PEMIKIRAN YUNANI KUNO 1. Pemikiran Yunani; terutama bersumber pada pemikiran Socrates, Plato, Aristotle, Epicurus, Zeno: “segala sesuatu adalah bagian dari segala sesuatu” (all-in-one):
I. PEMIKIRAN SEBELUM ADAM SMITH
• manusia sebagai social animal yang saling bergantung dalam kegiatan pemenuhan kebutuhannya; • pleasure: kebaikan tertinggi yang dicapai manusia secara etis; • pemikiran ekonomi sebagai bagian dari pemikiran filsafat dan politik. 8
9
• Terjemahan bebas: Menurut pendapatku, sebuah kota lahir karena setiap kita tidak dapat memenuhi kebutuhannya sendiri, padahal kebutuhannya banyak. Banyak. Maka, jika seseorang menggantungkan pemenuhan sesuatu kebutuhannya kepada pada seseorang lain, dan kebutuhan yang lainnya kepada orang lain lagi, maka mereka yang saling membutuhkan itu bermukim di sesuatu lokasi sebagai mitra yang saling menolong. Tempat bermukim yang sama itu adalah sebuah kota.
Plato (427?-347? BC), Republic; murid dari Socrates (469?399 BC) • Ketergantungan: … a city, as I believe, comes into being because each of us isn’t self-sufficient but is in need of much. … So, … when one man takes on another for one need and another for another need, and since many things are needed, many men gather in one settlement as partners and helpers, to this common settlement we give the name city ... 10
11
1
Aristotle: Social Animal dan Negara (dari buku Politics) • Man is naturally a social animal. • Rumahtangga adalah “the asociation naturally formed for the supply of everyday wants”. Aristotle (384-322 BC); murid Plato; Nichomachean Ethics dan Politics; sumber inspirasi pemikiran kaum Skolastisi.
• Sejumlah rumahtangga membentuk desa, dan “Lastly, the association composed of several villages in its complete form is the State, in which the goal of full independence may be said to be first attained”.
"Happiness … is something final and self-sufficient, and is the end of action."
• Negara dibentuk “to make life possible”. 12
13
Pendapat Zeno: Tuhan dan Manusia • God is not separate from the world; He is the soul of the world, and each of us contains a part of the Divine Fire. All things are parts of one single system, which is called Nature; the individual life is good when it is in harmony with Nature. In one sense, every life is in harmony with Nature, since it is such as Nature’s laws have caused it to be; but in another sense a human life is only in harmony with Nature when the individual will is directed to ends which are among those of Nature. Virtue consists in a will which is in agreement with Nature (http://hubpages.com/hub/zeno).
Zeno (335?265? BC)
• Peletak dasar Stoic Philosophy di Athena; stoa = serambi, tempat Zeno bertemu dan mengajar para muridnya. • Dalam diri setiap orang ada akal yang menghubungkannya dengan setiap orang lain di muka bumi dan Tuhan; ajaran universalisme, hukum manusia dan hukum Tuhan. 14
15
2
• Terjemahan bebas: Tuhan tidak terpisah dari dunia. Ia adalah jiwa dari dunia, dan setiap orang adalah bagian dari Api Agung (“Divine Fire”) tersebut. Segala sesuatu adalah bagian dari satu sistem tunggal, yang dinamakan Alam. Artinya, setiap kehidupan berada dalam hubungan yang harmonis dengan Alam, karena demikianlah yang ditetapkan hukum Alam. Tetapi dalam pengertian yang lain, hidup manusia hanyalah mungkin harmonis terhadap Alam jika kehendak individual manusia diarahkan kepada tujuan-tujuan hukum Alam. Kebajikan bersumber pada kemauan yang sesuai dengan hukum Alam.
• It is foolish to try to shape circumstances to our desires. The progress is not like a blindly running machine. Instead, a divine intelligence guides and governs it, and directs all things ultimately toward what is good. The wise man will “follow nature” and fit his desires to the pattern of events. He will find happiness in freedom from desire, from fear of evil, and knowing that he is in tune with the divine purpose directing all things. 16
• Terjemahan bebas: … adalah bodoh untuk berusaha menciptakan keadaan menurut keinginan kita. Dunia tidak berjalan seperti mesin yang buta. Sebaliknya, ada Pikiran Agung (“divine intelligence”) yang menuntun dan mengendalikannya, yang akhirnya mengarahkan segala sesuatu menuju ke yang baik. Orang arif akan mengikuti hukum alam dan menyesuaikan keinginan-keinginannya pada kejadian-kejadian yang sudah terpola. Mereka akan menemukan kebahagiaan dalam kebebasan dari keinginan, kebebasan dari ketakutan terhadap kejahatan, dan tahu bahwa mereka berada dalam hubungan yang serasih dengan Pikiran Agung yang mengendalikan segala sesuatu.
