Jurnal Biology Science & Education 2013
Nirmala f. f
ABSTRAK RASIO PERBANDINGAN F1 DAN F2 PADA PERSILANGAN STARIN N x b, DAN STRAIN N x tx SERTA RESIPROKNYA
Nirmala Fitria Firdauzi, Dosen Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, IAIN Ambon, 081296570842, E-mail:
[email protected]
Turunan F1 D. melanogaster sebanyak 7 ulangan adalah semuanya normal, sedangkan pada turunan F2 sebanyak 7 ulangan, data yang diperoleh adalah sifat yang tidak tampak pada hasil persilangan F1. Data hasil pengamatan keturunan F2 dari persilangan F1 ♂N x ♀b dan resiproknya menghasilkan normal dan black, dan persilangan F1 ♂N x ♀tx dan resiproknya menghasilkan normal dan taxi kata kunci: rasio, strain N, b, tx
ABSTRACT RATIO a COMPARISON of F1 and F2 on the INTERSECTING STARIN N x b, and N x tx STRAINS and BACKCROSS Derivatives of F1 d. melanogaster as much as everything is normal at deuteronomy 7, while on the derivative F2 as much as 7 of deuteronomy, the data retrieved is the nature which does not appear on the results of the F1 crosses. The F2 offspring observations data from crosses F1 ♂N x ♀b and back cross produce normal and black, and mixture F1 ♂N x ♀tx and back cross produce normal and taxi keyword: rasio, strain, N, b, tx Dari kenyataan adanya ciri yang
muncul kembali pada turunan tanaman
menang terhadap yang lainnya, J.G.
ercis yang tumbuh dari biji heterozygote,
Mendel
pada
J.G. Mendel menyimpulkan bahwa kedua
individu-individu (atau pada ciri-ciri
faktor untuk kedua ciri tidak bergabung
heterozygot,
dominan
(tidak bercampur) dalam cara apapun
sedangkan yang lainnya resesif). Dari
kedua faktor itu tetap berdiri sendiri
kenyataannya
selama hidupnya individu dan memisah
menyimpulkan
BIOLOGI SEL
satu
bahwa
bahwa
alela
ciri-ciri
induk
Page 106
Jurnal Biology Science & Education 2013
Nirmala f. f
pada waktu pembentukan gamet-gamet.
¾ bulat (RR, Rr, rR) dan ¼ keriput (rr),
Dalam hubungan ini separuh gamet
rasio perbandingan 3:1 (Corebima, 1997).
membawahi
satu
sedangkan
Konsep J.G. Mendel inilah yang
separuhnya yang lain membawahi faktor
dijadikan pijakan dalam penelitian ini.
lainnya. Kesimpulan terakhir inilah yang
Namun yang digunakan dalam penelitian
dikenal
ini
dengan
faktor,
hukum
pemisahan
Mendel (Corebima, 1997). Contoh persilangan
lalat
buah
(Drosophila
melanogaster). Terdapat beberapa alasan
penjelasan
yang
adalah
simbolik
Drosophila
melanogaster
J.G.
sebagai objek penelitian antara lain
Mendel yaitu persilangan monohibrid.
mudah diperoleh, mudah dibiakkan dan
Persilangan monohibrida adalah dasar
perawatannya
untuk ilmu genetika Mendel. Informasi
pemeliharaannya murah, siklus hidupnya
terkait
dengan
pendek sehingga sifat yang muncul pada
pemisahan genetik seperti yang muncul
keturunannya dapat diamati, berkembang
dalam
monohibrida.
biak cepat, jumlah keturunannya cukup
Persilangan semacam itu dapat terjadi
besar, jumlah kromosom tidak banyak (4
dalam semua kelompok organisme utama
pasang), mutan mudah diamati dan
yang
dibedakan dan pada sel kelenjar ludah
yang
dikemukakan
mengapa
berhubungan
kombinasi
bereproduksi
secara
seksual
tidak
biaya
(Gardner, 1991). Dalam hubungan ini
larvanya
faktor yang dominan diberi simbol abjad
(giant
Latin
miring,
digunakan dalam penelitian ini adalah
sedangkan faktor resesif diberi simbol
strain N (normal), b (black), dan tx (taxi).
abjad Latin kecil dalam cetak miring.
