. For otherwise there would have been great need in many regions, since merchants carry that wluch is plentifd in one place to another place where the s m e thing is scarce. Therefore merd~antsmay well charge the value of their labour and transport and expenses in ad&tion to the capital laid out in purchasing the goods. And also if they have added some improvement to the merchandise they may charge the value of this" (Dikutip dalam Langholm, economic^ iii..., 1992, pp. 54-55). Aquinas, Summa TheoJogiae..., pp. 21-22. Monroe, Ear~EcoiiornicThoug/Il ..., 1965, pp. 122-140. Spengler, 'Economic Thought of Islam..,' 1964, p. 294. Sd~umpeter,History of Economic.., 1954, p. 28. Bandingkan juga, misdnya, dengan: 'To be sue, they did &stinpsh between moral pldosopl~y,nahualphilosophy, civil or political pldosophy, and ftrst philosophy or metaphysics. But in general they used 'pl~ilosophy'as often to refer to what we now call 'science' as to refer to what we now call 'pldosophy' Only gradually did the 'sciences' (a word that did not come into general use uilul the early nineteenth century) become separate from pldosophy" (l'assmore, 'Philosop11I...: 1967, p. 219). Polanyi, 'The Economy as...,' 2001, p. 31. Polanyi, 'The Economy as...,' 2001, p. 31. Lihat, misalnya, Tarnas, The Par,ion of:.., 1993, Bab 5. Ullhlk survei riigkas mengenai revolusi pemikiran zaman uu, lihat, misalnya, Bronowski, TheAscent $.., 1973, terutama Bab 6 & 7; Tarnas, ThPaJJion oj.., 1993, Bab 5. Bandingkan, misalnya, dengan: " W d e the medieval cosmos was conti~uouslycontingent upon God, the modern cosmos stood more on its own, with its own greater ontological reahty, and with a diminution of any &vine r d t y either transcendent or immanent. m h e order found in the natural world, initially ascribed to and guarateed by the will of God,was eventually understood to be the result of innate mechanical regulalities generated by nature without higher purpose. And wvhile in the medieval Christian view, the human mind could not comprehend the universe's order, which was ultimately supernahllral, without the aid of divine revelation, in the modern view, the human mind was capable by its own rational faculties of comprehending the order of the universe, and that order was entirely nahlral" (Gunas, ThePasjion $.., 1993, p. 285). Jolley, Leibni?.., 2005. Hobbes, De Cine.., [I6421 1984, p. 34. Dlkutip dalam Bud~an,Cro~vdedluithGeniu,..., 2003, p. 77 @uruf besar asli). L i a t , misalnya, Schumpeter, Hijtoty of Economic..., 1954, pp. 141-142. Hume, A Treatire of Humau..., [I7391 1975, p. mi. Hari kelalurannya tidak diketahui pasti. Namun dalam Akte Permandian & Gereja IGkcaldy terhdis "born thij dq",yaitu 5 Juni 1723 (Ross, TheLife $.., 1995, p. 1).