17
Epicurus (342?-270 BC), pendiri filsafat Epicureanism. Ia mengajarkan pikirannya di taman rumahnya di Athena, kepada para muridnya yang datang dari seluruh Yunani. Di sini mereka menemukan tempat belajar dan berlindung dari kekacauan dan keruntuhan yang sedang dialami Yunani kuno ketika itu. Taman Epicurus adalah perguruan yang sejajar dengan perguruan yang didirikan Plato (Academy), Aristotle (Lyceum) dan Zeno (Stoa). 18
19
3
• "Pleasure” adalah kebaikan tertinggi dan menjadi tujuan hidup. “Intellectual pleasure” lebih baik ketimbang “sensual pleasures” yang cenderung merusak pikiran. Kebahagiaan sejati adalah kedamaian yang berasal dari kemampuan mengalahkan ketakutan terhadap kematian dan kehidupan di seberang kubur. Tujuan akhir ajaran Epicurus: membebaskan orang dari ketakutan-ketakutan di atas.
PEMIKIR ISLAM • Pemikiran para ahli filsafat Yunani Kuno pertama-tama menyebar ke Syria, dan dari Syria ke dunia Arab yang beragama Islam. • Selanjutnya pemikiran itu menyebar dari Arab ke Eropa melalui Spanyol yang sebagian besar wialayahnya diduduki orang-orang Arab pada abad VIIII.
• Tindakan manusia dihubungkan dengan pencapaian “pleasure”. 20
21
• Uskup Agung Raymund di kota Toledo (sebelah barat daya Madrid, Spanyol) mendirikan sebuah Lembaga Penerjemahan dengan tujuan menerjemahkan berbagai naskah ilmu pengetahuan dari bahasa Arab ke bahasa Latin, termasuk karya-karya Plato dan Aristoteles. • Usaha penerjemahan yang melibatkan tokohtokoh ilmuwan Kristen, Islam, dan Yahudi ini sangat besar dampaknya kemudian terhadap pemikiran Kaum Skolastisi di Eropa. • Setelah usaha penerjemahan selama 30 tahun, karya-karya Socrates sudah tersedia dalam bahasa Latin yang digunakan di di berbagai universitas di Eropa, termasuk Universitas Paris.
• Di Abad Pertengahan dapat dikatakan bahwa Eropa berkebudayaan “Latin”, dalam pengertian bahwa bahasa Latin bukan saja digunakan dalam pengajaran dan kehidupan Gereja melainkan juga sebagai bahasa komunikasi di antara kaum terdidik. • Melalui Spanyol terjadilah kontak intelektual antara dua dunia, yaitu dunia Latin, yang beragama Kristen, dan dunia Arab, yang beragama Islam. 22
23
4
Ibn Khaldun (1332-1395); pemikir Islam yang dipandang sebagai Bapak Sosiologi. Pusat perhatiannya adalah pada unsur organisasi kemasyarakatan, pembangunan, perdagangan, dan peranan pemerintah dalam perekonomian.
Pemikir Islam, Averroes (11261198). Nama lengkap: Abdul Walid Mohammed Ibn Achmed, Ibn Mohammed Ibn Rushd. Ia adalah pengagum, penafsir, dan penyebar pemikiran Aristotle. • Pendapatnya: ada dua kebenaran; (1) menurut agama, yang cocok untuk orang banyak; (2) menurut filsafat, yaitu kebenaran rasional, yang hanya dimengerti sekelompok kecil orang pilihan. • Pemikirannya banyak mempengaruhi kaum Skolastisi.
Karya utama: Muqaddimah, 1337. Seperti Averroes, Ibn Khaldun sangat mengandalkan pemikiran rasional, sehingga ada pengertik yang menganggap ajarannya menyimpang dari ajaran agama. 24
25
Thomas Aquinas (1225?-1274); tokoh utama kaum Skolastisi: para biarawan abad ke-13 dan ke-14 di Eropa.
PEMIKIRAN SKOLASTISI • Pemikiran kaum Skolastisi (Schoolmen), yaitu kaum terpelajar (biarawan) abad XIII dan XIV, dengan Thomas Aquinas sebagai pelopornya:
• Pemaduan ajaran Alkitab dengan falsafah Yunani yang muncul dari tangan pemikir Islam abad ke-12, khususnya Ibn Rushd. Pokok ajaran: hak milik, pertukaran yang adil, uang, riba; adanya Hukum Alam, Hukum Tuhan, dan Hukum Manusia.
• menyatukan ajaran Alkitab dengan pemikiran Yunani (terutama Aristotle) yang muncul di Eropa melalui para pemikir Islam (terutama Ibn Rushd);
• Lihat The Spirit of the Law dari Montesquieu di Abad XVIII.
• uraian lebih bersifat what should be ketimbang what is. 26
27
5
Dari Yunani Kuno ke Adam Smith Pemikiran Yunani Kuno
Pemikiran Islam (Arab)
Pemikiran Skolastisi
Adam Smith 28
6