Alasan memakai/ menyilangkan strain N
Contoh persilangan monohibrid tersebut
dengan b, karena strain b berada pada
Biji bulat (RR) disilangkan dengan Biji
kromosom autosom nomor II dimana
keriput (rr) menghasilkan keturunan F1
sifat N atau b bukan pautan kelamin
adalah semua biji bulat karena R dominan
sehingga
terhadap r. pada keturunan kedua (untuk
keturunan F1 adalah Normal berarti hal
memperoleh F2) disilangkan hasil F1
ini
yang heterozygote dan memperoleh hasil
terhadap b.
besar
BIOLOGI SEL
dalam
cetak
terdapat
sulit,
kromosom
choromosom).
hasil
menunjukan
raksasa
Strain
persilangan
strain
N
yang
untuk
dominan
Hasil persilangan untuk Page 107
Jurnal Biology Science & Education 2013
Nirmala f. f
keturunan F2 N dengan b maupun
Alat dan Bahan
resiproknya adalah 3:1 (N:b), hal ini
1. Alat. Alat yang digunakan dalam
merupakan rekonstruksi dari Hukum
penelitian
Mendel I (monohibrid) yaitu pemisahan
timbangan, blender, kompor, panci,
gen secara bebas. Berdasarkan latar
pengaduk, botol selei, botol ampul,
belakang diatas, maka yang menjadi
penutup busa, kertas pupasi, selang
permasalahan dalam penelitian ini adalah:
bening,
1. Bagaimanakah rasio perbandingan F1
mikroskop stereo, dan plastik.
pada persilangan starin N x b, dan
ini
kain
adalah:
kasa,
pisau,
kuas
kecil,
2. Bahan. Bahan yang digunakan dalam
strain N x tx serta resiproknya?
penelitian ini adalah: pisang rajamala,
2. Bagaimanakah rasio perbandingan F2
tape singkong, gula merah, air, yeast,
pada persilangan starin N x b, dan
eter, stok D. melanogaster strain N, b,
strain N x tx serta resiproknya?
dan tx.
3. Bagaimanakah fenomena monohibrid pada persilangan starin N x b, dan
1. Pembuatan Medium
strain N x tx serta resiproknya?
a. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan dalam penelitian
METODE PENELITIAN
b. Menimbang bahan yaitu pisang
Jenis Penelitian Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah
jenis
Prosedur Penelitian
penelitian
deskriptif
rajamala yang sudah dikupas, tape singkong, dan gula merah dengan
observatif
perbangdingan 7 : 2 : 1 (pisang
Populasi dan Sampel
700 gr, tape singkong 200 gr, dan
Populasi
dalam
adalah D. melanogaster
penelitian
ini
gula merah 100 gr) untuk 1 resep
strain Normal
c. Pisang dan tape singkong dipotong
(N), Black (b), dan Taxi (tx) sedangkan
kemudian diblender dengan diberi
sampel dari penelitian ini adalah D.
air secukupnya
melanogaster
strain N, b, dan tx yang
d. Bahan
yang
sudah
diblender
dibiakkan dilaboratorium Genetika yang
dituang kedalam panci kemudian
dijadikan sebagai stok dalam penelitian
memasukan gula merah lalu di
ini.
masak
BIOLOGI SEL
sambil
diaduk
selama Page 108
Jurnal Biology Science & Education 2013
Nirmala f. f
kurang lebih 45 menit (berhati-hati
mata dan sayap. Kemudian strain
jangan sampai gosong)
tersebut siap disilangkan.