rim Smith rim Mimm,hya Ekoriorni (B. Heny-Priyx~o)
44 45
29
Unh& biografiildam Smith yanglebih lengkap, lhat, misalnya, Slunner, ScoflrihMen $.., 198; Ross, The L i f e 4,1995; Buchan, Adam Smiti, aild .., 2006. Bandingkan, misalnya, dengan Raphae1,Adam Smith..., 1985, Bab 6. Lihat, misalnya, Buchdahl, The Image of New20n..., 1961, p. 26. Buku-buku astronomi di perpustakaan Smith termasuk klasik, seperti Jean Sylvain, Ad.fronomieA ~ I C(2nd ~ ~ ed., IIII~ 1781),Ariro11omieModer11e(1785),Artronomie Ii~die,rne(1787);James Ferguson, Asfronomy (1764);Jolm Keill, INtrod~ctioad Veram Arfronomiam (1718);Johann Heinrich Lambert, SjrfimedriuMonde (2nd ed., 1784);iVIdus,Asfm,~omica(1764),Pierre L. M. D e iVIauperhus, F&we of the Earth (1738);John Playfair, A r f r o ~ ~ oofr v the Brahmim (1786),Isaac Newton, Pri11c;Pia(1726),Adhn:atica (1707),Metbods o f F/uxjonr(1737), Optickr(l721) (Hetherington, 'Isaac Newton's Influence ...,' 1983, p. 499). Smith, 'The History of Astronomy...' (17951 1982, pp. 33-105. Cukup pasti karya 1111 ditulis Smith di awal kadernya, tetapi hmya ditehitkan setelah ia meninggal. Selain 'The History of Astronomy,' dalam E r ~ OIIy Philosophical S I I ~ ~ ~Smith L L ~ jug* J . m e n d s 'The History of the Ancient Physics,' 'The Histoq of the Ancient Logics and Metaphysics,' 'Of the External Senses,' h h a n tentang kesenian, musik, tali, puisi, studi komparatif tentang sajak-sajak Ingglis d m Italia, serta beberapa naskall penting 12%. Smith, 'The History of Ast~onomp..,'[I7951 1982, p. 46. I'okok uu cukup jelas dali judd lengkap hdisannya tentmg sejarah asrronomi, paitu The Priuqblea ~uhichLead aird Direct PhilorophicalE~~q~iries, Illudrafed @ fbc Hidoty of Artromomy (1795). Bandmgkan, misalnya, dengan Smith, 'The History of Astronomy...,' [I7951 1982, pp. 48-49. Smith, 'The History of Astronomy. ..,' (17951 1982, pp. 45-46; Lihat juga pp. 51,64, 91. Smith, 'The History of Astxonomy...,' [I7951 1982, p. 66. Emma Rothschild meliihat bahwa cara berpikir Smith ini punya kelemahan mendasar: "Orderliness is for Smith a quality which is bestowed upon phenomena. Order is one that we ourselves introduce in a Kantian fashion .... p h i s shows] h s unconcern with whether orderliness is a conchtion of the mild or of the world" (RothscMd, EconomicSe~~iimei~tx.., 2001, pp. 140, 145). Smith, 'The History of Astronomy. .....,'[I7951 1982, p. 98. Opdmisme ihl perlu dihhat d d u n konteks historis perkembangan llmu zaman ihl. Cukup pasti bahwa keyakinan itu adalah opdmisme berlebhan, sebagzimana cacat sistem Newton kemudian "dntasi" ole11 teoriEinstein @hat, nisalnya,Bronowski, TheArcei~tofMuii..., 1973,pp. 159.162). Newton sendili mengakui persoalan itu keaka ia harus menunjuk sebab gravitasi: "I have not as yet been able to deduce from phenomena the reason for these properties of gravity, and I do not feign a l ~ ~ p o d ~ e and s i s ;hypothesis, whether metaphysical or physical, or based on occult qualities, or mechanical, have no place in experitnental pldosophy In this experimental pldosophy, propositions are deduced from the phenomena and are made general by induction. The impenetrabhty, mobhty, and impehls of bodtes, and the laws of motion m d the law of graviv 11ave been found by this method. And it is enough that gavity really exists and acts accordmg to rhe laws that we have set forth and is sufficient to explan all the motions of the heavenly bodies and of oux sea" (Newton, PMosophicaI..., [I6871 2004, p. 92). Hetherington, 'Isaac Newton's Influence ...,' 1983, p. 504. Bandingkan, misalnya, dengan Thomson, %dam Smith's Pldosopl~\~. ..: 1965, pp. 223225. Newton, PhilorophcaI.,., [I7211 2004, p. 140. Smith, 'The Histov of Astronomy...: [I7951 1982, pp. 104-105. Cukup jelas minatnya pada pemikiran Newton bagi Filsafat Moral menjadi proses melepaskan dxi da1.i cara berp&. tilsafat Aristoteles: "PVhat] we may call the Newtonian method, whether of
DISKURTUS, Vd 6, N N 1, ~ Apd2007: 140
56
57 58 59
Morals or Natural Pldosopl~y,etc., is vastly more ingenious, and for that reason more engaging, than the other, the Aristotelian method. .. ..The great superiority of the method over that of Aristotle.. ...made them greedily receive a work which we justly esteem one of the most entertainingromances that have ever been wrote" (Smith, Lect~~rcs on Rlietoric.., 1964, pp. 139, 140). Karena teks itu bersumber dari catatan kuliah mal~asiswaAdam Smith, kesalahan tata bahasa ddam kutipan di atas merupakan bagian dari kesalahan dalam catatan mahasiswa. Stewart, 'Account of theLife...,' orasi dalamRoyal Society of Edinburgh, 21 January dan 18 lvIarc11 1793, ddam Smith, Essoq?i on PhilosophicaI..., [I7951 1982, pp. 274-275. Dugald Stewart adalah penulis biogra6 pertama Smith (3 tahun sesudah Smith meninggal). Bandingkan, misalnya, dengan Stewart, 'Account of the Life...,' 1793, p. 280. Smith, The Tho? of MoraL.., [I7591 2002, p. 11. Dalam ungkapan Smith: '73y the imagination we place ourselves in his situation, we conceive ourselves enduring all the same torments, we enter as it were into his body, and become in some measure the same person with him, and thence form some idea of his sensations, and even feel something wluch, though weaker in degree, is not altogether unlike them" (Smith, The Theory of MorcL.., 117591 2002, p. 12). L i a r Smith, The Theory of Moral.., 117591 2002, pp. 20-23. Lilm, misalnya, Smith, The Theoty of Moral.., [I7591 2002, pp. 224,252,267. IGta Smith: "If we place ourselves completely in his situation, if we really view ourselves with his eyes, and as he views us, and listen w i t h diligent and reverential attention to what he suggests to us, lus v o i c e d never deceive us. We shall stand in need of no casuistic rules to direct our conduct" (Smith, The Theory of Mord.., [I7591 2002, p. 267). Smith, The Theory of MoraI..., 117591 2002, p. 129. Buchan, Croruded~uithGenius,.., 2003, terntama Bab 11. Smith, The Theory of MoraL.., 117591 2002, p. 28. Dalam part T i I buku itu secara panjang lebar Smith menguraikan pokok h i , mulai dari orang-orang secara umum ke lmgkaran afektif paling dekat (Lihat pp. 256-267). Smith, TheTheoryof MoraL.., [I7591 2002,p. 178. Dalam alinea berikutnpa, Smith menulis: 'Zlvewith strangers,wirh those who know nothing, or care nothing about your misfortune; do not even shun the company of enemies; but give yourself the pleasure of mortifying their malignant joy, by making them feel how little you are affected by your calamity, and how much you are above it" @. 178). Bandmgkan dengan Seigel, The I& of the S&., 2005, pp. 152-153. Akan tetapi, posisi Smith dalam ha1 ini jauh lebih moderat, bahkan ambigu, daripada anggapan umum. Dibandingkan Montesquieu dan James Steuart yang menekankan fungsi pemberadaban perdagangan dan bisnis, di banyak kesempatan Smith melihat, misalnya, 'Xnother bad effect of commerce is that it < i s the courage of mankind, and tends to extinguish martial split. By having their minds constantly employed on the arts of luxury, they grow effeminate and dastardly" (Smith, hctures on Rheto~c..., 1964, p. 257). Chat, misalnya, Waszek, 'Two Concepts of Morality...,' 1984, pp. 591-606. Smith, The Theory of Moral ..., [I7591 2002, p. 31. Smith, The Theory of Moral.. ., [I7591 2002, p. 3. Apa yang tampak scbag;li elitisme 1111 tidak terkait dengan kelas sosial, tetapi dengan gagasan 'aristokrasi spiritual' kaun Stoa, pallam yang telah ada sejak Plato dan Aristoteles, dan tetap bertahan sampai abad ke-18 ddam diktum mashpr %irrtr*s uera aobilitar kg/'' - keutamaan addah kelul~uransejati. Kaum Stoa membedakan kaford/,iima (keutama,an/tindakan benar secara moral) dali kathZko,r (tindakan yang sekedar pntas). Yang pertama unhk orang seperti Sokrates atau Zeno, yang kedua untuk orang biasa (Waszek, 'Two Concepts of Momlity....,' 1984,