e. Setelah 45 menit adonan tersebut dituang ke dalam botol selei
3. Persilangan a. Menyiapkan botol selei yang telah
kurang lebih 1/3 dari volume
berisi
botol, kemudian botol tersebut
pupasi, sesuai dengan kebutuhan
langsung ditutup
persilangan,
dan
sudah
diberi
keterangan
pada
kertas
label
f. Setelah
adonan
dalam
botol
medium,
yeast,
kertas
dingin, yeast ditaburi sebanyak 7
(tanggal, jenis kelamin, strain, dan
butir diatas permukaan adonan lalu
jenis persilangan)
diberi kertas pupasi dan botol ditutup kembali
b. Memasukkan imago kedalam botol sebanyak 2 ekor yang terdiri atas 1
g. Botol diberi kertas label yang
ekor jantan dan 1 ekor betina
sudah diberi keterangan (tanggal,
untuk
nama kelompok, jenis kelamin,
Persilangannya sebagai berikut:
dan strain).
♂N x ♀b, ♂b x ♀N, ♂N x ♀tx,
2. Persiapan Induk Strain
dan ♂tx x ♀N. setiap persilangan
a. D. melanogaster strain N, b, dan tx di
ambil
dari
laboratorium
Genetika, kemudian diremajakan ±
masing-masing
strain.
dilakukan pengulangan sebanyak 7 kali c. Setelah 2x24 jam dari waktu
selama 2 minggu (diremajakan
persilangan,
jantan
kemudian
sampai memperoleh 3 botol untuk
dilepas dan induk betina dibiarkan
masing-masing strain)
sampai muncul telur atau larva.
b. Pupa hitam yang muncul pada saat
d. Setelah muncul telur atau larva (±4
peremajaan dipindahkan kedalam
atau 5 hari) maka induk betina
botol ampul dengan menggunakan
dipindahkan ke botol selei baru
kuas kecil
yang sudah terisi medium, begitu
c. Pupa
hitam
menetas
menjadi
imago, pengamatan ciri-ciri tubuh,
BIOLOGI SEL
seterusnya sampai induk betina tersebut mati.
Page 109
Jurnal Biology Science & Education 2013
e. Botol
persilangan
yang sudah
muncul pupa hitam. Pupa hitam
Nirmala f. f
HASIL 1.
tersebut dimasukkan ke dalam botol ampul yang sudah diisi
Persilangan Monohibrid Drosophila melanogaster Berdasarkan
hasil
pengamatan
sepotong pisang. Satu pupa satu
morfologi,
ampulan ± 10 ampul untuk 10
antara strain N, b, dan tx sebagai berikut:
pupa (digunakan untuk persilangan
1) Perbedaan strain N dengan b adalah
F2, cukup 1 ulangan saja). dibiarkan
serta
sifat
warna tubuhnya uning kecoklatan
menetas
sebagai turunan F1 dan diamati fenotipnya
perbedaan
pada warna tubuh, yaitu strain N
f. Pupa hitam yang tersisa di botol persilangan
diperoleh
Pada
sedangkan b warna tubhnya hitam 2) Perbedaan strain N dengan tx adalah
dihitung
pada bentuk sayap, yaitu strain N
jumlahnya mulai dari hari ke-1
sayap menutupi tubuh sedangkan
sampai hari ke-7. Demikian pula
strain tx sayapnya jeprak
untuk hasil F2, dilakukan hal yang sama dengan F1.
maka dapat dilihat bahwa perbedaan strain N, b, dan tx hanya pada 1 sifat saja (satu
Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan
Berdasarkan perbedaan tersebut,
data
dalam
sifat beda) sehingga diperoleh persilangan
penelitian ini dilakukan secara langsung
monohibrid dengan rasio perbandingan
dengan menghitung jumlah keturunan
3:1.
yang dihasilkan baik jantan maupun
2.