Adma J1nif6 dan Mm,c,dtqto Ekotzomi (B. Het.7-P+mj
60
61 62 63
64 65
31
pp. 592,597-598). Lihat juga Frede, 'On The Stoic Conception...,' 1999,79; Sedley, 'The Stoic-Platonist....' 1999, pp. 128-152. Waszek, Two Concepts of Morality....:1984, p. 600. Contoh paling jelas adalah Cicero (sekitar 50 SM), pujangga Romawi, yang bahkan m e n d s satu karya khusus membahas "kewajiban-kewajiban biasa": "For moral goodness, in the truest and fullest sense of the word ... could only be found among those hypothetical people who are endowed with ideal wisdom. Nobody who falls short of this perfect wisdom can possibly claim perfect goodness; its semblance is the most he can acquire. And these are the men [sic.], the ordinary men falling short of the idea1,whose moral obligations form the subject of my present work. The Stoics call these 'second-class' obligations. They are incumbent upon everybody in the world ..." (Cicero, On Duties..., 1960, pp. 163-164). Smith, The Theoryof Moral..., [I7591 2002, p. 253. Smith, The Theoyof MoraL.., 117591 2002, pp. 248,249,250. Di abad ke-19, di antara para pemikir Jerman muncul istilah ' D mAdam Sn~ithProblem" yang menunjuk kontmdiksi serta diskontinuitas antara The tho^ of MoralSei~timentsd m The Wealthof Nations. Yang pertama membahas mianan berdasarkan 'simpati,' sedangkan yang kedua mengenai tatanan berdasarkan 'kepentingan-dili.' hkan tempi, berbagzi penelitizn kemudian menunjukkan bahwa argumen tentang kontradiksi dan diskontjnuitas antara dua bukuitu sangat lemah (UnhIk survei mengenai persoalan ini, Mlat Nieli, 'Spheres of IntLnacy...,' 1986; Coase, E i s y on Emnomici..., 1994, Bab 7; Fleischacker, On Adam Smithf IVealth..., 2005, pp. 48-55). Bagian terakllu. The Theory of MoralSe~~fiments yang dmaksud adalah 'Of System of Moral Philosophy' (Smith, The Theory of Moral. .., [I7591 2002, pp. 313-404). Posisi Smith adalah sebagai bedkut: '3n what codtufes the red happiness of humatz LI,thv are in no r e p d itzfirior to those who would seem so much above them. I11 ease of body atidpeace of mind, allthe dt/fere~~t ranks of h$'i are marh upo,r a level, a ~ the d begqar, ~vhosum himseY by the side of the highwy, possesses ,hat secung which k i n ~ sarefighti~gfor" (Smith, The Theoy of Moral..,
[I7591 2002, p. 216). Bandingkan, misalnya, dengan Fleischacker, On Adam Smithf U'halth..., 2005, pp. 47-57, 61-70. 67 Dalam suatu risalah diterbitkan yang salah satunya menyangkut soal 'kontmuitas' d m 'diskontinuitas,' saya mengajnkan argumen 'diskontinuitas' antara dua karya Smith itu (Herry-Pdyono, 'Homo Oeconomicus,..,' 2006,pp. 115-117).Dengan ini, saya mengakui dan mengoreksi kelemahan argumen s a p dalam risalah tersebut. 68 Buchan, Adam Smih atid.., 2006, p. 92. 69 Unhlk survei lengkap tentang sumber-sumber pemiktran Smith dalam I V N , lihat Teid~graeber111,Free Trade atzd.., 1986. 70 Viner, 'Mercantilist Thougl~t..: 1968, p. 436. 71 Smith, The W d h of Natiom..., [I7761 2000, p. 485. 66
73 74
considered as a branch of the science of a stateman or legislator, proposes two distinct objects: first, to provide a plentiful revenue or subsistence for themselves; and secondly, to supply the state or commonwealth with a revenue sufficient for the public services. It proposes to enrich both the people and the sovereign" (Smith, The LYealth of Natioits..., [I7761 2000, p. 455). Bandingkan dengan Stewart, 'Account of the Life....,' [I7951 1982, p. 309. Lihat juga R a p h a e l , A d a n ~ S ..., d 1985, pp. 111-112. Smith, The IVealth o j Nationl:.., [I7761 2000, p. 531.
32
DISKURSUS, VoL 6, N o . 1, Apri12007: 140
75 76 77 78 79 80
Smith, The IVedfh of Natio~z~. .., [I7761 2000, pp. 3-13. Smith, The Wedth of Natiom. .., [I7761 2000, p. 14. Smith, The lVea/th of Natiom .., [I7761 2000, p. 15. Coase, E I ~ ~ on J NEconomici.. . ., 1994, p. 82; cetak miring asli. T'iner, 'Adam Smith and...: 1927, p. 206. Stigler, 'Smith's Travels on ...,' 1975, p. 237. f i a n tetapi, kelebatan isi dan banyak paadoks amat kaya dalam The IVeaIth of Natio~zjmembuatcukup pasti bahwa 'To claim that Smith e~idor~ej the notion that re@ztere~t governs a// human relatio~zrl~;P~ is mere4 to misread W W (Fleischacker, On A d a n Smith? IVea/th..., 2005, p. 84). Bandingkan, misalnya, dengan Fleisd~acker,On Adam Smith? IVeaNh..., 2005, pp. 90-97. Plato, Repblic...,1961, p. 760. Dalam bahasa Smith:"Give me that wluch I want, and you shall have this which you . one want, is the meaning of every such offer; and it is in this manner that we o b ,tm~florn another the far greater part of those good offices which we stand in need of" (Smith, The lVea/th of Natio~rs .., [I7761 2000, p. 15). Smith, The IVaoIth o/iVafionI..., [I7761 2000, p. 24. Lihat, misalnya, Rothschild, EconomicSe~ztimti..., 2001, pp. 64-65. Bandingkan, misalnya, dengan Heilbroner, The lVor/db Phi/osopl,erj.. ., [I9531 2000, pp. 68-69. Smith, The IVeaIth of Nafiorzr.., [I7761 2000, p. 483. Smith, The IVeaIth of Natio~rs..., [I7761 2000, p. 148. Smith, The lVe& of Natio~ir..,[I7761 2000, p. 745. Smith, The IVeuIfb qf Natio~r. c.. 117761 2000, p. 745. Viner, 'Adam Smith and ...,' 1927, p. 220. Viner, 'Adam Smid~and ...,' 1927, pp. 219-220. Viner, 'Adam Smith and ...,' 1927, pp. 231,232. Viner, 'Adam Smith and...,' 1927, p. 214. Istilah i~zvisib/eha~rd~nuncul tiga kali dalam karya-karya Smith, sekali dalam The History of Astronomj (Smith, 'The History of Astronomy...,' [I7951 1982, p. 49), sekdi dalam The (Smith, The Theory of Moral..., [I7591 2002, p. 215), dan sekah The09 of ~MoralSe~itime~itr dalam T h IVealth of Natims (Smith, The Wea/th of Nutiom.. ., [I7761 2000, p. 485). Gagasan seperti itu bukan sesuahl Tang terialu baru. Bernard (de) hhdeville, seomng dokter Belanda yang pindah ke London, sudah mengajukan intuisi semacam in1 di tahun 1714 dalam b e n d puisi fabel, The Grumbi~gHives: Or K71auej tumk/ Ho~reit,yang ia publikasikan kembali pada tahun 1723 dengan judul TheFuble of the Bees: Or Pn'uate Vicej, Public Be~iefitJ(Mandeville, The Fable oJ .., [I7231 1997). Smith, The IVeaIth of Natio~rs..., [I7761 2000, pp. 484-485. Bandingkan, misalnya, dengan Vauglm, 'Invisible Hand ...,' 1989, p. 171; Roy, Pliiosoply of Economics..., 1989, p. 40. Hausman & McPherson, 'Economics, Rationality..: 1994, pp. 252-277. L i a r Stewart, 'Account of the L f e...,' 1793, pp. 274-275. Smith, The Wedth of Natioirr..., [I7761 2000, pp. 484-485. Unmk surveimenarik tentang perdebatan ini,lihaf misalnya, Grampp, %at Did Smith Mean ...,' 2000, pp. 441-465. ., 2001, pp. 116-156; Bandingkan, misalnpa, dengan Rothschild, Economic Se~rtin~e~~ts.. Vauglm, 'Invisible Hand ...,' 1989, p. 170.