betina sejak hari pertama menetas hingga
Persilangan Turunan Pertama (F1) Dari
hasil
pengamatan
untuk
hari ketujuh dan mencatatnya dalam tabel
turunan F1 D. melanogaster sebanyak 7
data (terlampir).
ulangan pada persilangan ♂N x ♀b, ♂b x
Teknik Analisis Data
♀N, ♂N x ♀tx, dan ♂tx x ♀N semuanya
Data penelitian
yang ini
diperoleh dianalisis
dalam dengan 2
menggunakan analisis Chi-square (χ )
normal (data terlampir). 3.
Persilangan Turunan Kedua (F2) Dari
hasil
pengamatan
untuk
dengan menggunakan taraf signifikansi
turunan F2 D. melanogaster sebanyak 7
5% (Gardner, 1991).
ulangan, data yang diperoleh adalah sifat
BIOLOGI SEL
Page 110
Jurnal Biology Science & Education 2013
yang tidak tampak pada hasil persilangan
(3,841),
F1. Data hasil pengamatan keturunan F2
menggunakan 2 strain dalam persilangan
F1 ♂N x ♀b dan
ini sehingga menjadi 2-1=1. Hasil analisis
resiproknya (tabel 5 dan 6) menghasilkan
dari persilangan ini dapat dilihat pada
normal dan black, dan persilangan F1 ♂N
tabel 13 dan 14 (data terlampir).
dari persilangan
dengan
db
Nirmala f. f
=
1,
karena
x ♀tx dan resiproknya (tabel 7 dan 8)
Berdasarkan hasil analisis Chi-
menghasilkan normal dan taxi (data
square (χ2) terhadap persilangan F2 dari
terlampir).
persilangan F1 ♂tx x ♀N adalah hipotesis
4.
(H0) ditolak, karena dari perhitungan
Analisis Data Berdasarkan hasil analisis Chi2
diperoleh X²hitung (20,36) > X²tabel 5%
square (χ ) terhadap persilangan F2 dari
(3,841),
persilangan F1 ♂N x ♀b adalah hipotesis
menggunakan 2 strain dalam persilangan
(H0) diterima, karena dari perhitungan
ini sehingga menjadi 2-1=1.
dengan
db
=
1,
karena
diperoleh X²hitung (3,78) ≤ X²tabel 5% (3,841),
dengan
db
=
1,
karena
menggunakan 2 strain dalam persilangan ini sehingga menjadi 2-1=1. Berdasarkan hasil analisis Chisquare (χ2) terhadap persilangan F2 dari persilangan F1 ♂b x ♀N adalah hipotesis (H0) ditolak, karena dari perhitungan diperoleh X²hitung (20,63) > X²tabel 5% (3,841),
dengan
db
=
1,
karena
menggunakan 2 strain dalam persilangan ini sehingga menjadi 2-1=1. Berdasarkan hasil analisis Chisquare (χ2) terhadap persilangan F2 dari persilangan F1 ♂N x ♀tx adalah hipotesis (H0) ditolak, karena dari perhitungan diperoleh X²hitung (62,87) > X²tabel 5% BIOLOGI SEL
PEMBAHASAN Berdasarkan hasil analisis Chisquare (χ2) pada persilangan F2 dari persilangan F1 ♂N x ♀b, X²hitung (3,78) ≤
X²tabel 5% (3,841) berarti nilai ini
dapat diterima
(H0 diterima). Telah
diamati oleh George Mendel bahwa makin banyak jumlah generasi yang dihitung, makin mendekati ratio kenyataan terhadap rasio
teoritis
dengan
catatan
bahwa
suasana lingkungan dan genotip tidak berbeda. Berdasarkan hasil analisis Chisquare (χ2) pada persilangan F2 dari persilangan F1 ♂b x ♀N, ♂N x ♀tx, dan ♂tx x ♀N bahwa hipotesis (H0) ditolak dengan kata lain rasio perbandingannya Page 111
Jurnal Biology Science & Education 2013
Nirmala f. f
tidak sesuai dengan rasio perbandingan
N, b, dan tx hanya pada 1 sifat saja
yang seharusnya yaitu 3 : 1 artinya terjadi
(satu sifat beda) sehingga diperoleh
penyimpangan rasio Hukum Mendel I.