81 82 83
84 85 86 87 88 89 90
91 92 93 94 95
96
97 98 99 100 101 102 103
Aiim Snit6 d m Ah~orlr,,,aEkomni (B. Herry-Ptrpoj
33
L i a t , misalnya, Evensky, Xdam Smith's Moral...,' 1998, pp. 17-50. .,2001, p. 137. Rothscldd, EconomicSei~time~~ts.. Rothscldd, Eco/iomicSe~ttimeiim..., 2001, p. 139. Oswald, 'Metaphysical Beliefs and...,' 1995, p. 459. Lillat Smith, The IVeulth of Nations..., [I7761 2000, Book IT? Bandingkan, misalnya, dengan Hausman & McPherson, 'Economics, Rationaliq..,' 1994, p. 254. ..,[I7761 2000, pp. 26-27; Hahn, 'Reflections 110 Lihat, misalnya, Smith, The IValth of Natio~ts. on die....,' 1982, pp. 1-21. 111 Lhat, misdnya, Waszek, Two Concepts of Morality.. .,' 1984, pp. 591-606. Dalam ungkapan Smith: 'Xsallthe eventsin this world~vereconducted Ly iheprouide~iceof a iuiie,powe@tll,md good God, we might be assured that ~ubaleuerhappened tended to the pro~penqamipefection of file ~vl,ole"(Smidi,T h Theory o f MoruI..., [I7591 2002, pp. 323-324). 112 Rothscldd, Economic Sentiments..., 2001, p. 136. 113 Rotl~schild,Eco~~omicSei~time~~ts..., 2001, p. 154. 114 Rotlischild, Eco~tomicSe~ztiments,.., 2001, p. 154. 115 Smith, Tlrc IVealfh of Natio~ts...,[I7761 2000, p. 148. 116 Arndt, Eco~romicTheory us.., 1984, p. 131. 117 Amdt, Economic Theory UJ:.., 1984, p. 145. 118 Lerner, 'The Economics and Politics...,' 1972, p. 259. 119 Fleiscliacker, On Adam Smith? [vea/th..., 2004, p. 266; jug% Heilbroner, The IVorldb Phi/osophers.., [I9531 2000, p. 71. 120 Smith, The IVkalh of ~ W o n r . .[I7761 , 2000, p. 501. 121 Fleiscliacker, On Adam Smith? IVealh..., 2004, p. 269. 122 Contoh kritik tajam mengenai persoalan ini dapat dilihat, misalnya, dalam Bowles & Gitis, Democracy and Capitalism..., 1987; Lindblom, ~olitic~al~dl\ilarket~. ... 1977. 123 Stigler, 'Smith's Travels...,' 1975, p. 237. 124 Lihat, misalnya, Fleischacker, On A& Snlith? IVcaIth..., 2004, p. 84. ..., 1994, p. 78. 125 Coase, Essgs on Emon~ics ., 1965, p. 43. 126 Lowe, ONEconomic K,~o~u/ed~e.. 127 Lowe, 0 1 1 Eco,~omicfi~o~uledge.. ., 1965, p. 43. ., 2001, pp. 64-65. Saya tidak akan menguraikan pokok 128 Rothscldd, Econon~icSeiifime/~ti.. ini, yang membutuhkan tulisan panjang lain. Hanya penlu disebutkan bahwa proses pendutan ini tidak kbia dilepaskan dari pemahaman atas 'Revolusi Ma~jinal'( m a ~ i ~ ~ a l revolution) yang terjadi di akhir abad ke-19, dengan tiga ekonom yang secara terpisah mengajukau teoli masing-masuig tentang 'preferensi individual' sebags indiiator 'kepenhgan dui': \William Stanley Jevons (1835-1882) d~ Manclxester, L&onWallras (18341910) di Lausanne, dan Carl Menger (1840-1921) di Wina pihat, misdnya, Lowe, On Economicfiio~u/e&e ..., 1965, terutama Bab 3; Ormerod, ThcDeuth $.., 1994, terutama Bab 3). 129 M e s k i p ~ diajukan i dalam rangka menyusun t e o ~ i'prakuk' (practice), apa yang ditulis Bourdieu berikut amat relevan: "Science has a tLne which is not that of practice. For analyist, time disappears... Scientific time is so detemporalized that it tends to esclude even the idea of what it excludes. Because science is only possible in a relation to time which is the opposite of that of practice, it tends to ignore time and so to detemporalize practice" (Bourdieu, ThcLogic$.., [I9801 1990, p. 81). 104 105 106 107 108 109
34
130 131 132 133 134 135 136 137 138
139
140 141
142
143 144 145 146
147 148 149
DISKURSUJ. Vd 6. No. I . A b d 2 0 0 7 : t 4 0
Scl~umpeter,Hirtoty of Eco~romic..., 1954, p. 28. Bandingkan, misalnya, dengan Hollis & Nell, RalionalEconomicMai~ ..., 1975, pp. 47-64. Samuel Fleischacket; On Adam Smith? l.vea/h.. ., 2004, p. 66. Smith, The Theoyof MoraL.., [I7591 2002, pp. 256-276. Rothscldd, EconomicSe~~time~rts. ..,2001, p. 65. Nieli, 'Spheres of Intimacp...,' 1986, p. 619. Hollis & Nell, Ratio~ralEconomicMa~~ ..., 1975, pp. 53-54. Hollis & Nell, Ratio~~a/Economic~Ma~~~~~, 1975, pp. 48-49. Becker, TheEm~romicApproach.., 1976, p. 14; cetak miring ask Becker menerapkan klaim itu p d a tindakan manusia dalam hukum dan politik, keluarga dan perkawinan, krhinalitas dan perjodohan. Semua dipahami sebagaipedaku dalam sistem pasar &illat juga Becker, A Treatise on..., 1981). Dua ekonom liberta~ian,George Stigler dan G a ~ Becker, y misalnya, menuntut pemahaman ketat atas konsep 'maksimalisasi hasrat' ini sebagai fakta begin1 saja (giveu),tanpa merujuk pada persoalan apakah perbedaan hasrat itu &bent& oleh sejarah plibah, hgkungan, Man, ataupun budaya (Stigler & Becker, De GustibusNo~ ..., 1977, pp. 76-90. Bourdieu melihat maksud Fafionai' dalam ekonomi lebih tepat ditunjuk dengan istilah f.easo~iabIe'(Boutdieu,The SocialStructures..., 2005, p. 9. Pemenang Nobel Ekonomi 1978, Herbert Simon, melukiskan apa yang terlibat: "Reason is wl~olllrinstrumental. It cannot tell us where to go; at best it can tell us how to get there. It is a gun for hire that can be employed in the service of any goal we have, good or bad" (Simon, Reason i,i Hsrma~r..., 1983, pp. 7-8). Bahkan di a w l abad ke-18, Dnvid Hume telah menunjukkan cili itu: "It is not contrary to reason to prefer the destruction of the whole world to the scratching of my finger" (Hume, A Treafiseof Humair..., p. 416). Amartya Sen mengajukan kutik dengan d e h i s i alternatif: "Rationality is intelpreted here, broadly, as the discipline of subjecting one's choices - of actions as well as of objectives, values andpriotities - to reasoned scrutiny" (Sen, Ratio~rali~and .., 2002, p. 4; fiat juga Part 19. Bandingkan, misalnp, dengan: "The core of this notion is a deceptively simple dichotomy: the idea that the choice of 'ends' or 'gods' is neither rational nor irrational..., [wllde the choice of means is rational to the extent that it is efficient. Rationaht). is a p r e d a t e of means, not ends, and it is totally conflated with efficiency. m h s whole conception loses much of its persuasive appeal, howeve&when we see what an oversimplified penthamite] psychological theory it rests upon. The modern economist's notion of a Pareto optimum is an attempt to have a notion of economic optimalily which conside~sonljr efficiency of means..." (l'utnam, Reason, Truth and.., 1981, pp. 168, 169). Bandingkan, misalnya, dengan Hirsdunan, The Passio~isand.., [I9771 1997, pp. 38-42. Robinson, Eco~iomitPhi/osop~. .., 1962, pp. 48-49. Smith, The T h y of Moral.., [I7591 2002, pp. 97-98. Lihat, misahya, Hollis & Nell, Ratio~~alEconomicMa~r ..., 1975, terutama Bab 2 & 8; Lutz, Ecoirornisjr.., 1999, terutama Bab 7 Pr 11; O'Boyle, 'Homo Socio-Economicus....' 2005, pp. 483-508. Kosik, Dialectics @.., 1976, pp. 51, 52,53. Kosik, Dialectis@.., 1976, p. 54. Bourdieu, The SocialStr/ictures..., 2005, p. 5.