persilangan monohibrid dengan rasio
Menurut
Yatim
(1986)
dalam
Erikarianto (2008), bahwa sesungguhnya
perbandingan 3 : 1 2.
Dari hasil pengamatan untuk turunan
rasio fenotip F2 3 : 1 hanya merupakan
F1 D. melanogaster sebanyak 7
perhitungan secara teoritis, rasio ini
ulangan adalah semuanya normal,
diperoleh
genotipnya.
sedangkan pada turunan F2 sebanyak
Sebetulnya dalam kenyataan sehari-hari,
7 ulangan, data yang diperoleh adalah
rasio fenotip yang didapat tidaklah persis
sifat yang tidak tampak pada hasil
demikian.
rasio
persilangan
kenyataan, yang disebut o ( observation)
pengamatan
terhadap rasio teoritis yang disebut e
persilangan
(expected), makin sempurna data yang
resiproknya menghasilkan normal dan
dipakai, berarti makin bagus pernyataan
black, dan persilangan F1 ♂N x ♀tx
fenotipnya.
dan resiproknya menghasilkan normal
dari
Makin
Kalau
rasio
dekat
nilai
perbandingan
o/e
mendekati angka satu berarti data yang didapat makin bagus, dan pernyataan
F1.
Data
keturunan F1 ♂N
x
hasil F2
dari
♀b
dan
dan taxi. 3.
Berdasarkan hasil analisis Chi-square
fenotip tentang karakter yang diselidiki
(χ2) terhadap persilangan F2 dari
mendekati sempurna. Akan tetapi, jika o/e
persilangan
menjauhi 1, data itu buruk dan pernyataan
hipotesis (H0) diterima, karena dari
fenotip tentang karakter yang diselidiki
perhitungan diperoleh X²hitung (3,78)
berarti dipengaruhi oleh suatu faktor lain.
≤ X²tabel 5% (3,841). Tidak terjadi
Faktor lain yang dimaksud adalah faktor
penyimpangan rasio Hukum Mendel
lingkungan (suhu dan makanan) atau
I.
F1 ♂N x ♀b adalah
jumlah objek yang diamati terlalu sedikit. SARAN 1.
KESIMPULAN 1.
Berdasarkan
hasil
pengamatan
morfologi, diperoleh perbedaan strain BIOLOGI SEL
Kegiatan
praktikum
ditingkatkan langsung
lagi,
ini
perlu
karena
secara
mahasiswa
melakukan Page 112
Jurnal Biology Science & Education 2013
Nirmala f. f
persilangan dari D. melanogaster, sehingga lebih memahami proses persilangan. 2.
Pengamatan fenotip harus dilakukan dengan cermat dan steliti sehingga terhindar
dari
kesalahan
dalam
Memperhatikan
interaksi
antara
faktor-faktor
yang
dapat
perhitungan. 3.
mempengaruhi
hasil
pengamatan,
terutama faktor medium dan faktor suhu. DAFTAR PUSTAKA Corebima, 1997. Genetika Mendel. Airlangga University Press. Surabaya Gardner, 1991. Principles of Genetics. Eighth Edition. John Wiley & Sons, Inc. Kusnawati, Ana. 1996. Indeks Isolasi D. melanogaster strain normal, strain ebony dan strain yellow. Skripsi. Malang: FPMIPA IKIP Malang. Suryo, 1986. Genetika Manusia. Gadjah Mada Universsity Press. Jogjakarta
BIOLOGI SEL
Page 113