Adma S~nifb d m M I I I Z CEkonomj I ~ ~ ~(B. Her~-P,f)~onoj
37
Hkschman, Albert 0.The Passions andthe Interests: PolitcalArgzmzentsfor C@italisnz before Its Triumph. Princeton: Princeton University Press, [I9771 1997. Hobbes, Thomas. De Cive. Oxford: Oxford University Press, [I6421 1984. Hollis, Martin & Edward Nell. Rational Econonlic Man: A Pl,z/o~~ophim! Critqzte of Neo-ClassiicalEconomics.Cambridge: Cambridge University Press, 1975. Hume, David. A Treatise of Hzcman Nature (ed. L. A. Selby-Bigge). Oxford: Clarendon, [I7391 1975. Jolley, Nicholas. Leibnix. London: Routledge, 2005. I
Mandeville, Bernard. The Fable of the Bees and Other Writings(ed. E. J. Hundert). Indianapolis: Haclrett Publishing, [I7231 1997. Monroe, A. E. Ear4 Economic Thornght: Selectionsjom Economic Literature Prior to Adam Smith. Cambridge, Mass.: Harvard University Press, 1965, pp. 122140. Newton, Isaac. Philosophical Wdings (ed. A. Janiak). Cambridge: Cambridge University Press, [I7211 2004. Nieli, Russell. "Spheres of Intimacy and the Adam Sinith Problem." Jonrnalof the Histog of Ideas 47/4 (October-December 1986): 611-624. O'Boyle, Edward J. "Homo Sodo-Economicus: Foundational to Soc'ialEconomics and the Soda1 Econoiny." Review of SocialEconon~63/3 (September 2005): 483-508.
DIS'KURSUS, Vd 6,No. 7, April 2007: 140
38
Ormerod, Paul. The Death of Economics. London: Faber & Faber, 1994. Oswald, Donald J. "Metaphysical Beliefs and the Foundations of Srnithian Political Economy." History of PoliticalEconon~27/3 (1995): 449-476. I'
Palaver, Wolfgang. "Mimesis and Nemesis: The Economy as a Theological Problem." 7 E L O S , No 117, Fall 1999. Passmore,John. "Philosophy." In P. Edwards (ed.), The Enylopenia 4 Philosopby, Vol V. New Yorlr & London: Macmillan & Free Press, 1967, pp. 216-
I
I
226. Plato. 'Tbpt~bli~. "In E. Hamilton & H. Cairns (eds.), The Collected Dialogzm of Plato, Including the Letters. Bollingen Series =I. Princeton: Princeton University Press, 1961, pp. 575-844. Polanyi, ICarl. "The Economy as Instituted Process." In M. Granovetter & R. Swedberg (eds.), The Sociology of Economic L$.2nd edition. Boulder: Westview Press, 2001, pp. 31-50. Putnam, H i l q Reason, Tmth and History. Cambridge: Cambridge University Press, 1981. Raphael, D. D. Adam Smith. Oxford: Oxford University Press, 1985. Robinson, Joan. Economic Philosoply. London: Penguin, 1962. Ross, Ian S. The Life of Adam Smith. Oxford: Clarendon Press, 1995. Rothschild, Emma. Economic Sentiments: Adam Smith, Condorcet, and the Enl&htenment. Cambridge, MA.: Harvard University Press, 2001. Roy, Subroto. Philosoply of Economics: On the Scope of Reason in Economc Inqniry. London: Routledge, 1989. Schumpeteg Joseph A. History University Press, 1954.
of
Economic Anabsis. New York: Oxford
Sedley, David. "The Stoic-PlatonistDebate on Kathtkonta." In I<. Ierodiakonou (ed.), Tcpics in Stoic Philosopb. Oxford: Clarendon Press, 1999, pp. 127152. Seigel,Jerrold. The Idea of the SeF Thoaght andExpepz'encein Westrn Ewope Since the Seueitteenth Century. Cambridge: Cambridge University Press, 2005. Sen, Amartya. Rationah9 andFreedom. Cambridge, MA.: The Belknap Press of Harvard University Press, 2002.